hubungan kondisi fisik rumah dengan kejadian …elib.stikesmuhgombong.ac.id/567/1/sita rusmindarti...
TRANSCRIPT
i
HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN
PENDERITA TUBERKULOSIS (TB) PARU DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS SEMPOR 1
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan
Minat Utama Program Studi Ilmu Keperawatan
Diajukan oleh:
SITA RUSMINDARTI
NIM : A11300943
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2017
ii
iii
iv
v
vi
vii
Program Studi S1 Keperawatan
SekolahTinggi IlmuKesehatan Muhammadiyah Gombong
Skripsi, Juni 2017
SitaRusmindarti1)
, IsmaYuniar, M.Kep2)
, Sarwono, S.KM.,M.Kes3)
ABSTRAK
HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN
PENDERITA TUBERKULOSIS (TB) PARU DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS SEMPOR 1
LatarBelakang, Tuberkulosis paru merupakan penyakit kronik dan menular yang erat
kaitannya dengan keadaan lingkungan pemukiman yang buruk. Penemuan kasus
tuberkuosis paru baru BTA+ di Kebumen 2015 sebanyak 672 kasus. Kasus ini meningkat
dari tahun 2014 sebelumnya yaitu sebanyak 435 kasus.
TujuanPenelitian, Untuk mengetahui hubungan kondisi fisik rumah (bahan bangunan
rumah, ventilasi, pencahayaan dan kepadatan hunian) dengan kejadian penderita
tuberkulosis (TB) paru di wilayah kerja Puskesmas Sempor 1.
MetodePenelitian, Analitik korelasional dengan pendekatan kasus kontrol. Sampel
penelitian berjumlah 80 responden. Pengambilan data menggunakan lembar observasi,
alat meteran dan alat luxmeter. Analisis dilakukan dengan anlisis univariat dan analisis
bivariat yang menggunakan chi square dan penghitungan odd ratio.
HasilPenelitian, Didapatkan bahan bangunan rumah (p=1,000; OR=0,879), ventilasi
(p=0,309; OR=0,519), pencahayaan (p=0,036; OR=0,265) dan kepadatanhunian (p=0,367;
OR= 1,667).
Kesimpulan,Yang memiliki hubungan signifikan dengan kejadian tuberkulosis paru
adalah pencahayaan, sedangkan yang tidak memiliki hubungan yang signifikan adalah
bahan bangunan rumah, ventilasi dan kepadatan hunian rumah. Dari hasil keseluruhan
bahan bangunan rumah, luas ventilasi, pencahayaan dan kepadatan hunian bukan menjadi
faktor resiko kejadian tuberkulosis paru.
Rekomendasi, Kepada penderita tuberkulosis paru sebaiknya merenovasi
rumah/membangun rumah yang pencahayaanya lebih baik dan menjaga kesehatan
lingkungan rumah.
Kata Kunci; Tuberkulosis paru, kondisi fisik rumah
1) Mahasiswa
2) DosenPembimbing 1
3) DosenPembimbing 2
viii
S1 Program of Nursing Dept
Muhammadiyah Health Sciences Institute of Gombong
Mini-thesis, June 2017
SitaRusmindarti1)
, IsmaYuniar, M.Kep2)
, Sarwono, SKM.,M.Kes3)
ABSTRACT
THE CORRELATION OF PHYSICAL CONDITION OF A HOUSE ANDTHE
INCIDENCE OF PULMONARY TUBERCULOSIS PATIENT IN THE WORKING
AREA OF COMMUNITY HEALTH CENTRE 1
OFSEMPOR
Background:Pulmonary tuberculosis is a chronic and contagious disease closely related with poor
environmental condition. In 2015 there were 672 cases of new pulmonary tuberculosis BTA+ in
Kebumen regency. There are increase as many as 435 cases compared to the incidence in 2014.
Objective:To determine the correlation of the physical condition of a house (building materials,
ventilation, lighting, occupancy density) and the incidence of pulmonary tuberculosis patient in the
working area of Community Health Centre 1 (Puskesmas) of Sempor.
Method:This study is a correlative analysis with case control approach. The samplesare 80
respondents. Data collection was done by using observation sheet, meter and luxmeter tools. The
analysis was performed by univariate analysis and bivariate analysis using chi square and odd ratio
calculation (OR).
Result:This study resulting in the findings of the values of the building materials (p = 1,000, OR =
0,879), ventilation (p = 0,309; OR 0,519), lighting (p = 0,036; OR = 0,265) and occupancy density (p
= 0,367; OR = 1.667).
Conclusion: There is a significant correlation oflighting andthe incidence of pulmonary tuberculosis.
Meanwhile,building materials, ventilation, and occupancy density have no significant correlationwith
the incidence of pulmonary tuberculosis. Therefore,building materials, ventilation, lighting and
occupancy density are not risk factorsof pulmonary tuberculosis.
Recommendation:The pulmonary tuberculosis patient is expected to renovate or build a new house
with good lighting and havinghealthier environment of his house.
Keywords: Pulmonary tuberculosis, physical condition of a house
1) Student
2) First Consultant
3) Second Consultant
ix
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…
Dengan Mengucap syukur Alhamdulilah atas ridho Allah SWT yang telah
memberikan segala rahmat dan hidayahNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi ini
yang berjudul “Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis (TB) Paru Di
Wilayah Kerja Puskesmas Sempor 1”.
Adapun maksud dan tujuan peneliti menyusun skripsi ini yaitu untuk memaparkan
hasil penelitian dalam tahap akhir jenjang pendidikan Sarjana Keperawatan di Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong. Dalam menyusun skripsi ini, peneliti memiliki
banyak hambatan, namun berkat bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak,
akhirnya peneliti dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Untuk itu dalam kesempatan
ini peneliti ingin mengucapkan banyak terimakasih yang tulus kepada :
1. Ibu Hj. Herniyatun, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.Mat selaku Ketua Rektor Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Gombong.
2. Ibu/Bapak Direktur beserta jajaran Puskesmas Sempor I.
3. Bapak Basirun Al Umah, M.Kes selaku Penguji
4. Ibu IsmaYuniar, M.Kep selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong dan sebagai Pembimbing 1.
5. Bapak Sarwono, SKM., M.Kes selaku pembimbing II.
6. Seluruh staff dan dosen pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Gombong.
7. Ibu Titi Sudarti, Bapak Dody Rusmandar (Alm), kakak, dan adik-adiku serta seluruh
anggota keluarga yang selalu memberikan motivasi dan dukungan baik secara materi
maupun moral dan spiritual.
8. Ibu Mariyah dan Bapak Amad Parlan yang selalu menyayangi dan memberi semangat
dalam menjalankan kewajiban saya sehari-hari.
9. Sahabatku Umi Choi dan Sri Astuti yang selalu bersama-sama dan saling percaya dalam
suka maupun duka selama menjalankan kuliah maupun diluar jam kuliah.
10. Teman teman seperjuanganku di kelas 4 B S1 Keperawatan.
x
Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
perbaikan skripsi ini di masa yang akan datang. Selanjutnya peneliti berharap semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan perkembangan ilmu keperawatan.
Wassalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…..
Gombong, 7 Juni 2017
Sita Rusmindarti
xi
HALAMAN MOTTO
“Pendidikan Merupakan Erlengkapan Paling Baik Untuk Hari Tua” (Aritoteles)
„‟Barang Siapa Keluar Untuk Mencari Ilmu Maka Dia Berada Di Jalan Allah „‟
(Hr.Turmudzi)
“Orang-Orang Yang Sukses Telah Belajar Membuat Diri Mereka Melakukan Hal
Yang Harus Dikerjakan Ketika Hal Itu Memang Harus Dikerjakan, Entah Mereka
Menyukai Atau Tidak”
(Aldus Huxley)
“Rahmat Sering Daratng Kepada Kita Dalam Bentuk Kesakitan, Kehilangan,
Kekecewaan; Tapi Kalau Kita Sabar, Kita Akan Segera Melihat Bentuk Aslinya”
(Joseph Addison)
“Kadang Hidup Itu Membuat Kita Bimbang, Tapi Percayalah Apabila Kita
Bersungguh-Sungguh Akan Ada Buah Manis Di Hadapan Kita”
(Sita Rusmindarti)
“Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu,
maka Allah memudahkannya mendapat jalan ke syurga”
( H.R Muslim)
xii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan Segala Puji Syukur Kehadirat ALLAH SWT skripsi ini dapat selesai tepat pada
waktunya dan skripsi ini saya persembahkan khusus untuk orang-orang yang saya cintai;
1. Kedua Nenek dan Kakek yaitu Ibu Mariyah dan bapak Amad Parlan yang telah memberikan
segala bentuk kasih sayang dan sudah merawat saya sejak dari kecil. Tanpa kasih sayang yang
beliau berikan saya tak akan menjadi sebesar ini.
2. Ibuku Titi Sudarti, yang sudah memberikan segala bentuk dukungannya sehingga saya bisa
sampai pada tahap ini. Terimakasih atas segalanya yang sudah diberikan kepadaku, kegigihan
dan semangat yang tak pernah usai untuk membahagiakan anakmu ini. Tiada hal yang bisa
menggantikan kasih sayang mu didunia ini, hanya secercah harapan dari selama menjalani
masa pendidikan saya dapat membuatmu bangga dan membahagiakan mu disuatu hari nanti.
3. Kepada bapak Chris yang sudah memberikan semangat dan membuat saya semakin menjadi
bersemangat dalam menjalani proses pendidikan. Terimakasih atas dukungan yang diberikan
baik dukungan moral maupun material. Semoga bapak selalu sehat dan saya bisa membuat
bangga dengan nilai akhir proses belajar saya.
4. Kepada kakaku Eagief Rusmandar terimakasih atas nasehat dan dukungannya, serta adik-adiku
Gatra Gautama Wibowo dan Ragil Sangga Wibowo yang selalu memberi semangat dan kasih
sayang melimpah dan dukungan moral maupun spiritual.
5. Kepada kedua pembimbing dalam pembuatan skripsi beliau Ibu Isma Yuniar serta Bapak
Sarwono yang telah memberikan waktu dan segala masukan-masukan yang terbaik.
6. Kepada teman seperjuanganku Susi Dwi Lestari dan Sri Astuti yang selalu sabar, selalu bersama
dalam proses pembuatan tugas akhir ini dan saling memberikan semangat.
7. Sahabat-sahabat tersayangku Siti Umi Khoiriah, Sri Astuti, Yuniarti. Terimakasih atas waktu dan
kebersmaan ini selama + 4 tahun. Beruntung bisa kenal kalian yang selalu saling percaya atas
persahabtan ini dan selalu ada baik suasana duka maupun suasana happy. Sahabat forever
untuk kita yaaa…
xiii
8. Kepada seseorang kesayangan yang selalu memberikan motivasi dan semangat dalam
perjalanan mencapai gelar kesarjanaan mas Purwanto dan segenap keluarganya.
9. Dan untuk teman seperjuangan S1 Keperawatan baik kelas B maupun Kelas A yang saling
memberi semnagat satu sama lain, banyak hal yang sudah terlewati bersama. Dan untuk semua
pihak yag sudah membantu dalam proses penyelesaian tugas akhir ini yang tidak bisa saya
sebutkan satu per satu. Semoga hasil dari skripsi ini bermanfaat.
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL PENELITIAN ................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................... ii
HALAMAN BEBAS PLAGIARISME ............................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................... v
HALAMAN PUBLIKASI ................................................................. vi
HALAMAN ABSTRAK ................................................................... vii
HALAMAN ABSTRACT ................................................................. viii
KATA PENGANTAR ....................................................................... ix
HALAMAN MOTTO ........................................................................ xi
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................ xii
DAFTAR ISI ...................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL .............................................................................. xvii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xix
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6
E. Keaslian Penelitian....................................................................... 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru................................................. 9
1. Definisi Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru ............................. 9
2. Etiologi Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru ............................. 9
3. Klasifikasi Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru ........................ 10
4. Gejala-gejala Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru .................... 12
5. Pencegahan Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru ...................... 13
6. Penularan Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru.......................... 14
xv
7. Epidemiologi Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru .................... 15
8. Pemeriksaan Penunjang Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru ... 16
9. Komplikasi Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru ....................... 16
10. Pengobatan Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru ....................... 16
11. Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Tuberkulosis
(TB) Paru ............................................................................... 17
B. Faktor Lingkungan Rumah .......................................................... 20
1. Lingkungan Rumah ................................................................ 20
2. Kondisi Fisik Rumah ............................................................. 23
a. Definisi Rumah ................................................................ 23
b. Kondisi Fisik Rumah ....................................................... 23
1) Bahan Bangunan Rumah............................................ 23
2) Ventilasi ..................................................................... 24
3) Pencahayaan Ruangan ............................................... 25
4) Luas Padat Hunian Rumah......................................... 27
C. Kerangka Teori ............................................................................ 30
D. Kerangka Konsep Penelitian ........................................................ 31
E. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 32
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian .................................................................. 33
B. Populasi dan Sampel .................................................................... 33
C. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 35
D. Variabel Penelitian ....................................................................... 35
E. Definisi Operasional .................................................................... 36
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 38
G. Teknik Analisa Data .................................................................... 39
H. Instrument Penelitian ................................................................... 43
I. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ............................................ 43
J. Etika Penelitian ............................................................................ 44
BAB VI. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ........................................................................... 48
xvi
B. Pembahasan ................................................................................ 53
C. Keterbatasan ............................................................................... 60
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................ 61
B. Saran ........................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jumlah orang dibandingkan jumlah kamar tidur ............... 28
Tabel 2.2 Jumlah orang dibandingkan dengan luas lantai kamar ...... 29
Tabel 3.1 Definisi operasional ........................................................... 36
Tabel 3.2 Penghitungan odd ratio (or) ............................................... 42
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden menurut kasus tuberkulosis paru dan
bahan bagunan rumah ........................................................................ 47
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden menurut kasus tuberkulosis paru dan
ventilasi rumah ................................................................................... 48
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden menurut kasus tuberkulosis paru dan
pencahayaan rumah ............................................................................ 48
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden menurut kasus tuberkulosis paru dan padat
hunian rumah ...................................................................................... 49
Tabel 5.1 Hasil analisis korelasi chi-square hubungan bahan bangunan rumah
dengan kejadian tuberkulosis paru ..................................................... 50
Tabel 5.2 Hasil analisis korelasi chi-square hubungan ventilasi rumah dengan
kejadian tuberkulosis paru.................................................................... 50
Tabel 5.3 Hasil analisis korelasi chi-square hubungan pencahayaan rumah dengan
kejadian tuberkulosis paru.................................................................. 51
Tabel 5.4 Hasil analisis korelasi chi-square hubungan padat hunian rumah dengan
kejadian tuberkulosis paru.................................................................. 52
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................... 30
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ........................................................... 31
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 2 Lampiran Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3 Lembar Observasi
Lampiran 4 Lembar Rekap Observasi Kasus
Lampiran 5 Lembar Rekap Observasi Kontrol
Lampiran 6 Lembar Hasil Univariat
Lampiran 7 Lembar Hasil Bivariat
Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 9 Surat Ijin Kesbangpol
Lampiran 10 Surat Ijin Bapeda
Lampiran 11 Surat Lolos Uji Etik
Lampiran 12 Lembar Bimbingan
Lampiran 13 Revisi
Lampiran 14 Jadwal Penelitian
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 66 (2014) menyatakan
bahwa kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit atau
gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan
kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi,
maupun sosial. Kesehatan lingkungan meliputi seluruh faktor fisik,
sosial, dan biologi dari luar tubuh manusia dan segala faktor yang dapat
mempengaruhi perilaku manusia. Kondisi dan kontrol dari kesehatan
lingkungan berpotensial untuk mempengaruhi kesehatan (WHO, 2015).
Lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi tingginya
kejadian tuberkulosis paru adalah lingkungan rumah yang kurang sehat
misalnya kurang adanya fasilitas ventilasi yang baik, pencahayaan yang
buruk di dalam ruangan, kepadatan hunian dalam rumah dan bahan
bangunan didalam rumah. Selain lingkungan rumah yang
mempengaruhi kejadian tuberkulosis keadaan lingkungan fisik,
lingkungan biologis dan lingkungan sosial yang kurang baik juga akan
dapat merugikan kesehatan dan dapat mempengaruhi penyakit
tuberkulosis dan pada akhirnya mempengaruhi tingginya kejadian
tuberkulosis (Muaz, 2014).
Menurut Analisis Situasi Tuberkulosis di Kebumen (2014) lingkungan
yang sehat dapat dikatakan sehat apabila sudah melakukan perilaku
hidup masyarakat khususnya rumah tangga yang berperilaku hidup
bersih dan sehat. Berdasarkan data yang telah diperoleh bahwa
Kabupaten Kebumen mengalami peningkatan secara kuantitatif dalam
perilaku PHBS. Rumah sehat merupakan bangunan rumah tinggal yang
memenuhi syarat kesehatan rumah yang memiliki jamban sehat, air
bersih, tempat pembuangan sampah, ventilasi rumah yang baik,
kepadatan hunian yang sesuai dan lantai rumah yang tidak kedap air.
2
Presentasi rumah sehat di Kabupaten Kebumen pada tahun 2013
sebesar 67,62 %.
Faktor - faktor yang erat hubungannya dengan kejadian
tuberkulosis paru adalah adanya sumber penularan, riwayat kontak
penderita, tingkat sosial ekonomi, virulensi basil, daya tahan tubuh
rendah berkaitan dengan genetik, keadaan gizi, usia, nutrisi, imunisasi,
keadaan perumahan meliputi (bahan bangunan dalam rumah, ventilasi,
pencahayaan dalam rumah, kelembaban rumah, kepadatan penghuni
dan lingkungan sekitar rumah) dan pekerjaan (Amir, 2008).
Menurut penelitian Erwin Ulinnuha Fahreza (2012) menunjukan
bahwa pengaruh kualitas fisik rumah mempengaruhi tingginya angka
tuberkulosis paru. Kondisi fisik rumah yang buruk beresiko terkena
tuberkulosis paru sebesar 45,50 kali dibandingkan kondisi lingkungan
fisik rumah yang baik. Menurut penelitian Melisah Pitri Siregar (2012)
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara padat hunian rumah,
ventilasi, jenis lantai, pencahayaan dan suhu kelembaban di dalam
rumah dengan kejadian penyakit tuberkulosis paru.
Tuberkulosis paru merupakan penyakit kronik dan menular
yang erat kaitannya dengan keadaan lingkungan pemukiman yang
buruk. Penyakit ini merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menular melalui udara yaitu
percikan ludah atau droplet, bersin dan batuk. Penyakit tuberkulosis
paru yang sering menyerang paru-paru dan dapat juga menyerang organ
lain. Sampai saat ini, tuberkulosis paru masih menjadi masalah
kesehatan di dunia (Kepmenkes, 2010).
Menurut WHO (2015) menyatakan bahwa penyakit tuberkulosis
paru saat ini telah menjadi ancaman global, karena hampir sepertiga
penduduk dunia telah terinfeksi. Sebanyak 95% kasus tuberkulosis paru
dan 98% kematian akibat tuberkulosis paru didunia, terjadi pada
negara-negara berkembang. Negara dengan kasus pertama di dunia
adalah India dengan presentasi kasus 23%, Indonesia menempati urutan
3
ke dua dengan presentasi kasus 10% dan Cina menempati urutan ke tiga
dengan presentase 10% sama seperti Indonesia dari seluruh penderita
tuberkulosis di dunia.
Di Indonesia pada tahun 2015 ditemukan jumlah kasus
tuberkulosis sebanyak 330.910 kasus, meningkat bila dibandingkan
semua kasus tuberkulosis yang ditemukan pada tahun 2014 yang
sebesar 324.539 kasus. Jumlah kasus tertinggi yang dilaporkan terdapat
di provinsi dengan jumlah penduduk yang besar yaitu Jawa Barat, Jawa
Timur dan Jawa Tengah. Kasus tuberkulosis di tiga provinsi tersebut
sebesar 38% dari jumlah seluruh kasus baru di Indonesia. Menurut
kelompok umur, kasus tuberkulosis pada tahun 2015 paling banyak
ditemukan pada kelompok umur 25-34 tahun yaitu sebesar 18,65%
diikuti kelompok umur 45-54 tahun sebesar 17,33% dan pada
kelompok umur 35-44 tahun sebesar 17,18% (Kemenkes RI, 2016).
Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen (2015)
didapatkan data di Dinas Kabupaten Kebumen ditemukan jumlah kasus
baru BTA+ sebanyak 672 kasus, naik bila dibandingkan kasus baru
BTA+ yang ditemukan tahun 2014 yang sebesar 435 kasus. Kecamatan
Sempor khususnya memiliki 2 Puskesmas yaitu Puskesmas Sempor 1
dan Puskesmas Sempor 2 dimana luas wilayah 100 km2,
terdiri dari 16
Desa dengan kondisi geografisnya sebagian besar pegunungan. Kondisi
geografis yang demikian memungkinkan sulitnya jarak dan fasilitas,
sehingga tergolong biaya transportasi tinggi maka masyarakat terutama
penderita tuberkulosis paru yang berada di lingkungan ekonomi yang
rendah akan mementingkan biaya sehari-hari dari pada pergi untuk
berobat.
Menurut Analisis Situasi Tuberkulosis di Kebumen (2014) data
dari Kecamatan Sempor pada tahun 2015, terdapat jumlah penduduk
laki-laki sebanyak 19.502 dan penduduk perempuan sebanyak 20.148,
total semua jumlah penduduk sebanyak 39.750 orang. Jumlah kasus
tuberkulosis paru berdasarkan jenis kelamin terdapat kasus baru
4
sebanyak 14 penduduk laki-laki, 8 penduduk perempuan jadi total
kasus baru sebanyak 22 penduduk, kasus lama tidak ada, jumlah kasus
baru dan kasus lama berjumlah 22 penduduk, prevelensi dari 100.000
penduduk terdapat jumlah penduduk laki-laki sebanyak 71,4, penduduk
perempuan sebanyak 39,7 jadi total penduduk laki-laki dan perempuan
dalam prevelensi 100.000 penduduk sebanyak 55,3, jumlah kematian
akibat tuberkulosis paru baik perempuan dan laki-laki tidak ada.
Menurut Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen (2015) di
Puskesmas Sempor 1 terdapat jumlah seluruh rumah sebanyak 10.266
rumah. Rumah dibina sebanyak 1.511 rumah (46,08%), rumah dibina
memenuhi syarat sebanyak 7 rumah (0,46) dan rumah memenuhi syarat
atau rumah sehat sebanyak 6.995 (68,14). Menurut Dinas Kesehatan
Kabupaten Kebumen (2009) Di Puskesmas Sempor 1 penemuan kasus
Tuberkulosis (TB) Paru tergolong tinggi. Hasil penemuan penderita
tersebut menunjukan bahwa angka penderita Tuberkulosis masih tinggi.
Dalam upaya mendukung keberhasilan penangulangan tuberkulosis
pernah dilakukan penangulangan faktor resiko lingkungan dan perilaku,
tindakan tersebut belum mengatasi dan terbukti masih cukup tinggi
kasus penderita tuberkulosis paru di Puskesmas Sempor 1.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada
tanggal 29 Oktober sampai tanggal 1 November 2016 di dapatkan data
dari Puskesmas Sempor 1 terdapat penderita Tuberkulosis (TB) Paru
sebanyak 42 orang pada periode bulan tahun 2015-2016. Pada tahun
2015 terdapat 19 penderita tuberkulosis, 11 penderita berjenis kelamin
laki-laki dan 8 penderita perempuan, sedangkan pada tahun 2016
bejumlah 23 penderita tuberkulosis, 17 penderita berjenis kelamin laki-
laki dan 6 penderita perempuan. Informasi dari Kepala Puskesmas
Sempor 1 bahwa 2 orang diantaranya mengalami kematian akibat
penyakit Tuberkulosis (TB) Paru, sehingga jumlah keseluruhan
penderita tuberkulosis paru di Puskesmas Sempor 1 pada periode 2015-
5
2016 bejumlah 40 penderita, 10 penderita masih aktif dalam menjalani
pengobatan.
Selain itu, peneliti melakukan wawancara dan kunjungan
langsung kerumah dengan 10 responden, didapatkan hasil wawancara
dari 3 responden yang kondisi fisik rumahnya tergolong cukup dan
kebutuhan harian tercukupi. Di dalam satu rumah terdapat 5 anggota
keluarganya dan ruangan cukup untuk lima anggota keluarga,
rumahnya terbuat dari batu bata, ventilasi mencukupi dan selalu dibuka
saat pagi hari, dan pencahayaan terbuat dari pencahayaan buatan
menggunakan lampu. Keluarga juga mengatakan pentingnya menjaga
lingkungan rumah untuk kesehatan dan mengantisipasi penularan
penyakit yang diderita responden. Sedangkan 7 responden lainyan
kondisi fisik rumahnya masih kurang baik, karena dipengaruhi oleh
keadaan ekonominya yang kurang mencukupi dalam keseharian
sehingga rumahnya terlihat kurang terurus, 5 responden rumah sudah
bertembok dan belum dirapihkan, sedangkan 2 responden rumah masih
tebuat dari bambu/bukan tembok, terdapat ventilasi dan jarang
membuka jendela, masing-masing rumah masih kurangnya kamar
untuk anggota keluarga, dan pencahayaan masih kurang terang
menggunakan lampu 5 wat.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti
tertarik dan terdorong untuk mengadakan penelitian tentang “Hubungan
Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Penderita Tuberkulosis (TB)
Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sempor 1”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka penulis merumuskan masalah
penelitian yaitu bagaimana “Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan
Kejadian Penderita Tuberkulosis (TB) Paru Di Wilayah Kerja
Puskesmas Sempor 1.
6
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk Mengetahui Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan
Kejadian Penderita Tuberkulosis (TB) Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas
Sempor 1.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui kejadian penderita Tuberkulosis Paru di
Wilayah Kerja Puskesmas Sempor 1
b. Untuk mengetahui hubungan bahan bangunan rumah dengan
kejadian penderita Tuberkulosis (TB) Paru di Wilayah Kerja
Puskesmas Sempor 1
c. Untuk mengetahui hubungan luas ventilasi dalam rumah
dengan kejadian penderita Tuberkulosis (TB) Paru di Wilayah
Kerja Puskesmas Sempor 1
d. Untuk mengetahui hubungan pencahayaan dalam rumah
dengan kejadian penderita Tuberkulosis (TB) Paru di Wilayah
Kerja Puskesmas Sempor 1
e. Untuk mengetahui hubungan padatan hunian rumah dengan
kejadian penderita Tuberkulosis (TB) Paru di Wilayah Kerja
Puskesmas Sempor 1
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi peneliti
Menambahkan pengalaman dan wawasan peneliti terhadap
gambaran hubungan kondisi fisik rumah dengan kejadian penderita
Tuberkulosis (TB) Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sempor 1.
2. Manfaat bagi institusi pendidikan kesehatan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bacaan dan
kepustakaan serta pengetahuan mahasiswa mengenai hubungan kondisi
fisik rumah dengan kejadian penderita Tuberkulosis (TB) Paru.
7
3. Manfaat bagi responden
Sebagai sumber pengetahuan dan pendidikan terhadap
responden tentang pentingnya lingkungan kondisi fisik rumah
sehingga dapat meminimalkan kejadian penderita Tuberkulosis (TB)
Paru.
4. Manfaat bagi Puskesmas Sempor 1
Mengetahui hubungan kondisi fisik rumah pasien dengan
kejadian penderita Tuberkulosis (TB) Paru dan dapat menjadikan
program baru untuk mengurangi penderita Tuberkulosis (TB) Paru
dengan memotivasi penderita Tuberkulosis (TB) Paru untuk menjaga
kesehatan dan kebersihan lingkungan kondisi fisik rumah dengan baik.
E. Keaslian Penelitian
Sepengetahuan penulis belum ada penelitian yang berjudul
hubungan kondisi fisik rumah dengan kejadian penderita Tuberkulosis
(TB) Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sempor 1, penelitian yang
berhubungan antara lain:
1. Penelitian May. Liani S. Sinaga (2014) dengan judul Hubungan Antara
Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian TB Paru Di Wilayah Kerja
Puskesmas Tuminting Kota Manado. Metode penelitian yang
digunakan adalah Observasioanal Analitik dengan populasi sampel
pencocokan sebanyak 35 Responden untuk control yang sesuai dengan
criteria inklusi dan eksklusi. Analisa data menggunakan tekhnik
pengumpulan data dengan kuisioner dan observasi pada rumah
responden data kemudian dianalisis dalam tabel frekuensi untuk
mengethaui hubungan variabel terikat dan variabel bebas secara
bivariat digunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan bahwa
terdapat hubungan antara suhu ruangan dengan kejadian TB Paru,
terdapat hubungan antara kelembaban dengan kejadian TB Paru, tidak
terdapat hubungan antara kepadatan hunian dan pencahayaan alami
dengan kejadian TB Paru. Hasil penelitian menyarankan agar
memperhatikan aspek sanitasi rumah sehat, meningkatkan perilaku
8
agar hidup bersih dan melakukan tindakan promosi kesehatan bagi
masyarakat. Persamaan dalam penelitian ini adalah didalam salah satu
variabel dan pengumpulan data menggunakan lembar observasi.
Perbedaan pada penelitian ini terletak pada waktu, tempat, sampel
yaitu pada tahun 2017 di Wilayah Keja Puskesmas Sempor 1,
sedangkan penelitian May. Liani S. Sinaga sampel yang digunakan di
Wilayah Keja Puskesmas Tuminting dengan 35 Responden .
2. Penelitian Melisah Pitri Siregar (2012) yang berjudul Hubungan
Karakteristik Rumah Dengan Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru di
Puskesmas Simpang Kiri Kota Sibulussalam Tahun 2012. Metode
yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif analitik yaitu
untuk mengetahui hubungan karakteristik rumah dengan kejadian
penyakit tuberkulosis paru di Puskesmas Simpang Kiri Kota
Sibulusalam tahun 2012 dengan rancangan penelitian case control.
Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua golongan, yang pertama
sampel kasus yaitu penderita penyakit tuberculosis paru berdasarkan
bulan Januari sampai Juni tahun 2012, dan yang kedua sampel control
yaitu orang terdekat dari penderita kasus yang bermukim di sekitar
rumah penderita tuberculosis dengan pencocokan sama dengan kasus.
Analisis data dengan menggunakan Chi-Square, sedangkan untuk
mengetahui besarnya pengaruh perbedaan menggunakan analisis Odd
Ratio dengan derajat kepercayaan. Hasil penelitian berdasarkan
penelitian karateristik rumah responden yang memiliki hubungan
signifikan adalah kepadatan hunian, ventilasi, jenis lantai,
pencahayaan, suhu dan kelembaban.. Persamaan penelitian ini terdapat
pada salah satu variabel dan pendekatan penelitian. Perbedaan pada
penelitian ini terletak pada waktu, tempat, responden, dan sampel yaitu
pada tahun 2017 di Wilayah Keja Puskesmas Sempor 1, sedangkan
dalam penelitian ini berada di Puskesmas Simpang Kiri Kota
Subulussalam Tahun 2012.
DAFTAR PUSTAKA
Adnani, H. (2011). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha Medika.
Alamsyah, D., & Muliawati, R. (2013). Pilar Dasar Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Yogyakarta: Nuha Medika.
Arikunto, S. (2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Citra.
Chandra, B. (2007). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC.
Dharma, K. K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan : Panduan
Melaksanakan dsn Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta: Trans Info
Media.
Fahreza, E. U. (2012). Hubungan antara Kualitas Fisik Rumah dan Kejadian
Tuberkulosis Paru dengan Basil Tahan Asam positif di Balai Kesehatan
Paru Masyarakat Semarang. Jurnal Kedokteran Muhammadiyah,
Volume 1, Nomor 1.
Faqih, N. (2011). Bahan Konstruksi Teknik. Wonosobo: UNSIQ.
Hastono, S. P. (2007). Analisis Data Kesehatan. Depok.
Hidayat, A. A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa
Data. Jakarta: Salemba Medika.
Khadijah, A. (2013). Kondisi Fisik Rumah Dan Perilaku Dengsn Prevalensi TB
Paru Di Provinsi DKI Jakarta, Banten Dan Sulawesi Utara
Kasjono, & Kristiawan. (2008). Intisari Epidemologi. Yogyakarta: Mitra
Cendekia Press.
Kementrian Kesehatan Indonesia. (2010). Menuju Masyarakat Sehat Yang
Mandiri dan Berkeadilan. Jakarta.
Latifah, N. L. (2015). Fisika Bangunan 2 Kenyamanan Visual : Pencahayaan
Alami & Buatan Kenyamanan Audial : Akustik & Auditorium. Jakarta:
Griya Kreasi.
Meilya, F. I. (2014). Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dan Kepadatan Hunian
Dengan Kejadian TB Paru Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Ddahup
Kecamatan Dadahup Kabupaten Kapuas
Muaz, F. (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Tuberkulosis
Paru Basil Tahan Asam Positif Di Puskesmas Wilayah Kecamatan
Serang Kota Serang Tahun 2014.
Muhammad, A. I. (2013). Hubungan Tingkat Sirkulasi Oksigen Dan
Karakteristik Individu Dengan Kejadian TB Paru Pada Kelompok Usia
Produktif Di Puskesmas Pondok Pucung Tahun 2013
Niko, R. P. (2011). Hubungan Perilaku Dan Kondisi Sanitasi Rumah Dengan
Kejadian TB Paru Di Kota Solok Tahun 2011
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Padila. (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Peraturan Pemerintah Nomor 66. (2014). Kesehatan Lingkungan
Sari, K. P., Priyo, Widiyanto, P., Yudha, H. T., Yuniar, I., Purwati, et al.
(2014). Analisa Situasi Tuberkulosis (TB) Di Kabupaten Kebumen.
Saryono. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan : Penuntun Praktik Bagi
Pemula. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.
Saryono. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra
Cendika.
Saryono. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan: Penuntun Praktik Bagi
Pemula. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.
Sayogi. (2015). Hubungan Sanitasi Lingkungan Penderita TB Paru Dengan
Tingkat Penyebaran Penyakit TB Paru Di Puskesmas Andong
Kabupaten Boyolali
Sinaga, M. L. (2014). Hubungan Antara Kondisi Fisik Rumah Dengan
Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting
Kota Manado. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam
Ratulangi.
Siregar, M. P. (2012). Hubungan Karakteristik Rumah Dengan Kejadian
Penyakit Tuberkulosis Paru Di Puskesmas Simpang Kiri Kota
Subulussalam Tahun 2012.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Suharsimi, A. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Taufiq. (2009). Tuberkulosis Paru. Dalam Laporan Pendek Kepaniteraan
Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat .
Tjandra, & Aditma, Y. (2012). Tuberkulosis, Rokok dan Perempuan. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Wardhana Isha, (2016). Hubungan Antara Faktor Fisik Rumah, Karakteristik
Individu Dan Faktor Lainnya Terhadap Kejadian TB Pau Di Wilayah
Kerja Puskesmas Sukaratu Kabupaten Tasik Malaya.
WHO. (2015). Kesehatan Lingkungan.
Widiyanto, S. (2009). Mengenal 10 Penyakit Mematikan. Yogyakarta: PT
Pustaka Insan Madani.
Widiyono. (2011). Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan
Pemberantasannya. Semarang: Erlangga.
Wijaya. (2013). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Nuha Medika.
LAMPIRAN
Lampiran 1
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth,
Calon Responden Penelitian
Di Tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Sita Rusmindarti
NIM : A11300943
Institusi : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Gombong
Dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul “Hubungan Kondisi
Fisik Rumah Dengan Kejadian Penderita Tuberkulosis (TB) Paru Di Wilayah
Kerja Puskesmas Sempor 1”, untuk itu saya mohon kesediaan dan suka rela
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk bersedia menjadi responden atau subjek
penelitian ini.
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari setuju menjadi responden dalam penelitian
ini, mohon menandatangani lembar persetujuan menjadi responden yang telah
saya siapkan. Kesediaan dan perhatian Bapak/Ibu/Saudara/Saudari saya
harapkan dan atas partisipasinya saya ucapkan terima kasih.
Peneliti
Sita Rusmindarti
NIM : A11300943
Lampiran 2
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
LAMPIRAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya
bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh
mahasiswi Program Studi S1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Gombong
dengan judul” Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Penderita
Tuberkulosis (TB) Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sempor 1”.
Saya mengetahui bahwa informasi yang saya berikan ini sangat
bermanfaat bagi pengembangan ilmu kesehatan. Demikian pernyataan
persetujuan menjadi responden dari saya semoga dapat bermanfaat dan
dipergunakan seperlunya.
Kebumen, April 2017
Responden
( )
Lampiran 3
LEMBAR OBSERVASI
HUBUNGAN LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN
PENDERITA TUBERKULOSIS (TB) PARU DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SEMPOR 1
I. DATA IDENTITAS RESPONDEN
1. Nomor :
2. Tanggal Observasi :
3. Nama Responden :
4. Umur Responden :
5. Jenis Kelamin : L/P
6. Pendidikan :
7. Pekerjaan Responden :
8. Kelompok : 1. Kasus
2. Kontrol
9. Status Kepemilikan Rumah: 1. Kontrak/Sewa
2. Milik Sendiri
II. LEMBAR OBSERVASI KONDISI FISIK RUMAH
1. Bahan bangunan rumah yang ditempati penderita tuberkulosis (TB)
paru :
a. Tembok
b. Bukan tembok
2. Luas ventilasi rumah yang ditempati penderita tuberkulosis (TB) paru :
……… m2
3. Pencahayaan ruangan yang ditempati penderita tuberkulosis (TB) paru
: …….. Lux
4. Luas ruangan yang ditempati penderita tuberkulosis (TB) paru :
……. m2
5. Jumlah anggota keluarga di rumah yang ditempati penderita
tuberkulosis (TB) paru : ….. orang
Lampiran 4
LEMBAR REKAP OBSERVASI RESPONDEN KASUS
HUBUNGAN LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN
PENDERITA TUBERKULOSIS (TB) PARU DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SEMPOR 1
No Nama
Responde
n
Bahan Bangunan Luas
Ventilasi
(m2)
Pencahayaan
Ruangan
(Lux)
Luas padat
hunian
(m2)
1 R1 Bukan Tembok 8% 20 Lux 2 m2
2 R2 Bukan Tembok 6% 49 Lux 2,5 m2
3 R3 Tembok 6% 38 Lux 3,5 m2
4 R4 Tembok 14% 80 Lux 4 m2
5 R5 Bukan Tembok 6% 36 Lux 4,5 m2
6 R6 Tembok 8% 38 Lux 4,5 m2
7 R7 Bukan Tembok 4% 34 Lux 3,4 m2
8 R8 Tembok 8% 36 Lux 3,6 m2
9 R9 Bukan Tembok 6,5% 46 Lux 4,5 m2
10 R10 Bukan Tembok 6,5% 47 Lux 3,7 m2
11 R11 Bukan Tembok 14% 34 Lux 4,6 m2
12 R12 Tembok 15% 38 Lux 2,5 m2
13 R13 Bukan Tembok 8% 58 Lux 4,0 m2
14 R14 Bukan Tembok 8% 49 Lux 3 m2
15 R15 Bukan Tembok 6% 30 Lux 3 m2
16 R16 Bukan Tembok 6% 48 Lux 3,5 m2
17 R17 Bukan Tembok 20% 89 Lux 2,8 m2
18 R18 Tembok 8% 46 Lux 2,5 m2
19 R19 Bukan Tembok 7% 54 Lux 3,5 m2
20 R20 Bukan Tembok 7,5% 58 Lux 3,5 m2
21 R21 Bukan Tembok 6,8% 54 Lux 3,2 m2
23 R22 Bukan Tembok 8,5% 57 Lux 2,5 m2
24 R23 Tembok 9% 54 Lux 3,5 m2
25 R24 Bukan Tembok 6,8% 46 Lux 2,4 m2
26 R25 Bukan Tembok 5% 34 Lux 2,4 m2
27 R26 Bukan Tembok 5,8% 46 Lux 2,2 m2
28 R27 Bukan Tembok 8% 36 Lux 2,4 m2
29 R28 Bukan Tembok 6,5% 49 Lux 1,8 m2
30 R29 Tembok 16% 48 Lux 2,2 m2
31 R30 Bukan Tembok 8% 58 Lux 3,2 m2
32 R31 Bukan Tembok 8,5% 56 Lux 2,4 m2
33 R32 Bukan Tembok 6% 49 Lux 3,4 m2
34 R34 Bukan Tembok 6,5% 91 Lux 3,2 m2
35 R35 Bukan Tembok 5,5% 45 Lux 3,2 m2
36 R36 Bukan Tembok 6% 80 Lux 3,4 m2
37 R37 Tembok 8% 50 Lux 3,4 m2
38 R38 Bukan Tembok 20% 49 Lux 3,5 m2
39 R39 Bukan Tembok 5,8% 45 Lux 2,5 m2
40 R40 Bukan Tembok 6% 40 Lux 2,5 m2
Lampiran 5
LEMBAR REKAP OBSERVASI RESPONDEN KONTROL
HUBUNGAN LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN
PENDERITA TUBERKULOSIS (TB) PARU DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SEMPOR 1
No Nama
Responde
n
Bahan Bangunan Luas
Ventila
si (m2)
Pencahaya
an
Ruangan
(Lux)
Luas padat
hunian
(m2)
1 R1 Bukan Tembok 4% 48 Lux 2,4 m2
2 R2 Bukan Tembok 5% 45 Lux 1,8 m2
3 R3 Bukan Tembok 6% 80 Lux 2 m2
4 R4 Bukan Tembok 8% 89 Lux 3,2 m2
5 R5 Bukan Tembok 8% 38 Lux 2 m2
6 R6 Tembok 4% 43 Lux 2,3 m2
7 R7 Bukan Tembok 5% 54 Lux 3,5 m2
8 R8 Bukan Tembok 3,8% 67 Lux 3 m2
9 R9 Tembok 5% 36 Lux 3,2 m2
10 R10 Bukan Tembok 5,5% 79 Lux 2 m2
11 R11 Bukan Tembok 6% 34 Lux 2,2 m2
12 R12 Bukan Tembok 8% 78 Lux 2 m2
13 R13 Bukan Tembok 18% 98 Lux 3 m2
14 R14 Bukan Tembok 4% 32 Lux 3 m2
15 R15 Bukan Tembok 15% 45 Lux 3 m2
16 R16 Bukan Tembok 8% 65 Lux 2 m2
17 R17 Tembok 16% 74 Lux 3,4 m2
18 R18 Bukan Tembok 5% 32 Lux 2 m2
19 R19 Tembok 20% 78 Lux 3,5 m2
20 R20 Tembok 4% 54 Lux 2 m2
21 R21 Bukan Tembok 15% 34 Lux 3 m2
23 R22 Bukan Tembok 8% 78 Lux 2 m2
24 R23 Tembok 6,7% 32 Lux 2 m2
25 R24 Bukan Tembok 6% 78 Lux 3 m2
26 R25 Bukan Tembok 16% 45 Lux 3,2 m2
27 R26 Bukan Tembok 4% 89 Lux 2 m2
28 R27 Tembok 6,5% 42 Lux 1,5 m2
29 R28 Bukan Tembok 15% 88 Lux 3 m2
30 R29 Tembok 5,5% 44 Lux 3,2 m2
31 R30 Bukan Tembok 16% 98 Lux 3,2 m2
32 R31 Tembok 6,5% 33 Lux 1,5 m2
33 R32 Bukan Tembok 8% 34 Lux 2 m2
34 R34 Bukan Tembok 14% 43 Lux 3 m2
35 R35 Bukan Tembok 4,5% 45 Lux 3,2 m2
36 R36 Bukan Tembok 5% 54 Lux 2 m2
37 R37 Bukan Tembok 5,5% 43 Lux 1,4 m2
38 R38 Tembok 15% 32 Lux 3 m2
39 R39 Tembok 18% 35 Lux 3,4 m2
40 R40 Bukan Tembok 4,6% 97 Lux 3,2 m2
Hasil Analisis Univariat
Statistics
Bahan
Bangunan Ventilasi
Pencahayaan
Hunian
Padat Hunian
Rumah
Kejadian
Tuberkulos
is Paru
N Valid 80 80 80 80 80
Missing 0 0 0 0 0
Percentiles 25 .00 .00 1.00 .00 1.00
50 1.00 1.00 1.00 .00 1.50
75 1.00 1.00 1.00 1.00 2.00
Frequency Table
Bahan Bangunan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tembok (Memenuhi
syarat) 21 27.5 27.5 27.5
Bukan tembok
(Tidak memenuhi
syarat)
59 72.5 72.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
Ventilasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid >10% (Memenuhi
syarat) 21 26.2 26.2 26.2
<10% (Tidak
memenuhi syarat) 59 73.8 73.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
Pencahayaan Hunian
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid >60 Lux
(Memenuhi syarat) 19 23.8 23.8 23.8
< 60 Lux (Tidak
memenuhi syarat ) 61 76.2 76.2 100.0
Total 80 100.0 100.0
Padat Hunian Rumah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid >3m/orang
(Memenuhi syarat 45 56.2 56.2 56.2
<3m/orang (Tidak
memenuhi syarat) 35 43.8 43.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
Kejadian Tuberkulosis Paru
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Penderita
Tuberkulosis paru
BTA positif
40 50.0 50.0 50.0
Bukan Penderita
Tuberkulosis paru
BTA positif
40 50.0 50.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
Hasil Analisis Bivariat
Bahan Bangunan * Kejadian Tuberkulosis Paru Crosstabulation
Kejadian Tuberkulosis Paru
Total
Penderita
Tuberkulosis
paru BTA
positif
Bukan Penderita
Tuberkulosis
paru BTA
positif
Bahan
Bangunan
Tembok
(Memenuhi
syarat)
Count 10 11 21
Expected Count 10.5 10.5 21.0
% within Bahan
Bangunan 47.6% 52.4% 100.0%
% within Kejadian
Tuberkulosis Paru 25.0% 27.5% 26.2%
% of Total 12.5% 13.8% 26.2%
Bukan
tembok
(Tidak
memenuhi
syarat)
Count 30 29 59
Expected Count 29.5 29.5 59.0
% within Bahan
Bangunan 50.8% 49.2% 100.0%
% within Kejadian
Tuberkulosis Paru 75.0% 72.5% 73.8%
% of Total 37.5% 36.2% 73.8%
Total Count 40 40 80
Expected Count 40.0 40.0 80.0
% within Bahan
Bangunan 50.0% 50.0% 100.0%
% within Kejadian
Tuberkulosis Paru 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .065a 1 .799
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .065 1 .799
Fisher's Exact Test 1.000 .500
Linear-by-Linear
Association .064 1 .801
N of Valid Casesb 80
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,50.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Bahan Bangunan (Tembok
(Memenuhi syarat) / Bukan tembok (Tidak
memenuhi syarat))
.879 .324 2.381
For cohort Kejadian Tuberkulosis Paru =
Penderita Tuberkulosis paru BTA positif .937 .560 1.566
For cohort Kejadian Tuberkulosis Paru = Bukan
Penderita Tuberkulosis paru BTA positif 1.066 .657 1.728
N of Valid Cases 80
Ventilasi * Kejadian Tuberkulosis Paru Crosstabulation
Kejadian Tuberkulosis Paru
Total
Penderita
Tuberkulosis
paru BTA
positif
Bukan
Penderita
Tuberkulosis
paru BTA
positif
Ventilasi >10% (Memenuhi
syarat)
Count 8 13 21
Expected Count 10.5 10.5 21.0
% within Ventilasi 38.1% 61.9% 100.0%
% within Kejadian
Tuberkulosis Paru 20.0% 32.5% 26.2%
% of Total 10.0% 16.2% 26.2%
<10% (Tidak
memenuhi syarat)
Count 32 27 59
Expected Count 29.5 29.5 59.0
% within Ventilasi 54.2% 45.8% 100.0%
% within Kejadian
Tuberkulosis Paru 80.0% 67.5% 73.8%
% of Total 40.0% 33.8% 73.8%
Total Count 40 40 80
Expected Count 40.0 40.0 80.0
% within Ventilasi 50.0% 50.0% 100.0%
% within Kejadian
Tuberkulosis Paru 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 1.614a 1 .204
Continuity Correctionb 1.033 1 .309
Likelihood Ratio 1.626 1 .202
Fisher's Exact Test .310 .155
Linear-by-Linear
Association 1.594 1 .207
N of Valid Casesb 80
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,50.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Ventilasi (>10% (Memenuhi
syarat) / <10% (Tidak memenuhi syarat)) .519 .187 1.438
For cohort Kejadian Tuberkulosis Paru =
Penderita Tuberkulosis paru BTA positif .702 .388 1.271
For cohort Kejadian Tuberkulosis Paru = Bukan
Penderita Tuberkulosis paru BTA positif 1.353 .875 2.091
N of Valid Cases 80
Pencahayaan Hunian * Kejadian Tuberkulosis Paru Crosstabulation
Kejadian Tuberkulosis Paru
Total
Penderita
Tuberkulosis paru
BTA positif
Bukan Penderita
Tuberkulosis paru
BTA positif
Pencahayaan
Hunian
>60 Lux
(Memenuhi
syarat)
Count 5 14 19
Expected Count 9.5 9.5 19.0
% within
Pencahayaan
Hunian
26.3% 73.7% 100.0%
% within
Kejadian
Tuberkulosis Paru
12.5% 35.0% 23.8%
% of Total 6.2% 17.5% 23.8%
< 60 Lux
(Tidak
memenuhi
syarat )
Count 35 26 61
Expected Count 30.5 30.5 61.0
% within
Pencahayaan
Hunian
57.4% 42.6% 100.0%
% within
Kejadian
Tuberkulosis Paru
87.5% 65.0% 76.2%
% of Total 43.8% 32.5% 76.2%
Total Count 40 40 80
Expected Count 40.0 40.0 80.0
% within
Pencahayaan
Hunian
50.0% 50.0% 100.0%
% within
Kejadian
Tuberkulosis Paru
100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 5.591a 1 .018
Continuity Correctionb 4.418 1 .036
Likelihood Ratio 5.772 1 .016
Fisher's Exact Test .034 .017
Linear-by-Linear
Association 5.521 1 .019
N of Valid Casesb 80
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,50.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Pencahayaan Hunian (>60 Lux
(Memenuhi syarat) / < 60 Lux (Tidak memenuhi
syarat ))
.265 .085 .830
For cohort Kejadian Tuberkulosis Paru =
Penderita Tuberkulosis paru BTA positif .459 .210 1.003
For cohort Kejadian Tuberkulosis Paru = Bukan
Penderita Tuberkulosis paru BTA positif 1.729 1.163 2.569
N of Valid Cases 80
Padat Hunian Rumah * Kejadian Tuberkulosis Paru Crosstabulation
Kejadian Tuberkulosis Paru
Total
Penderita
Tuberkulosis
paru BTA
positif
Bukan Penderita
Tuberkulosis
paru BTA
positif
Padat Hunian
Rumah
>3m/orang
(Memenuhi
syarat
Count 25 20 45
Expected Count 22.5 22.5 45.0
% within Padat
Hunian Rumah 55.6% 44.4% 100.0%
% within
Kejadian
Tuberkulosis Paru
62.5% 50.0% 56.2%
% of Total 31.2% 25.0% 56.2%
<3m/orang
(Tidak
memenuhi
syarat)
Count 15 20 35
Expected Count 17.5 17.5 35.0
% within Padat
Hunian Rumah 42.9% 57.1% 100.0%
% within
Kejadian
Tuberkulosis Paru
37.5% 50.0% 43.8%
% of Total 18.8% 25.0% 43.8%
Total Count 40 40 80
Expected Count 40.0 40.0 80.0
% within Padat
Hunian Rumah 50.0% 50.0% 100.0%
% within
Kejadian
Tuberkulosis Paru
100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 1.270a 1 .260
Continuity Correctionb .813 1 .367
Likelihood Ratio 1.273 1 .259
Fisher's Exact Test .367 .184
Linear-by-Linear
Association 1.254 1 .263
N of Valid Casesb 80
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17,50.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Padat Hunian Rumah
(>3m/orang (Memenuhi syarat / <3m/orang
(Tidak memenuhi syarat))
1.667 .684 4.063
For cohort Kejadian Tuberkulosis Paru =
Penderita Tuberkulosis paru BTA positif 1.296 .816 2.060
For cohort Kejadian Tuberkulosis Paru = Bukan
Penderita Tuberkulosis paru BTA positif .778 .504 1.201
N of Valid Cases 80