hasil pengamatan iltan revisi

Upload: fajar-prakoso-mawasid

Post on 15-Oct-2015

55 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hasil pengamatan ILTAN

TRANSCRIPT

77

IV. HASIL PENGAMATAN

A. Fakultas Pertanian UNS1. Pencandraan Bentang Lahan

Gambar 4.2.1 foto profil di Fakultas Pertanian UNSLokasi: Fakultas Pertanian UNSHari, tanggal: Sabtu,26 Oktober 2013Pukul: 10.00 12.00Nomor profil: 1Tinggi tempat: 190 mdplArah hadap: Barat lautSurveyor: Kelompok 12

30

Gambar 4.2.2 Denah Fakultas Pertanian UNSTabel 4.1.1 Pencandraan Bentang LahanNoDeskripsiKeterangan

1.CuacaBerawan sebagian (PC)

2.Latitude07o 33 36

3.Longitude110o 51 28

4.Tinggi tempat190 m dpl

5.Lereng5.1 Arah5.2 PanjangBarat Laut (BL)Agak curam 30 % (4)

6.Fisiografi LahanMiscellanicous (X)

7.Genangan7.1 Frekuensi7.2 Durasi genanganTidak pernah (NO)-

8.Tutupan Lahan Tutupan Pohon (T)

9.GeologiQA

10.Erosi10.1 Tingkat erosi10.2 Tingkat bahaya erosiPermukaanSedang

11.Batuan permukaanJumlah 8 m dan antar batuan besar sekitar 20 m.(1)

12.Vegetasi Jati : 6%Asam : 4%Kerai Payung : 6%Mahoni : 10%Asam belanda : 3%

Sumber : Broadlist

2. Penyidikan Profil/ PedonTabel 4.1.2 Deskripsi Umum Profil Tanah EntisolNoDeskripsiKeterangan

1.Metode observasiDinding

2.Jeluk2.1 Lapisan 12.2 Lapisan 22.3 Lapisan 30 21 cm21 33 cm33 50 cm

3.Horison3.1 Batas 3.1.1 Lapisan 1 3.1.2 Lapisan 2 3.1.3 Lapisan 33.2 Topografi 3.2.1 Lapisan 1 3.2.2 Lapisan 2 3.2.3 Lapisan 3

D (Baur) G (Berangsur) D (Baur)

I (Tak beraturan) I (Tak beraturan) I (Tak beraturan)

4.Perakaran4.1 Ukuran 4.1.1 Lapisan 1 4.1.2 Lapisan 2 4.1.3 Lapisan 34.2 Jumlah 4.2.1 Lapisan 1 4.2.2 Lapisan 2 4.2.3 Lapisan 3

M (Sedang) F (Halus) F (Halus)

3 (Banyak) 2 (Biasa) 1 (Sedikit)

Sumber : Broadlist

3. Sifat Fisika TanahTabel 4.1.3 Pengamatan Sifat Fisika Tanah EntisolNoDeskripsiKeterangan

1.Tekstur1.1 Lapisan 11.2 Lapisan 21.3 Lapisan 3CL (Geluh lempungan)SiCL (Geluh lempung debuan)SCL (Geluh lempung pasiran pasiran)

2.Struktur2.1 Tipe 2.1.1 Lapisan 1 2.1.2 Lapisan 2 2.1.3 Lapisan 32.2 Ukuran 2.2.1 Lapisan 1 2.2.2 Lapisan 2 2.2.3 Lapisan 32.3 Derajat 2.3.1 Lapisan 1 2.3.2 Lapisan 2 2.3.3 Lapisan 3

SBK (Gumpal membulat)SBK (Gumpal membulat) SBK (Gumpal membulat)

VF (Sangat halus) F (Halus) M (Sedang)

1 (Lemah) 1 (Lemah)1 (Tak berstruktur)

3.Konsistensi3.1 Batas 3.1.1 Lapisan 1 3.1.2 Lapisan 2 3.1.3 Lapisan 3

Sangat gemburGemburGembur

4.Warna4.1 Lapisan 14.2 Lapisan 24.3 Lapisan 3 5 YR 3/3 Dark Reddish Brown 5 YR3/4 Dark Reddish Brown2,5 YR 4/6 Dark Reddish Grey

Sumber : Broadlist

4. Sifat Kimia TanahTabel 4.1.4 Pengamatan Sifat Kimia Tanah EntisolNoDeskripsiKeterangan

1.Redoks1. Lapisan 12. Lapisan 23. Lapisan 3O2 (baik)O2 (baik)O2 (baik)

2.Penetrasi2.1 Horisontal2.2 Vertikal 2.2.1 Lapisan 1 2.2.2 Lapisan 2 2.2.3 Lapisan 31,5 kg/cm

1,5 kg/cm1,5 kg/cm1 kg/cm

3.Kadar3.1 Bahan organik 3.1.1 Lapisan 1 3.1.2 Lapisan 2 3.1.3 Lapisan 33.2 Kapur 3.2.1 Lapisan 1 3.2.2 Lapisan 2 3.2.3 Lapisan 3

+ + (Sedikit)+ + + + (Sangat banyak)+ + + (Banyak)

0 (Tidak ada)0 (Tidak ada)1 (Sangat sedikit)

4.Konsentrasi4.1 Jenis 4.1.1 Lapisan 1 4.1.2 Lapisan 2 4.1.3 Lapisan 34.2 Ukuran 4.2.1 Lapisan 1 4.2.2 Lapisan 2 4.2.3 Lapisan 34.3 Macam 4.3.1 Lapisan 1 4.3.2 Lapisan 2 4.3.3 Lapisan 3

---

---

---

Sumber : Broadlist

5. Analisis Lengas TanahTabel 4.1.5 Lengas Tanah Kering Angin Tanah EntisolCtka (mm)Ulangana(gram)b(gram)c (gram)KL (%)Rata-Rata (%)

0,5 mm

2 mm

Bongkah12121256,06456,07354,877 54,19553,620 53,59260,539 60,66659,300 59,09558,238 58,22259,882 59,99758,68258,49557,443 57,39117,2116,8916,2413,9520,7921,87 17,05

15,09

21,33

Sumber : Laporan sementaraTabel 4.1.6 Kapasitas Lapangan Tanah EntisolCtka (mm)Ulangana(gram)b(gram)c(gram)KL (%)

2 mm

1250.86 54,4955,969 59,51454,573 58,11937,638,44

Sumber : Laporan sementaraTabel 4.1.7 Kadar Lengas Maksimum Tanah EntisolCtka (mm)Ulangana (gram)b (gram)c (gram)d(gram)KL (%)

2 mm145,75891,6371,13844,8874,69

Sumber : Laporan sementaraTabel 4.1.8 Batas Berubah Warna Tanah EntisolCtka (mm)Ulangana(gram)b(gram)c(gram)KL (%)Rata-Rata KL (%)

0,5 mm1256,068 55,95556,718 56,85056,62 56,717,2120,1318,67

Sumber : Laporan sementara6. Analisis pH TanahTabel 4.1.9 Analisis pH Tanah EntisolCtka (mm)UlanganpH H2OpH KCl

0,517,46,4

Sumber : Laporan sementara7. Analisis Struktur TanahTabel 4.1.10 Bobot Volume Tanah EntisolCtka (mm)UlanganA(gram)b(gram)p (cc)q (cc)BVRata-rata BV

Bongkah122,8412,8843,4974,003151518191,1641,2251,1945

Sumber : Laporan sementaraTabel 4.1.11 Bobot Jenis Tanah EntisolCtka (mm)UlanganA(gram)b(gram)c(gram)d(gram)Suhu1BJ1Suhu2BJ2KLBJ

212,0144,6125,147,4828 0,9963300,99575,451,008

Sumber : Laporan sementaraTabel 4.1.12 Analisis Porositas Tanah EntisolBVBJn

1,19451,00881,35

Sumber : Laporan sementaraAnalisis Data1. Lengas Tanah Kering Angina. Kadar lengas tanah ctka 0,5 mmUlangan 1 Ulanagn 2Rata-rata kadar lengas tanah b. Kadar lengas tanah ctka 2 mmUlangan 1 Ulangan 2 Rata-rata kadar lengas tanah c. Kadar lengas ctka bongkahanUlangan 1 Ulangan 2 Rata-rata kadar lengas tanah 2. Kapasitas LapangUlangan 1 Ulangan 2 Rata-rata kapasitas lapang 3. Lengas Maksimum Ulangan 1 = = 74,69 %4. Batas Berubah WarnaUlangan 1 = Ulangan 2 = Rata-rata = 17,21 + 20,13 = 18,67 % (harkat tinggi) 25. Bobot VolumeUlangan 1= 87 x 2,84 (100 + 0,0485) x (0,87 x (18 15) (3,497 2,841))= 1,215Ulangan 2= 87 x 2,884 (100 + 0,0485) x (0,87 x (18,2 15) (4,003 2,884))= 1,386Rata-rata BV= 1,215 + 1,386 = 1,3005 26. Bobot JenisUlangan 1= 100 x (25,1 2,01) x 0,9963 x 0,9957 (100+5,45) x (0,9957 x (44,612,01) 0,9957 x (47,48 25,1)= 1,008 7. PorositasUlangan 1= (1 1,3005/1,008) x 100 %= 81,35 %8. Analisis pH TanahUlangan 1= pH H2O = 7,4 pH KCl = 6,4

B. Jumantono1. Pencandraan Bentang Lahan

Gambar 4.2.3 Foto Profil di Jumantono Lokasi: JumantonoHari, tanggal: Sabtu,26 Oktober 2013Pukul: 14.00 16.00Nomor profil: 2Tinggi tempat: 188 mdplArah hadap: Barat lautSurveyor: Kelompok 12

Gambar 4.2.4 Denah JumantonoTabel 4.2.1 Pencandraan Bentang Lahan AlfisolNoDeskripsiKeterangan

1.CuacaBerawan sebagian (PC)

2.Latitude07o 30 50,1

3.Longitude110o 56 50,1

4.Tinggi tempat188 m dpl

5.Lereng5.1 Arah5.2 PanjangBarat Laut (BL) 10 % (Sangat miring)

6.Fisiografi LahanVulkanik (V)

7.Genangan7.1 Frekuensi7.2 Durasi genanganTidak ada-

8.Tutupan Lahan Tutupan buatan (A)

9.GeologiQVL

10.Erosi10.1 Tingkat erosi10.2 Tingkat bahaya erosiPermukaanRingan

11.Batuan permukaanJumlah 8 m dan antar batuan besar sekitar 20 m.(1)

12.Vegetasi Rambutan 25 % Mangga 40 %

Sumber : Broadlist

2. Penyidikan Profil/ PedonTabel 4.2.2 Deskripsi Umum Profil Tanah AlfisolNoDeskripsiKeterangan

1.Metode observasiIrisan lereng (BC)

2.Jeluk 2.1 Lapisan 1 2.2 Lapisan 22.3 Lapisan 3 2.4 Lapisan 4 2.5 Lapisan 50-23 cm23-31 cm31-43 cm43-77 cm77-93 cm

3.Horison3.1 Batas 3.1.1 Lapisan 1 3.1.2 Lapisan 2 3.1.3 Lapisan 3 3.1.4 Lapisan 4 3.1.5 Lapisan 53.2 Topografi 3.2.1 Lapisan 1 3.2.2 Lapisan 2 3.2.3 Lapisan 3 3.2.4 Lapisan 4 3.2.5 Lapisan 5

-A (Tajam)A (Tajam)G (Berangsur)G (Berangsur)

-W (Berombak)W (Berombak)S (Rata)W (Berombak)

4.Perakaran4.1 Ukuran 4.1.1 Lapisan 1 4.1.2 Lapisan 2 4.1.3 Lapisan 3 4.1.4 Lapisan 4 4.1.5 Lapisan 54.2 Jumlah 4.2.1 Lapisan 1 4.2.2 Lapisan 2 4.2.3 Lapisan 3 4.2.4 Lapisan 4 4.2.5 Lapisan 5

M (Sedang)H (Halus) VF (Sangat halus)VF (Sangat halus)VF (Sangat halus)

3 (Banyak)2 (Biasa)2 (Biasa)2 (Biasa)1 (Sedikit)

Sumber : Broadlist

3. Sifat Fisika TanahTabel 4.2.3 Pengamatan Sifat Fisika Tanah AlfisolNoDeskripsiKeterangan

1.Tekstur1.1 Lapisan 11.2 Lapisan 21.3 Lapisan 31.4 Lapisan 41.5 Lapisan 5SiL (Geluh debuan)SiL (Geluh debuan) SiCL (Geluh lempung debuan)SiCL (Geluh lempung debuan)SiCL (Geluh lempung debuan)

2.Struktur2.1 Tipe 2.1.1 Lapisan 1 2.1.2 Lapisan 2 2.1.3 Lapisan 3 2.1.4 Lapisan 4 2.1.5 Lapisan 52.2 Ukuran 2.2.1 Lapisan 1 2.2.2 Lapisan 2 2.2.3 Lapisan 3 2.2.4 Lapisan 4 2.2.5 Lapisan 52.3 Derajat 2.3.1 Lapisan 1 2.3.2 Lapisan 2 2.3.3 Lapisan 3 2.3.4 Lapisan 4 2.3.5 Lapisan 5

GR (Kersai)GR (Kersai)ABK (Gumpal menyudut)ABK (Gumpal menyudut)ABK (Gumpal menyudut)

F (Halus)F (Halus)C (Kasar)C (Kasar)VC (Sangat kasar)

1 (Lemah)2 (Sedang)3 (Kuat)3 (Kuat)3 (Kuat

3.Konsistensi3.1 Batas 3.1.1 Lapisan 1 3.1.2 Lapisan 2 3.1.3 Lapisan 3 3.1.4 Lapisan 4 3.1.5 Lapisan 5

Kering, agak kerasLembab, sangat teguhLembab, sangat teguhLembab, sangat teguh sekaliLembab, sangat teguh sekali

4.Warna4.1 Lapisan 14.2 Lapisan 24.3 Lapisan 34.4 Lapisan 44.5 Lapisan 52,5 YR 3/4 dark reddish brown2,5 YR 4/4 reddish brown2,5 YR 4/6 red2,5 YR 5/6 red2,5 YR 4/8 red

Sumber : Broadlist

4. Sifat Kimia TanahTabel 4.2.4 Pengamatan Sifat Kimia Tanah AlfisolNoDeskripsiKeterangan

1.Redoks1. Lapisan 12. Lapisan 23. Lapisan 34. Lapisan 45. Lapisan 5O1 (Sedang)O2 (Baik)O2 (Baik)O2 (Baik)O2 (Baik)

2.Penetrasi2.1 Vertikal2.2 Horisontal 2.2.1 Lapisan 1 2.2.2 Lapisan 2 2.2.3 Lapisan 3 2.2.4 Lapisan 4 2.2.5 Lapisan 5 2,5 kg/cm

1 kg/cm 1,5 kg/cm >4,5 kg/cm >4,5 kg/cm >4,5 kg/cm

3.Kadar3.1 Bahan organik 3.1.1 Lapisan 1 3.1.2 Lapisan 2 3.1.3 Lapisan 3 3.1.4 Lapisan 4 3.1.5 Lapisan 53.2 Kapur 3.2.1 Lapisan 1 3.2.2 Lapisan 2 3.2.3 Lapisan 3 3.2.4 Lapisan 4 3.2.5 Lapisan 5

+ + + + (Sangat banyak)+ + + + (Sangat banyak)+ + + (Banyak)+ + (Sedikit)+ (Sangat sedikit)

0 (Tidak ada)+ (Sangat sedikit)0 (Tidak ada)0 (Tidak ada)0 (Tidak ada)

4.Konsentrasi4.1 Jenis 4.1.1 Lapisan 1 4.1.2 Lapisan 2 4.1.3 Lapisan 3 4.1.4 Lapisan 4 4.1.5 Lapisan 54.2 Ukuran 4.2.1 Lapisan 1 4.2.2 Lapisan 2 4.2.3 Lapisan 3 4.2.4 Lapisan 4 4.2.5 Lapisan 54.3 Macam 4.3.1 Lapisan 1 4.3.2 Lapisan 2 4.3.3 Lapisan 3 4.3.4 Lapisan 4 4.3.5 Lapisan 5

--Konkresi Konkresi Konkresi

--C (Kasar)VC (Sangat kasar)VC (Sangat kasar)

--Mn (Bermangan)Mn (Bermangan)Mn (Bermangan)

Sumber : Broadlist

5. Analisis Lengas TanahTabel 4.2.5 Lengas Tanah Kering Angin Tanah AlfisolCtka (mm)Ulangana(gram)b(gram)c (gram)KL(%)Rata-rata

0,5 mm

2 mm

Bongkahan12121254,346 54,79153,674 53,02655,990 58,33059,34459,775 58,67857,955 61,10363,45558,38158,84257,69757,03660,51662,94124,4232423131123,7

23,5

12,5

Sumber : Laporan sementaraTabel 4.2.6 Kapasitas Lapangan Tanah AlfisolCtka (mm)Ulangana(gram)b(gram)c (gram)KL(%)

2 mm

1253,85055,32562,20562,20160,85760,16719,242

Sumber : Laporan sementaraTabel 4.2.7 Kadar Lengas Maksimum Tanah AlfisolCtka (mm)Ulangana(gram)b (gram)c (gram)d(gram)KL (%)

2 mm152,34392,55673,60751,95485,7

Sumber : Laporan sementaraTabel 4.2.8 Batas Berubah Warna Tanah AlfisolCtka (mm)Ulangana(gram)b(gram)C(gram)KL (%)Rata-Rata (%)

0,5 mm1254,22252,59058,12357,00257,99756,2233,321,412,35

Sumber : Laporan sementara6. Analisis pH Tanah Tabel 4.2.9 Analisis pH Tanah AlfisolCtka (mm)UlanganpH H2OpH KCl

0,516,565,736

Sumber : Laporan sementara7. Analisis Struktur TanahTabel 4.2.10 Bobot Volume Tanah AlfisolCtka (mm)Ulangana(gram)b(gram)p (cc)q (cc)Berat VolumeRata-rata

Bongkah123,0692,7284,7663,784151519181,1641,2251,1945

Sumber : Laporan sementara

Tabel 4.2.11 Bobot Jenis Tanah AlfisolCtka (mm)Ulangana(gram)b(gram)c(gram)d(gram)Suhu1BJ1Suhu2BJ2KLBJ

212924

Sumber : Laporan sementara Tabel 4.2.12 Porositas Tanah AlfisolBVBJn

1,1945

Sumber : Laporan sementaraAnalisis Data1. Lengas Tanah Kering Angina. Kadar lengas tanah ctka 0,5 mmUlangan 1 = Ulangan 2 = Rata-rata kadar lengas tanah = b. Kadar lengas tanah ctka 2 mmUlangan 1 = Ulangan 2 = Rata-rata kadar lengas tanah = c. Kadar lengas ctka bongkahanUlangan 1 = Ulangan 2 = Rata-rata kadar lengas tanah =

2. Kapasitas LapangUlangan 1 = Ulangan 2 = Rata-rata kapasitas lapang = 3. Lengas MaksimumUlangan 1 = 4. Batas Berubah WarnaUlangan 1 = Ulangan 2 = Rata-rata = 5. Bobot VolumeUlangan 1= 87 x 2,84 (100 + 14,61) x (0,87 x (19 15) (4,766 3,069))= 1,164Ulangan 2= 87 x 2,884 (100 + 14,61) x (0,87 x (18 15) (3,784 2,728))= 1,386Rata-rata BV= 1,215 + 1,386 = 1,3005 26. Bobot JenisUlangan 1= 100 x (25,1 2,01) x 0,9963 x 0,9957 (100+5,45) x (0,9957 x (44,612,01) 0,9957 x (47,48 25,1)= 1,008 7. PorositasUlangan 1= (1 1,3005/1,008) x 100 %= 81,35 %8. Analisis pH TanahUlangan 1= pH H2O 5,984 pH KCl 5,290

C. Jatikuwung1. Pencandraan Bentang Lahan

Gambar 4.2.5 Foto Profil di Jumantono Lokasi: JatikuwungHari, tanggal: Minggu, 27 Oktober 2013Pukul: 09.00 11.00Nomor profil: 3Tinggi tempat: 149 mdplArah hadap: Barat dayaSurveyor: Kelompok 12

JatikuwungUNSRS. Dr. OenLokasiUJatikuwung

Lokasi

RS. Dr. Oen

UNS

Gambar 4.2.6 Denah JatikuwungTabel 4.3.1 Pencandraan Bentang LahanNoDeskripsiKeterangan

1.CuacaBerawan sebagian (PC)

2.Latitude07o 31 05,425

3.Longitude110o 50 43,130

4.Tinggi tempat149 m dpl

5.Lereng5.1 Arah5.2 PanjangBarat Daya (BD)Agak curam 20 % (4)

6.Fisiografi LahanVulkanik (V)

7.Genangan7.1 Frekuensi7.2 Durasi genanganSangat jarang (VR)-

8.Tutupan LahanRumput (G)

9.GeologiQVM

10.Erosi10.1 Tingkat erosi10.2 Tingkat bahaya erosiPermukaan/lembarSedang

11.Batuan permukaanJumlah 8 m dan antar batuan besar sekitar 20 m.(1)

12.Vegetasi Semak 16% Pisang 3% Mangga 5% Jati 20% Rumput 56 %

Sumber : Broadlist

2. Penyidikan Profil/ PedonTabel 4.3.2 Deskripsi Umum Profil Tanah VertisolNoDeskripsiKeterangan

1.Metode observasiLubang kecil (SP)

2.Jeluk2.1 Lapisan 12.2 Lapisan 22.3 Lapisan 30 15 cm15 30 cm30 46 cm

3.Horison3.1 Batas 3.1.1 Lapisan 1 3.1.2 Lapisan 2 3.1.3 Lapisan 33.2 Topografi 3.2.1 Lapisan 1 3.2.2 Lapisan 2 3.2.3 Lapisan 3

G (Berangsur) G (Berangsur) A (Tajam)

W (Berombak)W (Berombak)W (Berombak)

4.Perakaran4.1 Ukuran 4.1.1 Lapisan 1 4.1.2 Lapisan 2 4.1.3 Lapisan 34.2 Jumlah 4.2.1 Lapisan 1 4.2.2 Lapisan 2 4.2.3 Lapisan 3

F (Halus)VF (Sangat halus)VF (Sangat halus)

2 (Biasa)1 (Sedikit)1 (Sedikit)

Sumber : Broadlist

3. Sifat Fisika TanahTabel 4.3.3 Pengamatan Sifat Fisika Tanah VertisolNoDeskripsiKeterangan

1.Tekstur1.1 Lapisan 11.2 Lapisan 21.3 Lapisan 3SiL (Geluh debuan)SiL (Geluh debuan)SiL (Geluh debuan)

2.Struktur2.1 Tipe 2.1.1 Lapisan 1 2.1.2 Lapisan 2 2.1.3 Lapisan 32.2 Ukuran 2.2.1 Lapisan 1 2.2.2 Lapisan 2 2.2.3 Lapisan 32.3 Derajat 2.3.1 Lapisan 1 2.3.2 Lapisan 2 2.3.3 Lapisan 3

SBK (Gumpal membulat)SBK (Gumpal membulat)SBK (Gumpal membulat)

M (Sedang)M (Sedang)M (Sedang)

2 (Sedang)2 (Sedang)2 (Sedang)

3.Konsistensi3.1 Batas 3.1.1 Lapisan 1 3.1.2 Lapisan 2 3.1.3 Lapisan 3

Lembab, teguhLembab, teguhLembab, teguh

4.Warna4.1 Lapisan 14.2 Lapisan 24.3 Lapisan 310 YR 4/1 dark grey 10 YR 3/1 very dark grey10 YR 5/1 grey

Sumber : Broadlist

4. Sifat Kimia TanahTabel 4.3.4 Pengamatan Sifat Kimia Tanah VertisolNoDeskripsiKeterangan

1.Redoks1.1 Lapisan 11.2 Lapisan 21.3 Lapisan 3O2O2O2

2.Penetrasi2.1 Vertikal2.2 Horisontal 2.2.1 Lapisan 1 2.2.2 Lapisan 2 2.2.3 Lapisan 31,5 kg/cm

1 kg/cm0,5 kg/cm1 kg/cm

3.Kadar3.1 Bahan organik 3.1.1 Lapisan 1 3.1.2 Lapisan 2 3.1.3 Lapisan 33.2 Kapur 3.2.1 Lapisan 1 3.2.2 Lapisan 2 3.2.3 Lapisan 3

+ + + (Banyak)+ + (Sedikit)+ (Sangat sedikit)

0 (Tidak ada)0 (Tidak ada)0 (Tidak ada)

4.Konsentrasi4.1 Jenis 4.1.1 lapisan 1 4.1.2 lapisan 2 4.1.3 lapisan 34.2 Ukuran 4.2.1 lapisan 1 4.2.2 lapisan 2 4.2.3 lapisan 34.3 Macam 4.3.1 lapisan 1 4.3.2 lapisan 2 4.3.3 lapisan 3

---

---

---

Sumber : Broadlist

5. Analisis Lengas TanahTabel 4.3.5 Lengas Tanah Kering Angin Tanah VertisolCtka (mm)Ulangana(gram)b(gram)c (gram)KL (%)Rata-rata

0,5 mm

2 mm

Bongkahan12121254,94054,32555,08656,22854,0050,50070,67570,76770,60870,73668,34865,34469,02369,10368,94069,44966,83363,742111112121111,511

12

11,25

Sumber : Laporan sementaraTabel 4.3.6 Kapasitas Lapangan Tanah VertisolCtka (mm)Ulangana(gram)b(gram)c (gram)KL(%)

2 mm

1256,22855,08657,82056,61657,23355,82958100,5

Sumber : Laporan sementaraTabel 4.3.7 Kadar Lengas Maksimum Tanah VertisolCtka (mm)UlanganA(gram)b(gram)c (gram)d(gram)KL (%)

2 mm146,02876,16852,14635,15475,6

Sumber : Laporan sementaraTabel 4.3.8 Batas Berubah Warna Tanah VertisolCtka (mm)Ulangana(gram)B(gram)c (gram)KL (%)Rata-Rata (%)

0,5 mm

1255,88854,05259,39459,0758,87158,20417,520,817,43

Sumber : Laporan sementara6. Analisis pH Tanah Tabel 4.3.9 Analisis pH Tanah VertisolCtka (mm)UlanganpH H2OpH KCl

0,515,77,7

Sumber : Laporan sementara7. Analisis Struktur TanahTabel 4.3.10 Bobot Volume Tanah AlfisolCtka (mm)Ulangana(gram)b(gram)p (cc)q (cc)Berat VolumeRata-rata

Bongkah1224,3332,9629,2745,10222320201,611,751,68

Sumber : Laporan sementara

Tabel 4.3.11 Bobot Jenis Tanah AlfisolCtka (mm)Ulangana(gram)b(gram)c(gram)d(gram)Suhu1BJ1Suhu2BJ2KLBJ

2122,9750,4127,9752,9131o0,99528o0,99611,966,16

Sumber : Laporan sementara Tabel 4.3.12 Analisis Porositas Tanah AlfisolBVBJN

1,686,1614

Sumber : Laporan sementaraAnalisis Data1. Lengas Tanah Kering Angina. Kadar lengas tanah ctka 0,5 mmUlangan 1 = Ulangan 2 = Rata-rata kadar lengas tanah = b. Kadar lengas tanah ctka 2 mmUlangan 1 = Ulangan 2 = Rata-rata kadar lengas tanah = c. Kadar lengas ctka bongkahanUlangan 1 = Ulangan 2 = Rata-rata kadar lengas tanah =

2. Kapasitas LapangUlangan 1 = Ulangan 2 = Rata-rata kapasitas lapang = 3. Lengas MaksimumUlangan 1 = 4. Batas Berubah WarnaUlangan 1= Ulangan 2 = Rata-rata = 5. Bobot VolumeUlangan 1= 87 x 32,96 (100 + 11,96) x (0,87 x (22 20) (29,27 24,33))= 7,39Ulangan 2= 87 x 32,96 (100 + 11,96) x (0,87 x (23 20) (45,10 32,96))= 3,22Rata-rata BV= 7,39 + 3,22 = 5,305 26. Bobot JenisUlangan 1 = _______100 x (27,97-22,97) x 0,995 x 0,996____ (100+11,96) x (0,996 x(50,41-22,97))-0,996 x (52,91-27,97)

= 6,16 gr/cc 7. PorositasUlangan 1= (1 0,86) x 100 %= 14%8. Analisis pH TanahUlangan 1= pH H2O = 5,7 pH KCl = 7,7V. PEMBAHASANA. Fakultas Pertanian UNS1. Pencandraan Bentang LahanPencandraan bentang lahan yang dilaksanakan di kampus Fakultas Pertanian UNS pada hari Sabtu, 26 Oktober 2013 pukul 10.00-12.00 WIB. Fakultas Pertanian UNS memiliki ketinggian 190 mdpl dan pada latitude 070 33 36 serta longitude 1100 51 28. Pencandraan yang dilakukan meliputi pengamatan cuaca, posisi, tinggi tempat, lereng, fisiologi lahan, genangan atau banjir, tutupan lahan, vegetasi, geologi, erosi, dan batuan permukaan. Kelompok 12 sebagai surveyer.Cuaca di lokasi pada saat praktikum dalam keadaan berawan sebagian. Lokasi ini merupakan lereng yang memiliki curam 30 % dan menghadap ke barat laut. Fisiografi lahan ini merupakan Miscellanieous. Tutupan lahan yang terdapat adalah tutupan pohon, yaitu berupa tanaman tahunan. Lokasi ini tidak terdapat genangan. Erosi yang terbentuk adalah erosi permukaan dalam tingkat yang sedang. Batuan permukaan berjumlah 8 m dan antar batuan besar sekitar 20 m. Vegetasi yang terdapat di lokasi ini yaitu rumput 50 % dan tanaman tahunan 50 %.2. Penyidikan Profil Tanah

54Profil adalah penampang melintang vertikal tanah yang terdiri dari lapisan tanah (solum) dan lapisan bahan induk. Cara pembuatan profil tanah adalah dengan membuat paprasan tanah ataupun galian yang vertikal pada tanah tersebut. Syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan pengamatan pada profil tanah antara lain profil harus tegak, baru, tidak terkena sinar matahari secara langsung, bukan daerah genangan, dan bukan daerah urugan. Untuk menentukan batas horison dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu perbedaan warna, menusuk-nusuk tanah dengan belati dan diamati kekerasannya, serta memukul-mukul tanah dengan gagang belati dan memperhatikan perbedaan suaranya. Metode yang digunakan dalam pengamatan ini adalah metode dinding.Tanah ini memiliki geologi bahan aluvium (QA) dengan berbahan induk dari abu vulkan. Tanah entisols merupakan tanah yang belum berkembang dan banyak pada tanah dengan bahan induk yang sangat beragam, baik dari jenis, sifat maupun asalnya.Praktikum ini yang diamati adalah profil 1. Pada profil ini terdapat tiga horison yaitu horison A1, A2, dan A3. Horison A1 mempunyai kedalaman 0-21 cm. Kelas ketegasan batas antar horison baur, dengan topografi tak beraturan. Pada perakaran mempunyai ukuran sedang yaitu 2 sampai < 5 mm, dan jumlahmya banyak yaitu lebih dari 5 per satuan luas.Horison A2 dengan kedalaman 21-33 cm mempunyai perakaran yang jumlahnya biasa yaitu 1 sampai < 5 per satuan luas, dan berukuran halus yaitu 1 sampai < 2 mm. Ketegasan batas dengan lapisan ini yaitu berangsur dengan topografi tak beratutan. Horison A3 mempunyai kedalaman 33-50 cm. Perakaran mempunyai ukuran halus yaitu 1 sampai < 2 mm, dan jumlahnya sedikit yaitu 0,2 sampai < 1 per satuan luas.3. Sifat Fisika TanahSifat fisika tanah adalah sifat tanah yang dapat dilihat dan diamati secara fisik. Sifat fisika yang diamati pada praktikum kali ini antara lain tekstur tanah, struktur tanah, dan warna tanah. Tekstur tanah yaitu perbandingan antara fraksi-fraksi penyusun massa tanah yang meliputi lempung, debu, dan pasir. Tekstur tanah diukur dengan menggunakan indera perasa dengan memijit tanah diantara ibu jari sambil dirasakan halus kasarnya. Metode ini bersifat subjektif. Pada pengamatan tanah kali ini, tekstur tanah yang didapat pada semua lapisan tidak sama. Lapisan A1 memiliki jenis geluh lempungan yang bercirikan rasa agak kasar, membentuk bola agak teguh, membentuk gulungan jika dipirit tapi mudah hancur. Lapisan A2 memiliki jenis geluh lempung debuan yang bercirikan rasa licin jelas, membentuk bola teguh, gulungan mengkilat dan melekat. Lapisan A3 memiliki jenis geluh lempung pasiran yang memiliki kriteria rasa kasar agak jelas, membentuk bola agak teguh, membentuk gulungan jika dipirit tapi mudah hancur dan melekat. Struktur tanah adalah susunan ikatan partikel tanah satu dengan lainnya, atau merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah, yang diamati tipe, ukuran dan derajatnya menggunakan lup. Horison A1, A2, dan A3 mempunyai tipe struktur tanah sama yaitu tipe gumpal membulat (SBK) yang mempunyai ciri berbidang banyak, bidang muka saling berpotongan membentuk sudut membulat. Ukuran struktur tanah horison A1 sangat halus dengan kersai kurang dari 1 kriteria kurang dari 10 dan gumpal kurang dari 5. Horison A2 memiliki ukuran halus dengan kersai 1 sampai < 2 kriteria 10 sampai < 20 dan gumpal 5 sampai < 10 memiliki ukuran. Derajat kekerasan srtruktur tanah horison A1 dan A2 lemah yaitu terbentuk jika diletakkan pada tanah tetapi mudah hancur ketika diremas. Horison A3 memiliki derajat kekerasan struktur tak berstruktur, yaitu tampak tidak berbentuk ketika di atas tanah.Sifat selanjutnya yang diamati adalah warna tanah, yang merupakan ciri tanah yang paling nyata dan mudah ditentukan, dan dapat digunakan untuk menaksir tingkat pelapukan, menilai kandungan bahan organik, menaksir banyaknya kandungan mineral, menilai keadaan drainase dan melihat perbedaan horison. Pengidentifikasian tanah menggunakan buku Munsell Soil Color Chart (MSCC). Semakin gelap warna tanah maka kandungan bahan organik dalam tanah semakin tinggi pula dan juga sebaliknya. Warna tanah pada horison A1 sampai A3 berturut-turut adalah 5 YR 3/3 (Dark Reddish Brown), 5 YR (Dark Reddish Brown), 2,5 YR 4/6 (Dark Reddish Grey).4. Sifat Kimia TanahKomponen kimia dalam tanah berperan dalam penentuan sifat dan ciri tanah pada umumnya, serta kesuburan tanah pada khususnya. Sifat kimia dapat menunjukkan unsur-unsur yang tersedia dalam tanah, lanjut tidaknya perkembangan tanah dan sebagainya. Sifat kimia tanah yang diamati antara lain redoks, penetrasi, pH, kandungan bahan organik, dan kandungan kapur. Uji aerase drainase dilakukan dengan metode redoks. Kedua bongkah tanah diberikan larutan HCl 1,2 kemudian bongkah satu ditetesi larutan KCNS 10 % dan bongkah yang lain ditetesi larutan K4Fe(CN)6 0,5 %. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui tanah di fp uns memiliki tafsiran reaksi redoks yang baik (O2), hal ini ditandai dengan timbulnya warna merah nyata disertai hijau saat ditetesi kedua larutan. Ketahanan penetrasi atau sering disebut uji penetrometer merupakan uji mengenai kekuatan mekanik tanah dengan menggunakan alat yang disebut penetrometer. Uji penetrometer tanah entisol didapatkan data secara horisontal dan secara vertical. Secara vertikal, tanah di FP UNS memiliki kekuatan mekanik sebesar 1,5 kg/cm2. hal ini berarti tanah di fp cukup kuat untuk menahan beban sebarat traktor. Kekuatan mekanin tanah secara horisontal pada ketiga lapisan sama, yaitu sebesar 1,5 kg/cm2, kecuali pada lapisan A3 yaitu sebesar 1 kg/cm2.pH tanah menunjukan intensitas keasaman suatu sistem tanah. Pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan pH stik yang dicelupkan pada larutan tanah. Pengukuran pH yaitu dengan menggunakan indikator pH stick yang dicelupkan pada larutan tanah yang telah dicampur dengan larutan H2O pada larutan pertama dan KCl pada larutan kedua dengan perbandingan tanah dengan air sekitar 1:2,5 hingga homogen dan didiamkan beberapa saat. pH stick dicelupkan dan jangan sampai terkena endapan tanahnya. Pengukuran pH dengan penambahan larutan H2O maupun dengan penambahan larutan KCl pada horison A1 sampai A3 didapatkan nilai yang sama yaitu 5.Bahan organik adalah semua sisa kehidupan yang ada di dalam tanah. Jumlah ditentukan dengan pengamatan mata terhadap warna kelam hitam dan ada tidaknya bahan organik yang lapuk. Kandungan bahan organik pada horison A2 sangat banyak ditandai dengan buih yang membentuk busa tebal. Kandungan bahan organik pada horison A3 banyak ditandai dengan adanya buih yang membentuk busa tipis, sedangkan kandungan bahan organik pada horison A1 sedikit (buih-buih nampak).5. Analisis Lengas TanahLengas tanah adalah jumlah kandungan air dalam tanah. Kandungan air dalam tanah atau lengas tanah perlu ditetapkan dalam beberapa keadaan, antara lain kadar air total, kapasitas lapang, dan titik layu permanen. Pengamatan kali ini yaitu mengenai lengas tanah kering angin (KL), kapasitas lapang, lengas maksimum (KL maksimum), dan batas berubah warna (BBW). Kadar lengas tanah kering angin diperoleh dengan cara tanah dikeringanginkan lalu tanah disaring dan dimasukkan ke dalam oven pada suhu 105-110oC. Nilai KL kering angin di daerah ini memiliki kadar lengas tanah yang berdiameter 2 mm lebih besar dari tanah berdiameter 0,5 mm. Hal ini dikarenakan semakin tinggi persentase tanah, maka semakin besar daya serap tanah terhadap air. Kapasitas lapang adalah persentase kelembaban yang ditahan oleh tanah sesudah terjadinya drainase dan kecepatan gerakan air ke bawah menjadi sangat lambat. Kapasitas lapang sangat penting karena dapat menunjukkan kandungan maksimum dari tanah dan dapat menentukan jumlah air pengairan yang diperlukan untuk membasahi tanah sampai lapisan di bawahnya. Pada kondisi lengas kapasitas lapang diukur pada saat tanah menahan air setelah kelebihan air gravitas meresap ke bawah karena adanaya gaya gravitasi. Kadar lengas maksimum didapatkan dengan memasukkan tanah ke dalam cawan berlubang yang didasari kertas saring lalu cawan tersebut dimasukkan ke dalam perendam selama 12 jam. Setelah itu, bersihkan sisi luarnya dan meratakan tanah kemudian masukkan ke dalam oven selama 4 jam.Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum analisis lengas tanah diperoleh hasil sebagai berikut; kadar lengas tanah kering angin rata-rata untuk bongkahan 21,33%, ctka 2 mm sebesar 15,09% dan untuk ctka 0,5mm sebesar 17,05%, sedangkan untuk kapasitas lapangan, kadar lengas rata-rata yang diperoleh sebesar 38,02 %. Lengas maksimum, kadar lengas rata-rata yang diperoleh 74,69 %. Batas berubah warna kadar lengas rata-rata diperoleh sebesar 18,67 %. Nilai batas berubah warna tersebut termasuk dalam harkat tinggi.6. Analisis pH TanahpH tanah menunjukan intensitas keasaman suatu sistem tanah, sedangkan kapasitas keasaman menunjukkan takaran ion H+ terdisosiasi, ditambah H+ tidak terdisosiasi di dalam sisterm tanah. Pada pengamatan ini mengunakan dua larutan, yaitu larutan air bebas ion atau aquades (H2O) dan larutan KCl 1 N. Selanjutnya menggunakan indikator pH meter yang dicelupkan pada larutan tanah, yang telah dicampur dengan larutan H2O dengan perbandingan tanah dengan air sekitar 1:2,5. hingga homogen dan didiamkan beberapa saat. Setelah itu pH meter dicelupkan, jangan sampai terkena endapannya.Pengukuran pH tanah dapat dilakukan dengan dua metode. Secara elektrometrik pH diukur dengan menggunakan pH meter. Secara volumetric pH diukur dengan menggunakan indicator warna, kertas pH, dan pH stik indicator. Berdasarkan analisis pH di laboratorium, dapat diketahui pH dengan penambahan H2O yaitu 7,4 dan pH dengan penambahan KCl yaitu 6,4.7. Analisis Struktur TanahStruktur tanah adalah ikatan antar partikel-partikel atau fraksi-fraksi primer tanah yang membentuk suatu susunan gumpalan yang disebabkan adanya partikel perekat, baik perekat organik ataupun yang anorganik. Struktur merupakan salah satu sifat fisik tanah yang mempunyai peran penting, antara lain pada ketersediaan air di dalam tanah, ketersediaan unsur hara tanah, perombakan material organik dalam tanah, suhu tanah, penetrasi perakaran tanaman serta aktivitas organisme atau biota dalam tanah.Berdasarkan data hasil pengamatan pada praktikum analisis struktur tanah dengan sempel tanah fp UNS diperoleh hasil sebagai berikut, rata-rata bobot volume adalah 1,3005. Bobot jenis didapatkan nilai 1,008 . Pada porositas didapatkan nilai 81,35%. B. Jumantono1. Pencandraan Bentang LahanPencandraan bentang lahan yang dilaksanakan di Jumantono pada hari Sabtu, 26 Oktober 2013 pukul 14.00-16.00 WIB memiliki ketinggian 188 mdpl dan pada latitude 070 30 50,1 dan longitude 1100 56 50,1. Pencandraan yang dilakukan meliputi cuaca, posisi, tinggi tempat, lereng, fisiologi lahan, genangan atau banjir, tutupan lahan, vegetasi, geologi, erosi, dan batuan permukaan. Kelompok 16 sebagai surveyor.Cuaca di lokasi pada saat praktikum dalam keadaan berawan sebagian. Lokasi ini merupakan lereng yang memiliki kemiringan 10 % dan menghadap ke barat laut. Fisiografi lahan ini merupakan Vulkanik. Tutupan lahan yang terdapat adalah tutupan buatan. Lokasi ini sangat jarang terjadi genangan. Erosi yang terbentuk adalah erosi permukaan dalam tingkat yang ringan. Batuan permukaan berjumlah 8 m dan antar batuan besar sekitar 20 m. Vegetasi yang terdapat di lokasi ini yaitu rambutan 25 % dan mangga 40%.2. Penyidikan Profil Tanah Profil merupakan suatu penampang vertikal di dalam pedon yang menunjukan susunan horison yang terdiri dari solum tanah dan bahan induk tanah. Dalam praktikum ini kami mengamati profil 1 yang terdiri dari horison A1, horison A2, horison B1, horison B2, dan horison B3. Pencandraan profil tanah meliputi dua hal, yaitu deskripsi lingkungan dan deskripsi profil atau pedon. Membuat penampang melintang tanah secara vertikal pada tanah yang diusahakan alami atau belum mengalami perubahan akibat ulah manusia, kedalaman penampang 100 cm dan tidak terkena sinar matahari secara langsung, tiap kali pengamatan harus dalam keadaan baru yang dilakukan dengan cara pengeprasan dengan cangkul. Hal ini dapat dilakukan dengan mengamati perbedaan warna, batas yang nampak antar lapisan, kekerasan tanahnya, mendengarkan perbedaan suara dengan cara mengetuk tiap lapisan tanahnya, atau dengan cara menusuknya dengan belati. Metode pengamatan yang digunakan adalah dengan irisan lereng karena dibuat dengan kemiringan lebih dari < 60%. Jeluk atau kedalaman horison pada horison A1 adalah 0-23 cm, horison A2 adalah 23-31 cm, horison B1 adalah 31-43 cm, horison B2 adalah 43-77 cm dan horison B3 adalah 77-93 cm. Pengukuran jeluk menggunakan penggaris kertas. Hal yang perlu diketahui bahwa salah satu faktor yang mendukung adanya perakaran dalam suatu lapisan ialah bahan organik. Bahan organik mengandung unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Pada horison A1 perakaran sedang, pada horison A2 perakaran halus,sedangkan pada horison B1, B2 dan B3 perakaran sangat halus. Horison A1 memiliki perakaran dalam jumlah yang banyak yaitu lebih dari 5 per satual luas. Horison A1 sampai B2 memiliki jumlah perakaran biasa yaitu 1 sampai 5 per satuan luas, sedangkan horison B3 memiliki jumlah perakaran sedikit yaitu 0,2 sampai 1 per satuan luas. Ketegasan horison pada A1 dengan A2 dan A2 dengan B1 yaitu tajam dengan bentuk, ketegasan B1 dengan B2 serta B2 dengan B3 yaitu berangsur dengan bentuk rata pada B2 dan berombak pada B3. 3. Sifat Fisika TanahSifat fisika tanah yang diamati meliputi tekstur, struktur, dan warna tanah. Tekstur merupakan perbandingan relatif antara fraksi pasir (sand), debu (silt), lempung (clay). Penentuan di lapangan digunakan cara kuantitatif yaitu dengan merasakan tingkat kasar, licin, dan lengketnya tanah. Horison A1 dan A2 memiliki tekstur tanah geluh debuan (SiL). Horison B1 memiliki tekstur geluh debuan (SiL) dan horison B1 sampai B3 merupakan geluh lempung debuan (SiCL). Stuktur tanah merupakan bentukan yang terjadi secara alami yang tersusun oleh partikel-partikel tanah menjadi agregat tanah hasil dari proses pedogenesis. Cara menentukan struktur tanah dengan mengambil gumpalan tanah, dipecah dengan jari. Pecahan tersebut merupakan agregrat, kemudian ditentukan tipe, ukuran, dan derajad struktur lapisan. Pada setiap horison biasanya mempunyai perbedaan tersendiri, walaupun terkadang ada juga yang sama. Horison A1 dan A2 memiliki tipe struktur kersai (GR) dengan kriteria berbidang banyak, tidak beraturan, tidak membentuk permukaan sekeliling. Horison A1 dan A2 memiliki ukuran halus (F) dan derajat kekerasan yang lemah pada A1 dan sedang pada A2. Horison B1, B2, dan B3 memiliki tipe struktur yang sama yaitu gumpal menyudut (ABK). Horison B1, B2, dan B3 memiliki ukuran struktur berturut-turut yaitu kasar, kasar, dan sangat kasar. Serta derajat struktur yang sama yaitu yaitu kuat.Struktur tanah juga berpengaruh langsung terhadap konsistensi tanah. Horison A1 memiliki konsistensi yang kering agak keras, artinya tanah hancur dengan tekanan agak sedang antara ibu jaru dan telunjuk. Horison A2 dan B1 memiliki konsistensi lembab sangat teguh. Tanah seperti ini massa tanah akan hancur dengan tekanan yang kuat antara ibu jari dan telunjuk. Horison B2 dan B3 memiliki konsistensi yang sama yaitu lembab sangat teguh sekali. Massa tanah seperti ini sangat tahan terhadap remasan kecuali dengan tekanan yang sangat kuat.Sifat selanjutnya yang diamati adalah warna tanah. Semakin gelap warna tanah maka kandungan bahan organik dalam tanah semakin tinggi pula dan juga sebaliknya. Warna tanah dapat ditentukan dengan standar warna dari Munsell Soil Colour Chart (MSCC). Pada penentuan warna tanah, harus dipenuhi beberapa syarat, antara lain : tanah harus lembab, tempat terlindung dari matahari, tanah ditaruh di bawah lubang kertas MSCC dengan jari, tanah tidak boleh mengkilap kecuali pada warna bidang struktur. Warna tanah pada horison A1 sampai B3 berturut-turut adalah 2,5 YR 3/4 (dark reddish brown), 2,5 YR 4/4 (reddish brown), 2,5 YR 4/6 (red), 2,5 YR 5/6 (red), 2,5 YR 4/8 (red).4. Sifat Kimia TanahSenyawa kimia yang terkandung dalam tanah sangat berpengaruh dan penting pada penentuan sifat tanah. Aerasi dan drainasi tanah merupakan sifat tanah yang erat hubungannya dengan kemampuan tanah dalam menyediakan air dan udara. Aerasi dan drainase tanah sangat ditentukan oleh tekstur dan struktur tanah. Tekstur dan struktur tanah yang baik akan menghasilkan aerase dan drainase tanah yang baik pula. Dengan adanya aerasi dan drainase yang baik, maka memungkinkan adanya aktifitas mikrobia dalam melakukan proses kimia dalam tanah yang akan menghasilkan senyawa-senyawa yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Penyidikan keadaan aerasi dan drainasi tanah dilakukan dengan menetesi sampel tanah yang diambil dari masing-masing lapisan yang kemudian diletakan dalam sehelai kertas saring dengan HCl 1,2 N kemudian pada salah satu sisi ditetesi dengan KCNS 10% dan K3Fe(CN)6 0,5% pada sisi yang lain. Hasil pengamatan kali ini didapat aerasi dan drainasi yang sedang pada lapisan 1 dan baik pada lapisan 2 sampai 5. Hal ini dibuktikan dengan timbulnya warna merah nyata disertai hijau setelah ditetesi larutan-larutan di atas.Selain itu pada tingkat kesuburan tanah pada khususnya penentuan pH pada praktikum ini dengan menggunakan pH stick (pH aktual dan pH potensial). pH aktual dianalisis dengan mencampur tanah dengan air (H2O) dengan perbandingan 1 : 2,5. Dari hasil pengamatan maka didapat pH H2O pada horison A1, A2 dan B1 mempunyai pH yang sama yaitu 5. Horison B2 mempunyai pH 6 dan horison B3 mempunyai pH 5. pH KCl pada horison A1 dan A2 mempunyai pH 5, horison B1 6, sedangkan horison B2 dan B3 memiliki pH 5. Berdasarkan hasil yang didapat maka tingkat keasaman tanah yang digunakan pada pengamatan adalah cukup asam. Tingkat kemasaman tanah menjadi basa mungkin sudah terkontaminasi oleh keasaman keringat yang menempel di tangan.Selain penentuan pH pada pengamatan kali ini juga mengamati jumlah bahan organik (BO) secara kualitatif, yaitu dengan cara mengamati buih yang timbul setelah ditetesi dengan H2O2 10 % . Praktikum kali ini didapat buih yang dihasilkan pada tiap-tiap lapisan berbeda. Pada lapisan A1 sampai A2 berdasarkan hasil praktikum didapati tingkat kadar umumnya sama yaitu kandungan BO sangat banyak. Horison B1 kandungan BO banyak sedangkan horison B1 dan B3 kandungan BO sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa tanah tersebut mempunyai kandungan bahan organik yang semakin ke bawah kandungannya semakin sedikit. Secara umum pada tanah di lokasi jumantono ditemukan adanya kandungan CaCO3 atau kapur sangat sedikit. Hal tersebut terbukti pada penambahan HCl 10% hanya lapisan paling atas yang muncul beberapa buih sedangkan lapisan di bawahnya tidak tampak.Pada pengukuran analisis pH tanah digunakan pH meter. Pada prinsipnya pengukuran suatu pH didasarkan pada potensial elektro kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat di dalam elektroda gelas yang telah diketahui dengan larutan yang terdapat di luar elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion hidrogen yang ukurannya relatif kecil dan aktif. Tanah ini memiliki pH H2O sebesar 5 dan pH KCl sebesar 5, sehingga reaksi tanah berkisar antara netral hingga agak masam yang diukur menggunakan pH meter.5. Analisis Lengas TanahLengas tanah adalah jumlah kandungan air dalam tanah. Kandungan air dalam tanah atau lengas tanah perlu ditetapkan dalam beberapa keadaan, antara lain kadar air total, kapasitas lapang, dan titik layu permanen. pengamatan kali ini yaitu mengenai lengas tanah kering angin (KL), kapasitas lapang, lengas maksimum (KL maksimum), dan batas berubah warna (BBW).

Kadar lengas tanah kering angin diperoleh dengan cara tanah dikeringanginkan lalu tanah disaring dan dimasukkan ke dalam oven pada suhu 105-110oC. Nilai KL kering angin di daerah ini memiliki kadar lengas tanah yang berdiameter 2 mm lebih besar dari tanah berdiameter 0,5 mm. Hal ini dikarenakan semakin tinggi persentase tanah, maka semakin besar daya serap tanah terhadap air. Kapasitas lapang adalah persentase kelembaban yang ditahan oleh tanah sesudah terjadinya drainase dan kecepatan gerakan air ke bawah menjadi sangat lambat. Kapasitas lapang sangat penting karena dapat menunjukkan kandungan maksimum dari tanah dan dapat menentukan jumlah air pengairan yang diperlukan untuk membasahi tanah sampai lapisan di bawahnya. Pada kondisi lengas kapasitas lapang diukur pada saat tanah menahan air setelah kelebihan air gravitas meresap ke bawah karena adanaya gaya gravitasi. Kadar lengas maksimum didapatkan dengan memasukkan tanah ke dalam cawan berlubang yang didasari kertas saring lalu cawan tersebut dimasukkan ke dalam perendam selama 12 jam. Setelah itu, bersihkan sisi luarnya dan meratakan tanah kemudian masukan ke dalam oven selama 4 jam.Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum analisis lengas tanah diperoleh hasil sebagai berikut; kadar lengas tanah kering angin rata-rata untuk ctka 2 mm sebesar 23,5 %, untuk ctka 0,5 mm sebesar 23,7%, dan bongkahan sebesar 12,5%, sedangkan untuk kapasitas lapangan, kadar lengas rata-rata yang diperoleh sebesar 30,6%. Pada lengas maksimum, kadar lengas rata-rata yang diperoleh 85,7%. Pada batas berubah warna kadar lengas rata-rata diperoleh sebesar 12,35%. Nilai batas berubah warna tersebut termasuk dalam harkat sedang.

6. Analisis pH TanahpH tanah menunjukan intensitas keasaman suatu sistem tanah, sedangkan kapasitas keasaman menunjukkan takaran ion H+ terdisosiasi, ditambah H+ tidak terdisosiasi di dalam sisterm tanah. Pada pengamatan ini mengunakan dua larutan, yaitu larutan air bebas ion atau aquades (H2O) dan larutan KCl 1 N. Selanjutnya menggunakan indikator pH meter yang dicelupkan pada larutan tanah, yang telah dicampur dengan larutan H2O dengan perbandingan tanah dengan air sekitar 1:2,5 hingga homogen dan didiamkan beberapa saat. Setelah itu pH meter dicelupkan, jangan sampai terkena endapannya.Pengukuran pH tanah dapat dilakukan dengan dua metode. Secara elektrometrik pH diukur dengan menggunakan pH meter. Secara volumetric pH diukur dengan menggunakan indicator warna, kertas pH, dan pH stik indicator. Berdasarkan analisis pH di laboratorium, dapat diketahui pH dengan penambahan H2O yaitu 5,984 dan pH dengan penambahan KCl yaitu 5,290.8. Analisis Struktur TanahStruktur tanah adalah ikatan antar partikel-partikel atau fraksi-fraksi primer tanah yang membentuk suatu susunan gumpalan yang disebabkan adanya partikel perekat, baik perekat organik ataupun yang anorganik. Struktur merupakan salah satu sifat fisik tanah yang mempunyai peran penting, antara lain pada ketersediaan air di dalam tanah, ketersediaan unsur hara tanah, perombakan material organik dalam tanah, suhu tanah, penetrasi perakaran tanaman serta aktivitas organisme atau biota dalam tanah.Berdasarkan data hasil pengamatan pada praktikum analisis struktur tanah dengan sempel tanah jumantono diperoleh hasil sebagai berikut, rata-rata bobot volume adalah 1,3005. Bobot jenis didapatkan nilai 1,008 . Pada porositas didapatkan nilai 81,35%.

C. Jatikuwung1. Pencandraan Bentang LahanPencandraan bentang lahan yang dilaksanakan di Jumantono pada hari Minggu, 27 Oktober 2013 pukul 09.00-11.00 WIB memiliki ketinggian 149 mdpl dan pada latitude 070 31 05,425 dan longitude 1100 50 43,130. Pencandraan yang dilakukan meliputi cuaca, posisi, tinggi tempat, lereng, fisiologi lahan, genangan atau banjir, tutupan lahan, vegetasi, geologi, erosi, dan batuan permukaan. Kelompok 12 sebagai surveyor.Cuaca di lokasi pada saat praktikum dalam keadaan berawan sebagian. Lokasi ini merupakan lereng yang memiliki curam 20% dan menghadap ke barat daya. Fisiografi lahan ini merupakan vulkanik. Tutupan lahan yang terdapat adalah rumput. Lokasi ini sangat jarang terjadi genangan. Erosi yang terbentuk adalah erosi permukaan dalam tingkat yang sedang. Batuan permukaan berjumlah 8 m dan antar batuan besar sekitar 20 m. Vegetasi yang terdapat di lokasi ini yaitu rumput 56%, mangga 5%, pisang 3 %, jati 20 %.2. Penyidikan Profil Tanah Profil tanah merupakan penampang tegak irisan tanah yang terdiri atas urutan susunan lapisan tanah dimulai dari permukaan tanah hingga lapisan induk dibawahnya, dapat juga diartikan sebagai urutan susunan horison yang tampak dalam anatomi tubuh tanah. Cara mendapatkan profil tanah, dapat dengan membuat irisan tegak pada tebing dengan ukuran yang sama, serta dengan pengeboran untuk tanah gley humic. Syarat untuk profil yang diamati adalah tegak (vertikal), baru dalam arti belum terpengaruh keadaan luar, serta tidak memantulkan cahaya. Batas tiap lapisan dapat diketahui dengan melihat perbedaan warna atau mendengar perbedaan bunyi tiap bagian tanah. Bunyi tiap lapisan tanah dapat diperoleh., kita dapat memukul-mukul tanah dengan gagang pisau belati, dapat juga dengan menusuk-nusukkan pisau belati ke tiap bagian tanah.Pada profil metode pengamatan yang digunakan adalah dengan irisan sekop. Jeluk atau kedalaman horison pada horison A1 adalah 0-15 cm, horison A2 adalah 15-30 cm, dan horison Bw adalah 30-46 cm. Pengukuran jeluk menggunakan penggaris kertas. Hal yang perlu diketahui bahwa salah satu faktor yang mendukung adanya perakaran dalam suatu lapisan ialah bahan organik. Pada bahan organik terdapat unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Horison A1 perakaran sangat halus dengan jumlah banyak yaitu lebih dari 5 per satuan luas. Horison A2 dengan Bw memiliki ukuran dan jumlah perakaran yang sama yaitu sangat halus dengan jumlah sedikit atau kurang dari 5 per satuan luas. Batas horison pada A1 dengan A2 yaitu berangsur (gradual) sedang horison A2 dengan Bw yaitu tajam. Ketegasan topografi horison A1 dengan A2 dan A2 dengan Bw adalah sama yaitu berombak.3. Sifat Fisika TanahSifat fisika tanah adalah sifat tanah yang dapat dilihat dan diamati secara fisik. Sifat fisika tanah yang diamati meliputi tekstur, struktur, konsistensi, dan warna tanah. Tekstur merupakan perbandingan relatif atarab fraksi pasir (sand), debu (silt), lempung (clay). Penentuan di lapangan digunakan cara kuantitatif yaitu dengan merasakan tingkat kasar, licin, dan lengketnya tanah. Horison A1, A2 dengan Bw memiliki tekstur tanah yang sama yaitu geluh debuan (SiL) dengan kriteria licin, membentuk bola teguh, dapat sedikit digulung dengan permukaan mengkilat, serta melekat.Stuktur tanah merupakan bentukan yang terjadi secara alami yang tersusun oleh partikel-partikel tanah menjadi agregat tanah hasil dari proses pedogenesis. Cara menentukan struktur tanah dengan mengambil gumpalan tanah, dipecah dengan jari. Pecahan tersebut merupakan agregrat, kemudian ditentukan tipe, ukuran, dan derajad struktur lapisan. Pada setiap horison biasanya mempunyai perbedaan tersendiri, walaupun terkadang ada juga yang sama. Pada pengamatan kali ini didapatkan hasil struktur tanah yang sama pada setiap lapisan horison yaitu tipe struktur gumpal membulat (SBK) dengan kriteria berbidang banyak, bidang muka saling berpotongan, membentuk sudut lancip. Horison A1 A2, dan Bw memiliki ukuran struktur yang sama yaitu sedang. Derajat struktur A1 A2, dan Bw sedang atau atau tampak jelas strukturnya dan sebagian masih masih utuh ketika diremas. Struktur tanah juga berpengaruh langsung terhadap konsistensi tanah. Horison A1 A2, dan Bw memiliki konsistensi yang lembab teguh yaitu massa tanah hancur dengan tekanan sedang.Sifat selanjutnya yang diamati adalah warna tanah. Semakin gelap warna tanah maka kandungan bahan organik dalam tanah semakin tinggi pula dan juga sebaliknya. Warna tanah pada horison A1 sampai Bw berturut-turut adalah 10 10 YR 4/1 (dark grey), 10 YR 3/1 (very dark grey), 10 YR 5/1 (grey).4. Sifat Kimia TanahSenyawa kimia yang terkandung dalam tanah sangat berpengaruh dan penting pada penentuan sifat tanah. Aerasi dan drainasi tanah merupakan sifat tanah yang erat hubungannya dengan kemampuan tanah dalam menyediakan air dan udara. Aerasi dan drainase tanah sangat ditentukan oleh tekstur dan struktur tanah. Tekstur dan struktur tanah yang baik akan menghasilkan aerase dan drainase tanah yang baik pula. Dengan adanya aerasi dan drainase yang baik, maka memungkinkan adanya aktifitas mikrobia dalam melakukan proses kimia dalam tanah yang akan menghasilkan senyawa-senyawa yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Penyidikan keadaan aerasi dan drainase tanah dilakukan dengan menetesi sampel tanah yang diambil dari masing-masing lapisan yang kemudian diletakan dalam sehelai kertas saring dengan HCl 1,2 N kemudian pada salah satu sisi ditetesi dengan KCNS 10% dan K3Fe(CN)6 0,5% pada sisi yang lain. Pada hasil pengamatan kali ini didapat aerasi dan drainase termasuk baik. Hal ini dibuktikan dengan timbulnya warna merah nyata disertai hijau pada setiap sempel lapisan tanah setelah ditetesi larutan-larutan di atas.Selain penentuan pH pada pengamatan kali ini juga mengamati jumlah bahan organik (BO) secara kualitatif, yaitu dengan cara mengamati buih yang timbul setelah ditetesi dengan H2O2 10 %. Praktikum kali ini didapat buih yang dihasilkan pada tiap-tiap lapisan berbeda. Pada lapisan A1 kandungan BO banyak ditandai dengan munculnya buih yang membentuk busa tipis. Lapisan A2 kandungan BO sedikit dan lapisan Bw kandungan BO sangat sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa tanah tersebut mempunyai kandungan bahan organik yang semakin ke bawah kandungannya semakin sedikit. Secara umum pada tanah di lokasi Jatikuwung tidak ditemukan adanya kandungan CaCO3 atau kapur. Hal tersebut terbukti pada penambahan HCl 10% tidak ditemukan busa yang timbul.Pengukuran analisis pH tanah digunakan pH meter. Pada prinsipnya pengukuran suatu pH didasarkan pada potensial elektro kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat di dalam elektroda gelas yang telah diketahui dengan larutan yang terdapat di luar elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion hidrogen yang ukurannya relatif kecil dan aktif. Tanah ini memiliki pH H2O sebesar 5 dan pH KCl sebesar 5. Sehingga reaksi tanah berkisar antara netral hingga agak masam yang diukur menggunakan pH meter.5. Analisis Lengas TanahLengas tanah adalah jumlah kandungan air dalam tanah. Kandungan air dalam tanah atau lengas tanah perlu ditetapkan dalam beberapa keadaan, antara lain kadar air total, kapasitas lapang, dan titik layu permanen. pengamatan kali ini yaitu mengenai lengas tanah kering angin (KL), kapasitas lapang, lengas maksimum (KL maksimum), dan batas berubah warna (BBW). Kadar lengas tanah kering angin diperoleh dengan cara tanah dikeringanginkan lalu tanah disaring dan dimasukkan ke dalam oven pada suhu 105-110oC. Nilai KL kering angin di daerah ini memiliki kadar lengas tanah yang berdiameter 2 mm lebih besar dari tanah berdiameter 0,5 mm. Hal ini dikarenakan semakin tinggi persentase tanah, maka semakin besar daya serap tanah terhadap air. Kapasitas lapang adalah persentase kelembaban yang ditahan oleh tanah sesudah terjadinya drainase dan kecepatan gerakan air ke bawah menjadi sangat lambat. Kapasitas lapang sangat penting karena dapat menunjukkan kandungan maksimum dari tanah dan dapat menentukan jumlah air pengairan yang diperlukan untuk membasahi tanah sampai lapisan di bawahnya. Pada kondisi lengas kapasitas lapang diukur pada saat tanah menahan air setelah kelebihan air gravitas meresap ke bawah karena adanaya gaya gravitasi. Kadar lengas maksimum didapatkan dengan memasukkan tanah ke dalam cawan berlubang yang didasari kertas saring lalu cawan tersebut dimasukkan ke dalam perendam selama 12 jam. Setelah itu, bersihkan sisi luarnya dan meratakan tanah kemudian masukan ke dalam oven selama 4 jam.Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum analisis lengas tanah diperoleh hasil sebagai berikut; kadar lengas tanah kering angin rata-rata untuk ctka 2 mm sebesar 12 %, untuk ctka 0,5 mm sebesar 0,5 % dan bongkahan sebesar 11,25 %, sedangkan untuk kapasitas lapangan, kadar lengas rata-rata yang diperoleh sebesar 79,25 %. Pada lengas maksimum, kadar lengas rata-rata yang diperoleh 75,6 %. Batas berubah warna kadar lengas rata-rata diperoleh sebesar 19,15 %. Nilai batas berubah warna tersebut termasuk dalam harkat sangat tinggi.6. Analisis pH TanahpH tanah menunjukan intensitas keasaman suatu sistem tanah, sedangkan kapasitas keasaman menunjukkan takaran ion H+ terdisosiasi, ditambah H+ tidak terdisosiasi di dalam sisterm tanah. Pada pengamatan ini mengunakan dua larutan, yaitu larutan air bebas ion atau aquades (H2O) dan larutan KCl 1 N. Selanjutnya menggunakan indikator pH meter yang dicelupkan pada larutan tanah, yang telah dicampur dengan larutan H2O dengan perbandingan tanah dengan air sekitar 1:2,5 hingga homogen dan didiamkan beberapa saat. Setelah itu pH meter dicelupkan, jangan sampai terkena endapannya.Pengukuran pH tanah dapat dilakukan dengan dua metode. Secara elektrometrik pH diukur dengan menggunakan pH meter. Secara volumetric pH diukur dengan menggunakan indicator warna, kertas pH, dan pH stik indicator. Berdasarkan analisis pH di laboratorium, dapat diketahui pH dengan penambahan H2O yaitu 5,7 dan pH dengan penambahan KCl yaitu 7,7.7. Analisis Struktur TanahStruktur tanah adalah ikatan antar partikel-partikel atau fraksi-fraksi primer tanah yang membentuk suatu susunan gumpalan yang disebabkan adanya partikel perekat, baik perekat organik ataupun yang anorganik. Struktur merupakan salah satu sifat fisik tanah yang mempunyai peran penting, antara lain pada ketersediaan air di dalam tanah, ketersediaan unsur hara tanah, perombakan material organik dalam tanah, suhu tanah, penetrasi perakaran tanaman serta aktivitas organisme atau biota dalam tanah.Berdasarkan data hasil pengamatan pada praktikum analisis struktur tanah dengan sempel tanah jumantono diperoleh hasil sebagai berikut, rata-rata bobot volume adalah 5,305. Bobot jenis didapatkan nilai 6,16. Pada porositas didapatkan nilai 14 %.

IV. KESIMPULANKesimpulan yang dapat diambil dalam praktikum ilmu tanah analisis di lapangan maupun laboratorium untuk masing-masing jenis tanah adalah sebagai berikut : A. Jumantono1. Tanah di Jumantono merupakan jenis tanah alfisols.2. Warna tanahnya coklat kehitaman.3. Terbagi atas 5 horison yaitu A1, A2, B1, B2 dan B3.4. Tekstur tanah geluh lempung pasiran, geluh debuan, geluh pasiran.5. Bahan organik banyak.6. pH agak masam.7. Kadar kapur sangat sedikit pada horison A1 saja, pada horison lainnya tidak ada8. Aerasi dan drainasenya di Jumantono sangat burukB. Jatikuwung1. Tanah di Jatikuwung merupakan jenis tanah vertisol.2. Tanah mudah retak jika kering dan mengembang bila basah.3. Warna tanah abu-abu kehitaman.4. Terbagi atas 3 horison yaitu horison A1, A2, dan Bw.5. Tekstur tanah geluh debuan.6. Kandungan bahan organic pada horison A1 banyak, horison A2 sedang, horison Bw sedikit.7. Tanah di Jatikuwung relatif tidak memiliki kadar kapur.8. Aerasi dan drainasenya di Jatikuwung sedang.C. Kampus FP1. Tanah kampus FP merupakan jenis tanah entisol.2. Warna tanahnya coklat kehitaman3. Terbagi atas 3 horison yaitu horison A1, A2, dan A34. Tekstur tanah geluh lempung pasiran, geluh lempung debuan5. 73Bahan organik banyak6. pH berkisar 57. Kadar kapur sangat sedikit bahkan tidak ada

DAFTAR PUSTAKAAnonima 2007. Klasifikasi Tanah. http://balittanah.litbang.deptan.go.id. Diakses tanggal 29 Oktober 2013.Anonimb 2008. Fisika Tanah. id.wikipedia.org. Diakses tanggal 29 Oktober 2013.Anonimc 2008. Sifat Fisik dan KimiaTanah. http://balittanah.litbang.deptan.go.id. Diakses tanggal 29 Desember 2013.Anonimd 2011. Tanah Alfisol. http://semangatgeos.blogspot.com. Diakses tanggal 29 Oktober 2013.Anonime. 2011. Tanah Entisol. http://semangatgeos.blogspot.com. Diakses tanggal 29 Oktober 2013.Arifin Z 2011. Analisis Nilai Indeks Kualitas Tanah Entisol pada Penggunaan Lahan yang Berbeda. Fakultas Pertanian Universitas Negeri Mataram.Ariyanto DP 2010. KarakteristikSifat Kimia danFisika Tanah Alfisol. Jurnal Struktur Tanah.Better Soils 2002. Managing Soil Moisture. http://www.bettersoils.com. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2013Chris R 2004. Soil Moisture Measurement Using Remote Sensing. http://www.flash.lakeheadu.ca. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2013.Dahlan M 2008. Studi Aplikasi Pupuk Organik Dan Anorganik Terhadap Perubahan Beberapa Sifat Tanah Entisol. Fakultas Peratanian Universitas Negeri Mataram.Darmawijaya 1990. Klasifikasi Tanah . Yogyakarta: UGM Press.Hanafiah KA. 2005. Dasar DasarIlmu Tanah. Jakarta: Divisi Buku Perguruan Tinggi P.T. Raja Grafindo Persada. Hardjowigeno S 2003. Klasifikasi Tanah .Jakarta: Pedogenesis Presindo.Handayani S. 2009.Panduan Praktikum dan Bahan Asistensi Dasar-dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Handayani S 2002. Sifat dan Pengelolaan Tanah Bermasalah SulfatMasam. Jakarta: Grafindo Persada.Hendra 2010. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Yogyakarta: Kanisius.Lopulisa C 2004. Tanah-Tanah Utama Dunia. Makassar: Lephas.Nursyamsi D 2007. Sifat-Sifat Tanah Dominan Yang Berpengaruh Terhadap K Tersedia pada Tanah-Tanah yang Didominasi Smekti. Jurnal Tanah Dan Iklim. Hlm. 23.Prasetyo BH 2007. Perbedaan Sifat-Sifat Tanah Vertisol Dari Berbagai Bahan Induk. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian Bogor. Hlm. 20-31.Rahman 2009. Vertisols Management in Zambia. p. 129-127. In Syers, J. K, F. W. T. Penning De Vries, and P. Nyamudeza (Eds): The Sustainable Management of Vertisols. IBSRAM Proceedings No. 20.Ruijter dan Agus. 2008. Identifikasi Tanah. Yogyakarta: UGM Press. Santoso 2000. Peranan Berbagai Jenia Vegetasi Sehingga Tanaman Pagar dalam Menekan Aliran Permukaan dan Erosi Tanah Dilahan Kritis. Jurnal Pertanian dan Peternakan Vol.1 No.1 Hal 10-19.Sarwono 2007. Ilmu Tanah . Jakarta: Pedogenesis Presindo. Suntoro 2001. Degradasi sifat fisik tanah sebagai akibat alih guna lahan hutan menjadi sistem kopi momokultur: kajian perubahan makro porositas tanah. Jurnal Penelitian Pertanian Universitas Brawijaya. Hlm. 60-68.Susilo, Benito, Handayani S, Nuryani S. dan Widyayuwono. 2004. Bahann Asistensi Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Jurusan Tanah Fakultas Pertanian UGM. Sutopo 2008. Pedoman Praktis Identifikasi Tanah. Surakarta: UNS Press. Nina Y 2006. Faktor-faktor pH tanah. http://agnisradita.blogspot.com/. Diakses tanggal 15 November 2013.

LAMPIRAN