hubungan antara beban kerja dengan stres kerja …eprints.ums.ac.id/69168/1/naskah publikasi...

14
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA KULI PANGGUL DI PASAR GEDE SURAKARTA Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Disusun Oleh: AGUSTIN INDAH PRANITA DEWI J410140108 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Upload: others

Post on 24-Sep-2019

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA KULI

PANGGUL DI PASAR GEDE SURAKARTA

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi Strata I Pada

Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

Disusun Oleh:

AGUSTIN INDAH PRANITA DEWI

J410140108

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

2

i

3

ii

4

iii

1

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA KULI

PANGGUL DI PASAR GEDE SURAKARTA

ABSTRAK

Pasar Gede merupakan salah satu pasar terbesar di Surakarta yang beroperasi selama 24 jam.

Pasar Gede terdapat organisasi SPTI (Serikat Pekerja Transportasi Indonesia) yang

beranggotakan 40 orang kuli panggul laki-laki. Kuli panggul tersebut melakukan pekerjaan

bongkar muat dari truk menuju ke kios para pedagang dengan beban seberat 70 kg ke atas.

Kegiatan bongkar muat tersebut dilakukan dengan tenaga manusia dan menggunakan alat

bantu trolli. Beban kerja yang diangkut, waktu kerja yang lama dan waktu istirahat yang tidak

menentu menjadi salah satu pemicu terjadinya stres kerja pada kuli panggul. Tujuan

penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dengan stres kerja pada

kuli panggul di Pasar Gede Surakarta. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross

sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 40 orang kuli panggul. Teknik yang

digunakan dalam pengambilan sampel adalah total sampling dengan jumlah sampel 40 orang

kuli panggul. Hasil penelitian dengan uji chi square diperoleh nilai p = 0,448 > 0,05 yang

artinya tidak ada hubungan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak ada

hubungan antara beban kerja dengan stres kerja pada kuli panggul di Pasar Gede Surakarta.

Saran yang dapat diberikan adalah mengurangi berat beban yang diangkut dan memanfaatkan

waktu istirahat sebaik mungkin.

ABSTRACT

Pasar Gede is one of the largest market in Surakarta which operate for 24 hours. Pasar Gede

has SPTI (Indonesia Transport Workers Union) organization with 40 male pelvis men. The

porter do the work of coolie pelvis unloading from a truck heading to the kiosk traders with a

load weighing 70 kg and above. The activities of loading and unloading is done by human

power and using by trolli tools. The workload is carried, a long working time and rest periods

are erratic be one trigger for the onset of work stress on the coolie pelvis. The purpose of this

research is to know the relationship between work load with work stress on the coolie pelvis

in Pasar Gede.The design of this research use the approach of cross sectional. The population

in this study was 40 porters of the coolie pelvis. The techniques used in this sampling are the

total sampling with a sample of 40 porters of the coolie pelvis. The result of this research

with the test chi square value obtained p = 0.448 > 0.05 means there is no relationship. From

the results, it can be concluded that there is no relationship between workload with work

stress on the coolie pelvis in Pasar Gede. The Advice can be given to reduce the weight of the

load being transported and to take advantage of a break as possible.

Keywords: Workload, Work Stress

1. PENDAHULUAN

Pasar merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat

Indonesia. Pasar memiliki peran penting dalam mendukung pembangunan dan pertumbuhan

perekonomian serta berfungsi menjembatani keinginan produsen dan konsumen untuk

2

melakukan transaksi jual beli. Pasar juga merupakan suatu tempat untuk bekerja, salah

satunya dengan menjual jasa seperti kuli panggul. Mekanisme kerja kuli panggul di pasar

yaitu dengan menjual jasanya dengan membawa barang menggunakan tubuh sebagai

penopang beban yang kemudian menindahkannya dari satu tempat ke tempat yang lain

dengan cara dipanggul atau digendong. Pekerjaan ini memerlukan perhatian lebih karena

dalam proses kerjanya memiliki banyak risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan. Dengan

demikian, kuli panggul di pasar memiliki risiko beban kerja yang tinggi baik secara fisik

maupun mental yang dapat meningkatkan terjadinya stres kerja.

Pasar Gede Surakarta ada 40 kuli panggul yang terikat dengan organisasi resmi yaitu SPTI

(Serikat Pekerja Transportasi Indonesia). Pasar Gede merupakan salah satu pasar terbesar di

Surakarta yang beroperasi selama 24 jam, sehingga waktu kerja dan waktu istirahatnya tidak

menentu karena datangnya barang ada yang pagi, siang, sore dan malam. Di pasar tersebut

banyak kegiatan ekonomi yang berlangsung, salah satunya dengan menjual jasa seperti kuli

panggul. Setiap harinya kuli panggul menjajakan jasanya dengan mengangkat barang dari

pemasok buah-buahan ke kios-kios pedagang pasar dengan berat barang yang bervariasi.

Mekanisme kerja kuli panggul dengan menggunakan tubuh sebagai penopang beban yang

kemudian mengangkat barang dari satu tempat ke tempat yang lain dengan cara dipanggul,

digendong (manual handling) dan menggunakan trolli. Untuk berat beban terkecil yaitu 10 kg

yang dilakukan dengan cara dipanggul atau di gendong, sedangkan untuk berat beban terberat

yaitu 70 kg ke atas dengan jarak yang jauh menggunakan alat bantu trolli.

Di Pasar Gede Surakarta semua anggota organisasi SPTI harus selalu siap selama 24 jam

karena datangnya buah-buahan yang tidak menentu. Hal ini tentu dapat menyebabkan

gangguan kesehatan seperti stres kerja karena tuntutan pekerjaan dan waktu istirahat yang

tidak menentu. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk menganalisis hubungan

antara beban kerja dengan stress kerja pada kuli panggul di Pasar Gede Surakarta.

2. METODE

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitan cross sectional,

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variable bebas yaitu beban kerja

dengan variable terikat yaitu stress kerja yang mana pengukurannya dilakukan pada waktu

yang sama.

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September 2018 di Pasar Gede Surakarta.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua kuli panggul yang terikat dengan organisasi SPTI

(Serikat Pekerja Transportasi Indonesia) di Pasar Gede Surakarta yang berjumlah 40 orang.

3

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik total sampling. Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah beban kerja yang diukur menggunakan stopwatch dan kuesioner,

variable terikat dalam penelitian ini adalah stress kerja yang diukur menggunakan kuesioner

HSE.

Analisis data menggunakan software program statistic yang meliputi : analisis yang

dilakukan pada setiap variabel bebas dan variabel terikat yang menghasilkan distribusi

frekuensi dan presentase dala setiap variable. Analisi bivariate yang menggunakan uji statistic

chi square yaitu hipotesis nol (Ho). Jika p value < 0,05 maka Ho ditolak dan jika p value >

0,05 maka Ho diterima.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Penelitian

3.1.1. Karakteristik Responden

Pada penelitian ini melibatkan sebanyak 40 orang kuli panggul di Pasar Gede. Berdasarkan

hasil penelitian yang dilakukan, dapat diketahui karakteristik responden yaitu:

Tabel 4. Karakteristik Responden

Karakteristik

responden

Frekuensi

(n)

Persentase

(%)

Min Mak Mean SD

Usia

Remaja Akhir

(17-25 tahun)

5 12,5 22 60 38,70 11,248

Dewasa Awal

(26-35 tahun)

13 32,5

Dewasa Akhir

(36-45 tahun)

9 22,5

Lansia Awal

(46-55 tahun)

8 20

Lansia Akhir

(56-65 tahun)

5 12,5

Total 40 100

Sumber: Data Primer Terolah Oktober 2018

4

Berdasarkan tabel 4, menunjukkan hasil penelitian mengenai

karakteristik responden berdasarkan usia, jumlah responden terdapat 2

kategori terendah yaitu kategori remaja akhir dengan usia 17-25 tahun yang

berjumlah 5 orang (12,5%) dan kategori lansia akhir dengan usia 56-65

tahun yang berjumlah 5 orang (12,5%), sedangkan jumlah responden

terbanyak yaitu kategori dewasa awal dengan usia 26-35 tahun yang

berjumlah 13 orang (32,5%). Usia minimal responden yaitu 22 tahun dan

usia maksimal responden 60 tahun serta usia rata-rata 38,70 tahun dan

standar deviasi 11,248.

3.1.2 Analisis Univariat

Pada tabel di bawah ini dapat diketahui hasil analisis univariat

berdasarkan beban kerja dan stres kerja, sebagai berikut:

Tabel 5. Analisis Univariat Beban Kerja

Beban Kerja Frekuensi (n) Persentase (%)

Ringan (100-200) 0 0

Sedang (>200-350) 8 20

Berat (>350-500) 32 80

Total 40 100

Sumber: Data Primer Terolah Oktober 2018

Pengukuran beban kerja pada kuli panggul di Pasar Gede dilakukan

dengan mengukur kebutuhan kalori dan berat badan, kemudian dihitung

menggunakan rumus Badan Standar Nasional. Berdasarkan tabel 5, dapat

diketahui bahwa dari 40 orang responden sebanyak 8 orang mengalami

beban kerja sedang (20%) dan 32 orang mengalami beban kerja berat

(80%).

Tabel 6. Analisis Univariat Stres Kerja

Stres kerja Frekuensi (n) Persentase (%)

Rendah (140-175) 12 30

5

Sedang (105-139) 25 62,5

Tinggi (70-104) 3 7,5

Sangat Tinggi (35-69) 0 0

Total 40 100

Sumber: Data Primer Terolah Oktober 2018

Pengkuran stres kerja pada kuli panggul di Pasar Gede dilakukan

dengan pengisian kuesioner dari HSE dengan menjawab pertanyaan dengan

cara memilih 5 pilihan jawaban yaitu tidak pernah, jarang, agak sering,

sering dan selalu. Berdasarkan tabel 6, dapat diketahui bahwa dari 40 orang

responden sebanyak 12 orang mengalami stres kerja rendah (30%), 25

orang mengalami stres kerja sedang (62,5%) dan 3 orang mengalami stres

kerja tinggi (7,5%).

3.1.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat pada penelitian ini menggunakan uji statistik chi

square untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara beban kerja dengan

stres kerja pada kuli panggul di pasar Gede Surakarta. Hasil uji bivariat

sebagai berikut:

Tabel 7. Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja

Beban

kerja

Stres Kerja P-Value

Rendah Sedang Tinggi

N (%) N (%) N (%)

Sedang 1 8,3 6 24 1 33,3 0,448

Berat 11 91,7 19 76 2 66,7

Sumber: Data Primer Terolah 2018

Berdasarkan tabel 7, hasil uji statistic hubungan beban kerja dengan

stres kerja menggunakan uji chi square dapat diketahui nilai p = 0,448

(>0,05) maka Ho diterima sehingga tidak ada hubungan antara beban kerja

dengan stres kerja pada kuli panggul di Pasar Gede Surakarta.

6

Pengukuran beban kerja dengan stres kerja pada 40 orang responden

menunjukkan bahwa responden yang mengalami beban kerja sedang

dengan stres kerja rendah sebanyak 1 orang (8,3%), stres kerja sedang

sebanyak 6 orang (24%) dan stres kerja tinggi sebanyak 1 orang (33,3%),

sedangkan responden yang mengalami beban kerja berat dengan stres kerja

rendah sebanyak 11 orang (91,7%), stres kerja sedang sebanyak 19 orang

(76%) dan stres kerja tinggi sebanyak 2 orang (66,7%).

3.2 PEMBAHASAN

Beban kerja merupakan sejumlah kegiatan yang membutuhkan keahlian dan

harus dikerjakan dalam jangka waktu tertentu dalam bentuk fisik maupun psikis

(Dhania, 2010). Pekerjaan kuli panggul merupakan pekerjaan kategori beban

kerja berat yang dapat menyebabkan penyakit akibat kerja seperti stres kerja.

Stres kerja merupakan rasa tertekan yang dialami pekerja dalam menghadapi

pekerjaannya (Nawawi, 2006). Pekerjaan kuli panggul dapat menyebabkan

terjadinya stres kerja karena adanya beban kerja yang berlebihan dan adanya

tekanan atau desakan waktu pada saat menyelesaikan pekerjaannya.

Penelitian hubungan antara beban kerja dengan stres kerja dilakukan pada

kuli panggul di Pasar Gede Surakarta. Penelitian tersebut dilakukan pada bulan

September 2018, dengan jumlah responden sebanyak 40 orang kuli panggul yang

tergabung dalam organisasi SPTI Pasar Gede. Kuli panggul tersebut terbagi

menjadi 2 shift, dimana setiap shiftnya terdapat 18 orang kuli panggul dengan

jam kerja 24 jam sehingga waktu istirahatnya tidak menentu. Dari hasil

wawancara dengan kuli panggul mengatakkan bahwa waktu istirahatnya sekitar

4-5 jam.

Pengukuran beban kerja dengan stres kerja yang telah dilakukan dengan uji

chi square diperoleh nilai signifikan (p-value) 0,448. Nilai signifikan > 0,05

maka Ho diterima, sehingga tidak ada hubungan antara beban kerja dengan stres

kerja pada kuli panggul di Pasar Gede Surakarta. Penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2013) menyatakan bahwa tidak ada

hubungan antara beban kerja dengan stres kerja dengan nilai signifikan (p-value)

0,300. Hal ini disebabkan karena adanya faktor-faktor lain yang lebih dominan

dalam menimbulkan stres kerja, seperti faktor eksternal berupa masalah yang ada

7

di rumah. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa anggota SPTI banyak

yang masih muda dan pada saat melakukan pekerjaannya para kuli panggul saling

membantu satu sama lain, serta di dalam pekerjaan tersebut tidak ada tekanan dari

atasan dan setahun sekali organisasi tersebut mengadakan liburan bersama

mengunjungi tempat wisata sehingga dapat mencegah terjadinya stres kerja.

Faktor lain yang dapat menyebabkan stres kerja yaitu usia. Berdasarkan

karakteristik responden kategori usia jumlah responden terdapat 2 kategori

terendah yaitu kategori remaja akhir dengan usia 17-25 tahun yang berjumlah 5

orang (12,5%) dan kategori lansia akhir dengan usia 56-65 tahun yang berjumlah

5 orang (12,5%), sedangkan jumlah responden terbanyak yaitu kategori dewasa

awal dengan usia 26-35 tahun yang berjumlah 13 orang (32,5%). Usia minimal

responden yaitu 22 tahun dan usia maksimal responden 60 tahun serta usia rata-

rata 38,70 tahun dan standar deviasi 11,248. Hal tersebut menunjukkan bahwa

pekerja yang berumur di bawah 40 tahun lebih banyak mengalami stres kerja dari

pada pekerja yang berumur di atas 40 tahun. Pekerja yang berada di kelompok tua

atau diatas 40 tahun dapat dikatakan lebih memiliki kemampuan untuk

mengendalikan stres (Ibrahim, 2016). Berdasarkan penelitian Fitri (2013) ada

hubungan antara usia dengan stres kerja. Pekerja yang memiliki umur lebih muda

lebih rentan mengalami stres kerja. Sebagian besar penelitian hubungan antara

usia dengan stres kerja membuktikan bahwa semakin tua umur seorang pekerja

maka akan semakin rendah kemungkinan mengalami stres kerja. Pekerja dengan

umur yang lebih tua cenderung mempunyai kondisi kesehatan mental yang lebih

baik dibanding pekerja dengan usia yang lebih muda.

Beban kerja yang berat dapat menyebabkan terjadinya stres kerja pada kuli

panggul di Pasar Gede Surakarta. Kategori beban kerja yang paling banyak di

alami oleh kuli panggul adalah kategori beban kerja berat sebanyak 32 orang

(80%) dan yang mengalami beban kerja sedang sebanyak 8 orang (20%). Beban

kerja kategori berat tersebut terjadi karena beban yang dikerjakan responden

melebihi kapasitas fisik dan tidak sesuai dengan pengangkutan beban yang telah

ditetapkan ILO yaitu 40 kg untuk laki-laki dewasa. Meskipun kuli panggul di

Pasar Gede memiliki beban kerja berat mereka dapat mengatasinya dengan cara

memanfaatkan waktu istirahat dengan baik dan menyelesaikan pekerjaan

bersama-sama.

8

Berdasarkan hasil pengukuran beban kerja dengan stres kerja yang

dilakukan pada 40 kuli panggul tersebut, responden yang mengalami beban kerja

sedang dan berat dengan tingkat stres terbanyak pada kategori stres kerja sedang.

Hal ini mungkin diperlukan adanya kontrol terhadap gejala stres dikemudian hari.

Kontrol yang dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksaan kesehatan pada

kuli panggul di Pasar Gede Surakarta.

4. PENUTUP

4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 40 kuli panggul di

Pasar Gede Surakarta, dapat disimpulkan bahwa : Tidak ada hubungan antara

beban kerja dengan stres kerja pada kuli panggul di Pasar Gede Surakarta dengan

nilai signifikan (p-value) 0,448.

4.2 Saran

Saran yang dapat diberikan yaitu menyesuaikan beban kerja yang diangkut

dengan kemampuan fisiknya menggunakan alat bantu trolli, Memanfaatkan waktu

istirahat sebaik mungkin, dan melakukan pemeriksaan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Astianto, A. (2014). Pengaruh Stres Kerja dan Beban Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan PDAM Surakarta. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Vol. 3 No.7

Badan Standar Nasional. (2009). Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Tingkat

Kebutuhan Kalori Menurut Pengeluaran Energi. Jakarta.

Damayanti, I. (2011). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Perdagangan

Di Pasar Gede Kota Surakarta. Skripsi. Surakarta: Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret.

Dhania, D. R. (2010). Pengaruh Stres Kerja, Beban Kerja Terhadap Kepuasan

Karyawan. Jurnal Psikologi Universitas Marya Kudus.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.(2009). Profil Kesehatan Indonesia.

Jakarta: Depkes RI.

Fitri, M. (2013). Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stres

Kerja pada Karyawan Bank (Studi pada Karyawan Bank Bmt). Jurnal

Kesehatan Masyarakat 2 (1): 1-10.

Handoko. T. H. (2011). Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia.Edisi

II.Cetakan 18. Penerbit BPFE. Yogyakarta.

9

Hariyati, M. (2011). Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kelelahan Kerja Pada Pekerja

Linting Manual Di PT. Djitoe Indonesia Tobacco Surakarta. Skripsi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

HSE. (2008). Understanding Ergonomics at work - Reduce Accidents and ill health

and Increase Productivity by fitting the task to the worker - Health and

Safety Executive.

Hungu. (2007). Demografi Kesehatan Indonesia. Jakarta. Grasindo.

Ibrahim, H., dkk. (2016). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Stres kerja Pada

Pekerja Factory 2 PT. Maruki Internasional Indonesia Makasar. Jurnal

Public Health Science Journal.

Labour Force Survey. (2014). Work Related Stress, Anxiety and Depression Statistic

In Great Britain. http://www.hse.gov.uk/statistic/causdis/stress/

Manuaba. (2000). Ergonomi Kesehatan dan Keselamatan Kerja.Surabaya: Guna

Widya.

National Safety Council. (2003). Manajemen Stres.Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta:

EGC.

Nawawi, H. (2006). Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Cetakan Pertama.

Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER. 13/MEN/X/2011

tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Dan Faktor Kimia Di Tempat

Kerja.

Tarwaka, et. al. (2014). Ergonomi Industri: Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan

Aplikasi di Tempat KerjaEdisi II. Surakarta: Uniba Press.

Tarwaka, et. al. (2015). Ergonomi Industri Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan

Aplikasi di Tempat Kerja. Cet.2, Harapan Offset, Surakarta.

10