ibnu sina

3
Ibnu Sina: Mahaguru Pertama Dunia Kedokteran Banyak orang mengira ilmu kedokteran yang canggih dan maju berasal dari Barat. Padahal penemunya adalah ulama Muslim Nama lengkapnya Abu Ali al-Hussein Ibn Abdallah bin Hasan bin Ali bin Sina atau kerap dipanggil Ibnu Sina. Lidah Barat sering menyebutnya Avicenna. Lahir di Afshana dekat Bukhara (Asia Tengah,sekarang Uzbekistan) tahun 981 H atau 370 M. Di usia sepuluh tahun, dia telah menguasai dengan baik studi tentang Al-Quran dan ilmu-ilmu clasar dan logika yang dipelajarinya dari gurunya, Abu Abdallah Natili, seorang filsuf besar masa itu. Ia juga dikenal sebagai ahli puisi. Beragam ilmu ia pelajari. Ia mempelajari aritmatika dari seorang pedagang sayur. Ia juga belajar tentang ilmu pengobatan dari seorang sarjana yang memperoleh suatu mata pencaharian dari merawat orang sakit. Pada usianya yang ke-16, Ibnu Sina mulai mempelajari bidang kedokteran secara intensif. Dia mempelajari tidak hanya teori kedokteran, tetapi juga melalui pelayanan pada orang sakit, perhitungannya sendiri, dan menemukan sendiri metode-metode baru dari perawatan. Pada usia 18 tahun, ia telah berhasil menyelesaikan semua bidang ilmu, seperti hikmah, mantiq, dan matematika dengan berbagai cabangnya. Ia adalah sang jenius dan si ‘penakluk waktu’. Sebagai muslim, Ibnu Sina tak pernah menyia-nyiakan waktunya. Ia akan meninggalkan buku-bukunya, mengambil air wudhu, lalu pergi ke masjid, dan

Upload: adon

Post on 19-Jun-2015

168 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ibnu Sina

Ibnu Sina: Mahaguru Pertama Dunia Kedokteran

Banyak orang mengira ilmu kedokteran yang canggih dan maju berasal dari Barat. Padahal penemunya adalah ulama Muslim

Nama lengkapnya Abu Ali al-Hussein Ibn Abdallah bin Hasan bin Ali bin Sina atau kerap dipanggil Ibnu Sina. Lidah Barat sering menyebutnya Avicenna. Lahir di Afshana dekat Bukhara (Asia Tengah,sekarang Uzbekistan) tahun 981 H atau 370 M. Di usia sepuluh tahun, dia telah menguasai dengan baik studi tentang Al-Quran dan ilmu-ilmu clasar dan logika yang dipelajarinya dari gurunya, Abu Abdallah Natili, seorang filsuf besar masa itu. Ia juga dikenal sebagai ahli puisi. Beragam ilmu ia pelajari.

Ia mempelajari aritmatika dari seorang pedagang sayur. Ia juga belajar tentang ilmu pengobatan dari seorang sarjana yang memperoleh suatu mata pencaharian dari merawat orang sakit. Pada usianya yang ke-16, Ibnu Sina mulai mempelajari bidang kedokteran secara intensif. Dia mempelajari tidak hanya teori kedokteran, tetapi juga melalui pelayanan pada orang sakit, perhitungannya sendiri, dan menemukan sendiri metode-metode baru dari perawatan. Pada usia 18 tahun, ia telah berhasil menyelesaikan semua bidang ilmu, seperti hikmah, mantiq, dan matematika dengan berbagai cabangnya.

Ia adalah sang jenius dan si ‘penakluk waktu’. Sebagai muslim, Ibnu Sina tak pernah menyia-nyiakan waktunya. Ia akan meninggalkan buku-bukunya, mengambil air wudhu, lalu pergi ke masjid, dan terus shalat sampai hidayah menyelesaikan kesulitan-kesulitannya. Itulah aktivitas sehari-harinya.

Ibnu Sina menjadi terkenal selepas sukses menyembuhkan penyakit Putera Nub Ibn Nas al-Samani yang gagal diobati oleh banyak dokter. Kemasyhurannya, bahkan melangkaui batas dan wilayah negara Islam. Bukunya tentang ilmu

Page 2: Ibnu Sina

kedokteran, Al Qanun fil Tabib diterbitkan di Roma tahun 1593. Kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul Precepts of Medicine. Selama hamper 100 tahun, bukunya telah dicetak ke dalam 15 bahasa. Pada abad ke-17, buku tersebut telah dijadikan sebagai bahan rujukan di universitas-universitas Italia dan Perancis.

Selain ilmu kedekteran, ia juga menghasilkan sebuah buku berjudul Remedies for The Heart yang mengandung sajak-sajak pengobatan. Dalam buku itu, beliau telah menceritakan dan menguraikan 760 jenis penyakit bersama cara untuk mengobatinya. Karena kehebatan dan kepakaran bidang pengobatan yang tidak ada bandingnya, beliau diberikan gelar al-Syeikh al-Rais (Mahaguru Pertama).

Selama hidupnya, Ibnu Sina telah melahirkan sekitar 450 buku dalam berbagai pengetahuan dan bahasa. Beliau meninggal tahun 428 Hijriyah (1037 M) dalam usia 58 tahun. Ulama yang kemudian dijuliki sebagai "bapak kedokteran modern" ini telah menjadi inspirasi dunia kedokteran.

Bukunya “The Book of Healing” dan “The Canon of Medicine” atau Al-Qanun fi At Tibb telah menjadi dasar rujukan ilmu kedokteran modern.

Beliau pula lah yang pertama kali menjelaskan tentang penyakit Meningitis (radang selaput otak) serta memberi penjelasan yang padat tentang anatomi, ginekologi, kesehatan anak, serta menemukan perawatan untuk Lachrymal Fistula, disusul dengan penyelidikan medis terhadap saluran pembuluh darah. Semoga banyak ilmuwan Muslim mengukuti jejaknya. [Aan, dari berbagai sumber]