hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan senam lansia …
TRANSCRIPT
i
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM
LANSIA DI POSYANDU WIJAYA KUSUMA BAMBANGLIPURO
BANTUL YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
STIKES A. Yani Yogyakarta
Disusun oleh :
NOVA SATRIANA
NPM 32115015
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2013
ii
iii
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM
LANSIA DI POSYANDU WIJAYA KUSUMA BAMBANGLIPURO
BANTUL YOGYAKARTA
Nova Satriana 1, Titih Huriah
2, Ratna Lestari
3
INTISARI
Latar Belakang : Hasil survey BPS tahun 2012 menyatakan bahwa provinsi
dengan jumlah lansia terbesar adalah Daerah Istimewa Yogyakarta. Peningkatan
jumlah lansia tersebut akan diikuti oleh perubahan fisik, psikologis dan
psikososial. Salah satu cara untuk mengurangi perubahan pada fisik adalah dengan
senam lansia. Dukungan keluarga dibutuhkan agar lansia aktif mengikuti senam
lansia. ……………………………………..
Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan dukungan
keluarga dengan keaktifan senam lansia di Posyandu Wijaya Kusuma
Bambanglipuro Bantul Yogyakarta.
Metode penelitian : Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey yang
bersifat analitik dengan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel dengan
cara simpel random sampling di dapat sampel penelitian 51 sampel. Uji hipotesis
menggunakanKendall’stau.j…..jjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj…………………………………
Hasil penelitian : Hasil penelitian berdasarkan tingkat dukungan keluarga
menunjukkan 11 responden (21,6%) rendah, 17 responden (33,3%) sedang, 23
responden (45,1%) tinggi. Untuk tingkat keaktifan lansia menunjukkan yang tidak
aktif sebanyak 9 responden (17,6%), dan 42 responden (82,4 %) aktif. Hasil uji
hipotesis menunjukkan ada hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan senam
lansia di Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipura Bantul Yogyakarta. Dengan
nilai koefisiensi korelasi 0,343 dan nilai p-value = 0,011 (p<0,05) sehingga H0
ditolak dan Ha diterima.
Kesimpulan : Semakin tinggi dukungan keluarga maka semakin baik keaktifan
senam lansia, maka diharapkan keluarga yang mempunyai lansia hendaknya dapat
memberikan dukungan kepada lansia untuk meningkatkan kesehatan dan lansia
aktif mengikuti senam lansia.
Kata kunci : Dukungan keluarga, keaktifan, senam lansia.
______________________________________________________ 1. Mahasiswa S1 Keperawatan STIKES A.Yani Yogyakarta
2. Pembimbing 1 Dosen PSIK Universitas Muhamadiah Yogyakarta
3. Pembimbing 2 Dosen PSIK STIKES A.Yani Yogyakarta
iv
THE CORRELATION OF FAMILY SUPPORT WITH THE ACTIVENESS
OF ELDERLY’S EXERCISE IN POSYANDU WIJAYA KUSUMA
BAMBANGLIPURO BANTUL YOGYAKARTA
Nova Satriana 1, Titih Huriah
2, Ratna Lestari
3
ABSTRACT
Research Background : The result of BPS survey in 2012 stated that Yogyakarta
is the province with the largest number of elderly. An increasing number of the
elderly will be followed by changes in the physical, psychological and
psychosocial. One of the solution to reduce the physical changes in the elderly is
exercise. Family support has needed in order to make elderly actively followed the
exercise.……………….……………………
Research objectives: This research aimed to know the correlation of family
support with the activeness of elderly’s exercise in Posyandu Wijaya Kusuma
Bambanglipuro Bantul Yogyakarta.
Research Methodology : This research used analytic survey with cross sectional
design. This study used simple random sampling and 51 respondents were
involved. It’s used Kendall tau statistical.
Research Findings : The results based on the level of family support showed 11
respondents (21.6%) was poor, 17 respondents (33.3%) moderate, 23 respondents
(45.1%) high. For the elderly showed that the level of activity was not active as
much as 9 respondents (17.6%), and 42 respondents (82.4%) were active.
Hypothesis test results showed there was the correlation of family support with
the activeness of elderly’s exercise in Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipura
Bantul Yogyakarta. Correlation coefficient value of 0.343 and p-value = 0.011 (p
<0.05) so that H0 was rejected and Ha was accepted.
Conclusion : The higher family support for elderly exercise activity the better
elderly exercise activity. It is expected that families who have elderly should
provide support to the elderly to improve their health and actively participates in
exercise.
Keywords: Family support, liveliness, gymnastics elderly.
__________________________________________________ 1.Student of Nursing Science of STIKES A. Yani Yogyakarta
2.Lecturer of Nursing Science Muhammadiyah University Yogyakarta
3.Lecturer of Nursing Science STIKES A. Yani Yogyakarta
vi
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAAN
Saya menyatakan dengan ini sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul :
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM
LANSIA DI POSYANDU WIJAYA KUSUMA BAMBANGLIPURO
BANTUL YOGYAKARTA
Yang dibuat untuk memenuhi persyaratan menjadi Sarjana Keperawatan
pada Program Studi Ilmu Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal
Achmad Yani Yogyakarta, sejauh ini yang saya ketahui bukan merupakan tiruan
atau duplikasi dari skripsi yang sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk
mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jendral Achmad Yani Yogyakarta maupun di Perguruan Tinggi atau Instansi
manapun, kecuali bagian informasinya yang dicantumkan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, 25 Juni 2013
Penulis
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga
dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul Hubungan Dukungan Keluarga dengan
Keaktifan Senam Lansia di Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul
Yogyakarta.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Keperawatan di STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. Penyelesaian Skripsi
ini banyak mendapatkan bantuan, bimbingan, saran, dan data-data baik secara
tertulis maupun secara lisan. Peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. dr. I. Edy Purwoko, Sp.B, selaku ketua STIKES Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk menyusun penelitian.
2. Ibu Dwi Susanti, S.Kep., Ns, selaku ketua Program Studi S1 Ilmu Keperawatan,
atas ijin yang diberikan dalam penyusunan Penelitian.
3. Ibu Titih Huriah, M.Kep, Sp.Kom, selaku pembimbing I penelitian yang telah
memberikan bimbingan dan arahan.
4. Ibu Ratna Lestari, S.Kep., Ns, selaku pembimbing II penelitian yang
membimbing dan membantu penyusunan proposal penelitian.
5. Seluruh staf akademik STIKES Jenderal Achmad Yani, atas semua bantuan
yang diberikan.
6. Kepala Dusun Prenggan Desa Sidomulyo dan Kader Posyandu Wijaya Kusuma
Bambanglipuro Bantul, atas izin dan bantuan yang diberikan.
7. Semua pihak yang telah membantu, memotivasi baik moril maupun materiil
dalam proses penyusunan penelitiaan ini.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat-Nya bagi kita semua.
Akhirnya besar harapan peneliti semoga Penelitian ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Yogyakarta, Juni 2013
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
INTISARI........................................................................................................... iii
ABSTRACT ........................................................................................................ vi
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian ......................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Dukungan Keluarga ....................................................................... 8
1. Pengertian Keluarga ................................................................. 8
2. Tugas dan Fungsi Keluarga ........................................................ 8
3. Jenis Dukungan Keluarga ........................................................ 9
4. Sumber dan manfaat Dukungan Keluarga ............................... 11
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan pemberian dukungan
social keluarga .......................................................................... 12
B. Lansia ............................................................................................. 13
1. Pengertian Lansia ........................................................................ 13
2. Proses Menua ........................................................................... 14
3. Perubahan Yang Terjadi pada Lansia ...................................... 14
4. Permasalahan Yang Terjadi pada Lansia ................................. 16
C. Senam Lansia ................................................................................. 18
1. Pengertian Senam Lansia ......................................................... 18
2. Jenis – jenis Senam Lansia ..................................................... 18
3. Manfaat Olahraga Bagi Lansia ............................................... 18
4. Keaktifan Senam Lansia ........................................................ 19
D. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Keaktifan Senam Lansia … 21
E. Kerangka Teori ................................................................................ 22
F. Kerangka Konsep .......................................................................... 23
H. Hipotesis ........................................................................................ 23
ix
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ..................................................... 24
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 24
C. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 25
D. Variabel Penelitian ......................................................................... 27
E. Definisi Operasional ....................................................................... 28
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ............................................. 29
G. Validitas dan reliabilitas .................................................................... 30
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data…………………………….. 31
I. Pelaksanaan Penelitian ..................................................................... . 34
J. Etika Penelitian ................................................................................. . 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian .................................................................................. 37
B. Pembahasan ..................................................................................... 43
C. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan........................................................................................ 50
B. Saran ................................................................................................. 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................ 28
Tabel 3.2 Kisi-kisi pertanyaan dukungan keluarga ........................................... 29
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Jenis Kelamin, Usia, tingkat
pendidikan dan riwayat penyakit terakhir dalam 1 tahun responden di
Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta Tahun
2013 …………..................................................................................... 38
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Dukungan Emosional Kepada Lansia di Posyandu
Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta Tahun 2013 …. 39
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Dukungan Emosional Kepada Lansia di Posyandu
Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta Tahun 2013 …. 39
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Dukungan Emosional Kepada Lansia di Posyandu
Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta Tahun 2013 …. 39
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Dukungan Emosional Kepada Lansia di Posyandu
Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta Tahun 2013 ……40
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Dukungan Kepada Lansia di Posyandu Wijaya
Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta Tahun 2013…………..... 40
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Keaktifan senam lansia di Posyandu Wijaya
Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta Tahun 2013 ……………40
Tabel 4.8 Hubungan dukungan keluarga terhadap keaktifan senam lansia di
Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta tahun
2013 ……………………………………………………………………41
Tabel 4.9 Uji Regresi Logistik hubungan dukungan keluarga terhadap keaktifan
senam lansia di Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul
Yogyakarta Tahun 2013 ………………………………………………. 42
xi
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1. Kerangka Teori ................................................................................ 22
Gambar 2 Kerangka Konsep Penelitian ........................................................... 23
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal penelitian
Lampiran 2. Lembar permohonan menjadi responden
Lampiran 3. Persetujuan menjadi responden
Lampiran 4. Karakteristik responden
Lampiran 5. Kuesioner penelitian
Lampiran 6. Keaktifan senam lansia
Lampiran 7. Surat pernyataan uji konten kuesioner
Lampiran 8. Pernyataan melaksanakan uji validitas
Lampiran 9. Data uji validitas dukungan keluarga
Lampiran 10. Korelasi uji validitas dukungan keluarga
Lampiran 11. Reliabilitas dukungan keluarga
Lampiran 12. Surat ijin penelitian dari Gubernur
Lampiran 13. Surat ijin penelitian dari Bappeda
Lampiran 14. Surat ijin penelitian dari Kelurahan
Lampiran 15. Data karakteristik responden
Lampiran 16. Analisa univariat
Lampiran 17. Analisa Bivariat
Lampiran 18. Analisa Regresi logistik
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia
adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia Indonesia. Rencana
pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) diharapkan dapat meningkatkan
UHH tahun 2004 dari 66,2 % menjadi 70,6% pada tahun 2009. Meningkatnya
UHH, diikuti dengan peningkatan populasi penduduk lanjut usia pada tahun 2010
jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia, sebesar 24 juta jiwa atau 9,77% dari total
jumlah penduduk (Setiabudi, 2008). WHO berpendapat bahwa penduduk lansia di
Indonesia pada tahun 2020 mendatang sudah mencapai 11,34% atau 28,8 juta
orang. BPS (2012) menyebutkan bahwa berdasarkan hasil sensus yang dilakukan
pada tahun 2007, lima provinsi dengan jumlah lansia terbesar adalah Daerah
Istimewa Yogyakarta (14,04%), Jawa Tengah (11,16%), Jawa Timur (11,14%),
Bali (11,02%) dan Sulawesi Selatan (9,05%).
Lanjut usia adalah periode dimana organisme telah mencapai kematangan
dalam ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan
waktu. Beberapa pendapat mengenai ―usia kemunduran‖ yaitu ada yang
menetapkan 60 tahun, 65 tahun dan 70 tahun. World Health Organization (WHO)
menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses menua yang
berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia (WHO, 2010).
Seiring dengan bertambahnya usia, lansia akan mengalami perubahan-
perubahan yaitu perubahan fisik, perubahan psikologis dan perubahan psikososial
pada lansia. perubahan-perubahan fisik pada lansia salah satunya pada sistem
muskuloskeletal, ketegapan fisik berkurang, badan mulai membungkuk (kyphosis),
terjadi penurunan massa dan kepadatan tulang sehingga tulang menjadi rapuh
menyebabkan osteoporosis yang dapat menimbulkan kecemasan pada lansia
(Stockslager & Jaime, 2007).
Penyebab penyakit pada lansia pada umumnya berasal dari dalam tubuh
(endogen) serta penanganan penyakit pada lansia bersifat khusus, hal itu karena
2
penyakit pada lansia biasanya tidak berdiri sendiri atau multipatologi yang saling
berkaitan dan memperberat kesehatan dari lansia. Kelompok lansia memerlukan
perhatian dalam upaya kesehatan yaitu dengan olah raga secara teratur. Hal ini
dikarenakan fungsi organ tubuh sudah menurun, rentan terhadap penyakit atau
stress, lebih sering memerlukan rehabilitasi yang tepat (Wibowo, 1999 dalam
Stanley, 2007). Perubahan fisiologis yang terjadi pada lansia diakibatkan oleh
adanya degenerasi fungsi alat-alat tubuh karena adanya senyawa radikal bebas,
arterisklerosis, dan kurangnya aktivitas fisik salah satunya senam (Maryam, 2008).
Secara umum dapat dikatakan terdapat kecenderungan menurunnya fungsi
organ tubuh sejalan dengan proses menua. Akibat penurunan kapasitas fungsi organ
tubuh tersebut lansia umumnya tidak berespon terhadap berbagai rangsangan,
internal atau eksternal seefektif yang dapat dilakukan oleh orang yang lebih muda.
Menurunnya kemampuan berespon terhadap lingkungan internal yang berubah
cenderung membuat lansia sulit memelihara kestabilan fisik dan kimiawi dalam
tubuh atau memelihara homeostatis tubuh. Gangguan homeostasis tersebut dapat
memudahkan disfungsi berbagai organ dan turunnya toleransi terhadap obat-obatan
(Setiati, 2006 cit Bahana, 2011).
Lanjut usia bukan merupakan suatu penyakit, meskipun hal tersebut dapat
menimbulkan masalah sosial. Dengan banyaknya perubahan yang terjadi pada
lansia banyak pula masalah kesehatan yang dihadapi. Untuk mempertahankan
kesehatan perlu adanya upaya-upaya baik besifat perawatan, pengobatan, pola
hidup sehat dan juga upaya lain seperti senam lansia ( Maryam, 2008).
Bagi mereka yang berusia lebih dari 60 tahun, perlu melaksanakan olahraga
secara rutin untuk mempertahankan kebugaran jasmani dan memelihara serta
mempertahankan kesehatan di hari tua. Salah satu komponen kebugaran jasmani
yang dapat dilatih adalah kelenturan ( flexibility) yang merupakan kemampuan
untuk menggerakkan otot dan sendi pada seluruh daerah pergerakannya. Kurang
gerak dapat menimbulkan kelesuan dan menurunkan kualitas fisik yang berdampak
seseorang akan lebih sering /mudah terserang penyakit, oleh sebab itu latihan fisik
secara teratur perlu dilaksanakan. Senam Lansia adalah bagian dari olah raga yang
merupakan suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur, melibatkan
3
gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran
jasmani (Maryam, 2008).
Senam lansia adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak
memberatkan yang diterapkan pada lansia. Aktifitas olahraga ini akan membantu
tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena melatih tulang tetap kuat, mendorong
jantung bekerja optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berada
di dalam tubuh (Nawawi, 2009).
Senam lansia telah dilakukan diberbagai daerah sebagai program posyandu
lansia untuk meningkatkan kebugaran lansia, pemerintah semakin menggalakkan
senam lansia dengan mengadakan senam lansia bersama-sama disertai dengan
pemeriksaan kesehatan gratis dan perlombaan senam bugar lansia yang di tujukan
untuk menarik minat lansia terhadap senam lansia dan peningkatan kesadaran
terhadap kualitas kesehatan lansia. Meskipun telah diberikan informasi tentang
senam lansia oleh kader posyandu, namun masih banyak tingkat kepatuhan lansia
terhadap senam lansia yang rendah, hal itu dipengaruhi oleh beberapa hal antara
lain dukungan keluarga (Suparto, 2010 cit Adinata, 2007).
Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga
terhadap anggotanya. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat
mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan
(Friedman, 2004). Dukungan keluarga sangat diperlukan untuk membantu
kebutuhan lansia terutama dalam segi kesehatan, salah satunya yaitu peran sebagai
edukator, keluarga dapat memberikan informasi tentang pentingnya berperan aktif
dalam mengikuti senam lansia, hal ini dapat berfungsi sebagai usaha promotif dari
keluarga itu sendiri (Khairuddin, 2008). ……………………..
Puskesmas Bambanglipuro merupakan salah satu Puskesmas yang terdapat
di Kabupaten Bantul. Menurut data yang ada, jumlah lansia di Wilayah Puskesmas
Bambanglipuro sebesar 6.715 lansia dengan jumlah laki-laki 3.069 dan perempuan
3.646 yang terdiri dari 3 desa yaitu Sidomulyo, Mulyodadi, dan Sumbermulyo (
profil Puskesmas Bambanglipuro Bantul). Berdasarkan studi pendahuluan tanggal 2
Mei 2012 di Puskesmas Bambanglipuro, terdapat 4 posyandu yang strata
Posyandu Purnama dan Posyandu Wijaya Kusuma merupakan jumlah lansia paling
4
aktif sedikit diantara ke 4 posyandu tersebut sehingga peneliti mengambil Posyandu
Wijaya Kusuma untuk melihat adakah hubungan dukungan keluarga dengan
keaktifan senam lansia di Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul
Yogyakarta. Di Posyandu Wijaya Kusuma dari data yang di peroleh peneliti
melalui wawancara dengan kader bahwa jumlah lansia yang tercatat di posyandu
sebanyak 158 lansia, 60 lansia aktif mengikuti senam lansia. Senam lansia
dilakukan sebulan sekali setiap minggu pertama jam 06.00 pagi sd selesai.
Dari 3 keluarga lansia yang diwawancarai mengatakan bahwa keluarga
kurang mendukung lansia dalam mengikuti senam lansia, dikarenakan keluarga
lansia sibuk dengan pekerjaanya sendiri yang mayoritas mata pencahariaan sebagai
petani, terbukti dari lansia yang hadir mengikuti senam lansia hanya sekitar 37,9%
dari jumlah lansia yang ada. Dari fenomena di atas peneliti tertarik untuk meneliti
―Hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan senam lansia Di Posyandu
Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta.
A. Rumusan Masalah
―Adakah hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan senam lansia di Posyandu
Wijaya Kusuma Puskesmas Bambanglipuro Bantul Yogyakarta?‖.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahui hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan senam lansia di
Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta.
2. Tujuan khusus
a. Diketahui dukungan keluarga dengan keaktifan senam lansia di Posyandu
Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta.
b. Diketahui dukungan Emosional keluarga dengan keaktifan senam lansia di
Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta.
5
c. Diketahui dukungan Penghargaan keluarga dengan keaktifan senam lansia di
Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta.
d. Diketahui dukungan Informasional keluarga dengan keaktifan senam lansia
di Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta.
e. Diketahui dukungan Instrumen keluarga dengan keaktifan senam lansia di
Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta.
f. Diketahuinya keaktifan senam lansia di Posyandu Wijaya Kusuma
Bambanglipuro Bantul Yogyakarta.
g. Diketahui dukungan keluarga yang paling dominan terhadap keaktifan
senam lansia di Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul
Yogyakarta.
C. Manfaat Penelitiaan
1. Bagi Keluarga
Dapat dijadikan sebagai masukan untuk mengetahui sejauh mana keluarga
dapat memberikan dukungan kepada lansia untuk meningkatkan kesehatan dan
lansia aktif mengikuti senam lansia.
2. Bagi Kader
Dapat memotivasi keaktifan lansia dan menumbuhkan kesadaran keluarga
untuk mendukung pelaksanakan senam lansia.
3. Bagi ilmu pengetahuan
Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, serta bahan dalam
penerapan ilmu metode penelitian, khususnya keperawatan keluarga dan
komunitas.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk lebih
memahami pentingnya dukungan keluarga.
6
D. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang hubungan dukungan keluarga, senam lansia dan kajian
kesehatan lansia, yaitu :
1. Alif (2010) meneliti tentang ― Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan
Tingkat Kepatuhan Lanjut Usia Dalam Melaksanakan Senam Lansia Di
Posyandu Kondang Waras Desa Ngargorejo Boyolali 2010‖. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan dukungan keluarga dengan
tingkat kepatuhan lansia dalam melaksanakan senam lansia di Posyandu Lansia
Kondang Waras desa Ngargorejo Boyolali sebagian besar adalah cukup (rhit
=0,542 ; p value = 0,001) . Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan
dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan lanjut usia dalam melaksanakan
senam lansia di Posyandu Kondang Waras Desa Ngargorejo Boyolali.
Penelitian merupakan penelitian kuantitatif, desain penelitian deskriptif
korelasi. Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di posyandu Kondang
Waras desa Ngargorejo Boyolali tercatat hanya 20 lansia dari 60 lansia yang
aktif mengikuti senam lansia. Beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan
lansia dalam mengikuti senam lansia antara lain dukungan keluarga,
pemahaman tentang instruksi, kualitas interaksi, keyakinan, sikap dan
kepribadian lansia. Persamaan dari penelitian ini adalah analitik kuantitatif
dengan variabel bebas dukungan keluarga serta perbedaan responden, waktu
dan tempat penelitian.
2. Bahana (2011) meneliti tentang ―Hubungan Senam Lansia dengan fungsi
kognitif pada Lansia di Empat Posyandu Lansia di Yogyakarta pada tahun
2011‖. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional dengan
subyek penelitian lansia yang berada di empat Posyandu lansia di Yogyakarta.
Subyek terdiri atas individu yang berusia lebih dari 60 tahun dan setidaknya
sudah mengenyam pendidikan formal selama 3 tahun. Pengukuran fungsi
kognitif dilaksanakan menggunakan instrument mini mental state examination.
Fungsi kognitif dikatakan normal apabila skor MMSE lebih dari 24. Dari
seluruh subyek terdapat 75% subyek dengan fungsi kognitif normal (43,3%
pada kelompok senam, 31,7% pada kelompok tidak senam) dan 25% subyek
7
dengan fungsi kognitif terganggu (6,7% pada kelompok senam, 18,3% pada
kelompok tidak senam). Analisis statistik dengan uji kai quadrat (X2)
menghasilkan angka signifikansi 0,00 (<0,05) yang berarti bahwa terdapat
hubungan antara status pelaksanaan senam lansia dengan fungsi kognitif pada
lansia. Persamaan dari penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan
rancangan penelitian cross sectional serta perbedaan responden, waktu dan
tempat penelitian.
37
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Dusun Prenggan terletak di Desa Sidomulyo Kecamatan
Bambanglipuro Kabupaten Bantul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Batas Dusun Prenggan sebelah utara adalah Dusun Ngireng - ngireng, sebelah
selatan berbatasan dengan Desa Kartomulyo, sebelah timur berbatasan dengan
Dusun Pondok Pinggir, dan sebelah barat berbatasan dengan Dusun Selo.
Dusun Prenggan terdiri dari 6 RT dengan jumlah penduduk 841 jiwa yang
terdiri dari penduduk laki – laki sejumlah 420 jiwa dan perempuan sejumlah
421 jiwa.
Berdasarkan data yang ada di Dusun Prenggan, terdapat 158 lansia yang
terdiri dari 76 orang laki – laki dan 82 orang perempuan, tetapi hanya 84 lansia
yang termasuk lansia binaan karena 74 lansia lainnya sering tidak mengikuti
kegiatan posyandu dikarenakan sering berada di luar dusun. Dusun Prenggan
memiliki satu posyandu lansia dengan strata Purnama. Posyandu lansia
diselenggarakan setiap 1 bulan sekali, yaitu pada minggu ke IV (empat) setiap
bulan yang bertepatan dengan kegiatan pemeriksaan kesehatan. Dusun
Prenggan juga memiliki Posdaya yang dilakukan setiap minggu oleh anggota
Posyandu lansia Wijaya Kusuma yaitu dengan kegiatan senam lansia yang
dilaksanakan 1 kali dalam sebulan yaitu setiap minggu pertama sedangkan
minggu kedua kegiatan Rohani ( mendengarkan ceramah ), minggu ketiga
menyanyi dan budaya tradisional. Kegiatan tersebut rata – rata diikuti oleh
80% lansia. Sebagian besar lansia mengatakan bahwa mereka merasa cukup
senang dengan mengikuti kegiatan di posyandu. Posyandu Wijaya Kusuma
memiliki 5 orang kader yang berperan aktif dalam kegiatan Posyandu lansia
yaitu mendata lansia, mengundang lansia untuk datang ke posyandu,
menyiapkan alat dan bahan di butuhkan setiap kegiatan posyandu ( Timbangan,
pengukur tinggi badan, alat-alat kerajinan, materi penyuluhan / ceramah dll ),
38
membantu petugas kesehatan dalam melakukan pemerikssaan kesehatan lansia,
kunjungan ke rumah lansia yang sakit serta perencanaan kegiatan posyandu
selanjutnya.
2. Analisis Hasil Penelitian
Responden pada penelitian ini adalah lansia sejumlah 51 jiwa, yang
terdiri dari 21 lansia laki – laki dan 30 lansia perempuan. Karakteristik
responden pada penelitian ini dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, usia,
tingkat pendidikan, riwayat penyakit terakhir dalam 1 tahun.
a. Analisis Univariat
1) Karakteristik jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan riwayat
penyakit terakhir dalam 1 tahun responden di Posyandu Wijaya
Kusuma Bambanglipuro Bantul
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Jenis Kelamin, Usia, tingkat
pendidikan dan riwayat penyakit terakhir dalam 1 tahun responden di
Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul Tahun 2013
Karakteristik Responden Frekuensi (f) Persentase (%)
Jenis kelamin :
Laki – laki
Perempuan
21
30
41,2
58,8
Jumlah 51 100,0
Usia :
45 – 59 tahun
60 – 69 tahun
.> 70 Tahun
2
25
24
3,9
49,0
47,1
Jumlah 51 100,0
Tingkat pendidikan :
Tidak sekolah / SD
SMP/sederajat
41
10
80,4
19,6
Jumlah 51 100,0
Riwayat penyakit:
Hipertensi
Rematik
Jantung
Gastritis
Hipotensi / darah rendah
Diabetes mellitus
Alergi / gatal-gatal
14
23
1
1
1
1
10
27,5
45,1
2,0
2,0
2,0
2,0
19,6
Jumlah 51 100,0
Sumber : Data Primer, 2013
39
2) Dukungan keluarga pada lansia di Posyandu Wijaya Kusuma
Bambanglipuro Bantul Yogyakarta Tahun 2013.
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Dukungan Emosional Keluarga Kepada Lansia di
Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul
Yogyakarta Tahun 2013
Bentuk dukungan keluarga Frekuensi (f) Persentase (%)
Tinggi
Sedang
Rendah
22
23
6
43,1
45,1
11,8
Jumlah 51 100,0
Sumber : Data Primer, 2013
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Dukungan Penghargaan Keluarga Kepada Lansia
di Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul
Yogyakarta Tahun 2013
Bentuk dukungan keluarga Frekuensi (f) Persentase (%)
Tinggi
Sedang
Rendah
4
11
36
7,8
21,6
70,6
Jumlah 51 100,0
Sumber : Data Primer, 2013
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Dukungan Informasi Keluarga Kepada Lansia di
Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul
Yogyakarta Tahun 2013
Bentuk dukungan keluarga Frekuensi (f) Persentase (%)
Tinggi
Sedang
Rendah
32
19
0
62,7
37,3
00,0
Jumlah 51 100,0
Sumber : Data Primer, 2013
40
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Dukungan Instrumental Keluarga Kepada Lansia
di Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul
Yogyakarta Tahun 2013
Bentuk dukungan keluarga Frekuensi (f) Persentase (%)
Tinggi
Sedang
Rendah
1
31
19
2,0
60,8
37,3
Jumlah 51 100,0
Sumber : Data Primer, 2013
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Kepada Lansia di Posyandu
Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul
Yogyakarta Tahun 2013
Bentuk dukungan keluarga Frekuensi (f) Persentase (%)
Tinggi
Sedang
Rendah
23
17
11
45,1
33,3
21,6
Jumlah 51 100,0
Sumber : Data Primer, 2013
3) Keaktifan senam lansia pada lansia di Posyandu Wijaya Kusuma
Bambanglipuro Bantul
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Keaktifan senam lansia di Posyandu Wijaya
Kusuma Bambanglipuro Bantul
Yogyakarta Tahun 2013
Keaktifan senam lansia Frekuensi (f) Persentase (%)
Aktif
Tidak aktif
42
9
82,4
17,6
Jumlah 51 100
Sumber : Data Sekunder, November 2011 – November 2012.
41
b. Analisis Bivariat
Hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan senam lansia di Posyandu
Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta.
Tabel 4.8
Hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan senam lansia di Posyandu
Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta tahun 2013
Keaktifan Senam Lansia
Koefisien
korelasi
Dukungan
keluarga
Aktif Tidak
aktif Total pp-value
Rendah
Sedang
Tinggi
8 3 11
11 6 17 0,011 0.343
23 0 23
Total 42 9 51
Sumber : Data Primer, 2013
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa responden yang mendapatkan dukungan
keluarga tinggi semuanya aktif mengikuti senam lansia yaitu sebanyak 23
orang (45,1 %). Sedangkan responden yang mendapatkan dukungan keluarga
sedang aktif 11 orang (21,5 %) mengikuti senam lansia dan responden yang
mendapatkan dukungan keluarga rendah aktif 8 orang (15,6 %). Hasil uji
korelasi Kendall’s tau antara dukungan keluarga dengan keaktifan senam
lansia, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,011 (p<0,05). Nilai signifikansi
tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan antara hubungan dukungan
keluarga dengan keaktifan senam lansia. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,343
menunjukkan arah korelasi positif dengan tingkat hubungan rendah. Koefisien
positif menunjukkan semakin tinggi dukungan keluarga maka semakin baik
keaktifan senam lansia (Sugiyono, 2011).
6. Analisis Regresi Logistik
Hasil uji multivariat hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan senam
lansia di Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta Tahun
2013.
42
Tabel 4.9
Uji Regresi Logistik hubungan dukungan keluarga terhadap
keaktifan senam lansia di Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul
Yogyakarta Tahun 2013
Variabel p-value Beta
Dukungan emosional
Dukungan penghargaan
Dukungan Informasi
Dukungan Instrumental
0,421
0,354
0,592
0,800
3.275
3.702
4. 116
1.544
Hasil uji signifikasi dengan menggunakan uji regresi logistic menunjukkan semua
variabel dukungan memiliki nilai signifikansi > 0,05. Hasil ini menunjukkan tidak
ada dukungan keluarga yang paling mempengaruhi keaktifan senam lansia.
43
B. Pembahasan
1. Dukungan Keluarga pada lansia di Posyandu Wijaya Kusuma
Bambanglipuro Bantul Yogyakarta.
Caplan (1976) dalam Friedman (2004) menyatakan keluarga merupakan
unit terkecil dari masyarakat, jika salah satu anggota keluarga bermasalah
terhadap kesehatannya pasti akan mempengaruhi fungsi dari keluarga. Dukungan
keluarga merupakan unsur terpenting dalam individu menyelesaikan masalah.
Dukungan keluarga akan menambah rasa percaya diri dan motivasi untuk
menghadapi masalah dan meningkatkan kepuasan hidup.
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sebagian
responden mendapat dukungan emosional keluarga yang sedang sebanyak 22
orang (43,1 %). Menurut Purnawan (2008), tahap perkembangan yang berarti
dukungan dapat ditentukan oleh faktor usia, pendidikan atau tingkat pengetahuan
yaitu keyakinan seseorang terhadap adanya dukungan terbentuk oleh variabel
intelektual yang terdiri dari pengetahuaan, latar belakang pendidikan dan
pengalaman masa lalu. Faktor emosional juga mempengaruhi keyakinan terhadap
adanya dukungan dan cara melaksanakannya, hal ini dapat dilihat pada tabel 4.1
menunjukkan tingkat usia lansia tertinggi 60-69 tahun sebanyak 49,0% dan
tingkat pendidikan tertinggi adalah tidak sekolah / SD sebanyak 80,4%.
Caplan (1976) dalam Friedman (2004) menyatakan bahwa setiap orang
membutuhkan dukungan afeksi dari orang lain, dukungan ini merupakan
dukungan simpatik dan empati, cinta, kepercayaan dan perhatian. Lansia yang
mendapat dukungan sosial dari keluarga akan sangat membantu lansia dalam
menghadapi kehidupannya karena merasa dirinya tidak menanggung beban
sendiri tetapi masih ada orang lain yang memperhatikannya, mau mendengarkan
segala keluhannya, bersimpati dan berempati terhadap persoalan yang
dihadapinya, bahkan mau membantu memecahkan masalah yang dihadapi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitina Dhita (2012) yang
menyimpulkan bahwa dukungan sosial emosional yang diberikan keluarga pada
penderita kanker payudara berupa perhatian, memberikan semangat dan
menemani menjalani pengobatan. Dukungan sosial emosional yang diberikan
44
memberikan manfaat sangat besar bagi penderita kanker payudara. Dukungan
sosial membantu penderita kanker payudara mengurangi tekanan psikologis yang
dialami.
Sebagian besar responden lansia mendapatkan dukungan penghargaan
rendah sebanyak 36 orang (70,6 %). Menurut Caplan (1976) dalam Friedman
(2004) keluarga bertindak sebagai bimbingan umpan balik, membimbing dan
menengahi pemecahan masalah serta sebagai sumber dan validator identitas
anggota keluarga. Berisi tentang hal – hal yang digunakan untuk mengevaluasi
(penilaian) dan perbandingan sosial. Bentuk dukungan ini berupa penghargaan
positif dengan individu lain. Bentuk dukungan ini membantu lansia dalam
membangun harga diri dan kompetensi untuk dapat menjalani kehidupan dengan
baik, seorang membutuhkan kemauan untuk memandang hidup sebagai sebuah
harapan dan juga dibutuhkan pikiran yang positif dalam memandang setiap
permasalahan yang mereka alami. Pikiran dan sikap positif tersebut dapat muncul
apabila ada dukungan dari orang sekitar khususnya keluarga. Peran positif dari
keluarga akan membuat lansia berfikir bahwa kehadirannya masih sangat berarti
dan dibutuhkan dalam menjalani kehidupan.
Menurut Caplan (1976) dalam Friedman (2004) keluarga berfungsi sebagai
kolektor dan disseminator tentang dunia, berupa petunjuk, nasehat, dan saran
ataupun gagasan dan peluang. Menjelaskan dengan pemberian saran, sugesti,
informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan terhadap dukungan informasi menunjukkan bahwa
sebagian besar responden mendapatkan dukungan informasi yang tinggi dari
keluarga sebanyak 32 orang (62,7 %). Menurut Caplan (1976) dalam Friedman
(2004) bahwa bantuan informasi adalah komunikasi tentang opini atau kenyataan
yang relevan tentang kesulitan – kesulitan pada saat ini, misalnya nasehat dan
informasi – informasi tentang kesehatan lansia yang dapat menjadikan lansia lebih
mampu untuk mengatasi masalah dengan lebih mudah. Aspek informatif ini
terdiri dari pemberian nasehat, pengarahan dan keterangan lain yang dibutuhkan
oleh lansia dalam menjalankan kehidupannya. Hal ini di dukung oleh penelitian
45
Hotapea (2010) yang menunjukkan bahwa ada pengaruh dukungan keluarga
dengan kepatuhan terhadap memakai obat anti tuberkulosis. Hasil menunjukkan
nilai F = 5,502 dan p = 0,001 (p <0,05) dan koefisien korelasi r = 0.210, hal ini
menunjukkan dukungan keluarga tinggi sehingga membuat kepatuhan lebih tinggi
untuk memakai obat anti tuberculosis. Manfaat dari dukungan informasional
adalah dapat menekan munculnya suatu stresor karena informasi yang diberikan
dapat menyambungkan aksi sugesti yang khusus pada individu. Aspek – aspek
lain dari dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian
informasional.
Analisis terhadap dukungan instrument menunjukkan bahwa sebagian
besar responden mendapat dukungan instrument yang sedang dari keluarga 31
orang (60,8%). Caplan (1976) dalam Friedman (2004) menyatakan dukungan
instrumental keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan
kongkrit. Dukungan ini bersifat nyata dan bentuk materi bertujuan untuk
meringankan beban bagi individu yang membentuk dan keluarga dapat
memenuhinya, sehingga keluarga merupakan sumber pertolongan yang praktis
dan konkrit yang mencakup dukungan atau bantuan seperti uang, peralatan,
waktu, serta modifikasi lingkungan.
Tabel 4.7 menunjukkan sebagian besar lansia mendapatkan dukungan
keluarga tinggi sebanyak 45,1% hal ini di dukung oleh kehadiran lansia yang
datang selalu 80% dari jumlah lansia binaan Posyandu Wijaya Kusuma
Bambanglipuro Bantul.
2. Keaktifan senam lansia di Posyandu Wijaya Kusuma Bantul Yogyakarta.
Hasil penelitian tentang keaktifan senam lansia di Posyandu Wijaya
Kusuma bambanglipuro Bantul Yogyakarta sebagian besar lansia aktif
mengikuti senam lansia yaitu sebanyak 42 orang (82,4 %). Menurut Maryam
(2008) manfaat melakukan senam secara teratur dan benar dalam waktu yang
cukup bagi lansia antara lain mempertahankan atau meningkatkan taraf
kesegaran jasmani yang baik, megadakan koreksi terhadap sikap dan gerak,
membentuk sikap dan gerak, memperlambat proses degenerasi karena
46
perubahan usia, membentuk kondisi fisik (kekuatan otot, kelenturan,
keseimbangan, ketahanan, keluwesan, dan kecepatan), membentuk berbagai
sikap kejiwaan (membentuk keberanian, kepercayaan diri, dan kesanggupan
bekerja sama), memberikan rangsangan bagi saraf-saraf yang lemah, khususnya
bagi lansia, memupuk rasa tanggung jawab terhadap kesehatan diri dan
masyarakat.
Hal – hal yang mempengaruhi keaktifan lansia mengikuti senam lansia
di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jenis kelamin, pendidikan dan penyakit
terakhir yang diderita lansia. Dari tabel 4.1 didapatkan bahwa jumlah
responden laki – laki sebanyak 21 orang (41,2 %) lebih sedikit dari pada
responden perempuan sebanyak 30 orang ( 58,8 %). Hasil ini didukung data
dari U.S. Census Bureau International Data Base dalam KeMenKes RI (2010)
yang menyebutkan usia harapan hidup perempuan lebih panjang dibandingkan
laki – laki. Data BPS (2010) menyebutkan bahwa persentase penduduk laki –
laki di Propinsi DIY sebesar 49,31 % dan penduduk perempuan sebesar 50,69
%. Selain itu, data yang ada di Dusun Prenggan menunjukkan bahwa pada
tahun 2012, jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah
penduduk laki – laki.
Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga
terjadi perubahan perilaku positif meningkat, sehingga diharapkan tingkat
pendidikan yang tinggi akan meningkat pula wawasan pengetahuannya dan
semakin mudah menerima pengembangan pengetahuan. Pendidikan akan
menghasilkan banyak perubahan seperti pengetahuan, sikap dan perbuatan
(Soekanto, 2008). Hasil Penelitian ini bertolak belakang dari pernyataan
tersebut yaitu Pendidikan terakhir responden yang terbanyak adalah SD/ Tidak
sekolah yaitu sebanyak 80,4 %. Hal ini didukung oleh data di Dusun Prenggan
yang menyebutkan bahwa 80,1% tingkat pendidikan terakhir lansia penduduk
dusun Prenggan adalah SD/ Tidak sekolah dan Lansia sebagian besar aktif
mengikuti senam lansia karna mendapat dukungan keluarga yang optimal,
pengetahuan yang baik tentang tujuan mengikuti senam lansia untuk menjaga
kesehatan jasmani serta keinginan berkumpul dengan sesama lansia.
47
Penyakit terakhir responden yaitu rematik (45,1 %) hal ini dapat di
cegah dengan olahraga dengan teratur seperti senam lansia dapat mencegah
atau memperlambat kehilangan fungsional organ. Bahkan dari berbagai
penelitian menunjukan bahwa latihan atau olahraga seperti senam lansia dapat
mengeliminasi berbagai resiko penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus,
penyakit arteri koroner dan kecelakaan (Darmojo 2009).
3. Hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan senam lansia
Hasil tabulasi silang menunjukan lansia mendapat dukungan keluarga
tinggi sebagian besar aktif sebanyak 23 orang (54,7 %), sedangkan lansia yang
mendapatkan dukungan keluarga sedang sebagian besar aktif mengikuti senam
lansia sebanyak 11 orang (26,1 %) dan lansia yang mendapatkan dukungan
kurang sebagian besar aktif mengikuti senam lansia yaitu sebanyak 8 orang
(19,0 %). Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan
dukungan keluarga dengan keaktifan senam lansia di Posyandu Wijaya
Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta Tahun 2013.
Keluarga merupakan tempat bernaung dan berlindung bagi para lansia,
oleh karena itu keluarga diharapkan dapat memberikan dukungannya terhadap
lansia, karena dukungan keluarga merupakan salah satu unsur terpenting dalam
membantu individu menyelesaikan masalah dalam hal ini masalah
kesehatanya. Apabila ada dukungan, rasa percaya diri akan bertambah dan
motivasi untuk menghadapi masalah yang terjadi akan meningkat (Stuart dan
Sundeen, 1995 dalam Stanley, 2007).
Menurut Maryam (2008), keluarga merupakan support system utama
bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya. Peranan keluarga dalam
perawatan lansia antara lain menjaga atau merawat lansia, mempertahankan
dan meningkatkan status mental, dukungan dan perubahan sosial ekonomi,
serta memberikan motivasi, dukungan dan memfasilitasi kebutuhan spiritual
bagi lansia. Bila dukungan keluarga tinggi maka akan dapat menurunkan angka
kesakitan dan angka kematiaan yang akhirnya akan meningkatkan kualitas
hidup lansia.
48
Menurut (Erfandi 2008 dalam Alif, 2010) faktor-faktor yang
mempengaruhi lansia dalam mengikuti kegiatan senam lansia adalah yaitu
pengetahuan, jarak, dukungan keluarga dan penilaian pribadi. Pengetahuan
lansia akan manfaat senam lansia ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi
dalam kehidupan sehari-harinya. Lansia yang menghadiri kegiatan posyandu,
akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan
segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka.
Pengalaman serta pengetahuan lansia menjadi pendorong minat atau motivasi
mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia termasuk didalamnya
senam lansia.
Jarak lokasi yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau lokasi
senam tanpa harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena
penurunan daya tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam
menjangkau lokasi ini berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan
bagi lansia. Jika lansia merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau
lokasi tanpa harus menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius,
maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti
kegiatan posyandu. Keamanan merupakan faktor eksternal dari terbentuknya
motivasi untuk mengikuti senam lansia (Erfandi 2008 dalam Alif, 2010).
Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau
kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan senam lansia. Keluarga bisa menjadi
motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi
atau mengantar lansia, mengingatkan lansia jika lupa jadwal senam lansia, dan
berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia (Erfandi
2008 dalam Alif, 2010).
Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar
atas kesiapan atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan senam lansia.
Dengan sikap yang baik tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau
mengikuti kegiatan yang diadakan di posyandu lansia dalam hal ini senam
lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang adalah suatu cermin
kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek. Kesiapan merupakan
49
kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu apabila
individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya suatu respons
(Erfandi 2008 dalam Alif, 2010).
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Alif (2010)
yang menyimpulkan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan
kepatuhan lansia dalam melaksanakan senam lansia di Posyandu Kondang
Waras Boyolali sebagian besar cukup (rhit = 0,542 ; p-value = 0,001), dan
penelitian yang di lakukan oleh Vivin (2012) yang menyimpulkan ada
hubungan dukungan keluarga dengan tingkat keaktifan dalam mengikuti senam
lansia di Posyandu Peduli Insani dengan nilai x2 hitung = 46,854, dan nilai p-
value = 0,000 (<0,05) sehingga H0 ditolak dan Ha diterima.
Hasil penelitian ini sesuai dengan fakta yang dilihat oleh peneliti
dilapangan saat Posyandu berlangsung tepatnya saat dilaksanakannya senam
lansia, sebagian besar lansia memakai seragam yang telah ditetapkan oleh
kader, sebagian besar lansia membawa uang Rp 1000 dan dikumpulkan kepada
panitia sebagai sumbangan wajib serta antusias lansia yang sebagian
mengatakan senang mengikuti senam lansia.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan yang mengakibatkan hasilnya
kurang sesuai yang diharapkan. Keterbatasan tersebut meliputi :
1. Kesulitan penelitian
Adanya kesulitan responden dalam memahami pertanyaan saat pengisian
kuesioner, dan kurang memahami penjelasan peneliti dikarenakan faktor
bahasa.
2. Kelemahan penelitian
Cara mengumpulkan data dilaksanakan hanya menggunakan angket tertutup
(kuesioner) tanpa diikuti dengan observasi, sehingga masih terdapat
kemungkinan responden menjawab dengan tidak jujur.
50
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan dapat
disimpulkan sebagai berikut : ………………………………………………
1. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan keaktifan senam lansia.
2. Dukungan keluarga pada lansia di Posyandu Wijaya Kusuma sebagian besar
adalah tinggi
3. Dukungan emosional keluarga pada lansia di Posyandu Wijaya Kusuma
sebagian besar adalah sedang
4. Dukungan penghargaan keluarga pada lansia di Posyandu Wijaya Kusuma
sebagian besar adalah rendah
5. Dukungan informasi keluarga pada lansia di Posyandu Wijaya Kusuma
sebagian besar adalah tinggi
6. Dukungan instrumental keluarga pada lansia di Posyandu Wijaya Kusuma
sebagian besar adalah sedang
7. Kehadiran mengikuti senam lansia di Posyandu Wijaya Kusuma sebagian
besar adalah aktif
8. Tidak ada dukungan yang paling mempengaruhi keaktifan senam lansia.
B. Saran
5. Bagi Keluarga
Keluarga yang mempunyai lansia hendaknya dapat menyesuaikan diri dan
memberikan dukungan kepada lansia untuk peningkatan kesehatan senam
lansia sehingga dapat berjalan sesuai dengan fungsinya.
6. Bagi Kader
Kader dapat lebih berperan aktif dalam memotivasi keaktifan lansia dan
menumbuhkan kesadaran keluarga untuk mendukung pelaksanakan senam
lansia
51
7. Bagi ilmu pengetahuan
Hendaknya dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, serta
bahan dalam penerapan ilmu metode penelitian, khususnya keperawatan
keluarga dan komunitas.
8. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan pembelajaran untuk
peneliti selanjutnya.
52
DAFTAR PUSTAKA
Adinata, D. (2007). Pelaksanaan Senam Lansia Terhadap Perubahan Tingkat
Depresi pada Lania di Panti Werdha. Yogyakarta. Skripsi. Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. Skripsi
tidak di publikasikan.
Akhmadi & supriono (2004). Psikologi belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Alif, Z.(2010). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kepatuhan
Lanjut Usia Dalam Melaksanakan Senam Lansia Di Posyandu Kondang
Waras Desa Ngargorejo Boyolali .Solo. Skripsi. Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Muhamadiah surakarta
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik edisi revisi V.
Jakarta: Rineka Cipta.
Bahana, N. (2011). Hubungan senam lansia dengan fungsi kognitif pada lansia di
empat posyandu lansia di Yogyakarta. Yogyakarta. Skripsi. Program studi
kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. Skripsi tidak di
publikasikan.
BKKBN (2009) http://www.bkkbn.go.id/arsip, diakses tanggal 26 juni 2012 pukul 15.10
BPS. (2012). Bantul Dalam angka. Dalam http:/Yogyakarta.bps.go.id/kabupaten
bantul.html, diakses tanggal 16 juni 2012 pukul 20.25.
Darmojo, B & Martono. (2000). Buku Ajar Geriatri. Jakarta : Rineka cipta.
Darmojo, B. (2009). Ilmu kesehatan usia lanjut. Jakarta : Balai penerbit FK UI
Departemen Kesehatan RI. (2009). Indonesia Sehat 2010, Jakarta di akses 3 juni
2012
Dewojati, C. (2011). Bahasa Indonesia Panduan Penulisan Ilmiah di Perguruan
Tinggi. Yogyakarta: Pelangi Literasi.
Dinas Kesehatan Propinsi DIY. (2011) Profil Kesehatan Propinsi D. I. Yogyakarta
Tahun 2011 di akses 3 juni 2012
Hurlock, B. (2000). Psikologi Perkembangan . Jakarta : Erlangga
Friedman, M. (2004). Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset , Teori dan Praktik.
Jakarta : EGC.
Khairuddin. (2008). Sosiologi keluarga. Yogyakarta : Liberty
53
Leny & Jhonson. (2010). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika.
Maryam, S et. al. (2008). Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta :
Nawawi, U. (2009). Sehat dan bahagia diusia senja. Yogyakarta: Dianloka.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi ke-2. Jakarta :
Rineka Cipta.
Nugroho, W. (2000). Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta : EGC
Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu
Keperawatan . Jakarta : Salemba Medika.
Purnawan, K. (2009) inspirasi keluarga bahagia. Jakarta : Gunung mulia
Puskesmas Bambanglipuro. (2011). Profil Puskesmas Bambanglipuro.
Yogyakarta : Puskesmas Bambanglipuro
Setiabudi, R. (2008). Atasi Kepikunan Pada Lansia. Jakarta:EGC
Riwidikdo, H. (2008). Statistika Terapan Dengan Program R Versi 2.5.1 (open
source) Bidang Kesehatan dan Umum. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press.
Rosdiana (2012) Hubungan Dukungan Emosional dengan Kejadian Depresi
(postpartum blues) pada Ibu Postpartum Primipara RS panti waluya malang
dalam http://fk.ub.ac.id/artikel/id/filedownload/keperawatan/, diakses 06 juni 2013
pukul 14 : 10
Saryono. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendekia.
Stanley, M. (2007). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC.
Stockslager & Jaime. (2007). Buku saku asuhan keperawatan Geriatrik ed.2.
Jakarta:EGC
Suekanto. (2008). Perawatan Pada Lanjut Usia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Susanto, N. (2011). Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
Digibooks
Widianti & Proverawati. (2010). Senam Kesehatan.Yogyakarta: Nuha Medika.
World Health Organization. Jumlah Lansia Semakin Meningkat.
http://www.voaindonesia.com/content/whopopulasi_lansia_di_dunia_semak
in_bertambah/177255.html, diakses tanggal 3 juni 2012; 2012.