geotektonik 2- history_tc.pdf

TEKTONIKA

SESSION: 1 & 2

PENDAHULUAN

UNTUK PERTAMA KALINYA DIMUNCULKAN OLEH NAUMANN,

DALAM BUKUNYA GEOGNOSY

DENGAN MEMBUAT PERBANDINGAN TERHADAP

BANGUN ARSITEKTUR DARI BANGUNAN RUMAH

DI ARTIKAN SEBAGAI :

SESUATU YANG BERKAITAN DENGAN BENTUK DAN POLA

DARI BAHAN-BAHAN YANG MEMBENTUK KERAK BUMI :

• KEDUDUKANNYA SATU TERHADAP LAINNYA,

• BAGAIMANA MEREKA SALING BERHUBUNGAN

TEKTONIK ATAU GEOTEKTONIK

Studi tentang bentuk

arsitektur bumi (kerak bumi)

serta hubungannya satu

terhadap yang lain. Tidak

memasukan unsur-unsur

mikro (cleavage, liniasi)

STRUKTUR DAN GERAK-GERAK

KERAK BUMI

Hans Cloos

ADALAH ILMU YANG MEMPELAJARI :

SERTA SEMUA FENOMENA

YANG MEMPUNYAI KAITAN

YANG ERAT DENGANNYA

TEORI BARU :

TEKTONIK LEMPENG MENEKANKAN PENTINGNYA

PERANAN GERAK HORISONTAL

(TANGENTIAL). DALAM KERAK

TEORI LAMA :

ISOSTASI (GEOSINKLIN) MENGUTAMAKAN GERAK

VERTIKAL, DALAM KERAK

GEJALA PEMISAHAN DAN

PERGESERAN BENUA

OLEH ALFRED WEGENER (1912)

BENUA-BENUA DISEBELAH-MENYEBELAH ATLANTIK

JUGA INDIA-AUSTRALIA-EURASIA DAN ANTARTIKA,

MENYATU DI SEBUT :

BUKTI-BUKTI :

• FLORA DAN FAUNA : ADANYA LAND-BRIDGES

YANG HILANG OLEH

GERAK VERTIKAL

• SEBARAN PRODUK GLETSER PURBA :

TERPISAH - PISAH OLEH

GERAK LATERAL

(MEMISAH DIRI)

• KESAMAAN TATANAN GEOLOGI DI BEBERAPA

BAGIAN TEPI BENUA - BENUA


PERGESERAN BENUA

SEBAGAI PEMULA DARI

TEORI TEKTONIK LEMPENG

TERLAMPAU DINI UNTUK SAAT ITU;

UMUMNYA ORANG MENGANGGAP

BAHWA BENUA - BENUA

BERADA PADA POSISI

TETAP SEJAK

BUMI LAHIR

HASIL PENINJAUAN KEMBALI

DATA MENGENAI


PERGESERAN BENUA

DITAMBAH PERNYATAAN-2 BARU TENTANG :

• PEMEKARAN LANTAI SAMUDERA ATAU

“SEA FLOOR SPREADING” OLEH :

DIETZ (1961) DAN HESS (1962)

• KONSEP SESAR “TRANSFORM” OLEH :

WILSON (1965)

BASIC CONCEPT OF PLATE TECTONICS

TEKTONIK LEMPENG DAN

HIPOTESA PEMISAHAN BENUA (“CONTINENTAL DRIFT”)

OLEH F.B.TAYLOR (1910)

DIKEMBANGKAN OLEH

• E. ARGAND (1924)

• A. HOLMES (1931.1944)

• A. L. du TOIT (1937)

YANG PALING BANYAK

MEMPENGARUHI DUNIA

ADALAH :

A. WEGENER (1912, 1929 )

ARUS KONVEKSI

DIKEMBANGKAN OLEH :

DIETZ (1961)

HARRY HESS (1962)

DIKENAL SEBAGAI : HIPOTESA PEMEKARAN LANTAI

SAMUDERA (“SEA FLOOR SPREADING HYPOTHESIS”)

PEMIKIRAN MEKANISMA PERGESERAN

BONGKAH-BONGKAH BENUA

OLEH : HOLMES (1931, 1944)

ARUS KONVEKSI

PEMIKIRAN MEKANISMA PERGESERAN BONGKAH-2 BENUA

OLEH HOLMES

• ADANYA ARUS KONVEKSI DIDALAM

MANTEL BUMI.

• BENUA DIANGGAP SEBAGAI BONGKAH-2 PASIF

MENUMPANG DIATAS ARUS KONVEKSI DAN

BERGERAK SECARA BEBAS.

• PUNGGUNG-2 TENGAN SAMUDERA; TEMPAT

NAIKNYA ARUS KONVEKSI DARI MANTEL

KE PERMUKAAN

• PARIT ATAU PALUNG SAMUDRA; TEMPAT

ARUS KONVEKSI TURUN DAN MASUK

KEDALAM MANTEL

DIKENAL SEBAGAI : HIPOTESA PEMEKARAN LANTAI

SAMUDERA ( “SEA FLOOR SPREADING HYPOTHESIS” )

BUKTI - BUKTI YANG MENUNJUKKAN

ADANYA GEJALA INI ADALAH :

TERDAPATNYA GARIS - GARIS KEMBAR

ANOMALI MAGNETIK YANG DIAMATI

DI LANTAI SAMUDRA

• E. ARGAND (1924)

• ARTHUR HOLMES (1931, 1944)

• A. L. du TOIT (1937)

ALFRED WEGENER (1912, 1929)

KEGAGALANNYA

TIDAK BERHASIL

MENJELASKAN SECARA

MEKANIS PERGESERAN

BENUA (SI - AL)

MENCETUSKAN

PEMIKIRAN

“ARUS KONVEKSI”

DIKEMBANGKAN

OLEH :

DIETZ (1961)

HARRY HESS (1962)

SEBAGAI :

HIPOTESA

“PEMEKARAN LANTAI SAMUDERA”

DIETZ (1961)

HARRY HESS (1962)

SEBAGAI :

HIPOTESA


CIKAL-BAKAL DARI

“TEORI TEKTONIK LEMPENG”

DITATA TAHAP

DEMI TAHAP SEHINGGA

MENJADI :

PRINSIP-PRINSIP DASAR

TEKTONIK LEMPENG :

1. LITOSFIR BERSIFAT KAKU

DAN TEGAR, TERDIRI DARI

KERAK DAN MANTEL ATAS

BAGIAN ATAS

2. TERPECAH-PECAH MENJADI

PELAT-PELAT YANG DISEBUT

LEMPENG-LEMPENG LITOSFIR

3. LITOSFIR TERLETAK DI ATAS

LAPISAN ASTENOSFIR YAITU

BAGIAN MANTEL BUMI YANG

BERSIFAT MUDAH MENGALIR

ILMU YANG MEMBAHAS TENTANG

STRUKTUR DARI KERAK BUMI

SERTA GERAK-GERAK DAN GAYA

YANG MENYEBABKAN

TERJADINYA

STRUKTUR-STRUKTUR TERSEBUT

SERTA GERAK-GERAK DAN GAYA

YANG MENYEBABKAN

TERJADINYA

STRUKTUR-STRUKTUR TERSEBUT

TERDIRI DARI

HIPOTESA-HIPOTESA

DAN TEORI-TEORI

TERDIRI DARI

HIPOTESA DAN TEORI

HANYA AKAN DIBAHAS

TEORI TEKTONIK YANG

MUTAKHIR

YANG PADA SAAT INI DAPAT

DITERIMA OLEH :

HAMPIR SELURUH

AHLI GEOLOGI DI DUNIA

TEORI TEKTONIK YANG

MUTAKHIR

PERKEMBANGANNYA

TIDAK TERLEPAS DARI

KEMAJUAN-KEMAJUAN YANG DICAPAI

DALAM BIDANG ILMU KEBUMIAN

SEPERTI ILMU KELAUTAN

DAN GEOFISIKA

KEMAJUAN-2 YANG DICAPAI



DAN GEOFISIKA

TELAH MAMPU MEMBERIKAN

GAMBARAN DAN PENJELASAN-2

BERBAGAI GEJALA GEOLOGI

DARI HAMPIR 2/3 PERMUKAAN BUMI

• MAGMATISMA DAN

VULKANISMA

• GEMPA BUMI

• PEMBENTUKAN

CEKUNGAN

• PEMBENTUKAN

PEGUNUNGAN


DAN GEOFISIKA

HESS DAN DIETZ

( 1962 )

KONSEP PEMEKARAN

LANTAI SAMUDRA

( SEA FLOOR SPREADING )

KONSEP SESAR

TRANSFORM

WILSON (1965)

LAHIRNYA BABAK BARU

DALAM ILMU TEKTONIK

PENINJAUAN KEMBALI

TERHADAP TEORI

PEMISAHAN BENUA

( ALFRED WEGENER 1930 )

DITAMBAH

FAKTA-FAKTA YANG MENUNJUKKAN

ADANYA GEJALA TEKTONIK

# PENYIMPANGAN BENTUK

PERMUKAAN BUMI DARI

BENTUK ELIPSOID

# TERJADINYA PROSES PENGIKISAN

MENUNJUKKAN ADANYA

GEJALA PENGANGKATAN

# PROSES PENGENDAPAN

MENCERMINKAN

GEJALA PENURUNAN

PERKEMBANGAN YANG SANGAT MAJU DALAM

BIDANG-BIDANG :

1. ILMU KELAUTAN

2. GEOFISIKA

MAMPU MEMBERIKAN GAMBARAN SERTA

PENJELASAN TENTANG :

GEJALA GEOLOGI DARI HAMPIR

2/3 PERMUKAAN BUMI

PENEMUAN-PENEMUAN BARU

DALAM ILMU KEBUMIAN

1. BENTUK STRUKTUR DALAMAN BUMI

2. SIFAT-SIFAT KEMAGNITAN PURBA

3. PEMBALIKAN MAGNIT BUMI

4. HIPOTESA PEMEKARAN LANTAI SAMUDRA

5. PENEMUAN-PENEMUAN BARU DI BIDANG

ILMU KELAUTAN (OCEANOGRAFI)

1. BENTUK STRUKTUR DALAMAN BUMI

PERUBAHAN KECEPATAN

RAMBAT GELOMBANG

GEMPA DALAM BUMI;

MEMUNGKINKAN

DIKENALINYA

BATASAN-2

SUSUNAN

LITOSFIR :

KERAK BENUA,

KERAK SAMUDRA

2. SIFAT-SIFAT KEMAGNITAN BUMI

DAN KEMAGNITAN PURBA

(“PALEOMAGNETISM)

POLA MEDAN MAGNIT BUMI MENGALAMI

PERUBAHAN DAN BERBALIK SETIAP

± 400.000 TAHUN

2 + 3 SIFAT-SIFAT KEMAGNITAN PURBA

DAN PEMBALIKAN MEDAN MAGNIT BUMI

(“PALEOMAGNETISM)

LAVA YANG KELUAR DAN MENGALAMI

INDUKSI KEMAGNITAN YANG BERUBAH-UBAH SESUAI POLA MEDAN

INDUKSI KEMAGNITAN YANG

BERLANGSUNG PADA LAVA

YANG KELUAR SECARA

TERUS-MENERUS PADA

PUNGGUNG SAMUDERA

INDUKSI KEMAGNITAN YANG

BERLANGSUNG PADA LAVA

YANG KELUAR SECARA

TERUS-MENERUS PADA

PUNGGUNG SAMUDERA

PUNGGUNG TENGAH

SAMUDERA ATLANTIK

4 +5 HIPOTESA PEMEKARAN LANTAI

SAMUDERA DAN PENEMUAN-PENEMUAN BARU

DI BIDANG ILMU KELAUTAN

MELALUI ARUS KONVEKSI DI DALAM MANTEL BUMI

MAGMA NAIK DAN MUNCUL DIPERMUKAAN DI PUNGGUNG-2

SAMUDERA DAN MENYUSUP KEDALAM MANTEL PADA PALUNG




MEREKAM BENTUK-2

PERMUKAAN LAUT

DITEMUKAN BENTUK

PUNGGUNG RAKSASA YANG

MEMBENTANG DARI UTARA-

SELATAN DAN MEMBELAH

BENUA

SESAR-SESAR DENGAN

UKURAN DAN JARAK

PERGESERAN YANG BESAR

YANG

MEMOTONG PUNGGUNG

DAN LANTAI SAMUDRA

DISEBUT :

“MID ATLANTIC RIDGE”







DITEMUKAN BENTUK

PUNGGUNG RAKSASA YANG

MEMBENTANG DARI UTARA-

SELATAN DAN MEMBELAH

BENUA

SESAR-SESAR DENGAN

UKURAN DAN JARAK

PERGESERAN YANG BESAR

YANG MEMOTONG PUNGGUNG

DAN LANTAI SAMUDERA

DISEBUT :

“MID ATLANTIC RIDGE”

HAL SERUPA JUGA DITEMUKAN

DI LANTAI SAMUDERA PASIFIK

DISEBUT

EAST PACIFIC

RISE

KEMAJUAN-2 YANG DICAPAI



DAN GEOFISIKA

TELAH MAMPU MEMBERIKAN

GAMBARAN DAN PENJELASAN-2

BERBAGAI GEJALA GEOLOGI

DARI HAMPIR 2/3 PERMUKAAN BUMI

• MAGMATISMA DAN

VULKANISMA

• GEMPA BUMI

• PEMBENTUKAN

CEKUNGAN

• PEMBENTUKAN

PEGUNUNGAN

DAPAT DIGUNAKAN GANDA

Atau / dan

sejarah perkembangan

pembentukan strukturnya

BAIK

DISKRIPTIF MAUPUN GENETIS

Untuk menggambarkan pola

struktur suatu wilayah

# KONSEP YANG BERHUBUNGAN

DENGAN “GAYA” DAN “TEGASAN”

# PERUBAHAN FISIOGRAFI YANG

DITIMBULKAN

ISTILAH TEKTONIK

DAPAT DIGUNAKAN GANDA

(DISKRIPTIF MAUPUN GENETIS)

1. UNTUK MENGGAMBARKAN POLA

STRUKTUR DARI SUATU WILAYAH

2. DITERAPKAN UNTUK MENJELASKAN

URUT-URUTAN PERKEMBANGAN

STRUKTUR SUATU WILAYAH

1. UNTUK MENGGAMBARKAN POLA

STRUKTUR DARI SUATU WILAYAH

2. DITERAPKAN UNTUK MENJELASKAN

URUT-URUTAN PERKEMBANGAN

STRUKTUR SUATU WILAYAH

DAPAT DIJELASKAN SEMUANYA

ATAU SEBAHAGIAN MELALUI

MODEL - MODEL

“TEKTONIK LEMPENG”

MODEL - MODEL

“TEKTONIK LEMPENG”

DASAR - DASAR

KONSEP TEKTONIK LEMPENG

1. STRUKTUR DALAMAN BUMI TERDIRI

DARI : • LITOSFIR; BERSIFAT TEGAR,

GETAS DAN KETEBALANNYA

DIBAWAH SAMUDRA ± 80 KM

DIBAWAH BENUA ± 150 KM

2. LITOSFIR TERDIRI DARI LEMPENG-LEMPENG,

YANG DAPAT BERGERAK DAN BERGESER,

DENGAN KECEPATAN 1 - 10 CM/THN.

3. LITOSFIR MENUMPANG DI ATAS ASTENOSFIR,

SUATU LAPISAN DI DALAM MANTEL BUMI

L I T O S F I R

(BAGIAN LUAR DARI KULIT BUMI)

• TERDIRI DARI KERAK DAN MANTEL ATAS BAGIAN ATAS

SERTA BERSIFAT TEGAR ATAU RIGID

• TERLETAK DI ATAS LAPISAN YANG BERSIFAT LENTUR

DAN DINAMAKAN ASTENOSFIR

• TERPECAH-PECAH MEMBENTUK KEPINGAN-KEPINGAN

DAN DISEBUT LEMPENG-LEMPENG LITOSFIR

• DAPAT BERGESER SATU TERHADAP LAINNYA DENGAN

KECEPATAN ANTARA 1 HINGGA 10 CM / TAHUN

2. LITOSFIR TERDIRI DARI LEMPENG-LEMPENG

YANG DAPAT BERGERAK DAN BERGESER

DENGAN KECEPATAN 1 - 10 CM / THN

3. LITOSFIR MENUMPANG DI ATAS ASTENOSFIR,

SUATU LAPISAN DI DALAM MANTEL BUMI

SALING BERINTERAKSI DENGAN BENTUK-2 BATASAN SEBAGAI :

1. PALUNG-LAUT (“OCEANIC TRENCH”); APABILA

DUA LEMPENG SALING BERBENTURAN

2. PUNGGUNGAN SAMUDRA (“OCEANIC RIDGE”);

APABILA 2 LEMPENG SALING MEMISAH DIRI

3. SESAR “TRANSFORM”; APABILA DUA LEMPENG SALING

BERSENTUHAN DENGAN PERGESERAN MENDATAR

SIFAT-SIFAT DARI LITOSFIR

• KETEBALAN : DI BAGIAN TENGAH DI BAWAH SAMUDRA 70-80 KM,

DI BAWAH BENUA ± 150 KM; RATA-RATA 100 KM

• T < 1200 - 1300ºC; BERSIFAT TEGAR, RETAS DAN MAMPU

MENYALURKAN GAYA

• DENSITAS : MANTEL LITOSFIR ~ 3.30 gm/cm³ ;

KERAK BENUA ~ 2.75 gm/cm³;

KERAK SAMUDRA ~ 2.90 gm/cm³;

KERAK SAMUDRA + MANTEL: ~ 3.27 gm/cm³;

LITOSFIR BENUA (100 KM) : ~ 3.14 gm/cm³

100

200

300

3.0 4.0 5.0 6.0

KECEPATAN GELOMBANG S

( Kilometer per sekon )

KE

DA

LA

MA

N

( kilo

mete

r)

MOHOLEMPENG LITOSFIR

Padat, V tinggi

ASTENOSFIR

1-10% dalam keadaan

Lebur, lemah, V rendah;

Sumber magma basalt

PADAT

PENAMPANG LITOSFIR – ASTENOSFIR - MANTEL BUMI

MANTEL BUMI

SUSUNAN

LEMPENG

LITOSFIR

- KERAK SAMUDERA

- KERAK BENUA

70-80 KM

DIBAWAH SAMUDERA

200 KM

DIBAWAH BEBERAPA

BAGIAN BENUA

RATA-2 100 KM

• 20 - 30 KM; 80 KM DIBAWAH

PEGUNUNGAN TINGGI• SEBAGIAN BESAR GRANITE,

LAINNYA BATUAN BEKU,

DAN METAM.

• BANYAK Si,Al,Na,Ca DAN

UNSUR PENGHASIL PANAS

RADIOACTIVE K,U,Th.

• UMUR GEOLOGI 1 - 2.5 BILL TH

SUSUNAN

LEMPENG

LITOSFIR

- KERAK SAMUDERA

- KERAK BENUA

70-80 KM

DIBAWAH SAMUDERA

200 KM

DIBAWAH BEBERAPA

BAGIAN BENUA

RATA-2 100 KM

• KETEBALANNYA LEBIH SERAGAM

± 8 KM

• SUSUNAN TERDIRI DARI :

- BASALT

- GABBRO

MENGANDUNG BANYAK Si,AL,Na,Ca.

• UMUR GEOLOGI :

PALING TUA 200 JT.TH

PROSES PEMBENTUKAN PEGUNUNGAN MELALUI GEJALA

PERLIPATAN, PATAHAN DAN PENGANGKATAN

TIDAK MELIBATKAN SELURUH

BAGIAN KERAK BUMI PADA SAAT

YANG BERSAMAAN

DISEBUT SEBAGAI JALUR OROGEN

( “OROGENIC BELT” )

DISEBUT SEBAGAI JALUR OROGEN

( “OROGENIC BELT” )

MENGALAMI MASA PEMBENTUKAN

YANG BERULANG-ULANG

DISEBUT SEBAGAI

“DAUR OROGEN”

( OROGENIC CYCLE )

PROSES PEMBENTUKAN PEGUNUNGAN

TERDIRI DARI :

• PENURUNAN DAN PENGENDAPAN

• METAMORFOSA REGIONAL

• INTRUSI GRANITIS DAN VULKANISMA

• PENGANGKATAN, PERLIPATAN, PATAHAN

PROSES PEMBENTUKAN PEGUNUNGAN

TERDIRI DARI :

• PENURUNAN DAN PENGENDAPAN

• METAMORFOSA REGIONAL

• INTRUSI GRANITIS DAN VULKANISMA

• PENGANGKATAN, PERLIPATAN, PATAHAN

DI SEBUT “FASA TEKTONIK”

(“TECTONIC PHASE”)

OROGENESA HARUS DIJELASKAN MELALUI :

# KONSEP YANG BERHUBUNGAN

DENGAN “GAYA” DAN “TEGASAN”

# PERUBAHAN FISIOGRAFI YANG

DITIMBULKAN

PADA DAN MELALUI

BATAS INTERAKSI

LEMPENG

JALUR OROGEN

ADALAH PRODUK DARI

POLA GAYA YANG BEKERJA

JALUR OROGEN

ADALAH PRODUK DARI


PADA DAN MELALUI

BATAS INTERAKSI

LEMPENG

LEBARNYA JALUR OROGEN

MENCERMINKAN BESARNYA

INTENSITAS DARI UBAHAN

SEBAGAI AKIBAT DARI

INTERAKSI LEMPENG

JALUR OROGEN

ADALAH PRODUK DARI


PADA DAN MELALUI

BATAS INTERAKSI

LEMPENG

LEBARNYA

MENCERMINKAN BESARNYA

INTENSITAS DARI DEFORMASI

SEBAGAI AKIBAT DARI

INTERAKSI LEMPENG

JALUR OROGEN

JALUR MEMANJANG TERDIRI DARI :

BATUAN YANG TERANGKAT DAN TERLIPAT

MERUPAKAN PENCERMINAN BEBERAPA SIKLUS

• MEMBENTUK RANGKAIAN PEGUNUNGAN

OROGENESA

GEJALA PEMBENTUKAN PEGUNUNGAN DENGAN

PENGANGKATAN, PERLIPATAN DAN PATAHAN

OROGENESA

GEJALA PEMBENTUKAN PEGUNUNGAN

DENGAN PERLIPATAN DAN PENGANGKATAN

OROS (LATIN) : PEGUNUNGAN

GENNAO (LATIN) : MENGHASILKAN

ADALAH PERGESERAN-PERGESERAN YANG

TERJADI PADA KERAK BUMI, DAN

MENGHASILKAN RANGKAIAN PEGUNUNGAN

ADALAH PERGESERAN-PERGESERAN YANG

TERJADI PADA KERAK BUMI, DAN

MENGHASILKAN RANGKAIAN PEGUNUNGAN

MERUPAKAN BENTUK PERMUKAAN BUMI

YANG DOMINAN DI BENUA

SETIAP BENUA MEMPUNYAI :

• DARATAN TUA YANG

MERUPAKAN “INTI”, DAN

BERADA DALAM KEADAAN MANTAP

• BAGIAN TEPI YANG MERUPAKAN

TEMPAT TERJADINYA PEMBENTUKAN

PEGUNUNGAN YANG AKTIF

BASIC CONCEPT OF PLATE TECTONICS

TEKTONIK LEMPENG DAN

HIPOTESA PEMISAHAN BENUA (“CONTINENTAL DRIFT”)

OLEH : F. B. TAYLOR (1910)

DI KEMBANGKAN OLEH :

• E. ARGAND (1924)

• ARTHUR HOLMES (1931, 1944)

• A. L. du TOIT (1937)

YANG PALING BANYAK

MEMPENGARUHI DUNIA

ADALAH :

A. WEGENER (1912, 1929)

• E.ARGAND (1924)

• ARTHUR HOLMES (1931.1944)

• A.L.du TOIT (1937)

A. WEGENER (1912, 1929 )

KEGAGALANNYA

TIDAK BERHASIL

MENJELASKAN SECARA

MEKANIS PERGESERAN

BENUA (SIAL)

MENCETUSKAN

PEMIKIRAN

“ARUS KONVEKSI”

DIKEMBANGKAN

OLEH

HERRY HESS (1962);

DIETZ (1961)

SEBAGAI :

HIPOTESA

“PEMEKARAN LANTAI SAMUDRA”

HERRY HESS (1962);

DIETZ (1961)

SEBAGAI :

HIPOTESA


CIKAL-BAKAL DARI


DITATA TAHAP

DEMI TAHAP SEHINGGA

MENJADI :

PRINSIP-2 DASAR

TEKTONIK LEMPENG :

1. LITOSFIR BERSIFAT

KAKU DAN TEGAR,

TERDIRI DARI KERAK

DAN BAGIAN ATAS MANTEL

2. TERPECAH-PECAH

MENJADI PELAT-2 ATAU

LEMPENG

3. LITOSFIR TERLETAK

DIATAS LAPISAN ASTENOSFIR,

BAGIAN MANTEL BUMI YANG

BERSIFAT MUDAH MENGALIR

CIKAL-BAKAL DARI


PRINSIP-2 DASAR

TEKTONIK LEMPENG :

KONSEP DASAR TEKTONIK LEMPENG

LEMPENG-2

LITOSFIR

TERDIRI DARI

SEKITAR 7 (TUJUH)

LEMPENG UTAMA

ADALAH KERAK

DAN MANTEL ATAS

BAGIAN ATAS

LEMPENG-LEMPENG BERSIFAT PADAT,

TEGAR YANG SELALU BERGERAK DAN

BERGESER SATU TERHADAP LAINNYA

SALING

BERTUMBUKAN (KONVERGEN)

MEMISAH DIRI (DIVERGEN)

ATAU BERSINGGUNGAN

SECARA MENDATAR

(TRANSFORM)

LEMPENG A

LEMPENG C

LEMPENG B

(V) C-B

(V) B-A

(V) C-AR

CARA MENENTUKAN ARAH DAN BESARNYA KECEPATAN (V)

DARI GERAK LEMPENG-LEMPENG LITOSFIR :

# ARAH : SELALU DIANGGAP RELATIF TEGAK LURUS

TERHADAP PUNGGUNG SAMUDRA (R)

# BESARNYA V : DITENTUKAN BERDASARKAN POLA

KESEJAJARAN JEJAK KEMAGNITAN PURBA

DAN UMUR BATUAN PADA LANTAI SAMUDRA

R

LEMP. C

LEMP. BLEMP. A

(V) B-A

(V) C-B(V) C-A

SESAR TRANSFORM

PUNGGUNG SAMUDRA

JALUR PENUNJAMAN

SEBAGAI AKIBAT DARI MODEL

TEKTONIK LEMPENG INI ADALAH :

3. Penentuan besarnya gerak relatif antara

kedua lempeng yang saling berhadapan,

baik kualitatif maupun kuantitatif

menjadi sangat penting

1. Deformasi yang terjadi pada kerak bumi

sangat ditentukan oleh besarnya gerak

relatif dari lempeng-lempeng litosfir

2. Pemusatan gerak relatif yang paling

besar adalah pada batas lempeng

Deformasi yang terjadi pada kerak bumi

sangat ditentukan oleh besarnya gerak

relatif dari lempeng-lempeng litosfir

KEADAAN SEBALIKNYA JUGA HARUS DISADARI

BAHWA AKAN NAMPAK BENTUK-BENTUK STRUKTUR

PADA BATAS LEMPENG

DAPAT DIMANFAATKAN UNTUK MENENTUKAN

BESARNYA GERAK RELATIF

SEBAGAI AKIBAT DARI

MODEL TEKTONIK LEMPENG

ADALAH :

geotektonik 2- history_tc.pdf

Documents