hg 1 makalah cl2 nurul fauzi
DESCRIPTION
this file is makalah for students in universityTRANSCRIPT
-
DAMPAK PERTAMBANGAN SERTA PEMBERLAKUAN
UU No.4 TAHUN 2009
TENTANG MINERAL DAN BATU BARA
SEBAGAI SOLUSINYA
PENYUSUN :
NURUL FAUZI
1406609431
HG 5
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS INDONESIA
-
DAFTAR ISI
Daftar isi i
Kata pengantar ii
Bab I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Penulisan 2
1.4 Metode Penulisan 2
BAB II ISI
2.1 Pertambangan 2
2.2 Pertambangan di Indonesia 6
2.3 Dampak pertambangan terhadap kesehatan 7
2.4 Dampak pertambangan terhadap lingkungan 8
2.5 Damapak pertamabangan bagi kehidupan sosial 9
2.6 UU No. 4 Thaun 2009 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 13
3.2 Saran 14
DAFTAR PUSTAKA
-
KATA PENGANTAR
Pertama-tama pemakalah ingin memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah swt. Karena
atas limpahan rahmat dan dan karunia serta izin-Nya, pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu.
Dalam makalah ini, pemakalah membahas tentang hubungan antara pembahasan dalam
CL 2 MPKT-B . Pemakalah berupaya membuat makalah ini sesistematis mungkin agar mudah
dipahami pembaca. Dalam makalah ini, pertama-tama pemakalah akan menjabarkan mengenai
materi dalam MPKT-B .
Pemakalah sadar bila dalam menyelesaikan makalah ini, pemakalah diberikan saran oleh
banyak pihak. Jadi, pemakalah sangat berterima kasih kepada kedua orang tua pemakalah, Ibu
Rouli Anita Valentina dan teman-teman atas segala dukungan dan petunjuknya,baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Pemakalah berharap makalah ini, selain sebagai komponen penilaian dalam MPKT B,
dapat juga membantu proses belajar di berbagai lembaga penidikan. Pemakalah sadar akan
ketidaksempurnaan makalah yang pemakalah buat ini. Oleh karena itu, pemakalah sangat
berharap akan adanya kritik dan saran.
Depok, Maret 2015
Pemakalah
-
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alam semesta beserta semua yang terkandung di dalamnya merupakan amanah yang
diberikan oleh tuhan yang maha esa kepada manusia sebagai suatu karunia yang dapat
dimanfaatkan namun harus tetap dijaga. Sejak dahulu hingga sekarang, manusia telah mengalami
banyak proses perubahan dalam mengambil manfaat dari alam yang ada, dari yang hanya
mengolah sumber daya alam ala kadarnya sampai membuat teknik-teknik pengolahan yang
canggih. Perubahan kepada teknik-teknik yang modern tersebut dapat meraup manfaat yang lebih
besar daripada teknik yang tradisional. Namun, teknih yang canggih ternyata tidak hanya
memperbanyak manfaat yang bisa diambil, tetapi juga berdampak buruk bagi lingkungan ,
khususnya kondisi kesehatan dan sosial masyarakat sekitarnya. Salah satu teknik yang maju
tersebut adalah pertambangan.
Pertambangan memang memberikan keuntungan yang menjanjikan bagi kas Negara. Hal ini
tentu sangat menggiurkan pemerintah pusat maupun daerah untuk memberikan akses mudah
kepada para investor untuk menanam saham di wilayahnya. Banyak peraturan daerah bahkan
undang-undang yang dibuat untuk membuat para investor tertarik melakukan pertambangan di
Indonesia. Hal ini merupakan suatu praktik yang salah dan harus dirubah karena tidak melihat
akan dampak yang diakibatkan.
Sebagai mahasiswa hukum, saya menjadikan UU No.4 Yahun 2009 tentang minerba sebagai
bahan kajian terhadap makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi saran terhadap pihak-pihak
yang berwenang dan dan wawasan bagi para masyarakat umum agar dapat mengetahui akan
pentingnya menjaga alam.
1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, maka dalam makalah ini saya akan membahas mengenai
beberapa masalah, antara lain:
1. Pertambangan
2. Pertambangan di Indonesia
3. Dampak pertambangan terhadap kesehatan
4. Dampak pertambangan terhadap lingkungan
5. Damapak pertamabangan bagi kehidupan sosial
-
6. UU No. 4 Thaun 2009
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini untuk memberi kesadaran kepada masyarakat akan dampak
adanya pertambangan bagi mereka atau lingkungannya di samping sebagai salah satu
komponen peniliaian mata kuliah MPKT B.
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan makalh ini adalah melalui studi
pustaka
BAB II
ISI
2.1 Pertambangan
Pertambangan merupakan suatu kegiatan pengambilan endapan galian berharga dan bernilai
ekonomis dari dalam kulit bumi, baik secara mekanis maupun manual, pada permukaan bumi, di
bawah permukaan bumi, dan di bawah permukaan air. Hasil kegiatan pertambangan antara lain,
minyak dan gas bumi, bijih mangan, bijih emas, perak, batubara, pasir besi, bijih timah, bijih
nikel, bijih bauksit, bijih tembaga, dan granit.Pertambanagn yang menghasilkan minyak dan gas
disebut migas, sedangkan pertambangan yang menghasilkan barang yang lain disebut dengan
pertambangan umum1.
Jauh sebelum datangnya bangsa Eropa, di Indonesia pertambangan sudah ada sejak masa
kerajaan . Masyarakat yang ingin melakukan kegiatan petambangan harus meminta izin dari raja
atau sultan. Teknik-teknik yang digunakan masih sangat sederhana. Hal ini karena pengetahuan
serta teknologi yang digunakan hanya sebatas apa yang diketahui dan ada dalam masyarakat.
Sekarang, teknik-teknik yang sederhana tersebut sudah mulai berubah karena sudah lebih majunya
pendidikan dan teknologi yang digunakan oleh para pihak yang menambang.
1 http://www.ima-api.com/ (Asosiasi Pertambangan Indonesia)
-
Dalam penambangan sendiri, ada beberapa proses yang dilakukan, yaitu :
1. Prospeksi, adalah suatu kegiatan penyelidikan dan pencarian untuk menemukan bagian
endapan bahan galian atau mineral berharga.
2. Eksplorai, adalah suatu kegiatan lanjutan dari prospeksi yang meliputi pekerjaan-pekerjaan
untuk mengetahui ukuran, bentuk, posisi, kadar rata-rata dan besarnya cadangan serta studi
kelayakan dari endapan bahan galian atau mineral berharga yang telah diketemukan.
3. Eksploitasi, adalah suatu kegiatan pertambangan yang meliputi pekerjaan-pekerjaan
pengambilan dan pengangkutan endapan bahan galian atau mineral berharga sampai ke tempat
penimbunan dan pengolahan/pencucian, kadang-kadang sampai ke tempat pemasaran.
4. Sedangkan Pengolahan/pemurnian/pengilangan adalah suatu pekerjaan memurnikan atau
meninggikan kadar bahan galian dengan jalan memisahkan mineral berharga dan yang tidak
berharga, kemudian membuang mineral yang tidak berharga tersebut yang dapat dilakukan
dengan cara kimia.
Dari keempat proses tersebut, paling tidak dalam sebuah penambangan, ada dua hal yang
menjadi sangat penting , yaitu : di mana dan apa. Kata apa menunjukkan bahwa dalam suatu
penambangan, haruslah dijawab terlebih dahulu barang apa yang akan ditambang. Barang tersebut
merupakan barang mineral yang hendak dieksploitasi dalam aktivitas pertambangan.
Dalam pertambangan, terdapat beberapa barang mineral yang biasanya dicari oleh penambang.2
yaitu :
1. Emas dan Perak
Emas adalah logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar
antara 2,5 3 (skala Mohs). Berat jenis emas tergantung pada jenis dan kandungan logam lain
yang berpadu dengannya. Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan
(gangue minerals). Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di
permukaan. Sedangkan Perak merupakan logam yang terbentuk dan selalu bersama-sama dengan
logam emas, yang mempunyai warna putih. Mineral-mineral yang terpenting yang mengandung
perak adalah Perak alam (Ag), Argentite (Ag2S), Cerrargyrite (AgCl), Polybasite (Ag16 Sb2
S11), Proustite (Ag2 As S3) dan Pyrargyrite (Ag3 Sb S3). Kebanyakan perak di dunia berasal dari
cebakan hydrothermal yang mengisi rongga-rongga. Kegunaannya adalah untuk perhiasan,
2 https://scele.ui.ac.id/berkas_kolaborasi/konten/mpktb_2014genap/079.pdf
-
cindera mata, logam campuran dan lain-lain. Potensinya selalu berasosiasi dengan logam lainnya
seperti emas dan tembaga.
2. Tembaga
Tembaga (Cu) mempunyai sistim kristal kubik, secara fisik berwarna kuning. Apabila
tembaga dilihat dengan menggunakan mikroskop maka bijih akan berwarna pink kecoklatan
sampai keabuan. Unsur tembaga terdapat pada hampir 250 mineral, tetapi hanya sedikit saja yang
komersial. Pada endapan sulfida primer, kalkopirit (CuFeS2) adalah yang terbesar, diikuti oleh
kalkosit (Cu2S), bornit (Cu5FeS4), kovelit (CuS), dan enargit (Cu3AsS4). Mineral tembaga utama
dalam bentuk deposit oksida adalah krisokola (CuSiO3.2HO), malasit (Cu2(OH)2CO3). Logam
tembaga digunakan secara luas pada bidang peralatan listrik. Kawat tembaga dan paduan tembaga
digunakan dalam instalasi listrik rumah, perancangan motor listrik, bidang telekomunikasi,
generator, kabel transmisi, komponen kendaraan bermotor, konduktor listrik, kabel dan tabung
coaxial, tabung microwave, saklar, reaktifier transsistor, dan bidang-bidang yang membutuhkan
sifat konduktivitas listrik dan panas yang tinggi, seperti untuk pembuatan tabung dan klep di
pabrik penyulingan. 3
3. Batubara
Batubara berasal dari batuan hidrokarbon padat yang terbentuk dari tumbuhan dalam
lingkungan bebas oksigen, serta terkena pengaruh tekanan dan panas yang berlangsung sangat
lama. Proses pembentukan (coalification) memerlukan jutaan tahun, mulai dari awal pembentukan
yang menghasilkan gambut, lignit, subbituminus, bituminous, dan akhirnya terbentuk antrasit. Di
Indonesia, endapan batubara yang bernilai ekonomis terdapat di cekungan Tersier, yang terletak di
bagian barat Paparan Sunda (termasuk Pulau Sumatera dan Kalimantan), pada umumnya endapan
batubara tersebut tergolong usia muda, yang dapat dikelompokkan sebagai batubara berumur
Tersier Bawah dan Tersier Atas.
4. Bauksit
Bauksit adalah bahan heterogen, yang mempunyai mineral dengan susunan terutama
dari oksida aluminium, yaitu berupa mineral buhmit (Al2O3H2O) dan mineral gibsit (Al2O3
.3H2O). Secara umum bauksit mengandung Al2O3 sebanyak 45 65%, SiO2: 1 12%, Fe2O3:
2 25%, TiO2 >3%, dan H2O: 14 36%. Bijih bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika.
Sifat dari bijih bauksit yakni pelapukannya sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan
sedimen yang mempunyai kadar Al nisbi tinggi, kadar Fe rendah dan kadar kuarsa (SiO2)
bebasnya sedikit atau bahkan tidak mengandung sama sekali. Batuan tersebut (misalnya sienit dan
3 https://scele.ui.ac.id/berkas_kolaborasi/konten/mpktb_2014genap/079.pdf
-
nefelin yang berasal dari batuan beku, batu lempung, lempung dan serpih. Batuan-batuan tersebut
akan mengalami proses lateritisasi, yang kemudian oleh proses dehidrasi akan mengeras menjadi
bauksit.
5. Granit
Granit adalah dalah salah satu batuan beku, yang bertekstur granitik dan struktur
holokristalin, serta mempunyai komposisi kimia 70% SiO2 dan 15% Al2O3, sedangkan
mineral lainnya terdapat dalam jumlah kecil, seperti biotit, muskovit, hornblende, dan piroksen.
Umumnya granit berwarna putih keabuan, Sebagai batu hias warna granit lainnya adalah merah,
merah muda, coklat, abu-abu, biru, hijau, dan hitam, hal ini tergantung pada komposisi
mineralnya. Granit merupakan batuan beku asam plutonik atau terbentuk dan membeku dalam
kerak bumi. Bentuk cebakan yang terjadi dapat berupa dike, sill, atau dalam bentuk masa yang
besar dan tidak beraturan. Batuan lelehan dari granit disebut rhiolit, yang mempunyai susunan
kimia dan mineral yang sama dengan granit tetapi tekstur dan strukturnya berlainan.
6. Timah
Timah adalah logam berwarna putih keperakan, dengan kekerasan yang rendah, berat
jenis 7,3 g/cm3, serta mempunyai sifat konduktivitas panas dan listrik yang tinggi. Dalam keadaan
normal (13 1600C), logam ini bersifat mengkilap dan mudah dibentuk. Timah terbentuk sebagai
endapan primer pada batuan granit dan pada daerah sentuhan batuan endapan metamorf yang
biasanya berasosiasi dengan turmalin dan urat kuarsa timah, serta sebagai endapan sekunder, yang
di dalamnya terdiri dari endapan alluvium, elluvial, dan koluvium.
Mineral yang terkandung di dalam bijih timah pada umumnya mineral utama yaitu kasiterit,
sedangkan pirit, kuarsa, zircon, ilmenit, plumbum, bismut, arsenik, stibnite, kalkopirit, kuprit,
xenotim, dan monasit merupakan mineral ikutan. Kegunaan timah banyak sekali terutama untuk
solder, cendera mata, bahan baku logam pelapis, dan lain-lain. 4
7. Nikel
Nikel digunakan sebagai bahan paduan logam yang banyak digunakan di berbagai
sektor logam. Potensi nikel terdapat di Pulau Sulawesi, Kalimantan bagian tenggara, Maluku, dan
Papua. Nikel biasanya terbentuk bersama-sama dengan kromit dan platina dalam batuan ultrabasa
seperti peridotit, baik termetamorfkan ataupun tidak. Terdapat dua jenis endapan nikel yang
bersifat komersil, yaitu: sebagai hasil konsentrasi residual silika dan pada proses pelapukan batuan
beku ultrabasa serta sebagai endapan nikel-tembaga sulfida, yang biasanya berasosiasi dengan
pirit, pirotit, dan kalkopirit.
4 https://scele.ui.ac.id/berkas_kolaborasi/konten/mpktb_2014genap/079.pdf
-
Adapun kata di mana bermakna bahwa suatu penambangan harus dapat dilakukan dalam
wilayah yang tepat karena jika tidak tepat, penambangan harus beralih ke lokasi lain dengan
alasan kerugian atau masalah lingkungan yang bisa diakibatkan jika pertambangan tersebut tetap
diteruskan. Untuk mengetahui apakah wilayah tersebut bagus untuk melakukan eksploitasi atau
tidak dilihat ciri-ciri tanahnya. Adapun ciri-ciri tanah yang bagus untuk pertambangan adalah:
1. Terdapat mata air panas di sekitar tempat tersebut.
2. Terdapat aliran sungai disekitarnya.
3. Ada aliran sungai di kawasan berhampiran.
4. Memiliki lapisan tanah lempung yang tebal
5. Ada batuan putih berurat emas (urat kaca atau batuan kaca transparan)
6. Tanahnya mengandung mineral sulfide yang tinggi. (berbau seperti belerang)
7. Disekitarnya terdapat gunung berapi yang sudah lama terbentuk.
2.2 Pertambangan di Indonesia
Pertambangan memang memberikan keuntungan yang luar biasa terhadap kas Negara
maupun Pemda selain dari sektor pajak. Belum genap satu tahun, Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral (ESDM) hingga bulan September 2010 ini telah mencatat realisasi Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor pertambangan umum melewati Rp13 triliun. Hal ini
tentu sangat menjanjikan bagi pemerintah untuk terus memberikan izin bagi para investor asing
maupun domestik untuk membuka usaha pertambangan di Indonesia. Karena alasan ini,
pemerintah menjadikan pertambangan sebagai salah satu strategi mendapatkan pemasukan yang
besar untuk mewujudkan blue print pemerintahannya dalam sektor pembangunan sarana dan
prasarana.
Salah satu undang-undang yang dibuat adalah UU Nomor 11 Tahun 1967 tentang
Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan. UU ini dimaksudkan untuk memperkembangkan
usaha-usaha pertambangan di Indonesia. Namun, UU No. 11 Tahun 1967 tidak terlalu
memperhatikan aspek aspek di luar pertambangan tersendiri. Aspek-aspek yang tidak terlalu
diperhatikan oleh UU ini antara lain adalah aspek lingkungan hidup, perkembangan teknologi dan
informasi, hak atas kekayaan intelektual, peran swasta dan masyarakat, sengketa tanah,
penerimaan negara, penyerapan tenaga kerja lokal, dan penanggungan jasa nasional.
-
Pertambangan dan sektor migas memang memberikan pemasukan yang lebih terhadap
indonesia. Namun, bagaikan sebuah mata uang, pertambangan membawa banyak dampak buruk
bagi Indonesia. Dari segi keuangan, pengeluaran yang harus dilakukan oleh pemerintah karena
dampak dari aktivitas pertambangan hampir menyamai pemasukan yang ada. Hal itu bisa
diartikan sebagai pendapatan untuk pengeluaran. Selain biaya yang harus dikeluarkan,
pemerintah juga harus melakukan pembenahan terhadap lingkungan yang rusak akibat aktivitas
pertambanagn tersebut. Kesehatan warga yang terganggu juga harus ditagani oleh pemerintah.
Pertambanagn juga berdampak terhadap masalah sosial yang membuat kurang berhasilnya target
pemerintah dalam bidang penddikan maupun ekonomi.
2.3 Dampak pertambangan terhadap kesehatan
Sebuah aktivitas penambangan akan sangat berisiko tinggi terhadap kesehatan penambang
maupun orang yang berada di sekitar daerah tersebut. Hal ini dapat terjadi karena mineral yang
ditambang sendiri mengandung unsur kimia yang berbahaya seperti timah. Dengn senyawa
organotin yang dikandungnya, timah sangat berbahaya bagi manusia. Senyawa ini sering
digunakan dalam pestisida , fungisida, maupun algaesida yang semuanya bertujuan untuk
membasmi kehidupannya.5
Masalah kesehatan yang sering terjadi dengan adanya pertambangan adalah udara yang
berbahaya. Udara ini sangat berbahaya karena mengandung banyak senyawa yang dapat merusak
jaringan organ manusia. Pencemaran udara ini tidak hanya akan dialami oleh mereka yang
bekerja di pertambangan saja, tetapi juga masyarakat yang juga berada di sekitarnya yang secara
otomatis juga akan mengalami hal yang sama.
Bagi mereka yang bekerja di pertambangan, Paru-paru mereka dapat rusak karena udara yang
masuk membawa debu yang berbahaya. Debu yang menyelimuti baju, seluruh tubuh dan
peralatan yang digunakan dalam bekerja, membuat mereka sering batuk dan sulit bernapas. Bila
debu-debu tambang sudah merusak paru-paru, Kerusakan paru-paru sangat sulit untuk
disembuhkan bahkan hamper mustahil. Debu yang paling berbahaya datang dari batubara, yang
menyebabkan penyakit paru-paru hitam (black lung diseases).
5 https://scele.ui.ac.id/berkas_kolaborasi/konten/mpktb_2014genap/079.pdf
-
Di samping itu ,debu yang berasal dari silika juga dapat menyebabkan silikosis . Silikosis
merupakan penyakit yang berawal dari sesak napas dan batuk berdahak akibat adanya iritasi pada
saluran pernapasan (bronkitis)6. Awalnya, sesak napas akan dialami saat melakukan aktivitas,
namun lama kelamaan sesak napas akan timbul meski sedang beristirahat.Lama-kelamaan, iritasi
tersebut dapat menyebabkan kerusakan paru-paru yang jika sudah akut, dapat mengenai jantung
dan dapat mengakibatkan gagal jantung yang bisa berakibat pada kematian. Jika terpapar oleh
organisme penyebab tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosis), penderita silikosis mempunyai
resiko 3 kali lebih besar untuk menderita tuberkulosis.
2.4 Dampak pertambangan terhadap lingkungan
Lokasi pertambangan yang tidak sesusai dengan kriteria keamanan yang ditentukan oleh
pihak yang berwenang, juga akan menimbulkan dampak tersendiri terhadap lingkungan
sekitarnya. Contoh yang paling banyak dibicarakan adalah masalah lingkungan hidup di daerah
sekitar wilayah penambangan PT. Freeport. Daerah sekitar PT Freeport menjadi daerha gundul
yang dapat menyebabkan longsor. Kejadian seperti iji juga terjadi di daerah Grobogan ,Tuban,
Jatim. Karena penambangan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang ada, bahkan tanpa izin dari
pihak yang berwenang, Hutan di daerah Grobogan menjadi gundul. Hutan yang gundul ini tidak
dapat menjadi daerah resapan air sehingga mengakibatkan banjir di daerah tersebut7.
Selain kegundulan hutan yang dapat berakibat terhadap banjir, penambangan juga dapat
mengakibatkan pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan dapat terjadi karena adanya
proses penambangan, baik yang legal maupun illegal, yang menggunakan bahan kimia seperti
merkuri, sianida, dan asam sulfat yang dibuang ke saluran pembuangan akhir yang tidak
memerhatiakn kesehatan. Limbah yang dibuang ini banyak yang dengan begitu saja disalurkan ke
sungai yang menjadi tempat sumber kehidupan penduduk. Penduduk yang menggunakan sungai
ini sebagai tempat pengambilan air untuk kehidupan sehari-hari akan terserang penyakit karena
kandungan senyawa yang menyatu dengan air tersebut. Akibatnya, mereka dapat menderita
penyakit-penyakit seperti TBC bahkan kematian karena keracunan.
Tidak hanya secara langsung berbahaya bagi penduduknya yang menjadikan air tersebut
seagai konsumsi utama, limbah itu juga akan sangat berbahaya bagi pertanian maupun peternakan
penduduk di sekitarnya. Lahan pertanian penduduk yang mengandalkan irigasi dari sungai
6 http://doktersehat.com/silikosis-penyakit-paru-akibat-debu-silika/#ixzz3VrfYTRnv 7 http://suarabanyuurip.com/kabar/baca/hutan-grabagan-gundul-akibat-tambang-liar
-
tersebut akan tercemari limbah buangan itu. Jika hal ini terjadi ,akan mengakibatkan gagal panen
atau jika panen, hasilnya akan berkurang drastis maupun menyebabkan hasil panen yang tidak
layak konsumsi.
Bagi ternak penduduk, air yang tercemar oleh limbah berbahaya tersebut dapat
menyebabkan keracunan dan kematian sehingga penduduk tidak mempunyai ternak lagi. Jika
masalah dalam pertanian dan peternakan ini terjadi, Penduduk akan kehilangan mata
pencahariannya. Apabila hal ini dikaitkan dengan perekonomian warga, kondisi ekonomi mereka
akan memburuk sehingga dapat menimbulkan masalah sosial seperti tindak pidana pencurian dan
penjambretan.
Selain pencemaran air, adanya aktivitas pertambangan di daerah sekitar penduduk juga akan
mengakibatkan kerusakan jalan di daerah tersebut. Proses pertambangan memenag membutuhkan
jalur transportasi bagi kendaraan-kendaraan besar. Kendaraan-kendaraan tersebut akan beroperasi
sebagai pengangkut barang mentah ke tempat pengolahan-pengolahan. Kendaraan yang melintasi
daerah penduduk otomatatis akan merusak jalan-jalan di sana karena konstruksi jalan yang tidak
sesuai dengan semestinya.
2.5 Damapak pertamabangan bagi kehidupan sosial
Pertambangan tidak hanya berpengararuh terhadap kesehatan serta lingkungan sekitar,
tetapi juga terhadap kehidupan sosial warga sekitarnya. Pertambangan yang dilakukan di daerah
penduduk akan menimbulkan banyak sekali masalah social8. Pertambangan tersebut dapat
menyebabkan lemahnya kegiatan ekonomi di wilayah itu karena jalan yang rusak akibat sering
dilewati truk pengangkut barang mentah tambang. Perekonomian yang lemah akibat jalan yang
rusak juga diperparah oleh kehilangan mata pencaharian sebagai petani maupun peternak karena
tercemarinya lingkungan. Hal ini menyebabkan banyak terjadi tindak pidan pencurian maupun
penjambretan karena tidak adanya usaha yang bias dilakukan untuk membiayai keutuhan sehari-
hari.
Selain itu, dikarenakan udara yang tercemar, pendidikan di daerah tersebut juga akan
mengalami gangguan. Proses pendidikan yang seharusnya membutuhkan lingkungan yang
nyaman agar pendidikan bias berjalan dengan lancer harus terganggu karena penggunaan masker
setiap kali dalam kelas disebabkan udara yang tidak bersih. Opsi lain jika pencemaran ini semakin
kaut adalah dipindahkannya proses belajar mengajar ke daerah lain yang membutuhkan sarana
8 http://hesperian.org/
-
transportasi yang memadai. Padahal, di daerah tersebut sarana transportasi masih kurang memadai
karena akses jalan yang rusak dan karena mahalnya transportasi melewati jalur tersebut. Hal ini
menyebabkan para siswa harus susah payah berjalan kaki belasan kilo meter dari rumahnya. Jika
kondisi ini terus terjadi, belajar tidak akan efektif karena mereka tiba di sekolah dalam keadaan
sangat lelah, sehingga menyebabkan pendidikan yang rendah di daerah tersebut.
Dalam proses pembebasan lahan untuk pertambangan juga sering mengakibatkan konflik
horizontal di daerah itu. Konflik tersebut disebabkan adanya masalah dalam pembebasan tanah
warga yang ingin dijadikan lokasi penambangan. Masalah dalam pembebasan tanah ini juga
sering melibatkan makelar tanah yang mengaku sebagai wakil warga. Makelar tersebut mengaku
telah mendapatkan amanah dari warga sebagai wakilnya dalam proses jual beli tanah sebagai
akibat dari pembebasan. Denagn penipuan ini, makelar mendapatkan semua uang atas tanah warga
yang ia jual, padahal warga sendiri tidak tahu menahu akan hal tersebut. Ketika terjadi eksekusi
pembebasan, pihak perusahaan sudah mengklaim bahwa jual beli tanah sudah resmi dan sah
dilakukan. Hal seperti inilah yang mengakibatkan banyak konflik di daerah yang akan
dibebaskan lahannya.
2.6 Lahirnya UU No. 4 Thaun 2009
Karena ingin mencari pemasukan yang lebih, pemerintah daerah mencari-cari investor
bahkan mereka yang berasal dari luar negeri agar mereka mau menanamkan modalnya dalam
pertambangan tersebut. Semakin banyak investor yang ada, semakin banyak pula pemasukan yang
datang. Untuk mewujudkannya, banyak Pemda yang mengiming-imingi kemudahan akses kepada
para investor dengan dibuatnya Perda yang menjamin akan hal tersebut serta surat keputusan izin
untuk melancarkan pertambangan tersebut. Contohnya adalah Surat Bupati Timor Tengah Utara
(TTU) nomor Ek.54/102/IV/20129. Surat ini memberi izin kepada PT Gema Energy Indonesia
untuk melakukan kegiatan pertambangan di daerah Desa Oekupa, Kecamatan Biboki Tanpah,
Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), NTT. Surat izin ini tentu sangat mengherankan bagi
banyak pihak, salah satunya adalah Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) yang menganggap bahwa
tempat tersebut tidak layak untuk pertambangan karena merupakan sebuah lumbung pangan.
Karena didasaarkan atas perizinan yang tidak rasional dan tanpa pengamatan lapangan,
aktivitas pertambangn tersebut mendapat pertentangan dari warga sekitar wilayah pertambangan.
Anehnya, walaupun masyarakat sekitar menolak kehadiran pertambangan tersebut, aktivitas
pertambangan tetap dilakukan karena sudah mendapatkan surat keputusan dari Bupati Timor
9 http://regional.kompas.com/
-
Tengah Utara.Padahal, menurut UU No.4 tahun 2009, sebuah pertambangan hanya dapat
dilakukan jika mendapat izin dari warga sekitar. Jika warga tidak memebri izin, pertambangan
tidak boleh dilakukan karena dianggap masih ada konflik agrarian.
Masalah yang timbul dari pertambangan tersebut merupakan masalah yang harus segra
dicari solusinya.Jika masalah-masalah seperti ini dibiarkan begitu saja, akan terjadi konflik di
dalam masyarakat yang sangat parah. Karena alasan itu, DPR dan pemerintah menyusun UU No.
4 tahun 2009 sebagai sebuah solusi yang diharapkan mampu mengatasi semua masalah yang
timbul dari pertambangan.
Bagai sebuah oase di padang pasir, UU No.4 Tahun 2009 memberikan angin segar
terhadap rakyat Indonesia . UU tentang minerba ini berusaha melakukan perubahan tata kelola
tambang minerba. Salah satu yang harus ditata ulang adalah izin-izin yang tumpang tindih. Selain
itu, UU ini juga berusaha mengakomodasi berbagai macam wilayah Undang-Undang yang lain,
misalnya UU Lingkungan Hidup dan UU Kehutanan.
UU Minerba sendiri memuat beberapa hal penting bagi bangsa indonesia . UU ini
memenuhi tuntutan yang bersifat pelestaria lingkungan hidup, ekonomi serta sosial
kemasyarakatan. Dari segi lingkungan hidup, UU ini menentukan bahwasanya kegiatan usaha
pertambangan harus dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip lingkungan hidup. Dengan
adanya uu ini, pemerintah memiliki kewenangan untuk melakukan pembinaan dan pengawasan
penuh terhadap reklamasi pascatambang. Pemerintah juga menjamin pengelolaan tambang yang
berstandar internasional dari hulu hingga hilir.
Dari segi ekonomi dan kesejahteraan, Usaha pertambangan harus memberi manfaat
ekonomi dan sosial yang sebesar-besar bagi kesejahteraan rakyat Indonesia. Mineral dan batubara
yang merupakan sumber daya yang tak terbarukan tersebut dikuasai oleh negara dan
pengembangan serta pendayagunaannya dilaksanakan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah
bersama dengan pelaku usaha. Hal ini sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 yang menyatakan
bahwasanya Bumi, air , dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Dengan dibuatnya aturan bahwasanya perusahaan pertambangan harus membuat smelter
(pengolahan pemurnian), kandungan logam seperti timah, nikel, tembaga, emas, dan perak dapat
meningkat sehingga dapat meningkatkan pendapatan indonesia dari sektor minerba. Peningkatan
kandungan logam tersebut akan menaikkan nilai ekspor suatu mineral.10
Ccontohnya terlihat pada
ekspor bijih mineral bauksit yang mencapai 47,01 juta ton pada periode Januari - November 2013
10
www.eksnews.com
-
dengan hasil ekspor sebesar $40 per ton, sedangkan apabila bijih bauksit tersebut memasuki tahap
pemurnian terlebih dahulu maka akan menaikkan nilai ekspor sebesar 10 kali dari kondisi
bijih. Jika peningkatan nilai tersebut benar-benar terjadi, berarti telah ada suatu mekanisme pasar
baru yang dapat memberikan manfaat keadilan bagi 250 juta masyarakat indonesia dari kekayaan
bangsanya.11
Penerapan Undang-undang (UU) Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan
Batu Bara (minerba) sebagai pengganti dari UU Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-
Ketentuan Pokok Pertambangan, mengharuskan perusahaan tambang melaksanakan proses
hilirisasi terhadap mineral mentah atau bijih (ore) yang diperoleh. Pasalnya, produksi bijih mentah
hasil pertambangan Indonesia selalu diekspor keluar negeri untuk diolah lebih lanjut. Kondisi
inilah yang membuat pemerintah Indonesia merancang adanya tahap lanjutan terhadap hasil
pertambangan tersebut sebelum diekspor ke luar negeri. Khususnya, terkait kewajiban
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian tambang (smelter) bagi perusahaan tambang
yang beroperasi di tanah air.
Para ahli pertabangan menilai bahwa penerapan UU Minerba ini memberikan dampak positif
dari berbagai aspek, terutama investasi di sektor minerba. Lagkah yang diambil pemerintah untuk
menghentikan ekspor bijih mineral tanpa melalui proses hilirisasi dinilai beralasan kuat.
disebabkan adanya proses pengolahan dan pemurnian bijih mineral di dalam negeri , akan terjadi
pertambahan nilai bagi setiap barang mineral.12
. Sebelumnya, pada UU No.11/1967 produksi hasil
pertambangan berupa bijih mineral dapat diekspor secara besar-besaran ke luar negeri dan belum
adanya aturan tentang proses hilirisasi yang terumus secara kongkrit, sehingga membuat nilai
barang mineral tetap rendah. Hal tersebut menyebabkan pemasukan negara dari sektor tersebut
tidak sebegitu banyak jika terdapat smelter.
Dalam hal sosial kemasyarakatan, Pelaksanaan UU ini akan membuka begitu banyak
lapangan pekerjaan yang membutuhkan tenaga-tenaga profesional yang banyak. Semakin banyak
smelter yang dibangun, semakin banyak pula tenaga kerja yang dibutuhkan. Jika hal ini terjadi,
pendapatan per kapita Indonesia akan meningkat sehingga dapat menaikkan taraf hidup rakyat.
Pendapatan ideal yang diterima rakyat dapat menunjang perputaran uang yang dapat membuat
perekonomian indonesia lebih baik lagi. Jika perekonomian bangsa baik, kualitas serta taraf
hidupnya juga akan baik. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap masalah pendidikan dan
kesehatan mereka semua.
11
www.eksnews.com 12
www.tambangnews.com
-
Selain itu, UU Minerba juga mewajibkan para pengusaha tambang untuk memberdayakan
masyarakat sekitar tambang, sehingga dapat menciptakan pembangunan yang berkelanjutan.
Pemberdayaan ini sangat perlu agar khidupan sosial masyarakat sekitar pertambanagn tidak
melemah karena kehadiran aktivitas pertambangn di daerahnya. Jika perusahaan serius melakukan
pemberdayaan yang baik kepada masyarakat sekitarnya, masyarakat tersebut akan dengan
sukarela hdiup berdampingan dengan perusahaan tersebut. Jika pemberdayaan yang dilakukan
oleh perusahaan hanya asal-asalan dan formalitas belaka, akan timbul resistensi masyarakat
terhadap akttivitas pertambangan di wilayah tersebut. Resistensi tersebut dapat memicu konflik
anata warga dengan perusahaan yang dapat berimbas pada keefektivitasan pertambangan yang
dilakukan.
Walaupun menjadi oase ditengah kondisi yang kritis, UU minerba belumlah sempurnya
seluruhnya. Karenanya, UU ini memunculkan pro dn kontra yang berujung pada pembatalan
beberapa materi yang ada di dalamnya oleh Mahkamah Konstitusi. Pembatalan tersebut
dimintakan oleh pengusaha tambang Ftriansyah Aria dan Fahhrizan.
Keduanya memohon MK membatalkan pasal 22 huruf e dan f sepanjang frasa dan atau dan
pasal 52 ayat 1 sepanjang frasa dengan luas paling sedikit 5.000 hektare dan.13 Alasan MK
mengabulkan permohonan pembatalan ini karena ketentuan-ketentuan yang dimohonkan tersebut
bertentangan dengan UUD 1945. Dengan ketentuan ini, persyaratan bahwa perusahaan harus
memiliki luas tanah paling sedikit 5000 hektare dihapuskan.
Penghapusan ini memberikan manfaat bagi para pengusaha kecil yang tidak mungkin
memiliki tanah dengan luas selebar itu. Selain itu, ketentuan batas minimal 5000 hektare tersebut
berpotensi mereduksi atau bahkan menghilangkan hak-hak para pengusaha di bidang
pertambangan yang akan melakukan eksplorasi dan operasi produksi di dalam WUP (Wilayah
Usaha Pertambangan), karena belum tentu dalam suatu WP (Wilayah Pertambangan) akan
tersedia luas wilayah eksplorasi minimal lima ribu hektare. Pembatasan ini juga menimbulkan
permasalahan bagi daerah penghasil tambang yang luas wilayah administratifnya terbatas.
Akibatnya, daerah kesulitan dalam pemberian izin usaha pertambangan tersebut, Sehingga
membuat wilayah yang sebenarnya mempunyai potensi cadangan mineral menjadi tidak dapat
diusahakan, sehingga pemasukan daerah menjadi berkurang. Kurangnya pemasukan daerah
tersebut juga akan berimbas kepada penyejahteraan pemda kepada warganya menjadi tidak
optimal.
13
www.hukumonline.com
-
kelemahan lain yang ada dalam UU minerba adalah Kebijakan yang terdapat di dalamnya
berpotensi berakibat negative terhadap persaingan usaha yang sehat. Walaupun pembangunan
smelter memiliki tujuan dan manfaat yang baik bagi Indonesia, kewajiban pembanguan smelter
tersebut membuat banyak pengusaha pertambangan kecil yang tidak mampu memenuhi ketentuan
tersebut harus tutup usaha. Hal inilah yang dianggap dapat menimbulkan persaingan usaha yang
buruk antara pengusaha lokal yang kecil dengan pengusaha asing yang bermodal besar.
Jika persaingan usaha yang negatif ini benar-benar terjadi, bisnis pertambangan di indonesia
hanya akan dikuasai oleh modal asing . Hal ini berarti warga negara indonesia tidak dapat menjadi
tuan di tanahnya sendiri. Warga negara indonesia hanya menjadi pekerja di negeri sendiri atau
yang lebih buruk lagi mereka hanya menjadi penonton semata.
Beberapa materi yang dibatalkan oleh MK tersebut menunjukkan bahwa UU Minerba belum
seratus persen sempurna. UU minerba tersebut harus diperbaiki sehingga tidak terjadi kebocoran
lagi seperti dalam UU No. 11 tahun 1967. Revisi UU Minerba ini harus melibatkan semua pihak
yang terkait, baik dari lingkungan hidup, ekonomi, hukum, sosiologi, pemerintahan, daerah dan
pusat,serta kesehatan. Pelibatan pihak-pihak tersebut sangat penting untuk menembel kelemahan
yang masih terdapat dalam UU Minerba., sehingga dapat diwujudkannya suatu UU tentang mieral
yang memenuhi semua tuntutan semua pihak.
Walaupun memiliki beberapa kelemahan, Kementeriaan ESDM menganggap uu minerba
masih relevan dan layak, sehingga tidak harus dilakukan revisi, Hanya diperlukan aturan turunan
yang lebih jelas14
. Sekarang, aturan ini pun telah termuat dalam PERMEN ESDM No. 1Tahun
2014 Tentang peingkatan nilai tambah mineral melaui kegiatan pengolahan dan pemurnian
mineral di dalam negeri. Selain itu, UU Minerba ini juga telaha berhasil menutup kebocoran yang
dimiliki oleh UU Nomor 11 Tahun 1967 yang tidak serius mengakomodasi lingkungan hidup,
perkembangan teknologi dan informasi, hak atas kekayaan intelektual, peran swasta dan
masyarakat, sengketa tanah, penerimaan negara, penyerapan tenaga kerja lokal, dan
penanggungan jasa nasional.15
14
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/03/23/140200426/Kementerian.ESDM.UU.Minerba.Tidak.Mendesak.
Diubah
15
Esdm.go.id
-
Bab III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pertambangam merupakan kegiaatn pengambilan manfaat dari alam oleh manusia. Banyak
barag yang ditambang oleh manusia untuk dijadikan barang ekonomi. Pertambangan juga
menjanjikan bagi keuangan pemerintah. Karenanya, banyak pemerintah daerah yang memberikan
kelonggaran terhadap izin pertambangan. Hal itu dimaksudkan agarkas pemerintah menjadi banak
shingga dapat menjalankan cetak biru pemerintahannya. Walaupun pertambangan memberikan
pemasukan yang besar bagi kas pemerintah, Pertambangan juga mengakibatkan banyak masalah.
Masalah-masalah tersebut antara lain adalah masalah kesehatan, lingkungan serta sosial
masyarakat di daerah sekitar lokasi pertambangan. Karena itu, lahirlah UU 4 Tahun 2009 dengan
tujuan mengantisipasi serta mengatasi masalah-masalah yang menjadi akibat dari adanya
pertmbangan. Menjadi sebuah oase di tengah kecemasan kerusakan lingkungan,UU Minerba
mengatur aktivitas pertambangan agar tidak merusak lingkungan sekitarya. Walaupun banyak
mengalami pro dan kontra, UU minerba dianggap telah membawa perubahan yang baik dalam hal
penyelamatan lingkungan hidup yang berdampak terhadap terjaminnya kesehatan penduduk
sekitar dan kehidupan sosialnya.
3.2 Saran
1. Pemerintah pusat harus lebih mengoptimalkan komunikasi dengan daerah agar tidak terjadi
ketimpangan aturan di pusat dengan kebijakan pemerintah daerah.
2. Pemerintah daerah harus memperketat pemberian izin kepada pihak penambang
3. Pemerintah daerah harus melakukan pengamatan lapangan dan meminta pendapat ahli sebelum
memberikan izin kepada pihak penambang.
4. Perusahaan pertambangan harus mengindahkan peraturan perundang-undangan yang ada
5. Penambang harus memerhatikan keselamatan kerja
6. Warga harus aktif dalam hal terjadi sengketa dengan pihak penambang lewat jalur hukum
7. Pihak yang berwenang harus segera melakukan revisi undang-undang No. 4 Tahun 2009 agar
tidak terdapat celah yang dapat merugikan negara dan masyarakat
-
DAFTAR PUSTAKA
1. http://hesperian.org/
2. http://regional.kompas.com/
3. International Magazine PT Vale Indonesia Tbk, http://www.vale.com/
4. http://www.hukumonline.com/sony-heru-prasetyo--brpenataan-iup-terus-dilakukan
5. http://doktersehat.com/silikosis-penyakit-paru-akibat-debu-silika/#ixzz3VrfYTRnv
6. http://suarabanyuurip.com/kabar/baca/hutan-grabagan-gundul-akibat-tambang-liar
7. http://www.esdm.go.id/prokum/uu/2009/UU%204%202009.pdf
8. https://scele.ui.ac.id/berkas_kolaborasi/konten/mpktb_2014genap/079.pdf
9. http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/03/23/140200426/Kementerian.ESDM.U
U.Minerba.Tidak.Mendesak.Diubah
10. http://www.ima-api.com/ (Asosiasi Pertambangan Indonesia)
11. www.eksnews.com
12. www.tambangnews.com
-
.