hhhh 2.docx

Upload: muthiazalia

Post on 10-Jan-2016

312 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 5

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANSOSIO-CULTURAL CENTER SEBAGAI DESTINASI WISATA DENGAN PENDEKATAN LOCAL WISDOM DI BANDAR LAMPUNG

OLEH:FIDA HASNA KARIMAH AULYAI0212036

DOSEN PEMBIMBINGIr. HADI SETIAWAN, M.T.Ir. MADE SUASTIKA, M.T., M.M.

PRODI ARSITEKTURJURUSAN ARSITEKTURFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS SEBELAS MARET2015

BAB 1PENDAHULUANSOSIO-CULTURAL CENTER SEBAGAI DESTINASI WISATA DENGAN PENDEKATAN LOCAL WISDOM DI BANDAR LAMPUNG

1.1 LATAR BELAKANGDaerah Lampung merupakan daerah transmigrasi sejak masa penjajahan Belanda, sehingga penduduk pendatang merupakan mayoritas. Lampung memiliki penduduk yang hetereogen yang datang dari berbagai macam suku diantaranya Semendo (sumsel), Bali, Lombok, Jawa, Minang/Padang, Batak, Sunda, Madura, Bugis, Banten, Palembang, Aceh, Makassar, warga keturunan, dan Warga asing (China, Arab). Komposisi penduduk Lampung menurut suku bangsa tahun 2000, suku Jawa berada pada urutan pertama dengan presentase 61,88 % dari total keseluruhan penduduk Lampung, sedangkan suku Lampung berada pada posisi kedua dengan presentase 11,92%, dilanjutkan dengan suku Sunda dengan 11,27%, Semendo (Sumatra Selatan) 3,55% dan sisanya suku bangsa lain seperti padang, bali, batak, dll dengan total 11,35%.[footnoteRef:1] [1: Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung tahun 2010]

Dalam transmigrasi selalu dimungkinkan adanya konflik atau benturan antara dua atau lebih kebudayaan yaitu antara penduduk asli dan penduduk pendatang. Faktor yang paling mendasar dalam konflik antar etnis di Lampung ini adalah faktor keberagaman karakteristik sistem sosial, pribadi masing-masing individu, kebutuhan, perasaan dan emosi, serta budaya konflik dan kekerasan. Kelima faktor tersebut adalah faktor yang memicu konflik yang akhirnya timbul sebagai konflik berskala besar yang melibatkan banyak pihak yang berkonflik. Dari konflik individu kemudian berkembang menjadi konflik kelompok.Pemerintah pada saat itu tidak berhasil menciptakan ruang para transmigran untuk bersosialisasi dengan penduduk asli karena mereka ditempatkan pada wilayah yang tidak ada penghuninya. Masyarakat etnis pendatang hidup hanya dengan kelompoknya sendiri, sifat yang seperti demikian menimbulkan kesan eksklusif dan menutup diri dari etnis lain. Penempatan wilayah yang tidak merata inilah yang menimbulkan konflik-konflik kesalahpahaman antar etnis diakibatkan kurangnya kominikasi antar etnis-etnis tersebut.Konflik yang terjadi dilihat dari sisi historis bertemunya kedua etnis tersebut dikarenakan adanya tidak adanya ruang antar kedua etnis untuk bersosialisasi, benturan budaya penduduk asli dan penduduk pendatang, serta kesenjangan sosial antara etnis satu dan etnis lainnya.[footnoteRef:2] [2: Anisa Utami. Studi Kasus: Konflik Suku Bali Desa Balinuraga DanSuku Lampung Desa Agom Kabupaten Lampung Selatan. 2013.]

Meski secara kultural sebenarnya kedua etnis itu memiliki kearifan lokal yang dapat diandalkan untuk menciptakan kerukunan dan mencegah konflik, tetapi dalam berbagai kasus konflik terlihat bahwa kearifan lokal itu seolah hilang.Masyarakat Lampung punya kearifan lokal berupa Piil Pesenggiri (Piil), yang di dalamnya terkait soal kehormatan diri yang muncul karena kemampuan mengolah kedewasaan berpikir dan berperilaku. Di sini kemampuan hidup berdampingan dengan berbagai kalangan, termasuk pendatang, merupakan salah satu inti ajaran Piil itu. Begitu juga masyarakat Bali misalnya, dengan ajaran Bhinneka Tunggal Ika, Tatwam Asi (kamu adalah aku dan aku adalah kamu) dan Salunglung Sabayantaka, yang mengajarkan demikian dalam arti penting hidup berdampingan secara damai.Situasi di Lampung ini cerminan bahwa nilai-nilai kearifan lokal makin terpinggirkan. Setidaknya mengalami pergeseran makna. Konsep Piil, misalnya, mengalami penyempitan makna sekadar membela harga diri. Alih-alih dikaitkan keharusan kedewasaan berperilaku, masalah kehormatan diri justru jadi alasan pembenaran untuk menempuh cara apa pun sejauh itu dianggap dapat menjaga harga diri. Sementara respons dari kalangan Bali menunjukkan bahwa nilai-nilai kedamaian dan toleransi yang dianut juga tidak mampu bekerja dengan sempurna.Tentu saja, persoalan ini tidak berdiri sendirian. Dalam kasus Lampung, persoalan ini berhadapan dengan kenyataan adanya ketimpangan ekonomi, yang bagi sementara kalangan sudah makin terlihat nyata. Kaum pendatang, terutama Bali, merupakan komunitas yang cukup sejahtera, sementara etnis Lampung tidak cukup baik kondisinya sebagai tuan rumah. Di sini, persoalan klasik kecemburuan sosial antara pribumi dengan pendatang telah cukup membutakan akal sehat.Di sisi lain, dengan keberadaan etnis Lampung yang bukan merupakan etnis mayoritas di wilayah sendiri menyebabkan budaya dan kearifan lokal Lampung kurang dikenal masyarakat Lampung. Jika di daerah lain mayoritas penduduknya berbicara bahasa daerah setempat di kehidupan sehari-hari, maka tidak sama hal nya dengan di Lampung yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang dipakai secara luas untuk kehidupan sehari-hari. Budaya lokal yang mulai meluntur ini juga disebabkan tidak adanya fasilitas utama untuk mempelajari dan mengapresiasi budaya Lampung yang bisa diakses masyarakat luas.

1.2 PENGERTIAN JUDULJudul yang diambil dalam Konsep Perencanaan dan Perancangan dalam Studio Perancangan Arsitektur 5 kali ini adalah Sosio-Cultural Centre sebagai Destinasi Wisata dengan pendekatan Local Wisdom di Bandar Lampung.Definisi dari : Sosial (sosio)sosial /sosial/ a 1 berkenaan dng masyarakat: perlu adanya komunikasi -- dl usaha menunjang pembangunan ini; 2 cak suka memperhatikan kepentingan umum (suka menolong, menderma, dsb): ia sangat terkenal dan -- pula;

kesosialan /kesosialan/ n sifat-sifat kemasyarakatan (sifat suka memperhatikan umum, suka menolong, dsb): krn perasaan -- nya, beliau selalu disukai orang dl pergaulan(Sumber: http://kbbi.web.id/sosial) Kebudayaan (culture)kebudayaan /kebudayaan/n 1) hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat; 2) Antara keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yg menjadi pedoman tingkah lakunya;(Sumber: http://kbbi.web.id/kebudayaan) Pusat (centre)pusat /pusat/n 1) tempat yang letaknya di bagian tengah; 2) titik yang di tengah-tengah benar (dari bulatan bola, lingkaran, dsb; 3) pusar; 4) pokok pangkal atau yang menjadi pumpunan (berbagai-bagai urusan, hal, dsb): (Sumber: http://kbbi.web.id/pusat) Destinasi Wisatadestinasi /destinasi/ /dstinasi/ n tempat tujuan; tempat tujuan pengiriman(Sumber: http://kbbi.web.id/destinasi)wisata /wisata/ v 1) bepergian bersama-sama (untuk memperluas pengetahuan, bersenang-senang, dsb); bertamasya; 2) piknik;(Sumber: http://kbbi.web.id/wisata) Local Wisdom

Dalam pengertian kamus, kearifan lokal (local wisdom) terdiri dari dua kata: kearifan (wisdom) dan lokal (local). Dalam Kamus Inggris Indonesia John M. Echols dan Hassan Syadily, local berarti setempat, sedangkan wisdom (kearifan) sama dengan kebijaksanaan. Secara umum maka local wisdom (kearifan setempat) dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.[footnoteRef:3] [3: MK Pariwisata. Ir. Made Suastika. M.T., M.M. 27 Februari 2015.]

Kota Bandar LampungMerupakan sebuah kota, sekaligus ibu kota provinsi Lampung, Indonesia. Secara geografis, kota ini menjadi pintu gerbang utama pulau Sumatera, tepatnya kurang lebih 165 km sebelah barat laut Jakarta, memiliki andil penting dalam jalur transportasi darat dan aktivitas pendistribusian logistik dari Jawa menuju Sumatera maupun sebaliknya. Kota Bandar Lampung memiliki wilayah seluas 192,96 km. Saat ini kota Bandar Lampung merupakan pusat pendidikan dan kebudayaan serta perekonomian di provinsi Lampung.

Sumber: Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Lampung Tahun 2014Sehingga definisi dan pengertian lengkap dari Sosio-Cultural Centre sebagai Destinasi Wisata dengan pendekatan Local Wisdom di Bandar Lampung adalah tempat membina dan mengembangkan sosial dan kebudayaan serta memperluas pengetahuan dengan konsep bangunan yang mementingkan budaya dan kondisi lingkungan sekitar.

1.3 TUJUAN DAN SASARAN

TujuanMenyusun konsep perencanaan dan perancangan sebuah Sosio-Cultural Centre yang diharapkan akan dapat memberikan fasilitas dibidang kesenian dan kebudayaan yang memenuhi standar sebuah Sosio-Cultural Centre yang mengingat faktor aktivitas penggunanya dengan memperhatikan faktor kenyamanan, praktis, serta efektif sebagai sarana pendukung kegiatan yang ada di kota Bandar Lampung.

SasaranSasaran yang akan dicapai dalam menyusun konsep ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu :1) Sasaran fisik Mendapatkan konsep perencanaan Sosio-Cultural Centre yang baik , tanpa lepas dari garis konsep perencanaan dan konsep perancangannya Menentukan konsep dasar dari pengolahan site, gubahan massa dan fasade dari bangunan Sosio-Cultural Centre Menentukan konsep dasar yang efektif dan efisien dalam hal peruangan, sistem percahayaan, penghawaan, dan elemen/fasilitas ruang yang mendukung pelayanan bagi pengelola maupun user dari Sosio-Cultural Centre itu sendiri, sehingga tercipta suasana yang nyaman bagi para penghuninya Menentukan konsep dasar dari fasilitas bangunan yang sesuai dengan kebutuhan penggunaan ruang Menentukan konsep dasar dari sistem struktur dan konstruksi bangunan yang kuat dan efektif2) Sasaran non fisik Menentukan tata ruang yang nyaman dan indah yang dimaksudkan untuk menunjang kegiatan yang ada di dalam Sosio-Cultural Centre itu sendiri Menciptakan suatu wadah kegiatan yang mudah dalam hal pencapaian baik bangunan maupun ruang Menjadikan Sosio-Cultural Centre sebagai wadah penyatu antar etnis

1.4 RUMUSAN MASALAH DAN PERSOALANPermasalahanSecara umum :1. Bagaimana menciptakan wadah yang memberikan ruang untuk; interaksi antar etnis di Lampung; kebebasan antara seniman dan budayawan dalam berkreasi; dan masyarakat untuk dapat meningkatkan apresiasi terhadap seni dan budaya.Secara khusus :2. Bagaimana menciptakan fasilitas untuk menampung kegiatan-kegiatan budaya daerah, khususnya budaya Lampung di Bandar Lampung.3. Bagaimana menciptakan ruang yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan kenyamanan ruang pamer, ruang penyimpanan serta fasilitas pendukung lainnya.4. Bagaimana menciptakan wadah agar dapat menarik minat masyarakat untuk mengenal dan menghargai kebudayaan serta karya seni setempat.5. Bagaimana menciptakan wadah kesenian sebagai sarana komersial, rekreasi dan edukasi yang nyaman sehingga dapat dinikmati oleh semua kalangan.PersoalanBeberapa persoalan terkait dengan perancangan sebuah bangunan Sosio-Cultural Centre antara lain adalah :1) Pemilihan Lokasi SitePenentuan lokasi bagi Sosio-Cultural Centre menyesuaikan keberadaannya dengan fungsi kawasan yang berdasarkan peraturan dan ketetapan yang berlaku.2) Pemilihan Lokasi Site (Tapak)Penentuan lokasi menyeimbangkan bangunan Sosio-Cultural Centre dengan lingkungan sekitar sehingga tidak terjadi kesenjangan sosial masyarakat.3) Peruangan6. Bagaimana menentukan jenis kegiatan yang ada dalam kawasan Sosio-Cultural Centre beserta kegiatan pendukungnya7. Bagaimana merencanakan kebutuhan luasan ruang dari Sosio-Cultural Centre berdasarkan studi kelayakan yang sudah ada8. Bagaimana menentukan program ruang berdasarkan jenis kegiatan dan kebutuhan ruang yang menunjang dengan memperhatikan berbagai faktor kenyamanan dan keseimbangan kebutuhan9. Bagaimana pola hubungan ruang yang mampu menunjang kegiatan pengguna

4) Zonifikasi BangunanBagaimana menentukan letak (zonifikasi) bangunan secara horizontal dan vertikal sehingga membentuk teritori yang nyata.5) Pola Gubahan MassaBagaimana menentukan pola gubahan massa agar sesuai dengan kegiatan sehingga kawasan Sosio-Cultural Centre menjadi ideal.6) Tampilan BangunanBagaimana menentukan tampilan bangunan agar menjadi ciri khas dan mencerminkan bangunan Sosio-Cultural Centre dengan kultur budaya masyarakat di daerah Bandar Lampung.7) Sirkulasi dan PerparkiranBagaimana menentukan main enterance maupun side enterance yang dapat menunjang kelancaran sirkulasi dan perparkiran bagi pengguna bangunan.1.5 KONTRIBUSI DAN ATAU MANFAATDengan adanya Sosio-Cultural Centre ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran untuk hidup bermasyarakat antar etnis serta mengapresiai seni dan budaya lokal. Menjadi sebuah public space yang nyaman, fungsional dan diharapkan bisa menarik wisatawan.

1.6 SISTEMATIKA PENULISANPerumusan Konsep Penyusunan hasil analisa dalam proses bembahasan kedalam konsep perancangan Pasar Seni di Bandar Lampung yang meliputi :10. Konsep pemilihan lokasi dan site11. Konsep pengolahan tapak12. Konsep peruangan13. Konsep tata massa (horizontal plan)14. Konsep bentuk massa bangunan (vertical plan)15. Konsep struktur dan konstruksi16. Konsep utilitas17. Transformasi dari konsep ke desainDalam penyelesaian permasalahan dan persoalan menggunakan sistematika sebagai berikut yang terdiri dari beberapa bab, yang mana di setiap bab berisi subbab-subbab tertentu. BAB IPada Bab ini dijelaskan tentang latar belakang tugas mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur 5 dan latar belakang tentang pemilihan judul. BAB IIPada Bab ini dijelaskan data fisik (site, letak geografis) dan data non fisik. BAB IIIPada bab ini dijelaskan mengenai bagaimana metode dalam penyusunan konsep perencanan dan perancangan. BAB IVDalam bab ini, akan dijelaskan mengenai gambaran umum objek yang diperjelas dalan dua buah sub bab yaitu, deskripsi / gambaran perencanaan yang berisi tentang rencana untuk medesain objek yang sudah dikaji dari beberapa sumber. Dan strategi pemecahan yang berisi tentang pemecahan masalah yang timbul sehingga akan muncul sebuah solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. BAB VDalam bab ini dijelaskan mengenai konsep-konsep analisis perancangan / programatik yang meliputi pendekatan konsep penataan site, peruangan, bentuk dan tata masa, struktur dan konstruksi, serta utilitas. BAB VIDalam bab ini memaparkan mengenai Konsep Perencanaan dan Konsep Perancangan dan Trandes.

ORIGINALITASNoNama PenulisJudulTahun

1Arfison SahroniPusat Kebudayaan Buddha dengan Pendekatan Teori Singa Silpha Perkasa di Candi Muara Takus Riau 2013

2Naning Tyas AriestyPenataan dan Pengembangan Kawasan Wisata Kali Pasir sebagai Kawasan Wisata Budaya di Kota Tangerang2010

3Yusmaniar Widya APusat Kebudayaan Jepang di Jakarta2009

4Zulifar Eswin HaikalPusat Kebudayaan Betawi di Jakarta2009

5TaryonoPusat Kebudayaan Islam di Cirebon2006

6Darman Syah HiaPusat Kebudayaan Sumatra Utara di Medan sebagai Simbol Kesatuan Masyarakat2010

7Irene Sys PrihatinPusat Seni Aceh sebagai Pusat Pertunjukkan Seni dan Budaya dengan Pendekatan Arsitektur Berkelanjutan2009

8Widhi PramuhartantoPusat Studi Kebudayaan Jawa di Surakarta2012

9SudarmawanPusat Pengkajian dan Pelestarian Kebudayaan Islam di Surabaya2011

10Agus RahmantoFasilitas Budaya Alam dan Budaya di Pantai Parangtritis di Yogyakarta2007

BAB 2TINJAUAN DATA FISIK DAN NON-FISIKSOSIO-CULTURAL CENTER SEBAGAI DESTINASI WISATA DENGAN PENDEKATAN LOCAL WISDOM DI BANDAR LAMPUNG

2.1 SOSIO CULTURAL CENTRESosio-Cultural Centre atau Pusat Sosial dan Kebudayaan merupakan suatu ruang publik untuk tempat membina dan mengembangkan nilai interaksi sosial dan apresiasi kebudayaan. Adapun kategori dasar perancngan ruang public ada 4 yakni[footnoteRef:4]: [4: Ir. Edy Darmawan, M.Eng. Teori dan Kajian Ruang Publik Kota. 2006.]

Mengakomodir kebutuhan manusia Peraturan-peraturan yang dapat melindungi pengembangan kota Komunikasi terhadap aspek social ekonomi budaya agar terjalin dengan baik Tuntutan pemeliharaan

2.1.1 Pengertian SosialDefinisi sosial (social) adalah adalah segala macam perilaku manusia yang menggambarkan hubungan non-individualis. Istilah sosial ini sering digunakan dalam cabang-cabang kehidupan manusia dan masyarakat di manapun.Definisi sosial ini terkait pada hubungan-hubungan manusia dengan lingkungan masyarakat, manusia dengan manusia lainnya, manusia dengan kelompoknya, dan manusia dengan organisasi yang diikutinya. Hal ini juga berkaitan dengan istilah bahwa manusia merupakan makhluk social di muka bumi. Karena manusia tidak daoat hidup sendiri dan akan selalu membutuhkan orang lain dalam kehidupan.

2.1.2 Pengertian KebudayaanMenurut antropolog E.B Taylor, kebudayaan (culture) adalah keseluruhan yang komplek meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hokum, adat istiadat dan segala kecakapan serta kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.Kebudayaan lebih lanjut dijelaskan memiliki tiga wujud yaitu: Sebagai suatu kompleks dalam ide-ide, gagasan, nilai, norma, peraturan dll Sebagai suatu komples aktifitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat (social) Sebgai benda hasil karya manusia (fisik) (Koentjaraningrat, 1983).

2.1.3 Pusat Kebudayaana. PengertianMerupakan suatu wadah yang menjadi pokok pangkal berbagai aspek kehidupan yang menampilkan karya, gagasan atau ide dari berbagai unsur budaya suatu bangsa. Aspek tersebut meliputi adat istiadat, kesenian, bahsa, moral, hokum, kepercayaan dan ilmu pengetahuan.b. FungsiFungsi dari pusat kebudayaan adalah: Tempat untuk mempelajari aspek-aspek kebudayaan Tempat bertemu dan mendiskusikan hal yang berhubungan dengan kebudayaan Tempat mempertunjukkan kegiatan-kegiatan kebudayaan Tempat pertukaran kebudayaan Sebagai sarana bertemunya dua atau lebih kebudayaan Sebagai wadah untuk rekreasi yang bermanfaat dalam usaha pengembangan budaya.c. Kegiatan Kegiatan yang dilakukan antara lain: Mengadakan pengajaran kesenian dan bahasa Mengadakan kegiatan-kegiatan diskusi, seminar, symposium. Memproduksi, mengkoleksi material budaya berupa buku, fotografi dan lain sebagainya Survey dan risetd. Pihak yang Terlibat Pihak penyelenggara atau pengelola pusat kebudayaan Pihak budayawan atau seniman Pihak pengunjung

2.2 PARIWISATA2.2.1 Definisi PariwisataDefinisi pariwisata secara luas adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha untuk mencari keseimbangan dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.James J. Spillane (1987) mengatakan bahwa pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, dan lain-lain.Lain halnya dengan Donald E. Lundberg et al (1995) yang menyatakan bahwa pariwisata adalah konsep yang dapat dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Pariwisata adalah kegiatan dimana orang terlibat dalam perjalanan jauh dari tempat tinggal terutama untuk bisnis atau kesenangan. Pariwisata adalah bisnis dimana menyediakan barang dan jasa untuk wisatawan dan melibatkan setiap pengeluaran yang dikeluarkan oleh atau untuk pengunjung untuk perjalanannya.Pariwisata merupakan komoditas yang dibutuhkan oleh setiap individu karena aktivitas berwisata bagi seorang individu dapat meningkatkan daya kreatif, menghilangkan kejenuhan kerja, relaksasi, berbelanja, bisnis, mengetahui peninggalan bersejarah, kesehatan, dan pariwisata spiritulisme, seiring dengan meningkatnya waktu luang sebagai akibat lebih singkatnya hari kerja dan didukung oleh meningkatnya penghasilan, maka aktivitas kepariwisataan akan semakin meningkat (Wiyasa, 1997).2.2.2 Motif Perjalanan WisataPara wisatawan pun mempunyai motif untuk mengadakan perjalanan wisata. Motif-motif wisata dibagi menjadi empat kelompok (McIntosh dalam Yoeti, 2008):1. Motif fisik; Motif ini berhubungan dengan kebutuhan badaniah/fisik seperti olahrga, istirahat, kesehatan, dan sebagainya.2. Motif budaya; Motif ini adalah sifat dari wisatawan, bahwa mereka ingin mempelajari atau memahami tata cara dan kebudayaan bangsa atau daerah lain seperti kebiasaan, kehidupan sehari-hari, musik, tarian, dan sebagainya.3. Motif interpersonal; Motif ini terlahir dari keinginan wisatwan untuk bertemu dengan keluarga, teman, tetangga, atau orang-orang tertentu seperti artis atau tokoh politik.4. Motif status atau prestise; Motif ini didasari atas anggapan bahwa orang yang pernah mengunjungi tempat/daerah lain melebihi sesamanya yang tidak pernah bepergian akan menaikkan gengsi bahkan statusnya.

2.2.3 Jenis dan Macam Pariwisata Jenis-jenis pariwisata menurut Spillane (1987) adalah sebagai berikut:1. Pariwisata untuk menikmati perjalanan (Pleasure Tourism) Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar yang baru, untuk mengurangi ketegangan syarafnya, untuk menikmati keindahan alam, untuk menikmati hikayat rakyat suatu daerah, untuk menikmati hiburan, dan sebagainya.2. Pariwisata untuk rekreasi (Recreation Tourism) Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang menghendaki hari-hari libur untuk istirahat, untuk memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohani yang akan menyegarkan keletihan dan kelelahannya.3. Pariwisata untuk kebudayaan (Cultural Tourism) Jenis pariwisata ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi seperti keinginan untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset. Untuk mempelajari adat istiadat, cara hidup masyarakat negara lain, dan sebagainya.4. Pariwisata untuk urusan usaha dagang besar (Business Tourism) Dalam jenis pariwisata ini, unsur yang ditekankan adalah kesempatan yang digunakan oleh pelaku perjalanan ini yang menggunakan waktu-waktu bebasnya untuk menikmati dirinya sebagai wisatawan yang mengunjungi berbagai obyek wisata dan jenis pariwisata lain.5. Pariwisata untuk olahraga (Sports Tourism) Jenis pariwisata ini bertujuan untuk tujuan olahraga, baik hanya untuk menarik penonton olahraga dan olahragawannya sendiri serta ditujukan bagi mereka yang ingin mempraktekkannya sendiri. Pariwisata ini dapat dibagi lagi menjadi dua kategori:a. Big sports events, yaitu peristiwa-peristiwa oahraga besar seperti Olympiade Games, kejuaraan ski dunia, kejuaraan tinju dunia, dan lain-lain yang menarik perhatian bagi penonton atau penggemarnya.b. Sporting tourism of the practitioners, yaitu pariwisata olahraga bagi mereka yang ingin berlatih dan mempraktekkan sendiri seperti pendakian gunung, olahraga naik kuda, berburu, memancing dan lain-lain.6. Pariwisata untuk konvensi (Convention Tourism) Banyak negara yang tertarik dan menganggap jenis pariwisata ini dengan banyaknya hotel atau bangunan-bangunan yang khusus dilengkapi untuk menunjang convention tourism.

2.2.4 Bentuk-bentuk PariwisataSelain dipandang dari jenisnya, pariwisata dapat pula dilihat dari kriteria lain yaitu bentuk-bentuk perjalanan wisata yang dilakukan, lamanya perjalanan, dan pengaruhnya terhadap ekonomi akibat adanya perjalanan wisata tersebut. Bentuk-bentuk pariwisata ini adalah (Suwantoro, 2004):1. Wisata dari segi jumlahnya, dibedakan atas:a. Individual Tour, suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh seseorang atau sepasang suami-istri.b. Family Group Tour, suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh keluarga atau yang masih mempunyai hubungan saudara.c. Group Tour, suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh sedikitnya 10 orang dan dipimpin oleh seorang yang bertanggung jawab atas keselamatan dan kebutuhan para anggotanya.2. Wisata dari segi pengaturannya, dibedakan atas:a. Pre-arranged Tour, suatu perjalanan wisata yang telah diatur jauh hari sebelumnya, biasanya diatur oleh suatu lembaga yang mengurus perjalanan wisata yang bekerja sama dengan semua instansi yang terkait.b. Packaged Tour, suatu produk perjalanan wisata yang dijual oleh biro perjalanan wisata yang menyediakan paket-paket wisata guna memberikan kemudahan dalam melakukan perjalanan wisata.c. Coach Tour, suatu paket perjalanan wisata yang dipimpin oleh pemandu wisata, dilakukan secara rutin dan mempunyai waktu dan rute perjalanan yang telah ditetapkan.d. Special Arranged Tour, suatu perjalanan wisata yang disusun sesuai keinginan pelanggannya.e. Optional Tour, suatu perjalanan wisata tambahan yang dilakukan diluar perjanjian dan disesuaikan dengan permintaan pelanggan.3. Wisata dari segi maksud dan tujuan, dibedakan atas:a. Holiday Tour, suatu perjalanan wisata yang dilakukan dan diikuti oleh anggotanya guna berlibur dan bersenang-senang.b. Familiarization Tour, suatu perjalanan anjangsana yang bertujuan untuk lebih mengenal bidang atau daerah yang mempunyai kaitan dengan pekerjaannya.c. Educational Tour, suatu perjalanan wisata yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai bidang kerja yang dikunjunginya. Jenis wisata ini disebut juga study tour.d. Scientific tour (wisata pengetahuan) yaitu perjalanan wisata yang tujuan pokoknya adalah untuk memperoleh pengetahuan atau penyelidikan terhadap suatu bidang ilmu pengetahuan.e. Pileimage tour (wisata keagamaan) yaitu perjalanan wisata yang dimaksudkan guna melakukan ibadah keagamaan.f. Special mission tour (wisata program khusus) yaitu suatu perjalanan wisata yang dimaksudkan untuk mengisi kekosongan khusus.g. Hunting tour (wisata perburuan) yaitu kunjungan wisata untuk menyelenggarakan perburuan binatang yang diijinkan sebagai hiburan.4. Wisata dari segi penyelenggaraanya, dibedakan atas:a. Excursion (ekskursi) yaitu suatu perjalanan wisata jarak pendek yang ditempuh kurang dari 24 jam guna mengunjungi satu atau lebih objek.b. Safari tour yaitu perjalanan wisata yang diselenggarakan secara khusus dengan perlengkapan khusus yang tujuan maupun objeknya bukan merupakan objek kunjungan wisata pada umumnya.c. Cruize tour yaitu perjalanan wisata dengan menggunakan kapal pesiar mengunjungii objek wisata bahari dan objek wisata di darat tetapi menggunakan kapal pesiar.d. Youth tour (wisata remaja) yaitu kunjungan wisata yang khusus diperuntukkan bagi para remaja menurut umur yang ditetapkan.e. Marine tour (wisata bahari) yaitu suatu kunjungan ke objek wisata khususnya untuk menyaksikan keindahan lautan, wreckdiving.

2.3 ADAT ISTIADAT LAMPUNG

Dari aspek adat istiadat, masyarakat Lampung secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu Penduduk Asli Lampung dan Penduduk Pendatang. Penduduk Asli Lampung khususnya sub-suku Lampung Peminggir umumnya berdomisili di sepanjang pesisir pantai, seperti di kecamatan Penengahan, Kalianda, Katibung, Padang Cermin dan Kedondong. Penduduk sub-suku Lampung yang lain tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Lampung Selatan.

Besarnya penduduk Lampung yang berasal dari pulau Jawa dimungkinkan oleh adanya kolonisasi pada zaman penjajahan Belanda, yaitu desa Bagelen Kecamatan Gedung Tataan merupakan daerah kolonisasi pertama di Indonesia. Dan dilanjutkan dengan transmigrasi pada masa setelah kemerdekaan, di samping perpindahan penduduk secara swakarsa dan spontan.

Dalam masyarakat terdapat aneka ragamnya suku bangsa, warganya mempunyai masing-masing adat istiadat sendiri-sendiri, yang secara garis besar dapat digolongkan dalam dua kelompok yaitu kelompok penduduk asli (suku Lampung) dan kelompok penduduk pandatang (dari luar daerah Lampung). Sedangkan kelompok masyarakat adat suku asli memiliki struktur hukum adat tersendiri.

Hukum tersebut berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Kelompok-kelompok tersebut menyebar di berbagai tempat, yang secara umum dapat dibedakan dalam dua kelompok besar yaitu masyarakat Lampung yang marga-marga beradat Pemingir/Saibatin (non-pepadun) dan marga-marga yang beradat Pepadun.

Menurut Hilman Hadikusuma (1989), pada masa pemerintahan Islam di Banten sekitar tahun 1530, mereka memasuki daerah Lampung (sekarang: di daerah kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus. Ketika itu, penduduk asli masyarakat adat Lampung sudah terbagi dalam kesatuan (persekutuan Hukum Adat) yang terdiri dari: (1) Keratuan di Puncak, yang menguasai wilayah tanah Abung dan Tulang Bawang; (2) Keratuan Pemanggilan, yang menguasai wilayah tanah Krui, Ranau dan Komering; (3) Keratuan Pugung, yang menguasai wilayah tanah Pugung dan Pubian; (4) Keratuan di Balaw, menguasai wilayah tanah di sekitar Tanjungkarang dan Teluk Betung; (5) Keratuan Darah Putih, menguasai wilayah tanah di sekitar Pegunungan Raja Basa (Kalianda). Dalam perkembangannya, kemudian pada abad XVII-XVIII dari lima keratuan itu terbentuk susunan pemerintah perseketuan adat berdasar Buwai (keturunan) yang disebut Paksi (kesatuan dari Buai Inti) dan Marga (kesatuan dari bagian Buwai atau Jurai dalam bentuk Satuan Kampung (bahasa Lampung Pubian disebut Tiyuh atau Suku (Clan).

2.4 ARSITEKTUR LAMPUNG

Salah satu rumah tradiosional Lampung di Kecamatan Negeri Olok Gading, Kecamatan Telung Betung, Bandar Lampung. Sumber: dokumen pribadi

Rumah adat Lampung secara umum berbentuk panggung dan terdiri dari bagian bagian ruangan tertentu yang mempunyai sebutan dan fungsi tersendiri. Pada bagian belakang rumah biasanya terdapat bangunan yang disebut Balai, yaitu sebuah bangunan lumbung tempat penyimpanan padi. Dalam Bahasa Lampung dialek Api, rumah adat Lampung disebut dengan Lamban, Anjung dan juga Mahan, sementara dalam Bahasa Lampung dialek Nyow, rumah adat Lampung disebut dengan Nuwo. Bentuk, arsitektur, istilah, peruntukan juga bagian rumah adat Lampung secara umum berbeda antara masyarakat adat Lampung yang menganut sistem Kesaibatinan yang berdialek Api dengan masyarakat adat Lampung penganut sistem Kepenyimbangan yang sebagian besar berdialek Nyow.

Dalam masyarakat adat Lampung Saibatin, tempat kediaman bagi Saibatin Paksi/ Buway/ Marga disebut dengan Lamban Gedung atau Gedung Dalom, yang juga merupakan pusat pemerintahan adat Lampung dan lambang legitimasi adat dalam sistem Kesaibatinan. Sementara Klan dibawah Paksi/ Buway/ Marga merupakan Komunitas adat yang memiliki suatu lamban atau pusat dari klan yang merupakan lambang kesatuan yang dipimpin oleh Raja Kappung Batin dan atau Raja Jukuan. Lamban ini memiliki nama atau sebutan tertentu seperti Lamban Bandung, Lamban Keratun, Lamban Gemuttukh Agung, Lamban Gajah Minga, Lamban Margasana, Lamban Kagungan dan Lamban Bandar. Beberapa klan yang tergabung dalam Kappung Batin merupakan Tebelayakh atau bagian dari penyokong eksistensi Saibatin Paksi/ Buway/ Marga. Sementara komunitas lain yang berada diluar Kappung Batin adalah merupakan Jamma [Warga] dari Saibatin Paksi/ Buway/ Marga yang juga tergabung dalam komunitas Lamban tertentu yang disebut dengan Jukuan dan dipimpin oleh Raja Jukuan.

Lamban Dalom. Sumber: batinbudayapoerba.blogspot.com

Rumah adat tradisional Lampung yang dihuni oleh entitas Lampung yang beradat Saibatin disebut dengan Lamban atau Lamban Balak. Secara umum bagian bagian rumahnya terdiri dari beberapa bagian seperti Jan yang merupakan tangga masuk kerumah panggung, kemudian Lepau atau Bekhanda yaitu ruang terbuka pada bagian atas depan rumah, lalu dilengkapi dengan Lapang Luakh sebagai ruang tamu dan tempat bagi musyawarah adat atau Himpun, selanjutnya Lapang Lom sebagai ruang keluarga yang juga difungsikan sebagai tempat saat Himpun dan Bedua. Bilik Kebik adalah kamar utama yang diperuntukkan bagi sang empunya rumah dan Tebelayakh sebutan untuk kamar kedua. Sekhudu adalah ruangan bagian belakang yang diperuntukkan bagi ibu ibu, sementara Panggakh adalah bagian loteng rumah panggung yang biasanya dimanfaatkan sebagai tempat penyimpanan barang barang dan piranti untuk keperluan adat, barang pecah belah, juga sebagai tempat penyimpanan senjata dan benda benda pusaka. Dapokh [dapur] ada pada bagian belakang atas rumah panggung yang juga terdapat Sekelak yaitu suatu bagian ruangan tempat memasak, dan yang paling belakang adalah Gakhang, merupakan tempat untuk mencuci perabotan dapur. Bagian bawah rumah panggung disebut dengan Bah Lamban, biasanya difungsikan sebagai tempat penyimpanan hasil panen. Rumah tradisional Lampung dahulunya beratapkan ijuk, berlantaikan khesi atau bambu dan atau papan, dan terbuat dari kayu seperti klutum, bekhatteh dan belasa.

Bagi entitas Lampung yang beradat Pepadun atau yang menganut Sistem Kepenyimbangan, rumah adatnya dikenal dengan sebutan Nuwo, ada dua jenis rumah adat yaitu Nuwo Balak dan Nuwo Sesat. Nuwo Balak aslinya merupakan rumah tinggal bagi para Kepala Adat atau Penyimbang yang dalam bahasa Lampung juga disebut Balai Keratun. Bangunan ini terdiri dari beberapa bagian seperti Lawang Kuri yaitu gapura masuk, Pusiban sebagai tempat tamu melapor. Selanjutnya Ijan Geladak adalah tangga naik ke rumah, Anjung anjung merupakan serambi depan tempat menerima tamu, Serambi Tengah adalah tempat duduk anggota kerabat pria, Lapang Agung tempat kerabat wanita berkumpul. Kebik Temen atau Kebik Kerumpu merupakan kamar tidur bagi anak Penyimbang Bumi atau anak tertua, Kebik Rangek merupakan kamar tidur bagi anak Penyimbang Ratu atau anak kedua, Kebik Tengah yaitu kamar tidur untuk anak Penyimbang Batin atau anak ketiga.

Bangunan lain adalah Nuwo Sesat pada dasarnya merupakan balai pertemuan adat tempat para Perwatin pada saat mengadakan Pepung atau musyawarah adat, karenanya itu juga disebut sebagai Sesat Balai Agung. Bagian bagian dari bangunan ini adalah Ijan Geladak, tangga masuk yang dilengkapi dengan atap yang disebut Rurung Agung. Selanjutnya adalah Anjungan, yaitu serambi yang digunakan untuk pertemuan kecil, lalu Pusiban sebagai ruang tempat musyawarah resmi. Ruang Tetabuhan merupakan tempat menyimpan alat musik tradisional dan Ruang Gajah Merem sebagai tempat istirahat bagi para Penyimbang. Hal lain yang khas di rumah sesat ini adalah hiasan paying payung besar di atapnya [Rurung Agung] yang berwarna putih, kuning, dan merah yang melambangkan tingkat Kepenyimbangan bagi masyarakat adat Lampung Pepadun.

2.5 PIIL PESENGGIRI KEARIFAN LOKAL LAMPUNGKearifan lokal Lampung yang khas mengandung nilai budaya luhur adalah Piil Pesenggiri. Piil Pesenggiri ini mengandung pandangan hidup masyarakat yang diletakkan sebagai pedoman dalam tata pergaulan untuk memelihara kerukunan, kesejahteraan dan keadilan. Piil Pesenggiri merupakan harga diri yang berkaitan dengan perasaan kompetensi dan nilai pribadi, atau merupakan perpaduan antara kepercayaan dan penghormatan diri. Seseorang yang memiliki Piil Pesenggiri yang kuat, berarti mempunyai perasaan penuh keyakinan, penuh tanggungjawab, kompeten dan sanggup mengatasi masalah-masalah kehidupan.Etos dan semangat kelampungan (spirit of Lampung) piil pesenggiri itu mendorong orang untuk bekerja keras, kreatif, cermat, dan teliti, orientasi pada prestasi, berani kompetisi dan pantang menyerah atas tantangan yang muncul. Semua karena mempertaruhkan harga diri dan martabat seseorang untuk sesuatu yang mulya di tengah-tengah masyarakat.Unsur-unsur Piil Pesenggiri itu bukan sekedar prinsip kosong, melainkan mempunyai nilai-nilai nasionalisme budaya yang luhur yang perlu di dipahami dan diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sejatinya Piil Pesenggiri tidak diungkapkan melalui pemujaan diri sendiri dengan mengorbankan orang lain atau dengan mengagungkan seseorang yang jauh lebih unggul dari orang lain, atau menyengsarakan orang lain utk membahagiakan seseorang. Seorang yang memiliki harga diri akan lebih bersemangat, lebih mandiri, lebih mampu dan berdaya, sanggup menerima tantangan, lebih percaya diri, tidak mudah menyerah dan putus asa, mudah memikul tanggung jawab, mampu menghadapi kehidupan dengan lebih baik, dan merasa sejajar dengan orang lain.Karakteristik orang yang memiliki harga diri yang tinggi adalah kepribadian yang memiliki kesadaran untuk dapat membangkitkan nilai-nilai positif kehormatan diri sendiri dan orang lain, yaitu sanggup menjalani hidup dengan penuh kesadaran. Hidup dengan penuh kesadaran berarti mampu membangkitkan kondisi pikiran yang sesuai kenyataan yang dihadapi, bertanggung jawab terhadap setiap perbuatan yang dilakukan. Arogansi dan berlebihan dalam mengagungkan kemampuan diri sendiri merupakan gambaran tentang rendahnya harga diri atau runtuhnya kehormatan seseorang .Namun demikian dalam kenyataannya nilai-nilai budaya luhur itu mulai meredup, memudar, kearifan lokal kehilangan makna substantifnya. Upaya-upaya pelestarian hanya nampak sekedar pernyataan simbolik tanpa arti, penghayatan dan pengamalan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana diketahui bahwa pada tahun terakhir, budaya masyarakat sebagai sumber daya kearifan lokal nyaris mengalami reduksi secara menyeluruh, dan nampak sekadar pajangan formalitas, bahkan seringkali lembaga-lembaga budaya pada umumnya dimanfaatkan untuk komersialisasi dan kepentingan kekuasaan.

Unsur unsur Piil Pesenggiri ada 5 yaitu ;1. Piil dalam arti harfiah mengandung dua padan kata yaitu Piil yang berarti ; harga diri, Jati diri dan pesenggiri adalah sebagai suatu usaha pencapaian yang lebih tinggi (martabat). Harga diri adalah Penilaian terhadap kehormatan yang memiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompetensi, yang sifatnya tidak diimplisitkan dan diverbalisasikan. Nilai yang di yakini oleh masyarakat adat ulun lampung bahwa mereka berasal dari Kepuhyangan (keturunan yang terhormat dan mulya ).Pesenggiri adalah suatu sistem yang dipatuhi untuk memperjuangkan nilai-nilai sebagai masyarakat yang terhormat dan mulya berdasarkan asal usul yang jelas dimana mereka berada.2. Bejuluk beadek dalam arti harfiah Bejuluk nama yang diberikan kepada seseorang sebagai nama kasih sayang keluarga, Beadek nama yang diberikan kepada seseorang setelah ia memikul tanggung jawab.Bejuluk, beinai, beadek adalah implementasi dari sebuah nama yang melekat pada diri seseorang yang memiliki harga diri,jati diri dan martabat, oleh karenanya nama itu harus dijaga dari tingkah laku yang tercela. Bahasa yang santun, pribadi yang mempesona, bertanggungjawab terhadap beban yang diamanahkan melalui juluk, adek, dan enai yang berikan kepadanya.Seseorang selalu menjaga nama itu sehingga tidak terkena sanksi adat berupa cepalo atau sanksi lainnya yang berakibat kepada keluarga besarnya.Bejuluk beadek adalah beban tanggung jawab yang harus emban , nama-nama itu bukan ruang hampa yang tidak bermakna, nama itu mengandung amanah dan tanggung jawab keluarga yang harus diembannya untuk mengangkat harkat dan martabat keluarga.3. Nengah nyappur dalam arti harfiah Nengah artinya ketengah dan Nyappur berarti bercampur baur/bergaul. Ketengah berarti bermula dari pinggir, dari ketepian menuju tengah, kearifan bahasa ini diambil dari keadaan alam masyarakat lampung yang pada umumnya berada dipinggir air. Nengah di ibarat seseorang berada ditepian sungai maka pada puncaknya adalah ditengah sungai itu, apabila telah meliwati posisi ini berarti ia menuju pinggir sungai kembali di seberangnya. oleh sebab itu masyarakat lampung mengkonotasikan kesuksesan itu ditengah ibarat kalau mendaki gunung maka kesuksesan itu berada di puncak. Namun masyarakat lampung tidak hanya mengukur kesuksesan atau keberhasilan itu hanya sampai ditengah tetapi kesuksesan / keberhasilannya itu juga diukur bagaimana ia dapat bercampur / mengaktualisasikanya ditengah-tengah pergaulan itu.Artinya bahwa keberhasilan yang dicapai harus sanggup bersaing ditengah tengah lingkungan dimana ia bercampur, seharusnya, ia tidak akan menjadi larut,tetapi ia juga dapat menunjukan jati dirinya. Ibarat hasil panen umpamanya buah duren yang ketengahkan kemana saja,tetapi yang paling penting buah duren tersebut harusnya tidak kalah bersaing bahkan dapat menjadi priimadona dari buah-buah duren lainnya. Namun dari kenyataanya sekarang nengah nyappur mengalami distorsi sehingga masyarakat dalam melakukan nengah nyappur mengadaptasi ( larut ) dalam persaingan itu bahkan telah menjadi orang lain, sehingga kehilangan jati diri seperti bahasa, budaya maupun hak-haknya perlu segera disikapi.4. Nemui nyimah dalam arti harfiah Nemui berasal dari menerima tamu, menemui tamu dan Nyimah mengandung makna mudah tersenyum, berbahasa yang santun, menunjukkan muka yangramah dll. Kearifan ini menunjukan bahwa masyarakat adat lampung menerima dan sangat toleransi / terbuka terhadap siapa pun. Bahwa masyarakat lampung membuka diri dengan siapa saja yang datang,sepanjang hak-haknya juga dihargai. Ada pribahasa dalam masyarakat lampung kayu nuppang agou ngebatang artinya kayu benalu numpang sampai membunuh pohonya.Hal ini yang patut disikapi dimana masyarakat lampung yang terbuka dan senang hati dengan siapa pun tetapi hendaknya pendatang juga harus menjaga keterbukaan itu menjadi satu keluarga yang saling menghargai, jangan seperti pepatah diatas.5. Sakai sambaian dalam arti harfiah Sakai adalah mengerjakan sesuatu bersama-sama, sesakai bermakna saling tolong menolong mengerjakan sesuatu,makna Sambaian saling menyambut/membalas hal yang baik-baik. Kearifan ini hendaknya dimaknai tidak hanya terbatas pada kegotong royongan atau kebersamaan dalam bentuk pisik dan materi. Sakai sambaian tidak saja saling tolong menolong dalam pekerjaan pisik,sakai sambaian bukan saja tolong menolong dalam bentuk materi karena upacara-upacara pernikahan atau bentuk sumbangan-sumbangan tertentu, tetapi lebih dalam dari itu bahwa masyarakat lampung dalam menyelesaikan masalah selalu melakukannya dengan musyawarah atau yang dikenal dengan, Recakou, Pepung atau Meparou, artinya bahwa masyarakat lampung menjujung tinggi kebersamaan dan musyawarah terhadap masalah-masalah yang dihadap

BAB 3METODE PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOSIO-CULTURAL CENTER SEBAGAI DESTINASI WISATA DENGAN PENDEKATAN LOCAL WISDOM DI BANDAR LAMPUNG

A. METODE KONSTRUKSI GAGASANBerawal dari fenomena yang terjadi, lalu dicari penyebab dan kemungkinan-kemungkinan solusi.

B. METODE KOLEKTIF DATAUntuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah dibahas sebelumnya, metode pembahasan yang akan digunakan meliputi metode pengumpulan data (searching), metode pengolahan data (programing) yang terdiri dari tahap analisa, pembahasan dan perumusan konsep.Pengumpulan DataPengumpulan data dalam metode pembahasan yang akan digunakan meliputi data primer dan data sekunder.1) Data Primer18. Survei mengenai perkembangan Kebudayaan di Bandar Lampung19. Observasi pusat budaya di Indonesia untuk mendapatkan data yang tidak terdapat dalam literatur buku serta untuk mengetahui fasilitas yang mewadahi dan menunjang kegiatan di dalamnya.2) Data Sekunder20. Studi Pusat Budaya di Indonesia dan luar Indonesia, studi tata ruang pusat budaya dan pengembangannya.21. Studi kepustakaan mengenai peraturan dan tata ruang kota serta rencana kawasan Bandar Lampung, studi hukum dan peraturan pembangunan. Pengolahan DataPengolahan data dalam metode pembahasan yang akan digunakan meliputi tahap analisa dan tahap sintesa.2.1 Tahap AnalisaPada tahap analisa ini, data data yang diperoleh akan dipilih yang sesuai dengan tema Pusat Budya. Adapun metode yang digunakan yaitu :22. Induksi : Merupakan kesimpulan dari fakta fakta yang telah ada.23. Komparasi : Menilai, melakukan analisa dengan bahan yang didapat dari observasi, pengumpulan data, wawancara, survei dan studi literatur.2.2 Tahap SintesaMerupakan tahap perumusan konsep dengan menggunakan metode deduksi, yaitu membuat perumusan dari hasil induksi.Tahap PembahasanPada tahap pembahasan dalam metode pembahasan yang akan digunakan meliputi pengungkapan masalah dan pemecahan masalah.1) Pengungkapan MasalahPengungkapan masalah dilakuakan berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan. Metode yang dipakai dalam pengungkapan masalah ini adalah metode observasi dimana permasalahn dan persoalan diuraikan secara literaturar.2) Pemecahan MasalahPemecahan masalah dilakukan dengan metode analisa dan sintesa, masalah dan persoalan dianalisis seperti dalam pemograman arsitektur kemudian disintesa dan hasilnya berupa kesimpulan yang ditarik secara deduktif.

C. METODE ANALISISData-data apa yang bisa mendukung judul.

D. METODE SINTESISPenarikan KesimpulanKesimpulan berupa konsep perencanaan Pusat Budaya sebagai Destinasi Wisata di Bandar Lampung sebagai jawaban mengenai :1) Fungsi3) Lokasi4) Site5) Peruangan6) Tampilan (fasade)7) Struktur8) Detail Arsitektur9) Sistem UtilitasPerumusan KonsepPenyusunan hasil analisa dalam proses bembahasan kedalam konsep perancangan Pusat Budaya di Bandar Lampung yang meliputi :24. Konsep pemilihan lokasi dan site25. Konsep pengolahan tapak26. Konsep peruangan27. Konsep tata massa (horizontal plan)28. Konsep bentuk massa bangunan (vertical plan)29. Konsep struktur dan konstruksi30. Konsep utilitas31. Transformasi dari konsep ke desain

BAB 4GAMBARAN UMUM LOKASISOSIO-CULTURAL CENTER SEBAGAI DESTINASI WISATA DENGAN PENDEKATAN LOCAL WISDOM DI BANDAR LAMPUNG4.1 TINJAUAN PROVINSI LAMPUNG (MAKRO) Provinsi Lampung memiliki luas 35.376,50 km dan terletak di antara 10545'-10348' BT dan 345'-645' LS. Daerah ini di sebelah barat berbatasan dengan Selat Sunda dan di sebelah timur dengan Laut Jawa. Beberapa pulau termasuk dalam wilayah Provinsi Lampung, yang sebagian besar terletak di Teluk Lampung, di antaranya: Pulau Darot, Pulau Legundi, Pulau Tegal, Pulau Sebuku, Pulau Ketagian, Pulau Sebesi, Pulau Poahawang, Pulau Krakatau, Pulau Putus dan Pulau Tabuan. Ada juga Pulau Tampang dan Pulau Pisang di yang masuk ke wilayah Kabupaten Lampung Barat.Keadaan alam Lampung, di sebelah barat dan selatan, di sepanjang pantai merupakan daerah yang berbukit-bukit sebagai sambungan dari jalur Bukit Barisan di Pulau Sumatera. Di tengah-tengah merupakan dataran rendah. Sedangkan ke dekat pantai di sebelah timur, di sepanjang tepi Laut Jawa terus ke utara, merupakan perairan yang luas.Tabel Demografi Suku BangsaSUKU BANGSAPOPULASI

JAWA61%

LAMPUNG25%

SUNDA9%

LAIN-LAIN5%

Sumber: BPS Provinsi Lampung Tahun 20104.2 TINJAUAN KOTA BANDAR LAMPUNG (MAKRO) Kota Bandar Lampung merupakan ibu kota provinsi Lampung. Secara geografis, kota ini menjadi pintu gerbang utama pulau Sumatera, tepatnya kurang lebih 165 km sebelah barat laut Jakarta, memiliki andil penting dalam jalur transportasi darat dan aktivitas pendistribusian logistik dari Jawa menuju Sumatera maupun sebaliknya.Kota Bandar Lampung memiliki luas wilayah daratan 169,21 km yang terbagi ke dalam 20 Kecamatan dan 126 Kelurahan dengan populasi penduduk 1.446.160 jiwa (berdasarkan data tahun 2012), kepadatan penduduk sekitar 8.546 jiwa/km dan diproyeksikan pertumbuhan penduduk mencapai 2,4 juta jiwa pada tahun 2030. Saat ini kota Bandar Lampung merupakan pusat jasa, perdagangan, dan perekonomian di provinsi Lampung.

Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Fergusson (1951), iklim Bandar Lampung tipe A; sedangkan menurut zone agroklimat Oldeman (1978), tergolong Zone D3, yang berarti lembab sepanjang tahun. Curah hujan berkisar antara 2.257 2.454 mm/tahun. Jumlah hari hujan 76-166 hari/tahun. Kelembaban udara berkisar 60-85%, dan suhu udara 23-37 C. Kecepatan angin berkisar 2,78-3,80 knot dengan arah dominan dari Barat (Nopember-Januari), Utara (Maret-Mei), Timur (Juni-Agustus), dan Selatan (September-Oktober).

Parameter iklim yang sangat relevan untuk perencanaan wilayah perkotaan adalah curah hujan maksimum, karena terkait langsung dengan kejadian banjir dan desain sistem drainase. Berdasarkan data selama 14 tahun yang tercatat di stasiun klimatologi Pahoman dan Sumur Putri (Kecamatan Teluk Betung Utara), dan Sukamaju Kubang (Kecamatan Panjang), curah hujan maksimum terjadi antara bulan Desember sampai dengan April, dan dapat mencapai 185 mm/hari. KEBUDAYAAN KOTA BANDAR LAMPUNGSastraLampung menjadi lahan yang subur bagi pertumbuhan sastra, baik sastra (berbahasa) Indonesia maupun sastra (berbahasa) Lampung. Kehidupan sastra (Indonesia) di Lampung dapat dikatakan sangat ingar-bingar meskipun usia dunia kesusastraan Lampung relatif masih muda. Penyair Iwan Nurdaya-Djafar yang baru kembali ke Lampung setelah selesai kuliah di Bandung sekitar 1980-an mengaku kepenyairan di Lampung masih sepi. Dia baru menjumpai Isbedy Stiawan ZS, A.M. Zulqornain, Sugandhi Putra, Djuhardi Basri, Naim Emel Prahana dan beberapa nama lainnya.Barulah memasuki 1990-an kemudian Lampung mulai semarak dengan penyair-penyair seperti Iswadi Pratama, Budi P. Hatees, Panji Utama, Udo Z. Karzi, Ahmad Yulden Erwin, Christian Heru Cahyo dan lain-lain. Menyusul kemudian Ari Pahala Hutabarat, Budi Elpiji, Rifian A. Chepy, Dahta Gautama dkk. Kini ada Dina Oktaviani, Alex R. Nainggolan, Jimmy Maruli Alfian, Y. Wibowo,Inggit Putria Marga, Nersalya Renata dan Lupita Lukman. Selain itu ada cerpenis Dyah Merta dan M. Arman AZ..Leksikon Seniman Lampung (2005) menyebutkan tidak kurang dari 36 penyair/sastrawan Lampung yang meramaikan lembar-lembar sastra koran, jurnal dan majalah seantero negeri.TeaterPerkembangan teater di Lampung banyak dilatarbelakangi dari keinginan para pelajar dan mahasiswa yang tergabung dalam kelompok seni untuk mendalami seni peran dan pertunjukkan. Beberapa kelompok teater kampus dan pelajar yang masih tercatat aktif sampai saat ini adalah teater Kurusetra (UKMBS Unila), KSS (FKIP Unila), Green Teater (Umitra), Teater Biru (Darmajaya), Teater Kapuk (STAIN Metro), Teater Sudirman 41 (SMAN 1 Bandar Lampung), Teater Gemma (SMAN 2 Bandar Lampung), Teater Palapa (SMAN 3 Bandar Lampung), Teater Sanggar Madani(SMAN 5 Bandar Lampung), Teater Handayani (SMAN 7 Bandar Lampung), Kolastra (SMAN 9 Bandar Lampung), Teater Sebelas (SMAN 11 Bandar Lampung), Teater Pelopor (SMA Perintis 1 Bandar Lampung), Insyaallah Teater (SMU Perintis 2 Bandar Lampung), Teater Cupido (SMAN 1 Sumberjaya).Sedangkan beberapa teater yang digerakkan seniman-seniman Lampung yaitu Teater Satu, Komunitas Berkat Yakin (Kober), Teater Kuman, Teater Sendiri. Penggerak teater di Lampung yang masih eksis mengembangkan seni pertunjukkan teater melalui karya-karyanya antara lain Iswadi Pratama, Ari Pahala Hutabarat, Robi akbar, M. Yunus, Edi Samudra Kertagama, Ahmad Jusmar, Imas Sobariah, Ahmad Zilalin, Darmawan. Lampung tidak hanya dikenal banyak melahirkan sastrawan-sastrawan baru namun aktor-aktor potensial pun juga tidak sedikit yang muncul seperti, Rendie Dadang Yusliadi, Robi Akbar, Eyie, Iin Mutmainah, M Yunus, Dedi Nio, Liza Mutiara Afriani, Iskandar GB, Ruth Marini.Dalam tiap tahunnya even-even teater seperti pertunjukan, lomba, workshop dan diskusi kerap digelar di Provinsi ini serta tempat tempat yang sering digunakan adalah Gedung Teater Tertutup Taman Budaya Lampung, Auditorium RRI, GSG UNILA, Academic Centre STAIN Metro, Gedung PKM Unila, Aula FKIP Unila, Pasar Seni Enggal.Adapun even tahunan teater yang terbesar di Lampung adalah Liga Teater SLTA se-Provinsi Lampung sebagai ajang apresiasi para aktor Pelajar Lampung yang kualitasnya tidak kalah dengan pelajar di luar Lampung.Musik

Ansambel Talo Balak. Sumber: erizalbarnawi.blogspot.comSebagaimana sebuah daerah, Lampung memiliki beraneka ragam jenis musik, mulai dari jenis tradisional hingga modern (musik modern yang mengadopsi kebudayaan musik global). Adapun jenis musik yang masih bertahan hingga sekarang adalah Klasik Lampung. Jenis musik ini biasanya diiringi oleh alat musik Talo Balak, gambus dan gitar akustik. Mungkin jenis musik ini merupakan perpaduan budaya Islam dan budaya asli itu sendiri. Beberapa kegiatan festival diadakan dengan tujuan untuk mengembangkan budaya musik tradisional tanpa harus khawatir akan kehilangan jati diri. Festival Krakatau, contohnya adalah sebuah Festival yang diadakan oleh Pemda Lampung yang bertujuan untuk mengenalkan Lampung kepada dunia luar dan sekaligus menjadi ajang promosi pariwisata.Tari

Tari Sembah. Sumber: ubala.itb.ac.idAda berbagai jenis tarian yang merupakan aset budaya Provinsi Lampung. Salah satu jenis tarian yang terkenal adalah Tari Sembah dan Tari Melinting (saat ini nama Tari Sembah sudah dibakukan menjadi Sigeh Penguten). Ritual tari sembah biasanya diadakan oleh masyarakat lampung untuk menyambut dan memberikan penghormatan kepada para tamu atau undangan yang datang, mungkin bolehlah dikatakan sebagai sebuah tarian penyambutan. Selain sebagai ritual penyambutan, tari sembah pun kerap kali dilaksanakan dalam upacara adat pernikahan masyarakan Lampung.Busana AdatDaerah Lampung dikenal sebagai penghasil kain tapis, kain tenun bersulam benang emas yang indah. Kain ini dibuat oleh wanita. Pada penyelenggaraan upacara adat, seperti perkawinan, tapis yang dipenuhi sulaman benang emas dengan motif yang indah merupakan kelengkapan busana adat daerah Lampung.Dalam keseharian laki-laki Lampung mengikat kepalanya dengan kikat. Bahannya dari kain batik. Bila dipakai dalam kerapatan adat dipadukan dengan baju teluk belanga dan kain. Lelaki muda Lampung lebih menyukai memakai kepiah/ketupung, yaitu tutup kepala berbentuk segi empat berwarna hitam terbuat dari kain tebal, apalagi kalau ingin bertemu dengan gadis. Untuk mengiring pengantin dikenakan kekat akkin, yaitu destar dengan bagian tepi dihias bunga-bunga dari benang emas dan bagian tengah berhiaskan siger, serta di salah satu sudutnya terdapat sulaman benang emas berupa bunga tanjung dan bunga cengkeh.Sebagai penutup badan dikenakan kawai, yaitu baju berbentuk teluk belanga belah buluh atau jas. Baju ini terbuat dari bahan kain tetoron atau belacu dan lebih disukai yang berwarna terang. Tetapi sekarang banyak digunakan kawai kemija, yaitu bentuk kemeja seperti pakaian sekolah atau moderen. Pemakaian kawai kemija ini sudah biasa untuk menyertai kain dan peci, ketika menghadiri upacara adat sekalipun.Bagian bawah mengenakan senjang, yaitu kain yang dibuat dari kain Samarinda. Bugis atau batik Jawa. Tetapi sekarang telah dikenal adanya celanou (celana) pendek dan panjang sebagai penganti kain.Kaum wanita Lampung sehari-hari memakai kanduk/kakambut atau kudung sebagai penutup kepala yang dililitkan. Bahannya dari kain halus tipis atau sutera. Selain itu, kaum ibu kadangkadang menggunakannya sebagai kain pengendong anak kecil.Lawai kurung digunakan sebagai penutup badan, memiliki bentuk seperti baju kurung. Baju ini terbuat dari bahan tipis atau sutra dan pada tepi muka serta lengan biasa dihiasi rajutan renda halus. Sebagai kain dikenakan senjang atau cawol. Untuk mempererat ikatan kain (senjang) dan celana di pinggang laki-laki digunakan bebet (ikat pinggang), sedangkan wanitanya menggunakan setagen. Perlengkapan lain yang dikenakan oleh laki-laki Lampung adalah selikap, yaitu kain selendang yang dipakai untuk penahan panas atau dingin yang dililitkan di leher.

Pakaian Adat Lampung. Sumber: melayu.online.comUntuk menghadiri upacara adat, seperti perkawinan kaum wanita, baik yang gadis maupun yang sudah kawin, menyanggul rambutnya (belatung buwok). Cara menyanggul seperti ini memerlukan rambut tambahan untuk melilit rambut ash dengan bantuan rajutan benang hitam halus. Kemudian rajutan tadi ditusuk dengan bunga kawat yang dapat bergerak-gerak (kembang goyang).Khusus bagi wanita yang baru menikah, pada saat menghadiri upacara perkawinan mengenakan kawai/kebayou (kebaya) beludru warna hitam dengan hiasan rekatan atau sulaman benang emas pada ujung-ujung kebaya dan bagian punggungnya. Dikenakan senjang/ cawol yang penuhi hiasan terbuat dari bahan tenun bertatah sulam benang emas, yang dikenal sebagai kain tapis atau kain Lampung. Sulaman benang emas ada yang dibuat berselang-seling, tetapi ada yang disulam hampir di seluruh kain.Tapis Lampung

Kain Tapis . Sumber: melayu.online.comKain Tapis adalah pakaian suku Lampung yang berbentuk kain sarung terbuat dari tenun benang kapas dengan motif atau hiasan bahan sugi, benang perak atau benang emas dengan sistem sulam (Lampung; "Cucuk").Dengan demikian yang dimaksud dengan Tapis Lampung adalah hasil tenun benang kapas dengan motif, benang perak atau benang emas dan menjadi pakaian khas suku Lampung. Jenis tenun ini biasanya digunakan pada bagian pinggang ke bawah berbentuk sarung yang terbuat dari benang kapas dengan motif seperti motif alam, flora dan fauna yang disulam dengan benang emas dan benang perak.Tapis Lampung termasuk kerajian tradisional karena peralatan yang digunakan dalam membuat kain dasar dan motif-motif hiasnya masih sederhana dan dikerjakan oleh pengerajin. Kerajinan ini dibuat oleh wanita, baik ibu rumah tangga maupun gadis-gadis (muli-muli) yang pada mulanya untuk mengisi waktu senggang dengan tujuan untuk memenuhi tuntutan adat istiadat yang dianggap sakral. Kain Tapis saat ini diproduksi oleh pengrajin dengan ragam hias yang bermacam-macam sebagai barang komoditi yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.Pariwisata Kota Bandar LampungJenis Wisata yang dapat dikunjungi di Bandar Lampung adalah : Pantai Hiburan Duta Wisata, terletak di Jl. Laks. Martadinata kurang lebih 5 KM dari Kota Telukbetung ke arah barat. Dengan panoramanya yang indah dan tersedianya pondok-pondok disepanjang pantai, setiap hari libur selalu ramai dikunjungi karena laut yang bening seputih pasirnya dan terdapat juga kolam pema Rumah Adat Lampung Olok Gading, merupakan Rumah Adat Lampung Pesisir yang terdapat di Kelurahan Negeri Olok Gading Kecamatan Telukbetung Barat. Pantai Hiburan Tirtayasa, terletak di Jl. Laksamana R.E Martadinatan Lempasing Telukbetung Barat. Pulau Kubur, berada di Pesisir Kota Bandar Lampung masuk wilayah kecamatan Telukbetung Barat. Pulau kubur ibukota kecamatan Telukbetung Barat dapat ditempuh dengan menggunakan perahu bermesin kurang lebih 10 genit. Memiliki objek wisata berupa kuburan tua dengan usia sekitar 200 tahun dan selain itu objek wisata yang dapat dikembangkan adalah rekreasi memancing. Air Terjun Sukadana Ham, air Terjun Sukadana Ham terletak di Kelurahan Sukadana Ham Kecamatan Tanjungkarang Barat pada lembah pegunungan yang hijau, indah dan udara yang segar terdapat air terjun yang mempunyai ketinggian kurang lebih 10 meter. Taman Hutan Raya Wan Abdul Rahman, kawasan Hutan Lindung terletak pada ketinggian 250 meter dari permukaan laut, terletak di sebelah Barat Kota Tanjungkarang. Taman Hutan ini akan dikembangkan sebagai obyek wisata alam, seperti hiking karena terdapat Gunung Sukma Hilang, Camping, penelitian dan lain-lain. Taman Wisata Batu Putuk, obyek Wisata Alam Batu Putuk merupakan salah satu kawasan yang dapat dikembangkan dan memungkinkan pengembangan kawasan dengan paradigma riverfront development. Atas dasar tersebut diatas maka penataan kawasan ini perlu mempertimbangkan pengaturan hubungan antar bangunan dan lingkungan yang ada dalam suatu kawasan perencanaan, baik secara fungsional, visual maupun lingkungan.

4.3 TINJAUAN LOKASI SITE (MIKRO)Site berlokasi di Jalan Raden Ajeng Maulana, Kecamatan Teluk Betung Barat, Bandar Lampung. Pertimbangan pemilihan lokasi ini adalah: Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 10 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2011-2030 Merupakan lokasi yang sedang berkembang Dekat dengan berbagai situs Cagar Budaya, seperti: Rumah Adat di Kedamaian Kecamatan Tanjung Karang Timur dan di Negeri Olok Gading Kecamatan Teluk Betung Barat; Monumen Krakatau pada Taman Dipangga di Teluk Betung Utara; Pusaka Sumur Putri di Teluk Betung Utara.

Foto sekitar site

BAB 5ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOSIO-CULTURAL CENTER SEBAGAI DESTINASI WISATA DENGAN PENDEKATAN LOCAL WISDOM DI BANDAR LAMPUNG

Pendekatan MakroProvinsi Lampung memiliki banyak objek Wisata baik dari sektor wisata alam maupun wisata budaya. Selain yang tertera pada peta dibawah, masih banyak lagi lokasi-lokasi wisata yang sudah dikenal oleh para turis. Seperti Pantai Kiluan di Kabupaten Tanggamus, dimana disana pengunjung bisa melihat lumba-lumba di ekosistem aslinya.

Ada juga kampung-kampung adat di Provinsi Lampung yang sampai saat ini masih memiliki ragam rumah tradisonal yang khas Lampung. Selain Lamban Tuha yang berada di Ranau desa Banding Agung Liwa, selain itu terdapat juga di desa Kenali, Liwa , Lampung Barat. Rumah tradisional yang berada di Liwa tersebut merupakan salah satu kearifan peninggalan nenek moyang daerah tersebut yang sarat dengan makna filosofis dan budaya. Bentuk bangunan, ornamen dan lay-out bangunan teraplikasi dari kebutuhan nilai kekerabatan yang terjadi seseuai dengan budaya setempat. Dimensi rumah yang tidak terlalu besar pada rumah tradisional yang terletak di dataran tinggi atau daerah berbukit menunjukkan bahwa pengaruh lay-out rumah terhadap perubahan permukaan lahan juga tidak terlalu besar. Dengan kata lain, lay-out rumah tradisional relatif dapat menyesuaikan diri dengan karakter atau kondisi tanah setempat. Oleh sebab itu, kegiatan cut and fill akibatpembangunan rumah tradisional dapat dihindarkan sehingga struktur permukaan tanah secara alami tidak mengalami perubahan yang berarti.Rumah di Kenali dan Lamban Tuha di kota Liwa yang merupakan jenis rumah panggung memiliki adaptasi yang sangat baik dengan kondisi alam setempat yang merupakan dataran tinggi serta sebagian besar dipengaruhi karena sering terjadinya gempa. Rumah panggung yang dibangun di dataran tinggi dengan ketinggian lantai berkisar antara 1,5 meter-2 meter. Permukaan lantai yang tinggi tersebut selain dapat menghindarkan kerusakan atau kerugian karena lapuk serta ancaman dari binatang buas, tapi juga memiliki filosopis budaya yang mempercayai bahwa bagian bawah bangunan adalah dunia binatang.

Pendekatan Mezzo

RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA BANDAR LAMPUNG

Berdasarkan SK Walikota Dati II Bandar Lampung No. 10 tahun 2011 tanggal 25 Mei 2011, bahwa wilayah kota madya Bandar Lampung dibagi dalam 4 wilayah pengembangan, yaitu meliputi :e. Wilayah pengembangan Utaraf. Wilayang Pengembangan Baratg. Wilayah Pengembangan Timur h. Wilayah Pengembangan Selatan

Yang kemudian dirinci dalam 10 sub wilayah pengembangan (SWP), sebagai unit perencanaan dalam penyusunan RUTRK Bandar Lampung 1993-2013.

Adapun pengembangan fungsi kota meliputi :a. Kawasan pengembangan wisatab. Kawasan pengembangan budayac. Kawasan pengembangan olahragad. Kawasan pengembangan relokasi industrie. Kawasan pengembangan pendidikan tinggif. Kawasan pengembangan perbelanjaang. Kawasan pengembangan perkantoranh. Kawasan pengembangan lingkungan perumahan

Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah. Paragraf Lima Tentang Kawasan Pariwisata Pasal 56(1) Pengembangan kawasan pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (3) bertujuan untuk menyelenggarakan jasa pariwisata atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata, dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut. (2) Arahan pengembangan kawasan pariwisata meliputi: a. membagi kawasan wisata dalam 5 (lima) zona yaitu: 1. zona wisata alam pada BWK F, yaitu di kawasan Batuputu, Sukadanaham dan TAHURA WAR; 2. zona wisata bahari sepanjang pesisir Kota Bandar Lampung, yaitu di BWK E di kawasan Gunung Kunyit, dan di Pantai Puri Gading, Duta Wisata, dan Pulau Kubur di Kecamatan Teluk Betung Barat; 3. zona wisata belanja sekitar pusat kota atau BWK A, yaitu di sepanjang koridor Jalan Ahmad Yani, Jalan Batu Sangkar, Jalan Kotaraja , Jalan Raden Intan, Jalan Kartini, dan BWK E kawasan Teluk Betung Selatan; 4. zona wisata hiburan malam BWK E, yaitu kawasan Teluk Betung Selatan dan Panjang, yaitu di sepanjang Jalan Yos Sudarso; dan 5. zona wisata budaya di Situs Keratuan Balau, Negeri Olok Gading, Museum Lampung. b. mengembangkan kawasan jasa industri pariwisata berupa hotel, restoran, oleh-oleh, dan hiburan lainnya; c. memenuhi kebutuhan jaringan prasarana dan sarana pada kawasan wisata;d. mengembangkan industri kreatif pendukung kegiatan wisata; dane. membentuk Kota Bandar Lampung sebagai pusat informasi wisata, event-event wisata, serta promosi wisata lainnya. Dalam perencanaan lingkungan ini tetap mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pemkot Bandar Lampung, sehingga dapat menunjang program pembangunan kota secara menyeluruh. yang mana proyeksi perencanaan bangunan ini disesuaikan terhadap proyeksi perencanaan di tahun-tahun mendatang, dimana dalam perencanaan yang dimaksudkan telah tertata secara keseluruhan di mana daerah-daerah yang wilayahnya cukup luas dan lingkungannya yang telah dibagi-bagi untuk permukiman, ruang hijau, komersial, jalur lalu-lintas sesuai dengan perencanaan kota di kemudian hari. Pendekatan Mikro 5.1 Pendekatan Konsep Perencanaan5.1.1 Deskripsi Bangunan yang DirencanakanBangunan Sosio-Cultural Center untuk semua golongan masyarakat dengan pendekatan interaksi sosial budaya . Merupakan suatu bangunan yang didalamnya juga terdapat fasilitas penunjang sebagai saran untuk interaksi sosial dan juga kebudayaan, baik bagi pengunjung di dalamnya maupun disekitar kawasan bangunan itu sendiri. Dengan adanya fasilitas penunjang yang diwujudkan dalam ruang-ruang bersama tersebut diharapkan para pengunjung akan merasakan suatu lingkungan yang ramah dan dapat mengenal kesenian lokal yang ada daerahnya atau negaranya pada umumnya, guna menciptakan masyarakat dan generasi muda yang mengerti dan dapat melestarikan kebudayaan bangsanya. Bangunan ini direncanakan akan berstatus dikelola oleh pemerintah daerah.Pendekatan Local Wisdom ini merupakan perwujudan dari arsitektur metafora yaitu metaphora intangible dan tipologi, yaitu tipologi rumah adat Lampung. Lokal wisdom yang dimaksud disini adalah nilai-nilai falsafah hidup yang dapat digunakan sebagai pertimbangan perancangan.

Penerapan pendekatan yang direncanakan ini terdapat pada bentuk fisik bangunan yang merupakan transformasi dari bentuk siger, rumah panggung, dan berbagai ornament khas Lampung yang memiliki filosofi adat. Dari tinjauan teori misalnya, dapat diambil bentuk rumah panggung yang tahan gempa. Dengan hiasan hiasan ornament seperti yang ada pada siger dan kain Tapis.

Seperti misalnya dalam adat lampung baik suku pepadun maupun saibatin memiliki banguan yang digunakan untuk pertemuan adat yaitu nuwo balak. Bentuk dan filosofi nuwo balak ini akan digunakan untuk perancangan bentuk balai masyarakat di dalam kompleks bangunan.Gambaran Fasilitas yang akan dirancang dalam bangunan ini antara lain: Pasar seni Foodcourt Balai masyarakat Live Culture Arena Pusat oleh-oleh + Ruang Pamer Seni Pusat Studi Budaya Gedung serbaguna / Pendapa Indoor 5.1.2 Pengguna dan Kegiatan PenggunaPemakai bangunan Sosio-Cultural Center ini terdiri dari:1. PengelolaAdalah pihak yang menjalankan dan mengelola pasar seni, terdiri dari:a. Pengelola Head Office Pimpinan perusahaan / pasar seni Kepala staff (struktural dan non struktural) Kepala bagian operasional Bendahara dan staff bendahara Staff bagian personalia Staff Tata Usaha (TU)b. Pengelola Front Office Receptionist Marketingc. Pengelola atu staff non struktura Staff security Cleaning services Office boy Pengelola fungsi lain, yaitu pihak yang menjalankan fungsi lain dari bagian pasar seni aseperti restauran, mini market, klinik, dsb.2. PengunjungAdalah orang atau keluarga yang mengunjungi pasar seni tersebut. Pengunjung dalam bangunan pasar seni di Bandar Lampung tersebut digolongkan dalam 3 tipe yaitu : Tipe A, terdiri seniman atau budayawan profesional ,yang berkecimpung dan cinta dengan bidang seni budaya. Tipe B, terdiri dari masyarakat umum yang ingin mempelajari dan mengenal lebih jauh kebudayaan seni lokal . Tipe C, terdiri dari masyarakat umum yang ingin sekedadr berkunjung untuk menikmati suasana atau berekreasi dan berbelanja.Diperkirakan perbandingan jumlah pengunjung sesuai tipe diatas adalah Tipe A, Tipe B, Tipe C = 3 : 1 : 13. Visitor / orang luarAdalah orang atau pihak yang berkepentingan yang masuk ke dalam lingkungan bangunan, misalnya tamu, konsumen restaurant, pengguna ruang serbaguna, pengguna fasilitas lainnya, dsb

Kegiatan user1. Kegiatan pokokMerupakan kegiatan utama pelaku dan pemakai, dibedakan dalam dua kategori, yaitu:

Kegiatan pokok pengelolaJENIS KEGIATANMACAM AKTIVITASKEBUTUHAN RUANGPELAKU/PENGELOLA

PIMPINANKoordinasiR. KantorPimpinan

RapatR. RapatPimpinan & Staff

ADMINISTRASIBekerjaR. KerjaStaff

MenyimpanR. ArsipStaff

KOORDINASIPertemuanR. serbagunaPengelola / pengunjung

Ada tamuR. TamuPengelola / pengunjung

PelayananBuang airLavatoryPengelola / tamu

Memberi informasiR. informasiStaff

Lain-lainPentas seniR. serbagunaPengunjung & pengelola

Pertemuan besar

Kegiatan pokok pengunjungSIFAT KEGIATANJENIS KEGIATANKEBUTUHAN RUANGJUMLAH PELAKU

publikBerkeliling kawasanr.publik

Santaitaman

Makanr.makan2-5

servisMCKK. mandi5 - 10

Kelompok kegiatan pelayanan sosialJENIS KEGIATANRAGAM AKTIVITASKEBUTUHAN RUANGPENGELOLA/ PELAKU

Kesehatan / klinikDaftarr. tungguStaff

Konsultasir. konsultasiDokter

Periksar. periksaDokter

Menyimpanr. arsip klinikStaff

EkonomiMakan & minumRestaurantPengunjung / pengelola

Jual beliPasar Seni dan Pusat Oleh-olehPengunjung

keagamanIbadahmasjidStaff / pengunjung

MengelolamasjidTakmir

2. Kegiatan pelengkapMerupakan kegiatan yang menunjang demi kelancaran kegiatan pokok.Jenis kegiatan ini dibagi 2, yaitu:1. Kegiatan Perlengkapan yang bersifat rutina. Penyimpanan surat-surat berhargab. Penyimpanan barang-barang berhargac. Penyimpanan arsip dan peralatan kantord. Kegiatan security atau pengamanan lingkungan2. Kegiatan Serice Pengunjung3. Merupakan kegiatan yang memberikan pelayanan kepada kegiatan sehari-hari, seperti kegiatan beribadat dan beristirahat.bagian yang melakukan kegiatan di atas adalah Pelayan dan Cleaning services.Kelompok kegiatan service:JENIS KEGIATANMACAM AKTIVITASKEBUTUHAN RUANGPENYEDIAAN RUANG

KEAMANANJagaPos jagaSatpam

Memeriksa-Satpam

KEBERSIHANBuang sampahBak sampahPetugas

Angkut sampah-Petugas

MAINTENANCEMemperbaiki-Petugas

Merawat-Petugas

Renovasi-Petugas

Simpan alatGudangPetugas

KENDARAANMemarkirTempat parkirWarga / tamu

5.2 Pendekatan Konsep Perancangan5.2.1 Pendekatan Konsep PeruanganPertimbangan Besaran Ruang Kegiatan Jumlah User Flow

1) Kebutuhan RuangPELAKUJENIS RUANGPENGELOMPOKAN RUANG

PENGELOLA Ruang elektrikal Ruang Maintenance Laundry Ruang genset Ruang security Ruang panel Ruang kantin Ruang control Pantry pengelola Looker STP Ruang pompa Ground Water Tank Ruang PUTM Ruang trafo Ruang PUTR Ruang Engineering Musholla Wudhu AHU Chiller Shaft Roof tank Ruang mesin Pos satpam Parkir mobil pengelola Parkir motor pengelolaUTAMA

Lift Lift barang Tangga Area parkir pengelola Kamar mandi / WC pengelola Front office receptionist Ruang meeting Imel Resepter Ruang pegawai Ruang pimpinan Ruang Ka staff Ruang Ka bag operasional Ruang sekretaris Ruang bendahara Ruang personalia Ruang arsip R. Tamu

PENGUNJUNG Mengelilingi kawasan Ruang setrika pengunjung Kamar mandi/wcUTAMA

Parkir Motor Parkir Mobil Lift Tangga Seating Kanopi Resepsionist Supermarket Restaurant Medical Centre Ruang serbaguna Ruang ATMPENDUKUNG

PENGUNJUNG Parkir Mobil Parkir Motor Lift Tangga Seating Lobby Lounge Resepsionist Restaurant Medical Centre Plaza Ruang serbaguna Ruang ATM Kamar mandi/WC Parkir mobil Parkir motor

2) Besaran dan Persyaratan Ruang Dasar perhitungan yang digunakan adalah:1. Data Arsitektur, Ernst Neufret (EN)2. Time Saver Standart for building Type, Joseph de Chiara and John Calender (TS)3. Time Saver Standart for Interior Design and Space Planning, Joseph de Chiara. Julius Panero and Martin Zelnik (TS)

Perhitungan khusus/studi ruang Standar luasan unit fungsi secara baku. Pendekatan kebutuhan perabot. Flow Pendekatan hubungan personal indivdu untuk memwujudkan personal space nya sesuai dengan gerakan individu yang bersangkutan (J.D. Fisher, 1984) sesuai dengan tingkat interaksi sosial dengan orang lain.Formula: .r2.A : 3,14r: jarak personal space sesuai dengan tingkat interaksi sosialA: pendekatan kapasitas ruang/jumlah pelaku kegiatan

Perhitungan asumsi1. Studi kasus2. SurveyDisamping itu, sebagai dasar pertimbangan penentuan besar sirkulasi /flow gerak yang dibutuhkan untuk masing-masing ruang adalah sebagai berikut: 5 10%Standart minimum 20%Kebutuhan keleluasaan sirkulasi 30%Tuntutan kenyamanan fisik 40%Tuntutan kenyaman psikologis 50%Tuntutan spesifik kegiatan 70 100%Keterkaitan dengan banyak kegiatan

Rumus unit hubunganPerhitungan luas kebutuhan ruang: RUANG PENGELOLA Ruang elektrikalKapasitas : 2 orangKebutuhan dan jumlah perabot :a. Peralatan elektrikal3x4=12b. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x2=1.57Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 13.57m2 14m2

Ruang MaintenanceKapasitas : 2 orangKebutuhan dan jumlah perabot :a. Peralatan maintenance4x4=16b. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x2=1.57Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 17.57 m2 18m2

LaundryKapasitas : 10 orangKebutuhan dan jumlah perabot :a. 10 mesin laundry10x0.65x0.65=4.22b. 10 pengering pakaian10x0.65x0.65=4.22c. 10 lemari pakaian10x1.25x0.6=7.5d. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x10=7.85Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 23.79m2 24m2

Ruang gensetKapasitas : 2 orangKebutuhan dan jumlah perabot :a. 4 unit genset4x3x5=60b. 2 sompit2x1x1=2c. 2 daily tank 1000 L2x4x2=16d. 1 gutter1x1.5x1=1.5e. 3 genset intake air opening3x1.7x2=10.2f. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x2=1.57Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 91.27 m2 92m2

Ruang securityKapasitas : 2 orangKebutuhan dan jumlah perabot :a. 3 kursi3x0.55x0.6=0.99b. 1 meja1x0.9x1.2=1.35c. 1 lemari1x1.25x0.6=0.75d. 2 tempat tidur2x0.95x2=3.8e. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x2=1.57Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 8.46m2 9m2

Ruang panelKapasitas : 2 orangKebutuhan dan jumlah perabot :a. Panel listrik2x0.6x0.4=0.48b. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x2=1.57Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 2.05 m2 4m2

Ruang kantinKapasitas : 24 orangKebutuhan dan jumlah perabot :a. 1 etalase1x0.9 x3=2.7b. 6 meja makan6x0.8x1.3=6.1c. 24 kursi24x0.6x0.55=7.92d. 2 washtafel2x0.65x0.55=0.71e. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x24=18.84Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 36.27m2 36m2

Ruang controlKapasitas : 2 orangKebutuhan dan jumlah perabot :a. 1 unit mesin control1x0.6x2=1.2b. 2 kursi2x0.6x0.55=0.66c. 1 meja1x0.9x1.5=1.35d. 1 lemari1x1.25x0.6=0.7e. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x2=1.57Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 5.48m2 6m2

LokerKapasitas : 24Kebutuhan dan jumlah perabot :a. 4 loker4x0.5x6=12b. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x24=18.84Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 30.84 m2 32m2

STPKapasitas : 2 orangKebutuhan dan jumlah perabot :a. 1 unit pengolahan limbah4x4=16b. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x2=1.57Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 17.57m2 18m2

Ruang pompaKapasitas : 2 orangKebutuhan dan jumlah perabot :a. 1 unit pompa air4x4=16b. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x2=1.57Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 17.57m2 18m2

Ground Water TankKapasitas : 2 orangKebutuhan dan jumlah perabot :a. 2 tangki air4x4=16b. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x2=1.57Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 17.57m2 18m2

Ruang PUTMKapasitas : 2 orangKebutuhan dan jumlah perabot :a. Panel utama tegangan menengah3x4=12b. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x2=1.57Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 13.57m2 14m2

Ruang trafoKapasitas : 2 orangKebutuhan dan jumlah perabot :a. Trafo3x4=12b. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x2=1.57Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 13.57m2 14m2

Ruang PUTRKapasitas : 2 orangKebutuhan dan jumlah perabot :a. Panel utama tegangan rendah4x4=16b. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x2=1.57Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 17.57m2 18m2

Ruang EngineeringKapasitas :4 orangKebutuhan dan jumlah perabot :a. Mesin-mesin listrik8x3=24b. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x4=3.14Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 27.14m2 27m2

MushollaKapasitas : 30 orangKebutuhan dan jumlah perabot :a. 30 sajadah30x1.1x0.5=16.5b. 1 lemari1x2.5x0.6=0.75c. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x30=23.55Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 40.8m2 42m2

WudhuKapasitas : 5 orangKebutuhan dan jumlah perabot :a. 5 keran air5x0.8=4b. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x5=3.92Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 7.92m2 8m2

Kamar mandi / WC priaKapasitas : 6 orangKebutuhan dan jumlah perabot :a. 4 kloset4x0.6x0.65=1.56b. 2 washtafel2x0.75x1.5=2.25c. 4 urinoir4x0.65x0.6=1.56d. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x6=4.71Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 10.08m2 10m2

Kamar mandi /WC wanitaKapasitas : 5 orangKebutuhan dan jumlah perabot :a. 5 kloset5x0.6x0.65=1.95b. 4 washtafel4x0.75x1.5=4.5c. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x5=3.92Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 10.37m2 10m2

AHUKapasitas : 2 orangKebutuhan dan jumlah perabot :a. 1 unit AHU6x4=24b. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x2=1.57Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 26.57m2 27m2

ChillerKapasitas : 2 orangKebutuhan dan jumlah perabot :a. 1 unit chiller6x4=24b. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x2=1.57Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 26.57m2 27m2 ShaftKapasitas : -Kebutuhan dan jumlah perabot :a. Lubang sampah1x2.4=2.4Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 2.4 m2 3m2

Roof tankKapasitas : 1 orangKebutuhan dan jumlah perabot :a. Sirkulasi2x3=6b. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x1=0.78Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 6.78m2 7m2

Ruang mesinKapasitas : 2 orangKebutuhan dan jumlah perabot :a. Mesin lift5x8=40b. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x2=1.57Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 41.57m2 42m2

Pos satpamKapasitas : 2 orangKebutuhan dan jumlah perabot :a. 2 kursi2x0.55x0.6=0.66b. 1 meja1x0.9x1.2=1.35c. Kamar mandi2x1.5=3d. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x2=1.57Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 6.58m2 7m2

Front office receptionKapasitas : 5 oranga. Sirkulasi12x12=144b. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x5=3.92Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 147.92m2 148m2

Ruang meetingKapasitas : 20a. Sirkulasi6x6=36b. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x20=15.7Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 51.7m2 52m2

Imel reseptionKapasitas : 2 orangKebutuhan dan jumlah perabot :a. Sirkulasi4x3=12b. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x2=1.57Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 13.57m2 14m2

Ruang pegawaiKapasitas : 6 orangKebutuhan dan jumlah perabot :a. Standard 6 m2/orang6x6=36b. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x6=4.71Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 40.71m2 42m2 Ruang pimpinanKapasitas : 1 oranga. Meja2x1=2b. Kursi0.5x0.6=0.30c. Rak file0.5x2=1d. Sofa1x3=3e. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x1=0.78Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 7.08m2 7m2

Ruang Ka.StaffKapasitas : 1 oranga. Meja1.8x1=1.8b. Kursi0.5x0.55=0.28c. Rak file0.5x2=1d. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x1=0.78Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 3.86m2 4m2

Ruang Ka bagian operasionalKapasitas : 1 oranga. Meja1.8x1=1.8b. Kursi0.5x0.55=0.28c. Rak file0.5x2=1d. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x1=0.78Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 3.86m2 4m2

Ruang sekretarisKapasitas : 1 oranga. Meja1.8x1=1.8b. Kursi0.5x0.55=0.28c. Rak file0.5x2=1d. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x1=0.78Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 3.86m2 4m2

Ruang bendaharaKapasitas : 1 oranga. Meja1.8x1=1.8b. Kursi0.5x0.55=0.28c. Rak file0.5x2=1d. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x1=0.78Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 3.86m2 4m2

Ruang personaliaKapasitas : 2 orangKebutuhan dan jumlah perabot :a. Standard 6 m2/orang2x6=12b. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x2=1.57Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 13.57m2 14m2

Ruang arsipKapasitas : 2 orangKebutuhan dan jumlah perabot :a. Sirkulasi4x3=12b. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x2=1.57Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 13.57m2 14m2

JUMLAH KESELURUHAN LUASAN RUANG PENGELOLA= Jumlah + Flow 40%= 1115 + 446= 1561m2

Ruang Pendukung Pengunjung dan Pengunjung Parkir MotorKapasitas : 50 orangKebutuhan dan jumlah perabot :a. Asumsi 50 motor50x2.5x5 =625b. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x50=39.25Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 664.25m2 664m2

Parkir MobilKapasitas : 100 orangKebutuhan dan jumlah perabot :c. Asumsi 100 mobil100x2.5x5 =1250d. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x100=78.5Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 1328.5m2 1328m2

TanggaStandard 3x4=12m2

SeatingKapasitas: 8 orangKebutuhan dan jumlah perabot: a. 2 meja batu2x1.25x0.6=1.5b. 2 kursi batu8x0.6x0.55=2.64c. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x8=6.28Jumlah Luasan yang dibutuhkan 10.42m2 10m2

ResepsionistKapasitas : 5 orangKebutuhan dan jumlah perabot :a. 1 meja resepsionis1x8x0.6=4.8b. 5 kursi5x0.6x0.55=1.65c. 2 almari2x1.25x0.6=1.5d. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x5=3.92Jumlah luasan yang dibutuhkan adalah 11.87m2 12m2

RestaurantKapasitas: 75 orangKebutuhan dan jumlah perabot: a. 18 meja makan18x1x0.6=10.8b. 72 kursi72x0.5x0.55=19.8c. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x75=58.87Jumlah Luasan yang dibutuhkan 89.75m2 90m2

Medical CentreKapasitas: 6 orangKebutuhan dan jumlah perabot: a. Luas minimum konsultasi dokter2x3=6b. Luas minimum pasien berbaring2x3=6c. Luas minimum ambil darah2.4x2.4=5.76d. Luas minimum area rontgen4.7x3.3=15.51e. Luas minimum terapi elektrodiagram2.7x2.4=6.48f. Luas minimum terapi sinar ultra3.6x2.5=9g. Tempat pendaftaran2x2=4h. Ruang tunggu3x6=18i. Apotek4x3=12j. Ruang penyimpanan obat3x3=9k. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x6=4.71Jumlah Luasan yang dibutuhkan 96.46m2 96m2

Ruang serbagunaKapasitas: 30 orangKebutuhan dan jumlah perabot: a. Tiap orang kurang lebih membutuhkan 6x30=180m2b. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x30=23.35Jumlah Luasan yang dibutuhkan 203.55m2 204m2

Ruang ATMKapasitas: 3 orangKebutuhan dan jumlah perabot: a. 3 mesin ATM1.8x4.4=7.93b. Pendekatan personal3.14x0.5x0.5x3=2.35Jumlah Luasan yang dibutuhkan adalah 10.28m2 10m2JUMLAH LUASAN YANG DIBUTUHKAN RUANG PENDUKUNG PENGUNJUNG DAN PENGUNJUNG= Jumlah + Flow 40%= 3288 + 1315.2= 4603.2 m2 4603m2

Rekapitulasi kebutuhan ruang: Kelompok kegiatan pengelola1561 m2 Kelompok kegiatan pengunjung14560 m2 Kelompok kegiatan pengunjung dan penunjang4603 m2TOTAL20724 m2Flow 20%4144.8 m2Total bersih24868.8 m2Jadi total luasan ruangan 24869 m2

BAB 6KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOSIO-CULTURAL CENTER SEBAGAI DESTINASI WISATA DENGAN PENDEKATAN LOCAL WISDOM DI BANDAR LAMPUNG

1. Konsep pemilihan lokasi dan site

Site berlokasi di Jalan Raden Ajeng Maulana, Kecamatan Teluk Betung Barat, Bandar Lampung. Pertimbangan pemilihan lokasi ini adalah: Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 10 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2011-2030 Merupakan lokasi yang sedang berkembang Dekat dengan berbagai situs Cagar Budaya, seperti: Rumah Adat di Kedamaian Kecamatan Tanjung Karang Timur dan di Negeri Olok Gading Kecamatan Teluk Betung Barat; Monumen Krakatau pada Taman Dipangga di Teluk Betung Utara; Pusaka Sumur Putri di Teluk Betung Utara.

2. Konsep pengolahan tapak

SEME

Analisa pencapaianTujuan :Untuk mendapatkan ME dan SE sebagai jalan masuk menuju tapak yang sesuai dengan fungsi bangunan dan pemanfaatan kondisi lingkungan di sekitarnya.Analisa :Ada dua macam pencapaian site, yaitu Main Entrance (ME) dan Side Entrance (SE). ME sebagai pintu gerbang utama menuju site memilki pertimbangan yaitu:1) Menghadap langsung ke arah jalan besar, untuk memudahkan sirkulasi kendaraan keluar-masuk site.2) Mudah dikenali pengunjung sebagai entrance.3) Arus kendaraan dan potensi jalan. 4) Mudah untuk dicapai.Sedangkan SE atau pencapaian samping diperuntukkan bagi sirkulasi keluar kendaraan umum dan pengelola atau kendaraan servis, memilki beberapa pertimbangan yaitu:1) Letak yang cukup tersembunyi dari arah datangnya pengunjung. 2) Kelancaran sirkulasi harus tetap terpenuhi (tidak menyebabkan kemacetan)..

Orientasi dan view bangunan

USEME

Tujuan :1) Mendapatkan orientasi arah hadap bangunan sehingga bangunan mendapatkan ekspose visual yang maksimal dalam mmenyampaikan tema bangunan serta mudah dilihat dan dikenali masyarakat.2) Untuk mendapatkan orientasi bangunan yang mendukung kegiatan di dalamnya.Dasar pertimbangan :1) Posisi ME serta sirkulasi di dalam site pada hasil analisa sebelumnya.2) Potensi lingkungan sekitar site.3) Orientasi bangunan didasarkan dengan pertimbangan arah sinar matahari, secara maksimal memanfaatkan potensi matahari dan menghindari sinar yang mengganggu.Analisa : orientasi massa bangunan yang direncanakan yaitu berorientasi ke arah selatan

3. Konsep peruangan

JENIS BESARAN RUANGKELOMPOK KEGIATAN SERVICEJENIS RUANGJUMLAH PELAKU KEGIATANPENDEKATAN KEBUTUHAN PERABOTPENDEKATAN JUMLAH PERABOTBESARAN RUANG

Musholla30 orang30 sajadah1 lemari30x1.1x0.5=16.51x2.5x0.6=0.75Flow 40%=6.924.15 m2(24 m2 )

Wudhu5 orang5 keran air5x0.8=44x1.5=6(6 m2 )

Kamar mandi/ WC pria6 orang4 kloset2 washtafel4 urinoir4x0.6x0.65=1.562x0.75x1.5=2.254x0.65x0.6=1.56Flow 40%=2.44(18 m2 )

Kamar mandi/ WC wanita5 orang5 kloset4 washtafel5x0.6x0.65=1.954x0.75x1.5=4.5Flow 40%=2.58(18 m2 )

Kantin24 orang1 etalase6 meja makan24 kursi2 washtafel1x0.9x3=2.76x0.8x1.3=6.124x0.6x0.55=7.922x0.65x0.55=0.71Flow 40%=6.97224.40 m2(24 m2 )

R. Genset2 orang4 unit genset2 sompit2 daily tank 1000 L1 gutter3 genset intake air openingPKG4x3x5=602x1x1=22x4x2=161x1.5x1=1.53x1.7x2=10.2Flow 40%=29.88119.58 m2(120 m2)

House Keeping10 orang15 unit loker4 meja kanopi3 sofa6 kursi2 kulkas1 bak cuci piring2 kompor15x0.5x1=7.54x0.5x0.4=0.83x2x0.8=4.86x0.55x0.6=1.982x1x0.75=1.51x1x0.5=0.52x1.5x0.5=1.5Flow 40%=7.42(24 m2 )

R. Security2 orang3 kursi1 meja1 lemari2 tempat tidur3x0.55x0.6=0.991x0.9x1.2=1.351x1.25x0.6=0.752x0.95x2=3.8Flow 40%=2.84( 12 m2 )

R. Panel2 orangPanel listrik2x0.6x0.4=0.48Flow 40%=0.192(12 m2 )

Looker pria1.2 m2/orangSirkulasi 0.62 loker2x0.5x6=6(18 m2 )

Looker wanita1.2 m2 /orangSirkulasi 0.62 loker2x0.5x6=6(18 m2 )

STP2 orang1 unit pengolahan limbah9x4=36(36 m2 )

R. Pompa2 orang1 unit pompa air9x4=36(36 m2 )

Ground water treatment2 orang2 tangki air9x4=36(36 m2 )

R. PUTM2 orangPanel utama tegangan menengah3x4=12(12 m2 )

R. trafo2 orangTrafo3x4=12(12 m2 )

R. PUTR2 orangPanel utama tegangan rendah6x4=24(24 m2 )

R. Engineering4 orangMesin-mesin listrik12x3=36(36 m2 )

Back of house10 orangTempat istirahat12x6=72(72 m2 )

R. Kontrol2 orang1 unit mesin control2 kursi1 meja1 lemari1x0.6x2=1.22x0.6x0.55=0.661x0.9x1.5=1.351x1.25x0.6=0.7Flow 40%=1.56(12 m2 )

R. ShaftsampahLubang sampah1x2.4=2.4(2.4 m2 )

Bak sampah2 orang1 bak sampah6x6=36(36 m2 )

R. tangki bahan bakar2 orang1 unit tangki kapasitas 700 L6x4=24(24 m2 )

R. tangki air bersih2 orang1 unit tangki kapasitas 700 L6x4=24(24 m2 )

Gudang alat2 orangAlat-alat kerja(90 m2 )

Gudang bahan bakar2 oranPenyimpanan bahan bakar genset(60 m2 )

Gudang umum2 orangAlat-alat(60 m2 )

Roof tank

R. Mesin2 orangMesin lift5x8=40(40 m2 )

Dapur restauran10 orangRuang pendingin6 kompor pemanggangMeja kerjaBak cuci piring3x6=180.71x0.48=0.340.6x1.2=0.72(72 m2 )

R. Boiler2 orang1 unit boiler+pipa6x4=24(24 m2 )

R. Pipa1 orang5 pipa ukuran 3 3x2=6(6 m2 )

R. PABX4 orang2 meja4 kursi2x0.9x1.5=2.74x0.6x0.55=1.32Flow 40%=1.6(12 m2 )

Ruang tranmisi gedung2 orangPerangkat MDF 1 pc6x6=36(36 m2 )

Parkir mobil luar100 mobilUnit mobil2.5x5=12.5Flow 40%=5(2625 m2 )

Parkir motor luar2.1 m2 /motor100Unit motor1.5x1=1.5Flow 40%=0.6(210 m2 )

Parkir mobil dalam5 mobilUnit mobil2.5x5=12.5Flow 40%=5(87 m2 )

Pos satpam1 orang2 kursi1 mejaKamar mandi2x0.55x0.6=0.661x0.9x1.2=1.352x1.5=3Flow 40%=2(7 m2 )

Imel resepter2 orang4x3=12(12 m2 )

Tangga darurat5 orangTanggaLobbyTangga kebakaran4x3=122x3=6(18 m2 )

Total kelompok kegiatan servis4027,4 m2

KELOMPOK KEGIATAN PENERIMAJENIS RUANGJUMLAH PELAKU KEGIATANPENDEKATAN KEBUTUHAN PERABOTPENDEKATAN JUMLAH PERABOTBESARAN RUANG

Gerbang utamajamak20x10200 m2

Food court10-15 orang5 meja makan15 kursi5x1x0.6= 315x0.5x0.55=4,13Flow 40%= 2,8530 m2

Kamar mandi/WC pria6 orang4 kloset2 washtafel4 urinoir4x0.6x0.65=1.562x0.75x1.5=2.254x0.65x0.6=1.56Flow 40%=2.4418 m2

Kamar mandi/WC wanita5 orang5 kloset4 washtafel5x0.6x0.65=1.954x0.75x1.5=4.5Flow 40%=2.5818 m2

Total kelompok kegiatan penerimaan266 m2

KELOMPOK KEGIATAN UTAMA DAN SERBAGUNAJENIS RUANGJUMLAH PELAKU KEGIATANPENDEKATAN KEBUTUHAN PERABOTPENDEKATAN JUMLAH PERABOTBESARAN RUANG

Live Culture Arena70 orangPanggungRuang persiapanKursi Penonton200 m2

Pusat Studi Sosial Budaya + Ruang Pamer Benda Seni15 orang80 m2

Pasar Seni10-15 orang(8 x 4) x 10 = 320 m2

Seating8 orang2 meja batu2 kursi batu2x1.25x0.6=1.58x0.6x0.55=2.64Flow 50%=2.0712 m2

Taman Bermain0.8 m2 /anak usia 6-12 tahunAyunan doublePapan luncurJungkat-jungkitPapan seluncur dan rumah rumahanPalang bertangga4.5x2.5=11.253.4x0.8=2.724x0.8=3.27.3x3.8=27.74

3.6x0.5=1.8Flow 50%=23.3572 m2

Pusat Oleh Oleh20 orangMeja kasirRak pajangan1.6x0.53=0.850.9x3=2.7Lebar minimum took=4m6x12=7272 m2

Restoran75 orang18 meja makan72 kursi18x1x0.6=10.872x0.5x0.55=19.8Flow 40%=12.24240 m2

Putting green5 orangTanaman-tanaman12x6=7272 m2

Teater terbuka150 orang20x20=400400 m2

Pendapa indoor100 orang20x20=400400 m2

Balai Masyarakat200 orang25x25=625625 m2

Mini market10 orangMeja kasirRak pajangan1.6x0.53=0.850.9x3=2.7Lebar minimum took=4m6x12=7272 m2

Medical centre6 orang Luas minimum konsultasi dokter Luas minimum pasie berbaring Luas minimum ambil darah Luas minimum area rontgen Luas minimum terapi elektrodiagram Luas minimum terapi sinar ultra Tempat pendaftaran Ruang tunggu Apotek Ruang penyimpana