hasil penyelidikan geomagnit daerah panas bumi …psdg.bgl.esdm.go.id/kolokium 2005/panas...

10
HASIL PENYELIDIKAN GEOMAGNIT DAERAH PANAS BUMI SUWAWA KAB.BONE BOLANGO – PROPINSI GORONTALO Oleh Alanda Idral Subdit Panas Bumi - Dim SARI Penyelidikan geomagnit didaerah Suwawa Gorontalo merupakan bagian dari penyelidikan terpadu ( geologi, geokimia, dan geofisika ) Panas bumi di daerah tsb diatas. Daerah penyelidikan secara administratif termasuk wilayah kecamatan Suwawa dan Kabila Kabupaten Bone Bolango, Propinsi Gorontalo. Batuan di daerah panas bumi Suwawa terdiri dari batuan vulkanik, batuan Plutonik ( Granit - Diorit ), batuan sedimen (gamping kristalin/kalkarenit) dan batuan endapan permukaan..Batuan-batuan vulkanik di daerah penyelidikan tersebut diperkirakan berasal dari satu titik pusat erupsi, yaitu Pinogoe - Balangga. Nilai kerentanan magnit batuan didaerah penyelidikan berkisar antara 0.0 sampai 2.4 x 10 -6 cgs. Pola anomali magnit sisa total didaerah penyelidikan dipengaruhi oleh perbedaan nilai kerentanan magnetik batuan dan susunan atau komposisi batuan dibawah permukaan yang erat kaitannya dengan kejadian-kejadian geologi yang pernah terjadi seperti sesar, ubahan, intrusi dan mineralisasi. Mata air panas (MAP) Libungo, Lombongo dan Pangi berlokasi pada daerah transisi antara anomali magnit sedang dan rendah ( antara – 100 sampai – 250 gamma) yang mengindikasikan telah terjadi proses demagnetisasi akibat proses hidrotermal dibawah permukaan. Struktur sesar yang teridentifikasi oleh metoda geomagnit sebanyak 9 sesar, yang terpenting adalah sesar Libungo, Bilungala dan Lombongo karena mengontrol kenampakan manifestasi air panas Libungo dan lombongo kepermukaan. 1. PENDAHULUAN Penyelidikan geomagnit didaerah Suwawa Gorontalo merupakan bagian dari penyelidikan terpadu ( geologi, geokimia, geomagnit, gayaberat dan geolistrik) Panas bumi didaerah tsb yang dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2005. Daerah penyelidikan secara administratif termasuk wilayah kecamatan Suwawa dan Kabila Kabupaten Bone Bolango, Propinsi Gorontalo. Daerah penyelidikan dapat dicapai dari Bandung dengan menggunakan pesawat udara Jakarta - Gorontalo atau melalui jalan laut Jakarta – Bitung – Gorontalo Luas daerah penyelidikan lebih kurang 17 x 16 km 2 , dengan posisi geografis antara 0° 28’ 13.7” - 0° 36’ 54.8’’ lintang utara dan 123°06’ 00’’ - 123° 15’ 00” bujur timur atau 511.000 – 528.000 mT dan 52.000 – 68.000 mU pada sistem UTM zone 51 belahan bumi utara pada datum horizontal WGS 84.(Gambar 1). 2. METODA GEOMAGNIT Metoda geomagnit dilakukan untuk mengetahui struktur bawah permukaan yang mengontrol sistem panasbumi dan daerah ubahan akibat proses hidrotermal. Sumber panas bumi dan daerah akumulasi di bawah permukaan menyebabkan terjadinya perbedaan kerentanan magnetik (K) batuan dengan lingkungan sekitarnya. Perbedaan K inilah yang akan menjadi acuan dalam penyelidikan geomagnit Pengambilan data geomagnit dilakukan dengan mengukur setiap titik amat geomagnit berdasarkan pembacaan nilai geomagnit relatif terhadap base station. Pengukuran geomagnit dilakukan secara gridding pada 8 lintasan ukur ( A-B-C-D-E-F-G-H) dengan panjang lintasan 4 – 8 km, dan lintasan regional yang dilakukan di jalan-jalan raya/setapak secara random. Jarak titik amat pada lintasan berkisar antara 250-500m, sedangkan pada lintasan regional berkisar antara 500 750m. Pengambilan data lapangan dilakukan dengan menggunakan alat Proton Gun Magnetometer tipe G-856 ( 3 set) dan alat pengukur kerentanan magnetik batuan. 3. PENYELIDIK TERDAHULU Beberapa penyelidik terdahulu yang melakukan penelitian geologi didaerah tsb Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005 15 - 1

Upload: buiduong

Post on 14-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

HASIL PENYELIDIKAN GEOMAGNIT DAERAH PANAS BUMI SUWAWA

KAB.BONE BOLANGO – PROPINSI GORONTALO

Oleh

Alanda Idral

Subdit Panas Bumi - Dim

SARI

Penyelidikan geomagnit didaerah Suwawa Gorontalo merupakan bagian dari penyelidikan terpadu ( geologi, geokimia, dan geofisika ) Panas bumi di daerah tsb diatas. Daerah penyelidikan secara administratif termasuk wilayah kecamatan Suwawa dan Kabila Kabupaten Bone Bolango, Propinsi Gorontalo. Batuan di daerah panas bumi Suwawa terdiri dari batuan vulkanik, batuan Plutonik ( Granit - Diorit ), batuan sedimen (gamping kristalin/kalkarenit) dan batuan endapan permukaan..Batuan-batuan vulkanik di daerah penyelidikan tersebut diperkirakan berasal dari satu titik pusat erupsi, yaitu Pinogoe - Balangga. Nilai kerentanan magnit batuan didaerah penyelidikan berkisar antara 0.0 sampai 2.4 x 10-6 cgs. Pola anomali magnit sisa total didaerah penyelidikan dipengaruhi oleh perbedaan nilai kerentanan magnetik batuan dan susunan atau komposisi batuan dibawah permukaan yang erat kaitannya dengan kejadian-kejadian geologi yang pernah terjadi seperti sesar, ubahan, intrusi dan mineralisasi. Mata air panas (MAP) Libungo, Lombongo dan Pangi berlokasi pada daerah transisi antara anomali magnit sedang dan rendah ( antara – 100 sampai – 250 gamma) yang mengindikasikan telah terjadi proses demagnetisasi akibat proses hidrotermal dibawah permukaan. Struktur sesar yang teridentifikasi oleh metoda geomagnit sebanyak 9 sesar, yang terpenting adalah sesar Libungo, Bilungala dan Lombongo karena mengontrol kenampakan manifestasi air panas Libungo dan lombongo kepermukaan. 1. PENDAHULUAN

Penyelidikan geomagnit didaerah Suwawa Gorontalo merupakan bagian dari penyelidikan terpadu ( geologi, geokimia, geomagnit, gayaberat dan geolistrik) Panas bumi didaerah tsb yang dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2005. Daerah penyelidikan secara administratif termasuk wilayah kecamatan Suwawa dan Kabila Kabupaten Bone Bolango, Propinsi Gorontalo. Daerah penyelidikan dapat dicapai dari Bandung dengan menggunakan pesawat udara Jakarta - Gorontalo atau melalui jalan laut Jakarta – Bitung – Gorontalo Luas daerah penyelidikan lebih kurang 17 x 16 km2, dengan posisi geografis antara 0° 28’ 13.7” - 0° 36’ 54.8’’ lintang utara dan 123°06’ 00’’ - 123° 15’ 00” bujur timur atau 511.000 – 528.000 mT dan 52.000 – 68.000 mU pada sistem UTM zone 51 belahan bumi utara pada datum horizontal WGS 84.(Gambar 1). 2. METODA GEOMAGNIT Metoda geomagnit dilakukan untuk mengetahui struktur bawah permukaan yang

mengontrol sistem panasbumi dan daerah ubahan akibat proses hidrotermal. Sumber panas bumi dan daerah akumulasi di bawah permukaan menyebabkan terjadinya perbedaan kerentanan magnetik (K) batuan dengan lingkungan sekitarnya. Perbedaan K inilah yang akan menjadi acuan dalam penyelidikan geomagnit Pengambilan data geomagnit dilakukan dengan mengukur setiap titik amat geomagnit berdasarkan pembacaan nilai geomagnit relatif terhadap base station. Pengukuran geomagnit dilakukan secara gridding pada 8 lintasan ukur ( A-B-C-D-E-F-G-H) dengan panjang lintasan 4 – 8 km, dan lintasan regional yang dilakukan di jalan-jalan raya/setapak secara random. Jarak titik amat pada lintasan berkisar antara 250-500m, sedangkan pada lintasan regional berkisar antara 500 – 750m. Pengambilan data lapangan dilakukan dengan menggunakan alat Proton Gun Magnetometer tipe G-856 ( 3 set) dan alat pengukur kerentanan magnetik batuan. 3. PENYELIDIK TERDAHULU Beberapa penyelidik terdahulu yang melakukan penelitian geologi didaerah tsb

Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005

15 - 1

diatas adalah Supramono (1974), S. Bachri, Sukido, N. Ratman (1993), Apandi. T, dkk, (1997), Suwarna, N., Santosa, S. dan Koesoemadinata, S. (1990). Supramono dalam laporannya menyebutkan tentang ditemukannya tiga (3) kelompok manifestasi panas bumi di daerah Libungo, Lombongo dan Hungoyono, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo

4. GEOLOGI RINGKAS DAERAH SUWAWA

Batuan di daerah panas bumi Suwawa dapat dibagi dalam 7 satuan batuan yang terdiri dari 4 (empat) batuan vulkanik, 2 (dua) batuan Plutonik (Granit-Diorit), 1 (satu) batuan sedimen dan 1 (satu) batuan endapan permukaan. Batuan-batuan vulkanik di daerah penyelidikan tersebut diperkirakan berasal dari satu titik pusat erupsi, yaitu Pinogoe - Balangga. Batuan sedimen di daerah penyelidikan berupa gamping kristalin (kalkarenit), dan endapan permukaan yang digolongkan ke dalam satuan aluvium. Urut-urutan batuan tsb dari tua ke muda adalah sbb: sedimen/batu gamping, batuan vulkanik tua, batuan non vulkanik/plutonik, batuan vulkanik muda dan endapan permukaan (gambar 2). MAP didaerah Suwawa terdapat di Libungo (75 – 820 C), Lombongo (45 – 550 C), dan Pangi (50 – 580 C). Kenampakan manifestasi panas bumi tsb kepermukaan masing-masing dikontrol oleh sesar Libungo, Lombongo dan Pangi yang berarah barat laut tenggara.

5. HASIL PENYELIDIKAN MAGNIT

Gambar 3 memperlihatkan sebaran titik amat magnit, dengan jumlah titik amat 383 titik, yang terseber pada 8 lintasan ukur, dan lintasan regional. Nilai intensitas magnit total daerah Suwawa - Gorontalo berkisar antara 40000-45000 gamma, sedangkan nilai magnit tota lokal (base stasion) berkisar antara 40700-40800 gamma Hasil penyelidikan magnit ditampilkan berupa kerentanan magnit batuan, profil anomali magnit dan peta anomali sisa magnit total. 5.1 Kerentanan Magnit Batuan Didaerah

Penyelidikan

Kerentanan magnetik batuan merupakan parameter fisis fundamental dalam

penyelidikan magnetik, karena merupakan ukuran kemampuan dari suatu batuan untuk menerima magnetisasi sewaktu terjadinya medan magnetik bumi. Untuk mendapat gambaran yang jelas tentang sifat-sifat kemagnitan batuan yang dijumpai di daerah penyelidikan telah dilakukan pengukuran suseptibilitas (kerentanan) magnetik batuan pada 16 contoh batuan yang representatif (tabel 1). Nilai kerentanan magnit batuan didaerah penyelidikan berkisar antara 0.0 sampai 2.4 x 10-6 cgs. Nilai terendah terdapat pada batuan gamping kristalin dan batuan ubahan, sedangkan nilai tertinggi terdapat pada batuan andesit-dasit Bilungala. Batuan yang memberikan nilai kerentanan magnit 0.0 sampai 0.3 menandakan batuan tsb bersifat non magnetik (misalnya seperti batu gamping, granit) dan atau telah mengalamik demagnitisasi akibat proses alterasi (misalnya batuan ubahan.). Sedangkan batuan yang masih segar dan mengandung mineral magnetik seperti diorit dan lava andesit-dasitan Bilungala mempunyai nilai K yang relatih tinggi bila dibandingkan dengan batuan lain yang ada dididaerah penyelidikan.

5.2 Penampang Anomali Magnet Penampang anomali magnit dibuat pada 8 (delapan) lintasan ukur yakni lintasan: A,B,C,D,E,F,G dan H. Profil anomali magnit tsb dapat dilihat pada gambar 4.

5.2.1 Penampang Lintasan A

Pada Lintasan A, nilai kemagnitan positif yang berupa tonjolan-tonjolan terdapat pada titik amat: A.2250 – A. 2750 dengan besaran nilai kemagnitan positif antara 50 - 215 gamma. Sedangkan nilai kemagnitan negatif terdapat pada titik amat selain tsb diatas, atau dengan kata lain lintasan A didominasi oleh batuan dengan nilai kemagnitan rendah dengan nilai berkisar antara – 13 sampai – 139 gamma. Tonjolan anomali posistif pada titik amat A.2250 – A.2750 tsb mengindikasikan didaerah tsb terdapat batuan segar yang tak terubahkan/lapuk atau merupakan batuan yang berkomposisi mafik yang mengandung mineral magnetit. Daerah ini dipermukaan ditempati oleh batuan lava andesit dasitan produk Bilungala dan lava andesit produk Pinogu Muda. Anomali negatif yang mendominasi daerah baratlaut lintasan A tsb diatas mengindikasikan geologi daerah tsb ditempati

Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005

15 - 2

oleh batuan sedimen yang umumnya tidak mengandung mineral-mineral mafik sehingga memberikan respon rendah (negatif), seperti tampak dari hasil penyelidikan geologi yang menunjukkan daerah tsb ditempati oleh batuan sedimen aluvial. Kontras anomali positif dan negatif yang cukup besar (300 gamma), tampak disekitar titik amat A.2750 dan A.3000, kondisi demikian mengindikasikan adanya sesar/kontak litologi dari batuan yang berbeda. Adanya sesar/kontak litologi tsb juga didukung oleh data geologi yang melaporkan dilokasi tsb diatas terdapat batuan lava andesit-dasitan Bilungala dan lava andesit pinogu muda. 5.2.2 Penampang Lintasan B Pada Lintasan B, nilai kemagnitan pada umumnya didominasi oleh nilai magnetik rendah (negatif) , yang bervariasi antara minus 35 sampai minus 350 gamma, kecuali pada titik amat B-6500 mencapai nilai + 22 gamma. Nilai magnetik rendah terutama disekitar titik amat B.1500 – B.2500 mencapai nilai magnetik terendah antara minus 150 sampai minus 350 gamma. Secara geologi nilai magnetik rendah/negatif disekitar titik amat B.1500-B4500 ditempati oleh batuan lava andesit dari Pinogu muda yang mungkin telah mengalami proses demagnetisasi akibat proses hidrotermal, hal ini ditandai dengan adanya mata air panas disekitar titik amat B.4000. Nilai magnetik rendah/negatif lainnya dengan nilai minus yang relatif lebih besar, (-100 sampai minus 175 gamma), dari yang disebut sebelumnya tampak disekitar titik amat B.4500 – B. 8000, dan ditempati oleh batuan sedimen aluvial Kontras nilai kemagnitan positif dan negatif disekitar titik amat B.3750 – B.4500 dan B.6500 – B. 7500 yng mencapai nilai 300 gamma mengindikasikan adanya struktur sesar ataupun kontak litologi disekitar titik amat tsb diatas. 5.2.3 Penampang Lintasan C Seperti halnya lintasan B, lintasan C juga didominasi oleh nilai kemganitan rendah/negatif, kecuali disekitar titik amat C.3750-4000, C.5500 dan C.6250 yang mempunyai nilai positf < 50 gamma. Nilai kemagnitan rendah (negatif) yang mendominasi lintasan ini mempunyai besaran berkisar antara minus 22 sampai minus 413. (gambar 3-3).

Nilai negatif yang sedikit bergelombang di baratlautr lintasan C merefleksikan batuan sedimen (alluvial) yang mengandung bongkah andesit dari batuan sekitarnya, sedangkan nilai negatif yang relatif datar (smooth) di sebelah tenggara behubungan dengan batuan lava andesit dari produk Pinogu Muda Profil lintasan C mempelihatkan adanya nilai kemagnitan yang berbentuk gergaji dibagian tengah lintasan, kondisi demikian mencerminkan adanya struktur yang cukup komplek yang ditafsirkan berkaitan dengan zona sesar ataupun kontak litologi dari batuan yang berbeda seperti tampak dari hasil penyelidikan geologi dfidaerah tsb.. Lintasan C juga memperlihatkan adanya kontras anomali positf dan negatif yang besarnya mencapai 450 gamma, kondisi demikian mencerminkan adanya kontak litologi ataupun struktur sesar disekitar titik amat C.3500 – 4500 dan C.6000- C.7000. 5.2.4 Penampang Lintasan D Pada Lintasan D, (gambar 3-3), nilai kemagnitan positif hanya tampak pada titik amat 4250 dengan nilai 24 gamma, sedangkan nilai kemagnitan pada titik amat lainnya didominasi oleh nilai kemagnitan negatif dengan besaran yang bervariasi antara minus 34 sampai minus 450. Nilai kemagnitan yang berbentuk gergaji tampak dibagian tengah lntasan sekitar titik amat D.4000 – D.7000. Secara geologi kondisi demikian mengindikasikan adanya zona struktur yang komplek disekitar titik amat tsb diatas, yang diperkirakan berkaitan dengan zona kontak litologi ataupun zona sesar. Nilai magnit magnit yang sedikit bergelombang dibagian tenggara dan barat laut lintasan D masing-masing ditempati oleh batuan piroklastik produk Pinogu tua; dan batuan sedimen/aluvial dan piroklastik produk Pinogu tua. 5.2.5 Penampang Lintasan E

Pada Lintasan E nilai kemagnitan negatif juga mendominasi lintasan ini dengan nilai yang bervariasi antara – 128 sampai – 684 gamma,.sedangkan nilai kemagnitan positif hanya tampak pada titik-titik amat E.4500.- E.5000, dan E.5450-E.5500 dengan nilai antara 21-311 gamma. Kontras anomali positif dan negatif yang sangat besar mencapai 1000 gamma tampak dibagian tengah lintasan antara titik amat E.4000 sampai E 5000, secara geologi kondisi demikian mencerminkan adanya zona struktur sesar disekitar titik amat tsb diatas.

Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005

15 - 3

Nilai kemagnitan negatif yang bergerigi di tenggara lintasan E mengindikasikan adanya struktur minor seperti kontak geologi ataupun sesar lokal. Daerah ini ditempati oleh batuan sedimen dan piroklastik produk dari Pinogu tua. Nilai kemagnitan negatif di bagian baratlaut lintasan E relatif datar dan sedikit bergerigi diujung lintasan, kondisi demikian diperkirakan juga mengindikasikan struktur minor seperti sesar lokal ataupun kontak litologi. Dipermukaan daerah ini ditempati oleh batuan sedimen dan piroklastik Pinogu tua. 5.2. 6 Penampang Lintasan F Pada Lintasan F, nilai kemagnitan negatif mendominasi lintasan ini terutama dibagian tenggara dan baratlaut, sedangkan nilai kemagnitan positif hanya tampak dibagian tengah pada titik amat F.3000 dan F.4250-F.5000. Nilai kemagnitan negatif berkisar antara – 5 sampai – 662 gamma, sedangkan nilai positif mempunyai besaran antara + 107 sampai + 410 gamma. Nilai kemagnitan negatif yang tampak di bagian tenggara lintasan ini relatif tidak bergerigi (smooth) dengan nilai negatif maksimum mencapai - 600 gamma, sedangkan batuan didaerah ditempati oleh batuan sedimen/aluvial. Kontras anomali negatif dan positif yang cukup besar mencapai hampir 600 gamma mengindikasikan adanya struktur sesar antara titik amat F.2750-F.3250. (gambar 3-4). Di bagian baratlaut nilai kemagnitan tampak sedikit bergerigi dengan nilai negatif mencapai - 662 gamma. Daerah ini ditutupi oleh batuan pirokllastik Pinogu tua, gamping kristalin (meta sedimen) dan diorit Bone. Adanya batuan yang berbeda ini diperkirakan menyebabkan pola anomali yang bergerigi akibat terjadinya kontak dari batuan tsb diatas.

5.2.7 Penampang Lintasan G Bila pada penampang-penampang sebelumnya nilai kemagnitan negatif mendominasi sertiap lintasan, maka pada Lintasan G ini nilai kemagnitan negatif hanya mendominasi dibagian baratlaut sedangkan dibagian tenggara terjadi keseimbangan antara nilai negatif dan positif. Pada lintasan G nilai kemagnitan negatif berkisar antara - 2 sampai – 711 gamma dan nilai positif antara + 51 sampai + 243 gamma. Dibagian tenggara lintasan G ini ditutupi oleh batuan piroklastik Pinogu tua yang mengandung boulder diorit Bone, dan lava andesit dasitan Bilungala, kedua batuan tsb

menyebabkan terjadinya tonjolan – tonjolan nilai magnit positif seperti tampak pada gambar 3-5. Kontras nilai kemagnitan positif dan negatif yang bervariasi ( 400 sampai < 500 gamma) mengindikasikan adanya struktur lokal seperti kontak litologi dan sesar yang dipotong oleh lintasan ini. Dibagian barat laut nilai kemagnitan negatif relatif tidak bergerigi (smooth), kecuali pada titik amat G.6000, secara umum nilai kemagnitan negatif di baratlaut cenderung membesar mencapai nilai – 711 gamma. Secara geologi daerah ini ditutupi oleh batuan lava andesit dasitan Bilungala (terubahkan), dan batuan piroklastik Pinogu tua. 5.2.8 Penampang Lintasan H Penampang lintasan H memperlihatkan dominasi nilai kemagnitan negatif dari tenggara sampai baratlaut dengan besaran berkisar antara – 4 sampai – 505 gamma. Lintasan ini memperlihatkan pola nilai kemagnitan negatif yang bergerigi dari ujung tenggara sampai baratlaut. Pola demikian diperkirakan mengindikasikan adanya struktur geologi seperti sesar, ataupun kontak geologi dari batuan yang berbeda dan ubahan. Dibagian tenggara, struktur geologi seperti kontak geologi/sesar diperkirakan terdapat sekitar titik amat H.3000 – H.3750, dengan nilai kemagnitan antara – 4 sampai – 249 gamma, sedangkan bagian baratlaut sekitar titik amat H.4750 – H.5750 diperkirakan juga terdapat struktur geologi seperti sesar/ubahan/kontak geologi. (gambar 4). 5.3 Peta Anomali Sisa Magnet Total Anomali magnet total sisa (gambar 5), didaerah penyelidikan dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok anomali, yakni : • Kelompok anomali rendah (negatif)

dengan besaran < minus 250 gamma • Kelompok anomali sedang dengan

besaran berkisar antara minus 250 sampai + 100 gamma.

• Kelompok anomali tinggi (positif) dengan besaran > + 100 gamma.

Kelompok anomali magnit rendah (negatif) penyebarannya tersebar diutara, tengah dan selatan daerah penyelidikan, meliputi 30% dari total area. Kelompok anomali ini diutara ditempati oleh batuan granit Bone; di bagian tengah ditutupi oleh batuan sedimen (meta sedimen, piroklastik Pinogu tua), andesit dasitan Bilungala, dan diorit Bone; diselatan kelompok ini ditutupi oleh batuan lava andesit dasitan Bilungala, lava andesit Pinogu tua,

Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005

15 - 4

diorit Bone dan sedimen (piroklastik Pinogu tua). Kelompok anomali magnit sedang mendominasi dari utara sampai selatan, meliputi 65% dari daerah penyelidikan. Anomali magnit sedang ini selain ditutupi oleh batuan seperti yang terdapat pada daerah anomali rendah, (kecuali meta sedimen), juga ditutupi oleh batuan lava andesit Pinogu muda Kelompok anomali magnit tinggi (sekitar 5%) hanya terdapat berupa spot-spot dibagian selatan daerah penyelidikan yakni disekitar: - Di barat lintasan A, sekitar desa

Timbuolo dan Loyo - Lintasan A, sekitar, titik amat A 2250-

2750 - lintasan E, antara titik amat E.4500 –

5000 - lintasan F, sekitar titik amat F.4250-5000,

dan - lintasan G, antara titik amat G.3250-4500. Anomali tinggi tsb diatas terdapat pada batuan vulkanik seperti : lava andesit dasitan Bilungala (pada lintasan A); dan batuan diorit yang tertutup oleh piroklastik Pinogu tua di lintasan E, F dan G. Secara umum anomali magnet total sisa memperlihatkan adanya kelurusan-kelurusan anomali magnet yang berarah hampit barat timur searah dengan struktur (sesar) utama daerah penyelidikan. Selain kelurusan-kelurusan juga terjadi pola anomali seperti pembelokan dan kerapatan kontur anomali yang cukup tajam yang disertai pengkutuban positif dan negatif. Kondisi tsb diatas mengindikasikan adanya struktur lokal disekitar pola-pola anomali seperti telah disebutkan diatas. 6. Pembahasan 6.1 Anomali Sisa Magnit Total Anomali magnit rendah ( < - 250 gamma) yang tampak pada lokasi-lokasi seperti telah disebutkan diatas (ad.3.3) berkaitan dengan batuan yang bersifat non magnetik atau batuan yang telah mengalami pelapukan ataupun batuan yang terubahkan kuat oleh proses demagnetisasi akibat larutan panas hidrotermal. Batuan granit merupakan batuan yang bersifat asam dan banyak mengandung mineral kuarsa sehingga memberikan respon magnit yang sangat rendah (batuan nonmagnetik), sedangkan piroklastik Pinogu tua, batu gamping kristalin (meta sediment) dan batuan aluvial (hasil pelapukan/rombakan) merupakan batuan sedimen dan pada umumnya merupakan batuan non magnetik sehingga memberikan

respon kemagnitan yang juga sangat rendah. Anomali rendah yang terdapat pada batuan diorit disebabkan batuan tersebut telah terubahkan kuat sehingga memberikan respon kemagnitan yang juga rendah. Kondisi tsb diatas didukung oleh data hasil pengukuran kerentanan magnit pada batuan-batuan tsb yang relatif sangat rendah (0-0.3 x 10-6 cgs), dan data geologi permukaan yang mengidentifikasikan adanya batuan yang telah terubahkan menjadi argilit lanjut pada batuan diorit antara lintasan F dan G. Anomali magnit sedang (- 250 sampai + 100 gamma), mendominasi sebagian besar daerah penyelidikan diperkirakan berkaitan dengan batuan yang relatif bersifat sedikit magnetis seperti batuan lava andesit-dasitan Bilungala (terubahkan sedikit) yang merupakan batuan transisi dari asam ke basa yang nilai kerentanan magnitnya relatif lebih besar dari batuan granit ataupun sedimen. Begitupun dengan batuan diorit yang terubahkan sedikit mempunyai nilai kemagnitan relatif lebih tinggi dari pada batuan granit, dan sedimen (gamping, sedimen vulkanik dan aluvial). Hasil pengukuran kerentanan magnit terhadap andesit dan diorit relatif lebih tinggi nilainya (0.7 – 1,2 x 10-6 cgs) dibandingkan batuan yang terdapat pada zona anomali magnetik rendah, sehingga mendukung penafsiran tsb diatas. Anomali magnit tinggi ( > + 100 gamma) yang berupa spot-spot diperkirakan berkaitan dengan batuan transisi seperti lava andesit-dasitan Bilungala yang masih segar (dan mengandung mineral magnetik) di barat selatan mata air panas Libungo. Anomali tinggi diselatan tenggara pada lintasan . E,F,G diperkirakan berkaitan dengan batuan intrusi diorit (PT.Tropic Endervour, 1972) yang masih segar dan mengandung mineral magnetik. Hasil pengukuran kerentanan magnit terhadap keduaa batuan tsb ( 1.6 – 2.4 x 10-6 cgs).relatif lebih tinggi dari batuan lainnya (lihat tabel 1). 6.2 Struktur Geologi Seperti telah diuraikan sebelumnya, keberadaan struktur geologi seperti sesar didaerah penyelidikan dicirikan oleh adanya, kontras anomali negatif dan positif yang besar, kelurusan-kelurusan pola anomali, kerapatan kontur dan pembelokan anomali yang tajam, serta pengkutuban anomali positf dan negatif. Secara geologi kondisi tsb diatas mencerminkan keberadaan struktur lokal yang cukup komplek didaerah penyelidikan.

Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005

15 - 5

Struktur sesar : (gambar 4 dan 5) yang teridentifikasi dari penampang maupun peta anomali magnit total sisa adalah sbb: - Sesar yang berarah timur-barat terdapat di

tiga lokasi yakni : sesar Duano yang merupakan sesar utama, terdapat ditengah daerah penyelidikan melalui desa Duano, yang kedua di selatan baratdaya yang merupakan sesar lokal sekitar titik amat regional Y.29 – 31 selanjutnya disebut sesarTimbuolo dan ketiga sesar lokal Kintal sekitar titik amat F.3000.

- Sesar yang berarah hampir timurlaut baratdaya, terdapat di utara barat dan selatan tenggara. Yang pertama disebut sesar Ulanta, memanjang dari desa Ratuwangi sampai Oliyedaata, Di selatan tenggara terdapat 3 sesar. Yakni disekitar titik amat H 2250 (sesar dutuna tapa dua); Y.5 (sesar dutuna managgide) dan sesar Libungo yang sejajar sungai Dutule Bone dan memotong MAP Libungo.

- Sesar yang berarah baratlaut-tenggara – terdapat 2 sesar- , yang pertama berlokasi disekitar mata air panas Libungo, disebut sesar Bilungala; yang kedua disekitar mata air panas Lombongo selanjutnya disebut sesar Lombongo.

7. Kesimpulan Pola anomali magnit total sisa didaerah penyelidikan dipengaruhi oleh perbedaan nilai kerentanan magnetik batuan dan susunan atau komposisi batuan dibawah permukaan yang erat kaitannya dengan kejadian-kejadian geologi yang pernah terjadi seperti sesar, ubahan dan intrusi dan mineralisasi batuan. Mata air panas (MAP) Libungo, Lombongo dan Pangi berlokasi pada daerah transisi antara anomali magnit sedang dan rendah ( antara – 100 sampai – 250 gamma) yang mengindikasikan telah terjadi proses demagnetisasi akibat proses panas dibawah permukaan (proses hidrotermal). Zona anomali magnit tinggi di barat selatan MAP Libungo dan di selatan MAP Lombongo, masing-masing diperkirakan berkaitan dengan batuan vulkanik Andesit-dasitan Bilungala dan intrusi berulang batuan diorit Bone yang mengandung mineral magnetik. Struktur sesar yang teridentifikasi oleh metoda geomagnit sebanyak 9 sesar seperti sesar Duano (sesar utama) dan 7 sesar lokal, yang terpenting antara lain sesar Libungo, Bilungala dan Lombongo. Kenampakan manifestasi air panas Libungo kepermukaan dikontrol oleh sesar Libungo

dan Bilungala yang masing-masing berarah timurlaut-baratdaya dan baratlaut-tenggara; sedangkan kenampakan MAP Lombongo dipermukaan dikontrol oleh sesar Lombongo yang berarah baratlaut tenggara. DAFTAR PUSTAKA

1. Aquila. L.G.,1977: Magnetic and Gravity surveys Suriagao Geothermal

Field, The Comvol letter, v.IV, No 5 & 6

2. Bachri. S, Sukido, N. Ratman (1993) Tim Geologi regional/Geologi bersistim P3G telah melakukan pemetaan “Geologi Regional Lembar Tilamuta, Sulawesi, skala 1: 250.000”

3 Burger.H.R.,1992: Exploration Geophysics of shallow Sub Surface, Prentice Hall.

4 Dobrin, M.B; 1976: Introduction to Geophysical Prospecting. Mc. Grow Hill, p.357-475.

5 Hochstein, MP;1982: Introduction to Geothermal Prospecting, Geothermal Institute, University of Auckland, New Zealand.

6 Idral.A; 2005: Penyelidikan Terpadu Geologi,Geokimia dan Geofisika Daerah Panas Bumi B.Kili-Solok, Sumbar: Potensi, Pemanfaatan dan kendalanya. Kumpulan Makalah Hasil Kegiatan Lapangan DIM; hal.40-1 –40-10

7 Lawless, J., 1995. Guidebook: An Introduction to Geothermal System. Short course. Unocal Ltd. Jakarta.

8 Parasnis, D.S., 1979: Principles of Applied Geophysics, Chapman and Hall,p. 59-96.

9 Sukamto, R., 1975. Geologi Map of Indonesia. Sheet VIII: Ujung Pndang, Scale ! : !.000.000. Geol. Surv.Indonesia

10 Supramono (1974) “Inventarisasi kenampakan gejala panas bumi di daerah Maluku Utara (P. Makian, P. Tidore, P. Halmahera), daerah Gorontalo dan Kepulauan Sangihe Talaut (Sulawesi Utara)

11 Telford, W.M. et al, 1982. Applied Geophysics. Cambridge University Press. Cambridge.

Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005

15 - 6

Gambar 1: Lokasi daerah penyelidikan

Gambar 2: Geologi daerah Suwawa-Gorontalo

LokasiPenyelidikan

Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005

15 - 7

512000 514000 516000 518000 520000 522000 524000 52600052000

54000

56000

58000

60000

62000

64000

66000

68000

Dut

u la

Tam

boo

Bulano Perintis

Dut

una

Lom

bong

o

Dutuna Wulo

Dutuna Tapa Dua

Dutuna M

ananggide

Du tu na D

eh uwa

Dutuna Bibito

Kintali

Ilomata

Iloluneta

Ratuwangi

Oluhuta

Kaumu

Alumbango

Asamjawa

Molontiopo

Alumbango

Dudepo

bintalaheBambua

Tutumoto

TimbuoloLoyo

Luwohu Manawa

Padengo

Helumo

Moutong

Boidu

KintaliOliyedaata

Peypata

Bonggoime

Lonuo

Potiwumbua

Yilantala

Podudupa

Tibawa

Bubebaru

HuntongoPangimba

Bilududu

Biluango

PotangaKikiKopi

Airpnanas

Ulanta

Perintis

Limehu

Bulobulanto

Batuwonggubo

Potabohengo

Mootindapo

Lumbaya

Potiwunduwa

Binggele

Sandawule

Lotu

Duano Tengah

Alale

Buhaa

Talnggila

Baleya

Bendung Alala

Bali

Potona

Tapadaa

Dauto

Batunobutao

Kintal

Tinaloga

Tandaa

BuwotoTilemba

Dumaya

Boludawa

Pangi

Panggulo

Botuduanga

Totopo

Bibito

Huidu Balangga

Huidu Mandulangi Huidu Panggutobulontala

Huidu Pohuloto

Huidu Totuwoto

Huidu Mogi

Buido Lompotoo

Buido Payango

A-1500

A-1750

A-2000

A-2250

A-2500

A-2750

A-3000

A-3250

A-3500A-3750

A-4000

A-4250

A-4500

A-4750

A-5000

A-5250

A-5500

A-5750

A-6000

A-6250

A-6500

B.1500

B.1750

B.2000

B.2250

B.2500

B.2750

B.3000

B.3250

B.3500

B.3750

B.4000

B.4250

B.4500

B.4750

B.5000

B.5250

B.5500

B.5750

B.6000

B.6250

B.6500

B.6750

B.7000

B.7250

B.7500

B.7750

B.8000

C-1000

C-1250

C-1500

C-1750

C-2000

C-2250

C-2500

C-2750

C-3000

C-3250

C-3500

C-3750

C-4000

C-4250

C-4500

C-4750

C-5000

C-5250

C-5500

C-5750

C-6000

C-6250

C-6500

C-6750

C-7000

C-7250

C-7500

C-7750

C-8000

D.1000

D.1250

D.1500

D.1750

D.2000

D.2250

D.2500

D.2750

D.3000

D.3250

D.3500

D.3750

D.4000

D.4250

D.4500

D.4750

D.5000

D.5250

D.5500

D.5750

D.6000

D.6250

D.6500

D.6750

D.7000

D.7250

D.7500

D.7750

D.8000

D.8250

D.8500

D.8750

D.9000

E-1000

E-1250

E-1500

E-1750

E-2000

E-2250

E-2500

E-2750

E-3000

E-3250

E-3500

E-3750

E-4000

E-4250

E-4500

E-4750

E-5000

E-5250

E-5500

E-5750

E-6000

E-6300

E-6550

E-6800

E-7050

E-7300

E-7550

E-7800

E-8050

E-8250

E-8500

E-8750

E-9000

F.1000

F.1250

F.1500

F.1750

F.2000

F.2250

F.2500

F.2750

F.3000

F.3250

F.3500

F.3750

F.4000

F.4250

F.4500

F.4750

F.5000

F.5250

F.5500

F.5750

F.6000

F.6250

F.6500

F.6750

F.7000

F.7250

F.7500

F.7750

F.8000

F.8250

F.8500

G.1000

G.1250

G.1500

G.1750

G.2000

G.2250

G.2500

G.2750

G.3000

G.3250

G.3500

G.3750

G.4000

G.4250

G.4500

G.4750

G.5000

G.5250

G.5500

G.5750

G.6000

G.6250

G.6500

G.6750

G.7000

G.7250

G.7500

G.7750

G.8000

H.2000

H.2250

H.2500

H.2750

H.3000

H.3250

H.3500

H.3750

H.4000

H.4250

H.4500H.4500

H.4750

H.5000

H.5250

H.5500

H.5750

H.6000

Y.13

Y.12

Y.11Y.10

Y.9

Y.8

Y.7Y.6

Y.5Y.4 Y.3

Y.2

Y.1

M.1M.2

M.3M.4

M.5

R17R18

R19

R.12

R.13

R-1

R-2

R-3

R-4

R-10

R.8

Y.16

Y.17

Y.23

Y.25

Y.24

Y.26Y.27

T.19

T.21

T.20

T.17

T.16

T.15

T.14

T.13

Y.15T.7 T.6

R.6

T.2

T.3

T.4

T.5

T.1

R.5

T.12

R28

R29

R22R23

R20

T.22

T.23

Y.28

Y.29Y.31

Y.32

Y.33

K.1

K.2

K.3

K.4R.7

T.8

T.9

T.10

T.11

Y.18

Y.19

Y.20

Y.21

T.18

R-9

R32

R34

R35

R36

R33

R26

R27

R25R24

Y.14

K.5

K.7

K.9

APLB - 1APBL - 2

APPNG

APLMB-1APLMB-2

PETA LOKASI TITIK AMAT GEOMAGNET DAERAH PANAS BUMI SUWAWA

KABUPATEN BONE BOLANGOPRPOPINSI GORONTALO

0 1000 2000 3000 4000

SKALA = 1: 25.000

Jalan Raya

Anak sungai

Sungai

A 2250 Titik Pengamatan

Air Panas

Keterangan

Gambar 3: Peta lokasi titik amat geomagnetik

Tabel 1. Hasil pengukuran kerentanan (suseptibilitas) magnetik batuan di daerah Suwawa, Gorontalo.

No No. Conto

Lokasi X Y

Nama batuan

K -Batuan (10-6 cgs)

1 SW-02 519082 58642 Piroklastik Pinogu tua 0.7-0.9 2 SW-03 516732 57605 Lava Andesit Pinogu muda 0.2 - 0.3 3 SW-06 520178 60638 Andesit-dasitan Bilungala 1.7 -2.4 4 SW-07 521833 61778 Diorit Bone 1.0 - 1.4 5 SW-10 519585 59443 Bat. ubahan 0.0 – 0.1 6 SW-14 521708 60929 Diorit bone 1.2 – 1.7 7 SW-16 522276 58831 Piroklastik Pinogu tua 0.1 8 SW-17 522575 59017 Diorit Bone 0.9 – 1.1 9 SW-21 527705 55963 Diorit Bone 1.1 - 1.6 10 SW-22 526752 57223 Diorit Bone 1.7 - 1.8 11 SW-24 518722 60130 Gamping 0.0 - 0.1 12 SW-25 516898 62533 Andesit-dasitan Bilungala 0.8 -0.9 13 SW-26 517147 62667 Piroklastik Pinogu tua 0.1 14 SW-30 520719 55784 Piroklastik Pinogu tua 0.1 15 SW-36 513970 66095 Granit Bone 0 16 SW-38 516267 64024 Andesit-dasitan Bilungala 0.7 - 1.8

Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005 15 - 8

1500 1750 2000 2250 2500 2750 3000 3250 3500 3750 4000 4250 4500 4750 5000 5250 5500 5750 6000 6250 6500-100

0100200

Penampang Lintasan - A

1500 1750 2000 2250 2500 2750 3000 3250 3500 3750 4000 4250 4500 4750 5000 5250 5500 5750 6000 6250 6500 6750 7000 7250 7500 7750 8000

-300-200

-1000

Penampang Lintasan - B

1000 1250 1500 1750 2000 2250 2500 2750 3000 3250 3500 3750 4000 4250 4500 4750 5000 5250 5500 5750 6000 6250 6500 6750 7000 7250 7500 7750 8000

-400

-200

0

Penampang Lintasan - C

1000 1250 1500 1750 2000 2250 2500 2750 3000 3250 3500 3750 4000 4250 4500 4750 5000 5250 5500 5750 6000 6250 6500 6750 7000 7250 7500 7750 8000 8250 8500 8750 9000

-400

-200

0

Penampang Lintasan - D

1000 1250 1500 1750 2000 2250 2500 2750 3000 3250 3500 3750 4000 4250 4500 4750 5000 5250 5500 5750 6000 6250 6500 6750 7000 7250 7500 7750 8000 8250 8500 8750 9000

-500

-300

-100

Penampang Lintasan - E

1000 1250 1500 1750 2000 2250 2500 2750 3000 3250 3500 3750 4000 4250 4500 4750 5000 5250 5500 5750 6000 6250 6500 6750 7000 7250 7500 7750 8000 8250 8500

-500

-300

-100

Penampang Lintasan - F

1000 1250 1500 1750 2000 2250 2500 2750 3000 3250 3500 3750 4000 4250 4500 4750 5000 5250 5500 5750 6000 6250 6500 6750 7000 7250 7500 7750 8000

-500-400-300-200-100

0

Penampang Lintasan - G

2000 2250 2500 2750 3000 3250 3500 3750 4000 4250 4500 4750 5000 5250 5500 5750 6000

-400

-300

-200

Penampang Lintasan - H

tenggara baratlaut

Gambar 4: Struktur geologi diperkirakan daerah Suwawa

Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005 15 - 9

512000 514000 516000 518000 520000 522000 524000 52600052000

54000

56000

58000

60000

62000

64000

66000

68000

Dut

u la

Tam

boo

Bulano Perintis

Dut

una

Lom

bong

o

Dutuna Wulo

Dutuna Tapa Dua

Dutuna M

ananggide

Du tu na D

eh uwa

Dutuna Bibi to

Kintali

Ilomata

Iloluneta

Ratuwangi

Oluhuta

Kaumu

Alumbango

Asamjawa

Molontiopo

Alumbango

Dudepo

bintalaheBambua

Tutumoto

TimbuoloLoyo

Luwohu Manawa

Padengo

Helumo

Moutong

Boidu

KintaliOliyedaata

Peypata

Bonggoime

Lonuo

Potiwumbua

Yilantala

Podudupa

Tibawa

Bubebaru

HuntongoPangimba

Bilududu

Biluango

PotangaKikiKopi

Airpnanas

Ulanta

Perintis

Limehu

Bulobulanto

Batuwonggubo

Potabohengo

Mootindapo

Lumbaya

Potiwunduwa

Binggele

Sandawule

Lotu

Duano Tengah

Alale

Buhaa

Talnggila

Baleya

Bendung Alala

Bali

Potona

Tapadaa

Dauto

Batunobutao

Kintal

Tinaloga

Tandaa

BuwotoTilemba

Dumaya

Boludawa

Pangi

Panggulo

Botuduanga

Totopo

Bibito

Huidu Balangga

Huidu Mandulangi Huidu Panggutobulontala

Huidu Pohuloto

Huidu Totuwoto

Huidu Mogi

Buido Lompotoo

Buido Payango

A-1500

A-1750

A-2000

A-2250

A-2500

A-2750

A-3000

A-3250

A-3500A-3750

A-4000

A-4250

A-4500

A-4750

A-5000

A-5250

A-5500

A-5750

A-6000

A-6250

A-6500

B.1500

B.1750

B.2000

B.2250

B.2500

B.2750

B.3000

B.3250

B.3500

B.3750

B.4000

B.4250

B.4500

B.4750

B.5000

B.5250

B.5500

B.5750

B.6000

B.6250

B.6500

B.6750

B.7000

B.7250

B.7500

B.7750

B.8000

C-1000

C-1250

C-1500

C-1750

C-2000

C-2250

C-2500

C-2750

C-3000

C-3250

C-3500

C-3750

C-4000

C-4250

C-4500

C-4750

C-5000

C-5250

C-5500

C-5750

C-6000

C-6250

C-6500

C-6750

C-7000

C-7250

C-7500

C-7750

C-8000

D.1000

D.1250

D.1500

D.1750

D.2000

D.2250

D.2500

D.2750

D.3000

D.3250

D.3500

D.3750

D.4000

D.4250

D.4500

D.4750

D.5000

D.5250

D.5500

D.5750

D.6000

D.6250

D.6500

D.6750

D.7000

D.7250

D.7500

D.7750

D.8000

D.8250

D.8500

D.8750

D.9000

E-1000

E-1250

E-1500

E-1750

E-2000

E-2250

E-2500

E-2750

E-3000

E-3250

E-3500

E-3750

E-4000

E-4250

E-4500

E-4750

E-5000

E-5250

E-5500

E-5750

E-6000

E-6300

E-6550

E-6800

E-7050

E-7300

E-7550

E-7800

E-8050

E-8250

E-8500

E-8750

E-9000

F.1000

F.1250

F.1500

F.1750

F.2000

F.2250

F.2500

F.2750

F.3000

F.3250

F.3500

F.3750

F.4000

F.4250

F.4500

F.4750

F.5000

F.5250

F.5500

F.5750

F.6000

F.6250

F.6500

F.6750

F.7000

F.7250

F.7500

F.7750

F.8000

F.8250

F.8500

G.1000

G.1250

G.1500

G.1750

G.2000

G.2250

G.2500

G.2750

G.3000

G.3250

G.3500

G.3750

G.4000

G.4250

G.4500

G.4750

G.5000

G.5250

G.5500

G.5750

G.6000

G.6250

G.6500

G.6750

G.7000

G.7250

G.7500

G.7750

G.8000

H.2000

H.2250

H.2500

H.2750

H.3000

H.3250

H.3500

H.3750

H.4000

H.4250

H.4500H.4500

H.4750

H.5000

H.5250

H.5500

H.5750

H.6000

Y.13

Y.12

Y.11Y.10

Y.9

Y.8

Y.7Y.6

Y.5Y.4 Y.3

Y.2

Y.1

M.1M.2

M.3M.4

M.5

R17R18

R19

R.12

R.13

R-1

R-2

R-3

R-4

R-10

R.8

Y.16

Y.17

Y.23

Y.25

Y.24

Y.26Y.27

T.19

T.21

T.20

T.17

T.16

T.15

T.14

T.13

Y.15T.7 T.6

R.6

T.2

T.3

T.4

T.5

T.1

R.5

T.12

R28R29

R22R23

R20

T.22

T.23

Y.28

Y.29Y.31

Y.32

Y.33

K.1

K.2

K.3

K.4R.7

T.8

T.9

T.10

T.11

Y.18

Y.19

Y.20

Y.21

T.18

R-9

R32

R34

R35

R36

R33

R26

R27

R25R24

Y.14

K.5

K.7

K.9

APLB - 1APBL - 2

APPNG

APLMB-1APLMB-2

PETA ANOMALI MAGNET TOTAL SISADAERAH PANAS BUMI SUWAWAKABUPATEN BONE BULANGO

PRPOPINSI GORONTALO

0 1000 2000 3000 4000

SKALA = 1: 25.000

> -250 Gama

-250 s/d 100 Gama

> 100 Gama

Kontur interval 25 m

Jalan Raya

Anak sungai

Sungai

A 2250 Titik Pengamatan

Sesar iprtkirakan

Air Panas

Keterangan

Gambar 5: Peta anomali sisa magnit total daerah Suwawa-Gorontalo

Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005 15 - 10