globalisasi, liberalisasi dan dayasaing sektorpertanian

19
GLOBALISASI, LIBERALISASI DAN DAYA SAING SEKTOR PERtANIAN Soetatwo Hadiwigeno Abstract As M>e know that the globalization and liberalization process have impact in many aspects, economic and social problems. Indonesia as a developing country willget negative effect, especially the loss of opportunity in ^port of agriculture products because of its low competitiveness. The government must develop an appropriate policy to solve this problem. PENGANTAR Pengertian paling mendasar dari proses globalisasi adalah perluasan dan pendalaman integrasi pasar barang, jasa dan keuangan antar negara-negara' di dunia. Daiam dasawarsa terakhir Ini proses glo balisasi dan integrasi telah mengalami akselerasi karena dorongan universal untuk liberalisasi dan perubahan teknologi pada berbagai bidang sehingga pada akhimya berpengaruh terhadap akselerasi intema- sional produksi dan distribusi. Berbagai indikator yang sering digunakan sebagai ukuran globalisasi adalah rasio perdagangan luar negeri terhadap pendapatan nasional, rasio antara penanam modal asing terhadap pendapatan nasional dan trend pertumbuhan arus modal. Semua indikator tersebut secara agregat mengukur tingkat keterlibatan antar negara dalam kurun waktu ini telah' me- ningkat sebesar tiga kali 'iipat dari periode sebeiumnya dan dua kali lebih cepat dari era perdaganagn emas pada tahun 1960-an. Sedangkan rasio PMA/PDB meningkat dua kali lebih besar dari era sebeiumnya, se dangkan jumla PMA yang masuk ke negara- negara berkembang meningka sekitar 30 % dari era sebeiumnya. Bahkan di era selanjut- nya diperkirakan proses integrasi intema- sional terus akan mengalami akselerasi yang lebih besar dengan adanya perkenibangan JEPV0L4 NO. 2.1999 keterbukaan informasi dan koniunikasi yang lebih besar. Tingkat integrasi serta variasi pertumbuhan ekonomi di antara negara berkembang akan bervariasi, tergantung dengan kondisi serta kebijakan masing masing negara dalam mengantisipasi dan menghadapi proses globalisasi." Oleh karena itu untuk dapat mengambil keuntungan dari adanya proses globalisasi tersebut, maka setiap negara harus mampu mengambil kebijakan yang tepat di berbagai bidang. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG GLOBALISASI Faktor utama yang mendukung adanya proses globalisasi adalah adanya kebutuhan' masyarakat dalam memenuhi kebutuhan barang dan jasa yang semakin besar dan tak mampu disediakan sendiri oleh masing-masing negara tersebut.' Kemudian dengan adanya keterbukaan informasi dan' komunikasi anatar anggota masyarakat di seluruh dunia, maka halangan dan keterba- tasan yang menghambat hubungan masing- masing negara menjadi seriiakin hilang. Begitu pula tuntutan masyarakat terhadap penguranagan hambatan perdagangan yang . sering dilakukan oleh pemerintah pada masing-masing negara juga merupakan faktoryang cukup penting. Proses ini, yang kemudiah populer dengan istilah liberalisasi 127

Upload: others

Post on 25-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GLOBALISASI, LIBERALISASI DAN DAYASAING SEKTORPERtANIAN

GLOBALISASI, LIBERALISASI DAN DAYA SAINGSEKTOR PERtANIAN

Soetatwo Hadiwigeno

Abstract

As M>e know that the globalization and liberalization process have impact inmany aspects, economic and socialproblems. Indonesia as a developing country willgetnegative effect, especially the loss of opportunity in ^port of agriculture productsbecause of its low competitiveness. The government must develop an appropriate policyto solve this problem.

PENGANTAR

Pengertian paling mendasar dariproses globalisasi adalah perluasan danpendalaman integrasi pasar barang, jasa dankeuangan antar negara-negara' di dunia.Daiam dasawarsa terakhir Ini proses globalisasi dan integrasi telah mengalamiakselerasi karena dorongan universal untukliberalisasi dan perubahan teknologi padaberbagai bidang sehingga pada akhimyaberpengaruh terhadap akselerasi intema-sional produksi dan distribusi. Berbagaiindikator yang sering digunakan sebagaiukuran globalisasi adalah rasio perdaganganluar negeri terhadap pendapatan nasional,rasio antara penanam modal asing terhadappendapatan nasional dan trend pertumbuhanarus modal. Semua indikator tersebut secara

agregat mengukur tingkat keterlibatan antarnegara dalam kurun waktu ini telah' me-ningkat sebesar tiga kali 'iipat dari periodesebeiumnya dan dua kali lebih cepat dari eraperdaganagn emas pada tahun 1960-an.Sedangkan rasio PMA/PDB meningkat duakali lebih besar dari era sebeiumnya, sedangkan jumla PMA yang masuk ke negara-negara berkembang meningka sekitar 30 %dari era sebeiumnya. Bahkan di era selanjut-nya diperkirakan proses integrasi intema-sional terus akan mengalami akselerasi yanglebih besar dengan adanya perkenibangan

JEPV0L4 NO. 2.1999

keterbukaan informasi dan koniunikasi yanglebih besar. Tingkat integrasi serta variasipertumbuhan ekonomi di antara negaraberkembang akan bervariasi, tergantungdengan kondisi serta kebijakan masingmasing negara dalam mengantisipasi danmenghadapi proses globalisasi." Oleh karenaitu untuk dapat mengambil keuntungan dariadanya proses globalisasi tersebut, makasetiap negara harus mampu mengambilkebijakan yang tepat di berbagai bidang.

FAKTOR-FAKTOR

PENDUKUNG GLOBALISASI

Faktor utama yang mendukungadanya proses globalisasi adalah adanyakebutuhan' masyarakat dalam memenuhikebutuhan barang dan jasa yang semakinbesar dan tak mampu disediakan sendiri olehmasing-masing negara tersebut.' Kemudiandengan adanya keterbukaan informasi dan'komunikasi anatar anggota masyarakat diseluruh dunia, maka halangan dan keterba-tasan yang menghambat hubungan masing-masing negara menjadi seriiakin hilang.Begitu pula tuntutan masyarakat terhadappenguranagan hambatan perdagangan yang

. sering dilakukan oleh pemerintah padamasing-masing negara juga merupakanfaktor yang cukup penting. Proses ini, yangkemudiah populer dengan istilah liberalisasi

127

Page 2: GLOBALISASI, LIBERALISASI DAN DAYASAING SEKTORPERtANIAN

Soetatwo Hadiwegeno. Globalisasi, Liberalisasi dan Daya SaingSektorPertanian ISSN; 1410-2641

mencakup. sektor perdagangan dan. keu-angan. Pada umunya proses ini dimulaidengan penurunan hambatan tradisidnal,yaitu hambatan dalam bentuk tarif dan non-tarif di pasar barang. Pada akhirnya prosesliberalisasi juga terjadi dalam konleks unilateral. regional dan multilateral serta mencakup pengurangan hambatan lintas negara{cross border barriers) dan juga termasuksektor Jasa-Jasa, proses fasilitas lain {nancross border barriers), aturan main intema-sional dan bahkan membebasakan arus fak-

torproduksi (Pangestu dan Setiati, 1997)Dorongan liberalisasi universal

pada gilirannya didorong oleh berbagaikeb'ijakan yahg dilakukan oleh berbagainegara. baik negar maju maupun negarberkembang serta perkembangan huburiganantar negara yang terjadi secara simultan.Dorongan tersbut adalah, periama, liberalisasi yang disebabkan oleh proses penye-suaian dan restrukturisasi oleh NegaraSedang Berkembang (NSB) sebagai responsterhadap memburuknya keadaan lingkunganinternasional. Kedua, aturan dan perjanjianmultilateral yang berkembang dibawahnaungan GATT {General Agreement onTrade and Tariff) dan WTO {World TradeOrganization). Ketiga, kerjasama regionalseperti APEC ( Asia Pacific Economic Cooperation) dan AFTA( Asean Free TradeArea). Kerjasam ekonomi regional tersebut.mencakup negara-negara yang berada didalam satu kawasan dan pelaksanaannyatelah meningkat dengan tajam sejak tahun1980-an.

Dalam upaya meningkatkan kemandiriandalam era persaingan yang semakin"terbuka", kita berada dalam lingkunganstrategik yang baru. Salah satu lingkungan.strategik baru yang akan mempengaruhistrategi dan kebijaksanaan yang akan kitaambil adalah proses yang sedang kita Jalaniyaitu globalisasi dan liberalisasi perdagangan. Proses liberalisasi perdagangan.

128

yang merupakan suatu proses untukmempermudah perdagangan barang dan Jasa

' dengan (mengurangi atau menghilangkanhambatan perdagangan seperti hambatantarif dan hambatan non tariff seperti :larangan impor, import quota, importirtunggal dsb, mau tidak mau harus dihadapidan diantisipasi. Persetujuan GATT, sebagaisalah satu aspek proses liberalisasi perdagangan diadakanuntukmembentuk kerangkakerja dan acuan yang transparan yang dapatdipakai menurunkan hambatan - hambatanperdagangan. Adapun prinsip-prinsip yangdianut dalam perdaganan bebas melipu//Non-Discriminations, Reciprocity,Transparency, Tariff Reduction. Salah satukomponen penting dalam kesepakatan Uruguay Round dalam proses perundinganperdagangan multiteral adalah dimasukkan-nya sektor pertanian dalam GATT. Sebagainegara agraris, kita perlu mendalami apayang diatur dalam kesepakatan tersebut,untuk kita ambil manfaat dan peluangnya,dengan kita refleksikan kedalam kebijaksanaan yang akan kita ambil

Akselerasi Globalisasi

Poses liberalisasi akan berlangsungterus dalam dekade yang akan datang danmerupakan perubahan fundamental yangakan bergulir .terus sehingga akan terjadipersaingan yang ketat antar NSB, maupunnegara maju dalam akses modal, teknologidan pasar. Perlu juga disadari bahwa prosesreformasi akan mencakup lebih dari penurunan hambatan tradisional seperti tarif dantata niaga impor di pasar barang yangbiasanya diketahui umum (seperti lisensi dankuota). Pembukaan akses pasar dan investasiserta pembebasan arus tenaga profesional,juga akan mulai dialami dengan perjanjianuntuk liberalisasi sektor jasa-jasa. PersiapanNSB harus dilakukan untuk menciptakanperangkat hukum dan iniplementasi peraturan-peraturan yang konsisten dengan norma

JEPV0L4 NO. 2.1999

Page 3: GLOBALISASI, LIBERALISASI DAN DAYASAING SEKTORPERtANIAN

ISSN: 1410-2641 Soetatwo Hadiwegeno..6/ofia//s8s/. Uberalisasi dan Daya Saing SeWorPertanran

intemasional di berbagai bidang sepertiperlindungan hak atas kepemilikan intelektua!,prosedur bea cukai dan anti dumping,penenluan standar*-standar barang dan jasa,dan penyelesaian sengketa dagang. Jugaperlu disadari bahwa banyak hal yang dahuludapat dilakukan sekarang telah dianggapmelanggar norina internasioanl. sepertisyarat kandungan lokal dan subsidi eksporserta kebijakan pembebasan pajak padaproduk tertentu..

Proses penyesuaian yang harus harusdilakuakn oleh NSB yang akan terjadi dalammasa transisi yang akan dialami dalamjangka menengah dapat menimbulkantekanan-tekanan untuk mempertahankanperlindungan untuk sektor-sektor tertentuataupun kelompok masyarakat tertentu.Politik ekonomi perdagangan dan investasiintemasional akan menciptakan keadaanyang tampaknya ambivalen dan perlu ke-cenderungan proteksi dan penghambatantransaksi internasioanl yang lain, baik olehnegara maju atau NSB, melalui tindakansepihak dan cara lain untuk melakukan proteksi (misalnya antidumping, standar.mengkaitkan aspek non-ekonomi sepertihak-hak buruh kepada akses pasar dan Iain-lain) patut diwaspadai. Menjamin iklimintemasional yang terbuka dan berdasarkanaturan main yang jelas merupakan kepen-tingan semua, terutama karena pertumbuhanNSB seperti Indonesia sangat tergantungkepada akses pasar dunia yang terbuka.Namun karena proses Uberalisasi danperubahan akan bergulir terus, maka sangatpenting bagi negara-negara yang men-jalankan Uberalisasi, khususnya NSB untukmelakukan antisipasi yang tepat denganberbagai perangkat kebiajkan ekonomi mau-pun non ekonomi yang depart diterima se-cara intemasional.

Kemajuan teknologi akan berkem-bang untuk mendorong proses globalisasiproduksi barang maupun jasa. Padaakhimya

JEPV0L.4 NO. 2,1999

kunci keberhasilan untuk bersaing terletakpada kemampuan dan kapabilitas teknologiserta kemampuan melakukan adaptasi sertainovasi yang-dilakukan oleh masing-masingnegara. Untuk dapat bersaing secara global,perusahaan senantiasa memerlukan pem-baruan dan perbaikan teknologi yang digu-nakan, fleksibilitas supaya mudah melakukan perubahan, perancangan produk yanglebih sesuai dengan pembeli (seperti customized vs mass production), dan keteikaitanatau jaringan supplier yang' luas. Secarabertahap, produksi massal dari produkstandar, pembagian antara produk yangketat, dan pemusatan produksi di sa'tu lokasiakan berkurang. Pola keterkaitan yangstrategis juga sangat penting untuk mempertahankan daya saing dimana aliansistrategi dapat berlangsung antara pesaing,melalui perusahaan patungan, keterkaitandengan'kontraktor, lisensi; perjanjianteknologi atau tekrtis, penyediaan jasa,pemasaran dan Iain-lain. Perusahaan globalmemantau semua negara untuk memperolehkombinasi penggunaan sumber daya alam.tenaga kerja dan modal yang paling ungguldalam penelitian dan pengembangan, produksi dan pemasaran (lihat juga Pangestu,1997).

Kemajuan Teknologi di Bidang Produksidan Perdagangan

Seperti yang telah diketahui secaraumum, teknologi yang menyebabkan penu-runan biaya transportasi dan komunikasitelah mengurangi jarak antar negara karenapenurunan biaya transaksi barang-barang,jasa-jasa, uang , orang dan informasi antarnegara. Perkembangan teknologitransportasidan komunikasi pada gilirannya telahmendorong proses intemasionalisasi produksi barang dan jasa, serta pemasaran danpenyalurannya. Pada dasamya yang terjadiadalah •peningkatan spesialisasi dan pembagian proses produksi antara negara ber-

129

Page 4: GLOBALISASI, LIBERALISASI DAN DAYASAING SEKTORPERtANIAN

Soetatwo Hadiwegeno. GlobaHsasi. Liberalisasi dan Daya Saing SeklorPartanian ISSN: 1410-2641

dasarkan produk. tipe produk, dan tahapproses produksi. Proses pembagian tahapproduksi antara negara merupakan salah satudasar keberhasilan negara-negara AsiaTimur dimana relokasi industri telah terjadisecara bertahap. Perubahan teknologi peran-cangan dan produksi juga telah menye-babkan siklus produksi menjadi lebihpendek dan memungkinkan lebih banyakproduk dibuat (product differentiation).Perkembangan teknologi informasi danmanajemen telah juga memperbaiki pengen-dalian mulu, pengurangan pembuangan{wastage) yang terjadi dalam proses produksi. dan mengurangi keperluan untukpenyediaan stok yang tinggi. Peningkatanetlsiensi dan kecepatan teknologi informasimisalnya sangat mendukungyws/ in time management daripada pengadaan dan stokkarena memungkinkan dan melancarkanhubungan antara perancang, supplier, pro-dusen dan pengecer. Teknologi. komunikasidan teknologi informasi Juga sangat berperandalam meningkatkan integrasi sektor finansial.Sebagian besar transaksi finansial dapatdilakukan seketika 24 Jam sehari dan sulutsekali untuk mengendalikan arus modalmasiik dan keluar secara pesat (pangestu.1997). Dengan demikian kestabilan keadaanmakroekonomi dan konsistensi kebijak-sanaan dalam rangka menciptakan ikiiminvestasi yang pasti dan transparan menjadibenambah penting dalam era globalisasiinformasi dan arus modal.

Seperti dijelaskan oleh Pangestu(1997). sejak awal I990-an telah terjadiledakan dan pertumbuhan pesat arus dana keNSB, terutama dari swasat. Pola utamayangdialami adalah bahwa disatu pihak pertumbuhan bantuan luar negeri dari negera donorrendah dan nilai bantuan yang diberikanrelatif konstan. Di lain pihak telah terjadiledakan modal swasta yang ditujukan keNSB. terutama yang dianggap layak. Ciri^cirimodal swasta lersebut adalah berubahnya Jenis

130

arus modal swasta dari pinjaman menjadiekuitas ; berubahnya sumber modal darisektor perbankan ke sektor nonbank(portofolio, PMA) ; dan bahwa sebagianbesar peningkatan dana tersebut ditujukan ke''emerging' yaitu "economies creditworthy ".Beberapa faktor pendorong dari ledakanmodal swasta ke NSB adalah turunriyatingkat suku bunga AS di awal 1990-an :perubahan sikap institusional di negara majuterhadap emerging markets ; prosesprivatisasi, liberalisasi dan reformasi yangdilakukan di NSB pada saat yang bersamaan.Untuk Jangka menengah ke depan, arusmodal swasta diperkirakan akan terusmeningkat, terutama ke negara-negara yangcredit worthy. Dengan demikian, sangatlahpenting untuk negara yang menginginkanarus modal tersebut untuk menjalankankebijaksanaan makro yang stabil dankonsisten, pengembangan sektor finansialyang efisien dan stabil. transparansiinformasi, kepastianhukum dan seterusnya.

Ketersediaan bantuan luar negeri akantidak banyakmeningkat, sementara yang me-merlukan bertambah banyak, khususnyanegara-negara Asia yang dilanda krisisekonomi pada tahun-tahun terakhir ini.Proses privatisasi, termasuk untuk prasaranaflsik. Juga berarti bantuan luar negeri akandipusatkan untuk hal-hal tertentu sepertimengatasi kemiskinan, lingkungan hidup danpendldikan. Poiensi pertumbuhan ekonomiNSB yang lebih pesat dari negara maJumenjadi pasar yang poiensial bagi pe-masaran produk maupun alokasi sumberdaya iainnya. Hal tersebut berarti pengaruhpertumbuhan NSB dapat mempengaruhinegara maJu, sehingga akan ada peningkatanketerkaitan diantara keduanya.

PARADIGMA PEMBANGUNANStudl-studi yang dilakukan tentang

perbandingan pertumbuhan dan pem-bangunan NSB berkesimpulan bahwa ada

JEPV0L4 NO.2.1999

Page 5: GLOBALISASI, LIBERALISASI DAN DAYASAING SEKTORPERtANIAN

ISSN: 1410-2641 Soetatwo Hadiwegeno. Globalisasi. Uberalisasi dan DayaSaingSektorPeitanian

beberapa faktor penting yang menyebabkankeberhasiiari pertumbuhan tinggi (misalnyadi kawasan Asia Timur). Misalnya menurutSachs dan Warner (1995), ada beberapafaktor yang dapat menjelaskan pertumbuhantinggi yang di alami suatu negara (lihatPangestu, 1997):1. Kebijaksanaan Ekonomi yang Tepat,yang terdiri dari:

• Kebijaksanaan orientasi/promosiekspor atau keadaan yang menujuperdagangan bebas untuk eksportirsangat penting. Perekonomian yangterbuka seperti yang tercermin dari^akses kepada input, akses kepadamodal dan promosi PMA, dan tidakada hambatan untuk devisa, serta

prasarana yang mendukung dan fa-siiitas pendanaan mengaiami kinerjapertumbuhan ekonomi yang lebihbaik dari ekonomi yang menganutkebijaksanaan tertutup;

• Tingkat tabungan masyarakat danpemerintah yang tinggi (dicer-minkan oleh anggaran belahja yangsurplus dan tidak memberiakukanprogram Jaminan sosial yangmenyeiuruh seperti negara-negaramaju);

• Prasarana hukum dan transparensi :birokrasi yang efektif, transparensi,mengindahkan hak milik pribadi(private property rights), lembagahukum dan Iain-lain mempengaruhilokasi dan pertumbuhan investasi;

• Investasi dalam SDM ;

• Pemantauan kepada pesaing danfleksibilitas untuk terus menarik in

vestor.

2. Kondisi Awal

Fenomena conditional convergence :yaitu kalau suatu perekonomian mulaidengan tingkat pembangunan ekonomi

JEPV0L.4 NO. 2,1999

yang rendah, negara tersebut akanmengalamiu pertumbuhan tinggi karenaakumulasi modal, teknologi dan Iain-Iainyang pesat. Dengan pendalaman struktur,pertumbuhan akan dengan- sendirinyamenurun karena proses akumulasi tidakakan terjadi sepesat pada awai prosespembangunan. Misalnya di Jepang padasaat ini pertumbuhan rata-rata sudahmenurun dan lebih mendekati pertumbuhan yang dialami Eropa dan AS.Menurut Sachs dan Warner (1995), pe-rbandingan pertumbuhan antara negaramenunjukkan bahwa untuk setiap ke-naikan dua kali lipat dari pendapatan perkapita setelah tingkat tertentu (kira-kira $3.000 - 5.000/kapita), oertumbuhan akanturun 1,25 persen.

Masalah yang sangat penting dariparadigma pembangunan ke de'pan denganpeningkatan Uberalisasi adalah peninjauanulang dari peran pemerintah dalam pembangunan. Reran pemerintah befalih dariregulator dan pelaku langsung, menjadibagaimana menciptakan iklim usaha yangkondusif (penurunan ekonomi biaya tinggi.transparensi, persaingan sehat dan Iain-Iain)dan melakukan investasi prasarana yangmendukung swasta seperti transportasi,komunikasi dan peningkatan kualitas SDM.Liberalisasi akan menimbulkan kebijaksanaan pemerintah akan berkurang. Olehkarena itu kebijaksanaan yang dilakukanpemerintah harus konsisten dan jelasarahnya. Faktor lainnya adalah suatu visipembangunan untuk didasari perencanaandan strategi yang dinamis dan dirancanguntuk jangka menengah dengan pencapaiantarget yang jelas dan realistik. Kebijakanperencanaan harus didasarkan pada konsepcoorporate plan. Setiap tahap pembangunanharus didasrkari pada cost dan returnnya.Tidak kalah pentingnya untuk memikirkantahap-tahap pembangunan yang harus di-jalankan dalam kurun waktu tertentu, :dan

131

Page 6: GLOBALISASI, LIBERALISASI DAN DAYASAING SEKTORPERtANIAN

Soetatwo Hadiwegeno. Globalisasi, Liberahsasi dan DayaSaingSektorPertanian ISSN: 1410 - 2641

tahap-tahap yang dijalankan. Perencanaantersebut harus jelas dan transparan sehinggasemua lapisan masyarakat dapai melakukankontrol terhadap perilaku pemerintah dneganberbagai macam birokrasinya.

PERKEMBANGAN KONTRIBUSI

SEKTOR FERTANIAN

TERHADAP PEREKONOMIAN

NASIONAL

Seperti dijelaskan oleh Saragih (1997),data perkembangan PDB terus menunjukkanpenurunan pangsa sektor pertanian darisekitar 40 persen pada tahun 1969 menjadi17,6 persen pada tahun 1993 dan menurutanaiisis Bank Dunia, tinggal 10,5 persenpada tahun 2005. Apakah hal ini wajar-wajar saja karena semua negara yangsebelumnya berbasis pertanian juga meng-alami perubahan struktural yang sama ?Selanjutnya, menurut anaiisis. Bank Duniatersebut, PDB per kapita tahun 1994 menca-pai US $ 919 yang akan meningkat menjadiUS S 2.250.pada tahun 2005. Tidak Jelasbagaimana perbandingan PDB per tenagakerja menurut sektor yang tentunya bisamenjelaskan arti yang lebih mendalam dariperubahan struktural. Dalam suatu seminartentang produktivitas nasional disebutkanbahwa padatahun 1990, produktivitas tenaga disektor pertanian "hanya" Rp 632.000sedangkan disektor non pertanian sebesar Rp2.591.000. Selanjutnya disebutkan bahwaproduktivitas sektor pertanian tersebut"hanya" 39 persen dari produktivitasnasional sedangkan angka untuk sektor nonpertanian telah mencapai sekitar 160 persen.Apakah merosotnya pangsa sektor pertaniandisertai rendahnya produktivitas sektorpertanian tersebut sesuatu yang pantasmenjadi keprihatinan, atau bahkan sudahmenjadi beban pembangunan ? Sebelummenetapkan paradigma baru pembangunan,masalah ini perlu dituntaskan terlebihdahulu sebab pada dasamya paradigma baru

132

dibutuhkan Jika melalui berbagai kebijak-sanaan dan pelaksanaan pembangunan yangtelah ditempuh sejumlah harapan-harapansecara serius tidak tercapai atau telah terjadiberbagai distorsi ke arah yang kurangmenguntungkan. Untuk itu akan dibahasdulu konsep "agribisnis" sebagai cara barumelihat sektor pertanian. Kemudian dengankonsep itu dikaji peranan agribisnis{agribusiness network) bisa saJa terjadisuatu, struktur kelembagaan pasar yangkurang menguntungkan bahkan anti per-tumbuhan dan anti pemerataan sepertimonopoli, monopsoni dan semacamnya .

Kontribusi subsektor lapangan usahatanaman bahan makanan dan kehutanan telah

menurun dari masing-masing 60,8 dan 10,9persen dalam NTB sektor pertanian padatahun 1985 menjadi masing-masing 53,2 dan10,2 persen pada tahun 1995. Sementara itukontribusi subsektor lapangan usaha tanamanperkebunan, petemakan, dan perikanantelah meningkat dari masing-masing 11,6persen ; 8,9 persen ; dan 7,8 persen menjadi16,1 persen, 10,9 persen, dan 9,5 persen.

Seperti halnya yang dijelaskanAnwar, (1997), Jika dilihat dari segi per-mintaan, terutama kalau kita memperhatikan(1) komposisi dan tingkat konsumsi perkapita berbagai barang yang tercakup dalamsubsektor lapangan usaha bahan makanandan petemakan ; (2) elastisitas permintaanterhadap kenaikan pendapatan untuk berbagai Jenis barang tersebut; dan (3) laju per-tumbuhan Jumlah penduduk dan pendapatanper kapita di Indonesia selama periode 1985-1995, maka diperkirakan penurunan kontribusi subsektor lapangan usaha tanamanbahan makanan terlalu cepat, sedangkanpeningkatan kontribusi subsektor lapanganusaha petemakan terlalu lambat. Perkiraanini lebih dlperkuat dengan melihat menu-mnnya kontribusi subsektor lapangan usahtanaman bahan makanan dan petemakanterhadap PDB dari masing-masing 14,7 dan

JEP VOL 4 NO. 2.1999

Page 7: GLOBALISASI, LIBERALISASI DAN DAYASAING SEKTORPERtANIAN

ISSN • 1410 • 2641 Soetatwo Hadiwegeno, Globalisasi, Uberalisasi dan DayaSaingSektorPedanian

2,1 persen pada tahun 1985 menjadi 8,6 dan1,8 persen tahun 1995 (lihatTabel 1 dan 2.).

KONSEP PEMBANGUNAN

SEKTOR PERTANIAN

DAN AGRIBISNIS

Konseptiialisasi AgribisnisKonsep agribisnis telah dipekenalkan

pertama kali oleh Drilon Jr., (1971), secarakhusus di Asia Tenggara. sebagai... the sumtotal ofall operations involved in the manufacture and distribution of farm supplies,production activities on the farm, and storage, processing and distribution offarmcommodities and items made fi'om them.Dengan konsep yang sederhana namuncukup revolusioner tersebut, kita bisamelihat keterkaitan antara berbagai subsis-tem dalam agribisnis yaitu : on-farm agribusiness dan off farm agribusiness yangmeliputi up-stream agribusiness dan downstieam agribusiness yang meliputi up-streamagribusiness dan down stream agribusiness.Lebih lanjut, berbagai komponen dalamsubsistem agribisnis dapat dilihat melaluigambar I. Apabila selama ini adakecederungan melihat pertanian itu hanyapada on-farm a^-ibiisiness saja maka dengankonsep agribisnis tersebut kita mampumelihat pertanian dalam wawasan yang lebihluas (lihat Saragih, 1997). Dijelaskan pula,bahwa pertanian dalam wawasan agribisnismempunyai implikasi yang sangat. penting.Diantaranya adalah agribisnis hulu yangdalam perekonomian kita termasuk dalamindustri kimia (seperti pupuk dan bahan-bahan pestisida, herbisida, intektisida, dansebagainya) serta industri otomotof dan-logam (traktor, mesin-mesin dan alat-alatpertanian). Pada dasamya produk-produktersebut merupakan derive demand darikegiatan on-farm pertanian, baik di dalamnegeri maupun di luar negeri. Pada

JEPV0L4 NO. 2; 1999

agribisnis hillr {down-stream agribusiness),terlihat kegiatan-kegiatan pengolahan basil-hasil pertanian (agroindustri) serta per-dagangan hasil-hasi pertanian mentah maupun olahan, baik untuk pasar dalam negerimaupuii untuk pasar luar negeri. Dalamsupport-services atau layanan pendukunguntuk kegiatan on-farm, terlihat pula per-anan dari lembaga keuangan (kredit .^danasuransi), jasa penyediaan informasi, trans-portasi, penelitian dan pengembangan, dansebagainya. Sampai sejauh mana sebenamyasumbangan atau peranan agribisnis itu dalamperekonomian nasional ?

Agribisnis dalam Perekonomian NasionalDalam Saragih (1997) dijelaskan

bahwa kalau dilihat struktur makro-ekonomi

kita, dengan perbedaan yang mencolokdalam laju pertumbuhan antarsektor, makasumbangan sektor pertanian dalam PDBtahun 1993 tinggal 17,6 persen (menurutharga tetap). Pada PDB tahun 1993 itu,sumbangan subsektor tanaman pangan 10,3persen ; subsektor perkebunan rakyat, 2,5persen ; subsektor perkebunan besar, 0,6persen ; subsektor peternakan. 2,0 persen ;subsektor perhutanan dan perburuan, 0,7persen ; serta subsektor perikanan 1,5 persen. Kalau dilihat dalam struktur ekspornasional, dalam sepuluh tahun terakhir,sumbangan produk primer pertanian itudalam total ekspor berflutuasi sekitar 6 sampai 11 persen setiap tahunnya ; sedangkandalam ekspor nonmigas, telah merosotmenjadi sekitar 9 sampai 10 persen, yangpada awal PJP I adalah primadona ekspornonmigas. Terlepas dari bagaimanamendeflnisikannya, apabila produk primerpertanian digabung dengan produk olahan-nya (produk agroindustri hilir) maka sum-bangannya dalam total ekspor bisa sekitar 25sampai 30 persen ; sedanglan dalam ekspor

133

Page 8: GLOBALISASI, LIBERALISASI DAN DAYASAING SEKTORPERtANIAN

Soetatwo Hadiwegeno, Globalisasi, Liberalisasidan DayaSaihg SektorPeitanian

Up-stream AgribuisnessSub - system

- Gambar 1'

KONSEPTUAUSASI AGRIBUSINESS

On-farm- AgribuisnessSub-system

.farm

ISSN: 1410-2641

Down-stream AgribuisnessSubsistem

¥

Manufacture of

inputs, machinery,equipment and tools

Procurement and

distribution of farm

inputs, machinery,equipment and tools

Plant cultivation and

animal raising.Harvest, gathering, ,and post-harvesthandling.Selling and marketingof agriculturalprimary products.

Procurement of produceand primary products.Processing intointermediate and final

goods

Wholesaling andretailing of in termediate

and final goods

134

Support-services and Policy Sub-system

* Credit facilities and * Local and national infrastructure

agriculture insurance* Agricultural Extension * Research and Development

and information

* Transportation and * Business environment

Communication (macro-economic and spatialpolicy)

Sumber : Saragih (1997: 106)

JEP VOL 4 NO. 2.1999

Page 9: GLOBALISASI, LIBERALISASI DAN DAYASAING SEKTORPERtANIAN

ISSN-: 1.410.2641 Soetatwo Hacliwegeno.,G/ot)a//5as/, Liberalisasidan DayaSaingSektorPertanian

nonmigas-sekitar 40 sampai 50 persen. Apa-bila dalam ekspor ini dimasukkan kegiatanagribisnis hulu maka sumbangan atau pe-ranan agribisnis dalam ekonomi nasional ini.secara khusus ekspor, bisa menjadi lebihtinggi pula.

Efek pengganda nilai tambah {value-added imdtipiler) agroindustri adalah 3,23atau setiap penambahan Rp I nilai tambahakan menciptakan {generate) nilai tambah diberbagai sektor yang terkait sebesar Rp 3,23.Angka efek penganda ini secara konsistenterus mengalami peningkatan yakni : tahun1975, 0,83 ; tahun 1980, 2,24 ; tahun 1985,2,31 ; dan tahun 1990, 2,91. Disamping itu,efek pengganda nilai-tambah beberapa sub-sektor pertanian juga menunjukkan peningkatan yang sangat nyata. Efek penggandanilai tambah subsektor perkebunan mening-kat dari 0,964 pada tahun 1971 menjadi2,996 pada tahun 1990 ; efek penggandanilai tambah subsektor peternakan mening-kat 0.99 pada tahun 197! menjadi 2,944pada tahun 1990 : serta efek penggandasubsektor perikanan meningkat dari 0.984menjadi 2.206 pada tahun 1990. Tetapi efekpengganda subsektor pertanian tanamanpangan dan perhutan meningkatnya lebihrendah yakni : subsektor tanaman dari 0,976phda tahun 1971 menjadi 1,697 pada tahun1990 serta efek pengganda subsektor ke-hutanan meningkat dari 0,984 pada tahun1971 menjadi 1,985 pada tahun 1990.

Kajau efek pengganda nilai tambahterus mengalami perbaikan, maka efekpengganda kesempatan kerja {employmentmidtiplier) terus mengalami penurunan yakni

.: tahun 1971, 6,87 ; tahun 1975, 2,98 ; tahun1980, 0,35 ; tahun 1985. 0,57 ; tahun 1990,0,39 ; dan tahun 1995 menjadi 0,35.Peningkatan efek pengganda nilai tambahyang disertai penurunan efek penggandakesempatan kerja jelas mengindikasikanbahwa telah terjadi seleksi tenaga kerja yanglebih produktif di sektor agroindustri.

JEP VOL 4.NO. 2,1999

Dengan perkataan lain, sektor agroindustriadalah salah satu ajang peningkatan atauperbaikan eflsiensi dalam perekonomiannasional.

LIBERALfSASl SEKTOR PERTANIAN

Dalam proses globalisasi dan libe-ralisasi perdagangan internasional, yangmeliputi berbagai macam aspek dan berbagaimacam sektor, juga tidak terkecuali sektorpertanian. LiberalisasI di bidang pertanianditunjukkan dengan adanya berbagai macamperjanjian yang bertujuan mengatur prosesperdaganagn hasil-hasil pertanian anatarnegara. Persetujuan ini sebenarnya timbulsebagai akibat perbedaan kondisi awalpembangunan sektor pertanian anataranegara maju dan negara berkembang. Ele-men pokok kesepakatan di bidang pertanianmeliputi1. Country Schedule

Masing-masing negara menyusun ko-mitmen-nya mengenai rencana dan sa-saran yang akan dicapai sampai denganakhir periode iplementasi (2001 untuknegara maju dan 2004 untuk NSB) yangterdiri atas' kesepakatan tentang Nontariff Barriers (NSB), Penurunan tariffdan Akses Pasar Penurunan AggregateMeasure of Support (AMS)

2. Akses Pasar

Kesepakatan tentang pengaturan kebi-jakan tarif (tariffication dan penurunantarifO meliputi 15 % dalam waktu 6 tahun untuk negara maju, 10 % dalamwaktu 10 tahun untuk NSB, LDCdikecualikan , Ada ketentuan "Specialsafeguards'^ Komitmen tentang aksespasar diatur dengan memberi hak dankemudahan untuk memasuki pasar negara lain. Apabila nilai import-nyasangat kecil, harus membuka pintu im-por. Suatu minimum akses sebesar 3 %

, dari konsumsi dalam negeri dan diting-katkan menjadi 5 % pada tahun 2001

135

Page 10: GLOBALISASI, LIBERALISASI DAN DAYASAING SEKTORPERtANIAN

Soeiatwo Hadiwegeno, Globalisasi, Uberalisasi dan DayaSaingSeklorPerianian ISSN: 1410-2641

bagi negara negara maju dan tahun 2004bagiNSB

3. Kesepakatan Aggregate Measure ofSupport (AMS)Kepakatan untuk menurunkan secara'progresif besarnya AMS diatur dengan

'• ketenluan tenatng (1) Pengelompokanmacam-macani dukungan terhadappertanian, (2) Yang penting yang masuk"green box poiicies" dikecualikan darikomitmen penurunan AMS, (3) Per-sya'ratan "de minimis" untuk bisadikecualikan dari komitmen.

4. Kesepakatan Tentang Subsidi EksporKeepakatan untuk menurunkan subsidiekspor untuk 22 macam komoditi pertanian merupakan kesepakatan yang di-harapkan daapat membantu persiapannegara-negara sedang berkembang. Kesepakatan tersebut meiiputi penurunan21 % dalam volume dan 36 % dalam

nilai selama 6 tahun bagi negara majudan 14 % dalam volume dan 24 %

dalam nilai selama 10 tahun bagi NSB5. Perjanjian Sanitary Phyto Sanitary

(SPS)Untuk melindungi dan meningkatkankesehatan manusia, hewan dan kondisitanaman setiap negara anggota serta se-bagai acuan bagi masing-masing negaradalam menetapkan persyaratan SPSkearah suatu harmonisasi sistem yangdiharapkan akan memperlancar perda-gangan, maka masing-masing negaramenetapkan ketentuan SPS yang ber-laku bagi negaranya dengan mengacupada ketentuan (1) Codex Allimentari-ous Aommission (CAC), (2) International Office of Epizootic (ICE) untukternak, (3) International plant ProtectionConvention (IPPC). Kesepakatan tersebut dilandasi oleh prinsip dan kajianilmiah {scientific justification) tanpamenimbulkan hambatan terselubungbagi perdagangan

136

BEBERAPA ISU (ISSUES) PENTINGPEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN

DAN AGRIBISNIS DI INDONESIA

Ada beberapa isu penting yang harusdipecahkan dalam pembangunan sektoragribisnis (lihat juga Saragih, 1997). Per-tama isu yang menjadi sangat kritis se-benarnya adalah sikap bisnis sebagian besarpetani yang selama ini terbiasa dengan bisnisgurem dan informal. Dalam kebiasaan yanghidup subsisten dan oleh pengaruh ekstemalyang terlalu sulit untuk ditembus. walaupuntetap berpikir rasional, mereka hidup dalamruang pengambilan keputusan {decisionspace) yang sempit. Menjaga mutu barang,menepati Janji waktu penyampaian barangdan transaksi, serta mempertahankan posisitawar baik melalui organisasi pengusaha tanimaupun bentuk organisasi ekonomi lainnyacenderung dianggap mahal.

Isu kediia menyangkut sifai-sifatagribisnis berbagai komoditas pertanianyang berbeda satu sama lain seperti telahdicontohkan di muka. Beberapa komoditasbisa dusahakan dalam skala besar atau estate

sedangkan beberapa lainnya harus selaludalam skala kecil. Beberapa indikator tersebut adalah kepadatan-karya {laboir intensive), kemudah-busukan {perishabilitu),kondisi khusus agrofisik Mngkungan tropis.dan sebagainya. Hal ini akan berkaltan puladengan pengendalian atau manajemen pa-sokan ke pasar. Salah satu implikasinyaadalah perlunya organisasi pengusaha taniyang di negara-negara yang maju pertanian-nya, kemampuan berorganisasi petaninyasudah sangat handal.

Isu ketiga menyangkut penguasaanteknologi pada tingkat on farm dan offfarmagribusiness, serta teknologi informasi Ke-sulitan dalam pengendalian mutu komoditaspertanian serta manajemen' pasokan ke pasarsebenamya disebabkan oleh rendahnya tingkatteknologi yang dikuasai oleh pelaku-pelakuagribisnis..

JEPV0L4 NO. 2.1999

Page 11: GLOBALISASI, LIBERALISASI DAN DAYASAING SEKTORPERtANIAN

ISSN: 1410-2641 Soetatwo Madwegenb, 6/obd//sas/. Uberalisa^ dan DayaSaingSektorPertanian

Dalam kaitan ini pula. seperti dike-mukakan oleh Crawford (1991), dalam tahap-tahap perkembangan ekonomi, pada waktunyaakan tercapai tahap ekonomi yang berbasisilmu pengeiahuan dan atau informasi{konowledge/infonnation economy) ; setelahmelalui tahap industriaiisasi {industrialeconomy). Nuansa agribisnis juga akanberubah yang efisiensi dalam on farm danoff-farm agribusiness serta produktivitassumber daya manusianya akan sangat di-pengaruhi oleh kemampuan dalam teknologidari para pelaku agribisnis. •

Isu keempai. dalam konsep agribisnisyang periama kali diperkenalkan di AsiaTenggara oleh Driion Jr. (1971) ada yangdisebut sebagai agribusiness coordinators(koordinator agribisnis) yang meliputi pe-jabat pemerintah, para pakar dan mahasiswa,menajer-manajer, serta para pen'eliti danpengeinbang. Peran para koordinatoragribisnis ini akan sangat menentukan dalamiipaya meriibah sikap berbisnis, penguasaanteknologi dan informasi yang sangat diper-lukan dalam pembangunan agribisnis..

Isu kelima, adalah yang menyangkutkelembagaan dan kebijaksanaan terkait..Harus ada kepemihakan yang memberikesempatan kepada petani kecil dan usaharumah tangga untuk melibatkan diri danmenguasai sebagian dari kegiatan agribisnisliiilu dan hilir agar produktivitas mereka bisasecara nyata meningkat. Pendekatan kebi-jakan pemerintahs ebiknya adalah bukankesejahteraan (income approach) tetapipendekatan peningkatan produksi {production approach) dengan berbagi macampeubahan proses produksi dan^ perluasanakses pasar.

Isue keenam adalah rendahnya termof trade dari prduk-produk hasil pertaniantersebut. Ini bisa diatasi dengan adnayaperubahan hasil-hasii produk pertanian yangdapat dipasarkan di luar negeri dnegan cafa

JEPV0L4 NO. 2.1999

peningkatan kualitas fisik maupun dayatahan produk.

Isue ketujuh, adalah reendahnya ko-mitmen bagi pemerintah untuk menggerak-kan sektor pertanian dan agribisnis dalamrangka menumbuhkan pembangunan ekonomi nasional. Hal ini disebabkan oleh

rendahnya multilpier effect yang ditimbulkanoleh sektor ini relatif rendah. - •

PENGEMBANGAN AGRIBISNIS

SEBAGAI PARADGIMA BARU

Untuk mengembangkan sektoragribisnis perlu adanya kebijakan yang barusehingga dapat menunjang pembangunan disektor tersebut, sehingga keunggulan yangdimiliki dapat lebih bermanfaat. Berbagaikeunggulan agribisnis/agroindustri sepertidisebut di muka jelas bisa dijadikan dasaruntuk menetapkan pengembangan agroin-dustri, paling tidak, sebagai suatu andalan {aleading sector) dalam era 'industriaiisasipada abad ke-21 mendatang (Saragih, 1997)yaitu:1. Broad-base industry yang lebih banyak

mengandalkan footlose industiy dansubstitusi impor yang dalam kenyataan-nya selama ini banyak sekali membe-bani neraca pembayaran luar negeri kitakerena komponen impor yang sangattinggi. Kebijaksanaan industriaiisasiseperti ini Juga telah terbukti tidakbanyak menolong dalam memperluaskesempatan kerja di luar sektor pertanian dan pedesaan. Alih teknologi darifootlose industry tersebut, seperti oto-motif, selama 25 tahun juga ternyatatidak menghasilkan seperti yang di-harapkan. Bagaimanapun juga, negaraasal teknologi dalam footlose industrytersebut "tidak akan melepas seluruhteknologinya dan tetap berusaha men-dapatkan rente {economic rent) dariteknologi yang diciptakan tersebut;

137

Page 12: GLOBALISASI, LIBERALISASI DAN DAYASAING SEKTORPERtANIAN

SoetatwoHadiwegeno. Globalisasi. Liberalisasi dan DayaSaingSektorPertanian ISSN: 1410-2641

2. Hi-tech industry, yang dengan kapasitassumber daya manusia kita yang ada de-wasa inl, ternyata sangat terbalaskemampuannya untuk diterapkan.Harapan-harapan untuk menguasai lowand intermediate technology ternyatamasih jauh dari yang diharapkan bahkandiperlukan dukungan sektor lain untukpembiayaannya.

3. Perluasan akses pasar ke berbagainegara yang depat dltembus. In! bisadilakukan oleh pemrintah jlka ada ko-mitmen yang tinggi lentang pengem-bangan sektor agribisnis. Dengan adanyaotononii daerah, sehingga keleiuasaanpemerintah daerah dalam mengambilkebijakan makin besar hams digunakanuntuk membuka peluang yang selebar-iebarnya bag! pengemangan agribisnis.

DAYA SAING {COMPETITIVENESS)Kunci dalam meningkatkan daya

saing adalah : produktivitas, efisiensi, mutubarang dan transportasi. Kalau kita tarikkebelakang, dibalik keempat faktor tersebut,semuanya akan dipengaruhi oleh kegiatanproses produksi sejak dari hulu sampaidengan produk akhir, termasuk didalamnyacara-cara pengorganisasian produksi dan,sturktur pasar. Di atas semua itu faktor-faktor upah dan produktivitas tenaga kerja,kondisi prasarana dan kondisi lingkunganusaha merupakan faktor-faktor diluar badan

•usaha yang sangat besar pengaruhnya padadaya saing usaha. Pada dasamya dalamkenyataan yang bersaing bukannya pemerintah akan tetapi perusahaan - perusahaanyang menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa. Oleh karena itu salah satu komponenpenting untuk meraih daya saing yang kuatadalah "good management practice" yarigharus menjadi pegangan utama pelaku-pelaku business. Salah satu komponenpenting adalah kegiatan R&D dan inovasi.Peranan pemerintah dalam ha! ini adalah

138

menciptakan "suasana" yang kondusif bagidunia usaha untuk meiaksanakan peranannyadengan baik. Untuk meningkatkan dayasaing dihadapkan pada keharusan untukmemilih sektor dan komoditi andalan yangingin kita kembangkan. Tabel berikutmenunjukkan nilai Revealed Advantage(RCA) dan Competitive Index (CI) industrimanufaktur menengah/besar menurut klasi-fikasi 2-digit ISIC dapat dicermati padatabel 4.

Dengan menggunakan tabel tersebutdapat mengkonsentrasikan pada kelompokindustri yang memiliki index competitiveness yang positif sebagai sasaran strategikuntuk perbaikan daya saing kita. Demikianpula produk-produk. yang spesifik sertamemiliki segmen pasar yang unik sepertihasil-hasil kerajinan merupakan andalan kedepan. Produk-produk pertanian dan olahan-nya merupakan komoditi yang memnberikanharapan. Namun pada waktu sekarang,dampak dari kesepakatan Uruguay Round/WTO belum dapat dirasakan secara penuh,karena periode pelaksanaan komitmen belumsampai pada batas waktu, yaitu tahun 2001untuk negara-negara maju dan tahun 2004untuk negara-negara beikembang. Diharapkanpenghapusan Non Tariif Barries (NTB),penurunan tariff, perbaikan akses pasar danpengurangan Aggegate Measures of Support(AMS) serta penurunan subsidi ekspor akanmemperbaiki daya saing produk-produkpertanian kita. Pada sisi lain kita menghadapaitantangan dari segi persyaratan standartkualitas, utamanya SPS dan persyaratan ISOyang masih harus kita penuhi.

Dalam pada itu, dalam suasana globalisasi ekonomi, untuk memilih sektor/komoditi andalan, tidak hanya ketentuan-ketentuan GAAT/WTO saja harus diperhati-kan dan dimanfaatkan. Strategi dan tingkahlaku FDl (Foeign Direct Investment) danMNC (Multinational Corporations) haruskita perhatikan dan selanjutnya kita manfa-

JEPV0L4 NO. 2.1999

Page 13: GLOBALISASI, LIBERALISASI DAN DAYASAING SEKTORPERtANIAN

ISSN; 1410-2641 Soetatwo Hadiwegeno, G/ofia/isas/, Uberalisasi dan Daya Saing Sektor Pertanian

atkan. Strategi MNC misalnya untukmenempatkan produksi di beberapa negaraatas landasan dimana yang paling murah,harus kita songsong dengan balk . Ada trend"economies of scale" digantikan oleh"economies of network" (Djlsman S. Si-manjutak). Tidak ada salahnya, kita meng-konsentrasikan pada pengembangan industrikomponen, menjadi pemasok yang ungguldalam konteks global.

FAKTOR-FAKTOR PENENTU

DAYA SAING

Ada beberapa faktor yang mem-pengaruhi daya saing sebuah produk,maupun daya saing suatu daerah dalampengembangan perekonomiannya. Beberapastudi seperti Kuncoro (1997) menunjukkanbahwa unit usaha memilih suatu daerah danjenis usaha yang memiliki sarana dan pra-sarana serta faktor lain agar prduknya dapatmemliki daya saing tinggi. Faktor-faktortersebut adalah :

1. Prasarana Fisik

Pengalaman dan pengamaian rillmenunjukkan bahwa tersedianya prasaranadalam bentuk penyediaan tenaga listrikyangtidak terputus-putus merupakan faktorpenting mengapa seorang investor memilihsuatu daerah. Studi Bank Dunia secara tidaklangsung Juga mengkonfirmasikan hal inidengan menunjukkan bahwa variabel yangmenentukan perbedaan pendapatan antardaerah adalah infrastruktur.

2. Keanekaragaman Lingkungan UsahaFaktor penting yang membuat suatu

unit usaha memilih suatu daerah adalah telahadanya kegiatan industri tersebut di masalalu. Adanya lingkungan industri yang se-jenis akan menurunkan ketidakpastian ter-utama mengenai informasi pasar, penyediaaninput danarah inovasi. Hal lain yang pentingdisini adalah kematangan lingkunganindustri. Suatu lokasi yang didominasi oleh

JEPV0L4 NO. 2.1999

perusahaan-perusahaan yang. telahberkecimpung lama dalam bidang usahatersebut merupakan pertanda kematangandaerah tersebut.-

3. Iklim Usaha

Secara empiris agak sukar untukmenangkap iklim usaha dari suatu daerah.Dengan menggunakan suatu indeks yang di-susun dari biaya-biaya yang tidak berhu-bungan langsung dengan produksi dapat.ditunjukkan bahwa unit-unit usaha di sektormanufaktur pada tahun 1990-an mulai di-pengaruhi oleh perbedaan iklim usaha antardaerah seperti yang terjadi jika model inidiaplikasikan pada kasus. antaranegara.Dengan makin luasnya desentralisasi per-ijinan ke daerah, maka perbedaan pungutanyang dilakukan oleh birokrasi daerah mulaimempengaruhi pola pemilihan lokasi.

4. Akses

Berlainan dengan negara-negara lainseperti Eropa, Jepang dan USA dimanafaktor akses ke pusat-pusat bisnis tidakbegitu mempengaruhi pola lokasi investasi,di Indonesia pengaruh akses ini sangat kuat.Kedekatan dengan lokasi institusi pemberiijin tampaknya masih menjadi pertimbanganutama pemilihan lokasi.

5. Inovasi TeknologiDengan adanya penguasaan

teknologi baru, maak akan dapat meningkat-kan kualitas output dan peningkatan pro-dukstifitas input. Inovasi teknologi dapatdilakukan dengan adanya komitment investasi pada pengembangan research and development.

6. Peningkatan Kualitas SDMPeningkatan kualitas SDM meru

pakan kebijakan yang tak dapat ditunda,karen hanya dengan kualitas SDM yanghandal, maka proses produksi akan berjalanbaik.

139

Page 14: GLOBALISASI, LIBERALISASI DAN DAYASAING SEKTORPERtANIAN

SoetatwoHadiwegeno. Globalisasi, Uberalisasidan DayaSaing SektorPenanian ISSN: 1410•2641

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, M., Arsyad, (1997), "Transformasi Struktur Perekonomian Indonesia: Pola danPotensi". dalam Mari Pangestu dan Ira Setiati (Penyunting) Mencari ParadigmaBant Pembangiinan Indonesia, CSIS, Jakarta.

Azis, iwan Jaya, (1991), "Key Issues in Regional Development", dalam Hal Hill (eds) Unityin Diversity: Regional Development in Indonesia Since 1970, Oxford UniversityPress.

Crawford. R, (1991) In The Era ofHuman Capital; The Emergence of Talent, Intelegenceand Knowladgeas The Worldwide-Economic Force and What It Means to Amnagersand Investors. Harper, USA.

International Monetary Fund, (1992), Macroeconomic Adjustment: Policy Instruments andIssues. Washington, D.C.

Kuncoro. Ari, (1997), "Tantangan Global dan Paradigma Pembangunan", dalam Mari• Pangestu dan Ira Setiati (Penyunting) Mencari Paradigma Barn Pembangunan

Indonesia, CSIS, Jakarta.

Pangestu. Mari. (1997), "Pembangunan Regional, Daya Saing Antar Daerah danPembangunan Kawasan Tertinggal", dalam Mari Pangestu dan Ira Setiati(Penyunting) Mencari Paradigma Barn Pembangunan Indonesia, CSIS, Jakarta.

Sachs, J.D dan Wagner, A., (1995), "Economic Reform and The Process of GlobalIntegration", Brookings Economic Papers on Economic Activity, I.

Saragih, Bungaran, (1997), "Transformasi Sektor Pertanian: Mencari Paradigma Baru",dalam Mari Pangestu dan Ira Setiati (Penyunting) Mencari Paradigma BaruPembangunan Indonesia, CSIS. Jakarta.

World Bank, (1996), Global Economic Prospects for Developing Countries, WashingtonD.C.

140 JEP VOL 4 NO.2.1999

Page 15: GLOBALISASI, LIBERALISASI DAN DAYASAING SEKTORPERtANIAN

ISSN: 1410-2641 Soetatwo Hadiwegeno. G/oba/isas/, L/beraZ/sas/da/i Daya Saing SektorPertanian

Tabel 1

Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia

Menurut Sektor Produksl 1985- 1995

(Alas DasarHarga Konstan 1993)

Laju Pertumbuhan (% / Per Tahun)

1985-95 1990-95 1988-95 1988-93 1993-95A. Pcrtanian 3,50 3,04 3,31 3,74 2.24

1 Tanaman Bahan Makanan 2,12 1,67 1,96 2,31 1.102. Tanaman Perkebunan 6,96 6,47 7,12 7,99 4,983. Petemakan Dan Hasiinya 5,66 5,71 6,20 7,07 4,084. Kehutanan 2,84 1,05 1,33 1,76 0.255. Perikanan 5,61 5,34 5,07 5.31 4.48

B. Industri 9,54 10,25 10,44 10.31 10.76I. Pertambangan Dan Penggalian 5.14 5,71 6.09 6,27 5,63

I. Minyak dan Gas Bumi 2.08 1.70 2,59 3,11 1.292. Pertambangan Lainnya Dan 19,06 18.79 18,88 19.73 16.79

PenggalianII. Industri Manufaktur 10.98 11.14 11,28 11.07 11,79

1. Industri pengilanganMICAS dan pengolahan lebihlanjul hasil pengilangan 5.49 2.97 4,40 5.50 1.70MICAS.

2. Industri manufaktur selain

pengilangan MICAS danpengolahan hasil pengilangan 11.93 12.47 12,43 12.10 13.26MICAS.

a. Makanan. Minuman. dan 11.73 16,42 12.99 11.17 17.66Tembakau.

b. Industri tekstil. pakaian kulir. 12.08 8.96 11,04 12.00 8.86barang kulit.

c. Industri ka>'u/ply\vood. 7.66 4,80 6,15 6.83 4,44perabotan dari kayu

d. Industri kertas dan barang dari 16,33 11,56 15.05 15,41 14,15kertas.

e. Industri yang berkaitandcngan kimia *selainpengilangan dan 12,79 13.14 13,97 15,09 11.21pengolahan MICAS

f. Industri barang dari 12,58 15,72 1431 16.21 20.00mineral bukan logam**

g. Industri logam dasar*** 13,70 8,27 10,59 9,98 12,14h. Industri barang dari logam, mesin,

alat pengangkutan.peralatan untuk profesionaldan ilmu pengetahuan. 12,61 8.53 13,55 15,58 8,61fotogratu barang optik.

i. Industri yang tidak 17,66 13,97 18,54 21.44 11,60termasuk di atas.

111. Listrik. Gas dan Air 13,94 11,29 12,74 12,21 14.07IV. Bangunan 11,68 13.90 14.23 14,38 13.87

dilanjulkan ke halaman 142

JEPV0L4 NO. 2.1999 141

Page 16: GLOBALISASI, LIBERALISASI DAN DAYASAING SEKTORPERtANIAN

Soelatwo Hadiwegeno, Globalisasi, Uberalisasidan DayaSaingSektorPertanian ISSN: 1410-2641

. LaiuPertumbuhan(%/PerTahun)

1985-95 1990-95 1988-95 1988-93 1993-95

7.94 8.05 8.00 8.19C. Jtrmlali A+ B 7.45 7.58 8.27 8,70 7.21D. Jasa 8.23 8.91 9.46 10,24 7.53

i. Perdagangan. Resioran. Hotel 9.60 8.66 9,31 10,18 7.171. Perdagangan 9.36 9.96 10.07 10,48 9.062. Restoran dan Hotel 10.62 8.00 8,56 9,77 8.06

II. Pcngangkutan dan Kpmunikasi 8.18 6.69 7,51 8,15 5.94

1. Pengangkutan • 7.-28 16.35 15,39 13,34 20.70

2. Komunikasi 14.44 9.88 11,97 12,49 10.70III. Keuangan. Persewaan. Jasa 10.07 3.40 3.72 4.00 3.02

Perusaliaan.

IV. Jasa lainnya 4.97

7.79 8,15 8,29 7.77

E. Produk Domcstik Brute 7,77 2,07 3,20 3,79 1.41

I. Produk Domeslik Brulo Migas 2.98 8.45 8,75 8.87 8,46II. Produk Doniestik Bukan 8,40

Migas

Sumber: Anwar(1997: 35)

142 JEPV0L4 NO. 2.1999

Page 17: GLOBALISASI, LIBERALISASI DAN DAYASAING SEKTORPERtANIAN

ISSN: 1410-2641 Soetatwo Hadiwegeno. Globalisasi. Liberalisasi dan Daya Saing Sektdr Pertanian

Tabel 2

PerkembanganStruktur Produk Domestik Brulo Indonesia (I) Menurut Sektor Produksi SertaStruktur Nllai Tambah Bruto (II) Sektor Pertanian dan Industri Manufaktur

(Atas Dasar Harga Konstan 1993) 1985-1995 (dalam persen)

Struktur Produk Domestik Bruto

Tahun 1985 Tahun 1988 Tahun 1993 Tnhun 1995

(i) (ii) 0) (ii) (i) (ii) (i) (ii)

A. I'crtiiniim 24,12 100,00 22,16 100,00 17,88 100.00 16,09 100,00

1. Tniiumaii Balinn Makaiian 14.68 60,85 12.93 58,33 9.73 4.43 8,56 53.22

2 Taiiamnn Porkebimmi 2,80 11.6 2,77 12,51 2,73 15,29 2,59 16,12

I'tftcmakaii Dan Hasilnya 2.14 8,87 1.99 8,89 1,88 10.52 1.75 10,90

4 Kclnilanaii 2.63 10.90 2.59 11.70 1,90 10.63 1,64 10,22

5 Perikanan 1.88 7.79 1,88 8,47 1,63 9.13 1.53 9,54

B. Inihistri 35.64 36.18 39,68 41.91

I.Pcnanibaiiiiaii Dun Puiiiigaliaii 11.75 10.50 9,55 9,18

1. Minpk diinGa;> Biimi 10,65 8.96 7,01 6,19

2. Penaiiibangaii Laiiin\'a Dan 1.10 1,54 2.54 2,98

Pcnggaliaii11. Indiistri Mamirakuir 17.90 100.00 19.65 100,00 22,30 100.00 24,00 100,00

1. Iiidiisiri peiigilangaiiMIGAS dan pengolalian •.3,28 18,30 3.38 17,22 2.97 13.31 2,64 11.02

Icbili lanjiit basilpcngilangan MIGAS.

2. Industri maniirakiur selain

pengilangan MIGAS dan 14,63 81,70 16.27 82,78 19.34 86,69 21,35 88,98

pengolalian basilpcngilangnn MIGAS.

a. Makanan. Mimiiiian, dan 6,77 37.81 7.14 36.34 8.15 36,52 9,71 40,45

Tuinbakaii.

b. industri lekstil. 1.42 7.93 1.75 8,88 2.07 9,26 2,10 8.75

pakuinn kulir, barang kiilil.c. Indus.kayn/ply\vood. 1.50 8.40 1.70 8,62 1.58 7.10 1,49 6.20

pcrabotnn dari kayiid. Industri kertas dan 0,42 2.34 0.58 2,96 0.80 3,59 . 0,90 3,74

barang dari kerlas.u. Industri yang

burkniian deugan 1,74 9.71 1.90 9.66 2,57 11,54 2.74 11.42

kimia *sdain

pL-ngilangan danpengolalian MIGAS

r. Industri barang dari 0,48 2.69 0.51 2,57 0,60 2.69 0,74 3.10

ininuml bukan

logani**g. Industri logain 0.45 2.49 0.65 3,31 0.70 3,15 0,76 3.17

dasar***

b. Industri barang darilogain, inestn, alatpengangkutan, peralatan 1.80 10,04 1.98 10.09 2.75 12.31 2,79 11,62

untuk proresional dan iimnpengetabuan, fotografi,

barang optik.i. Industri yang tidak 0,05 0.29 0,07 0,33 0.12 0.52 0.13 0.52

tennasuk di atas.

111. Lisirik, Gas dan Air 0,64 0,84 1,00 1.12

IV. Bangunan 5.34 5.19 6,83 7.62

liilanjiiikan kc hulaman l-IJ

JEPV0L4 NO. 2.1999 143

Page 18: GLOBALISASI, LIBERALISASI DAN DAYASAING SEKTORPERtANIAN

Soetatwo Hadiwegeno. Gtofia/Zsas/. Uberalisasidan Daya Saing SeWorPertan/an ISSN; 1410 - 2641

Struklur Produk Domestik Bnito

Tahun 1985" Tahun1988 Tahun 1993 Tahun 1995

(i) (ii) (i) (ii) (i) (ii) (i) (ii)C Jumlnh A -f B 59,76 58,34 57,56 58,00D. Jasa 40,24 41,66 42,44 42,00

I. Penlagaiignti. Restoran, Hotel 14,12 15,34 16,77 16,691 Perdcigatigoii 11,56 ' 12,41 13,53 13,372. Resloraii dan Hotel 2.56 2,93 3.24 3,32

II. Peiignngkiitaii dan 6,83 6,90 7,05 7,09Komuiiikasi

1. Pengangkutan 6.17 6,14 6,10 5,892. Komunikasi 0,66 0,76 0,95 1,20

III. Keuangan. Persewaan, Jasa 7,27 7.03 8,51 8,97Penisalia^.

IV. Jasa laiiinya 12,04 12,38 10.12 9,24

R. Prndub nnini>stik Bnitn 100,00 100,0 100,0 100,00 0 0

1. Produk Doniestik Bnilo' 1.3,93 ' 12,34- 9,98 8,84Migas

11. PruJiik-Domcsiik Bukan 86.07 87,66 , 90,02 91,16 .Migas

Sumber: Anwar (1997: 36)

Tabel 3

Kontribusi Agroindustri dalam Perekonomian Nasional 1971-1995

Uraian 1971 1975 1980 1985 1990 1995

Pangsa terhadap Nilai Tambah

Industri Nonmigas {%) 62,7 64,3 65,5 66,6 62,13 68,7Pangsa terhadap Ekspor

Industri Nonmigas (%) 79,2 45,5 47,4 75,4 80,74 80,74Pangsa terhadap Impor

Industri Nonmigas (%) 26,4 26,3 28,2 28,6 32,13 31,63•Pangsa terhadap Kesempatan

Kerja Nonmigas (%) 75,6 63,1 70,7 79,4 75,04 74,95Multiplier Nilai Tambah 0,87 0,83. 2,24 2,31 2,91 3,23Multiplier Kesempatan Kerja 6,87 ' 2,98 0,35 0,57 0,39 0,35Sumber Pertumbuhan Utama KS . KS KS KS KS KS

Sumber: Saragih,(1996; 108)

144 JEP:V0L:4- NO. 2.1999

Page 19: GLOBALISASI, LIBERALISASI DAN DAYASAING SEKTORPERtANIAN

ISSN: 1410-2641 Soetatwo Hadiwegeno, G/oi)afisas^ Uberalisasi dan Daya Saing Sektor Peiianian

Tabel 4

CompetitiveIndex dan RCA Industri Manufaktur Menengah-Besar. 1996

ISIC Industri GI RCA

31 Industri makanan, minuman dan tembakau 0.158 1.147

32 Industri tekstil, pakaian jadi dan kulit 0.310 2.230

33 Industri kayu, bambu, rotan, rumput dan sejenisnya 0.691 8.814

34 Industri kertas dan barng dari kertas, percetakan danpenerbitan

0.195 1.601

35 Industri kimia dan barang-barang dari bahan kimia, minyakbumi, batubara, karet dan plastik

-0.089 I.0I9

36 Industri barang galian bukan logam, kecuali munyak bumidan batubara

-0.044 0.717

37 Industri logam dasar -0.601 0.372

38 Industri barang dari logam, mesin dan peralatannya -0.419 0.428

39 Industri pengolahan lain 0.334 0.891

Sumber : Statistik Ekspor Impor 1996, BPS, diolah

JEPV0L4 NO.2.1999 145