hukum memakai lensa kontak berwarna untuk kecantikan dan gaya
DESCRIPTION
Hukum Memakai Lensa Kontak Berwarna untuk Kecantikan dan GayaTRANSCRIPT
Hukum Memakai Lensa Kontak Berwarna untuk
Kecantikan dan Gaya
Abu Al-Jauzaa'
Fadliilatusy-Syaikh Shaalih bin Fauzaan hafidhahullah pernah ditanya tentang hukum memakai lensa
mata berwarna untuk mempercantik diri (hiasan) dan mengikuti gaya, dimana harga lensa tersebut
tergolong mahal. Maka beliau menjawab sebagai berikut :
.��� ا����ت �� أ� ا��� � ��س ��
��� �� ا���اف ا���م ��.أ� إن آن �� #�1 /�� �ن �0آ� أ/.�، ,+*( إذا آن #�" ا�!�� �
��45 ا���1 ��16 ��45ه ا�212" �� #�1 /�� إ��1 ��.اهــ. =?وة =>; � �1 �� ا�:���1 وا�7 86
“Memakai lensa mata karena ada keperluan adalah tidak mengapa. Adapun jika ia memakainya tanpa
ada satu keperluan, maka meninggalkannya lebih baik, khususnya jika harganya mahal. Karena hal itu
terhitung sebagai perbuatan berlebih-lebihan yang diharamkan. Apalagi padanya ada unsur
penyamaran dan penipuan karena ia telah menampakkan mata bukan pada hakekatnya sebenarnya
(warnanya yang asli) tanpa ada keperluan” [selesai – Fataawaa Ziinatil-Mar’ah hal. 49, dikumpulkan
oleh Asyraaf bin ‘Abdil-Maqshuud].
Asy-Syaikh Muhammad bin Shaalih Al-‘Utsaimiin rahimahullah memberikan keterangan sebagai berikut
:
��BC =>; ا���1 أم � ؟ و��H.�� �>���ت ا�?(�2 ?�� �� ا�:Gرة ا�D1�E ه
:إن آن �41<= �BC �PH �� ا�:���4 ��5ا �>�Oر ا�Nي �+D1 ا���1 وآ �Lر �+D1 ا���ن ��� ��H= ;4H �2*ل اJ �0رك و�0�;
.و� 20:>*ا أ�UW.Y إن اJ آن UW� ر/�1
H����5H ��ة أ,�ى ه هN\ ا����ت 0]� =�1 ا���أة آ�=�1 ا��4UZ ؟ H�; أ� إذا `�ر ا7_�ء ���� � أ�B �� =>; ا���1 و� ��Oه �
�� ��G:�ب اا �� �Nز 7ن ه*[���د إ� " �2م ا�Nم وا�:�1YH آ� آ��1 ا��cوف آ��1 ا7ر�N4 ،Dا � U� 1*ان�� ��G:�1*ان، وا
;��0 ��*` " :���.>4H� e 0���� ا�E1Gن Wن �� ا�6و H0�f \H10f يN�ا ��� U41<= ,>� ٭ و�* Hgh �H� �\ 4� و�HW� أوا0
�>j4 أو 0:�آ� �g1<= �.إ�; ا��رض واP�0 ه*ا\ �!>� آ�! ا�D<W إن 0
U<�1 و�<= Jا ;<) "�H�" `*ل ا وآ�)) :�g1` " د*�� D<W�ه�:� آ " �Z��.*ء ا�ا !� H� �1� .(( ;<) "�H�`*ل ا وآ�
U<�1 و�<= Jرا(: (اYأ� ���*م ا�]��� وا��م �DEc آ�! ا��ر و U<W:�)).ا�Nي
�ذا آ�p � �160 ا���1 و�4HW �160 �*ن ا���1 �� �*اد ,�o إ�; �*اد دون ذ�n و� أ��h ذ�n ? ��س، و��1 هNا �� �ب �1160
ه" B �1#�h ;:� �:ءت ,>�:4� ،Uh*�آ p.1< ،p�!0 � \N7ن ه Jا q<, �1 وإن��:" 0>�� =>; ا�رة ا5H�ا ��G0 � ،
4:�H[0 ل إن/ آن ا�Y+ل ا�5Hرة أ�4r وأ��1 �� ا�Y+ل هN\ ا�?(2ت، 7ن هN\ ا�?(2ت W0*ن =>; ا���� �1�hة، �>; آ
1+Y:�; ا�د إ*��.اهــ. ا�Nي ذآ��\ ا���أة 4* أ/.� وأو�; وأ�> ;:/ U��4H1 �� ا��Ec، و��W ا�G"ء ا�Nي ��� ��H ه* أن
“Mengenai penggunaan lensa mata, hendaknya berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu, apakah ia
memberikan efek (negatif) terhadap mata atau tidak ?
Apabila menimbulkan efek negatif pada mata, maka terlarang menggunakannya dengan pertimbangan
adanya bahaya yang menimpa mata. Setiap bahaya yang menimpa badan hukumnya terlarang
menggunakannya, berdasarkan firman Allah tabaaraka wa ta’ala : ‘Dan janganlah kamu membunuh
dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu’ (QS. An-Nisaa’ : 29).
Adapun jika para dokter menetapkan bahwa hal tersebut tidak menimbulkan efek negatif pada mata
dan tidak membahayakannya, maka kita harus mempertimbangkannya sekali lagi. Apakah lensa mata
ini menjadikan mata wanita menjadi seperti mata hewan ? yaitu seperti mata domba atau mata kelinci.
Jika iya, maka tidak diperbolehkan karena termasuk perbuatan tasyabbuh terhadap binatang.
Perbuatan tasyabbuh terhadap hewan tidaklah muncul (dalam syari’at) kecuali ia tercela dan dijauhi
sebagaimana terdapat dalam firman-Nya ta’ala : ‘Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang
telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia
melepaskan diri daripada ayat-ayat itu lalu dia diikuti oleh setan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia
termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan
(derajat) nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya
yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya
dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga)’ (QS. Al-A’raaf : 175-176). Begitu pula
seperti yang disabdakan Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam : ‘Tidak ada bagi kami permisalan yang
jelek. Orang yang menarik kembali pemberiannya adalah seperti anjing yang menjilat kembali
muntahannya’ (Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 2589 dan Muslim no. 1622). ‘Seorang yang
berbincang-bincang pada hari Jum’at sedangkan imam pada waktu itu sedang berkhutbah, seperti
keledai yang membawa kitab-kitab tebal’ (Diriwayatkan oleh Ahmad dengan sanad lemah, lihat Al-
Misykah no. 1397).
Jika pemakaian lensa mata itu tidak mengubah mata, namun hanya mengubah warna mata saja dari
hitam kelam menjadi tidak kelam, dan yang semisalnya, maka tidak mengapa. Perbuatan tidaklah
termasuk perbuatan mengubah ciptaan Allah, karena bersifat tidak permanen. Tentu saja ini berbeda
dengan tattoo. Memakai lensa mata tidak bersifat permanen yang sewaktu-waktu dapat ia lepas. Ia
lebih mirip dengan kaca mata meskipun jelas-jelas terpisah dengan mata dibandingkan dengan lensa
yang langsung menempel pada mata. Bagaimanapun juga, bila wanita tidak memakainya, hal itu lebih
baik, lebih utama, dan lebih aman bagi matanya dari bahaya (goresan). Yang penting, ketika hendak
memakainya, harus benar-benar dipertimbangkan secara seksama/rinci sebagaimana yang telah kami
sebutkan tadi” [selesai – dari fatwa beliau yang terekam dalam kaset yang berjudul Taujihaat lil-
Mukminaat, dari kitab Al-Libaas waz-Ziinah oleh Samiir bin ‘Abdil-‘Aziiz, hal 75].
Wallaahu a’lam.
[Diambil dari buku Shahih Fiqhis-Sunnah oleh Abu Maalik Kamaal bin As-Sayyid Saalim, 3/69-70].