hubungan gaya kepemimpinan dengan kinerja … · hubungan gaya kepemimpinan dengan kinerja pegawai...

108
HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi Jakarta Utara) SYAIFUL BAHRI I34062108 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Upload: trinhxuyen

Post on 06-Mar-2019

248 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA

PEGAWAI PEMERINTAH

(Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota

Administrasi Jakarta Utara)

SYAIFUL BAHRI

I34062108

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN

MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 2: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

ABSTRACT

The purpose of this research was to study about the relationship between

leadership and the performance of government employees in some offices of

livestock, fishery, and marine resources in North Jakarta. This study used a

quantitative approach by using a census method and was supported by qualitative

data. An individual respondent was a civil servant who had been working there. It

focused on three points of analysis. They were a leadership type owned or used by

a leader, the employees performance, and the relation among them.

Based on the result of study, a dominant leadership type used was

participatory. Furthermore, a leader also used consultive and delegative

leadership type. They used several leadership types in various conditions and in

accordance with the character of employees. It indicated that most employees had

a good performance. There was a close relation between factor of leadership type

anad employees performance. At last, it could be concluded that a leadership type

used by a leader would improve the employees performance.

Keywords: leadership type, employees perfomance, relation between factors

Page 3: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

RINGKASAN

SYAIFUL BAHRI. HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN

KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan Perikanan

dan Kelautan Jakarta Utara) (Di bawah bimbingan Dr. Ir. LALA M.

KOLOPAKING, MS).

Kepemimpinan adalah proses seseorang dalam mempengaruhi orang atau

sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan bersama. Peran pemimpin

birokrasi dan gaya kepemimpinannya kepada para pegawai menentukan

bagaimana hasil pencapaian tugas yang diberikan. Penelitian ini bertujuan

mengetahui gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin dalam organisasi

setingkat Suku Dinas dalam cakupan wilayah Jakarta Utara. Selain itu, bertujuan

pula untuk mengetahui kinerja pegawai dalam organisasi setingkat Suku Dinas

dalam cakupan wilayah Jakarta Utara. Dari kedua tujuan tersebut kemudian

diteliti hubungan gaya kepemimpinan dengan kinerja pegawai dalam pencapaian

tujuan organisasi.

Penelitian dilaksanakan di Kantor Suku Dinas Peternakan, Perikanan dan

Kelautan Kota Administrasi Jakarta Utara yang dipilih secara sengaja. Waktu

penelitian dilakukan pada bulan Mei 2010 – Desember 2010. Pendekatan

penelitian adalah kuantitatif. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dan

kualitatif. Jenis data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder.

Responden terdiri pegawai Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan

(Sudin P2K) Kota Administrasi Jakarta Utara berjumlah 37 orang yang

berinteraksi langsung dengan Kepala Sudin. Selain itu di ambil pula persepsi

masyarakat mengenai kinerja pegawai sebagai penguat pendeskripsian mengenai

kinerja pegawai. Pengujian kolerasi antar variabel menggunakan rank spearman.

Hasil penelitian menemukan bahwa gaya kepemimpinan yang dominan

diterapkan Kepala Sudin adalah gaya kepemimpinan partisipatif. Terdapat dua

faktor yang berkaitan, yaitu faktor internal dan eksternal dari pemimpin. Faktor

internal merupakan karakteristik pribadi dari pemimpin tersebut, yaitu usia dan

status perkawinan, pendidikan yang ditempuh, pandangan/nilai-nilai kehidupan

yang dipegang, dan pengalaman karir pekerjaannya di pemerintah. Usia yang

matang, status pernikahan, pendidikan yang ditempuh, pandangan/nilai-nilai

kehidupan yang dipegang dan pengalaman karir pekerjaan Kepala Sudin berkaitan

dengan keputusan pemimpin dalam pengambilan suatu gaya kepemimpinan yang

tepat sesuai dengan kondisi. Faktor eksternal adalah karakteristik pegawai dan

situasi pekerjaan yang meliputi usia, status menikah, tingkat pendidikan dan lama

kerja pegawai. Usia yang matang, status menikah, tingkat pendidikan yang tinggi

dan lamanya waktu pegawai bekerja di Sudin disebut Kepala Sudin menjadi sebab

ia menerapkan gaya kepemimpinan partisipatif. Faktor situasi pekerjaan memiliki

pengaruh terhadap pemimpin dalam menetukan gaya kepemimpinannya. Jika

situasi pekerjaan yang kondusif maka cenderung pegawai mudah diarahkan. Oleh

karena itulah Kepala Sudin cenderung menerapkan gaya kepemimpinan

partisipatif. Sedangkan dalam kondisi yang kurang kondusif Kepala Sudin

cenderung menerapkan gaya kepemimpinan otoriter/instruktif. Pada tahap

pengambilan keputusan dan perencanaan, gaya kepemimpinan yang dominan

Page 4: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

diterapkan Kepala Sudin adalah gaya kepemimpinan konsultatif. Sedangkan gaya

kepemimpinan partisipatif dominan diterapkan ketika pemimpin berhubungan

dengan pegawai dalam lingkungan kerja dan pada tahap pelaksanaan tugas. Pada

tahap evaluasi dan pembuatan laporan Kepala Sudin dominan menerapkan gaya

kepemimpinan delegatif.

Pegawai Sudin memiliki kinerja yang baik, yaitu sebesar 28 orang pegawai

(75,7 persen). Hal ini dapat diketahui berdasarkan kehadiran kerja yang baik

sebanyak 86,48 persen, memiliki ketepatan waktu yang baik dalam penyelesaian

tugas sebanyak 75,6 persen, dan ketepatan dan kebenaran pembuatan dan

penyampaian laporan pelaksanaan tugas sebanyak 78,4 persen. Selain itu dapat

diindikasikan pula dari 81,8 persen memiliki kemampuan yang baik dalam

menyampaikan data dan informasi dalam tugas, sebanyak 72,9 persen memiliki

kemampuan kerjasama yang baik dan sebanyak 89,18 persen pegawai Sudin

memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik. Kemampuan kepemimpinan

tersebut, meliputi mengkoordinir tim kerja, membangun komunikasi dengan

berbagai pihak, motivasi yang baik, bertanggungjawab terhadap tugas yang

diberikan serta mampu melakukan pembagian tugas yang baik untuk

menyelesaikan pekerjaan yang diberikan.

Berdasarkan persepsi masyarakat yang mendapat pembinaan dari Suku

Dinas, diketahui kinerja pegawai cenderung baik. Berdasarkan hasil wawancara

masyarakat menilai cukup mudah mendapatkan informasi, cukup komunikatif,

dan cukup tanggap terhadap permasalahan di masyarakat. Masyarakat menilai

pegawai Sudin sangat sopan dalam melayani dan berhubungan dengan

masyarakat, cukup memiliki keahlian dan kemampuan dalam memberikan

pelayanan/pelaksanaan tugasnya, dan sangat mudah saat pembuatan surat izin

yang terkait dengan usaha atau penangkapan ikan. Dengan demikian, masyarakat

cukup nyaman dan puas terhadap pelayanan yang diberikan pegawai Sudin.

Berdasarkan uji korelasi terdapat hubungan gaya kepemimpinan dengan

kinerja pegawai. Hal ini dapat dilihat juga dari koefisien korelasi (rs) sebesar

0,525 memperlihatkan bahwa hubungan gaya kepemimpinan dengan kinerja

pegawai tergolong memiliki korelasi yang sedang. Gaya kepemimpinan

partisipatif memiliki hubungan nyata dengan korelasi sedang (p< 0,05) dengan

kinerja pegawai. Hasil uji korelasi gaya kepemimpinan konsultatif dengan kinerja

pegawai menunjukkan memiliki hubungan nyata dengan korelasi sedang (p<

0,05). Sedangkan gaya kepemimpinan delegatif berkorelasi kuat dengan kinerja

pegawai Sudin.

Kesimpulan penelitian ini bahwa gaya kepemimpinan partisipatif dan

konsultatif meningkatkan kinerja pegawai. Kinerja pegawai yang dominan baik

ketika kedua gaya kepemimpinan tersebut diterapkan oleh Kepala Sudin.

Sedangkan gaya kepemimpinan delegatif, dapat disimpulkan tidak meningkatkan

maupun menurunkan kinerja pegawai. Hal ini berdasarkan kinerja pegawai

dominan sedang dan masing-masing satu orang memiliki kinerja baik dan buruk.

Namun bukan berarti gaya kepemimpinan delegatif tidak perlu digunakan oleh

Kepala Sudin. Dalam beberapa kondisi gaya kepemimpinan delegatif perlu

diterapkan.

Page 5: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA

PEGAWAI PEMERINTAH

(Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota

Administrasi Jakarta Utara)

SYAIFUL BAHRI

Skripsi

Sebagai Bagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

pada

Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 6: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Judul : Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Pegawai

Pemerintah (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan

dan Kelautan Kota Adiministrasi Jakarta Utara)

Nama Mahasiswa : Syaiful Bahri

Nomor Mahasiswa : I34062108

dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan

Pengembangan Masyarakat pada Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian

Bogor.

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Lala M. Kolopaking, MS

NIP. 19580827 198303 1 001

Mengetahui,

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Ketua

Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS

NIP. 19550630 198103 1 003

Tanggal Lulus Ujian:

Page 7: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

“HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI

PEMERINTAH (KASUS SUKU DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN

DAN KELAUTAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA)” BELUM

PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA

LAIN MANAPUN. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI

MERUPAKAN HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK

MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU

DITERBITKAN OLEH PIHAK/LEMBAGA LAIN KECUALI SEBAGAI

BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Mei 2011

Syaiful Bahri

I34062108

Page 8: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 20 November 1988 sebagai anak

terakhir dari dua bersaudara, putra pasangan Nurhimam, SH dan Darsih

Suprihatin, SH. Penulis telah menyelesaikan pendidikan formal di Sekolah Dasar

Muhammadiyyah 03 pada tahun 2000, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri

07 pada tahun 2003 serta Sekolah Menengah Umum Negeri 31 pada tahun 2006

yang ketiganya berada di Kota Jakarta Timur. Pada tahun 2006 penulis diterima

sebagai mahasiswa Insitut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Ujian Seleksi

Masuk IPB). Pada tahun 2007 memasuki Departemen Sains Komunikasi dan

Pengembangan Masyarakat setelah melalui seleksi mayor minor.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif mengikuti berbagai kegiatan di

kampus dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia sebagai

staf Pengembangan Sumberdaya Manusia dan Kewirausahaan, Forum Syiar Islam

Fakultas Ekologi Manusia sebagai Ketua Divisi Pengembangan Sumberdaya

Manusia yang keduanya diikuti pada tahun selama tahun 2008-2009 dan aktif pula

dalam Dewan Perawakilan Mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia sebagai staf

komisi internal. Selain itu penulis juga aktif dalam berbagai kepanitiaan, yaitu

kepanitiaan Open Houses Mahasiswa Baru IPB tahun 2007 sebagai staf divisi

acara, kepanitiaan Masa Perkenalan Mahasiswa Baru IPB sebagai Penanggung

Jawab Keluarga (PJK) tahun 2007, mengikuti kepanitiaan INDEX (Indonesian

Ecology Expo) sebagai staf konsumsi pada tahun 2008, kepanitiaan Masa

Perkenalan Fakultas Ekologi Manusia sebagai Penanggung Jawab Keluarga (PJK)

tahun 2008, kepanitiaan Masa Perkenalan Departemen sebagai staf konsumsi

tahun 2008 serta sebagai Ketua Panitia Penyambutan Mahasiswa Baru IPB

SALAM ISC tahun 2008.

Penulis aktif sebagai asisten praktikum pada mata kuliah Sosiologi Umum

dan asisten praktikum Pendidikan Agama Islam pada tahun 2009-2011. Penulis

pun aktif sebagai pembicara dan trainer outbond dalam beberapa kegiatan

organisasi kampus.

Page 9: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. yang senantiasa memberikan rahmat dan

hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Pegawai Pemerintah (Kasus

Suku Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Jakarta Utara)”.

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang

diterapkan oleh Kepala Suku Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Jakarta

Utara dalam memimpin organisasi. Skripsi ini juga bertujuan untuk mengetahui

kinerja pegawai Suku Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Jakarta Utara.

Selain itu, skripsi ini pun bertujuan untuk mengetahui hubungan gaya

kepemimpinan yang diterapkan oleh Kepala Suku Dinas dengan Kinerja Pegawai.

Akhirnya, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat menjadi

masukan dan bermanfaat bagi pihak-pihak terkait.

Bogor, Mei 2011

Penulis

Page 10: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT,

karena atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Hubungan

Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Pegawai Pemerintah (Kasus Suku Dinas

Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Administrasi Jakarta Utara)” ini dapat

diselesaikan.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang membantu

dalam berbagai hal dari masa awal penulisan hingga akhir penulisan. Untuk itu

ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada:

1. Allah SWT, karena hanya dengan izin dan ridho-Nya penulis dapat

menyelesaikan penulisan Skripsi.

2. Dr. Ir. Lala M. Kolopaking, MS sebagai dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktunya untuk memberikan dorongan, bimbingan, arahan, dan

masukan sejak awal hingga akhir penulisan.

3. Ir Said Rusli, MA dan Iman Nawireja M.Si sebagai dosen penguji yang telah

memberikan banyak masukan dalam ujian sidang skripsi dan penulisan

skripsi

4. Ayah dan Ibu tercinta, Nurhimam, SH dan Darsih Suprihatin, SH atas

bantuan doa, keikhlasan dan perhatiaannya serta untuk kakakku Iim Za’imah,

Spsi yang senantiasa mengingatkan dan memberi dukungan semangat.

5. Bapak Edi sebagai Kepala Sudin Peternakan, Perikanan dan Kelautan Jakarta

Utara, Bapak Agus sebagai Kepala Seksi Wasdal, Bapak Ali sebagai Kepala

Seksi tata Usaha, Ibu Yuyun dan Ibu Endang Staf Perekonomian Jakarta

Utara serta Seluruh pegawai Suku Dinas Peternakan, Perikanan dan Keluatan

Jakarta Utara yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis

sehingga penulis dapat melakukan penelitian.

6. Keluarga Bapak Djun (Ibu Riza, Nisa, Dienel, Uca, Da’in, Ka Wulan dan

Keisha) yang membantu dalam setiap pengerjaan penelitian dan penulisan

skripsi, memberikan motivasi dan arahan.

7. Ibu Susi, Mba Maria, Mba Icha dan segenap staf Departemen Sains KPM

yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 11: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

8. Sahabat-sahabat IPB Hadi, Anom, Wirudy, Daniel, Dudung, Dimas, Eri,

Bayu, Kiki, Kindi, Awang, Damora, Vandra, Hanif, Fuad, Ary Santoso,

Hendra, Diki, Suci, Reti, Avi, Puspa, Lina, Anis, Pita, Fatimah, Jatil, Cipi,

Nida, Linda dan sahabat lainnya yang tiada habisnya memberikan semangat

kepada penulis sehingga penulisan skripsi dapat terselesaikan dengan baik.

9. Sahabat-sahabat KPM 43 (Reynaldi, Azis, Cecep, Parthogi, Elhaq, Rai,

Desni, Dya, Arlita Puji Widiameiga, Septiani, Indra, Aero dll) atas dukungan

semangat, perhatian, dan juga kenangan manis yang semoga tidak akan

terlupakan.

10. Sahabat-sahabat kostan Al Fath (Irfan, Mas Nono, Aan, Mas Jali, Gonggo,

Mas Ridwan, Mas Erick dan sahabat-sahabat Al Fath lainnya yang tidak

dapat disebutkan satu per satu) dan kontrakan balio No.23 (Dipa, Septian,

Adrian, Saiful, Anom, Rachmat dan Luthfi) atas dukungan do’a dan semangat

sehingga penulis terus bersemangat dalam pengerjaan skripsi.

11. Serta sejumlah pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu-persatu yang

telah membantu dalam hal apapun sehingga penulis dapat menyusun dan

menyelesaikan skripsi ini.

Bogor, Mei 2011

Penulis

Page 12: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

viii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Permasalahan .............................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah .............................................................................. 4

1.3 Tujuan ................................................................................................... 5

1.4 Kegunaan .............................................................................................. 5

BAB II PENDEKATAN TEORITIS ........................................................ 6

2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................................... 6

2.1.1 Definisi Pemimpin dan Kepemimpinan Birokrasi .................... 6

2.1.2 Gaya Kepemimpinan ................................................................ 8

2.1.3 Birokrasi Pemerintah ................................................................ 10

2.1.4 Pelayanan Masyarakat .............................................................. 11

2.1.5 Kinerja Birokrasi Pemerintah ................................................... 12

2.1.5.1 Kinerja Pegawai ............................................................ 12

2.1.5.2 Permasalahan Kepegawaian ......................................... 14

2.1.6 Hasil Penelitian : Keterkaitan Gaya Kepemimpinan

dengan Kinerja Anggota Organisasi ......................................... 15

2.2 Kerangka Pemikiran ............................................................................. 16

2.3 Hipotesis ............................................................................................... 17

2.4 Definisi Operasional ............................................................................. 17

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 25

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 25

3.2 Pendekatan Penelitian ........................................................................... 25

3.3 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 26

3.4 Teknik Penentuan Responden dan Informan ........................................ 26

3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data .................................................. 26

BAB IV GAMBARAN UMUM SUKU DINAS

PETERNAKAN, PERIKANAN, DAN KELAUTAN

KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA ........................... 30

4.1 Deskripsi Umum Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan

Kelautan Kota Administrasi Jakarta Utara ........................................... 30

4.2 Visi, Tugas Pokok Fungsi (TUPOKSI) Suku Dinas Peternakan,

Page 13: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

ix

Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi Jakarta Utara .................. 30

4.3 Struktur Organisasi Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan

Kelautan Kota Administrasi Jakarta Utara ........................................... 32

4.4 Sumber Daya Manusia/ Pegawai Suku Dinas Peternakan,

Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi Jakarta Utara ................. 34

4.5 Sarana dan Prasarana Suku Dinas Peternakan, Perikanan,

dan Kelautan Kota Administrasi Jakarta Utara .................................... 35

BAB V GAYA KEPEMIMPINAN YANG DITERAPKAN

KEPALA SUKU DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN,

DAN KELAUTAN KOTA ADMINISTRASI

JAKARTA UTARA ...................................................................... 38

5.1 Gaya Kepemimpinan Kepala Suku Dinas Peternakan,

Perikanan dan Kelautan Jakarta Utara ................................................. 38

5.2 Gaya Kepemimpinan yang Diterapkan Pada Setiap Situasi Pekerjaan 40

5.2.1 Gaya Kepemimpinan yang Diterapkan Pada Tahap

Perencanaan dan Pengambilan Keputusan ............................... 41

5.2.2 Gaya Kepemimpinan yang Diterapkan Pada

Hubungan Pemimpin dan Pegawai ........................................... 42

5.2.3 Gaya Kepemimpinan yang Diterapkan Pada

Tahap Evaluasi Pembuatan Laporan ........................................ 44

5.2.4 Gaya Kepemimpinan yang Diterapkan Pada Tahap

Pelaksanaan Tugas .................................................................... 45

5.3 Faktor-faktor yang berkaitan dengan Penerapan

Gaya Kepemimpinan Kepala Suku Dinas Peternakan,

Perikanan, dan Kelautan Jakarta Utara ................................................ 47

5.3.1 Pribadi Pemimpin ..................................................................... 47

5.3.2 Karakteristik Pegawai ............................................................... 48

5.3.3 Faktor Situasi/Kondisi Lingkungan Kerja ................................ 51

BAB VI KINERJA PEGAWAI SUKU DINAS PETERNAKAN,

PERIKANAN, DAN KELAUTAN KOTA

ADMINISTRASI JAKARTA UTARA ....................................... 53

6.1 Kinerja Pegawai Suku Dinas Peternakan, Perikanan,

dan Kelautan Jakarta Utara ................................................................... 53

6.2 Kinerja Pegawai Suku Dinas Peternakan, Perikanan,

dan Kelautan Jakarta Utara Pada Setiap Indikator Kinerja .................. 54

6.3 Kinerja Pegawai Menurut Masyarakat Binaan Suku Dinas

Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Jakarta Utara ............................. 57

BAB VII HUBUNGAN DAYA KEPEMIMPINAN DENGAN

KINERJA PEGAWAI ................................................................ 59

Page 14: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

x

7.1 Hubungan Penerapan Gaya Kepemimpinan

Kepala Suku Dinas Dengan Kinerja Pegawai ...................................... 59

7.2 Hubungan Setiap Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Pegawai ....... 60

BAB VIII PENUTUP ................................................................................. 64

8. 1 Kesimpulan .......................................................................................... 64

8. 2 Implikasi Hasil Penelitian ..................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 68

LAMPIRAN ................................................................................................... 70

Page 15: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Tabel 1 Tingkat Hubungan menurut Interval Koefisien untuk Interpretasi

Koefisien Korelasi .......................................................................... 28

Tabel 2 Jumlah Pegawai Sudin Peternakan, Perikanan, dan Kelautan

Jakarta Utara Berdasarkan Seksi dan Jenis Kelamin Tahun 2010 .. 34

Tabel 3 Jenis dan Jumlah Sarana, Prasarana Suku Dinas Peternakan,

Perikanan, dan Kelautan Jakarta Utara Tahun 2010 ....................... 35

Tabel 4 Jumlah dan Persentase Pegawai yang Mempersepsikan Gaya

Kepemimpinan yang diterapkan Kepala Sudin................................ 39

Tabel 5 Kualitas Kinerja Pegawai Sudin Peternakan, Perikanan, dan

Kelautan Jakarta Utara ..................................................................... 54

Tabel 6 Kualitas Kinerja Pegawai Sudin Peternakan, Perikanan, dan

Kelautan Jakarta Utara Berdasarkan Indikator Kerja ...................... 56

Tabel 7 Hubungan Gaya Kepemimpinan Kasudin dengan Kinerja Pegawai

Sudin Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Jakarta Utara .............. 60

Tabel 8 Hubungan Setiap Gaya Kepemimpinan yang Diterapkan Kepala

Sudin dengan Kinerja Pegawai Sudin Peternakan, Perikanan,

dan Kelautan Jakarta Utara .............................................................. 60

Page 16: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Gambar 1 Kerangka Penelitian ....................................................................... 16

Gambar 2 Struktur Organisasi Suku Dinas Peternakan Perikanan dan

Kelautan Jakarta Utara .................................................................. 33

Gambar 3 Gaya Kepemimpinan yang Diterapkan Pada Tahap Perencanaan

dan Pengambilan Keputusan ......................................................... 42

Gambar 4 Gaya Kepemimpinan yang Diterapkan Pada Hubungan

Pemimpin dengan Pegawai ........................................................... 43

Gambar 5 Gaya Kepemimpinan yang Diterapkan Pada Tahap Evaluasi

Pembuatan Laporan ....................................................................... 45

Gambar 6 Gaya Kepemimpianan yang Diterapkan Pada Tahap Pelaksanaan

Tugas ............................................................................................. 46

Gambar 7 Sebaran Usia Pegawai Sudin Peternakan, Perikanan, dan

Kelautan Jakarta Utara .................................................................. 48

Gambar 8 Sebaran Status Penikahan Pegawai Sudin Peternakan,

Perikanan, dan Kelautan Jakarta Utara .......................................... 49

Gambar 9 Sebaran Tingkat Pendidikan Pegawai Sudin Peternakan,

Perikanan dan Kelautan Jakarta Utara .......................................... 50

Gambar 10 Sebaran Pengalaman Kerja Pegawai Sudin Peternakan,

Perikanan dan Kelautan Jakarta Utara ......................................... 51

Gambar 11 Situasi Kerja Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan

Jakarta Utara ................................................................................... 52

Page 17: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Lampiran 1 Kuisioner Penelitian Hubungan Gaya Kepemimpinan Dengan

Kinerja Pegawai Pemerintah (Kasus Kantor Suku Dinas

Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Administrasi

Jakarta Utara) ............................................................................ 71

Lampiran 2 Panduan Pertanyaan Penelitian (Kepala Sudin Peternakan

Perikanan dan Kelautan Jakarta Utara) .................................... 78

Lampiran 3 Panduan Pertanyaan Penelitian (Masyarakat Binaan

Sudin Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Jakarta Utara) ..... 82

Lampiran 4 Daftar Responden Penelitian .................................................... 85

Lampiran 5 Kartu Inventaris Barang (KIB) Peralatan dan Mesin ............... 87

Lampiran 6 Peraturan Gubernur No. 215 Tahun 2009 Pegawai Negeri

Sipil (PNS) DKI Jakarta………………………………………. 90

Page 18: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Pemimpin adalah orang yang berperan sentral dalam menggerakkan

organisasi dan bertanggung jawab terhadap kelangsungan berjalannya organisasi

yang dipimpinnya. Pemimpin juga memastikan tujuan dari organisasi tersebut

tercapai dengan efektif dan efisien serta memiliki tanggung jawab pula terhadap

orang-orang yang dipimpinnya. Hal ini dilakukan agar kinerja mereka optimal

dalam mencapai tujuan dari organisasi tersebut. Kepemimpinan adalah suatu

proses dengan berbagai cara mempengaruhi orang atau sekelompok orang untuk

mencapai suatu tujuan bersama. Pembahasan tentang kepemimpinan menyangkut

tugas dan gaya kepemimpinan, cara mempengaruhi kelompok, yang

mempengaruhi kepemimpinan seseorang1. Sedangkan pengertian gaya

kepemimpinan adalah bagaimana pemimpin berhubungan dengan para pengikut

untuk pengambilan keputusan. Menurut Kaloh (2006) pada dasarnya, setiap

pemimpin memiliki ciri, sikap dan karakter yang berbeda-beda. Oleh karena itulah

setiap pemimpin memiliki suatu gaya kepemimpinan yang dominan ia terapkan.

Walaupun seorang pemimpin memiliki suatu gaya yang cenderung diterapkan, ia

juga harus bisa menerapkan gaya kepemimpinan yang beragam sesuai dengan

pegawai dan kondisi pekerjaan. Gaya seorang pemimpin yang cocok diterapkan

dalam suatu organisasi, belum tentu akan berhasil sama baiknya pada organisasi

yang lain. Pada organisasi pemerintahan, seperti birokrasi, seorang pemimpin juga

harus bisa menerapkan gaya kepemimpinan tertentu yang tepat demi pencapaian

tujuan organisasi.

Menurut Pasolong (2008) birokrasi adalah organisasi yang dipimpin oleh

pejabat pemerintah di bawah menteri yang memiliki tugas utama sebagai pemberi

pelayanan. Birokrasi yang dimaksudkan untuk penyelenggaraan bernegara,

penyelenggaraan pemerintahan termasuk di dalamnya penyelenggaraan pelayanan

umum dan pembangunan. Sedangkan menurut Morgan (1997) organisasi sektor

1 http://shelmi.wordpress.com/2009/06/09/kepemimpinan , diakses 4 desember 2009, pukul

14.40 wib

Page 19: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

2

publik atau birokrasi, dapat dilihat dari dua sudut pandang. Sudut pandang

organisasi sebagai mesin menekankan pada perlunya kecepatan, ketelitian,

kejelasan, keteraturan, keandalan dan efisiensi yang dicapai dengan cara

membangun divisi-divisi, hierarki dan berbagai aturan sebagai bentuk pembagian

kerja yang tegas. Sedangkan sudut pandang organisasi sebagai makhluk hidup

memiliki cara pandang bahwa tidak ada satu jenis organisasi yang dapat

menjawab berbagai masalah dan cocok untuk semua kondisi sehingga organisasi

dapat terus beradaptasi terhadap lingkungannya yang dinamis. Sistem yang kaku

dan dibatasi dengan segala aturan dan prosedural serta tidak mampu pula menjadi

organisasi adaptif yang dapat menyesuaikan dengan kondisi yang berkembang.

Hal inilah yang menyebabkan pemerintah tidak mampu memberikan pelayanan

kepada masyarakat dengan optimal.

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya setiap orang yang bekerja di

pemerintah harus mengikuti segala prosedur yang telah ditetapkan. Hal ini karena

akar dari birokrasi adalah adanya pengawasan perilaku pegawai. Pengawasan ini

dilakukan karena setiap rupiah yang dikeluarkan adalah uang rakyat yang harus

dipertanggungjawabkan penggunaannya sehingga perlu diatur dengan prosedur

dan aturan yang ketat. Akibatnya sikap yang muncul adalah kinerja pegawai yang

terbatasi dengan berbagai macam prosedural yang ada. Oleh karena itulah muncul

kekakuan dalam melayani masyarakat karena adanya dilema antara meningkatkan

pelayanan dengan patuh dan takut terhadap prosedur serta pengawasan yang ketat.

Kekakuan prosedur pelayanan berakibat pada pelaku birokrasi yang terkadang

memperlambat proses yang ada padahal menurut Sinambela dalam Pasolong

(2008) birokrasi adalah organisasi yang ditujukan untuk memaksimumkan efisensi

dalam administrasi yang berarti bertujuan pencapaian tujuan organiasi yang cepat

dan tepat.

Pencapaian tujuan dari birokrasi tidak terlepas dari hasil pekerjaan yang

dilakukan oleh para pegawai pemerintah. Hasil kerja yang dilakukan dan dicapai

dengan baik dalam upaya memenuhi tujuan organisasi secara sendiri maupun

kelompok dengan mengikuti aturan yang telah ditetapkan disebut dengan kinerja

birokrasi (Pasolong, 2008). Peran pemimpin birokrasi dan gaya kepemimpinannya

yang tepat kepada para pegawainya akan menentukan bagaimana hasil

Page 20: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

3

ketercapaian dari tugas dan pekerjaan yang diberikan dapat terlaksana dengan

baik. Walaupun tidak dapat dipastikan bahwa pemimpin adalah satu-satunya

faktor yang mempengaruhi kinerja pegawainya.

Oleh karena itulah dengan adanya permasalahan yang diuraikan pada

paragraf sebelumnya peran pemimpin dalam birokrasi pemerintah sangat penting.

Pemimpin berperan memastikan berjalannya fungsi dan tugas pegawai, seperti

pelayanan terhadap masyarakat. Pemimpin berperan pula untuk memastikan

lingkungan tempat kerja yang harmonis sehingga memotivasi karyawan dalam

menjalankan tugasnya. Namun hal yang harus dihindari dalam implementasi

peran kepemimpinan birokrasi adalah terbentuknya seorang pimpinan yang secara

struktural memegang posisi sebagai kepala/pemimpin tetapi secara fungsional

sangat jauh dari kriteria seorang pemimpin. Pimpinan tersebut tidak mampu

mengambil keputusan yang tepat, tidak mampu pula mengkondisikan lingkungan

kerja yang positif dan tidak mampu membangun komunikasi dengan pegawai

(gaya kepemimpinan) dengan baik sehingga mengakibatkan kinerja pegawai yang

tidak optimal dan tidak sesuai dengan tugas, fungsi dan targetan yang telah

ditetapkan. akhirnya menyebabkan fungsi pemerintah sebagai pelayan publik

menjadi tidak optimal.

Selayaknya sebuah organisasi pemerintah yang berbentuk birokrasi, Suku

Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan (Sudin P2K) Jakarta Utara memiliki

berbagai kondisi yang dinamis dalam menjalankan aktivitas organisasinya. Seperti

yang dikatakan Pasolong (2008) peran Kepala Sudin sebagai pemimpin birokrasi

adalah mempengaruhi para pegawai untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan

mengarahkan organisasi agar lebih kompak dan kondusif dengan menerapkan

konsep, nilai, etika, karakter, pengetahuan dan keterampilan melalui wewenang

yang dimilikinya. Karakter pegawai yang beragam, tingkat pendidikan dan

pengetahuan serta pengalaman kerja menjadikan pegawai memiliki beragam

kondisi. Selain itu ditambah dengan beragamnya situasi dan pekerjaan yang

dihadapi. Oleh karena itulah Kepala Sudin memiliki berbagai macam cara dalam

menghadapi pegawainya dalam berbagai macam situasi yang terjadi. Hubungan

yang terbangun antara Kepala Sudin dan pegawai menjadi lebih dinamis dalam

mencapai tujuan organisasi. Cara Kepala Sudin berkomunikasi, memimpin dan

Page 21: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

4

mengarahkan pegawainya adalah gaya kepemimpinan yang digunakannya dalam

memimpin Sudin. Oleh karena itulah mengetahui bagaimana cara Kepala Sudin

dalam memimpin dan mengarahkan pegawai menjadi menarik dikaji. Apakah

gaya kepemimpinan yang diterapkan dapat mempengaruhi kinerja pegawai dalam

bekerja menjadi sebuah pertanyaan utama dalam penelitian ini. Walaupun masih

terdapat faktor lain diluar gaya kepemimpinan yang dapat menentukan kinerja

pegawai.

1.2 Perumusan Masalah

Pemimpin adalah orang yang memberikan pencerahan bagi masa depan

organisasi yang dipimpinnya dengan menciptakan situasi dan kondisi kondusif

serta memungkinkan berlangsungnya proses-proses manajemen secara optimal

(Kaloh, 2006). Oleh karena itulah diperlukan cara yang dipergunakan oleh

seorang pemimpin dalam mempengaruhi, mengarahkan, mendorong dan

mengendalikan bawahannya dalam rangka pencapaian tujuan organisasi secara

efisien dan efektif. Pencapaian tujuan orgaisasi bergantung pada kepemimpinan

dan kinerja pada birokrasi tersebut. Sedangkan kinerja pemerintah sangat

dipengaruhi oleh kualitas dari anggota organisasi birokrasi pemerintah, yaitu

pegawai. Pemimpin Suku Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Jakarta

Utara perlu menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat dalam mengarahkan

pegawainya. Hal ini disebabkan karena gaya kepemimpinan yang diterapkan

Pemimpin berhubungan dengan kinerja pegawainya. Seperti yang dikatakan oleh

Nordholty (1987), yaitu gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi pegawai

dibutuhkan. Hal ini dapat mempengaruhi peningkatan kinerja pegawai dalam

menyelesaikan tugas yang diberikan. Berdasarkan hal tersebut maka perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin dalam

organisasi setingkat Suku Dinas dalam cakupan wilayah kota ?

2. Bagaimana kinerja pegawai dalam Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan

Kelautan wilayah kota ?

3. Apakah terdapat hubungan gaya kepemimpinan dengan kinerja pegawai Suku

Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan wilayah Kota ?

Page 22: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

5

1.3 Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah di atas, penelitian ini

bertujuan:

1. Mengkaji gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin dalam

organisasi setingkat Suku Dinas dalam cakupan wilayah kota

2. Mengkaji kinerja pegawai dalam Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan

Kelautan wilayah Kota

3. Mengkaji hubungan gaya kepemimpinan dengan kinerja pegawai Suku Dinas

Peternakan, Perikanan, dan Kelautan wilayah Kota

1.4 Kegunaan

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, khususnya bagi:

1. Bagi akademisi penelitian ini bermanfaat menjadi tambahan literatur

penelitian mengenai penerapan gaya kepemimpinan dalam birokrasi

pemerintah, faktor-faktor yang mempengaruhinya, gambaran kinerja pegawai

pemerintah dan hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja

pegawai.

2. Penelitian ini pun diharapkan dapat bermanfaat bagi instansi terkait, yaitu

Suku Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan sebagai masukan dalam

menjalankan organisasi terutama mengenai penerapan gaya kepemimpinan,

kinerja pegawai dan hubungan antara kepemimpinan dengan kinerja

pegawainya.

Page 23: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

6

BAB II

PENDEKATAN TEORITIS

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Definisi Pemimpin dan Kepemimpinan Birokrasi

Menurut Pasolong (2008) pemimpin adalah orang yang mempunyai

kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dalam rangka pencapaian tujuan

tertentu. Sedangkan menurut Kaloh (2006) pemimpin adalah orang yang

memberikan pencerahan bagi masa depan organisasi yang dipimpinnya dengan

menciptakan situasi dan kondisi kondusif serta memungkinkan berlangsungnya

proses-proses manajemen secara optimal. Seorang pemimpin pun harus

menyadari bahwa ia adalah mesin penggerak utama denyut jantung organisasi

untuk memfasilitasi seluruh anggota organisasi agar mereka bisa melaksanakan

tanggung jawab untuk mengembangkan organisasi sesuai dengan aturan main

organisasi.

Kepemimpinan adalah suatu proses untuk mempengaruhi para pelaku

organisasi agar mengerti dan bersepakat mengenai apa-apa yang harus dikerjakan

dan bagaimana melaksanakannya secara efektif (Yuki dalam Legino, 2009).

Sedangkan menurut Pasolong (2008) kepemimpinan adalah gaya yang digunakan

pemimpin dalam mempengaruhi pengikut atau bawahannya dalam melakukan

kerjasama mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kepemimpinan birokrasi

adalah suatu proses mempengaruhi para pegawai untuk menyelesaikan suatu

pekerjaan dan mengarahkan organisasi agar lebih kompak dan kondusif dengan

menerapkan konsep, nilai, etika, karakter, pengetahuan dan keterampilan melalui

wewenang yang dimilikinya. Sebuah organisasi birokrasi seperti pemerintahan

membutuhkan kepemimpinan birokrasi yang profesional dalam hal ini cakap dan

cerdas dalam mengorganisir dan mengintegrasikan segenap potensi sumberdaya

yang dimiliki. Menurut Pasolong (2008) agar mencapai pelayanan publik yang

memuaskan, maka pemimpin birokrasi harus memiliki kapasitas mental-

intelektual yang hebat. Seorang pemimpin harus punya fokus tujuan dan etos kerja

tinggi pada diri sehingga terpancar aura yang bisa mempengaruhi bawahannya.

Page 24: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

7

Oleh karena itulah Pasolong (2008) membagi tiga hal yang penting dipelajari

untuk menjadi pemimpin birokrasi, yaitu:

1. Memahami dan menghayati filosofi dari birokrasi sehingga visi dan misi

birokrasi akan menjadi karakter diri seorang pemimpin;

2. Mampu membaca situasi dan bertindak sesuai dengan kebutuhan; dan

3. Memiliki pengetahuan dan keterampilan teknis yang dibutuhkan dalam

bekerja, kemampuan menggerakkan pegawai secara efektif dan efisien,

memiliki pemahaman tentang orang-orang yang dipimpinnya secara

psikologis, dan pengetahuan teknologi.

Menurut Pasolong (2008) Dalam menjalankan organisasi birokrasi

pemerintah, seorang pemimpin memiliki peran khusus, yaitu:

1. Peran pengambilan keputusan

Pemimpin memiliki peran sebagai pengambil keputusan. Pengambilan

keputusan meliputi apa yang harus dilakukan, bagaimana melakukannya,

siapa yang mengerjakannya, dan kapan dilakukan. Hal ini bertujuan untuk

memastikan pengorganisasian unit kerja yang efisien, koordinasi kegiatan-

kegiatan, penggunaan sumberdaya secara efisien, dan adaptasi kemampuan

yang berubah-ubah.

2. Peran mempengaruhi

Pemimpin harus dapat mempengaruhi bawahannya sehingga bersedia

bekerjasama dalam merealisasikan suatu program kerja dengan menggunakan

wewenang sebagai seorang pemimpin. Pemimpin birokrasi dapat

memodifikasi kewenangan dan keunggulan sifat yang dimiliki oleh seorang

pemimpin. Beberapa hal yang harus diperhatikan agar peran mempengaruhi

bawahan dapat efektif, yaitu jujur dan adil terhadap semua anggota tanpa

pilih kasih; memberikan contoh dalam bekerja dan bertindak; arif dan

bijaksana terhadap anggota yang melanggar; melibatkan anggota dalam

berbagai kegiatan; menumbuhkan rasa percaya diri pada anggota bahwa

mereka memiliki kemampuan dan etos kerja yang tinggi; dan menghargai

anggota dengan menjadikan mereka sebagai rekan kerja.

3. Peran memotivasi

Page 25: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

8

Pemimpin memberikan dorongan kepada anggota untuk bekerja lebih giat

dengan mempertimbangkan karakter anggota yang berbeda-beda dalam

kemampuan, pengetahuan dan perilaku.

4. Peran antar pribadi

Pemimpin sebagai tokoh yang cukup dihargai, menampilkan perilaku yang

baik, seperti etos kerja yang tinggi, disiplin dan sikap positif serta mampu

menempatkan diri sebagai penuntun, pemberdaya dan pemotivasi bagi

bawahannya.

5. Peran Informasional

Pemimpin berperan dalam menjelaskan rencana-rencana, kebijakan-

kebijakan, harapan-peran, instruksi tentang cara pekerjaan yang harus

dilakukan sebagai tanggung jawab bagi para anggota dan tujuan-tujuan

kinerja dan otorisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan tersebut.

Menurut Ndhara (1997) dalam Pasolong (2008), ada dua faktor yang

mempengaruhi perilaku kepemimpinan, yaitu kondisi yang datang dari luar

lingkungan dan kepentingan yang disadari dari dalam diri yang bersangkutan

(karakter individu pemimpin). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Randhita

(2009) dinyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi seorang pemimpin dalam

menentukan gaya kepemimpinannya adalah karakteristik pemimpin, karakteristik

pegawai dan faktor situasi.

2.1.2 Gaya Kepemimpinan

Menurut Pasolong (2008) pengertian gaya kepemimpinan adalah suatu

cara yang dipergunakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi,

mengarahkan, mendorong dan mengendalikan bawahannya dalam rangka

pencapaian tujuan organisasi secara efisien dan efektif. Gaya kepemimpinan

adalah merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang

tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain (Thoha, 2004). Jenis-jenis

gaya kepemimpinan tersebut menurut Hersey dan Blanchard (1996) dalam

Pasolong (2008), yaitu:

1. Gaya kepemimpinan Instruktif

Peran pemimpin menginstruksikan bawahan tentang apa, bagaimana dan

dimana harus melakukan suatu tugas tertentu. Gaya kepemimpinan tersebut

Page 26: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

9

diterapkan kepada bawahan yang memiliki tingkat kematangan yang rendah,

tidak mau dan tidak mampu dalam memikul tanggung jawab untuk

melaksanakan tugas. Anggota organisasi tidak memiliki atau kurang

pengalaman dan pengetahuan dalam melaksanakan tugas yang diberikan.

2. Gaya kepemimpinan konsultatif

Pemimpin melakukan pengarahan hampir seluruh keputusan dan tetap

menjalankan komunikasi dua arah berupa mencari saran dan jawaban atas

permasalahan yang ada. Komunikasi dua arah ini dilakukan untuk menjaga

motivasi anggota yang tinggi pada saat yang sama tanggung jawab dan

kontrol atas pembuatan keputusan tetap ada pada pimpinan. Diterapkan pada

anggota yang mempunyai tingkat kematangan rendah ke sedang, yaitu

memiliki keyakinan dan keinginan dalam memiliki tanggung jawab tetapi

tidak memiliki kemampuan yang memadai dalam menyelesaikannya.

3. Gaya kepemimpinan partisipatif

Pemimpin dan pengikut saling menukar ide dalam melaksanakan tugas.

Peran utama pemimpin pada gaya kepemimpinan ini adalah memberikan

fasilitas dan berkomunikasi. Gaya kepemimpinan ini diterapkan kepada

anggota yang yang memiliki tingkat kematangan dari sedang ke tinggi, yaitu

anggota memiliki kemampuan tetapi tidak memiliki kemauan untuk

melakukan tugas yang diberikan dikarenakan keyakinan dan motivasi yang

kurang dari anggota. Oleh karena itu pemimpin perlu membuka komunikasi

dua arah dengan anggota dan secara aktif mendengar serta mendukung

usaha-usaha bawahan untuk menggunakan kemampuan yang mereka miliki.

4. Gaya kepemimpinan delegatif

Pemimpin melakukan penunjukkan tugas dan kewajiban, pemberian

wewenang dan penciptaan tanggung jawab pada anggota. Diterapkan pada

bawahan yang memiliki kematangan yang tinggi baik dalam motivasi dan

keyakinan maupun kemampuan dalam melaksanakan tugas dan tanggung

jawab.

Dalam penerapan gaya kepemimpinan menurut Robbins (2006) dalam

Pasolong (2008) para pemimpin harus menyesuaikan gaya mereka dengan budaya

nasional yang beragam. Gaya kepemimpinan yang umum berlaku dalam suatu

Page 27: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

10

negara belum tentu berlaku di negara lain dan budaya nasional mempengaruhi

gaya kepemimpinan. Seorang pemimpin tidak dapat memilih gaya kepemimpinan

mereka sesuai keinginan pribadi, mereka dibatasi oleh kondisi budaya yang

diharapkan pengikut.

2.1.3 Birokrasi Pemerintah

Dalam Etzioni (1985) organisasi yang disebut Weber sebagai birokrasi

menentukan norma-normanya sendiri yang harus dilaksanakan. Organisasi akan

berjalan dengan efektif apabila semua peraturan ditaati oleh anggota. Organisasi

dapat menggunakan kekuasaannya yang dimiliki dengan memberikan ganjaran

bagi yang taat atau hukuman bagi yang membangkang agar para anggota menaati

peraturan yang ada. Sedangkan menurut Pasolong (2008) birokrasi adalah

organisasi yang dipimpin oleh pejabat pemerintah di bawah menteri yang

memiliki tugas utama sebagai pemberi pelayanan. Birokrasi yang dimaksudkan

untuk penyelenggaraan bernegara, penyelenggaraan pemerintahan termasuk di

dalamnya penyelenggaraan pelayanan umum dan pembangunan, seringkali oleh

masyarakat diartikan dalam konotasi yang berbeda. Tugas pokok birokrasi adalah

secara profesional menindaklanjuti keputusan politik yang diambil pemerintah

dan mewujudkan pemerintahan yang efektif dan efisien. Menurut Morgan (1997)

organisasi sektor publik atau birokrasi, dapat dilihat dari dua sudut pandang.

Sudut pandang organisasi sebagai mesin menekankan pada perlunya kecepatan,

ketelitian, kejelasan, keteraturan, keandalan dan efisiensi yang dicapai dengan

cara membangun divisi-divisi, hierarki dan berbagai aturan sebagai bentuk

pembagian kerja yang tegas. Sedangkan sudut pandang organisasi sebagai

makhluk hidup memiliki cara pandang bahwa tidak ada satu jenis organisasi yang

dapat menjawab berbagai masalah dan cocok untuk semua kondisi sehingga

organisasi dapat terus beradaptasi terhadap lingkungannya yang dinamis.

Menurut Jeddawi (2009) birokrasi disusun sebagai hierarki otoritas yang

terelaborasi, yang mengutamakan pembagian kerja secara terperinci, yang

dilakukan sistem administrasi, khususnya oleh aparatur pemerintah. Ciri utama

dari struktur birokrasi adalah adanya prinsip pembagian kerja, struktur hierarkis,

aturan dan prosedur, prinsip netral dan tidak memihak, penempatan berdasarkan

karier dan birokrasi murni. Dengan adanya paradigma baru, birokrasi memiliki

Page 28: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

11

ciri-ciri tambahan, yaitu mengarahkan, memberdayakan, dan menciptakan

persaingan dalam pelayanan publik. Menurut Tamin (2004), terdapat empat fungsi

yang diemban sebuah birokrasi negara, yaitu:

1. Fungsi instrumental, yaitu menjabarkan kebijakan perundang-undangan dan

kebijaksanaan publik dalam kegiatan-kegiatan rutin untuk memproduksi jasa,

pelayanan, komoditi, atau mewujudkan situasi tertentu.

2. Fungsi politik, yaitu memberi input berupa saran, informasi, fisik, dan

profesionalisme untuk mempengaruhi sosok kebijaksanaan.

3. Fungsi katalis public interest, yaitu mengartikulasikan aspirasi dan

kepentingan publik dan mengintegrasikan ke dalam kebijaksanaan dan

keputusan pemerintah.

4. Fungsi entrepreneurial, yaitu memberikan inspirasi bagi kegiatan-kegiatan

inovatif, mengaktifkan sumber-sumber potensial yang ideal dan menciptakan

resource-mix yang optimal untuk mencapai tujuan.

2.1.4 Pelayanan Masyarakat

Menurut Randhita (2009) pelayanan masyarakat adalah segala bentuk

kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di

daerah, dan di lingkungan badan usaha milik negara/daerah dalam bentuk barang

atau jasa dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka

pelaksanaan ketentuan peraturan dan perundang-undangan. Pengertian lain

pelayanan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sebagai usaha melayani

kebutuhan orang lain. Sedangkan melayani adalah membantu menyiapkan

(mengurus) apa yang diperlukan seseorang.

Pasuraman dkk (1985) mengatakan bahwa konsumen dalam melakukan

penilaian terhadap kualitas jasa ada lima dimensi, yaitu:

1. Tangible atau ketampakan fisik, yaitu meliputi fasilitas fisik, perlengkapan

pegawai dan sarana komunikasi.

2. Responsivenes atau responsivitas adalah kerelaan untuk menolong

customers/pelanggan dan menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas. Hal ini

meliputi keinginan para staf untuk membantu para pelanggan/masyarakat dan

memberikan pelayanan dengan tanggap.

Page 29: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

12

3. Reliability atau reliabilitas adalah kemampuan organisasi untuk

menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.

Hal tersebut meliputi memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera,

akurat, handal dan memuaskan.

4. Assurance atau kepastian adalah pengetahuan dan kesopanan para pekerja

serta kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan kepada

pelanggan/masyarakat. Hal tersebut mencakup pengetahuan, kemampuan,

kesopanan, dan sifat yang dapat dipercaya yang dimiliki oleh staf.

5. Empathy adalah perlakuan dan perhatian pribadi yang diberikan kepada

pelanggan/masyarakat, yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan

hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami

kebutuhan pelanggan.

2.1.5 Kinerja Birokrasi Pemerintah

2.1.5.1 Kinerja Pegawai

Kinerja birokrasi adalah hasil kerja yang dilakukan dan dicapai dengan

baik dalam upaya memenuhi tujuan organisasi secara sendiri maupun kelompok

dengan mengikuti aturan yang telah ditetapkan (Pasolong, 2008). Kinerja

birokrasi pemerintah sangat dipengaruhi oleh kualitas dari anggota organisasi

birokrasi pemerintah, yaitu pegawai. Menurut Sedarmayanti (2001) kinerja

diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau hasil

kerja atau unjuk kerja atau penampilan kerja. Pengertian tersebut menunjukkan

bagaimana seorang pekerja dalam menjalankan pekerjaannya. Mitchell dalam

Sedarmayanti (2001) menyatakan bahwa terdapat lima aspek kinerja, yaitu:

1. Quality of work (kualitas pekerjaan)

2. Prompines (kecepatan dan ketepatan hasil kerja)

3. Initiative (kemampuan mengambil inisiatif)

4. Capability (kesanggupan atau kemampuan untuk melaksanakan pekerjaaan)

5. Communication (kemampuan berkomunikasi dengan lingkungan)

Handoko (2001) mengemukakan penilaian kinerja atau prestasi kerja

(performance appraisal) adalah proses suatu organisasi mengevaluasi atau

menilai prestasi kerja pegawai. Kegiatan dapat mempengaruhi keputusan-

keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada para pegawai tentang

Page 30: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

13

pelaksanaan kerja mereka. Adapun kegunaan penilaian kerja adalah sebagai

berikut:

1. Mendorong orang atau pegawai agar berperilaku positif atau memperbaiki

tindakan mereka yang dibawah standar.

2. Sebagai bahan penilaian bagi manajemen terkait kualitas kerja pegawai.

3. Memberikan dasar yang kuat bagi pembuatan kebijakan peningkatan

organisasi .

Ranupandojo dan Husnan (2000) menjelaskan dengan rinci beberapa

aspek mengenai ukuran-ukuran kinerja pegawai, yaitu:

1. Kualitas kerja adalah mutu hasil kerja yang didasarkan pada standar yang

diterapkan. Kualitas kerja diukur dengan indikator ketepatan, ketelitian,

keterampilan dan keberhasilan kerja.

2. Kuantitas kerja adalah banyaknya hasil kerja sesuai dengan waktu kerja yang

ada. Hal yang perlu diperhatikan bukan hasil rutin tetapi seberapa cepat

pekerjaan dapat terselesaikan. Kuantitas kerja meliputi output. Perlu

diperhatikan pula tidak hanya output yang rutin saja, tetapi juga seberapa

cepat dia menyelesaikan pekerjaan ekstra.

3. Dapat tidaknya diandalkan termasuk dalam beberapa hal, yaitu mengikuti

instruksi, inisiatif, rajin dan sikap hati-hati.

4. Sikap, yaitu sikap terhadap pegawai perusahaan dan pekerjaan serta

kerjasama.

Terdapat standar kinerja yang telah ditetapkan pada Peraturan Gubernur

No.215 tahun 2009 Pegawai Negeri Sipil (PNS) DKI Jakarta. Standar kinerja PNS

bernama Tunjangan Kinerja Daerah (TKD), yaitu tunjangan yang diberikan

kepada PNS dan Calon PNS dikaitkan dengan penilaian kehadiran dan kinerja.

Penilaian tersebut meliputi Bidang Hasil Utama (BHU) dan Bidang Perilaku

Utama (BPU). Penilaian kinerja TKD menurut pergub 215 pasal 1 ayat 18 adalah

proses penilaian terhadap tingkat atau tampilan kerja PNS dan CPNS yang

didasarkan pada kehadiran kerja, Bidang Hasil Utama (BHU) dan Bidang Perilaku

Utama (BPU). Bidang hasil utama adalah hasil pekerjaan yang telah diselesaikan

oleh pegawai, meliputi:

1. ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan

Page 31: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

14

2. kebenaran hasil pekerjaan

3. ketepatan dan kebenaran dalam pembuatan laporan pelaksanaan tugas

4. ketepatan dan kebenaran dalam penyampaian laporan pelaksanaan tugas

Bidang perilaku utama adalah pola tingkah laku pegawai dalam menjalankan,

menyelesaikan dan memecahkan tugas/masalah yang diberikan, meliputi:

1. kebenaran menyampaikan data dan informasi dalam tugas

2. kemampuan bekerja sama dalam tim kerja

3. kepemimpinan

2.1.5.2 Permasalahan Kepegawaian

Terdapat permasalahan pada kepegawaian di Indonesia yang

mempengaruhi buruknya kinerja birokrasi pemerintah sehingga melahirkan

birokrat yang moralnya rusak dan minimnya kemampuan dalam melakukan tugas

dan tanggunggjawab. Saat ini pun pemerintah belum memprioritaskan perbaikan

kualitas kepegawaian negara dari agenda reformasi birokrasi. Hal inilah yang

mengakibatkan kualitas dan kinerja birokrasi dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat belum optimal yang mengakibatkan prosedur pelayanan

berbelit-belit. Kenyataan yang terlihat sekarang adalah obsesi para birokrat dan

politisi untuk menjadikan birokrasi sebagai lahan pemenuhan hasrat dan

kekuasaan, sehingga kekecewaan masyarakat terhadap birokrasi terus terjadi

(Pasolong, 2008). Menurut Jeddawi (2009) akar permasalahan dari kepegawaian

di Indonesia, yaitu persoalan internal sistem kepegawaian negara dan persoalan

eksternal yang mempengaruhi kinerja pegawai. Terdapat beberapa permasalahan

yang terjadi dalam kepegawaian. Berikut adalah permasalahan tersebut dilengkapi

dengan solusinya, yaitu:

1. Proses rekrutmen yang tidak dilakukan secara profesional karena banyak

praktik korupsi, kolusi dan nepotisme yang terjadi. Solusinya adalah adanya

proses perekrutan yang dilakukan oleh lembaga profesional yang independen

sedangkan pemerintah hanya menjadi pengawas dan regulator saja.

2. Sistem penggajian pegawai yang menyebabkan tingkat kesejahteraan pegawai

rendah. Hal inilah yang mempengaruhi kinerja dan perilaku pegawai.

Solusinya dengan jenjang penggajian yang didasarkan pada kinerja pegawai,

Page 32: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

15

pelatihan yang telah diikuti, kompetensi yang dimiliki, pengalaman dan

produktivitas pegawai.

3. Dampak dari kedua permasalahan dua poin di atas adalah disiplin pegawai

yang rendah. Solusinya dengan penguatan pengawasan kode etik dan perilaku

pegawai yang dilakukan oleh lembaga pengawas profesional dan independen

dan substansi pengawasan yang meliputi harta dan kekayaan, kode etik,

pengawasan penerimaan hadiah dan pengawasan bagi yang sudah pensiun.

2.1.6 Hasil Penelitian: Keterkaitan Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja

Anggota Organisasi

Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan gaya kepemimpinan

memiliki keterkaitan dengan kinerja pegawainya. Menurut Oktaviani (2007)

kepemimpinan dalam birokrasi pemerintah yang partisipatif dapat membawa

pencapaian pembangunan yang positif bagi kemajuan desa. Pemimpin selalu

mengajak para pegawai untuk terlibat aktif menyelesaikan tugas yang ada

sehingga dalam kinerjanya pegawai terpacu dalam penyelesaian tugas yang cepat

dan tepat karena pegawai tersebut merasa bertanggung jawab atas tugas yang

diberikan oleh pemimpinnya. Menurut Sari (2007) gaya kepemimpinan yang baik

akan mencerminkan demokrasi dalam masyarakat yang baik. Selain itu Nordholty

(1987) menyatakan bahwa peran pemimpin dalam birokrasi pemerintah adalah

melayani masyarakat dan pemimpin harus lebih mementingkan kepentingan

masyarakat dibandingkan kepentingannya sendiri serta keluarganya sehingga gaya

kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi pegawai dibutuhkan. Hal ini dapat

mempengaruhi peningkatan kinerja pegawai dalam menyelesaikan tugas yang

diberikan.

Menurut Liddle (1984) seorang pemimpin birokrasi pun tidak dapat

memaksakan kekuasaannya dalam menjalankan organisasi birokrasi pemerintah

karena pemaksaan kekuasaan yang dilakukan sebenarnya bukan untuk

mensejahterakan masyarakat tetapi untuk menyelamatkan kekuasaannya saja dan

mengakibatkan lingkungan kerja yang tidak kondusif karena ada rasa

keterpaksaan dalam menjalankan tugas. Oleh karena itulah gaya kepemimpinan

akan berpengaruh terhadap kondisi lingkungan kerja dan berakibat pada kinerja

pegawai. Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara yang dimiliki oleh seseorang

Page 33: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

16

dalam mempengaruhi anggotanya untuk bekerjasama dan berdaya upaya dengan

penuh semangat serta keyakinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Artinya, gaya kepemimpinan dapat menuntun pegawai untuk bekerja lebih giat,

lebih baik, lebih jujur, dan bertanggung jawab penuh atas tugas yang diembannya

sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik. Hubungan pimpinan dan

bawahan dapat diukur melalui penilaian pekerja terhadap gaya kepemimpinan

para pemimpin dalam mengarahkan dan membina para bawahannya untuk

melaksanakan pekerjaan (Hadari, 2003).

2.2 Kerangka Pemikiran

Peran pemimpin sangat penting terhadap berjalannya organisasi,

memastikan tujuan dari organisasi tersebut tercapai dengan efektif dan efisien,

yaitu dengan mengoptimalkan kinerja pegawai. Cara pemimpin dalam

berkomunikasi atau berhubungan antara pimpinan dengan anggotanya dalam

mempengaruhi, mengarahkan, mendorong dan mengendalikan bawahannya dalam

rangka pencapaian tujuan organisasi secara efisien dan efektif disebut gaya

kepemimpinan. Oleh karena itulah pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat

mempengaruhi kinerja pegawai dan pencapaian tujuan organisasi.

Keterangan: Hubungan Korelasi (asosiatif)

Gambar 1 Kerangka Penelitian

Faktor Situasi/ Lingkungan

Karakteristik

Pemimpin

Karakteristik

pegawai

Gaya Kepemimpinan :

1. Gaya kepemimpinan Instruktif

2. Gaya kepemimpinan konsultatif

3. Gaya kepemimpinan Partisipatif

4. Gaya kepemimpinan Delegatif

Tujuan Birokrasi Pemerintah : Pelayanan kepada Masyarakat

Kinerja Pegawai : Standar penilaian Tunjangan kerja

daerah pegawai Pemerintah DKI Jakarta (Pergub 215

tahun 2009) :

• Kehadiran kerja

• Bidang hasil utama

• Bidang perilaku utama

Page 34: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

17

Terdapat empat gaya kepemimpinan, yaitu gaya kepemimpinan instruktif,

gaya kepemimpinan konsultatif, gaya kepemimpinan partisipatif dan gaya

kepemimpinan delegatif. Setiap pemimpin memiliki ciri, sikap dan karakter yang

berbeda-beda yang mempengaruhinya dalam memilih gaya kepemimpinan. Selain

itu beragamnya kondisi pekerjaan dan pegawai juga berpengaruh terhadap gaya

kepemimpinan yang dipilih. Gaya kepemimpinan berkaitan dengan faktor

situasi/lingkungan kerja, karakteristik pemimpin dan karakteristik dari anggota

organisasi/pegawai. Kinerja pegawai pemerintah dalam hal ini adalah kinerja

pegawai berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan gubernur dan menjadi

standar penilaian kinerja pegawai pemerintah yang ada di seluruh DKI Jakarta

yang meliputi kehadiran kerja, bidang hasil utama dan bidang perilaku utama.

Gaya kepemimpinan memiliki hubungan dengan kinerja pegawai. Pencapaian

tujuan organisasi disebabkan oleh kinerja pegawai. Jika kinerja pegawai baik

maka tujuan organisasi pemerintah/birokrasi, yaitu pelayananan terhadap

masyarakat akan tercapai secara efektif dan efisien.

2.3 Hipotesis

Hipotesis pengarah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Diduga terdapat gaya kepemimpinan tertentu yang diterapkan oleh pemimpin

dalam organisasi setingkat Suku Dinas dalam cakupan wilayah Jakarta Utara

2. Diduga terdapat keragaman kinerja pada pegawai pemerintah

Sementara itu, hipotesis uji pada penelitian ini adalah diduga terdapat hubungan

gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Kepala Suku Dinas Peternakan,

Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi Jakarta Utara dengan kinerja

pegawainya.

2.4 Definisi Operasional

1. Kepemimpinan Birokrasi

Suatu proses komunikasi yang digunakan pemimpin dalam sebuah organisasi

birokrasi pemerintah untuk mempengaruhi pegawai untuk menyelesaikan

suatu pekerjaan dan mengarahkan organisasi agar lebih kompak dan kondusif

Page 35: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

18

dengan menerapkan konsep, nilai, etika, karakter, pengetahuan dan

keterampilan melalui wewenang yang dimiliki.

2. Gaya kepemimpinan

Suatu cara berkomunikasi yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam

mempengaruhi, mengarahkan, mendorong dan mengendalikan bawahannya

dalam rangka pencapaian tujuan organisasi secara efisien dan efektif. Gaya

kepemimpinan dibedakan menjadi empat kategori, yaitu :

a. gaya kepemimpinan instruktif

pemimpin berperan menginstruksikan pegawai tentang apa, bagaimana,

dan dimana harus melakukan suatu tugas tertentu.

b. gaya kepemimpinan konsultatif

pemimpin berperan mengarahkan hampir seluruh keputusan dan

membangun pula komunikasi dua arah untuk mencari saran dan jawaban

atas permasalahan yang ada.

c. gaya kepemimpinan partisipatif

pemimpin dan pegawai saling tukar menukar ide dalam melaksanakan

tugas yang ada dan memecahkan masalah.

d. gaya kepemimpinan delegatif

pemimpin menunjuk pegawai langsung dalam mengerjakan tugas dan

memecahkan masalah yang ada.

Penentuan gaya kepemimpinan yang diterapkan pemimpin dilakukan

berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.87 Tahun 2009,

sebagai berikut:

a. dalam bidang pengambilan keputusan/pemecahan masalah

b. memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi suku

dinas serta mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Subbagian, seksi, dan

Subkelompok jabatan fungsional;

c. melaksanakan kerjasama dan koordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat

Daerah, Unit Kerja Perangkat Daerah, dan/atau instansi

pemerintah/swasta, dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi suku

dinas;

Page 36: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

19

d. melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi

suku dinas;

Pernyataan kuesioner untuk mengukur persepsi pegawai mengenai gaya

kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala suku dinas berjumlah 16 buah.

Masing-masing kriteria gaya kepemimpinan diwakilkan oleh 4 pertanyaan

yang dalam tiap indikatornya. Pada masing-masing komponen pada indikator

akan terdapat pernyataan yang dibagi dalam empat kategori dengan bobot 1-

4, yaitu:

• Selalu (S), skor = 4

• Sering (SR), skor =3

• Kadang-kadang (KK), skor =2

• Tidak Pernah (TP), skor = 1

Jumlah skor berkisar antara 4 hingga 16. Gaya kepemimpinan yang

diterapkan Kepala Sudin berdasarkan persepsi masing-masing responden

dengan melihat dari nilai yang terbesar hasil dari penjumlahan masing-

masing situasi kerja. Gaya kepemimpinan yang paling banyak teridentifikasi

dari jawaban responden merupakan gaya kepemimpinan yang paling dominan

diterapkan oleh pemimpin suku dinas, yang dibagi dalam tiga kategori:

• Selalu diterapkan, skor = 13-16

• Sering diterapkan, skor = 9-12

• Jarang diterapkan, skor = 4-8

Sedangkan dalam penilaian gaya kepemimpinan tiap situasinya dilihat dari

nilai total skor gaya kepemimpinan dari tiap poin indikator/pertanyaan, yang

dibagi dalam tiga kategori yaitu:

• Selalu diterapkan, skor = 112-148

• Sering diterapkan, skor = 74-111

• Jarang diterapkan, skor = 37-73

3. Karakteristik pemimpin

Kondisi diri pribadi seorang pemimpin yang berpengaruh dalam

melaksanakan kepemimpinannya saat memimpin organisasi, yaitu:

a. usia adalah umur responden sampai dengan penelitian ini dilakukan

dengan pembulatan ke ulang tahun terdekat. Dikategorikan menjadi (1)

Page 37: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

20

sangat muda < 20 tahun (2) muda 20-30 tahun (3) baya/sedang 30-50

tahun (4) tua > 50 tahun;

b. jenis kelamin adalah identitas biologis responden yang dikategorikan

menjadi (1) laki-laki dan (2) perempuan;

c. tingkat pendidikan adalah pendidikan terakhir yang diselesaikan oleh

responden. Dikategorikan dengan (1) SMA (2)Strata 1 (3) Strata 2 (4)

Strata 3;

d. status perkawinan adalah hubungan antara laki-laki dan perempuan yang

disahkan menurut hukum agama dan pemerintah serta undang-undang

yang mengatur. Dikategorikan sebagai (1) sudah menikah (2) belum

menikah;

e. pengetahuan terkait pekerjaan adalah wawasan dan pemahaman mengenai

pekerjaan yang dijalani/menjadi tugas responden;

f. kemampuan berkomunikasi adalah kemampuan responden dalam

berkomunikasi terkait dengan pekerjaan agar dapat dimengerti orang lain;

g. pengalaman adalah kejadian nyata yang dialami oleh reponden terkait

dengan pekerjaan/tugas yang dijalani;

h. nilai-nilai dalam pandangan hidup/prinsip hidup adalah

prinsip/ideologi/filosofi yang dipegang teguh sebagai acuan dalam

menjalani kehidupan (terutama terkait dengan pekerjaan).

4. Situasi

Kondisi dalam lingkungan organisasi yang tercipta hasil interaksi antara

pemimpin dengan anggotanya. Indikator dalam penilaian situasi dalam

lingkungan kerja, yaitu:

a. Persepsi pegawai mengenai situasi yang kondusif

b. Persepsi pegawai mengenai kemampuan Kepala Sudin dalam menciptakan

situasi yang kondusif

c. Persepsi pegawai mengenai hubungan interaksi yang terjalin antara Kepala

Sudin dengan pegawai

d. Persepsi pegawai mengenai hubungan interaksi sesama pegawai

e. Persepsi pegawai mengenai pengaruh lingkungan kerja terhadap

kepemimpinan Kepala Sudin

Page 38: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

21

pada masing-masing komponen pada indikator akan terdapat pernyataan

untuk mengukur situasi pada Sudin Peternakan, Perikanan dan Kelautan yang

tiap pernyataannya dibagi dalam empat kategori dengan bobot 1-4, yaitu:

• Selalu (S), skor = 4

• Sering (SR), skor =3

• Kadang-kadang (KK), skor =2

• Tidak Pernah (TP), skor = 1

Jumlah skor berkisar antara 5 hingga 20 yang dikategorikan sebagai berikut.

• Situasi kerja kondusif/ baik, skor 15-20

• Situasi kerja sedang, skor 10-14

• Situasi kerja buruk, skor 5-9

Sedangkan penilaian situasi kerja dilihat dari tiap poin indikatornya dapat

dihitung dari kumulatif nilai total tiap poin indikatornya yang berjumlah 37

responden, yang dikategorikan sebagai berikut:

• Situasi kerja kondusif 111-148

• Situasi kerja sedang, skor 74-110

• Situasi kerja buruk, skor 37-73

5. Pegawai

Seseorang yang bekerja pada organisasi pemerintahan/anggota organisasi

birokrasi pemerintah.

6. Karakteristik pegawai

Kondisi diri pribadi seorang pegawai yang berpengaruh terhadap

kepemimpinan pemimpinnya dan kinerjanya sendiri, yaitu:

a. usia adalah umur responden sampai dengan penelitian ini dilakukan

dengan pembulatan ke ulang tahun terdekat. Dikategorikan menjadi (1)

sangat muda < 20 tahun (2) muda 20-30 tahun (3) baya/sedang 30-50

tahun (4) tua > 50 tahun

b. jenis kelamin adalah identitas biologis responden yang dikategorikan

menjadi (1) laki-laki dan (2) perempuan

c. tingkat pendidikan adalah pendidikan terakhir yang diselesaikan oleh

responden. Dikategorikan dengan (1) SLTP&SMA (2) Diploma (3) Strata

1 (4) Strata 2

Page 39: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

22

d. status perkawinan adalah hubungan antara laki-laki dan perempuan yang

disahkan menurut hukum agama dan pemerintah serta undang-undang

yang mengatur. Dikategorikan sebagai (1) sudah menikah (2) belum

menikah

e. lama bekerja adalah lama pengalaman bekerja responden menjadi

pegawai di Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota

Administrasi Jakarta Utara. Dikategorikan menjadi (1) < 1 tahun tidak

berpengalaman (2) 1-5 tahun kurang berpengalaman (3) 5-10 tahun

berpengalaman (4) >10 tahun sangat berpengalaman

f. seksi/subbagian dalam pekerjaan adalah posisi responden dalam

organisasi Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota

Administrasi Jakarta Utara. Dikategorikan menjadi (1) Tata Usaha (2)

Peternakan (3) Perikanan, dan (4) Pengawasan Dampak Lingkungan

(wasdal)

g. golongan kepegawaian adalah golongan atau jenjang karir pekerjaan

responden berdasarkan peraturan dan ketetapan kepegawaian negeri sipil

Indonesia. Dikategorikan menjadi (1) IV/b atau IV/a (2) III/d atau III/c (3)

III/b atau III/a (4) II/d atau II/c

7. Kinerja pegawai

Hasil kerja yang dilakukan dan dicapai oleh pegawai dalam upaya memenuhi

tujuan organisasi secara sendiri maupun kelompok dengan mengikuti aturan

yang telah ditetapkan oleh pemerintah DKI Jakarta dan sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawab pegawai itu sendiri dalam posisi/jabatannya

di Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

Jakarta Utara. Peraturan yang menjadi acuan dalam menilai kinerja pegawai

berdasarkan standar penilaian Tunjangan Kerja Daerah pegawai Pemerintah

DKI Jakarta (Peraturan gubernur 215 tahun 2009) yang secara lebih rinci

dapat dilihat pada lampiran enam. Berdasarkan peraturan tersebut Indikator

standar penilaiannya, yaitu:

a. kehadiran kerja responden dalam keseharian di kantor untuk

menyelesaikan tugas dan memecahkan permasalahan yang ada, meliputi:

1. kehadiran kerja

Page 40: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

23

2. perizinan kehadiran kerja

3. ketepatan waktu hadir di kantor

4. kehadiran pada apel pagi tiap hari senin

5. ketepatan waktu kehadiran apel

6. pengambilan cuti dalam satu tahun

b. bidang hasil utama adalah hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh

responden, meliputi:

1. ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan

2. kebenaran hasil pekerjaan

3. ketepatan dan kebenaran dalam pembuatan laporan pelaksanaan tugas

4. ketepatan dan kebenaran dalam penyampaian laporan pelaksanaan

tugas

c. bidang perilaku utama adalah pola tingkah laku responden dalam

menjalankan, menyelesaikan dan memecahkan tugas/masalah yang

diberikan, meliputi:

1. kebenaran menyampaikan data dan informasi dalam tugas

2. kemampuan bekerja sama dalam tim kerja

3. kepemimpinan

pada masing-masing komponen pada indikator akan terdapat pernyataan

untuk mengukur kinerja pegawai yang tiap pernyataannya dibagi dalam

empat kategori dengan bobot 1-4, yaitu:

• Selalu (S), skor = 4

• Sering (SR), skor =3

• Kadang-kadang (KK), skor =2

• Tidak Pernah (TP), skor = 1

Jumlah skor berkisar antara 30 hingga 120 yang dikategorikan sebagai

berikut.

• Kinerja pegawai baik, skor 90-120

• Kinerja pegawai sedang, skor 60-89

• Kinerja pegawai buruk, skor 30-59

Kinerja pegawai juga dinilai pada masing-masing indikatornya, yaitu

indikator kehadiran kerja, bidang hasil utama dan bidang perilaku utama.

Page 41: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

24

Untuk indikator kehadiran kerja dan Bidang Perilaku Utama (kepemimpinan)

terdapat 6 pertanyaan untuk mengukur kinerja, jumlah skor berkisar antara 6

hingga 26 yang dikategorikan sebagai berikut, yaitu (a) Kinerja pegawai

buruk, skor 6-11, (b) Kinerja pegawai sedang, skor 12-17, (c) Kinerja

pegawai baik, skor 18-24.

Untuk indikator Bidang Perilaku Utama (ketepatan waktu penyelesaian

pekerjaan dan kebenaran hasil pekerjaan) dan Bidang Perilaku Utama

(kemampuan kerja sama tim) terdapat 5 pertanyaan untuk mengukur kinerja,

jumlah skor berkisar antara 5 hingga 20 yang dikategorikan sebagai berikut,

yaitu (a) Kinerja pegawai buruk, skor 5-9, (b) Kinerja pegawai sedang, skor

10-14, (c) Kinerja pegawai baik, skor 15-20.

Untuk indikator Bidang Perilaku Utama (kebenaran dalam menyampaikan

data dan informasi) terdapat 3 pertanyaan untuk mengukur kinerja, jumlah

skor berkisar antara 3 hingga 12 yang dikategorikan sebagai berikut, yaitu (a)

Kinerja pegawai buruk, skor 3-5, (b) Kinerja pegawai sedang, skor 6-8, (c)

Kinerja pegawai baik, skor 9-12.

8. Pelayanan masyarakat

Tujuan utama dari organisasi birokrasi pemerintahan, yaitu pelayanan

terhadap masyarakat berupa segala bentuk kegiatan pelayanan yang

dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan di lingkungan

badan usaha milik negara/daerah dalam bentuk barang atau jasa dalam rangka

pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan

ketentuan peraturan dan perundang-undangan.

Page 42: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

25

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian

tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka, dan

data kualitatif sebagai pendukungnya, seperti kata-kata, dan kalimat hasil

konsultasi atau wawancara antara peneliti dan informan. Penelitian kuantitatif

mengambil jarak antara peneliti dengan objek yang diteliti. Penelitian kuantitatif

menggunakan instrumen-instrumen formal, standar dan bersifat mengukur

(Sukmadinata, 2006). Sesuai permasalahan yang diangkat pada penelitian ini

adalah permasalahan asosiatif, yaitu suatu pertanyaan peneliti yang bersifat

menghubungkan dua variabel atau lebih. Hubungan variabel dalam penelitian

adalah hubungan kausal, yaitu hubungan yang bersifat sebab akibat. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif

dilakukan dengan metode sensus dengan menggunakan instrumen penelitian

kuesioner. Sedangkan metode kualitatif menggunakan wawancara mendalam

dengan panduan pertanyaan sebagai alat bantunya.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kantor Suku Dinas Peternakan, Perikanan dan

Kelautan Kota Administrasi Jakarta Utara. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

secara sengaja. Hal ini didasarkan karena organisasi yang menjadi fokus

penelitian adalah birokrasi pemerintah dan bergerak di bidang pertanian dalam arti

luas. Selain itu menjadi menarik karena organisasi tersebut berada di Kota Jakarta

Utara yang merupakan kota metropolitan dan jauh dari daerah pedesaan yang

identik dengan daerah pertanian. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei

2010 – Desember 2010. Penelitian yang dimaksud mencakup waktu semenjak

penulis intensif berada di lapangan hingga pengolahan data.

Page 43: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

26

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data

primer penelitian diperoleh dari responden dan informan. Data responden berasal

dari pengisian kuesioner dan hasil dari wawancara. Data kuantitatif berasal dari

kuesioner yang dibagikan kepada pegawai. Sedangkan data kualitatif diperoleh

dari hasil wawancara mendalam terhadap informan yang telah ditentukan. Data

sekunder merupakan data yang berasal dari dokumen-dokumen tertulis, baik

berupa tulisan ilmiah maupun dokumen laporan yang diterbitkan oleh pihak

terkait.

3.4 Teknik Penentuan Responden dan Informan

Responden dalam penelitian ini adalah pegawai Suku Dinas Peternakan,

Perikanan, dan Kelautan (Sudin P2K) Kota Administrasi Jakarta Utara berjumlah

37 orang yang bertugas di kantor Sudin dan berinteraksi langsung dengan Kepala

Sudin. Pegawai yang menjadi responden penelitian dapat dilihat lebih rinci pada

daftar responden penelitian yang dimuat dalam lampiran empat. Informan dalam

penelitian ini adalah Kepala Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan

Kota Administrasi Jakarta Utara, Kepala Seksi yang menjabat, beberapa pegawai

dan masyarakat binaan Sudin yang dipilih secara purposive. Pengambilan

informan masyarakat digunakan sebagai penguat deskripsi mengenai kinerja

pegawai.

3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Hasil kuesioner diolah secara kuantitatif, data kuantitatif akan diolah dan

disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan tabulasi silang. Kemudian dilakukan

masing-masing variabel akan dijelaskan secara eksplanatory, yaitu mengenai gaya

kepemimpinan yang diterapkan, faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan

dan keragaman kinerja pegawai dijabarkan melalui data hasil penelitian yang

didapat dan ditelaah lebih lanjut oleh peneliti. Pengujian kolerasi antar variabel

menggunakan Rank Spearman dan dianalisis untuk mengetahui hubungan gaya

kepemimpinan dengan kinerja pegawai pemerintah. Pengolahan data masing-

Page 44: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

27

masing menggunakan Microsoft Office Excel 2007 dan Software SPSS 15.0 for

Windows.

Hipotesis diuji dengan menggunakan teknik statistik non parametrik sesuai

dengan data ilmu sosial dan digunakan untuk skor non eksak (angka), serta cocok

untuk pengujian sampel berukuran kecil untuk mengetahui bentuk hubungan dan

derajat keeratan antara variabel-variabel yang diteliti dengan menggunakan

analisis korelasi Rank Spearman.

Penulis menggunakan teknik pengujian koefisien korelasi Rank Spearman,

dengan alasan menggunakan tekhnik pengujian ini merupakan ukuran asosiasi

yang menurut kedua variabel di ukur sekurang-kurangnya dalam skala ordinal

sehingga objek-objek atau individu-individu yang dipelajari dapat dirangking

dengan dua rangkaian berturut-turut (Siegel 1997:250).

Langkah-langkah penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Analisis korelasi Rank Spearman sebagai berikut :

rs = 6ΣD2

N(N2 – 1)

Keterangan :

rs = Koefisiens Korelasi Rank Spearman

N = Jumlah sampel

ΣD2

= Jumlah perbedaan rangking pada setiap pasangan yang telah

dikuadratkan.

Bila perhitungan hasil terdapat skor yang sama untuk masing-masing

variabel maka perlu ada faktor korelasi dengan perhitungan rs. Untuk

kondisi ini dapat dihitung harga korelasi Rank Spearman dengan rumus

sebagai berikut :

rs = Σx2 + Σy

2 - Σdi

2

2 Σx

2 . Σy

2

Dengan ketentuan sebagai berikut :

Σx2 = N

3 – N - ΣTx

12

Page 45: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

28

Σy2

= N3 – N - ΣTy

12

dimana : T = t3

– t

12

t = banyaknya observasi yang berangka sama pada suatu rangking tertentu

Pengujian signifikansi koefisien korelasi yang digunakan adalah dengan uji t

yang rumusnya sebagai berikut:

t = 2rs-1

2-nrs

t = Nilai uji t

rs = Koefisien korelasi Rank Spearman

n = Banyaknya sample

2. Pengujian Hipotesis

Menurut Sugiyono (2009) pengujian signifikasi suatu koefisien

korelasi Rank Spearman yang didapat dari perhitungan (rs hitung), kemudian

dibandingkan dengan rs tabel. Jika rs hitung > rs tabel maka Ho ditolak yang

berarti terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja

pemerintah. Tetapi jika diperoleh rs hitung < rs tabel maka Hi diterima yang

berarti tidak terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja

pemerintah. Untuk mengetahui hubungan antara variabel X dan variabel Y

dapat diketahui penafsiran koefisien korelasi. Setelah melalui pengujian dan

hasilnya signifikan, maka untuk menentukan keeratan hubungan bisa

digunakan Guilford Criteria, yaitu :

Tabel 1. Tingkat Hubungan Menurut Interval Koefisien untuk Interpretasi

Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

Sumber : Metode Penelitian adminisrasi (Sugiono, 2001)

Page 46: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

29

Hasil data kualitatif berupa hasil wawancara di analisis dan diolah dengan

mereduksi data, yaitu menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu

dan mengorganisasikan data sehingga didapatkan data-data kualitatif yang sesuai

dengan kebutuhan pertanyaan penelitian. Data hasil wawancara yang relevan

dengan fenomena yang dianalisis, disajikan dalam bentuk kutipan-kutipan. Hasil

analisis data kualitatif dipadukan dengan interpretasi data kuantitatif.

Page 47: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

BAB IV

GAMBARAN UMUM SUKU DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN

KELAUTAN JAKARTA UTARA

4.1 Deskripsi Umum Suku Dinas Peternakan, Perikanan dan

Kelautan Kota Administrasi Jakarta Utara

Suku Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Administrasi

Jakarta Utara atau disingkat Sudin P2K Jakarta Utara ini berada di bawah

koordinasi Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta pada tingkat provinsi. Pada

setiap wilayah Kota Administrasi di DKI Jakarta terdapat beberapa Sudin yang

dibawah koordinasi Dinas Kelautan dan Pertanian, karena kondisi lingkungan,

masyarakat dan topografi masing-masing daerah yang berbeda-beda. Jakarta Utara

adalah satu-satunya Kota Administrasi yang memiliki kawasan laut dan potensi

perikanan yang besar. Oleh karena itulah terdapat Sudin P2K di Jakarta Utara.

Sedangkan di Kota Administrasi yang lain tidak terdapat Sudin yang memiliki

tugas dalam bidang kelautan kecuali Kabupaten Pulau Seribu.

Selain hubungan dengan Dinas Kelautan dan Pertanian, Sudin P2K Jakarta

Utara secara strukur organisasi dan kerja juga memiliki hubungan operasional

dengan Pemerintahan Kota Administrasi Jakarta Utara. Oleh karena itulah

penempatan kantor Sudin P2K Jakarta Utara tersebut bergabung dengan Gedung

Pemerintahan Kota Administrasi Jakarta Utara. Letak kantor Sudin P2K Jakarta

Utara di Jalan Yos Sudarso 27-29, Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara

tepatnya di lantai 11.

4.2 Visi, Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) Suku Dinas

Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Administrasi

Jakarta Utara

Visi dari seluruh Suku Dinas yang berada di Provinsi DKI Jakarta sama

dengan Visi Dinas Kelautan dan Pertanian. Hal ini dikarenakan agar terwujudnya

kesatuan tujuan dari seluruh elemen yang terkait dari Dinas sampai Suku Dinas

pada masing-masing Kota dan Kabupaten Administrasi di Provinsi DKI Jakarta.

Page 48: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

31

Oleh karena itulah Sudin P2K Jakarta Utara yang dibawah koordinasi langsung

dari Dinas Kelautan dan Perikanan DKI Jakarta memiliki Visi yang sama. Hanya

saja dalam tujuan dan pelaksanaan yang lebih detail diperjelas dalam Tugas,

Pokok dan Fungsi (TUPOKSI).

Visi Suku Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Jakarta Utara adalah

“Terwujudnya Masyarakat Sejahtera Melalui Pengelolaan Sumberdaya Pertanian,

Peternakan, Perikanan, Kelautan dan Kehutanan yang Berbasis Agribisnis,

Berwawasan Lingkungan Secara Berkelanjutan”. Dalam menjalankan tugas dan

tujuan organisasi Suku Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Jakarta Utara

memiliki Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) yang diatur melalui Peraturan

Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 87 tahun 2009, Bagian keempat belas,

Pasal 72, yaitu:

1. Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

mempunyai tugas melaksanakan pelayanan bidang peternakan, perikanan dan

kelautan di wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara.

2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana pada ayat (1), Suku Dinas

Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Administrasi mempunyai fungsi:

a. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas;

b. Pelaksanaan Dokumen Pelaksaan Anggaran (DPA) Suku Dinas;

c. Pelaksanaan bimbingan, konsultasi dan fasilitasi kegiatan dan usaha

peternakan, perikanan dan kelautan;

d. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian kegiatan dan usaha

peternakan, perikanan, dan kelautan pada lingkup Kota Administrasi;

e. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan hewan, hasil perikanan, bahan asal

hewan dan hasil bahan asal hewan;

f. Pemberian, pengawasan, pengendalian dan evaluasi

perizinan/rekomendasi/sertifikasi di bidang peternakan, perikanan dan

kelautan;

g. Pelaksanaan pengembangan peran serta masyarakat dalam peternakan,

perikanan dan kelautan;

Page 49: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

32

h. Penghimpunan, pengolahan dan penyajian data dan informasi peternakan,

perikanan dan kelautan pada lingkup kota administrasi;

i. Pelaksanaan supervisi pelaksanaan tugas Seksi Peternakan, Perikanan,

dan Kelautan Kecamatan;

j. Pelaksanaan pemungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan dan

pertanggungjawaban penerimaan retribusi pelayanan peternakan dan

perikanan;

k. Pelaksanaan koordinasi peternakan, perikanan, dan kelautan pada lingkup

Kota Administrasi;

l. Penyelenggaraan ketatausahaan, pengelolaan kepegawaian, keuangan,

barang Suku Dinas;

m. Pembinaan dan pendayagunaan pesisir dan pantai;

n. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan

prasarana dan sarana kerja Suku Dinas;

o. Penyusunan bahan laporan Dinas Kelautan dan Pertanian dan Kota

Administrasi yang terkait dengan tugas dan fungsi Suku Dinas; dan

p. Pelaksanaan pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan

fungsi Suku Dinas;

3. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Suku Dinas

Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf p, untuk teknis dan administrasi disampaikan

oleh Kepada Suku Dinas kepada Kepala Dinas dan untuk operasional

disampaikan Kepala Suku Dinas kepada Walikota.

4.3 Strukur Organisasi Suku Dinas Peternakan, Perikanan dan

Kelautan Kota Administrasi Jakarta Utara

Sama dengan organisasi lainnya, Suku dinas Peternakan, Perikanan dan

Kelautan Jakarta Utara memiliki struktur organisasi yang telah ditetapkan.

Adanya pembagian struktur dalam memudahkan penyelesaian tugas pokok dan

fungsi yang telah ditetapkan/tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Dapat

dilihat pada gambar Struktur Organisasi Suku Dinas Peternakan, Perikanan dan

Kelautan Jakarta Utara sebagai berikut:

Page 50: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

33

Kepala Suku Dinas

Seksi Peternakan Seksi Pengawasan dan Dampak Lingkungan

Seksi Perikanan dan Kelautan

Seksi Kecamatan

Sub Bagian Tata Usaha

Seksi kecamatan

Koja Cilincing Penjaringan Pademangan Kelapa Gading

Gambar 2 Struktur Organisasi Suku Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan

Jakarta Utara

Struktur Organisasi Suku Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan

Jakarta Utara, yaitu terdiri dari Kepala Suku Dinas beserta satu Subbagian Tata

Usaha (TU), Seksi Peternakan, Seksi Perikanan dan Kelautan, Seksi Pengawasan

dan Dampak Lingkungan dan Seksi Kecamatan. Seksi Kecamatan sendiri terbagi

kembali menjadi enam wilayah kecamatan di Jakarta Utara, yaitu Kecamatan

Koja, Kecamatan Cilincing, Kecamatan Tanjung Priok, Kecamatan Pademangan

Barat, Kecamatan Kelapa Gading dan Kecamatan Penjaringan. Selain itu terdapat

penanggungjawab di tiga tempat pelelangan ikan (TPI) yang terdapat di Kota

Administrasi Jakarta Utara, yaitu TPI Cilincing, Kali Baru dan Kamal Muara.

Penanggung Jawab tiga TPI tersebut tidak langsung dimasukkan pada struktur

organisasi yang terdapat di Sudin tetapi dibawah koordinasi Seksi Kecamatan.

Pada Struktur Organisasi Sudin posisi Sub Bagian Tata Usaha lebih di atas

dibandingkan seksi yang lain. Hal ini menandakan bukan secara jabatan

Page 51: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

34

Subbagian TU lebih tinggi dari seksi yang lain, tetapi secara wewenang dan

koordinasi Subbagian TU harus mengatur tugas-tugas administrasi, baik

perencanaan hingga pelaporan kegiatan semua seksi yang ada. Sedangkan posisi

Seksi Kecamatan ada sturuktur organisasi lebih dibawah karena Seksi Kecamatan

hanya memiliki garis koordinasi dengan Sudin terkait dengan tugas-tugas di

kecamatan, jarang secara langsung dan kurang intens dalam berkomunikasi

dengan Kepala Sudin.

4.4 Sumber Daya Manusia/Pegawai Suku Dinas Peternakan,

Perikanan dan Kelautan Kota Adninistrasi Jakarta Utara

Pegawai Sudin P2K Jakarta Utara berjumlah 34 orang termasuk Kepala

Sudin. Jumlah pegawai laki-laki 20 orang sedangkan pegawai perempuan tiga

belas orang. Kemudian selain pegawai utama di atas terdapat tenaga tambahan

honorer Sudin P2K Jakarta Utara sebanyak empat orang. Total pegawai sudin

yang berinteraksi langsung dengan Kasudin berjumlah 37 orang, seperti yang

dilampirkan pula pada lampiran 4 mengenai daftar pegawai/ responden. Berikut

Rincian Pegawai Sudin P2K Jakarta Utara dilihat dari pembagian di masing-

masing Bagian atau Seksi. Seksi kecamatan tidak memiliki intensitas yang tinggi

dalam berkomunikasi dengan Kepala Sudin karena kantor Seksi Kecamatan

berada di kecamatan masing-masing.

Tabel 2. Jumlah Pegawai Sudin Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Jakarta

Utara berdasarkan Seksi dan Jenis Kelamin Tahun 2010

No. Bagian/Seksi Jumlah Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

1 Kepala Suku Dinas 1 1 -

2 Sub Bagian Tata Usaha 12 6 6

3 Seksi Perikanan dan

Kelautan

11 7 4

4 Seksi Peternakan 4 2 2

5 Seksi Pengawasan dan

Dampak Lingkungan

6 5 1

Jumlah Total 34 21 13

Sumber: Hasil Wawancara Kepala Sub Bagian Tata Usaha Sudin P2K Jakarta Utara Tahun 2010

Page 52: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

35

4.5 Sarana dan Prasarana Suku Dinas Peternakan, Perikanan,

dan Kelautan Kota Administrasi Jakarta Utara

Dalam menunjang pelaksanaan dan penyelesaian tugas secara efektif dan

efisien Sudin P2K Jakarta Utara memiliki berbagai sarana dan prasarana yang

telah tersedia. Secara umum terdapat sembilan sarana yang dimiliki oleh Sudin

P2K Jakarta Utara, yaitu Alat transportasi kendaraan bermotor, alat tulis kantor

(ATK), alat ukur, meubel, peralatan dokumentasi, peralatan dapur, alat

komunikasi, papan informasi data, dan hiasan ruangan. Sebagai penunjang

penyuluh ketika harus turun ke lapang/masyarakat adalah alat transportasi berupa

kendaraan roda dua maupun roda empat, peralatan dokumentasi dan alat ukur

untuk membantu menunjang tugas penyuluh secara teknis. Alat tulis kantor yang

digunakan pegawai sebagai penunjang tugas administratif di dalam kantor.

Telepon, meubel, peralatan dapur dan hiasan ruangan digunakan sebagai prasarana

dalam menunjang kenyamanan bekerja di dalam kantor Sudin P2K Jakarta Utara.

Selain itu terdapat papan informasi yang berkaitan strukur Sudin P2K Jakarta

Utara dan data lapang peternakan, perikanan dan kelautan sebagai hasil pelaporan

penyuluh dari lapang. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah

ini.

Tabel 3. Jenis dan Jumlah Sarana, Prasarana Suku Dinas Peternakan, Perikanan,

dan Kelautan Jakarta Utara Tahun 2010

No Sarana Jenis Barang Jumlah

1 Alat Transportasi Roda dua 20 buah

Roda empat 9 buah

2 ATK Filling Cabinet 55 buah

Brand Kas 6 buah

Wereless 2 buah

Overhead Projector 5 buah

Mesin Penghancur Kertas 4 buah

Mesin Tik Manual 7 buah

AC Ruangan 2 buah

Printer 5 buah

Komputer 25 buah

Laptop 4 buah

Televisi 2 buah

Page 53: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

36

No Sarana Jenis Barang Jumlah

Mesin Tik Brather 1 buah

Scaner 4 buah

Slide Projector 1 buah

Power 6 buah

Rol Kabel 8 buah

Stabilizer 6 buah

Locker 2 buah

LCD Projector 1 buah

Gambar Pejabat 3 buah

Foto Walikota 1 buah

Peta Tanjung Priok 1 buah

Megaphone 3 buah

3 Alat Ukur Alat Ukur Kadar Air 1 set

Alat Ukur Ph Daging 1 buah

4 Meubel Meja Kerja 36 buah

Meja Komputer 13 buah

Meja Kursi Sofa 3 set

Kursi Kerja Staff 54 buah

Kursi Kerja Kasie 22 buah

Kursi Lipat 5 buah

Lemari Obat 1 buah

Lemari Perpus 2 buah

Buppet 4 buah

Meja Rapat 1 buah

Rak Buku 6 buah

Rak Arsip 4 buah

Kursi Sofa 3 buah

Rak Leaflet 2 buah

5 Alat Dapur Frezeer 2 buah

Lemari es 5 buah

Dispencer 4 buah

Rice Cooker 1 buah

Mixer 1 buah

6 Alat Dokumentasi Handycam 2 buah

Kamera Dijital 8 buah

7 Papan Informasi Papan Data IUP P2K 1 buah

Page 54: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

37

No Sarana Jenis Barang Jumlah

Struktur Organisasi Sudin P2K 1 buah

Data Potensi P2K 1 buah

Data Produksi P2K 1 buah

Papan data informasi 8 buah

Papan Penangkapan Ikan 5 buah

8 Alat Komunikasi Telepon 4 buah

9 Hiasan Ruangan Aquarium 2 buah

Sumber : Data Kartu Inventais Barang (KIB) Peralatan dan Mesin, Subbaggian Tata Usaha

Sudin Peternakan, Perikanan, dan kelautan Jakarta Utara (Lampiran 5)

Page 55: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

38

BAB V

GAYA KEPEMIMPINAN YANG DITERAPKAN KEPALA SUKU DINAS

PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KOTA ADMINISTRASI

JAKARTA UTARA

5.1 Gaya Kepemimpinan Kepala Suku Dinas Peternakan,

Perikanan dan Kelautan Jakarta Utara

Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan oleh seorang

pemimpin dalam mempengaruhi, mengarahkan, mendorong dan mengendalikan

bawahannya dalam rangka pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Terdapat empat gaya kepemimpinan, yaitu gaya kepemimpinan instruktif, gaya

kepemimpinan konsultatif, gaya kepemimpinan partisipatif dan gaya

kepemimpinan delegatif,. Seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang

mampu menerapkan setiap gaya kepemimpinan dalam situasi yang tepat dan

sesuai dengan karakteristik pegawai. Namun cenderung pemimpin memiliki

sebuah gaya kepemimpinan yang paling sering diterapkan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada organisasi Suku Dinas

Peternakan, Perikanan dan Kelautan Jakarta Utara gaya kepemimpinan yang

dominan diterapkan Kepala Sudin P2K Jakarta Utara adalah gaya kepemimpinan

partisipatif. Responden (Pegawai Sudin P2K Jakarta Utara) dominan memilih

gaya kepemimpinan partisipatif, yaitu sebanyak 17 orang dengan persentase 45,9

persen. Sedangkan sebanyak 12 orang responden memilih gaya kepemimpinan

konsultatif dengan persentase 32,4 persen. Hal ini berarti Kepala Sudin P2K

Jakarta Utara membangun interaksi yang terbuka antara pimpinan dengan

pegawai dengan saling tukar menukar ide dalam melaksanakan tugas. Kepala

Sudin juga ikut berperan bersama dengan pegawai dalam menyelesaikan segala

pekerjaan yang ada. Kepala Sudin membuka komunikasi dua arah dengan anggota

dan secara aktif mendengar serta mendukung usaha-usaha bawahan untuk

menggunakan kemampuan yang mereka miliki. Selain itu Kepala Sudin juga

menjalankan komunikasi dua arah berupa mencari saran dan jawaban atas

permasalahan yang ada. Komunikasi dua arah ini dilakukan untuk menjaga

motivasi anggota yang tinggi pada saat yang sama tanggung jawab dan kontrol

Page 56: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

39

atas pembuatan keputusan tetap ada pada pimpinan. Gaya kepemimpinan yang

diterapkan oleh Kasudin P2K Jakarta Utara dikuatkan oleh pernyataan dari salah

seorang pegawai, yaitu OS (58 tahun)

“Bapak Kasudin cenderung menerapkan gaya kepemimpinan partispatif dan gaya

kepemimpinan yang di terapkan sudah tepat”.

Dikatakan pula oleh bapak Sh (pegawai Sudin)

“Gaya kepemimpinan partisipatif yang cenderung diterapkan oleh Bapak Kasudin

sudah tepat walaupun yang sebaiknya diterapkan oleh beliau adalah gaya

kepemimpinan konsultatif”.

Selain itu menurut pegawai Sudin yang lain Nk

“Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Bapak Edi adalah gaya kepemimpinan

delegatif, konsultatif dan partisipatif tergantung dari situasi pekerjaan dan gaya

kepemimpinan yang diterapkan oleh Bapak Edi sudah tepat. Sebaiknya gaya

kepemimpinan yang diterapkan oleh Bapak Edi adalah delegatif dalam hal

pelaksanaan tugas sedangkan pada perencaanaan dan pengambilan keputusan

menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif dan partisipatif.”

Gaya kepemimpinan yang paling sedikit dipilih adalah gaya kepemimpinan

delegatif, yaitu sebanyak delapan responden dengan persentase sebesar 21,6

persen. Sementara itu, tidak ada satu pun pegawai Sudin yang memilih gaya

kepemimpinan instruktif.

Tabel 4. Jumlah dan Persentase Pegawai yang Mempersepsikan Gaya

Kepemimpinan yang diterapkan Kepala Sudin

No. Gaya Kepemimpinan Jumlah Responden pemilih

(orang)

Persentase (%)

1 Instruktif - 0

2 Konsultatif 12 32,4

3 Partisipatif 17 45,9

4 Delegatif 8 21,6

Total 37 100

Page 57: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

40

Pada kondisi ketika komunikasi dua arah dan penyelesaian bersama antara

Kepala Sudin dengan pegawai tidak dibutuhkan maka gaya kepemimpinan

delegatif diperlukan. Gaya kepemimpinan delegatif diterapkan hanya pada

beberapa kondisi saja. Dalam menerapkannya Kepala Sudin melakukan

penunjukkan tugas dan kewajiban, pemberian wewenang dan penciptaan

tanggung jawab pada anggota. Hal ini diterapkan Kepala Sudin kepada bawahan

yang memiliki kematangan yang tinggi baik dalam motivasi dan keyakinan

maupun kemampuan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Hal ini

dikuatkan oleh pendapat Ri (42 tahun, pegawai Sudin)

“Gaya kepemimpinan delegatif yang diterapkan oleh Bapak Kasudin adalah

delegatif sudah tepat dan memang sebaiknya gaya kepemimpinan tersebutlah yang

diterapkan karena tidak semua tugas dapat dilaksanakan oleh Kasudin.”

Selain itu menurut Kasudin sendiri, Es (54 tahun)

“Gaya kepemimpinan yang saya terapkan tergantung dengan situasi yang ada. Jika

menghadapi pegawai yang belum memahami mengenai tugas dan kinerja pasif maka

akan menggunakan gaya kepemimpinan yang agak otoriter/tegas. Sedangkan jika

situasi kerja dan pegawai yang kondusif lebih cenderung menggunakan gaya

kepemimpinan partisipatif. Tapi sebenarnya Saya lebih senang menggunakan

membangun hubungan komunikasi yang dekat dan melibatkan pegawai dalam

pengambilan keputusan dan pelaksanaan tugas.”

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa Kepala Sudin P2K Jakarta Utara

menerapkan gaya kepemimpinan sesuai dengan karakter pegawai. Namun Kepala

Sudin pun mengakui bahwa ia lebih senang menerapkan gaya kepemimpinan

partisipatif dibandingkan gaya kepemimpinan lainnya.

5.2 Gaya Kepemimpinan yang Diterapkan Pada Setiap situasi

Pekerjaan

Gaya kepemimpinan yang diterapkan pada setiap situasi pekerjaan

berbeda-beda walaupun secara keseluruhan gaya kepemimpinan yang dominan

diterapkan adalah gaya kepemimpinan partisipatif. Pembagian situasi pekerjaan

dapat dilihat lebih jelas pada lampiran 1 kuesioner penelitian. Diketahui bahwa

situasi pekerjaan dibagi menjadi empat situasi, yaitu tahap perencanaan dan

Page 58: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

41

pengambilan keputusan, hubungan pemimpin dan pegawai, tahap evaluasi

pembuatan laporan dan tahap pelaksanaan tugas.

5.2.1 Gaya Kepemimpinan yang Diterapkan Pada Perencanaan dan

Pengambilan Keputusan

Pada tahap perencanaan dan pengambilan keputusan gaya kepemimpinan

yang dominan diterapkan Kepala Sudin P2K Jakarta Utara adalah gaya

kepemimpinan konsultatif. Terlihat dari skor total gaya kepemimpinan konsultatif

yang tertinggi dibandingkan dengan gaya yang lainnya, yaitu 120. Hal ini

menandakan bahwa Kepala Sudin P2K Jakarta Utara meminta saran dan mencari

jawaban atas permasalahan yang ada dengan cara membangun komunikasi dua

arah dengan kepala seksi dan pegawai lainnya untuk melakukan pengarahan

perencanaan suatu kebijakan dan pengambilan keputusan dalam rapat.

Hal ini diakui oleh Es (54 tahun, Kasudin P2K Jakarta Utara)

“Kepala seksi lebih memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam bidang

pekerjaannya masing-masing dibandingkan saya”

Kemudian dikuatkan pula oleh pendapat Sr, Kepala Seksi Perikanan

“Seorang Kasudin tidak harus menguasai seluruh permasalahan, oleh karena itulah

adanya pembagian tugas yang lebih spesifik di bidangnya masing-masing, tetapi

tetap Kasudin yang punya otoritas dalam memutuskan.”

Komunikasi dua arah ini dilakukan untuk menjaga motivasi pegawai agar

tetap tinggi. Pada saat yang bersamaan tanggung jawab dan kontrol atas

pembuatan keputusan tetap ada pada pimpinan. Pada tahap ini kepala Sudin

memerlukan pendapat dari Kepala Seksi dan pegawai yang lain dalam

memutuskan dan merencanakan suatu keputusan.

Page 59: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

42

Gambar 3 Gaya Kepemimpinan yang Diterapkan Pada Tahap Perencanaan dan

Pengambilan Keputusan

Sedangkan skor gaya kepemimpinan terkecil yang menyatakan gaya

kepemimpinan yang paling jarang dilakukan pimpinan adalah gaya kepemimpinan

instruktif. Hal ini berarti dalam perencanaan dan pengambilan keputusan, Kepala

Sudin tidak hanya mempertimbangkan pendapat pribadi dalam perencanaan dan

pengambilan keputusan. Jika Kasudin hanya mempertimbangkan pendapat pribadi

dan instruktif dalam merencanakan dan memutuskan suatu hal maka tidak akan

mendapatkan hasil/solusi yang menyeluruh terkait suatu permasalahan. Hal ini

akan mengakibatkan pelaksanaan tugas pun tidak akan berjalan dengan optimal

karena perencanaan yang jauh dari pertimbangan yang menyeluruh dari berbagai

pihak.

5.2.2 Gaya Kepemimpinan yang Diterapkan Pada Hubungan Pemimpin

dan Pegawai

Gaya kepemimpinan yang dominan dan lebih sering diterapkan pada

situasi hubungan pemimpin dan pegawai menurut pegawai Sudin P2K Jakarta

Utara adalah gaya kepemimpinan partisipatif. Terlihat dari skor total gaya

kepemimpinan partisipatif yang terbesar dibandingkan dengan gaya

kepemimpinan yang lainnya, yaitu 127. Hubungan yang dibangun Kepala Sudin

P2K Jakarta Utara dengan pegawainya terjalin dengan baik dalam suasana saling

percaya dan penuh persahabatan. Hal ini menandakan bahwa Kepala Sudin dan

0

20

40

60

80

100

120

140

Instruktif Konsultatif Partisipatif Delegatif

Sk

or

Ta

ha

p P

ere

nca

na

an

da

n

Pe

ng

am

bil

an

Ke

pu

tusa

n

Gaya Kepemimpinan

Page 60: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

43

pegawai mampu membangun hubungan yang kondusif sehingga saling tukar

menukar ide dalam melaksanakan tugas dapat berjalan dengan baik.

Komunikasi yang terjalin antara Kasudin dengan pegawai tidak hanya

dalam hal pekerjaan. Namun Kasudin juga berkomunikasi dengan pegawai

mengenai hal-hal diluar pekerjaan. Hal ini dilakukan pada waktu santai dan

istirahat. Hal ini terlihat oleh penulis ketika sedang melakukan penelitian di kantor

Sudin P2K Jakarta Utara, yaitu ketika waktu istirahat dan jam pulang kantor.

Biasanya Kasudin berkeliling ke meja pegawai dan mengobrol dan bersendagurau

dengan pegawai. Berdasarkan hasil wawancara dengan Es (54 tahun, Kasudin

P2K Jakarta Utara)

“Pembicaraan santai antara saya dengan pegawai pun sering dilakukan. Biasanya

membicarakan kabar keluarga dirumah dan topik-topik ringan yang ada di televisi”.

Hasil observasi wawancara di atas menjadi penguat bahwa Kepala Sudin

melakukan komunikasi yang interaktif dan terbuka dengan pegawai. Kasudin

melakukan hal tersebut untuk mendekatkan hubungannya dengan pegawai tidak

hanya terpaku dengan pekerjaan sehingga pegawai nyaman dalam bekerja.

Strategi inilah yang dilakukan Kasudin dalam mengarahkan pegawai dalam

bekerja.

Gambar 4 Gaya Kepemimpinan yang Diterapkan Pada Hubungan Pemimpin

dengan Pegawai

0

20

40

60

80

100

120

140

Instruktif Konsultatif Partisipatif DelegatifSk

or

Hu

bu

ng

an

Pe

mim

pin

da

n P

eg

aw

ai

Gaya Kepemimpinan

Page 61: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

44

Sedangkan skor gaya kepemimpinan terkecil dalam hubungan pemimpin

dan pegawai adalah gaya kepemimpinan instruktif dengan jumlah skor sebesar 55.

Hal ini berarti gaya kepemimpinan yang cenderung paling jarang dilakukan

adalah gaya kepemimpinan instruktif. Kasudin tidak berkomunikasi satu arah

dengan pegawai dan tidak kaku dalam hal pekerjaan saja. Apabila gaya

kepemimpinan instruktif diterapkan dalam hubungan pemimpin dengan pegawai

maka akan berakibat pada minimnya intensitas komunikasi dan suasana menjadi

kaku. Pegawai menjadi tidak nyaman karena pemimpin tidak mampu membangun

komunikasi yang interaktif. Hal ini yang dapat mengakibatkan kinerja pegawai

menurun. Oleh karena itulah kasudin menyadari bahwa komunikasi menjadi hal

penting dalam membangun motivasi pegawai, suasana kerja dan akhirnya mampu

meningkatkan kinerja pegawai.

5.2.3 Gaya Kepemimpinan yang Diterapkan Pada Tahap Evaluasi

Pembuatan Laporan

Menurut pegawai Sudin P2K Jakarta Utara gaya kepemimpinan yang

dominan dan lebih sering diterapkan pemimpin dalam pembuatan laporan adalah

gaya kepemimpinan delegatif. Hal ini dapat dilihat dari skor total gaya

kepemimpinan delegatif terbesar dibandingkan dengan gaya kepemimpinan yang

lainnya dengan jumlah skor sebesar 115. Kepala Sudin P2K Jakarta Utara

cenderung mendelegasikan kepegawainya dalam pembuatan laporan. Hal ini

menandakan bahwa Kepala Sudin melakukan penunjukkan tugas dan kewajiban,

pemberian wewenang dan penciptaan tanggung jawab kepada pegawai ketika

pembuatan laporan. Kepala Sudin menerapkan gaya kepemimpinan tersebut

karena percaya bahwa pegawai telah memiliki kematangan yang tinggi, baik

dalam motivasi dan keyakinan maupun kemampuan dalam mengerjakan laporan.

Hal ini dikuatkan oleh pernyataan Es (54 tahun, Kasudin P2K Jakarta Utara)

“Ketika pegawai sudah paham medan maka mudah diarahkan dalam menyelesaikan

tugasnya dengan mandiri.”

Page 62: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

45

Gambar 5 Gaya Kepemimpinan yang Diterapkan Pada Tahap Evaluasi Pembuatan

Laporan

Sedangkan skor gaya kepemimpinan terkecil pada tahap evaluasi dan

pembuatan laporan adalah gaya kepemimpinan instruktif, yaitu jumlah skornya

sebesar 88. Hal ini berarti gaya kepemimpinan yang cenderung paling jarang

dilakukan bahkan tidak pernah dilakukan adalah gaya kepemimpinan instruktif.

Kepala Sudin tidak langsung menginstruksikan bawahan dalam pembuatan

laporan tentang apa, bagaimana dan dimana harus melakukan sesuatu tugas

tertentu. Kasudin meyakini bahwa dalam tahap evaluasi dan pembuatan laporan

pegawai tidak perlu diarahkan dengan sedemikian detail. Kasudin percaya

pegawai telah memiliki kemampuan dalam melakukan tugasnya secara mandiri.

Selain itu pegawai merasa Kasudin tidak perlu sampai turun tangan langsung

dalam evaluasi pembuatan laporan. Pegawai juga merasa sudah cukup memiliki

kemampuan dalam menyelesaikan tugasnya. Hal ini dikuatkan oleh Gn pegawai

Sudin, bahwa

“Dalam pengerjaan laporan tidak perlu melibatkan Kepala Sudin cukup jauh

kami pun cukup.”

5.2.4 Gaya Kepemimpinan yang Diterapkan Pada Tahap Pelaksanaan

Tugas

Menurut pegawai Sudin P2K Jakarta Utara gaya kepemimpinan yang

dominan dan lebih sering diterapkan dalam hal pelaksanaan tugas adalah gaya

kepemimpinan partisipatif. Terlihat dari skor total gaya kepemimpinan partisipatif

0

20

40

60

80

100

120

140

Instruktif Konsultatif Partisipatif Delegatif

Sk

or

Ta

ha

p E

va

lua

si d

an

Pe

mb

ua

tan

La

po

ran

Gaya Kepemimpinan

Page 63: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

46

yang memiliki skor paling tinggi dibandingkan dengan gaya kepemimpinan yang

lainnya, yaitu 111. Kepala Sudin P2K Jakarta Utara cenderung saling tukar

menukar ide dalam melaksanakan tugas dengan peran pemimpin yang utama

memberikan fasilitas dan berkomunikasi. Alasan Kepala Sudin menerapkan gaya

kepemimpinan tersebut karena pegawai telah memiliki kemampuan yang baik

dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan bidangnya masing-masing. Selain

itu, kepala Sudin juga terus memberikan motivasi kepada pegawai dalam

pelaksanaan tugas yang diberikan agar pegawai terus temotivasi dalam

penyelesaian tugas sesuai dengan target yang diberikan.

Gambar 6 Gaya Kepemimpinan yang Diterapkan Pada Tahap Pelaksanaan Tugas

Sedangkan skor gaya kepemimpinan terkecil pada tahap pelaksanaan tugas

adalah gaya kepemimpinan instruktif, yaitu jumlah skornya sebesar 88. Hal ini

berarti gaya kepemimpinan yang cenderung paling jarang dilakukan adalah gaya

kepemimpinan instruktif. Kepala Sudin tidak langsung menginstruksikan bawahan

dalam pelaksanaan tugas tentang apa, bagaimana dan dimana harus melakukan

sesuatu tugas tertentu. Kepala Sudin menilai pegawai telah memiliki kemampuan

yang cukup dalam pelaksanaan tugas yang diberikan. Ketika Kasudin menerapkan

gaya kepemimpinan instruktif dalam pelaksanaan tugas maka akan

mengakibatkan pegawai merasa terbatasi kreatifitasnya dalam melaksanakan

tugas. Padahal pegawai telah memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik

85

90

95

100

105

110

115

Instruktif Konsultatif Partisipatif Delegatif

Ta

ha

p P

ela

ksa

na

an

Tu

ga

s

Gaya Kepemimpinan

Page 64: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

47

dalam melaksanakan tugasnya masing-masing. Hal ini bisa mengakibatkan

menurunnya kinerja pegawai.

5.3 Faktor-faktor yang berkaitan dengan Penerapan Gaya

Kepemimpinan Kepala Suku Dinas Peternakan, Perikanan

dan Kelautan Jakarta Utara

Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Ndhara (1997)

dalam Pasolong (2008), ada dua faktor yang mempengaruhi perilaku

kepemimpinan, yaitu kondisi yang datang dari luar lingkungan dan kepentingan

yang disadari dari dalam diri yang bersangkutan (karakter individu pemimpin).

Selain itu dalam penelitian yang dilakukan oleh Randhita (2009) dinyatakan

bahwa faktor yang mempengaruhi seorang pemimpin dalam menentukan gaya

kepemimpinannya adalah karakteristik pemimpin, karakteristik pegawai dan

faktor situasi. Dengan demikian dalam penelitian ini, dikaji tiga faktor yang

mempengaruhi pemimpin dalam menerapkan gaya kepemimpinannya, yaitu faktor

pribadi pemimpin, faktor karakteristik pegawai dan faktor situasi. Pada panduan

pertanyaan kepada informan, yaitu Kasudin yang dimuat dalam lampiran 2 di

jelaskan lebih rinci mengenai tiga faktor tersebut.

5.3.1 Pribadi Pemimpin

Menurut Kasudin, gaya kepemimpinan yang diterapkannya dalam

memimpin Sudin P2K Jakarta Utara berkaitan dengan berbagai faktor, yaitu

karakteristik pribadi pemimpin, karakteristik pegawai dan situasi/kondisi

lingkungan kerja. Karakteristik pribadi pemimpin terbagi beberapa hal, yaitu usia

dan status perkawinan, pendidikan yang ditempuh, pandangan/nilai-nilai

kehidupan yang dipegang, dan pengalaman karir pekerjaannya di pemerintah.

Menurut Es (54 tahun, Kepala Sudin)

“Ketika berkeluarga dan usia yang cukup matang saya memiliki kemampuan lebih

memahami karakter orang lain, lebih stabil, mapan dan bijak sehingga dalam

menghadapi orang lain pun dapat diterapkan. Dalam memimpin di Sudin P2K Jakarta

Utara pendidikan S1 di Peternakan tidak cukup, karena fokus Sudin P2K lebih kepada

Perikanan dan Kelautan sebagai potensi utama Jakarta Utara. Namun ketika menempuh

pendidikan S2, saya mendapatkan banyak ilmu manajemen organisasi sehingga

membantu saya dalam memimpin organisasi. Tugas yang ada bisa di kelola bersama

dengan pegawai yang mempunyai kemampuan dalam bidangnya masing-masing. Nilai-

nilai pandangan hidup yang mempengaruhi saya dalam memimpin dan menerapkan gaya

Page 65: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

48

kepemimpinan adalah pendekatan kekeluargaan dan kepercayaan, membahas

permasalahan mengenai pekerjaan bersama-sama dan membangun partisipasi dari

Kepala Seksi dan staf. Selain itu memacu pegawai lebih leluasa dalam bergerak dan

menggali potensi yang ada karena pegawai lebih memahami medan pekerjaannya serta

membangun komunikasi yang baik sehingga permasalahan mudah diselesaikan.

Pengalaman pekerjaan sangat berkaitan karena dengan mengenal medan pekerjaan akan

lebih mudah dalam mengelola organisasi pemerintahan. Hal inilah yang membuat saya

lebih bijak dalam memilih cara dalam mengarahkan pegawai.”

Dari pernyataan Kasudin, karakteristik pemimpin yang meliputi, usia dan status

perkawinan, pendidikan yang ditempuh, pandangan/nilai-nilai kehidupan yang

dipegang, dan pengalaman karir pekerjaannya di pemerintah berkaitan dengan

keputusan pemimpin dalam pengambilan suatu gaya kepemimpinan tertentu.

Kasudin merasa lebih bijak dalam menentukan gaya kepemimpinan yang tepat

digunakan dalam kondisi pekerjaan dan sesuai dengan karakter dan pemahaman

pegawai. Selain itu berdasarkan hasil wawancara, faktor karakterisktik pribadi

yang menjadi alasan Kepala Sudin cenderung menggunakan gaya kepemimpinan

partisipatif.

5.3.2 Karakteristik Pegawai

Faktor yang kedua adalah karakteristik pegawai yang terbagi dalam

beberapa hal, yaitu karakter umum pegawai, usia dan status perkawinan, tingkat

pendidikan pegawai dan pengalaman kerja pegawai. Sebaran usia pegawai Sudin

P2K Jakarta Utara menunjukkan lebih banyak yang berusia sedang/baya, yaitu 30-

50 tahun, sebanyak 20 orang (54,1 persen) Pegawai yang berusia tua, yaitu > 50

tahun berjumlah 12 orang (32,4 persen). Kemudian yang paling kecil jumlahnya

pegawai yang muda berusia 20-30 Tahun (13,5 persen).

Gambar 7 Sebaran Usia Pegawai Sudin Peternakan, Perikanan, dan Kelautan

Jakarta Utara

0

5

10

15

20

25

sebaran usia pegawai

Jum

lah

Pe

ga

wa

i

20 tahun s/d 30

tahun (muda)

30 s/d 50 tahun

(sedang/ baya)

> 50 tahun

Page 66: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

49

Sedangkan untuk status menikah terdapat 33 orang pegawai (89,2 persen)

yang telah berkeluarga dan hanya empat orang pegawai (10,8 persen) yang belum

berkeluarga.

Gambar 8 Sebaran Status Pernikahan Pegawai Sudin Peternakan, Perikanan, dan

Kelautan Jakarta Utara

Adanya keterkaitan antara faktor karakteristik pegawai, yaitu karakter umum

pegawai, usia dan status perkawinan dengan pemilihan gaya kepemimpinan

dikuatkan pula oleh pendapat Es (54 tahun, Kepala Sudin P2K Jakarta Utara),

bahwa

“Secara umum pegawai Sudin P2K Jakarta Utara baik, disiplin, kreatif, memiliki

etos kerja yang baik dan pengalaman mumpuni di bidang pekerjaan masing-masing.

Usia dan status menikah seorang pegawai membuat seseorang lebih stabil dan bijak

dalam menghadapi berbagai permasalahan yang ada termasuk pekerjaan.”

Karakteristik pegawai kedua adalah tingkat pendidikan. Tingkat

pendidikan pegawai Sudin P2K Jakarta Utara cenderung tinggi. Terlihat dari

sebaran tingkat pendidikan pegawai Sudin P2K Jakarta Utara yang paling

dominan adalah Strata 1, yaitu 14 orang pegawai (37,8 persen). Kemudian SMA

sebanyak 11 orang pegawai (29,7 persen). Untuk pegawai yang menempuh

sampai diploma terdapat delapan orang pegawai (21,6 persen). Sedangkan

pegawai yang telah menempuh hingga Strata 2 sebanyak tiga orang (8,1 persen)

dan yang terakhir yang menempuh pendidikan hanya sampai SMP satu orang (2,7

persen).

0

5

10

15

20

25

30

35

40

status pernikahan

Jum

lah

Pe

ga

wa

i

Belum Menikah

Sudah Menikah

Page 67: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

50

Gambar 9 Sebaran Tingkat Pendidikan Pegawai Sudin Peternakan, Perikanan, dan

Kelautan Jakarta Utara

Hal ini pun dikuatkan oleh Es (54 tahun, Kepala Sudin P2K Jakarta Utara)

“Tingkat pendidikan pegawai sangat berkaitan dengan cara memilih gaya

kepemimpinan yang tepat untuk pegawai tersebut, karena dengan adanya

pendidikan yang bagus berarti pegawai memiliki kemampuan teknologi yang

lebih sehingga akan lebih mudah dalam mengarahkan dan memberi tugas”.

Pada karakteristik pegawai selanjutnya, yaitu pengalaman kerja pegawai.

Pegawai Sudin P2K Jakarta Utara dominan sangat berpengalaman karena terdapat

30 orang (81,1 persen) telah bekerja lebih dari sepuluh tahun. Sedangkan yang

bekerja 1-5 tahun sebanyak empat orang (10,8 persen). Kemudian yang bekerja 5-

10 tahun hanya dua orang (5,4 persen). Hanya terdapat satu orang pegawai (2,7

persen) yang pengalaman kerjanya kurang dari satu tahun.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Tingkat Pendidikan

jum

lah

Pe

ga

wa

i

SMP

SMA

Diploma

Strata 1

Strata 2

Page 68: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

51

Gambar 10 Sebaran Pengalaman Kerja Pegawai Sudin Peternakan, Perikanan, dan

Kelautan Jakarta Utara

Berdasarkan deskripsi data dan hasil wawancara terhadap Kasudin diketahui

bahwa pegawai Sudin karakteristik yang baik, usia yang matang dalam bekerja

dan mayoritas sudah menikah. Tingkat pendidikan pegawai pun mayoritas tinggi.

Selain itu pegawai sudin memiliki pengalaman kerja yang cukup lama. Hal inilah

yang menyebabkan pegawai Sudin cenderung mudah diarahkan dalam

melaksanakan tugasnya. Kasudin pun menegaskan bahwa ia akan lebih mudah

dalam mengarahkan pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itulah

Kasudin cenderung memilih gaya kepemimpinan partisipatif ketika menghadapi

pegawai yang mudah diarahkan. Kemudian dikuatkan oleh hasil wawancara

terhadap Es (54 tahun, Kepala Sudin P2K Jakarta Utara)

“Pengalaman pekerjaan pegawai pun mempengaruhinya dalam memilih gaya

kepemimpinan yang diterapkan kepada pegawai, jika seorang pegawai lebih

memahami medan dan berpengalaman dalam pekerjaannya maka pegawai tersebut

akan lebih mudah dalam penyelesaian tugasnya sehingga dalam mengarahkan

pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan akan lebih mudah.”

5.3.3 Faktor Situasi/Kondisi Lingkungan Kerja

Faktor yang ketiga adalah situasi/kondisi lingkungan pekerjaan. Secara

umum situasi kerja di Sudin P2K Jakarta Utara baik/kondusif. Terlihat 36 orang

pegawai (97,3 persen) menilai situasi kerja di Sudin P2K Jakarta Utara

0

5

10

15

20

25

30

35

Pengalaman Kerja

Jum

lah

Pe

ga

wa

i

< 1 tahun (tidak

berpengalaman)

1 s/d 5 tahun (kurang

berpengalaman)

5 s/d 10 tahun

(berpengalaman)

>10 (sangat

berpengalaman)

Page 69: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

52

baik/kondusif dan hanya satu orang pegawai (2,7 persen) yang menilai situasi

kerja sedang.

Gambar 11 Situasi Kerja Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan

Jakarta Utara

Berdasarkan wawancara kepada Es (54 tahun, Kepala Sudin P2K Jakarta Utara)

mengenai Lingkungan pekerjaan Sudin P2K Jakarta Utara, yaitu

“Kondisi lingkungan pekerjaan di Sudin kondusif, kebersamaan dan kekeluargaan

antara sesama pegawai.” Hubungan saya dengan Kepala Seksi terjalin dengan

baik, yaitu dalam rapat koordinasi kamunikasi terjalin baik, saling menerima

masukan dan saya memberikan keleluasaan Kepala Seksi dalam berpendapat dan

melakukan tugasnya. Sedangkan antara saya dengan pegawai yang lain terjalin

pula hubungan baik. Suasana kekeluargaan, kebersamaan, informal dan santai pun

terbangun dengan saya menanyakan kabar kepada pegawai dan makan siang

bersama ketika istirahat, karena situasi kebersamaan, kekeluargaan dan santai

terbangun, antara seksi satu dengan yang lain pun saling membantu dalam

penyelesaian pekerjaan walaupun begitu tetap serius dalam bekerja.”

Berdasarkan deskripsi data dan hasil wawancara terhadap Kasudin bahwa

situasi kerja di Sudin P2K Jakarta Utara tergolong baik. Hal inilah yang

mempengaruhi Kasudin dalam memilih gaya kepemimpinan, yaitu jika kondisi

yang kondusif dan pegawai mudah diarahkan dalam bekerja maka dalam

menerapkan gaya kepemimpinan partisipatif. Sedangkan dalam kondisi yang

kurang kondusif maka lebih cenderung menerapkan gaya kepemimpinan

otoriter/instruktif.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Situasi Kerja

Jum

lah

Pe

ga

wa

i

Situasi Kerja Baik

Situasi Kerja Sedang

Page 70: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

BAB VI

KINERJA PEGAWAI SUKU DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN, DAN

KELAUTAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA

6.1 Kinerja Pegawai Suku Dinas Peternakan, Perikanan dan

Kelautan Jakarta Utara

Kinerja adalah hasil kerja yang dilakukan dan dicapai dengan baik dalam

upaya memenuhi tujuan organisasi secara individu maupun kelompok dengan

mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Kinerja sangat dipengaruhi oleh kualitas

dari anggota organisasi birokrasi pemerintah, yaitu pegawai. Sedangkan

pengertian lain dari kinerja adalah prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian

kerja atau hasil kerja atau unjuk kerja atau penampilan kerja.

Kinerja pegawai suku dinas dinilai berdasarkan aturan yang telah

ditetapkan oleh pemerintah DKI Jakarta berdasarkan standar penilaian Tunjangan

Kerja Daerah pegawai Pemerintah DKI Jakarta yang dimuat lebih rinci pada

lampiran 6 (Peraturan Gubernur 215 tahun 2009). Hal ini meliputi kehadiran kerja

pegawai dalam keseharian di kantor untuk menyelesaikan tugas dan memecahkan

permasalahan yang ada, bidang hasil utama merupakan hasil pekerjaan yang telah

diselesaikan oleh pegawai, dan bidang perilaku utama, yaitu pola tingkah laku

responden dalam menjalankan, menyelesaikan dan memecahkan tugas/masalah

yang diberikan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, kinerja pegawai pemerintah

secara keseluruhan dinilai memiliki beragam kinerja. Secara umum kebanyakan

pegawai Sudin P2K Jakarta Utara memiliki kinerja baik, yaitu sebesar 28 orang

pegawai (75,7 persen). Sebanyak delapan orang pegawai (21,6 persen) dinilai

memiliki kinerja sedang. Sedangkan hanya satu orang pegawai (2,7 persen) yang

dinilai memiliki kinerja buruk.

Page 71: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

54

Tabel 5. Kualitas Kinerja Pegawai Sudin Peternakan, Perikanan, dan Kelautan

Jakarta Utara

Kinerja pegawai Sudin P2K Jakarta Utara yang mayoritas baik disebabkan

oleh penerapan gaya kepemimpinan yang tepat oleh kepala sudin dalam berbagai

kondisi pekerjaan. Oleh karena itulah Kepala Sudin tidak hanya menerapkan satu

gaya kepemimpinan, tetapi tiga dari empat gaya kepemimpinan diterapkan dalam

berbagai kondisi pekerjaan. Hal inilah yang nanti akan dibahas pada bab

selanjutnya. Kinerja pegawai yang dominan baik mengakibatkan optimalnya

tujuan organisasi, yaitu pelayanan publik. Walaupun kinerja pegawai yang

dominan baik bukanlah satu-satunya sebab optimalnya tujuan organisasi Sudin

P2K Jakarta Utara. Selain itu terdapat satu orang yang memiliki kinerja buruk.

Jika dilihat dari karakteristik pegawai, ternyata ditemukan bahwa pegawai

tersebut memiliki tingkat pendidikan yang paling rendah. Walaupun terdapat

faktor lain yang dapat pula menyebabkan kinerja pagawai tersebut rendah.

6.2 Kinerja Pegawai Suku Dinas Peternakan, Perikanan dan

Kelautan Jakarta Utara Pada setiap Indikator Kinerja

Kinerja pegawai Sudin P2K Jakarta Utara dapat dideskripsikan

berdasarkan tiga indikator seperti yang dijelaskan pada kuesioner penelitian

pegawai pada lampiran 1, yaitu indikator kehadiran kerja, bidang hasil utama dan

bidang perilaku utama. Kehadiran kerja pegawai suku dinas tergolong baik.

Terdapat 32 pegawai yang memiliki kehadiran kerja baik (86,48 persen). Pegawai

yang memiliki kehadiran kerja sedang sebanyak empat orang (10,8 persen).

Sedangkan hanya satu orang pegawai (2,7 persen) yang memiliki kehadiran kerja

buruk. Hal ini menandakan bahwa mayoritas pegawai Sudin memiliki komitmen

dalam kehadiran ke kantor dan ketepatan waktu hadir ke kantor. Selain itu

No. Kinerja Jumlah Pegawai

(orang)

Persentase(%)

1 Kinerja Buruk 1 2,7

2 Kinerja Sedang 8 21,6

3 Kinerja Baik 28 75,7

Page 72: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

55

mayoritas pegawai Sudin juga memiliki komitmen yang tinggi untuk meminta izin

kepada pimpinan ketika berhalangan hadir ke kantor. Pegawai Sudin juga

memiliki komitmen hadir tepat waktu dalam apel pagi dan pengambilan cuti yang

sesuai dengan jatah yang diberikan dalam satu tahun.

Pada indikator bidang hasil utama meliputi dua hal, yaitu ketepatan waktu

penyelesaian tugas dan kebenaran hasil pekerjaan, ketepatan dan kebenaran dalam

pembuatan dan penyampaian laporan pelaksanaan tugas. Sebanyak 28 pegawai

suku dinas (75,6 persen) memiliki ketepatan waktu yang baik, delapan orang (21,6

persen) memiliki ketepatan waktu yang sedang dan satu orang (2,7 persen)

memiliki ketepatan waktu yang buruk. Hal ini menandakan kebanyakan pegawai

memiliki ketepatan waktu yang baik dalam membuat rancangan kerja anggaran,

dokumen pelaksanaan anggaran, pelaksanaan tugas, dan pembuatan laporan.

Sedangkan untuk penilaian kebenaran hasil pekerjaan, ketepatan dan kebenaran

dalam pembuatan dan penyampaian laporan pelaksanaan tugas pegawai Sudin

memiliki kinerja baik sebanyak 29 pegawai (78,4 persen), kinerja sedang tujuh

pegawai (18,9 persen) dan kinerja yang buruk hanya satu orang (2,7 persen).

Deskripsi data tersebut menjelaskan bahwa mayoritas pegawai memiliki

kesungguhan dalam mengerjakan tugasnya dengan benar.

Penilaian kinerja pegawai Sudin P2K Jakarta Utara pada indikator bidang

perilaku utama, meliputi kebenaran dalam menyampaikan data dan informasi

dalam tugas, kemampuan kerjasama tim dan kepemimpinan. Sebanyak 30 orang

pegawai (81,8 persen) memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan data

dan informasi dalam tugas. Sedangkan terdapat enam orang pegawai (16,2 persen)

yang memiliki kemampuan cukup/kinerja dan hanya satu orang pegawai (2,7

persen) yang memiliki kinerja buruk dalam menyampaikan data dan informasi

dalam tugas. Penilaian kinerja pegawai berdasarkan kemampuan kerjasama

pegawai dengan pegawai lain, yaitu terdapat 27 pegawai (72, 9 persen) yang

memiliki kerjasama tim yang baik, sembilan orang (24,3 persen) yang memiliki

kemampuan kerja tim yang cukup sedangkan hanya satu orang yang memiliki

kemampuan kerjasama tim yang buruk. Hal ini berarti dominan pegawai dapat

membangun kerjasama yang baik dalam seksinya masing-masing. Pegawai

mampu bekerjasama dengan pegawai lain dengan baik dalam menyelesaikan

Page 73: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

56

pekerjaannnya, yaitu membuat rancangan kerja anggaran, menyusul dan

melaksanakan dokumen pelaksanaan anggaran, melaksanakan tugas hingga pada

tahap evaluasi dan pembuatan laporan pekerjaan.

Kemampuan kepemimpinan pegawai suku dinas pun mayoritas baik.

Sebanyak 33 pegawai (89,18 persen) memiliki kemampuan kepemimpinan yang

baik. Sedangkan hanya terdapat tiga orang (8,1 persen) yang memiliki kinerja

kepemimpinan sedang dan satu orang (2,7 persen) yang kepemimpinannya buruk.

Tabel 6. Kualitas Kinerja Pegawai Sudin Peternakan, Perikanan, dan Kelautan

Jakarta Utara Berdasarkan Indikator Kerja

No. Indikator Kerja Baik Sedang Buruk

1 Kehadiran kerja 32 4 1

2 Ketepatan waktu

penyelesaian pekerjaan

28 8 1

3 Kebenaran hasil

pekerjaan

29 7 1

4 Kebenaran

menyampaikan data dan

hasil pekerjaan

30 6 1

5 Kerjasama Tim 27 9 1

6 Kepemimpinan 33 3 1

Pegawai yang memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik,

menandakan bahwa pegawai mampu mengkoordinir tim kerja dan mampu

membangun komunikasi yang baik dengan berbagai pihak baik pimpinan maupun

sesama pegawai. Dalam pelaksanaan tugas, pegawai mampu melakukan

pembagian tugas yang baik untuk menyelesaikan pekerjaan yang diberikan. Selain

itu pegawai yang memiliki motivasi yang baik dalam bekerja dan mampu

memotivasi pegawai lain dan bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan.

Page 74: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

57

6.3 Kinerja Pegawai menurut Masyarakat Binaan Suku Dinas

Peternakan, Perikanan dan Kelautan Jakarta Utara

Kinerja pegawai selain dinilai berdasarkan indikator yang ditetapkan oleh

peraturan kepegawaian (Tunjangan Kinerja Daerah) juga dinilai oleh masyarakat.

Pada panduan pertanyaan penelitian yang terdapat pada lampiran tiga terdapat

delapan hal yang menjadi penilaian kinerja pegawai menurut masyarakat, yaitu

kemudahan dalam mendapatkan informasi, kemampuan komunikasi

penyuluh/pegawai Sudin, kepekaan penyuluh/pegawai Sudin terhadap

permasalahan di masyarakat, kesopanan penyuluh/pegawai Sudin dalam melayani

dan berhubungan dengan masyarakat, keahlian dan kemampuan

penyuluh/pegawai Sudin dalam memberikan pelayanan/ pelaksanaan tugasnya,

kemudahan dalam pembuatan surat izin usaha atau penangkapan ikan,

kenyamanan dan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan. Berdasarkan hasil

wawancara, kinerja pegawai Sudin P2K Jakarta Utara menurut masyarat tergolong

baik. Masyarakat menilai cenderung cukup mudah mendapatkan informasi.

Menurut Am (56 tahun, usaha makan olahan)

“Informasi mah tergantung binaan yang pro aktif, asal kita jemput bola

Sementara itu terdapat pula masyarakat yang merasa sulit mendapatkan

informasi. Menurut masyarakat yang sulit mendapatkan informasi, yaitu Kh (68

tahun, usaha makanan olahan)

“Koneksi dekat dengan pegawai sudin yang lebih diutamakan dalam

mendapatkan informasi.”

Selain itu terdapat pula pernyataan dari Mk (42 tahun, Nelayan)

“Ada pegawai Sudin yang kurang transparan dalam memberikan informasi,

misalnya pembagian mesin perahu tidak diberitahukan kesemuanya.”

Hal ini terjadi karena kemudahan mendapatkan informasi belum merata ke semua

masyarakat binaan Sudin P2K Jakarta Utara. Mayoritas masyarakat binaan yang

Page 75: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

58

mudah mendapatkan informasi karena memiliki hubungan dekat dengan pegawai

sudin.

Berdasarkan penilaian masyarakat binaan Sudin, masyarakat cenderung

menilai pegawai cukup komunikatif ketika berhubungan dengan masyarakat.

Penilaian masyarakat binaan cenderung pegawai dinilai cukup tanggap terhadap

permasalahan di masyarakat. Dalam hal kesopanan dalam melayani dan

berhubungan dengan masyarakat, pegawai Sudin cenderung dinilai sangat sopan.

Sedangkan penilaian masyarakat terhadap pegawai Sudin cenderung cukup

memiliki keahlian dan kemampuan dalam memberikan pelayanan/ pelaksanaan

tugasnya. Pada pembuatan surat izin yang terkait dengan usaha atau penangkapan

ikan, cenderung masyarakat binaan menilai sangat mudah dalam proses

pembuatannya. Penilaian kenyamanan masyarakat terhadap pelayanan yang

diberikan didapatkan bahwa cenderung masyarakat cukup nyaman. Dalam hal

kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan penyuluh/ pegawai

Sudin, masyarakat cenderung cukup puas walaupun terdapat pegawai yang “cuek”

dalam melayani masyarakat. Hal ini dikuatkan oleh pendapat masyarakat binaan

Sudin Hf (40 tahun, usaha olahan makanan)

“Pelayanan yang diberikan pegawai Sudin sudah cukup bagus tetapi beberapa

pegawai masih ada yang santai/ cuek. Ya tergantung personal tiap pegawai si.”

Page 76: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

59

BAB VII

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI

7.1 Hubungan Penerapan Gaya Kepemimpinan Kepala Suku

Dinas dengan Kinerja Pegawai

Uji hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja pegawai Sudin

P2K Jakarta Utara menggunakan rumus Rank Spearman menunjukkan bahwa

terdapat hubungan sangat nyata (p<0,01) antara gaya kepemimpinan dengan

kinerja pegawai Sudin P2K Jakarta Utara. Hal ini dapat dilihat juga dari koefisien

korelasi (rs) sebesar 0,525 memperlihatkan hubungan gaya kepemimpinan dengan

kinerja pegawai tergolong memiliki korelasi yang sedang. Dapat dilihat pula pada

nilai sig(1-tailed) adalah 0,00 maka Ho ditolak atau dapat diartikan hipotesis uji

pada penelitian ini, yaitu diduga terdapat hubungan gaya kepemimpinan yang

diterapkan oleh Kasudin Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

Jakarta Utara dengan kinerja pegawainya adalah benar. Selain itu nilai koefisien

korelasi (rs) adalah positif, hal ini berarti dengan diterapkannya gaya

kepemimpinan di Sudin P2K Jakarta Utara maka meningkatkan kinerja pegawai

Sudin P2K Jakarta Utara. Beberapa gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh

Kasudin P2K Jakarta Utara, yaitu gaya kepemimpinan partisipatif, konsultatif dan

delegatif dalam berbagai situasi dan karakteristik pegawai mampu meningkatkan

kinerja pegawai. Hasil penelitian ini pun sejalan dengan penelitian-penelitian yang

dilakukan sebelumnya, seperti pada penelitian Nordholty (1987) bahwa gaya

kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi pegawai dibutuhkan. Hal ini dapat

mempengaruhi peningkatan kinerja pegawai dalam menyelesaikan tugas yang

diberikan. Dikuatkan pula dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Oktaviani

(2007) gaya kepemimpinan dalam birokrasi pemerintah yang partisipatif dapat

membawa pencapaian pembangunan yang positif bagi kemajuan desa. Pemimpin

selalu mengajak para pegawai untuk terlibat aktif menyelesaikan tugas yang ada

sehingga dalam kinerjanya pegawai terpacu dalam penyelesaian tugas yang cepat

dan tepat karena pegawai tersebut merasa bertanggung jawab atas tugas yang

diberikan oleh pemimpinnya.

Page 77: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

60

Tabel 7. Hubungan Gaya Kepemimpinan Kasudin dengan Kinerja Pegawai

Sudin Peternakan Perikanan dan Kelautan Jakarta Utara

Gaya

Kepemimpinan

Kinerja

Pegawai

Spear

man's

rho

Gaya Kepemimpinan Correlation Coefficient

1.000 .525(**)

Sig. (1-tailed) . .000

N 37 37

Kinerja Correlation Coefficient .525(**) 1.000

Sig. (1-tailed) .000 .

N 37 37

** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

7.2 Hubungan Setiap Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja

Pegawai

Hasil analisis dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman pada

setiap gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Kasudin dengan kinerja pegawai

menunjukkan bahwa setiap gaya kepemimpinan yang diterapkan, yaitu gaya

kepemimpinan partisipatif, gaya kepemimpinan konsultatif dan gaya

kepemimpinan delegatif memiliki hubungan dengan kinerja pegawai.

Tabel 8. Hubungan Setiap Gaya Kepemimpinan yang Diterapkan Kepala Sudin

dengan Kinerja Pegawai Sudin Peternakan, Perikanan dan Kelautan

Jakarta Utara

*Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed)

Gaya

Kepemimpinan

Kinerja

Baik Sedang Buruk Koefisien

Korelasi

Sig. (1-tailed)

Partisipatif 15 (40,5%) 2(5,4%) - 0,449* 0,035

Konsultatif 12 (32,4%) - - 0,521* 0,041

Delegatif 1(2,7%) 6(16,2%) 1(2,7%) 0,788* 0,01

Page 78: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

61

Gaya kepemimpinan partisipatif memiliki hubungan nyata (p< 0,05)

dengan kinerja pegawai. Nilai koefisien korelasi (rs) hasil uji korelasi antara gaya

kepemimpinan partisipatif dengan kinerja pegawai adalah 0,449. Hal ini berarti

gaya kepemimpinan partisipatif berkorelasi sedang dengan kinerja pegawai Sudin.

Kinerja pegawai dominan baik pada penerapan gaya kepemimpinan partisipatif,

yaitu 15 pegawai (40,5 persen), dua orang kinerja sedang dan tidak ada yang

memiliki kinerja buruk. Kemudian Nilai koefisien korelasi (rs) adalah positif,

berarti semakin sering menerapkan gaya kepemimpinan partisipatif maka akan

semakin meningkat pula kinerja pegawai.

Gaya kepemimpinan partisipatif yang diterapkan Kasudin membuka

kesempatan saling tukar menukar ide dalam melaksanakan tugas dengan peranan

pemimpin yang utama memberikan fasilitas dan berkomunikasi dengan pegawai.

Hal inilah yang memotivasi pegawai dalam mengerjakan tugas karena pegawai

juga diberikan kesempatan dalam berkreativitas dalam pelaksanaan tugas. Selain

itu perhatian dari pemimpin pun membuat pegawai menjadi percaya diri dalam

melaksanakan tugas, apabila terdapat kesalahan maka ia tidak akan takut salah

karena pelaksaan tugas tersebut dilakukan bersama-sama dengan pemimpin.

Pegawai merasa lebih nyaman dengan cara pemimpin dalam mengarahkan mereka

baik pada pelaksanaan tugas. Pemimpin mampu membangun komunikasi yang

interaktif dengan pegawai baik dalam hal pekerjaan maupun di luar pekerjaan.

Suasana yang kondusif dan nyaman terbangun di dalam Kantor Sudin P2K Jakarta

Utara. Pegawai tidak merasa kaku dalam berkomunikasi dengan Kasudin, begitu

juga sebaliknya. Oleh karena itulah dominan kinerja pegawai baik, sebagian kecil

kinerja pegawai sedang dan tidak ada yang kinerjanya buruk.

Hasil uji korelasi gaya kepemimpinan konsultatif dengan kinerja pegawai

menunjukkan memiliki hubungan nyata (p< 0,05). Nilai koefisien korelasi (rs)

hasil uji korelasi antara gaya kepemimpinan konsultatif dengan kinerja pegawai

adalah 0,521 berarti hubungan korelasi antara kedua variabel tersebut tergolong

sedang. Kinerja pegawai pada penerapan gaya kepemimpinan konsultatif,

sebanyak 12 pegawai (32,4 persen). Kemudian nilai koefisien korelasi (rs) adalah

positif, berarti semakin sering menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif maka

Page 79: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

62

akan semakin meningkat pula kinerja pegawai. Hal ini dikuatkan oleh data pada

tabel 8 bahwa kinerja pegawai semuanya baik, tidak ada yang sedang ataupun

yang buruk. Gaya kepemimpinan konsultatif yang diterapkan oleh Kasudin

dengan cara membangun komunikasi dua arah untuk melakukan pengarahan

perencanaan suatu kebijakan dan pengambilan keputusan dalam rapat.

Komunikasi dua arah ini dilakukan untuk menjaga motivasi pegawai agar tetap

tinggi. Pada saat yang sama tanggung jawab dan kontrol atas pembuatan

keputusan tetap ada pada pimpinan. Ketika motivasi pegawai dapat dibangun

dengan baik maka kinerja pegawai pun akan baik karena akan bersemangat dalam

melaksanakan setiap tugas.

Sedangkan gaya kepemimpinan delegatif memiliki hubungan nyata (p<

0,05) dengan kinerja pegawai. Nilai koefisien korelasi (rs) hasil uji korelasi antara

gaya kepemimpinan delegatif dengan kinerja pegawai adalah 0,788. Hal ini

berarti gaya kepemimpinan delegatif berkorelasi kuat dengan kinerja pegawai

Sudin. Pada penerapan gaya kepemimpinan delegatif kinerja pegawai cenderung

lebih beragam dan dominan kinerjanya sedang, yaitu enam orang (16,2 persen).

Pada gaya kepemimpinan delegatif, Kasudin memberikan wewenang dan

penciptaan tanggung jawab pada anggota. Pegawai diberikan kesempatan untuk

berkreatifitas dan mengoptimalkan kemampuan dalam merencanakan dan

melaksanakan tugas. Kasudin menerapkan gaya kepemimpinan delegatif kepada

pegawai karena merasa pegawai telah memiliki pemahaman yang baik mengenai

pekerjaannya, memiliki kematangan yang tinggi baik dalam motivasi dan

keyakinan. Hal ini pun dikuatkan oleh pendapat Es (54 tahun, Kasudin P2K

Jakarta Utara)

“Ketika pegawai sudah paham medan maka mudah diarahkan dalam menyelesaikan

tugasnya dengan mandiri.”

Dengan demikian seharusnya gaya kepemimpinan delegatif diterapkan

pada pegawai yang memiliki kinerja baik karena memiliki pemahaman yang baik

dalam pekerjaannya. Namun kenyataan yang terjadi berdasarkan hasil penelitian

kinerja pegawai ketika Kasudin menerapkan gaya kepempimpinan delegatif

dominan sedang, dan satu orang memiliki kinerja buruk bahkan hanya terdapat

Page 80: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

63

satu orang pegawai yang memiliki kinerja baik. Hal ini berarti walaupun terdapat

korelasi antara gaya kepemimpinan delegatif dengan kinerja, tetapi penerapan

gaya kepemimpinan delegatif tidak mengakibatkan kinerja pegawai menjadi baik

ataupun buruk. Pegawai memang memiliki kemampuan dalam bidang

pekerjaannya tetapi kinerja pegawai kurang baik. Hal ini dapat disebabkan

persepsi pegawai kurang baik mengenai gaya kepemimpinan delegatif dalam

beberapa situasi pekerjaan sehingga kinerjanya tidak optimal. Dengan demikian

walaupun pegawai memiliki pemahaman yang baik mengenai pekerjaannya tetapi

tidak optimal dalam pelaksanaan tugas dan penyelesaian tanggung jawab

pekerjaan. Dalam beberapa situasi pekerjaan, pegawai membutuhkan keterlibatan

aktif Kasudin. Kasudin tidak melepaskan tanggungjawab begitu saja kepada

pegawai. Pada tahap evaluasi pembuatan laporan Kasudin dapat menyerahkan

tanggungjawab penuh kepada pegawai. Pada tahap itupun Kasudin tetap perlu

memonitoring pekerjaan dan memperhatikan pegawai sehingga pegawai

merasakan kepedulian Kasudin kepada pegawainya. Dikuatkan pula oleh

pendapat Ri (42 tahun, pegawai Sudin)

“Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Bapak Kasudin adalah delegatif sudah

tepat dan memang sebaiknya gaya kepemimpinan tersebutlah yang diterapkan

karena tidak semua tugas dapat dilaksanakan oleh Kasudin.”

Dengan demikian penerapan gaya kepemimpinan delegatif tetap

diperlukan dalam situasi pekerjaan tertentu dengan tetap mempertimbangkan

pemahaman pegawai mengenai pekerjaannya. Gaya kepemimpinan delegatif

perlu diterapkan untuk memberikan keleluasaan kepada pegawai dalam

melaksanakan tugasnya. Sedangkan pada situasi pekerjaan yang lain dan

hubungan Kasudin dengan pegawai, keterlibatan aktif Kasudin diperlukan. Hal

ini berkaitan dengan penerapan gaya kepemimpinan konsultatif dan partisipatif

pada beberapa situasi pekerjaan.

Page 81: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

64

BAB VIII

PENUTUP

8.1 Kesimpulan

Hasil penelitian hubungan gaya kepemimpinan dengan kinerja pegawai

pemerintah dapat disimpulkan dalam beberapa hal, yaitu:

1. Gaya kepemimpinan yang dominan diterapkan Kepala Sudin P2K Jakarta

Utara adalah gaya kepemimpinan partisipatif. Kasudin membangun hubungan

komunikasi yang dekat dan melibatkan pegawai dalam pelaksanaan tugas.

Kepala Sudin P2K Jakarta Utara menerapkan beberapa gaya kepemimpinan

dalam situasi berbeda-beda. Pada situasi pekerjaan perencanaan dan

pengambilan keputusan gaya kepemimpinan yang dominan adalah gaya

kepemimpinan konsultatif. Gaya kepemimpinan yang dominan diterapkan pada

situasi hubungan pemimpin dan pegawai adalah gaya kepemimpinan

partisipatif. Gaya kepemimpinan yang dominan diterapkan pemimpin dalam

pembuatan laporan adalah gaya kepemimpinan delegatif. Sedangkan gaya

kepemimpinan yang dominan dan lebih sering diterapkan dalam hal

pelaksanaan tugas adalah gaya kepemimpinan partisipatif. Kasudin cenderung

saling tukar menukar ide dalam melaksanakan tugas dengan peranan pemimpin

yang utama memberikan fasilitas dan berkomunikasi.

2. Kinerja pegawai pemerintah secara keseluruhan memiliki kinerja yang baik.

Hal ini dapat dilihat dari pegawai yang memiliki kehadiran kerja baik

sebanyak 32 pegawai (86,48 persen). Sebanyak 28 pegawai Sudin (75,6

persen), empat orang (10,8 persen). Sedangkan untuk penilaian kebenaran hasil

pekerjaan, ketepatan dan kebenaran dalam pembuatan dan penyampaian

laporan pelaksanaan tugas pegawai Sudin memiliki kinerja baik sebanyak 29

pegawai (78,4 persen). Sebanyak 30 orang pegawai (81,8 persen) memiliki

kemampuan yang baik dalam menyampaikan data dan informasi dalam tugas.

Penilaian kinerja pegawai berdasarkan kemampuan kerjasama terdapat 27

pegawai (72, 9 persen) yang memiliki kerjasama tim yang baik. Sebanyak 33

pegawai (89,18 persen) memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik.

Kinerja pegawai dinilai oleh masyarakat dalam hal kemudahan dalam

Page 82: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

65

mendapatkan informasi, kemampuan komunikasi penyuluh/pegawai Sudin,

kepekaan penyuluh/pegawai Sudin terhadap permasalahan di masyarakat,

kesopanan penyuluh/pegawai Sudin dalam melayani dan berhubungan dengan

masyarakat, kenyamanan masyarakat terhadap pelayanan, keahlian dan

kemampuan penyuluh/pegawai Sudin dalam memberikan

pelayanan/pelaksanaan tugasnya, kemudahan dalam pembuatan surat izin

usaha atau penangkapan ikan, dan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan.

Berdasarkan delapan hal tersebut kinerja pegawai sudin P2K Jakarta Utara

menurut masyarat cenderung tergolong baik.

3. Terdapat hubungan sangat nyata antara gaya kepemimpinan dengan kinerja

pegawai Sudin P2K Jakarta Utara dan hubungan gaya kepemimpinan dengan

kinerja pegawai tergolong memiliki korelasi yang sedang. Gaya kepemimpinan

partisipatif dan konsultatif memiliki hubungan nyata dengan kinerja pegawai.

Kinerja pegawai dominan baik pada penerapan gaya kepemimpinan partisipatif

dan konsultatif. Kemudian Nilai koefisien korelasi (rs) adalah positif, berarti

semakin sering menerapkan kedua gaya kepemimpinan maka akan semakin

meningkat pula kinerja pegawai. Kinerja pegawai yang baik pun dipicu oleh

beberapa faktor, yaitu tingkat pendidikan pegawai yang tinggi, pengalaman

kerja yang baik, usia yang matang, status pernikahan dan situasi pekerjaan

yang kondusif. Faktor-faktor yang telah disebutkan pada kalimat sebelumnya

menyebabkan pegawai cenderung mudah di atur sehingga pemimpin pun dapat

dengan mudah mengarahkan pegawai dalam penyelesaian tugas. Sedangkan

pada penerapan gaya kepemimpinan delegatif kinerja pegawai cenderung lebih

beragam dan dominan kinerjanya sedang, yaitu enam orang (16,2 persen).

Pegawai memang memiliki kemampuan dalam bidang pekerjaannya tetapi

kinerja pegawai kurang baik. Hal ini dapat disebabkan persepsi pegawai

kurang baik mengenai gaya kepemimpinan delegatif dalam beberapa situasi

pekerjaan sehingga kinerjanya tidak optimal. Dengan demikian walaupun

pegawai memiliki pemahaman yang baik mengenai pekerjaannya tetapi tidak

optimal dalam pelaksanaan tugas dan penyelesaian tanggung jawab pekerjaan.

Penerapan gaya kepemimpinan delegatif tetap diperlukan dalam situasi

Page 83: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

66

pekerjaan tertentu dengan tetap mempertimbangkan pemahaman pegawai

mengenai pekerjaannya.

8.2 Implikasi Hasil Penelitian

Kepala Sudin telah mampu menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat

dalam Sudin P2K Jakarta Utara. Hal ini dapat diketahui dengan melihat kinerja

pegawai Sudin P2K Jakarta Utara secara umum sudah baik. Hanya sebagian

sangat kecil saja yang kinerjanya buruk. Oleh karena itulah hasil dari penelitian

yang penulis lakukan menghasilkan beberapa implikasi sebagai masukkan,

sebagai berikut:

1. Diharapkan Kepala Sudin P2K Jakarta Utara dapat melakukan pendekatan

personal dalam memperbaiki kinerja pegawai yang masing buruk. Seperti

yang telah dijelaskan di atas gaya kepemimpinan partisipatif tepat dilakukan

dalam membangun hubungan interpersonal antara pemimpin dengan pegawai.

2. Perlu dikaji dalam penelitian selanjutnya mengenai faktor lain yang mungkin

mempengaruhi kinerja pegawai selain gaya kepemimpinan, seperti adanya

sistem kompensasi yang diterapkan Pemerintah DKI Jakarta kepada seluruh

pegawai negeri sipil, yaitu penerapan sistem Tunjangan Kinerja Daerah

(TKD).

3. Kinerja pegawai dalam berhubungan dalam masyarakat pun perlu di

tingkatkan. Terutama dalam hal kemudahan dalam beberapa hal sebagai

berikut:

a. mendapatkan informasi jangan sampai pegawai hanya memberikan

kemudahan pada masyarakat binaan Sudin P2K Jakarta Utara yang dekat

secara personal dengan pegawai

b. Pegawai pun lebih meningkatkan kepekaannya terhadap permasalahan di

masyarakat binaan Sudin P2K Jakarta Utara terutama masyarakat yang

baru awal bergabung menjadi binaan

c. Dalam hal keahlian dan kemampuan penyuluh/pegawai Sudin dalam

memberikan pelayanan/pelaksanaan tugasnya, yaitu penempatan pegawai

yang tepat dalam pekerjaannya disesuaikan dengan keahlian dan

kemampuan keilmuan dan pengalamannya. Hal yang harus dihindari

Page 84: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

67

adalah perubahan posisi pegawai dalam tugas sehingga pegawai harus

terus beradaptasi dari awal dengan tugasnya yang baru

d. Walaupun pada proses pembuatannya sudah mudah, persyaratan

pembuatan surat izin usaha atau penangkapan ikan terutama untuk

persyaratan pengusaha home industry dapat lebih dipermudah.

Page 85: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

68

DAFTAR PUSTAKA

Etzioni, A. 1985. Organisasi-Organisasi Modern. Jakarta : UI Press.

Hadari, N. 2003. Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Yogyakarta : Gajah

Mada University Press.

Handoko, T. H. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.

Jakarta: PT Gramedia.

Jeddawi, M. 2009. Mengefektifkan Peran Birokrasi Untuk Memangkas Perilaku

Korupsi. Yogyakarta : Total Media.

Kaloh, J. 2006. Pemimpin, Antara Keberhasilan dan Kegagalan. Jakarta : Kata

Hasta Pustaka.

Legino, S. 2009. Menjawab Tantangan Reformasi Birokrasi: Kepemimpinan

Transformasional dan Organisasi Lateral. Jakarta: Indonesia Press.

Liddle, R. W. 1984. Kepemimpinan dalam Dimensi Sosial. Evolusi dari Atas:

Pemimpin Nasional dan Pembangunan Nasional. Jakarta : LP3ES.

Morgan, G. 1997. Images of organization. Thousan oaks. California : Sage

Publication.

Nordholty, N. S. 1987. Kepemimpinan Lokal dalam Pembangunan Pedesaan.

Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Oktaviani, D. R. 2007. Pola Kepemimpinan Kepala Desa dan Pengaruhnya

Terhadap Pembangunan Desa (Kasus Desa Cikarawang, Kecamatan

Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat). Skripsi Sarjana (tak

diterbitkan), Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Parasuraman, Valarie Z, Berry and Leonard. 1985. “ A Conceptual Model of

Service Quality and Implication for Future Research”. Journal of

Marketing. 49 (Fall)p.41-50.

Pasolong, H. 2008. Kepemimpinan Birokrasi. Bandung : Alfabeta.

Randhita, R. 2009. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

Dalam Organisasi Pemerintahan Kelurahan (Kasus Keluarga Ciparigi,

Kecamatan Bogor Utara). Skripsi Sarjana ( tidak diterbitkan), Fakultas

Ekologi Manusia, Bogor.

Ranupandojo, H dan Suad H. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta : BPFE UGM.

Page 86: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

69

Sari, D. M. 2007. Dinamika Politik dan Kepemimpinan Lokal di Pedesaan Jawa

(Studi Kasus Desa Gading Sari, Kecamatan Bantul, Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta). Skripsi Sarjana (tak diterbitkan), Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sedarmayanti. 2001. Dasar-Dasar Pengetahuan Tentang Manajemen

Perkantoran. Bandung : Mandar Maju.

Siegel, S. 1997. Alih Bahasa: Suyuti, Z., & Simatupang, L. Metode Statistika

Nonparametrik untuk Ilmu Sosial. Jakarta : Gramedi Pustaka Utama.

Sugiyono. 2009. Metodologi Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D. Bandung : Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rosda

Tamin, F. 2004. Reformasi Birokrasi : Analisis Pendayagunaan Aparatur Negara.

Jakarta : Belantika.

Thoha, M. 2004. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta : PT Raja Grafindo.

Peraturan

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.87 tahun 2009 Tentang Organisasi

dan Tata Kerja Dinas Kelautan dan Pertanian.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.215 tahun 2009 tentang Standar

Tunjangan Kerja Pegawai Negeri Sipil.

Page 87: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

LAMPIRAN

Page 88: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

71

Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI

PEMERINTAH

(Kasus Kantor Suku Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan

Kota Administrasi Jakarta Utara )

No. responden :

Hari/ Tanggal pengisian :

A. Karakteristik Responden/ Pegawai

a. Nama :

b. Usia :

c. Jenis kelamin :

d. Pendidikan Terakhir :

e. Status perkawinan :

f. Lama bekerja :

g. seksi/ subbagian :

h. golongan :

Bapak/ Ibu yang terhormat,

Saya Syaiful Bahri, Mahasiswa Departemen Sains Komunikasi dan

Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian

Bogor., bermaksud untuk melakukan penelitian yang berjudul Hubungan

Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Pegawai Pemerintah. Demi

tercapainya tujuan penelitian ini, peneliti berharap Bapak/ Ibu berkenan

mengisi kuesioner ini dengan lengkap dan jujur. Identitas dan jawaban

Bapak/ Ibu dijamin kerahasiaannya dan semata-mata hanya akan digunakan

untuk kepentingan penulisan skripsi ini.

Peneliti mengucapkan terimakasih atas kesediaan Bapak/ Ibu yang

Page 89: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

72

B. Gaya Kepemimpinan

Pilihlah salah satu pernyataan yang menurut anda paling tepat dengan

memberikan tanda checklist (V) pada kolom yang tersedia

Keterangan :

Kasudin = Kepala Suku Dinas

Sudin = Suku Dinas

S = Selalu

SR = Sering

KK = Kadang-Kadang

TP = Tidak Pernah

No. Pernyataan Jawaban

Responden

Perencanaan dan Pengambilan keputusan TP KK SR S

1 Kasudin melibatkan aktif pegawai dalam

pengambilan keputusan dalam rapat

2 Kasudin mendengarkan saran pegawai dalam

pengambilan keputusan dalam rapat

3 Kasudin menyerahkan kepada pegawai dalam

pengambilan keputusan dalam rapat

4 Kasudin hanya mempertimbangkan pendapat pribadi

dalam pengambilan keputusan dalam rapat

Hubungan pemimpin dan pegawai TP KK SR S

5 Hubungan Kasudin dengan pegawai terjalin dengan

baik dalam suasana saling percaya dan penuh

persahabatan

6 Hubungan Kasudin dengan pegawai terjalin dengan

baik bagi kedua belah pihak untuk melakukan

konsultasi

7 Hubungan Kasudin dan bawahan hanya satu arah

terkait dengan pekerjaan

8 Intensitas komunikasi pemimpin dan pegawai rendah

Pembuatan laporan TP KK SR S

9 Kasudin bersama pegawai terlibat aktif dalam

membuat laporan pertanggungjawaban pelaksanaan

tugas dan fungsi suku dinas

10 Kasudin berkonsultasi dengan pegawai dalam

Page 90: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

73

membuat laporan pertanggungjawaban pelaksanaan

tugas dan fungsi suku dinas

11 Kasudin mendelegasikan kepada pegawai dalam

membuat laporan pertanggungjawaban pelaksanaan

tugas dan fungsi suku dinas

12 Kasudin menginstruksikan langsung kepada pegawai

dalam membuat laporan pertanggungjawaban

pelaksanaan tugas dan fungsi suku dinas

Pelaksanaan tugas TP KK SR S

13 Kasudin terlibat aktif bersama pegawai dalam

pelaksanaan tugas dan fungsi di suku dinas

14 Kasudin berkonsultasi dengan pegawai dalam

mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi di

suku dinas

15 Kasudin mendelegasikan kepada pegawai dalam

pelaksanaan tugas dan fungsi suku dinas

16 Kasudin menginstruksikan langsung kepada pegawai

dalam pelaksanaan tugas dan fungsi suku dinas

C. Faktor Situasi

Pilihlah salah satu pernyataan yang menurut Anda paling tepat dengan

memberikan tanda checklist (V) pada kolom yang tersedia

Keterangan :

S = Selalu

SR = Sering

KK = Kadang-Kadang

TP = Tidak Pernah

No. Pernyataan TP KK SR S

1 Hubungan interaksi yang baik terjalin antara Kepala

Sudin dengan pegawai yang lain

2 Hubungan interaksi yang baik terjalin antara sesama

pegawai

3 Situasi lingkungan kerja di Sudin Peternakan,

Perikanan, dan Kelautan kondusif

4 Kepala Sudin mampu menciptakan situasi

lingkungan kerja yang kondusif

5 Situasi lingkungan kerja yang kondusif berpengaruh

positif terhadap kepemimpinan dalam organisasi

Page 91: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

74

D. Kinerja Pegawai

Pilihlah salah satu pernyataan yang menurut Anda paling tepat dengan

memberikan tanda checklist (V) pada kolom yang tersedia

Keterangan :

S = Selalu

SR = Sering

KK = Kadang-Kadang

TP = Tidak Pernah

Standar Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil DKI Jakarta (Pergub 215

tahun 2009)

1. Indikator Kehadiran Kerja

No. Pernyataan TP K

K

SR S

1 Saya datang ke kantor

2 Saya datang ke kantor tepat waktu

3 jika berhalangan masuk kantor, Saya izin terlebih

dahulu

4 Saya hadir pada apel pagi

5 Saya hadir apel pagi tepat waktu

6 *Saya mengambil cuti melebihi jatah yang diberikan

dalam satu tahun

2. Indikator Bidang Hasil Utama

a. Ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan

No. Pernyataan TP K

K

SR S

1 Saya tepat waktu dalam menyusun dan menyelesaikan

Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) sesuai dengan lingkup

tugas Subbagian/ seksi

2 Saya tepat waktu dalam melaksanakan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) sesuai dengan lingkup

tugas Subbagian/ seksi

3 Saya tepat waktu dalam melaksanakan dan

menyelesaikan tugas/ fungsi sesuai dengan lingkup

tugas Subbagian/ seksi masing-masing*

4 Saya tepat waktu dalam menyiapkan bahan laporan

pertanggungjawaban yang terkait dengan tugas

Page 92: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

75

masing-masing Subbagian/ Seksi

5 Saya tepat waktu dalam melaporkan dan

mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas masing-

masing Subbagian/ Seksi

b. Kebenaran hasil pekerjaan, ketepatan dan kebenaran dalam pembuatan

dan penyampaian laporan pelaksanaan tugas

No. Pernyataan TP K

K

SR S

1 Saya menyusun dan menyelesaikan Rencana Kerja

Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan

Anggaran (DPA) dengan benar sesuai dengan harapan

dan lingkup tugas Subbagian/ seksi

2 Saya melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran

(DPA) dengan benar sesuai dengan harapan dan

lingkup tugas Subbagian/ seksi

3 Saya melaksanakan dan menyelesaikan tugas/ fungsi

dengan benar sesuai dengan harapan dan lingkup tugas

Subbagian/ seksi masing-masing*

4 saya menyiapkan bahan laporan pelaksanaan tugas

dengan benar sesuai dengan harapan dan lingkup tugas

masing-masing Subbagian/ Seksi

5 saya melaporkan dan mempertanggungjawabkan

dengan benar pelaksanaan tugas masing-masing

Subbagian/ Seksi

3. Indikator Bidang Perilaku Utama

a. Kebenaran dalam menyampaikan data dan informasi dalam tugas

No. Pernyataan TP K

K

SR S

1 Saya menyampaikan data dan informasi dengan benar

terkait dengan penyelesaian Rencana Kerja Anggaran

(RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)

sesuai dengan harapan dan lingkup tugas masing-

masing Subbagian/ seksi

2 Saya menyampaikan data dan informasi terkait

pekerjaan dengan benar agar tugas masing-masing

dapat terselesaikan dan terkoordinasikan dengan baik

3 Saya menyampaikan data dan informasi untuk

penyelesaian laporan pelaksanaan tugas masing-

masing Subbagian/ seksi dengan benar sesuai dengan

harapan dan limgkup tugas

Page 93: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

76

b. Kemampuan kerjasama dalam Tim kerja

No. Pernyataan TP K

K

SR S

1 Saya bekerjasama dengan tim di Subbagian/ seksi

dalam menyusun dan menyelesaikan Rencana Kerja

Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan

Anggaran (DPA) sesuai dengan lingkup tugas

Subbagian/ Seksi

2 Saya bekerjasama dengan tim di Subbagian/ seksi

dalam melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran

(DPA) sesuai dengan lingkup tugas Subbagian/ Seksi

3 Saya bekerjasama dengan tim di Subbagian/ seksi

dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas/ fungsi

sesuai dengan lingkup tugas Subbagian/ Seksi masing-

masing*

4 Saya bekerjasama dengan tim di Subbagian/ Seksi

dalam menyiapkan dan menyelesaikan laporan Suku

Dinas yang terkait dengan tugas masing-masing

Subbagian/ Seksi

5 Saya bekerjasama dengan tim di Subbagian/ seksi

dalam melaporkan dan mempertanggungjawabkan

pelaksanaan tugas masing-masing Subbagian/ Seksi

c. Kepemimpinan

No. Pernyataan TP K

K

SR S

1 Saya mengkoordinir tim kerja di Subbagian/ Seksi

dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas/ fungsi

sesuai dengan lingkup tugas Subbagian/ Seksi masing-

masing

2 Saya berkomunikasi dengan baik dalam melaksanakan

dan menyelesaikan tugas/ fungsi sesuai dengan

lingkup tugas Subbagian/ Seksi masing-masing

3 Saya memotivasi diri sendiri dalam melaksanakan dan

menyelesaikan tugas/ fungsi sesuai dengan lingkup

tugas Subbagian/ Seksi masing-masing

4 Saya memotivasi pegawai yang lain dalam

melaksanakan dan menyelesaikan tugas/ fungsi sesuai

dengan lingkup tugas Subbagian/ Seksi masing-

masing

5 Saya bertanggungjawab dalam melaksanakan dan

Page 94: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

77

menyelesaikan tugas/ fungsi sesuai dengan lingkup

tugas Subbagian/ Seksi masing-masing

6 Saya melakukan pembagian tugas dengan baik di

Subbagian/ Seksi dalam melaksanakan dan

menyelesaikan tugas/ fungsi sesuai dengan lingkup

tugas Subbagian/ Seksi masing-masing

Page 95: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

78

Lampiran 2

Panduan Pertanyaan Penelitian (Kepala Sudin Peternakan, Perikanan, dan

Kelautan Jakarta Utara)

PANDUAN PERTANYAAN PENELITIAN

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI

PEMERINTAH

(Kasus Kantor Suku Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan

Kota Administrasi Jakarta Utara )

Saya Syaiful Bahri, Mahasiswa Departemen Sains Komunikasi dan

Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor,

bermaksud untuk melakukan penelitian yang berjudul Hubungan Gaya

Kepemimpinan dengan Kinerja Pegawai Pemerintah. Demi tercapainya tujuan

penelitian ini, peneliti berharap Bapak berkenan menjawab pertanyaan-pertanyaan

wawancara yang akan di ajukan oleh peneliti. Identitas dan jawaban Bapak

dijamin kerahasiaannya dan semata-mata hanya akan digunakan untuk

kepentingan penulisan skripsi ini. Peneliti mengucapkan terimakasih atas

kesediaan Bapak yang telah meluangkan waktu menjawab pertanyaan-pertanyaan

wawancara yang diajukan dan tidak lupa peneliti memohon maaf apabila terdapat

pertanyaan yang kurang berkenan.

Hari/ Tanggal Wawancara :

Profil Kepala Suku Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota

Administrasi Jakarta Utara

h. Nama :

i. Usia :

j. Jenis kelamin : (a) laki-laki (b) perempuan

k. Pendidikan Terakhir : (a)Strata 1 (b) Strata 2 (c) Strata 3

l. Riwayat pendidikan :

(a) SD :

Page 96: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

79

(b) SMP :

(c) SMA :

(d) Perguruan Tinggi :

m. Status perkawinan :

n. Lama bekerja di Sudin :

o. golongan :

Keterangan :

Gaya kepemimpinan adalah suatu cara berkomunikasi yang dipergunakan

oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi, mengarahkan, mendorong dan

mengendalikan bawahannya dalam rangka pencapaian tujuan organisasi

secara efisien dan efektif. Gaya komunikasi dibedakan menjadi empat

kategori, yaitu :

e. gaya kepemimpinan instruktif

pemimpin berperan menginstruksikan pegawai tentang apa, bagaimana,

dan dimana harus melakukan suatu tugas tertentu

f. gaya kepemimpinan konsultatif

pemimpin berperan mengarahkan hampir seluruh keputusan dan

membangun pula komunikasi dua arah untuk mencari saran dan jawaban

atas permasalahan yang ada

g. gaya kepemimpinan partisipatif

pemimpin dan pegawai saling tukar menukar ide dalam melaksanakan

tugas yang ada dan memecahkan masalah

h. gaya kepemimpinan delegatif

Pemimpin menunjuk pegawai langsung dalam mengerjakan tugas dan

memecahkan masalah yang ada.

Menurut Ndhara (1997) dalam Pasolong (2008), terdapat dua faktor yang

mempengaruhi perilaku kepemimpinan, yaitu kondisi yang datang dari luar

lingkungan dan kepentingan yang disadari dari dalam diri yang bersangkutan

Page 97: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

80

(karakter individu pemimpin). Kemudian dalam penelitian yang dilakukan oleh

Randhita (2009) bahwa faktor yang mempengaruhi seorang pemimpin dalam

menentukan gaya kepemimpinannya adalah karaktersistik pemimpin, karakteristik

pegawai dan faktor situasi.

Dalam penerapan gaya kepemimpinan menurut Robbins (2006) dalam

Pasolong (2008) para pemimpin harus mengadaptasikan gaya mereka dengan

budaya nasional yang berbeda. Apa yang berlaku dalam suatu negara belum tentu

berlaku di negara lain dan budaya nasional mempengaruhi gaya kepemimpinan

menurut cara pengikut. Para pemipin tidak dapat memilih gaya kepemimpinan

mereka sesuai keinginannya, mereka dibatasi oleh kondisi budaya yang

diharapkan pengikutnya.

Pertanyaan wawancara

A. Faktor karakteristik pribadi pemimpin

1. Mohon izin Bapak, Bagaimana pengalaman kerja Bapak di Sudin P2

Kelautan ?

2. Mohon izin Bapak, Apakah bapak sudah sangat memahami seluk beluk

terkait dengan pekerjaan (tugas dan fungsi) di Suku Dinas P2 Kelautan ?

3. Mohon izin Bapak, Apa nilai-nilai pandangan hidup yang menjadi acuan

Bapak dalam memimpin di Sudin P2 Kelautan ?

4. Menurut Bapak, Apakah usia, jenis kelamin dan status perkawinan

mempengaruhi bapak dalam menentukan Gaya Kepemimpinan yang

Bapak terapkan di Sudin P2 Kelautan ?

5. Menurut Bapak, Apakah keahlian keilmuan pada pendidikan terakhir

Bapak mempengaruhi dan membantu Bapak dalam menentukan gaya

kepemimpinan (memutuskan dan menyelesaikan permasalahan) di Sudin

P2 Kelautan ?

6. Menurut Bapak, Apakah lama kerja dan pengalaman kerja mempengaruhi

bapak dalam memimpin dan menentukan Gaya Kepemimpinan yang

Bapak terapkan di Sudin P2 Kelautan ?

B. Faktor karakteristik pegawai

Page 98: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

81

7. Menurut Bapak, Bagaimana karakter dan sifat para pegawai di Sudin P2

Kelautan secara umum?

8. Menurut Bapak, bagaimana kinerja pegawai dalam Suku Dinas P2

Kelautan secara umum ?

9. Menurut Bapak, apakah faktor usia dan jenis kelamin pegawai

mempengaruhi Bapak dalam menentukan gaya kepemimpinan di Suku

Dinas P2 Kelautan?

10. Menurut Bapak, apakah faktor tingkat pendidikan mempengaruhi Bapak

dalam menentukan gaya kepemimpinan di Suku Dinas P2 Kelautan?

11. Menurut Bapak, apakah faktor lama bekerja dan pengalaman kerja

pegawai mempengaruhi Bapak dalam menentukan gaya kepemimpinan di

Suku Dinas P2 Kelautan?

C. Faktor situasi/ lingkungan kerja

12. Menurut Bapak, bagaimana situasi/ lingkungan kerja di Sudin P2 Kelautan

secara umum ?

13. Mohon izin Bapak, Bagaimana Bapak membangun hubungan interaksi dan

komunikasi dengan Kepala Subbagian/ Kepala seksi di Sudin P2 Kelautan

?

14. Mohon izin Bapak, Bagaimana Bapak membangun hubungan interaksi dan

komunikasi dengan pegawai di Sudin P2 Kelautan ?

15. Menurut Bapak, Bagaimana hubungan interaksi dan komunikasi yang

terbangun pada sesama pegawai di Sudin P2 Kelautan ?

16. Menurut Bapak, Apakah hubungan komunikasi tersebut mempengaruhi

Bapak dalam memimpin di Sudin P2 Kelautan ?

17. Menurut Bapak, Apakah kondisi situasi lingkungan kerja di sudin

mempengaruhi Bapak dalam memilih gaya kepemimpinan di Sudin P2

Kelautan ?

Page 99: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

82

Lampiran 3

Panduan Pertanyaan Penelitian (Masyarakat Binaan Sudin Peternakan, Perikanan,

dan Kelautan Jakarta Utara)

PANDUAN PERTANYAAN PENELITIAN MASYARAKAT

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI

PEMERINTAH

(Kasus Kantor Suku Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan

Kota Administrasi Jakarta Utara )

Hari/ Tanggal pengisian :

Karakteristik Responden

a. Nama :

b. Usia :

c. Jenis kelamin :

d. Pendidikan Terakhir :

e. Status perkawinan :

f. Jenis Pekerjaan :

(1) Nelayan

(2) Peternak Unggas/ Ruminansia/ Ikan budi daya tawar

(3) Usaha di bidang makanan olahan

Bapak/ Ibu yang terhormat,

Saya Syaiful Bahri, Mahasiswa Departemen Sains Komunikasi dan

Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Saya

bermaksud untuk melakukan penelitian yang berjudul Hubungan Gaya Kepemimpinan

dengan Kinerja Pegawai Pemerintah. Demi tercapainya tujuan penelitian ini, peneliti

berharap Bapak/ Ibu berkenan mengisi kuesioner ini dengan lengkap dan jujur. Identitas

dan jawaban Bapak/ Ibu dijamin kerahasiaannya dan semata-mata hanya akan digunakan

untuk kepentingan penulisan skripsi ini.

Page 100: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

83

(4) usaha penjualan ikan/ ternak

g. Intensitas pertemuan :

dengan Pegawai

Sudin/ Penyuluh

(1) > 10 kali/ bulan

(2) 8-10 kali/ bulan

(3) 4-8 kali/ bulan

(4) < 4 kali / bulan

Kinerja Pegawai/ Penyuluh Suku Dinas Penilaian Masyarakat

Jawab pertanyaan dengan jawaban paling tepat menurut Bapak/ Ibu dengan tanda

silang (X)

1. Apakah Bapak/ Ibu merasa mudah dalam mendapatkan informasi yang

dibutuhkan dari penyuluh/ pegawai Sudin berhubungan dengan pekerjaan

Bapak/ Ibu?

a. Sangat mudah

b. Cukup mudah

c. Sulit

d. Sangat sulit

2. Apakah penyuluh/ pegawai Sudin memiliki kemampuan komunikasi yang

baik ketika berhubungan dengan Bapak/ Ibu dalam menjalankan

pekerjaannya?

a. Sangat komunikatif

b. Cukup komunikatif

c. Kurang komunikatif

d. Tidak komunikatif

3. Apakah penyuluh/ pegawai Sudin peka/ tanggap terhadap permasalahan

yang terkait dengan pekerjaan bapak/ ibu sesuai dengan tugas/ fungsi yang

seharusnya dijalani?

a. Sangat tanggap

b. Cukup tanggap

c. Kurang tanggap

d. Tidak tanggap

4. Apakah penyuluh/ pegawai Sudin sopan dalam melayani dan berhubungan

dengan Bapak/ Ibu terkait dengan tugas yang dilaksanakan ?

a. Sangat sopan

b. Cukup sopan

c. Kurang sopan

Page 101: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

84

d. Tidak sopan

5. Apakah Bapak/ Ibu merasa nyaman terhadap pelayanan yang diberikan

penyuluh/ pegawai Sudin dalam melaksanakan tugasnya ?

a. Sangat nyaman

b. Cukup nyaman

c. Kurang nyaman

d. Tidak nyaman

6. Apakah penyuluh/ pegawai Sudin memiliki keahlian dan kemampuan

dalam melaksanakan tugasnya dan memberikan pelayanan kepada

masyarakat ?

a. Sangat memiliki keahlian dan kemampuan

b. Cukup memiliki keahlian dan kemampuan

c. Kurang memiliki keahlian dan kemampuan

d. Tidak memiliki keahlian dan kemampuan

7. Apakah penyuluh/ pegawai Sudin memberikan kemudahan dalam

pengajuan izin/ pembuatan surat izin yang berkaitan dengan usaha atau

pekerjaan Bapak/ Ibu ?

a. Sangat mudah

b. Cukup mudah

c. Kadang-kadang mudah

d. Sulit

8. Apakah Bapak/ Ibu puas terhadap pelayanan yang diberikan penyuluh/

pegawai Sudin dalam melaksanakan tugasnya ?

a. Sangat puas

b. Cukup puas

c. Kurang puas

d. Tidak puas

Terimakasih atas waktu Bapak/ Ibu dalam mengisi kuesioner ini

Page 102: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

85

Lampiran 4

Daftar Responden

No. Nama No.Responden Tanggal

Responden

Keterangan

Subbagian Tata Usaha

1 Bp Ali 16 Selasa, 24 Agustus

2010

V

2 Ibu Asnita 17 Selasa, 24 Agustus

2010

V

3 Bp Dedi 29 Rabu, 25 Agustus

2010

V

4 Ibu Siti Nurhayati 27 Rabu, 25 Agustus

2010

V

5 Ibu Siti R 31 Rabu, 25 Agustus

2010

V

6 Bp Sukirman 10 Senin, 23 Agustus

2010

V

7 Ibu Nurmatuti 26 Rabu, 25 Agustus

2010

V

8 Bp Undang Ruhyat 13 Senin, 23 Agustus

2010

V

9 Bp Supono 8 Senin, 23 Agustus

2010

V

10 Bp Didik 30 Rabu, 25 Agustus

2010

V

11 Ibu Subiyanti 14 Senin, 23 Agustus

2010

V

12 Ibu Cisilia P 12 Senin, 23 Agustus

2010

V

Seksi Perikanan Kelautan

1 Ibu Sri Haryati 37 Kamis, 26 Agustus

2010

V

2 Bp Damiel S 21 Rabu, 25 Agustus

2010

V

3 Bp Untung 3 Senin, 23 Agustus

2010

V

4 Bp Sahero 6 Senin, 23 Agustus

2010

V

5 Ibu Purnamawati 19 Selasa, 24 Agustus

2010

V

6 Bp Suneb 11 Senin, 23 Agustus

2010

V

7 Bp Risnadi 2 Senin, 23 Agustus V

Page 103: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

86

2010

8 Ibu Sahera 20 Selasa, 24 Agustus

2010

V

9 Bp Ramdhi 15 Senin, 23 Agustus

2010

V

10 Bp Kurniawan 18 Selasa, 24 Agustus

2010

V

11 BP Nurkholik 5 Senin, 23 Agustus

2010

V

12 Ibu Andi Besse 4 Senin, 23 Agustus

2010

V

13 Bp H.Ade 7 Senin, 23 Agustus

2010

V

14 Bp Toni S 24 Rabu, 25 Agustus

2010

V

15 Ibu Gonti 25 Rabu, 25 Agustus

2010

V

Seksi Peternakan

1 Ibu drh. Arifiana 36 Kamis, 26 Agustus

2010

V

2 Bp Oso S 1 Senin, 23 Agustus

2010

V

3 Ibu Suwiliarti 28 Rabu, 25 Agustus

2010

V

4 Bp Agus U 22 Rabu, 25 Agustus

2010

V

Seksi Pengawasan dan Lingkungan

1 Bp Agus P 32 Kamis, 26 Agustus

2010

V

2 Bp Luki W 23 Rabu, 25 Agustus

2010

V

3 Bp Sutaryo 35 Kamis, 26 Agustus

2010

V

4 Bp Sudirman 33 Kamis, 26 Agustus

2010

V

5 Ibu Ruwaidah 9 Senin, 23 Agustus

2010

V

6 Bp Irin 34 Kamis, 26 Agustus

2010

V

Page 104: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

87

Lam

piran

5

Kartu

Inv

entaris B

arang (K

IB) P

eralatan d

an M

esin

Page 105: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

88

Page 106: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

89

Page 107: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

90

Lampiran 6

Peraturan Gubernur No.215 tahun 2009 Pegawai Negeri Sipil (PNS) DKI Jakarta

Page 108: HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA … · HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH (Kasus Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Administrasi

91