halal - ipb university · 2019. 7. 25. · resep h28 silky puding fiqhul maidah h20 hukum...
TRANSCRIPT
-
HalalHalal is My Life
JUR
NA
L
Menenteramkan Umat
PENGENDALIAN KUNCIMENJAGA PERMATA
SUSHI TEI KANTONGI SERTIFIKAT HALAL MUI
VAKSIN BCG BIOFARMA KANTONGI SERTIFIKASI HALAL MUI
LP
PO
M M
UI
ISSN 0852 - 4947
NO. 137 l MEI - JUNI TH. XXII 2019
Rp. 27.500ISSN 0852 - 4947
JUR
NA
L HA
LAL
ME
NG
APA JA
MU
HA
RU
S H
ALA
L? N
O. 137 l M
EI - JU
NI T
H. X
XII 2019
LPPOM MUI PERKENALKAN SISTEM SERTIFIKASI HALAL ONLINE CEROL V3.0
BENARKAH ADA BAKSO YANG TIDAK HALAL?
MENGAPA JAMU HARUS HALAL?
PROF. DR. K.H. SATORI ISMAIL, M.A. : HIKMAH RAMADHAN DAN PENGENDALIAN DIRI
DAFTAR BELANJA PRODUK HALAL
-
3JURNAL Halal No. 137 / 2019
D A F T A R I S I
HalalHalal is My Life
JUR
NA
L
Menenteramkan Umat
Untuk berlangganan dapat menghubungi:
Gedung Global Halal Centre LPPOM MUI
Jl. Pemuda No. 5 Kota Bogor Telp. +62-251 8358748 Fax. +62-251 8358747
Gedung MUI Pusat Lt. 3Jl. Proklamasi No. 51 Menteng JakpusTelp. 021-391-8917 Fax. 021-392-4667
Ragam Berita
LPPOM MUI Hadir di IIEFEST 2019H42
LPPOM MUI dan Kikkoman Gencarkan Sosialisasi Halal
H43
17 Negara Mengikuti 4th Bali International Halal Training 2019
H44
LPPOM MUI Perkenalkan Sistem Sertifikasi Halal Online Cerol V3.0
H39
Vaksin BCG Biofarma Kantongi Sertifikasi Halal MUI
H42
Halal Sebagai Bahasa UniversalH43
Wisata Halal Indonesia, Terbaik di DuniaH45
LPPOM MUI Hadir di MIHAS 2019H46
MUI Perkuat Ekonomi UmatH47
Mencari Formula Pembiayaan Sertifikasi Halal UMKM
H45
Sertifikat Halal Jadikan UMKM Bersaing di Pasar Ekspor
H46
Resto Indonesia di Taiwan Urus Sertifikat Halal MUI
H47
LPPOM MUI Hadiri TOT ITBH40
Pelatihan Sistem Jaminan Halal di Negeri Ginseng
H40
Program Pepsodent Herbal Sahur Awal 2019H41
Sushi Tei Kantongi Sertifikat Halal MUIH37Mengenal Siwak Pasta Gigi SashaH38
Teknologi Digital Untuk Halal ParkH39
TokohMuhamad Natsir Tokoh Pemersatu Bangsa
H34
Resensi Buku
Beginilah Rasulullah Mengajarkan KamiH36
KolomUbaydillah AnwarPengendalian Kunci Menjaga Permata
H19
TausiyahProf. Dr. K.H. Satori Ismail, M.A.Hikmah Ramadhan dan Pengendalian Diri
H16
Ristek HalalProf. Dr. Khaswar Syamsu, M.Sc.Daging Sintetis Menggunakan Kultur Jaringan Sel Hewan
H24
WawancaraDr. H. Ikhsan Abdullah, SH., MH.Terkait Implementasi UU JPH, MUI Harus Diperkuat
H26
Konsultasi
Sertifikat Halal Jakim di IndonesiaH18
Fokus
Mengapa Jamu Harus Halal?
H06
Liputan Khusus
Agar Tetap Fit dan Bugar Saat Puasa dan Hari raya
H12
ResepSilky PudingH28
Fiqhul MaidahHukum Menggunakan Minyak Kutus-KutusH20
Bedah Produk
Benarkah Ada Bakso yang Tidak HalalH30
Mutiara Hikmah
Hadirkan Suasan Gembira Pada Anak yang Berpuasa
H32
ISSN 0852 4947REKOMENDASI MUI NO. 4-456/MUI/VIII/94, 1 Agustus 1994
REKOMENDASI DIRJEN BINMAS ISLAM DEPAG NO. D/5/HMO2.1/7/10/1994
PENERBITLembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika
Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI)
PELINDUNGProf. Dr. (HC.) KH. Ma’ruf Amin
DEWAN PENGARAHDr. Ir. Lukmanul Hakim, M.Si (Ketua)
Ir. Hj. Osmena GunawanIr. Muti Arintawati, M.Si, - Ir. Sumunar Jati
PEMIMPIN REDAKSIDr. Ir. Lukmanul Hakim, M.Si,
WAKIL PEMIMPIN REDAKSIFarid Mahmud, SH.
REDAKTUR AHLIProf. Dr. Ir. Khaswar Syamsu, M.Sc (Ketua)
Prof. Dr. Ir. Hj. Sedarnawati Yasni, M.ScProf. Dr. Djumali Mangunwidjaja
Dr. Heni Nuraini, M.Si, - Dr. Ir. Budiatman, M.ScDr. Ir. Fery Kusnandar, M. Sc.
Dr. Ir. Sri Muljani, M.Sc
PELAKSANA REDAKSIFarid Mahmud, SH. (Ketua)
Agung Haryono, SS.Drs. Usman Effendi AS
SEKRETARIS REDAKSIYana suryana
MARKETING IKLANEko Octavianto
LAYOUTHernawan Istiyanto
DISTRIBUSIAgah Setia Budi
KEUANGANDrs. Zuhdi Sakrani (Ketua)
Rossy Rosdianti, S.S, - Evy NurhayatiChoirunnisa Dwi Alita Purnama, A.Md
KONTRIBUTORLPPOM MUI Provinsi
BANKBank Muamalat Indonesia
Atas nama : Jurnal Makanan Halal LPPOM MUINo. Rekening : 301 0889 194
REDAKSI/SIRKULASI
[email protected] - [email protected]
HOME www.halalmui.org
HalalHalal is My LifeJURNA
L
Menenteramkan Umat
LP
PO
M M
UI
ISSN 0852 - 4947
NO. 133 l SEPTEMBER - OKTOBER TH. XXI 2018
JUR
NA
L HA
LAL
VAK
SIN
AS
I MR
PO
LEM
IK ITU
US
AI S
UD
AH
NO
. 133 l SE
PT
EM
BE
RI - O
KT
OB
ER
TH
. XX
I 2018
Rp. 27.500
ISSN 0852 - 4947
VAKSINASI MR:POLEMIK ITU USAI SUDAH
Daftar Belanja Produk Halal
GELIAT WISATA HALALYOGYAKARTAMENDIDIK ANAK AGAR SUKA BERSEDEKAH
DODOL BELUM TENTU HALAL
PROF.DR.H. AHMAD SATORI ISMAIL, M.A. : HIJRAH SEBAGAI MANIFESTASI HALAL IS MY LIFE
HalalHalal is M
y Life
JUR
NA
L
Menenteramkan Um
at
BRUSSELS,
IBU KOTA BELGIA
YANG RAMAH MUS
LIM
LP
PO
M M
UI ISSN 085
2 - 4947
NO. 134 l NOVEMBE
R - DESEMBER TH. X
XI 2018
Rp. 27.500ISSN 085
2 - 4947
MENDONGKRA
K DAYA SAING
PRODUK UMKM
INI DIA PARA JAWA
RA
HALAL TOP BRAND
2018
MENGAPA LEMARI
ES
ATAU KULKAS PER
LU
DISERTIFIKASI HA
LAL?
MEMBANGUN
KECERDASAN ANA
K
SECARA ISLAMI
PROF. DR. H. AHMAD SU
TARMADI, M.A. : MENGG
APAI HIDUP TENANG DAL
AM BINGKAI HALAL
Halal
Top Brand
DAFTAR
BELANJA
PRODUK HALAL
+
INDONESIA INTE
RNATIONAL HALA
L EXPO 2018
JUR
NA
L HA
LAL
IND
HE
X 2018, M
EN
DO
NG
KR
AK
DAYA S
AIN
G P
RO
DU
K U
MK
M
NO
. 134 l NO
VE
MB
ER
- DE
SE
MB
ER
TH
. XX
I 2018
HalalHalal is My LifeJURNA
L
Menenteramkan Umat
NAMI ISLAND, SI CANTIK YANG RAMAH TURIS MUSLIM
LP
PO
M M
UI
ISSN 0852 - 4947
NO. 135 l JANUARI - FEBRUARI TH. XXII 2019
Rp. 27.500
ISSN 0852 - 4947
PROF. DR. YUNAHAR ILYAS, LC., M.AG. : KONSUMSI PRODUK HALAL, MENANGKAL PERILAKU NAKAL
DAFTAR BELANJA PRODUK HALAL
LPPOM MUI SEMAKIN PROFESIONAL DAN TERPERCAYA
CAPAIAN LPPOM MUI SANGAT FENOMENAL UU JPH KEPASTIAN DI TENGAH KETIDAKPASTIAN
PERLAKUKAN ORANGTUA SEPERTI RAJA
HalalHalal is My
Life
JUR
NA
L
Menenteramkan Um
at
TERKENANG
PENANG
PRODUK HALAL
UMKM KEPRI
TEMBUS SINGAPU
RA
DAN MALAYSIA
LP
PO
M M
UI ISSN 085
2 - 4947
NO. 136 l MARET - A
PRIL TH. XXII 2019
Rp. 27.500ISSN 0852
- 4947
JUR
NA
L HA
LAL
BA
RA
NG
GU
NA
AN
HA
RU
SK
AH
BE
RS
ER
TIFIKAT H
ALA
L?N
O. 136 l M
AR
ET
- AP
RIL T
H. X
XI I 2019
WINE TANPA ALKOH
OL,
HALALKAH?
MENGINGAT PESAN
RASULULLAH
TENTANG ANAK
BARANG GUNAAN
HARUSKAH
BERSERTIFIKAT
HALAL?
DRS. H. ZAINUT TAUHID S
A’ADI, M.SI. : HALAL ITU
MUDAH DAN MEMBAWA
BERKAH
DAFTAR
BELANJA
PRODUK
HALAL
-
22 JURNAL Halal No. 137 / 2019
Ristek Halal
Prof. Dr. Khaswar Syamsu, Ph.DGuru Besar Departemen Teknologi Industri Pertanian IPB,
Kepala Pusat Kajian Sains Halal IPB, dan Koordinator Tenaga Ahli LPPOM MUI.
Dr. Henny NurainiStaf Pengajar Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan IPB, Kepala Divisi Teknologi, Inovasi dan Sistem Halal, Pusat Kajian
Sains Halal IPB, Anggota Tim Tenaga Ahli LPPOM MUI
DAGING SINTETIS MENGGUNAKAN
KULTUR JARINGAN SEL HEWAN
Pertumbuhan manusia di dunia mengikuti grafik eksponensial yang terus bertambah dari tahun ke tahun. Populasi manusia yang sulit dikontrol pertumbuhannya memunculkan isu ketersediaan pangan dunia. Pertumbuhan ketersediaan pangan tidak berimbang dengan pertambahan jumlah penduduk. Daging menjadi salah satu jenis bahan pangan yang menjadi isu global. Oleh karena itu, para ilmuwan mencari cara menghasilkan daging sebanyak banyaknya dalam waktu singkat.
Perkembangan teknologi saat ini memungkinkan para ilmuwan membuat daging melalui metode kultur jaringan sebagai alternatif dalam produksi daging. Daging sintetis ini dihasilkan melalui teknik in vitro.
Daging yang dikonsumsi umumnya terdiri atas serabut otot. Sementara daging sintetis merupakan hasil pertumbuhan serabut otot dalam kultur sel yang diambil dari sel punca atau sel induk (stem cell). Daging sintetis ini dikenalkan untuk menjadi alternatif pengganti daging konvensional.
Daging konvensional diperoleh dari seekor ternak yang dipelihara selama periode waktu tertentu, kemudian dilakukan proses pemotongan untuk memperoleh dagingnya. Proses produksi daging konvensional saat ini dianggap memiliki pengaruh negatif terhadap lingkungan, karena menghasilkan emisi gas rumah kaca yang akan mencemari lingkungan.
Selanjutnya, pemotongan ternak dengan tujuan untuk mengambil dagingnya diklaim sebagai suatu proses yang menyakiti ternak dan disebut tidak memenuhi kriteria kesejahteraan hewan. Di samping itu, timbulnya berbagai penyakit pada manusia seperti jantung koroner, darah tinggi, kholesterol, dan stroke adalah deretan penyakit yang disebabkan oleh mengonsumsi daging merah.
Daging sintetis ini diklaim sebagai daging yang sehat, ramah lingkungan, tidak menyakiti hewan, serta menjadi solusi untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi dan produksi daging. Disebut daging yang sehat, karena kandungan nutrien daging tersebut dapat diatur sesuai kebutuhan serta dimodifikasi komponen lemaknya sesuai dengan yang diinginkan. Produksi daging ini tidak melalui proses pemotongan ternak karena sel induk dapat diambil dari ternak hidup sehingga tidak menyakiti hewan. Produksi daging ini juga dilakukan dalam bioreaktor yang hanya sedikit menghasilkan gas metan sehingga disebut lebih ramah lingkungan.
Sebagai penemuan baru, nama yang diberikan masih beragam, ada yang menyebutnya daging laboratorium, daging in vitro, daging sintetis, daging bersih, daging Memphis (merujuk pada perusahaan produksi) dan lain-lain. Selanjutnya, karena mengacu pada proses asal daging yang diproduksi secara kultur jaringan, maka dapat disebut daging sintetis.
-
23JURNAL Halal No. 137 / 2019
Sumber Sel IndukUntuk menumbuhkan daging dalam kultur diperlukan sel induk
(stem cell), yang dapat berasal dari embrio (embryonic cell) atau sel dewasa (adult cell). Sel induk yang berasal dari embrio diperoleh dari embrio yang belum menempel pada rahim, sedangkan sel induk yang berasal dari sel dewasa diambil dari jaringan tubuh hewan yang sudah lahir. Pada perkembangannya, sumber sel yang dapat dipergunakan sebagai sel induk ini dapat diperoleh dari beberapa sumber berikut ini:
Sel Satelit (Satellite Cells)Satellite cells atau myosatellite cells adalah sel induk yang
diperoleh dari jaringan otot mamalia dewasa. Sel ini berfungsi untuk regenerasi jaringan apabila terjadi kerusakan sel pada ternak hidup. Percobaan pembiakan daging sintetis menggunakan sel satelit ini sudah lama berhasil dilakukan di laboratorium. Proses pembiakannya lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan sel yang baru tumbuh. Sel-sel satelit yang diperoleh dari teknik biopsi pada ternak hidup atau saat sudah dipotong memiliki daya regeneratif yang terbatas sehingga penggunaannya harus memperhatikan kesediaannya. Sel ini tidak bisa disimpan lama sebagai bibit dalam kultur jaringan sel hewan, sehingga setiap kultivasi harus mengambil bibit baru dari sel hidup dengan cara biopsy. Dengan kata lain, ternak hidup masih diperluka sebagai sumber sel induk setiap proses kultivasi.
Sel Induk Jaringan Adipose (Adipose Tissue-Derived Stem Cells = ADSCs)
Adipose tissue-derived stem cells diperoleh dari stem cells dewasa pada bagian tulang sumsum dan jaringan lemak. Jaringan ini merupakan jaringan multipotent cell yang mampu melakukan diferensiasi atau berkembang menjadi sel otot (myogenic), sel pembentuk tulang (osteogenic), sel pembentuk tulang rawan (chondrogenic), dan sel pembentuk lemak (adipogenic cell). Penggunaan jaringan ini lebih mudah karena sumber sel dapat diperoleh dari jaringan lemak subkutan (lemak di bawah kulit), namun seperti halnya sel satelit, sel lemak sebagai bibit kultivasi juga harus selalu dipanen dari ternak hidup.
Sel Induk Embrionik (Embryonic Stem Cells = ES Cells)Embryonic stem cells dapat digunakan sebagai alternatif sumber
sel induk karena ES cells dapat memproduksi berbagai jenis sel seperti pada janin dengan jumlah yang tidak terbatas, sehingga dapat memproduksi jenis sel yang diinginkan. Kultur sel ini dapat disimpan lama dan dibiakan sebagai bibit apabila diperlukan, sehingga tidak memerlukan ternak sebagai sumber bibit setiap kultivasi. Namun, untuk mengambil sel induk ini cukup sulit karena harus mengetahui waktu yang tepat saat mengisolasi sel induk dari embrio. Pada saat isolasi, kultur ES sulit dibedakan, apakah pada fase blastocysts atau inner cell masses. Kesulitan selanjutnya adalah produksi ES cell line pada in vitro menghasilkan embrio yang perkembangannya lebih lambat dibandingkan embrio yang dihasilkan dari proses in vivo, sehingga disarankan untuk menggunakan teknik in vivo dalam menghasilkan embrio untuk sampel ES stem cells. Hal ini melibatkan teknik pemanenan yang dapat mengganggu kesejahteraan hewan.
Induced Pluripotent Stem Cells (Sel Induk yang Diinduksi)Induce pluripotent stem cells merupakan pluripotent stem cell
yang dibentuk dari manipulasi genetik atau epigenetik yang berasal
dari ekspresi sel-sel dewasa. Berbeda dengan sel-sel somatik atau embryonic stem cells yang digunakan sebagai sampel dengan cara biopsi. Menghasilkan pluripotent stem cells tidak memerlukan biopsi maupun produksi dari fertilisasi telur. Sel ini dapat dihasilkan dari sel apa saja dengan nukleus, seperti dari peripheral blood (sel darah) atau skin cells (sel kulit).
Campuran Sel Beberapa penelitian menggunakan sampel jaringan dengan
campuran sel sebagai pengganti dari sumber sel. Kelebihan campuran sel ini di antaranya mengandung semua sel yang membentuk otot dengan proporsi seimbang. Namun, juga memiliki kekurangan di antaranya pertumbuhan substansial yang mungkin tidak serupa pada beberapa jenis dari dimulainya kultur akibat dari kekurangan sirkulasi darah. Sel dapat berasal dari kombinasi jenis sel yang berbeda asalnya, bahkan dari beda spesies tetapi masih memiliki karakteristik yang sama.
Cells for Other Components of Meat (Sel Induk dari Komponen Daging Lainnya)
Sumber sel yang telah disebutkan memungkinkan untuk menghasilkan daging, tetapi daging yang dihasilkan hanya terdiri atas sel otot. Produksi daging agar memiliki struktur dan rasa seperti daging asli masih memerlukan jenis sel lainnya, terutama jaringan lemak (jaringan adipose). Co-culturing dari jenis sel yang berbeda juga dapat memberikan manfaat untuk proses kultur tersebut, tidak hanya untuk membuat rasa dan tekstur serupa dengan daging asli tetapi juga karena co-culture dari jenis sel yang berbeda dapat memberikan manfaat lainnya, berupa pasokan komponen lain untuk pertumbuhan sel seperti vitamin, mineral, dan growth factor yang lain.
-
24 JURNAL Halal No. 137 / 2019
Ristek Halal
Berikut ini adalah tahapan dalam membuat daging sintetis:
Pre-kultur (Ekstraksi)Proses pre-kultur meliputi pemanenan stem cells dengan
cara biopsi. Stem cells yang sudah dipanen selanjutnya diisolasi dan dipisahkan secara mekanik atau secara enzimatik, dilakukan seleksi terhadap stem cells dan ditransfer ke media untuk dikloning. Daging sintetis dapat disediakan melalui kultur stem cell yang dibekukan setelah proses pre-kultur.
Kultivasi (Ploriferation)Stem cells dari proses ekstraksi dipindahkan kedalam
media biakan yang umumnya disebut scaffolds. Scaffolds harus bersifat biodegradable dan edible. Stem cells pada scaffolds akan mengalami proses kultivasi sehingga tumbuh dan melipatgandakan diri (poliferation).
DiferensiasiScaffolds yang sudah ditumbuhi stem cells kemudian
ditempatkan didalam bioreaktor dan dibiakkan pada media pertumbuhan cepat. Proses diferensiasi meliputi pertumbuhan dari stem cells menjadi myoblasts, myotubes dan myofibril.
Pembentukan Daging SintetisSel yang telah mengalami diferensiasi kemudian ditempatkan
pada wadah vakum (cetakan). Sel akan tumbuh menjadi ribuan muscle fibers (serabut otot) untuk memproduksi daging sintetis.
Pada gambar Skema dibawah dapat dilihat tahapan proses pembuatan daging sintetis.
Keamanan Pangan Daging SintetisMenelusur faktor keamanan pangan produk daging sintetis
secara umum dapat dikatakan proses produksinya memenuhi kriteria higienis sehingga ada yang menyebutnya daging bersih (clean meat). Daging sintetis dapat dikonsumsi dengan aman dan menyehatkan jika proses pembuatannya sesuai dengan standar keamanan yang sudah ditetapkan.
Daging ini diproduksi dalam lingkungan yang steril, tidak ditambahkan antibiotik, jumlah dan jenis lemak yang ditambahkan juga dikontrol. Dengan demikian, daging sintetis akan bebas dari mikroba, lebih sehat, dan ramah lingkungan.
Meski begitu, perlu kajian bersama antara ilmuwan dan ulama untuk menelaah dan menghasilkan fatwa tentang kehalalan daging sintetis, mengingat produk ini sudah mulai dilirik oleh para pengusaha.v
Cara Membuat Daging Sintetis
Keterangan:Tahap 1. Starter sel diambil
secara biopsi dan di kultivasi.
Tahap 2. Disiapkan media tumbuh yang disebut scaffolds.
Tahap 3. Starter sel ditumbuhkan pada media scaffolds.
Tahap 4. Scaffolds dibiakan dalam wadah yang lebih besar yaitu pada bioreactor.
Tahap 5. Daging sintetis yang tumbuh pada biorektor kemudian dikemas vakum.
Tahap 6. Daging sintetis dapat diolah lebih lanjut.