hubunagn antara tingkat pendidikan terhadap pengetahuan terhadap oma
TRANSCRIPT
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel dependen
Gambar 3.1. Kerangka Konsep
3.2. Definisi Operasional
3.2.1. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan adalah pendidikan formal terakhir yang diselesaikan
oleh orangtua berdasarkan ijazah yang dimiliki. Dalam hal ini, tingkat pendidikan
dibagi tiga, yaitu:
a) Pendidikan rendah: tidak sekolah ,tamat SD (atau pendidikan sederajat),
atau tamat SMP (atau pendidikan sederajat).
b) Pendidikan menengah: Tamat SMA (atau pendidikan sederajat)
c) Pendidikan tinggi: tamat kuliah (D1, D3, S1, S2, S3), yang dilakukan
dengan cara wawancara tidak langsung dengan menggunakan alat ukur
berupa kuesioner.
Cara ukur: Data berisikan identitas orangtua mengenai pendidikan terakhir.
Skala ukur: Ordinal
Hasil Ukur: Pendidikan rendah, pendidikan sedang, pendidikan tinggi.
3.2.2. Pengetahuan
Tingkat Pendidikan orangtua
Tingkat Pengetahuan orangtua mengenai otitis media akut pada
anak usia prasekolah
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
Pengetahuan diartikan sebagai segala sesuatu yang diketahui oleh orangtua
tentang OMA. Dalam konsep penelitian ini, pengetahuan yang diukur hanya
dalam batas “tahu”. Tingkat pengetahuan dibagi menjadi tiga, yaitu:
a) Pengetahuan kurang : apabila orangtua mendapat nilai <40,0 % dari
seluruh skor yang ada (0-3 pertanyaan benar).
b) Pengetahuan sedang: apabila orangtua mendapat nilai 40,0%-75,0% dari
seluruh skor yang ada(4-7 pertanyaan benar).
c) Pengetahuan baik : apabila orangtua mendapat nilai > 75,0% dari seluruh
skor yang ada (8-10 pertanyaan benar).
Alat ukur: Kuesioner yang berisikan 10 buah pertanyaan.
Skala ukur: Ordinal
Hasil Ukur: Pengetahuan rendah, pengetahuan sedang, pengetahuan tinggi.
3.2.3. Orang tua
Orang tua diartikan sebagai ayah atau ibu kandung dari anak-anak usia
prasekolah di TK Hidup Baru, Kelurahan Binjai.
3.3. Hipotesis
Dengan mempertimbangkan landasan teori yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan
orangtua tentang OMA.
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik, dengan desain penelitian
potong lintang (cross sectional), karena data diambil secara langsung pada satu
kali pengambilan data. Ini untuk melihat bagaimana tingkat pendidikan dapat
mempengaruhi pengetahuan seseorang, dalam hal ini pengetahuan tentang OMA
(Notoadmojo, 2005).
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan sejak pencarian dan penentuan judul (bulan
Februari 2011) hingga pembuatan laporan hasil penelitian (bulan November
2011). Dilakukan di TK Hidup Baru, Kelurahan Binjai.
4.3 Populasi dan Sampel
4.3.1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah orangtua yang memiliki anak usia
prasekolah di TK Hidup Baru Kelurahan Binjai.
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik consecutive sampling, yaitu
Pemilihan sampel berdasarkan sampel yang memenuhi kriteria inklusi.
Kriteria Inklusi :
• Bersedia ikut dalam penelitian
• Orangtua Kandung (ayah atau ibu kandung dari anak usia prasekolah di
TK Hidup Baru)
• Memiliki anak usia prasekolah pada TK Hidup Baru
Kriteria eksklusi :
• Tidak bersedia ikut dalam penelitian
• Bersedia namunn tidak mengembalikan kuesioner.
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
4.3.2. Sampel
Jumlah sampel dari penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus:
N.(Z21-α/2)p.(1-p)
n = -----------------------------------
(N-1)d2 + (Z21-α/2)p.(1-p)
103.(1,96)2(0,5)(1-0,5)
n = --------------------------------------------------
(103-1)(0,1)2 + (1,96)2(0,5).(1-0,5)
n = 49,95 ≈ 50
Keterangan:
n = besar sampel minimum
Z1-α/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu
p = harga proporsi di populasi
d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
N = jumlah di populasi
4.4 Teknik Pengumpulan Data
Data Primer
Pada penelitian ini, digunakan data primer yang didapat langsung dari
responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tidak
langsung dengan alat pengumpulan data berupa kuesioner, setelah sebelumnya
orangtua ditentukan apakah masuk kriteria inklusi atau eksklusi. Pertanyaan-
pertanyaan di dalam kuesioner akan diberikan kepada seluruh orangtua, lalu akan
diberi waktu 1 minggu untuk pengembalian kuesioner oleh responden.
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 10 pertanyaan.
Kuesioner ini belum divalidasi, namun akan divalidasi setelah proposal penelitian
disetujui.
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
4.5 Analisa Data
a) Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data kuantitatif, yakni hasil
data yang diperoleh dari hasil wawancara tidak langsung dengan menggunakan
kuesioner, yang nantinya akan dikelompokkan berdasarkan skor, lalu akan
dibandingkan dengan tingkat pendidikan si ibu.
b) Setelah kuesioner diberikan dan dijawab oleh responden, maka kelengkapan
jawaban akan diperiksa terlebih dahulu oleh surveyer,lalu diperiksa secara
manual sistem skoring untuk kuesioner. Adapun cara kerjanya adalah:
1. Dari 10 pertanyaan yang berbentuk kuesioner dengan pemilihan jawaban
benar dan salah, jika orangtua dapat menjawab dengan tepat akan memperoleh
skor 2 untuk setiap pertanyaan, jika orangtua tidak dapat menjawab dengan
tepat akan memperoleh skor 0.
2. Total poinnya adalah 20.
3. Seluruh skor yang didapatkan oleh responden akan dijumlahkan.
4. Nilai yang didapat oleh responden akan dihitung dengan menggunakan
rumus:
c) Tingkat pengetahuan orangtua akan ditentukan berdasarkan nilai yang
didapat.
1. Jika orangtua mendapat nilai ≤ 40%, maka orangtua dikategorikan sebagai
pengetahuan kurang (0-3 pertanyaan benar).
2. Jika orangtua mendapat nilai 40%-75%, maka orangtua dikategorikan
sebagai pengetahuan sedang (4-7 pertanyaan benar).
3. Jika orangtua mendapat nilai > 75%, maka orangtua dikategorikan sebagai
pengetahuan baik (8-10 pertanyaan benar).
d) Tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tersebut diberi kode (coding)
e) Data dimasukkan (entry data) kemudian dianalisa dengan program SPSS
(Statistic Package for Social Science) dengan uji chi square.
Nilai = skor kuesioner x 100 %.
Poin total
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Proses pengumpulan data penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2011
dengan melakukan teknik wawancara dengan alat berupa kuesioner terhadap
orangtua siswa di TK Hidup Baru Kelurahan Binjai Medan tentang Hubungan
Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Orangtua tentang OMA pada
anak usia prasekolah.
5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah TK Hidup Baru kelurahan Binjai. TK ini
beralamat di jalan Medan Tenggara 2 no.8.Terdapat 8 ruangan kelas, yaitu 6 kelas
buat sekolah dasar dan 2 kelas buat TK. Terdapat 1 buah kamar mandi dengan
sanitasi yang baik, 1 ruangan kepala sekolah dan 1 ruangan pegawai. Sekolah ini
memiliki halaman yang luas yang terdapat tempat bermain anak-anak dan tempat
duduk yang bisa dipergunakan oleh orangtua ketika mereka hendak menjemput
anak-anaknya.
5.2. Deskripsi Responden Penelitian
Responden penelitian adalah orangtua anak-anak usia prasekolah di TK
Hidup Baru Kelurahan Binjai. Responden penelitian berjumlah 50 orang dan
memiliki riwayat pendidikan yang beragam,yaitu: 1 orang tamat SD/sederajat, 7
orang tamat SMP/sederajat, 16 orang tamat SMA/sederajat, 26 orang tamat
Perguruan tinggi. [Tabel 5.1]
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
Tabel 5.1: Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Karakteristik
Responden Penelitian ( N=50)
Karakteristik Responden Frekuensi Persentase
Usia
<21
21-30
31-40
41-50
51-60
>60
Total
Riwayat Pendidikan
SD/sederajat
SMP/sederajat
SMA/sederajat
PT
Total
1
11
28
6
3
1
50
1
7
16
26
50
2
22
56
12
6
2
100
2
14
32
52
100
Grafik 5.1: Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Pendidikan
Responden Penelitian ( N=50)
2% 14%
32%52% SD
SMP
SMA
PT
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
Riwayat pendidikan responden dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu
pendidikan rendah (tamat SD/sederajat, tamat SMP/sederajat), pendidikan sedang
(tamat SMA/sederajat) dan pendidikan tinggi (tamat Perguruan tinggi). Dari hasil
pengelompokkan, didapatkan 8 orang dengan pendidikan rendah (16%) 16 orang
dengan pendidikan sedang (32%) dan 26 orang dengan pendidikan tinggi (52%).
Grafik 5.2: Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Usia
Responden Penelitian ( N=50)
Dari hasil penelitian usia orangtua yang paling banyak didapat adalah
berusia 31-40 tahun (berjumlah 28 orang), usia <21 (berjumlah 1 orang), 21-30
(berjumlah 11 orang), 41-50 (berjumlah 6 orang), 51-60 (berjumlah 3 orang), dan
>60 (berjumlah 1 orang).
5.3. Hasil Penelitian
5.3.1. Deskripsi Hasil Penelitian
Wawancara berupa kuesioner terhadap 50 orang responden penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata orangtua dapat menjawab setiap pertanyaan dengan
baik). [ Tabel 5.2]
0
5
10
15
20
25
30
<21 21-30 31-40 41-50 51-60 >60
1
11
28
63 1
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Gambaran
Pengetahuan Tiap Pertanyaan Responden Penelitian (N=50)
Pengetahuan Frekuensi Persentase
Gambaran pengetahuan P1 Benar Salah Gambaran pengetahuan P2 Benar Salah Gambaran pengetahuan P3 Benar Salah Gambaran pengetahuan P4 Benar Salah Gambaran pengetahuan P5 Benar Salah Gambaran pengetahuan P6 Benar Salah Gambaran pengetahuan P7 Benar Salah Gambaran Pengetahuan P8 Benar Salah Gambaran Pengetahuan P9 Benar Salah Gambaran Pengetahuan P10 Benar Salah
42 8 40 10 44 6 30 20 48 2 45 5 39 11 41 9 47 3 46 4
84 16 80 20 88 12 60 40 96 4 90 10 78 22 82 18 94 6 92 8
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
Grafik 5.3: Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Responden Penelitian ( N=50)
Wawancara berupa kuesioner terhadap 50 orang responden penelitian
menunjukkan bahwa tidak ada yang memiliki pengetahuan rendah (skor penilaian
0-6), 14 orang memiliki pengetahuan sedang (skor penilaian 10-14) dan 36 orang
memiliki pengetahuan baik (skor penilaian 16-20). [ Grafik 5.3]
5.3.2. Analisis Hasil Penelitian
Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat
pengetahuan responden tentang OMA, peneliti menggunakan uji chi square. Hasil
uji chi square dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.3. : Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat
Pengetahuan Orangtua Tentang OMA.
Tingkat Pendidikan
Responden
Tingkat pengetahuan responden tentang OMA Total
Pengetahuan
rendah
Pengetahuan
sedang
Pengetahuan
tinggi
Pendidikan Rendah
Pendidikan Sedang
0
0
2
5
6
11
8
16
Pendidikan Tinggi 0 7 19 26
Total 0 14 36 50
0
5
10
15
20
25
30
35
40
P.rendah P.Sedang P.tinggi
0
14
36
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
Dari hasil analisa uji Chi Square dengan bantuan SPSS versi 17.0 tidak
didapati responden dengan pengetahuan rendah, sedangkan responden pendidikan
rendah dengan pengetahuan sedang berjumlah 2 orang, responden pendidikan
sedang dengan pengetahuan sedang berjumlah 5 orang, responden pendidikan
tinggi dengan pengetahuan sedang berjumlah 7 orang , lalu responden pendidikan
rendah dengan pengetahuan tinggi berjumlah 6 orang, responden pendidikan
sedang dengan pengetahuan tinggi berjumlah 11 orang, responden pendidikan
tinggi dengan pengetahuan tinggi berjumlah 19 orang. Dengan p value adalah
0,935 (dengan taraf kepercayaan α= 0,05). Nilai p (p value) yang lebih besar dari
0,05 menunjukkan bahwa hipotesis nol gagal ditolak (hipotesis nol diterima).
Artinya, bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat
pengetahuan orangtua mengenai OMA.
5.4. Pembahasan
Dari 50 orang responden, hanya 28% yang memiliki pengetahuan sedang
dan 72 % yang memiliki pengetahuan baik tentang OMA [Grafik 5.3]. Hal ini
menunjukkan bahwa informasi tentang OMA telah tersampaikan dengan baik
kepada masyarakat, khususnya masyarakat yang memiliki anak usia prasekolah di
TK Hidup Baru Kelurahan Binjai.
Salah satu yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah
ketersediaan fasilitas sebagai sumber informasi (Notoatmodjo, 2003). Informasi
tentang OMA sudah banyak diberitakan kepada masyarakat oleh puskesmas
setempat juga melalui berbagi media seperti media cetak (buku, majalah, koran,
tabloid) dan media elektronik (televisi, radio, internet).Oleh karena itu menurut
pendapat peneliti baiknya pengetahuan masyarakat tentang OMA lebih
disebabkan baiknya ketertarikan masyarakat untuk mencari informasi tentang
OMA.
Penyuluhan kesehatan tentang OMA pada Kelurahan tempat masyarakat
tinggal yang secara bersamaan memiliki anak usia prasekolah di TK Hidup Baru
Kelurahan Binjai telah cukup baik.
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
Sesuai dengan faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut
Notoatmodjo (2007), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan
seseorang, diantaranya:
• Pendidikan
• Informasi/Media Massa
• Sosial budaya dan Ekonomi
• Lingkungan
• Pengalaman
• Usia
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN
DALAM DIRI SESEORANG
1.Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang
makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan
tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari
orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk
semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan
sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan
pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.
Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti
mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak
diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan
non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua
aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan
menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek
positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif
terhadap obyek tersebut .
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
2.Informasi/MediaMassa
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal
dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan
tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan
masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk
media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam
penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula
pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya
informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi
terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.
3.Sosial budaya dan Ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan
bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang
juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan
tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan
seseorang.
4.Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap
proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan
tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang
akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
5.Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa
lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan
pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman belajar selama
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang
merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang
bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya. pengalaman sendiri maupun
pengalaman orang lain dapat memperluas pengetahuan seseorang. Sebagian
responden yang mengetahui tentang OMA mengaku sering terdapat penyakit
tersebut pada anaknya, sedangkan lainnya memiliki keluarga atau tetangga yang
pernah menderita penyakit OMA.
6.Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia
madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial
serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri
menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan
banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan
kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. Dua
sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup :
• Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai
dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah
pengetahuannya.
Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua
karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat diperkirakan
bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada
beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan pengetahuan
umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun cukup
cepat sejalan dengan bertambahnya usia.
5.4.2 Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Orangtua
Tentang OMA Pada Anak Usia Prasekolah
Dari hasil penelitian,seluruh responden memiliki pengetahuan yang sedang
dan baik tentang OMA [Grafik 5.3]. Secara umum, responden penelitian tidak
mengetahui atau salah dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
Infeksi telinga tengah dapat dibagi atas akut(tiba-tiba) dan kronik
(berkepanjangan) (P1)
Infeksi telinga tengah jarang terjadi pada anak(P2)
Infeksi telinga tengah jarang berulang(P4)
Infeksi telinga tengah tidak disertai demam, anak susah tidur(P7)
Analgetik(penghilang nyeri), antibiotik adalah pengobatan dari
infeksi telinga tengah(P8)
Dari hasil analisa data diketahui bahwa tidak ada hubungan antara tingkat
pendidikan dengan tingkat pengetahuan responden tentang OMA (Otitis Media
Akut). Responden dengan tingkat pendidikan rendah, pendidikan sedang dan
responden dengan tingkat pendidikan tinggi memiliki pengetahuan yang hampir
sama. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa semakin tinggi
tingkat pendidikan maka semakin luas pengetahuan seseorang (Notoadmojo,
2007).
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari 50 orang responden penelitian, sebanyak 8 orang berpendidikan
rendah (16 %), 16 orang berpendidikan sedang (32%) dan 26 orang
berpendidikan tinggi (52 %).
Dari hasil wawancara dengan kuesioner terhadap 50 orang responden
tentang OMA, didapatkan bahwa 28 % memiliki pengetahuan sedang dan
72 % memiliki pengetahuan baik.
Setelah dilakukan analisa statistik, didapatkan p value pada chi square
adalah 0,935 (α=0,05). Dari hasil ini disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan orangtua
tentang OMA.
6.2 Saran
Puskesmas yang memiliki wilayah kerja di Kelurahan tempat tinggal
orangtua yang memiliki anak usia prasekolah di TK Hidup baru diharapkan
semakin meningkatkan promosi kesehatan dalam bentuk penyuluhan.
Sebaiknya penyuluhan juga disertai dengan alat peraga dan selebaran yang
dapat semakin meningkatkan pengetahuan orangtua tersebut.
Pihak lain, baik pemerintah maupun swasta, juga dapat berperan aktif dalam
menyebarluaskan informasi tentang OMA.
Masyarakat, khususnya para orangtua jangan langsung merasa lekas puas
tentang informasi yang telah didapat namun semakin meningkkatkan
pengetahuan yang proaktif dari berbagai media baik cetak maupun
elektronik agar dapat memperoleh informasi seputar masalah kesehatan
anak khususnya mengenai infeksi pada telinga,karena jika terjadi
keterlambatan pemahaman tentang gejala awal penyakit dan faktor
resikonya akan dapat mengakibatkan gangguan pada pendengaran si anak.
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menyempurnakan penelitian ini
dengan sampel yang lebih banyak.
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara