gtl kulunprogo

Upload: dinil-qaiyimah

Post on 02-Jun-2018

263 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 GTL Kulunprogo

    1/18

  • 8/10/2019 GTL Kulunprogo

    2/18

    2

    Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Kulon Progo

    Kabupaten Kulon Progo yang berada sekitar 25 km arah barat kota Yogya memiliki

    aksesibilitas baik dan mudah dijangkau, terhubung dengan kota-kota di Jawa bagian selatan

    oleh jalur transportasi regional Jawa selatan baik melalui jalan raya maupun kereta api.

    Kabupaten terkenal dengan tempat wisata seperti Pantai Glagah, wisata Waduk Sermo,

    pegunungan, gua, hingga wisata ziarah. Kabupaten dengan wilayah terbesar berada di tanah

    datar, masih berorientasi pada pertanian. Hamparan sawah dan ladang di setiap sudut

    kabupaten menjadi gantungan hidup sebagian masyarakatnya. Di kabupaten ini padi ditanam

    di semua wilayah dari utara hingga selatan. Kelapa adalah produk unggulan lain di Kulon

    Progo. Dari nira kelapanya diperoleh gula yang dikenal sebagai gula jawa. Sentranya terletak

    di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Temon, Sentolo dan Nanggulan.

    Stratigrafi Regional Kulon Progo menurut Rahardjo, dan kawan-kawan (1977),

    stratigrafi regional Kulon Progo tersusun oleh formasi-formasi dari tua ke muda sebagai

    berikut :

    1. Formasi Nanggulan

    Formasi Nanggulan memiliki ketebalan kurang lebih 300 meter dan berumur

    Eosen tengah sampai Oligosen akhir.

  • 8/10/2019 GTL Kulunprogo

    3/18

    3

    2. Formasi Kebobutak

    Formasi ini berumur Miosen awal yang diketahui dari fosil plankton yang terdapat

    pada bagian bawah formasi ini. Kebobutak terbentuk oleh karena aktivitas gunung api

    purba, yaitu gunung api Gajah, gunung api Ijo, dan gunung api Menoreh.

    3. Formasi Jonggrangan

    Formasi ini berumur Miosen awal hingga Miosen tengah dengan ketebalan 250

    meter dan diendapkan pada laut dangkal.

    4. Formasi Sentolo

    Satuan ini meliputi daerah Pengasih dan Sentolo dan terletak di sebelah timur

    Pegunungan Kulon Progo.

    5. Alluvium

    Alluvium terdiri atas kerakal, pasir, lanau, dan lempung sepanjang sungai yang

    besar dan dataran pantai.

    Gambar 1.2 Peta Geologi Kabupaten Kulon Progo

  • 8/10/2019 GTL Kulunprogo

    4/18

    4

    BAB II

    POTENSI SUMBERDAYA GEOLOGI DAN ANCAMAN BAHAYA DI KABUPATEN

    KULON PROGO

    Kabupaten Kulon Progo merupakan wilayah dengan berbagai potensi alam diantaranya

    dalah Pantai Glagah, Waduk Sermo, air terjun, dataran tinggi, tanah yang subur dengan

    berbagai macam hasil alam, air yang melimpah, barang tambang, jalur kereta apo dan

    letaknya yang strategis. Kulonprogo dengan segala potensi alamnya yang melimpah di

    samping memiliki manfaat juga memiliki ancaman bencana. Pada kuliah lapangan yang

    dilakukan pada tanggal 4 Januari 2014, dilakukan pengamatan di beberapa titik di Kabupaten

    Kulon Progo yang berkaitan dengan potensi sumberdaya geologi serta potensi bencananya,

    dan hasilnya diuraikan sebagai berikut.

    1. Titik 1 (Kali Progo Kecamatan Nanggulan)

    Lokasi pengamatan dan pengukuran yang pertama berada pada zona 49 M di titik X

    0413864 dan Y 9142715. Pengukuran yang dilakukan di titik ini meliputi pengukuran pH

    tanah, kandungan mangan (Mn), kandungan bahan organik dalam tanah dan pengetesan

    drainase tanah. Selain itu juga dilakukan pengamatan terhadap tekstur dan struktur tanah

    serta pengukuran pH air pada Kali Progo.

    a. Pengukuran pH tanah

    pH adalah tingkat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur dengan

    menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH antara 0 hingga

    7 dan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14. Pengukuran pH tanah dilakukan

    dengan mengambil sampel tanah dengan menggunakan sekop kemudian dimasukkan ke

    dalam tabung reaksi kemudian dilarutkan dengan menggunakan aquades dengan

    perbandingan 1 : 2,5. Setelah tanah larut diamkan untuk beberapa saat hingga tanahnya

    mengendap kemudian dimasukkan kertas lakmus untuk mengukur kadar pHnya.

  • 8/10/2019 GTL Kulunprogo

    5/18

    5

    Gambar 2.1 Pengukuran pH TanahHasil pengukuran di lapangan diperoleh skala pH tanah pada titik 1 adalah 7 yang

    menunjukkan bahwa tanah dalam keadaan normal. Hal ini disebabkan karena tanah

    berasal dari letusan gunung Merapi.

    Gambar 2.2 Hasil Pengukuran pH Tanah

    b. Kandungan Mangan dalam tanah

    Mangan adalah kimia logam aktif, abu-abu merah muda yang di tunjukkan pada

    simbol Mn dan nomor atom 25. Ini adalah elemen pertama di grup 7 dari tabel periodik.

    Mangan merupakan dua belas unsur paling berlimpah di kerak bumi (sekitar 0,1%)

    yang terjadi secara alamiah. Mangan merupakan logam keras dan sangat rapuh. Sulit

    untuk meleleh, tetapi mudah teroksidasi. Mangan bersifat reaktif ketika murni, dan

    sebagai bubuk itu akan terbakar dalam oksigen, bereaksi dengan air dan larut dalamasam encer. Menyerupai besi tapi lebih keras dan lebih rapuh. Untuk mengetahui

  • 8/10/2019 GTL Kulunprogo

    6/18

    6

    kandungan Mangan (Mn) dalam tanah maka digunakan larutan H202 dengan konsentrasi

    3%. Jika terjadi gelembung menandakan bahwa tanah mengandung Mn. Dari hasil

    pengetesan terhadap kandungan Mn tanah di titik 1 tidak ditemukan adanya gelembung

    sehingga dapat disimpulkan bahwa tanah tidak mengandung Mn.

    Gambar 2.3 Pengetesan Kandungan Mangan (Mn) pada Tanah

    c. Kandungan bahan organik

    Bahan organik adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organik kompleks

    yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil

    humifikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi dan termasuk juga

    mikrobia heterotrofik dan ototrofik yang terlibat dan berada didalamnya. Kandungan

    bahan organik dalam tanah dapat diuji dengan menggunakan H202 dengan konsentrasi

    10%. Hal ini penting diketahui karena kandungan bahan organik dalam tanah

    diperlukan untuk tanaman. Dari hasil pengujian ditemukan bahwa pada tanah yang

    berada pada Titik 1 terdapat kandungan organik meskipun dalam jumlah yang sedikit.Hal ini ditandai dengan adanya gelembung-gelembung saat dilakukan penetesan H202

    pada sampel tanah.

  • 8/10/2019 GTL Kulunprogo

    7/18

    7

    Gambar 2.4 Pengetesan Kandungan Organik dalam Tanah

    d. Drainase tanah

    Drainase tanah adalah kemampuan tanah mengalirkan dan mengatuskan

    kelebihan air yang berada dalam tanah maupun pada permukaan tanah. Air berlebihan

    yang menggenangi tanah disebabkan oleh pengaruh topografi, air tanah yang dangkal,

    dan curah hujan. Tanah yang berdrainase baik memiliki kemampuan meloloskan air

    yang baik. Untuk mengetahui drainase tanah maka digunakan larutan alpha-alpha

    bipridil. Jika drainase suatu sampel jelek, maka setelah ditetesi larutan alpha-alpha

    bipridil maka warna tanah akan berubah menjadi merah. Dalam pengetesan sampel

    tanah pada titik 1, setelah ditetesi alpha-alpha bipridil tanah tidak mengalami

    perubahan warna yang mengindikasikan tanah memiliki drainase yang baik karena

    tanah bermateri pasir dan debu.

    e. Tersktur dan struktur tanah

    Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena

    terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang

    terkandung pada tanah. Tektur tanah berkaitan dengan kemampuan tanah untuk

    menahan air dan juga reaksi kimia tanah. Untuk mengetahui tekstur tanah, dapat

    dilakukan dengan dua cara yaitu penetapan tekstur tanah di lapangan dan uji

    laboratorium. Yang dilakukan adalah penetapan tekstur tanah di lapngan dengan cara

  • 8/10/2019 GTL Kulunprogo

    8/18

    8

    merasakan dan meremas sampel tanah dengan ibu jari dan telunjuk. Setelah dilakukan

    pengetesan diketahui bahwa tanah bertekstur pasir bercampur debu.

    Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan

    partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat dari

    hasil proses pedogenesis. Struktur tanah berhubungan dengan cara di mana, partikel

    pasir, debu dan liat relatif disusun satu sama lain. Di dalam tanah dengan struktur yang

    baik, partikel pasir dan debu dipegang bersama pada agregat-agregat (gumpalan kecil)

    oleh liat humus dan kalsium. Tanah pada titik 1 berstuktur remah. Selanjutnya setelah

    kita mengetahui tektur dan stuktur tanah, maka kita dapat menentukan konsistensi tanah

    karena ketiganya saling berkaitan. Tanah yang bertekstur pasir debu, berstruktur remah

    biasanya adalah tanah gembur (konsistensi tanah).

    f. Pengukuran pH air sungai

    Air sungai dalam kondisi alami yang belum tercemar memiliki rentangan pH 6,5

    8,5. Karena pencemaran, pH air dapat menjadi lebih rendah dari 6,5 atau lebih tinggi

    dari 8,5. Bahanbahan organik biasanya menyebabkan kondisi air menjadi lebih aam.

    Kapur menyebabkan kondisi air menjadi lebih asam. Kapur menyebabkan kondisi air

    menjadi lebih alakli (basa). Jadi, perubahan pH air tergantung kepada bahan

    pencemarnya. Selain mengukur pH tanah, pengukuran pH juga dilakukan pada Kali

    Progo.

    Gambar 2.5 Pengukuran pH Air Sungai

  • 8/10/2019 GTL Kulunprogo

    9/18

    9

    Dari hasil pengukuran pH pada Kali Progo diketahui bahwa pH air pada Kali

    Progo adalah 6,5 yang mengindikassikan bahwa pH air masih dalam keadaan normal.

    Gambar 2.6 Hasil Pengukuran pH Air Sungai

    g. Potensi Sumberdaya Geologi

    Seperti kebanyakan sungai yang ada, potensi yang sangat jelas terlihat pada Kali

    Progo adalah adanya sumberdaya geologi berupa pasir dan batu. Penambangan pasirdan batu di daerah Kali Progo sangat jelas terlihat karena aktivitas penambangan terjadi

    setiap hari. Material pasir dan batu tersebut merupakan material lahar dari Gunungapi

    Merapi .

    Gambar 2.7 Aktivitas Penambangan Pasir dan Batu di Kali Progo

  • 8/10/2019 GTL Kulunprogo

    10/18

  • 8/10/2019 GTL Kulunprogo

    11/18

    11

    Gambar 2.9 Pengukuran Dip dan Strike Pada Batuan

    a. Potensi Sumberdaya Geologi

    Pada titik 2 sumberdaya geologi yang terlihat jelas adalah adanya batugamping

    yang merupakan bahan galian golongan C. Batugamping Formasi Sentolo yang

    berumur Mio-Pliosen tersingkap dengan baik di Desa Hargorejo, Kabupaten

    Kulonprogo, menindih takselaras batuan gunungapi Formasi Kebobutak, dan tertindih

    takselaras oleh aluvium. Batu gamping dimanfaatkan paling tidak dalam empat bidang

    kegiatan yaitu, bidang pertanian, bahan bangunan, industri dan lingkungan.

    Pemanfaatan batu gamping di bidang pertanian sangat prospektif. Seperti dikatahui

    bahwa batu gamping dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara tanah untuk diserap

    tanaman. Proses kerjanya melalui penurunan kadar asam tanah. Dibidang industri,

    penggunaan batu gamping sangat beragam untuk pembuatan berbagai produk, seperti

    kaca, karbid, bata silika, peleburan baja dan lain-lain.

  • 8/10/2019 GTL Kulunprogo

    12/18

    12

    Gambar 2.10 Pemanfaatan Batugamping

    b. Potensi Bencana

    Batu gamping yang tidak berlubang dapat menjadi mineral yang baik untuk

    lereng. Namun, bidang dasar (bedding plane) yang terpisah oleh lapisan lempung atau

    serpih lunak, yang miring ke bawah, dalam kondisi tertentu memberikan bidang

    gelincir yang dapat memicu longsoran. Selain itu, batu batu gamping pada formasi

    Sentolo adalah batu gamping yang mengandun lempung sehingga jika terbentuk tanah,

    maka akan membentuk lempung tipe 21, di mana lempung tipe ini memiliki sifatkembang kerut yang tinggi, menyebabkan jalan (aspal) yang bagian bawahnya adalah

    lapisan batuan yang mengandung lempung, bergelombang.

    Gambar 2.11 Potensi Longsor pada Fomasi Batugamping

  • 8/10/2019 GTL Kulunprogo

    13/18

    13

    3. Titik 3 (Formasi Kebobutak dan Waduk Sermo Kecamatan Kokap)

    Titik pengamatan dan pengukuran yang ketiga berada di titik 070497 LS dan

    11000724 BT. Di titik ini dilakukan pengukuran pH air rembesan dan pH tanah. Dari

    hasil pengukuran pH air diperoleh hasil pH 6, nilai ini menunjukkan bahwa air rembesan

    di titik ini masih tergolong dalam kategori normal.

    Gambar 2.12 Hasil Pengukuran pH Air Rembesan

    Pengukuran pH tanah di titik ini menunjukkan hasil 6, artinya kondisi tanah di titik

    ini tergolong normal.

    Gambar 2.13 Hasil Pengukuran pH Tanah

  • 8/10/2019 GTL Kulunprogo

    14/18

    14

    a. Potensi Sumberdaya Geologi

    Pengamatan di sepanjang perjalanan menuju titik pengamatan 3 dapat dilihat jenis

    batuan breksi vulkanik, kemudian semakin mendekati titik pengamatan 3, mulai terlihat

    peralihan jenis batuan vulkanik ke batuan andesit. Batuan di sekitar titik pengamatan 3

    masih dipengaruhi oleh Gunung Ijo. Batuan tersebut dapat digunakan sebagai bahan

    bangunan dan sumber unsur hara.

    Gambar 2.14 Sumber daya geologi batuan Breksi Andesit

    Gambar 2.15 Sumber daya geologi batuan Anglomerat

  • 8/10/2019 GTL Kulunprogo

    15/18

    15

    Tipe batuan tergolong andesit dengan arah dip dan strik yang tidak bisa diukur

    karena batuan beku tidak ada sikap perlapisan.potensi alam dimanfaatkan sebagai cagar

    alam dan tepat wisata sejalan dengan tipe batuan dan keadaan topografi wilayah

    tersebut. Selain itu sumber daya geologi berupa breksi andesit, tuff, tuff lapili,

    aglomerat, dan batuan sisipan lava andesit. Selain batuan, di lokasi 3 ini memiliki

    potensi sumber daya air yang melimpah. Sumber daya air di waduk sermo

    dimanfaatatkan sebagai pemasok air untuk pertanian, sebagai pembangkit listrik tenaga

    air serta dapat dimanfaatkan sebagai obyek wisata.

    Selain itu, di sekitar titik pengamatan terdapat sebuah waduk yang dinamakan

    Waduk Sermo. Waduk tersebut selain digunakan untuk tempat wisata, juga digunakan

    untuk melayani kebutuhan air sebagian wilayah Kulon Progo. Waduk Sermo di

    Kabupaten Kulon Progo ini dianggap sebagai bendungan dengan kualitas air terbaik di

    antara bendungan lain di Indonesia dengan sedimentasi minimal. Waduk seluas 21,3

    km2

    ini mampu menampung air sebanyak 21,9 juta m3. Tujuan dibangunnya Waduk

    Sermo adalah untuk suplesi daerah irigasi Sistem Kalibawang dengan areal 7.152 ha.

    Selain kebutuhan irigasi, air dari waduk juga digunakan untuk air baku air minum

    PDAM Kulonprogo sebesar 150 liter/detik dan penggelontoran Kota Wates sebesar 50

    liter/detik. Dan kontribusi sabuk hijau bagi masyarakat adalah untuk pengawetan air di

    sumber air alternatif, hijauan makanan ternak, dan tanaman serbaguna.

    Gambar 2.16. Waduk Sermo

  • 8/10/2019 GTL Kulunprogo

    16/18

    16

    b. Potensi Bencana

    Potensi bencana yang dapat terjadi di titik ini adalahrock fall karena formasi batuan

    tipe andesit, dengan sikap perlapisan batuan tidak bisa diukur, serta curah hujan tinggi.

    Selain itu wilayah ini juga berada pada zona patahan sehingga berpotensi terkena bencana

    gempa tektonik.

    Gambar 2.17 Ancaman Rock Fall

  • 8/10/2019 GTL Kulunprogo

    17/18

    17

    4. Titik 4 (Pantai Bugel Kecamatan Panjatan)

    Lokasi pengamatan terakhir berada pada titik X 0408090 dan Y 9120401 dengan

    zona 49 m. Formasi geologi pada titik 4 yaitu formasi Aluvium. Formasi aluvium yaitu

    terdiri atas kerakal, pasir, lanau, dan lempung sepanjang sungai yang besar dan dataran

    pantai berupa pasir besi. Pasir besi tersebut merupakan hasil endapan dari letusan Gunung

    Merapi.

    Gambar 2.18 Pantai dengan Material Pasir Besi

    a. Potensi Sumberdaya Geologi

    Wilayah titik pengamatan ke 4 ini memiliki sumberdaya geologi yang sangat

    potensial yaitu pasir besi dengan konsentrasi yang tinggi. Pasir besi yang terdpat

    disepanjang pesisir selatan Kabupaten Kulon Progo ini bukan hanya sekedar jenis pasir

    besi biasa yang hanya mengandung titanium, ternyata juga mengandung vanadium. Di

    dunia ini, pasir besi yang memiliki kandungan vanadium dengan kualitas baik hanya di

    Meksiko, dan di Indonesia yaitu di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

    Vanadium adalah unsur langka, lunak, dan berwarna abu-abu putih yang

    ditemukan dalam mineral tertentu dan digunakan terutama untuk menghasilkan paduan

    logam. Vanadium tahan terhadap korosi karena memiliki lapisan pelindung oksida di

    permukaannya. Vanadium tidak pernah ditemukan secara murni di alam, melainkan

    terdapat bersenyawa pada sekitar 65 mineral yang berbeda seperti patronite, vanadinite,carnotite dan bauksit. Sebagian besar vanadium (sekitar 80 %) digunakan sebagai

  • 8/10/2019 GTL Kulunprogo

    18/18

    18

    ferrovanadium atau sebagai aditif baja. Campuran vanadium dengan aluminium dan

    titanium digunakan dalam mesin jet dan rangka pesawat. Paduan vanadium dengan baja

    digunakan dalam as roda, poros engkol, roda gigi, dan komponen penting lainnya.

    Masyarakat sekitar memanfaatkan wilayah pesisir sekitar sebagai lahan

    perkebunan seperti semangka, buah naga dan sayur mayur. Karena material yang

    berupa pasir yang bersifat tidak mengikat air maka dibangun sumur enteng untuk

    memenuhi kebutuhan air tanaman budidaya mereka.

    Gambar 2.19 Pemanfaatan Lahan Pesisir Untuk Perkebunan

    a. Potensi Bencana

    Seperti pesisir-pesisir yang berada di pantai selatan, daerah ini juga sangat rawan

    terhadap berbagai ancaman bencana alam seperti tsunami karena berhadapan langsung

    dengan Samudera Hindia. Ditinjau dari sumberdaya geologi di mana material pasirnya

    mengandung biji besi, penambangan pasir besi pada daerah ini akan menyebabkan

    tertinggalnya pasir-pasir kuarsa. Pasir kuarsa yang memiliki kekuatan 7 sangat sulit

    lapuk sehingga unsur hara pada daerah tersebut bisa berkurang dan merusak

    keseimbangan ekosistema pantai.