heru swn-pengaruh pelatihan ddst

9
PENGARUH PELATIHAN TENTANG DDST TERHADAP KOMPETENSI PENDIDIK PAUD DALAM PEMANTAUAN PERKEMBANGAN ANAK PRA SEKOLAH Heru Santoso Wahito Nugroho, Agung Suharto, Nana Usnawati ABSTRAK Masa usia dini merupakan periode kritis dalam perkembangan anak, sehingga diperlukan upaya pengembangan secara menyeluruh dengan memberikan rangsangan bagi perkembangan mental, intelektual, emosional, moral dan sosial yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Upaya pengembangan tersebut dapat dilaksanakan melalui lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), berupa penerapan curriculum plus dalam bidang pemantauan perkembangan anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Pelatihan tentang Denver Developmental Screening Test (DDST) terhadap kompetensi kognitif, afektif dan psikomotorik serta perilaku pendidik PAUD dalam pemantauan perkembangan anak pra sekolah. Selain itu, juga pengaruh pelatihan terhadap perkembangan anak pra sekolah. Penelitian pra eksperimental ini menggunakan rancangan pre test-post test tanpa kelompok kontrol. Sampel (34 orang) diambil dari populasi pendidik PAUD Darul Falah Sukorejo Ponorogo yang selanjutnya dilatih metode DDST. Dari populasi anak pra sekolah, diambil sampel (102 anak) untuk diukur tingkat perkembangan mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan tentang DDST secara signifikan dapat meningkatkan kompetensi kognitif, afektif dan psikomotorik serta perilaku pendidik PAUD dalam pemantauan perkembangan anak pra sekolah. Selain itu, pelatihan juga berpengaruh positif yaitu meningkatkan perkembangan anak pra sekolah. Disarankan agar DDST tetap diterapkan sebagai metode pemantauan perkembangan anak (sebagai curriculum plus), penggunaan DDST diperluas, serta dilakukan penelitian lanjutan tentang penggunaan DDST. Kata kunci: DDST, kompetensi kognitif, kompetensi afektif, kompetensi psikomotorik, perilaku, perkembangan PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kecerdasan anak sangat pesat pada tahun-tahun awal kehidupan anak. Sekitar 50% kapabilitas kecerdasan orang dewasa telah terjadi ketika anak berusia 4 tahun, 80% terjadi ketika anak berumur 8 tahun dan mencapai titik kulminasi ketika anak berusia sekitar 18 tahun (Jalal, 2002:5-6) Hasil penelitian Balitbang Depdiknas Tahun 1999 menduga tingginya angka mengulang di kelas awal SD (kelas I: 13% dan kelas II:8%) akibat lemahnya pembinaan anak pada masa usia dini. Berarti ada korelasi positif antara pendidikan prasekolah yang diperoleh dengan kesiapan anak masuk sekolah, padahal berdasarkan data Depdiknas Tahun 2000 jumlah anak usia 4-6 tahun yang tertampung di TK dan RA masing-masing 1,6 juta (12%) dan 0,4 juta (5%). Jelas bahwa pendidikan anak prasekolah yang sangat penting, dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat (Jalal, 2002:12). Idealnya PAUD harus mampu memberikan mutu dan kemasan produk

Upload: eko-daryono

Post on 05-Jul-2015

212 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Heru Swn-pengaruh Pelatihan Ddst

PENGARUH PELATIHAN TENTANG DDST TERHADAP KOMPETENSI PENDIDIK PAUD DALAM PEMANTAUAN PERKEMBANGAN ANAK PRA

SEKOLAH

Heru Santoso Wahito Nugroho, Agung Suharto, Nana Usnawati

ABSTRAKMasa usia dini merupakan periode kritis dalam perkembangan anak, sehingga

diperlukan upaya pengembangan secara menyeluruh dengan memberikan rangsangan bagi perkembangan mental, intelektual, emosional, moral dan sosial yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Upaya pengembangan tersebut dapat dilaksanakan melalui lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), berupa penerapan curriculum plus dalam bidang pemantauan perkembangan anak.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Pelatihan tentang Denver Developmental Screening Test (DDST) terhadap kompetensi kognitif, afektif dan psikomotorik serta perilaku pendidik PAUD dalam pemantauan perkembangan anak pra sekolah. Selain itu, juga pengaruh pelatihan terhadap perkembangan anak pra sekolah. Penelitian pra eksperimental ini menggunakan rancangan pre test-post test tanpa kelompok kontrol. Sampel (34 orang) diambil dari populasi pendidik PAUD Darul Falah Sukorejo Ponorogo yang selanjutnya dilatih metode DDST. Dari populasi anak pra sekolah, diambil sampel (102 anak) untuk diukur tingkat perkembangan mereka.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan tentang DDST secara signifikan dapat meningkatkan kompetensi kognitif, afektif dan psikomotorik serta perilaku pendidik PAUD dalam pemantauan perkembangan anak pra sekolah. Selain itu, pelatihan juga berpengaruh positif yaitu meningkatkan perkembangan anak pra sekolah. Disarankan agar DDST tetap diterapkan sebagai metode pemantauan perkembangan anak (sebagai curriculum plus), penggunaan DDST diperluas, serta dilakukan penelitian lanjutan tentang penggunaan DDST.

Kata kunci:DDST, kompetensi kognitif, kompetensi afektif, kompetensi psikomotorik, perilaku, perkembangan

PENDAHULUAN

1.1Latar BelakangPerkembangan kecerdasan anak

sangat pesat pada tahun-tahun awal kehidupan anak. Sekitar 50% kapabilitas kecerdasan orang dewasa telah terjadi ketika anak berusia 4 tahun, 80% terjadi ketika anak berumur 8 tahun dan mencapai titik kulminasi ketika anak berusia sekitar 18 tahun (Jalal, 2002:5-6)

Hasil penelitian Balitbang Depdiknas Tahun 1999 menduga tingginya angka mengulang di kelas awal SD (kelas I: 13% dan kelas II:8%) akibat lemahnya pembinaan anak pada masa usia dini. Berarti ada korelasi positif antara pendidikan prasekolah yang diperoleh dengan kesiapan anak masuk sekolah, padahal berdasarkan data Depdiknas Tahun 2000 jumlah anak usia 4-6 tahun yang tertampung di TK dan RA masing-masing 1,6 juta (12%) dan 0,4 juta (5%). Jelas bahwa pendidikan anak prasekolah yang sangat penting, dinikmati oleh

sebagian kecil masyarakat (Jalal, 2002:12).

Idealnya PAUD harus mampu memberikan mutu dan kemasan produk layanan yang baik. Kemasan produk layanan dapat diperbaiki dengan menerapkan curriculum plus, yaitu pembelajaran tambahan yang tidak diatur dalam kurikulum standar (Yunianto, 2002:87).

Penerapan curriculum plus memerlukan dukungan tenaga kependidikan berkualitas, yang masih menjadi permasalahan di negara kita, sebagaimana yang disampaikan oleh Moleong (2002) bahwa rendahnya pengakuan profesional tenaga kependidikan cukup banyak terjadi karena rendahnya profesionalisme tenaga kependidikan, terlebih lagi pada PAUD (Redaksi Buletin PADU, 2002: 6)

Hasil studi pendahuluan (Maret 2006) di PAUD Yayasan Pondok Pesantren Darul Falah Sukorejo Ponorogo menunjukkan bahwa PAUD tersebut telah menerapkan kurikulum standar, namun belum

Page 2: Heru Swn-pengaruh Pelatihan Ddst

menerapkan pemantauan perkembangan anak dengan standar tertentu, karena belum memiliki program curriculum plus, serta belum memiliki tenaga pendidik yang memadai untuk menerapkan curriculum plus dalam bidang perkembangan anak.

Hasil studi pendahuluan lanjutan (Mei-Juni 2007) menunjukkan bahwa cukup banyak anak yang memiliki perkembangan dalam kategori suspek (15,7%), selebihnya (84,3%) berada dalam kategori normal.

1.2 Rumusan Masalah1. Adakah pengaruh positif pelatihan

tentang DDST terhadap kompetensi kognitif, afektif dan psikomotorik pendidik PAUD?

2. Adakah pengaruh positif pelatihan tentang DDST terhadap perilaku pendidik PAUD?

3. Adakah pengaruh positif pelatihan tentang DDST terhadap perkembangan anak pra sekolah?

1.3Tujuan Penelitian1. Menganalisis pengaruh pelatihan

tentang DDST terhadap kompetensi kognitif, afektif dan psikomotorik pendidik PAUD

2. Menganalisis pengaruh pelatihan tentang DDST terhadap perilaku pendidik PAUD

3. Menganalisis pengaruh pelatihan tentang DDST terhadap perkembangan anak pra sekolah

1.4 Manfaat Penelitian1. Menjadi salah satu komponen

pengembangan curriculum plus PAUD.2. Sebagai stimulus bagi penelitian

selanjutnya mengenai pemantauan perkembangan anak pra sekolah.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Pelatihan dan Pengembangan SDMBernandin dan Joyce (1993) dalam

Gomes (1995:197) menyatakan bahwa pelatihan adalah setiap usaha memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggungjawabnya, atau satu pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaannya. Pelatihan yang efektif harus mencakup pengalaman belajar, aktifitas-aktifitas yang terencana dan

dirancang sebagai jawaban atas kebutuhan yang diidentifikasi.

Menurut Gomes (1995:209-212), ada 5 tingkatan evaluasi pelatihan yaitu: 1. Reaction, yang diukur dengan

kuesioner tentang kepuasan terhadap pelatih, materi, isi, bahan, lingkungan dan sebagainya.

2. Learning, yaitu test tentang penguasaan konsep, pengetahuan dan ketrampilan yang diberikan selama pelatihan. Evaluasi hasil pembelajaran mengacu pada tujuan pembelajaran. Bloom (1956) dalam Winkel (1996:244-254) mengklasifikasikan secara lengkap tujuan pembelajaran, dalam 3 ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Menurut Purwanto (1996), faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu: a. Lingkungan (lingkungan alam dan

lingkungan sosial).b. Instrumen pendidikan (kurikulum,

guru, fasilitas dan manajemen pendidikan)

c. Fisiologi (kondisi fisik dan indera)d. Psikologi (minat, kecerdasan,

motivasi dan kemampuan kognitif).3. Behaviors, yaitu membandingkan

perilaku peserta sebelum dan sesudah pelatihan.

4. Organizational results, yaitu menguji dampak pelatihan terhadap kelompok kerja atau organisasi secara keseluruhan.

5. Cost effectivity, yaitu mengetahui besarnya biaya yang digunakan untuk pelatihan dan apakah besarnya biaya tersebut sepadan dengan biaya yang timbul dari permasalahan yang dialami oleh organisasi.

2.2Perkembangan AnakPerkembangan adalah bertambahnya

kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang kompleks, dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Perkembangan berhubungan dengan diferensiasi sel-sel, jaringan-jaringan, organ-organ dan sistem-sistem organ tubuh yang mengalami perkembangan sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. (Soetjiningsih, 1995:1).

Soetjiningsih (1995:2) menjabarkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sekaligus mempengaruhi pertumbuhan yaitu:

Page 3: Heru Swn-pengaruh Pelatihan Ddst

1. Faktor genetik2. Faktor lingkungan, yang terbagi atas:

a. Lingkungan prenatal (gizi ibu hamil, mekanis, toksin, endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas dan anoksia embrio)

b. Lingkungan postnatal, terdiri atas:1) Lingkungan biologis (ras, jenis

kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme dan hormon)

2) Faktor fisik (cuaca, musim dan kondisi geografis, sanitasi, keadaan rumah dan radiasi)

3) Faktor psikososial (stimulasi, motivasi belajar, ganjaran atau hukuman yang wajar, kelompok sebaya, stress, sekolah, cinta dan kasih sayang serta kualitas interaksi antara anak dan orangtua)

4) Faktor keluarga dan adat istiadat, (pendapatan keluarga, pendidikan orang tua, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian orangtua, adat istiadat, norma dan tabu-tabu, agama, urbanisasi serta kehidupan politik).

2.3DDST Sebagai Metode Pemantauan Perkembangan AnakFrankenburg and Dodds (1996) dalam

Ismail dkk. (2004) mengemukakan bahwa Denver II sebagai revisi dari DDST yang pertama kali dipublikasikan pada tahun 1967, dibuat untuk menolong petugas kesehatan menemukan secara dini masalah penyimpangan perkembangan potensi anak berumur 0 sampai dengan kurang dari 6 tahun. Denver II terdiri atas 125 item yang disusun dalam formulir menjadi 4 sektor yaitu:1. Sektor personal sosial (penyesuaian

diri di masyarakat dan kebutuhan pribadi.

2. Sektor motorik halus-adaptif (koordinasi mata-tangan, memainkan dan menggunakan benda-benda kecil, pemecahan masalah.

3. Sektor bahasa (mendengar, mengerti dan menggunakan bahasa).

4. Sektor motorik kasar (duduk, jalan, gerakan otot-otot besar).

2.4Pendidikan Anak Usia Dini

Direktorat Pembinaan Anak Usia Dini Depkes RI (2002:3-4) mendefinisikan Pendidikan Anak Usia Dini sebagai suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak usia dini yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan dasar dan kehidupan tahap berikutnya. Kegiatan bertujuan mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. (Direktorat Pembinaan Anak Usia Dini Depkes RI, 2002:4)

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Depkes RI (2002:5-8) mendasarkan pelaksanaan menu pembelajaran pada pendekatan-pendekatan yaitu: berorientasi pada kebutuhan anak, belajar melalui bermain, kreatif dan inovatif, lingkungan yang kondusif, menggunakan pembelajaran terpadu, mengembangkan ketrampilan hidup, menggunakan berbagai media dan sumber belajar, pembelajaran yang berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan anak dan stimulasi terpadu

2.5Kerangka Konsep PenelitianKerangka konsep penelitian disusun

berdasarkan model pelatihan sumberdaya manusia menurut Gomes (1995), serta model pembelajaran menurut Purwanto (1996).

Page 4: Heru Swn-pengaruh Pelatihan Ddst

2.6 Hipotesis Penelitian1. Pelatihan tentang DDST berpengaruh

positif terhadap kompetensi kognitif, afektif dan psikomotorik pendidik PAUD

2. Pelatihan tentang DDST berpengaruh positif terhadap perilaku pendidik PAUD

3. Pelatihan tentang DDST berpengaruh positif terhadap perkembangan anak pra sekolah

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian

pra eksperimental dengan rancangan pre test-post test tanpa kelompok kontrol.

3.4 Polulasi dan SampelPopulasi penelitian ini adalah Pendidik

PAUD Darul Falah Sukorejo Ponorogo (35 orang) dan anak pra sekolah di PAUD Darul Falah Sukorejo Ponorogo (120 orang). Besar sampel masing-masing adalah 32 pendidik dan 92 anak yang diambil dengan teknik simple random sampling.

3.5Variabel dan Definisi Operasional

1. Pelatihan tentang DDST adalah kegiatan pembelajaran tentang DDST kepada pendidik PAUD, mencakup domain kognitif, afektif dan psikomotorik dengan instrumen: materi DDST, formulir DDST, peralatan DDST dan LCD Projector set.

2. Kompetensi kognitif pendidik PAUD adalah hasil jawaban pendidik PAUD terhadap 15 item tes tipe obyektif tentang DDST

3. Kompetensi afektif pendidik PAUD adalah hasil jawaban pendidik PAUD terhadap 15 item kuesioner tentang sikap terhadap pemanfaatan DDST untuk pemantauan perkembangan anak pra sekolah

4. Kompetensi psikomotorik pendidik PAUD adalah hasil observasi dengan alat check list tentang keterampilan pendidik PAUD dalam menggunakan DDST untuk pemantauan perkembangan anak pra sekolah

5. Perilaku Pendidik PAUD adalah hasil observasi dengan alat lembar observasi terhadap perilaku pendidik PAUD dalam pemantauan perkembangan anak pra sekolah secara terstandar

6. Perkembangan anak pra sekolah adalah hasil pemeriksaan DDST menggunakan formulir Denver II dan peralatan DDST

3.6Pengumpulan dan Analisis DataData diperoleh dengan instrumen

training set dan teaching set, tes tipe

Pendidikan/Pelatihan KurikulumGuruFasilitasManajemen

1Pelatihan tentang DDSTKegiatan pembelajaran tentang DDST kepada pendidik PAUD, mencakup domain kognitif, afektif dan psikomotorikMateri pembelajaran DDSTFormulir DDSTPeralatan DDSTWhiteboard setLCD Projector setNominal0: Sebelum pelatihan

1: Setelah pelatihan2Kompetensi kognitif pendidik PAUD dalam pemantauan perkembangan anak pra sekolah

Hasil jawaban pendidik PAUD terhadap 15 item tes tentang DDSTSoal jenis obyektifInterval(0-15)3Kompetensi afektif pendidik PAUD dalam pemantauan perkembangan anak pra sekolahHasil jawaban pendidik PAUD terhadap 15 item pertanyaan tentang sikap terhadap pemanfaatan DDST untuk pemantauan perkembangan anak pra sekolahKuesioner tentang sikap dengan Skala LikertInterval(Skor standar T)4Kompetensi psikomotor pendidik PAUD dalam pemantauan perkembangan anak pra sekolahHasil observasi langsung tentang keterampilan pendidik PAUD dalam menggunakan DDST untuk pemantauan perkembangan anak pra sekolahLembar observasi berupa check listInterval0-255Perilaku Pendidik PAUD tentang pemantauan perkembangan anak pra sekolahHasil observasi langsung terhadap perilaku pendidik PAUD dalam pemantauan perkembangan anak pra sekolah secara terstandarLembar observasiNominal0: tidak me-lakukan1:

melakukan6Perkembangan anak pra sekolahHasil pemeriksaan DDST secara langsung Formulir DDST

Peralatan DDSTNominal0 : suspek1 : normal KurikulumGuruFasilitasManajemen

Pendidikan/Pelatihan KurikulumGuruFasilitasManajemen

1Pelatihan tentang DDSTKegiatan pembelajaran tentang DDST kepada pendidik PAUD, mencakup domain kognitif, afektif dan psikomotorikMateri pembelajaran DDSTFormulir DDSTPeralatan DDSTWhiteboard setLCD Projector setNominal0: Sebelum pelatihan

1: Setelah pelatihan2Kompetensi kognitif pendidik PAUD dalam pemantauan perkembangan anak pra sekolah

Hasil jawaban pendidik PAUD terhadap 15 item tes tentang DDSTSoal jenis obyektifInterval(0-15)3Kompetensi afektif pendidik PAUD dalam pemantauan perkembangan anak pra sekolahHasil jawaban pendidik PAUD terhadap 15 item pertanyaan tentang sikap terhadap pemanfaatan DDST untuk pemantauan perkembangan anak pra sekolahKuesioner tentang sikap dengan Skala LikertInterval(Skor standar T)4Kompetensi psikomotor pendidik PAUD dalam pemantauan perkembangan anak pra sekolahHasil observasi langsung tentang keterampilan pendidik PAUD dalam menggunakan DDST untuk pemantauan perkembangan anak pra sekolahLembar observasi berupa check listInterval0-255Perilaku Pendidik PAUD tentang pemantauan perkembangan anak pra sekolahHasil observasi langsung terhadap perilaku pendidik PAUD dalam pemantauan perkembangan anak pra sekolah secara terstandarLembar observasiNominal0: tidak me-lakukan1:

melakukan6Perkembangan anak pra sekolahHasil pemeriksaan DDST secara langsung Formulir DDST

Peralatan DDSTNominal0 : suspek1 : normal KurikulumGuruFasilitasManajemen

LingkunganLingkungan alamLingkungan sosial

FisologiKondisi fisikKondisi indera

PsikologiMinatKecerdasanMotivasiKemampuan kognitif

Reaction(Reaksi)

Learning (Hasil belajar)Kompetensi kognitifKompetensi afektifKompetensi psikomotorik

Learning (Hasil belajar)Kompetensi kognitifKompetensi afektifKompetensi psikomotorik

Behavior(Perilaku)Behavior(Perilaku)

Organizational results

(Dampak bagi organisasi)

Organizational results

(Dampak bagi organisasi)

Cost effectivity(Efektifitas

biaya)

Cost effectivity(Efektifitas biaya)

Pengambilan sampelPengambilan sampelPre test

Hasil belajar-Kognitif-Afektif-Psikomotorik

PerilakuPerkembangan anak

Pre test

Hasil belajar-Kognitif-Afektif-Psikomotorik

PerilakuPerkembangan anak

Pelatihan tentang DDSTPelatihan tentang DDSTPost test

Hasil belajar-Kognitif-Afektif-Psikomotorik

PerilakuPerkembangan anak

Post test

Hasil belajar-Kognitif-Afektif-Psikomotorik

PerilakuPerkembangan anak

Page 5: Heru Swn-pengaruh Pelatihan Ddst

obyektif, kuesioner sikap, check list psikomotor, lembar observasi perilaku serta formulir dan peralatan DDST. Analisis data penelitian menggunakan metode statistik deskriptif dan metode statistik analitik sebagai berikut.No Variabel Deskripsi

dataPenyajia

n1 Kompetensi kognitif

pendidik PAUD -Mean Diagram

Garis2 Kompetensi afektif

pendidik PAUD -Mean Diagram

Garis3 Kompetensi

psikomotor pendidik PAUD

-Mean Diagram Garis

4 Perilaku Pendidik PAUD

Distribusi frekuensi

Histogram

5 Perkembangan anak pra sekolah

Distribusi frekuensi

Histogram

No Hipotesis Uji Terpilih Syarat Uji Penggan

ti1 Pelatihan

tentang DDST berpengaruh positif terhadap kompetensi kognitif, afektif dan psikomotorik pendidik PAUD

Paired SamplesT-Test

-skala interval/ rasio

-distribusi normal

Wilcoxon Signed Rank Test

2 Pelatihan tentang DDST berpengaruh positif terhadap perilaku pendidik PAUD

Cohcran Test

Skala nominal dikotomus

-

3 Pelatihan tentang DDST berpengaruh positif terhadap perkembangan anak pra sekolah

McNemar Test

Skala nominal dikotomus

-

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil pengumpulan data sebelum dan sesudah pelatihan meliputi: kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor pendidik PAUD, perilaku pendidik PAUD dan perkembangan anak pra sekolah.

4.1 Kompetensi kognitif, afektif dan psikomotorik pendidik PAUD

Hasil One Sample Kolmogorov-Smirnov Test menunjukkan data terdistribusi normal. Hasil Paired Samples T-Test adalah -17,571 dengan p=0,000, sehingga Ho ditolak, berarti ada perbedaan mean secara bermakna antara sebelum dan sesudah pelatihan. Dengan pelatihan, kompetensi kognitif pendidik PAUD mengalami peningkatan bermakna.

Hasil One Sample Kolmogorov-Smirnov Test menunjukkan data terdistribusi normal. Hasil Paired Samples T-Test adalah -4,836 dengan p=0,000, sehingga Ho ditolak, berarti ada perbedaan mean secara bermakna antara sebelum dan sesudah pelatihan. Dengan pelatihan, kompetensi afektif pendidik PAUD mengalami peningkatan bermakna.

Hasil One Sample Kolmogorov-Smirnov Test menunjukkan data tidak terdistribusi normal sehingga sehingga tidak memenuhi syarat untuk T-Test. Hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test adalah -5,119 dengan p=0,000, sehingga Ho ditolak, berarti ada perbedaan mean rank antara sebelum dan sesudah pelatihan. Dengan pelatihan, kompetensi psikomotorik

Page 6: Heru Swn-pengaruh Pelatihan Ddst

pendidik PAUD mengalami peningkatan bermakna.

4.2 Perilaku Pendidik PAUD

Hasil Cochran Test menunjukkan nilai 51,059 dengan p=0,000, dengan demikian Ho ditolak, berarti pelatihan tentang DDST berpengaruh positif terhadap perilaku pendidik PAUD.

4.3 Perkembangan anak pra sekolah

Hasil McNemar Test menunjukkan p=0,000, dengan demikian Ho ditolak, berarti pelatihan tentang DDST berpengaruh positif terhadap perkembangan anak pra sekolah.

PEMBAHASAN

1.1 Pengaruh pelatihan tentang DDST terhadap kompetensi kognitif, afektif dan psikomotorik pendidik PAUD

Zainul dan Nasution (2005:35) menjelaskan bahwa perbedaan antara pre test dan post test berhubungan dengan kualitas proses belajar dan mengajar. Jika proses belajar mengajar baik, maka terdapat perbedaan yang besar antara hasil post test dengan hasil pre test.

Gomes (1995), menjelaskan bahwa hasil belajar dalam pelatihan, merupakan salah satu aspek yang harus dievaluasi. Dalam hal ini, menurut Bloom (1956) dalam Winkel (1996) tujuan pembelajaran

meliputi domain kognitif, afektif dan psikomotorik. Perbedaan kompetensi kognitif, afektif dan psikomotorik pendidik PAUD antara sebelum dan sesudah pelatihan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kompetensi secara berarti. Kondisi keberhasilan di atas dapat menjadikan motivasi bagi para pendidik PAUD untuk menampilkan perilaku pemantauan perkembangan anak, sebagaimana disampaikan oleh Zainul dan Nasution (2005:11) bahwa keberhasilan tes dapat menjadi motivasi mempertahankan dan meningkatkan hasilnya.

1.2 Pengaruh pelatihan tentang DDST terhadap perilaku pendidik PAUD

Merril (1971:10) dalam Gafur (1986:22) menjelaskan bahwa pengajaran adalah suatu kegiatan di mana seseorang diubah atau dikontrol, dengan maksud ia dapat bertingkah laku atau bereaksi terhadap kondisi tertentu.

Jelaslah bahwa pelatihan sebagai salah satu bentuk dari pembelajaran bertujuan untuk mengubah perilaku peserta. Jika obyek pembelajaran yang digarap adalah DDST, maka diharapkan peserta berperilaku menerapkan DDST sebagai metode pemantauan perkembangan anak pra sekolah. Adanya perbedaan perilaku antara sebelum dan sesudah pelatihan menunjukkan bahwa pelatihan efektif untuk mengubah perilaku pendidik PAUD, sebagaimana disampaikan oleh Gomes (1995) bahwa evaluasi perilaku dilakukan dengan membandingkan perilaku peserta sebelum dan sesudah pelatihan.Hal di atas penting artinya bagi organisasi, sebagaimana disampaikan oleh Sinaga dan Hadiati (2001:14-15) bahwa manusia sebagai salah satu unsur dalam manajemen memegang peran yang sangat penting, bahkan tercapainya tujuan organisasi sangat ditentukan oleh usaha manusia.

1.3 Pengaruh pelatihan tentang DDST terhadap perkembangan anak pra sekolah

Menurut Soetjiningsih (1995:9) stimulasi berpengaruh terhadap perkembangan anak. Agar anak berkembang lebih cepat, diperlukan

Page 7: Heru Swn-pengaruh Pelatihan Ddst

stimulasi secara terarah dan teratur serta motivasi belajar yang dibangun sejak dini dengan memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar misalnya melalui sekolah. Peran sekolah akan semakin bermakna jika didukung oleh curriculum plus sebagaimana penjelasan Yunianto (2002:87) bahwa curriculum plus merupakan kegiatan pembelajaran tambahan yang tidak diatur dalam kurikulum standar untuk meningkatkan kemasan produk layanan. Adanya pengaruh positif pelatihan tentang DDST terhadap perkembangan anak pra sekolah, menunjukkan bahwa pelatihan secara efektif berdampak pada kualitas layanan organisasi. Dengan demikian, pelatihan telah berdampak positif pada aspek organizational results, sebagaimana disampaikan oleh Gomes (1995) bahwa organizational results merupakan dampak pelatihan terhadap kelompok kerja secara keseluruhan.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Pendidikan Anak Usia dini. 2002. Acuan Menu Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia dini (Menu Pembelajaran Generik). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Frankenburg WK, Dodds Josiah B. 2004. Pemantauan Perkembangan, Denver II. Penerjemah: Ismail Djauhar dkk. Yogyakarta: Sub Bagian Pediatri Sosial/Tumbuh Kembang, Bagian Ilmu Kesehatan Anak/INSKA, Fakultas Kedokteran UGM/RSUP Dr. Sardjito

Gafur A. 1986. Desain Instruksional (Suatu Langkah Sistematis Penyusunan Pola Dasar Kegiatan Belajar dan Mengajar). Solo: Tiga Serangkai.

Gomes FC. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Jalal Fasli. 2002. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Akan Pentingnya PADU. Buletin PADU Jurnal Ilmiah Anak Usia dini. Edisi III. Jakarta: Direktorat PADU Depdiknas.

Jalal Fasli. 2002. Pendidikan Anak Usia dini, Pendidikan Yang Mendasar. Buletin PADU Jurnal Ilmiah Anak Usia dini. Edisi Perdana. Jakarta: Direktorat PADU Depdiknas.

Redaksi Buletin Padu. 2002. Menata Sistem Menuju Gerakan Masyarakat. Buletin PADU Jurnal Ilmiah Anak Usia dini. Edisi III. Jakarta: Direktorat PADU Depdiknas.

Rilantono LI. 2002. Konsep Pengasuhan dan Pengembangan Anak Usia dini. Buletin PADU Jurnal Ilmiah Anak Usia dini. Edisi Perdana. Jakarta: Direktorat PADU Depdiknas.

Sinaga AM, Hadiati S. 2001. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Yunianto Eko. 2002. Cara Mudah Mendirikan dan Menyelenggarakan Lembaga PADU. Buletin PADU Jurnal Ilmiah Anak Usia dini. Edisi III. Jakarta: Direktorat PADU Depdiknas.

Winkel WS.1996. Psikologi Pengajaran. Edisi Revisi. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Zainul A dan Nasution N. 2005. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.