horas health fest 2 judul karya tulis enotech...

26
i HORAS HEALTH FEST 2 JUDUL KARYA TULIS ENOTECH (Egg Nano Technology): Pembuatan Telur Asin Berkualitas Tinggi dan Rendah Kolesterol Berbasis Teknologi Nano Partikel dari Daun Jati (Tectona grandis) Diusulkan oleh : Berliananda Maranditya 155040207111122/ 2015 Nurhalimah 155040201111154/ 2015 Kayyis Muayadah Lubba 155040207111133/ 2015 UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: others

Post on 19-Jan-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HORAS HEALTH FEST 2 JUDUL KARYA TULIS ENOTECH ...prisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/LKTIN_HHF2...penampilan adalah dengan melakukan pengolahan menjadi telur asin. Disisi

i

HORAS HEALTH FEST 2

JUDUL KARYA TULIS

ENOTECH (Egg Nano Technology): Pembuatan Telur Asin Berkualitas Tinggi

dan Rendah Kolesterol Berbasis Teknologi Nano Partikel dari Daun Jati

(Tectona grandis)

Diusulkan oleh :

Berliananda Maranditya 155040207111122/ 2015

Nurhalimah 155040201111154/ 2015

Kayyis Muayadah Lubba 155040207111133/ 2015

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: HORAS HEALTH FEST 2 JUDUL KARYA TULIS ENOTECH ...prisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/LKTIN_HHF2...penampilan adalah dengan melakukan pengolahan menjadi telur asin. Disisi

ii

Page 3: HORAS HEALTH FEST 2 JUDUL KARYA TULIS ENOTECH ...prisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/LKTIN_HHF2...penampilan adalah dengan melakukan pengolahan menjadi telur asin. Disisi

iii

Page 4: HORAS HEALTH FEST 2 JUDUL KARYA TULIS ENOTECH ...prisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/LKTIN_HHF2...penampilan adalah dengan melakukan pengolahan menjadi telur asin. Disisi

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT karena rahmat dan “ENOTECH (Egg Nano

Technology): Pembuatan Telur Asin Berkualitas Tinggi dan Rendah Kolesterol

Berbasis Teknologi Nano Partikel dari Daun Jati (Tectona grandis)” sebagai Bahan

Pembuatan Telur Asin Berkualitas Tinggi dan Rendah Kolesterol " Inovasi Teknologi

Pengasinan Telur Rendah Kolesterol dan Berkualitas Tinggi dari Daun Jati.

Pembuatan karya ini didasarkan atas permasalahan pada peternak telur dimana

hasil olahan produk unggas yang berupa telur asin memiliki kadungan kolesterol tinggi

sehingga menurunkan jumlah konsumen. Dengan mengetahui secara khusus

permasalahan di lapangan tersebut, maka pengetahuan ini dapatdi jadikan acuan untuk

merancang teknologi tepat guna yang ramah efesien serta aplkatif yakni dengan

ENOTECH (Egg Nano Technology). Harapannya, dari hasil dari teknologi ini dapat

memberikan manfaat yang efektif dan keuntungan yang optimal bagi semua pihak.

Dalam menyelesaikan karya ini, penulis telah banyak menerima bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Syafrial, M.S., selaku Pembantu Dekan III bidang kemahasiswaan

FP UB yang telah memberikan motivasi dan dukungan.

2. Ibu Restu Rizkyta Kusuma, SP.,MP. selaku dosen pembimbing yang telah

banyak memberikan arahan dalam pembuatan karya ini.

3. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang senantiasa mendukung dan

mendoakan penulis.

4. Rekan-rekan di PRISMA (Pusat Riset dan Kajian Ilmiah Mahasiswa) Fakultas

Pertanian Universitas Brawijaya serta semua pihak yang tidak biasa disebutkan

satu persatu.

Kami menyadari penulisan ini tidak luput dari berbagai kekurangan, untuk itu

penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikan karya ini.

Malang, 12 April 2017

Tim Penulis

Page 5: HORAS HEALTH FEST 2 JUDUL KARYA TULIS ENOTECH ...prisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/LKTIN_HHF2...penampilan adalah dengan melakukan pengolahan menjadi telur asin. Disisi

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vi

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2

1.4 Manfaat ...................................................................................................... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 3

2.1 Kandungan Gizi Telur .............................................................................. 3

2.2 Daun Jati .................................................................................................... 5

2.3 Teknologi Nano Partikel ........................................................................... 6

BAB III. METODOLOGIPENULISAN ........................................................... 7

3.1 Jenis Penulisan .......................................................................................... 7

3.2 Teknik Penulisan ....................................................................................... 7

3.2 Teknik Pengumpulan dan Jenis Data ........................................................ 7

3.4 Metode Analisis dan Sintesis .................................................................... 7

3.5 Kerangka Berfikir ...................................................................................... 8

BAB IV. PEMBAHASAN ................................................................................... 9

4.1 Potensi ENOTECH (Egg Nano Tecnology) ............................................. 9

4.2 Aplikasi Pengasinan Telur ENOTECH ................................................... 10

4.3 Cara Kerja Daun Jati Menurukan Kadar Kolesterol Telur........................ 14

BAB V. PENUTUP .............................................................................................. 15

5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 15

5.2 Saran .......................................................................................................... 15

DFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 16

LAMPIRAN ......................................................................................................... 18

Page 6: HORAS HEALTH FEST 2 JUDUL KARYA TULIS ENOTECH ...prisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/LKTIN_HHF2...penampilan adalah dengan melakukan pengolahan menjadi telur asin. Disisi

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbandingan porsi utih telur, kuning telur dan kerabang ........................ 4

Tebel 2. Komposisi Protenin, Lemak, Karbohidrat dan Air rata-rata telur............. 4

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berfikir Penulis ................................................................... 8

Gambar 2. Penyuling modifikasi........................................................................... 12

Gambar 3. Serbuk daun jati yang berukuran nano ................................................ 13

Gambar 4. Daun Jati Kering ................................................................................. 13

Gambar 5. Perendaman Telur Itik ......................................................................... 14

Page 7: HORAS HEALTH FEST 2 JUDUL KARYA TULIS ENOTECH ...prisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/LKTIN_HHF2...penampilan adalah dengan melakukan pengolahan menjadi telur asin. Disisi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan masyarakat terhadap pangan asal hewan terus meningkat sejalan

dengan pertambahan penduduk, tingkat ekonomi yang semakin baik, serta kesadaran

masyarakat adan pentingnya kesehatan. Asupan nutrisi berasal dari hewan salah

satunya dapat diperoleh dari telur Telur merupakan salah pangan hasil ternak yang

mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi. Berbagai jenis vitamin yang terlarut pada

lemak kuning telur, seperti,vitamin (A, D, E, K), vitamin yang larut air (thiamin,

riboflavin, asam pantotenat, niasin, asam folat dan vitamin B12 (Agustina, 2015).

Ketersediaan telur di Indonesia sangat melimpah dan tidak dipengaruhi oleh musim

sehingga sangat mudah didapatkan dan terutama telur bebek atau itik. Akan tetapi

keberadaan telur itik dimasyarakat masih menghadapi beberapa kendala, terutama

bau/citarasa yang khas (amis), penampilan yang kotor dan harga yang relatif mahal.

Alternatif yang dapat dilakukan untuk memperbaiki citarasa dan memperbaiki

penampilan adalah dengan melakukan pengolahan menjadi telur asin.

Disisi lain muncul suatu masalah setelah kembali, menurut Direktorat Gizi

Departemen Kesehatan RI, menjabarkan bahwa kadar lemak pada bagian kuning telur

itik sebesar 35%, sedangkan kadar lemak kuning telur ayam adalah 31,9%.4 . Kuning

telur memiliki kadar kolesterol yang tergolong cukup tinggi yaitu 1075 mg/ 100gr

kuning telur, menyebabkan konsumsi telur secara berlebihan berdampak negatif untuk

kesehatan. Kolesterol yang berada dalam zat makanan yang kita makan dapat

meningkatkan kadar kolesterol dalam darah terutama untuk masyakarakat yang

mengidap gejala penyakit tekanan darah tinggi dan jantung.

Cara pengoalahan mampu mempengaruhi gizi serta kualitas dari telur asin

Selama ini proses pengasinan telur menggunakan metode pemendaman dan

pembalutan telur dalam adonan garam dengan bubuk bata merah atau dengan abu

gosok. Metode pemendaman ini adalah teknik melumuri telur menggunakan media

yang berupa campuran garam, batu bata halus atau abu gosok. Pada metode ini tidak

terjadi pemecahan kandungan kolesterol kuning telur sehingga kualitas telur dari segi

kesehatan kurang diperhatikan. Untuk itu diperlukan teknologi tepat guna dalam proses

pemecahan kolesterol dalam kuning telur sehingga kandungan lemak jahat ini dapat

berkurang dan menghasilkan produk berkualitas tinggi

Teknologi Nanopartikel merupakan ilmu yang mempelajari partikel dalam

rentang ukuran 1-1000 nm (Buzea, et al., 2007). Nanoteknologi ini memungkinkan

para ilmuwan, ahli kimia, dan dokter untuk bekerja di tingkat molekuler dan sel untuk

menghasilkan kemajuan penting di bidang ilmu pengetahuan dan kesehatan.

Page 8: HORAS HEALTH FEST 2 JUDUL KARYA TULIS ENOTECH ...prisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/LKTIN_HHF2...penampilan adalah dengan melakukan pengolahan menjadi telur asin. Disisi

2

Penggunaan bahan nanopartikel menawarkan keuntungan besar karena ukuran mereka

yang unik dan sifat fisikokimia. Dengan pencampuran bahan alami (limbah) yang

memiliki nilai gizi sangat baik untuk kesehatan manusia yaitu daun jati. Daun jat

memiliki kandunganquerceti. Sebenarnya, quercetin merupakan salah satu zat yang

memberi warna pada tumbuhan (flavonoid) dan banyak ditemukan pada bagian

luardaun. Quercetin bermanfaat untuk meningkatkan kinerja enzim lipase sehingga

proses metabolism lilid bisa kekerja secara maksimal. Oleh karna itudengan

menggunakan daun jati sebagai salah satu bahan dalam pengasinan telur asin

mengunakan metode ENOTECH (Egg Nano Technology) diharapkan mampu

menjadikan telur asin rendah kolesterol dan berkualitas.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara aplikasidaun jati menjadi nanopartikel sebagai bahan

pengasinan telur yang rendah kolesterol?

2. Bagaimana proses pengasinan telur menggunakan nanopartikel dari daun jati?

1.3 Tujuan

1. Mengaplikasikan pemanfaatan daun jati menjadi nano partikel untuk bahan

pengasinan telur rendah kolesterol.

2. Merancang dan membuat teknik dan inovasi baru sekaligus menerapkan prinsip

kerja pengasinan telur dengan nanopartikel daun jati.

1.4 Manfaat

1. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai potensi daun jati

sebagai bahan baku dalam pengasinan telur menggunakan metode nanopartikel.

2. Menjadikan ENOTECH (metode pengasinan telur rendah kolesterol) sehingga

mampu meningkatkan mengurangi kadar kolesterol dan kebutuhan akan gizi

dapat berjalan beriringan dengan kesehatan masyarakat.

3. Menjadikan telur sebagai alternatif sumber protein rendah kolesterol sebagai

pengganti daging dan ikan.

4. Terciptanya teknologi yang inovatif dan efektif dalam dalam pengasinan telur

dengan memanfaatkan kekayaan alam.

Page 9: HORAS HEALTH FEST 2 JUDUL KARYA TULIS ENOTECH ...prisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/LKTIN_HHF2...penampilan adalah dengan melakukan pengolahan menjadi telur asin. Disisi

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kandunga Gizi Telur

Telur tersusun oleh tiga bagian yaitu kulit telur, putih telur dan kuning telur.

Telur unggas memiliki kulit yang keras, halus dan dilapisi kapur dan terikat kuat pada

bagian luar lapisan embran. Kulit keras karena hampir sebagian besar tersusun dari

garam-garam anorganik. Pada bagian kulit terdapat beberapa ribu pori-pori yang

bergunadalam pertukaran gas terutama untuk memenuhi kebutuhan embrio dalam

telur. Pori-pori tersebut sangat sempit, berukuran 0,01-1,07 mm dan tersebar diseluruh

permukaan kulit telur (Agustina,2015). Jumlahnya bervariasi antara 100-200 lubang

per cm2. Pada bagian yang tumpul, pori-pori persatuan luas lebih besar dibandingkan

bagian yang lain.Oleh sebab itu kantung udara terjadi di bagian ini. Pada telur yang

masih baru, pori-pori ini masih dilapisi oleh laisan tipis kutikula yang terdiri dari 90%

protein dan sedikit lemak (Kastaman, 2005).

Putih telur mengandung lapisan putih telur encer 40%, sisanya 60% lapisan

putih telur kental. Perbedaan kekentalan disebabkan karena adanya perbedaan

kandungan airnya. Karena putih telur merupakan bagian yang paling banyak

mengandung air, maka pada penyimpanan telur bagian putih telur merupakan bagian

yang paling mudah rusak. Kerusakan ini terjadi terutama disebabkan keluarnya air dari

jala-jala ovomusin yang membentuk struktur putih telur. Bagian putih telur tidak

tercampur dengan kuning telur karena adanya kalaza dan membran vitelin yang

elastis.Khalazae mengikat bagian putih telur dengan bagian kuning telur.

Kuning telur merupakan bagian yang paling penting bagi isi telur, sebab pada

bagian ini terdapat dan tumbuh embrio hewan, khususnya pada bagian telur yang sudah

dibuahi. Selain itu pada bagian kuning telur ini paling banyak tersimpan zat-zat gizi

yang sangat menunjang perkembangan embrio (Murtidjo et.al, 1987). Kuning telur

berbatasan dengan putih telur dan dibungkus oleh suatu lapisan tipis yang elastis yang

disebut membran vetelin yang terbuat dari keratin dan musin. Kuning telur berbentuk

hampir bulat, berwarna kuning sampai jingga, letaknya persis di tengah-tengah telur,

bila telurnya baik dan normal. Ketiga komponen telur yaitu kerabang, putih telur dan

Page 10: HORAS HEALTH FEST 2 JUDUL KARYA TULIS ENOTECH ...prisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/LKTIN_HHF2...penampilan adalah dengan melakukan pengolahan menjadi telur asin. Disisi

4

kuning telur mempunyai porsi dalam perbandingan tertentu. Perbandingan porsi putih

telur, kuning telur dan kerabang. Berikut adalah perbandungan porsi putih telur, kuning

telur dan kerabang menurut Lukman (2008):

Tabel 1. Perbandingan porsi utih telur, kuning telur dan kerabang

No Komponen Berat rata-rata pada

tiap telur (gram)

Prosentase dari

seluruh telur

1 Putih telur 33.0 57

2 Kuning telur 18.5 32

3 Kerabang 6.0 11

4 Bagian yang dapat dimakan 51.5 89

Kandungan zat makan pada putih telur yang terbanyak adalah protein albumin,

dan paling sedikit adalah lemak. Sedangkan pada kuning telur, porsi terbanyak adalah

lemak, dan bagian yang paling sedikit adalah karbohidrat (Dharmayudha, 2013).

Dengan kata lain putih telur merupakan sumber protein sedangkan kuning telur

merupakan sumber lemak. Beriku adalah tabel komposisi rata-rata telur menurut

Dharmayudha (2013):

Tabel 2. Komposisi Protenin, Lemak, Karbohidrat dan Air rata-rata telur

No Komponen Putih telur

(%)

Kuning telur

(%)

Dalam

keseluruhan

telur

1 Protein 10.9 16.5 12.7

2 Lemak Sedikit 32.0 11.3

3 Karbohidrat 1.0 1.0 1.0

4 Air 87.0 89 74.0

Telihat bahwa porsi lemak yang berada pada kuning telur paling tinggi

kadarnya dibandingkan dengan bagian lain telur. Terlebih lagi lemak yang muncul ke

permukaan telur yang sudah diasin semakin besar. Hal ini terjadi karena selama

pengasinan, low density lipoprotein (LDL) kuning telur bereaksi dengan garam. Akibat

reaksi tersebut struktur low density lipoprotein (LDL) menjadi rusak, kemudian

lemaknya menjadi bebas dan muncul ke permukaan. Chi dan Tseng (1998)

menyatakan, bahwa selama pengasinan terjadi perpindahan air dari kuning telur

menuju putih telur, dehidrasi selama pengasinan ini akan meningkatkan keluarnya

Page 11: HORAS HEALTH FEST 2 JUDUL KARYA TULIS ENOTECH ...prisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/LKTIN_HHF2...penampilan adalah dengan melakukan pengolahan menjadi telur asin. Disisi

5

minyak. Oleh sebab itu Enotech perpotensi untuk menyispkan zat pada daun jadi secara

nanopartikel bersamaan dengan perpindahan air yang terjadi selama proses pengasinan.

2.2 Daun Jati

Tanaman Jati (Tectona grandis linn. F.) merupakan tanaman yang banyak

tumbuh di daerah tropis seperti di Indonesia. Menurut Ariyantoro (2006) bahwa

tanaman ini mempunyai daun berbentuk oval atau bulat telur, dengan panjang 13-75

cm dan lebar 10-49 cm dan mempunyai bentuk tajuknya yang rimbun dan bagian ujung

daun tumpul. Keberadaan tanaman ini sangat luas dengan tingkat produktivitas pohon

jati di Indonesia mencapai 79.71 juta pohon jati sedangkan produksi pohon jati di Pulau

Jawa paling tinggi hingga 50.12 juta pohon jati sementara di luar Jawa sebesar 29.57

juta pohon jati (Departemen Kehutanan 2012). Daun jati memiliki kandungan pigmen

alami yang terdiri dari pheophiptin, β-karoten, pelargonidin 3-glukosida, pelargonidin

3,7-diglukosida, klorofil dan dua pigmen lain yang belum teridentifikasi (Ati et al.

2006). Kandungan senyawa kimia yang telah ditemukan di dalam daun jati adalah

flavonoid, asam fenolat, tanin, steroid, triterpenoid, dan saponin. Fungsi senyawa-

senyawa dalam jati yang telah diketahui antara lain sebagai pelindung kerusakan hati,

antibakteri, antijamur, dan sebagai antioksidan (Purushotham et al. 2010).

Tannin biasanya ditemukan pada bagian daun, buah, kulit kayu, dan batang.

Senyawa tannin dan musilago yang terdapat pada daun jati dapat mengendapkan

mukosa protein yang berada di dalam permukaan usus halus sehingga dapat

mengurangi penye-rapan makanan (ANON, 2008). Selain itu, menurut Zafra-Stone

(2007) bahwa salah satu kandungan pada daun jati adalah quercetin yang merupakan

salah satu pigmen warna yang bertanggung jawab atas warna merah dan coklat pada

buah dan Sifat antioksidan quercetin memiliki kemampuan mengurangi risiko

penumpukan plak di arteri yang dikenal pula sebagai aterosklerosis. Sifat antiinflamasi

yang dimilikinya juga mencegah kerusakan yang disebabkan oleh kolesterol LDL yang

merupakan pemicu penyakit jantung.

Berdasarkan Penelitian Monica (2000) bahwa Ekstrak daun jati yang diberikan

secara oral dengan kosentrasi 15% dan 30% dapat menurunkan kadar kolesterol total

serum kelinci. Pemberian ekstrak daun jati dengan kosentrasi yang semakin meningkat

Page 12: HORAS HEALTH FEST 2 JUDUL KARYA TULIS ENOTECH ...prisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/LKTIN_HHF2...penampilan adalah dengan melakukan pengolahan menjadi telur asin. Disisi

6

menyebabkan penurunan kadar kolesterol total kelinci. Serta pemakaian daun jati untuk

dikonsumsi dalam jangka panjang mempengaruhi fungsi hati atau lever ( Sajekti,2000).

2.3 Teknologi Nano Partikel

Nanoteknologi merupakan ilmu yang mempelajari partikel dalam rentang

ukuran 1-1000 nm. Nanopartikel merupakan bagian dari nanoteknologi yang sangat

popular dan semakin pesat perkembangannya sejak awal tahun 2000. Perkembangan

penelitian mengeni nanopartikel diaplikasikan secara luas seperti dalam

Pengembangan Inovasi bidang pertanian, lingkungan, elektronik, optis, dan biomedis.

Nanopartikel dapat diklasifikasikan menjadi lima macam berdasarkan jenis materi

partikel yaitu kuantum dot, nanokristal, lipopartikel, nanopartikel magnetik, dan

nanopartikel polimer (Jain , 2008).

Bahan baku pembuatan nanopartikel dapat bersumber dari sumber daya alam

lokal yang melimpah di Indonesia. Indonesia sebagai negara tropis memiliki

keunggulan dalam keragaman sumber pati. Pati merupakan polimer alam, terbarukan,

dan biodegradable diproduksi oleh banyak tanaman sebagai sumber energi yang

tersimpan. Ini adalah bahan biomassa paling melimpah kedua di alam. Hal ini

ditemukan dalam akar tanaman, batang, bibit tanaman, dan tanaman pokok seperti

beras, jagung, gandum, tapioka, dan potato (Jain,2008).

Menurut Jain (2008) kelebihan penggunaan nanopartikel dibandingkan dengan

matrial sejenis dalam ukuran besar (bulk) yaitu ukuran yang kecil nanopartikel

memiliki nilai perbandingan antara luas permukaan dan volume yang lebih besar jika

dibandingkan dengan partikel sejenis dalam ukuran besar. Hal ini membuat

nanopartikel bersifat lebih reaktif. Reaktivitas matrial ditentukan oleh atom-atom

dipermukaan, karena atom-atom tersebut yang bersentuhan langsung dengan material

lain.

Menurut Nagarajan (2008), ada skla nano, modifikasi materi dapat dilakukan

untuk menciptakan materi yang memiliki ukuran, struktur, dan sifat yang dikehendaki

dengan lebih efektif dan efisien. Materi berupa nanopartikel memiliki sifat yang unik,

yang dapat dikontrol dan dimodifikasi ukuran, bentuk, sifat kimia serta fungsionalisasi

permukaannya.

Page 13: HORAS HEALTH FEST 2 JUDUL KARYA TULIS ENOTECH ...prisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/LKTIN_HHF2...penampilan adalah dengan melakukan pengolahan menjadi telur asin. Disisi

7

BAB III

METODE PENULISAN

3.1 Jenis Penulisan

Jenis penulisan yang digunakan adalah penulisan kualitatif. Metode penulisan

ini mendeskripsikan secarakualitatif metode nano partikel dalam menurunkan

kandungan kolesterol pada pembuatan telur asin.

3.2 Teknik Penulisan

Teknik penulisan ialah deskriptif, yaitu dengan menguraikan, menjabarkan dan

merangkai variabel-variabel yang diteliti menjadi sebuah pembahasan yang runut

dan sistematis. Studi kajian deskriptif ini dilakukan dengan mengambil studi kasus

terhadap permasalahan kandungan kolesterol produk hasil unggas yang berupa

telur asin.

3.3 Teknik Pengumpulan dan Jenis Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan studi pustaka (library

research) dan penelusuran informasi digital dengan sasaran tujuan antara lain studi

literatur. Sumber pustaka studi yang didapatkan berasal dari membaca, menganalis

dan mengkaitkan informasi dari sumber bacaan dengan topik yang diangkat. Studi

pustaka ini meliputi buku, dan jurnal penelitian yang dianggap relevan dengan

pembahasan. Jenis data yang digunakan dalam penulisan ini ialah data sekunder

atau data pendukung yang merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara

tidak langsung atau melalui media perantara.

3.4 Metode Analisis dan Sintesis

Proses analisisdilakukanpada data-data yang terkumpul yang kemudian

dipaparkan dalam pembahasan. Sintesis dilakukan dengan menggunakan studi

silang (cross link) antara data yang terkumpul dengan teori dan konsep yang

relevan. Kemudian dapat diambil titik utama yang kemudian di olah menjadi

beberapa kesimpulan. Kesimpulan tersebut diperkuat dengan saran dan

rekomendasi yang terkait.

Page 14: HORAS HEALTH FEST 2 JUDUL KARYA TULIS ENOTECH ...prisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/LKTIN_HHF2...penampilan adalah dengan melakukan pengolahan menjadi telur asin. Disisi

8

Telur Asin mengandung

Kolesterol tinggi

Penyakit Jantung, tekanan

darah tinggi

Potensi

Teknologi

Tepat Guna

Daun Jati

“ENOTECH”

Metode Pengasinan Telur

Kualitas Tinggi dan

Rendah Kolesterol

Pemanfaatan

Daun Jati

Teknologi Nano

Partkel

OUTPUT

Telur Asin Rendah

Kolesterol

Mencegah dan menekan

timbulnya penyakit yang

disebabkan telur oleh

lemak jenuh

Meningkatkan daya jual

telur asin terhadap

konsumen

Terciptanya teknologi yang

dapat mengurangi resiko

penyakit kolesterol secara

tidak langsung

Meningkatkan

konsumsi telur asin dan

kecukupan gizi tubuh

terpenuhi

Multiplier Effect yang Ditimbulkan

3.5 Kerangka Berfikir Penulis

Gambar 1. Kerangka Berfikir Penulis

Page 15: HORAS HEALTH FEST 2 JUDUL KARYA TULIS ENOTECH ...prisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/LKTIN_HHF2...penampilan adalah dengan melakukan pengolahan menjadi telur asin. Disisi

9

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Potensi ENOTECH (Egg Nano Tecnology)

Telur itik merupakan salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa

sangat lezat, mudah dicerna dan bergizi tinggi. Telur itik umumnya berukuran

besar dan warna kerabang putih sampai hijau kebiruan. Rata-rata bobot telur itik

adalah 60-75 gram (Resi, 2009). Keunggulan telur itik dibandingkan dengan telur

unggas lainnya antara lain kaya akan mineral, vitamin B6, asam pantotenat, tiamin,

vitamin A, vitamin E, niasin, dan vitamin B12. Selain keunggulan, telur itik juga

mempunyai kekurangan dibandingkan dengan telur unggas lainnya yaitu

mempunyai kandungan asam lemak jenuh yang tinggi sehingga merangsang

peningkatan kadar kolesterol darah.

Kolesterol dalam makanan terdapat pada daging, susu, kuning telur, dan lemak

binatang. Kandugan kolesterol telur lebih tinggi daripada kandungan kolesterol

daging dan susu. Peningkaan kolesterol tersebut dapat menyebabkan sakiit

jantung, penyempitan pembuluh darah, dan penyakit arterosklerosis (Winarno,

2002). Sehingga ada larangan atau batasan bagi penderita kolesterol tinggi untuk

mengonsumsi telur, karena makanan dengan kadar lemak dan kolesterol tinggi

dapat menimbulkan penyakit seperti jantung.

Asam lemak jenuh pada telur bebek atau itik banyak terdapat pada kuning telur.

Kuning telur merupakan emulsi lemak dalam air dan merupakan bagian yang lebih

kental dari pada putih telur. Kuning telur terdiri atas 3 bagian, yaitu membran

vitelin, germinal disc, dan kuning telur (Kurtini, dkk., 2011). Membran vitelin

memiliki ketebalan 6-11 mm dan terdiri dari 4 lapis, yaitu plasma membran, inner

layer, continous membrane, dan outer layer. Membran vitelin sebagian terbentuk

di ovarium, dan lainnya dibentuk di oviduct, beratnya sekitar 50 mg. Germinal disc

adalah bagian kecil dari ovum yang setelah terjadi ovulasi mengandung inti diploid

zygote, dan jika tidak dibuahi adalah sisa dari haploid pronucleus betina.

Nanopartikel sendiri dapat berlaku pada berbagai jaringan maupun organ di dalam

Page 16: HORAS HEALTH FEST 2 JUDUL KARYA TULIS ENOTECH ...prisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/LKTIN_HHF2...penampilan adalah dengan melakukan pengolahan menjadi telur asin. Disisi

10

tubuh adalah sifat fisik nanopartikel yang relatif lebih mudah menembus berbagai

pembatas biologis.

Sebuah studi, Salamanca-Buentello et al., (2005) melakukan survey terhadap

63 pakar nanoteknologi dunia untuk mengidentifikasi dan menetapkan urutan

prioritas bidang aplikasi nanoteknologi bagi negara berkembang dalam 10 tahun

ke depan. Studi mencakup enam bidang (pengelolaan air, pertanian, nutrisi,

kesehatan, energi, lingkungan) dan dilakukan menggunakan modifikasi metode

Delphi, dimana urutan prioritas dinilai berdasarkan enam kriteria, yaitu impact,

burden, appropriateness, feasibility, knowledge gap, dan indirect benefits.

Berdasarkan hasil studi tersebut empat bidang terkait sektor pertanian dan pangan

termasuk dalam sepuluh urutan teratas prioritas aplikasi nanoteknologi, yaitu

peningkatan produktivitas pertanian (ranking 2), pengantaran obat herbal (ranking

5), pengolahan dan penyimpanan pangan (ranking 6)Pengolahan dan penyimpanan

pangan. Oleh karena itu metode ENOTECH diharapkan mampu memberikan

meningkatkan kontribusi dalam dua aspek yaitu pertanian dan kesehatan yakni

melalui Egg Nano Technology (teknologi nano partikel) dari daun jati upaya

menurunkan kadar lemak jenuh pada telur itik dan meningkatkan daya simpan

telur agar masyarakat tidak khawatir dampak akan konsumsi telur.

4.2 Aplikasi Pengasinan Telur ENOTECH

Nanoteknologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan dan teknologi

mengenai proses, manipulasi, manufaktur dan atau aplikasi suatu bahan/struktur

yang salah satu atau lebih dimensinya berukuran 1 - 100 nanometer (nm)

(Quintanilla-Carvajal et al., 2010). Secara matematis, 1 nm sama dengan 1 per

1.000.000.000 meter, sebuah ukuran yang sangat kecil. Disebabkan ukurannya

yang sangat kecil, bahan berukuran nanometer (nanomaterial)

memiliki/menghasilkan sifat fisiko-kimia baru, seperti luas permukaan, bentuk,

reaktivitas dan warna, yang sangat berbeda dibandingkan material pada ukuran

konvensional (Pérez-Esteve et al., 2013). Sebagai contoh, senyawa seng (zinc)

dalam jumlah/ukuran besar memiliki warna putih dan tidak tembus cahaya

(opaque), sedangkan dalam ukuran nanometer senyawa seng berwarna transparan.

Page 17: HORAS HEALTH FEST 2 JUDUL KARYA TULIS ENOTECH ...prisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/LKTIN_HHF2...penampilan adalah dengan melakukan pengolahan menjadi telur asin. Disisi

11

Sifat baru dan unik tersebut membuka peluang yang besar bagi pengembangan

aplikasi dan produk inovatif di berbagai bidang karena dapat (i) menghemat bahan

baku, (ii) mempercepat dan mengefisienkan proses, dan (iii) meningkatkan presisi

dan akurasi.

Komponen utama dalam aplikasi teknologi pengasinan melalui Nano

Partikel adalah proses pembentukan nano partikel dari daun jati untuk dimasukkan

kedalam kuning telur yang melalu membran kulit telur. Proses pembuatan partikel

nano quercetin dengan memanfaatkan daun jati kering yang, dapat dilakukan

sebagai berikut:

1. Ekstrasi quercetin dari Daun Jati Kering

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair

dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak

substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Ekstraksi padat cair

atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam

pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena komponen

terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami

perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang

diinginkan dapat larut dalam solven pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan

diperlukan apabila padatan hanya sedikit larut dalam pelarut. Namun untuk

memudahkan masyarakat peternak ungas atau pengelola telur asin ini maka

digunakanlah teknik ekstraksi menggunakan rotary vaccum evaporameter dan

proses sintesa partikel secara fisik.

Ekstrasi menggunakan metode penyulingan menggunakan alat rotary

vaccum evaporimeter. Langkah pertama dalam mengekstraksi adalah menyiapkan

daun jati kering di perkecil ukurannya dan dicuci. Setelah itu daun jati di rendam

menggunakan larutan metanol lalu dimasukkan kedalam rotary vaccum

evaporimeter atau alat penyuling yang dapat dimodifikasi sendiri seperti gambar

Page 18: HORAS HEALTH FEST 2 JUDUL KARYA TULIS ENOTECH ...prisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/LKTIN_HHF2...penampilan adalah dengan melakukan pengolahan menjadi telur asin. Disisi

12

Gambar 2. Penyuling modifikasi

Setelah itu dipanaskan dalam suhu 80oC dan uap hasil pemanasan

dialirkan kependingin dan di peroleh butiran zat cair quercetin. Sebelum

digunakan cairan quercetin harus disaring menggunakan kertas selectron OE 67

yang berbahan dasar solulosa asetat (0.45 μm), atau dapat menggunakan kertas

saring nano molekul pada umumnya. Pada pengaplikasikan pengasinan telur hasil

ekstraksi quercetin ini digunakan ukuran 20 ml pada perbutir telur utuk

mengkonversi kolesterol telur sebanyak 18 gram pada 40% larutan garam.

Kaitan antara nano teknologi yang direkayasa dalam aplikasi Egg Nano

Tecnology ini bertujuan untuk pengolahan dan penyimpanan telur asin. Dimana

pengolahan telur asin adalah penentu kualitas, mutu dan gizi telur, sehingga

kesehatan konsumen sangat diutamakan dalam hal ini. Pengaplikasian metode

nano teknologi yang akan digunakan menggunakan prinsip nano nano partikel,

dimana bahan utama dalam pengasinan di ubah dalam ukuran nano. Bahan utama

yang digunakan adalah daun jati yang diubah dalam bentuk partikel kecil dan

dilarutkan dengan H2O serta Garam NaCl.

Page 19: HORAS HEALTH FEST 2 JUDUL KARYA TULIS ENOTECH ...prisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/LKTIN_HHF2...penampilan adalah dengan melakukan pengolahan menjadi telur asin. Disisi

13

Gambar 3. Serbuk daun jati yang berukuran nano

Gambar 1 ini adalah serbuk daun jati dari daun kering yang berukuran

nano. Daun jati yang digunakan adalah daun jati yang sudah kering atau tua

karena akan jauh lebih mudah untuk mendapatkan ukuran nano secara teknis.

Daun kering ataupun tidak juga memiliki kandungan quercetin yang sama.

Sehingga limah dari daun jati keringpun juga dapat digunakan dalam membuat

telur asin ini. Berikut adalah gambar daun jati kering;

Gambar 4. Daun Jati Kering

Setelah menjadi serbuk yang berukuran nano proses pengasinan dilakukan

dengan melarutkan serbuk dengan air dan garam. Metode yang digunakan dalam

pengasinannya adalah pelarutan atau merendam telur kedalam larutan selama 3-5

hari setelah itu telur dapat rebus dan dikonsumsi. Berikut adalam gambar umum

metode perendaman saat pengasinan telur itik.

Page 20: HORAS HEALTH FEST 2 JUDUL KARYA TULIS ENOTECH ...prisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/LKTIN_HHF2...penampilan adalah dengan melakukan pengolahan menjadi telur asin. Disisi

14

Gambar 5. Perendaman Telur Itik

4.3 Cara Kerja Daun Jati Menurukan Kadar Kolesterol Telur

Daun jati memiliki zat atau senyawa flavonoid yang berungsi untuk

melindungi struktur sel atau antioksidan. Kuersetin (Quercetin) adalah salah suatu

zat aktif kelas flavonoid yang secara biologis amat kuat. Bila vitamin C mempunya

aktivitas antioksidan 1, maka kuersetin memiliki aktivitas antioksidan 4,7.

Flavonoid merupakan sekelompok besar antioksidan bernaman polifenol yang

terdiri atas antosianidin, biflavon, katekin, flavanon, flavon dan flavonol.

Kuersetin dipercaya dapat melindungi tubbuh dari beberapa jenis penyakit

degenerative dengan cara mencegah ternjadinya proses peroksodasi lemak.

Kuersetin memperlihatkan kemampuannya dengan cara menangkap radikal bebas

dan menghelat ion logam transisi.

Antioksidan memiliki dua fungsi. Fungsi pertama merupakan fungsi utama

yaitu sebagai pemberi atom hidrogen. Antioksidan (AH) yang mempunyai fungsi

utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan primer. Senyawa ini dapat

memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal lipid (R•, ROO•) atau

mengubahnya ke bentuk lebih stabil, sementara turunan radikal antioksidan (A•)

tersebut memiliki keadaan lebih stabil dibanding radikal lipid. Fungsi kedua

merupakan fungsi sekunder antioksidan, yaitu memperlambat laju autooksidasi

dengan berbagai mekanisme di luar mekanisme pemutusan rantai autooksidasi

dengan pengubahan radikal lipid ke bentuk lebih stabil. Kuersetin dalam bentuk

nano partikel ini akan di tranfusikan kedalam telur. Quercetin akan mencegah

terjadinya proses peroksidasi lemak pada telur dan mencegah kerusakan mutu

telur. Karena quercetin tidak mempengaruhi vitamin, ataupun protenin serta

kanduang gizi telur yang lain.

Page 21: HORAS HEALTH FEST 2 JUDUL KARYA TULIS ENOTECH ...prisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/LKTIN_HHF2...penampilan adalah dengan melakukan pengolahan menjadi telur asin. Disisi

15

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

ENOTECH merupakan teknik inovasi dalam teknologi nanopartikel quartin

dari daun Jati yang yang berfungsi untuk menekan kandungan kolesterol pada

kuning telur asin. Secaragaris besar, metode utama ENOTECH (egg nano

technology) yaitu pembuatan partikel micro dari daun jati, untuk diaplikasikan

sebagai bahan pelarut lemak jahat atatu kolestrol agar lipid dapat terpecah menjadi

asam lemak. Dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan gizi pada masyarakat

Indonesia akan proten, vitamin dan lemak pada telur secara seimbang sehingga

konsumen tidak perlu khawatir akan penyakit jantung, dan darah tinggi.

5.2 Saran

Berdasarkan kajian yang telah diuraikan penulis dan adanya beberapa

permasalahan, maka saran yang dapat diberikan adalah:

1. Meneliti lebih lanjut komposisi dan bahan-bahan lain yang sesuai untuk

pembuatan nano partikel quercetin daun jati.

2. Melengkapi komponen-komponen agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat

pengguna.

3. Membentuk tim khusus dalam upaya pengakajian ilmiah, implementasi dan

pelatihan kepada masyarakat peternak unggas dari berbagai elemen

Page 22: HORAS HEALTH FEST 2 JUDUL KARYA TULIS ENOTECH ...prisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/LKTIN_HHF2...penampilan adalah dengan melakukan pengolahan menjadi telur asin. Disisi

16

DAFTAR PUSTAKA

ANON, 2008.The Avian Egg. John Wiley and Sons Inc. New York.

Ariyantoro.2006.Ariyantoro, H. 2006. Budidaya Tanaman Kehutanan. PT. Citra Aji

Parama.Yogyakarta.

Ati,Idris. 2006.Pengawetan Telur. Kerjasama Unversitas Brawijaya dengan NUFFIC

Belanda.Agustina, Kadek.,Gde,Agung. 2015. Analisis Nilai Gizi Telur Itik Asin

Yang Dibuat Dengan Media Kuilit Buah Manggis Selama Masa Pemeraman.

Denpasar-Bali: Jurnal Buletin Veteriner Udayana.,Volume 7 No.2:121-128,

Universitas Udayana

Buzea,C., Pacheco, Robbie.2007. Nanomaterials and nanoparticles : sources and

toxicity. America: America Vacum Society and Biointerphases.

Chi dan Tseng. 1998.Physicochemical properties of salted pickled yolks from duck and

chicken eggs. J. Food Sci 63: 27-30

Departemen Kehutanan, 2012. Penyelenggaraan Karbon Hutan. Peraturan Menteri

Kehutanan No. P. 20/Menhut-II/2012.

Dharmayudha AAGO, Agustina KK. 2013. Kandungan antioksidan, gizi dan kualitas

telur asin dengan media kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.). Laporan

Penelitian Dosen Muda. LPPM Universitas Udayana.

Haruenkit R, Poovarodom S, Leontowicz H, Leontowicz M, Sajewcz M, Kowalska T,

Delgado-Licon E, Rocha-Guzmaan NE, GallegosInfant JA, Trakhtenberg S,

Gorinstein S. 2007. Comparative study of health properties and nutritional value

of durian, mangosteen, and snake fruit: experiments in vitro and in vivo. J Agric

Food Chem, 55: 5842-5849.

Jain,Hu MM. 2008.The effect of supplementation garlic oil as an antibacterial activity

and salting time on the characteristics of salted egg. J Applied Food Tech, 1(4):

121-128.

Kastaman R, Susdaryanto, Nopianto, Budi H. 2005. Kajian proses pengasinan telur

metode reverse osmosis pada berbagai lama perendaman. J Teknik Industri.

Kurtini,Meihu, Hintoto.2011.The characteristics of salted egg in the presence of liquid

smoke. J Applied Food Tech, 2(2): 68-70.

Monica.2000.Membuat telur asin yang bermutu baik. Buletin Informasi Pertanian. No.

6.Murtidjo, B. A. 1987. Pedoman Meramu Pakan Unggas. Kanisius. Yogyakarta

Nagarajan.2008.The role of eggs in American diets: health implications and benefits.

In: Watson R, Ed. Eggs and health promotion. Iowa Blackwell Publishing Co: 9-

18Purushotham, Madhumohan, Anwarudin. 2010. The MYH7 p.R787H

mutation causes hypertrophic cardiomyopathy in two unrelated families. Exp

Clin Cardiol.Spring;15(1):e1-4.NCBI US.

Page 23: HORAS HEALTH FEST 2 JUDUL KARYA TULIS ENOTECH ...prisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/LKTIN_HHF2...penampilan adalah dengan melakukan pengolahan menjadi telur asin. Disisi

17

Pérez-Esteve., Benavides,E.2013.Cellulose Nanocrystals Properties and Applications

in Renewable Nanocomposites. USA: Clemson University.

Quintanilla, Carvajal., Matobaya.2010.Effects of mangosteen pericarp extracts against

mammary cancer. Altern Integ Med, 2(8): 2-5.

Salamanca, Buentello.,Lipman LJA. 2005. Antimicrobial properties of salt (NaCl)

used for the preservation of natural casings. Food Microbiol, 23(7): 657–662.

Sajekti,2000. Kajian proses pengasinan telur metode reverse osmosis pada berbagai

lama perendaman. J Teknik Industri .

Resi.2009.Changes in yolk states of duck egg during long-term brining. J Agric Food

Chem, 47: 773-736.

Winarno, 2002. Evaluasi kadar air dan jumlah bakteri telur asin asap. J Ilmiah

Peternakan, 1(1): 276-281.

Zafra-Ston, Yasmin,T.2007. Berry anthocyanins as novel antioxidants in human health

and disease prevention. Mol Nutr Food Res.Jun; 51(6):675-83.

Page 24: HORAS HEALTH FEST 2 JUDUL KARYA TULIS ENOTECH ...prisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/LKTIN_HHF2...penampilan adalah dengan melakukan pengolahan menjadi telur asin. Disisi

18

Page 25: HORAS HEALTH FEST 2 JUDUL KARYA TULIS ENOTECH ...prisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/LKTIN_HHF2...penampilan adalah dengan melakukan pengolahan menjadi telur asin. Disisi

19

Page 26: HORAS HEALTH FEST 2 JUDUL KARYA TULIS ENOTECH ...prisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/LKTIN_HHF2...penampilan adalah dengan melakukan pengolahan menjadi telur asin. Disisi

20