harga diri rendah
TRANSCRIPT
HARGA DIRI RENDAH
1. PENGERTIAN
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi diri yg negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri.Harga diri rendah yang berkepanjangan termasuk kondisi tidak
sehat pada mental karena dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan lain;
terutama kesehatan jiwa( CMHN, 2006). Harga diri rendah adalah penilaian
pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku
memenuhi ideal diri (Stuart dan Sundeen, 1998).
Dari pendapat-pendapat di atas dapat dibuat kesimpulan, harga diri rendah
adalah suatu perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya kepercayaan diri,
dan gagal mencapai tujuan yang diekspresikan secara langsung maupun tidak
langsung, penurunan harga diri ini dapat bersifat situasional maupun kronis
(menahun).
2. DATA PENGKAJIAN PADA HARGA DIRI RENDAH
Menurut Nanda (2008), batasan karakteristik pada klian harga diri rendah
adalah :
a. Ungkapan tentang situasional yang sedang terjadi padan harga diri
b. Ungkapan diri yang negatif
c. Bimbang, perilaku non asertif
d. Mengevaluasi diri tidak mampu mengatasi situasi
e. Mengekspresikan tidak berdaya dan tidak berguna
Menurut CMHN (2006) menjelaskan tanda dan gejala harga diri rendah adalah:
a. Mengkritik diri sendiri
b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Penurunan produktifitas
e. Menolak kemampuan diri sendiri
f. Kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera makan
berkurang, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk,
berbicara dengan nada yang lemah.
3. PENYEBAB HARGA DIRI RENDAH
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang tidak
efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya sistem pendukung,
kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang negatif,
disfungsi system keluarga serta terfiksasi pada tahap perkembangan awal
(Townsend, M.C, 1998).
Menurut Carpenito, L.J (1998: 82) koping individu tidak efektif adalah keadaan
dimana seorang individu mengalami atau berisiko mengalami suatu
ketidakmampuan dalam menangani stressor internal atau lingkungan dengan
adekuat karena ketidakadekuatan sumber-sumber (fisik, psikologis, perilaku atau
kognitif).
Dari pendapat-pendapat di atas dapat dibuat kesimpulan, individu yang
mempunyai koping individu tidak efektif akan menunjukkan ketidakmampuan
dalam menyesuaikan diri atau tidak dapat memecahkan masalah terhadap tututan
hidup serta peran yang dihadapi.
Adanya koping individu tidak efektif sering ditunjukkan dengan perilaku
(Carpenito, L.J, 1998; Townsend, M.C, 1998) sebagai berikut:
Data subjektif :
a. Mengungkapkan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah atau meminta
bantuan
b. Mengungkapkan perasaan khawatir dan cemas yang berkepanjangan
c. Mengungkapkan ketidakmampuan menjalankan peran
Data Objektif :
a. Perubahan partisipasi dalam masyarakat
b. Peningkatan ketergantungan
c. Memanipulasi orang lain disekitarnya untuk tujuan-tujuan memenuhi
keinginan sendiri
d. Menolak mengikuti aturan-aturan yang berlaku
e. Perilaku destruktif yang diarahkan pada diri sendiri dan orang lain
f. Memanipulasi verbal/perubahan dalam pola komunikasi
g. Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
h. Penyalahgunaan obat terlarang
4. AKIBAT HARGA DIRI RENDAH
Harga diri rendah dapat berisiko terjadinya isolasi sosial (menarik diri). Isolasi
sosial (menarik diri) adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada
tingkah laku yang maladaptif, mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan
sosial (DepKes RI, 1998). Isolasi Sosial menarik diri sering ditunjukkan dengan
perilaku antara lain:
Data subjektif
a. Mengungkapkan enggan untuk memulai hubungan/pembicaraan
b. Mengungkapkan perasaan malu untuk berhubungan dengan orang lain
c. Mengungkapkan kekhawatiran terhadap penolakan oleh orang lain
Data Objektif
a. Kurang spontan ketika diajak bicara
b. Apatis
c. Ekspresi wajah kosong
d. Menurun/tidak adanya komunikasi verbal
e. Bicara dengan suara pelan dan tidak ada kontak mata saat berbicara
5. POHON MASALAH
Resiko Perilaku Kekerasan
Resiko Gg Persepsi Sensori : Halusinasi
Isolasi Sosial : Menarik diri
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
Mekanisme Koping Tidak Efektif
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH
1. KASUS
Ny. B berusia 55 tahun dirawat di RS Harta Sehat selama 3 hari. Ny. B di bawa
ke rumah sakit setelah mengalami kecelakaan yang juga merengut nyawa
suaminya. Sejak saat itu Ny. B selalu menyalahkan dirinya atas kematian
suaminya, mengganggap dirinya tidak berguna, dan merasa bahwa dia tidak
pantas hidup. Ketika didatangi oleh anak-anaknya, Ny. B terkesan menarik diri
dan tidak ingin diperhatikan, klien terlihat sedih dan sesekali menangis tanpa
sebab.
2. PENGKAJIAN
a. Identitas
i. Klien
Nama : Ny. B
Umur : 55 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Status : Janda
Suku banga : Batak
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : Sarjana
Alamat : Jln. Palem Selatan No.212D, Purbalinga
Tanggal masuk : 06 Juni 2011 / 12.00 WIB
Tanggal pengkajiaan : 09 Juni 2011 / 10.00 WIB
No. CM : 23004
Bangsal : Anggrek
ii. Penanggung Jawab
Nama : Tn. A
Umur : 29 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Status : Kawin
Suku banga : Batak
Pekerjaan : PNS
Pendidikan : Sarjana
Alamat : Jln. Durian, No.12 A, Semarang
Hub. Dengan klien : Anak Klien
b. Alasan Masuk Rumah Sakit
Klien masuk RS Harta Sehat pada tanggal 6 Juni 2011, pukul 12.00 WIB
dengan kondisi hilang kesadaran setelah mengalami kecelakaan mobil.
c. Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama
Klien mengalami gangguan harga diri setelah mengetahui bahwa
suaminya meninggal dalam kecelakaan tersebut.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Anak klien mengatakan bahwa klien mempunyai riwayat penyakit cacar
dan DB.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengalami luka memar dan lecet di daerah ekstrimitas atas dan
bawah.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Anak klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada riwayat penyakit
keturunan.
d. Pemeriksaan Fisik
1. Penampilam
KU : Klien lemas dan pucat
Kesadaran : Sadar baik, GCS 4-5-6
TTV : TD : 90/50 mmHg
Nadi: 64 x/menit
suhu: 36° C
RR : 18 x/menit
2. Head to Toe
a. Kepala
Bentuk kepala mesosepal, tidak ada benjolan, rambut panjang, pada
wajah terdapat luka memar memerah di daerah pelipis.
b. Mata
Simetris, sklera tidak ikterik, konjugtiva anemis, tidak ada sekret.
c. Hidung
Simetris, bersih, tidak ada penumpukan secret, dan tidak ada
pernafasan cuping hidung.
d. Mulut
Mukosa bibir kering, papil lidah kotor, tidak ada stomatitis, gigi tidak
berlubang.
e. Telinga
Simetris, bersih, tidak ada penumpukan serumen.
f. Leher
Tidak ada nyeri telan, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
g. Dada
Inspeksi: dada simetris, kembang kempis dada teratur, tidak ada
retraksi dada
Palpasi: taktil fremitus paru kanan sama dengan paru kiri
Perkusi: terdengar sonor
Aukultasi: suara nafas vesikuler, tidak ada wheezing maupun
ronkhi
h. Payudara
Simetris, tidak ada benenjolan, dan keabnormalan.
i. Abdomen
Inspeksi : tidak ada keabnormalan (lesi, eritema, benjolan,
edema), dinding perut mengembang saat inspirasi, dan
mengempis saat ekspirasi
Auskultasi: bunyi bising usus 15 x/mnt
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
j. Perineum
Tidak ada keabnormalan pada daerah vagina dan sekitarnya.
k. Ekstremitas
Atas :
Simetris, tidak ada keabnormalan, terdapat luka lecet yang masih
memerah.
Bawah :
Simetris, tidak ada keabnormalan, dibagian lutut dan tulang kering
terdapat luka lecet memerah.
e. Pola-Pola Fungsi Kesehatan
1. Tidur dan Istirahat
Klien mengalami kesuliatan tidur, klien sering terbangun pada malam
hari, menangis, dan mulai menyalahkan dirinya sendiri.
2. Personal Hygiene
Klien tidak ingin melakukan perawatan diri, seperti mandi. Klien hanya
menyikat gigi dan mencuci muka selama 3 hari. Dalam keadaan normal
klien mandi 2 kali.
3. Nutrisi dan Metabolisme
Klien mengalami keluhan nafsu makan, berat badan klien 56 kg dengan
tinggi 160 cm. Klien tidak mau memakan semua yang di sediakan rumah
sakit. Klien hanya meminum setengah gelas susu satu hari sekali dan
memakan sedikit buah-buahan.
4. Eliminasi
Klien tidak melakukan proses BAB selama 3 hari, dalam keadaan normal
klien BAB 1 kali sehari, dengan konsistensi padat, berwarna coklet, dan
berbau khas. BAK klien lancar 4-5 kali sehari.
5. Seksualitas
Klien sudah pernah menikah, status klien janda, usia klien 55 tahun dan
telah mengalami menopause.
f. Faktor Predisposisi
1. Riwayat gangguan jiwa dimasa lalu
Sebelumnya klien belum pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya.
2. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Tidak ada anggota keluarga mengalami gangguan jiwa
3. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien pernah keguguran anak ketiganya saat berumur 35 tahun.
g. Psikososial
1. Genogram
Klien adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, klien tinggal serumah
dengan almarhum suaminnya dan salah satu cucunya.
Masalah keperawatan : Tidak ada
2. Konsep Diri
i. Citra tubuh
Klien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya, tetapi saat ini
klien merasa tidak membutuhkan perawatan diri.
ii. Identitas
Klien mengatakan bahwa dirinya seorang perempuan.
iii. Peran
Klien mengatakan ia adalah sebagai seorang ibu rumah tangga dan
dan istri yang mengurus rumah tangga dan melayani suaminya,
namun saat ini setelah suaminya meninggal klien merasa dirinya
tidak berarti lagi.
iv. Ideal Diri
Klien mengatakan bahwa ia ingin terus hidup bersama suaminya.
v. Harga diri
Klien mengatakan bahwa ia patut disalahkan atas kematian
suaminya.
Masalah keperawatan :
Gangguan konsep diri: harga diri rendah situasional
3. Hubungan Sosial
b. Orang yang berarti:
Klien bahwa orang yang sangat berarti dalam hidupnya adalah suami
dan anak-anaknya, dan cucu-cucunya.
c. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Anak klien mengatakan bahwa klien aktif mengikuti kegiatan arisan
dan gereja.
d. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan tidak merasa mempunyai musuh
Masalah keperawatan : tidak ada
4. Spiritual
a. Nilai dan Keyakinan
Klien mengatakan beragama kristen
b. Kegiatan Ibadah:
Klien mengatakan bahwa ia selalu rajin ke gereja, setiap sabtu dan
minggu.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
h. Status Mental
1. Penampilan:
Penampilan klien biasa saja
Masalah keperawatan : tidak ada
2. Pembicaraan:
Klien berbicara dengan lambat, kurang jelas dan tidak menjalin kontak
mata
Masalah keperawatan : harga diri rendah
3. Aktivitas motorik:
Klien tampak lesu, dan tidak bersemangat
Masalah keperawatan : harga diri rendah
4. Alam perasaan:
Klien mengatakan sedih dan merasa bersalah atas apa yang dialami
suaminya
Masalah keperawatan : harga diri rendah
5. Afek :
Tumpul, respon memerlukan stimulus yang kuat
Masalah keperawatan : harga diri rendah
6. Interaksi selama wawancara:
Klien tidak kooperatif, kontak mata kurang klien lebih suka menunduk
Masalah keperawatan : harga diri rendah
7. Persepsi :
Klien mengatakan tidak mendengar suara-suara, tidak melihat bayang-
bayang
Masalah keperawatan : tidak ada
8. Proses berpikir:
Pada saat dikaji proses pikir klien sirkumstansial
Masalah keperawatan : menarik diri secara sosial
9. Isi pikir:
Pada saat dikaji tidak ditemukan adanya waham
Masalah keperawatan : tidak ada
10. Tingkat kesadaran:
Klien mampu mengenal orang-orang terdekatnya
Masalah keperawatan : tidak ada
11. Memori:
Klien mampu mengingat masa lalunya, keluarganya
Masalah keperawatan : tidak ada
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien ingin berhitung sederhana
Masalah keperawatan : menarik diri secara sosial
13. Kemampuan menilai
Gangguan ringan, dapat mengambil keputusan dengan bantuan orang
lain
Masalah keperawatan : isolasi sosial
14. Daya tilik diri
Klien menyalahkan dirinya, mengritik dirinya dan merasa tidak berguna
Masalah keperawatan : harga diri rendah
i. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan: klien mau makan 3x/hari
2. BAB/BAK: klien mampu BAK/BAB sendiri dikamar mandi
3. Mandi: klien mampu mandi sendiri
4. Istirahat dan tidur: tidur siang 2 jam/hari, tidur malam dari jam 21.00
WIB. Aktivitas sebelum tidur tidak melakukan
5. Penggunaan Obat: meminum obat dengan bantuan perawat
6. Pemeliharaan kesehatan: Perawatan lanjutan
7. Aktivitas di dalam rumah, klien secara rutin dan disiplin melakukan
kegiatan yang telahdirencanakan(dijadwalkan) bersama perawat
8. Aktivitas di luar, klien mulai kembali mengikuti kegiatan-kegiatan di
lingkungan sosialnya
j. Mekanisme Koping
Maladaptif
Menyalahkan diri sendiri, menarik diri secara sosial, merasa tidak berguna
dan tidak berdaya.
Masalah keperawatan :
Gangguan konsep diri: harga diri rendah situasional
k. Aspek Medik
Terapi obat yang diberikan kepada klien saat ini adalah :
Asam Mefenamat ( 500g × 3)
l. Masalah keperawatan
Gangguan konsep diri: harga diri rendah situasional
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No.
Kelompok Data Masalah Etiologi Diagnosa
1. S:1. Klien mengatakan
bahwa ia patut disalahkan atas kematian suaminya
2. Klien mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang tidak berguna
3. Klien mengatakan dirinya tidak berdaya dan tidak ingin hidup lagi
4. Klien mengatakan bahwa tidak ada lagi yang akan peduli dengannya.
O:1. Klien menarik
diri dari hubungan sosial
2. Klien tidak mau makan, tidur
3. Klien tidak memperhatikan perawatan diri
4. Tidak ada kontak mata ketika klien diajak bicara
5. Klien berbicara dengan lambat dan suara yang
6. Klien merasa tidak nyaman menjadi pusat perhatian
Harga diri rendah situasional
Kematian orang terdekat (Suami)
Harga diri rendah situasional b.d perasaan diabaikan sekunder akibat : Kematian oarng terdekat (Suami)
4. RENCANA INTERVENSI
No. Dx
Tujuan Intervensi
1. KlienSetelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2 × 24 jam, diharapkan harga diri rendah situasional yang dialami klien dapat berkurang dengan kriteria hasil:
1. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
3. Klien dapat menetapkan/memlilih kegiatan yang sesuai dengan kemampuan
4. Klien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
5. Klien dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya
1. Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien dengan cara mendiskusikan bahwa klien masih memiliki kemampuan dan aspek positif seperti kegiatan di rumah, adanya keluarga dan lingkungan terdekat klien dan beri pujian yang relistik
2. Bantu klien agar dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan dengan cara mendiskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan, bantu klien menyebutkan dan beri penguatan, beri respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif
3. Bantu klien memilih/menetapkan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan dengan cara mendiskusikan dengan klien beberapa aktifitas yang dapat dilakukakan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan dilakukan klien sehari-hari.
4. Latih kegiatan klien yang sudah dipilih sesuai kemampuan
5. Bantu klien agar dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuanya dan menyusun rencana kegiatan
KeluargaSetelah dilakukan pendidikan 1. Jelaskan pada keluarga tentang
kesehatan selama 3 × 24 jam, diharapkan keluarga dapat membantu klien sembuh dari harga diri rendah situasional yang dialami klien, dengan kriteria hasil:
1. Keluarga dapat membantu klien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
2. Keluarga memfasilitasi aktifitas klien sesuai kemampuan
3. Keluarga memotivasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan latihan yang dilakukan, dan memberikan pujian atas keberhasilan klien
4. Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan klien
harga diri rendah yang ada pada klien
2. Diskusikan dengan keluarga kemampuan yang dimiliki klien dan memuji klien atas kemampuanya
3. Anjurkan keluarga untuk memotivasi klien dalam melakukan kegiatan yang sudah dilatihkan klien dengan perawat
4. Ajarkan keluarga cara mengamati perkembangan perubahan perilaku klien
5. IMPLEMENTASI
No. Tanggal/ Implementasi Evaluasi Proses Ttd
Dx Jam
1. 10 Juni 2011(Klien)
10.00 WIB
10.05 WIB
10.30 WIB
11.00 WIB
Menjelaskan pada klien dan keluarga tindakan keperawatan yang akan dilakukan.
Mengidentifikasi Kemampuan dan aspek positif klien Mendiskusikan aspek
positif dan kemampuan klien yang masih dimiliki
Memberi pujian yg realistis
Membantu klien memilih kemampuan yang masih dapat digunakan Mendiskusi
kemampuan pasien yg masih bisa digunakan saat ini
Membantu pasien menyebutkan dan memberi penguatan thd kemampuan klien
Merespons kondusif dan menjadi pendengar yang aktif
Membantu klien memilih kegiatan yang akan dilatih
Klien mengerti tentang tindakan keperawatan yang dilakukan, klien tampak tidak nyaman
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positifnya.
Klien tampak merasa nyaman dan rileks
Klien tampak antusis dan tidak
Layar M.
12.45 WIB
13.30 WIB
sesuai kemampuan klien Mendiskusikan
dengan klien kegiatan yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
Membantu klien menetapkan kegiatan yang dapat di lakukan (mandiri, bantuan minimal, bantuan penuh dari lingkungan terdekat pasien)
memberikan contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan klien
menyusun bersama klien daftar kegiatan sehari-hari klien
Melatih klien sesuai kemampuan yang dipilih Mendiskusikan dan
tetapkan urutan kegiatan yang akan dilatih
Memperagakan kegiatan yang akan dilakukan pasien.
Memberi dukungan dan pujian yang realistik
Memberikan pujian yang wajar terhadapkeberhasilan klien
menarik diri
Klien tampak rileks dan mengerti tentang penjelasan yang diberikan
Klien tampak merasa senang dan rileks
13.40 WIB
13.50 WIB
11 Juni 201110.00 WIB
10.05 WIB
Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian Meyakinkan klien
bahwa keluarga mendukung setiap aktifitas yang dilakukannya
Terminasi dan membuat janji untuk pertemuan berikutnya
Menjelaskan pada klien dan keluarga tindakan keperawatan yang akan dilakukan
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien Memberi kesempatan
pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatih
Memberi pujian atas aktifitas/kegiatan yang dapat dilakukan klien setiap hari.
Meningkatkan kegiatan yang sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap aktifitas yang telah dilakukan klien
Menyusun daftar aktifitas yang sudah dilatihkan bersama
Klien tampak rileks dan mengerti tentang penjelasan yang diberikan
Klien menyetujui waktu dan tempat, untuk pertemuan berikutnya
Klien mengerti tentang tindakan keperawatan yang dilakukan
Klien tampak rileks, nyaman dan mengerti tentang penjelasan yang diberikan
11.00 WIB
11.30 WIB
11.45 WIB
pasien dan keluarga. Memberikan
kesempatan klien mengungkapkan perasaanya setelah pelaksanaan kegiatan
Melatih kemampuan kedua Mendiskusikan dan
tetapkan urutan kegiatan yang akan dilatih
Memperagakan kegiatan yang akan dilakukan pasien.
Memberi dukungan dan pujian yang realistik
Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian Meyakinkan klien
bahwa keluarga mendukung setiap aktifitas yang dilakukannya
Melakukan terminasi
Klien tampak antusis, tidak menarik diri dan mengerti penjelasan yang diberikan
Klien mengerti tentang penjelasan yang diberikan
Klien tampak merasa nyaman
10 Juni 2011(Keluarga)08.00 WIB
08.05 WIB
Menjelaskan pada keluarga tentang kegiatan yang akan dilakukan.
Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga
Keluarga mengerti tentang kegiatan yang dilakukan
Keluarga tampak memahami tentang
Layar M
08.30 WIB
09.00 WIB
09.30 WIB
11 Juni 201108.00 WIB
08.05 WIB
08.30 WIB
09.00 WIB
dalam merawat klien
Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami klien beserta proses terjadinya
Menjelaskan cara-cara merawat klien harga diri rendah
Terminasi dan membuat janji pertemuan berikutnya
Menjelaskan pada keluarga tentang kegiatan yang akan dilakukan.
Melatih Keluarga Mempraktektan cara merawat klien dengan harga diri rendah
Memotivasi keluarga melakukan cara merawat klien dengan harga diri rendah
Terminasi dan membuat
masalah dihadapi
klien
Keluarga tampak mengerti tentang penjelasan yang diberikan
Keluarga mengerti tentang penjelasan yang diberikan
Keluarga menyetujui waktu dan tempat, untuk pertemuan berikutnya
Keluarga mengerti tentang kegiatan yang dilakukan
Keluarga mengerti tentang penjelasan yang diberikan
Keluarga mengerti tentang penjelasan yang diberikan
Keluarga
12 Juni 201108.00 WIB
08.05 WIB
08.30 WIB
09.30 WIB
janji pertemuan berikutnya
Menjelaskan pada keluarga tentang kegiatan yang akan dilakukan.
Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat
Menjelaskan follow up klien setelah pulang Menganjurkan
keluarga untuk memotivasi klien dalam melakukan kegiatan yang sudah dilatihkan klien dengan perawat
Membantu keluarga menciptakan suasana rumah yang kondusif
Mengajarkan keluarga cara mengamati perkembangan perubahan perilaku klien
Melakukan terminasi
menyetujui waktu dan tempat, untuk pertemuan berikutnya
Keluarga mengerti tentang kegiatan yang dilakukan
Keluarga mengerti tentang penjelasan yang diberikan
Keluarga tampak memahami tentang kebutuhan klien akan perhatian orang terdekat
Keluarga paham atas penjelasan
6. EVALUASI HASIL
No. Dx
Tanggal/Jam
Evaluasi hasil Ttd.
1. 12 Juni 201110.00 WIB
S:1. Klien mengatakan bahwa
kejadian yang dialaminya adalah takdir dari tuhan, sehingga ia harus menerimanya dengan ikhlas
2. Klien mengatakan bahwa masih ada anak-anaknya yang mencintai dan mempedulikannya
3. Klien mengatakan bahwa ia harus mulai menata kehidupanya dari awal lagi
O:1. Klien tampak sudah dapat
menerima kenyataan yang telah terjadi
2. Klien tidak lagi mengritik dirinya sendiri
3. Klien mulai memperhatikan perawatan dirinya
4. Keluarga mengatakan bahwa selera makan klien telah pulih dank lien dapat tidur dengan tenang
5. Keluarga mengatakan, klien tidak lagi berusaha menarik diri saat didekati
6. Klien dapat berbicara dengan tenang dan mulai menjalin kontak mata
A:Tujuan tercapai seluruhnyaP:Intervensi dipertahankan hingga klien dapat pulih sepenuhnya dari harga diri rendah situasional yang dialaminya
Layar M.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta.
Keliat, Budi Anna.(1999). Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. EGC: Jakarta
Kelompok Keilmuan Keperawatan Jiwa. (2005). Modul Community Mental Health Nursing
NANDA International. (2008). Nursing Diagnoses: Definition and Classification .Philadelphia:USA.
Stuart GW, Sundeen SJ. (1998). Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. EGC: Jakarta