gerakan sosial pelestarian hutan di indonesia: studi kasus gerakan hutan itu indonesia...

86
GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA (HII) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh : NINING NIA KODARNINGSIH 11141110000053 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Upload: others

Post on 11-Aug-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI

INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU

INDONESIA (HII)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

NINING NIA KODARNINGSIH

11141110000053

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan
Page 3: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan
Page 4: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan
Page 5: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

v

ABSTRAK

Penelitian ini menganalisis Hutan itu Indonesia (HII) menggunakan

perspektif gerakan sosial dan teori perubahan sosial. Dalam pembahasannya akan

melihat bagaimana perubahan yang terjadi dalam upaya pelestarian hutan melalui

HII dan strategi yang digunakan HII untuk mencapai perubahan tersebut.

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif dan untuk

memperoleh data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kerangka

teori menggunakan persepektif gerakan sosial, khususnya konsep perubahan

menurut David Aberle serta strategi mobilisasi partisipan.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa HII sebagai sebuah gerakan

sosial masuk dalam kategori reformative movement karena HII sebagai sebuah

gerakan menginginkan adanya perubahan dalam masyarkat tanpa adanya

perlawanan atau penolakan terhadap kebijakan pemerintah saat ini. Perubahan

dalam upaya pelestarian hutan melalui HII terjadi dalam tiga sektor yaitu individu,

masyarakat, dan hutan. Strategi yang digunakan untuk mencapai perubahan

tersebut adalah secara privat dan publik.

Kata Kunci: Hutan itu Indonesia (HII), gerakan sosial, perubahan sosial, dan

Strategi Mobilisasi Partisipasi.

Page 6: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan

karunia-Nya penulisan Skripsi berjudul Gerakan Sosial dan Pelestarian Hutan di

Indonesia: Studi Kasus Hutan Itu Indonesia (HII) dapat terselesaikan. Shalawat

serta salam tak lupa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Atas rasa syukur ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada berbagai pihak yang selama ini telah membantu dan mendukung penulis

dalam skripsi ini.

1. Bapak Prof. Drs. Ali Munhanif, MA,Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta,

2. Ibu Dr. Cucu Nurhayati, M.Si selaku Ketua Program Studi Sosiologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak M. Hasan Anshori, Ph.D selaku pembimbing skripsi yang telah

sangat membantu membimbing, menasehati, memberi masukan,

mengajarkan dengan baik kepada penulis yang memiliki banyak

kekurangan ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Seluruh jajaran Dosen Program Studi Sosiologi FISIP UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

5. Para staff pengurus Bidang Akademik dan Bidang Administrasi FISIP

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Skripsi ini saya persembahkan kepada Bapak Sopiin (alm) yang telah

menyangi sepenuh hati serta Ibu Rahayu yang tak pernah lelah

menyayangi, menemani, dan memeberi semangat kepada penulis sehingga

tak pernah nyerah dalam menulis skripsi ini.

7. Keluarga besar yang tak pernah lelah mendoakan, menyemangati penulis

agar segera menyelesaikan skripsi ini.

Page 7: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

vii

8. Sahabat kecilku Istiqomah Aisyiyah yang telah menemani dan membantu

penulis dari mulai pendaftaran masuk ke Universitas Islam Negeri (UIN),

saat perkuliahan dan sampai saat ini.

9. Siti Asiah Melati, Viki Ni’mah Muzayyadah, Hani Hanifah, Tina

Ramadanti yang telah membantu, memotivasi, dan menemani baik suka

maupun duka dari masa Opak hingga saat ini.

10. Tim Inti, Tim Harian, dan Sukarelawan Hutan itu Indonesia (HII) yang

telah menyambut baik kehadiran penulis serta mengizinkan penulis untuk

turut serta dalam berbagai kegiatan yang dilakukan.

11. Teman-teman Sosiologi B 2014 Aldi, Vicky, Shofi, Bayu, Fahmaiar, Edo,

Ghayda, Alif, Tina, Isma, Hanif, Azizah, Deni, Restu, Risma, Bisri, Nita,

Prayogo, Sikah, Shonyo, Fulki, Mela, Hani, Viki, Aji, Shabrina, Novia,

Habibah, Afni, yang telah belajar bersama-sama berbagi suka dan duka

selama masa perkuliahan.

12. Ciwi-ciwi Akhsana Lulu, Novia, Ariani, Desi Anggun, dan Istiqomah

yang selalu memberi semangat, dan memotivasi penulis.

13. Teman-teman Fisip mengajar terutama angkatan 2014 yang telah

menemani dan memberi pengalaman yang berharga untuk belajar

bersama-sama terutama Devina yang selalu memberi semangat,

mendoakan, dan memotivasi penulis.

14. KKN Abdi Bangsa 72 yang telah memberi motivasi kepada penulis agar

cepat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis juga menyampaikan ucapan yang sama kepada semua pihak yang

telah terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penelitian

ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka dan menjadikannya

sebagai bagian dari amal ibadah.

Ciputat, 29 April 2019

Nining Nia Kodarningsih

Page 8: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL .................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ....................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI .................. iv

ABSTRAK .............................................................................................. v

KATA PENGANTAR ........................................................................... vi

DAFTAR ISI ........................................................................................ viii

DAFTAR TABEL .................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah ..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 10

D. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 11

E. Kerangka Teoritis ....................................................................... 17

1. Konsep Gerakan Sosial .......................................................... 17

2. Perubahan Sosial Dalam Gerakan Sosial ............................... 19

3. Strategi Mobilisasi Partisipasi Untuk Mencapai Perubahan .. 23

F. Metode Penelitian ....................................................................... 25

1. Pendekatan Penelitian Kualitatif ......................................... 25

2. Jenis dan Sumber Data ......................................................... 26

3. Metode Pengumpulan Data .................................................. 27

4. Metode Analisis Data ........................................................... 30

G. Sistematika Penulisan ................................................................ 30

BAB II PROFIL HUTAN ITU INDONESIA (HII)

A. Latar Belakang Terbentuknya HII ............................................. 32

B. Visi dan Misi HII ....................................................................... 35

C. Tim HII ....................................................................................... 35

D. Nilai-Nilai HII ............................................................................ 36

E. Program dan Kegiatan ................................................................ 42

BAB III PELESTARIAN HUTAN MELALUI HII

A. Kampanye, Knowladge, dan Perubahan Perilaku Sosial ........... 57

B. Strategi Mobilisasi Partisipasi untuk Mencapai Perubahan ....... 62

Page 9: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

ix

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 71

B. Saran ........................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.A.1 Rekapitulasi Luas Kebakaran Hutan & Lahan (Ha)

per Provinsi di Indonesia tahun 2015-2018 ........................ 3

Tabel 1.E.1 Types of Social Movement by Change Orientation ............ 21

Tabel 1.E.2 Strategi Partisipasi untuk Mencapai Prubahan ................... 24

Tabel 1.F.1 Daftar Nama-Nama Informan ............................................. 29

Tabel II.C.1 Daftar Nama-Nama Tim HII ............................................. 35

Tabel III.B.1 Strategi Mobilisasi Partisipasi .......................................... 68

Page 11: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.A.1 Simbol HII ..................................................................... 34

Gambar II.D.1 Sertifikat Adopsi Pohon ................................................. 42

Gambar II.E.1 Kegiatan Kelas Suka Hutan 2017 .................................. 44

Gambar II.E.2 Kegiatan Ku Lari Hutan 2 .............................................. 45

Gambar II.E.3 Pengisi Acara Musika Foersta ........................................ 47

Gambar II.E.4 Buku Saku Hutan itu Beragam ....................................... 49

Gambar II.E.5 Pelaksanaan Hore Hutan ................................................ 52

Gambar III.B.1 Penjelasan Tentang HII ................................................ 64

Gambar III.B.2 Sharing Tentang Hutan dan Penjelasan HII .................. 65

Page 12: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Hutan didefinisikan sebagai suatu wilayah dengan luas lebih dari 6,25

hektar dengan pohon dewasa lebih tinggi dari 5 meter dan tutupan kanopi lebih

besar dari 30 persen. Luas wilayah Indonesia adalah 120,6 juta hektar atau 63

persen dari seluruh wilayah daratan yang ditetapkan sebagai Kawasan Hutan.

Kawasan hutan dikelola dengan tiga fungsi, pertama Hutan Produksi (HP) yang

mencangkup area seluas 68,8 juta hektar atau 57 persen dari Kawasan Hutan.

Kedua Hutan Konservasi mencangkup total area 22,1 juta hektar atau 18 persen

(dengan tambahan 5,3 juta hektar area konservasi laut). Ketiga Hutan Lindung

memiliki fungsi daerah aliran sungai dengan mencangkup sisa 29,7 juta hektar

atau 25 persen (http://www.menlhk.go.id/downlot.php?file=SoiFo.pdf diunduh

pada 28 Oktober 2018).

Hutan merupakan bagian integral dan tidak terpisahkan dari kehidupan

masyarakat yang hidup di sekitarnya. Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya

hutan di setiap masyarakat desa hutan memiliki ciri khas tersendiri (local spesific)

sesuai dengan karakteristik budaya masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar

hutan. Sumberdaya hutan diartikan sebagai sumberdaya alam yang memiliki nilai

ekonomi, religius, politik, sosial, dan budaya. Oleh karena itu, kelangsungan

hidup masyarakat dan hutan sangat tergantung dari ketersediaan sumber daya

hutan yang ada di sekitar lingkungannya (Nugraha,2005:11).

Page 13: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

2

Sebagai sumber daya alam, hutan memiliki fungsi sangat penting untuk

kehidupan. Tajuk pohon yang banyak dan berlapis-lapis pada tanaman yang ada di

hutan akan sangat membantu untuk menahan energi potensial air hujan yang jatuh

sehingga aliran air tidak terlalu besar. Hal ini akan mengurangi kerusakan tanah,

baik erosi percikan maupun erosi alur. Kondisi ini akan membantu kesuburan

tanah dan penyerapan air tanah. Secara global hutan adalah paru-paru dunia

karena akan menyerap karbondioksida diudara dan melepaskan oksigen yang

lebih banyak yang sangat bermanfaat bagi makhluk hidup di dunia (Nagel, 2011).

Hutan sangat berharga bagi kehidupan flora, fauna, dan manusia, dalam

rangka peringatan Hari Hutan Internasional 2016, Ibu Siti Nurbaya sebagai

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyatakan bahwa hutan Indonesia

memiliki peran strategis sebagai sistem penopang kehidupan yang harus di

refleksikan dalam pengelolaan yang arif, berwawasan lingkungan, seimbang

antara konservasi dan ekonomi pendukung termasuk kemandirian energi dan

kedaulatan. Selain berpengaruh terhadap lingkungan di Indonesia, hutan yang

dimiliki oleh Indonesia juga berpengaruh terhadap lingkungan global, karena luas

hutan tropis Indonesia merupakan salah satu hutan terluas di dunia. Hutan tropis

Indonesia menduduki urutan ketiga di dunia setelah Brazil dan Demokrasi Kongo

(https://www.google.com/amp/s/nationalgeographic.grid.id/amp/13304531/hutan-

untuk-penopang-kehidupan diakses pada 7 April 2019).

Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyatakan dari tahun 2013

hingga tahun 2015 luas kebakaran di seluruh provinsi Indonesia mengalami

peningkatan. Pada tahun 2013 luas kebakaran di Indonesia sebesar 4.918,74 ha,

Page 14: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

3

tahun 2014 sebesar 44.411,36 ha, dan pada tahun 2015 sebesar 261.060,44 ha.

Sedangkan dari tahun 2015 samapai tahun 2018 luas kebakaran hutan menurun.

Tahun 2016 luas kebakaran sebesar 14.604, 84 ha, tahun 2017 sebesar 11.127,49

ha, dan tahun 2018 sebesar 4.666,39 ha

(http://sipongi.menlhk.go.id/hotspot/luas_kebakaran dikases pada 10 Oktober

2018). Supaya lebih jelas bisa dilihat tabel dibawah ini:

Tabel I.A.1 Rekapitulasi Luas Kebakaran Hutan dan Lahan (Ha) Per

Provinsi Di Indonesia Tahun 2013-2018

No Provinsi 2013 2014 2015 2016 2017 2018

1 Aceh - 155,66 - - 797,00 12,00

2 Bali 60,50 30,00 8,50 - 35,0 -

3 Bangka

Belitung

- - - - - -

4 Banten - 2,00 - - - -

5 Bengkulu - 5,25 181,00 - - -

6 DKI

Jakarta

- - - - - -

7 Gorontalo - - 2.082,74 - - -

8 Jambi 199,10 3.470,61 19.528,00 36,80 306,13 28,87

9 Jawa Barat 252,80 552,69 3.292,40 - 6,44 -

10 Jawa

Tengah

31,20 159,76 6.995,34 - - -

11 Jawa Timur 1.352,14 4.975,32 975,95 - 16,00 -

12 Kalimantan

Barat

22,70 3.556,10 3.191,98 1.859,05 761,33 571,47

Page 15: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

4

13 Kalimantan

Selatan

417,50 341,00 1.714,89 160,00 1.073,40 26,00

14 Kalimantan

Tengah

3,10 4.022,85 122.882,90 912,89 734,38 451,08

15 Kalimantan

Timur

- 325,19 19.179,86 1.197,20 175,97 2,10

16 Kalimantan

Utara

- - - 3,00 - -

17 Kepulauan

Riau

- - - - 56,10 130,72

18 Lampung - 22,80 19.695,86 - 4,00 -

19 Maluku - 179,83 3.394,48 - 41,00 2,00

20 Maluku

Utara

- 6,50 60,00 - - -

21 Nusa

Tenggara

Barat

12,00 3.977,55 1.462,04 - 103,00 -

22 Nusa

Tenggara

Timur

649,90 980,87 372,43 64,37 159,83 -

23 Papua - 300,00 1.792,44 - - -

24 Papua

Barat

- - - - - -

25 Riau 1.077,50 6,301,10 4.040,50 1.928,26 1.109,36 2.841,

11

26 Sulawesi

Barat

- - - - 20,00 -

27 Sulawesi

Selatan

40,50 483,10 720,40 18,91 29,75 52,50

28 Sulawesi

Tengah

1,00 70,73 - - - -

29 Sulawesi

Tenggara

13,00 2.410,86 57,82 184,86 1.639,81 254,22

30 Sulawesi

Utara

0,25 236,,06 18.268,93 - 10,33 0,63

31 Sumatera

Barat

- 120,50 - - 5,33 70,50

32 Sumatera

Selatan

484,15 8.504,86 30.984,98 266,49 2.602,90 11,98

Page 16: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

5

33 Sumatera

Utara

295,40 3.219,90 177,00 7.973,01 1.471,93 211,21

34 Yogyakarta 6,00 0,27 - - - -

TOTAL 4.918,7

4

44.411,3

6

261.060,4

4

14.604,

84

11.127,4

9

4.666,

39

Sumber: SiPongi.menlhk.go.id

Berdasarkan tabel diatas, kebakaran hutan yang terjadi di beberapa provinsi

di Indonesia seperti Kepualauan Riau, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, dan

Riau luas hutan yang terbakar mengalami peningkatan pada tahun 2018 bila

dibandingkan dengan tahun 2017. Luas kebakaran hutan Kepulauan Riau naik

dari 56,10 ha menjadi 130,72 ha, Sulawesi Selatan naik dari 29,75 ha menjadi

52,50, Sumatera Barat naik dari 5,33 ha menjadi 70,50 ha, kenaikan terbesar

terjadi di Provinsi Riau dimana luas kebakaran sebesar 1.109,36 ha menjadi

2.841,11 ha.

Salah satu penyebab kebakaran hutan yaitu dengan membuka lahan

perkebunan seperti perkebunan kelapa sawit, perkebunan karet, perkebunan

jagung dan sebagainya. Sektor minyak sawit adalah pendorong utama deforestasi

di Asia tenggara, dimana 14,5 juta ha hutan dihancurkan untuk komuditas antara

tahun 2010 dan 2015. Tahun 2018 Greenpeace International mengungkap bahwa

para pemasok minyak sawit ke perusahaan merek-merek konsumen terbesar di

dunia seperti Nestle, Mondelez, dan Unilever telah menghancurkan area hutan

dengan luas dua kali lipat Singapura dalam kurun waktu kurang dari 3 tahun

(https://www.greenpeace.org/indonesia/siaran-pers/2959/50-juta-hektar-hutan-

Page 17: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

6

dunia-hancur-sementara-sektor-minyak-sawit-di-indonesia-tidak-direformasi/

diakses pada 21 Mei 2019 ).

CIFOR (Center for International Forestry Research) mencatat setidaknya

empat juta hektar perkebunan sawit yang masih produktif dibangun melalui

deforestasi . Perusahaan-perusahaan yang menjadi anggota asosiasi minyak sawit

berkelanjutan alias Roundtable on Sustainable Palm Oil sss(RSPO) turut terlibat

dalam praktik tersebut dan telah merusak sekitar 20 ribu ha lahan gambut kaya

karbon 2009 (https://madaniberkelanjutan.id/2018/01/18/ajari-aku-mencintai-

sawit/ diakses pada 21 Mei 2019).

Kelapa sawit adalah tanaman yang paling efisien dan paling murah, dengan

menggunakan lahan sedikit namun mendapatkan hasil yang paling besar dari

minyak nabati lainnya. Pada tahun 2017 industri sawit Indonesia menyumbang

devisa negara sebesar USD 23 miliar atau setara Rp. 300 triliyun. Rekor ini

mengukuhkan industri sawit sebagai industri terbesar perekonomian Indonesia.

Selain menghasilkan devisa negara, kebun sawit juga menghasilkan manfaat

sosial seperti menyerap tenaga kerja pedesaan, mengurangi kemiskinan, dan

menyeimbangan perkembangan wilayah. Kebun sawit juga berkontribusi

lingkungan seperti menyerap karbondioksida, mengahsilkan oksigen, menmabha

stok biomas, konservasi tanah dan air (www.gapki.id diakses pada 21 Mei 2019).

Dalam kehidupan sehari-hari sawit tidak hanya dijadikan sebagai minyak

goreng, tetapi juga dijadikan bahan pada kosmetik, detergen, sabun mandi,

shampo, pasta gigi, krimer kopi, biodiesel yang mengandung alkil ester, koran

Page 18: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

7

yang mengandung propilen gikol dan sumber vitamin A & E (www.gapki.id

diakses pada 21 Mei 2019). Dari paparan diatas bisa dilihat bahwa sawit memiliki

banyak manfaat sehingga sawit sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

Meskipun teknik membakar memang diizinkan sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup. Undang-undang ini mengatur pembukaan lahan dengan cara dibakar

maksimal luasnya dua hektar. Salah satu kebakaran hutan yang terjadi pada tahun

2015 di Kalimantan Timur melibatkan penghasil kertas Sinar Mas yang biasa

dikenal dengan merek dagang Asia Pulp & Paper (APP). Empat pemasok kayu

yang terlibat dalam kebakaran tahun 2015 merupakan mitra dengan pengaruh

signifikan termasuk adanya hubungan kepemilikan dan pengelolaan, perusahaan

APP/Sinar Mas membeli kayu dari PT. Fajar Surya Swadaya pemasok dari

Kalimantan Timur yang melakukan deforestasi

(http://eyesontheforest.or.id/news/siaran-pers-kamh-menuntut-transparansi-

appsinar-mas-tentang-perusahaan-pemasok-kayu diakses pada 12 Juni 2019).

Tidak dipungkiri kertas menjadi salah satu benda yang diperlukan sehari-hari.

Semakin banyaknya kertas yang digunakan sehari-hari semakin luas pula pohon

yang ditebang sehingga luas hutan semakin menyusut.

Dari paparan diatas bisa dilihat bahwa kerusakan hutan secara tidak

langsung dipengaruhi oleh gaya hidup masyarakat sehari-hari. Berbagai macam

dampak yang ditimbulkan dengan berkurangnya luas hutan setiap tahun seperti

perubahan iklim, berkurangnya flora dan fauna, sehingga membuat beberapa

orang sadar akan pentingnya hutan untuk keberlangsungan hidup. Oleh sebab itu

Page 19: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

8

saat ini muncul gerakan-gerakan yang berfokus pada lingkungan diantaranya

adalah WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia), KOPHI (Koalisi

Pemuda Hijau Indonesia), ASRI (Alam Sehat Lestari) LindungiHutan,

Greenpeace, dan sebagainya.

Berdasarkan gerakan lingkungan yang telah disebutkan diatas bisa dilihat

bahwa masih sedikit gerakan lingkungan yang berfokus pada hutan. Salah satu

gerakan lingkungan yang fokus pada hutan adalah Hutan itu Indonesia (HII).

Hutan itu Indonesia (HII) merupakan sebuah gerakan terbuka untuk

menumbuhkan kecintaan terhadap hutan dan menyadarkan bahwa hutan sangat

berpengaruh untuk kehidupan sehingga hutan perlu dijaga. Gerakan ini muncul

atas keprihatinan terhadap hutan yang ada di Indonesia karena luas hutan setiap

tahunnya mengalami penurunan mereka khawatir generasi berikutnya tidak bisa

melihat dan merasakan manfaat dari hutan ( observasi, Jakarta, 11 Maret 2018).

Hutan itu Indonesia (HII) aktif berkampanye positif baik dalam

menyadarkan bahwa hutan itu tidak hanya sekedar pohon dan harus dijaga, serta

mengajak masyarakat untuk ikut serta menjaga dan mencintai hutan dengan

mengadakan berbagai macam program dan kegiatan yang menarik sehingga

masyarakat tertarik untuk bergabung. Program-program tersebut antara lain:

Adopsi Pohon, Petisi Jaga Hutan, Youth-for-Youth, Musika Foresta, Fun run #Ku

Lari ke Hutan, Pesona Hutan, Jamuan Hutan, KelasSukaHutan (observasi, Jakarta

Timur, 30 Juli 2018, lihat juga di https://hutanitu.id)

Jika biasanya gerakan lingkungan fokus pada mengajak masyarakat untuk

menanam pohon, berbeda dengan Hutan Indonesia yang mengajak masyarakat

Page 20: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

9

untuk mengadopsi pohon. Adopsi pohon yaitu memberikan dana operasional

sebesar Rp 200.000 kepada masyarakat untuk melakukan penjagaan terhadap

hutan seperti patroli di dalam hutan. Mereka memiliki prinsip bahwa pohon yang

sudah ada perlu dijaga karena jika pohon yang sudah ada tidak dijaga lama-

kelaman akan hilang dan butuh waktu lama jika harus menunggu tumbuhan yang

baru ditanam belum lagi jika tumbuhan yang baru ditanam tersebut tidak

diperhatikan maka mereka rusak (observasi, Jakarta Utara, 13 November 2018).

Berbagai kajian tentang gerakan sosial khususnya terkait hutan telah

banyak dilakukan. Diantaranya fokus pada upaya pelestarian hutan dengan

potensi ekonomi, lingkungan, memanfaatkan kearifan lokal, peran sebuah

lembaga dan melibatkan masyarakat sekitar hutan. Dari semua penelitian yang

penulis telusuri hanya sedikit dari berbagai penelitian tersebut yang memberikan

aspek perubahan sosial sebagai tujuan dari gerakan sosial. Maka oleh karena

inilah mengapa riset ini mengambil fokus pada perubahan sosial.

Berdasarkan uraian diatas, Hutan itu Indonesia (HII) menjadi menarik bagi

peneliti untuk diteliti secara sosiologis dengan menggunakan persepektif gerakan

sosial. Penelitian ini akan menggunakan teori gerakan sosial dengan fokus pada

aspek perubahan sosial. Secara lebih spesifik penelitian ini ingin melihat

perubahan perilaku yang terjadi dengan adanya Hutan itu Indonesia (HII) dan

strategi yang digunakan untuk mencapai perubahan tersebut. Dengan demikian,

penelitian ini mengambil judul “Gerakan Sosial dan Pelestarian Hutan di

Indonesia: Studi Kasus Hutan itu Indonesia (HII)”.

Page 21: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

10

B. Rumusan Masalah

Dari paparan diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perubahan perilaku sosial yang terjadi terkait pelestarian hutan

melalui gerakan Hutan itu Indonesia (HII)?

2. Strategi apa yang dipilih oleh gerakan Hutan itu Indonesia (HII) untuk

mencapai perilaku tersebut?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini diantaranya yaitu:

1. Mendeskripsikan perubahan perilaku sosial terkait pelestarian hutan di

Indonesia dengan adanya gerakan Hutan itu Indonesia (HII).

2. Mendeskripsikan strategi yang digunakan oleh gerakan Hutan itu Indonesia

(HII) untuk melihat perubahan perilaku sosial.

Manfaat dari penelitian ini yaitu :

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan mampu menjelaskan dan

memberikan gambaran tentang upaya pelestarian hutan Indonesia melalui teori

gerakan sosial dengan fokus pada perubahan sosial dan strategi yang digunakan

untuk mencapai perubahan perilaku sosial terkait dengan adanya gerakan Hutan

itu Indonesia (HII).

2. Secara praktis, penelitian ini dapat dijadikan rujukan oleh pemerintah dalam

membuat kebijakan yang ramah hutan dan lingkungan. Penelitian ini juga

diharapkan dapat memberi informasi terkait gerakan Hutan itu Indonesia (HII)

Page 22: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

11

dan memperkaya pengetahuan khususnya mahasiswa dalam bidang sosiologi

mengenai perubahan dalam gerakan sosial di bidang lingkungan khususnya di

bidang kehutanan.

D. Tinjauan Pustaka

Penelitian yang membahas tentang hutan khususnya untuk melestarikan hutan

sudah banyak dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut:

P. Julius F. Nagel yang berjudul “ Pelestarisan Hutan Dalam Hubungannya

Dengan Lingkungan Dan Potensi Ekonomi” (dimuat dalam Jurnal PESAT

(Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Sipil), Universitas Gunadarma, Volume

4, Oktober 2011). Penelitian ini membahas tentang pelestarian serta manfaat

hutan untuk lingkungan dan ekonomi masyarakat. Kesadaran masyarakat dalam

menata kelestarian lingkungan dituduh sebagai penyebab terjadinya krisis yang

berkempanjangan. Sumber data atau informasi yang diperoleh berasal dari jurnal

dan literatur karena penelitian ini termasuk riset sekunder.

Hasil dari penelitian diatas adalah bahwa kerusakan hutan terjadi karena

aktivitas manusia. Agar lingkungan tetap terjaga salah satu caranya yaitu dengan

menjaga hutan sehingga menciptakan iklim yang seimbang. Kayu, obat-obatan,

dan makanan merupakan salah satu sumber daya alam yang dihasilkan oleh hutan

dan tentunya memiliki nilai ekonomi. Nilai ekonomi juga salah satu manfaat

yang dihasilkan oleh hutan selain manfaat dalam aspek lingkungan.

Hananto Widhiaksono dalam skripsinya “Upaya Mempertahankan Kelestarian

Hutan Dengan Memanfaatkan Kearifan Lokal Pada Masyarakat Desa Hutan”,

Page 23: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

12

(Skripsi Universitas Sebelas Maret, 2009) yang membahas bahwa masyarakat

desa hutan memiliki kearifan lokal. Penelitian ini menggunakan metode

kualitatif. Selain itu, observasi juga digunakan untuk mengamati dan mengetahui

berbagai proses yang berlangsung dalam interaksi sosial masyarakat. Serta

menggunakan wawancara mendalam untuk mencari penjelasan-penjelasan yang

lebih detail dari informan.

Hasil dari penelitian ini yaitu mengetahui bahwa masyarakat Hutan memiliki

kearifan lokal dalam upaya mempertahankan melestarikan hutan. Pikiran,

perilaku dan berbagai benda yang dimiliki oleh warga masyarakat desa hutan

adalah sebuah interaksi yang dapat ikut serta dalam mendukung kelestarian

sumber daya hutan milik KPH Perhutani Cepu.

Yanuar Ibrahim A dalam risetnya “Lingkungan Suksesi Organisasi Sukarela

(Studi Kasus Koalisi Pemuda Hijau Indonesia)” (dimuat dalam Jurnal Indonesian

Journal of Sociology and Education Policy, Universitas Negeri Jakarta, Volume

2, Nomor 2, Juli 2017) menganalisa bahwa dalam organisasi sukarela salah satu

permasalahan kasus suksesi adalah perpecahan pengurus orgaisasi dan

ketergantungan terhadap pemimpin yang dominan. Metode yang digunakan

dalam riset ini adalah kualitatif melalui studi kasus.

Hasil dari penelitian ini ialah komponen lingkungan organisasi seperti

ekonomi, teknologi, sosial budaya, politik/legal secara tidak langsung membentuk

dinamika proses suksesi pada organisasi sukarela. Kondisi budaya organisasi

merupakan aspek fundamental yang menopang pembentukan strategi suksesi

Page 24: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

13

organisasi sukarela. Lingkungan organisasi dan budaya organisasi menghasilkan

suatu strategi suksesi.

Prawestya Tunggul Damayatanti yang berjudul “Upaya Pelestarian Hutan

Melalui Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat” dimuat dalam

Jurnal Komunitas Volume 3, No. 1, Tahun 2011) tentang upaya pelestarian hutan

yang melibatkan masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan hutan secara

lestari sesuai dengan fungi dan peruntukannya. Sesuai dengan Surat Keputusan

Ketua Dewan Pengawas Perum Perhutani NO. 136/KTPS/DIR/ 2001 Tentang

Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat, yang disingkat menjadi

PHBM. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.

Hasil dari penelitian ini yaitu upaya peningkatan pelestarian hutan yang

dilakukan perhutani dalam sistem PHBM yaitu dengan merangkul dan bermitra

dengan masyarakat sekitar hutan. Sebanyak 25 persen dari hasil produksi kayu

dianggap sebagai wujud kompensasi yang diberikan perhutani kepada masyarakat

desa. Dari partisipasi inilah bisa didapatkan hasil yang cukup relevan seperti

menurunnya tingkat kerusakan hutan, menurunnya kasus pencurian, berkurangnya

lahan kosong karena peran aktif masyarakat dalam mengelola lahan dan

melakukan kegiatan reboisasi.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Azwir, dkk berjudul “Peran Lembaga

Peutua Uteun (Panglima Hutan) Dalam Melestarikan Hutan Di Pedalaman

Kecamatan Geumpang Kabupaten Pidie”, dimuat dalam Jurnal JESBIO, Vol.V

No. 2, November 2016. Penelitian ini membahas peran Peutua Uteun sebagai

lembaga adat untuk melestarikan hutan. Metode yang digunakan adalah deksriptif

Page 25: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

14

serta menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk mendapatkan

informasi.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa keberadaan Peutua Uteun memiliki

peranan penting dalam mendidik dan mengajak masyarakat sekitar hutan supaya

mau dan mampu ikut terlibat di dalam pengelolaan hutan secara lestari. Peutua

Uteun merangkul serta bermitra dengan masyarakat sekitar hutan sebagai upaya

dalam melestarikan hutan yang ada di Kecamatan Geumpang karena masyarakat

belum sepenuhnya memiliki kesadaran untuk melestarikan hutan selain itu juga

dari belum ada bentuk kerjasama dari pihak pemerintah.

Hendro Ari Wibowo, dkk yang berjudul “Kearifan Lokal Dalam Menjaga

Lingkungan Hidup (Studi Kasus Masyarakat Di Desa Colo Kecamatan Dawe

Kabupaten Kudus” dimuat dalam Journal of Educational Social Studies, Vol. 1,

No. 1, 2012. Penelitian ini membahas tentang kearifan lokal yang ada di Desa

Colo memiliki peran pada lingkungan, serta keterkaitan kearifan lokal dengan

prinsip etika lingkungan hidup. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan

untuk metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, serta

dokumentasi.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah masyarakat Desa Colo Kecamatan

Dawe Kabupaten Kudus memiliki peran penting untuk melakukan tindakan

pencegahan kerusakan lingkungan hidup di Kawasan Muria. Gerakan cinta

lingkungan yang berkaitan kearifan lokal berhubungan dengan kepercayaan

masyarakat akan kekuatan diluar manusia yang turut dalam menjaga kelestarian

Page 26: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

15

lingkungan. Selain itu, kepercayaan terhadap beberapa pohon yang memiliki

khasiat mujarab seperti Pohon Miranti, Pakis Haji, Pring Towo, dan Parijoto.

Kearifan lokal yang terkait dengan tradisi atau upacara ialah sedekah bumi yang

menjadi sarana komunikasi antara manusia dengan alam.

Veronika Damiati, dkk dalam penelitiannya yang berjudul “Partisipasi

Masyarakat Dalam Melestarikan Kawasan Hutan Lindung Gunung Buduk

Sebagai Sumber Air Bersih Di Desa Idas Kecamatan Noyan Kabupaten Sanggau”.

Dimuat dalam Jurnal Hutan Lestari, Vol. 3 (1), tahun 2015, Fakultas Kehutanan

Universitas Tanjungpura, Pontianak. Penelitian ini membahas konsep pelestarian

hutan sebagai sumber air bersih menurut masyarakat yang tinggal di kawasan

hutan lindung Gunung Buduk. Penelitian ini bersifat deskriptif dalam bentuk

survey dengan teknik wawancara terstruktur dan dibantu dengan menggunakan

kuesioner.

Penelitian ini menggunakan empat faktor variabel penelitian yaitu: umur,

tingkat pendidikan, persepsi masyarkat, dan pengetahuan masyarakat terhadap

manfaat hutan. Hasil dari penelitian ini, usia muda cenderung memiliki tingkat

partisipasi yang tinggi dan peran yang lebih aktif dalam upaya pelestarian

terhadap hutan lindung. Masyarakat di sekitar kawasan hutan lindung Gunung

Buduk memiliki tingkat pendidikan yang rendah, hal ini terjadi karena kurangnya

akses dan pola fikir yang rendah. Dalam konteks persepsi masyarakat hutan

lindung Gunung Buduk mempunyai pesrsepsi yang tinggi. Sedangkan dalam

pengetahuan masyarakat terhadap manfaat hutan, masyarakat di daerah hutan

lindung ini memiliki pengetahuan yang tinggi. Dari empat faktor individu yang

Page 27: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

16

dijadikan sebagai variabel penelitian sumber air bersih tidak mempunyai

hubungan antara faktor individu dengan partisipasi masyarakat.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Wuwuh, dkk, berjudul “Gerakan

Sosial Penghijauan Di Lereng Barat Gunung Wilis Oleh Masyarakat Di

Kabupaten Madiun”. Dimuat dalam Jurnal Ilmu Pendidikan Pkn dan Sosial

Budaya, Universitas Terbuka. Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber

daya alam dan sumber daya manusia yang besar akan tetapi kerusakan terus

menerus terjadi dipicu karena kurang pedulinya masyarakat terhadap lingkungan.

Sehingga dalam penelitian ini memberi pengetahuan tentang kondisi hutan, flora,

fauna hutan sert memberi pengetahuan tentang kelestarian kepada masyarakat

agar masyarakat lebih peduli dengan lingkunga. Metode yang digunakan adalah

kualitatif, untuk pengambilan data melalui wawancara, observasi mendalam,

dokumentasi. Penelitian ini membahas tentang munculnya sebuah gerakan untuk

menanamkan kesadaran masyarakat dalam meningkatkan penghijauan karena

kerusakan lingkungan yang semakin meningkat.

Hasil dari penelitian ini adalah menunjukkan bahwa telah terjadi kerusakan

hutan di lereng barat G. Wilis Kabupaten Madiun sehingga memerlukan

penghijauan. Kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang hutan dan

lingkungan hidup, bisa membrikan dampak postif, seperti sehat, terasa damai dan

tenang. Untuk menghasilkan hal tersebut maka diperlukan perjuangan bersama,

bahu membahu, bekerja sama, bergandeng tangan menanam hutan kembali yang

rusak yakni dengan gerakan sosial seluruh komponen masyarakat.

Page 28: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

17

Bisa disimpulkan hasil dari berbagai penelitian diatas semuanya sama-sama

fokus pada lingkungan khususnya melestarikan hutan. Meskipun sama berfokus

pada melestarikan hutan penelitian diatas melibatkan masyarakat yang berada

disekitar hutan tersebut. Berbeda dengan Hutan itu Indonesia (HII) yang

melibatkan masyarakat diperkotaan untuk ikut serta dalam melestarikan hutan.

Selain itu dalam penelitian ini Hutan itu Indonesia (HII) akan dibahas secara

sosiologis menggunakan perspektif gerakan sosial dan melihat perubahan sosial

sebagai tujuan dari gerakan sosial.

E. Kerangka Teoritis

1. Konsep Gerakan Sosial

Della Porta dan Mario Diani (2006) gerakan sosial merupakan proses

sosial yang nyata, dengan beberapa mekanisme dimana para aktor didalamnya, a)

terlibat relasi konflik atau dalam istilah Tarrow “aksi mengacau” (desruptive)

dengan pihak yang dengan jelas diidentifikasikan sebagai lawan, b) memiliki

hubungan dengan jaringan informal, dan c) memiliki identitas kolektif

Gerakan sosial merupakan tindakan kolektif yang terorganisir secara longgar,

tanpa cara terlembaga untuk menghasilkan perubahan dalam masyarakat mereka.

Giddens menyebutkan ada empat komponen dalam mendefinisikan suatu gerakan

sosial, komponen tersebut ialah a) kolektivitas orang yang bertindak bersama, b)

tujuannya bersama tindakannya adalah perubahan tertentu dalam masyarakat

mereka yang ditetapkan partisipan menurut cara yang lama, c) kolektivitasnya

relatif tersebar namun lebih rendah derajatnya daripada organisasi formal, d)

Page 29: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

18

tindakannya mempunyai derajat spontanitas relatif tinggi namun tak terlembaga

dan bentuknya tak konvensional (Sztompka, 2014).

Gerakan sosial telah banyak didefinisikan oleh para ahli, McAdam dan Snow

mengkonsepkan gerakan sosial melalui elemen-elemen berikut: a) aksi kolektif

atau bersama, b) tujuan berorientasi pada perubahan, c) memiliki tingkat

organisasi, d) memiliki kesinambungan yang sifatnya temporal, dan e) bersifat

aksi kolektif ekstrainstitusional (di luar kelembagaan) atau campuran

ekstrainstitusional (aksi protes di jalan) dan institusional (lobi). Dari elemen-

elemen diatas gerakan sosial didefinisikan sebagai tindakan kolektif dengan

tingkat organisasi, tingkat kontinuitas, di luar pemerintahan formal, mempunyai

tujuan, atau melakukan penolakan terhadap sebuah aturan, masyarakat, atau

bahkan tatanan dunia (Mc Adam dan Snow, 1997: xviii).

Di Indonesia sendiri gerakan sosial bisa dibilang telah ada semenjak

penjajahan Belanda, dimana beberapa titik tanah nusantara ini terdapat beberapa

pemberontakan dari para petani yang merasa kehidupannya terampas oleh para

pemerintah kolonial. Menyongsong kemerdekaan pun gerakan-gerakan yang

bersifat nasionalis marak tumbuh menjamur di Indonesia pada awal abad ke-20

dan hingga sekarang dimana kemerdekaan telah diraih, dan rezim pun silih

berganti mulai dari rezim orde lama, orde baru, dan kini era reformasi. Berbagai

macam jenis gerakan sosial muncul di Indonesia dengan membawa isu-isu baru

seperti gerakan demokrasi, gerakan feminis, gerakan HAM, gerakan lingkungan

dan sebagainya (Soeharko,2006).

Page 30: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

19

Sebutan gerakan sosial baru (GSB) digunakan untuk merujuk pada

fenomena gerakan sosial yang muncul sejak pertengahan 1960-an terutama di

negara-negara maju Amerika Serikat dan Eropa Barat yang telah memasuki era

ekonomi pasca-industrial (post-industrial economy). Wacana gerakan sosial baru

(GSB) ini bermula di negara-negara maju sebagai bagian dari konteks

perkembangan peradaban mereka. Pichardo, (1997) dan Singh, (2001)

berpendapat bahwa GSB ini dipahami dalam dua hal yaitu; pertama GSB

dipahami sebagai suatu tipe gerakan sosial yang memiliki tampilan karakter yang

baru bahkan mungkin unik, kedua akumulasi pengetahuan yang dihasilkan dari

riset tentang GSB dijadikan sebagai suatu paradigma dalam memahami kenyataan

sosial itu sendiri dalam (Suharko,2006).

Gerakan sosial klasik atau lama dicirikan oleh tujuan ekonomi-material

seperti gerakan buruh. Sedangkan GSB lebih berpusat pada tujuan non-material

dan biasanya menekankan pada perubahan\ dalam gaya hidup dan kebudayaan

daripada mendorong perubahan spesifik dalam kebijakan publik, atau perubahan

ekonomi. Dalam struktur, GSB lebih memilih bentuk yang tidak institusional dan

menggati pemimpinannya secara bersekala. Oleh karena itu GSB lebih terbuka,

terdesentralisasi, dan non-hirarki. Partisipan GSB berasal dari berbagai basis

sosial yang melintasi kategori-kategori sosial seperti gender, pendidikan, okupasi

dan kelas (Suharko, 2006).

2. Perubahan Sosial Dalam Gerakan Sosial

Setiap masyarakat pasti mengalami perubahan, karena kehidupan sosial

dinamis. Perubahan sosial merupakan gejala dari kehidupan sosial. Perubahan

Page 31: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

20

sosial tidak dapat dipandang hanya dari satu sisi, karena perubahan sosial selalu

menjalar ke berbagai bidangnya (Setiadi & Kolip, 2011:609). Konsep dasar

perubahan sosial mencangkup tiga gagasan: 1) perbedaan; 2) pada waktu berbeda;

dan 3) di antara keadaan sistem sosial yang sama (Stzompka, 2004:30).

Selo Soemardjan mendefinisikan perubahan sosial:

“segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu

masyarakat, yang memepengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya

nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola peri kelakuan diantara kelompok-

kelompok dalam masyarakat” (Soekamto, 1985:283) dalam (Setiadi & Kolip,

2011: 610).

Perubahan sosial merupakan peristiwa yang terjadi dalam kurun waktu

tertentu yang merupakan proses tergantikannya pola hidup kemasyarakatan yang

lama oleh pola hidup kemsayarakatan yang baru, dengan berubahnya organisasi

sosial-budaya, ekonomi, politik, dan pemahaman masyarakat tentang pandangan

dunia baru karena perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

(Muhtadi, 2016:18-19).

Perubahan sosial memiliki hubungan erat dengan gerakan sosial seperti yang

telah disampaikan oleh Wood dan Jackson (1982:6) dalam Stzompka (2004:326):

“Perubahan sosial adalah basis yang menentukan ciri-ciri gerakan sosial.

Gerakan sosial berkaitan erat dengan perubahan sosial”

Perubahan sosial sebagai tujuan dari gerakan sosial memiliki dua sisi yang

berbeda yaitu positif dan negatif. Sisi positifnya adalah memperkenalkan sesuatu

yang belum ada (pemerintah atau rezim politik yang baru, adat baru, hukum, atau

pranata baru. Sisi negatifnya adalah menghentikan, mencegah atau membalikan

perubahan yang dihasilkan proses yang tidak berkaitan dengan gerakan sosial.

Page 32: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

21

Dalam perubahan sosial, gerakan sosial bisa menjadi penyebab, efek maupun

mediator yang mempengaruhi jalannya perubahan sosial (Sztompka, 2004:327).

Selain itu perubahan sosial yang disebabkan oleh gerakan sosial bisa terjadi

dalam dua tempat yaitu internal dan eksternal. Perubahan dalam internal yaitu

perubahan yang terjadi pada gerakan sosial itu sendiri seperti dalam anggota,

ideologi, hukum, bentuk organisasi, dan sebagainya. Sedangkan perubahan

eksternal dalam masyarakat seperti kultur, hukum, dan sebagainya yang

ditimbulkan oleh umpan balik gerakan terhadap anggotanya dan strukturnya

sendiri, perubahan lingkungan tindakannya maupun sumbangan aktor ( Sztompka,

2004:328).

Aberle membedakan gerakan sosial dari segi kualitas dan kuantitas. Kualitas

dilihat berdasarkan segi perubahan pada ranah individu atau kelompok.

Sedangkan kuantitas dilihat berdasarkan segi perubahan yaitu perubahan total atau

parsial.

Table I.E.1. Types of Social Movement by Change Orientation

Locus of Change

Individual Social Structure

Partial Alternative Reformative

Total Redemptive Transformative

Sumber: McAdam and Snow ( 1997:xxi), Social Movements Reading on Their

Emergence, Mobilization, and Dynamics.

Supaya lebih jelas berikut ini adalah bentuk perubahan tersebut:

a. Alternative movement, merupakan gerakan yang bertujuan untuk merubah

sebagian perilaku orang. Pada gerakan ini objek perubahan adalah

Page 33: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

22

kebiasaan individu. Contoh dalam gerakan ini adalah adanya gerakan

supaya tidak mengkonsumsi alkohol.

b. Redemptive movements, dalam gerakan ini keterkaitan antara perubahan

individu dan perubahan sosial lebih transparan, karena perubahan yang

ingin dicapai dalam gerakan ini adalah perubahan menyeluruh pada

perilaku individu. Sudut pandang dari gerakan ini penyakit sosial sebagai

masalah yang berakar pada individu dan perilaku mereka yang salah arah

atau gagasan dan kepercayaan yang kurang informasi diawal. Contoh

dalam gerakan ini adalah gerakan keagamaan seperti gerakan keagamaan

yang muncul pada tahun 1970-an yaitu gerakan Hare Krishna, Anak-anak

Tuhan, “Moonies” atau Gereja Unifikasi, dan gerakan Buddhis Nichiren

Shoshu.

c. Reformative movements, merupakan gerakan sosial yang menginginkan

perubahan pada masyarakat namun dengan ruang lingkup yang terbatas

dalam sistem sosial yang tertanam. Dalam gerakan ini tidak ada

penolakan dalam kebijakan saat ini, tetapi upaya untuk meluruskan atau

menetralisir kesalahan atau ancaman yang dirasakan khusus. Tujuannya

untuk mengurangi atau menghilangkan beberapa ancaman aktual yang

dirasakan terhadap kepentingan kelompok sosial tertentu. Contoh dalam

gerakan ini adalah gerakan lingkungan atau penyelamtana hewan yang

terancam seperti dalam kasus burung hantu tutul Oregon dan tupai merah

di Mt. Graham di Arizona Selatan.

Page 34: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

23

d. Transformative movements, merupakan gerakan sosial yang mencari

perubahan total dalam struktur yang lebih luas dan landasan idealnya

terkait. Gerakan ini sering disebut sebagai revolusioner karena jumlah

perubahan yang dicari mencangkup semua dan biasanya gerakan ini paling

dramatis dan berkonsekuensi secara historis. Contoh dalam gerakan ini

adalah gerakan revolusiner klasik yang berkecamuk pada tahun 1787

hingga 1800 dan di Rusia dari tahun 1917 hingga 1921 serta gerakan

Anabaptis yang muncul pada tahun 1500-an di Eropa utara yang

bertentangan dengan Katolik Roma dan Reformasi Lutheran. Tujuannya

adalah seperti yang dijelaskan oleh Norman Chon dalam The Persuit of the

Millennium (1961) yaitu untuk menyapu bersih Susunan Kristen dari para

penguasa yang tidak saleh ( McAdam dan A. Snow, 1997;xix).

3. Strategi Mobilisasi Partisipasi Untuk Mencapai Perubahan

Salah satu untuk menguatkan gerakan sosial bisa dilihat dari jaringan yang

dibangun dalam suatu komunitas atau kelompok. McCarthy berpendapat bahwa

keterlibatan individu dalam gerakan sosial terlihat dalam kehidupan sehari-hari

pada kondisi mikro-mobilisasi seperti jaringan, kekeluargaan, pertemanan, teman

kerja, dan lainnya (McAdam, McCarthy, 1966:141).

Snow, Zucher, dan Ekland-Olson (1980) berpendapat bahwa jaringan sosial

bisa memiliki saham besar (60 sampai 90 persen) dari berbagai macam

keanggotaan (Snow, Zucher, and Ekland-Olson, 1980:787-801). Meskipun

terkadang dalam sekte-sekte agama atau kelompok yang tertutup mereka tidak

Page 35: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

24

membutuhkan jaringan yang kuat. Sedangkan untuk organisasi politik yang

radikal, ia lebih membutuhkan jaringan yang kuat. Semakin aksi-aksi yang

dilakukan beresiko dan berbahaya maka akan semakin dibutuhkan jaringan yang

kuat (Porta & Diani 2006:117).

Jalur keterlibatan dikategorikan menjadi dua yaitu; jalur publik dan privat.

Pertama jalur publik secara face-to-face (langsung) seperti tatap muka, pembagian

brosur, mengisi petisi, ajakan secara terbuka dalam aktivitas publik dan

sebagainya. Jalur privat tidak langsung yaitu melalui media seperti radio, televisi,

media sosial, media online, surat kabar dan sebagainya. Kedua jalur privat

langsung bisa dilakukan dengan door-to-door, ajakan secara personal dengan

seseorang yang sudah dikenal, jaringan informal dan sebagainya. Selain itu bisa

menggunakan media (tidak langsung) seperti telephone dan email ( Snow,

Zurcher, and Ekland-Olson, 1980: 789-790).

TABEL I.E.2. Strategi Partisipasi Untuk Mencapai Perubahan

Sumber: Snow, Zurcher, and Ekland-Olson (1980:970), Social Networks And

Social Approach to Different Recruitment

Face-to-face, demonstrasi atau aksi massa

Door-to-door atau ajakan langsung

Radio, televisi, dan surat kabar

Email dan telepon

LANGSUNG

(Face-to-face)

Media

Jalur Publik Jalur Privat

Page 36: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

25

Diani dan Lodi (1998) menegaskan bahwa kuat dan luasnya jaringan sosial

yang berkembang pada lingkungan pribadi (keluarga, lingkaran pertemanan

pribadi, dan kolega) akan mungkin berperan dalam melakukan perekrutan melalui

kontak personal (Porta & Lodi dikutip Porta & Diani 2006:117). Della Porta

beranggapan bahwa hubungan inter-personal memiliki pengaruh yang kuat supaya

seseorang terlibat langsung dalam tindakan organisai atau komunitas (Della &

Diani 2006:118).

F. Metode Penelitian

1) Pendekatan Penelitian Kualitatif

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Meleong

mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang bertujuan untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya

pelaku, persepsi motivasi, tindakan, dll secara keseluruhan dan dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang

alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Meleong, 2012).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian

deskriptif. Penelitian deskriptif ini dilakukan untuk menggambarkan secara

cermat karakteristik dari suatu gejala atau masalah yang diteliti serta berusaha

mendapatkan dan menyampaikan fakta-fakta dengan jelas, teliti dan lengkap

(Silalahi, 2009: 28). Penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif karena ingin

menggambarkan Hutan itu Indonesia (HII) sebagai gerakan sosial dalam

mengajak masyarakat untuk mencintai dan menjaga hutan yang di Indonesia serta

menggambarkan perubahan yang terjadi dengan adanya Hutan itu Indonesia (HII).

Page 37: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

26

Selain menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian

deskriptif penulis akan menggunakan jenis penelitian studi kasus. Penelitian studi

kasus memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan informasi yang lengkap dan

kaya, mencakup aspek-aspek sebuah kasus tertentu atau beberapa kasus kecil

dalam rentang yang luas. Studi kasus memperhatikan berbagai faktor yang

mengatur komunikasi dalam sebuah situasi tertentu, melukiskan keunikannya,

serta mencoba menawarkan pemahaman yang mempunyai keterkaitan yang luas

(Daymon dan Holloway, 2008:162). Penulis memilih menggunakan jenis studi

kasus dan memfokuskan kajian penelitian ini pada gerakan sosial yang dilakukan

oleh Hutan itu Indonesia (HII) yang memperjuangkan hutan Indonesia sebagai

identitas bangsa dan mengajak masyarakat mencintai dan menjaga hutan.

2) Jenis dan Sumber Data

Menurut Lofland (1984) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah

kata-kata, dan tindakan, selebihnya merupakan data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain. Jenis data dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data

tertulis, foto, dan statistik (Moleong, 2012: 157).

Kata-kata dan tindakan orang-orang sebagai sumber data utama dicatat

melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/audio tapes, pengambilan

foto, atau film. Pencatatan sumber data melalui wawancara atau pengamatan

berperanserta merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar,

dan bertanya. Sumber tertulis merupakan sumber kedua diluar kata dan tindakan.

Sumber tertulis terdiri dari buku, dokumen pribadi, dan dokumen resmi.

Selanjutnya yang menjadi sumber data adalah foto. Foto menghasilkan data

Page 38: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

27

deskriptif yang cukup berharga dan sering digunakan untuk menelaah segi-segi

subjektif dan hasilnya sering dianalisis secara induktif. Kategori foto dalam

penelitian kualitatif dibagi menjadi dua, yaitu foto yang dihasilkan orang dan foto

yang dihasilkan oleh peneliti sendiri. Sumber data yang terakhir adalah data

statistik. Penelitian kualitatif kerap kali menggunakan data statistik yang telah

tersedia sebagai sumber data tambahan bagi keperluannya. Keseluruhan sumber

dan jenis data diatas pada dasarnya banyak bergantung pada manusia sebagai alat

atau instrumen penelitian (Moleong, 2012).

3) Metode Pengumpulan Data

Supaya mendapatkan informasi yang sesuai dengan penelitian ini, maka

penulis menggunakan metode pengumpulan data seperti berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang paling tua yang

digunakan sepanjang sejarah dan paling sangat sering digunakan oleh peneliti.

Cartwright yang dikutip Herdiansyah mengartikan observasi sebagai suatu proses

melihat, mengamati, mencermati serta “merekam” perilaku secara sistematis

untuk suatu tujuan tertentu (Herdiansyah, 2012; 131).

Observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi langsung

yang ada di lapangan. Informasi tersebut berkenaan dengan apa yang didengar

maupun yang dilihat. Untuk memudahkan mengumpulkan informasi, peneliti

mengambil foto-foto menggunakan kamera. Bentuk observasi yang dilakukan

ialah observasi partisipan aktif. Dalam konteks ini peneliti menjadi partisipan

Page 39: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

28

terhadap Hutan Itu Indonesia atau yang sering disebut dengan HII sejak tahun

2017.

2. Wawancara

Wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewer) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan tersebut (Moleong, 2012:186).

Peneliti menggunakan wawancara terbuka sehingga informan mengetahui

bahwa mereka sedang diwawancarai dan juga mengetahui apa maksud dan tujuan

wawancara itu. Selain itu wawancara secara terstruktur dan tak terstruktur

digunakan oleh peneliti. Wawancara tak terstruktur dilakukan oleh peneliti

suapaya memberikan keadaan informal dan santai serta kebebasan kepada

informan untuk mengutarakan apa yang ada dipikirannya tanpa terkait oleh

peneliti. Wawancara terstruktur dilakukan agar peneliti mendapatkan jawaban

yang relevan atas pertanyaan yang diajukan. Supaya memudahkan prosesnya,

peneliti menggunakan alat bantu perekam suara. Dalam konteks ini peneliti

mewawancarai Andre Christian sebagai Ketua HII, Didie sebagai Koordinator

Sukarelawan dan Jejaring dan 8 orang sukarewalan HII.

Page 40: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

29

Tabel I.F.1. Daftar Nama-Nama Informan

No Nama Umur Jenis kelamin Posisi di HII

1 Andre 35 Laki-laki Ketua

2 Didie Perempuan Koordinator

Sukarelawan dan

Jejaring

3 Abgusta Fajri

Wirananta

Laki-laki Sukarelawan

4 Della 28 Perempuan Sukarelawan

5 Mahar Suwandaru 25 Laki-laki Sukarelawan

6 Putri Hana Syafitri 22 Perempuan Sukarelawan

7 Ikhsan Faturrahman 21 Laki-laki Sukarelawan

8 Damara Priyatama

Tafikurahman

21 Laki-laki Sukarelawan

9 Detha Perempuan Sukarelawan

10 Yeyen 43 Perempuan Sukarelawan

3. Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif

dengan melihat atau mengenalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek

sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. Studi dokumentasi merupakan salah

satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran

Page 41: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

30

dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang

ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan (Herdiansyah: 2009).

Dokumen yang digunakan peneliti disini berupa foto mengenai kegitan HII dalam

upaya menjaga hutan di Indonesia.

4) Metode Analisis Data

Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif. Analisis

data kualitatif menurut Bogdan & Biklen (1982) yang dikutip Moleong yaitu

upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,

memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensitensiskannya,

mencari dan menemikan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain

(Moleong, 2012; 248). Menurut Ian Dey (1993) dalam (Meleong,2012:289)

analisis data kualitatif memiliki tiga proses yang berkaitan yaitu: mendeskripsikan

fenomena, mengklasifikasikannya, dan meilihat bagaimana konsep-konsep yang

muncul satu dengan lainnya berkaitan.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari empat bab yaitu

sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan : Membahas Pernyataan Masalah, Pertanyaan

Penelitian, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Kerangka Teoritis,

Metode Pengumpulan data, dan Sistematika Penulisan.

Page 42: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

31

BAB II Profil Hutan Itu Indonesia (HII)

BAB III Analisis dan Hasil Penelitian: Pelestarian Hutan di Indonesia

melalui Hutan Itu Indonesia (HII).

BAB IV Penutup :Berisi Kesimpulan dan Saran

Daftar Pustaka: Rujukan bacaan yang digunakan dalam penulisan

penelitian. Baik dari media cetak maupun media elektronik.

.

Page 43: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

32

BAB II

PROFIL HUTAN ITU INDONESIA (HII)

Pada bab ini penulis akan membahas latar belakang terbentuknya Hutan itu

Indonesia (HII), visi dan misi, nilai, simbol serta program dan kegiatan dari Hutan

itu Indonesia.

A. Latar Belakang Terbentuknya Hutan itu Indonesia (HII)

Hutan itu Indonesia (HII) adalah gerakan terbuka untuk menumbuhkan

kesadaran masyarakat kota untuk mencintai hutan melalui pesan-pesan positif.

HII terbentuk atas keprihatinan terhadap masyarakat Indonesia yang mengaggap

hutan hanya sekedar pohon, nyatanya hutan tidak hanya sekedar pohon tapi

banyak kekayaan disana seperti masyarakat adat, flora dan fauna. Hal ini sesua

dengan yang disampaikan oleh Andre salah satu pendiri Hutan itu Indonesia.

“Awal mulanya sebenernya beberapa temen tuh punya konsen dengan masalah

lingkungan hidup dengan hutan karena sebagian besar dari kita itu pernah bekerja

maupun membantu NGO yang terkait dengan isu itu dan kita punya kekhawatiran

gak banyak juga nih orang-orang yang ngerti gitu, dan ternyata sebuah studi

menunjukkan bahwa memang masyarakat tidak mengerti hutan dan bahkan hutan itu

hanya dianggap sekedar jajaran pohon, wah berarti banyak juga persepsi yang

kurang ya dan plus mereka masyarakat Indonesia merasa tidak ada keterikatan

dengan hutan karna hutan tuh bukan menjadi sebuah identitas yang kalo misalkan

ditanya Indonesia tuh seperti apa? Mereka tidak akan bisa otomatis menjawab

Indonesia itu adalah pemilik hutan tropis terbesar ketiga di dunia itu aja belom gitu.

Banyak yang tidak tahu bahwa hutan ya itu pohon beserta isinya dan tidak merasa

jadi sebuah identitas padahal itu sesuatu yang membanggakan loh” (Wawancara

dengan Andre 13 November 2018).

Hutan itu Indonesia (HII) didirikan pada tanggal 22 April 2016 dan menyebut

dirinya sebagai gerakan bukan sebuah NGO ataupun LSM. Sebagai gerakan

terbuka HII mengedepankan kolaborasi dan menyebarkan pesan positif.

Page 44: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

33

“kenapa jadinya penting kata-kata gerakan terbuka itu karna kita juga melihat

mengevaluasi kinerja temen-temen yang sudah ada di NGO lain dan sudah lebih

lama segala macem, ketika kita jalan sendiri-sendiri NGO jalan sendiri, pemerintah

jalan sendiri, perusahaan jalan sendiri, bahkan sesama NGO jalan sendiri, sesama

dinas jalan sendiri, ternyata gak selesai-selesai. Kita perlu satu wadah yang bisa

mengkolaborasikan semua aksi yang bisa dilakukan makannya kerja sama kita tidak

hanya ke NGO doang, kita kerja sama dengan pemerintah, kadang-kadang kita kerja

sama dengan perusuhaan, jadi kita ngebuatnya apa yang kita upayakan tidak

menjadi ekslusif makannya kenapa penting banget buatnya gerakan..” (wawancara

dengan Andre, 13 November 2018 ).

Gerakan Hutan itu Indonesia diadakan di daerah Jakarta karena sasaran

dari HII ini adalah anak muda yang tinggal di perkotaan. Meskipun demikian,

relawan HII tidak hanya berasal dari Jakarta tetapi dari Bekasi, Bogor, Depok,

Tangerang, dan Tangerang Selatan. Selain itu HII juga ada di beberapa kota besar

di Indonesia seperti Ambon, Palangkaraya, Medan, dan Surabaya yang dinamakan

dengan Youth4Youth.

“Karena yang kita sasar adalah masyarakat urban jadi salah satunya adalah

masyarakat-masyarakat urban terutama anak muda di perkotaan ini tuh satu,

mereka adalah calon-calon pemimpin nantinya intinya anak muda adalah harapan

kita selanjutnya, anak-anak muda inilah yang nantinya jadi CEO perusahaan, yang

nantinya jadi calon legislatif kita ditahun-tahun kedepan, sehingga mereka bisa

dengan mereka ngerti dan apalagi yang ada di perkotaan karena nantinya mereka

yang mempunyai akses ke berbagai tempat itulah yang nantinya membantu kita

untuk menjaga makannya kita ngincernya diperkotaan” (wawancara dengan

Andre, 13 November 2018).

Hal serupa juga disampaikan oleh Didie sebagai salah koordinator

sukarelawan di Hutan itu Indonesia (HII) juga menyampaikan sasaran yang dituju

adalah kaum muda yang ada di perkotaan karena mereka yang tinggal diperkotaan

kurang peduli dengan hutan.

“Ya karna anak muda yang ada di kota itu cenderung mereka kurang peduli dengan

hutan yang menurut mereka itu jauh gitu, kota kan identik jauh dari hutan.

Sedangkan padahal yang menyokong keseimbangan di bumi ini hutan gitu, jadi kita

Page 45: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

34

pengen banget ngajak anak muda yang ada di kota juga ikut peduli terhadap

keadaan hutan” (wawancara dengan Didie 19 September 2018).

Hutan itu Indonesia berdiri dari mimpi individu-individu dengan bermacam-

macam latar belakang yang berkarya untuk kampanye ini dengan sukarela.

Kegiatan HII didukung juga oleh individu yang bekerja penuh waktu dan

tergabung dalam Tim Harian. Serta terdapat pula organisasi yang berkomitmen

dengan sukarela mendukung diataranya adalah ID COMM, Indonesia Nature Film

Society (INFIS), dan Koalisi Pemuda Hijau (KOPHI), Youth4Youth Ambon,

Youth4Youth Medan, Youth4Youth Palangka Raya, Youth4Youth Surabaya,

(https://hutanitu.id/siapa-kami-2/) diakses pada 30 Desember 2017.

HII memiliki logo gambar pohon yang bertuliskan Hutan itu Indonesia

(wawancara dengan Andre, 13 November 2018). Logo ini digunakan pada kaos,

tumbler, totebag, standing banner, dan spanduk. Selain itu juga logo ini juga di

gunakan pada profil di media sosial HII (observasi, Jakarta Timur, 30 Juli 2018).

Gambar II.A.1. Simbol HII

Sumber: facebook.com/HutanituIndonesia

Page 46: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

35

B. Visi dan Misi Hutan itu Indonesia (HII)

Visi dari Hutan Itu Indonesia (HII) adalah hutan menjadi identitas utama

bangsa Indonesia yang hidup harmonis dengan hutan .

Misi dari Hutan itu Indonesia (HII) adalah dengan menggunakan semangat

positif, meningkatkan kesadaran semua orang, khususnya yang tinggal jauh dari

hutan tentang kekayaan hutan Indonesia dan mengajak orang untuk berkontribusi

dalam usaha menjaga hutan (https://hutanitu.id/id/siapa-kami-2/) diakses pada 30

Desember 2017).

C. Tim Hutan itu Indonesia (HII)

Tim di Hutan itu Indonesia dibagi menjadi 3 yaitu: dewan pembina, tim inti

dan tim harian. Dewan pembina sifatnya konsulfatif jadi tidak ada keterlibatan

langsung dalam program maupun kegiatan harian HII, tim inti adalah mereka

yang membuat atau mengkonsepkan program-program dari HII, sedangkan tim

harian adalah mereka yang menjalankan program-program dari HII.

“Kalo struktur yang dipake sehari-hari ada dewan pembina tim inti dan tim harian.

Di tim inti ada sebelas yaitu Leony Aurora, Leoni Rahmawati, Gita Syahrani,

Roxana Silalahi, Verena Puspawardani, Gita Syahrani, Kestri, Vitri, Yanuar Sena,

Meli, dan Andre. Tim hariannya ada Tian sebagai koordinator program, Didie

sebagai koordinator sukarelawan dan mitra dan jejaring, Diyah sebagai koordinator

harian, Marwan sebagai Oprasional Officer, Suma sebagai Fund Officer, dan

Sheridan sebagai Social Media Officer”(wawancara dengan Andre 13 November

2018).

Berikut ini adalah tabel dari struktur dan posisi masing-masing dalam HII:

Page 47: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

36

Tabel II.C.1. Daftar Nama-Nama Tim HII

Tim harian Tim inti Pembina

Koordinator Program:

Cristian Natalie

Ketua Umum: Andre Christian Nurdiana Darus

Koordinator Harian:

Diyah Devianti

Bendahara Organisasi: Vitri

Sekar Sari

Enda Nasution

Koordinator Kota dan

Sukarelawan: Didie Diah

Sekertaris Organisasi:

Rinawati Eko

Najeela Shihab

Staf Media Sosial:

Sheridan Olenka

Aktivis Lingkungan Hidup:

Gita Syahrani, Kestri Ariyanti,

dan Leoni Rahmawati

Staf Operasional:

Marwan

Spesialis Hubungan

Masyarakat: Roxana Silalahi

Fund officer: Sumarwan Spesialis Komunikasi: Verena

Puspawardani dan Anastia

Putri

Spesialis Video: Andre

Christian

Perancang Grafis: Yanuar

Sena

Sumber: hutanituid

Selain tim yang disebutkan diatas gerakan Hutan itu Indonesia (HII) memiliki

sukarelawan yang tidak tetap tetapi selalu datang dan membantu acara yang

diselenggarakan oleh HII tersebut. Sukarelawan HII memiliki grup di WhatsApp

untuk menyebarkan kampanye, menyebarkan kegiatan, dan bahkan menjadi

tempat untuk diskusi mengenai isu hutan.

D. Nilai-nilai yang ada di Hutan itu Indonesia (HII)

1. Positif, positif yang dimaksud yaitu menyebarkan informasi dan

berkampanye yang baik serta tidak menimbulkan kericuhan. Dalam hal

Page 48: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

37

ini HII memperlihatkan keindahan hutan dan keindahan keanekaragaman

hayati sehingga membuat masyarakat akan lebih sadar bahwa hutan yang

kita punya itu indah dan sehingga masyarakat ada ketertarikan untuk

mencintai hutan setelah mencintai hutan dan ada harapan untuk menjaga

dan melestarikan hutan (wawancara dengan Didie, 19 september 2018).

Hal serupa juga disampaikan oleh Andre:

“Karna sudah banyak yang dipaparkan ke masyarakat itu kebanyakan

tentang hal-hal negatif terkait hutan jadi hal negatifnya itu kerusakan

hutan, pembalakan liar, ahli fungsi lahan yang menjadi perkebunan

kebanyakan ya kaya gitu sedangkan dengan banyaknya berita ataupun

pesan yang negatif terus-terusan itu memang secara psikologis manusia

itu biasanya akan menjadi shutdwon jadi merasa ah gue jadi gak bisa

ngapa-ngapain karena itu sudah terlalu besar kaya buat mereka

kerusakannya saya hanya seseorang yang tidak bisa ngapa-ngapain lagi

gitu. Tapi kalo kita bisa memberitahukan bahwa banyakloh kekayaan

banyak hal yang bisa dicintai dan ini masih ada dan ini yang bisa kita

bantu pelihara dan kita harus bantu pelihara karna kalo engga ya engga

ada ya ini ilang nantinya tapi ini masih ada loh jadi kalian masih bisa

melakukan sesuatu karna masih ada nih..” (wawancara dengan Andre,

13 November 2019).

Leony sebagai salah satu pendiri HII juga menjelaskan alasan

mengapa HII mengambil nilai postif. Karena telah banyak organisasi

lingkungan yang mengambil angel negatif seperti isu yang diambil adalah

kerusakan hutan maka HII mengambil peran dari sisi positif. Tujuannya

agar bisa saling melengkapi dan bisa bertukar fikiran. Hal ini dilakukan

agar masyarakat mau dan tertarik dengan isu hutan dan akan nantinya akan

peduli dengan hutan. Sehingga HII percaya bahwa cinta akan muncul dari

hal yang positif dan jika tidak ada cinta masyarakat tidak akan peduli

(observasi, Jakarta Selatan, 20 April 2019).

Page 49: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

38

2. Kolaboratif dan Terbuka,

Kolaboratif dan terbuka yang dimaksud oleh HII yaitu memebri ruang

dan kesempatan bagi komunitas, lembaga atau siapapun untuk melakukan kerja

sama. Karena HII percaya hutan milik bersama sehingga untuk menjaga hutan

diperlukan berbagai lapisan masyarakat.

“kegiatan kita terbuka dan kolaboratif jadi komunitas lain atau lembaga

lain yang mau berkolaborasi dengan HII kita sangat terbuka, kita akan

senang sekali” (wawancara dengan Didie 19 September 2018).

Hal ini terbukti dengan berbagai kegiatan HII selalu berkolaborasi

dengan komunitas maupun lembaga lain. Selain kegiatan yang

dilaksanakan oleh HII sendiri, HII juga sering berpartisipasi pada kegiatan

lain tentunya yang berhubungan dengan isu hutan seperti apada acara lari

yang dilakukan oleh Universitas Atmajaya HII ikut berpartisipasi

membantu acara tersebut dan sebagian dana yang diperoleh digunakan

untuk adopsi pohon (observasi, Jakarta, 13 Mei 2018).

3. Kreatif dan Menyenangkan,

Karena sasaran HII adalah anak muda masyarakat yang tinggal

diperkotaan, oleh karena itulah kegiatan yang diselenggarakan HII sebisa

mungkin kreatif dan menyenangkan agar anak muda yang ada di perkotaan

tertarik untuk datang.

“karna sasaran kita anak muda ya. Anak muda kan suka sesuatu yang

kreatif sama menyenangkan kaya gitu jadi kita bikin kegiataannya yang

kreatif dan menyenangkan kaya kulari ke hutan, musika foresta kaya

gitu” (wawancara dengan Didie 19 September 2018).

Page 50: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

39

Dalam kegiatan yang dilaksanakn oleh HII dibuat kreatif seperti

dalam dekorasi tempat yang digunakan sesuai dengan isu hutan biasanya

HII menggunakan daun-daun dan bunga untuk hiasan. Selain itu HII juga

memamerkan prouduk hasil hutan non kayu seperti madu, teh, kopi,

minyak kayu putih, dan rempah-rempah.

4. Independen,

HII merupakan gerakan yang independen. Independen yang dimaksud

yaitu berdiri sendiri dengan tidak terlibat dengan partai atau apapun yang sejenis

dengan politik praktis. Dalam berkolaborasi atau bekerja sama dengan siapapun

HII melihat apakah ada indikasi politi atau tidak jika diketahui adanya indikasi

politik praktis dipastikan HII tidak menerima ajakan kolaborasi tersebut.

“...jadi kita maunya kita bisa mandiri bikin kegiatan terus juga kita gak

mau terlibat sama partai politik yah, pokoknya politik praktis kita gak

mau terlibat disitu jadi kita maunya independen” (wawancara dengan

Didie 19 september 2018).

5. Holistik,

HII menginginkan menyampaikan kepada masyarakat bahwa hutan

tidak hanya sekedar pohon banyak flora dan fauna yang tinggal disana,

selain itu juga ada masyarakat adat yang secara langsung hidupnya masih

bergantung dengan hutan sehingga HII menanamkan nilai holistik.

“...kita maunya menyeluruh, jadi kita gak cuma ngomongin pohon, gak

ngomongin hewan, gak cuma ngomongin masyarakat, tapi kita

ngomongin semuanya kita ngomongin hutan secara holistik secara

menyeluruh disitu ada satwa, disitu ada tumbuhan, disitu ada

masyarakat adat, ada kebudayaan, ada iklim mikro, pokonya ada segala

macem secara holistik” (wawancara dengan Didie, 19 September

2018).

Page 51: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

40

Sampai saat ini HII belum sampai ke tahap holistik atau

menyeluruh dimana hutan tidak hanya sekedar pohon. Sehingga dalam hal

ini HII terus mengupayakan dengan berbagai aksi nyata yang ditawarkan

oleh HII.

“yang dimaksud dengan holistik itu adalah sebenernya menyeluruh ini

kita memang belum bisa mencapai ditahap itu menyeluruh. Solusi yang

pengen kita tawarkan itu tidak parsial jadi tidak hanya misalnya hutan

harus dijaga titik.! Bukan itu makannya aksi nyata yang kita tawarkan

adalah responsible traveling jalan-jalan ke hutan jadi kita itu

mengunjungi hutan memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat-

masyarakat yang tinggal didalam, sambil kita menikmati keindahan

hutan dan mengapresiasi isinya itu salah contohnya. Kalo kita cuma

ngomong kalo parsial tuh cuma hey hutanya gak boleh diapa-apain terus

gimana masarakat sekitarnya? Saya harus hidup dari apa? gitu. Dengan

rensponsible traveling berarti kita juga memberikan pendapatan ke

mungkin ke pendapatan desa, kalo kita membeli barang-barang produk

non kayu, juga kita membantu ekonomi warga desanya tanpa merusak

hutannya karna menebang kayu” (wawancara dengan Andre, 13

November 2018).

6. Aksi nyata,

Aksi nyata yaitu melakukan kegiatan yang nyata dalam upaya

pelestarian hutan di Indonesia. Karena untuk medukung pelestarian

dibutuhkan aksi nyata agar dampaknya terlihat dan dapat dirasakan secara

langsung.

Ada lima aksi nyata yang bisa dilakukan a) bantu kampanye jaga

hutan, berkampanye menjaga hutan banyak caranya misalkan dengan

menjadi sukarelawan untuk berbagai organisasi di Indonesia yang

mendukung perlindungan hutan; b) Cerita dari hutan bisa dengan

menggunakan media sosial, tulisan dan sebagainya untuk menceritakan

indahnya hutan Indonesia diantaranya berbagai macam jenis flora dan

Page 52: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

41

fauna serta masyarakat yang berada di sekitar hutan tersebut; c) beli

produk hutan non-kayu, selama ratusan tahun masyarakat yang tinggal di

sekitar hutan Indonesia dengan bijaksana memanfaatkan hasil hutan non-

kayu untuk menjadi mata pencaharian seperti madu, kopi hutan, obat-

obatan dan sebagainya. Hal yang bisa dilakukan adalah membeli produk-

produk hutan non-kayu yang diambil dan diolah dengan cara yang baik; d)

jalan-jalan ke hutan dengan cara yang baik dan bertanggung jawab seperti

tidak membuang sampah sembarangan, tidak membunuh atau merusak

ekosistem; dan e) adopsi pohon, yaitu berdonasi untuk biaya patroli hutan

agar pohon yang ada di dalam hutan tetap terjaga (observasi, Jakarta

Selatan, 2 Desember 2018).

“...jadi kita bener-bener harus aksinya nyata gitu gak cuma kampanye

gak cuma ayo dong jaga hutan, jaga hutan terus gue harus ngapain gitu?

gua jaga hutannya harus ngapain? Kita ngasih opsi-opsinya untuk jaga

hutan kaya adopsi pohon, cerita dari hutan, jalan-jalan ke hutan,

membeli hasil hutan non kayu, tanda tangan petisi, kaya gitu-gitu bener-

bener sesuatu yang nyata yang bisa menjaga hutan” (wawancara

dengan Didie19 September 2018).

Andre salah satu pendiri HII menjelaskan mengapa kita perlu

mengadakan program adopsi pohon:

“Nah kenapa adopsi pohon karna kita mau mengingatkan ke masyarakat

bahwa hutan itu tidak segampang itu diganti, ketika pohon yang ditebang

berarti bai university di dalamnya hilang dan itu tidak bisa langsung

diganti dengan menanam. Udah gitu ada studi saya lupa dari siapa yang

bilang bahwa dari yang ditanam hanya 20% yang survivor kenapa

terjadi seperti itu? Karena biasanya program-program penanaman

hanya dilakukan penanaman pertama habis itu ditinggal dengan itu

masih bibit dia belum tentu punya ketahanan untuk berkembang sendiri

apalagi kalo daerah itu masih digangguin masih dilalui oleh kendaraan,

masih dilalui oleh orang dia akan rusak dengan sendirinya” (wawancara dengan Andre, 13 November 2018).

Page 53: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

42

Adopsi pohon yang dilakukan HII bekerja sama dengan mitra HII

diantaranya adalah Yayasan Alam Sehat Lestari (ASRI), KKI WARSI,

bdan WWF Indonesia. Setiap orang yang mengadopsi pohon akan diberi

serifikat adopsi pohon. Selain itu, jika mengadopsi pohon melalaui KKI

Warsi pohon yang diadopsi bisa dipantau melalui website pohonasuh.org

(observasi, Jakarta Utara, 13 November 2018).

Gambar II.D.I Sertifikat Adopsi Pohon

Sumber: Grup WhatsApp Sukarelawan HII

E. Program Hutan itu Indonesia (HII)

Hutan itu Indonesia (HII) cukup aktif dalam mengkapanyekan isu hutan,

hal ini terlihat dari banyaknya program dan kegiatan yang telah dilaksanakan. HII

menggunakan media sosial untuk melakukan aksi kampanye dan memberi

informasi tentang program-program HII. Berikut ini adalah program dan kegiatan

di Hutan itu Indonesia (HII):

Page 54: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

43

1. Petisi #Jaga Hutan untuk ditetapkannya Hari Hutan Indonesia. Indonesia

sudah memiliki hari Nasional Menanam Pohon untuk mengajak

masyarakat giat menanam. Ada pula Hari Cinta Puspa dan Satwa supaya

peduli dengan flora dan fauna. Tetapi Indonesia sendiri belum memiliki

hari Hutan Indonesia padahal Indonesia mempunyai hutan tropis ketiga

terluas di dunia dan keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia.

Meskipun sudah ada Hari Hutan Internasional 21 Maret, tetapi dengan

ditetapkannya Hari Hutan Indonesia berarti ada satu hari khusus dalam

setahun dimana semua mata, pikiran, dan usaha masyarakat ditujukan

untuk menjaga hutan agar tetap kaya dan bermanfaat bagi semua. Petisi

Jaga Hutan ini HII bekerja sama dengan change.org

(https://hutanitu.id/petisi-jaga-hutan/) diakses pada 30 Desember 2017.

Saat ini petisi jaga hutan telah ditandatangi sebanyak 1,4 juta orang per

April 2019 tidak menutup kemungkinan jumlah ini akan terus bertambah

(sumber: grup WhatsAap sukarelawan HII).

2. Youth-for-Youth. Kegiatan ini memancing minat dan kreativitas

mahasiswa dari beberapa kota di Indonesia untuk membuat kamapanye

#HutanItuIndonesia di wilayah mereka masing-masing. Karena sasaran

dari HII adalah kaum muda urban maka HII mengrekrut 20 anak muda

dari Ambon, Medan, Palangkaraya, dan Surabaya untuk mengikuti Youth

Camp di Jakarta. Mereka diberi pengetahuan tentang gerakan Hutan itu

Indonesia serta bagaimana membuat kamapanye positif untuk hutan yang

Page 55: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

44

cocok dengan anak muda di kota mereka masing-masing

(https://hutanitu.id/youth-camp/) diakses pada 30 Desember 2017

3. #KelasSukaHutan. Kelas Suka Hutan merupakan pelatihan tahunan untuk

sukarelawan mengenai penggunaan pendekatan berbasis aset dan pesan

postif, pengetahuan tentang Hutan itu Indonesia, berjejaring, dan

keterampilan berkampanye untuk relawan baru yang ada di Jakarta,

Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Tangerang Selatan (observasi,

Depok, 15 April 2019).

Gambar II.E.1. Kegiatan #Kelas Suka Hutan 2017

Sumber : www.instagram.com/hutanituid

4. Fun run #KuLarikeHutan. #KuLarikeHutan adalah kegiatan berlari sambil

beramal demi kampanye mendukung aksi adopsi pohon asuh. Hutan itu

Indonesia mengajak siapa saja baik komunitas pelari maupun non-pelari

untuk peduli dan berkontribusi langsung menjaga hutan Indonesia dengan

cara yang mudah yaitu lari. Peserta dapat berlari minimal lima kilometer

untuk dapat pengadopsi satu pohon. Dalam waktu dua jam, peserta dapat

Page 56: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

45

berlari sejauh-jauhnya untuk mengadopsi pohon sebanyak-banyaknya.

Setiap jarak yang dikumpulkan oleh pelari akan diakumulasikan untuk

dikonversi menjadi jumlah pohon asuh yang siap diadopsi.

(https://hutanitu.id/id/progrma/page/2/) diunduh pada 30 Desember 2017.

Gambar II.E.2. Kegiatan #KuLarike Hutan 2

Sumber: www.instagram.com/hutanituid

5. Jamuan Hutan. Jamuan Hutan adalah kolaborasi dari berbagai pihak yang

tertarik mengeksplorasi pangan kreatif dan petualangan kuliner hasil hutan

dengan praktik lestari. Jamuan Hutan ini berdampak langsung pada

pemberdayaan usaha komunitas hutan dan menambah khasanah

pengetahuan kaum urban atas kekayaan kuliner hutan tropis Indonesia.

6. Cerita dari Hutan. Program Cerita dari Hutan berkolaborasi dengan

komunitas remaja, media tradisional, dan non-tradisional untuk

mengadakan serangkaian kegiatan kampanye yang mengungkap tentang

keberagaman hutan di Indonesia. Cerita dari Hutan ini bisa berbentuk

Page 57: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

46

berbagai macam, mulai dari artikel berita, blog, cerita komik, blog video,

bahkan gambar bergerak (dokumen Hutan itu Indonesia).

7. Musika Foresta merupakan upaya gerakan HII untuk berhubungan kembali

dengan alam melalui musik untuk mengapresiasi hutan, karena hutan telah

memberikan begitu banyak hal kepada masyarakat. Gerakan Hutan Itu

Indonesia berinisiatif untuk memulai perayaan hari Hutan Indonesia oleh

karena itu diadakan Hari Hutan sebagai hari khusus bagi setiap orang

Indonesia, dimanapun mereka berada untuk merayakan nilai besar dari

Hutan Indonesia yang mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari.

Musika Foresta merupakan puncak acara dari perjalanan keempat

artis Indonesia yaitu Achi Hardjakusumah, Glenn Fredly, Alam Urbach,

dan Astrid yang diajak masuk kedalam hutan bersama tim Hutan itu

Indonesia. Selain Achi, Glenn, Alam, dan Astrid Musika Foresta juga

diisi oleh 5Romeo, Asido Manullang, Claudia Lengkey, Nina Tamam,

Sandrayati Fay, Uli Herdiansyah, The Weekend Rockstars, dan Melanie

Subono. Acara ini diselenggrakan pada 13 Mei 2017 di Balai Sarbini,

Semanggi, Jakarta. Para pengisi acara dari Musika Foresta ini

menggunakan busana tenun yang dibuat dengan menggunakan pewarna

alami dari hutan, selain itu penonton juga berkontribusi untuk menjaga

hutan karena hasil penjualan tiket disalurkan untuk adopsi pohon.

(https://hutanitu.id/konser-musika-foresta/) diakses pada tanggal 30

Desember 2017.

Page 58: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

47

Gambar II.E.3. Pengisi Acara Musika Foresta

Sumber: www.instagram.com/hutanituid

8. Thanks to Forest. Acara ini dikemas dalam bentuk Jamuan dari hutan

sebagai wujud terima kasih kepada hutan yang telah memberi kehidupan.

Thanks to Forest dimaksudkan untuk memperkenalkan gerakan Hutan itu

Indonesia kepada para undangan yang terdiri dari kedutaan besar, media,

usaha kreatif, komunitas seni budaya, lingkungan, maupun pendidikan.

Selan diskusi mengenai gerakan Hutan itu Indonesia, Thanks to Forest

juga menghidangkan jamuan yang merupakan perpaduan rasa modern dan

ontentitas bahan-bahan dari hutan (https://hutanitu.id/thanks-to-forest/)

diakses pada 30 Desember 2017.

9. Pesona Hutan yaitu ajang temu usaha kreatif untuk pengembangan jejaring

penggiat usaha kreatif berbasis lestari dari hutan Indonesia. Hutan itu

Indonesia telah menggelar Pesona Hutan sebanyak dua kali, pada tanggal

7 September 2016 dan 5 September 2017 di Jakarta. Acara ini digelar

untuk menghubungkan komunitas yang mengelola dan mengembangkan

Page 59: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

48

produk dan jasa terkait hutan seperti produk non-kayu dan ekowisata

dengan para pelaku bisnis (https://hutanitu.id/pesona-hutan/). (Diakses

pada 30 Desember 2017)

10. Forest in Motion. Kegiatan ini merupakan pelatihan kepada siswa

perwakilan dari beberapa SMA dan SMK Jabodetabek. Mereka mengikuti

pelatihan singkat bagaimana mengelola pesan cinta hutan dan membuat

visualisasi melalui video musik (http://hutanitu.id/forest-in-motion/)

diakses pada 30 Desember 2017).

Pada tahun 2018 HII lebih memfokuskan pada 3 program yaitu Cerita dari

Hutan, Hutan itu Beragam, dan Hutan itu Inspirasi. Hal ini terjadi karena saat

tahun-tahun awal HII berdiri program mereka kurang terkonsep dengan matang

sehingga program yang mereka buat adalah kegiatan-kegiatan yang sedang tren

saat itu.

“Programnya itu kalo dari awal sebenernya kita tuh ketika pertama kali

didirikannya cara kita berfikir adalah jadi kaya tidak terstruktur tahun pertama jadi

hanya melihat tren wah ini kayanya anak perkotaan lagi doyannya begini kita coba

memoles gimana kita bisa membuat acara atau program raising awarness yang

disesuaikan dengan tren itu itu awal cara kita berfikir di satu tahun pertama ada

kulari ke hutan, jamuan dari hutan. Kemudian memasuki ditahun kedua kita

mencoba untuk membuat lebih terstruktur ketika membuat program cara berfikirnya

lebih terstruktur keluarlah musika foresta, kulari ke hutan yang kedua, yang

mengajak komunitas pelari lebih banyak dibandingkan yang pertama yang kulari ke

hutan pertama kita cuma kerja sama ama satu komunitas lari kalo yang kedua kita

ampe roadshow ke beberapa komunitas lari karna jatohnya pas itu difikirin lebih

mateng..” (wawancara dengan Andre Christian 13 November 2018).

Hutan itu Beragam, sebuah program yang berkolaborasi dengan para pemuka

agama, afiliasi mereka, dan komunitas antaragama untuk menyebarkan pesan

utama seputar perlindungan hutan dengan menggunakan dasar agama sebagai

Page 60: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

49

dasar. Hutan itu Indonesia sudah melakukan lingkar diskusi dengan para tokoh

lintas agama dan iman yang bekerja sama dengan Humanitarian Forum Indonesia

(HFI). HFI merupakan forum bagi organisasi massa dan lembaga kesejahteraan

sosial yang berbasis agama dan fokus pada kegiatan kemanusiaan dan

pembangunan. Diskusi pada 30 Juli 2018 di Kementrian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan sebagai langkah awal untuk menjalankan program Hutan itu Beragam

dan menghasilkan buku saku Hutan itu Beragam yang berisi kumpulam materi

berupa informasi tentang perlindungan hutan dari sudut pandang agama-agama

yang diakui di Indonesia (observasi 30 Juli 2018).

Gambar II.E.4. Buku Saku Hutan itu Beragam

Sumber: dokumen pribadi

HII mengadakan kegiatan Interfaith Youth Forest Camp Hutan itu Beragam

selama tiga hari terdiri dari anak-anak muda perwakilan organisasi-organisasi

yang bertujuan untuk merumuskan materi-materi positif soal perlindungan hutan

Indonesia agar bisa digunakan untuk berkampanye dan menyebarluaskan

berdasarkan perspektif lintas iman. Organisasi-organisasi yang terlibat adalah

Page 61: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

50

PERMABUDHI (Pengurus Daerah Persatuan Umat Buddha Indonesia), MUI

(Majelis Ulama Indonesia), PGI (Persatuan Gereja-Gereja di Indonesia),

gusdurian, LPBI NU ( Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim

Nahdathul Ulama), MATAKIN ( Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia),

Parisada Hindu Dharma Indonesia, Temu Kebangsaan Orang Muda, Aliansi

Nasional Bhineka Tunggal Ika, Forum Pemuda Peduli Lingkungan Hidup, KWI

(Konferensi Waligereja Indonesia), dan Indonesia Bergerak Menyelamatkan Bumi

(observasi, Puspitek, 16 Februari 2019).

Hutan itu Inspirasi, program ini bertujuan untuk mengangkat bagaimana

hutan hujan tropis, keanekaragaman hayati, dan sistem ekologi kompleks mereka,

telah menjadi sumber inspirasi dan inovasi tidak hanya untuk seni, tetapi juga

untuk sains dan teknologi.

“Hutan itu inspirasi rencananya ingin mengumpulkan inovasi-inovasi ataupun

potensi inovasi yang bisa didapatkan atau yang diinspirasikan dari hal-hal yang ada

dalam hutan misalnya floranya, warna-warna bunganya, atau bentuk dinamis dari

burung-burung tertentu atau satwa-satwa tertentu” (wawancara dengan Andre,

13 November 2018).

Program cerita dari hutan pada tahun 2018 sedikit berbeda dengan tahunnya

sebelumnya. Pada tahun 2017 peserta yang diajak masuk ke hutan adalah para

public figure dan media, tahun 2018 yang diajak masuk ke hutan adalah influncer,

media, dan pemenang dari kompetisi #CeritaDariHutan berupa foto, atau video,

atau artikel blog yang telah diselenggarakan oleh HII. Sebelum pergi ke hutan

para peserta diberi pelatihan Lokakarya Jurnalistrik Positif materi disampaikan

oleh Bayu Wardhana sebagai Ketua Bidang Penyiaran Aliansi Jurnalis

Page 62: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

51

Independen, Wahyu Aji sebagai CEO GNFI (Good News Forum Indonesia), dan

Rahmadi Rahmad sebagai Editor Bidang Wildlife Mongabay Indonesia

(observasi, Jakarta Utara, 13 November 2018).

Selain program-program yang telah disebutkan diatas, Hutan itu Indonesia

juga melakukan kegiatan untuk berkumpul, dan silaturahmi dengan mitra dan

sukarelawan Hutan itu Indonesia, kegiatan ini dinamakan dengan Hore Hutan.

Acara Hore Hutan tidak hanya sekedar berkumpul dan mengobrol seperti biasa

tetapi juga menghasilkan ilmu yang bermanfaat untuk mengasah skill para

sukarelawan Hutan itu Indonesia. Kegiatan Hore hutan ini hampir rutin dilakukan

setiap bulannya dengan materi yang berbeda-beda (http://hutanitu.id) (observasi,

Jakarta, 14 Juli 2018).

Salah satu kegiatan Hore Hutan yang diadakan oleh Hutan itu Indonesia yaitu

pada Minggu, 26 Agustus 2018 di Koaksi Indonesia. Materi yang diajarkan

adalah Public Speaking yang diisi oleh Wini Rizkiningayu dan kampanye positif

tentang hutan yang diisi oleh Verena Puspawardani. Wini ini merupakan juara

pertama kompetisi Public Speaking JCI Asia Pasifik 2017. Selain itu Wini juga

merupakan sukarelawan Hutan itu Indonesia (Observasi, Jakarta Selatan, 26

Agustus 2018).

Page 63: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

52

Gambar II.E.5. Pelaksanaan Hore Hutan

Sumber: (dokumentasi pribadi)

Kegiatan berikutnya adalah Amazing race, kegiatan ini diselenggarakan

sebagai salah satu cara merayakan Hari Bumi dan Ulang Tahun Hutan itu

Indonesia. Amazing race dilaksanakan di Kebun Binatang Ragunan, Jakarta pada

tanggal 22 April 2018. Dalam kegiatan ini peserta yang terdiri dari sukarelawan

dan mitra-mitra HII (observasi, Jakarta, 22 April 2018).

Selanjutnya ada PMAP (Pasar Murah Adopsi Pohon) yaitu sebuah kegiatan

yang dicetuskan oleh salah satu sukarelawan HII yaitu Yeyen. Di PMAP ini

merupakan kegiatan menjual barang-barang bekas maupun masih baru selagi

masih bisa dan layak tpakai dan hasil dari penjualannya akan digunakan untuk

mengadopsi pohon. Rencananya PMAP ini ingin diadakan setahun sekali namun

ada beberapa sukarelawan yang mengusulkan untuk mengadakan PMAP,

sehingga PMAP kembali dilaksanakan (observasi, Jakarta Barat, 6 April 2019).

Page 64: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

53

Tempat untuk PMAP ini selalu berpindah-pindah, sejauh ini temapt yang

digunakan untuk kegiatan PMAP ini adalah gratis. Yeyen biasanya melakukan

survei dengan makan ditempat itu kemudian ngobrol dengan pemilik tersebut.

“Sebenernya saya setahun sekali bikin cuma ada yang ci bikin PMAP lagi dong trus

saya survei tempat dong, saya makan, saya ngobrol sama pemilik kaya gini

contohnya Foodpedia mereka setuju tanpa sewa tempat mereka kasih free sama

kaya Kedai Indo juga kasih free. Sebenernya ada take and gift ya di eposter juga

kan mempromosikan tempat mereka juga dan keuntungan bagi kita ya kita bisa

pajang dengan free take and gift lah ya” (wawancara dengan Yeyen, 6 April

2019).

Kegiatan PMAP ini sudah berjalan tiga kali, hasil dari kegiatan PMAP yang

pertama sudah digunakan untuk mengadopsi 3 pohon dan pada PMAP kedua

sudah mengadopsi 2 pohon yang ada di Provinsi Jambi – “...kita sempet adopsi

pohon sebanyak 3 pohon kemarin waktu PMAP 2 adopsi pohon 2 satu

kesenangan bisa adopsi pohon jadi tujuan goals saya itu nyampe pengen adopsi

pohon jadi PMAP pertama sukses PMAP kedua sukses” (wawancara Yeyen 6

April 2019).

Berdiri sejak 22 April 2016 hingga saat ini HII telah memiliki lebih dari 400

orang sukarelawan, lebih dari 7000 peserta kegiatan, lebih dari 8 kota, 80 mitra

dan 2.521 pohon yang diadopsi. Tidak menutup kemungkinan angka ini pastinya

akan terus bertambah sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan oleh HII.

Page 65: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

54

BAB III

Pelestarian Hutan di Indonesia Melalui Gerakan Hutan itu Indonesia (HII)

Dalam bab tiga ini penulis akan membahas Hutan itu Indonesia (HII)

sebagai sebuah gerakan sosial dan upaya pelestarian hutan melalui teori gerakan

sosial yang berfokus pada perubahan baik pada individu, hutan, maupun

masyarakat serta mengetahui strategi yang digunakan HII untuk mencapai

perubahan tersebut.

McAdam dan Snow mengkonsepkan gerakan sosial melalui elemen-elemen

berikut: a) aksi kolektif atau bersama, b) tujuan berorientasi pada perubahan, c)

berbentuk organisasi/memiliki tingkat organisasi, d) memiliki kesinambungan

yang sifatnya temporal, dan e) bersifat aksi kolektif ekstrainstitusional (di luar

kelembagaan) atau campuran ekstrainstitusional (aksi protes di jalan) dan

institusional (lobi) (Mc Adam dan Snow, 1997: xviii).

Hutan itu Indonesia (HII) diidentifikasi sebagai gerakan sosial menggunakan

elemen-elemen yang telah dibahas oleh McAdam dan Snow yaitu: pertama, aksi

kolektif atau bersama . HII melakukan aksi kolektif atau bersama bukan individu,

dimana HII adalah gerakan yang terdiri dari orang-orang yang sadar akan

pentingnya hutan sehingga sering membuat kegiatan yang melibatkan masyarakat

agar mencintai dan peduli dengan hutan. Salah satu kegiatan yang menjadi wujud

dari aksi kolektif adalah fun run #Kulari ke hutan yaitu acara car free day tetapi

bisa dengan beramal karena setiap pelari yang lari sejauah 5 km akan

mendapatkan adopsi pohon sebanyak satu pohon.

Page 66: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

55

Kedua, tujuan berorientasi pada perubahan. HII memiliki orientasi pada

perubahan. HII hadir sebagai sebuah gerakan terbuka yang berupaya untuk

mengajak masyarakat supaya peduli dan cinta terhadap hutan, dan yang paling

penting supaya hutan menjadi identitas bangsa Indonesia.

Ketiga berbentuk organisasi, HII memiliki ketua, sekertaris, bendahara yang

tergabung dalam tim inti. Meskipun demikian tim inti ini adalah founder sifatnya

hanya mengawasi, mengacc untuk sebuah kegiatan. Tim harianlah yang

menjalankan program dan kegiatan HIIdan dibantu oleh para sukarelawan. Di tim

harian ini tidak ada ketua yang hanya adalah koordinator.

Keempat memiliki kesinambungan yang sifatnya temporal. HII sejak

didirikan pada 22 April 2016 hingga saat ini masih berlangsung.

Keberlangsungan dari HII ini sifatnya hanyalah sementara sampai tujuan dari HII

ini terwujud yaitu menjadikan hutan Indonesia sebagai identitas bangsa Indonesia

(wawancara dengan Andre 13 November 2018). Selain itu HII juga ingin

menggembakan kembali bahwa Indonesia dijuluki sebagai zamrud khatulistiwa

yang saat ini sudah jarang terdengar dan menjadikan bangsa Indonesia bisa hidup

harmonis dengan hutan yang lestari sesuai dengan yang disampaikan oleh Didie:

“seperti yang kita tau ya istilah zamrud khatulistiwa, zamrud itu kan batu hijau,

Indonesia dijuluki dengan zamrud khatulistiwa karena kita merupakan hamparan

hijau yang ada di garis khatulistiwa. Hamparan hijaunya itu hutan, jadi kita pengen

lagi tuh menggemakan itu bahwa Indonesia adalah zamrud khatulistiwa dengan

hutannya yang bagus, hutan yang lebat, hutan yang lestari. Kita tuh pengen jadiin

hutan tuh sebagai identitasbangsa Indonesia, dan bangsa Indonesia itu bisa hidup

harmonis, dengan hutannya yang lestari” (wawancara dengan Didie 19

September 2018).

Page 67: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

56

Kelima bersifat aksi kolektif ekstrainstitusional (di luar kelembagaan) atau

campuran ekstrainstitusional (aksi protes di jalan) dan institusional (lobi politik).

HII termasuk dalam aksi kolektif ekstrainstitusional (di luar kelembagaan) karena

HII merupakan sebuah gerakan yang independen.

HII menjadi salah satu contoh dari gerakan sosial baru (GSB) hal ini

terjadi karena HII sebagai sebuah gerakan masuk dalam kategori GSB yaitu: a)

tujuan dari GSB sendiri berpusat pada non-material menekankan pada perubahan-

perubahan dalam gaya hidup dan kebudayaan daripada mendorong perubahan-

perubahan spesifik dalam kebijakan publik, atau perubahan ekonomi. Sebagai

sebuah gerakan HII sudah jelas dalam tujuannya berpusat pada non-material,

selain itu juga HII mendorong adanya perubahan untuk lingkungan khususnya

hutan, dalam kebijakan publik HII berharap dibentuknya hari hutan Indonesia

agar masyarakat Indonesia lebih sadar dan ingat bahwa hutan di Indonesia indah,

luas dan sangat penting untuk kehidupan sehari-hari.

b) Dalam struktur, GSB lebih memilih bentuk yang tidak institusional dan

menggati pemimpinannya secara bersekala. Oleh karena itu GSB lebih terbuka,

terdesentralisasi, dan non-hirarki. Meskipun di HII memiliki struktur seperti

ketua, sekertaris, dan bendahara tetapi mereka mengganti ketuanya secara

bersekala dan melalui voting sehingga lebih terbuka.

c) Partisipan GSB berasal dari berbagai basis sosial yang melintasi

kategori-kategori sosial seperti gender, pendidikan, okupasi dan kelas. Partisipasi

HII atau yang sering disebut dengan sukarelawan terdiri dari berbagai macam latar

belakang pendidikan, pekerjaan, usia dan gender.

Page 68: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

57

Perubahan sosial banyak macamnya seperti yang dinyatakan oleh Selo

Soemardjan menyatakan perubahan sosial adalah:

“segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu

masyarakat, yang memepengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya

nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola peri kelakuan diantara kelompok-

kelompok dalam masyarakat” (Soekamto, 1985:283) dalam (Setiadi & Kolip,

2011: 610).

Sehingga dalam hal ini penulis ingin mengetahui disektor mana perubahan

yang terjadi serta sejauh mana perubahan tersebut berdampak dalam upaya

pelestarian hutan di Indonesia melalui HII.

A. Kampanye, Knowladge, dan Perubahan Perilaku Sosial

Perubahan sosial merupakan tujuan dari adanya gerakan sosial. David Aberle

membagi perubahan berdasarkan kualitas dan kuantitas. Kualitas dilihat

berdasarkan segi perubahan pada ranah individu atau kelompok. Sedangkan

kuantitas dilihat berdasarkan segi perubahan yaitu perubahan total atau parsial.

Ada empat kategori yang telah di bagi oleh David Aberle HII masuk kedalam

kategori Reformative movements, merupakan gerakan sosial yang menginginkan

perubahan pada masyarakat namun dengan ruang lingkup yang terbatas dalam

sistem sosial yang tertanam. Dalam gerakan ini tidak ada perlawanan dalam

kebijakan saat ini, tetapi upaya untuk meluruskan atau menetralisir kesalahan atau

ancaman yang dirasakan khusus (McAdam dan A. Snow, 1997;xix).

HII masuk dalam kategori reformative movements karena sasaran yang dituju

adalah masyarakat. Selain itu HII juga tidak menentang suatu kebijakan yang ada

Page 69: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

58

di negara Indonesia ini karena ranah dari gerakan HII ini bukan kesana dan tidak

menginginkan konflik, selain itu HII ingin menjaga atmosfer menjadi positif dan

masyarakatlah yang menjadi sasaran HII. seperti yang disampaikan oleh Didie:

“Gak menentang kebijakan, Nah memang itu bukan ranahnya HII jadi klo HII itu

ranahnya lebih ke pergerakan aja ke masyarakat gimana kita menyadarkan

masyarakat untuk cinta sama hutan jadi HII itu gak pernah maen itu kan advokasi ya

kalo gitu masalah advokasi, masalah kebijakan, masalah kaya apa sih perizinan HII

memang tidak maen ke situ jadi HII tuh pengennya pendekatannya positif,

pendekatannya menyenangkan, istilahnya apa ya gak mau ada konflik, gak mau ada

pro mana pro mana biasanya kan kadang-kadang kaya gitu kan. Ada orang yang

pro pemerintah, ada yang kontra ama pemerintah HII gak kaya gitu HII maunya

sama-sama bareng-bareng jadi apa ya lebih kaya yuk apa yang bisa kita bikin kita

gak mau nyala-nyalain pemerintah gitu yaudahsih sekarang masyarakat bisa apa

gitu yuk kita gerak bareng-bareng lebih kesitu sih. Karna gimana ya kalo menurut

gue kaya bagi-bagi peran kan udah ada tuh orang-orang yang mengkritisi tentang

kebijakan, mengadvokasi kan lembaganya organisasinya udah ada yaudah itu biar

tugas mereka aja gitu HII ngambil peran yang kampanye ke masyarakat gimana

masyarakat agar lebih cinta sama hutan, gimana masyarakat bisa melakukan aksi

nyata dalam hal-hal yang kecil aja yang bisa dilakukan karna udah ada organisasi

lain yang ngurusin itu kalo semuanya ngurusin kebijakan nanti yang masyarakat ini

yang kampanye siapa nanti gak ada juga nanti gak ada yang mendorong juga”

(wawancara dengan Didie, 6 April 2019).

HII sebagai sebuah gerakan telah menciptakan perubahan pada aspek

individu para sukarelawan HII. Salah satunya Fajri dengan bergabung dengan HII

mereka menjadi lebih positif sesuai dengan nilai yang dianut oleh HII yaitu

positif.

“kalo di diri saya sih gak terlalu signifikan hanya perubahan pola pikir yaitu

positif kita ambil contoh aja kaya sebuah penelitian yang ditanya

permasalahannya apa kan itu negatif beda ama HII yang mereka bicarakan di

hutan ada ini loh jadi pola fikir saya menjadi postif” (wawancara dengan Fajri,

24 Maret 2019).

Selain positif HII membawa perubahan dalam diri sukarelawan yaitu lebih

mencintai hutan, mencari informasi tentang hutan, dan bertekad untuk mencintai

hutan yang letaknya jauh dari kehidupan sehari-hari (wawancara dengan Uty, 2

Page 70: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

59

Februari 2019 dan wawancara dengan Damara, 8 Maret 2019). Perubahan pada

individu ditunjukkan dengan para sukarelawan yang telah mengurangi

penggunaan plastik, membawa tumbler.

“Kalo perubahan versi diri gue semenjak gue ikut acara-acara HII, ngepost-

ngepost HII, kadang dibecandain dipanggil anak hutan terus kalo gue lagi main

suka nanya-nanya HII, ikut-ikutan yang gue lakuin misal bawa tumbler,

mengurangi pemakaian plastik dan sebagainya” (wawancara dengan Ikhsan, 1

Februari 2019).

Yeyen ibu dari 3 orang anak juga mengatakan bahwa dengan bergabung

menjadi sukarelawan HII telah mengalami perubahan selain mengurangi

pemakaian plastik dan membawa tumbler tetapi juga menambah tanaman yang

ada di rumah.

“Kalo kehidupan pribadi saya sudah tidak pakai kantong plastik usahakan tidak

pakai kantong plastik tanaman rumah yang tadinya hanya diwajibkan sekarang

gak perlu wajib. Kan kalo ditempat saya harus ada pohon 3 dari RT diajurin

setiap rumah harus ada pohon 3 sekarang lebih suami saya malah seneng tanam

bunga-bungan gitu ya itu yang berasa banget. Terus anak-anak saya ngajarin

usahakan jangan beli kemasan yang sekali pakai kaya botol minuman jadi

mereka lebih seneng bawa tumbler sendiri mereka udah ngerti udah saya ajarin

dan itu udah berefek ke temennya jadi mereka kasih contoh” (wawancara

dengan Yeyen, 6 April 2018).

Berbeda dengan Della, menurutnya bergabung menjadi sukarelawan HII

telah membawa perubahan dalam dirinya menjadi lebih pintar dalam

berorganisasi.

“Kalo di pribadi diri sendiri jelas ada jadi lebih pinter, pinternya dalam arti pinter

organisasi itu bisa banget diterapin di dunia kantor kerja saya sendiri. Kaya

misalkan ada kepanitian ngeliat dari hii kalo misalkan ngerrange acara panitianya

kaya gimana kayanya tersusun banget jadi itu jadi patokan aku juga gitu. Kaya

contohnya daftar hadir selama ini dia ngeshare link ya itu sebenrnya udah ada teknik

cara-cara sebenernya simple dan digital banget jadi itu mulai nerapin itu di kantor

coba ah ke daerah ngirim pendaftaran ada event yang besar juga nih pertemuan

nasional yang notabennya empat tahun sekali disini partisipannya kurang lebih

seratus peserta jadi kan buat ngehandle satu-persatu juga capek apalagi kita sendiri

satu pintu nih istilahnya narahubungnya aku pake link itu jadi belajar dari hii juga

nanya dong ke adminya ke sekretariatnya kaya ke didie ama diyah gimana sih

Page 71: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

60

caranya bikin link kaya gitu pernah coba tapi kok gak secanggih itu akhirnya minta

ajarain mereka terus akhirnya mulai diterapin juga ke kantor buat event ini”

(wawancara dengan Della 29 Oktober 2018).

Perubahan banyak telah terjadi dalam setiap pribadi sukarelawan HII berbeda

dalam aspek masyarakat seperti yang telah disampaikan oleh Detha dan Fajri:

“Kalo di masyarakat mungkin belum semua, ya liat aja orang di Jakarta banyak

yang gak peduli itu logikanya kalo menurut gue. Contohnya nih kita ngajak pergi ke

taman-taman eh yuk ke taman gak ada yang mau ikut maunya ke mall, itu temen gue

banyak banget yang kaya gitu” (wawancara dengan Detha, 17 Februari 2019).

“...jika terhadap lingkungan dan masyarakat, menurut pandangan saya sih

belum ada” (wawancara dengan Fajri, 24 Maret 2019).

Meskipun demikian, Della salah satu sukarelawan HII berharap dengan

bertambahnya sukarelawan pertahunnya bisa semakin banyak pula yang

berkontribusi dalam misi menyelamatkan hutan yang ada di Indonesia:

“Kalo perubahan yang aku liat dirasakan masih belum 100% cuma mereka

kesini-sini sukarelawannya nambah ya kaya pengen tau tuh apasih hii

gerakannya kontribusinya apaan apalagi petisi kita sebenernya sudah

melampaui batas cuma kita nunggu aja nih galangin hari hutan golnya jadinya

kapan cuma kalo bener-bener secara nyata sudah baik sih sejauh ini

kontribusinya mereka kaya acara hutan itu beragam lintas agama kita udah

mulai-mulai narik keistu oh ternyata ada peluang ya hutan itu ternyata luas

banget kita bisa liat perspektif hutan tuh dari segi agama juga jadi lebih luas” (wawancara dengan Della 17 Februari 2019).

Sasaran dari gerakan HII adalah masyarakat, “sasaran perubahan HII

adalah masyarakat agar mencintai hutan. Jadi ini kan gerakan maunya

semuakan bareng-bareng. Jadi sebenernya kalo mau dibilang karna ini gerakan

pengennya semua orang terlibat” (wawancara dengan Didie, 6 April 2019).

Untuk mencapai sasaran yaitu masyarakat, HII selalu membuat kegiatan yang

asik, seru dan menyenangkan seperti acara lari, musik, dan masih banyak lagi

Page 72: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

61

sehingga masyarakat tertarik untuk datang dan berkontribusi (wawancara dengan

Ikhsan, 25 Oktober 2018).

Selain aspek perubahan pada individu dan perubahan pada masyarakat,

perubahan HII juga di liat dalam aspek perubahan pada hutan. Selama HII

berjalan sejak berdiri pada tahun 2016 perubahan pada hutan belum terlihat

sesuai dengan yang disampaikan oleh Fajri “Jika terhadap lingkungan dan

masyarakat, menurut pandangan saya sih belum ada” (wawancara dengan Fajri,

24 maret 2019). Menurut Mahar, belum adanya perubahan karena masih dalam

bertahap, “Belum banyak ada perubahan karena mungkin bertahap ya”

(wawancara dengan Mahar, 3 April 2019).

Salah satu aksi nyata yang di lakukan gerakan HII adalah dengan adanya

program adopsi pohon. Program adopsi pohon merupakan salah atu cara untuk

menyelamatkan hutan bagi masyarakat yang tinggal jauh dari hutan, selain itu

juga dengan adanya adopsi pohon ingin mengingatkan kepada masyarakat bahwa

hutan tidak segampang itu diganti. Program ini tidak dilakukan sendiri oleh HII

tetapi berkolaborasi dengan mitra yang telah bekerja sama dengan HII salah

satunya adalah Warsi (wawancara dengan Andre, 13 November 2018).

Berdasarkan penjelasan narasumber diatas, kegiatan yang telah dilakukan oleh

HII sudah membuahkan hasil. Melalui kegiatannya HII selalu menyampaikan dan

menyebarkan bahwa hutan itu penting untuk kehidupan sehari-hari sehingga hutan

perlu dijaga. Dalam upaya pelestarian hutan, bisa terlihat dari para sukarelawan

sudah mulai membuat gaya hidup menjadi ramah lingkungan seperti membawa

Page 73: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

62

tumbler, tidak menggunakan sedotan plastik, mengurangi pemakaian tisu dan

kertas.

B. Strategi Mobilisasi Partisipasi untuk Mencapai Perubahan Sosial

Dalam mencapai perubahan sebuah gerakan membutuhkan partisipasi dari

masyarakat. Sehingga dalam hal ini perlu diketahui bagaimana HII sebuah

gerakan mengkampanyekan tentang hutan dan mengajak masyarakat untuk

bergabung menjadi sukarelawan HII.

1. Strategi Privat

McCarthy berpendapat bahwa keterlibatan individu dalam gerakan sosial

terlihat pada kehidpan sehari-hari pada situasi mikro-mobilisasi seperti jaringan,

kekeluargaan, pertemanan, teman kerja, dan lainnya (McAdam, McCarthy,

1966:141). Sadar bahwa jaringan adalah salahs satu yang hal yang penting dalam

sebuah gerakan sosial, HII memiliki berbagai cara supaya bisa menjadi volunteer

HII.

Dalam proses pengerkrutan volunteer atau yang bisa disebut dengan

sukarelawan bisa dengan berbagai macam cara. Salah satunya adalah mengisi

form pendaftaran di website Hutan itu Indonesia (wawancara dengan Didie, 19

September 2018). atau bisa dengan langsung menghubungi Didie langsung

sebagai koordinator sukarelawan melalui WhatsApp atau Email (wawancara

dengan Damara, 8 Maret 2019).

Selain dengan cara yang telah disebutkan diatas, para sukarelawan yang

telah bergabung dengan HII biasanya mengajak teman atau keluarga untuk datang

Page 74: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

63

dalam acara yang diadakan oleh HII ataupun mengajak masuk menjadi

sukarelawan HII. Beberapa sukarelawan bergabung dengan HII karena ajakan

teman seperti Della dan Detha mereka diajak oleh Arina karena Arina telah lebih

dulu bergabung menjadi sukarelawan HII.

“Pas kulari ke hutan 2 jadi volunteer bareng Della diajak ama Arina”

(wawancara dengan Detha, 17 Februari 2019)

Hal serupa juga dilakukan oleh Della mengajak temannya untuk

bergabung menjadi sukarealwan HII. “...sering udah beberapa temen sih ngajak

tapi satu dua yang akhirnya terlibat dan join udah ada tiga orang sih yang jadi

sukarelawan sebenernya sih banyak cuma karna sibuk ya jadi kaya engga lah gue

gak mau terikat”(wawancara dengan Della, 29 September 2018).

Sesuai dengan nilai yang tertanam di HII yaitu terbuka dan kolaboratif, HII

tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada jika bertemu dengan lembaga,

komunitas, atau organisasi lain untuk diajak berkolaborasi. Salah contoh ketika

HII diundang sebagai partisipasi oleh Youth in Sustainability HII bertemu dengan

beberapa komunitas dan anak muda Didie sebagai Koordinator Sukarelawan dan

Jaringan mengenalkan apa itu HII dan mengajak berkolaborasi. (observasi,

Jakarta, 27 Agustus 2018). Berikut ini salah satu gambar yang menggunakan

strategi privat langsung atau door-to-door.

Page 75: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

64

Gambar III.B.1 Penjelasan tentang HII

Sumber: Dokumen Pribadi

2. Strategi Publik

HII dalam berkampanye tidak melakukan aksi demonstrasi atau aksi masa

dijalan. Tetapi HII aktif dalam melakukan kegiatan seperti salah satunya hore

hutan yang dilakukan hampir rutin sebulan sekali. Dalam hore hutan selain

menyampaikan materi sesuai dengan tema yang telah ditentukan kesempatan ini

digunakan untuk mengajak masyarakat yang datang untuk gabung menjadi

sukarelawan HII (observasi, Jakarta Selatan, 29 September 2018).

Selain mengadakan kegiatan sendiri HII juga aktif diundang untuk

berkolaborasi dengan komunitas lain. Contohnya adalah HII berkontribusi dalam

acara Wanitrail yang diadakan di Bogor. Selain membantu acara HII juga tidak

menyia-nyiakan kesempatan dengan berkampanye tentang hutan, mengajak para

peserta untuk mengisi petisi dan berjejaring untuk menjalin kerja sama dengan

komunitas yang lain (observasi, Bogor 4 Agustus 2018).

Page 76: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

65

Gambar III.B.2 Sharing tentang Hutan dan Penjelasan HII

Sumber: Dokumen Pribadi

Cara untuk menjadi sukarelawan HII cukup mudah dan bisa melalui beberapa

opsi seperti yang disampaikan oleh Didie:

“Sebenernya gampang banget buat jadi volunteer HII ada beberapa opsi, salah

satunya itu ikut kelas suka hutan jadi kita setiap tahun ada semacam open recrutmen

sih jadi kita bikin kaya pelatihan isinya tentang materi pengenalan sosialisasi

tentang hutan, tentang HIInya, gimana cara melakukan kegiatan kampanye yang

positif, kreatif, dan menyenangkan pokoknya di HII diberi beberapa materi yang

sangat bermanfaat bagi volunteer disitu daftar. atau engga kalau kita lagi ada

kegiatan buka booth atau segala macem dateng aja mau jadi volunteer semudah itu

sih sebenernya” (wawancara Didie, 19 September 2018).

Meskipun untuk mengikuti kelas suka hutan memiliki batas umur tetapi HII

terbuka bagi siapapun untuk bergabung atau berkolaborasi untuk berkampanye

dan melakukan hal-hal untuk melestarikan hutan. “Untuk batas usia, sasaran HII

itukan sekitar umur 17 sampai 45 tahun selama masih rentang itu masih bisa ikut.

Tapi kalaupun yang tua-tua juga ikut ya ikut aja gak apa-apa karena kita

berprinsip bahwa siapapun bisa berkontribusi untuk menjaga hutan”(wawancara

dengan Didie, 19 September 2018).

Page 77: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

66

Selain face-to-face secara langsung cara yang digunakan HII untuk

berkampanye dan mensosialisasikan program atau kegiatan yang akan

diselenggarakan adalah dengan menggunakan media sosial “di sini sih sosmed ya

di Instagram, Twitter, Youtube, Facebook yang aku tau website mereka selalu

update di instagram juga sih” (wawancara dengan Della, 29 September 2018). Di

era digital saat ini media sosial sangat berpengaruh dalam menyebarkan informasi

sehingga diharapkan masyarakat terpengaruh virus positif yang disebar oleh HII

dan menurut Ikhsan kampanye HII di media sosial saat ini sudah masif postifnya:

“Tapi kalo gue liat dari awareness sih yang kelihatan masif positifnya, positif disini

ya sesuai dengan yang kita tau kalu HII punya kampanye positif dan itu tepat banget

diterapin era masyarakat global modern sekarang. Maksud gue global modern

adalah terlebih medsos kita taukan semakin teknologi informasi berkembang maka

informasi itu sendiri makin luas ada plus minusnya nah kita tau nitizen modern

sekarang terlalu pusing ama suguhan info negatif entah itu berita tentang bidang

apapun dan gua rasa kampanye hutan rusak, hutan kebakaran, hutan ginilah itulah

itu tuh gak memberi entertain bukan maksud gue hutan rusak itu gak penting, sesuai

dengan imajinasi gue kalo kita mau ngajak mengayomi masyarakat luas yah ayo

buat hutan itu menarik dilihat dan dikenal luas, dibikin asyik breh” (wawancara

dengan Ikhsan, 1 Februari 2019).

Gambar 2.5 Salah satu Media Sosial yang digunakan oleh HII

Sumber: www.instagram.com/hutanituid

Page 78: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

67

Selain media sosial yang telah disebutkan diatas, HII juga mengajak media-

media yang anti manisntream- “Umumnya sih social media tapi kita juga setiap

kali ada program pasti mencoba mengajak media-media yang mainstream

contohnya Liputan6.com salah satunya kalo tahun lalu kita kerja sama dengan

Kompastv untuk musika foresta jadi secara platform online dengan Tv kita tetep

main si” (wawancara dengan Andre 13 November 2018).

Sesuai dengan penjelasan diatas HII menggunakan strategi bersifat mobilisasi

massa. Dalam strateginyya HII menggunakan dua jalur yaitu jalur privat

dilakukan dengan mengisi form di website, door-to-door dan dengan obrolan

langsung. Sedangkan startegi jalur publik dilakukan dengan beberapa kegiatan

HII diantaranya kelas suka hutan dan hore hutan serta promosi melalui media

sosial HII.

Dari hasil wawancara yang telah didilakukan oleh penulis, startegi yang tepat

dalam mengakampanyekan hutan adalah strategi publik langsung karena dalam

startegi ini HII sering mengadakan kegiatan yang kretaif dan seru sehinggu sering

kali menarik masyarkat untuk datang. Sedangkan media sosial yang sering

digunakan adalah Instagram, sesuai dengan sasaran yang dituju oleh HII adalah

masyarakat urban yang tinggal di perkotaan tentu mereka rata-rata memiliki akun

Instagram dan pengikut Instagram HII juga sudah banyak. Berbeda dengan

pengrekrutan volunteer atau yang sering disebut dengan sukarelawan penulis

melihat lebih efektif menggunakan strategi privat langsung seperti door-to-door,

dan ajakansecara personal.

Page 79: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

68

TABEL III.B.1 Strategi Mobilisasi Partisipasi

Dalam jalur privat kegiatan yang telah dilakukan oleh HII yaitu 1) Musika

Foresta, acara musik yang diselenggrakan oleh HII diadakan di Balai Sarbini

Jakarta terbuka untuk masyarakat umum tetapi harus membeli tiket terlebih

dahulu; 2) Jamuan dari Hutan, acara ini diselenggarakan dengan berkolaborasi

dari berbagai pihak dan jumlah pengunjung terbatas; 3)Cerita dari Hutan, kegiatan

ini diikuti oleh orang-orang yang sudah memenuhi syarat atau kriteria yang

diajukan oleh HII. Tahun 2018 peserta yang ikut dalam kegiatan ini adalah

pemenang kompetisi blog,, video, dan foto; 4) Diskusi Hutan itu Beragam dan

Interfaith Youth Forest Camp merupakan rangkaian dari program Hutan itu

Beragam acara ini terdiri dari perwakian tokoh agama; 5) Kelas Suka Hutan, acara

ini rutin dilakukan setiap tahunnya para calon peserta diwajibkan mengisi formulir

pendaftaran, melampirkan daftar riwayat hidup dan essay yang telah ditentukan

kulari ke hutan,

hore hutan, jamuan dari hutan, cerita dari hutan, lingkar diskusi hutan itu beragam, interfaith Youth Forest Camp, kelas suka hutan,, pesona hutan dan musika foresta

Radio, televisi, surat kabar, dan

Instagrma

Email, telepon, personal chat WhatsApp dan google form

Langsung

(Face-to-face)

Media

Jalur

Privat

Jalur

Publik

Page 80: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

69

temanya oleh HII; 6) Youth-for Youth, merupakan kegiatan untuk memancing

minat dan kreativitas anak muda dari beberapa wilayah di Indoensia. Jumlah

peserta dalam kegiatan ini dibatasi hanya 20 orang; 7) Pesona hutan, kegiatan ini

ajang temu kreatif untuk pengembangan jejaring penggiat usaha kretaif berbasis

lestari dari hutan Indonesia dan jumlah pengunjung dalam acara ini terbatas; 8)

Hore hutan, kegiatan ini ditujukan untuk berkumpul, bersilaturahmi dengan para

mitra dan sukarelawan. Kegiatan ini hampir rutin dilakukan setiap bulannya

peserta dalam kegiatan ini biasanya terbatas sehingga calon peserta diharuskan

mendaftar terlebih dahulu.

Dalam jalur publik kegiatan yang dilakukan HII adalah Kulari ke Hutan.

Peserta yang ingin mengikuti acara ini harus mendaftar terlebih dahulu karena

jumlah terbatas. Namun meski jumlah terbatas tetapi masyarakat yang ingin ikut

berlari masih bisa karena acara ini terbuka umum hanya saja peserta yang tidak

mendaftar tidak bisa mendapatkan benefit seperti peserta yang mendaftar.

Di jalur privat biasanya calon peserta mengisi pendaftran di google form yang

sudah di sediakan biasanya di hubungi langsung melalaui chat WhatsApp, email,

sms, ataupun telepon sebelum acara terselenggara. Sedangkan pada jalur publik

masyarakat yang hadir tidak perlu mengisi atau mendaftar sebelum hari h acara

tersebut.Kegiatan yang diselenggarakan oleh HII di sebarluaskan melalui media

sosial seperti Instagram, Facebook, dan Twitter.

Di dalam acara yang dilaksanakan oleh HII selalu menyebarkan informasi

seputar lingkungan dan cara menjaganya serta menyebarkan informasi tentang

Page 81: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

70

hutan dan cara mennjaga hutan. Sebagai bentuk aksi nyata untuk menjaga

lingkungan HII selalu meminilamisir pemakaian produk dari sampah seperti tidak

menggunakan sedotan plastik, para peserta yang datang disuruh untuk membawa

tumbler HII menyediakan air dan gelas. Selain itu untuk makanan jika HII

menggunakan nasi kotak para pembatas yang biasanya menggunakan plastik

diganti dengan daun dan tidak menggunakan sendok plastik tetapi menggunakan

sendok stainles.

Page 82: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

71

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hutan itu Indonesia (HII) adalah sebuah gerakan terbuka yang

kampanyekan hutan melalui pesan-pesan positif untuk menumbuhakan rasa

cinta terhadap hutan Indonesia. HII masuk kedalam kategori reformative

movements karena HII adalah gerakan yang menginginkan perubahan pada

masyarakat dan HII tidak ada aksi perlawanan atau penolakan terhadap

kebijakan pemerintah saat ini.

Dengan adanya HII telah membawa perubahan dalam upaya pelestarian

hutan Indonesia. Perubahan yasng terlihat adalah perubahan pada individu,

kesadaran mereka terhadap hutan menjadi lebih tinggi sehingga memulai

dengan gaya hidup yang ramah lingkungan seperti mengurangi pemakain

sampah plastik dengan tidak menggunakan sedotan plastik. Dalam upaya

pelestarian hutan Indonesia HII selalu berusaha dengan mengadakan kegiatan

yang menarik dan keratif agar masyarkat tertarik. Selain itu, untuk perubahan

pada hutan HII mengadakan lima aksi nyata untuk mendukung hutan salah

satunya adalah adopsi pohon.

Dalam strategi mobilisasi partisipasi HII menggunakan dua startegi yaitu

secara privat dan publik. Mobilisasi partisipasi secara publik dilakukan

dengan membuka recruitmen dalam acara kelas hutan selain itu bisa juga saat

HII melaksanakan kegiatan seperti acara Ku Lari ke Hutan setelah acara bisa

Page 83: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

72

langsung bertemu tim HII. Media sosial yang digunakan dalam strategi ini

yaitu Instagram, Twitter, Facebook, sangat berpengaruh dalam

mengakpanyekan isu hutan dan kegiatan HII. Strategi secara privat bisa

melalui door-to-door atau ajakan langsung kepada keluarga maupun teman

dan media yang digunakan dalam startegi ini adalah Telepon, Email, dan

WhatsApp.

B. Saran

Saran Praktis:

Adanya kesadaran pentingnya pelestarian lingkungan khususnya

pelestarian hutan diharapkan menjadi kesadaran semua pihak. Gerakan HII

bisa menjadi contoh bagi masyarakat bahwa hutan dan komponen di dalamnya

perlu diperjuangkan bersama-sama guna manfaat yang akan dituai bersama-

sama. Pemerintah juga diharapkan mendukung gerakan tersebut sebagai

langkah guna melestarikan hutan yang sudah dimiliki Indonesia

Saran Teoritis:

Saran penulis dari sisi akademis berkaitan dengan pengembangan konsep

dan teori yang digunakan penulis. Diharapkan dengan adanya penelitian ini

dapat menambah wawasan mengenai teori gerakan sosial dan konsep

perubahan dari David Aberle serta dapat menjadi referensi dalam isu

lingkungan khususnya hutan. Selain itu peneliti meyakini penelitian

selanjutnya dapat menggunakan persepektif yang lain untuk mengetahui

berbagai sisi yang belum terungkap dari penelitian ini.

Page 84: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Daymon, Christine dan Immy Holloway. 2008. Metode-Metode Riset Kualitatif dalam Public

Relation dan Marketing Communications. Yogyakarta: PT. Bentang Pustaka

Della Porta, Donatela and Diani, Mario. 2006. Social Movements: An Introduction (2nd

ed.)

Australia: Blackwell Publishing.

Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba Humanika

Nugraha, Agung dan Murtijo. 2005. Antropologi Kehutanan. Banten: Wana Aksara

Mc Adam, and Snow, David A (ed).1997. Social Movements: Reading On Their Emergence,

Mobilization, and Dynamic. California: Roxbury Publishing Company.

Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Neuman, W Lawrence. 2015. Metodologi Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif dan

Kuantatif. Jakarta:PT Indeks

Saebani, Asep Saeful. 2006. Perspektif Perubahan Sosial. Bandung: CV Pustaka Setia

Silalahi, Uber. 2009. Metode Penenlitian Sosial. Bandung: Refika Aditama

Setiadi, Elly M dan Kolip Usman. 2011. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group

Sztompka, Piotr. 2014. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenadamedia Group

Karya Tulis Lain

A, Yanuar Ibrahim. 2017. Lingkungan Suksesi Organisasi Sukarela (Studi kasus Koalisi Pemuda

Hijau Indonesia). Indonesia Journal of Sociology and Education Policy Vol.2 No. 2

Azwir, dkk. 2016. Peran Lembaga Peutua Uteun (Panglima Hutan) Dalam Melestarikan

Hutan Di Pedalaman Kecamatn Geumpang Kabupaten Pidie. Jesbio Volume v No.2

Damayantanti, Prawestya Tunggul. 2011. Upaya Pelestarian Hutan Melalui Pengelolaan

Sumber Daya Hutan Bersama Masyarakat. Jurnal Komunitas Vol. 3 No. 1

Damiati, Veronika. 2015. Partisipasi Masyarakat Dalam Melestarikan Kawasan Hutan

Lindung Gunung Buduk Sebagai Sumber Air Bersih Di Desa Idas Kecamatan Noyan

Kabupaten Sanggau. Jurnal Hutan Lestari Vol. 3 (1). Universitas Tanjungpara.

Page 85: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

Meliyana, dkk. 2013. Gerakan Lingkungan Hidup Dalam Menumbuhkan Kesadaran

Lingkungan Masyarakat Belitung. Jurnal online PPKN UNJ Volume 1 Nomor 2.

Universitas Negeri Jakarta.

Negel, P Julius F. 2011. Pelestarian Hutan Dalam Hubungannya Dengan Lingkungan Dan

Potensi Ekonomi. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Sipil)

Vol. 4

Rojbiyah, Muntobingul. 2013. Gerakan Koling Pada Upaya Konservasi Hutan Dieng Tahun

2000-2010. Jurnal Sosiologi Reflektif Volume 8. No. 1

Sadikin. 2005. Perlawanan Petani, Konflik Agraria, Dan Gerakan Sosial. Jurnal Analisis

Sosial online. AKATIGA

Suharko. 2006. Gerakan Baru di Indonesia: Repertoar gerakan petani. Jurnal Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik. Volume 10 Nomor 1

Surasmi. Gerakan Sosial Penghijauan Di Lereng Barat Gunung Wilis Oleh Masyarakat Di

Kabupaten Madiun. Jurnal Ilmu Pendidikan PKN dan Sosial Budaya

Suwarno, Joko. 2016. Gerakan Muncar Rumahku dan Strategi Mobilisasi Sumber Daya Pada

Gerakan Sosial Penyelamatan Lingkungan. Jurnal Pemikiran Sosiologi. Vol 3 No. 2

Widhiaksono, Hananto. 2009. Upaya Mempertahankan Kelestarian Hutan Dengan

Memanfaatkan Kearifan Lokal Pada Masyarakat Desa Hutan. Surakarta: Skripsi

Universitas Sebelas Maret

Sumber Media dan Website

http://hutanitu.id diakses pada 30 Desember 2017

http://www.menlhk.go.id/downlot.php?file=SoiFo.pdf diunduh pada 28 Oktober 2018

http://sipongi.menlhk.go.id/hotspot/luas_kebakaran dikases pada 10 Okteober 2018

http://bit.ly2yecn0m diakses pada 12 Februari 2018

http://walhi.or.id diakses pada 12 Februari 2018

http://kophi.or.id diakses pada 12 Februari 2018

www.alamsehatlestari.org diakses pada 12 Februari 2018

www.teensgogreen.id diakses pada 12 Februari 2018

Page 86: GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN HUTAN DI INDONESIA: STUDI KASUS GERAKAN HUTAN ITU INDONESIA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49305... · 2020-01-14 · Berdasarkan

https://www.google.com/amp/s/nationalgeographic.grid.id/amp/13304531/hutan-untuk-

penopang-kehidupan diakses pada 7 April 2019

https://www.greenpeace.org/indonesia/siaran-pers/2959/50-juta-hektar-hutan-dunia-hancur-

sementara-sektor-minyak-sawit-di-indonesia-tidak-direformasi/ diakses pada 21 Mei 2019

www.gapki.id diakses pada 21 Mei 2019

https://madaniberkelanjutan.id/2018/01/18/ajari-aku-mencintai-sawit/ diakses pada 21 Mei 2019

http://eyesontheforest.or.id/news/siaran-pers-kamh-menuntut-transparansi-appsinar-mas-tentang-

perusahaan-pemasok-kayu diakses pada 12 Juni 2019

Wawancara

Wawancara Fajri, 31 Agustus 2018

Wawancara Mahar Suwandaru, 5 September 2018

Wawancara Mahar Suwandaru, 3 April 2019

Wawancara Didie, 19 September 2018

Wawancara, Didie, 6 April 2019

Wawancara Della, 29 September 2018

Wawancara Della, 17 Februari 2018

Wawancara Ikhsan, 25 Oktober 2018

Wawancara Ikhsan, 1 Februari 2019

Wawancara Uty, 6 Maret 2018

Wawancara Uty 2, Februari 2019

Wawancara Andre, 13 November 2018

Wawancara Damara, 2 Desember 2018

Wawancara Damara, 8 Maret 2019

Wawancara Detha, 17 Februari 2019

Wawancara Yeyen, 6 April 2019