hubungan antara kelekatan remaja dengan … · sering membantu dalam mengerjakan tugas-tugas rumah...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN REMAJA DENGAN ORANGTUA
DAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA DI YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun Oleh:
Rhisang Sadewa
119114052
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
“Hari ini, atau tidak sama sekali.”, Homicide.
“Menuju tak terbatas dan melampauinya.”, Buzz lightyear.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada Tuhan yang senantiasa memberkati dari awal pengerjaan hingga terselesaikannya skripsi ini.
Kedua orang tua yang selalu mendoakan, mendukung, dan
mencukupi semua kebutuhan hingga mampu menyelesaikan bangku kuliah.
Kepada semua keluarga dan teman-teman yang selalu mendukung dan telah membantu selama menjalani perkuliahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhanya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah
Yogyakarta, 7 Juli 2017
Penulis
Rhisang Sadewa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN REMAJA DENGAN ORANGTUA
DAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA DI YOGYAKARTA
Rhisang Sadewa
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap adanya hubungan antara
kelekatan dengan perilaku merokok pada remaja. Hipotesis pada penelitian ini
adalah adanya hubungan negatif antara kelekatan dengan perilaku merokok pada
remaja. Subjek dalam penelitian ini adalah 200 remaja laki-laki yang memiliki
kebiasaan merokok dengan usia 12-15 tahun. Pemilihan subjek penelitian
dilakukan berdasarkan teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan
dalam pngambilan data ialah skala kelekatan dan angket perilaku merokok yang
disusun oleh peneliti. Skala kelekatan memiliki koefisien reliabilitas sebesar
0,857. Teknik analisis data menggunakan uji korelasi Spearman’s rho
dikarenakan sebaran data pada salah satu variabel bersifat tidak normal. Hasil
analisis data menghasilkan nilai r sebesar -0,734 dengan taraf signifikansi p sebesar
0,000. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan adanya hubungan negatif antara
body kelekatan dengan perilaku merokok. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat
kelekatan remaja dengan orangtuanya, maka semakin rendah perilaku
merokoknya. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah tingkat kelekatan remaja
dengan orangtua, maka perilaku merokok pada remaja akan cenderung semakin
tinggi.
Kata kunci: kelekatan, perilaku merokok, remaja, orangtua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
CORRELATION BETWEEN ADOLESCENT ATTACHMENT WITH
PARENTS AND SMOOKING BEHAVIOUR – SMOOKER ADOLESCENT
IN YOGYAKARTA
Rhisang Sadewa
ABSTRACT
This research is aimed to know the correlation between adolescent
attachment with parent and smoking behavior. The hypothesis was that, there was
a negative correlation between adolescent attachment with parent and smoking
behavior on adolescent. There were 200 subjects of the research, aged 12 to 15
years old who had smoking behavior. In this research, researcher used purposive
sampling technique. The collection of the data was done by using adolescent
attachment with parent and smoke consumption inquiry scales. Reliability of the
early adolescent attachment scale was 0,857. To determine the correlation
between adolescent attachment with parent and smoking behavior, researcher
used Spearman's rho correlation test. Coefficient correlation (r) between
adolescent attachment and smoking behavior was -0,734 with significance level
(p) 0,000. It means there was negative significant correlation between adolescent
attachment with parent and smoking behavior. It was concluded that adolescent
who had high level of attachment relationship with parent had low level of
smoking behavior intensity.
Keyword: attachment, smoking behavior, adolescent, parent.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Rhisang Sadewa
Nomor Mahasiswa : 119114052
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN REMAJA DENGAN ORANGTUA
DAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA DI YOGYAKARTA
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Yogyakarta
Pada tanggal : 7 juli 2017
Yang menyatakan,
Rhisang Sadewa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasih karunia-
Nya kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan menginspirasi para pembaca.
Penyusunan skripsi ini terselesaikan atas bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma yang turut memberikan motivasi selama
penulisan skripsi ini.
2. Bapak P. Eddy Suhartanto, M. Si, selaku Kepala Program Studi Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma
3. Bapak Robertus Landung Eko Prihatmoko, M.Si., selaku dosen pembimbing
skripsi yang telah memberi inspirasi dan memotivasi penulis menyusun
skripsi. Terimakasih juga untuk ibu Sylvia Carolina M.Y.M. S.Psi., M.Si.,
yang telah memberi banyak masukan pada saat awal penyusunan skripsi.
4. Bapak Prof. Dr. A. Supratiknya, selaku dosen pembimbing akademik yang
telah mendampingi proses kuliah hingga akhir, memberikan nasihat-nasihat,
dan motivasi untuk mengembangkan diri.
5. Terimakasih kepada ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si dan Bapak Edward
Theodorus, M.App.Psy sebagai dosen penguji skripsi. Terimakasih atas
masukan-masukannya sehingga skripsi ini bisa lebih baik dan berguna.
6. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah
berbagi ilmu, pengalaman, dan memberikan inspirasi untuk belajar di dunia
psikologi.
7. Seluruh staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang
senantiasa membantu segala proses administrasi dan juga dalam proses
pembelajaran selama masa studi.
8. Kedua orangtuaku terkasih yang selalu memberikan kasih sayang serta doa
yang selama proses perkuliahan hingga penulisan skripsi ini. Terimakasih
telah mendukung hingga akhir perkuliahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
9. Maria Oktavina Rae, terimakasih perhatian dan dukungan selama ini hingga
akhirnya terselesaikan. Harus cepat menyusul.
10. Teman-temin admin Lazadut: Gunam, Bayu, Manda, Endah, dan Rere yang
sering membantu dalam mengerjakan tugas-tugas rumah tangga. Semoga kita
bisa bertemu kembali lain waktu. Sukses selalu.
11. Teman-teman fakultas psikologi USD yang telah memberikan banyak
inspirasi dan dinamika untuk berkembang. Khusus Ekarock, semoga kita bisa
nonton Hammersonic bersama secepatnya.
12. Kawan-kawan SlamBoys yang telah menjadi teman hidup dijogja, semoga
diberi rejeki untuk kos yang lebih layak. Semoga lekas menggapai cita-cita
untuk semuannya.
13. Semua pihak yang telah membantu dalam pengerjaan skripsi yang tidak bisa
disebutkan semuannya, terimakasih banyak. Sukses selalu.
Akhir kata, peneliti menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, peneliti terbuka kepada setiap kritik dan saran yang
disampaikan demi perkembangan yang lebih baik.
Yogyakarta, 19 Oktober 2016
Peneliti,
Rhisang sadewa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .............................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................. x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 11
D. Manfaat Penelitian.................................................................................... 11
BAB II DASAR TEORI ........................................................................................ 12
A. KELEKATAN ......................................................................................... 12
1. Pengertian Kelekatan .......................................................................... 12
2. Kelekatan Remaja dengan Orangtua .................................................. 14
3. Aspek Kelekatan ................................................................................. 16
B. REMAJA ................................................................................................. 19
1. Pengertian Remaja .............................................................................. 19
2. Aspek Perkembangan Remaja............................................................. 20
C. PERILAKU MEROKOK ........................................................................ 23
1. Pengertian Perilaku Merokok .............................................................. 23
2. Tipe Perokok ....................................................................................... 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
3. Faktor-Faktor yang Mempengarui Perilaku Merokok ........................ 24
D. HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN REMAJA DAN ORANGTUA
DAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA ....................................... 25
E. HIPOTESIS ............................................................................................. 31
F. SKEMA PENELITIAN ........................................................................... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................... 33
A. JENIS PENELITIAN .............................................................................. 33
B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN ......................................... 33
C. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN ...................... 33
1. Kelekatan remaja dengan orangtua ..................................................... 33
2. Perilaku Merokok ................................................................................ 35
D. SUBJEK PENELITIAN ........................................................................... 35
E. METODE DAN ALAT PENGUMPUALAN DATA ............................. 36
1. Skala Kelekatan ................................................................................... 36
2. Angket Perilaku Merokok ................................................................... 38
F. UJI COBA ALAT UKUR ........................................................................ 39
G. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR .............................. 39
1. Validitas ................................................................................................ 40
2. Reliabilitas ............................................................................................ 40
H. SELEKSI ITEM ....................................................................................... 41
I. METODE ANALISIS DATA ................................................................. 44
1. Uji Asumsi ............................................................................................ 44
a. Uji Normalitas .................................................................................. 44
b. Uji Linearitas .................................................................................... 44
2. Uji Hipotesis ......................................................................................... 45
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN ..................................... 46
A. PELAKSANAAN PENELITIAN ........................................................... 46
B. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN ..................................................... 46
C. DESKRIPSI DATA PENELITIAN ........................................................ 47
1. Deskripsi Statistik ............................................................................... 47
2. Kategorisasi ......................................................................................... 49
3. Data Deskriptif .................................................................................... 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
D. HASIL PENELITIAN ............................................................................. 51
1. Uji Asumsi .......................................................................................... 51
2. Uji Hipotesis ....................................................................................... 53
E. PEMBAHASAN ...................................................................................... 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 59
A. KESIMPULAN ....................................................................................... 59
B. SARAN ................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 61
LAMPIRAN ........................................................................................................... 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Tabel Spesifikasi Skala Kelekatan Remaja ............................................... 37
Tabel 2 Tabel Angket Perilaku Merokok ............................................................... 38
Tabel 3 Tabel Spesifikasi Skala Kelekatan Remaja (setelah uji coba)................... 43
Tabel 4 Deskripsi Subjek Penelitian ....................................................................... 47
Tabel 5 Deskripsi Statistik ...................................................................................... 47
Tabel 6 Kategorisasi Perilaku Merokok ................................................................. 50
Tabel 7 Kategorisasi skor skala kelekatan .............................................................. 51
Tabel 8 Uji normalitas ............................................................................................ 52
Tabel 8 Uji linearitas .............................................................................................. 53
Tabel 9 Uji Hipotesis .............................................................................................. 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Blueprint Skala Kelekatan .................................................................. 67
Lampiran 2 Alat Ukur Penelitian Sebelum Uji Coba ............................................. 73
Lampiran 3 Alat Ukur Penelitian Setelah Uji Coba ............................................... 85
Lampiran 4 Seleksi Item Dan Reliabilitas Skala Kelekatan ................................... 94
Lampiran 5 Hasil Uji T Mean Teoretik Dan Mean Empiris .................................. 99
Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas ......................................................................... 101
Lampiran 7 Uji Linearitas..................................................................................... 103
Lampiran 8 Hasil Uji Hipotesis ............................................................................ 105
Lampiran 9 Data Deskriptif .................................................................................. 107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rokok bukan merupakan produk yang asing bagi masyarakat
Indonesia. Setiap kelas sosial dalam masyarakat Indonesia sudah
mengenal rokok sejak puluhan tahun yang lalu. Hingga saat ini,
masyarakat Indonesia sangat dekat dengan rokok, baik sebagai
produsen maupun konsumen. Seperti yang sudah diketahui jika
memang di Indonesia beredar bermacam-macam merk dagang rokok
baik produk impor maupun asli produk Indonesia. Dengan demikian
rokok memang sudah lekat dengan keseharian masyarakat lndonesia.
Penelitian Sirait, Pradono, Toruan (2002) menjelaskan jika
masyarakat Indonesia khususnya laki-laki memiliki prevalensi 54,5%,
atau lebih dari setengah masyarakat Indonesia berjenis kelamin laki-
laki adalah perokok. Dengan hal ini, rokok memang sudah lekat
dengan keseharian masyarakat lndonesia khususnya pada masyarakat
laki-laki.
Hal yang memprihatinkan adalah mulai masuknya kalangan
remaja pada dunia perokok. Dunia remaja cukup dekat dengan rokok,
terlebih jika lingkungan tempatnya bersosialisasi adalah lingkungan
perokok. Banyak remaja mulai merokok atau setidaknya mencoba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
merokok sebelum SMA. Survey Monitoring the Future tahun 1999,
ditemukan bahwa 1/5 dari anak kelas 8 sudah mencoba “menghisap”,
22% sudah mencoba ganja dan hampir 25% sudah mabuk minimal
sekali. Umumnya remaja mulai merokok pada kelas 7 atau 8, dan
diperkirakan tiap hari, 5000 remaja Amerika mencoba rokok untuk
pertama kalinya dan 2000 remaja Amerika menjadi perokok
(Sternberg, 2002). Smet (1994) juga menyebutkan jika perilaku
merokok dimulai pada usia 11-13 tahun. Jika dilihat keadaannya di
Indonesia sendiri pada penelitian Komalasari & Helmi (2000)
menemukan bahwa masa paling kritis remaja dalam mengenal rokok
adalah saat menginjak usia SLTP.
Dilihat dalam jumlah data, perokok muda di Indonesia menurut
Kementrian Kesehatan Indonesia (depkes.go.id) meningkat cukup
signifikan. Menurut Global Youth Tobacco Survey pada tahun 2006
remaja perokok di Indonesia sebesar 12,6% (24,5% laki-laki, 2,3%
perempuan) sedangkan pada tahun 2009 perokok aktif 20,3% (41%
laki-laki, 3,5% perempuan). Data ini cukup menggambarkan pesatnya
peningkatan jumlah remaja perokok di Indonesia. Data yang lain juga
menggambarkan mengenai perokok pasif yang juga cukup
memprihatinkan. Menurut Global Youth Tobacco Survey pada tahun
2009, 78,1% anak sekolah 13-15 tahun terpapar asap rokok di luar
rumah dan 68,8% terpapar asap rokok di dalam rumah. Hal ini juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
menjelaskan jika memang agen sosialisasi rokok sudah ada bahkan
dalam lingkup keluarga, atau sesuai dalam jurnal di atas.
Jumlah remaja perokok di Indonesia semakin meningkat dan
semakin memprihatinkan. Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek (dalam
kompas.com, 27/05/2016) menilai remaja perokok di Indonesia sangat
memprihatinkan. Menteri Nila menambahkan, “Lebih menyedihkan
saat car free day anak-anak kita jalan pagi lalu duduk nongkrong di
pinggir jalan sambil ngrokok santai.”. Menteri Nila menekankan
sebenarnya sudah ada Peraturan Pemerintah 109 Tahun 2012 yang
secara garis besar mengatur tentang pelarangan seseorang di bawah
umur 18 tahun untuk menjual, membeli, dan mengkonsumsi produk
tembakau. Menurut Menteri Nila PP tersebut belum optimal karena
masih banyak orangtua yang menyuruh anaknya untuk membelikan
rokok di warung. Dalam hal ini Menteri Nila menekankan pentingnya
sinergi semua pihak untuk lebih berperan dalam penanggulangan
rokok khususnya perokok yang masih anak-anak. Menteri Nila
menghimbau semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat
khususnya keluarga mau berperan dalam menekan bahaya rokok pada
anak-anak.
Peneliti menganggap perilaku merokok dikalangan remaja
memang sangat umum. Peneliti juga merasakan masa remaja yang
sangat dekat dengan rokok. Pada saat remaja peneliti juga mencoba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
untuk merokok. Peneliti mencoba merokok pada saat peneliti
bersekolah di tingkat SMP secara sembunyi-sembunyi dengan teman
sebaya. Pada masa sekarang, remaja SMP justru semakin berani
menunjukkan bahwa mereka bisa merokok tanpa merasa malu atau
takut. Dalam harian online SoloPos (25/05/2017) beberapa remaja
SMP tertangkap kamera sedang antre untuk membeli rokok. Remaja
SMP terlihat antre untuk membeli rokok di sekitar Pasar Jetis,
Salatiga. Meski ada larangan tentang transaksi rokok bagi seseorang di
bawah usia 18 tahun, saat ini remaja merokok sudah hal yang lumrah
bagi masyarakat.
Secara umum, keluarga atau orangtua memiliki peranan untuk
membangun keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang (Willis,
2010). Willis (2010) menambahkan bahwa orangtua harus
memberikan perhatian yang memadai terhadap kebutuhan remaja.
Dalam hal ini remaja dipandang memiliki kebutuhan untuk
mendapatkan perhatian dari orangtua dalam masa perkembangannya.
Orangtua juga disebutkan sebagai agen dalam menanamkan norma-
norma yang akan menjadi bekal remaja dalam kehidupannya.
Orangtua yang seharusnya menjadi panutan akan menanamkan nilai
atau value untuk tidak merokok. Orangtua memiliki peran yang besar
dalam penanaman nilai pada remaja karena remaja masih sangat
tergantung dengan orangtua (Hurlock, 1999). Blyth (dalam Laible,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Carlo, & Raffaelli, 2000) juga mengungkapkan 2800 remaja dengan
rentang usia 12-15 tahun sebagian besar mengatakan jika orangtua
merupakan figur penting dan signifikan dalam memberikan pengaruh
positif dalam hidup mereka. Dengan demikian, orangtua masih
merupakan figur yang sangat dominan dalam perkembangan anak
khususnya pada periode remaja. Dengan demikian, orangtua
merupakan figur yang penting bagi remaja. Orangtua menjadi sosok
yang memberi pengaruh positif dan menanamkan norma yang baik
bagi remaja.
Hubungan emosional antara anak dengan orangtua biasa disebut
dengan kelekatan. Kelekatan merupakan suatu ikatan emosional yang
terbentuk dengan adanya kedekatan dan terkandung rasa aman baik
fisik maupun psikologis (Santrock, 2003). Secara umum, bentuk
kelekatan pada setiap individu dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu
secure attachment dan insecure attachment (Cassidy & Shaver, 1999).
Istilah secure atau insecure menjelaskan mengenai persepsi bayi
terhadap ketersediaan pengasuhnya ketika munculnya keperluan akan
suatu kenyamanan dan keamanan, dan istilah-istilah tersebut
merupakan suatu kumpulan respon bayi terhadap pengasuhnya yang
mendasari persepsi-persepsi akan ketersediaan pengasuh.
Dalam perkembangannya, kelekatan pada masa awal
perkembangan akan terus berlanjut dan digeneralisasikan pada tahap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
perkembangan berikutnya. Pada masa remaja, kelekatan dengan
orangtua pada masa remaja akan berkaitan dengan mekanisme
internal working model. Menurut Bowlby (1973), seorang anak yang
tumbuh dengan kelekatan aman memiliki internal working model
yang positif sehingga anak memiliki konsep diri, keyakinan, dan
kepercayaan dalam dirinya bahwa dia adalah pribadi yang dicintai dan
dapat mencintai. Dengan demikian anak yang tumbuh dalam
kelekatan yang aman akan memiliki internal working model yang
positif dalam masa perkembangannya khususnya pada masa remaja.
Remaja dengan internal working model yang positif akan memiliki
konsep diri, keyakinan, dan kepercayaan dalam dirinya bahwa dia
adalah pribadi yang dicintai dan dapat mencintai.
Kelekatan khususnya pada masa remaja, dapat dilihat dari tiga
aspek yaitu komunikasi (communication), kepercayaan (trust), dan
keterasingan (alienation). Teori kelekatan pada masa remaja ini
dikembangkan oleh Armsden dan Greenberg (1987) dengan tidak
membedakan jenis kelekatan secure attachment dan insecure
attachment, akan tetapi hanya melihat kualitas kelekatan remaja
terhadap ibu berdasarkan kelekatan aman tinggi dan kelekatan aman
rendah.
Hubungan emosional yang kurang dekat antara orangtua dengan
anak bisa menimbulkan beberapa masalah dalam tahapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
perkembangan, salah satunya munculnya perilaku menyimpang
seperti perilaku merokok. Hal ini sesuai dengan Steinberg (2002) yang
menjelaskan jika kedekatan antara remaja dengan orangtuanya sangat
kurang remaja akan mempunyai kecenderungan perilaku menyimpang
seperti perilaku merokok hingga penyalahgunaan obat. Hubungan
keluarga yang tidak harmonis ataupun keluarga yang bermasalah, juga
dapat menjadi salah satu faktor penyebab timbulnya perilaku merokok
di kalangan remaja. Masalah dalam keluarga juga berhubungan
dengan masalah seksual, penyalahgunaan obat dan alkohol, serta
kenakalan remaja (Sarwono, 2006). Dalam hal ini, kelekatan tidak
aman atau insecure attachment diasumsikan memiliki peran dalam
memunculkan masalah perilaku merokok. Baer dan Corado (dalam
Atkinson, 1999) menjelaskan bahwa remaja perokok adalah anak-anak
yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia. Orangtua yang
cenderung tidak memperhatikan anak dan memberikan hukuman fisik
yang keras akan membuat anak memiliki kecenderungan lebih besar
untuk menjadi perokok. Remaja dalam keluarga yang tidak bahagia
cenderung memiliki hubungan emosional yang kurang dekat atau
bermasalah dengan orangtuanya. Tidak adanya orangtua sebagai figur
lekat yang memberi rasa aman akan membuat remaja mencari hal lain
untuk mendapatkanrasa aman atau pegangan dalam mengahadapi
krisis di masa remaja. Dalam hal ini, perilaku merokok menjadi cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
tersendiri bagi remaja dalam menghadapi tekanan-tekanan dalam fase
krisis di masa remaja. Hal ini dapat dilihat bahwa perilaku merokok
pada remaja merupakan sebuah reaksi dari remaja dalam mengelola
distres yang ada yang dipicu oleh masalah-masalah perkembangan
(Semmer, Dwyer, Lippert, Fuchs, Cleary, Paul & Schindler, 1987).
Penelitian mengenai perilaku merokok pada remaja
mengungkapkan jika remaja merokok lebih dipengaruhi
olehmengungkap bahwa sikap permisif orangtua terhadap perilaku
merokok anak dan ajakan teman sebaya merupakan faktor yang
dominan mempengaruhi perilaku merokok pada remaja (Komalasari
& Helmi, 2000). Meskipun orangtua sebenarnya tidak mendukung
perilaku merokok, tetapi perilaku merokok remaja atau anak justru
dalam kategori tinggi. Hal ini kemungkinan diakibatkan karena
kurangnya pengawasan atau kontrol dari orangtua terhadap perilaku
merokok anak dikarenakan ada sebagian anak atau siswa yang
memang jarang di rumah. Pada penelitian ini, peneliti menganggap
perlunya mengkaji kembali dalam hal pengaruh keluarga, khususnya
orangtua dalam perilaku merokok. Peneliti menganggap sikap
permisif orangtua kurang relevan dalam mempengaruhi perilaku
merokok remaja karena dalam penelitian tersebut sudah disebutkan
jika perilaku merokok justru muncul saat berada di lingkungan teman
sebaya sehingga sikap permisif orangtua tidak akan terlalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
berpengaruh. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian Hasanah &
Sulastri (2011) tentang hubungan antara dukungan oranng tua, teman
sebaya, dan iklan rokok pada perilaku merokok pada remaja.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa orangtua cenderung tidak
mendukung perilaku merokok tetapi perilaku merokok pada remaja
tetap tinggi. Hal tersebut dikatakan berkaitan dengan keadaan subjek
penelitian yang mulai memiliki kehidupan diluar lingkungan rumah
sehingga pengawasan atau control dari orangtua tidak begitu
berpengaruh bagi remaja. Keadaan ini dijelaskan oleh Erikson (dalam
Santrock, 2003) bahwa masa remaja adalah masa seseorang memulai
kehidupan lain selain kehidupan dalam keluarga. Dengan demikian
sikap permisif orangtua kurang berpengaruh karena perilaku merokok
pada remaja umumnya muncul saat remaja bersama teman sebayanya.
Penelitian mengenai hubungan antara pengaruh orangtua, teman
sebaya dan iklan rokok cukup banyak di Indonesia. Hasil penelitian
menyebutkan jika teman sebaya masih menjadi factor utama setelah
orangtua dan media masa atau iklan (Liem, 2014; Hasanah & Sulastri,
2011). Hasil penelitian menunjukkan bahwa orangtua memiliki
pengaruh cukup kuat terhadap perilaku merokok remaja dibandingkan
dengan media massa. Hasil temuan ini belum mengungkap hubungan
antar variabel dalam kaitannya dengan perilaku merokok. Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
ini lebih memfokuskan pada persentase dari variabel yang dianggap
memperngaruhi perilaku merokok pada remaja.
Berdasarkan paparan teoretis penulis sebelumnya, peneliti ingin
mengetahui tentang tingkat kelekatan remaja dengan orangtua dan
perilaku merokok pada remaja. Peneliti belum menemukan penelitian
khusus membahas mengenai hubungan antara tingkat kelekatan
remaja dengan orangtua dan perilaku merokok pada remaja. Peneliti
merasa perlu meneliti karena selain lebih menjelaskan faktor perilaku
merokok pada remaja dalam konteks keluarga, hasil penelitian ini juga
akan menjelaskan peran orangtua dalam kaitannya pada isu
meningkatnya jumlah perokok di usia remaja. Hasil dari penelitian ini
bisa menjadi alternatif penanggulangan meningkatnya jumlah perokok
khususnya pada usia remaja.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah
pada penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara tingkat
kelekatan remaja dengan orangtua dan perilaku merokok pada remaja?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui adanya hubungan
antara tingkat kelekatan remaja dengan orangtua dan perilaku
merokok pada remaja.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan akan menambah konsep atau kajian
dalam ilmu psikologi, khususnya dalam hal perkembangan
perilaku pada remaja. Sejalan dengan hal tersebut, penelitian ini
diharapkan dapat memperkaya kajian dalam ilmu psikologi
perkembangan dalam konteks social, khususnya dalam perilaku
merokok. Selain itu dapat memperkaya hasil penelitian
sebelumnya dan menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi orangtua
dalam pentingnya menanamkan value untuk tidak merokok
dengan menjalin hubungan yang erat dengan anaknya. Selain itu,
juga bisa menjadi bahan kajian untuk menentukan alternatif
pengendalian pesatnya jumlah perokok pemula bagi pihak-pihak
yang berwenang dalam hal ini pemerintah atau pihak terkait.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. KELEKATAN
1. Pengertian Kelekatan
Istilah kelekatan (attachment) pada awalnya dikemukakan oleh
seorang psikolog dari Inggris pada tahun 1958 bernama John
Bowlby. Kelekatan atau biasa juga disebut keterikatan merupakan
ikatan emosional abadi dan timbal-balik antara bayi dan
pengasuhnya, yang sama-sama memberikan kontribusi terhadap
kualitas hubungan pengasuh-bayi. Keterikatan memiliki nilai adaptif
bagi bayi, memastikan kebutuhan psikososial dan fisiknya terpenuhi.
Merujuk kepada teori etologis, bayi dan orangtua memiliki
kecenderungan untuk menempel satu dengan yang lain, dan
keterikatan memberikan daya tahan hidup bagi bayi (Papalia & Olds,
2008).
Bowlby (dalam Cassidy & Shaver, 1999) mengungkapkan
kelekatan adalah ikatan emosional yang terbentuk antara bayi dan
pengasuhnya dan hubungan ini akan bertahan cukup lama dalam
rentang kehidupan manusia. Hal ini sesuai dengan Bowlby yang
menyatakan bahwa hubungan ini akan bertahan cukup lama dalam
rentang kehidupan manusia yang diawali dengan kelekatan anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
pada ibu atau figur lain pengganti ibu. Pengertian ini sejalan dengan
apa yang dikemukakan Ainsworth mengenai kelekatan. Ainsworth
(1985) mengatakan bahwa kelekatan adalah ikatan emosional yang
dibentuk seorang individu dengan orang lain yang bersifat spesifik,
mengikat mereka dalam suatu kedekatan yang bersifat kekal
sepanjang waktu. Kelekatan yang dialami oleh seseorang di masa
kecilnya akan berpengaruh kepada kepribadian di masa dewasanya
(Cassidy & Shaver, 1999).
Bowlby (dalam Cassidy & Shaver, 1999) mengemukakan
bahwa perilaku seseorang untuk mempertahankan kedekatan dengan
seseorang yang dianggap mampu memberikan perlindungan dari
ancaman lingkungan terutama saat seseorang merasa takut, sakit, dan
terancam disebut dengan perilaku lekat (attachment behavior).
Perilaku lekat ini merupakan perilaku anak yang menangis,
mendekati, mencari kontak dan berusaha untuk mempertahankan
kontak pada figur lekatnya ketika anak sedang mencari kenyamanan
atau rasa aman. Pada bayi perilaku yang menunjukkan kedekatan
tersebut adalah menghisap, menempel, tersenyum, dan cenderung
menangis. Selain itu, pengasuh juga akan memberi perlindungan
terhadap bayi. Kelekatan memberi manfaat kelangsungan hidup
terhadap bayi, memberi perlindungan dari bahaya dengan cara
menjaga mereka dan selalu dekat dengan pengasuh utama biasanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
ibu (Cassidy & Shaver, 1999). Kelekatan membuat seorang bayi
akan merasa nyaman untuk melakukan eksplorasi terhadap
lingkungannya. Jika bayi merasa terpisah maka hal tersebut
mengancam kesejahteraannya. Oleh karena itu, bayi mencoba untuk
tetap berada di dekat pengasuh. Pada dasarnya kelekatan aman akan
membuat bayi merasa nyaman untuk melakukan eksplorasi dan
menguasai lingkungan.
Berdasarkan uraian di atas, kelekatan merupakan ikatan
emosional yang kuat dan menetap yang dikembangkan anak melalui
interaksinya dengan orangtua sehingga dapat melindungi dan
mendorong perkembangan remaja secara adaptif.
2. Perkembangan kelekatan Remaja dengan Orangtua
Dalam perkembangannya, berdasarkan kualitas hubungan anak
dengan pengasuh akan mengembangkan mekanisme mental yang
dikenal dengan internal working model. Mekanisme ini merupakan
sebuah keterampilan anak memandang mengenai diri sendiri dan
orang lain yang menjadi dasar dalam keterampilan. Internal working
model mendasari anak untuk berelasi dengan orang lain, menghadapi
orang lain, dan kemampuan untuk meregulasi emosi. Dengan
demikian Internal working model berkaitan dengan sifat kelekatan
yang relatif stabil sepanjang hidupnya (Blount, Matthew &
Hertenstein dalam Salkin, 2005)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Pengetahuan anak didapat dari interaksi dengan pengasuh.
Anak yang memiliki orangtua yang mencintai dan dapat memenuhi
kebutuhannya akan mengembangkan model hubungan yang positif
yang didasarkan pada rasa percaya (trust). Selanjutnya anak akan
mengembangkan model yang paralel dalam dirinya. Anak dengan
orangtua yang mencintai akan memandang dirinya berharga. Model
ini selanjutnya akan digeneralisasikan anak dari orangtua pada orang
lain, misalnya pada guru dan teman sebaya. Anak akan berpendapat
bahwa guru dan teman adalah orang yang dapat dipercaya.
Sebaliknya, anak yang memiliki pengasuh yang tidak menyenangkan
akan mengembangkan kecurigaan (mistrust) dan tumbuh sebagai
anak yang pencemas dan kurang mampu menjalin hubungan sosial.
Allen (dalam Santrock, 2002) kelekatan dengan orangtua pada
masa remaja dapat membantu kompetensi sosial dan kesejahteraan
sosial remaja, sebagaimana tercermin dalam ciri-ciri seperti harga
diri, penyesuaian emosional, dan kesehatan fisik. Remaja yang
memiliki relasi yang nyaman dengan orangtuanya memiliki harga
diri dan kesejahteraan emosional yang lebih baik. Kelekatan yang
aman antara remaja dengan orangtua juga akan meningkatkan
kemampuan berinteraksi dengan teman sebaya yang kompeten dan
relasi erat yang positif di luar keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
3. Aspek Kelekatan
Berdasarkan kajian dari Armsden & Greenberg (1987)
elekatan terdiri dari tiga aspek yaitu rasa percaya(trust), komunikasi,
dan alienasi (Barrocas, 2008). Rasa percaya(trust) dan komunikasi
memiliki nilai positif yang akan menunjukkan atau mendukung
adanya kelekatan remaja pada figur lekat. Sedangkan aspek alienasi
mengandung penilaian yang berbeda dengan dua aspek sebelumnya
karena menunjukkan nilai yang negatif sehingga kurang mendukung
dan menunjukkan adanya kelekatan (Armsden & Greenberg, 1987).
a. Rasa percaya(trust)
Rasa percaya didefinisi sebagai perasaan aman dan
keyakinan bahwa orang lain akan memenuhi kebutuhannya. Rasa
percaya merupakan produk dari hubungan yang kuat, terutama
partner dalam hubungan merasa bahwa mereka dapat bergantung
satu sama lain. Oleh karena itu, rasa percaya merupakan satu
komponen dari hubungan yang kokoh antara anak dengan figur
lekatnya. Rasa percaya berfokus pada keyakinan anak bahwa
orang lain secara konsisten ada untuknya (Armsden & Greenberg,
1987).
Dalam perkembangannya, seseorang yang mengembangkan
rasa percaya dengan orangtua akan memiliki sifat sejauh mana
remaja memandang merasa orangtua akan selalu ada, merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
bergantung dengan orangtua, mempercayai orangtua, dan
mendapatkan rasa aman dari orangtua (Barrocas, 2008).
b. Komunikasi
Komunikasi didefinisikan sebagai komunikasi yang dua
arah yang terjadi antara ibu dan anak. Menurut Segrin dan Flora
(dalam Barrocas, 2008) komunikasi timbal balik yang terjadi
secara harmonis akan membantu ikatan emosional yang kuat
antara ibu dan anak. Remaja mencari kedekatan dan kenyamanan
dalam bentuk nasihat ketika mereka merasa membutuhkannya,
sehingga komunikasi menjadi sangat penting dalam masa remaja.
Remaja dengan komunikasi yang baik dengan orangtua
akan merasa dekat dengan orangtua. Perasaan dekat dengan
orangtua akan membuat remaja merasa dicintai dan dihargai
orangtua (Barrocas, 2008). Dalam aspek komunikasi, remaja yang
memiliki pola komunikasi yang baik dengan orangtuanya akan
terbuka dengan orangtua tentang perasaan-perasaan yang
dialaminya (Cassidy & Shaver, 1999).
c. Alienasi
Alienasi atau juga biasa disebut keterasingan merupakan
suatu perasaan tidak aman atau perasaan terabaikan dari figur
lekat (Armsden & Greenberg, 1987). Alienasi atau juga biasa
disebut keterasingan adalah suatu perasaan yang dapat muncul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
karena adanya penolakan dan pengabaian dari orangtua atau figur
lekat (Barrocas, 2008). Alienasi merupakan tingkat kemarahan,
pengasingan atau putus asa yang diakibatkan karena figur lekat
yang tidak responsif atau tidak konsisten. Alienasi terjadi karena
seseorang merasa bahwa figur lekat tidak ada sehingga kelekatan
menjadi kurang aman. Perasaan negatif ini berkaitan dengan
adanya perasaan dihindari oleh orangtua, merasa diabaikan oleh
orangtua, merasa ditolak oleh orangtua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
B. REMAJA
1. Pengertian Remaja
Adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescence
(kata Belanda, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti
tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah remaja sesungguhnya
memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional,
sosial dan fisik (Hurlock, 1999). Dalam Santrock (2012) remaja
adalah seseorang individu yang berada pada rentang usia kira-kira 10
hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 hingga 22 tahun, yang
sedang mengalami transisi antara masa anak-anak dengan masa
dewasa.
Masa remaja secara umum dianggap mulai dengan pubertas,
proses yang mengarah kepada kematangan seksual. Masa remaja
dimulai pada usia 11 atau 12 sampai masa remaja akhir atau awal
usia 20 tahun. Masa remaja awal (sekitar usia 11 atau 12 sampai 14
tahun), pada masa ini adalah transisi keluar dari kanak-kanak dan
menawarkan peluang untuk tumbuh bukan hanya dalam dimensi
fisik, tetapi juga dalam kompetensi kognitif dan sosial (Papalia &
Olds, 2008).
Menurut Monks (2004), pada masa remaja (12 tahun hingga
dengan 21 tahun) dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu: masa remaja
awal (usia 12 tahun hingga 15 tahun), remaja tengah (usia 15 tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
hingga 18 tahun), masa remaja akhir (usia 18 tahun sampai dengan
21 tahun)
Berdasarkan penjelasan di atas remaja merupakan periode
transisi antara usia kanak-kanak dan dewasa yang diikuti oleh
perubahan biologis, kognitif dan sosioemosional dengan rentang usia
10 - 12 tahun dan berakhir di usia 18-21 tahun. Berdasarkan
penjelasan tersebut peneliti menentukan subjek penelitian adalah
remaja awal yaitu 12 – 15 tahun atau pada tingkat Pendidikan SMP.
2. Aspek Perkembangan Remaja
a. Fisik
Perkembangan fisik pada masa remaja menurut Papalia
(2008) merupakan perubahan tubuh misalnya bentuk badan,
perkembangan otak, kapasitas sensoris, dan kemampuan motorik.
Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan
berat badan, pertumbuhan tulang dan otot, juga kematangan organ
seksual dan fungsi reproduksi.
Pertumbuhan fisik pada masa remaja awal belum sepenuhnya
sempurna. Pertumbuhan pada anak laki-laki lebih lambat daripada
anak perempuan, namun pertumbuhan laki-laki lebih lama.
Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan
cepatnya perkembangan mental yang cepat, terutama pada masa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
awal remaja sehingga membutuhkan penyesuaian mental dan
perlunya membentuk sikap, nilai dan minat baru.
b. Kognitif
Pada perkembangan kognitif, struktur otak yang semakin
sempurna dan lingkungan yang semakin luas memungkinkan
remaja untuk berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap
perkembangan kognitif pada masa ini dengan tahap operasi
formal (Papalia & Olds, 2008).
Remaja sudah mampu memikirkan suatu situasi yang masih
berupa rencana atau suatu bayangan (Santrock,2002). Remaja
dapat memahami bahwa tindakan yang dilakukan saat ini
memiliki efek pada masa yang akan datang. Dengan demikian
remaja sudah mampu memperkirakan konsekuensi yang mungkin
bisa membahayakan dari tindakannya.
Piaget (dalam Santrock, 2002) menjelaskan jika seorang
remaja akan termotivasi untuk terus memahami dunia karena
adanya perilaku adaptif mereka. Dalam pandangannya Piaget
mengungkapkan jika remaja akan secara aktif membangun dunia
kognitif mereka, sehingga informasi yang ada tidak selalu bisa
diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka. Bagi
Piaget, remaja sudah mampu membedakan ide-ide yang lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
penting dan menghubungkan ide-ide tersebut sehingga muncul
ide baru.
c. Sosial
Perkembangan kepribadian merupakan perubahan cara
individu dalam berhubungan dengan dunia luar dan menyatakan
emosi secara unik, sedangkan perkembangan sosial merupakan
perubahan dalam berhubungan dengan orang lain (Papalia &
Olds, 2008). Perkembangan kepribadian yang sangat penting pada
masa remaja merupakan pencarian identitas diri. Menurut Erikson
(dalam Papalia & Olds,2008) pencarian identitas diri merupakan
proses menjadi seseorang yang unik dengan suatu peran tertentu.
Dalam perkembangan sosial, kelompok teman sebaya
menjadi dominan dalam hal pertimbangan remaja dalam
berperilaku (Papalia & Olds, 2008). Remaja menganggap jika
teman sebaya merupakan referensi utama dalam hal persepsi dan
sikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Meskipun remaja sudah
mampu menentukan jati dirinya sendiri, teman sebaya masih
cukup berpengaruh dalam berperilaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
C. PERILAKU MEROKOK
1. Pengertian perilaku merokok
Merokok adalah menghisap tembakau yang dibakar ke dalam
tubuh dan menghembuskan kembali keluar (Armstrong, 1990).
Perilaku merokok dapat juga didefinisikan sebagai aktivitas
subjek yang berhubungan dengan perilaku merokoknya, yang diukur
melalui intensitas merokok, waktu merokok, dan fungsi merokok
dalam kehidupan sehari-hari (Komalasari & Helmi, 2000).
Berdasarkan uraian di atas perilaku merokok adalah satu
aktivitas seseorang yang menghisap atau menghirup asap dari rokok.
Perilaku tersebut dapat yang diamati dari fungsi rokok bagi individu,
banyaknya rokok yang dihabiskan setiap hari dan lamanya seseorang
telah merokok.
2. Tipe Perokok
Smet (1994) mengemukakan tiga tipe perokok yang dapat
diklasifikasikan menurut banyaknya rokok yang dihisap. Tiga tipe
perokok tersebut adalah:
a. Perokok berat yang menghisap lebih dari 15 batang rokok dalam
sehari.
b. Perokok sedang yang menghisap 5-14 batang rokok dalam
sehari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
c. Perokok ringan yang menghisap 1-4 batang rokok dalam sehari.
3. Faktor – Faktor yang mempengaruhi perilaku merokok
Sarafino (2011) menyebutkan faktor – faktor yang
mempengaruhi perilaku merokok yaitu:
a. Faktor biologis
Banyak penelitian menunjukkan bahwa nikotin dalam rokok
merupakan salah satu bahan kimia yang berperan penting pada
ketergantungan merokok. Kebanyakan perokok memiliki nikotin
dalam dalam darah yang cukup tinggi.
b. Faktor psikologis
Merokok dapat berfungsi untuk meningkatkan konsentrasi,
menghalau rasa kantuk, mengakrabkan suasana sehingga timbul
rasa persaudaraan serta dapat memberikan kesan modern dan
berwibawa, sehingga bagi individu yang sering bergaul dengan
orang lain, perilaku merokok sulit untuk dihindari.
c. Faktor lingkungan sosial
Lingkungan sosial berpengaruh terhadap sikap, kepercayaan
dan perhatian individu pada perokok. Seseorang akan berperilaku
merokok dengan memperhatikan lingkungan sosialnya. Banyak
remaja yang merokok karena terpengaruh oleh teman-temannya
dan juga memiliki sahabat yang perokok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
d. Faktor demografis
Faktor ini meliputi umur dan jenis kelamin. Orang yang
merokok pada usia dewasa semakin bertambah. Akan tetapi
pengaruh jenis kelamin tidak terlalu berperan penting karena
banyak pria dan wanita sudah memiliki kebiasaan merokok.
D. HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN REMAJA DENGAN
ORANGTUA DAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA
Kelekatan merupakan suatu ikatan emosional yang kuat yang
dikembangkan anak melalui interaksinya dengan orang yang
mempunyai arti khusus dalam kehidupannya, biasanya orangtua.
Bowlby (dalam Barrocas, 2008) menyatakan bahwa hubungan
kelekatan akan bertahan cukup lama dalam rentang kehidupan manusia
yang diawali dengan kelekatan anak pada ibu atau figur lain pengganti
ibu. Pengertian ini sejalan dengan apa yang dikemukakan Ainsworth
mengenai kelekatan. Ainsworth (1985) mengatakan bahwa kelekatan
adalah ikatan emosional yang dibentuk seorang individu dengan orang
lain yang bersifat spesifik, mengikat mereka dalan suatu kedekatan
yang bersifat kekal sepanjang waktu. Kelekatan merupakan suatu
hubungan yang didukung oleh tingkah laku lekat (attachment behavior)
yang dirancang untuk memelihara hubungan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Kelekatan yang terjadi pada bayi dengan figur pengasuh memiliki
peranan penting dalam kehidupan anak dan menjadi dasar dalam
hubungan anak dengan orang lain di kemudian hari. Kualitas kelekatan
yang terbentuk antara anak dengan figur pengasuh di masa lampau
tidak lantas hilang begitu saja namun akan senantiasa berkembang
ketika individu menginjak pada masa remaja maupun dewasa. Dengan
kata lain kualitas kelekatan yang tampak pada hubungan yang terjalin
pada saat individu memasuki masa remaja dan dewasa bersumber dari
kualitas kelekatan yang dirasakan ketika individu tersebut ketika masih
bayi hingga kanak-kanak. Burland dan Zimmerman (dalam Santrock,
2002) kelekatan dengan orangtua juga menumbuhkan berbagai
kemampuan adaptif yang berkaitan dengan kemampuan sosial karena
perkembangan kemampuan sosial bersumber pula dari perkembangan
karkteristik mental individu seperti harga diri, kepercayaan diri,
kemampuan penyesuaian emosional, dan sebagainya.
Kelekatan yang terjalin antara figur pengasuh dengan remaja
terbangun dari adanya tiga aspek aspek yang mendukung tumbuhnya
kelekatan dan menghambat tumbuhnya kelekatan. Aspek yang
mendukung tumbuhnya kelekatan yaitu rasa percaya(trust) dan
komunikasi. Kedua aspek ini akan menggambarkan hubungan yang
kuat antara remaja dengan figur lekat. Sedangkan aspek yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
mengahambat tumbuhnya kelekatan atau alienasi lebih menggambarkan
tentang kurangnya kedekatan antara remaja dengan figur pengasuh.
Rasa percaya(trust) dalam kelekatan membuat remaja belajar
membangun rasa percaya dalam suatu hubungan dengan belajar bahwa
orang lain secara konsisten ada untuknya (Collins & Repinsky, 1994;
Armsden & Greenberg, 1987). Remaja yang memiliki hubungan aman
dengan figur lekatnya akan memandang orang lain akan ada untuknya
dan merasa diri dicintai sehingga remaja akan memiliki pandangan
yang positif terhadap orang lain dan dirinya. Hal tersebut akan
mempengaruhi remaja dalam memotivasi dirinya sendiri dan membina
hubungan dengan orang lain (Wills, 1985; Maholtra, 1977 dalam
Barrocas, 2008), Remaja yang memandang orang lain ada untuknya
akan merasa dicintai sehingga remaja akan memiliki pandangan yang
positif terhadap orang lain dan dirinya (Steinberg, 2002). Santrock
(2002) menjelaskan jika anak yang tumbuh dalam kelekatan yang aman
akan menjadi individu yang memiliki harga diri dan kesejahteraan
emosianal yang baik. Adanya figur orangtua membuat remaja percaya
diri untuk mengekplorasi lingkungan baru yang semakin luas. Kondisi
psikologis yang sehat membantu remaja dari kecemasan dan
kemungkinan perasaan tertekan atau ketegangan emosi yang berkaitan
dengan transisi dari masa kanak-kanak menuju ke masa dewasa.
Dengan demikian remaja tidak terjerumus dalam perilaku merokok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
karena memiliki kondisi psikologis yang sehat ditambah adanya figur
lekat yang akan selalu mendukung secara emosional.
Komunikasi dalam kelekatan diibaratkan sebagai komunikasi dua
arah yang terjadi antara remaja dengan figur lekat atau orangtua.
Remaja yang merasa dekat dengan orangtuanya akan mampu
mengungkapkan segala permasalahannya dengan orangtua secara
terbuka sehingga dapat saling menyampaikan pendapat dan
perasaannya. Hal ini akan mendorong remaja dalam menumbuhkan
kemampuan berkomunikasi yang baik dengan orang lain. Bagi remaja
komunikasi yang baik antasa remaja dengan orangtua juga akan mampu
menumbuhkan perasaan dicintai oleh orangtua (Armsden & Greenberg,
1987). Interaksi yang terbuka antara remaja dan orangtua akan
menumbuhkan iklim yang suportif dalam keluarga dan akan membuat
remaja merasa aman menghadapi tahapan perkembangannya (Santrock,
2002). Dengan adanya dukungan atau iklim yang suportif dalam
keluarga remaja akan remaja akan terhindar dari perilaku menyimpang
khususnya perilaku merokok.
Aspek alienasi dalam kelekatan merupakan aspek yang
mempunyai kecenderungan yang negatif. Alienasi menggambarkan
perasaan negatif remaja terhdap orangtua. Aspek alienasi ini cenderung
menggambarkan tidak adanya orangtua atau pengasuh yang seharusnya
dapat menjadi figur lekat. Hubungan antara remaja dengan pengasuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
yang kurang konsisten memunculkan perasaan diabaikan atau bahkan
ditolak bagi remaja. Hal ini akan menimbulkan munculnya kecemasan
pada remaja (Cassidy & Shaver, 1999). Kecemasan yang tinggi pada
masa remaja akan membuat remaja mencari pelampiasan dengan
melakukan hal-hal yang dirasa meredakan ketegangan atau kecemasan
tersebut. Pada umumnya remaja dengan kondisi tersebut akan mudah
mangadaptasi perilaku menyimpang misalnya merokok atau bahkan
berkaitan dengan penyalahgunaan zat terlarang (Sarwono, 2006).
Berdasarkan penjelasan di atas, terlihat jika kualitas kelekatan
antara figur lekat atau orangtua dengan remaja akan sangat berpengaruh
dalam perkembangan emosional remaja. Dengan demikian keadaan
emosional juga akan mempengaruhi remaja dalam beperilaku. Jika
remaja memiliki kelekatan aman dengan figur lekat atau orangtua, hal
ini akan menumbuhkan keadaan emosional yang aman dan membuat
remaja merasa memiliki dukungan emosional yang positif. Dengan
demikian remaja tidak perlu mencari kompensasi lain dalam
menghadapi badai krisis yang ada pada masa remaja. Sebaliknya jika
remaja tidak memiliki kelekatan yang aman dengan orangtua, akan
menumbuhkan perasaan-perasaan yang tidak aman. Dengan tidak
adanya dukungan emosional yang positif dari orangtua, remaja akan
memiliki kecenderungan lebih besar dalam mencari kompensasi dalam
menghadapi krisis pada masa remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Remaja dalam penjelasan sebelumnya merupakan masa transisi
antara anak-anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis,
kognitif, dan sosial-emosional. Hall (dalam Santrock,2003)
menjelaskan remaja adalah masa antara usia 12 sampai 23 tahun dan
penuh dengan badai dan tekanan. Badai dan tekanan (storm and stress)
adalah konsep Hall tentang remaja sebagai masa goncangan yang
ditandai dengan adanya konflik dan perubahan suasana hati. Selain itu,
masa remaja adalah masa yang rentan terhadap berbagai masalah,
sehingga terkadang remaja gagal dalam menjalankan
perkembangannya. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Adams &
Gullotta (dalam Laible dkk, 2000) mengemukakan jika masa remaja
merupakan masa yang rentan terhadap depresi, perilaku menyimpang,
bunuh diri, dan penyalahgubaan obat atau alkohol.
Kecenderungan remaja untuk merokok dalam menghadapi
masalahnya merupakan tanda bahwa remaja tidak memiliki kemampuan
emosional dan dukungan emosional yang baik. Hal ini sesuai dengan
Baer dan Corado (dalam Atkinson, 1999; Steinberg, 2002) menjelaskan
bahwa remaja perokok adalah anak-anak yang berasal dari rumah
tangga yang tidak bahagia. Remaja dalam keluarga yang tidak bahagia
cenderung memiliki hubungan emosional yang kurang dekat atau
bermasalah dengan orangtuanya. Steinberg (2002) mengungkapkan jika
kedekatan antara remaja dengan orangtuanya sangat kurang, remaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
akan mempunyai kecenderungan perilaku menyimpang dari perilaku
merokok hingga penyalahgunaan obat. Hal ini juga dibahas oleh
Santrock (2002) tentang kelekatan remaja dengan orangtua dapat
membantu kompetensi sosial dan kesejahteraan sosial remaja,
sebagaimana tercermin dalam ciri-ciri seperti harga diri, penyesuaian
emosional, dan kesehatan fisik. Laible, Carlo, & Raffaelli (2000)
menjelaskan jika pada masa remaja interaksi antara remaja dan
orangtua masih sangat penting meski sebagian besar waktu remaja
dihabiskan dengan lungkungan baru di luar keluarga. Dengan demikian
kelekatan antara remaja dengan orangtua atau figur lekat akan memiliki
peran yang signifikan dalam menentukan masa perkembangannya.
Dalam hal ini kelekatan yang terjalin akan memberikan efek adaptif
bagi remaja dalam mengahadapi krisis yang ada pada masa
perkembangaanya.
E. HIPOTESIS
Hipotesis yang diajukan peneliti dalam penelitian ini adalah
terdapat hubungan negatif antara perilaku merokok dengan kelekatan
orangtua pada remaja. Semakin tinggi tingkat kelekatan remaja dengan
orangtua maka perilaku merokok akan semakin rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
F. SKEMA PENELITIAN
Remaja
Kelekatan dengan orangtua
tinggi
Kelekatan dengan orangtua
rendah
• Rasa percaya kepada orangtua
membuat remaja merasa aman
untuk mengeksplorasi
lingkungan baru sehingga
remaja memiliki kesehatan
psikologis yang baik untuk
menghadapi masa
perkembangannya
• Komunikasi yang terjalin
dengan baik dengan orangtua
akan membuat remaja mampu
mengungkapkan perasaan dan
masalahnya sehingga akan
menumbuhkan iklim suportif
bagi remaja untuk menghadapi
tekanan dalam masa remaja.
• Remaja dengan alienasi yang
rendah akan memiliki
pandangan yang positif kepada
orangtua, sehingga remaja
merasa yang merasa diterima
oleh oranng tuanya mendapat
dukungan dalam menghadapi
tekanan dalam masa
perkembangan
• Rasa percaya yang kurang
kepada orangtua membuat
remaja merasa tidak percaya
diri untuk mengeksplorasi
lingkungan secara luas
sehingga remaja membutuhkan
pelampiasan yang
menimbulkan rasa aman untuk
mengeksplorasi lingkungan
perkembangannya.
• Komunikasi yang kurang
hangat dengan orangtua akan
membuat remaja memiliki
kemampuan mengelola emosi
yang kurang sehingga remaja
akan cenderung mengadaptasi
perilaku yang salah dalam
mengelola emosinya
• Remaja dengan alienasi yang
tinggi memiliki perasaan yang
negatif dan ditolak oleh
orangtuanya sehingga remaja
akan mencari pelampiasan
dalam bentuk perilaku yang
membuatnya merasa diterima
untuk menghadapi tekanan
dalam masa perkembangan.
Perilaku merokok cenderung
rendah
Perilaku merokok cenderung
tinggi
Frekuensi merokok cenderung
lebih sedikit
Frekuensi merokok cenderung
lebih banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian korelasional. Penelitian
korelasional merupakan jenis penelitian yang digunakan untuk melihat
hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya (Azwar, 2005).
Penelitian korelasional dalam penelitian ini digunakan untuk melihat
hubungan antara kelekatan remaja awal dan orangtua dengan perilaku
merokok
B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
Dalam penelitian ini melibatkan dua jenis variabel yaitu:
Variabel terikat : perilaku merokok
Variabel bebas : kelekatan remaja awal dengan orangtua
C. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN
1. Kelekatan remaja dengan orangtua
Kelekatan remaja awal dengan orangtua merupakan keadaan
dimana remaja memiliki hubungan yang lekat dengan orangtua yang
memberikan rasa nyaman, aman dan senang pada remaja karena
adanya rasa percaya dan komunikasi yang tinggi serta kurangnya
aspek alienasi. Kelekatan remaja awal dengan orangtua akan
diungkap melalui skala kelekatan remaja awal dengan orangtua yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
meliputi tiga aspek di atas, yaitu rasa percaya, komunikasi dan
alienasi.
Rasa percaya diukur berdasarkan sejauh mana remaja
memandang merasa orangtua akan selalu ada, merasa bergantung
dengan orangtua, mempercayai orangtua, dan mendapatkan rasa
aman dari orangtua.
Komunikasi diukur berdasarkan sejauh mana remaja memiliki
sikap Merasa dekat dengan orangtua, merasa dicintai orangtua,
merasa dihargai orangtua, merasa diterima, dan terbuka dengan
orangtua.
Alienasi diukur berdasarkan sejauh mana remaja mengalami
perasaan negatif seperti merasa marah, sedih, atau kecewa dengan
orangtua. Perasaan negatif ini berkaitan dengan adanya perasaan
dihindari oleh orangtua, merasa diabaikan oleh orangtua, merasa
ditolak oleh orangtua.
Semakin tinggi skor pada aspek rasa percaya dan komunikasi
serta semakin rendah skor pada aspek alienasi, maka semakin tinggi
kelekatan remaja awal dengan orangtua. Sebaliknya, semakin rendah
skor pada aspek rasa percaya dan komunikasi sedangkan pada skor
alienasi semakin tinggi maka semakin rendah kelekatan remaja
dengan orangtua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
2. Perilaku merokok
Perilaku merokok adalah aktivitas seseorang yang menghisap
atau menghirup asap dari rokok, yang diamati dari banyaknya rokok
yang dihabiskan setiap hari. Perhitungan variabel ini berdasarkan
banyaknya rokok yang dikonsumsi seseorang. Apabila subyek
menjawab dengan jumlah rokok yang banyak, maka subyek akan
mendapat skor tinggi. Sebaliknya, apabila subyek mengungkapkan
jumlah rokok yang dikonsumsi sedikit maka subyek akan mendapat
skor rendah.
D. SUBJEK PENELITIAN
Subjek pada penelitian ini adalah siswa SMP di daerah Yogyakarta
berjumlah 200 orang. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan
teknik purposive sampling. Sampel dipilih berdasarkan ciri-ciri atau sifat-
sifat dari sebuah populasi yang telah ditentukan (Azwar, 2010).
Subjek dalam penelitian ini difokuskan pada remaja awal dengan
usia 11 – 15 tahun atau siswa SMP sesuai dengan Komalasari & Helmi
(2000) dan Smet (1994).
Kriteria subjek dalam penelitian ini adalah:
1. Remaja laki-laki
2. Berusia 12-15 tahun
3. Perokok aktif
4. Tinggal dengan orangtua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan alat
ukur yang memuat skala dan angket. Skala dengan stimulus yang berisi
pernyataan-pernyataan yang mengungkap indikator dari variable
penelitian. Adapun bentuk skala mengacu pada model skala Likert,
dimana masing-masing item berbentuk favorable dan unfavorable.
Dalam aplikasinya, subjek diminta memberikan respon kesesuaian-
ketidaksesuaian terhadap setiap item dalam sebuah kontinum yang terdiri
dari beberapa pilihan respon (Supratiknya, 2014).
Angket merupakan pertanyaan yang secara langsung mengungkap
informasi yang akan diungkap. Hal ini berkaitan dengan asumsi bahwa
angket akan mengungkap fakta secara langsung tentang diri subjek. Skala
yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kelekatan remaja
dengan orangtua. Sedangkan untuk perilaku merokok diungkap
menggunakan angket.
1. Skala Kelekatan
Penyusunan skala kelekatan dalam penelitian ini didasarkan pada
tiga aspek kelekatan yaitu rasa percaya, komunikasi dan alienasi.
Dalam skala kelekatan masing-masing aspek kelekatan terdiri dari
empat alternatif jawaban, yaitu “Sangat Setuju (SS)”, “Setuju (S)”,
“Tidak Setuju (TS)”, dan “Sangat Tidak Setuju (STS)”. Nilai skor
mulai dari angka 1 sampai dengan angka 4, dengan tidak adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
respon netral. Hal ini dikarenakan untuk menghindari kecenderungan
subjek memilih jawaban tengah dan agar subjek lebih tegas dalam
memilih jawaban.
Blue Print dari skala kelekatan terlampir.
Tabel spesifikasi skala kelekatan dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 1 Tabel Spesifikasi Skala Kelekatan Remaja
Aspek
kelekatan
Item No. soal Jumlah Presentase
Trust favorable 1,7,13,19,25,3
1,37,43,49,55
10 16,6 %
unfavorable 6,12,18,24,30,
36,42,48,54,60
10 16,6 %
Komunikasi Favorable 3,9,15,21,27,3
3,39,45,51,57
10 16,6 %
Unfavorable 4,10,16,22,28,
34,40,46,52,58
10 16,6 %
Alienasi Favorable 5,11,17,23,29,
35,41,47,53,59
10 16,6 %
Unfavorable 2,8,14,20,26,3
2,38,44,50,56
10 16,6 %
Jumlah 60 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
2. Angket Perilaku Merokok
Untuk mengetahui frekuensi merokok maka digunakan
angket. Data yang diungkap oleh angket berupa data faktual atau
dianggap fakta dan kebenarannya diketahui oleh subyek. Selain itu,
didukung juga dengan pertanyaan terbuka yang dirancang oleh
penulis berdasarkan penelitian Komalasari & Helmi (2000) dengan
mengacu pada aspek-aspek perilaku merokok, yaitu fungsi rokok
bagi remaja, bagaimana tanggapan orangtua tentang perilaku
merokok, lamanya remaja merokok. Peneliti juga menambahkan
pertanyaan mengenai sumber remaja mendapatkan rokok dan apakah
kebiasaan mereka mendapat ijin dari orangtuanya merujuk pada
penelitian Wiryanatha & Ani (2014).
Tabel 2 Tabel Angket Perilaku Merokok
Angket perilaku merokok
1. Pada usia berapa anda pertama kali mencoba merokok?
2. Apa yang membuat anda tertarik untuk merokok pada saat
itu?
3. Mulai usia berapa anda aktif merokok?
4. Apa alasan anda menjadi merokok?
5. Apakah orangtua anda mengetahui bahwa anda merokok?
6. Bagaimana tanggapan orangtua tentang perilaku merokok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
anda?
7. Berapa uang saku anda perhari?
8. Berapa biaya yang anda keluarkan untuk membeli rokok
perharinya?
9. Dari mana anda mendapatkan uang untuk membeli rokok?
10. Berapa jumlah rata-rata batang rokok yang anda konsumsi
setiap hari?
F. UJI COBA ALAT UKUR
Sebelum penelitian dilakukan, peneliti mengadakan uji coba alat
ukur. Uji coba dilakukan peneliti untuk memastikan kualitas dan
keandalan alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian. Uji coba
dilaksanakan pada bulan Juni tahun 2016 pada remaja di sekitar kota
Yogyakarta. Subjek yang dalam uji coba penelitian ini berjumlah 40
orang dan kepada seluruh subjek diberikan dua jenis alat ukur, yaitu
skala kelekatan dan angket perilaku merokok. Setiap subjek memperoleh
satu eksemplar yang terdiri dari dua alat ukur tersebut.
G. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR
Sebelum melakukan penelitian dengan alat ukur yang sudah dibuat,
peneliti melakukan uji coba alat ukur penelitian terlebih dahulu terhadap
subjek dengan kriteria yang sama dengan subjek penelitian. Tujuan
dilakukannya uji coba alat ukur tersebut adalah untuk memperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
validitas dan reliabilitas alat ukur sehingga alat ukur yang digunakan
dalam penelitian ini memiliki standar yang dapat dipercaya, dan akurat.
1. Validitas
Dalam Supratiknya (2014) validitas merupakan kualitas
esensial yang menunjukkan suatu tes sungguh-sungguh mengukur
atribut psikologis yang hendak diukur. Suatu tes atau instrument
pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila
alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil
ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran tersebut (Azwar,
2007). Penelitian ini menggunakan validitas isi sebagai acuan untuk
menjamin kualitas skala atau alat ukur. Validitas isi dicapai dengan
pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat
professional judgement yang dilakukan oleh dosen pembimbing.
Pertanyaan yang dicari jawabannya dalam validitas ini adalah sejauh
mana aitem-aitem dalam tes yang mencakup keseluruhan isi objek
yang hendak diukur atau sejauh mana isi tes mencerminkan atribut
yang hendak diukur (Azwar,2007).
2. Reliabilitas
Reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika
pengetesan dilakukan berulang kali terhadap individu atau kelompok
(Supratiknya, 2014). Reliabilitas meliputi ketepercayaan, kestabilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dan konsitensi alat ukur. Rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh
suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas (Azwar, 2004).
Peneliti menggunakan analisis reliabilitas analisis Alpha
Cronbach menggunakan SPSS for windows 19. Koefisien reliabilitas
berada ditunjukkan dalam rentang 0,00 sampai 1,00. Jika angka
koefisien reliabilitas semakin mendekati 1,00 maka reliabilitas
semakin tinggi. Jika angka koefisien reliabilitas semakin mendekati
0,00 maka reliabilitas semakin rendah.
Uji reliabilitas item dalam penelitian ini, pada skala kelekatan
remaja dengan orangtua diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,857
dari 60 item. Dengan demikian reliabilitas pada skala kelekatan
remaja dikatakan mendekati angka 1 sehingga bisa dikatakan
reliabel.
H. SELEKSI ITEM
Seleksi item dalam penelitian ini menggunakan teknik koefisien
korelasi dengan mengkorelasikan konsistensi antara fungsi item dengan
fungsi skala secara keseluruhan atau sering disebut dengan konsistensi
aitem total. Pengujian konsistensi aitem dilakukan dengan komputasi
koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap item dengan
distribusi skor total sebagai kriteria. Komputasi ini akan menghasilkan
koefisien korelasi aitem total yang umumnya dikenal dengan indeks daya
beda item (Azwar, 2008). Semakin tinggi korelasi positif antara skor item
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
dengan skor tes berarti semakin tinggi konsistensi antara item tersebut
dengan tes keseluruhan yang berarti semakin tinggi daya bedanya. Azwar
(2008) mengatakan bahwa nilai koefisien korelasi item total minimal
0,30. Apabila jumlah item yang lolos masih tidak mencukupi jumlah
yang diinginkan, kriteria tersebut dapat diturunkan menjadi 0,25.
Penelitian ini menggunakan korelasi item total 0,25.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel 3 Tabel Spesifikasi Item Skala Kelekatan Remaja(setelah uji
coba)
Aspek
kelekatan
Item No. soal Jumlah Presentase
Trust Favorable 1(1),5(7),9(13),14(1
9),19(25),
24(31),29(37),34(4
3),39(49),
9 19,15 %
Unfavorable 13(18),18(24),23(3
0),28(36),
33(42),43(54),47(6
0)
7 14,9 %
Komunikasi Favorable 2(3),7(9),11(15),16(
21),21(27),
31(39),36(45),40(5
1),
8 17,02 %
Unfavorable 3(4),8(10),26(34),3
7(46),
41(52),45(58)
6 12,7 %
Alienasi Favorable 4(5),12(17),17(23),
22(29),27(35),
9 19,15 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
32(41),38(47),42(5
3),46(59)
Unfavorable 6(8),10(14),15(20),
20(26),
25(32),30(38),35(4
4),44(56)
8 17,02 %
Jumlah 47 100 %
Keterangan: ( ) = nomor item sebelum uji coba
I. METODE ANALISIS DATA
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk melihat apakah data
penelitian berasal dari sebaran yang normal atau tidak pada
populasi. Penelitian ini akan menggunakan analisis Kolmogorov–
Smirnov pada SPSS 19. Jika hasil perhitungan menunjukan nilai p
lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) maka dapat disimpulkan data
berbeda secara signifikan, dengan kata lain data tidak normal.
Suatu data dikatakan normal apabila hasil perhitungan
menunjukkan nilai p lebih dari 0,05 (p > 0,05) (Santoso, 2010)
b. Uji Linearitas
Uji linear bertujuan untuk mengetahui pengaruh satu
variabel terhadap variabel lain dan mengetahui pola hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
linear (Noor, 2013). Uji linearitas menggunakan test for linearity
yang terdapat dalam SPSS for windows versi 19. Data dinyatakan
linear apabila kedua variabel yang diteliti memiliki signifikan
kurang dari 0,05 (0,05).
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk melihat apakah terdapat
hubungan yang signifikan antara kelekatan remaja dengan orangtua
dan kiner. Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan
menggunakan analisis korelasi Pearson Product Moment pada SPSS
19 for windows jika data terdistribusi dengan normal. Jika dalam uji
asumsi, data tidak berdistribusi normal, maka peneliti akan
menggunakan uji hipotesis korelasi Spearman (santoso, 2010).
Apabila koefisien korelasi memiliki taraf signifikansi p < 0,05 maka
terdapat korelasi yang signifikan antara kedua variable yang
diujikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
A. PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di kota Yogyakarta pada bulan Juli hingga
Oktober 2016. Subjek penelitian yang terlibat dalam penelitian ini adalah
remaja dengan jumlah 200 orang yang memiliki kriteria sesuai dengan kriteria
subjek penelitian.
Penelitian dilaksanakan dengan menyebar alat ukur di lingkungan
pelajar biasa berkumpul. Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan peneliti
ingin menghindari pengaruh pihak ketiga dalam kaitannya menghindari
kemungkinan faking jika berada di lingkungan sekolah atau rumah. Dalam
menyebar alat ukur peneliti mendatangi langsung dan mendampingi saat
subjek mengisi kuesioner.
B. DESKRIPSI SUBYEK PENELITIAN
Subjek dalam penelitian ini berdasarkan kriteria sebelumnya yaitu
remaja laki-laki berusia 12-15 tahun perokok aktif dan tinggal bersama
orangtua. Secara keseluruhan subjek merupakan siswa yang bersekolah
di tingkat SMP. Subjek penelitian ini merupakan warga sekitar kota
Yogyakarta khususnya di daerah Sleman dan Gunungkidul.
Gambaran subjek secara umum dapat dilihat dalam table berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 4: Deskripsi Subjek Penelitian
Usia Jumlah Persentase
12 57 28.5
13 79 39.5
14 64 32
Jumlah 200 100
C. DESKRIPSI DATA PENELITIAN
1. Deskripsi Statistik
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti
memperoleh hasil data penelitian yang dapat membandingkan data
teoretik dan data empiris. Data tersebut digunakan untuk melihat
hubungan antara seubjek dengan variable kelekatan remaja dengan
orangtua dan perilaku merokok. Cara yang digunakan adalah dengan
melihat perbandingan mean teoretik dan mean empiris. Berikut
disajikan hasil pengumpulan data penelitian dan diperoleh deskripsi
data penelitian sebagai berikut:
Tabel 5 Deskripsi Statistik
Variabel Mean Teoretik Mean Empiris
Min Max Mean SD Min Max Mean SD
Kelekatan 47 188 117,5 23,5 101 142 121,37 7,77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
remaja
Perilaku
merokok
1 24 2,4 5,75 1 6 2,59 1,19
Berdasarkan table di atas mean Teoretik pada skala kelekatan
remaja sebasar 117,5 dan mean empiris sebesar 121,375.
Berdasarkan data tersebut diketahui jika rata-rata mean empiris yang
lebih besar menunjukkan jika kelekatan subjek penelitian ini cukup
tinggi. Selain itu dalam uji one sample t-test skor teoretik dan skor
empirik dapat dinyatakan berbeda secara signifikan apabila nilai
signifikansi <0,05. Setelah dilakukan one sample t-test pada skala
kelekatan, diperoleh nilai signifikansi 0,000. Hal ini menunjukkan
bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki kelekatan yang
cenderung tinggi.
Mean Teoretik pada perilaku merokok didasarkan pada pada
hasil penelitian sebelumnya yaitu Perilaku Merokok pada Siswa
Laki-Laki SMP Wilayah Kerja Puskesmas Sukasada II (Wiryanatha,
Made A & Ani, Luh S., 2014). Hasil penelitian tersebut dijadikan
dasar penentuan mean teoretik karena sesuai dengan penelitian ini
dalam hal usia subjek perokok yaitu remaja laki-laki usia 12-15
tahun. Berdasarkan perbandingan tersebut diketahui mean teoretik
2,47 dan mean empiris perilaku merokok hasil penelitian sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
2,59. Pengujian one sample t-test juga dilakukan pada data perilaku
merokok dengan nilai signifikansi 0,156. Dengan demikian diketahui
mean empiris tidak memiliki perbedaan yang signifikan dari mean
teoretik. Berdasarkan hasil tersebut perilaku merokok subjek
penelitian ini lebih cenderung sama dengan rerata perilaku merokok
pada remaja lain.
2. Kategorisasi
Dalam penelitian ini kriteria kategorisasi dibagi dalam tiga
kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Kategorisasi ini dapat
diperoleh melalui uji signifikansi perbedaan antara mean skor
empiris dan mean teoretis (Azwar,2001).
a. Kategorisasi perilaku merokok
Dalam penelitian ini data perilaku merokok yang diperoleh
dikategorikan menjadi tiga tingkaatan yaitu rendah sedang dan
tinggi. Kategorisasi dalam perilaku merokok didasarkan menurut
Smet (1994) yaitu dibagi tiga tipe perokok yang dapat
diklasifikasikan menurut banyaknya rokok yang dikonsumsi
perhari. Tiga tipe perokok tersebut adalah:
1. Perokok berat lebih dari 15 batang rokok dalam sehari.
2. Perokok sedang antara 5-14 batang rokok dalam sehari.
3. Perokok ringan antara 1-4 batang rokok dalam sehari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Hasil penelitian menunjukkan jika dari 200 subjek
penelitian, 183 subjek termasuk dalam perokok ringan dan 17
subjek merupakan perokok sedang. Berikut hasil kategorisasi
perilaku merokok:
Tabel 6 Kategorisasi Perilaku Merokok
Frekuensi Persentase
Ringan 183 91,5
Sedang 17 8,5
Total 200 100
b. Kategorisasi tingkat kelekatan
Dalam penelitian ini skor tingkat kelekatan yang diperoleh
dikategorikan menjadi tiga tingkaatan yaitu rendah sedang dan
tinggi. Skala kelekatan terdiri dari 47 aitem dengan empat pilihan
jawaban dari skor 1 sampai 4. Nilai skor minimal yang diperoleh
subyek pada skala ini adalah sebesar 47 (1 X 72), dan skor
maksimal 188 (4 X 47). Jarak sebaran teoretiknya adalah 188-47
= 141. Perhitungan standar deviasi (SD) pada data yang
berdistribusi normal memiliki 6 satuan standar dengan 3 bagian di
sebelah kiri dan 3 bagian lainnya di sebelah kanan, maka
didapatkan nila SD 141 : 6 = 23,5. Berdasarkan perolehan data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
perhitungan tersebut kemudian digunakan dalam penyusunan
norma.
Berikut hasil dari kategorisasi skala kecemasan:
Tabel 7 Kategorisasi skor skala kelekatan
Frekuensi Persentase
Sedang
…<x<…
199 99.5
Tinggi
x<…
1 0.5
Total 200 100
3. Data Deskriptif
Data deskriptif hasil penelitian terlampir.
D. HASIL PENELITIAN
1. Uji Asumsi
a. Uji normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan dengan memeriksa
distribusi data apakah normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan
dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika taraf signifikansi berada di
atas 0,05 (p>0,05) maka data tersebut berdistribusi normal (Santoso,
2010). Uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov
melalui SPSS for Windows versi 18.00. Hasil uji normalitas pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 8 Uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Kelekatan 0.055 200 0.2 0.99 200 0.156
Perilaku
Merokok 0.26 200 0 0.866 200 0
Berdasarkan hasil uji nomalitas tersebut variabel kelekatan
memiliki taraf signifikansi 0,2 atau di atas 0,1. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa data penelitian pada variabel kelekatan
memiliki sebaran data yang normal.
Hasil uji normalitas untuk variabel perilaku merokok
menunjukkan nilai sig sebesar 0,000. Nilai signifikansi dibawah 0,1
menunjukkan bahwa distribusi data pada perilaku merokok tidak
normal.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui hubungan antar
variabel yang diteliti memiliki garis lurus atau tidak (Santoso,
2010). Perbandingan antar variabel dapat dikatakan linear atau tidak
jika memiliki taraf signifikansi kurang dari 0,05 (p<0.05).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Hasil uji linearitas pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 9 Uji linearitas
Variabel F Sig.
Perilaku merokok*Kelekatan remaja 315.620 .000
Berdasarkan hasil uji linearitas dari tabel di atas
menunjukkan bahwa hubungan antar variabel bersifat linear
karena memiliki taraf signifikansi 0,000 atau kurang dari 0,05
(p<0.05).
2. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini teknik uji hipotesis yang digunakan adalah
analisis korelasi Spearman Rho. Hal ini didasarkan pada pengujian
asumsi yang menunjukkan jika data yang didapat tidak semua
berdistribusi normal. Teknik uji hipotesis ini dilakukan dengan
menggunakan bantuan program SPSS for Windows versi 19.00.
Berikut ini adalah tabel hasil pengujian hipotesis :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 10 Uji Hipotesis
Merokok Kelekatan
Merokok Correlation Coefficient 1.000 -.734
Sig. (2-tailed) . .000
N 200 200
Kelekatan Correlation Coefficient -.734 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 200 200
Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien korelasi untuk
variabel perilaku merokok dan kelekatan remaja adalah -0,734 dengan
taraf signifikansi (p) = 0,000. Perhitungan ini dilakukan pada taraf
signifikansi p < 0,01 dan memakai uji 1-tailed. Pengujian 1-tailed
didasarkan pada hipotesis yang diajukan sudah mengarah pada
hubungan yang negatif antara perilaku merokok dengan kelekatan pada
remaja.
Hasil analisis menunjukkan jika hipotesis yang diajukan
sebelumnya diterima. Dengan demikian terbukti jika variabel perilaku
merokok dan kelekatan remaja memiliki hubungan negatif (r = -0,734).
Dapat disimpulkan jika semakin tinggi kelekatan akan semakin rendah
perilaku merokok pada remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
E. PEMBAHASAN
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini diterima. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, dapat diketahui bahwa terdapat hubungan negatif antara
tingkat kelekatan dengan orangtua dengan perilaku merokok pada remaja.
Diketahui perolehan koefisien korelasi (r) sebesar -0.734 dengan
signifikansi 0,000 (p < 0,01). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis pada
penelitian ini diterima, dimana terdapat hubungan negatif antara kelekatan
remaja dengan orangtua dengan perilaku merokok pada remaja diterima.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kelekatan yang dimiliki
remaja maka semakin rendah intensitas perilaku merokok pada remaja.
Hasil analisis Koefisien Determinasi atau sumbangan variabel
kelekatan remaja pada variabel perilaku merokok adalah 53,87%.
Dalam penelitian ini variabel dependen yaitu perilaku merokok 53,87%
dipengaruhi oleh kelekatan remaja dan 46,13% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Santrock (2002) bahwa anak yang tumbuh dalam kelekatan yang aman
dengan orangtuanya akan menjadi individu yang memiliki harga diri yang
lebih tinggi dan kesejahteraan emosi yang lebih baik. Seperti yang telah
diketahui, salah satu faktor penyebab seseorang menjadi perokok adalah
tidak stabilnya emosi seseorang. Dalam kaitannya dengan masa remaja,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
masa ini juga disebut dalam masa storm and stress (dalam
Santrock,2003) sehingga remaja akan sangat rentan mengalami
ketidakstabilan secara emosional. Dengan semakin kuatnya tekanan
yang dialami remaja, remaja perlu memiliki pegangan dalam
menghadapi tekanan. Apabila kebutuhan ini terpenuhi remaja akan
lebih mudah untuk melewati masa krisis dalam perkembangannya.
Dengan adanya kelekatan yang aman antara remaja dengan orangtua,
tentunya remaja akan merasa memiliki pegangan dengan dalam
mengahadapi krisis tersebut. Terpenuhinya kebutuhan akan dukungan
dalam masa perkembangan remaja akan mengadirkan iklim yang positif
sehingga remaja memiliki kesejahteraan emosi yang stabil. Dengan
demikian remaja tidak akan terjerumus dalam perilaku-perilaku yang
menyimpang untuk mengakomodasi krisis yang dialaminya.
Baer dan Corado (dalam Atkinson, 1999; Steinberg, 2002)
menjelaskan bahwa remaja perokok adalah anak-anak yang berasal dari
rumah tangga yang kurang bahagia. Dengan kata lain remaja perokok
memiliki hubungan emosional kurang dekat atau bermasalah dengan
orangtuanya. Dengan adanya hubungan yang dekat antara remaja
dengan orangtua, hubungan emosional yang dekat akan memunculkan
iklim yang suportif dalam keluarga. Hubungan yang suportif akan
membuat remaja lebih mampu menghadapi tekanan dan stress pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
masa perkembangannya sehingga remaja tidak akan terjerumus pada
perilaku yang menyimpang seperti perilaku merokok.
Data hasil penelitian mengungkapkan jika rata-rata secara empiris
lebih tinggi dibandingkan dengan rerata teoretis. Rata-rata subjek
penelitian memiliki skor kelekatan 121,4 di atas rata-rata teoretik yaitu
117,5. Dalam kategorisasi skor tingkat kelekatan sebanyak 199 subjek
berada pada tingkat kelekatan sedang dan 1 subjek berada pada ketegori
kelekatan yang tinggi. Hasil penelitian ini menunjukkan kesesuaian
dengan hipotesis yang di terima karena secara kategorisasi perilaku
merokok sebagian besar subjek merupakan perokok ringan dan rata-rata
skor skala kelekatan di atas rata-rata teoretik. Hal ini menunjukkan jika
subjek penelitian atau remaja memiliki hubungan yang cukup erat
dengan orangtuanya dan memiliki perilaku merokok yang cenderung
rendah atau ringan. Steinberg (2002) mengungkapkan jika kedekatan
antara remaja dengan orangtuanya sangat kurang, remaja akan
mempunyai kecenderungan perilaku menyimpang dari perilaku
merokok hingga penyalahgunaan obat. Dalam hal ini hasil penelitian
memberi gambaran jika kelekatan antara remaja dan orangtua
cenderung tinggi intensitas perilaku merokok cenderung rendah.
Tingginya kelekatan pada subjek penelitian kemungkinan besar
dipengaruhi oleh batasan kriteria subjek yang telah ditentukan
sebelumnya yaitu subjek yang tinggal dengan orangtua. Di usia remaja,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
interaksi dengan orangtua masih dibutuhkan meski sebagian waktu
remaja banyak dihabiskan dengan lingkungan baru di luar keluarga
(Laible, Carlo, & Raffaelli, 2000). Blyth (dalam Laible, Carlo, &
Raffaelli, 2000) menjelaskankan jika remaja dengan rentang usia 12-15
tahun sebagian besar mengatakan jika orangtua merupakan figur
penting dan signifikan dalam hidup mereka. Hal ini menjadi batasan
tersendiri dalam penelitian ini agar bisa menjadi pertimbangan untuk
penelitian selanjutnya mengenai subjek penelitian.
Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan dalan pemilihan subjek
penelitian. Subjek dalam sangat beragam dari banyak kelompok remaja,
di sisilain mengindikasikan adanya pola yang cenderung sama pada
setiap subjek dengan kelompok-kelompok kecil subjek tersebut.
Menurut peneliti kecenderungan kelompok-kelompok subjek penelitian
ini juga akan mempengaruhi sebaran data karena dalam kelompok-
kelompok subjek data cenderung memiliki kesamaan. Keterbatasan lain
dalam penelitian ini adalah masih kurangnya jumlah subjek penelitian
bila dibandingkan populasi remaja perokok di Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui
bahwa terdapat hubungan negatif antara tingkat kelekatan dengan
orangtua dengan perilaku merokok pada remaja. Diketahui perolehan
koefisien korelasi (r) sebesar -0.734 dengan signifikansi 0,000 (p <
0,01). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis pada penelitian ini
diterima, yaitu terdapat hubungan negatif antara kelekatan remaja dan
orangtua dengan perilaku merokok pada remaja. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi kelekatan yang dimiliki remaja maka semakin
rendah intensitas perilaku merokok pada remaja.
B. SARAN
1. Bagi Orangtua
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat hubungan
negatif antara kelekatan remaja dan orangtua dengan perilaku
merokok pada remaja. Orangtua memiliki peranan yang penting
bagi remaja dalam masa perkembangan saat remaja mengalami
tekanan pada masa perkembangan. Orangtua diharapkan mampu
membangun suasana suportif dengan selalu mendampingi saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
remaja mencari perlindungan dan kenyamanan pada masa penuh
badai dan tekanan karena proses perkembangan. Dengan adanya
dukungan dari orangtua, remaja akan memiliki rasa aman
sehingga tidak terjerumus dalam perilaku menyimpang khususnya
perilaku merokok.
2. Bagi Remaja
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi peringatan bagi
remaja agar mempu membangun hubungan yang lekat dengan
orangtuanya. Remaja harus menyadari jika orangtua menjadi
tempat terbaik mereka untuk mendapatkan rasa aman pada
masa-masa penuh dengan tekanan. Dengan kata lain akan sangat
baik jika remaja juga tidak sungkan untuk menjadikan orangtua
sebagai figur lekat agar remaja tidak terjerumus pada perilaku
menyimpang karena tekanan dalam masa perkembangannya.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan tema
kelekatan maupun perilaku merokok, sebaiknya lebih
memperhatikan dalam skala penelitian agar lebih sesuai dengan
konteks kelekatan pada remaja. Dalam tema perilaku merokok
peneliti selanjutnya bisa menambahkan faktor lain tidak hanya
pada intensitas perilaku merokok agar lebih menggambarkan
dinamika perilaku merokok pada remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
DAFTAR PUSTAKA
Ainsworth, M. D. (1985). Attachment across the life span. New York
Academy Bulletin, 69, 792-812.
Armsden, G. C., & Greenberg, M., T. (1987). The inventory of parent and
peer attachment: Individual differences and their relationship to
psychological well-being in adolescence. Journal of Youth and
Adolescence, 16(5), 427-454.
Armstrong. (1990). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: PT
Gramedia.
Atkinson. (1999). Pengantar psikologi. Jakarta: Erlangga.
Azwar, S. (2007). Penyusunan skala psikologis. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Azwar, S. (2009). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2012). Penyusunan skala psikologi edisi 2. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Barrocas, A. L. (2008). Adolescent attachment to parents and peers: The
emory center for myth and ritual in american life. Working Paper,
50.
Bartholomew, K. & Horowitz, L. M. (1991). Attachment style among
young adults: A test of four-category model. Journal of Personality
and Social Psychology, 61(2), 226-224.
Bowlby, J. (1973). Attachment and loss, volume 2: Separation. New York:
Basic Books.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Cassidy, J., & Shaver, P. R. (1999). Handbook of attachment: Theory,
research, and clinical applications. New York: The Guilford Press.
Collins, W. A., & Repinski, D. J. (1994). Relationships during
adolescence: Continuity and change in interpersonal prespective. In
R. Montemayor, G. Adams, & T. Gullotta (Eds.), Personal
relationships during adolescence (pp. 1-36). Thousand Oaks, CA:
Sage.
Feist, G. J. & Feist, J. (2010). Teori kepribadian (Theories of
Personality). Jakarta: Salemba Humanika.
Hurlock, E. B. (1999). Psikologi perkembagan: Suatu pendekatan
sepanjang rentan kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Komalasari, D. & Helmi, A. F. (2000). Faktor-faktor penyebab perilaku
merokok pada remaja. Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
Kompas.com. (2016, Mei). 20 persen anak pra-remaja merokok.
Diambil dari:
http//lifestyle.kompas/read/20016/05/28/121500223/20.persen.anak.
praremaja.merokok.
Laible, D. J., Carlo, G., & Raffaelli, M. (2000). The differential relations
of parent and peerattachment to adolescent adjustment. Journal of
Youth and Adolescence, 29(1), 45-59.
Liem, A. (2014). Pengaruh media massa, keluarga, dan teman terhadap
perilaku merokok remaja di Yogyakarta. Makara Hubs-Asia, 18(1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Monks, F. J., Knoers, A.M.P., & Haditono, S.R. (2002). Psikologi
perkembangan: pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Muin, I. (2004). Sosiologi. Jakarta: Erlangga
Noor, J. (2013). Metodologi penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Nurhayati, I. (2012). Bahaya rokok bagi tubuh. Jurnal Kesehatan, 4(12),
32-36.
Papalia, D. E., & Olds, S. W. (2008). Human development (psikologi
perkembangan) edisi kesembilan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group
Perry, A. (2009). Teenagers and attachment: helping adolescent engage
with life and learning. London: Worth Publishing.
Richardson, E. E. L., Papandonatos, G., Kazura, A., Stanton, C., and
Niaura, R. (2002). Differentiating stages of smoking intensity among
adolescents: stage-specific psychological and social
influences. Journal of Consulting and Clinical Psychology, 70(4),
998-1009.
Sarafino, E. P. & Smith, T. W. (2011). Health psychology:
biopsychosocial interaction 7th edition. New York : John Wiley and
Sons.
Salkind, N. J. (2006). Encyclopedia of human development. California:
Sage Publication, Inc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Santrock, J. W. (2003). Adolescence : perkembangan remaja (edisi
keenam). Jakarta : Penerbit Erlangga.
Santrock, J. W. (2012). Life-span development 13th ed. : perkembangan
masa hidup edisi ke tiga belas jilid I. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Santoso, A. (2010). Statistik untuk psikologi dari blog menjadi buku.
Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
Sarwono, S. W. & Meinarno, E. A. (2009). Psikologi sosial. Jakarta :
Salemba. Humanika.
Sarwono, W. S. (2006). Psikologi remaja. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Semmer, N K., Dwyer, J H., Lippert, P., Fuchs, R., Cleary, P. D., &
Schindler, A. (1998). Adolescent smoking from a functional
perspective: the berlin-bremen study. European Journal of
Psychology of Education, 2(4), 387-401.
Sirait, A. M., Pradono, Y., Toruan, I. L. (2002). Perilaku merokok di
indonesia. Penelitian Kesehatan.
Smet. (1994). Psikologi Kesehatan. Semarang: PT Gramedia.
SoloPos. (2017, Mei). Pelajar Salatiga antre beli rokok, netizen anggap
lumrah. Diambil dari:
http://solopos.com/2017/05/25/Pelajar-Salatiga-antre-beli-rokok-
netizen-anggap-lumrah-819492
Steinberg, L. (2002). Adolescence 6th edition . New York : McGraw Hill.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Willis, S. S. (2003). Remaja dan Pemecahannya. Bandung: Alfabeta.
Wiryanatha, M. A., & Ani, L. S. (2014). Perilaku merokok pada siswa
laki-laki SMP wilayah kerja Puskesmas Sukasada. Laporan
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
LAMPIRAN 1
BLUEPRINT SKALA KELEKATAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Blueprint skala kelekatan
No
.
Aspek Indikator Item
favorable unfavorable
1 Trust merasa orang
tua akan
selalu ada
Saya merasa bahwa
orangtua selalu ada
saat saya
membutuhkan
mereka.
Orangtua saya
selalu sibuk saat
saya
membutuhkan
mereka.
Orangtua saya akan
meluangkan waktu
untuk saya.
Saya memiliki
waktu yang sedikit
dengan orangtua
saya karena waktu
mereka habis
hanya untuk
bekerja.
Orang tua saya
akan membantu
jika saya
mengalami
kesusahan.
Saat saya dalam
kesusahan, orang
tua saya
membiarkan saya
dengan masalah
saya.(gugur)
Merasa
bergantung
dengan orang
tua
Saya cenderung
bergantung dengan
orang tua.
Saya mampu
menyelesaikan
banyak hal sendiri.
Orang tua
merupakan sosok
yang penting bagi
saya.
Teman bagi saya
lebih penting
bahkan
dibandingkan
orang tua.
Saya merasa orang
tua saya dapat
membantu
mengatasi masalah
yang saya hadapi.
Saya merasa orang
tua hanya akan
menambah
masalah saya
menjadi semakin
rumit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Mempercayai
orang tua
Saya percaya orang
tua saya akan
memberikan yang
terbaik bagi saya.
Saya merasa
bahwa orang tua
saya hanya
sekedar
membesarkan
saya.
Orang tua saya
termasuk orang
yang dapat saya
percaya.
Saya lebih
mempercayai
teman
dibandingkan
dengan orang tua
saya.
Saya merasa
nyaman bersama
orang tua karena
mereka mengerti
perasaan saya.
Orang tua saya
kurang memahami
apa yang saya
rasakan.(gugur)
Mendapatkan
rasa aman
dari orang tua
Orang tua adalah
tempat paling
nyaman untuk
berkeluh
kesah.(gugur)
Saya senang
berbagi keluh-
kesah dengan
teman-teman
saya.(gugur)
2 Komunika
si
Merasa dekat
dengan orang
tua
Saya merasa
memiliki hubungan
yang dekat dengan
orang tua.
Saya merasa lebih
dekat dengan
teman-teman saya
dibandingkan
orang tua.
Saya selalu
berkomunikasi
dengan orang tua
saya.
Saya lebih sering
berkomunikasi
dengan teman
dibandingkan
orang tua.
merasa
dicintai orang
tua
Saya merasa orang
tua saya selalu
memberi perhatian
kepada saya.
Saya merasa
marah ketika
orang tua saya
mengabaikan
saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
merasa
dihargai
orangtua
Orang tua saya
membuat saya
merasa berharga.
Didepan orang tua
saya, saya merasa
menjadi orang
lain.(gugur)
Orang tua saya
akan menghargai
pendapat saya
dalam keluarga.
Saya memiliki
peran yang sedikit
di dalam keluarga.
Merasa
diterima
Saya merasa orang
tua saya menerima
saya apa
adanya.(gugur)
Saya merasa orang
tua saya sulit
menerima apa
yang ada pada diri
saya.(gugur)
Orang tua saya
menerima segala
kelemahan saya.
Orang tua saya
sulit menerima
kelemahan
saya.(gugur)
Terbuka
dengan orang
tua
Saya akan
menceritakan
masalah saya
kepada orang tua.
Saya merasa
nyaman bercerita
tentang masalah
saya kepada
teman.(gugur)
Orang tua saya
mengetahui setiap
masalah yang saya
alami.
Saya merasa
diabaikan oleh
orang tua saya
ketika saya sedang
mengalami
masalah.
Saya merasa
senang bercerita
tentang banyak hal
kepada orang
tua.(gugur)
Saya merasa
canggung saat
harus bercerita
kepada orang tua
saya
3 Alienasi Merasa
dihindari oleh
orang tua
Saya merasa kesal
karena orang tua
saya menghindar
saat saya butuh
Saya merasa
senang karena
orang tua saya
mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
mereka. meluangkan waktu
mereka ketika
saya
membutuhkan
mereka.
Merasa
diabaikan
oleh orang tua
Saya merasa sedih
karena orang tua
saya mengabaikan
saya.(gugur)
Saya merasa
bersyukur
memiliki orang
tua yang perhatian
seperti orang tua
saya.(gugur)
Saya merasa
kecewa karena
diabaikan oleh
orang tua saat saya
ingin diperhatikan.
Saya merasa
bersyukur karena
orang tua saya
memberi perhatian
kepada saya.
Saya merasa
kecewa karena
orang tua saya
mengabaikan saya.
Saya merasa
senang karena
mendapatkan
perhatian yang
lebih dari orang
tua saya.
Saya merasa orang
tua mengabaikan
saya ketika saya
mengalami
kesulitan.
Saya merasa
tenang karena
orang tua saya
peduli dengan
masalah yang saya
hadapi.
Saya merasa marah
ketika saya
diabaikan oleh
orang tua saya.
Saya merasa
bahagia karena
orang tua saya
sangat
memperhatikan
saya.
Saya merasa marah
dengan orang tua
saya karena mereka
Saya merasa
bersyukur karena
orangtua saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
sering
mengabaikan saya.
peduli kepada
saya.
Merasa
ditolak oleh
orang tua
Saya merasa
kecewa karena
orang tua saya
sibuk saat saya
membutuhkan
mereka.
Saya merasa
tenang
menghadapi
masalah karena
orang tua saya
pasti ada untuk
saya.
Saya merasa
kesepian karena
orang tua saya
sangat sibuk.
Saya merasa
senang karena
memiliki banyak
waktu bersama
orang tua saya.
Saya merasa
kesepian karena
orang tua sibuk
dengan pekerjaan
mereka.
Saya menyayangi
orang tua saya
karena mereka
memberi perhatian
yang lebih untuk
saya. (gugur)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
LAMPIRAN 2
ALAT UKUR PENELITIAN
SEBELUM UJI COBA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
SKALA PENELITIAN
Disusun oleh:
Rhisang Sadewa
119114052
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
PRAKATA
Yogyakarta, juli 2016
Dengan hormat,
Saya Rhisang Sadewa, mahasiswa Psikologi Universitas Sanata
Dharma yang sedang melakukan penelitian untuk menyelesaikan tugas akhir
(skripsi) sebagai syarat kelulusan. Sehubungan dengan hal tersebut, saya
memohon partisipasi teman-teman untuk meluangkan waktu dalam mengisi
skala ini.
Saya mengharapkan kesediaan teman-teman untuk mengisi skala ini
dengan lengkap pada setiap pernyataan sesuai dengan keadaan, perasaan dan
pikiran teman-teman yang sebenarnya sebab tidak ada jawaban benar atau
salah maupun baik atau buruk. Semua jawaban yang teman-teman berikan
adalah baik apabila sesuai dengan keadaan teman-teman yang sebenarnya.
Semua jawaban dan identitas teman-teman akan dijamin kerahasiaannya.
Oleh karena itu,teman-teman tidak perlu khawatir dengan kejujuran jawaban
teman-teman. Saya berharap tidak ada pernyataan yang terlewat atau tidak
terjawab.
Akhir kata, saya sangat berterima kasih dan menghargai partisipasi
teman-teman dalam penelitian ini.
Hormat saya,
Rhisang Sadewa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
IDENTITAS DIRI SUBJEK
Nama (inisial) :
Usia :
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi skala
penelitian ini dengan jawaban yang sesuai dengan keadaan yang
sesungguhnya pada diri saya.
Semua jawaban yang saya berikan, sesuai dengan keadaan sebenarnya
yang saya alami bukan berdasarkan pandangan masyarakat pada umumnya.
Saya juga mengijinkan dengan tidak mencantumkan nama sebenarnya maka
jawaban saya dapat dipergunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah ini.
Yogyakarta,
2016
Menyetujui,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini ada 60 butir pernyataan yang berhubungan dengan kondisi
yang teman-teman alami dalam kehidupan sehari-hari. Baca dan pahamilah
dengan seksama setiap pernyataan yang tersedia. Teman-teman diminta
kesediaannya untuk menjawab pernyataan-pernyataan tersebut dengan
memilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan diri teman-teman.
Kemudian, isilah kolom pilihan yang ada disebelah kanan setiap pernyataan
dengan membuat tanda checklist (√) pada kolom jawaban yang tersedia
dengan pilihan jawaban sebagai berikut :
SS : jika Sangat Setuju dengan penyataan tersebut
S : jika Setuju dengan pernyataan tersebut
TS : jika Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
STS : jika Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
Dibawah ini diberikan contoh cara menjawab pernyataan :
No Pernyataan SS S TS STS 1 Saya merasa kesulitan dengan tugas-tugas sekolah √
Artinya teman-teman memilih jawaban Sangat Tidak Setuju. Apabila
teman-teman ingin mengganti jawaban karena Setuju dengan pernyataan
tersebut, maka berilah tanda sama dengan (=) pada jawaban yang salah,
kemudian beilah tanda checklist pada kolom yang teman-teman pilih.
No Pernyataan SS S TS STS
1 Saya merasa kesulitan dengan tugas-tugas sekolah √ √
Mohon semua pernyataan harus diisi, usahakkan agar jangan sampai
ada pernyataan yang terlewatkan. Jawaban yang diharapkan adalah jawaban
yang sesuai dengan keadaan diri teman-teman.
“SELAMAT MENGERJAKAN”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya merasa bahwa orang tua selalu ada saat
saya membutuhkan mereka.
2. Saya menyayangi orang tua saya karena
mereka memberi perhatian yang lebih untuk
saya.
3. Saya merasa memiliki hubungan yang dekat
dengan orang tua.
4. Saya merasa canggung saat harus bercerita
kepada orang tua saya
5. Saya merasa kesal karena orang tua saya
menghindar saat saya butuh mereka.
6. Saya senang berbagi keluh-kesah dengan
teman-teman saya.
7. Orang tua saya akan meluangkan waktu
untuk saya.
8. Saya merasa senang karena memiliki banyak
waktu bersama orang tua saya.
9. Saya selalu berkomunikasi dengan orang tua
saya.
10. Saya merasa diabaikan oleh orang tua saya
ketika saya sedang mengalami masalah.
11. Saya merasa sedih karena orang tua saya
mengabaikan saya.
12. Orang tua saya kurang memahami apa yang
saya rasakan.
13. Orang tua saya akan membantu jika saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
mengalami kesusahan.
14. Saya merasa tenang menghadapi masalah
karena orang tua saya pasti ada untuk saya.
15. Saya merasa orang tua saya selalu memberi
perhatian kepada saya.
16. Saya merasa nyaman bercerita tentang
masalah saya kepada teman.
17. Saya merasa kecewa karena diabaikan oleh
orang tua saat saya ingin diperhatikan.
18. Saya lebih mempercayai teman
dibandingkan dengan orang tua saya.
19. Saya cenderung bergantung dengan orang
tua.
20. Saya merasa bersyukur karena orangtua saya
peduli kepada saya.
21. Orang tua saya membuat saya merasa
berharga.
22. Orang tua saya sulit menerima kelemahan
saya.
23. Saya merasa kecewa karena orang tua saya
mengabaikan saya.
24. Saya merasa bahwa orang tua saya hanya
sekedar membesarkan saya.
25. Orang tua merupakan sosok yang penting
bagi saya.
26. Saya merasa bahagia karena orang tua saya
sangat memperhatikan saya.
27. Orang tua saya akan menghargai pendapat
saya dalam keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
28. Saya merasa orang tua saya sulit menerima
apa yang ada pada diri saya.
29. Saya merasa orang tua mengabaikan saya
ketika saya mengalami kesulitan.
30. Saya merasa orang tua hanya akan
menambah masalah saya menjadi semakin
rumit.
31. Saya merasa orang tua saya dapat membantu
mengatasi masalah yang saya hadapi.
32. Saya merasa tenang karena orang tua saya
peduli dengan masalah yang saya hadapi.
33. Saya merasa orang tua saya menerima saya
apa adanya
34. Saya memiliki peran yang sedikit di dalam
keluarga. Pendapat saya kurang dihargai
dalam keluarga.
35. Saya merasa marah ketika saya diabaikan
oleh orang tua saya.
36. Teman bagi saya lebih penting bahkan
dibandingkan orang tua.
37. Saya percaya orang tua saya akan
memberikan yang terbaik bagi saya.
38. Saya merasa senang karena mendapatkan
perhatian yang lebih dari orang tua saya.
39. Orang tua saya menerima segala kelemahan
saya
40. Didepan orang tua saya, saya merasa
menjadi orang lain.
41. Saya merasa kecewa karena orang tua saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
sibuk saat saya membutuhkan mereka.
42. Saya mampu menyelesaikan banyak hal
sendiri.
43. Orang tua saya termasuk orang yang dapat
saya percaya.
44. Saya merasa bersyukur karena orang tua
saya memberi perhatian kepada saya.
45. Saya akan menceritakan masalah saya
kepada orang tua.
46. Saya merasa marah ketika orang tua saya
mengabaikan saya.
47. Saya merasa kesepian karena orang tua saya
sangat sibuk.
48. Saat saya dalam kesusahan, orang tua saya
membiarkan saya dengan masalah saya.
49. Saya merasa nyaman bersama orang tua
karena mereka mengerti perasaan saya.
50. Saya merasa bersyukur memiliki orang tua
yang perhatian seperti orang tua saya.
51. Orang tua saya mengetahui setiap masalah
yang saya alami.
52. Saya lebih sering berkomunikasi dengan
teman dibandingkan orang tua.
53. Saya merasa kesepian karena orang tua sibuk
dengan pekerjaan mereka.
54. Saya memiliki waktu yang sedikit dengan
orang tua saya karena waktu mereka habis
hanya untuk bekerja.
55. Orang tua adalah tempat paling nyaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
untuk berkeluh kesah.
56. Saya merasa senang karena orang tua saya
mampu meluangkan waktu mereka ketika
saya membutuhkan mereka.
57. Saya merasa senang bercerita tentang
banyak hal kepada orang tua
58. Saya merasa lebih dekat dengan teman-
teman saya dibandingkan orang tua.
59. Saya merasa marah dengan orang tua saya
karena mereka sering mengabaikan saya.
60. Orang tua saya selalu sibuk saat saya
membutuhkan mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
ANGKET PERILAKU MEROKOK
Isilah pertanyaan berikut dengan jawaban yang sesuai dengan keadaan
anda!!!
Angket perilaku merokok
11. Pada usia berapa anda pertama kali mencoba merokok?
12. Apa yang membuat anda tertarik untuk merokok pada saat itu?
13. Mulai usia berapa anda aktif merokok?
14. Apa alasan anda menjadi merokok?
15. Apakah orang tua anda mengetahui bahwa anda merokok?
16. Bagaimana tanggapan orang tua tentang perilaku merokok anda?
17. Berapa uang saku anda perhari?
18. Berapa biaya yang anda keluarkan untuk membeli rokok perharinya?
19. Dari mana anda mendapatkan uang untuk membeli rokok?
20. Berapa jumlah rata-rata batang rokok yang anda konsumsi setiap hari?
“TERIMAKASIH”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
LAMPIRAN 3
ALAT UKUR PENELITIAN
SETELAH UJI COBA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
SKALA PENELITIAN
Disusun oleh:
Rhisang Sadewa
119114052
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PRAKATA
Yogyakarta, juli 2016
Dengan hormat,
Saya Rhisang Sadewa, mahasiswa Psikologi Universitas Sanata
Dharma yang sedang melakukan penelitian untuk menyelesaikan tugas akhir
(skripsi) sebagai syarat kelulusan. Sehubungan dengan hal tersebut, saya
memohon partisipasi teman-teman untuk meluangkan waktu dalam mengisi
skala ini.
Saya mengharapkan kesediaan teman-teman untuk mengisi skala ini
dengan lengkap pada setiap pernyataan sesuai dengan keadaan, perasaan dan
pikiran teman-teman yang sebenarnya sebab tidak ada jawaban benar atau
salah maupun baik atau buruk. Semua jawaban yang teman-teman berikan
adalah baik apabila sesuai dengan keadaan teman-teman yang sebenarnya.
Semua jawaban dan identitas teman-teman akan dijamin kerahasiaannya.
Oleh karena itu,teman-teman tidak perlu khawatir dengan kejujuran jawaban
teman-teman. Saya berharap tidak ada pernyataan yang terlewat atau tidak
terjawab.
Akhir kata, saya sangat berterima kasih dan menghargai partisipasi
teman-teman dalam penelitian ini.
Hormat saya,
Rhisang Sadewa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
IDENTITAS DIRI SUBJEK
Nama (inisial) :
Usia :
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi skala
penelitian ini dengan jawaban yang sesuai dengan keadaan yang
sesungguhnya pada diri saya.
Semua jawaban yang saya berikan, sesuai dengan keadaan sebenarnya
yang saya alami bukan berdasarkan pandangan masyarakat pada umumnya.
Saya juga mengijinkan dengan tidak mencantumkan nama sebenarnya maka
jawaban saya dapat dipergunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah ini.
Yogyakarta,
2016
Menyetujui,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini ada 60 butir pernyataan yang berhubungan dengan kondisi
yang teman-teman alami dalam kehidupan sehari-hari. Baca dan pahamilah
dengan seksama setiap pernyataan yang tersedia. Teman-teman diminta
kesediaannya untuk menjawab pernyataan-pernyataan tersebut dengan
memilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan diri teman-teman.
Kemudian, isilah kolom pilihan yang ada disebelah kanan setiap pernyataan
dengan membuat tanda checklist (√) pada kolom jawaban yang tersedia
dengan pilihan jawaban sebagai berikut :
SS : jika Sangat Setuju dengan penyataan tersebut
S : jika Setuju dengan pernyataan tersebut
TS : jika Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
STS : jika Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
Dibawah ini diberikan contoh cara menjawab pernyataan :
No Pernyataan SS S TS STS 1 Saya merasa kesulitan dengan tugas-tugas sekolah √
Artinya teman-teman memilih jawaban Sangat Tidak Setuju. Apabila
teman-teman ingin mengganti jawaban karena Setuju dengan pernyataan
tersebut, maka berilah tanda sama dengan (=) pada jawaban yang salah,
kemudian beilah tanda checklist pada kolom yang teman-teman pilih.
No Pernyataan SS S TS STS
1 Saya merasa kesulitan dengan tugas-tugas sekolah √ √
Mohon semua pernyataan harus diisi, usahakkan agar jangan sampai
ada pernyataan yang terlewatkan. Jawaban yang diharapkan adalah jawaban
yang sesuai dengan keadaan diri teman-teman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya merasa bahwa orang tua selalu ada saat saya
membutuhkan mereka.
2. Saya merasa memiliki hubungan yang dekat dengan
orang tua.
3. Saya merasa canggung saat harus bercerita kepada
orang tua saya.
4. Saya merasa kesal karena orang tua saya
menghindar saat saya butuh mereka.
5. Orang tua saya akan meluangkan waktu untuk saya.
6. Saya merasa senang karena memiliki banyak waktu
bersama orang tua saya.
7. Saya selalu berkomunikasi dengan orang tua saya.
8. Saya merasa diabaikan oleh orang tua saya ketika
saya sedang mengalami masalah.
9. Orang tua saya akan membantu jika saya
mengalami kesusahan.
10. Saya merasa tenang menghadapi masalah karena
orang tua saya pasti ada untuk saya.
11. Saya merasa orang tua saya selalu memberi
perhatian kepada saya.
12. Saya merasa kecewa karena diabaikan oleh orang
tua saat saya ingin diperhatikan.
13. Saya lebih mempercayai teman dibandingkan
dengan orang tua saya.
14. Saya cenderung bergantung dengan orang tua.
15. Saya merasa bersyukur karena orangtua saya peduli
kepada saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
16. Orang tua saya membuat saya merasa berharga.
17. Saya merasa kecewa karena orang tua saya
mengabaikan saya.
18. Saya merasa bahwa orang tua saya hanya sekedar
membesarkan saya.
19. Orang tua merupakan sosok yang penting bagi saya.
20. Saya merasa bahagia karena orang tua saya sangat
memperhatikan saya.
21. Orang tua saya akan menghargai pendapat saya
dalam keluarga.
22. Saya merasa orang tua mengabaikan saya ketika
saya mengalami kesulitan.
23. Saya merasa orang tua hanya akan menambah
masalah saya menjadi semakin rumit.
24. Saya merasa orang tua saya dapat membantu
mengatasi masalah yang saya hadapi.
25. Saya merasa tenang karena orang tua saya peduli
dengan masalah yang saya hadapi.
26. Saya memiliki peran yang sedikit di dalam
keluarga. Pendapat saya kurang dihargai dalam
keluarga.
27. Saya merasa marah ketika saya diabaikan oleh
orang tua saya.
28. Teman bagi saya lebih penting bahkan
dibandingkan orang tua.
29. Saya percaya orang tua saya akan memberikan yang
terbaik bagi saya.
30. Saya merasa senang karena mendapatkan perhatian
yang lebih dari orang tua saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
31. Orang tua saya menerima segala kelemahan saya
32. Saya merasa kecewa karena orang tua saya sibuk
saat saya membutuhkan mereka.
33. Saya mampu menyelesaikan banyak hal sendiri.
34. Orang tua saya termasuk orang yang dapat saya
percaya.
35. Saya merasa bersyukur karena orang tua saya
memberi perhatian kepada saya.
36. Saya akan menceritakan masalah saya kepada orang
tua.
37. Saya merasa marah ketika orang tua saya
mengabaikan saya.
38. Saya merasa kesepian karena orang tua saya sangat
sibuk.
39. Saya merasa nyaman bersama orang tua karena
mereka mengerti perasaan saya.
40. Orang tua saya mengetahui setiap masalah yang
saya alami.
41. Saya lebih sering berkomunikasi dengan teman
dibandingkan orang tua.
42. Saya merasa kesepian karena orang tua sibuk
dengan pekerjaan mereka.
43. Saya memiliki waktu yang sedikit dengan orang tua
saya karena waktu mereka habis hanya untuk
bekerja.
44. Saya merasa senang karena orang tua saya mampu
meluangkan waktu mereka ketika saya
membutuhkan mereka.
45. Saya merasa lebih dekat dengan teman-teman saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
dibandingkan orang tua.
46. Saya merasa marah dengan orang tua saya karena
mereka sering mengabaikan saya.
47. Orang tua saya selalu sibuk saat saya membutuhkan
mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
ANGKET PERILAKU MEROKOK
Isilah pertanyaan berikut dengan jawaban yang sesuai dengan keadaan
anda!!!
Angket perilaku merokok
1. Pada usia berapa anda pertama kali mencoba merokok?
2. Apa yang membuat anda tertarik untuk merokok pada saat itu?
3. Mulai usia berapa anda aktif merokok?
4. Apa alasan anda menjadi merokok?
5. Apakah orangtua anda mengetahui bahwa anda merokok?
6. Bagaimana tanggapan orangtua tentang perilaku merokok anda?
7. Berapa uang saku anda perhari?
8. Berapa biaya yang anda keluarkan untuk membeli rokok perharinya?
9. Dari mana anda mendapatkan uang untuk membeli rokok?
10. Berapa jumlah rata-rata batang rokok yang anda konsumsi setiap hari?
“TERIMAKASIH”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN 4
SELEKSI ITEM DAN RELIABILITAS SKALA KELEKATAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Reliabilitas skala kelekatan sebelum seleksi item
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.857 60
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
SoalNo01 186.13 347.651 .444 .854
SoalNo02 186.28 359.999 -.132 .860
SoalNo03 186.40 347.067 .284 .855
SoalNo04 187.38 348.753 .274 .855
SoalNo05 186.60 335.374 .643 .849
SoalNo06 187.28 354.769 .051 .858
SoalNo07 186.38 347.112 .351 .854
SoalNo08 186.15 354.131 .116 .857
SoalNo09 186.23 345.922 .425 .854
SoalNo10 186.40 342.195 .543 .852
SoalNo11 186.85 341.721 .355 .854
SoalNo12 186.95 352.151 .133 .857
SoalNo13 186.23 344.794 .471 .853
SoalNo14 186.28 344.512 .415 .853
SoalNo15 186.28 345.435 .515 .853
SoalNo16 187.73 351.384 .194 .856
SoalNo17 186.78 349.871 .270 .855
SoalNo18 186.28 337.999 .647 .850
SoalNo19 187.25 347.013 .311 .855
SoalNo20 185.95 350.254 .392 .855
SoalNo21 186.18 350.815 .288 .855
SoalNo22 186.73 356.153 .026 .858
SoalNo23 186.68 344.481 .351 .854
SoalNo24 186.25 348.910 .289 .855
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
SoalNo25 185.88 347.138 .563 .853
SoalNo26 186.00 347.590 .471 .854
SoalNo27 186.33 341.763 .574 .852
SoalNo28 186.70 354.933 .044 .859
SoalNo29 186.50 348.513 .371 .854
SoalNo30 186.15 344.849 .535 .853
SoalNo31 186.18 336.353 .814 .849
SoalNo32 186.25 348.756 .279 .855
SoalNo33 186.30 353.497 .136 .857
SoalNo34 186.48 350.666 .266 .856
SoalNo35 187.00 345.436 .318 .854
SoalNo36 186.28 347.025 .532 .853
SoalNo37 186.08 345.251 .524 .853
SoalNo38 186.25 348.551 .369 .854
SoalNo39 186.18 347.430 .453 .854
SoalNo40 186.30 352.523 .177 .856
SoalNo41 186.93 342.328 .472 .852
SoalNo42 186.63 347.779 .298 .855
SoalNo43 186.05 343.792 .650 .852
SoalNo44 186.05 351.536 .260 .856
SoalNo45 186.80 343.138 .436 .853
SoalNo46 187.13 348.676 .255 .855
SoalNo47 187.15 343.567 .379 .854
SoalNo48 186.38 350.804 .213 .856
SoalNo49 186.38 344.497 .587 .852
SoalNo50 185.33 302.584 .185 .907
SoalNo51 186.65 343.977 .440 .853
SoalNo52 186.83 345.994 .289 .855
SoalNo53 187.35 343.567 .418 .853
SoalNo54 187.13 338.471 .448 .852
SoalNo55 186.53 352.204 .122 .857
SoalNo56 186.08 349.251 .340 .855
SoalNo57 186.33 350.071 .194 .856
SoalNo58 186.80 343.446 .409 .853
SoalNo59 187.08 337.302 .522 .851
SoalNo60 186.88 336.010 .523 .851
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Reliabilitas skala kelekatan setelah seleksi item
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 40 100.0
Excludeda 0 .0
Total 40 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.919 47
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
SoalNo01 146.00 242.769 .438 .917
SoalNo03 146.27 241.076 .322 .919
SoalNo04 147.25 244.346 .240 .919
SoalNo05 146.47 233.640 .596 .915
SoalNo07 146.25 241.372 .388 .918
SoalNo08 146.02 247.256 .159 .920
SoalNo09 146.10 241.374 .417 .917
SoalNo10 146.27 239.128 .496 .917
SoalNo13 146.10 239.887 .489 .917
SoalNo14 146.15 237.772 .510 .917
SoalNo15 146.15 239.618 .582 .916
SoalNo17 146.65 243.208 .332 .918
SoalNo18 146.15 235.259 .618 .915
SoalNo19 147.12 241.651 .328 .918
SoalNo20 145.82 243.328 .502 .917
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
SoalNo21 146.05 244.972 .307 .918
SoalNo23 146.55 238.562 .401 .918
SoalNo24 146.12 244.830 .237 .919
SoalNo25 145.75 241.936 .586 .917
SoalNo26 145.87 240.676 .592 .916
SoalNo27 146.20 235.959 .659 .915
SoalNo29 146.37 244.651 .302 .918
SoalNo30 146.02 241.256 .484 .917
SoalNo31 146.05 232.613 .846 .914
SoalNo32 146.12 241.753 .357 .918
SoalNo34 146.35 245.208 .265 .919
SoalNo35 146.87 240.830 .314 .919
SoalNo36 146.15 243.208 .463 .917
SoalNo37 145.95 239.792 .573 .916
SoalNo38 146.12 242.061 .443 .917
SoalNo39 146.05 241.279 .524 .917
SoalNo41 146.80 239.087 .435 .917
SoalNo42 146.50 244.308 .233 .919
SoalNo43 145.92 239.456 .650 .916
SoalNo44 145.92 244.892 .321 .918
SoalNo45 146.67 238.430 .453 .917
SoalNo46 147.00 242.821 .281 .919
SoalNo47 147.02 239.102 .382 .918
SoalNo49 146.25 238.756 .662 .916
SoalNo51 146.52 238.256 .497 .917
SoalNo52 146.70 243.190 .220 .920
SoalNo53 147.22 240.794 .355 .918
SoalNo54 147.00 233.538 .492 .917
SoalNo56 145.95 242.664 .413 .918
SoalNo58 146.67 238.994 .413 .918
SoalNo59 146.95 233.997 .521 .916
SoalNo60 146.75 233.218 .512 .917
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
LAMPIRAN 5
HASIL UJI T MEAN TEORETIK DAN MEAN EMPIRIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Hasil uji t skala kelekatan
One-Sample Statistics
N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Kelekata
n
200 121.2300 7.77039 .54945
One-Sample Test
Test Value = 117.5
T df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Kelekata
n
6.789 199 .000 3.73000 2.6465 4.8135
Hasil uji t angket Perilaku merokok
One-Sample Statistics
N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Meroko
k
200 2.5900 1.19122 .08423
One-Sample Test
Test Value = 2.47
T df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Meroko
k
1.425 199 .156 .12000 -.0461 .2861
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
LAMPIRAN 6
HASIL UJI NORMALITAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Hasil tes uji normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kelekata
n
.055 200 .200* .990 200 .156
Merokok .260 200 .000 .866 200 .000
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
LAMPIRAN 7
UJI LINEARITAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Uji linearitas kelekatan dengan perilaku merokok
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Merokok
*
Kelekatan
Between
Groups
(Combined) 201.177 34 5.917 12.023 .000
Linearity 155.329 1 155.329 315.620 .000
Deviation
from
Linearity
45.849 33 1.389 2.823 .000
Within Groups 81.203 165 .492
Total 282.380 199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
LAMPIRAN 8
HASIL UJI HIPOTESIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
HASIL UJI HIPOTESIS
Correlations
Merokok Kelekatan
Merokok Correlation Coefficient 1.000 -.734
Sig. (2-tailed) . .000
N 200 200
Kelekatan Correlation Coefficient -.734 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 200 200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 9
DATA DESKRIPTIF
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Usia awal merokok
Umur Frekuensi Persentase
8 7 3.5
9 29 14.5
10 42 21
11 49 24.5
12 43 21.5
13 30 15
Total 200 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Alasan tertarik mencoba rokok
Frekuensi Persentase
Iseng 47 23,5
Terpengaruh Teman 123 61,5
Penasaran 12 6
lain-lain 18 9
200 100
Usia menjadi perokok aktif
Umur Frekuensi Persentase
9 2 1
10 24 12
11 33 16.5
12 69 34.5
13 57 28.5
14 15 7.5
Total 200 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Alasan merokok
Frekuensi Persentase
Puas 67 33,5
Karena teman 64 32
Percaya diri 34 17
Beban hilang 32 16
Lain-lain 3 1,5
200 100
Orang tua mengetahui perilaku merokok
Frekuensi Persentase
Tahu 23 11,5
Tidak tahu 177 88,5
Total 200 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Uang saku perhari
Frekuensi Persentase
<5000 0 0
5000-10000 34 17
10000-15000 89 44,5
15000-20000 68 34
>20000 0 0
Total 200 100
Biaya untuk membeli rokok perhari
Frekuensi Persentase
<3000 31 15,5
3000-5000 132 66
5000-8000 32 16
8000-10000 5 2,5
Total 200 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI