hubungan umur balita, pengetahuan, sikap dan … · 2018. 10. 16. · 7 hubungan umur balita,...
TRANSCRIPT
1
HUBUNGAN UMUR BALITA, PENGETAHUAN, SIKAP DAN PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN IBU BALITA KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KEMARAYA KOTA KENDARI
SKRIPSI
Penyusun : Hasriyani
NIM P00313017056
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
2018
2
HUBUNGAN UMUR BALITA, PENGETAHUAN, SIKAP DAN PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN IBU BALITA KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KEMARAYA KOTA KENDARI
SKRIPSI
Penyusun :
Hasriyani NIM P00313017056
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
2018
3
4
5
6
7
HUBUNGAN UMUR BALITA, PENGETAHUAN, SIKAP DAN PEKERJAAN IBU
DENGAN KUNJUNGAN IBU BALITA KE
POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEMARAYA KOTA KENDARI
Hasriyani dengan bimbingan Risma dan Rasmaniar
INTISARI
Latar belakang : Pemantauan berat badan balita akan berhasil dengan baik
apabila ada partisipasi aktif dari masyarakat yang ditandai dengan tingkat
kehadiran ibu menimbangkan anaknya di posyandu
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan umur balita,
pengetahuan, sikap dan pekerjaan ibu dengan kunjungan ibu balita ke posyandu
di wilayah kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan
menggunakan rancangan cross sectional study. Sampel dalam penelitian ini
adalah ibu yang mempunyai anak balita yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Kemaraya Kota Kendari. Analisis data yang digunakan adlah uji chi-square untuk
melihat hubungan antara variabel.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar 46,9% kunjungan balita
dengan kategori cukup. umur balita terbanyak yaitu ≥ 1 tahun sebanyak 86
(89,6%). Sebagian besar 68,8% pengetahuan dengan kategori cukup. Sebagian
besar 70,8% sikap dengan kategori cukup. Analisis bivariat menunjukkan bahwa
dengan umur balita ≥ 1 tahun terdapat 39 responden (45,3%) yang kunjungan
balita cukup dengan hasil uji statistic nilai ρ 0,032, dengan pengetahuan cukup
terdapat 37 responden (56,1%) yang kunjungan balita cukup dengan nilai ρ
0,014, dengan sikap cukup baik terdapat 38 responden (55,9%) yang kunjungan
balita cukup dengan nilai ρ 0,011, dengan bekerja terdapat 4 responden (19%)
yang kunjungan balita cukup dengan nilai ρ 0,005. Maka terdapat hubungan
antara umur balita, pengetahuan, sikap, pekerjaan dengan kunjungan balita.
Kesimpulan : terdapat hubungan antara umur balita, pengetahuan, sikap,
pekerjaan dengan kunjungan balita. Disarankan perlu adanya kerjasama lintas
sektoral yaitu antara Pemerintah Kecamatan dalam hal ini ibu tim PKK dengan
Dinkes Kabupaten dalam rangka penyebarluasan informasi tentang pentingnya
kegiatan posyandu
Kata kunci : Kunjungan balita, umur balita, pengetahuan, sikap dan
pekerjaan
8
RELATION OLD AGE THE BALITA, KNOWLEDGE, ATTITUDE AND MOTHER
WORK WITH THE VISIT OF MOTHER BALITA TO POSYANDU IN REGION
WORK THE PUSKESMAS
KEMARAYA TOWN KENDARI
Hasriyani supervised by Risma and Rasmaniar
ABSTRAC
Background : Monitoring the weight of children under five will work well if there
is active participation from the community marked by the level of mothers’
attendance to weigh their child in the Posyandu.
Objective: This study aims to understand the relationship of age of children
under five, knowledge, attitudes and work of mothers with visits of mothers to
Posyandu in the working area of Puskesmas Kemaraya in Kendari City.
Methode: This research is an analytic survey research employing a cross
sectional study design. The sample in the study are mothers who have childrend
under five in the working area of Kemaraya’s Community Health Center in
Kendari City. Data analysis used is chi-square test to see the relationship among
variables.
Result: The results showed that most of the 46.9% of children under five visited
with enough categories. Most children-under-five category was ≥ 1 year as many
as 86 (89.6%). Most of the 68.8% knowledge is in the sufficient category. Most of
the 70.8% attitude is in the sufficient category. Bivariate analysis shows that with
children-under-five at the age of ≥ 1 year, there were 39 respondents (45.3%)
who visit toddlers with statistical test results ρ 0.032, with enough
knowledge there are 37 respondents (56.1%) whose visit toddlers with
enough value ρ 0.014, with a fairly good attitude there were 38 respondents
(55.9%) whose visited children under five quite with a value of ρ 0.011, with
work there were 4 respondents (19%) whose visit was enough with a value
of ρ 0.005. Therefore there is a relationship between the age of children under
five, knowledge, attitude, and work of mothers with the visit of these children
category
Conclusion: The study shows a relationship of age of children under five,
knowledge, attitudes and work of mothers to mothers visit. It is recommended
that there should be a cross-sectoral cooperation between the District
Government, in this case is the team in Family Welfare Movement (PKK) with the
District Health Office in order to disseminate information about the importance of
Posyandu Activities.
Keywords: The visits of children under five, the age of children under five
category (balita), knowledge, attitude and work.
9
KATA PENGANTAR
Dengan penuh kerendahan hati serta sadar akan keterbatasan
kemampuan, perkenankanlah penulis mengawali rasa terima kasih dengan
mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas izin-
Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya
dan semoga segala aktivitas keseharian kita bernilai ibadah di sisi-Nya. Amin.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada ibu
Risma, SP, MPH selaku pembimbing I dan ibu Rasmaniar, SKM., M.Kes selaku
pembimbing II yang telah dengan sabar meluangkan waktu, tenaga dan pikiran
memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat
berharga kepada penulis salama menyusun skripsi.
Demikian pula rasa hormat dan terima kasih penulis ucapkan kepada :
1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kendari.
2. Ibu Sri Yunanci V.G, SST., MPH selaku Ketua Jurusan Gizi
3. Bapak Purnomo Leksono DCN, M.Kes selaku Ketua Program Studi Diploma
D-IV Gizi.
4. Bapak Masrif, SKM, M.Kes., Ibu Rita Irma, SST, MPH., dan Ibu Kameriah
Gani, SKM., M.Kes selaku tim penguji yang telah memberikan saran dan
kritik sehingga skripsi ini menjadi lebih baik
5. Bapak dan ibu Dosen yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan sehingga
penulis dapat menyelesaikan studi dan menyelesaikan penulisan skripsi ini.
6. Kepala Puskesmas Kemaraya beserta staf yang telah mengizinkan dan
membantu penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka penyelesaian
penulisan skripsi ini.
10
7. Keluarga tercinta yaitu suami La Ode Amrul Hasan, ST., M.P.W. dan anak-
anakku; Rifa Zahra Akhlisa Hasan, Syifa Azza Amaliyah Hasan dan Zalfa
Azka Aabidah Hasan yang telah memberikan motivasi, serta doa restu
selama mengikuti pendidikan pada Poltekkes kemenkes Kendari.
8. Ayahanda, Ibunda, serta mertua yang sangat banyak memberikan bantuan
moral, material, arahan, dan selalu mendoakan keberhasilan dan
keselamatan selama menempuh pendidikan
9. Kakak dan adik-adik serta ipar tercinta atas dorongan, motivasi, dan
bantuannya.
10. Rekan-rekan sejawat mahasiswa(i) Program Studi D IV Gizi Poltekkes
Kemenkes Kendari yang senantiasa memberikan banyak bantuan yang tak
ternilai harganya.
Akhirnya semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa melimpahkan
rahmat-Nya kepada kita semua, penulis menyadari masih terdapat kekurangan-
kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang
bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Amin
Kendari, Agustus 2018
Penulis
11
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................ vi
RINGKASAN ...................................................................................................... vii
ABSTRAC .......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 6
E. Keaslian Penelitian .................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Teori .............................................................................. 8
1. Tinjauan Tentang Kunjungan Ibu ke Posyandu .................. 8
2. Tinjauan Tentang Posyandu ................................................ 15
3. Tinjauan Tentang Balita ....................................................... 23
B. Kerangka Teori ......................................................................... 24
C. Kerangka Konsep ...................................................................... 26
12
D. Hipotesis Penelitian ................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................ 27
B. Populasi dan Sampel ................................................................ 27
C. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................... 29
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ................................ 29
E. Jenis Dan Teknik Pengumpulan Data ....................................... 32
F. Prosedur Penelitian ................................................................... 33
G. Manajemen Data ........................................................................ 33
H. Etika Penelitian .......................................................................... 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ......................................................................... 38
B. Pembahasan ............................................................................. 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................... 60
B. Saran ........................................................................................ 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
13
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Keaslian Penelitian………………………………... 9
Tabel 2. Distribusi Jumlah Sampel berdasarkan Posyandu di Puskesmas Kemaraya Kota Kendar Tahun 2018.............................................
32
Tabel 3. Tabel 2 x 2 Contingensi....................................... 37
Tabel 4. Distribusi Jumlah penduduk Per Kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari……………………………………………..
39
Tabel 5. Distribusi Tingkat Kemandirian Posyandu Per Kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari..…………………….......
39
Tabel 6. Distribusi Tenaga Kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari…………….
40
Tabel 7. Distribusi Sampel Menurut Kelompok Umur Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya.............
40
Tabel 8. Distribusi Sampel Menurut Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya.............
41
Tabel 9. Distribusi Sampel Menurut Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya.................
41
Tabel 10. Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya............................................................
41
14
Tabel 11.
Distribusi Sampel Menurut Kunjungan Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya.................
43
Tabel 12. Distribusi Sampel Menurut Umur Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya.................
43
Tabel 13. Distribusi Sampel Menurut Pengetahuan di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya.................
44
Tabel 14. Distribusi Sampel Menurut Sikap di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya...............................
44
Tabel 15. Hubungan Umur Balita dengan Kunjungan Balita ke Posyandu di wilayah kerja di Puskesmas Kemaraya........................................
45
Tabel 16. Hubungan Pengetahuan dengan Kunjungan Balita ke Posyandu di wilayah kerja di Puskesmas Kemaraya........................................
46
Tabel 17. Hubungan Sikap dengan Kunjungan Balita ke Posyandu di wilayah kerja di Puskesmas Kemaraya............................................................
46
Tabel 18. Hubungan Pekerjaan dengan Kunjungan Balita
ke Posyandu di wilayah kerja di Puskesmas Kemaraya...........................................................
47
15
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Teori ………………………………..... 25
Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian............................ 26
16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Permintaan Menjadi Responden
Lampiran 2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian
Lampiran 4. Master Tabel Penelitian
Lampiran 5. Uji Statistik
Lmapiran 6. Dokumentasi
Lampiran 7. Surat Izin Penelitian
Lampiran 8. Surat Keterangan Penelitian
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan upaya
pembangunan berkelanjutan yang menjadi acuan dalam kerangka
pembanggunan dan perundingan negara-negara di dunia sebagai
pengganti pembangunan global Millenium Development Goals (MDGs)
yang telah berakhir di tahun 2015. SDGs memiliki beberapa tujuan,
diantaranya menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong
kesejahteraan bagi semua orang di segala usia, dengan salah satu
outputnya mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) hingga 70 per 100.000
kelahiran hidup (KH) pada tahun 2030. Output ini tentunya semakin turun
jika dibandingkan target MDGs tahun 2015 yaitu menurunkan AKI menjadi
102 per 100.000 KH dalam kurun waktu 1990-2015. (Depkes, 2015).
Posyandu merupakan wadah untuk mendapatkan pelayanan dasar
terutama dilaksanakan oleh kader yang telah dilatih dibidang kesehatan
dan KB, dimana anggotanya berasal dari PKK, tokoh masyarakat dan
pemudi. pelayanan terpadu, dengan adanya kader yang dipilih oleh
masyarakat kegiatan diprioritaskan pada lima program dan mendapat
bantuan dari petugas kesehatan terutama pada kegiatan yang mereka
tidak kompeten memberikannya (Zulkifli, 2010).
Posyandu di Indonesia pada tahun 1985 baru berjumlah sekitar
25.000 Pos, setahun setelah pencanangan oleh Bapak Presiden
18
meningkat menjadi 185.660 Pos dan tahun 1996 menjadi 244.470 Pos.
Hingga tahun 2013, jumlah posyandu yang tersebar di 33 provinsi di
Indonesia sekitar 330.000. Posyandu digerakkan oleh para kader secara
sukarela yang peduli dengan perkembangan kesehatan anak Indonesia
(Kemenkes, 2014).
Salah satu peran serta masyarakat di Posyandu diwujudkan
dengan adanya keaktifan ibu balita berkunjung ke Posyandu, balita
merupakan salah satu sasaran posyandu yang cukup penting. Ada pun
untuk mengetahui tingkat keaktifan kunjungan ibu membawa balitanya ke
Posyandu dapat dilihat dari tingkat partisipasi masyarakat (D/S), jumlah
balita yang ditimbang bulan ini (D) dan jumlah seluruh balita di wilayah
kerja Posyandu (S) (Nain, 2010).
Pemantauan berat badan balita akan berhasil dengan baik apabila
ada partisipasi aktif dari masyarakat yang ditandai dengan tingkat
kehadiran ibu menimbangkan anaknya di posyandu. Bentuk partisipasi
masyarakat yang membawa balita datang ke posyandu dalam program
gizi di kenal dengan istilah D/S dimana D adalah jumlah balita yang
ditimbang dan S adalah jumlah semua balita yang berada di wilayah kerja.
Selain D/S ada beberapa indikator lain yang digunakan yaitu K/S
(cakupan program), N/D (keadaan kesehatan balita) BGM/D (intensitas
masalah gizi) dan T (besarnya masalah gangguan kesehatan) (Depkes,
2011).
19
Cakupan penimbangan Balita di Posyandu (D/S) untuk Indonesia
pada tahun 2016 adalah 63,9%. Data Provinsi Sulawesi Tenggara
cakupan D/S tahun 2014 adalah 45,9%, tahun 2015 adalah 66,7% dan
tahun 2017 mengalami peningkatan 70,3%. Data Kota Kendari cakupan
D/S tahun 2014 sebesar 37,6% , tahun 2015 sebesar 59,6% tahun 2016
sebesar 51,1% (Profil Dinkes Prov. Sultra, 2016).
Dari laporan tahunan Puskesmas Kemaraya Kota Kendari tahun
2014-2017 untuk cakupan D/S tahun 2014 sebesar 67% dengan target
85%, tahun 2015 sebesar 77% dengan target 85%, tahun 2016 sebesar
78% dengan target 85%, tahun 2017 sebesar 76% dengan target 85%
(Data Sekunder Puskesmas Kemaraya).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan bahwa faktor yang
mempengaruhi rendahnya partisipasi ibu balita ke posyandu antara lain
rendahnya cakupan hasil penimbangan balita di Posyandu, belum
tersosialisasinya program-program upaya perbaikan gizi ke masyarakat,
serta masih rendahnya pengetahuan gizi yang dimiliki oleh masyarakat di
desa. Pada umumnya, hal-hal tersebut diatas menjadi beban kader, yang
sampai saat ini belum dapat diselesaikan dan diatasi (Profil Puskesmas
Kemaraya, 2018).
Faktor penyebab lainnya yaitu umur balita, hingga 35 bulan
merupakan umur yang paling berpengaruh terhadap kunjungan karena
pada umur ini merupakan pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi
dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Status pekerjaan yaitu
20
peran ibu yang bekerja dan yang tidak bekerja sangat berpengaruh
terhadap perawatan keluarga. Hal ini dapat dilihat dari waktu yang
diberikan ibu untuk mengasuh dan membawa anaknya berkunjung ke
posyandu masih kurang karena waktunya akan habis untuk
menyelesaikan semua pekerjaan (Data Sekunder Puskesmas Kemaraya,
2018).
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh (Leni, 2013)
menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan ibu, umur anak,
penghasilan keluarga, pengetahuan, dan sikap dengan kunjungan balita
ke Posyandu.
Hasil penelitian Rinawati (2014) menunjukkan bahwa ada
Hubungan antara umur balita, jumlah anak, status pekerjaan, dan jarak
tempat tinggal dengan kunjungan balita ke posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Sukakarya Kota Sabang Tahun 2014.
Hasil penelitian Sri Oktarina (2015) di Puskesmas Nanggalo Kota
Padang menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara
pengetahuan, sikap, pekerjaan dan dukungan keluarga dengan
pemanfaatan posyandu oleh ibu balita di Kelurahan Kurao wilayah kerja
Puskesmas Nanggalo Kota Padang tahun 2015.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Hubungan Umur Balita, Pengetahuan, Sikap dan
Pekerjaan Ibu dengan Kunjungan Ibu Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja
Puskesmas Kemaraya Kota Kendari”.
21
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : apakah ada hubungan
antara umur balita, pengetahuan, sikap dan pekerjaan ibu dengan
kunjungan ibu balita ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kemaraya
Kota Kendari?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan umur balita, pengetahuan, sikap
dan pekerjaan ibu dengan kunjungan ibu balita ke posyandu di wilayah
kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hubungan antara umur balita dengan kunjungan
ibu balita ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kemaraya Kota
Kendari
b. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dengan
kunjungan ibu balita ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Kemaraya Kota Kendari
c. Untuk mengetahui hubungan antara sikap ibu dengan kunjungan
ibu balita ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kemaraya Kota
Kendari
22
d. Untuk mengetahui hubungan antara pekerjaan ibu dengan
kunjungan ibu balita ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Kemaraya Kota Kendari
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian dapat memberikan beberapa manfaat yaitu:
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain dalam melakukan
penelitian lebih lanjut.
b. Bagi posyandu diharapkan memberi masukan yang dapat
digunakan untuk lebih meningkatkan agenda kerja Posyandu dalam
memberi informasi yang tepat guna
c. Bagi peneliti merupakan pengalaman yang sangat berarti dalam
mengaplikasikan ilmu yang didapatkan selama mengikuti
pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi
programer di level Dinas Kesehatan khususnya seksi gizi,
senantiasa untuk memadukan program kerja dengan konseling
agar peran serta masyarakat semakin meningkat.
b. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang terkait, terutama Dinas
Kesehatan Kota Kendari dan Puskesmas Kemaraya dalam upaya
pengambilan kebijakan tentang Posyandu.
23
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya
dengan menggunakan analisis faktor yang paling berpengaruh
pada variabel dependen.
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1. Keaslian Penelitian
No Penelitian Judul Subjek Metode Persamaan Perbedaan
1 Hetty dkk (2017)
Faktor penyebab penurunan kunjungan bayi di posyandu puskesmas Langsat Pekanbaru tahun 2016
Ibu yang memiliki anak usia 1-59 bulan yang berjumlah 9 orang
Fenomenologi
Ibu Balita Penelitian observasional
2. Rahayu dkk (2016)
Faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku ibu dalam melakukan Kunjungan ke posyandu
Ibu yang memiliki anak balita (usia 1-59 bulan)
Observasional
Desain cross sectional study
Variabel lain dukungan keluarga
3. Isnaeni (2015)
Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Balita di Posyandu Desa Bulak Lor Wilayah Kerja Puskesmas Jatibarang
Ibu yang memiliki balita
Case Control
Jenis
penelitian
observasio
nal
Variabel lain peran kader
24
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Teori
1. Tinjauan Tentang Kunjungan Ibu ke Posyandu
a. Pengertian
Kunjungan Balita di Posyandu adalah keteraturan kegiatan atau
proses yang terjadi beberapa kali atau lebih. Peran serta ibu dalam
menimbangkan balitanya ke Posyandu dilihat berdasarkan frekuensi
kehadiran balita dalam kegiatan posyandu, dimana dikatakan teratur
jika frekuensi penimbangan minimal 8 (delapan) kali dalam waktu satu
tahun dan dikatakan tidak teratur jika frekuensi penimbangan kurang
dari 8 (delapan) kali dalam satu tahun (Depkes, 2012).
Kunjungan balita ke Posyandu adalah datangnya balita ke
posyandu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan misalnya
penimbangan, imunisasi, penyuluhan gizi, dan sebagainya. Kunjungan
balita ke posyandu yang paling baik adalah teratur setiap bulan atau
12 kali per tahun. Untuk itu kunjungan balita diberi batasan 8 kali
pertahun. Posyandu yang frekuensi penimbangan atau kunjungan
balitanya kurang dari 8 kali pertahun dianggap masih rawan.
Sedangkan bila frekuensi penimbangan sudah 8 kali atau lebih dalam
kurun waktu satu tahun dianggap sudah cukup baik, tetapi frekuensi
penimbangan tergantung dari jenis posyandunya. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa ibu balita dapat dikatakan berperan serta baik
25
dalam kegiatan posyandu yaitu jika dalam frekuensi minimal 8 kali
pertahun atau lebih, dan sebaliknya ibu balita dikatakan berperan serta
buruk atau kurang baik yaitu jika kunjunganya ke posyandu kurang dari
8 kali pertahun.
b. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Ibu ke Posyandu
Ibu balita dapat dikatakan berperan serta baik dalam kegiatan
posyandu yaitu jika dalam frekuensi minimal 8 kali pertahun atau lebih,
dan sebaliknya ibu balita dikatakan berperan serta buruk atau kurang
baik yaitu jika kunjunngannya ke posyandu kurang dari 8 kali pertahun
(Wati, 2014).
Faktor – faktor yang berhubungan dengan kunjungan balita ke
posyandu (Sri Poedji, 2010).
1. Umur Balita
Umur balita merupakan permulaan kehidupan untuk
seseorang dan pada masa ini perkembangan kemampuan
berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensi
berjalan sangat cepat. Menurut Sri Poerdji menyatakan bahwa
umur hingga 35 bulan merupakan umur yang paling berpengaruh
terhadap kunjungan karena pada umur ini merupakan pertumbuhan
dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan
anak selanjutnya. Khususnya balita diatas usia 36 bulan, karena
ibu balita merasa bahwa anaknya sudah mendapatkan imunisasi
26
lengkap dan perkembangan sosial anak semakin bertambah
(Indah, 2014).
2. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan itu terjadi
setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek
tertentu. Pengideraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni
indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba
(Notoatmodjo, 2011).
Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif
mempunyai 6 (enam) tingkat, yakni (Notoatmodjo, 2011):
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya atau mengingat kembali terhadap
suatu yang spesifik dari seluruh yang telah diketaui sebelumnya
atau yang telah diterima sebelumnya.
b. Memahami (Comprenhension)
Sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang obyek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
c. Aplikasi (Application)
Sebagai sesuatu kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi sebenarnya pada
situasi atau kondisi yang sebenarnya.
27
d. Analisis (Analysis)
Sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu obyek kedalam suatu komponen-komponen tetapi masih
di dalam suatu struktur tertentu.
e. Sintesis (Synthesis)
Sebagai suatu kemampuan untuk meletakan atau
menghubungkan bagian dalam bentuk keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (Evaluation)
Sebagai kemampuan untuk melakukan penilaian
terhadap suatu materi atau obyek.
Sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri
orang tersebut terjadi proses yang berurutan yaitu:
1) Kesadaran (Awareness), dimana orang-orang tersebut
menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap
stimulus.
2) Merasa tertarik (Interest), terhadap stimulus atau objek tersebut.
Sikap sudah mulai timbul.
3) Menimbang-nimbang (Evaluation) terhadap baik dan tidaknya
stimulus tersebut bagi dirinya.
4) Mencoba (Trial), dimana subjek mulai mencoba melakukan
sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
28
5) Adaption (menerima), dimana subjek telah berperilaku baru
sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap
stimulus.
Seorang ibu yang memiliki pengetahuan yang baik, lebih
cenderung untuk menggunakan sebagian besar pendapatan dan
waktu bagi anak-anaknya. Ibu ini akan memanfaatkan sepenuhnya
fasilitas kuratif dan preventif seperti posyandu dalam masyarakat
baik bagi dirinya sendiri maupun bagi anak-anaknya.
Jenis pengetahuan yang dapat diperoleh mencakup tentang
waktu pelaksanaan imunisasi kepada bayi dan balita, waktu yang
tepat dalam pemberian ASI oleh ibu kepada bayinya, tujuan
penyelenggaraan posyandu, jenis vaksin yang diperoleh di
posyandu, sasaran posyandu dan berbagai aspek yang
berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan posyandu.
3. Sikap
a. Pengertian
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang
masih tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek. Manifestasi
sikap tidak dapat langung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan
terlebih dahulu dari perilaku tertutup. Sikap secara nyata
menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap
stimulus tertentu yang merupakan kesiapan atau kesediaan
29
untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanan motif
tertentu.
b. Komponen Sikap
Sikap mempunyai 3 komponen pokok yaitu :
1) Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu
objek.
2) Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap
suatu objek
3) Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)
c. Tingkatan sikap
Sikap memiliki tingkatan seperti halnya pengetahuan,
yaitu:
1) Menerima (Receiving)
Diartikan bahwa subjek (orang) mau dan memperhatikan
rangsangan (stimulus) yang di berikan objek.
2) Merespon (Responding)
Sikap individu mampu memberikan jawaban apabila
di tanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang
diberikan.
3) Menghargai (Valuing)
Sikap individu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah.
30
4) Bertanggung jawab (Responsible)
Sikap individu akan bertanggung jawab dan siap
menanggung resiko atau segala sesuatu yang sudah
dipilihnya.
d. Faktor yang mempengaruhi sikap
Sikap seseorang dipengaruhi oleh faktor intrinsik (di
dalam diri), dan faktor ekstrinsik (di luar). Faktor intrinsik meliputi
kepribadian, intelegensi, bakat, minat, perasaan serta
kebutuhan dan motivasi seseorang. Faktor ekstrinsik meliputi
lingkungan, pendidikan, ekonomi, politik dan hukum.
Sikap Ibu dalam kegiatan posyandu berkaitan dengan
sikap positif maupun negatif terhadap pelaksanaan kegiatan
posyandu. sikap yang positif merupakan faktor pendorong
dalam hal pemanfaatan pelayanan kesehatan di posyandu
lansia karena kecenderungan tindakannya adalah mendekati,
menyenangi, mengharapkan obyek tertentu.
4. Pekerjaan
Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu.
Bekerja bagi ibu- ibu akan mempunyai pengaruh terhadap
kehidupan keluarga dan waktu untuk mengasuh anak akan
berkurang, sehingga ibu balita yang harus bekerja di luar rumah
waktunya untuk berpartisipasi dalam posyandu mungkin sangat
kurang bahkan tidak ada sama sekali untuk ikut berpartisipasi di
31
posyandu.Sedangkan pada ibu rumah tangga memungkinkan
mempunyai waktu lebih banyak untuk beristirahat dan meluangkan
waktu untuk membawa anaknya ke posyandu. Peran ibu yang
bekerja dan yang tidak bekerja sangat berpengaruh terhadap
perawatan keluarga (Hurlock, 2010).
Hal ini dapat dilihat dari waktu yang diberikan ibu untuk
mengasuh dan membawa anaknya berkunjung ke posyandu masih
kurang karena waktunya akan habis untuk menyelesaikan semua
pekerjaan. Aspek lain yang berhubungan dengan alokasi waktu
adalah jenis pekerjaan, tempat ibu bekerja serta jumlah waktu yang
dipergunakan untuk keluarga di rumah (Rahayu, 2016).
2. Tinjauan Tentang Posyandu
a. Pengertian
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi dan alih teknologi
dalam pelayanan kesehatan masyarakat dan keluarga berencana yang
dilakukan oleh, dan untuk masyarakat di bawah pembinaan teknis
petugas kesehatan, yang mempunyai nilai strategis untuk
pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Nilai strategis yang
dimaksud bertujuan untuk peningkatan sumber daya manusia di masa
yang akan datang di mana akibat dari proses pertumbuhan dan
perkembangan manusia dilakukan 3 intervensi yaitu (Syaflini, 2011) :
32
1) Pembinaan kelangsungan hidup anak (child survival) yang
ditujukan untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak masih
janin dalam kandungan ibu sampai usia balita.
2) Pembinaan perkembangan anak secara sempurna, baik fisik
maupun mental sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh.
3) Pembinaan kemampuan kerja (employment) yang dimaksud untuk
memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam
pembangunan bangsa dan negara (Depkes, 2009).
b. Dasar Pelaksanaan
Dasar pelaksanaan Posyandu adalah Surat Keputusan
Bersama (SKB) : Mendagri, Menkes/Kepala BKKBN, Nomor 23 Tahun
1985 dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 21 / Menkes /
Inst.B. / IV 1985, 112 / HK-011 / A / 1985 tentang penyelenggaraan
posyandu yaitu :
1) Meningkatkan kerja sama lintas sektoral untuk menyelenggarakan
Posyandu dalam lingkup LKMD dan PKK.
2) Mengembangkan peran serta masyarakat dalam meningkatkan
fungsi posyandu serta meningkatkan peran serta masyarakat
dalam program pembangunan masyarakat desa.
3) Meningkatkan fungsi dan peranan LKMD-PKK dan mengutamakan
peranan kader pembangunan.
33
4) Melaksanakan pembentukan Posyandu di wilayah/di daerah
masing-masing dan melaksanakan pelayanan paripurna sesuai
petunjuk Depkes dan BKKBN.
5) Undang-undang No 23 tahun 1992 pasal 66 tentang dana sehat
sebagai cara penyelenggaraan dan pengelolaan pemeliharaan
kesehatan secara paripurna.
c. Tujuan Penyelenggaraan Posyandu
Tujuan penyelenggaraan posyandu yaitu :
1) Menurunkan angka kematian Bayi (AKB) dan angka kematian ibu
(AKI).
2) Membudayakan NKKBS.
3) Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan keluarga berencana
serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya
masyarakat sehat sejahtera.
4) Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera,
gerakan ketahanan keluarga, dan gerakan ekonomi keluarga
sejahtera (Depkes RI, 2010).
d. Kegiatan Posyandu
Posyandu direncanakan dan dikembangkan oleh kader
bersama Kepala Desa, LKMD (seksi KB Kesehatan), dan PKK dengan
bimbingan TIM LKMD tingkat kecamatan. Penyelenggaraanya
dilakukan oleh kader yang terlatih dibidang kesehatan dan keluarga
34
berencana di mana mereka, berasal dari PKK, tokoh masyarakat,
pemuda dan lain-lain. Posyandu diselenggarakan dengan tujuan
sebagai berikut :
1) Mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak balita dan
angka kelahiran.
2) Mempercepat penerimaan dan terwujudnya Norma Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera (NKKBS).
3) Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan-kegiatan lain yang menunjang sesuai dengan kebutuhan
(Depkes RI, 2009).
Lingkup kegiatan posyandu menurut Depkes RI (2012) meliputi :
1) Keluarga berencana
a) Komunikasi, Informasi dan Edukasi tentang KB.
b) Motivasi keluarga berencana.
c) Pelayanan Kontrasepsi bagi calon peserta.
d) Pelayanan ulang peserta keluarga berencana.
e) Pembinaan dan pengayoman peserta keluarga berencana
termasuk upaya pengalihan ke jenis kontrasepsi yang mantap.
f) Pendataan dan pemetaan.
g) Pencatatan dan pelaporan.
2) Kesejahteraan Ibu dan Anak.
3) Komunikasi, Informasi, dan Edukasi tentang kesehatan ibu dan
anak
35
4) Pemeriksaan ibu hamil dalam rangka penjaringan ibu hamil dengan
resiko tinggi.
5) Identifikasi ibu hamil dengan resiko tinggi
6) Pemeriksaan bayi dan anak balita
7) Pemeriksaan ibu nifas dan menyusui.
8) Pencatatan dan pelaporan.
9) Rujukan kasus-kasus sulit ke puskesmas.
10) Perbaikan gizi
a) Penyuluhan tentang gizi.
b) Monitoring pertumbuhan balita dengan Kartu Menuju Sehat
dalam rangka penjaringan balita dengan gizi kurang/buruk.
c) Pemberian makanan tambahan dan mendidik menu seimbang.
d) Pemberian vitamin A dosis tinggi.
e) Pemberian tablet Fe (besi) untuk ibu hamil
f) Penanggulangan balita dan ibu hamil dengan gizi kurang/buruk.
g) Pencatatan dan pelaporan.
11) Imunisasi
a) Penyuluhan tentang imunisasi dan efek sampingnya.
b) Melaksanakan imunisasi BCG, DPT-HB, POLIO dan Campak
pada bayi.
c) Melakukan Imunisasi TT pada ibu hamil.
d) Pencatatan dan pelaporan.
36
12) Penanggulangan Diare :
a) Penyuluhan tentang penyakit diare/mencret
b) Memasyarakatkan pemakaian oralit/larutan gula garam dan cara
pembuatannya.
c) Penyuluhan dan pengobatan kasus diare.
d) Rujukan kasus-kasus dengan dehidrasi ke puskesmas.
Posyandu sebagai kegiatan yang harus dilaksanakan oleh
masyarakat dengan dukungan tenaga medis dan para medis serta
tenaga kesehatan lainnya untuk melayani masyarakat khususnya
untuk kelompok sasaran. Program kesehatan ibu dan anak yang
sebelumnya disusun secara terpisah pada periode yang berbeda-
beda kini dihadirkan ke tengah-tengah masyarakat secara simultan
dan terintegrasi dalam satu paket posyandu, yaitu :
a. Program KIA, terdiri dari pemeriksaan ibu hamil dan imunisasi
TT.
b. Program keluarga berencana terdiri dari rekrutmen akseptor dan
distribusi kontrasepsi.
c. Program imunisasi terdiri dari pelaksanaan BCG, DPT-HB, Polio
Campak dan Hepatitis.
d. Program gizi, terdiri dari pengukuran berat badan anak,
pemberian makanan tambahan dan pemberian paket
pertolongan gizi berupa kapsul vitamin A dan tablet dan sirup Fe
(zat besi).
37
Penyelenggaraan program atau jenis pelayanan kesehatan
di Posyandu ini dilakukan dengan pola lima meja yaitu : (Depkes
RI, 2009) :
Meja I : Pendaftaran sasaran yang datang
Meja II : Penimbangan bayi dan anak
Meja III : Pengisian KMS dan pencatatan hasil
penimbangan
Meja IV : Penyuluhan perorangan
a. Untuk balita dilihat dan hasil penimbangan berat badan,
pemberian kapsul vitamin A, oralit dan pemberian makanan
tambahan.
b. Untuk ibu hamil di ikuti dengan pemberian tablet Fe.
c. Terhadap pasangan usia subur diupayakan menjadi peserta
keluarga berencana di ikuti dengan pemberian alat
kontrasepsi.
Meja V : Pelayanan oleh tenaga professional meliputi
pemeriksaan ibu hamil, pemberian imunisasi
dan pemasangan alat kontrasepsi.
Tingkat perkembangan Posyandu dalam empat tingkatan :
1) Posyandu pratama
Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang belum bisa
rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas, kurang dari lima
orang.
38
2) Posyandu madya
Posyandu pada tingkat madya sudah dapat
melaksanakan kegiatan lebih dari delapan kali pertahun,
dengan rata-rata jumlah kader lima orang atau lebih. Akan tetapi
cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi dan, imunisasi)
masih rendah dari 50%. Ini berarti kelestarian kegiatan
posyandu sudah baik akan tetapi masih rendah cakupannya.
3) Posyandu purnama
Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang
frekuensi lebih dari delapan kali pertahun, rata-ratanya jumlah
kader lima orang atau lebih, dan cakupan lima program
utamanya (KB,KIA dan Gizi dan imunisasi) lebih dari 50% sudah
ada program tambahan bahkan mungkin sudah ada dana sehat
yang masih sederhana.
4) Posyandu mandiri
Posyandu yang sudah sampai pada tingkat mandiri, ini
berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur,
cakupan lima program utama sudah baik, ada program
tambahan dan dana sehat telah menjangkau lebih dari 50%.
39
3. Tinjauan Tentang Balita
a. Pengertian
Balita merupakan istilah yang berasal dari kependekan kata
bawah lima tahun. Istilah ini cukup popular dalam program kesehatan.
Balita merupakan kelompok usia tersendiri yang menjadi sasaran
program KIA (kesehatan Ibu dan Anak) di lingkup Dinas Kesehatan.
Balita merupakan masa pertumbuhan tubuh dan otak yang
sangat pesat dalam pencapaian keoptimalan fungsinya. Periode
tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa ini
pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan kemampuan berbahasa, kreatifitas, kesadaran sosial,
emosional dan intelegensi berjalan sangat cepat (Sanny, 2014).
b. Karakteristik Balita
Pembagian kelompok umur anak yang dipakai dalam program
kesehatan di Kementerian Kesehatan adalah :
1) Bayi : Umur 0 - < 1 tahun
2) Balita : Umur 0 - < 5 tahun
3) Anak Balita : Umur 1 - < 5 tahun
4) Anak Pra Sekolah : Umur 5 - < 6 tahun
5) Anak Remaja : Umur 10 - < 18 tahun di bagi menjadi
a) Pra Remaja : Umur 10 - < 13 tahun
b) Remaja : Umur 13 - <18 tahun
6) Anak usia sekolah : 6 - < 18 tahun.
40
c. Tumbuh Kembang Balita
Secara umum tumbuh kembang setiap anak berbeda-beda,
namun prosesnya senantiasa melalui tiga pola yang sama, yakni:
1) Pertumbuhan dimulai dari tubuh bagian atas menuju bagian bawah
(sefalokaudal). Pertumbuhannya dimulai dari kepala hingga ke
ujung kaki, anak akan berusaha menegakkan tubuhnya, lalu
dilanjutkan belajar menggunakan kakinya.
2) Perkembangan dimulai dari batang tubuh ke arah luar. Contohnya
adalah anak akan lebih dulu menguasai penggunaan telapak
tangan untuk menggenggam, sebelum ia mampu meraih benda
dengan jemarinya.
3) Setelah dua pola di atas dikuasai, barulah anak belajar
mengeksplorasi keterampilan-keterampilan lain. Seperti melempar,
menendang, berlari dan lain-lain.
B. Kerangka Teori
Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan balita dalam kegiatan
posyandu, yaitu perilaku ibu, perilaku masyarakat, dan partisipasi
masyarakat. Perilaku ibu dipengaruhi oleh tiga faktor meliputi predisposing
factors, enabling factors, dan reinforcing factors (Choirunisa, 2009).
Presdisposing factors meliputi umur ibu, pengetahuan ibu,
pendidikan ibu, pekerjaan ibu, jumlah anak dalam keluarga, pendapatan
keluarga, dan sikap ibu Enabling factors (faktor-faktor pendukung) yang
41
meliputi keterjangkauan fasilitas, dan jarak posyandu, serta Reinforcing
factor (faktor penguat) yaitu peran kader (Feryadi, 2009).
Kerangka teori secara lebih lanjut dapat dilihat pada bagan sebagai
berikut:
Sumber : Notoatmodjo, 2010
Gambar 1. Kerangka Teori
Predisposing factors (Faktor pemudah):
1. Umur 2. Pengetahuan 3. Pendidikan 4. Pekerjaan 5. Pendapatan keluarga 6. Sikap
Perilaku
Enabling factors (Faktor pendukung):
1. Keterjangkauan Fasilitas 2. Jarak Posyandu dari Rumah
Reinforcing factor (Faktor penguat)
Peran Kader Posyandu
42
C. Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori diatas, maka kerangka konsep
penelitian yang menjadi acuan melakukan penelitian seperti di bawah ini.
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
Gambar 2. Bagan Kerangka Konsep Penelitian
D. Hipotesis Penelitian
1. Umur Balita
Ha : Ada hubungan antara umur balita dengan Kunjungan Ibu Balita ke
Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari
2. Pengetahuan
Ha : Ada hubungan antara pengetahuan dengan Kunjungan Ibu Balita
ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari
3. Sikap
Ha : Ada hubungan antara sikap dengan Kunjungan Ibu Balita ke
Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari
4. Pekerjaan
Ha : Ada hubungan antara pekerjaan dengan Kunjungan Ibu Balita ke
Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari
Predisposing factors (Faktor pemudah):
1. Umur Balita 2. Pengetahuan Ibu 3. Sikap Ibu 4. Pekerjaan Ibu
Perilaku Ibu dengan Membawa
Anaknya ke Posyandu
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey analitik
dengan menggunakan rancangan cross sectional study yaitu variabel-
variabel yang termasuk faktor penyebab dan variabel-variabel yang
termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu yang sama.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang
mempunyai anak balita yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Kemaraya Kota Kendari berjumlah 2.700 orang (Data Sekunder
Puskesmas Kemaraya, 2018).
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak
balita yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kemaraya Kota
Kendari.
a. Besar Sampel
Cara penentuan jumlah sampel penulis menggunakan rumus
(Notoatmodjo, 2012) :
2)(1 dN
Nn
44
Keterangan :
n = besar sampel
N = besar populasi
d = tingkat kepercayaan (d=0,1)
2)(1 dN
Nn
2)1,0.(27001
.2700
n
)01,0.(27001
2700
n
28
2700n
4,96n dibulatkan menjadi 96 sampel
b. Teknik Penarikan Sampel
Model pengambilan sampel secara proporsional random
sampling dapat dilihat pada tabel berikut :
Rumus = Sampelx
nKeseluruha Balita
Posyanduper Balita
45
Tabel 2 Distribusi Jumlah Sampel berdasarkan Posyandu di
Puskesmas Kemaraya Kota Kendari Tahun 2018
No Nama Posyandu
Populasi
Sampel
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11
Kamboja Wulele Sanggula Wijaya Kusuma Bunga Matahari Nurul Falah Palapa Bunga Tanjung Alapae Bunga Teratai Bunga Kana Bunga Kencana
285 215 244 246 456 470 166 235 117 106 160
10 7 9 9
16 17 6 8 4 4 6
Total 2.700 96
c. Kriteria Sampel
1) Ibu yang memiliki anak balita
2) Umur anak balita saat penelitian yaitu 0-59 bulan
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli tahun 2018 bertempat di
Posyandu se Puskesmas Kemaraya Kota Kendari.
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Kunjungan Ibu Balita
Kunjungan ibu balita adalah jumlah kunjungan responden ke
posyandu yang diukur melalui jumlah kunjungan pertahun (Depkes,
2012).
46
Kriteria obyektif :
Cukup : Apabila jumlah kunjungan ke Posyandu minimal 8 kali
pertahun / 12 bulan
Kurang : Apabila jumlah kunjungan ke Posyandu < 8 kali pertahun.
2. Umur Balita
Umur balita adalah usia balita yang berkunjung ke posyandu
Kriteria obyektif (Sunny, 2014) :
a. Bayi : Umur 0 - < 1 tahun
b. Balita : Umur 0 - < 5 tahun
c. Anak Balita : Umur 1 - < 5 tahun
Untuk keperluan analisis bivariat, maka kelompok umur balita di
kelompokkan menjadi 2 bagian : yaitu ≥ 1 tahun dan < 1 tahun.
3. Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden
berkaitan dengan posyandu, penimbangan anak dan pemantauan
pertumbuhan anak (Notoatmodjo, 2011).
Kriteria penilaian menggunakan skala Gutman didasarkan atas
jumlah pertanyaan keseluruhan yaitu sebanyak 10 (sepuluh)
pertanyaan dan setiap pertanyaan diberikan nilai 0 (nol) jika
menjawab „Tidak‟ dan nilai 1 (satu) jika menjawab „Ya‟.
Kriteria obyektif :
Cukup : Bila responden memperoleh skor ≥ 60% dari total
skor pertanyaan yang diberikan
47
Kurang : Bila responden memperoleh skor < 60% dari total
skor pertanyaan yang diberikan
4. Sikap
Sikap adalah keinginan atau dorongan responden (ibu)
terhadap kegiatan posyandu (Notoatmodjo, 2011).
Cukup Baik : Bila responden memperoleh skor ≥ 60% dari total
skor pertanyaan yang diberikan
Kurang Baik : Bila responden memperoleh skor < 60% dari total
skor pertanyaan yang diberikan
Kriteria penilaian menggunakan skala Likert yang
didasarkan atas jumlah pertanyaan keseluruhan yaitu sebanyak 10
(sepuluh) pernyataan dan setiap pernyataan mempunyai 5 (lima)
pilihan jawaban dengan skor nilai (Sugiyono, 2011). :
a. Sangat Setuju : 5
b. Setuju : 4
c. Ragu-Ragu : 3
d. Tidak Setuju : 2
e. Sangat Tidak Setuju : 1
5. Pekerjaan
Pekerjaan adalah aktifitas ibu mencari penghasilan baik di
sektor formal maupun informal (Rahayu, 2016).
48
Kriteria obyektif :
Bekerja : Bila ibu bekerja secara reguler di luar rumah
sebagai PNS, pegawai swasta.
Tidak bekerja : Bila ibu tidak bekerja secara reguler di luar rumah
dan hanya sebagai ibu rumah tangga
E. Jenis Dan Teknik Pengumpulan Data
1. Data primer
Pengumpulan data dilakukan secara langsung terhadap
responden yang meliputi :
a. Data tentang karakteristik responden (ibu dan anak balita) terdiri
dari umur ibu, umur anak balita, dan pekerjaan ibu balita diperoleh
menggunakan kuesioner
b. Data tentang variabel pengetahuan dan sikap yang diperoleh
dengan menggunakan kuesioner.
2. Data sekunder
a. Data tentang gambaran tempat penelitian yang meliputi tentang
letak geografis, keadaan demografis serta jumlah ibu balita yang
diperoleh dengan melihat dokumen register kunjungan posyandu.
b. Data tentang program posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Kemaraya
49
F. Prosedur Penelitian
Bagan 1. Prosedur Penelitian
G. Manajemen Data
1. Pengolahan data
a. Editing yaitu meneliti data-data yang telah diperoleh dari responden
dengan maksud untuk diproses lebih lanjut.
b. Coding yaitu mengklasifikasi data yang telah diperoleh manurut
jenisnya dengan membubuhkan kode pada lembar kuesioner
tersebut
I. Tahap persiapan a. Perizinan b. Instrumen penelitian (uji coba)
II. Tahap Perlakuan
a. Pengumpulan data
- Memberikan lembar persetujuan untuk menjadi informan
- Tahapan :
- Pembagian kuesioner
- Menjelaskan cara pengisian kuesioner
- Memberikan waktu bagi yang mengisi sendiri
- Tahap pengambilan dokumentasi masing-masing
III. Tahap Akhir a. Pengolahan dan analisis data b. Pembahasan dan kesimpulan
50
c. Scoring yaitu melakukan perhitungan secara manual dengan
menggunakan kalkulator untuk mengetahui persentase setiap
variabel yang diteliti.
d. Tabulating yaitu menyusun data dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi
e. Entry yaitu kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan
dalam master tabel atau data base komputer kemudian distribusi
frekuensi sederhana atau bisa juga membuat tabel kontigensi.
2. Penyajian Data
Data yang telah diolah dan disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi kemudian disertai penjelasan.
3. Analisis Data.
Pada penelitian ini desain yang digunakan adalah cross
sectional, yang lebih banyak menggunakan tabel 2x2 dengan skala
variabel dikotomi. Model analisis data yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
a. Analisis Univariat
Analisis ini digunakan untuk mengetahui persentase dari
tiap variabel independent dan variabel dependent dengan
rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2011) :
n
Xi
51
Dimana :
∑xi = Jumlah karakteristik subyek penelitian
n = jumlah sampel
b. Analisis Bivariat
Untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan
terikat
))()()((
)( 22
DBCADCBA
BCADNX
Keterangan :
N : Jumlah sampel
A, B, C, dan D adalah hasil persilangan dari dua varabel
Interprestasi tingkat kemaknaan (signifikan) hasil uji statistik
pada hipotesis dua sisi :
a. Ha diterima jika nilai p < 0,05, berarti ada hubungan variabel
independen dengan variabel dependen.
b. Ha ditolak jika nilai p > 0,05, berarti tidak ada hubungan variabel
independen dengan variabel dependen.
Tabel 3. Tabel 2 x 2 Contingensi
Variabel Independen Variabel Dependen Jumlah
Kategori I Kategori II
Kategori 1 A B A+B
Kategori 2 C D C+D
Jumlah A + C B + D N
52
Kemudian dilanjutkan Uji keeratan hubungan dilakukan dengan
kontigensi phi (φ)
N
X 2
Syarat penggunaan Uji Keeratan hubungan jika Ha diterima
dengan ketentuan :
0,801 – 1,000 = hubungan sangat kuat
0,601 – 0,800 = hubungan kuat
0,401 – 0,600 = hubungan cukup kuat
0,201 – 0,400 = hubungan lemah
0,001 – 0,200 = hubungan sangat lemah (Sugiyono, 2011).
H. Etika Penelitian
1. Informed consent (Lembar Persetujuan Responden)
Lembar persetujuan diberikan pada subyek yang akan diteliti.
Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan riset yang dilakukan dan
dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data.
Jika responden bersedia diteliti, maka mereka harus menandatangani
lembar persetujuan tersebut. Jika responden menolak untuk diteliti
maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-
haknya.
53
2. Anonimity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak
mencantumkan nama koresponden pada lembar pengumpulan data,
cukup dengan memberi nomor kode pada masing-masing lembar
tersebut.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti, hanya
kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan
sebagai hasil riset.
54
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Keadaan Geografis
Puskesmas Kemaraya merupakan sebuah puskesmas induk
non perawatan. Wilayah kerja meliputi 3 Kelurahan, yaitu Kelurahan
Kemaraya, Kelurahan Watu-Watu, dan Kelurahan Lahundape
(sebagian dari wilayah Administratif Kecamatan Kendari Barat).
Dengan luas wilayah kerja 19,2 KM 2.
Untuk memudahkan kegiatan pelaksanaan program
puskesmas, maka perlu pembatasan wilayah puskesmas satu dengan
puskesmas yang lainnya. Untuk batas Puskesmas Kemaraya dapat
dilihat sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Gunung Nipa-Nipa
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Kendari
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Tipulu
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Mandonga
2. Kondisi Kependudukan
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kemaraya pada
tahun 2017 sebanyak 22.839 jiwa yang terhimpun dalam 3.883 KK
yang tersebar di Kelurahan (Kemaraya, Watu-Watu, dan Lahundape).
Adapun distribusi penduduk per Kelurahan, disajikan dalam tabel
berikut ini :
55
Tabel 4. Distribusi Jumlah penduduk Per Kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari
No Desa/KeL
Jumlah Penduduk Jumlah Rumah Tangga
Laki-Laki
Perempuan Total
Penduduk
1 Kemaraya 3866 3970 7836 1498
2 Lahundape 4231 4144 8375 1307
3 Watu-Watu 3270 3358 6628 1078
Jumlah 11367 11472 22839 3883
Sumber : Profil Puskesmas Kemaraya, 2017
3. Posyandu
Posyandu yang berada dalam wilayah kerja Puskesmas
Kemaraya lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5. Distribusi Tingkat Kemandirian Posyandu Per Kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Kemaraya
Kota Kendari
No Nama Posyandu Nama
Kelurahan
Tingkat Kemandirian
Prtama Madya Purnma Mandiri
1. Nurul Falah Kel. Kemaraya √
2. Palapa Kel. Kemaraya √
3. Bunga Kamboja Kel. Lahundape √
4. Wulele Sanggula Kel. Lahundape √
5. Wijaya Kusuma Kel. Lahundape √
6. Bunga Matahari Kel. Lahundape √
7. Bunga Tanjung Kel. Watu-Watu √
8. Alapae Kel. Watu-Watu √
9. Bunga Kana Kel. Watu-Watu √
10. Bunga Kencana Kel. Watu-Watu √
11. Bunga Teratai Kel. Watu-Watu √
Sumber : Profil Puskesmas Kemaraya, 2017
56
4. Tenaga Kesehatan
Jumlah Ketenagaan di Puskesmas Kemaraya sebagai berikut :
Tabel 6. Distribusi Tenaga Kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari
No Jenis Tenaga Jumlah
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 11 12
Dokter Umum Dokter Gigi Perawat ( Akper dan SPK) Bidan Puskesmas Gizi Sanitasi ( AKL ) Perawat Gigi (SPRG) Farmasi ( SMF ) Apoteker Tenaga Kesehatan Masyarakat Tenaga Kesehatan Lainnya
Staf Penunjang Administrasi (Non Kesehatan)
2 Orang 1 Orang 9 Orang 10 Orang 4 Orang 3 Orang 2 Orang 1 Orang 2 Orang 3 Orang 1 Orang 2 Orang
Total
Sumber : Profil Puskesmas Kemaraya, 2017
2. Gambaran Umum Sampel
a. Kelompok Umur Ibu
Umur adalah usia sampel pada saat wawancara dilakukan
pada hitungan tahun seperti pada tabel 7 :
Tabel 7. Distribusi Sampel Menurut Kelompok Umur Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya
Kelompok Umur Ibu n %
< 20 Tahun 8
8,3
20 – 24 Tahun
11 11,5
25 – 29 Tahun 33 34,4
30 – 34 Tahun
29 30,2
≥ 35 Tahun 15 15,6
Total 96 100
57
Tabel 7 menunjukkan bahwa kelompok umur ibu terbanyak
yaitu umur 25-29 tahun sebanyak 33 (34,4%) dan terkecil yaitu
umur < 20 tahun sebanyak 8 (8,3%).
b. Pendidikan
Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan terakhir yang
pernah dilalui sampel yang dibagi berdasarkan tingkatan
pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8. Distribusi Sampel Menurut Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya
Tingkat Pendidikan n %
SD 2 2,1
SMP 21 21,9
SMA 47 49,0
Diploma 9 9,4
Perguruan Tinggi 17 17,7
Total 96 100
Tabel 8 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan terbanyak
yaitu SMA sebanyak 47 (49%) dan terkecil yaitu SD sebanyak 2
(2,1%).
c. Pekerjaan
Pekerjaan sampel di wilayah kerja Puskesmas Kemaraya
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 9. Distribusi Sampel Menurut Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya
Pekerjaan n %
Bekerja 22 22,9
Tidak Bekerja 74 77,1
Total 96 100
58
Tabel 9 menunjukkan bahwa sebagian besar sampel adalah
tidak bekerja yaitu sebagai ibu rumah tangga sebanyak 74
(77,1%) dan sebanyak 22 (22,9%) bekerja sebagai PNS, pedagang
dan wiraswasta.
3. Karakteristik Sampel
a. Kelompok Umur Anak Balita
Kelompok umur anak balita di wilayah kerja Puskesmas
Kemaraya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 10. Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya
Kelompok Umur Anak Balita n %
0 – 11 Bulan 10 10,4
12 – 23 Bulan 42 43,8
24 – 35 Bulan 23 24,0
36 – 47 Bulan 8 8,3
48 – 59 Bulan 13 13,5
Total 96 100
Tabel 10 menunjukkan bahwa kelompok umur anak balita
terbanyak yaitu antara kelompok umur 12 - 23 bulan sebanyak 42
responden (43,8%) dan terkecil yaitu antara umur 36-47 bulan
sebanyak 8 responden (8,3%).
59
2. Kunjungan Balita
Kunjungan balita di Puskesmas Kemaraya disajikan pada
tabel 11 :
Tabel 11. Distribusi Sampel Menurut Kunjungan Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya
Kunjungan n %
Cukup K
45 46,9
Kurang 51 53,1
Total 96 100
Tabel 11 menunjukkan bahwa sebagian besar 46,9%
kunjungan balita dengan kategori cukup dan sebanyak 53,1%
dengan kunjungan kurang.
3. Umur Balita
Umur balita di Puskesmas Kemaraya disajikan pada tabel 13
Tabel 12. Distribusi Sampel Menurut Umur Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya
Umur n %
≥ 1 Tahun 86 89,6
< 1 Tahun 10 10,4
Total 96 100
Tabel 12 menunjukkan bahwa umur balita terbanyak yaitu
≥ 1 tahun sebanyak 86 (89,6%) dan terkecil yaitu < 1 tahun
sebanyak 10 (10,4%).
4. Pengetahuan
Pengetahuan sampel di Puskesmas Kemaraya disajikan
pada tabel 13 :
60
Tabel 13. Distribusi Sampel Menurut Pengetahuan di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya
Pengetahuan n %
Cukup K
66 68,8
Kurang 30 31,3
Total 96 100
Tabel 13 menunjukkan bahwa sebagian besar 68,8%
pengetahuan dengan kategori cukup dan sebanyak 31,3% dengan
pengetahuan kurang.
5. Sikap
Sikap sampel di Puskesmas Kemaraya disajikan pada tabel
14 :
Tabel 14. Distribusi Sampel Menurut Sikap di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya
Sikap n %
Cukup Baik K
68 70,8
Kurang Baik 28 29,2
Total 96 100
Tabel 14 menunjukkan bahwa sebagian besar 70,8% sikap
dengan kategori cukup dan sebanyak 29,2% dengan sikap kurang.
4. Analisis Bivariat
a. Umur Balita
Hubungan umur balita dengan kunjungan balita ke posyandu
di wilayah kerja Puskesmas Kemaraya disajikan pada tabel 15 .
61
Tabel 15. Hubungan Umur Balita dengan Kunjungan Balita ke Posyandu di wilayah kerja di Puskesmas Kemaraya
Umur Balita
Kunjungan Balita Jumlah Nilai
ρ Cukup
Kurang
n % n % n %
≥ 1 Tahun < 1 Tahun
39 6
45,3 60,0
47 4
54,7 40,0
86 10
100 100
0,032
Total 45 46,9 51 53,1 96 100
Tabel 15 menunjukkan bahwa dengan umur balita ≥ 1 tahun
sebagian besar (54,7%) kunjungannya ke posyandu dengan
kategori kurang dan pada balita dengan usia < 1 tahun sebagian
besar kunjungannya (60,0%) kunjungannya ke posyandu dengan
kategori cukup..
Berdasarkan hasil uji statistik dengan chi square diperoleh
nilai ρValue= 0,380. Tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) jika
ρValue(0,032) > 0,05 maka H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur balita dengan
kunjungan balita ke posyandu di wilayah kerja di Puskesmas
Kemaraya.
b. Pengetahuan
Hubungan pengetahuan dengan kunjungan balita ke
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kemaraya disajikan pada
tabel 16.
62
Tabel 16. Hubungan Pengetahuan dengan Kunjungan Balita ke Posyandu di wilayah kerja di Puskesmas Kemaraya
Pengetahuan
Kunjungan Balita Jumlah Nilai
ρ Cukup
Kurang
n % n % n %
Cukup Kurang
37 8
56,1 26,7
29 22
43,9 73,3
66 30
100 100
0,014
Total 45 46,9 51 53,1 96 100
Tabel 16 menunjukkan bahwa pada balita dengan
pengetahuan cukup sebagian besar (56,1%) kunjungannya ke
posyandu dengan ketegori cukup dan pada balita dengan
pengetahuan kurang sebagian besar (73,3%) kunjungannya
dengan kategori kurang.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan chi square diperoleh
nilai ρValue= 0,014. Tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) jika
ρValue(0,014) < 0,05 maka H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan
kunjungan balita ke posyandu di Puskesmas Kemaraya.
c. Sikap
Hubungan sikap dengan kunjungan balita ke posyandu di
wilayah kerja Puskesmas Kemaraya disajikan pada tabel 17.
Tabel 17. Hubungan Sikap dengan Kunjungan Balita ke
Posyandu di wilayah kerja di Puskesmas Kemaraya
Sikap
Kunjungan Balita Jumlah Nilai
ρ Cukup
Kurang
n % n % n %
Cukup Baik Kurang Baik
38 7
55,9 25,0
30 21
44,1 75,0
68 28
100 100
0,011
Total 45 46,9 51 53,1 96 100
63
Tabel 17 menunjukkan bahwa pada sikap cukup baik
sebagian besar (55,9%) kunjungan balita ke posyandu dengan
kategori cukup dan pada sikap kurang baik sebagian besar (75%)
kunjungan balita dengan kategori kurang.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan chi square diperoleh
nilai ρValue= 0,011. Tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) jika
ρValue(0,011) < 0,05 maka H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan
kunjungan balita ke posyandu di wilayah kerja di Puskesmas
Kemaraya
d. Pekerjaan
Hubungan pekerjaan dengan kunjungan balita ke posyandu
di wilayah kerja Puskesmas Kemaraya disajikan pada tabel 18.
Tabel 18. Hubungan Pekerjaan dengan Kunjungan Balita ke Posyandu di wilayah kerja di Puskesmas Kemaraya
No Pekerjaan
Kunjungan Balita Jumlah Nilai
ρ Cukup
Kurang
n % n % n %
1. 2.
Bekerja Tidak Bekerja
4 41
18,2 55,4
18 33
81,8 44,6
22 74
100 100
0,005
Total 45 46,9 51 53,1 96 100
Tabel 18 menunjukkan bahwa dengan bekerja sebagian
besar (81,8%) kunjungan balita dengan ketegori kurang dan yang
tidak bekerja sebagian besar (55,4%) kunjungan balita dengan
kategori cukup.
64
Berdasarkan hasil uji statistik dengan chi square diperoleh
nilai ρValue= 0,005. Tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) jika
ρValue(0,005) < 0,05 maka H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan
kunjungan balita ke posyandu di wilayah kerja di Puskesmas
Kemaraya.
B. Pembahasan
1. Kunjungan Ibu Balita
Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur responden yang
< dari 20 tahun dalam penelitian ini dapat mempengaruhi keputusan
dalam membawa anaknya ke posyandu karena umur yang masih
muda menyebabkan responden belum matang dalam berfikir sehingga
memutuskan tidak membawa anaknya ke posyandu. Sedangkan ibu
yang berumur 20-35 tahun telah siap dalam perannya sebagai ibu dan
kebanyakan menginginkan kesehatan untuk anaknya dengan
mendatangi posyandu.
Menurut Wawan (2010), semakin cukup umur, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih baik daripada yang
belum cukup umur dalam berfikir dan bekerja. Hal ini disebabkan umur
mempengaruhi seseorang dalam berpikir selain itu umur juga
membuat seseorang mempunyai pengalaman dalam hidup sehingga
mampu memutuskan yang terbaik dalam kesehatan anaknya.
65
Hasil penelitian menunjukkan kunjungan balita di Posyandu
sangatlah kurang sebanyak 51 responden (53,1%). Pemanfaatan
posyandu sebagai salah satu unit kesehatan masyarakat dipengaruhi
beberapa faktor salah satunya adalah dukungan suami. Dukungan
suami merupakan dukungan yang diberikan suami dalam pengambilan
keputusan untuk menggunakan pelayanan kesehatan. Dukungan
suami dalam memantau kesehatan balita sangat dibutuhkan dalam
pemanfaatan posyandu. Dukungan suami merupakan dorongan,
motivasi terhadap istri, baik secara moral maupun material.
Kunjungan ibu balita yang kurang juga disebabkan oleh tingkat
pendidikan yang rendah (SMA) sebanyak 47 responden (49%)
sehingga untuk mendapatkan informasi tentang manfaat posyandu
bagi kesehatan balita menjadi terhambat, karena didukung oleh tingkat
pengetahuan responden yang kurang baik sehingga mempengaruhi
perilaku untuk memanfaatkan pelayanan posyandu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa balita yang kunjungannya
cukup sebanyak 45 responden (46,9%), hal tersebut disebabkan
adanya faktor kepuasan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang
terkonsentrasi pada fasilitas yang dekat dengan pasien. Jika kualitas
pelayanan ditingkatkan, maka meningkatkan penggunaan dan
cakupan pelayanan kesehatan perdesaan.
Peningkatan kualitas dimulai dari kebutuhan dan berakhir pada
persepsi pelanggan. Keduanya saling terkait. quality of care lebih
66
banyak terkait dengan ketrampilan kinerja klinis staf medis dan non
medis dan jika mutu ini kurang akan menjadi tanggungjawab ikatan
profesi untuk meningkatkannya. quality of services lebih banyak terkait
dengan manajemen program dan pelayanan kesehatan, misalnya
kualitas dan jumlah sarana dan prasarana kesehatan, mutu kebijakan
kesehatan dan penyediaan sarana pelayanan kesehatan
(management support system.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Riniwati
(2014) bahwa dari 43 responden sebagian responden dengan
kunjungan balita tida teratur sebanyak 25 orang (58,1%).
2. Hubungan Umur Dengan Kunjungan Ibu Balita Ke Posyandu
Umur balita merupakan permulaan kehidupan untuk seseorang
dan pada masa ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas,
kesadaran sosial, emosional dan intelegensi berjalan sangat cepat.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dengan umur balita ≥
1 tahun terdapat 39 responden (45,3%) yang kunjungan ibu balita
cukup karena orangtua sangat perhatian dengan kesehatan anak
balitanya dengan rutin membawa anak balitanya ke posyandu untuk
mendapatkan pemeriksaan kesehatan secara berkala, juga untuk
melakukan konsultasi gizi akan tumbuh kembang anak balitanya.
Hasil penelitian juga menunjukkan dengan umur balita < 1 tahun
terdapat 6 responden (60%) yang kunjungan ibu balita kurang. Hal ini
dipengaruhi oleh umur anak balita hingga 35 bulan merupakan umur
67
yang paling berpengaruh terhadap kunjungan karena pada umur ini
merupakan pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan
menentukan perkembangan anak selanjutnya. Khususnya balita diatas
usia 36 bulan, karena ibu balita merasa bahwa anaknya sudah
mendapatkan imunisasi lengkap dan perkembangan sosial anak
semakin bertambah.
Sesuai dengan pendapat Sri Poedji (2010) menyatakan bahwa
umur hingga 35 bulan merupakan umur yang paling berpengaruh
terhadap kunjungan karena pada umur ini merupakan pertumbuhan
dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak
selanjutnya. Khususnya balita diatas usia 36 bulan, karena ibu balita
merasa bahwa anaknya sudah mendapatkan imunisasi lengkap dan
perkembangan social anak semakin bertambah.
Menurut asumsi peneliti melihat hasil pengolahan data
menunjukkan bahwa umur balita ≥ 1 tahun terlihat kunjungannya lebih
banyak dibandingkan dengan umur < 1 tahun karena pada saat
dilakukan penelitian bersamaan dengan jadwal imunisasi rubella dan
pemberian vitamin A pada anak balita disemua fasilitas kesehatan
sedangkan yang berumur < 1 tahun dengan kunjungan balitanya tidak
teratur disebabkan karena ibu balita menganggap balitanya sudah
mendapatkan imunisasi lengkap sehingga tidak perlu melakukan
kunjungan balita seharusnya dalam tahap perkembangan balita
68
mereka harus teratur untuk datang ke posyandu agar mengetahui
perkembangan anak selanjutnya.
Berdasarkan hasil wawancara pada saat penelitian sebagian
responden mengatakan sudah pernah datang ke posyandu dan
mendapatkan imunisasi yang diperlukan. Sehingga ibu balita malas
untuk datang kembali ke posyandu.
Begitu juga halnya dengan kunjungan ibu balita ke posyandu.
Pada saat masyarakat tidak mengetahui tentang manfaat dari kegiatan
posyandu, maka masyarakat akan memandang sebelah mata pada
pelayanan yang disediakan. Artinya masyarakat tidak akan
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang disediakan karena
kurangnya pengetahuan yang mereka miliki.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Erman
(2010) tentang faktor yang berhubungan dengan partisipasi ibu balita
dalam kegiatan posyandu di Kelurahan Kayumerah Kecamatan
Limboto Kabupaten Gorontalo Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ada hubungan antara umur dengan partisipasi ibu balita dalam
kegiatan posyandu.
3. Hubungan Pengetahuan Dengan Kunjungan Ibu Balita Ke
Posyandu
Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Karena jika
69
seseorang tidak mengetahui tentang sebuah obyek, maka obyek
tersebut tidak akan menarik bagi seseorang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan cukup
sehingga kunjungan ke Posyandu cukup yaitu sebanyak 37 responden
(56,1%) karena sering mengikuti penyuluhan yang dilakukan oleh
kader dan petugas Puskesmas tentang manfaat posyandu bagi
kesehatan balita.
Faktor lain kunjungan ibu balita cukup disebabkan oleh
tingginya pengetahuan responden dan keluarga tentang pemanfaatan
pelayanan kesehatan di posyandu yang dipengaruhi oleh peran serta
petugas yang secara terus menerus memberikan informasi tentang
pentingnya pelayanan kesehatan khususnya posyandu. Selain itu
penilaian cukupnya pengetahuan berdasarkan tahu tidaknya
responden tentang posyandu, pelayanan kesehatan, tempat untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan, serta fungsi dari sebuah kegiatan
posyandu.
Semakin baik pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat, maka
akan semakin tahu akan pentingnya pencarian pengobatan. Namun,
pada masyarakat pada masyarakat dengan pengetahuan baik, maka
pencarian pengobatannya lebih memilih ke dokter praktek atau ke
rumah sakit. Sementara pada masyarakat yang memiliki pengetahuan
kurang bahkan sama sekali kurang memanfaatkan pelayanan
kesehatan balitanya di posyandu.
70
Dalam penelitian di Puskesmas Kemaraya terdapat 22
responden (73,3%) yang memiliki pengetahuan kurang sehingga
kunjungan kurang, Hal ini disebabkan tingkat pendidikan rendah (SMA)
sehingga untuk mendapatkan informasi tentang pelayanan kesehatan
di Posyandu sangat kurang.
Sementara itu tabel silang menunjukkan bahwa responden
dengan pengetahuan kurang, namun kunjungan cukup sebanyak 37
responden (56,1%). Hal ini disebabkan karena masyarakat dalam
kondisi darurat, dimana anggota keluarganya membutuhkan pelayanan
kesehatan dengan segera, dan untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan jarak yang paling dekat untuk dapat ditempuh adalah
Puskesmas Kemaraya, jadi dalam hal ini masyarakat memanfaatkan
meskipun dalam keadaan terpaksa.
Dalam penelitian ada 8 responden (26,7%) yang memiliki
pengetahuan cukup, namun kunjungan kurang. Hal ini disebabkan
karena tingkat pendidikan responden yang sebagian besar
berpendidikan SMA, dengan tingkat pendidikan yang rendah akan
mempengaruhi akses informasi mengenai pentingnya pelayanan
kesehatan di Puskesmas menjadi berkurang sehingga mempengaruhi
kunjungan responden ke posyandu.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hartati
(2013) di Desa Padaelo Kabupaten Bone yang memperoleh hasil
bahwa makin tinggi pengetahuan yang dimiliki oleh responden, maka
71
makin tinggi pula kesadaran untuk memanfaatkan pelayanan
kesehatan yang disediakan.
4. Hubungan Sikap Dengan Kunjungan Ibu Balita Ke Posyandu
Sikap yang dimiliki oleh setiap tenaga kesehatan di Puskesmas
dapat memberi pengaruh terhadap kemampuan kerja yang
dilaksanakan dimana hal ini berhubungan dengan maksimalisasi hasil
kerja demi memberikan kepuasan dan kualitas pelayanan kesehatan di
Puskesmas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap kurang baik yaitu
sebanyak 21 responden (75%) yang disebabkan rasa kecewa
responden setelah mendapatkan pelayanan. Hal ini terjadi karena
proses pelayanan kesehatan yang berjalan lambat dan waktu
pelayanan kesehatan yang lama, kesetersediaan tenaga yang kurang
dan juga bisa disebabkan oleh pelayanan kesehatan yang diberikan
petugas buruk atau tidak memuaskan.
Sikap juga mempengaruhi frekuensi kunjungan ke Posyandu hal
ini dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa semakin
kurang perilaku masyarakat menggunakan jasa dukun dalam
pengobatan maka semakin cukup pemanfaatan Posyandu. Namun
sebaliknya semakin percaya masyarakat terhadap pengobatan
tradisional maka semakin kurang memanfaatkan Posyandu.
Adanya sikap cukup baik terdapat 38 responden (55,9%) yang
melakukan kunjungan ke Puskesmas, hal ini menunjukkan bahwa ada
72
keterkaitan antara sikap dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di
Puskesmas Kemaraya. Semakin tinggi keyakinan responden, maka
semakin besar kemungkinan untuk digunakannya Puskesmas, namun
semakin rendah keyakinan masyarakat, maka akan semakin rendah
kemungkinan untuk dimanfaatkannya Puskesmas oleh masyarakat.
Faktor lain disebabkan karena pengetahuan yang cukup dan
rendahnya pendapatan, sehingga kemungkinan untuk memilih tempat
pelayanan kesehatan lain, sangat kecil kemungkinannya terjadi.
Karena di rumah sakit apalagi kalau di dokter praktek satu pelayanan
kesehatan membutuhkan biaya yang cukup tinggi kecuali jika memiliki
kartu asuransi berobat.
Sementara itu tabel silang menunjukkan bahwa responden
dengan sikap kurang baik, namun kunjungan cukup sebanyak 7
responden (25%). Hal ini disebabkan karena kemauan yang tinggi
akan peningkatan pelayanan kesehatan melalui informasi yang
diperoleh melalui penyuluhan yang pernah dilakukan di Posyandu.
Hasil penelitian juga menunjukkan sikap cukup baik namun
kunjungannya kurang sebanyak 30 responden (44,1%) disebabkan
oleh kurangnya kesadaran ibu akan kesehatan balitanya, karena masih
memegang teguh pada tradisi keluarga yang tidak memperdulikan
pelayanan posyandu khususnya imunisasi secara teratur.
Keyakinan adalah kecenderungan untuk melakukan atau tidak
melakukan hal-hal tertentu memberikan respon baik berupa respon
73
yang positif maupun yang bersifat negatif terhadap orang, objek atau
situasi juga dibuktikan bahwa sikap merupakan perasaan tertentu,
predisposisi ataupun jumlah kepercayaan tertentu yang dianjurkan
kepada objek manusia ataupun situasi.
Begitu juga halnya tanpa sikap yang positif dari pasien untuk
memanfaatkan pelayanan kesehatan, maka kemungkinan untuk
dimanfaatkannya sebuah pelayanan kesehatan sangat sulit untuk
terjadi. Karena tanpa sikap positif pasien, kemungkinan takut untuk
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang disediakan tersebut.
Melihat dari masalah tersebut di atas dalam hal ini pihak
puskesmas perlunya meningkatkan pelayanan yang prima di
masyarakat, baik pelayanan luar gedung maupun dalam gedung agar
timbul kepercayaan yang tinggi dari masyarakat.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Farida
(2012) yang menyatakan bahwa sikap seseorang berhubungan
dengan perilakunya. Penelitian tersebut tampak bahwa sikap selalu
berhubungan secara bermakna dengan perilaku seseorang. Hal ini
bisa terjadi karena sikap responden yang sudah baik untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan.
5. Hubungan Pekerjaan Dengan Kunjungan Ibu Balita Ke Posyandu
Pekerjaan adalah kegiatan yang menghasilkan diperoleh kepala
keluarga beserta anggota keluarganya yang bersumber dari sector
74
formal, sektor informal dan sub sistem dalam waktu satu bulan yang
diukur dengan rupiah
Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa ibu yang bekerja
namun kunjungan cukup sebanyak 4 responden (18,2%) karena
pengetahuan yang cukup sehingga meskipun bekerja masih
mempunyai waktu untuk membawa balitanya ke Posyandu. Hal
tersebut didasari oleh motivasi ibu untuk selalu memberikan yang
terbaik bagi balitanya.
Penelitian juga menunjukkan adanya ibu yang tidak bekerja
tetapi kunjungannya kurang sebanyak 33 responden (44,6%) karena
kurangnya pengetahuan/pemahaman ibu tentang pelayanan di
Posyandu dan juga disebabkan karena tidak adanya kunjungan oleh
petugas kesehatan.
Sementara itu tabel silang menunjukkan bahwa responden
bekerja namun kunjungan kurang sebanyak 18 responden (81,8%).
Hal ini disebabkan karena kesibukan orangtua yang selalu melupakan
jadwal imunisasi di Posyandu, serta penyuluhan tentang kesehatan
ibu dan anak yang dapat mempengaruhi kunjungan ibu balita di
posyandu.
Hasil penelitian juga menunjukkan ibu yang tidak bekerja namun
kunjungannya cukup sebanyak 41 responden (55,4%) disebabkan
adanya perhatian orangtua akan kesehatan balitanya, sehingga
banyak meluangkan waktunya untuk berkunjung saat kegiatan
75
posyandu dilaksanakan. Faktor lain adanya peran serta petugas yang
selalu memberikan penyuluhan sehingga informasi tentang manfaat
posyandu dapat diterima dengan baik .
Pada masa yang akan datang di Indonesia akan terjadi
perubahan dari negara agraris menjadi negara industri. Dengan
terjadinya peralihan itu, mengakibatkan banyak ibu yang menjadi
tenaga kerja akan menjadi terampil, seiring dengan itu diharapkan
pendidikan dan pengetahuan perempuan terhadap pengetahuan
khususnya imunisasi semakin baik.
Di Indonesia akan terjadi perubahan dari negara agraris menjadi
negara industri. Dengan terjadinya peralihan itu, mengakibatkan
banyak tenaga kerja yang kemungkinan tidak akan tertampung di
sektor industri, sehingga sebagian besar diantaranya akan terjun ke
lapangan kerja informal. Sementara itu, karena adanya perbaikan
pendidikan dan perhatian terhadap perempuan menyebabkan semakin
meningkatnya tenaga kerja perempuan, baik di sektor formal maupun
informal
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Idwar
(2014) bahwa ibu yang bekerja mempunyai banyak kesempatan untuk
mengimunisasikan bayinya dibandingkan dengan ibu yang tidak
bekerja disebabkan kurangnya informasi yang diterima ibu rumah
tangga dibandingkan dengan ibu yang bekerja.
76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian ini, maka
dapat disimpulkan bahwa :
1. Terdapat hubungan antara umur balita dengan kunjungan ibu balita ke
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kemaraya
2. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kunjungan ibu balita
ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kemaraya
3. Terdapat hubungan antara sikap dengan kunjungan ibu balita ke
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kemaraya
4. Terdapat hubungan antara pekerjaan dengan kunjungan ibu balita ke
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kemaraya
B. Saran
1. Perlu adanya kerjasama lintas sektoral yaitu antara Pemerintah
Kecamatan dalam hal ini ibu tim PKK dengan Dinkes Kabupaten dalam
rangka penyebarluasan informasi tentang pentingnya kegiatan
posyandu
2. Perlunya Dinas Kesehatan melakukan Pemantauan Wilayah
Setempat berdasarkan jumlah ibu balita yang belum pernah
melakukan kunjungan di Posyandu
3. Perlu adanya sosialisasi bagi masyarakat khususnya ibu yang sibuk
bekerja agar selalu memperhatikan kesehatan balitanya dengan selalu
hadir saat kegiatan posyandu.
4. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa dapat
mencari faktor-faktor lain yang mempengaruhi kunjungan balita di
posyandu dan menambah jumlah variabel penelitian.
77
DAFTAR PUSTAKA
Choirunisa, 2009, Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, p 11-12 Depkes RI. 2008. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota. Keputusan Menteri kesehatan RI nomor
1457/menkes/sk/x/2008
________, 2009. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta : Departemen Kesehatan RI, Penerbit Universitas Diponegoro.
________, 2010, Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga. Departemen kesehatan RI. Jakarta. ________, 2012, Buku Pengantar Kader Posyandu. Jakarta Pusat
Promosi Kesehatan Departemen RI. ________, 2015, Analisis Situasi Gizi di Kesehatan Masyarakat Tahun
2015. Departemen Kesehatan RI. Jakarta: Dinkes Prov. Sultra, 2016. Profil Dinkes Prov. Sultra. Kendari Erman, I. 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ibu yang
mempunyai balita 0-5 tahun ke posyandu di kelurahan Lubuk Tanjung wilayah kerja Puskesmas Perumnas Kota Lubuklinggau tahun 2010. http://www.poltekkespalembang.ac.id. Diakses pada tanggal 17 Juli 2018
Farida. 2012. Survey pengetahuan sikap dan praktek masyarakat di Jawa
Barat terhadap kesehatan. Ophthalmologica Indonesiana Feryadi, 2009, Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita dengan
Kunjungan ke Posyandu Kelurahan Bara-Baraya Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Bara-Baraya Makassar : Universitas Hasanuddin.
Hartati, 2013. Studi tentang Pemanfaatan Pelayanan Puskesmas di Desa
Padaelo Kec, Kajura Kab. Bone, Skripsi Unhas, Makassar. Hetty dkk, 2017. Faktor Penyebab Penurunan Kunjungan Bayi di
Posyandu Puskesmas Langsat Pekanbaru. Journal Endurance 2(2) June 2017 (168-177)
78
Hurlock, 2010, Temu Karya Kader Posyandu dan Kader PKK se- Wilayah Purwakarta. http:www.purwakarta.go.id. Diakses 25 Desember 2017
Idwar, 2014, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Imunisasi
Hepatitis B pada bayi (0-1 bulan) di Kabupaten Aceh Besar Daerah Istimewa Aceh Tahun 1999, Akses 20 Juli 2018
Indah, 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Minat Ibu
Terhadap Kunjungan Ke Posyandu di Kelurahan Kembangarum Kota Semarang Tahun 2014. Skripsi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
Isnaeni dkk, 2015. Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Balita di
Posyandu Desa Bulak Lor Wilayah Kerja Puskesmas Jatibarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.1, No.2 Agustus 2015
Jumaide, 2011. Ketaatan Ibu Balita Pada Kunjungan Posyandu di
Kelurahan Bonto-Bonto Kecamatan Ma‟rang Kabupaten Pangkep. Skripsi Universitas Veteran Republik Indonesia Makassar
Kemenkes RI, 2012. Kinerja Dua Tahun Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia ________, 2014. Profile Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta : Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia Nain, 2010, Pengaruh Media Massa terhadap Masyarakat. Jurnal
Kesehatan. Diakses 22 Desember 2017 Notoatmodjo, 2011. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. PT.
Rineka Cipta. Poltekkes. 2017. Panduan Penulisan Skripsi Politeknik Kesehatan Kendari
Program Studi Diploma IV. Kendari Puskesmas Kemaraya, 2018. Data Sekunder Puskesmas Kemaraya.
Kendari Rahayu dkk, 2016. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu
Dalam Melakukan Kunjungan Ke Posyandu. Jurnal vokasi Kesehatan, Volume 42 II Nomor 1 Januari 2016
Riduwan, 2010. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Alfabeta, Bandung
79
Rinawati, 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Rendahnya Kunjungan Balita Ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sabang. Skripsi STIKes U‟Budiyah Banda Aceh
Sanny dkk, 2014. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu dalam Pemenuhan Gizi Balita: Sebuah survai jurnal penelitian indonesia, Volume 17, no. 3, November 2014, hal 88-94
Sri, Oktarina, 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemanfaatan Posyandu Oleh Ibu Balita di Kelurahan Kurao Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Kota Padang Tahun 2015
Sri Poedji, 2010, Posyandu Sebuah Konsep pendekatan Hak Anak dan Perempuan. http://www.indomedia.com. Diakses 15 Juli 2018.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif. Kualitatif dan R & D.
Alfabeta. Bandung. Syaflini A, 2011, Pedoman Penyuluhan kesehatan Masyarakat Bagi
Petugas Puskesmas. Jakarta Syafriadi, 2012. Pemanfaatan Puskesmas Baru di Kabupaten Muko-Muko
Provinsi Bengkulu, Magister Kebijakan dan Manajemen Pelayanan
Kesehatan, Bengkulu
Wati, I.K. 2014. Faktor–faktor yang berhubungan dengan Minat Ibu Terhadap Kunjungan ke Posyandu di Kelurahan Kembang Arum Kota Semarang. Skripsi. Stikes Ngudi Waluyo.
Wawan A. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika. Zulkifli, 2010, Posyandu dan Kader Kesehatan. USU : FKM (Fakultas
Kesehatan Masyarakat).
80
Lampiran 1
LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN
Kepada
Yth, Bapak/Ibu/Saudara(i)
Di
Tempat
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir di Politeknik
Kesehatan Kendari, maka saya :
Nama : Hasriyani
Nim : P00313017056
Status : Mahasiswa Poltekkes Program Studi Diploma IV Jurusan
Gizi
Akan melakukan penelitian dengan judul “Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Kunjungan Ibu Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas
Kemaraya Kota Kendari ”. Untuk kepentingan tersebut, saya mohon
kesediaan Bapak/ibu untuk berkenan menjadi subyek penelitian (dijadikan
sampel). Identitas dan informasi yang berkaitan dengan Bapak/ibu
dirahasiakan oleh Peneliti.
Atas partisipasi dan dukungannya, saya ucapkan banyak terima
kasih
Kendari, Januari 2018 Responden
_______________
81
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(INFORMEND CONCENT)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Alamat :
menyatakan bersedia menjadi subyek (responden) dalam penelitian dari :
Nama : Hasriyani
Nim : P00313017056
Judul : Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Ibu Balita ke
Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya Kota
Kendari
Informasi yang diberikan pada penelitian ini tidak akan memberikan
dampak dan risiko apapun pada subyek penelitian, karena semata-mata untuk
kepentingan peneliti. Saya telah diberi kesempatan untuk bertanya mengenai
hal-hal yang belum di mengerti dan telah mendapatkan jawaban yang jelas.
Demikian pernyataan ini dengan sukarela tanpa ada paksaan dari pihak
manapun, semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Kendari, Januari 2018 Responden
_______________
82
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN IBU BALITA
KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEMARAYA KOTA KENDARI
A. Karakteristik Responden
1. Kode sampel : 2. Nama : 3. Umur : .....Tahun 4. Pendidikan : a. SD
b. SMP c. SMA d. Diploma e. Perguruan Tinggi f. Tidak Sekolah
5. Pekerjaan : a. Pedagang b. Wiraswasta c. PNS d. Ibu Rumah Tangga
6. Alamat :
B. Karakteristik Anak Balita 1. Nama anak balita : 2. Umur : 3. Berat badan penimbangan terakhir :
83
C. Kunjungan Ibu ke Posyandu Kehadiran ibu ke Posyandu dengan melihat KMS dan Buku Register Posyandu pada kader atau bidan. (beri tanda √ pada kolom hadir /tidak hadir sesuai dengan bulan penimbangan)
No Bulan Penimbangan Tingkat Partisipasi Ibu
Hadir Tidak hadir
1 Juli 2017
2 Agustus 2017
3 September 2017
4 Oktober 2017
5 November 2017
6 Desember 2017
7 Januari 2018
8 Februari 2018
9 Maret 2018
10 April 2018
11 Mei 2018
12 Juni 2018
C. Pengetahuan Ibu
1. Menurut ibu, berapa kali kegiatan Posyandu dilakukan ? a. 1 kali setiap bulan (1) b. 2 kali setiap bulan (0) c. 3-4 kali setiap bulan (0) d. 1 kali dalam 2 bulan (0)
2. Menurut ibu, kegiatan apa saja dilakukan di Posyandu? (boleh diisi lebih dari satu) a. Imunisasi dan menimbang bayi/balita (1) b. Pemeriksaan Ibu hamil dan KB (1) c. Penyuluhan Kesehatan (1) d. Tidak Tahu (0)
3. Menurut ibu, anak umur berapakah yang perlu di timbang? a. Anak balita (0-5 tahun) (1) b. Bayi saja (0-1 tahun) (0) c. Semua anak (0) d. Tidak Tahu (0)
4. Apakah manfaat menimbangkan balita secara teratur tiap bulan ke Posyandu ? (boleh diisi lebih dari satu) a. Anak akan sehat (1) b. Anak sehat, dan dapat menjalin pertemanan dengan ibu balita
lainnya (1) c. Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak (1) d. Tidak Tahu (0)
84
5. KMS (Kartu Menuju Sehat) Apa kegunaan KMS tersebut ? (boleh diisi lebih dari satu) a. Sebagai alat untuk melihat berat badan anak (1) b. Sebagai alat untuk memantau kesehatan anak dan
pertumbuhan anak (1) c. Sebagai syarat yang harus dibawa untuk menimbang balita (1) d. Tidak Tahu (0)
6. Menurut ibu, bagaimana keadaan anak apabila umur balita bertambah tetapi berat badan tidak naik 3 kali berturut-turut bahkan mengalami penurunan berat badan ? a. Anak mengalami gangguan pertumbuhan dan kemungkinan
mengalami sakit (1) b. Anak sehat, semakin bertambah usia semakin aktif
menyebabkan berat badan menurun (0) c. Pertumbuhan anak sehat (0) d. Tidak Tahu (0)
7. Pada KMS terdapat batasan garis Hijau, Apa artinya jika berat badan anak berada diatas garis hijau 3 kali berturut-turut ? a. Pertumbuhan badannya tumbuh secara normal (1) b. Anak mengalami gangguan pertumbuhan, anak berisiko
kekurangan gizi (0) c. Pertumbuhan Anak Tidak Sehat (0) d. Tidak Tahu (0)
8. Pada KMS terdapat batasan garis Merah, Apa artinya jika berat badan anak berada dibawah garis Merah 3 kali berturut-turut ? a. Anak mengalami gangguan pertumbuhan, anak mengalami
kekurangan gizi (1) b. Pertumbuhan Anak Sehat (0) c. Pertumbuhan badannya tumbuh secara normal (0) d. Tidak Tahu (0)
9. Menurut ibu, kapankah seharusnya anak pertama kali ditimbang ? a. Sejak lahir (1) b. Kapan saja (0) c. Tidak Tahu (0)
10. Menurut ibu, selanjutnya kapan sajakah anak balita harus ditimbang? a. Setiap bulan secara teratur (1) b. Kapan saja (0) c. Tidak Tahu (0)
85
D. Sikap Ibu No Pernyataan SS S RR TS STS 1 Setiap ada jadwal posyandu, bayi
dan balita harus di bawa ke posyandu
2 Membawa balita ke posyandu untuk mengetahui gejala dini masalah kesehatan balita
3 Pemeriksaan yang ada di posyandu sangat penting dilakukan agar balita hidup sehat
4 Membawa balita ke posyandu untuk ditimbang sampai berumur 2 tahun
5 Meninggalkan pekerjaan sementara waktu untuk mengikuti kegiatan posyandu
6 Selalu ingat jadwal kegiatan posyandu
7 Selalu memantau pertumbuhan balita lewat KMS (Kartu Menuju Sehat)
8 Selalu berkonsultasi kepada kader atau petugas tentang pertumbuhan balita
9. Membawa balita ke Posyandu untuk ditimbang walaupun ibu tidak memiliki KMS
10. Anak berbadan gemuk dan tampak sehat maka perlu setiap bulan mengikuti penimbangan balita ke Posyandu
Keterangan : 1. (SS) Sangat Setuju (5) 2. (S) Setuju (4) 3. (RR) Ragu-Ragu (3) 4. (TS) Tidak Setuju (2) 5. (STS) Sangat Tidak Setuju (1) Sumber Kutipan : Jumaide (2011)
86
La
mp
ira
n 4
Um
ur
Um
ur
Be
rat
Bad
an
Um
ur
(Tah
un
)B
alita
( B
ula
n)
Balita
(kg
)Ju
mla
hK
rite
ria
Balita
Sko
r (%
)K
rite
ria
Sko
r (%
)K
rite
ria
1N
y.R
OS
25
SM
PIR
T53
13.8
8 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
50
Kura
ng
60
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
2N
y.M
R28
SM
AIR
T60
13
6 K
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
60
Cuku
p70
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
3N
y.LN
25
SM
AIR
T40
10.2
8 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
70
Cuku
p80
Kura
ng B
aik
Tid
ak
Beke
rja
4N
y.R
F42
SD
PE
DA
GA
NG
50
15.5
5 k
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
50
Kura
ng
60
Kura
ng B
aik
Beke
rja
5N
y.A
J28
S1
PN
S15
10.1
8 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
40
Kura
ng
60
Cuku
p B
aik
Beke
rja
6N
y.A
T22
SM
AIR
T58
13
8 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
80
Cuku
p50
Kura
ng B
aik
Tid
ak
Beke
rja
7N
y.H
L17
SM
AIR
T19
10.2
8 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
50
Kura
ng
80
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
8N
y.R
US
31
SM
AIR
T54
15
7 K
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
50
Kura
ng
50
Kura
ng B
aik
Tid
ak
Beke
rja
9N
y.Y
N27
SM
AIR
T24
10
6 K
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
40
Kura
ng
60
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
10
Ny.
SS
T36
SM
AIR
T30
10
8 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
80
Cuku
p50
Kura
ng B
aik
Tid
ak
Beke
rja
11
Ny.
DN
31
SD
IRT
13
8.7
6 K
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
40
Kura
ng
50
Kura
ng B
aik
Tid
ak
Beke
rja
12
Ny.
PA
30
S1
IRT
56
10.3
8 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
50
Kura
ng
60
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
13
Ny.
WD
29
S1
PN
S20
11
5 k
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
90
Cuku
p70
Cuku
p B
aik
Beke
rja
14
Ny.
RS
21
SM
AIR
T8
98 K
ali
Cuku
p<
1 T
ahun
80
Cuku
p60
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
15
Ny.
RI
28
SM
PIR
T21
95 k
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
50
Kura
ng
60
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
16
Ny.
SM
25
SM
AIR
T10
8.1
8 K
ali
Cuku
p<
1 T
ahun
70
Cuku
p60
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
17
Ny.
DW
29
S1
PN
S36
14
7 K
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
50
Kura
ng
60
Cuku
p B
aik
Beke
rja
18
Ny.
FP
28
S1
WIR
AS
WA
ST
A18
13
8 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
40
Kura
ng
70
Cuku
p B
aik
Beke
rja
19
Ny.
SLH
36
SM
AW
IRA
SW
AS
TA
60
15
7 K
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
40
Kura
ng
70
Cuku
p B
aik
Beke
rja
20
Ny.
SN
45
SM
AIR
T16
11.7
8 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
80
Cuku
p50
Kura
ng B
aik
Tid
ak
Beke
rja
21
Ny.
SH
35
SM
PIR
T11
11.7
8 K
ali
Cuku
p<
1 T
ahun
50
Kura
ng
50
Kura
ng B
aik
Tid
ak
Beke
rja
22
Ny.
IN28
S1
WIR
AS
WA
ST
A18
9.8
6 K
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
50
Kura
ng
50
Kura
ng B
aik
Beke
rja
23
Ny.
MR
20
D3
IRT
19
10
5 k
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
90
Cuku
p60
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
24
Ny.
TR
28
SM
PIR
T30
10
7 K
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
40
Kura
ng
40
Kura
ng B
aik
Tid
ak
Beke
rja
25
Ny.
SR
29
SM
AIR
T19
10.2
6 K
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
80
Cuku
p80
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
26
Ny.
BD
21
SM
PIR
T42
13.1
8 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
50
Kura
ng
50
Kura
ng B
aik
Tid
ak
Beke
rja
27
Ny.
HN
34
SM
PIR
T13
8.8
8 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
70
Cuku
p80
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
28
Ny.
SR
M32
D3
IRT
39
14
5 k
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
70
Cuku
p50
Kura
ng B
aik
Tid
ak
Beke
rja
29
Ny.
KS
32
SM
PIR
T53
16
5 k
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
80
Cuku
p80
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
30
Ny.
DN
35
D3
PN
S29
15
7 K
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
90
Cuku
p60
Cuku
p B
aik
Beke
rja
31
Ny.
TI
33
S1
IRT
26
12
8 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
60
Cuku
p70
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
32
Ny.
EV
32
SM
PIR
T52
13.5
7 K
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
50
Kura
ng
80
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
33
Ny.
HE
R35
S1
PN
S48
15
6 K
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
60
Cuku
p50
Kura
ng B
aik
Beke
rja
34
Ny.
ER
40
S1
PN
S19
14
7 K
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
60
Cuku
p60
Cuku
p B
aik
Beke
rja
35
Ny.
FM
32
SM
PIR
T24
11
7 K
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
40
Kura
ng
50
Kura
ng B
aik
Tid
ak
Beke
rja
36
Ny.
AR
M30
D3
IRT
15
11.5
8 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
40
Kura
ng
60
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
Ku
nju
ng
an
Balita
Pe
ng
eta
hu
an
KO
TA
KE
ND
AR
I
Sik
ap
Pe
ke
rjaan
MA
ST
ER
TA
BE
L P
EN
EL
ITIA
N
HU
BU
NG
AN
UM
UR
BA
LIT
A, P
EN
GE
TA
HU
AN
, S
IKA
P D
AN
PE
KE
RJ
AA
N IB
U D
EN
GA
N K
UN
JU
NG
AN
IB
U B
AL
ITA
KE
PO
SY
AN
DU
DI W
ILA
YA
H K
ER
JA
PU
SK
ES
MA
S K
EM
AR
AY
A
No
Pe
nd
idik
an
Pe
ke
rjaan
Nam
a
87
37
Ny.
VI
30
SM
AIR
T48
15.5
5 k
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
50
Kura
ng
70
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
38
Ny.
NF
T27
SM
AIR
T36
12.4
5 k
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
60
Cuku
p60
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
39
Ny.
AS
35
SM
AIR
T20
12
6 K
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
40
Kura
ng
60
Kura
ng B
aik
Tid
ak
Beke
rja
40
Ny.
WD
W29
SM
PIR
T44
14
6 K
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
40
Kura
ng
60
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
41
Ny.
RM
32
D3
PN
S60
16
7 K
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
50
Kura
ng
60
Cuku
p B
aik
Beke
rja
42
Ny.
SS
19
SM
AIR
T15
10.4
8 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
60
Cuku
p70
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
43
Ny.
AS
M28
SM
AIR
T9
13
5 k
ali
Kura
ng
< 1
Tahun
40
Kura
ng
50
Kura
ng B
aik
Tid
ak
Beke
rja
44
Ny.
YL
25
S1
IRT
41
16
6 K
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
40
Kura
ng
70
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
45
Ny.
KR
22
SM
AIR
T20
10.4
8 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
60
Cuku
p80
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
46
Ny.
MR
N30
D3
IRT
10
9.2
5 k
ali
Kura
ng
< 1
Tahun
70
Cuku
p90
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
47
Ny.
FT
36
SM
AIR
T13
8.8
6 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
70
Cuku
p80
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
48
Ny.
TT
30
SM
AW
IRA
SW
AS
TA
19
10
8 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
80
Cuku
p80
Cuku
p B
aik
Beke
rja
49
Ny.
NR
32
SM
AIR
T33
12
8 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
90
Cuku
p70
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
50
Ny.
RN
31
SM
AIR
T15
98 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
80
Cuku
p60
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
51
Ny.
JMR
29
SM
AIR
T14
9.5
8 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
70
Cuku
p60
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
52
Ny.
AM
30
SM
PIR
T18
9.9
5 k
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
50
Kura
ng
60
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
53
Ny.
ML
29
D3
PN
S14
10
6 K
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
70
Cuku
p50
Kura
ng B
aik
Beke
rja
54
Ny.
NH
31
SM
AIR
T24
11
5 k
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
70
Cuku
p50
Kura
ng B
aik
Tid
ak
Beke
rja
55
Ny.
NR
30
SM
AIR
T35
13
6 K
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
80
Cuku
p60
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
56
Ny.
IK30
SM
AIR
T12
8.6
8 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
90
Cuku
p50
Kura
ng B
aik
Tid
ak
Beke
rja
57
Ny.
NR
H29
SM
AIR
T22
13
8 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
60
Cuku
p60
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
58
Ny.
RL
31
S1
PN
S15
12
5 k
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
50
Kura
ng
50
Kura
ng B
aik
Beke
rja
59
Ny.
MD
35
SM
AIR
T11
11.8
6 K
ali
Cuku
p<
1 T
ahun
70
Cuku
p70
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
60
Ny.
UF
27
SM
PIR
T16
9.2
8 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
70
Cuku
p70
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
61
Ny.
SR
21
SM
AIR
T19
14
8 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
80
Cuku
p70
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
62
Ny.
PI
30
SM
PIR
T10
9.5
5 k
ali
Kura
ng
< 1
Tahun
90
Kura
ng
50
Kura
ng B
aik
Tid
ak
Beke
rja
63
Ny.
SR
25
SM
PIR
T29
14
6 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
80
Cuku
p70
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
64
Ny.
MD
35
S1
PN
S16
11
5 k
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
50
Kura
ng
80
Cuku
p B
aik
Beke
rja
65
Ny.
WU
L25
SM
AIR
T13
10
8 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
70
Cuku
p80
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
66
Ny.
NR
36
SM
AP
NS
23
10
5 K
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
70
Cuku
p80
Cuku
p B
aik
Beke
rja
67
Ny.
NR
S20
SM
PIR
T23
10
8 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
80
Cuku
p70
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
68
Ny.
DS
30
S1
WIR
AS
WA
ST
A10
10
5 k
ali
Kura
ng
< 1
Tahun
90
Cuku
p80
Cuku
p B
aik
Beke
rja
69
Ny.
TR
27
S1
IRT
I27.5
8 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
70
Cuku
p90
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
70
Ny.
ST
23
S1
IRT
13
9.9
8 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
70
Cuku
p80
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
71
Ny.
SR
30
S1
WIR
AS
WA
ST
A11
14
8 K
ali
Cuku
p<
1 T
ahun
80
Cuku
p70
Cuku
p B
aik
Beke
rja
72
Ny.
WE
25
SM
AIR
T21
13
8 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
90
Cuku
p80
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
73
Ny.
SN
27
SM
AIR
T16
10.5
8 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
70
Cuku
p80
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
74
Ny.
ML
20
SM
AIR
T18
10
6 K
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
70
Cuku
p50
Kura
ng B
aik
Tid
ak
Beke
rja
75
Ny.
YM
28
SM
PIR
T24
11
7 K
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
80
Cuku
p50
Kura
ng B
aik
Tid
ak
Beke
rja
76
Ny.
TL
35
S1
PN
S28
11.7
6 K
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
90
Cuku
p60
Cuku
p B
aik
Beke
rja
77
Ny.
WA
29
SM
AIR
T22
10.5
7 K
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
70
Cuku
p60
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
78
Ny.
JN27
SM
AIR
T27
10
6 K
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
70
Cuku
p50
Kura
ng B
aik
Tid
ak
Beke
rja
79
Ny.
MN
32
SM
PIR
T22
9.2
8 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
80
Cuku
p80
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
88
80
Ny.
NM
21
SM
PIR
T30
11
8 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
90
Cuku
p70
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
81
Ny.
AG
30
SM
AIR
T39
11
7 K
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
80
Cuku
p80
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
82
Ny.
IN25
SM
AIR
T26
10
6 K
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
50
Kura
ng
50
Kura
ng B
aik
Tid
ak
Beke
rja
83
Ny.
MR
27
SM
AIR
T26
11.3
8 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
60
Cuku
p60
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
84
Ny.
HJ
31
SM
AIR
T23
12
5 k
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
70
Cuku
p60
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
85
Ny.
RM
18
SM
PIR
T19
9.8
8 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
80
Cuku
p80
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
86
Ny.
RS
24
SM
AIR
T45
13
7 K
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
90
Cuku
p50
Kura
ng B
aik
Tid
ak
Beke
rja
87
Ny.
HL
29
SM
AIR
T19
8.8
8 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
70
Cuku
p70
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
88
Ny.
ND
19
SM
PIR
T26
10
8 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
70
Cuku
p70
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
89
Ny.
AS
27
SM
AIR
T17
95 k
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
80
Cuku
p70
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
90
Ny.
TT
28
SM
AIR
T19
9.8
8 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
70
Cuku
p80
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
91
Ny.
IR26
SM
AIR
T24
11.7
7 K
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
80
Cuku
p80
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
92
Ny.
MN
30
S1
PN
S18
8.2
6 K
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
90
Cuku
p50
Kura
ng B
aik
Beke
rja
93
Ny.
NA
21
SM
PIR
T23
10.5
8 K
ali
Cuku
p>
1 T
ahun
70
Cuku
p60
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
94
Ny.
LI
27
SM
AIR
T11
10.9
8 K
ali
Cuku
p<
1 T
ahun
70
Cuku
p60
Cuku
p B
aik
Tid
ak
Beke
rja
95
Ny.
MS
35
SM
AP
NS
31
14.7
7 K
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
80
Cuku
p50
Kura
ng B
aik
Beke
rja
96
Ny.
HN
30
S1
PN
S33
14.3
5 K
ali
Kura
ng
> 1
Tahun
90
Cuku
p80
Cuku
p B
aik
Beke
rja
89
Lampiran 5
KARAKTERISTIK RESPONDEN
Umur
8 8,3 8,3 8,3
11 11,5 11,5 19,8
33 34,4 34,4 54,2
29 30,2 30,2 84,4
15 15,6 15,6 100,0
96 100,0 100,0
< 20 th
20-24 th
25-29 th
30-34 th
>35 th
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Pendidikan
2 2,1 2,1 2,1
21 21,9 21,9 24,0
47 49,0 49,0 72,9
9 9,4 9,4 82,3
17 17,7 17,7 100,0
96 100,0 100,0
SD
SMP
SMA
Diploma
Perguruan Tinggi
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Pekerjaan
1 1,0 1,0 1,0
6 6,3 6,3 7,3
15 15,6 15,6 22,9
74 77,1 77,1 100,0
96 100,0 100,0
Pedagang
Wiraswasta
PNS
Ibu Rumah Tangga
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
90
ANALISIS UNIVARIAT
Umur Balita
10 10,4 10,4 10,4
42 43,8 43,8 54,2
23 24,0 24,0 78,1
8 8,3 8,3 86,5
13 13,5 13,5 100,0
96 100,0 100,0
0-11 Bulan
12-23 Bulan
24-35 Bulan
36-47 Bulan
48-59 Bulan
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Berat Badan Balita
48 50,0 50,0 50,0
39 40,6 40,6 90,6
9 9,4 9,4 100,0
96 100,0 100,0
6,0-10,1
11,0-14,5
15,0-34,0
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Kunjungan Ibu Balita
45 46,9 46,9 46,9
51 53,1 53,1 100,0
96 100,0 100,0
Cukup
Kurang
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
91
ANALISIS BIVARIAT
Umur Balita
86 89,6 89,6 89,6
10 10,4 10,4 100,0
96 100,0 100,0
> 1 Tahun
< 1 Tahun
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Pengetahuan
66 68,8 68,8 68,8
30 31,3 31,3 100,0
96 100,0 100,0
Cukup
Kurang
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Sikap
68 70,8 70,8 70,8
28 29,2 29,2 100,0
96 100,0 100,0
Cukup Baik
Kurang Baik
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Pekerjaan
22 22,9 22,9 22,9
74 77,1 77,1 100,0
96 100,0 100,0
Bekerja
Tidak Bekerja
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
92
Umur Balita * Kunjungan Ibu Balita
Umur Balita * Kunjungan Ibu Balita Crosstabulation
39 47 86
45,3% 54,7% 100,0%
86,7% 92,2% 89,6%
40,6% 49,0% 89,6%
6 4 10
60,0% 40,0% 100,0%
13,3% 7,8% 10,4%
6,3% 4,2% 10,4%
45 51 96
46,9% 53,1% 100,0%
100,0% 100,0% 100,0%
46,9% 53,1% 100,0%
Count
% within Umur Balita
% within Kunjungan
Ibu Balita
% of Total
Count
% within Umur Balita
% within Kunjungan
Ibu Balita
% of Total
Count
% within Umur Balita
% within Kunjungan
Ibu Balita
% of Total
> 1 Tahun
< 1 Tahun
Umur
Balita
Total
Cukup Kurang
Kunjungan Ibu Balita
Total
Chi-Square Tests
,772 b 1 ,032 ,296 1 ,586
,773 1 ,379 ,508 ,293
,764 1 ,382
96
Pearson Chi-Square
Continuity Correction a
Likelihood Ratio Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Computed only for a 2x2 table a.
1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,69.
b.
93
Pengetahuan * Kunjungan Ibu Balita
Crosstab
37 29 66
56,1% 43,9% 100,0%
82,2% 56,9% 68,8%
38,5% 30,2% 68,8%
8 22 30
26,7% 73,3% 100,0%
17,8% 43,1% 31,3%
8,3% 22,9% 31,3%
45 51 96
46,9% 53,1% 100,0%
100,0% 100,0% 100,0%
46,9% 53,1% 100,0%
Count
% within Pengetahuan
% within Kunjungan
Ibu Balita
% of Total
Count
% within Pengetahuan
% within Kunjungan
Ibu Balita
% of Total
Count
% within Pengetahuan
% within Kunjungan
Ibu Balita
% of Total
Cukup
Kurang
Pengetahuan
Total
Cukup Kurang
Kunjungan Ibu Balita
Total
Symmetric Measures
,290 ,380 ,090 ,380
96
Phi Cramer's V
Nominal by Nominal
N of Valid Cases
Value Approx. Sig.
Not assuming the null hypothesis. a.
Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
b.
94
Sikap * Kunjungan Ibu Balita
Chi-Square Tests
7,156b 1 ,007
6,024 1 ,014
7,391 1 ,007
,009 ,007
7,081 1 ,008
96
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Computed only for a 2x2 tablea.
0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
14,06.
b.
Symmetric Measures
,273 ,007
,273 ,007
96
Phi
Cramer's V
Nominal by
Nominal
N of Valid Cases
Value Approx. Sig.
Not assuming the null hypothes is.a.
Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis.
b.
95
Sikap * Kunjungan Ibu Balita Crosstabulation
38 30 68
55,9% 44,1% 100,0%
84,4% 58,8% 70,8%
39,6% 31,3% 70,8%
7 21 28
25,0% 75,0% 100,0%
15,6% 41,2% 29,2%
7,3% 21,9% 29,2%
45 51 96
46,9% 53,1% 100,0%
100,0% 100,0% 100,0%
46,9% 53,1% 100,0%
Count
% within Sikap
% within Kunjungan
Ibu Balita
% of Total
Count
% within Sikap
% within Kunjungan
Ibu Balita
% of Total
Count
% within Sikap
% within Kunjungan
Ibu Balita
% of Total
Cukup Baik
Kurang Baik
Sikap
Total
Cukup Kurang
Kunjungan Ibu Balita
Total
Chi-Square Tests
7,596b 1 ,006
6,406 1 ,011
7,894 1 ,005
,007 ,005
7,517 1 ,006
96
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Computed only for a 2x2 tablea.
0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
13,13.
b.
96
Pekerjaan * Kunjungan Ibu Balita
Symmetric Measures
,281 ,006
,281 ,006
96
Phi
Cramer's V
Nominal by
Nominal
N of Valid Cases
Value Approx. Sig.
Not assuming the null hypothes is.a.
Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis.
b.
Pekerjaan * Kunjungan Ibu Balita Crosstabulation
4 18 22
18,2% 81,8% 100,0%
8,9% 35,3% 22,9%
4,2% 18,8% 22,9%
41 33 74
55,4% 44,6% 100,0%
91,1% 64,7% 77,1%
42,7% 34,4% 77,1%
45 51 96
46,9% 53,1% 100,0%
100,0% 100,0% 100,0%
46,9% 53,1% 100,0%
Count
% within Pekerjaan
% within Kunjungan
Ibu Balita
% of Total
Count
% within Pekerjaan
% within Kunjungan
Ibu Balita
% of Total
Count
% within Pekerjaan
% within Kunjungan
Ibu Balita
% of Total
Bekerja
Tidak Bekerja
Pekerjaan
Total
Cukup Kurang
Kunjungan Ibu Balita
Total
97
Chi-Square Tests
9,436b 1 ,002
8,000 1 ,005
10,128 1 ,001
,003 ,002
9,338 1 ,002
96
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Computed only for a 2x2 tablea.
0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
10,31.
b.
Symmetric Measures
-,314 ,002
,314 ,002
96
Phi
Cramer's V
Nominal by
Nominal
N of Valid Cases
Value Approx. Sig.
Not assuming the null hypothes is.a.
Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis.
b.
98
DOKUMENTASI PENELITIAN
HUBUNGAN UMUR BALITA, PENGETAHUAN, SIKAP DAN PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN IBU BALITA KE POSYANDU
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEMARAYA KOTA KENDARI
99
DOKUMENTASI PENELITIAN
HUBUNGAN UMUR BALITA, PENGETAHUAN, SIKAP DAN PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN IBU BALITA KE POSYANDU
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEMARAYA KOTA KENDARI
100
DOKUMENTASI PENELITIAN
HUBUNGAN UMUR BALITA, PENGETAHUAN, SIKAP DAN PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN IBU BALITA KE POSYANDU
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEMARAYA KOTA KENDARI
101
DOKUMENTASI PENELITIAN
HUBUNGAN UMUR BALITA, PENGETAHUAN, SIKAP DAN PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN IBU BALITA KE POSYANDU
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEMARAYA KOTA KENDARI
102
NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN UMUR BALITA, PENGETAHUAN, SIKAP DAN PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN IBU BALITA
KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEMARAYA KOTA KENDARI
Penyusun :
Hasriyani NIM P00313017056
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
PROGRAM DIPLOMA IV GIZI 2018
103
LEMBAR PENGESAHAN
Naskah publikas berjudul “Hubungan Umur Balita, Pengetahuan, Sikap
dan Pekerjaan Ibu dengan Kunjungan Ibu Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja
Puskesmas Kemaraya Kota Kendari” telah disetujui dan dipertahankan di depan
dewan penguji saat Seminar Skripsi.
Kendari, Agustus 2018
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Rosnah, STP., MPH Rasmaniar, SKM., M.Kes NIP.19710522 200112 2 001 NIP.19780706 200112 2 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kendari
Sri Yunanci V.G, SST., MPH NIP. 19691006 199203 2 002
104
105
HUBUNGAN UMUR BALITA, PENGETAHUAN, SIKAP DAN PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN IBU BALITA KE
POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEMARAYA KOTA KENDARI
Hasriyani dengan bimbingan Risma dan Rasmaniar
INTISARI
Latar belakang : Pemantauan berat badan balita akan berhasil dengan baik
apabila ada partisipasi aktif dari masyarakat yang ditandai dengan tingkat
kehadiran ibu menimbangkan anaknya di posyandu
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan umur balita,
pengetahuan, sikap dan pekerjaan ibu dengan kunjungan ibu balita ke posyandu
di wilayah kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan
menggunakan rancangan cross sectional study. Sampel dalam penelitian ini
adalah ibu yang mempunyai anak balita yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Kemaraya Kota Kendari. Analisis ini digunakan untuk mengetahui persentase
dari tiap variabel independent dan variabel dependent. Analisis Bivariat untuk
melihat hubungan antara variabel bebas dan terikat
Hasil : Analisis univariat menunjukkan sebagian besar 46,9% kunjungan balita
dengan kategori cukup. umur balita terbanyak yaitu ≥ 1 tahun sebanyak 86
(89,6%). Sebagian besar 68,8% pengetahuan dengan kategori cukup. Sebagian
besar 70,8% sikap dengan kategori cukup. Analisis bivariat menunjukkan bahwa
dengan umur balita ≥ 1 tahun terdapat 39 responden (45,3%) yang kunjungan
balita cukup, dengan pengetahuan cukup terdapat 37 responden (56,1%) yang
kunjungan balita cukup, dengan sikap cukup baik terdapat 38 responden (55,9%)
yang kunjungan balita cukup, dengan bekerja terdapat 4 responden (19%) yang
kunjungan balita cukup.
Kesimpulan : ada hubungan antara umur balita, pengetahuan, sikap, pekerjaan
dengan kunjungan balita. Disarankan perlu adanya kerjasama lintas sektoral
yaitu antara Pemerintah Kecamatan dalam hal ini ibu tim PKK dengan Dinkes
Kabupaten dalam rangka penyebarluasan informasi tentang pentingnya kegiatan
posyandu
Kata kunci : Kunjungan balita, umur balita, pengetahuan, sikap dan
pekerjaan
106
RELATION OLD AGE THE BALITA, KNOWLEDGE, ATTITUDE AND MOTHER
WORK WITH THE VISIT OF MOTHER BALITA TO POSYANDU IN REGION
WORK THE PUSKESMAS
KEMARAYA TOWN KENDARI
Hasriyani supervised by Risma and Rasmaniar
ABSTRAC
Background : Heavy Monitoring of body balita will succeed better if there is
active participation from society marked with the storey;level of mother
attendance weigh out its child in posyandu
Target : This Research aim to to know the relation old age the balita, knowledge,
attitude and mother work with the visit of mother balita to posyandu in region
work the Puskesmas Kemaraya of Town Kendari
Method : This Research represent the analytic research survey by using device
of cross sectional study. Sampel in this research is mother having child balita
residing in region work the Puskesmas Kemaraya of Town Kendari. Analyse this
used to know the percentage of each variable of independent and variable
dependent. Analyse the Bivariate to see the relation of between free variable and
trussed.
Result of : Analysis Univariat show most 46,9% visit balita with the category
enough. old age the balita a lot of that is 1 year as much 86 (89,6%).
Mostly 68,8% knowledge with the category enough. Mostly 70,8% attitude with
the category enough. Analyse the bivariate indicate that with the age balita 1 year
of there are 39 responder (45,3%) which visit balita enough, with the knowledge
enough there are 37 responder (56,1%) which visit balita enough, with
the good enough attitude there are 38 responder (55,9%) which visit balita
enough, workedly there are 4 responder (19%) which visit balita enough.
Conclusion : There is relation of between age balita, knowledge, attitude, work
with the visit balita. Suggested by need of existence of cooperation pass by
quickly sectoral that is between Subdistrict Government in this case mother team
PKK by Dinkes is Regency in order to information dissemination about important
activity posyandu
Keyword : Visit Balita, old age the balita, knowledge, attitude and work.
107
PENDAHULUAN
Dari laporan tahunan
Puskesmas Kemaraya Kota
Kendari tahun 2014-2017 untuk
cakupan D/S tahun 2014 sebesar
67% dengan target 85%, tahun
2015 sebesar 77% dengan target
85%, tahun 2016 sebesar 78%
dengan target 85%, tahun 2017
sebesar 76% dengan target 85%
(Data Sekunder Puskesmas
Kemaraya).
Berdasarkan studi
pendahuluan yang dilakukan
bahwa faktor yang mempengaruhi
rendahnya partisipasi ibu balita ke
posyandu antara lain rendahnya
cakupan hasil penimbangan balita
di Posyandu, belum
tersosialisasinya program-program
upaya perbaikan gizi ke
masyarakat, serta masih
rendahnya pengetahuan gizi yang
dimiliki oleh masyarakat di desa.
Pada umumnya, hal-hal tersebut
diatas menjadi beban kader, yang
sampai saat ini belum dapat
diselesaikan dan diatasi (Profil
Puskesmas Kemaraya, 2018).
Faktor penyebab lainnya
yaitu umur balita, hingga 35 bulan
merupakan umur yang paling
berpengaruh terhadap kunjungan
karena pada umur ini merupakan
pertumbuhan dasar yang akan
mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya.
Status pekerjaan yaitu peran ibu
yang bekerja dan yang tidak
bekerja sangat berpengaruh
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan umur balita,
pengetahuan, sikap dan pekerjaan ibu
dengan kunjungan ibu balita ke
posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Kemaraya Kota Kendari
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai anak balita yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari berjumlah 2.700 orang. Model pengambilan sampel secara proporsional random sampling. Analisis univariat digunakan untuk mengetahui persentase dari tiap variabel independent dan variabel dependent. Analisis bivariat Untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan terikat
HASIL PENELITIAN
1. Kelompok Umur Ibu Anak Balita
Kelompok Umur
Ibu
n %
< 20 Tahun 8
8,3
20 – 24 Tahun
11 11,5
25 – 29 Tahun 33 34,4
30 – 34 Tahun
29 30,2
≥ 35 Tahun 15 15,6
Total 96 100
kelompok umur ibu terbanyak yaitu
umur 25-29 tahun sebanyak 33
(34,4%)
2. Pendidikan
108
terhadap perawatan keluarga. Hal
ini dapat dilihat dari waktu yang
diberikan ibu untuk mengasuh dan
membawa anaknya berkunjung ke
posyandu masih kurang karena
waktunya akan habis untuk
menyelesaikan semua pekerjaan
(Data Sekunder Puskesmas
Kemaraya, 2018).
Tingkat pendidikan terbanyak yaitu
SMA sebanyak 47 (49%)
3. Pekerjaan
Pekerjaan n %
Bekerja 22 22,9
Tidak Bekerja 74 77,1
Total 96 100
Sebagian besar sampel adalah
tidak bekerja yaitu sebagai ibu
rumah tangga sebanyak 74
(77,1%)
4. Umur Anak Balita
Kelompok Umur Anak
Balita
n %
0 – 11 Bulan 10 10,4
12 – 23 Bulan 42 43,8
24 – 35 Bulan 23 24,0
36 – 47 Bulan 8 8,3
48 – 59 Bulan 13 13,5
Total 96 100
Kelompok umur anak balita
terbanyak yaitu antara kelompok
umur 12 - 23 bulan sebanyak 42
responden (43,8%)
ANALISIS UNIVARIAT
1. Kunjungan Balita Kunjungan n %
Tingkat
Pendidikan
n %
SD 2 2,1
SMP 21 21,9
SMA 47 49,0
Diploma 9 9,4
Perguruan Tinggi 17 17,7
Total 96 100
3. Pengetahuan
Pengetahu
an
n %
Cukup
66 68,8
Kurang 30 31,3
Total 96 100
Sebagian besar 68,8% pengetahuan
dengan kategori cukup dan sebanyak
31,3%
4. Sikap
Sikap n %
Cukup
Baik
K
68 70,8
Kurang
Baik
28 29,2
Total 96 100
sebagian besar 70,8% sikap dengan
kategori cukup
ANALISIS BIVARIAT
1. Umur Balita
Umur Balita
Kunjungan Balita Jumlah
Cukup
Kurang
n % n % n %
≥ 1 Tahun
< 1 Tahun
39
6
45,3
60,0
47
4
54,7
40,0
86
10
100
100
Total 45 46,9 51 53,1 96 100
Dengan umur balita ≥ 1 tahun terdapat
39 responden (45,3%) yang kunjungan
balita cukup sedangkan dengan umur
109
Cukup
45 46,9
Kurang 51 53,1
Total 96 100
Sebagian besar 46,9% kunjungan
balita dengan kategori cukup
2. Umur Anak Balita
Umur n %
≥ 1
Tahun
86 89,6
< 1
Tahun
10 10,4
Total 96 100
Umur balita terbanyak yaitu ≥ 1
tahun sebanyak 86 (89,6%)
Dengan sikap cukup baik terdapat
38 responden (55,9%) yang
kunjungan balita cukup
sedangkan dengan sikap kurang
baik terdapat 21 responden (75%)
yang kunjungan balita kurang.
4. Pekerjaan
Pekerjaan
Kunjungan Balita Jumlah
Cukup
Kurang
n % n % n %
Bekerja
Tidak
Bekerja
4
41
18,2
55,4
18
33
81,8
44,6
22
74
100
100
Total 45 46,9 51 53,1 96 100
Dengan bekerja terdapat 4
responden (19%) yang kunjungan
balita cukup sedangkan dengan
tidak bekerja terdapat 34
balita < 1 tahun terdapat 4 responden
(40%) yang kunjungan balita kurang.
2. Pengetahuan
Pengetahuan
Kunjungan Balita Jumlah
Cukup
Kurang
n % n % n %
Cukup
Kurang
37
8
56,1
26,7
29
22
43,9
73,3
66
30
100
100
Total 45 46,9 51 53,1 96 100
Dengan pengetahuan cukup terdapat
37 responden (56,1%) yang kunjungan
balita cukup sedangkan dengan
pengetahuan kurang terdapat 22
responden (73,3%) yang kunjungan
balita kurang
3. Sikap
Sikap
Kunjungan Balita Jumlah
Cukup
Kurang
n % n % n %
Cukup Baik
Kurang Baik
38
7
55,9
25,0
30
21
44,1
75,0
68
28
100
100
Total 45 46,9 51 53,1 96 100
kesehatan anaknya.
Hasil penelitian menunjukkan
kunjungan balita di Posyandu
sangatlah kurang sebanyak 51
responden (53,1%). Pemanfaatan
posyandu sebagai salah satu unit
kesehatan masyarakat dipengaruhi
beberapa faktor salah satunya adalah
dukungan suami. Dukungan suami
merupakan dukungan yang diberikan
suami dalam pengambilan keputusan
110
responden (45,3%) yang
kunjungan balita kurang.
PEMBAHASAN
6. Kunjungan Ibu Balita Hasil penelitian
menunjukkan bahwa umur
responden yang < dari 20
tahun dalam penelitian ini dapat
mempengaruhi keputusan dalam
membawa anaknya ke posyandu
karena umur yang masih muda
menyebabkan responden belum
matang dalam berfikir sehingga
memutuskan tidak membawa
anaknya ke posyandu. Sedangkan
ibu yang berumur 20-35 tahun telah
siap dalam perannya sebagai ibu
dan kebanyakan menginginkan
kesehatan untuk anaknya dengan
mendatangi posyandu.
Menurut Wawan (2010),
semakin cukup umur, tingkat
kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih baik daripada
yang belum cukup umur dalam
berfikir dan bekerja. Hal ini
disebabkan umur mempengaruhi
seseorang dalam berpikir selain itu
umur juga membuat seseorang
mempunyai pengalaman dalam
hidup sehingga mampu
memutuskan yang terbaik dalam
meningkatkannya. quality of
services lebih banyak terkait
dengan manajemen program dan
pelayanan kesehatan, misalnya
kualitas dan jumlah sarana dan
prasarana kesehatan, mutu
kebijakan kesehatan dan
penyediaan sarana pelayanan
untuk menggunakan pelayanan
kesehatan. Dukungan suami dalam
memantau kesehatan balita sangat
dibutuhkan dalam pemanfaatan
posyandu. Dukungan suami
merupakan dorongan, motivasi
terhadap istri, baik secara moral
maupun material.
Kunjungan ibu balita yang
kurang juga disebabkan oleh tingkat
pendidikan yang rendah (SMA)
sebanyak 47 responden (49%)
sehingga untuk mendapatkan informasi
tentang manfaat posyandu bagi
kesehatan balita menjadi terhambat,
karena didukung oleh tingkat
pengetahuan responden yang kurang
baik sehingga mempengaruhi perilaku
untuk memanfaatkan pelayanan
posyandu.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa balita yang kunjungannya cukup
sebanyak 45 responden (46,9%), hal
tersebut disebabkan adanya faktor
kepuasan masyarakat akan pelayanan
kesehatan yang terkonsentrasi pada
fasilitas yang dekat dengan pasien.
Jika kualitas pelayanan ditingkatkan,
maka meningkatkan penggunaan dan
cakupan pelayanan kesehatan
perdesaan.
Peningkatan kualitas dimulai
dari kebutuhan dan berakhir pada
persepsi pelanggan. Keduanya saling
terkait. quality of care lebih banyak
terkait dengan ketrampilan kinerja klinis
staf medis dan non medis dan jika
mutu ini kurang akan menjadi
tanggungjawab ikatan profesi untuk
mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya.
111
kesehatan (management support
system.
Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh
Riniwati (2014) bahwa dari 43
responden sebagian responden
dengan kunjungan balita tida
teratur sebanyak 25 orang (58,1%).
7. Hubungan Umur Dengan Kunjungan Ibu Balita Ke Posyandu
Umur balita merupakan
permulaan kehidupan untuk
seseorang dan pada masa ini
perkembangan kemampuan
berbahasa, kreativitas, kesadaran
sosial, emosional dan intelegensi
berjalan sangat cepat.
Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan dengan umur balita
≥ 1 tahun terdapat 39 responden
(45,3%) yang kunjungan ibu balita
cukup karena orangtua sangat
perhatian dengan kesehatan anak
balitanya dengan rutin membawa
anak balitanya ke posyandu untuk
mendapatkan pemeriksaan
kesehatan secara berkala, juga
untuk melakukan konsultasi gizi
akan tumbuh kembang anak
balitanya.
Hasil penelitian juga
menunjukkan dengan umur balita <
1 tahun terdapat 6 responden
(60%) yang kunjungan ibu balita
kurang. Hal ini dipengaruhi oleh
umur anak balita hingga 35 bulan
merupakan umur yang paling
berpengaruh terhadap kunjungan
karena pada umur ini merupakan
Khususnya balita diatas usia 36 bulan,
karena ibu balita merasa bahwa
anaknya sudah mendapatkan
imunisasi lengkap dan perkembangan
sosial anak semakin bertambah.
Sesuai dengan pendapat Sri
Poedji (2010) menyatakan bahwa umur
hingga 35 bulan merupakan umur yang
paling berpengaruh terhadap
kunjungan karena pada umur ini
merupakan pertumbuhan dasar yang
akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya.
Khususnya balita diatas usia 36 bulan,
karena ibu balita merasa bahwa
anaknya sudah mendapatkan
imunisasi lengkap dan perkembangan
social anak semakin bertambah.
Menurut asumsi peneliti dengan
melihat hasil pengolahan data tersebut
menunjukkan bahwa umur balita 12-23
bulan dengan kunjungan balitanya
teratur karena pada saat dilakukan
penelitian bersamaan dengan jadwal
imunisasi rubella dan pemberian
vitamin A pada anak balita di semua
fasilitas kesehatan sedangkan yang
berumur 24-59 bulan (balita) dengan
kunjungan balitanya tidak teratur
disebabkan karena ibu balita
menganggap balitanya sudah
mendapatkan imunisasi lengkap
sehingga tidak perlu melakukan
kunjungan balita seharusnya dalam
tahap perkembangan balita.
mereka harus teratur untuk
datang ke posyandu agar mengetahui
perkembangan anak selanjutnya.
Berdasarkan hasil wawancara
pada saat penelitian sebagian
responden mengatakan sudah pernah
112
pertumbuhan dasar yang akan
mengetahui tentang manfaat dari
kegiatan posyandu, maka
masyarakat akan memandang
sebelah mata pada pelayanan yang
disediakan. Artinya masyarakat
tidak akan memanfaatkan
pelayanan kesehatan yang
disediakan karena kurangnya
pengetahuan yang mereka miliki.
Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh
Erman (2010) tentang faktor yang
berhubungan dengan partisipasi
ibu balita dalam kegiatan posyandu
di Kelurahan Kayumerah
Kecamatan Limboto Kabupaten
Gorontalo Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada hubungan
antara umur dengan partisipasi ibu
balita dalam kegiatan posyandu.
8. Hubungan Pengetahuan Dengan Kunjungan Ibu Balita Ke Posyandu
Pengetahuan merupakan
faktor yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang
(overt behavior). Karena jika
seseorang tidak mengetahui
tentang sebuah obyek, maka obyek
tersebut tidak akan menarik bagi
seseorang.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengetahuan
cukup sehingga kunjungan ke
Posyandu cukup yaitu sebanyak 37
responden (56,1%) karena sering
mengikuti penyuluhan yang
dilakukan oleh kader dan petugas
Puskesmas tentang manfaat
posyandu bagi kesehatan balita.
datang ke posyandu dan mendapatkan
imunisasi yang diperlukan. Sehingga
ibu balita malas untuk datang kembali
ke posyandu.
Begitu juga halnya dengan
kunjungan ibu balita ke posyandu.
Pada saat masyarakat tidak
Selain itu penilaian cukupnya
pengetahuan berdasarkan tahu
tidaknya responden tentang posyandu,
pelayanan kesehatan, tempat untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan,
serta fungsi dari sebuah kegiatan
posyandu.
Semakin baik pengetahuan
yang dimiliki oleh masyarakat, maka
akan semakin tahu akan pentingnya
pencarian pengobatan. Namun, pada
masyarakat pada masyarakat dengan
pengetahuan baik, maka pencarian
pengobatannya lebih memilih ke dokter
praktek atau ke rumah sakit.
Sementara pada masyarakat yang
memiliki pengetahuan kurang bahkan
sama sekali kurang memanfaatkan
pelayanan kesehatan balitanya di
posyandu
Dalam penelitian di Puskesmas
Kemaraya terdapat 22 responden
(73,3%) yang memiliki pengetahuan
kurang sehingga kunjungan kurang,
Hal ini disebabkan tingkat pendidikan
rendah (SMA) sehingga untuk
mendapatkan informasi tentang
pelayanan kesehatan di Posyandu
sangat kurang.
Sementara itu tabel silang
menunjukkan bahwa responden
dengan pengetahuan kurang, namun
kunjungan cukup sebanyak 37
113
Faktor lain kunjungan ibu
balita cukup disebabkan oleh
tingginya pengetahuan responden
dan keluarga tentang pemanfaatan
pelayanan kesehatan di posyandu
yang dipengaruhi oleh peran serta
petugas yang secara terus
menerus memberikan informasi
tentang pentingnya pelayanan
kesehatan khususnya posyandu.
pendidikan yang rendah akan
mempengaruhi akses informasi
mengenai pentingnya pelayanan
kesehatan di Puskesmas menjadi
berkurang sehingga mempengaruhi
kunjungan responden ke posyandu.
Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh
Hartati (2013) di Desa Padaelo
Kabupaten Bone yang memperoleh
hasil bahwa makin tinggi
pengetahuan yang dimiliki oleh
responden, maka makin tinggi pula
kesadaran untuk memanfaatkan
pelayanan kesehatan yang
disediakan.
9. Hubungan Sikap Dengan Kunjungan Ibu Balita Ke Posyandu
Sikap yang dimiliki oleh
setiap tenaga kesehatan di
Puskesmas dapat memberi
pengaruh terhadap kemampuan
kerja yang dilaksanakan dimana
hal ini berhubungan dengan
maksimalisasi hasil kerja demi
memberikan kepuasan dan kualitas
pelayanan kesehatan di
Puskesmas.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sikap kurang
baik yaitu sebanyak 21 responden
responden (56,1%). Hal ini disebabkan
karena masyarakat dalam kondisi
darurat, dimana anggota keluarganya
membutuhkan pelayanan kesehatan
dengan segera, dan untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan
jarak yang paling dekat untuk dapat
ditempuh adalah Puskesmas
Kemaraya, jadi dalam hal ini
masyarakat memanfaatkan meskipun
dalam keadaan terpaksa. Dalam
penelitian ada 8 responden (26,7%)
yang memiliki pengetahuan cukup,
namun kunjungan kurang. Hal ini
disebabkan karena tingkat pendidikan
responden yang sebagian besar
berpendidikan SMA, dengan tingkat
pemanfaatan Posyandu. Namun
sebaliknya semakin percaya
masyarakat terhadap pengobatan
tradisional maka semakin kurang
memanfaatkan Posyandu.
Adanya sikap cukup baik
terdapat 38 responden (55,9%) yang
melakukan kunjungan ke Puskesmas,
hal ini menunjukkan bahwa ada
keterkaitan antara sikap dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan di
Puskesmas Kemaraya. Semakin tinggi
keyakinan responden, maka semakin
besar kemungkinan untuk
digunakannya Puskesmas, namun
semakin rendah keyakinan
masyarakat, maka akan semakin
rendah kemungkinan untuk
dimanfaatkannya Puskesmas oleh
masyarakat.
Faktor lain disebabkan karena
pengetahuan yang cukup dan
rendahnya pendapatan, sehingga
kemungkinan untuk memilih tempat
pelayanan kesehatan lain, sangat kecil
114
(75%) yang disebabkan rasa
kecewa responden setelah
mendapatkan pelayanan. Hal ini
terjadi karena proses pelayanan
kesehatan yang berjalan lambat
dan waktu pelayanan kesehatan
yang lama, kesetersediaan tenaga
yang kurang dan juga bisa
disebabkan oleh pelayanan
kesehatan yang diberikan petugas
buruk atau tidak memuaskan.
Sikap juga mempengaruhi
frekuensi kunjungan ke Posyandu
hal ini dilihat dari hasil penelitian
yang menunjukkan bahwa semakin
kurang perilaku masyarakat
menggunakan jasa dukun dalam
pengobatan maka semakin cukup.
teratur.
Keyakinan adalah
kecenderungan untuk melakukan
atau tidak melakukan hal-hal
tertentu memberikan respon baik
berupa respon yang positif maupun
yang bersifat negatif terhadap
orang, objek atau situasi juga
dibuktikan bahwa sikap merupakan
perasaan tertentu, predisposisi
ataupun jumlah kepercayaan
tertentu yang dianjurkan kepada
objek manusia ataupun situasi.
Begitu juga halnya tanpa
sikap yang positif dari pasien untuk
memanfaatkan pelayanan
kesehatan, maka kemungkinan
untuk dimanfaatkannya sebuah
pelayanan kesehatan sangat sulit
untuk terjadi. Karena tanpa sikap
positif pasien, kemungkinan takut
untuk memanfaatkan pelayanan
kesehatan yang disediakan
kemungkinannya terjadi. Karena di
rumah sakit apalagi kalau di dokter
praktek satu pelayanan kesehatan
membutuhkan biaya yang cukup tinggi
kecuali jika memiliki kartu asuransi
berobat.
Sementara itu tabel silang
menunjukkan bahwa responden
dengan sikap kurang baik, namun
kunjungan cukup sebanyak 7
responden (25%). Hal ini disebabkan
karena kemauan yang tinggi akan
peningkatan pelayanan kesehatan
melalui informasi yang diperoleh
melalui penyuluhan yang pernah
dilakukan di Posyandu.
Hasil penelitian juga
menunjukkan sikap cukup baik namun
kunjungannya kurang sebanyak 30
responden (44,1%) disebabkan oleh
kurangnya kesadaran ibu akan
kesehatan balitanya, karena masih
memegang teguh pada tradisi keluarga
yang tidak memperdulikan pelayanan
posyandu khususnya imunisasi secara
keluarganya yang bersumber dari
sector formal, sektor informal dan sub
sistem dalam waktu satu bulan yang
diukur dengan rupiah
Berdasarkan penelitian
menunjukkan bahwa ibu yang bekerja
namun kunjungan cukup sebanyak 4
responden (18,2%) karena
pengetahuan yang cukup sehingga
meskipun bekerja masih mempunyai
waktu untuk membawa balitanya ke
Posyandu. Hal tersebut didasari oleh
motivasi ibu untuk selalu memberikan
yang terbaik bagi balitanya.
Penelitian juga menunjukkan
115
tersebut.
Melihat dari masalah
tersebut di atas dalam hal ini pihak
puskesmas perlunya meningkatkan
pelayanan yang prima di
masyarakat, baik pelayanan luar
gedung maupun dalam gedung
agar timbul kepercayaan yang
tinggi dari masyarakat.
Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh
Farida (2012) yang menyatakan
bahwa sikap seseorang
berhubungan dengan perilakunya.
Penelitian tersebut tampak bahwa
sikap selalu berhubungan secara
bermakna dengan perilaku
seseorang. Hal ini bisa terjadi
karena sikap responden yang
sudah baik untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan.
10. Hubungan Pekerjaan Dengan Kunjungan Ibu Balita Ke Posyandu
Pekerjaan adalah kegiatan
yang menghasilkan diperoleh
kepala keluarga beserta anggota
menjadi tenaga kerja akan menjadi
terampil, seiring dengan itu
diharapkan pendidikan dan
pengetahuan perempuan terhadap
pengetahuan khususnya imunisasi
semakin baik.
Di Indonesia akan terjadi
perubahan dari negara agraris
menjadi negara industri. Dengan
terjadinya peralihan itu,
mengakibatkan banyak tenaga
kerja yang kemungkinan tidak akan
tertampung di sektor industri,
sehingga sebagian besar
adanya ibu yang tidak bekerja tetapi
kunjungannya kurang sebanyak 33
responden (44,6%) karena kurangnya
pengetahuan/pemahaman ibu tentang
pelayanan di Posyandu dan juga
disebabkan karena tidak adanya
kunjungan oleh petugas kesehatan.
Sementara itu tabel silang
menunjukkan bahwa responden
bekerja namun kunjungan kurang
sebanyak 18 responden (81,8%). Hal
ini disebabkan karena kesibukan
orangtua yang selalu melupakan
jadwal imunisasi di Posyandu, serta
penyuluhan tentang kesehatan ibu dan
anak yang dapat mempengaruhi
kunjungan ibu balita di posyandu.
Hasil penelitian juga
menunjukkan ibu yang tidak bekerja
namun kunjungannya cukup sebanyak
41 responden (55,4%) disebabkan
adanya perhatian orangtua akan
kesehatan balitanya, sehingga banyak
meluangkan waktunya untuk
berkunjung saat kegiatan posyandu
dilaksanakan. Faktor lain adanya peran
serta petugas yang selalu memberikan
penyuluhan sehingga informasi tentang
manfaat posyandu dapat diterima
dengan baik .
Pada masa yang akan datang
di Indonesia akan terjadi perubahan
dari negara agraris menjadi negara
industri. Dengan terjadinya peralihan
itu, mengakibatkan banyak ibu yang
wilayah kerja Puskesmas Kemaraya
SARAN
5. Perlu adanya kerjasama lintas sektoral yaitu antara Pemerintah Kecamatan dalam hal ini ibu tim
116
diantaranya akan terjun ke
lapangan kerja informal. Sementara
itu, karena adanya perbaikan
pendidikan dan perhatian terhadap
perempuan menyebabkan semakin
meningkatnya tenaga kerja
perempuan, baik di sektor formal
maupun informal.
Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh
Idwar (2014) bahwa ibu yang
bekerja mempunyai banyak
kesempatan untuk
mengimunisasikan bayinya
dibandingkan dengan ibu yang
tidak bekerja disebabkan
kurangnya informasi yang diterima
ibu rumah tangga dibandingkan
dengan ibu yang bekerja.
KESIMPULAN
5. Ada hubungan antara umur balita dengan kunjungan ibu balita ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kemaraya
6. Ada hubungan antara pengetahuan dengan kunjungan ibu balita ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kemaraya
7. Ada hubungan antara sikap dengan kunjungan ibu balita ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kemaraya
8. Ada hubungan antara pekerjaan dengan kunjungan ibu balita ke posyandu di
Dinkes Prov. Sultra, 2016. Profil
Dinkes Prov. Sultra. Kendari
Erman, I. 2010. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kunjungan
ibu yang mempunyai balita
0-5 tahun ke posyandu di
PKK dengan Dinkes Kabupaten dalam rangka penyebarluasan informasi tentang pentingnya kegiatan posyandu
6. Perlunya Dinas Kesehatan melakukan Pemantauan Wilayah Setempat berdasarkan jumlah ibu balita yang belum pernah melakukan kunjungan di Posyandu
7. Perlu adanya sosialisasi bagi masyarakat khususnya ibu yang sibuk bekerja agar selalu memperhatikan kesehatan balitanya dengan selalu hadir saat kegiatan posyandu.
8. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa dapat mencari faktor-faktor lain yang mempengaruhi kunjungan balita di posyandu dan menambah jumlah variabel penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Choirunisa, 2009, Pedoman Umum
Pengelolaan Posyandu.
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, p 11-12
Depkes RI. 2008. Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota. Keputusan
Menteri kesehatan RI nomor
1457/menkes/sk/x/2008
________, 2009. Pedoman Umum
Pengelolaan Posyandu. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI,
Penerbit Universitas Diponegoro.
________, 2010, Buku Kader Posyandu
Dalam Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga. Departemen kesehatan
RI. Jakarta.
________, 2012, Buku Pengantar Kader
Posyandu. Jakarta Pusat Promosi
Kesehatan Departemen RI.
________, 2015, Analisis Situasi Gizi di
117
kelurahan Lubuk Tanjung
wilayah kerja Puskesmas
Perumnas Kota
Lubuklinggau tahun 2010.
http://www.poltekkespalemb
ang.ac.id. Diakses pada
tanggal 17 Juli 2018
Farida. 2012. Survey pengetahuan
sikap dan praktek
masyarakat di Jawa Barat
terhadap kesehatan.
Ophthalmologica
Indonesiana
Feryadi, 2009, Hubungan
Pengetahuan dan Sikap Ibu
Balita dengan Kunjungan ke
Posyandu Kelurahan Bara-
Baraya Selatan Wilayah
Kerja Puskesmas Bara-
Baraya Makassar :
Universitas Hasanuddin.
Hartati, 2013. Studi tentang
Pemanfaatan Pelayanan
Puskesmas di Desa
Padaelo Kec, Kajura Kab.
Bone, Skripsi Unhas,
Makassar.
Hetty dkk, 2017. Faktor Penyebab
Penurunan Kunjungan Bayi
di Posyandu Puskesmas
Langsat Pekanbaru. Journal
Endurance 2(2) June 2017
(168-177)
Hurlock, 2010, Temu Karya Kader
Posyandu dan Kader PKK
se- Wilayah Purwakarta.
http:www.purwakarta.go.id.
Diakses 25 Desember 2017
Idwar, 2014, Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan
Kesehatan Masyarakat Tahun
2015. Departemen Kesehatan RI.
Jakarta:
Tahun 1999, Akses 20 Juli 2018
Indah, 2014. Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Minat Ibu
Terhadap Kunjungan Ke
Posyandu di Kelurahan
Kembangarum Kota Semarang
Tahun 2014. Skripsi STIKES
Ngudi Waluyo Ungaran
Isnaeni dkk, 2015. Faktor yang
Berhubungan dengan
Kunjungan Balita di Posyandu
Desa Bulak Lor Wilayah Kerja
Puskesmas Jatibarang. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, Vol.1,
No.2 Agustus 2015
Jumaide, 2011. Ketaatan Ibu Balita
Pada Kunjungan Posyandu di
Kelurahan Bonto-Bonto
Kecamatan Ma‟rang Kabupaten
Pangkep. Skripsi Universitas
Veteran Republik Indonesia
Makassar
Kemenkes RI, 2012. Kinerja Dua
Tahun Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta :
Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia
________, 2014. Profile Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Nain, 2010, Pengaruh Media Massa terhadap Masyarakat. Jurnal Kesehatan. Diakses 22 Desember 2017
Notoatmodjo, 2011. Pendidikan dan
118
Status Imunisasi Hepatitis B
pada bayi (0-1 bulan) di
Kabupaten Aceh Besar
Daerah Istimewa Aceh
Nomor 1 Januari 2016 Riduwan, 2010. Skala Pengukuran
Variabel-variabel Penelitian,
Alfabeta, Bandung
Rinawati, 2014. Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan
Rendahnya Kunjungan
Balita Ke Posyandu di
Wilayah Kerja Puskesmas
Sukakarya Kota Sabang.
Skripsi STIKes U‟Budiyah
Banda Aceh
Sanny dkk, 2014. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu dalam Pemenuhan Gizi Balita: Sebuah survai jurnal penelitian indonesia, Volume 17, no. 3, November 2014, hal 88-94
Sri, Oktarina, 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Posyandu Oleh Ibu Balita di Kelurahan Kurao Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Kota Padang Tahun 2015
Sri Poedji, 2010, Posyandu Sebuah
Konsep pendekatan Hak
Anak dan Perempuan.
http://www.indomedia.com.
Diakses 15 Juli 2018.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Kuantitatif. Kualitatif dan R
& D. Alfabeta. Bandung.
Syaflini A, 2011, Pedoman
Penyuluhan kesehatan
Masyarakat Bagi Petugas
Puskesmas. Jakarta
Perilaku Kesehatan. Jakarta. PT. Rineka Cipta.
Poltekkes. 2017. Panduan Penulisan Skripsi Politeknik Kesehatan Kendari Program Studi Diploma IV. Kendari
Puskesmas Kemaraya, 2018. Data Sekunder Puskesmas Kemaraya. Kendari
Rahayu dkk, 2016. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu Dalam Melakukan Kunjungan Ke Posyandu. Jurnal vokasi Kesehatan, Volume 42 II
Semarang. Skripsi. Stikes Ngudi
Waluyo.
Wawan A. 2010. Teori dan Pengukuran
Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Zulkifli, 2010, Posyandu dan Kader
Kesehatan. USU : FKM (Fakultas
Kesehatan Masyarakat).
119
Syafriadi, 2012. Pemanfaatan
Puskesmas Baru di
Kabupaten Muko-Muko
Provinsi Bengkulu, Magister
Kebijakan dan Manajemen
Pelayanan Kesehatan,
Bengkulu
Wati, I.K. 2014. Faktor–faktor yang
berhubungan dengan Minat
Ibu Terhadap Kunjungan ke
Posyandu di Kelurahan
Kembang Arum Kota
120
121