hadits shahih, hasan, dlo'if
TRANSCRIPT
ASSALAMMUALAIKUM W.B
1. Fatimah Azzahra (10/XIA2)2. Nida Iftina Majida (14/XIA2)3. Ummu Khonsa (23/XIA2)
Anggota:
HADITS DITINJAU DARI
SEGI KWALITAS
HADITS SHAHEH
HADITS DLO’IF
HADITS
HASAN
HADITS SHAHEH
PENGERTIAN BAHASA
ISTILAHSYARAT-SYARAT
MACAM-MACAM
KEDUDUKAN
TINGKATAN/MARTABAT
CONTOH
PENGERTIAN HADITS SHAHEH
Menurut Bahasa1. Benar2. Bagus3. Dapat dipertanggung jawabkan
keahsaannya4. Sehat
Menurut Istilah
الحديث الصحيح هو ما رواه عدل@ تام ل وال ند غير متعل صل الس الضبط مت
شاذHadits Shohih yaitu suatu berita hadits yang diriwayatkan oleh para perawi yang adil, sempurna hafalan, bersambung sanadnya, tidak ada cacat yang tersembunyi dan pengertiannya tidak janggal.
PENGERTIAN HADITS SHAHEH
PENDAPAT ULAMA
*Ibnu shalah mengemukakan definisi hadits shaheh, yaitu: “hadits shaheh ialah hadits yang sanadnya bersambungan melalui periwayatan orang yang adil lagi dhabit dari orang yang adil lagi dhabit pula, sampai ujungnya, tidak syaz dan tidak mu’allal (terkena illat)*Ajjaj al-Khatib memberikan definisi hadits shaheh, yaitu: “hadits yang bersambungan sanadnya melalui periwayatan perawi tsiqah dari perawi lain yang tsiqah pula sejak awal sampai ujungnya (rasulullah saw) tanpa syuzuz tanpa illat”
*Menurut Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Nukhbatul Fikar,
yang dimaksud dengan hadits shaheh adalah
adalah hadits yang dinukil (diriwayatkan) oleh rawi
yang adil, sempurna ingatan, sanadnya
bersambung-sambung, tidak ber’illat dan tidak
janggal.*Imam Al-Suyuti mendifinisikan hadits shaheh
dengan “hadits yang bersambung sanadnya,
dfiriwayatkan oleh perowi yang adil dan dhobit,
tidak syadz dan tidak ber’ilat”.
*Dalam kitab Muqaddimah At-Thariqah Al-
Muhammadiyah disebutkan bahwa definisi hadits
shaheh itu adalah hadits yang lafadznya selamat
dari keburukan susunan dan maknanya selamat dari
menyalahi ayat Quran.
SYARAT-SYARAT HADITS SHAHEH
ا. رواته عادلب. رواته ضابطج. سنده متصل
د. روايته غير معلل ء. روايته غير شاذ
(Perawinya Adil)(Perawinya Dhobit)(Sanadnya bersambung)(Perawinya Tanpa cacat)(Perawinya Tidak Syadz)
KETERANGAN SYARAT HADITS SHAHIH
a. Perawinya Adil (رواته عادل)Bahasa: menempatkan sesuatu pada tempatnya
kebalikan dari adil adalah dholim.Istilah: seorang perawi disebut adil apabila
memiliki lima unsur yang saling mengikat satu sama lain yaitu:
1. selalu memelihara kepatuhan dan ketaatan kepada Allah swt.
2. mampu menjauhi perbauatan maksiat dan dosa-doasa besar. Contoh: syirik durhaka terhadap ortu, bohong, zina, mblandangke bayaran.
3. mampu menjauhi dosa-dosa kecil. Contoh: berkata kotor, ghibah, jajan ngabrul, njaplak.
4. tidak melakuakan perkara mubah atau diperbolehkan yang akan dapat menggugurkan iman, harga diri dan kehormaatan. Contoh: jam 1 malam seorang ustadz ngangkring di pinggir jalan, memakai sandal selen, dll.
5. tidak memgikuti faham atau aliran yang bertentangan dengan dasar syariat islam, seperti mengkafirkan sesama orang muslim. Contoh: aliran di Indonesia yang bertentangan dengan dasar syariat islam, antara lain Gafatar, Ahmadiyah, Ingkarussunnah, NII, JIL, LDII, dll.
Ada beberapa cara menetapkan keadilan periwayat hadits yang disebutkan oleh ulama, yakni berdasarkan:
1. Popularitas keutamaan periwayat tersebut di kalangan ulama hadits
2. Penilaian dari para kritikus periwayat hadits3. Penerapan kaedah al-jarh wa al-ta’dil. Cara ini
ditempuh bila para kritikus periwayat hadits tidak sepakat tentang kualitas pribadi periwayat tertentu.
b. Perawinya Dhobit(رواته ضابط)Bahasa: Sempurna ingatannya atau dhobit.
Artinya: ingatan seorang perawi harus lebih banyak daripada lupanya, dan kebenarannya harus lebih banyak dari kesalahannya, menguasai apa yang diriwayatkan memahami maksud dan maknanya.
Istilah: seorang perawi yang mempunyai hafalan sangat sempurna serta mamahami isi kandungan terhadap hadits-hadits yang diterimanya, semenjjak dia menerima hadits –hadits tersebut semasa masih menjadi murid hingga menyampaikannya kepada orang lain, yang jaraknya puluhan tahun.
KETERANGAN SYARAT HADITS SHAHIH
Macam-Macam dhobit:a. Ad-dhobitu Assodri
seorang perawi yang mempunyai hafalan yang sempurna serta memahami isi kandungannya terhadap hadits-hadits yang diterimanya semenjak dia menerima hadits-hadits tersebut semasa masih menjadi murid hingga manyampaikannya kepada orang lain, yang jaraknya puluhan tahun dan kekuatan hafalannya ini sanggup dikeluarkan dan disampaikan kepada orang lain (muridnya) kapan pun dan dimana pun dikehendaki secara spontan tanpa harus mengingat-ingat terlebih dahulu.
b. Ad-dhobitu Alkitabseorang perawi yang mempunyai hafalan yang
sempurna serta memahami isi kandungan terdapat hadits yang diterimanya, semenjak dia menerima hadits-hadits tersebut semasa masih menjadi murid hingga manyampaikannya kepada orang lain, yang jaraknya puluhan tahun hanya saja ketika menyampaikan hadits kepada orang lain, dia menyerahkan buku hadits catatan pribadinya agar dapat dibaca, dipelajari, dan dipahami ataupun diturun oleh para muridnya
Kesimpulan:
Penulis berkesimpulan bahwa dhobit yang lebih baik adalah Ad-dhobitul Kitab. Alasannya dengan ditinggalkannya sebuah kitab maka hadits yang diturunkan akan sangat awet.
c. Sanadnya Bersambung (سنده متصل) Sanadnya bersambung maksudnya adalah bahwa setiap rawi hadits yang bersangkutan benar-benar menerimanya dari rawi yang berada diatasnya dan begitu selanjutnya sampai kepada pembicara yang pertama. Sanad suatu hadits dianggap tidak bersambung bila terputus salah seorang atau lebih dari rangkaian para rawinya. Boleh jadi rawi yang dianggap putus itu adalah seorang rawi yang dlo'if, sehingga hadits yang bersangkutan tidak shaheh.
Tidak terdapat keseragaman pendapat para ulama mengenai konsep kebersambungan sanad ini.
KETERANGAN SYARAT HADITS SHAHIH
Menurut al-Bukhari sebuah sanad dikatakan bersambung apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :a. Al-liqa’, yakni adanya pertautan langsung antara
satu perawi dengan perawi berikutnya, yang ditandai dengan adanya sebuah aksi pertemuan antara murid yang mendengar secara langsung suatu hadits dari gurunya.
b. Al-mu’asharah, yakni bahwa sanad diklaim bersambung apabila terjadi persamaan masa hidup antara seorang guru dengan muridnya.
Secara ringkas, dapat dinyatakan bahwa suatu hadits dinyatakan bersambung sanadnya apabila:1. Pada seluruh periwayat dalam sanad itu terjadi pertemuan
langsung, yakni adanya hubungan antara guru-murid, sehingga seorang perawi bertemu dengan guru atau orang yang meriwayatkan hadits kepadanya, dan bertemu langsung dengan murid yang meriwayatkan hadits darinya.
2. Antara masing-masing periwayat dengan periwayat terdekat sebelumnya dalam sanad itu benar-benar telah terjadi hubungan periwayatn hadits menurut ketentuan (proses penerimaan dan periwayatan hadits) tahammul wa ada’ al-hadits. Mayoritas ulama hadits menempatkan periwayan dengan metode al-sama’ pada peringkat tertinggi.
d. Perawinya Tidak Cacat (روايته غير معلل)
Maksudnya ialah bahwa hadits yang bersangkutan terbebas dari cacat haditsnya. Yakni hadits itu terbebas dari sifat-sifat samar yang membuatnya, meskipun tampak bahwa hadits itu tidak menunjukan adanya cacat-cacat tersebut. Jadi hadits yang mengandung cacat itu bukan hadits yang shaheh. ‘Illat disini adalah cacat yang menyelinap pada sanad hadits.
KETERANGAN SYARAT HADITS SHAHIH
Kecacatan tersebut pada umumnya berbentuk sebagai berikut:1. Sanad yang tampak bersambung (muttashil) dan
sampai kepada Nabi (marfu’) ternyata muttashil tetapi hanya sampai kepada sahabat (mawquf).
2. Sanad yang tampak muttashil dan marfu’ ternyata muttashil tetapi hanya riwayat sahabat dari sahabat lain (mursal).
3. Terjadi percampuran dengan hadits lain.4. Kemungkinan terjadi kesalahan penyebutan
perawi yang memiliki kesamaan nama, padahal kualitas pribadi dan kapasitas intelektualnya (tsiqah) tidak sama.
e. Periwayatannya tidak Syadz (روايته غير شاذ)
Syadz adalah suatu kondisi dimana seorang rawi berbeda dengan rawi yang lain yang lebih kuat posisinya. Kondisi ini dianggap janggal karena bila ia berada dengan rawi yang lain yang lebih kuat posisinya, baik dari segi kekuatan daya ingatnya atau hapalannya atau pun jumlah mereka lebih banyak, maka para rawi yang lain itu harus diunggulkan, dan ia sendiri disebut syadz atau janggal. Dan karena kejanggalannya maka timbulah penilaian negatif terhadap periwayatan hadits yang bersangkutan.
KETERANGAN SYARAT HADITS SHAHIH
Sebenarnya kejanggalan suatu hadits itu akan hilang dengan terpenuhi syarat-syarat sebelumnya,
karena para muhaditsin menganggap bahwa ke-dhabit-an telah mencakup potensi kemampuan rawi
yang berkaitan dengan jumlah hadits yang dikuasainya. Boleh jadi terdapat kekurangpastian
dalam salah satu haditsnya, tanpa harus kehilangan predikat ke-dhabit-annya sehubungan dengan hadits-
hadits yang lain. Kekurangpastian tersebut hanya mengurangi keshahehan hadits yang dicurigai saja.
Terdapat tiga pendapat berkenaan dengan denifisi syadz, yakni
1. Pendapat yang dimajukan al-Syafi’I, menyatakan bahwa hadits baru dinyatakan mengandung syadz bila hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi tsiqah bertentangan dengan hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah perawi yang juga bersifat tsiqah. Dengan demikian hadits syadz itu tidaklah disebabkan oleh kemenyedirian individu perawi dalam sanad hadits, dan juga tidak disebabkan perwai yang tidak tsiqah
2. Menurut Al-Khalili, sebuah hadits dinyatakan mengandung syadz apabila hanya memeiliki satu jalur saja, baik hadits tersebut diriwayatkan oleh perawi yang tsiqah maupun yang tidak, baik btertentangan atau tidak. Dengan demikian, hadits syadz bagi al-Khalili sama dengan hadits yang berstatus fard mutlaq. Alasan yang dimajukan al-Khalili adalah karena hadits yang berstatus fard mutlaq itu tidak memiliki syahid , yang memunculkan kesan bahwa perawinya syadz, bahkan matruk.
3. Ketiga, pendapat yang dikemukakan oleh al-Naisaburi bahwa hadits diklaim syadz apabila hadits tersebut diriwayatkan oleh seorang perawi yang meriwayatkan hadits tersebut. Dengan demikian, kerancuan (syadz) sebuah sanad hadits disebabkan oleh kemenyendirian perawi, dan tidak disebabkan oleh ketidaktsiqatan seorang perawi hadits.
1. Ahmadiyah (Al Qadiyaniah) SEJARAH: muncul di akhir abad 19 M di
Qadiyan salah satu wilayah Punjab India, aliran baru ini beruntung hidup di atas pemeliharaan penjajahan Inggris.
Pendirinya bernama Mirza Gulam Ahmad Al Qadiyani, dilahirkan tahun 1265 H. di Qadiyan. Mirza telah memulai aktifitasnya sebagai da’i Islam, kemudian mengaku sebagai pembaharu dan mendapat wahyu dari Allah, akhrinya secara berangsur-angsur ia mengaku sebagai Imam Mahdi Al Muntadzar dan Al Masih yang dinanti
B. ALIRAN SESAT DI INDONESIA
Nampaknya pengakuannyasebagai Al-Masih tidakmendapatkanrespon yang baik dantarget yangdiharapkan, maka ia beralihmengaku sebagai NabiMuhammad saw.
TOKOH:1. Mirza Ghulam Ahmad2. Al Hakim Nuruddin Al Bahriry3. Mahmud Ahmad bin Gulam Ahmad4. Al Khawajah Kamaluddin
PENYIMPANGAN:
1.Mengakui ada nabi setelah nabi Muhammad saw. yaitu Mirza
2.berkeyakinan bahwa ALLAH puasa, salat, tidur dan salah, Maha Besar Allah dari perkataan mereka.
3.Mereka menghalalkan minuman keras4.Setiap muslim menurut mereka kafir
sehingga masuk ke dalam Ahmadiyah5.Mereka diseru untuk meninggalkan
Jihad;
*2. NIISEJARAH: organisasi Darul Islam yang pada mulanya bernama Majlis Islam adalah organisasi dibawah Masyumi yang kemudian memisahkan diri. Kemudian berjuang dengan alat senjata, mendirikan negara dalam negara. TOKOH: 1. S. M. Kartosoewirjo
ALIRAN SESAT DI INDONESIA
* PENYIMPANGAN:1. Setiap muslim yang berada di luar gerakan tersebut dituduh kafir dan dinyatakan halal darahnya.2. Dosa karena melakukan zina dan perbuatan maksiat lainnya dapat ditebus dengan uang dalam jumlah yang telah ditetapkan.3. Tidak ada kewajiban meng-qadha saum Ramadan, tetapi cukup hanya dengan membayar uang dalam jumlah yang telah ditetapkan.4. Qanun asasi (aturan dasar) gerakan tersebut dianggap lebih tinggi derajatnya dibadingkan kitab suci Alquran, bahkan tidak berdosa bila menginjak Mushaf Alquran.5. Tidak wajib melaksanakan ibadah haji kecuali telah menjadi mas’ul atau pimpinan dalam jumlah yang ditetapkan.
*3. JILSEJARAH:Kisah ini bermula dari sebuah mailing list (milis) bernama [email protected] pada kurun waktu awal milenium. Sosialisasi milis ini pun belum tersebar secara merata. Beberapa mahasiswa muslim, dan juga dosen masih terpencar untuk disatukan dalam milis ini. Mereka masih bercerai berai pada milis-milis kecil dan kelompok-kelompok kajian di beberapa kalangan.Namun yang jelas, wacana ataupun isu seputar Liberalisasi Islam bukanlah barang baru. Wacana akan hadirnya Islam liberal secara merata di seluruh daerah sudah sempat dimulai oleh beberapa kalangan, bahkan jauh sebelum ide sekularisasi oleh Nurcholish Madjid mengemuka pada tahun 1970-an.
ALIRAN SESAT DI INDONESIA
TOKOH::1. Nurcholis Madjid 2. Djohan Efendi3. Ahmad Wahib4. Abdurrahman Wachid
PENYIMPANGAN:1. mengatakan bahwa semua agama sama, semuanya menuju jalan kebenaran, jadi Islam bukan yang paling benar2. Para tokoh JIL menafsirkan Islam hanya sebagai sikap pasrah kepada Tuhan. 3. mengatakan bahwa larangan kawin beda agama, dalam hal ini antara perempuan Islam dengan lelaki non-Islam sudah tidak relevan lagi.
4. GAFATARSEJARAH:Terbentuknya ormas Gafatar dimulai dari pecahnya antara Ahmad Mussadek dan Panji Gumilang, yang keduanya adalah anggota NII (Negara Islam Indonesia).Setelah pecah kongsi itu, lalu Panji Gumilang mendirikan ormas baru bernama NIM. Sementara itu, Mussadek mendirikan Alqiyadah Al-Islamiah, setelah itu diganti menjadi menjadi Komunitas Millah Abraham (Komar).
Komar ini tidak bertahan lama. Apalagi, setelah Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa bahwa ormas ini sesat. Diperkuat lagi dengan putusan pidana empat tahun terhadap pimpinannya, Ahmad Mussadek pada 2009 lalu.Selanjutnya untuk menghilangkan jejak, akhirnya ganti kulit menjadi ormas Gafatar yang dipimpin Mahful Muis Manurung, dengan meng-cover kegiatannya yang bersifat sosial
ALIRAN SESAT DI INDONESIA
TOKOH:1. Ahmad Mussadek2. Mahful Muis Manurung
PENYIMPANGAN:1. Gafatar dinilai menyebarkan ajaran Islam dan sejumlah agama lain dengan cara menyatukan berbagai agama menjadi satu kepercayaan.2. Gafatar merupakan metamorfosis dari Komunitas Millah Abraham (Komar). Sebelumnya, organisasi tersebut juga merupakan metamorfosis dari organisasi Al-Qiyadah al-Islamiyah. 3. Ajaran Gafatar mempercayai Ahmad Mushadeq sebagai Al-Masih Al’Maw’ud, Mesias (juru selamat) yang dijanjikan menggantikan Nabi Muhammad saw.
5. Inkar sunnahSEJARAH: Sejarah perkembangan Ingkar Sunnah hanya terjadi dua masa, yaitu masa klasik dan masa modern, diantaranya sebagai berikut:1. INKAR SUNNAH KLASIK
Ingkar Sunnah klasik terjadi pada masa Imam Asy-Syafi’i (wafat 204 H) yang menolak kehujjahan sunnah dan menolak sunnah sebagai sumber hukkum Islambaik muttawatir atau ahad.
Imam Asy-Syafi’i yang dikenal sebagai Nashir As-Sunnah (pembela Sunah) pernah didatangi oleh seseorang yang disebut sebagai ahli tentang mazhab teman-temannya yang menolak seluruh sunnah,baik muttawatir maupun ahad.
ALIRAN SESAT DI INDONESIA
Ia datang untuk berdiskusi dan berdebat dengan Asy-Syafi’i secara panjang lebar dengan berbagai argumentasi yang ia ajukan. Namun, semua argumentasi yang dikemukakan orang tersebut dapat ditangkis oleh Asy-Syafi’i dengan jawaban yang argumentatif, ilmiah, dan rasional sehingga akhirnya ia mengakui dan menerima sunnah Nabi.2. Ingkar Sunnah Modernsebagaimana pembahasan di atas, bahwa Ingkar Sunnah Klasik lahir di Irak (kurang lebih abad 2 H/7 M), kemudian menetas kembali pada abad modern di India (kurang lebih abad 19 M/ 13 H), setelah hilang dari peredarannya kurang lebih 11 abad. Baru muncul ingkar sunnah di Mesir (pada abad 20 M).
Sebab utama pada awal timbulnya Ingkar Sunnah modern ini ialah akibat pengaruh kolonialisme yang
semakin dahsyat sejak awal abad 19 M di dunia Islam, terutama di India setelah terjadinya pemberontakan
melawan kolonial Inggris 1857 M. Berbagai usaha-usaha yang dilakukan kolonial untuk perdangkalan ilmu agama
dan umum, penyimpangan aqidah melalui pimpinan-pimpinan umat Islam dan tergiurnya mereka terhadap
teori-teori Barat untuk memberikan interpretasi hakekat Islam. Seperti yang dilakukan oleh Ciragih Ali, Mirza
Ghulam Ahmad Al-Qadliyani dan tokoh-tokoh lain yang menghindari hadis-hadis jihad dengan pedang, dengan
cara mencela-cela hadis tersebut. Di samping ada usaha dari pihak umat Islam menyatukan berbagai
Mazhab hukum Islam, Syafi’i, Hanbali, Hanafi, dan Maliki ke dalam satu bendera yaitu Islam, akan tetapi
pengetahuan keislaman mereka kurang mendalam.
Tokoh : 1. Ciragih Ali 2. Mirza Ghulam Ahmad Al-Qadliyani
Penyimpangan :
1. Tidak percaya kepada semua hadis Rasulullah. Menurut mereka hadis itu karangan Yahudi untuk menghancurkan Islam dari dalam.
2. Dasar hukum Islam hanya Alquran saja.3. Syahadat mereka; Isyhadu bi anna muslimin.4. Shalat mereka bermacam-macam, ada yang
shalatnya dua rakaat – dua rakaat dan ada hanya elling saja (ingat).
5. Puasa wajib hanya bagi orang yang melihat bulan saja, kalu seorang saja yang melihat bulan, maka dialah yang wajib berpuasa.
6. Haji boleh dilakukan selama 4 bulan haram yaitu Muharram Rajab, Zulqai’dah, dan Zulhijjah.7. Pakaian ihram adalah pakaian Arab dan membuat repot. Oleh karena itu, waktu mengerjakan haji boleh memakai celana panjang dan baju biasa serta memakai jas/dasi.8. Rasul tetap diutus sampai hari kiamat.9. Nabi Muhammad tidal berhak menjelaskan tentang ajaran Alquran (kandungan isi Alquran).10. Orang yang meninggal dunia tidak dishalati karena tidak ada perintah Alquran.
6. LDIISEJARAH:Organisasi LDII pertama kali berdiri pada tahun 1972 dengan nama Yayasan Lembaga Karyawan Islam (YAKARI). Pada Musyawarah Besar (Mubes) tahun 1981 namanya diganti menjadi Lembaga Karyawan Islam (LEMKARI), dan pada Mubes tahun 1990 sesuai arahan Jenderal Rudini sebagai Menteri Dalam Negeri (Mendagri) waktu itu, nama LEMKARI yang sama dengan akronim Lembaga Karate-Do Indonesia diubah menjadi Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII).
PENYIMAPANGAN :1. Menganggap kafir
orang Muslim di luar jama’ah LDII.
2.Menganggap najis Muslimin di luar jama’ah LDII dengan cap sangat jorok.
3.Menganggap sholat orang Muslim selain LDII tidak sah.
TOKOH:1. Nur Hasyim2. Wijono 3. Edi Masyadi4. Bahroni
Hertanto5. Soetojo Wirjo
Atmodjo
7. ISIS:
SEJARAH: Salah satu pemimpin dari para pejuang Irak yang paling dikagumi rakyat Irak adalah Abu Mush'ab Al Zarqowi (Ada juga yang menyebut Abu Musa Al Zarqawi) yang merupakan figur dari dari kelompok pejuang Jihad wa tauhid, sampai akhirnya AL Zarqawi meninggal, kemudian kelanjutan dari perjuangan rakyat Irak maka para pejuang Irak membentuk suatu dewan syura. yang akhirnya mendeklarasikan Daulah Islam Iraq (DAI). Untuk pemimpinnya dipilih Abu Umar al Baghdady. Sampai disini semua berjalan masih normal tetapi kemudian roh DAI menjadi berbeda ketika Abu Umar terbunuh dan diganti dengan tidak normal oleh Abu Bakar Al Baghdady pada 15 Mei 2010 , dimana Abu Bakar Al-Bagdady ini tidak dikenal oleh para Mujahidin senior Jihad Wa Tauhid, dia menjadi pemimpin karena peran Haji Bakar
ALIRAN SESAT DI INDONESIA
Ketika terjadi revolusi Suriah tahun 2011 maka sebagian pejuang asal suriah dari Irak kembali ke Suriah untuk melawan tindakan kejam dari presiden Bashar Assad dengan membentuk Jabhat Al Nusrah (JN) yang merupakan kelompok terbesar dari pejuang Suriah. Sedikit demi sedikit beberapa kota mulai di bebaskan. Ketika sudah banyak daerah dibebaskan tiba-tiba Abu Bakar Al Baghdady pada tahun 2013 mengatakan bahwa JN dihapus dan dijadikan Daulah Islam Irak dan Syam / DAIS atau ISIS (islamic state in Irak and Syam)
TOKOH :Abu Mush'ab Al Zarqowi Abu Umar al Baghdady
PENYIMPANGAN :1. Mengklaim Bahwa Pimpinan Mereka
Adalah Sebagai Khalifah Yang Wajib Dibaiat Dan Ditaati Oleh Setiap Muslim.
2. Mengkafirkan Setiap Muslim Yang Tidak Mau Membai’at Khalifah Mereka.
3. Menghalalkan Darah Setiap Orang Yang Tidak Mau Membai’at Khilafah Mereka.
8. SYIAHSEJARAH:Syi'ah adalah suatu aliran yang timbul sejak pemerintahan Utsman bin Affan yang dikomandoi oleh Abdullah bin Saba', seorang Yahudi dari Yaman. Setelah terbunuhnya Utsman bin Affan, lalu Abdullah bin Saba' mengintrodusir ajarannya secara terang-terangan dan menggalang massa untuk memproklamirkan bahwa kepemimpinan (imamah) sesudah Nabi saw sebenarnya ke tangan Ali bin Abi Thalib karena suatu nash (teks) Nabi saw. Namun, menurut Abdullah bin Saba', Khalifah Abu Bakar, Umar, Utsman telah mengambil alih kedudukan tersebut.
ALIRAN SESAT DI INDONESIA
Keyakinan itu berkembang sampai kepada menuhankan Ali bin Abi Thalib. Berhubung hal itu suatu kebohongan, maka diambil tindakan oleh Ali bin Abi Thalib, yaitu mereka dibakar, lalu sebagian mereka melarikan diri ke Madain. Aliran Syi'ah pada abad pertama hijriyah belum merupakan aliran yang solid sebagai trend yang mempunyai berbagai macam keyakinan seperti yang berkembang pada abad ke-2 hijriyah dan abad-abad berikutnya.
TOKOH:1. Abdullah bin Saba'PENYIMPANGAN:1. Keyakinan bahwa imam sesudah Rasulullah saw adalah Ali bin Abi Thalib, sesuai dengan sabda Nabi saw. Karena itu para Khalifah dituduh merampok kepemimpinan dari tangan Ali bin Abi Thalib ra. 2. Keyakinan bahwa imam mereka maksum (terjaga dari salah dan dosa) 3. Keyakinan bahwa Ali bin Abi Thalib dan para Imam yang telah wafat akan hidup kembali sebelum hari Kiamat untuk membalas dendam kepada lawan-lawannya, yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman, Aisyah dll.
4. Keyakinan bahwa Ali bin Abi Thalib dan para Imam mengetahui rahasia ghaib, baik yang lalu maupun yang akan datang.5. Keyakinan tentang ketuhanan Ali bin Abi Thalib yang dideklarasikan oleh para pengikut Abdullah bin Saba' dan akhirnya mereka dihukum bakar oleh Ali bin Abi Thalib karena keyakinan tersebut. 6. Keyakinan mengutamakan Ali bin Abi Thalib atas Abu Bakar dan Umar bin Khattab.7. mencaci maki para Sahabat atau sebagian Sahabat
9. Darul Arqam Sejarah:
Aliran sesat ini termasuk pemain lama yang sempat beberapa kali dilarang gerakannya. Sekarang menjelma menjadi aliran sesat yang tidak mau di anggap sebagai Darul arqom. Di Indonesia mereka menamai diri mereka kelompok hawariyun. namun pokok-pokok ajarannya masih sama. Kelompok ini berpusat di Malaisya Aliran ini di dirikan oleh Ashari Muhammad atau biasa di panggil Abuya, lelaki yang mengaku bermimpi bertemu dengan imam mahdi.
Tokoh:Ashari Muhammad
ALIRAN SESAT DI INDONESIA
Penyimpangan:Ajaran kesesatan mereka tampak seperti keyakinan mereka bahwa Abuya A. M. adalah tafsir Al-Qur’an dan As-Sunnah yang bergerak. Mereka menambahkan dua kalimat syahadat. Selain kalimat syahadat kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka menambahkan dengan kalimat syahadat kepada Abu Bakar, ‘Umar, Utsman, ‘Ali dan kepada Muhammad bin Abdillah As-Suhaimi yaitu tokoh sentral darul arqom. Abuya A.M. juga membuat ramalan-ramalan, jadwal Tuhan dan lain sebagainya.
MACAM-MACAM HADITS SHAHEH
SHAHEH LI DZATIHI
SHAHEH LI GHAIRIHI
HADITS SHAHEH LI DZATIHI
Hadits shaheh li Dzatihi, yaitu hadits yang mencakup semua syarat-syarat atau sifat-sifat hadits maqbul secara sempurna. Dinamakan “shaheh li Dzatihi” karena telah memenuhi semua syarat shaheh,dan tidak butuh dengan riwayat yang lain untuk sampai pada puncak keshahehan, keshahehannya telah tercapai dengan sendirinya.
CONTOH HADITS SHAHEH LI DZATIHI
ه و بني إلسالم على خمس شهادة ان ال اله اال اللكاة و ه و اقام الصالة و ئتاء الز ان محمد رسول الل
الحج و صوم رمضانArti:Rasulullah saw. Bersabda islam itu dibangun atas lima perkara syahadat bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah, menegakkan sholat, menunaikan zakat berhaji dan puasa Romadhon
HADITS SHAHEH LI GHAIRIHI
Hadits shaheh li ghairihi, yaitu hadits hasan li dzatihi (tidak memenuhi secara sempurna syarat-syarat tertinggi hadits maqbul), yang diriwayatkan melalui sanad yang lain yang sama atau lebih kuat darinya. Dinamakan hadits shaheh li ghairihi karena predikat keshahehannya diraih melalui sanad pendukung yang lain.
CONTOH HADITS SHAHEH LI GHAIRIHI
لو ال ان اشق على امـي المرتهم واك عند كل صالة بالس
(رواه البخار و الترمذي )Arti:seandainya aku tidak menyusahkan ummatku pastilah aku perintahkan mereka untuk menggosok gigi tiap akan sholat
KEDUDUKAN HADITS SHAHEH
Kedudukan hadits memang berada pada urutan nomor dua setelah Al-Quran. Namun bukan berarti kalau keduanya sekilas terkesan saling berbeda,
lalu yang satu harus kalah.Karena tiap ayat atau hadits masih mengandung hukum yang perlu dikupas lebih dalam. Ada dalil
yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus, maka yang khusus punya tempat tersendiri.
Bahkan ada dalil yang berbeda berlakunya, di mana yang keluar berlakangan akan berlaku dan yang keluar lebih dahulu dihapus oleh yang datang belakangan. Sehingga sangat dimungkinkan ada ayat Al-Quran yang dihapus hukumnya (bukan lafadznya) hanya oleh sebuah hadits shaheh. Lantaran hadits shaheh ini keluar belakangan. Setidaknya, jumhur ulama mengatakan demikian.Jadi tidak semata-mata urut kacang, tetapi kita harus membedah detail tiap ayat atau hadits. Dan memang mutlak dibutuhkan ilmu fiqih dan ushul fiqih dalam masalah ini.Sebenarnya bukan kecenderungan untuk memakai hadits shaheh, tetapi kembali kepada detail kandungan hukum. Umumnya hadits lebih detail, lebih khusus dan lebih menukik dibandingkan dengan ayat Al-Quran yang masih bersifat umum. Kalau kesannya lebih mendahulukan hadits dari pada Al-Quran, hal itu tidak benar. Sebab dalil yang umum akan dikalahkan oleh dalil yang khusus.
Para ulama sepakat bahwa salah satu syarat suatu hadits dinyatakan shaheh adalah bila hadits itu diriwayatkan oleh perawi yang adil, namun mereka berbeda dalam meletakkan syarat-syarat adil itu. Boleh jadi, satu hadits dinyatakan shaheh karena perawinya dianggap adil oleh satu ulama (sesuai dg syarat adil yang dia susun), tetapi tidak dipandang adil oleh ulama yang lain (karena tidak memenuhi syarat adil yg dia yakini). Persoalan lain adalah, bagaimana melakukan tarjih (memilih mana hadits yang paling kuat) diantara dua hadits yang saling bertentangan. Boleh jadi, sebagian ulama mengatakan hadits yang satu telah menghapus (nasikh) hadits yang satu lagi. Namun, sebagian ulama berpendapat bahwa boleh jadi hadits yang satu bersifat umum, sedangkan hadits yang lain bersifat mengecualikan keumuman itu.
Bagaimana bila teks hadits terlihat seakan-akan bertentangan dengan teks Qur'an. Sebagian ulama langsung berpegang pada teks Qur'an dan meninggalkan teks hadits (ini yang dilakukan mazhab Zhahiri ketika tidak mengharamkan pria memakai cincin dari emas), akan tetapi sebagian lagi mengatakan bahwa hadits merupakan penjelas maksud ayat, sehingga tidak perlu meninggalkan salah satunya, tetapi menggabungkan maknanya (ini yang dilakukan jumhur ulama ketika mengharamkan pria memakai cincin dari emas).
TINGKATAN/MARTABAT HADITS SHAHEH
Dalam istilah para Ulma Hadits, berkaitan dengan kualitas para perawi atau Sanad suatu Hadits, dikenal dengan apa yang disebut dengan Ashahh al-Asanid Ashahhul Asanid. yaitu jalur sanad yang dianggap para perawi paling shaheh berdasarkan kesempurnaan pemenuhan syarat-syarat keshahehan suatu hadits. Al-Khatib mengemukakan, bahwa dikalangan ulama terdapat perbedaan pendapat mengenai ashahhul asanid.
Adapun Ashahh al-Asanid yang dianggap paling Shahi adalah sebagai berikut.1. Ashahh al-Asanid, menurut versi Ishaq ibn
Rahawaih dan Ahmad adalah: Az-zuhri dari Salim dari ayahnya (‘Abdullah ibn Umar ibn Al- Khaththab).
2. Ashahh al-Asanid, menurut versi Ibn al- Madinihdan Al-Fallas adalah: Ibn Sirin dari “Ubaidah dariAli ibn Abi Thalib.
3. Ashahh al-Asanid, menurut versi Ibn Ma’in adalah: Al-A’masy dari Ibrahim dari ‘Alqamah dari ‘abd Allah ibn Mas’ud.
4. Ashahh al-Asanid, menurut versi Abu Bakar bin Syabah adalah: Az-Zuhri dari Ali ibn al- Husain dari ayahnya dari Ali ibn Abi Thalib.
5. Ashahh al-Asanid, menurut versi Bukhari adalah: Malik dari Nafi’ dari Ibn Umar.
Namun pendapat yang kuat dalam masalah ini adalah bahwa kita tidak
dapat menentukan sebua Sanad tertentu sebagai Sanad yanng paling shaheh
karena perbedaan tingkat ke-shaheh-an sebuah Hadits ketika tepenuhinya
syarat-syarat ke-shaheh-an suatu Hadits. Kita hanya dapat menyimpulkan
bahwa Ashahh al-Asanid, diatas lebih kuat dari Sanad yang tidak mendapatkan
predikat tersebut. Tidak lebih dari itu.
Dari segi persyaratan shaheh yang terpenuhi dapat dibagi menjadi 7 tingkatan, dari tingkat yang tertinggi sampai dengan tingkat yang terendah, yaitu sebagai berikut:1.Hadits Muttafaqun ‘alaih atau Muttafaqun
‘Alaih ShihhatihiYaitu hadits shahih yang telah disepakati oleh
kedua imam hadits Bukhari dan Muslim tentang sanadnya.Contoh: عن سعيد بن جبير قال: مر بفتيان من قريشقد نصبوا طيرا وهم يرمونه وقد جعلوا لصاحب الطير كل خاطئة من نبلهم. فلما رأوا ابن عمر
قوا, فقال ابن عمر: من فعل هذا؟ لعن تفرالله من فعل هذا. إن رسول الله صلى الله
وح خذ شيئا فيه الر م لعن من ات عليه وسلغرضا (متفق عليه)
"Diriwayatkan dari Sa'id bin Jubair beliau berkata: Ibnu 'Umar melewati beberapa pemuda Quraisy
yang mengikat seekor burung untuk mereka jadikan sebagai sasaran bidikan panah dan mereka membayar kepada pemilik burung
tersebut pada setiap kali bidikan mereka meleset. Tatkala mereka melihat Ibnu 'Umar, mereka bubar, lalu Ibnu 'Umar bertanya: Siapa yang melakukan ini? Allah mengutuk orang yang
melakukan ini. Sungguh Rasulullah saw. mengutuk orang yang menjadikan makhluk
bernyawa sebagai sasaran". (Muttafaqun 'Alaih)
2. Infarada Bihil BukhariYaitu diriwayatkan oleh imam Bukhari sendiri sedangkan imam Muslim tidak meriwayatkannya.Contoh:
بي صلى الله عن ابى هريرة رضى الله عنه عن الن
م قال: قال الله تعالى: ثالثة أنا خصمهم عليه وسل
ا يوم القيامة رجل أعطى بى ثم غدر ورجل باع حر
فأكل ثمنه ورجل استأجر جيرا فاستوفى منه ولم
يعطه أجره (رواه البخارى)
"Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi saw. beliau bersabda: Allah berfirman: Ada tiga macam (golongan manusia) yang menjadi musuh-Ku pada hari kiamat: 1) Orang yang berjanji dengan nama-Ku
kemudian tidak diakuinya, 2) Orang yang menjual orang yang merdeka, kemudian
dimakannya uang harganya, dan 3) Orang yang mengupah kepada pekerja dan setelah
diselesaikan pekerjannya tidak dibayar upahnya". (HR. Bukhari)
3. Infarada Bihil MuslimHanya diriwayatkan oleh imam muslim sendiri
sedang imam Bukhari tidak merwayatkannya. Contoh:
عن أبي هريرة رضى الله عنه قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ال يفرك مؤمن مؤمنة
ان .كره منها خلقا رضي منها آخرArti:Dari Abu Hurairah dia berkata Rasulullah saw. Bersabda janganlah seorang mukmin membenci wanita mukmin perempuan karena jika dia tidak suka satu perangainya niscaya dia akan lega dengan perangainya yang lain.
4. Shahhihun ‘Ala Syaril Bukhari atau Syartil MuslimHadits shahih yang diriwayatkan menurut syarat
syarat yang dipakai oleh Bukhari dan muslim yang disebut shahihhun ‘ala syartil bukhari wa muslim, sedang kedua imam tersebut tidak meriwayatkannya.Contoh :
عن عائشة رضى الله عنه قالت: قال رسول الله صلى م: ان من اكمل المؤمنين ايمانا احسنهم الله عليه وسل
خلقا والطفهم بأهلهمرمذى والحاكم وقال صحيح على شرطى البخارى ) رواه الت
ومسلم )
Artinya: "Dari 'Aisyah r.a. berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Termasuk
penyempurnaan iman seorang mu'min ialah
keluhuran budi pekertinya dan kelemah
lembutan terhadap keluarga". (Riwayat At
Turmudzi dan Hakim dan ia berkata bahwa
hadits ini syarat Bukhari dan Muslim)
5.Shahhihun ‘Ala Syartil BukhariHadits yang menurut syarat bukhari, sedang
beliau sendiri tidak mentakhrijkan hadits demikian itu.6.Shahhihun ‘Ala Syartil Muslim
Hadits yang menurut syarat Muslim. Sedang imam Muslim sendiri tidak mentakhrijkannya7. Shahhihun ‘Ala Ghairi Syartihima
Hadits yang tidak menurut salah satu syarat dari imam Bukhari dan Muslim. Ini berarti bahwa si pentakhrij tidak mengambil hadits dari rawi-rawi atau guru-guru Bukhari dan Muslim. yang telah beliau sepakati atau yang masih diperselisihkan tapi hadits yang ditakhrijkantersebut di shahihkan oleh imam imam hadits yang penamaan misalnya hdits shahih yang terdapat dalam shahih Ibnu Khuzaimah, Shahih Ibnu Hibban dan Shahih Al Hakim
Gerakan Sholat
Gerakan SholatArtinya:1719. Dari Ibnu Umar, ia mendengar Rasulullah SAW jika mengangkat kepalanya dari ruku' rakaat terakhir dari [shalat 8/155] Subuh mengucapkan, "Ya Allah timpakan laknatmu kepada si fulan, dan si fulan, dan si fulan". (Dalam riwayat hadits dari Salim, ia berkata, "Rasulullah mendoakan celaka atas Shafwan bin Umayyah, Suhail bin Amr, dan Harits bin Hisyam)4 2 sesudah mengucapkan, "Sami'allahu timan hamidah, rabbana wa lokal hamdu", maka Allah menurunkan, "Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu" hingga firman Allah, "Karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zhalim."
CONTOH-CONTOH HADITS SHAHIH
قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم : جل على أهله صدقة (صحيح نفقة الر
رمذي) .بخاري والتRasulullah Saw bersabda:
“Nafkah yang diberikan seorang laki-laki kepada keluarganya adalah sedekah”.
(HR. Al-Bukhari dan at-Tirmidzi).
Shodaqoh
عن عثمان رضي الله عنه عن م بي صلى الله عليه وسل الن
م القرآن قال :"خيركم من تعلمه" (صحيح بخاري) وعل
Dari Utsman Radhiyallahu’anhu bahwa Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Sebaik – baik kalian adalah orang yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkan nya.”
Ilmu
HADITS HASAN
PENGERTIAN
BAHASA
ISTILAH
SYARAT-SYARAT
MACAM-MACAM
TINGKATAN
KEDUDUKAN
CONTOH
PENGERTIAN HADITS HASAN
Menurut Bahasa
Kata Hasan (حسن) dari kata al-Husn yang (الجمال) yang bermakna al-Jamâl (الحس�ن)berarti kecantikan, keindahan.
Menurut Istilah
ذى صل سنده بنقل العدل ال هو ما اتذوذ ة قل ضبطه و خال من الش والعل
Hadits hasan adalah hadits yang bersambung sanadnya, diriwayatkan oleh orang adil, kurang sedikit ke-dhabit-annya, tidak ada keganjilan (syadz) dan tidak ada illat.
Menurut Istilah
ال@حديث الحسن هو ما رواه عدل ند غير صل@ الس قليل الضبط@ مت
ل@ وال شاذ متعلHadits Hasan yaitu suatu berita hadits yang diriwayatkan oleh para perawi yang adil, sedikit hafalan, bersambung sanadnya, tidak ada cacat yang tersembunyi dan pengertiannya tidak janggal.
PENDAPAT ULAMA
Menurut Ibnu Hajar al-Asqalani
وخبر األحاد بنقل عدل تام الضبط ل وال شاذ ند غير معل صل الس مت
Khobar ahad yang dinukil oleh orang yang adil, kurang sempurna hapalannya, bersambung sanadnya, tidak cacat, dan tidak syadz.
Menurut Imam at-Tirmidzi
وى ال يكون فى إسناده كل حديث يرالحديث شاذا من يتهم بالكذب وال يكون
وى من غير وجه نحو ذالكو يرTiap-tiap hadits yang pada sanadnya tidak terdapat perawi yang tertuduh dusta, pada matannya tidak terdapat keganjalan, dan hadits itu diriwayatkan tidak hanya dengan satu jalan (mempunyai banyak jalan) yang sepadan dengannya
*Menurut At-Thibi
مسند من قرب من درجة الثقةأو مرسل ثقة و روي كال هما من
ة م من شذوذ و ال عل .غير وجه و سلHadits musnad ( muttasil dan marfu’ ) yang sanad-sanadnya mendekati derajat tsiqah. Atau hadits mursal yang sanad-sanadnya tsiqah, tetapi pada keduanya ada perawi lain, dan hadits itu terhindar dari syadz ( kejanggalan ) dan illat (kekacauan).
SYARAT SYARAT HADITS HASAN
Rawinya Adil (رواته عادل)
Bersambung Sanadnya
(سنده متصل)Rawinya Kurang
Dhabith رواته قليل )
(ضابطTidak Temasuk Hadits Syadz
Tidak Terdapat Illat (cacat)
a. Rawinya Adil (رواته عادل)Maksudnya adalah tiap-tiap perowi itu
seorang Muslim, bersetatus Mukallaf (baligh), bukan fasiq dan tidak pula jelek prilakunya.Dalam menilai keadilan seorang periwayat cukup dilakuakan dengan salah satu teknik berikut:a. Keterangan seseorang atau beberapa ulama ahli
ta’dil bahwa seorang itu bersifat adil, sebagaimana yang disebutkan dalam kitab-kitab jarh wa at-ta’dil.
b. Keterangan seseorang bahwa ia bersifast adil, sdeperti imam empat Hanafi,Maliki, Asy-Syafi’i, dan Hambali.
SYARAT-SYARAT HADITS HASAN
Khusus mengenai perawi hadits pada tingkat sahabat, jumhur ulama sepakat bahwa seluruh sahabat adalah adil. Pandangan berbeda datang dari golongan muktazilah yang menilai bahwa sahabat yang terlibat dalam pembunuhan ‘Ali dianggap fasiq, dan periwayatannya pun ditolak.
SYARAT-SYARAT HADITS HASANb. Bersambung Sanadnya (سنده متصل)Sanadnya bersambung maksudnya adalah bahwa setiap rawi hadits yang bersangkutan benar-benar menerimanya dari rawi yang berada diatasnya dan begitu selanjutnya sampai kepada pembicara yang pertama. Sanad suatu hadits dianggap tidak bersambung bila terputus salah seorang atau lebih dari rangkaian para rawinya. Boleh jadi rawi yang dianggap putus itu adalah seorang rawi yang dlo'if, sehingga hadits yang bersangkutan tidak shaheh.
Tidak terdapat keseragaman pendapat para ulama mengenai konsep kebersambungan sanad ini.
Menurut al-Bukhari sebuah sanad dikatakan bersambung apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :a. Al-liqa’, yakni adanya pertautan langsung antara
satu perawi dengan perawi berikutnya, yang ditandai dengan adanya sebuah aksi pertemuan antara murid yang mendengar secara langsung suatu hadits dari gurunya.
b. Al-mu’asharah, yakni bahwa sanad diklaim bersambung apabila terjadi persamaan masa hidup antara seorang guru dengan muridnya.
Secara ringkas, dapat dinyatakan bahwa suatu hadits dinyatakan bersambung sanadnya apabila:1. Pada seluruh periwayat dalam sanad itu terjadi pertemuan
langsung, yakni adanya hubungan antara guru-murid, sehingga seorang perawi bertemu dengan guru atau orang yang meriwayatkan hadits kepadanya, dan bertemu langsung dengan murid yang meriwayatkan hadits darinya.
2. Antara masing-masing periwayat dengan periwayat terdekat sebelumnya dalam sanad itu benar-benar telah terjadi hubungan periwayatn hadits menurut ketentuan (proses penerimaan dan periwayatan hadits) tahammul wa ada’ al-hadits. Mayoritas ulama hadits menempatkan periwayan dengan metode al-sama’ pada peringkat tertinggi.
a. Mencatat semua periwayat yang ditelitib. Mempelajari hidup masing-masing periwayatc. Meneliti kata-kata yang berhubungan antara para periwayat dengan periwayat yang terdekat dalam sanad, yakni apakah kata-kata yang terpakai berupa haddasani, haddasani, akhbarana, akhbarani, ‘an,anna, atau kasta- kata lainnya.
c. Rawinya Kurang Dhabith (رواته قليل ضابط)Maksudnya masing-masing perowinya sempurna daya
ingatannya, baik berupa kuat ingatan dalam dada maupun dalam kitab (tulisan).Dhobith dalam dada ialah terpelihara periwayatan dalam ingatan, sejak ia maneriama hadits sampai meriwayatkannya kepada orang lain, sedang, dhobithdalam kitab ialah terpeliharanya kebenaran suatu periwayatan melalui tulisan.
SYARAT-SYARAT HADITS HASAN
Adapun sifat-sifat kedhobitan perowi, nmenurut para ulama, dapat diketahui melalui:
a. Kesaksian para ulamab. Berdasarkan kesesuaian riwayatannya dengan
riwayat dari orang lain yang telah dikenal kedhobithannya.
(Kedhabitan rawi disini tingkatannya dibawah kedhabitan rawi hadits shaheh, yakni kurang sempurna kedhabitannya).
d. Tidak Temasuk Hadits SyadzMaksudnya ialah hadits itu benar-benar
tidak syadz, dalam arti bertentangan atau menyalesihi orang yang terpercaya dan lainnya.
Menurut al-Syafi’i, suatu hadits tidak dinyastakan sebagai mengandung syudzudz, bila hadits itu hanya diriwayatkan oleh seorang periwayat yang tsiqah, sedang periwayat yang tsiqah lainnya tidak meriwayatkan hadits itu. Artinya, suatu hadits dinyatakan syudzudz, bila haditsd yang diriwayatkan oleh seorang periwayat yangtsiqah tersebut bertentengan dengan hadits yang dirirwayatkan oleh banyak periwayat yang juga bersifat tsiqah.
SYARAT-SYARAT HADITS HASAN
e. Tidak Terdapat Illat (cacat)Maksudnya ialah hadits itu tidak ada
cacatnya, dalam arti adanya sebab yang menutup tersembunyi yang dapat menciderai pada ke-shaheh-an hadits, sementara dhahirnya selamat dari cacat.
‘Illat hadits dapat terjadi pada sanad mapun pada matan atau pada keduanya secara bersama-sama. Namun demikian, ‘illat yang paling banyak terjadi adalah pada sanad, seperti menyebutkan muttasil terhadap hadits yang munqati’ ataumursal.
SYARAT-SYARAT HADITS HASAN
MACAM-MACAM HADITS HASANHASAN
LI DZATIHI
IHASAN LI
GAHIRIHI
1. HADITS HASAN LI DZATIHIIHadits hasan li dzatihii adalah hadits yang memenuhi
segala syarat-syarat hadits hasan, hadits hasan dengan sendirinya, karena telah memenuhi segala kriteria dan persyaratan yang ditentukan.
Sebuah hadits dikategorikan sebagai hasan li dzatihi karena jalur periwayatannya, hanya melalui satu jalur periwayatan saja. Sementara hadits hasan pada umumnya, ada kemungkinan melalui jalur riwayat yang lebih dari satu. Atau didukung dengan riwayat yang lainnya. Bila hadits hasan ini jumlah jalur riwayatnya hanya satu, maka hadits hasan itu disebut dengan hadits hasan li dzatihi. Tetapi jika jumlahnya banyak, maka ia akan saling menguatkan dan akan naik derajatnya menjadi hadits shaheh li ghairihi.
MACAM-MACAM HADITS HASAN
Diriwayatkan oleh At-Tirmizi, dia berkata: telah bercerita kepada kami Qutaibah, telah bercerita kepada kami Ja’far bin Sulaiman Ad-Dhab’I, dari Abi Imran Al-Jauni, dari Abu Bakar bin Abu Musa Al-Asy’ari, dia berkata,” Aku telah mendengar ayahku berkata dihadapan musuh, Rasulullah bersabda, :
بعي عن أبي حدثنا قتيبة حدثنا جعفر بن سليمان الضعمران الجوني عن أبي بكر بن أبي موسي األشعري
قال : سمعت أبي بحضرة العدو يقول : قال رسول الله يوف " ..... ص م : إن أبواب الجنة تحت ظالل الس
“Telah menceritakan kepada kamu qutaibah, telah menceritakan kepada kamu ja’far bin sulaiman, dari abu imron al-jauni dari abu bakar bin abi musa al-Asy’ari ia berkata: aku mendengar ayahku berkata ketika musuh datang : Rasulullah Saw bersabda : sesungguhnya pintu-pintu syurga dibawah bayangan pedang…”( HR. At-Tirmidzi, Bab Abwabu Fadhailil jihadi).
Empat perawi hadits tersebut adalah tsiqoh kecuali Ja’far bin Sulaiman ad-Dhab’I, sehingga hadits ini sebagai hadits hasan.
CONTOH HADITS HASAN LIDZATIHII
2. HADITS HASAN LI GAHIRIHIHadits hasan li ghairihi adalah hadits dlo'if yang
bukan dikarenakan perawinya pelupa, banyak salah dan orang fasik, yang mempunyai mutabi’ dan syahid, hadits yang dlo'if dikuatkan dengan beberapa jalan, dan sebab kedlo'ifannya bukan karena kefasikan perawi (yang keluar dari jalan kebenaran) atau kedustaannya.
Seperti satu hadits yang dalam sanadnya ada perawi yang mastur (tidak diketahui keadaannya), atau rawi yang kurang kuat hafalannya, atau rawi yang tercampur hafalannya karena tuanya, atau rawi yang pernah keliru dalam meriwayatkan, lalu dikuatkan dengan jalan lain yang sebanding dengannya, atau yang lebih kuat darinya. Hadits ini derjatnya lebih rendah dari pada hasan lidzatihii dan dapat dijadikan hujjah.
MACAM-MACAM HADITS HASAN
CONTOH HADITS HASAN LI GHAIRIHISeperti hadits yang diriwayatkan oleh Al-Turmudzi dan dia menilainya
hasan, dari riwayat Syu’bah dari ‘Asim bin Ubaidillah dari Abdullah bin Amir bin Rabi’ah dari ayahnya, berbunyi sebagai berikut:حدثنا شعبة ، عن عاصم بن عبيد الله ، قال سمعت عبد الله
بن عامر بن ربيعة ، عن أبيه : أن امرأة من بني فزارة تزوجت على نعلين . فقال رسول الله صلى الله عليه
وسلم :" أر�ضيت من نفسك ومالك بنعلين ؟" قالت : نعم . . قال : فأجاز�ه
(رواه الترمذي) Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dari jalur Syu’bah dari ‘ashim bin ‘Ubaidillah,dari Abdillah bin Amir bin Rabi’ah, dari ayahnya bahwasanya seorang perempuandari bani Fazarah menikah dengan mahar sepasang sandal…”
Al-Turmudzi mengomentari bahwa hadits itu terdapat riwayat-riwayat lain, yaitu dari Umar, Abu Hurairah, Aisyah dan Abu Hadrad. Dalam hal ini Al-Turmudzi menilai hadits tersebut hasan, karena meskipun ‘Asim dalam sanad hadits yang diriwayatkannya itu dlo'if karena jelek hafalannya, hadits ini didukung oleh adanya riwayat-riwayat lain.
TINGKATAN HADITS HASANSama halnya dengan hadits shahih yang mempunyai
berbagai macam tingkatan, begitu pula halnya dengan hadits hasan, mempunyai beberapa tingkatan. Adz-Dzahabi telah membagi hadits hasan ke dalam dua tingkatan. a. Tingkatan yang paling tinggi: Bahzu bin Hakim dari bapaknya dari kakeknya; Amru bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya; Ibnu Ishak dari at-Taimi. Contoh-contoh seperti ini ada yang mengatakan shahih, hanya saja derajat keshahihannya paling rendah. b. Setelah itu merupakan (sanad-sanad) yang diperselisihkan kehasanan dan kedla’ifannya; seperti haditsnya Harist bin Abdullah, ‘Ashim bin Dlamrah, Hajjaj bin Arthah, dan semacamnya.
KEDUDUKAN HADITS HASAN
Hadits hasan sama seperti hadits shaheh dalam pemakaiannya sebagai hujjah, walaupun kekuatannya lebih rendah dibawah hadits shaheh. Hanya saja, jika terjadi pertentangan antara hadits shaheh dengan hadits hasan, maka harus mendahulukan hadits shaheh, karena tingkat kualitas hadits hasan berada dibawah hadits shaheh. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari dimensi kesempurnaan kedhabitan rawi-rawi hadits hasan, yang tidak seoptimal kesempurnaan kedhabithan rawi-rawi hadits shaheh. Kebanyakan ulama ahli hadits dan fuqoha bersepakat untuk menggunakan hadits shaheh dan hadits hasan sebagai hujjah. Disamping itu, ada ulama yang mensyaratkan bahwa hadits hasan dapat digunakan sebagai hujjah, bilamana memenuhi sifat-sifat yang diterima. Pendapat terakhir ini memerlukan peninjauan yang seksama
Sebab, sifat-sifat yang dapat diterima itu ada yang tinggi, menengah dan rendah. Hadits yang sifat dapat diterimanya tinggi dan menengah adalah hadits shaheh, sedangkan hadits yang sifat dapat diterimanya rendah adalah hadits hasan.Hadits-hadits yang mempunyai sifat dapat diterima sebagai hujjah disebuthadits maqbul, dan hadits yang tidak mempunyai sifat-sifat yang dapat diterima disebut hadits mardud. Yang termasuk hadits maqbul adalah:1. Hadits shaheh, baik shaheh li dzatihi maupun shaheh
li ghairihi2. Hadits hasan, baik hasan li dzatihi maupun hasan li
ghairihiYang termasuk hadits mardud adalah segala macam hadits dlo'if. Hadits mardud tidak dapat diterima sebagai hujjah karena terdapat sifat-sifat tercela pada rawi-rawinya atau pada sanadnya. Ringkasnya, hadits yang dapat diterima sebagai hujjah atau dalam istimbath [konklusi] hukum hanyalah hadits shaheh dan hasan. Hadits dlo'if tidak dapat digunakan baik sebagai hujjah maupun istimbath hukum.
CONTOH-CONTOH HADITS HASAN
بعي عن حدثنا قتيبة حدثنا جعفر بن سليمان الضأبي عمران الجوني عن أبي بكر بن أبي� موسي�
األشعري قال� : سمعت أبي بحضرة العدو يقول : قال رسول الله ص� م : إن أبواب الجنة تحت
يوف ..... الح�ديث " ظالل الس
“Telah menceritakan kepada kamu qutaibah, telah menceritakan kepada kamu ja’far bin sulaiman, dari abu imron al-jauni dari abu bakar bin abi musa al-Asy’ari ia berkata: aku mendengar ayahku berkata ketika musuh datang : Rasulullah Saw bersabda : sesungguhnya pintu-pintu syurga dibawah bayangan pedang…”( HR. At-Tirmidzi, Bab Abwabu Fadhailil jihadi).
CONTOH-CONTOH HADITS HASAN
عن عمرو بن شعيب، عن أبيه عن جده، قال: م كفر قال رسول الله صلى الله عليه وسل
بامرئ ادعا نسب ال يعرفه، أو جحده، وإن دق، وسنده حسن
Yahya bin Sa’id, dari Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, berkata; Rasulullah saw bersabda; “kafirlah orang yang mengaku-aku nasab orang yang tidak diketahuinya, atau menolak nasab (yang sebenarnya), meskipun samar”
CONTOH-CONTOH HADITS HASAN
حدثنا شعبة ، عن عاصم بن عبيد الله ، قال سمعت عبد الله بن عامر بن ربيعة ، عن أبيه : أن امرأة من
بني فزارة تزوجت على نعلين . فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم :" أرضيت من نفسك ومالك
بنعلين ؟" قالت : نعم . قال : فأجازه .(رواه الترمذي)
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dari jalur Syu’bah dari ‘ashim bin ‘Ubaidillah,dari Abdillah bin Amir bin Rabi’ah, dari ayahnya bahwasanya seorang perempuandari bani Fazarah menikah dengan mahar sepasang sandal…”
CONTOH-CONTOH HADITS HASAN
، عن جده أبيه، عن بهز بن حكيمحدثنا ، قال : قلت : يا معاوية بن حيدة القشيري
ك ، قلت : ثم رسول الله ، " من أبر ؟ قال : أمك . قال : قلت : ثم من ؟ من ؟ قال : ثم أم
.. " قال : ثم أباك ، ثم األقرب ، فاألقرب*“Menceritakan kepedaku bahzun bin hakim, dari ayahnya, dari kakeknya muawiyah bin haidah qusyairi berkata: Ya Rasulullah kepada siapakah aku harus berbakti?”Rasulullah menjawab “kepada ibumu”. Aku bertanya “lalu kepada siapa ?” Rasulullah menjawab.” Ibumu, kemudian bapakmu, kemudian kerabat terdekat, dan selanjutnya.”
HADITS HASAN
PENGERTIAN BAHASA
ISTILAHSEBAB-SEBAB
MACAM-MACAM
TINGKATAN
KEDUDUKAN
CONTOH
PENGERTIAN HADITS DHA’IF
Kata “dlo'if” menurut bahasa berasal dari kata”dhu`fun” yang berarti lemah lawan dari kata “qawiy” yang berarti kuat, sedangkan hadits dlo'if berarti hadits yang tidak memenuhi kriteria hadits hasan. hadits dlo'if disebut juga hadits mardud(ditolak).
Menurut istilahHadmits dlo’if adalah hadits yang kehilangan salah satu syarat dari syarat-syarat Hadits shaheh atau Hadits Hasan, maka hadits tersebut dapat dikategorikan sebagai Hadits dlo'if.
PENDAPAT ULAMA
1. Imam Al-Nawawi: Hadits dlo'if adalah hadits yang di dalamnya tidak terdapat syarat-syarat hadits shaheh dan syarat-syarat hadits hasan.
2. Muhammad ‘Ajjaj Al-Khathib: Hadits dlo'if didefinisikan sebagai segala hadits yang di dalamnya tidak terkumpul sifat-sifat maqbul.
3. Nur Al-Din itr: Hadits dlo'if dapat dirumuskan dengan hadits yang hilang salah satu syaratnya dari syarat-syarat hadits maqbul ”hadits yang shaheh atau hadits yang hasan”.
SEBAB-SEBAB HADITS DLO’IF
GUGURNYA RAWI
CACAT PADA
MATAN/RAWI
1. HADITS DLO'IF KARENA GUGURNYA RAWI
Yang dimaksud dengan gugurnya rawi adalah tidak adanya satu atau beberapa rawi, yang seharusnya ada dalam suatu sanad, baik pada permulaan sanad, maupun pada pertengahan atau akhirnya.
SEBAB-SEBAB HADITS DLO’IF
2. HADITS DLO'IF KARENA CACAT PADA MATAN ATAU RAWI
Banyak macam cacat yang dapat menimpa rawi ataupun matan. Seperti pendusta, fasiq, tidak dikenal, dan berbuat bid’ah yang masing-masing dapat menghilangkan sifat adil pada rawi. Sering keliru, banyak waham, hafalan yang buruk, atau lalai dalam mengusahakan hafalannya, dan menyalahi rawi-rawi yang dipercaya. Ini dapat menghilangkan sifat dhabith pada perawi. Adapun cacat pada matan, misalkan terdapat sisipan di tengah-tengah lafadz hadits atau diputarbalikkan sehingga memberi pengertian yang berbeda dari maksud lafadz yang sebenarnya.
SEBAB-SEBAB HADITS DLO’IF
MACAM-
MACAM
HADITS MU’ALLAQ
HADITS MU’DHAL
HADITS MUNQATH
I’
HADITS MURSAL
1. HADITS MURSALHadits mursal menurut bahasa, berarti hadits yang terlepas. Para
ulama memberikan batasan bahwa hadits mursal adalah hadits yang gugur rawinya di akhir sanad. Yang dimaksud dengan rawi di akhir sanad ialah rawi pada tingkatan sahabat yang merupakan orang pertama yang meriwayatkan hadits dari Rasulullah SAW. (penentuan awal dan akhir sanad adalah dengan melihat dari rawi yang terdekat dengan imam yang membukukan hadits, seperti Bukhari, sampai kepada rawi yang terdekat dengan Rasulullah). Jadi, hadits mursal adalah hadits yang dalam sanadnya tidak menyebutkan sahabat Nabi, sebagai rawi yang seharusnya menerima langsung dari Rasulullah.
MACAM-MACAM HADITS DLO’IF
Contoh Hadits Mursal
قال رسول الله ص.م : بيننا وبين المنا فقين شهود العشاء والصبح ال .يستطيعون
Artinya:Rasulullah bersabda, “ Antara kita dan kaum munafik munafik (ada batas), yaitu menghadiri jama’ah isya dan subuh; mereka tidak sanggup menghadirinya”. (HR. Malik).
Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Malik, dari Abdurrahman, dari Harmalah, dan selanjutnya dari Sa’id bin Mustayyab. Siapa sahabat Nabi yang meriwayatkan hadits itu kepada Sa’id bin Mustayyab, tidaklah disebutkan dalam sanad hadits di atas.
Kebanyakan Ulama memandang hadits mursal ini sebagai hadits dlo'if, karena itu tidak bisa diterima sebagai hujjah atau landasan dalam beramal. Namun, sebagian kecil ulama termasuk Abu Hanifah, Malik bin Anas, dan Ahmad bin Hanbal, dapat menerima hadits mursal menjadi hujjah asalkan para rawi bersifat adil.
2. HADITS MUNQATHI’
Hadits munqathi’ menurut etimologi ialah hadits yang terputus. Para ulama memberi batasan bahwa hadits munqathi’ adalah hadits yang gugur satu atau dua orang rawi tanpa beriringan menjelang akhir sanadnya. Bila rawi di akhir sanad adalah sahabat Nabi, maka rawi menjelang akhir sanad adalah tabi’in. Jadi, pada hadits munqathi’ bukanlah rawi di tingkat sahabat yang gugur, tetapi minimal gugur seorang tabi’in. Bila dua rawi yang gugur, maka kedua rawi tersebut tidak beriringan, dan salah satu dari dua rawi yang gugur itu adalah tabi’in.
MACAM-MACAM HADITS DLO’IF
Contoh Hadits Munqathi’
كان رسول الله ص.م اذا دخل المسجد قال: بسم الله والسالم على رسول الله اللهم اغفر لى ذ نو بى وافتح لى ابواب ر ح لى ابوا ب
رحمتك (رواة ابن ماجه)
Artinya: Rasulullah SAW. bila masuk ke dalam mesjid, membaca “dengan nama Allah, dan sejahtera atas Rasulullah; Ya Allah, ampunilah dosaku dan bukakanlah bagiku segala pintu rahmatMu”. (HR. Ibnu Majah).
Hadits di atas diriwayatkan oleh Ibnu Majah, dari Abu Bakar bin Ali Syaibah, dari Ismail bin Ibrahim, dari Laits, dari Abdullah bin Hasan, dari Fatimah binti Al-Husain, dan selanjutnya dari Fathimah Az-Zahra. Menurut Ibnu Majah, hadits di atas adalah hadits munqathi’, karena Fathimah Az-Zahra (putri Rasul) tidak berjumpa dengan Fathimah binti Al-Husain. Jadi ada rawi yang gugur (tidak disebutkan) pada tingkatan tabi’in.
3. HADITS MU’DHAL
Menurut bahasa, hadits mu’dhal adalah hadits yang sulit dipahami. Batasan yang diberikan para ulama bahwa hadits mu’dhal adalah hadits yang gugur dua orang rawinya, atau lebih, secara beriringan dalam sanadnya.
MACAM-MACAM HADITS DLO’IF
Contoh Hadits Mu’dhal
Hadits Imam Malik mengenai hak hamba, dalam kitabnya “Al-Muwatha” yang berbunyi: Imam Malik berkata: Telah sampai kepadaku, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
للملو ك اطعا مه وكسو ته با لمعروف. (رواة ما لك)
Artinya:Budak itu harus diberi makanan dan pakaian dengan baik. (HR. Malik).
Di dalam kitab Imam Malik tersebut, tidak memaparkan dua orang rawi yang beriringan antara dia dengan Abu Hurairah. Kedua rawi yang gugur itu dapat diketahui melalui riwayat Imam Malik di luar kitab Al-Muwatha. Imam Malik meriwayatkan hadits yang sama : Dari Muhammad bin Ajlan , dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah. Dua rawi yang gugur adalah Muhammad bin Ajlan dan ayahnya.
4. HADITS MU’ALLAQMenurut bahasa, hadits mu’allaq berarti hadits
yang tergantung. Batasan para ulama tentang hadits ini ialah hadits yang gugur satu rawi atau lebih di awal sanad atau bias juga bila semua rawinya digugurkan (tidak disebutkan).
MACAM-MACAM HADITS DLO’IF
Contoh Hadits Mu’allaq
Bukhari berkata: Kata Malik, dari Zuhri, dan Abu Salamah dari Abu Huraira, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
ال تفا ضلوا بين ال نبياء. (رواة الجا رى) Artinya:Janganlah kamu melebihkan sebagian nabi dengan sebagian yang lain. (HR. Bukhari).
Berdasarkan riwayat Bukhari, ia sebenarnya tidak pernah bertemu dengan Malik. Dengan demikian, Bukhari telah menggugurkan satu rawi di awal sanad tersebut. Pada umumnya, yang termasuk dalam kategori hadits mu’allaq tingkatannya adalah dlo'if, kecuali 1341 buah hadits muallaq yang terdapat dalam kitab shaheh Bukhari. 1341 hadits tersebut tetap dipandang shaheh, karena Bukhari bukanlah seorang mudallis (yang menyembunyikan cacat hadits). Dan sebagian besar dari hadits mu’allaqnya itu disebutkan seluruh rawinya secara lengkap pada tempat lain dalam kiab itu juga.
MACAM-MACAM
HADITS MAUDHU’
HADITS MATRUK/MATHR
UH
HADITS MUNKAR
HADITS MU’ALLAL
HADITS MUDRAJ
HADITS MAQLUB
HADITS SYADZ
HADITS MAUDHU’Menurut bahasa, hadits ini memiliki pengertian hadits
palsu atau dibuat-buat. Para ulama memberikan batasan bahwa hadits maudhu’ ialah hadits yang bukan berasal dari Rasulullah SAW. Akan tetapi disandarkan kepada dirinya. Golongan-golongan pembuat hadits palsu yakni musuh-musuh Islam dan tersebar pada abad-abad permulaan sejarah umat Islam, yakni kaum yahudi dan nashrani, orang-orang munafik, zindiq, atau sangat fanatic terhadap golongan politiknya, mazhabnya, atau kebangsaannya.
Hadits maudhu’ merupakan seburuk-buruk hadits dlo'if. Peringatan Rasulullah SAW terhadap orang yang berdusta dengan hadits dlo'if serta menjadikan Rasul SAW sebagai sandarannya.“Barangsiapa yang sengaja berdusta terhadap diriku, maka hendaklah ia menduduki tempat duduknya dalam neraka”.
Contoh Hadits Maudhu’
Hadits yang dikarang oleh Abdur Rahman bin Zaid bin Aslam; ia katakana bahwa hadits itu diterima dari ayahnya, dari kakeknya, dan selanjutnya dari Rasulullah SAW. berbunyi : “Sesungguhnya bahtera Nuh bertawaf mengelilingi ka’bah, tujuh kali dan shalat di maqam Ibrahim dua rakaat” Makna hadits tersebut tidak masuk akal.a. Adapun hadits lainnya : “anak zina itu tidak masuk surga
tujuh turunan”. Hadits tersebut bertentangan dengan Al-Qur’an. ” Pemikul dosa itu tidaklah memikul dosa yang lain”. ( Al-An’am : 164 )
b. “Siapa yang memperoleh anak dan dinamakannya Muhammad, maka ia dan anaknya itu masuk surga”. “orang yang dapat dipercaya itu hanya tiga, yaitu: aku ( Muhammad), Jibril, dan Muawiyah”.
Demikianlah sedikit uraian mengenai hadits maudhu’. Masih banyak hadits-hadits lainnya yang sengaja dibuat oleh pihak kufar. Sedikit sejarah, berdasarkan pengakuan dari mereka yang memalsukan, seperti Maisarah bin Abdi Rabbin Al-Farisi, misalnya, ia mengaku telah membuat beberapa hadits tentang keutamaan Al-Qur’an dan 70 buah hadits tentang keutamaan Ali bin Abi Thalib. Abdul Karim, seorang zindiq, sebelum dihukum pancung ia telah memalsukan hadits dan mengatakan : “aku telah membuat 3000 hadits; aku halalkan barang yang haram dan aku haramkan barang yang halal”.
HADITS MATRUK/MATHRUH
Hadits ini, menurut bahasa berarti hadits yang ditinggalkan/dibuang. Para ulama memberikan batasan bahwa hadits matruk adalah hadits yang diriwayatkan oleh orang-orang yang pernah dituduh berdusta (baik berkenaan dengan hadits ataupun mengenai urusan lain), atau pernah melakukan maksiat, lalai, atau banyak wahamnya.
Contoh Hadits Matruk
“Rasulullah Saw bersabda, sekiranya tidak ada wanita, tentu Allah dita’ati dengan sungguh-sungguh”.
Hadits tersebut diriwayatkan oleh Ya’qub bin Sufyan bin ‘Ashim dengan sanad yang terdiri dari serentetan rawi-rawi, seperti : Muhammad bin ‘Imran, ‘Isa bin Ziyad, ‘Abdur Rahim bin Zaid dan ayahnya, Said bin mutstayyab, dan Umar bin Khaththab. Diantara nama-nama dalam sanad tersebut, ternyata Abdur Rahim dan ayahnya pernah tertuduh berdusta. Oleh karena itu, hadits tersebut ditinggalkan / dibuang.
HADITS MUNKAR
haditst munkar, secara bahasa berarti hadits yang diingkari atau tidak dikenal. Batasan yang diberikan para ‘ulama bahwa hadits munkar ialah hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang lemah dan menyalahi perawi yang kuat.
Contoh Hadits Munkar
Artinya:“Barangsiapa yang mendirikan shalat, membayarkan zakat, mengerjakan haji, dan menghormati tamu, niscaya masuk surga. ( H.R Riwayat Abu Hatim )”
Hadits di atas memiliki rawi-rawi yang lemah dan
matannya pun berlainan dengan matan-matan hadits yang lebih kuat.
HADITS MU’ALLAL Menurut bahasa, hadits mu’allal berarti hadits
yang terkena illat .Menurutistilah ilmu hadits, hadits mu’allal adalah hadits yang dinilai sakit atau cacat yaitu hadits yang mengandung sebab-sebab tersembunyi , dan illat yang menjatuhkan itu bisa terdapat pada sanad, matan, ataupun keduanya.
Contoh Hadits Mu’allal
Hadits Ya’la bin ‘Ubaid: “Dari Sufyan Al-Tsauri, dari ‘Amr Ibn Dinar dari Ibn Umar dari Nabi SAW ia bersabda:
البيعانبالخيارمالميتفرقا"Si penjual dan si pembeli boleh memilih, selama belum berpisahan”.‘Illat ini terdapat pada ‘Amr Ibn Dinar. Seharusnya bukan ia yang meriwayatkan, melainkan ‘Abdullah Ibn Dinar. Hal ini diketahui dari riwayat-riwayat lain yang juga melalui sanad tersebut.Rasulullah SAW bersabda : Apabila aku menyuruh kamu mengerjakan sesuatu, maka kerjakanlah dia; apabila aku melarang kamu dari sesuatu, maka jauhilah ia sesuai kesanggupan kamu. (Riwayat Ath-Tabrani)
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, semestinya hadits tersebut berbunyi: Rasulullah SAW bersabda : “Apa yang aku larag kamu darinya, maka jauhilah ia, dan apa yang aku suruh kamu mengerjakannya, maka kerjakanlah ia sesuai dengan kesanggupan kamu”.
HADITS MAQLUB
Menurut bahasa, berarti hadits yang diputarbalikkan. Para ulama menerangkan bahwa terjadi pemutarbalikkan pada matannya atau pada nama rawi dalam sanadnya atau penukaran suatu sanad untuk matan yang lain.
Contoh Hadits Maqlub1. Hadits maqlub ini yang di matannya adalah hadits riwayat Muslim, sebagai berikut:
ورجل تصد@ق بصدقة اخفاهاحتىال تعلم يمينه ماتنفق *شماله
Padahal seharusnya ماتنفق حتى ال تعلم شماله sebagaimana terdapat dalam shahih Bukhari, Muwaththa’ dan selain keduanya.2. Rasulullah SAW bersabda : Apabila aku menyuruh kamu mengerjakan sesuatu, maka kerjakanlah dia; apabila aku melarang kamu dari sesuatu, maka jauhilah ia sesuai kesanggupan kamu. (Riwayat Ath-Tabrani)Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, semestinya hadits tersebut berbunyi: Rasulullah SAW bersabda : “Apa yang aku larag kamu darinya, maka jauhilah ia, dan apa yang aku suruh kamu mengerjakannya, maka kerjakanlah ia sesuai dengan kesanggupan kamu”.
HADITS SYADZSecara bahasa, hadits ini berarti hadits ayng
ganjil. Batasan yang diberikan para ulama, hadits syadz adalah hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang dipercaya, tapi hadits itu berlainan dengan hadits-hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah rawi yang juga dipercaya. Haditsnya mengandung keganjilan dibandingkan dengan hadits-hadits lain yang kuat. Keganjilan itu bisa pada sanad, pada matan, ataupun keduanya.
Contoh Hadits Syadz
“Rasulullah bersabda: “Hari arafah dan hari-hari tasyriq adalah hari-hari makan dan minum.”
Hadits di atas diriwayatkan oleh Musa bin Ali bin Rabah dengan sanad yang terdiri dari serentetan rawi-rawi yang dipercaya, namun matan hadits tersebut ternyata ganjil, jika dibandingkan dengan hadits-hadits lain yang diriwayatkan oleh rawi-rawi yang juga dipercaya. Pada hadits-hadits lain tidak dijumpai ungkapan . Keganjilan hadits di atas terletak pada adanya ungkapan tersebut, dan merupakan salah satu contoh hadits syadz pada matannya. Lawan dari hadits ini adalah hadits mahfuzh.
Kata dlo'if menurut bahasa berasal dari kata dhuifun yang berarti lemah lawan dari kata qawiy yang berarti kuat. Sedangkan dlo'if berarti hadits yang tidak memenuhi hadits hasan. Hadits dlo'if disebut juga hadits mardud (ditolak). Contoh hadits dlo'if ialah hadits yang berbunyi:
ان النبي صلى الله علىه وسلم تو ضأ ومسح على الجور بين
Artinya: “Bahwasanya Nabi SAW wudhu dan beliau mengudap kedua kaos kakinya”.Hadits tersebut dikatakan dlo'if karena diriwayatkan dari Abu Qais al-Audi. Seorang perawi yang masih dipersoalkan.
KRITERIA HADITS DLO'IF
Para ulama memberikan batasan bagi hadits dlo'if yaitu:الحديث الضعيف هو الحديث الذى لم يجمع صفا ت
الحد يث الصحيح وال صفا ت الحد يثArtinya: “Hadits dlo'if adalah hadits yang tidak menghimpun sifat-sifat shaheh, dan juga tidak menghimpun sifat-sifat hadits hasan”.
Kriteria hadits dlo'if yaitu hadits yang kehilangan salah satu syaratnya sebagai hadits shaheh dan hasan. Dengan demikian, hadits dlo'if itu bukan tidak memenuhi syarat-syarat hadits shaheh, juga tidak memenuhi persyaratan hadits-hadits hasan. Para hadits dlo'if terdapat hal-hal yang menyebabkan lebih besarnya dugaan untuk menetapkan hadits tersebut bukan berasal dari Rasulullah SAW.
Kehati-hatian dari para ahli hadits dalam menerima hadits sehingga mereka menjadikan tidak adanya petunjuk keaslian hadits itu sebagai alas an yang cukup untuk menolak hadits dan menghukuminya sebagai hadits dlo'if. Padahal tidak adanya petunjuk atas keaslian hadits itu bukan suatu bukti yang pasti atas adanya kesalahan atau kedustaan dalam periwayatan hadits, seperti kedlo'ifan hadits yang disebabkan rendahnya daya hafal rawinya atau kesalahan yang dilakukan dalam meriwayatkan suatu hadits. Padahal sebetulnya ia jujur dan dapat dipercaya. Hal ini tidak memastikan bahwa rawi itu salah pula dalam meriwayatkan hadits yang dimaksud, bahkan mungkin sekali ia benar. Akan tetapi, karena ada kekhawatiran yang cukup kuat terhadap kemungkinan terjadinya kesalahan dalam periwayatan hadits yang dimaksud, maka mereka menetapkan untuk menolaknya.
Demikian pula kedlo'ifan suatu hadits karena tidak bersambungnya sanad. Hadits yang demikian dihukumi dlo'if karena identitas rawi yang tidak tercantum itu tidak diketahui sehingga boleh jadi ia adalah rawi yang dlo'if. Seandainya ia rawi yang dlo'if, maka boleh jadi ia melakukan kesalahan dalam meriwayatkannya. Oleh karena itu, para muhadditsin menjadikan kemungkinan yang timbul dari suatu kemungkinan itu sebagai suatu pertimbangan dan menganggapnya sebagai penghalang dapat diterimanya suatu hadits. Hal ini merupakan puncak kehati-hatian yang kritis dan ilmiah.
* CONTOH-CONTOH HADITS DLO’IF
Î لملو ك اطعا مه وكسوته با لمعروف. (رواة ما
لك) Artinya:Budak itu harus diberi makanan dan pakaian dengan baik. (HR. Malik).