hari jum'at bahagia
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang, Tujuan dan Manfaat
1. Latar Belakang
Dunia usaha atau industri merupakan bagian yang terpenting bagi
kelangsungan , khususnya dalam bidang fashion yang selalu mengalami
perubahan secara dinamis dari waktu kewaktu sesuai dengan tuntutan mode.
Dunia industri fashion akan semakin mudah bila ditunjang dengan adanya
sumber daya manusia yang memadai. Untuk menghasilkan sumber daya
manusia yang memadai maka perlu memiliki pengetahuan yang luas, dan
dibekali pengalaman kerja yang cukup. Sehubungan dengan itu perguruan
tinggi, sebagai tempat untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang
berkualitas, kepribadian mandiri dan memilki kemampuan intelektual yang
baik untuk meningkatkan mutu lulusnanya.
Program S1 Tata Busana Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya merupakan Perguruan Tinggi yang
menyiapkan lulusannya menjadi tenaga pendidik dan tenaga ahli yang professional
dalam bidang busana., serta memiliki kualitas, kompetensi. Bukan hanya dicetak
menjadi guru dan pendidik saja tetapi juga dicetak sebagai wirausahawan yang
kelak bisa sukses dibidangnya,
Sehubungan dengan itu maka mahasiswa dituntut mencari pengalaman
yang ada di industri busana yang dapat meningkatkan ketrampilan dan
kemampuan mahasiswa dalam menerapkan teori dan praktek yang diperoleh
1
2
dibangku kuliah kedalam pelaksanaan praktek di lapangan yang disebut dengan
Praktek Industri (PI). Dengan adanya PI yang aktifitasnya padat dan langsung
terjun menangani bidang pekerjaan tertentu dalam bidang busana, maka
semakin banyak pengetahuan yang didapat mahasiswa. Pelaksanakan kegiatan
PI ini diharapkan dapat meningkatkan ketrampilan dan kemampuan mahasiswa
dalam mengaplikasikan teori dan praktek yang ada dibangku perkuliahan
kedalam praktek pelaksanaan di lapangan sehingga mahasiswa lebih memahami
bidang pekerjaan yang ditekuninya yaitu bidang busana.
Untuk itu ditetapkan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Industri
busana yang dipilih sebagai tempat PI adalah industri yang berskala menengah
ke atas, industri yang mampu membuktikan kredibilitasnya dan mampu bersaing
dengan industri lain yang sejenis dengan membuktikan keeksistensianya dalam
waktu lama, sehingga mahasiswa tidak hanya belajar tentang salah satu bidang
busana saja tetapi juga belajar bagaimana sistem atau manajemen industri
tersebut.
Butik A’an adalah industri busana berupa jasa menerima jahitan
perorangan dengan desain dan berkualitas. Butik A’an menghasilkan kualitas
jahitan dan desain yang memiliki nilai seni yang tinggi yang disesuaikan dengan
karakter individualis dari pelanggan. Ciri khas dari butik ini adalah menonjolkan
desain hiasan yang diterapkan pada bahan pada umunya, sehingga lebih indah
dan memiliki nilai lebih pada busana buatan butik A’an. Hiasan yang sering
diterapkan antara lain bordir, sulam, aplikasi, kombinasi permata dan manik-
manik serta beads embroidery (sulam manik-manik) yang langsung diterapkan
diatas busana maupun sebagai aksesoris busana. Jenis busana yang dihasilkan
3
oleh A’an ke banyakan busana pesta, baik untuk remaja maupun dewasa, yang
terkesan mewah dan glamor.
Dengan kulitas jahitan dan aplikasi yang menarik yang tidak di
dapatkan di pasaran, maka banyak pelanggan yang percaya pada hasil jadi
busana yang di buat oleh A’An boutique. A’AN boutique slalu membuat
aplikasi yang berbeda dan bervariasi. Aplikasi yang di gunakan untuk buasana
pesta pun sangat unik, dan tidak dijumpai dibutik lain. Pembuatan yang simpel
tapi terkesan mewah dan glamor, membuat banyak pelanggan yang ingin
memesan busana psta tersebut.
Pada saat pelaksanaan praktek kerja lapangan di A’An boutique
penulis memperoleh banyak pengalaman, khususnya dalam pembuatan aplikasi
pada sebuah busana dan aksessories busana. Praktek Industri yang telah
dilakukan di butik A’an selama 2 bulan memberikan pengalaman baru tentang
pembuatan hiasan aplikasi yang bertujuan memperindah suatu busana, dan
pengetahuan tentang manajemen usaha. Terutama aplikasi bordir yang
diajarkan di butik A’an sangat bervariatif dan menambah banyak wawasan
tentang bordir. Disini penerapan aplikasi bordir bunga tiga dimensi yang saya
ambil, karena menurut saya aplikasi bordir ini sangat menarik.
Sehingga penulis mengambil pembahasan tentang “:”Penerapan Aplikasi
Bunga korsase pada Busana Pesta di Butik A’an”. Karena dengan hiasan yang
menggunakan bunga korsase membuat aplikasi jadi lebih timbul yang
dikombinasi pada bagian dalam bunga di beri kawat agar bunga terlihat lebih
timbul dan bagus, dan menambah nilai jual.
4
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mendapatkan wawasan yang ada pada industri yang tidak didapat di
bangku kuliah. Dapat melihat kelangsungan produksi yang ada di industri
butik, baik itu produksi busana maupun hiasan aplikasi yang terdapat pada
industri butik.
b. Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat membuat dan menerapkan berbagai macam – macam
aplikasi bunga korsase , pada busana pesta.
3. Manfaat Umum
a. Bagi Mahasiswa
Dapat meningkatkan ketrampilan dan kemampuan mahasiswa
sehingga lebih memahami bidang busana baik secara teknik maupun
manajemenya.
b. Bagi Industri
Dalam kurun waktu tersebut, industri mendapatkan tenaga training
untuk membantu kelancaran produksi.
c. Bagi Jurusan
Dapat menjalin kerjasama dengan dunia industri dalam rangka
meningkatkan kualitas kemampuan mahasiswa yang sesuai dengan tuntutan
industri.
5
B. Organisasi dan Manajemen Industri
Istilah organisasi dalam kamus besar indonesia berarti kesatuan
(susunan) yang terdiri dari bagian – bagian (orang) dalam perkumpulan untuk
tujuan tertentu. Sedangkan struktur organisasi adalah suatu kerangka tertentu
dipakai untuk menunjukkan pola hubungan antar anggota organisasi agar dapat
bekerja sama secara harmonis.
Pemahaman konsep wirausaha mampu membuat suatu rancangan
usaha dalam jasa dan produksi pemasaran, kemitraan dan manajemen. system
perencanaan sangat penting dalam organisasi dan menejemen karena dalam proses
perencanaan produksi harus dapat mengkoordinir kegiatan produksi dengan
bagian-bagian yang mempunyai hubungan jumlah dan jenis produksi serta
kualitasnya. Perencanaan proses produksi adalah merupakan salah satu dari fungsi
manajemen. Perencanaan proses produksi berhubungan dengan persiapan tenaga
kerja, mesin-mesin, bahan baku, dana dan fasilitas-fasilitas lainnya. Untuk
keberhasilan kegiatan perencanaan produksi, perlu adanya kerjasama yang baik
dengan bagian - bagian yang lainnya, seperti:
1) bagian desain
2) bagian pola
3) bagian potong
4) bagian pergudangan
5) bagian keuangan
6) bagian finishing
7) dengan para karyawan dan lain sebagainya
66
STRUKTUR ORGANISASIDI A’AN boutique
Pemilik / Designer
Aan soekardi
Potong
Hermin lia
Gambar Aplikasi, bordir
Fajar
Payet
Ria
Pola
Bu hetty
Finisihing
nuruliwan Santoso muslimah Devita
lisa
qomaria
penjahit
Suci Mbak rosi mbak vina
Bu room Mbak wiwik
Mbak wahyu Dewi
Mbak umroh Bu anis
Mbak isa Mbak ulfa
Bu chor Mbak mila
Mbak erna
7
Keterangan:
Fungsi – fungsi kerja per Departemen:
1. Pemilik
Pemilik berwenang untuk mendesain setiap order yang dipesan oleh
pelanggan, lengkap dengan detailnya beserta aksessoriesnya, dan berwenang
sebagai quality control.
2. Bagian Pola
Bagian ini hanya dipegang satu orang yang membuat pola keseluruhan dan
mencakup sebagai quality control. Setelah mendapt desain dari desainer bagian
pola membuatan pola mulai dari pola dasar hingga pecah pola yang kemudian di
berikan pada bagian potong. Jika
3. Bagian Potong dan produksi
a. Bagian Potong:
Setelah mendapat pola dari bagian pola, bagian potong segera memotong
bahan utama serta kombinasi jika ada kombinasi, kemudian di berikan
pada bagian produksi.
b. Bagian
produksi
Bahan yang telah diterima oleh bagian produksi kemudian dikerjakan
hingga setengah jadi, lalu dilakukan pengepasan pada patung atau
dressfoam. Jika bagian produksi kesulitan atau bingung dalam peletakan
kombinasi maka bagian produksi langsung menanyakan pada pimpinan
8
industri tersebut. Maka tidak akan ada kesalahan yang fatal pada busana
yang telah jadi.
4. Gambar aplikasi , bordir
Setelah mendapat desain busana yang dipesan dari desainer, bagian gambar
aplikasi dan bordir langsung menentukan plikasi apa motif mana yang cocok
untuk busana tersebut. Kemudian bagian ini menjiplak ecah pola busana tersebut
untuk menentukan bentuk, motif, besar dan tempat aplkasi tersebut. Setelah
selesai menggambar lalu di jiplak pada bahan yang akan dibuat untuk aplikasi
tersebut, bahan yang di gunakan bisa bahan utama atau kain kaca dan untuk
bordir. Kemudian diberikan pada bagian bordir. Bagian ini juga bertanggung
jawab untuk hasil jadi aplikasi bordir khususnya.
5. Bagian Payet
Bagian payet bertugas menyiapkan payet atau manik – manik yang di
butuhkan. Setelah mendapat bahan yang telah di bordir atau busana jadi yang akan
di payet, maka bagian payet akan memberikan payet yang telah disiapkan sesuai
dengan gambar dan warna bahan utama ataupun warna kombinasi busana tersebut.
Bagian payet juga bertanggung jawab atas kesalahan perbedaan warna yang
dipakai. Dan bertanggung jawab pada penempelan aplikasi pada busana.
6. Finnishing
Setelah busana selesai di payet dan di jahit maka busana tersebut di berikan pada
bgian finishing untuk di setrika atau di pres, dan pemasang kancing, setelah di
9
pres di ambil gambar busana tersebut untuk dokumentasikan, setelah itu di kemas
dan siap diambil oleh pelanggan.
Sistem perencanaan
Sebelum memproduksi busana A’AN boutique memiliki perencanaan
kerja, yang bertujuan agar dalam memproduksi busana tersebut dapat maksimal.
Rencana kerja dibuat pertama kali oleh disainer yaitu ketika mendapatkan order
langsung digambar dengan jelas dan lengkap dengan detail hiasan aplikasi yang akan
di gunakan sehingga dapat di mengerti dan di pahami karyawan missal dipahami oleh
tukang potong kemudian, tukang potong memberikan desain serta kain pada penjahit
setelah di jahit di berikan kepada tukang bordir bila busana memerlukan border atau
di berikan pada bagian payet setelah itu busana di finishing dan di pak.
Tak hanya perencanaan yang harus ada dalam rencana kerja tetapi juga
kerja sama antara pimpinan dan semua bagian yang ada dalam industri tersebut.
Agar pekerjaan atau proses produksi berjalan dengan baik dan tidak ada kesalah
pahaman antara bagian lain
Agar pelanggan tidak kecewa dalam hasil produksi dan lamanya waktu
maka di perlukan perencanaan waktu. Antara waktu order atau pemesanan busana
dengan waktu pengerjaan busana selesai tepat pada waktunya dan tidak mengalami
kemunduran waktu yang telah ditentukan.
Dalam perencanaan harus ada rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan
yang di pegang atau di kerjakan. Sehingga tidak ada complain dari pelanggan butik
a’an
10
C. Prospek Usaha Di Masa Depan
Kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat luas kepada A’An boutique
bisa membuat butik a’an berkembang dan bertahan hingga saat ini, kepercayaan
tersebut dijadikan motivasi yang sangat berharga untuk terus melangkah dan
menghasilakan busana yang elegan dan nyaman dalam pemakaian dan terus menjaga
kualitas. Persaingan yang ketat untuk menghadapi pasar global kelak A’AN boutique
slalu menyiapkan karya yang baru dan inovatif yang digunakan sebagai ajang
promosi, dengan mengadakan foto session yang menampilan koleksi terbaru dari
A’An boutique.
Dengan kedisiplinan yang tinggi dan kulitas yang bagus, maka banyak
pelanggan yang sekali datang tidak hanya mengorder 1 hingga 2 baju saja tetapi bisa
hingga 5 atau 8 baju setiap kali datang. Dengan mengandalkan ornament – ornament
yang unik yang menjadi ciri khas maka A’AN boutiqe tidak pernah sepi dari
pelanggan terkandang pelanggan tak sabar menunggu hasil jadi busana yang dipesan,
sehingga pemesan pun hanya memberikan waktu hanya 2 hari harus sudah jadi
dengan tetap menjaga kualitas. Ini adalah kepercayaan yang sangat berharga yang
diberikan masyarakat kepada A’An boutique.
Metode yang digunakan dalam pemasaran tidak melalui promosi dlakukan
dari customer ke custemer lainnya juga mengadopsi sedikit sistem Networking
marketing, yaitu berusaha melakukan penetrasi pasar dengan membentuk jaringan
yang seluas-luasnya melalui, website. Untuk mencukupi pasar dari dalam semakin
11
ditingkatkan. Hal ini terbukti bahwa order yang diterima oleh A’AN boutique
menyebar dikalangan masyarakat luas seluruh indonesia.
12
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN PRODUKSI
A. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan
1. Profil Perusahaan
a. Kelengkapan Usaha
Nama usaha : A’AN
Merek produk : A’AN
Nama pemilik : Aan soekardi
Jenis usaha : Industri Butik
Tempat usaha :Jl. Ketintang baru gang XII no
5b Surabaya
No. Telp. : 031-8291131
031-8287061
031-70977029
Hp : 081 832 7029
E-mail : [email protected]
Website : WWW.aansoekardi.com
13
2. Sejarah
Aan Soekardi yang mempunyai nama asli Ibu Sri Rudi Andayani lulusan
Lette Verein Mode School Berlin Jerman. dan pada tahun 1988 ibu Sri Rudi
Andayani mencoba – coba membuat desain kemudian di tawarkan pada butik sli
sogo yang berada di Tunjungan Plaza. Kemudian bu Aan mencoba mengadakan
show di hotel – hotel berbintang, dan karya beliu tersebut laku keras.
A’AN boutique berdiri sekitar tahun 1990 pertama berdiri boutique ini
hanya mempunyai 1 penjahit saja. Pada waktu itu belum sepenuhnya menjadi
boutique untuk mendapatkan modal yang cukup untuk membangun sebuah
boutique, pemilik bekerja keras dengan memproduksi busana kerja yang
dipasarkan pada departement store dengan ciri khasnya yaitu bahan yang
dipergunakan 100% katun asli dengan model simpel, dengan memproduksi
beberapa merek contoh daun, melati, kamboja.
Disamping memproduksi busana kerja dengan berbagai merek pemilik
tetap menerima pesanan baju atau orderan baju yang diberi brand A’AN. Hingga
pada tahun 1996 -1997 aan baru merasakan kejayaannya, ini adalah masa yang
sangat membaggakan kemudian pada tahun 2000 pemilik baru mendirikan sebuah
butik dan terus berkembang hingga sekarang. Untuk menjaga eksistensinya
pemilik tetap terus berkarya, pemilik tidak pernah mengikuti lomba atau pameran
dalam mempromosikan karyanya karena yang diinginkan oleh pemilik bukan
untuk mecari nama akan tetapi yang dicari adalah kepercayaan pelanggan kepada
hasil karyanya. Bahkan pemilik berprinsip lebih baik memegang satu pelanggan
saja yang tidak begitu cerewet dalam pembuatan baju juga hasil jadinya.
14
Busana karya butik A’AN tidak pernah diikutkan lomba ataupun pameran
akan tetapi karyanya dapat dikonsumsi kalayak luas dengan cara bekerja sama
dengan berbagai majalah yang menampilkan beberapa karyanya. Kemudian
berkembang pemilik bekerjasama dengan fotografer handal yaitu Darwis Triadi
untuk mengabadikan karya – karyanya, dan kemudian dalam pembuatan foto
sesson yang ditampilkan diwebside pemilik.
Adapun hasil produk yang telah capai:
a) Produk Kamboja telah diminati kalangan luas, Kamboja adalah produk buasana
kerja yang di produksi oleh A’AN sebelum boutique A’AN berdiri (pada tahun
2006)
b) Bekerjasama dengan Rimo dalam pemasaran produk Kamboja, Daun, Melati, dll
1) Promosi dan aktualisasi
Untuk memperluas usahanya butik A’an melakukkan promosi. Untuk
melaksanakan promosi butik aan bekerja sama dengan
a) Media cetak dan elektronik sebagai sarana promosi dan aktualisasi.
b) Pengusaha ritel terkemuka sebagai sarana promosi padamasa pertama
kali membuka usaha yaitu department store Rimo, Matahari, dll
c) Bekerja sama dengan darwis triadi fotografer dalam setiap mengadakan
foto sesion,
d) Keinginan dan harapan
15
Berusaha keras dengan semangat kebersamaan menjadikan dan
menjaga kualitas karya agar tetap eksis dan tetap menghasilkan karya
yang tetap disukai dan disenangi masyarakat luas. Pemilik butik A’an
juga sedang melakukan proses pembuatan buku, yang berisi tantang
desain-desain busan yang telah dihasilkan oleh butik A’an. Dengan
adanya pembuatan buku pemilik butik A’an berharap butik bisa semakin
berkembang dan lebih maju dari sekarang ini.
3. Waktu dan Jadwal
Jadwal praktek kerja lapangan dilaksanakan selama 2 bulan;
Hari/ tanggal : Senin 1 Oktober 2010 s/d sabtu, 30 november 2010
Waktu : Senin – Sabtu, 08.00-17.00 WIB
Istirahat : 13.00- 13.30 WIB
3. Keterlibatan Mahasiswa
Dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan mahasiswa dilibatkan
secara langsung dalam pengelolaan usaha produksi di A’AN boutique
diantaranya:
a. Bagian Gambar aplikasi dan bordir
Dari beberapa bagian yang ada di butik aan antara lain: bagian
pola, potong, produksi, gambar aplikasi dan bodir, dan hiasan busana
dan payet, hanya bagian gambar aplikasi dan bordir serta payet yang
diberikan pada mahasiswa. Walaupun hanya 2 bagian tersebut tetapi
mahasiswa di perbolehkan untuk melihat pekerjaan bagian lain.
16
Walau hanya di 2 bagian saja, tetapi mahasiswa dituntut untuk
mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mengerjakan hiasan
busana tersebut.
b. Bagian hiasan atau payet
Pada bagian ini mahasiswa diberi tanggung jawab untuk
menyelesaikan hiasan atau payet pada busana yang telah diberikan
kepada mahasiswa dengan waktu tertentu dan kreativitas yang tinggi
dan kualitas bagus sangat diharapkan, agar pelanggan puas dengan
pekerjaan kita
.
4. Spesifikasi produk
Produk yang dihasilkan oleh A’AN adalah berupa
1. Busana kerja
2. Busana pesta
3. Kebaya
4. Batik
5. Baju anak
Ini adalah produk yang dihasilakan oleh butik A’An. Produk tersebut
tidak monoton untuk pakaian\wanita saja tetapi mulai dari anak, wanita juga
pria, dan juga segala jenis model yang di inginkan beserta acessoriesnya
17
5. Kebutuhan sumber daya
a. Sumber Daya Manusia
Tabel 1. Sumber daya manusia A’AN boutique
No Jabatan Jumlah
1
1.
1.
Desainer
Bagian pola
Bagian potong
- Bagian jahit
Bagian aplikasi gambar dan bordir
- Bagian ngebalat
- Bagian bordir
Bagian payet
- Bagian penyiapan bhan
payet
- Bagian pengisi bukupayet
- Bagian payet
Bagian finishing
- Bagian penempel kancing
1
1
1
9
1
2
2
1
1
5
1
Tabel daftar pekerja di butik aan
b. Sumber daya non manusia
a) Sarana dan Peralatan
18
Saran dan peralatan yang digunakan di Butik Aan antara lain :
Ruang depan : 2 meja potong dibuat meja borci
Kantor :
1. meja desain
2. kursi tamu
3. kaca besar
4. lemari kain
5. tempat permata
6. ruang tengah
7. meja jiplak
8. meja potong
9. meja finishing
10. lemari benang
11. lemari buku data
12. lemari kain
13. papan setrika
14. setrika biasa
15. meja setrika
16. dressfom
17. mesin jahit manual
18. mesin jahit seni otomatis
19
Ruang tengah belakang :
1. meja buat membikin pola
2. meja makan
3. kursi santai
4. mesin cuci
Ruang borci : berisikan loker-loker dan lemari yang berisikan
dengan borci dan payet
Ruang menjahit
1. meja potong
2. meja kecil serba guna
3. papan setrika
4. mesin jahit manual
5. setrika
Gudang
1. mesin high speed
2. mesin bordir
3. mesin lubang kancing
4. kain-kain
5. dan lain-lain
20
Ruang bordir
1. setrika uap / mesin press
2. meja setrika
3. meja borci
4. mesin bordir
5. papan setrika
6. setrika biasa
21
6. Langkah – langkah operasi dan produksi
Desainer
Bagian jahit Bagian gambar
Bagian pola
Bagian gambar aplikasi dan bordir
Bagian potong
Bagian payet
Bagian finishing Quality control
Pengepakan
22
Langkah – langkah operasi dan produksi
1. Desain dibuat oleh desainer lengkap detail hiasan aplikasi dan
aksessorusnya, dengan keterangan bahan yang dipakai besrta kombinasi.
2. Desain tersebut diserahkan pada bagian pola untuk proses pembuatan pola
tersebut,
3. Pola yang sudah jadi di serahkan pada bagian potong untuk memotong
bahan utama dan kombinasinya.
4. Ketika bahan di potong bagian gambar aplikasi juga bekerja membuat
motif yang cocok untuk busana tersebut. Setelah selesei langsung
diserahkan pada bagian bordir.
5. Setelah dipotong bahan atau kain tersebut di setorkan untuk dijahit pada
bagian produksi. Setelah busana setengah jadi atau semua telah
menyambung, kemudian di lakukan pengepasan pada pelanggan.
6. Ketika baju dijahit bagian payet pun menyiapkan bahan yang digunakan
untuk hiasan aplikasi busana tersebut. Dan aplikasi bordir yang telah jadi
diserahkan pada bagian payet untuk dipayet sesuai bentuk dan motifnya.
7. Setelah di paskan pada pelanggan dan bila busana kurang sesuai dengan
apa yang di inginkan pelanggan maka busana tersebut langsung di
betulkan dan dilanjutkan hingga penyelesaian.
8. Setelah selesai dilanjutkan dengan menempelkan aplikasi pada busana.
9. Setelah selesai ditempel busana tersebut dipres menggunakan setrika.
23
10. Setelah disetrika diserahkan pada bagian finishing untuk di beri kancing
dan sebagai quality control yang pertama. Dan kemudian di tujukkan pada
pemilik jika busana tersebut sudah selesei dan siap di kemas.
11. Terakhir dikemas
7. Perbaikan dan perawatan
Masing - masing karyawan diberi tanggung jawab untuk
merawat dan memperbaiki bila ada kerusakan pada alat - alat produksi
sesuai dengan alat produksi yang di pakai (dalam tanggung jawab
mereka masing- masing). Perawatan dilakukan dengan caara
membersihkan debu atau benang- benang yang menempel dengan cara
mencabut aliran listrik bila mesin sudah tidak digunakan lagi. Hal ini
dilakukan untuk mencegah hubungan pendek arus listrik yang
dikarenakan keteledoran dalam pemakaian.
8. Standarisasi dan kendali mutu
A’AN boutique selalu menjaga kualitas produk yang dihasilkan.
Standarisasi dan kendali mutu dilakukan oleh A’AN boutique dengan
cara menjaga hasil busana yang diproduksi. Langkah yang diambil oleh
A’AN boutique yaitu selalu memperhatikan proses kerja dan hasil jadi
dari masing- masing bagian . Mulai dari desainer yang membuat rencana
kerja dengan memperhatikan model busana, perpaduan warna, hasil
kreasi hiasan aplikasi dan pembuatan pola.
24
pada bagian aplikasi standarisasi dan kendali mutu dilakukan
dengan cara memperhatikan kesesuaian bahan payet dan aplikasi yang
diberikan pada busana yang dipesan, keserasian warna benang dan
kesesuaian hasil bordir aplikasi sesuai dengan contoh yang sudah dibuat
sebelumnya oleh desainer. Pada bagian finishing selalu memperhatikan
hasil jahitannya rapi dan tidak berkerut, tidak bergelombang serta pajang
pendeknya busana rata – rata air atau tidak. Selain itu kendali mutu juga
dilakukan dengan selalu melakukan inovasi terhadap produk yang
dihasilkan pada bahan yang digunakan beserta kombinasinya, lalu
disesuaikan dengan aplikasi yang dibuat agar terlihat selaras serasi dan
seimbang.
9. Keselamatan kerja
Dalam pelaksanaan kerja, keselamatan kerja harus diperhatikan
sehingga kecelakaan dalam kerja dapat diminimaliskan. A’AN boutique
menjaga keselamatan kerja para karyawannya dengan memberikan
pertolangan pertama jika ada yang mengalami kecelakaan yang tidak
diinginkan.
Selain itu dilakukan pencabuatan aliran listrik pada jam kerja telah
selesai. Hal ini dilakukan untuk menghindari hubungan pendek arus
listrik. Gas pemadam kebakaran juga disediakan untuk berjaga- jaga
kemungkinan terjadi kebakaran.
25
10.Kegiatan Pasca Produksi / Operasional
Busana yang sudah jadi dan telah disetrika kemudian sudah melalui
quality control di kemas.
Faktor- faktor Pendukung dan Penghambat
Selam melaksanakan praktek industri ini, penulis mengalami beberapa
faktor yang mendukung dan menghambat jalannya proses industri yaitu:
1. Faktor pendukung
a. Tingginya rasa kekeluargaan dan kerjasama yang terjalin
dilingkungan A’AN boutique sehingga mahasiswa merasa
nyaman praktek industri A’AN boutique.
b. Kesediaan para kordinator A’AN boutique untuk membimbing
mahasiswa yang sedang praktek sehingga mempermudah
mahasiswa untuk memahami dan melaksanakan tugas-
tugasnya.
c. Perhatian atas keselamatan kerja yang baik.
2. Faktor penghambat
a. Tempat kerja yang terbatas jika melakukan pekerjaan secara
berkelompok
b. Waktu yang lembur yang sangat larut malam sehingga
menguras tenaga untuk bekerja kembali esok hari
3. Inovasi dan solusi
Beberapa masalah yang ditemukan selama melaksanakan praktik
industri sebagai suatu hal yang pada umumnya banyak dialami oleh
26
mahasiswa. Oleh karena itu inovasi dan solusi terhadap masalah yang
dihadapi adalah:
1. Pengaturan waktu kerja tambahan untuk PKL dibedakan
dengan karyawakan
2. Memperluas tempat kerja untuk pekerjaan secara berkelompok.
3. Menetapkan waktu kerja tambahan sehingga waktu lembur
tidak terlalu larut malam.
27
BAB III
PEMBAHASAN
A. KAJIAN TEORI
Hiasan aplikasi bunga korsase
1. Hiasan
a. Pengertian hiasan
Di dunia fashion busana pesta bermacam – macam, sesuai dengan
kebutuhan pesta tersebut, ada pesta siang, pesta malam, pesta out door maupun
in door , ada juga pesta cooktail, sangat beragam jenis pesta tersebut, begitu juga
dengan busananya harus menyesuaikan sesuai dengan acara pesta tersebut.
Menghias berarti menghias atau memperindah. Dalam bidang busana
menghias berarti menghias atau memperindah segala sesuatu yang dipakai oleh
manusia baik untuk dirinya sendiri maupun untuk keperluan rumah tangga.
Dalam kamus besar bahasa indonesia hiasan adalah barang yang dipakai untuk
menghias sesuatu. Sedangkan menghias adalah memperelok dengan barang –
barang yang indah. Benda yang dipakai untuk diri sendiri antara lain blus, rok,
celana, tas, topi dan lain-lain, sedangkan untuk keperluan rumah tangga
diantaranya yaitu taplak meja, bed cover, bantal kursi, gorden dan lain-lain.
28
b. Ditinjau dari tekniknya, menghias kain dibedakan atas 2 macam yaitu
1) Menghias permukaan bahan yang sudah ada dengan bermacam – macam
tusuk hias baik yang menggunakan tangan maupun dengan menggunakan
mesin dan
2) Dengan cara membuat bahan baru yang berfungsi untuk hiasan benda.
Menghias permukaan kain atau bahan yaitu berupa aneka teknik hias
seperti sulaman, lekapan, mengubah corak, smock, kruisteek, terawang dan
metelase. Sedangkan membuat bahan baru yaitu berupa membuat kaitan,
rajutan, frivolite, macrame dan sambungan perca.
c. Macam – macam hiasan
Terdapat banyak hiasan yang dipergunakan untuk memperindah
busana, berupa aksessoris maupun hiasan yang menempel pada busana atau
korsase. Tidak sedikit macam – macam hiasan busana yang bisa dinikmati
konsumen, terdapat macam hiasan yang dapat dipilih untuk memperindah
busana pesta yang kita inginkan contoh hisan busana pesta,
1. Hand painting
2. Korsase
3. Sulam pita
4. Payet
29
5. bordir
6. Kreasi flannel dan sebagainya.
2. Aplikasi bunga korsase
a. Pengertian aplikasi
Aplikasi menurut Kiswani dkk ( 1979 ; 209 ) adalah suatu teknik dengan
melengkapkan bahan dan sulam. Aplikasi adalah seni menempelkan potongan
bahan kain, prosesnya adalah menyetik potongan bahan dengan tangan atau
desain mesin di atas bahan dasar, seni berupa lukisan atau motif yang
diciptakan olek corak kain aplikasi itu (bragdon, 1981:82). Menurut Kiswani
dkk ( 1979 ; 209 ) aplikasi adalah suatu teknik dengan melengkapkan bahan
dan sulam.
Sedangkan menurut Roesbani aplikasi adalah teknik menghias dengan
melekapkan kain yang telah dibentuk di atas kain lain. Bahan yang dipilih
adalah bahan polos atau bercorak tergantung dari desain, bahan yang agak
kaku, tidak mudah bertiras dan tidak luntur, aplikasi tangan membutuhkan
waktu yang lama dan perlu setik yang sama.. Jadi dapat di simpulkan aplikasi
adalah suatu teknik menghias kain dengan menyetik potongan bahan di atas
bahan dasar
b. Pengertian bunga
Menurut kamus besar bahasa Indonesia bunga adalah bagian tumbuhan
yang akan menjadi buah biasanya elok warnanya dan harum baunya.
30
c. Pengertian korsase
Korsase dikenal sejak abad ke -19 dan masih tetep popular, di Negara
barat korsase banyak dipakai pada saat pernikahan, kekantor atau pada
kesempatan lain. Di dunia fashion pada umumnya, korsase semakin banyak
dipakai sebagai pelengkap untuk memberi aksen pada busana.
Menurut Susilowati Retno (2006;6) “ korsase adalah kembang buatan
untuk hiasan yang disematkan didada busana dan sebagainya ”. Pendapat di
atas menjelaskan bahwa korsase dari bunga buatan yang dikenakan pada
busana terutama pada saat mengenakan busana pesta dan disematkan pada
dada. Selain itu korsase dapat disematkan pada produk fashion seperti tas,
sandal, kerudung dan lain-lain.
Menurut Zulkarnain Yossi (2006;1) “ korsase merupakan kegiatan
merangkai meembentuk bunga-bunga sehingga memiliki nilai estetika yang
tinggi ”. Dari beberapa pendapat tentang korsase penulis menyimpulkan
bahwa korsase adalah rangkaian bunga-bunga kecil yang disematkan pada
bagian dada atau pinggang pada gaun, kebaya, kemeja atau produk-produk
fashion yang lainnya seperti tas, kerudung, topi dan laim-laim.
Penggunaan korsase tak terbatas untuk dunia fashion, para desaigner
memanfaatkan sebagai pemanis berbusana dengan menaruh atau meletakkan
pada pergelangan tangan, leher, dan lain-lain. Meski bisa dipakai oleh semua
orang, ukuran korsase perlu diperhatikan oleh pemakainya.
31
3. Busana pesta
a. Pengertian busana
Busana menurut Rusbari (1985:18)adalah segala sesuatu yang kita
kenakan dari ujung rambut sampai ujung kaki seperti semua benda yang melekat
pada badan yang dibuat dari bahan tekstil yang melengkapi busana dan berguna
bagi yang menggunakanya (perhiasan dan aksessorisnya)dan lain – lainnya
sepeti tas, sepatu, maupun selopyang dsebut milleneris.
Sedangkan menurut Poerdaminto (1987:172) busana adalah pakaian
atau suat yang indah – indah serta perhiasan yang melengkapinya.
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa busana
adalah segala sesuatu yang digunakan dari ujung kaki hingga ujung
rambutyang meliputi pakaian beserta hiasan yang melengkapinya.
b. Pengertian busana pesta
Menurut Muliawan (2001:5) busana pesta adalah busana yang dipakai
wanita pria dan anak – anak pada kesempatan pesta dengan pemilihan bahan,
model, yang terkesan mewah dilengkapi aksessoris berupa sepatu, sandal,
topi, dll
Menurut Chodijah (1982:166) menyebutkan bahwa busana pesta adalah
busana yang digunakan pada kesempatan pesta baik sore, pagi, malam hari.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan busana pesta adalah busana
yang dipakai wanita. Pria, dan anak pada kesempatan pesta dengan pemilihan
bahan, model yang terkesan istemewa dilengkapi aksessorisbila digunakan
pada pagi, siang, sore dan pda malam hari.
32
33
c. Klasifikasi busana pesta
Busana pesta dapat dibedakan sesuai kesempatan. Menurut chodijah
(1982:166) sesuai kesempatan :
1. Busana pesta adalah busana yang dipakai untuk menghadiri acara
pesta pada pagi hari.
Seperti menghadiri pesta ulang tahun yang sifatnya tidak resmi.
Desainnya misal sack dress,
bahan : sutra crepe atau bahan lain yang agak lembut
warna : merah muda, biru muda, ungu muda.
2. Busana pesta siang adalah busana pesta yng digunakan untuk
menghadiri acara pesta pada sianng hari, waktu 10.00 – 14.00 wib
Seperti gaun simple untuk pesta siang hari dengan bahan yang sedikit
lebih mewah
Bahan : sutra atau crepe
Warna : merah, kuning, ungu, dan hijau.
3. Busana pesta malam hari : busana pesta yngdi gunakan untuk
menghadiri acara pesta pada malam hari,
Desain busana pesta biasanya panjang sampai lantai (long dress) tanpa
lengan sering kali terbuka bagian atas dengan garis leher dicollete atau
strepless. Gaun malam untuk pesta malm, coctail party dan
sebagainya.
Bahan : bludru, kain renda, chiffon, sutra, lame, dll.
Warna : hitam, emas, ungu tua, merah tua.
34
d. Ciri – ciri busana pesta
Busana pesta lebih sempurna dan lebih rapi bila dibandingkan dngan
pakaian sehari – hari. Mutu dan keindahannya lebih tinggi, terjamin dari
suatu suatu kesatuan pada bahan, model, hiasan, aksessorisnya, dsb.
Ciri – ciri menurut marniati (1999:67) adalah
1. Desainnya mewah dan glamour, tetapi juga terkesan elegan.
Desainsederhana menggunakan potongan – potongan saja, sedangkan
desain mewah menggunakan hiasan payet atau hiasan yang lainnya.
2. Bahan yang digunakan biasanya ringan, tipis, tembus atau tidak
tembus terang, serta bisa juga dengan ketebalan yang srdang.
Misal :bahan satin, tafeta, bludru, satin siffon, tile.
3. Jenis teksture sebaiknya lembut, berkilau dan warna yang disesuaikan
dengan kesempatan, warna muda dan lembut cocok untuk pesta pagi
dan siang har, sedangkan untuk malam hari dapat dipilih warna panas,
warna tua, warna keemasan/ perak
4. Teknik jahit yang digunakan sistem adi busana. 90% dengan jahitan
tangan (hand made) dan 10% dengan jahitan mesin.
5. Hiasan yang melengkapi syarat pesta adala corsase, manipulating
fabric, macam – macam sulaman tangan dan bordir.
6. Aksessoris sebaiknya disesuaikan dengan busana yang dikenakan
apabila sudah terkesan ramai maka aksessoris yang digunakan tidak
terlalu mencolok.
35
B. Kajian Empiris
Penerapan hiasan aplikasi bordir bunga tiga dimensi
Hiasan bunga korsase memang memiliki bermacam-macam bentuk dan
model, mulai dari bunga korsase dari pita, dari kain dan lain-lain. Bunga
korsase juga banyak di gunakan dalam industry-industri teksti yaitu untuk
hiasan atau aplikasi pelangkap busana, lenan rumah tangga, aksesoris dll.
Pada butik Aan bunga korsase dapat di jadikan menjadi sebuah aplikasi
yang indah yang di buat untuk busana pesta, selain itu bunga korsase
memiliki bermacam-macam bentuk yang bisa dibuat, biasanya bunga korsase
juga dapat digunakan untuk pembuatan aksesoris busana misalnya, gelang,
kalung,dll.
1. Alat dan bahan
a. Alat.
1. Spidol
Di gunakan untuk menggambar pola
2. Gunting
Di gunakan untuk memotong bahan atau
kain
36
3. Gunting border
Di gunakan untuk memotong hasil jadi bordir
4. Jarum
Di gunakan untuk menjelujur
5. Jarum pentul
Untuk menyemat kertas dan kain agar tidak
goyang
6. Tang kecil
Di gunakan untu memotong kawat
b. Bahan.
1. Kain shantung
Di guanakan sebagai utama membuat
bunga korsase
37
2. Benang bordir
Di gunakan untuk membordir dan
menjelujur
3. Kawat
Di gunakan untuk membentuk bunga
4. Ring berwarna silver
Di letakan pada bagian tenga bunga sebagai
hiasan
5. Busa angin
Di gunakan sebagai bahan pelapis untuk
melekatkan kawat.
6. Kertas pola
Di gunakan untuk membuat pola
38
2. Proses pembuatan aplikasi bunga korsase
1. Persiapan alat dan bahan
Siapkan alat dan bahan yang di gunakan untuk
2. Mendesain gambar
Membuat motif bunga dengan tiga
macam ukuran yaitu besar, sedang
dan kecil
39
3. Setelah menggambar pola bunga, pola tersebut di jiplakkan pada busa
angin,agar pada saat menempel kawat kita tahu bentuk bunganya.
4. Memotong kawat dengan menggunakan tang kecil sesuai dengan
ukuran
Gambar. hasil jiplakan
40
5. Setelah kawat di potong , kawat di bentuk menyerupai bunga dan di
tempel pada busa angin yang berjarak masuk 1 cm dari pola dan di
lekatkan dengan cara di jelujur. Setelah itu di tutup dengan bahan
utama yaitu kain shantung pada bagian atas dan bawah busa angin.
Kemudian bagian atas kain di jiplak kembali sesuai bentuk bunga.
41
6. Setelah aplikasi ditempelkan dan di tutup dengan bahan utama, kain
siap utuk di bordir. Bordir berbentuk bunga dan menggunakan setik
loncat. Bagian kawat tidak sampai di border.
3. Proses pembutan bunga
1. Gunting kain yang sudah di bordir dengan menggunakan gunting
bordir
42
2. Setelah bunga di gunting bagian tengah bunga di beri ring dan di
lekatkan dengan menggunakan benang.
Hasil jadi guntingan bunga korsase
43
3. Setelah bagian tengah di beri ring , kemudian bagian-bagian sisi
kelopak bunga di lipat dan di bentuk hingga menyerupai bentuk bunga
yang sedang mekar.
4. Setelah itu bunga di tempelkan pada busana dengan cara di jelujur
44
5. Hasil jadi busana
Bagian muka Bagian belakang
45
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Setelah melaksanakan Praktek Industri selama 2 bulan di A’AN boutique
mulai tanggal 1 Oktober sampai 30 November 2010, penulis mendapatkan banyak
sekali pengalaman dan pengetahuan tentang proses kerja dalam sebuah Industri
boutique dan bagaimana melakukan inovasi terhadap produk yang dihasilkan
khususnya di A’AN boutique
Dalam pembuatan busana di A’AN boutique terdapat beberapa hal yang
harus diperhatikan, diantaranya adalah penerapan desain, hiasan dan bahan yang akan
digunakan.Dalam pembuatan busana di A’AN boutique terdapat beberapa hal tertentu
yang menjadikan A’AN boutique berbeda dan dapat dikenal diantara produk-produk
sejenis lain yang terdapat dipasaran.
Pembuatan bunga korsase tidaklah terlalu sulit, hanya di butuhkan kamauan,
ketekunan dan yang terpenting adalah kerapian agar tampilanya lebih cantik. Bunga
korsase ini di tempatkan pada sebuah bolero yang menjadi dengan sebuah gaun, jenis
busana ini termasuk busana pesta karena memiliki desain yang cukup elegan.
46
B. Saran
1. Kerjasama antar pengelola A’AN boutique dengan mitra kerja perlu sedikit
lagi untuk ditingkatkan agar proses kerja di A’AN boutique dapat berjalan
dengan lancar dan saling menguntungkan.
2. Dalam hal kesejahteraan para karyawan A’AN boutique perlu
meningkatkan perhatiannya lagi agar karyawan merasa lebih dihargai dan
kinerjanya bisa lebih optimal lagi.
3. Bagi mahasiswa yang telah menyelesaikan Praktek Industri di A’AN
boutique diharapkan dapat menerapkan ilmu, pengalaman serta
pengetahuan yang didapatkan dari tempat industri.
47
DAFTAR PUSTAKA
Tim penyusun FT.2005. Buku Panduan Praktek Industry. Surabaya.FT
Universitas Negeri Surabaya.
Zulkarnaen Yossi.2006. Kresi Chic Dengan Sulam Piat Organdi Korsase
Cantik.Jakarta. Puspa Swara.
Mulyawan Porrie.2006.Konstruksi Pola Busana Wanita.Jakarta.PT.BPK
Gunung Mulya
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1988.Kamus Besar Bahasa
Indonesia.Jakarta.Balai Pustaka