hanik (inpartu)

51
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN G 1 P 0000 Ab 000 UK 37 – 38 MINGGU ATERM/ TUNGGAL/ HIDUP / LETKEP/ INTRAUTERIN DENGAN INPARTU KALA I FASE LATEN DI PUSKESMAS BULULAWANG Oleh : HANIK 0605. PROGAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

Upload: ervina-meraih-bintang

Post on 26-Oct-2015

93 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU BERSALIN G1 P0000 Ab000 UK 37 – 38 MINGGU ATERM/

TUNGGAL/ HIDUP / LETKEP/ INTRAUTERIN

DENGAN INPARTU KALA I FASE LATEN

DI PUSKESMAS BULULAWANG

Oleh :

HANIK

0605.

PROGAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIDYAGAMA HUSADA-MALANG

2008

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

hidayah –Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan dengan

judul Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin G1 P0000 Ab000 UK 37-38 minggu

aterm/ tunggal/ hidup/ intrauterine dengan inpartu kala 1 fase laten.

Dalam penyusunan laporan ini, kami banyak mendapat bimbingan,

pengalaman dan bantuan dari berbagai pihak.

Untuk itu kami ucapkan terima kasih kapada:

1. Drg. T. Tikto Gunawan, MM selaku Kepala Puskesmas Singosari yang telah

memberi kesempatan kami untuk praktek di Puskesmas Singosari.

2. Ibu Peni Indrawati, S.KM selaku Ketua Program Studi Diploma III Kebidanan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widyagama Husada Malang.

3. Ibu Yulida Ti’ani, AMd. Keb selaku pembimbing lapangan di Puskesmas

yang telah membimbing dan mengarahkan kami selama praktek.

4. Ibu Ummi Hani, S.SiT selaku pembimbing pendidikan Program Studi

Diploma III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kebidanan Widyagama Husada

Malang yang telah membina dan mengarahkan kami selama praktek.

5. Kedua orang tua yang telah memberi dukungan moral, materi dan spiritual.

6. Semua rekan-rekan yang telah membantu dalam penyusunan Asuhan

Kebidanan ini.

Dalam penulisan Asuhan Kebidanan ini penulis menyadari adanya

keterbatasan sebagai manusia yang tidak luput dari kekurangan dan kekhilafan.

Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan

khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Malang, Juli 2008

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada akhir kehamilan ibu dan janin mempersiapkan diri untuk

menghadapi proses persalinan. Persalinan dan kelahiran merupakan akhir dari

kehamilan. Persalinan dianggap normal jikwa wanita berada pada/ dekat masa

aterm, tidak terjadi komplikasi, terdapat 1 janin dengan presentasi puncak

kepala, dan persalinan selesai dalam 24 jam.

Tahap pertama persalinan ditetapkan sebagai tahap yang berlangsung

sejak terjadi kontraksi uterus yang teratur sampai dilatasi serviks lengkap.

Tahap pertama persalinan dibagi dalam 3 bagian : fase laten, fase aktif, dan

fase transisi. Selama fase laten, effacement ibu banyak mengalami kemajuan

daripada penurunan janin. Selama fase aktif dan fase transisi dilatasi Cx dan

penurunan bagian presentasi berlangsung lebih cepat.

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Penulis dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny “S” usia 21 tahun

GII P0000 Ab000 Ab100 UK 41-42 mgg, tunggal, hidup, letkep, intrauterine,

inpartu kala I fase aktif.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian data

b. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah

c. Mengantisipasi masalah potensial

d. Mengidentifikasi kebutuhan segera

e. Melakukan intervensi

f. Melakukan implementasi sesuai dengan intervensi

g. Mengevaluasi

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup asuhan kebidanan dalam makalah ini hanya pada

persalinan inpartu kala I fase aktif.

1.4 Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam membuat asuhan kebidanan

pada Ny “S” usia 21 tahun GII P0000 Ab000 Ab100 UK 41-42 mgg, tunggal, hidup,

letkep, intrauterine, inpartu kala I fase aktif menggunakan pendekatan

deskriptif, dengan melakukan tinjauan kasus melalui :

a. Wawancara/ anamnese

Komunikasi langsung yang bertujuan untuk mencari informasi guna

melengkapi data pasien dengan cara berkomunikasi baik dengan pasien

maupun keluarga untuk mendapatkan data yang akurat.

b. Observasi

Dengan cara mengamati perilaku dan keadaan pasien untuk memperoleh

data tentang kesehatan pasien.

c. Studi kasus

Mempelajari dan melengkapi data dengan melihat catatan dan status,

catatan perkembangan serta hasilnya.

d. Studi Pustaka

Dari buku-buku penunjang

e. Pelaksanaan

laporan ini merupakan hasil kegiatan praktek belajar lapangan di

Puskesmas Sumber Pucung pada tanggal 30 Juni – 19 Juli 2008.

1.4 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN, berisi tentang :

Latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup, metode penulisan,

pelaksanaan, sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Konsep dasar persalinan, konsep dasar asuhan kebidanan.

BAB III TINJAUAN KASUS

Pengkajian data, identifikasi diagnosa dan masalah, identifikasi

diagnosa dan masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera,

intervensi, implementasi, evaluasi.

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

Kesimpulan dan Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Persalinan

2.1.1 Pengertian

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang

telah cukup bulan/ dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir/ jalan

lain dengan bantuan atau tanpa bantuan/ kekuatan sendiri. (Manuaba,

1998).

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat

hidup dari uterus melalui vagina ke dunia luar (Mochtar, 1999).

Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan

cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang

kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu

maupun pada janin (Sarwono, 1988).

2.1.2 Etiologi Persalinan

a. Teori Penurunan Hormon

Satu sampai dua minggu partus mulai terjadi penurunan kadar hormon

estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-

otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah

sehingga timbul his bila kadar progesteron turun.

b. Teori Plasenta Menjadi Tua

Yang akan menyebabkan turunnya kadar progesteron dan estrogen yang

menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini akan menimbulkan

kontraksi.

c. Teori Distensi Rahim

Rahim yang menjadi besar dan menegang menyebabkan sistem otot-otot

rahim sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenter.

d. Teori Iritas Mekanik

Dibelakang servik terletak ganglion servikalis (fleksus franken hauses).

Bila ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh pola janin, akan

timbul kontraksi uterus.

(Mochtar, 1998)

2.1.3 Tanda- tanda Inpartu

Rasa sakit adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur

Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-

robekan kecil pada servik.

Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya

Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan telah ada.

2.1.4 Tanda- tanda Persalinan

Kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primi.

Perut kelihatan lebih melebar fundus uteri turun

Perasaan sering atau susah kencing karena kandung kemih tertekan oleh

bagian terbawah janin

Perasaan sakit di perut dan di punggung oleh adanya kontraksi lemah

dari uterus kadang juga disebut False labor pains.

Serviks menjadi lembek mulai mendatar dan sekresinya bertambah

banyak bercampur darah (blood show).

2.1.5 Faktor- faktor yang berperan dalam persalinan

- Kekuatan yang mendorong janin keluar (Power)

His (kontraksi otot rahim)

Kontraksi otot dinding perut

Kontraksi diafragma

- Passanger (Janin dan plasenta)

- Passage

- Psikis ibu

Ketakutan, kecemasan, kesendirian, stres/ kemarahan yang berlebih

dapat menyebabkan persalinan yang melambat. Wanita yang tidak

didukung secara emosional akan mengalami kesulitan dalam persalinan.

- Penolong

Kala I : penolong mengawasi wanita inpartu sebaik-baiknya serta

menanamkan semangat diri kepada wanita bahwa persalinan

adalah fisiologis.

Kala II : Umumnya kepala janin telah masuk dalam panggul, his

datang lebih sering dan kuat, pada saat ini penolong harus

tetap siap memimpin persalinan.

Kala III : Pengawasan pada kala pelepasan dan pengeluaran uri cukup

penting, karena kelalaian dapat menyebabkan resiko

perdarahan yang dapat membawa kematian.

Kala IV : pengawasan pada darah keluar harus ditakar sebaik-baiknya,

kehilangan darah pada persalinan biasa disebabkan oleh luka

pada pelepasan uri, robekan serviks dan perineum.

(Mochtar, 1998)

2.1.6 Pembagian Tahap Persalinan

Pimpinan persalinan kala I

Adalah kala pembukaan yang tertanggung antara pembukaan 1-10

(pembukaan lengkap). Kala I dimulai sejak terjadinya kontraksi dan

pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap. Lama kala I

berlangsung 12 jam untuk primi gravida sekitar 8 jam untuk multigravida.

Kala I pembukaan dibagi atas 2 fase yaitu :

Fase laten

Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan

pembukaan serviks secara bertahap.

- Pembukaan serviks kurang dari 4 cm

- Biasanya berlangsung 7-8 jam

Fase aktif

- Dimulai sejak awal kontraksi uterus. umumnya meningkat (kontraksi

dianggap akurat jika terjadi 3 x 1) dalam waktu 10 menit dan

berlangsung selama 40 detik atau lebih).

- Pada primigravida pembukaan serviks 2 jam tiap 1 cm

- Pada multigravida pembukaan serviks 1 jam tiap 1 cm

- Terjadi penurunan bagian terbawah janin

Fase aktif berlangsung ± 6 jam dibagi dalam 3 sub fase yaitu :

1. Periode akselerasi

Berlangsung 2 jam pembukaan menjadi 4 cm

2. Periode dilatasi maksimal

Selama 2 jam berlangsung cepat pembukaan menjadi 9 cm

3. Periode deselerasi

Berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan jadi 10 cm atau

lengkap.

Pimpinan persalinan kala II

Kala II dimulai ketika pembukaan servik sudah lengkap (10 cm) dan

berakhir dengan lahirnya bayi.

Tanda dan gejala kala II persalinan

- Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi

pada kala II his semakin kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2-3 menit

dengan durasi < 50 – 100 detik.

- Ibu merasakan semakin meningkatnya tekanan pada rektum dan atau

vaginanya.

- Perinium terlihat menonjol.

- Vulva vagina sfingter ani terlihat membuka

- Peningkatan pengeluaran darah dan lendir

Diagnosa kala II persalinan dapat ditegakkan atas dasar hasil pemeriksaan

dalam yang menunjukkan :

- Pembukaan servik telah lengkap atau

- Terlihat bagian kepala bayi pada introitus vagina

Kala III (pelepasan uri)

Kala III dimulai setelah dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput

ketuban setelah bayi lahir kontraksi rahim berhenti sekitar 5-10 menit teraba

keras, fundus uteri teraba setinggi pusat beberapa saat sebelumnya timbul

his pelepasan dan pengeluaran uri dalam waktu 5-10 menit sebelum plasenta

terlepas, terdorong ke dalam vagina dan lahir spontan atau dengan sedikit

dorongan diatas sympisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya

berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai

dengan tanda-tanda pelepasan plasenta :

1. Uterus menjadi bundar

2. Tali pusat bertambah panjang

3. Semburan darah secara tiba-tiba

4. Uterus terdorong ke atas karena plasenta dilepas ke segmen bawah

rahim.

- Manajemen aktif kala III terdiri dari 3 langkah utama

1. Pemberian suntikan oksitosin

2. Melakukan penegangan tali pusat terkendali

3. Pemijatan fundus uteri (masase)

Kala IV

Melakukan observasi karena perdarahan post partum paling sering terjadi

pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan :

1. Tingkat kesadaran

2. Kontraksi rahim (keras dan lunaknya dapat diketahui dengan palpasi

3. Perdarahan : jumlah perdarahan

4. Kandung kemih : harus kosong, jika penuh ibu disuruh kencing atau

dilakukan kateterisasi.

5. Luka-luka : jahitannya baik atau terdapat perdarahan

6. Uri dan selaput ketuban harus lengkap

7. Tanda-tanda vital ibu (tensi, nadi, suhu, pernafasan)

8. Bayi dalam keadaan baik

(Mochtar, 1998)

2.1.7 Penatalaksanaan

Dalam kala I bidan/ penolong persalinan ialah mengawasi wanita

inpartu sebaik-baiknya, penanganan :

a.Jika ibu tampak gelisah, ketakutan

- Berilah dukungan, yakinkan dirinya

- Berilah informasi mengenai proses kemajuan persalinan

- Dengarkan setiap keluhan ibu.

b. Jika ibu tampak kesakitan

- Lakukan perubahan posisi

- Sarankan ibu untuk berjalan-jalan

- Ajaklah orang untuk menemani untuk memijat/ menggosok

punggungnya.

- Ajarkan teknik bernafas, ibu diminta untuk menarik nafas panjang

menahannya sebentar kemudian dilepaskan dengan meniup udara ke

luar sewaktu kontraksi.

Penanganan kala 2

a. Memberikan dukungan ibu secara terus menerus

b. Menjaga kebersihan diri

c.Masase untuk menambah kenyamanan ibu

d. Mengatur posisi ibu dalam mengejan

Penanganan kala 3

a. Memberikan oksitosin untuk merangsang uterus berkontraksi yang juga

mempercepat pelepasan plasenta.

b. Lakukan penaganan tali pusat terkendali

c. Masase uterus

Penanganan kala 4

a.Periksa fundus tiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada

jam kedua.

b. Periksa TD, nadi, kandung kemih, perdarahan tiap 15 menit pada jam

pertama dan tiap 30 menit pada jam kedua.

c.Usahakan ibu minum untuk menghindari dehidrasi

d. Bersihkan ibu dan kenakan pakaian bersih dan kering

e.Biarkan ibu beristirahat.

2.1.8 Mekanisme Persalinan

a. Enggogement

Yaitu penancapan kepala janin pada bagian PAP.

b. Penurunan kepala

- Masuknya kepala dalam pintu atas panggul

- Majunya kepala

Majunya kepala ini bersamaan dengan gerakan-gerakan yang lain

ialah fleksi, putar paksi dalam dan ekstensi, dan yang menyebabkan

majunya kepala adalah :

- Tekanan cairan intra uterine

- Tekanan langsung oleh fundus pada bokong

- Kekuatan mengejan

- Meluruskan badan anak oleh perubahan bentuk rahim.

c.Fleksi

Keuntungannya bahwa ukuran kepala yang lebih kecil melalui jalan lahir

diameter sub occipito brematika (9,5 cm) menggantikan diameter sub

occipito frontali (11 cm). Fleksi ini karena anak didorong maju dan

sebaliknya mendapat tekanan dari pinggir pintu atas panggul serviks

dinding pinggul.

d. Putar paksi dalam

Adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian

terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah symphisis tidak

terjadi tetapi selalu bersamaan dengan majunya kepala tidak terjadi

sebelum sampai ke hodge III.

e.Ekstensi

Sub occipito yang menjadi pusat pemutaran disebut hipomoklion maka

berturut-turut lahirlah bregma, dahi, hidung, muka dan akhirnya dagu.

f. Putar paksi luar

Setelah kepala lahir maka kepala anak memutar kembali ke arah

punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi

karena putar paksi dalam.

g. Ekspulsi

Setelah putar paksi luar bahu depan sampai di bawah symphisis dan

menjaga hipomoklior untuk kelahiran bahu belakang kemudian bahu

depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan

putar paksi jalan lahir.

(Manuaba, 1998)

2.1.9 Frekuensi Minimal Penilaian dan Intervensi Dalam Persalinan Normal

Parameter Frekuensi pada fase laten Frekuensi pada fase aktif

Tekanan darah

Suhu badan

Nadi

Denyut jantung janin

Kontraksi

Pembukaan serviks

Penurunan

Setiap 4 jam

Setiap 4 jam

Setiap 30-60 menit

Setiap 1 jam

Setiap 1 jam

Setiap 4 jam*

Setiap 4 jam*

Setiap 4 jam

Setiap 2 jam

Setiap 30 menit

Setiap 30 menit

Setiap 30 menit

Setiap 4 jam*

Setiap 4 jam*

* Dinilai pada setiap pemeriksaan dalam

(Sarwono, 1998)

2.1.10 Perbedaan kemajuan persalinan pada multi dan primipara

Tahap persalinan Primi Multi

Kala I fase laten

Kala I fase aktif

Kala II

Kala III

Kala IV

12 jam

2 jam tiap 1 cm

2 jam

30 menit

2 jam

8 jam

1 jam tiap 1 cm

1 jam

15 menit

2 jam

(Sarwono, 1999)

2.2 MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

2.2.1 Pengkajian Data

No. Reg :

Tgl : Jam :

Tempat :

Tgl MRS :

1. Data Subyektif

a. Biodata

Nama :

Umur : Usia reproduksi (20 – 35 tahun)

Agama :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Alamat :

b. Keluhan utama

Ibu mengatakan perutnya merasa kenceng-kenceng sejak jam .....

tanggal ....... dan pengeluaran lendir serta darah sejak jam ............

tanggal ...................

c. Riwayat kesehatan sekarang

Untuk mengetahui penyakit yang diderita saat ini (penyakit yang

menyertai hamil seperti DM, asma, hipertensi, dll).

d. Riwayat kesehatan lalu

Untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita ibu, penyakit meular,

menurun dan menahun yang bisa mengganggu proses persalinan dan

nifas seperti DM, asma, hipertensi, dll)

e. Riwayat kesehatan keluarga

Untuk mengetahui latar belakang kesehatan dalam keluarga baik yang

kronis, menular, menahun (DM, serta kehamilan ganda).

f. Riwayat haid

HPHT : untuk mengetahui UK (UK 37-42 minggu)

TP : untuk mengetahui tafsiran persalinan

g. Riwayat pernikahan

Untuk mengetahui status pernikahan.

h. Riwayat kehamilan, perslainan, nifas yang lalu

No.Hamil

ke

Persalinan Nifas AnakKet

Usia Penlg Tmpt Penylt ASI Penylt Sex BBL H/M

i. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas sekarang

Trimester I : ANC 1x, keluhan yang biasa terjadi pada kehamilan

trimester I adalah mual muntah, sering kencing,

mendapat Bc, B6, penyuluhan tentang nutrisi selama

kehamilan.

Trimester II : ANC 1x, keluhan tidak ada sehubungan dengan ibu

yang mulai beradaptasi dengan kehamilannya. Obat

yang dikonsumsi Fe, kalk, TT1 dan TT2 pada UK 5

dan 6 bulan, gerakan janin mulai terasa, nafsu makan

meningkat.

Trimester III : ANC 2x, keluhan yang biasa terjadi adalah sesak,

sakit punggung, mendapat B1, B6, kalk, penyuluhan

yang didapat adalah tentang tanda inpartu.

j. Riwayat KB

Ibu menggunakan KB jenis apa.

k. Pola kebiasaan sehari-hari

Pola nutrisi

Pada ibu inpartu, sebaiknya memilih bahan makanan yang

komplek karbohidrat yang mudah dicerna (makan yang

mengandung zat tepung, buah-buahan dan sayuran). Hindarkan

makanan yang berminyak/ makanan dengan bumbu yang banyak.

Untuk mium bisa dipilih air putih, teh, air kacang hijau yang

berfungsi menambah kekuatan dan power ibu. Ibu inpartu

mengalami gangguan karena adanya mules-mules sehingga ibu

merasa tidak enak makan, dianjurkan bagi ibu inpartu makan dan

minum secukupnya saja.

Pola eliminasi

Terjadi peningkatan frekuensi BAK karena adanya penekanan pada

vesika urinaria oleh kepala janin. Jika ingin BAB/ BAK sebaiknya

tidak ditahan karena akan menghambat kemajuan persalinan.

Pola aktifitas

Sebaiknya untuk ibu inpartu kala I fase aktif tidur miring kiri/

kanan karena bisa mempercepat masuknya kepala ke panggul, ibu

tidak dianjurkan tidur terlentang karena akan menyebabkan

penekanan pada vena cava inferior yang akan menyebabkan

hipoksia janin.

Pola istirahat

Normalnya ibu yang inpartu dapat beristirahat seperti berbaring/

tidur siang ± 1-2 jam, tidur malam ± 7-8 jam, ibu inpartu akan

mengalami gangguan karena adnaya kontraksi terus menerus,

sehingga dapat istirahat pada saat tidak ada kontraksi/ his.

Pola kebersihan

Hendaknya kebersihan lebih ditingkatkan pada proses persalinan

rentan terjadi infeksi, jaga kebersihan ibu dengan cara sering

mengganti perlak-perlak underped. Menjaga kebersihan ibu juga

berguna untuk memberikan rasa nyaman ke ibu.

Pola kebiasaan lain

Sebaiknya ibu tidak mengkonsumsi jamu, merokok, minuman

beralkohol, karena bisa memperburuk keadaan janin di dalam

rahim.

l. Psikologis dan sosial

Psikologis : kelelahan dan ketakutan dan perasaan putus asa

akan mengakibatkan kala I yang memanjang dan menambah

berat rasa nyeri dan tidak ada kemajuan persalinan yang berarti.

Memberi motivasi pada ibu dengan cara suami disuruh

menemani agar ibu tidak merasa cemas dan takut.

Sosial

Hubungan ibu dengan suami, keluarga, tetangga sekitarnya.

2. Data Obyektif

a. Pemeriksaan Umum

KU : baik – lemah

Kesadaran : composmentis – somnolen

TTV : TD : Cenderung menurun (Normal 110/70 – 120/80 mmHg)

N : Meningkat (normal : 70 – 90 x/menit)

RR : meningkat (normal 16 – 24 x/menit)

S : meningkat (normal 36,5 – 37,5 0C)

BB : meningkat (normal : 7 – 13 kg)

Lila : meningkat (n : > 23 cm)

TB : > 145 cm

b. Pemeriksaan Khusus

Inspeksi

Kepala : simetris, kulit kepala bersih, tidak ada luka

Rambut : hitam, lurus/ keriting, tidak rontok

Muka : tidak pucat, tidak oedema, tidak ada cloasma

gravidarum

Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera tidak icterus

Hidung : simetris, tidak ada secret, tidak ada pernapasan cuping

hidung

Telinga : simetris, tidak ada serumen, tidak ada gangguan

pendengaran

Mulut : simetris, bibir tidak pucat, tidak kering, tidak ada

stomatitis

Leher : simetris, tidak ada pembesaran pada tiroid, tidak ada

bendungan vena jugularis

Dada : simetris, pernapasan normal, tidak ada retraksi

dinding dada

Payudara : simetris, terdapat hiperpigmentasi areola mamae,

hipervaskularisasi pada payudara, puting susu

menonjol, ada pengeluaran kolostrum

Abdomen : ada pembesaran perut, ada strie lividae, linea nigra,

tidak ada luka bekas operasi, ada his

Genetalia : tidak ada oedema, tidak ada varises, terdapat

pengeluaran pervaginam (lendir, darah, cairan

ketuban).

Anus : tidak ada hemoroid

Ekstremitas : tidak ada oedema, tidak ada varises.

Palpasi

Payudara : tidak ada benjolan, terdapat pengeluarna ASI kolostrum

Abdomen : his dalam 10 menit 3 x lamanya > 40 detik

Leopold I : menentukan TFU (N : 29 – 39 cm)

Leopold II : menentukan apa yang berada di sebelah kanan, kiri

perut ibu.

Leopold III : menentukan bagian terendah janin (N : kepala)

Menentukan kepala sudah masuk PAP/ belum (N :

sudah masuk)

Leopold IV : menentukan berapa jauh bagian terendah janin sudah

masuk PAP

TBJ : HI : TFU (cm) – 13 x 155) =

H II : TFU (cm) – 12 x 155 =

H III : TFU (cm) – 11 x 155 =

Kandung kemih tidak penuh

Ekstremitas : tidak ada oedema, turgor kulit baik

Auskultasi

DJJ : (N : 120 – 160 x/menit)

c. Pemeriksaan dalam

Tanggal :

Jam :

Hasil : - Pengeluaran pervag (blood slem)

- Pembukaan : Ø 4 . 10 cm, ± 6 jam

- Penipisan : 0 – 100 %

- Ketuban : utuh / pecah

- Bagian terdahulu : kepala / bokong

- Disamping bagian terdahulu : tidak teraba bagian

kecil

- Bagian terendah : UUK

- Hodge : I, II, III, IV

- Molase : adakah penumpukan tulang sutura / tidak

2.1.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah

Dx : Ny “...” G..... P.... Ab..... UK ...... minggu, tunggal / hidup/ intrauterin,

letkep inpartu kala I fase aktif.

Ds : Ibu mengatakan hamil ..... bulan merasakan kenceng-kenceng

mengeluarkan lendir bercampur darah sejak jam ...................

KU : baik – lemah

Kesadaran : composmentis – somnolen

TTV : TD : Cenderung menurun (Normal 110/70 – 120/80 mmHg)

N : Meningkat (normal : 70 – 90 x/menit)

RR : meningkat (normal 16 – 24 x/menit)

S : meningkat (normal 36,5 – 37,5 0C)

BB : meningkat (normal : 7 – 13 kg)

Lila : meningkat (n : > 23 cm)

TB : > 145 cm

- Inspeksi

Genetalia : tidak ada oedema, tidak ada varises, terdapat

pengeluaran pervag (lendir, darah, cairan ketuban)

- Palpasi

His : His dalam 10 menit 3 x lamanya > 40 detik

Abdoment : Leopold I : menentukan TFU (N : 29-39 cm) dan

apa yang ada di fundus (N : bokong)

Leopold II : menentukan apa yang ada di sebelah

kanan dan kiri perut ibu (N : punggu,

bagian kecil janin)

Leopold III : menentukan bagian terendah janin (N

: kepala), menentukan kepala sudah

masuk PAP/ belum (N : sudah

masuk)

Leopold IV : menentukan berapa jauh bagian

terendah janin, sudah masuk PAP

TBJ : TFU (cm) – 12 x 155 = .......... cm.

- Auskultasi

DJJ : (N : 120 – 160 x/menit)

V/V : - Pengeluaran (blood slem)

- Pembukaan : Ø 4-10 cm, ± 6 jam

- Penipisan : 0 – 100 %

- Ketuban : utuh / pecah

- Bagian terdahulu : kepala / bokong

- Disamping bagian terdahulu : tidak teraba bagian kecil

- Bagian terendah : UUK

- Hodge : I, II, III, IV

- Molase : adakah penumpukan tulang sutura/ tidak

2.1.3 Antisipasi Masalah Potensial

- Inersia uteri

- Kala II lama

- Asfiksia pada janin

2.1.4 Identifikasi Kebutuhan Segera

- Observasi CHPH

2.1.5 Intervensi

Dx : Ny “...” G..... P.... Ab..... UK ...... minggu, tunggal / hidup/ intrauterin,

letkep inpartu kala I fase aktif.

Tujuan : Persalinan dapat berjalan normal, ibu dan bayi dalam

keadaan sehat.

Kriteria hasil : KU baik

TTV dalam batas normal

Tidak terjadi komplikasi

DJJ dalam batas normal

Intervensi

1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga

R/ menumbuhkan rasa saling percaya dan hubungan terapiutik

2. Ajarkan pada ibu teknik relaksasi

R/ mengurangi nyeri saat his.

3. Lakukan observasi TD tiap 4 jam, suhu tiap 2 jam, observasi CHPB /

kemajuan persalinan tiap 30 menit.

R/ menilai kemajuan persalinan.

4. Lakukan VT tiap 4 jam/ bila ada indikasi

R/ menilai seberapa jauh pembukaan serviks

5. Kosongkan kandung kemih

R/ kandung kemih yang penuh dapat menghambat penurunan kepala.

6. Penuhi kebutuhan nutrisi ibu, anjurkan ibu untuk makan/ minum.

R/ makanan dan minuman yang cukup memberi banyak energi dan

mencegah dehidrasi saat persalinan.

7. Anjurkan ibu untuk miring kiri

R/ mengurangi tekanan pada vena cava inferior.

8. Mengajarkan pada ibu tentang cara mengejan yang baik.

R/ membantu memperlancar proses persalinan.

9. Berikan informasi mengenai proses dan kemajuan persalinan serta hasil

pemeriksaan yang telah dilakukan.

R/ pemberian informasi meningkatkan pengetahuan ibu sehingga ibu tahu

kondisi janin dan dirinya untuk memberikan ketenangan.

2.1.6 Implementasi

Tanggal : Jam :

Dx : Ny “...” G..... P.... Ab..... UK ...... minggu, tunggal / hidup/ intrauterin,

letkep inpartu kala I fase aktif.

Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi.

2.1.7 Evaluasi

Tanggal :

Jam :

Dx : Ny “...” G..... P.... Ab..... UK ...... minggu, tunggal / hidup/

intrauterin, letkep inpartu kala I fase aktif.

S :

O :

A :

P :

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 PENGKAJIAN DATA

No. Reg : ..........

Tanggal pengkajian : Senin, 30-6-2008

Jam : 14.30 WIB

Tempat : Puskesmas Sumber Pucung

Oleh : Hanik Eka Ratna

1. Data subyektif

a. Biodata

Nama Istri : Ny “S” Nama Suami : Tn “K”

Umur : 21 tahun Umur : 34 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SD Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh

Alamat : Suko RT 29 Kec. Sumber Pucung

b. Keluhan Utama

Ibu mengatakan hamil 9 bulan, merasa kenceng-kenceng sejak jam

05.00 WIB tanggal 30-6-2008, keluar lendir bercampur darah.

c. Riwayat kesehatan sekarang

Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular, menurun,

dan menahun seperti DM, hipertensi, TBC, hepatitis, asma dll.

d. Riwayat kesehatan yang lalu

Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit menular, menurun, dan

menahun seperti DM, hipertensi, TBC, hepatitis, asma, dll.

e. Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan baik di pihak ibu maupun suami tidak ada yang

menderita penyakit menular, menurun dan menahun seperti DM,

hipertensi, TBC, hepatitis, asma, dll. Dan dalam keluarga tidak

mempunyai keturunan kembar.

f. Riwayat Haid

Menarche : 14 tahun

Siklus haid : 28 hari

Lama haid : ± 7 hari

Banyaknya : ganti pembalut 3-4 softek/hari

Konsistensi : cairan dengan sedikit gumpalan

Dismenorhea : (-)

HPHT : 16-9-07

TP : 23 – 6 – 2008

g. Riwayat perkawinan

Nikah ke : 1

Lama nikah : 2 tahun

Umur pertama kali menikah : 19 tahun

h. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

No.Hamil

ke

Persalinan Nifas AnakKet

Usia Penlg Tmpt Penylt ASI Penylt Sex BBL H/M

1.

2.

1

2

3 bulan

Hamil ini

- - Abortus - - - - M

i. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas sekarang

Kehamilan

Trimester I : Ibu periksa ke bidan 2x, ibu mengalami mual

muntah di awal kehamilannya, mendapat

imunisasi TT 1x, Fe, dan vitamin, ibu rutin

meminumnya setiap mau tidur malam.

Trimester II : Ibu periksa ke bidan 2x, mendapatkan Fe,

vitamin dan kalk, merasakan adanya gerakan

janin pada usia kehamilan 5 bulan.

Trimester III : Ibu periksa ke bidan 2x, ibu mengeluh sakit

punggung, sering kencing, sering kenceng-

kenceng mengeluarkan cairan di vaginanya.

j. Riwayat KB

Setelah abortus ibu mengikuti KB pil < 2 bulan.

k. Pola kebiasaan sehari-hari

Pola nutrisi

Sebelum inpartu : Ibu tidur siang ± 2 jam dan tidur malam ± 6 jam

Selama inpartu : Ibu tidak bisa tidur karena perutnya terasa

kenceng-kenceng.

Pola eliminasi

Sebelum inpartu : makan 3x sehari dengan menu nasi, lauk, sayur,

minum air putih ± 8 gelas/hari

Selama inpartu : makan hanyak 1 x sehari dengan menu nasi,

lauk dan sayur (3 sendok). Minum teh ½ gelas.

Pola aktivitas

Sebelum inpartu : Ibu bekerja sebagai IRT, menyapu, memasak

dan mencuci baju

Selama inpartu : Ibu hanya tidur berbaring kiri dan kanan.

Pola istirahat

Sebelum inpartu : tidur siang ± 2 jam, tidur malam ± 8 jam

Selama inpartu : ibu tidak bisa tidur karena nyeri saat kontraksi.

Pola kebersihan

Sebelum inpartu : mandi 2 x sehari, ganti baju tiap habis mandi,

ganti celana dalam 2-3 x sehari, keramas 2x

seminggu, gosok gigi tiap kali mandi.

Selama inpartu : mandi hanya 1 x sebelum berangkat tidur, belum

ganti baju, ganti celana dalam 2 kali.

Pola kebiasaan lain

Selama hamil ibu mengkonsumsi jamu beras kencur dan

melaksanakan adat mitoni.

l. Psikologis dan sosial

Psikologis : ibu mengatakan merasa cemas dan takut akan

keselamatan bayi dan dirinya.

Sosial : hubungan ibu dengan keluarga dan lingkungan baik.

2. Data Obyektif

a. Pemeriksaan Umum

KU : baik

Kesadaran : composmentis

TTV : TD : 120/70 mmHg

N : 88 x/menit

RR : 20 x/menit

S : 36,8 0C

TP : 16-7-2008

TB : 135 cm

Lila : 24 cm

3. Pemeriksaan khusus

a. Inspeksi

Kepala : simetris, rambut ikal, hitam, tidak berketombe, rambut

tidak rontok.

Muka : tidak pucat, tidak oedema, tidak ada cloasma

gravidarum

Mata : konjungtiva, tidak pucat, sklera tidak icterus

Hidung : simetris, bersih, tidak ada pernapasan cuping hidung

Telinga : simetris, bersih, pendengaran baik, tidak ada serumen

Mulut : simetris, bibir tidak pusat, tidak ada caries gigi

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada

bendungan vena jugularis

Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada

Payudara : simetris, terdapat pembesaran payudara, terdapat

hipervaskularisasi, hiperpigmentasi areola, puting susu

menonjol, ASI kolostrum

Abdomen : pembesaran perut sesuai UK, terdapat linea nigra dan

strie albican, tidak ada luka bekas operasi, ada his (10’

4 x 35 detik)

Genetalia : tidak ada oedema, tidak ada varises, terdapat

pengeluaran pervaginam (darah dan lendir)

Anus : tidak ada hemoroid

Ekstremitas : simetris, tidak oedema, tidak ada varises, baik pada

ekstremitas atas maupun bawah.

b. Palpasi

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada

bendungan vena jugularis.

Payudara : tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan,

ASI kolostrum.

Perut : TFU 4 jari bawah Px (24 cm) : PUKA, letkep, his 10’

4 x 35 detik

Leopold I : TFU 4 jari bawah Px 32 cm di fundus teraba bokong

TBJ : (32 – 12) x 155 = 3100 gr.

Leopold II : teraba punggung disebelah kanan ibu

Teraba bagian kecil di sebelah kiri ibu

Leopold III : bagian terdahulu kepala

Leopold IV : kepala sudah masuk PAP (2/3) kandung kemih

kosong.

Ekstremitas : tidak ada oedem, turgor kulit baik

c. Auskultasi

DJJ : 11-11-11 = 132 x/menit (PUKA)

d. Pemeriksaan dalam

Tanggal : 30-6-2008

Jam : 14.30 WIB

Hasil : v/v : terdapat lendir bercampur darah, Ø 5 cm, eff 50%,

ketuban (+), bagian terdahulu kepala, tidak ada bagian kecil

disamping bagian terdahulu, bagian terendah, UUK jam 9,

Hodge II, molase 0.

3.2 IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH

Dx : Ny “S” Usia 21 tahun GII P0000 Ab100 UK 41 – 42 minggu, tunggal,

hidup, letkep, intrauteirne, inpartu kala I fase aktif.

Ds : Ibu mengatakan hamil 9 bulan, merasa kenceng-kenceng sejak jam

05.00 tanggal 30-6-2008, keluar lendir bercampur darah.

Do : Pemeriksaan umum

KU : Baik

Kesadaran : composmentis

TD : 120/70 mmHg

N : 88 x/menit

RR : 20 x/menit

S : 36,8 0C

Inspeksi

Mata : konjungtiva tidak pucat, sclera tidak icterus

Payudara : terdapat pembesaran payudara, terdapat

hipervaskularisasi dan hiperpigmentasi areola.

Abdomen : pembesaran perut sesuai UK, terdapat linea nigra dan

strie albikan, tidak ada luka bekas operasi.

Genetalia : tidak ada oedema, tidak ada varises, terdapat

pengeluaran per vaginam (darah dan lendir)

Palpasi

Payudara : tidak ada benjolan abnormal, terdapat pengeluaran

kolostrum

Abdomen : his dalam 10 menit terdapat 4 x his lamanya 3,5 detik

Leopold I : TFU 4 jari bawah Px (32 cm)

Teraba bokong di fundus

TBJ : (32-12) X 155 = 3100 gr

Leopold II : teraba punggung di sebelah kanan ibu

Teraba bagian kecil di sebelah kiri ibu.

Leopold III : bagian terdahulu kepala

Leopold IV : kepala sudah masuk PAP (2/5)

Kandung kemih kosong

Auskultasi

DJJ : 11-11-11 = 132 x/menit (PUKA)

Pemeriksaan dalam

Hasil : v/v terdapat lendir bercampur darah, Ø 5 cm, eff 50%,

ketuban (+), bagian terdahulu kepala, tidak ada bagian

kecil di samping bagian terdahulu, bagian terendah

UUK jam 9 Hodge II, molase (-).

3.3 ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL

- Inertia uteri

- Kala II lama

- Asfiksia pada bayi

3.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

- Observasi CHPB

3.5 INTERVENSI

Dx : Ny “S” Usia 21 tahun GII P0000 Ab100 UK 41 – 42 minggu,

tunggal, hidup, letkep, intrauteirne, inpartu kala I fase aktif.

Tujuan : Persalinan dapat berjalan normal, ibu dan bayi dalam keadaan

sehat.

Kriteria hasil : KU baik

TTV dalam batas normal

Tidak terjadi komplikasi

DJJ dalam batas normal

Intervensi

1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga

R/ menumbuhkan rasa saling percaya dan hubungan terapiutik

2. Ajarkan pada ibu teknik relaksasi

R/ mengurangi nyeri saat his.

3. Lakukan observasi TD tiap 4 jam, suhu tiap 2 jam, observasi CHPB /

kemajuan persalinan tiap 30 menit.

R/ menilai kemajuan persalinan.

4. Lakukan vaginal toucher tiap 4 jam/ bila ada indikasi

R/ menilai seberapa jauh pembukaan serviks

5. Kosongkan kandung kemih

R/ kandung kemih yang penuh dapat menghambat penurunan kepala.

6. Penuhi kebutuhan nutrisi ibu, anjurkan ibu untuk makan/ minum.

R/ makanan dan minuman yang cukup memberi banyak energi dan

mencegah dehidrasi saat persalinan.

7. Anjurkan ibu untuk miring kiri

R/ mengurangi tekanan pada vena cava inferior.

8. Mengajarkan pada ibu tentang cara mengejan yang baik.

R/ membantu memperlancar proses persalinan.

9. Berikan informasi mengenai proses dan kemajuan persalinan serta hasil

pemeriksaan yang telah dilakukan.

R/ pemberian informasi meningkatkan pengetahuan ibu sehingga ibu tahu

kondisi janin dan dirinya untuk memberikan ketenangan.

10. Lakukan persiapan penolong, pasien dan alat persalinan.

R/ mempersiapkan diri dalam proses persalinan

3.6 IMPLEMENTASI

Tanggal : 30-6-2008 Jam : 14.30 WIB

Dx : Ny “S” Usia 21 tahun GII P0000 Ab100 UK 41 – 42 minggu, tunggal,

hidup, letkep, intrauteirne, inpartu kala I fase aktif.

1. Melakukan pendekatan dengan keluarga klien dengan teknik komunikasi

terapiutik sehingga pasien ibu kooperatif dengan setiap tindakan.

2. Mengajarkan kepada ibu tentang teknik relaksasi, yaitu dengan menarik

nafas panjang menahannya sebentar kemudian dilepaskan dengan cara

meniup udara keluar melalui mulut sewaktu terasa kontraksi.

3. Melakukan observasi CHPB

4. Menganjurkan pada ibu untuk BAK/BAB saat ibu ingin melakukannya

agar tidak menghambat penurunan kepala.

5. Memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dengan memberikan minum manis/

makanan yang mudah dicerna.

6. Menganjurkan pada ibu untuk miring kiri/ kanan pada posisi lutut/ kaki

bawah lurus, kemudian paha ditekuk.

7. Mengajarkan pada ibu cara mengejan yang baik dan benar, yaitu dengan

dagu menempel pada leher, lalu mengejan sekuatnya.

8. Memberikan informasi mengenai proses kemajuan persalinan serta hasil

pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu keadaan janin dan ibu baik,

pembukaan sudah lengkap, untuk meningkatkan pengetahuan ibu sehingga

ibu tahu kondisi janin dan dirinya untuk memberikan ketenangan.

9. Melakukan Persialan alat, penolong dan pasien.

- Persiapan alat

Partus set, yang berisi :

2 klem kelly

½ choker

1 gunting tali pusat

1 gunting epis

Benang tali pusat

2 pasang handscoen

Kateter

Kassa steril

Heacting set

Jarum jahit

Nalfulder

Pinset anatomi

Pinset cyrugie

1 pasang sarung tangan DTT

Benang catgut

Lidokain 1%

Spuit 10 cc

Kapas DTT

Uterotonika (oksitosin, metergin)

Spuit 3 cc

Penghisap lendir

Bengkok

Fumandoskop

Bahan-bahan yang disusun secara urut (celamek, handuk, alas

bokong, ganti untuk bayi/ kain yang hangat, pakaian ganti ibu,

waslap)

Tempat sampah (medis dan non medis)

Tempat pakaian kotor ibu

Air DTT (2)

Larutan clorin 0,5%

Tempat plasenta

Partograf dan alat pencatatan

APD (alas kaki, kaca mata, masker)

Jam yang menggunakan detik

Tensimeter dan stetoskop

- Persiapan penolong

Mempersiapkan diri dengan memakai celamek : melakukan cuci

tangan menggunakan sabun dan dioles di air bersih yang mengalir

- Persiapan klien

Memberitahu ibu bahwa pembukaan telah lengkap, ibu sudah boleh

meneran dengan posisi tangan merangkul paha dan mendekap di depan

dada, mengambil nafas panjang melalui hidung, meneran di bawah

(seperti orang BAB) dan mengeluarkan nafas pelan-pelan melalui

mulut tanpa bersuara.

- Persiapan tempat persalinan

Menyiapkan tempat pertolongan persalinan yang bersih, rapi dan

tertutup.

3.7 EVALUASI

Tanggal : 30-6-2008 Jam : 16.30 WIB

Dx : Ny “S” Usia 21 tahun GII P0000 Ab100 UK 41 – 42 minggu, tunggal,

hidup, letkep, intrauteirne, inpartu kala I fase aktif.

S : Ibu mengatakan perutnya terasa kenceng-kenceng semakin kuat dan

sering dan merasa ingin mengejan.

O : KU : baik

Kesadaran : cm

His : 10’ 5 x 55”

Kandung kemih : kosong

S : 36,8 0C

N : 80 x/menit

VT Ø 10 cm, eff 100%, ketuban (+), letkep, tidak ada bagian kecil

disamping bagian terdahulu, UUK H IV

Terdapat tanda gejala kala II

- Dorongan untuk meneran

- Tekanan pada anus

- Perineum menonjol

- Vulva vagina membuka

A : Ny “S” Usia 21 tahun GII P0000 Ab100 UK 41 – 42 minggu, tunggal,

hidup, letkep, intrauteirne, inpartu kala II.

P : - Lakukan amniotomi untuk memecah ketuban

- Lakukan pertolongan persalinan secara APN

- Lakukan observasi KU, TTV ibu dan bayi

- Lakukan pemantauan 2 jam PP.

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam laporan ini penulis mendapatkan kesenjangan antara teori dan

praktek diantaranya :

- Di dalam teori disebutkan, diperlukan adanya pemantauan pada kandung

kemih ibu, akan tetapi pemantauan kandung kemih di praktek tidak dilakukan

- Pada persiapan alat, diperlukan handscoen steril, tetapi dalam praktek tidak

menggunakan handscoen steril.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Tahap pertama persalinan dibagi dalam 3 bagian : fase laten, fase aktif,

dan fase transisi. Fase aktif berlangsung 6 jam dibagi dalam 3 fase : periode

akselerasi (2 jam Ø 3-4 cm), periode dilatasi max (2 jam Ø 4 – 9 cm), periode

deselerasi (2 jam Ø 9-10 cm). Frekuensi, lamanya kontraksi uterus umumnya

meningkat (kontraksi dianggap akurat jika terjadi 3 x dalam 10 menit ≥ 40

detik.

5.2 Saran

1. Masyarakat

Masyarakat diharapkan dapat bekerja sama untuk membantu ibu yang

akan melahirkan. Diharapkan ibu dan masyarakat untuk melahirkan di

petugas kesehatan sehingga dapat dilakukan deteksi keadaan patologis

pada ibu yang melahirkan.

2. Petugas Kesehatan

Diharapkan lebih meningkatkan mutu pelayanan dalam pertolongan

persalinan yang sesuai standar APN sehingga tidak mengakibatkan

komplikasi, dan ibu serta bayi dalam keadaan sehat.

3. Mahasiswa

Hendaknya mempelajari ilmu pengetahuan sebanyak mungkin khususnya

dalam praktek di masyarakat. Selain itu mahasiswa dapat meningkatkan

mutu pelayanan pada masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, dkk. 2004. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC

Manuaba. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP