hasil kegiatan bptp jambi 2017 -...
TRANSCRIPT
HASIL KEGIATAN BPTP JAMBI 2017
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAMBIJl. Samarinda Paal Lima Kotabaru Jambi
Telp. (0741) 7053525 Fax. (0741) 40413Email. [email protected]
1. Varietas Batang Piaman dan Inpara 3 memperlihatkan daya adaptasiyang lebih baik dari Mekonga dan Inpari 30, dengan produksi masing-masing 7,57 dan 7,19 t/ha.
2. Pengelolaan hara dengan rekomendasi pemupukan: (1) Urea 150 kg(BWD), SP-36 150 kg dan KCl 100 kg, Cu/Zn 2 kg, Dolomit 500 kg, dankompos 1 ton per hektar, atau (2) Urea 150 kg, RP 200 kg dan KCl 100kg, Dolomit 500 kg, dan kompos 1 ton , Cu dan Zn 2 kg per hektar, dapatdirekomendasikan untuk pemupukan padi pada lahan marginal sawahbukaan baru.
3. Sistem pengairan basah kering (PBK) mulai 4 hst sapai 50 hst atau 95 hstdapat dianjurkan pada buudidaya padi sawah di lahan marginal sawahbukaan baru.
Kajian Teknologi Pengelolaan Lahan dan Air Pada Lahan Marginal untuk Sawah Bukaan Baru di Provinsi Jambi
• Potensi lahan di antara kelapa sawit muda - akibat proses peremajaan ± 65% (umur sawit 1 tahun), menurun bertahap menjadi 30% (umur sawit 3 tahun)
• Keragaan tanaman, dan hasilnya paling baik:– Jagung: Nasa 29 (hasil = 6,92 t/ha)– Kedelai: Anjasmoro (hasil = 1,23 t/ha)– Padi: Inpago 8
• Penerimaan dan pendapatan per hektar: – Jagung Nasa 29 sebesar Rp 23.528.000, dan Rp.
11.348.000, R/C ratio = 1,93– Kedelai varietas Anjasmoro sebesar Rp
12.300.000. dan Rp 4.630.000, R/C ratio = 1,60
DIVERSIFIKASI TANAMAN PADI, JAGUNG DAN KEDELAI
PADA AREAL TANAMAN KELAPA SAWIT MENDUKUNG
KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI
• Teknologi pengendalian hama Penggerek buah kopi (PBKo) dengan penggunaan perangkap dan kultur teknis dapat menurunkan intensitas serangan PBKo sampai dibawah ambang ekonomi
• Penyebab penyakit utama tanaman kopi adalah jamur akar putih diduga Rigidoporus sp. dan dapat dikendalikan dengan pemberian Trichoderma (jika intensitas penyakit ringan) dan fungisida (jika intensitas penyakit sedang- berat
KAJIAN PERBAIKAN KOMPONEN SISTEM
USAHATANI KOMODITAS KOPI DI PROV. JAMBI
• Teknologi memproduksi benih bawang merah : penggunaan pupuk organik, NPK, trichoderma, MPHP, PGPR, Perangkap kuning, PHT dan instore drying.
• Teknologi memproduksi benih cabai merah: penggunaan pupuk organik, NPK, trichoderma, shading net, PGPR, Perangkap kuning dan MPHP dan perlakuan benih
KAJIAN TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS CABAI MERAH DAN BAWANG MERAH RAMAH LINGKUNGAN DI LAHAN MARGINAL PROVINSI JAMBI
KINERJA MESIN PENGUPAS KULIT KOPI BASAH SKALA PETANI
DI KECAMATAN BETARA KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
PROVINSI JAMBI
• Dari karakteristik dan kualitas hasil olahan/kupasan biji kopi, tipe mesin pengupas
kulit kopi yang digunakan tidak berpengaruh terhadap persentase biji pecah. Namun
rata-rata persentase biji tidak terkelupas, penggunaan mesin pengupas kulit kopi tipe
modern (bantuan pemerintah) lebih disarankan.
• Khusus untuk mesin pengupas kulit kopi basah tipe konvensional perlu dimodifikasi
pada bagian kerapatan celah antara permukaan silinder yang berputar (rotor), dan
permukaan plat yang diam (stator) untuk meminimalkan persentase biji tidak
terkelupas.
• Disarankan dilakukan peningkatan pengetahuan dan keterampilan para
pelaksana/pengelolanya, termasuk para tenaga teknis bengkel alsintan setempat.
• Performance 3 varietas tebu yang memperlihatkan pertumbuhanyang baik sampai tanaman berumur 1 tahun yaitu PS 951, BL danTebu Lokal (POJ 2878 Agribun Kerinci).
• Masing-masing varietas mempunyai keunggulan dalam penampilanagronomis, PS 951 lebih unggul dari tinggi tanaman, lingkar batangdan jumlah daun. Pertumbuhan ketiga varietas ini tidak terdapatperbedaan yang nyata, namun keunggulan varietas lokal (POJ 2878 Agribun Kerinci) mempunyai nilai brix atau rendemen yang tinggi.
PENGKAJIAN PENGEMBANGAN TEBU UNTUK PRODUKSI GULA MERAH DI DATARAN TINGGI
KABUPATEN KERINCI
• Kentang Medians
• Cabai kencana
• Bawang Merah
Maja
• Pengendalian Hama dan Penyakit
GELAR TEKNOLOGI DAN TEMU LAPANG SERTA DISEMINASI
PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN
KAWASAN NASIONAL PROVINSI JAMBI
SEKOLAH LAPANG KETAHANAN PANGAN PAJALE
• SL dirancang sehinggakesempatan belajar petani untukberinteraksi dengan realitamereka secara langsung, sertamenemukan sendiri ilmu danprinsip yang terkandung di dalamnya
• SL Padi di Kerinci• SL Jagung di Tanjung Jabung
Barat• SL Kedelai di Tanjung jabung
Timur
Varietasnya sesuai dengan
agroekologi setempat
Mutunya terjamin
(genetik, fisik, dan
fisiologis)
Tepat lokasi dan waktu
tanam
Benih Berkontribusi DalamPeningkatan Produktivitas
Dengan Syarat
Konsep Integrasi Nanas - Sapi
PENGEMBANGAN INTEGRASI NANAS -SAPI MENUJU PERTANIAN BIOINDUSTRI BERKELANJUTAN DAN RAMAH LINGKUNGAN DI
PROVINSI JAMBI
- Pangkasan daun/batang
UrinFeses
- Pupuk Cair
Sisa Buah :- Mahkota (15 – 20%)- Kulit Nanas (30 – 40%)
pangan
UNIT PENGELOLA BENIH SUMBER (UPBS) PADI
• Kabupaten Bungo, Kabupaten Tanjung Jabung Barat• VUB : Inpari 21, Inpari 30, Inpara 3, Varietas padi Aphibi• Sistem tanam legowo 4 : 1• Produksi mencapai lebih dari
7,3 ton/ha GKP• Benih disebar
DUKUNGAN INOVASI PERTANIAN UNTUK PENINGKATAN INDEKS
PERTANAMAN PADI LAHAN KERING DAN TADAH HUJAN
• Kabupaten Bungo, Kabupaten Tanjung JabungTimur (5 ha).
• IP = 100 menjadi 200• Waktu Tanam I : MT II/MK 2017 ( VUB Inpago 8)• Waktu Tanam II : MT I/MH 2017 (VUB Inpago 9)• Sistem tanam jajar legowo 2 : 1
• Pemupukan (PUTK), yaitu pemupukan dasarmenggunakan dolomit dan pupuk kandangdengan dosis 2 ton/ha, NPK 300 kg/ha, urea (BWD)
• Hasil Inpago 8 = 5,2 dan Inpago 9 = 5,6 ton/ha GKP
Kegiatan pengkajian
dalam gambar
PENGEMBANGAN POLA TANAM TANAMAN PANGAN
• Teknologi : Waktu tanam, varietas unggul baru, pemupukan danpengendalian hama terpadu
• Pola Tanam I : Palawija (kacang tanah)– Padi – Padi• Varietas Kancil, pengolahan tanah traktor mini, jarak tanam yaitu 40
x 20 cm, Pemupukan PUTK yaitu : 50 kg Urea/ha, 100 kg SP36/ha dan 50 kg KCL/ha. Produksi sebesar 2,1 ton/ha (petani 1,75 ton/ha)
• Pola Tanam II :Palawija (kacang tanah)– Padi – Padi. VUB : Inpago 8
• Jarwo 2 : 1. 25 x 12,5 x 50 cm. Pemupukan (PUTK), yaitupemupukan dasar menggunakan dolomit dan pupuk kandangdengan dosis 2 ton/ha, NPK 300 kg/ha, urea (BWD)
• Produksi sebesar 3,4 ton/ha GKP (petani 1,8 ton/ha GKP)
Perbenihan Komoditas Kentang dan Bawang Putih di Jambi
KomoditasTarget Capaian
varietas volume varietas volume
Kentang Median 10 ton Median (G0) 5 ton
Granola L 15 ton Granola L (G2) 20 ton
Bawang PutihSangga Sembalun 8 ton Sangga Sembalun 7 ton
Jangkiriah Adro 2 ton Jangkiriah Adro 3 ton
Perbenihan Komoditas Perkebunan di Jambi
KomoditasTarget Capaian
varietas volume varietas volume
Tebu POJ Agribun Kerinci425.000
bibit polibagPOJ Agribun Kerinci
400.000 bibit polibag
Karet PB 26012.750
bibit polibagPB 260
12.750 bibit polibag
Kulit manis Unggul lokal 2.000
bibit polibagUnggul Lokal
3.000 bibit polibag
Komoditas Volume siap salurSasaran
LokasiJumlah
Petani/Poktan
Tebu 400.000 bibitSungai Bermas, Kec. Siulak, Kab.
Kerinci200 s/d 300 orang
Karet
7.500 bibit (Januari)
Desa Perdamaian, Kec Singkut. Kab. Sarolangun
22 orang KabSarolangun
5.250 bibit (Maret)
Desa Ibru Kec. Mestong, Kab. Batanghari
20 orang kab. Batanghari
Kulit ManisFebruari 2.000 bibit, Maret
1.000 bibitDesa Lempur Tengah, Kecamatan
Gunung Raya, Kerinci200 s/d 300 orang
HASIL KEGIATAN BPTP JAMBI 2016
DIVERSIFIKASI TANAMAN PADI, JAGUNG DAN KEDELAI
PADA AREAL TANAMAN KELAPA SAWIT MENDUKUNG
KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI
• Keragaan tanaman padi, jagung dan kedelai dan hasilnya cukup baik adalah Inpago 9, Sukmaraga dan Anjasmoro. Hasil padi varietas Inpago 9 (3,53 t/ha), hasil jagung varietas Sukmaraga (3,19 t/ha) dan hasil kedelai varietas Anjamoro (1,08 t/ha).
• Residu Organofosfat di Desa Sangir Tengah lebih tinggi dan reaksi lebih
masam dibanding Desa Koto Tengah, sedangkan Desa Tanjung Bungo
tidak terdeteksi residu Organofosfat.
• Intensitas penyakit Phytophthora sp. lebih rendah di pertanaman kentang
yang diaplikasi Biochar.
• Aplikasi Biochar 2 ton/ha meningkatkan Produktivitas kentang sebesar
28,6%, dan meningkatkan mutu hasil umbi kentang
KAJIAN MODEL PERTANIAN BERBASIS INOVASI DI LAHAN RAWA PASANG SURUT KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI
1. Perbaikan teknologi Usahatani padi pada LSPS dengan pendekatan PTT pada pertanaman MT II (MK I) dapat meningkatkan produktivitas dan menguntungkan diusahakan, dimana nilai R/C 3,01
2. Penerapan TAM satu arah (Model-1) memberikan produktivitas dan pendapatan tertinggi dibanding dengan Model lainnya (R/C = 3,27)
Komponen Teknologi Teknologi eksisting Teknologi Introduksi
Pengolahan lahan Semprot herbisida dan glebek Semprot herbisida dan glebek
Sistem Persemaian Kering, dua kali pindah Semai basah/tepek
Asal dan kualitas benih Pertanaman sebelumnya berlabel
Kebutuhan benih per hektar 60-80 kg/ha 30 kg/ha
Umur benih di persemaian >25 hari <21 hari
Dolomit Tidak diberikan 500 kg/ha
Sistem tanam/jarak tanam Tegel Jajar legowo 2:1
Jarak tanam 25 x 25 cm 50 x (25 x 12,5 ) cm
Pemupukan berdasarkan
status hara tanah
100 kg/ha + SP36 ? BWD dan status hara tanah
Waktu pemupukan 1 kali (urea+Sp-36) Pupuk Dasar dan susulan
Jumlah bibit / per rumpun 5-8 batang 2-3 batang
Penyiangan Tanpa siang/Herbisida Herbisida
Panen Power threser Power threser
Prosesing gabah Diletakkan di rumpun tanaman Langsung dirontok dan
ditutup dengan terpal
dilapangan (alat pengering)
Pengelolaan Air Sesuai kondisi alam Perbaikan TAM
KAJIAN PERBAIKAN TEKNIK PASCAPANEN DAN PROSES PENGOLAHAN UNTUK
MENUNJANG PENGEMBANGAN KAWASAN BUAH-BUAHAN UNGGULAN
DI PROVINSI JAMBI
• Teknik pascapanen jeruk yang terbaik adalah panen pada tingkatkematangan optimum menggunakan gunting tajam, karena pada tingkatkematangan dan cara panen ini susut bobot dan tingkat kerusakan palingrendah, serta mempunyai masa simpan paling lama
• Penerimaan panelis tertinggi pada sirup jeruk, Jelly drink jeruk danPermen Jelly jeruk
PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN NASIONAL
• Kabupaten Bungo = ternak, Kabupaten Merangin = padi, Kabupaten Tebo = Kedelai,
• Teknologi : Perbaikan kandang peternak menjadi sistem kandang komunal dengan model Balitbangtan.
• Teknologi padi
URAIANLAHAN
KAWASAN PROGRAM JARWO DEMPLOT
VARIETAS Lokal, Ciherang
VUB: Ciherang, Mekonga
Inpari 28 (SS) Inpari 30 (SS), Inpara 3 (SS)
TEKNOLOGI Petani Jarwo Jarwo, PTT
OPT Banyak, tanpa pengendalian
Banyak,dikendalikan
Sedikit, terkendali
PRODUKTIVITAS 3,0 t/ha 4,3 t/ha 6 ,0 t/ha,5,7 t/ha6,0 t/ha
PENDAMPINGAN KALENDER TANAM TERPADU PADI SAWAH,
JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI JAMBI
• Lokasi : Kabupaten Muaro Jambi, Batanghari, Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, Sarolangun, Merangin, Tebo, dan Bungo.
• Hasil : Sistem Informasi yang ada dalam Katam Terpadu MT II/MK 2016, yaitu: waktu tanam yang optimal, luas baku sawah, rekomendasi pupuk dan varietas unggul baru untuk tanaman padi sawah, jagung, dan kedelai. Informasi lain yang disampaikan adalah wilayah yang rawan banjir dan kekeringan,serta kebutuhan alsintan. Validasi Katam Terpadu MT I/MH 2016 dilakukan dengan caramembuat demplot pertanaman padi. Hasil demplot denganpenerapan SI Katam Terpadu MT I/MH.
SALIBU LOKASI DEMPLOT
• Varietas : VUB batang piaman• Jarak tanam : jajar legowo (2 : 1) 25 x 12,5 x 50• Pemupukan : PUTS dan BWD (NPK 200 kg/ha,
pukan 2 ton/ha)• Pengelolaan HPT : Pengendalian HPT terpadu
29
PENDAMPINGAN KATAM DAN SALIBU
Pendampingan
Teknologi SALIBU di
Desa Seling
Sosialisasi KATAM di Desa Seling
316 ton/ha(15 – 18)6,1 ; 6,3 ton/ha (22 -25)
32
Pemotongan ratun 7 HSP 14 HSP
PanenVegetatif
Tebu Kerinci sudah dilepas menjadi Varietas tebu unggul
lokal dataran tinggi dengan nama “POJ Agribun Kerinci”
sejak 6 Oktober 2016
Tebu Kerinci merupakan tanaman yang menjanjikan nilai
ekonomi yang perlu dikembangkan.
KAJIAN TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS CABAI MERAH DAN BAWANG MERAH RAMAH LINGKUNGAN DI LAHAN KERING PROVINSI JAMBI
1. Varietas bawang merah bauji dan manjung sedangkanVarietas cabai merah Yuni adaptif di lahan kering dataran rendah
2. Paket teknologi dengan penggunaan pupuk organik, trichoderma, PGR, MPHP, irigasi /pengairan dapat diterapkan pada budidaya bawang merah dan cabai merah di lahan kering dataran rendah
KAJIAN PENERAPAN INOVASI PASCAPANEN JAGUNG DAN PENENTUAN SUSUT
HASIL DALAM MENDUKUNG UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DI PROVINSI
JAMBI
• Perbaikan teknologi panen dan pascapanen jagung dipetani dapat menekan susut hasil jagung:• secara manual dgn menerapkan GHP susut hasil hanya
0.6%, dan dengan cara petani susut hasil mencapai 2.18% • Susut hasil pada tahapan Perontokan :
• dengan menerapkan GHP susut hasil 1.34%• dengan cara petani susut hasil 5.86%
• Susut hasil pada tahapan pengeringan sebesar 1.42 % (GHP) dan 2.16 % (petani)
KAJIAN TEKNOLOGI PERBAIKAN KUALITAS LAHAN DAN BUDIDAYA
VEGETASI ADAPTIF PADA LAHAN REKLAMASI TAMBANG BATUBARA
DI PROVINSI JAMBI
• Tanaman yang adaptif di lahan reklamasi bekas tambangbatubara adalah kedelai dan legum (jenis kacang-kacangan),akan tetapi komoditas tersebut belum menguntungkan darianalisis usahat taninya
• Rekomendasi teknologi pada budidaya tanaman kacang-kacangan adalah: pengolahan tanah dengan hand tractor,pengapuran 4 ton/ha dan pupuk kandang 10 ton/ha.
Temu teknologi, pendampingan SPR
HASIL KEGIATAN BPTP JAMBI 2015
1. PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN TERNAK (SAPI
POTONG) NASIONAL DI 2 LOKASI
• Lokasi : Desa Teluk Pandak, Kecamatan Tanah Sepenggal, Kabupaten Bungo dan Desa Pematang Kabau, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun
• Teknologi : Desa Teluk Pandak Perbaikan kandang dari sistem lantai biasa menjadi sistem kandang komunal dengan lantai menggunakan litter dari serbuk gergaji.
• Teknologi : Desa Pematang Kabau Kegiatan temu teknologi, demontrasi pembuatan pupuk cair berbahan limbah ternak sapi, pendampingan pemeliharaan sapi induk, pelayanan kesehatan ternak sapi, pendampingan usaha ternak sapi-padi, dan pendampingan usaha ternak sapi-sawit.
Lanjutan
• Hasil Kegiatan : Pendampingan perbaikan dua unit kandang peternakdi Desa Teluk Pandak dan produksi kompos di panen sebanyak kuranglebih satu ton, pemeriksaan betina yang diduga bunting dan pemberian vitamin dan obat cacing pada sapi pejantan dan bakalan bibit, pemberian pupuk kandang sebanyak 2 ton/ha pada satu petanipadi.
2. KAJIAN POTENSI HASIL BEBERAPA TANAMAN PADI LOKAL
(SAWAH DAN LADANG)
• Lokasi : Kerinci, Sarolangun, Merangin, Bungo, Tebo, dan Tanjung Jabung Barat
• Rata-rata hasil ubinan enam Kabupaten adalah 4,97 ton/ha. Rata-rata hasil padi lokal menurut petani dan hasil ubinan masih dibawah 5 ton/ha pada enam Kabupaten. Potensi hasil bisa mencapai lebih besar dari 5 ton/ha. Keunggulan penanaman padi melalui nilai LQ adalah padi ladang lokal yang memiliki nilai LQ lebih besar dibanding padi sawah lokal. Penanaman padi lokal masih terus dipertahankan oleh petani karena benih tersedia, tahan hama dan penyakit. Selain itu, penyimpanan benih bisa lebih lama jika disertakan dengan malai.
Lanjutan
Padi Lokal yang akan disimpan dengan Malai
3. PENGEMBANGAN PENANGKAR BENIH KEDELAI MENDUKUNG
PENYEDIAAN BENIH BERKUALITAS DI PEDESAAN
• Lokasi : Tanjung Jabung Timur, Tebo dan Bungo
• Hasil : kebutuhan benih kedelai di Provinsi Jambi defisiit sebanyak321.780 kg atau kemampuan menyediakan benih hanya 22% saja, kurangnya kelompok tani penangkar, yang menyebabkan kurangnyapasok benih adalah masih rendahnya tingkat kelulusan benih yang diajukan, pangsa pasar sebahagian besar tergantung pada proyekpemerintah.
Terima Kasih
Wassalamu’alaikum wr wb