hijaukan kembali s - ftp.unpad.ac.id · suai dengan peruntukan seba-gai ruang terbuka hijau dan...

1
34 | JUMAT, 30 JULI 2010 | MEDIA INDONESIA Fokus GELORA BUNG KARNO: Warga Jakarta berolahraga di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (28/7). Setiap Sabtu dan Minggu, kawasan ini menjadi arena olahraga warga. MI/PANCA SYURKANI A REA Taman Ria Senayan sontak menjadi perhatian publik karena akan dialihfungsikan menjadi pusat perbelanjaan dan hiburan. Rencana alih fungsi itu ditentang banyak pihak karena akan mengurangi ruang ter- buka hijau dan mengganggu kepentingan publik serta fungsi ekologis. Apalagi Peme- rintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah menetapkannya sebagai kawasan terbuka hijau. Taman Ria Senayan seluas 11,16 hektare be- rada di Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Senayan. Pusat Pengelolaan Kompleks GBK menguasai 71,24 hektare lahan yang dikerjasa- makan dengan pihak badan usaha. Lahan Taman Ria itu termasuk di dalamnya. Kondisi terkini area Taman Ria telah diratakan sebagai persiapan untuk pembangunan mal dan pusat hiburan. Sekelilingnya dipagari asbes putih. Tadinya aktivitas persiapan lahan berlang- sung dengan mengoperasikan sejumlah alat berat. Belakangan aktivitas itu terhenti karena DPR RI, termasuk Ketua DPR RI Marzuki Alie, mendesak agar pembangunannya dihentikan. Fungsi kawasan Senayan harus dikembalikan sepenuhnya se- suai dengan peruntukan seba- gai ruang terbuka hijau dan harus tetap menjadi lahan milik negara. Marzuki berjanji berupaya maksimal agar lahan milik negara dikembalikan sesuai de- ngan peruntukan. “Ada rencana Pemprov DKI yang selama ini menguasai tanah Taman Ria Senayan untuk menjadikan lahan itu mal atau town square. Kami keberatan dan meng- inginkan kawasan Senayan menjadi kawasan ramah lingkungan dan terhindar dari kema- cetan,” tukasnya. Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo menuruti kemauan DPR dengan memerintahkan jajarannya menyegel area tersebut agar pembangunan dihen- tikan karena tidak sesuai dengan peruntukan. Dinas Penertiban dan Pengawasan Bangunan (P2B) DKI resmi menyegel konstruksi fondasi pembangunan mal tersebut, kemarin. Kewenan- gan Gubernur DKI selaku penguasa wilayah telah dilaksanakan. Kini bola kembali di tangan DPR, MPR, dan DPD RI. Apakah rencana pembangunan mal bisa ber- lanjut atau tidak, menurut Foke, sapaan Fauzi Bowo, tergantung keputusan DPR, MPR, dan DPD RI. “Kami mengakomodasi keinginan para politisi yang ingin menyatukan kompleks Taman Ria Senayan menjadi bagian dari Kompleks Gedung Parlemen,” ujarnya. Kronologi Kompleks GBK Senayan dibebaskan Pelak- sana Perang Pusat di Jakarta pada era pemerin- tahan Soekarno. Area sekarang menjadi tiga bagian, meliputi kawasan olahraga 147,43 hek- tare, kawasan pemerintahan 60,41 hektare, dan kawasan kerja sama dengan badan usaha 71,24 hektare. Awalnya kawasan asri nan hijau itu memang dimaksudkan untuk pusat olahraga dan taman kota sebagai ruang terbuka hijau. Sejak 1963 hingga 1975, Kompleks GBK dipadati berbagai bangunan pemerintah, yakni TVRI (1963), Kom- pleks Gedung Parlemen (1965), Kementerian Pendidikan Nasional (1970), Kementerian Kehu- tanan (1981), dan SMU 24 (1975). Namun, ruang terbuka hijau masih terpelihara. Ruang terbuka hijau mulai terancam sejak Sekretariat Negara dan Pusat Pengelolaan Kom- pleks GBK Senayan menyerahkan hak pengelo- laan sekitar 71,24 hektare yang berada di Senayan kepada mitra badan usaha. Pusat Pengelolaan GBK menyerahkan penge- lolaan lahan kepada 19 perusahaan, termasuk PT Ariobimo Laguna Perkasa (ALP), yang men- gelola Taman Ria (kronologi lihat gras). Adapun Taman Ria Senayan berlokasi di Jalan Gerbang Pemuda, Senayan. Taman itu pada 1970 hingga 1990-an dikenal sebagai Taman Ria Remaja yang menyediakan berbagai jenis per- mainan dan hiburan. Pada 2008, PT ALP bekerja sama dengan Lippo Group hendak mengalihfungsikan Taman Ria menjadi mal dan pusat hiburan dengan masa konstruksi dua tahun. Hingga berakhir masa konstruksi Juli 2010, pihak PT ALP tidak meram- pungkan pembangunan karena terkendala izin mendirikan bangunan (IMB) dan analisis menge- nai dampak lingkungan hidup (amdal). Menurut rencana, PT ALP mendirikan tujuh bangunan di areal seluas 48.863 meter persegi. Bangunan pertama setinggi dua lantai sebagai pusat pertokoan. Gedung kedua setinggi tiga lantai untuk pertokoan dan bioskop. Bangunan ketiga, keempat, dan kelima juga buat pusat pertokoan. Sisanya dimanfaatkan sebagai areal parkir. Semuanya menghadap Jl Gerbang Pemuda. “Posisi gedung tidak boleh ke arah Jl Gatot Soe- broto karena peruntukan Jl Gatot Soebroto sebagai ruang terbuka hijau,” papar Kepala Dinas Pe- nataan dan Pengawasan Ba- ngunan (P2B) DKI Jakarta Hari Sasongko mengutip permo- honan amdal PT ALP. Permohonan tersebut kandas karena ditentang masyarakat. Pemprov DKI menolak mem- berikan izin atas desakan berba- gai pihak, termasuk DPR RI. “Pihak PT Ariobimo sudah me- ngajukan permohonan izin, tapi tidak diproses, ditunda dulu karena ada desakan agar peruntu- kan area tersebut diubah,” tambah Sasongko, Selasa (27/7). Menambah padat Menurut Hari, amdal pembangunan mal dan pusat hiburan di Taman Ria Senayan juga di- tunda karena area tersebut termasuk ruang ter- buka hijau. “Saya kira amdalnya pun akan di- tunda kalau tidak sesuai dengan peruntukan,” lanjutnya. Sebenarnya pembangunan pusat perbelanjaan dan hiburan di Kompleks GBK akan menambah padat kompleks Senayan karena di sana sudah terdapat lima mal berkelas, yaitu Ratu Plaza, Mall FX, Plaza Senayan, Senayan City, serta Senayan Trade Center. Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Berry Nahdian Furqon mengingatkan pemerintah DKI tidak sekadar menunda proses alih fungsi, tapi harus memastikan bahwa Taman Ria Senayan tetap menjadi ruang terbuka hijau. “Pemerintah DKI harus konsisten menyedia- kan ruang terbuka hijau seluas 30% dari total daerah sesuai dengan ketentuan undang-un- dang. Senayan harus dikembalikan ke fungsinya sebagai ruang terbuka hijau,” ujarnya. Walhi mengancam akan melakukan gugatan hukum terhadap pemerintah DKI jika mengalih- fungsikan Taman Ria Senayan. Pasalnya, untuk posisi saat ini, ruang terbuka hijau DKI Jakarta masih kurang. “Perda DKI yang mengatur ruang terbuka hijau 13% harus direvisi karena tak se- suai dengan undang-undang,” tegasnya. Anggota Komisi VII DPR RI membidangi lingkungan hidup Effendi Simbolon mendukung langkah Pemprov DKI menyegel pembangunan Taman Ria. Keputusan penyegelan itu, menurut Effendi, hendaknya dibuat permanen. ‘’Penye- gelan itu kan hanya bersifat sementara. Proyek semacam itu biasanya akan dilanjutkan jika keadaan mereda. Pemerintah kita kan bandel, kayak bonek,” ujarnya. (Ssr/FD/*/J-1) [email protected] HIJAUKAN KEMBALI S Dinas Penertiban dan Pengawasan Bangunan DKI resmi menyegel konstruksi fondasi pembangunan Mal Taman Ria Senayan. Bisnis Gemerlap, Kontri SELAMAT Datang di Gelora Bung Karno (GBK). Rangkaian huruf pada gapura Jalan Pintu 1 Senayan menun- jukkan kemegahan kawasan tersebut. Gedung-gedung pencakar langit berdi- ri angkuh, diselingi bangunan modern yang mencerminkan peliknya gaya hidup masyarakat Ibu Kota. Hotel, pusat perbelanjaan, gedung perkantoran serta fasilitas olahraga, berjejer tidak henti. Meski mal di Senayan terkesan glamor, pusat perbe- lanjaan itu tak pernah lengang dari pengunjung. Untuk secangkir kopi di Plaza Senayan dihargai Rp40 ribu atau 20 kali lipat jika dibandingkan dengan harga warung kopi. Bahkan segelas espresso (kopi pekat) di Hotel Mulia mencapai Rp60 ribu. Ketua Asosiasi Pusat Belanja Indone- sia (APBI) Stefanus Ridwan mengingat- kan mal di Senayan memiliki nilai plus tersendiri, yaitu berada di jantung kota dikelilingi perkantoran dan apartemen mewah. “Mal di daerah Senayan me- mang diperuntukkan bagi kelas atas, yaitu kalangan eksekutif alias orang kantoran, pengusaha, maupun pen- duduk yang tinggal di apartemen se- hingga pagi atau malam, mal tetap ra- mai,” tuturnya, kemarin. Menurutnya, mal di daerah Senayan berpeluang menangguk omzet yang tidak sedikit. “Omzet mal kan bisa dilihat dari karakter serta kemampuan penduduk- sekitar. Kalau kemampuan ekonomi tinggi, omzet juga tinggi. Namun, mal yang terletak di jantung konsentrasi massa seperti Blok M Plaza lebih ber- peluang meraih keuntungan paling banyak,” papar Stefanus. Harga sewa kios di mal-mal kawasan Senayan berkisar antara US$20-US$50 per meter persegi per bulan. Wajarlah barang-barang yang dijajakan juga lebih mahal daripada pusat perbelan- jaan lainnya di Jakarta. Lihat saja harga produk-produk im- por yang dipajang di Plaza Senayan, Senayan City, Ratu Plaza, STC Senayan, atau Mal FX. Namun, me- ngapa mal-mal atau hotel yang berdiri di atas tanah negara itu hanya mem- berikan kontribusi kecil? Kontribusi Plaza Senayan, misalnya, sejak 2005 hanya Rp4 miliar per tahun kepada Pusat Pengelolaan GBK. (se- lengkapnya lihat gras). Pusat Pengelolaan GBK mencatat realisasi pendapatan 2009 dari seluruh kontribusi pihak perusahaan yang melakukan kerja sama BOT (build, oper- ate, transfer ) hanya Rp47,69 miliar. Bahkan total realisasi pendapatan Pusat Peng layan jasa g pend sama Pen nilai Rp50 lanja GBK nya h kin) m Feng Kaw masu paka fengs Tama energ “D kehid Kennorton Hutasoit Fauzi Bowo Gubernur DKI DIBONGKAR: Kondisi lahan bekas Taman Ria Senayan, Jakarta, Senin (19/7). MI/ROMMY PUJIANTO

Upload: dokhuong

Post on 12-Aug-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HIJAUKAN KEMBALI S - ftp.unpad.ac.id · suai dengan peruntukan seba-gai ruang terbuka hijau dan harus tetap menjadi lahan milik negara. Marzuki berjanji berupaya maksimal agar lahan

34 | JUMAT, 30 JULI 2010 | MEDIA INDONESIA Fokus

GELORA BUNG KARNO: Warga Jakarta berolahraga di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (28/7). Setiap Sabtu dan Minggu, kawasan ini menjadi arena olahraga warga.

MI/PANCA SYURKANI

AREA Taman Ria Senayan sontak menjadi perhatian publik karena akan dialihfungsikan menjadi pusat perbelanjaan dan hiburan.

Rencana alih fungsi itu ditentang banyak pihak karena akan mengurangi ruang ter-buka hijau dan mengganggu kepentingan publik serta fungsi ekologis. Apalagi Peme-rintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah menetapkannya sebagai kawasan terbuka hijau.

Taman Ria Senayan seluas 11,16 hektare be-rada di Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Senayan. Pusat Pengelolaan Kompleks GBK menguasai 71,24 hektare lahan yang dikerjasa-makan dengan pihak badan usaha. Lahan Taman Ria itu termasuk di dalamnya.

Kondisi terkini area Taman Ria telah diratakan sebagai persiapan untuk pembangunan mal dan pusat hiburan. Sekelilingnya dipagari asbes putih. Tadinya aktivitas persiapan lahan berlang-sung dengan mengoperasikan sejumlah alat berat.

Belakangan aktivitas itu terhenti karena DPR RI, termasuk Ketua DPR RI Marzuki Alie, mendesak agar pembangunannya dihentikan. Fungsi kawasan Senayan harus dikembalikan sepenuhnya se-suai dengan peruntukan seba-gai ruang terbuka hijau dan harus tetap menjadi lahan milik negara.

Marzuki berjanji berupaya maksimal agar lahan milik negara dikembalikan sesuai de-ngan peruntukan. “Ada rencana Pemprov DKI yang selama ini menguasai tanah Taman Ria Senayan untuk menjadikan lahan itu mal atau town square. Kami keberatan dan meng-inginkan kawasan Senayan menjadi kawasan ramah lingkungan dan terhindar dari kema-cetan,” tukasnya.

Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo menuruti kemauan DPR dengan memerintahkan jajarannya menyegel area tersebut agar pembangunan dihen-tikan karena tidak sesuai dengan peruntukan.

Dinas Penertiban dan Pengawasan Bangunan (P2B) DKI resmi menyegel konstruksi fondasi pembangunan mal tersebut, kemarin. Kewenan-gan Gubernur DKI selaku penguasa wilayah telah dilaksanakan. Kini bola kembali di tangan DPR, MPR, dan DPD RI.

Apakah rencana pembangunan mal bisa ber-lanjut atau tidak, menurut Foke, sapaan Fauzi Bowo, tergantung keputusan DPR, MPR, dan DPD RI. “Kami mengakomodasi keinginan para politisi yang ingin menyatukan kompleks Taman Ria Senayan menjadi bagian dari Kompleks Gedung Parlemen,” ujarnya.

KronologiKompleks GBK Senayan dibebaskan Pelak-

sana Perang Pusat di Jakarta pada era pemerin-tahan Soekarno. Area sekarang menjadi tiga bagian, meliputi kawasan olahraga 147,43 hek-tare, kawasan pemerintahan 60,41 hektare, dan kawasan kerja sama dengan badan usaha 71,24 hektare.

Awalnya kawasan asri nan hijau itu memang dimaksudkan untuk pusat olahraga dan taman kota sebagai ruang terbuka hijau. Sejak 1963 hingga 1975, Kompleks GBK dipadati berbagai bangunan pemerintah, yakni TVRI (1963), Kom-pleks Gedung Parlemen (1965), Kementerian Pendidikan Nasional (1970), Kementerian Kehu-tanan (1981), dan SMU 24 (1975). Namun, ruang terbuka hijau masih terpelihara.

Ruang terbuka hijau mulai terancam sejak Sekretariat Negara dan Pusat Pengelolaan Kom-pleks GBK Senayan menyerahkan hak pengelo-laan sekitar 71,24 hektare yang berada di Senayan kepada mitra badan usaha.

Pusat Pengelolaan GBK menyerahkan penge-lolaan lahan kepada 19 perusahaan, termasuk PT Ariobimo Laguna Perkasa (ALP), yang men-gelola Taman Ria (kronologi lihat grafi s).

Adapun Taman Ria Senayan berlokasi di Jalan Gerbang Pemuda, Senayan. Taman itu pada 1970 hingga 1990-an dikenal sebagai Taman Ria Remaja yang menyediakan berbagai jenis per-mainan dan hiburan.

Pada 2008, PT ALP bekerja sama dengan Lippo Group hendak mengalihfungsikan Taman Ria menjadi mal dan pusat hiburan dengan masa konstruksi dua tahun. Hingga berakhir masa konstruksi Juli 2010, pihak PT ALP tidak meram-pungkan pembangunan karena terkendala izin mendirikan bangunan (IMB) dan analisis menge-nai dampak lingkungan hidup (amdal).

Menurut rencana, PT ALP mendirikan tujuh bangunan di areal seluas 48.863 meter persegi. Bangunan pertama setinggi dua lantai sebagai pusat pertokoan. Gedung kedua setinggi tiga lantai untuk pertokoan dan bioskop. Bangunan ketiga, keempat, dan kelima juga buat pusat pertokoan. Sisanya dimanfaatkan sebagai areal parkir.

Semuanya menghadap Jl Gerbang Pemuda. “Posisi gedung tidak boleh ke arah Jl Gatot Soe-

broto karena peruntukan Jl Gatot Soebroto sebagai ruang terbuka hijau,” papar Kepala Dinas Pe-nataan dan Pengawasan Ba-ngunan (P2B) DKI Jakarta Hari Sasongko mengutip permo-honan amdal PT ALP.

Permohonan tersebut kandas karena ditentang masyarakat. Pemprov DKI menolak mem-berikan izin atas desakan berba-gai pihak, termasuk DPR RI. “Pihak PT Ariobimo sudah me-

ngajukan permohonan izin, tapi tidak diproses, ditunda dulu karena ada desakan agar peruntu-kan area tersebut diubah,” tambah Sasongko, Selasa (27/7).

Menambah padat Menurut Hari, amdal pembangunan mal dan

pusat hiburan di Taman Ria Senayan juga di-tunda karena area tersebut termasuk ruang ter-buka hijau. “Saya kira amdalnya pun akan di-tunda kalau tidak sesuai dengan peruntukan,” lanjutnya.

Sebenarnya pembangunan pusat perbelanjaan dan hiburan di Kompleks GBK akan menambah padat kompleks Senayan karena di sana sudah terdapat lima mal berkelas, yaitu Ratu Plaza, Mall FX, Plaza Senayan, Senayan City, serta Senayan Trade Center.

Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Berry Nahdian Furqon mengingatkan pemerintah DKI tidak sekadar menunda proses alih fungsi, tapi harus memastikan bahwa Taman Ria Senayan tetap menjadi ruang terbuka hijau.

“Pemerintah DKI harus konsisten menyedia-kan ruang terbuka hijau seluas 30% dari total daerah sesuai dengan ketentuan undang-un-dang. Senayan harus dikembalikan ke fungsinya sebagai ruang terbuka hijau,” ujarnya.

Walhi mengancam akan melakukan gugatan hukum terhadap pemerintah DKI jika mengalih-fungsikan Taman Ria Senayan. Pasalnya, untuk posisi saat ini, ruang terbuka hijau DKI Jakarta masih kurang. “Perda DKI yang mengatur ruang terbuka hijau 13% harus direvisi karena tak se-suai dengan undang-undang,” tegasnya.

Anggota Komisi VII DPR RI membidangi lingkungan hidup Effendi Simbolon mendukung langkah Pemprov DKI menyegel pembangunan Taman Ria. Keputusan penyegelan itu, menurut Effendi, hendaknya dibuat permanen. ‘’Penye-gelan itu kan hanya bersifat sementara. Proyek semacam itu biasanya akan dilanjutkan jika keadaan mereda. Pemerintah kita kan bandel, kayak bonek,” ujarnya. (Ssr/FD/*/J-1)

[email protected]

HIJAUKAN KEMBALI SDinas Penertiban dan Pengawasan Bangunan DKI resmi

menyegel konstruksi fondasi pembangunan Mal Taman Ria Senayan.

Bisnis Gemerlap, KontriSELAMAT Datang di Gelora Bung Karno (GBK). Rangkaian huruf pada gapura Jalan Pintu 1 Senayan menun-jukkan kemegahan kawasan tersebut. Gedung-gedung pencakar langit berdi-ri angkuh, diselingi bangunan modern yang mencerminkan peliknya gaya hidup masyarakat Ibu Kota.

Hotel, pusat perbelanjaan, gedung perkantoran serta fasilitas olahraga, berjejer tidak henti. Meski mal di Senayan terkesan glamor, pusat perbe-lanjaan itu tak pernah lengang dari pengunjung.

Untuk secangkir kopi di Plaza Senayan dihargai Rp40 ribu atau 20 kali lipat jika dibandingkan dengan harga warung kopi. Bahkan segelas espresso (kopi pekat) di Hotel Mulia mencapai Rp60 ribu.

Ketua Asosiasi Pusat Belanja Indone-sia (APBI) Stefanus Ridwan mengingat-

kan mal di Senayan memiliki nilai plus tersendiri, yaitu berada di jantung kota dikelilingi perkantoran dan apartemen mewah. “Mal di daerah Senayan me-mang diperuntukkan bagi kelas atas, yaitu kalangan eksekutif alias orang kantoran, pengusaha, maupun pen-duduk yang tinggal di apartemen se-hingga pagi atau malam, mal tetap ra-mai,” tuturnya, kemarin.

Menurutnya, mal di daerah Senayan berpeluang menangguk omzet yang tidak sedikit.

“Omzet mal kan bisa dilihat dari karakter serta kemampuan penduduk-sekitar. Kalau kemampuan ekonomi tinggi, omzet juga tinggi. Namun, mal yang terletak di jantung konsentrasi massa seperti Blok M Plaza lebih ber-peluang meraih keuntungan paling banyak,” papar Stefanus.

Harga sewa kios di mal-mal kawasan

Senayan berkisar antara US$20-US$50 per meter persegi per bulan. Wajarlah barang-barang yang dijajakan juga lebih mahal daripada pusat perbelan-jaan lainnya di Jakarta.

Lihat saja harga produk-produk im-por yang dipajang di Plaza Senayan,

Senayan City, Ratu Plaza, STC Senayan, atau Mal FX. Namun, me-ngapa mal-mal atau hotel yang berdiri di atas tanah negara itu hanya mem-berikan kontribusi kecil?

Kontribusi Plaza Senayan, misalnya, sejak 2005 hanya Rp4 miliar per tahun kepada Pusat Pengelolaan GBK. (se-lengkapnya lihat grafi s).

Pusat Pengelolaan GBK mencatat realisasi pendapatan 2009 dari seluruh kontribusi pihak perusahaan yang melakukan kerja sama BOT (build, oper-ate, transfer) hanya Rp47,69 miliar. Bahkan total realisasi pendapatan Pusat

Penglayanjasa gpendsama

Pennilai Rp50lanja GBK nya hkin) m

FengKaw

masupakafengsTamaenerg

“Dkehid

Kennorton Hutasoit

Fauzi BowoGubernur DKI

DIBONGKAR: Kondisi lahan bekas Taman Ria Senayan, Jakarta, Senin (19/7).

MI/ROMMY PUJIANTO