giro
DESCRIPTION
Apa itu giro dan bagaimana mekanisme dalam sistem perbankanTRANSCRIPT
-
Sie Infokum Ditama Binbangkum 1
PENGELOLAAN DAN PENERTIBAN
REKENING KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
A. LATAR BELAKANG
Sebagai bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan
Negara/Daerah selama suatu periode sebagaimana ditetapkan dalam
Pasal 30, Pasal 31 dan Pasal 32 UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, Pasal 55 ayat (2) dan ayat (3) serta Pasal 56 ayat (3)
UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Pemerintah
menyusun suatu Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(LKPD).
Penyusunan LKPP dilakukan oleh Menteri Keuangan berdasarkan
Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga beserta laporan
pertanggungjawaban pengelolaan perbendaharaan negara. Sementara
LKPD disusun berdasarkan Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat
Daerah beserta Laporan pertanggungjawaban pengelolaan
perbendaharaan daerah oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah.
Karena LKPP/LKPD ini merupakan perwujudan dari tanggung
jawab pengelolaan keuangan Negara/Daerah, baik LKPP maupun LKPD
harus diperiksa oleh BPK sesuai ketentuan UU Nomor 15 Tahun 2004
tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
agar pengelolaan keuangan Negara/Daerah berlangsung secara tertib,
taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif dan
transparan.
Pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK atas Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2004 s.d 2007 menghasilkan opini
tidak memberikan pendapat (disclaimer). Dari hasil-hasil pemeriksaan
yang telah diserahkan oleh BPK kepada DPR dan DPD sesuai
kewenangannya serta dipublikasikan kepada masyarakat umum, salah
satunya menunjukkan adanya rekening liar-rekening liar1 yang ditemukan
1 Disebut sebagai rekening liar karena rekening-rekening yang terdapat pada beberapa
kementerian/lembaga ini tidak dimuat dalam Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) padahal rekening-rekening ini digunakan untuk menyimpan uang negara dan menampung sejumlah penerimaan negara tetapi tidak disetor ke kas negara.
-
Sie Infokum Ditama Binbangkum 2
pada beberapa kementerian/lembaga seperti Mahkamah Agung (MA),
Kementerian Dalam Negeri, BP Migas.
Pada tahun 2005, pemeriksaan atas LKPP Tahun Anggaran 2004
terdapat 957 rekening yang tidak jelas dengan total nilai
Rp20.551.218,29 juta. Pada tahun 2006, ditemukan kembali adanya
1.303 rekening-rekening baru muncul dengan status tidak jelas pada 35
Kementerian Negara/Lembaga dengan rincian 680 rekening giro dan 623
rekening deposito senilai total Rp8,5 triliun. Jumlah ini kembali bertambah
pada tahun 2007, dimana ditemukan adanya 2.135 rekening senilai Rp2,
56 triliun dan 260 rekening deposito atas nama instansi dan Pejabat
Pemerintah senilai Rp144,31 miliar di bank umum yang belum
diungkapkan dalam LKPP TA 2006 dan tidak jelas statusnya.
Keberadaan rekening-rekening liar ini menimbulkan
ketidakpastian posisi Keuangan Negara karena seharusnya rekening-
rekening tersebut dilaporkan kepada Menteri Keuangan selaku Bendahara
Umum Negara dan dimuat dalam Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
(LKPP). Kewenangan atas pengaturan dan penyelenggaraan rekening ini
berada di tangan Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.
Apakah dimungkinkan Kementerian Negara/lembaga memiliki
rekening dan bagaimana aturan hukumnya ? Lalu apa yang dapat
dilakukan atas rekening-rekening liar yang dimiliki oleh Kementerian
Negara/Lembaga ?
B. DASAR HUKUM
- UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
- PP Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah.
- PMK Nomor 57/PMK.05/2007 tentang Pengelolaan Rekening Milik
Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja.
- PMK Nomor 58/PMK.05/2007 tentang Penertiban Rekening Pemerintah
pada Kementerian Negara/Lembaga.
- PMK Nomor 67/PMK.05/2007 tentang Pengenaan Sanksi Dalam
Rangka Pengelolaan dan Penertiban Rekening Pemerintah pada
Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja.
- Perdirjen Perbendaharaan Nomor Per-35/PB/2007 tentang Petunjuk
Teknis Pengelolaan Rekening Milik Kementerian
Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja.
-
Sie Infokum Ditama Binbangkum 3
C. PEMBAHASAN
Keberadaan banyak rekening liar ini pada Kementerian
Negara/Lembaga telah lama menjadi masalah sebelum UU dalam bidang
keuangan negara dibentuk. Pada saat itu untuk mengatasinya Pemerintah
mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1999 tentang Penertiban
Rekening Departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen. Inpres ini
memerintahkan kepada para Menteri dan para Pimpinan Lembaga
Pemerintah Non Departemen :
1. Menyampaikan data mengenai rekening yang ada pada
Departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen meliputi nama,
nomor dan saldo pada tanggal 31 Juli 1999 serta nama bank yang
bersangkutan dan kantor/pejabat pemilik rekening kepada Menteri
Keuangan.
2. Menyampaikan setiap bulan saldo awal dan saldo akhir serta
penerimaan dan pengeluaran pada rekening yang bersangkutan dalam
bulan sebelumnya kepada Menkeu.
3. Menteri Keuangan menyempurnakan Sistem Pengelolaan Kas Negara
dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektifitas administrasi
keuangan Negara,
Pelaksanaan Inpres ini tidak berjalan dengan efektif sehingga kemudian
dilakukan penegasan kembali melalui Inpres Nomor 4 Tahun 2000
tentang Penertiban Rekening Departemen/Lembaga Pemerintah Non
Departemen sekaligus mengubah ketentuan butir kedua menjadi :
2. Menyampaikan setiap bulan saldo awal dan saldo akhir serta
penerimaan dan pengeluaran pada rekening yang bersangkutan paling
lambat pada akhir bulan berikutnya kepada Menteri Keuangan c.q.
Dirjen Anggaran, meskipun tidak terdapat perubahan saldo rekening
yang bersangkutan.
Akan tetapi ternyata Inpres ini pun tidak dapat dilaksanakan secara
efektif.
Pada tahun 2004, Pemerintah mengeluarkan UU Nomor 1 Tahun
2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU ini menyebutkan bahwa :
- Pasal 29 ayat (1) : Menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna
Anggaran dapat membuka rekening untuk keperluan pelaksanaan
penerimaan di lingkungan kementerian negara/lembaga yang
bersangkutan setelah memperoleh persetujuan dari Bendahara Umum
Negara.
-
Sie Infokum Ditama Binbangkum 4
- Pasal 31 ayat (1) : Menteri/pimpinan lembaga dapat membuka
rekening untuk keperluan pelaksanaan pengeluaran di lingkungan
kementerian negara/lembaga yang bersangkutan setelah mendapat
persetujuan dari Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.
Hal ini berarti Kementerian Negara/Lembaga diperbolehkan untuk
membuka rekening untuk keperluan penerimaan dan pengeluaran, namun
harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan.
PP Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang
Negara/Daerah sebagai salah satu turunan UU Perbendaharaan juga
mengatur dalam Pasal 20 :
(1) Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran dapat
membuka rekening penerimaan dan rekening pengeluaran
dan/atau rekening lainnya pada Bank Umum/bank lainnya setelah
mendapat persetujuan tertulis dari Menteri Keuangan selaku
Bendahara Umum Negara atau Kuasa Bendahara Umum Negara.
(2) Untuk kepentingan tertentu menteri/pimpinan lembaga selaku
Pengguna Anggaran dapat membuka rekening di Bank Sentral
setelah mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan selaku
Bendahara Umum Negara.
(3) Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran wajib
melampirkan izin tertulis dari Bendahara Umum Negara/Kuasa
Bendahara Umum Negara dalam rangka pembukaan rekening
untuk kepentingan kementerian negara/lembaga sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2).
Jadi jelaslah bahwa kementerian negara/lembaga diperbolehkan
untuk membuka rekening penerimaan dan rekening pengeluaran
dan/atau rekening lainnya pada bank umum/bank lainnya, bahkan untuk
kepentingan tertentu dapat membuka rekening di bank sentral asalkan
memperoleh izin terlebih dahulu dari Menteri Keuangan.
Mekanisme pembukaan rekening tersebut terdapat dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57/PMK.05/2007 tentang Pengelolaan
Rekening Milik Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja dan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-35/PB/2007
tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Rekening Milik Kementerian
Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja.
Dalam rangka pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran
anggaran, rekening dibuka atas nama jabatan dengan nama Rekening
-
Sie Infokum Ditama Binbangkum 5
Bendahara Penerimaan Kantor........... dan/atau Rekening Bendahara
Pengeluaran Kantor .............., dengan mekanisme : Menteri/Pimpinan
Lembaga/Kepala Kantor/Satuan Kerja menyampaikan permohonan
persetujuan pembukaan rekening dengan dilampiri fotokopi dokumen
pelaksanaan anggaran dan Surat Pernyataan tentang Penggunaan
Rekening kepada Dirjen Perbendaharaan2 atau Kepala KPPN3. Atas
permohonan ini dapat diberikan persetujuan atau penolakan.
Selain Menteri/Pimpinan Lembaga, bagi Pimpinan Kantor/Satuan
Kerja juga diperbolehkan membuka rekening lainnya untuk tujuan
khusus, namun selain untuk tujuan khusus tersebut tidak diperkenankan
bagi mereka untuk membuka rekening atas nama jabatan. Mekanisme
pembukaan rekening tersebut diawali dengan mengajukan permohonan
persetujuan pembukaan rekening untuk kantor/satuan kerja yang
dijadikan satu dengan permohonan Kementerian/Pimpinan Lembaga oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga kepada Dirjen Perbendaharaan dengan
melampirkan daftar Kantor/Satuan Kerja yang akan memiliki rekening
lainnya tersebut. Permohonan diajukan dengan formulir (Lampiran I PMK)
tersebut serta dilampiri Surat Pernyataan tentang Penggunaan Rekening
(Lampiran II PMK).
Terhadap semua rekening yang telah disetujui, paling lambat 5
(lima) hari sejak tanggal pembukaan rekening maka Menteri/Pimpinan
Lembaga/Kepala Kantor/Satuan Kerja selaku Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran wajib melaporkan rekening tersebut dengan
menggunakan formulir (Lampiran IV PMK) kepada Dirjen Perbendaharaan
atau Kepala KPPN. Selain melaporkan, rekening-rekening tersebut juga
harus disajikan dalam daftar Lampiran Laporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja dan disampaikan kepada Dirjen
Perbendaharaan atau Kepala KPPN.
Apabila Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja
tidak memenuhi ketentuan-ketentuan tersebut, maka dapat dikenai
sanksi sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
67/PMK.05/2007 tentang Pengenaan Sanksi Dalam Rangka Pengelolaan
dan Penertiban Rekening Pemerintah Pada Kementerian
2 Untuk pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran yang pembayarannya dilaksanakan oleh Direktorat
Pengelolaan Kas Negara. 3 Untuk pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran yang pembayarannya dilaksanakan oleh KPPN.
-
Sie Infokum Ditama Binbangkum 6
Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja berupa pembekuan sementara
rekening dan penutupan rekening.
Pembekuan sementara rekening dilakukan oleh Bendahara
Umum Negara (Menkeu)/Kuasa Bendahara Umum Negara Pusat dan
Daerah dengan menyampaikan permintaan tertulis kepada bank
sentral/bank umum/kantor pos dengan tembusan kepada
Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Kantor/Satuan Kerja. Pembekuan
sementara ini dilakukan dalam hal :
a. rekening dibuka tenpa persetujuan BUN/Kuasa BUN.
b. pembukaan rekening tidak dilaporkan paling lambat 5(lima) hari kerja
sejak tanggal pembukaan rekening.
c. tidak mengajukan permohonan persetujuan atas rekening yang telah
dibuka sebelum berlakunya PMK No. 57/PMK.05/2007.
d. tidak menyajikan rekening yang dikelolanya dalam Laporan Keuangan
Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja.
Akan tetapi tindakan pembekuan sementara rekening ini tidak bersifat
final dan dapat dicabut bilamana Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala
Kantor/Satuan Kerja melaksanakan tindak lanjut terhadap rekening yang
dibekukan sementara tersebut. Pencabutan ini dilakukan oleh Bendahara
Umum Negara/Kuasa Bendahara Umum Negara Pusat dan Daerah dengan
menyampaikan permintaan tertulis kepada bank sentral/bank
umum/kantor pos.
Namun bilamana tidak dilakukan tindak lanjut dalam waktu 30
(tiga) puluh hari kerja maka dilakukan penutupan oleh Menkeu. Selain
karena alasan tersebut, apabila rekening yang tidak atau tidak lagi
digunakan sesuai dengan tujuan pembukaan juga harus dilakukan
penutupan. Penutupan ini diikuti dengan pemindahbukuan saldo ke
Rekening Kas Umum Negara, dengan mengirimkan permintaan tertulis
kepada bank sentral/bank umum/kantor pos dan ditembuskan kepada
Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Kantor/Satuan Kerja yang
bersangkutan.
Selain pengaturan-pengaturan tersebut, dilatarbelakangi oleh
besarnya keinginan Pemerintah untuk mengatasi permasalahan
menyangkut ketidaktertiban rekening-rekening pada Kementerian
Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja guna menindaklanjuti temuan-
temuan hasil pemeriksaan BPK maka Menteri Keuangan juga
mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 58/PMK.05/2007
-
Sie Infokum Ditama Binbangkum 7
tentang Penertiban Rekening Pemerintah pada Kementerian
Negara/Lembaga.
Kegiatan penertiban dalam PMK ini dilakukan terhadap seluruh
rekening di lingkungan Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan
Kerja yang telah ada sebelum PMK Nomor 57/PMK.05/2007 tentang
Pengelolaan Rekening Milik Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan
Kerja dibentuk.
Bentuk-bentuk kegiatan evaluasi tersebut meliputi kegiatan
identifikasi keberadaan dan kepemilikan rekening, verifikasi rekening dan
pengelompokan rekening.
Berdasarkan hasil evaluasi maka BUN/Kuasa BUN dapat juga
melakukan tindakan mempertahankan/mempertahankan
sementara/mempertahankan dan cukup mengungkapkannya pada
Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan
Kerja/mengalihkan/menutup rekening, dengan kriteria sebagai berikut :
1. Rekening dipertahankan bilamana rekening digunakan untuk
operasional bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran.
2. Rekening dipertahankan sementara sampai semua penerimaan yang
berada dalam rekening sementara tersebut dipindahkan ke Rekening
Kas Umum Negara lalu ditutup.
3. Rekening dipertahankan dan cukup diungkapkan pada Laporan
Keuangan Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja,
bilamana kepemilikan berada di pihak ke3 namun pencairan
membutuhkan ijin Menteri/Pimpinan Lembaga.
4. Rekening dialihkan menjadi rekening Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)
dan dalam pengelolaan Dirjen Perbendaharaan bilamana rekening
digunakan untuk menampung dana titipan yang dapat dicairkan tanpa
melalui prosedur normatif APBN.
5. Rekening dipertahankan sementara untuk dialihkan ke BLU bilamana
rekening digunakan untuk menampung dana dukungan pelayanan
khusus yang permanen.
6. Rekening ditutup dan saldo disetor ke rekening Kas Umum Negara
bilamana rekening yang dimiliki oleh Kementerian
Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja tersebut tidak memiliki alasan
yang cukup untuk dipertahankan keberadaannya.
-
Sie Infokum Ditama Binbangkum 8
Selain itu bilamana rekening yang ada tidak jelas
kepemilikannya maka dapat terlebih dahulu dilakukan investigasi guna
memastikan kepemilikannya.
D. KESIMPULAN
1. Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja diperbolehkan
untuk membuka rekening penerimaan dan rekening pengeluaran
dan/atau rekening lainnya pada bank umum/bank lainnya, bahkan
untuk kepentingan tertentu dapat membuka rekening di bank sentral
asalkan memperoleh izin terlebih dahulu dari Menteri Keuangan.
2. Pembukaan rekening tersebut disertai kewajiban untuk melaporkan
rekening tersebut paling lambat 5 (lima) hari sejak tanggal
pembukaan rekening kepada Dirjen Perbendaharaan atau Kepala KPPN
dan menyajikan laporan rekening-rekening tersebut daftar Lampiran
Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan
Kerja.
3. Apabila kewajiban-kewajiban tersebut tidak dilaksanakan maka akan
dikenakan sanksi sebagaimana terdapat dalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 67/PMK.05/2007 tentang Pengenaan Sanksi Dalam
Rangka Pengelolaan dan Penertiban Rekening Pemerintah Pada
Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja .
4. Khusus untuk rekening-rekening liar yang ada sebelum PMK No.
57/PMK.05/2007 dibentuk, maka dilakukan kegiatan evaluasi yang
diikuti dengan tindakan-tindakan sebagaimana terdapat dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 58/PMK.05/2007 tentang
Penertiban Rekening Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga.
Referensi :
- PMK Nomor 57/PMK.05/2007 tentang Pengelolaan Rekening Milik Kementerian
Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja.
- PMK Nomor 58/PMK.05/2007 tentang Penertiban Rekening Pemerintah pada Kementerian
Negara/Lembaga.
- PMK Nomor 67/PMK.05/2007 tentang Pengenaan Sanksi Dalam Rangka Pengelolaan dan
Penertiban Rekening Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja.
- Perdirjen Perbendaharaan Nomor Per-35/PB/2007 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan
Rekening Milik Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja.
- Tempo Interaktif.
- Fiscal News.