guru profesional

6
Untuk mendukung pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum PAI (qur’an hadits, fiqih, aqidah akhlaq, sejarah kebudayaan Islam dan bahasa arab) di tingkat madrasah, diperlukan dukungan dari berbagai pihak yang berkepentingan dalam pendidikan di madrasah , baik pengelola madrasah, orang tua siswa, tokoh masyarakat, siswa dan terutama guru. Dalam hal ini guru menjadi penentu dalam mencapai keberhasilan pembelajaran, sebab ia dituntut untuk melakukan kreasi agar tercipta suasana belajar yang efektif. Untuk itu, diperlukan tenaga guru yang profesional dan mempunyai komitmen tinggi dalam bidang pendidikan di madrasah. Dengan kata lain, dibutuhkan guru yang profesional, dengan ciri-ciri sebagai berikut [1] : 1. Selalu membuat perencanaan konkrit dan detail yang siap untuk dilaksanakan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Sebelum mengajar guru harus sudah mempersiapkan diri sebaik mungkin baik persiapan fisik, mental, maupun materi tentang mata pelajaran yang diampu. Persiapan fisik berupa penampilan jasmani balk berupa pakaian, kerapian dan kebugaran jasmani. Persiapan mental mencakup sikap batin guru untuk mempunyai komitmen dan mencintai profesi pendidik untuk membantu siswa mencapai taraf kedewasaan dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Sedangkan kesiapan materi meliputi penguasaan bahan siswaan yang akan disampaikan kepada siswa. Penguasaan ini tercermin dari pemahaman yang utuh tentang materi pokok yang ada dalam kurikulum dan diperkaya dengan wawasan keilmuan mutakhir. Dengan demikian. guru diharapkan tidak sekedar menyampaikan materi pokok yang tertuang dalam kurikulum baku, namun harus dikembangkan dan diperkaya dengan perkembangan ilmu pengetahuan. 2. Berkehendak mengubah pola pikir lama menjadi pola pikir baru yang menempatkan siswa sebagai arsitek pembangun gagasan dan guru berfungsi untuk “melayani” dan berperan sebagai mitra siswa supaya peristiwa belajar bermakna berlangsung pada semua individu. Dalam Islam siswa disebut dengan terma thalibyang artinya orang yang aktif mencari ilmu pengetahuan. Untuk itu, guru perlu mengkondisikan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif mencari dan

Upload: rima-hamzhar

Post on 29-Jun-2015

121 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: guru profesional

Untuk mendukung pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum PAI (qur’an hadits, fiqih, aqidah akhlaq, sejarah kebudayaan Islam dan bahasa arab) di tingkat madrasah, diperlukan dukungan dari berbagai pihak yang berkepentingan dalam pendidikan di madrasah, baik pengelola madrasah, orang tua siswa, tokoh masyarakat, siswa dan terutama guru. Dalam hal ini guru menjadi penentu dalam mencapai keberhasilan pembelajaran, sebab ia dituntut untuk melakukan kreasi agar tercipta suasana belajar yang efektif. Untuk itu, diperlukan tenaga guru yang profesional dan mempunyai komitmen tinggi dalam bidang pendidikan di madrasah. Dengan kata lain, dibutuhkan guru yang profesional, dengan ciri-ciri sebagai berikut [1]:

1. Selalu membuat perencanaan konkrit dan detail yang siap untuk dilaksanakan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Sebelum mengajar guru harus sudah mempersiapkan diri sebaik mungkin baik persiapan fisik, mental, maupun materi tentang mata pelajaran yang diampu. Persiapan fisik berupa penampilan jasmani balk berupa pakaian, kerapian dan kebugaran jasmani. Persiapan mental mencakup sikap batin guru untuk mempunyai komitmen dan mencintai profesi pendidik untuk membantu siswa mencapai taraf kedewasaan dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Sedangkan kesiapan materi meliputi penguasaan bahan siswaan yang akan disampaikan kepada siswa. Penguasaan ini tercermin dari pemahaman yang utuh tentang materi pokok yang ada dalam kurikulum dan diperkaya dengan wawasan keilmuan mutakhir. Dengan demikian. guru diharapkan tidak sekedar menyampaikan materi pokok yang tertuang dalam kurikulum baku, namun harus dikembangkan dan diperkaya dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

2. Berkehendak mengubah pola pikir lama menjadi pola pikir baru yang menempatkan siswa sebagai arsitek pembangun gagasan dan guru berfungsi untuk “melayani” dan berperan sebagai mitra siswa supaya peristiwa belajar bermakna berlangsung pada semua individu. Dalam Islam siswa disebut dengan terma “thalib” yang artinya orang yang aktif mencari ilmu pengetahuan. Untuk itu, guru perlu mengkondisikan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Hal ini dapat terjadi jika ditunjang oleh penerapan strategi belajar yang mendorong siswa terlibat secara fisik dan psikis tentang proses pembelajaran.

3. Bersikap kritis dan berani menolak kehendak yang kurang edukatif. Guru diharapkan mengembangkan dan mengelaborasi sendiri materi pokok yang ditetapkan dalam kurikulum. Untuk itu, sikap kritis harus dimiliki oleh guru yang tercermin antara lain dari praktek pembelajaran yang mengaitkan dengan problem realitas yang ada di sekitarnya. Selain itu, guru juga diharapkan berani memberikan masukan tentang praktek pendidikan di sekitarnya, terutama di lingkungan sekolahnya, yang tidak mencerminkan praktek pendidikan, misalnya praktek pendidikan yang tidak membuat siswa aktif dan kreatif malah mengekang siswa melalui stratagi pembelajaran yang diterapkan para guru lain.

4. Berkehendak mengubah pola tindakan dalam menetapkan peran siswa, peran guru dan gaya mengajar. Peran siswa digeser dari peran sebagai “konsumen” gagasan, seperti menyalin, mendengar, menghafal, ke peran sebagai “produsen” gagasan, seperti bertanya, meneliti dan mengarang. Peran guru harus berada pada fungsi sebagai fasilitator (pemberi kemudahan peristiwa belajar) dan bukan pada fungsi sebagai penghambat peristiwa belajar. Gaya mengajar lebih difokuskan pada model pemberdayaan dan pengkondisian daripada model latihan (drill) dan pemaksaan (indoktrinasi). Hal ini akan terwujud jika guru mempunyai pemahaman atau kesadaran tentang hakikat pendidikan, yakni sebagai proses memanusiakan manusia (siswa) dengan cara mengoptimalkan potensi yang

Page 2: guru profesional

dimiliki. Untuk itu, kegiatan pembelajaran yang diterapkan guru harus selalu mempertimbangkan kondisi siswa, bukan memaksakan kehendak atau persepsi guru yang kadang tidak sesuai dengan kecenderungan siswa.

5. Berani meyakinkan kepala sekolah, orang tua dan masyarakat agar dapat berpihak pada mereka terhadap beberapa inovasi pendidikan yang edukatif yang cenderung sulit diterima oleh orang awam dengan menggunakan argumentasi yang logis dan kritis. Dalam sistem Kurikulum Timgkat Satuan Pendidikan yang sbenarnya merupakan penjabaran/pengembangan dari kurikulum sebelumnya yang berbasis kompetensi, keberpihakan pada kepentingan siswa perlu ditekankan dalam kegiatan pembelajaran, dalam pengertian bahwa semua aktifitas pembelajaran pada dasarnya diperuntukkan untuk kemanfaatan dan kebermaknaan siswa. Untuk itu, guru dituntut aktif dan kreatif mengembangkan dan menciptakan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif. Kegiatan pembelajaran ini tidak hanya dipahami sebatas yang berlangsung dl dalam kelas, tapi juga di luar kelas. Sebagai contoh, kegiatan pembelajaran untuk mata pelajaran qur’an hadits tidak akan berjalan secara maksimal ketika hanya berlangsung di ruang kelas, namun harus dikondisikan juga di luar kelas, sebab qur’an hadits bukan menekankan aspek kognitif yang cukup diberikan di kelas, namun harus dipraktekkan. Karena itu, upaya menjalin sinergi perlu diciptakan oleh guru sehingga ada keterpaduan antara yang disampaikan di kelas dengan yang dipraktekkan siswa di luar kelas, terutama di keluarga dan masyarakat.

6. Bersikap kreatif dalam membangun dan menghasilkan karya pendidikan seperti pembuatan alat bantu belajar, analisis materi pembelajaran, penyusunan alat penilaian yang beragam, perancangan beragam organisasi kelas dan perancangan kebutuhan kegiatan pembelajaran lainnya. Untuk mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar, guru perlu memanfaatkan sumber belajar yang ada di sekitar sekolah, baik sumber belajar yang dirancang khusus untuk tujuan pembelajaran (by design) maupun sumber belajar yang sudah tersedia secara alami yang tinggal dimanfaatkan oleh guru (by utilization)

7. Hadith Rasulullah s.a.w : (Hadith Riwayat Muslim) “Sesiapa yang mengasaskan jalan yang baik dalam Islam maka diamalkan orang, dicatatkan baginya pahala sebagaimana pahala orang yang mengikutinya, dengan tidak dikurangkan sedikit pun pahalanya. Dan sesiapa yang mengasaskan jalan tidak baik dalam Islam, maka diamalkan orang, dicatatkan baginya dosa sebagaimana dosa orang yang melakukannya dengan tidak dikurangkan sedikitpun dosanya”.

8. Dalam hadith lain Rasullullah saw bersabda, “Setiap orang daripada kamu ada tanggungan dibawahnya dan setiap yang ada tanggungan bertanggungjawab terhadap orang di bawahnya”.

9. SIFAT-SIFAT PENDIDIK ISLAM Sifat-Sifat Wajib Pada Seorang Pendidik (Ahmad Halim Al Muhammadi : 1991) 1. SIFAT ZUHUD : MENDIDIK KERANA MENCARI KEREDHAN ALLAH • Menyampaikan pelajaran bukan kerana balasan kebendaan atau penghormatan masyarakat, tetapi kerana mencari keredhaan Allah. • bukan bermakna tidak boleh menerima ganjaran dari usaha (mengajar). • kemuncak matalamat kerja yang dilakukan seharusnya tidak diukur dengan pencapaian kebendaan - membahayakan peningkatan diri dan pencapaian orang yang berada dibawah didikannya

10. SIFAT-SIFAT PENDIDIK ISLAM Sifat-Sifat Wajib Pada Seorang Pendidik (Ahmad Halim Al Muhammadi : 1991) 2. KEBERSIHAN DIRI • Pendidik hendaklah bersih jiwanya daripada segala kekotoran adat dan syarak, iaitu mempunyai kebersihan lahiriah

Page 3: guru profesional

yang jelas dan peribadi yang tinggi, tidak bersifat angkuh, riak, hasad, pemarah atau mempunyai sifat-sifat lain yang keji .

11. SIFAT-SIFAT PENDIDIK ISLAM Sifat-Sifat Wajib Pada Seorang Pendidik (Ahmad Halim Al Muhammadi : 1991) 3. MENJAGA KEHEBATAN DAN KEHORMATAN DIRI • Pendidik hendaklah mempunyai kehebatan dan kehormatan diri pada pandangan masyarakat. • Pendidik perlu menjaga peribadi, mempunyai sifat rendah diri. • Berperangai baik dalam pergaulan. • Tidak terlibat dalam suasana yang menjatuhkan peribadi dan maruahnya (pakaian, perbuatan atau percakapan)

12. SIFAT-SIFAT PENDIDIK ISLAM Sifat-Sifat Wajib Pada Seorang Pendidik (Ahmad Halim Al Muhammadi : 1991) 4. GURU SEBAGAI BAPA DALAM MURIDNYA • Mempunyai perasaan kasih terhadap murid seperti anak sendiri. • Memahami latar belakang anak didik. • Memupuk kasih sayang & hormat menghormati.

13. SIFAT-SIFAT PENDIDIK ISLAM Sifat-Sifat Wajib Pada Seorang Pendidik (Ahmad Halim Al Muhammadi : 1991) 5. GURU MESTI MEMAHAMI TABIAT MURID • Memahami dengan jelas latas belakang dan kemampuan muridnya. • Dapat menyesuaikan bahan dan cara penyampaian • Dapat merancang dan melaksanakan pendekatan pada diri individu murid itu sendiri.

14. SIFAT-SIFAT PENDIDIK ISLAM Sifat-Sifat Wajib Pada Seorang Pendidik (Ahmad Halim Al Muhammadi : 1991) 5. IKLAS DALAM KERJAYA • Melakukan pekerjaan dengan penuh keikhlasan akan membawa kerahmatan kepada pemiliknya. sssssss

15. SIFAT-SIFAT PENDIDIK ISLAM 1. SIFAT DAN KUALITI PROFESIONAL Mempunyai kualiti profesional – Bagi menjamin mereka dapat memberikan khidmat pendidikan yang berkesan. • Mereka perlu memiliki ilmu pengetahuan Islam secara mendalam dan luas lingkungannya daripada garisan atau skop kurikulum yang di arahkan. • Mereka mempunyai ilmu pengetahuan sampingan yang berorentasikan bidang perguruan dan pendidikan seperti ilmu psikologi, sosiology, sejarah dan sebagainya.

16. SIFAT-SIFAT PENDIDIK ISLAM SIFAT DAN KUALITI PROFESIONAL Mempunyai kualiti profesional – Bagi menjamin mereka dapat memberikan khidmat pendidikan yang berkesan. Keilmuan pendidik juga meliputi kebijaksanaan dan kepekaan bagi menyampaikan ilmu pengetahuan dengan berkesan. Kepelbagaiaan penggunaan kaedah pengajaran dan pendekatan yang bersesuaian dengan kematangan diri murid memberi impak kepada kefahaman murid.

17. SIFAT-SIFAT PENDIDIK ISLAM 2. SIFAT DAN KUALITI PERIBADI • Mempunyai kesihatan jasmani dan rohani yang baik. • Hidup dengan personaliti seorang Muslim yang mempu memimpin kefahaman agama serta mempertahankannya berdasarkan ketakwaan. • Perlu sentiasa beramal dan berpegang teguh dengan ilmu yang dimilikinya dengan istiqamah - Menjadikan mereka kuat berpegang teguh kepada ajaran agama, warak dan bertakwa kepada Allah. Ini semua kan menzahirkan pendidik yang ikhlas, jujur, amanah dan bertanggungjawab.

18. 1. PENDIDIK ITU BUKAN SAHAJA PEMBERI ILMU TETAPI JUGA PENGAMAL ILMU 2. PENDIDIK ITU MENJADI ROLE MODEL YANG DI NILAI BUKAN SAHAJA OLEH ANAK DIDIKNYA TETAPI JUGA MASYARAKAT SEKELILINGNYA. PERSONALITI BER’ACUANKAN AL QURAAN

19. Firman Allah Subhana Wataala : Ertinya : “ Adakah patut kamu menyuruh manusia membuat kebajikan dan kamu lupakan diri kamu sendiri sedangkan kamu membaca Kitab Allah, tidakkah kamu berakal “

Page 4: guru profesional

20. SIFAT-SIFAT PENDIDIK ISLAM 3. KEIKHLASAN DAN KETULUSAN • Seorang pendidik perlu berjiwa ikhlas dalam mencapai tujuannya. • Jiwa yang ikhlas akan menzahirkan ciri-ciri batin seperti tawadhu, izzah (kemuliaan), tidak ‘ujub, tidak riya’, dan tidak takbur. • Keikhlasan di hati akan menzahirkan keihlasan pada tanggungjawabnya, ucapannya dan perbuataannya. • Keikhlasan ini akan menjadikan jihad manusia sebagai pendidik akan mendapat keredhaan Allah Subhana Wataala.

21. Sabda Rasulullah (SAW) : “Sesungguhnya Allah Azzawajallah tidak akan menerima suatu amalan melainkan apa yang Ikhlas kepada Nya dan yang ditujukan hanya untuk Nya”.

22. SIFAT-SIFAT PENDIDIK ISLAM 4. KEBIJAKSANAAN DAN KEMATANGAN • Kebijaksanaan dan kematangan berfikir dan bertindak di dalam proses pembelajaran adalah sangat-sangat perlu bagi seorang pendidik melihat atas faktor-faktor: Murid Latarbelakang Keluarga Masyarakat Guru perlu dapat Ekonomi mengimbangi Kebolehan kehendak dan faktor ini kebijaksanaan dan kematangan.

23. CIRI-CIRI GURU YANG BAIK BERKEUPAYAAN PENGUNAAN KAEDAH MEMIMPIN YANG BERKESAN BERSIFAT BERKASIH CEMERLANG PEKA SAYANG PEMURAH BERKEYAKINAN TEGAS MEMBERI BANTUAN BERSEMANGAT ADIL PERIANG MESRA ABDUL KIPLI DAN YAAKUB ISA

24. CIRI-CIRI PENDIDIK YANG EFEKTIF MENGIKUT IMAM GHAZALI • Mempunya rasa simpati kepada murid dan menganggap seperti anak sendiri. • Mempunyai tingkahlaku dan sunnah Nabi Muhammad dan tidak meminta imbuhan atas perkhidmatan yang diberinya. • Tidak menasihati atau membena