hubungan antara pengetahuan keluarga tentang …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · kesimpulan...

99
i HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG KOMPLIKASI HIPERTENSI DENGAN PRAKTEK PENCEGAHAN KOMPLIKASI HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAMPING II SLEMAN YOGYAKARTA Karya Tulis Ilmiah Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta HIDAYAH ISTI YULI YANTI 20040320098 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2008

Upload: nguyennga

Post on 06-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

i

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG

KOMPLIKASI HIPERTENSI DENGAN PRAKTEK PENCEGAHAN

KOMPLIKASI HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

GAMPING II SLEMAN YOGYAKARTA

Karya Tulis Ilmiah

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat

Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

HIDAYAH ISTI YULI YANTI

20040320098

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2008

Page 2: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG

KOMPLIKASI HIPERTENSI DENGAN PRAKTEK PENCEGAHAN

KOMPLIKASI HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

GAMPING II SLEMAN YOGYAKARTA

Telah Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Pada tanggal: 3 november 2008

HIDAYAH ISTI YULI YANTI

20040320098

Dosen Pembimbing

(Nunuk Sri Purwanti, S.Kep, Mkes)

Page 3: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

iii

HALAMAN PANGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG

KOMPLIKASI HIPERTENSI DENGAN PRAKTEK PENCEGAHAN

KOMPLIKASI HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

GAMPING II SLEMAN YOGYAKARTA

Telah diseminarkan dan diujikan pada tanggal: 8 November 2008

Oleh:

HIDAYAH ISTI YULI YANTI

NIM 20040320098

Dewan Penguji:

Nunuk Sri Purwanti., S.Kp, Mkes (………………….)

Uswatun Khasanah, MNS (………..………..)

Mengetahui Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(dr. H. Erwin Santosa, Sp.A., M. Kes)

Page 4: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Segala puji hanya milikNya, Rabb semesta alam, pemberi karunia dan

hidayah, karena bimbingan dan tuntunanNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan baik. Shalawat berangkaiakan

salam semoga senantiasa tercurah kepada suri tauladan kita Rasulullah

SAW, utusan Allah yang telah membawa manusia ke jalan terang, karena

beliau harkat dan martabat kita sebagai manusia terangkat disisi Allah

SWT, kepada keluarganya yang mulia, para sahabatnya yang agung, dan

seluruh umat Islam yang mengikuti sunah-sunahnya.

Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam

memperoleh gelar sarjana strata-1 keperawatan, Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta. Karya tulis ilmiah ini berjudul

“HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG

KOMPLIKASI HIPERTENSI DENGAN PRAKTEK PENCEGAHAN

KOMPLIKASI HIPERTENSI DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS

GAMPING II SLEMAN YOGYAKARTA”. Penyusunan karya tulis ini

dapat diselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik

berupa sumbangan pikiran, semangat dan dukungan. Sebagai bentuk

penghargaan, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

Page 5: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

v

1. dr. H. Erwin Santosa, Sp.A., M.Kes selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yang telah

memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk menyusun

karya tulis ilmiah ini.

2. Uswatun Khasanah, MNS, selaku Kepala Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta,

3 Nunuk sri purwanti., S.Kep, Ns, yang bersedia meluangkan waktu

untuk memberikan pengujian, koreksi dan saran terhadap Karya

Tulis ini.

3. Bapak Kepala Puskesmas Gamping II Sleman Yogyakarta yang

telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

4. Ayah dan Ibuku serta kakak-kakakku dan adikku tercinta yang

telah memberikan dukungan moral dan material serta do’a tulus

yang selalu mengiringi langkahku.

5. Teman-temanku semua yang telah memberikan support dan do’a

yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis

ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas kebaikan yang

telah diberikan kepada penulis. Penulis menyadari karya tulis ini

masih tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan, demi

kesempurnaan karya tulis ini, peneliti mengharapkan masukan baik

Page 6: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

vi

kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga hasil karya

tulis ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wassalamu’alaikaum Warahmatullahi wabarokatuh.

Yogyakarta, 2008

Hidayah isti yuli yanti

Page 7: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……………………………….………………...………..….i

HALAMAN PERSETUJUAN………………....…..….……………….……..…..ii

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………..…….iii

KATA PENGANTAR ………………………………………………………..….iv

DAFTAR ISI ………………………………………………….………….……...vii

DAFTAR TABEL …………………………………………….…………….….....x

DAFTAR SKEMA………………………………………………………………..xi

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………….…xii

INTISARI …………………………………….…………………………………xii

ABSTRACT ……………………………………………………….….……...….xiv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……………….………………….……...…….1

B. Rumusan Masalah………………………….…………………………..4

C. Tujuan Penelitian………………...…………...………………..….........4

D. Manfaat Penelitian………………..................………………..……..….4

E. Keaslian Penelitian……………………………..……………..……..…5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengetahuan..…...............................................................................7

2. Keluarga

a. Pengertian..................................................................................9

b. Karakteristik Keluarga.............................................................10

c. Fungsi Keluarga.......................................................................10

d. Keluarga sebagai Unit Pelayanan Kesehatan..........................11

e. Tugas-tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan......................12

f. Asuhan Keperawatan dalam Keluarga.....................................12

Page 8: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

viii

g. Pengetahuan Keluarga tentang Komplikasi

Hipertensi.................................................................................13

3. Praktek atau Tindakan Praktek.......................................................13

4 Pencegahan.....................................................................................14

5 Hipertensi

a. Pengertian.................................................................................15

b. Penyebab Hipertensi.................................................................16

c. Gejala dan komplikasi..............................................................17

d. Diagnosis Hipertensi................................................................18

e. Praktek pencegahan komplikasi hipertensi..............................19

f. Penatalaksanaan dengan obat antihipertensi........................... 21

B. Kerangka Konsep................................................................................. 22

C. Hipotesis................................................................................................22

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian……………….………….………………….………23

B. Populasi dan Sampel Penelitian………….…………….……..………23

C. Lokasi dan Waktu Penelitian…….…………………..…………..……25

D. Variabel Penelitian……………………………………….…….……..25

E. Hubungan Antara Variabel................................................................... 26

F. Instrumen Penelitian….……………………………….…….…...……27

G. Cara Pengumpulan data……………………………….…….………..31

H. Uji Validitas dan Reliabilitas…………………………….……….…..31

I. Analisis Data……………….…………..................................................34

J. Kesulitan Penelitian………………………….………………….……..34

H. Etik Penelitian………………………………………..…….…………35

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian…………………………...36

2. Gambaran Umum Responden.....................................................37

3. Hasil Analisa Kategori Responden Berdasarkan

Page 9: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

ix

tingkat Pengetahuan, Praktek pencegahan Diet,

Gaya Hidup, Manajemen Stress, Kontrol Kesehatan

dan Obat.......................................................................................42

4. Hasil Analisa Hubungan Tingkat Pengetahuan

Keluarga Tentang Komplikasi Hipertensi

Dengan Perilaku Pencegahan Komplikasi Hipertensi..................45

B. Uji Statistik............................................................................................51

C. Pembahasan...........................................................................................52

1. Tingkat Pengetahuan Tentang Komplikasi hipertensi................50

2. Praktek Pencegahan komplikasi Hipertensi...............................54

3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga

Tentang Komplikasi Hipertensi Dengan Praktek

Pencegahan Komplikasi Hipertensi............................................59

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………………………………..……..…………………...69

B. Saran………………………………………..………...……………….70

C. Kekuatan dan Kelemahan Penelitian……………..…………………...71

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1: Kisi-kisi instrumen penelitian untuk pengetahuan Keluarga tentang komplikasi hipertensi...............................................27 Table 2: Kisi-kisi instrumen penelitian praktek pencegahan komplikasi hipertensi...........................................................................29 Tabel 3: Distribusi Jumlah Penduduk di wilayah Kerja Puskesmas Gamping II Berdasarkan Jenis Kelamin Periode Januari 2007-Maret 2008…....................................................37 Tabel 4: Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat pendidikan, hubungan dengan pasien, lama menderita, jenis kmplikasi yang menyertainya di Desa Nogotirto wilayah kerja Puskesmas Gamping II Sleman, September 2008 ......................................................................38 Tabel 5: Kategori Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Komplikasi hipertensi...........................................................................42 Tabel 6: Kategori Perilaku Pencegahan komplikasi Hipertensi dengan Diet.........................................................................42 Tabel 7: Kategori Perilaku Pencegahan komplikasi Hipertensi dengan Gaya hidup.............................................................43 Tabel 8: Kategori Perilaku Pencegahan komplikasi Hipertensi dengan Manajemen stres.....................................................43 Tabel 9: Kategori Perilaku Pencegahan komplikasi Hipertensi dengan Kontrol Kesehatan.................................................44

Tabel 10: Kategori Perilaku Pencegahan komplikasi Hipertensi dengan Obat.........................................................................44 Tabel 11: Hubungan tingkat pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi dengan perilaku pencegahan diet.......................45 Tabel 12: Hubungan tingkat pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi dengan perilaku pencegahan gaya hidup..............................46 Tabel 13: Hubungan tingkat pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi dengan perilaku pencegahan manajemen stress...................47

Page 11: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

xi

Tabel 14: Hubungan tingkat pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi dengaperilaku pencegahan kontrol kesehatan.....................48 Tabel 15: Hubungan tingkat pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi dengan perilaku obat...........................................................49 Tabel 16: Hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan komplikasi hipertensi pada klien Hipertensi di Desa Nogotirto wilayah kerja puskesmas Gamping II Sleman Yogyakarta...........................................................50

Page 12: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Skema 1 Kerangka Konsep Penelitian…………………………..................22

Skema 2 Hubungan antar Varaibel...............................................................26

Page 13: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

xiii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat ijin penelitian dari UMY Lampiran 2 Surat ijin penelitian dari BAPPEDA DIY Lampiran 3 Lembar permohonan menjadi responden Lampiran 5 Lembar persetujuan menjadi responden Lampiran 6 Lembar kuesioner penelitian Lampiran 7 Hasil tabulasi kuesioner Lampiran 8 Tabel frekuensi

Page 14: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

xiv

Yanti, HIY (2008). Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang

Komplikasi Hipertensi Dengan Praktek Pencegahan Komplikasi Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Gamping II Sleman Yogyakarta.

Pembimbing: Nunuk Sri Purwanti, S.Kep, Mkes

INTISARI

Hipertensi merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas yang menjadi resiko gagal jantung, stroke, dan ginjal. Komplikasi hipertensi dapat sangat berbahaya karena hipertensi dapat timbul dengan perlahan dan tanpa gejala apapun, sehingga perlu adanya pengetahuan baik keluarga maupun penderita untuk mencegah terjadinya komplikasi hipertensi.

Jenis penelitian adalah non eksperimen untuk mengetahui hubungan antara dua variabel dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah keluarga pasien yang menderita hipertensi di wilayah kerja puskesmas gamping II sleman yogyakarta dan sampel yang didapat sebanyak 33 orang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi dengan praktek pencegahan komplikasi hipertensi (α > 0,066), artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi dengan praktek pencegahan komplikasi hipertensi. Praktek pencegahan seperti diet, gaya hidup, menejemen stress, kontrol kesehatan dan obat memperoleh α > 0,05 yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi dengan praktek pencegahan komplikasi hipertensi.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi dengan praktek pencegahan komplikasi hipertensi. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar keluarga lebih meningkatkan kesadaran tentang komplikasi hipertensi. Kata kunci : pengetahuan, hipertensi, pencegahan komplikasi hipertensi.

Page 15: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

xv

Yanti, HIY (2008). The Correlation Between Family Level Of Knowledge

Hypertension Of Complication With Preventive Practice Of Hypertension Complication at Working Area Gamping II Public Health Center of Sleman Yogyakarta.

Advisor : Nunuk Sri Purwanti, S.Kep, Mkes

ABSTRACT

Hypertension is the first causes of mortality and morbidity which become risk of heart failure, stroke, and kidney failure. Complication of hypertension is very dangerous because hypertension can appear slowly and without anything symptom, so important to know for family and the victim to prevent the complication of hypertension.

The method use in this study was non experiment to know the correlation between two variable with cross sectional approach. This sampling technique uses purposive sampling. The subject was the family victim of hypertension at Working Area Gamping II Public Health Center of Sleman Yogyakarta and 33 sample was involved.

The result of data analysis is doesn’t any correlation between family education about complication of hypertension with preventive practice of complication hypertension with α > 0.066, it’s mean that doesn’t any significant between family knowledge about complication of hypertension with prevent practice of complication hypertension. Prevent practice like diet, life style, management of stress, health controlling and drugs get α > 0.05 it’s mean that doesn’t any significant between family knowledge about complication of hypertension with prevent practice of complication hypertension.

The conclusion is from this research that there is no correlation between family knowledge about complication of hypertension with prevent practice of complication hypertension. Follow to the result of this research the researcher suggestion for family to more increasing awareness about complication hypertension. Key words : knowledge, hypertension, prevent of complication hypertension.

Page 16: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang

memberi gejala berlanjut ke suatu organ sehingga menimbulkan beberapa

komplikasi seperti gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Penyakit ini

menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia

maupun di beberapa negara yang ada di dunia (Darmojo, 1995).

Data yang didapat dari WHO (1993), menunjukkan bahwa kira-kira

50% penderita hipertensi tidak mengetahui dan tidak sadar bahwa tekanan

darah meninggi. Selain disebabkan oleh tiadanya gejala atau keluhan, juga

disebabkan oleh sikap acuh tak acuh dari penderita (Depkes, 1999).

Diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terutama di negara

berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, di

perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan

pada angka penderita hipertensi dan pertambahan penduduk saat ini.

Meningkatnya angka kasus hipertensi menjadi masalah kesehatan yang

cukup besar, berdasarkan data di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,

penyakit hipertensi menduduki urutan ke 6 sebanyak 117.867 penderita atau

4,50% pada tahun 2000 (Profil Kesehatan DIY 2000). Di kota Di kota Sleman

penyakit hipertensi sebanyak 17.844 penderita pada tahun 2007 (Profil

Kesehatan kota Sleman 2007) dan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga

Page 17: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

2

(SKRT) tahun 1995 menunjukkan prevalensi hipertensi cukup tinggi, yaitu 83

per 1000 anggota rumah tangga (Depkes, 1999).

Penyakit hipertensi menjadi masalah kesehatan keluarga yang perlu

segera ditanggulangi sebelum timbulnya komplikasi atau kerusakan

diberbagai organ sasaran, seperti jantung, pembuluh darah otak, pembuluh

darah perifer, ginjal dan retina. (Soeparman & Waspadji, 2001). Terdapat

faktor pemicu terjadinya komplikasi hipertensi di antaranya: gaya hidup,

merokok, minuman alkohol, konsumsi tinggi natrium dan lemak, kegemukan,

aktivitas (olahraga), bertempat tinggal di daerah pantai (Bustan, 1993).

Faktor resiko komplikasi hipertensi dapat menyebabkan pecahnya

pembuluh darah serebral (stroke), apabila pembuluh darah otak menyempit

maka aliran darah ke otak akan terganggu dan sel-sel otak akan mengalami

kematian (Soeparman & Waspadji, 2001). Peran keluarga sangat penting

dalam menurunkan komplikasi hipertensi khususnya dalam masalah kesehatan

karena keluarga adalah salah satu kelompok kecil yang mampu mengambil

keputusan dalam kesehatan, ikut merawat anggota keluarga yang sakit,

memodifikasi lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada

sangatlah penting dalam mengatasi komplikasi hipertensi (Friedman, 2003).

Tidak hanya peran keluarga tetapi juga pengetahuan keluarga tentang

hipertensi dan tindakan pencegahan komplikasi hipertensi diharapkan dapat

mengontrol tekanan darah yaitu dengan cara mengurangi konsumsi garam,

membatasi konsumsi lemak, olah raga teratur, tidak merokok dan tidak minum

alkohol, menghindari kegemukan (obesitas) (Gunawan, 2001). Peran dan

Page 18: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

3

pengetahuan keluarga dalam pencegahan komplikasi hipertensi

dilatarbelakangi oleh tiga faktor pokok yaitu faktor predisposisi meliputi

pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai, tradisi keluarga, faktor pendukung

meliputi ketersediaan sumber fasilitas , faktor pendorong meliputi sikap,

perilaku petugas kesehatan, anggota keluarga dan teman dekat (Notoatmodjo,

2003).

Berdasarkan studi pendahuluan jumlah penduduk di Puskesmas

Gamping II Sleman Yogyakarta berjumlah 40.435 jiwa dimana data yang

diperoleh, penderita penyakit hipertensi di Desa Nogotirta wilayah kerja

Puskesmas Gamping II Sleman Yogyakarta terhitung mulai Januari 2007-

Maret 2008, yaitu pada Januari-Desember 2007 sebanyak 315 orang dan pada

Januari-Maret 2008 sebanyak 220 orang yang terdiri dari usia 21-90 tahun.

Selain itu, penyakit hipertensi menduduki peringkat kedua dari sepuluh besar

penyakit penduduk di wilayah kerja Puskesmas Gamping II Sleman

Yogyakarta pada tahun 2007.

Berdasarkan data tingginya angka kejadian hipertensi di daerah

wilayah kerja Puskemas Gamping II Sleman Yogyakarta maka Puskesamas

Gamping II Sleman Yogyakarta menerapkan program yang berupa pemberian

penyuluhan kesehatan hipertensi pada pasien dengan harapan tekanan darah

pasien dapat terkontrol dan agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut. Hal

tersebut yang medorong peneliti untuk meneliti tentang hubungan antara

pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi dengan praktek

Page 19: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

4

pencegahan komplikasi hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Gamping II

Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah.

Beradasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah

“Adakah hubungan antara pengetahuan keluarga tentang komplikasi

hipertensi dengan praktek pencegahan komplikasi hipertensi di wilayah

kerja Puskesmas Gamping II Sleman Yogyakarta”.

C. Tujuan Penelitian.

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan keluarga tentang

komplikasi hipertensi dengan praktek pencegahan komplikasi hipertensi di

wilayah kerja Puskesmas Gamping II Sleman Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tentang pengetahuan keluarga tentang komplikasi

hipertensi.

b. Mengetahui praktek pencegahan komplikasi hipertensi.

D. Manfaat Penelitian.

1. Bagi profesi keperawatan.

Sebagai masukan dalam proses belajar mengajar, terutama mengenai

pentingnya pengetahuan komplikasi hipertensi dan praktek pencegahan

Page 20: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

5

komplikasi hipertensi di keluarga yang harus dimiliki oleh mahasiswa

keperawatan sebagai modal untuk menjadi perawat profesional.

2. Bagi institusi pelayanan kesehatan

Sebagai bahan masukan bagi perawat dalam meningkatkan pelayanan

profesional dengan lebih banyak memberikan informasi yang luas

mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan penyakit hipertensi dan

bahayanya serta informasi mengenai bagaimana cara mencegah faktor-

faktor yang dapat memicu timbulnya komplikasi hipertensi.

3. Bagi keluarga

Sebagai bahan informasi untuk membantu keluarga dalam memberikan

pelayanan yang optimal kepada anggota keluarganya yang mengalami

masalah kesehatan khususnya hipertensi.

4. Bagi peneliti

Sebagai bahan acuan dalam melakukan penelitian-penelitian lebih lanjut

dalam bidang keperawatan khususnya yang menyangkut pencegahan

komplikasi hipertensi.

E. Penelitian Pendukung

Hidayati (2003), dengan judul ” Hubungan tingkat pengetahuan

penderita hipertensi dengan perilaku menjalani diet hipertensi di Puskesmas

Kasihan II Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta”. Jenis penelitianya adalah

survey dengan pendekatan cross sectional. Dari penelitian ini didapatkan hasil

bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat

Page 21: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

6

pengetahuan penderita hipertensi dengan perilaku menjalani diet hipertensi di

wilayah Puskesmas Kasihan II Bantul.

Aini (2004), dengan judul ” Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien

tentang Hipertensi dengan Terkontrolnya Tekanan Darah di Kelurahan

Berbah, Sleman Yogyakarta jenis penelitian adalah non eksperimen dengan

pendekatan cross sectional dengan hasil menunjukkan adanya hubungan

antara tingkat pengetahuan dengan terkontrolnya tekanan darah yang

dianalisis dengan Chi-Square.

Arifa Eliana (2005), dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan

tentang Stroke dengan Perilaku Mencegah Stroke pada Klien Hipertensi di

RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta”. Jenis penelitian adalah non

eksperimen dengan pendekatan cross sectional, sampel adalah klien yang

hipertensi yang belum pernah terkena stroke, data dikumpulkan dengan

kuesioner. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara tingkat pengetahuan tentang stroke dengan perilaku

mencegah stroke. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

pengetahuan tentang stroke dengan perilaku diet (α >0,05). Tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang stroke dengan

perilaku gaya hidup (α > 0,05). Terdapat hubungan yang signifikan antara

tingkat pengetahuan tentang stroke dengan perilaku manajemen stress (α <

0,05). Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang

stroke dengan perilaku kontrol kesehatan (α < 0,05)

Page 22: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengideraan terjadi

melalui pancaindera manusia yakni indera penglihatan, pendengaraan,

penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan manusia sebagian besar diperoleh

melalui indera mata dan telinga. Pengetahuan juga dapat diperoleh dari

pendidikan pengalaman diri sendiri maupun orang lain, media masa

maupun lingkungan dan diperlukan sebagai dorongan psikis dalam

menumbuhkan kepercayaan diri (Notoatmodjo, 1997).

Pengetahuan merupakan aspek pokok untuk mengubah perilaku

seseorang yang disengaja. Menurut teori Sigmund Freud, salah satu aspek

perkembangan manusia adalah perkembangan kognitif. Hal ini merujuk

pada proses internal dari produk pikiran manusia yang mengarah pada

konsep mengetahui termasuk didalamnya semua aktifitas mental seperti

mengingat, menghubungkan, mengaklasifikasi, memberi simbol,

mengimajinasi, pemecahan masalah, penalaran persepsi, berkreasi,

kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang baru (Effendi,

1998).

Page 23: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

8

Determinan perilaku dalam kesehatan antara lain menurut Green

(Notoatmodjo, 1993) dikatakan bahwa kesehatan individu atau masyarakat

dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor perilaku dan faktor non

perilaku. Faktor perilaku itu ditentukan oleh tiga faktor.

a. Faktor predisposisi terwujud dalam pengetahuan, individu, sikap,

kepercayaan, tradisi, norma, sosial, dan unsur-unsur lain yang terdapat

dalam diri individu dan masyarakat.

b. Faktor pendukung yaitu terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau

tidak tersedianya sarana pelayanan kesehatan dan kemudahan untuk

mencapainya.

c. Faktor pendorong yaitu terwujud dalam sikap dan perilaku petugas

kesehatan atau petugas lain yang merupakan kelompok referensi dari

perilaku masyarakat.

Berdasarkan teori tersebut disimpulkan bahwa perilaku seseorang

tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi

dan sebagainya dari masyarakat yang bersangkutan, disamping tersedianya

fasilitas dan sikap perilaku petugas kesehatan terhadap kesehatan juga

akan memperkuat dan mendukung terbentuknya perilaku (Notoatmodjo,

1993).

Pengetahuan merupakan dasar konseptual dan rasioanal terhadap

metode pendekatan yang dipilih untuk mencapai tujuan keperawatan yang

Page 24: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

9

spesifik, tepat dan juga meliputi segi intelektual dalam proses kognitif

yang mempunyai 6 tingkatan (Notoatmojo, 2003).

Tahu (Know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari

atau rancangan yang telah diterima.

a. Memahami (Comprehension) yaitu sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

b. Aplikasi (Application) diartikan sebagai kemampuan untuk

mengetahui materi yang dipelajari pada situasi dan kondisi riil.

c. Analisis (Analysis) yaitu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

obyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur

organisasi tersebut.

d. Sintesis (Synthesis) yaitu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain untuk menyusun formulasi-formulasi

yang ada.

e. Evaluasi (Evaluation) yaitu berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek

2. Keluarga

a. Pengertian

Page 25: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

10

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang disatukan

oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang

mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga

(Freidman, 1998). Keluarga juga merupakan bagian terkecil dari

masyarakat yang terdiri dari atas kepala keluarga dan beberapa orang

yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam

keadaan saling ketergantungan (Effandy, 1998).

b. Karakteristik Keluarga

Menurut Friedman (1998) karakteristik keluarga terdiri dari empat

bagian yaitu:

1) Merupakan kumpulan individu yang mempunyai ikatan

perkawinan, keturunan/hubungan darah atau adopsi.

2) Tinggal dalam satu rumah bersama.

3) Mengadakan interaksi dan komunikasi melalui peran sosial yang

dijalankannya.

4) Mempertahankan budaya.

c. Fungsi Keluarga

Menurut Friedman (1998) terdapat beberapa fungsi keluarga yaitu:

1) Fungsi afektif adalah fungsi untuk mengajarkan segala sesuatu

untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan

orang lain, fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan

psikososial anggota keluarga.

Page 26: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

11

2) Fungsi sosialisasi adalah mengembangkan dan tempat melatih anak

untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk

berhubungan dengan orang lain diluar rumah.

3) Fungsi reproduksi adalah mempertahankan generasi dalam

menjaga kelangsungan keluarga.

4) Fungsi ekonomi adalah memenuhi kebutuhan keluarga secara

ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu

meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

5) Fungsi perawatan / pemeliharaan kesehatan adalah

mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap

memiliki produktivitas tinggi.

d. Keluarga sebagai Unit Pelayanan Kesehatan

Menurut (Effendy, 1998) terdapat beberapa pengertian tentang

keluarga yaitu:

1) Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga

yang menyangkut kehidupan masyarakat.

2) Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,

mengabaikan atau memperbaikai masalah – masalah kesehatan

dalam kelompoknya.

3) Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan

keluarga apabila salah satu anggota mempunyai masalah kesehatan

akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya.

Page 27: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

12

4) Pemeliharaan kesehatan anggota keluarga sebagai individu

(pasien), keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan

dalam memelihara kesehatan para anggotanya.

5) Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk

berbagai upaya kesehatan masyarakat.

e. Tugas-tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan

Keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan

para anggotanya. Menurut Friedman membagi tugas keluarga yang

harus dilakukan dalam bidang kesehatan menjadi 5 yaitu:

1) Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya.

2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.

3) Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit,

dan yang tidak sakit, dapat membantu dirinya sendiri karena cacat

atau usianya yang terlalu muda.

4) Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan

kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarganya.

5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan

lembaga-lembaga kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan

dengan baik fasilitas - fasilitas kesehatan yang ada.

f. Asuhan Keperawatan dalam Keluarga

Page 28: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

13

Menurut Hunt dan Eillen (1997) menyatakan ada tiga hal yang

menjadi pertimbangan bahwa keluarga berhubungan dengan asuhan

keperawatan, yaitu:

1) Perawatan individu dilakukan dalam lingkungan keluarga.

Keluarga berhubungan dengan kesembuhan individu (klien), oleh

karena itu klien sebagai fokus dan lingkungan sekitarnya adalah

keluarga.

2) Keluarga mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kesembuhan

klien yang meliputi struktur keluarga, fungsi keluarga, interaksi

interpersonal yang dapat memberikan perhatian sehingga

mempunyai kemampuan untuk kesembuhan klien.

3) Perbaikan keluarga merupakan kesehatan bersama metode ini

memfokuskan keluarga sebagai unit pelayanan, mulai dari

pengkajian keluarga, menentukan masalah kesehatan keluarga dan

menyelesaikan, keluarga merupakan fokus yang diharapkan untuk

perbaikan kesehatan bersama.

g. Pengetahuan Keluarga tentang Komplikasi Hipertensi

Pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi adalah

wawasan yang diketahui keluarga mengenai penyakit hipertensi untuk

mencegah terjadinya komplikasi hipertensi. Penyakit hipertensi

seringkali tidak memperlihatkan tanda, gejala sehingga penderita dan

keluarga tidak sadar bahwa tekanan darah meninggi. Penyakit ini

membutuhkan terkontrolnya tekanan darah supaya tidak menimbulkan

Page 29: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

14

komplikasi ke organ lain seperti gagal jantung, stroke, dan gagal

ginjal. Pengetahuan keluarga yang minim merupakan suatu kendala

dalam memenuhi tugas keluarga untuk mengontrol tekanan darah dan

mencegah komplikasi hipertensi.

3. Praktek atau Tindakan Praktek

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (over

behaviour) (Notoatmodjo, 2003). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu

perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang

memungkinkan, antara lain fasilitas. Disamping faktor fasilitas, juga

diperlukan faktor dukungan (support) dari pihak keluarga. Oleh sebab itu

indikator praktik kesehatan ini juga mencakup hal-hal tersebut diatas,

yakni :

a. Tindakan (praktik) sehubungan dengan penyakit

Tindakan atau perilaku ini mencakup:

1) pencegahan penyakit, mengimunisasikan anaknya, melakukan

pengurasan bak mandi seminggu sekali, menggunakan masker

pada waktu kerja ditempat yang berdebu, dan sebagainya.

2) Penyembuhan penyakit, misalnya: minum obat sesuai petunjuk

dokter, melakukan anjuran – anjuran dokter, berobat ke fasilitas

pelayanan kesehatan yang tepat, dan sebagainya.

b. Tindakan (praktik) pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

Tindakan atau perilaku ini mencakup antara lain :

mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, melakukan olahraga

Page 30: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

15

secara teratur, tidak merokok, tidak minum minuman keras dan

narkoba, dan sebagainya.

c. Tindakan (praktik) kesehatan lingkungan

Perilaku ini antara lain mencakup : membuang air besar di

jamban (WC), membuang sampah di tempat sampah, menggunakan air

bersih untuk mandi, cuci, masak, dan sebagainya.

4. Pencegahan

Adalah usaha-usaha untuk menjaga kesehatan yang dilakukan

oleh keluarga untuk mencegah terjadinya komplikasi hipertensi

Notoatmodjo (2003). Menurut Friedman (1998) tingkat pencegahan dibagi

menjadi 3 tingkatan, yakni:

a. Pencegah primer, yakni meliputi peningkatan kesehatan dan tindakan

preventif khusus yang dirancang untuk menjaga orang bebas dari

penyakit dan cedera.

b. Pencegahan sekunder, yang terdiri atas deteksi dini, diagnosa, dan

pengobatan.

c. Pencegahan tertier, yang mencakup tahap penyembuhan dan

rehabilitas, dirancang untuk meminimalkan ketidakmampuan klien dan

memaksimalkan tingakt fungsi

5. Hipertensi

a. Pengertian

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan

tekanan sarah sistolik ≥ 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat

Page 31: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

16

antihipertensi (Mansjoer, 2002). Hipertensi merupakan gangguan

asimpomatik yang sering terjadi yang ditandai dengan peningkatan

tekanan darah secara persisten. Selain itu, The Sixth Report Of The

Joint National Committe on Prevention, Detection, Evaluation and

Treatment of High Blood Pressure (JNCP, 1997) mendefenisikan

hipertensi sebagai tekanan darah sistolik 160 mmHg atau lebih atau

tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih atau sedang dalam

pengobatan antihipertensi.

Menurut Beevers (2000) hipertensi dapat ditetapkan sebagai

tingginya tekanan darah secara menetap dimana tekanan sistolik diatas

140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi

lansia, hipertensi ditetapkan sebagai tekanan sistolik diatas 160 mmHg

dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg

b. Penyebab Hipertensi

Menurut Mansjoer A (2002) penyebabnya hipertensi dibagi menjadi

dua golongan, yaitu:

1) Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui

penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Banyak faktor yang

mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas

susunan saraf simpatis, sistem renin - angiotensin, defek dalam

ekresi Na, peningkatan Na dan Ca intraseluler, dan faktor-faktor

yang meningkatkan risiko, seperti obesita, alkohol, merokok, seta

polisitemia.

Page 32: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

17

2) Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Penyebab spesifiknya

diketahui, seperti penggunaan esterogen, penyakit ginjal, hipertensi

vaskuler renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom cushing,

feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan

dengan kehamilan, dan lain-lain.

c. Gejala dan komplikasi

Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-

satunya gejala. Bila demikian, gejala baru muncul setelah terjadi

komplikasi pada ginjal, mata, otak, atau jantung. Gejala lain yang

sering ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga

berdengung, rasa berat ditengkuk, sukar tidur, mata berkunang-

kunang, dan pusing (Mansjoer, 2002).

Bergantung pada tingginya tekanan darah, gejala yang timbul

dapat berbeda-beda. Hipertensi primer berjalan tanpa gejala dan baru

timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ target seperti

ginjal, mata, otak dan jantung (Suyono et al., 2001).

Hipertensi yang tidak teratasi, dapat menimbulkan komplikasi

yang berbahaya seperti:

1) Payah jantung

Payah jantung (Congestive heart failure) adalah kondisi jantung

tidak mampu lagi memompa darah yang dibutuhkan tubuh.

Kondisi ini terjadi karena kerusakan otot jantung atau sistem listrik

jantung.

Page 33: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

18

2) Stroke

Hipertensi adalah faktor penyebab utama terjadi stroke, karena

tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pembuluh

darah yang sudah lemah menjadi pecah. Bila hal ini terjadi pada

pembuluh darah otak, maka terjadi pendarahan otak yang dapat

berakibat kematian. Stroke juga dapat terjadi akibat sumbatan dari

gumpalan darah yang macet di pembuluh yang sudah menyempit.

3) Kerusakan ginjal

Hipertensi dapat menyempitkan dan menebalkan aliran darah yang

menuju ginjal, yang berfungsi sebagai penyaring kotoran tubuh.

Dengan adanya gangguan tersebut, ginjal menyaring lebih sedikit

cairan dan membuangnya kembali ke darah.

4) Kerusakan penglihatan

Hipertensi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah di mata,

sehingga mengakibatkan penglihatan menjadi kabur atau buta.

(Vitahealth, 2005)

Menurut Soeparman & Waspadji (2001) gejala lain yang

disebabkan komplikasi hipertensi, antara lain:

1) Hipertensi ringan dan sedang, komplikasi yang terjadi adalah pada

mata, ginjal, jantung, dan otak. Pada mata berupa pendarahan

retina, gangguan penglihatan sampai buta.

2) Hipertensi berat, gagal jantung merupakan kelainan yang sering

ditemukan disamping kelainan koroner dan miokard. Pada otak

Page 34: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

19

sering terjadi perdarahan yang disebabakan oleh pecahnya

mikroaneurisma yang dapat menyebabkan kematian. Kelaianan

lain yanga sering terjadi adalah proses tromboemboli dan serangan

iskemik otak sementara.

3) Pada hipertensi maligna, gagal ginjal sering dijumpai sebagai

komplikasi hipertensi yang lama dan akut.

d. Diagnosis Hipertensi

Diagnosis hipertensi tidak dapat ditegakkan dalam satu kali

pengukuran, hanya dapat ditetapkan setelah dua kali atau lebih

pengukuran pada kunjungan yang berbeda, kecuali terdapat kenaikan

yang tinggi atau gejala-gejala klinis. Pengukuran tekanan darah

dilakukan dalam keadaan pasien duduk bersandar, setelah beristirahat

selama 5 menit, dengan ukuran pembungkus lengan yang sesuai

(menutupi 80% lengan ).

Anemnesis yang dilakukan meliputi tingkat hipertensi dan lama

menderitanya, riwayat dan gejala penyakit-penyakit yang berkaitan

seperti gagal jantung, penyakit serebrovaskuler, dan lainya.

Adanya riwayat penyakit dalam keluarga, gejala-gejala yang

berkaitan dengan penyebab hipertensi, perubahan aktivitas / kebiasaan

(seperti merokok), konsumsi makanan, riwayat obat-obatan bebas, dan

hasil efek samping terapi antihipertensi sebelumnya bila ada, dan

faktor psikososial lingkungan (keluarga, pekerjaan, dan sebagainya).

Page 35: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

20

e. Praktek pencegahan komplikasi hipertensi

Praktek pencegahan komplikasi adalah tingkah laku,

perbuatan-perbuatan serta usaha-usaha untuk menjaga kesehatan yang

dilakukan oleh keluarga untuk mencegah terjadinya komplikasi

hipertensi Notoatmodjo (2003).

Hipertensi adalah adalah faktor resiko stroke yang utama,

pengobatan dan pengendaliannya dapat mencegah resiko terjadinya

komplikasi hipertensi (Lamsudin, 1999). Jadi praktek pencegahan

komplikasi hipertensi pada klien hipertensi pada intinya merupakan

perilaku keluarga dan klien hipertensi dalam mengendalikan tekanan

darahnya agar tidak timbul komplikasi lebih lanjut (Junaidi, 2002).

Praktek untuk mencegah komplikasi hipertensi diantaranya:

1) Pengaturan Diet

Mengkonsumsi gizi yang seimbang dengan diet rendah

garam dan rendah lemak sangat dianjurkan bagi penderita

hipertensi untuk dapat mengendalikan tekanan darahnya dan secara

tidak langsung menurunkan resiko terjadinya komplikasi

hipertensi. Selain itu juga perlu mengkonsumsi buah-buahan segar

seperti pisang, sari jeruk dan sebagainya yang tinggi kalium dan

menghindari konsumsi makanan awetan dalam kaleng karena

meningkatkan kadar natrium dalam makanan (Vitahealth, 2005).

Page 36: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

21

2) Perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat

Gaya hidup yang dapat merugikan kesehatan dan

meningkatkan resiko komplikasi hipertensi seperti merokok,

mengkonsumsi alkohol, minum kopi, mengkonsumsi makanan

cepat saji (junk food), malas berolah raga, gaya hidup itulah yang

meningkatkan resiko terjadinya komplikasi hipertensi (Junaidi,

2002).

3) Manajemen Stres

Stres atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, rasa

marah, dendam, rasa takut, rasa bersalah) merupakan faktor

terjadinya komplikasi hipertensi. Peran keluarga terhadap penderita

hipertensi diharapkan mampu menghindari stres, menyediakan

waktu untuk relaksasi, dan istirahat (Lumbantobing, 2003).

4) Mengontrol kesehatan

Penting bagi penderita hipertensi untuk selalu memonitor

tekanan darahnya. Kebanyakan penderita hipertensi tidak sadar dan

mereka baru menyadari saat pemeriksaan tekanan darah (Purwanto,

2004). Penderita hipertensi dianjurkan untuk rutin memeriksakan

diri sebelum timbul komplikasi lebih lanjut. Obat - obatan

antihipertensi juga diperlukan untuk menunjang keberhasilan

pengendalian tekanan darah (Suyono et al., 2001).

Page 37: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

22

5) Olahraga teratur

Olahraga secara teratur dapat menyerap atau menghilangkan

endapan kolesterol pada pembuluh darah nadi. Olahraga yang

dimaksud adalah latihan menggerakkan semua sendi dan otot tubuh

seperti gerak jalan, berenang, naik sepeda, aerobik. Oleh karena itu

olahraga secara teratur dapat menghindari terjadinya komplikasi

hipertensi.

f. Penatalaksanaan dengan obat antihipertensi

Menurut Mansjoer (2002) praktek pencegahan hipertensi

dilakukan penatalaksanaan dengan obat antihipertensi.

1) Hipertensi tanpa komplikasi : Diuretik, Beta blocker.

2) Indikasi tertentu : inhibitor ACE, Pengambat Reseptor Angiotensi

II, Alfa-Beta blocker, antagonis Ca, Diuretik.

Page 38: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

23

B. Kerangka konsep penelitian.

: yang diteliti

: yang tidak diteliti

C. Hipotesis

Ada hubungan antara pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi

dengan praktek pencegahan komplikasi hipertensi di wilayah kerja Puskesmas

Gamping II Sleman Yogyakarta.

Praktek pencegahan komplikasi hipertensi

Individu

Pengetahuan

Sikap

Norma

Sosial

Tradisi

Kepercayaan

Page 39: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian.

Desain penelitian ini adalah desain “non eksperiment”, dengan

menggunakan pendekatan yang digunakan adalah cross-sectional yaitu data

yang menyangkut variabel bebas atau resiko dan variabel terikat atau akibat

akan dikumpulkan pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2002). Variabel

bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel

dependen (terikat) dan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen (bebas) (Riwidikdo,

2007).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti

(Notoatmojo, 2002). Populasi pada penelitian ini adalah penderita

hipertensi yang ada di Desa Nogotirta wilayah kerja Puskesmas Gamping

II Sleman Yogyakarta, yaitu berjumlah 220 orang pada bulan Januari-

Maret 2008.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmojo, 2002). Sampel pada

penelitian ini adalah keluarga pasien yang menderita hipertensi di Desa

Page 40: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

25

Nogotirto wilayah kerja Puskesmas Gamping II Sleman Yogyakarta dan

diambil dengan menggunakan metode Purposive Sampling, yaitu teknik

pengambilan sampel didasarkan atas tujuan tertentu atau sesuai dengan

yang dikehendaki peneliti sehingga sampel tersebut bisa mewakili

karakteristik populasi (Nursalam, 2003).

Kriteria inklusi pada sampel ini adalah:

1. Bisa membaca dan menulis.

2. Pendidikan minimal SD.

3. Keluarga yang tinggal satu rumah dengan penderita hipertensi.

4. Keluarga yang mempunyai penderita hipertensi.

5. Keluarga yang bersedia menjadi responden.

Besaran sampel dengan menggunakan rumus dari Dempsey

(2002) yaitu untuk keakuratan analisis statistik, sampel yang berjumlah 30

orang dianggap mewakili keakuratan populasi. Sedangkan menurut

Arikunto (2006), apabila subyeknya lebih dari 100 maka jumlah sampel

yang dijadikan subjek penelitian dapat diambil antara 10-15% atau 20-

25% atau lebih. Dengan mempertimbangkan kedua pendapat ini maka

prosentase populasi yang diambil sebagai sampel adalah 15 %, maka

jumlah sampel yang diteliti yaitu = 0,15 X 220 = 33 orang.

Page 41: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

26

C. Lokasi dan waktu Penelitian

1. Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Nogotirto dengan alasan

berdasarkan data bulan Januari-Maret 2008 di Puskesmas Gamping II

Sleman Yogyakarta bahwa desa Nogotirto merupakan desa dengan

jumlah penyakit hipertensi terbanyak dan belum pernah dilakukan

penelitian mengenai pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi

dengan praktek pencegahan komplikasi hipertensi.

2. Waktu penelitian

Penelitian tingkat pengetahuan keluarga tentang komplikasi

hipertensi dengan praktek pencegahan komplikasi hipertensi di wilayah

kerja Puskesmas Gamping II Sleman Yogyakarta dilaksanakan pada

bulan September 2008.

D. Variabel dan Definisi Operasional.

1. Variabel dalam penelitian ini:

1) Variabel bebas (Independent Variabel): Pengetahuan keluarga

tentang komplikasi hipertensi

2) Variabel terikat (dependent Variabel): Praktek pencegahan

komplikasi hipertensi

2. Definisi Operasional.

a. Pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi adalah wawasan

yang diketahui keluarga mengenai penyakit hipertensi meliputi :

pengertian hipertensi, pengertian komplikasi hipertensi, tanda dan

Page 42: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

27

gejala komplikasi hipertensi, faktor resiko komplikasi hipertensi.

Skala pengukuran pada variabel bebas ini adalah skala Guttman

dengan menggunakan kuesioner.

b. Praktek pencegahan komplikasi hipertensi adalah tingkah laku,

perbuatan, serta upaya-upaya keluarga dalam mencegah terjadinya

komplikasi hipertensi pada klien hipertensi melalui diet bagi

penderita hipertensi yaitu menngkonsumsi buah-buahan segar,

menghindari konsumsi makanan awetan dalam kaleng, dan

menghindari konsumsi makanan yang mengandung tinggi natrium.

Perubahan gaya hidup yaitu menghindari mengkonsumsi rokok,

alkohol, kopi, makanan cepat saji dan olahraga teratur. Manajemen

stress yaitu istirahat yang cukup, melakukan kontrol kesehatan dan

managemen obat. Skala pengukuranya adalah skala Likert, dengan

menggunakan kuesioner.

E. Hubungan Antara Variabel.

Variabel Bebas Pengetahuan

keluarga tentang komplikasi hipertensi

Variabel terikat Praktek pencegahan

komplikasi hipertensi

Page 43: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

28

F. Instrumen Penelitian.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen penelitian yang

berupa kuisioner tertutup, dimana sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden mengenai hal-hal

yang diketahui responden. Responden diminta untuk menjawab dengan cara

memilih alternatif jawaban yang telah ditentukan.

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dari responden adalah

sebagai berikut :

1. Instrumen untuk Pengetahuan keluarga tentang komplikasi

hipertensi.

Kuesioner untuk pengetahuan keluarga tentang komplikasi

hipertensi yang digunakan oleh peneliti terdiri dari 18 pertanyaan yang

terdiri atas pertanyaan tentang pengertian hipertensi, pengertian

komplikasi hipertensi, tanda dan gejala komplikasi, dan faktor resiko

komplikasi

Page 44: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

29

Kisi-kisi instrumen dapat dilihat dibawah ini:

Tabel 1. Kisi-kisi instrumen penelitian untuk pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi

Aspek No item

Pengetahuan • Pengertian hipertensi dan • Pengertian komplikasi

hipertensi • Komplikasi hipertensi • Tanda dan gejala

komplikasi • Tanda dan gejala hipertensi • Faktor resiko komplikasi

1, 2 3

5, 6, 7 8, 9, 10

11, 12

13, 14, 15, 16 17, 18

Kuesioner di atas adalah hasil adopsi dan modifikasi dari

instrumen yang sudah ada yaitu instrumen yang dibuat oleh Eliana, A.

(2005), dengan menggunakan skala Guttman yang berisi 2 alternatif

jawaban (betul, salah). Penilaian kuesioner, jika menjawab benar

sesuai dengan kunci jawaban maka nilainya 1, dan jika menjawab

salah tidak sesuai kunci jawaban maka nilainya 0. Interpretasi skor

untuk penilaian pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi

adalah dengan menjumlahkan alternatif jawaban pada setiap item soal

kemudian dibandingkan dengan jumlah item dikalikan 100%. Hasil

berupa persentase untuk menilai data pengetahuan keluarga tentang

komplikasi hipertensi, menggunakan rumus menurut Arikunto (2002)

sebagai berikut:

%100xNXP =

Page 45: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

30

Keterangan:

P = Persentase, X = Skor yang didapat , N = Jumlah item

Kemudian dikategorikan menjadi:

Pengetahuan Tinggi : 76 %-100 %

Pengetahuan Sedang : 55 %-75%

Pengetahuan Rendah : ≤ 55 %

(Arikunto, 2003).

2. Instrumen untuk Praktek pencegahan komplikasi hipertensi

Instrumen yang digunakan peneliti adalah instrumen yang dibuat

oleh peneliti sendiri dan hasil modifikasi dari instrumen yang sudah ada

yaitu instrumen yang dibuat oleh Eliana, A. (2001) dalam bentuk

kuesioner dengan jumlah 30 item.

Kisi-kisi instrumen dapat dilihat dibawah ini:

Tabel 2. Kisi-kisi instrumen penelitian praktek pencegahan komplikasi hipertensi

Aspek No item

(Favorable)

No

item(Unfavorable)

Pencegahan

• Pengaturan Diet

• Gaya hidup

• Manajemen stres

• Kontrol kesehatan

• Obat

1 ,2, 3, 4, 5, 6

7, 8, 10

13, 15, 16, 17,18

20, 21, 22, 23

24, 25, 26, 29

_

9, 11

12, 14

19

27, 28, 30

Page 46: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

31

Skala yang digunakan adalah skala likert, yaitu : Selalu (SL)=4,

Sering (SR)=3, Kadang-kadang (KD)=2, Tidak pernah (TP)=1 untuk

pertanyaan positif (Favorable), dan Selalu (SL)=1, Sering (SR)=2,

Kadang-kadang (KD)=3, Tidak pernah (TP)=4 untuk pertanyaan negatif

(Unfavorable) (Nursalam, 2003). Interpretasi skor untuk penilaian

pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi adalah dengan

menjumlahkan alternatif jawaban pada setiap item soal kemudian

dibandingkan dengan jumlah item dikalikan 100%. Hasil berupa

persentase untuk menilai data praktek pencegahan komplikasi hipertensi,

menggunakan rumus menurut Arikunto (2002) sebagai berikut:

%100xNXP =

Keterangan:

P = Persentase, X = Skor yang didapat, N = Jumlah item

Kemudian dikategorikan menjadi:

Perilaku Baik : skor 76 %-100 %

Perilaku Cukup : skor : 55 %-75%

Perilaku Kurang : ≤ 55 %

(Arikunto, 2003).

Kemudian untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan

keluarga tentang komplikasi hipertensi dengan praktek pencegahan

komplikasi hipertensi di uji dengan teknik korelasi Spearman Rank

karena jenis kedua datanya adalah ordinal, dengan rumus :

Page 47: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

32

ρ= 1- ( )126 2

−∑nn

bi

Keterangan :

ρ = koefesien korelasi Spearman Rank

b i = beda antara jenjang subyek

n= banyak subyek

G. Cara Pengumpulan Data

Peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara memberikan

kuesioner kepada keluarga secara langsung dengan mengunjungi rumah

klien setelah mendapatkan ijin dari Kepala Desa Nogotirto dan Kepala

Puskesmas Gamping II Sleman. Peneliti juga meminta ijin persetujuan dari

pihak keluarga sebagai responden. Kuesioner diisi oleh responden yang

sebelumnya telah diberi penjelasan. Selama pengisian kuesioner responden

didampingi oleh peneliti dan jika ada yang kurang jelas responden dapat

menanyakan langsung, setelah selesai pengisian kuesioner dikumpulkan

kembali kepada peneliti.

H. Uji Validitas dan Reliabilitas

Untuk mengukur validitas instrumen, dilakukan dengan cara teknik

korelasi antar skor masing-masing variabel dengan skor totalnya. Uji

validitas instrumen dilakukan di Desa Banyuraden daerah wilayah kerja

Puskesmas Gamping II Sleman Yogyakarta yang mempunyai karakteristik

yang sama dengan subyek yang akan diteliti oleh peneliti. Responden pada

uji koesioner ini adalah keluarga yang mempunyai penderita hipertensi di

Page 48: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

33

desa Banyuraden dengan jumlah responden sebanyak 12 orang. Uji validitas

dan reliabelitas dilakukan pada tanggal 27-28 November 2007.

Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan alat bantu SPSS 14 for windows (Wahyono, 2006). Menurut

Arikunto (2002), validitas merupakan ukuran yang menunjukan tingkat-

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Uji validitas butir

dilakukan dengan menggunakan rumus Pearson yaitu rumus korelasi

product moment, sebagai berikut :

rxy = N. ∑ XY- (∑ X)-(∑ Y)

√{N.∑ X2-( ∑ X2 )}{N.∑Y2-(∑ Y2)}

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara x dan y

N : Jumlah subyek

∑XY : Jumlah perkalian X dan Y

∑X : Jumlah nilai X

∑Y : Jumlah nilai Y

Hasil dari analisis ini akan dikonsultasikan dengan tabel r yaitu taraf

signifikan 5 %. Harga kriteria dari r product moment dikatakan valid apabila

r < 0,05. uji validitas pada skala tingkat pengetahuan keluarga tentang

komplikasi hipertensi dari 18 item, didapatkan hasil 12 item valid dan

sisanya tidak valid (hasil terlampir). Uji validitas pada praktek pencegahan

diet dari 6 item, didapatkan hasil 5 item yang valid dan sisanya tidak valid

(hasil terlampir). Untuk praktek pencegahan gaya hidup dari 5 item,

Page 49: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

34

didapatkan hasil 3 yang valid dan sisanya tidak valid (hasil terlampir).

Untuk praktek pencegahan manajemen stress dari 7 item, didapatkan hasil 6

item yang valid yang sisa tidak valid (hasil terlampir). Untuk praktek

pencegahan kontrol kesehatan dari 5 item, didapatkan hasil 4 item yang

valid dan sisanya tidak valid (hasil terlampir). Untuk praktek pencegahan

obat dari 7 item, didapatkan hasil 4 item yang valid dan sisanya tidak valid

(hasil terlampir).

Sedangkan reliabilitas menunjukan pada suatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat mengumpulkan data karena

insrtumen tersebut sudah baik atau handal (Arikunto, 2002).

Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan rumus

alpha, yaitu sebagai berikut :

r11 = ( k ) (1 - ∑O b 2 )

(k - 1) O 2 t

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑O b 2 = Jumlah varians

O 2 t = Varians total

Hasil dari analisis akan dikonsultasikan dengan nilai a > 0,06.

Harga kriteria dari a dikatakan andal/reliabel apabila a > 0,06. Untuk

instrumen dalam penelitian ini baik dari skala tingkat pengetahuan keluarga

tentang komplikasi hipertensi maupun skala praktek pencegahan komplikasi

Page 50: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

35

hipertensi didapatkan nilai a = > 0,06 sehingga semua item dikatakan

reliabel (hasil terlampir).

Walaupun semua item dikatakan reliabel, peneliti hanya menggunakan butir

yang valid dan reliabel.

I. Analisa Data

Analisa yang digunakan adalah analisa bivariat yang bertujuan untuk

melihat adanya hubungan antara variabel bebas (Pengetahuan keluarga

tentang komplikasi hipertensi) dan variabel terikat (Praktek pencegahan

komplikasi hipertensi). Uji hipotesis untuk mengetahui hubungan antara

pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi dengan praktek

pencegahan komplikasi hipertensi menggunakan uji korelasi Spearman (rs)

karena variabel bebas dan variabel terikat merupakan data ordinal (Nursalam,

2003). Jika hasil yang diperoleh p<0,05 maka berarti terdapat hubungan antara

variabel yang diuji dan jika p>0,05 berarti tidak terdapat hubungan antara

variabel yang diuji (Dahlan, 2004).

J. Kesulitan Penelitian

Kesulitan dalam penelitian ini adalah tidak semua responden dapat

membaca dan menulis sehingga setiap responden harus didampingi ketika

mengisi kuesioner yang diberikan peneliti. Kesulitan yang lain yaitu sulit

untuk mendapatkan data yang benar-benar valid dari responden karena ada

beberapa responden yang kurang terbuka ketika mengisi kuesioner.

Page 51: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

36

K. ETIKA PENILITIAN

Dempsey (2002) menyebutkan bahwa sebelum penelitian berlangsung,

peneliti mendapat persetujuan responden yang berisi enam elemen yaitu:

1. Penjelasan mengenai manfaat penelitian, yaitu bahwa penelitian ini tidak

membawa sesuatu yang dapat mengakibatkan penderitaan kepada

subyek, penelitian ini tidak merugikan subyek dalam bentuk apapun.

2. Penjelasan kemungkinan resiko dan ketidaknyamanan, yaitu bahwa

penelitian ini tidak menimbulkan resiko yang merugikan subyek.

3. Penjelasan manfaat potensial.

4. Persetujuan bahwa peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang

diajukan subyek yang berkaitan dengan studi.

5. Persetujuan bahwa subyek dapat mengundurkan diri kapan saja.

6. Jaminan anonimitas dan kerahasiaan.

Penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Pengetahuan Keluarga

Tentang Komplikasi Hipertensi dengan Praktek Pencegahan Komplikasi

Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Gamping II Sleman Yogyakarta”

memiliki surat ijin dari Puskesmas Gamping II Sleman yang sah untuk

mengadakan penelitian dan surat ijin yang sah dari program studi ilmu

keperawatan fakultas kedokteran UMY. Segala bentuk jawaban dan data

pribadi dari responden akan dijaga kerahasiaannya.

Page 52: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Letak Geografis

Puskesmas Gamping II dibangun pada tahun 1984, dengan luas

tanah 224,58 m , luas bangunan 112,44 m . Puskesmas Gamping II

Sleman Yogyakarta menerapkan program yang berupa pemberian

penyuluhan kesehatan kepada masyarakat. Puskesmas Gamping II

terletak di kelurahan Banyuraden, kecamatan Gamping, kabupaten

Sleman, Propinsi DIY , dengan batas wilayah yaitu: sebelah utara

Kecamatan Mlati, sebelah selatan Kecamatan Godean, dan sebelah

timur Kecamatan Kasihan serta Kota Yogyakarta. Wilayah kerja

Puskesmas Gamping II meliputi tiga wilayah desa yaitu:

1) Desa Banyuraden : 8 dusun, 22 RW dan 75 RT

2) Desa Nogotirto : 10 dusun, 24 RW dan 108 RT

3) Desa Trihanggo : 12 dusun, 35 RW dan 96 RT

b. Data Demografi

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Gamping II

adalah sebanyak 40.435 jiwa dengan perincian sebagai berikut :

Page 53: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

38

Tabel 3. Distribusi Jumlah Penduduk di wilayah Kerja Puskesmas Gamping II Berdasarkan Jenis Kelamin Periode Januari 2007-Maret 2008

NO Nama Dukuh Laki-laki Wanita Jumlah

1 Banyuraden 6.306 6.386 12.692

2 Trihanggo 6.493 6.600 13.093

3 Nogotirta 7.393 7.257 14.650

jumlah 20.192 20.243 40.435

c. Sarana dan Prasarana

Puskesmas Gamping II mempunyai sarana dan prasarana antara

lain: Punkesmas induk, Puskesmas pembantu (2 buah). Polindes, Pos

pelayanan terpadu (45 buah), Bidan praktek swasta binaan Puskesmas

Gamping II (14 buah), Pusling, Ambulance (1 unit). Jumlah tenaga

kesehatan di Puskesmas Gamping II sebanyak 25 orang yang terdiri

dari Dokter umu (3 orang), Dokter gigi (1 orang), Bidan (5 orang),

Bidan desa (1 orang), Perawat umum (6 orang), Perawat gigi (2 orang),

Petugas gizi (1 orang), Juru imunisasi (1 orang), Petugas laboratorium

(2 orang), HS (1 orang), TU (5 orang), Pelaksana farmasi (1 orang),

dan Security (1 orang).

2. Gambaran Umum Responden

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Nogotirto Wilayah Kerja

Puskesmas Gamping II Sleman Yogyakarta. Subyek dalam penelitian ini

Page 54: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

39

adalah keluarga yang mempunyai penderita hipertensi yang memenuhi

kriteria sebagai subyek penelitian.

Gambaran responden berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan,

tingkat pendidikan, hubungan dengan pasien, lama menderita, jenis

komplikasi yang menyertainya.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat pendidikan, hubungan dengan pasien, lama menderita, jenis kmplikasi yang menyertainya di Desa Nogotirto wilayah kerja Puskesmas Gamping II Sleman, September 2008 (n=33)

Karakteristik Responden Jumlah (n) Presentase ( % )

Usia 21-30 31-40 41-50 51-60 > 61

11 10 5 3 4

33,33 30,30 15,15 9,09 12,12

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

19 23

30,30 69,69

Pekerjaan Karyawan swasta PNS IRT Buruh Wiraswasta

2 7 9 2 13

6,06 21,21 27,27 6,06 39,39

Pendidikan terakhir SD SLTP SMU Diploma/Perguruan Tinggi

4 7 17 5

12,12 21,21 51,51 15,15

Hubungan dengan pasien Suami Istri Anak

4 7 22

12,12 21,21 66,66

Lama menderita hipertensi < 1 1-4 >5

4 20 9

12,12 60,60 27,27

Jumlah 33 100

Page 55: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

40

Tabel 4. (lanjutan)

Jenis komplikasi hipertensi yang menyertainya Gangguan pada mata Gangguan Ginjal Stroke Penyakit jantung Lain- lain

4 4 7 3 15

12,12 12,12 21,21 9,09 45,45

Jumlah 33 100

Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

berumur 21-30 tahun yaitu sebanyak 11 responden dengan prosentase

33,33% dan yang paling sedikit sebanyak 3 responden berumur 51-60

tahun dengan prosentase 9,09 %. Hal ini menunjukkan bahwa penyakit

hipertensi tidak hanya menyerang usia tua tetapi pada semua kelompok

umur, termasuk usia muda di bawah 30-an tahun. Kemungkinan besar

disebabkan karena faktor bawaan, pola makan, obesitas, stres

berkepanjangan, malas berolah raga.

Berdasarkan jenis kelamin dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 23 responden

dengan prosentase 69,69% dan yang paling sedikit adalah responden

berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 10 dengan prosentase 30,30 %.

Hal ini menunjukkan bahwa penyakit hipertensi lebih banyak menyerang

wanita daripada pria, berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga

(SKRT) 2004, hipertensi pada pria 12,2 % dan wanita 15,5 %.

Berdasarkan status kesehatan dapat diketahui bahwa sebagian

besar responden bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 13 responden

dengan prosentase 39,39% dan yang paling sedikit adalah responden yang

Page 56: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

41

bekerja sebagai karyawan swata yaitu sebanyak 2 responden dengan

prosentase 6,06% dan responden yang bekerja sebagai buruh yaitu

sebanyak 2 responden dengan prosentase 6,06 %. Hal ini menunjukkan

bahwa sebagian besar keluarga di Desa Nogotirto mempunyai sumber

ekonomi yang cukup. Aspek sosial ekonomi mempunyai pengaruh yang

kuat terhadap kesehatan seseorang, meliputi asuransi atau jaminan yang

cukup mampu untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari komplikasi

penyakit (Lipson, 1996).

Berdasarkan tingkat pendidikan responden tabel dapat diketahui

bahwa jumlah responden dengan pendidikan terakhir SMU merupakan

jumlah terbesar yaitu sebanyak 17 orang dengan prosentase 51,51% dan

jumlah responden terkecil adalah responden dengan pendidikan terakhir

SD yaitu sebanyak 4 orang dengan prosentase 12,12%. Tingkat pendidikan

responden yang tinggi kemungkinan besar akan mempengaruhi seseorang

untuk menerima serta memahami informasi kesehatan. Hal ini sesuai

dengan pendapat Kuncoroningrat (1997) bahwa makin tinggi tingkat

pendidikan seseorang maka akan mudah dalam menerima informasi

sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya

pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang

terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan.

Berdasarkan hubungan dengan pasien dapat diketahui bahwa

sebagian besar responden adalah sebagai anak yaitu sebanyak 22

responden dengan prosentase 66,66% dan yang paling sedikit sebagai

Page 57: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

42

suami yaitu 4 orang dengan prosentase 12,12%. Menurut (Effendy, 1998)

masalah - masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan apabila

salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan

berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya.

Berdasarkan lama menderita dapat diketahui bahwa sebagian besar

klien menderita hipertensi selama 1-4 tahun yaitu sebanyak 20 orang

dengan prosentase 60,60% dan yang paling sedikit klien yang menderita

kurang dari 5 tahun yaitu sebanyak 4 orang dengan prosentase 12,12%.

Membiarkan hipertensi lebih lama berarti membiarkan jantung bekerja

lebih keras dan membiarkan proses perusakan dinding pembuluh darah

berlansung dengan lebih cepat. Penelitian juga menunjukkan bahwa

hipertensi dapat mengecilkan volume otak, sehingga mengakibatkan

penurunan kemampuan fungsi kognitif dan intelektual, yang paling parah

adalah efek jangka panjangnya yang berupa kematian mendadak

(Vitahealth, 2005).

Berdasarkan jenis komplikasi hipertensi yang menyertainya dapat

diketahui bahwa pada responden yang disertai penyakit lain sebagian besar

jenis penyakit yang menyertai adalah penyakit lain-lain yaitu sebanyak 15

orang dengan prosentase 45,45% yang terdiri dari 6 orang menderita

rematik, 4 orang menderita gastritis, 2 orang menderita asma, 3 orang

menderita diabetes melitus. Responden yang menderita gangguan pada

mata (kabur) dan gangguan ginjal masing-masing 4 orang dengan

prosentase 12,12%. Responden yang menderita stroke sebanyak 7 orang

Page 58: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

43

dengan prosentase 21,21%. Sedangkan yang menderita penyakit jantung

sebanyak 3 orang dengan prosentase 9,09%. Hal ini sesuai dengan lama

menderita hipertensi bahwa membiarkan hipertensi lebih lama akan

menyebabkan gangguan pada organ lain seperti gangguan penglihatan,

gagal jantung, gagal ginjal dan stroke (Brunner & Suddarth, 2002).

3. Hasil Analisa Kategori Responden Berdasarkan tingkat Pengetahuan,

Praktek pencegahan Diet, Gaya Hidup, Manajemen Stress, Kontrol

Kesehatan dan Obat.

a. Kategori Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Komplikasi

Hipertensi

Tabel 5. Kategori Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Komplikasi hipertensi

Pengetahuan Frekuensi (f) Prosentase (%)

Tinggi 23 69,69

Sedang 6 18,18

Rendah 4 12,12

Total 33 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi yaitu 23 orang dengan

prosentase 69,69%.

Page 59: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

44

b. Kategori Perilaku Pencegahan komplikasi Hipertensi dengan Diet

Tabel 6. Kategori Perilaku Pencegahan komplikasi Hipertensi dengan Diet

Pengetahuan Frekuensi (f) Prosentase (%)

Tinggi 0 0

Sedang 20 60,60

Rendah 13 39,39

Total 33 100

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar

responden memiliki praktek pencegahan diet yang cukup yaitu sebanyak

20 orang dengan prosentase 60,60%

c. Kategori Perilaku Pencegahan Komplikasi Hipertensi dengan

Gaya hidup

Tabel 7. Kategori Perilaku Pencegahan komplikasi Hipertensi dengan Gaya hidup

Kategori Frekuensi (f) Prosentase (%)

Baik 4 12,12

Cukup 18 54,54

Kurang 11 33,33

Total 33 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

memiliki praktek pencegahan gaya hidup yang Cukup yaitu sebanyak 18

orang dengan prosentase 54,54%.

Page 60: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

45

c. Kategori Perilaku Pencegahan Komplikasi Hipertensi dengan

Manajemen Stres

Tabel 8. Kategori Perilaku Pencegahan komplikasi Hipertensi dengan Manajemen stres

Kategori Frekuensi (f) Prosentase (%)

Baik 4 12,12

Cukup 19 57,57

Kurang 10 30,30

Total 33 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

memiliki praktek pencegahan manajemen stres yang cukup yaitu

sebanyak 19 orang dengan prosentase 57,57%.

d. Kategori Perilaku Pencegahan Komplikasi Hipertensi dengan

Kontrol Kesehatan

Tabel 9. Kategori Perilaku Pencegahan komplikasi Hipertensi dengan Kontrol Kesehatan

Kategori Frekuensi (f) Prosentase (%)

Baik 4 12,12

Cukup 20 60,60

Kurang 9 27,27

Total 33 100

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian responden

memiliki praktek pencegahan mengontrol kesehatan yang cukup yaitu

sebanyak 20 orang dengan prosentase 60,60%.

Page 61: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

46

e. Kategori Prilaku Pencegahan Komplikasi Hipertensi dengan

Obat

Tabel 10. Kategori Perilaku Pencegahan komplikasi Hipertensi dengan Obat

Kategori Frekuensi (f) Prosentase (%)

Baik 0 0

Cukup 14 42,42

Kurang 19 57,57

Total 33 100

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian

responden memiliki praktek pencegahan obat yang kurang yaitu

sebanyak 19 orang dengan prosentase 57,57%.

4. Hasil Analisa Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang

Komplikasi Hipertensi Dengan Perilaku Pencegahan Komplikasi

Hipertensi.

a. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Pencegahan

diet

Tabel 11. Hubungan tingkat pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi dengan perilaku pencegahan diet

Perilaku Pencegahan

Baik Cukup Kurang

Total Tingkat

Pengetahuan

f % f % f % f %

Tinggi 0 0 14 42,42 9 27,27 23 69,69

Sedang 0 0 3 9,09 3 9,09 6 18,18

Rendah 0 0 3 9,09 1 0,33 4 12,12

Total 0 0 20 60,6 13 36,69 33 100

Page 62: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

47

Berdasarkan tabel diatas didapatkan responden yang memiliki

pengetahuan tinggi tentang kompliksi hipertensi ada 23 orang (69,69%)

yaitu 14 orang dengan praktek pencegahan diet yang cukup, 9 orang

dengan praktek pencegahan diet yang kurang. Responden yang tingkat

pengetahuannya sedang ada 6 orang (18,18%) yaitu 3 orang dengan

praktek pencegahan diet yang cukup, 3 orang dengan praktek

pencegahan diet yang kurang. Responden yang tingkat pengetahuannya

rendah ada 4 orang (12,12%) yaitu 3 orang dengan praktek pencegahan

diet yang cukup dan 1 orang dengan praktek pencegahan diet yang

kurang.

b. Hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan

gaya hidup

Tabel 12. Hubungan tingkat pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi dengan perilaku pencegahan gaya hidup

Perilaku Pencegahan

Baik Cukup Kurang

Total Tingkat

Pengetahuan

f % f % f % f %

Tinggi 3 9,09 14 42,42 6 18,18 23 69,69

Sedang 0 0 3 9,09 3 9,09 6 18,18

Rendah 1 0,33 1 0,33 2 6,06 4 12,12

Total 4 9,42 18 51,84 11 33,33 33 100

Dari tabel diatas didapatkan responden yang memiliki

pengetahuan tinggi tentang komplikasi hipertensi ada 23 orang (69,69%)

Page 63: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

48

yaitu 3 orang dengan praktek pencegahan gaya hidup yang baik, 14

orang dengan praktek pencegahan gaya hidup yang cukup dan 6 orang

dengan praktek pencegahan gaya hidup yang kurang. Responden yang

tingkat pengetahuannya sedang ada 6 orang (18,18%) yaitu 3 orang

dengan praktek pencegahan gaya hidup yang cukup dan 3 orang dengan

praktek pencegahan gaya hidup yang kurang. Responden yang tingkat

pengetahuannya rendah ada 4 orang (12,12%) yaitu 1 orang dengan

praktek pencegahan gaya hidup yang baik, 1 orang denga praktek

pencegahan yang cukup, dan 2 orang dengan praktek pencegahan gaya

hidup yang kurang.

c. Hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan

manajemen stress

Tabel 13. Hubungan tingkat pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi dengan perilaku pencegahan manajemen stress

Perilaku Pencegahan

Baik Cukup Kurang

Total Tingkat

Pengetahuan

f % f % f % f %

Tinggi 4 12,12 14 42,42 5 15,15 23 69,69

Sedang 0 0 2 6,06 4 12,12 6 18,18

Rendah 0 0 3 9,09 1 0,33 4 12,12

Total 4 12,12 19 57,57 10 27,6 33 100

Dari tabel diatas didapatkan responden yang memiliki

pengetahuan tinggi tentang komplikasi hipertensi ada 23 orang (69,69%)

yaitu 4 orang dengan praktek pencegahan manajemen stress yang baik,

Page 64: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

49

14 orang dengan praktek pencegahan manajemen stress yang cukup dan

5 orang dengan praktek pencegahan manajemen stress yang kurang.

Responden yang tingkat pengetahuannya sedang ada 6 orang (18,18%)

yaitu 2 orang denga praktek pencegahan manajen stress yang cukup, dan

4 orang dengan praktek pencegahan manajemen stress yang kurang.

Responden yang tingkat pengetahuannya rendah ada 4 orang (12,12%)

yaitu 3 orang dengan praktek pencegahan manajen stress yang cukup,

dan 1 orang dengan praktek pencegahan manajemen stress yang kurang.

d. Hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan

kontrol kesehatan

Tabel 14. Hubungan tingkat pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi dengan perilaku pencegahan kontrol kesehatan

Perilaku Pencegahan

Baik Cukup Kurang

Total Tingkat

Pengetahuan

f % f % f % f %

Tinggi 3 9,09 15 45,45 5 15,15 23 69,69

Sedang 1 0,33 3 9,09 2 6,06 6 18,18

Rendah 0 0 2 6,06 2 6,06 4 12,12

Total 4 9,42 20 60,6 9 27,27 33 100

Dari tabel diatas didapatkan responden yang memiliki

pengetahuan tinggi tentang komplikasi hipertensi ada 23 orang (69,69%)

yaitu 3 orang denga praktek pencegahan kontrol kesehatan yang baik, 15

orang dengan praktek pencegahan kontrol kesehatan yang cukup dan 5

orang dengan praktek pencegahan kontrol kesehatan yang kurang.

Page 65: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

50

Responden yang tingkat pengetahuannya sedang ada 6 orang (18,18%)

yaitu 1 orang dengan praktek pencegahan kontrol kesehatan yang baik,3

orang dengan praktek pencegahan kontrol kesehatan yang cukup, dan 2

orang dengan praktek pencegahan kontrol kesehatan yang kurang.

Responden yang tingkat pengetahuannya rendah ada 4 orang (12,12%)

yaitu 2 orang dengan praktek pencegahan kontrol kesehatan yang cukup,

dan 2 orang dengan praktek pencegahan kontrol kesehatan yang kurang.

e. Hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan

obat

Tabel 15. Hubungan tingkat pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi dengan perilaku obat

Perilaku Pencegahan

Baik Cukup Kurang

Total Tingkat

Pengetahuan

f % f % f % f %

Tinggi 0 0 11 33,33 12 36,36 23 69,69

Sedang 0 0 2 6,06 4 12,12 6 18,18

Rendah 0 0 1 0,33 3 9,09 4 12,12

Total 0 0 14 39,72 19 57,57 33 100

Berdasarkan tabel diatas didapatkan responden yang memiliki

pengetahuan tinggi tentang komplikasi hipertensi ada 23 orang (69,69%)

yaitu 11 orang dengan praktek pencegahan obat yang cukup dan 12

orang dengan praktek pencegahan obat yang kurang. Responden yang

tingkat pengetahuannya sedang ada 6 orang (18,18%) yaitu 2 orang

dengan praktek pencegahan obat yang cukup, 4 orang dengan praktek

Page 66: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

51

pencegahan obat yang kurang. Responden yang tingkat pengetahuannya

rendah ada 4 orang (12,12%) yaitu 1 orang dengan praktek pencegahan

obat yang cukup, dan 3 orang dengan praktek pencegahan obat yang

kurang

f. Hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan

komplikasi hipertensi.

Tabel 16. Hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan komplikasi hipertensi pada klien Hipertensi di Desa Nogotirta wilayah kerja puskesmas Gamping II Sleman Yogyakarta..

Perilaku Pencegahan Komplikasi Hipertensi

Baik Cukup Kurang

Total Tingkat

Pengetahuan

F % f % f % f %

Tinggi 13 39,39 10 30,30 0 0 23 69,69

Sedang 1 0,33 5 15,15 0 0 6 18,18

Rendah 1 0,33 3 9,09 0 0 4 12,12

Total 15 40,05 18 54,54 0 0 33 100

Berdasarkan tabel diatas didapatkan responden yang memiliki

pengetahuan tinggi tentang komplikasi hipertensi ada 23 orang (69,69%)

yaitu 13 orang dengan praktek pencegahan komplikasi hipertensi yang

baik dan 10 orang dengan praktek pencegahan komplikasi hipertensi

yang cukup. Responden yang tingkat pengetahuannya sedang ada 6

orang (18,18%) yaitu 1 orang dengan praktek pencegahan komplikasi

hipertensi yang baik, dan 5 orang dengan praktek pencegahan

komplikasi hipertensi yang cukup. Responden yang tingkat

pengetahuannya rendah ada 4 orang (12,12%) yaitu 1 orang dengan

Page 67: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

52

praktek pencegahan komplikasi hipertensi yang baik, dan 3 orang

dengan praktek pencegahan komplikasi hipertensi yang cukup.

B. Uji Stastistik

Hasil Penilitian yang didapat kemudian di uji statistik dengan

menggunakan teknik Rank Spearman correlation, dengan tingkat kepercayaan

95%, taraf kesalahan 5% atau 0,05. Ada tidaknya hubungan signifikan

dinyatakan dengan angka pada sig. (2-tailed), jika hasil yang diperoleh < 0,05

maka ada hubungan yang signifikan (Arikunto, 2002).

Dari hasil uji statistik diperoleh nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,929 untuk

hubungan antara tingkat pengetahuan tentang komplikasi hipertensi dengan

praktek pencegahan diet. Nilai ini lebih besar dari 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat

pengetahuan tentang komplikasi hipertensi dengan praktek pencegahan diet.

Demikian pula hasil uji statitik untuk hubungan antara tingkat pengetahuan

tentang komplikasi hipertensi dengan praktek pencegahan gaya hidup,

menunjukkan bahwa nilai sig. (2-tailed) adalah 0,296 yang berarti lebih besar

dari 0,05 sehingga tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat

pengetahuan tentang komplikasi hipertensi dengan praktek pencegahan gaya

hidup. Untuk hubungan antara tingkat pengetahuan tentang komplikasi

hipertensi dengan praktek pencegahan manajemen stress, menunjukkan bahwa

nilai sig. (2-tailed) adalah 0,097 yang berarti tidak ada hubungan yang

signifikan antara tingkat pengetahuan tentang komplikasi hipertensi dengan

praktek pencegahan manajemen stress. Untuk hasil uji statistik diperoleh nilai

Page 68: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

53

sig. (2-tailed) sebesar 0,290 untuk hubungan antara tingkat pengetahuan

tentang komplikasi hipertensi dengan praktek pencegahan kontrol kesehatan,

nilai ini lebih besar dari 0,05 sehinggga dapat disimpulkan bahwa tidak ada

hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang komplikasi

hipertensi dengan praktek pencegahan kontrol kesehatan. Demikian pula

untuk hubungan antara tingkat pengetahuan tentang komplikasi hipertensi

dengan praktek pencegahan obat diperoleh nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,341

yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan

tentang komplikasi hipertensi dengan praktek pencegahan obat.

C. Pembahasan

1. Tingkat Pengetahuan Tentang Komplikasi hipertensi.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi tentang komplikasi

hipertensi yaitu sebanyak 23 orang (69,69%). Pengetahuan responden

yang baik disebabkan oleh berbagai informasi tentang pengertian, faktor

penyebab, gejala-gejala, komplikasi, serta pencegahan terjadinya

komplikasi yang mereka peroleh baik itu dari media masa, petugas

kesehatan, orang lain maupun dari lingkungan sekitar. Hal ini sesuai

pendapat dari WHO (1992), bahwa pengetahun dapat diperoleh melalui

kenyataan fakta dengan melihat atau mendengar sendiri melalui alat-alat

komunikasi seperti surat kabar, majalah, televisi, radio dan lain-lain.

Pengetahuan seseorang juga dapat diperoleh melalui proses belajar

dan pengetahuan yang tinggi dapat dipengaruhi tingkat pendidikan

Page 69: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

54

seseorang (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu

dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu

objek tertentu melalui panca indra manusia yaitu penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Dari data yang diperoleh sebagian

besar responden adalah lulusan SLTA (51,51%). Hasil penelitian

Henderson yang dikutip kembali oleh Potter cit Notoatmodjo (1999)

bahwa pengetahuan seseorang yang tinggi akan mempengaruhi tingkat

kesehatan dan keberhasilan seseorang untuk memahami informasi

kesehatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kuncoroningrat (1997) bahwa

makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan mudah dalam

menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang

dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat

perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang

diperkenalkan.

Pengetahuan tentang kesehatan merupakan dasar bagi perubahan

perilaku dan besar pengaruhnya dalam perilaku sehat (Barlet, 1981).

Namun orang yang memiliki pengetahuan tinggi tidak selalu berperilaku

baik dalam upaya mempertahankan kesehatan dan penanganan untuk

mencegah terjadinya komplikasi dan kematian yang bersifat individual

(Dewit, 1998). Hal ini sesuai data yang diperoleh bahwa tidak semua

responden yang berpendidikan rendah mempunyai pengetahun yang

kurang tentang komplikasi hipertensi. Berdasarkan tabel 2 responden yang

lulus SD sebanyak 4 orang (12,12%) tidak semuanya berpengetahuan

Page 70: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

55

rendah. informasi mengenai penyakit menyangkut masalah penyebab,

bahaya dan upaya pencegahannya tidak hanya dapat diperoleh melalui

bangku pendidikan formal tetapi juga dapat melalui berbagai media,

melalui pendidikan kesehatan serta dari pengalaman sendiri.

Menurut Friedman (1998) keluarga sebagai suatu kelompok dapat

menimbulkan, mencegah, mengabaikan, atau memperbaiki masalah-

masalah kesehatan dalam keluarganya apabila terdapat gangguan

kesehatan yang menimpa salah satu anggota keluarganya. Berdasarkan hal

tersebut maka keluarga dengan tingkat pengetahuan tentang komplikasi

hipertensi yang baik mempunyai tugas untuk mengetahui atau mengenal

gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya.

2. Praktek Pencegahan komplikasi Hipertensi.

a. Praktek pencegahan Diet

Berdasarkan tabel 9 hasil penelitian dapat diketahui bahwa

sebagian besar responden memiliki praktek pencegahan diet yang

cukup yaitu sebanyak 20 orang (60,60%). Hal ini menunjukkan adanya

dorongan dari semua anggota keluarga terhadap penderita hipertensi

untuk mencegah terjadinya komplikasi hipertensi yang ditandai dengan

mengurangi konsumsi garam dalam makanan, mengurangi konsumsi

makanan yang berlemak, menghindari makanan dalam kaleng (awetan)

dan mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan karena semua itu dapat

mengurangi peningkatan tekanan darah sehingga dapat menurunkan

resiko terjadinya komplikasi hipertensi.

Page 71: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

56

Mengurangi garam dalam diet pada pasien hipertensi

diperlukan untuk menurunkan tekanan darah, hal ini dikarenakan

garam mengandung ion natrium yang dapat mengakibatkan retensi air

sehingga volume darah meningkat dan menyebabkan daya tahan

pembuluh meningkat serta memperkuat efek vasokontriksi

noradrenalin. Pengurangan setiap gram garam sehari dapat berefek

penurunan tensi 1 mmHg. Maka untuk mencapai penurunan tekanan

darah yang nyata, pemasukan garam harus dibatasi sampai kurang

lebih 3 gram sehari (Susalit, 2001).

b. Praktek pencegahan Gaya Hidup.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar

responden memiliki praktek pencegahan yang cukup yaitu sebanyak 18

orang (54,54%). Hal ini ditandai dengan keterlibatan peran keluarga

menganjurkan pasien untuk berolah raga, menghindari makanan cepat

saji, dan menganjurkan pasien untuk berhenti merokok. Namun masih

banyak yang belum dapat mengubah gaya hidup. Hal ini disebabkan

karena kebiasaan yang sulit ditinggalkan. Pola hidup terbentuk dari

awal perkembangan seseorang yang dipengaruhi oleh lingkungan dan

pengalaman (Smet, 1994). Oleh sebab itu perlu usaha maksimal dan

berkelanjutan untuk dapat mengubahnya.

Page 72: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

57

JNC VII (2003) merekomendasikan modifikasi gaya hidup

sebagai bagian awal dari pengelolaan hipertensi. Modifikasi gaya

hidup menurunkan tekanan darah, menambah kemanfaatan obat

antihipertensi dan menurunkan penyakit kardiovaskuler dan stroke.

Lebih dari itu, kombinasi dua atau lebih modifikasi gaya hidup

membantu mencapai hasil yang lebih baik.

Gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, kurang aktivitas

fisik, mengkonsumsi alkohol, kopi, menggunakan obat-obat penenang

dan mengkonsumsi makanan cepat saji (junk food) merupakan faktor

yang dapat meningkatkan resiko komplikasi pada pasien hipertensi.

Rokok menigkatkanoksidasi lemak, dimana karbon monoksida (CO)

yang merupakan penyebab utama kerusakan vaskuler diikat oleh

hemoglobin menjadi senyawa karboksihemoglobin (COHb). COHb

bertanggung jawab pada peningkatan kadar kolesterol, lesi pada

endotel pembuluh darah dan peningkatan agregasi platelet (Junaidi,

2002).

Aktivitas fisik (olahraga) yang teratur sudah terbukti

menurunkan resiko akibat penyakit kardiovaskuler dan sebrovaskuler.

Efek proteksi dari aktifitas fisik untuk mencegah terjadinya komplikasi

hipertensi (Lamsudin, 2002). Penelitian Aritjhja (1993) menunjukkan

bahwa aktivitas olahraga memberika korelasi yang bermakna secara

statistik terhadap penurunan tekanan darah penderita hipertensi

Page 73: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

58

c. Praktek pencegahan Manajemen stress

Berdasarkan tabel 11. menunjukan bahwa sebagian besar

responden memiliki praktek pencegahan mengendalikan stress yang

cukup sebanyak 19 orang (57,57%). Hal ini ditandai dengan keluarga

dapat mengendalikan emosi ketika pasien marah, mengajurkan pasien

untuk meluangkan waktu istirahat yang cukup dan mampu mengatasi

rasa stres pada pasien misalnya dengan cara berbagi cerita tentang

masalah yang sedang dialaminya. Penelitian Austin (2001)

menunjukan bahwa pengurangan stress pada penderita stroke dapat

menurunkan tekanan darah secara signifikan sampai 110/80 mmHg.

Kemampuan mengendalikan stress dapat pula disebabkan

adanya dukungan keluarga yang lain dalam menciptakan suasana yang

tenang bagi klien stroke. Keluarga sebagai tempat yang nyaman bagi

klien harus dapat memberikan perawatan kesehatan dan sebagai sarana

yang mendukung klien untuk mencapai kesembuhannya (Friedman,

1998).

d. Praktek Pencegahan Mengontrol Kesehatan.

Dari analisa tabel 12 diketahui bahwa sebagian besar responden

memiliki praktek pencegahan mengontrol kesehatan yang cukup yaitu

sebanyak 20 orang (60,60%). Hal ini menunjukkan adanya dukungan

dari keluarga terhadap pasien hipertensi dalam mengontrol tekanan

darah secara rutin, dan menganjurkan pasien memeriksakan diri ke

dokter, memperhatikan tanda-tanda komplikasi hipertensi.

Page 74: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

59

Kontrol terhadap tekanan darah merupakan hal yang sangat

penting bagi penderita Hipertensi karena dengan membiarkan tekanan

darah yang tinggi akan membuat jantung bekerja lebih keras dan

membiarkan proses perusakan dinding pembuluh darah berlangsung

lebih cepat dan akan menyebabkan terjadinya komplikasi hipertensi

(Vitahealth, 2005).

Keluarga dengan hipertensi sebaiknya selalu memperhatikan

kondisi kesehatan penderita dengan mengenali tanda-tanda komplikasi

sehingga jika timbul gejala dapat segera dilakukan pertolongan

secepatnya.

e. Praktek pencegahan Obat

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian

besar responden memiliki praktek pencegahan obat yang kurang yaitu

sebanyak 19 orang (57,57%), hal ini menunjukkan kurangnya

perhatian keluarga terhadap pasien hipertensi dalam mengawasi pasien

minum obat secara teratur.

Pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah

saja, tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat

hipertensi. Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter

Ahli Hipertensi (Joint National Committe on Detection, Evaluation

and Teatment of High Blood Pressure, USA, 1988) menyimpulkan

bahwa obat diuretik, penyekat beta, antagonis kalsium, atau

pengahambat ACE, dapt digunakan sebagi obat tunggal pertama

Page 75: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

60

dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada

pada penderita. Jenis obat anti-hipertensi yang sering digunakan adalah

sebagai berikut : Diuretik, Alfa-blocker, Beta-blocker, Vasodilator,

Penghambat ACE dan lain-lain (Gunawan, 2001)

f. Praktek Pencegahan Komplikasi Hipertensi

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian

besar responden memiliki praktek pencegahan komplikasi hipertensi

yang cukup yaitu sebanyak 18 orang (54,54%). Hal ini ditandai dengan

praktek pencegahan responden terhadap pasien hipertensi dalam

mencegah komplikasi hipertensi adalah cukup yang meliputi praktek

pencegahan diet, praktek pencegahan gaya hidup, praktek pencegahan

manajemen stress, praktek pencegahan kontrol kesehatan. Namun

begitu ternyata dari data yang diperoleh tidak semua praktek

pencegahan responden cukup dalam mencegah komplikasi hipertensi.

Berdasarkan tabel 13 praktek pencegahan komplikasi hipertensi

dengan obat adalah kurang.

Menurut Notoatmodjo (2003), praktek adalah suatu sikap

belum terwujud dalam suatu tindakan (overt behaviour). Dengan

demikian jika praktek dapat disesuaikan dengan prinsip-prinsip

kesehatan niscaya harapan terbentuknya keadaan sehat akan mudah

terwujud. Sebaliknya jika praktek bertentangan dengan prinsip-prinsip

kesehatan akan menimbulkan gangguan kesehatan.

Page 76: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

61

3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Komplikasi

Hipertensi Dengan Praktek Pencegahan Komplikasi Hipertensi

a. Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Komplikasi

Hipertensi dengan Praktek Pencegahan Diet

Dari hasil analisa statistik menggunakan Rank Spearman

Correlation, diperoleh nilai koefisien korelasi (ρ) sebesar -0,016 dan

sig. (2-tailed) adalah 0,929 > 0,05, yang berarti tidak signifikan. Hal

ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara

tingkat pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi dengan

praktek pencegahan diet.

Dari tabel 9 diketahui bahwa 69,69% responden mempunyai

pengetahuan yang tinggi dan praktek pencegahan diet yang cukup

(60,60%). Pengetahuan keluarga yang tinggi tentang komplikasi

hipertensi dan bagaimana pencegahannya dapat mempengaruhi

perilaku keluarga terhadap klien hipertensi dalam mengontrol asupan

nutrisi yang seimbang dan menghindari konsumsi makanan yang dapat

memicu peningkatan tekanan darah dan meningkatkan resiko

terjadinya komplikasi hipertensi. Namun begitu ternyata tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan keluarga tentang

komplikasi hipertensi dengan praktek pencegahan diet. Keluarga

hipertensi mempunyai pengetahuan yang rendah bukan berarti praktek

pencegahan dietnya kurang atau sebaliknya yang pengetahuanya

tingggi sekalipun bukan berarti praktek pencegahan dietnya baik.

Page 77: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

62

Sesuai penelitian Neuhouser et al. (2002) yang menunjukkan

bahwa meskipun penderita hipertensi menyadari dan berkeinginana

untuk mengkonsumsi diet rendah garam dam rendah lemak, tetapi

ternyata mereka masih kelebihan berat badan, mengkonsumsi makanan

yang tinggi kolesterol dan garam, rendah serat serta sedikit

beraktivitas.

Hal ini menunjukkan bahwa untuk mengubah dan memelihara

diet yang sehat sulit oleh karena itu perlu adanya dukungan dan

dorongan dari keluarga untuk mengaplikasikan dan memelihara diet

sehat sehingga dapat menurunkan resiko terjadinya komplikasi

hipertensi.

b. Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Komplikasi

Hipertensi dengan Praktek Pencegahan Gaya Hidup

Berdasarkan hasil analisa statistik menggunakan Rank

Spearman Correlation, didapatkan nilai koefisien korelasi (ρ) sebesar

0, 187 dan sig. (2-tailed) adalah 0,298 > 0,05, yang berarti tidak

signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa bahwa tidak ada hubungan

yang signifikan antara tingkat pengetahuan keluarga tentang

komplikasi hipertensi dengan praktek pencegahan gaya hidup.

Keluarga hipertensi yang memiliki pengetahuan tinggi tentang

tentang komplikasi hipertensi sebagian besar memiliki praktek

pencegahan gaya hidup yang cukup berdasarkan tabel 10. Pengetahuan

keluarga yang meliputi bagaimana praktek pencegahan gaya hidup

Page 78: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

63

yang tidak sehat seperti merokok, mengonsumsi alkohol, kurang

aktivitas fisik dan sebagainya yang dapat meningkatkan resiko

terjadinya komplikasi hipertensi diharapkan mampu memotivasi klien

hipertensi dalam memodifikasi gaya hidup sehingga dapat terhindar

dari komplikasi hipertensi. Namun ternyata tidak terdapat hubungan

yang signifikan berdasarkan uji statistik antara tingkat pengetahuan

keluarga dengan praktek pencegahan gaya hidup. Artinya keluarga

hipertensi yang mempunyai pengetahuan tinggi bukan berarti praktek

pencegahan gaya hidupnya lebih baik atau sebaliknya keluarga

hipertensi yang pengetahuannya rendah bukan berarti praktek

pencegahannya kurang.

Berdasarkan data penelitian, sebagian besar responden

mempunyai tingkat pendidikan terakhir SLTA (51,51%) dan memiliki

tingkat pengetahuan yang baik. Namun menurut Azwar (1995) tingkat

pendidikan formal tidak berhubungan langsung dengan praktek

pencegahan kesehatan, yang berpengaruh adalah pendidikan

kesehatan, yang bila direncanakan dengan baik akan dapat mengarah

dan memperbaiki praktek pencegahan. Adapun tujuan pendidikan

kesehatan pada khususnya adalah untuk mengubah tindakan yang

merugikan atau tidak sesuai dengan norma kesehatan kearah tingkah

laku yang menguntungkan atau norma yang sesuai dengan kesehatan

(Notoatmodjo, 2003).

Page 79: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

64

Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat

pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi dengan praktek

pencegahan dapat pula disebabkan karena adanya bias pada penelitian

ini yaitu peneliti tidak meneliti variabel sikap yang merupakan

komponen yang penting dalam proses perubahan perilaku.

Berdasarkan Notoatmodjo (2003) timbulnya tindakan pencegahan

penyakit didasari pengetahuan dan kesadaran serta sikap yang positif

dari dari individu.

Pencegahan komplikasi hipertensi memerlukan upaya jangka

panjang terutama yang berkaitan denga perubahan gaya hidup pada

klien yang memiliki faktor resiko. Diperlukan kesabaran baik keluarga,

penderita maupun pemberi pelayanan kesehatan (khususnya perawat)

serta usaha yang komprehensif dan berkelanjutan dalam

mengendalikan faktor resiko terutama sekali dalam memodifikasi gaya

hidup (Wibowo, 1999).

c. Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Komplikasi

Hipertensi dengan Praktek Pencegahan Manajemen Stress

Berdasarkan hasil analisa statistik menggunakan Rank

Spearman Correlation, didapatkan nilai koefisien korelasi (ρ) sebesar

0,294 dan sig. (2-tailed) adalah 0,094 > 0,05, yang berarti tidak

signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang

signifikan antara tingkat pengetahuan keluarga tentang komplikasi

hipertensi dengan praktek pencegahan manajemen stress. Dari tabel

Page 80: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

65

11. Diketahui bahwa responden memiliki pengetahuan tentang stroke

dengan manajemen stress yang tinggi.

Awal dari pembentukan perilaku adalah pengetahuan.

Pengetahuan akan mempengaruhi keyakinan seseorang yang pada

akhirnya membentuk sebuah perilaku (Khairul, undate). Stress akan

terjadi pada siapa saja dan akibatnya bermacam-macam bagi

kesehatan. Kecenderungan stress akan meningkat pada setiap orang.

Hal yang penting agar stress tidak menyebabkan gangguan kesehatan,

maka yang diperlukan adalah bagaimana mengendalikan dan

mengelola stress (Lumbantobing, 2003). Namun ternyata tidak ada

hubungan yang signifikan berdasarkan hasil uji statistik antara tingkat

pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi dengan

manajemen stress. Artinya keluarga yang memiliki pengetahuan tinggi

bukan berarti dalam menejemen stress keluarga lebih baik atau

sebaliknya keluarga yang berpengetahuan rendah bukan berarti

manajemen stressnya kurang.

Kebiasaan dapat menjadi faktor yang lebih kuat dalam

mempertahankan suatu perilaku dibanding motivasi untuk mengubah

perilaku manajemen stress. Keluarga kurang mampu mengelola stress

karena kurang mengetahui dampak buruk stress pada kesehatan

terutama dampaknya terhadap peningkatan tekanan darah yang dapat

menimbulkan komplikasi. Sesuai dengan yang dikatakan oleh

Notoatmodjo (2003) bahwa perilaku yang didasari oleh tingkat

Page 81: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

66

pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak

didasari pengetahuan. Dengan tingkat pengetahuan yang tinggi akan

mudah dalam menerima informasi sehingga lebih mudah dalam

memberikan solusi yang terbaik untuk menghadapi masalah begitu

juga sebaliknya.

d. Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Komplikasi

Hipertensi dengan Praktek Pencegahan kontrol kesehatan

Dari analisis statistik menggunakan Rank Spearman

correlation, didapatkan nilai koefisien korelasi (ρ) sebesar 0,190 dan

sig. (2-tailed) adalah 0,290 > 0,05, yang berarti tidak signifikan. Hal

ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara

tingkat pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi dengan

praktek pencegahan mengontrol kesehatan.

Menurut Wibowo (1999) ketaatan dalam pengobatan dan

kontrol kesehatan pada individu dengan resiko komplikasi hipertensi

salah satunya disebabkan karena adanya pemahaman pada diri individu

tersebut mengenai resiko penyakit dan tujuan pengobatan. Namun

meskipun demikian, hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak

semua tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

pengetahuan keluarga dengan praktek pencegahan kontrol kesehatan.

Artinya keluarga yang memiliki pengetahuan baik bukan berarti dalam

menejemen stress keluarga lebih baik atau sebaliknya keluarga yang

berpengetahuan rendah bukan berarti manajemen stressnya kurang.

Page 82: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

67

Smet (1994) mengatakan bahwa pengetahuan disebut sebagai

behavioral capability yang diperlukan untuk dapat sampai kepada

tindakan tertentu. Seseorang yang mengetahui bahwa dirinya dalam

keadaan sakit dan menyadari bahwa jika penyakitnya tidak diobati

akan berdampak buruk bagi dirinya akan berupaya untuk mencari

pengobatan.

e. Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Komplikasi

Hipertensi dengan Praktek Pencegahan obat

Berdasarkan hasil analisa statistik menggunakan Rank

Spearman Correlation, didapatkan nilai koefisien korelasi (ρ) sebesar

0,171 dan sig. (2-tailed) adalah 0,341 > 0,05, yang berarti tidak

signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa bahwa tidak ada hubungan

yang signifikan antara tingkat pengetahuan keluarga tentang

komplikasi hipertensi dengan praktek pencegahan obat.

Menurut Wibowo (1999), ketaatan dalam melakukan

pengobatan dan kontrol kesehatan pada individu dengan resiko stroke

salah satunya disebabkan karena adanya pemahaman pada diri individu

tersebut mengenai resiko penyakit dan tujuan pengobatan.

Praktek pencegahan keluarga yang cukup baik dalam mengenal

tanda-tanda komplikasi hipertensi, mencari pengobatan yang tepat dan

melakukan pengelolaan untuk menurunkan tekanan darah disebabkan

karena adanya pemahaman atau pengetahuan keluarga yang tinggi.

Seseorang yang mengetahui bahwa dirinya dalam keadaan sakit dan

Page 83: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

68

menyadari bahwa jika penyakitnya tidak diobati akan berdampak

buruk bagi dirinya akan berupaya untuk mencari pengobatan. Menurut

Becker cit Notoatmodjo (2003) bahwa perilaku peran sakit (the sick

role) meliputi tindakan untuk memperoleh kesembuhan, mengenal /

mengenal fasilitas atau sarana pelayanan kesehatan yang dapat

terwujud jiak individu mengetahui pentingnya manfaat pengobatan.

f. Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Komplikasi

Hipertensi dengan Praktek Pencegahan komplikasi hipertensi

Hasil analiasa statistik menggunakan Rank Spearman

Correlation, didapatkan nilai koefisien korelasi (ρ) sebesar 0,324 dan

sig. (2-tailed) adalah 0,066 > 0,05, yang berarti tidak signifikan. Hal

ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara

tingkat pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi dengan

praktek pencegahan komplikasi hipertensi. Artinya keluarga yang

memiliki pengetahuan tinggi bukan berarti dalam praktek pencegahan

komplikasi hipertensinya lebih baik atau sebaliknya keluarga yang

berpengetahuan rendah bukan berarti praktek pencegahan komplikasi

hipertensinya kurang, tidak adanya hubungan yang signifikan antara

tingkat pengetahuan keluarga dengan praktek pencegahan tidak hanya

dipengaruhi oleh pengetahuan tetapi juga oleh kepercayaan seseorang

tentang anggapan bahwa hipertensi dapat disembuhkan hanya dengan

sekali minum obat hipertensi, Selain itu juga dipengaruhi oleh

individu, sikap, tradisi, norma, sosial.

Page 84: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

69

Aspek pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya perilaku seseorang. Dimana semakin tinggi tingkat

pengetahuan seseorang akan dapat mempengaruhi pola pikir dan sikap

terhadap sesuatu hal yang akhirnya akan mempengaruhi terjadinya

perubahan perilaku (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan keluarga yang

tinggi diharapkan mampu menumbuhkan praktek pencegahan

komplikasi yang baik pula pada klien hipertensi.

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Becker cit

Notoatmodjo (2003) bahwa pengetahuan keluarga tentang penyakit

dan pencegahanya akan mempengaruhi motivasi klien untuk

berperilaku sehat, mempengaruhi persepsinya tentang kegawatan

penyakit dan keuntungan dari praktek pencegahan komplikasi

penyakit. Pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi yang

meliputi : apakah penyakit hipertensi itu, apa saja yang menyebabkan,

bagaimana tanda dan gejalanya, komplikasi bahaya yang ditimbulkan

serta cara pencegahanya membuat klien termotivasi untuk

memperbaiki pola hidup menjadi lebih sehat dan menghindari faktor

resik.

Page 85: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

70

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Sebagian besar (69,69%) keluarga dengan hipertensi di wilayah Kerja

Puskesmas Gamping II Sleman Yogyakarta Keluarga memiliki tingkat

pengetahuan yang tinggi tentang komplikasi hipertensi.

2. Sebagian besar (54,54%) keluarga dengan hipertensi di wilayah Kerja

puskesmas Gamping II Sleman Yogyakarta memiliki praktek pencegahan

komplikasi hipertensi yang cukup, meliputi praktek pencegahan diet yang

cukup (60,60%), praktek pencegahan gaya hidup yang cukup (54,54%),

praktek pencegahan manajemen stres yang cukup (57,57%), praktek

pencegahan kontrol kesehatan yang cukup (60,60%), praktek pencegahan

obat yang kurang (57,57%).

3. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan

keluarga tentang komplikasi hipertensi dengan praktek pencegahan diet di

Wilayah Kerja Puskesmas Gamping II Sleman Yogyakarta.

4. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan

keluarga tentang komplikasi hipertensi dengan praktek pencegahan gaya

hidup di Wilayah Kerja Puskesmas Gamping II Sleman Yogyakarta.

5. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan

keluarga tentang komplikasi hipertensi dengan praktek pencegahan

Page 86: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

71

manajemen stress di Wilayah Kerja Puskesmas Gamping II Sleman

Yogyakarta.

6. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan

keluarga tentang komplikasi hipertensi dengan praktek pencegahan kontrol

kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Gamping II Sleman Yogyakarta.

7. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan

keluarga tentang komplikasi hipertensi dengan praktek pencegahan obat di

Wilayah Kerja Puskesmas Gamping II Sleman Yogyakarta.

8. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan

keluarga tentang komplikasi hipertensi dengan praktek pencegahan

komplikasi hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Gamping II Sleman

Yogyakarta.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka ada beberapa saran

yang perlu disampaikan :

1. Bagi petugas puskesmas

Bagi petugas Puskesmas Gamping II Sleman Yogyakarta dianjurkan untuk

meningkatkan upaya pencegahan komplikasi pada klien hipertensi dengan

panerapan strategi yang efektif dengan memberikan informasi melalui

penyuluhan-penyuluhan tentang penyakit hipertensi serta bahaya

komplikasi hipertensi, leaflet atau poster, terutama mengenai hal-hal

praktis yang perlu diketahui klien hipertensi maupun keluarganya.

Page 87: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

72

2. Responden

Keluarga diharapkan agar lebih meningkatkan kesadaran tentang

komplikasi hipertensi.

3. Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan sehingga mampu menghasilkan

penelitian yang lebih baik lagi.

C. Kekuatan dan Kelemahan Penelitian

1. Kelemahan Penelitian

a. Teknik pengumpulan data yang berupa kuesioner mempunyai

kelemahan yaitu peneliti kurang mampu menggali seluruh informasi

dari responden, sebenarnya informasi yang lengkap harus ditunjang

dengan pengumpulan data yang lebih cermat yaitu dengan teknik

wawancara dan observasi. Namun karena keterbatasan peneliti dalam

waktu penelitian sehingga peneliti tidak dapat melakukan teknik

wawancara atau observasi.

b. Instrumen yang digunakan ini adalah kuesioner baik untuk aspek

tingkat pengetahuan maupun aspek praktek pencegahan komplikasi

hipertensi. Kelemahan dari metode ini adalah kemungkinan adanya

keterbatasan soal sehingga peneliti kurang dapat menggali seluruh

informasi dari responden.

Page 88: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

73

2. KekuatanPenelitian.

Penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan keluarga tentang

komplikasi hipertensi dengan praktek pencegahan komplikasi

hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Gamping II Sleman Yogyakarta

belum pernah dilakukan sebelumnya .

Page 89: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: EGC

Austin, S. (2001). Managing Stress Reduces Blood Pressure.

Barlet, EE. (1998). The Contribution of School Health Education to Community

Health What Reasonably Expert Am I Health 71

Bevers. (2000). Bimbingan Dokter pada Tekanan Darah. Jakarta : Dian Rayak

Dahlan,M.S. (2004). Seri Evidance based medicine: statistic untuk kedokteran

dan kesehatan, Ed 1. Jakarta:Arkansas

Darmojo, R. (1995). Penelitian Penyakit Kardiovaskuler di Masyarakat

Pedesaan. Medika, XXI (11) : 855-862

Dempsey. P. A. (2002). Nursing research: text and workbook (palupi widyastuti,

trans). Jakarta: EGC

Depkes RI. (1999), Buku Informasi tentang Penyakit Kardiovaskuler. Depkes RI.

Eliana, Arifa. (2005). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Stroke Dengan

Perilaku Mencegah Stroke Pada Klien Hipertensi di RSU PKU

Muhammadiyah Yogyakarta. Skripsi Strata Satu.Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta

Effendy, N. (1998). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta :

EGC

Engram, B. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC

Friedman, M. M,. (2003). Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC

Gunawan, L. (2001). Hipertensi: Tekanan Darah Tinggi.Yogyakarta: Kanisius

Hidayati, A. (2005). Hubungan Tingkat Pengetahuan Penderita Hipertensi

dengan Perilaku Menjalani Diet Hipertensi. Karya Tulis Ilmiah tidak

untuk Dipublikasikan

Junaidi, I. (2002). Panduan Praktis Pencegahan Dan Pengobatan Stroke. Jakarta:.

Gramedia

Page 90: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

Kuncoroningrat. (1997). Psikologi Pengajaran. Jakarta : Balai Pustaka

Lamsudin, R. (1998). Profil Stroke di Yogyakarta: Morbiditas, Mortalitas dan

Faktor Resiko Stroke. Program Pendidikan Kedokteran Komunitas.

Fakultas Kedoteran Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Lumbantobing, S. M. (2003). Stroke: Bencana Peredaran darah di Otak. Jakarta :

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Mansjoer, A, dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Penerbit

Media Aesculapius Fakultas Kedoteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Neuhouser, L. M., Miller, L. D., Kristal, R. A., Barnett, J. M., Cheskin, J.L.

(2002). Diet and Exercise Habits of Patients with Diabetes, Dyslipidemia,

Cardiovascular or Hypertension. Journal of The American College

Nutrition. 21 (5), hlm 349-401.

Notoatmodjo. (1997). Ilmu Kesehatan Masyarakat, PT Rineka Cipta. Jakarta.

--------------. (2003). Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

---------------. (2007). Pendidikan dan Perilaku kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. (2003). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian

Keperawatan, Edisi 1, Salemba, Medika.

Riwidikdo, H. (2007). Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press

Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta : Grasindo

Soeparman dan Waspadji. (2001). Ilmu Penyakit Dalam. Edisi III. FK UI, Jakarta.

Susalit & Kapojos & Lubis. (2001). Ilmu penyakit dalam jilid II. Edisi 3. Jakarta:

fakultas Kedokteran UI.

Suyono, S et al. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (edisi ketiga, jilid II ).

Jakarta: EGC.

Sugiyono. (2001). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV alfa Beta

Wibowo, S. (1999). Upaya Pencegahan Stroke : Berbagai Faktor Yang Dapat

Mempengaruhi Ketaatan Berobat Pasien. Berita Kedokteran Masyarakat.

Suplemen BKM XV (2). Hal 85-91.

Vitahealth, (2006). Hipertensi (informasi lengkap untuk penderita &

keluarga).Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Page 91: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat
Page 92: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

SURAT PERMOHONAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth: Calon Responden Penelitian

di Tempat

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Hidayah isti yuli yanti

Nim : 20040320098

Alamat : Jlin . RE. Martadinata no.13 Wirobrajan Yogyakarta

Saya adalah mahasiswa program studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang akan melaksanakan

penelitian dengan judul ” Hubungan Antara Pengetahuan Keluarga Tentang

Komplikasi Hipertensi Dengan Praktek Pencegahan Komplikasi Hipertensi Di

Wilayah Kerja Puskesmas Gamping II Sleman Yogyakarta.

Penelitian ini tidak akan menimbulkan kerugian bagi responden.

Kerahasiaan informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk

kepentingan penelitian. Perhatian dan kesediaan saudara sebagai responden saya

mengucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 2008

Peneliti Responden

(Hidayah isti yuli yanti) (................................)

Page 93: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

IDENTITAS RESPONDEN

I. Data keluarga

1. Nama (inisial) :

2. Alamat :

3. Jenis kelamin : Laki-laki (L) / Perempuan (P)

4. Umur : Tahun

5. Pekerjaan :

6. Pendidikan terakhir :

a. SD b. SLTP c. SMU d. Diploma / Perguruan

Tinggi

7. Hubungan dengan pasien :

II. Identitas klien

1. Nama (inisial) :

2. Jenis kelamin : Laki-laki (L) / Perempuan (P)

3. Umur : Tahun

4. Berapa lama terkena Hipertensi :

5. Jenis penyakit yang menyertai :

Page 94: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

1. Tingkat Pengetahuan

Petunjuk pengisian

Jawablah semua pertanyaan yang tertera di bawah ini. Berilah tanda ( √ ) pada

kolom pertanyaan yang dianggap benar.

Keterangan :

a) Betul : Jika pernyataan dianggap benar.

b) Salah : Jika pernyataan dianggap salah

No Pernyataan B S

1 Hipertensi merupakan penyakit tekanan darah tinggi

2 Seseorang dikatakann menderita hipertensi bila tensinya

lebih dari 140/90 mmHg

3 Komplikasi hipertensi merupakan gangguan pada pembuluh

darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi

terhambat dampai kejaringan yang membutuhkan, misal

otak.

4 Hipertensi dapat menyebabkan komplikasi / gangguan

penyakit lain

5 Hipertensi dapat menyebabkan gangguan pada jantung

6 Stroke merupakan salah satu gangguan (komplikasi)

penyakit hipertensi

7 Hipertensi dapat menyebabkan gangguan pada ginjal

8 Penglihatan menjadi kabur atau buta merupakan gangguan

(komplikasi) dari hipertensi karena pecahnya pembuluh

darah dimata

9 Sering buang air kecil, terutama pada malam hari

merupakan gangguan (komplikasi) dari hipertensi karena

Page 95: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

adanya kerusakan pada ginjal

10 Kondisi di mana jantung tidak mampu memompa darah

yang dibutuhkan merupakan gangguan (komplikasi) dari

hipertensi

11 Sakit kepala, sukar tidur merupakan salah satu gejala dari

penyakit hipertensi

12 Telinga berdengung, rasa berat ditengkuk, merupakan gejala

dari penyakit hipertensi

13 Minuman alkohol merupakan salah satu faktor resiko

komplikasi hipertensi

14 Obesitas (kegemukan) merupakan salah satu faktor resiko

komplikasi hipertensi

15 Stress yang berlebih dapat menyebabkan komplikasi

hipertensi

16 Kebiasaan pola hidup (pola makan, merokok, konsumsi

garam yang berlebih) merupakan faktor resiko terjadinya

komplikasi hipertensi

17 Merokok berat dapat menyebabkan komplikasi hipertensi

18 Mengkonsumsi makanan berlemak yang berlebihan dapat

menyebabkan komplikasi hipertensi

Page 96: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

2. Praktek pencegahan

Berilah tanda centang ( √ ) pada pernyataan yang sesuai menurut anda pada

kotak yang tersedia.

Keterangan Singkatan :

SL : Selalu

SR : Sering

KD: Kadang - kadang

TP : Tidak Pernah

A. DIET

Jawaban No Pernyataan

SL SR KD TP

1 Keluarga mengurangi makanan yang asin-asin

untuk pasien hipertensi

2 Keluarga mengurangi makanan yang berlemak

atau yang mengandung kolesterol tinggi

(daging, hati, jeroan) pada pasien

3 Keluarga menganjurkan pasien mengkonsumsi

buah – buahan yang tinggi kalium seperti

pisang, jeruk, dan pepaya.

4 Keluarga memberikan makanan kaleng

(misalnya: mengkonsumsi sarden) untuk pasien

ketika makan

5 Keluarga menyediakan menu sehat pada pasien

hipertensi

6 Keluarga menganjurkan pasien mengkonsumsi

sayr-sayuran yang bermanfaat untuk

pengontrolan tekanan darah seperti tomat,

wortel, seledri, bawang putih dan lain- lain

Page 97: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

B. GAYA HIDUP

Jawaban No Pernyataan

SL SR KD TP

7 Keluarga menganjurkan pasien berolah raga

secara teratur

8 Keluarga menganjurakan pasien untuk berhenti

merokok

9 Keluarga tidak menganjurkan pasien untuk

menghindari minum kopi

10 Keluarga menghindari makanan cepat saji

(misalnya: indomie) untuk pasien hipertensi

11 Keluarga tidak menganjurkan pasien duduk

dirumah saja tapi harus lebih banyak

beraktivitas

C. MANAJEMEN STRESS

Jawaban No Pernyataan

SL SR KD TP

12 Keluarga tidak menenangkan pasien pada

waktu marah

13 Keluarga dapat mengatasi kecemasan pasien

hipertensi

14 Keluarga tidak menganjurkan pasien untuk

cukup istirahat

15 Keluarga mampu mangatasi rasa stress pasien

(misalnya berbagi cerita tentang masalahnya)

16 Keluarga menyuruh pasien beristirahat jika

Page 98: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

pasien merasa lelah dan pusing

17 Keluarga berusaha membantu pasien

memecahkan masalah

18 Keluarga menganjurkan pasien untuk relaksasi

seperti menenangkan diri

D. KONTROL KESEHATAN

Jawaban No Pernyataan

SL SR KD TP

19 Keluarga tidak menganjurkan pasien untuk

memeriksakan tekanan darah (tensi) secara

rutin

20 Keluarga memperhatikan tanda-tanda

komplikasi/gangguan hipertensi seperti mata

kabur, jantung berdebar, gangguan ginjal pada

pasien

21 Keluarga menganjurkan pasien minum obat

untuk menurunkan tekanan darah secara teratur

sesuai dosis

22 Keluarga segara menganjurkan pasien

memeriksakan diri ke dokter jika mengalami

sakit kepala atau jika ada keluhan

23 Keluarga mengantarkan pasien untuk diperiksa

tekanan darah ke tempat balai pengobatan

(puskesmas)

Page 99: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG …thesis.umy.ac.id/datapublik/t8707.pdf · Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

E. OBAT

Jawaban No Pernyataan

SL SR KD TP

24 Keluarga memaksa pasien untuk minum obat

25 Keluarga mengawasi pasien pada saat minum

obat

26 Keluarga bertanya pada petugas puskesma

tentang efek samping obat yang diberikan pada

pasien hipertensi

27 Keluarga tidak menganjurkan untuk menjalani

terapi obat tekanan darah tinggi (hipertensi)

28 Keluarga tidak menganjurkan pasien untuk

rutin memeriksakan tekanan darah jika obatnya

sudah habis

29 Keluarga membantu memberikan obat kepada

pasien secara teratur sesuai petunjuk dokter

30 Keluarga melarang pasien untuk berobat ke

balai pengobatan