goncangan ekonomi

3
Goncangan Ekonomi Oleh: Tita Novitasari Ekonomi Indonesia saat ini sedang mengalami fasten seat belt. Fasten Seat Belt, Ketika pesawat terbang memasuki area turbulensi atau cuaca yang kurang baik, maka pilot akan meminta penumpang mengenakan sabuk pengaman seraya menyalakan lampu tanda Fasten Seat Belt tersebut. Beberapa saat kemudian seisi pesawat akan merasakan getaran bahkan guncangan. Kadang berlangsung sebentar, kadang berlangsung lama. Kadang terguncang hebat, kadang sekedar getaran kecil; yang pasti secara mental seisi pesawat telah bersiap menghadapinya (Adiwarman A Kariem). Ekonomi Indonesia sedang mengalami turbulensi yang diakibatkan oleh banyak sekali faktor. Kita patut bersyukur sebab nyatanya bukan Indonesia seorang yang mengalami kekacauan ekonomi ini, banyak negara di dunia yang juga dilanda berbagai macam krisis bahkan krisis yang lebih mengerikan. Namun kenyataan ini malah lebih buruk lagi. Indonesia harus berpikir keras mengenai bagaimana caranya mempertahankan keberuntungan ini. Kabarnya, di tengah krisis ekonomi global, ekonomi Indonesia diproyeksikan tumbuh 5,5 persen tahun ini. Pemerintah, BI, BPS dan beberapa pihak lain memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 5,5 - 5,8 persen. Kemudian, mampukah ekonomi Indonesia terus tumbuh seperti perkiraan pihak-pihak elit tersebut? Di lain sisi, situs ekonomi yakni World Economic Forum memberitahukan kepada kita tentang seberapa rusaknya krisis yang dihadapi sekarang ini.

Upload: universitas-islam-negeri-syarif-hidayatullah-jakarta

Post on 11-Apr-2017

140 views

Category:

Economy & Finance


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Goncangan ekonomi

Goncangan Ekonomi

Oleh: Tita Novitasari

Ekonomi Indonesia saat ini sedang mengalami fasten seat belt. Fasten Seat Belt, Ketika pesawat

terbang memasuki area turbulensi atau cuaca yang kurang baik, maka pilot akan meminta

penumpang mengenakan sabuk pengaman seraya menyalakan lampu tanda Fasten Seat Belt

tersebut. Beberapa saat kemudian seisi pesawat akan merasakan getaran bahkan guncangan.

Kadang berlangsung sebentar, kadang berlangsung lama. Kadang terguncang hebat, kadang

sekedar getaran kecil; yang pasti secara mental seisi pesawat telah bersiap menghadapinya

(Adiwarman A Kariem).

Ekonomi Indonesia sedang mengalami turbulensi yang diakibatkan oleh banyak sekali faktor.

Kita patut bersyukur sebab nyatanya bukan Indonesia seorang yang mengalami kekacauan

ekonomi ini, banyak negara di dunia yang juga dilanda berbagai macam krisis bahkan krisis yang

lebih mengerikan. Namun kenyataan ini malah lebih buruk lagi. Indonesia harus berpikir keras

mengenai bagaimana caranya mempertahankan keberuntungan ini. Kabarnya, di tengah krisis

ekonomi global, ekonomi Indonesia diproyeksikan tumbuh 5,5 persen tahun ini.  Pemerintah, BI,

BPS dan beberapa pihak lain memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 5,5 - 5,8 persen.

Kemudian, mampukah ekonomi Indonesia terus tumbuh seperti perkiraan pihak-pihak elit

tersebut? Di lain sisi, situs ekonomi yakni World Economic Forum memberitahukan kepada kita

tentang seberapa rusaknya krisis yang dihadapi sekarang ini.

World Economic Forum menerbitkan The Outlook on the Global Agenda 2015 yang memuat

sepuluh persoalan ekonomi dunia. Pertama, semakin dalamnya kesenjangan antara kaya dan

miskin. Kedua, kenaikan tingkat pengangguran. Ketiga, lemahnya kepemimpinan dunia.

Keempat, meningkatnya persaingan kekuatan strategis dunia. Kelima, melemahnya demokrasi.

Keenam, meningkatnya polusi di negara-negara berkembang. Ketujuh, meningkatnya bencana

alam akibat cuaca ekstrim. Kedelapan, meningkatnya sentimen nasional dalam pengelolaan

ekonomi. Kesembilan, meningkatnya kelangkaan air bersih. Kesepuluh, meningkatnya wabah

penyakit dan dampak ekonominya. World Economic Forum dan IMF juga merangkum keadaan

ekonomi dalam tiga kata yaitu warisan masalah (legacies), suram (clouds), dan ketidakpastian

(uncertainties). 

Page 2: Goncangan ekonomi

Persoalan dunia yang pertama ialah kesenjangan antara kaya dan miskin yang semakin tinggi, di

Indonesia kesenjangan tersebut sudah sangat lama kita hadapi. Pengangguran, krisis

kepemimpinan, tantangan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), polusi, kebakaran hutan,

kemarau yang berkepanjangan, kekeringan, kelangkaan air bersih, wabah penyakit, dll

merupakan persoalan-persoalan lama dan baru yang menumpuk di Indonesia. Semuanya itu

mesti dihadapi sekaligus. Belum lagi harga-harga sembako yang mengalami inflasi, harga daging

yang melambung tinggi, serta kabar bahwa adanya mafia dibalik krisis pangan tersebut.

Indonesia mengalami goncangan -bukan getaran lagi- yang berlangsung lama. Mental

masyarakat Indonesia jelas-jelas mesti siap menghadapi goncangan tersebut. Dan, ‘pilot’

Indonesia pun harus lebih siap segalanya, mereka harus mampu menenangkan masyarakatnya

mengenai krisis yang di alami serta harus pula mampu menormalkan kondisi dan menyelamatkan

semuanya. Jika sampai terjatuh, maka apalagi yang mampu diucapkan.

Fasten seat belt berarti pesawat yang mengalami turbulensi namun pesawat dituntut untuk terus

terbang dalam kehatian-hatian. Indonesia yang tengah mengalami turbulensi ini, maka Indonesia

pun dituntut untuk menjalankan solusinya dengan penuh kehatian-hatian. Solusi tersebut tentu

akan disisipkan pada regulasi pemerintahan. Regulasi yang dinamis yang terus diperbarui dengan

banyak solusi segar nampaknya ialah hal yang dibutuhkan oleh Indonesia saat ini.

Tak dapat dipungkiri bahwa semuanya bermuara pada pemerintah. Pemerintahan yang sehat

(good governance) menjadi dambaan bagi masyarakat Indonesia. Pemerintahan yang sehat

ditandai dengan regulasinya yang dinamis, hukumnya yang fleksibel dan pasti, para pelakunya

yang terbebas dari korupsi, suap, dan hal lain yang merugikan negara serta bersikap transparan

atas kebijakan-kebijakan yang dibuat. Pemerintahan mesti mampu menjalankan regulasinya

dengan baik serta menegakan hukum dengan tegas, sehingga goncangan ekonomi ini secara

perlahan namun pasti dapat dilalui dengan selamat.