hasil evaluasi kinerja pembangunan daerah tahun 2009 provinsi sulawesi barat
DESCRIPTION
PELAKSANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR di Hotel Santika Premiere, 18-20 November 2009TRANSCRIPT
HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009
PROVINSI SULAWESI BARAT
PELAKSANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
SEMINAR NASIONAL
Hotel Santika Premiere, 18-20 November 2009
2
Permasalahan dan Tantangan Utama Pembangunan Daerah
Potensi Kekayaan Alam
Belum dikelola dgn baik
Keterbatasan Infrastruktur
Daerah Tertinggal
Tingkat Pelayanan Publik dan Demokrasi
Indikator I
PELAYANAN PUBLIK DAN DEMOKRASIRelevansi• Tren tingkat pelayanan publik dan demokrasi di provinsi Sulawesi Barat
mulai sejalan dengan tren nasional, meskipun berfluktuasi dari tahun ke tahun. Dengan kata lain, relevansi pembangunan cenderung lebih baik bahkan peningkatannya di atas rerata nasional.
Efektivitases• Nilai capaian indikator efektivitas pembangunan menunjukkan tren yang
agak menurun. Hal ini merupakan dampak dari Sulawesi Barat menjadi provinsi baru, sehingga membuka potensi persaingan politik/kekuasaan yang dinamis. Selain itu, peraturan daerah satu atap masih diwacanakan. Sedangkan persentase tingkat partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan legislatif dan pilpres/pilgub cenderung sedikit menurun. Hal ini disebabkan antara lain ketidak-cocokan dalam data kependudukan, terutama untuk Daftar Pemilih Sementara dan Daftar Pemilih Tetap.
5
Tingkat Kualitas Sumber Daya Manusia
Indikator II
KUALITAS SDMRelevansi• Tren tingkat kualitas SDM di provinsi Sulawesi Barat cenderung
berfluktuasi, namun tetap sejalan/relevan dengan tren tren nasional. Hal ini meupakan dampak dari adanya upaya pemerintah provinsi bersama pemerintah kabupaten dalam menstabilkan/menurunkan biaya pendidikan, terutama bagi kalangan yang terisolir (daerah/sekolah Remote), serta daerah miskin. Juga upaya menurunkan jumlah penduduk buta aksara, pemberian gizi tambahan bagi balita di setiap puskesmas se-SulBar, pembangunan dan penyediaan sarana dan prasarana dasar kesehatan.
Efektivitases• Tren efektivitas SDM di provinsi SulBar cenderung berfluktuasi. Tren
fluktuatif yang paling menonjol disebabkan oleh kualitas guru yang layan mengajar yang masih di bawah rerata (kurang dari 50 persen). Hal ini terkai dengan rendahnya mutu guru dan sebarannya yang tidak merata. Selain itu, kurangnya pelayanan kesehatan dan masih banyaknya penduduk miskin, terutama di kabupaten Mamuju Utara dan Mamasa, dimana ikut mempengaruhi tingkat kualitas SDM yang fluktuatif.
7
Tingkat Pembangunan Ekonomi
Indikator III
PEMBANGUNAN EKONOMIRelevansi• Tren pembangunan ekonomi SulBar sejalan, bahkan lebih baik
daripada/dibandingkan dengan pembangunan ekonomi tingkat nasional. Hal ini didukung dengan upaya pemerintah daerah yang mencanangkan agar nantinya provinsi Sulawesi Barat menjadi daerah yang memiliki tren pertumbuhan ekonomi yang dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Di samping itu, SulBar merupakan daerah yang memiliki wilayah pengembangan investasi dan industri yang berbasis ekspor, sehingga secara alamiah dapat mendorong pertumbuhan kinerja ekspor yang membentuk PDRB SulBar.
Efektivitases• Sejak pisah dari provinsi Sulawesi Selatan, tingkat pembangunan ekonomi
Sulawesi Barat mempunyai tren menaik/meningkat seiring dengan pembangunan ekonominya yang berbasis pada sektor pertanian, perdagangan dan industri pengolahan. Kondisi geografis yang potensial dan arah kebijakan pemerintah daerah pada pengembangan ekonomi berbasis kompetensi lokal, turut mendukung efektivitas dan tren pembangunan ekonomi yang menaik di provinsi Sulawesi Barat.
9
Tingkat Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup
Indikator IV
0
50000
100000
150000
200000
250000
20052006
20072008
234982.33
446.5 44254425
Tren
KUALITAS SDA DAN LINGKUNGAN HIDUPRelevansi• Caiapain relevansi kualitas SDA dan lingkungan hidup di SulBar lebih baik
daripada capaian secara nasional. Dengan kata lain, sejalan dengan tren nasional. Capaian ini merupakan dampak dari upaya2 provinsi SulBar dalam merehabilitasi hutan dan lahan kritis. Di samping itu, upaya pemda menjadikan kawasan konservasi wilayah laut, memberdayakan masyarakat pesisir dengan memperkenalkan cara budidaya terumbu karang. Rehab lahan kritis dilakukan dengan program, al., pemeliharaan pohon, menggalakkan slogan one man one tree.
Efektivitases• Tingkat kualitas SDA dan lingkungan hidup di provinsi SulBar cenderung
membaik/meningkat dari tahun ke tahun. Masih adanya penebangan pohon yang berlebihan dan pengambilan ikan dengan pengeboman merupakan tantangan tersendiri yang harus dihadapi pemerintah. Upaya konstruktif yang dilakukan pemerintah provinsi SulBar adalah, al., penyuluhan kesadaran tentang UU perikanan kepada nelayan, melestarikan hutan kepada masyarakat pegunungan serta mencegah penebangan pohon di hutan lindung.
11
Tingkat Kesejahteraan Sosial
Indikator V
0
10
20
30
40
50
60
20062007
20082009
15.3611.24
8.59
53.35
Tren
KESEJAHTERAAN SOSIALRelevansi• Tren tingkat kesejahteraan sosial di provinsi SulBar cenderung fluktuatif dan
menurun pada awal pembentukan provinsi, namun meningkat akhir2 ini, sehingga sejalan/relevan dengan harapan tingkat kesejahteraan nasional. Tren tingkat kesejahteraan sosial di SulBar ini dimungkinkan karena SulBar merupakan daerah mulai dikembangkan dengan kekayaan potensinya SDAnya. Di samping itu, semakin giat dilakukan penataan fungsi kelembagaan kesbang, koordinasi dan upaya2 penanggulangan kemiskinan, penanganan masyarakat terisolasi dan penguatan social capital dan kearifan lokal masyarakat (suku Mandar).
Efektivitases• Tren tingkat kesejahteraan sosial cenderung fluktuatif, namun pada tahun
terakhir menaik. Hal ini dimungkinkan sebagai dampak kontribusi pelaksanaan program2 pemerintah pusat, sep., program BLT (bantuan langsung tunai), program RTSM (rumah tangga sangat miskin), program KURM (kredit usaha rakyat mandiri), dsb sebagai bentuk program terobosan dalam upaya menurunkan persentase tingkat kemiskinan, serta pelayanan kesehatan dan rehabilitasi sosial di provinsi Sulawesi Barat.
Indikator Spesifik & Menonjol• Dari lima indikator hasil (outcomes), terdapat
beberapa indikator yang relevan dan efektif(pembangunan ekonomi) terhadappembangunan di provinsi Sulawesi Barat.Indikator outcomes yang tidak relevanditunjukkan pada bidang kesehatan dankeluarga berencana (KB). Sedangkan relevansipembangunan di provinsi Sulawesi Baratdengan pembangunan nasional sangat nampakpada pembangunan tingkat Kesejahteraanrakyat, Kesejahteraan masyarakat meningkatseiring dengan menurunnya jumlah pendudukmiskin.
KesimpulanKinerja Instansi Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat merupakan
perwujudan pertanggungjawaban tahunan atas RPJMD tahun 2006-2011. Capaian kinerja ini merupakan hasil kerja keras dan komitmenseluruh aparat Pemda dan pihak terkait dalam mewujudkan kehidupanmasyarakat Sulawesi Barat yang demokratis, produktif dan terpenuhihak-hak dasarnya secara merata dan berkesinambungan.
Dari lima indikator outcomes, beberapa indikator yang relevan danefektif terhadap pembangunan daerah. Indikator outcomes yang tidakrelevan ditunjukkan pada bidang kesehatan dan KB. Relevansipembangunan daerah terhadap pembangunan nasional sangat nampakpada pembangunan kesejahteraan rakyat yang trennya menaik seiringdengan menurunnya jumlah penduduk miskin.
Beberapa tabel tidak terisi karena memang keterbatasan data yangdimilki para SKPD Provinsi Sulawesi barat yang terbilang minim,sehingga perlu adanya upaya studi tentang pemetaan (pembuatan)database potensi dan kompotensi lokal secara akurat yang nantinyadapat dijadikan dasar untuk mengevaluasi kinerja pembangunan daerah.
Quesioner (diisi tim EKPD Prov)
Item SangatTinggi
Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
Tingkat Pelayanan Publik dan Demokrasi
Tingkat Kualitas SDM Tingkat Pembangunan Ekonomi
Tingkat Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup
Tingkat Kesejahteraan Sosial
16
Terima Kasih