hubungan antara keteladanan guru dengan perilaku...
TRANSCRIPT
i
HUBUNGAN ANTARA KETELADANAN GURU DENGAN
PERILAKU SOSIAL SISWA MTs DARUL ULUM SURUH
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh :
DWI LESTARI
NIM. 111 11 055
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERISALATIGA
2016
ii
iii
iv
v
MOTTO
Bahwasanya Allah akan meninggikan (derajat) orang-orang yang beriman di
antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk :
1. Kedua orang tuaku Bapak Supardi, dan Ibu Sutini yang telah mendidik,
mendo‟akan serta mengorbankan seluruh jiwa raganya untuk mendukung
anaknya tanpa letih, semoga tetap sehat dan tetap dalam lindungan Alloh
SWT dunia akhirat. Amin
2. .Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si yang selalu sabar dalam membimbing hingga
terselesaikannya skripsi ini.
3. Suami tercinta yang selalu menemani, mendukung, mendoakan dan selalu
memberi semangat buat saya
4. Teman-teman angkatan 2011,teman-teman PPL, KKN thank’s for all
5. Serta semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang
tidak bisa disebutkan satu persatu.
vii
ABSTRAK
Lestari, Dwi. 2016. Hubungan Antara Keteladanan Guru Dengan Perilaku Sosial
Siswa MTs Darul Ulum Suruh Tahun 2015/2016. Skripsi Jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Institut
Agama Islam Negeri. Pembimbing Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.
Kata kunci : Keteladanan dan Perilaku Sosial
Keteladanan merupakan suatu contoh perilaku yang sering dilihat, ditiru
dan dipraktikkan oleh siapapun yang melihatnya terutama para peserta didik
dalam kehidupan sehari-hari. Pada era yang serba modern ini kita harus waspada
terhadap dunia luar yang begitu marak, yang dapat menghancurkan generasi muda
terutama pada anak-anak sekolah, zaman sekarang anak-anak kebanyakan sudah
mulai berperilaku yang kurang sopan terhadap orang tua dan guru, maka sekolah
memiliki peran yang penting dalam membentuk budi pekerti yang luhur bagi
siswa dengan memberikan contoh yang baik kepada siswanya agar tercipta
perilaku sosial yang baik. Penelitian skripsi ini bertujuan untuk mengetahui
keteladanan guru dan perilaku sosial siswa di MTs Darul Ulum Suruh serta
hubungan antara keteladan guru dan perilaku sosial siswa MTs Darul Ulum
Suruh.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan
korelasi. Metode penelitian yang digunakan yaitu untuk mengumpulkan data yaitu
menggunakan Angket dan Dokumentasi. Angket digunakan untuk mengumpulkan
data tentang keteladanan guru (variabl x) dan perilaku sosial siswa (variable y)
dengan responden siswa MTs Darul Ulum Suruh sebanyak 71 siswa.
Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data kelengkapan penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan: (1). Keteladanan guru
tergolong pada kategori tinggi dengan prosentase 14,09% sebanyak 10 responden,
pada kategori sedang dengan prosentase 59,15% sebanyak 16 responden dan pada
kategori rendah dengan prosentase 26,76% sebanyak 45 responden. (2). Perilaku
sosial siswa tergolong pada kategori tinggi 28,17% sebanyak 20 responden, pada
kategori sedang 46,48% sebanyak 33 responden dan pada kategori rendah dengan
prosentase25,35% sebanyak 18 responden. (3). Serta hubungan antara keteladanan
guru dengan perilaku sosial siswa diperoleh rxy 0,244 dan rx tabel 0,235 pada
taraf signifikasi 5% atau diartikan bahwa rxy lebih besar dari rx tabel (0,244 >
0,235). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara keteladanan guru dengan perilaku sosial siswa MTs Darul Ulum Suruh
pada Tahun 2015/2016.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahi robbil „alamien, puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Alloh SWT yang mana telah memberikan nikmat sehat, rahmat kepada semua
hamba-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta
salam senantiasa kita limpahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad
SAW yang kita nantikan syafaat (pertolongan) dihari qiyamat nanti.
Dengan kerendahan hati, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak
mungkin dapat terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua
pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA KETELADANAN
GURU DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA MTs DARUL ULUM SURUH
TAHUN 2015/2016” ini disusun guna melengkapi syarat - syarat mencapai gelar
Sarjana (S1) Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
(FTIK) di IAIN Salatiga, meskipun masih banyak kekurangan.
Di samping itu ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya dari hati
sanubari yang paling dalam kepada Yth:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M. Pd., selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag., selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.
ix
4. Ibu Dra. Siti Asdiqoh M.Si, selaku pembimbing yang telah mengarahkan dan
memberi petunjuk serta meluangkan waktu dan perhatian dalam penulisan
skripsi ini.
5. Bapak Ibu dosen yang telah memberikan ilmu dan bagian akademik IAIN
Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan.
6. Bapak Drs. Hisyam selaku Kepala Sekolah sekaligus guru mata pelajaran
Bahasa Indonesia di MTs Darul Ulum, guru-guru, dan siswa-siswi MTs Darul
Ulum yang telah membantu penulis dalam penelitian skripsi.
7. Bapak Supardi dan Ibu Sutini yang telah mencurahkan kasih sayang,
memberikan motivasi dan tidak pernah bosan mendoakan penulis dalam
menempuh studi.
8. Yang tercinta teman-teman serta semua pihak yang telah memberikan
motivasi dan bantuan selama menempuh studi, khususnya dalam proses
penyusunan proses skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, banyak
kekurangan yang perlu diperbaiki baik dalam isi maupun metodologi. Untuk itu
penulis selalu mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai
pihak guna perbaikan naskah di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini
bermanfaat untuk penulis sendiri khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya.
Salatiga, 17 Maret 2016
Penulis
Dwi Lestari
111-11-055
x
DAFTAR ISI
JUDUL ......................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... iii
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................... iv
MOTTO ....................................................................................... v
PERSEMBAHAN ........................................................................ vi
ABSTRAK ................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ........................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................... 2
B. Rumusan Masalah .................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ..................................................... 5
D. Hipotesis Penelitian .................................................. 5
E. Manfaat Penelitian.................................................... 6
F. Definisi Operasional ................................................. 6
xi
G. Metode Penelitian ..................................................... 8
H. Sistematika Penulisan ............................................... 13
BAB II LANDASAN TEORI
A. Keteladanan Guru .....................................................
1. Pengertian Keteladanan Guru .............................. 15
2. Pengertian Menurut Ulama .................................. 17
3. Macam – macam Keteladanan ............................. 22
4. Kelebihan dari Keteladanan ................................. 23
B. Perilaku Sosial ..........................................................
1. Pengertian Perilaku Sosial ................................... 24
2. Pengertian Menurut Tokoh .................................. 37
3. Syarat – syarat Terlaksananya Dasar
Kehidupan Sosial ................................................ 38
C. Hubungan antara Keteladanan Guru Dengan
Perilaku Sosial Siswa di MTs Darul Ulum
Suruh ........................................................................ 42
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs Darul lum Suruh
1. Sejarah Berdirinya MTs Darul Ulum Suruh......... 46
2. Sarana dan Prasarana ........................................... 49
xii
3. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa ................. 50
4. Visi, Misi ............................................................ 52
5. Tujuan Pendidikan .............................................. 52
B. Penyajian Data ..........................................................
1. Data Responden ................................................. 53
2. Data Hasil Jawaban Angket ................................ 59
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Deskriptif ................................................... 66
1. Analisis Tentang Keteladanan Guru .................... 66
2. Analisis Perilaku Sosial Siswa ............................ 73
B. Pengujian Hipotesis ................................................. 80
C. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis .............................. 86
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................... 87
B. Saran – saran ........................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Perlengkapan Administrasi ........................................ 47
Tabel 3.2 Perlengkapan KBM .................................................... 48
Tabel 3.3 Prasarana ................................................................... 49
Tabel 3.4 Data Guru dan Siswa ................................................. 50
Tabel 3.5 Daftar Responden ....................................................... 53
Tabel 3.6 Hasil Angket Keteladanan Guru ................................ 58
Tabel 3.7 Hasil Angket Perilaku Sosial Siswa ............................ 62
Tabel 4.1 Hasil Analisis Keteladanan Guru ............................... 67
Tabel 4.2 Interval dan Prosentase Keteladanan Guru .................. 72
Tabel 4.3 Hasil Analisis Perilaku Sosial Siswa .......................... 73
Tabel 4.4 Interval dan Prosentase Perilaku Sosial Siswa ........... 78
Tabel 4.5 Tabel Pembantu Analisis Product Moment ................ 79
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Penelitian
Lampiran 2 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 3 Lembar Konsultasi
Lampiran 4 Nota Pembimbing
Lampiran 5 Daftar Nilai SKK
Lampiran 6 Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 7 SK Bukti Penelitian
Lampiran 8 Surat Tugas Pembimbing
Lampiran 9 Dokumentasi
Lampiran 10 Tabel Product Moment
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era modern saat ini kemajuan tekhnologi dan komunikasi telah
banyak membawa perubahan pada anak-anak, sehingga menimbulkan
dampak positif maupun negatif. dalam bersikap dan bertingkah laku secara
langsung maupun tidak langsung setiap anak memang banyak meniru pada
lingkungannya dan apa yang dilihatnya, dimulai dari orang tua, kakek nenek,
paman bibi, tetangga, sekolah, guru, teman, bahkan dari televisi, gadget, dan
video yang ia tonton. Anak mudah sekali meniru apa yang dia lihat
menjadikan lingkungan sebagai model kehidupan. Mulai dari ucapan,
misalnya kata-kata yang mudah untuk diikuti atau tingkah laku yang dilihat
dari tontonan film.
Lembaga pendidikan pertama dan paling utama adalah keluarga atau
sering disebut dengan pendidikan informal, di dunia ini keluarga merupakan
masyarakat pendidikan pertama yang menyediakan kebutuhan biologis dari
anak dan sekaligus memberikan pendidikannya, sehingga menghasilkan
pribadi-pribadi yang dapat hidup dalam masyarakatnya sambil menerima dan
mengolah serta mewariskan kebudayaannya (Said,Muh.1989:119).
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan
berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan
tinggi (Fatchurrohman, 2012:23).
2
Selanjutnya tujuan pendidikan islam yang diarahkan pada upaya
penyempurnaan akhlak manusia atau membentuk akhlak yang mulia
sebagaimana akhlak yang dimiliki Rasulullah SAW yang terdapat dalam al-
qur‟an surat al-Qalam: 4 yang berbunyi
Artinya :“ Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang
agung”.
Tujuan pendidikan islam ini didasarkan pada tugas kerasulan Nabi
Muhammad SAW yaitu menyempurnakan akhlak. Karena akhlaklah yang
menentukan maju mundurnya suatu bangsa. Suatu bangsa akan jaya dan
dihormati, jika akhlak bangsanya baik, begitu pula sebaliknya suatu bangsa
akan hancur jika akhlak bangsa tersebut buruk.
Pendidikan akhlak memiliki peran yang cukup sentral dalam dunia
pendidikan, karena akhlak memproses manusia untuk memiliki keseimbangan
religius. Islam sangat memperhatikan pendidikan akhlak dan menganjurkan
kepada para pendidik untuk benar-benar mendidik peserta didiknya secara
baik. Sebab jika peserta didik terbiasa dengan kebaikan maka akan menjadi
orang yang baik pula.
Seiring kemajuan ilmu dan teknologi, kehidupan manusia selalu
mengalami perubahan, baik dari segi ekonomi, moralitas, sikap sosial dan
gaya hidup. Perubahan-perubahan itu terjadi akibat banyaknya tuntutan dan
keinginan baik dari lingkungan masyarakat maupun dari pihak luar. Semakin
besar tuntutan tersebut maka, semakin besar pula perubahan watak seseorang,
3
sehingga membawa kepada kehidupan sosial yang berdampak positif seperti
perkembangan teknologi, ekonomi, pendidikan dan sebagainya. Di samping
itu pula ada yang berdampak negatif seperti perubahan watak seseorang yang
penuh dengan kekerasan, ketidakpedulian dengan masyarakat sekitar juga
rasa toleransi yang sangat minim.
Perubahan-perubahan ini telah membawa kepada pergeseran tata nilai
yang bertentangan dengan kepribadian bangsa itu sendiri yang bersifat ramah
tamah, gotong royong dan sebagainya. Pergeseran tata nilai ini secara konkret
membawa pada perilaku hidup umat yang mengejar kehidupan dunia yang
tidak menghiraukan baik dan buruk, sehingga melupakan hubungannya
dengan Allah dan hubungannya dengan manusia.
Di sekolah MTs Darul Ulum Suruh, ada beberapa siswa yang
melanggar peraturan sekolah, namun tidak semua guru menegur atau
memberi peringatan kepada siswa yang melanggar. Berdasarkan
permasalahan di atas dan realita yang ada penulis tertarik dan terdorong
untuk mengadakan penelitian dengan judul: “HUBUNGAN ANTARA
KETELADANAN GURU DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA MTs
DARUL ULUM SURUH TAHUN PELAJARAN 2015/2016.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah di jelaskan diatas maka
perlu di buat rumusan permasalahan yang akan menuntun langkah-langkah
berikutnya, adapun rumusan permasalahannya yaitu :
4
1. Bagaimana Keteladanan Guru di MTs Darul Ulum Suruh tahun pelajaran
2015/2016?
2. Bagaimana Perilaku sosial Siswa MTs Darul Ulum Suruh tahun pelajaran
2015/2016?
3. Apakah ada hubungan antara Keteladanan Guru dengan Perilaku Sosial
siswa MTs Darul Ulum Suruh tahun pelajaran 2015/2016?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui Keteladanan Guru di MTs Darul Ulum Suruh tahun
pelajaran 2015/2016.
2. Untuk mengetahui Perilaku sosial siswa MTs Darul Ulum Suruh tahun
pelajaran 2015/2016.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara Keteladanan Guru
dengan Perilaku Sosial siswa MTs Darul Ulum Suruh tahun pelajaran
2015/2016.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah dugaan sementara terhadap masalah
penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris (Sumadi
Suryabata, 1995:69). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2005:44),
hipotesis adalah tebakan pemecahan jawaban yang diusulkan.
5
Berdasarkan asumsi sementara, hipotesis penelitian ini adalah “ada
hubungan yang positif antara Keteladanan Guru dengan Perilaku Sosial Siswa
MTs Darul Ulum Suruh tahun 2015/2016”.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah sumbangan pemikiran
terutama berkaitan dengan ilmu pendidikan.
2. Manfaat praktis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan oleh
pihak sekolah untuk meningkatkan kualitas guru dan peserta didik dalam
berperilaku sosial yang baik.
F. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman bagi pembaca, maka penulis perlu
menjelaskan dan memberikan penegasan istilah di dalam judul skripsi
Hubungan Antara Keteladanan Guru Dengan Perilaku sosial Siswa MTs
Darul Ulum Suruh tahun pelajaran 2015/2016.
1. Keteladanan Guru
Keteladanan berasal dari kata dasar “teladan” yang berarti sesuatu
atau perbuatan yang patut ditiru atau dicontoh (Purwadarminta ,
1993:1036).
6
Keteladanan adalah hah-hal yang ditiru orang lain baik secara
langsung maupun tidak langsung. Sedangkan Guru adalah orang yang
pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar (Depdikbud,
1993:288).
Adapun yang di maksud keteladanan guru dalam penelitian ini
adalah suatu contoh perilaku yang sering dilihat, ditiru dan dipraktikkan
oleh siapapun yang melihatnya terutama para peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari. Adapun indikator keteladanan guru sebagai
berikut:
a. Mengucapkan salam
b. Memberi contoh kedisiplinan
c. Menghargai segala usaha siswa
d. Ramah
e. Sabar
2. Perilaku sosial
Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap
rangsangan atau lingkungan. (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa,
2007:859 ). Perilaku dapat pula diartikan sebagai perbuatan yang
dilakukan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Sosial adalah berkenaan
dengan masyarakat. (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2007:1085)
Sebagai makhluk sosial, seorang individu sejak lahir hingga
sepanjang hayatnya senantiasa berhubungan dengan individu lainnya atau
dengan kata lain melakukan relasi interpersonal. Dalam relasi
7
interpersonal itu ditandai dengan berbagai aktivitas tertentu, baik aktivitas
yang dihasilkan berdasarkan naluriah semata atau justru melalui proses
pembelajaran tertentu. Berbagai aktivitas individu dalam relasi
interpersonal ini disebut perilaku sosial.
Untuk mengukur perilaku sosial siswa, maka ditentukan indikator
sebagai berikut:
a. Bersikap ramah
b. Suka menolong
c. Pemaaf
d. Berbuat adil
e. Persaudaraan
f. Toleransi dan kerukunan
g. Bermusyawarah
h. Persamaan derajat (Al Hasyimi, 2003:13-15)
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan kuantitatif,
yaitu pendekatan yang bersifat objektif mencakup pengumpulan dan
analisis data kuantitatif serta menggunakan metode pengujian statistik
(Hermawan, 2004:14).
Jenis yang digunakan penelitian ini adalah penelitian korelasional,
yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kesamaan dan
8
perbedaan, dan menemukan ada dan tidaknya hubungan diantara variabel,
mengetahui seberapa erat hubungan serta berarti tidaknya suatu hubungan
variabel yang ada (Arikunto, 2002).
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di MTs Darul Ulum Suruh. Adapun
pelaksanaan penelitian mulai pada tanggal 16 Desember 2015 sampai
dengan selesai.
3. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang
ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian diambil kesimpulannya
(Sugiyono, 2009:61). Sampel adalah bagian populasi yang memiliki sifat-
sifat yang sama dari obyek yang merupakan sumber data
(Sukandarrummidi, 2004:50).
Sampel merupakan bagian dari populasi untuk mewakili dari
seluruh populasi, (Hadi, 1977: 22), sedangkan dalam pengertian yang lain,
menurut Suprayoga dan Thobrani (2003: 133) sampel adalah sebagian
dari populasi yang karakteristiknya diselidiki dan dalam porsi mewakili
populasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs
Darul Ulum yang berjumlah 71 siswa. Pengambilan sampel dari
penelitian ini menurut Suharsimi Arikunto (2002: 112), apabila populasi
kurang dari 100 lebih baik diambil semua. Selanjutnya jika populsi dalam
9
jumlah besar dapat diambil antara 10% -15% atau 20% - 25%. Peneliti
menetapkan pengambilan sampel berjumlah 71 siswa.
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dimaksud adalah mengumpulkan data
untuk menunjang hasil penelitian ini. Metode yang digunakan penulis
yaitu :
a. Angket
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiono,2011:142). Angket
digunakan untuk mengumpulkan data tentang keteladanan guru dan
perilaku sosial siswa MTs Darul Ulum Suruh. Instrumen yang
digunakan berupa indikator yang telah ditentukan.
b. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan cara
mencari data mengenai variabel yang berupa catatan, transkip, buku,
surat kabar, prasasti, notulen rapat, agenda (Arikunto, 1998:158-159).
Metode ini penulis gunakan untuk mencari data yang terkait dengan
penelitian sebagai bukti dari kegiatan yang ada, guna untuk
mendukung kelengkapan penelitian. Instrument yang digunakan adalah
berbagai dokumen dan arsip yang ada di sekolah.
10
5. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data penelitian adalah alat bantu yang
dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan
data, agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya
(Arikunto, 1990 : 206). Penelitian ini menggunakan instrument penelitian
berupa butir-butir pertanyaan pada angket. Sesuai dengan obyek peneltian
ini, maka instrumen yang digunakan untuk mengetahui tentang
keteladanan guru terhadap perilaku sosial siswa menggunakan
angket/kuosioner.
H. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian adalah menyempitkan dan membatasi
penemuan-penemuan sehingga menjadi suatu data yang teratur dan lebih
berarti (Marzuki, 2000:8). Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya
adalah menganalisis data. Penelitian ini adalah penelitian korelasional, yang
bertujuan untuk mengetahui Hubungan Antara Keteladanan Guru Dengan
Perilaku Sosial Siswa di MTs Darul Ulum Suruh.
Variabel x : Keteladan Guru
Variabel y : Perilaku Sosial Siswa
a. Analisis Awal
Untuk langkah awal penulis menganalisis data dari awal yang
terkumpul dengan menggunakan teknik prosentase yang bertujuan untuk
11
mengetahui frekuensi gejala yang muncul dengan menggunakan rumus
statistika.
Adapun rumus yang digunakan adalah:
1) Mencari Prosentase
P = × 100 %
Keterangan: P = Prosentase
F = Frekuensi
N = Jumlah subyek/populasi
2) Mencari Interval
Keterangan:
I = interval
Xt = nilai tertinggi
Xr = nilai terendah
Ki = kelas interval
b. Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui hasil penelitian signifikan atau tidak, maka penulis
menggunakan analisis product moment dengan rumus sebagai
berikut:
Keterangan:
rxy : Koefisien validitas yang dicari
12
xy : Produk dari X dan Y
x : Selisih antara skor X dengan rata-ratanya
y : Selisih antara Y dengan rata-ratanya
x² : Kuadrat dari X
y² : Kuadrat dari Y
N : Jumah responden
I. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Dimana dalam bab ini memuat tentang latar belakang masalah,
penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis,
metode penelitian, analisis data, dan sistematika penulisan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini akan diuraikan tentang analisis teori yang
mendukung permasalahan yang di bahas berupa: Keteladanan
guru, dan Perilaku sosial siswa di MTs Darul Ulum Suruh.
BAB III : HASIL PENELITIAN
1. Dalam hal ini penulis memaparkan gambaran umum lokasi
penelitian, yang meliputi sejarah berdirinya letak
geografis,serta keadaan sarana dan prasarana.
2. Laporan hasil angket memuat Keteladanan Guru di MTs
Darul Ulum Suruh serta hasil angket memuat Perilaku Sosial
siswa MTs Darul Ulum Suruh.
13
BAB IV : ANALISIS DATA
Bab IV berisi analis data, yaitu analisis data terhadap data yang
terkumpul melalui tahap analisis deskriptif, pengujian hipotesis,
serta pembahasan.
BAB V : PENUTUP
Adapun yang terakhir Bab V yang beriri kesimpulan dari hasil
dan saran-saran yang berhubungan dengan pihak-pihak terkait
dari subyek penelitian.
44
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KETELADANAN GURU
1) PENGERTIAN KETELADANAN GURU
Keteladanan guru merupakan penggabungan dari dua kata yaitu
berasal dari kata “Teladan” dan “Guru”. Teladan berarti contoh atau suatu
tindakan, tingkah laku yang sering dilihat dan dipraktikkan oleh seseorang
didalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan Guru adalah pihak utama yang
langsung berhubungan dengan anak dalam upaya proses pembelajaran,
peran guru itu tidak terlepas dari keberadaan kurikulum (Melati, 2012:11).
Karena tugas seorang guru adalah mengajar sekaligus mendidik, maka
keteladanan dari seorang guru menjadi harga mati yang tidak bisa ditawar-
tawar. Keteladanan merupakan senjata mematikan yang sulit untuk
dilawan. Keteladanan bagaikan anak panah yang langsung mengenai
sasaran. Keteladanan menjadi senjata ampuh yang tidak bisa dilawan
dengan kebohongan, rekayasa dan tipu daya (Ma‟mur asmani, 2009:79).
Dalam bahasa Arab diistilahkan dengan “uswatun hasanah” yang berarti
cara hidup yang diridlai oleh Allah SWT.
Jadi yang dimaksud dengan keteladanan dalam pengertiannya
sebagai uswatun hasanah adalah suatu cara mendidik, membimbing
dengan menggunakan contoh yang baik yang diridloi Allah SWT
sebagaimana yang tercermin dari prilaku Rasulullah dalam bermasyarakat
45
dan bernegara dan juga sesuatu yang patut ditiru atau baik untuk dicontoh,
tentang perbuatan, kelakuan,atau sifat dari orang yang pekerjaannya
mengajar baik secara langsung maupun tidak langsung.
Lain Rasulullah, lain pula halnya dengan para guru zaman sekarang
ini, berapa banyak anak didik yang telah terintimidasi oleh cara mengajar
guru yang tidak mengasyikkan. Berapa banyak anak didik yang potensi
dahsyatnya terpupuskan oleh cara mengajar yang salah. Berapa anak didik
yang pudar motivasi belajarnya gara-gara pendekatan salah yang
dilakukan oleh sang guru. Rasulullah memang tak sepatutnya
diperbandingkan dengan kalangan manusia pada umumnya.Beliau jelas
merupakan manusia sempurna, sekaligus merupakan guru yang sangat
hebat.Tetapi tidak ada salahnya jika sikap keguruan beliau diteladani
semaksimal kemampuan yang kita punya (Soebachman, 2014:177-178).
Dalam Al-Qur‟an banyak mengandung metode pendidikan yang
dapat menyentuh perasaan, mendidik jiwa dan membangkitkan semangat.
Metode tersebut mampu menggugah puluhan ribu kaum muslimin untuk
membuka hati manusia agar dapat menerima petunjuk Ilahi dan
kebudayaan Islam.
Jadi keteladanan adalah hal-hal yang dapat ditiru atau dicontoh
seseorang dari orang lain dalam bentuk perbuatan maupun pada ucapan,
kemudian dipraktikkan sesuai apa yang dilihatnya. Oleh karena itu
keteladanan yang harus diterapkan adalah keteladanan yang baik.
46
Menurut KH Moh Hasyim Asy‟ari ada 20 macam syarat menjadi
guru, di antaranya:
a. Selalu istiqomah dalam muraqabah kepada Allah Swt, Muraqabah
adalah melihat Allah Swt dengan mata hati dan menghubungkan
dengan perbuatan yang dilakukan selama ini, kemudian mengambil
hikmah atau jalan yang terbaik bagi dirinya dengan merasakan adanya
pemantauan Allah Swt.
b. Senantiasa berlaku Khauf (takut kepada Allah Swt) dalam segala
ucapan dan tindakan.
c. Senantiasa bersikap tenang.
d. Senantiasa bersifat Wara‟ (wara‟ adalah meninggalkan perkara
syubhat dan perkara yang tidak bermanfaat.
e. Selalu bersikap tawadhuk.
f. Selalu bersikap khusyuk kepada Allah Swt.
g. Menjadikan Allah Swt sebagai tempat meminta pertolongan dalam
segala keadaan.
h. Menjadikan ilmunya sebagai tangga mencapai keuntungan duniawi,
baik jab tan, harta, popularitas, atau agar lebih maju di banding
temannya yang lain.
i. Tidak diskriminatif terhadap murid.
j. Bersikap zuhud dalam urusan dunia sebatas apa yang ia butuhkan,
yang tidak membahayakan dirinya sendiri, keluarga, bersikap
sederhana dan bersifat qana‟ah.
47
k. Menjauhkan diri dari tempat-tempat yang rendah dan hina menurut
manusia,juga hal-hal yang dibenci oleh syariat maupun adat setempat.
l. Menjauhkan diri dari tempat-tempat kotor dan maksiat walaupun jauh
dari keramaian.
m. Selalu menjaga syiar-syiar islam dan zhahir-zhahir hukum,seperti
shalat berjamaah di masjid, menyebarkan salam, amar makruf nahi
munkar,serta senantiasa sabar terhadap musibah yang menimpanya.
n. Menegakkan sunnah-sunnah dan menghapus segala hal yang
mengandung unsur bid‟ah, menegakkan segala hal yang mengandung
kemaslahatan bagi kaum muslimin dengan jalan yang dibenarkan
syariat, dengan cara yang baik dan lembut, baik menurut adat istiadat
maupun watak.
o. Membiasakan diri melakukan sunnah yang bersifat syariat, baik
qauliyah atau fi‟lliyah, seperti membiasakan diri membaca Al-Qur‟an
baik dihati atau dilisan.
p. Bergaul dengan akhlak yang baik, seperti menampakan wajah berseri,
banyak mengucapkan dan menyebarluaskan salam, memberikan
makanan, menekan rasa amarah dalam jiwa.
q. Membersihkan hati dan tindakan dari akhlak yang jelek dan
dilanjutkan dengan perbuatan yang baik.
r. Senantiasa bersemangat untuk mengembangkan ilmu dan bersungguh-
sungguh dalam setiap aktivitas ibadah, seperti membaca, menelaah,
48
menghafal, sehingga tidak ada waktu yang terbuang kecuali untuk
mencari ilmu dan mengamalkan ilmu.
s. Tidak boleh mebeda-bedakan status, nasab, dan usia dalam
mengambil hikmah dari semua orang.
t. Membiasakan diri unuk menyusun dan menerangkan pengetahuan
(Ma‟mur Asmani, 2009:32-38).
Adapun mendidik dengan memberi keteladanan memiliki dasar
sebagaimana ayat-ayat Al-Qur‟an yang menerangkan tentang dasar-dasar
pendidikan antara lain:
Yang artinya“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu
suritauladan yang baik bagimu yaitu bagi orang-orang yang mengharapkan
rahmat Allah, dan hari akhir dan dia banyak mengingat Allah”. (QS. Al-
Ahzab: 21).
Dalam firman yang lain terdapat dalam Q.s At Tahriim ayat 6:
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (Qs At
Tahriim:6)
Ayat di atas sering diangkat sebagai bukti adanya keteladanan
dalam pendidikan.Dalam bahasa Indonesia terdapat istilah “Guru” yaitu
49
sebagai pengajar dan pendidik. Dua istilah terakhir merupakan bagian
tugas terpenting dari guru yaitu mengajar dan sekaligus mendidik
siswanya. Di dunia ini banyak orang yang bekerja sebagai guru,akan tetapi
mungkin hanya sedikit yang bisa menjadi guru, yaitu yang bisa digugu
dan ditiru (Marno dan Idris, 2010:15-16).
Menurut Darji Darmodiharjo yaitu tugas seorang guru ada tiga
macam: mendidik, mengajar dan melatih. Tugas mendidik lebih
menekankan pada pembentukan jiwa, karakter dan kepribadian
berdasarkan nilai-nilai. Tugas mengajar lebih menekankan pada
pengembangan kemampuan penalaran dan Tugas melatih menekankan
pada pengembangan kemampuan penerapan teknologi dengan cara melatih
berbagai keterampilan (Marno dan Idris, 2010:18).
Dalam pandangan islam, seorang guru haruslah seorang yang
bertakwa, yaitu beriman, berilmu dan berakhlakul karimah sehingga tidak
saja efektif dalam mengajar, tetapi juga efektif dalam mendidik. Sebab,
mendidik dengan keteladanan lebih efektif daripada mengajar dengan
perkataan (Marno dan Idris, 2010:28)
Peran guru ditentukan oleh kedudukannya sebagai orang dewasa,
sebagai pengajar dan pendidik serta sebagai pegawai. Yang paling utama
adalah kedudukannya sebagai pengajar dan pendidik yaitu sebagai guru.
Berdasarkan kedudukanya sebagai guru, ia harus menunjukkan perilaku
yang layak dan bisa dijadikan teladan bagi siswanya (Tohirin, 2008:165).
50
Seorang guru juga harus mengajarkan budi pekerti yang luhur dan
baik. Menurut Al-Ghazali, didukung oleh M. Athiyah Al Abrasyi
“pendidikan budi pekerti adalah jiwa dari pendidikan Islam (pendidikan
yang dikembangkan oleh kaum muslimin), dan islam telah menyimpulkan
bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa pendidikan islam.
Mencapai suatu akhlak yang sempurna adalah tujuan sebenarnya dari
pendidikan”.
Pernyataan tersebut menurut Al-Ghazali jelas menghendaki
keluhuran rohani, keutamaan jiwa, kemuliaan akhlak dan kepribadian yang
kuat, merupakan tujuan utama dari pendidikan bagi kalangan manusia
muslim, karena akhlak adalah aspek fundamental dalam kehidupan
seseorang, masyarakat maupun suatu Negara.Allah telah mempersiapkan
tokoh agung yaitu Nabi Muhammad SAW untuk menjadi teladan bagi
semua manusia. Sehingga kita diwajibkan atau dianjurkan untuk
meneladani kepribadian Nabi secara keseluruhan.
Sebagai seorang guru yang muslim harus bisa mengambil
suritauladan dari akhlak Nabi, namun mereka harus bisa berupaya
semaksimal mungkin meneladaninya, agar ia dapat dijadikan contoh yang
baik bagi murid-muridnya. Berkaitan dengan keteladanan Al Ghazali
mengatakan: “Seorang guru harus mengamalkan ilmunya, lalu perkataanya
jangan membohongi perbuatannya. Karena sesungguhnya ilmu itu dapat
dilihat dengan mata hati sedangkan perbuatan dapat dilihat dengan mata
51
kepala. Padahal yang mempunyai mata kepala adalah lebih banyak”
(Zainuddin, 1991:56).
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa seorang guru
harus bisa memberikan contoh perilaku yang baik kepada murid-muridnya,
karena segala tingkah laku guru diperhatikan dan secara tidak langsung
dipraktikkan oleh mereka.
Macam-macam keteladanan guru :
a. Mengucapkan “assalamu‟alaikum warahmatullahi wabarakaatuh”
pada saat masuk kelas. dan pada saat anak menjawab salam dari guru
hendaknya pandangan harus tertuju pada siswa.
b. Guru memberikan contoh kedisiplinan terhadap siswa, contohnya:
guru harus tiba di sekolah lebih awal, dengan tujuan guru dapat
menyambut kedatangan siswa, sehingga siswa akan mencontoh guru
untuk tidak terlambat ke sekolah dan merasa senang saat berada di
sekolah.
c. Guru hendaklah selalu menghargai segala usaha yang telah dilakukan
siswa, misalnya jika anak mendapat nilai bagus, guru memberikan
hadiah kapada siswa. ini bertujuan agar siswa selalu termotivasi untuk
selalu belajar.
d. Dalam mengajar, guru harus menunjukkan wajah penuh senyum.
Sehingga proses belajar mengajar berlangsung tanpa beban yang
membuat anak didik merasa tegang.
52
e. Memberikan contoh yang baik dan tidak bersikap kasar yang bisa
berakibat kepada semangat anak, karena setiap anak mempunyai
kepribadian yang berbeda-beda.
f. Di hadapan murid, guru harus berberakhlak siddiq atau jujur.
Dari macam-macam keteladanan tersebut, seorang guru diharapkan
mampu memberikan contoh yang baik kepada peserta didiknya dengan
berupaya menanamkan sikap dan akhlak yang baik dan mulia, sehingga
para peserta didik mampu memahami dan menirukan apa yang
dicontohkan oleh gurunya.
2) Kelebihan dari keteladanan
Kelebihan dari metode keteladanan adalah sebagai berikut:
a. Akan memudahkan anak didik dalam menerapkan ilmu yang dipelajari
di sekolah.
b. Akan memudahkan guru dalam mengevaluasi hasil pembelajaran.
c. Tujuan pendidikan lebih terarah dan tercapai dengan baik.
d. Bila keteladanan dalam lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat
baik, maka akan tercipta situasi yang baik.
e. Tercipta hubungan harmonis antara guru dan siswa.
f. Secara tidak langsung guru dapat menerapkan ilmu yang diajarkannya.
g. Mendorong guru agar selalu berbuat baik karena akan dicontoh oleh
anak didiknya
Dari uraian di atas diketahui bahwa keteladanan merupakan salah
satu metode pendidikan yang dapat berpengaruh pada diri anak. Dapat
53
diketahui bahwa agar bisa menjadi teladan bagi siswa, seorang guru harus
memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a. Hendaklah guru menyayangi murid-murid dan memperlakukan mereka
seperti anaknya sendiri.
b. Hendaklah guru memberi nasihat kepada murid-muridnya.
c. Hendaklah guru memperingatkan kepada anak didik tentang tujuan
menuntut ilmu untuk mendekatkan diri kepada Allah.
d. Hendaklah guru melarang murid-murid yang berkelakuan kurang baik
dengan lemah lembut bukan dengan caci maki dan kata-kata sindiran,
dan bukan kata terus terang.
e. Hendaklah guru mengajarkan masalah-masalah yang sesuai dengan
kecerdasan murid dan menurut kadar akalnya.
Kesimpulan dari penulis sendiri yaitu jika seorang guru
memberikan keteladanan yang baik di lingkungan sekolah, keluarga, dan
masyarakat maka akan tercipta situasi yang baik, hubungan yang harmonis
antara guru dengan murid serta lingkungan sekitar.
B. PENGERTIAN PERILAKU SOSIAL
Menurut parsons perilaku atau tindakan mengandaikan adanya
kesatuan antara bagian-bagian yang berhubungan satu sama lain
(Huruta,2015:19). Parsons juga menyebut perilaku sosial dipengaruhi oleh
beberapa hal yaitu A= S+M+I. A=action (tindakan/perilaku), S=situation
(situasi yang berhubungan dengan perilaku), M= motifation (motivasi), I=
54
Ideal (normal) (Huruta, 2015:19). Jadi perilaku sosial secara umum dibentuk
oleh tujuan, situasi, dorongan dan norma. Sebagai makhluk sosial, seorang
individu sejak lahir hingga sepanjang hayatnya senantiasa berhubungan
dengan individu lainnya atau dengan kata lain melakukan relasi interpersonal.
Dalam relasi interpersonal itu ditandai dengan berbagai aktivitas tertentu,
baik aktivitas yang dihasilkan berdasarkan naluri semata atau justru melalui
proses pembelajaran tertentu. Berbagai aktivitas individu dalam relasi
interpersonal ini disebut perilaku sosial.
Jadi dapat dikatakan bahwa perilaku sosial merupakan suatu
perbuatan atau aktivitas manusia yang dilakukan dengan berorientasi pada
atau dipengaruhi oleh orang lain. Dari definisi di atas dapat disimpulkan
bahwa perilaku sosial adalah perbuatan atau aktivitas fisik ataupun psikis
yang dilakukan oleh seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain dan
dalam kehidupan sehari-hari yang dapat menimbulkan reaksi tertentu.
1. Komponen Perilaku Sosial
Islam sejak dulu telah mengakui adanya perbedaan dan
keragaman dalam masyarakat. Islam mengajarkan kepada para umatnya
untuk selalu menginterpretasikan sikap saling hormat-menghormati,
sikap tolong-menolong dan kebebasan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk menumbuh kembangkan sikap tersebut merupakan tanggung
jawab bagi seluruh lapisan masyarakat, namun dalam hal ini para
stakeholder pendidikan dan tokoh masyarakat memiliki peran yang lebih
dominan, karena mereka merupakan panutan bagi para masyarakat.
55
Islam tidak mengajarkan perbedaan dalam menjalankan
kehidupan sosial, akan tetapi Islam selalu menekankan bagaimana
hubungan antar manusia sebagai makhluk Tuhan yang diciptakan untuk
saling beriringan. Adapun yang akan penulis jelaskan mengenai perilaku
sosial di sini adalah bagaimana sikap siswa muslim terhadap siswa
lainnya.
a. Bersikap ramah
Adab atau sopan santun terhadap sesama manusia merupakan
ajaran Islam.Dengan sikap ramah, sopan santun, serta lemah lembut
terhadap semua teman baik yang seagama maupun yang berlainan
agama secara tidak langsung telah mendukung usaha menjaga
perdamaian dunia.Sikap ramah yang merupakan budaya ketimuran
dan juga merupakan budaya islam harus ditanamkan sejak dini
kepada para siswa. dan dengan begitu degradasi moral yang terjadi
akibat perubahan zaman dapat dicegah sedini mungkin.
Sikap ramah dapat ditunjukkan dengan body languange atau
bahasa tubuh seseorang. Seorang yang ramah bila berjumpa dengan
orang lain biasanya raut wajahnya berseri-seri penuh kehangatan dan
senyuman. Seperti penjelasan dimuka, islam selalu mengajarkan
kepada umatnya untuk selalu bersikap ramah kepada siapa pun,
karena bersikap ramah itu merupakan bentuk dari perdamaian. Di
samping itu bersikap ramah merupakan bentuk sedekah yang paling
mudah.
56
b. Tolong menolong
Termasuk ciri kepribadian seorang muslim adalah tolong
menolong. Sikap tolong-menolong merupakan kewajiban yang harus
dilaksanakan antara sesama manusia, sikap tolong-menolong ini
hendaknya diimplementasikan kepada setiap orang baik yang seiman
maupun yang berbeda keyakinan, baik ia kenal maupun tidak
mengenal orang yang ditolongnya. Karena landasan tolong-
menolong adalah kebajikan dan takwa, maka tak elak lagi bahwa
tolong-menolong ini mempunyai dampak yang begitu luas dan kuat
bagi seorang muslim, sehingga ia terdorong untuk mengadakan
upaya perdamaian dan menebarkan kasih sayang kepada setiap orang
(Hasyim, 2007:326-327).
Penulis sendiri mengartikan tolong menolong yaitu
kewajiban seseorang yang hidup didunia tanpa pandang ras, suku
maupun adat istiadat yang perlu di bangun, yang dilakukan tanpa
pamrih ataupun mengharapkan imbalan dan menebarkan kasih
sayang kepada sesama insan.
c. Pemaaf
Dalam kehidupan sehari-hari tentunya seseorang tidak lepas
dari interaksi dengan masyarakat. Manusia tidak akan mampu hidup
secara individu karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk
sosial yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lain.
Berinteraksi dengan bermasyarakat terkadang timbul percikan-
57
percikan ketidak harmonisan.dan itu merupakan hal yang wajar
sebagaimana sabda Rasulullah saw. yang artinya: “Manusia itu
tempatnya salah dan lupa.”Terkadang sadar atau tidak sadar manusia
suka berbuat salah kepada orang lain. Maka dari itu, karena begitu
rentangnya manusia melakukan kesalahan menjadi seorang yang
pemaaf merupakan perbuatan yang sangat mulia, karena memberi
maaf itu bukanlah suatu tindakan yang mudah.
Dalam memberikan maaf kepada orang yang berbuat salah
haruslah semua luka dan penderitaan dikorbankan dalam arti
dilepaskan (Sudiro, 1990:149). Dengan begitu sudah tidak akan ada
lagi ganjalan, rasa sakit hati, ataupun rasa ingin balas dendam, semua
sudah melebur. Allah memerintahkan kepada hambanya untuk
menjadi orang yang pemaaf. Hal ini dijelaskan dalam Q.S. Ali
Imran:134
Artinya:“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan
(hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang
yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Dan
Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”
d. Berbuat Adil
Seorang muslim yang dibimbing secara benar, ia akan adil
dalam menetapkan segala hal. Ia tidak akan memihak atau berat
sebelah dan tidak akan pernah menyimpang dari kebenaran, apa pun
58
keadaannya. Keadilan sebagaimana dikenal oleh umat islam, adalah
keadilan mutlak dan murni, ia tidak dipengaruhi perkawanan,
kebencian, hubungan darah, etnis/ras, keyakinan ataupun
sebagainya.(Al Hasyimi, 2003:384).
Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah Q.S. Al Maidah: 8
Artinya:“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu
Jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena
Allah, menjadi saksi dengan adil.dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk
berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat
kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
e. Persaudaraan
Seperti halnya agama Islam yang bersifat universal, maka
demikian juga halnya dengan ajarannya yang juga universal. Oleh
karena itulah Islam memiliki sifat ukhuwah universal. Artinya, sifat
persaudaraan Islam itu tidak terbatas hanya kepada sesama muslim
saja atau hanya kepada satu golongan saja tetapi bersifat
komprehensif dan menembus segala aspek kehidupan, baik aspek
agama, hukum, politik, sosial, ekonomi dan sebagainya
(Tatapangarsa, 1990:127)
Ukhuwah universal sangatlah cocok bila diterapkan di
Indonesia, yang mana penduduknya sangatlah beragam (plural) dan
59
multikultural. Dalam kehidupan masyarakat yang beraneka ragam
(plural) tersebut, tentunya tidak lepas dari berinteraksi dan
berkomunikasi. Untuk itu agar dapat berkomunikasi dengan baik
perlu adanya saling memahami dan menjunjung tinggi nilai-nilai
persaudaraan.Sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al Hujurat:10
Artinya:“orang-orang beriman itu Sesungguhnya
bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara
kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu
mendapat rahmat.”
f. Toleransi dan Kerukunan
Toleransi dalam bahasa arab disebut “Tasamuh” adalah sikap
murah hati di dalam pergaulan (Tatapangarsa,1990:168). Dalam
sikap tersebut terkandung berbagai macam item sikap diantaranya:
lapang dada, berjiwa besar, berpikiran luas, pandai menahan diri,
tenggang rasa, hormat-menghormati,tidak memaksakan kehendak
dan lain-lain.
Orang-orang yang memiliki sikap tersebut, tidak hanya
membawa para pelakunya kepada rasa toleran yang tinggi, tetapi
juga mengarahkan mereka pada kerukunan hidup di dalam
masyarakat. Sikap toleransi menghendaki adanya kerukunan hidup
diantara manusia yang memiliki berbagai macam latar belakang.
Keharmonisan dalam pergaulan harus dikedepankan,dan sikap egois,
sikap kaku dan sikap-sikap lain yang bersifat buruk harus
60
dihilangkan. Begitu juga sikap kerukunan antar siswa terhadap siswa
yang lain, guru dengan murid serta lingkungan sekolah lain.
Jadi sebagai seorang siswa yang memiliki perilaku yang baik
maka sikap kerukunan, berfikiran luas dan toleransi terhadap sesama
siswa maupun terhadap guru harus dijaga serta lebih baik lagi.
g. Bermusyawarah
Dalam kehidupan bermasyarakat orang tidak akan lepas dari
masalah sosial dan bermusyawarah merupakan solusi terbaik yang
dapat ditempuh untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Bermusyawarah beraneka ragam caranya, tentunya beragam pula ide
pemikiran, gagasan dan argumennya.
Di dalam menghadapi keberagaman tersebut kiranya
diperlukan rasa tenggang rasa dan saling menghormati sebagai
wujud penghargaan terhadap orang lain. Selain itu kebebasan
berpendapat dan tidak memaksakan kehendak merupakan aturan
yang harus dilaksanakan dalam bermusyawarah.
h. Persamaan Derajat
Pada hakikatnya manusia adalah berasal dari satu keturunan
yang sama, yang dilahirkan dalam keadaan yang sama. Maka dari itu
tidak ada perbedaan antara seseorang dengan yang lainnya,
walaupun berbeda suku bangsa, warna kulit, bahasa dan adat
istiadatnya, yang membedakan di sisi Allah hanyalah terletak pada
nilai ketakwaannya.
61
Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al Hujurat:13
Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal.”
Jadi hidup di masyarakat baik sesama teman maupun kepada
masyarakat seorang siswa hendaklah memeperhatikan etika yang telah
diatur oleh agama Islam. Sehingga dalam kehidupan masyarakat dapat
tercipta suatu harmonisasi kehidupan yang lebih baik demi terciptanya
kesatuan dan persatuan bangsa. Adapun faktor yang mempengaruhi
perilaku sosial :
a. Faktor Internal
Adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor
tersebut berasal dari dalam diri seseorang. Faktor tersebut dapat
berupa insting, motif dari dalam dirinya, sikap, serta nafsu. Apabila
dalam diri siswa tertanam nilai-nilai agama maka seorang siswa
tersebut akan berperilaku sosial yang baik. Begitu banyak faktor
yang mempengaruhi perilaku manusia. Jika faktor dalam diri anak
baik maka akan menimbulkan perilaku yang baik, begitu juga
sebaliknya ketika faktor dari dalam diri buruk maka akan
menimbulkan perilaku yang buruk pula. Faktor internal yang
62
bermacam-macam yang berada dalam diri seseorang akan
menimbulkan bentuk perilaku sosial yang bermacam-macam.
b. Faktor Eksternal
Adalah faktor yang berasal dari luar individu. Faktor yang
timbul dari keluarga, sekolah dan masyarakat akan memepengaruhi
perilaku sosial seorang individu. Pengaruh lingkungan sangat
berpengaruh terhadap perilaku individu. Kondisi masyarakat yang
baik akan berdampak baik pada perilaku seseorang. Begitu juga
perilaku masyarakat yang tidak kondusif akan menimbulkan perilaku
yang buruk sebagai perwujudan dari perasaan dan emosional.
Seseorang akan melakukan apa pun untuk memenuhi kebutuhannya
meski dengan melakukan pelanggaran terhadap norma dan aturan
yang berlaku.
Jadi faktor yang mempengaruhi perilaku sosial adalah faktor
intern dan faktor ekstern, melalui kerjasama yang baik antara
pengalaman, penghayatan dan pengetahuan yang diajarkan,
diharapkan akan terbentuk sikap yang tertanam pada diri siswa
dalam berinteraksi dalam keluarga maupun masyarakat nantinya.
c. Konsep Kehidupan Sosial
Dalam kehidupan bermasyarakat banyak hal yang tidak bisa
dihindari oleh setiap individunya. Hal-hal tersebut antara lain.
1) Kerja sama
2) Tolong-menolong
63
3) Loyalitas terhadap sesama muslim
d. Dasar-dasar kehidupan sosial dalam islam (Mahmud,2004:9698)
1) Memuliakan dan menghormati manusia
Dasar dari kemuliaan manusia ini adalah firman Allah swt.
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam,
Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka
rezeki dari yang baik- baik dan Kami lebihkan mereka dengan
kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah
Kami ciptakan.” (Q.S. Al Isra 70)
Kemuliaan manusia ini bisa dilihat dari berbagai segi.
a) Bentuknya. Manusia adanya makhluk yang berjalan dengan
dua kaki dan berdiri tegak.
b) Harkat dan martabat. Manusia tercipta dengan tiupan ruh dari
Allah.
c) Akal yang merupakan pembeda dari makhluk yang lain.
d) Pengutusan para Rasul kapada manusia.
e) Kebebasan berkehendak dan memilih, sedangkan makhluk
lainnya tunduk kepada semua perintah Allah.
f) Persaudaraan antar manusia.
g) Kelebihan manusia dari semua makhluk Allah.
h) Diturunkannya islam sebagai agama paripurna melalui Nabi
Muhammad saw.
64
2) Menekankan harkat dan martabat manusia
Sebagaimana firman Allah swt dalam Al Qur an:
“Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan
Rasul-Nya. Allah akan melaknatinya di dunia dan di akhirat, dan
menyediakan baginya siksa yang menghinakan. Dan orang-orang
yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa
kesalahan yang mereka perbuat, Maka Sesungguhnya mereka
telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.“(QS Al
Ahzab:57-58)
Dalam ayat ini tindakan menyakiti orang-orang mukmin,
baik dalam perkataan maupun perbuatan, dikaitkan dengan
tindakan menyakiti Allah dan Rasul Nya dengan kekafiran. Jadi,
sebagai siswa yang baik kita dilarang untuk mencaci, menghina
bahkan merampas Hak sesama siswa baik dalam belajar misalnya
menyontek, memaksa teman untuk mengerjakan pekerjaanya
bahkan sampai melukai teman sendiri dan sebagainya itu
dilarang/tidak boleh dilakukan.
3) Manusia sebagai bagian dari masyarakat
Interaksi dengan masyarakat sekitar berdasarkan tuntunan
syara akan memberikan manfaat dalam kehidupan di dunia dan
akhirat, baik bagi individu maupun masyarakat secara umum.
Manfaat dari interaksi itu antara lain:
a) Menyampaikan dakwah kepada hamba Allah lainnya.
65
b) Bergerak di tengah-tengah masyarakat untuk menyampaikan
manfaat dan kebaikan kepada mereka.
c) Bekerja sama dalam ketakwaan dan kebaikan.
d) Islam adalah agama pendidikan yang terus mengiringi
manusia hingga ia meninggalkan dunia untuk menghadap
Tuhannya
e) Islam adalah agama yang mengajak pemeluknya untuk
menegakkan agama Allah di muka bumi.
f) Islam menuntut orang-orang muslim setelah mereka
menegakkan agama Allah di muka bumi ini.
Para ulama terdahulu semoga Allah melimpahkan Rahmat-
Nya kepada mereka banyak menjelaskan tentang manfaat bergaul
dengan sesama manusia. Imam Ghazali dalam kitabnya Ihya’
Uluumuddin menyebutkan tujuh manfaat dalam berinteraksi
dengan sesama manusia:
a) Saling belajar dan mengajar.
b) Saling memberi dan mengambil manfaat.
c) Mendidik dan belajar bersikap sopan santun.
d) Saling mengasihi.
e) Memperoleh pahala dan membuat orang lain
mendapatkannya.
f) Bersikap tawadhu .
g) Bertukar pengalaman.
66
4) Keseimbangan antara hak-hak individu dan masyarakat
Kewajiban-kewajiban individu dan masyarakat tersebut antara
lain:
a) Kerja sama dalam kebaikan dan ketaqwaan.
b) Amar Ma ruf .
c) Saling mengigatkan dalam membayar zakat dan semua
ketaatan kepada Allah swt dan Rasul Nya.
d) Patuh kepada pemimpin dan kembali kepada syariat dalam
memutuskan perselisihan.
e) Beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat, kitab-kitab,dan
NabiNya.
f) Bersedekah kepada anak yatim, orang-orang miskin, para
musafir, peminta-minta dan hamba sahaya, juga menepati
janji, bersabar dalam kesusahan dan kesempitan.
g) Menjauhi buruk sangka, karena sebagian buruk sangka adalah
dosa.
2. Syarat-Syarat Terlaksananya Dasar-Dasar Kehidupan Sosial dalam
Islam.
a. Hubungan baik antarsesama anggota masyarakat
1) Adanya penjagaan, perhatian, dan kasih sayang.
2) Adanya ketaatan dan penghormatan
3) Adanya solidaritas antar sesama anggota keluarga
b. Hubungan yang benar antara pemimpin dan rakyat
67
c. Menikmati hal-hal yang baik di dunia
d. Menjauhi hal-hal yang diharamkan
e. Patuh dengan aturan islam dalam kehidupan.
3. Hadits tentang Perilaku Sosial
Dalam riwayat Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda,
“Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada enam: apabila
bertemu mengucapkan salam, apabila diundang memenuhi undangannya,
apabila dimintai nasihat memberikan nasihat, apabila bersin membaca
alhamdulillah dan di jawab dengan do‟a, apabila sakit dijenguk, dan
apabila meninggal jenazahnya diantar.“(H.R. Muslim)
Dalam hadits ini Rasulullah SAW Menerangkan beberapa hal
yang terkait dengan akhlak seorang muslim dengan muslim lainnya.
Enam hal ini adalah akhlak pokok yang harus dijalankan setiap
muslimdalam kehidupannya sehari-hari ketika berinteraksi dengan
muslim lainnya. Berdasarkan hadits tersebut dapat dijelaskan bahwa
akhlak terhadap sesama muslim yaitu:
a. Apabila bertemu mengucap salam.
b. Memenuhi undangannya
c. Memberikan nasihat ketika diminta.
d. Mendo akan orang yang bersin.
e. Menjenguk orang sakit
f. Mengantar jenazah.
Perilaku sosial menurut Anwarul Haq dalam bukunya yang
berjudul Remaja Berakhlak Mulia dituliskan sebagai berikut.
68
a. Mengucapkan salam
Konon salam ini sudah ada sejak zaman Nabi Adam.
Diriwayatkan bahwa sesudah Allah SWT selesai menciptakan
Adam, Allah menyuruh Adam pergi menemui segolongan malaikat
yang sedang duduk dan memberi salam kepada
mereka.“Dengarkanlah jawaban salam mereka kepadamu,
sesungguhnya itu adalah sebagai penghormatan bagimu dan bagi
keturunanmu.” maka Adam pun datang menemui para Malaikat itu
seraya memberi salam: “Assalamu’alaikum!”, jawab para Malaikat:
“Assalamu’alaika wa rahmatullah.” (H.R. Bukhari-Muslim)
Kalau kita mau masuk rumah orang lain atau bertamu, kita
diminta untuk memberi salam lebih dahulu kepada penghuninya.
“Hai orang-orang beriman!”, kata Tuhan. “Janganlah kamu
masuk rumah selain rumahmu sebelum kamu minta ijin dan memberi
salam kepada penghuninya” (AnNur:27)
Tidak hanya rumah orang lain, tetapi rumah milik kita sendiri
pun kalau kita mau masuk, kita juga diminta memberi salam kepada
yang ada di rumah. Salam mempunyai keutamaan-keutamaan yang
tidak sedikit, diantaranya:
1) Salam merupakan perbuatan yang paling baik dalam islam.
2) Salam mendatangkan pahala yang banyak.
3) Salam merupakan kunci masuk surg . ( Tatapangarsa,1990:139)
69
b. Berjabat Tangan
Berjabat tangan adalah tanda keramahan dan menandakan hati
yang penuh dengan kasih sayang, yang dimiliki seorang muslim
kepada saudaranya sesama muslim dan ini akan menghilangkan
penyakit yang ada di dalam hati mereka, satu sama lain.
c. Menghormati yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda
Ketika seseorang menjadi tua maka yang muda
mendudukannya sebagai orang yang dituakan dan menghormatinya.
Hal ini adalah sesuatu yang ilmiah. Bagi yang lebih muda untuk
menghormati yang lebih tua apakah berasal dari keluarganya atau
bukan.
d. Menghormati guru dan orang tua yang berilmu
Berkunjung, duduk, dan menghabiskan waktu dengan orang-
orang yang berilmu akan memperoleh pahala. Oleh karena itu kita
harus menghormati betul para ulama dan guru-guru, menghargai
mereka, karena mereka itu adalah mata air penegetahuan,
kebijaksanaan, dan kecerahan.
e. Mengunjungi orang sakit
Sangat penting untuk tidak mengabaikan mereka yang sedang
sakit. Mereka jauh lebih membutuhkan simpati dan perhatian. Sesuai
dengan banyak hadits Nabi SAW yang menyebutkan bahwa
mengunjungi orang-orang sakit adalah kewajiban seorang muslim.
70
Nabi sendiri mengunjungi orang sakit dan mendo akannya dan
menyuruh umatnya mengikuti sunah beliau.
Ada banyak faedah yang terkandung dalam amalan mulia
menjenguk orang sakit. Salah satu faedah yang bisa dipetik adalah
menumbuhkan rasa syukur dalam jiwa penjenguk. Tentu maksudnya
bukan bersyukur karena saudaranya tertimpa musibah. Tetapi
bersyukur karena Allah telah menumpahkan karunia kesehatan yang
tiada terkira kepada dirinya. Mengunjungi orang sakit ternyata
mengandung banyak hikmah, termasuk bagi orang sakit. Pembesukan
mempunyai daya terapi yang sangat manjur untuk kesembuhan orang
sakit. Dengan menjenguk orang sakit, secara tidak langsung kita telah
memberikan sugesti kepadanya supaya cepat sembuh.
Ketika mengunjungi yang sakit, seseorang sebaiknya tidak
terlalu lama duduk dan berbicara yang tidak bermanfaat atau
membuat kegaduhan di sekitar orang sakit. Namun demikian, jika
yang sakit sendiri mengharapkan teman karibnya untuk tinggal,
jangan mengganggu dia, timbulkan rasa aman bagi orang sakit.
C. Hubungan Antara Keteladanan Guru Dengan Perilaku Sosial Siswa
Di dalam proses kegiatan belajar mengajar seorang guru mempunyai
peran penting untuk mendorong siswanya supaya menjadi penerus bangsa
yang berakhlakul karimah dan berbudi pekerti yang luhur. Hampir semua
bangsa, guru diakui sebagai profesi khusus, karena profesi keguruan bukan
71
saja memerlukan keahlian tertentu sebagaimana profesi lain, tetapi juga
mengemban misi yang paling berharga yaitu pendidikan dan peradaban. Atas
dasar itu, dalam kebudayaan bangsa yang beradab, guru senantiasa
diagungkan, disanjung, dikagumi, dan dihormati, karena perannya yang
penting bagi eksistensi bangsa di masa depan (Marno dan Idris, 2010:16).
Secara normatif, kedudukan guru dalam islam sangat mulia. Tidak
sedikit penulis yang menyimpulkan kedudukan guru setingkat di bawah
kedudukan Nabi dan Rosul, seraya mengemukakan hadits nabi dan perkataan
ulama:”Tinta para ulama lebih baik dari darahnya para syuhada. Penyair
Syauki, sebagaimana dikutip Al-Abrasyi, berkata:”Berdiri dan hormatilah
guru dan berilah penghargaan, seorang guru itu hampir saja merupakan
seorang rosul”.
Hampir bisa dipastikan bahwa yang dimaksud guru, sebagaimana
dalam hadits adalah seorang ulama yang sempurna, yaitu seorang guru yang
telah tercerahkan dan mampu mencerahkan muridnya, bukan semata-mata
guru sebagai pekerja yang menjadikan pekerjaan mengajar semata-mata
sebagai media mencari nafkah.
Kedudukan guru memang terhormat dan mulia apabila yang
menduduki jabatan itu juga orang terhormat dan mulia. Sebab kehormatan
dan kemuliaan itu tidak hanya terkait secara struktural, tapi yang lebih
penting adalah secara substansial dan fungsional. Itulah sebabnya para tokoh
pendidikan islam menetapkan kode etik dan persyaratan untuk menduduki
jabatan guru agar kedudukan yang mulia itu benar-benar diisi oleh orang yang
72
mulia atau minimal tidak merendahkan kedudukan dan martabatnya itu
(Marno dan Idris, 2010:17).
Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang kewajiban guru adalah
(Suparlan:2005) :
1. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis, dan dialogis.
2. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
3. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Memberi teladan merupakan salah satu tugas guru dan ini merupakan
metode yang sering digunakan guru tanpa mereka sadari. Maka dari itu guru
harus bisa memberi contoh yang baik, harus lebih waspada dalam berbuat
karena guru mempunyai peranan yang sangat penting di dunia pendidikan.
Bagi sekolah yang mengiginkan murid yang berprestasi dan memiliki
etika yang baik maka gurunya harus bisa memberikan contoh yang baik pula.
Selain itu guru harus mengayomi anak didik dan tidak melakukan kekerasan
seperti: membentak, memukul, dan mengusir yang dapat mematahkan gairah
anak untuk belajar. Anak mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan
dari guru akan merasa malas mengikuti pelajarannya. Dan jika itu terjadi
maka membuat pembelajaran menjadi kurang maksimal.
Bertolak dari pengertian uswatun khasanah, maka perlu dihayati dan
dikembangkan di dalam mengamalkan ajaran-ajaran yang telah disampaikan
73
oleh rasul Muhammad SAW. Hal ini penting nantinya di dalam rangka
pembentukan perilaku sosial siswa, karena dengan suri tauladan diharapkan
tingkah laku siswa akan sesuai dengan ajaran-ajaran agama. Pendidikan
aqidah akhlak akan lebih berarti pada diri siswa bilamana disajikan dengan
bahasa yang mudah dipahami. Pendidikan agama atau pendidikan akhlak
bertujuan membentuk perilaku anak sesuai dengan ajaran-ajaran agama islam.
Para ahli pendidikan Islam telah sepakat bahwa maksud dari
pendidikan dan pengajaran bukanlah memenuhi otak anak didik dengan
segala macam ilmu yang belum mereka ketahui, tetapi maksudnya ialah
mendidik akhlak dan jiwa mereka, menemukan rasa fadlilah (keutamaan),
membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka
untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnnya ikhlas dan jujur. Maka setiap
guru haruslah memperhatikan akhlak, karena akhlak keagamaan adalah
akhlak yang tinggi ( M.Athiyah al Abrasy, 1993:1 ).
Jadi kita perlu adanya planing dalam menghadapi anak usia remaja
yang menginjak dewasa agar dapat hidup di lingkungannya, kita hendaknya
memberikan dasar-dasar keagamaan untuk mewujudkan peilaku sosial yang
baik untuk menanamkan sikap, moral sertatingkah laku yang baik kepada
anak didik, sehingga mereka dapat memiliki perilaku sesuai yang diharapkan,
yaitu yang dimunculkan dalam kehidupan sehari-hari dengan mempunyai
sikap optimis bertanggung jawab, mempunyai timbang rasa, tahu diri dan
memiliki kepercayaan pada diri sendiri.
73
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs Darul Ulum Reksosari Suruh
1. Sejarah Berdirinya
Pada awal pendirian MTs Darul Ulum, sekolah MTs merupakan adanya
keputusan tiga mentri tentang peleburan PGA dilebur menjadi MTs dan
MA pada tahun 1978, sebelumnya sekolahan Mts ini mempunyai nama
PGA/MUALIMIN, mualimin berdiri selama 6 tahun, kemudian diganti
menjadi PGAP selama 4 tahun, kemudian diganti lagi menjadi PGAA
selama 6 tahun, setelah itu diubah lagi menjadi MTs Darul Ulum sampai
sekarang. Sekolah PGA dahulunya diampu oleh Bapak Bahran, MTs Darul
Ulum pada masa itu diampu oleh Bapak Wahid, kemudian Bapak Kholil,
dilanjut Bapak Suyitno, kemudian Bapak Hisyam, dan sekarang diampu
oleh Bapak Abdul Harris.
2. Profil MTs darul ulum
a. Nama sekolah/madrasah : Madrasah Tsanawiyah (MTs) Darul Ulum
b. NSS/NPSN : 121233220009/20364446
c. Alamat : Jl. suruh – karanggede km 2 desa reksosari
Rt/Rw 05/01, kecamatan suruh, kabupaten
semarang, jawa tengah, kode pos 50776.
d. Tahun berdiri : 1979
e. Status sekolah : Swasta
74
3. Letak Geografis
Sebelah utara : Masjid raya reksosari, M.I reksosari
Sebelah selatan : Belakang SMK dan SMP NU Suruh
Sebelah timur : Perumahan warga
Sebelah barat :P erumahan warga
4. Jumlah siswa
a. Kelas 1 : 95 siswa
b. Kelas 2 : 71 siswa
c. Kelas 3 : 84 siswa
Jumlah : 250 siswa
5. Sarana Prasarana
a. Perlengkapan Administrasi
Tabel 3.1
Perlengkapan Administrasi
No Nama Barang Jumlah
1 Meja guru 14
2 Kursi guru 14
3 KursiTU 3
4 Meja TU 3
5 Mesinketik 2
6 Digital camera 1
7 Printer TU 1
8 Komputer TU 1
75
b. Perlengkapan Kegiatan Belajar Mengajar
Tabel 3.2
Perlengkapan KBM
No Nama Barang Jumlah
1 Komputer 21
2 Printer 3
3 Lcd 1
4 Lemari 6
5 Tv/Audio 2
6 Meja siswa 127
7 Kursi siswa 254
c. Prasarana
Tabel 3.3
Prasarana
No. Jenis ruang Jumlah Luas
1 Ruang kelas 9 54 m2
2 Lab. IPA 1 26 m2
3 Lab. Computer 1 54 m2
4 Lab. Perpus 1 54 m2
5 Ruang ketrampilan 1 26 m2
6 Ruang UKS 1 26 m2
7 Koperasi/took 1 26 m2
8 Ruang kepala sekolah 1 26 m2
9 Ruang guru 1 54 m2
10 Ruang TU 1 26 m2
11 Ruang osis 1 26 m2
12 Kamar mandi guru laki-laki 1 7,5 m2
13 Kamar mandi siswa laki-laki 2 6 m2
14 Kamar mandi siswa perempuan 2 6 m2
15 Gudang 1 54 m2
76
d. Data guru dan siswa
Tabel 3.4
Data Guru dan Siswa
No NIP/NUPTK Nama Guru Status status
pns/gtt/gty
1 196105151991031002 Drs. Hisyam Kamad PNS
2 196303031993032003 Hj. Siti Ngatikoh, S.Pd.I Waka
kurikulum
PNS
3 1437741642200012 M. Chazim A.S Waka Hum GTY
4 1537744647200013 M. Musta`in Waka kesis GTY
5 494474464820002 M. Abd haris, S.S Waka
sarpra
GTY
6 5761752656200002 M. Ikhwanudin Wali kelas GTY
7 1958751653300012 Siti Masrifah,S.Ag Pet.perpus GTY
8 8139742663000003 Umi zumroh Ka TU GTY
9 0555752653300052 Maryati S.Pd. Wali kelas GTY
10 7434758660300002 Sita khasunah,S.Pd Wali kelas GTY
11 5647749652200042 Karmani, S.Ag Wali kelas GTY
12 Listinawati, S.Pd Wali kelas GTY
13 Arwan, S.Pd Wali kelas GTY
14 Solichin, S.Pd Wali kelas GTY
77
e. Visi Misi MTs Darul Ulum\
1) Visi
Terwujudnya generasi islam yang terampil qiro`ah, tekun
beribadah, berakhlak karimah dan unggul dalam prestasi.
2) Misi
a) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam
pencapaian prestasi akademik dan non akademik.
b) Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam
mempelajari Al Qur`an dan menjalankan ajaran agama islam.
c) Mewujudkan pembentukan karakter islami yang mampu
mengaktualisasikan diri dalam masyarakat.
d) Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga
kependidikan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan.
e) Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efisien,
transparan dan akuntabel.
f. Tujuan Pendidikan MTs Darul Ulum
1) Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran aktif ( Pakem, CTL )
2) Mengembangkan potensi akademik, minat dan bakat siswa
melalui layanan bimbingan dan konseling dan kegiatan ekstra
kurikuler
3) Membiasakan perilaku islami di lingkungan madrasah
78
4) Meningkatkan prestasi akademik siswa dengan nilai rata – rata
7,5
5) Meningkatkan prestasi akademik siswa di bidang seni dan
olahraga lewat kejuaraan dan kompetisi.
B. Penyajian Data Hasil Penelitian
1. Responden Penelitian
Apabila subyeknya kurang dari 100 orang, maka sampelnya lebih
baik diambil semua, tetapi jika jumlah subyeknya lebih dari 100, maka
subyek dapat diambil antara 10-15 %, 20-25 % atau lebih (Arikunto,
2010:174). Karena jumlah siswa kelas VIII MTs Darul Ulum tahun
akademik 2015/1016 berjumlah 71, maka peneliti mengambil semua
populasi. Sedangkan nama – nama responden sebagai berikut :
Tabel 3.5
Daftar Responden
No Nama siswa Kelas
1 Anisa Ulinnuha VIII A
2 Adhani nur ramadhani VIII A
3 Aji pangestu VIII A
4 Agus andi saputra VIII A
5 Danang maulana VIII A
6 Dafid arif munandar VIII A
7 Fitri zuliyanti VIII A
8 Ilham titan sampurno VIII A
9 Jalaludin VIII A
10 Jefri romadhon VIII A
11 Khoirul amin VIII A
12 Khoiri zulfa malikhah VIII A
13 Lutfiia azka arrohmah VIII A
14 Muhammad rizki VIII A
15 Muhammad izzulhaq VIII A
79
16 Muhammad nasrudin VIII A
17 Nafi fauizatul mubarokah VIII A
18 Nur hermawati VIII A
19 Putri wahyu wulandari VIII A
20 Siti maghfiroh VIII A
21 Siti ngifatun nuriyah VIII A
22 Wily rangga kusuma VIII A
23 Zidan ali sobirin VIII A
24 Zulfan ahana VIII A
25 Avivi miftahus naini VIII B
26 Asfiyatul karimah VIII B
27 Afifah ari mustika VIII B
28 Aprilia nur baiti VIII B
29 Andika eka saputra VIII B
30 Cindi rohani VIII B
31 Dedi shera aal athoilah VIII B
32 Irvan VIII B
33 Iwan khanafi VIII B
34 Khoirul amin VIII B
35 M. lutfi hidayatulloh VIII B
36 M. nur lutfiyan VIII B
37 M. qoribul mujib VIII B
38 M. ahyari VIII B
39 M. zidan hakim VIII B
40 M. Hanafi VIII B
41 Naily wahyu hidayati VIII B
42 Pratiwi Zahra santika VIII B
43 Siti umi hanik VIII B
44 Ulkhiyatun hasanah VIII B
45 Khasnaydi adam VIII B
46 Anas rifai VIII C
47 Aryo prasetyo VIII C
48 Aditya ardiyanto VIII C
49 Adi nurrohim VIII C
50 Ade nurrohman VIII C
51 Badriyatul mukaromah VIII C
52 Cahya septia lestari VIII C
53 Dea risti jivatianto VIII C
54 Hamawi widodo VIII C
55 Ismatul husna VIII C
56 Khoirul sutopo VIII C
57 Latif kurniawan VIII C
58 M. ibnu hambali VIII C
59 M. fahrurrozi VIII C
80
60 M. satrio wibowo VIII C
61 M. zaini VIII C
62 Maria ulfa VIII C
63 Rizka fitriyani VIII C
64 Rizki fitriyah VIII C
65 Siti Fatimah zahriyah VIII C
66 Silvi elisa VIII C
67 Siti fitriyani VIII C
68 Siti azmah puji astutik VIII C
69 Syochibul arip VIII C
70 Siti nurrohmah VIII C
71 M. hambali VIII C
2. Penyajian Data
Data yang diperlukan dari penelitian ini adalah data mengenai
pengaruh keteladanan guru terhadap perilaku sosial siswa MTs Darul
Ulum Suruh. Untuk itu peneliti membagikan dua macam angket yang
masing – masing angket berisikan 10 item soal kepada responden.
Angket pertama berisikan pertanyaan tentang keteladanan guru, dan
angket kedua berisikan tentang perilaku sosial siswa. Untuk mengetahui
hubungan antara keteladanan guru dengan perilaku sosial siswa MTs
Darul Ulum Suruh, maka penulis sajikan data berdasarkan hasil angket
yang penulis sebarkan.
a. Hasil Angket Keteladanan Guru di MTs Darul Ulum Suruh
Tabel 3.6
Hasil Angket Keteladanan Guru
No.
Resp
Item Pernyataan
Jawaban
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 A B A A C C A B A A
2 A B A A C C B A C B
81
3 A A A A B B B A A B
4 A B B A A B A A A B
5 A B B B B B A A B A
6 B B A A A A A B B B
7 A B B B A A B A A B
8 A B A A A A A A B B
9 A A A A A A A A A B
10 A B B B B B A A A B
11 A B B B B B A A A B
12 A A A A B B A A A B
13 A A A A B B A A A B
14 A A B A B A A A B B
15 A A B A B B A B A A
16 B B A A B B A A A A
17 A B B A B B A A A A
18 A B B A B B B A A B
19 A A A B C B A A B A
20 A A B A B B A A B A
21 A B B B B B B A A B
22 A A A A A A A A A A
23 A B A A A B A A A B
24 A B B B A B A B A B
25 A B A A B B A A A A
26 A A B B A A B A A B
27 A A B B B B A B A B
28 B B B C A B A A A C
29 A B B A A B B C B B
30 A A B A A B A B A B
31 A A B A A B A B A B
32 A B B A A B B C B B
33 B B B C A B A A A B
34 A A B B B B A A B B
35 A A B B A A B A A B
36 A B A A B B A A A A
37 A B B B A B A B A B
38 A B A A A B A A A B
39 A A A A A A A A A A
40 A B B B B B B A A B
41 A A B A B B A A B A
82
42 A A A B C B A A B A
43 A B B A B B B A A B
44 A B B A B B A A A A
45 B B A A B B A A A A
46 A A B A B B A B A A
47 A A B A B A A A B B
48 A A A A B B A A A B
49 A A A A B B A A A B
50 A B B B B B A A A B
51 A B B B B B A A A B
52 A A A A A A A A A B
53 A B A A A A A A B B
54 A B B B A A B A A B
55 B B A A A A A B B B
56 A B B B B B A A A A
57 A B B A A B A A A B
58 A A A A B B B A A B
59 A B A A C C B A C B
60 A B A A C C A B A A
61 A A B A B B A B A A
62 B B A A B B A A A A
63 A B B A B B B A A B
64 A B B A B B A A A A
65 A A A B C B A A B A
66 A B B A A B A B A B
67 A B B A A B B C B B
68 A A A A A A A A A A
69 B B B B A B B B B A
70 A A B A A B A B A B
71 A A B A B B A A B A
83
b. Hasil Angket Perilaku Sosial Siswa
Tabel 3.7
Hasil Angket Perilaku Sosial Siswa
No.
Resp
Item Pernyataan
Jawaban
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 C B B A B B B C A C
2 C B C C A B B C B C
3 A A A B B B A B A B
4 A A B B B B A A A B
5 B B A A B B B B B C
6 B B A B B B B B B C
7 B A A A B A A B A C
8 B B B B A B A A A C
9 B B B B B B A B B C
10 B B A B A B A A A C
11 B B A B A B A A A C
12 B B B A B B A B A B
13 B B B A B A A B A C
14 B A A B A A A A A A
15 C B A B A B B B A C
16 B B A B A B B B A B
17 C B A B B B B B B C
18 A B B A B B A B A C
19 A B A B A B A B A C
20 B A A B A A A C B C
21 B B B B B B A B A B
22 A A A A A A A A A A
23 B B A B C C A B A B
24 A B A B A B A A A B
25 A A B A A A A A A A
26 B B B B A B B B B B
27 B B B B A B A B A B
28 B B A A B B B A B A
29 B C B B B B B C A C
30 B B C B C B B B B C
84
31 B B C B C B B B B C
32 B C B B B B B C A C
33 B B A A B B B A B A
34 B B B B A B A B A B
35 B B B B A B B B B B
36 A A B A A A A A A A
37 A B B B A A A A A B
38 B B A B C C A B A B
39 A A A A A A A A A A
40 B B B B A B A B B A
41 B A A B A A A C B C
42 A B A B A B A B A C
43 A B B A B B A B A C
44 C B A B B B B B B C
45 B B A A B A B A A B
46 C B A B A B B B A C
47 B A A B A A A A A A
48 B B B A B A A B A C
49 B B B A B B A B A B
50 B B A B A A A A A C
51 B B A B A B A A A C
52 B B B B B A B B B C
53 B B B B A B A B A C
54 B A A A B A A B A C
55 B B A B B B B B B C
56 B B A A B B B B B C
57 A A B B B B B A A B
58 A A A B B B A B A B
59 C B C C A B B C B C
60 C B B A B B B C A C
61 B A A B A A A B B C
62 A A B A A A A A A A
63 B B B B A B A B B B
64 B B B B A B B B B B
65 B B C B C B B B B C
66 A B A B A A A B A B
67 B B A A B B B A B A
68 B B B B A B A B A B
69 B C B B B B B C A C
85
70 B B A B C C A B A B
71 B B A B B B B B B C
86
BAB IV
ANALISIS DATA
Pembahasan pada bab ini yaitu untuk membuktikan adanya Hubungan
Antara Keteladanan Guru Dengan Perilaku Sosial SSiswa MTs Darul Ulum Suruh
tahun pelajaran 2015/2016. Penulis akan menganalisis data yang telah diperoleh
melalui angket dan observasi yang merupakan hasil penelitian.
A. Analisis Deskriptif
Dalam analisis deskriptif, penulis akan menyajikan analisis data dalam
rangka untuk mengetahui bagaimana Hubungan Antara Keteladanan Guru
Dengan Perilaku Sosial Siswa MTs Darul Ulum Suruh.
1. Analisis data keteladanan guru
Pengambilan data mengenai keteladanan guru diperoleh dari
penyebaran angket yang terdiri dari 10 item atau soal. Masing – masing
pertanyaan tersedia alternatif 3 jawaban dengan bobot nilai sebagai
berikut :
a. Siswa yang menjawab A diberi nilai 3
b. Siswa yang menjawab B diberi nilai 2
c. Siswa yang menjawab C diberi nilai 1
Selanjutnya, analisis data ini digunakan untuk mencari nominasi
didasarkan pada jumlah nilai yang diperoleh dari hasil angket yang diisi
siswa. Nilai yang diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk mengetahui
tentang hubungan antara keteladanan guru dengan perilaku sosial siswa
87
MTs Darul Ulum Suruh. Adapun jumlah siswa yang dijadikan sampel
sebanyak 71 siswa.
Berikut adalah data nama beserta jawaban dan skornya.
Tabel 4.1
Hasil Analisis Keteladanan Guru
No.
Resp
Item Pernyataan
Jawaban
Nominasi Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A B C
1 C B B A B B B C A C 2 5 3 19
2 C B C C A B B C B C 1 4 5 16
3 A A A B B B A B A B 5 5 0 25
4 A A B B B B A A A B 5 5 0 25
5 B B A A B B B B B C 2 7 1 21
6 A A A B A A A A A B 8 2 0 28
7 B A A A B A A B A C 6 3 1 25
8 A B A B A B A A A C 6 3 1 26
9 A B A B B B A B B C 3 6 1 20
10 B B A B A B A A A C 5 4 1 26
11 B B A B A B A A A C 5 4 1 24
12 B B B A B B A B A B 3 7 0 23
13 B B B A B A A B A C 4 5 1 29
14 B A A B A A A A A A 8 2 0 28
15 C B A A A A B A A C 6 2 2 24
16 A A A B A B B B A B 5 5 0 25
17 C A A B B A B B B C 3 5 2 23
18 A B B A B B A B A C 4 5 1 29
19 A B A B A B A B A C 5 4 1 24
20 B A A B A A A C B C 4 3 2 20
21 B B B B B B A B A B 2 8 0 22
22 A A A A A A A A A A 1 0 0 30
23 B B A B C C A B A B 3 4 2 19
24 A B A B A B A A A B 6 4 0 26
25 A A A A A A A A A A 10 0 0 30
26 B B B B A B B B B B 1 9 0 21
27 A B B B A B A B A A 5 5 0 25
28 B B A A B B B A B A 4 6 0 24
88
29 B C B B B B B C A C 1 6 3 18
30 B B C B C B B B B C 0 7 3 17
31 B B C B C B B B B C 0 7 3 17
32 B C B B B B B C A C 1 6 3 18
33 B B A A A B B A B A 5 5 0 25
34 B B B B A B A B A B 3 7 0 23
35 B B B B A B B B B B 1 9 0 21
36 A A B A A A A A A A 9 1 0 29
37 A B B B A A A A A B 6 4 0 26
38 B B A B C C A B A B 3 5 2 21
39 A A A A A A A A A A 1 0 0 30
40 B B B B A B A B B A 3 7 0 23
41 B A A B A A A C B C 3 5 2 21
42 A B A B A B A B A C 5 4 1 24
43 A B B A B B A B A C 4 5 1 23
44 C B A B B B B B B C 1 7 2 19
45 B B A A B A B A A B 5 4 1 24
46 C B A B A B B B A C 3 5 2 21
47 B A A B A A A A A A 8 2 0 28
48 B B B A B A A B A C 4 5 1 23
49 B B B A B B A B A B 3 7 0 23
50 B B A B A A A A A C 6 3 1 25
51 B B A B A B A A A C 5 4 1 24
52 B B B B B A B B B C 1 8 1 20
53 B B B B A B A B A C 3 6 1 22
54 B A A A B A A B A C 6 3 1 25
55 B B A B B B B B B C 1 8 1 20
56 B B A A B B B B B C 2 7 1 25
57 A A B B B B B A A B 4 6 0 24
58 A A A B B B A B A B 5 5 0 25
59 C B C C A B B C B C 1 4 5 16
60 C B A A B A B C A B 4 4 2 23
61 B A A B A A A B B C 5 4 1 24
62 A A B A A A A A A A 9 1 0 29
63 B B B B A B A B B B 2 8 0 22
64 B B B B A B B B B B 1 9 0 26
65 B B C B C B B B B C 0 7 3 17
66 A B A B A A A B A B 6 4 0 26
67 B B A A B B B A B A 4 6 0 24
68 B B B B A B A B A B 3 7 0 25
89
69 B C B B B B B C A C 1 6 3 18
70 B B A B C C A B A B 3 5 2 21
71 B B A B B B B B B C 1 8 1 20
Dari data diatas dapat dilihat bahwa nilai tertinggi adalah 30 dan
nilai terendah adalah 16 dengan memasukkan angka tersebut kedalam
rumus, maka dapat dicari lebar interval dengan rumus sebagai berikut :
= 5
Setelah intervalnya didapat, maka ditentukan frekuensi dan
prosentase frekuensi tentang hubungan antara keteladanan guru dengan
perilaku sosial siswa sebagai berikut :
26 - 30 = Kategori A sebanyak 10 siswa
21 - 25 = Kategori B sebanyak 42 siswa
16 - 20 = Kategori C sebanyak 19 siswa
Keterangan :
P = Presentase perolehan
F = Frekuensi
N = Jumlah total responden
90
a. Kategori nilai tinggi (A) = 10 orang
b. Kategori nilai sedang (B) = 16 orang
c. Kategori rendah (C) = 49 orang
Tabel 4.2
Interval dan Prosentase Keteladan Guru
No Interval Frekuensi Prosentase Nominasi Keterangan
1 26-30 10 14,09% A Tinggi
2 21-25 42 59,15% B Sedang
3 16-20 19 26,76% C Rendah
Jumlah 72 100%
91
Dengan demikian, maka:
a. Nominasi anatara 26-30 berarti keteladanan guru dikatakan tinggi
(A) sebanyak 10 orang atau 14,09 %.
b. Nominasi anatara 21-25 berarti ketaladan guru dikatakan sedang (B)
sebanyak 42 orang atau 59,15%.
c. Nominasi antara 16-20 berarti keteladanan guru dikatakan rendah
(C) sebanyak 19 orang atau 26,76%.
2. Analisis Perilaku Sosial Siwa
Pengambilan data mengenai perilaku sosial siswa diperoleh dari
penyebaran angket yang terdiri dari 10 item atau soal. Masing – masing
pertanyaan tersedia alternatif 3 jawaban dengan bobot nilai sebagai
berikut :
a. Siswa yang menjawab A diberi nilai 3
b. Siswa yang menjawab B diberi nilai 2
c. Siswa yang menjawab C diberi nilai 1
Selanjutnya, analisis data ini digunakan untuk mencari nominasi
didasarkan pada jumlah nilai yang diperoleh dari hasil angket yang diisi
siswa. Nilai yang diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk mengetahui
tentang hubungan antara keteladanan guru dengan perilaku sosial siswa
MTs Darul Ulum Suruh.
Adapun jumlah siswa yang dijadikan sampel sebanyak 71 siswa.
Berikut adalah data nama beserta jawaban dan skornya.
92
Tabel 4.3
Hasil Analisis Perilaku Sosial Siswa
No.
Responde
n
Item Pernyataan
Jawaban
Nominasi Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A B C
1 B B B B B B B B B C 0 9 1 19
2 B A A B A A B A B C 5 4 1 24
3 A B B A B A A B A C 5 4 1 24
4 B B B A B A A B A C 4 5 1 23
5 C B B B B B B B C B 0 8 2 18
6 B B A B A A B A B A 5 5 0 25
7 A A B A B A A A B B 6 4 0 26
8 B B B A B B B A B C 2 7 1 21
9 B B B A B B B B B C 1 8 1 20
10 C B A B B B A C B C 2 5 3 19
11 B A B B A A B B A C 4 5 1 23
12 B B A C B A B C B C 2 5 3 19
13 B B B B A A B A B B 3 7 0 23
14 B B B B B B B B B B 0 1 0 20
15 C B B B B B A A C B 2 6 2 20
16 B B B B B B A A C B 2 7 1 21
17 B B A A A A A A A A 8 2 0 28
18 B A A A A A A A A C 8 1 1 27
19 B A A A B A A A A C 7 2 1 26
20 B A A B A A A C A C 6 2 2 24
21 B A A B A A A C A C 6 2 2 24
22 A A A A A A A B B C 7 2 1 26
23 A A A A A A A B B C 7 2 1 26
24 B B B B B A A B A C 3 6 1 22
25 B A A A A A A A B B 7 3 0 27
26 B B A A A A A A A C 7 2 1 26
27 B B B B B B A B A C 2 7 1 21
28 B A A B A A B A B B 5 5 0 25
29 B A A B A A B A B B 5 5 0 25
30 B B B B B A B A B C 2 7 1 21
31 B B A B B A B A B C 3 6 1 22
32 C B B B B A B A B C 2 6 2 20
93
33 C B B B B B B A B C 1 7 2 19
34 A A A A A B A B A C 7 2 1 26
35 B B A A A B A C A C 5 3 2 23
36 B A A B A A A B B C 5 4 1 24
37 B A A B A A B A A C 6 3 1 25
38 A A B A B A B B A C 5 4 1 24
39 B B B B B A B B A C 2 7 1 21
40 B B B B A A B C B C 2 6 2 20
41 B B A B A A A B B C 4 5 1 23
42 A B A B A B A B B C 4 5 1 23
43 A A A A A A A A A A 10 0 0 30
44 A A A A A A B A B C 7 2 1 26
45 B B B B A A B B A C 3 6 1 22
46 B B B B A A B A A C 4 5 1 23
47 C B B B B B B A B C 1 7 2 19
48 B B B A B A A B B C 3 6 1 22
49 C B B B B B B B B B 0 9 1 19
50 A A B A A B A B A C 6 3 1 25
51 B B B A A B B A A B 4 6 0 24
52 B B A A A A C C B C 4 3 3 21
53 B A B A B B C A B B 3 6 1 22
54 B B B B A A B B B C 2 7 1 24
55 B B A B B B C B A C 2 6 2 20
56 B B B A A B B B B C 2 7 1 24
57 B A A A A A A A A A 9 1 0 29
58 A A A A B B A A B C 6 3 1 25
59 C B A B B B B B B C 1 7 2 19
60 A B B A B B A B A C 4 5 1 23
61 A B A B A B A B A C 5 4 1 24
62 B B A B A B A A A C 5 4 1 29
63 C B C C A B C C B C 1 3 7 20
64 A A A B B B A B A B 5 5 0 25
65 A A B B B B A A A B 5 5 0 25
66 B B A A B B B B B C 2 7 1 23
67 B A A A B A A B A C 6 3 1 25
68 B B B B A B A A A C 4 5 1 23
69 C B B A B B B C A C 2 5 3 19
70 B B A B C C A B A B 3 5 2 21
71 B C B B B B B C A C 1 6 3 18
94
Dari data diatas dapat dilihat bahwa nilai tertinggi adalah 30 dan
nilai terendah adalah 16 dengan memasukkan data tersebut ke dalam
rumus, maka dapat dicari lebar interval dengan rumus sebagai berikut :
= 5,66 dibulatkan menjadi 6
Setelah intervalnya di dapat, maka ditentukan frekuensi dan prosentase
frekuensi perilaku sosial siswa sebagai berikut :
26 – 31 = kategori A sebanyak 20 siswa
20– 25 = kategori B sebanyak 33 siswa
14– 19 = kategori C sebanyak 18 siswa
Keterangan :
P = Presentase perolehan
F = Frekuensi
N = Jumlah total responden
a. Kategori nilai tinggi (A) =
= 28,17 %
b. Kategori nilai sedang (B) =
= 46,48 %
95
c. Kategori nilai rendah (C) =
= 25,35 %
Tabel 4.4
Interval dan Prosentase Perilaku Sosial Siswa
No Interval Frekuensi Prosentase Nominasi Keterangan
1 25 – 28 20 28,17 % A Tinggi
2 21 – 24 33 46,48 % B Sedang
3 16 – 20 18 25,35 % C Rendah
Jumlah 100 %
Dengan demikian, maka :
a. Nominasi antara 25 -28 berarti nilai perilaku sosial siswa dikatakan
tinggi (A) sebanyak 20 siswa atau 28,17 %
b. Nominasi antara 21 – 24 berarti nilai perilaku sosial siswa dikatakan
sedang (B) sebanyak 33 siswa atau 46,48 %
c. Nominasi antara 16 – 20 berarti nilai perilaku sosial siswa dikatakan
rendah (C) sebanyak 18 siswa atau 25,35 %
B. Pengujian Hipotesis
Analisis ini bertujuan untuk membuktikan diterima tidaknya hipotesis
penelitian yang diajukan. Pengujian ini untuk mengetahui hubungan antara
keteladanan guru dengan perilaku sosial siswa MTs Darul Ulum Suruh
dengan menggunakan rumus korelasi product moment, dalam bentuk tabel
96
koefisien antara variabel X (keteladanan guru) dan variabel Y (perilaku sosial
siswa), sebagaimana table berikut :
Tabel 4.5
Tabel Pembantu Analisis Product Moment
No Resp X Y X.Y
1 19 19 361 361 361
2 16 24 256 576 384
3 25 24 625 576 600
4 25 23 625 529 575
5 21 18 441 324 378
6 28 25 784 625 700
7 25 26 625 676 650
8 26 21 676 441 546
9 20 20 400 400 400
10 26 19 676 361 494
11 24 23 576 529 552
12 23 19 529 361 437
13 29 23 841 529 667
14 28 20 784 400 560
15 24 20 576 400 480
16 25 21 625 441 525
17 23 28 529 784 644
18 29 27 841 729 783
97
19 24 26 576 676 624
20 20 24 400 576 480
21 22 24 484 576 528
22 30 26 900 676 780
23 19 26 361 676 494
24 26 22 676 484 572
25 30 27 900 729 810
26 21 26 441 676 546
27 25 21 625 441 525
28 24 25 576 625 600
29 18 25 324 625 450
30 17 21 289 441 357
31 17 22 289 484 374
32 18 20 324 400 360
33 25 19 625 361 475
34 23 26 529 676 598
35 21 23 441 529 483
36 29 24 841 576 696
37 26 25 676 625 650
38 21 24 441 576 504
39 30 21 900 441 630
40 23 20 529 400 460
98
41 21 23 441 529 483
42 24 23 576 529 552
43 23 30 529 900 690
44 19 26 361 676 494
45 24 22 576 484 528
46 21 23 441 529 483
47 28 19 784 361 532
48 23 22 529 484 506
49 23 19 529 361 437
50 25 25 625 625 625
51 24 24 576 576 576
52 20 21 400 441 420
53 22 22 484 484 484
54 25 24 625 576 600
55 20 20 400 400 400
56 25 24 625 576 600
57 24 29 576 841 696
58 25 25 625 625 625
59 16 19 256 361 304
60 23 23 529 529 529
61 24 24 576 576 576
62 29 29 841 841 841
99
63 22 20 484 400 440
64 26 25 676 625 650
65 17 25 289 625 425
66 26 23 676 529 598
67 24 25 576 625 600
68 25 23 625 529 575
69 18 19 324 361 342
70 21 21 441 441 441
71 20 18 400 324 360
JML 1652 1632 39312 38074 38144
N = 71
= 1652
= 1632
= 39312
= 38074
= 38144
Dalam melakukan analisis hubungan antara keteladanan guru dengan
perilaku sosial siswa MTs Darul Ulum Suruh, penulis menggunakan rumus
product moment, adapun rumusnya sebagai berikut :
r
r
100
r
r
r
r
r 0,244
C. Pembahasan
Dari perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh rxy = 0,244
dengan N= 71. Untuk melihat signifikasi N= 71 dengan rx tabel = 0,235 dan
rxy= 0,244 maka, digunakan kaidah sebagai berikut:
1. Bila rxy > rx tabel 5% hasil dinyatakan signifikan
2. Bila rxy < rx tabel 5% hasil tidak signifikan.
Pada taraf signifikasi 5% rx tabel 0,235 dan rxy sebesar 0,244
maka, dapat disimpulkan bahwa rxy lebih besar dari rx tabel sehingga
hipotesis kerja (Ha) diterima. Oleh karena itu hasil dinyatakan signifikan
bahwasanya ada hubungan antara Keteladanan Guru dengan Perilaku Sosial
siswa MTs Darul Ulum Suruh tahun 2015/2016.
101
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dijabarkan pada bab-bab
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa sebagai berikut :
1. Keteladanan guru tergolong pada kategori tinggi dengan prosentase
14,09% sebanyak 10 responden, pada kategori sedang dengan prosentase
59,15% sebanyak 16 responden dan pada kategori rendah dengan
prosentase 26,76% sebanyak 45 responden.
2. Perilaku sosial siswa tergolong pada kategori tinggi 28,17% sebanyak 20
responden, pada kategori sedang 46,48% sebanyak 33 responden dan
pada kategori rendah dengan prosentase 25,35% sebanyak 18 responden.
3. Dari penelitian yang dianalisis secara statistic, disimpulkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara keteladanan guru dengan perilaku sosial
siswa MTs Darul Ulum Suruh tahun 2015/2016. Hal ini diperoleh dari
hasil penghitungan product moment dari hasil yakni 0,244 dan
tabel sebesar 0,235 pada taraf signifikasi 5% . jadi lebih besar dari
(0,244>0,235)
Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan diterima, berarti hasil
dinyatakan signifikan bahwasanya ada hubungan antara keteladanan guru
dengan perilaku sosial siswa MTs Darul Ulum Suruh tahun 2015/2016.
102
Karena hasil perhitungan data yang diperoleh dilapangan menunjukkan hasil
hitung 0,244 > tabel 0,235.
B. Saran-saran
1. Bagi seluruh siswa MTs Darul Ulum Suruh, disarankan agar senantiasa
menghormati dan meneladani apa yang dicontohkan oleh Bapak/Ibu Guru
disekolahan, Karena dengan meneladani itulah akan terwujud pribadi yang
luar biasa dan diharapkan seluruh siswa bisa menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Mengingat zaman sekarang anak-anak kebanyakan sudah mulai
berperilaku yang kurang sopan terhadap orang tua dan guru, maka sekolah
memiliki peran yang penting dalam membentuk budi pekerti yang luhur
bagi siswa dengan memberikan contoh yang baik kepada siswanya agar
tercipta perilaku sosial yang baik dan bisa diterapkan dalam kehidupan
bermasyarakat.
3. Untuk para peneliti selanjutnya, penulis merekomendasikan untuk
dijadikan rujukan penelitian lanjutan tentang hubungan antara keteladanan
guru dengan perilaku sosial siswa atau faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku sosial siswa.
Alhamdulillah, akhirnya skripsi ini dapat kami susun dengan baik dan
semoga bermanfaat bagi kita semua agar senantiasa meneladani perilaku
yang dicontohkan oleh guru-guru kita dan kita lebih menjaga sikap perilaku
sesuai ajaran islam, sehingga kedepanya bisa menjadi manusia yang
103
berkualitas. Kritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
104
DAFTAR PUSTAKA
… 2008. Pedoman Penulisan Skripsi. Salatiga: STAIN
Arikunto, Suharsimi. 2005. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Al Abrasi, Athiyah Mohd. 1993. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan
Islam. Jakarta:PT Bulan Bintang.
Al Hasimi, Muhammad Ali. 2003. The Ideal Muslim:The True Islamic
Personality As Defined in The Qur’an and Sunah.Terj Ahmad
Baidowi Muslim Ideal,Pribadi Islam dalam Alqur’an dan As
sunah.cet IV. Yogyakarta:Mitra Pustaka.
Darmawan, Deni. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Darusman, Marzuki. 2000. Metodologi Penelitian. Bandung.
Departemen Agama RI. 2005. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta:
Pustaka Amani.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka.
Hasyim, Ahmad Umar. 2007. Menjadi Muslim,Berdasarkan Alqur’an
dan Sunah Nabi, Terj. Joko Suryanto. Yogyakarta: Mitra
Pustaka.
Haq, Anwarul. 2004. Remaja Berakhlak Mulia. Bandung:Marja.
Hermawan, Asep. 2004. Kiat Praktis Menulis Skripsi,Tesis dan
Disertasi untuk Konsentrasi Pemasaran. Ghalia Indonesia
Huruta, Andrian Dolfriandra. 2015. Membangun Dengan Pengalaman
Di Tengah Perubahan. UKSW : Satya Wacana University Press
Mahmud, Ali Abdul Halim. 2004. Akhlak Mulia. Jakarta: Gema
Insani.
105
Melati, Risang. 2012. Kiat Sukses Guru Paud yang Disukai Anak-
anak. Yogyakarta : Araska
Soebachman, Agustina. 2014. Saatnya Anda Menjadi Guru Terhebat.
Yogyakarta : IN AzNa Books
Sudiro, Sumarkoco. 1990. Masalah-Masalah Pokok Kedewasaan
dalam Masyarakat Modern. Jakarta: Pustaka Kartini.
Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Sukandarrummidi. 2004. Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis
Peneliti Pemula. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat
Publishing
Suryabrata, Sumadi. 1995. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Tatapangarsa, Humaidi. 1990. Akhlaq yang Mulia. Surabaya: Bina
Ilmu.
Walgito, Bimo. 1997. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi
Offset.
Wjs, Purwadarminta. 1976. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Zainuddin.1991. Seluk Beluk Pendidikan dari Al Ghazali. Jakarta:
Radar Jaya Offset.
106
ANGKET PENELITIAN
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. NAMA :
2. KELAS:
B. PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
1. Isilah identitas anda sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan angket
ini.
2. Beri tanda (X) pada setiap pilihan jawaban yang sesuai dengan
keadaan anda pada lembar jawab yang tersedia.
3. Terima kasih atas partisipasinya
C. DAFTAR PERTANYAAN
KETELADANAN GURU
1. Apakah guru anda mengucapkan salam ketika bertemu siswa dan masuk
dalam kelas?
a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
2. Apakah guru anda datang tepat waktu ketika berangkat ke sekolah?
a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
3. Apakah guru anda tepat waktu dalam memulai pembelajaran?
a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
4. Apakah guru anda memberikan contoh perilaku yang baik didalam
maupun diluar kelas?
a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
5. Apakah guru anda memberikan pujian saat anda mendapat nilai yang
memuaskan?
a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
6. Apakah guru anda memberi pujian kepada anda jika anda melakukan
perbuatan yang baik?
a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
7. Apakah guru anda mengajak berdoa terlebih dahulu sebelum dan
sesudah mengerjakan aktifitas?
a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
8. Apakah guru anda mengajarkan untuk saling tolong menolong?
a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
9. Apakah guru anda menegur anda jika anda tidak rapi?
a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
10. Apakah guru anda sabar dalam membimbing anda dalam belajar?
a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
107
PERILAKU SOSIAL SISWA
1. Apakah anda mengucapkan salam ketika bertemu dengan guru dan
teman-teman?
a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
2. Apakah anda menolong orang atau teman yang sedang kesusahan
dalam belajar?
a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
3. Jika ada teman anda yang melakukan kesalahan kepada anda, apakah
anda akan memaafkan kesalahannya?
a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
4. Jika anda melakukan kesalahan terhadap teman, apakah langsung
meminta maaf?
a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
5. Apakah anda akan membantu teman anda yang sedang kesulitan dalam
belajar ?
a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
6. Jika ada teman anda yang suka menolong, apakah anda akan
mencontohnya?
a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
7. Jika anda melihat ada teman yang berkelahi, apa anda akan
mendamaikannya?
a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
8. Jika anda mempunyai masalah, apa anda mencari jalan keluar sendiri
atau meminta pertimbangan orang tua?
a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
9. Jika ada teman anda yang memiliki masalah, apakah teman anda
bercerita kepada anda untuk meminta solusi/jalan keluar?
a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
10. Apakah anda membedakan antara teman yang kurang mampu
dengan teman yang mampu untuk diajak berteman?
a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120