homeless (tuna wisma
TRANSCRIPT
Homeless (tuna wisma/gelandangan)
adalah orang yang hidup dalam keadaan tidak sesuai dengan norma dimasyarakat setempat, serta tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap diwilayah tertentu dan
hidup ditempat umum.
Ciri-Ciri Tunawisma
Para tunawisma tidak mempunyai pekerjaan
Kondisi fisik para tunawisma yang dapat dibilang tidak sehat karena
kondisi lingkungan yang memprihatinkan.
Para tunawisma biasanya mencari-cari barang atau makanan disembarang tempat demi memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Para tunawisma hidup bebas tidak bergantung kepada orang lain ataupun
keluarganya.
Penyebab Munculnya Homeless
Segi ekonomi.
Anak yang ditinggalkan orang tuanya.
Kurang kasih sayang
Lansia yang ditelantarkan oleh keluarganya.
Penggusuran karena perkembangan industri.
Pengangguran karena kemajuan IPTEK akibatnya tenaga kerja kurang terlatih tersingkir sehingga di PHK.
Tinggal di daerah konflik
Penyebab Wanita Memilih Menjadi Homeless
Natural assets
Human assets
Physical assets
Financial assets
Social assets
Dampak Tunawisma
Gizi kuran
gi
Kebersihan dan
kesehatan
Tindak kekerasan
sesama tunawisma
Pengguna
narkoba
Pelecehan seksual
Diman-faatkan
Indikator Permasalahan Kesehatan Reproduksi Wanita Homeless
Gender
kemiskinan
Pendidikan yang rendah
Kawin muda
Pola Perilaku Seksual Perempuan Homeless
Seks bebas
Penggunaan drugs
Tindak kriminal
Eksploitasi seksual
Drop out dari sekolah
Penanganan Pada Home Less
Tahap persiapan
Tahap penyesuaian diri
Tahapan pendidikan yang berkelanjutan
Kendala Dalam Penanganan Homeless
Alokasi dana untuk penanganan Tunawisma relatif kecil.
Upaya penanganan terhadap Tunawisma seringkali hanya berhenti pada pendekatan punitif-represif.
Upaya penanganan sering tidak didukung oleh kebijakan Pemerintah Daerah.
Kurangnya partisipasi dan perhatian dari pemerintah.
Belum teratasinya kemiskinan.
Wanita Seks Komersial /Pekerja Seks Komersial (PSK)
Setiap orang yang memperjualkan seks dengan uang atau dengan bermacam – macam jenis
keuntungan kepada siapapun tanpa keterlibatan emosi sama sekali.
Motif yang Melatarbelakangi• Kesulitan hidup/tekanan ekonomi
• Nafsu seks abnormal
• Akibat dari pergaulan bebas dan gaya hidup yang permisif
• Adanya keinginan/dorongan untuk menyalurkan kebutuhan seks
• Pemberontakan terhadap otoritas orang tua
• Ajakan teman yang sudah terjun terlebih dahulu dalam dunia prostitusi
• Bujuk rayu laki – laki dan atau calo
• Stimulasi seksual melalui film, gambar, dan bacaan
• Disorganisasi dan disintegrasi kehidupan keluarga
• Ambisi besar mendapatkan status social ekonomi tinggi
• Korban trafficking berlatar belakang pelayan/pembantu rumah tangga
• Pecandu narkoba
• Traumatis cinta, sakit hati ditinggal pacar dalam kondisi tidak perawan
• Adanya kebutuhan seks yang normal akan tetapi tidak dapat dipuaskan oleh pihak suami, misalnya karena impotensi
Masalah yang Timbul dari PSK
• Penyakit menular seksual (PMS), seperti gonore, HIV/AIDS, sifilis dan klamidia.
• Timbul kehamilan yang pada umumnya tidak diinginkan
• Timbul kekerasan
• Menggangu ketenangan lingkungan tempat tinggal
Penanggulangan Prostitusi
Preventif
Represif dan Kuratif
Narkotika Dan Obat-obatan (Drug Abuse)
Narkoba (narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif berbahaya lainnya) adalah bahan/zat yang jika dimasukkan dalam tubuh manusia, baik secara oral / diminum, dihirup, maupun disuntikan dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, serta perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis.
Jenis-jenis Narkoba
Narkotika
Psikotropika
Bahan adiktif
Efek yang Ditimbulkan dari Narkoba
Depresan
Stimulan
Halusinogen
Dampak penyalahgunaan
fisik
sosialpsikis
Tujuan umum pendidikan kesehatan ialah mengubah perilaku individu/ masyarakat di bidang kesehatan (WHO (194) dalam Notoatmojo (1997))
• Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat,
• Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat
• Mendorong pengembangan dan penggunaan sarana pelayanan kesehatan yang ada secara tepat.
Wanita dipusat Rehabilitasi
• Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Narkotika, Rehabilitasi Medis adalah “suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu untuk membebaskan pecandu dari ketergantungan narkotika”.
• Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika Rehabilitasi Sosial adalah ”suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu baik fisik, mental maupun sosial agar bekas pecandu narkotika dapat kembali melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan masyarakat”.
• Menurut KEPMENKES 996/MENKES/SK/VIII/2002 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sarana Pelayanan Rehabilitasi Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAPZA. Rehabilitasi adalah ”Upaya kesehatan yang dilakukan secara utuh dan terpadu melalui pendekatan non-medis, psikologis, sosial dan religi agar pengguna NAPZA yang menderita sindroma ketergantungan dapat mencapai kemampuan fungsional seoptimal mungkin”.
• KEPMENKES 996/MENKES/SK/VIII/2002 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sarana Pelayanan Rehabilitasi Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAPZA, Sarana Pelayanan Rehabilitasi adalah ”tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan rehabilitasi penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA, berupa Kegiatan Pemulihan dan Pengembangan secara terpadu baik fisik, mental, sosial dan agama”.