hawa pantai terasa amat panas

Upload: gozlag

Post on 14-Jan-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sastra prosa

TRANSCRIPT

  • Hawa pantai terasa amat panas, namun angin sepoi sepoi yang berhembus memberi

    sedikit kesejukan, tangannya terus memainkan pasir putih yang berkilau ditimpa matahari

    yang semakin terik, sesekali ia melirik hpnya yang tak kunjung berbunyi, dia menghela nafas

    panjang, sudah 1 jam ia menunggu Arial.

    Matanya menerwang ke langit rindu, terdengar suara bising diatas sana, sebuah kapal

    terbang sedang melintas, menerobos awan-awan putih selembut kapas. Ralin merindu,

    hubungannya dengan arial sudah 3 tahun dijalani, arial yang melanglangbuana diatas sana,

    berpetualang melintasi benua dan samudera, menguji kecepatan dengan burung indah yang

    bebas terbang tanpa beban. Ralin selalu iri dengan arial, bukan hanya ia tidak mempunyai

    kebebasan, iapun penuh dengan kesepian, tak ada suara, tak ada kata.

    ***

    Hujan yang deras membuat Ralin menghentikan langkahnya, semua bajunya basah

    kuyup, ralin terpaksa berteduh di sebuah bangku dekat cafe, badannya mengigil kedinginan.

    kenapa tidak masuk?,seseorang tengah berdiri di depannya. Ralin menengadahkan

    kepalanya, ia tidak mengenal laki-laki itu, ralin kembali terdiam. Namun tiba-tiba, laki-laki

    itu memegang tangannya.

    ayo kita masuk, kau bisa mati kedinginan,

    Entah kenapa ralin mengikuti langkah laki-laki itu, ia pun duduk didepan laki-laki

    yang belum dikenalnya.

    kau mau minum apa?, laki laki itu bertanya pada ralin yang masih terdiam. Ralin

    hanya menatap mata laki-laki itu dengan tatapan kosong. Dengan tanpa persetujuannya, laki-

    laki berjas biru itu memesankan hot choclate untuk Ralin yang masih membisu. Beberapa

    menit kemudian hot choclate sudah ada di depan mata Ralin.

    aku suka sekali disini, kopinya khas sekali, tak pernah kutemui yang sama di negara

    manapun, ia meminum kopi hitamnya dengan nikmat.

    oh ya namaku Arial, aku jarang berada disini, minggu depan aku harus terbang ke

    Rusia, dan besoknya aku sudah akan pergi lagi, ia tertawa renyah, ralin sedikit kaku dengan

    tingkahnya yang ramah, baru kali ini ia bertemu dengan orang seperti arial.

    wajahmu cantik, kalau aku tebak, pasti kamu seorang model, oh ya siapa namamu,

    dari tadi kau tak bicara sepatah katapun?,arial menatap wajahnya lekat, ralin mersa tubuhnya

    yang dingin, menghangat seketika, ia bingung harus berkata apa, karena ia tak bisa berbicara,

    ralin pun menggerakan tanganya berharap arial mengerti bahasa isyarat.

    kau tidak bisa berbicara? wajah arial berubah seketika, ralin sangat takut itu

    pertanda ia tak mau mengenalnya lagi.

    kau sempurna, lanjut arial, ralin terkejut mendengarnya.

  • besok, akan kuajak kau kesuatu tempat, dimana kau tak harus berbicara, arial

    memberikan senyuman terbaiknya kepada ralin yang memerah.

    ***

    kau bisu ralin, arial terlalu sempurna untukmu, di luar sana ia dikelilingi wanita

    cantik, wanita yang bisa diajak berbicara!!, kata kata kakanya yang teramat menyakitkan

    kembali terngiang ditelinganya, arial yang sempurna memang tidak pantas untuk dirinya,

    apalagi hubungan jarak jauh yang tak pasti ini membuatnya takut arial berpaling, ia yang

    bisu, Arial yang dikelilingi wanita sempurna diluar sana, hal yang tidak mungkin arial bisa

    bertahan.

    Tiba tiba Hp Ralin berbunyi, membuyarkan lamunannya yang menyakitkan, ada

    pesan dari arial, ralin, lihatlah ke atas sana, ralin menutup hpnya, terdengar ada suara,

    namun bukan suara ombak, terdengar seperti diatas langit, ralin menengadahkan kepalanya

    keatas, angin yang bertiup kencang membuat rambut Ralin yang indah berterbangan di

    wajahnya.

    Ralin yakin itu Arial, ia kembali menengadahkan kepalanya, matanya berkaca kaca

    melihat lukisan dilangit sana, pesawat terbang itu menuliskan sesuatu untuknya, Ralin aku

    kembali, Will you marry me?, Ralin tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, tak terasa

    matanya yang indah menitikan air mata. Ia pun berlari ke tengah pasir putih yang luas,

    dengan sebilah kayu ia menuliskan jawabannya di pasir, aku mencintaimu Arial, Ralin

    tersenyum keatas langit, Tiba-tiba arial terjun dari atas sana dengan parasut, ia tepat berhenti

    di dekat Ralin, iapun mendekati Ralin, menatap wajahnya lekat, Aku juga mencintaimu

    Ralin, maaf sudah membuatmu menunggu, Arial membuka sebuah kotak kecil yang

    berkilau, Ralin merasa sangat bahagia, penantiannya selama ini berbuah manis, sangat manis,

    kebahagiaan akan datang, kepada siapapun yang mau menunggu.

    ***

    Inikah tempat yang ia katakan, pantai dengan pasir putihnya yang memesona?, ralin

    bertanya- tanya dalam hatinya.Tiba- tiba Dengan lembut Arial mentatap mata Ralin.

    Ralin, jika kau ingin berbicara, tulislah di pasir putih ini, tidak akan ada yang berani

    mengganggumu, aku akan pergi, kalau kau rindu, lihatlah kelangit sana, karena dimanapun

    kita berada, langit yang kita lihat sama, suatu hari, aku akan menulis di langit, kau harus

    berjanji, kau akan menulis jawabannya di pasir putih ini, janji? Arial mengulurkan

    kelingkingnya, Ralin terdiam sejenak, lalu dengan tersenyum Ralin melingkarkan jari

    kelingkinngya di jari Arial.

    Namaku arina mutmainah, biasa dipanggil arin, aku lahir di sumedang, 27 desember

    1994, motto hidupku in the world everything possible is nothing impossible, pesan dari

    seorang imaginer, keep your spirit and tsabit hamassahh.

  • Arina mutmainah, no. Hp: 085721063968, email: [email protected],

    fb: [email protected], alamat: dsn. Pengkolan asem. Rt 032, rw 008 ds.bongkok, kc.

    Paseh. Kab. Sumedang.