hukum untuk mengatur hidup manusia
DESCRIPTION
Penjelasan tentang hukum dan fungsinya dalam mengatur hidup manusiaTRANSCRIPT
MAKALAH
HUKUM UNTUK MENGATUR HIDUP MANUSIA
Disusun Oleh :
Ulfah Khairiyah Luthfiyani
111110037
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya.
Diharapkan makalah yang berjudul “Hukum Untuk Mengatur Hidup Manusia” ini dapat
memberikan informasi dan menambah wawasan pengetahuan kepada pembaca tentang hukum
sosialis komunis, hukum kapitalis, hukum demokratis dan hukum islam.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah senantiasa Meridhoi segala usaha
kita. AMIN.
Serpong, 25 Mei 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….……i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………...ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ………………………………………………………………………..4
1.2 TUJUAN MAKALAH…………………………………………………………....…………..4
1.3 RUMUSAN MASALAH……………………………..………………………………………5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN HUKUM…………………………………………………………………….6
2.2 HUKUM SOSIALIS KOMUNIS........................................................................................7
2.3 HUKUM KAPITALIS……………………………………………………………………….8
2.4 HUKUM DEMOKRATIS……………………………………………………………………9
2.5 HUKUM ISLAM……………………………………………………………………………10
2.6 JENIS HUKUM YANG PALING TEPAT DITERAPKAN………………………………..11
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN………………………………………………………….………………..…14
3.2 SARAN…………………………………………………………….………………………..14
DAFTAR PUSTAKA ………………………….………………………………………………..15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia dan hukum adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan. Bahkan dalam ilmu
hukum, terdapat adagium yang terkenal yang berbunyi: “Ubi societas ibi jus” (di mana ada
masyarakat di situ ada hukumnya). Artinya bahwa dalam setiap pembentukan suatu bangunan
struktur sosial yang bernama masyarakat, maka selalu akan dibutuhkan bahan yang bersifat
sebagai “semen perekat” atas berbagai komponen pembentuk dari masyarakat itu, dan yang
berfungsi sebagai “semen perekat” tersebut adalah hukum.
Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak mungkin
menggambarkan hidup manusia tanpa atau di luar masyarakat. Maka manusia, masyarakat, dan
hukum merupakan pengertian yang tidak bisa dipisahkan. Untuk mencapai ketertiban dalam
masyarakat, diperlukan adanya kepastian dalam pergaulan antar-manusia dalam masyarakat.
Kepastian ini bukan saja agar kehidupan masyarakat menjadi teratur akan tetapi akan
mempertegas lembaga-lembaga hukum yang melaksanakannya.
1.2 Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian hukum.
2. Untuk dapat memahami pengertian tentang hukum sosialis komunis, hukum kapitalis, hukum
demokratis dan hukum islam.
3. Untuk dapat memberikan gambaran tentang hukum apa yang paling tepat diterapkan menurut
pendapat penulis.
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian hukum ?
2. Apa yang dimaksud dengan hukum sosialis komunis, hukum kapitalis, hukum demokratis
dan hukum islam ?
3. Bagaimana hukum yang paling tepat diterapkan dalam kehidupan masyarakat menurut
pendapat penulis ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hukum
Hukum adalah suatu aturan untuk mengatur tingkah laku manusia dalam memenuhi
kebutuhannya. Pengertian lainnya, hukum adalah suatu sistem yang dibuat manusia untuk
membatasi tingkah laku manusia agar tingkah laku manusia dapat terkontrol , hukum adalah
aspek terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan, Hukum
mempunyai tugas untuk menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat. Oleh karena itu
setiap masyarat berhak untuk mendapat pembelaan didepan hukum sehingga dapat di artikan
bahwa hukum adalah peraturan atau ketentuan-ketentuan tertulis maupun tidak tertulis yang
mengatur kehidupan masyarakat dan menyediakan sangsi bagi pelanggarnya.
Hukum berfungsi untuk mengatur manusia agar hidup dengan tentram, terpuaskan
akalnya dan sesuai dengan fitrah manusia. Tujuan hukum mempunyai sifat universal seperti
ketertiban, ketenteraman, kedamaian, kesejahteraan dan kebahagiaan dalam tata kehidupan
bermasyarakat. Dengan adanya hukum maka tiap perkara dapat di selesaikan melaui proses
pengadilan dengan prantara hakim berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku,selain itu Hukum
bertujuan untuk menjaga dan mencegah agar setiap orang tidak dapat menjadi hakim atas dirinya
sendiri.
2.2 Hukum Sosialis Komunis
Sistem hukum sosialis berasal dari hukum Uni Soviet yang dikembangkan sejak 1917,
dimana pada tahun ini terjadi Revolusi Oktober yang mengakhiri pemerintah kerajaan Rusia.
Hukum ini mengalami penyebaran melalui politik demokrasi rakyat ke negara-negara di Eropa
dan Asia.
Pokok hukum sosialis adalah hukum yang dijiwai ajaran unmarxis-Lenimisme yang
dianut oleh para pakar hukum di Uni Soviet serta ajaran materialisme dan teori evolusi dimana
dikatakan bahwa materi merupakan satu-satunya benda nyata di dunia ini. R. Sardjono
mengatakan hukum di negara-negara sosialis dimaksudkan untuk membangun masyarakat baru,
untuk menunjang terjadinya masyarakat dimana faktor ekonomi merupakan faktor utama dan
faktor penentu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam arti bahwa segala sesuatunya
harus tunduk kehendak penguasa yang bertugas memimpin transformasi dari susunan masyarakat
lama ke arah terciptanya masyarakat baru yang dijiwai oleh ajaran komunis yang mengutamakan
asas kolektivitas dalam bentuknya yang mutlak. Akibatnya hubungan individu menjadi
berkurang sebab semuanya menjadi publik. Dengan demikian yang diutamakan adalah
kepentingan umum dan kepentingan negara. Menurut sistem hukum sosialis, hukum merupakan
suatu alat untuk menekan kelas tertindas yaitu kepentingan dan ketidakadilan. Hukum yang adil
berarti menyerukan suatu ideologi. Fungsi hukum sosialis bukan untuk mengekspresikan konsep
keadilan tertentu tetapi mengorganisasi kekuatan-kekuatan ekonomi bangsa dan
mentransformasikan tingkah laku dan sikap warga negara. Dengan demikian negara-negara yang
mengut sistem hukum sosialis ini hanya mengenal konsep hukum publik sedangkan konsep
hukum privat tidak ada. Stelsel hukum sosialis yang berbasis doktrin komunis mengabaikan
prinsip-prinsip keadilan dan moral. Doktin hukum sosialis yang berbasis pada doktrin marxisme
mengajarkan bahwa hukum sebenarnya adalah suatu struktur yang melayani kepentingan-
kepentingan ekonomi. Bagi kaum marxisme hukum adalah alat kebijaksanaan bagi mereka yang
memerintah. Hukum yang berlaku di Uni Soviet tidak memiliki nilai absolut pada
dirinya. Ajaran Marxisme Lenisme menolak prinsip pembagian kekuasaan dalam sistem
pemerintahannya. Seluruh kekuasaan terkonsentrasi di tangan pemegang kekuasaan tertinggi,
kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudisial dijalankan secara eksekutif oleh pemegang
kekuasaan tertinggi.
Socialist Legality adalah suatu konsep yang dianut di negara-negara komunis/sosialis
yang tampaknya hendak mengimbangi konsep Rule Of Law yang dipelopori oleh Negara-negara
Anglo saxon. Inti dari konsep socialist legality berbeda dengan konsep barat, karena dalam
socialist legality hukum ditempatkan di bawah sosialisme. Hukum adalah sebagai alat untuk
mencapai sosialisme. “hak perseorangan dapat disalurkan kepada prinsip-prinsip sosialisme,
meskipun hak tersebut patut mendapat perlindungan”.
Dalam sistem sosialis komunis ada suatu jaminan konstitusional tentang propaganda anti
agama yang memang merupakan watak dari Negara komunis/sosialis yang diwarnai oleh doktrin
komunis bahwa agama adalah candu bagi rakyat. Sebagaimana diketahui, komunisme
mengajarkan sikap yang anti Tuhan. Sehingga disimpulkan bahwa sistem ini bertujuan untuk
kepentingan Negara, bedanya dengan konsep barat yang bertujuan untuk melindungi individu
sebagai manusia yang bermartabat. Maka dalam socialist legality yang terpenting adalah realisasi
sosialisme itu sendiri.
Ciri-Ciri Socialist Legality
• Bersumber dari rasio manusia
• Komunis-ateis, totaliter
• Kebebasan beragama yang semu, dan kebebasan propaganda anti agama
Unsur-unsur Utama
a. Perwujudan sosialisme
b. Hukum adalah alat di bawah sosialisme
c. Penekanan pada sosialisme, dibanding hak-hak perseorangan
2.3 Hukum Kapitalis
Adam Smith adalah seorang tokoh kapitalis klasik yang menyerang merkantilisme yang
dianggapnya kurang mendukung ekonomi masyarakat. Ia menyerang para psiokrat yang
menganggap tanah adalah sesuatu yang paling penting dalam pola produksi. Gerakan produksi
haruslah bergerak sesuai konsep MCM (Modal-Comodity-Money, modal-komoditas-uang), yang
menjadi suatu hal yang tidak akan berhenti karena uang akan beralih menjadi modal lagi dan
akan berputar lagi bila diinvestasikan. Adam Smith memandang bahwa ada sebuah kekuatan
tersembunyi yang akan mengatur pasar (invisible hand), maka pasar harus memiliki laissez-
faire atau kebebasan dari intervensi pemerintah. Pemerintah hanya bertugas sebagai pengawas
dari semua pekerjaan yang dilakukan oleh rakyatnya.
Pemikiran Kapitalisme adalah sebuah sistem yang filsafat sosial dan politiknya
didasarkan kepada azas pengembangan hak milik pribadi dan pemeliharaannya serta perluasan
faham kebebasan. Sistem ini telah banyak melahirkan malapetaka terhadap dunia. Tetapi ia terus
melakukan tekanan-tekanannya dan campur tangan politis social dan kultural terhadap bangsa-
bangsa di dunia.
Prinsip-prinsip Kapitalis
Perfect Competition .
Price system sesuai dgn tuntutan permintaan dan kebutuhan dan bersandar pada peraturan
harga yang diturunkan dalam rangka mengendalikan komoditas dan penjualannya.
Mencari keuntungan dengan berbagai cara dan sarana kecuali yang terang-terangan dilarang
negara karena merusak masyarakat seperti heroin dan semacamnya.
Mendewakan hak milik pribadi dengan membuka jalan selebar-lebarnya
Dampak negatif kapitalis
Perampasan tenaga produktif. Hukum kapitalis membuat para tenaga kerja sebagai barang
komoditas yang harus tunduk kepada hukum permintaan dan kebutuhan yg menjadikan dia
sebagai barang yang dapat ditawarkan tiap saat. Pengangguran.Suatu fenomena umum dalam
masyarakat kapitalis ialah munculnya pengangguran yang mendorong pemilik perusahaan
untuk menambah tenaga yang akan memberatkannya.
Kehidupan yg penuh gejolak. Ini adalah akibat logis dari persaingan yang berlangsung antara
dua kelas. Yang satu mementingkan pengumpulan uang dengan segala cara.
Penjajahan. Karena didorong mencari bahan baku dan mencari pasar Kemudian
memperbudak semua bangsa dan mengeksploitasi tenaga-tenaga produktif demi kepentingan
penjajahan.
Peperangan dan malapetaka.
Sitem buatan manusia.Sekelompok kecil pribadi mendominasi pasar untuk mencapai
kepentingan sendiri tanpa menghargai kebutuhan masyarakat dan menghormati kepentingan
umum.
Kejam. Kapitalis sering memusnahkan begitu saja komoditas yang lebih dengan cara dibakar
atau dibuang ke laut karena khawatir harga akan jatuh disebabkan banyaknya penawaran..
Licik. Sebab yang mereka cari keuntungan belaka.
Tidak berperikemanusiaan. Orang kapitalis sering mengusir begitu saja seorang buruh krn
alasan tenaganya kurang produktif.
Egoistik. Dalam sistem kapitalis individu dan sekelompok kecil pribadi mendominasi pasar
untuk mencapai kepentingan sendiri tanpa menghargai kebutuhan masyarakat dan
menghormati kepentingan umum.
Monopolostik. Dalam sistem kapitalis seorang kapitalis memonopoli komoditas dan
menimbunnya untuk dijual dengan harga mahal yang berlipat ganda mencekik konsumen dan
orang-orang lemah.
Terlalu berpihak kepada hak milik pribadi.
Riba. Sistem kapitalis tegak di atas landasan riba. Sedangkan riba merupakan akar penyakit
yang membuat seluruh dunia menderita.
Tidak bermoral. Kapitalisme memandang manusia sebagai benda materi. Karena itu manusia
dijauhkan dari kecenderungan rohani dan akhlaknya. Bahkan dalam sistem kapitalisme
antara ekonomi dan moral dipisahkan jauh-jauh.
2.4 Hukum Demokratis
Hukum demokratis bertumpu pada konstitusi dan perundang-undangan dengan
kedaulatan rakyat yang dijalankan melalui sistem demokrasi. Salah satu pilar demokrasi adalah
prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara
(eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang
saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yg sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan
independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa
saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances. Ketiga jenis
lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga pemerintah yang memiliki
kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan kewenangan eksekutif, lembaga-lembaga
pengadilan yang berwenang menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan lembaga-lembaga
perwakilan rakyat (DPR, untuk Indonesia) yang memiliki kewenangan menjalankan kekuasaan
legislatif. Di bawah sistem ini, keputusan legislatif dibuat oleh masyarakat atau oleh wakil yang
wajib bekerja dan bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang diwakilinya (konstituen) dan yang
memilihnya melalui proses pemilihan umum legislatif, selain sesuai hukum dan peraturan.
Ada kebebasan beragama dalam demokrasi, namun saat agama memenangkan
pertarungan kekuasaan, maka pada saat itulah agama menjadi musuh demokrasi nomor satu.
Agama akan segera disingkirkan dari panging kekuasaan demokrasi oleh tangan-tangan yang
tidak kasat mata (invisible hand). Sesungguhnya seringkali demokrasi tidak selalu berbanding
lurus dengan kesejahteraan rakyatnya. Banyak negara yang dinilai tidak demokratis seperti Saudi
Arabia, Singapura, dan Libya (semasa Kadafi) dapat menyejahterakan sebagian rakyatnya. Ini
menunjukkan korelasi yang negatif antara demokrasi dengan kesejahteraan rakyat. Pada aspek
ini dapat saja kita membandingkan satu negara sebelum menggunakan demokrasi dan
sesudahnya.
2.5 Hukum Islam
Syariat Islam adalah hukum atau peraturan Islam yang mengatur seluruh sendi kehidupan
umat Islam. Selain berisi hukum, aturan dan panduan peri kehidupan, syariat Islam juga berisi
kunci penyelesaian seluruh masalah kehidupan manusia baik di dunia maupun di akhirat.
Menurut Prof. Mahmud Syaltout, syariat islam adalah peraturan yang diciptakan oleh
Allah supaya manusia berpegang teguh kepadaNya di dalam perhubungan dengan Tuhan dengan
saudaranya sesama Muslim dengan saudaranya sesama manusia, beserta hubungannya dengan
alam seluruhnya dan hubungannya dengan kehidupan.
Menurut Muhammad ‘Ali At-Tahanawi dalam kitabnya Kisyaaf Ishthilaahaat al-Funun
memberikan pengertian syari’ah mencakup seluruh ajaran Islam, meliputi bidang aqidah, ibadah,
akhlaq dan muamallah (kemasyarakatan). Syari’ah disebut juga syara’, millah dan diin.
Hukum Islam berarti keseluruhan ketentuan-ketentuan perintah Allah yang wajib diturut
(ditaati) oleh seorang muslim. Dari definisi tersebut syariat meliputi:
1. Ilmu Aqoid (keimanan)
2. Ilmu Fiqih (pemahan manusia terhadap ketentuan-ketentuan Allah)
3. Ilmu Akhlaq (kesusilaan)
Makna syari’ah adalah jalan ke sumber (mata) air, dahulu (di arab) orang mempergunakan
kata syari;ah untuk sebutan jalan setapak menuju ke sumber (mata) air yang diperlukan manusia
untuk minum dan membersihkan diri.
Kata syari’ah ini juga berarti jalan yang lurus, jalan yang lempang tidak berkelok-kelok,juga
berarti jalan raya. Kemudian penggunaan kata syari’ah ini bermakna peraturan, adapt kebiasaan,
undang-undang dan hukum.
Syariah islam berarti segala peraturan agama yang di tetapkan Allah untuk ummat islam, baik
dari Al-Qur’an maupun dari sunnah Rasulullah saw. yang berupa perkataan,perbuatan ataupun
takrir (penetapan atau pengakuan).
Pengertian tersebut meliputi ushuluddin (pokok-pokok agama), yang menerangkan tentang
keyakinan kepada allah berserta sifat-sifatnya, hari akhirat dan sebagainya, yang semuanya
dalam pembahasan ilmu tauhid atau ilmu kalam. Ia juga mencakup kegiatan-kegiatan manusia
yang mengarah kepada pendidikan jiwa dan keluarga serta masyarakat. Demikian pula tentang
jalan yang akan membawanya kepada kehidupan yang sejahtera dan bahagia. Ini semuanya
termasuk dalam pembahasan ilmu akhlak.
Menurut pengertian-pengertian tersebut, syariah itu meliputi hokum-hukum Allah bagi
seluruh perbuatan manusia, tentang halal,haram makruh,sunnah dan mubah pengertian inilah
yang kita kenal ilmu fiqih, yang sinonim dengan istilah“undang-undang”.
Para pakar hukum islam selalu berusaha memberikan batasan pengertian “Syariah” yang
lebih tegas, untuk memudahkan kita mebedakan dengan fiqih,yang dia antaranya sebagai berikut:
1. Imam Abu Ishak As-syatibi dalam bukunya Al-Muwafaqat ushulil ahkam mengatakan :
Artinya “ bahwasannya arti syariat itu sesungguhnya menetapkan batas tegas bagi orang-
orang mukallaf dalam segala perbuatan,perkataan dan akidah mereka.
2. Syikh Muhammad Ali ath-thawi dalam bukunya kassyful istilahil funun mengatakan :
Artinya “Syariah yang telah diisyaratkan Allah untuk para hambanya, dari hokum-hukum
yang telah dibawa oleh seseorang nabi dan para nabi Allah as. Baik yang berkaitan dengan
cara pelaksanaanya, dan disebut dengan far’iyah amaliyah, lalu dihimpun oleh ilmu kalam
dan syari’ah ini dapat disebut juga pokok akidah dan dapat disebut juga dengan diin(agama)
dan millah.
Definisi tersebut menegaskan bahwa syariah itu muradif(sinonim) dengan diin dan
milah(agama). Berbeda dengan ilmu fiqih, karena ia hanya membahas tentang amaliyah
hukum(ibadah), sedangkan bidang akidah dan hal-hal yang berhubungan dengan alam ghaib
dibahas oleh ilmu kalam atau ilmu tauhid.
3. Prof.DR. Mahmud Salthut mengatakan bahwa :
“sayariah ialah segala peraturan yang telah diisyaratkan allah,atau ia telah mensyariatkan
dasar-dasarnya, agar manusia melaksanakannya, untuk dirinya sendiri dalam berkomunikasi
dengan tuhannya dengan sesama muslim dengan sesama manusia denga alam semesta dan
berkomunikasi dengan kehidupan.”
Ruang Lingkup Hukum Islam
Jika kita bandingkan hukum islam bidang muamalah ini dengan hukum barat yang
membedakan antara hukum privat (hokum perdata) dengan hukum public,maka sama halnya
dengan hukum adat di tanah air kita, hukum islam tidak membedakan (dengan tajam) antara
hukum perdata dengan hukum publik disebabkan karena menurut system hukum islam pada
hukum perdata terdapat segi-segi publik ada segi-segi perdatanya.
Itulah sebabnya maka dalam hukum islam tidak dibedakan kedua bidang hukum itu.
Yang disebutkan adalah bagian-bagian nya saja seperti misalnya, (1)munakahat (2) wirasah (3)
muamalat dalam arti khusus (4) jinayat atau ukubat (5) al – ahkam as sulthaniyah (khilifah), (5)
siyar dan (7) mukhasamat.[2]
Kalau bagian – bagian hukum islam itu disusun menurut sistematik hukum barat yang
membedakan antara hokum perdata dengan hokum publik seperti yang di ajarkan dalam
pengantar ilmu hokum di tanah air kita, yang telah pula di singung di muka, susunan hokum
muamalah dalam arti luas itu adalah sebagai berikut:
Hukum perdata ( islam ) adalah (1) munakahat mengatur segala sesuatu yang
berhubungan dengan perkawinan, perceraian serta akibat-akibatnya; (2)wirasah mengatur segala
masalh yang berhubungan dengan pewaris, ahli waris, harta peninggalan serta pembagian
warisan. Hukum kewarisan Islam ini disebut juga hukum fara’id; (3) muamalat dalam arti
khusus, mengatur masalah kebendaan dan hak-hak atas benda, tata hubungan manusia dalam soal
jual-beli, sewa menyewa, pinjam meminjam, perserikatan, dan sebagainya.
Hukum publik(islam) adalah (4) jinayat yang memuat aturan-aturan mengenai
perbuatan-perbuatan yang diancam dengan hukuman baik dalam jarinah hudud maupun
dalam jarimah ta’zir. Yang dimaksud dengan jarimah adalah perbuatan pidana yang telah
ditentukan bentuk dan batas hukumanya dalam al-Qur’an dan sunnah Nabi MUhamad (hudud
jamak dari hadd = batas ). Jarimah ta’zir adalah perbuatan pidana yang bentuk dan ancaman
hukumanya ditentukan oleh penguasa sebagai pelajaran bagi pelakunya (ta’zir = ajaran atau
pengajaran); (5) al-ahkam as-sulthaniyah membicarakan soal-soal yang berhubungan dengan
kepala Negara, pemerintahan, baik pemerintahan pusat maupun daerah , tentara, pajak dan
sebagainya; (6) siyar mengatur segala urusan perang dan damai, tata hubungan dengan pemeluk
agama dan Negara lain; (7) mukhasamat mengatur soal peradilan, kehakiman, dan hokum acara.
Jika bagian-bagian hukum islam bidang muamalah dalam arti luas tersebut di atas
dibandingkan dengan susunan hokum barat seperti yang telah menjadi tradisi diajarkan dalam
pengantar Ilmu hokum di tanah air kita, maka butir (1) dapat disamakan dengan hokum
perkawinan, butir (2) dengan hokum kewarisan , butir (3) dengan hokum benda dan hokum
perjanjian, perdata khusus, butir (4) dengan hokum pidana, butir (5) dengan hokum
ketatanegaraan yakni tata Negara dan administrasi Negara, butir (6) dengan hokum internasional,
dan butir (7) dengan hokum acara.
Ciri- ciri Hukum Islam
Dari uraian tersebut di atas dapatlah ditandai ciri-ciri (utama) hukum islam, yakni
1. merupakan bagian dan bersumber dari agama islam
2. mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan dari iman atau akidah dan
kesusilaan atau akhlak islam
3. mempunyai dua istilah kunci yakni
a. syari’at
syari’at terdiri dari wahyu allah dan sunnah Nabi Muhammad
b. fikih
fikih adalah pemahaman dan hasil pemahaman manusia tentang syari’at.
4. terdiri dari dua bidang utama yaitu
a. ibadah
ibadah bersifat karena telah sempurna
b. muamalah dalam arti luas
mauamalah dalam arti khusus dan luas brsifat terbuka untuk di kembangkan oleh manusia
yang memenuhi syarat dari masa kemasa
5. strukturnya berlapis terdiri dari
a. nas atau teks al-Qur’an
b. sunnah nabi muhamad (untuk syari’at)
c. hasil ijtihad manusia yang memenuhi syarat tentang wahyu dan sunna
d. pelaksanaanya dalam praktik baik yaitu
i. berupa keputusan hakim maupun
ii. berupa amalan-amalan ummat islam dalam masyrakat (untuk fikih)
6. mendahulukan kewajiban dari hak, amal dari pahala
7. dapat dibagi menjadi
a. hukum taklifih atau hukum taklif yakni al-ahkam al-khamsayaitulima kaidah, lima jenis
hokum, lima penggolongan hokum yakni ja’iz, sunnat, makruh, wajib dan haram
b. hukum wadh’i yang mengandung sebab, syarat, halangan terjadi atau terwujudnya
hubungan hukum
Ciri-ciri khas hukum islam adalah :
1. Berwatak universal berlaku abadi untuk ummat islam dimanapun mereka berada tidak
terbatas pada ummat islam di suatu tempat atau Negara pada suatu masa saja.
2. Menghormati martabat manusia sebagai kesatuan jiwa dan raga, rohani dan jasmani serta
memelihara kemuliaan manusia dan kemanusiaan secara keseluruhan.
3. Pelaksananannya dalam praktik digerakkan oleh iman(akidah) dan akhlak ummat manusia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Hukum adalah suatu aturan untuk mengatur tingkah laku manusia dalam memenuhi
kebutuhannya.
2. Hukum sosialis adalah sistem hukum yang segala sesuatunya ditentukan oleh penguasa yang
dijiwai oleh ajaran komunis yang mengutamakan asas kolektivitas dalam bentuknya yang
mutlak dimana menjunjung tinggi nilai sosialisme.
3. Hukum Kapitalis adalah sebuah sistem hukum yang filsafat sosial dan politiknya didasarkan
kepada azas pengembangan hak milik pribadi dan pemeliharaannya serta perluasan menganut
faham kebebasan.
4. Hukum Islam adalah hukum atau peraturan Islam yang mengatur seluruh sendi kehidupan
umat Islam dimana berisi tentang aturan dan panduan peri kehidupan, hukum Islam juga
berisi kunci penyelesaian seluruh masalah kehidupan manusia baik di dunia maupun di
akhirat.
3.2 Saran
Menurut pendapat penulis, sistem hukum yang paling tepat digunakan adalah hukum
islam. Sebagai umat muslim yang percaya akan kekuasaan Allah sebagai pencipta manusia,
maka hukum islam yang dibuat oleh Allah adalah hukum yang sebenar-benarnya yang
seharusnya dapat diterapkan dalam segala hal kehidupan dunia dan berdampak pada kehidupan
di akhirat.
Alasan penulis memilih hukum islam adalah sistem hukum yang paling tepat untuk
diterapkan karena hukum islam tidak memiliki kekurangan seperti sistem hukum lainnya, hukum
islam tidak pernah memihak kepada sekelompok orang, dalam hukum islam semua kedudukan,
jabatan dan ras setiap manusia memiliki kedudukan sama sebelum terungkapnya fakta. Sanksi
yang ada pada hukum islam dibuat oleh Allah dengan sangat adil dan sesuai dengan tingkat
kesalahan seseorang ( contoh : seseorang yang terbukti mencuri dihukum dengan dipotong
tangannya).
Sebagai negara muslim terbesar kedua di dunia, Indonesia seharusnya menerapkan
hukum islam. Hukum islam bersifat universal dan tidak hanya berlaku untuk umat muslim saja,
namun berlaku juga untuk umat agama lain. Hukum islam dapat mengatasi segala problema di
Indonesia, karena hukum islam memiliki segala macam aturan yang sumbernya berasal dari
alqur’an yang merupakan firman Allah pencipta alam semesta.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.hidayatullah.com/artikel/tsaqafah/read/2013/12/24/13738/demokrasi-di-
dunia-islam-manfaat-atau-madharat.html
2. https://sakauhendro.wordpress.com/demokrasi-dan-politik/pengertian-demokrasi/
3. https://studihukum.wordpress.com/2013/07/22/pengertian-hukum-islam/
4. http://chintyatentanghukum.blogspot.com/p/makalah-hukum-islam.html
5. http://beritaislamimasakini.com/kapitalisme.htm
6. http://rizachnial.blogspot.com/2013/11/peran-hukum-dalam-kehidupan-manusia.html
7. http://www.pengertianpakar.com/2015/01/apa-itu-sistem-ekonomi-kapitalis-dan.html
8. http://melkhioryano.blogspot.com/2012/04/definisi-demokrasi-kapitalisme.html
9. https://sakauhendro.wordpress.com/neoliberalisme/pengertian-kapitalisme/
10. http://Nining%20Purwaningsih%20_%20NEGARA%20HUKUM%20SOCIALIST
%20LEGALITY.html