hasil fgd kecamatan maniangpajo
DESCRIPTION
fgdTRANSCRIPT
Hasil FGD Kecamatan Maniangpajo
Kabupaten Wajo
Kegiatan FGD ini dilaksanakan pada hari Senin ,tanggal 23 November 2015 di
Ruang Aula Kecamatan Maniangpajo Kabupaten Wajo.Kegiatan ini berlangsung
dari Pukul 13.30 sampai pukul 16.30 WITA. Kegiatan FGD ini terdiri dari:
a) Sambutan oleh Camat Maniangpajo
Kegiatan ini sangat penting untuk diketahui mengingat,bahwa upaya
pemerintah kabupaten Wajo sekarang ini adalah untuk melestarikan Danau
temp termasuk pemanfaatannya secara multifungsi sebagaimana kita pahami,
bahwa danau Tempe itu dianggarkan oleh APBN untuk mengembalikan fungsi
Danau tempe sebagai fungsinya sekaligus fungsi sebagai pariwisata.Termasuk
kegiatan pompanisasi Impa Impa Bulu Cepo untuk areal pertanian.
b) Dilanjutkan oleh Kepala Potensi Daerah Kabupaten Wajo
Dalam kesempatan ini menyampaikan bahwa pertemuan ini dalam rangka
mengelola Danau Tempe secara terpadu,artinya disamping Danau Tempe
(Mangkona) juga daerah danau danau sekitarnya termasuk normalisasi sungai.
Inti yang kami sampaikan bahwa permasalahannya hanya satu yaitu
Sedimentasi.Hal ini menyebabkan pada saat kemarau menjadi kering dan
pada saat memasuki musim hujan akan banjir/meluap.
Kondisi ini sudah terjadi selama puluhan tahun dan tidak pernah ada
penanganan yang serius terhadap kondisi ini.
Kita menyadari bahwa permasalahan Danau tempe sangat
kompleks,sehingga bagaimana disentuh danau Tempe dengan tidak
mengorbankan masyarakat banyak.
Dengan adanya instruksi dari Pak JK (Jusuf Kalla).Momen ini sangat
berharga,karena sekian banyak tahun,sekian banyak studi dan tidak ada
satupun yang terealisasi.
Tadi Pak Camat menyinggung tentang masalah kawasan terpadu
bercocok tanam di Kelurahan Rangkoli dan Kelurahan Dua
Limpoe,mungkin yang dimaksud beliau itu termasuk di kawasan Danau
Lapong Pakka.
Besok kami juga diundang di Kantor LPMD Provinsi untuk membahas
tentang potensi air Kabupaten Wajo yang perlu kita bicarakan di tingkat
yang lebih tinggi.Salah satu yang kami bahas adalah danau Lapong
Pakka dan danau Lampulung,karena termasuk satu sistem dengan
danau Tempe.
c) Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Wajo dalam hal ini Kepala Bidang
PSDA (Pak Haruna).
Sebenarnya kami mau tanya ,bahwa Kelurahan Rangkoli dan Dua Pitue
apakah masuk dalam danau tempe/danau Lapong Pakka .kalau masuk
dalam danau Lapong Pakka maka kami akan membahas tentang danau
Lapong pakka.
Posisi danau Lapong Pakka.
PSDA Kabupaten Wajo akan menganggarkan studi tentang danau
lapongpakka secara khusus tentang apakah danau Lapong Pakka akan
dijadikan daratan atau danau.baik itu secara kemauan bapak-bapak
maupun secara teknis,maupun secara undang undang,maksud secara
teknis bahwa tidak bisa dipaksa air kalau memang tempatnya disitu.
Ketiga kemauan itu akan digabungkan dengan menghasilkan hasil studi
tentang mau dibawa kemana danau Lapongpakka.
d) Sesi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab :
1. Kepala Desa Mattirowalie
Itu yang perlu dipikirkan bahwa permasalahan dangkalnya danau
Lapongpakka menjadi masalah sekarang,itu perlu dipikirkan aspek
hukumnya,bagaimana sehingga tidak terjadi konflik horizontal terjadi
(baku parang) antar masyarakat.
Karena telah memiliki harga tidak jarang lahan lahan yang dulunya tidak
memiliki pemilik sekarang telah bertuan.Pemerintah Daerah harus turun
tangan menyelesaikannya
Karena dari sejarahnya (Pada zaman Belanda) aspek hukumnya
memang tidak pernah dibahas dulu,jangan dulu masuk ke aspek
kemampuan masyarakat seperti bapak bilang tadi bahwa selalu mau
diteppo (dibendung).
Pada sejarah zaman Belanda dulu aturan itu perlu dirubah bahwa pada
saat naik air di danau Lapongpakka itu adalah milik masyarakat
Lajokka,pada saat air surut dipakai untuk bercocok tanam oleh
masyarakat Ceppie.
Secara aspek hukum yang perlu ditentukan,bahwa mana yang wilayah
dikuasai untuk pertanian dan dimana wilayah yang dikuasai untuk
perikanan.Itu dulu yang perlu diselesaikan,jangan dulu buat aturan baru.
2. Masyarakat
Dulunya kami seringkali mendapati buaya buaya naik ke darat,namun
sekarang sudah jarang kami dapati.
Apakah Bendung Gerak memilik manfaat untuk menanggulangi banjir
yang selama ini terjadi?
Sampai dimana rencana batas batas yang akan dikeruk? Dulu
masyarakat hanya dengan tangan kosong dapat menangkap ikan.
3. Tanggapan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Wajo dalam hal ini Kepala
Bidang PSDA (Pak Haruna).
Bendung gerak berfungsi bukan sebagai penanggulangan banjir,akan
tetapi digunakan untuk mempertahankan level air yang diinginkan,dan
menanggulangi masalah kekeringan
Untuk mempertahankan elevasi 5 maka kami akan melakukan kajian
kajian terhadap daerah daerah yang terkena dampak pendangkalan yang
diakibatkan oleh sedimentasi danau Tempe
Pendangkalan di kanal Radi A Gani menyebabkan danau Lapongpakka
ketika air danau Tempe surut tidak serta merta membuat danau Buaya
dan danau Lapongpakka surut.
Kedepannya akan dilakukan studi investigasi pengelolaan antara lahan
pertanian dan lahan perikanan untuk kepentingan masyarakat yang
berada di sekitar danau Tempe.
4. Tanggapan Camat Maniangpajo atas tanggapan masyarakat
Dengan adanya kanal Radi A Gani maka akan mempercepat kurangnya
volume air yang berada di danau Lapongpakka.
Alih fungsi kewenangan antara Kelurahan,Kecamatan,dan Kabupaten
terhadap pengelolaan Lahan Koti.Makanya dari Langga 1 sampai Langga
4 kini pengelolaannya dikembalikan ke Kelurahan dan Desa
Hasil rapat di komisi 1 menghendaki pemutihan akan lahan lahan yang
memiliki SPPT,ini jangan dijadikan dasar kepemilikan suatu lahan namun
lebih digunakan sebagai hak pengelolaan lahan
Tidak boleh ada orang atau kelompok yang menguasai lahan lahan
tersebut,akan tetapi untuk dikelola saya rasa itu masih dapat dilakukan.
5. Pemaparan materi oleh Tim Fasilitator FGD (Bapak Kaharuddin)
Penjelasan tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk menjaring
segala bentuk permasalahan yang menyangkut masalah
sosial,ekonomi,dan lingkungan terhadap upaya pengembalian fungsi
danau Tempe sebagai regulator banjir,habitat perikanan dan pertanian.
Kondisi yang ada saat ini sangat memprihatinkan,ketinggian air di
ukkurue hanya mencapai 70 cm dari dasar danau Tempe.karena di
daerah ini masyarakatnya adalah petani dan nelayan tentunya ini akan
menimbulkan ekses terhadap kehidupan di masyarakat sekitar danau
Tempe
Penetapan elevasi 5 diharapkan bisa menjadi solusi atas permasalahan
yang terjadi di danau Tempe dan daerah daerah yang berada di
sekitarnya.
6. Pemaparan materi oleh Ketua Tim Fasilitator FGD (Bapak Syahriar Tato)
Danau Tempe memiliki tingkat kerusakan yang cukup parah,dengan
penjelasan sebelumnya bahwa dengan ketinggian air yang tidak sampai 1
meter tentunya dapat kita bayangkan bagaimana ikan yang ada
didalamnya dapat berkembang biak.jika dibandingkan dengan danau
danau lain di Indonesia,tentunya sangat berbeda dengan apa yang terjadi
di danau Tempe selama beberapa dekade terakhir.
Hal ini ditambah lagi dengan berkembang biaknya enceng gondok
dengan sangat cepat sehingga proses pendangkalan danau Tempe
setiap tahunnya meningkat.
Belum lagi masalah Limbah/sampah rumah tangga yang dibuang oleh
masyarakat dan masuk ke dalam danau Tempe,sehingga kita tidak heran
kalo danau Tempe saat ini semakin dangkal.
Perlu upaya serius dari masyarakat dan Pemerintah daerah selaku
pemangku kepentingan (stakeholder) dalam menangani permasalahan
tersebut diatas.karena jika dikelola secara baik masalah diatas bisa
dimanfaatkan sebagai sesuatu yang bernilai ekonomis bagi masyarakat.
7. Tanggapan dari masyarakat
Pemanfaatan dari enceng gondok di kabupaten wajo telah dijalankan
salah satunya dengan memanfaatkan enceng gondok yang digunakan
untuk teknologi Biogas.hal ini sudah berjalan beberapa tahun terakhir.
Semua tim yang terlibat dalam kegiatan ini harus memikirkan aspek
lingkungan terhadap upaya restorasi danau Tempe.
e) Acara ditutup oleh Bapak Camat Maniangpajo pada pukul 16.30 WITA.