h ubungan antara lama hemodialisis …eprints.ums.ac.id/50114/1/naskah publikasi.pdfberdasarkan...
TRANSCRIPT
H
KUALIT
Disusu
Do
HUBUNGA
TAS HIDUP
STAD
un sebagai s
okter Fakult
PRO
F
UNIVE
AN ANTAR
P PADA PA
DIUM 5 DI
salah satu sy
tas Kedokte
SEP
OGRAM ST
FAKULTA
ERSITAS
RA LAMA
ASIEN PEN
RSUD RA
yarat menye
eran Univer
Oleh
PTI NURH
J500130
TUDI PEN
AS KEDOK
MUHAMM
2017
HEMODIA
NYAKIT G
AA SOEWO
elesaikan Pr
sitas Muham
:
IDAYATI
0101
DIDIKAN
KTERAN U
MADIYAH
7
ALISIS DE
GINJAL K
ONDO PAT
rogram Stud
mmadiyah S
DOKTER
UMUM
H SUKART
ENGAN
KRONIK (P
TI
di Pendidika
Surakarta
R
TA
PGK)
an
i
ii
iii
1
HUBUNGAN ANTARA LAMA HEMODIALISIS DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK (PGK) STADIUM 5
DI RSUD RAA SOEWONDO PATI
Septi Nurhidayati, Suryo Aribowo Taroeno Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstrak
Penderita Penyakit Ginjal Kronik (PGK) yang menjalani terapi hemodialisis dengan kurun waktu yang lama dapat menurunkan kualitas hidup.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lama hemodialisis dengan kualitas hidup pada penderita penyakit ginjal kronik. Metode penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini di Instalasi Rawat Jalan poliklinik hemodialisis dan bagian rekam medis RSUD RAA Soewondo pada bulan Desember 2016. Besar sampel yang digunakan adalah sebanyak 39 sampel dengan teknik simple random sampling. Data diperoleh dari pengisian kuesioner World Health Organization Quality of Life (WHOQoL).Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Spearman, didapatkan nilai korelasi antara variabel bebas (lama hemodialis) dengan variabel terikat (kualitas hidup) yaitu sangat kuat (r = -0,922) dan nilai kemaknaan 0,000 (p < 0,05). Terdapat hubungan antara lama hemodialisis dengan kualitas hidup penderita penyakit ginjal kronik di RSUD RAA Soewondo Pati. Kata kunci: Lama hemodialisis, kualitas hidup
Abstract Chronic Kidney Disease (CKD) undergoing hemodialysis therapy with a long period of time can reduce quality of life.This study aims to determine the long-standing relationships with quality of life in hemodialysis patients with chronic kidney disease.The method used is analytical observational with cross sectional approach. This research in the Installation Outpatient hemodialysis clinic and hospital medical record section RAA Soewondo in December 2016. The sample size used is at least 39 samples with simple random sampling technique. Data obtained from the questionnaires World Health Organization Quality of Life (WHOQOL).Data analysis was performed using Spearman's test, obtained the value of correlation between the independent variables (long hemodialis) and dependent variable (quality of life) is very strong (r = -0.922) and a significance value of 0.000 (p <0.05).There is a relationship between duration of hemodialysis with the quality of life of patients with chronic kidney disease in hospitals RAA Soewondo Pati. Keywords: Duration hemodialysis, quality of life
2
1. PENDAHULUAN
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah kerusakan ginjal yang
menyebabkan ginjal tidak dapat membuang racun dan produk sisa dari darah,
yang ditandai adanya protein dalam urin serta penurunan laju filtrasi
glomerulus, berlangsung lebih dari 3 bulan (Black & Hawks, 2009; Kliger,
2010; National Kidney Disease Education Program, 2010). Menurut data
prevalensi dunia World Health Organization (WHO, 2008) bahwa penderita
penyakit ginjal kronik yang membutuhkan Renal Replacement Theraphy
(RRT) diperkirakan lebih dari 1,4 juta pasien dengan insidensi sebesar 8%
dan terus bertambah setiap tahunnya.
Kasus penyakit ginjal kronik pada laporan The United States Renal
Data System (USRDS, 2013) menunjukkan prevalensi rate penderita penyakit
ginjal kronik di Amerika Serikat pada tahun 2011 sebesar 1.901 per 1 juta
penduduk. Berdasarkan Treatment of End-Stage Organ Failure in Canada
pada tahun 2000 sampai 2009 menyebutkan bahwa hampir 38.000 penduduk
Kanada hidup dengan penyakit gagal ginjal kronik dan telah meningkat hampir
3 kali lipat dari tahun 1990, dari jumlah tersebut sebesar 59% atau sebanyak
22.300 orang telah menjalani hemodialisis dan sebanyak 3.000 orang
melakukan transplantasi ginjal (Corrigan, 2011). Di United States, PGK
merupakan masalah kesehatan utama dengan angka morbiditas telah mencapai
8 juta orang, dan sebanyak 600 ribu orang meninggal akibat penyakit tersebut.
(Black & Hawk, 2009; Smeltzer & Bare, 2006).
Jumlah penderita PGK di Indonesia meningkat secara signifikan dari
tahun ke tahun. Insidensi pasien penyakit ginjal pada tahap akhir yang
menjalani hemodialisis pada tahun 2002 adalah sebanyak 2077 pasien, dan
pada tahun 2006 jumlah pasien meningkat menjadi 4344 pasien. Sementara itu
jumlah transplantasi ginjal yang telah dilakukan sejak tahun 1977 sampai tahun
2006 adalah sebanyak 467 pasien. Dari data beberapa pusat dialisis melaporkan
bahwa penyebab Penyakit Ginjal Kronik yang menjalani hemodialisis adalah
glomerulonefritis (36,4%), penyakit ginjal obstruksi (24,4%), nefropati
diabetik (19,9%), hipertensi (9,1%), penyebab lain (5,2%), penyebab yang
3
tidak diketahui (3,8%), dan penyakit ginjal polikistik (1,2%) (Prodjosudjadi &
Suhardjono, 2009). Untuk wilayah Jawa Tengah, kasus gangguan fungsi ginjal
pada tahun 2004 dilaporkan sebanyak 170 kasus (Dinkes PemProp Jateng,
2004).
Berdasarkan permasalahan diatas, penulis ingin melakukan penelitian
tentang“Hubungan antara Lama Hemodialisis terhadap Kualitas Hidup pada
Pasien Penyakit Ginjal Kronik di Rumah Sakit Umum Daerah RAA Soewondo
Pati”.
.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang mempelajari hubungan
antara variabel bebas dengan variabel terikat yang diobservasi hanya sekali
waktu pada saat yang sama (Notoadmodjo,2010).
Penelitian dilaksanakan di RSUD RAA Soewondo Pati pada bulan
Desember 2016. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis di RSUD
RAA Soewondo Pati. Sampel penelitian yaitu penderita penyakit ginjal kronik
yang menjalani terapi hemodialisis dipilih secara purposive sampling sesuai
dengan kriteria inklusi yaitu Pasien menderita penyakit ginjal kronik instalasi
rawat jalan poliklinik hemodialisis di RSUD RAA Soewondo Pati, menjalani
terapi hemodialisis regular 2 kali perminggu, Usia 20-50 tahun, mampu
membaca dan menulis, bersedia menjadi responden dalam penelitian dengan
menandatangani informed consent. Penentuan besar sampel ditentukan
berdasarkan rumus perhitungan numerikyang diperoleh sampel sebanyak 39
orang. Identifikasi variabel terdiri dari variabel bebas: lama hemodialisis
(skala interval), variabel terikat: kualitas hidup(skala interval). Instrumen
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Kuesioner WHOQoL
dan rekam medis mengenai pasien penderita penyakit ginjal kronik yang
menjalani hemodialisis di RSUD RAA Soewondo Pati. Pengolahan dan
4
analisis data dalam penelitian menggunakan Uji Spearman rho dengan
menggunakan SPSS windows 18.0.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Penelitian
Pengambilan data dilakukan pada bulan Desember 2016 di poliklinik
hemodialisa RSUD RAA Soewondo Pati. Jumlah sampel yang didapatkan
sebanyak 39 orang. Semua sampel merupakan penderita penyakit ginjal
kronik yang menjalani hemodialisis di Instalasi rawat jalan poliklinik
hemodialisis RSUD RAA Soewondo Pati.
3.1.1 Deskripsi Subjek Penelitian
3.1.1.1 Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 1. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (orang)
Presentase (%)
Laki-Laki 17 43,6 Perempuan 22 56,4 Jumlah 39 100,0
(Sumber: Analisa Data Primer)
Berdasarkan tabel 1 di atas menunjukkan bahwa terdapat 22
orang (56,4%) perempuan, dan 17 orang (43,6%) lainnya laki-laki.
Data distribusi responden dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis
di RSUD RAA Soewondo Pati berjenis kelamin perempuan
sebesar 22 orang (56,4%).
3.1.1.2 Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Umur Tabel 2. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Umur
Umur Jumlah (orang) Presentase (%) < 31 Tahun 6 15,4 31 – 40 Tahun 11 28,2 41 – 50 Tahun 22 56,4 Jumlah 39 100,0
(Sumber: Analisa Data Primer)
5
Berdasarkan tabel 2 di atas menunjukkan bahwa terdapat 22
orang (56,5%) berumur antara 41-50 tahun, berumur antara 31-40
tahun sebesar 11 orang (28,2%), dan 6 orang (15,4%) berumur <
31 tahun. Data distribusi responden dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani
terapi hemodialisis di RSUD RAA Soewondo Pati berumur antara
41-50 tahun sebesar 22 orang (56,4%).
3.1.1.3 Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Terakhir Tabel 3. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkat pendidikan Terakhir
Tingkat pendidikan Jumlah Presentase (%) Sekolah Dasar 16 41 Sekolah Menengah Pertama 13 33,3 Sekolah Menengah Atas 9 23,1 Sarjana 1 2,6 Jumlah 39 100%
(Sumber: Analisa Data Primer)
Berdasarkan tabel 3 di atas menunjukkan bahwa terdapat 16
orang (41%) tingkat pendidikannya lulus SD, lulus SMP sebesar 13
orang (33,3%), lulus SMA sebesar 9 orang (23,1%) dan hanya 1
orang (2,6%) yang lulus Sarjana. Data distribusi responden dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar penderita penyakit ginjal kronik
yang menjalani terapi hemodialisis di RSUD RAA Soewondo Pati
tingkat pendidikannya adalah lulus SD sebesar 16 orang (41%).
3.1.1.4 Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Pekerjaan Tabel 4. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Pekerjaan
Jenis Pekerjaan Jumlah (orang) Presentase (%) Swasta 9 23,1 Petani 6 15,4 Wiraswasta 24 61,5 Jumlah 39 100,0
(Sumber: Analisa Data Primer) Berdasarkan tabel 4 di atas menunjukkan bahwa terdapat 24
orang (61,5%) jenis pekerjaannya wiraswasta, bekerja sebagai
karyawan swasta sebesar 9 orang (23,1%), dan 6 orang (15,4%)
6
yang bekerja sebagai petani. Data distribusi responden dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar penderita penyakit ginjal kronik
yang menjalani terapi hemodialisis di RSUD RAA Soewondo Pati
adalah bekerja sebagai wiraswasta sebesar 24 orang (61,5%).
3.2 Deskripsi Data Penelitian Tabel 5. Distribusi Data Penelitian
Variabel N Minimum
(bulan) Maximum
(bulan) Mean Std. Dev.
Lama Hemodialisis 39 1 108 22,00 22,451 Kualitas Hidup 39 50 124 99,21 18,821
Sumber: Data Primer, 2016
Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa pada variabel
lama hemodialisis diperoleh nilai mean dan std. deviation sebesar 22 ±
22,451 sedangkan pada kualitas hidup diperoleh nilai mean dan std.
deviation sebesar 99,21 ± 18,821, untuk nilai terendah dan tertinggi pada
variabel lama hemodialisis sebesar 1 dan 108, sedangkan skor terendah
dan tertinggi pada variabel kualitas hidup sebesar 50 dan 124.
3.2.1 Analisis Data
3.2.1.1 Uji Normalitas Tabel 6. Hasil Uji Normalitas
Variabel Penelitian Shapiro Wilk Statistic Df Sig.
Lama Hemodialisis 0,807 0,000
Kualitas Hidup Pasien 0,891 0,001
Sumber: Data Primer, 2016
Berdasarkan tabel 4.6 di atas menunjukkan nilai signifikansi 0,000
pada variabel lama hemodialisis dan 0,001 pada variabel kualitas hidup
pasien. Hal ini menunjukkan bahwa kedua data penelitian berdistribusi
tidak normal (p < 0,05), sehingga uji hipotesis yang dipergunakan
menggunakan uji non parametric dengan Spearman’s rho.
7
3.2.1.2 Uji Hipotesis Tabel 7. Hasil Uji Spearman rho
Variabel rrho Kesimpulan
Lama Hemodialisis dengan Kualitas Hidup
-0,922** Terdapat
hubungan negatif signifikan
Sumber: Data Primer, 2016
Berdasarkan tabel 7 di atas diperoleh nilai rrho negatif
sebesar -0,922 dan p sebesar 0,000, sehingga dapat disimpulkan
terdapat hubungan negatif signifikan antara lama hemodialisis
dengan kualitas hidup penderita penyakit ginjal kronik yang
menjalani terapi hemodialisis di RSUD RAA Soewondo Pati.
Nilai rrho negatif menandakan arah hubungan, dimana
hubungan negatif artinya semakin lama terapi hemodialisis
dilakukan maka semakin menurunkan kualitas hidup pasien.
Sedangkan tanda bintang dua (**) menunjukkan derajat kesalahan
penelitian, bintang dua menunjukkan hasil penelitian signifikan
pada level 0,01 atau tingkat kesalahan penelitian < 1%, hal ini
dapat dilihat dari nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,000 <
0,01.
Kekuatan hubungan dapat diketahui dengan melihat nilai r
antara 0,00 – 0,999 dimana hubungan sangat lemah (0,00-0,199),
lemah (0,20-0,399), sedang (0,40-0,599), kuat (0,60-0,799), sangat
kuat (0,80-1,000). Hasil penelitian menunjukkan diperoleh nilai r
sebesar 0,922 sehingga berdasarkan kekuatan hubungan dapat
disimpulkan kekuatan hubungan antara lama hemodialisis dengan
kualitas hidup penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani
terapi hemodialisis di RSUD RAA Soewondo Pati sangat kuat
karena terletak pada interval nilai r antara 0,80 – 0,999.
8
3.3 Pembahasan
Data yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan dengan
jumlah sampel sebanyak 39 responden, dengan menggunakan teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling.
Data diperoleh dari data primer dan data sekunder yaitu catatan rekam
medis pasien rawat jalan dipoliklinik hemodialisis RSUD RAA Soewondo
Pati pada bulan Desember 2016.
Tabel 1 menyajikan distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin.
Diperoleh data bahwa pasien hemodialisis terbanyak yaitu pada
perempuan sebesar 56,4% atau dari 39 sampel terdapat 22 orang pasien
adalah perempuan. Penelitian ini didukung oleh penelitian Sufiana et al
dari 60 responden terdapat 42 orang (68,3%) dengan jenis kelamin laki-
laki dan 19 orang (31,7%) dengan jenis kelamin perempuan. Pada
dasarnya dari beberapa literature dijelaskan bahwa pasien dengan penyakit
ginjal kronik tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin, baik antara laki-laki
dan perempuan memiliki resiko yang sama untuk menderita penyakit
ginjal kronis.
Tabel 2 menyajikan data berdasarkan distribusi sampel menurut
umur. Pasien hemodialisis dengan rentang umur 41-50 tahun dengan
jumlah sampel sebanyak 22 responden atau sebesar 56,4% merupakan
jumlah sampel terbanyak. Menurut Smeltzer & Bare (2002) seseorang
dengan usia diatas 40 tahun akan terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus
secara progresif hingga usia 70 tahun sebanyak kurang lebih 50% dari
normalnya. Hal ini selaras dengan penelitian. Jika dilihat dari usia pada
umumnya dengan meningkatnya umur kualitas hidup akan menurun. Usia
juga erat hubungannya dengan prognosis penyakit dan harapan hidup.
Responden dengan usia diatas 40 tahun memiliki kecenderungan sangat
besar terjadi berbagai komplikasi yang memperberat fungsi ginjal
dibanding dengan usia dibawah 40 tahun.
Tabel 3 menyajikan data berdasarkan distribusi tingkat pendidikan
terakhir. Tingkat pendidikan terakhir dengan jumlah sampel terbanyak
9
yaitu Sekolah Dasar sebanyak 16 responden atau sebesar 41%, diikuti
Sekolah Menengah Pertama dengan jumlah sampel sebanyak 13 responden
atau sebesar 33,3%. Pada dasarnya dari beberapa literature dijelaskan
bahwa pasien dengan penyakit ginjal kronik tidak dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan, baik tingkat pendidikannya rendah maupun tinggi semua
cenderung untuk melakukan terapi hemodialisis.
Tabel 4 menyajikan distribusi data berdasarkan pekerjaan.
Pekerjaan mayoritas terbanyak adalah wiraswasta dengan jumlah sampel
sebanyak 24 responden atau sebesar 61,5% dan yang terbanyak kedua
adalah swasta dengan jumlah sampel sebanyak 9 responden atau sebesar
23,1%. Pada dasarnya pasien dengan penyakit ginjal kronik tidak
dipengaruhi oleh pekerjaan, umumnya responden menjawab bahwa
pekerjaannya sehari-hari yang dilakukan tidak terlalu berat-berat ini
dikarenakan tenaga mereka sudah tidak kuat lagi dan responden merasa
mudah cepat lelah.
Tabel 5 menunjukkan data lama hemodialisis dan kualitas hidup
penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis bahwa pada
variabel lama hemodialisis diperoleh nilai mean dan standar deviasi
sebesar 22 ± 22,451 sedangkan pada kualitas hidup diperoleh nilai mean
dan std. deviation sebesar 99,21 ± 18,821, untuk nilai terendah dan
tertinggi pada variabel lama hemodialisis sebesar 1 dan 108, sedangkan
skor terendah dan tertinggi pada variabel kualitas hidup sebesar 50 dan
124.
Dampak hemodialisis terhadap kualitas hidup pasien hemodialisis
yaitu mengalami perubahan fungsi tubuh yang menyebabkan pasien harus
beradaptasi dan melakukan penyesuaian diri selama hidupnya. Kegagalan
fungsi ginjal mengakibatkan terjadinya kelelahan dan kelemahan yang
disebabkan oleh anemia, sehingga mengalami penurunan kondisi fisik.
Hsieh dan Huang (2010) telah meneliti 27 pasien hemodialisis di Taiwan
dan sebagian besar mengalami penurunan kualitas hidup karena penurunan
kekuatan fisik yang dialaminya. Sathvik (2008) dalam penelitiannya
10
menyatakan bahwa durasi hemodialisis, angka kesakitan, kejadian depresi,
dan status kesehatan seperti anemia dan malnutrisi berpengaruh terhadap
kualitas hidup pasien hemodialisis. Pasien hemodialisis juga mempunyai
kualitas hidup yang lebih rendah dibandingkan dengan pasien yang
menjalani transplantasi ginjal.
Faktor resiko penyakit ginjal kronik yaitu pada pasien dengan
diabetes melitus atau hipertensi, obesitas atau perokok, berumur lebih dari
50 tahun, dan individu dengan riwayat penyakit diabetes melitus,
hipertensi, dan penyakit ginjal dalam keluarga (National Kidney
Foundation, 2009).
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kualitas hidup penderita
penyakit ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis yaitu faktor-
faktor sebagai berikut: karakteristik pasien, jenis terapi hemodialisis yang
dijalani, depresi, dukungan keluarga, status kesehatan (Anemia), penyakit
lain yang diderita, dan malnutrisi(Ibrahim,2005; Young, 2009).
Keterbatasan pada penelitian ini yaitu pada penelitian ini belum
memperhitungkan faktor lain yang mempengaruhi kualitas hidup pada
pasien penyakit ginjal kronik (PGK).
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis statistik dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang yang sangat kuat antara lama hemodialisis dengan kualitas
hidup penderita penyakit ginjal kronik di RSUD RAA Soewondo Pati.
Sehingga keluarga harus selalu memberikan edukasi untuk terus memberikan
dukungan dan motivasi untuk rutin menjalani terapi hemodialisis. Selain itu,
untuk penelitian lebih lanjut perlu memperhitungkan faktor lain yang
mempengaruhi kualitas hidup pada pasien penyakit ginjal kronik (PGK).
11
PERSANTUNAN
Penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada: DR. Dr. E. M. Sutrisna,
M.kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Direktur Utama RSUD RAA Soewondo Pati yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian ini sehingga dapat berjalan dengan lancar dan baik. Kepada
Dr. Suryo Aribowo Taroeno, M.Kes., Sp.P.D.(KHOM), Dr. Iin Novita
Nurhidayati Mahmuda, M.Sc., Sp. P.D., dan Dr. Erna Herawati, Sp. K.J yang
telah membimbing, memberikan saran dan kritik dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Alam, S & Hadibroto, I., 2008. Gagal Ginjal. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Albano, V.A., 2001. Quality of life in end-stage renal disease patients. Am J Dis Ginjal. 2001 September; 38 (3) : 443-64
Arief M., 2008. Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu Kesehatan. Edisi ke 1. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press. pp:85
Black, J.M., Hawk, J.H., 2005. Medical surgical Nursing Clinical Management for Possitive Outcame 7th edition. Philadelphia : W.B Saunders Company
Black,J.M, & Hawk, J.H., 2009. Medical Surgical Nursing; 8th edition. Canada:Elsevier
Corrigan, RM., 2011. “The experience of the older adult with end-stage renal disease on hemodialysis”, Thesis, Queen’s University, Canada
Daugirdas, J.T., Blake, P.G., dan Ing, T.S., 2007. Handbook of Dialysis 4th Edition. Philadelphia : Lippincott
Dinkes Pemprop Jateng., 2004. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2004. July 2016. http://www.dinkesjatengprov.go.id/
Farida, A., 2010. Pengalaman Klien Hemodialisis terhadap Kualitas Hidup di RS Fatmawati Jakarta. Tesis. Tidak dipublikasikan
Gatot, D., 2003. Rasio Reduksi Ureum dalam Dialisis. http://library.usu.ac.id/download/fk/penyakitdalam-dairot%20gatot.pdf
Greene, 2005. Quality of Life Hemodialysis Patient in Africa and America. Nursing Journal. 2005 Volume 21 Nomor 3 Halaman 230-232
12
Himmelfarb, J., 2005. Core Curriculum In Nephrology Hemodialysis Complications. National Kidney Foundation. N Eng J M. Doi: 10.1053. July 2016. http://www.nejm.org/content/full article.htm
Ibrahim, K., 2005. Kualitas Hidup pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis. http://www.mkb.online
Jofre, 2000. Quality of Life for patients Group, Kidney International Vol. 57 ,P:S-121 – S130. Juli 15, 2016
Klinger, A., 2010. How CKD Affects Your Body. July 2016. http://www.aakp.org/
Levin, 2008. Guidelines for the management chronic kidney disease. July 2016. http://www.cmaj.ca/
Mansjoer, A., Triyanti, K., Savitri, R., Wardhani, W.I., dan Setiowulan,W., 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Edisi ketiga. Jakarta: Media Aesculapius
Murphy, B., 2000. Australian WHOQL-100, WHOQL-BREF and CA-WHOQL INSTRUMENTS; user manual and interpretation guide. Juli 2016. http://kidney.niddk.nih.gov/
National Kidney Diseases Educational Program, 2010. Chronic Kidney Disease Information. July 2016. http://www.nkdep.nih.gov/
National Kidney Foundation, 2009. Chronic Kidney Disease. New York: National Kidney Foundation. July 2016. http://www.kidney.org/kidneydisease/ckd/index.cfm#whatis
Notoatmodjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Nurchayati , S., 2010, “Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Islam Fatmawati Cilacap dan Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas”, Tesis, Universitas Indonesia, Depok
Pastan S, Bailey J., 1998. Dialysis therapy. N Eng J M . 38: 1428-1437. http://www.content.nejm.org/cgi/content/full/338/1428.htm diakses tanggal 20 Juli 2016
Pernefri, 2003. Konsesus Dialisis Perhimpunan Nefrologi Indonesia. Jakarta
Prabawati, A., 2008. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Hidup Pasien Hemodialisis di RSU Dr. Sutomo Surabaya. http://adln.lib.unair.ac.id/go.php?
Price, S.A & Wilson, L.M., 2005. Patofisiology: Konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi 4. Jakarta: EGC
13
Prodjosudjadi, W. & Suhardjono, A., 2009. End-stage renal disease in Indonesia, Division of Nephrology and Hypertension, Departement of Internal Medicine, University of Indonesia. Vol.16, p. S133-36
Rahman M., Kaunang T., Elim T., 2016. Hubungan antara lama menjalani hemodialisis dengan kualitas hidup pasien yang menjalani hemodialisis di Unit Hemodialisis RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal e-Clinic Volume 4. Juni 2016
Roesli, Rully M.A., 2006. Terapi Pengganti Ginjal Berkesinambungan (CCRT). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I , Edisi IV, Jakarta Pusat: Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Septiwi, C., 2010. Hubungan antara Adekuasi Hemodialisis dengan Kualitas Hidup Pasien Hemodialisis di Unit Hemodialisis RS. Prof.Dr.Margono Soekarjo Purwokerto. Tesis. Depok: Program Pasca Sarjana Fakultas Keperawatan Kekhususan Keperawatan Medikal Bedah Universitas Indonesia
Smeltzer, S.C & Bare, B.G., 2006. Medical Surgical Nursing, Brunner and Suddarth Vol:2.Jakarta: Penerbit EGC
Smeltzer, S.C & Bare, B.G., 2001. Brunner And Suddarth’s Texbook Of Medical Surgical Nursing. Lippincott; Philadelphia
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G., 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. EGC: Jakarta
Soewadi, 2007. Gangguan Psikiatrik Pada Penderita Gagal Ginjal. Jogjakarta
Sudoyo, A.W., 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Sufiana P, Diyah C & Syaifudin, 2015. Hubungan Lamanya Hemodialisis dengan Kualitas hidup pasien gagal ginjal di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Juni 2016
Sukandar, E., 2006. Nerologi Klinik. Edisi ketiga. Bandung: Pusat Informasi Ilmiah (PII) Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas KEdokteran UNPAD
Suryarinilsih, Y., 2010. Hubungan Peningkatan Berat Badan antara Dua Waktu Hemodialisis dengan Kualitas Hidup Pasien Hemodialis. Tesis. Tidak dipublikasikan.
Suwitra, K., 2006. Penyakit Ginjal Kronik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal : 581-584
14
Suwitra, K., 2006. Penyakit Ginjal Kronik. Dalam: Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Marcellus, S.K., Setiati, S., Edisi keempat. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 570-573
Swartzendrubber, D., Smith, L., Peacock, E. & McDillon, D., 2005. Hemodialysis Procedures and Complications http://www.emedicine.com/med/topic683.htmdiakses tanggal 23 Juli 2016
USRDS, 2013. Incidence, prevalence, patient characteristik and treatment modalities, vol. 2, USA, diakses Juli 10 2016, http://usrds.go.org
WHO, 1993. Quality of Life-BREF. http://www.who.int/substance abuse/research tools/ whoqolbref/en. Juli 2016
WHO, 2008. How Can We Achieve Global Equity in Provision of Renal Replacement Theraphy.Bull. WHO. 86: 161-240
WHOQL-100, WHOQL-BREF and CA-WHOQL INSTRUMENTS; user manual and interpretasion guide. Juli 15, 2016
Wijaya, A., 2008. Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Terapi Hemodialisis dan Mengalami Depresi. Tesis. Tidak dipublikasikan.
Yanuar, M., 2010. Hubungan lama menderita epilepsy dengan kualitas hidup penderita di RSUD Dr. Moewardi. Skripsi. Surakarta: Program Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Young, S., 2009. A Nephrology Nursing Perspective. The Cannt Journal January-March 2009. Volume 19. Juli 20. http://www.proquest.umi.com/pqdweb?index
Yuliaw, A., 2009. Hubungan Karakteristik individu dengan kualitas hidup dimensi fisik pasien gagal ginjal kronik di RS Dr. Kariadi Semarang. Diakses Juli 2016
Zadeh, K., 2003. Quality of Life in Patients with Chronic Renal Failure dalam http://www.kidney.org// diakses tanggal 20 Juli 2016