hipopion
TRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. H
Umur : 56 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Kristen
Alamat : Sudiang
No. Register : 03 95 68
Suku/ Bangsa : Makassar
Tgl. Pemeriksaan : 23 Juli 2012
Dr. Pemeriksa : Dr.P
B. ANAMNESA
Keluhan Utama : Merah pada mata kiri
Anamnesa Terpimpin :
Dialami sejak 2 hari yang lalu.. Air mata berlebih (+), kotoran mata
berlebih (+),mata terasa nyeri (+), penglihatan menurun (+), demam (-) Diketahui
Riwayat menjalani operasi katarak di BKMM pada mata kiri 3 hari yang lalu.Saat
itu penglihatan pasien mulai baik dan kemudian perlahan mulai menurun 2 hari
terakhir dan operasi katarak pada mata kanan 1 bulan yang lalu dan tidak ada
1
keluhan hingga sekarang. Riwayat trauma (-), Riwayat keluhan yang sama dalam
keluarga (-).Riwayat sinusitis (-). Riwayat diabetes melitus disangkal. Riwayat
hipertensi (-), Riwayat ISPA disangkal.
TANDA VITAL
TD : 140/90
N : 80 x/ i
P : 18x/ i
S : 36, 6 º C
C. PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI
1. INSPEKSI
OD OS
1. Palpebra Udem (-) Udem (+) di palpebra
inferior
2. Apparatus lakrimalis Lakrimasi (-) Lakrimasi (+)
3. Silia Normal Normal
4. Konjungtiva Hiperemis (-), injeksi
konjungtiva (-)
Hiperemis (-), Injeksio
konjungtiva (+)
Injeksio perikornea (+)
5. Bola Mata Normal Normal
2
6. Mekanisme Muskular
- OD
- OS
7. Kornea Jernih Udem
8. Bilik Mata Depan Normal Hipopion 1/6 BMD
9. Iris Coklat,kripte (+) Coklat,kripte (+)
10. Pupil Bulat,sentral Bulat,sentral
11. Lensa IOL (+) IOL (+)
Gambar 1.
3
PALPASI
OD OS
Tensi okuler Tn Tn
b. Nyeri tekan (-) (+)
c. Massa tumor (-) (-)
d.Gland.Pre-aurikuler Pembesaran (-) Pembesaran (-)
TONOMETRI : Tidak dilakukan pemeriksaan.
VISUS : VOD = 20/ 200 VOS = 1/60
CAMPUS VISUAL : Tidak dilakukan pemeriksaan.
COLOUR SENSE : Tidak dilakukan pemeriksaan
LIGHT SENSE : Tidak dilakukan pemeriksaan.
PENYINARAN OBLIK
OD OS
Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (+), Injeksio
konjungtiva (+),Injeksio
4
Kornea
BMD
Iris
Pupil
Lensa
Jernih
Normal
Coklat, kripte (+)
Bulat, sentral, RC (+)
IOL (+)
perikornea (+)
Udem
Hipopion (+), 1/6 BMD,
Coklat, kripte (+)
Bulat, sentral, RC (+)
IOL (+)
DIAFANOSKOPI : Tidak dilakukan pemeriksaan
OFTALMOSKOPI : Tidak dilakukan pemeriksaan
SLIT LAMP :
SLOD : Konjungtiva hiperemis (-), kornea jernih, bilik mata depan normal, iris
coklat, kripte (+), pupil bulat sentral, RC (+), lensa IOL (+)
SLOS : Palpebra udem, konjungtiva hiperemis (+), injeksio konjungtiva (+),
injeksio perikornea (+), kornea udem (+), flouresens (-), bilik mata depan
Hipopion (+)1/6 BMD, iris coklat, kripte (+), pupil bulat, sentral, RC(+),
lensa IOL (+).
D. LABORATORIUM : GDS : 141
HB : 9,8
5
E. RESUME ;
Seorang perempuan umur 56 tahun, datang ke BKMM dengan keluhan
mata merah pada mata kiri nya di alami sejak ± 2 hari yang lalu. mata merah (+),
nyeri (+), air mata berlebih (+).penurunan penglihatan (+). Didapatkan riwayat
operasi katarak pada mata kiri 3 hari yang lalu.
Dari pemeriksaan oftalmologi di dapatkan : inspeksi OS tampak adanya
edema pada palpebra inferior, lakrimasi (+), konjungtiva hiperemis (+),bilik mata
depan Hipopion (+), 1/6 BMD, lensa IOL (+).Pada palpasi OS ditemukan adanya
nyeri tekan. Pada pemeriksaan visus di dapatkan VOS 1/60. Pada pemeriksaan slit
lamp, didapatkan palpebra inferior udem, konjungtiva hiperemis (+).SLOS :
palpebra udem, konjungtiva hiperemis (+), injeksio konjungtiva (+), injeksio
perikornea (+), kornea udem , flouresens (-),bilik mata depan Hipopion (+), 1/6
BMD,, iris coklat, kripte (+), pupil bulat, sentral, RC(+), lensa IOL (+).
F. DIAGNOSIS :
OS Endoftalmitis e.c Post Operasi
OD Pseudofakia
6
G. PENATALAKSANAAN :
P Pred ED 6x1 tts OS
Levocin ED 6x1 tts OS
Cendi lyteers ED 1 tts per jam OS
Cendo Atropin 1 tts OS
Cefadroxil 2x 500mg
Methylprednisolon 16 mg 3x4
H. DISKUSI
Endoftalmitis atau abses korpus vitreus adalah peradangan berat dalam bola
mata, biasanya akibat trauma atau bedah, atau endogen akibat sepsis. Berbentuk
radang supuratif dalam bola mata, dan akan mengakibatkan abses di badan kaca.
Endoftalmitis eksogen terjadi akibat trauma tembus atau infeksi sekunder pada
tindakan pembedahan yang membuka bola mata. Endoftalmitis endogen akibat
penyebaran bakteri, jamur atau parasit dari fokus infeksi dalam tubuh. Peradangan
oleh bakteri memberikan gambaran berupa rasa sakit yang sangat, kelopak mata
merah dan bengkak, bilik mata depan keruh, kadang disertai hipopion. Di dalam
badan kaca dapat ditemukan massa putih abu-abu hippion ringan dan bentuk abses
satelit di dalam badan kaca.
7
Endoftalmitis dapat diklasifikasikan menurut cara masuknya:
a. Endoftalmitis endogen diakibatkan penyebaran bakteri dari tempat lain di
tubuh kita melalui aliran darah. Utamanya jamur. Factor predisposisi yang lazim
yaitu status imunokompromais, septikimia atau IV drug abuse.
b. Endoftalmitis eksogen dapat terjadi akibat trauma tembus atau infeksi pada
tindakan pembedahan yang membuka bola mata. Endoftalmitis endogen sangat
jarang, hanya 2-15% dari seluruh endoftalmitis. Utamanya bakteri.
Pada kasus ini, penyebab yang dicurigai adalah endoftalmitis eksogen yang
disebabkan pada tindakan pembedahan atas dasar pada anamnesis didapatkan
riwayat post operasi katarak. Endoftalmitis post operasi dapat terjadi pada setiap
operasi inra okuler. Terjadinya dan beratnya infeksi dipengaruhi oleh faktor-faktor
berikut ini : virulensi kuman, dan jalan masuk inoculum, ada tidaknya faktor
risiko yang mengganggu mekanisme pertahanan host,seta respon imun dan
inflamasi alamiah dari host.
Penderita ini didiagnosis sebagai endoftalmitis OD karena menunjukkan adanya
peradangan yang berat pada jaringan intraokuler dan adanya riwayat mengalami
pembedahan pada mata yang dapat menyebabkan masuknya kuman ke dalam
mata.
Diagnosis OS endoftalmitis e.c post operasi katarak pada pasien ini ditegakkan
berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisis. Dari anamnesa di dapatkan keluhan
utama berupa mata kiri merah dan nyeri di alami sejak 2 hari yang lalu sebelum
8
datang ke poliklinik mata BKMM. Gejala nyeri dirasakan disebabkan karena
kornea memiliki banyak serabut saraf nyeri sehingga setiap lesi pada kornea baik
superficial maupun profunda akan memberikan rasa sakit, dan rasa sakit ini di
perhebat oleh adanya gesekan palpebra pada kornea, selain itu adanya edema
palpebra dapat mencetuskan rasa sakit pada pemberian tekanan. Kasus
endoftalmitis banyak terjadi akibat pascaoperasi. Pada panoftalmitis biasanya
adanya demam, sakit yang sangat hebat, visus nol. Sedangkan pada selulitis orbita
biasanya terjadi pada anak-anak, infeksi berasal dari sinusitis, juga ditemukan
kemosis pada konjungtiva.
Pada pemeriksaan visus didaptkan VOS 1/60, dimana terjadi penurunan
visus, disebabkan karena kornea yang merupakan salah satu media refrakta
mengalami edema sehingga mengalami perubahan kurvatura. Pada pemeriksaan
slitlamp, didapatkan SLOS : palpebra udem, konjungtiva hiperemis (+), kornea
udem, bilik mata depan hipopion 1/8 BMD, iris coklat, kripte (+), pupil bulat,
sentral, RC(+), lensa IOL (+), dari hasil pemeriksaan ini baik anamnesa maupun
pemeriksaan fisis tidak ditemukan adanya tanda-tanda perforasi pada organ bola
mata. Maka pasien ini di diagnose dengan Endoftalmitis e.c post operasi.
9