geografi (lengkap)

576
MODUL PLPG GEOGRAFI KONSORSIUM SERTIFIKASI GURU dan UNIVERSITAS NEGERI MALANG Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 115 2013

Upload: lambao

Post on 30-Dec-2016

569 views

Category:

Documents


37 download

TRANSCRIPT

Page 1: Geografi (lengkap)

MODUL PLPG

GEOGRAFI

KONSORSIUM SERTIFIKASI GURU dan

UNIVERSITAS NEGERI MALANG Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 115

2013

Page 2: Geografi (lengkap)

KATA PENGANTAR

Buku ajar dalam bentuk modul yang relatif singkat tetapi komprehensif ini

diterbitkan untuk membantu para peserta dan instruktur dalam melaksanakan kegiatan

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Mengingat cakupan dari setiap bidang atau

materi pokok PLPG juga luas, maka sajian dalam buku ini diupayakan dapat membekali

para peserta PLPG untuk menjadi guru yang profesional. Buku ajar ini disusun oleh para

pakar sesuai dengan bidangnya. Dengan memperhatikan kedalaman, cakupan kajian, dan

keterbatasan yang ada, dari waktu ke waktu buku ajar ini telah dikaji dan dicermati oleh

pakar lain yang relevan. Hasil kajian itu selanjutnya digunakan sebagai bahan perbaikan

demi semakin sempurnanya buku ajar ini.

Sesuai dengan kebijakan BPSDMP-PMP, pada tahun 2013 buku ajar yang

digunakan dalam PLPG distandarkan secara nasional. Buku ajar yang digunakan di

Rayon 115 UM diambil dari buku ajar yang telah distandarkan secara nasional tersebut,

dan sebelumnya telah dilakukan proses review. Disamping itu, buku ajar tersebut

diunggah di laman PSG Rayon 115 UM agar dapat diakses oleh para peserta PLPG

dengan relatif lebih cepat.

Akhirnya, kepada para peserta dan instruktur, kami sampaikan ucapan selamat

melaksanakan kegiatan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru. Semoga tugas dan

pengabdian ini dapat mencapai sasaran, yakni meningkatkan kompetensi guru agar

menjadi guru dan pendidik yang profesional. Kepada semua pihak yang telah membantu

kelancaran pelaksanaan PLPG PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang, kami

menyampaikan banyak terima kasih.

Malang, Juli 2013 Ketua Pelaksana PSG Rayon 115

Prof. Dr. Hendyat Soetopo, M. Pd NIP 19541006 198003 1 001

Page 3: Geografi (lengkap)

MODUL

PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU

RAYON 9 UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Tim Penyusun:

Jurusan Geografi Universitas Negeri Jakarta

Copyright © 2012, Universitas Negeri Jakarta

Hak cipta dilindungi undang-undang

Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komer- sial tanpa izin tertulis dari Universitas Negeri Jakarta

Page 4: Geografi (lengkap)

Tim Penyusun:

Tim Penyusun:

BAB I. PENDAHULUAN (Tim)

BAB II . KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU, Dra. Edwita, M.Pd,

Dr. Asep Supena,M.Psi

BAB III. MODEL DAN PERANGKAT PEMBELAJARAN Dra. Gusti Yarmi.M.Pd

Dr. Yuliani

Dra. Suprayekti

BAB IV. PENELITIAN TINDAKAN KELAS Dr. Supriyadi. M.Pd,

Dr. Rusilanti. M.Si,

BAB V. MATERI PEMBELAJARAN 3: GEOGRAFI Dr. Muhammad Zid. M.Si,

Aris Munandar. S.Pd, M.Si,

Drs. M.Muchtar, M.Si

BAB VI. ASSESMENT Dr. Yuliani

Dra. Suprayekti

Page 5: Geografi (lengkap)
Page 6: Geografi (lengkap)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Deskripsi Kehadiran modul ini sebagai salah satu sumber belajar bagi guru peserta

Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Pemerintah. Sebagaimana amanat dalam

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru mengharuskan bahwa guru profesional memiliki kualifikasi akademik sekurang-kurangnya S1 atau Diploma IV dan bersertifikat pendidik. PLPG merupakan salah satu pola yang diselenggarakan untuk memenuhi guru yang memiliki kualifikasi dan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan regulasi tersebut. Sebagai salah satu sumber belajar diharapkan modul ini memberi pengayaan secara substansial maupun pedagogik kepada guru-guru peserta PLPG, sehingga selesai mengikuti program pelatihan kompetensi guru meningkat, sehingga memungkinkan guru dapat mengubah paradigmanya dalam pembelajaran di kelas yang dalam jangka tertentu dapat meingkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Modul ini pada bagian awal memuat tentang Kebijakan Pengembangan Profesi Guru dari sudut pandang akademik. Bahan ajar secara lengkap terkait dengan Kebijakan Pengembangan Profesi Guru pada tahun 2012 telah ditulis dan dikembangkan bersama oleh Tim Pusat Pengembangan Profesi Pendidik dengan editor Prof. Dr. Sudarwan Danim. Pada bab-bab berikutnya dibahas tentang Model-model dan Perangkat Pembelajaran yang ditulis dalam Bab III (Kegiatan Pembelajaran I). Penguasaan dan pemilihan terhadap model-model pembelajaran akan sangat membantu guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran di kelas tidak membosankan. Sudah saatnya siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran, sehingga paradigma pembelajaran yang teacher oriented harus sudah mulai ditinggalkan. Dengan menggunakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif maka pembelajaran menjadi menyenangkan. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan yaitu model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM). Demikian pula dengan atau tanpa pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), membuat perangkat pembelajaran (silabus, RPP, pengembangkan bahan ajar, pembuatan media, dan evaluasi) sudah melekat menjadi tanggung jawab dan kewajiban guru.

Page 7: Geografi (lengkap)

Bab IV Kegiatan Belajar 2 tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian yang dilakukan di kelas sebagai “pengobatan” atas masalah-masalah yang dapat diamati di kelas terkait dengan proses pembelajaran. Dengan melakukan penelitian di kelas bukan saja pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan, tetapi kemampuan guru dalam menemukan solusi atas permasalahan pembelajaran dan pengembangan kreativitasnya dapat terwadahi. Secara administratif guru juga akan memperoleh nilai tambah untuk pengumpulan angka kreditnya yang dapat digunakan untuk kenaikan pangkat/jabatan. Hal yang lebih jauh diharapkan tentunya mutu pembelajaran meningkat kearah yang lebih baik. Bab V Kegiatan Belajar 3 berisi tentang substansi materi dari masing-masing bidang studi. Penguasaan guru terhadap bidang studinya tentu menjadi sesuatu yang mutlak, karena bagaimana pun baiknya penguasaan kelas atau dalam interaksi dengan siswa tidak akan memberikan arti apa-apa tanpa penguasaan bidang studi (materi pembelajaran). Dalam bab V isi modul ini diharapkan memberikan wawasan dan pengayaan yang lebih kepada guru-guruserta melengkapi sumber belajar lain yang dipelajarinya. Prinsip belajar sepanjang hayat mengharuskan guru juga belajar sepanjang masa agar apa yang telah dikuasai terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Modul ini diakhiri dengan assessment, yang terdiri dari assessment untuk kegiatan 1, 2 dan kegiatan 3. Tujuan pembuatan Assesment adalah selain untuk memberi latihan dalam menyelesaikan soal-soal juga member masukan atas keberhasilan dalam mempelajari modul. Secara keseluruhan, substansi modul ini berkaitan dengan kebijakan pembinaan dan pengembangan profesi guru di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan khususnya tentang peningkatan profesi, kompetensi pembelajaran, penilaian, kompetensi penelitian tindakan kelas serta etika profesi guru. Substansi modul ini diharapkan dapat menginspirasi dan menambah wawasan peserta PLPG untuk memahami secara lebih mendalam dan mengaplikasikan secara baik hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan profesi guru.

B. Prasyarat Dalam mempelajari modul ini tidak memerlukan persyaratan secara spesifik. Akan tetapi tidak ada salahnya jika para peserta pelatihan memahami dengan baik terlebih dahulu dalam kaitannya dengan : 1. Regulasi penyelenggaraan PLPG 2. Teori-teori pembelajaran

Page 8: Geografi (lengkap)

3. Metodologi penelitian 4. Teknik penilaian.

C. Petunjuk Penggunaan Modul

Untuk memudahkan dalam mempelajari modul ini bacalah bagian-bagian substansi kajian pada bagian awal dalam bab-bab yang tersedia sesuai dengan materi yang diberikan instruktur. Kerjakan latihan-latihan yang disediakan pada bagian bagian berikutnya, dengan terlebih dahulu mempelajari contoh-contoh dan penjelasan pengerjaannya. Jika mengalami kesulitan, tanyalah pada instruktur yang memberikan materi sesuai dengan kajiannya atau mencari dari sumber belajar dan buku-buku lainnya yang relevan. Pada akhir kegiatan, anda diminta untuk menyelesaikan soal-soal latihan yang telah tersedia.

D. Tujuan Akhir Setelah mempelajari modul ini diharapkan para peserta PLPG dapat meningkatkan kinerjanya menjadi guru yang professional sesuai dengan tuntutan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang kualifikasi guru,

Page 9: Geografi (lengkap)

BAB II

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU

A. Tujuan Antara (Kompetensi yang diharapkan dikuasai peserta didik setelah menyelesaikan satu kegiatan belajar tertentu dalam modul)

B. Uraian Materi 1. Kebijakan Pengembangan Profesi Guru

(.......................................)

2. Hakikat Guru Profesional a) Pengertian Profesi

Kata profesi adalah kata benda yang diambil dari kata profession, sedangkan profesional merupakan kata sifat yang berasal dari kata professional. Menurut Hornby, profession, n. occupation, esp one requiring advanced education and special training, eg the law, architecture, medicine, accountancy; … professional adj 1. of a profession (1): ~ skill; ~ etiquette, the special conventions, form of politeness, etc asociated with a certain pofession: ~ men, eg doctors, lawyers. 2. Doing or practising something as a full time occupation or to make a living.

Page & Thomas (1979) memberikan batasan tentang profesi sebagai berikut: …profession, evaluative term describing the most prestigious occupations which may be termed professions if they carry out an essential social service, are founded on systematic knowledge, require lengthy academic and practical training, have high autonomy, a code of ethics, and generate in-service growth. Teaching should be judged as a profession on these criteria. Pengertian profesi pada hakekatnya menunjuk kepada pekerjaan atau jabatan. Tidak semua pekerjaan disebut sebagai profesi. Ada sejumlah ciri atau persyaratan yang harus dipenuhi untuk mengatakan suatu pekerjaan sebagai profesi.

Page 10: Geografi (lengkap)

b) Karakteristik Profesi

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1, pengertian guru professional sebagai berikut. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. 1) Ciri Profesi

Menurut Ornstein & Lavine (1984), suatu pekerjaan dikatakan sebagai profesi apabila memenuhi sejumlah ciri sebagai berikut:

• melayani masyarakat, dan pekerjaan tersebut merupakan karier yang dijalani seseorang dalam kurun waktu yang lama (sepanjang hayat, tidak mudah berganti).

• pekerjaan tersebut membutuhkan bidang ilmu dan keterampilan yang khusus (tertentu), yang tidak semua orang dapat melakukannya.

• menggunakan hasil penelitian dan aplikasi teori ke dalam praktik.

• membutuhkan pelatihan (pendidikan) khusus dalam waktu yang panjang.

• terkendali berdasarkan lisensi baku dan/atau memiliki persyaratan khusus (izin) untuk menduduki pekerjaan tersebut.

• otonomi dalam membuat keputusan dalam lingkup pekerjaannya.

• menerima tanggung jawab terhadap keputusan-keputusan yang diambilnya.

• memiliki komitmen terhadap jabatan dan klien, khususnya berkaitan dengan layanan yang diberikannya.

• menggunakan administrator untuk memudahkan profesinya, dan relatif bebas dari supervisi jabatan (dokter menggunkan tenaga administrasi untuk mengelola data klien, sementara tidak ada supervisi dari luar terhadap pekerjaan dokter).

• mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesinya.

• mempunyai asosiasi profesi dan atau kelompok elit untuk mengetahui dan mengakui keberhasilan anggotanya (keberhasilan pekerjaan dokter dihargai dan diakui oleh IDI dan bukan oleh departemen kesehatan).

• mempunyai kode etik, sebagai pedoman dalam melaksanakan layanan.

Page 11: Geografi (lengkap)

• mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari publik dan dari setiap anggotanya.

• mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi.

Penulis lain mencoba menggolongkan ciri profesi menjadi dua kelompok yaitu (1) ciri utama dan (2) ciri tambahan (Sulistiyo-Basuki, 2004). Ciri utama adalah ciri yang mutlak harus ada atau melekat dalam suatu pekerjaan untuk dikatakan sebagai profesi. Jika ciri utama ini tidak tampak atau beberapa di antaranya tidak ada, maka sulit untuk mengelompokkan pekerjaan tersebut ke dalam profesi.

Ciri Utama

Ada tiga ciri utama yang harus dipenuhi oleh suatu jenis pekerjaan untuk dikatakan sebagai profesi yaitu (1) Sebuah profesi mensyaratkan suatu pendidikan atau pelatihan yang ekstensif sebelum memasuki profesi tersebut. Pelatihan ini dimulai sesudah seseorang memperoleh gelar sarjana; (2) Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual yang signifikan. Pelatihan tukang batu, tukang cukur, dan pengrajin lebih merupakan ketrampilan fisik. Sedangkan pelatihan akuntan, engineer, dokter lebih didominasi oleh muatan intelektual; (3) Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa yang penting kepada masyarakat. Dengan kata lain profesi berorientasi kepada pemberian layanan jasa untuk kepentingan umum daripada kepentingan sendiri.

Ciri Tambahan

Ciri tambahan adalah ciri yang kehadirannya tidak mutlak harus ada. Jika ciri-ciri tambahan ini dipenuhi maka akan semakin memperkokoh kualitas atau eksistensi profesi dari pekerjaan tersebut. Ada tiga yang termasuk dalam katagori ciri tambahan, yaitu (1) Adanya proses lisensi atau sertifikat. Ciri ini lazim pada banyak profesi namun tidak selalu perlu untuk status profesional. Dokter diwajibkan memiliki sertifikat praktek sebelum diizinkan berpraktek. Namun pemberian lisensi atau sertifikat tidak selalu menjadikan sesuatu yang mutlak sebagai syarat profesi; (2) Adanya organisasi profesi yang mewadahi para anggotanya sebagai sarana komunikasi dan sarana perjuangan untuk memajukan profesinya dan kesejahteraan anggotanya; (3) Otonomi dalam pekerjaannya. Profesi memiliki otonomi atas penyediaan jasanya dan tindakan-tindakan atas pengambilan keputusan dalam profesinya. Kode etik juga merupakan ciri tambahan

Page 12: Geografi (lengkap)

dalam sebuah profesi. Kode etik disusun oleh organisasi profesi. Jadi kehadirannya terkait dengan keberadaan organisasi yang juga masuk dalam katagori ciri tambahan.

2) Guru Sebagai Profesi

Apakah pekerjaan atau jabatan guru sebagai sebuah profesi? Jawabannya ya. Hal ini didasarkan kepada beberapa karakteristik sebagai berikut:

• Pekerjaan guru memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang menentukan (penting) dalam masyarakat.

• Untuk bekerja sebagai guru dibutuhkan keterampilan atau keahlian tertentu (khusus).

• Keahlian dalam pekerjaan guru didasarkan pada teori dan metode ilmiah.

• Ilmu keguruan memiliki batang tubuh disiplin ilmu yang jelas, sistematik dan eksplisit.

• Pekerjaan guru memerlukan pendidikan tingkat perguruan tinggi dengan waktu yang cukup lama.

• Guru memiliki organisasi profesi sebagai wadah untuk memperkuat kualitas profesinya.

• Guru memiliki kode etik sebagai landasan dalam bekerja.

• Dalam menjalankan tugasnya, para pendidik/guru berpegang teguh kepada kode etik yang dikontrol oleh organisasi profesi.

• Setiap anggota yang bekerja sebagai guru mempunyai kebebasan dalam memberikan judgement terhadap masalah profesi yang dihadapinya.

• Guru memiliki otonomi dan bebas dari campur tangan pihak luar dalam melaksanakan tugasnya memberi layanan kepada masyarakat.

• Pekerjaan guru mempunyai prestise yang tinggi dalam masyarakat.

• Guru memperoleh imbalan (penghargaan finansial) yang cukup memadai.

3. Kompetensi Guru a) Profil Pendidikan Guru

Luangkanlah waktu anda sejenak saja untuk membayangkan peran seorang guru di dalam masyarakat. Kita akan melihat hasil kerja guru melalui orang-orang yang telah dididik oleh para guru. Mereka mampu menciptakan arsitektur bangunan-bangunan menjulang tinggi, memproduksi teknologi canggih, sebagai contoh nyata. Bukti hasil kerja guru banyak dan begitu besar. Tentunya, disamping keberhasilan masih

Page 13: Geografi (lengkap)

banyak pula masalah yang perlu dibenahi, terutama masalah peran pendidik dalam membangun mental bangsa yang sehat, membangun karakter bangsa yang akan membawa kedamaian. Masalah ini berkaitan dengan pendidikan, merupakan beban berat yang harus dipanggul oleh para guru. Kekecewaan terhadap karya guru banyak pula didengar. Perilaku guru yang tidak senonoh, korupsi yang terjadi di lingkungan pendidikan, premanisme yang berkembang di sekolah.lantas, sosok guru seperti apa yang dapat membantu negara mengatasi masalah yang sangat kompleks dalam rangka menyiapkan pemimpin masa depan. Diharapkan para guru sendirilah yang harus memikirkan kembali, bermenung sejenak tentang dirinya dan profesi yang diembannya. Mahmud Khalifah menuliskan (2009) tentang guru yang dirindukan: “Guru adalah orang yang bersamudrakan ilmu pengetahuan. Ia adalah cahaya yang menerangi kehidupan manusia, ia adalah musuh kebodohan, dan penghapus kejahiliyahan. Ia juga mencerdaskan akal dan mencerahkan akhlak.” Begitu mulianya seorang guru dimata Khalifah, guru adalah orang yang pantas mendapatkan penghormatan. Sungguh, orang yang mendidik anak-anak dengan kesungguhan berhak untuk mendapatkan penghargaan dan penghormatan. Terpujilah engkau guru seperti yang dinyanyi anak-anak kita. Bagaimana mungkin bisa menghasilkan output siswa yang baik jika yang mengajar punya kualiatas kurang ? Profil pendidik guru mewakili gambaran tujuan pendidikan nasional yang akan dicapai, yakni menyiapkan anak yang berkembang menjadi dewasa secara utuh, cerdas, beriman, taqwa dan berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohaninya. Untuk mencerdaskan anak didiknya guru haruslah mencerdaskan dirinya dahulu. Cerdas dibidang spiritual, yang dapat membimbing anak didiknya menjadi manusia yang beriman dan berakhlak mulia. Cerdas menguasai, menerapkan dan mengembangkan keilmuannya. Cerdas dalam merawat kesehatan jasmani-rohani dan sosialnya sehingga patut ditiru. Dengan demikian profil guru pendidik adalah guru yang memiliki pribadi cerdas unggul. Sebutan pendidik dan guru di dalam kehidupan sehari-hari sering diartikan sama maksudnya. Secara etimologi pendidik adalah orang yang melakukan bimbingan. Pengertian ini memberi kesan bahwa pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang pendidikan. Pendidik memiliki batasan tugas yang lebih luas dalam pengertian awam,

Page 14: Geografi (lengkap)

sedangkan guru lebih spesifik dimana tugasnya lebih jelas. Pendidik bisa siapa saja yang tertarik membantu mengembangkan orang lain dan waktu dan tempat tidak terbatas. Dalam bahasan ini digunakan kata pendidik guru. Karakteristik pendidik guru di antaranya adalah sebagai berikut:

• Pendidik yang juga guru, adalah seseorang yang dituntut untuk komitmen terhadap profesinya, orang yang selalu berusaha memperbaiki dan memperbaharui cara kerjanya sesuai dengan tuntutan zaman

• Pendidik guru adalah orang yang memiliki ilmu, yang mampu menangkap hakikat sesuatu, orang yang mampu menjelaskan hakikat dalam pengetahuan yang diajarkannya.

• Pendidik guru adalah orang yang kreatif, yang mampu menyiapkan peserta didiknya agar mampu berkreaasi, sekaligus mengatur dan memelihara hasil kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat dan alam sekitarnya.

• Seorang guru yang berusaha menularkan penghayatan akhlak atau kepribadian kepada peserta didiknya.

• Pendidik guru adalah orang yang berusaha mencerdaskan peserta didiknya, melatihkan berbagai keterampilan mereka sesuai bakat, minat dan kemampuan.

• Pendidik guru adalah seorang yang beradab sekaligus memiliki peran dan fungsi untuk membangun peradaban yang berkualitas dimasa depan.

Perilaku guru hendaknya dapat memberikan pengaruh baik kepada para anak didiknya, yang dapat mempengaruhi dan merubah kehidupan anak ke arah yang lebih baik.

Pribadi unggul yang efektif

Adalah Guru Cerdas Berakhlak Mulia

Dan Guru untuk anak-anak yang memiliki masa depan

Guru biasa adalah yang mampu membagi pengetahuan

kepada anak didiknya

Guru baik yang mampu menjelaskan

Dan yang mampu mendemonstrasikan

Guru luar biasa adalah yang mampu memberi inspirasi

Page 15: Geografi (lengkap)

anak didiknya menjadi cerdas dan sukses di masa depan

b) Tanggung Jawab keprofesionalan

1) Makna Tanggung Jawab Tanggungjawab menurut kamus bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatu. Sehingga bertanggungjawab adalah kewajiban menanggung, memikul, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya. Menurut Widagdo (2001) Tanggungjawab adalah kesadaran akan tingkahlaku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggungjawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran dan kewajiban. Jenis tanggungjawab tersebut yakni; tanggungjawab terhadap diri sendiri, tanggungjawab terhadap keluarga, tanggungjawab masyarakat, tanggungjawab bangsa dan Negara, dan tanggungjawab terhadap tuhan. Tanggungjawab erat kaitannya dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan hak, dan dapat juga tidak mengacu hak. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggungjawab terhadap kewajibannya. Pembagiaan kewajiban bermacam-macam dan berbeda-beda. Setiap keadaan hidup menentukan kewajiban yang tertentu. Kedudukan, status dan peranan menentukan kewajiban seseorang. Kewajiban ini ada yang terbatas dan tidak terbatas. Kewajiban terbatas tanggungjawabnya sama untuk semua orang. Misalnya yang berkaitan hukum. Yang melanggar undang-undang sanksinya sama. Kewajiban tidak terbatas, tanggungjawabnya memiliki nilai yang lebih tinggi sebab dilakukan oleh suara hati nurani. Seperti guru melaksanakan tugasnya dengan tulus dan ikhlas tanpa pamrih di luar jadwal yang seharusnya.

2) Tanggung Jawab Guru, Kesadaran, Pengabdian, dan Pengorbanan Seseorang diharapkan melaksanakan tanggungjawab atas kesadaran. Kesadaran adalah keinsyafan akan perbuatannya. Sadar artinya merasa, ingat (kepada keadaan sebenarnya) keadaan ingat akan dirinya, tahu dan mengerti. Jadi kesadaran adalah hati yang terbuka atau pikiran yang telah terbuka tentang apa yang telah dikerjakan. Seperti guru memilih pekerjaan sebagai guru atas kesadaran diri yang tinggi, sehingga ia akan dapat mempertanggungjwabkan tugasnya

Page 16: Geografi (lengkap)

kepada diri sendiri, tidak suka mengeluh dan menyesali pilihannya. Diapun tahu kalau pihannya itu akan dipertanggunjawabkan kepada keluarga, negara, masyarakat dan Tuhannya. Guru saat melaksanakan kewajibannya mengelola pembelajaran di kelas, seringkali harus mengeluarkan dana sendiri untuk membeli kapur tulis,atau kebutuhan belajar lainnya karena barang belum tersedia. Rasa tanggungjawab yang tinggi terhadap tugas yang tidak terbatas, kadangkala kita harus berkorban materi atau nonmateri. Pengorbanan artinya memberikan secara ikhlas, harta, benda, waktu, tenaga, pikiran, bahkan nyawa, demi cinta atas sesuatu kesetiaan dan kebenaran. Pengorbanan dalam melaksanakan tanggungjawab juga memiliki makna pengabdian. Perbedaan pengertian antara pengorbanan dan pengabdian sering tidak begitu jelas. Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Pengorbanan merupakan akibat pengabdian. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas, tanpa pamrih, tanpa perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja siap, saat diperlukan. Pengabdian merupakan perbuatan baik yang dapat berupa pikiran ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan dan kecintaan, rasa hormat atau suatu ikatan dan semuanya dilakukan dengan ikhlas. Timbulnya pengabdian itu hakikat dari rasa tanggung jawab. Menjadi guru merupakan pengabdian yang tulus dan ikhlas demi kecintaan pada bangsa dan Negara ini, yang akan dilaksanakan dengan sikap tanggungjawab yang tinggi. Ciri-ciri khas orang yang mempunyai tanggung jawab pribadi yang tinggi:

• Mengerjakan pekerjaan yang diberikan kepadanya secara tuntas.

• Selalu berusaha menghasilkan yang terbaik

• Merasa bertanggung jawab atas semua yang dihasilkannya baik yang buruk atau yang jelek

• Cenderung menyalahkan diri sendiri, kalau ada hal-hal yang kurang tepat –salah

Ciri khas dari orang yang tidak mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi:

• Santai, tidak disiplin, kurang menghargai waktu.

• Sering tidak mengerjakan suatu pekerjaan secara tuntas.

Page 17: Geografi (lengkap)

• Hal-hal yang sering terjadi sering dilihat sebagai akibat dari keadaan dibanding dari tindak-tanduk sendiri.

Berkembangnya rasa tanggung jawab pribadi disebabkan sebagian kecil oleh faktor bawaan dan sebagian dari faktor lingkungan pendidikan dan lingkungan rumah. Terbentuknya sikap bertanggungjawab karena adanya proses latihan dan pembiasaan yang akhirnya menjadi alami, menyatu dalam bentuk kesadaran diri.

3) Kewajiban Guru Profesional

Apa yang harus dilaksanakan guru dalam tugas keprofesionalannya telah tercantum dengan jelas di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 20, seperti yang dikutip berikut ini. Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban:

• Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;

• Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;

• Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;

• Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan

• Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa;

Tanggungjawab keprofesionalan juga dapat meliputi :

• Tanggungjawab moral, tenaga professional berkewajiban menghayati, mengamalkan Panca sila, mewariskan pada peserta didiknya.

• Tanggungjawab bidang pendidikan, bertanggungjawab terhadap proses pendidikan, mengelola, melakukan bimbingan.

• Tanggungjawab kemasyarakan, ikut bertanggungjawab memajukan masyarakat secara umum terutama berkaitan dengan pendidikan.

• Tanggungjawab keilmuan, di dalam melaksanakan tugas profesi sebagai guru bertanggungjawab memajukan ilmu pengetahuan dan tekonologi, terutama bidang keilmuannya sendiri.

Page 18: Geografi (lengkap)

c) Kompetensi Guru Pengertian kompetensi guru berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 1, butir c. adalah sebagai berikut : Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Selanjutnya jenis kompetensi guru tersebut lebih ditegaskan pada pasal 10:

(1) Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kompetensi guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28, pendidik adalah agen pembelajaran yang harus memiliki empat jenis kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Dalam konteks itu, maka kompetensi guru dapat diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk perangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang guru untuk memangku jabatan guru sebagai profesi. Keempat jenis kompetensi guru yang dipersyaratkan beserta subkompetensi dan indikator esensialnya diuraikan sebagai berikut.

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

Secara rinci setiap elemen kepribadian tersebut dapat dijabarkan menjadi subkompetensi dan indikator esensial sebagai berikut:

(1) Memiliki kepribadian yang mantap dan stabil. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai pendidik; dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.

(2) Memiliki kepribadian yang dewasa. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai pendidik.

(3) Memiliki kepribadian yang arif. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan

Page 19: Geografi (lengkap)

peserta didik, sekolah, dan masyarakat dan menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.

(4) Memiliki kepribadian yang berwibawa. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.

(5) Memiliki akhlak mulia dan dapat menjadi teladan. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma religius (imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.

Para siswa tidak hanya belajar dari apa yang dikatakan guru, mereka juga belajar dari totalitas kepribadian gurunya. Kepribadian guru yang tidak efektif akan menghalangi pembelajaran yang efektif. Beberapa kepribadian buruk guru yang sering ditemukan di sekolah, ditulis oleh Sukadi, diantaranya;

• sering meninggalkan kelas

• tidak menghargai siswa

• pilih kasih terhadap sisw

• menyuruh siswa menulis di papan tulis

• tidak disiplin

• kurang memerhatikan siswa

• materialistis

Dengan ditetapkannya seperangkat kompetensi guru, masyarakat sangat berharap terjadi perubahan perilaku mengajar guru di kelas. Menurut Diaz dkk (2006) keberadaan guru di kelas hendaknya menjadikan ia sebagai model belajar dari peserta didiknya. Guru sebagai model diantaranya menunjukkan;

• Guru sebagai orang yang ahli di bidangnya.

• Guru sebagai contoh pembentukan moral

• Guru sebagai orang memiliki kepedulian dan melakukan tindakan

• Guru sebagai figure pemimpin yang memiliki otoritas

• Guru sebagai fasilitator yang selalu siap membatu siswanya

• Guru sebagai delegator

Mulyana lebih memperluas peran guru professional yang akan mampu menciptakan kelas untuk anak-anak berprestasi unggul, yang merupakan ramuan dari bebagai kompetensi guru.

• Guru sebagai pendidik

• Guru sebagai pengajar

Page 20: Geografi (lengkap)

• Guru sebagai pembimbing

• Guru sebagai pelatih

• Guru sebagai penasihat

• Guru sebagai pembaharu (innovator)

• Guru sebagai model dan teladan

• Guru sebagai pribadi

• Guru sebagai peneliti

• Guru sebagai pendorong kreativitas

• Guru sebagai pembangkit pandangan

• Guru sebagai pekerja rutin

• Guru sebagai pemindah kemah

• Guru sebagai pembawa cerita

• Guru sebagai actor

• Guru sebagai emancipator

• Guru sebagai evaluator

• Guru sebagai pengawet

• Guru sebagai kulminator

d) Pengembangan Profesional Guru 1) Citra Diri Positif

Makna Citra Diri Citra menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, produk maupun suatu lembaga. Sedangkan citra diri (self-image), diartikan sebagai pandangan dalam berbagai peran (sebagai anak, orangtua, guru, dsb). Self-image menurut kamus Random House memiliki pengertian gagasan, konsepsi atau gambaran mental diri, self-estem, respect yang menguntungkan citra diri. Di dalam kajian psikologi kepribadian , citra diri sebagai konsep diri tentang individu. Citra diri sebagai salah satu unsure penting dalam penilaian diri sendiri.menunjukkan siapa diri kita sebenarnya. Bagaimana Anda melihat diri sendiri. Ini adalah gambaran diri yang telah dibangun dari waktu ke waktu. Apa harapan Anda? Apa yang anda pikirkan dan rasakan? Apa yang anda telah lakukan sepanjang hidup anda dan apa yang Anda ingin lakukan. Pandangan pribadi yang kita pahami tentang diri kita sendiri merupakan citra mental atau potret diri. Menggambarkan

Page 21: Geografi (lengkap)

karakteristik diri, termasuk cerdas, cantik, jelek, berbakat, egois dan baik. Ciri-ciri membentuk representative, kolektif asset dan yang bisa teramati. Citra diri positif positif memberikan keyakinan ke pada seseorang dalam pikiran dan tindakan, dan citra diri negative membuat seseorang ragu akan kemampuan mereka. Citra Diri guru

Citra Diri Guru dapat dimaksudkan sebagai gambaran tentang diri pribadi guru yang diberikan appresiasi oleh masyarakat. Penilaian yang diberikan oleh masyarakat terhadap guru bisa positif atau negatif tergantung kepada kepribadian maupun karakter yang muncul sebagai wujud profesi guru secara utuh. Citra Diri Positif (positive self-image) dapat membangun dan mempermudah karir seseorang , karena dia memandang positif kepada kemampuan diri, melihat kelebihan diri, bukan kekurangannya. Dengan berpikir positif pada diri, membuat dirinya berharga. Pentingnya Citra Diri Positif “Anda adalah sebagaimana yang Anda pikirkan tentang diri Anda sendiri” Bingung? Versi aslinya, mungkin malah lebih mudah dipahami: “You are what you think”. Maksudnya adalah jika kita memiliki citra diri positif, maka kita akan mengalami berbagai macam hal positif sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Banyak ahli percaya bahwa orang yang memiliki citra positif adalah orang yang beruntung. Citra diri yang positif membuat mereka menikmati banyak hal yang menguntungkan, diantaranya orang sering diberi kepercayaan untuk mengemban tugas tertentu dan sering pula mendapatkan pelayanan secara khusus. Selanjutnya dengan citra diri positif akan dapat membangun rasa percaya diri dan meningkatkan rasa juang. Membangun Percaya Diri. Citra diri yang positif secara alamiah akan

membangun rasa percaya diri, yang merupakan salah satu kunci sukses. Guru yang mempunyai citra diri positif tidak akan berlama-lama menangisi nasibnya yang sepertinya terlihat buruk. Citra dirinya yang positif mendorongnya untuk melakukan sesuatu yang masih dapat ia lakukan. Ia akan fokus pada hal-hal yang masih bisa

Page 22: Geografi (lengkap)

dilakukan, bukannya pada hal-hal yang sudah tidak bisa ia lakukan lagi. Dari sinilah, terdongkrak rasa percaya diri orang tersebut. Meningkatkan Daya Juang. Dampak langsung dari citra diri positif adalah semangat juang yang tinggi. Guru yang memiliki citra diri positif, percaya bahwa dirinya jauh lebih berharga daripada masalah, ataupun penyakit yang sedang dihadapinya. Ia juga bisa melihat bahwa hidupnya jauh lebih indah dari segala krisis dan kegagalan jangka pendek yang harus dilewatinya. Segala upaya dijalaninya dengan tekun untuk mengalahkan masalah yang sedang terjadi dan meraih kembali kesuksesan yang sempat. Inilah daya juang yang lebih tinggi yang muncul dari guru dengan citra diri positif. Manfaat Citra Diri Positif

Seseorang yang memiliki citra diri yang positif akan mendapatkan berbagai manfaat, baik yang berdampak positif bagi dirinya sendiri maupun untuk orang-orang di sekitarnya. Manfaat-manfaat yang terasakan oleh si empunya citra diri positif dan lingkungannya tersebut adalah: Guru akan membawa Perubahan Positif Guru yang memiliki citra diri positif senantiasa mempunyai inisiatif untuk menggulirkan perubahan positif bagi lingkungan tempat ia berkarya. Mereka tidak akan menunggu agar kehidupan menjadi lebih baik, sebaliknya, mereka akan melakukan perubahan untuk membuat kehidupan menjadi lebih baik. Perubahan positif tidak hanya terasakan oleh dirinya, namun juga oleh lingkungannya. Mengubah Krisis Menjadi Keberuntungan

Selain membawa perubahan positif, guru yang memiliki citra positif juga mampu mengubah krisis menjadi kesempatan untuk meraih keberuntungan. Citra diri yang positif mendorong guru untuk menjadi pemenang dalam segala hal. Menurut orang-orang yang bercitra diri positif, kekalahan, kegagalan, kesulitan dan hambatan sifatnya hanya sementara. Fokus perhatian mereka tidak melulu tertuju kepada kondisi yang tidak menguntungkan tersebut, melainkan fokus mereka diarahkan pada jalan keluar. Seringkali kita memandang pada pintu yang tertutup terlalu lama, sehingga kita tidak melihat bahwa ada pintu-pintu kesempatan lain yang terbuka untuk kita.

Page 23: Geografi (lengkap)

Kita seringkali memandang dan menyesali kegagalan, krisis dan masalah yang menimpa terlalu lama, sehingga kita kehilangan harapan dan semangat untuk melihat kesempatan lain yang sudah terbuka bagi kita. sebagai contoh, John Forbes Nash, pemenang nobel di bidang ilmu pengetahuan ekonomi dan matematika, justru merasa tertantang ketika mengalami soal matematika atau permasalahan ekonomi yang sulit. Kesulitan-kesulitan ini menurut Forbes, merupakan kesempatan untuk membuktikan kemampuannya memecahkan masalah tersebut. Kesulitan dan masalah dalam matematika dan ekonomi, mendorongnya untuk mencari cara-cara baru yang lebih efektif dan kreatif sebagai solusi bagi permasalahan tersebut. Bagaimana caranya? Setelah kita menyadari pentingnya memiliki citra diri positif, dan manfaat memiliki citra diri positif, tentunya kita juga ingin tahu bagaimana membangun citra diri yang positif. Berikut ini hal-hal yang harus dilakukan untuk membentuk citra diri yang positif: Persiapan Salah satu cara membangun citra diri positif adalah melalui persiapan. Dengan persiapan yang cukup, kita menjadi lebih yakin akan kemampuan kita meraih sukses. Keyakinan ini merupakan modal dasar meraih keberuntungan. Dengan melakukan persiapan, kita sudah berhasil memenangkan separuh dari pertarungan. Persiapan menuntun kita untuk mengantisipasi masalah, mencari alternatif solusi, dan menyusun strategi sukses. Persiapan dapat diwujudkan dengan mencari ilmu pengetahuan yang mendukung kita dalam menyelesaikan suatu masalah. Berpikir Unggul

Untuk membangun citra diri yang positif, kita harus berpikir unggul. Cara berpikir unggul seperti ini akan mendorong kita untuk senantiasa berusaha menghasilkan karya terbaik. Mereka tidak akan berhenti sebelum mereka dapat mempersembahkan sebuah mahakarya. Semua ini dapat diraih guru jika selalu berpikir unggul. Setiap kali akan berciptakarya , yang dipikirkan guru adalah kemenangan atas keberhasilan belajar anak didiknya. Selalu berpikir kreatif dan inovatif. Belajar Berkelanjutan

Page 24: Geografi (lengkap)

Selain melalui persiapan yang tepat serta berpikir unggul, citra diri positif juga bisa dibangun melalui komitmen pada pembelajaran berkelanjutan. Hasil belajar akan membawa perubahan positif dengan menambah nilai bagi orang yang berhasil mendapatkan pengetahuan ataupun keterampilan baru, yang bisa dijadikannya modal untuk maju meraih sukses. Tanpa semangat untuk senantiasa mengembangkan diri, guru yang sudah memiliki citra positif bisa saja lalu kehilangan citranya tersebut karena tidak dianggap ”unggul” lagi atau tidak dianggap mampu menambah nilai bagi masyarakat sekitar melalui karya-karya yangdihasilkannya. Seringkali guru yang sudah lama mengajar maupun yang berada di tingkat atas merasa tak perlu lagi untuk belajar. Ia memandang remeh untuk belajar lagi, ia pikir, “Toh, aku sudah sukses.” Tambahan, orang seperti ini lebih enggan lagi untuk belajar pada orang yang lebih rendah dari dirinya. Hasilnya, ketika ia dirundung masalah, keberhasilannya pun melorot. Guru yang lebih muda yang terus belajar akan menggantikannya dan menangani masalah dengan lebih baik. Hal yang paling penting juga dalam membahas tentang citra diri ini adalah konsep diri, atau harga diri. Menurut Bandura, jika selama ini kita merasa hidup telah sesuai dengan standar-standar yang kita tentukan dan telah memperoleh imbalan atau penghargaan, itu berarti kita telah memiliki konsep diri (harga diri). Guru yang memiliki kemampuan membangun citra diri positif akan sukses dan mudah membangun karier. Ia selalu melihat kelebihan diri, bukan kekurangan. Guru mampu membuat dirinya berharga dimata orang lain. Contohnya antara lain citra kejujuran, kesabaran, ketegasan, kedisiplinan dan wibawa merupakan citra positif yang disukai siapapun. Di dalam membangun citra diri ini dibutuhkan kemauan dan keseriusan dan memang tidak mudah, sering tidak akan terlihat langsung hasilnya. Karena citra diri merupakan produk pembelajaran dari orangtua, pengasuh yang memberikan kontribusi terbesar pada citra diri kita. Pengalaman lain dari guru, teman dan keluarga, yang menjadi pantulan cermin dari orang yang berpengaruh pada perkembangan kepribadian secara utuh.

2) Etika Seringkali di dalam kehidupan sehari-hari kita mendengarkan maupun menggunakan kata etika, etis, etiket, moral, maupun akhlak.

Page 25: Geografi (lengkap)

Coba kita perhatikan kalimat-kalimat berikut ini! “Guru PPL itu tidak punya etika, masuk ruangan tidak mengucapkan salam “ “Rupanya, moral guru itu rendah. Masak, anak didiknya ditendang dan dimaki-maki karena tidak ikut upacara “ “Tidak etislah kalau kita yang menyampaikan perihal kekurangan bapak pengawas” “Mahasiswa supaya memakai pakaian yang pantas di hari wisuda, jangan kita dikira tidak tahu etiket” Pada kalimat-kalimat di atas kita bisa melihat cara berperilaku dari manusia yang dianggap tidak baik dan benar. Mengapa kita sebagai guru perlu memahami tatacara hidup ini? Perlu beretika, bermoral dan berakhlak baik ? Seperti yang kita ketahui, bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna. Manusia diberi akal budi, perasaan dan kehendak. Dengan akal manusia bisa berpikir, dengan rasa manusia bisa mengatur keharmonisan hidup ini, dengan kehendak manusia bisa banyak berbuat amal kebaikan dan membuat karya. Karunia Allah jua, manusia mampu berbahasa, bisa mendidik dan dididik, berkehendak untuk menjadikan hidup ini lebih bermakna. Dengan kelebihan ini, manusia tentunya dapat berperilaku baik (kepribadian) setiap saat. Untuk memelihara keseimbangan kehidupan pribadi maupun kehidupan bersama (sosial), manusia perlu mengetahui aturan-aturan, nilai-nilai, norma-norma umum, maupun aturan ajaran agamanya. Manusia yang selalu berpikir kritis akan mampu menimbang perilaku, mana yang berdampak baik dan berdampak buruk. Kesadaran diri, harus berperilaku bagaimana ini, yang dikenal dengan ilmu etika. Berikut ini, akan dibahas tentang etika, moral dan akhlak secara singkat. Dimulai dari pengertian tentang etika, macam dan hubungan etika dengan moral, etiket dan akhlak, sehingga membawa kita pada suatu pengertian “guru sebagai makhluk yang beretika dan berakhlak mulia”. Etika dan Etiket Etika yang dalam bahasa Inggris di sebut ethics. Secara etimologi, etika berasal dari kata Yunani ethos yang berarti watak kesusilaan

Page 26: Geografi (lengkap)

atau adat. Secara terminologi etika adalah cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia dalam hubungannya dengan baik buruk. Dalam batasan filsafat, Immanuel Kant yang dikutip dari Anshari (1982), menyatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan yang mencari jawaban dari empat persoalan pokok, salah satunya dijawab oleh etika. Persoalan tersebut berkaitan dengan, “Apakah yang boleh dikerjakan manusia ?” Suseno dalam membahas etika dasar (1997), menyatakan bahwa etika adalah ilmu yang mencari orientasi. Salah satu kebutuhan fundamental manusia adalah orientasi. Etika sebagai sarana orientasi bagi manusia dalam menjawab pertanyaan: bagaimana saya harus hidup dan bertindak? Begitu banyak yang dapat memberitahu kita apa yang seharusnya kita lakukan; orangtua, guru, adat istiadat dan tradisi, teman. Tetapi apakah benar apa yang mereka katakan? Dan bagaimana kalau mereka masing-masing memberi nasihat yang berbeda? Lalu siapa yang harus diikuti? Dalam situasi seperti ini etika akan membantu kita untuk mencari orientasi. Tujuannya agar kita tidak hidup dengan cara ikut-ikutan. Etika sebagai ilmu tentang kesusilaan, yang menentukan bagaimana patutnya manusia hidup dalam masyarakat, yang dapat memahami apa yang baik dan yang buruk. Arti susila dalam etika dimaksudkan kelakuan atau perbuatan seseorang bernilai baik, sopan menurut norma-norma yang dianggap baik. Etiket adalah tata cara dalam masyarakat, sopan dalam memelihara hubungan baik antara sesama manusia. Arti etiket disini sama dengan adat kebiasaan, yaitu sesuatu yang dikenal, diketahui dan diulang-ulangi serta menjadi kebiasaan dalam masyarakat, berupa kata-kata atau macam-macam bentuk perbuatan manusia dalam berinteraktif dengan manusia lainnya. Agar seseorang dapat diterima oleh kelompok masyarakat tertentu maka ia harus memahami etiket pergaulan berlaku pada masyarakat itu. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering ditutut untuk membawakan diri kita berperilaku sesuai dengan etiket tertentu. Seperti etiket berbusana, etiket di meja makan, etiket dalam berbicara, mengikuti upacara resmi, saat menghadapi atasan, dalam perjamuan resmi, dan sebagainya. Dengan demikian, secara sederhana kita dapat mengatakan bahwa etiket merupakan aturan sopan santun dalam pergaulan hidup bermasyarakat.

Page 27: Geografi (lengkap)

Etika sebagai bagian (cabang) filsafat menurut beberapa ahli dinyatakan sebagai berikut:

• The Liang Gie; etika adalah filsafat tentang pertimbangan moral

• Harry Hamersma; etika dan estetika merupakan filsafat tentang tindakan

• Aristoteles, memasukkan etika ke dalam cabang filsafat praktis; ilmu etika yang mengatur kesusilaan dan kebahagian dalam hidup perseorangan.

Menurut Suseno, ada empat alasan mengapa manusia perlu beretika: Pertama, kita hidup dalam masyarakat yang semakin pluralistik. Perlu kesatuan tatanan normatif. Kedua, kita hidup dalam masa transformasi masyarakat yang sangat cepat. Dalam transformasi ekonomi, sosial, intelektual, dan budaya itu nilai budaya tradisional tertantang. Perubahan-perubahan budaya terjadi begitu cepat akibat modernisasi. Dalam situasi seperti ini, etika membantu kita agar jangan kehilangan orientasi, dapat membedakan antara yang hakiki dan apa yang boleh berubah dan dengan demikian tetap sanggup untuk mengambil sikap yang dapat dipertanggungjawabkan. Ketiga, dengan etika kita dapat menghadapi ideologi-ideologi baru dengan kritis dan objektif untuk membentuk penilaian sendiri, agar kita tidak mudah terpancing. Etika juga membantu agar kita jangan naif atau ekstrem, tidak cepat bereaksi, terhadap suatu pandangan baru, menolak nilai-nilai hanya karena baru dan belum biasa. Keempat, etika juga perlu oleh agama untuk memantabkan pemeluknya dalam keyakinan dan keimanan. Dengan memperhatikan manfaat etika, diharapkan peran Guru di manapun, dalam situasi apapun keberadaannya tetaplah sebagai pembimbing, pembina perilaku, dan sekaligus model berperilaku manusia beretika. Karena ini bagian dari tanggung jawab sebagai pendidik. Moral dan Etika Moral berasal dari kata latin mos jamaknya moses yang berarti adat atau cara hidup. Berarti etika sama dengan moral? Magnis Suseno (1987) membedakannya. Ajaran moral dinyatakan Suseno sebagai wejangan, khotbah, peraturan lisan atau tulisan tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar ia menjadi manusia yang

Page 28: Geografi (lengkap)

baik. Sedangkan etika bukanlah ajaran, tetapi pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran dan pandangan moral. Etika adalah ilmu, yang membuat kita mengerti tentang ajaran tertentu, dan bagaimana kita mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan ajaran moral.

Kata moral selalu mengacu pada baik-buruknya manusia sebagai manusia. Bukan berdasarkan perannya, seperti guru, olahragawan, dai, pendeta, dokter, dan lainnya. Norma-norma moral adalah tolok ukur segi baik-buruknya sebagai manusia dan bukan sebagai pelaku peran tertentu dan terbatas. Etika dan Akhlak Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari kata al-khuluq atau al-khulq, yang secara etimologis berarti: a) tabiat, budi pekerti ; b) kebiasaan atau adat; c) keperwiraan, kesatriaan, kejantanan; d) agama. Akhlak dalam konsep agama Islam adalah sebagai bukti amaliah dari keimanan dan ketaqwaan seseorang.

Sebagai kita kita pahami etika adalah usaha manusia untuk memakai akal budi dan daya fikirnya untuk memecahkan masalah hidup kalau ia mau baik. Etika secara umum dikenal sebagai kesepakatan manusia secara bersama-sama terhadap suatu norma yang jadi pedoman berperilaku. Bagi pemeluk agama Islam cara berperilaku manusia tidak boleh terlepas dari ajaran agamanya. Manusia berbuat bukan hanya untuk kebahagiaan di dunia saja, melainkan juga untuk kebahagiaan di akherat. Etika beragama di dalam agama Islam disebut dengan akhlak. Perilaku umat Islam haruslah berpedoman pada ajaran Alquran sebagai kitab suci dan cara pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari mencontoh akhlak guru besar nabi Muhammad SAW.

Akhlak dalam agama Islam memiliki makna yang lebih mendalam dalam hidup manusia, yaitu cara manusia berperilaku yang merupakan pantulan dari tingkat keimanan hidup beragama. Berdasarkan kajian QS an-Nahl 16: 126 dan QS asy-Syuura 42:/40, KH Achmad Satori Ismail menjelaskan ada empat tingkatan akhlak dalam Islam. Pertama, akhlak sayyiah (tercela). Yaitu, semua yang dilarang Islam berupa keburukan atau kejahatan yang merugikan manusia dan kehormatannya,atau yang merusak makhluk secara umum. Misalnya. Bergunjing, mengadu domba, dan menipu. Kedua, akhlah hasanah (baik), adalah akhlak di mana kebaikan dibalas dengan kebaikan dan kejahatan dibalas dengan kejahatan yang serupa. Ketiga, akhlak

Page 29: Geografi (lengkap)

karimah (mulia), yaitu berperilaku sebagaimana yang diperintahkan Islam. orang yang selalu mampu memaafkan orang lain, walaupun orang tersebut mampu membalas hal yang tidak baik tersebut yang menimpa dirinya. Keempat, akhlak adzimah (agung). Kalau pada akhlak karimah ketika mendapatkan keburukan dari orang lain, cuma sampai memaafkan tersebut. Tapi, akhlak agung meningkat lebih tinggi, yaitu dengan berbuat baik kepada orang yang menzoliminya. Bahkan mendoakan orang tersebut untuk hal yang baik.

Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam, sehingga setiap aspek dari ajaran agama ini selalu berorientasi pada pembentukan dan pembinaan akhlak yang mulia, yang disebut al-akhlaq al-karimah. Hal ini tercantum antara lain dalam sabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya saya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia” (HR. Ahmad, Baihaqi dan Malik). “Mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya” (HR. Tirmizi). “Orang yang paling baik keislamannya ialah orang yang paling baik akhlaknya” (HR. Ahmad). “Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik adalah sesuatu yang paling banyak membawa manusia ke dalam surga” (HR. Tirmizi). “Tidak ada sesuatu yang lebih berat dari timbangan orang mukmin pada hari kiamat daripada akhlak yang paling baik” (HR. Tirmizi). Akhlak Nabi Muhammad SAW disebut juga akhlak Islam. Karena akhlak ini bersumber dari Al-Qur’an, dan Al-Qur’an datangnya dari Allah SWT, maka akhlak Islam mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan akhlak ciptaan manusia (etika, moral, adat, dll) . Ciri-ciri tersebut antara lain:

• Kebaikannya bersifat mutlak, yaitu kebaikan yang terkandung dalam akhlak Islam merupakan kebaikan yang murni, baik untuk individu maupun untuk masyarakat, di dalam lingkungan, keadaan, waktu, dan tempat apapun.

• Kebaikannya bersifat menyeluruh, yaitu kebaikan yang terkandung di dalamnya merupakan kebaikan untuk seluruh umat manusia di segala zamn dan di semua tempat.

• Tetap, langgeng, dan mantap, yaitu kebaikan yang terkandung di dalamnya bersifat tetap, tidak berubah oleh perubahan waktu dan tempat atau perubahan kehidupan masyarakat.

• Kewajiban yang harus dipatuhi, yaitu kebaikan yang terkandung dalam akhlak Islam merupakan hukum yang harus dilaksanakan

Page 30: Geografi (lengkap)

sehingga ada sanksi hukum tertentu bagi orang-orang yang tidak melaksanakannya.

• Pengawasan yang menyeluruh. Karena akhlak Islam bersumber dari Tuhan, maka pengaruhnya lebih kuat dari akhlak ciptaan manusia, sehingga seseorang tidak berani melanggarnya kecuali setelah ragu-ragu dan kemudian akan menyesali perbuatannya untuk selanjutnya bertobat dengan sungguh-sungguh dan tidak melakukan perbuatan yang salah lagi. Ini trejadi karena agama merupakan pengawas yang kuat. Pengawas lainnya adalah hati nurani yang hidup yang didasarkan pada agama dan akal sehat yang dibimbing oleh agama serta diberi petunjuk.

Sebagai guru yang beragama Islam tentu pedoman berperilakunya, akan meniru akhlaq guru besar Muhammad SAW. Yang selalu mengisi kehidupannya dengan kebaikan-kebaikan yang akan membawa kepada kebahagiaan dunia dan akherat. Kode Etik Guru

Kode etik merupakan bagian dari perilaku dan pengetahuan yang sangat penting yang harus dikuasai dan dimiliki oleh seorang guru. Kode etik suatu profesi merupakan norma-norma yang harus diperhatikan oleh setiap anggota profesi khususnya profesi guru di dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam kehidupan di masyarakat. Seorang guru akan mengetahui tentang aturan-aturan yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam melaksanakan profesinya sebagai seorang guru. Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi di dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat. Norma-norma tersebut berisi petunjuk-petunjuk bagi para anggota profesi tentang bagaimana mereka melaksanakan profesinya dan larangan-larangan, yaitu ketentuan-ketentuan tentang apa yang tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh mereka, melainkan juga menyangkut tingkah lakau anggota profesi pada umumnya dalam pergaulan sehari-hari di dalam masyarakat. Tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Secara umum tujuan mengadakan kode etik adalah untuk:

• menjunjung tinggi martabat profesi

• menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya

• meningkatkan pengabdian para anggota profesi

Page 31: Geografi (lengkap)

• meningkatkan mutu profesi

• meningkatkan mutu organisasi profesi

Kode Etik Guru Indonesia

Kode etik guru Indonesia dapat dirumuskan sebagai himpunan nilai-nilai dan norma-norma profesi guru yang tersusun dengan baik dan sistematis dalam suatu sistem yang utuh dan bulat. Fungsi kode etik guru Indonesia adalah sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku setiap guru warga PGRI dalam menunaikan tugas pengabdiannya sebagai guru, baik di dalam maupun di luar sekolah serta dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Dengan demikian maka Kode Etik Guru Indonesia merupakan alat yang amat penting untuk pembentukan sikap profesional para anggota profesi keguruan. Guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan berpedoman pada dasar-dasar antara lain guru:

- berbakti membimbing peserta didik untk membentuk manusia Indonesia yang seutuhnya berjiwa Pancasila.

- memiliki dan melaksanakan kejuruan profesional. - berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai

bahan melakukan bimbingan dan pembinaan. - menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang

berhasilnya proses belajar-mengajar. - memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan

masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.

- secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat prosesinya.

- memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial.

- secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai saran perjuangan dan pengabdian.

- melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan

Sembilan kode etik guru ini kalau kita simak satu per satu sudah mengandung nilai bagaimana menjadi guru yang profesional.

3) Etos Kerja

Etos kerja menurut kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok. Kalau dikaitkan dengan profesi guru, etos kerja guru

Page 32: Geografi (lengkap)

adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas guru dalam menjalankan profesinya. Orang yang bekerja dilingkungan pendidikan, pendidik dan tenaga kependidikan , seharusnya tidak hanya melihat pekerjaannya sebagai tempat mencari nafkah. Ia harus melihatnya sebagai tugas yang mengemban esensi pendidikan. Menurut Isjoni dan Suarman (2003) pendidikan itu bukan hanya untuk hari ini dan esok, melainkan membangun kehidupan jauh kedepan. Esensi pendidikan dalam hal ini bagaimana mencerdaskan SDM, masyarakat dan bangsa, sehingga mampu beradaptasi sekaligus melakukan pembaharuan dalam kehidupannya. Ilmu pengetahuan dan teknologi perlu dikuasai. Yang mampu mengusainya adalah orang yang cerdas IQ, EQ, AQ, CQ dan SQ. Sumber daya manusia yang berkualitas hanya akan didapat dari guru yang memiliki berbagai kecerdasan tersebut. Guru yang berkualitas akan terbentuk jika memiliki etos kerja yang tinggi. Menurut Jansen Sinamo ada delapan etos kerja unggulan yang perlu dipahami, yang dapat dikembangkan oleh guru dalam bertugas. Etos kerja tersebut sebagai berikut: - Kerja itu suci, kerja adalah panggilan ku, aku sanggup bekerja

benar. - Kerja itu sehat, kerja adalah aktualisasiku, aku sanggup bekerja

keras. - Kerja itu rahmat, kerja adalah terima kasihku, aku sanggup bekerja

tulus. - Kerja itu amanah, kerja itu tanggungjawabku, aku sanggup bekerja

tuntas. - Kerja itu seni/permainan, kerja adalah kesukaanku, aku sanggup

kerja kreatif. - Kerja itu ibadah, kerja adalah pengabdiaanku, aku sanggup bekerja

serius, - Kerja itu mulia, kerja adalah pelayananku, aku sanggup bekerja

sempurna. - Kerja itu kehormatan, kerja adalah kewajibanku, aku sanggup

bekerja unggul

Inilah wujud kecerdasan IQ, EQ, AQ, CQ dan SQ bagi seorang pendidik guru. Hasil pekerjaaannya mendidik jauh ke depan. Jadi, tugas dan tanggungjawabnya bukan hanya pada saat itu dilakukan, akan tetapi menyiapkan pemimpin masa depan.

Page 33: Geografi (lengkap)

Biasanya tenaga profesional jarang mempermasalahkan agar gajinya dinaikkan, melainkan kinerjanya sendirilah yang mengharuskan orang lain membayar mahal. Menurut Isjoni dan Suarman orang-orang profesional tidak menuntut gaji besar, namun mereka membuat gaji besar dari karyanya.

Etos Kerja Dalam Pandangan Agama Islam

Kerja seperti apapun dalam kehidupan di muka bumi harus dilihat dan dijalankan dalam suatu keseimbangan yang bernuansa ibadah. Islam menekankan pentingnya masyarakat muslim secara umum menghabis sepertiga hari mereka untuk bekerja, sepertiga lainnya untuk tidur dan istirahat, dan sepertiga lainnya untuk shalat, bersenang-senang, aktivitas keluarga serta masyarakat.

Ujian muslim setelah berkomitmen terhadap etos kerja, kemudian perlu dipikirkan mengenai bagaimana rejeki didapat dan dimanfaatkan. Dalam surat Albaqarah 212, Allah mengatakan akan memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendakinya. Dari ayat tersebut yang perlu disadari adalah kendati Allah memberikan rezeki lewat berbagai cara dan dalam jumlah yang tak terbatas, tetapi itu tak berarti rezeki datang dengan sendirinya, etos kerja harus ditumbuhkan

Layak diperhatikan bagaimana pendapatan atau hasil orang per orang yang berupa rezeki bisa diperoleh. Tentu akhirnya kembali kepada beberapa besar usaha kita untuk memperoleh rezeki itu. Allah SWT juga banyak berfirman agar rezeki itu dimanfaatkan dengan baik. Ini berarti terlihat mata rantai suatu aliran pendapatan dari satu orang keorang lainnya, sehingga akhirnya bagaikan bola salju dan jadilah suatu pertumbuhan bagi orang tersebut baik secara moral maupun material.

Sebagai guru muslim, kita layak merenungkan bahwa segala rezeki yang Allah berikan kepada kita, harus dimanfaatkan secara baik. Di samping itu manusia yang beradab pasti ingin bekerja keras dan cerdas, berusaha mencari rezeki dengan dilandasi oleh etos Islam.

Allah telah meletakkan di dalam prinsip-prinsip penciptaannya, bahwa bekerja dan berusaha merupakan daya rahasia kemajuan dan pergerakkan. Alam telah mengajarkan kepada manusia bahwa segala

Page 34: Geografi (lengkap)

yang ada di alam ini senantiasa bergerak, berkembang, dan bekerja untuk membangun sistemnya.

Ajaran Islam amat menekankan etos kerja tanpa melupakan aspek spritual. Dengan keduanya, Islam mendorong manusia untuk membangun peradaban yang mempunyai nilai spritual. Menyalakan etos kerja di tengah krisis bangsa adalah langkah konkrit untuk perbaikan negeri ini. Kehormatan dan kemuliaan datang dari kerja dan usaha untuk ibadah.

Etos Kerja Cerdas berlandasan Spritual dapat dikembangkan lagi oleh guru dan implementasikannya dalam kehidupan sehari-hari, yakni Etos kerja sebagai mental rohani. Bagaimana kita memandang tugas kita guru dari segi mental rohani, agar didapatkan kepuasan kerja, pahamilah hal berikut ini:

• Kerja adalah rahmat, kerja panggilan, kerja aktualisasi, kerja ibadah, kerja adalah seni, kerja merupakan kehormatan, kerja pelayanan.

• Rahmat; jiwa besar, pikiran luas, hati baik, rejeki akbar, sumber berkah, suka cita, ikhlas, bersyukur.

• Amanah; adil, benar, jujur, aman terpecaya, bertanggungjawab, pembangun,dan pengembang.

• Panggilan; responsif, ekspresif, unik, khas, berintegrasi, tuntas, tumbuh menjadi bigger-higher, dan better.

• Ibadah; penuh cinta, sayang, setia, komitmen, berbakti, mengabdi, berserah.

• Seni; indah, estetik,artistik, imajinatif, kreatif,, inovatif,

• Kehormatan; harkat,martabat, mulia, hebat, berkualitas, unggul, excellent.

• Pelayan; fokus pada pelangganan, sempurna, paripurna, ramah, simpatik, memuaskan.

Etos juga dikenali sebagai kebiasaan, berbasis pada state of mind yang berhubungan kegiatan produktif.

Etos kerja sebagai seperangkat perlikaku kerja, yang berakar pada kesadaran yang kuat, keyakinan yangjelas danmantab, serta komitmen yang teguh pada prinsip,paradigma, dan wawasan kerja yang khs dan spesifik

Delapan kebiasaan (habitus) dalam bekerja cerdas

Page 35: Geografi (lengkap)

• Bekerja ikhlas penuh rasa syukur

• Bekerja penuh integitas

• Bekerja keras penuh semangat

• Bekerja serius penuh kecintaan

• Bekerja cerdas penuh kreativitas

• Bekerja tekun penuh keunggulan

• Bekerja pari purna penuh kesabaran.

Bagaimana anda sebagai guru melaksanakan tugas profesinya selama ini, coba nilai sendiri, lakukan penilaian diri dengan jujur agar ke depan anda pantas menyadang gelar guru yang profesinal.

4) Komitmen Makna Komitmen

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan dosen, Pasal 7 menyatakan salah satu prinsip profesionalitas butir c. Guru memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003, Pasal 40 Ayat (2)butir b. menyatakan pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan dan butir c. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Komitmen adalah janji. Komitmen adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang tercermin dalam tindakan kita. Komitmen merupakan pengakuan seutuhnya, sebagai sikap yang sebenarnya yang berasal dari watak yang keluar dari dalam diri seseorang. Pilihan jadi guru hendaklah diperkuat dengan komitmen. Komitmen akan mendororong rasa percaya diri, dan semangat kerja, menjalankan tugas sebagai guru menuju perubahan ke arah yang lebih baik. Hal ini ditandai dengan peningkatan kualitas phisik dan psikologi dari hasil kerja. Sehingga segala sesuatunya menjadi menyenangkanbagi seluruh warga sekolah.

Page 36: Geografi (lengkap)

Komitmen mudah diucapkan. Namun lebih sukar untuk dilaksanakan. Mengiyakan sesuatu dan akan melaksanakan dengan penuh tanggungjawab adalah salah satu sikap komitmen. Komitmen sering dikaitkan dengan tujuan, baik yang bertujuan positif maupun yang yang bertujuan negative. Sudah saatnya kita selalu berkomitmen, karena dengan komitmen sesorang mempunyai keteguhan jiwa. Stabilitas social tinggi, toleransi,, mampu bertahan pada masa sulit, dan tidak mudah terprovokasi. Komitmen yang tinggi untuk mengembangkan pendidikan. Memenuhi Komitmen (menepati janji sesuai dengan hati nurani) merupakan sikap dasar guru profesional. Menurut Pugach (2008) ada lima komitmen yang harus dilaksanakan secara berkelanjutan oleh guru, berkaitan dengan gelar profesional yang disandangnya. - Selalu belajar mengembangkan pengetahuan dari berbagai sumber. - Mengembangkan kurikulum dengan rasa tanggungjawab - Selalu memperhatikan keragaman latar belakang keluarga peserta

didik - Memenuhi kebutuhan individual dalam belajar di kelas maupun di

area sekolah. - Aktif berkontribusi dalam tugas profesinya.

Seorang guru tidak boleh berhenti belajar setelah menyelesaikan program pendidikannya. Mereka harus terus belajar melalui apa yang dipraktekkannya di kelas, belajar melalui teman-teman seprofesi. Hal ini akan terjadi kalau guru memiliki komitmen untuk membuka diri jadi yang terbaik, mempunyai semangat dalam meningkatkan diri, mengembangkan kariernya di dunia pendidikan.

Kurikulum bukanlah dokumen statis, dimana guru hanya mengikuti tanpa perlu pertimbangan dan sikap bijaksana. Guru diberi wewenang oleh pemerintah untuk mengembangkannya pada tingkat satuan pendidikan , tingkat kelas, sesuai kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Oleh karena itu, dituntut tanggung jawab guru dalam penggunaan kurikulum pendidikan.

Guru secara terus menerus, tahun berganti tahun, bergantian angkatan, menerima anggota kelas yang berbeda-beda. Siswa yang datang dari beragam latar belakangnya. Untuk pembelajaran yang menyenangkan guru diharapkan selalu kreatif mengelola kelasnya. Dimana, siswa dapat merasa diterima keberadaannya, merasa aman dan nyaman, berada di lingkungan kelas dan lingkungan sekolah.

Page 37: Geografi (lengkap)

Kegiatan belajar di kelas maupun lingkungan sekolah hendaklah diorganisir secara tepat guna. Pengelompokan kegiatan, pengelompokkan siswa perlu pertimbangan berbagai kebutuhan individu siswa.

Mengajar bukanlah sekedar bekerja yang memperhatikan jam masuk dan jam keluar selesai pembelajaran. Bekerja bagaikan robot sesuai dengan apa yang diperintahkan. Guru sendiri harus mampu mengelola dirinya, mengembangkan profesinya, membutuhkan kesempatan untuk bergabung dengan teman satu profesi, ikut bertanggung jawab atas profesinya.

Komitmen guru adalah akhlak guru

Menepati janji adalah salah satu pokok ajaran akhlak yang harus dilaksanakan sebagai aktualisasi dari keimanan. Sewaktu diangkat menjadi guru pegawai negeri ada komitmen yang diucapkan (diambil sumpah) atas nama Tuhan dan ditandatangani sebagai bukti tertulis kita berjanji. Apa yang terjadi setelah kita guru memulai dunia kerja, janji tinggal janji. Komitmen sering terlupakan. Janji akan lebih mengutamakan tugas Negara daripada kepentingan pribadi, sering terbalik dalam pelaksanaannya. Beratnya kesalahan kita, kita berjanji dengan Allah.

Guru diharapkan akan menjadi seseorang yang menepati janji, memegang ucapannya dan dapat dipercaya dan diandalkan. Guru akan tampil dalam sikap, perkataan dan perbuatan menepati janji betapapun kecilnya dan dapat diandalkan, terpercaya, beriman dan bertakwa.

Komitmen dan Ketulusan-keikhlasan

Ketulusan dan keikhlasan dalam bekerja akan memudahkan terlaksananya komitmen sebagai seorang guru. Membicarakan tentang ikhlas, terkait dengan ketulusan niat. “ Ikhlas itu adalah rahasia dari semua rahasia dan aku menempatkannya di hati hamba yang menjadi kekasih- Ku.” Demikian firman Allah SWT sebagaimana disabdakan nabi Muhammad SAW. Niat baik kita untuk melaksanakan tugas sebaik-baiknya merupakan tujuan hasil kerja yang berkualitas. Selalu ikhlas dalam bertindak dan niat karena Allah, diikuti dengan doa, akan membuahkan kebahagiaan bagi pribadi guru dan kesuksesan belajar siswanya.

Page 38: Geografi (lengkap)

Bekerja sebagai pengajar bagian dari mencapai kebahagian dalam kehidupan. Keikhlasan harus selalu ditingkatkan dan dirawat. Menurut Sentanu dalam bukunya Quantum Ikhlas : “Mencari kebahagiaan hakiki dalam kondisi ikhlas, manusia akan kuat, cerdas dan bijaksana jalan hidup yang efektif dan produktif menjadi kekuatan pribadi yakni pribadi dengan bantuan Allah (Power). Proses melatih diri secara kualtiatif dan kuwantitatif- meningkatkan keikhlasan dengan mengakses kekuatan dahsyat (Allah). Kebahagiaan hakiki tidak hanya dipahami melalui pikiran tatapi harus melalui hati dengan kelembutan tersendiri orang yang ikhlas: rela, sabar, bersyukur akan meraih cita-cita yang tertinggi di dunia dan akhirat.

Manusia diciptakan dengan sebaiknya dengan berbagai kelebihan dan kesempurnaan. Fitrah sempurna di zone ikhlas, selalu berprasangka baik kepada orang lain dan bersyukur kepada apa yang telah didapat. Manusia computer hayati; hardware Otak’ Software Pikiran dan perasaan’ operating system hati nurani self maintence system iklas gangguan virusnya putus asa, nafsu, sombong dsb- prasangka buruk –manfaat hidup berkurang. Barsaing perang-bekerja sama. Kita sering diliputi pada hal-hal yang kurang enak. Takut maka timbul pikiran hal-hal yang menakutkan-usahakan tarik hal-hal yang membahagiakan/menarik hal-hal yang anda inginkan ingin sembuh focus pada kesehatan senang focus pada kebahagiaan tenang focus pada kedamaian.

Selanjutnya Sentanu mengaitkan kerja otak dengan keikhlasan dan pentinya doa. Hidup di dunia berpasangan ada otak kiri dan otak kanan. Kiri berpikir analitik, logis, bahasa, pengetahuan. Kanan Intuisi, kuasi, seni, musik dsb. Tiap orang berbeda mana yang menonjol. Perlu kerja sama (kanan kiri) , menyeimbangkan diri. Perang besar melawan diri sendiri. Pikiran positif yang rasanya enak dihati ketika anda beraktivitas, lakukan dengan hati dengan cara penuh do’a kepada Allah SWT/ menyerahkan seluruh kehidupannya kepada Allah SWT. Kita telah diberikan motivasi yang berbicara Zone ikhlas High energi syukur, sabar, tenang, Happy perasaan positive yang berenergi tinggi positive feeling. Kebanyakan manusia melihat lewat panca indera tetapi belum tentu memahami apa yang dilihat. Doa adalah senjata orang yang beriman D = Direction Minta yang jelas O = Obedience = yakin do’a akan dikabulkan A= Aceptance = syukur (menerima perasaan terkabulnya do’a).

Komitmen dan Kesabaran

Page 39: Geografi (lengkap)

Pepatah popular mengatakan, “Siapa yang bersabar akan beruntung.” Mengapa beruntung ? Satu surat dalam Al-Quran menuliskan yang artinya” …Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS 2:153). Jika Allah sudah menyertai seseorang, tidak ada siapa pun akan mampu mencelakan dia. Kebersertaan Allah dalam melaksanakan tugas sebagai guru haruslah diusahakan. Sering kita dalam melaksanakan tugas tidak sabar untuk meraih hasil terbaik.

Sabar, adalah salah satu sikap terpuji yang terkait dengan kepribadian guru. Menurut Ubaedi kesabaran dalam konsep agama Isalam (Konsep Al-Quran) dimaksudkan untuk membuat manusia kuat menghadapi hidup. Konsep bagaimana menghadapi realitas atau menjalani praktek hidup.

Seperti yang kita alami, menjalani hidup ini ternyata tidak cukup dengan memiliki keinginan yang baik, keinginan untuk menjadi orang baik, atau menjadikan orang lain disekitar kita lebih baik. Setiap orang memiliki keinginan untuk jadi baik, yang sering membuat kita tidak nyaman adalah realitas. Realitas yang kita hadapi sering tidak sesuai dengan harapan, bertentangan dengan keinginan atau yang telah direncanakan. Ada realitas yang menuntut kita mencari solusi

“90% penyebab kegagalan manusia adalah kepasrahan terhadap realitas .”(Washington Irvin)

“kesuksesan dilahirkan dari 99% kegagalan yang dipahami dengan sikap anti menyerah,” (James Dison)

“keberhasilan seseorang itu 20% ditentukan oleh kecerdasan intelektual dan yang 80% ditentukan oleh serumpun kemampuan yang disebut Kecerdasan Emosinal.” (Daniel Goleman)

Ubaedi lebih lanjut menjelaskan, bahwa meski sebagian besar kita sudah tahu arti kesabaran, tetapi dalam prakteknya masih banyak yang belum berhasil membedakan antara kesabaran dalam arti pasrah pada Tuhan dan kesabaran dalam arti pasrah pada kenyataan. Misalnya guru punya komitmen untuk meningkatkan hasil belajar siswanya. Kenyataannya, tidak semua anak didiknya dengan cepat ambil bagian berpartisipasi aktif dalam program yang sudah dirancang sedemikian rupa. Ada guru yang pasrah pada kondisi siswa, dengan menyatakan memang kemampuan dan kemauan siswa untuk belajar terbatas. Yang jelas kita sudah melaksanakan komitmen dalam menjalankan tugas mengajar. Sering pasrah pada realitas dengan mengatas namakan kesabaran, nasib, takdir, kehendak Tuhan, dan sebagainya.

Page 40: Geografi (lengkap)

Bila kita sedang mengusahakan ide-ide baru dalam pendidikan (meningkatkan prestasi) lalu gagal ditengah jalan, orang lain akan mengatakan kepada kita sabar. Sabar disini mengandung konotasi menerima kegagalan itu apa adanya. Hal ini tentu tidak sejalan dengan kesabaran yang diajarkan oleh agama. Ide-ide positif, jika gagal dilaksanakan, agama memerintahkan kita bukan menerima apa adanya, melainkan menerima untuk memperbaiki. Yang diperbaiki bisa jadi rencana, proses, teknik, alat, sikap mental, dan lain-lain. Dengan menerima dan memperbaiki maka jiwa kita akan terdidik untuk menjadi kuat.

Kesabaran adalah kemampuan. Ubaedi mengelompokkan kesabaran sebagai kemampuan:

a. Kemampuan menunggu b. Kemampuan mempertahankan c. Kemampuan menjalankan

Sikap-sikap tidak sabar, seperti mengambil jalan pintas yang melanggar hukum, main seradak-seruduk, atau malah apatis dan tidak melakukan apa-apa, hanya akan berakhir dengan kegagalan dan penyesalan.

Komitnen kesabaran perlu ditingkatkan. Sabar dapat mengundang kehadiran Allah bersama kita. Sabar sebagai cara untuk meminta pertolongan Allah. Mendidik manusia tidaklah mudah, guru sering kehilangan kesabaran, sehingga komitmennya dalam menjalankan profesi sering berjalan tidak mulus. Usaha untuk selalu memperbaiki diri, mencari jalan terbaik dan doa kepada Allah merupakan kunci utama dalam mencapai hasil kerja terbaik. Disamping itu, guru hendaklah selalu berupaya menghadirkan Allah dan dipertahankan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkup individu maupun komunitas, agar selalu menjadi orang yang beruntung.

5) Empati

Makna Empati Empati dalam bahasa Yunani diartikan sebagai “ketertarikan fisik”, yang didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengenali, mempersepsi dan merasakan perasaan orang lain. Karena pikiran, kepercayaan, dan keinginan seseorang berhubungan dengan perasaannya. Seseorang yang berempati akan mampu mengetahui, pikiran dan mood orang lain. Empati sering dianggap sebagai resonansi perasaan.

Page 41: Geografi (lengkap)

Empati adalah pondasi dari semua interaksi hubungan antara manusia mampu merasakan emosi orang lain, yang akan bermanfaat membina relationship yang akrab dengan orang lain.. Empati dan kecerdasan emosional

Empati adalah salah satu ciri kecerdasan emosional. Emosi menurut Goleman (1996) merupakan suatu perasaan dan pikiran-pikiran khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Sejumlah kritikus mengelompokan emosi dalam beberapa golongan , sebagai berikut:

• Amarah; beringas, mengamuk, benci, jengkel, marah besar , terganggu, rasa pahit, bermusuhan tindak kekerasan

• Kesedihan; sedih, pedih, muram, melankolis, mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa, depresi berat.

• Rasa takut; cemas, takut, gugup, khawatir, waspada, pobia, panic, tidak tenang.

• Kenikmatan; bahagia, gembira, riang, puas, senang, terhibur, bangga, senang sekali, dan batas ujungnya, mania.

• Cinta; penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat,, bakti, hormat, kasmaran, kasih.

• Terkejut; takjub, terpana, terkejut, terkesiap.

• Jengkel; hina, jijik muak, mual, benci tidak suka, mau muntah,

• Malu; rasa salah, malu hati, kesal hasil, sesal, hina, aib, dan hati hancur lebur.

Guru yang memiliki empati tinggi, mampu membaca dan memahami kondisi emosi peserta didiknya pada waktu tertentu. Guru akan berusaha membantu, memberi bimbingan cara mengelola emosi mereka.

Kecerdasan emosional: kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, dan bertahan menghadapi frustasi, menendalikan dorongan hati dan tidak berlebih-lebihan dalam kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir; berempati dan berdoa.

Empati adalah kemampuan membaca emosi

• Kemampuan menerima sudut pandang orang lain

• Kemampuan dalam mendengarkan orang lain

• Kemampuan kepekaan akan perasaan oranglain

Goleman menyebut empati sebagai”keterampilan dasar manusia”. Orang memiliki empati kata Goleman adalah pemimpin alamiah

Page 42: Geografi (lengkap)

yang dapat mengekspresikan dan mengartikulasikan sentiment kolektif yang tidak terucapkan, untuk membimbing suatu kelompok menuju cita-citanya.

Menumbuhkan dan Mengembangkan Empati di kelas

Segal (2000) menyatakan, semakin banyak Anda mempelajari melalui perasaan, semakin mudah Anda memahami perasaan orang lain. Saya tidak dapat menemukan alat yang lebih ampuh untuk menelusuri kerumitan hubungan manusia, kecuali empati. Empati adalah keterampilan terakhir yang Anda peroleh ketika mendidik hati anda.

Empati mengalir dari kesadaran aktif, rasakan setiap saat, seimbangkan kebutuhan anda dan kebutuhan orang lain demi kepuasan bersama untuk membetuk hubungan saling menghormati yang langgeng. Kesadaran aktif akan membuat anda cerdas. Empati membuat anda bijaksana dalam merasa.

Memahami bahasa tubuh. Coba ingat dan catat bagaimana anda bereaksi setiap anda merasakan atau melihat hal-hal berikut ini pada orang-orang yang anda temui:

- mulut cemberut - ringisan - mata berbinar-binar - irama suara - alis berkerut - senyum lebar - kelopak mata berat - nada suara melengking - cuping hidung mengembang

Apakah anda merasakan ledakan emosioanal pada diri anda; Ketika anda melihat seseorang mengangis, Anda menangis pula. Ketika seseorang sangat ceria, Anda tertawa geli. Itu bukan empati sama sekali. Empati dapat dimaknai menyelami perasaan orang lain, namun masih tetap terjaga beberapa keterpisahan. Empati dapat merasakan kesedihan orang lain tanpa kehilangan jati diri dan kesadaran diri.

Data penelitian menunjukkan bahwa empati merupakan kekuatan yang hebat untuk kebaikan. Guru yang memiliki tingkat empati yang tinggi dapat mengembangkan kemampuan akademik yang lebih besar pada muridnya daripada guru yang tingkat empatinya rendah. Carl

Page 43: Geografi (lengkap)

Roger dalam Zuchdi (2008) mengatakan bahwa, empati merupakan alat yang paling efektif untuk membantu perkembangan pribadi dan meningkatkan hubungan serta komunikasi dengan orang lain.

Empati guru merupakan kedekatan emosi dengan peserta didiknya, ikatan emosi dengan siswanya. Guru sering gagal mencerdaskan siswanya karena tidak memiliki empati pada peserta didiknya.

Empati guru terhadap siswa dengan memahami kebutuhan siswanya, diantaranya;

- Sensitive, penuh perhatian terhadap kebutuhan siswa - Menunjukkan kemampuan berada pada posisi siswa - Memahami kebutuhan siswa, tetapi tidak sentimental,

membedakan masalah-masalah pribadi anak dari masalah umum.

Latihan membaca wajah siswa anda

Seorang guru harus bisa menyelami, apakah siswa telah mengerti materi yang baru saja dijelaskan. Biasanya dari ekpresi wajah mereka dapat terlihat.

Berikut ini Hasyim Ashari (2007) mendeskripsikan tanda yang bisa dibaca dari ekspresi wajah siswa.

Ekpresi Wajah/suara Artinya

Kepala manggut-manggut

Memahami apa yang

dijelaskan

Terseyum sambil bilang oo…

Sangat memahami

Wajah tidak tergerak dengan

tetap memandang papan tulis

Belum mengerti

Mengerutkan dahi

Susah memahami

Page 44: Geografi (lengkap)

Bel akhir pelajaran berbunyi, dan

siswa bilang “kok cepat ya”

Anda sukses berkomunikasi

dengan siswa

Guru harus kreatif jika di kelas yang diajarnya ada siswa yang ngobrol dengan temannya. Tidak melihat ke depan, atau kalau ditanya tidak menjawab. Teramati tidak semangat mengikuti pelajaran . Lakukan interaksi dengan memberi umpan balik. Guru harus berusaha mencari akar permasalahannya, jangan hanya focus menyelesaikan program pembelajaran hari itu. Sikap empati yang tinggi dari guru akan mampu mengatasi masalah belajar siswanya.

Page 45: Geografi (lengkap)

BAB III

MODEL DAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

A. Model Pembelajaran

1. Konsep Model Pembelajaran a) Pengertian Model Pembelajaran

Untuk mengatasi berbagai problematika dalam pelaksanaan pembelajaran, tentu diperlukan model-model mengajar yang dipandang mampu mengatasi kesulitan guru melaksanakan tugas mengajar dan juga kesulitan belajar peserta didik. Modeldiartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalammelakukan kegiatan. Model dapat dipahami sebagai: (1) suatu tipe atau desain; (2)suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk membantu proses visualisasisesuatu yang tidak dapat dengan langsung diamati; (3) suatu sistem asumsi-asumsi, data-data, dan inferensi-inferensi yang dipakai untuk menggambarkan secara sistematis suatu objek atau peristiwa; (4) suatu desain yang disederhanakan dari suatu sistem kerja, suatu terjemahan realitas yang disederhanakan; (5) suatu deskripsidari suatu sistem yang mungkin atau imajiner; dan (6) penyajian yang diperkecil agardapat menjelaskan dan menunjukkan sifat bentuk aslinya (Komaruddin, 2000:152).

Model dirancang untuk mewakili realitas yang sesungguhnya, walaupun model itu sendiri bukanlah realitas dari dunia yang sebenarnya. Atas dasar pengertian tersebut, maka model mengajar dapat difahami sebagai kerangka konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu, danberfungsi sebagai pedoman bagi perencanaan pengajaran bagi para guru dalam melaksanakan aktivitas pembeiajaran. Dalam mengajar, guru dapat mengembangkan model mengajarnya yang dimaksudkan sebagai upaya mempengaruhi perubahan yang baik dalam perilakusiswa, Pengembangan model-model mengajar tersebut dimaksudkan untuk membantu guru meningkatkan kemampuannya untuk lebih mengenal siswa dan menciptakan lingkungan yang lebih bervariasi bagi kepentingan belajar siswa. Salah satu batasan tentang model mengajar adalah : „‟Model of teaching can be defined as an instructional design which describes theprocess of specifying and producing particular environmental situations which causethe students to interact in such a way that that specificchange occurs in their behavior”,(SS Chauhan, 1979:20). Dengan memperhatikan batasan tersebut maka dapat dikatakan bahwa model mengajar adalah merupakan sebuah perencanaan pengajaran yang

Page 46: Geografi (lengkap)

menggambarkan proses yang ditempuh pada proses belajar mengajar agar dicapai perubahan spesifik pada perilaku siswa seperti yang diharapkan. Dalam dunia pendidikan, model diartikan sebagai a plan, method, or series of activitiesdesigned to achieves a particular educational goal (J. R. David, 1976). Jadi dengandemikian model pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian di atas. Pertama, model pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasukpenggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti tujuan penyusunan suatu model baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua, model disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan model adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilrtas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu model. Kemp (1995) menjelaskan bahwa model pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan pendapat di atas, Dick and Carey (1985) juga menyebutkan bahwa model pembelajaran itu adalah adalah suatu set materi dan prosedur pembeiajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. Upaya untuk mengimlernentasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal adalah dengan menggunakan metode. Ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan model yang telah ditetapkan. Dengan demikian, bisa terjadi dalam satu model pembelajaran digunakan beberapa metode. Misalnya untuk melaksanakan model ekspositori bisa digunakan metode ceramah sekaligus metode tanya jawab atau bahkan diskusi dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia termasuk menggunakan media pembelajaran. Oleh karenanya, model berbeda dengan metode. Model menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan, model. Dengan kata lain, model adalah a plan of operation achieving something; sedangkan metode adalah a wayin achieving something. Istilah lain yang juga memiliki kemiripan dengan model adalah pendekatan (approach). Sebenarnya pendekatan berbeda baik dengan model maupun metode. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik

Page 47: Geografi (lengkap)

tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.Oleh karenanya model dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu. Roy Killen (1998) misalnya, mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centered approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centered approaches). Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan model pembeiajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan pendekatan yang berpusat pada siswa menurunkan model pembelajaran discovery dan inkuiri serta pembelajaran induktif. Selain pendekatan, model, dan metode, terdapat juga istilah lain yang kadang-kadang sulit dibedakan, yaitu teknik dan taktik mengajar. Teknik dan taktik merupakan penjabaran dari metode pembelajaran. Teknik adalah cara yang dilakukan seseorangdalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu. Dengan demikian, taktik sifatnya lebih individual. Dari penjelasan di atas, maka dapat ditentukan bahwa suatu model pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang digunakan; sedangkanbagaimana menjalankan model itu dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran guru dapat menentukan teknikyang dianggapnya relevan dengan metode, dan dalam penggunaan teknik itu guru memiliki taktikyang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan yang lain.

b) Klasifikasi Model Pembelajaran Joyce dan Weil (2000) mengemukakan ada empat kategori yang penting diperhatikan dalam model mengajar, yakni model informasi, model personal, model interaksi dan model tingkah laku. Model mengajar yang telah dikembangkan dan dites keberlakuannya oleh para pakar pendidikan dengan mengklasifikasikan model pembelajaran pada empat kelompok, yaitu : 1) Model Pemrosesan Informasi (Information Processing Models),

menjelaskan bagaimana cara individu memberi respon yang datang dari lingkungannya dengan cara mengorganisasikan data, memformulasikan masalah, membangun konsep dan rencana pemecahan masalah serta penggunaan simbol-simbol verbal dan nonverbal. Model ini memberikan kepada pelajar sejumlah konsep, pengetesan hipotesis, dan memusatkan perhatian pada pengembangan kemampuan kreatif. Model ini secara umum dapat diterapkan pada sasaran belajar dari berbagai usia dalam mempelajari individu dan masayarakst. Oleh karena itu model ini potensial untuk digunakan dalam mencapai tujuan-tujuan yang berdimensi personal dan sosial disamping yang berdimensi intelektual.

Page 48: Geografi (lengkap)

2) Model Personal (Personal Family) merupakan rumpun model pembelajaran yang menekankan kepada proses mengembangkan kepribadian individu siswa dengan memperhatikan kehidupan emosional. Proses pendidikan sengaja diusahakan untuk memungkinkan seseorang dapat memahami dirinya sendiri dengan baik, memikul tanggung jawab, dan lebih kreatif untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Model ini memusatkan perhatian pada pandangan perseorangan dan berusaha mengalakkan kemandirian yang produktif, sehingga manusia menjadi semakin sadar diri dan bertanggungjawab atas tujuannya.

3) Model Sosial (Social Family), menekankan pada usaha mengembangkan kemampuan siswa agar memiliki kecakapan untuk berhubungan dengan orang lain sebagai usaha membangun sikap siswa yang demokratis dengan menghargai setiap perfaedaan dalam realitas sosial. Inti dari sosial model ini adalah konsep“synergy” yaitu energi atau tenaga (kekuatan) yang terhimpun melalui kerjasama sebagai salah satu fenomena kehidupan masyarakat. Dengan menerapkan model sosial pembelajaran diarahkan pada upaya melibatkan peserta didik dalam menghayati, mengkaji, menerapkan, dan menerima fungsi dan peran sosial. Model sosial ini dirancang untuk memanfaatkan fenomena kerjasama, membimbing para siswa mendefinisikan masalah, mengeksplorasi berbagai cakrawala mengenai masalah, mengumpulkan data yang relevan, dan mengembangkan serta mengetes hipotesis. Karena itu guru seyogianya mengorganisasikan belajar melalui‟ kerja kelompok dan mengarahkannya, kemudian pendidikan dalam masyarakat yang demokratis seyogianya mengajarkan proses demokratis secara langsung, jadi pendidikan harus diorganisasikan dengan cara melakukan penelttian bersama (cooperative inquiry) terhadap masalah-masalah sosial dan akademis.

4) Model sistem perilaku dalam pembelajaran (Behavioral Model of Teaching) dibangun atas dasar kerangka teori perubahan perilaku, melalui teori ini siswa dibimbing untuk dapat memecahkan masalah belajar melalui penguraian perilaku ke dalam jumlah yang kecil dan berurutan. Sejalan dengan hal itu, teori konvergensinya William Stern implementasinya dalam hal belajar mengajar telah menyebabkan munculnya berbagai teori-teori belajar dan teori atau model mengajar, seperti: (1) model behavioral yang terdiri dari belajar tuntas, belajar kontrol diri sendiri, simu!asi, dan belajar asertif; (2) model pemrosesan informasi yang terdiri dari model mengajar inkuiri, presentase kerangka dasar atau“advance organizer”, dan model pengembangan berpikir; dan (3) lain sebagainya yang dapat dijadikan pendekatan yang efektif dalam pengajaran.

5) Pertimbangan Pemilihan Model Pembeiajaran Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan kemampuan baru. Ketika kita berpikir informasi dan kemampuan apa

Page 49: Geografi (lengkap)

yang harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu juga kita semestinya berpikir model apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat tercapai secara efektif dan efisien, Ini sangat penting untuk dipahami, sebab apa yang harus dicapai akan menentukan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, sebelum menentukan model pembelajaran yang dapat digunakan, ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan : Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai - Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan

dengan aspek kognitif, afektif, atau psikomotor? - Bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,

apakah tingkat tinggi atau rendah ? - Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan

akademis? Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi

pembelajaran - Apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum, atau

teori tertentu? - Apakah untuk mempelajari materi pembelajaran itu memerlukan

prasyarat tertentu atau tidak? - Apakah tersedia buku-buku sumber untuk mempelajari materi

itu? Pertimbangan dari sudut siswa - Apakah model pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan

siswa? - Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat, dan

kondisi siswa? Pertimbangan-pertimbangan lainnya. - Apakah untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan satu model

saja? - Apakah model yang kita tetapkan dianggap satu-satunya model

yang dapat digunakan? - Apakah model itu memiliki nilai efektivitas dan efisiensi?

Pertanyaan-pertanyaan di atas, merupakan bahan pertimbangan dalam menerapkan strategi yang ingin diterapkan. Misalkan untuk mencapai tujuan yang dengan aspek kognitif, akan memiliki model yang berbeda dengan upaya untuk mencapai tujuan afektif atau psikomotor, Demikian juga halnya, untuk mempelajari bahan pelajaran yang bersifat fakta akan berbeda dengan mempelajari bahan pembuktian suatu teori, dan lain sebagainya.

Page 50: Geografi (lengkap)

2. Model Pembelajaran Ekspositori a. Konsep Model Pembelajaran Ekspositori

Model pembelajaran ekspositori adalah model pembelajaran yang menekankan kepada proses penyarnpaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi secara optimal. Roy Killen (1998) menamakan model ekspositori ini dengan istilah model pembeiajaran langsung (direct instruction). Mengapa demikian? Karena dalam model pembelajaran ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah adi. Oleh karena model ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan istilah model “chalk and talk”. Terdapat beberapa karakteristik model ekspositori. Pertama, model ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan model ini. Oleh karena itu sering orang mengidentikannya dengan ceramah. Kedua, biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang. Ketiga, tujuan utama pembelajaran adalah menguasai materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengsn benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan. Model pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembeiajaranyang berpusat pada guru (teacher-centered approaches). Dikatakan demikian, sebab dalam model ini guru memegang peran yang sangat dominan, guru menyampaikan materi pelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama model ini adalah kemampuan akademik siswa. Model pembelajaran ekspositori akan efektif manakala :

Guru akan menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang akan dan harus dipelajari siswa.

Apabila guru menginginkan agar siswa mempunyai gaya model intelektual tertentu.

Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan, artinya dipandang dari sifat dan jenis materi pelajaran memang materi pelajaran itu hanya mungkin dapat dipahami oleh siswa manakala disampaikan oleh guru.

Jika ingin membangkitkan keingintahuan siswa tentang topik tertentu.

Guru menginginkan untuk mendemonstrasikan suatu teknik atau prosedur tertentu untuk kegiatan praktik.

Page 51: Geografi (lengkap)

Apabila seluruh siswa memiliki tingkat kesulitan yang sama sehingga guru perlu menjelaskan untuk seluruh siswa.

Apabila guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemampuan rendah. Berdasarkan hasil penelitian (Ross & Kyle, 1987) model ini sangat efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan untuk anak-anakyang memiliki kemampuan kurang.

Jika lingkungan tidak mendukung untuk menggunakan model yang berpusat pada siswa.

b. Prinsip-prinsip Penggunaan Model Pembeiajaran Ekspositori

Dalam penggunaan model pembeiajaran ekspositori terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru. - Berorientasi pada Tujuan

Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam model pembeiajaran ekspositori melalui metode ceramah, namun tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran; justru tujuan itulah yang harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan model ini. Karena itu sebelum model pembelajaran ini diterapkan terlebih dahulu guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur.

- Prinsip Komunikasi Proses pernbelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yangmenunjuk pada proses penyampaian pesan darr seseorang (sumber pesan)kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan), Pesan yang ingindisampaikan dalam hal ini adalah materi pelajaran yang diorganisrr dan disusunsesuai dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai.Dalam proses komunikasiguru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa berfungsi sebagai penerimapesan.

- Prinsip Kesiapan Dalam teori belajar koneksionisme, “kesiapan” rnerupakan salah satu hukum belajar. Inti dari hukum belajar ini adalah bahwa setiap individu akan merespons dengan cepat dari setiap stimulus manakala dalam dirinya sudah memiliki kesiapan; sebaliknya, tidak mungkin setiap individu akan merespon setiap stimulus yang muncul manakala dalam dirinya belum memiliki kesiapan. Yang dapat kita tarik dari dari hukum belajar ini adalah agar siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang kita berikan, terlebih dahulu kitaharus memposisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran, Jangan mulai kita sajikan materi pelajaran, manakala siswa belum siap untuk menerimanya.

Page 52: Geografi (lengkap)

- Prinsip Berkelanjutan Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ekspositori yang berhasil adalah manakala melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi ketidakseimbangan (disequilibrium), sehingga mendorong mereka untuk mencari dan menemukan atau menambah wawasan melalui proses belajar mandiri.

c. Prosedur Pelaksanaan Model Ekspositori Sebelum diuraikan tahapan penggunaan model ekspositori terlebihdahulu diuraikan beberapa hal yang harus dipahami oleh setiap guru yang akan menggunakan model ini 1) Rumuskan tujuan yang ingin dicapai 2) Kuasai materi palajaran dengan baik 3) Kenali medan dan berbagai hal yang dapat mempengaruhi proses

penyampampaian

Keberhasilan penggunaan model ekspositori sangat tergantung pada kemampuan guru untuk bertutur atau menyampaikan materi pelajaran. Ada beberapa langkah dalam penerapan mode! ekspositori, yaitu :

1) Persiapan (Preparation) 2) Penyajian (Presentation) 3) Korelasi (Correlation) 4) Menyimpulkan (Generalization) 5) Mengaplikasikan (Aplication)

3. Model Pembelajaran Inkuiri a. Konsep Dasar Model Pembelajaran Inkuiri

Model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasaYunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan. Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama model pembelajaran inkuiri. Pertama, model inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya model inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalaui penjelasan

Page 53: Geografi (lengkap)

guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat rnenumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Ketiga, tujuan dari penggunaan model pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam model pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Seperti yang dapat disimak dari proses pembelajaran, tujuan utama pembelajaran melalui model inkuiri adalah menolong siswa untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka. Model pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student-centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam model ini siswa memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran inkuiri akan efektif manakala : Guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu

permasalahan yang ingin dipecahkan. Dengan demikian dalam model inkuiri, penguasaan materi pelajaran bukan sebagai tujuan utama pembelajaran. Akan tetapi yang lebih dipentingkan adalah proses belajar.

Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep yang sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.

Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu.

Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemauan dan kemampuan berpikir. Model inkuiri akan kurang berhasil diterapkan kepada siswa yang kurang memiliki kemampuan untuk berpikir.

Jika jumlah siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan olehguru.

Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa.

Page 54: Geografi (lengkap)

b. Prinsip-prinsip Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri

Model Pembelajaran inkuiri merupakan model yang menekankan kepada pengembangan intelektual anak. Perkembangan mental (intelektual) itu menurut Piaget dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu maturation, physical experience, social experience, dan equilibrium. Atas dasar tersebut, maka dalam penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru. 1) Berorientasi pada Pengembangan intelektual.

Tujuan utama dari model inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir.Dengan demikian, model pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri bukan ditentukan oleh sejauhmana siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu. Makna dari “sesuatu” yang harus ditemukan oleh siswa melalui proses berpikir adalah sesuatu yang dapat ditemukan, bukan sesuatu yang tidak pasti, oleh sebab itu setiap gagasan yang harus dikembangkan adalah gagasan yang dapat ditemukan.

2) Prinsip Interaksi Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan (directing) agar siswa bisa mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka. Kemampuan guru untuk mengatur interaksi memang bukan pekerjaan yang mudah. Sering guru terjebak oleh kondisi yang tidak tepat mengenai proses interaksi itu sendiri. Misalnya, interaksi hanya berlangsung antar siswa yang mempunyai kemampuan berbicara saja walaupun pada kenyataannya pemahaman siswa tentang substansi permasalahan yang dibicarakan sangat kurang; atau guru justru menanggalkan peran sebagai pengatur interaksi itu sendiri.

3) Prinsip Bertanya Peran guru yang harus dilakukan datam menggunakan model pembelajaraninkuiri adaiah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawabsetiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir.Oleh sebab itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuirisangat diperlukan. Berbagai jenis dan teknik bertanya perlu dikuasai oleh setiapguru,

Page 55: Geografi (lengkap)

apakah itu bertanya untuk melacak, bertanya untuk mengembangkankemampuan, atau bertanya untuk menguji.

4) Prinsip Belajar untuk Berpikir Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensti seluruh otak.

5) Prinsip Keterbukaan Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala sesuatu mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkernbangan kemampuan logika dan nalarnya.Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya.Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.

c. Langkah Pelaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri Secara umum proses pembetajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1) Orientasi

Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan model pembelajaran inkuiri sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini adalah:

Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.

Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.

Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.

2) Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa kepada suatu persoalan yang mengandung teka teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka teki itu.Dikatakan teka teki dalam rumusan masalah yang ingin

Page 56: Geografi (lengkap)

dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inkuiri, melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.

3) Mengajukan hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis.

4) Mengumpulkan data Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk mengkaji hipotesis yang diajukan. Dalam model pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual.

5) Menguji hipotesis Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban atas jawaban yang diberikan. Disamping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.

6) Merumuskan kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengajuan hipotesis.

Page 57: Geografi (lengkap)

4. Model Pembelajaran Berbasis Masalah a. Konsep Dasar, Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Terdapat 3 ciri utama dari Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Pertama, Model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi MPBM ada sejumlah kegiatanyang harus dilakukan siswa. MPBM tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran. Akan tetapi melalui MPBM siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. MPBM menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah maka tidak mungkin ada proses pembelajaran. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas. Untuk mengimplementasikan MPBM, guru perlu memilih bahan pelajaran yangmemiliki permasalahan yang dapat dipecahkan. Permasalahan tersebut bisadiambil dari buku teks atau dari sumber-sumber lain misalnya dari peristiwa yangterjadi dilingkungan sekitar, dari peristiwa dalam keluarga atau dari peristiwakemasyarakatan. Strategi pembelajaran dengan pemecahan masalah dapat diterapkan: Manakala guru menginginkan agar siswa tidak hanya sekadar dapat

mengingat materi pelajaran, akan tetapi menguasai dan memahaminya secara penuh.

Apabila guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan berpikir rasional siswa, yaitu kemampuan menganalisis situasi, menerapkan pengetahuan yang mereka miliki dalam situasi baru, mengenal adanya perbedaan antara fakta dan pendapat, serta mengembangkan kemampuan berpikir dalam membuat judgement secara objektif.

Manakala guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan serta membuat tantangan intelektual siswa.

Jika guru ingin mendorong siswa untuk lebih bertanggungjawab dengan belajarnya.

Jika guru ingin siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari dengan kenyataan dalam kehidupannya (hubungan antara teori dan kenyataan)

Page 58: Geografi (lengkap)

b. Tahapan-tahapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Banyak ahli yang menjelaskan bentuk penerapan MPBM. John Dewey seorang ahli pendidikan berkebangsaan Amerika menjelaskan 6 langkah MPBM yang kemudian dia namakan metode pemecahan masalah (problem solving), yaitu : - Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan masalah yang

akan dipecahkan. - Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara

kritis dari berbagai sudut pandang. - Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai

kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. - Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan

informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah. - Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau merumuskan

kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakaan hipotesis yang diajukan.

- Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswa menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengajuan hipotesis dan rumusan kesimpulan.

5. Model Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir a. Hakikat dan Pengertian Model Pembelajaran Peningkatan

Telah dijelaskan bahwa salah satu kelemahan proses pembelajaran yang dilakukan para guru kita adalah kurang adanya usaha pengembangan kemampuan berpikir siswa. Dalam setiap proses pembelajaran pada mata pelajaran apapun kita lebih banyak mendorong siswa agar menguasai sejumlah materi pelajaran. Metode pembelajaran yang dibahas pada bab ini adalah metode pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Metode pembelajaran ini pada awalnya dirancang untuk pembelajaran llmu Pengetahuan Sosial (IPS). Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa selama ini IPS dianggap sebagai pelajaran hafalan. Namun demikian, tentu saja dengan berbagai penyesuaian topik, model pembelajaran yang akan dibahas ini juga dapat diterapkan pada mata pelajaran lainnya termasuk mata pelajaran sejarah. Berdasarkan hasil penelitian, selama ini IPS dianggap sebagai pelajaran kelas dua. Para orang tua siswa berpendapat IPS merupakan pelajaran yang tidak terlalu penting dibandingkan dengan pelajaran lainnya, seperti IPA dan Matematika (Sanjaya, 2002). Hal itu merupakan pandangan yang keliru. Sebab, pelajaran apapun diharapkan dapat membekali siswa baik untuk terjun ke masyarakat maupun untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kekeliruan ini juga terjadi pada sebagian besar para guru. Mereka berpendapat bahwa IPS pada IPS pada hakikatnya adalah pelajaran hapalan yang tidak menantang untuk berpikir. IPS adalah pelajaran yang syarat dengan konsep-konsep, pengertian-pengertian, data, atau fakta yang harus dihafal dan tidak perlu dibuktikan.

Page 59: Geografi (lengkap)

Sekarang bagaimana mengubah paradigma berpikir tentang IPS dan sejarah sebagai mata pelajaran hafalan? bagaimana sejarah dapat dijadikan mata pelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan berpikir siswa? Di bawah ini akan dijelaskan satu model pembelajaran berpikir dalam pelajaran Sejarah dan IPS. Model pembelajaran ini adalah model pembelajaran hasil dari pengembangan yang telah diuji coba (Sanjaya,2002). Model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (MPPKB) adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan. Terdapat beberapa hal yang terkandung dalam pengertian di atas. Pertama, MPPKB adalah model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir, artinya tujuan yang ingin dicapai oleh MPPKB adalah bukan sekedar siswa dapat menguasai sejumlah materi pelajaran. Akan tetapi bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan atau ide-ide melalui kemampuan berbahasa secara verbal. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa kemampuan bicara secara verbal merupakan salah satu kemampuan berpikir. Kedua, telaahan fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan dasar pengembangan kemampuan berpikir, artinya pengembangan gagasan dan ide-ide didasarkan kepada pengalaman sosial anak dalam kehidupan sehari-hari dan/atau berdasarkan kemampuan anak untuk mendeskripsikan hasil-hasil pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang mereka peroleh dalam kehidupansehari-hari. Ketiga, sasaran akhir MPPKB adalah kemampuan anak untuk memecahkan masalah-masalah soisal sesuai dengan taraf perkembangan anak.

b. Hakikat Kemampuan berpikir dalam MPPKB Model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir atau MPPKB merupakan model pembelajaran yang bertumpu pada proses perbaikan dan peningkatan kemampuan berpikir siswa. Menurut Peter Reasin (1981), berpikir (thinking) adalah proses mental seseorang yang lebih dari sekadar mengingat (remembering) dan memahami (comprehending). Menurut Reason mengingat dan memahami lebihbersifat pasif daripada kegiatan berpikir (thinking). Mengingat pada dasarnya hanya melibatkan usaha penyimpanan sesuatu yang telah dialami untuk suatu saat dikeluarkan kembali atas permintaan; sedang memahami memerlukan pemerolehan apa yang didengar dan dibaca serta melihat keterkaitan antar aspek dalam memori. Berpikir adalah istilah yang lebih dari keduanya. Berpikir menyebabkan seseorang harus bergerak hingga diluar informasi yang didengarnya.

Page 60: Geografi (lengkap)

Misalkan kemampuan berpikir seseorang untuk menemukan solusi baru dari suatu persoalan yang dihadapi. Kemampuan berpikir memerlukan kemampuan mengingat dan memahami, oleh sebab itu kemampuan mengingat adalah bagian terpenting dalam mengembangkan kemampuan berpikir. Artinya, belum tentu seseorang yang memiliki mengingat dan memahami memiliki kemampuan juga dalam berpikir. Sebaliknya, kemampuan berpikir seseorang sudah pasti diikuti oleh kemampuan mengingat dan memahami. Hal ini seperti yang dikemukakan Peter Reason, bahwa berpikir tidak mungkin terjadi tanpa adanya memori. Bila seseorang kurang memiliki daya ingat (working memory), maka orang tersebut tidak mungkin sanggup menyimpan masalah dan informasi yang cukup lama. Jika seseorang kurang memiliki daya ingat jangka panjang (long term memory), maka orang tersebut dipastikan tidak akan memiliki catatan masa lalu yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi pada masa sekarang. Dengan demikian, berpikir sebagai kegiatan yang melibatkan proses mental memerlukan kemampuan mengingat dan memahami, sebaliknya untuk dapat mengingat dan memahami diperlukan proses mental yang disebut berpikir. Berdasarkan penjelasan di atas, maka MPPKB bukan hanya sekadar model pembelajaran yang diarahkan agar peserta didik dapat mengingat dan memahami berbagai data, fakta atau konsep. Akan tetapi bagaimana data, fakta, dan konsep tersebut dapat dijadikan sebagai alat untuk melatih kemampuan berpikir siswa dalam menghadapi dan memecahkan suatu persoalan

c. Karakteristik MPPKB Sebagai strategi pembelajaran yang diarahkan untuk nengembangkan kemampuan berpikir, MPPKB memiliki tiga karakteristik utama, yaitu sebagai berikut: 1) Proses pembelajaran melalui MPPKB menekankan kepada proses mental

siswasecara maksimal. MPPKB bukan model pembelajaran yang hanya menuntut siswa sekedar mendengar dan mencatat, tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berpikir. Hal ini sesuai dengan latar belakang psikologis yang menjadi tumpuannya, bahwa pembelajaran itu adalah peristiwa mental bukan peristiwa behavioral yang lebih menekankan aktivitas fisik. Artinya, setiap kegiatan belajar itu disebabkan tidak hanya peristiwa hubungan stimulus-respon saja, tetapi juga disebabkan karena dorongan mental yang diatur otaknya. Berkaitan dengan karakteristik tersebut, maka dalam proses implementasi MPPKB perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: - Jika belajar tergantung pada bagaimana informasi diproses secara

mental, maka proses kognitif siswa harus menjadi kepedulian utama

Page 61: Geografi (lengkap)

guru. Artinya, guru harus menyadari bahwa proses pembelajaran itu yang terpenting bukan hanya apa yang dipelajari, tetapi bagaimana mereka mempelajarinya.

- Guru harus mempertimbangkan tingkat perkembangan kognitif siswa ketika merencanakan topik yang harus dipelajari secara metoda apa yangakan digunakan.

- Siswa harus mengorganisasi yang mereka pelajari. Dalam hal ini guru harus membantu agar siswa belajar untuk melihat hubungan antar bagian yang dipelajari.

- Informasi baru akan bisa ditangkap lebih mudah oleh siswa manakala siswa dapat mengorganisasikannya dengan pengetahuan yang telah mereka miliki. Dengan demikian guru harus dapat membantu siswa belajar dengan memperlihatkan bagaimana gagasan baru berhubungan dengan pengetahuan yang telah mereka miliki.

- Siswa harus secara aktif merespon apa yang mereka pelajari. Merespon dalam konteks ini adalah aktivitas mental bukan aktivitas secara fisik.

2) MPPKB dibangun dalam nuansa dialogis dan proses tanya jawab secara terus menerus. Proses pembelajaran melalui dialog dan tanya jawab itu diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berpikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.

3) MPPKB adalah model pembelajaran yang menyandarkan kepada dua sisi yang sama pentingnya, yaitu sisi proses dan hasil belajar. Proses belajar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir, sedangkan sisi hasil belajar diarahkan untuk mengkonstruksi pengetahuan dan penguasaan materi pembelajaran baru.

d. Tahapan-tahapan Pembelajaran MPPKB

MPPKB menekankan kepada keterlibatan siswa secara penuh dalam belajar hal ini sesuai dengan hakikat MPPKB yang tidak mengharapkan siswa sebagai objek belajar yang hanya duduk mendengarkan penjelasan guru kemudian mencatat untuk dihafalkan. Cara demikian bukan saja tidak sesuai dengan hakikat belajar sebagai usaha memperoleh pengalaman. Namun juga dapat menghilangkan gairah dan motivasi belajar siswa (George W. Maxim, 1987). Ada 6 tahap dalam MPPKB. Setiap tahap dijelaskan sebagai berikut: 1) Tahap Orientasi

Pada tahap ini guru mengondisikan siswa pada posisi siap untuk melakukan pembelajaran. Tahap orientasi dilakukan dengan, pertama, penjelasan tujuan yang harus dicapai baik tujuan yang berhubungan dengan penguasaan materipelajaran yang harus dicapai, maupun tujuan yang berhubungan dengan proses pembelajaran atau kemampuan berpikir yang harus dimiliki siswa, kedua, penjelasan proses

Page 62: Geografi (lengkap)

pembelajaran yang harus dilakukan siswa, yaitu penjelasn tentang apa yang harus dilakukan siswa dalam setiap tahapan proses pembelajaran. Pemahaman siswa terhadap arah dan tujuan yang harus dicapai dalam proses pembelajaran seperti yang dijelaskan pata tahap orientasi sangat menentukan keberhasilan MPPKB. Pemahaman yang baik akan membuat siswa tahu kemana mereka akan dibawa, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar mereka.Oleh sebab itu, tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting dalam implementasi proses pembelajaran. Untuk itulah dialog yang dikembangkan guru pada tahapan ini harus mampu menggugah dan menumbuhkan minat belajar siswa.

2) Tahap Pelacakan Tahap pelacakan adalah tahapan penjajakan untuk memahami pengalaman dan kemampuan dasar siswa sesuai dengan tema atau pokok persoalan yang akan dibicarakan. Melalui tahapan inilah guru mengembangkan dialog dan tanya jawab untuk mengungkap pengalaman apa saja yang telah dimiliki siswa yang diangap relevan dengan tema yang akan dikaji. Dengan berbekal pemahaman itulah selanjutnya guru rnenentukan bagaimana ia harus mengembangkan dialog dan Tanya jawab pada tahapan-tahapan selanjutnya.

3) Tahap Kontrontasi Tahap konfrontasi adalah tahapan penyajian persoalan yang harus dipecahkan sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa. Untuk merangsang peningkatan kemampuan siswa pada tahapan ini guru dapat memberikan persoalan-persoalan yang dilematis yang memerlukan jawaban atau jalan keluar. Persoalan yang diberikan sesuai dengan tema atau topik itu tentu saja persoalan yang sesuai dengan kemampuan dasar atau pengalaman siswa seperti yang diperoleh pada tahap kedua. Pada tahap ini guru harus dapat mengembangkan dialog agar siswa benar-benar memahami persoalan yang harus dipecahkan. Mengapa demikian? Sebab, pemahaman terhadap masalah akan mendorong siswa untuk dapat berpikir. Oleh sebab itu, keberhasilan pembelajaran pada tahap selanjutnya akan ditentukan oleh tahapan ini.

4) Tahap Inkuiri Tahap inkuiri adalah tahapan terpenting dalam MPPKB. Pada tahap inilah siswa berpikir yang sesungguhnya. Melalui tahapan inkuiri, siswa diajak untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Oleh sebab itu, pada tahapan ini guru harus memberikan ruang dan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan gagasan dalam upaya pemecahan persoalan. Melalui berbagai teknik bertanya guru harus dapat menumbuhkan

Page 63: Geografi (lengkap)

keberanian siswa agar mereka dapat menjelaskan, mengungkap fakta sesuai dengan pengalamannya, memberikan argumentasi yang meyakinkan, mengembangkan gagasan, dan lain sebagainya

5) Tahap Akomodasi Tahap akomodasi adalah tahapan pembentukan pengetahuan baru melaluiproses penyimpulan. Pada tahap ini siswa dituntut untuk dapat menemukan kata-kata kunci sesuai dengan topik atau tema pembelajaran. Pada tahap ini melalui dialog, guru membimbing agar siswa dapat menyimpulkan apa yang mereka temukan dan mereka pahami sekitar topik yang dipermasalahkan.Tahap akomodasi dapat juga dikatakan sebagai tahap pemantapan hasil belajar, sebab pada tahap ini siswa diarahkan untuk mampu mengungkap kembali pembahasan yang diangap penting dalam proses pembelajaran

6) Tahap Transfer Tahap transfer adalah tahapan penyajian masalah baru yang sepadan dengan masalah yang disajikan. Tahap transper dimaksudkan sebagai tahapan agar siswa mampu mentransfer kemampuan berpikir setiap siswa untuk memecahkan masalah-masalah baru. Pada tahap ini guru dapat memberikan tugas-tugasyang sesuai dengan topik pembahasan.

6. Model Pembelajaran Kooperatif a. Konsep Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, Ada empat unsur penting dalam model pembelajaran kooperatif, yaitu: (1) adanya peserta dalam kelompok; (2) adanya aturan kelompok; (3) adanya upaya belajar; (4) adanya tujuan yang harus dicapai. Peserta adalah siswa yang melakukan proses pembelajaran dalam setiap kelompok belajar. Pengelompokan siswa bisa ditetapkan berdasarkan beberapa pendekatan, diantaranya pengelompokan yang didasarkan atas minat danbakat siswa, pengelompokan yang didasarkan atas latar belakang kemampuan, pengelompokan yang didasarkan atas campuran baik campuran ditinjau dari minat maupun campuran ditinjau dari kemampuan. Pendekatan apa pun yang digunakan, tujuan pembelajaran haruslah menjadi pertimbangan utama. Aturan kelompok adalah segala sesuatu yang menjadi kesepakatan semua pihak yang terlibat, baik siswa sebagai peserta didik, maupun siswa sebagai

Page 64: Geografi (lengkap)

anggota kelompok. Misalnya, aturan tentang pembagian tugas setiap anggota kelompok, waktu dan tempat pelaksanaan, dan lain sebagainya. Salah satu model dari model pembelajaran kelompok adalah model pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran kelompok yang akhir-akhir ini menjadi perhatian dan dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan. Slavin (1995) mengemukakan dua alasan, pertama, beberapa hasil oenelitian membuktikan bahwa pemggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalambelajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuandengan keterampilan. Dari dua alasan tersebut, maka pembelajaran kooperatifmerupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaranyang selama ini memiliki kelemahan. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok.Setiap individu akan saling membantu, mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok. Model pembelajaran ini bisa digunakan manakala : Guru menekankan pentingnya usaha kolektif disamping usaha

individual dalam belajar.

Jika guru menghendaki seluruh siswa (bukan hanya siswa yang pintar saja) untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar

Jika guru ingin menanamkan, bahwa siswa dapat belajar dari teman lainnya, dan belajar dari bantuan orang lain.

Jika guru menghendaki untuk mengembangkan kemampuan komunikasi siswa sebagai bagian dari isi kurikulum.

Jika guru menghendaki meningkatnya motivasi siswa dan menambah tingkat partisipasi mereka.

Page 65: Geografi (lengkap)

Jika guru menghendaki berkembangnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan menemukan berbagai solusi pemecahan.

7. Model Pembelajaran Kontekstual a. Konsep Dasar Model Pembelajaran Kontekstual

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu model pembelajaran yangmenekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapatmenemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasikehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk.dapat menerapkannya dalamkehidupan mereka.

Dari konsep tersebut ada tiga hal yang harus kita pahami. Pertama, CTL menekankankepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Proses belajar dalamkonteks CTL tidak mengharapkan agar siswa hanya mener.ima pelajaran, akantetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran.

Kedua, CTL mendorong siswa agar dapat menemukan hubungan antara materiyang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapatmenangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupannyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yangditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan bermaknasecara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalammemori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.

Ketiga, CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat rnemahami materi yang dipelajarinya,akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalamkehidupan sehari-hari. Materi pelajaran dalam kontek CTL, bukan untuk ditumpukdiotak dan kemudian dilupakan, akan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi kehidupan nyata.

Sehubungan dengan itu, terdapat lima karakteristik penting dalam prosespembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL.

1) Dalam CTL, pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yangsudah ada (activiting knowledge), artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepasdari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian

Page 66: Geografi (lengkap)

pengetahuan yangakan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitansatu sama lain.

2) Pembelajacan yang kontekstual adalah belajar dalam rangka memperolehdan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge). Pengetahuan baruitu diperoleh dengan cara deduktif, artinya pembelajaran dimulai denganmempelajarai secara keseluruhan, kemudian memerhatikan detailnya.

3) Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), artinya pengetahuanyang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini, misalnyadengan cara meminta tanggapan dari yang lam tentang pengetahuan yangdiperolehnya dan berdasarkan tanggapan tersebut baru pengetahuanitudikembangkan.

4) Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge),artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapatdiaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan perilakusiswa.

5) Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembanganpengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan danpenyempurnaan strategi.

b. Perbedaan CTL dengan Pembelajaran Konvensional Apa perbedaan pokok antara pembelajaran CTL dan pembelajaran konvensionalseperti yang banyak diterapkan sekolah sekarang ini? Di bawah ini dijelaskan secarasingkat perbedaan kedua model tersebut dilihatdari konteks tertentu.

1) CTL menempatkan siswa sebagai subjek belajar, artinya siswa berperan aktifdalam setiap proses pembelajaran dengan cara menemukan dan 1 menggalisendiri materi pelajaran. Sedangkan, dalam pembelajaran konvensional siswaditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasisecara pasif

2) Dalam pembelajaran CTL, siswa belajar melalui kegiatan kelompok, sepertikerja kelompok, berdiskusi, saling menerima dan member!. Sedanskan dalampembelajaran konvensional siswa lebih banyak belajar secara individual denganmenerima, mencatat, dan menghafal materi pelajaran.

3) Dalam CTL, pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata secara riil,sedangkan dalam pembelajaran konvensional, pembelajaran bersifat teoretisdan abstrak.

4) Dalam CTL, kemampuan didasarkan atas pengalaman, sedangkan dalampembelajaran konvensional kemampuan diperoleh melalui latihan-latihan.

5) Tujuan akhir dari proses pembelajaran melalui CTL adalah kepuasan diri;sedangkan dalam pembelajaran konvensional, tujuan akhir adalah nilai atauangka.

Page 67: Geografi (lengkap)

6) Dalam CTL, tindakan atau perilaku dibangun atas kesadaran diri sendiri,misalnya individu tidak melakukan perilaku tertentu karena ia menyadari bahwaperilaku itu merugikan dan tidak bermanfaat; sedangkan dalam pembelajarankonvensional, tindakan atau perilaku individu didasarkan oleh faktor dari luardirinya, misalnya individu tidak melakukan sesuatu disebabkan takit hukumanatau sekadar untuk memp.eroleh angka atau nilai dari guru.

7) Dalam CTL, pengetahuan yang dimiliki setiap individu selalu berkembang sesuaidengan pengalaman yang dialaminya, oleh sebab itu setiap siswa bisa terjadiperbedaan dalam memaknai hakikat pengetahuan yang dimilikinya. Dalampembelajaran konvensional ha I ini tidak mungkin terjadi. Kebenaran yangdimiliki bersifat absolut dan final, oleh karena pengetahuan dikonstruksi olehorang lain.

8) Dalam pembelajaran CTL, siswa bertanggung jawab dalam memonitordan mengembangkan pembelajaran mereka masing-masing; sedangkandalam pembelajaran konvensional guru adalah penentu jalannya prosespembelajaran.

9) Dalam pembelajaran CTL, pembelajaran bisa terjadi di mana saja dalamkonteks dan setting yang berbeda sesuai dengan kebutuhan; sedangkan dalampembelajaran konvensional pembelajaran hanya terjadi di dalam kelas.Sejarah SMAPLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 96

10) Oleh karena tujuan yang ingin dicapai adalah seluruh aspek perkembangan siswa, maka dalam CTL keberhasilan pembelajaran diukur dengan berbagaicara, misalnya dengan evaluasi proses, hasil karya siswa, penampilan, rekaman,observasi, wawancara, dan lain sebagainya; sedangkan dalam pembelajarankonvensional keberhasilan pembelajaran biasanya hanya diukur dari tes.

Beberapa perbedaan pokok si atas, tnenggambarkan bahwa CTL memang memilikikarakteristik tersendiri baik dilihat dari asumsi maupun proses pelaksanaan danpengelolaannya.

1. Asas-Asas CTL CTL memiliki 7 asas yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran denganmenggunakan model pembelajaran kontekstual. Seringkali asas ini disebut jugakomponen-komponen CTL.

a) Konstruktivisme Pembelajaran melalui CTL pada dasarnya mendorong agar siswa bisamengkonstruksi pengetahuannya melalui proses pengamatan danpengalaman. Mengapa demikian? Sebab, pengetahuan hanya akanfungsional manakala dibangun oleh individu. Pengetahuan yang hanyadiberikan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna. Atas dasarasumsi yang mendasar itulah, maka penerapan asas

Page 68: Geografi (lengkap)

konstruktivismedalam pembelajaran CTL, siswa didorong untuk mampu mengkonstruksipengetahuan sendiri melalui pengalaman nyata

b) Inkuiri Asas kedua dalam pembelajaran CTL adalah inkuiri. Artinya, proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan peneluan melalui prosesberpikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasildari rnengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Dengandemikian dalam proses perencanaan, guru bukanlah mempersiapkansejumlah materi yang harus dihafal, akan tetapi merancang pembelajaranyang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya

Apakah inkuiri hanya bisa dilakukan untuk mata pelajaran tertentu saja?Tentu tidak. Berbagai topik dalam setiap mata pelajaran dapat dilakukanmelalui proses inkuiri. Secara umum proses inkuiri dapat dilakukan melaluibeberapa langkah,yaitu :

a. Merumuskan masalah b. Mengajukan hipotesis c. Mengumpulkan data d. Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan e. Membuat kesimpulan

c) Bertanya

Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu; sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir. Dalam proses pembelajaran melalui CTL, guru tidakmenyampaikan informasi begitu saja, akan tetapi memancing agar siswadapat menemukan sendiri. Karena itu peran bertanya sangat penting, sebab melalui pertanyaan-pertanyaan guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang dipelajarinya.

Dalam suatu pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya akan sangatberguna untuk:

a. Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran

b. Membangkitkan motivasi belajar siswa c. Merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu d. Memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan e. Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu

Page 69: Geografi (lengkap)

d) Masyarakat Belajar (Learning Community) Dalam kelas CTL, penerapan asas masyarakat belajar dapat dilakukandengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya bersifat heterogen, baik dilihat dari kemampuan dan kecepatan belajarnya, maupun dilihat dari bakatdan minatnya. Biarkan dalam kelompoknya mereka sating membelajarkan;yang memiliki kemampuan tertentu didorong untuk menularkannya padayang lain.

e) Pemodelan (Modeling) Yang dimaksud dengan asas modeling adalah proses pembelajaran denganmemperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Misalnya, guru memberikan contoh bagaimana cara mengoperasikansebuah alat, atau bagaimana cara melafalkan sebuah kalimat asing, dan lainsebagainya.

Proses modeling tidak terbatas dari guru saja, akan tetapi dapat juga gurumemanfaatkan siswa yang dianggap memiliki kemampuan. Modeling merupakan asas yang cukup penting dalam pembelajaran CTL, sebabmelalui modeling siswa dapat terhindar dari pembelajaran yang teoretis abstrakyang dapat memungkinkan terjadinya verbalisme

f) Refleksi Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yangdilakukan dengan cara menurutkan kembali kejadian-refleksi, pengalaman belajar itu aKan aimasuKKan aaiam struKtur Kognitif siswa yang padaakhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya. Bisaterjadi melalui proses refleksi siswa akan memperbarui pengetahuan yangtelah dibentuknya, atau menambah khazanah pengetahuannyaDalam proses pembelajaran dengan menggunakan CTL, setiap berakhirproses pembelajaran, guru memberikan kesempatan kepada siswa untukmerenung atau mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya. Biarkansecara bebas siswa menafsirkan pengalamannya sendiri, sehingga ia dapatmenyimpulkan tentang pengaiaman belajarnya.

g) Penilaian Nyata (Authentic Assesment) Penilaian nyata (Authentic Assesment) adalah proses yang dilakukan guruuntuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yangdilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakan siswabenar-benar belajar atau tidak; apakah pengaiaman belajar siswa memilikipengaruh positif terhadap perkembangan intelektual maupun mental siswa. Penilaian yang autentik dilakukan secara terintegrasi dengan prosespembelajaran. Penilaian ini dilakukan secara terus menerus selama

Page 70: Geografi (lengkap)

kegiatanpembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu, tekanannya diarahkan kepada proses belajar bukan kepada hasil belajar.

2. Pola dan Tahapan Pembelajaran CTL Misalkan pada suatu hari guru akan membelajarkan anak tentang fenomena antroposfer. Kompetensi yang harus dicapai adalah kemampuan anak untuk memahami fungsi dan jenis pasar. Untuk mencapai kompetensi tersebut dirumuskan beberapa indikator hasil belajar:

• Menganalisis komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin

• Mencatat dan mengumpulkan data kependudukan dari RT

• Mengelompokkan data kependudukan (4 RT), berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin

• Menghitung sex ratio dan dependency ratio

• Mengidentifikasi tinggi rendahnya kualitas penduduk berdasar tingkat pendidikan dan kesehatan

Untuk mencapai tujuan kompetensi di atas, dengan menggunakan CTL guru melakukan langkah-langkah pembelajaran seperti di bawah ini:

a. Pendahuluan

1) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajari.

2) Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL :

Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah siswa

Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi ke tiap RT yang telah ditentukan , misalnya

kelompok 1 melakukan obserservasi ke RT 02 kelurahan Semper Timur, sedangkan kelompok 2 melakukan observasi ke RT 05 Kelurahan Semper Timur

Melalui observasi siswa ditugaskan untuk mengelompokkan data kependudukan berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin

Page 71: Geografi (lengkap)

yang kemudian akan dilanjutkan dengan penghitungan sex ratio dan dependency ratio.

3) Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh siswa

b. Inti

Di lapangan

1. Siswa melakukan observasi ke tiap-tiap RT sesuai dengan pembagian tugas kelompok

2. Siswa mencatat data kependudukan berdasarkan umur dan jenis kelamin di sesuai dengan lokasi yang telah mereka tentukan sebelumnya.

Di dalam kelas

1. Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan v kelompoknya masing-masing

2. Siswa melaporkan hasil diskusi

3. Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh kelompok yang lain

4. Dengan bantuan guru siswa menyimpulkan hasil observasi sekitar masalah Yang mereka temukan di lapangan sesuai dengan indikator hasil belajar yang harus dicapai 5. Guru menugaskan siswa untuk membuat standar operasional prosedur (SOP) sesuai dengan apa yang telah mereka lakukan dimulai dari mengumpulkan data sampai pada hasil akhirnya.

Apa yang dapat Anda tangkap dari pembelajaran dengan menggunakanCTL?

Ya, pada CTL untuk mendapatkan kemampuan pemahaman konsep, anakmengalami langsung dalam kehidupan nyata di masyarakat. Kelas bukanlahtempat untuk mencatat atau menerima informasi dari guru, akan tetapi kelasdigunakan untuk salin membelajarkan. Untuk itu ada beberapaCatatan dalam penerapan CTL sebagai suatu model pembelajaran, yaitusebagai berikut:

1. CTL adalah model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswasecara penuh, baik fisik maupun mental,

2. CTL memandang bahwa belajar bukan menghafal, akan tetapi prosesberpengalaman dalam kehidupan nyata.

Page 72: Geografi (lengkap)

3. Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai tempat untuk memperqlehinformasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuanmereka di lapangan.

4. Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri, bukan hasil pemberiandari orang lain.

8. Model Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan

Menyenangkan (Model PAKEM) a. Pengantar

Pembelajaran yang saat ini dikembangkan dan banyak dikenalkan ke seluruh pelosok tanahair adalah Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan atau disingkat dengan PAKEM. Disebut demikian karena pembelajaran ini dirancang agar mengaktifkan anak,mengembangkan kreativitas sehingga efektif namun tetap menyenangkan.Modul ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang apa, mengapa, danbagaimana PAKEM tersebut, serta prosedur atau langkah-langkah yang dapat dilakukaninstruktur. Dengan membaca dan mengikuti proses-proses yang telah dirancang dalammodul ini, para peserta diharapkan dapat mengenal apa, mengapa, dan bagaimana PAKEMtersebut, dan pada akhirnya diharapkan dapat menerapkan di kelasnya masing-masing.

(Depdiknas, 2005: 71)

Gambar Model Pembelajaran PAKEM

Page 73: Geografi (lengkap)

LANGKAH KEGIATAN

Secara diagramatik, langkah pembelajaran dalam pertemuan ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar Langkah Model Pembelajaran PAKEM

1) Kegiatan diawali dengan pengantar singkat oleh instruktur tentang rencana kegiatan dankompetensi yang diharapkan setelah mengikuti kegiatan. Kemudian juga disampaikanpengaturan peserta dan aturan main pelaksanaan kegiatan.

2) Kegiatan berikutnya adalah permodelan PAKEM.Instruktur memodelkan pelaksanaan PAKEM dengan melibatkan peserta sebagai murid. Pemodelan selain dimaksudkanagar peserta dapat menghayati bagaimana mengikuti PAKEM, mereka juga diharapkandapat merasakan perbedaan antara pengalaman sebelumnya dengan PAKEM.

3) Diskusi kelompok. Diskusi kelompok (4-6 orang) tentang hal-hal baru yang ditemukandalam pembelajaran PAKEM ” ditinjau dari beberapa hal, antara lain: kegiatan anak danbentuk layanan yang diberikan guru, jenis pertanyaan atau penugasan yang dikerjakansiswa, interaksi antar siswa dan interaksi lainnya, sumber belajar yang digunakan,dan lain sebagainya. Selanjutnya proses dan hasil diskusi dituliskan pada format yangdisajikan pada tabel berikut

Page 74: Geografi (lengkap)

Tabel Format/Pencatat hasil Diskusi

Komponen Pembelajaran

Hal baru yang Berbeda dengan Kebiasaan Pembelajaran selama Ini

Kegiatan Siswa

a.

b.

c.

Kegiatan Guru

a.

b.

c.. Interaksi Antar Siswa

a.

b.

c.

Interaksi Siswa dengan

Guru

a.

b.

c..

Jenis Pertanyaan

atau Penugasan Yang

Dikerjakan Siswa

a.

b.

c……....

Sumber Belajar Yang

Digunakan

a.

b.

c.. Lainnya: ….

a.

b.

c.

Page 75: Geografi (lengkap)

4) Berbagi Hasil Diskusi Hasil diskusi kelompok selanjutnya dipajang di tempat-tempat yang agak terpisah - Salah seorang dari setiap kelompok menunggui hasil kerjanya dan

siap menjelaskankepada kelompok lain yang mendatangi dan menanyakan segala sesuatu yang terkaitdengan hasil karyanya

- Kelompok lain mengunjungi dan belajar dari kelompok lain (berkeliling sehingga semuahasil kerja kelompok lain sempat dikunjungi dan dipelajari).

5) Presentasi Video/multimedia tentang PAKEM - Instruktur memberikan informasi kepada peserta pelatihan untuk

memperhatikanrekaman ideo/multimedia secara cermat dan memberikan bentuk tagihannya, yakni,memperbaiki hasil diskusi kelompok sebelumnya.

- Instruktur menampilkan rekaman video/multimedia yang memperlihatkan pelaksanaanpembelajaran yang PAKEM.

- Setiap kelompok diminta melaporkan hal-hal yang dapat ditambahkan pada hasil kerjasebelumnya, dan kelompk lain menambahkan hala-hal lain yang tidak disebutkan olehkelompok sebelumnya.

6) Diskusi kelompok

Pada tahap ini kembali ke kelompok masing-masing danmengidentifikasi ciri-ciri PAKEMsecara lebih lengkap.

7) Presentasi penguatan hasil diskusi PAKEM Instruktur menyajikan transparansi tentang PAKEM sebagai penguatan terhadap proses danhasil kerja para peserta pelatihan.

b. Apa, Mengapa PAKEM

1) Pengertian PAKEM PAKEM merupakan salah satu pilar dari program MBS (Menciptakan masyarakatyang peduli pendidikan anak) dan program ini merupakan program UNESCO dengan bekerja sama dengan Depdiknas. PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakansuasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar harus merupakan suatu proses aktif dari siswadalam membangun pengetahuannya, bukan hanya proses pasif yang hanya menerima penjelasan dari guru tentang pengetahuan. Pendapat ini sejalan dengan

Page 76: Geografi (lengkap)

pendapat Vigotsky bahwa ada keterkaitan antara bahasa dan pikiran. Dengan aktif berbicara (diskusi) anak lebih mengerti konsep atau materi yang dipelajari. Pendapat yang senada juga dikemukakan oleh Katz dan Chard bahwa anak perluketerlibatan fisik untuk mencegah mereka dari kelelahan dan kebosanan. Siswa yang lebih banyak duduk diam akan menghambat perkembangan motorik, akademik, dan kreativitasnya. Anak usia TK dan SD lebih cepat lelah jika duduk diam dibandingkan kalau sedangberlari, melompat, atau bersepeda Akan tetapi,dengan belajar yang aktif, motorikhalus dan motorik kasar mereka akan berkembang dengan baik. Melalui belajar aktifsegala potensi anak dapat berkembang secara optimal dan memberikan peluang siswa untuk aktif berbuat sesuatu sambil mempelajari berbagai pengetahuan. (Sowars, 2000: 3-10) Oleh karena itu, proses belajar harus melibatkan semua aspek kepribadian manusia,yaitu mulai dari aspek yang beruhubungan dengan pikiran, perasaan, bahasa tubuh,pengetahuan, sikap, dan keyakinan. Menurut Magnesen dalam Dryden bahwa dalambelajar siswa akan memperoleh 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar,30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan didengar, 70% dari apa yang dikatakan dan 90% dari apa yang dikatakan dan dilakukan. (Dryden,2000: 100) Unsur kedua dari PAKEM adalah kreatif. Kreatif artinya memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk berkreasi. (Silberman, 1996: 9). Peran aktif siswa dalam proses pembelajaran akan menghasilkan generasi yang kreatif, artinya generasi yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menurut Semiawandaya kreatif tumbuh dalam diri seseorang dan merupakan pengalaman yang paling mendalam dan unik bagi seseorang. Untuk menimbulkan daya kreatif tersebutdiperlukan suasana yang kondusif yang menggambarkan kemungkinan tumbuhnyadaya tersebut.(1999 : 66). Suasana kondusif yang dimaksud dalam PAKEM adalah suasana belajar yang memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktifdan memberi kesempatan pada siswa untuk dapat mengemukakan gagasan dan ide tanpa takut disalahkan oleh guru. Adapun pembelajaran yang efektif terwujud karena pembelajaran yang dilaksanakan dapat menumbuhkan daya kreatif bagi siswa sehingga dapat membekali siswa dengan berbagai kemampuan. Setelah proses pembelajaran berlangsung, kemampuan yang diperoleh siswa tidak hanya berupa pengetahuan yang bersifat verbalisme namun diharapkan berupa kemampuan yang lebih

Page 77: Geografi (lengkap)

bermakna. Artinya siswan dapat mengembangkan berbagai potensi yang ada dalam diri siswa sehingga menghasilkan kemampuan yang beragam. Belajar yang efektif dapat dicapai dengan tindakan nyata (learning by doing) dan untuksiswa kelas rendah SD dapat dikemas dengan bermain. Bermain dan bereksplorasidapat membantu perkembangan otak, berbahasa, bernalar, dan bersosialisasi.Menyenangkan adalah suasana pembelajaran yang menyenangkan sehinggasiswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya perhatian siswa terbuktidapat meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif yang tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa secara proses pembelajaran berlangsung, sebab siswa memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai,. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tidak ubahnya seperti bermain biasa. Kelas yang sunyi, anak sebagai pendengar pasif, tidak adaaktivitas konkrit membosankan dan belajar tidak efektif tidak kritis, tidak kreatif,komunikasi buruk, apatis. Kondisi yang menyenangkan, aman, dan nyaman akan mengaktifkan bagian neocortex (otak berpikir) dan mengoptimalkan proses belajar dan meningkatkankepercayaan diri anak. Suasana kelas yang kaku, penuh beban, guru galak akanmenurunkan fungsi otak menuju batang otak dan anak tidak bisa berpikir efektif,reaktif atau agresif.(Pancamegawani, 2006) Berdasarkan uraian di atas dapat dideskripsikan bahwa dalam pembelajaranAktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan siswa terlibat dalam berbagai kegiatanpembelajaran yang dapat mengembangkan pemahaman dan kemampuan merekamelalui berbuat atau melakukan. Kemudian dalam PAKEM guru menggunakanberbagai alat bantu atau media dan berbagai metode. Dengan kata lain dapatdikatakan bahwa dalam PAKEM guru menggunakan multi media dan multi metode, sehingga kegiatan pembelajaran yang tecipta dapat membangkitkan semangatsiswa dan dapat mengembangkan berbagai potensi yang ada dalam diri siswa. Yangtidak kalah pentingnya adalah PAKEM menggunakan lingkungan sebagai sumberbelajar untuk menjadikan siswan menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.Untuk penataan kelas dalam PAKEM guru mengatur kelas dengan memajang buku- bukudan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan pojok baca. Dengandemikian siswa dapat memanfaatkan sumber belajar yang ada dalam kelas sehinggakemampuan anak dapat bekembang lebih optimal.Dalam strategi pembelajaran guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatifdan interaktif termasuk cara belajar kelompok.

Page 78: Geografi (lengkap)

Guru mendorong siswa untukmenemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkangagasannya dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya. Landasan yuridis PAKEM adalah Proses pembelajaran pada satuan pendidikandiselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yangcukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, danperkembangan fisik serta psikologis peserta didik (PP 19/2005: Standar Nasional Pendidikan, ps 19, ayat 1)

2) Landasan PAKEM - Landasan Yuridis

Landasan yuridis PAKEM adalah Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yangcukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (PP 19/2005: Standar Nasional Pendidikan, ps 19, ayat 1)

- Asumsi Dasar tentang Belajar Asumsi dasar belajar adalah belajar merupakan proses individual, belajar merupakan proses social, belajar adalah proses yang menyenangkan, belajar adalah aktivitas yang tidak pernah berhenti, belajar adalah membangun makna (Constructivism) Perubahan Paradigma Mengajar – Pembelajaran (Teaching – Learning) Penilaian–Perbaikan terus menerus (Testing–Continuous improvement) Perkembangan IPTEK, POLITIK, SOSBUD semakin lama semakin cepat; TeknologiInformasi/sumber belajar sangat beragam; Bekal memenuhi kebutuhan manusiamodern–mandiri, bekerjasama, berpikir kritis, memecahkan masalah; Persainganinternasional (Globalisasi) Belajar lebih efektif/pendalaman; Anak lebih kritis; Anak menjadi lebih kreatif; Suasana dan pengalaman belajar bervariasi; Meningkatkankematangan emosional/sosial; Produktivitas siswa tinggi; Siap menghadapi perubahan dan berpartisipasi dalam proses perubahan;

- Cara Anak Belajar Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya (teori perkembangan kognitif). Menurutnya, setiap anak memiliki

Page 79: Geografi (lengkap)

struktur kognitif yang disebut schemata yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahamanterhadap objek yang ada dalam lingkungannya. Pemahaman tentang objek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi (menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran) dan akomodasi (proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Kedua proses tersebut jika berlangsung terus menerus akan membuat pengetahuan lama dan pengetahuan baru menjadi seimbang. Dengan cara seperti itu secara bertahap anak dapat membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan hal tersebut, maka perilaku belajar anak sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek dari dalam dirinya dan lingkungannya. Kedua hal tersebut tidak mungkin dipisa kankarena memang proses belajar terjadi dalam konteks interaksi diri anak dengan lingkungannya. Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada rentang usia tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut: (1) Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspeklain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak, (2) Mulai berpikir secara operasional, (3) Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, (4) Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat, dan (5) Memahami konsep substansi, volume zat cair,panjang, lebar, luas, dan berat. Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu: a) Konkrit

Konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan.

b) Integratif Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dariberbagai disiplin ilmu, hal ini

Page 80: Geografi (lengkap)

melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian.

c) Hierarkis Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secarabertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai urutanlogis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi.

c. Pembelajaran yang Efektif

Kegiatan belajaran yang efektif adalah kegiatan pembelajaran yang menunjang kompetensi siswa. Kegiatan belajara yang efektif adalah kegiata belajar yang memahami makna belajaryang sesusngguhnya, pembelajaran yang berpusat, pembelajaran yang mengalami, mengembangkan keterampilan sosial, kognitif, dan emosional, mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah bertuhan, pembelajaran yang merupakan perpaduan kemandirian dan kerja sama, belajar sepanjang hayat. Makna belajar merupakan proses membangun pemahaman/pemaknaan terhadap informasi dan atau pengalaman siswa. Siswa sebagai subjek belajar. Kegiatan pembelajaran harus memperhatikan bakat, minat, kemampuan, cara dan strategi belajar, motivasi belajar, dan latar belakang sosial siswa.Belajar mengalami artinya siswa terlibat langsungdalam pembelajaran. Hal ini dapat dikembangkan melalui pengalaman inderawi: melihat,mendengar, meraba/menjamah, mencicipi, mencium, Pengalaman simulasi , Audio-visual, Mendengarkan informasi. Mengembangkan Keterampilan Sosial, Kognitif, dan Emosional dapat dilakukan dengan mengkomunikasikan gagasan, hasil kreasi, hasil temuan, berinteraksi dengan lingkungan belajar kelompok, saling mempertajam, memperdalam, memantapkan, menyempurnakan gagasan.Keterampilan social dapat dilakukan dengan bersosialisasi dengan menghargai perbedaan pendapat, sikap, kemampuan, prestasi Bekerja sama dan mengembangkan empati. Mengembangkan Keingintahuan, Imajinasi, dan Fitrah Ber-Tuhan, yaitu dengan mengembangkan Rasa ingin tahu, peka, kritis, mandiri, dan kreatif Fitrah bertuhan,bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa Perpaduan Kemandirian dan Kerja Sama, berkompetisi , kerja mandiri, kerja sama, dan solidaritas. Adapun Belajar Sepanjang HayatUntuk bertahan (survive) & berhasil (success)

Page 81: Geografi (lengkap)

Mengenali diri Keterampilan belajar: percaya diri, keingintahuan, memahami orang lain,kemampuan berkomunikasi, dan bekerja sama Pengalaman Belajar yang Beragam,Pengalaman Mental, Pengalaman Fisik, dan Pengalaman Sosial. Pengalaman Mentaldapat diperoleh Melalui membaca buku, mendengarkan ceramah, markan berita radio,televisi, melakukan perenungan, menonton film Pengalaman Fisik dapat diperoleh melalui pengamatan, percobaan, penelitian, kunjungan, karya wisata, dan pembuatan buku harian. Pengalaman sosial melalui berwawancaradengan tokoh, bermain peran, berdiskusi, bekerja bakti, melakukan bazaar, melakukanpameran, mengamati, bertanya, mempertanyakan, menjelaskan, berkomentar, mengajukan hipotesis mengumpulkan data. Dengan situasi: nyata, buatan, audio-visual (misal: sajian film), visualisasi verbal: ilustrasi (cerita grafik,table) audio-verbal. Contoh-contoh Pengalaman Belajar

menggubah syair dan bernyanyi • melakukan permainan • diskusi (bertanya, menjawab, berkomentar, mendengar penjelasan,

menyanggah) • menggambar dan mengarang • menulis prosa, puisi, pantun • membaca • menyimak • mengisi teka-teki • mengajukan pertanyaan penelitian • mengajukan pendapat dg alasan yang logis • mengomentari • bercerita • mendengarkan cerita • mengamati persamaan dan perbedaan untuk mencari ciri benda • mendengarkan penjelasan sambil membuat catatan penting • membuat rangkuman/sinopsis • mendemonstrasikan hasil temuan • mencari pemecahan soal-soal (matematika) • membuat soal cerita • mengukur panjang, berat, suhu • merencanakan dan melakukan percobaan, penelitian • membuat buku harian • membuat kamus • melakukan simulasi (dengan komputer) • mengelompokkan, mengidentifikasi ciri benda • mengumpulkan dan mengoleksi benda dengan karakteristiknya • membuat komik

Page 82: Geografi (lengkap)

• membuat prediksi dan berekspolarsi • membuat grafik • membuat diagram • membuat carta • membuat jurnal • menyiapkan dan melaksanakan pameran • menggunakan alat (ukur, potong, tulis) • praktik ibadah • berceramah • membuat poster • membuat model (misal: kotak, silinder, kubus, segitiga, lingkaran) • menata pajangan • menata buku perpustakaan • membuat daftar pertanyaan untuk wawancara • melakukan wawancara • membuat denah • membuat catatan hasil penjelasan/hasil pengamatan • membaca kamus • mencari informasi dari ensiklopedi • melakukan musyawarah • mengunjungi dan menemukan alamat situs website • berorganisasi • mendiskusikan wacana dari media cetak/media elektronik • membuat cergam • membuat resensi buku • mengkritisi suatu artikel • mengkaji pola tulisan suatu artikel • menulis artikel ilmiah populer • membuat ensiklopedi (tambahkan kegiatan lain yang mengerahkan keterampilan berpikir danmengaplikasikan pengetuan yang sudah dimiliki siswa)

Pengelolaan KBM • Pengelolaan Tempat Belajar • Pengelolaan Siswa • Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran • Pengelolaan Isi Pembelajaran • Pengelolaan Sumber Belajar

Pengelolaan Tempat Belajar

• Bergantung strategi yang akan digunakan dan tujuan pembelajaran yang akandicapai

• Memperhatikan intensitas interaksi antarsiswa

Page 83: Geografi (lengkap)

• Yang dikelola: pajangan (hasil kerja siswa, gambar peta, diagram, model, benda asli,kumpulan puisi, karangan), meja kursi, perabot sekolah, sumber belajar

Pengelolaan Siswa

• Siswa dikelola secara individual, berpasangan, berkelompok, seluruh kelas • Hal yang perlu menjadi pertimbangan • jenis kegiatan • tujuan kegiatan • keterlibatan siswa • waktu belajar • ketersediaan sarana/prasarana • karakteristik siswa

Tabel Keberagaman Karakteristik Siswa

Faktor Keberagaman Pengelolaan Siswa

Isi(bycontent) - Siswa berpeluang mempelajari materi yg

berbeda dlm sasaran kompetensi yg sama ataupun berbeda

Minat dan motivasi(by interest) - Siswa berpeluang berkreasi sesuai dg minat

dan motivasi belajar baik dlm kompetensi yg sama maupun berbeda. Siswa termotivasi belajarsecaramandiri

Kecepatan tahapan belajar (by speed)

- Siswa berpeluang belajar (bekerja) sesuai

dengan kecepatan yg dimilikinya. Keberagaman bias pada kompetensi, isi, maupun kegiatan

Tingkat kemampuan (by level) - Siswa berpeluang untuk mencapai

kompetensi secara maksimal sesuai dg tingkat kemampuan yg dimiliki

Reaksi yang diberikan siswa (by respond)

- Siswa berpeluang menunjukkan respon melalui presentasi/menyajikan hsl karyanya

secara lisan,tertulis,benda kreasi,...

Siklus cara berpikir (by circularsequence) - Siswa berpeluang menguasai

kompetensi melalui cara-cara, dan seleksi berdasarkan perspektif yg mereka pilih

Page 84: Geografi (lengkap)

Waktu (by time) - Siswa berkemungkinan untuk memiliki

perbedaan durasi untuk menguasi kompetensi tertentu

Pendekatan pembelajaran (by teachingstyle)

- Siswa diberi perlakuan secara individual sesuai dengan keadaannya

1) Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran Pertanyaan yg mendorong siswa berpikir dan berproduksi mengharap jawaban benarTujuan Bertanya adalah menharapkan jawaban yang benar dan meransang siswa berpikir danberbuat dengan mengajukan pertanyaan yang bersifat produktif, terbuka, dan imajinatif.

Tabel Kategori Pertanyaan

Kategori Pertanyaan Arti Contoh

Terbuka Pertanyaanya memiliki lebih dari satu jawaban benar

Mengapa ibukota

Indonesia Jakarta?

Tertutup Pertanyaanya memiliki hanya satu jawaban benar

Apa Nama ibukota Indonesia?

Produktif Dpt dijwb melalui pengamatan, percobaan, penyelidikan

Berapa halaman kertas diperlukan untuk menghabiskan

Tidak Produktif

Dpt dijwb hanya dg melihat, tanpa melakukan pengamatan, percobaan, atau penyelidikan

Apa nama benda ini?

Imajinatif dan interpretatif

Jwb-nya diluar

benda/gambar/kejadia

n yg diamati

(Diperlihatkan gb gadis termenung dipinggir laut). Diajukan pertanyaan,“Apa yang sedang dipikirkan gadis itu?”

Faktual Jwb-nya dpt dilihat pd

benda/kejadian yg

diamati

Apa yang dipakai gadis itu?

Page 85: Geografi (lengkap)

2) Penyediaan umpan balik yg bermakna Umpan balik bukanlah pernyataan yg memotivasi siswaPenilaian yg mendorongsiswa melakukan unjuk kerjaPenilaian dilakukan secara alami dlm kontekspembelajaran. Modus/medium untuk menilai tdk cukup satu jenis

Tabel Umpan Bailk Guru terhadap Perilaku Siswa

Perilaku Siswa Umpan balik dari guru

Pak/Bu apakah di Mars ada kehidupan?

Menurutmu bagaimana?

Di mars pasti ada kehidupan Mengapa kamu berpendapat spti

itu?

Mengerjakan sesuatu berbeda dari biasanya

Meminta penjelasan,“Dptkah kamu jelaskan, mgp demikian?

Berargumentasi Ini alas an yang saya tdk banyak

tahu Kamu tlh meyakinkanku, bgm pendpt temanmu?

3) Pengelolaan Isi Pembelajaran • Menyiapkan Silabus Pembelajaran • Kemungkinan pembelajaran tematik

4) Pengelolaan Sumber Belajar • Pemanfaatan sumber daya sekolah • Pemanfaatan sumber daya lingkungan

5) Strategi Pembelajaan • Siswa belajar secara aktif • Siswa membangun peta konsep • Siswa menggali informasi dr berbagai media • Siswa membandingkan dan mensintesiskan informasi

Page 86: Geografi (lengkap)

• Siswa mengamati secara aktif • Siswa menganalisis peta sebab akibat • Siswa melakukan kerja praktik

d. Mengapa Perlu PAKEM ?

1) Perlunya Belajar Aktif Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran merupakan manifestasi dari belajar bagaimana belajar (learn how to learn). Keterlibatan mereka secara aktif dalam pembelajaran memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk mengeksplorasi informasi, mengidentifikasi dan memecahkan masalah serta membangun sendiri konsep-konsep yang ingin dipelajarinya. Keseluruhan pengalaman belajar ini akan memberikan ketrampilan kepada siswa bagaimana sesungguhnya belajar yang dapat menjadi bekal untuk menjadi pembelajar seumur hidup. Pribadi yang mampu belajar terus menerus seperti inilah yang diharapkan mampu beradaptasi dengan berbagai pesatnya perkembangan jaman serta berkompetisi di era global. Alvin Toefler, salah seorang futurolog, menyatakan bahwa orang buta huruf pada saat ini bukanlah orang yang tidak bisa membaca melainkan orang yang tidak bisabelajar. Sebagai implikasinya, kemampuan belajar terus menerus atau menjadi manusia pembelajar seumur hidup merupakan keharusan jika kita ingin eksis di erainformasi. Hal inilah yang menjadi landasan mengapa pembelajaran yang aktif perludan penting bagi siswa. Aktivitas siswa secara berkelompok atau lebih tepatnya pembelajaran kooperatif diharapkan juga menumbuhkan siswa menjadi pribadi dan warga negara yang lebih toleran dan damai. Jika siswa terbiasa mengemukakan gagasan, toleran dan menghargai pendapat orang lain, diharapkan sikap dan perilaku tersebut dapat terus berkembang ketika mereka terjun di masyarakat kelak. Dengan demikianpembelajaran yang aktif juga ikut menyiapkan siswa menjadi warna negara yanglebih baik dan lebih demokratis

2) Perlunya Pembelajaran yang Kreatif

Kendati saat ini banyak dibutuhkan, kreativitas dan orang-orang yang kreatif masih saja belum banyak jumlahnya. Konon hal inilah yang menyebabkan bangsa Indonesia tidak banyak menghasilkan paten atau

Page 87: Geografi (lengkap)

temuan. Mandulnya bangsa Indonesia dalam menghasilkan temuan-temuan baru tentu saja menjadi kendala untuk dapat bersaing dengan bangsa-bangsa yang lain didunia. Oleh karena itu penting bagi siswa

untuk semenjak dini menghasilkan kreasi-kreasi atau belajar mengkreasi sesuatu. Guru PAKEM seyogyanya memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk menghasilkan karya baik secara berkelompok maupun individual.

Pengembangan kreativitas semenjak dini ini diharapkan juga membentuk

karaktersiswa menjadi pribadi-pribadi kreatif. Kelak ketika mereka dewasa kreativitas ini diharapkan dapat menjadi terobosan dan memecahkan berbagai masalah kehidupan diantaranya adalah menciptakan pekerjaan untuk dirinya sendiri. Konon banyaknya sarjana yang menjadi antrean pencari kerja disebabkan karena semenjak kecil mereka tidak terbiasa menciptakan sesuatu. Kebiasaan belajar dengan menghapalkan dan meniru tidak banyak bermanfaat dalam kehidupan.

3) Perlunya Pembelajaran yang Efektif Banyak bukti yang menunjukkan bahwa pendidikandi negara kita masih jauh tertinggal dari negara-negarayang lain. Salah satu bukti rendahnyaprestasi belajar siswa Indonesia dapat dicermati dari hasil Trens in International Mathematics and Science Study (TIMSS) yang dilaksanakan oleh IEA. Institusi ini

membandingkan prestasi belajar matematikadan sains siswa Amerika Serikat dan siswa-siswa di negara yang lain. Hasil rerata untuk sekolah menengah, Indonesia berada pada urutan ke 36 dari45 negara yang diteliti. Skor rerata siswa Indonesia adalah 420, jauh di bawah rata-rata internasional 471 (National Center for Educational Statistics, Desember 2004). Dengan demikian isu peningkatan kualitas pembelajaran dan efektivitas pembelajaran memang perlu ditindak lanjuti diantaranya dengan menyelenggarakan pembelajaranyang efektif. Guru harus yakin bahwa ketika pembelajaran berakhir semua siswa telah menguasai indikator kompetensi dasar yang diharapkan. Melalui penilaian berbasis kelas informasi tentang penguasaan topik pembelajaran akan segera diketahui oleh guru dan informasi ini menjadi bekal untuk merefleksi pembelajaran yang lebihefektif pada masa berikutnya.

Page 88: Geografi (lengkap)

4) Perlunya Pembelajaran yang Menyenangkan Riset tentang learning society atau masyarakat belajar menunjukkan bahwa perilaku belajar anggota masyarakat dipengaruhi oleh pengalaman belajar mereka ketika masih kecil. Mereka yang mengalami pembelajaran yang menyenangkan cenderung akan mengulanginya dan tumbuh menjadi pembelajar seumur hidup. Mereka yangmengalami suasana pembelajaran yang buruk dan guru-guru yang galak cenderung untuk tidak melanjutkan proses belajar. Berkaitan dengan hal ini pembelajaran perlu dikondisikan sedemikian rupa sehingga siswa belajar dengan asyik atau menyenangkan. Waktu yang diluangkan oleh siswa di bangku pelajaran juga terbilang panjang. Dalam kurun waktu tersebut diharapkan siswa tidak merasa terpenjara atau sekolah sebagai penjara yang penuh siksaan-siksaan psikologis. Karena dampaknya tentu tidak baik bagi perkembangan anak. Seyogyanya siswa bisa menghabiskan waktu sekolahnya dengan senang hati, enjoy dan menikmati berbagai pengalaman belajarnya. Untuk itulah guru perlu menciptakan suasana fisik dan psikologis sedemikian rupa sehingga siswa kerasan di sekolah. Pendek kata siswa juga berhak menikmati masa-masasekolahnya dengan senang hati.

5) Belajar dan Pembelajaran Bermakna Belajar pada hakekatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi antar anak dengananak, anak dengan sumber belajar dan anakdengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akanmenjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalamlingkungan yang nyaman dan memberikan rasa zaman bagi anak. Proses belajar bersifat individualdan kontekstual,

artinya proses belajar terjadi dalamdiri individu sesuai dengan perkembangannya danlingkungannya. Belajar bermakna (meaningfull learning) merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.Kebermaknaan belajar sebagai hasil dari peristiwa mengajar ditandai oleh terjadinya hubungan antara aspek-aspek,

Page 89: Geografi (lengkap)

konsep-konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen-komponen yang relevan di dalam struktur kognitif siswa. Proses belajar tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Dengan demikian, agar terjadi belajar bermakna maka guru harus selalu berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dan membantu memadukannya secara harmonis konsep-konsep tersebut dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan. Dengan kata lain, belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera daripada hanya mendengarkan orang/guru menjelaskan. Hal yang Harus Diketahui dan Diperhatikan Guru dalam Melaksanakan PAKEM. Dalam dinyatakan bahwa ada beberapa hal yang harus dipahami dan diperhatikan guru dalam melaksanakan PAKEM. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut. - Memahami Sifat yang Dimiliki Anak

Anak memiliki berbagai potensi dalam dirinya. Diantaranya rasa ingin tahudan berimajinasi. Dua hal ini adalah potensi yang harus dikembangkan ataudistimulasi melalui kegiatan belajar mengajar. Karena kedua hal tersebut adalah modal dasar bagi berkembangnya sikap berpikir kritis dan kreatif. Sikap berpikir kritis dan kreatif adalah kompetensi yang harus dimiliki olehsiswa. Seperti dikemukakan oleh Jhonson salah satu komponen dalam system pembelajaran yang ideal adalah berpikir kritis dan kratif. Artinya siswa dapatmenggunakan tingkat berpiki yang lebih tinggi secara kritis dan kreatif (2002:24). Agar mampu berpikir kritis dan kreatif sifat rasa ingin tahu dan berimajinasi yang sudah dimiliki anak perlu dikembangkan. Untuk mengembangkan kedua sifat yang dimiliki anak tersebut secara optimal perlu diciptakan suasana pembelajaran yang bermakna. Suasana pembelajaran bermakna ditunjukkan di antaranya dengan kebiasaan guru untuk memuji anak karena hasil karyanya atau prestasinya. Kemajuan seperti apapun yang ditunjukkan oleh siswa perlu dihargai oleh guru. Kemudian kebiasaan guru mengajukan pertanyaan yang menantang atau yang bersifat terbuka juga langkah tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Tidak kalah pentingnya adalah guru yangmendorong anak untuk melakukan percobaan juga merupakan siswa yang subur untuk mengembangkan kemampuan yang dimaksud.

Page 90: Geografi (lengkap)

- Mengenal Anak Secara Perorangan Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM perbedaan individual perlu diperhatikandan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuaidengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitansehingga anak tersebut bwelajar secara optimal.

- Memanfaatkan Prilaku Anak dalam Pengorganisasian Belajar Sebagai makhluk sosial. Anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Prilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganiosasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahan sesuatu, anak dapat bekerja, berpasangan atau

dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang.

- Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis, Kreatif, dan KemampuanMemecahkan Masalah

Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal tersebut memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganaklisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir teraebut

kritis dan kreatif bersal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang

Page 91: Geografi (lengkap)

keduannya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan seringnya memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yangterbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata ”Apa yang terjadi jika....,lebih baik dari pada yang dimulai dengan kata-kata”Apa, berapa. Kapan” yangumumnya tertutup hanya ada satu jawaban yang benar.

- Mengembangkan Ruang Kelas Sebagai Lingkungan Belajar yang Menarik Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang diapajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswalain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli,puisi, karangan dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik dapat membantu guru dalam KBM karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.

- Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar

Lingkungan (fisik, sosial atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar,tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar.Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak harus selalu keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indra), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasikan, membuat trulisan, dan membuat gambar atau diagram.

- Memberikan Umpan Balik yang Baik untuk Meningkatkan Kegiatan

Belajar Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belaja. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan dari pada kelemahan siswa. Selain itu cara memberika umpan balik pun harus secara santun.Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya dirim dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikkan komentar dan cacatatan. Catatan guru berkaitan dengan

Page 92: Geografi (lengkap)

pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa darihanya sekedar angka

- Membedakan antara Aktif Fisik dan Aktif Mental Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatansibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yangsebenarnya dari PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut baik takut ditertawakan, takut disepelekan,atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan PAKEM.

e. Bagaimana Pelaksanaan PAKEM

1) Pengantar Setelah peserta memahami pengertian dan gambaran tentang PAKEM pada unit 3,peserta dituntut membuktikan pemahaman itu melalui pembuatan persiapan PAKEM dan melaksanakannya baik mengajar terhadap teman (simulasi) maupun terhadap siswa (praktik mengajar). Hal ini perlu dilakukan agar penghayatan tentang PAKEM menjadi lebih baik. Peserta juga perlu memperoleh pengalaman terutama tentang hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan PAKEM. Dengan demikian, sebagai calon fasilitator, mereka lebih siap untuk menyajikan PAKEM kepada peserta pelatihan selanjutnya. Contoh-contoh pembelajaran PAKEM untuk masing-masing mata pelajaran terdapat pada lampiran tersendiri. Contoh tersebut dapat digunakan dalam perencanaan pembelajaran PAKEM.

I. Tujuan Pembelajaran A. Standar kompetensi

Setelah mempelajari materi ini diharapkan memahami tentang hakikat PAKEM, dan mampu melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan PAKEM

B. Kompetensi Dasar

Mampu merancang dan melaksanakan PAKEM

C. Tujuan

Setelah mengikuti pertemuan ini peserta mampu :

Membuat persiapan pembelajaran yang menerapkan PAKEM

Page 93: Geografi (lengkap)

Melakukan Simulasi

Melakukan evaluasi dan produk mengajar

II. Langkah Kegiatan Secara diagramatik, langkah pembelajaran dalam pertemuan ini digambarkan sebagai berikut :

Gambar Langkah Pembelajaran PAKEM

1. Modeling PAKEM ( 30 menit)

Peserta dikelompokkan dalam kelompok mata pelajaran. Fasilitator melakukan pemodelan PAKEM d i depan kelompok tersebut. Setiap kelompok mengamati pemodelan sesuai dengan kelompoknya. Langkah-langkah: Memilih skenario yang sudah tersedia, menyiapkan alat-alat,kemudian mempraktikkan cara mengajar yang PAKEM sesuai dengan skenario yang sudah dipilihnya. Dalam modeling, fasilitatormenjadi guru sedangkan peserta menjadi siswa/ pengamat. Modeling sebaiknya disesuaikan dengan level peserta, hal ini untukmenghindari ketidakseriusan.

2. Diskusi Kelompok (30 menit) Peserta mendiskusikan hasil pengamatan mereka terhadap modeling.

Page 94: Geografi (lengkap)

Langkah-langkah: peserta mendapatkan scenario mengajar yang dipilih oleh fasilitator pada saat modeling; Peserta mendiskusikan struktur skenario dan pelaksanaannya (langkah-langkah pembelajaran, sumber belajar, manajemen kelas, pajangan dan kompetensi ) Diskusi didampingi oleh fasilitator yang menjadimodel pada kelompok itu.

Kerja Kelompok:

3. Membuat Persiapan Simulasi PAKEM ( 60 menit) Peserta diberi contoh RP yang dapat diambil dari buku ”bestpractice”atau contoh-contoh RP yang lain. Dalam kelompok yang terdiri dari anggota kelompok 3-5 orang, peserta mendiskusikan RP yang bernuansa PAKEM tersebut. Kemudian RP disimulasikan di depan peserta lain. Selanjutnya peserta memperbaiki RP berdasarkan masukan yang ada. RP ini akan dipraktikkan di depan siswa di pertemuan berikutnya. Langkah selanjutnya, peserta menyiapan alat bantu belajar/mengajar, lembar kerja, bahan ajar, bahan bacaan (jika diperlukan). Peserta dapat menyesuaikan contoh PAKEM dengan keadaan setempat dan membuat perbaikan kalau mereka mempunyai ideyang lebih baik.

4. Simulasi Mengajar ( 120 menit) Pelaksanaan simulasi dilakukan dengan cara salah satu peserta menjadi guru di depan peserta lain yang ada dalam kelompoknya. Simulasi dapat pula dilakukan dengan cara salah satu peserta dari satu kelompok melakukan simulasi di depan kelompok yang lain. Langkah-langkah: Pada jam yang sama setiap kelompok menampilkan salah satupeserta untuk melakukan simulasi. Setelah itu peserta lain jugamelakukan hal yang sama. Simulasi juga dapat dilaksanakan olehanggota dari kelompok tertentu di depan kelompok yang lain. (Simulasi tidak perlu sampai tamat: 30 – 45 menit mungkin cukup.Ingatkan peserta/pengamat agar mengamati proses simulasi terutama dari segi sejauh mana pembelajarannya sesuai dengan ciri-ciri PAKEM). Fasilitator mengamati pelaksanaan semua simulasi sesuai dengan mata pelajaran yang telah dimodelkannya.

Page 95: Geografi (lengkap)

5. Diskusi Kelompok: Hasil Simulasi (30 menit) Langkah-langkah: Peserta yang melakukan simulasi mengungkapkan keberhasilandan hambatan yang dirasakannya selama simulasi (5 menit); Peserta lain memberikan komentar terutama dari segi sejauhmana PEMBELAJARAN dalam simulasi memenuhi karakteristik PAKEM dan alternatif mengatasi hambatan yang dirasakan oleh simulator. (Kelompok pelaku simulasi hendaknya mencatat komentar untuk bahan pertimbangan dalam menyempurnakan persiapan, lembarkerja, dan sebagainya).

6. Perbaikan Persiapan PAKEM (120 menit) Langkah-langkah: Masing-masing kelompok memperbaiki persiapan, lembar kerja, dan bahan belajar lain yang dirancangnya dengan mempertimbangkan komentar dan masukan pada diskusi sebelumnya. Hasil perbaikan ini akan digunakan dalam praktik mengajar dengan siswa sesungguhnya. Semua peserta harus ikut membuat persiapan dan siap pula untuk mempraktikkannya. (Fasilitator hendaknya mengingatkan agar tiap kelompok benar-benar siap dengan persiapan, LK, dan sebagainya yang telah diperbaiki sehingga setelah kegiatan ini peserta berkonsentrasi pada pelaksanaan praktik mengajar, tidak lagi pada masalah persiapan).

7. Diskusi Kelompok: Proses Mengajar (180 menit) Kelompok mengkaji pelaksanaan praktik, sejauh mana PEMBELAJARAN memenuhi karateristik PAKEM. Diskusi terfokus pada kualitas tugas, perintah yang diberikan oleh guru; kegiatanyang dilakukan oleh siswa berkaitan dengan hasil yang diharapkandan hambatan yang dialami pada saat mengajar, serta alternative pemecahannya. Hasil diskusi dipajangkan dan menjadi bahan diskusikelompok lain.

Page 96: Geografi (lengkap)

III. Uraian Materi Bagaimana Pelaksanaan PAKEM Gambaran pelaksanaan PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama KBM. Berdasarkan kemampuan yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan PAKEM yang telah diuraikan di atas, maka kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru harus sesuai dengan kemampuan tersebut. Adapun contoh-contoh kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan tersebut akan diuraikan berikut ini. Gambaran penerapan PAKEM tersebut dapat ditinjau berdasarkan beberapa komponen pembelajaran

Tabel Penerapan PAKEM

Komponen Pembelajaran

Hal Baru Yang Berbeda dengan

Kebiasaan Pembelajaran Selama Ini

Guru merancang dan mengelola KBM yang mendorong siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran

Guru melaksanakan KBM dalam kegiatan yang beragam, misalnya:

Percobaan Diskusi kelompok Memecahkan masalah Mencari informasi Menulis laporan/cerita/puisi Berkunjung keluar kelas.

Guru menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam

Sesusai mata pelajaran, guru menggunakan misal:

Alat yang tersedia atau yang dibuat sendiri Gambar Studi kasus Nara sumber Lingkungan

Page 97: Geografi (lengkap)

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan.

Siswa:

Melakukan percobaan, pengamatan,atauwawancara

Mengumpulkan data/jawaban danmengolahnya sendiri

Menarik kesimpulan Memecahkan masalah, mencari

rumus sendiri Menulis laporan/hasil karya lain

dengan katakata sendiri

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan

gagasannya sendiri

secara lisan atau tulisan.

Melalui:

Diskusi Lebih banyak pertanyaan terbuka Hasil karya yang merupakan

pemikiran anak sendiri

Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa.

Siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk kegiatan tertentu)

Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebutt

Tugas perbaikan atau pengayaan diberikan

Guru mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman siswa sehari-hari.

Siswa menceritakan atau memanfaatkan pengalamannya sendiri.

Siswa menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari

Menilai pembelajaran dan kemajuan belajar siswa secara terus menerus.

Guru memantau kerja siswa

Guru memberikan umpan balik

2) Implikasi PAKEM Dalam implementasi pembelajaran PAKEM di sekolah mempunyai berbagaiimplikasi yang mencakup: a) Implikasi bagi guru

Pembelajaran aktif, kretaif, efektif, dan menyenangkan memerlukan guruyang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman

Page 98: Geografi (lengkap)

belajar bagi anak,juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh. Sebaliknya pembelajaran yang berpusat pada guru harus dihindari. Adapun ciri-ciri pembelajaran yang berpusat pada guru adalah menggunakan buku paket, jawaban harus sama dengan guru, guru mendiktekan apa yang harus dilakukan, guru memberi contoh, ceramah, hafalan. Dampak dari pembelajaran yangberpusat pada guru adalah siswa menjadi mahluk yang individualis, motivasi belajar siswa turun, siswa kurang dapat bekerjasama, siswa pasif, guru kurangkreatif.

b) Implikasi bagi siswa Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok kecilataupun klasikal. Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, danpemecahan masalah.

c) Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media

PAKEM pada hakikatnya menekankan pada siswa baik secara individualmaupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar.

Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang sifatnya didisain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design), maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapatdimanfaatkan (by utilization).

Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaranyang bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak.

Penerapan pembelajaran tematik di sekolah masih dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi

d) Implikasi terhadap Pengaturan ruangan

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, danmenyenangkan perlu melakukan pengaturan ruang agar suasana belajarmenyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi:

Page 99: Geografi (lengkap)

- Ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan.

- Susunan bangkupeserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan dengankeperluan pembelajaran yang sedang berlangsung

- Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di tikar/karpet

- Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam kelasmaupun di luar kelas

- Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didikdan dimanfaatkan sebagai sumber belajar

- Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya kembali.

e) Implikasi terhadap Pemilihan metode

Sesuai dengan karakteristik pembelajaran PAKEM, maka dalam pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode. Misalnya percobaan, bermain peran, tanyajawab, demonstrasi, bercakap-cakap. - Penerapan PAKEM dalam Kegiatan Belajar Mengajar

Guru merancang dan mengelola KBM yang mendorong siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Adapun hal baru yang berbeda dengan kebiasaan pembelajaran selama ini adalah guru melaksanakan KBM dalam kegiatan yang beragam, misalnya percobaan, diskusi kelompok menulis laporan,berkunjung keluar kelas. Dengan menerapkan PAKEM guru diharapkan menggunakan metode yang bervariasi. Penggunaan setiap metode mengarah pada keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan berbahasa.

- Alat Bantu dan Sumber Belar Guru menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam. Sesuaimata pelajaran, guru menggunakan, misal alat yang tersedia atau yangdibuat sendiri, gambar, studi kasus, nara sumber, dan lingkungan.

- Metode Pembelajaran Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan. Siswa dapat dapat melakukan percobaan, pengamatan,atau wawancara. Mengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya sendiri,menarik kesimpulan, memecahkan masalah, mencari rumus sendiri, menulislaporan/hasil karya lain dengan kata-kata sendiri.

Page 100: Geografi (lengkap)

- Pengalaman Belajar Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan atau tulisan. Melalui diskusi, lebih banyak pertanyaan terbuka, hasil karya merupakan pemikiran anak sendiri.

- Pemilihan Bahan Ajar Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa. Siswa dikelompokkan sesuiai kemampuan (untuk kegiatan tertentu), bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut, tugas perbaikkan atau pengayaan diberikan.

- Pendekatan Pembelajararan Kontekstual Prinsip pembelajaran yang dilaksanakan adalah pembelajaran bermakna. (meaningful learning). Salah satu ciri pembelajaran bermakna adalah pembelajaran yang kontekstual. Pembelajaran dirasakan terkait dengan kehidupan nyata dan siswa memahami manfaat dari pembelajaran yang dilaksanakannya dan siswa merasakan penting untuk belajar demikehidupannya di masa depan. (Kratf, 2000: 33). Impelementasi dalamkegiatan pebelajaran terlihat melalui guru mengaitkan KBM dengan pengalaman siswa sehari-hari. Guru dapat meminta siswa menceritakan atau memanfaatkan pengalamannya sendiri. Diharapkan siswa dapat menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari.

- Penilaian atau Evaluasi Menilai KBM dan kemajuan belajar siswa secara terus menerus. Guru memantau kerja siswa dan guru memberikan umpan balik. Penilaian harus dilakukan secara otentik dengan menggunakan instrumen penilain yang bervariasi. (Kratf, 2000:33)

Tabel Lembar Observasi PAKEM

Aspek

Uraian/

temuan

Bagaimana bentuk tugas yang diberikan?

Apa yang dikerjakan siswa untuk melakukan tugas tersebut?

Page 101: Geografi (lengkap)

Kemampuan apa yang dikembangkan melalui tugas tersebut?

Bagaimana bentuk pertanyaan yang diberikan dalam tugas?

Jenis pertanyaan apa saja yang diajukan guru kepada siswa dalam pembelajaran?

Sejauh mana guru memperhatikan perbedaan siswa?

Apa yang dilakukan oleh siswa selama mengerjakan tugas?

Sejauh mana siswa diberi kesempatan untuk menanggapi kegiatan belajar yang telah dilakukan?

Apa yang dilakukan siswa pada saat belajar kelompok, individu, berpasangan, atau klasikal?

Pada saat ada kerja kelompok, berapa jumlah anggota kelompok?

Apakah semua siswa terlibat dalam kegiatan kelompok?

Apa yang dilakukan guru selama anak mengerjakan tugas?

Indikator Monev PAKEM

Guru

Guru lebih banyak memberi kesempatan anak untuk bekerja (menemukan sendiri, mengungkapkan pendapat dsb.);

Guru menciptakan pembelajaran yang menantang;

Guru mempergunakan berbagai media, metode, dan sumber belajar,termasuk sumber belajar dan bahan dari lingkungan;

Guru memberikan tugas dan bantuan yang berbeda sesuai dengankemampuan siswa;

Guru mengelola kelas secara fleksibel (individu, kelompok, pasangan) sesuai tugas yang diberikan untuk melibatkan siswa secara aktif dalampembelajaran.

Siswa

Siswa tidak takut bertanya;

Ada interaksi antara siswa untuk membahas dan memecahkan masalah;

Page 102: Geografi (lengkap)

Siswa aktif bekerja;

Siswa dapat mengungkapkan dengan kata-kata sendiri;

Siswa melakukan kegiatan baca mandiri;

Siswa melakukan kegiatan proyek (teknologi sederhana, menulisbiograpi tokoh).

Kelas

Ada pajangan yang merupakan hasil karya siswa;

Pajangan dimanfaatkan sebagai sumber belajar;

Penataan tempat duduk memudahkan interaksi guru dengan siswa,siswa dan siswa;

Ada penataan sumber belajar (alat bantu belajar, poster, buku) yangdimanfaatkan siswa.

f. Desain Pembelajaran PAKEM

1) Pengantar Beberapa orang memandang bahwa PAKEM sama dengan kerja kelompok. Jika dalam suatu kelas sedang berlangsung pembelajaran dan di sana siswa tetap duduk seperti orang menonton bioskop, semua menghadap ke depan, duduk berdua dengan satu bangku, maka dengan mudah dan cepat dikatakan kelas itu tidak PAKEM. Akan tetapi sebaliknya, jika di suatu kelas siswa sedang duduk berkelompok, walau mereka hanya duduk dalam kelompok, tetapi tidak semua siswa bekerja, maka dengan mudah kita mengatakan kelas itu PAKEM. Seharusnya menilai PAKEM tidaknya suatu pembelajaran tidak cukup hanya dengan melihat pengaturan tempat duduk siswa, tetapi harus diperhatikan pula intensitasketerlibatan siswa dalam belajar. Usaha-usaha yang menawarkan sebuah pembaharuan, termasuk penerapan PAKEM dikelas, biasanya akan menemui masalah. Beberapa masalah yang masih sering ditemukan baik dalam pelatihan maupun dalam penerapan PAKEM di kelas dapat dilihat di bawah ini. Beberapa isu-isu penerapan PAKEM di kelas adalah sebagai berikut:

Guru belum memperoleh kesempatan menyaksikan pembelajaran PAKEM yangbaik;

Guru belum memiliki referensi (buku, video, dll) tentang pembelajaran PAKEM yangbaik;

Tugas yang diberikan guru kepada siswa masih bersifat tertutup dan banyakpengisianlembar kerja (LK) yang kurang baik;

Page 103: Geografi (lengkap)

Pembelajaran belum memberikan tantangan sesuai kemampuan siswa

Pembelajaran hanya mengajarkan satu indikator dengan satu aktivitas;

Perbedaaan individual siswa belum diperhatikan termasuk laki-laki/perempuan, pintar/kurang pintar, sosial ekonomi tinggi/rendah;

Pengelolaan siswa kurang sesuai dengan kegiatan;

Guru merasa khawatir untuk melaksanakan PAKEM di kelas 6 dan 9;

Pajangan cenderung menampilkan semua apa yang dikerjakan siswa denganhasil yangseragam;

Berbagai kendala selalu ada, akan tetapi dukungan pun tak kurang banyak dalammenerapkan PAKEM. Berbagai pelatihan telah diikuti dan para guru telahmelakukannyadi kelas masing-masing.

Sebagai upaya untuk terus meningkatkan mutu pelaksanaan PAKEM, pada modulini dibahas dan dikaji secara berurutan: 1). telaah PAKEM, 2). teknik bertanya, 3).pengorganisasian kelas, 4). pembelajaran kooperatif, dan 5). pengembangan idepembelajaran

I. Tujuan pembelajaran Setelah mengikuti modul ini, diharapkan peserta: - Mampu menidentifikasi sifat-sifat PAKEM tertentu dalam

pembelajaranyang dilaksanakan - Mampu mengidentifikasi jenis pertanyaan yang efektif - Mampu mengorganisasikan kelas sesuai dengan tugas

pembelajaran - Mampu mengembangkan ide pembelajaran

II. Langkah Kegiatan

Page 104: Geografi (lengkap)

III. Uraian Materi A. Pelaksanaan PAKEM Bagi Guru

1. Identifikasi Kesulitan Belajar Pengantar Tugas utama seorang guru adalah membuat perencanaan, melaksanakan dan dilaksanakan. Dalam proses pelaksanaan rencana yang telah disusun,guru sering mengalami kendala dan permasalahan sehingga kompetensiyang telah ditetapkan di masing – masing mata pelajaran tidak mencapaihasil yang maksimal. Faktor yang berasal dari luar diri guru dan memegang pengaruh penting terhadap pencapaian kompetensi adalah peserta didik. Keberadaanpeserta didik, tingkat kecerdasan, motivasi belajar, dan lainnya berpengaruh terhadap keberhasilan sebuah pembelajaran. Tujuan Tujuan identifikasi Belajar diharapkan guru dapat : - Mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam

pembelajaran padasetiap mata pelajaran - Menemukan kemungkinan masalah dalam pembelajaran

pada setiapmata pelajaran - Menemukan solusi/pemecahan dalam pembelajaran pada

setiapmata pelajaran

2. Cara Mengatasi Kesulitan Belajar Kesulitan belajar seringkali diartikan sebagai gangguan yang terlihat pada kesulitan dalam menguasai dan kemampuan memahami kompetensi dasar yang diajarkan. Kesulitan belajar dapat berhubungan dengan perkembangan peserta didik seperti gangguan motorik dan persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi, kesulitan belajar dalam penyesuaian perilaku sosial atau berhubungan dengan kemampuan akademik seperti kegagalan dalam penguasaan ketrampilan membaca,menulis, berhitung, dan kompetensi lainnya. Sementara ini yang sering terjadi, tinjauan terhadap kesulitan belajar peserta didik lebih banyak dibebankan kepada peserta didik. Mereka dianggap kurang serius dalam belajar, kemampuan intelegensinya rendah, bimbingan orang tua kurang dan masih banyak alasan serupa lainnya. Padahal dalam pembelajaran banyak unsur yang terkait dan

Page 105: Geografi (lengkap)

mempengaruhi kualitas hasil belajar. Dalam konteks korelasi antara input-process-out put bisa kita lihat multi unsur yang memberikan andilhasil belajar. Input berupa raw input (peserta didik), inviromental input (lingkungan), dan instrumental input (kurikulum). Pada proses kita dapatmelihat perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, maupun sistem penilaian yang dikembangkan. Input dan proses tersebut akanmewarnai hasil belajar peserta didik berupa out put dan out come. Oleh karena itu, tidaklah adil apabila hasil belajar yang rendah hanya dibebankankepada peserta didik dikarenakan pembelajaran bersifat kompleks. Adi Gunawan dalam Born to Be a Genius (2003) menyatakan bahwa factor dominan yang menentukan keberhasilan proses belajar adalah denganmengenal dan memahami bahwa setiap individu adalah unik dengan gayabelajar yang berbeda satu dengan lainnya. Tidak ada gaya belajar yanglebih unggul dari gaya belajar lainnya. Semua sama uniknya dan semuasama berharganya. Kesulitan yang timbul selama ini lebih disebabkanoleh gaya mengajar yang tidak sesuai dengan gaya belajar. Dan yang lebih parah lagi adalah kalau anak sendiri tidak mengenal gaya belajar mereka. Kenyataan lapangan yang mendukung pendapat di atas adalah guruyang cenderung menggunakan satu cara saja dalam mengajar yaitu gaya visual. Guru mengajar dengan menggunakan media papan tulis dan buku (visual). Murid belajar dengan buku dengan kegiatan mencatat,mengerjakan tugas, dan mengerjakan tes juga secara tertulis (visual). Banyak pakar psikologi yang berpendapat bahwa panca indera merupakan pintu gerbang masuknya ilmu pengetahuan ke otak kita. Setiap peserta didik bersifat unik yang berbeda satu dengan lainnya, ketajaman pancaindera mereka juga berbeda. Hal ini membentuk gaya belajar yang berbedaantara peserta didik yang satu dengan lainnya. Ada lima gaya belajar yangberbeda di ataranya visual (penglihatan), auditori (pendengaran), tactile/kinestetik (perabaan/gerakan), olfactori (penciuman), dan gustatori(pengecapan). Dari kelima gaya belajar itu, ada tiga gaya belajar yangdominan dan paling sering digunakan yaitu gaya belajar visual, auditori,dan kinestetik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kualitas belajar peserta didikdipengaruhi oleh unsur internal dan eksternal.

Page 106: Geografi (lengkap)

Unsur eksternal berupamateri yang dipelajari, cara pembelajaran guru, media yang digunakanlingkungan belajar, dan lainnya. Sedangkan faktor internal berkaitandengan kemampuan diri seperti tingkat kecerdasan, bakat dan minat,ketajaman panca indera yang membentuk gaya belajarnya, kemampuanmengolah informasi yang diterima, berimajinasi, dan sebagainya. Secarapraktis kita dapat mempelajari kelemahan pelaksanaan pembelajaranyang dilakukan dengan cara melakukan analisis diri terhadap perencanaan,proses, maupun lingkungan belajar. Berikut disajikan contoh tabel analisis diri terhadap proses pembelajaranyang selama ini dilakukan.

Tabel contoh analisis diri terhadap proses pembelajaran

Aspek

Indikator

Hasil Refleksi

Diri*)

Ya Tidak

Pengelolaan Kelas

Pengelolaan peserta didik bervariasi, seperti klasikal, kelompok,berpasangan, individu, dsb) dan sesuai materi pelajaran.

Pengelolaan kegiatan belajar peserta didik bervariasi, seperti wawancara, pengamatan, penelitian, bermain peran, dalam kelas, luar kelas, dan sesuai materi pelajaran.

Guru menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi dan sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran, situasi kondisi, dan peserta didik.

Guru menggunakan alat peraga dalam pembelajaran dan alatnya cukup jelas untuk dilihat oleh seluruh peserta didik.

Page 107: Geografi (lengkap)

Pada saat berdiskusi, peserta didik saling mendengarkan ketika ada yang berbicara/ berpendapat.

Bantuan atau intervensi guru kepada peserta didik selalu bersifat memancing peserta didik untuk berfikir, misal dengan mengajukan pertanyaan (dalam batas kemampuannya)

Berbagai hasil karya peserta didik yang bervariasi dipajang di kelas.

Perilaku peserta didik yang tidak disiplin/ sesuai dengan kesepakatan kelas diberi konsekuensi logis

Semua/hampir semua (di atas 90%) pesertadidik menunjukkan disiplin dan prilaku positif sesuai kesepakatan kelas

Komunikasi dan Interaksi

Guru mendorong peserta didik untuk bertanya, berpendapat, dan/atau mempertanyakangagasan guru/peserta didik lain.

Banyak hasil karya para peserta didik dipajangkan dan ditata dengan rapi.

Hasil karya peserta didik yang berupa tulisan merupakan kata-kata peserta didik sendiri dan sudah berkembang.

Ada interaksi guru-peserta didik, peserta didik-peserta didik (multiarah).

Page 108: Geografi (lengkap)

Peserta didik mengungkapkan gagasan dengan kata-kata sendiri, runtut, dan mengembangkannya.

Peserta didik tidak takut bertanya, menjawab, atau menyatakan pendapat dengan tertib.

Setiap proses pembelajaran bebas dari ancaman dan intimidasi

Umpan Balik dan Penilaian

Guru selalu memberikan umpan balik yang menantang (sesuai kebutuhan peserta didik)

Guru memberikan umpan balik lisan dan tulisan secara individual.

Guru menggunakan berbagai jenis penilaian (proses dan hasil) dan memanfaatkan hasilnya untuk kegiatan tindak lanjut.

Setiap proses pembelajaran disertai dengan penghargaan dan pengakuan baik secara verbal maupun non-verbal

Kualitas Pertanyaan dan Cara Guru Bertanya

Pertanyaan yang diajukan guru (selalu) memancing peserta didik untuk membangun gagasannya sendiri.

Guru mengajukan pertanyaan, menyediakan waktu tunggu, dan menunjuk siapa yang harus menjawab tanpa pilih kasih.

Refleksi Guru selalu meminta peserta didik untuk melakukan refleksi setelah mempelajarisuatu konsep/keterampilan

Page 109: Geografi (lengkap)

Keterlibatan Peserta didik

Sebagian besar peserta didik (75 % atau lebih) aktif bekerja

Peserta didik asyik berbuat/bekerja dengan penuh konsentrasi.

Pemandirian peserta didik

Ada program pengembangan kegiatan belajar mandiri peserta didik yang terencana dan dilaksanakan dengan baik.

Peserta didik melakukan kegiatan membaca atau menulis atas keinginan sendiri.

Peserta didik dapat menyelesaikan masalahnya sendiri dengan membaca, bertanya, mencoba/ mengamati.

Sumber Belajar/Alat Bantu

Guru menggunakan berbagai sumber belajar (termasuk lingkungan sekitar) dan terbaik dari yang ada serta penggunaannya sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan.

Guru membuat sendiri dan menggunakan alat bantu belajar sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan.

Guru menggunakan alat bantu murah atau mudah diperoleh di sekitar.

Tersedia sudut baca/perpustakaan dan dimanfaatkan oleh guru dan seluruh peserta didik.

Page 110: Geografi (lengkap)

Lembar kerja mendorong peserta didik untuk menemukan konsep/ gagasan/cara/rumus dan menerapkannya dalam konteks lain.

Keterlibatan Peserta didik

Sebagian besar peserta didik (atau lebih) aktif bekerja

Peserta didik asyik berbuat/bekerja dengan penuh konsentrasi.

Pembelajaran bebas dari perlakuan kekerasan (emosional, fisik,dan pelecehan seksual dan penelantaran)

Setiap proses pembelajaran bebas dari perlakuan kekerasan (emosional, fisik, dan pelecehan seksual dan penelantaran)

Semua/hampir semua peserta didik mengalami peningkatan kompetensi personal/sosial sesuai potensinya seperti bisa bekerjasama, bertoleransi, menyelesaikan konflik dengan sehat, bertanggungjawab, kepemimpinan, dsb dalam kegiatan

di dalam/luar kelas

Semua peserta didik mengalami peningkatan kepercayaan diri seperti terlihat dalam keberanian mengajukan pertanyaan, menjawab dan tampil ke depan, dll

Identifikasi layanan khusus serta individual

Selalu melakukan identifikasi kebutuhan khusus serta merancang dan melaksanakan PPI (program pembelajaran individual) sebagai respon adanya kebutuhan khusus

g. Merencanakan Program Pembelajaran 1) Pengantar

Dalam praktik sehari-hari,banyak guru yang telah dilatih PAKEM memahami teori maupun contoh praktik, namun mereka sulit untuk

Page 111: Geografi (lengkap)

kreatif menciptakan model-model pembelajaran lainnya yang memiliki kemungkinan sama besar atau bahkanlebih baik dari apa yang telah dilakukan selama ini. Hal ini terlihat dari proseduryang kurang sistematis dalam skenario pembelajaran, kurang bervariasinya bentukhasil belajar peserta didik, kegiatan pengelolaan peserta didik/kelas yang monoton,dsb. Karakteristik anak yang unik, suka bermain, suka bergerak,punya rasa ingintahu, suka berimajinasi, suka bertanya, dan mencoba; hal ini membuka peluangbagi kita mengelola kegiatan belajar secara beragam tanpa meninggalkan tuntutanpencapaian kompetensi. Anak akan selalu menantikan dan merindukan kegiatanpembelajaran beikutnya karena setiap kegiatan yang dilakukan guru senantiasamenarik menyenangkan,menantang dan tidak membosankan. Melalui modul ini dicontohkan bagaimana menciptakan berbagai variasi modelpembelajaran yang menarik, menantang, dan berfokus kepada pencapaiankompetensi. Tujuan Tujuan membuat program Pembelajaran : - Membuat rancangan kegiatan yang menarik - Menyusun tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan, menentukan

alat,sumber dan langkah-langkah pembelajaran yang bervariasi dengan kompetensiyang dikembangkan

2) Cara Melaksanakan Program

Pengembangan variasi pembelajaran identik dengan pengembangan kreativitas guru dalam menyusun rencana, melaksanakan, dan melakukan penilaianpembelajaran. Pada dasarnya kita terlahir dengan memiliki potensi rasa ingin tahu,kemampuan berimajinasi, dan fitrah bertuhan. Rasa ingin tahu dan kemampuanberimajinasi merupakan „modal dasar‟ untuk berkembangnya kreativitas; fitrah bertuhan memungkinkan manusia beriman kepada Tuhan. Potensi rasa ingintahu dan kemampuan berimajinasi akan berkembang menjadi kreativitas apabila terus menerus berani „mencoba tanpa rasa takut bersalah‟ sampai menemukan beberapa pola yang diyakini mampu menjadi langkah yang tepat dalam menyajikan pembelajaran. Sebagai gambaran sebelum melaksanakan program perlunya rancangan mencarialternatif kegiatan pembelajaran. Berikut ini salah satu contoh sebelum menyusunprogram pembelajaran:

Page 112: Geografi (lengkap)

No

Kompetensi Dasar

Alternatif

Pembelajaran

Kegiatan Inti

1. Menyusun percakapan tentang berbagai topik dengan memperhatikan penggunaan ejaan.

Benda berbicara

mendeskripsikan benda yang dipilih untuk menentukan peran dalam percakapan

menyusun percakapan dengan memperhatikan ejaan

melakukan percakapan

Percakapan

Rumpang

bermain melanjutkan kalimat percakapan yang belum selesai diawali dari satu kalimat kemudian dilanjutkan oleh teman yang lainnya.

melengkapi percakapan rumpang

menyusun percakapan dengan memperhatikan ejaan

Menyusun Percakapan Acak

bermain acak kalimat tanya-jawab

menyusun percakapan acak

menyusun contoh percakapan lainnya.

melakukan percakapan

Page 113: Geografi (lengkap)

Alih Bentuk

Membaca prosa/cerita pendek.

mengubah prosa ke dalam bentuk percakapan (dialog).

melakukan percakapan/bermain peran

Ilmu Pengetahuan Alam

Mengembangkan variasi pembelajaran dengan berfokus kepada pengembanganketerampilan proses (mengamati, membandingkan, mengukur, mengklasifikasi, mengkomunikasi, menginferensi, membuat model, memprediksi, menyelidiki, menarik kesimpulan, dan sebagainya). Kegiatan pembelajaran dirancang dalam bentuk:

a) Mengamati (diri sendiri, orang lain,model/ gambar, lingkungan, peristiwa dll)

b) Wawancara c) Demonstrasi d) Penelitian e) Penyelidikan f) Studi pustaka, dll

Matematika

Mengembangkan lembar kerja yang bersifat penyelidikan, penemuan, danpemecahan masalah; penggunaan alat bantu (kongkrit, semi kongkrit, semiabstrak, dan abstrak), dan sebagainya.

Ilmu Pengetahuan Sosial

Mengembangkan keterampilan sosial seperti menggali informasi (mengobservasi, membaca, bertanya,dsb), mengolah informasi dan mengambil keputusan dengan cerdas (dengan grafik,membandingkan, menemukan persamaan/perbedaan, dsb), memecahkan masalah secara arif dan kreatif, dsb

Page 114: Geografi (lengkap)

Geografi

a. Contoh Rencana Pembelajaran ( RPP )

BAB 3. SUMBER DAYA ALAM

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA/MA.......................................................... Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester : XI (sebelas)/1 (satu) Standar Kompetensi : 2. Memahami sumber daya alam Kompetensi Dasar : 2.1. Menjelaskan pengertian sumber daya alam Indikator Pencapaian Kompetensi : - Merumuskan pengertian sumber daya alam Alokasi Waktu : 1 x 45 menit A. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu menjelaskan pengertian sumber daya alam

Karakter siswa yang diharapkan :

Kerja keras, Jujur, saling menghargai.

Kewirausahaan / Ekonomi Kreatif :

Kerja keras, jujur, saling menghargai orang lain, inovatif, B. Materi Pembelajaran Sumber daya Sumber daya alam

C. Metode Pembelajaran Ceramah, tanya jawab, penugasan

Strategi Pembelajaran

Tatap Muka Terstruktur Mandiri

Memahami sumber daya alam

Mengungkapkan Mengungkapkan kembali pengertian sumber daya alam dari beberapa referensi secara individu

Siswa dapat Menjelaskan pengertian sumber daya alam

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Pendahuluan: 5 menit

Memberi salam dan mengabsen.

Apersepsi

2. Kegiatan Inti: 30 menit

Page 115: Geografi (lengkap)

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

Guru menjelaskan secara garis besar sumber daya dan sumber daya alam (hal.57) (nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai.);

Siswa secara individu mencari pengertian sumber daya alam dari situs internet atau media lainnya (nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai.);

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

Siswa membuat karangan hasil temuan dari situs internet atau media lainnya dengan mencantumkan sumbernya (nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai.);

Tanya jawab mengenai hasil temuan siswa (nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai.);

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:

Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai.);

Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai.)

3. Kegiatan Penutup: 10 menit

Siswa bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti. (nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai.);

Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas. (nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai.);

E. Sumber/ Bahan/ Alat Belajar

- Buku sumber Geografi SMA – ESIS

- Buku-buku penunjang yang relevan

- Gambar sumber daya alam

- OHP / Slide Proyektor

- Internet

F. Penilaian

- Penilaian untuk tugas karangan mencari pengertian sumber daya alam dari situs internet dan media lain.

Penilaian berdasarkan pada rubrik penilaian berikut ini.

Rubrik Penilaian Karangan

Page 116: Geografi (lengkap)

Aspek yang dinilai Nilai

kualitatif

Nilai

kuantitatif

Deskripsi

(Alasan)

Pengantar menunjukkan isi

Pengantar disajikan dengan bahasa

yang baik

Isi menunjukkan penjelasan dari

kutipan/pendapat tokoh

Isi disajikan dengan bahasa yang

baik

Penutup memberi kesimpulan akhir

terhadap kutipan/pendapat tokoh

Penutup disajikan dengan bahasa

yang baik

Nilai rata-rata

Komentar

Kriteria Penilaian:

Nilai kualitatif Nilai kuantitatif

Memuaskan 4 > 80

Baik 3 68 - 79

Cukup 2 56 - 67

Kurang 1 < 55

Mengetahui, …………., ……………………..

Kepala Sekolah…………….. Guru Geografi

____________________________ _________________________

NIP/NIK. NIP/NIK.

Page 117: Geografi (lengkap)

Lampiran-lampiran

LEMBAR KERJA 1

( KELOMPOK )

Tema : Lingkungan hidup

Mata Pelajaran : Geografi

Kompetensi Dasar : 3.1 Mendeskripsikan pemanfaatan

lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan .

Kelas / Semester : XI / 2

.

1. tulislah keadaan lingkungan yang ada di wilayah tempat kalian tinggal !

2. adakah masalah lingkungan yang terjadi di wilayah kalian masing-masing, mengapa bisa

terjadi?

3. buatlah bagan alur perencanaan tentang ide pembangunan yang ada di wilayah kalian

sehingga lingkungan kalian terbebas dari masalah masalah tersebut!

JAWABAN

Page 118: Geografi (lengkap)

LEMBAR KERJA 2

( Individu )

Tema : Biosfer

Mata Pelajaran : Geografi

Kompetensi Dasar : 1.2 Menganalisis sebaran flora dan fauna.

Kelas / Semester : XI / 1

Tuliskan minimal 10 fauna pada wilayah persebaran fauna menurut Webber !

A. Oriental

B. Australis

C. Paleartik

Page 119: Geografi (lengkap)

D. Neartik

E. Neotropik

F. Ethiopian

LEMBAR PENILAIAN

DISKUSI DALAM PERSENTASI KELAS

No Nama

Aspek yang di nilai

Nilai Kerja sama Aktifitas Menghargai

Pendapat

( 1-40 ) ( 1-30 ) ( 1-30)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

LEMBAR PENILAIAN

Page 120: Geografi (lengkap)

HASIL MAKALAH SISWA PER KELOMPOK

No Nama

Aspek yang di nilai

Nilai Kelengkapan Kesesuaian Ejaan

(4) (4) ( 2)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

RUBRIK PERSENTASI KELOMPOK

Ada 2 macam penilaian:

a. Penilaian pribadi (masing-masing individu)

b. Penilaian kelompok (semua nilai kelompok sama )

Kriteria/Nilai 24 poin 30 poin 38 poin 44 poin 50 poin

Keaktifan/peran Tidak aktif samasekali

Sedikit aktif

Aktif (hanya ikut membuat makalah dan PPT)

Berbicara pada persentasi juga ikut membuat makalah dan PPT

Kriteria pada poin sebelumnya juga Aktif bertanya pada saat persentasi kelompok lain

Kemampuan berbicara

Diam saja Sedikit berbicara

Mampu menjelaskan terbata-bata

Berbicara jelas, cukup jelas

Berbicara lugas, tegas dan efektif serta bisamenjawab semua pertanyaan dengan analisa yang tepat

Kriteria/Nilai 12 poin 15 poin 19 poin 22 poin 25 poin

Page 121: Geografi (lengkap)

Kekompakan/kerjasama

Sangat tidak kompak (kacau)

Tidak kompak (hanya leadernya saja yang bicara)

Hanya 1 orang yang pasif (hampIr semua dapat peran dan bicara)

Kompak (semua dapat peranan dan bicara)

Aktif dan atraktif (menghibur)

Ketepatan waktu mengumpulkan tugas

Tidak mengumpulkan

Terlambat lebih dari 1 hari,

Terlambat 1 hari

Hari H Sebelum hari H

Tampilan PPT Sangat tidak menarik/ polos

Tidak menarik

Materinya kurang, tulisan kebesaran/kekecilan, kepanjangan/ kependekan

Bagus Menarik dan ada peta konsepnya

Tampilan makalah

Tidak mengumpulkan

Tipis dan tanpa cover

Cover dan tipis Cukup Sangat rapi dan menarik gambar, tabel dan cover warna

a. Pengelolaan Kelas Selama pembelajaran konvensional, meja dan kursi diatur menghadap ke papan tulis dan“peserta didik” duduk berjajar. Dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatanPAKEM pengaturan tempat duduk peserta didik disesuaikan dengan model pembelajaranyang akan dilaksanakan oleh guru, misalnya pola tempat duduk berpasangan, pola tempatduduk dalam bentuk ”U” akan memudahkan peserta didik berinteraksi dan melakukan aksidalam proses pembelajaran. Sebaiknya guru selalu mendesain pola tempat duduk yangdisesuaikan dengan skenario pembelajaran yang dirancang dalam RPP Contoh model tempat duduk

Page 122: Geografi (lengkap)

Gambar Contoh Model Tempat Duduk

b. Mengembangkan Keterampilan Bertanya 1) Pengantar

Umpan balik merupakan salah satu bagian penting suatu proses pembelajaran. Respon guru terhadap sikap dan perilaku peserta didik di awal, proses, dan akhir pembelajaran dapat menjadi pengembang pola pikir, sikap dan tindakan peserta didik ke arah yanglebih baik. Kemampuan guru memberikan umpan balik yang sesuai baik kuantitasmaupun kualitas dapat meningkatkan perolehan belajar peserta didik. Pemahaman guru terhadap perilaku peserta didik dalam mengekspresikan hasil belajar menjadi pijakan kuat untuk memunculkan ”pertanyaan atau tugas” lanjutan sebagai pengembangan kegiatan peserta didik. Pelaksanaan umpan balik dilakukan sebagai respon guru setelah mencermati sikap peserta didik terhadap penilaian dirinya maupun kepuasan terhadap hasil kerjanya. Oleh karena itu, perlu diciptakan kesesuaian antara penilaian diri peserta didik, persepsi guru, dan harapan agar hasil belajar mencapai kompetensi secara optimal. Modul ini memberikan gambaran bagaimana membantu peserta didik dalam proses belajar melalui pemberian umpan balik yang mampu memotivasi dan mengarahkan peserta didik untuk menghasilkan perolehan belajar yang optimal.

2) Tujuan Tujuan Umpan Balik/Ketrampilan Bertanya bagi guru dalam mengajar adalah

- Menggali potensi peserta didik sebelum pembelajaran dilaksanakan

Page 123: Geografi (lengkap)

- Meningkatkan kualitas pengembangan daya pikir, sikap, dan hasil belajar pesertadidik

- Melatih peserta didik berani mengemukakan pendapat

3) Cara Mengembangkan Adi W. Gunawan (2003) dalam Genius Learning Strategy ,menyatakan cara memberikan umpan balik yang benar sebagai berikut: - Umpan balik harus bersifat korektif, guru dapat memberikan

jawaban penjelasan,tidak hanya jawaban yang salah tetapi apa jawaban yang benar dan akurat serta bagaimana bisa mencapai jawaban yang benar tersebut. Yang terpenting adalahproses berfikir dibalik hasil jawaban yang salah maupun jawaban yang benar.

- Umpan balik harus diberikan pada waktu yang tepat, ajarkan materi yang inginanda ujikan setelah itu murid langsung diminta mengerjakan tes tanpa menunggujeda yang terlalu lama.

- Umpan balik harus spesifik dan mengacu pada satu kriteria tertentu, umpan balikdidasarkan pada satu level pengetahuan atau keahlian yang spesifik dengan cara membandingkan anak dengan dirinya sendiri bukan dengan rekan atau murid lainnya.

- Murid memberikan umpan balik untuk diri mereka sendiri, murid membuat catatan sendiri terhadap prestasi yang telah mereka capai dan melakukan pembandinganantara prestasi terdahulu dengan prestasi mereka saat ini.

Gambar Contoh Pemberian Bantuan dan Umpan Balik

Page 124: Geografi (lengkap)

c. Alat/MediaSumber Belajar 1) Pengantar

Fungsi utama alat peraga adalah untuk membantu menanamkan atau mengembangkankonsep yang abstrak, agar peserta didik mampu memahami arti sebenarnya dari konseptersebut. Dengan melihat, meraba dan memanipulasi objek/alat peraga, peserta didikmemiliki pengalaman-pengalaman nyata dalam kehidupan tentang arti suatu konsep

2) Tujuan Ada beberapa tujuan penggunaan alat peraga/media pembelajaran, antara lain:

Untuk mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran

Mempermudah pemahaman konsep

Memberikan pengalaman yang efektif bagi peserta didik dengan berbagaikecerdasanyang berbeda.

Memotivasi peserta didik untuk menyukai pelajaran yang diajarkan

Memberikan kesempatan bagi peserta didik yang lamban berpikir untukmenyelesaikan tugas dan berhasil.

Memperkaya program pembelajaran bagi peserta didik yang lebih pandai.

Mempermudah abstraksi.

Efisiensi waktu.

3) Contoh Alat Peraga/Media Pelajaran • Geografi (Untuk materi tentang peta dan pemetaan)

Gambar Peta, Globe dan Atlas

K. Lembar Kerja 1) Pengantar

Lembar Kerja merupakan alat bantu pembelajaran agar peerta didik melakukan proses pembelajaran. Disamping itu juga Lembar Kerja merupakan alat atau petunjuk kegiatanyang akan dilakukan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Lembar Kerja jugamerupakan

Page 125: Geografi (lengkap)

petunjuk tertulis untuk membantu guru dalam memberi tugas kepadapeserta didik agar peserta didik dapat menemukan sendiri.

2) Tujuan LK • Membelajarkan peserta didik dan mendorong untuk berdiskusi • Untuk membantu guru dalam pembelajaran • Untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam menguasai

kompetensi. • Membimbing peserta didik untuk menemukan konsep • Menyatukan tindakan dan tujuan dalam pembelajaran. • Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam melakukan proses

pembelajaran • Meningkatkan daya cipta peserta didik

L. Pemajangan

1) Pengantar Karya peserta didik sebagai perolehan belajar yang baik dipajang di dalam ruang kelas. Pajangan ini dapat dilihat langsung oleh semua peserta didik. Bentuknya bisa karya dua dimensi atau tiga dimensi. Pajangan mencerminkan upaya yang dilakukan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang diharapkan, dan hasil suatu pembelajaran yang dilakukan. Dengandemikian,pajangan mempunyai dua sisi penting dalam pembelajaran. Di satu sisipajangan merupakan salah satu hasil yang hendak dicapai dalam pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang ditentukan. Di sisi lainnya, pajangan juga dapat menjadi alat pemantau efektivitas proses pembelajaran. Modul ini mengkaji tentang bagaimana pajangan yang baik dan berkualitas sertaberbagai upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan kualitas hasil belajar pesertadidik (pajangan) sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan.

2) Tujuan

Untuk penghargaan peserta didik yang berhasil membuat karya

Meningkatkan motivasi perserta didik yang telah berhasil

Untuk sumber belajar bagi peserta didik

Untuk memotivasi siwa agar senantiasa berkarya 3) Contoh Pajangan

Page 126: Geografi (lengkap)

Gambar Hasil karya murid

M. Penilaian 1) Pengantar

Penilaian dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah. Menurut Masnur Muslich (2007) penilaian dalam KBK dan KTSP menganut prinsip penilaian berkelanjutan dan komprehensif guna mendukung upaya memandirikan peserta didik dalam belajar,bekerja sama, dan menilai dirinya sendiri. Oleh karena itu, penilaian yang dilaksanakan harus penilaian berbasis kelas (PBK). Penilaian kelas merupakan kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu,diperlukan data sebagai informasi yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Keputusan tersebut berhubungan dengan tingkat keberhasilan pesertadidik dalam mencapai suatu kompetensi. Alat ukur atau instrumen untuk penilaian kelas harus valid, reliabel, terfokus pada pencapaian kompetensi, objektif, dan mendidik. Misalnya alat ukur berupa tes. Alatukur itu harus valid. Sebuah tes

Page 127: Geografi (lengkap)

dikatakan valid jika tes tersebut dapat digunakan untukmengukur apa yang akan diukur. Agar alat ukur valid, dalam menyusun soal sebagai alat penilaian perlu memperhatikan kompetensi yang diukur dan menggunakan bahasa yangtidak mengandung makna ganda. Alat ukur yang reliabel berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian. Artinya,jika alat ukur itu digunakan untuk mengukur di dua tempat yang memiliki kondisiyang sama, hasil yang diperoleh itu cenderung mendekati sama. Selain itu, petunjukpelaksanaan dan penskorannya harus jelas. Selain harus valid dan reliabel, penilaian harus terfokus pada pencapaian kompetensi(rangkaian kemampuan), bukan hanya pada penguasaan materi (pengetahuan). Penilaian harus menyeluruh/komprehensif dengan menggunakan beragam cara dan alatuntuk menilai kompetensi peserta didik, sehingga tergambar profil yang sesungguhnyatentang kompetensi peserta didik. Penilaian harus objektif. Untuk itu, penilaian harus adil, terencana, berkesinambungan,dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian skor. Penilaian yang dilakukan jugaharus mendidik. Artinya, penilaian dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran bagi guru dan meningkatkan kualitas belajar bagi peserta didik. KTSP tidak semata-mata meningkatkan pengetahuan peserta didik, tetapi lebih memperhatikan kompetensi secara utuh yang merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai karakteristik masing-masing mata pelajaran.

2) Tehnik Penilaian Banyak cara atau teknik yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian terhadap peserta didik. Pada dasarnya, teknik penilaian tersebut adalah cara penilaian kemajuanbelajar peserta didik berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harusdicapai. Penilaian ini didasarkan pada indikator-indikator pencapaian kompetensi yang memuat satu ranah atau lebih (kognitif, afektif, dan psikomotor). Berdasarkan indikator-indikator ini dapat ditentukan cara penilaian yang sesuai, apakah penilaian itu dilakukan dengan tes (tertulis atau lisan), observasi, praktek, dan penugasan secara individu atau kelompok.

Page 128: Geografi (lengkap)

Di dalam Permendiknas No. 41 tahun 2007, penilaian dilakukan secara konsisten,sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas,proyek dan atau produk, portofolio, dan penilaian diri. Berikut ini sedikit gambaran masing-masing teknik penilaian.

3) Penilaian melalui Tes Penilaian melalui tes dilakukan secara tertulis atau lisan (tes tertulis). Ada dua bentuksoal untuk penilaian tertulis ini, yaitu memilih jawaban dan mensuplai jawaban. Memilih jawaban dibedakan menjadi (1) pilihan ganda; (2) dua pilihan (benar-salah, ya-tidak); (3) menjodohkan; dan (4) sebab-akibat. Tes tertulis yang berupa mensuplai jawaban, dibedakan menjadi (1) isian atau melengkapi; (2) jawaban singkat ataupendek; dan (3) uraian. Penyekoran pada penilaian tertulis harus jelas.

4) Penilaian Kinerja/Unjuk Kerja Penilaian kinerja/unjuk kerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilaiterhadap aktivitas (dalam melakukan pekerjaan) peserta didik. Penilaian ini cocokuntuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugastertentu, misalnya presentasi hasil pengamatan di desanyatentang erosi.

5) Penilaian Sikap Objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran Geografi di SMA antaralain (1) sikap terhadap materi pelajaran; (2) sikap terhadap guru/pengajar; (3)sikap terhadap proses pembelajaran; (4) sikap berkaitan dengan nilai atau normayang berhubungan dengan suatu materi pelajaran, misalnya kasus atau masalahlingkungan hidup, berkaitan dengan materi IPA; dan (5) sikap berhubungan dengankompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan dengan mata pelajaran. Penilaianini menggunakan skala sikap dari sangat setuju hingga sangat tidak setuju.

6) Penilaian Penugasan (Proyek) Penilaian penugasan atau proyek dilakukan untuk mendapatkan gambarankemampuan menyeluruh/umum secara kontekstual mengenai kemampuan pesertadidik dalam konsep dan pemahaman mata pelajaran. Dalam mata pelajaran IPS,teknik ini bermanfaat untuk menilai (1) ketrampilan peserta didik melakukanpenyelidikan; (2)

Page 129: Geografi (lengkap)

pemahaman dan pengetahuan dalam bidang IPS; (3) kemampuan mengaplikasikan pengetahuan dalam suatu penyelidikan; dan (4) kemampuan menginformasikan subjek secara jelas. Contoh tugas penilaian penugasan: Lakukan penyelidikan mengenai proses pasar di daerah sekitarmu melalui tinjauan IPS.

7) Penilaian Hasil Kerja atau Produk Penilaian hasil kerja atau produk adalah penilaian kepada peserta didik dalamproses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu tahap (1) persiapan,meliputi penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan, menggali, danmengembangkan gagasan serta mendesain produk; (2) pembuatan produk(proses), meliputi penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi danmenggunakan bahan, alat, dan teknik; dan (3) penilaian produk (appraisal), meliputipenilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan.

8) Penilaian Portofolio Portofolio merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik. Hasil kerja ini disusunmenjadi sebuah portofolio. Jadi, potofolio merupakan koleksi pribadi hasil kerjapeserta didik yang mencerminkan tingkat pencapaian, kegiatan belajar, kekuatan,dan pekerjaan terbaiknya. Penilaian portofolio ini didasarkan pada kumpulan hasilkerja peserta didik secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran.

9) Penilaian Diri (self assessment) Pada prinsipnya, penilaian diri peseta didik menilai dirinya sendiri. Peserta didikdiminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses, dan tingkatpencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu.Penilaiandiri melalui pengukuran terhadap kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotor

10) Pemanfaatan dan Pelaporan hasil Penilaian a) Pengolahan Hasil Penilaian

Data hasil penilaian harus diolah sebaik mungkin. Pengolahan ini disesuaikan dengan jenis data hasil penilaiannya, yaitu penilaian kinerja atau unjuk kerja, penugasan(proyek), hasil kerja (produk), tes tertulis, portofolio, sikap, dan penilaian diri. Data Penilaian Tertulis

Page 130: Geografi (lengkap)

Biasanya, tiap butir soal bentuk pilihan ganda diberi skor 1 jika jawaban benar danskor 0 jika jawaban salah. Perhitungan skor yang diperoleh peserta didik untuk suatuperangkat tes pilihan ganda sebagai berikut:

Jumlah jawaban benar

--------------------------------- x 10

Jumlah seluruh butir soal

Data Penilaian Kinerja/Unjuk Kerja

Data penilaian kinerja unjuk kerja diperoleh melalui pengamatan yang ditujukanterhadap kinerja peserta didik untuk suatu kompetensi. Skor diperoleh dengan cara mengisi format penilaian unjuk kerja yang telah ditentukan. Skor yang dicapai olehpeserta didik merupakan skor pencapaian dibagi skor maksimum dikali 10 (untukskala 0 -10) atau dikali 100 (untuk skala 0 -100). Misalnya, dalam suatu penilaian kinerja menggambar peta, paling tidak ada 6 aspek yang dinilai, yaitu kelengkapan peta, ketepatan skala, kerajian, kebersihan, keindahan, dan pewarnaan, Jika seorang peserta didik mendapat skor 6 dan skor maksimumnya 8, maka nilai yang akandiperoleh adalah = 6/8 x 10 = 7,5.

Data Penilaian Sikap

Skor hasil penilaian sikap bersumber dari catatan harian peserta didik berdasarkan pengamatan/observasi guru mata pelajaran. Data hasil pengamatan guru dapat dilengkapi dengan hasil penilaian berdasarkan pertanyaan langsung dan laporanpribadi.

Hal yang harus dicatat dalam buku Catatan Harian peserta didik adalah kejadiankejadianyang menonjol, yang berkaitan dengan sikap, perilaku, dan unjuk kerjapeserta didik, baik positif maupun negatif. Yang dimaksud dengan kejadian –kejadianyang menonjol adalah kejadian-kejadian yang perlu mendapat perhatian, atau perlu diberi peringatan dan penghargaan dalam rangka pembinaan peserta didik. Kejadian-kejadian yang menonjol tersebut dapat berupa kejadian yang menyenangkan maupun yang menyedihkan.

Page 131: Geografi (lengkap)

Data Penilaian Penugasan (Proyek)

Data penilaian proyek meliputi skor yang diperoleh dari tahap-tahap:perencanaan/persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajian data/laporan. Dalammenilai setiap tahap, guru dapat menggunakan skor yang terentang dari 1 sampai 5.Skor 1 merupakan skor terendah dan skor 5 adalah skor tertinggi untuk setiap tahap.Jadi, total skor terendah untuk keseluruhan tahap adalah 4 dan total skor tertinggiadalah 20.

Data Penilaian Hasil Kerja (Produk)

Data penilaian hasil kerja (produk) meliputi tiga tahap, yaitu tahap persiapan,pembuatan (produk), dan penilaian (appraisal). Informasi tentang data penilaianini diperoleh melalui cara holistik atau cara analitik. Cara holistik guru menilai hasil kerja peserta didik berdasarkan kesan keseluruhan dengan menggunakan criteria keindahan dan kegunaan produk tersebut pada skala skor 0 – 10 atau 1 – 100. Cara penilaian analitik, guru menilai hasil kerja melalui tahap proses pengembangan, yaitu mulai dari tahap persiapan, tahap pembuatan, dan tahap penilaian.

Data penilaian Portofolio

Skor penilaian portofolio peserta didik didasarkan dari hasil kumpulan informasi yang telah dilakukan oleh peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Komponen penilaian portofolio meliputi: (1) catatan guru, (2) hasil pekerjaan peserta didik, dan(3) profil perkembangan peserta didik.

Data Penilaian Diri

Skor hasil penilaian diri adalah skor yang diperoleh dari hasil penilaian tentangkemampuan, kecakapan, atau penguasaan kompetensi tertentu yang dilakukan olehpeserta didik sendiri. Pada awalnya, hasil penilaian diri yang dilakukan oleh pesertadidik tidak dapat langsung dipercayai dan digunakan oleh guru. Untuk itu, pada tarafawal, guru perlu melakukan langkah-langkah telaahan terhadap hasil penilaian diripeserta didik.

Page 132: Geografi (lengkap)

b) Interpretasi Hasil Penilaian dalam Menetapkan Ketuntasan Belajar Kegiatan penilaian dilakukan untuk mengetahui apakah peserta didik telah berhasilatau belum dalam menguasai suatu kompetensi. Kriteria ketuntasan belajar setiap indikator dalam suatu kompetensi dasar (KD) ditetapkan antara 0% – 100%. Kriteria ideal untuk masing-masing indikator lebih besar dari 60%. Namun sekolah dapat menetapkan kriteria atau tingkat pencapaian indikator, apakah 50%, 60% atau 70%. Penetapan itu disesuaikan dengan kondisi sekolah, seperti tingkat kemampuanakademis peserta didik, kompleksitas indikator dan daya dukung guru sertaketersediaan sarana dan prasarana.

11) Pemanfatan Dan Pelaporan Hasil Penilaian Kelas. Penilaian kelas menghasilkan informasi pencapaian kompetensi peserta didik yang dapatdigunakan antara lain: (1) peserta didik (remedial atau pengayaan); (2) perbaikan programdan proses pembelajaran, (3) pelaporan, dan (4) penentuan kenaikan kelas. Bagi pesertadidik, data hasil penilaian menjadi alat penentu apakah dia harus menempuh remedial atau tidak. Bagi peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan perlu diberi pengayaan. Bagi guru, hasil penilaian ini dapat dimanfaatkan untuk menentukan perbaikan program dan kegiatan pembelajaran. Bagi kepala sekolah, dia mempunyai tugas dan tanggungjawab menilai kinerja guru. Salah satu penilaian terhadap kinerja guru dapat didasarkanpada tingkat keberhasilan peserta didik yang diperoleh melalui penilaian. a) Pelaporan Hasil Penilain Kelas

Laporan Sebagai Akuntabilitas Publik Pelaporan hasil penilaian hendaknya (1) merinci hasil belajar peserta didik berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan dikaitkan dengan penilaian yang bermanfaat bagipengembangan peserta didik; (2) memberikan informasi yang jelas, komprehensif,dan akurat; dan (3) menjamin orangtua mendapatkan informasi secepatnya bilamana anaknya bermasalah dalam belajar (Puskur). Bentuk Laporan Laporan kemajuan belajar peserta didik dapat disajikan dalam data kuantitatif maupunkualitatif. Isi Laporan

Page 133: Geografi (lengkap)

Pada umumnya orang tua menginginkan jawaban dari pertanyaan sebagai berikut:(1) Bagaimana keadaan anak waktu belajar di sekolah secara akademik, fisik, sosial,dan emosional?; (2) Sejauh mana anak berpartisipasi dalam kegiatan di sekolah?; (3)Kemampuan/kompetensi apa yang sudah dan belum dikuasai dengan baik?; dan (4)Apa yang harus orang tua lakukan untuk membantu danmengembangkan prestasianak lebih lanjut? Rekap Nilai Rekap nilai merupakan rekap kemajuan belajar peserta didik, yang berisi informasi tentang tingkat pencapaian kompetensi peserta didik untuk setiap KD, dalam kurun waktu satu semester. Rekap nilai diperlukan sebagai alat kontrol bagi guru tentang perkembangan hasil belajar peserta didik, sehingga diketahui kapan peserta didik memerlukan remedial. Bagian A: Pengantar Kegiatan pada sesi ini diawali dengan pembukaan dari instruktur membuka danmenyampaikan informasi yang berkait dengan isu dalam kegiatan PAKEM.Kemudianmemberikan informasi tentang pengalaman belajar apa yang akan dilaksanakan dalamsesi ini. Bagian B: Keterampilan Bertanya (60 menit) Instruktur membuka sesi dengan pertanyaan berikut untuk menimbulkan gagasandari peserta:

Mengapa kita mengajukan pertanyaan kepada siswa?

Pertanyaan apa yang sering disampaikan oleh guru, mengapa?

Mengacu kepada kegiatan modeling sebelumnya, peserta diminta untukmengidentifikasi pertanyaan – pertanyaan yang terdapat pada kegiatan tersebut.Kemudian mendiskusikannya.

Fasilitator memberi contoh bacaan (lihat Lampiran 10) dan berbagai pertanyaanyang memuat/mengacu pada ketiga jenis/sifat pertanyaan di bawah ini:

Mencari informasi

Memanfaatkan pengetahuan

Menciptakan sesuatu yang baru dan memberikan pendapat

Peserta (dalam kelompok kecil 3-4 orang ) menyusun 3 jenis pertanyaan di kertasyang berbeda dengan menggunakan teks yang sama.

Page 134: Geografi (lengkap)

Kelompok saling menukar pertanyaan untuk mendiskusikan kualitas pertanyaandan memberi tanggapan/perbaikan. Peserta meninjau kembali hasil perbaikan dansaran dari kelompok lain untuk kemudian disempurnakan dan dikembangkan

Fasilitator mengajukan beberapa pertanyaan sebagai berikut:

Manakah pertanyaan yang dianggap mudah untuk ditulis dan dijawab?Mengapa?

Manakah pertanyaan yang dianggap sulit untuk ditulis dan dijawab? mengapa?

Apa yang bisa membantu proses penyusunan pertanyaan seperti kategori bdan c.

Jenis Pertanyaan: Tingkat 1

Mencari Informasi

Bagian C : Pengorganisasian Kelas (60 menit)

Berdasarkan kegiatan modeling, fasilitator memberikan kegiatan – kegiatan sebagai berikut:

- Fasilitator mengajukan pertanyaan berikut kepada peserta tentang organisasikelas(Klasikal, kelompok, dan individu).

- Apa yang anda ketahui tentang belajar klasikal, kelompok, dan individu?

- Kapan siswa belajar klasikal, kelompok atau individual? - Mengapa siswa bekerja/belajar secara klasikal, kelompok, dan

individual?

Peserta dan fasilitator kemudian membahas bersama beberapa jenis organisasi dengan mencoba memberikan contoh tugas/kegiatan yang sesuai untuk jenis organisasi masing-masing.

Peserta mengidentifikasi kegiatan yang harus dikerjakan secara klasikal, kelompok, danindividual dengan menggunakan lembar kerja berikut.:

Tabel Pengorganisasian kelas

Mengidentifikasi Kegiatan Klasikal, Kelompok, dan Individual

Page 135: Geografi (lengkap)

No

Kegiatan pembelajaran

Pengelolaan kelas

Alasan Klas klp indv

Mendengarkan instruksi guru

Menggunakan thermometer

Mencari kota-kota di peta

Melaporkan hasil tugas

Membuat diagram alir

Curah pendapat tentang tsunami

Menceritakan pengalaman waktu kecil

Meragakan tokoh cerita

Menulis cerita

Mengerjakan soal-soal matematika

Memperkirakan luas ruang kelas

Sesudah tugas selesai peserta saling menukar pilihan dengan memberikan alasandan komentar. Selanjutnya fasilitator dapat memberikan tips pengorganisasiankelas

Bagian D: Pembelajaran Kooperatif (60 menit)

Dalam sesi ini ada 2 kegiatan pokok. Pertama, fasilitator menyajikan bahan -bahan/informasiyang berkaitan dengan pembelajaran kooperatif. Kedua, peserta melakukan aktivitas yangberhubungan dengan pembelajaran kooperatif melalui bahan yang sudah disiapkan oleh fasilitator.

Bagian E: Pengembangan Gagasan Pembelajaran (60 menit)

Setelah peserta mengamati 2 model pembelajaran di atas, peserta mendiskusikanhasilkegiatan termasuk membahas lembar pengamatan yang diisi kelompok pengamat. Aktivitasberikutnya ialah peserta mengaitkan berbagai hasil pengamatannya dengan keterampilanbertanya, pengorganisasian kelas, dan pembelajaran kooperatif. Setelah berdiskusitentang berbagai hal tersebut, peserta

Page 136: Geografi (lengkap)

mencoba mengembangkan ide-ide sederhana yangmungkin bisa diterapkan dalam pembelajaran PAKEM yang akan dilakukan, termasuk: carabertanya, pengorganisasian kelas, kerja kelompok, dan sebagainya.

- Peserta dalam kelompok 4-5 orang mengembangkan langkah-langkah KBM untuk satu topik yang diberikan oleh fasilitator atau diseleksikan oleh peserta sendiri. Langkah-langkahtersebut harus memperhatikan ciri-ciri pembelajaran PAKEM di atas. Dalamproses pengerjaan, peserta dapat menggunakan tabel di bawah ini.

- Setiap kelompok saling menukar hasil kerjanya dan memberikan masukan perbaikan.

Tabel Pengembangan Ide Pembelajaran

Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia

Sumber Belajar

Kegiatan Belajar

Keterampilan Bertanya

Pengorgani- sasian Kelas

Pembelajaran Kooperatif

Indikator Monev: (Bahan referensi untuk fasilitator)

a) Guru - Guru lebih banyak memberi kesempatan anak untuk bekerja

(menemukansendiri,mengungkapkan pendapat dsb.); - Guru menciptakan pembelajaran yang menantang; - Guru mempergunakan berbagai media, metode, dan sumber

belajar, termasuk sumber belajar dan bahan dari lingkungan; - Guru memberikan tugas dan bantuan yang berbeda sesuai

dengan kemampuan siswa;

Page 137: Geografi (lengkap)

- Guru mengelola kelas secara fleksibel (individu, kelompok, pasangan) sesuai tugas yang diberikan untuk melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran.

b) Siswa

- Siswa tidak takut bertanya; - Ada interaksi antara siswa untuk mmebahas dan memecahkan

masalah; - Siswa aktif bekerja; - Siswa dapat mengungkapkan dengan kata-kata sendiri; - Siswa melakukan kegiatan baca mandiri; - Siswa melakukan kegiatan proyek (teknologi sederhana, menulis

biograpi tokoh).

c) Kelas - Ada pajangan yang merupakan hasil karya siswa; - Pajangan dimanfaatkan sebagai sumber belajar; - Penataan tempat duduk memudahkan interaksi guru dengan

siswa, siswa dansiswa; - Ada penataan sumber belajar (alat bantu belajar, poster, buku)

yang dimanfaatkansiswa.

9. Lesson Study a) Landasan Yuridis, teoritis dan empiris perlunya Lesson Study

1) Mutu Pendidikan Mutu pendidikan tercermin dari mutu SDM. SDM kita masih rendah berarti mutu pendidikan pun masih rendah. Mengapa demikian? Masyarakat beranganggapan bahwa keberhasilan pendidikan hanya diukur oleh hasil tes. Apabila hasil nilai ujian nasional (UN) baik maka dianggap sudah berhasil mendidik anak-anaknya. Atau kalau suatu sekolah banyak meluluskan siswa ke perguruan tinggi melalui SPMB maka dianggap sekolah itu pavorit dan banyak diserbu orang tua untuk menyekolahkan anaknya. Rangking sekolah diurut berdasarkan nilai UN. Akibatnya orang tua harus mengeluarkan uang ekstra untuk menitipkan anaknya pada bimbingan belajar yang melakukan latihan menjawab soal-soal UN atau SPMB, karena orang tua menginginkan anaknya diterima di sekolah paforit atau perguruan tinggi top. Proses pembelajaran di dalam kelas kurang mendapat perhatian dari orang tua dan dari pemerintah, yang penting hasil UN (Ujian Nasional). Umumnya pembelajaran dilakukan dalam bentuk satu arah, guru lebih banyak ceramah dihadapan siswa sementara siswa mendengarkan. Guru beranggapan tugasnya hanya mentransfer pengetahuan yang dimiliki guru kepada siswa dengan target tersampaikannya topik-topik yang tertulis dalam dokumen kurikulum kepada siswa. Pada umumnya guru tidak memberi inspirasi kepada siswa untuk berkreasi dan tidak melatih siswa untuk hidup

Page 138: Geografi (lengkap)

mandiri. Pelajaran yang disajikan guru kurang menantang siswa untuk berpikir. Akibatnya siswa tidak menyenangi pelajaran. Proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas tidak ada yang tahu kecuali guru itu sendiri. Kebanyakan pengawas dari dinas pendidikan belum berfungsi sebagai supervisor pembelajaran di kelas. Ketika datang di sekolah, pengawas memeriksa kelengkapan administrasi guru berupa dokumen renpel (rencana pelajaran). Pengawas sangat jarang masuk kelas melakukan observasi terhadap pembelajaran dan menjadi nara sumber pembelajaran bagi guru di sekolah. Begitu juga kepala sekolah. Kepala sekolah umumnya lebih mementingkan dokumen administrasi guru, seperti renpel dari pada masuk kelas melakukan observasi dan supervisi terhadap pembelajaran oleh seorang guru. Akibatnya guru tidak tertantang melakukan persiapan mengajar dengan baik, memikirkan metoda mengajar yang bervariasi, mempersiapkan bahan untuk percobaan IPA di laboratorium. Ini berarti bahwa selama ini kita kurang memperhatikan pentingnya proses pembelajaran di dalam ruang kelas. Semestinya, kita lebih memperhatikan proses pembelajaran dan hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran. Secara internasional, mutu pendidikan di Indonesia masih rendah, sebagai contoh dalam bidang MIPA, the Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS, 2003) melaporkan bahwa di antara 45 negara peserta TIMSS, peserta didik SMP kelas 2 Indonesia berada pada urutan ke-36 untuk IPA dan ke-34 untuk Matematika. Siswa-siswa Indonesia hanya dapat menjawab soal-soal hafalan tetapi tidak dapat menjawab soal-soal yang memerlukan nalar atau keterampilan proses. Proses pembelajaran yang baik seharusnya menghasilkan nilai tes yang baik. Paradigma yang hanya mementingkan hasil tes harus segera diubah menjadi memperhatikan proses pembelajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran yang benar. Seiring dengan perkembangan IPTEK, pengetahuan guru harus selalu disegarkan. Kegiatan seminar atau forum diskusi ilmiah merupakan media untuk penyegaran pengetahuan guru baik materi subyek maupun pedagogi. Sayangnya, tidak sedikit kepala sekolah yang tidak mengijinkan guru untuk berpartisipasi dalam kegiatan seminar atau forum diskusi dalam kegiatan MGMP. Seharusnya kepala sekolah mendorong bahkan memfasilitasi guru agar bisa berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti seminar untuk menambah wawasan guru. Selain itu, sedikit guru yang sudah memanfaatkan fasilitas ICT (Information Communication Technology) di sekolah untuk meningkatkan pengetahuan padahal fasilitas itu sudah masuk ke sekolah, seperti komputer dan telpon. Sementara, sekolah mampu menyediakan dana untuk rekreasi ke tempat-tempat wisata.

Page 139: Geografi (lengkap)

2) Undang-undang Guru dan Dosen Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, pada tahun 2005 pemerintah dan DPR RI telah mensahkan Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Undang-undang tersebut menuntut penyesuaian penyelenggaraan pendidikan dan pembinaan guru agar guru menjadi profesional. Di satu pihak, pekerjaan sebagai guru akan memperoleh penghargaan yang lebih tinggi, tetapi dipihak lain pengakuan tersebut mengharuskan guru memenuhi sejumlah persyaratan agar mencapai standar minimal seorang profesional. Pengakuan terhadap guru sebagai tenaga profesional akan diberikan manakala guru telah memiliki antara lain kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik yang dipersyaratkan (Pasal 8). Kualifikasi akademik tersebut harus „diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau diploma empat“ (Pasal 9). Sertifikat pendidik diperoleh guru setelah mengikuti pendidikan profesi (Pasal 10 ayat (1)). Adapun jenis-jenis kompetensi yang dimaksud pada Undang-undang tersebut meliputi „kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional“ (Pasal 10 ayat (1)). Berdasarkan hasil pertemuan Asosiasi LPTK Indonesia, penjabaran tentang jenis-jenis kompetensi tersebut sebagai berikut:

Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Secara rinci kompetensi pedagogik meliputi : (1) Memahami karakteristik peserta didik dari aspek fisik, sosial,

moral, kultural, emosional, dan intelektual. (2) Memahami latar belakang keluarga dan masyarakat peserta

didikdan kebutuhan belajar dalam konteks kebhinekaan budaya. (3) Memahami gaya belajar dan kesulitan belajar peserta didik (4) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik (5) Menguasai teori dan prinsip belajar serta pembelajaran yang

mendidik (6) Mengembangkan kurikulum yang mendorong

keterlibatanpeserta didik dalam pembelajaran (7) Merancang pembelajaran yang mendidik (8) Melaksanakan pembelajaran yang mendidik (9) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran

Kompetensi kepribadian yaitu memiliki kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Kompetensi ini meliputi:

Page 140: Geografi (lengkap)

(1) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

(2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang berakhlak mulia dan sebagai teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

(3) Mengevaluasi kinerja sendiri (4) Mengembangkan diri secara berkelanjutan.

Kompetensi profesional yaitu kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi. Kompetensi ini mencakup: (1) Menguasai substansi bidang studi dan metodologi keilmuannya. (2) Menguasai struktur dan materi kurikulum bidang studi. (3) Menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi dalam pembelajaran. (4) Mengorganisasikan materi kurikulum bidang studi. (5) Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan

kelas.

Kompetensi sosial yaitu kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Dengan kompetensi ini, guru diharapkan dapat: (1) Berkomunikasi secara efektif dan empatik dengan peserta didik,

orang tua peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, dan masyarakat.

(2) Berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di sekolah dan masyarakat.

(3) Berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di tingkat lokal, regional, nasional, dan global.

(4) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk berkomunikasi dan pengembangan diri.

3) Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005

Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan merupakan usaha pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Pasal 19 dari peraturan pemerintah ini berbunyi sebagai berikut: 1. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Page 141: Geografi (lengkap)

2. Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan.

3. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Peraturan pemerintah tersebut mengindikasikan bahwa sekarang pemerintah menaruh perhatian terhadap mutu proses pembelajaran. Usaha baik dari pemerintah ini harus ditindaklanjuti sehingga mutu pendidikan menjadi kenyataan yang akan berdampak terhadap pembangunan Indonesia di masa mendatang. Tentunya, kerja keras kita dalam menindaklanjuti usaha pemerintah ini baru dapat dirasakan paling cepat dalam waktu 10 tahun mendatang. Tantangan bagi kita adalah bagaimana mengimplementasikan UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan? Secara umum mutu pendidikan di negeri ini masih rendah tercermin dari pringkat hasil TIMSS dan indek pembangunan manusia yang berada pada posisi di bawah peringkat negara-negara tetangga kita di Asia Tenggara. Oleh karena itu, tantangan bagi kita adalah bagaimana kita dapat meningkatkan mutu pendidikan di negeri ini. Mutu pendidikan merupakan dampak dari keprofesionalan pendidiknya. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan merupakan acuan bagi pendidik profesional. Namun demikian, untuk menjadi pendidik profesional diperlukan usaha yang sistemik dan konsisten serta berkesinambungan dari pendidik itu sendiri dan pengambil kebijakan. Melalui lesson study sangat dimungkinkan meningkatkan keprofesionalan pendidik di Indonesia karena lesson study merupakan model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkesinambungan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.

b) Pengertian Lesson Study

Pemerintah selalu melakukan usaha peningkatan mutu guru melalui pelatihan dan tidak sedikit dana yang dialokasikan untukpelatihan guru. Sayangnya usaha dari pemerintah ini kurang memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan mutu guru. Minimal ada dua hal yang menyebabkan pelatihan guru belum berdampak pada peningkatan mutu pendidikan. Pertama, pelatihan tidak berbasis pada permasalahan nyata di dalam kelas. Materi pelatihan yang sama disampaikan kepada semua guru tanpa mengenal daerah asal. Padahal kondisi sekolah di suatu daerah belum tentu sama dengan sekolah di daerah lain. Kadang-kadang pelatih

Page 142: Geografi (lengkap)

menggunakan sumber dari literatur asing tanpa melakukan ujicoba terlebih dahulu untuk kondisi di Indonesia. Kedua, hasil pelatihan hanya menjadi pengetahuan saja, tidak diterapkan pada pembelajaran di kelas atau kalaupun diterapkan hanya sekali, dua kali dan selanjutnya kembali “seperti dulu lagi, back to basic”. Hal ini disebabkan tidak ada kegiatan monitoring pasca pelatihan, apalagi kalau kepala sekolah tidak pernah menanyakan hasil pelatihan. Selain itu, kepala sekolah tidak memfasilitasi forum sharing pengalaman diantara guru-guru. Untuk mengatasi kelemahan pelatihan konvensional yang kurang menekankan pada pasca pelatihan maka buku ini menawarkan model in-service training yang lebih berfokus pada upaya pemberdayaan guru sesuai kapasitas serta permasalahan yang dihadapi masing-masing. Model tersebut adalah Lesson Study yaitu suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar. Dengan demikian, Lesson Study bukan metoda atau strategi pembelajaran tetapi kegiatan Lesson Study dapat menerapkan berbagai metoda/strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan permasalahan yang dihadapi guru.

c) Tujuan Lesson Study

Meningkatkan pengetahuan tentang materi ajar

Meningkatkan pengetahuan tentang pembelajaran

Meningkatkan kemampuan mengobservasi aktivitas belajar

Meningkatkan hubungan kolegalitas

Menguatkan hubungan antara pelaksanaan pembelajaran sehari-hari dan tujuan jangka panjang yang harus dicapai

Meningkatkan motivasi untuk selalu berkembang

Meningkatkan kualitas perencanaan pembelajaran

d) Sejarah Perkembangan Lesson Study 1) Asal Mula Lesson Study

Lesson study sudah berkembang di Jepang sejak awal tahun 1900an. Melalui kegiatan tersebut guru-guru di Jepang mengkaji pembelajaran melalui perencanaan dan observasi bersama yang bertujuan untuk memotivasi siswa-siswanya aktif belajar mandiri. Lesson Study merupakan terjemahan langsung dari bahasa Jepang jugyokenkyu, yang berasal dari dua kata jugyo yang berarti lesson atau pembelajaran, dan kenkyu yang berarti study atau research atau pengkajian. Dengan demikian lesson study merupakan study atau penelitian atau pengkajian terhadap

pembelajaran. Lesson study dapat diselenggarakan oleh kelompok guru-guru di suatu distrik atau diselenggarakan oleh kelompok guru sebidang, semacam MGMP di Indonesia. Kelompok guru dari beberapa sekolah

Page 143: Geografi (lengkap)

berkumpul untuk melaksanakan lesson study. Lesson study yang sangat popular di Jepang adalah lesson study yang diselenggarakan oleh suatu sekolah dan dikenal sebagai konaikenshu yang berkembang sejak awal tahun 1960an. Konaikenshu juga dibentuk oleh dua kata yaitu konai yang berarti di sekolah dan kata kenshu yang berarti training. Jadi istilah konaikenshu berarti school-based in-service training atau inservice education within the school atau in-house workshop. Pada tahun 1970an pemerintah Jepang merasakan manfaat dari konaikenshu dan sejak itu pemerintah Jepang mendorong sekolah-sekolah untuk melaksanakan konaikenshu dengan menyediakan dukungan biaya dan insentif bagi sekolah yang melaksanakan konaikenshu. Kebanyakan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Jepang melaksanakan konaikenshu. Walaupun pemerintah Jepang telah menyediakan dukungan biaya bagi sekolah-sekolah untuk melaksanakan konaikenshu tetapi kebanyakan sekolah melaksanakan konaikenshu secara sukareka karena sekolah marasakan manfaatnya. Salah satu situasi pembelajaran dalam rangka lesson study di Jepang diperlihatkan pada gambar 2.

Gambar Kegiatan Lesson Study di Jepang

Suasana pembelajaran matematika dalam rangka lesson study di SD Hamanogo, Jepang tahun 2005. Kurang lebih 100 pengamat menghadiri kegiatan lesson study ini. Pengamat berdatangan dari berbagai sekolah SD atau SMP dari berbagai provinsi di Jepang.

Alasan mengapa lesson study menjadi popular di Jepang karena lesson study sangat membantu guru-guru. Walaupun lesson study menyita waktu tetapi guru-guru memperoleh manfaat yang sangat besar berupa informasi berharga untuk meningkatkan keterampilan mengajar mereka. Mutu kegiatan konaikenshu sangat bervariasi bergantung pada kaliber leadership sekolah, mutu guru untuk membangun, mempererat persabahatan diantara mereka, dan kemaunan mereka dalam melaksanakan konaikenshu.

Page 144: Geografi (lengkap)

2) Perkembangan Lesson Study di dunia The Third International Mathematics and Science Study (TIMSS) merupakan studi untuk membandingkan pencapaian hasil belajar mathematika dan IPA kelas 8 (kelas 2 SMP). Penyebaran Lesson Study di dunia pada tahun 1995 dilatarbelangi oleh TIMSS. Empat puluh satu negara terlibat dalam TIMSS, Dua puluh dari empat puluh satu Negara memperoleh skor rata-rata matematika yang signifikan lebih tinggi dari Amerika Serikat. Negara-negara yang memperoleh skor matematika yang lebih tinggi dari Amerika Serikat antara lain Singapura, Korea, Jepang, Kanada, Francis, Australia, Hongaria, dan Ireland. Sementara hanya 7 negara yang memperoleh skor matematika secara signifikan lebih rendah dari Amerika Serikat, yaitu Lithuania, Cyprus, Portugal, Iran, Kuwait, Colombia, dan Africa selatan. Posisi pencapaian belajar matematika siswa-siswa SMP kelas 2 di Amerika Serikat membuat negara itu melakukan studi banding pembelajaran matematika di Jepang dan Jerman. Tim Amerika Serikat melakukan perekaman video pembelajaran matematika di Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat untuk dilakukan analisis terhadap video pembelajaran tersebut. Pada waktu itu, Tim Amerika Serikat menyadari bahwa Amerika Serikat tidak memiliki sistem untuk melakukan peningkatan mutu pembelajaran, sementara Jepang dan Jerman melakukan peningkatan mutu pembelajaran secara berkelanjutan. Amerika Serikat selalu melakukan reformasi tapi tidak selalu melakukan peningkatan mutu. Selanjutnya ahli-ahli pendidikan Amerika Serikat belajar dari Jepang tentang Lesson Study. Sekarang Lesson Study telah berkembang di sekolah-sekolah di Amerika Serikat dan diyakini Lesson Study sangat potensial untuk pengembangan keprofesionalan pendidik yang akan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan. Selain itu, Lesson Study juga telah berkembang di Australia.

3) Perkembangan Lesson Study di Indonesia Lesson study berkembang di Indonesia melalui IMSTEP (Indonesia Mathematics and Science Teacher Education Project) yang diimplementasikan sejak Oktober tahun 1998 di tiga IKIP yaitu IKIP Bandung (sekarang bernama Universitas Pendidikan Indonesia, UPI), IKIP Yogyakarta (sekarang bernama Universitas Negeri Yogyakarta UNY), dan IKIP Malang (sekarang bernama Universitas Negeri Malang UM) bekerjasama dengan JICA (Japan Internatonal Cooperation Agency). Tujuan umum dari IMSTEP adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan matematika dan IPA di Indonesia, sementara tujuan khususnya adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan matematika dan IPA ditiga IKIP yaitu IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, dan IKIP Malang. Pada permulaan implementasi IMSTEP, UPI, UNY, dan UM

Page 145: Geografi (lengkap)

berturut-turut bernama IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, dan IKIP Malang. Fase IMSTEP (1998 – 2003). Peningkatan mutu difokuskan pada pendidikan pre- dan in-service di tiga Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) dari IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, dan IKIP Malang. Beberapa kegiatan dirancang untuk mencapai tujuan tersebut antara lain melakukan revisi silabus program pre- dan in-service, pengembangan buku ajar bersama 3 universitas, pengembangan kegiatan praktikum, dan pengembangan teaching materials. Untuk mendukung kegiatan-kegiatan tersebut, pemerintah Jepang melalui JICA memberikan dukungan berupa gedung beserta fisilitasnya untuk IKIP Bandung sementara fasilitas laboratorium untuk IKIP Yogyakarta dan IKIP Malang. Selain itu JICA memberi dukungan dalam bentuk penyediaan tenaga ahli Jepang dan pelatihan di Jepang bagi dosen UPI, UNY, dan UM. Sepuluh dosen UPI, UNY, dan UM mengikuti pelatihan di Jepang setiap tahunnya untuk mengenal sistem pendidikan di Jepang dan belajar mengembangkan digital teaching materials. Tenaga ahli Jepang Prof. Dr. Kanzawa dan Mr. Higa berturutturut bertindak sebagai chief adviser dan project coordinator pada saat itu. Pada bulan Maret – April 2001, tim JICA dari Jepang melakukan evaluasi tengah proyek (mid-term) untuk mengetahui kemajuan dari IMSTEP. Hasil evaluasi JICA menunjukkan bahwa IMSTEP berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan dapat dilanjutkan untuk dua setengah tahun berikutnya dengan penyesuaian program melalui penambahan kegiatan. Kegiatan yang ditambahkan pada IMSTEP adalah kegiatan “Piloting”. Kegiatan piloting bertujuan untuk mengembangkan pembelajaran inovatif matematika dan IPA di sekolah secara kolaboratif antara guru-guru SMP/SMA dengan dosen-dosen F(P)MIPA dari UPI, UNY, dan UM. Tenaga ahli Jepang yang ditugaskan untuk perioda 2001- 2003 adalah Prof. Dr. Tokuda dan Mr. Nakatsu yang berturut-turut bertindak sebagai chief adviser dan project coordinator melanjutkan tugas Prof. Dr. Kanzawa dan Mr. Higa. Untuk kegiatan piloting dipilih 4 sekolah (2 SMP dan 2 SMA) di masing masing kota di Bandung, Yogyakarta, dan Malang. Sekolah yang dipilih adalah sekolah-sekolah yang berdekatan dengan kampus UPI, UNY, dan UM yang mutunya pada tingkat sedang berdasarkan NEM tetapi sekolah-sekolah tersebut memperlihatkan keingingan dan komitmen untuk maju. Selanjutnya sekolah-sekolah tersebut menugaskan guru-guru matematika, IPA Fisika, dan IPA Biologi untuk SMP sementara guru matematika, fisika, biologi, dan kimia untuk SMA. Dosen-dosen dan guru-guru sebidang studi melakukan beberapa kali workshop untuk mendiskusikan permasalahan yang dihadapi guru-guru di sekolah dan merancang model pembelajaran sebagai solusi terhadap permasalahan yang ditemukan. Model pembelajaran yang dikembangkan berbasis hands-on activity, daily life, dan

Page 146: Geografi (lengkap)

local materials. Setelah teaching materials yang dibuat dari bahan lokal tersebut diujicoba di laboratorium maka model pembelajaran diujicoba di kelas oleh guru sementara dosen menjadi pengamat. Guru beserta dosen telah mampu mengembangkan teachin gmaterials yang terbuat dari bahan-bahan di sekitar siswa dan melakukan pembelajaran berbasis hands-on activity dan daily life untuk menjelaskan konsep matematika dan IPA sehingga siswa-siswa menjadi senang belajar matematika dan IPA. Guru-guru yang terlibat piloting menjadi termotivasi untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran dan merasa dekat dengan dosen untuk memperoleh informasi ketika menghadapi kesulitan dalam melakukan inovasi pembelajaran. Sayangnya guru yang terlibat kegiatan piloting sangat terbatas pada satu guru per bidang studi per sekolah sehingga diseminasi pengalaman berharga dalam mengembangkan inovasi pembelajaran kurang berjalan baik walaupun dalam satu sekolah, apalagi kepala sekolah tidak terlibat langsung dalam kegiatan piloting. Biaya untuk kegiatan piloting berasal dari dana pendamping yang dikelola pihak universitas. Dosen dan guru memperoleh dana transportasi walaupun jumlahnya sangat kecil. Pada bulan Juli 2003, tim dari JICA (Jepang) melakukan evaluasi terhadap kinerja proyek dan berkunjung ke sekolah menyaksikan kegiatan pembelajaran di sekolah. Tim JICA menyimpulkan bahwa kegiatan piloting berbasis hands-on activity, daily life, dan local materials sangat potensial untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. Selanjutnya tim JICA merekomendasikan untuk melanjutkan Follow-up Program IMSTEP selama 2 tahun. Fase Follow-up IMSTEP (2003–2005). FPMIPA UPI, FMIPA UNY, dan FMIPA UM mengimplementasikan program Follow-up IMSTEP sejak bulan Oktober 2003 sampai dengan September 2005 yang bertujuan untuk meningkatkan mutu in-service teacher training (pelatihan guru dalam jabatan) dan mutu pendidikan calon guru (preservice teacher training) dalam bidang matematika dan IPA di UPI, UNY, dan UM. Dr. Eisuke SAITO dan Isamu KUBOKI berturut-turut sebagai chief adviser dan coordinator membantu mengarahkan ketiga universitas mengimplementasikan Follow-up IMSTEP. Melalui Program Follow-up IMSTEP diharapkan dihasilkan model in-service teacher training (pelatihan guru dalam jabatan) dan model pre-service teacher training (pendidikan calon guru) dalam bidang MIPA. Peningkatan mutu pendidikan MIPA akan dicapai manakala terjadi kerjasama yang baik antara LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) penyelenggara pendidikan pre-service, sekolah piloting, dan MGMP penyelenggara program inservice. LPTK dapat menghasilkan calon guru yang bermutu setelah mendapat masukan dari pengalaman nyata di sekolah dan LPTK memberikan masukan ke sekolah piloting untuk melakukan intervensi terhadap siswa sehingga siswa menjadi aktif belajar. MGMP merupakan forum untuk mendiseminasikan hasil inovasi pembelajaran dan bersama LPTK diharapkan dapat meningkatkan

Page 147: Geografi (lengkap)

keprofesionalan guru. Kegiatan piloting yang telah dirintis pada fase IMSTEP terus dikembangkan pada fase Follow-up Program IMSTEP melalui kegiatan Lesson Study. Pengiriman pelatihan singkat ke Jepang bagi dosen-dosen UPI, UNY, dan UM pada fase Follow-up Program IMSTEP difokuskan pada tema Lesson Study dan diharapkan mereka dapat mengembangkan Lesson Study di Indonesia setelah selesai pelatihan di Jepang. Peserta pelatihan yang memberikan kontribusi terhadap pengembangan Lesson Study di Indonesia antara lain Riandi (UPI), Rahayu (UM), Sumar Hendayana (UPI), Harun Imansyah (UPI), Sukirman (UNY), Muchtar A. Karim (UM), Siti Sriyati (UPI), Suratsih (UNY), dan Ridwan (UM). Kerjasama antara 3 universitas (UPI, UNY, dan UM) dan sekolahsekolah piloting di Bandung, Yogyakarta, dan Malang makin dipererat melalui perbaikan beberapa kelemahan dari implementasi kegiatan piloting pembelajaran di sekolah mitra. Tahap observasi dan refleksi dari kegiatan Lesson Study (plan-do-see) diperbaiki. Strategi observasi pembelajaran diperbaiki pada fase Follow-up IMSTEP. Sebagai contoh, siswa tidak terganggu dengan adanya observer di dalam kelas karena observer tidak mengganggu siswa belajar tetapi lebih konsentrasi pada observasi aktivitas siswa belajar. Hal ini tercermin dari kegiatan refleksi setelah pembelajaran. Observer lebih banyak mengomentari aktivitas siswa dari pada gurunya. Setelah bertukar pengalaman dan pengarahan dalam fase Follow-up IMSTEP maka terjadi peningkatan kesadaran dalam melakukan observasi pembelajaran, sekarang observer lebih suka mengambil posisi di samping kiri dan kanan ruang kelas untuk melakukan observasi pembelajaran. Ketika fase IMSTEP, tahap refleksi kurang mendapat penekanan, kadang-kadang tahap ini dilakukan pada hari lain sehingga sebagian informasi pengamatan kelas terlupakan oleh observer. Ketika fase Follow-up, tahap refleksi dilakukan langsung setelah pebelajaran untuk mendiskusikan hasil pembelajaran dan bertukar pengalaman tentang lesson learnt yang diperoleh para observer. Selain itu, dilakukan diseminasi pengalaman berharga dari kegiatan piloting kepada MGMP melalui workshop dan uji coba pembelajaran berbasis hands-on activity, daily life, dan local materials dalam rangka kegiatan Lesson Study di MGMP Matematika dan IPA SMP di Bandung, Yogyakarta, dan Malang. Kegiatan Lesson Study pada MGMP mendapat sambutan baik dari guru-guru terutama guru-guru model. Guru model merasakan manfaat dari kegiatan Lesson Study, mereka menjadi lebih percaya diri dalam mengajar dan berpartisipasi dalam kegiatan ilmiah tingkat nasional. Untuk menjaga keberlanjutan kegiatan Lesson Study maka dilakukan pendekatan oleh pimpinan fakultas di 3 universitas. Dalam kasus di Bandung, pimpinan FPMIPA UPI bersilaturrahmi dengan kepala kepala sekolah piloting yang kebetulan baru terjadi pergantian kepala sekolah untuk berdiskusi tentang keberlanjutan dari kegiatan kerjasama antara sekolah dan FPMIPA UPI. Diskusi terfokus pada resource sharing artinya pimpinan FPMIPA UPI

Page 148: Geografi (lengkap)

menyediakan nara sumber termasuk kebutuhannya sementara sekolah piloting mendorong guru-guru termasuk kebutuhannya untuk berkolaborasi. Selain itu pimpinan FPMIPA UPI meminta kepala sekolah terlibat dan melibatkan guru-guru lain dalam observasi dan refleksi pembelajaran. Ajakan pimpinan FPMIPA UPI disambut baik untuk keberlanjutan kerjasama dalam melaksanakan kegiatan Lesson Study di sekolah-sekolah piloting. Sebagai wujud keberlanjutan program kerjasama tersebut, kepala sekolah memfasilitasi kegiatan Lesson Study dengan memberdayakan MGMP di sekolah tersebut dan melaksanakan kegiatan Lesson Study secara bergilir dari mata pelajaran ke mata pelajaran lain. Kepala sekolah juga terlibat dalam kegiatan observasi pembelajaran dan memandu diskusi untuk merefleksi pembelajaran. Sekarang kegiatan Lesson Study bukan milik guru MIPA saja tetapi guru non-MIPA pun melakukan kegiatan Lesson Study. Sebagai contoh, SMAN 9 Bandung telah melaksanakan kegiatan Lesson Study Biology, PPKn, Sosiologi, dan Bahasa Indonesia pada semester genap 2005/2006. Pembicaraan tentang keberlanjutan program kerjasama dalam kegiatan Lesson Study juga dilakukan dengan pengurus MGMP matematika dan IPA SMP kota Bandung. Sebagai tindak lanjut, beberapa workshop tentang Lesson Study telah dilaksanakan untuk MGMP wilayah tenggara, wilayah timur, dan wilayah barat kota Bandung. MGMP IPA SMP wilayah barat kota Bandung telah menindaklanjuti workshop Lesson Study tersebut dengan persiapan perancangan dan pengembangan model pembelajaran berbasis handson activity, daily life, dan local materials. Selanjutnya MGMP IPA SMP wilayah barat kota Bandung pada semester genap 2005/2006 telah mengimplementasikan model pembelajaran tersebut di SMP Miftahul Iman, SMPN 12 Bandung, SMP Labschool UPI, SMPN 29 Bandung, dan SMP YWKA. Lesson study berasal dari Jepang yang dimanfaatkan untuk meningkatkan keprofesionalan guru. Keberhasilan Jepang dalam pendidikan membuat pakar pendidikan di Amerika Serikat dan negaranegara Eropa serta Australia belajar lesson study dari Jepang. Kalau negara-negara maju belajar dari Jepang, mengapa kita tidak? Walau demikian, lesson study yang berkembang di Indonesia tidak begitu saja mengadopsi konsep lesson study dari Jepang, akan tetapi melalui pengkajian dan ujicoba di sekolah-sekolah piloting sejak tahun 2001 melalui Program Kerjasama Teknis IMSTEP-JICA di UPI, UNY, dan UM. Untuk memperoleh model sosialisasi lesson study pada tingkat yang lebih luas, saat ini sedang dilakukan piloting lesson study di tiga kabupaten yaitu Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Pasuruan. Piloting ini melibatkan seluruh guru Matematika dan IPA SMP dan MTs.

e) Desain Lesson Study

Page 149: Geografi (lengkap)

Lesson Study dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu Plan (merencanakan), Do (melaksanakan), dan See (merefleksi) yang berkelanjutan. Dengan kata lain Lesson Study merupakan suatu cara peningkatan mutu pendidikan yang tak pernah berakhir (continous improvement). Skema kegiatan Lesson Study diperlihatkan pada Gambar 1.

Gambar Skema kegiatan Lesson Study

Lesson Study dimulai dari tahap perencanaan (Plan) yang bertujuan untuk merancang pembelajaran yang dapat membelajarkan siswa dan berpusat pada siswa, bagaimana supaya siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Perencanaan yang baik tidak dilakukan sendirian tetapi dilakukan bersama, beberapa guru dapat berkolaborasi atau guru-guru dan dosen dapat pula berkolaborasi untuk memperkaya ide-ide. Perencanaan diawali dari analisis permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. Permasalahan dapat berupa materi bidang studi, bagaimana menjelaskan suatu konsep. Permasalahan dapat juga berupa pedagogi tentang metoda pembelajaran yang tepat agar pembelajaran lebih efektif dan efisien atau permasalahan fasilitas, bagaimana mensiasati kekurangan fasilitas pembelajaran. Selanjutnya guru secara bersama-sama mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi yang dituangkan dalam rancangan

pembelajaran atau lesson plan, teaching materials berupa media pembelajaran dan lembar kerja siswa serta metoda evaluasi. Teaching materials yang telah dirancang perlu diujicoba sebelum diterapkan di dalam kelas. Kegiatan perencanaan memerlukan beberapa kali pertemuan (2 – 3 kali) agar lebih mantap. Pertemuan-pertemuan yang sering dilakukan dalam workshop

antara guru-guru dan dosen-dosen dalam rangka perencanaan pembelajaran menyebabkan terbentuknya kolegalitas antara guru dengan guru, dosen dengan guru, dosen dengan dosen, sehingga dosen tidak merasa lebih tinggi atau guru tidak merasa lebih rendah. Mereka berbagi pengalaman dan saling belajar sehingga melalui kegiatankegiatan pertemuan dalam rangka Lesson Study ini terbentuk mutual learning (saling belajar). Langkah kedua dalam Lesson Study adalah pelaksanaan (Do) pembelajaran untuk menerapkan rancangan pembelajaran yang telah dirumuskan dalam perencanaan. Dalam perencanaan telah disepakati siapa guru yang akan mengimplementasikan pembelajaran dan sekolah yang akan menjadi tuan

Page 150: Geografi (lengkap)

rumah. Langkah ini bertujuan untuk mengujicoba efektivitas model pembelajaran yang telah dirancang. Guru-guru lain dari sekolah yang bersangkutan atau dari sekolah lain bertindak sebagai pengamat (observer) pembelajaran. Juga dosen-dosen atau mahasiswa melakukan pengamatan dalam pembelajaran tersebut. Kepala sekolah terlibat dalam pengamatan pembelajaran dan memandu kegiatan ini. Sebelum pembelajaran dimulai sebaiknya dilakukan briefieng kepada para pengamat untuk menginformasikan kegiatan pembelajaran yang direncanakan oleh seorang guru dan mengingatkan bahwa selama pembelajaran berlangsung pengamat tidak mengganggu kegiatan pembelajaran tetapi mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran. Fokus pengamatan ditujukan pada interaksi siswa-siswa, siswa-bahan ajar, siswa-guru, dan siswa-lingkungan yang terkait dengan 4 kompetensi guru sesuai dengan UU No. 14 tentang guru dan dosen. Lembar observasi pembelajaran perlu dimiliki oleh para pengamat sebelum pembelajaran dimulai. Para pengamat dipersilahkan mengambil tempat di ruang kelas yang memungkinkan dapat mengamati aktivitas siswa. Biasanya para pengamat berdiri di sisi kiri dan kanan di dalam ruang kelas agar aktivitas siswa teramati dengan baik. Selama pembelajaran berlangsung para pengamat tidak boleh berbicara dengan sesama pengamat dan tidak menganggu aktifitas dan konsentrasi siswa. Para pengamat dapat melakukan perekaman kegiatan pembelajaran melalui video camera atau foto digital untuk keperluan dokumentasi dan bahan studi lebih lanjut. Keberadaan para pengamat di dalam ruang kelas disamping mengumpulkan informasi juga dimaksudkan untuk belajar dari pembelajaran yang sedang berlangsung dan bukan untuk mengevaluasi guru. Langkah ketiga dalam kegiatan Lesson Study adalah refleksi (See). Setelah selesai pembelajaran langsung dilakukan diskusi antara guru dan pengamat yang dipandu oleh kepala sekolah atau personel yang ditunjuk untuk membahas pembelajaran. Guru mengawali diskusi dengan menyampaikan kesan-kesan dalam melaksanakan pembelajaran. Selanjutnya pengamat diminta menyampaikan komentar dan lesson learnt dari pembelajaran terutama berkenaan dengan aktivitas siswa. Tentunya, kritik dan saran untuk guru disampaikan secara bijak demi perbaikan pembelajran. Sebaliknya, guru harus dapat menerima masukan dari pengamat untuk perbaikan pembelajaran berikutnya. Berdasarkan masukan dari diskusi ini dapat dirancang kembali pembelajaran berikutnya. Pada prinsipnya, semua orang yang terlibat dalam kegiatan Lesson Study harus memperoleh lesson learnt dengan demikian kita membangun komunitas belajar melalui Lesson Study.

f) Karakteristik Lesson Study

Page 151: Geografi (lengkap)

Lesson study adalah sebuah kegiatan kolaborasi dengan inisiatif pelaksanaan idealnya datang dari Kepala Sekolah bersama guru. Tipe lesson study yang berkembang ada dua tipe yaitu: 1) Lesson Study berbasis sekolah

Jika lesson study yang dikembangkan berbasis sekolah, maka orang-orang yang melakukannya adalah semua guru dari berbagai bidang studi di sekolah tersebut serta Kepala Sekolah. Lesson study dengan tipe seperti ini dilaksanakan dengan tujuan utama untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa menyangkut semua bidang studi yang diajarkan. Karena kegiatan lesson study meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi, maka setiap guru terlibat secara aktif dalam ketiga kegiatan tersebut. Dalam setiap langkah dari kegiatan lesson study tersebut, guru memperoleh kesempatan untuk melakukan identifikasi masalah pembelajaran, mengkaji pengalaman pembelajaran yang biasa dilakukan, memilih alternatif model pembelajaran yang akan digunakan, merancang rencana pembelajaran, mengkaji kelebihan dan kekurangan alternatif model pembelajaran yang dipilih, melaksanakan pembelajaran, mengobservasi proses pembelajaran, mengidentifikasi hal-hal penting yang terjadi dalam aktivitas belajar siswa di kelas, melakukan refleksi secara bersama-sama atas hasil observasi kelas, serta mengambil pelajaran berharga dari setiap proses yang dilakukan untuk kepentingan peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran lainnya. Walaupun lesson study tipe ini secara umum hanya melibatkan warga sekolah yang bersangkutan, dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk melibatkan fihak luar, misalnya para ahli dari universitas atau undangan yang diperlukan karena kedudukannya.

2) Lesson study berbasis MGMP / Bidang Studi Lesson study juga bisa dilaksanakan dengan berbasiskan MGMP (bidang studi). Sebagai contoh, sekelompok guru matematika di suatu wilayah bersepakat untuk melakukan lesson study guna meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar matematika di wilayah tersebut. Karena kelompok guru matematika tersebut berasal dari beberapa sekolah, maka pelaksanaannya dapat dilakukan secara bergiliran dari satu sekolah ke sekolah lain. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam lesson study tipe ini pada dasarnya sama dengan tipe yang diuraikan sebelumnya. Perbedaannnya hanya pada anggota komunitas yang datang dari berbagai sekolah dengan spesialisasi yang sama. Dengan demikian, lesson study tipe ini anggota komunitasnya bisa mencakup satu wilayah (misalnya satu wilayah MGMP), satu kabupaten, atau lebih luas lagi. Pada tahapan perencanaan, anggota komunitasnya selain guru-guru sebidang dari sekolah yang berbeda-beda, dimungkinkan pula datang dari fihak lain misalnya universitas. Sementara pada tahapan implementasi pembelajaran dan refleksi, anggota komunitasnya dimungkinkan untuk sangat beragam termasuk guru-guru dari bidang

Page 152: Geografi (lengkap)

studi berbeda. Jika kita perhatikan secara seksama, kedua tipe lesson study di atas pada dasarnya melibatkan sekelompok orang yang melakukan perencanaan, implementasi, dan refleksi pasca pembelajaran secara bersama-sama sehingga membentuk suatu komunitas belajar yang secara sinergis diharapkan mampu menciptakan terobosan-terobosan baru dalam menciptakan pembelajaran inovatif. Dengan cara seperti ini, maka setiap anggota komunitas yang terlibat sangat potensial untuk mampu melakukan self-development sehingga memiliki kemandirian untuk berkembang bersama-sama dengan anggota komunitas belajar lainnya

g) Tahap-tahap Pelaksanaan Lesson Study

1) Persiapan Lesson Study (Plan) Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa lesson study pada dasarnya meliputi tiga bagian kegiatan yakni perencanaan, implementasi, dan refleksi. Untuk mempersiapkan sebuah lesson study hal pertama yang sangat penting adalah melakukan persiapan. Tahap awal persiapan dapat dimulai dengan melakukan identifikasi masalah pembelajaran yang meliputi materi ajar, teaching materials (hands on), strategi pembelajaran, dan siapa yang akan berperan menjadi guru. Materi ajar yang dipilih tentu harus disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku serta program yang sedang berjalan di sekolah. Analisis mendalam tentang materi ajar dan hands on yang dipilih perlu dilakukan secara bersama-sama untuk memperoleh alternatif terbaik yang dapat mendorong proses belajar siswa secara optimal. Pada tahapan analisis tersebut perlu dipertimbangkan kedalaman materi yang akan disajikan ditinjau antara lain dari tuntutan kurikulum, latar belakang pengetahuan dan kemampuan siswa, kompetensi yang akan dikembangkan, serta kemungkinan-kemungkinan pengembangan dalam kaitannya dengan materi terkait. Dalam kaitannya dengan materi ajar yang dikembangkan, juga perlu dikaji kemungkinan-kemungkinan respon siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Hal ini sangat penting dilakukan terutama untuk mengantisipasi respon siswa yang tidak terduga. Jika materi ajar yang dirancang ternyata terlalu sulit bagi siswa, maka kemungkinan alternatif intervensi guru untuk menyesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa perlu dipersiapkan secara matang. Sebaliknya, jika ternyata materi ajar yang dirancang terlalu mudah bagi siswa maka kemungkinan intervensi yang bersifat pengembangan perlu juga dipersiapkan. Dengan demikian, sebelum implementasi pembelajaran berlangsung guru telah memiliki kesiapan yang mantap sehingga proses pembelajaran yang terjadi pada saat lesson study dilaksanakan mampu mengoptimalkan proses dan hasil belajar siswa sesuai dengan yang diharapkan. Gambar 4.1 di bawah ini memperlihatkan sekelompok guru bersama beberapa orang dosen sedang melakukan diskusi untuk mempersiapkan sebuah lesson study. Selain aspek materi ajar, guru secara

Page 153: Geografi (lengkap)

berkelompok perlu mendiskusikan strategi pembelajaran yang akan digunakan yakni meliputi pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Analisis kegiatan tersebut dapat dimulai dengan mengungkapkan pengalaman masing-masing dalam mengajarkan materi yang sama. Berdasarkan analisis pengalaman tersebut selanjutnya dapat dikembangkan strategi baru yang diperkirakan dapat menghasilkan proses belajar siswa yang optimal. Strategi pembelajaran yang dipilih antara lain dapat meliputi bagaimana melakukan pendahuluan agar siswa termotivasi untuk melakukan proses belajar secara aktif; aktivitas-aktivitas belajar bagaimana yang diharapkan dilakukan siswa pada kegiatan inti pembelajaran; bagaimana rancangan interaksi antara siswa dengan materi ajar, interaksi antar siswa, serta interaksi antara siswa dengan guru; bagaimana proses pertukaran hasil belajar (sharing) antar siswa atau antar kelompok harus dilakukan; bagaimana strategi intervensi guru pada level kelas, kelompok, dan individu; serta bagaimana aktivitas yang dilakukan siswa pada bagian akhir pembelajaran. Agar proses pembelajaran dapat berjalan secara mulus, maka rangkaian aktivitas dari awal sampai akhir pembelajaran perlu diperhitungkan secara cermat termasuk alokasi waktu yang tersedia. Selain mempersiapkan materi ajar dan strategi pembelajarannya, tidak kalah penting untuk mempersiapkan fihak-fihak yang perlu diundang untuk menjadi observer dalam implementasi pembelajaran yang dilanjutkan dengan kegiatan refleksi. Disamping kelompok guru sebidang, dalam pelaksanaan lesson study tidak tertutup kemungkinan untuk mengundang guru-guru mata pelajaran lain, Kepala Sekolah, ahli pendidikan bidang studi atau ahli bidang studi terkait, para pejabat yang berkepentingan, atau masyarakat pemerhati pendidikan. Kehadiran Kepala Sekolah dalam suatu lesson study sangatlah penting karena informasi yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di kelas dan refleksi pasca pembelajaran dapat menjadi masukan berharga bagi peningkatan kualitas sekolah secara keseluruhan. Keragaman observer yang hadir dalam kegiatan lesson study sangat menguntungkan karena latar belakang pengetahuan yang berbeda-beda dapat menghasilkan pandangan beragam sehingga bisa memperkaya pengetahuan para guru.

2) Pelaksanaan Pembelajaran dalam Lesson Study (Do)

Sebelum melaksanakan proses pembelajaran, perlu dilakukan pertemuan singkat (briefing) yang dipimpin oleh Kepala Sekolah. Pada pertemuan ini, setelah Kepala Sekolah menjelaskan secara umum kegiatan lesson study yang akan dilakukan, selanjutnya guru yang bertugas untuk melaksanakan pembelajaran hari itu diberi kesempatan mengemukakan rencananya secara singkat. Informasi ini sangat penting bagi para observer terutama untuk merancang rencana observasi yang akan dilakukan di kelas. Selesai guru menyampaikan penjelasan, selanjutnya

Page 154: Geografi (lengkap)

Kepala Sekolah mengingatkan kepada para observer untuk tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran. Observer dipersilahkan untuk memilih tempat strategis sesuai rencana pengamatannya masing-masing. Setelah acara briefing singkat dilakukan, selanjutnya guru yang bertugas sebagai pengajar melakukan proses pembelajaran sesuai dengan rencana. Walaupun pada saat pembelajaran hadir sejumlah observer, guru hendaknya dapat melaksanakan proses pembelajaran sealamiah mungkin. Berdasarkan pengalaman lesson study yang sudah dilakukan, proses pembelajaran dapat berjalan secara alamiah. Hal ini dapat terjadi karena observer tidak melakukan intervensi apapun terhadap siswa. Mereka biasanya hanya melakukan pengamatan sesuai dengan fokus perhatiannya masing-masing. Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas berikut akan diuraikan contoh pelaksanaan pembelajaran dalam suatu lesson study yang dilakukan di SMPN 1 Lembang. Sebelum pelaksanaan pembelajaran, Kepala Sekolah memberikan penjelasan singkat tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Pada saat itu dijelaskan bahwa materi yang akan dipelajari siswa adalah tentang luas lingkaran yang harus diturunkan rumusnya melalui kegiatan eksplorasi. Pertemuan Singkat Sebelum Pembelajaran Awal pembelajaran dimulai dengan penjelasan singkat tentang materi yang akan dipelajari hari itu serta rangkaian kegiatan yang harus dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk menarik perhatian siswa, guru memperlihatkan benda-benda yang ada disekitar siswa yang bagiannya berbentuk lingkaran. Kemudian guru mengajukan sebuah pertanyaan “Tahukah kamu cara menemukan atau menurunkan rumus luas daerah lingkaran?” Setelah guru mengajukan pertanyaan tersebut, selanjutnya dijelaskan bahwa secara berkelompok siswa diharapkan dapat menemukan rumus luas daerah lingkaran dengan menggunakan pendekatan luas daerah bangun geometri yang sudah diketahui. Cara Melakukan Observasi dalam Lesson Study Agar proses observasi dalam pembelajaran dari suatu lesson study dapat berjalan dengan baik, maka ada beberapa hal yang harus dipersiapkan baik oleh guru maupun observer sebelum proses pembelajaran dimulai. Sebelum proses pembelajaran berlangsung, guru dapat memberikan gambaran secara umum apa yang akan terjadi di kelas yakni meliputi informasi tentang rencana pembelajaran, tujuannya apa, bagaimana hubungan materi ajar hari itu dengan mata pelajaran secara umum, bagaimana kedudukan materi ajar dalam kurikulum yang berlaku, dan kemungkinan respon siswa yang diperkirakan. Selain itu observer juga perlu diberikan informasi tentang lembar kerja siswa dan peta posisi tempat duduk yang menggambarkan seting kelas yang digunakan. Akan lebih baik jika peta posisi tempat duduk tersebut dilengkapi dengan nama-nama siswa secara lengkap. Dengan memiliki gambaran yang

Page 155: Geografi (lengkap)

lengkap tentang pembelajaran yang akan dilakukan, maka seorang observer dapat menetapkan apa yang akan dilakukan di kelas pada saat melakukan pengamatan. Sebagai contoh, seorang observer dapat memfokuskan perhatiannya pada siswa tertentu yang penting untuk diamati misalnya karena alasan tingkat kemampuannya dibandingkan siswa lain atau ada hal khusus yang penting untuk diamati. Observer lain mungkin tertarik dengan cara siswa berinteraksi dengan temannya dalam kelompok, cara mengkomunikasikan ide baik dalam kelompok atau kelas, atau cara mengajukan argumentasi atas solusi dari masalah yang diberikan. Ada juga observer yang mungkin tertarik dengan respon siswa pada saat mengalami kesulitan dan memperoleh intervensi dari guru. Fokus observasi pada pelaksanaannya akan sangat beragam tergantung pada minat serta tujuannya masing-masing. Semakin beragam target yang menjadi fokus observasi, maka semakin lengkaplah informasi yang bisa digali, dianalisis, dan diungkap pada saat dilakukan refleksi. Jika akan dilakukan rekaman video, tentukan siapa yang akan melakukannya, pilih tempat strategis untuk melakukan pengambilan gambar yang meliputi aktivitas siswa dan guru, dan pastikan bahwa rekaman video yang dibuat menggambarkan seluruh proses pembelajaran secara utuh. Rekaman video ini sangat penting sebagai bagian dari dokumentasi yang sewaktu-waktu dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk melakukan diskusi pengembangan lesson study atau diskusi masalah-masalah pembelajaran secara umum. Untuk mengantisipasi kemungkinan banyaknya observer yang datang, kelas sebaiknya ditata sedemikian rupa sehingga mobilitas siswa, guru, dan observer dapat berlangsung secara nyaman dan mudah. Pada saat melakukan observasi, disarankan untuk melakukan beberapa hal berikut: Membuat catatan tentang komentar atau diskusi yang dilakukan

siswa serta jangan lupa menuliskan nama atau posisi tempat duduk siswa.

Membuat catatan tentang situasi dimana siswa melakukan kerjasama atau memilih untuk tidak melakukan kerjasama.

Mencari contoh-contoh bagaimana terjadinya proses konstruksi pemahaman melalui diskusi dan aktivitas belajar yang dilakukan siswa.

Membuat catatan tentang variasi metoda penyelesaian masalah dari siswa secara individual atau kelompok siswa, termasuk strategi penyelesaian yang salah. Selain membuat catatan tentang beberapa hal penting mengenai aktivitas belajar siswa, seorang observer selama melakukan pengamatan perlu mempertimbangkan atau berpedoman pada sejumlah pertanyaan berikut:

Apakah tujuan pembelajaran sudah jelas? Apakah aktivitas yang dikembangkan berkontribusi secara efektif pada pencapaian tujuan tersebut?

Page 156: Geografi (lengkap)

Apakah langkah-langkah pembelajaran yang dikembangkan berkaitan satu dengan lainnya? Dan apakah hal tersebut mendukung pemahaman siswa tentang konsep yang dipelajari?

Apakah hands-on atau teaching material yang digunakan mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang ditetapkan?

Apakah diskusi kelas yang dilakukan membantu pemahaman siswa tentang konsep yang dipelajari?

Apakah materi ajar yang dikembangkan guru sesuai dengan tingkat kemampuan siswa?

Apakah siswa menggunakan pengetahuan awalnya atau pengetahuan sebelumnya untuk memahami konsep baru yang dipelajari?

Apakah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru dapat mendorong dan memfasilitasi cara berpikir siswa?

Apakah gagasan siswa dihargai dan dikaitkan dengan materi yang sedang dipelajari?

Apakah kesimpulan akhir yang diajukan didasarkan pada pendapat siswa?

Apakah kesimpulan yang diajukan sesuai dengan tujuan pembelajaran?

Bagaimana guru memberi penguatan capaian hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung?

3) Kegiatan Refleksi (See)

Kegiatan refleksi harus dilaksanakan segera setelah selesai pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar setiap kejadian yang diamati dan dijadikan bukti pada saat mengajukan pendapat atau saran terjaga akurasinya karena setiap orang dipastikan masih bisa mengingat dengan baik rangkaian aktivitas yang dilakukan di kelas. Dalam kegiatan ini paling tidak ada tiga orang yang harus duduk di depan yaitu Kepala Sekolah, Guru yang melakukan pembelajaran, dan tenaga ahli yang biasanya datang dari Perguruan Tinggi. Dalam acara ini, Kepala Sekolah bertindak sebagai fasilitator atau pemandu diskusi. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam refleksi adalah sebagai berikut: Fasilitator memperkenalkan peserta refleksi yang ada di ruangan

sambil menyebutkan masing-masing bidang keahliannya.

Fasilitator menyampaikan agenda kegiatan refleksi yang akan dilakukan (sekitar 2 menit).

Fasilitator menjelaskan aturan main tentang cara memberikan komentar atau mengajukan umpan balik. Aturan tersebut meliputi tiga hal berikut: (1) Selama diskusi berlangsung, hanya satu orang yang berbicara (tidak ada yang berbicara secara bersamaan), (2) Setiap peserta diskusi memiliki kesempatan yang sama untuk berbicara, dan (3) Pada saat mengajukan pendapat, observer harus

Page 157: Geografi (lengkap)

mengajukan bukti-bukti hasil pengamatan sebagai dasar dari pendapat yang diajukannya (tidak berbicara berdasarkan opini).

Guru yang melakukan pembelajaran diberi kesempatan untuk berbicara paling awal, yakni mengomentari tentang proses pembelajaran yang telah dilakukannya. Pada kesempatan itu, guru tersebut harus mengemukakan apa yang telah terjadi di kelas yakni kejadian apa yang sesuai harapan, kejadian apa yang tidak sesuai harapan, dan apa yang berubah dari rencana semula. (15 sampai 20 menit).

Berikutnya perwakilan guru yang menjadi anggota kelompok pada saat pengembangan rencana pembelajaran diberi kesempatan untuk memberikan komentar tambahan.

Fasilitator memberi kesempatan kepada setiap observer untuk mengajukan pendapatnya. Pada kesempatan ini tiap observer memiliki peluang yang sama untuk mengajukan pendapatnya.

Setelah masukan-masukan yang dikemukakan observer dianggap cukup, selanjutnya fasilitator mempersilahkan tenaga ahli untuk merangkum atau menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilakukan.

Fasilitator berterimakasih kepada seluruh partisipan dan mengumumkan kegiatan lesson study berikutnya.

h) Evaluasi Kegiatan Lesson Study

Kegiatan lesson study pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang mampu mendorong terbentuknya sebuah komunitas belajar (learning community) yang secara konsisten melakukan continuous improvement baik pada level individu, kelompok, maupun pada sistem yang lebih umum. Pengetahuan yang dibangun melalui lesson study dapat menjadi modal sangat berharga untuk meningkatkan kualitas kinerja masing masing fihak yang terlibat. Sebagai contoh, seorang guru yang terlibat dalam observasi sebuah lesson study berhasil menemukan sejumlah hal penting berkenaan dengan model pembelajaran yang dikembangkan. Menurut pendapatnya, bahan ajar eksploratif yang digunakan ternyata telah mampu mendorong kreativitas siswa sehingga mereka mampu menampilkan sebuah strategi baru yang bersifat orisinal. Berdasarkan pengalaman ini dia akan berusaha mencoba menerapkan pendekatan tersebut dalam pembelajaran di sekolahnya. Seorang observer dari salah satu negara Afrika, pada saat kegiatan refleksi menyatakan kekagumannya pada cara guru mengembangkan pola interaksi antar siswa dalam kelompok. Menurut pengamatannya pola kerjasama kelompok seperti yang dia lihat dalam pembelajaran telah berhasil menciptakan peluang untuk terjadinya sharing pengetahuan dan saling tolong-menolong, sehingga siswa yang memiliki kemampuan kurang sekalipun menjadi sangat terbantu oleh teman-temannya. Berdasarkan proses pembelajaran yang diamati di kelas, dia menyatakan memperoleh pelajaran berharga yang bisa menjadi masukan untuk meningkatkan kualitas proses

Page 158: Geografi (lengkap)

pendidikan di negaranya. Seorang Kepala Sekolah, setelah mengikuti beberapa kali lesson study secara intensif, mengajukan pendapatnya bahwa kegiatan tersebut sangat potensial mendorong banyak fihak untuk melakukan hal yang terbaik. Siswa ternyata menunjukkan motivasi yang sangat tinggi untuk menunjukkan potensinya masing-masing pada saat lesson study dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan tersebut mampu menjadi dorongan untuk tumbuhnya motivasi berprestasi pada diri siswa. Guru-guru lain yang baru melihat aktivitas lesson study banyak yang mulai tertarik untuk mencobanya. Dengan mencoba melakukan lesson study, berarti dia terdorong untuk melakukan persiapan yang lebih baik dibanding biasanya sehingga proses pembelajaran yang dikembangkan kadang-kadang sangat diluar dugaan bahkan sangat inovatif. Seorang dosen, setelah beberapa kali mengikuti kegiatan lesson study juga mengaku mulai terpengaruh untuk mencoba memperkenalkan dan menerapkan hal-hal positif yang dia dapatkan dari aktivitas tersebut pada kelas yang me njadi tanggungjawabnya. Seorang Dekan juga tidak kalah dengan fihak-fihak lain untuk mencoba mengambil manfaat dari lesson study bagi mahasiswa calon guru di fakultasnya. Berdasarkan pengalamannya melakukan lesson study bersama guru-guru di sekolah, dia akhirnya menetapkan suatu kebijakan bahwa setiap mahasiswa peserta Program Pengalaman Lapangan diharuskan terlibat secara aktif dalam kegiatan lesson study.

B. Pengembangan Silabus dan RPP

Teori dan Desain Pengembangan Pembelajaran

1. Pengembangan Silabus dan Penyusunan RPP Penyusunan Silabus dan RPP merupakan satu indikator dari standar proses pendidikan yang ditetapkan dalam PerMenDikNas Nomor 41 Tahun 2007. Silabus dan RPP merupakan dokumen guru dalam merencanakan pembelajaran. Kedua dokumen ini untuk setiap satuan pendidikan dapat berbeda pada indikator, pengalaman belajar atau komponen lainnya. Oleh karena itu ditetapkan standar minimal penyusunannya di dalam peraturan tersebut. Walau demikian dasar teori keduanya perlu Anda pahami untuk membentuk pola pikir dan perilaku berkarya. a) Desain Sistem Pembelajaran

Dasar teori dalam pengembangan Silabus dan penyusunan RPP adalah Desain Sistem Pembelajaran. Desain Sistem Pembelajaran dalam kawasan Teknologi Pendidikan merupakan salah satu solusi mengatasi masalah belajar bertujuan, dimana guru sengaja menyediakan kondisi eksternal melalui perencanaan pembelajaran. Desain sistem pembelajaran memberikan bantuan untuk mencapai tujuan belajar yang harus diselesaikan oleh peserta didik, dengan jalan mengembangkan komponen-komponen pembelajaran untuk memudahkan

Page 159: Geografi (lengkap)

belajar peserta didik. Untuk memahami apa dan bagaimana desain sistem pembelajaran, maka Anda harus mengetahui terlebih dahulu sistem pembelajaran. Pembelajaran sebagai sebuah sistem dikenal dengan sebutan sistem pembelajaran, yang menggambarkan sebuah proses yang terdiri dari komponen-komponen pembelajaran saling berinteraksi satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan. Contoh: Sistem pembelajaran di kelas Proses Pembelajaran

Gambar Interaksi Sistem Pembelajaran di Kelas

Berdasarkan contoh tersebut, maka Silabus dan RPP merupakan subsistem pembelajaran.

Untuk mengembangkan Silabus dan menyusun RPP, maka keduanya harus di pandang sebagai sistem. Oleh sebab itu perlu diketahui apa yang disebut pendekatan sistem. Menurut Dick Carey (2005, p. 367) yang dikutip oleh Benny A. Pribadi (2009, p. 27-28), pendekatan sistem adalah sebuah prosedur yang digunakan oleh perancang desain sistem pembelajaran untuk menciptakan sebuah pembelajaran secara sistemik dan sistematik.

Secara sistemik yaitu cara pandang yang menganggap sebagai satu kesatuan yang utuh dengan komponen-komponen yang berinterfungsi. Secara sistematik merujuk pada upaya melakukan tindakan terarah langkah demi langkah.

Pendekatan sistem ini dapat memberi keuntungan kepada perancang pembelajaran yaitu:

Ruangan kelas

Media

Silabus, RPP

Guru

Bahan Ajar

Evaluasi

Siswa

Lulusan

Umpan Balik

Input Input

Page 160: Geografi (lengkap)

- Perancang akan memusatkan perhatian pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Setiap langkah yang dilakukan dalam sebuah sistem akan diasahkan pada upaya untuk mencapai tujuan.

Contoh:

Jika guru sudah mengidentifikasi standar kompetensi, maka kompetensi dasar, materi, strategi, evaluasi diarahkan untuk mencapai standar kompetensi.

- Perancang pembelajaran akan mampu melihat keterkaitan antar sub sistem atau komponen dalam sebuah sistem, melalui mekanisme umpan balik sehingga dapat dilakukan revisi.

Contoh :

Gambar RPP sebagai system

Pembelajaran sebagai sistem dan pendekatan sistem merupakan prinsip dalam memahami Silabus dan RPP sebagai sebuah sistem. Perancangan Silabus dan RPP merupakan proses yang dilakukan sebelum tindakan atau pelaksanaan pembelajaran. Proses ini dalam Teknologi Pendidikan disebut Desain Sistem Pembelajaran. Pada dasarnya prosesnya sama dengan melihat sub sistem sebagai bagian dari sistem, mengidentifikasi fungsi dan kaitan antar sub sistem, mensintesis sub sistem menjadi satu kesatuan. Dengan demikian desain sistem pembelajaran merupakan proses rancangan pembelajaran secara sistematik dan menyeluruh.

Desain sistem pembelajaran sebagai proses rancangan pembelajaran secara sistematik dan menyeluruh, biasanya digambarkan dalam bentuk model yang

Metode Pembelajaran

U

M

P

A

N

B

A

L

I

K

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator

Materi Pembelajaran

Langkah Pembelajaran / Strategi

Media / Sumber

Evaluasi Hasil Belajar

Page 161: Geografi (lengkap)

dipersentasikan dalam bentuk grafis atau flowchart. Dengan demikian desain sistem pembelajaran menggambarkan langkah-langkah atau prosedur yang harus ditempuh untuk menciptakan pembelajaran. Terdapat beberapa model desain sistem pembelajaran, yaitu berorientasi kelas, berorientasi produk dan berorientasi sistem.

Pengembangan Silabus dan penyusunan RPP, didasarkan pada model desain sistem pembelajaran berorientasi kelas. Model ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para guru dan siswa, dan dapat diaplikasikan mulai dari jenjang sekolah dasar sampai pendidikan tinggi. Asumsi model ini adalah adanya sejumlah aktivitas yang akan diselenggarakan di dalam kelas dengan waktu belajar yang telah ditetapkan sebelumnya. Guru, murid, kurikulum dan fasilitas tertentu telah tersedia sebelumnya. Di sini guru bukan merancang pembelajaran yang sama sekali baru, karena standar kompetensi dan kompetensi dasar telah dirumuskan dalam standar isi.

Model desain sistem pembelajaran berorientasi kelas antara lain model Gerlach dan Ely (1980) seperti dikutip oleh Toeti Sokemato (1993, h. 18-21) langkah-langkah model desain sistem pembelajaran Gerlach dan Ely adalah sebagai berikut:

- Langkah pertama, penyusunan tujuan belajar dan penentuan materi. - Langkah kedua, penilaian perilaku awal siswa berdasarkan tujuan belajar dan

materi yang telah ditetapkan. Langkah ini dikenal dengan sebutan pre tes. - Langkah ketiga, menentukan strategi (metode), mengatur pengelompokkan

siswa, mengalokasikan waktu, menentukan tempat atau ruangan dan memilih sumber belajar. Dilaksanakan secara simultan berdasarkan langkah-langkah pertama dan kedua.

- Langkah keempat, evaluasi hasil belajar berdasarkan tujuan belajar yang telah ditentukan.

- Langkah keenam, umpan balik setelah rancangan pembelajaran diimplikasikan di kelas.

Secara visual model desain sistem pembelajaran Gerlach dan Ely digambarkan seperti di bawah ini.

Penentuan

Materi

Penyusunan

Tujuan Belajar

Penilaian

Perilaku Awal

Penentuan

Strategi

Pengaturan

Kelompok

Alokasi

Waktu Alokasi

Tempat

Pemilihan Sumber

Belajar

Evaluasi Hasil

Belajar

Analisis

Page 162: Geografi (lengkap)

Gambar Model DSP Gerlach dan Ely

Model pengembangan Silabus dan penyusunan RPP, tidak digambarkan dalam bentuk visual melainkan dalam bentuk langkah-langkah atau prosedur yang harus ditempuh. Prosedur pengembangan Silabus dan penyusunan RPP didasarkan minimal harus ada 4 komponen yaitu tujuan pembelajaran, materi, strategi dan evaluasi.

Desain sistem pembelajaran Silabus dan RPP oleh teori ilmiah dengan harapan produk yang dibuat guru realistik. Beberapa teori ilmiah itu adalah sebagai berikut.

1) Sistem

Desain sistem pembelajaran disusun dengan menerapkan pendekatan sistem, di mana setiap komponen berinteraksi dengan komponen lainnya dan saling ketergantungan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Teori ini berimplikasi kepada setiap komponen pembelajaran harus dikembangkan untuk mencapai komponen tujuan pembelajaran. Apabila satu komponen tidak dikembangkan dengan baik (konsisten dan memadai) akan mengakibatkan kualitas akan menjadi rendah dan pengimplementasian di lapangan terganggu.

Implikasi lain adalah melalui pendekatan sistem ini adalah setiap komponen dapat segera diperoleh umpan balik dapat direvisi setiap saat. Hal ini tampak dalam model sistem dari Filbeck yang menjelaskan bahwa sub sistem (komponen sistem) saling berhubungan atau berintegrasi dalam menjalankan fungsinya.

Sebagai contoh dikemukakan adanya sistem dalam perencanaan pembelajaran, tampak dalam model berikut ini.

Page 163: Geografi (lengkap)

Gambar Sistem Perencanaan Pembelajaran

2) Analisis Peserta Didik

Paradigma pembelajaran pada saat ini telah bergeser dari guru kepada siswa (learned oriented). Konsekuensi paradigma ini, perencanaan harus disusun atas dasar kebutuhan siswa. Sebagai contoh adalah: (a) siswa dengan karakteristik gaya belajarnya berimplikasi kepada pemilihan media, (b) siswa dengan karakteristik perkembangan kognitif berimplikasi kepada penentuan metode pembelajaran, dan (c) siswa memiliki karakteristik kemampuan awal berimplikasi pada penguasaan kompetensi dasar satu, sehingga materi pelajaran akan dimulai dengan pencapaian kompetensi dasar kedua. Konsep ini sejalan dengan Mollenda, yang mengontrol kondisi internal siswa adalah variabel di dalam diri siswa.

Dalam konsep belajar yang menjadi perhatian adalah proses belajar di dalam internal siswa. Oleh karena itu, perubahan perilaku siswa tergantung bagaimana siswa memproses perolehan pengalaman belajarnya di dalam dirinya.

Implikasi dari teori ini, perancang pembelajaran harus dapat memanfaatkan hal itu di dalam mengelola aktivitas belajar siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar. Sebagai contoh dikatakan oleh B.F. Skinner tentang prinsip belajar: "perilaku dapat dibentuk melalui proses penguatan". Atas dasar teori ini perencanaan pembelajaran yang disusun guru, dapat dituliskan pada komponen evaluasi pembelajaran dengan merencanakan aktivitas belajar atau respon yang benar. Contoh lain adalah tentang motivasi belajar dari Keller: "seseorang akan melakukan sesuatu kalau ia akan melihat hasil yang memiliki nilai atau manfaat". Implikasi teori ini adalah guru

Page 164: Geografi (lengkap)

merencanakan pembelajaran pada bagian prosedur (urutan) pembelajaran yaitu pendahuluan direncanakan dengan menjelaskan relevansi isi materi pelajaran dengan dunia kerja, kegiatan pendidikan selanjutnya dan kegiatan yang menunjang praktik.

3) Pembelajaran

Mengusahakan siswa belajar adalah tugas utama guru sebagai fasilitator pembelajaran. Hal ini merupakan implikasi dari sifat teori pembelajaran yaitu preskriptif (menyarankan bagaimana sebaiknya proses belajar diselenggarakan).

Contoh: teori pembelajaran yang akan diaplikasikan dalam perencanaan pembelajaran adalah model pembelajaran berpikir induktif dari Hilda Taba yang membantu siswa dalam pengembangan keterampilan berpikir. Berdasarkan model tersebut guru dapat merencanakan strategi pembelajaran dengan tahapan sebagai berikut.

Pembentukan konsep

Pada tahap ini siswa mempelajari konsep berdasarkan masalah dan ditunjang oleh data atau fakta-fakta yang relevan dengan cara berikut.

Mengidentifikasi data yang relevan dengan permasalahan.

Mengelompokkan data atas dasar kesamaan karakteristik.

Membuat kategori serta label pada kelompok-kelompok data yang memiliki kesamaan karakteristik.

Interpretasi data

Kegiatan tahap ini siswa diminta untuk melakukan:

verifikasi (pengujian), data yang telah dikategorikan sesuai dengan konsep yang diperoleh, dan membuat kesimpulan dari hasil kegiatan verifikasi data.

Penerapan prinsip

Tahap ini merupakan aplikasi prinsip dan kesimpulan data yang dirumuskan siswa dengan cara:

mengajukan permasalahan baru.

menjelaskan prediksi atau hipotesis, dan

menjelaskan dasar teori untuk memperkuat argumen hipotesisnya.

Page 165: Geografi (lengkap)

Apabila model ini dikuasai guru langkah pembelajaran lebih bervariasi dan paradigma belajar berorientasi siswa terjawab.

4) Komunikasi

Merupakan pengiriman pesan dari sender kepada receiver. Konsep komunikasi dari Berlo yang disebut S - M - C- R, Source- Message- Channel - Receiver menggambarkan betapa penting saluran penyampaian pesan yaitu media. Implikasi dari teori ini, dalam perencanaan pembelajaran komponen media menjadi sub sistem pembelajaran yang berfungsi untuk mengurangi verbalisme dan dapat membantu pemahaman siswa dengan persepsi yang sama.

Contoh:

Guru menggunakan media realia untuk membelajarkan siswa jurusan akuntansi yaitu bukti-bukti transaksi, dan

Guru menjelaskan cara pembuatan burger dengan media realia sayuran, mayones, roti burger dan beef burger.

Desain sistem pembelajaran yang harus dikembangkan oleh guru minimal 4 komponen, yang akan diuraikan berikut ini:

- Tujuan Pembelajaran

Rancangan pembelajaran sebagai suatu sistem dimulai dengan komponen pertama dan utama yaitu tujuan pembelajaran/kompetensi. Tujuan pembelajaran adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap yang ditunjukkan oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran (Bloom, dkk.).

Sedangkan kompetensi merupakan kecakapan peserta didik yang memadai untuk melakukan suatu tugas dengan standar tertentu. Bullard, dkk. Menyebut istilah ini adalah performance objective/tujuan penampilan. Dick dan Carey menyebutkan dengan istilah tujuan performansi.

Berdasarkan kedua istilah tersebut, tujuan pembelajaran tampak belum mengarah pada perbuatan sedangkan kompetensi menunjukkan perilaku secara totalitas untuk mendemonstrasikan unjuk kerja/perbuatan.

Dengan mengacu kepada kedua istilah diatas yang terpenting adalah makna keduanya menggambarkan pernyataan penampilan peserta didik setelah mengikuti proses belajar.

Page 166: Geografi (lengkap)

Tujuan pembelajaran/kompetensi merupakan hasil akhir yang dicapai oleh siswa, bermanfaat dalam membantu arah pembelajaran secara umum, seperti berikut.

a. Memberikan petunjuk materi pelajaran yang harus dipelajari siswa.

b. Memberikan pengarahan pemilihan metode yang sebaiknya diterapkan.

c. Memberikan pengarahan penentuan media yang digunakan.

d. Memberikan pengarahan dalam merencanakan langkah pembelajaran.

e. Memberikan pengarahan dalam menilai hasil belajar siswa.

Dengan kata lain tujuan pembelajaran/kompetensi dapat membantu usaha belajar siswa.

Hierarki tujuan pembelajaran (Perceival dan Ellington) atau tujuan penampilan (Bullard) diklasifikasikan menjadi dua yaitu tujuan umum (terminal objective/goal) dan tujuan khusus (enabling objective). Dalam konteks kurikulum tingkat satuan pendidikan istilah ini setara dengan standar kompetensi (kompetensi ) dan kompetensi dasar (sub kompetensi). Untuk mencapai tujuan khusus dirumuskan indikator (kriteria unjuk kerja).

Ruang lingkup tujuan umum adalah luas dan merupakan pernyataan tentang penampilan/perilaku akhir yang dapat dicapai siswa setelah menyelesaikan suatu mata pelajaran atau satu tema pelajaran (pendekatan tematik). Jadi luas jangkauannya tergantung pada ruang lingkup kegiatan yang sedang dilakukan. Sedangkan tujuan khusus merupakan pernyataan tentang penampilan/perilaku yang lebih spesifik dan dapat dicapai siswa setelah menyelesaikan satu materi pokok (pokok bahasan). Jadi tujuan khusus dijabarkan dari tujuan umum. Untuk mengetahui keberhasilan mencapai tujuan khusus diperlukan indikator yaitu pernyataan yang merupakan kumpulan dari perilaku yang menunjang tercapainya tujuan khusus.

Berdasarkan paparan di atas, maka hierarki tujuan pembelajaran adalah sebagai berikut.

Tujuan Umum

Tujuan Pembelajaran

Umum/Standar

Kompetensi/

Kompetensi

Tujuan Kurikuler

Standar Kompetensi

Page 167: Geografi (lengkap)

Gambar Hierarki Tujuan Pembelajaran

Istilah-istilah tersebut dapat disesuaikan dengan memperhatikan jangkauan dan ruang lingkup kegiatan yang dilakukan.

Pernyataan yang merupakan perilaku yang ditunjukkan siswa oleh Bloom, dkk. digambarkan dalam jenjang bagaimana berpikir (ranah kognitif), bagaimana bersikap dan merasakan sesuatu (ranah afektif) dan bagaimana berbuat (ranah psikomotorik). Ketiga ranah ini dijabarkan sebagai berikut.

a. Ranah Kognitif menurut Anderson dan Krathwohl

Pada tujuan pembelajaran ini terdapat tingkatan mulai dari pengetahuan tentang fakta-fakta sampai kepada proses intelektual yang tinggi, yaitu pengetahuan,' pemahaman, mengaplikasikan, menganalisis, mensistesis, dan menilai. Tingkatan taksonomi ini kemudian direvisi mulai dari mengingat, mengerti, memakai, menganalisis, menilai, dan mencipta.

Deskripsi dari masing-masing jenjang tersebut adalah sebagai berikut.

Mengingat (remember): Meningkatkan ingatan atas materi yang disajikan dalam bentuk yang sama seperti yang diajarkan. Contoh:

Page 168: Geografi (lengkap)

siswa akan dapat menyebutkan langkah-langkah mengukur berat bahan untuk mengolah makanan.

Mengerti (understand): mampu membangun arti dari pesan pembelajaran, termasuk komunikasi lisan, tulisan maupun grafis. Contoh: siswa akan dapat membuat ringkasan sejarah timbulnya akuntansi.

Memakai (use): menggunakan prosedur untuk mengerjakan latihan maupun memecahkan masalah. Contoh: siswa akan dapat menggunakan prosedur cara membuat laporan keuangan.

Menganalisis (analysis): memecah bahan-bahan ke dalam unsur-unsur pokoknya dan menentukan bagaimana bagian-bagian saling berhubungan satu sama lain dan kepada keseluruhan struktur. Contoh: siswa akan dapat menjabarkan pengaruh inflasi terhadap berbagai nilai uang.

Menilai (evaluate): membuat pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar tertentu. Contoh: siswa mampu membuat kritik tentang laporan rugi laba.

Mencipta (create): membuat suatu produk yang baru dengan mengatur kembali unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam suatu pola atau struktur yang belum pernah ada sebelumnya. Contoh: siswa mampu menciptakan masakan nusantara yang mengandung unsur-unsur kekayaan alam daerah Nusantara

Page 169: Geografi (lengkap)

Gambar Ranah Kognitif

b. Ranah Psikomotor

Tujuan pembelajaran kawasan psikomotor dikembangkan oleh Harrow, disusun secara hierarkis dalam lima tingkat, mencakup tingkat meniru sebagai tingkat yang paling sederhana dan naturalisasi sebagai tingkat yang paling kompleks.S Perilaku psikomotor menekankan pada keterampilan neuro-maxular yaitu keterampilan dengan gerakan otot.

Meniru (immitation): mengharapkan siswa untuk dapat meniru suatu perilaku yang dilihatnya. Contoh: siswa dapat mengulang gerak menyapukan kuas dengan benar di atas nastar yang sudah dibentuk.

Menerapkan (manipulation): siswa dapat melakukan perilaku tanpa bantuan visual, sebagaimana pada tingkat meniru. Pada dasarnya tujuan tingkat ini sama dengan meniru, bedanya adalah siswa tidak lagi melihat contoh tapi hanya diberi instruksi secara tertulis atau verbal. Contoh: siswa dapat menghidupkan komputer dengan membaca manual dan penjelasan secara verbal.

Memantapkan (precission): siswa diharapkan dapat melakukan suatu perilaku tanpa menggunakan contoh visual maupun petunjuk tertulis, dan melakukannya dengan lancar, tepat, seimbang, dan akurat. Contoh: siswa dapat mengetik kata ke dalam format data base tanpa membuat kesalahan.

Merangkai (articulation): siswa diharapkan untuk menunjukkan serangkaian gerakan dengan akurat, urutan yang benar, dan kecepatan yang tepat. Contoh: siswa dapat menggunakan kalkulator untuk mengerjakan 10 soal matematika dalam waktu 10 menit.

Naturalisasi (naturalization): siswa diharapkan melakukan gerakan tertentu secara spontan dan otomatis. Siswa melakukan gerakan tersebut tanpa berpikir lagi cara melakukannya dan urutannya. Contoh: siswa dapat mengoperasikan program data base dengan lancar.

Meniru

Mengamati

Mencontoh gerak

Menerapkan

Mengikuti petunjuk

Menampilkan

gerak

Memantapkan

Mencermati penampilan

Mengoreksi

kesalahan

Merangkai

Mengkoordi nasikan gerak

Konsistensi

internal

Naturalisasi

Penampilan alamiah

Efisiensi & efektivitas

gerak

Page 170: Geografi (lengkap)

Gambar Ranah Psikomotor

c. Ranah Afektif

Krathwohl, Bloom & Maisa mengembangkan taksonomi tujuan yang berorientasikan kepada perasaan atau afektif. Taksonomi ini menggambarkan proses seseorang dalam mengenali dan mengadopsi suatu nilai dan sikap tertentu yang menjadi pedoman baginya dalam bertingkah laku. Krathwohl mengelompokkan tujuan afektif ke dalam lima kelompok.

Menerima (receiving): mengharapkan siswa untuk mengenal, bersedia menerima, dan memperhatikan berbagai stimulus. Dalam hal ini siswa masih bersikap pasif, sekedar mendengarkan atau memperhatikan saja. Contoh: siswa bersedia mendengarkan ceramah tentang etika profesi juru masak.

Menanggapi (responding): keinginan berbuat sesuatu sebagai reaksi terhadap suatu gagasan, benda atau sistem nilai, lebih dari sekedar pengenalan saja. Dalam hal ini siswa diharapkan untuk menunjukkan perilaku yang diminta. Contoh: siswa bersedia berlatih membuat laporan keuangan.

Menghargai (valuing): penghargaan terhadap suatu nilai merupakan perasaan, keyakinan atau anggapan bahwa suatu gagasan, benda atau cara berpikir tertentu mempunyai nilai. Dalam hal ini siswa secara konsisten berperilaku sesuai dengan suatu nilai meskipun tidak ada pihak lain yang meminta atau mengharuskannya. Contoh: siswa dengan sukarela berpartisipasi dalam aksi penghematan energi.

Mengorganisasikan (organization): menunjukkan saling keterhubungan antara nilai-nilai tertentu dalam suatu sistem nilai, serta menentukan nilai mana, yang mempunyai prioritas lebih tinggi daripada nilai yang. Dalam hal ini siswa menjadi commited terhadap suatu sistem nilai. Contoh: siswa akan mampu memilih dari berbagai alternatif cara meningkatkan gizi masyarakat yang sesuai dengan sistem nilai yang dimilikinya.

Mengamalkan (characterization): berhubungan dengan pengorganisasian dan pengintegrasian nilai-nilai ke dalam suatu

Page 171: Geografi (lengkap)

sistem nilai pribadi. Hal ini diperlihatkan melalui perilaku yang konsisten dengan sistem nilai tersebut. Pada tingkat ini siswa telah mengintegrasikan nilai-nilai ke dalam suatu filsafat hidup yang lengkap dan meyakinkan, dan perilakunya akan selalu konsisten dengan filsafat hidup tersebut. Contoh: siswa akan menghindari sikap-sikap yang otoriter selama praktik kerja secara kelompok.

Gambar Ranah Afektif

Menuliskan tujuan pembelajaran/kompetensi yang baik dan benar adalah penting. Perancang pembelajaran dituntut untuk mampu menggambarkan sejelas dan setepat mungkin tentang apa yang perlu dicapai oleh peserta didik setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran.

Untuk memenuhi harapan guru dalam menentukan tujuan pembelajaran umum/kompetensi umum, menurut Dick Carey sebaiknya dilakukan melalui identifikasi kebutuhan pembelajaran melalui sumber-sumber guru, pengguna lulusan dan masyarakat (sosial budaya). Sumber-sumber ini akan membantu perumusan tujuan/kompetensi umum memiliki nilai yang lebih berarti.

Sedangkan tujuan pembelajaran khusus/ kompetensi dasar dijabarkan melalui pendekatan analisis pembelajaran dengan menjabarkan sub-sub kompetensi lebih terinci dan memiliki kaitan yang satu dengan lainnya. Rincian sub-sub kompetensi agar proses belajar mudah dilaksanakan oleh siswa.

Pendekatan analisis pembelajaran/kompetensi sebagai ilustrasi di bawah ini disajikan ke empat pola sebagai berikut.

- Struktur Hierarkial

Menerima

Menyadari

Menampung

Memperhatik

an

Menanggapi

Mengikuti

Melibatkan

Memuaskan

Menghargai

Menerima nilai

Memihak pada nilai

Komitmen

pada nilai

Mengornisasi kan

Mengkonseptualisasi

Merangkai

sistem

Mengamalkan

Menggeneraalisasi sistem nilai

Menginter nalisasi nilai

dalam hidup

Page 172: Geografi (lengkap)

Merupakan susunan beberapa tujuan/kompetensi khusus di mana satu/beberapa tujuan/kompetensi khusus menjadi prasyarat bagi kompetensi berikutnya.

Gambar Struktur Hierarkial

- Struktur Prosedural

Dalam struktur ini kedudukan beberapa tujuan/kompetensi khusus menunjukkan satu rangkaian pelaksanaan kegiatan/pekerjaan, tetapi antar tujuan/kompetensi tersebut tidak menjadi prasyarat untuk kompetensi lainnya.

Gambar Struktur Prosedural

- Struktur Pengelompokkan

Pada struktur ini beberapa tujuan/kemampuan khusus yang satu dengan yang lainnya tidak memiliki ketergantungan, tetapi harus dimiliki secara lengkap untuk menunjang kemampuan berikutnya.

Tujuan Pembelajaran Umum/Kompetensi

Umum

Tujuan Pembelajaran Khusus/Kompetensi

Khusus 2

Tujuan Pembelajaran Khusus/Kompetensi

Khusus 1

Tujuan Pembelajaran Khusus/

Kompetensi Khusus 1

Tujuan Pembelajaran Khusus/

Kompetensi Khusus 2

Tujuan Pembelajaran Umum/

Kompetensi Umum

Tujuan Pembelajaran Umum/

Kompetensi Umum

Tujuan Pembelajaran Khusus/

Kompetensi Khusus 1

Tujuan Pembelajaran Khusus/

Kompetensi Khusus 1

Tujuan Pembelajaran Khusus/

Kompetensi Khusus 1

Page 173: Geografi (lengkap)

Gambar Struktur Pengelompokkan

- Struktur Kombinasi

Analisis pembelajaran dengan struktur kombinasi digunakan apabila beberapa tujuan/kompetensi khusus susunannya terdiri dari struktur hierarkial, prosedural, maupun pengelompokkan.

Gambar Struktur Kombinasi

Empat struktur kompetensi di atas hanya dapat dilakukan oleh pembelajar melalui analisis pembelajaran. Dengan demikian, analisis pembelajaran bermanfaat bagi perencana pembelajaran dalam melakukan identifikasi kompetensi, menentukan urutan pelaksanaan pembelajaran dan menghubungkan/mengaitkan kompetensi satu dengan lainnya serta dapat menentukan penjabaran kegiatan belajar/tugas yang harus dilakukan oleh siswa serta waktu yang dibutuhkan.

Untuk membantu pembelajar trampil melakukan analisis pembelajaran dapat melalui langkah-langkah berikut:

Tujuan Pembelajaran Khusus/

Kompetensi Khusus 1

Tujuan Pembelajaran Khusus/

Kompetensi Khusus 2

Tujuan Pembelajaran Umum/

Kompetensi Umum

Tujuan Pembelajaran Khusus/

Kompetensi Khusus 3

Tujuan Pembelajaran Khusus/

Kompetensi Khusus 1

Tujuan Pembelajaran Khusus/

Kompetensi Khusus 2

Page 174: Geografi (lengkap)

- Menulis semua tujuan pembelajaran khusus/kompetensi khusus yang relevan dengan Tujuan Pembelajaran Umum/kompetensi umum dalam potongan kertas ukuran kartu pos.

- Memberi nomor setiap Tujuan pembelajaran Khusus/Kompetensi Khusus, dimulai dari Tujuan Pembelajaran Khusus/Kompetensi Khusus yang paling awal (dari nomor 1 dan seterusnya).

- Menggambarkan dan menentukan hubungan antar Tujuan pembelajaran Khusus/Kompetensi Khusus tersebut dalam bentuk bagan yang dengan struktur kompetensi.

- Memberikan tanda panah pada setiap hubungan antar Tujuan Pembelajaran Khusus/Kompetensi Khusus,

Perumusan tujuan pembelajaran/kompetensi dapat berlandaskan pada teori dari Mager yang mempersyaratkan kriteria rumusan tujuan dengan komponen "Audience, Behavior, Condition, dan Degree/Standard”, Sedangkan menurut Bullard kriteria rumusan kompetensi minimal mengandung tiga komponen yaitu “Performance, Condition dan Standard”.

Kriteria perumusan dari ahli tidak berbeda, karena relevansinya pada pelaksanaan proses pembelajaran lebih nyata/memadai. Contoh: siswa kelas XII SMK Negeri XYZ" semester ganjil mampu menghitung mean, median, dan modus secara akurat bila disediakan nilai hasil penjualan selama satu bulan.

Bila dianalisis rumusan tujuan ini memiliki kriteria lengkap yaitu sebagai berikut.

- Audience adalah siswa yang belajar. Siapa?

Siswa kelas XII SMK Negeri 'XYZ" semester ganjil.

- Behavior (performance) adalah perilaku yang akan dilakukan siswa setelah mengikuti pelajaran, dengan menuliskan perilaku dalam bentuk kata kerja dan dilengkapi objeknya. Perilaku? Menghitung mean, median dan modus dalam bentuk kuantitatif.

- Condition adalah prasyarat atau syarat yang diberikan kepada siswa pada saat siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran/tugas evaluasi. Kondisi? Nilai hasil penjualan selama satu bulan.

- Degree/standard adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai perilaku yang diharapkan. Standar? Secara akurat.

Page 175: Geografi (lengkap)

Perumusan tujuan pembelajaran yang mengandung dua kriteria yaitu audience dan behaviour sudah memadai tetapi akan memberikan kesulitan dalam proses pengukuran karena ketidakjelasan kondisi dan standar keberhasilan.

b) Materi Pembelajaran

Komponen materi pembelajaran pada sistem rancangan pembelajaran merupakan salah satu isi pengalaman belajar, dirancang sebagai bahan kajian yang disebut mata pelajaran. Hal ini dikemukakan dalam pasal 20 PP RI No 15 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, "setiap perencanaan pembelajaran akan memuat antara lain materi ajar yang dikelola secara sistematis setelah perumusan tujuan”. Tyler dalam model pengembangan kurikulum menyebut dengan istilah merinci konten dan mengorganisasikan konten. Sedangkan Reigeluth menyebut dengan istilah pengorganisasian isi mata pelajaran.

Materi pelajaran adalah konten atau isi pelajaran yang diorganisasikan sesuai dengan tujuan pembelajaran/kompetensi ya ng dicapai peserta didik. Isi pelajaran dalam perencanaan pembelajaran dirinci menjadi bagian-bagian kecil agar memudahkan siswa untuk menyampaikan, mengolah, dan menggunakannya kembali. Bagian-bagian kecil isi pelajaran disusun mulai dari materi pokok (pokok bahasan/topik), kemudian sub materi pokok (sub pokok bahasan/sub topik) dan terakhir adalah bahan ajar. Dengan demikian, isi pelajaran menjadi konsisten dan memadai serta dapat dipertanggungjawabkan dari segi ontologi, epistimologis, dan aksiologi.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merinci dan mengorganisasikan isi pelajaran menurut Tyler adalah dengan melakukan berikut.

- Pengaturan Horizontal

Penataan isi secara horizontal berhubungan dengan keluasan dan kedalaman isi pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengulangan materi pelajaran.

- Pengaturan Vertikal

Penataan isi pelajaran vertikal berhubungan dengan muatan dan kesinambungan yaitu penyajian menggambarkan kontinuitas sesuai kebutuhan siswa dan tuntutan keilmuan. Hal ini dilakukan untuk menjamin keberlangsungan isi pelajaran dari konkrit menuju abstrak, dari sederhana menuju rumit, dari khusus menjadi umum, dari umum menjadi khusus, dan lain-lain. Dengan demikian isi pelajaran ditata secara bertahap sesuai dengan perkembangan dan kesiapan peserta didik serta berkelanjutan.

Contoh:

Page 176: Geografi (lengkap)

Tujuan pembelajaran khusus/kompetensi dasar

Siswa kelas X terampil memotret dengan tiga teknik pencahayaan tanpa salah bila tersedia lampu photo studio dan kamera photo tipe FM 10.

Materi pembelajaran

Memotret dengan teknik pencahayaan.

Isi pelajaran diatur dalam format peta konsep.

Gambar Materi Pelajaran

Reigeluth dan Merill mengemukakan pengorganisasian isi pelajaran melalui tipe isi pelajaran menjadi empat yaitu sebagai berikut.

- Fakta yaitu isi pelajaran berbentuk objek, peristiwa, simbol yang ada didalam lingkungan nyata/imajinasi dan dapat merupakan asosiasi antara objek dan lainnya. Contoh: Ki Hajar Dewantara adalah tokoh pendidikan nasional di Indonesia, beliau mendirikan organisasi Taman Siswa di Yogyakarta.

- Konsep yaitu isi pelajaran yang merupakan sekelompok objek, peristiwa atau simbol yang memiliki karakteristik dan diidentifikasi dengan nama sama. Contoh: konsep ekonomi memiliki karakteristik dan sebutan nama yang sama seperti definisi ekonomi, jenis kategori ekonomi, kegiatan ekonomi.

- Prinsip, yaitu isi pelajaran yang menggambarkan hubungan sebab akibat antara konsep-konsep. Contoh: prinsip gizi masyarakat "empat sehat lima sempurna" bermakna pada konsep kategori makanan dan pelengkap makanan serta dampak dari implementasi prinsip tersebut.

- Prosedur yaitu isi pelajaran yang menjelaskan urutan langkah untuk mencapai suatu tujuan, memecahkan masalah atau sesuatu. Contoh: penyusunan neraca saldo keuangan rugi laba.

Memotret dengan

teknik pencahayaan

Definisi

Prasya

rat

Prosed

ur

Sinar depan Sinar samping Sinar belakang

Page 177: Geografi (lengkap)

o Mencatat transaksi

o Mengelompokkan transaksi debet dan kredit

o Menghitung sisa uang dari sisa transaksi

o Dan seterusnya.

Empat tipe isi pelajaran seluruhnya atau sebagian dapat terkandung di dalam materi pokok, dan biasanya terkait satu dengan lainnya.

Contoh:

Materi pokok : Kebutuhan pokok dalam ekonomi

Fakta : manusia mempunyai kebutuhan akan makan,

pendidikan, rumah, dll.

Konsep : definisi kebutuhan teori kebutuhan

Prinsip : kebutuhan yang bersifat utama, penting dan segera harus

menjadi prioritas.

Prosedur :usaha perdagangan wiraswasta, bekerja dalam

Pemerintahan

Tabel Tipe Isi Pelajaran

Fakta Konsep Prinsip Prosedur

Obyek

Peristiwa

Simbol

Asosiasi ketiganya

Definisi

Klasifikasi

Ciri

Fungsi

Aturan

Hukum

Syarat

Urutan

Cara kerja

Langkah/tahapan

Ahli pembelajaran Tony Buzan mengemukakan pengembangan isi pelajaran dengan nama mind map (peta pikiran), dimana cara kerjanya disesuaikan teori belahan otak Sperry yaitu belahan otak kiri berpikir secara logika dan belahan otak kanan bekerja secara emosi. Oleh karena itu, diperlukan tidak hanya teks, tetapi perlunya dengan gambar dan warna serta setiap rincian isi pelajaran dihubungkan dengan garis seolah-olah adalah simbol neuron atau sel saraf,

Page 178: Geografi (lengkap)

prinsip cabang-cabang pohon dan memudahkan penggambaran poin-poin utama.

Berdasarkan peta pikiran dapat dikembangkan ke dalam bentuk bahan ajar cetak dan atau non cetak disesuaikan dengan tipe isi pelajaran dan gaya belajar siswa serta perkembangan kognitif siswa. Guru atau pembelajar dapat mengembangkan bahan ajar dengan format seperti: bahan ajar mandiri (modul), buku teks, diktat, hand out, CD pembelajaran, VCD pembelajaran, slide power point dan lain-lain.

Mengembangkan bahan ajar dapat dilakukan pembelajar dengan cara berikut.

- Menulis Sendiri Isi pelajaran

Isi pelajaran ditulis oleh pembelajar sendiri karena keahliannya kemampuan menulis yang dimilikinya.

- Mengemas Kembali Isi pelajaran.

Isi pelajaran yang sudah ada dikumpulkan dan disusun kembali dengan gaya bahasa dan strategi yang sesuai. Ketersediaan sumber referensi yang relevan sangat diutamakan.

- Menata Isi pelajaran dengan Kompilasi

Isi pelajaran ditata berdasarkan sumber belajar tersedia dan kemudian sumber tersebut di foto copy ulang atau cetak utang dan dikompilasi secara lengkap. Ketersediaan berbagai sumber belajar harus dipilih secara akurat.

Penyajian bahan ajar dapat dikemas sesuai kebutuhan, tetapi perlu dipelihara keterbacaan dan kemudahan untuk dipelajari oleh siswa.

c) Strategi Pembelajaran

Tidak ada satupun strategi pembelajaran yang jitu untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran/kompetensi. Mengapa? Karena keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran/kompetensi tergantung kepada banyak faktor antara lain tipe isi pelajaran, tempat proses pembelajaran berlangsung atau dari pelaksana pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu, unit ini sebaiknya Anda cermati dengan seksama.

Pembelajaran merupakan proses mengupayakan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran/kompetensi yang telah ditetapkan atau kegiatan memfasilitasi peserta didik berinteraksi dengan lingkungan sehingga diperoleh pengalaman belajar. Upaya dan kegiatan ini direncanakan oleh guru di dalam komponen strategi pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat dilaksanakan.

Page 179: Geografi (lengkap)

Strategi pembelajaran oleh sebagian ahli diidentikkan dengan sebutan metode pembelajaran atau pendekatan dalam membelajarkan. Metode pembelajaran oleh Reigeluth didefinisikan adalah cara-cara yang berbeda dalam mencapai hasil belajar. Cara-cara tersebut dapat meliputi bagaimana materi pembelajaran disampaikan kepada peserta didik, dan atau bagaimana peserta didik dapat menerima materi pembelajaran serta bagaimana peserta didik merespon masukan dari peserta didik lainnya. Berdasarkan definisi ini, strategi pembelajaran meliputi langkah pembelajaran, media dan interaksi belajar mengajar.

Ahli Teknologi Pendidikan Yusufhadi Miarso mendefinisikan strategi pembelajaran sebagai pendekatan menyeluruh dalam pembelajaran berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dijabarkan dari pandangan falsafah dan atau teori belajar tertentu. Berdasarkan definisi ini maka pembelajar dapat merencanakan pencapaian tujuan pembelajaran atas dasar teori belajar behavioristik, humanistik, konstruktivistik atau teori dari ahli pembelajaran lainnya disesuaikan dengan perkembangan kognitif dan lingkungan sosial budaya siswa.

Dengan demikian, strategi pembelajaran akan dapat bersifat spesifik. Sebagai contoh guru menganut pada falsafah pilar belajar dari UNESCO maka pembelajar dapat merencanakan kegiatan pembelajaran dengan tahapan berikut.

- Learning to know siswa mempelajari konsep

- Learning to do. siswa membuktikan konsep dengan eksperimen, observasi dan lain-lain.

- Learning to live together. siswa diminta memecahkan masalah secara berkelompok

- Learning to be siswa memantapkan konsep yang telah diketahui secara berkelompok dengan refleksi.

Contoh lain apabila guru merencanakan strategi dengan pandangan teori belajar John Dewey "learning by doing” maka ia dapat merencanakan tahapan pembelajaran seperti berikut:

- Siswa dikenalkan dengan konsep pengukuran gizi bagi pasien DBD.

- Siswa ditugaskan ke rumah sakit untuk mengukur gizi seimbang bagi pasien DBD.

- Siswa menganalisis hasil pengukuran dengan berbagai alternatif bahan makanan.

Page 180: Geografi (lengkap)

Dengan teori belajar ini siswa bukan hanya mendengar atau melihat, juga melakukan sehingga pengalaman belajarnya menjadi berkualitas.

Kedua contoh pandangan tersebut sejalan dengan definisi strategi pembelajaran yang dikemukakan oleh Seels dan Richey yaitu spesifikasi untuk memilih dan mengurutkan proses belajar atau kegiatan-kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran.

Mengorganisasi Pengalaman Belajar

Gambar Mengorganisasi Pengalaman Belajar

Pada sub kegiatan belajar ini akan diuraikan beberapa jenis strategi pembelajaran yang sangat berkaitan erat dengan bagaimana proses belajar direncanakan, sehingga tujuan pembelajaran/kompetensi dapat dicapai secara optimal. Strategi pembelajaran dilihat dari subjek yang belajar (siswa) dan yang membelajarkan (guru). Dalam hal ini Percival dan Ellington menjelaskan kedua hal tersebut sebagai berikut.:

- Strategi pembelajaran Berpusat kepada Guru. Strategi ini hampir seluruh kegiatan belajar mengajar dikendalikan penuh oleh guru. Guru mengkomunikasikan isi pelajaran kepada para siswa baik untuk tingkat pokok bahasan/materi pokok maupun tingkat silabus/mata

Strategi

Pembelajaran

Strategi

Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran

Materi Pembelajaran

Langkah Pembelajaran/ Urutan

Kegiatan Pembelajaran

METODE

Media

Interaksi

Belajar Mengajar

Interaksi

Belajar Mengajar

Page 181: Geografi (lengkap)

pelajaran/tema. Sangat terikat kepada waktu terjadwal dan banyak menggunakan metode ceramah. Siswa dituntut menyesuaikan cara belajarnya dengan keputusan proses pelaksanaan pembelajaran yang diambil oleh guru. Akibatnya kebutuhan/potensi siswa secara individual yang berbeda kurang diperhatikan atau tidak terlayani.

- Strategi pembelajaran Berpusat pada Siswa. Strategi ini kegiatan pembelajaran lebih ditekankan pada aktivitas belajar siswa. Guru berperan sebagai fasilitator dan motivator pembelajaran. Siswa mempunyai tanggung jawab terhadap keseluruhan aspek belajarnya.

Sebagai fasilitator pembelajaran, guru perlu mempersiapkan bahan ajar dalam berbagai bentuk cetak dan atau noncetak yang didalamnya dapat dilengkapi pedoman belajar. Selain itu guru perlu memfasilitasi dengan sumber-sumber belajar sehingga pengalaman belajar siswa lebih luas dan kemampuan siswa belajar secara mandiri akan terbentuk.

Ahli lain Gerlach dan Ely mengklasifikasikan strategi pembelajaran sebagai suatu kontinum yang silih berganti dalam pemanfaatannya, yaitu strategi pembelajaran ekspositori dan strategi pembelajaran diskoveri.

- Strategi Pembelajaran Ekpositori

Strategi pembelajaran ekspositori dapat dikatakan identik dengan strategi berorientasi pada guru atau metode deduktif (dari umum menuju khusus), namun potensi belajar siswa tetap harus dikembangkan.

Tahapan pembelajarannya ada lah sebagai berikut.

Penyajian informasi berupa fakta, prinsip-prinsip umum, aksioma, dalil, konsep, proses kerja dan sebagainya kepada siswa melalui penjelasan guru atau peragaan/ demonstrasi/atau contoh oleh guru.

Pengujian pemahaman siswa atas informasi yang sudah diberikan melalui tanya jawab atau membahas informasi yang belum dipahami.

Pemberian praktik atau aplikasi/latihan dari informasi yang telah dipelajari oleh siswa dengan pengawasan guru.

Penugasan kepada siswa dalam bentuk aplikasi atau tugas-tugas lain kedalam situasi yang sebenarnya sebagai tindak lanjut dari pengalaman belajar.

- Strategi Pembelajaran Diskoveri

Identik dengan strategi pembelajaran berorientasi siswa atau metode induktif (dari khusus menuju umum), dan peran guru adalah sebagai

Page 182: Geografi (lengkap)

fasilitator pembelajaran. Adapun tahapan pembelajarannya adalah sebagai berikut.

Siswa diberikan kasus, masalah, contoh-contoh, fakta-fakta atau fenomena khusus (pertanyaan yang harus dijawab tentang apa yang dikaji).

Siswa diminta untuk meneliti hubungan sebab akibat dari kasus/masalah melalui pengumpulan data, analisa data dan perumusan hipotesis atau membuat asumsi atau prediksi. (pertanyaan yang harus dijawab mengapa terjadi demikian).

Siswa diminta untuk membuktikan asumsi/prediksi/hipotesis melalui teori-teori, pengumpulan data dan analisa data (pertanyaan yang harus dijawab bagaimana membuktikan tentang alasan kemengapaannya).

Siswa diminta membuat suatu kesimpulan atau generalisasi, dan guru memperteguh dengan nilai paparan (pertanyaan yang dijawab apa yang telah dihasilkan/ditemukan).

Siswa ditugaskan oleh guru untuk mencari kasus yang baru dan membuktikan melalui proses yang pernah dilakukannya sebagai penguatan sehingga pengalaman belajar dapat disimpan lebih lama.

Strategi pembelajaran yang dikemukakan masing-masing ahli berbeda tetapi tujuannya sama yaitu agar tujuan pembelajaran dicapai dan materi pembelajaran dapat diterima oleh siswa. De porter sebagai pakar Quantum Learning menjelaskan strategi pembelajaran dengan teknik orkestrasi konteks (Iatar) dan orkestrasi isi (materi). Kedua teknik ini tidak dipisahkan tetapi harus dilaksanakan secara bersamaan.

- Orkestrasi Konteks

Strategi pembelajaran ini digunakan untuk terlaksananya proses pembelajaran, meliputi:

Penciptaan suasana kelas secara kondusif melalui pendekatan kepada peserta didik seperti menjalin rasa simpati, rasa keterkaitan, rasa saling membutuhkan dan siswa belajar secara rileks (tidak tegang)/menyenangkan;

Penataan ruang kelas disesuaikan dengan gaya belajar siswa (auditif, visual dan kinestitik) sehingga penggunaan media, musik, dan afirmasi dipilih secara hati-hati; dan

Membangun komunitas belajar dengan, berlandaskan pada tujuan, prosedur/aturan dan agenda kegiatan.

Page 183: Geografi (lengkap)

- Orkestrasi Isi

Strategi ini merupakan langkah menyajikan materi pembelajaran yang dapat direncanakan oleh guru sehingga proses pelaksanaan pembelajaran berhasil. Kegiatan yang harus direncanakan adalah:

Penyajian prima

Artinya guru menyampaikan isi pelajaran dengan menggunakan keterampilan mengajar mulai dari tahap pendahuluan, inti, dan penutup. Selain itu kemampuan berkomunikasi baik verbal (volume, kejelasan, kecepatan, jeda, tulisan) maupun nonverbal (ekspresi, kontak mata, gerakan tubuh pakaian, posisi berdiri, cara bersolek) sangat menentukan penyajian materi pembelajaran menjadi prima.

Interaksi belajar mengajar secara elegan

Motivasi belajar, keterampilan belajar bagaimana belajar dan keterampilan hidup dan kecakapan sosial harus dibangun pada saat penyajian materi pembelajaran sehingga hasil belajar siswa mencapai tingkat penguasaan 90%.

Kedua format strategi pembelajaran ini dapat dimanfaatkan di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) karena aspek-aspek didalamnya sangat detail. Demikian pula jenis strategi pembelajaran yang telah dipaparkan di atas atau teori strategi pembelajaran dari ahli lain.

Di bawah ini adalah perbandingan dari tiga ahli yang mengemukakan jenis strategi pembelajaran di atas.

Tabel Jenis Strategi Pembelajaran

Perceival & Ellington Gerlach & Ely De Porter

Aktivitas belajar belum optimal

Tanggung jawab kurang dilatih

Kebutuhan/ potensi individu kurang dihargai

Ceramah

Aktivitas belajar optimal

Tanggung jawab dilatih

Kebutuhan/ potensi individu

Kasus, diskusi kerja kelompok

Tersedia bahan

Deduktif

Ceramah

Guru adalah nara sumber

Siswa pasif

Sumber belajar terbatas

Induktif

Pemecahan masalah

Guru fasilitator pembelajaran

Siswa aktif

Sumber belajar tak terbatas

Suasana belajar

Ruang kelas

Komunitas belajar

Keterampilan mengajar

Komunikasi

Interaksi belajar mengajar

Page 184: Geografi (lengkap)

tanya jawab

Nara sumber belajar

Tatap muka komunikasi

ajar/sumber belajar

Joyce dan Weil mengemukakan model pembelajaran menjadi rumpun sosial, rumpun proses informasi, rumpun personal dan rumpun sistem perilaku. Dalam menerapkan rumpun pembelajaran tersebut, terdapat lima unsur sebagai struktur yaitu:

Sintaks, adalah urutan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan rumpun pembelajaran dan hasil belajar yang akan dicapai;

Sistem sosial, menggambarkan peran pembelajar dengan peserta didik serta pola hubungan antara keduanya. Pembelajar dapat sebagai sumber utama, fasilitator, tutor atau konselor. Siswa dapat berperan aktif, atau dapat memperoleh kebebasan; selama proses pembelajaran berlangsung.

Prinsip reaksi merupakan cara bagaimana pebelajar melihat peserta didik dalam bentuk perilaku sesuai dengan rumpun pembelajaran yang dipergunakan;

Sistem bantuan, yaitu hal-hal yang akan membantu tercapainya tujuan dengan menerapkan rumpun pembelajaran tertentu; dan

Pengaruh pembelajaran dan pengaruh ikutan. Dikenal dengan istilah instructional effect dan nurturant effect. Pengaruh pembelajaran adalah pengaruh yang berlangsung dari kegiatan pembelajaran, sedangkan pengaruh kegiatan adalah hasil simpangan dari kegiatan pembelajaran.

Sebagai contoh dikemukakan struktur tersebut dengan metode inkuiri sebagai bagian dari rumpun proses informasi.

1) Sintaks

Menghadapkan siswa pada masalah yang bersifat menantang, dan menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan belajar dan cara penelitian.

Siswa memeriksa hal-hal atau kejadian-kejadian yang masalah berdasarkan sumber belajar yang dimilikinya, hipotesis sesuai dengan variabel yang akan diteliti.

Mengumpulkan data dan melakukan percobaan/pembuktian hipotesis/ penelitian.

Page 185: Geografi (lengkap)

Siswa menyusun analisis dari data yang telah dikumpulkan dan menarik kesimpulan/membuat generalisasi.

Siswa menuliskan laporan dan melaporkannya di kelas.

2) Sistem sosial

Mengkondisikan belajar dengan situasi masalah.

Menunjukkan perlunya penelitian untuk mengatasi masalah.

Memberikan reaksi pada perilaku siswa dengan informasi yang tepat.

Membantu siswa merumuskan inti masalah penelitian.

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dan melaksanakan penelitian.

3) Prinsip reaksi

Membantu siswa untuk bersedia menyelesaikan penelitian.

Memelihara emosi siswa untuk dapat bersifat terbuka terhadap informasi baru dari siswa lainnya.

Mengendalikan proses penelitian sesuai dengan prosedur yang sebenarnya.

4) Sistem bantuan

Menyediakan bahan, dan sumber-sumber belajar.

Informasi-informasi yang mendorong pentingnya penelitian berfungsi sebagai penguatan seperti poster-poster, kata-kata yang bersifat membangun chart proses penelitian.

Dorongan guru sebagai fasilitator.

5) Pengaruh/dampak pembelajaran dan pengaruh/dampak ikutan (pengiring)

Terampil melaksanakan penelitian.

Belajar aktif

Terampil berkomunikasi secara tertulis dan lisan.

Berpikir logis dan sistematis.

Bersikap terbuka.

Page 186: Geografi (lengkap)

Ellington dan Perceival mengklasifikasikan teknik pembelajaran untuk menyampaikan isi pelajaran menjadi tiga yaitu sebagai berikut:

1) Teknik pembelajaran massal

Merupakan cara-cara menyampaikan isi pelajaran yang dapat diterima oleh banyak peserta didik dengan kondisi dan mutu pelajaran sebagai teknik pembelajaran individual dan kelompok. Metode yang dapat digunakan adalah metode kuliah dan ceramah, metode kerja praktek metode penyajian film dan video, serta metode siaran pendidikan. Media yang digunakan adalah media audio, media visual dan media audio visual.

2) Teknik pembelajaran berkelompok

Merupakan cara-cara penyampaian isi pelajaran dengan mengoptimalkan interaksi kelompok atau dinamika kelompok dan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik (menganalisis, menilai, mencipta). Metode yang digunakan yaitu diskusi di bawah kontrol guru, diskusi singkat, tutorial, seminar, proyek, permainan, stimulus dan studi kasus. Media yang dapat digunakan adalah bahan ajar berbentuk tugas/proyek atau alat-alat permainan/ simulasi.

3) Teknik pembelajaran individual

Merupakan cara penyampaian isi pelajaran yang bersifat fleksibel di mana metode pembelajarannya dititikberatkan kepada berkurangnya hambatan-hambatan institusional yang dialami peserta didik namun kontrol belajar dapat setiap saat dapat dimonitor di tempat-tempat belajarnya. Misalnya mahasiswa yang mengikuti program pendidikan universitas, siswa yang mengikuti SMP/SMA Terbuka. Kemudahan metode pembelajarannya dapat ditinjau dari sistem yang digunakan yaitu berinduk pada lembaga, lokal dan belajar jarak jauh, sedangkan peserta didik menggunakan metode belajar mandiri dan ditunjang dengan bahan belajar mandiri yaitu bahan cetak, bahan audiovisual, bahan yang berhubungan dengan komputer.

Bahan belajar didesain sebagai media pembelajaran individual, yaitu model, atau modul yang dilengkapi dengan media audio visual atau media siaran, media berbantuan komputer (CAI) untuk tutorial dan atau laboratorium.

Sebagai contoh adalah teknik pembelajaran kelompok yang dikemukakan oleh Slavin dengan sebutan pembelajaran kooperatif. Di sini prosedur pembelajaran dikategorikan menjadi tiga tahap, yaitu sebagai berikut.

Page 187: Geografi (lengkap)

- Tahap persiapan

Pada tahap ini guru merencanakan keseluruhan kegiatan pembelajaran yang dipersiapkan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran mencakup komponen materi pelajaran, teknik dan media pembelajaran yang akan digunakan, latar pembelajaran mekanisme kontrol terhadap kegiatan pembelajaran yang akan digunakan, dan alokasi waktu. Rencana pelaksanaan pembelajaran disesuaikan tingkat satuan pendidikan.

- Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan terdiri dari tiga kegiatan yakni kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan, guru memberikan gambaran ringkas tentang keseluruhan isi bahan pelajaran yang akan dipelajari, tujuan pembelajaran yang akan dicapai(kompetensi dasar dan indikator) dan mekanisme pelaksanaan pembelajaran.

Pada kegiatan inti guru mulai mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil dan memberikan penugasan yang harus dikerjakan secara kelompok. Kemudian guru menyajikan pokok-pokok materi dan tugas-tugas yang harus diselesaikan secara kelompok.

Setelah mendapatkan penugasan, para siswa duduk berkelompok dan mendengarkan penjelasan guru serta mulai mengerjakan tugas yang diberikan. Masing-masing siswa dalam kelompok mendapatkan tugas khusus dari kelompok untuk diselesaikan dan kemudian disampaikan dalam forum yang lebih luas. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, para siswa berkesempatan untuk memanfaatkan sumber-sumber belajar yang tersedia di sekolah (misalnya mencari rujukan atau materi yang perlu di perpustakaan, bertanya kepada guru, berdiskusi dengan teman kelompok, dan sebagainya). Guru selama proses ini berlangsung bertindak sebagai fasilitator dan memberikan bantuan dan kemudahan kepada siswa untuk bekerja.

Setelah semua kelompok menyelesaikan tugas yang diberikan, kemudian diadakan panel hasil kelompok. Wakil dari setiap kelompok mempresentasikan hasil kelompoknya (turnament) kepada seluruh kelas dan kelompok lain diberi kesempatan untuk mengajukan koreksi, sanggahan, kritik atau masukan-masukan yang perlu demi perbaikan. Pemilihan wakil kelompok tidak ditentukan oleh kelompok tetapi oleh guru yang dilakukan secara acak atau melalui undian. Ini dimaksudkan agar semua siswa mempersiapkan diri sebaik-baiknya dan tidak menggantungkan harapannya pada siswa tertentu. Selama panel ini berlangsung, guru membuat penilaian terhadap kinerja kelompok

Page 188: Geografi (lengkap)

berdasarkan kinerja yang diperlihatkan anggota-anggota kelompok selama panel.

Kegiatan penutup berisi rangkuman dan tindak lanjut untuk kegiatan berikutnya. Kuis dapat berbentuk individual, teka teki silang, atau kerja kelompok.

- Tahap evaluasi

Evaluasi dilakukan secara berkala pada setiap pergantian pokok bahasan. Pada tahap ini dilakukan evaluasi secara menyeluruh baik terhadap proses maupun hasil yang dicapai. Bobot evaluasi hendaknya diberikan lebih besar kepada aktivitas kelompok. Dengan kata lain, evaluasi dilakukan berdasarkan kinerja kelompok secara keseluruhan, bukan berdasarkan kinerja siswa secara individual. Meskipun pada akhirnya tes akan diberikan secara individual dalam bentuk ujian akhir dan nilai siswa itu bersifat individual, namun bobot tes untuk kelompok. Ini dimaksudkan untuk mendorong para siswa agar senantiasa terlibat dalam proses kelompoknya dan berkompetisi dengan kelompok lain.

Contoh lainnya adalah seorang guru yang merencanakan strategi pembelajaran dengan metode studi lapangan. Langkah pembelajaran yang harus dilakukannya adalah sebagai berikut.

1) Persiapan

Merumuskan tujuan studi lapangan.

Menentukan lokasi, waktu dan pembimbing.

Mengkondisikan pengetahuan/keterampilan siswa di lapangan.

Menyiapkan instrumen dan bahan lainnya.

2) Pelaksanaan

Menginformasikan tujuan studi lapangan.

Membagikan bahan tugas dan instrumen.

Mengobseruasi ke lapangan.

Memonitoring kesulitan yang dialami siswa.

Menyusun laporan.

Mempresentasikan laporan.

3) Penutup

Page 189: Geografi (lengkap)

Memberi umpan batik.

Tabel Strategi Pembelajaran Beberapa Ahli

Tujuan dari ahli

Ide Sintesis Kreasi

Gagne

Dick Carey

Joyce & Weil

Slavin

Peristiwa pembelajaran

Strategi pembelajaran

Model pembelajaran

Pembelajaran kooperatif

1. Persiapan

2. Pelaksanaan

3. Evaluasi

Rencana pengembangan strategi pembelajaran dapat pula menggunakan satu teori dari ahli yang bersifat operasional yang dikemukakan Atwi Suparman, dan dapat digunakan untuk tingkat perencanaan pembelajaran mikro (RPP). Sedangkan untuk komponen metode, media dan waktu dapat digunakan untuk tingkat perencanaan pembelajaran makro (silabus). Rencana pengembangan pembelajaran dibuat dalam bentuk bagan beserta contohnya sebagai berikut:

Tabel Bagan Strategi Instruksional

Urutan Kegiatan Instruksional Metode Media Waktu

Pendahuluan

Deskripsi Singkat:

Relevensi:

TIK:

Penyajian

Uraian:

Contoh:

Latihan:

Penutup

Tes Formatif:

Umpan Balik

Tindak Lanjut.

Sedangkan komponen metode dan media dijelaskan seperti tabel di bawah ini.

Page 190: Geografi (lengkap)

Tabel Bagan Hubungan antara Metode dan Kemampuan yang akan Dicapai

No Metode Kemampuan dalam TIK

1 Ceramah Menjelaskan konsep, prinsip, atau prosedur

2 Dokumentasi Melakukan suatu keterampilan berdasarkan standar prosedur tertentu.

3 Penampilan Melakukan suatu keterampilan

4 Diskusi Menganalisis/memecahkan masalah

5 Studi Mandiri Menjelaskan/menerapkan/menganalisis/mensistensi/mengevaluasi/ melakukan sesuatu baik yang bersifat kognitif, psikomotorik.

6 Kegiatan Instruksional terprogram

Menjelaskan konsep, prinsip, atau prosedur

7 Latihan dengan teman

Melakukan suatu keterampilan

8 Simulasi Menjelaskan, menerapkan dan menganalisis suatu konsep dan prinsip

9 Sumbang saran

Menjelaskan/menerapkan/menganalisis konsep, prinsip, dan prosedur tertentu

10 Studi kasus Menganalisis/memecahkan masalah

11 Computer Assisted Learning

Menjelaskan/menerapkan/menganalisis/mensistesis/ mengevaluasi/melakukan

12 Insiden Menganalisis/memecahkan masalah

13 Praktikum Melakukan suatu keterampilan

14 Proyek Melakukan sesuatu/menyusun laporan suatu kegiatan

15 Bermain peran Menerapkan suatu konsep, prinsip, atau prosedur

16 Seminar Menganalisis/memecahkan masalah

17 Simposium Menganalisis masalah

18 Tutorial Menjelaskan/menerapkan/menganalisis suatu konsep atau prinsip

19 Deduktif Menjelaskan/menerapkan/menganalisis suatu konsep. Prinsip, prosedur

20 Induktif Mensistesis suatu konsep, prinsip, atau perilaku

Page 191: Geografi (lengkap)

Berdasarkan teori tersebut maka guru sebagai perencana pembelajaran dapat mengkreasikan semua komponen strategi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan situasi belajar yang ada.

d) Evaluasi Pembelajaran

Kata evaluasi pada tulisan ini diidentikkan dengan kata penilaian yaitu proses kegiatan mengukur dan menentukan tingkat ketercapaian tujuan.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dicapai peserta didik setelah diberikan perlakuan dengan alat ukur tertentu. Kemampuan tersebut meliputi:

- Kemampuan berpikir (cognitive) terdiri dari mengingat (C-1), mengerti(C-2), memahami (C-3), menganalisis (C-4), menilai (C-5) dan mencipta (C-6);

- Kemampuan mengadopsi suatu nilai dan sikap (Affective) terdiri dari menerima (A-1), menanggapi (A-2), menghargai (A-3), mengorganisasikan/mengatur diri (A-4), dan mengamalkan/menjadikan pola hidup (A-5); dan

- Kemampuan gerakan otot (psychomotor) terdiri dari meniru (p-1), menerapkan/menggunakan/manipulasi (p-2), memantapkan/ ketepatan (p-3), merangkai/artikulasi (p-4) dan naturalisasi (P-5).

Berdasarkan paparan di atas maka evaluasi pembelajaran adalah proses kegiatan mengukur dan menentukan tingkat ketercapaian kemampuan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan definisi yang dikemukakan oleh perceivat dan Ellington: penilaian pembelajaran siswa adalah kegiatan yang dirancang untuk mengukur tingkat pencapaian siswa dalam belajar yang diperoleh melalui penerapan program pengajaran tertentu dalam tempo yang relatif pendek (singkat). Definisi ini sejalan dengan pasal 20 dan pasal 22 ayat 1 pada Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 yang mengatur tentang penilaian pembelajaran oleh pendidik sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.

Implikasi dari definisi ini adalah evaluasi/penilaian pembelajaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran, sehingga harus relevan dengan tujuan yang akan dicapai.

Pada perkembangan kurikulum yang berjalan sekarang (KTSP) maka rencana penilaian pembelajaran harus berdasarkan kemampuan minimal yang dapat

Page 192: Geografi (lengkap)

dilakukan atau ditampilkan siswa. Dengan demikian, pendekatan penilaian yang tepat adalah penilaian Acuan Kriteria/Patokan (PAP).

Konsekuensi PAP adalah siswa dinyatakan berhasil apabila telah mencapai batas kelulusan dari perilaku (indikator/kriteria unjuk kerja) yang telah ditetapkan.

Gambar Proses Penilaian Pembelajaran

Jenis tagihan dapat ditinjau dari aspek tugas individu atau tugas kelompok, aspek proses atau produk aspek lingkup penilaian formatif, sub sumatif atau sumatif, aspek ulangan harian; serta ulangan umum bersama semester atau ujian akhir.

Tagihan adalah apa yang harus dilakukan/dikerjakan siswa atau perilaku siswa yang akan diukur, dengan menggunakan berbagai alat penilaian. Dalam hal ini Suharsimi menyebut dengan istilah obyek evaluasi.

Berbagai alat penilaian di bawah ini dapat digunakan dalam membantu realisasi pengukuran tagihan seperti yang dikemukakan Depdiknas dalam Sistem Penilaian Kelas.

1) Penilaian Tertulis

- Menggunakan tes tertulis dengan ragam soal kemampuan kognitif dan pengetahuan keterampilan berbentuk pilihan ganda, benar-salah, uraian atau lainnya.

- Butir soal adalah pertanyaan, pernyataan atau tugas-tugas yang harus dilakukan.

2) Penilaian Penampilan/Kinerja

TPK/Sub

Kompetensi/

Kompetensi

Khusus/

Kompetensi

Dasar

Indikator/

Kriteria Unjuk

Kerja

Pengukuran Tes/

Non Tes

Batas lulus minimal 60% - 100%

Penilaian

Page 193: Geografi (lengkap)

- Menggunakan tes praktik dengan ragam soal kemampuan aplikasi/keterampilan berbentuk rating scale atau checklist.

- Butir soal adalah kinerja/perbuatan yang didemonstrasikan oleh siswa.

Misal:

Siswa diminta untuk berpidato dengan kemampuan ekpresifisik, suara dan verbal.

Siswa diminta untuk berpidato dengan sistematika membuka, menyajikan dan menutup.

3) Penilaian Portofolio

- Menggunakan nontes dengan ragam soal kemampuan hasil kerja dalam waktu tertentu melalui penilaian diri dan kuesioner.

- Butir soaladalah dokumen/hasil kerja siswa/koleksi pekerjaan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. penilaiannya dapat dibedakan dari portofolio kerja, portofolio dokumentasi, dan portofolio pertunjukkan

4) Penilaian Sikap

- Menggunakan nontes dengan ragam soal kemampuan siswa dalam menilai terhadap objek, orang atau masalah tertentu. Kemampuan, ini, terdiri dari afeksi.(perasaan), kognisi (kepercayaan/keyakinan) dan konasi (kecenderungan berbuat). Alat penilaiannya adalah skala sikap dari Likert, observasi (daftar cek).

- Butir soal adalah perilaku afeksi, kognisis, atau konasi (dapat berdiri sendiri atau gabungan).

Misal:

Kebijakan tentang pembuangan sampah dengan kompetensi siswa mampu menerima peraturan kesehatan lingkungan.

Penilaian proses dan hasil belajar dimaksudkan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap perilaku yang tercantum dalam indikator. Menurut Depdiknas untuk merencanakan penilaiannya harus diperhatikan prinsip-prinsip berikut ini.

o Mengacu kepada kompetensi.

o Menggunakan acuan kriteria (standar kelulusan belajar mengajar/SKBM).

o Bersifat holistik mencakup aspek kognitif, afektif dan psimotorik.

Page 194: Geografi (lengkap)

o Kegiatan penilaian merupakan proses yang berkelanjutan.

o Membangun rasa keingintahuan siswa terhadap kemampuan dirinya.

o Menggali informasi melalui berbagai tagihan (alat) ukur yang harus ditempuh oleh siswa

o Melakukan analisis terhadap hasil belajar siswa untuk digunakan sebagai bahan umpan balik.

Rowntree mengemukakan prinsip-prinsip penilaian hasil belajar harus memenuhi ketentuan:

- Validitas (Kesahihan)

Kesesuaian pengukuran (pertanyaan, tes, atau alat ukur lainnya) dengan tujuan penilaian dan perilaku yang akan dicapai.

- Reliabilitas (Keterandalan)

Suatu ukuran konsistensi dari alat ukur menunjukkan hasil yang sarna dari kondisi yang berbeda (setara untuk diperbandingkan).

- Dapat Diterapkan (praktis)

Penilaian memungkinkan untuk dilaksanakan, sehingga alat ukur/tagihan yang diminta kepada siswa realistis.

- Manfaat dan Kewajaran

Penilaian harus mencerminkan tingkat ketepatan perilaku (wajar) dan memberikan masukan tentang keadaan dirinya dan mendorong siswa untuk terus memacu dirinya berprestasi di kelas.

Sedangkan langkah-langkah untuk merancang penilaian hasil belajar sebagai komponen perencanaan pembelajaran, yang diadopsi dari Dick dan Carey adalah sebagai berikut.

Menentukan maksud penilaian hasil belajar.

Membuat tabel spesifikasi untuk menjabarkan proporsi alat ukur.

Misal:

Kompetensi Dasar

Indikator Jenis Tagihan

Jumlah Tes Portofolio

Page 195: Geografi (lengkap)

Menulis butir-butir alat ukur dilengkapi dengan petunjuk sesuai dengan jenis tagihan yang telah direncanakan

Menuliskan kunci jawaban atau rambu-rambu kunci jawaban untuk alat ukur nontes.

Merencanakan skor dan nilai masing-masing alat ukur yang digunakan sebagai informasi kemajuan hasil belajar siswa baik dalam bentuk kuantitatif maupun kualitatif.

Langkah-langkah di atas dapat dilakukan guru pada perencanaan pembelajaran tingkat mikro (RPP/rencana pelaksanaan pembelajaran). Sedangkan untuk tingkat mata pelajaran/tema yaitu di dalam silabus cukup menuliskan jenis tagihannya dan alat penilaiannya.

e) Prosedur Pengembangan Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada satu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi dan penilaian. Dengan demikian, silabus pada dasarnya menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

- Apakah kompetensi yang harus dicapai siswa yang dirumuskan dalam standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi pokok

- Bagaimana cara mencapainya yang dijabarkan dalam kegiatan pembelajaran beserta alokasi waktu dan alat/sumber belajar yang diperlukan; dan

- Bagaimana mengetahui pencapaian kompetensi yang ditandai dengan penyusunan indikator sebagai acuan dalam menentukan jenis dan aspek yang dinilai.

Penyusunan silabus harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut:

Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan.

Relevan

Page 196: Geografi (lengkap)

Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik

Sistematis

Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.

Konsisten

Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.

Memadai

Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup menunjang pencapaian kompetensi dasar.

Aktual dan Kontekstual

Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.

Fleksibel

Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.

Menyeluruh

Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).

Silabus memuat sekurang-kurangnya komponen-komponen berikut ini:

- Identifikasi

Berisi identifikasi satuan pendidikan, kelas, semester dan mata pelajaran yang akan dikembangkan silabusnya

- Standar Kompetensi

Merupakan cuplikan dari standar isi tentang kompetensi siswa yang akan dicapai.

- Kompetensi Dasar

Merupakan cuplikan dari standar isi tentang kompetensi dasar siswa yang akan dicapai dari beberapa unit pembelajaran.

- Materi Pokok

Page 197: Geografi (lengkap)

Berisi materi pokok (konsep, fakta, prinsip, prosedur) yang akan dipelajari untuk mencapai kompetensi dasar.

- Indikator

Rumusan penanda ketercakapan tujuan pembelajaran berupa kompetensi yang lebih khusus.

- Kegiatan Pembelajaran

Merupakan aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran untuk mencapai indikator keberhasilan belajar.

- Penilaian

Jenis-jenis penilaian yang akan dilakukan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran baik tes maupun non tes.

- Alokasi Waktu

Durasi pembelajaran selama pertemuan berlangsung untuk materi dan indikator yang telah ditentukan, termasuk alokasi waktu penilaian yang terintegrasi dengan pembelajaran.

- Sumber/Bahan/Alat

Sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran dicantumkan disini disertai bahan dan yang digunakan, misal antara lain: buku teks, alat, nara sumber.

Silabus merupakan bagian terintegrasi dari KTSP dan merupakan dokumen bagi guru dalam merencanakan berdasarkan Standar Isi yang tercantum dalam Pemendiknas Nomor 20 tahun 2006. Pengembangan silabus dapat mengikuti format sesuai dengan keperluan dengan tidak mengurangi komponen-komponen penting dari silabus yang telah dibahas dalam modul. Format silabus memiliki dua komponen identitas dan komponen pengembangan (pokok). Ada tiga bentuk format silabus yang dapat dipilih, yaitu:

a. Contoh Format Matrik 1

SILABUS

Nama Sekolah : ………………………………………….

Mata Pelajaran : ………………………………………….

Kelas/Semester : ………………………………………….

Standar Kompetensi : ………………………………………….

Komponen identitas

Page 198: Geografi (lengkap)

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Indikator Kegiatan

Pembelajaran Penilaian

Alokasi Waktu

Sumber Bahan/Alat

…… …… …… …… …… …… ……

b. Format Matrik 2

SILABUS

Nama Sekolah : ………………………………………….

Mata Pelajaran : ………………………………………….

Kelas/Semester : ………………………………………….

Standar Kompete

nsi

Kompetensi

Dasar

Materi Pokok

Indikator Kegiatan

Pembelajaran

Penilaian Alokasi Waktu

Sumber

Bahan/Alat

…… …… …… …… …… …… ……

c. Farmat Naratif

SILABUS

Nama Sekolah : ………………………………………….

Mata Pelajaran : ………………………………………….

Kelas/Semester : ………………………………………….

1. Standar Kompetensi : ….

2. Kompetensi Dasar : ….

Komponen pengembangan/pokok

Komponen pengembangan/pokok

Komponen pengembangan/pokok

Komponen identitas

Komponen identitas

Page 199: Geografi (lengkap)

3. Materi Pokok : ….

4. Indikator : ….

5. Kegiatan Pembelajaran :….

6. Penilaian : ….

7. Alokasi Waktu :….

8. Sumber/Bahan/Alat :….

Komponen pengembangan/pokok pengembangan silabus dengan pendekatan mata pelajaran disusun melalui tahapan berikut:

- Mengisi Kolom Identitas

Identifikasi adalah sesuatu yang akan diuraikan atau penanda silabus, seperti nama sekolah, maka pelajaran, kelas/semester. Penyusun silabus mengisi sesuai dengan identifikasi pada format yang diberikan, Contoh:

SILABUS

Nama Sekolah : SMA

Mata Pelajaran : Geografi

Kelas/Semester : X/1

Standar Kompetensi : …..

Kompetensi identitas

Page 200: Geografi (lengkap)

- Menulis dan mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Sebelum menuliskan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) terlebih dahulu mengkaji SK dan KD mata pelajaran sebagaimana tercantum pada standar isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut:

Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di S1

Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;

Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.

SILABUS

Contoh:

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : Geografi

Kelas/Semester : X/1

Standar Kompetensi : 2. Memahami sejarah pembentukan bumi

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Kegiatan Pembelajaran

Indikator Penilaian Alokasi Waktu

Sumber/Bahan/

Alat

2.1...Mendeskripsikan jagad raya dan tata surya

- Mengidentifikasi Materi Pokok

Dalam mengidentifikasi materi pokok harus dipertimbangkan:

Potensi peserta didik

relevansi dengan karakteristik daerah,

tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik;

kebermanfaatan bagi peserta didik;

struktur keilmuan;

aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;

Page 201: Geografi (lengkap)

relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan

alokasi waktu yang tersedia

Selain itu juga harus memperhatikan:

Tingkat keahlian (valid): materinya teruji kebenaran dan kesahihannya.

Tingkat kepentingan (significance): materi yang diajarkan memang benar-benar diperlukan oleh siswa.

Kebermanfaatan (utility): materi tersebut memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan pada jenjang berikutnya.

Layak dipelajari (leam ability): materi layak dipelajari baik dari aspek tingkat kesulitan maupun aspek pemanfaatan bahan ajar dan kondisi setempat.

Menarik minat (interest): materinya menarik minat siswa dan memotivasinya untuk mempelajari lebih lanjut.

Contoh:

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : Geografi

Kelas/Semester : X/1

Standar Kompetensi : 2. Memahami sejarah pembentukan bumi

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Kegiatan Pembe lajaran

Indikator Penilaian Alokasi Waktu

Sumber/Bahan/

Alat

2.1...Mendeskripsikan jagad raya dan tata surya

Proses terjadinya tata surya

- Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup : sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, maka pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

Page 202: Geografi (lengkap)

Kriteria indikator:

Sesuai tingkat perkembangan berpikir siswa

Berkaitan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar

Memperhatikan aspek manfaat dalam kehidupan sehari-hari (life skills)

Harus dapat menunjukkan pencapaian hasil belajar siswa secara utuh (kognitif, afektif, dan psikomotor).

Memperhatikan sumber-sumber belajar yang relevan

Dapat diukur/dapat dikuantifikasi

Memperhatikan ketercapaian standar lulusan secara nasional

Menggunakan kata kerja operasional (terlampir)

Tidak mengandung pengertian ganda (ambigu).

- Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik" Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:

Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.

Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus diajukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.

Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran.

Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur pendiri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.

Kegiatan pembelajaran disusun berdasarkan atas satu tuntutan kompetensi dasar secara utuh.

- Penilaian

Page 203: Geografi (lengkap)

Penilaian merupakan serangkaian untuk memperoleh menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan prosentase pemenuhan indikator. Berdasarkan pada PP Nomor 19 tahun 2005 bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik terdiri atas ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian dilakukan dengan menggunakan teknik tes dan non tes. Penilaian dengan tes bentuk tertulis, lisan dan perbuatan (praktik). Adapun penilaian dengan non tes dapat dilakukan dengan pengamatan, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk" Dalam rangka mendukung pelaksanaan penilaian yang bermakna dapat dilengkapi portofolio untuk masing-masing anak. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian adalah sebagai berikut:

Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.

Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.

Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dikuasai dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik,

Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan kegiatan pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan minimal, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.

Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang diperoleh dalam kegiatan pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.

Penilaian dapat dilakukan secara: Tes tertulis, lisan, unjuk kerja, penugasan, produk, kinerja, dan pengamatan.

Page 204: Geografi (lengkap)

Bentuk instrumen penilaian dipilih sesuai dengan teknik/jenis penilaiannya. Beberapa contoh bentuk instrumen penilaian yang dapat dipilih sebagai berikut:

No Teknik/jenis Bentuk Instrumen

1 Tes Tertulis Tes isian

Tes uraian

Tes Pilihan Ganda

Menjodohkan

Jawaban singkat

Benar-Salah

Dan lain-lain

2 Tes Lisan Daftar pertanyaan

3 Tes Perbuatan (Unjuk Kerja) Tes identifikasi

Tes Simulasi

Uji petik kerja produk

Uji petik kerja prosedur

4 Penugasan Tugas rumah

Tugas proyek

5 Observasi Lembar observasi

6 Wawancara Pedoman wawancara

7 Portofolio Dokumen pekerjaan, karya, prestasi siswa

- Alokasi Waktu

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar" Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam. Alokasi waktu termasuk alokasi penilaian yang terintegrasi dalam pembelajaran.

- Menentukan Sumber Belajar

Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

Page 205: Geografi (lengkap)

Contoh :

Silabus untuk SMA Geografi

Nama : SMK “X”

Mata Pelajaran : Geografi

Kelas/Semester : X/1

Standar Kompetensi : Siswa SMA “X” Kelas XI Semester 1 Memahami sejarah pembentukan Bumi

Kompetensi Dasar

Materi Pokok Indikator Kegiatan

Pembelajaran Penilaian

Alokasi Waktu

Sumber/ Bahan/Alat

2.1. Mendeskrip-sikan jagat raya dan tata surya

Pengertian Jagat Raya

Pandangan Manusia tentang Jagat Raya

Mendeskripsikan pengertian Jagat Raya

Menjelaskan pandangan manusia mengenai Jagat Raya

Menjelaskan pengertian Jagat Raya dari beberapa referensi

Secara kelompok, mendiskusikan tentang pandangan manusia mengenai Jagat Raya

Tertulis

Diskusi

Tes uraian

2 X 45 menit

Buku sumber

Buku penunjang lain

OHP/Slide Proyektor

Gambar proses pembentukan Jagat Raya

Internet

Mengetahui Jakarta, ………………………….

Kepala SMA “X” Guru Yang Bersangkutan

____________________ ______________________

Page 206: Geografi (lengkap)

f) Prosedur Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.

Komponen RPP terdiri dari:

- Identitas mata pelajaran

Identitas mata pelajaran, meliputi satuan pendidikan, kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.

- Standar kompetensi

Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.

- Kompetensi dasar

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.

- Indikator pencapaian kompetensi

Indikator pencapaian adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

- Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

- Materi ajar

Page 207: Geografi (lengkap)

Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

- Alokasi waktu

Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar.

- Metode pembelajaran

Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai kelas 3 SD/MI.

- Kegiatan pembelajaran

1) Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

2) Inti

Kegiatan inti merupakan pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis melalui proses eksplorasi, elobarasi, dan konfirmasi.

3) Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

- Penilaian hasil belajar

Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.

Page 208: Geografi (lengkap)

- Sumber belajar

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi

Dalam penyusunan RPP prinsip-prinsip yang harus diperhatikan adalah:

- Perbedaan individu peserta didik

- RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

- Mendorong partisipasi aktif peserta didik

- Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan

- Mengembangkan budaya membaca dan menulis Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai tulisan.

- Memberikan umpan balik dan tindak lanjut

- RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.

- Keterkaitan dan keterpaduan

- RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

- Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

- RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

2. Desain Materi Pembelajaran Objek formal dalam teknologi pembelajaran adalah masalah belajar. Salah satu alternatif pemecahannya dalam definisi teknologi pendidikan menurut AECT (1977) menggunakan sumber belajar sebagai komponen sistem pembelajaran

Page 209: Geografi (lengkap)

yang lengkap. Artinya sumber belajar yang dipilih, dirancang dan atau dimanfaatkan tidak dapat terlepas dari silabus dan RPP yang telah Anda rancang. Guru perlu mempersiapkan sumber pustaka untuk mengembangkan materi pembelajarannya baik melalui perpustakaan maupun internet. Perangkat bahan ajar modul dan LKS ini disusun, sejalan dengan kondisi satuan pendidikan dari berbagai aspek yang berbeda, sehingga modul dan LKS harus disusun oleh guru. Pengembangan bahan ajar diarahkan untuk meningkatkan kualitas pemahaman diri siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas belajar siswa diarahkan kepada kemampuan belajar mandiri siswa dalam mencapai tujuan belajarnya. Di bawah ini akan dijelaskan pengembangan bahan ajar modul dan LKS. Untuk mempermudah Anda dalam mengikuti kegiatan belajar ini pelajari kembali komponen-komponen desain sistem pembelajaran. Sumber belajar bahan (perangkat lunak) modul dan LKS merupakan satu kesatuan dengan desain pembelajaran yang Anda kembangkan. Sebagai sistem pembelajaran, bahan ajar yang akan dikembangkan saling terkait dengan komponen lain dalam berproses mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Ketiadaan komponen sumber belajar bahan akan mengakibatkan kegagalan dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Pengembangan sumber belajar bahan yang dirancang oleh guru terkait dengan pengolahan isi pelajaran dan aktivitas belajar siswa. Pengolahan isi pelajaran atau pengetahuan yang akan dipelajari siswa dapat dirancang dalam bentuk bahan ajar modul dan lembar kerja siswa (LKS). Bahan ajar adalah isi pelajaran dari suatu bidang ilmu yang disajikan dan dikemas dalam bentuk cetak atau non cetak. Bahan ajar seperti modul dan LKS yang sengaja dirancang sebagai sumber belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran, dilakukan melalui tahap perancangan dan tahap pengembangan materi. Tahap produksi evaluasi dapat dilakukan oleh pihak lain (tenaga khusus). Tahap perancangan, guru harus menyusun garis besar isi modul dari jabaran isi modul/LKS. Sedangkan tahap pengembangan, guru harus mengimplementasikan jabaran isi modul/LKS sesuai sistematika penulisan dan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan keakuratan disiplin ilmu pengetahuan, bahasa dan ilustrasi. a) Pengembangan Bahan Ajar Modul

Modul dalam kawasan teknologi pembelajaran merupakan sumber belajar teknologi cetak. Sumber belajar ini berfungsi sebagai upaya interaksi peseta didik dengan modul sehingga dapat terjadi perubahan perilaku. Dengan demikian siswa berinteraksi secara tidak langsung dengan guru melalui bahan ajar yang dikembangkan sehingga dapat membuat siswa belajar.

Page 210: Geografi (lengkap)

Pengembangan modul berbeda dengan LKS dari aspek komponen, fisik dan gaya bahasa. Bahasa yang digunakan lebih komunikatif, seolah-olah guru hadir di kelas dan siswa memperhatikannya. Modul merupakan kelengkapan dari buku teks, karena digunakan untuk keperluan belajar secara mandiri sesuai dengan kecepatan belajarnya. Sebelum modul dikembangkan, guru perlu merancang terlebih dahulu garis besar isi modul. Garis besar isi modul dan jabaran isi modul merupakan acuan guru dalam mengembangkan isi modul. - Garis Besar Isi Modul dan Jabaran Isi Modul (GBIM dan JIM)

Langkah pertama dari pengembangan modul, pola pikir Anda tidak boleh terlepas dari bagaimana Anda melakukan pengembangan tujuan pembelajaran, mengembangkan materi pembelajaran dan menentukan pengalaman belajar. Hal-hal yang sudah Anda lakukan pada kegiatan belajar 1 akan mempermudah penyusunan GBIM dan JIM. Garis Besar Isi Modul merupakan acuan isi materi yang akan dijabarkan dan disusun dalam bentuk matriks. Komponen-komponennya terdiri dari identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi, metode, media, waktu, tes dan pustaka. Komponen-komponen ini dikembangkan tidak berbeda dengan silabus. Yang berbeda hanya pada bagian tes karena fungsi tes untuk menilai sejauh mana penguasaan siswa terhadap isi modul. Keterkaitan antara komponen harus diperhatikan. Langkah-langkah penyusunannya GBIM adalah sebagai berikut: 1) Menuliskan identitas mata pelajaran sama seperti dalam silabus 2) Mengidentifikasi standar kompetensi, dan kompetensi dasar dari

standar isi 3) Menuliskan indikator berdasarkan analisis pembelajaran yang telah

Anda lakukan, mulai dari indikator yang paling. 4) Menuliskan materi pokok dan sub materi pokok. 5) Menentukan metode dan media yang diperlukan untuk pengembangan

isi pelajaran. 6) Menentukan alokasi waktu yang harus digunakan siswa dalam

mempelajarinya. Selain itu harus diperhatikan tingkat kesulitan materi dan pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa.

7) Menentukan evaluasi yang akan dikembangkan (latihan dan tes formatif)

8) Menuliskan sumber pustaka untuk mengembangkan materi. Tujuh langkah GBIM tersebut dituliskan dalam bentuk matriks. Contoh:

Page 211: Geografi (lengkap)

GARIS BESAR ISI MODUL (GBIM)

Mata Pelajaran : Kelas / Semester : Standar Kompetensi :

Kompetensi Dasar

Indikator

Materi Pokok dan

Sub Materi Pokok

Metode Media Waktu Tes

Evaluasi Sumber Pustaka

1. 1.1

1.2

1

1.1

1.2

2 jam pelaja ran

1. Latihan

2. Tes formatif

1.

2.

3.

4.

5.

Berdasarkan GBIM, selanjutnya guru perlu membuat jabaran isi modul (JIM) dalam bentuk matriks. Pada JIM harus dituliskan uraian materi esensial dari tiap sub materi pokok dan butir-butir evaluasinya baik untuk latihan atau tes formatif. Selain itu nomor kegiatan belajar dan judul modul juga dilengkapi.

Page 212: Geografi (lengkap)

Contoh:

JABARAN ISI MODUL

Mata Pelajaran : .......................................................................................

Kelas / Semester : .......................................................................................

Standar Kompetensi ....................................................................................... :

.......................................................................................

.......................................................................................

Nomor Kegiatan Belajar

Judul Modul

Kompetensi Dasar

Materi Pokok dan Sub Materi

Pokok

Uraian (Materi Esensial)

Evaluasi (Butir-butir)

1 Tata surya dan jagad raya

Mendeskrpsikan jagad raya dan tata surya

1.

1.1

1.2

1.1

1.2

Latihan :

Tes formatif 1:

b) Pengembangan Isi Modul

Tahap pengembangan isi modul yang harus diperhatikan oleh guru adalah sistematika modul dan prinsip mengembangkan bagian-bagian modul (Sitepu, 2006, h. 110-116).

Modul belajar mandiri terdiri atas tiga bagian utama. Bagian awal modul berisi pendahuluan, bagian inti berisi bahan pelajaran, dan bagian akhir modul berisi tes sumatif.

- Bagian Awal memberikan informasi umum tentang bahan pelajaran, kegunaan, tujuan pembelajaran umum, susunan dan keterkaitan antar judul modul bahan pendukung lainnya, dan petunjuk untuk mempelajari bahan pelajaran.

Page 213: Geografi (lengkap)

- Bagian Inti terdiri atas unit-unit pelajaran. Masing-masing unit terdiri atas pendahuluan, kegiatan belajar, dan daftar pustaka.

Pendahuluan berisi cakupan materi (deskripsi singkat), tujuan pembelajaran khusus, perilaku/kemampuan awal, manfaat, dan urutan pokok bahasan secara logis, dan petunjuk belajar/cara mempelajari modul.

Kegiatan belajar mencakup uraian bahan pelajaran, contoh-contoh, latihan, rangkuman, tes formarif dan kunci jawaban.

Daftar pustaka berisi daftar sumber dan bacaan yang dapat dipergunakan pemelajar untuk memperkaya isi pokok bahasan.

- Bagian Akhir berisi penutup modul, tes sumatif, glosarium, dan lampiran-lampiran yang terkait dengan isi modul.

Bahan belajar mandiri dikembangkan dengan prinsip bahwa i bahan pelajaran itu:

1. memberikan tuntunan,

2. membangkitkan motivasi belajar,

3. menimbulkan rasa ingin tahu,

4. memacu,

5. mengingatkan,

6. menanyakan,

7. memberikan umpan balik,

8. mengevaluasi hasil dan kemajuan belajar,

9. memberikan bantuan remedial, dan

10. memberikan pengayaan.

- Bagian Awal Penyusunan dan pengembangan bagian awal dilakukan dengan langkah-langkah berikut. a. Memberikan penjelasan umum tentang isi bahan pelajaran secara

keseluruhan sehingga memberikan gambaran tentang hal-hal yang akan dipelajari serta kedalaman dan keluasan bahasannya.

b. Apabila diperlukan, disebutkan perilaku/pengetahuan awal yang perlu dimiliki pemelajar sebelum mempelajari bahan pelajaran itu.

c. Menyebutkan manfaat bahan pelajaran itu bagi pemelajar. Manfaat yang dimaksud termasuk untuk belajar lebih lanjut dan/atau dalam melakukan tugas profesional atau dalam kehidupan sehari-hari.

Page 214: Geografi (lengkap)

d. Menguraikan tujuan umum bahan pelajaran secara jelas yang menggambarkan kompetensi yang akan diperoleh.

e. Menggambarkan peta konsep bahan pelajaran secara lengkap sehingga terlihat hubungan antar konsep.

f. Memberikan petunjuk dan langkah-langkah yang operasional bagaimana cara menggunakan dan mempelajari bahan pelajaran itu sehingga membantu dan memudahkan pemelajar mempelajari dan menguasai bahan pelajaran itu. Dalam petunjuk ini hendaknya pula diberitahu bagaimana cara mengerjakan tugas, latihan, dan tes serta cara menggunakan kunci jawaban yang disediakan.

Oleh karena bagian awal ini merupakan pembukaan kegiatan belajar, maka dalam menyusun dan mengembangkan isi bahan awal ini hendaknya memperhatikan hal-hal berikut.

a. Disusun secara sistematis dan mudah dipahami. b. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pemelajar. c. Enak dibaca dan menimbulkan rasa ingin tahu dan ingin membacanya

lebih lanjut.

- Bagian Inti Bagian inti disusun dalam bentuk unit-unit pelajaran yang masing-masing berdiri sendiri. Masing-masing unit diberi judul dan terdiri atas pendahuluan, kegiatan belajar dan daftar pustaka. a. Pendahuluan

Pendahuluan disusun dengan cara berikut. 1) Menyebutkan cakupan bahan pelajaran dalam unit yang

bersangkutan. Cakupan itu meliputi materi pokok, teori, dan konsep yang akan dipelajari.

2) Menjelaskan hubungan antara bahan pelajaran yang bersangkutan dengan bahan pelajaran pada unit sebelumnya

3) Menyebutkan manfaat mempelajari dan menguasai bahan pelajaran dalam unit yang bersangkutan.

4) Menyebutkan secara operasional dan terukur kompetensi yang akan diperoleh dengan mempelajari bahan pelajaran dalam unit yang bersangkutan. Kompetensi yang dimaksud dinyatakan dalam rumusan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK/TIK) yang memuat unsur sasaran (audience), perilaku (behavior), kondisi (condition), dan tingkatan (degree)

5) Bila perlu, menyebutkan kemampuan/perilaku awal yang perlu dimiliki pembelajar sebelum mempelajari unit tertentu.

6) Menjelaskan cara mempelajari bahan pelajaran termasuk cara menggunakan media yang melengkapi (kalau ada) dan sumber-

Page 215: Geografi (lengkap)

sumber belajar lain yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan penguasaan pemelajar atas bahan pelajaran.

b. Kegiatan belajar. Kegiatan belajar memuat uraian yang merupakan bahan pelajaran untuk unit yang bersangkutan. Kegiatan belajar ini disajikan dalam bentuk uraian, contoh, latihan, rangkuman, tes formatif, dan kunci jawaban. Uraian bahan pelajaran dilakukan dengan cara berikut. 1) Menguraikan konsep-konsep dan teori-teori yang sesuai untuk

mencapai tujuan pembelajaran khusus (TPK). 2) Menyusun urutan konsep-konsep dan teori-teori secara sistematis,

mudah dipahami, serta sesuai dengan teori belajar dan membelajarkan.

3) Memperjelas konsep-konsep dengan teori-teori, contoh-contoh dan/atau ilustrasi seperti gambar, grafik, atau tabel.

Dalam menyusun dan mengembangkan bahan kegiatan belajar hendaknya memperhatikan hal-hal berikut.

i. Strategi, metode, dan teknik pembelajaran memperhatikan karakteristik pemelajar serta karakteristik bahan pelajaran.

ii. Teknik penyajian informasi dalam bentuk naratif, deskriptif, eksposisi, dedukatif, induktif, ekplanasi, atau argumentasi bergantung pada tujuan pembelajaran dan karakteristik isi bahan pelajaran.

iii. Organisasi bahan pelajaran dibuat dengan ukuran dan susunan yang sistematis dan logis sehingga memudahkan pemelajar melihat kaitan antar bab dengan sub-bab, dan paragraf secara jelas.

iv. Uraian menumbuhkan atau meningkatkan motivasi pemelajar untuk berpikir dan berbuat.

v. Susunan dan penempatan naskah dan ilustrasi dibuat sedemikian rupa sehingga informasi mudah dipahami dan menarik dipelajari. Ilustrasi ditempatkan sedekat mungkin dengan konsep yang dijelaskan.

vi. Isi uraian, contoh, dan ilustrasi tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut pemelajar atau lingkungan tempat belajar serta dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

vii. Untuk memantapkan pemahaman dan penguasaan pemelajar atas konsep yang sedang dipelajari, perlu diberikan latihan yang sesuai dalam bentuk soal, tugas, eksperimen, dan lain-lain. Latihan yang diberikan relevan dengan bahan pelajaran yang sedang dipelajari serta sesuai dengan kemampuan pemelajar dan menantang pemelajar

Page 216: Geografi (lengkap)

berpikir dan berbuat kritis. Latihan dapat diberikan di tengah atau pada akhir uraian suatu pokok bahasan.

viii. Untuk memudahkan siswa mengingat, setiap unit bahan pelajaran diakhiri dengan rangkuman yang berisikan inti bahan pelajaran itu serta terkait dengan TPK yang disebutkan pada awal unit. Rangkuman berfungsi untuk menyimpulkan dan memantapkan pengalaman dan perolehan hasil belajar. Rangkuman disusun secara ringkas, berurutan, mudah dipahami, dan bersifat menyimpulkan. Rangkuman diletakkan sebelum tes formatif.

ix. Menggunakan bahasa yang komunikatif dan menarik.

c. Tes formatif Tes formatif diberikan pada akhir setiap unit atau pokok bahasan dengan tujuan untuk mengukur Penguasaan pemelajar atas bahan pelajaran pada unit atau pokok bahasan tertentu dengan mengacu pada TPK yang telah ditetapkan. Hasil tes formatif i dijadikan sebagai dasar untuk langkah belajar lebih lanjut, apakah dapat diteruskan ke unit atau pokok bahasan berikutnya atau memerlukan remedial. Tes formatif biasanya menggunakan tes objektif yang jawabannya adalah tunggal dan tidak mungkin bervariasi. Penggunaan jenis tes ini akan memudahkan pemelajar untuk memeriksa kebenaran jawabannya dengan menggunakan kunci jawaban yang tersedia. Dalam menyusun butir soal tes objektif, secara umum perlu diperhatikan berikut.

i. Butir tes mengukur TPK yang sudah ditetapkan. i. Butir tes hendaknya disusun secara jelas, tepat, dan menggunakan

kaidah-kaidah bahasa yang baik dan benar. ii. Butir soal dirumuskan dengan menggunakan bahasa yang sesuai

dengan kemampuan pemahaman Pemelajar. Hendaknya dihindari penggunaan struktur bahasa yang terlalu mudah atau terlalu sulit.

iii. Semua informasi yang diperlukan untuk memilih jawaban yang benar seharusnya tersedia dalam butir soal dan menghilangkan kata-kata dan frase yang tidak berfungsi.

iv. Budi soal yang diangkat langsung dari bahan pelajaran hanya akan mengukur kemampuan menghafal dan bukan pemahaman.

v. Butir soal yang membantu atau mempersulit menjawab soal berikutnya hendaknya dihindari. Yang dimaksud dengan membantu ialah butir soal yang memberikan arah untuk jawaban butir soal yang berikutnya. yang dimaksud dengan mempersulit ialah butir soal yang tidak dapat dijawab tanpa dapat menjawab soal yang sebelumnya dengan benar.

Page 217: Geografi (lengkap)

Tes objektif dapat disusun dalam 4 bentuk tes, yaitu (1) jawaban singkat, (2) padanan/penjodohan, (3) pilihan benar-salah, dan (4) pilihan ganda.

- Jawaban Singkat Tes dalam bentuk ini meminta pemelajar mengisi ruang yang dikosongkan dalam suatu Pernyataan, dengan kata atau frase yang benar atau memberikan jawaban yang singkat terhadap suatu pertanyaan. Dalam menysusun butir soal ini perlu diperhatikan: a. Butir soal hendaknya untuk melengkapi pernyataan.

b. Hindari membuat lebih dari dua tempat kosong untuk dilengkapi dalam satu pernyataan sehingga maknanya secara keseluruhan tidak jelas.

c. Jika menggunakan pernyataan yang tidak lengkap, hendaknya tempat yang dikosongkan berada pada akhir pernyataan.

- Padanan/Penjodohan

Padanan/penjodohan adalah bentuk tes yang meminta pemelajar memilih padanan/atau jodoh yang sesuai dengan soal/stimulus yang diberikan. Bentuk tes seperti ini dapat mencakup bahan pelajaran lebih efisien dibandingkan dengan pilihan ganda.

Dalam menyusul butir soal dalam bentuk tes ini perlu diperhatikan ha-hal berikut.

i. Soal/stimulus dan padanannya/jodohnya disusun dalam kolom terpisah. Soal/stimulus disusun dalam kolom sebelah kiri dan padanannya/jodohnya pada kolom sebelah kanan.

ii. Butir soal/stimulus diberi nomor secara berurut dengan menggunakan angka, sedangkan butir padanan/jodoh diberi nomor secara berurut dengan menggunakan huruf.

- Benar-salah

Benar-salah adalah bentuk tes yang meminta pemelajar menentukan benar atau salah atas suatu pernyataan yang diberikan. Di samping banyak dikritik karena dianggap hanya mengukur kemampuan hafalan dan jawabannya dapat diberikan dengan cara menebak, bentuk soal ini dipertahankan oleh banyak ahli. Bentuk tes ini tetap dianggap efektif dan efisien untuk

Page 218: Geografi (lengkap)

mengukur berbagai jenis kemampuan apabila disusun secara cermat dan tepat.

Dalam menyusun butir soal benar-salah perlu diperhatikan hal-hal berikut.

1) Setiap pernyataan mengandung konsep atau masalah-masalah yang penting.

2) Pernyataan disusun relatif singkat.

3) Pernyataan dalam bentuk kalimat negatif khususnya negatif ganda perlu dihindarkan.

4) Pernyataan yang membingungkan dan mengecohkan dihindarkan.

5) Kata-kata penjurus yang mengarahkan jawaban pada salah satu pilihan tidak digunakan.

6) untuk pernyataan yang bersifat pendapat seseorang, hendaknya dikutip sesuai dengan aslinya atau yang resmi.

7) Panjang pernyataan dibuat relatif sama antara pernyataan yang menghendaki jawaban benar dan salah.

8) Jumlah pernyataan dibuat sama antara pernyataan yang menghendaki jawaban benar dan salah.

Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam menyusun butir soal pilihan ganda antara lain ialah sebagai berikut.

(a) Butir soal dapat dibuat dalam bentuk penanyaan atau kalimat penggalan (pernyataan yang tidak lengkap).

(b) Bila yang dipergunakan adalah kalimat penggalan, maka pilihan ganda diletakkan pada akhir penggalan.

(c) Soal dibuat secara singkat dan jelas dengan memperhatikan tingkat kemampuan membaca pemelajar.

(d) Dihindari membuat soal dengan mengutip langsung dari teks bahan pelajaran.

(e) Soal dirumuskan dengan menggunakan kaidah-kaidah bahasa yang benar.

(f) Jumlah pilihan untuk setiap butir soal adalah empat atau lima, tetapi untuk pemelajar pemula sebaiknya hanya tiga pilihan.

(g) Jumlah kata atau panjang pilihan dibuat sama atau hampir sama.

Page 219: Geografi (lengkap)

(h) Semua pilihan terkait dengan isi kalimat penggalan yang mendahuluinya

(i) Sedapat mungkin dihindari kalimat dalam bentuk negatif.

Tes formatif dilengkapi dengan kunci jawaban yang dapat ditempatkan pada halaman khusus/tersendiri. Pada awal unit hendaknya sudah diberitahukan kepada pemelajar cara mengerjakan tes formatif, cara menggunakan kunci jawabannya, serta cara menghitung skor hasilnya.

- Daftar Pustaka

Pada akhir unit diberikan daftar pustaka sebagai bacaan lebih lanjut untuk memperkaya pengalaman belajar pemelajar. Dalam membuat daftar pustaka tersebut hendaknya diperhatikan kemungkinan pemelajar dapat memperoleh bahan bacaan tersebut. Hendaknya diperioritaskan bahan bacaan yang mungkin dapat diperoleh pemelajar di perpustakaan, toko buku, atau tempat lain.

- Bagian Akhir Bagian akhir modul terdiri atas

a. Penutup

b. Tes sumatif

c. Kunci jawaban tes formatif dan tes sumatif

d. Glosarium

e. Lampiran-lampiran yang terkait dengan isi modul

Pada bahan belajar mandiri untuk SMU yang dikembangkan Pustekom bekerjasama dengan Depdiknas (2002) bahwa modul terbagi atas:

1) Petunjuk guru, yang terdiri dari:

Gambaran umum modul, yang berisi tujuan pembelajaran, pokok-pokok materi, dan tugas yang harus dikerjakan siswa.

Peran guru dalam membantu siswa menguasai materi pembelajaran, berisi strategi pembelajaran, bantuan khusus, petunjuk untuk pemanfaatan media yang lain, dan pengayaan untuk siswa.

Evaluasi, berisi tugas guru dalam mengevaluasi dan strategi evaluasi.

Refernesi

Kunci jawaban tes akhir modul

Tes akhir modul

Page 220: Geografi (lengkap)

2) Kegiatan siswa, yang terdiri dari:

Pendahuluan, yang berisi gambaran singkat tentang materi yang akan dipelajari, tujuan pembelajaran umum, tujuan pembelajaran khusus, petunjuk atau cara mempelajari modul bagi siswa, kegunaannya, serta waktu untuk mempelajari modul.

Kegiatan belajar, yang berisi tujuan pembelajaran khusus, uraian materi, dan tugas.

Penutup, yang berisi rangkuman, tidak lanjut, kunci jawaban tugas, daftar istilah, dan daftar pustaka.

Page 221: Geografi (lengkap)

Contoh:

Pengembangan isi modul dari penulis Sri Endang R. dan Sri Mulyani untuk SMK tampak pada daftar isi berikut.

KATA PENGANTAR ......................................................................................... v

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

PETA KEDUDUKAN MODUL ........................................................................ viii

GLOSARIUM ....................................................................................................... ix

I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Deskripsi Umum ...................................................................................... 2

B. Prasyarat .................................................................................................... 2

C. Petunjuk Penggunaan Modul ................................................................ 2

D. tujuan Akhir Pemelajaran ....................................................................... 3

E. Standar Kompetensi dan Cek Kemampuan ......................................... 4

II. PEMELAJARAN ........................................................................................... 7

Kegiatan Belajar 3: Memelihara Standar Presentasi Pribadi ................... 8

A. Pentingnya Grooming dalam Penampilan Prima ................................. 8

B. Kekuatan Kepribadian ............................................................................ 17

C. Etika, Moral, dan Etiket (Tata Krama) ................................................... 26

D. Bahasa Tubuh ........................................................................................... 30

E. Komunikasi Nonverbal ........................................................................... 32

F. Jamuan Bisnis dan Tabel Manner ............................................................. 37

Tes Formatif ................................................................................................... 52

Aktivitas ......................................................................................................... 57

Skala Sikap ..................................................................................................... 65

Page 222: Geografi (lengkap)

Kegiatan Belajar 4: Bekerja dalam Satu Tim ................................................ 66

A. Pengertian Bekerja dalam Satu Tim ...................................................... 66

B. Prinsip-prinsip Bekerja dalam Satu Tim ............................................... 67

C. Tujuan Bekerja dalam Satu Tim ............................................................. 69

D. Manfaat Bekerja dalam Satu Tim ........................................................... 70

E. Tugas dan Tanggung Jawab dalam Tim ............................................... 71

F. Tahapan Perkembangan Tim ................................................................. 73

G. Karakter Budaya Kerja dalam Tim ........................................................ 75

H. Bentuk-Bentuk Tanggung Jawab Masing-masing Tim ...................... 78

I. Hubungan Internal Vertikal-Horizontal .............................................. 80

J. Arti dan Manfaat Hubungan Antarpribadi (Interpersonal Relationship)82

K. Pengembangan Profesional Kerja .......................................................... 83

Tes Formatif ................................................................................................... 88

Aktivitas ......................................................................................................... 93

Skala Sikap ..................................................................................................... 96

III. EVALUASI A. Uji Kompetensi Teori ............................................................................... 104

B. Uji Kompetensi Keterampilan ................................................................ 105

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 105

INDEKS ................................................................................................................ 106

Page 223: Geografi (lengkap)

b) Pengembangan Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa (LKS) LKS telah banyak dibuat oleh guru dan dimanfaatkan di sekolah. Guru telah mampu membuat sesuai dengan kebutuhan. Komponen dalam LKS berbeda yang dikembangkan oleh guru baik yang digunakan di sekolah atau yang tersedia di pasaran. Penyusunan LKS harus melalui tahap perancangan dan pengembangan isi. Di dalam kedua tahapan tersebut yang harus diperhatikan guru, pengalaman belajar dan tagihan yang harus dilaksanakan oleh siswa. Dengan demikian guru harus memperhatikan komponen tujuan pembelajaran dan strategi pembelajaran (kegiatan belajar serta evaluasi dari desain silabus dan RPP yang telah dibuat. Perangkat RPP lebih bersifat operasional karena LKS dapat digunakan untuk mengimplementasikan kegiatan pembelajaran (inti: elaborasi) dan tagihan (evaluasi hasil belajar) dalam bentuk unjuk kerja. LKS sebagai sumber belajar dapat dirancang dengan berdiri sendiri dan atau terintegrasi dengan modul (bahan ajar lainnya). LKS disajikan dalam bentuk cetak dan fungsinya sebagai sarana siswa dalam menyelesaikan tugas seperti praktikum latihan soal dan lain-lain. LKS adalah sejenis bahan ajar cetak yang sengaja dirancang untuk membimbing para siswa belajar sehingga dapat menunjang proses pembelajarannya. LKS disusun secara sistematis dan disajikan dapat berbentuk lembaran atau buku. LKS dapat memuat isi pelajaran dengan ragam pengetahuan dan berfungsi sebagai panduan kegiatan belajar teori dan praktek sehingga hasil belajarnya meningkat. Prinsip-prinsip penulisan LKS yang baik menurut Gray yang dikutip oleh Tarigan (1989, h. 43-44) adalah: a. Membuat setiap materi dan latihan sesuai dengan program instruksional

setiap kelas atau tingkatan. b. Menyediakan tipe-tipe latihan yang beraneka ragam sesuai dengan

kebutuhan dan minat para siswa. c. Jangan membiarkan menjadi tujuan akhir, akan tetapi menjadikan praktek

atau latihan-latihan menjadi suatu sarana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

d. Berupaya agar para siswa pemakai LKS mudah memahami dan menguasai apa, bagaimana, dan mengapa mereka harus melakukan setiap hal yang mereka kerjakan.

LKS seperti halnya modul harus dirancang dengan terlebih dahulu menyusun garis besar isi LKS. Garis besar isi LKS berisi komponen identitas mata pelajaran dan komponen pengembangan dan komponen pengembangan yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi, pengalaman belajar, metode, media, waktu dan evaluasi. Forma GBI

Page 224: Geografi (lengkap)

LKS berbentuk matriks, begitu juga jabaran isinya. Selanjutnya dalam tahap pengembangan isi LKS disesuaikan dengan pengalaman belajar siswa. Prinsip keakuratan ilmu pengetahuan, bahasa damn ilustrasi harus diperhatikan oleh guru. Demikian pula desain sistem pembelajaran yang telah disusunnya. Untuk tahap produksi dan evaluasi dapat dilakukan pihak lain (tenaga khusus).

1) Garis Besar Isi LKS (GBI LKS) dan Jabatan Isi LKS (JI LKS) Langkah penyusunannya sama seperti modul, hanya terdapat langkah menentukan pengalaman belajar sesuai dengan analisis tugas yang harus dilakukan siswa pada kegiatan inti dan bentuk evaluasinya. Tugas dan tagihan siswa dapat menentukan isi LKS.

Page 225: Geografi (lengkap)

Contoh : GBI LKS

Mata Pelajaran : ..........................................................................................................

Kelas / Semester : ..........................................................................................................

Standar Kompetensi : .........................................................................................................

...........................................................................................................

Kompetensi Dasar

Indikator Materi Pokok

dan Sub Materi

Pengalaman Belajar

Metode Media Waktu Evaluasi Sumber Pustaka

1.

1.1

1.2

1.

1.1

1.2

Mengamati ciri-ciri makhluk hidup di lingkungan sekolah

Penugasan

LKS

30 menit

Laporan pengamatan

Berdasarkan GBI LKS kemudian disusun jabaran isi LKS dengan menguraikan isi dari komponen pengalaman belajar dan evaluasi. Format JI LKS disusun dalam bentuk matriks. Komponen yang dikembangkan identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar (uraian) dan evaluasi (uraian). Anda dapat memeriksa kembali perangkat pembelajaran RPP yang telah Anda buat.

Page 226: Geografi (lengkap)

Contoh : JI LKS

Mata Pelajaran : ..........................................................................................................

Kelas / Semester : ..........................................................................................................

Standar Kompetens i : .........................................................................................................

...........................................................................................................

No. LKS

Judul LKS Kompetensi

Dasar

Materi Pokok dan Sub Materi

Pokok

Pengalaman Belajar

Uraian Evaluasi Uraian

1. Observasi ciri-ciri makhluk hidup

Mengamati ciri-ciri makhluk hidup di lingkungan sekolah.

- Bahan, Alat

- Prosedur kerja

Laporan Pengamatan

- Judul

- Proses Pengamatan

- Hasil Pengamatan

- Kesimpulan

Page 227: Geografi (lengkap)

2) Pengembangan Isi LKS Isi LKS dapat berbentuk tugas pengamatan, tugas memeriksa mesin, atau job sheet, tugas praktikum, tugas melakukan percobaan, tugas pendalaman pemahaman prinsip dan lain-lain. Sistematika penyajiannya sama seperti modul terdiri dari tiga bagian yaitu awal, inti dan akhir. Karena tujuan pengembangan isi modul berbeda, maka tiap bagian dapat dikembangkan oleh guru sesuai dengan GBI LKS dan JBI LKS. Dengan demikian LKS disusun dalam bentuk unit-unit kecil yang berdiri sendiri agar mudah dipelajari. Tahap pengembangan isi LKS dengan mengadopsi teori Sitepu, tentang sistematika modul, maka sistematik LKS adalah: - Bagian awal identitas LKS, berisi judul LKS, standar kompetensi dan

kompetensi dasar. - Bagian inti LKS terdiri dari :

a) Pendahuluan berisi rangkuman materi, petunjuk belajar menyelesaikan tugas atau latihan.

b) Kegiatan belajar berisi tugas/latihan yang harus dikerjakan siswa. c) Daftar pustaka berisi sumber dan bacaan yang dipergunakan.

- Bagian akhir berisi penutup LKS LKS seperti tagihan yang terkait dengan isi tugas, lampiran. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian materi LKS (Suryadi, 2000, h. 21-22) yaitu: a. Penyajian menekankan kebermaknaan dan manfaat bagi siswa.

Kebermaknaan dan manfaat konsep pada suatu mata pelajaran akan senantiasa mengingatkan siswa kepada konsep yang telah ia pelajari sebelumnya saat siswa diperhadapkan pada suatu masalah. Hal ini dapat dimunculkan melalui penyajian dengan menggunakan konteks yang dekat dengan lingkungan siswa.

b. Mendorong siswa untuk melakukan evaluasi diri. Pada bagian evaluasi diri siswa dapat mengukur sendiri kemampuannya sehingga siswa dapat mengetahui kemajuan yang telah ia lakukan. Hal ini dapat dilihat dari tersedianya soal-soal latihan yang menguji pemahaman siswa secara menyeluruh sesuai dengan materi yang dibahas.

c. Penyajian dapat dipahami siswa. Penyajian secara psikologi dapat dipahami oleh siswa berdasarkan pada penggunaan ilustrasi atau gambar, grafik atau diagram yang jelas.

d. Penyajian mencerminkan alur berpikir logis. Hal ini dapat dilihat dari penyajian secara runtut. Misalnya penyajian materi dimulai dari yang mudah menuju ke yang sulit.

Page 228: Geografi (lengkap)

e. Penyajian menarik perhatian siswa. Hal ini dapat dilihat melalui penyajian soal-soal berkaitan dengan pengetahuan yang dimiliki siswa dan dengan masalah kontekstual atau pengalaman sehari-hari siswa.

Contoh : Rancangan LKS Observasi

Bagian Awal Judul LKS

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Bagian Inti Pendahuluan : Rangkuman Materi

Petunjuk belajar

Kegiatan belajar : Alat dan bahan

Cara kerja

Pengamatan 1. ………………….. 2. ……………………

Penutup : Daftar Pustaka

Bagian Akhir : Laporan

1. Proses Pengamatan

2. Hasil Pengamatan

Page 229: Geografi (lengkap)

3. Kesimpulan

Contoh :

Petunjuk Belajar dalam LKS

Tulislah sebuah cerita pendek. Kamu dapat menuliskan sesuai gaya bahasa kamu masing-masing. Tulislah apa yang kamu pikirkan.

Contoh :

Kegiatan belajar dalam LKS

Tulislah cerpen yang akan kamu kembangkan pada halaman ini,

Menulislah dengan gaya bahasamu. Ingat! Gaya bahasamu adalah apa yang kamu tulis.

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

Page 230: Geografi (lengkap)

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

Jika LKS dikembangkan dalam bentuk buku biasanya terintegrasi dengan buku pelajaran dan disebut buku kerja. Di lapangan, buku kerja pada bagian inti berisi tugas-tugas dan bagian akhir berisi evaluasi seperti tes formatif 1. Kreativitas pengembangan isi LKS oleh guru harus ditingkatkan dengan tetap memperhatikan kesesuaian dengan kurikulum (Silabus dan RPP).

Contoh:

Lembar kerja siswa untuk menunjang tugas latihan akan pemahaman materi dengan ragam pengalaman prinsip matematika (sumber skripsi mahasiswa Teknologi Pendidikan). Sebagian prototipe bagian awal dan bagian inti dari LKS. Bahasa untuk bahan ajar LKS lebih formal.

Page 231: Geografi (lengkap)
Page 232: Geografi (lengkap)
Page 233: Geografi (lengkap)
Page 234: Geografi (lengkap)
Page 235: Geografi (lengkap)

1. Pemanfaatan dan Pemilihan Media Pembelajaran

Page 236: Geografi (lengkap)

Media pembelajaran dalam teknologi pendidikan merupakan bagian dari

sumber belajar yang digolongkan kedalam bahan dan alat. Media

pembelajaran merupakan saluran komunikasi untuk menyampaikan pesan

dari sumber peran kepada penerima peran. Dalam hal ini dapat

dicontohkan guru sebagai sumber pesan menyampaikan materi

pembelajaran (peran) dengan media power point kepada penerima pesan

(siswa). Kedudukan media dari contoh tersebut diilustrasikan sebagai

berikut:

Berdasarkan ilustrasi tersebut, media merupakan saluran komunikasi

pembelajaran. Media pembelajaran menurut Yusufhadi Miarso (2004, h.

458=460) didefinisikan segala sesuatu yang digunakan untuk

Guru Materi Media

Seni Nada Piano

Siswa

Guru Materi Media

Matematika Bangun Ruang Model

Bangun

Ruang

Siswa

Guru Materi Media

Biologi Sistem Imun Gambar

Pasien Lupus

Pasien Aids

Siswa

Page 237: Geografi (lengkap)

menyalurkan pesan, serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian,

dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses

belajar yang di sengaja, bertujuan dan terkendali. Sedangkan kegunaan

dari media pembelajaran (Yisifhadi Miarso, 2004, h. 458-460) adalah:

Memberikan rangsangan kepada otak siswa sehingga otak siswa dapat

berfungsi optimal.

Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh siswa.

Melampaui batas ruang kelas.

Memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dan

lingkungannya.

Menghasilkan keseragaman pengamatan

Membangkitkan keinginan dan minat baru

Membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar

Memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari sesuatu yang

konkrit maupun abstrak.

Media memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri,

pada tempat dan waktu serta kecepatan yang ditentukan sendiri.

Meningkatkan kemampuan keterbatasan baru.

Meningkatkan efek sosialisasi (kesadaran) akan dunia sekitar)

Meningkatkan kemampuan ekspresi dan siswa.

Berdasarkan definisi dan kegunaan media pembelajaran di atas, maka

guru di dalam perangkat pembelajarannya selain silabus, RPP, bahan ajar

juga dilengkapi dengan media pembelajaran. Media pembelajaran dapat

dirancang sendiri oleh guru atau memanfaatkan dari media yang telah

tersedia.

Perangkat pembelajaran media pembelajaran merupakan sub sistem dari

sistem pembelajaran di kelas yang Anda bina. Jika sub sistem media tidak

disediakan maka akan terdapat kesenjangan dalam mencapai tujuan

pembelajaran seperti perbedaan persepsi terhadap materi pembelajaran.

Dampaknya hasil belajar siswa tidak optimal.

Media pembelajaran dapat dipilih oleh guru sesuai dengan tujuan

pembelajaran dan dapat dimanfaatkan di dalam kelas atau di luar kelas

sesuai kegiatan belajar yang akan dilakukan siswa.

Pemilihan Media Pembelajaran

Media pembelajaran pada perkembangan sekarang ini sangat beragam.

Ada media penyaji, media objek dan media interaktif. Media penyaji

yaitu media yang mampu menyajikan informasi. Misal gambar, poster,

foto (yang digunakan sebagai alat peraga), transparansi, radio, telepon,

film, video, televisi, multimedia (kit). Media objek yaitu media yang

mengandung informasi seperti realia, replika, modul, benda tiruan.

Media interaktif yaitu media yang memungkinkan untuk berinteraksi

selama mengikuti pembelajaran. Misal scrabble, puzzle, simulator,

laboratorium, atau komputer.

Jika guru dihadapkan pada pilihan media yang banyak sekali, maka

guru perlu mempelajari klasifikasi media yang memberikan ciri

kemampuan media seperti tabel berikut.

Page 238: Geografi (lengkap)

Tabel Pemilihan media menurut tujuan belajar, menurut Allen

Tujuan Belajar Media

Info Faktual

Pengenalan Visual

Prinsip Konsep

Prosedur Keteram

pilan Sikap

Visual diam Sedang Tinggi Sedang Sedang Rendah Rendah

Film Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang

Televisi Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang

Objek 3-D Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah

Rekaman Audio

Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah Sedang

Pelajaran Terprogram

Sedang Sedang Sedang Rendah Rendah Sedang

Demonstrasi Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang

Buku teks cetak

Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah Sedang

Sajikan lisan Sedang Rendah Sedang Rendah Rendah Sedang

Klasifikasi media ini penting dipertimbangkan karena tidak ada satu

jenis media yang terbaik untuk mencapai satu tujuan pembelajaran.

Oleh karena itu masing-masing media memiliki kelebihan dan

kekurangan. Antara satu media dengan media lainnya saling

melengkapi.

Selain taksonomi media pembelajaran yang harus diperhatikan oleh

guru, kriteria dalam memilih media juga harus diperhatikan. Kriteria

tersebut adalah:

Sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Tepat untuk mendukung materi pembelajaran

Praktis, luwes dan tahan lama

Guru terampil menggunakannya

Jumlah peserta didik

Mutu teknis media pembelajaran seperti ketersediaan energi listrik,

cahaya di dalam ruangan.

Guru diharapkan tidak memilih media karena suka dengan media

tersebut. D I samping itu, diharapkan juga tidak langsung terbujuk oleh

ketersediaan beragam media canggih yang sudah semakin pesat

berkembang saat ini seperti komputer. Yang perlu diingat, media yang

dipilih adalah untuk digunakan oleh peserta didik kita dalam proses

belajar. Jadi, pilihlah media yang dibutuhkan untuk menyampaikan

topik mata pelajaran, yang memudahkan peserta didik belajar, serta

yang menarik dan disukai peserta didik.

Menurut Bates (1995), pemilihan media berbasis teknologi komputer

antara lain akses, biaya, pertimbangan pedagogis, interaktivitas dan

kemudahan penggunaan, pertimbangan organisasi, kebaruan (novelty),

Page 239: Geografi (lengkap)

dan kecepatan. Pertimbangan mengenai akses pada dasarnya

mempertanyakan sejauh mana peserta didik memiliki akses terhadap

media yang akan digunakan dalam mempelajari paket bahan ajarnya?

Pertimbangan biaya berlaku bagi sekolah maupun peserta didik, yaitu

seberapa mahal/murah media yang dipilih untuk digunakan oleh

sekolah dan peserta didik sebagai paket bahan ajar (biaya produksi atau

pengadaan oleh sekolah, biaya akses dan daya beli untuk peserta didik).

Pertimbangan pedagogis merupakan pertimbangan yang berkenaan

dengan tujuan pembelajaran serta karakteristik materi keilmuan yang

akan disampaikan dan dipelajari peserta didik. Pertimbangan

interaktivitas dan kemudahan penggunaan pada dasarnya

mempertanyakan sejauh mana media yang dipilih dapat memfasilitasi

interaksi yang diperlukan dalam pembelajaran, dan sejauh mana media

tersebut mempermudah peserta didik dalam belajar? Pertimbangan

mengenai organisasi merupakan pertimbangan manajerial meliputi

pengelolaan media dalam proses pembelajaran, dan pasca proses

pembelajaran (penyimpanan, dll). Pertimbangan novelty berkenaan

dengan tingkat kebaruan suatu media sehingga seringkali

menimbulkan antusiasme berlebihan dan atau kesukaran beradaptasi

serta siklus hidup suatu media. Pertimbangan tentang kecepatan suatu

media berkenaan dengan kemampuan suatu media menyampaikan

informasi secara cepat dan tepat (timeliness) kepada didik.

Pertimbangan-pertimbangan tersebut tidak dapat berdiri sendiri-sendiri

melainkan saling berinteraksi satu sama lain untuk mendapatkan media

yang terbaik, sehingga dapat membantu proses belajar peserta didik

secara optimal. Oleh karena itu, ragam media yang digunakan harus

dipilih berdasarkan pertimbangan yang bijaksana.

Ragam media (Cecep Kustandi, 2010) dapat dipilih meliputi:

1) Media cetak

a. Buku-buku atau buku pelajaran yang sudah beredar di toko buku,

atau buku pelajaran yang khusus ditulis dan kembangkan sendiri.

b. Panduan belajar bagi peserta didik khusus di kembangkan untuk

mendampingi buku pelajaran.

c. Kliping koran/majalah/artikel/tulisan lepas tentang mata

pelajaran yang di susun sendiri.

d. Poster, peta, label, gambar-gambar cetak, foto, grafik, formulir,

brosur, pamphlet, yang diperlukan untuk memperjelas

konsep/teori/prinsip/prosedur yang disajikan dalam bahan ajar.

e. Lembar kegiatan peseta didik khusus dikembangkan untuk

memandu peserta didik melakukan latihan, tugas, praktek,

praktikum, dan digunakan untuk melengkapi buku pelajaran.

2) Media audio/visual

a. Kaset audio/CD audio

Page 240: Geografi (lengkap)

b. Siaran radio (radio broadcasts)

c. Slide (film bingkai)

d. Film

e. Kaset video/CD video

f. Tayangan TV (TV broadcasts)

g. Video interaktif

h. Pembelajaran berbantuan komputer (simulasi, Computer Assisted

Instruction)

3) Media Praktek/Demonstrasi

a. Flora atau fauna asli yang ada di sekitar sekolah Model atau realita

b. Laboratorium dan peralatannya

c. Alat atau model yang dibuat instruktur bersama peserta didik dari

material atau barang bekas yang tersedia di sekitar sekolah

d. Alat atau model yang tersedia di toko (alat-alat musik, dll)

e. Laboratorium alam (hutan atau kebun buatan, kebun raya, sawah,

kolam, kandang ternak, dll).

f. Laboratorium yang ada di sentra industri pabrik, atau perusahaan

Herbarium buatan peserta didik.

g. Pasar

h. Museum

4) Media lainnya

a. Game atau perangkat permainan yang dijual di toko, seperti

scrabbles untuk mengajarkan vocabulary bahasa Inggris, kartu

tambah-kurang kali-bagi, flashcard, permainan memori, monopoli,

atau game dalam bentuk program komputer, dan lain-lain

b. Game atau perangkat permainan yang dibuat sendiri oleh

instruktur dan atau peserta didik.

c. Kit sains, kit seni, dan lain-lain.

Sedangkan menurut Heinich, dkk (1982) pemilihan media dilakukan

setelah langkah perumusan tujuan pembelajaran, sesuai dengan

model perencanaan penggunaan media pembelajaran (ASSURE)

artinya media dapat dirancang sendiri oleh guru, dapat

memanfaatkan yang tersendiri atau modifikasi keduanya.

Guru dalam memanfaatkan pembelajaran dapat memilih media jadi

(yang tersedia) dan atau media yang dirancang. Jika memanfaatkan

media yang dirancang maka komponen dari media tersebut harus

mengandung tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, dan

evaluasi. Misal merancang lembar balik Presiden Republik Indonesia

dengan urutan:

Page 241: Geografi (lengkap)

Gambar Presiden:

No. 1 No. 2 No. 3

No. 4 No. 5 No. 6

Gambar Urutan Lembar Balik Presiden Republik Indonesia

Guru dalam merancang media pembelajaran flipchart, harus

memperhatikan jumlah peserta didik, biaya, ukuran tulisan, ukuran

gambar, warna dan lain-lain.

Untuk menghemat biaya dapat digunakan bagian belakang kalender

yang sudah tidak dimanfaatkan (ukuran 60 x 40 cm).

Pemanfaatan Media Pembelajaran

Judul

Lembar Balik

Gambar Presiden:

Tujuan

Pembelajaran

Presiden Soekarno

Gambar

dan

Jasanya

Presiden

Soeharto

Dan seterusnya

sampai

Presiden SBY

Evaluasi

Page 242: Geografi (lengkap)

Pemanfaatan media pembelajaran identik dengan penggunaan media

pembelajaran. Menurut Heinich (1983), pemanfaatan merupakan satu

komponen dari model sistem pembelajarannya yang disebut utilisasi.

Utilisasi (pemanfaatan) merupakan satu tugas pembelajaran (guru)

dalam membantu mempermudah siswa belajar.

Seels dan Richey (2002, h. 50) dalam buku Teknologi Pembelajaran

mendefinisikan pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan

sumber untuk belajar. Berdasarkan definisi tersebut, maka pemanfaatan

merupakan aktivitas menggunakan serangkaian operasi atau kegiatan

yang diarahkan pada suatu hasil belajar dan segala sesuatu yang

mendukung terjadinya belajar (seperti: sistem pelayanan, bahan

pembelajaran dan lingkungan).

AECT (Association for Educational Communication and Technology)

mengungkapkan pendapat serupa dimana fungsi pemanfaatan adalah

mengusahakan agar pembelajar dapat berinteraksi dengan sumber

belajar atau komponen pembelajaran. Fungsi ini penting karena

memperjelas hubungan pemelajar dengan bahan dan sistem

pembelajaran (Yusufhadi Miarso, 1986, h. 194).

Fungsi pemanfaatan merupakan fungsi yang cukup penting karena

memperjelas hubungan pemelajar dan sistem pembelajaran. Pemelajar

akan menggunakan suatu sumber belajar jika ia mengetahui bahwa

dengan menggunakan sumber belajar tersebut ia akan memperoleh

keuntungan dalam proses pembelajarannya.

Menurut Sadiman dkk (1993, h. 189-190) ada dua pola dalam

memanfaatkan media yaitu:

Pemanfaatan media dalam situasi kelas, yaitu dimana

pemanfaatannya dipadukan dengan proses pembelajaran di situasi

kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Pemanfaatan media di luar kelas situasi kelas, pemanfaatan ini

dibagi menjadi dua kelompok utama.

- Pemanfaatan secara bebas, ialah media digunakan sesuai

kebutuhan masing-masing, biasanya digunakan secara

perorangan. Dalam pemanfaatan secara bebas, kontrol atau

kendali berada pada individual, dimana penggunaannya

disesuaikan dengan kebutuhannya.

- Pemanfaatan secara terkontrol, ialah bahwa media itu digunakan

dalam suatu rangkaian kegiatan yang diatur untuk mencapai

tujuan pembelajaran.

Supaya media dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien, ada tiga

langkah dalam menggunakannya, yaitu:

Persiapan sebelum menggunakan media

Page 243: Geografi (lengkap)

Sebelum menggunakan media, persiapan yang dilakukan dapat

berupa mempelajari petunjuk penggunaan, mempersiapkan

peralatan, serta menetapkan tujuan yang akan dicapai.

Kegiatan selama menggunakan media

Kegiatan disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis media yang

digunakan.

Kegiatan tindak lanjut

Tindak lanjut dilakukan untuk menjajagi apakah tujuan telah

tercapai dan untuk memantapkan pemahaman terhadap materi

instruksional yang disampaikan melalui media bersangkutan.

Prosedur pemanfaatan tersebut dapat diterapkan oleh guru sesuai

dengan pola pemanfaatan.

Sebagai contoh, perhatikan ilustrasi berikut ini.

1. Tahap persiapan

a. Kepala sekolah menentukan tujuan penggunaan media

pembelajaran, misal untuk menjelaskan konsep pembelajaran

kuantum, dengan sasaran guru di sekolah.

b. Kepala sekolah menyiapkan penggandaan media power point

yang telah disusun (misal power point terlampir).

c. Kepala sekolah memeriksa, ruangan, alat, listrik sebelum

pelaksanaan pelatihan.

2. Tahap pelaksanaan

a. Kepala sekolah menyajikan sesuai dengan metode dan waktu

tersedia

b. Kepala sekolah meminta peran serta peserta pelatihan sesuai

dengan prosedur pembelajaran.

3. Tindak lanjut

a. Guru sebagai peserta pelatihan diminta mempraktekkan.

b. Kepala sekolah memberikan umpan balik.

Contoh:

1. Penyajian media power point. Pada saat penjelasan materi, kepala

sekolah tidak boleh membaca pada laptop tetapi menggunakan pen

pointer yang ditunjukkan pada layar.

2. Materi tidak dibaca tetapi dijelaskan dengan ilustrasi . Tetap menjaga

kontak mata antara kepala sekolah dengan guru pada saat penyajian.

Page 244: Geografi (lengkap)

‘Tujuan Pembelajaran Umum

Peserta pelatihan akan dapat menunjukkan contoh

penerapan pembelajaran kuantum.

Tujuan Pembelajaran Khusus

1. Peserta pelatihan akan dapat mendeskripsikan hakikat

pembelajaran kuantum

2. Peserta pelatihan akan dapat membedakan unsur-unsur

model pembelajaran kuantum. Prosedur Pembelajaran

1. Peserta mengamati penjelasan nara sumber tentang

relevansi materi pelatihan,

2. Peserta aktif berpikir, bertanya tentang materi pelatihan

yang sedang di pelajarinya,

3. Peserta aktif memberikan contoh peragaan sebagai

instruktur yang memanfaatkan pembelajaran kuantum,

4. Peserta menindak lanjuti dengan membaca buku

Quantum Teaching

PEMBELAJARAN KUANTUM

(QUANTUM TEACHING)

Page 245: Geografi (lengkap)

Sejarah Pembelajaran Kuantum

1. Belajar Kuantum = pemercepatan belajar dari Dr. Georgi

Lozanov,

2. Memanfaatkan otak mengatur informasi,

3. Implikasi dalam pembelajaran kuantum (Bobbi Deporter,

Mark Reardon, Sarah Singer-Nourie).

Definisi

Mengupayakan siswa belajar melalui orkestrasi bermacam-

macam yang ada di dalam dan

di sekitar momen belajar.

‘Asas

Bawalah dunia mereka ke dunia kita, antarkan dunia kita ke

dunia mereka.

1. Segalanya bicara,

2. Segalanya bertujuan,

3. Pengalaman sebelum pemberian nama,

4. Akui setiap usaha,

5. Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan.

Page 246: Geografi (lengkap)

Tujuan

1. Memudahkan proses belajar,

2. Meningkatkan kualitas pembelajaran.

‘Unsur Model Pembelajaran Kuantum

1. Konteks

Kegiatan mengubah latar pembelajaran: lingkungan,

suasana, landasan dan rancangan.

2. Isi

Kegiatan menyajikan isi dan fasilitas untuk

mempermudah proses: penyajian, fasilitas, keterampilan

belajar, dan keterampilan hidup.

AKU TAHU

KUNCI KEUNGGULAN

1. Kejujuran, tulus dan santun

2. Kegagalan awal kesuksesan

3. Bicaralah dengan niat baik (positif dan bertanggung

jawab)

4. Hidup di saat ini : kerjakan setiap tugas dan manfaatkan

waktu,

5. Komitmen : penuhi kewajiban, janji

6. Tanggung jawab atas tindakan

7. Bersikap terbuka dan luwes

8. Selaraskan pikiran, tubuh dan jiwa.

Page 247: Geografi (lengkap)

Latihan

Instruktur : Selamat pagi, dll

Siswa : Selamat pagi, dll

Instruktur : Apakah saudara / anda cerdas ?

Siswa : Kami cerdas

Instruktur : Seberapa cerdas ?

Siswa : Sangat cerdas ?

Instruktur : Bagaimana saudara/anda memperlakukan diri

sendiri

Siswa : Hormat, santun, dll.

Instruktur : Bagaimana saudara/anda memperlakukan

instruktur?

Siswa : Hormat

Instruktur : Apa yang hendak saudara/anda berikan dengan

mengikuti diklat ini?

Siswa : 100 persen Menerapkan

Terima Kasih

Semoga Bermanfaat

Page 248: Geografi (lengkap)

Contoh lain agar pemanfaatan siaran langsung pendidikan di sekolah

mengikuti langkah-langkah sebagai berikut, yaitu. persiapan,

pelaksanaan, dan tindak lanjut

a. Persiapan sebelum menggunakan media

Supaya penggunaan media dapat berjalan dengan baik, perlu dibuat

persiapan yang baik pula. Terlebih dahulu guru dan siswa

mempelajari buku petunjuk yang telah disediakan. Bila pada

petunjuk disarankan untuk membaca buku atau bahan belajar lain

yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, sebaiknya hal

tersebut dilakukan karena akan memudahkan para pengguna dalam

belajar menggunakan media. Peralatan yang diperlukan untuk

menggunakan media itu juga perlu disiapkan sebelumnya, sehingga

pada saat menggunakannya nanti, tidak akan terganggu pada hal-

hal yang mengurangi kelancaran penggunaan

media itu.

b. Pelaksanaan selama menggunakan media

Dalam penggunaan media hal yang perlu diperhatikan adalah

suasana ketenangan. Gangguan-gangguan yang dapat mengganggu

perhatian dan konsentrasi harus dihindarkan. Bila kita menulis atau

membuat gambar atau membuat catatan singkat, usahakan hal

tersebut tidak mengganggu konsentrasi. Jangan sampai perhatian

banyak tercurah pada apa yang tertulis sehingga tidak dapat

memperhatikan sajian media yang sedang berjalan.

c. Kegiatan tindak lanjut

Maksud kegiatan tindak lanjut adalah untuk melihat apakah tujuan

yang telah ditetapkan telah tercapai untuk memantapkan

pemahaman terhadap materi pelajaran yang disampaikan. Kegiatan

ini dapat dilakukan dengan memberikan soal tes yang akan

dikerjakan dengan segera sebelum siswa lupa isi materi itu.

Page 249: Geografi (lengkap)

Contoh:

Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam memanfaatkan media

pembelajaran adalah kebutuhan siswa. Jika siswa berkebutuhan

khusus (misal tuna netra) maka guru mempersiapkan media

pembelajaran audio karena gaya belajar cenderung auditif.

Siswa diberitahukan untuk terlibat atau berpartisipasi aktif dengan

media pembelajaran. Guru perlu memberikan umpan balik dan

penguatan agar pembelajaran bermakna.

2. Penyusunan Perangkat Penilaian

Penyusunan perangkat penilaian yang dibuat oleh guru tidak terlepas dari

sistem pembelajaran yang dirancang dalam format silabus dan RPP. Pada

unit kegiatan belajar 1 telah diuraikan bagaimana mengembangkan

evaluasi hasil belajar di dalam sistem pembelajaran. Artinya perangkat

penilaian yang dibuat oleh guru harus sesuai dengan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai. Perangkat penilaian dalam satu kesatuan desain sistem

pembelajaran akan menghasilkan alat penilaian tes dan non tes yang

dilengkapi petunjuk pelaksanaan, sehingga akan memudahkan proses

pengukuran yang dilakukan oleh guru.

Jadwal Mata

Pelajaran

Jadwal Siaran

Televisi

Pendidikan

Mengikuti

Siaran Televisi

Pendidikan

Memperhatikan

mencatat

Menanggapi

Bertanya

Latihan

Silabus dan RPP

T

E

S

Mempelajari

buku petunjuk

Page 250: Geografi (lengkap)

Penilaian yang dilakukan oleh guru terhadap hasil belajar siswa untuk

mengukur tingkat pencapaian kompetensi (tujuan pembelajaran) peserta

didik. Penilaian ini dilakukan secara konsisten dengan pencapaian tujuan

pembelajaran. Selain itu penilaian dilakukan secara sistematik yaitu

menggunakan langkah-langkah yang berurutan dalam perencanaannya.

Penilaian hasil belajar merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

memperoleh informasi tentang hasil belajar kognitif, afektif dan

psikomotorik melalui berbagai teknik, dan pemberian nilai terhadap hasil

belajar berdasarkan standar tertentu.

Kegiatan menilai hasil belajar siswa tersebut harus terarah dan terprogram.

Hal ini dimaksudkan bahwa menilai hasil belajar sesuai dengan

kompetensi yang telah dirumuskan di dalam silabus dan RPP. Selain itu

metode dan teknik penilaian dilaksanakan sesuai dengan yang

direncanakan dalam silabus dan RPP. Dengan demikian penilaian yang

dilakukan guru merupakan satu rangkaian yang tidak dapat terpisahkan

seperti ilustrasi berikut:

Tujuan pembelajaran/

SK-KD dan Indikator

Komponen penilaian

dalam silabus:

SK dan KD

Komponen Penilaian

dalam RPP: KD dan

Indikator

Metode dan

Teknik

Butir-butir tes, non tes,

tugas dan lain-lain

(Perangkat)

Page 251: Geografi (lengkap)

Untuk menghasilkan perangkat penilaian tersebut, maka diperlukan

perencanaan penilaian hasil belajar dan merancang perangkat penilaian

berbasis kelas.

Perencanaan Penilaian Hasil Belajar

Merencanakan penilaian hasil belajar yang baik, harus memperhatikan

prinsip-prinsip evaluasi dan prosedur merencanakan seperti yang telah

dijabarkan pada unit kegiatan belajar satu. Selain itu dalam penilaian,

pemahaman akan klasifikasi hasil belajar seperti yang telah diuraikan

pada komponen kegiatan belajar satu menjadi titik tolak perencanaan

penilaian. Oleh karena itu jenjang tujuan pembelajaran hendaknya

dipahami dengan baik.

Perencanaan penilaian hasil belajar menurut Gronlund (1985) dalam

Zaenal Arifin (1009, h. 91-102) dari beberapa langkah:

A. Menentukan Tujuan Penilaian

Dalam kegiatan penilaian, tentu guru mempunyai maksud atau

tujuan tertentu. Tujuan penilaian harus dirumuskan secara jelas dan

tegas serta ditentukan sejak awal, karena dasar untuk menentukan

arah mencakup ruang lingkup materi, jenis/model, dan karakter alat

penilaian.

Ada empat kemungkinan tujuan penilaian, yaitu untuk memperbaiki

kinerja atau proses pembelajaran (formatif), untuk menentukan

keberhasilan peserta didik (sumatif), untuk mengindentifikasi

kesulitan belajar peserta didik dalam proses pembelajaran

(diagnostik), atau untuk menempatkan posisi peserta didik sesuai

dengan kemampuannya (penempatan).

Tujuan penilaian yang dirumuskan harus sesuai dengan jenis

penilaian yang akan dilakukan, seperti penilaian formatif, sumatif,

diagnostik, penempatan atau seleksi.

B. Mengidentifikasi Kompetensi dan Hasil Belajar

Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai

yang direfleksikan dalam kegiatan berfikir dan bertindak. Peserta

didik dianggap kompeten apabila dia memiliki pengetahuan,

keterampilan, dan sikap serta nilai untuk melakukan sesuatu setelah

mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan hasil belajar adalah

kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses

belajar.

Page 252: Geografi (lengkap)

Jenis kompetensi dan hasil belajar sudah dirumuskan dalam standar

kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang terdapat didalam

silabus dan RPP. Dengan kata lain, pada tahap ini harus

diidentifikasi tujuan-tujuan pembelajaran yang akan diukur dengan

tes atau non tes. Untuk memudahkan kegiatan tahap ini, dapat

dilakukan dengan cara mengidentifikasi hasil belajar yang akan diuji

berdasarkan pada taksonomi tujuan pembelajaran yang biasa dikenal

sebagai Taxonomy Bloom yang dikemukakan oleh Benyamin S Bloom.

Hasil belajar yang dikelompokkan dalam tiga ranah yaitu ranah

kognitif, ranah efektif, dan ranah psikomotor.

C. Menyusun Kisi-kisi

Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang menggambarkan

distribusi item untuk berbagai topik atau pokok bahasan

berdasarkan jenjang kemampuan tertentu. Kisi-kisi adalah rancangan

tujuan-tujuan khusus dan perilaku-perilaku khusus yang akan

menjadi dasar penyusunan butir tes dan atau non tes. Tujuannya

adalah merumuskan setepat mungkin ruang lingkup dan tekanan

tes/non tes dan bagian-bagiannya, sehingga perumusan tersebut

dapat menjadi petunjuk yang efektif bagi guru dalam menyusun

butir-butir tes / non tes.

Kisi-kisi atau dapat disebut tabel spesifikasi menjadi penting dalam

pengembangan dan penyusunan tes / non tes, karena didalamnya

terdapat sejumlah indikator sebagai acuan dalam mengembangkan

instrumen. Dalam penyusunan kisi-kisi harus memenuhi persyaratan

tertentu, antara lain:

Representatif yaitu harus betul-betul mewakili isi kurikulum

sebagai sampel perilaku yang akan dinilai.

Komponen-komponennya harus terurai, jelas, dan mudah

dipahami.

Soal dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang

ditetapkan.

Dari persyaratan-persyaratan yang dikemukakan di atas, diperoleh

kesimpulan bahwa, dalam konteks penilaian hasil belajar, kisi-kisi

disusun berdasarkan silabus mata pelajaran atau RPP. Jadi

guru/evaluator harus melakukan analisis silabus/RPP terlebih

dahulu sebelum menyusun kisi-kisi soal.

Format kisi-kisi tidak ada yang baku, dapat berkembang sesuai

dengan kebutuhan. Pada umumnya, format kisi-kisi soal dapat

dibagi menjadi dua komponen pokok, yaitu komponen identitas dan

komponen pokok.

Page 253: Geografi (lengkap)

Contoh :

KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI BELAJAR

Sekolah :

Kelas/Semester :

Standar Kompetensi :

Jenis Soal/Kinerja :

Jumlah butir :

No Kompetensi

Dasar Materi Indikator

No. Soal/

Kinerja

Gambar Contoh Format Kisi-kisi

Dalam kisi-kisi, guru harus memperhatikan domain hasil belajar

yang akan diukur, seperti yang telah dikemukakan sebelumnya

domain meliputi domain kognitif, afektif, dan psikomotor.

D. Mengembangkan Draf Instrumen (Menulis butir-butir instrumen)

Mengembangkan draf instrumen adalah kegiatan penulisan butir

tes/non tes dengan menjabarkan indikator menjadi pertanyaan-

pertanyaan atau aspek kinerja yang karakteristiknya sesuai dengan

pedoman kisi-kisi. Setiap pertanyaan atau aspek kinerja harus jelas

dan terfokus serta menggunakan bahasa yang efektif.

Selain itu guru harus mengenal siswa agar dapat memperkirakan

taraf kesukaran, kompleksitas, serta gaya pemahaman yang paling

sesuai dengan siswa.

Butir instrumen diperlukan kemampuan untuk membahasakan

gagasan dalam bahasa verbal yang jelas dan mudah dipahami.

Maksudnya, penulisan soal membutuhkan bahasa yang lugas dan

tidak berbelit-belit. Selanjutnya adalah kemampuan dalam teknik

penulisan soal, kemampuan dalam hal ini harus menguasai teknik

penulisan butir-butir instrumen yang baik dan benar, perlu juga

diketahui mengenai ciri masing-masing jenis soal, tata cara

penulisannya, kelebihan dan kekurangannya sehingga objektivitas

soal dapat terjamin seperti sub kegiatan belajar berikutnya.

Komponen

Identitas

Komponen

Pokok

Page 254: Geografi (lengkap)

E. Uji-coba dan Analisis

Kegiatan uji coba dilakukan sebagai dasar untuk memperbaiki dan

memilah butir instrumen yang memadai untuk disusun menjadi

sebuah tes/non tes. Secara garis besar, tujuan uji-coba adalah untuk

mengetahui butir instrumen yang perlu diubah, diperbaiki, bahkan

dibuang sama sekali, serta butir instrumen mana yang baik untuk

dipergunakan selanjutnya.

Kegiatan uji coba dapat dilakukan dengan kesesuaian butir

instrumen dengan hasil belajar yang akan diukur (apakah butir

instrumen telah mengukur apa yang akan diukur/valid). Selanjutnya

dapat dilakukan analisis butir instrumen dari aspek bahasa, sehingga

dapat dimungkinkan kesalahan siswa dalam merespon karena

faktor bahasa. Sedangkan uji coba dan analisis secara empiris

membutuhkan proses yang panjang mulai dari ahli, siswa secara

perorangan, siswa secara kelompok kecil dan sekelompok siswa

sesuai dengan situasi nyata di lapangan. Diperlukan pula perangkat

uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda.

F. Revisi dan Merakit (Instrumen Baru)

Langkah selanjutnya adalah mengkonfirmasikan butir instrumen

yang valid dengan kisi-kisi. Apabila sudah memenuhi syarat dan

telah mewakili semua materi yang akan diujikan, selanjutnya dirakit

menjadi sebuah perangkat tes/non tes. Sedangkan yang belum

memenuhi syarat berdasarkan hasil konfirmasi dengan kisi-kisi,

dapat dilakukan perbaikan.

Revisi soal dapat dilakukan dengan memperbaiki bahasa pada butir

instrumen secara total. Untuk soal-soal yang valid dan telah

mencerminkan semua pokok bahasan serta aspek kemampuan yang

hendak diukur dapat dirakit menjadi sebuah tes/non tes yang valid

dan dilanjutkan dengan merakit tes/non tes hasil revisi. Selanjutnya

terkait urutan/penomoran, dalam suatu tes/non tes pada umumnya

urutan dilakukan menurut tingkat kesukaran yaitu dari yang mudah

sampai yang sulit, dari yang sederhana menuju kompleks.

Page 255: Geografi (lengkap)

BAB IV

MATERI PEMBELAJARAN 2

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Materi Penelitian Tindakan Kelas

1. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas

a) Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Di Indonesia PTK tergolong masih baru dibandingkan dengan

penelitian-penelitian formal yang sudah banyak dilakukan. Metode

penelitian deskriptif, eksperimen, dan ex post facto adalah tiga penelitian

formal yang sudah banyak kita kenal. PTK mempunyai karakteristik

yang berbeda dengan penelitian-penelitian itu.

Beberapa karakteristik PTK antara lain: Masalahnya nyata, tidak dicari-cari, bersifat kontekstual.

Berorientasi pada pemecahan masalah, bukan hanya

mendeskripsikan masalah.

Data diambil dari berbagai sumber.

Bersifat siklik: penelitian-tindakan-penelitian-tindakan-... dst.

Partisipatif, dilakukan sendiri.

Kolaboratif, dibantu rekan sejawat.

Perbedaan antara PTK dengan penelitian formal adalah sebagai berikut:

PTK:

Dilakukan sendiri oleh guru

Memperbaiki pembelajaran secara langsung

Hipotesisnya disebut hipotesis tindakan

Tidak menggunakan analisis statistik yang rumit

Tidak terlalu memperhatikan validitas dan reliabilitas instrumen

Sampel tidak perlu representatif

Penelitian Formal:

Page 256: Geografi (lengkap)

Dilakukan oleh orang lain

Mengembangkan teori, melalui generalisasi

Biasanya mempersyaratkan hipotesis

Menuntut penggunaan analisis statistik

Instrumen harus valid dan reliabel

Sampel harus representatif

Cara Memulai PTK

Uraian tentang cara memulai PTK berikut ini akan menambah

pemahaman Anda tentang prinsip-prinsip PTK. Kalau Anda sudah

biasa mengajar, melakukan PTK bukan hal yang asing. PTK hanyalah

alat untuk membantu Anda memperbaiki pembelajaran secara

sistematis. Jadi Anda fokus saja pada perbaikan pembelajaran, dan

tanpa disadari Anda akan melakukan langkah-langkah seperti yang

dilakukan oleh peneliti PTK. Setelah menyelesaikan bagian ini Anda

akan dapat menulis ―proposal sederhana‖ berbentuk matriks, yang

nantinya akan dikembangkan menjadi ―proposal lengkap‖. Dengan

proposal sederhana sebenarnya Anda sudah dapat memulai PTK.

Analogi Guru-Dokter

Cara yang paling mudah untuk memulai PTK adalah dengan

menganalogikan kegiatan Anda sebagai ―guru peneliti PTK‖ dengan

kegiatan seorang ―dokter‖ . Perhatikan Tabel berikut ini.

Tabel Analogi Guru dengan Dokter

No Dokter Guru Peneliti PTK

1 Menanyakan gejala penyakit Mendeskripsikan masalah

2 Mendiagnosis penyakit Menemukan akar masalah

3 Menulis resep Menyusun hipotesis tindakan

4 Menentukan tema pengobatan, misalnya ―Mengobati sakit perut‖

Menuliskan judul penelitian

Mendeskripsikan Masalah

Apakah Anda ingat pertanyaan dokter ketika Anda sudah berada di

hadapannya? Ia akan bertanya: "Kenapa Pak?" atau "Kenapa Bu?"

Maksudnya adalah untuk meminta Anda mendeskripsikan keluhan-

keluhan yang Anda rasakan. Ia berusaha menggali sebanyak mungkin

dengan berbagai pertanyaan: ―Bagian mana yang sakit? Waktu-waktu

apa saja terasanya? Sudah berapa lama? Sudah minum obat apa?

Bagaimana hasilnya?" Belum cukup dengan keterangan lisan, ia masih

meminta Anda berbaring di dipan. Kemudian ia menempelkan

stetoskop di dada dan perut Anda, menekan-nekan dan mengetuk-

ngetuk perut Anda, melihat telakup mata Anda, melihat tenggorokan

Page 257: Geografi (lengkap)

Anda dengan senter, dan sambil lalu ia sudah dapat mengetahui suhu

badan Anda. Setelah itu ia masih menggunakan tensimeter untuk

mengukur tekanan darah dan denyut nadi Anda. Singkatnya ia ingin

mengungkap serinci mungkin gejala penyakit Anda; tujuannya adalah

untuk ‖mendiagnosis‖ penyakit Anda secara tepat. Makin rinci

deskripsi gejala penyakit Anda akan makin mudah ia mendiagnosis

penyakit Anda itu.

Dengan cara serupa, masalah yang akan Anda pecahkan melalui PTK

harus dideskripsikan secara rinci; tujuannya adalah agar Anda dapat

menemukan ―akar masalah‖ penelitian Anda secara tepat. Makin rinci

deskripsi masalah Anda, makin mudah Anda menemukan akar

masalah.

Penemuan akar masalah merupakan hal yang sangat penting dalam

melakukan PTK. Sebelum akar masalah ditemukan, Anda sebaiknya

tidak terburu-buru memberikan tindakan. Analoginya dengan dunia

kedokteran adalah dokter yang mengobati rasa pusing berkepanjangan

yang dialami pasien. Mula-mula ia mendiagnosis secara terburu-buru

sebagai penyakit maag; obat yang diberikan adalah promaag. Tentu saja

setelah minum obat selama tiga hari rasa pusing pasien tidak kunjung

hilang. Setelah didiagnosis ulang ternyata penyebabnya adalah lubang

kecil yang ada di gigi. Setelah gigi dirawat, lubang diberi obat

kemudian ditambal dan diberi obat yang sesuai, rasa pusing itupun

hilang.

Langkah-langkah berikut ini akan membantu Anda mendeskripsikan

masalah penelitian Anda secara rinci:

1. Mulailah dengan satu kalimat masalah.

2. Elaborasi kalimat itu serinci mungkin dengan menjawab pertanyaan-

pertanyaan berikut ini:

a. Dari mana tahunya?

b. Bagaimana datanya?

c. Upaya apa yang telah dilakukan?

d. Bagaimana hasilnya?

3. Usahakan kalimat masalah dan elaborasinya itu mencapai ½ -- 1

halaman; setelah itu biasanya Anda akan menemukan akar

masalahnya.

Contoh:

(Kalimat masalah) ‖Nilai fisika siswa kelas I SMA X Jakarta pada

umumnya rendah.‖ (Dari mana tahunya?) Mereka tampak mengerti

penjelasan dan contoh soal yang diberikan guru; tetapi ketika soal

diganti sedikit saja, mereka menjadi bingung dan tidak mampu

mengerjakan. Seakan-akan mereka hanya mengerti tentang hal yang

sudah dijelaskan; hal-hal yang baru sekecil apapun akan menimbulkan

kebingungan, tidak mampu diatasi. Pada ulangan akhir standar

kompetensi (SK) skor rata-rata siswa 5; pada ulangan akhir-semester

skor rata-rata juga 5. (Bagaimana datanya?) Hal itu dialami oleh sekitar

Page 258: Geografi (lengkap)

60% siswa dalam kelas, terjadi pada hampir seluruh SK, dan sudah

berlangsung dari tahun ke tahun. (Upaya yang sudah dilakukan) Agar

pemahaman siswa lebih mantap, guru sering menggunakan alat-alat

untuk demonstrasi di kelas maupun eksperimen di laboratorium. Guru

juga sudah menggunakan media Power Point dalam menerangkan;

sekali dua kali penjelasan diselingi dengan program animasi flash.

Siswa-siswa yang bernilai rendah sudah diberi program remedial;

waktunya di luar jam pelajaran tatap muka. (Bagaimana hasilnya?)

Kegiatan demonstrasi/praktikum itu tampaknya belum berhasil

menanamkan konsep-konsep fisika secara mantap kepada siswa.

Program remedial juga tidak banyak menolong karena siswa yang

nilainya rendah pada umumnya berusaha untuk menghindar.

Menemukan Akar Masalah

Deskripsi masalah yang rinci sebanyak 1/2 -- 1 halaman itu biasanya

sudah dapat mengantarkan Anda ke penemuan akar masalah. Dari

deskripsi masalah di atas jelas sekali bahwa akar masalahnya adalah

‖pemahaman siswa yang kurang mantap‖.

Menyususun Hipotesis Tindakan

Dalam kasus di atas, metode demonstrasi/eksperimen dan media

pembelajaran yang interaktif jelas bukan merupakan ―obat‖ bagi akar

masalah ‖kurang mantapnya pemahaman siswa‖. Guru sudah

melakukan hal itu dan ternyata tidak berhasil. Program remedial juga

bukan merupakan obat yang tepat; guru sudah melakukannya dan

tidak berhasil. Guru harus menemukan ‖obat‖ atau ‖tindakan‖ lain.

Marilah sejenak kita berfikir tentang hal lain, yaitu pemahaman kita

atas konsep "kursi". Begitu mantapnya pemahaman kita sehingga

ditunjukkan kursi model apapun--berkaki empat, berkaki tiga, berkaki

satu, pendek, sedang, tinggi, bersenderan, tanpa senderan, berbentuk

bulat, berbentuk segi empat, berbentuk sembarang, bahan kayu, bahan

logam, ditambahi busa agar empuk, dengan pegangan tangan, tanpa

pegangan tangan, dsb.--kita tidak akan pernah terkecoh, selalu dapat

membedakan antara kursi dan bukan kursi. Hal itu kontras sekali

dengan pemahaman konsep fisika oleh siswa dalam kasus di atas,

diubah sedikit saja mereka sudah bingung. Apa rahasia penanaman

konsep yang mantap tentang kursi itu?

Dalam menanamkan konsep, pemberian "contoh" yang terbatas

jenisnya akan membuat siswa mengalami under-generalization atau

generalisasi yang terlalu sempit. Sebaliknya lupa memberikan

"noncontoh" akan membuat siswa mengalami over-generalization atau

generalisasi yang terlalu luas. Baik under-generalization maupun over-

generalization dua-duanya akan mengganggu pemahaman konsep siswa

secara mantap. Pemberian contoh yang cukup banyak dan disertai

dengan noncontoh diduga akan dapat memantapkan pemahaman siswa

Page 259: Geografi (lengkap)

ketika diterangkan. Dalam literatur, cara itu dikenal dengan metode

concept attainment atau metode pencapaian konsep.

Hipotesis-tindakan penelitian ini menjadi: "Metode concept attainment

akan meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas I SMA X Jakarta."

Secara operasional tindakan yang akan dilakukan peneliti adalah

sebagai berikut:

1. Tiap konsep-baru yang esensial ditanamkan menggunakan metode

concept attainment, dengan pemberian contoh-contoh yang cukup

banyak dan disertai dengan noncontoh.

2. Contoh soal yang diberikan harus cukup banyak dan barvariasi,

disertai dengan jawaban.

3. Dihindarkan ‖pemberian contoh yang terbatas‖ tetapi ‖pemberian

soal latihan dan PR yang terlalu banyak‖.

Catatan: Penggunaan alat-alat untuk demonstrasi/praktikum tetap

dilakukan karena merupakan karakteristik pembelajaran fisika.

Program remedial bagi siswa-siswa yang lambat juga terus dilakukan

karena merupakan prinsip pembelajaran yang sudah baku. Jadi

tindakan dalam PTK tidak dimaksudkan untuk ―menggantikan‖

metode dan prinsip sudah baku, melainkan ―menambahkan‖ metode-

metode baru.

Menuliskan Judul Penelitian

Akhirnya Anda tinggal menuliskan judul penelitian, secara singkat

tetapi jelas. Isi judul sama dengan isi hipotesis tindakan, tetapi

redaksinya diubah dari kalimat menjadi frasa.

Hipotesis tindakan, kalimat: "Metode concept attainment akan

meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas I SMA X Jakarta."

Judul penelitian, frasa: ―Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas I

SMA X melalui Metode Concept Attainment‖

Penulisan frasa untuk judul penelitian menggunakan huruf besar pada

tiap kata, dan tidak diakhiri dengan titik; sedangkan penulisan kalimat

untuk hipotesis tindakan hanya menggunakan huruf besar di awal

kalimat, dan diakhiri dengan titik.

Dari uraian di atas jelas bahwa judul penelitian datang "paling akhir",

setelah deskripsi masalah, penemuan akar masalah, dan penyusunan

hipotesis tindakan. Sangat aneh kalau ada peneliti PTK yang langsung

ingin menemukan judul. Analoginya adalah dokter yang begitu

bersemangat dengan obat barunya, baru kemudian mencari orang yang

Page 260: Geografi (lengkap)

sakit. Penelitian harus dimulai dari masalah, karena pada dasarnya

penelitian adalah pemecahan masalah.

Catatan: Analogi guru-dokter dalam penelitian PTK tidak seluruhnya

benar. Minimal ada dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama, dalam

dunia kedokteran setelah pasien sembuh pemberian obat dihentikan;

dalam PTK setelah perlakuan berhasil akan dilanjutkan terus sebagai

metode baru yang lebih efektif. Kedua, dalam dunia kedokteran

pengobatan pada umumnya hanya berfungsi untuk mengembalikan

pasien ke kondisi awal/normal, yaitu sehat; dalam PTK dapat

dicobakan hal-hal baru yang melebihi keadaan awal/normal.

Proposal Sederhana

Dari hasil analisis di atas dapatlah dirangkum proposal sederhana

dalam bentuk matriks seperti pada tabel berikut ini:

Tabel Proposal Sederhana dalam Pelajaran Fisika SMA

No Aspek-aspek

Penelitian Uraian

1 Kalimat Masalah Nilai fisika siswa Kelas I SMA X Jakarta pada umumnya rendah.

2 Akar Masalah Pemahaman siswa kurang mantap ketika diterangkan.

3 Hipotesis Tindakan "Metode concept attainment akan meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas I SMA X Jakarta."

Tindakan Operasional:

a. Tiap konsep-baru yang esensial ditanamkan menggunakan metode concept attainment, dengan pemberian contoh-contoh yang cukup banyak dan disertai dengan noncontoh.

b. Contoh soal yang diberikan harus cukup banyak dan barvariasi, disertai dengan jawaban.

c. Dihindarkan ‖pemberian contoh yang terbatas‖ tetapi ‖pemberian soal latihan dan PR yang terlalu banyak‖.

4 Judul Penelitian ―Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas I SMA X melalui Metode Concept Attainment‖

Dengan berbekal proposal sederhana ini Anda sudah dapat mulai

melakukan PTK di kelas Anda. Tindakan yang akan Anda lakukan

sudah jelas karena bersifat operasional. Ukuran operasional adalah

dapat dilakukan oleh orang lain yang membaca hipotesis itu.

Analoginya dengan dunia kedokteran, hipotesis tindakan "Metode

concept attainment akan meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas I

SMA X Jakarta" adalah sebagai obat, sedangkan ‖tindakan operasional‖

yang terdiri dari tiga butir itu adalah cara meminum atau dosisnya.

Page 261: Geografi (lengkap)

Contoh Proposal Sederhana Lainnya

Tabel Proposal Sederhana dalam Mata Pelajaran IPS SMP

No Aspek-aspek

Penelitian Uraian

1 Kalimat Masalah Para siswa cepat lupa dalam pelajaran IPS Kelas VII SMP Y Bekasi.

2 Akar Masalah Siswa kurang berkesan dalam tiap peristiwa pembelajaran.

3 Hipotesis Tindakan "Cerita-cerita yang aneh akan meningkatkan daya ingat siswa dalam pelajaran IPS Kelas VII SMP Y Bekasi."

Tindakan Operasional:

a. Tiap pembelajaran tatap muka, guru menyiapkan beberapa cerita aneh yang relevan, dapat diambil dari surat kabar atau artikel internet.

b. Dalam membahas konsep penting, cerita aneh itu dibacakan. Satu pertemuan tatap muka cukup 1—2 cerita aneh.

c. Siswa diminta menanggapi cerita aneh itu secara kelompok; .yang baik diberi pujian.

4 Judul Penelitian ―Peningkatan Daya Ingat Siswa melalui Pembacaan Cerita-cerita Aneh dalam Pelajaran IPS Kelas VII SMP Y Bekasi‖

Tabel Proposal Sederhana dalam Mata Pelajaran Matematika SD

No Aspek-aspek

Penelitian Uraian

1 Kalimat Masalah Siswa yang lemah tidak peduli dengan nilai rendah dalam mata pelajaran matematika di Kelas VI SD Z Depok.

2 Akar Masalah Persepsi diri siswa rendah, merasa dirinya sebagai siswa yang bodoh.

3 Hipotesis Tindakan

"Pemberian Pengalaman Sukses akan Meningkatkan Kepedulian Siswa terhadap Nilai Matematika Kelas VI SD Z Depok."

Tindakan Operasional:

a. Dalam pembelajaran, guru memberi perhatian lebih besar kepada siswa-siswa yang lemah.

b. Tiap pertemuan tatap muka, satu dua orang siswa yang lemah diberi tugas yang mudah. Setelah yakin dapat mengerjakan, mereka

Page 262: Geografi (lengkap)

diminta maju ke papan tulis, diikuti dengan pujian.

c. Siswa yang pandai tetap diberi tugas, seperti biasanya.

4 Judul Penelitian ―Peningkatan Kepedulian Siswa terhadap Nilai Matematika melalui Pemberian Pengalaman Sukses dalam Pelajaran Matematika Kelas VI SD Z Depok‖

Masalah yang Layak Diteliti dan Profesionalisme Guru

Masalah yang Layak Diteliti

Tidak semua masalah dapat dipecahkan melalui PTK, hanya masalah

yang berada dalam kendali guru. Rendahnya "input siswa" yang masuk

sekolah Anda, suara berisik karena "sekolah Anda berada di pinggir

jalan", dan "status ekonomi sosial orang tua siswa" adalah contoh-

contoh masalah yang berada di luar kendali guru, tidak layak untuk

diteliti. Sebaliknya masalah yang sudah terlalu jelas juga tidak layak

diteliti karena tidak perlu. Misalnya selama ini Anda mengajar secara

monoton, menggunakan metode ceramah sepanjang hari, dan siswa

merasa jenuh. Kemudian Anda akan menerapkan metode bermain

peran agar siswa lebih aktif. Hal itu sudah terlalu jelas, siswanya pasti

akan menjadi aktif. Anda tinggal melaksanakan secara langsung.

Analoginya adalah upaya Anda menyiram tanaman di pot yang layu

karena tidak disiram. Anda tinggal langsung meyiram, tidak perlu

meneliti dulu; hasilnya sudah jelas, tanaman pasti akan menjadi segar.

Penelitian diawali dengan masalah, yang masih meragukan.

Profesionalisme Guru

Pertanyaan "Upaya apa yang sudah dilakukan?" pada bagian

‖Mendeskripsikan Masalah‖ di atas penting untuk dikemukakan. Hal

itu menandakan bahwa Anda seorang guru profesional, yang telah

menerapkan berbagai metode secara kreatif tetapi belum berhasil.

Bagian yang belum berhasil itulah yang Anda teliti melalui PTK.

Analogi dengan tanaman di pot tadi, jika telah disiram dan dipupuk

tetapi tanaman masih tetap layu, barulah itu merupakan masalah

penelitian yang sangat menarik.

Setelah beberapa kali melakukan PTK, Anda akan terbiasa memberikan

tindakan secara sistematis. Anda juga akan merasakan bahwa PTK

tidak banyak berbeda dengan pembelajaran biasa. Secara tidak sadar

Anda akan melakukan PTK setiap saat; dan Anda akan mendapat

predikat sebagai guru profesional yang reflektif.

Page 263: Geografi (lengkap)

b) Metode Penelitian

Anda perlu menegaskan metode penelitian yang Anda gunakan, yaitu

PTK, disertai model yang digunakan. Biasanya PTK di sekolah

menggunakan Model Kemmis & Taggart seperti gambar di bawah ini.

Gambar 1. PTK Model Kemmis & Taggart

Siklus Penelitian

Salah satu ciri khas PTK adalah adanya siklus. Menurut Kemmis dan

McTaggart siklus terdiri dari empat komponen, yaitu: (1) Perencanaan,

(2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi. Analoginya dengan

pengobatan oleh dokter, satu siklus adalah rangkaian empat kegiatan:

(1) Pemberian resep kepada pasien, (2) Peminuman obat oleh pasien, (3)

Pengukuran peningkatan kesehatan pasien ketika kembali lagi ke

dokter, dan (4) Analis dan evaluasi kesehatan pasien. Siklus PTK

sebenarnya adalah satu satuan penelitian yang lengkap, karena

komponen-komponennya lengkap dari perencanaan sampai refleksi.

Jadi kalau Anda melakukan PTK dengan lima siklus, sebenarnya Anda

melakukan lima penelitian secara berkelanjutan. PTK sebaiknya

minimal terdiri dari tiga siklus; kalau baru satu siklus sudah berhasil

kemungkinan masalahnya terlalu sederhana.

Satu siklus minimal terdiri dari tiga pertemuan tatap muka dengan

perlakuan yang sama, agar intensif. Misalnya Anda melakukan siklus

dengan tiga pertemuan. Pada pertemuan pertama Anda menggunakan

metode concept attainment pada konsep-konsep penting yang diajarkan,

diikuti dengan pemberian contoh soal yang bervariasi, dan PR yang

bervariasi juga. Pada pertemuan kedua dan ketiga Anda melakukan hal

Page 264: Geografi (lengkap)

yang sama secara konsisten. Analoginya adalah proses minum obat

oleh pasien; selama tiga hari ia meminum obat yang sama dengan dosis

yang sama, berulang-ulang. Hal itu dilakukan agar data yang diperoleh

bersifat jenuh, artinya lengkap. Kalau perlakukan hanya dilakukan satu

kali dan hasilnya baik, ada kemungkinan hal itu hanya kebetulan.

Tetapi kalau perlakuan sudah dilakukan tiga kali dan hasilnya baik,

kita dapat mengambil kesimpulan bahwa hasil itu memang benar-benar

baik, bukan karena kebetulan.

Perencanaan

Perencanaan pada siklus pertama tidak lain adalah hipotesis-tindakan

yang telah Anda tetapkan sebelumnya. Perencanaan adalah variabel

bebas penelitian Anda. Perencanaan pada siklus kedua, ketiga, dan

selanjutnya belum dapat ditentukan karena harus dibuat berdasarkan

hasil refleksi terhadap siklus sebelumnya. Dalam RPP, hipotesis-

tindakan itu harus dapat dilihat posisinya, bisa di pembelajaran

pendahuluan, pembelajaran inti, dan/atau di pembelajaran penutup.

Ada baiknya dalam RPP hipotesis tindakan itu Anda cetak tebal agar

posisinya dalam pembelajaran-biasa terlihat dengan jelas. Seperti telah

disinggung sebelumnya, sebaiknya hanya bagian tertentu dari

pembelajaran yang Anda diperbaiki melalui PTK. Analoginya dengan

badan kita, hanya bagian-bagian tertentu yang diobati oleh dokter.

Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah uraian tentang implementasi perencanaan Anda,

masih berbicara tentang variabel bebas. Kalau seluruh perencanaan

dapat dilaksanakan dengan baik sepanjang siklus, Pelaksanaan hanya

akan berisi satu kalimat, yaitu: "Seluruh perencanaan dapat

dilaksanakan dengan baik." Tetapi hal itu jarang terjadi; yang sering

terjadi adalah sebaliknya: "Perencanaan sih boleh, tetapi

pelaksanaannya?" Analoginya dengan dokter, pelaksanaan adalah

uraian tentang kegiatan minum-obat pasien. Mungkin saja pertama kali

minum obat pasien merasa mual dan muntah, sehingga obat belum bisa

masuk. Yang kedua dan ketiga masih mengalami hal serupa. Baru pada

peminuman keempat, pada hari kedua, obat itu bisa masuk. Cerita yang

ingin didengar dokter dalam Pelaksanaan berkisar pada hal itu, belum

berbicara tentang peningkatan kesehatan pasien.

Uraian Pelaksanaan sifatnya holistik, mencakup ketiga pertemuan

dalam satu siklus, tetapi tidak menceritakan pertemuan per pertemuan.

Agar uraian menjadi sistematis dan tidak terjebak pada pertemuan per

pertemuan, Anda perlu membuat unsur-unsur variabel bebas itu,

kemudian diuraikan keberhasilan dan kegagalannya. Dalam hal

penggunaan metode concept attainment misalnya, unsur-unsurnya

adalah langkah-langkah metode itu sendiri. Contoh uraian Pelaksanaan

Siklus 1: "Ketika diberikan dua kolom berisi daftar istilah fisika, yang

satu diberi judul YA dan satu lagi BUKAN, sebagian besar siswa

memperhatikan sambil berfikir. Perhatian siswa meningkat ketika

Page 265: Geografi (lengkap)

mereka diminta menambahkan istilah baru di kolom YA. Mereka mulai

berdiskusi dengan teman kelompoknya dan berusaha menemukan

istilah-istilah baru. Masih ada beberapa siswa di barisan belakang yang

belum terfokus perhatiannya. Ketika diminta memberi nama konsep

yang mewakili semua istilah yang berada di kolom YA, mereka lebih

tertantang lagi. Beberapa siswa tunjuk tangan dan menyebutkan

konsep; guru menuliskan di papan tulis. Tetapi ketika diminta

menyebutkan atribut kritikal dari konsep yang diajukan mereka

mendapat kesulitan. Dst., dst...."

Pengamatan

Pada bagian inilah Anda mulai memaparkan perubahan-perubahan

yang terjadi pada variabel terikat, yaitu variabel yang Anda tingkatkan

melalui PTK ini. Seluruh hasil pengukuran menggunakan instrumen,

disajikan datanya di bagian Pengamatan ini. Dalam PTK instrumennya

bermacam-macam, tidak hanya tes; semua datanya disajikan di sini.

Tampilan yang khas di bagian Pengamatan ini adalah tabel, diagram,

dan grafik; tetapi uraian naratif juga ada, yaitu untuk menyajikan hasil

wawancara atau catatan lapangan.

Refleksi

Dalam refleksi, Anda akan membahas data yang telah tersaji dalam

Pengamatan di atas. Baik keberhasilan maupun kegagalan semuanya

dibahas. Keberhasilan perlu dibahas untuk mengetahui apakah benar

penyebabnya adalah tindakan yang Anda berikan. Jika benar berarti

hipotesis-tindakan Anda benar. Tetapi Anda harus jeli, belum tentu

keberhasilan itu akibat dari hipotesis-tindakan. Sebagai contoh dalam

metode concept attainment, setelah berlangsung satu siklus ternyata

pemahaman siswa tidak meningkat. Kemudian pada siklus berikutnya

Anda sebagai peneliti memberikan tambahan drill sebanyak-banyaknya

sehingga siswa hafal akan tipe-tipe soal yang keluar dalam tes. Pada

akhir siklus-kedua pemahaman siswa meningkat. Apakah peningkatan

itu akibat dari hipotesis penelitian? Boleh jadi bukan; peningkatan itu

lebih banyak disebabkan oleh metode drill and practice daripada metode

concept attainment.

Terutama kegagalan, harus dibahas secara sungguh-sungguh,

sebaiknya bersama kolaborator Anda. Langkah-langkahnya sama

dengan pada awal siklus pertama: mendeskripsikan masalah secara

rinci, menemukan akar masalah, bertanya mengapa dan mengapa, dan

mencari alternatif tindakan. Ingat bahwa siklus pertama sebenarnya

adalah satu penelitian. Pada siklus kedua Anda melakukan satu

penelitian lagi. Tujuan utama refleksi adalah mencari alternatif

tindakan untuk diterapkan pada siklus berikutnya. Sebaiknya Anda

bukan mengganti tindakan melainkan melengkapi atau memodifikasi

tindakan; tindakan utamanya concept attainment masih tetap.

Pergantian Siklus

Page 266: Geografi (lengkap)

Pergantian dari satu siklus ke siklus berikutnya dapat dilakukan

berdasarkan jumlah pertemuan, seperti telah disinggung di atas. Tetapi

Anda dapat menggunakan dasar lain, misalnya jumlah minggu,

kompetensi dasar, atau pokok bahasan. Tindakan pada siklus

berikutnya ditentukan berdasarkan refleksi terhadap hasil siklus

sebelumnya. Analoginya dengan dokter, resep-baru dibuat berdasarkan

hasil penilaian terhadap resep sebelumnya. Tindakan pada siklus baru

harus berbeda secara signifikan dengan siklus sebelumnya. Kalau

hanya pengulangan berarti masih bagian dari siklus sebelumnya.

Insrumen Penelitian

Karena PTK mengandung unsur inovasi, biasanya ada hal-hal tertentu

yang perlu dipersiapkan secara khusus. Salah satunya adalah instrumen

penelitian, yang berbeda dengan instrumen yang biasa Anda pakai

sehari-hari. Tes hasil belajar yang biasanya cukup dengan C1, C2, ... s.d.

C6 misalnya, sekarang akan terfokus pada C2 saja, tetapi dirinci

menjadi tujuh komponen, yaitu: (1) menginterpretasi, (2) memberi

contoh, (3) mengklasifikasi, (4) merangkum, (5) menginferensi, (6)

membandingkan, dan (7) menjelaskan. Wawancara dengan siswa yang

biasanya Anda lakukan secara spontan, sekarang dibuat pedomannya

dulu agar lebih terfokus; demikian juga kegiatan observasi, Anda buat

lembar observasinya. Catatan lapangan perlu Anda siapkan dulu

penulisannya; ini paling mudah karena tidak perlu ada instrumen

khusus. Catatan lapangan tidak lain adalah catatan harian atau diary,

untuk menuangkan hal-hal yang sangat berkesan. Kalau penelitian

dilakukan dengan penuh antusiasme, Anda akan menemukan hal-hal

yang sangat berkesan dan secara mudah dapat dituliskan dalam catatan

lapangan.

Agar lebih sederhana kita sepakati dulu bahwa yang dimaksud dengan

instrumen dalam PTK adalah alat untuk mengukur keberhasilan

tindakan pada variabel yang ingin Anda tingkatkan, yaitu variabel

terikat. Agar lebih ilmiah, setiap instrumen yang Anda buat harus

dibuat kisi-kisinya dulu; dan kisi-kisi itu dibuat berdasarkan teori yang

ada di bagian Kajian Pustaka. Oleh karena itu, teori dalam Kajian

Pustaka hendaknya sedemikian rupa sehingga dapat mengarahkan

pembuatan instrumen. Sangat kurang baik teori yang diuraikan secara

panjang lebar tetapi tidak memberikan petunjuk apapun untuk

pembuatan instrumen.

Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Yang sudah Anda kenal dengan baik tentu saja instrumen untuk

mengukur hasil belajar, yang biasa disebut tes. Tes yang baik harus

valid, yaitu mengukur apa yang harus diukur. Validitas tes biasanya

didekati dengan kisi-kisi, yang akan menjamin keterwakilan

kompetensi dan tingkat kognisi yang akan diukur. Validitas seperti itu

disebut validitas isi, karena penekanannya pada keterwakilan isi. Syarat

lainnya, tes yang baik harus reliabel atau ajeg, yaitu jika digunakan

Page 267: Geografi (lengkap)

dengan cara yang sama hasilnya akan sama. Reliabilitas tes diketahui

setelah tes diuji coba; koefisiennya dihitung dengan rumus-rumus

statistik, seperti rumus split half test, KR-20, atau Alfa Chronbach. Dalam

PTK uji reliabilitas tes seperti itu tidak dilakukan karena jarang guru

yang mengujicobakan tes sebelum menggunakan. Tetapi penggunaan

kisi-kisi untuk menjamin validitas tes seperti dijelaskan di atas

sebaiknya dilakukan oleh peneliti PTK.

Di samping tes, dalam PTK digunakan berbagai jenis instrumen, di

antaranya: (1) Lembar observasi, (2) Pedoman wawancara, (3) Pedoman

telaah dokumen, (4) Kuesioner, (5) Rating scale, (6) Portofolio, (7) Skala

sikap, dan (8) Catatan lapangan. Seperti halnya tes, instrumen-

instrumen itu harus dibuat berdasarkan kisi-kisi agar validitas-isi nya

terjamin. Di samping itu masih ada validitas lain yang harus dipenuhi

oleh instrumen-instrumen itu, yaitu validitas konstruk. Untuk

memperoleh validitas konstruk, kisi-kisi instrumen harus dibuat

berdasarkan teori yang telah dibahas di Kajian Pustaka. Singkatnya,

"Instrumen harus dibuat berdasarkan kisi-kisi, dan kisi-kisi harus

dibuat berdasarkan teori."

Triangulasi

Sebagai ganti penghitungan menggunakan rumus-rumus, reliabilitas

instrumen dalam PTK didekati dengan teknik triangulasi. Artinya, satu

variabel terikat (yang akan ditingkatkan) diukur dengan beberapa

instrumen. Motivasi siswa misalnya, tidak cukup diukur dengan

kuesioner, tetapi ditambah dengan wawancara dan observasi. Jika

ketiga instrumen itu menghasilkan data yang sama atau mirip, barulah

dapat ditafsirkan bahwa data itu benar. Reliabilitas instrumen dalam

PTK juga dapat didekati dengan pengamatan yang cukup lama

sehingga datanya mencapai tingkat jenuh atau mencukupi. Lamanya

pengamatan harus dibarengi dengan tingkat ketelitian dan

keseksamaan.

Pelanggaran Validitas Instrumen

Seringkali peneliti PTK secara tidak sadar telah melanggar validitas

instrumen, yaitu membuat instrumen tanpa didasari kisi-kisi dan teori.

Serinkali instrumen bahkan tidak mengukur yang harus diukur.

Mengukur motivasi misalnya, menggunakan tes hasil belajar.

Instrumen Spontan

Peneliti sering membuat instrumen secara spontan yang diperkirakan

dapat mengukur keberhasilan penelitiannya. Dasarnya lebih banyak

perasaan daripada penalaran yang sistematis. Setelah instrumen jadi

dan ditanyakan kisi-kisinya, peneliti itu tidak dapat menjawab. Hampir

dapat dipastikan bahwa instrumen seperti itu tidak ada dasar teorinya.

Spontanitas itu seringkali menghasilkan bermacam-macam instrumen,

untuk mengukur berbagai variabel. Maksud hati mungkin ingin

Page 268: Geografi (lengkap)

menerapkan triangulasi, tetapi kurang tepat arahnya. Kalau triangulasi

adalah mengukur satu variabel dengan beberapa macam instrumen,

dalam instrumen spontan itu mengukur banyak variabel dengan

banyak instrumen yang tidak jelas dasar teorinya.

Instrumen ”Teh Botol”

"Apapun makanannya, minumannya Teh Botol"; begitulah bunyi iklan

di televisi. Hal serupa sering terjadi dalam PTK. "Apapun masalahnya,

instrumennya tes hasil belajar." Masalah rendahnya motivasi misalnya,

instrumennya tes hasil belajar, seperti telah disinggung sebelumnya.

Dasar pemikirannya, kalau motivasi meningkat siswa akan belajar lebih

aktif sehingga hasil belajarnya meningkat. Hal itu bisa benar, tetapi bisa

juga tidak. Peningkatan hasil belajar itu bisa disebabkan oleh faktor

lain, seperti minat, media, dan tingkat kesulitan soal. Yang jelas teori

tentang motivasi berbeda dengan teori tentang hasil belajar. Kalau

teorinya berbeda kisi-kisinya harus berbeda, dan instrumennya dengan

sendirinya akan berbeda. Jadi mengukur motivasi dengan hasil belajar

dapat dikatakan mengukur variabel lain.

Kisi-kisi Instrumen

Yang paling mudah adalah membuat kisi-kisi tentang hasil belajar;

Anda sudah terbiasa melakukannya. Berikut ini diberikan beberapa

contoh instrumen untuk mengukur hasil belajar atau pemahaman

siswa.

Tabel Contoh Kisi-kisi Tes Pemahaman Siswa

Kompetensi dan Indikator

Proses Kognitif dan Jumlah Butir Soal

Men

gin

terp

reta

si

Mem

ber

i C

on

toh

Men

gk

lasi

fik

asi

Mer

ang

ku

m

Men

gin

fere

nsi

Mem

ban

din

gk

an

Men

jela

skan

KD 1

Indikator 1

Indikator 2

KD 2

Indikator 1

Page 269: Geografi (lengkap)

Indikator 2

Keterangan: KD = kompetensi dasar

Tabel Contoh Kisi-kisi Pedoman Wawancara Pemahaman Siswa

Kompetensi dan Indikator

Kriteria Sangat Kurang

Kurang Baik Sangat Baik

KD 1

Indikator 1 Interpretasi tentang Indikator 1

Indikator 2 Kemampuan klasifikasi tentang indikator 2

KD 2

Indikator 3 Inferensi tentang indikator 3

Indikator 4 Kemampuan membandingkan tentang indikator 4

Indikator 5 Kemampuan menjelaskan tentang indikator 5

Tabel 7. Contoh Kisi-kisi Lembar Observasi Pemahaman Siswa

No Indikator Pemahaman

Sangat Kurang

Kurang Baik Sangat Baik

1 Menginterpretasi

2 Memberi contoh

3 Mengklasifikasi

4 Merangkum

5 Menginferensi

6 Membandingkan

7 Menjelaskan

Page 270: Geografi (lengkap)

Perlu diperhatikan bahwa ketiga kisi-kisi di atas mengukur variabel

yang sama, yaitu pemahaman siswa, secara triangulatif. Artinya

variabel yang sama diamati dari berbagai sudut pandang.

Instrumen untuk Variabel Bebas?

Perlukah variabel bebas (metode yang digunakan) diukur-ukur

menggunakan instrumen seperti halnya variabel terikat (variabel yang

ditingkatkan)? Marilah kita bandingkan dengan pekerjaan dokter.

Apakah yang biasanya diukur oleh seorang dokter, kegiatan minum

obat pasien sesuai resep (variabel bebas) atau peningkatan kesehatan

pasien (variabel terikat)? Tentu saja yang terakhir. Ketepatan

pemakaian metode memang perlu diperhatikan dalam PTK, tetapi tidak

perlu diukur-ukur menggunakan instrumen. Jika dilakukan, pekerjaan

peneliti akan bertambah banyak, yang akan membuatnya stress dan

lelah. Setelah selesai penelitian ia akan mengatakan dalam hati: "Sekali

ini saja saya melakuan penelitian." Hal ikhwal variabel bebas cukup

disampaikan secara naratif di bagian "Pelaksanaan" dari siklus

penelitan (yang terdiri dari Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, dan

Refleksi). Ada kerugian lain jika variabel bebas diukur-ukur dengan

instrumen dan disajikan datanya dalam bentuk tabel-tabel. Benang

merah laporan penelitian menjadi kabur dan hasil penelitian sukar

dipahami oleh pembaca.

Kolaborasi

Perlu dikemukakan jumlah dan latar belakang pendidikan kolaborator,

dan waktu pertemuan. Misalnya kolaborator internal adalah teman

sejawat, guru semata pelajaran. Pertemuan dilakukan secara intensif

pada penulisan proposal dan pembuatan instrumen. Pada saat

implementasi, pertemuan dilakukan seminggu sekali pada akhir pekan

untuk membicarakan masalah-masalah yang ditemukan pada minggu

berjalan, dan rencana untuk minggu berikutnya. Kolaborator internal

juga membantu melakukan pengukuran menggunakan instrumen-

instrumen yang tersedia pada akhir siklus. Kolaborator ekternal adalah

dosen perguruan tinggi yang membantu pada penulisan proposal.

c) Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas

Setelah mempunyai proposal sederhana, hasil kegiatan sebelumnya,

Anda akan sangat mudah mengembangkannya menjadi proposal

lengkap. Hal-hal yang esensial telah tertulis dalam proposal sederhana

itu, terutama deskripsi masalah, rumusan masalah, dan hipotesis

tindakan.

Sistematika Proposal Penelitian

Sistematika proposal penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

Page 271: Geografi (lengkap)

Judul

Bab 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

Bab 2 Kajian Pustaka

A. Deskripsi Teori

B. Hasil Penelitian yang Relevan

C. Kerangka Berfikir

D. Hipotesis Tindakan

Bab 3 Metodologi Penelitian

A. Setting Penelitian

B. Metodologi Penelitian

C. Siklus Penelitian

D. Kriteria Keberhasilan

E. Instrumen Penelitian

F. Anallisis Data

G. Kolaborasi

H. Jadual Penelitian

Daftar Pustaka

Judul PTK

Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, judul penelitian harus

singkat tetapi jelas. Isinya sama dengan hipotesis tindakan tetapi

dengan rumusan yang berbeda. Judul harus mengandung variabel

bebas (tindakan yang diberikan) dan variable terikat (variabel yang

akan ditingkatkan). Contohnya adalah sebagai berikut:

“Peningkatan Hasil Belajar Geografi SMA Kelas I SMA X

Jakarta Melalui Metode Concept Attainment”

Variabel bebasnya metode concept attainment dan variabel terikatnya

hasil belajar sejarah. Jumlah kata sebaiknya tidak lebih dari 15. Topik

atau pokok bahasan kurang perlu untuk dicantumkan dalam judul

karena keterangan ―Geografi Siswa Kelas I SMA ― sudah cukup

spesifik. Jika topik dicantumkan, misalnya ―Kemagnetan‖, seolah-olah

metode concept attainment itu hanya berlaku pada topik Kemagnetan.

Masalah yang dipecahkan dalam PTK seharusnya yang bersifat lintas

pokok bahasan, seperti: hasil belajar, motivasi, dan kreativitas. Dengan

demikian penggunaan siklus akan lebih leluasa, tanpa dibatasi oleh

topik.

Page 272: Geografi (lengkap)

Judul sebaiknya menampilkan hal-hal yang inovatif untuk menarik

pembaca; pertama kali orang membaca hasil penelitian Anda adalah

pada judulnya. PTK pada dasarnya adalah sarana untuk melakukan

inovasi pembelajaran. Sejak munculnya PTK orang menganggap bahwa

cooperative learning merupakan pembelajaran inovatif. Hampir semua

peneliti PTK memilih judul itu kalau diminta membuat proposal.

Akibatnya cooperative learning sudah diteliti oleh banyak orang, dan

menjadi hal yang biasa. Sayangnya PTK yang mereka lakukan bersifat

semu; setelah selesai PTK mereka kembali ke pembelajaran biasa.

Pendahuluan (Bab 1)

Fungsi utama pendahuluan adalah untuk menjelaskan mengapa

penelitian

Anda perlu dilakukan. Sampai halaman kedua, pendahuluan harus

sudah dapat mengemukakan masalah penelitian secara jelas. Uraian di

halaman-halaman berikutnya masih dapat ditambahkan, tetapi sifatnya

hanya menegaskan dan melengkapi. Sebaiknya dihindarkan uraian

kesana-kemari sampai berhalaman-halaman, dan baru mengemukakan

masalah penelitian di bagian akhir.

Latar belakang masalah berfungsi untuk membuat masalah penelitian

Anda terlihat lebih menonjol, penting, dan mendesak. Masalah

penelitian tidak lain adalah deskripsi masalah yang sudah Anda tulis

sebelumnya, di Bagian A; sifatnya mikro, yaitu tentang pembelajaran di

kelas Anda. Agar terlihat penting, masalah mikro itu harus dibingkai

dengan masalah makro yang berskala nasional. Hal itu sekaligus

menunjukkan bahwa Anda sebagai peneliti memahami isu-isu nasional

yang relevan. Namun perlu dihindari kesan bahwa penelitian Anda

berskala nasional; kenyataannya penelitian Anda hanya berskala kelas.

Oleh larena itu uraian latar belakang maksimal dua alinea, dan segera

disambung dengan masalah mikro yang berupa deskripsi masalah itu.

Berikut ini adalah contohnya.

Bab 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Standar kompetensi luluan yang ditetapkan oleh Badan

Standar Nasional Pendidikan (BSNP) melalui

Permendiknas Nomor 22 Tahun 2002 tentang Standar Isi

untuk Pendidikan Dasar dan Menengah menuntut

kompetensi yang tinggi dari para lulusan sekolah

menengah. Bersamaan dengan itu dikeluarkan juga

Standar Proses yang menuntut proses pembelajaran yang

berkualitas, menuju lulusan yang ―cerdas dan

komprehensif‖, sesuai dengan moto Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan. Implikasinya guru harus

senantiasa meningkatkan kompetensi agar kualitas

pembelajarannya terus meningkat.

Page 273: Geografi (lengkap)

Menurut UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen, guru adalah tenaga profesional yang dilatih secara

khusus melalui pendidikan profesi, untuk mendapatkan

sertifikat sebagai pendidik profesional. Salah satu ciri guru

profesional adalah bersifat reflektif. Setiap kali

melaksanakan pembelajaran ia selalu melakukan refleksi

untuk mengetahui kelemahan-kelemahannya, dan

selanjutnya berusaha untuk memperbaiki.

Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan cara yang

sistematis untuk melakukan refleksi secara intensif dan

melakukan perbaikan pembelajaran secara sistematis. Di

SMA Negeri X Jakarta nilai geografi Kelas I pada

umumnya rendah. Mereka tampak mengerti penjelasan

dan contoh soal yang diberikan guru, tetapi ketika soal

diganti sedikit saja mereka menjadi bingung dan tidak

dapat mengerjakan. Seakan-akan mereka hanya mengerti

tentang hal yang dijelaskan; hal-hal baru sekecil apapun

akan menimbulkan kebingungan, tidak mampu diatasi.

Pemahamannya barulah sampai di permukaan, belum

mendalam. Pada ulangan akhir yang mencakup satu

standar kompetensi nilai rata-rata siswa 5; pada ulangan

akhir semester rata-rata juga 5. Hal itu dialami oleh sekitar

60% siswa dalam kelas, terjadi di hampir seluruh SK, dan

sudah berlangsung dari tahun ke tahun.

Berbagai upaya telah dilakukan guru untuk mengatasi

masalah itu. Guru telah menggunakan salat-alat peraga

untuk demonstrasi di kelas, dan melakukan eksperimen di

laboratorium. Guru juga sudah menggunakan media

Power Point untuk menjelaskan; sekali-sekali penjelasan

guru diselingi dengan program animasi flash. Tetapi

hasilnya belum seperti yang diharapkan. Siswa-siswa

yang hasil belajarnya rendah sudah disediakan program

remedial; waktunya di luar jam pelajaran tatap muka.

Tetapi hasilnya juga belum seperti yang diharapkan; siswa

yang nilainya rendah cenderung ingin menghindar dari

kegiatan itu. Secara singkat dapat dikatakan bahwa

pemahaman konsep siswa kurang mantap ketika

diterangkan. Kemungkinan contoh-contoh yang diberikan

guru kurang banyak sehingga siswa mengalami under-

generalization; noncontoh juga tidak disertakan sehingga

siswa mengalami over-generalization. Kedua-duanya

membuat pemahaman siswa tidak mantap. Perlu

dicarikan metode alternatif yang membuat siswa belajar

secara mantap.

Rumusan masalah penelitian telah tersirat dalam hipotesis tindakan

yang ada dalam proposal sederhana yang telah Anda buat di Bagian A;

Page 274: Geografi (lengkap)

Anda tinggal memindahkan ke sini. Masalah penelitian biasanya

disajikan dalam bentuk pertanyaan, tetapi tidak harus. Inilah

contohnya.

B. Rumusan Masalah

Apakah metode concept attainment dapat meningkatkan

hasil belajar geografi kelas I SMA Negeri X Jakarta?

Bagian terakhir pendahuluan adalah tujuan dan manfaat penelitian.

Tujuan PTK tidak sekedar ingin ―mengetahui peningkatan‖ variabel

terikat (yang akan ditingkatkan), tetapi lebih pada ―meningkatkan‖

variabel terikat itu. Ingin ―mengetahui peningkatan‖ mempunyai

konotasi ―setelah tahu akan selesai‖ sehingga peneliti PTK banyak yang

kembali ke metode semula setelah penelitian selesai; sedangkan

―meningkatkan‖ mempunyai arti ingin menggunakan metode baru

yang ditemukan untuk seterusnya. Manfaat penelitian sebaiknya dirinci

untuk berbagai pihak agar makna penelitian menjadi labih besar,

misalnya bagi siswa, guru, dan sekolah. Inilah contohnya.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk

meningkatkan hasil belajar sejarah siswa.

D. Manfaat Penelitian

Bagi siswa penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan

pemahamannya. Bagi guru penelitian ini bermanfaat

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan

membiasakan diri menjadi guru yang reflektif, yang

senantiasa berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran.

Bagi sekolah, penelitian ini bermanfaat untuk

meningkatkan citra sebagai sekolah yang efektif, yang

membimbing siswa menjadi insan yang cerdas dan

komprehensif.

Kajian Pustaka (Bab 2)

Deskripsi teori memberikan dasar teori pada variabel-variabel yang

Anda teliti. Baik variabel bebas (tindakan yang diberikan) dan variabel

terikat (yang ditingkatkan) dua-duanya harus didukung dengan teori.

Ini sejalan dengan ciri seorang profesional, yang setiap tindakannya

didukung dengan teori yang sudah mantap. Analoginya dengan dokter,

setiap obat yang diresepkan harus didukung dengan teori atau hasil

penelitian yang sudah mantap. Jika tidak, dokter itu akan lebih tepat

disebut dukun.

Namun fungsi teori dalam PTK agak berbeda dengan fungsinya dalam

penelitian formal. Asumsinya, peneliti PTK adalah guru profesional

yang sudah berusaha menerapkan teori-teori yang sudah mantap itu

Page 275: Geografi (lengkap)

dalam pembelajaran, tetapi belum berhasil. Sebagaimana kita ketahui

banyak sekali teori-teori yang mantap itu berasal dari negara Barat,

yang berbeda budaya dengan kita. Dalam PTK Anda dapat saja

menemukan teori yang sama sekali baru—disebut grounded theory—

yang sesuai dengan konteks sekolah Anda. Jadi teori yang dirujuk

dalam PTK sifatnya hanya sebagai bahan pertimbangan.

Kata ―pustaka‖ digunakan untuk membedakan dengan ―teori‘ yang

bersifat akademis. Pustaka lebih bersifat umum; Undang-Undang dan

Peraturan Menteri dapat dimasukkan ke dalamnya. Dokumen-

dokumen itu merupakan kebijakan sehingga tidak dapat dimasukkan

dalam kategori teori.

Selain variabel bebas dan variabel terikat, Anda perlu mencari teori

yang berkenaan dengan pembelajaran khusus, untuk mata pelajaran

Anda. Gunanya agar temuantemuan yang Anda peroleh nanti tidak

menyimpang dari karakteristik mata pelajaran yang Anda ampu.

Sebaiknya penyajian hakikat variabel bebas didahulukan agar pembaca

langsung dapat mengetahui inovasi yang ditawarkan pada kesempatan

pertama. Berikut ini adalah contoh deskripsi teori untuk judul

―Peningkatan Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas I SMA X Jakarta

melalui Metode Concept Attainment‖.

Bab 2 Kajian Pustaka

A. Deskripsi Teori

1. Concept Attainment

Pendekatan pembelajaran pemrosesan informasi

dengan model concept attainment menurut Uno

(2008) dikembangkan berdasarkan karya Jerome

Brunner, dkk. yang yakin bahwa lingkungan

sekitar manusia beragam dan sebagai manusia

kita harus mampu membedakan,

mengkategorikan dan menamakan semua itu.

Kemampuan manusia dalam membedakan,

mengelompokkan dan menamakan sesuatu

inilah yang menyebabkan munculnya sebuah

konsep.

Concept attainment adalah suatu metode

pembelajaran yang bertujuan untuk membantu

siswa memahami suatu konsep tertentu.

Metode ini dapat diterapkan untuk semua umur,

dari anak-anak sampai orang dewasa. Untuk

taman kanak-kanak, tentunya, pendekatan ini

dapat digunakan untuk memperkenalkan

konsep yang sederhana. Pendekatan ini, lebih

Page 276: Geografi (lengkap)

tepat digunakan ketika penekanan pembelajaran

lebih pada pengenalan konsep baru, melatih

kemampuan berpikir induktif dan melatih

berpikir analisis.

Prosedur pembelajarannya melalui tiga tahap

yaitu: kategorisasi, penemuan konsep,

penyimpulan. Kategorisasi adalah upaya

mengkategorikan sesuatu yang sama atau tidak

sesuai dengan konsep yang diperoleh. Setelah

kategori yang tidak sesuai disingkirkan, kategori

yang sesuai digabungkan sehingga membentuk

suatu konsep. Setelah itu, suatu konsep tertentu

baru dapat disimpulkan. Tahap terakhir inilah

yang dimaksud dengan concept attainment.

2. Hasil Belajar

Belajar merupakan suatu kekuatan atau sumber

daya yang tumbuh dari dalam diri sesorang

(individu). Belajar berhubungan dengan tingkah

laku seseorang terhadap situasi tertentu yang

disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-

ulang dalam situasi itu, di mana perubahan

tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas

dasar kecenderungan respon pembawaan,

kematangan, atau keadaan sesaat seseorang

seperti kelelahan dan pengaruh obat (Purwanto,

2003). Jadi perubahan perilaku adalah hasil

belajar (Munir, 2008); perilaku itu meliputi aspek

pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan

keterampilan (psikomotorik). Hasil belajar pada

aspek pengetahuan adalah dari tidak tahu

menjadi tahu, pada aspek keterampilan dari

tidak mampu menjadi mampu.

Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang

meliputi perubahan dalam persepsi dan

pemahaman yang tidak selalu dalam bentuk

perilaku yang dapat diamati. Proses belajar

dipandang sebagai proses pengolahan informasi

yang meliputi tiga tahap, yaitu: perhatian

(attention), penulisan dalam bentuk simbol

(encoding), dan mendapatkan kembali informasi

(retrieval). Mengajar merupakan upaya dalam

rangka mendorong (menuntun dan menemukan

hubungan) antara pengetahuan yang baru

dengan pengetahuan yang telah ada.

3. Pembelajaran Geografi

Page 277: Geografi (lengkap)

Sesuai dengan yang disampaikan Suparno (2005)

bahwa selama proses pembelajaran terjadi

interaksi yang khas antara siswa dan guru, siswa

berupaya menyerap informasi dan guru

bertugas mendampingi siswa dalam belajar.

Dalam filsafat pendidikan modern, siswa

dipandang bukan sebagai objek dalam

pembelajaran tetapi juga sebagai subjek. Siswa

tidak dipandang sebagai orang yang tidak tahu,

tapi dipandang sebagai orang yang tahu

meskipun belum sempurna.

Proses pembelajaran geografi selalu berkenaan

dengan kehidupan nyata di permuakaan bumi

sehingga perlua adanya aplikasi dalam materi

pembelajaran geografi yang tidak hanya bersifat

abstrak, tetapi dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari.

Pakar-pakar geografi pada Seminar dan

Lokakarya Peningkatan Kualitas Pengajaran

Geografi di Semarang tahun 1988(dalam

Gurniwan 2002:22) telah merumuskan konsep

geografi yaitu, ―Geografi adalah ilmu

yangmempelajari persamaan dan perbedaan

fenomena geosfer dengan sudut pandang

kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks

keruangan‖.

Konsep geografi yang diketengahkan diatas

secara jelas menegaskan bahwa yang menjadi

objek studi geografi tidak lain adalah geosfer,

yaitu permukaan bumi yang hakikatnya

merupakan bagian dari bumi yang terdiri atas

atmosfer (lapisan udara), litosfer (lapisan batuan

kulit bumi), hidrosfer (lapisan air, perairan) dan

biosfer (lapisan kehidupan). Jadi, secara

Garis besar studi geografi berkenaan dengan:

a. Permukaan bumi (geosfer)

b. Alam lingkungan (atmosfer,litosfer,

hidrosfer, biosfer)

c. Umat manusia dengan kehidupannya

(antroposfer)

d. Penyebaran keruangan gejala alam dan

kehidupan termasuk persamaan dan

perbedaan

e. Analisis hubungan keruangan gejala-gejala

geografi di permukaan bumi.

Dengan demikian dapat diketengahkan bahwa

penngajaran geografi hakikatnya adalah

pengajaran tentang aspek-aspek keruangan

Page 278: Geografi (lengkap)

permuakaan bumi yang merupakan keseluruhan

gejala alam dan kehidupan umat manusia

dengan variasi kewilayahannya. Dengan

perkataan lain, pengajaran geografi merupakan

pelajaran tentang hakikat geografi yang

diajarkan disekolah dan disesuaikan dengan

tingkat perkembangan mental anak pada jenjang

pendidikan masing-masing. Untuk itu, guru

sangat penting dan krusial dalam mengemas

pembelajaran geografi yang berorientasi pada

penanaman dan pemahaman serta pembentukan

sikap dan perilaku siswa yang peduli

lingkungan. Seperti yang dikatakan oleh

Sumaatmadja (1997:35) bahwa:

―Pembelajaran geografi merupakan

proses dan interaksi antara guru dengan

murid dalam menelaah interaksi,

interrelasi, dan integrasi gejala-gejala di

permukaan bumi yang dapat

diungkapkan dengan pertanyaan apa,

dimana, mengapa, dan bagaimana?‖

Semakin bagus kompetensi guru dalam

menerangkan permasalahan mengenal

lingkungan, maka pembentukan sikap dan

perilaku peduli lingkungan pada siswa akan

lebih mudah.

Penelitian yang relevan diperlukan untuk mengetahui state of the art

atau perkembangan terbaru tentang masalah yang diteliti. Penelitian

seperti itu dapat diperoleh dari jurnal ilmiah. Berbeda dengan buku,

jurnal ilmiah menyajikan informasi yang relatif lebih baru. Berikut ini

adalah contohnya.

B. Penelitian yang Relevan

Concept attainment didesain untuk memberi

latihan pada siswa menganalisis data dan

mengembangkan keterampilan berfikir kritis tanpa

menggunakan alat-alat lab. yang merepotkan.

Struktur pelajaran induktif membimbing siswa

untuk memahami materi pelajaran tahap demi

tahap menuju pemahaman yang mendalam atas

ide-ide baru dan memberi kerangka berfikir

sistematis seiring dengan proses menggabung-

gabungkan atribut-atribut esensial dari konsep yan

dituju. (Reid, 2010).

Page 279: Geografi (lengkap)

Rerata hasil belajar kelas yang diajar menggunakan

model concept attainment berbantuan CD Interaktif

yaitu X1= 75,83 jauh lebih besar dari kelas yang

diajar menggunakan model konvensional yaitu X2

= 67,93. Berdasarkan hal tersebut maka dapat

diperoleh bahwa kelas yang diajar menggunakan

model concept attainment berbantuan CD

Interaktif lebih baik dari pada kelas yang diajar

menggunakan model konvensional (Winasmadi,

2011).

Setelah mendeskripsikan berbagai teori tentang concept attainment

berdasarkan buku teks dan temuan-temuan terbaru dari artikel jurnal,

Anda perlu mengemukakan kerangka berfikir. Isinya adalah uraian

singkat, sekitar 2—3 paragraf, untuk meyakinkan pembaca bahwa

metode concept attainment memang efektif untuk meningkatkan hasil

belajar siswa. Kerangka berfikir merupakan hasil pemikiran Anda

sendiri, yang merupakan sintesis dari berbagai teori yang Anda rujuk

sebelumnya. Kerangka berfikir yang baik dapat membuat pembaca

mengemukakan sendiri kesimpulannya sebelum Anda menuliskan di

bagian akhir. Berikut ini adalah contohnya:

C. Kerangka Berfikir

Siswa akan memperoleh pemahaman yang mantap

jika dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran,

menemukan sendiri konsep-konsep yang

dipelajari. Contoh-contoh yang cukup banyak akan

menghindarkan siswa dari under-generalization atau

penyimpulan terlalu sempit. Sementara penyajian

noncontoh akan menghindarkan siswa dari

overgeneralization atau penyimpulan terlalu luas.

Baik under-generalizatin maupun over-generalization

dua-duanya akan membuat pemahaman konsep

siswa menjadi lemah.

Metode concept attainment memberi contoh yang

cukup banyak kepada siswa, disertai dengan

noncontohnya. Siswa diberi kesempatan yang luas

untuk berfikir secara aktif dalam mengelompokkan

contoh-contoh itu ke dalam konsep-konsep yang

dipelajari. Karena masing-masing siswa

mempunyai pendapat sendiri yang dipercayai

kebenarannya, proses pengelompokkan itu akan

menimbulkan perbedaan pendapat yang

mendorong terjadinya diskusi yang seru dan

menyenangkan.

Dapat disimpulkan bahwa metode concept

attainment akan meningkatkan pemahaman siswa.

Page 280: Geografi (lengkap)

Hipotesis tindakan merupakan bagian akhir dari kajian teori di Bab 2.

Isinya sama dengan kalimat terakhir kerangka berfikir, yang

merupakan kesimpulan. Dalam proposal sederhana yang sudah Anda

buat di pasal sebelumnya, sudah terdapat hipotesis tendakan. Anda

tinggal memindahkannya ke sini. Seperti telah dijelaskan, hipotesis

tindakan sebaiknya disertai dengan tindakan operasional, yang

merupakan operasionalisasi dari hipotesis itu. Analoginya dengan

kedokteran, hipotesis tindakan adalah resepnya; tindakan operasional

adalah dosis atau aturan minumnya. Inilah contohnya.

D. Hipotesis Tindakan

Metode concept attainment akan meningkatkan hasil

belajar geografi siswa kelas I SMA X Jakarta.

Tindakan Operasional:

1. Tiap peristiwa yang esensial disajikan

menggunakan metode concept attainment.

Sejumlah contoh yang berupa nama-nama

peristiwa diletakkan dalam kolom-kolom yang

diberi kata ―Ya‖ dan ―Tidak‖. Siswa kemudian

diminta menambahkan tiga nama peristiwa lain

di masing-asing kolom. Di antara contoh-contoh

itu disertai noncontoh.

2. Contoh soal yang diberikan guru harus cukup

banyak dan bervariasi.

3. Dihindari pemberian contoh soal yang terbatas

tetapi pemberian PR yang terlalu banyak.

Metodologi Penelitian (Bab 3)

Metodologi penelitian diawali dengan mendeskripsikan setting;

sebagaimana sudah disinggung sebelumnya. Gunanya adalah untuk

memberikan gambaran kepada pembaca tentang konteks penelitian

Anda. Setelah itu uraian Bab 3 ini disusul berturut-turut dengan:

metode penelitian, siklus penelitian, kriteria keberhasilan, instrumen

penelitian, analisis data, kolaborasi, dan jadual penelitian. Berikut ini

adalah contohnya.

Bab 3 Metodologi Penelitian

A. Setting

Penelitian ini akan dilakukan dalam mata pelajaran

sejarah pada semester ke ... tahun ... di SMA X

Jakarta. Subyek penelitian adalah siswa kelas I

yang berjumlah 32 orang siswa. Sekolah ini

merupakan Sekolah Standar Nasional yang

berukuran besar, mempunyai 27 kelas. Gurunya

80% berkualifikasi S1 dengan program studi yang

Page 281: Geografi (lengkap)

relevan dengan mata pelajaran yang diampu. Yang

sudah memperoleh Sertifikat Pendidik Profesional

sekitar 50%.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian

tindakan kelas (PTK) model Kemmis dan

McTaggart yang prosesnya disajikan seperti pada

Gambar berikut.

Gambar. PTK Model Kemmis & McTaggart

Penelitian direncanakan akan berlangsung selama

tiga siklus, yang masing-masing terdiri dari:

perencanaan (plan), pelaksanaan (act), pengamatan

(observe), dan refleksi (reflect). Tiap siklus minimal

akan terdiri dari tiga pertemuan tatap muka

sehingga keseluruhan penelitian akan terdiri dari

sekitar sembilan pertemuan tatap muka.

C. Siklus Penelitian

Plan yang tidak lain adalah hipotesis tindakan akan

dilaksanakan secara berulang-ulang dalam siklus I,

sebanyak beberapa kali pertemuan tatap muka.

Pelaksanaan tindakan akan diamati dan dicatat

dengan seksama.

Pada akhir siklus pengamatan terhadap variabel

terikat dilakukan dengan tes. Data hasil tes

dianalisis atau direfleksi untuk mengetahui

keberhasilan dan kegagalannya. Refleksi diakhiri

Page 282: Geografi (lengkap)

dengan merencanakan tindakan alternatif atau

revised plan, yang akan diterapkan pada siklus II.

Plan untuk siklus II sepenuhnya tergantung pada

hasil refleksi siklus I; demikian juga plan untuk

siklus III sepenuhnya tergantung pada hasil refleksi

siklus II.

D. Kriteria Keberhasilan

Siklus ―plan-act-observe-reflect‖ akan berlangsung

terus sampai criteria keberhasilannya tercapai,

yaitu skor rata-rata kelas mencapai 75, yang

disebut kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Walaupun penelitian telah berlangsung sebanyak

tiga siklus, akan terus dilanjutkan selama KKM

belum tercapai.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen untuk mengukur peningkatan hasil

belajar siswa (variable yang ditingkatkan) akan

dilakukan dengan tes hasil belajar. Kisi-kisinya

adalah sebagai berikut:

Tabel. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar

Kompetensi dan Indikator

Proses Kognitif

Ing

atan

Pem

aham

an

Ap

lik

asi

An

alis

is

Ev

alu

asi

Kre

asi

KD 1 Indikator 1.1 Indikator 1.2 KD 2 Indikator 2.1 Indikator 2.2

Di samping itu peningkatan hasil belajar akan

diukur juga dengan menggunakan lembar

observasi dan pedoman wawancara atau tes lisan.

Kedua instrumen itu akan dibuat berdasarkan kisi-

kisi pada Tabel di atas. Tujuannya adalah untuk

melakukan triangulasi, yaitu melihat satu variabel

Page 283: Geografi (lengkap)

dari berbagai instrumen yang berbeda. Pengukuran

akan dilakukan secara sampling, yaitu terhadap

beberapa orang siswa yang dipilih secara acak.

Teknik ini dipilih karena jika dilakukan terhadap

seluruh siswa akan memakan waktu yang lama;

peneliti praktis akan sangat sibuk dan kehilangan

waktu untuk membimbing siswa secara intensif.

Pelaksanaan metode concept attainment, sebagai

variabel bebas atau tindakan yang diberikan, tidak

akan diukur secara kuantitatif, tetapi cukup secara

kualitatif menggunakan catatan lapangan. Sifatnya

lebih global dan fleksibel dengan memperhatikan

hal-hal yang penting, yaitu:

1. Kemampuan siswa menambahkan nama-benda

baru pada kolom ―ya‖ dan ―Tidak‖

2. Kemampuan siswa menemukan konsep yang

ada pada kolom ―Ya‖ dan ―Tidak‖

3. Kemampuan siswa berargumentasi dalam

diskusi kelompok atau diskusi kelas.

Data tidak akan ditabulasi seperti halnya skor hasil

belajar, tetapi cukup dituliskan secara naratif

berupa catatan lapangan, seperti telah

disinggung di atas, sebanyak ½--1 halaman tiap

akhir pertemuan tatap muka.

F. Analisis Data

Data hasil belajar siswa akan dianalisis dengan

statistik deskriptif, seperti rata-rata dan persentase.

Peningkatan hasil belajar akan dilihat dari

kecenderungan kenaikan skor rata-rata dari siklus

ke siklus. Data dari lembar observasi dan pedoman

wawancara akan dianalisis secara kualitatif,

kemudian dilihat juga kecenderungannya dari

siklus ke siklus.

G. Kolaborasi

Kolaborator penelitian adalah teman sejawat, semata

pelajaran, di SMA X Jakarta. Proses kolaborasi dilakukan

pada saat penulisan proposal penelitian dan

pengembangan perangkat-perangkat pembelajaran. Pada

saat-saat tertentu, kolaborator ikut masuk kelas untuk

membantu mengamati pelaksanaan metode concept

attainment, sebagai variable bebas atau tindakan dalam

PTK, dan pada akhir pembelajaran diadakan diskusi

singkat. Pada akhir minggu pertemuan kolaborasi kembali

dilakukan untuk menganalisis keberhasilan dan kegagalan

Page 284: Geografi (lengkap)

penelitian dalam satu minggu, dan merencanakan

tindakan untuk minggu berikutnya.

H. Jadual Penelitian

Tabel Jadual Penelitian

No Kegiatan Minggu Ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Persiapan

f. Menyusun RPP

g. Membuat Perangkat Pembelajaran

h. Membuat Media

i. Menyusun Jadual

j. Menyusun Instrumen

2 Pelaksanaan

a. Menyiapkan Siklus 1

b. Membuat Laporan Siklus 1

c. Melaksanakan Siklus 2

d. Membuat Laporan Siklus 2

e. Melaksanakan Siklus 3

f. Membuat Laporan Siklus 3

3 Pelaporan

a. Membuat Laporan Gabungan Siklus 1, 2, dan 3

b. Membuat Makalah Seminar

c. Seminar hasil penelitian

d. Merevisi Laporan Berdasarkan Hasil Seminar

e. Menulis Artikel Jurnal

f. Mengirimkan Artikel Jurnal Ke Pengelola Jurnal

Page 285: Geografi (lengkap)

Berbeda dengan penelitian formal, pada penelitian tindakan kelas

laporannya sebaiknya dibuat secara bertahap, per siklus. Maksudnya

agar hal-hal yang bersifat kualitatif tidak terlupakan; dengan demikian

laporan akan bersifat lebih holistik, melihat berbagai aspek

pembelajaran. pembuatan laporan secara bertahap juga akan membuat

pekerjaan terasa lebih ringan. Laporan akhirnya lebih berupa kompilasi

dari laporan per siklus.

Bagian terakhir dari Bab 3 adalah Daftar Pustaka. Semua referensi yang

ada dalam proposal harus didukung dengan daftar pustaka. Daftar

pustaka hendaknya bersifat asli dan baru. Asli artinya diambil dari

penulisnya secara langsung; baru artinya tahun penerbitan sedapat

mungkin 10 tahun terakhir. Satu atau dua yang usianya lebih dari 10

tahun masih dapat diterima. Anda bebas memilih cara penulisan daftar

pustaka asalkan konsisten. Berikut ini adalah contoh dari daftar

pustaka:

Daftar Pustaka

Druxes, Herbert, dkk. (1996). Kompendium Dikdaktik Fisika. Alih

Bahasa: Soeparno. Bandung: CV Remadja Karya

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi. Bandung: Alfabeta

Purwanto, Ngalim. (2008). Psikologi Pendidikan. (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya)

Reid, Barbara. (2010). The Concept Attainment Strategy. The

Science Teacher, Vol. 078 Issue 1

Suparno, Paul. (2008). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam

Pendidikan Fisika. Jakarta: Grasindo

Page 286: Geografi (lengkap)

Uno, Hamzah B. (2008). Model Pembelajaran. diakses dari

http://asepawaludinfajari.wordpress.com/2011/11/22

/concept-attainment-model- model-pembelajaran-

perolehan-konsep/ tanggal 22 Maret 2012

Winasmadi, Praja Achsani. (2011). Pengembangan Perangkat

Pembelajaran Matematika dengan Concept Attainment

Berbantuan CD Interaktif pada Materi Segitiga Kelas VII.

Jurnal PP, No. 1 Vol. 2 Desember 2011.

d) Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas

Untuk menyusun laporan akhir penelitian harus mengikuti acuan

penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dalam upaya meningkatkan

jabatan/golongan guru melalui pengembangan profesi.

1) Kelengkapan laporan dan sistematika sebagai berikut:

SAMPUL

HALAMAN PENGESAHAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL (KALAU ADA)

DAFTAR GAMBAR (KALAU ADA)

DAFTAR LAMPIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

C. Kerangka Pikir

D. Hipotesis Tindakan

BAB 3 METODE PENELITIAN

A. Settin Penelitian

B. Metodologi Penelitian

C. Siklus Penelitian

D. Kriteria Penelitian

E. Instrumen Penelitian

Page 287: Geografi (lengkap)

F. Analisis Data

G. Kolaborasi

H. Jadual Penelitian

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

B. Pembahasan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1. Contoh perangkat pembelajaran

2. Instrumen

3. Personalia

4. Data

5. Bukti lain pelaksanaan (foto, CD, hasil pekerjaan siswa, berita

acara seminar hasil penelitian)

2) Deskripsi dari tiap-tiap komponen di atas adalah sebagai berikut:

SAMPUL LAPORAN

Format sampul laporan sesuaikan dengan format yang berlaku di

Kementrian Pendidikan Nasional

HALAMAN PENGESAHAN

Format halaman pengesahan sesuaikan dengan format yang berlaku

di Kementrian Pendidikan Nasional

ABSTRAK

Abstrak berisi ringkasan permasalahan dan cara pemecahan

masalahnya, tujuan, prosedur, dan hasil penelitian. Abstrak diketik

satu spasi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris (lebih baik

bila ada). Jumlah kata dalam abstrak tidak melebihi 200 kata (ada

juga yang menetapkan 250 kata) dan dilengkapi dengan kata kunci 3

– 5 kata

KATA PENGANTAR

Kata pengantar berisi hal-hal yang akan disampaikan oleh peneliti

sehubungan dengan pelaksanaan dan hasil yang dicapai. Di bagian

ini dapat pula disampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-

pihak yang berjasa dalam pelaksanaan penelitian.

DAFTAR ISI

Daftar isi memuat bagian awal laporan, bab dan sub-bab, bagian

akhir, disertai pencantuman nomor halamannya.

DAFTAR TABEL

Page 288: Geografi (lengkap)

Daftar tabel memuat nomor dan judul semua tabel yang ada dalam

laporan disertai pencantuman nomor halamannya. Judul tabel

berada di bagian atas tabel.

DAFTAR GAMBAR

Daftar gambar memuat nomor dan judul semua gambar yang ada

dalam laporan disertai pencantuman nomor halamannya. Judul

gambar berada di bagian bawah gambar. Gambar yang dimaksud

adalah gambar yang diambil selama proses penelitian berlangsung

dan berguna antara lain untuk menggambarkan situasi

kelas/laboratorium,respon/mimik siswa selama dilaksanakan

tindakan, hasil karya siswa, grafik/diagram batang yang

menggambarkan data hasil penelitian.

BAB 1 – 3

Isi sama dengan proposal Penelitian Tindakan Kelas pada

pembahasan sebelumnya.

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Pada awalnya dideskripsikan setting penelitian secara lengkap

kemudian uraian masing-masing siklus dengan desertai data

lengkap beserta aspek-aspek yang direkam/diamati tiap siklus.

Rekaman itu menunjukkan terjadinya perubahan akibat

tindakan yang diberikan. Ditunjukkan adanya perbedaan

dengan pelajaran yang biasa dilakukan. Pada refleksi diakhir

setiap siklus berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan dan

kelemahan yang terjadi ke dalam bentuk grafik. Kemukakan

adanya perubahan/kemajuan/ perbaikan yang terjadi pada diri

siswa, lingkungan kelas, guru sendiri, minat, motivasi belajar,

dan hasil belajar. Untuk bahan dasar analisis dan pembahasan

kemukakan hasil keseluruhan siklus kedalam suatu ringkasan

tabel/grafik. Dari tabel/grafik rangkuman itu akan dapat

memperjelas adanya perubahan yang terjadi disertai

pembahasan secara rinci dan jelas.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Sajikan simpulan dari hasil penelitian sesuai dengan analisis

dan tujuan penelitian yang disampaikan sebelumnya. Berikan

saran sebagai tindak lanjut berdasarkan simpulan yang

diperoleh baik yang menyangkut segi positif maupun segi

negatifnya.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka yang dicantumkan dalam laporan hanya yang benar-

benar dirujuk dalam naskah. Daftar pustaka ditulis secara

konsisten dan alphabetis. Daftar pustaka dapat bersumber dari

buku, jurnal, majalah, dan internet.

LAMPIRAN

Page 289: Geografi (lengkap)

Lampiran memuat contoh perangkat pembelajaran: RPP, kurikulum,

silabus, instrumen yang digunakan, personalia, data, foto

pelaksanaan penelitian dan bukti lain pelaksanaan termasuk berita

acara seminar hasil penelitian.

B. Contoh Penelitian Tindakan Kelas

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR GEOGRAFI MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH II

MOJOSARI – MOJOKERTO

OLEH :

BURHANUDDIN SPd.

SOEJOTO, SPd.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampai sekarang pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai

perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama

pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar. Untuk itu diperlukan sebuah

strategi belajar baru yang lebih memberdayakan siswa. Sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan

siswa menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa mengkontruksikan di benak

mereka sendiri. Dalam proses belajar, anak belajar dari pengalaman sendiri, mengkonstruksi pengetahuan

kemudian memberi makna pada pengetahuan itu. Melalui proses belajar yang mengalami sendiri,

menemukan sendiri, secara berkelompok seperti bermain, maka anak menjadi senang, sehingga

tumbuhlah minat untuk belajar, khususnya belajar Geografi.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah model pembelajaran group Investigation (menemukan secara berkelompok) dapat meningkatkan

minat belajar Geografi bagi siswa ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah agar siswa meningkatkan

minatnya dalam belajar Geografi; sehingga siswa memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan perubahan

sikap yang positif.

1.4 Manfaat Dan Hasil Penelitian

a. Siswa : Siswa termotivasi sehingga senang belajar Geografi dan dapat memperoleh pengalaman

belajar.

b. Guru : Dapat menambah wawasan tentang strategi pembelajaran.

c. Sekolah : Untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah

Page 290: Geografi (lengkap)

d. Pengembangan Kurikulum : Merupakan upaya penyempurnaan Kurikulum

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN RENCANA TINDAKAN

2.1 Minat

Minat ialah suatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan

yang tergantung dari bakat dan lingkungan (Sujanto Agus : 1981). Dalam belajar diperlukan suatu

pemusatan perhatian agar apa yang dipelajari dapat dipahami; Sehingga siswa dapat melakukan sesuatu

yang sebelumnya tidak dapat dilakukan. Terjadilah suatu perubahan kelakuan.

Perubahan kelakuan ini meliputi seluruh pribadi siswa; baik kognitip, psikomotor maupun afektif. Untuk

meningkatkan minat, maka proses pembelajaran dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan siswa bekerja

dan mengalami apa yang ada di lingkungan secara berkelompok.

2.2 Belajar

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.

(Hamalik Pemar : 2001)

Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses yakni suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau

tujuan. Yang menjadi hasil dari belajar bukan penguasan hasil latihan melainkan perubahan tingkah laku.

Karena belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, maka diperlukan pembelajaran yang bermutu

yang langsung menyenangkan dan mencerdaskan siswa.

Suasana kondisi pembelajaran yang menyenangkan dan mencerdaskansiswa itu salah satunya dapat

tercipta melalui model pembelajaran Group Investigation.

2.3 Model Pembelajaran Group Investigation (Sharan, 1992)

Model adalah representasi realitas yang disajikan dengan suatu derajat struktur dan urutan ( Richey, 1986

). Group investigation adalah penemuan yang dilakukan secara berkelompok: murid/ siswa secara

berkelompok mengalami dan melakukan percobaan dengan aktif yang memungkinkannya menemukan

prinsip.

Langkah-langkah pembelajaran Group Investigation :

a. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen

b. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok

c. Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat tugas satu

materi

d. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan

e. Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok

f. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan

g. Evaluasi

h. Penutup

Model pembelajaran Group Investigation ini membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan

dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara materi yang yang

diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan

yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. Dengan model pembelajaran ini minat

belajar siswa meningkat dan hasil pembelajarannya diharapkan lebih bermakna bagi siswa.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting Penelitian

Page 291: Geografi (lengkap)

Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini dilaksanakan di kelas XI IPS SMA MUHAMMADIYAH II

MOJOSARI yang berlokasi di Jalan Pahlawan No. 52 Mojosari Mojokerto. Jumlah siswa 17 orang,

dengan latar belakang sosial ekonomi yang heterogen.

3.2 Persiapan Penelitian

Untuk memperlancar pelaksanan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, kami telah mempersipkan

instrumen dan penilaian.

3.3 Siklus Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini menggunakan dua kali siklus, yaitu

Siklus pertama yang meliputi :

A. Pendahuluan

Mempersiapakan konsep materi yang akan dijadikan bahan pembelajaran yaitu :

KD : Memprediksi dinamika perubahan atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi.

Indikator : Menganalisa dinamika unsur-unsur cuaca.

B. Langkah Utama

1). Guru membagi siswa dalam 4 kelompok

2). Guru menjelaskan maksud pembelajaran yaitu mengamati unsur unsur cuaca secara berkelompok.

3). Guru memanggil ketua kelompok dan masing-masing diberi tugas mengamati : intensitas sinar

matahari, mengukur suhu udara,

mengamati arah dan kecepatan angin, awan dan kelembaban udara di luar kelas.

4). Masing-masing kelompok mengamati dan mendiskusikan materi sesuai dengan tugasnya secara

kelompok.

5). Setelah selesai diskusi, ketua kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok.

C. Langkah Penutup

Guru memberikan penilaian kepada kelompok-kelompok siswa yang melakukan pengamatan dan diskusi

itu.

Siklus kedua menunggu refleksi siklus ke-1

3.4 Pembentukan Instrumen

Untuk mendapatkan data yang valid dan akurat dari siswa, guru / kolaborator meneliti menggunakan

instrumen berupa :

a. Catatan yang meliputi “ Persiapan, pelaksanaan dan penelitian “

b. Lembar evaluasi

c. Lembar Observasi

d. Angket

3.5 Analisa Dan Refleksi

Data yang dicatat tiap langkah meliputi :

a. Data hasil pemahaman materi belajar

b. Data hasil minat belajar dalam melaksanakan tugas mengamati cuaca dan diskusi

Data di atas dianalisis secara berkala setiap langkah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil yang

sebenarnya berdasarkan tujuan kegiatan belajar mengajar (KBM) yang hendak dicapai.

Page 292: Geografi (lengkap)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Model pembelajaran Group Investigation ini masih asing bagi siswa kelas XI IPS SMA

MUHAMMADIYAH II MOJOSARI, karena belum pernah . Tahap awal praktek peneliti agak banyak

menjelaskan pada siswa tentang cara belajar di lapangan untuk memperoleh pengalaman belajar; seperti

bagaiman menggunakan alat-alat, bagaimana mencatat hasil penelitian, membuat kesimpulan, berdiskusi

dan menyampaikan hasil pembahasan (mempresentasikan). SMA MUHAMMADIYAH II MOJOSARI

belum mempunyai laboratorium yang memadai, sehingga siswa kurang diadakn praktikum. Setelah siswa

dianggap cukup untuk memahami model pembelajaran Group Investigation, selanjutnya pembelajaran

diberikan pada pertemuan berikutnya.

Pertemuan berikutnya (2 jam pelajaran)

1). Disajikan dan dijabarkan KD hingga siswa memahami akan apa yang akan dipelajari

2). Menginterpretasikan materi pelajaran yang akan dijabarkan.

3). Menata indikator sesuai dengan kelompok-kelompoknya.

4). Membentuk kelompok

5). Memonitor seluruh tugas siswa

6). Mendiagnose kesulitan siswa

7). Melakukan penilaian

Angket siswa terhadap pelajaran Geografi

ª Dberikan sebelum memulai pembelajaran.

Hasilnya : Kurang berminat

ª Observasi aktivitas guru dalam perencanaan sangat baik, sedangkan dalam

pelaksanaan diperoleh hasil baik

ª Observasi minat siswa dalam belajar diperoleh hasil cukup baik.

Refleksi I

Dari data observasi minat siswa dalam belajar Geografi diperoleh hasil cukup

baik, hal ini disebabkan karena dalam membuat laporan dan mempresentasikan

hasil penemuannya kurang terbiasa.

Refleksi II

Dari data observasi minat siswa diperoleh hasil baik, hal ini karena siswa sudah

lancar dan mulai senang.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas XI IPS SMA MUHAMMADIYAH II

MOJOSARI dengan menggunkan metode pembelajaran Group Investigation ini dilaksanakan dalam 2

siklus. Pada siklus pertama belum bisa mencapai hasil seperti yang diharapkan, karena siswa masih belum

terbiasa. Setelah ada motivasi maka pada pelaksanaan siklus kedua ada

perubahan yang sangat berarti ke arah yang sangat baik. Siswa sudah menunjukkan peningkatan minat

dalam belajar Geografi.

5.2 Saran

Page 293: Geografi (lengkap)

Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, maka peneliti memberikan saran yang berkaitan dengan

usaha peningkatan minat belajar bagi siswa sebaiknya menerapkan model pembelajaran Group

Investigation.

Page 294: Geografi (lengkap)

BAB V

MATERI PEMBELAJARAN 3

GEOGRAFI

A. Konsep, Pendekatan Prinsip dan Aspek Geografi

1. Tujuan Pembelajaran

a. Standard Kompetensi (SK)

Guru mampu memahami konsep, pendekatan, prinsip dan aspek geografi

b. Kompetensi Dasar (KD)

• Guru mampu menjelaskan konsep geografi

• Guru mampu menjelasakan pendekatan geografi

• Guru menjelaskan prinsip geografi

• Guru mampu mendeskripsikan aspek geografi

c. Indikator

• Menjelaskan ruang lingkup geografi

• Memahami obyek studi Geografi

• Menggunakan metode pendekatan geografi

• Menjelaskan prinsip-prinsip geografi

2. Materi : Konsep, Pendekatan Prinsip dan Aspek Geografi

a. Ruang lingkup dan Obyek Geografi

1) Konsep-konsep geografi

Di dalam geogarafi menyajikan pengertian bermakna mengenai bumi

sebagai habitat manusia. Geografi juga menelaah tentang cara

memandang bumi dengan cara yang berbeda. Adapun jenis jenis konsep

asasi itu adalah: konsep lokasi, jarak, nilai kegunaan, keterjangkauan,

pertalian wilayah (areal coherence), interaksi keruangan (spatial

interaction), aglomerasi, pola, morfologi, differensiasi areal.

a) Lokasi

Letak suatu tempat memiliki nilai yang berbeda, baik secara

ekonomis,

lingkungan, sumber daya, politis, dan pertahanan keamanan.

Perbedaan

potensi yang dapat dimanfaatkan berbagai aktivitas memberikan

pengaruh

terhadap sistem, pola penggunaannya baik secara fisis maupun sosial,

seperti

berikut ini :

• Nilai suatu tempat (kestrategisan). Nilai suatu tempat akan mahal

harganya

Page 295: Geografi (lengkap)

jika berada di pusat kota dibandingkan dengan di pinggiran kota. Sistem

dan pola pengolahan lahan. Sistem dan pola pengolahan pertaniandi

lereng pegunugan akan berbeda dengan di daerah dataran. Sistem

budaya. Teknik dan sistem pengolahan lahan serta adat istiadat di daerah

dekat pantai maka akan berbeda dengan tehnik dan sistem pengolahan

serta adat istiadat di daerah pegunungan.

Lokasi dpat dibagi menjadi dua bagian yaitu lokasi relatif dan lokasi absol

ut.

1). Lokasi Relatif

Adalah lokasi yang artinya bisa berubah-

ubah karena dipengaruhi daerah

sekitarnya. Misalnya desa X lebih baik aksesibilitasnya dibandingkan des

a Y,

karena desa X berada di tepi jalan, sedangkan desa Y jauh di dalam.

2). Lokasi Absolut

Adalah lokasi berdasarkan garis lintang dan garis bujur (bersifat tetap) mi

salnya

letak kota Jakarta.

Selain itu juga lokasi dapat ditinjau dari :

1) Tinjauan fisiografis, yaitu letak astronomi dan geografis

a). letak astonomi, berkaitan dengan :

(1) letak suatu Negara

(2) Iklim Contoh: iklim tropis, subtropis

(3) Aktivitas Penduduk

Contoh : masyarakat yang bertempat tinggal di daerah pantai dominan

bekerja sebagai nelayan

b). Letak geografis, yaitu letak yang ditinjau berdasarkan hubungan tem

pat-

tempat sekitarnya

Contoh : Indonesia terletak diantara 2 samudera yaitu Samudera Hindia

dan Samudera Pasifik dan terletak diantara 2 benua yaitu Benua

Asia dan Benua Australia

2) Tinjauan Sosial Ekonomi dan Budaya

Letak yang berdasarkan kondisi ekonomi, politik, dan sosial, budaya

yang ada di sekitarnya.Contoh: Harga tanah yang berada dipinggiran

jalan memiliki harga yang tinggi, hal ini disebabkan karena lokasi yang

strategis untuk kegiatan ekonomi. Lain halnya dengan harga tanah

yang berada jauh dari jalan raya

Page 296: Geografi (lengkap)

b) Konsep Jarak

Jarak suatu ruang dengan ruang lain serta berbagai aktivitasnya akan berkaitan dengan nilai, kestrategisan,

kemudahan, frekuensi, interaksi dan interpendensi antar ruang. Jarak dipehitungkan karena hal berikut ini :

a) Kestrategisan suatu ruang untuk berbagai aktivitas

Pusat perbelanjaan akan mempunyai nilai strategis apabila terletak di daerahpemukiman yang ramai dan padat

b) Kemudahan terjadimya interaksi antarruang

Jarak tempat aktivitas penduduk dengan pemukiman dekat maka akan

memudahkan terjadinya interaksi

c) Frekuensi interaksi, dan interelasi ruang

Jarak yang dekat dan mudah dengan perbedaan potensi ruang akan

memperlancar dan sering terjadinya interaksi dan interelasinya.

Jarak dibagi menjadi 2 yaitu :

(a) Jarak Absolut :Jarak yang sebenarnya yang terdapat dilapangan atau dua tempat

yang diukur jaraknya dengan berdasarkan satuan jarak (km, m, cm)

(b) Jarak Relatif : Jarajk yang tidak sebenarnya, biasanya diukur berdasarkan satuan

waktu.

3) Konsep Nilai Kegunaan

Nilai kegunaan berkaitan dengan manfaat dari fenomena yang ada di permukaan bumi yang bersifat relatif.

Selain itu suatu tempat dalam ruang mempunyai nilai yang berbeda bagi setiap orang dengan alasan produktif,

rekreasi, seperti berikut :

a) Sawah mempunyai nilai tinggi bagi petani dibandingkan bagi nelayan karena sawah dapat memberikan

nilai yang tinggi bagi petani dibandingkan bagi nelayan

b) Daerah Puncak mempunyai milai bagi penduduk yang biasa tinggal di daerah panas karena puncak

memiliki iklim yang sejuk. Ini akan berbeda dengan penduduk yang berasal dari daerah Puncak.

c) Kesibukan dan kebisingan kota sewaktu-waktu membuat orang jenuh, sehingga timbul keinginan untuk

berekreasi ke suatu tempat misalnya, ke Anyer. Hal ini berbeda dengan penduduk Anyer yang sudah terbiasa

dengan keadaan tersebut.

4) Konsep Keterjangkauan

Page 297: Geografi (lengkap)

Konsep keterjangkauan berkaitan dengan keadaan permukaan bumi dan ketersediaan sarana dan prasarana

angkutam atau komunikasi seperti berikut ini :

a) Kota Jakarta ke kota Surabaya dengan menggunakan keretaapi lebih mudah dan cepat dibandingkan

dengan kendaraan umum, karena jalan raya dari kota Jakarta ke Kota Surabaya sering macet, pada saat-saat

tertentu.

b) Kota Bandung ke Kota Cianjur dengan jarak 60 km akan lebih cepat sampai dibandingkan dari Kota

Bandung ke Kota Garut dengan jarak 50 km, karena seringkali macet.

c) Pada waktu hari raya dari kota Jakarta ke Kota Bandung akan lebih lama dibandingkan dengan dari

Kota Bandung ke Kota Jakarta.

5) Pertalian Wilayah (areal coherence)

Relasi antar unsur alam dalam suatu wilayah menghasilkan suatu proses yang memberi

ciri khusus kepada wilayah yang bersangkutan. Misalnya daerah disekitar Salatiga dan

Boyolali kombinasi menguntungkan antara curah hujan , suhu, vegetasi, jenis tanah

serta topografi menjadikan wilayah ini penghasil susu dan daging ternak terbaik di Jawa.

6) Interaksi Keruangan (Spatial Interaction)

Kekhususan suatu wilayah dalam hal hasilnya misalnya, mendorong berbagai

bentuk kerjasama atau saling tukar jasa dengan wilayah lain. Jadi perbedaan wilayah

mendorong interaksi yang berupa pertukaran manusianya (migrasi), barangnya

(perniagaan) dan budayanya. Sehubungan itu lokasi yang sentral membawa banyak

kemajuan, sebaliknya lokasi yang periferis mengakibatkan isolasi yakni keterpencilan

dan kemunduran

Akibat interaksi keruangan maka suatu ruang mempunyai karakteristik yang berbeda

dengan ruang lain. Oleh karena itu suatu ruang tidak dapat memenuhi kebutuhanya

sendiri. Perbedaan ini menimbulkan adanya arus pergerakan dalam bentuk

perdagangan, komunikasi, jasa, budaya, pendidikan dan persebaran ide.

7) Konsep Aglomerasi

Aglomerasi adalah kecenderungan persebaran gejala geografis yang mengelompok

pada suatu tempat. Hal ini disebabkan ada faktor-faktor yang menguntungkan atau

keseragaman. Masyarakat umumnya mengelompok dengan warga yang mempunyai

tingkat kehidupan sejenis. Oleh karena itu, timbul istilah daerah elit, kumuh dan gang.

Di pedesaan, penduduk umumnya mengelompok di daerah yang subur.

Meskipun mempunyai sifat, kewajiban dan hak yang sama, tetapi dalam aktifitasnya

terjadi pengelompokan seperti berikut ini:

a) Penduduk cenderung terjadi pengelompokan berdasarkan pekerjaan, budaya,

etnis yang sama sehingga timbul klasifikasi daerah elit dan daerah kumuh.

b) Penduduk cenderung terjadi pengelompokan berdasarkan kepentingan yang

sama sehingga timbul rumah kontrakan, ikatan profesi.

8) Konsep Pola

Page 298: Geografi (lengkap)

Akibat Proses alam terbentuk karakteristik dari suatu ruang, maka akan terjadi

interaksi, interelasi, dan interpedensi manusia dalam memanfaatkan lingkungan

fisis,maka akan terbentuk pola seperti berkut ini :

a) Pola permukiman di daerah perkotaan, maka jaringan jalan diikuti pola

permukiman, dan jalan sebagai jaringan kehidupan.

b) Pola Pertanian di daerah lereng pegunungan akan mengikuti arah lereng dengan

sistem Sengkedan, sedangkan di di dataran akan mengikuti arah aliran tanah.

Page 299: Geografi (lengkap)

9) Konsep Morfologi

Hasil proses alam membentuk bentuk permukaan bumi yangberbeda. Bentuk muka

bumi ini terkait dengan aktivitas manusia, seperti berukut ini.

a) Akibat proses alam daerah pantai,maka pola permukiman akan sejajar dengan

pantai dan aktivitasnyaberkaitan dengan laut tambak dan nelayan.

b) Bentuk permukiman bumi di lereng pegunungan dangan sifat tanahnya dan

kondisi air dalam, maka aktivitas pertaniannya berupa tegalan atau perkebunan

c) Bentuk permukaan bumi yang datar memudahkan pembuatan sarana dan

prasarana transportasi, maka terjadi pengelompokan pemukiman

10) Diferensiasi Areal (Perbedaan Keruangan)

Differensiasi areal berkaitan dengan perbedaan corak antar wilayah dipermukaan

bumi, dengan ciri khusus yang dapat dibedakan dengan wilayah lain atau dikenal

dengan istilah Region. Selain itu suatu ruang mempunyai nilai berbeda karena jarak,

kepadatan, mudah, sarana dan prasarana sehingga perbedan ruang ini menimbulkan

terbentuknya differensiasi areal seperti :

1) Perbedaan nilai menimbulkan gejala dan pengelompokkan sebagai berikut :

a) jarak dekat, sedang, dan jauh

b) pemukiman padat, sedang dam jarang

c) rumah/ tanah mahal, sedang dan murah

d) kaya, sedang dan miskin

2) Karakteristik suatu ruang dapat ditinjau dari potensi sember daya dan budaya

masyarakat, sebagai berikut :

a) Daerah pegunungan menghasilkan sayuran, perikanan laut dari daerah pantai,

padi dari daerah dataran rendah, dst

b) Daerah pesantren, kawasan pendidikan dan sebagainya.

c) keterkaitan keruangan (Proses Keruangan)

Oleh karena suatu ruang tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri maka akan

terjadi interaksi, interelasi dan interpendensi antar ruang dipernukaan bumi.

Kurangnya potensi suatu ruang akan diikuti dengan pergerakan manusia sehingga

terjadi keterkaitan antar ruang

b. Ruang Lingkup Kajian Geografi

Geografi merupakan ilmu yang menggunakan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan.Studi

geografi mencakup analisis gejala manusia dan gejala alam. Dalam studi itu dilakukan

analisis persebaran-interelasi-interaksi fenomena atau masalah dalam suatu ruang.

Page 300: Geografi (lengkap)

Menurut Rhoad Murphey ruang lingkup geografi sebagai berikut. (1) distribusi dan

hubungan timbal balik antara manusia di permukaan bumi dengan aspek-aspek

keruangan permukiman penduduk dan kegunaan dari bumi. (2) hubungan timbal

balik antara masyarakat dengan lingkungan fisiknya sebagai bagian studi perbedaan

area. (3) kerangka kerja regional dan analisis wilayah secara spesifik.

Berdasarkan uraian tersebut terlihat, bahwa ruang lingkup geografi tidak terlepas

dari aspek alamiah dan aspek insaniah yang menjadi obyek studinya. Aspek itu

diungkapkan dalam satu ruang berdasarkan prinsip-prinsip penyebarannya, relasinya,

dan korologinya. Selanjutnya prinsip relasi diterapkan untuk menganalisis hubungan

antara masyarakat manusia dengan lingkungan alamnya yang dapat mengungkapkan

perbedaan arealnya, dan penyebaran dalam ruang. Akhirnya prinsip, penyebaran,

dan korologi pada studi geografi dapat mengungkapkan karakteristik suatu wilayah

yang berbeda dengan wilayah lainnya sehingga terungkap adanya region-region

yang berbeda satu sama lain. Untuk mengungkapkan fenomena atau permasalahan yang terjadi digunakan

pertanyaan-pertanyaan geografi. Untuk pertanyaan what ? Geografi dapat

menunjukkan fenomena apa yang terjadi ? Untuk pertanyaan when, geografi dapat

menunjukkan kapan peristiwa itu terjadi. Untuk pertanyaan where ? Geografi dapat

menunjukkan lokasi terjadinya peristiwa. Untuk pertanyaan why ? Geografi dapat

menunjukkan relasi-interelasi-interaksi-integrasi gejala-gejala itu sebagai faktor yang

tidak terlepas satu sama lain. Untuk pertanyaan how? Geografi dapat menunjukkan

kualaitas dan kuantitas gejala dan interelasi/interaksi gejala-gejala tadi dalam ruang

yang bersangkutan. Untuk selanjutnya dalam mengkaji wilayah terdapat geografi

regional.

c. Cabang-Cabang Geografi

1). Geografi Fisik

Geografi fisik yaitu cabang geografi yang mempelajari gejala fisik permukaan

bumi yang meliputi tanah, air, udara dengan segala prosesnya. Kajian geografi

fisik ditunjang oleh ilmu-ilmu geologi, geomorfologi, pedologi, meteorology,

klimatologi, hidrologi, oseanografi, dan biogeografi. Geografi fisik tidak dapat

dilepaskan dengan factor manusia, hal ini akan menjelaskan tentang perbedaan

geologi dengan geografi. Geologi menekankan kepada gejala dan proses alam dari

bumi, sedangkan geografi fisik selalu terkait dengan kehidupan manusia. Geografi

fisik meninjau gejala dan proses alam dari kulit bumi dalam kaitannya dengan

kehidupan manjusia. Kulit bumi ditinjau sebagai sumberdaya yang bermanfaat

dan mempengaruhi kehidupan manusia.

Page 301: Geografi (lengkap)

2) Geografi Manusia

Geografi manusia merupakan cabang dari geografi yang obyek kajiannya adalah

aktivitas manusia di permukaan bumi. Geografi manusia terbagi kedalam geografi

penduduk, geografi ekonomi, geografi politik, geografi permukiman, dan geografi

sosial (minor).

a). Geografi penduduk (Population Geography)

Obyek studi geografi penduduk berupa aspek keruangan dari penduduk,

meliputi penyebaran,kepadatan, perbandingan jenis kelamin, angka kelahiran,

angka kematian, migrasi dan sebagainya. Pada geografi penduduk dipelajari

segala aspek keruangan yang berkenaan dengan manusia sebagai penduduk

suatu wilayah. Selain geografi penduduk dikenal juga kajian lain tentang

kependudukan, yaitu demografi. Demografi berbeda dengan geografi

penduduk, demografi lebih terfokus pada kajian dinamika kependudukan tanpa

mengkaji aspek keruangannya. Sedangkan geografi penduduk menekankan

pada aspek perubahan kependudukan dalam kaitan dengan sebab akibat

kondisi ruang tempat tinggalnya.

b). Geografi Politik (Political Geography)

Geografi politik mempelajari tentang aspek keruangan permukiman atau

kenegaraan yang meliputi hubungan regional dan internasional dengan dasar

kondisi lingkungan geografis.

c). Geografi Sosial (Social Geography)

Geografi social yang dimaksud di sini adalah geografi social minor atau sering

disebut dengan sociological geography/geografi sosiologi. Geografi social

mempelajari aspek keruangan dalam perilaku penduduk, organisasi social dan

unsure kebudayaan dan kemasyarakatan. Geografi social erat hub jungannya

dengan studi sosiologi dan mencakup penekanan pada studi hubungan aspek

ruang dengan permukiman penduduk, bahasa dan religi.

d). Geografi Permukiman (Settlement Geography)

Geografi permukiman mempelajari tentang perkembangan permukiman di

suatu wilayah, mempelajari sejarah kawasan hunian manusia, bentuk dan pola

permukiman, dan faktor-faktor geografis yang mempengaruhi perkembangan

pola permukiman tersebut.

e). Geografi Ekonomi (Economical Geography)

Titik berat studi dalam geografi ekonomi adalah aspek keruangan dalam

hubungannya dengan struktur ekonomi penduduk suatu tempat. Faktor

lingkungan alam ditinjau sebagai factor pendukung (sumberdaya) atau

sebagai penghambat aktivitas ekonomi. Geografi ekonomi dapat diuraikan lagi

menjadi geografi pertanian, geografi industri, geografi perdagangan, geografi

Page 302: Geografi (lengkap)

pariwisata dan geografi transportasi.

3) Geografi Wilayah (Regional Geography)

Geografi regional mempelajari tentang variasi penyebaran dalam ruang pada

wilayah yang memiliki kesamaan ciri baik lokal, regional, maupun lingkup global.

Dalam geografi regional karakteristik wilayah merupakan suatu hal yang penting

sebagai dasar perwilyahan. Geografi regional tidak selalu atau tidak hanya

mempelajari negara-negara akan tetapi juga mempelajari regionalisasi atau

perwilayahan yang mempunyai kesamaan ciri atau kekhasan. Geografi reghional

bukan merupakan cabang geografi.

4) Geografi Tehnik

Geografi Tehnik lebih menekankan pada tehnik yang dipergunakan dalam studi

dan analisis geografi. Dalam kajian geografi dikenal ketehnikan seperti kartografi

(pemetaan), fotogrametri, penginderaan jauh, dan Sistem Informasi Geografi (SIG).

Keempat tehnik yang dimaksud di atas bukan merupakan cabang dari geografi

melainkan tehnik yang diperhunakan untuk mempbantu cara kerja kegeografian

d. Obyek Formal dan Obyek Material Geografi

1) Objek Material Geografi Yang dimaksud objek material geografi adalah segala sesuatu yang dipelajari dalam kaitannya dengan fenomena geosfer yang terdapat dan terjadi di lapisan litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan antroposfer. Contoh Objek Material Geografi:

(a) Kabut, petir, awan adalah fenomena geosfer yang terjadi di lapisan atmosfer;

(b) Gempa, tanah longsor,d an patahan adalah fenomena geosfer yang terjadi di

lapisan litosfer.

Erosi, banjir dan tsunami merupakan contoh kejadian yang terjadi pada lapisan

hidrosfer; Kebakaran, perburuan gajah, merupakan contoh kejadian di lapisan biosfer; Peperangan, kelaparan, wabah penyakit, merupakan contoh kejadian di lapisan antroposfer.

e. Obyek Formal Geografi

Yang dimaksud dengan objek formal geografi adalah cara pandang dan cara berpikir

mengenai fenomena geosfer. Cara pandang dan berpikir ini dapat dilakukan melalui

analisis dengan pendekatan keruangan, kelingkungan dan kewilayahan. Mempelajari

geografi dengan mudah dapat dilakukan dengan bentuk beberapa pertanyaan

kunci, diantaranya (what), dimana (where), kapan (When), mengapa (Why), siapa

(Who), dan bagaimana (How). Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut

merupakan hasil kajian geografi yang sistematik.

Page 303: Geografi (lengkap)

f. Pendekatan dalam Geografi

Konsep geografi menurut Haggett ada tiga hal yaitu analisis keruangan, analisis

kelingkunganan, dan analisis kompleks wilayah.

1) Analisis Keruangan.

Dalam analisis ini Haggett menekankan kepada deferensiasi keruangan, setiap

ruang yang berbeda akan menghasilkan fenomena yang berbeda sehingga setiap

ruang mempunyai variabel gejala geografi yang khas. Setiap gejala atau fenomena

geografi itu menghasilkan variabel yang saling berkaitan menimbulkan gejala

keruangan yang khas dibandingkan dengan ruang yang lain. Contoh ruang yang

berupa lahan gersang akan menimbulkan gejala geografis baik dari sedi fisik maupun

sosial yang berbeda dibandingkan dengan dengan lahan yang subur. Aspek sosial,

budaya, fisik, sosial dan politik juga berkembang berbeda.

Dalam analisis keruangan dipelajari sifat penting dalam suatu ruang. Apabila

dikaitkan dengan perencanaan tertentu, dipilih sifat penting yang dominan akan

mempengaruhi perencanaan tersebut. Misalnya untuk perencanaan area pertanian

maka perlu diperhatikan salah satu sifat penting wilayah itu adalah kesuburannya.

Harus dilakukan survei terhadap penentuan lokasi yang memenuhi kriteria minimum

persyaratan kesuburan. Lokasi yang tidak memnuhi kriteria harus dirancang khusus

agar dapat terpenuhinya kriteria tersebut. Dengan hal ini maka penentuan lokasi

mempengaruhi kondisi keruangan wilayah tersebut dalam bentuk pemencaran

lokasi. Pemencaran lokasi disebut juga dengan difusi. Dalam teori difusi dikenal

macam-macam tipe difusi yaitu difusi menjalar dan kaskade

Pertama difusi menjalar yang terbagi kedalam difusi ekspansi, difusi relokasi dan

gabungan antara keduanya. Difusi ekspansi adalah difusi yang menyebar makin

meluasdari tempat asal, jadi merupakan suatu penambahan areal atau anggota

baru atau perluasan. Difusi relokasi atau difusi penampungan adalah perluasan yang

terjadi dalam bentuk pemindahan lokasi dari tempat asal. Sedangkan gabungan

merupakan merupakan perluasan yang juga sekaligus prgeseran titik lokasi awal ke

tempat lain. Kedua difusi kaskade yang terbagi menjadi difusi inovasi dan difusi hirarki. Difusi

Kaskade adalah proses penjalaran atau penyebaran melalui tingkatan atau hirarki.

Apabila penjalaran dimulai dari tingkat atas ke bawah, misalnya pemakaian

handphone dari kota besar menjalar hingga ke pelosok desa termasuk difusi

pembaruan atau difusi inovasi. Namun apabila dimulai dari tingkat bawah menjalar

ke atas dinamakan difusi hirarki.

2) Analisis Kelingkungan.

Pada analisis kelingkunganan dikaji keterkaitan variabel manusia dengan variabel

Page 304: Geografi (lengkap)

lingkungan pada suatu tempat tertentu. Tentu saja apabila salah satu variabel it

u

berbeda maka lingkungannya akan berbeda pula. Variabel lingkungan itu terdir

i

dari komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik meliputi hewan

dan tumbuhan sedangkan komponen abiotik terdiri dari tanah, air, udara dan

sumber daya alam. Sedangkan variabel manusia juga dipengaruhi oleh uns

ur

kebudayaan yang dipergunakan dan dijadikan pedoman oleh masyarakat dima

na

manusia itu tinggal. Dalam analisis lingkungan ini obyek material geografi yang

terdiri dari atmosfer, litosfer, hidrosfer serta fenomena yang terjadi padany

a

merupakan komponen abiotiknya, sedangkan biosfer dan antrophosfer dengan

segala aktivitasnya dan kehidupannya merupakan komponen biotiknya.

3) Analisis Kompleks wilayah.

Analisis kompleks wilayah mengkaji fenomena geografi dengan memadukan ked

ua

analisis yaitu analisis keruangan dengan analisis lingkungan. Kajian kompl

eks

wilayah antara lain meliputi pada suatu areal yang mempunyai kesamaan varia

bel

aatupun areal yang memiliki komponen sama sehingga merupakan suatu kesatu

an

area atau wilayah dengan ciri khas. Dalam analisis kompleks wilayah didapatka

n

struktur wilayah atas dasar klasifikasi dan kategori wilayah. Klasifikasi wilayah

merupakan gradasi atau tingkatan kelas wilayah baik dari segi kualitas ataupun

kunatitasnya. Sedangkan kategori wilayah merupakan pemisahan wilayah atas

dasar ciri-ciri tertentu

g. Aspek-Aspek geografi

Obyek material geografi adalah fenomena geografi di geosfer dalam

kaitannya dengan kehidupan manusia di permukaan bumi. Geosfer yang

menjadi kajian geografi itu meliputi atmosfer, lithosfer, hidrosfer, antroposfer,

dan biosfer. Dalam telaahnya terhadap obyek material dan obyek formal

tersebut geografi berorientasi pada pendekatan keruangan. Dapat saja satu

obyek ditelaah oleh berbagai ilmu akan tetapi masing-masing ilmu itu

menggunakan pendekatan dan cara pandang yang berbeda-beda.

Atmosfer merupakan lapisan gas yang menyelubungi bumi. Atmosfer terdiri

dari zat lemas, zat asam, zat argon, zat arang, dll. Lapisan pada atmosfer

Page 305: Geografi (lengkap)

meliputi troposfer, stratosfer,mesosfer, thermosfer dan eksosfer. Pada lapisan

troposfer makin ke atas suhu udara makin dingin, setiap naik 100 m suhu

udara turun 0,6 derajat celcius. Atmosfer bermanfaat untuk menjaga

kelangsungan siklus udara, pengaturan cuaca dan iklim, melindungi bumi

dari meteor dan sinar matahari yang berbahaya, pemantulan gelombang radio.

Di atmosfer terjadi gejala alam berupa cuaca dan iklim,angin, kabut, awan,

hujan, berbagai gejala optic di udara. Gejala optic di udara meliputi pelangi,

kilat dan petir, aurora, dan hallo.Terdapat bermacam macam hujan Di atmosfer

terjadi gejala alam berupa cuaca dan iklim,angin, kabut, awan, hujan, berbagai

gejala optic di udara. Gejala optic di udara meliputi pelangi, kilat dan petir,

aurora, dan hallo.Terdapat bermacam macam hujanmenurut terjadinya yaitu hujan

orografis, hujan zenith dan hujan frontal. Iklim di dunia terdiri dari iklim fisik dan iklim

matahari. Pembagian daerah iklim dilakukan oleh beberapa ahli antara lain Koopen.

Junghuhn, Schmidt danm Ferguson. Koopen membagi iklim menjadi A, B, C, D dan E.

Junghuhn membagi iklim berdasarkan ketinggian vertikal dari permukaan laut dan setiap

ketinggian ditandai dengan tumbuhnya tanaman budi daya tertentu. Schmidt dan

Ferguson membuat klasifikasi iklim berdasarkan perbandingan rata-rata jumlah bulan

kering selama satu tahun dengan rata-rata jumlah bulan basahselama satu tahun dalam

jangka waktu 10 tahun.

Lithosfer merupakan lapisan terluar dari kulit Bumi. Litosfer disebut juga kerak bumi

karena merupakan bagian yang paling keras dari Bumi. Batuan pembentuk litosfer

terdiri dari batuan beku, batuan sedimen dan batuan malihan. Litosfer terbentuk karena

tenaga endogen yang berasal dari dalam Bumi dan tenaga eksogen yang berasal dari luar

Bumi. Tenaga dari dalam Bumi meliputi tektonisme dan vulkanisme.Tenaga dari luar Bumi

meliputi pelapukan, pengangkutan, pengikisan dan pengendapan. Pelapukan adalah

proses penghancuran kulit bumi akibat dari hasil aktivitas angin, air, gletsyer, dan

organisme serta proses alam lainnya. Material hasil pelapukan dan pengikisan diangkut

oleh berbagai tenaga sehingga berpindah tempat dan diendapkan di tempat lain. Pelapukan

terdiri dari pelapukan fisis, khemis dan biologis.

Page 306: Geografi (lengkap)

GLOSSARIUM

Aglomerasi = Pengelompokkan, pemusatan

Morfologi = Bentuk muka bumi

Interaksi Keruangan = Keterkaitan antar ruang

Differensiasi Area = Perbedaan potensi antar wilayah

Fisiografis = proses atau patern bentukan keadaan alam sekitar mulai dari

keadaan tanah, atmosfer biosfer akibat kegiatan kegiatan di atas bumi yg

menyebabkan perubahan lingkungan sekitar, baik itu karena alami maupun

kegiatan manusia yg berkontribusi dalam perubahan lingkungan

Sistem Sengkedan = Sistem konservasi lahan dengan teras yang berada di

lahan miring

Interdependensi = Saling ketergantungan Antar Wilayah

Regional = Wilayah yang memiliki karakteristik tertentu

3. Latihan

Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan benar ?

1. Jarak menentukan banyak hal dalam aspek kehidupan, jelaskan pembagian

konsep jarak dalam geografi disertai dengan contoh

2. Penentuan lokasi mempengaruhi kondisi keruangan wilayah tersebut

dalam bentuk pemencaran lokasi. Pemencaran lokasi disebut juga dengan

difusi, Jelasakan ?

3. Berikan contoh masing-masing hubungan geografi dengan teknologi dan

seni !

4. Tempat yang strategis adalah tempat yang mudah dijangkau. Tempat yang

terjangkauntidak selalu lebih dekat, kadang tempat yang jauh lebih terjangkau

dibandingkan dengan yang lebih dekat, jelaskan dengan contoh

5. Bedakan obyek formal dan obyek material geografi ?

Page 307: Geografi (lengkap)

4. Evaluasi

Jawablah pertanyaan dibawah dengan memilih jawaban yang paling benar

1. Kajian geografi adalah pada sudut pandang keruangan, contohnya adalah….

a. Merancang tata ruang suatu kota

b. Menata lahan perkebunan dan menanaminya

c. Memetakan batas desa dan membuat patoknya

d. Menganalisis fungsi strategis suatu tempat

2. Geografi klasik menyajikan informasi suatu lokasi dalam bentuk….

a. Deskripsi hasil catatan perjalanan

b. Penjelasan sebab akibat fenomena geografis

c. Analisis fenomena geografis

d. Pembuatan batas-batas wilayah

3. Gejala perubahan iklim yang diakibatkan oleh naiknya temperatur muka laut

di Samudra Pasifik sekitar equator bagian tengah dan timur sampai 40C diatas

normal, dinamakan gejala,...

a. La Nina

b. Sandikala

c. El Nino

d. Aurora

4. Analisis yang dilakukan dengan cara mengetahui interaksi organisme hidup

dengan lingkungannya, atau antara satu organisme hidup dengan organisme

hidup yang lain disebut,... .

a. Analisis keruangan

b. Analisis kedaerahan

c. Analisis kewilayahan

d. Analisis ekologi

5. Pulau Jawa merupakan daerah utama penghasil beras mangapa?. Karena di

pulau Jawa tanahnya subur dan airnya cukup melimpah. Contoh diatas adalah

prinsip,...

a. Korologi

Page 308: Geografi (lengkap)

b. Interelasi

c. Deskripsi

d. Persebaran

6. Bila hasil pertanian di daerah transmigrasi sering mengalami hambatan

dalam pemasarannya, maka perencanaan lokasi daerah transmigrasi dianggap

kurang memperhatikan penerapan konsep ...

a. Jarak

b. Aglomerasi

c. Lokasi

d. Keterjangkauan

7. Kajian geografi terhadap berbagai gejala atau kenampakan di muka bumi adalah

atas dasar...

a. Persebarannya

b. Jumlahnya

c. Frekuensinya

d. Intensitasnya

8. Gejala dalam geosfer berupa peperangan, kelaparan, wabah penyakit,

merupakan contoh kejadian di lapisan........

a. Hidrosfer

b. Atmosfer

c. Antropesfer

d. Lithosfer

9. Studi tentang bentuk-bentuk permukaan bumi dan segala proses yang

menghasilkan bentuk-bentuk tersebut merupakan ilmu .....

a. Geologi

b. Astronomi

c. Biogeografi

d. Geomorfologi

10. Lapisan atmosfer terdapatnya lapisan ozon yang menyerap sinar ultraviolet

adalah ....

Page 309: Geografi (lengkap)

a. Trosposfer

b. Stratosfer

c. Mesosfer

d. Termosfer

5. Kunci Jawaban

Esssay

1. Jarak menentukan banyak hal dalam aspek kehidupan, antara lain waktu

tempuh, biaya transportasi, harga tanah, penentuan lokasi tempat tinggal, lokasi

sekolah dsb. Tanah yang dekat dengan jalan raya biasanya harganya lebih mahal

jika dibandingkan dengan tanah yang jaraknya lebih jauh. Harga tiket bus malam

Jakarta – Surabaya lebih mahal dibandingkan dengan tiket bus Jakarta – Solo karena

Jakarta – Surabaya jaraknya lebih jauh.Jarak terbagi menjadi jarak absoluth dan

jarak relative. Jarak absoluth adalah jarak antara dua titik atau dua tempat yang

ditarik secara garis lurus. Dalam kehidupan sehari- hari jarak absoluth jarang

digunakan. Kita lebih sering menggunakan jarak relatif. Jarak relatif adalah jarak

dua titik atau dua tempat yang diukur dengan ukuran tertentu. Ukuran itu misalnya

panjang jalan, waktu tempuh, biaya transportasi dsb.

2. Pertama difusi menjalar yang terbagi kedalam difusi ekspansi, difusi relokasi

dan gabungan antara keduanya. Difusi ekspansi adalah difusi yang menyebar

makin meluas dari tempat asal, jadi merupakan suatu penambahan areal atau

anggota baru atau perluasan. Difusi relokasi atau difusi penampungan adalah

perluasan yang terjadi dalam bentuk pemindahan lokasi dari tempat asal.

Sedangkan gabungan merupakan merupakan perluasan yang juga sekaligus

prgeseran titik lokasi awal ke tempat lain. Kedua difusi kaskade yang terbagi

menjadi difusi inovasi dan difusi hirarki. Difusi Kaskade adalah proses penjalaran

atau penyebaran melalui tingkatan atau hirarki. Apabila penjalaran dimulai dari

tingkat atas ke bawah, misalnya pemakaian handphone dari kota besar menjalar

hingga ke pelosok desa termasuk difusi pembaruan atau difusi inovasi. Namun

apabila dimulai dari tingkat bawah menjalar ke atas dinamakan difusi.

3. Dalam pemetaan yang termasuk geograf teknik, diperlukan unsur seni yaitu

bagaimana menggambarkan permukaan bumi pada bidang datar, sehingga mudah

dan menarik untuk dilihat. Penginderaan jauh dan Sistem Informasi geografi

memerlukan teknologi yaitu satelit, maupun perangkat komputer yang merupakan

hasil teknologi untuk mengkaji gejala-gejala geografi.

4. Misalnya jarak dari Jakarta ke pulau Pramuka lebih dekat dibandingkan dengan

jarak Jakarta – Cirebon, akan tetapi Cirebon lebih terjangkau diba ndingkan dengan

Page 310: Geografi (lengkap)

pulau Pramuka karena untuk ke pulau Pramuka ada hambatan laut. Pulau Pramuka

adalah salah satu pulau di gususan Kepulauan Seribu Jakarta Utara. Objek material

geografi adalah segala sesuatu yang dipelajari dalam kaitannya dengan fenomena

geosfer yang terdapat dan terjadi di lapisan litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan

antroposfer. Objek formal geografi adalah cara pandang dan cara berpikir mengenai

fenomena geosfer. Cara pandang dan berpikir ini dapat dilakukan melalui analisis

dengan pendekatan keruangan, kelingkungan dan kewilayahan

Pilihan Ganda

1. A

2. A

3. C

4. D

5. B

6. D

7. A

8. C

9. D

Page 311: Geografi (lengkap)

B. Perkembangan Jagad Raya dan Terbentuknya Bumi

1. Tujuan

Standard Kompetensi: Memahami sejarah pembentukan bumi

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan jagat raya dan tata surya

Indikator :

a. Membuat laporan pengamatan benda-benda langit

b. Membuat konsep tentang jagad raya

c. Menganalisis teori terjadinya jagad raya

d. Menjelaskan perbedaan anggapan-anggapan tentang jagad raya dan alam

semesta

e. Mengidentifikasi galaksi dalam jagad raya

2. Materi : Teori Pembentukan Tata Surya dan Jagad Raya

Pada waktu sebelum Masehi, berbagai, pengamatan dan perhitungan telah

dilakukan untuk mengetahui semua rahasia dibalik Tata Surya. Pengamatan

pertama kali dilakukan oleh bangsa China dan Asia Tengah, khususnya dalam

pengaruhnya pada navigasi dan pertanian. Dari para pengamat Yunani ditemukan

bahwa selain objek-objek yang terlihat tetap di langit, tampak juga objek-objek yang

mengembara dan dinamakan planet. Orang-orang Yunani saat itu menyadari bahwa

Matahari, Bumi, dan Planet merupakan bagian dari sistem yang berbeda. Awalnya

mereka memperkirakan Bumi dan Matahari berbentuk pipih, sedangkan Phytagoras

(572-492 BC) menyatakan semua benda langit berbentuk bola (bundar). Sampai

dengan tahun 1960, perkembangan teori pembentukan Tata Surya bisa dibagi dalam

dua kelompok besar yakni masa sebelum Newton dan masa sesudah Newton.

a. Permulaan Perhitungan Ilmiah

Perhitungan secara ilmiah pertama kali dilakukan oleh Aristachrus dari Samos

(310-230 BC). Ia mencoba menghitung sudut Bulan-Bumi-Matahari dan mencari

perbandingan jarak dari Bumi-Matahari, dan Bumi-Bulan. Aristachrus juga

merupakan orang pertama yang menyimpulkan Bumi bergerak mengelilingi

Matahari dalam lintasan berbentuk lingkaran yang menjadi titik awal teori

Heliosentrik. Teori heliosentrik bukan teori yang baru muncul di masa Copernicus.

Namun jauh sebelum itu, Aristrachrus sudah meletakkan dasar bagi teori

Page 312: Geografi (lengkap)

heliosentris tersebut. Pada era Alexandria, Eratoshenes (276-195BC) dari Yunani

berhasil menemukan cara mengukur besar Bumi, dengan mengukur panjang

bayangan dari kolom Alexandria dan Syene. Ia menyimpulkan, perbedaan lintang

keduanya merupakan 1/50 dari keseluruhan revolusi. Hasil perhitungannya

memberi perbedaan sebesar 13% dari

hasil yang ada saat ini.

b. Ptolemy dan Teori Geosentrik

Ptolemy ( 150 AD) menyatakan bahwa semua objek bergerak relatif terhadap bumi.

Dan teori ini dipercaya selama hampir 1400 tahun. Tapi teori geosentrik mempunyai

kelemahan, yaitu Matahari dan Bulan bergerak dalam jejak lingkaran mengitari

Bumi, sementara planet bergerak tidak teratur dalam serangkaian simpul ke arah

timur. Untuk mengatasi masalah ini, Ptolemy mengajukan dua komponen gerak.

Yang pertama, gerak dalam orbit lingkaran yang seragam dengan periode satu

tahun pada titik yang disebut deferent. Gerak yang kedua disebut epycycle, gerak

seragam dalam lintasan lingkaran dan berpusat pada deferent.

c. Teori heliosentrik

Nicolaus Copernicus (1473-1543) merupakan orang pertama yang secara terang-

terangan menyatakan bahwa Matahari merupakan pusat sistem Tata Surya, dan

Bumi bergerak mengeliinginya dalam orbit lingkaran. Untuk masalah orbit, data

yang didapat Copernicus memperlihatkan adanya indikasi penyimpangan

kecepatan sudut orbit planet-planet. Namun ia mempertahankan bentuk orbit

lingkaran dengan menyatakan bahwa orbitnya tidak kosentrik. Teori heliosentrik

disampaikan Copernicus dalam publikasinya yang berjudul De Revolutionibus

Orbium Coelestium kepada Paus Pope III dan diterima oleh gereja.

Setelah kematian Copernicus pandangan gereja berubah ketika pada akhir abad ke-

16 filsuf Italy, Giordano Bruno, menyatakan semua bintang mirip dengan Matahari

dan masing-masing memiliki sistem planetnya yang dihuni oleh jenis manusia yang

berbeda. Pandangan inilah yang menyebabkan ia dibakar dan teori Heliosentrik

dianggap berbahaya karena bertentangan dengan pandangan gereja yang

menganggap manusialah yang menjadi sentral di alam semesta.

d. Lahirnya Hukum Kepler

Walaupun Copernicus telah menerbitkan tulisannya tentang Teori Heliosentrik,

tidak semua orang setuju. Salah satunya, Tycho Brahe (1546-1601) dari Denmark

yang mendukung teori matahari dan bulan mengelilingi bumi sementara planet

lainnya mengelilingi matahari. Tahun 1576, Brahe membangun sebuah

observatorium di pulau Hven, di laut Baltic dan melakukan penelitian disana

sampai kemudian ia pindah ke Prague pada tahun 1596. Prague Brahe

Page 313: Geografi (lengkap)

menghabiskan sisa hidupnya menyelesaikan tabel gerak planet dengan bantuan

asistennya Johannes Kepler (1571-1630). Setelah kematian Brahe, Kepler menelaah

data yang ditinggalkan Brahe dan menemukan bahwa orbit planet tidak sirkular

melainkan elliptik.

Kepler kemudian mengeluarkan tiga hukum gerak orbit yang dikenal sampai saat

ini yaitu ;

1) Planet bergerak dalam orbit ellips mengelilingi matahari sebagai pusat sistem.

2) Radius vektor menyapu luas yang sama dalam interval waktu yang sama.

3) Kuadrat kala edar planet mengelilingi matahari sebanding dengan pangkat tiga

jarak rata-rata dari matahari.

Kepler menuliskan pekerjaannya dalam sejumlah buku, diantaranya adalah

Epitome of The Copernican Astronomy dan segera menjadi bagian dari daftar Index

Librorum Prohibitorum yang merupakan buku terlarang bagi umat Katolik. Dalam

daftar ini juga terdapat publikasi Copernicus, De Revolutionibus Orbium

Coelestium.

e. Awal mula dipakainya teleskop

Pada tahun 1608, teleskop dibuat oleh Galileo Galilei (1562-1642), .Galileo

merupakan seorang professor matematika di Pisa yang tertarik dengan mekanika

khususnya tentang gerak planet. Ia salah satu yang tertarik dengan publikasi Kepler

dan yakin tentang teori heliosentrik. Dengan teleskopnya, Galileo berhasil

menemukan satelit- satelit Galilean di Jupiter dan menjadi orang pertama yang

melihat keberadaan cincin di Saturnus.

Salah satu pengamatan penting yang meyakinkannya mengenai teori heliosentrik

adalah masalah fasa Venus. Berdasarkan teori geosentrik, Ptolemy menyatakan

venus berada dekat dengan titik diantara matahari dan bumi sehingga pengamat

dari bumi hanya bisa melihat venus saat mengalami fasa sabit.

Berdasarkan teori heliosentrik dan didukung pengamatan Galileo, semua fasa

Venus bisa terlihat bahkan ditemukan juga sudut piringan venus lebih besar saat

fasa sabit dibanding saat purnama. Publikasi Galileo yang memuat pemikirannya

tentang teori geosentrik vs heliosentrik, Dialogue of The Two Chief World System,

menyebabkan dirinya dijadikan tahanan rumah dan dianggap sebagai penentang

oleh gereja.

f. Dasar yang diletakkan Newton

Tahun kematian Galileo, Izaac Newton (1642-1727) dilahirkan. Bisa dikatakan

Newton memberi dasar bagi pekerjaannya dan orang-orang sebelum dirinya

terutama mengenai asal mula Tata Surya. Ia menyusun Hukum Gerak Newton dan

kontribusi terbesarnya bagi Astronomi adalah Hukum Gravitasi yang membuktikan

Page 314: Geografi (lengkap)

bahwa gaya antara dua benda sebanding dengan massa masing-masing objek dan

berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua benda. Hukum Gravitasi

Newton member penjelasan fisis bagi Hukum Kepler yang ditemukan sebelumnya

berdasarkan hasil pengamatan. Hasil pekerjaannya dipublikasikan dalam Principia

yang ia tulis selama 15 tahun.

Teori Newton menjadi dasar bagi berbagai teori pembentukan Tata Surya yang lahir

kemudian, sampai dengan tahun 1960 termasuk didalamnya teori monistik dan

teori dualistik. Teori monistik menyatakan bahwa matahari dan planet berasal dari

materi yang sama. Sedangkan teori dualistik menyatakan matahari dan bumi

berasal dari sumber materi yang berbeda dan terbetuk pada waktu yang berbeda.

g. Teori terbentuknya Bumi

Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai

tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan, bahan-bahan

material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di

dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan,

pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu

planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti

apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada

porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat

sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang

surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses

terbentuknya tata surya kita.

Beberapa teori mengenai terbentuknya bumi dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Teory Big bang

Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan

milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang

berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan

bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di

pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak

dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-

nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut

membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima

Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang

terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-

gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan- gumpalan itu

membentuk -planet, termasuk planet bumi.

Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap

sehingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan

bumi, yaitu:

Page 315: Geografi (lengkap)

a) Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami

perlapisan atau perbedaan unsur.

b) Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya

diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam,

sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.

c) Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam,

mantel luar, dan kerak bumi. Sedangkan perubahan yang terjadi di bumi

disebabkan oleh adanya perubahan iklim dan cuaca.

2) Teori Kabut Kant-Laplace

Teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere de

Laplace (1796) dikenal sebagai Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini

dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi

kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang

sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat

cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat

(karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi

planet-planet dalam tata surya.

3) Teori Planetesimal

Seabad sesudah teori kabut tersebut, muncul teori Planetesimal yang dikemukakan

oleh Chamberlin dan Moulton. Teori ini mengungkapkan bahwa pada mulanya

telah terdapat matahari asal. Pada suatu ketika, matahari asal ini didekati oleh

sebuah bintang besar, yang menyebabkan terjadinya penarikan pada bagian

matahari. Akibat tenaga penarikan matahari asal tadi, terjadilah ledakan-ledakan

yang hebat. Gas yang meledak ini keluar dari atmosfer matahari, kemudian

mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang padat, dan disebut

planetesimal. Planetesimal ini dalam perkembangannya menjadi planet-planet, dan

salah satunya adalah planet Bumi kita.

Pada dasarnya, proses-proses teoritis terjadinya planet-planet dan bumi,

dimulai dari benda berbentuk gas yang bersuhu sangat panas. Kemudian karena

proses waktu dan perputaran (pusingan) cepat, maka terjadi pendinginan yang

menyebabkan pemadatan (pada bagian luar). Adapaun tubuh Bumi bagian dalam

masih bersuhu tinggi.

4) Teori Pasang Surut Gas

Teori ini dikemukakan oleh Jeans dan Jeffreys, yakni bahwa sebuah bintang besar

mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya

pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan

gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil.

Page 316: Geografi (lengkap)

Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali

radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar

dengan matahari mendekati matahari, maka akan terbentuk semacam gunung-

gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik

bintang tadi. Gunung-guung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan

membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari

tadi dan merentang ke arah bintang besar itu.

Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini

akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet.

Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari

tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang

pengaruhnya terhadap planet yang terbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar

mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini

berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus,

sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relative

lebih cepat.

Sementara pendinginan berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi

matahari pada orbit berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu

ketika mereka akan mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan

penarikan matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang

baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari planet-planet,

sehingga lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar mengelilingi planet-

planet. peranan yang dipegang matahari dalam membentuk bulan-bulan ini pada

prinsipnya sama dengan peranan bintang besar dalam membentuk planet-planet,

seperti telah dibicarakan di atas. Ada dua kesimpulan yang dapat diambil dari

penjelasan mengenai proses terbentuknya bumi, yaitu:

a) Bumi berasal dari suatu gumpalan kabut raksasa yang meledak dahsyat,

kemudian membentuk galaksi dan nebula. Setelah itu, nebula membeku

membentuk galaksi Bima Sakti, lalu sistem tata surya.Bumi terbentuk dari bagian

kecil ringan yang terlempar ke luar saat gumpalan kabut raksasa meledak yang

mendingin dan memadat sehingga terbentuklah bumi.

b) Tahap proses pembentukan bumi, yaitu mulai dari awal bumi terbentuk,

diferensiasi sampai bumi mulai terbagi ke dalam beberapa zona atau lapisan, yaitu

inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.

h. Galaksi

Galaksi adalah sebuah sistem yang terikat oleh gaya gravitasi yang terdiri

Page 317: Geografi (lengkap)

atas bintang (dengan segala bentuk manifestasinya, antara lain bintang neutron

dan lubang hitam), gas dan debu kosmik medium antarbintang, dan kemungkinan

substansi hipotetis yang dikenal dengan materi gelap. Kata galaksi berasal dari

bahasa Yunanigalaxias , yang berarti ‖susu,‖ yang merujuk pada galaksi Bima

Sakti (Bahasa Inggris : Milky Way). Tipe-tipe galaksi berkisar dari galaksi kerdil

dengan sepuluh juta (107) bintang hingga galaksi raksasa dengan satu triliun (1012)

bintang, semuanya mengorbit pada pusat galaksi. Matahari adalah salah satu

bintang di galaksi Bima Sakti : tata surya termasuk bumi dan semua benda yang

mengorbit matahari.

Bima Sakti berbentuk spiral (gulungan), tetapi karena Bumi terletak di dalam

galaksi, kita melihatnya sebagai pita kabur berisikan bintang-bintang. Bima Sakti

kira-kira terbentang selebar 100000 tahun cahaya, dan bagian tengahnya kira-kira

setebal 15000 tahun cahaya. Tata surya kita terletak sekitar 30000 tahun cahaya

dari pusat galaksi.

Gambar 12 (a). Bima Sakti

Page 318: Geografi (lengkap)

Gambar 12 (b). Bima Sakti dilihat dari samping

Para ahli astronomi mengetahui bahwa selain Bima Sakti terdapat banyak galaksi

lain. Beberapa diantaranya dikenal sebagai galaksi kecil. Sekelompok galaksi

bersama- sama membentuk galaksi besar

Bintang terdekat jauhnya 4,3 tahun cahaya. Pada waktu malam terang dapat dilihat

galaksi Andromeda yang jauhnya sekitar 1900000 tahun cahaya

i. Tata Surya

Sebuah tata surya terdiri dari satu Matahari dan semua benda angkasa yang beredar

mengelilinginya. Matahari adalah bintang yang menghasilkan cahayanya sendiri.

Benda yang mengedari bintang dinamakan planet. Sebagian besar planet memiliki

satelit (bulan) yang berjalan mengelilinginya. Dalam tata surya kita semuanya

terdapat sembilan planet yang mengedari matahari.

Sebuah planet dapat dibagi menjadi dua kelompok: planet besar serta planet

kecil. Merkurius, Venus, Bumi dan mars membentuk kelompok empat planet yang

kecil dan sejenis bumi. Keempat planet ini terdiri dari materi yang kerapatan rata-

ratanya empat atau lima kali kerapatan air. Yupiter, Saturnus dan Neptunus jauh

lebih besar daripada planet-planet sejenis Bumi. Jari-jari Yupiter lebih dari sebelas

kali jari-jari Bumi, dan volumenya kira-kira 1320 kali lebih besar. Saturnus

mempunyai jari-jari 60400 km; ini hampir 10 kali jari-jari Bumi.Yupiter serta

Saturnus mempunyai banyak satelit. Uranus mempunyai jari-jari yang panjangnya

23700 km, sedangkan Neptunus mempunyai jati-jari 22300 km. Pluto mempunyai

jari-jari 3200 km; ini berarti bahwa Pluto lebih kecil dari Mars

Page 319: Geografi (lengkap)

Gambar 13.

Peredaran panet Nibiru yang berada pada sisi paling luar dari tata surya

j. Planet Nibiru

Nibiru, setidaknya kita pernah mendengar nama tersebut. Itu adalah nama dari

suatu benda luar angkasa yang sering disebut sebagai planet X dan banyak

dikaitkan dengan isu tentang kiamat di tahun 2012. Akhir-akhir ini Tim Ilmuwan

Kobe University, Jepang telah menemukan sebuah planet baru yang mengorbit di

sisi paling luar dari tata surya tempat keberadaan bumi ini, dan diduga kuat planet

tersebut adalah planet X atau Nibiru.

Sebenarnya telah banyak juga para ahli astronomi yang telah memprediksikan

keberadaan planet tersebut dan juga bahaya yang akan terjadi pada bumi ketika

orbit planet tersebut mendekati matahari. Planet Nibiru ini dalam orbitnya akan

berpapasan dengan orbit bumi setiap 3.601 tahun sekali, dan pada saat orbit planet

tersebut berpapasan dengan bumi tercatat berbagai bencana besar terjadi pada bumi

yang memusnahkan peradaban-peradaban besar di bumi akibat pengaruh dari

gravitasi planet tersebut.

Pada tahun 1650 SM, adalah tahun dimana planet Nibiru orbitnya mendekati

matahari dan sangat berpengaruh pada peradapan dimuka bumi dimana pada

waktu itu banyak peradaban-peradaban besar musnah dan diperkirakan akibat dari

Page 320: Geografi (lengkap)

gravitasi plenet tersebut.Selain itu pada masa periode orbit planet tersebut

mendekati matahari, tercatat berbagai bencana besar yang terjadi dimuka bumi.

a) Pada tahun 3150 SM terjadinya bencana air bah yang memusnahkan sebagian

besar mahluk hidup dibumi.

b) Pada tahun 5310 SM Terjadi pendinginan iklim yang terjadi secara tiba-tiba.

c) Pada tahun 8900 SM Terjadi bencana pemanasan global dan pencairan es kutub.

d) Sekitar pada tahun 12600 SM terjadi pergeseran kutub bumi yang meyebabkan

kepunahan mammounth.

Menurut penelitian saat ini yang telah menggunakan tekhnologi modern,

diperkirakan planet nibiru akan mendekati matahari pada tahun 2012 nanti dimana

saat ini telah banyak beredar bahwa pada tahun tersebut adalah akhir dari

kehidupan dimuka bumi ini

k. Matahari

Matahari adalah pusat tata surya kita. Tata surya terdiri dari Matahari, Sembilan

planet (salah satu diantaranya adalah Bumi), dan semua benda lain yang berjalan

mengedari matahari. Matahari adalah suatu bola gas panas. Piringan matahari yang

menyilaukan, tempat asala cahaya dan bahang memancar, disebut Fotosfer.

Disekeliling Fotosfer adalah lapisan gas merah cemerlang yang disebut Kromosfer.

Untain hidrogen merah menyala terlempar sejauh ratusan ribu kilometer ke

antariksa dari Kromosfer. Untaian ini disebuah Prominensa. Sekeliling kromosfer

terdapat lapisan gas lain yang disebut Korona. Permukaan matahari ditandai

bercak-bercak suram yang disebut bintik matahari. Ini dapat dilihat dengan teleskop

khusus.

Matahari bergaris tengah 1392000 km, atau sekitar 109 kali garis tengah Bumi.

Massa atau berat totalnya 331950 kali Bumi. Suhu permukaannya 60000 K; dan suhu

dipusat 150000000 K. Bintik matahari adalah bercak suram yang tampak di fotosfer

matahari. Itu disebabkan oleh turunnya suhu dipermukaan matahari. Suhu di

tengah bintik matahari kurang lebih 40000 K. Kecermelangannya kira-kira seperlima

fotosfer normal. Beberapa bintik matahari besar sekali, sekian kali garis tengahBumi.

Bentuknya bermacam- macam. Bila dilihat dengan telescop khusus, tiap- tiap bintik

matahari terdiri dari petak suram ditengah serta dikelilingi daerah yang lebih

terang. Bintik matahari sebenarnya adalah badai massa gas elektrik yang berpusat-

pusat. Dalam gerakannya melintasi permukaan matahari, bintik tersebut

menciptakan kegaduhan magnetik yang besar dan mempengaruhi peralatan

elektrik dan magnetik di Bumi.

Page 321: Geografi (lengkap)

Gambar 14. Korona sewaktu adanya bintik Matahari

Bintik matahari besar dan jumlahnya berubah-ubah dalam daur sepanjang sebelas

tahun dan berpengaruh terhadap kegiatan matahari. Pusat suram bintik matahari

disebut Umbra. Umbra ini dikelilingi cincin lebih terang yang disebut Penumbra.

Korona, Prominensa, dan Kromosfer hanya nampak selama gerhana matahari.

Diwaktu lain semuanya itu tertutup oleh kecermelangan fotosfer. Ketiganya dapat

diamati oleh alat Koronagraf, yakni telescop khusus yang menghilangkan sinar

menyilaukan dari fotosfer

l. Bintang

Sebagian terbesar bintang-bintang adalah matahari. Kesemuanya itu bersinar

dengan cahaya sendiri. Beberapa bintang malah lebih besar dan lebih cemerlang

daripada matahari kita. Tetapi karena jaraknya demikian jauh bintang-bintang itu

hanya nampak sebagai bintik di langit. Didalam Bima Sakti massa terbesar terdiri

dari gas atau sebagian gas tampak di sekitar bintang-bintang. Ini dinamakan kabut.

Ada kabut lain yang terdapat di luar galaksi kita, misalnya kabut andromeda.

Ada berbagai ukuran bintang pada jarak yang berbeda-beda. Betelgeuse, di rasi

Orion, garis tengahnya 550 kali garis tengah matahari. Karena berupa bintang

merah yang sangat besar, Betelgeuse dikelompokkan sebagai Raksasa Merah.

Antares di rasi scorpio, besarnya kira-kira 230 kali besar matahari. Suhu bintang-

bintang ini lebih rendah dari pada suhu matahari; Betelgeus suhunya 40000 C dan

Antares 35000 C. Suhu permukaan matahari sekitar 60000 C. Suhu pusatnya

150000000 C.

Page 322: Geografi (lengkap)

Bintang-bintang lain, seperti Sirius B di dalam rasiCanis Mayor, garis tengahnya

kurang dari seperenam puluh garis tengah matahari. Dengan demikian Sirius B

bahkan lebih kecil daripada Yupiter, dan kira-kira separuh ukuran Neptunus. Tetapi

Sirius B berpijar cemerlang dengan cahaya putih kebiru-biruab, dan suhunya sangat

tinggi, yakni 150000 C.

Jadi ukuran dan suhu bintang beraneka ragam. Bintang kerdil ialah bintang yang

tak mengerut lagi, tetapi lambat laun kehilangan bahangnya. Matahari ialah

sebuah bintang kerdil kuning. Raksasa merah dan kerdil putih adalah bintang yang

jauh lebih tua daripada matahari

GLOSSARIUM

Tata Surya = Sistem benda langit yang terdiri dari matahari, planet, satelit, asteroid,

meteoroid dan komet

Teori Heliosentris = Teori yang meyatakan bahwa pusat tata surya adalah matahari

Teori Geosentris = Teori yang menyatakan bahwa pusat tata surya adalah bumi

Rasi Bintang = sekelompok bintang yang tampak berhubungan membentuk suatu

konfigurasi khusus

Galaksi = Gugusan bintang bintang

Planet = Benda langit yang mengorbit suatu bintang dan tidak memiliki cahaya

sendiri

Asteroid = Planetoid, benda langit dengan ukuran kecil dan banyak yang mengorbit

matahari yang terletak di antara orbit planet Mars dan Jupiter

Satelit = Benda langit yang mengorbit sebuah planet

Bintang = Benda langit yang memiliki cahaya sendiri

Alam Semesta = Kumpulan galaksi, bintang-bintang, di dalam suatu ruang yang

tanpa batas

Orbit = Suatu garis edar suatu benda langit

Poros Bumi =Garis khayal yang ditarik dari kutub Utara ke Kutub Selatan Bumi

Gravitasi = Gaya tarik suatu benda langit

Rotasi =Gerak berputar pada porosnya

Revolusi = Waktu yang ditempuh sebuah benda langit untuk mengorbit kepada

benda langit lainnya

Page 323: Geografi (lengkap)

Teleskop = Alat utuk melihat benda langit

Fase = Kenampakan suatu benda langit bila dilihat dari bumi

Nebula = Kabut

Kromosfer = Lapisan di atas fotosfer dan bertindak sebagai atmosfer matahari

Prominensa = Lidah Api matahari

3. Latihan

1. Jelaskanlah teori terbentuknya planet-planet dalam tata surya kita

2. Jelaskan tahap-tahap pembentukan bumi berdasarkan teori big bang

3. berilah penjelsan tentang planet X Niburu

4. bedakanlah antara bintang, planet dan matahari

4. Evaluasi

1. Bima sakti merupakan salah satu contoh dari benda angkasa yang berupa

a. Bintang

b. Planet

c. Galaksi

d. Meteor

2. Calon tata surya semula merupakan terdiri atas debu dan gas kosmos

diperkirakan berbentuk piring adalah inti dari teori..

a. Nebula

b. Pasang surut

c. Bintang kembar

d. Planetesimal

3. Jagat raya terbentuk dari hasil ledakan karena adanya reaksi pada inti massa.

Pernyataan ini adalah inti dari teori ....

a. Big Bang Theory

b. Oscillating Theory

Page 324: Geografi (lengkap)

c. Nebulae Theory

d. Planetesimal Theory

4. Kabut, debu, dan gas yang ber cahaya dalam suatu kumpulan yang sangat luas

disebut ....

a. Nebulae

b. Galaksi

c. Prominensa

d. Korona

5. Tata surya berasal dari nebula, yaitu gas atau kabut tipis yang sangat luas dan

bersuhu tinggi yang berputar sangat lambat. Tokoh yang menge mukakannya ialah

....

a. Immanuel Kant

b. Moulton dan Chamberlain

c. Jeans dan Jeffreys

d. Lyttleton

6. Berikut adalah inti Teori Alfred Wegener dalam teorinya mengemukakan bahwa

pada awalnya di bumi hanya ada satu benua maha besar yang disebut ....

a. Pangea

b. Gondwana

c. Green Land

d. Amerika

7. Planet X Nibiru yang telah diketahui oleh para ahli astronom baerkaitan dengan

ramalan suku maya yang mengatakan bahwa kiamat terjadi pada tahun 2012.

Pernyataan tersebut oleh ahli astronom karena

a.Planet tersebut akan menaikan suhu matahari

b.Dalam peredarannya akan terbentur dengan planet bumi

c. Planet bumi akan kehilangan gravitasi pada saat planet tersebut memasuki tata

surya

d. Planet bumi berputar berlawanan arah

Page 325: Geografi (lengkap)

5. Jawaban

Latihan

1. Anda harus membandingkan dari teori-teori yang ada berkaitan terbentuknya

planet

2. Teori big bang mungkin saja dianggap yang paling mendekat kebenarannya,

anda perlu mengurutkan tahapannya

3. planet ini yang selalau dihubungkan dengan terjadinya kiamat

4. Anda harus membandingkan benda-benda diangkasa yang memikili cahaya dan

tidak

6. Evaluasi

1. C

2. D

3. A

4. A

5. A

6. A

7. B

Page 326: Geografi (lengkap)

C. Dinamika Litosfer dan Pedosfer Serta Dampaknya Terhadap Kehidupan

1. Tujuan Pembelajaran:

a. Standar Kompetensi : Menganalisis unsur-unsur geosfer

b. Kompetensi Dasar : Menganalisis dinamika dan kecenderungan perubahan

litosfer dan pedosfer serta dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi

c. Indikator : - Mengidentifikasi struktur dan pemanfaatan litosfer

- Menjelaskan berbagai bentuk muka bumi akibat tenaga endogen dan eksogen

- Menjelaskan faktor pembentuk tanah

- Menjelaskan jenis tanah dan persebarannya

- Menjelaskan upaya mengurangi tingkat erosi tanah

Materi ini akan membahas tentang dinamika litosfer dan pedosfer. Litosfer

merupakan bagian dari kerak bumi yang mengalami perubahan-perubahan dari

waktu ke waktu menurut hitungan secara geologis dengan adanya kegiatan gempa

bumi dan gunungapi. Materi pedosfer akan mengkaji faktor-faktor pembentuk

tanah, baik itu jenis-jenis tanah, persebarannya dan bagaimana dampaknya

terhadap kehidupan di muka bumi.

2. Materi : Dinamika Perubahan Litosfer

a. Pengertian litosfer

Litosfer merupakan lapisan kulit bumi paling luar berupa batuan padat. Litosfer

berasal dari kata Yunani, lithos (λίθος) yang berarti berbatu, dan sphere (σφαῖρα)

yang berarti padat. Litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere

artinya lapisan. Secara harfiah litosfer adalah lapisan bumi yang paling luar atau

biasa disebut dengan kulit bumi. Pada lapisan ini pada umumnya terjadi dari

senyawa kimia yang kaya akan Si02, itulah sebabnya lapisan litosfer sering

dinamakan lapisan silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas

dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3

bagian) dan Litosfer bawah (merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3

bagian). Litosfer bumi meliputi kerak dan bagian teratas dari mantel bumiyang

mengakibatkan kerasnya lapisan terluar dari planet bumi. Litosfer ditopang oleh

astenosfer, yang merupakan bagian yang lebih lemah, lebih panas, dan lebih dalam

dari mantel. Batas antara litosfer dan astenosfer dibedakan dalam hal responnya

terhadap tegangan: litosfer tetap padat dalam jangka waktu geologis yang relatif

Page 327: Geografi (lengkap)

lama dan berubah secara elastis karena retakan-retakan, sednagkan astenosfer

berubah seperti cairan kental.

Litosfer terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan

terjadinya gerak benua akibat konveksi yang terjadi dalam astenosfer. Konsep

litosfer sebagai lapisan terkuat dari lapisan terluar bumi dikembangkan oleh

Barrel pada tahun 1914, yang menulis serangkaian paper untuk mendukung konsep

itu. konsep yang berdasarkan pada keberadaan anomali gravitasi yang signifikan di

atas kerak benua, yang lalu ia memperkirakan keberadaan lapisan kuat (yang ia

sebut litosfer) di atas lapisan lemah yang dapat mengalir secara konveksi (yang ia

sebut astenosfer). Ide ini lalu dikembangkan oleh Daly pada tahun 1940, dan telah

diterima secara luas oleh ahli geologi dan geofisika. Meski teori tentang litosfer dan

astenosfer berkembang sebelum teori lempeng tektonik dikembangkan pada tahun

1960, konsep mengenai keberadaan lapisan kuat (litosfer) dan lapisan lemah

(astenosfer) tetap menjadi bagian penting dari teori tersebut.

Terdapat dua tipe litosfer

• Litosfer samudra, yang berhubungan dengan kerak samudera dan berada di

dasar samdura

• Litosfer benua, yang berhubungan dengan kerak benua

Litosfer samudra memiliki ketebalan 50-100 km, sementara litosfer benua memiliki

kedalaman 40-200 km. Kerak benua dibedakan dengan lapisan mantel atas karenake

beradaan lapisan Mohorovicic. Litosfer tersusun atas dua lapisan yaitu kerak dan

selubung yang tebalnya sekitar 50-100km. litosfer merupakan lempeng yang

bergerak sehingga dapat menimbulkan pergeseran benua.

b. Batuan Pembentuk Kulit Bumi

Batuan/Batu adalah sejenis bahan yang terdiri daripada mineral dan dikelaskan

menurut komposisi mineral. Pengkelasan ini dibuat dengan berdasarkan : Bagian

luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar

daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi

yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang dapat pula

kita ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa

daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain. Litosfer

merupakan lapisan kerak bumi yang paling atas yang tersusun oleh batuan dan

mineral. Induk segala batuan ialah magma. Magma adalah batuan cair dan pijar

yang bersuhu tinggi dan mengandung berbagai unsur mineral dan gas. Dalam

litosfer, terdapat lebih dari 2000 mineral dan hanya yang penting yaitu kuarsa,

feldspar, piroksen, mika putih, biotit atau mika cokelat, amphibol, khlorit, kalsit,

dolomit, olivin, bijih besi hematit, magnetit dan limonit.

Page 328: Geografi (lengkap)

Batuan pembentuk kulit bumi selalu mengalami siklus atau daur, yaitu batuan

mengalami perubahan wujud dari magma, batuan beku, batuan sedimen, batuan

metamorf dan kembali lagi menjadi magma. Magma yang mengalami proses

pendinginan akan menjadi batuan beku. Tempat pembekuan magma dipermukaan

bumi, didalam lapisan litosfer. Batuan beku tidak selamanya tetap dalam keadaan

utuh. Melalui pengaruh atmosfer dan proses hidrosfer, batuan beku akan

mengalami pelapukan, tererosi, terhanyut dan terendapkan disuatu tempat.

Endapan hasil pengikisan dan erosi batuan beku akan menjadi batuan sedimen.

Keberadaan batuan beku dan batuan sedimen tidak selalu diam. Melalui proses

desakan, lipatan atau patahan terkadang batuan beku dan batuan sedimen

terpindahkan kelapisan yang paling bawah maupun muncul dipermukaan

(tersingkap). Jika kedua batuan tersebut mendapatkan tekanan dan suhu yang

tinggi dari magma, akan berubah wujud menjadi batuan metamorf (batuan

malihan). Suatu waktu batuan malihan, batuan beku dan batuan sedimen akan

tergusur dan bercampur lagi dengan magma yang masih cair sehingga melebur

menjadi calon batuan beku lagi.

Gambar 15. Daur batuan

Semua batuan yang ada di permukaan bumi akan mengalami pelapukan. Penyebab

pelapukan tersebut ada 3 macam:

1) Pelapukan secara fisika: perubahan suhu dari panas ke dingin akan membuat

batuan mengalami perubahan. Hujan pun juga dapat membuat rekahan-

rekahan yang ada di batuan menjadi berkembang sehingga proses-proses fisika

tersebut dapat membuat batuan pecah menjadi bagian yang lebih kecil lagi.

Page 329: Geografi (lengkap)

2) Pelapukan secara kimia: beberapa jenis larutan kimia dapat bereaksi dengan

batuan seperti contohnya larutan HCl akan bereaksi dengan batu gamping. Bahkan

air pun dapat bereaksi melarutan beberapa jenis batuan. Salah satu contoh yang

nyata adalah ―hujan asam‖ yang sangat mempengaruhi terjadinya pelapukan secara

kimia.

3) Pelapukan secara biologi: Selain pelapukan yang terjadi akibat proses fisikan dan

kimia, salah satu pelapukan yang dapat terjadi adalah pelapukan secara biologi.

Salah satu contohnya adalah pelapukan yang disebabkan oleh gangguan dari akar

tanaman yang cukup besar. Akar-akar tanaman yang besar ini mampu membuat

rekahan-rekahan di batuan dan akhirnya dapat memecah batuan menjadi bagian

yang lebih kecil lagi.

Setelah batuan mengalami pelapukan, batuan-batuan tersebut akan pecah menjadi

bagian yang lebih kecil lagi sehingga mudah untuk berpindah tempat.

Berpindahnya tempat dari partikel-partikel kecil ini disebut erosi. Proses erosi ini

dapat terjadi melalui beberapa cara:

1) Akibat grafitasi: akibat adanya grafitasi bumi maka pecahan batuan yang ada bisa

langsung jatuh ke permukaan tanah atau menggelinding melalui tebing sampai

akhirnya terkumpul di permukaan tanah.

2) Akibat air: air yang melewati pecahan-pecahan kecil batuan yang ada dapat

mengangkut pecahan tersebut dari satu tempat ke tempat yang lain. Salah satu

contoh yang dapat diamati dengan jelas adalah peranan sungai dalam

mengangkutpecahan-pecahan batuan yang kecil ini.

3) Akibat angin: selain air, angin pun dapat mengangkut pecahan-pecahan batuan

yang kecil ukurannya seperti halnya yang saat ini terjadi di daerah gurun.

4) Akibat glasier: sungai es atau yang sering disebut glasier seperti yang ada di

Alaska sekarang juga mampu memindahkan pecahan-pecahan batuan yang ada.

Pecahan-pecahan batuan yang terbawa akibat erosi tidak dapat terbawa selamanya.

Seperti halnya sungai akan bertemu laut, angin akan berkurang tiupannya, dan juga

glasier akan meleleh. Akibat semua ini, maka pecahan batuan yang terbawa akan

terendapkan. Proses ini yang sering disebut proses pengendapan. Selama proses

pengendapan, pecahan batuan akan diendapkan secara berlapis dimana pecahan

yang berat akan diendapkan terlebih dahulu baru kemudian diikuti pecahan yang

lebih ringan dan seterusnya. Proses pengendapan ini akan membentuk perlapisan

pada batuan yang sering kita lihat di batuan sedimen saat ini.

Page 330: Geografi (lengkap)

Pada saat perlapisan di batuan sedimen ini terbentuk, tekanan yang ada di

perlapisan yang paling bawah akan bertambah akibat pertambahan beban di

atasnya. Akibat pertambahan tekanan ini, air yang ada dalam lapisan-lapisan

batuan akan tertekan sehingga keluar dari lapisan batuan yang ada. Proses ini

sering disebut kompaksi.

Pada saat yang bersamaan pula, partikel-partikel yang ada dalam lapisan

mulai bersatu. Adanya semen seperti lempung, silika, atau kalsit diantara partikel-

partikel yang ada membuat partikel tersebut menyatu membentuk batuan yang

lebih keras. Proses ini sering disebut sementasi. Setelah proses kompaksi dan

sementasi terjadi pada pecahan batuan yang ada, perlapisan sedimen yang ada

sebelumnya berganti menjadi batuan sedimen yang berlapis-lapis. Batuan sedimen

seperti batu pasir, batu lempung, dan batu gamping dapat dibedakan dari batuan

lainnya melalui adanya perlapisan, butiran-butiran sedimen yang menjadi satu

akibat adanya semen, dan juga adanya fosil yang ikut terendapkan saat pecahan

batuan dan fosil mengalami proses erosi, kompaksi dan akhirnya tersementasikan

bersama-sama.

Pada kerak bumi yang cukup dalam, tekanan dan suhu yang ada sangatlah tinggi.

Kondisi tekanan dan suhu yang sangat tinggi seperti ini dapat mengubah mineral

yang dalam batuan. Proses ini sering disebut proses metamorfisme. Semua batuan

yang ada dapat mengalami proses metamorfisme. Tingkat proses metamorfisme

yang terjadi tergantung dari:

• Apakah batuan yang ada terkena efek tekanan dan atau suhu yang tinggi.

• Apakah batuan tersebut mengalami perubahan bentuk.

• Berapa lama batuan yang ada terkena tekanan dan suhu yang tinggi.

Dengan bertambahnya dalam suatu batuan dalam bumi, kemungkinan batuan

yang ada melebur kembali menjadi magma sangatlah besar. Ini karena tekanan dan

suhu yang sangat tinggi pada kedalaman yang sangat dalam. Akibat densitas dari

magma yang terbentuk lebih kecil dari batuan sekitarnya, maka magma tersebut

akan mencoba kembali ke permukaan menembus kerak bumi yang ada. Magma

juga terbentuk di bawah kerak bumi yaitu di mantle bumi. Magma ini juga akan

berusaha menerobos kerak bumi untuk kemudian berkumpul dengan magma yang

sudah terbentuk sebelumnya dan selanjutnya berusaha menerobos kerak bumi

untuk membentuk batuan beku baik itu plutonik ataupun vulkanik.

Kadang-kadang magma mampu menerobos sampai ke permukaan bumi melalui

rekahan atau patahan yang ada di bumi. Pada saat magma mampu menembus

permukaan bumi, maka kadang terbentuk ledakan atau sering disebut volcanic

eruption. Proses ini sering disebut proses ekstrusif. Batuan yang terbentuk dari

magma yang keluar ke permukaan disebut batuan beku ekstrusif. Basalt dan pumice

Page 331: Geografi (lengkap)

(batu apung) adalah salah satu contoh batuan ekstrusif. Jenis batuan yang terbentuk

akibat proses ini tergantung dari komposisi magma yang ada.

Umumnya batuan beku ekstrusif memperlihatkan ciri-ciri berikut:

• Butirannya sangatlah kecil. Ini disebabkan magma yang keluar ke

permukaan bumi mengalami proses pendinginan yang sangat cepat sehingga

mineral-mineral yang ada sebagai penyusun batuan tidak mempunyai banyak

waktu untuk dapat berkembang.

• Umumnya memperlihatkan adanya rongga-rongga yang terbentuk akibat gas

yang terkandung dalam batuan atau yang sering disebut ―gas bubble‖.

Batuan yang meleleh akibat tekanan dan suhu yang sangat tinggi sering membentuk

magma chamber dalam kerak bumi. Magma ini bercampur dengan magma yang

terbentuk dari mantle. Karena letak magma chamber yang relatif dalam dan tidak

mengalami proses ekstrusif, maka magma yang ada mengalami proses pendinginan

yang relatif lambat dan membentuk kristal-kristal mineral yang akhirnya

membentuk batuan beku intrusif. Batuan beku intrusif dapat tersingkap di

permukaan membentuk pluton. Salah satu jenis pluton terbesar yang tersingkap

dengan jelas adalah batholit

seperti yang ada di Sierra Nevada – USA yang merupakan batholit granit yang

sangatbesar. Gabbro juga salah satu contoh batuan intrusif. Jenis batuan yang

terbentuk akibat proses ini tergantung dari komposisi magma yang ada. Umumnya

batuan beku intrusif memperlihatkan ciri-ciri berikut:

• Butirannya cukup besar. Ini disebabkan magma yang keluar ke permukaan bumi

mengalami proses pendinginan yang sangat lambat sehingga mineral-mineral yang

ada sebagai penyusun batuan mempunyai banyak waktu untuk dapat berkembang.

• Biasanya mineral-mineral pembentuk batuan beku intrusif memperlihatkan

angular interlocking.

Proses-proses inilah semua yang terjadi dimasa lampau, sekarang, dan yang

akan datang. Terjadinya proses-proses ini menjaga keseimbangan batuan yang ada

di bumi. Petrologi adalah ilmu yang mempelajari batuan pembentuk kulit bumi,

yang mencakup mengenai cara terjadinya, komposisi batuan, klasifikasi batuan, dan

sejarah geologinya.

Batuan merupakan bahan pembentuk kerak bumi, sehingga mengenal macam-

macam dan sifat batuan adalah sangat penting. Batuan didefinisikan sebagai semua

bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan suatu agregat (kumpulan)

mineral-mineral yang telah menghablur.

1) kandungan mineral yaitu jenis-jenis mineral yang terdapat di dalam batuan

ini.

Page 332: Geografi (lengkap)

2) tekstur batu, yaitu ukuran dan bentuk hablur-hablur mineral di dalam

batu;

3) struktur batu, yaitu susunan hablur mineral di dalam batu.

4) proses pembentukan

Batu-batuan secara umum biasanya dibagi menurut proses yang membentuknya,

yaitu:

a) Batuan igneus atau Batuan beku

Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, ―api‖) yaitu batuan yang

terbentuk sebagai hasil dari kumpulan mineral-mineral silikat hasil penghabluran

magma yang mendingin (Walter T Huang, 1962). Batuan beku merupakan jenis

batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras. Pembekuan

magma menjadi batuan beku dapat terjadi pada saat sebelum magma keluar dari

dapurnya, ditengah perjalanan, dan ketika sudah berada diatas permukaan bumi.

Dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan

intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik).

Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada,

baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah

satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau

perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan,

sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.

Seperti telah diketahui bahwa pembekuan magma menjadi batuan beku dapat

terjadi pada saat sebelum magma keluar dari dapurnya, ditengah perjalanan, dan

ketika sudah berada diatas permukaan bumi. Batuan beku yang membeku sebelum

magma keluar dan terjadi pada saat lapisan dalam disebut batuan plutonik, jika

membeku ditengah perjalanan disebut batuan korok atau porforik. Adapun jika

magma telah keluar dan membeku di permukaan bumi, disebut batuan beku luar

atau efusif.

Untuk membedakan batuan beku dengan batuan lainnya terdapat tiga ciri utama,

yaitu :

(1) Tidak mengandung fosil

(2) Teksturnya padat, mampat, serta strukturnya homogen dengan bidang

permukaan kesemua arah sama

(3) Susunan sesuai dengan pembentukannya

Pada batuan yang terbekukan secara plutonik, proses pendinginannya lambat

sehingga dapat membentuk mineral butir kasar dan holokristalin

(seluruhnyaberbentuk kristalin). Adapun pembekuan dipermukaan bumi, proses

Page 333: Geografi (lengkap)

pendinginan relatif sangat cepat sehingga kristal yang dihasilkan berukuran kecil

(halus), bahkan tanpa kristal sama sekali.

Tekstur batuan beku dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut :

(1). Faneritik

Yaitu kondisi batuan dalam bentuk kristalin. Lebih dari separuh kristal berukuran

besar dan dapat dilihat dengan mata biasa (tanpa kaca pemebesar).

(2). Forfiritik

Yaitu kondisi tekstur batuan yang mengandung fenikris (ktistal besar) yang

terikat dalam massa dasar yang halus.

(3). Afanitik

Yaitu meninggalkan batuan dalam susunan kristal butir halus atau seluruhnya

berupa benda gelas. Jarang mineral tunggal yang dapat diidentifikasi dengan mata

biasa, bahkan dengan kaca pembesar sekalipun.

Berdasarkan teksturnya batuan beku dibedakan menjadi 2, yaitu :

• Batuan beku plutonik

• Batuan beku vulkanik

Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya.

Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relative

lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan

beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan

rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan

magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral

penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan

pondasi rumah), dan dacite

Batuan beku banyak dimanfaatkan untuk pondasi bahan bangunan dan jalan

beraspal. Batuan beku dapat ditambang dengan cara membelah menjadi batuan

dengan ukurn yang lebih kecil .

b) Batuan Endapan atau Batuan Sedimen

Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama

batuan (bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis). Batuan Sedimen

ini merupakan batuan yang terbentuk oleh proses geomorfologi dan dipengaruhi

oleh lamanya waktu. Batuan sedimen secara umum dibedakan menjadi tiga jenis :

1) Sedimen klastik yang terbentuk oleh proses mekanik

Page 334: Geografi (lengkap)

Batuan sediment klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari material-

material yang mengalami proses transportasi. Besar butir dari batuan sediment

klastik bervariasi dari mulai ukuran lempung sampai ukuran bongkah. Biasanya

batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa

juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks).

Contohnya batu konglomerat, batu pasir dan batu lempung. Mineral-mineral yang

sering ditemukan dalam batuan sediment klastik antara lain adalah kuarsa, mineral

lempung, mika halus, feldspar dan chert dan mineral-mineral berat seperti hematite,

zircon, turmalin, epidot, garnet dan hornblende.

Klasifikasi sediment klastik dibedakan berdasarkan atas ukuran butirnya, yaitu

sebagai berikut :

a). Ludit (psepit) termasuk berbutir kasar mulai dari gravel (krikil) halus hingga

bongkah (boulder) dengan ukuran diameternya 2-256mm

b). Arenit (samit) termasuk berbutir sedang, dengan ukuran diameternya 0,06-

2mm, mulai dari pasir halus hingga pasir kasar.

c). Lutit (pelit) termasuk berbutir halus, ukuran diameternya 0,04-0,06mm,

mulai dari lempung higga debu kasar.

Contoh sediment klastik adalah breksi, konglomerat, batu pasir, lempung,

serpih dan kaolin.

2) Sedimen

non-klastik yang terbentuk karena proses kimiawi, Batuan sedimen

kimia terbentuk melalui proses presipitasi dari larutan. Biasanya batuan tersebut

menjadi batuan pelindung (seal rocks) hidrokarbon dari migrasi. Contohnya

anhidrit dan batu garam (saltMineral non klastik umumnya terbentuk oleh proses

pengendapan dan larutan, reaksi kimia, atau proses biologic. Batuan sedimen ini

biasanya mengandung mineral seperti kalsit, dolomit, kuarsa sekunder, gypsum

dan chert. Sedimen non klstik dibedakan atas dasar komposisinya. Sedimen non-

klastik yang utama adalah batu gamping atau dolomit. Batuan non-klstik sebagai

hasil evaporit (menguap), antara lain batu garam, denhidrit, dan gypsum, sedang

dari unsur organik adalah batu bara. Contoh batuan sedimen kimiawi (non-

klastik)antara lain travertin, stalagmit dan stalaktit.

Page 335: Geografi (lengkap)

3). Sedimen organik

Batuan sediment organik terbentuk dari gabungan sisa-sisa makhluk hidup. Batuan

ini biasanya menjadi batuan induk (source) atau batuan penyimpan (reservoir).

Contohnya adalah batu gamping terumbu, batu gamping (limestone), napal batu

kapur yang bercampur dengan lempung, dolomite, fosfat, guano dan batu bara.

Batuan sedimen terbentuk melalui tiga cara utama : pelapukan batuan lain (clastic);

pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan

(precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan

lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari

permukaan bumi. Batuan sedimen memiliki ciri yang mudah dikenal, yaitu sebagai

berikut :

a). Batuan endapan biasanya berlapis-lapis

b). Mengandung sisa-sisa jasad atau bekasnya, seperti terdapatnya cangkang

binatang koral dan serat-serat kayu.

c). Adanya keseragaman yang nyata dari bagian-bagian berbentuk bulat yang

menyusunnya.

Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan

tersebut Penamaan tersebut adalah :

a). Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm

dengan bentuk butitan yang bersudut

b). Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm

dengan bentuk butiran yang membudar

c). Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm sampai

1/16 mm

d). Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm sampai

1/256 mm

e). Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari

1/256 mm

c) Batuan metamorfosis atau Batuan metamorf (methamorphic rock),

Batuan ini berasal dari batuan induk yang mengalami perubahan tekstur dan

komposisi mineral pada fasa padat sebagai akibat perubahan kondisi fisika tekanan,

temperatur, atau tekanan dan temperatur .Akibat bertambahnya temperature

atau tekanan, batuan sebelumnya akan berubah tekstur dan strukturnya

Page 336: Geografi (lengkap)

sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula.

Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau slate yang merupakan perubahan

batu lempung. Batu marmer yang merupakan perubahan dari batu gamping. Batu

kuarsit yang merupakan perubahan dari batu pasir.Apabila semua batuan-batuan

yang sebelumnya terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang

kemudian mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan

baru lagi. salah satu kelompok utama batuan yang merupakan hasil transformasi

atau ubahan dari suatu tipe batuan yang telah ada sebelumnya, protolith, oleh suatu

proses yang disebut metamorfisme, yang berarti ―perubahan bentuk‖. Protolith

yang dikenai panas (lebih besar dari 150 °Celsius) dan tekanan ekstrim akan

mengalami perubahan fisika atau kimia yang besar. Protolith dapat berupa batuan

sedimen, batuan beku, atau batuan metamorf lain yang lebih tua. Beberapa contoh

batuan metamorf adalah gneis, batu sabak, batu marmer, dan skist.

Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan digolongkan

berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies metamorf) Mereka

terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan

diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu

lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak

antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi.

c. Tenaga Geologi

Bentuk-bentuk permukaan bumi terbentuk lewat proses pembentukan dan

perombakan permukaan bumi yang berlangsung cukup lama. Perubahan

permukaan bumi terjadi oleh tenaga geologi yang terdiri dari tenaga endogen dan

tenaga eksogen.

1) Tenaga Endogen

Tenaga Endogaen juga bisa disebut juga tenaga tektonik. Tenaga Endogen adalah

tenaga yang berasal dari dalam bumi. Tenaga Endogen terdiri dari proses

diatropisme dan proses vulkanisme dan gempa bumi. Tenaga Endogen sering

menekan di sekitar lapisan-lapisan batuan pembentuk kulit bumi (litosfer)

a) Proses Diastropisme

Proses Diastropisme adalah proses strutual yang mengakibatkan terjadinya lipatan

dan patahan tanpa dipengaruhi magma tapi tenaga dari dalam bumi.

(1) Proses lipatan

Kalau tenaga endogen yang menekan litosfer arahnya mendatar dan

bertumpukan yang mengakibatkan permukaan bum melipat menybabkan

Page 337: Geografi (lengkap)

terbentuknya puncak dan lembah.Bentuk permukaan bumi dari hasil proses ini ada

dua, yaitu : puncak lipatan (antiklin) lembah lipatan (sinklin)

(2) Proses Patahan

Proses datropisme juga dapat menyababkan truktur lapisan-lapian batuan retak-

retak dan patah. Lapiasan batuan yang mengalami proses patahan ada yang

mengalami pemerosotan yang membentuk lemdh patahan dan ada yang terangkat

membentuk puck patahan. Lembah patahan disebut slenk atau graben

sedangkan puncak patahan dinamakan horst.

b) Vulkanisme

Tenaga tektonik dapat mengakibatkan gejala vulaknisme. Gejala vulkanisme

berhubungan dengan aktivtas keluarnya magma di gunungapi. Proses keluarnya

magma ke permukaan bumi disebut erupsi gunungapi. Proses vulkanisme terjadi

karena adanya magma yang keluar dari zona tumbukan antarlampang. Beberapa

gunugapi ditemukan berada di tengah lempeng yang disebsbkan oleh tersumbatnya

panas di kerak bumi gejala ini disebut titik panas (hotspot).Para ilmuan menduga

aliaran magma mendesak keluar membakar kerak bumi dan melutus di permukaan.

Istilah-Istilah vulkanisme :

(1) Vulkanologi : ilmu kebumian yang memplajari gunungapi

(2) Magma : bahan silikat cair pijar yang terdiri atas bahan padat,cair,dan gas yang

terdapat di lapisan litosfer bumi. Suhu normal magma bersikar 900 C-1200 C.

(3) Erupsi : proses keluarnya magma dari lapisan litosfer sampai ke permukan

bumi. Erupsi sebuah gunungapi dapdt berupa lelehan (efusif) melalui retakan pada

lapisan-lapisan batu. Dan ledakan sumburan (ekaplosif) melalui kepundan atau

corong gunung api.

(4) Intrusi magma : proses penerobosan magma melalui retakan-retakan lapisan

batuan, tetapi tidak sampai ke permukaan bumi. Apabila intrusi magma

membeku maka akan terbentuk batuan intrusiva.

(5) Lava : magama yang keluar sampai ke permukaan bumi.

(6) Lahar : lava yang telah bercampur dengan bahan-bahan di permukaan bumi.

(7) Eflata atau bahan piroklastik : bahan-bahan yang lepas dari gunungapi ketika

terjadi letusan eksplosif.

(8) Kawah : lubang pada tubuh gunungapi sebagai tempat keluarnya magma.

Kawah yang cukup besar disebut kaldera. Bila kaldera terisi air yang cukup banyak

maka akan terbentuk danau kawah atau danau vulkanik. Kawah dan kaldera yang

di Indonesia, antara lain Kawah Takubanperahu (Jawa Barat), Kawah Gunung

Tengger (Jawa Tengah), dan Kaldera Gunung Batur (Bali).

Page 338: Geografi (lengkap)

c) Bentuk-Bentuk Gunung Api

Berdasarkan bentuk letusanya, gunung api dapat dibedakan menjadi tiga bentuk

yang berbeda yaitu :

(1) Gunung Api Prisai : Gunungapi perisai berbentuk seperti perisai (shields)

terbentuk oleh letusan yang sangat cair (efusief), yaitu berupa lelehan lava yang

sangat luas dan landai. Ciri gunungapi perisai adalah lerengnya sangat landai

bahkan hampir datar, Contohnya, Gunung Mauna Loa dan Gunung Mauna Kea di

Hawai.

(2) Gunung Api Maar :Gunungapi maar terbentuk dari letusan berupa ledakan

(eksplosif) yang dahsyat yang terjadi sekali, dengan mengeluarkan bahan-bahan

berupa eflata. Gunung maar biasanya punya dapur magma yang dangkal dan

magma yang terdiri dari bahan-bahan padat dan gas yang padat. Contoh gunung

maar adalah : Gunung Lamongan (Jawa Timur), Gunung Pinakate (Meksiko),

Gunung Monte Muovo (Italia), Gunungapi Strato (Kerucut)

(3) Gunung Api Strato : Gunung api strato terbentuk akibat letusan yang berulang-

ulang dan berseling-seling antara bahan padat dan lelahan lava. Sebagian besar

gunung di Indonesia adalah gunung starto seperti :Gunung Semeru, Gunung

Merapi, Gunung Agung, Gunung Kerinci,

Gambar 16. Bentuk gunung api

d) Gejala Vulkanisme

Tanda-tanda akan terjadinya letusan gunungapi adalah :

(1)Kenaikan suhu udara di sekitar gunung api drastis (dari suhu rendah tiba-tiba

naik jadi panas)

(2) Banyak tumbuhan kering dan hewan turun dari gunung.

(3) Meningkatnya bau belerang yang menyengat

(4) Pascavulkanik (postvulcanic)

Page 339: Geografi (lengkap)

Pascavulkanik adalah gejala dimana gunungapi menampakan aktifitas

atausedang dalam fase istirahat. Gejalanya antara lain :

•Ditemukannya mata air panas, yang bisa dijadikan obat kulit, seperti mata air di

Banten (Jawa Tangah) dan di Ciater (Jawa Barat)

•Ditemukanya gas gunung api

•Uap air (fumarola)

•Gas belerang (solfatara)

•Gas karbon dioksida (mofet)

•Adanya semburan air panas (geyser) yang keluar dari rekahan batuan seperti di

Cisolok Sukabumi (Jawa Barat)

e) Gempa Bumi

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi,

Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata

gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian

gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi

terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk

dapat ditahan.

Gempa dapat digolongkan menjadi beberapa kategori. Menurut proses terjadinya,

gempa bumi diklasifikasikan menjadi seperti berikut.

(1) Gempa tektonik: terjadi akibat tumbukan lempeng-lempeng di litosfer kulit bumi

oleh tenaga tektonik. Tumbukan ini akan menghasilkan getaran. Getaran ini yang

merambat sampai ke permukaan bumi.

(2) Gempa vulkanik: terjadi akibat aktivitas gunung api. Oleh karena itu, gempa ini

hanya dapat dirasakan di sekitar gunung api menjelang letusan, pada saat letusan,

dan beberapa saat setelah letusan.

(3) Gempa runtuhan atau longsoran: terjadi akibat daerah kosong di bawah lahan

mengalami runtuh. Getaran yang dihasilkan akibat runtuhnya lahan hanya

dirasakan di sekitar daerah yang runtuh.

Menurut bentuk episentrumnya, ada dua jenis gempa.

(1) Gempa sentral: episentrumnya berbentuk titik.

(2) Gempa linear: episentrumnya berbentuk garis.

Page 340: Geografi (lengkap)

Menurut kedalaman hiposentrumnya, ada tiga jenis gempa.

(1) Gempa bumi dalam: kedalaman hiposenter lebih dari 300 km di bawah

permukaan bumi.

(2) Gempa bumi menengah: kedalaman hiposenter berada antara 60-300 km di

bawah permukaan bumi.

(3) Gempa bumi dangkal: kedalaman hiposenter kurang dari 60 km.

Menurut jaraknya, ada tiga jenis gempa.

(1) Gempa sangat jauh: jarak episentrum lebih dari 10.000 km.

(2) Gempa jauh: jarak episentrum sekitar 10.000 km.

(3) Gempa lokal: jarak episentrum kurang 10.000 km.

Menurut lokasinya, ada dua jenis gempa.

(1) Gempa daratan: episentrumnya di daratan.

(2) Gempa lautan: episentrumnya di dasar laut. Gempa jenis inilah yang

menimbulkan tsunami.

f) Penyebab Terjadinya Gempa

Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh

tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu

kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut

tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi

akan terjadi.

Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut.

Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan

kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar

terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi

fase pada kedalaman lebih dari 600 km.

Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam

gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya

letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi

karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam

Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena

injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa

pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Moountain Arsenal. Terakhir,

gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat

para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah.

Page 341: Geografi (lengkap)

Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seimisitas

terinduksi

Gambar 17. Arah pergerakan lempeng yang menyebabkan terjadinya perubahan

kulit bumi yang ditandai dengan warna merah, hijau, biru dan garis putus.

Bukti pendukung gerakan benua-benua

ῖ Keserupaan garis pantai benua-benua yang dipisahkan Samudra Atlantik

Keserupaan garis pantai benua-benua yang dipisahkan Samudra Atlantik

menjadi pemikiran awal konsep pengapungan benua. Data-data struktur tektonik

Paleozoikum yang berada di Amerika Utara dan Eropa, Afrika bagian selatan

dan Amerika Selatan dikumpulkan untuk menunjukan kecocokan struktur antar

benua-benua tersebut.

ῖ Bukti Paleoiklim

Wegener menyertakan bukti-bukti paleoklimatologi pada bukunya yang

keempat. Suatu lapisan batuan yang diendapkan dapat menunjukan iklim

lokasi pada saat batuan terebut diendapkan. Keberadaan glacier, keberadaan

lapisan batubara yang mengindikasikan iklim tropis basah, serta keberadaan lapisan

Page 342: Geografi (lengkap)

garam dan gipsum yang mengindikasikan iklim padang dari berbagai benua

sepanjang Karbon dan Perm lalu dipetakan.

g) Pengukuran Gempa Bumi

Getaran gempa dari hiposentrum merambat dan menyebar ke segala arah. Getaran

itu berupa gelombang primer dan gelombang sekunder. Dari episentrum, juga

terjadi rambatan getaran di permukaan bumi dalam bentuk gelombang panjang.

Jadi, gelombang gempa dapat dibedakan atas:

(1) gelombang primer (P): merupakan gelombang longitudinal yang merambat di

permukaan bumi dengan kecepatan 4-7 km per detik

(2) gelombang sekunder (S): berupa gelombang transversal yang merambat di

permukaan bumi dengan kecepatan 2-6 km per detik

(3) gelombang panjang (L): merupakan gelombang permukaan dengan kecepatan

lebih lambat

Gambar 18.Energi getaran gempa yang merambat keseluruh lapisan kulit bumi

h) Kekuatan Gempa

Kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Faktor-faktor tersebut antara lain kekuatan gempa, letak hiposentrum, struktur

tanah, dan standar kekuatan atau magnitudo gempa biasa dinyatakan dalam skala

Richter atau skala lain yang merupakan pengembangan skala Richter. Gempa

diukur dengan alat yang disebut seismograf. Alat ini mencatat getaran yang

ditimbulkan oleh pergerakan permukaan tanah dalam bentuk garis-garis zig-zag

yang menunjukkan variasi amplitudo gelombang yang ditimbulkan oleh gempa.

Kenaikan satu unit magnitudo (misalnya dari 4.6 ke 5.6) menunjukkan 10 kali lipat

Page 343: Geografi (lengkap)

kenaikan besar gerakan yang terjadi di permukaan tanah atau 30 kali lipat energi

yang dilepaskan. Jadi gempa berkekuatan 6.7 skala Richter menghasilkan 100 kali

lipat lebih besar gerakan permukaan tanah atau 900 kali lipat energi yang

dilepaskan pada gempa berskala 4.7. Gempa besar berskala 8 atau lebih secara

statistik terjadi rata-rata satu kali tiap tahun di dunia. Gempa berskala sedang (5-

5.9) terjadi rata-rata 1319 kali dalam setahun di dunia. Gempa berskala 2.5 atau

kurang terjadi jutaan kali dan biasanya tidak dapat dirasakan oleh manusia. Selain

dinyatakan dalam magnitudo besaran gempa juga sering dinyatakan dalam

intensitas. Intensitas gempa adalah ukuran efek gempa di suatu tempat terhadap

manusia, tanah dan struktur atau bangunan. Standar intensitas yang sering

digunakan adalah Modified Mercalli. Dalam standar ini skala I adalah gempa yang

tidak terasa, skala II gempa yang dirasakan oleh beberapa orang yang sedang dalam

posisi istirahat, terutama di bangunan tinggi, demikian seterusnya sampai

meningkat ke skala VII untuk gempa yang merusakkan bangunan yang tidak

dibangun dengan struktur yang baik tetapi hanya sedikit merusakaan bangunan

yang dibangun dengan baik, dan skala XII untuk gempa yang menyebabkan

kerusakan total, dan melemparkan benda-benda ke udara.

(1) Skala Richter

Skala Richter atau SR, skala ukuran kekuatan gempa yang diusulkan oleh

fisikawan Charles Richter, didefinisikan sebagai logaritma dari amplitudo

maksimum yang diukur dalam satuan mikrometer (µm) dari rekaman gempa

oleh alat pengukur gempa (seismometer) Wood-Anderson, IT Knowledge

Sharing Blogpada jarak 100 km dari pusat gempa. Sebagai contoh, Misal kita

mempunyai rekaman gempa bumi (seismogram) dari seismometer yang terpasang

sejauh 100 km dari pusat gempanya. Jika amplitude maksimumnya sebesar 1 mm,

maka kekuatan gempa tersebut adalah log (103) µm sama dengan 3,0 skala Richter.

Skala Richter ini hanya cocok dipakai untuk gempa-gempa dekat dengan

magnitudo gempa di bawah 6,0. Di atas magnitudo itu, perhitungan dengan teknik

Richter ini menjadi tidak representatif lagi.

Skala Richter Efek Gempa

< 2.0 Gempa kecil , tidak terasa

2.0-2.9 Tidak terasa, namun terekam oleh alat

3.0-3.9 Seringkali terasa, namun jarang menimbulkan kerusakan

4.0-4.9 Dapat diketahui dari bergetarnya perabot dalam ruangan, suara gaduh

bergetar. Kerusakan tidak terlalu signifikan.

5.0-5.9 Dapat menyebabkan kerusakan besar pada bangunan pada area yang kecil.

Umumya kerusakan kecil pada bangunan yang didesain dengan baik

Page 344: Geografi (lengkap)

6.0-6.9 Dapat merusak area hingga jarak sekitar 160 km

7.0-7.9 Dapat menyebabkan kerusakan serius dalam area lebih luas

8.0-8.9 Dapat menyebabkan kerusakan serius hingga dalam area ratusan mil

9.0-9.9 Menghancurkan area ribuan mil

> 10.0 Belum pernah terekam

(2) Skala Mercalli

Skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi yang

diciptakan oleh vulkanologis dari Italia bernama Giuseppe Mercalli pada 1902. Skala

Mercalli dibagi menjadi 12 bagian berdasarkan informasi dari orang-orang yang

selamat dari gempa tersebut dan juga dengan melihat dan membandingkan

tingkat kerusakan akibat gempa bumi tersebut. Oleh itu, skala Mercalli sangat

subjektif dan kurang tepat dibanding dengan perhitungan magnitudo gempa yang

lain. Saat ini penggunaan skalaRichter lebih luas digunakan untuk untuk mengukur

kekuatan gempa bumi. Tetapi skalaMercalli yang dimodifikasi, pada tahun 1931

oleh ahli seismologi Harry Wood dan FrankNeumann masih sering digunakan

terutama apabila tidak terdapat peralatan seismometer yang dapat mengukur

kekuatan gempa bumi di tempat kejadian.

(3) Skala Modifikasi Mercalli

- Tidak terasa

- Terasa oleh orang yang berada di bangunan tinggi

- Getaran dirasakan seperti ada kereta yang berat melintas.

- Getaran dirasakan seperti ada benda berat yang menabrak dinding rumah, benda

tergantung bergoyang.

- Dapat dirasakan di luar rumah, hiasan dinding bergerak, benda kecil di atas rak

mampu jatuh.

- Terasa oleh hampir semua orang, dinding rumah rusak.

- Dinding pagar yang tidak kuat pecah, orang tidak dapat berjalan/berdiri.

- Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan.

- Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan tekuk.

Page 345: Geografi (lengkap)

- Jambatan dan tangga rusak, terjadi tanah longsor.

- Rel kereta api rusak.

- Seluruh bangunan hancur dan hancur lebur

i) Tips Menghadapi Gempa Bumi

(1). Jika berada di dalam rumah: Masuklah ke bawah meja untuk melindungi

tubuhmu dari jatuhan benda-benda. Jika kamu tidak memiliki meja, lindungi

kepalamu dengan bantal. Jika kamu sedang menyalakan kompor, matikan segera

untuk mencegah terjadinya kebakaran.

(2). Jika berada di luar rumah: Lindungi kepalamu dan hindari benda-benda

berbahaya. Di daerah perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari

jatuhnya kaca-kaca dan papan-papan reklame. Lindungi kepalamu dengan

menggunakan tangan, tas atau apa pun yang kamu bawa.

(3). Jika kamu berada di mall, bioskop, atau di lantai dasar gedung: Jangan

menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari

pegawai atau satpam.

(4). Jika kamu berada di dalam lift: Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa

bumi atau kebakaran. Jika kamu merasakan getaran gempa bumi saat berada di

dalam lift, tekanlah semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat

keamanannya dan mengungsilah. Jika kamu terjebak dalam lift, hubungi petugas

gedung dengan menggunakan interphone jika tersedia.

(5). Jika kamu berada di dalam kereta api: Berpeganganlah dengan erat pada

tiang sehingga kamu tidak akan terjatuh seandainya kereta dihentikan secara

mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah

mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan

kepanikan.

(6). Jika kamu berada di dalam mobil: saat terjadi gempa bumi besar, kamu akan

merasa seakan-akan roda mobil tersebut gundul. Sopir akan kehilangan control

terhadap mobil dan susah mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan

mobil di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika harus

mengungsi, keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak terkunci.

(7). Jika kamu berada di gunung/pantai: Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas

gunung.Menjauhlahlangsungketempataman.Dipesisirpantai,bahayanyadatang dari

tsunami. Jika kamu merasakan getaran dan tandatanda tsunami tampak, cepatlah

mengungsi ke dataran yang tinggi.

(8). Dengarkan informasi: Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul

kejiwaannya. Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap

tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Kamu dapat

Page 346: Geografi (lengkap)

memperoleh informasi yang benar dari pihak berwenang, polisi, atau petugas PMK.

Jangan bertindak karena informasi orang yang tidak jelas.

Mitigasi Bencana Gempa Bumi

Mitigasi adalah segenap usaha untuk meminimalisir kerugian dan resiko akibat

bencana alam. Perlu kita sadari, bahwa gempa sangat jarang sekali membunuh,

umumnya yang membunuh itu adalah reruntuhan bangunan akibat gempa dan si

korban tidak melindungi diri dari bangunan tersebut. Mitigasi dapat dilakukan

dengan tiga tahapan yaitu : sebelum terjadi, ketika berlangsung dan setelah terjadi

gempa bumi.

1. Sebelum terjadi gempa

Beberapa hal yang dapat kita lakukan agar selalu siaga adalah

• Dirikanlah bangunan (kantor, rumah dsb) sesuai dengan kaidah2 yang baku.

Diskusikan lah dengan para ahli agar bangunan anda tahan gempa. Jangan

membangun dengan asal-asalan apalagi tanpa perhitungan

• Kenalilah lokasi bangunan tempat anda tinggal atau bekerja, apakah tidak berada

pada patahan gempa atau tempat lain seperti rawan longsor dsb.

• Tempatkan perabotan pada tempat yang proporsional. Jika anda punya lemari,

ada baiknya dipakukan ke dinding, agar tidak roboh dan ikut menindih ketika

terjadi gempa.Jikaadaperabotanyangdigantung,periksalahsecararutinkeamananya.

• Siagakanlah peralatan seperti senter, kotak P3K, makanan instan dsb. Sediakan

juga Radio, karena pada saat gempa alat komunikasi dan informasi lain seperti

Telpon, HP, Televisi, Internet akan terganggu. Radio yang hanya menggunakan

baterai akan sangat berguna disaat bencana.

• Selalu periksa penggunaaan Listrik dan gas, matikan jika tidak digunakan.

• Catatlah telepon-telepon penting seperti Pemadam kebakaran, Rumah sakit dll.

• Kenalilah jalur evakuasi. Beberapa daerah di Indonesia, khususnya daerah rawan

Tsunami, saat ini telah membangun jalur evakuasi ke tempat yang lebih tinggi.

Seperti di daerah saya, Kota Painan, Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat telah

dibangun jalurnya.

• Ikutilah Kegiatan simulasi mitigasi bencana gempa yang sudah mulai dilakukan

oleh beberapa daerah seperti Kota Padang, Sumatera Barat. Hal ini sudah biasa

dilakukan oleh masyarakat Jepang. Sehingga mereka tidak canggung lagi ketika

terjadi bencana. Dengan mengikuti kegiatan ini, kita akan terbiasa dengan bentuk2

peringatan dini yang disediakan pemerintah daerah, seperti sirine pertanda

Tsunami, Sirine Banjir dsb.

Page 347: Geografi (lengkap)

2. Ketika berlangsung gempa

• Yang pertama sekali adalah DON‘T BE PANIC, kuasai diri anda bahwa anda

dapat lepas dari bencana tersebut.

• Menghindar dari bangunan, pohon, tiang listrik dsb yang berkemungkinan roboh

menimpa kita. Jika anda berada dalam gedung, berusahalah untuk lari keluar. Jika

tidak memungkinkan berlindunglah di bawah meja yang kuat, tempat tidur. Atau

berlindunglah di pojok bangunan, karena lebih kuat tertopang.

• Perhatikan tempat anda berdiri, karena gempa yang besar akan memungkinkan

terjadinya rengkahan tanah.

• Jika anda sedang berkendara, matikan kendaraan anda dan turunlah. Jika anda

sedang berada di pantai, maka berlarilah menjauhi pantai tersebut. jika anda

sedang berada di daerah pegunungan, maka perhatikan disekitar anda apakah ada

kemungkinan longsor.

3. Setelah terjadi gempa

• Jika anda masih berada dalam gedung, maka yu keluar dengan tertib, jangan

gunakan Lift, gunakanlah tangga.

• Periksa sekeliling anda, apakah ada kerusakan, baik itu listrik padam, kebocoran

gas, dinding retak dsbnya. Periksa juga apakah ada yang terluka. Jika ya,

lakukanlah pertolongan pertama.

• Hindari bangunan yang kelihatannya hampir roboh atau berpotensi untuk roboh.

j) Tsunami

Tsunami(bahasajepang:ῖῖ;tsu=pelabuhan,nami= gelombang,secara harafiah berarti

‖ombak besar di pelabuhan‖) adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh

perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan

laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan

gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut.

Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam

gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di

laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per

jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam

hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal

yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang

tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah

meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa

Page 348: Geografi (lengkap)

masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang

terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material

yang terbawa olehaliran gelombang tsunami.

Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya.

Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta

menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.

Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang

mengaitkan tsunami dengan gempa bawah laut. Namun hingga abad ke-20,

pengetahuan mengenai penyebab tsunami masih sangat minim. Penelitian masih

terus dilakukan untuk memahami penyebab tsunami.

(1) Penyebab Terjadi Tsunami

Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan

sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun

meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah

laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus,

misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau. Gerakan vertikal pada kerak bumi,

dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang

mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini

mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai

menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami. Kecepatan

gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang

terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami

mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan

energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi

gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat

mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi

penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan

jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan

bisa beberapa kilometer. Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau

sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng

samudera menelusup ke bawah lempeng benua. Tanah longsor yang terjadi di dasar

laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang

dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus

lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga

keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya

dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau

longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai

ratusan meter.

Gempa yang menyebabkan tsunami

Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 - 30 km)

Page 349: Geografi (lengkap)

Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter

Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun

Gambar 19. Proses terjadi tsunami di daerah pantai pada saat terjadi gempa bumi di

dasar laut

Peristiwa tsunami di dunia yang menimbulkan korban besar di dunia, diantaranya:

• 1 November 1755 - Tsunami menghancurkan Lisboa, ibu kota Portugal,

dan menelan 60.000 korban jiwa.

• 1883ῖ - Pada tanggal 26 Agustus, letusan gunung Krakatau dan tsunami

menewaskan lebih dari 36.000 jiwa.

• 2004 - Pada tanggal 26 Desember 2004, gempa besar yang menimbulkan

tsunami menelan korban jiwa lebih dari 250.000 di Asia Selatan, Asia Tenggara

danAfrika. Ketinggian tsunami 35 m,

• ῖ 2006 - 17 Juli, Gempa yang menyebabkan tsunami terjadi di selatan pulau

Jawa, Indonesia, dan setinggi maksimum ditemukan 21 meter di Pulau

Nusakambangan. Memakan korban jiwa lebih dari 500 orang. Dan berasal dari

selatan kota Ciamis

• 2007 - 12 September, Bengkulu, Memakan korban jiwa 3 orang.

Ketinggian tsunami 3-4 m

• 2010 - 27 Februari, Santiago, Chili

Page 350: Geografi (lengkap)

• 2010 - 26 Oktober, Kepulauan Mentawai, Indonesia

• 2011 - 11 Maret, Sendai, Jepang

Analisa tentang gempa bumi dari teori lempeng Tektonik muncul sejak tahun 1960-

an, dan hingga kini teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis,

seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi, juga tentang

bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudra. Gempa yang disusul

Tsunami di Jepang ini disebabkan benturan lempeng tektonik yang disebut

Subduksi. Benturan ini terjadi antara lempeng samudra dengan lempeng benua.

Ada tiga lempeng yang saling bertemu pada saat terjadi gempa dan kemudian

tsunami di Jepang pada 11 maret 2011, yaitu lempeng tektonik, lempeng erasia,

dan lempeng pasifik. Gambar dibawah ini menunjukkan posisi lempeng diantara

ketiganya.

Gambar 20. Pertemuan tiga lempeng yang menimulkan tsunami di Jepang pada 11

Maret 2011

Subduksi di Jepang terjadi karena penghunjaman lempeng pasifik di bawah negara.

Teori ini sangat bisa diterima karena posisi Jepang dikenal sangat rawan dengan

gempa. Teori Gaya Tarik Bulan. Teori ini mencoba mengaitkan dengan fenomena

supermoon yang akan terjadi pada 19 Maret 2011. Fenomena Supermoon adalah

posisi bulan yangberada dekat dengan bumi. Penganut teori ini menyakini bahwa

Supermoon atau Lunar Prugee dapat menyebabkan ‖Moonageddon‖ Richard Nolle,

astronom Amerika Serikat (AS), seperti dilansir ABC Radio mengatakan kenyataan

yang tengah dihadapi adalah Supermoon ―sedang dalam perjalanan‖ mendekati

bumi. Jika dilihat lebih mendalam Supermoon memiliki keterkaitan historis dengan

bencana angin kencang, gelombang tinggi, serta gempa bumi. Sejarah pernah

mencatat bencana di Bumi terjadi saat fenomena lunar perigee, Misalnya, badai

di New England 1938, banjir di Lembah Hunter tahun 1955, Bencana Siklon Tracy di

tahun 1974, serta badai Katrina di 2005 diyakini juga terkait Fenomena SuperMoon.

Page 351: Geografi (lengkap)

Namun, lagi-lagi penganut Teori Moonageddon kembali dibantah oleh para

ilmuwan. seperti dilansir The Telegraph, ilmuwan ini menyatakan tidak punya

bukti bahwa Supermoon bisa memicu bencana alam. Kalaupun kehadiran

Supermoon member efek terhadap bumi,itu hanyalah air pasang yang lebih tinggi

atau air surut yang lebih rendah dari biasanya.

150 Daerah di Indonesia Rawan Tsunami

Berdasarkan peta bencana 2010-2014 yang disusun Badan Nasional Penanggulangan

Bencana (BNPB) dan instansi terkait, terdapat 150 kota dan kabupaten di seluruh

Indonesia yang berpotensi diterjang tsunami. Pemetaan lokasi tersebut dilakukan

BNPB bekerja sama dengan 22 lembaga di bawah kementerian. Kota dan kabupaten

tersebut terebar di sepanjang pantai barat Sumatera, mulai dari Aceh, Sumatera

Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung sampai ke wilayah selatan Jawa seperti

Banten, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara

Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Tsunami juga berpotensi terjadi di kepulauan

Halmahera, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Papua bagian utara. Daerah-

daerah tersebut merupakan tempat pertemuan antara lempeng tektonik

IndoAustralia dan Eurasia. Sedangkan di sekitar Papua, pertemuan antara lempeng

Eurasia dan lempeng Pasifik.Tsunami merupakan dampak dari gempa bumi,

wilayah-wilayah tersebut memiliki potensi tinggi terhadap gempa. Biasanya

tsunami terjadi jika gempa lebih dari 6,5 skala richter dengan kedalaman

kurang dari 20 kilometer.

Cara penanggulangan tsunami, yaitu :

• Melaksanakan evakuasi secara intensif.

• Melaksanakan pengelolaan pengungsi.

• Melakukan terus pencarian orang hilang, dan pengumpulan jenazah.

• Membuka dan hidupkan jalur logistik dan lakukan resuplay serta

pendistribusian logistik yang diperlukan.

• Membuka dan memulihkan jaringan komunikasi antar daerah atau kota.

• Melakukan pembersihan kota yang hancur dan penuh puing dan lumpur.

• Menggunakan dana pemerintah untuk penanggulangan bencana dan gunakan

pula dengan tepat sumbangan dana baik dari dalam maupun luar negeri.

• Menyambut dengan baik dan libatkan unsur civil society.

Page 352: Geografi (lengkap)

d. Tenaga Eksogen

Proses eksogen merupakan tenaga dari luar.

1) Pelapukan

Pelapukan merupakan tenaga perombak (pengkikisan) oleh media penghancur.

Proses pelapukan dapat dikatakan sebagai proses penghancuran massa batuan

melalui media penghancuran, berupa:

a). Sinar matahari

b). Air

c). Gletser

d). reaksi kimiawi

e). kegiatan makhluk hidup (organisme)

Proses pelapukan terbagi jadi tiga, yaitu :

(1). Pelapukan Mekanik

Pelapukan mekanik (fisik) adalah proses pengkikisan dan penghancuran bongkahan

batu jadi bongkahan yang lebih kecil,tetapi tidak mengubah unsur kimianya. Proses

ini disebabkan oleh sinar matahari, perubahan suhu tiba-tiba, dan pembekuan air

pada celah batu

(2). Pelapukan Kimiawi

Pelapukan adalah penghcuran dan pengkikisan batuan dengan mengubah susunan

kimiawi batu yang terlapukkan. Jenis pelapukan kimiawi terdiri dari dua macam,

yaitu proses oksidasi dan proses hidrolisis.

(3). Pelapukan Organik

Pelapukan organik dihasilkan oleh aktifitas makhluk hidup, seperti pelapukan oleh

akar tanaman (lumut dan paku-pakuan) dan aktivitas hewan (cacing tanah dan

serangga).

2) Erosi

Erosi seperti pelapukan adalah tenaga perombak (pengkikisan). Tapi yang

membedakan erosi dengan pelapukan adalah erosi adalah pengkikisan oleh media

yang bergerak, seperti air sungai, angin, gelombang laut, atau gletser. Erosi

dibedakan oleh jenis tenaga perombaknya yaitu :Erosi air, Erosi angin (deflasi),

Erosi gelombang laut (abarasi / erosi marin ), Erosi gletser (glasial)‘

Page 353: Geografi (lengkap)

a). Tahapan dalam Erosi Air

Proses pengkikisan oleh air yang mengalir terjadi dalam empat tingkatan yang

berbeda sesuai dengan kerusakan tanah atau batuan yang terkena erosi, sebbagai

berikut.

(1) Erosi percik, yaitu proses pengkikisan oleh percikan air hujan yang jatuh ke

bumi.

(2) Erosi lembar, yaitu proses pengkikisan lapisan tanah paling atas sehingga

kesuburannya berkurang. Pengkikisan lembar ditandai oleh warna air yang

mengalir berwarna coklat:

(3) Erosi alur, adalah lanjutan dari erosi lembar. Ciri khas erosi alur adalah adanya

alur-alur pada tanah sebsgai tempat mengalirnya air

(4) ‗Erosi ‗parit, adalah terbentuknya parit-parit atau lembah akibat pengkikisan

aliran air. Bila erosi parit terus berlanjut, maka luas lahan kritis dapat meluas, dan

pada tingkat ini tanah sudah rusak.

b). Bentuk Permukaan Bumi Akibat Erosi

Pengkikisan oleh air dapat mengakibatkan :

(1) tebing sungai semakin dalam

(2) lembah semakin curam

(3) pembentukan gua

(4) memperbesar badan sungai

Erosi angin biasanya terjadi di gurun. Bentuk permukaan bumi yang terbentuk

antara lain :

(1) Batu jamur

(2) Ngarai

Abrasi biasanya terjadi di pantai, membentuk :

(1) Dinding pantai yang curam

(2) relung ( lekukan pada dinding tebing)

(3) gua pantai

(4) batu layer

d. Pedosfer dan Jenis-Jenis Tanah

1) Pengertian Tanah dan Lahan

Page 354: Geografi (lengkap)

Anda mungkin bertanya apa hubungan Pedosfer dengan tanah dan lahan? Pedosfer

atau tanah adalah lapisan kulit bumi yang tipis terletak di bagian paling atas

permukaan bumi. Lalu apa bedanya tanah dengan lahan ? Selama ini orang awam

beranggapan tanah samapengertiannya dengan lahan. Padahal menurut konsep

Geografi tanah dengan lahan memiliki perbedaan yang mendasar. Tanah dalam

Bahasa Inggris disebut soil, menurut Dokuchaev: tanah adalah suatu benda fisis

yang berdimensi tiga terdiri dari panjang, lebar, dan dalam yang merupakan bagian

paling atas dari kulit bumi. Sedangkan lahan Bahasa Inggrisnya disebut land, lahan

merupakan lingkungan fisis dan biotik yang berkaitan dengan daya dukungnya

terhadap perikehidupan dan kesejahteraan hidup manusia. Yang dimaksud dengan

lingkungan fisis meliputi relief atau topografi, tanah, air, iklim. Sedangkan

lingkungan biotik meliputi tumbuhan, hewan, dan manusia. Jadi kesimpulannya

pengertian lahan lebih luas daripada tanah.

Bagaimana, apakah Anda telah mengetahui perbedaan tanah dengan lahan! Coba

tuliskan kesimpulanmu pada kertas tersendiri! Sekarang marilah kita pelajari faktor-

faktor yang mempengaruhi proses pembentukan tanah.

2) Faktor-faktor Pembentuk Tanah

Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi proses pembentukan tanah,

antara lain iklim, organisme, bahan induk, topografi, dan waktu. Faktor-faktor

tersebut dapat dirumuskan dengan rumus sebagai berikut:

T = f (i, o, b, t, w)

Keterangan:

T = tanah b = bahan induk

f = faktor t = topografi

i = iklim w = waktu

o = organisme

Faktor-faktor pembentuk tanah tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

(1) Iklim

Unsur-unsur iklim yang mempengaruhi proses pembentukan tanah terutama ada

dua, yaitu suhu dan curah hujan.

(a) Suhu/Temperatur

Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Apabila suhu

tinggi, maka proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga pembentukan

tanah akan cepat pula.

Page 355: Geografi (lengkap)

(b) Curah hujan

Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah,

sedangkan pencucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH

tanah menjadi rendah).

(2) Organisme (Vegetasi, Jasad renik/mikroorganisme)

Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah dalam hal:

( a) Membuat proses pelapukan baik pelapukan organik maupun pelapukan

kimiawi. Pelapukan organik adalah pelapukan yang dilakukan oleh makhluk hidup

(hewan dan tumbuhan), sedangkan pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang

terjadi oleh proses kimia seperti batu kapur larut oleh air.

(b) Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan menghasilkan dan

menyisakan daun-daunan dan ranting-ranting yang menumpuk di permukaan

tanah. Daun dan ranting itu akan membusuk dengan bantuan jasad renik/

mikroorganisme yang ada di dalam tanah.

(c) Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata terjadi di daerah

beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika. Vegetasi hutan dapat membentuk

tanah. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah hutan dengan warna merah,

sedangkan vegetasi rumput membentuk tanah berwarna hitam karena banyak

kandungan bahan organis yang berasal dari akar-akar dan sisa-sisa rumput.

(d) Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh

terhadap sifat-sifat tanah. Contoh, jenis cemara akan memberi unsur-unsur kimia

seperti Ca, Mg, dan K yang relatif rendah, akibatnya tanah di bawah pohon cemara

derajat keasamannya lebih tinggi daripada tanah di bawah pohon jati.

(3) Bahan Induk

Bahan induk terdiri dari batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen (endapan),

dan batuan metamorf.Batuan induk itu akan hancur menjadi bahan induk,

kemudian akan mengalami pelapukan dan menjadi tanah.Tanah yang terdapat di

permukaan bumi sebagian memperlihatkan sifat (terutama sifat kimia) yang sama

dengan bahan induknya. Bahan induknya masih terlihat misalnya tanah berstuktur

pasir berasal dari bahan induk yang kandungan pasirnya tinggi. Susunan kimia dan

mineral bahan induk akan mempengaruhi intensitas tingkat pelapukan dan

vegetasi diatasnya. Bahan induk yang banyak mengandung unsur Ca akan

membentuk tanah dengan kadar ion Ca yang banyak pula sehingga dapat

menghindari pencucian asam silikat dan sebagian lagi dapat membentuk tanah

yang berwarna kelabu. Sebaliknya bahan induk yang kurang kandungan kapurnya

membentuk tanah yang warnanya lebih merah.

Page 356: Geografi (lengkap)

(4) Topografi/Relief

Keadaan relief suatu daerah akan mempengaruhi:

a). Tebal atau tipisnya lapisan tanah

Daerah yang memiliki topografi miring dan berbukit lapisan tanahnya lebih tipis

karena tererosi, sedangkan daerah yang datar lapisan tanahnya tebal karena terjadi

sedimentasi.

b). Sistem drainase/pengaliran

Daerah yang drainasenya jelek seperti sering tergenang menyebabkan tanahnya

menjadi asam.

(5) Waktu

Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan

pencucian yang terus menerus. Oleh karena itu tanah akan menjad semakin tua dan

kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis mengalami

pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa. Karena proses

pembentukan tanah yang terus berjalan, maka induk tanah berubah berturut-turut

menjadi tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua.

(a).Tanah Muda ditandai oleh proses pembentukan tanah yang masih tampak

pencampuran antara bahan organik dan bahan mineral atau masih tampak struktur

bahan induknya. Contoh tanah muda adalah tanah aluvial, regosol dan litosol.

(b).Tanah Dewasa ditandai oleh proses yang lebih lanjut sehingga tanah mudah

dapat berubah menjadi tanah dewasa, yaitu dengan proses pembentukan horison B.

Contoh tanah dewasa adalah andosol, latosol, grumosol.

(c).Tanah Tua proses pembentukan tanah berlangsung lebih lanjut sehingga terjadi

proses perubahan-perubahan yang nyata pada horizon-horoson A dan B. Akibatnya

terbentuk horizon A1, A2, A3, B1, B2, B3. Contoh tanah pada tingkat tua adalah jenis

tanah podsolik dan latosol tua (laterit).

Lamanya waktu yang diperlukan untuk pembentukan tanah berbeda-beda. Bahan

induk vulkanik yang lepas-lepas seperti abu vulkanik memerlukan waktu 100 tahun

untuk membentuk tanah muda, dan 1000 – 10.000 tahun untuk membentuk tanah

dewasa.

Page 357: Geografi (lengkap)

3) Jenis-Jenis Tanah Di Indonesia

Jenis tanah yang terdapat di Indonesia bermacam-macam, antara lain:

a). Organosol atau Tanah Gambut atau Tanah Organik

Jenis tanah ini berasal dari bahan induk organik seperti dari hutan rawa atau

rumput rawa, dengan ciri dan sifat: tidak terjadi deferensiasi horizon secara jelas,

ketebalan lebih dari 0.5 meter, warna coklat hingga kehitaman, tekstur debu

lempung, tidak berstruktur, konsistensi tidak lekat-agak lekat, kandungan organic

lebih dari 30% untuk tanah tekstur lempung dan lebih dari 20% untuk tanah tekstur

pasir, umumnya bersifat sangat asam (pH 4.0), kandungan unsur hara rendah.

Berdasarkan penyebaran tipografinya, tanah gambut dibedakan menjadi tiga yaitu:

(1). gambut ombrogen: terletak di dataran pantai berawa, mempunyai ketebalan 0.5

– 16 meter, terbentuk dari sisa tumbuhan hutan dan rumput rawa, hamper selalu

tergenang air, bersifat sangat asam. Contoh penyebarannya di daerah dataran pantai

Sumatra, Kalimantan dan Irian Jaya (Papua);

(2). gambut topogen: terbentuk di daerah cekungan (depresi) antara rawa-rawa di

daerah dataran rendah dengan di pegunungan, berasal dari sisa tumbuhan rawa,

ketebalan 0.5 – 6 meter, bersifat agak asam, kandungan unsur hara relatif lebih

tinggi. Contoh penyebarannya di Rawa Pening (Jawa Tengah), Rawa Lakbok

(Ciamis, Jawa Barat), dan Segara Anakan (Cilacap, Jawa Tengah); dan

(3). gambut pegunungan: terbentuk di daerah topografi pegunungan, berasal dari

sisa tumbuhan yang hidupnya di daerah sedang (vegetasi spagnum). Contoh

penyebarannya di Dataran Tinggi Dieng.

Berdasarkan susunan kimianya tanah gambut dibedakan menjadi:

(1). gambut eutrop, bersifat agak asam, kandungan O2 serta unsur haranya lebih

tinggi;

(2). gambut oligotrop, sangat asam, miskin O2 , miskin unsur hara, biasanya selalu

tergenang air; dan

(3). mesotrop, peralihan antara eutrop dan oligotrop.

b). Aluvial

Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan, berasal dari bahan

induk aluvium, tekstur beraneka ragam, belum terbentuk struktur , konsistensi

dalam keadaan basah lekat, pH bermacam-macam, kesuburan sedang hingga

tinggi. Penyebarannya di daerah dataran aluvial sungai, dataran aluvial pantai dan

daerah cekungan (depresi).

c). Regosol

Page 358: Geografi (lengkap)

Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami diferensiasi horizon, tekstur pasir,

struktur berbukit tunggal, konsistensi lepas-lepas, pH umumnya netral, kesuburan

sedang, berasal dari bahan induk material vulkanik piroklastis atau pasir pantai.

Penyebarannya di daerah lereng vulkanik muda dan di daerah beting pantai dan

gumuk-gumuk pasir pantai.

d). Litosol

Tanah mineral tanpa atau sedikit perkembangan profil, batuan induknya batuan

beku atau batuan sedimen keras, kedalaman tanah dangkal (< 30 cm) bahkan

kadang-kadang merupakan singkapan batuan induk (outerop). Tekstur tanah

beranekaragam, dan pada umumnya berpasir, umumnya tidak berstruktur,

terdapat kandungan batu, kerikil dan kesuburannya bervariasi. Tanah litosol dapat

dijumpai pada segala iklim, umumnya di topografi berbukit, pegunungan, lereng

miring sampai curam.

e). Latosol

Jenis tanah ini telah berkembang atau terjadi diferensiasi horizon, kedalaman dalam,

tekstur lempung, struktur remah hingga gumpal, konsistensi gembur hingga

agak teguh, warna coklat merah hingga kuning. Penyebarannya di daerah beriklim

basah, curah hujan lebih dari 300 – 1000 meter, batuan induk dari tuf, material

vulkanik, breksi batuan beku intrusi.

f). Grumosol

Tanah mineral yang mempunyai perkembangan profil, agak tebal, tekstur lempung

berat, struktur kersai (granular) di lapisan atas dan gumpal hingga pejal di lapisan

bawah, konsistensi bila basah sangat lekat dan plastis, bila kering sangat keras dan

tanah retak-retak, umumnya bersifat alkalis, kejenuhan basa, dan kapasitas absorpsi

tinggi, permeabilitas lambat dan peka erosi. Jenis ini berasal dari batu kapur,

mergel, batuan lempung atau tuf vulkanik bersifat basa. Penyebarannya di daerah

iklim sub humid atau sub arid, curah hujan kurang dari 2500 mm/tahun.

g). Podsolik Merah Kuning

Tanah mineral telah berkembang, solum (kedalaman) dalam, tekstur lempung

hingga berpasir, struktur gumpal, konsistensi lekat, bersifat agak asam (pH kurang

dari 5.5), kesuburan rendah hingga sedang, warna merah hingga kuning, kejenuhan

basa rendah, peka erosi. Tanah ini berasal dari batuan pasir kuarsa, tuf vulkanik,

bersifat asam. Tersebar di daerah beriklim basah tanpa bulan kering, curah hujan

lebih dari 2500 mm/tahun.

h). Podsol

Jenis tanah ini telah mengalami perkembangan profil, susunan horizon terdiri dari

horizon albic (A2) dan spodic (B2H) yang jelas, tekstur lempung hingga pasir,

Page 359: Geografi (lengkap)

struktur gumpal, konsistensi lekat, kandungan pasir kuarsanya tinggi, sangat

masam, kesuburan rendah, kapasitas pertukaran kation sangat rendah, peka

terhadap erosi, batuan induk batuan pasir dengan kandungan kuarsanya tinggi,

batuan lempung dan tuf vulkan masam. Penyebaran di daerah beriklim basah,

curah hujan lebih dari 2000 mm/tahun tanpa bulan kering, topografi pegunungan.

Daerahnya Kalimantan Tengah, Sumatra Utara dan Irian Jaya (Papua).

i). Andosol

Jenis tanah mineral yang telah mengalami perkembangan profil, solum agak tebal,

warna agak coklat kekelabuan hingga hitam, kandungan organik tinggi, tekstur

geluh berdebu, struktur remah, konsistensi gembur dan bersifat licin berminyak

(smeary), kadang-kadang berpadas lunak, agak asam, kejenuhan basa tinggi dan

daya absorpsi sedang, kelembaban tinggi, permeabilitas sedang dan peka terhadap

erosi. Tanah ini berasal dari batuan induk abu atau tuf vulkanik.

j). Mediteran Merah – Kuning

Tanah mempunyai perkembangan profil, solum sedang hingga dangkal, warna

coklat hingga merah, mempunyai horizon B argilik, tekstur geluh hingga lempung,

struktur gumpal bersudut, konsistensi teguh dan lekat bila basah, pH netral hingga

agak basa, kejenuhan basa tinggi, daya absorpsi sedang, permeabilitas sedang dan

peka erosi, berasal dari batuan kapur keras (limestone) dan tuf vulkanis bersifat

basa. Penyebaran di daerah beriklim sub humid, bulan kering nyata. Curah hujan

kurang dari 2500 mm/tahun, di daerah pegunungan lipatan, topografi Karst dan

lereng vulkan ketinggian di bawah 400 m. Khusus tanah mediteran merah – kuning

di daerah topografi Karst disebut terra rossa.

k). Hodmorf Kelabu (gleisol)

Jenis tanah ini perkembangannya lebih dipengaruhi oleh faktor lokal, yaitu

topografi merupakan dataran rendah atau cekungan, hampir selalu tergenang air,

solum tanah sedang, warna kelabu hingga kekuningan, tekstur geluh hingga

lempung, struktur berlumpur hingga masif, konsistensi lekat, bersifat asam (pH 4.5

– 6.0), kandungan bahan organik. Ciri khas tanah ini adanya lapisan glei kontinu

yang berwarna kelabu pucat pada kedalaman kurang dari 0.5 meter akibat dari

profil tanah selalu jenuh air. Penyebaran di daerah beriklim humid hingga sub

humid, curah hujan lebih dari 2000 mm/tahun.

l). Tanah sawah (paddy soil)

Tanah sawah ini diartikan tanah yang karena sudah lama (ratusan tahun)

dipersawahkan memperlihatkan perkembangan profil khas, yang menyimpang dari

tanah aslinya. Penyimpangan antara lain berupa terbentuknya lapisan bajak yang

hampir kedap air disebut padas olah, sedalam 10 – 15 cm dari muka tanah dan

setebal 2 – 5 cm. Di bawah lapisan bajak tersebut umumnya terdapat lapisan

mangan dan besi, tebalnya bervariasi antara lain tergantung dari permeabilitas

Page 360: Geografi (lengkap)

tanah. Lapisan tersebut dapat merupakan lapisan padas yang tak tembus perakaran,

terutama bagi tanaman semusim. Lapisan bajak tersebut nampak jelas pada tanah

latosol, mediteran dan regosol, samara-samar pada tanah aluvial dan grumosol.

4) Penyebab Terjadinya Kerusakan Tanah dan Dampaknya Terhadap Kehidupan

a). Penyebab Kerusakan Tanah

Kerusakan tanah dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain sebagai berikut:

(1) Perusakan hutan

Akibat dari hutan yang rusak dapat mengurangi daya serap tanah dan mengurangi

kemampuannya dalam menampung dan menahan air, sehingga tanah mudah

tererosi.

(2) Proses kimiawi air hujan

Air hujan merupakan faktor utama terjadinya kerusakan tanah melalui proses

perubahan kimiawi dan sebagian lagi karena proses mekanis.

(3) Proses mekanis air hujan

Air hujan yang turun sangat deras dapat mengikis dan menggores tanah di

permukaannya sehingga bisa terbentuk selokan. Pada daerah yang tidak

bervegetasi, hujan lebat dapat menghanyutkan tanah berkubik-kubik. Air hujan

dapat pula menghanyutkan lumpur sehingga terjadi banjir lumpur.

(4) Tanah longsor

Tanah longsor adalah turunnya atau ambruknya tanah dan bebatuan kebawah

bukit. Hujan mempercepat longsornya tanah karena tanah menjadi longgar dan

berat. Pelongsoran hanya terjadi pada lapisan luar yang terlepas dari permukaan

tanah.

(5) Erosi oleh air hujan

Pergerakan tanah dapat disebabkan oleh air hujan, misalnya tanah labil yang ada di

pinggir-pinggir sungai apabila tertimpa hujan lebat akan lepas dan jatuh ke sungai.

(6) Kehilangan unsur hara dan bahan organik dari daerah perakaran.

(7) Terkumpulnya garam di daerah perakaran (salinisasi).

(8) Penjenuhan tanah oleh air (waterlogging) dan erosi.

b). Dampak Kerusakan Tanah terhadap Kehidupan

Page 361: Geografi (lengkap)

Kerusakan tanah yang utama adalah akibat erosi. Erosi tidak hanya menyebabkan

kerusakan tanah di tempat erosi, tetapi juga kerusakan-kerusakan di tempat lain

yaitu hasil-hasil erosi tersebut diendapkan.

(1) Kerusakan di tempat terjadinya erosi

Kerusakan tanah di tempat terjadinya erosi terutama akibat hilangnya

sebagian tanah dari tempat tersebut karena erosi. Hilangnya sebagian tanah ini

mengakibatkan hal-hal berikut:

• penurunan produktifitas tanah;

• kehilangan unsur hara yang diperlukan tanaman;

• kualitas tanaman menurun;

• laju infiltrasi dan kemampuan tanah menahan air berkurang;

• struktur tanah menjadi rusak;

• lebih banyak tenaga diperlukan untuk mengolah tanah;

• erosi gully dan tebing (longsor) menyebabkan lahan terbagi-bagi dan

mengurangi luas lahan yang dapat ditanami; dan pendapatan petani berkurang.

c). Kerusakan di tempat penerima hasil erosi

Erosi dapat juga menyebabkan kerusakan-kerusakan di tempat penerima hasil erosi.

Erosi memindahkan tanah berikut senyawa-senyawa kimia yang ada di

dalamnya seperti unsur-unsur hara tanaman (N,P, bahan organik dan sebagainya)

atau sisa-sisa pestisida dan herbisida (DDT, Endrin dan lainlain).

Pengendapan bahan-bahan tanah berikut senyawa-senyawa kimia yang

dikandungnya dapat dikatakan sebagai polusi (pencemaran) di tempat tersebut.

Pencemaran yang disebabkan oleh bahan-bahan padat tanah disebut ―polusi

sedimen‖, sedangkan pencemaran oleh senyawa-senyawa kimia yang ada di dalam

tanah disebut ―polusi kimia‖. Polusi kimia dari tanah dapat dibedakan menjadi

polusi kimia dari unsur hara (pupuk) dan polusi kimia dari pestisida/herbisida.

Polusi sedimen: adalah pengendapan bahan tanah yang tererosi ke tempat lain.

Pengendapan ini dapat menyebabkan:

(1). Pendangkalan sungai sehingga kapasitas sungai menurun. Akibatnya

menambah terjadinya banjir, apalagi kalau banyak air mengalir sebagai aliran

permukaan (run off) karena hilangnya vegetasi di daerah hulu.

(2) Tanah-tanah yang subur kadang-kadang menjadi rusak karena tertimbun oleh

tanah-tanah kurus atau batu-batuan, pasir, kerikil dari tempat lain.

Page 362: Geografi (lengkap)

(3) Apabila digunakan untuk air minum, air yang kotor itu perlu lebih banyak biaya

untuk membersihkannya.

(4) Karena air yang keruh, maka mengurangi fotosintesis dari tanaman air (karena

sinar matahari sulit menembus air).

(5) Perubahan-perubahan dalam jumlah bahan yang diangkut mempengaruhi

keseimbangan sungai tersebut. Apabila terjadi pengendapan di suatu dam, maka

air yang telah kehilangan sebagian dari bahan yang diangkutnya tersebut akan

mencari keseimbangan baru dengan mengikis dasar saluran atau pondasi dari dam

tersebut sehingga menyebabkan kerusakan.

(6) Kadang-kadang polusi sedimen dapat memberi pengaruh baik yaitu bila terjadi

pengendapan tanah-tanah subur, misalnya tanah-tanah aluvial di sekitar sungai.

d). Upaya mengurangi pengiokisan/ erosi tanah

Erosi adalah suatu proses penghancuran tanah (detached) dan kemudian tanah

tersebut dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan air, angina, gletser atau

gravitasi. Di Indonesia erosi yang terpenting adalah disebabkan oleh air.

Jenis-jenis Erosi oleh Air:

(1). Pelarutan

Tanah kapur mudah dilarutkan air sehingga di daerah kapur sering ditemukan

sungai-sungai di bawah tanah.

(2). Erosi percikan (splash erosion)

Curah hujan yang jatuh langsung ke tanah dapat melemparkan butir-butir

tanah sampai setinggi 1 meter ke udara. Di daerah yang berlereng, tanah yang

terlempar tersebut umumnya jatuh ke lereng di bawahnya.

(3). Erosi lembar (sheet erosion)

Pemindahan tanah terjadi lembar demi lembar (lapis demi lapis) mulai dari lapisan

yang paling atas. Erosi ini sepintas lalu tidak terlihat, karena kehilangan lapisan-

lapisan tanah seragam, tetapi dapat berbahaya karena pada suatu saat seluruh top

soil akan habis.

(4). Erosi alur (rill erosion)

Dimulai dengan genangan-genangan kecil setempat-setempat di suatu lereng, maka

bila air dalam genangan itu mengalir, terbentuklah alur-alur bekas aliran air

tersebut. Alur-alur itu mudah dihilangkan dengan pengolahan tanah biasa.

(5). Erosi gully (gully erosion)

Page 363: Geografi (lengkap)

Erosi ini merupakan lanjutan dari erosi alur tersebut di atas. Karena alur yang terus

menerus digerus oleh aliran air terutama di daerah-daerah yang banyak hujan,

maka alur-alur tersebut menjadi dalam dan lebar dengan aliran air yang lebih kuat.

Alur-alur tersebut tidak dapat hilang dengan pengolahan tanah biasa.

(6). Erosi parit (channel erosion)

Parit-parit yang besar sering masih terus mengalir lama setelah hujan berhenti.

Aliran air dalam parit ini dapat mengikis dasar parit atau dinding-dinding tebing

parit di bawah permukaan air, sehingga tebing diatasnya dapat runtuh ke dasar

parit. Adanya gejala meander dari alirannya dapat meningkatkan pengikisan tebing

di tempat-tempat tertentu.

(7). Longsor

Tanah longsor terjadi karena gaya gravitasi. Biasanya karena tanah di bagian bawah

tanah terdapat lapisan yang licin dan kedap air (sukar ketembus air) seperti batuan

liat. Dalam musim hujan tanah diatasnya menjadi jenuh air sehingga berat, dan

bergeser ke bawah melalui lapisan yang licin tersebut sebagai tanah longsor.

Beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya erosi air adalah :

(1) Curah hujan

Sifat-sifat yang perlu diketahui adalah:

• Intensitas hujan: menunjukkan banyaknya curah hujan persatuan waktu.

• Biasanya dinyatakan dalam mm/jam atau cm/jam.

• Jumlah hujan: menunjukkan banyaknya air hujan selama terjadi hujan, selama

satu bulan atau selama satu tahun dan sebagainya.

• Distribusi hujan: menunjukkan penyebaran waktu terjadinya hujan.

(2) Sifat-sifat tanah

Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kepekaan tanah terhadap erosi adalah:

(a)Tekstur tanah: tanah dengan tekstur kasar seperti pasir adalah tahan

terhadap erosi, karena butir-butir yang besar (kasar) tersebut memerlukan lebih

banyak tenaga untuk mengangkut. Tekstur halus seperti liat, tahan terhadap erosi

karena daya rekat yang kuat sehingga gumpalannya sukardihancurkan. Tekstur

tanah yang paling peka terhadap erosi adalah debu dan pasir sangat halus. Oleh

karena itu makin tinggi kandungan debu dalam tanah, maka tanah menjadi makin

peka terhadap erosi.

Page 364: Geografi (lengkap)

(b) Bentuk dan kemantapan stuktur tanah

Bentuk struktur tanah yang membulat (granuler, remah, gumpal membulat)

menghasilkan tanah dengan daya serap tinggi sehingga air mudah meresap ke

dalam tanah, dan aliran permukaan menjadi kecil, sehingga erosi juga kecil.

Struktur tanah yang mantap tidak akan mudah hancur oleh pukulan-pukulan air

hujan, akan tahan terhadap erosi. Sebaliknya struktur tanah yang tidak mantap,

sangat mudah oleh pukulan air hujan, menjadi butir-butir halus sehingga menutup

pori-pori tanah. Akibatnya air infiltrasi terhambat dan aliran permukaan meningkat

yang berarti erosi juga akan meningkat.

(c) Daya infiltrasi tanah

Apabila daya infiltrasi tanah besar, berarti air mudah meresap ke dalam tanah,

sehingga aliran permukaan kecil dan erosi juga kecil.

(d) Kandungan bahan organik

Kandungan bahan organik menentukan kepekaan tanah terhadap erosi karena

bahan organik mempengaruhi kemantapan struktur tanah. Tanah yang mantap

tahan terhadap erosi.

e). Lereng

Erosi akan meningkat apabila lereng semakin curam atau semakin panjang. Apabila

lereng makin curam maka kecepatan aliran permukaan meningkat sehingga

kekuatan mengangkut meningkat pula. Lereng yang semakin panjang

menyebabkan volume air yang mengalir menjadi semakin besar.

f). Vegetasi (tumbuhan)

Pengaruh vegetasi terhadap erosi adalah:

(1). Menghalangi air hujan agar tidak jatuh langsung di permukaan tanah, sehingga

kekuatan untuk menghancurkan tanah dapat dikurangi.

(2) Menghambat aliran permukaan dan memperbanyak air infiltrasi.

(3) Penyerapan air kedalam tanah diperkuat oleh transpirasi (penguapan) melalui

vegetasi. Hutan paling efektif dalam mencegah erosi karena daun-daunnya dan

rumputnya rapat. Untuk pencegahan erosi paling sedikit 70% tanah harus tertutup

vegetasi.

g). Manusia

Kepekaan tanah terhadap erosi dapat diubah oleh manusia menjadi lebih baik atau

buruk. Pembuatan teras-teras pada tanah berlereng curam merupakan pengaruh

baik manusia, karena dapat mengurangi erosi. Sebaliknya penggundulan

Page 365: Geografi (lengkap)

hutan di daerah pegunungan merupakan pengaruh yang jelek karena dapat

menyebabkan erosi dan banjir.

Metode Pengawetan Tanah

Metode pengawet tanah pada umumnya dilakukan untuk:

(1). Melindungi tanah dari curahan langsung air hujan.

(2). Meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah.

(3). Mengurangi run off (aliran air di permukaan tanah).

(4). Meningkatkan stabilitas agregat tanah

Beberapa metode pengawetan tanah dibagi menjadi tiga yaitu:

(1). Metode Vegetatif

Metode vegetatif adalah metode pengawetan tanah dengan cara menanam

vegetasi (tumbuhan) pada lahan yang dilestarikan. Metode ini sangat efektif dalam

pengontrolan erosi. Ada beberapa cara mengawetkan tanah melalui metode

vegetatif antara lain:

(a). Penghijauan, yaitu penanaman kembali hutan-hutan gundul dengan jenis

tanaman tahunan seperti akasia, angsana, flamboyant. Fungsinya untuk

mencegah erosi, mempertahankan kesuburan tanah, dan menyerap debu/ kotoran

di udara lapisan bawah.

(b). Reboisasi, yaitu penanaman kembali hutan gundul dengan jenis tanaman

keras seperti pinus, jati, rasamala, cemara. Fungsinya untuk menahan erosi dan

diambil kayunya.

(c). Penanaman secara kontur (contour strip cropping), yaitu menanami lahan

searah dengan garis kontur. Fungsinya untuk menghambat kecepatan aliran air dan

memperbesar resapan air ke dalam tanah. Cara ini sangat cocok dilakukan pada

lahan dengan kemiringan 3 – 8%

(d). Penanaman tumbuhan penutup tanah (buffering), yaitu menanam lahan

dengan tumbuhan keras seperti pinus, jati, cemara. Fungsinya untuk

menghambat penghancuran tanah permukaan oleh air hujan, memperlambat erosi

dan memperkaya bahan organik tanah.

(e). Penanaman tanaman secara berbaris (strip cropping), yaitu melakukan

penanaman berbagai jenis tanaman secara berbaris (larikan). Penanaman

berbaris tegak lurus terhadap arah aliran air atau arah angin. Pada daerah yang

hampir datar jarak tanaman diperbesar, pada kemiringan lebih dari 8%

Page 366: Geografi (lengkap)

jarak tanaman dirapatkan. Fungsinya untuk mengurangi kecepatan erosi dan

mempertahankan kesuburan tanah.

(f). Pergiliran tanaman (croprotation), yaitu penanaman tanaman secara

bergantian (bergilir) dalam satu lahan. Jenis tanamannya disesuaikan dengan

musim. Fungsinya untuk menjaga agar kesuburan tanah tidak berkurang.

(2). Metode Mekanik/Teknik

Metode mekanik adalah metode mengawetkan tanah melalui teknik-teknik

pengolahan tanah yang dapat memperlambat aliran permukaan (run off),

menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan tidak merusak.

Beberapa cara yang umum dilakukan pada metode mekanik antara lain:

a). Pengolahan tanah menurut garis kontur (contour village), yaitu pengolahan

tanah sejajar garis kontur. Fungsinya untuk menghambat aliran air, dan

memperbesar resapan air.

b). Pembuatan tanggul/guludan/pematang bersaluran, yaitu dalam pembuatan

tanggul sejajar dengan kontur. Fungsinya agar air hujan dapat tertampung dan

meresap ke dalam tanah. Pada tanggul dapat ditanami palawija.

c). Pembuatan teras (terrassering), yaitu membuat teras-teras (tangga-tangga) pada

lahan miring dengan lereng yang panjang.Fungsinyauntuk memperpendek panjang

lereng, memperbesar resapan air dan mengurangi erosi.

d). Pembuatan saluran air (drainase). Saluran pelepasan air ini dibuat untuk

memotong lereng panjang menjadi lereng yang pendek, sehingga aliran dapat

diperlambat dan mengatur aliran air sampai ke sungai. Metode pengawetan tanah

akan sangat efektif apabila metode mekanik dikombinasikan dengan metode

vegetatif misalnya terrassering dan buffering.

(3). Metode Kimia

Metode kimia dilakukan dengan menggunakan bahan kimia untuk memperbaiki

struktur tanah, yaitu meningkatkan kemantapan agregat (struktur tanah). Tanah

dengan struktur yang mantap tidak mudah hancur oleh pukulan air hujan, sehingga

air infiltrasi tetap besar dan aliran air permukaan (run off) tetap kecil. Penggunaan

bahan kimia untuk pengawetan tanah belum banyak dilakukan, walaupun cukup

efektif tetapi biayanya mahal. Pada saat sekarang ini umumnya masih dalam

tingkat percobaan-percobaan. Beberapa jenis bahan kimia yang sering digunakan

untuk tujuan ini antara lain Bitumen dan Krilium. Emulsi dari bahan kimia tersebut

dicampur dengan air, misalnya dengan perbandingan 1:3, kemudian dicampur

dengan tanah.

GLOSSARIUM

Page 367: Geografi (lengkap)

Litosfer = Lapisan kulit bumi/lapisan batuan

Pedosfer = Lapisan tanah

Astenosfer = Lapisan di antara litosfer dengan barisfer/Mantel bumi

Magma =Cairan pijar yang ada di perut bumi

Siklus Batuan = Perubahan bentuk batuan dari magma menjadi batuan dan suau

saat akan kembali mejadi magma

Hujan Asam = segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami

bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang

larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah

Erosi = Penghancuran massa batuan

Pengendapan = Pelapisan material yang berasal dari pelapukan yang berlapis-lapis

Kompaksi = Pelapisan batuan sedimen

Erupsi = Letusan Gunung Api

Batolit = Batuan yang membeku di dapur magma

Mineral = suatu zat ( fasa ) padat yang terdiri dari unsur atau persenyawaan kimia

yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses anorganik, mempunyai sifat-sifat

kimia dan fisika tertentu dan mempunyai penempatan atom-atom secara beraturan

di dalamnya, atau dikenal sebagai struktur kristal

Fosil = sisa-sisa organisme yang pernah hidup di waktu silam, yang diawetkan oleh

alam

Kristal = padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya terkemas secara

teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi. Secara umum, zat cair

membentuk kristal ketika mengalami proses pemadatan

Travertin = bentuk batu kapur yang didepositkan oleh mata air mineral, terutama

air panas

Vulkanologi = Ilmu yang mempelajari tentang gunung api dan proses

pembentukannya

Vulkanisme = Kegiatan yang berhubungan dengan naiknya magma di dalam

gunung api

Episentrum = Pusat gempa di permukaan bumi

Hiposentrum = Pusat gempa di dalam bumi

Page 368: Geografi (lengkap)

Tsunami = bencana yang disebabkan oleh pasang/naiknya air laut ke permukaan

darat disertai dengan gelombang tinggi

Subduksi = Zona pertemuan antara kedua lempeng konvegen/bertubrukan

Mitigasi = pengurangan, pencegahan atau bisa dikatakan sebagai proses

mengupayakan berbagai tindakan preventif untuk meminimalisasi dampak negatif

dari sesuatu

Evakuasi = upaya pemindahan korban dari lokasi kejadian yang berbahaya ke

tempat yang memadai untuk diberi pertolongan atau untuk ditindaklanjuti dengan

kondisinya guna kelangsungan hidupnya

Topografi = Perbedaan ketinggian tempat di permukaan bumi

Infiltrasi = Proses meresapnya air ke dalam tanah

Run Off = Aliran air permukaan

3. Latihan

1. Jelaskan perbedaan antara batuan plutonik dan batuan vulkanik

2. Jelaskan tsunami yang terjadi di jepang yang berkaitan dengan lempeng teknonik

3. Jelaskan tujuh faktor yang memengaruhi proses pembentukan tanah

4. Mengapa keadaan relief suatu daerah berperan dalam membentuk komposisi

tanah

5. metode manakah yang paling baik terhadap pengawetan tanah pada suatu

lereng

yang terjal

4. Evaluasi

1. Bentuknya seperti kerucut, terjadi karena letusan dan ledakan secara bergantian,

bahan nya berlapislapis merupakan ciri gunung api......

a. maar

b. strato

c. perisai

d. perret

Page 369: Geografi (lengkap)

2. Air yang banyak mengandung CO2 (zat asam arang) dengan mudah dapat

melarutkan batu kapur (CaCO3). Contoh tersebut merupakan jenis pelapukan......

a. organis

b. mekanis

c. kimiawi

d. mekanis-kimiawi

3. Bahan-bahan silikat pijar dalam wujud padat, cair, dan gas dinamakan ....

a. lava

b. lahar

c. magma

d. solfatar

4. Terjadinya gerak turunnya daratan sehingga ter lihat per mukaan air laut yang

naik disebut ....

a. epirogenetik positif

b. epirogenetik negatif

c. orogenetik positif

d. orogenetik negatif

5. Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan, berasal dari bahan

induk aluvium, tekstur beraneka ragam, belum terbentuk struktur, konsistensi

dalam keadaan basah lekat, pH bermacam-macam, dan kesuburan sedang sampai

tinggi. Penyebarannya di daerah dataran aluvial sungai, aluvial pantai, dandaerah

ce kungan (depresi) adalah ciri tanah..….

a. regosol

b. multisol

c. ultisol

d. aluvial

6. Jalur pegunungan Sirkum Pasifik terbentang ....

a. Mulai dari Pantai Pasifik Amerika, Jepang, Filipina, Papua, Australia,

sampai Selandia Baru

Page 370: Geografi (lengkap)

b. Mulai dari Jepang, Pantai Pasifik Amerika, Filipina, Papua, Australia,

sampai Selandia Baru.

c. Mulai dari Filipina, Pantai Pasifik Amerika, Papua, Australia, Jepang,

sampai Selandia Baru.

d. Mulai dari Pantai Pasifik Amerika, Papua, Filipina, Australia, Jepang, sampai

Selandia Baru.

7. Peristiwa letusan gunungapi di mana magma yang terkandung keluar melalui

retakan yang memanjang dinamakan erupsi ....

a. linear

b. areal

c. maar

d. strato

8. Proses penghancuran tanah (detached) dan pemin dahan ke tempat lain oleh

kekuatan air, angin, gletser, atau gravitasi disebut ....

a. pengendapan

b. masswasting

c. lipatan

d. erosi

9. Berikut ini yang merupakan cara untuk mengawetkan tanah dengan

menggunakan metode mekanik, adalah ....

a. penghijauan

b. buffering

c. contour village

d. strip cropping

10. Jenis tanah yang paling dominan terdapat di Di daerah Bogor dan sekitarnya

adalah

....

a. regosol

b. andosol

c. grumosol

Page 371: Geografi (lengkap)

d. latosol

5. Kunci Jawaban

Latihan :

Jawaban berupa rambu-rambu adapun deskripsinya dapat anda jelaskan dengan

gaya bahasa sendiri

1. Anda harus melihat warna, kepadatan dan kristal yang terbentuk

2. Ada tiga lempeng yaitu pasifik, erasia dan pilipina

3. Faktor tersebut berkaitan dengan alam sekitarnya dan keadaan relief setempat

serta batuan induknya

4. Relief merupakan keadaan bentuk muka bumi dengan ketinggiannya dan

perbedaan suhu

5. Lereng terjal memiliki kemiringan lebih dari 45%, metode lainnya kimia dan

mekanik kurang berperanan

6. Evaluasi

1. B

2. C

3. C

4. B

5. D

6. D

7. A

8. D

9. B

10. D

Page 372: Geografi (lengkap)

D. Dinamika Perubahan Hidrosfer

1. Tujuan

a. Stándar Kompetensi : Menganalisis unsur-unsur geosfer

b. Kompetensi Dasar : Menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap

kehidupan

di muka bumi.

c. Indikator :

• Mengindetifikasi unur-unsur utama siklus hidrologi

• Mengindentifikasi jensi perairan darat

• Menjelaskan air tanah dan jenisnya

• Mendeskripsikan daerah aliran sungai

• Menjelaskan zona laut, morfologi laut, gerak air laut dan

kualitas air laut

• Menjelaskan manfaat perairan laut bagi kehidupan

manusia

• Menjelaskan manfaat perairan darat bagi kehidupan

manusia

2. Materi : Siklus Hidrologi

Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari

atmosfer ke bumi dankembali atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi

dan transpirasi. Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci

proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air

berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan

batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut. Pada perjalanan menuju

bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh

yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah

mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang

berbeda:

• Evaporasi/transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di

tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan

Page 373: Geografi (lengkap)

menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air

yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.

• Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui

celah- celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat

bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal

dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air

permukaan.

• Air Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran

utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka

aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya

pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk

sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran

sungai menuju laut

Gambar 21. Daur siklus hidrologi

Daur siklus hidrologi yang terjadi di bumi dengan matahari sebagai energi panas di

bumi Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk,

rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir

membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi

dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah

Aliran Sungai (DAS).Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang

berubah adalah wujud dan tempatnya. Jenis Perairan, kita melihat bahwa

dipermukaan bumi bumi ada suatu perairan yang sangat luas sekali dan terbentuk

milyaran tahun yang lalu yaitu laut. Namun di daratan ada beberapa perairan yang

kita ketahui diantaranya:

Page 374: Geografi (lengkap)

• Sungai adalah perairan yang airnya mengalir secara terus menerus pada

arah tertentu, berasal dari air tanah, air hujan, dan atau air permukaan yang

akhirnya bermuara ke laut atau perairan terbuka yang luas. Sungai mati, perairan

lebak, kanal dan saluran irigasi yang dibuat manusia termasuk ke dalam kategori

sungai.

• Danau adalah genangan air yang luas dengan tinggi dan luas permukaan

air berfluktuasi kecil, yang kedalamannya dangkal atau sangat dalam, mempunyai

atau tidak mempunyai sungai yang mengalir ke dalam atau ke luar perairan,

terbentuk secara alami dan terisoiasi dari laut. Situ dan telaga termasuk kedalam

kategori danau.

• Waduk adalah genangan air yang terbentuk karena pembendungan aliran sungai

Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa),

dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk

sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam

komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran

Sungai (DAS).Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah

adalah wujud dan tempatnya. Jenis Perairan, kita melihat bahwa dipermukaan bumi

bumi ada suatu perairan yang sangat luas sekali dan terbentuk milyaran tahun yang

lalu yaitu laut. Namun di daratan ada beberapa perairan yang kita ketahui

diantaranya:

• Sungai adalah perairan yang airnya mengalir secara terus menerus pada

arah tertentu, berasal dari air tanah, air hujan, dan atau air permukaan yang

akhirnya bermuara ke laut atau perairan terbuka yang luas. Sungai mati, perairan

lebak, kanal dan saluran irigasi yang dibuat manusia termasuk ke dalam kategori

sungai.

• Danau adalah genangan air yang luas dengan tinggi dan luas permukaan

air berfluktuasi kecil, yang kedalamannya dangkal atau sangat dalam, mempunyai

atau tidak mempunyai sungai yang mengalir ke dalam atau ke luar perairan,

terbentuk secara alami dan terisoiasi dari laut. Situ dan telaga termasuk kedalam

kategori danau.

• Waduk adalah genangan air yang terbentuk karena pembendungan aliran sungai

oleh manusia.

• Rawa adalah perairan yang cukup luas yang terdapat di dataran rendah dengan

sumber air dari air hujan, air laut dan atau berhubungan atau tidak berhubungan

dengan sungai, relatif tidak dalam, berdasar lumpur dan atau tumbuhan

membusuk, banyak terdapat vegetasi baik yang mengapung dan mencuat maupun

tenggelam.

• Genangan air lainnya adalah perairan umum selain kategori di atas.

a. Daerah Aliran Sungai (DAS)

Page 375: Geografi (lengkap)

Pemahaman tentang daerah aliran sungai masih banyak yang salah.

Diantaranya dikatakan bahwa DAS adalah sungai dengan alirannya yang sebelah

kanan kirinya dibatasi oleh tebing baik tanggul atau merupakan lembah yang

curam. Oleh karena itu pemahaman tersebut perlu diperbaiki dengan penjelasan

sebagai berikut: Daerah Aliran Sungai(DAS) menurut Dictionary of Scientific and

Technical Term (Lapedes et al ., 1974), DAS (Watershed) diartikan sebagai suatu

kawasan yang mengalirkan air kesatu sungai utama. Dikemukakan oleh Manan

(1978) bahwa DAS adalah suatu wilayah penerima air hujan yang dibatasi oleh

punggung bukit atau gunung, dimana semua curah hujan yang jatuh diatasnya

akan mengalir di sungai utama dan akhirnya bermuara kelaut

Gambar22.

Daerah aliran sungai dengan aliran berupa run off mulai dari hulu menuju ke

sungai-sungai dan berakhirnya di muara sungai pada suatu out let utama.

Pembagian Daerah Aliran Sungai

Daerah aliran sungai terbagi menjadi tiga daerah yaitu bagian hulu, bagian tengah,

dan bagian hilir.

1. DAS Bagian Hulu (Upperland)

DAS bagian hulu mempunyai ciri-ciri:

a) Merupakan daerah konservasi.

b) Mempunyai kerapatan drainase lebih tinggi.

c) Merupakan daerah dengan kemiringan lereng besar (> 15%).

Page 376: Geografi (lengkap)

d) Bukan merupakan daerah banjir.

e) Pengaturan pemakaian air ditentukan oleh pola drainase.

f) Jenis vegetasi umumnya merupakan tegakan hutan.

g) Laju erosi lebih cepat daripada pengendapan.

h) Pola penggerusan tubuh sungai berbentuk huruf ―V‖.

2. DAS Bagian Tengah (Middle Land)

DAS bagian tengah merupakan daerah peralihan antara bagian hulu dengan bagian

hilir dan mulai terjadi pengendapan. Ekosistem tengah sebagai daerah distributor

dan pengatur air, dicirikan dengan daerah yang relatif datar. Daerah aliran sungai

bagian tengah menjadi daerah transisi dari kedua karakteristik biogeofisik DAS

yang berbeda antara hulu dengan hilir.

3. DAS Bagian Hilir (Lowerland)

DAS bagian hilir dicirikan dengan:

a) Merupakan daerah pemanfaatan atau pemakai air.

b) Merupakan zone sedimentasi

c) Kerapatan drainase kecil.

d) Merupakan daerah dengan kemiringan lereng kecil sampai dengan sangat

kecil (kurang dari 8%).

e) Pada beberapa tempat merupakan daerah banjir (genangan).

f) Pengaturan pemakaian air ditentukan oleh bangunan irigasi.

g) Jenis vegetasi didominasi oleh tanaman pertanian kecuali daerah estuaria

yang didominasi hutan bakau/gambut.

h) Pola penggerusan tubuh sungai berbentuk huruf ―U‖ Pengelolaan daerah aliran

sungai (DAS) bagian hulu akan berpengaruh sampai pada hilir. Oleh karenanya

DAS bagian hulu merupakan bagian yang penting karena mempunyai fungsi

perlindungan terhadap seluruh bagian DAS, jadi apabila terjadi pengelolan yang

tidak benar terhadap bagian hulu maka dampak yang ditimbulkan akan dirasakan

juga pada bagian hilir. Misalnya, erosi yang terjadi tidak hanya berdampak bagi

daerah dimana erosi tersebut berlangsung yang berupa terjadinya penurunan

kualitas lahan, tetapi dampak erosi juga akan dirasakan dibagian hilir, dampak yang

dapat dirasakan oleh bagian hilir adalah dalam bentuk penurunan kapasitas

tampung waduk ataupun sungai yang dapat menimbulkan resiko banjir sehingga

akan menurunkan luas lahan irigasi (Asdak, 1995:12).

Page 377: Geografi (lengkap)

b. Fungsi Daerah Aliran Sungai (DAS)

Beberapa proses alami dalam DAS dapat memberikan dampak menguntungkan

kepada sebagian kawasan DAS, tetapi pada saat yang sama dapat merugikan bagian

yang lain. Bencana alam banjir dan kekeringan silih berganti yang terjadi di suatu

wilayah atau daerah merupakan dampak negatif kegiatan manusia pada suatu DAS,

dapat dikatakan bahwa kegiatan manusia telah menyebarkan DAS gagal dalam

menjalankan fungsinya sebagai penampung air hujan, penyimpan, dan

pendistribusian air ke saluran-saluran atau sungai. Air permukaan baik yang

mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa) dan sebagian air bawah

permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut.

Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen- komponen siklus

hidrologi yang membentuk sistem daerah aliran sungai (DAS). Jumlah air di bumi

secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya. Fungsi

suatu DAS merupakan fungsi gabungan yang dilakukan oleh seluruh faktor yang

ada pada DAS tersebut, yaitu vegetasi, bentuk wilayah (topografi), tanah, dan

manusia. Apabila salah satu faktor tersebut mengalami perubahan, maka hal

tersebut akan mempengaruhi juga ekosistem DAS tersebut dan akan menyebabkan

gangguan terhadap bekerjanya fungsi DAS. Apabila fungsi suatu DAS telah

terganggu, maka system hidrologisnya akan terganggu, penangkapan curah hujan,

resapan dan penyimpanan airnya menjadi sangat berkurang atau sistem

penyalurannya menjadi sangat boros. Kejadian itu akan menyebabkan

melimpahnya air pada musim penghujan dan sangat minimum pada musim pada

musim kemarau, sehingga fluktuasi debit sungai antara musim hujan dan musim

kemarau berbeda tajam

c. Perairan Darat, dan Jenisnya.

Perairan darat adalah semua bentuk perairan yang terdapat di darat. Bentuk

perairan yang terdapat di darat meliputi, mata air, air yang mengalir di permukaan

bergerak menuju ke daerah-daerah yang lebih rendah membentuk sungai, danau,

rawa dan lain- lain yang memiliki suatu pola aliran yang dinamakan Daerah Aliran

Sungai (DAS). Dari penjelasan di atas tentunya Anda paham bukan, bahwa air

sumur, air sungai, rawa, danau, empang dan sejenisnya termasuk jenis perairan

darat. Tata air yang berada di wilayah daratan tersebut dipelajari oleh suatu ilmu

yang disebut hidrologi.

1. Danau

Air yang mengisi danau biasanya air tawar, contohnya Danau Toba di Sumatera

Utara, Danau Poso di Sulawesi Tengah, dan Riam Kanan di Kalimantan Selatan.

Selain air tawar ada juga danau yang airnya asin (memiliki kadar garam tinggi)

seperti Danau Kaspia, Danau Laut Mati, Danau Laut Aral, Great Salt dan lain-lain.

Mengapa ada danau yang airnya asin? Hal ini terjadi karena di danau terjadi

penguapan yang sangat tinggi. Di samping itu air yang masuk ke danau tersebut

Page 378: Geografi (lengkap)

biasanya tidak berpelepasan atau tidak mengalir lagi ke tempat lain. Berdasarkan

proses kejadiannya danau dibedakan menjadi 6 macam yaitu danau:

Tektonik, Vulkanik, Tektono-Vulkanik, Karst, Glasial dan Waduk atau Bendungan.

a) Danau Tektonik, yaitu danau yang terjadi akibat adanya peristiwa tektonik

seperti gempa Akibat gempa terjadi proses patahan (fault) pada permukaan

tanah. Permukaan tanah yang patah mengalami pemerosotan atau ambles

(subsidence) dan menjadi cekung. Selanjutnya bagian yang cekung karena ambles

tersebut terisi air dan terbentuklah danau. Danau jenis ini contohnya danau Poso,

danau Tempe, danau Tondano, dan danau Towuti di Sulawesi. Danau Singkarak,

danau Maninjau, dan danau Takengon di Sumatera.

b)Danau Vulkanik atau danau Kawah, yaitu danau yang terdapat pada kawah

lubang kepunden bekas letusan gunung berapi. Ketika gunung meletus batuan

yang menutup kawasan kepunden rontok dan meninggalkan bekas lubang di sana.

Ketika terjadi hujan lubang tersebut terisi air dan membentuk sebuah danau.

Contoh danau jenis ini ialah danau Kelimutu di Flores, Kawah Bromo, danau

gunung Lamongan di Jawa Timur, danau Batur di Bali danau Kerinci di Sumatera

Barat serta Kawah gunung Kelud.

c)Danau Tektono-Vulkanik, yaitu danau yang terjadi akibat proses gabungan antara

proses vulkanik dengan proses tektonik. Ketika gunung berapi meletus, sebagian

tanah / batuan yang menutupi gunung patah dan merosot membentuk cekungan.

Selanjutnya cekungan tersebut terisi air dan terbentuklah danau. Contoh danau jenis

ini adalah danau Toba di Sumatera Utara.

d) Danau Karst. Danau jenis ini disebut juga Doline, yaitu danau yang terdapat di

daerah berbatu kapur. Danau jenis ini terjadi akibat adanya erosi atau pelarutan

batu kapur. Bekas erosi mem bentuk cekungan dan cekungan terisi air sehingga

terbentuklah danau.

e) Danau Glasial, danau yang terjadi karena adanya erosi gletser. Pencairan es

akibat erosi mengisi cekungan-cekungan yang dilewati sehingga terbentuk danau.

Contoh danau jenis ini terdapat di perbatasan antara Amerika dengan Kanada yaitu

danau Superior, danau Michigan dan danau Ontario.

f) Waduk atau Bendungan, adalah danau yang sengaja dibuat oleh manusia.

Pembuatan waduk biasanya berkaitan dengan kepentingan pengadaan listrik

tenaga air, perikanan, pertanian dan rekreasi. Contoh danau jenis ini misalnya

Saguling, Citarum dan Jatiluhur di Jawa Barat, Riam Kanan dan Riam Kiri di

Kalimantan Selatan, Rawa Pening, Kedung Ombo dan Gajah Mungkur di Jawa

Tengah.

Page 379: Geografi (lengkap)

2. Rawa

Pernahkah Anda melihat/menyaksikan rawa, atau barangkali di sekitar tempat

tinggal Anda terdapat rawa. Daerah rawa banyak kita temukan di pantai timur

pulau Sumatera dan pantai selatan pulau Kalimantan. Secara ringkas dapat

dikatakan bahwa: Rawa atau paya-paya adalah daerah rendah yang selalu

tergenang air. Air yang menggenangi rawa bisa berupa air hujan, air sungai

maupun dari sumber mata air tanah.

Ada dua jenis rawa yaitu:

1) Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian, dan

2) Rawa yang airnya selalu mengalami pergantian.

Rawa jenis pertama tidak memiliki pintu pelepasan air sehingga airnya selalu

tergenang. Sedang kan rawa jenis kedua memiliki pintu pelepasan air sehingga

airnya berganti.

Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) Airnya asam atau payau, berwarna merah, kurang bagus untuk mengairi

tanaman dan tidak dapat dijadikan air minum. Kadar keasaman air (pH) mencapai

4,5.

b) Karena airnya asam, maka tidak banyak organisme (hewan maupun

tumbuh-tumbuhan) yang hidup.

c) Pada bagian dasar rawa umumnya tertutup gambut yang tebal. Sedangkan rawa

yang airnya mengalami pergantian memiliki ciri-ciri yang sebaliknya yaitu:

a) Airnya tidak terlalu asam.

b) Banyak organisme yang hidup seperti cacing tanah, ikan serta tumbuh-tumbuhan

rawa seperti eceng gondok, pohon rumbia dan lain-lain.

c) Dapat diolah menjadi lahan pertanian. Keberadaan rawa banyak manfaatnya bagi

kehidupan kita, manfaat rawa bagi kehidupan kita antara lain:

a) Tumbuhan rawa seperti eceng gondok dapat dijadikan bahan baku pembuatan

biogas dan barang-barang kerajinan anyaman seperti tas, dompet, hiasan dinding

dan lain-lain,

b) Dapat dijadikan daerah pertanian pasang surut,

c) Sebagai lahan untuk usaha perikanan darat, dan

d) Dapat dikembangkan menjadi daerah wisata.

Page 380: Geografi (lengkap)

Rawa merupakan salah satu ekosistem perairan darat yang harus kita jaga

kelestariannya. Untuk menjaga kelestarian rawa dapat ditempuh beberapa cara

antara lain:

a) Tidak sembarangan menebangi pohon-pohon atau tumbuh-tumbuhan yang

tumbuh di rawa.

b) Tidak membuang limbah ke rawa, karena dapat membahayakan kehidupan

organism di dalamnya.

3. Air Tanah

Air tanah (groundwater) adalah bagian dari air yang ada di bawah permukaan

tanah (sub- surface water), yakni hanya yang berada di zona jenuh (zone of

saturation) (Gambar 23).

Penyebaran vertikal air bawah permukaan dapat dibagi menjadi zona tak-jenuh

(zone of aeration) dan jenuh. Zona tak-jenuh terdiri dari ruang antara yang sebagian

terisi oleh air dan sebagian terisi oleh udara, sementara ruang antara pada zona

jenuh seluruhnya terisi oleh air.

Gambar 23. Distribution of subsurface water

Air yang berada pada zona tak-jenuh disebut air gantung (vadose water). Air

gantung yang terdapat dekat permukaan hingga tersedia bagi akar tetumbuhan

disebut air solum (solumn water), dan yang tersimpan dalam ruang merambut

(capillary zone) disebut air merambut (capillary water).Seterusnya yang menjadi

Page 381: Geografi (lengkap)

topik bahasan adalah hanya air yang terdapat pada zona jenuh. Keterdapatan

(occurrence) air tanah pada zona jenuh adalah mengisi ruang-ruang antar butir

batuan atau rongga-rongga batuan (Gambar 24.).

Gambar 24. Topic of disscussion water in saturated zone

Batuan itu sendiri, ditinjau dari sikapnya terhadap air dapat dibedakan atas:

• Akuifer : Suatu formasi batuan yang mengandung cukup bahan-bahan yang lulus

dan mampu melepaskan air dalam jumlah berarti ke sumur-sumur atau mataair. Ini

berarti, formasi tersebut mempunyai kemampuan menyimpan dan melalukan

air. Pasir dan kerikil merupakan contoh jenis suatu akuifer. Padanannya: lapisan

pembawa/pengandung air, tandoan/waduk airtanah.

• Akuiklud: Suatu lapisan jenuh air, tetapi relatif kedap air yang tidak dapat

melepaskan airnya dalam jumlah berarti. Lempung adalah contohnya.

Padanannya: persekat

• Akuifug : Lapisan batuan yang relatif kedap air, yang tidak mengandung

ataupun dapat melalukan air. Batu granit termasuk jenis ini. Padanannya: perkedap

• Akuitard: Lapisan jenuh air namun hanya sedikit lulus air dan tidak mampu

melepaskan air dalam jumlah berarti ke sumur-sumur. Lempung pasiran

adalah salah satu contohnya.Padanannya: perlambat

a. Litologi Akuifer

Akuifer karena sifatnya seperti yang telah disebutkan di muka, merupakan lapisan

batuan yang sangat penting dalam usaha penyadapan airtanah. Litologi atau

penyusun batuan dari lapisan akuifer di Indonesia yang penting adalah:

• Endapan aluvial: merupakan endapan hasil rombakan dari batuan yang telah

ada. Endapan ini terdiri dari bahan-bahan lepas seperti pasir dan kerikil. Airtanah

pada endapan ini mengisi ruang antar butir. Endapan ini tersebar di daerah dataran.

• Endapan volkanik muda: merupakan endapan hasil kegiatan gunungapi, yang

terdiri dari bahan-bahan lepas maupun padu. Airtanah pada endapan ini

menempati baik ruang antar butir pada material lepas maupun mengisi rekah-

rekah/rongga batuan padu. Endapan ini tersebar di sekitar wilayah gunungapi.

Page 382: Geografi (lengkap)

• Batu gamping: merupakan endapan laut yang mengandung karbonat, yang

karena proses geologis diangkat ke permukaan. Airtanah di sini mengisi terbatas

pada rekahan, rongga, maupun saluran hasil pelarutan (Gambar 25.). Endapan ini

tersebar di tempat-tempat yang dahulu berwujud lautan. Karena proses geologis,

fisik, dan kimia, di beberapa daerah sebaran endapan batuan ini membentuk suatu

morfologi khas, yang disebut karst.

Gambar 25. Groundwater occurrence in limestone aquifer

b. Kelululusan (Permeability) dan Keterusan (Transmissivity) Kelulusan suatu

batuan pada dasarnya adalah kemampuan untuk melalukan suatu cairan. Untuk

pekerjaan praktis di bidang hidrologi airtanah, di mana cairan dalam hal ini air,

maka kelulusan batuan dengan meluluskan airtanah, disebut sebagai ‗hydraulic

conductivity‘ = K. Suatu media (batuan) disebut mempunyai K = 1 jika media

tersebut dalam satu satuan waktu akan dapat meluluskan satu satuan volume

airtanah melalui satu penampang dari satuan luas tegak lurus arah aliran, di bawah

landaian hidrolika(dh/dl) = 1.

K = -v/(dh/dl)=(m/hari)/(m/m)= m/hari

di mana v = kecepatan aliran (tanda negatif artinya aliran air menuju ke energi yang

rendah). Kelulusan suatu material geologi (batuan) sangat tergantung pada ukuran

besar butiran serta sistem bukaan yang ada. Suatu lapisan batuan yang mempunyai

angka kelulusan K dan tebal zona jenuh air b, maka dapat dikatakan lapisan batuan

ini mempunyai angka keterusan T (transmissivity) :

T = K * b = (m/hari)*(m)= m2/hari

Keterusan dapat didefinisikan sebagai kecepatan air yang dilakukan lewat satu

satuan lebar dari suatu akuifer, di bawah landaian hidrolika sama dengan satu.

Makin tinggi nilai T dapat diartikan bahwa litologi batuan merupakan akuifer

dengan potensi airtanah yang tinggi.

Page 383: Geografi (lengkap)

c. Jenis Aquifer

Ada beberapa jenis akuifer:

1) Akuifer tak-tertekan (unconfined aquifer): adalah lapisan pembawa air, di mana

kedudukan muka airtanah merupakan bagian atas dari akuifer itu sendiri. Airtanah

di dalam akuifer ini disebut airtanah tak-tertekan ataubebas, karena tekanan air di

sini sama dengan tekanan udara luar (Gambar 26.).

Gambar 26. Types of aquifer

2) Akuifer tertekan (confined aquifer): adalah lapisan pembawa air,

dimana air tanah terkurung oleh lapisan kedap air, baik dibagian atas maupun

dibagian bawahnya. Muka airtanah kedudukannya berada lebih tinggi dari

kedudukan bagian atas akuifer (Gambar 27.). Muka air tanah ini (dalam

kedudukan ini disebut pisometri), dapat berada di atas atau di bawah muka tanah.

Apabila tinggi pisometri berada di atas muka tanah, maka air sumur yang

menyadap akuifer jenis ini akan mengalir secara bebas. Airtanah dalam kondisi

demikian disebut artois atau artesis. Tergantung dari kelulusan lapisan

pengurungnya, akuifer tertekan dapat dibedakan menjadi akuifer setengah tertekan

(semi-confined aquifer) atau tertekan penuh. Akuifer terangkat(perched aquifer):

merupakan kondisi khusus, di mana airtanah pada akuifer ini terpisah dari airtanah

utama oleh lapisan yang relatif kedap air dengan penyebaran terbatas, dan terletak

di atas muka airtanah utama (Gb. 6).

Page 384: Geografi (lengkap)

Gambar 27. Perched aqifers

d. Aliran Tanah

Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap gerakan air di bawah permukaan tanah

antara lain adalah:

• perbedaan kondisi energi di dalam airtanah itu sendiri,

• kelulusan lapisan pembawa air,

• kekentalan (viscosity) airtanah.

Air tanah memerlukan energi untuk dapat bergerak mengalir melalui ruang

antar butiran. Tenaga penggerak ini bersumber dari energi potensial.Energi

potensial air tanah dicerminkan dari tinggi muka airnya (piezometric) pada tempat

yang bersangkutan. Airtanah mengalir dari titik berenergi potensial tinggi ke arah

titik berenergi potensial lebih rendah; antara titik-titik yang berenergi potensial

sama tidak terdapat pengaliran airtanah. Garis khayal yang menghubungkan titik-

titik yang sama energi potensialnya disebut garis kontur muka airtanah atau garis

isohypse. Sepanjang garis kontur tersebut tidak terdapat aliran airtanah, karena arah

aliran air tanah tegak lurus dengan gariskontur (Gambar 28.).

Page 385: Geografi (lengkap)

Gambar 28. Groundwater flow ne

Aliran air tanah tersebut secara umum bergerak dari daerah imbuh (recharge area)

ke arah daerah luah (discharge area), dan dapat muncul ke permukaan akibat

beberapa sebab.

Gambar 29. A thermal spring system

Mata air gravitasi adalah hasil dari aliran air di bawah tekanan hidrostatik. Secara

umum jenis-jenisnya dikenal sebagai berikut :

Gambar 30. Types of gravity spring

1) Munculan Air Tanah

Air tanah dapat muncul ke permukaan secara alami, seperti mataair, maupun

karena budidaya manusia, lewat sumurbor. Mataair (spring) adalah keluaran

terpusat dari airtanah yang muncul di permukaan sebagai suatu aliran air. Mataair

Page 386: Geografi (lengkap)

ditilik dari penyebab pemunculan dapat digolongkan menjadi dua (Bryan vide

Todd, 1980), yakni:

a). Akibat dari kekuatan non gravitasi.

b). Akibat kekuatan-kekuatan gravitasi.

Termasuk golongan yang pertama adalah mata air yang berhubungan dengan

rekahan yang meluas hingga jauh ke dalam kerak bumi. Mataair jenis ini biasanya

berupa mata air panas

a). Mata air depresi (depression springs) terbentuk karena permukaan tanah

memotong muka air tanah.

b). Mata air sentuh (contact springs) terbentuk karena lapisan yang lulus air yang

dialasi oleh lapisan yang relatif kedap air teriris oleh muka tanah.

c). Mata air artesis (artesian spring) terbentuk oleh pelepasan air di bawah tekanan

dari akuifer tertekan pada singkapan akuifer atau melalui bukaan dari lapisan

penutup.

d). Mata air pipaan atau rekahan (tubular or fracture springs) muncul dari saluran,

seperti lubang pada lava atau saluran pelarutan, atau muncul dari rekahan-rekahan

batuan padu yang berhubungan dengan airtanah. Munculan air tanah ke

permukaan karena budidaya manusia lewat sumur bor dapat dilakukan dengan

menembus seluruh tebal akuifer (fully penetrated) atau hanya menembus sebagian

tebal akuifer (partially penetrated). Konstruksi sumurbor sangat tergantung dari

kondisi akuifer serta kualitas air tanah. Oleh sebab itu ada bermacam-macam jenis

konstruksi sumurbor (Gambar 31.).

Gambar 31. Examples of well constructions

Untuk mengetahui besarnya debit yang dapat dihasilkan oleh suatu sumur

dilakukan dengan cara uji pemompaan. Prinsipnya adalah memompa airtanah

dari sumur dengan debit konstan tertentu dan mengamati surutan muka airtanah

(drawdown) selama pemompaan berlangsung (Gambar 32.). Dari situ dapat

dilihat berapa besar kapasitas jenis sumur, yakni jumlah air yang dapat dihasilkan

dalam satuan volume tertentu (specific capacity) apabila muka air di dalam sumur

Page 387: Geografi (lengkap)

diturunkan dalam satu satuan panjang (misalnya liter/detik setiap satu meter

surutan). Di samping itu dari uji pemompaan dapat diketahui juga parameter

akuifer, seperti angka kelulusan (hydraulic conductivity).

Gambar 32. Effect of pumping test

Penurunan muka air tanah pada sumur tunggal berbeda dengan penurunan muka

air tanah pada sumur banyak. Pada sumur banyak penurunan tersebut akan saling

mempengaruhi, tergantung dari jarak antar sumur (Gambar 33.).

Gambar 33. Drawndown effect on multiple wells pumping

Di suatu daerah, dimana banyak sumur menyadap airtanah, pemompaan akan

membentuk suatu kerucut penurunan (cone of depression). Apabila ini terjadi di

daerah pantai akan memicuintrusi air laut , yakni aliran air payau/asin ke arah

darat (sea water encroachment). Sementara itu, kondisi yang demikian bila terjadi

pada akuifer tertekan dengan lapisan pengurung lempung, akan sangat potensial

terjadinya amblesan tanah (land subsidence).

e. Kualitas air tanah

Airtanah sejak terbentuk di daerah imbuh dan mengalir ke daerah luahnya, melalui

ruang antara dari batuan penyusun akuifer. Dalam perjalanan tersebut

airtanah melarutkan mineral batuan serta dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya.

Oleh sebab itu, mutu airtanah dari satu tempat ke tempat lain sangat beragam

tergantung dari jenis batuan, dimana airtanah tersebut meresap, mengalir, dan

berakumulasi, serta kondisi lingkungan.

Page 388: Geografi (lengkap)

Mutu airtanah dinyatakan menurut sifat fisik, kandungan unsur kimia,

ataupun bakteriologi. Persyaratan mutu airtanah telah dibakukan berdasarkan

penggunaannya, seperti mutu air untuk air minum, air irigasi, maupun industri.

Beberapa unsur utama (mayor constituents) kandungan airtanah - 1,0 hingga 1000

mg/l - adalah sodium, kalsium, magnesium, bikarbonat, sulfat, dan khlorida.

Kandungan khlorida yang tinggi merupakan indikasi adanya pencemaran

bersumber dari air limbah atau intrusi air laut. Sementara kandungan nitrat

sebagai unsur sekunder (secondary constituents) - 0,01 hingga 10 mg/l -

bersumber dari limbah manusia (anthropogenous), tanaman, maupun pupuk

buatan.

Gambar 34. Piper trilinear diagram

Untuk penyajian hasil analisis kimia airtanah, umumnya dipakai diagram segitiga

Piper. Dengan diagram ini dapat diketahui unsur apa yang paling dominan yang

terkandung dalam airtanah. Sementara penyajian diagram SAR (Sodium Adsorption

Ratio), sangat lazim dipakai untuk analisis airtanah untuk keperluan pertanian Ada

bermacam-macam jenis air tanah.

a) Menurut letaknya, air tanah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu air tanah

permukaan (Freatik) dan air tanah dalam.

(1) Air tanah permukaan (Freatik) adalah air tanah yang terdapat di atas lapisan

tanah /batuan yang tidak tembus air (impermeable). Air yang ada di sumursumur,

sungai, danau dan rawa termasuk jenis ini.

(2) Air tanah dalam, adalah air tanah yang terdapat di bawah lapisan tanah/ batuan

yang tidak tembus air (impermeable). Untuk memperoleh air tanah jenis ini harus

dilakukan pengeboran. Sumur bor atau artesis merupakan salah satu contoh sumur

yang airnya berasal dari air tanah dalam.

b) Menurut asalnya air tanah dapat dibedakan menjadi air tanah yang berasal dari

atmosfer (angkasa) dan air tanah yang berasal dari dalam perut bumi.

(1) Air tanah yang berasal dari atmosfer disebut meteoric water, yaitu air tanah

berasal dari hujan dan pencairan salju.

Page 389: Geografi (lengkap)

(2) Air tanah yang berasal dari dalam bumi misalnya air tanah turbir (yaitu air tanah

yang ter simp an di dalam batuan sedimen) dan air tanah juvenil yaitu air tanah

yang naik dari magma bila gas-gasnya dibebaskan melalui mata air panas.

Ada 4 wilayah air tanah yaitu:

a) Wilayah yang masih terpengaruh udara. Pada bagian teratas dari permukaan

bumi terdapat lapisan tanah yang mengandung air. Karena pengaruh gaya berat

(gravitasi), air di wilayah ini akan bebas bergerak ke bawah. Tumbuh-tumbuhan

memanfaatkan air pada lapisan ini untuk menopang kelangsungan hidupnya.

b) Wilayah jenuh air. Wilayah inilah yang disebut dengan wilayah kedalaman

sumur. Kedalaman wilayah ini tergantung pada topografi, jenis tanah dan musim.

c) Wilayah kapiler udara. Wilayah ini merupakan peralihan antara wilayah

terpengaruh udara dengan wilayah jenuh air. Air tanahnya diperoleh dari proses

kapilerisasi (perembesan naik) dari wilayah jenuh air.

d) Wilayah air dalam. Wilayah ini berisikan air yang terdapat di bawah

tanah/batuan yang tidak tembus air.

Gambar 35. Distribution of subsurface water

Faktor yg mempengaruhi infiltrasi

Beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi laju inflasi adalah

sebagai berikut:

1. Tinggi genangan air di atas permukaan tanah dan tebal lapisan tanah yang jenuh.

2. Kadar air atau lengas tanah

3. Pemadatan tanah oleh curah hujan

4. Penyumbatan pori tanah mikro oleh partikel tanah halus seperti bahan endapan

dari partikel liat

5. Pemadatan tanah oleh manusia dan hewan akibat traffic line oleh alat olah

6. Struktur tanah

Page 390: Geografi (lengkap)

7. Kondisi perakaran tumbuhan baik akar aktif maupun akar mati (bahan organik)

8. Proporsi udara yang terdapat dalam tanah

9. Topografi atau kemiringan lahan

10.Intensitas hujan

11.Kekasaran permukaan tanah

12.Kualitas air yang akan terinfiltrasi

13.Suhu udara tanah dan udara sekitar

Apabila semua faktor-faktor di atas dikelompokkan, maka dapat dikategorikan

menjadi dua faktor utama yaitu:

1. Faktor yang mempengaruhi air untuk tinggal di suatu tempat sehingga air

mendapat kesempatan untuk terinfiltrasi (oppurtunity time).

2. Faktor yang mempengaruhi proses masuknya air ke dalam tanah. Selain dari

beberapa factor yang menentukan infiltrasi diatas terdapat pula sifat-sifat khusus

dari tanah yang menentukan dan membatasi kapasitas infiltrasi (Arsyad, 1989)

sebagai berikut:

a. Ukuran pori

Laju masuknya hujan ke dalam tanah ditentukan terutama oleh ukuran pori dan

susunan pori-pori besar. Pori yang demikian itu dinamakan pori aerasi, oleh karena

pori-pori mempunyai diameter yang cukup besar yang memungkinkan air keluar

dengan cepat sehingga tanah beraerasi baik.

b. Kemantapan pori

Kapasitas infiltrasi hanya dapat terpelihara jika porositas semula tetap tidak

terganggu selama waktu tidak terjadi hujan.

c. Kandungan air

Laju infiltrasi terbesar terjadi pada kandungan air yang rendah dan sedang.

d. Profil tanah

Sifat bagian lapisan suatu profil tanah juga menentukan kecepatan masuknya air ke

dalam tanah. Ketika air hujan jatuh di atas permukaan tanah, maka proses infiltrasi

tergantung pada kondisi biofisik permukaan tanah, sebagian atau seluruh air hujan

tersebut akan mengalir masuk ke dalam tanah melalui pori-pori permukaan tanah.

Proses mengalirnya air hujan ke dalam tanah disebabkan oleh tarikan gaya gravitasi

Page 391: Geografi (lengkap)

dan gaya kapiler tanah. Oleh karena itu, infiltrasi juga biasanya disebut sebagai

aliran air yang masuk ke dalam tanah sebagai akibat gaya kapiler dan gravitasi. Laju

air infiltrasi yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi dibatasi oleh besarnya diameter

pori-pori tanah. Tanah dengan pori-pori jenuh air mempunyai kapasitas lebih kecil

dibandingkan dengan tanah dalam keadaan kering (Asdak, 2002). Dibawah

pengaruh gaya gravitasi, air hujan mengalir vertikal kedalam tanah melalui profil

tanah. Dengan demikian, mekanisme infiltrasi melibatkan tiga proses yang tidak

saling mempengaruhi (Asdak, 2002):

a. Proses masuknya air hujan melalui pori-pori permukaan tanah.

b. Tertampungnya air hujan tersebut di dalam tanah.

c. Proses mengalirnya air tersebut ke tempat lain (bawah, samping dan atas).

Pengukuran laju infiltrasi dapat dilakukan pada permukaan tanah, pada

kedalam tertentu, pada lahan kosong atau pada lahan bervegetasi. Walaupun satuan

infiltrasi serupa dengan konduktivitas hidraulik, terdapat perbedaan antara

keduanya. Hal itu tidak bisa secara langsung dikaitkan kecuali jika kondisi batas

hidraulik diketahui, seperti kemiringan hidraulik dan aliran air lateral atau jika

dapat diperkirakan. Laju infiltrasi memiliki kegunaan seperti studi pembuangan

limbah cair, evaluasi potensi lahan tanki septik, efisiensi pencucian dan drainase,

kebutuhan irigasi, penyebaran air dan imbuhan air tanah, dan kebocoran saluran

atau bendungan dan kegunaan lainnya (Kirkby, M.J., 1971).

4. Perairan Laut

Laut atau bahari adalah kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan

samudra. Air di laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material

lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan

partikel-partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5% air

murni. Laut, menurut sejarahnya, terbentuk 4,4 milyar tahun yang lalu, dimana

awalnya bersifat sangat asam dengan air yang mendidih (dengan suhu sekitar 100

°C) karena panasnya Bumi pada saat itu. Asamnya air laut terjadi karena saat itu

atmosfer Bumi dipenuhi oleh karbon dioksida. Keasaman air inilah yang

menyebabkan tingginya pelapukan dan menyebabkan air laut menjadi asin seperti

sekarang ini. Pada saat itu, gelombang tsunami sering terjadi karena seringnya

asteroid menghantam Bumi. Pasang surut laut yang terjadi pada saat itu juga

bertipe mamut atau tinggi/besar sekali tingginya karena jarak Bulan yang begitu

dekat dengan Bumi.

a. Asal mula terbentuknya laut

Menurut para ahli, awal mula laut terdiri dari berbagai versi; salah satu versi yang

cukup terkenal adalah bahwa pada saat itu Bumi mulai mendingin akibat mulai

berkurangnya aktivitas vulkanik, disamping itu atmosfer bumi pada saat itu

Page 392: Geografi (lengkap)

tertutup oleh debu-debu vulkanik yang mengakibatkan terhalangnya sinar Matahari

untuk masuk ke Bumi. Akibatnya, uap air di atmosfer mulaiterkondensasi dan

terbentuklah hujan. Hujan inilah (yang mungkin berupa hujan tipe mamut juga)

yang mengisi cekungan-cekungan di Bumi hingga terbentuklah lautan.

Secara perlahan-lahan, jumlah karbon dioksida yang ada diatmosfer mulai

berkurang akibat terlarut dalam air laut dan bereaksi dengan ion karbonat

membentuk kalsium karbonat. Akibatnya, langit mulai menjadi cerah sehingga sinar

Matahari dapat kembali masuk menyinari Bumi dan mengakibatkan terjadinya

prosespenguapan sehingga volume air laut di Bumi juga mengalami pengurangan

dan bagian-bagian di Bumi yang awalnya terendam air mulai kering. Proses

pelapukan batuan terus berlanjut akibat hujan yang terjadi dan terbawa ke lautan,

menyebabkan air laut semakin asin. Pada 3,8 milyar tahun yang lalu, planet Bumi

mulai terlihat biru karena laut yang sudah terbentuk tersebut. Suhu bumi semakin

dingin karena air di laut berperan dalam menyerap energi panas yang ada, namun

pada saat itu diperkirakan belum ada bentuk kehidupan di bumi.

Kehidupan di Bumi, menurut para ahli, berawal dari lautan (life begin in the

ocean). Namun demikian teori ini masih merupakan perdebatan hingga saat ini.

Pada hasil penemuan geologis di tahun 1971 pada bebatuan di Afrika Selatan (yang

diperkirakan berusia 3,2 s.d. 4 milyar tahun) menunjukkan adanya fosilseukuran

beras dari bakteri primitif yang diperkirakan hidup di dalam lumpur mendidih di

dasar laut. Hal ini mungkin menjawab pertanyaan tentang saat-saat awal kehidupan

dan di bagian lautan yang mana terjadi awal kehidupan tersebut. Sedangkan

kelautan itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari berbagai biota atau makhluk

hidup di laut yang perlu dimanfaatkan melalui usaha perikanan.

b. Samudra dan Laut

Tabel di bawah ini merupakan lautan dunia dan laut dengan kedalaman rata-rata,

termasuk Samudra Pasifik, Samudra Atlantik, Samudra Hindia, Samudra Selatan,

Laut Mediterania, Samudra Arktik, Laut Karibia, Laut Bering, dan banyak lagi.

Page 393: Geografi (lengkap)

Tabel 15. Daftar kedalaman lautan di dunia

Nama Daerah Rata-rata

kedalaman

Paling

dalam

Tempat

terbesar yang

paling mendalam

mil persegi. km persegi ft m ft m

Samudra Pasifik 60.060.700 155.557.000 13.215 4.028 36.198 11.033 Palung Mariana

Samudra

Atlantik 29.637.900 76.762.000 12.880 3.926 30.246 9.219

Palung Puerto

Rico

Samudra India 26.469.500 68.556.000 13.002 3.963 24.460 7.455 Palung Sunda

Samudera 1

Antartika 7.848.300 20.327.000

13,100-

16,400

4,000-

5,000 23.736 7.235

Palung Sandwich

Selatan

Samudra Arktik 5.427.000 14.056.000 3.953 1.205 18.456 5.625 77 ° 45>N, 175 ° W

Laut 2

Mediterania 1.144.800 2.965.800 4.688 1.429 15.197 4.632

Matapan Cape,

Yunani

Laut Karibia 1.049.500 2.718.200 8.685 2.647 22.788 6.946 Kepulauan

Cayman

Laut Cina

Selatan 895.400 2.319.000 5.419 1.652 16.456 5.016 Luzon Barat

Laut Bering 884.900 2.291.900 5.075 1.547 15.659 4.773 Pulau Off Buldir

Teluk Meksiko 615.000 1.592.800 4.874 1.486 12.425 3.787 Deep Sigsbee

Laut Okhotsk 613.800 1.589.700 2.749 838 12.001 3.658 146 ° 10>E; 46 °

50>N

Laut Cina Timur 482.300 1.249.200 617 188 9.126 2.782 25 ° 16>N, 125 ° E

Hudson Bay 475.800 1.232.300 420 128 600 183 Dekat pintu

masuk

Laut Jepang 389.100 1.007.800 4.429 1.350 12.276 3.742 Central Basin

Laut Andaman 308.000 797.700 2.854 870 12.392 3.777 Mobil Pulau

Nikobar

Laut Utara 222.100 575.200 308 94 2.165 660 Skagerrak

Laut Merah 169.100 438.000 1.611 491 7.254 2.211 Off Port Sudan

Laut Baltik 163.000 422.200 180 55 1.380 421 Pulau Gotland Off

Page 394: Geografi (lengkap)

Di bawah ini menunjukkan persebaran samudera di dunia mulai dari kutub uta

ra sampai kutub selatan

Gambar 36. Peta samudera-samudera di dunia

c. Lapisan samudra

Para ilmuwan telah membagi lautan menjadi lima lapisan utama. Lapisan ini,

yang dikenal sebagai ―zona‖, membentang dari permukaan ke kedalaman paling

ekstrim di mana cahaya tidak dapat lagi menembus. Dalam zona ini adalah di mana

beberapa makhluk paling aneh dan menarik di laut dapat ditemukan. Seperti yang

kita menyelam lebih ke tempat-tempat ini sebagian besar belum dijelajahi, tetes

suhu dan meningkatkan tekanan pada tingkat yang mengagumkan. Diagram

berikut daftar masing-masing zona dalam rangka kedalaman

1) Zona Epipelagic - Lapisan permukaan laut dikenal sebagai zona epipelagic dan

meluas dari permukaan sampai 200 meter (656 kaki). Ia juga dikenal sebagai zona

sinar matahari karena ini adalah di mana sebagian besar cahaya tampak ada.

Dengan cahaya datang panas. Panas ini bertanggung jawab atas berbagai

temperatur yang terjadi di zona ini.

2) Mesopelagic Zona - zona epipelagic Berikut adalah zona mesopelagic,

membentang dari 200 meter (656 kaki) dengan 1000 meter (3.281 kaki). Zona

mesopelagic kadang- kadang disebut sebagai zona senja atau zona midwater.

Cahaya yang menembus ke kedalaman ini sangat lemah. Dalam zona ini bahwa kita

mulai melihat lampu- lampu berkelap-kelip dari bercahaya makhluk.Sebuah

keragaman besar dan aneh ikan aneh dapat ditemukan di sini

3) Zona Batipelagis - Lapisan berikutnya disebut zona Batipelagis. Kadang-kadang

Page 395: Geografi (lengkap)
Page 396: Geografi (lengkap)
Page 397: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

292

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 398: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

disebut sebagai zona tengah malam atau zona gelap. Zona ini memanjang dari 1000

meter (3.281 kaki) turun ke 4.000 meter (13.124 kaki). Di sini terlihat hanya cahaya

yang dihasilkan oleh makhluk sendiri. Tekanan air pada kedalaman ini sangat besar,

mencapai £ 5.850 per inci persegi. Terlepas dari tekanan, mengejutkan sejumlah

besar makhluk dapat ditemukan di sini. paus sperma dapat menyelam ke tingkat

ini untuk mencari makanan. Sebagian besar hewan yang hidup di kedalaman ini

hitam atau berwarna merah karena kurangnya cahaya.

4) Zona Abyssopelagic - Lapisan berikutnya disebut zona abyssopelagic, juga dikenal

sebagaizonaabyssalatauhanyasebagaijurang. Memanjangdari4.000meter(13.124

kaki) untuk 6.000 meter (19.686 kaki). Nama berasal dari kata Yunani yang berarti

―tidak‖ bawah. Suhu air membeku dekat, dan tidak ada cahaya sama sekali. Sangat

sedikit makhluk dapat ditemukan di kedalaman ini menghancurkan. Kebanyakan

invertebrata ini seperti bintang keranjang dan cumi kecil. Tiga perempat dari dasar

laut terletak di dalam zona ini. Ikan terdalam yang pernah ditemukan ditemukan di

Puerto Rico Palung pada kedalaman 27.460 kaki (8.372 meter).

5) Hadalpelagic Zona - zona abyssopelagic Beyond terletak zona hadalpelagic

melarang. Lapisan ini meluas dari 6.000 meter (19.686 kaki) ke bagian bawah

bagian terdalam dari laut. Daerah ini banyak ditemukan di perairan dalam parit dan

jurang. Titik terdalam di laut terletak di Palung Mariana di lepas pantai Jepang pada

35.797 kaki (10.911 meter). Suhu air tepat di atas titik beku, dan tekanan luar biasa

adalah delapan ton per inci persegi. Itulah kira-kira berat 48 jet Boeing 747. Terlepas

dari tekanan dan temperatur, hidup masih dapat ditemukan di sini. Invertebrata

seperti bintang laut dan cacing tabung dapat berkembang di kedalaman ini.

Gambar di bawah ini menunjukkan lapisan samudera dari permukaan laut sampai

kedalaman 10000 meter.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

293

Page 399: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

Gambar 37.

Penampang lapisan laut dari permukaan sampai kedalaman 10000 meter

d. Wilayah Pesisir

Apa yang dimaksud dengan wilayah pesisir? Apakah bedanya dengan wilayah

pantai? Dalam konteks lingkungan, batas wilayah pesisir adalah :―Daerah peralihan

(interface area) antara ekosistem darat dan laut‖.

Mengenai batas secara geografis, dapat dilihat secara ekologis dan secara

administratif. Secara ekologis, batas kearah darat adalah kawasan yang masih dipengaruhi oleh

proses-proses laut seperti pasang surut, intrusi air laut dan percikan air gelombang.

Sedangkan secara administratif, batas terluar sebelah hulu dari desa pantai atau

jarak definitif secara arbitrer (2 km, 20 km, dst dari garis pantai) Dimensi ekologis dari pesisir adalah :

1). Penyedia Sumberdaya Alam, yaitu sebagai sumberdaya ikan, mangrove, terumbu

karang . coral dll. Mangrove dan Terumbu Karang sangat besar peranannya

dalam menjaga keseimbangan habitat pesisir. Pada tulisan berikutnya saya akan

menjelaskan lebih rinci mengenai mangrove dan terumbu karang.

2). Penyedia jasa-jasa pendukung kehidupan, yaitu sebagai sumber air bersih,

tempat budidaya, dll.

3). Penyedia jasa-jasa Kenyamanan, sebagai tempat rekreasi dan pengembangan

pariwisata.

4). Penerima Limbah, sebagai penampung limbah dari aktivitas di darat dan laut.

294

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 400: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

Ekosistem pesisir sangat besar peranannya dalam mitigasi kerusakan. Komponen

ekosistem pesisir berfungsi sebagai pelindung pantai, penahan badai, pencegah

erosi pantai, pengendali banjir dan penyerap limbah. Keterkaitan antar ekosistem

pesisir dapat dilihat pada gambar berikut :

Terdapat 3 ekosistem yang saling berkaitan, yaitu ekosistem lamun, ekosistem

mangrovedan ekosistem terumbu karang. Apabila salah satu saja dari ketiga

ekosistem tersebut rusak, akan berpengaruh pada ekosistem lainnya, dan merusak

keseimbangan ekosistem pesisir.

Di pesisir banyak komponen yang saling berkaitan, baik kegiatan yang berpotensi

merusak ekosistem pesisir maupun kegiatan yang merupakan manfaat dari

keberadaan pesisir. Kegiatan yang merusak ekosistem kawasan pesisir antara lain

reklamasi pantai, pembangunan pemukiman yang tidak ramah lingkungan di sekitar

pantai, secara geografis pertemuan wilayah pesisir dengan muara sungai yang

merupakan tempat pembuangan limbah dari daratan dan kegiatan industri di sekitar

pantai. Saat ini telah dilakukan berbagai kegiatan konversi di kawasan pesisir agar

fungsi pesisir dapat menjadi optimal bagi kelangsungan hidup masyarakat Indonesia

yang mayoritas hidup di pesisir.

f. Perairan Laut Indonesia

Wilayah Indonesia terdiri atas daratan dan lautan dengan perbandingan luas wilayah

daratan dengan lautan adalah 3:1. Hampir 70% wilayah Indonesia terdiri atas lautan.

Dahulu, saat zaman pendudukan Belanda wilayah perairan Indonesia ditetapkan 3 mil

atau 5,5 km dihitung dari garis laut saat air sedang surut. Ketentuan tersebut mengikuti

Territoriale Zee en Maritieme Ordonantie pada tahun 1939. Dengan perhitungan tersebut,

banyak wilayah laut Indonesia yang bebas di antara pulau-pulau. Hal ini sangat merugikan

Indonesia sebab banyak kapal asing yang bebas mengambil sumber daya laut di Indonesia.

Pada tanggal 13 Desember 1957 pemerintah Indonesia mengambil sikap dengan menetapkan

konsep wilayah perairan laut yang dikenal dengan Deklarasi Djuanda. Inti dari deklarasi

tersebut adalah laut serta perairan antarpulau menjadi pemersatu dan penghubung

antarpulau, dan batas-batas wilayah laut diukur sejauh 12 mil dari garis dasar pantai pulau

terluar. Deklarasi Djuanda pada akhirnya mendapat pengakuan dunia pada tahun 1982

saat diadakan Konvensi Hukum Laut Internasional di Jamaika. Dalam konvensi tersebut

ditetapkan bahwa dunia internasional mengakui keberadaan wilayah perairan Indonesia

yang meliputi hal-hal berikut ini.

1). Perairan Nusantara

Perairan Nusantara merupakan wilayah perairan yang terletak pada sisi dalam dari garis

pangkal laut, teluk, dan selat yang menghubungkan antara pulau yang satu dengan pulau

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

295

Page 401: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

yang lain di Indonesia. Termasuk di dalamnya danau, sungai maupun rawa yang terdapat

di daratan.

Gambar 38. Peta perairan nusantara dengan laut tutorial,

batas landas kontinen dan batas ZEE

2) Laut Teritorial

Laut teritorial adalah wilayah laut dengan batas 12 mil dari titik ujung terluar

pulau-pulau di Indonesia pada saat pasang surut ke arah laut. Perlu kalian tahu,

bahwa jarak antara satu negara dengan negara lain ada yang tidak terlalu

jauh. Bagaimanakah bila dua negara menguasai satu laut yang lebarnya tidak

sampai 24 mil? Bila hal itu terjadi maka wilayah laut teritorial ditentukan atas

kesepakatan dua negara yang bersangkutan. Batas laut teritorialnya ditentukan

dengan garis di tengah-tengah wilayah laut kedua negara yang bersangkutan.

3) Batas Landas Kontinen Batas landas kontinen adalah kelanjutan garis batas dari daratan suatu benua yang

terendam sampai kedalaman 200 m di bawah permukaan air laut. Sumber kekayaan alam

yang berada dalam wilayah batas landas kontinen merupakan milik pemerintah Indonesia.

Jadi, pemerintah Indonesia berhak melakukan eksplorasi dan eksploitasi kekayaan alam

yang berada di wilayah batas landas kontinen.

4). Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)

Pada tanggal 21 Maret 1980 Indonesia mengumumkan ZEE. Batas Zona Ekonomi

296

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 402: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

Eksklusif adalah wilayah laut Indonesia selebar 200 mil yang diukur dari garis pangkal laut

wilayah Indonesia. Apabila ZEE suatu negara berhimpitan dengan ZEE negara lain maka

penetapannya didasarkan kesepakatan antara kedua negara tersebut. Dengan adanya

perundingan maka pembagian luas wilayah laut akan adil. Sebab dalam batas ZEE suatu

negara berhak melakukan eksploitasi, eksplorasi, pengolahan, dan pelestarian sumber

kekayaan alam yang berada di dalamnya baik di dasar laut maupun air laut di atasnya.

Oleh karena itu, Indonesia bertanggung jawab untuk melestarikan dan melindungi

sumber daya alam dari kerusakan.

4) Peta Wilayah Laut Teritorial Indonesia

Pulau yang ada di wilayah Indonesia berjumlah lebih dari 17.500 pulau baik yang besar

maupun yang kecil. Dengan banyaknya jumlah pulau menyebabkan Indonesia memiliki garis

pantai yang panjang. Panjang garis pantai di Indonesia sejauh 81.000 km dan merupakan

salah satu garis pantai yang terpanjang di dunia. Adanya garis pantai yang panjang akan

menguntungkan bagi negara itu, sebab kekayaan yang terkandung di dalamnya menjadi

hak milik negara. Oleh karena itu, batas-batas wilayah laut di Indonesia harus diakui oleh

dunia internasional.Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa wilayah laut teritorial

Indonesia adalah 12 mil dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia adalah 200 mil dari garis

pantai.

5) Usaha Pelestarian Laut di Indonesia

Indonesia disebut sebagai negara maritim, karena sebagian besar wilayahnya terdiri

atas lautan. Sebagai negara maritim keberadaan perairan memegang peranan penting

dalam mempersatukan seluruh pulau-pulau yang berada di Indonesia. Laut memberikan

manfaat yang besar bagi kesejahteraan negara Indonesia. Selain sebagai sarana

penghubung antarpulau, laut juga merupakan penghasil sumber daya hayati dan sumber

daya nonhayati. Sumber daya tersebut merupakan kekayaan bagi negara Indonesia yang

akan memberikan kesejahteraan bagi semua rakyat. Oleh karena itu, keberadaan laut

beserta isinya perlu dijaga kelestariannya.Tentunya tidak hanya pemerintah saja yang

berkewajiban menjaga kelestarian laut, tetapi kalian sebagai warga negara Indonesia juga

berkewajiban menjaganya. Adapun contoh usaha-usaha dalam upaya pelestarian laut di

Indonesia adalah sebagai berikut.

a). Menjaga air laut tetap bersih dengan cara melarang pembuangan sampah dan limbah

di laut.

b). Adanya perlindungan terhadap hewan tertentu yang hidup di laut agar tidak menjadi

punah.

c). Pelarangan menggunakan bahan peledak, bahan racun, dan aliran listrik saat

menangkap ikan.

d). Pelarangan menggunakan jaring yang kecil saat menangkap ikan sebab dengan

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

297

Page 403: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

menggunakan alat tersebut ikan yang masih kecil akan ikut terjaring.

e). Adanya pelarangan merusak terumbu karang.

f). Menanam pohon bakau di sepanjang pantai.

g). Adanya larangan mengambil karang laut dalam jumlah besar. Apabila kalian melihat

banyak sampah berserakan. Bila memungkinkan ambil dan buah di tempat sampah.

Beberapa pantai menurut proses terjadinya :

a). Pantai Fyord, yaitu pantai yang berlekuk lekuk panjang sempit dan tebingnya curam.

Pantai ini terjadi karena kikisan Gletsyer.

b). Pantai Ria, pantai ini menyerupai Pantai Fyord, bedanya pada pantai Ria pada bagian

muaranya dan lebih besar dan tebingnya lebih curam, pantai ini terbentuk karena

lembah sungai yang tergenang air.

c). Pantai Sekaren, pantai ini tidak jauh masuk ke darat di mukanya terdapat banyak

pulau – pulau kecil.

d). Pantai berbukit pasir. Pantai yang terjadi karena perbedaan pasang naik dan pasang

surut yang besar.

e). Pantai berdanau (half) atau disebut pantai laguna (etang) adalah danau pantai yang

terpisah dari laut oleh Nehrung (lidah tanah) dan ke dalamnya ada sungai yang

bermuara.

f). Pantai Liman ialah teluk kecil pada muara sungai yang terajadi karean penurunan

dasar sungai dan karean erosi sungai.

g). Pantai estuarium, mirip dengan pantai Liman yaitu muara sungai nya lebar (berbentuk

corong) bedanya adalah dasarnya lebih dalam karena terjadi pengikisan pasang naik

dan pasang surut.

h). Pantai Delta, adalah pantai yang memiliki Delta. Delta terjadi karena hasil erosi sungai

bertumpuk – tumpuk di muara sungai (sedimentasi).

i). Pantai Karang, pantai yang mempunyai banyak pulau – pulau atau batu karang di

sepanjang pantai.

Kedalaman laut dapat diukur dengan berbagai cara yaitu :

a).Batu Duga

Pada cara ini digunakan kawat panjang yang ujungnya dikaitkan dengan batu duga,

kemudian diturunkan ke dasar laut dari atas kapal

b).Gema Duga

Cara ini menggunakan suara dan hydrofone sebagai alat ukurdari buritan kapal

dipancarkan gelombang, setelah sampai ke dasar laut bunyi itu dipantulkan dan di

tangkap kembali oleh kapal.

298

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 404: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

6). Klasifikasi Laut

a). Klasifikasi laut berdasarkan proses terjadinya :

(1) Laut Transgresi yaitu laut yang terjadi karena dataran rendah tergenang air

akibat naiknya permukaan air laut.

(2) Laut Ingresi adalah laut dalam yang terjadi karena dasarnya mengalami

penurunan

(3) Laut regresi, laut yang terjadi karena penyempitan luas permukaan laut akibat

pengendapan atau sedimentasi hasil erosi, baik oleh gerakan laut maupun

gerakan sungai yang bermuara di sekitarnya.

b). Klasifikasi laut berdasarkan letaknya :

(1) Laut tepi adalah laut yang terletak di tepi benua, Laut ini seolah – olah terpisah

dari samudra yang luas karena terhalang oleh gugusan pulau atau Jazirah

(2) Laut pertengahan laut yang terletak antara dua benuaatau lebih. Laut ini

memiliki gejala – gejala gunung api.

(3) Laut pedalaman laut yang terletak di tengah – tengah benua atau hampir

seluruhnya dikelilingi daratan.

c). Klasifikasi laut berdasarkan kedalamannya :

(1) Zone Lithoral yaitu wilayah laut yang berbatasan langsung dengan daratan atau

wilayah laut yang merupakan batas air pasang dengan air surut.

(2) Zone Neritis (zone laut dangkal) adalah wilayah laut yang meliputi daerah batas

air surut ke arah laut sampai pada kedalaman 200 meter.

(3) Zone Bathial (zone laut dalam) merupakan bagian laut dalam yang kedalamannya

200 - 2.000 meter. Pada zone ini sinar matahari tidak mencapai dasar laut.

(4) Zone abisal (zone laut sangat dalam) merupakan laut yang kedalamannya lebih

dari 2.000 meter. Pada zone ini dasar laut nya sangat gelap dan dingin jarang

fauna laut yang dapat hidup.

d). Klasifikasi laut berdasarkan bagian – bagiannya

(1) Continental Shelf suatu dasar laut yang lerengnya landai dengan kemiringan

rata – rata 0,4% dan berbatasan langsung dengan daratan.

(2) Continental Slope adalah dasar laut Continental Shelf ke arah laut dengan lereng

agak terjal yaitu 45o - 60o. Kedalamannya antara 200 – 2.000 meter.

(3) Deep Sea Plain meliputi 2/3 dari seluruh dasar laut dan terletak pada kedalaman

2.000 – 6.000 meter.

(4) The Deeps merupakan dasar laut dengan ciri adanya trog dan mencapai

kedalaman > 6.000 meter.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

299

Page 405: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

GLOSSARIUM

Hidrologi = Ilmu yang mempelajari tentang air di muka bumi

Evaporasi = Proses Penguapan air

Kondensasi = Terkumpulnya uap air di udara

Presipitasi = Titik titik air yang turun ke muka bumi hasil kondensasi yang mencapai titik jenuh

Drainase = lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang terbentuk secara alami

maupun dibuat oleh manusia

DAS = Daerah yang yang dibatasi oleh pembatas topografi yang menampung air lalu mengalirkan ke sungai

utama

Siklus Hidrologi = Proses perputaran air dari air laut menjadi awan lalu turun dalam bentuk hujan dan kembali ke

laut

Subsidence = turunnya permukaan tanah sebagai akibat dari perubahan yang terjadi di bawah permukaan tanah

Groundwater = Air yang berada dalam tanah

Akuifer = formasi geologi atau grup formasi yang mengandung air dan secara signifikan mampu mengalirkan air

melalui kondisi alaminya

Karst = Daerah kapur

Permeabilitas = cepat lambatnya air merembes ke dalam tanah

Garis Isohypse = garis untuk ketinggian geopotensial yang sama pada peta cuaca tekanan konstan

Intrusi = Proses masuknya air laut ke dalam tanah

Freatik = Air tanah dangkal

Artesis = Air tanah dalam di antara dua lapisan impermeable

Pesisir = daerah pertemuan antara darat dan laut

Gletser = sebuah bongkahan es yang besar yang terbentuk di atas permukaan tanah yang merupakan akumulasi

endapan salju

Estuaria = Daerah pertemuan antara air asin dengan air tawar

3. Latihan

1. Mengapa air tanah di Jakarta penurunan baik kuantitas mapun kualitasnya

2. Jelaskan perbedaan air tanah tertekan (unconfined aquifer) dan air tanah bebas

Page 406: Geografi (lengkap)

(unconfined aquifer)

3. Mengapa permukaan laut selalu mengalami turun naik selamanya

4. Perairan Laut di Indonesia mana saja yang termasuk dalam comtinental shelf

5. Berilah pencirian DAS hulu, DAS tengah dan DAS hilir

4. Evaluasi

1. Suatu daerah di dasar laut yang secara geologis dan geomorfologis merupakan

kelanjutan dari benua disebut batas ...

a. Laut teritorial

b. Zona Ekonomi Ekslusif

c. Landas kontinen

d. Wilayah perairan

2. Gelombang air laut terjadi karena tenaga ....

a. Angin dan tsunami

b. Arus dan tsunami

c. Arus laut dan pasang surut

d. Pasang surut dan pasang naik

3. Faktor yang mempengaruhi kadar garam air laut adalah adalah ....

a. Penguapan

b. Vegetasi laut

c. Aktivitas

d. Alat nelayan manusia

4. Bagian permukaan bumi yang airnya mengalir ke dalam suatu lapisan tanah kemudian

terkumpul dalam suatu formasi batuan hujan disebut ....

a. Akifer

b. Perkolasi

c. Banjir

d. Run off

300

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 407: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

5. Bagian dari laut yang terletak antara garis air pasang dan surut disebut zona ....

a. Batial

b. Abbisal

c. Neritik

d. Lithoral

6. Menurut letaknya laut-laut di Indonesia termasuk laut ....

a. Dangkal

b. Pedalaman

c. Ingresi

d. Transgresi

7. Daerah Aliran Sungai (DAS) Ci Tarum meng andung pengertian, yaitu ....

a. Daerah yang dialiri Sungai Ci Tarum

b. Daerah yang dilewati oleh Sungai Ci Tarum

c. Daerah yang pembuangan airnya menuju sungai induk, yaitu Sungai Ci Tarum.

d. Sungai Ci Tarum merupakan induk sungai

8. Arus yang timbul karena terjadinya perbedaan kadar garam dan suhu air laut adalah

arus....

a. Up-welling

b. Down-welling

c. Thermohaline

d. Labrador

9. Palung laut Mindanau dan Mariana me rupakan palung terdalam di dunia. Palung-

palung tersebut termasuk laut ....

a. Regresi

b. Ingresi

c. Transgresi

d. Dalam

10. Air tanah yang berasal dari air hujan dan terdapat pada lapisan tanah yang tidak jauh,

disebut ....

a. meteoric water

b. connate water

c. juvenil water

d. fossil water

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

301

Page 408: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

5. Kunci Jawaban

Latihan

Di bawah merupakan rambu-rambu, pernyataan sesuai dengan gaya bahasa sendiri

1. anda harus perkembangan penduduk Jakarta dari waktu ke giatan dan tata guna

lahan yang ada

2. perbedaan terletak pada lapisan impermeabelnya

3. dapat anda ketahui dengan kedudukan bumi terdahap bulan

4. anda harus lihat dipeta kedalaman lautnya

5. pencirian ditandai dengan bentuk penampang sungainya

Evaluasi

1. C

2. A

3. A

4. A

5. D

6. D

7. C

8. A

9. B

10. A

11.

12.

13.

302

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 409: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

E. Biosfer dan Aspek Sebaran Hewan dan Tumbuhan

1. Tujuan pembelajaran

a. Standar Kompetensi : Guru mampu menganalisis fenomena biosfer

b. Kompetensi Dasar :

Setelah selesai mengkaji modul, guru mampu :

Menganalisis sebaran hewan di permukaan bumi

Menganalisis sebaran tumbuhan di permukaan bumi

Mengidentifikasi sebaran hewan dan tumbuhan Indonesia berdasarkan region

Asiatis, Australis dan peralihan

Mengidentifikasi usaha pelestarian tumbuhan dan hewan

c. Indikator :

Menjelaskan sebaran hewan di permukaan bumi

Menjelaskan sebaran tumbuhan di permukaan bumi

Mengidentifikasi sebaran hewan dan tumbuhan Indonesia berdasarkan region

Asiatis, Australis dan peralihan

Menjelaskan usaha pelestarian hewan dan tumbuhan di permukaan bumi

2. Uraian Materi :

a. Biosfer Dan Aspek Sebaran Hewan Dan Tumbuhan

Secara etimologi, biosfer terdiri dari dua kata, yaitu bios yang berarti hidup dan

sphere yang berarti lapisan. Jadi, biosfer artinya lapisan hidup, lapisan tempat

mahluk hidup atau organisma. Lapisan biosfer meliputi tanah, air, dan udara yang

merupakan lapisan tipis, yakni sekitar 8 Km kea rah atmosfer dan 9 Km kea rah

kedalaman laut. Dalam skala yang lebih sempit, terdapat Bioma, yaitu suatu unit-

unit geografis yang memiliki berbagai perbedaan atas dasar tipe iklim dan vegetasi

yang dominan di kawasan tersebut. Beberapa bioma adalah; (1) gurun dan setengah

gurun; (2) padang rumput; (3) hutan hujan tropis; (4) hutan musim tropis; (5) hutan

lumut;(6) hutan gugur; (7) hutan taiga; (8) tundra; (9) hutan mangrove. Daerah Biogeografi.

Untuk kepentingan mengkaji sebaran fauna yang tersebar di atas permukaan bumi,

para ahli Biogeografi membuat regionalisasi/pewilayah fauna dunia menjadi 6

daerah, yaitu sebagai berikut : (1) Australia, (2) Oriental, (3) Ethiopia, (4) Neotropika,

(5) Paleartik dan (6) Neartik. Karena fauna Paleartik dan Neartik adalah serupa, maka

kedua daerah biogeografi ini kadang-kadang digabung menjadi Holartik. Untuk lebih

jelasnya, perhatikan peta di bawah ini.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

303

Page 410: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

Gambar 39. Peta Persebaran fauna di permukaan bumi

Persebaran fauna di permukaan bumi tidak merata, contohnya beruang kutub yang

banyak terdapat di daerah kutub. Tumbuhan kaktus yang banyak tumbuh di daerah

gurun. Beberapa faktor yang mempengaruhi sebaran tumbuhan di permukaan bumi

adalah :

a. Klimatik,seperti: suhu, curah hujan, kelembaban, dan angin.

b. Edafik/tanah, seperti ; ukuran butir tanah (tekstur), tingkat kegemburan, zat

hara, air tanah

c. Morfologik, seperti tinggi rendahnya permukaan bumi (relief), lereng

Pada tahun 1889 seorang peneliti Biologi C. Hart Meeriem mengemukakan model

persebaran tumbuhan berdasarkan ketinggian pada Gunung San Fransisco dari

kaki hingga puncaknya. Meeriem berkesimpulan bahwa tipe tumbuhan pada suatu

daerah dipengaruhi temperatus. Komunitas organism di dunia dibagi menjadi tiga

macam, yang akan diuraikan adalah komunitas organism tumbuhan berdasarkan

perubahan kenaikan garis lintang (yang berarti terjadi penurunan temperaturnya).

Tiga macam komunitas tumbuhan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Padang rumput

Daerah padang rumput ini terbentang daeri daerah tropis sampai ke daerah

subtropis termasuk wilayah Indonesia yang juga terdapat padang rumput. Curah

304

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 411: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

hujan di daerah padang rumput pada umumnya antara 250 mm – 500 mm/tahun.

Daerah padang rumput yang relatif basah, seperti terdapat di Amerika Utara,

rumputnya mencapai tiga meter, misalnya rumput bluestem, dan Indian grasses.

Sedang kan di daerah yang kering mempunyai rumput yang pendek contohnys

rumput buffalo grasses dan rumput gramma. Padang rumput terdiri dari beberapa macam diantaranya sebagai berikut :

a. Tundra terdapat di daerah bersuhu dingin dan curah hujan rendah. Kondisi ini

mengakibatkan rumput nya kerdil.

b. Praire terdapat di daerah dengan curah hujan yang berimbang dengan musim

panas.

c. Steppa terdapat di daerah dengan curah hujan tinggi. Steppa umumnya terdiri

dari rumput-rumput pendek dan diselingi oleh semak belukar.

d. Savana merupakan jenis tumbuhan yang tahan terhadap kelembapan rendah.

Biasanya berupa rumput-rumput tinggi yang diselingi semak belukar dan pohon-

pohon tinggi.

2. Gurun

Gurun banyak terdapat di daerah tropis dan berbatasan dengan padang rumput.

Pada musim panas, suhu dapat lebih dari 40. Tumbuhan yang hidup di gurun

merupakan tumbuhan yang dapat beradaptasi terhadap kekurangan air dan

menguap dengan cepat. Umumnya tumbuhan yang hidup di gurun berdaun kecil

seperti duri atau tidak berdaun. Tumbuhan tersebut mempunyai akar yang panjang

sehingga dapat mengambil air dari tempat yang dalam dan dapat menyimpan air.

3. Tundra

Daerah tundra hanya terdapat di belahan bumi utara dan banyak terletak di kutub

utara. Daerah ini memiliki musim dingin yang panjang, di daerah tundra banyak

terdapat lumut, terutama sphagnum dan lichens (lumut kerak). Tumbuhan di

daerah ini dapat beradaptasi terhadap keadaan dingin sehingga akan tetap hidup

meskipun dalam keadaan beku.

4. Hutan Tropis

Hutan tropis memiliki beraneka macam spesies tumbuhan karena cukup

mendapatkan air. Hutan tropis atau hutan basah banyak terdapat di daerah tropika

dan sub tropika yang terdapat di Indonesia, daerah Australia bagian utara, Irian

Timur, Afrika Tengah, dan Amerika Tengah.

Pohon-pohon yang ada di hutan tropis memiliki ketinggian antara 20-40 m dengan

cabang-cabang yang berdaun lebat sehingga membentuk tudung (canopy) yang

mengakibatkan hutan menjadi gelap,. Ciri lain adalah hutannya hijau sepanjang

tahun.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

305

Page 412: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

Gambar 40.

Hutan belantara

(sumber http://archive.kaskus.us)

5. Hutan Gugur

Hutan gugur terdapat di daerah iklim sedang, hutan gugur terbentuk di sebabkan

oleh hal-hal berikut ini.

a. Curah hujan merata di sepanjang tahun yaitu antara 750 – 1000 mm.

Serta adanya musim dingin dan musim panas yang membuat tumbuhan

mengugurkan daunnya untuk beradaptasi

b. Pada musim gugur tumbuhan yang menahun pertumbuhannya berhenti dan

akan tumbuh lagi pada musim panas. Di hutan gugur kepadatan pohonnya

tidak terlalu rapat seperti di hutan basah.

6. Taiga

Merupakan hutan pinus yang daunnya seperti jarum. Jenis pohon yang terdapat

di hutan taiga seperti conifer, spurce (picea). Hutan taiga terdapat di belahan

bumi bagian utara (Siberia utara, Rusia, Kanada Tengah dan Utara), masa

pertumbuhannya yaitu pada musim panas.

Sebagai sebuah ilustrasi mengenai sebaran berbagai vegetasi serta pengaruh garis

lintang di permukaan bumi, perhatikan gambar di bawah ini.

7. Hutan Mangrove

Mangrove atau orang awam sering menyebutnya sebagai hutanbakau, atau hutan

payau merupakan suatu ekosistem hutan yang tumbuh di daerah pertemuan

air tawar dengan air asin. Dengan demikian hutan mangrove banyak ditemukan

dimuara-muara sungai, di pantai yang landai, dan di teluk-teluk yang gelombangnya

tidak begitu tinggi. Beberapa persyaratan tumbuhnya hutan mangrove adalah;

pantai terlindung, gelombang tidak terlalu tinggi, salinitas tidak terlalu tinggi,

aliran sungaibanyak membawa material. Hutan mangrove banyak tersebar di

Pantai Timur Sumatera, Kalimantan, Kep. Maluku, dan papua. Sedangkan hutan

306

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 413: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

mangrove yang berada di Pulau Jawa sudah benyak mengalami kerusakan akibat

aksploitasi yang berlebihan. Mangrove memiliki fungsi ekologi dan ekonomi yang

tinggi.

Gambar 41 Hutan Mangrove (sumber http://www.lablink.or.id/Eko/Wetland/lhbs-mangrove.htm, di

copy ulang dari Oot Hotimah,2011)

Garis Lintang dan Sebaran Jenis

Vegetasi

Gambar 42.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

307

Page 414: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

b. Penyebaran Hewan Di Permukaan Bumi

Di setiap wilayah memiliki perbedaan jenis tumbuhan dan hewan yang hidup di

wilayah tersebut. Misalnya hewan yang ada di Pulau Sumatera dengan hewan yang

ada di kutub utara memiliki perbedaan, tahukah kamu mengapa terjadi perbedaan

itu. Penyebabnya antara lain karena fator iklim, yang mempengaruhi keadaan fauna

di tiap daerah. Secara langsung atau tidak langsung, iklim mempengaruhi munculnya

fauna pegunungan, fauna dataran rendah, fauna padang rumput, dan fauna hutan

tropis. Beberapa jenis fauna yang khas di berbagai tipe iklim antara lain :

a. Fauna di Daerah Padang Rumput

Hewan yang hidup di daerah ini seperti; kuda, kangguru di Australia, sapi, bison di

Amerika yang merupakan konsumen primer padang rumput. Sedangkan predator

dari fauna tersebut dapat berupa singa dan anjing liar. Untuk hewan tidak bertulang

belakang yang hidup di padang rumput seperti belalang dan capung

b. Fauna di Daerah Gurun

Jenis hewan yang hidup di daerah gurun seperti unta memiliki cadangan air pada

perut nya. Kebanyakan hewan yang hidup di daerah gurun mencarimangsa pada

malam hari. Contoh lain hewan yang hidup di gurun adalah ular derik, kadal gurun,

tikus gurun.

c. Fauna di Daerah Tundra

Hewan – hewan yang hidup di daerah tundra memiliki ciri yang khas yaitu mempunyai

bulu dan rambut yang tebal karena berfungsi untuk melindungi tubuhnya dari

cuaca dingin, warna bulu putih, kelabu, memiliki kuku dan taring yang tajam. Hewan

yang hidup di daerah ini jumlahnya sedikit misalnya beruang kutub, kelinci kutub.

Sedangkan serangga sangat banyak seperti lalat yang telurnya tahan cuaca dingin.

d. Fauna di Daerah Hutan Basah

Hewan yang hidup di daerah ini seperti babi hutan, kera, burung, kucin hutan dan

sebagainya. Jenis hewan karnivora atau pemakan daging contohnya di daerah Asia

dan Afrika adalah macan tutul, sedangkan di Amerika adalah jaguar.

c. Penyebaran Hewan Di Indonesia

Indonesia adalah suatu negara kepulauan yang terletak di antara 2 daerah biogeografi

besar, yaitu antara daerah biogeografi Oriental dan daerah biogeografi Australian.

Didasarkan kepada sejarah geologis dan letak astronomis wilayah Kepulauan Nusantara beberapa pakar antara lain Wallacea dan Weber, membagi wilayah Indonesia menjadi beberapa kawasan. Pembagian kawasan ini lebih dikenal dengan garis Wallacea, dan garis Weber.

308

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 415: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

Kawasan-kawasan tersebut adalah:

1) Region Indonesia Barat yang bersifat Asiatis

Meliputi Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan. Hewan-hewannya menyerupai hewan

daerah oriental, misalnya: gajah, harimau, orang utan, dan lain-lain.

2) Region Indonesia Timur yang bersifat Australis

Meliputi Irian Jaya dan sekitarnya. Hewan-hewannya menyerupai hewan di

daerah Australia. Beberapa contoh fauna: burung kasuari, kangguru pohon, tikus

berkantung, burung cenderawasih, burung kakatua berjambul merah.

3) Region Wallacea atau Indonesia Tengah atau Endemik

Meliputi wilayah Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, Sumba, Sumbawa, Lombok

dan Timor. Memiliki hewan-hewan khas (terutama di Pulau Sulawesi) tidak sama

dengan hewan oriental dan hewan Australia, misal: Anoa, burung Maleo, kera

hitam, komodo, tapir

Gambar 43.

Pembagian Garis Wallacea dan Weber

Kedua garis tersebut merupakan garis hayal/imajiner yang batas-batas sebenarnya di

Kepuluan tidak pernah bisa ditemukan secara mutlak. Artinya, hewan dan tumbuhan

di kedua kawasan sebenarnya masih seringkali berada di kawasan yang berbeda.

Penentuan batas garis ini didasarkan kepada jenis hewan dan tumbuhan yang paling

dominan yang terdapat di kawasan tersebut, dimana hewan-hewan tersebut umumnya

memiliki ciri khas, unik dan berbeda dengan di wilayah lainnya. Berdasarkan hasil penyelidikan Junghuhn pembagian daerah iklim di Jawa ditetapkan

secara vertikal sesuai dengan kehidupan tumbuh-tumbuhan. Menurut Junghuhn pembagian daerah iklim dapat dibedakan sebagai berikut

1. Daerah panas/tropis

Tinggi tempat antara 0 – 600 m dari permukaan laut. Suhu 26,3° – 22°C. Tanamannya

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

309

Page 416: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

seperti padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, dan cokelat.

2. Daerah sedang

Tinggi tempat 600 – 1500 m dari permukaan laut. Suhu 22° -17,1°C. Tanamannya

seperti padi, tembakau, teh, kopi, cokelat, kina, dan sayur-sayuran.

3. Daerah sejuk

Tinggi tempat 1500 – 2500 m dari permukaan laut. Suhu 17,1° – 11,1°C. Tanamannya

seperti teh, kopi, kina, dan sayur-sayuran.

4. Daerah dingin

Tinggi tempat lebih dari 2500 m dari permukaan laut. Suhu 11,1° – 6,2°C. Tanamannya

tidak ada tanaman budidaya.

d. Kerusakan Hewan dan Tumbuhan dan Upaya Pelestariannya

Keanekaragaman hayati Indonesia yang sangat besar belum dikelola secara benar

sampai memberikan nilai ekonomis yang tinggi bagi masyarakat secara berkelanjutan.

KeanekaragamAn hayati tersebut berupa berbagai spesies hewan dan tumbuhan

yang tersebar di berabagai wilaya pulau besar dan kecil di kawasan Nusantara yang

sangat luas ini. Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara pemilik keanekaragaman hayati

terbesar di dunia selain Brasil dan Zaire. Ketidakmampuan untuk menilai jumlah

dan nilai kekayaan keanekaragaman hayati membuat pemanfaatan kekayaan alam

dilakukan dengan berorientasi kepada kepentingan jangka pendek. Langkah itu

dalam jangka panjang merusak lingkungan dan membutuhkan biaya lebih besar untuk

memperbaikinya. Kondisi ini diperparah dengan belum siapnya sistem pendukung

untuk menilai kekayaan hayati, baik dari aspek riset, sistem keuangan, hingga kebijakan

pemerintah yang belum mendukung sepenuhnya. Padahal, jika memiliki data lengkap

dan mampu menghitung nilai dari setiap kekayaan keanekaragaman hayati yang ada,

Indonesia bisa memperoleh dana triliunan rupiah setiap tahun, yang nilainya jauh

lebih besar daripada nilai ekonomis dari pemanfaatan sumber daya hayati secara

serampangan seperti yang dilakukan selama ini. Keanekaragaman hayati Indonesia terancam akibat :

1) Pengabaian kaidah konservasi, yang bermuara pada kehancuran sumber daya alam,

sebagai akibat eksploitasi yang berlebihan dan pencemaran lingkungan.

2) Eksploitasi berbagai tumbuhan dan hewan terutama yang memiliki nilai ekonomi

tinggi menyebabkan beberapa jenis tumbuhan dan hewan saat ini semakin langka,

bahkan sudah terancam punah.

3) Semakin banyaknya spesies asing yang mengancam spesies lokal dan budidaya

yang tidak memperhatikan kelestarian

310

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 417: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

4)Secara global kondisi ini dipengaruhi oleh perubahan iklim yang serba tidak

menentu.

Menurut dokumen nasional Rencana Aksi Strategi Keanekaragaman Hayati Indonesia

2003-2020, Indonesia merupakan rumah bagi 515 spesies mamalia (12 persen dunia),

1.531 spesies burung (17 persen dunia), 511 spesies reptil (7,3 persen dunia), 270 jenis

amfibi, 2.827 spesies ikan tak bertulang belakang, dan 90 jenis ekosistem. Berdasarkan catatan Wildlife Conservation Society (WCC) Indonesia, setiap tahun

sekitar 25.000 primata dari Sumatera diselundupkan, 5.000 orangutan hilang karena

perburuan dan pembalakan hutan secara liar, 1.000 ekor burung paruh bengkok dari

Halmahera Utara diperjual belikan dan diselundupkan ke luar negeri. Sebagai Negara berkembang yang masih memiliki ketergantungan terhadap sumber

daya alam yang tinggi, sudah saatnya pemerintah Indonesia secara serius melindungi

berbagai spesies hewan dan tumbuhan. Beberapa upaya yang bisa dilakukan antara

lain melalui :

Penegakkan hukum dan menerapkan sanksi yang keras terhadap pelaku perusakan

lingkungan

Mengawasi secara lebih ketat terhadap taman nasional, suaka margasatwa, dan

cagar alam agar tidak menjadi sasaran para perambah hutan, illegal loging

Melibatkan warga masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan taman nasional

untuk ikut aktif menjaga kelestarian kawasan taman nasional tanpa mengabaikan

kesejahteraan warga masyarakat sekitar

Melakukan upaya sosialisasi pentingnya menjaga keanekaragaman hayati melalui

jalur pendidikan formal maupun informal

Melibatkan berbagai mitra seperti perusahaan, lembaga swadaya masyarakat

(LSM) untuk terlibat secara aktif dalam menjaga dan melestarikan keanekaragaman

hayati

GLOSSARIUM

Biosfer = Lapisan kehidupan di permukaan bumi

Bioma = Suatu unit vegetasi yang dominan menempati suatu wilayah

Tundra = Bioma yang berada di kutub yang ditumbuhi lumut

Biogeografi = Ilmu yang mempelajari tenatang persebaran flora dan fauna

Praire = Jenis stepa yang berada di Amerika Selatan

Mangroove = Tumbuhan menjalar yang berada di daerah pantai

Endemik = jenis makhluk hidup yang tidak ditemukan di tempat lain

Page 418: Geografi (lengkap)

Ekosistem = Suatu sistem hubungan timbal balik antara komponen biotik dengan abiotik

Taman Nasional = Wilayah konservasi yang melindungi vegetasi dan fauna yang ada di dalamnya

Suaka Margasatwa = Lingkungan yang dibentuk untuk melindungi hewan langka

Cagar Alam = Suatu wilayah konservasi yang berfungsi untuk melindungi tumbuhan langka

3. Latihan : Jawab pertanyaan di bawah ini dengan tepat!

1. Perhatikan peta daerah biogeografi di halaman sebelumnya. Termasuk region apakah

sebagian besar kawasan Afrika bagian Tengah dan Selatan?, dan tipe apakah hewan

yang paling dominan di region tersebut?

2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi sebaran flora di permukaan bumi!

3. Jelaskan wilayah di Indonesia yang termasuk region Wallacea atau peralihan!

4. Sebutkan beberapa contoh hewan khas dari region Wallacea atau peralihan!

5. Jelaskan beberapa faktor penyebab semakin berkurangnya keanekaragaman hayati

(hewan dan tumbuhan) di Indonesia!

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

311

Page 419: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

4. Evaluasi

Petunjuk : Pilih satu jawaban yang paling tepat dengan cara memilih jawaban a, b, c, atau d

1. Suatu kawasan yang yang memiliki kekhasan sebagai unit geografis atas dasar

perbedaan tipe iklim dan vegetasi paling dominan dinamakan….

a. Biosfer

b. Bioma

c. Biogeografi

d. Biogeokimia

2. Fauna da flora kawasan Indonesia, oleh para ahli dikelompokkan ke dalam region ….

a. Oriental dan Australis

b. Oriental dan Holarktik

c. Australis dan Nearktik

d. Neartik dan Etiopik

3. Sebaran flora di permukaan bumi antara lain dipengaruhi oleh; kesuburan tanah, butir

tanah, porositas, unsure zat hara. Unsur-unsur tersebut termasuk kedalam faktor :

a. Klimatik

b. Morfologik

c. Edafik

d. Biologik

4. Memiliki kelembaban tinggi, selalu hijau sepanjang tahun, memiliki tajuk daun (canopy),

adalah cirri-ciri dari hutan….

a. Musim

b. Konifera

c. Taiga

d. Tropik

5. Pernyataan yang benar mengenai karakteristik hutan taiga adalah ….

a. Di dominasi rumput-rumputan, sedikit pohon, subur hanya pada musim panas

b. Berdaun jarum, tumbuh pada musim panas yang pendek, terdapat di Siberia, Rusia,

Kanada Utara

c. Berdaun rindang, tumbuh sepanjanjang tahun, selalu hijau, memiliki tajuk daun

(canopy)

d. Di dominasi semak belukar, memiliki jenis pohoon yang homogen, tersebar di

kawasan beriklim setengah gurun

312

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 420: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

6. Faktor morfologik yang mempengaruhi kehidupan di permukaan bumi adalah ….

a. Cuaca, angin, temperature

b. Manusia, jenis tanah, curah hujan

c. Ketinggian tempat, kemiringan lereng

d. Angin, kesuburan tanah, air

7. Pernyataan yang tepat mengenai karakterisik flora gurun adalah ….

a. Memiliki akar yang panjang, kantung air, warna kelabu

b. Memiliki pohon rindang, akar pendek, warna hijau

c. Memiliki daun gugur, tumbuh sepanjang tahun, warna hijau

d. Memiliki tajuk daun (canopy), akar pendek, warna hijau

8. Warna bulu putih dan abu-abu dan tebal, memiliki kuku dan taring tajam, adalah ciri

fauna dari ….

a. Taiga

b. Gurun

c. Tropik

d. Tundra

9. Di bawah ini merupakan tindakan yang menyebabkan rusaknya keanekaragaman hayati

di Indonesia, kecuali….

a.Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan

b. Pencemaran lingkungan

c. Budidaya yang memperhatikan kelestarian

d. Perubahan iklim yang serba tidak menentu

10. Alasan yang paling tepat mengenai pentingnya menjaga kelestarian keanekaragaman

hayati bagi keberlangsungan kehidupan adalah ....

a. Hewan dan tumbuhan sumber utama bahan pangan

b. Hewan dan tumbuhan memiliki fungsi hidro-orologis

c. Hewan dan tumbuhan memiliki nilai pariwisata

d. Hewan dan tumbuhan memiliki nilai jual tinggi

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

313

Page 421: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

5. Kunci Jawaban

Essay :

1. Termasuk region Etiopik, dengan didominasi hewan yang aktif pada malam hari

2. Faktor yang mempengaruhi penyebaran flora di permukaan bumi ada 3 yaitu: faktor

klimatik, faktor edafik, dan faktor morfologik

3. Wilayah yang termasuk region Wallacea; P.Sulawesi, Kep. Maluku, Nusa Tenggara, dan

pulau-pulau disekitarnya

4. Beberapa contoh hewan khas region Wallacea atau peralihan: anoa, burung Maleo, kera

hitam, komodo, tapir

5. Faktor penyebab semakin berkurangnya keanekaragaman hayati (hewan dan tumbuhan)

di Indonesia; ; a) mengabaikan konservasi; b) eksploitasi yang berlebihan; c) perubahan

iklim global

Pilihan Ganda :

1) B

2) A

3) C

4) D

5) B

6) C

7) A

8)

9) C

10) A

314

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 422: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

F. Antropossfer dan Aspek Kependudukan

1. Tujuan pembelajaran

a. Standar Kompetensi : Guru mampu menganalisis fenomena antroposfer

b. Kompetensi Dasar

Setelah mempelajari modul ini, guru mampu :

Menjelaskan pengertian antroposfer

Menganalisis aspek kependudukan

c. Indikator :

Menjelaskan gejala Antroposfer

Mengidentifikasi permasalahan kependudukan dan penanggulangannya di

Indonesia

Menjelaskan persebaran dan kepadatan penduduk di Indonesia

2. Materi : Antroposfer Dan Aspek Kependudukan

1. Gejala Antroposfer

Manusia di permukaan bumi beragam adat dan budayanya, hal ini mengakibatkan

interaksi antara penduduk yang berbeda. Penduduk mempunyai keahlian yang

berbeda-beda pula sehingga terjadi saling membutuhkan. Penduduk juga menempati

tempat yang berbeda-beda kondisi alam dan sumberdayanya, hal ini menyebabkan

kehidupannya juga menjadi beragam karena memanfaatkan alam yang berbeda

perlu pengolahan dan alat yang berbeda pula. Gejala geosfer, seperti dijelaskan di atas terdapat disemua tempat di muka bumi.

Tetapi antara satu tempat dengan tempat lainnya mungkin ada peristiwa yang sama

dan ada yang berbeda. Perbedaan itu dapat disebabkan kedudukan lintang dan

bujur, bentuk permukaan bumi, dan ketinggian tempat serta faktor lainnya baik fisik

maupun non fisik.

2. Permasalahan Kependudukan dan Penanggulangannya Di Indonesia

Sebelum abad 18, pertumbuhan penduduk dunia sangat lambat penyebabnya

adalah perang dunia dan penyakit menular. Namun, tercatat dari tahun 1750 sampai

awal 1900-an, pertumbuhan penduduk semakin besar. Pertumbuhan penduduk

dunia yang terjadi secara cepat dan tiba-tiba disebut ledakan penduduk (population

exploition). Ledakan penduduk terjadi karena melonjaknya angka kelahiran dan

berkurangnya angka kematian. Semakin berkembangnya teknologi di bidang

kesehatan dan pangan menyebabkan menurunnya angka kematian.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

315

Page 423: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

1) Dampak Peledakan Penduduk

Pertumbuhan penduduk yang semakin pesat menimbulkan berbagai masalah,

antara lain :

a. Persaingan di dalam lapangan pekerjaan

Negara yang memiliki pertumbuhan penduduk yang tinggi persaingan untuk

mendapatkan pekerjaan semakin ketat, dikarenakan pertambahan penduduk

usia kerja setiap tahun meningkat dan mereka memerlukan pekerjaan.

b. Persaingan untuk mendapat permukiman

Seperti kita ketahui orang sulit untuk mendapatkan permukiman yang layak

khususnya di daerah perkotaan yang banyak penduduknya. Hal ini akan

berdampak tumbuhnya pemukiman-pemukiman kumuh.

c. Kesempatan pendidikan

Setiap tahunnya angka kelahiran bayi tinggi, hal ini menyebabkan kesempatan

anak untuk sekolah semakin rendah jika tidak disertai penambahan berbagai

fasilitas pendidikan yang memadai.

2) Pengendalian Peledakan Penduduk

Untuk mengendalikan jumlah penduduk yang semakin banyak, maka setiap Negara

memiliki kebijakan yang berbeda-beda. Kebijakan yang dikeluarkan dapat berupa

insentif, sanksi atau pendidikan keluarga berencana. Kebijakan-kebijakan tersebut

kiranya dapat menyelesaikan permasalahan pertumbuhan penduduk ini.

a. Insentif dan sanksi

China merupakan contoh Negara yang menerapkan kebijakan insentif dan

sanksi. Insentif akan diberikan kepada pasangan yang memiliki anak sedikit.

Sedangkan sanksi akan diberikan kepada pasangan yang memiliki banyak anak,

dapat berupa kewajiban membayar pajak yang lebih besar.

b. Pendidikan keluarga berencana (KB)

Di beberapa Negara pasangan suami istri diberikan pendidikan yang berkaitan

dengan pengendalian jumlah penduduk. Dengan adanya penyuluhan

diharapkan mereka dapat mengatur jumlah ana. Di Indonesia, pengendalian

jumlah penduduk dilakukan dengan melakukan penyuluhan mengenai keluarga

berencana (KB).

3) Menghitung Jumlah Penduduk

Untuk mengetahui jumlah penduduk dalam sebuah daerah, provinsi, atau Negara

dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti sensus penduduk, registrasi atau

pencatatan, dan survey.

a. Sensus Penduduk

Sensus dilakukan dengan cara mengumpulkan, menghimpun, dan menyusun

316

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 424: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

data penduduk baik penduduk asli maupun pendatang pada waktu tertentu

dan wilayah tertentu. Sensus dapat dibedakan atas dua macam yakni sensus

de facto dan de jure . Sensus de facto adalah penghitungan penduduk atau

pencacahan penduduk yang dilakukan terhadap setiap orang yang pada waktu

diadakan berada dalam wilayah sensus. Sedangkan sensus de jure merupakan

pencacahan yang dikenakan pada penduduk yang benar-benar bertempat

tinggal sesuai wilyah tersebut.

b. Registrasi

Registrasi merupakan kumpulan keterangan mengenai kelahiran, kematian

dan segala kejadian penting manusia misalnya perkawinan, perceraian, dan

perpindahan penduduk. Kumpulan tentang keadaan penduduk tersebut dapat

digunakan untuk menghitung jumlah penduduk. Registrasi penduduk biasanya

dilakukan di Desa atau Kleurahan melalui Rukun Warga (RW) dan Rukun

Tetangga (RT).

c. Survei

Kegiatan survey nerupakan pencacahan penduduk dengan cara mengambil

contoh daerah. Jadi pencacahan penduduk dengan metode ini tidak dilakukan

di seluruh wilayah Negara melainkan hanya daerah2 tertentu yang dianggap

mewakili seluruh wilayah.

4). Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

Komposisi penduduk adalah pengelompokkan penduduk atas dasar criteria

tertentu. Pengelompokkan data dan criteria ini disesuaikan dengan tujuan tertentu.

Misalnya secara geografis, biologis, sosial, atau ekonomi.

Berdasarkan jenis kelamin, penduduk dapat dikelompokkan menjadi penduduk

laki-laki dan perempuan. Sementara berdasarkan umur penduduk dapat

dikelompokkan menurut ukuran rentang usia tertentu, misalnya satu tahun,

lima tahun atau dua puluh lima tahun. Dengan mengetahui komposisi penduduk

berdasarkan jenis kelamin dapat menunjukkan jumlah tenaga kerja produktif dan

non produktif, pertambahan penduduk dan angka ketergantungan. Sehingga

di dalam mengambil kebijakan pemerintah mengetahui jumlah pengangguran,

jumlah lapangan kerja dan lain-lain. Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat disajikan dalam bentuk

tabel atau dalam bentuk grafik. Piramida penduduk atau grafik susunan penduduk

dapat dimanfaatkan untuk mengetahui perbandingan antara jumlah laki-laki dan

perempuan, jumlah tenaga kerja, dan struktur penduduk suatu negara secara

cepat. Piramida penduduk dapat digolongkan dalam tiga macam, yaitu piramida

penduduk muda, piramida penduduk stasioner, dan piramida penduduk tua.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

317

Page 425: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

a. Piramida penduduk muda dapat menunjukkan bahwa penduduk di suatu

Negara sedang mengalami pertumbuhan. Piramida ini juga menunjukkan

bahwa sebagian besar penduduk berada pada kelompok umur muda, dengan

angka kelahiran dan kematian yang tinggi. Contoh Negara yang tergolong

poramida ini adalah Indonesia.

Gambar 44.

Piramida Penduduk Muda (Ekspansif)

b. Piramida Penduduk stasioner menunjukkan bahwa penduduk dalam suatu

Negara tersebut keadaan stasioner atau tetap. Piramida penduduk ini

menunjukkan bahwa jumlah kelahiran dan kematian seimbang. Contoh Negara

yang tergolong ke dalam piramida ini adalah Swedia.

Gambar 45.

Piramida penduduk Stasioner

c. Piramida penduduk tua menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk suatu

Negara tersebut berada pada kelompok usia tua. Contoh Negara yang memiliki

piramida penduduk tua adalah Amerika Serikat

318

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 426: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

Gambar46.

Piramida Penduduk Tua

5). Menghitung Pertumbuhan Penduduk Di Suatu Wilayah

Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis. Ada beberapa

factor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, yaitu kelahiran, kematian,

dan migrasi. Factor pertumbuhan penduduk, kelahiran dan kematian disebut faktor

alami, sedangkan migrasi disebut faktor non-alami. Kelahiran bersifat menambah,

sedangkan kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk. Factor migrasi dapat

menambah atau mengurangi jumlah penduduk. Migrasi yang bersifat menambah

disebut migrasi masuk (imigrasi) dan migrasi yang bersifat mengurangi disebut

migrasi keluar (emigrasi). Bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk pada suatu Negara atau daerah

ditentukan oleh kelahiran, kematian, dan migrasi. Perubahan penduduk tersebut

baik pertambahan maupun penurunannya disebut pertumbuhan penduduk.

a) Menghitung Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk dapat dibedakan atas pertumbuhan penduduk alami

dan pertumbuhan penduduk total.

(1) Pertumbuhan Penduduk Alami (natural increase)

Pertumbuhan penduduk alami adalah selisih jumlah kelahiran dengan

jumlah kematian. Dalam pertumbuhan penduduk alami, jumlah imigran dan

emigrant tidak dihitung. Rumus untuk menghitung pertumbuhan penduduk

alami adalah sebagai berikut:

T= (L-M)

Keterangan:

T= Pertumbuhan penduduk

L= jumlah kelahiran

M= jumlah kematian

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

319

Page 427: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

Contoh soal:

Misalkan Pada tahun 2009 angka kelahiran kasar penduduk P. Sumatera

50.000 jiwa dan angka kematiannya 10.000 jiwa. Berapakah pertumbuhan

penduduk alami Pulau Sumatera?

T= L – M

= 50.000 – 10.000

= 40.000

Jadi, pertumbuhan penduduk alami pulau Sumatera tahun 2009 adalah

40.000 jiwa

(2) Pertumbuhan Penduduk Total

Pada pertumbuhan penduduk total memperhitungkan migrasi (imigrasi dan

emigrasi), dengan rumus sebagai berikut.

T = (L – M) + (I – E)

Keterangan:

T = pertumbuhan penduduk

L = jumlah kelahiran

M = jumlah kematian

I = jumlah imigrasi

E = jumlah emigrasi

Contoh Soal:

Misalkan jumlah kematian kasar penduduk pulau Sumatera tahun 2009

adalah 50.000 jiwa dan kematian kasar 10.000 jiwa. Diketahui pula jumlah

imigrasi ada 10.000 dan emigrasi ada 5.000. berapakah pertumbuhan

penduduk total Pulau Sumatera pada tahun 2009.

T = (L – M) + (I – E)

= (50.000 – 10.000) + (10.000 – 5.000)

= 40.000 + 5.000

= 45.000

Jadi, pertumbuhan penduduk total pulau Sumatera pada tahun 2009 adalah

45.000

b) Proyeksi Penduduk

Jumlah penduduk di masa yang akan datang dapat dihitung atau diproyeksikan.

Informasi mengenai jumlah penduduk di masa yang akan datang sangat

penting. Misalnya untuk merencanakan segala sesuatu yang bekaitan dengan

penyediaan sarana dan prasarana, untuk meningkatkan kesejahteraan

penduduk.

320

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 428: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

Rumus proyeksi penduduk adalah sebagai berikut.

Pn = Po (1 + r)n

Keterangan:

Pn = jumlah penduduk pada tahun n (ditanyakan)

Po = jumlah penduduk pada tahun o atau tahun dasar (diketahui)

n = jumlah tahun antara o dan n

r = tingkat pertumbuhan penduduk per tahun (dalam %)

c) Kelahiran (natalitas)

Kelahiran merupakan salah satu faktor kependudukan yang bersifat menambah

jumlah penduduk. Kelahiran bayi dapat dibedakan menjadi lahir hidup dan lahir

mati. Bayi dikatakan lahir hidup apabila sewaktu lahir mempunyai tanda-tanda

kehidupan misalnya bernapas, gerakan-gerakan otot ataupun ada denyut

jantung. Apabila sewaktu lahir tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan

maka disebut lahir mati.

Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (antinatalitas) dan yang

mendukung kelahiran (pronatalitas)

(1) Faktor-faktor pronatalitas; (a) kawin usia muda; (b) Tingkat kesehatan; (c)

Anggapan banyak anak banyak rezeki

(2) Faktor –faktor antinatalitas; (a) Pembatasan umur menikah; (b) Program

Keluarga Berencana; (c) Pembatasan tunjangan anak; (d) Anak merupakan

beban

d) Kematian (mortalitas)

Tingkat kematian penduduk kelompok tertentu berbeda dengan tingkat

kematian penduduk kelompok lainnya. Biasanya tingkat kematian laki-laki

lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Di Negara maju umumnya

tingkat kematian lebih rendah dibandingakan di Negara berkembang. Tingkat

kematian dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kondisi sosial, ekonomi,

pekerjaan, tempat tinggal, pendidikan dan jenis kelamin. Semua faktor menurut

sifatnya, dapat dibedakan menjadi faktor pendukung kematian (pronatalitas)

dan fakto penghambat kematian (antimortalitas).

(1) Faktor-faktor yang termasuk antimortalitas:

Tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai

Lingkungan yang bersih dan teratur

Adanya ajaran agama yang melarang bunuh diri, dan

Tingkat kesehatan masyarakat yang tinggi sehingga penduduknya tidak

mudah terserang penyakit

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

321

Page 429: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

(2) Faktor-faktor yang promortalitas

Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan

Fasilitas kesehatan yang kurang memadai, misalnya kurangnya rumah

sakit peralatan kesehatan, dan obat-obatan

Seringnya terjadi kecelakaan lalu lintas

Adanya bencana alam yang memakan korban jiwa

Terjadinya peperangan

Pengukuran kematian dapat dilakukan melalui beberapa cara.

1). Angka Kematian Kasar

Angka kematian kasar (crude death rate/CDR) adalah angka yang

menunjukkan jumlah kematian setiap 1.000 penduduk setiap tahun dengan

rumus sebagai berikut.

CDR = D x k

P

Keterangan:

D = jumlah kematian

P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun

k = konstanta (1.000)

2). Angka kematian Menurut Umur

Angka kematian menurut umur (Age Specific Death Rate/ASDR) adalah

angka yang menyatakan banyaknya kematian pada kelompok umur

tertentu setiap 1.000 penduduk Apabila dibandingkan dengan CDR, maka

ASDR lebih teliti, sebab sudah memperhitungkan golongan umur. Adapun

rumus yang digunakan adalah.

ASDR = Dx x k

Px

Keterangan:

Dx = jumlah kematian dalam kelompok umur x

Px = jumlah penduduk pada kelompok umur x

k = konstanta (1.000)

6. Persebaran dan Kepadatan Penduduk

Persebaran atau distribusi penduduk di suatu wilayah maupun negara sangat tidak

merata. Artinya ada wilayah yang memiliki penduduk sangat padat, padat, dan

jarang. Faktor yang mempengaruhi penyebaran dan kepadatan penduduk antara

lain;

1) Faktor Fisiografis. Wilayah yang strategis, subur, relatif landai, cukup air, akan

322

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 430: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

memiliki penduduk yang padat

2) Faktor Biologi. Perbedaan penduduk suatu wilayah dipengaruhi oleh tingkat

kelahiran, kematian dan angka perkawinan

3) Faktor kebudayaan dan teknologi. Daerah yang teknologinya maju, memiliki

pola berpikir yang bagus, pembangunan fisiknya maju akan memiliki kepadatan

penduduk yang tinggi jika dibandingkan dengan daerah yang memiliki ciri-ciri

sebaliknya

Terdapat dua jenis kepadatan penduduk yaitu; 1) kepadatan penduduk aritmatis; 2)

kepadatan penduduk agraris. Kepadatan penduduk aritmatis adalah jumlah rata-

rata penduduk setiap km². Rumus :

Kepadatan Penduduk Aritmatis = Jumlah penduduk (jiwa)

Luas Wilayah (km²)

Sedangkan kepadatan penduduk agraris adalah rata-rata penduduk petani pada

setiap satuan luas lahan pertanian. Rumus kepadatan penduduk agraris adalah :

Kepadatan Penduduk Agraris : Jumlah penduduk petani

Luas lahan pertanian (km²)

7. Masalah Kependudukan Di Indonesia

Penduduk sebagai sumberdaya manusia (SDM) memegang peranan penting dalam

kemajuan suatu negara. Selain kuantitas, diperlukan kualitas SDM yang baik yang

ditentukan oleh faktor pendidikan, keterampilan, kesehatan yang baik.

Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat setelah Cina, India,

Amerika Serikat. Beberapa ciri kependudukan Indonesia adalah:

Jumlah penduduk yang sangat banyak, saat ini penduduk Indonesia lebih dari

234 juta jiwa

Pertumbuhan penduduk yang cepat, sebagai akibat masih tingginya angka

kelahiran sedangkan angka kematian sudah turun

Persebaran penduduk yang tidak merata. Sekitar 60 % penduduk Indonesia

tinggal di Pulau Jawa, sisanya tersebar secara tidak merata di pulau-pulau lain.

Pemerintah Orde Baru pernah menggalakan program transmigrasi, tetapi saat

ini program tersebut kurang mendapat perhatian.

Komposisi penduduk didominasi oleh usia muda, hal ini menyebabkan angka

ketergantungan sangat tinggi

Urbanisasi yang masih tinggi yang terjadi sebagai akibat tidak meratanya

pembangunan antara wilayah perkotaan dan pedesaan, antara Pulau Jawa

dengan luar Jawa, antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dengan Kawasan

Timur Indonesia (KTI)

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

323

Page 431: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan penduduk

Indonesia antara lain:

1) Membuat perencanaan, pengaturan, dan pembatasan usia minimal perkawinan

2) Meningkatkan program KB yang fungsinya antara lain merencanakan, mengatur

dan membatasi kelahiran

3) Meningkatkan kembali program transmigrasi

4) Memperluas kesempatan kerja, meningkatkan berbagai fasilitas pendidikan,

kesehatan, transportasi, perumahan

5) Membuat kebijakan pemerataan pembangunan antara kota dengan desa, Jawa-

luar Jawa, Kawasan Barat-Kawasan Timur Indonesia

6) Meningkatkan ilmu pengetahuan teknologi untuk meningkatkan berbagai

produksi barang dan jasa yang dibutuhkan

7) Rasio jenis kelamin

Rasio jenis kelamin anak adalah jumlah perempuan per seribu laki-laki dalam

populasi manusia antara kelompok usia 0-6 tahun. Istilah ini mirip dengan rasio

jenis kelamin, tetapi dibatasi oleh faktor kelompok usia. Demografis pola jenis

kelamin dalam satuan anak-anak sampai dengan umur 6 tahun dapat digunakan

sebagai indikasi untuk generasi masa depan.

8) Angka beban ketergantungan(Dependency Ratio)

Perbandingan jumlah penduduk usia tidak produktif dengan penduduk usia

produktif, ekonomi tidak produktif akan menjadi beban / tanggungan usia

produktif.

GLOSSARIUM

Population Exploition =Ledakan Penduduk

Keluarga Berencana = Keluarga bahagia dan sejahtera yang terdiri ibu, bapak dan dua anak

Sensus De Facto =Sensus yang dikenakan kepada penduduk yang pada saat itu berada di suatu tempat

Sensus De Jure = Sensus penduduk yang hanya dikenakan kepada penduduk yang benar benar bertempat tinggal

di wilayah tersebut

Registrasi = Sistem pencatatan penduduk

Survey =Penghitungan pada beberapa sampel penduduk

Piramida Penduduk = Grafik yang menunjukkan perbandingan antara jumlah usia penduduk dengan jenis

kelamin yang menggambarkan keadaan penduduk suatu negara

Imigrasi =Perpindahan dari luar kedalam negeri

Emigrasi =Perpindahan penduduk dari dalam ke luar negeri

Page 432: Geografi (lengkap)

Proyeksi Penduduk = Penggambaran jumlah penduduk yang terjadi pada masa yang akan datang dengan

perhitungan tertentu

Natalitas = Angka kelahiran

Urbanisasi = Perpindahan penduduk dari desa ke kota

3. Latihan

Petunjuk : jawab pertanyaan di bawah ini dengan tepat!

1. Ledakan penduduk akan menimbulkan berbagai permasalahan dalam kehidupan

sehari-hari. Coba jelaskan permasalahan apa saja yang muncul akibat ledakan

penduduk!

2. Jelaskan perbedaan antara sensus de jure dengan sensus de facto!

3. Piramida penduduk suatu negara berbeda-beda, ada yang berbentuk piramida muda,

stationer, dan tua. Coba jelaskan ciri-ciri dari piramida penduduk muda!

4. Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki jumlah penduduk keempat

terbanyak di dunia. Coba jelaskan 4 ciri kependudukan Indonesia!

5. Sebagai negara kepulauan, kebijakan kependudukan apa saja yang paling tepat untuk

Indonesia?

324

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 433: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

4. Evaluasi

Pilih satu jawaban yang paling tepat dengan cara memilih jawaban a, b, c, d, atau e!

1. Piramida Indonesia menunjukkan golongan penduduk muda sebab ….

a. Sebagian besar berumur antara 15 – 64 tahun

b. Sebagian besar penduduk berusia muda

c. Sebagian besar penduduk berusia 0 – 14 tahun

d. Penduduk usia lebih dari 60 tahun cukup besar

2. Secara periodik, suatu negara akan mendata jumlah penduduk melalui sensus penduduk

(SP) seperti yang baru saja dilakukan bulan Mei 2010 yang lalu. Cara pelaksanaan sensus

oleh petugas sensus yang dikenakan pada setiap orang yang ketika sensus diadakan

berada dalam wilayah sensus disebut ….

a. Metode canvanser

b. Cacah jiwa

c. Sensus de jure

d. Sensus de facto

3. Tingginya penduduk usia muda yang belum produktif jika dibandingkan dengan

penduduk usia produkti yang sudah bekerja akan menyebabkan angka ketergantungan.

Rasio ketergantungan penduduk suatu Negara dapat dihitung dari komposisi penduduk

menurut ….

a. Tempat tinggal

b. Pekerjaan

c. Jenis kelamin

d. Umur

4. Ketimpangan pembangunan antara kota dengan desa, antara Pulau Jawa dengan luar

Jawa dan antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dengan Kawasan Timur Indonesia

(KTI) telah menyebabkan berbagai permasalahan. Masalah yang paling mendesak dan

perlu ditangani karena membebani perkotaan adalah ...

a. Urbanisasi

b. Industrialisasi

c. Akulturasi

d. Asimilasi

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

325

Page 434: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

5. Depencency ratio/angka ketergantungan adalah ..........

a. Jumlah penduduk sekolah ditanggung penduduk bekerja

b. Jumlah penduduk tidak bekerja dan sekola ditanggung penduduk bekerja

c. Jumlah penduduk usia produktif menanggung usia nonproduktif

d. Jumlah penduduk bekerja menanggung penduduk tidak bekerja

6. Akibat besarnya angka ketergantungan penduduk Indonesia di lapangan social

ekonomi adalah ….

a. Sulit mencari pekerjaan

b. Upah kerja sangat rendah

c. Adanya perbedaan tingkat sosial antara buruh dan majikan

d. Mutu produksi barang-barang turun

7. Di bawah ini merupakan faktor-faktor antimortalitas, kecuali ...

a. Fasilitas kesehatan yang memadai

b. Ajaran moral yang melarang menggugurkan kandungan

c. Lingkungan yang sehat

d. Kurangnya penghargaan terhadap nilai-nilai kehidupan

8. Lokasi yang strategis, tanahnya subur, morfologi relatif landai, cukup air, akan

berpengaruh terhadap ....

a. sebaran penduduk

b. kepadatan penduduk

c. kualitas penduduk

d. kreatifitas penduduk

9. Pencacahan penduduk yang hanya dikenakan pada penduduk yang benar-benar

bertempat tinggal di wilayah sensus disebut …

a. sensus de jure

b. sensus de facto

c. sensus sample

d. registrasi penduduk

326

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 435: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

10. Di bawah ini merupakan masalah-masalah kependudukan di Negara sedang berkembang

seperti Indonesia, kecuali….

a. pendapatan per kapita rendah

b. korupsi yang semakin berkurang

c. pertambahan penduduk tinggi

d. meningkatnya pencemaran lingkungan

5. Kunci Jawaban

Latihan

1) Persaingan dalam mendapatkan pekerjaan, pemukiman, dan kesempatan pendidikan

yang rendah jika tidak disertai penambahan berbagai fasilitas.

2) Sensus de facto adalah penghitungan penduduk atau pencacahan penduduk yang

dilakukan terhadap setiap orang yang pada waktu diadakan berada dalam wilayah

sensus. Sedangkan sensus de jure merupakan pencacahan yang dikenakan pada

penduduk yang benar-benar bertempat tinggal sesuai wilyah tersebut.

3) Ciri-ciri penduduk piramida muda yaitu; sebagian besar penduduk berada pada

kelompok umur muda, angka kelahiran dan kematian yang masih tinggi

4) Ciri kependudukan Indonesia adalah: (a) Jumlah penduduk yang sangat banyak,

saat ini penduduk Indonesia lebih dari 234 juta jiwa, (b) Pertumbuhan penduduk

yang cepat, (c) Persebaran penduduk yang tidak merata, (d) Komposisi penduduk

didominasi oleh usia muda.

5) Kebijakan yang tepat antara lain; menyebarkan pemerataan pembangunan

ke berbagai pulau, menggiatkan kembali program transmigrasi.

Evaluasi

1) C

2) D

3) D

4) A

5) C

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

327

Page 436: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

G. Sumber Daya Alam Di Indonesia

1. Tujuan pembelajaran

a. Standar Kompetensi : Guru mampu menganalisis sumber daya alam di Indonesia

b. Kompetensi Dasar :

Setelah mempelajari modul ini, guru mampu :

Menjelaskan pengertian sumber daya alam

Mengidentifikasi Jenis-jenis sumber daya alam

Menjelaskan persebaran sumber daya alam di Indonesia

Menjelaskan kerusakan sumber daya alam

c. Indikator :

Menjelaskan pengertian sumber daya alam

Mengidentifikasi jenis-jenis sumber daya alam

Menjelaskan persebaran sumber daya alam di Indonesia

Menjelaskan kerusakan sumber daya alam

2. Materi :

”....... Data Badan Pengelola Kawasan Ekosistem Leuser menunjukkan bahwa Aceh Tamiang

merupakan salah satu kabupaten di Aceh dengan tingkat kerusakan hutan yang sangat

tinggi. Keruskan hutan diakibatkan karena penebangan liar (illegal loging), perambahan

hutan untuk kepentingan perladangan dan perkebunan. Dari 79.701 hektar KEL di kabupaten

tersebut, 20 persen yang masih berupa hutan primer, itupun dalam kondisi mengalami

ancaman yang cukup serius. Adapun sebanyak 60 persen lainnya rusak dan selebihnya

rusak berat dan hanya berupa semak belukar, padang alang-alang yang kondisinya kian

menghawatirkan........... ” Bagaimana tanggapan saudara terhadap ilustrasi di atas?. Coba deskripsikan ilustrasi

tersebut dari aspek kependudukan dan lingkungan hidup. Keseluruhan deskripsi

dari ilustrasi di atas menggambarkan kondisi lingkungan hidup dan sumberdaya alam

Indonesia, khususnya hutan yang setiap hari kondisinya semakin kritis. Sebagai guru

Geografi, apakah kita bisa menyumbangkan ide, pemikiran untuk membantu menjaga

kelestarian sumber daya alam? Jawabannya sangat bisa. Sebagai pendidik kita merupakan

ujung tombak dalam menyampaikan pesan-pesan pendidikan melalui materi yang kita

sampaikan. a. Hakekat Sumber Daya Alam

Sumber daya alam ialah suatu sumber daya yang terbentuk karena kekuatan alamiah,

misalnya tanah, air dan perairan, biotis, udara dan ruang, mineral, bentang alam,

panas bumi dan gas bumi, angin, pasang surut, arus laut. Singkatnya, sumberdaya

328

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 437: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

alam adalah semua kekayaan berupa benda mati (abiotis) maupun benda hidup

(biotis) yang hidup di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan

hidup manusia.

Berdasarkan bagian atau bentuk yang dapat dimanfaatkan, sumberdaya alam dibagi

menjadi :

1) Sumber daya alam materi. Contohnya mineral magnetit, hematit, pasir kuarsa

2) Sumber daya alam hayati. Adalah sumberdaya alam yang berbentuk makhluk hidup

yaitu hewan (hewani) dan tumbuh-tumbuhan (nabati)

3) Sumber daya alam energi. Bahan bakar minyak, gas alam, batu bara, kayu bakar

4) Sumber daya alam ruang. Yaitu ruang atau tempat yang diperlukan manusia untuk

beraktifitas sehari-hari.

5) Sumber daya alam waktu. Waktu merupakan sumberdaya alam yang terikat dengan

pemanfaatan sumber daya alam lain.

Berdasarkan pembentukannya, sumberdaya alam dapat digolongkan menjadi dua

yaitu

1) Sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable resources). Secara alamiah

sumberdaya jenis ini akan mengalami pembentukan dan penggantian dalam waktu

relatif cepat. Contoh tumbuhan, hewan

2) Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources). Adalah

jenis sumberdaya alam yang pembentukannya memerlukan waktu yang sangat

lama, jumlahnya relatif statis. Contohnya bahan mineral, batu bara, gas alam, dan

bahan fosil lainnya.

Sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui kebanyakan berupa bahan galian.

Menurut cara terbentuknya, bahan galian dibedakan menjadi :

Bahan galian magmatik, yaitu bahan galian yang terjadi dari magma dan bertempat

di dalam atau berhubngan dan dekat dengan magma

Bahan galian pematit, yait bahan galian yang terbentuk di dalam diatrema dan

dalam bentukan instrusi (gang dan apofisal)

Bahan galian hasil pengendapan, yaitu bahan galian yang terkonsentrasi karena

pengendapan di dasar sungai atau genangan air melalui proses pelarutan ataupun

tidak.

b. Persebaran Sumber Daya Alam Di Indonesia

1) Sumber daya alam Biotik (Hayati) berupa tumbuhan dan hewan tersebar di seluruh

Wilayah Indonesia, baik di darat maupun di laut. Setiap wilayah memiliki kekhasan

sumber daya alam hayati sesuai dengan tipe iklim, curah hujan, jenis tanah,

morfologi

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

329

Page 438: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

2) Persebaran Hasil tambang:

Beberapa daerah penghasil tambang di Indonesia antara lain:

· minyak bumi terdapat di pantai Utara Pulau Jawa seperti Cirebon, Cepu,

Wonokromo. Pulau Sumatera seperti Plaju, Sungai Gerong Dumai. Pulau

Kalimantan seperti Tarakan, Pulau Bunyu, Kutai, Balikpapan. Papua seperti

Sorong;

· Gas Alam. Merupakan produk penting Indonesia yang banyak diekspor ke luar

negeri. Penghasil antara lain Arun dan Badak;

· Batu Bara. Batu bara merupakan fosil tumbuh-tumbuhan tropis masa karbon

yang mengalami proses pengarangan secara bikomia dan metamorfosis. Banyak

ditemukan di Sumatera seperti Ombilin, Bukit Asam, Tanjung Enim. Berbagai

tempat di Pulau Kalimantan, Banten Selatan;

· Bauksit, terdapat di Pulau Bintan dan Riau;

· Timah, banyak di Pulau Bangka, Belitung, Singkep;

· Nikel, banyak ditemukan di sekitar Danau Matana, Danau Towuti, dan Kolaka di

Sulawesi Selatan;

· Emas dan Perak, banyak ditemukan di Tembagapura Papua, Batu Hijau di NTB,

Simau di Bengkulu, Logos di Riau.

c. Kerusakan Sumber Daya Alam

Pertumbuhan penduduk yang cepat menyebabkan berbagai kebutuhan hidup terus

bertambah, dengan demikian semakin banyak berbagai sumber daya alam yang

dieksploitasi untuk memenuhi berbagai kebutuhan tersebut. Apabila eksploitasi

sumber daya alam dilakukan secara serampangan dan tidak sesuai dengan kemampuan

alam untuk memulihkan kondisi kerusakan, maka dapat menimbulkan berbagai

bencana alam yang merugikan kehidupan.

Berbagai jenis kerusakan sumberdaya alam antara lain berupa;

1) Kemerosotan kualitas tanah akibat penggundulan hutan oleh kegiatan penebangan

yang dilakukan secara legal maupun ilegal, pembakaran hutan untuk perkebunan;

2) Rusaknya ekosistem terumbu karang dan laut sebagai akibat penangkapan ikan dan

hasil laut secara serampangan seperti penggunaan bahan peledak, penggunaan

pukat harimau;

3) Berbagaipencemaranudara,air,tanah,suaradari industriyangtidak memperhatikan

dampak industri terhadap lingkungan;

4) Banjir, yang diakibatkan berbagai faktor kompleks seperti penggundulan hutan di

bagian hulu sungai, semakin berkurangnya daerah resapan air akibat pembangunan

perumahan, meningkatnya volume sampah yang dibuang ke sungai.

330

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 439: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

Kerusakan sumber daya alam ada yang disebabkan oleh tenaga alam sendiri, antara

lain berupa : (a) gunung meletus; (b) gempa bumi; (c) tsunami; (d) badai/angin topan

; (e) musim kemarau; (f) serangan berbagai hama tanaman, dll. Beberapa upaya pengelolaan sumberdaya alam dengan memperhatikan prinsip

pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan antara lain berupa; (a)

reboisasi hutan yang gundul, (b) penghijauan di daerah pemukiman dan kawasan

industri, (c) membuat terasering di daerah pertanian yang memiliki kemiringan

lereng, (d) membuat pengolahan air limbah di setiap pabrik sebelum limbah dibuang

ke saluran air, (e) penertiban pembuangan sampah. Bumi dengan segala kekayaan sumberdaya alam bukan milik generasi sekarang, tetapi

harus diwariskan kepada generasi yang akan datang, maka diperlukan berbaga upaya

dalam pemanfaatan sumberdaya alam agar terus mendukung pembangunan yang

berkelanjutan. Upaya tersebut antara lain berupa :

1) Menyamakan persepsi mengenai upaya konservasi biosfer dan sumberdaya alam

2) Menegakkan hukum dan berbagai peraturan mengenai pengelolan sumberdaya

alam

3) Memperhitungkan eksploitasi sumberdaya alam secara cermat

4) Mengembangkan dan menerapkan teknologi yang ramah lingkungan Dengan demikian, diperlukan berbagai pihak untuk mendukung terwujudnya

sumberdaya alam yang berkesinambungan. Salah satunya yaitu pendidikan. Peran

dunia pendidikan dalam mendukung program pembangunan berkelanjutan sangat

strategis, antara lain berupa penanaman sikap untuk menjaga lingkungan melalui

pengintegrasian ke dalam materi pembelajaran yang sesuai seperti geografi, biologi,

kewarganegaraan, ekonomi, pendidikan agama. Seorang guru terlebih lagi guru

Geografi sudah seharusnya menjadi figur penting dalam menanamkan kecintaan

terhadap lingkungan dan menjaga kelestarian sumberdaya alam melalui sikap,

perbuatan dan contoh konkrit di kelas dan di lingkungan masyarakat tempat tinggal.

GLOSSARIUM

Illegal Logging = Pembalakan hutan secara liar

Renewable Resources =Sumber daya alam yang dapat diperbaharui

Unrenewable Resources = Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui

Eksploitasi =Penggunaan sumber daya alam secara berlebihan

Konservasi =Upaya perlindungan suatu wilayah supaya tidak mengalami kerusakan

Page 440: Geografi (lengkap)

3. Latihan

Jawab pertanyaan di bawah ini!

1. Jelaskan mengapa kita perlu menjaga sumber daya alam?

2. Jelaskan perbedaan anatara sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan

yang tidak dapat diperbaharui. Berikan contohnya!

3. Jelaskan bentuk-bentuk kerusakan sumber daya alam yang disebabkan oleh

tindakan manusia!

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

331

Page 441: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

4. Dampak apa yang akan muncul apabila eksploitasi sumberdaya alam tidak

memperhatikan ketersediaan cadangan?

5. Apa yang bisa dilakukan kita sebagai guru dalam membantu keberlanjutan sumber

daya alam di Indonesia?

4. Evaluasi

Pilih satu jawaban yang paling tepat dengan cara memilih jawaban a, b, c, atau d!

1. Salah satu sifat dari sumber daya alam di permukaan bumi adalah ....

a. Beragam dengan penyebaran yang merata

b. Beragam sesuai dengan lapisan batuan

c. Beragam dan penyebarannya tidak merata

d. Beragam sesuai jumlah penduduk

2. Dalam mengeksploitasi sumber daya alam, hendaknya memperhatikan aspek ....

a. Menguras habis semua, dan pindah ke tempat lain

b. Mengurangi sebagian dan menyisakan cadangan

c. Tidak perlu memikirkan dampak pada lingkungan

d. Mengeksploitasi secara besar-besaran

3. Berdasarkan bahan bacaan pada halaman 28, yang tidak menjadi penyebab

kerusakan sumber daya alam hutan di Taman Nasionasal Leuser, adalah ....

a. Permukiman

b. Illegal loging

c. Perambahan hutan

d. Perladangan

4. Pernyataan yang paling tepat mengenai dampak langsung dari kerusakan hutan

adalah ....

a. Berkurangnya kawasan pertanian dan perkebunan

b. Meningkatnya kerusakan lahan akibat laju erosi

c. Meningkatnya penduduk yang merambah kawasan kehutanan

d. Meningkatnya pemanfaatan kawasa hutan untuk ekowisata

332

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 442: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

5. Sumber daya alam yang dapat menghasilkan tenaga atau energi adalah ....

a. Besi

b. Emas

c. Tmah

d. Batu bara

6. Magnetit, hematit dan pasir kuarsa termasuk sumber daya alam ....

a. Materi

b. Hayati

c. Energi

d. Ruang

7. Sumber daya alam yang apabila dipergunakan akan habis dan tidak dapat

diperbaharui lagi adalah ....

a. Hewan

b. Batu bara

c. Tumbuhan

d. Hutan

8. Di bawah ini merupakan penyebab banjir yang banyak menimbulkan dampak

merugikan kecuali ....

a. Semakin bertambahnya kawasan industri

b. Semakin meningkatnya permukiman

c. Semakin bekurangnya kawasan hutan

d. Semakin bertambahnya kawasan hijau

9. Fungsi tidak langsung dari hutan antara lain fungsi orologis berupa ....

a. Mencegah erosi

b. Mengatur air tanah

c. Udara segar

d. Membentuk humus

10. Upaya yang tepat untuk mempertahankan kualitas sumberdaya air dan udara di

perkotaan adalah....

a. Reboisasi dan pengjijauan hutan yang gundul

b. Penghijauan di daerah pemukiman dan kawasan industri

c. Membuat terasering di daerah pertanian

d. Penertiban pembuangan sampah.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

333

Page 443: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

5. Kunci Jawaban :

Essay :

1) Karena persediaan sumber daya alam terbatas, dan beberapa jenis sumber daya

alam tidak dapat diperbaharui.

2) Sumberdaya alam yang dapat diperbaharui (renewable resources)adalah sumber

daya alam yang secara alamiah akan mengalami pembentukan dan penggantian

dalam waktu relatif cepat. Contoh tumbuhan, hewan. Sedangkan sumber daya

alam yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources) adalah jenis sumber

daya alam yang pembentukannya memerlukan waktu yang sangat lama, jumlahnya

relatif statis. Contohnya bahan mineral, batu bara, gas alam.

3) Penggundulan hutan, pengeboman terumbu karang, banjir.

4) Suatu saat cadangan sumber daya alam akan habis dan dampaknya lingkungan

semakin rusak.

5) Guru bisa memberi contoh cara menghemat sumber daya alam, misalnya cara

menghemat air, menghemat listrik tidak membuang sampah sembarangan.

Pilihan Ganda :

1) C

2) B

3) A

4) B

5) D

6) A

7) B

8) D

9) B

10) B

334

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 444: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

H. Lingkungan Hidup Untuk Pembangunan Berkelanjutan

1. Tujuan Pembelajaran :

a. Standar Kompetensi : Guru memahami lingkungan hidup untuk pembangunan

berkelanjutan

b. Kompetensi Dasar : Setelah mempelajari modul ini, guru mampu :

Menjelaskan pengertian lingkungan hidup

Mengidentifikasi arti pentingnya lingkungan bagi kehidupan

Menjelaskan hakikat pembangunan berkelanjutan

Menjelaskan penerpan pembangunan berkelanjutan

c. Indikator :

Pengertian lingkungan hidup

Pentingnya lingkungan bagi kehidupan

Hakikat pembangunan berkelanjutan

Penerapan pembangunan berkelanjutan

2. Uraian Materi :

a. Hakekat Lingkungan Hidup

Baca dan cermati wacana di bawah ini :

“Salah satu penyebab kerusakan lingkungan di Kalimantan adalah kegiatan

pertambangan terbuka yang tidak terkontrol, pertambangan batu bara di Kalimantan

merupakan salah satu kegiatan tambang yang izinnya harus dibatasi.

Sejumlah pertambangan yang telah berjalan hampir 30 tahun mengakibatkan vegetasi

hutan di Kalimantan banyak yang rusak. Sebab, penambangannya dilakukan secara

terbuka, bahkan penggundulan hutan sering terjadi di sekitar lokasi akibat proses

penambangan. Selain hutan menjadi gundul, banyak lahan berubah menjadi cekungan

danau.

Kerusakan lingkungan lain adalah pembabatan hutan bakau untuk pertambakan

dan permukiman yang telah menghancurkan Delta Mahakam, Kabupaten Kutai

Kertanegara, Kalimantan Timur. Kerusakan mencapai 91.906 hektar dari 108.125 hektar

luas Delta Mahakam atau 85 persen luas wilayah itu. Delta Mahakam hancur, rusak

akibat hutan bakau terus dibabat oleh masyarakat untuk usaha pertambakan.

Kerusakan Delta Mahakam amat serius sebab dibiarkan. Namun, tidak terlambat untuk

menyelamatkan kawasan itu. Sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW), 70

persen Delta Mahakam harus menjadi kawasan konservasi bakau. Yang 30 persen

untuk pertambakan dan permukiman.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

335

Page 445: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

Data lain menyebutkan, bahwa makin habisnya hutan di perbatasan Kabupaten Kutai

Kertanegara dan Kutai Timur meyebabkan sedikitnya 900 orangutan hidup di hutan

tanaman industri milik suatu PT di Kalimantan Timur. Ratusan orangután itu bertahan

hidup dengan memakan kulit pohon dan daun akasia muda”.

Bacaan di atas menggambarkan betapa lingkungan hidup di Indonesia, saat ini

dalam kondisi menghawatirkan sebagai akibat pembangunan yang tidak terkontrol

dan tidak memperhitungkan keberlanjutannya.

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan,

makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi

kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup

lainnya (UU No 4/1982 tentang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup). Lingkungan hidup merupakan satu kesatuan yang membentuk suatu wilayah yang

disebut dengan ekosistem. Di dalamnya meliputi lingkungan alam hayati, nonhayati,

dan lingkungan buatan serta lingkungan sosial. Ilmu yang mempelajari tentang

lingkungan adalah ekologi. Lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi dua macam,

yaitu; (1) lingkungan hidup alamiah; (2) lingkungan hidup buatan.

1) Lingkungan hidup alamiah dapat diartikan sebagai semua benda, keadaan,

makhluk hidup, dan komponen-komponen abiotik lainnya, dimana kondisinya

masih serba alamiah dan tanpa atau sedikit campur tangan manusia. Contoh;

hutan primer, daerah aliran sungai (DAS), hutan mangrove

2) Lingkungan Hidup Buatan atau Buatan

Adalah lingkungan hidup alamiah yang sudah didominasi oleh kehadiran manusia.

Lingkungan hidup binaan ini dapat terbentuk karena kebutuhan hidup manusia

dengan jumlah penduduk yang makin meningkat memaksa manusia mengubah

lingkungan hidup alamiah. Dalam proses membentuk lingkungan hidup binaan

ini, manusia menghasilkan limbah. Lingkungan hidup binaan selalu ditandai oleh

timbulnya limbah yang membawa dampak bagi kehidupan manusia, baik dampak

fisik, hayati, sosial maupun dampak yang terasa langsung oleh manusia itu sendiri.

Unsur-Unsur Lingkungan adalah

1) Unsur abiotik

Abiotik berasal dari kata a dan biotik. A artinya tidak, biotik artinya bersifat hidup.

Jadi abiotik berarti tidak hidup. Komponen-komponen ekologi abiotik meliputi air,

udara, dan tanah.

2) Unsur Biotik

Unsur biotik adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar kita yang berwujud

makhluk hidup (organisme). Misalnya hewan dan tumbuhan. Kelompok ekologi

336

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 446: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

biotik meliputi bermacam-macam jenis dan spesies makhluk hidup. Ekosistem

biotik dibedakan menjadi dua yaitu produsen dan konsumen.

3) Unsur Sosial dan Budaya

Manusia adalah sebagai bagian dari unsur-unsur ekosistem yang tidak mungkin

dapat dipisahkan. Oleh karena itu, seperti halnya dengan organisme lainnya,

kelangsungan hidup manusia tergantung pula pada kelestarian ekosistemnya.

b. Arti Penting Lingkungan Bagi Kehidupan

Lingkungan hidup merupakan tempat segala aktifitas kehidupan berlangsung.

Bagi manusia, selain sebagai tempat tinggalnya, lingkungan hidup juga dapat

dimanfaatkan sebagai; (a) penghasil bahan kebutuhan pokok (sandang, pangan,

dan papan); (b) arena untuk berinteraksi, beraktifitas (c) sumber energi; (d) sumber

bahan mineral yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kelangsungan hidup

manusia; serta (e) media ekosistem dan pelestarian flora dan fauna yang perlu

dilindungi untuk dilestarikan. Bentuk-Bentuk Kerusakan Lingkungan

1) Kerusakan Akibat Proses Alam

Bumi tidak statis, selalu berubah, dan sampai saat ini perubahan tersebut masih

berlangsung. Misalnya, benua yang dapat bergerak, gunung meletus, gempa

bumi, angin topan, terjadi penyimpangan musim antara kemarau dan hujan.

Kejadian tersebut terjadi di luar pengaruh kegiatan manusia dan manusia pun

tidak mampu mencegahnya.

2) Kerusakan Lingkungan Akibat Aktivitas Manusia

Masalah lingkungan saat ini telah menjadi masalah global. Kerusakan lingkungan

di suatu negara dampaknya tidak hanya dirasakan oleh negara yang bersangkutan,

tetapi juga oleh negara lain, seperti kebakaran hutan di Indonesia, asapnya

sampai ke negara tetangga, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura.

Salah satu bentuk kerusakan lingkungan yang saat ini telah menjadi gejala global

adalah pencemaran. Menurut UU Nomor 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan

lingkungan hidup oleh kegiatan umat manusia sehingga kualitasnya turun sampai

ke tingkat yang menye-babkan lingkungan hidup tidak berfungsi sesuai dengan

peruntukannya. Berikut ini beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena

aktivitas manusia.

Beberapa contoh kerusakan lingkunganhidup karena aktivitas manusia:

1) Kebakaran hutan,

2) Pencemaran air, udara, tanah, dan suar

3) Kerusakan hutan

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

337

Page 447: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

c. Usaha-Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup

Mengingat kondisi lingkungan kita yang sudah tercemar parah, maka sudah

sewajarnya kalau kita semua ikut bertanggung jawab dalam menjaga kelestarian

lingkungan hidup agar kualitas lingkungan tidak semakin menurun. Tanggung

jawab dalam menjaga lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja,

melainkan tanggung jawab bersama antara pemerintah dengan masyarakat. Dalam rangka menjaga dan melestarikan lingkungan hidup, pemerintah sudah

mengeluarkan beberapa kebijakan yang dapat digunakan sebagai payung hukum

bagi aparat pemerintah dan masyarakat. Beberapa kebijakan yang telah dikeluarkan

pemerintah tersebut, antara lain meliputi hal-hal berikut ini :

1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan- Ketentuan Pokok

Pengelolaan Lingkungan Hidup.

2) Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 148/11/SK/ 4/1985 tentang

Pengamanan Bahan Beracun dan Berbahaya di Perusahaan Industri.

3) Peraturan Pemerintah (PP) Indonesia Nomor 29 Tahun 1986 tentang Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

4) Pembentukan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup pada tahun 1991. Beberapa usaha yang bisa dilakukan untuk pelestarian lingkungan hidup antara lain

berupa:

· Melakukan pengolahan tanah sesuai kondisi dan kemampuan lahan, serta

mengatur sistem irigasi atau drainase sehingga aliran air tidak tergenang

· Mengolah limbah terlebih dahulu sebelum dibuang, agar tidak mencemari

lingkungan.

· Reboisasi pada lahan-lahan yang kritis, tandus dan gundul

· Melakukan sistem tebang pilih atau tebang tanam agar kelestarian hutan, sumber

air kawasan pesisir/pantai, dan fauna yang ada di dalamnya dapat terjaga.

· Menciptakan dan menggunakan barang-barang hasil industri yang ramah

lingkungan.

· Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap perilaku para pemegang Hak

Pengusahaan

· Hutan (HPH) agar tidak mengeksploitasi hutan secara besar-besaran.

d. Hakikat Pembangunan Berkelanjutan

Tujuan pembangunan antara lain meningkatkan kesejahteraan sekaligus martabat

manusia. Dengan demikian, pembangunan dapat dikatakan berhasil jika memenuhi

beberapa kondisi, yang sesuai dengan indikator pembangunan. Beberapa indikator

dari pembangunan adalah :

338

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 448: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

1) Meningkatnya kejahteraan kehidupan masyarakat

2) Memiliki fungsi dan peruntukan yang tepat

3) Memiliki dampak yang minimum terhadap kerusakan lingkungan

Mengingat pembangunan selalu memakai sumber daya alam, maka tidak dapat

dipungkiri bahwa setiap pembangunan pasti menimbulkan dampak terhadap

keseimbangan lingkungan hidup. Agar kerusakan lingkungan yang disebabkan

pembangunan dapat ditekan ke tingkat yang rendah, maka kita harus mampu

meminimalisasi dampak-dampak negatif tersebut. Salah satu upaya tersebut dengan

melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan

(sustainable development) adalah pembangunan yang dalam perencanaan,

pelaksanaan, danpascapelaksanaan memperhatikan analisis mengenai dampak

lingkungan hidup (AMDAL). Hal ini dimaksudkan agar generasi mendatang dapat

pula menikmati kualitas dan kuantitas sumber daya alam sebagai-mana yang kita

nikmati sekarang, sehingga kita tidak mewariskan kerusakan dan pencemaran

kepada generasi penerus kita. Dasar hukum pelaksanaan AMDAL di Indonesia diatur dalam Pasal 16 Undang-

Undang Lingkungan Hidup tahun 1982 yang berbunyi: ―Setiap rencana yang

diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan wajib dilengkapi

dengan analisis mengenai dampak lingkungan yang pelaksanaannya diatur dengan

peraturan pemerintah.” Isi pasal tersebut menekankan pentingnya sikap yang harus diambil dalam

pelaksanaan pembangunan, berupa :

1) Setiap kegiatan pembangunan pada dasarnya berpotensi menimbulkan dampak

negatif terhadap lingkungan hidup yang perlu diperkirakan pada perencanaan

awal, sehingga sejak dini dapat diambil langkah pencegahan, penanggulangan

dampak negatif, serta mengembangkan dampak positif dari kegiatan tersebut.

2) Analisis mengenai dampak lingkungan diperlukan bagi proses pengambilan

keputusan tentang pelaksanaan rencana kegiatan yang mempunyai dampak

penting terhadap lingkungan hidup.

3) Pembangunan perlu dilakukan secara bijaksana agar mutu kehidupan dapat dijaga

secara berkesinambungan sehingga keserasian hubungan antarberbagai kegiatan

perlu dijaga. Menjaga kemampuan lingkungan untuk mendukung pembangunan

merupakan usaha untuk mencapai pembangunan jangka panjang yang mencakup

jangka waktu antargenerasi yaitu pembangunan yang terlanjutkan (sustainable

development).

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

339

Page 449: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

4) Pembangunan yang dilaksanakan bukan untuk generasi kita saja, melainkan juga

untuk anak cucu kita. Agar pembangunan dapat berkelanjutan, pembangunan

haruslah berwawasan lingkungan dengan menggunakan sumber daya secara

bijaksana. Slogan yang mengatakan bahwa sumberdaya alam dan lingkungan

ini bukan warisan nenek moyang, tetapi merupakan pinjaman anak cucu, mesti

membuat berbagai pihak pelaku pembangunan menyadari bahwa sumber daya

alam dan lingkungan memiliki keterbatasan dalam mendukung pembangunan.

Oleh sebab itu sikap yang paling baik adalah merencanakan pembangunan

dengan secermat mungkin agar pemakaian sumber daya tidak dihabiskan untuk

saat ini saja, tetapi masih bisa dipergunakan untuk generasi yang akan datang.

e. Ciri-Ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan

Pembangunan di Indonesi sudah berjalan sejak kemerdekaan, meskipun berbeda

dalam hal program dan sasarannya, tetapi semuanya memiliki tujuan yang sama

yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebagai sebuah ideologi, pembangunan berwawasan lingkungan sudah dicoba

pemerintah Indonesia sejak jaman Orde Baru (Orba), meskipun beberapa kalangan

menganggapnya hanya sebagi sebuah rencana idealis yang tidak pernah terwujud.

Pembangunan yang dilaksankan pada era orde baru yang dikenal dengan TRILOGI

pembangunan lebih menekankan kepada aspek; pertumbuhan, pemerataan, dan

kestabilan. Pada prakteknya, model yang cukup ideal ini banyak dikritik karena

ternyata hasil pembangunan hanya bisa dinikmati oleh segelintir orang, sementara

itu sebagian besar warga masyarakat Indonesia masih tetap berada dibawah

kemiskinan. Sementara itu, pembangunan ternyata banyak menyedot sumber daya

alam dengan modal pinjaman dari Negara maju yang harus dibayar dalam jangka

panjang. Kondisi membuat perekonomian Indonesia seolah-olah tumbuh dengan

sangat tinggi, padahal dalam kenyataannya, Indonesia tumbuh dengan pinjaman

modal, teknologi asing yang harus dibayar mahal. Pembangunan yang berwawasan lingkungan, yaitu suatu bentuk pembangunan

yang tetap memerhatikan daya dukung lingkungan dan kelestarian sumber daya

alam. Pembangunan berwawasan lingkungan akan menghasilkan pembangunan

yang berkelanjutan dan seimbang. Pembangunan yang berwawasan lingkungan

harus memerhatikan dan melaksanakan konsep serta analisis SWOT (strenght,

weakness, opportunity, and threats atau kekuatan, kelemahan, peluang, dan

ancaman) sehingga mampu mengoptimalkan potensi dan peluang yang ada serta

dapat meminimalisasi kelemahan dan ancaman serta dampak yang mungkin

ditimbulkan. Untuk dapat mendukung pelaksanaan analisis SWOT, maka partisipasi

340

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 450: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

segenap lapisan masyarakat sangat diperlukan sehingga hasil-hasil pembangunan

dapat dipertanggungjawabkan dan dirasakan bersama. Berdasarkan uraian tersebut,

secara ringkas ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan, antara lain:

1) Dilakukan dengan perencanaan yang matang dengan mengetahui dan memahami

kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki dan yang mungkin

timbul di belakang hari;

2) Memerhatikan daya dukung lingkungan sehingga dapat mendukung

kesinambungan pembangunan;

3) Meminimalisasi dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan; serta

4) Melibatkan partisipasi warga masyarakat, khususnyamasyarakat yang berada di

sekitar lokasi pembangunan.

f. Penerapan Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) didefinisikan sebagai

pembangunan atau perkembangan yang meme nuhi kebutuhan masa sekarang

tanpa membahayakan kemam puan generasi mendatang untuk memenuhi kebu

tuhannya. Tujuannya diarahkan untuk mengelola sumber daya alam sebijaksana mungkin.

Konsep pembangunan berkelanjutan muncul mana kala terjadi berbagai kegagalan

dalam pembangunan. Proses yang berlangsung bersifat monoton dari atas ke bawah.

Dalam pelaksanaannya, konsep pembangunan berkelanjutan diperkuat lagi oleh para

pemimpin bangsa melalui berbagai kesepakatan antara lain Deklarasi Rio pada KTT

Bumi tahun 1992, Deklarasi Milenium PBB tahun 2000, dan Deklarasi Johanessburg

pada KTT Bumi tahun 2002. PBB telah merencanakan tujuan pembangunan abad

milenium (Milennium Goals) yang harus dicapai oleh 191 negara anggotanya pada

2015 melalui berbagai target yang harus dicapai, yaitu sebagai berikut :

1) Meniadakan kemiskinan dan kelaparan ekstrem.

2) Mencapai pendidikan dasar secara universal.

3) Meningkatkan kesetaraan gender dan memberdayakan wanita.

4) Mengurangi kematian bayi.

5) Memperbaiki kesehatan ibu.

6) Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakitpenyakit lainnya.

7) Menjamin kelestarian lingkungan hidup.

8) Membentuk sebuah kerja sama global untuk pembangunan

g. Faktor Pendukung Pembangunan Berkelanjutan

Faktor lingkungan yang diperlukan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan

adalah sebagai berikut:

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

341

Page 451: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

1) Terjaganya proses ekologi. Kerusakan pada system ekologi sudah barang tentu

akan membahayakan kehidupan manusia.

2) Ketersediaan sumber daya. Pada hakikatnya, proses pembangunan merupakan

usaha yang disengaja untuk meningkatkan fungsi dan nilai sebuah sumber daya.

Peningkatan fungsi dan nilai tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan

sumber daya, menaikkan efisiensi penggunaan sumber daya, dan mencari sumber

daya alternatif.

3) Dukungan lingkungan sumber daya. Pembangunan dilakukan oleh dan untuk

manusia pada suatu lingkungan sosial budaya tertentu.

Untuk mendukung berjalannya faktor pengaruh tersebut, diusahakan

setiap pembangunan yang di laksanakan agar tidak merusak lingkungan. GLOSSARIUM

Reboisasi = Penanaman hutan kembali/penghijauan

Tebang Pilih = Sistem untuk memanfaatkan hasil hutan dengan menebang pohon yang usianya tua

AMDAL = Analisa mengenai dampak suatu lingkungan sebelum pembangunan dilaksanakan

Pembangunan Berkelanjutan = Pembangunan yang memperhatikan kepentingan generasi yang akan datang

SWOT = singkatan dari Strenghths (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats

(ancaman). Ini adalah teknik untuk menyediakan kerangka kerja untuk mengidentifikasi secara sistematis posisi

organisasi; caranya berhubungan dengan lingkungan eksternal dan masalah serta peluang yang dihadapi. Tujuan

analisis SWOT adalah untuk memisahkan masalah pokok dan memudahkan pendekatan strategis

3. Latihan

Jawab semua pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!

Evaluasi

Berilah tanda (x) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang paling benar !

1. Suatu sistem yang amat dinamis yang merupakan kesatuan ruang dengan semua

benda, keadaan, makhluk hidup, dan komponen-komponenabiotik lainnya, tanpa

adanya dominasi campur tangan manusia disebut….

a. Lingkungan hidup alamiah

b. Lingkungan hidup binaan

c. Lingkungan hidup buatan

d. Lingkungan hidup normal

2. Komponen-komponen ekologi abiotik meliputi kecuali…

Page 452: Geografi (lengkap)

a. Air

b. Tanah

c. hewan

d. Udara

342

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 453: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

3. Segala sesuatu yang terdapat di sekitar kita yang berwujud makhluk hidup (organisme)

disebut…

a. Unsur biotik

b. Unsur abiotik

c. Unsur biologi

d. Unsur abiologi

4. Konsumen primer (herbivore) adalah….

a. Memakan langsung tanaman atau jenis produsen

b. Memakan konsumen primer

c. Hanya memakan binatang pemakan binatang

d. Memakan tanaman dan binatang

5. Lingkungan hidup juga dimanfaatkan sebagai kecuali….

a. Media penghasil bahan kebutuhan pokok (sandang, pangan, dan papan)

b. Sumber energi

c. Sumber bahan mineral yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kelangsungan

hidup manusia

d. Wahana belajar

6. Berikut ini beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena aktivitas manusia

kecuali…

a. Terjadinya perubahan iklim mikro

b. Terjadinya pencemaran lingkungan

c. Adanya reboisasi

d. Kerusakan hutan

7. Hidup dapat dilakukan dengan usaha-usaha pelestarian lingkungan cara-cara

berikut…

a. Melakukan pengolahan tanah sesuai kondisi dan kemampuan lahan

b. Membiarkan limbah tanpa diolah terlebih dahulu

c. Menciptakan dan menggunakan barang-barang hasil industry semabarangan

d. Menebang pohon secara terus menerus

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

343

Page 454: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

8. Bentuk upaya pelestarian lingkungan hidup, antara lain sebagai berikut kecuali….

a. Menghemat penggunaan kertas dan pensil

b. Menggunakan bahan stereofom

c. Membuang sampah pada tempatnya

d. Memanfaatkan barang-barang hasil daur ulang

9. Yang bukan merupakan ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan, antara lain…

a. Memerhatikan daya dukung lingkungan sehingga dapat mendukung

kesinambungan pembangunan;

b. Melibatkan partisipasi warga masyarakat, khususnyamasyarakat yang berada di

sekitar lokasi pembangunan.

c. Dilakukan dengan perencanaan yang matang dengan mengetahui dan memahami

kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman

d. Memaksimalkan dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan

10. Faktor lingkungan yang tidak diperlukan untuk mendukung pembangunan

berkelanjutan adalah sebagai berikut….

a. Terjaganya proses ekologi

b. Ketersediaan sumber daya. Pada hakikatnya, proses pembangunan merupakan

usaha yang disengaja untuk meningkatkan fungsi dan nilai sebuah sumber daya

c. Dukungan lingkungan sumber daya

d. Adanya bencana alam

344

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 455: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

I. Prinsip Dasar Pemetaan dan Penerapannya pada Kawasan Industri dan

Pertanian

1. Tujuan Pembelajaran

a. Standard Kompetensi

b. Kompetensi Dasar

Guru mampu mendeskripsikan prinsip-prinsip dasar peta dan pemetaan

Guru mampu mempraktekan ketrampilan dasar peta dan pemetaan

Guru mampu menganalisis lokasi industri dan pertanian dengan memanfaatkan

peta

c. Indikator

Mendeskripsikan prinsip dasar pemetaan

Menpaktekan pembuatan peta

Menjelaskan klasifikasi industri

Menentukan lokasi industri

Mengidentifikasi faktor penyebab aglomerasi

Menjelaskan penyebaran lokasi pertanian

2. Uraian Materi :

Prinsip dasar pemetaan dan Penerapannya pada Kawasan Industri dan Pertanian

a. Prinsip Dasar Pemetaan

Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu

melalui suatu sistem proyeksi. Peta mulai ada dan digunakan manusia, sejak manusia

melakukan penjelajahan dan penelitian. Walaupun masih dalam bentuk yang sangat

sederhana yaitu dalam bentuk sketsa mengenai lokasi suatu tempat. Ilmu yang

membahas mengenai peta adalah kartografi. Sedangkan orang ahli membuat peta

disebut kartografer.

Mental map merupakan kemampuan seseorang untuk menggambarkan dan

menjelaskan suatu wilayah. Setiap orang memiliki gambaran yang beragam terhadap

suatu wilayah yeng pernah di jumpai, semakin lengkap seseorang menjelaskannya

maka semakin baiklah mental map terhadap wilayah tersebut.Jika dilihat dari

jenisnya peta yang digunakan sangat beragam. Secara umum peta dapat digolongkan

berdasarkan isi dan skalanya. peta berdasarkan isinya.

1) Peta berdasarkan isinya

Berdasarkan isinya peta dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu: peta umum dan

khusus.

a) Peta Umum

Peta umum adalah peta yang menggambarkan permukaan bumi secara umum.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

345

Page 456: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

Peta umum ini memuat semua penampakan yang terdapat di suatu daerah, baik

kenampakan fisik (alam) maupun kenampakan sosial budaya. Kenampakan fisis

misalnya sungai, gunung, laut, danau dan lainnya. Kenampakan sosial budaya

misalnya jalan raya, jalan kereta api, pemukiman kota dan lainnya. Peta umum ada

2 jenis yaitu: peta topografi dan peta chorografi. Peta topografi yaitu peta yang

menggambarkan bentuk relief (tinggi rendahnya) permukaan bumi. Dalam peta

topografi digunakan garis kontur (countur line) yaitu garis yang menghubungkan

tempat-tempat yang mempunyai ketinggian sama.

Kelebihan peta topografi:

· Untuk mengetahui ketinggian suatu tempat.

· Untuk memperkirakan tingkat kecuraman atau kemiringan lereng.

Makin rapat jarak kontur yang satu dengan yang lainnya menunjukkan daerah

tersebut semakin curam. Sebaliknya semakin jarang jarak antara kontur

menunjukkan daerah tersebut semakin landai. Peta chorografi adalah peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian

permukaan bumi dengan skala yang lebih kecil antara 1 : 250.000 sampai 1 :

1.000.000 atau lebih.

Peta chorografi menggambarkan daerah yang luas, misalnya propinsi, negara,

benua bahkan dunia. Dalam peta chorografi digambarkan semua kenampakan

yang ada pada suatu wilayah di antaranya pegunungan, gunung, sungai, danau,

jalan raya, jalan kereta api, batas wilayah, kota, garis pantai, rawa dan lain-lain.

Atlas adalah kumpulan dari peta chorografi yang dibuat dalam berbagai tata

warna. Berikut ini adalah contoh peta chorografi.

b) Peta Khusus atau Tematik

Peta khusus atau tematik karena peta tersebut hanya menggambarkan satu atau

dua kenampakan pada permukaan bumi yang ingin ditampilkan. Dengan kata

lain, yang ditampilkan berdasarkan tema tertentu. Peta khusus adalah peta yang

menggambarkan kenampakan-kenampakan (fenomena geosfer) tertentu, baik

kondisi fisik maupun sosial budaya. Contoh peta khusus/tertentu: peta kepadatan

penduduk, peta curah hujan, peta penyebaran hasil pertanian, peta penyebaran

hasil tambang.

346

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 457: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

2) Berdasarkan Skala

Peta berdasarkan skalanya dapat digolongkan menjadi :

· Peta kadaster/teknik adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 100 sampai 1

: 5.000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan peta tanah atau peta dalam

sertifikat tanah.

· Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000.

Peta skala besar digunakan untuk menggambarkan wilayah yang relatif sempit,

misalnya peta kelurahan, peta kecamatan.

· Peta skala sedang adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 250.000 sampai

1: 500.000. Peta skala sedang digunakan untuk menggambarkan daerah yang

agak luas, misalnya peta propinsi Jawa Tengah, peta propinsi Jawa Barat.

· Peta skala kecil adalah peta yang mempunyai skala 1 : 500.000 sampai 1 :

1.000.000 atau lebih. Peta skala kecil digunakan untuk menggambarkan daerah

yang relatif luas, misalnya peta negara, benua bahkan dunia.

b. Unsur-Unsur Peta

Banyak peta mempunyai skala, yang menentukan seberapa besar objek pada peta

dalam keadaan yang sebenarnya. Kumpulan dari beberapa peta disebut atlas.Syarat-

syarat peta

1) Peta harus rapi dan bersih

2) Peta tidak boleh membingungkan

3) Peta harus mudah dipahami

4) Peta harus memberikan gambaran yang sebenarnya Peta memiliki beberapa unsur-unsur, yaitu : judul peta, legenda, tanda arah/orentasi,

skala, insert, sumber dan tahun pembuatan, simbol dan warna, proyeksi.

1) Judul Peta

Dari judul peta, dapat diketahui data yang digambarkan dalam peta. Judul harus

singkat jelas dan tidak membingungkan. Misalnya Peta Curah hujan di DKI Jakarta

tahun 2004-2006. Menggambarkan dengan jelas data curah hujan, lokasinya dan

kurun waktunya.

2) Legenda / keterangan

Peta merupakan penggambaran dari wujud sesungguhnya tiga dimensi dirubah

kedalam bidang datar/dua dimensi, maka diperlukan simbol-simbol. Untuk

menjelaskan arti dari simbol-simbol maka diperlukan legenda. Jadi legenda adalah

keterangan-keterangan simbol yang digunakan dalam peta. Simbol-simbol ini

sudah menjadi kesepakatan bersama para ahli (konvensi). Sehingga penggunaan

simbol harus disesuaikan dengan yang berlaku secara umum.Legenda biasanya

diletakkan di pojok kiri bawah peta. Selain itu legenda peta dapat juga diletakkan

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

347

Page 458: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

pada bagian lain peta, sepanjang tidak mengganggu kenampakan peta secara

keseluruhan.

3) Tanda arah / Orientasi

Pengenalan tanda diperlukan untuk menentukan kedudukan suatu tempat, dengan

demikian tidak terjadi kesalahan menentukan arah/orentasi. Pada peta yang tidak

ada petunjuk arahnya, maka secara umum, bagian atas peta menunjukan arah

utara. Tanda arah pada peta biasanya berbentuk tanda panah yang menunjuk ke

arah Utara. Petunjuk ini diletakkan di bagian mana saja dari peta, asalkan tidak

mengganggu kenampakan peta.

Gambar 47. Tanda Arah /Orientasi

4) Skala

Skala Peta merupakan komponen peta yang sangat penting karena dengan

skala peta kita dapat mengetahui jarak antara dua tempat. Skala Peta adalah

perbandingan antara jarak di peta dengan jarak sebenarnya dilapangan/

dipermukaan bumi. Misal pada peta tertulis skala 1 : 100.000 ini berarti tiap

jarak 1 bagian di peta sama dengan jarak 100.000 bagian di muka bumi.

Jadi kalau di peta itu 1 bagian = 1 cm maka di muka bumi = 1 Km.

Setiap peta hendaknya mencantumkan skalanya agar pembaca dapat menghitung

dan memperkirakan perbesaran pada keadaan yang sebenarnya. Skala Peta

dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:

a) Skala Angka/Skala Pecahan

Skala ini sering disebut skala numeric yaitu skala yang dinyatakan dalam bentuk

perbandingan angka. Misal peta berskala 1 : 2.000.000 berarti tiap satuan

panjang pada peta menggambarkan jarak yang sesungguhnya di lapangan/ di

muka bumi sebenarnya 2.000.000 kali satu satuan panjang di peta. Bila satuan

panjang menggunakan cm berarti tiap jarak 1 cm pada peta menggambarkan

jarak 2.000.000 di lapangan. Untuk menentukan skala peta ini dipakai rumus

348

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 459: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

b) Skala Verbal yaitu skala yang dinyatakan dengan kalimat atau kata-kata

Skala ini disebut juga skala inci dibanding mil yang dalam bahasa Inggris disebut

―Inch Mile Scale‖. Misal : skala dalam suatu peta dinyatakan dalam 1 inch to 4

miles, ini berarti jarak 1 inci di peta menggambarkan jarak 4 mil di lapangan atau

jarak sebenarnya.

c) Skala Garis /Skala Grafik/ Skala Batang

Untuk skala ini dinyatakan dalam bentuk garis lurus yang terbagi dalam beberapa

bagian yang sama panjangnya. Pada garis tersebut harus dicantumkan ukuran

jarak yang sesungguhnya di lapangan, misalnya dalam meter, kilometer.

Dengan penyajian grafik tersebut maka dapat dibaca bahwa jarak antara dua

angka di peta = 1 km di lapangan, jadi kalau antara jarak masing-masing = 1cm

maka artinya 1 cm pada peta = 1 km di lapangan.

5) Insert

Peta merupakan gambaran permukaan bumi baik seluruh atau sebagian saja. Pada

peta dengan skala besar tentunya akan kesulitan untuk mentukan posisi peta yang

ditampilkan. Insert membantu menunjukan lokasi pada peta dengan gambaran

peta yang sudah banyak diketahui oleh umum. Insert merupakan gamabaran

posisi peta yang lebih besar untuk memudahkan si pembanca peta. Insert biasanya

diletakan di salah satu pojok peta baik atas maupun bawah. Penempatan tentunya

tidak mengganggu informasi yang disampaikan pada peta.

6) Sumber dan Tahun pembuatan peta

Sumber yang dimaksud adalah sumber data diperoleh. Sumber menunjukan

keabsahan dari data yang ada dalam peta yang dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya. Hal ini akan menentukan sejauh mana si pembaca peta dapat

mempercayai data/informasi tersebut . Hal ini akan menentukan sejauh mana si

pembaca peta dapat mempercayai data/informasi tersebut Sumber data bisa

berasal dari lembaga/intansi pemerintah. Misal data kependudukan sumbernya

BPS, curah hujan sumbernya BMG. Tahun pembuatan dimaksudkan untuk menunjukan kapan data tersebut dibuat.

Pembaca peta dapat mengetahui bahwa peta itu masih cocok atau tidak untuk

digunakan pada masa sekarang atau sudah kadaluarsa karena sudah terlalu

lama. Pada fenomena-fenomena sosial selalu dinamis perubahannya, sehingga

perlu diketahui tahun pembuatannya. Misalnya jumlah penduduk akan selalu

berubah dari tahun ketahun. Sedangkan untuk fenomena alamiah lebih statis atau

perubahannya lebih lama, misalnya kenampakan danau, sungai gunung lebih lama

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

349

Page 460: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

perubahan waktunya.

7) Simbol dan Warna

Simbol dan warna pada peta memiliki makna tertentu. Penggunaannya sudah

lazim digunakan secara umum/konvensional. Simbol peta berdasarkan bentuknya

dapat dibedakan menjadi : simbol titik, garis, area/wilayah. Berdasarkan sifatnya

simbol dibedakan menjadi dua yaitu kualitatif dan kuantitatif. Warna pada peta

dapat dibedakan menjadi dua yaitu kulaitatif dan kuantitatif

Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional, seperti

simbol kota, pertambangan, titik trianggulasi (titik ketinggian) tempat dari

permukaan laut dan sebagainya.

Gambar 48. Simbol Titik

Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data geografis misalnya sungai, batas

wilayah, jalan, dan sebagainya. Contoh: simbol garis

Gambar 49. Simbol Garis

Simbol luasan (Area), digunakan untuk menunjukkan kenampakan area misalnya

rawa, hutan, padang pasir dan sebagainya. Contoh: simbol luasan.

Simbol yang bersifat kualitatif digunakan untuk membedakan persebaran benda

yang di gambarkan. Misalnya untuk menggambarkan daerah penyebaran hutan,

350

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 461: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

jenis tanah, penduduk dan lainnya.

Gambar 50. Simbol Luasan

Simbol luasan yang bersifat kualitatif. Simbol ini hanya membedakan daerah A, B

dan C saja.

Simbol kuantitatif digunakan untuk membedakan atau menyatakan jumlah.

Simbol luasan yang bersifat kuantitatif, untuk membedakan tingkat kepadatan

yang makin tinggi dari C, B dan A.

Pada peta menggambarkan tingkat kepadatan penduduk. Makin rapat jarak antara

titik menunjukkan daerah tersebut tingkat kepadatan penduduknya makin tinggi.

Dapat disimpulkan daerah A memiliki kepadatan penduduk tertinggi dibandingkan

dengan B dan C. Biasanya setiap titik mewakili jumlah tertentu.

Peta yang berwarna akan lebih indah dilihat dan kenampakan yang ingin disajikan

juga kelihatan lebih jelas. Penggunaan warna biasnya sudah menjadi kebiasaan

umum, misalnya :

Untuk laut, danau digunakan warna biru.

Untuk temperatur (suhu) digunakan warna merah atau coklat.

Untuk curah hujan digunakan warna biru atau hijau.

Daerah pegunungan tinggi/dataran tinggi (2000 - 3000 meter) digunakan warna

coklat tua. Untuk dataran rendah (pantai) ketinggian 0 sampai 200 meter dari permukaan

laut digunakan warna hijau.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

351

Page 462: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

Dilihat dari sifatnya, warna pada peta dapat dibedakan menjadi dua macam,

yaitu: warna bersifat kualitatif dan yang bersifat kuantitatif. Warna yang bersifat

kualitatif hanya membedakan unsurnya saja, sedangkan yang bersifat kuantitatif

terutama dimaksudkan untuk menunjukkan jumlah atau nilai gradasinya, meskipun

juga untuk membedakan unsurnya.

Gambar 51. Tanda-Tanda yang ada di Peta

Peta dibuat berdasarkan tujuannya yaitu :

a) Peta Pendidikan ( Educational Map). Contohnya: peta lokasi sekolah SLTP/SMU.

b) Peta Ilmu Pengetahuan. Contohnya: peta arah angin, peta penduduk.

c) Peta Informasi Umum (General Information Map). Contohnya: peta pusat

perbelanjaan

d) Peta Turis (Tourism Map).Contohnya: peta museum, peta rute bus.

352

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 463: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

e) Peta Navigasi. Contohnya: peta penerbangan, peta pelayaran.

f) Peta Aplikasi (Technical Application Map).Contohnya: peta penggunaan tanah,

peta curah hujan.

g) Peta Perencanaan ( Planning Map).Contohnya: peta jalur hijau, peta perumahan,

peta pertambangan.

Peta sangat diperlukan oleh manusia. Dengan peta manusia dapat mengetahui

atau menentukan lokasi yang dicari, walaupun belum pernah mengunjungi tempat

tersebut. Secara umum fungsi peta dapat disimpulkan sebagai berikut:

· Menunjukkan posisi atau lokasi suatu tempat di permukaan bumi

· Memperlihatkan ukuran (luas, jarak) dan arah suatu tempat di permukaan

bumi. Menggambarkan bentuk-bentuk di permukaan bumi, seperti benua,

negara, gunung, sungai dan bentuk-bentuk lainnya.

· Membantu peneliti sebelum melakukan survei untuk mengetahui kondisi

daerah yang akan diteliti.

· Menyajikan data tentang potensi suatu wilayah

· Alat analisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan.

· Alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang diajukan

· Alat untuk mempelajari hubungan timbal-balik antara fenomena-fenomena

(gejala-gejala) geografi di permukaan bumi.

Proyeksi peta adalah cara memindahkan garis lintang dan garis bujur dari bola

bumi/globe ke bidang datar (peta). Hasil pemindahan dari globe ke bidang datar

ini akan menjadi peta. Pemindahan dari globe ke bidang datar harus diusahakan

akurat. Agar tidak terjadi distorsi/kesalahan diperkecil sampai tidak ada kesalahan.

Beberapa wilayah cocok untuk satu proyeksi tetapi pada bagian bumi yang lain

tidak cocok/mengalami distorsi yang besar dalam penggambarannya di muka bumi.

Proses pemindahan harus memperhatikan beberapa persyaratan yaitu conform,

equivalent, equidistance.Conform maksudnya bentuk-bentuk di permukaan

bumi tidak mengalami perubahan (harus tetap), persis seperti pada gambar peta

di globe bumi Equivalent maksudnya luas permukaan yang diubah harus tetap.

Equidistance maksudnya jarak antara satu titik dengan titik lain di atas permukaan

bumi yang diubah harus tetap. Di dalam proses pembuatan peta untuk dapat memenuhi ketiga syarat di atas

sekaligus adalah suatu hal yang tidak mungkin. Bahkan untuk dapat memenuhi

satu syarat saja untuk seluruh bola dunia juga merupakan hal yang tidak mungkin,

yang bisa dipenuhi hanyalah satu saja dari syarat-syarat di atas dan ini hanya untuk

sebagian kecil dari muka bumi.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

353

Page 464: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dalam membuat peta kita hanya dapat

menggambar beberapa bagian permukaan bumi. Untuk dapat membuat peta

yang meliputi wilayah yang lebih luas atau bahkan seluruh permukaan bumi

harus menggabungkan antara ketiga syarat di atas. Sebagian dampak kompromi

tersebut, keluarlah bermacam-macam jenis proyeksi peta. Masing-masing proyeksi

mempunyai kelebihan dan kelemahan sesuai dengan tujuan peta dan bagian

mukabumi yang digambarkan.

8) Klasifikasi proyeksi peta

a) Berdasarkan kedudukan sumbu simetris

· Proyeksi normal, apabila sumbu simetrisnya berhimpit dengan sumbu bumi.

· Proyeksi miring, apabila sumbu simetrinya membentuk sudut terhadap

sumbu bumi.

· Proyeksi transversal, apabila sumbu simetrinya tegak lurus pada sumbu

bumi atau terletak di bidang ekuator. Proyeksi ini disebut juga proyeksi

ekuatorial.

b) Berdasarkan bidang asal proyeksi yang digunakan

(1) Proyeksi Zenithal (Azimuthal), adalah proyeksi yang menggunakan bidang

datar sebagai bidang proyeksinya. Proyeksi ini menyinggung bola bumi dan

berpusat pada satu titik. Proyeksi ini menggambarkan daerah kutub dengan

menempatkan titik kutub pada titik pusat proyeksi. Proyeksi Azimuthal

dibedakan 3 macam, yaitu:

· Proyeksi Azimut Normal yaitu bidang proyeksinya menyinggung kutub.

· Proyeksi Azimut Transversal yaitu bidang proyeksinya tegak lurus dengan

ekuator.

· Proyeksi Azimut Oblique yaitu bidang proyeksinya menyinggung salah

satu tempat antara kutub dan ekuator.

(2) Proyeksi Kerucut (Conical Projection).

Proyeksi Kerucut yaitu pemindahan garis-garis bujur dan lintang dari

suatu globe ke sebuah kerucut. Untuk proyeksi normalnya cocok untuk

memproyeksikan daerah lintang tengah (miring). Proyeksi kerucut

diperoleh dengan memproyeksikan globe pada kerucut yang menyinggung

atau memotong globe kemudian di buka, sehingga bentangnya ditentukan

oleh sudut puncaknya. Proyeksi ini paling tepat untuk menggambar daerah

daerah di lintang 45°.

(3) Proyeksi silinder atau tabung

Proyeksi silinder adalah suatu proyeksi permukaan bola bumi yang bidang

proyeksinya berbentuk silinder dan menyinggung bola bumi.

354

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 465: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

Apabila pada proyeksi ini bidang silinder menyinggung khatulistiwa, maka semua

garis paralel merupakan garis horizontal dan semua garis meridian merupakan garis

lurus vertikal.

(4) Proyeksi gubahan (proyeksi arbitrary)

Proyeksi-proyeksi ini dipergunakan untuk menggambarkan peta-peta yang dijumpai

sehari-hari, merupakan proyeksi atau rangka peta yang diperoleh secara perhitungan.

· Proyeksi Bonne (equal area) proyeksi dengan sifat sama luasnya. Sudut dan

jarak benar pada meridian tengah dan pada paralel standar. Semakin jauh dari

meridian tengah, bentuk menjadi sangat terganggu. Proyeksi ini baik untuk

menggambarkan Benua Asia yang letaknya di sekitar khatulistiwa.

· Proyeksi Sinusoidal

Pada proyeksi ini menghasilkan sudut dan jarak sesuai pada meridian tengah

dan daerah khatulistiwa sama luas. Jarak antara meridian sesuai, begitu pula

jarak antar paralel. Baik untuk menggambar daerah-daerah yang kecil dimana

saja. Juga untuk daerah-daerah yang luas yang letaknya jauh dari khatulistiwa.

Proyeksi ini sering dipakai untuk Amerika Selatan, Australia dan Afrika.

· Proyeksi Mercator

Proyeksi Mercator merupakan proyeksi silinder normal konform, dimana seluruh

muka bumi dilukiskan pada bidang silinder yang sumbunya berimpit dengan bola

bumi, kemudian silindernya dibuka menjadi bidang datar.

c. Kawasan Industri dan pertanian

1) Klasifikasi Industri

Indonesia memiliki berbagai sumberdaya alam. Sumberdaya alam tersebut

tersebar di seluruh Indonesia bahkan di seluruh dunia. Sumberdaya alam tersebut

diolah dan dirubah menjadi produk yang akan disebut industri. Adapun klasifikasi industri berdasarkan kriteria masing-masing, adalah sebagai

berikut.

a) Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku

Tiap-tiap industri membutuhkan bahan baku yang berbeda, tergantung pada

apa yang akan dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan bahan baku

yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

· Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari

alam. Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri

hasil kehutanan.

· Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasilhasil

industri lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri

kain.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

355

Page 466: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

· Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya

adalah dengan menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya:

perbankan, perdagangan, angkutan, dan pariwisata.

b) Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja

Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan

menjadi:

· Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang

dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas,

tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola

industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya.

Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri tempe/ tahu, dan

industri makanan ringan.

· Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai

19 orang, Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relative kecil, tenaga

kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara.

Misalnya: industri genteng, industri batubata, dan industri pengolahan rotan.

· Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20

sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup

besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan

memiliki kemapuan manajerial tertentu. Misalnya: industri konveksi, industri

bordir, dan industri keramik.

· Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang.

Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif

dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan

khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemapuan dan kelayakan

(fit and profer test). Misalnya: industri tekstil, industri mobil, industri besi

baja, dan industri pesawat terbang.

c) Klasifikasi industri berdasarkan produksi yang dihasilkan

Berdasarkan produksi yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:

· Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang

tidak perlu pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan

tersebut dapat dinikmati atau digunakan secara langsung. Misalnya: industri

anyaman, industri konveksi, industri makanan dan minuman.

· Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang

membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan.

Misalnya: industri pemintalan benang, industri ban, industri baja, dan industri

tekstil.

356

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 467: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

· Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda

yang dapat dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak

langsung, melainkan berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau

membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya: industri angkutan, industri

perbankan, industri perdagangan, dan industri pariwisata.

d) Klasifikasi industri berdasarkan bahan mentah

Berdasarkan bahan mentah yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

· Industri pertanian, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang

diperoleh dari hasil kegiatan pertanian. Misalnya: industri minyak goreng,

Industri gula, industri kopi, industri teh, dan industri makanan.

· Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang

berasal dari hasil pertambangan. Misalnya: industri semen, industri baja,

industri BBM (bahan bakar minyak bumi), dan industri serat sintetis.

· Industri jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat

mempermudahdan meringankanbebanmasyarakattetapimenguntungkan.

Misalnya: industri perbankan, industri perdagangan, industri pariwisata,

industri transportasi, industri seni dan hiburan.

e) Klasifikasi industri berdasarkan lokasi unit usaha

Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan kegiatan

industri. Berdasarkan pada lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan

menjadi:

· Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri

yang didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.

· Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu

industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama

daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.

· Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu

industri yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri

semen di Palimanan Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk

di Palembang (dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri

BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang minyak).

· Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat

tersedianya bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan

industri tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan

laut, dan industri gula berdekatan lahan tebu.

· Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry),

yaitu industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

357

Page 468: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

ini dapat didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan

pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya: industri

elektronik, industri otomotif, dan industri transportasi.

f) Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi

Berdasarkan proses produksi, industri dapat dibedakan menjadi:

· Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi

barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku

untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri

alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.

· Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi

barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau

dinikmati oleh konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri

konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler.

g) Klasifikasi industri berdasarkan barang yang dihasilkan

Berdasarkan barang yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:

· Industri berat, yaitu industri yang menghasilkan mesin-mesin atau alat

produksi lainnya. Misalnya: industri alat-alat berat, industri mesin, dan industri

percetakan.

· Industri ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk

dikonsumsi. Misalnya: industri obat-obatan, industri makanan, dan industri

minuman.

h) Klasifikasi industri berdasarkan modal yang digunakan

Berdasarkan modal yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

· Industri dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN), yaitu industri yang

memperoleh dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha nasional

(dalam negeri). Misalnya: industri kerajinan, industri pariwisata, dan industri

makanan dan minuman.

· Industri dengan penanaman modal asing (PMA), yaitu industri yang modalnya

berasal dari penanaman modal asing. Misalnya: industri komunikasi, industri

perminyakan, dan industri pertambangan.

· Industri dengan modal patungan (join venture), yaitu industri yang modalnya

berasal dari hasil kerja sama antara PMDN dan PMA. Misalnya: industri

otomotif, industri transportasi, dan industri kertas.

i) Klasifikasi industri berdasarkan subjek pengelola

Berdasarkan subjek pengelolanya, industri dapat dibedakan menjadi:

· Industri rakyat, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik rakyat,

358

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 469: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

misalnya: industri meubeler, industri makanan ringan, dan industri kerajinan.

· Industri negara, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik Negara

yang dikenal dengan istilah BUMN, misalnya: industri kertas, industri pupuk,

industri baja, industri pertambangan, industri perminyakan, dan industri

transportasi.

j) Klasifikasi industri berdasarkan cara pengorganisasian

Cara pengorganisasian suatu industri dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti:

modal, tenaga kerja, produk yang dihasilkan, dan pemasarannya. Berdasarkan

cara pengorganisasianya, industri dapat dibedakan menjadi:

· Industri kecil, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relatif kecil,

teknologi sederhana, pekerjanya kurang dari 10 orang biasanya dari

kalangan keluarga, produknya masih sederhana, dan lokasi pemasarannya

masih terbatas (berskala lokal). Misalnya: industri kerajinan dan industri

makanan ringan.

· Industri menengah, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relative

besar, teknologi cukup maju tetapi masih terbatas, pekerja antara 10-200

orang, tenaga kerja tidak tetap, dan lokasi pemasarannya relative lebih luas

(berskala regional). Misalnya: industri bordir, industri sepatu, dan industri

mainan anak-anak.

· Industri besar, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal sangat besar,

teknologi canggih dan modern, organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah

banyak dan terampil, pemasarannya berskala nasional atau internasional.

Misalnya: industri barang-barang elektronik, industri otomotif, industri

transportasi, dan industri persenjataan.

k) Klasifikasi industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian

Selain pengklasifikasian industri tersebut di atas, ada juga pengklasifikasian

industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 19/M/

I/1986 yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan.

Adapun pengklasifikasiannya adalah sebagai berikut:

· Industri Kimia Dasar (IKD)

Industri Kimia Dasar merupakan industri yang memerlukan: modal yang

besar, keahlian yang tinggi, dan menerapkan teknologi maju. Adapun

industri yang termasuk kelompok IKD adalah sebagai berikut:

- Industri kimia organik, misalnya: industri bahan peledak dan industri bahan

kimia tekstil.

- Industri kimia anorganik, misalnya: industri semen, industri asam sulfat,

dan industri kaca.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

359

Page 470: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

- Industri agrokimia, misalnya: industri pupuk kimia dan industri pestisida.

- Industri selulosa dan karet, misalnya: industri kertas, industri pulp, dan

industri ban.

· Industri Mesin Logam Dasar dan Elektronika (IMELDE)

Industri ini merupakan industri yang mengolah bahan mentah logam

menjadi mesin-mesin berat atau rekayasa mesin dan perakitan. Adapun yang

termasuk industri ini adalah sebagai berikut:

- Industri mesin dan perakitan alat-alat pertanian, misalnya: mesin traktor,

mesin hueler, dan mesin pompa.

- Industri alat-alat berat/konstruksi, misalnya: mesin pemecah batu,

buldozer, excavator, dan motor grader.

- Industri mesin perkakas, misalnya: mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji,

dan mesin pres.

- Industri elektronika, misalnya: radio, televisi, dan komputer.

- Industri mesin listrik, misalnya: transformator tenaga dan generator.

- Industri keretaapi, misalnya: lokomotif dan gerbong.

- Industri kendaraan bermotor (otomotif), misalnya: mobil, motor, dan suku

cadang kendaraan bermotor.

- Industri pesawat, misalnya: pesawat terbang dan helikopter.

- Industri logam dan produk dasar, misalnya: industri besi baja, industri

alumunium, dan industri tembaga.

- Industri perkapalan, misalnya: pembuatan kapal dan reparasi kapal.

- Industri mesin dan peralatan pabrik, misalnya: mesin produksi, peralatan

pabrik, the blower, dan kontruksi.

· Aneka Industri (AI)

Industri ini merupakan industri yang tujuannya menghasilkan

bermacammacam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun yang

termasuk industri ini adalah sebagai berikut:

- Industri tekstil, misalnya: benang, kain, dan pakaian jadi.

- Industri alat listrik dan logam, misalnya: kipas angin, lemari es, dan mesin

jahit, televisi, dan radio.

- Industri kimia, misalnya: sabun, pasta gigi, sampho, tinta, plastik,

obatobatan, dan pipa.

- Industri pangan, misalnya: minyak goreng, terigu, gula, teh, kopi, garam

dan makanan kemasan.

- Industri bahan bangunan dan umum, misalnya: kayu gergajian, kayu lapis,

dan marmer.

360

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 471: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

· Industri Kecil (IK)

Industri ini merupakan industri yang bergerak dengan jumlah pekerja sedikit,

dan teknologi sederhana. Biasanya dinamakan industri rumah tangga,

misalnya: industri kerajinan, industri alat-alat rumah tangga, dan perabotan

dari tanah (gerabah).

· Industri pariwisata

Industri ini merupakan industri yang menghasilkan nilai ekonomis dari

kegiatan wisata. Bentuknya bisa berupa: wisata seni dan budaya (misalnya:

pertunjukan seni dan budaya), wisata pendidikan (misalnya: peninggalan,

arsitektur, alat-alat observasi alam, dan museum geologi), wisata alam

(misalnya: pemandangan alam di pantai, pegunungan, perkebunan, dan

kehutanan), dan wisata kota (misalnya: melihat pusat pemerintahan, pusat

perbelanjaan, wilayah pertokoan, restoran, hotel, dan tempat hiburan).

2) Menentukan Lokasi Industri

Teori lokasi yang dikemukakan oleh Alfred Weber berawal dari tulisannya yang

berjudul Uber den Standort der Industrien pada tahun 1909. Prinsip teori Weber

adalah :

― bahwa penentuan lokasi industri ditempatkan di tempat-tempat yang resiko

biaya atau ongkosnya paling murah atau minimal (least cost location) ―.

Asumsi Weber yang bersifat prakondisi antara lain :

· Wilayah yang seragam dalam hal topografi, iklim dan penduduknya. Keadaan

penduduk yang dimaksud adalah menyangkut jumlah dan kualitasnya.

· Ketersediaan sunberdaya bahan mentah. Invetarisasi sumberdaya bahan

mentah sangat diperlukan dalam industri.

· Upah tenaga kerja. Upah atau gaji bersifat mutlak harus ada dalam industri

yakni untuk membayar para tenaga kerja.

· Biaya pengangkutan bahan mentah ke lokasi pabrik sangat ditentukan oleh

bobot bahan mentah dan lokasi bahan mentah.

· Persaingan antarkegiatan industri.

· Manusia itu berpikir rasional. Weber menyusun model yang dikenal dengan sebutan segitiga lokasional

(locational triangle). Menurut Weber, untuk menentukan lokasi industri ada tiga

faktor penentu yaitu : Material, Konsumsi, Tenaga Kerja.

Ketiga faktor di atas oleh Weber diukur dengan ekuivalensi ongkos transport.

Weber juga masih mengajukan beberapa asumsi lagi yaitu : Hanya tersedia satu

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

361

Page 472: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

jenis alat transportasi.

Untuk membangun suatu industri apalagi membangun industri modern perlu

adanya faktor-faktor yang mendukung terjadinya industri tersebut. Faktor-

faktor yang utama untuk membangun suatu industri adalah sebagai berikut :

Sumber tenaga, Bahan-bahan mentah (SDA= Sumber Daya Alam), Buruh (Sumber

Daya Manusia), Transportasi, Iklim pendukung, Modal, Pemasaran dan Lokasi

a) Sumber Tenaga

Sumber tenaga yang besar adalah batubara, minyak bumi dan air, suplai

batubara di dunia lebih dari separuh tenaga mekanis, minyak bumi semakin

bertambah penting, tenaga air sebagai ranking ketiga, dan merupakan sumber

tenaga terpenting pada daerah yang kekurangan batubara. Daerah yang

seperti itu adalah Selandia Baru, Bagian Timur Kanada, Swiss, Swedia dan Brasil.

Negara-negara yang menambang batubara, minyak dan menggunakan tenaga

air dengan skala lebih besar adalah bangsa-bangsa yang telah memiliki industri

besar pula.

Tiap-tiap wilayah yang membangun industri besar selalu menggunakan tenaga

mekanik.

Jadi sumber tenaga yang penting untuk membangun industri, terutama industri

dengan skala besar adalah batubara, minyak bumi dan sumber tenaga air.

b) Bahan-Bahan Mentah

Jenis bahan mentah yang dibutuhkan untuk membangun sebuah industri

adalah bijih besi, minetral-mineral lainnya, hasil hutan, fiber, hasil-hasil tambang

lainnya. Semua bahan-bahan mentah itu adalah merupakan faktor yang

mendukung terbentuknya industri. Didaerah-daerah yang kaya bahan mentah

itu maka besar kemungkinan di daerah tersebut dibangun kegiatan industri .

Daerah-daerah yang kegiatan industrinya maju maka daerah tersebut akan

mempunyai kesempatan untuk menjadi negara yang mengekploitasi hasil

industri nya. Misalnya wilayah-wilayah industri modern memungkinkan menjadi

wilayah pengeksport hasil industri. Kalau industrinya maju maka banyaklah

negara itu menyerap tenaga kerja.

c) Buruh

Yang dimaksud dengan buruh adalah tenaga kerja yang bekerja pada suatu

industri baik itu industri kecil maupun industri besar. Buruh tersebut akan

bekerja pada jenis tugas masing-masing. Tenaga manusia tidak tidaklah selalu

dapat diganti dengan mesin buruh tersebut. Hendaknya dimanapun dia bekerja

harus bersemangat mempunyai kecerdasan dan perkerja-pekerja itu harus

sehat, serta juga di lindungi undang-undang perburuhan kalau suatu wilayah

362

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 473: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

jarang penduduknya maka daerah tersebut tidak akan mempunyai industri yang

besar. Misalnya wilayah Eropa Tengah dan Barat dan wilayah Amerika Utara

Tengah Bagian Timur mempunyai penduduk yang padat untuk permil/persegi,

sehinggga tanah untuk dimiliki penduduk amatlah sempit. Di daerah-daerah ini

penduduk menjadi buruh pada pabrik-pabrik besar.

Di wilayah Asia Tenggara yang padat penduduknya membangun industri modern

pada saat-saat ini, karena tak memiliki modal yang besar, sulit mendapatkan

batubara, bijih besi, juga fasilitas transportasi tidak memadai dan daya beli

penduduk yang sangat rendah.

d) Transportasi

Transportasi dibutuhkan untuk membawa bahan bahan baku industri, produk

industri dan tenaga kerja yang akan bekerja disuatu pabrik untuk memasarkan

hasil produksi suatu industri transportasi tidak kalah penting funngsinya. Jenis

trasnportasi yang dibutuhkan misalnya : pelayaran, kerera api, jalan , jalan raya.

Hendaknya transportasi memerlukan perhatian yang tidak kalah pentingnya

untuk membangun suatu industri.

e) Ikim Mendukung

Banyak iklim yang mendukung yang harus diperhatikan kalau akan

mengembangkan suatu industri. Iklim pendukung yang biasa ada misalnya :

Iklim, curah hujan, temperatur, angin, sinar matahari, kelembaban udara yang

berubah dari hari kehari.

Situasi lingkungan pabrik yang aman tentram, nyaman, akan mendukung

suasana bekerja buruh yang mengerjakan pekerjaan di pabrik tempat mereka

bekerja.

Pekerja akan dapat bekerja keras kalau suasana lingkungan tempat bekerja

mendukung situasi tempat bekerja.

Pada waktu musim di negara yang panjang, pekerja akan dapat menyiapkan

makanan, dan sebelumnya akan menghemat pemakaian makanan sehingga

dapat menyimpan makanan apabila musim dingin tiba.

Tidak kalah penting pekerja akan dapat menghemat dalam pemakain keuangan

untuk masa mendatang.

f) Modal

Untuk dapat membedakan antara industri sederhana dengan industri modern

salah satunya adalah melihat modalnya atau uang yang diperlukan untuk

industri tersebut. Pabrik-pabrik yang kecil hanya dibangun dengan dana dari

masyrakat yang menabung. Tetapi pada pabrik-pabrik yang besar membuang

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

363

Page 474: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

dengan dana besar tidak dari menabung. Wilayah dunia seperti Amerika Serikat

dan Eropa Barat berkembang cepat.

g) Lokasi

Penempatan lokasi didalam menentukan suatu industri berpengaruh besar

terhadap laju pertumbuhan suatu pabrik. Setiap industri atau pabrik dapat

ditentukan secara ekonomi. Bahan pabrik tersebut akan memberikan

keuntungan maksimal, keuntungan tertinggi akan di peroleh apabila biaya

terndah, sedangkan pendapatan yang tertinggi. Tetapi jarang ditentukan dua

hal, sekaligus dalam waktu yang sama.

Lokasi yang dipilih hendaknya tersedia transportasi yang baik, tersedia juga

bahan mentah, cukup tenaga kerja, dan dapat dipasarkan dari tempat industri

tersebut.

h) Pemasaran

Pemasaran terhadap hasil/produk industri penting karena hasil dari pabrik

tidak menumpuk digudang tanpa dipasarkan. Hasil produksi akan sampai

kepada konsumen jika dipasarkan kemana dipasarkan adalah ketempat kemana

hasil produksi dibutuhkan oleh konsumen. Ada produk industri yang mudah

dipasarkan seperti roti, minuman (contoh: air minum isi ulang), mebel, pakaian

(karena mode dapat berubah, oleh karena itu pemasaran menjadi salah satu

syarat untuk dapat membentuk industri.

3) Faktor Penyebab Gejala Aglomerasi Industri

Aglomerasi industri yaitu pemusatan industri di suatu kawasan tertentu

dengan tujuan agar pengelolaannya dapat optimal. Aglomerasi merupakan

pengelompokkan beberapa industri dalam suatu daerah atau wilayah sehingga

membentuk daerah khusus industri. Aglomerasi juga bisa dibagi menjadi dua

macam, yaitu aglomerasi primer di mana industri yang baru muncul tidak ada

hubungannya dengan industri lama, dan aglomerasi sekunder jika industri yang

baru beroperasi adalah industri yang memiliki tujuan untuk memberi pelayanan

pada industri yang lama. Gejala Aglomerasi Industri disebabkan oleh:

· Persaingan industri yang semakin hebat dan semakin banyak

· Pelaksanaan segala bentuk efisien dalam penyelenggaraan industri

· Peningkatan produktivitas hasil industri dan mutu produksi

· Pemberian kemudahan bagi kegiatan industri

· Kemudahankcontrol dalam hubungan tenaga kerja

· Persiapan menyongsong perdagangan bebas di kawasan ASIA pasifik yang

dimulai tahun 2020

· Pemerataan lokasi industri sesuai gengan jumlah secara tepat dan berdaya

364

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 475: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

guna serta menyediakan industri yang berwawasan lingkungan a) Kawasan Industri dan Kawasan Berikat

Untuk mewujudkan usaha-usaha pembangunan dan pengembangan

industri Indonesia maka setiap pemerintah propinsi dibentuklah kawasan –

kawasan industri dan kawasan berikat.

(1) Kawasan Industri (industrial Estate)

Kawasan industri atau sering pula disebut industrial estate adalah suatu

kawasan atau tempat pemusatan kegiatan industri pengolahan yang

dilengkapi dengan prasarana dan sarana seperti lahan dan lokasi yang

strategis serta fasilitas penunjang lainnya, seperti listrik, air, telepon, jalan,

tempat pembuangan limbah, yang telah disediakan oleh perusahaan

pengelola kawasan industri. Kawasan Industri merupakan daerah yang

khusus disediakan pemerintah pusat maupun daerah untuk kegiatan

industri. Kawasan ini umumnya merupakan suatu bagian dalam tata

rencana kota atau daerah yang tersedia sarana lengkap untuk kegiatan

industri. Semula, perusahaan pengelola kawasan industri tersebut hanya

dikuasai oleh pemerintah (BUMN), tetapi sekarang perusahaan swasta

pun telah banyak diberi izin untuk membuka atau mengelola kawasan

industri tersebut. Adapun tujuan dibentuknya suatu kawasan industri, antara lain sebagai

berikut:

- Mempercepat pertumbuhan industri

- Member kemudahan pada kegiatan industri

- Mendorong kegiatan industri supaya berlokasi dikawasan industri

- Menyediakan fasilitas lokasi industri yang berwawasan lingkungan Hak dan Kewajiban pengawasan industri.

· Perusahaan kawasan industri berhak memindahkan hak atau

menyewakan bagian-bagian tanah kawasan industri kepada

perusahaan industri yang berlokasi di kawasan industri

· Perusaan industri berhak mendapat imbalan atau pendapatan dari

jasa mengelola kawasan industri

· Perusahaan kawasan industri berkewajiban membantu mengurus

pemerintahan dan penyelesaian Hak guna bangunan

· Perusahaan kawasan industri wajib mematuhi ketentuan dalam

rencana pengelolaan lingkungan serta rencana pemantauannya.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

365

Page 476: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

b) Kawasan Berikat (Bounded zone)

Definisi kawasan berikat adalah kawasan yang terletak di dalam daerah

pabean ,tetapi memiliki peraturan dan tata cara pemasukan barang yang

berbeda dengan cara pemasukan barang ke daerah pabean biasa. Fungsi

kawasan berikat adalah sebagai tempat penyimpanan dan pengelolaan

produksi yang berasala dari luar negeri sebelum barang tersebut di pasarkan

Kawasan berikat di setiap negara memiliki kesamaan dalam hal:

· Bebas bea impor baku,bahan penunjang dan peralatan

· Keringanan atau penundaan pajak (3 sampai 10 tahun )

· Penyederhanaan perizinan dan administrasi

· Infrastruktur penunjangan berupa prasaranan dan sarana lengkap

· Subsidi tarif jasa pelayanan umum

c) Relokasi Industri

Relokasi Industri adalah perpindahan atau pemindahan lokasi industri dari

negara maju ke negara berkembang dengan alasan menekan upah buruh,

tekanan politis atau hukum di negara maju, syarat pendirian industri di

negara maju, dan lain sebagainya. Negara maju yang biasanya melakukan

relokasi industri adalah seperti Amerika Serikat , Jerman, Jepang, Prancis,

Korea, dan sebagainya. Negara yang menerima relokasi industri adalah

Cina, India, Indonesia, Thailand, Vietnam, Malaysia, Meksiko, dan lain-lain.

Alasan relokasi Industri antara lain :

· Mencari upah buru yang lebih murah

· Mengurangi tingkat polusi atau pencemaran dinegara maju

· Memperbesar dan memperluas usaha industry

· Memperluas pemasaran hasil industri Keuntungan relokasi industri bagi negara yang dituju adalah:

1) Menambah dan memperluas lapangan pekerjaan

2) Menambah pendapatan negara dari sektor pajak

3) Alih teknologi dari negara maju

4) Permodalan langsung dari negara yang memindakan industri

4) Penyebaran Lokasi Pertanian dan Macam-Macamnya

Penduduk adalah sekelompok manusia yang bertempat tinggal di suatu tempat

dalam kurun waktu yang cukup lama. Dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-

hari manusia berupaya untuk dapat bertahan hidup dengan melakukan berbagai

aktivitas (kegiatan) yang bersifat ekonomi disesuaikan dengan kondisi geogafisnya

masing-masing.

366

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 477: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

Misalnya:

· Penduduk pantai akan melakukan kegiatan ekonominya dengan segala sesuatu

yang berhubungan dengan laut/pantai, misalnya: menjadi nelayan, petambak

ikan, pengelola wisata.

· Penduduk desa, mereka akan melakukan kegiatan ekonominya dengan segala

sesuatu yang berhubungan dengan alam pedesaan, misalnya: menjadi petani,

penggarap sawah, beternak.

· Penduduk perkotaan melakukan kegiatan ekonominya dengan menjadi

karyawan, pedagang pasir, buruh, usaha jasa, dan lain-lain.

· Penduduk yang tinggal di pegunungan melakukan kegiatan ekonominya dengan

berladang, petani tegalan, perkebunan, dan lain-lain.

Mata pencaharian penduduk dibagi ke dalam dua bagian, yaitu bidang pertanian

dan di luar pertanian. Berikut ini uraiannya.

a) Bidang Pertanian

Bidang pertanian meliputi pertanian rakyat, perikanan, kehutanan, dan

peternakan.

(1) Pertanian Rakyat

Pertanian adalah segala upaya manusia di dalam mengolah tanah untuk

dimanfaatkan dalam bidang bercocok tanam, perkebunan, peternakan,

perikanan, dan kehutanan. Berikut ini adalah uraian mengenai pertanian

rakyat. Pertanian rakyat, artinya usaha-usaha pertanian yang pengelolaannya

dilaksanakan oleh rakyat. Biasanya, pertanian jenis ini dikhususkan hasilnya

hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Ciri-ciri pertanian rakyat adalah:

· Lahan pertanian rakyat;

· Modal kecil;

· Peralatan manual (sederhana), dan

· Sistem pengolahan secara tradisional.

Adapun yang termasuk pada kegiatan pertanian rakyat ada tiga macam,

yaitu:

(a) Sawah

Sawah adalah kegiatan pertanian yang dilakukan di tanah basah atau

tanah yang memiliki cadangan air cukup banyak. Sistem pertanian sawah

termasuk sistem yang lebih baik daripada cara lain. Karena, selain sudah

menetap, teknik cara pengolahannya pun sudah dianggap sempurna.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

367

Page 478: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

Pertanian sawah berdasarkan sistem pengairannya dibedakan menjadi

dua, yaitu:

· Sawah irigasi. Sawah jenis ini tidak pernah berhenti produksi sekalipun

pada musim kemarau, karena pengairannya tetap.

· Sawah tadah hujan. Sawah jenis ini hanya dapat diproduksi setiap

musim hujan tiba. Jadi, pengairannya hanya tergantung pada saat

musim hujan tiba.

Gambar 52.

Sawah irigasi (sumber : http://pahalahutapea.wordpress.com)

Gambar 53.

Sawah tadah hujan (sumber : http://blogs.unpad.ac.id/)

(b) Ladang

Berladang adalah kegiatan pertanian yang dilakukan di tempat-

tempat yang tidak memiliki banyak persediaan air. Berladang biasanya

dilakukan dengan cara berpindah-pindah tempat, dan sistem ini masih

368

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 479: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

mengandalkan air hujan sebagai sumber bagi tanaman.

Gambar 54. Ladang (Sumber : http://www.eramuslim.com)

(c) Tegalan

Tegalan adalah kegiatan pertanian yang dilakukan di tanah kering. Sistem

tegalan sudah lebih maju dibandingkan berladang, karena petani sudah

menetap dan jenis tanamannya pun beragam. Sekarang, upaya apa saja

yang dilakukan dalam meningkatkan produksi pertanian? Berikut ini

adalah upaya-upaya peningkatan dalam produksi pertanian.

· Ekstensifikasi pertanian

Ekstensifikasi pertanian merupakan upaya untuk meningkatkan

produksi pertanian dengan menambah areal pertanian. Upaya ini

biasanya dapat dilakukan di luar Pulau Jawa karena lahan untuk di luar

Jawa masih luas.

· Intensifikasi pertanian

Intensifikasi pertanian merupakan upaya untuk melipatgandakan

produksi pertanian dengan menggunakan lahan yang sudah ada tanpa

menambah areal. Intensifikasi pertanian biasanya dilakukan dengan

menerapkan panca usaha tani, di antaranya adalah:

- Pengolahan tanah pertanian dengan baik.

- Pemilihan bibit unggul, misalnya dengan padi VUTW (Varietas Unggul

Tahan Wereng).

- Pengairan yang teratur agar dalam satu tahun tidak hanya panen satu

kali saja saat musim hujan juga pengaturan pengairan menjadi lancar,

misalnya di Bali ada suatu organisasi yang khusus bertugas untuk

mengatur masa penanaman awal sawah, disebut subak.

- Pemupukan dilakukan baik dengan organik maupun pupuk anorganik.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

369

Page 480: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

Pupuk organik, artinya pupuk yang berasal dari pupuk kandang, pupuk

hijau, kompos dan guana (kotoran yang berasal dari burung). Pupuk

anorganik, artinya pupuk yang berasal dari buatan pabrik, misalnya:

ZA, urea, TSP, DS, NPK, dan lain-lain.

- Pemberantasan hama.

· Mekanisasi pertanian

Mekanisasi pertanian, artinya upaya peningkatan hasil pertanian

dengan penggunaan mesin-mesin modern di dalam pengolahannya.

· Diversifikasi pertanian

Diversifikasi per tanian, artinya upaya peningkatan hasil dengan

penanaman lebih dari satu macam tanaman pada satu lahan pertanian.

· Rehabilitasi pertanian

Rehabilitasi pertanian, artinya upaya untuk meningkatkan produksi

dengan cara mengganti tanaman yang kurang produktif dengan

tanaman yang produktif, termasuk memperbaiki cara-cara bercocok

tanam.

b) Perikanan

Perikanan adalah usaha mengambil (memanfaatkan) ikan atau membudidayakan

ikan, baik yang dilakukan di laut, sungai, waduk, kolam, tambak, sawah, dan

lain-lain. Berdasarkan medianya, perikanan dibedakan menjadi:

(1) Perikanan darat

Perikanan darat merupakan kegiatan perikanan yang dilaksanakan di air

tawar, misalnya: di sungai, danau, waduk, kolam, dan lain-lain. Ada juga yang

dilakukan di sawah yang disebut Minapadi (yaitu perikanan saat padi baru

ditanam sampai airnya dikeringkan karena akan diberi pupuk). Perikanan

darat ini biasanya pemanfaatannya hanya sebagai usaha sampingan,

tetapi perikanan darat ini juga diusahakan secara besar-besaran dengan

menggunakan teknik ”running water” atau istilah lain perikanan air deras.

Daerah perikanan darat di Pulau Jawa yang terkenal, misalnya: di Jawa Barat

(Cisaat-Sukabumi, Danau Saguling), Jawa Tengah, Sumatra Selatan, dan

Jawa Timur. Adapun jenis ikannya, antara lain: ikan mas, bawal, mujair, nila,

lele, dan gurame. Selain jenis-jenis ikan tadi, terdapat pula budidaya ikan hias

yang hampir di setiap daerah di Pulau Jawa terdapat jenis ikan tersebut.

(2) Perikanan laut

Perikanan laut merupakan kegiatan penangkapan ikan di laut, baik secara

tradisional maupun modern. Kegiatan ini juga meliputi pembudidayaan ikan

370

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 481: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

di daerah pantai ataupun di lautan lepas sebagai sumber mata pencaharian

masyarakat. Penangkapan secara tradisional tersebar luas di seluruh wilayah

Nusantara dan dilakukan oleh penduduk, terutama yang tinggal di pesisir

pantai dengan menggunakan perahu layar bercadik. Tetapi, ada pula yang

telah menggunakan perahu motor dengan peralatan yang masih sederhana,

misalnya: pancing, jala, sero, rawai, dan pukat. Penangkapan secara modern

dilakukan oleh pemerintah maupun oleh swasta. Perlengkapannya sudah

lebih maju dibandingkan dengan tradisional yang menggunakan kapal besar

dilengkapi dengan mesin pendingin (pengawet) serta pengolahan ikan. Jenis

ikan yang ditangkap, antara lain: cakalang, tuna, cumi, kembung, kerapu,

kakap, teri, dan lemuru. Bahkan, ada ikan hasil tangkapan nelayan yang

memiliki nilai ekspor, yaitu ikan tuna yang wilayah tangkapannya meliputi

laut selatan Pulau Jawa, sebelah Barat Sumatra, Laut Banda, dan sebelah

Utara Papua. Berikut ini adalah contoh-contoh hasil tangkapannya.

· Cakalang, wilayahnya di laut Maluku dan Flores.

· Ikan kembung, wilayahnya perairan Sumatra Utara dan bagian Selatan

Papua.

GLOSSARIUM

Mental Map =

Peta Tematik = Peta yang berisikan tema tema tertentu

Peta Kadaster = Peta yang berskala 1:100 - 1:5000

Skala = Perbandingan antara jarak dipeta dengan jarak sebenarnya

Legenda =Kumpulan simbol-simbol keterangan pada peta

Inset = Peta sisipan yang memperlihatkan peta pada daerah yang lebih luas

Titik Triangulasi = Titik puncak

Proyeksi Peta = Penggambaran peta pada bidang datar

Industri = usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang

jadi

Industri Ekstraktif = industri yang bahan baku diambil langsung dari alam sekitar.

Industri Non Ekstraktif =industri yang bahan baku didapat dari tempat lain selain alam sekitar

Teori Lokasi = ilmu yang menyelidiki tata ruang kegiatan ekonomi. Selain itu, Teori Lokasi juga dapat diartikan sebagai ilmu yang

mempelajari tentang lokasi secara geografis

Page 482: Geografi (lengkap)

Aglomerasi Industri = Pemusatan industri pada daerah tertentu

Kawasan Berikat =Tempat Penimbunan Berikat untuk menimbun barang impor dan/atau barang yang berasal

dari tempat lain dalam daerah pabean guna diolah atau digabungkan, yang hasilnya terutama untuk diekspor

Relokasi Industri = Pemindahan lokasi industri dari negara maju ke negara berkembang untuk memperluas pasar

3. Latihan

1. Berdasarkan skalanya peta dibedakan beberapa klasifikasi, jelaskan dengan

contohnya ?

2. Setiap orang memiliki mental map yang berbeda, jelaskan ?

3. Jelaskan klasifikasi Industri berdasarkan pada lokasi unit usahanya ?

4. Apa yang dimaksud dengan aglomerasi industri ? mengapa terjadi hal tersebut ?

5. Jelaskan perbedaan intensifikasi dengan ekstensifikasi pertanian ?

4. Evaluasi

1. Peta ini digunakan untuk menggambarkan peta tanah atau peta dalam sertifikat tanah,

memiliki skala peta 1 : 100 sampai 1 : 5.000......

a. Peta skala besar

b. Peta skala sedang

c. Peta skala kecil

d. Peta kadaster

2. Jarak dilapangan antara jarak antara kota A dan B 400 km sedangkan jarak pada peta

dibuatnya 5 cm, berapakah skala peta yang dibuat ?...

a. 1 : 8.500.000

b. 1 : 8.000.000

c. 1 : 2.500.000

d. 1 : 2.000.000

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

371

Page 483: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

3. Rawa, Hutan dan padang pasir menurut bentuknya menggunakan simbol peta

berupa...

a. Simbol titik

b. Simbol polygon

c. Simbol bulat

d. Simbol luasan

4. Untuk menghindari kesalahan dalam membuat peta , harus terpenuhi fungsi conform,

yaitu...

a. Jarak dipeta harus sesuai denga jarak sebenarnya dilapangan.

b. Bentuk daerah yang dipetakan harus sesuai dengan bentuk asli

c. Daerah yang dipetakan sama luasnya dengan apa yang ada di alam

d. Bidang lengkung dibumi digambarkan sama dengan sebenarnya

5. Suatu tempat pemusatan kegiatan industri pengolahan yang dilengkapi dengan

prasarana dan sarana seperti lahan dan lokasi yang strategis serta fasilitas penunjang

lainnya, disebut...

a. Zona Industri

b. Industri kecil

c. Kawasan Industri

d. WPPI

6. Perhatikan pernyataan dibahwah ini.

i. Memicu pertumbuhan ekonomi di daerah sekitar

ii. Perizinan mudah dan penyerapan tenaga kerja lebih banyak

iii. Pengolahan limbah lebih banyak

iv. Dapat kebebasan pajak

v. Erat hubungannya antar tenaga kerja.

Dari pernyataan diatas yang termasuk dari keuntungan aglomerasi industri adalah...

a. i,ii,iii dan iv

b. i,ii,iii dan v

c. i,ii dan iv

d. i,ii dan v

372

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 484: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

7. Pada peta topografi, permukaan bumi digambarkan dalam wujud garis kontur. Suatu

wilayah yang digambarkan dengan garis kontur rapat dapat menunjukkan daerah

yang...

a. Datar

b. Bergunung-gunung

c. Bergelombang

d. Landai

8. Jenis ikan yang dibudidayakan di air tawar antara lain ....

a. ikan mas, bawal, mujair, nila, lele, dan gurame.

b. ikan cakalang, tuna, cumi, kembung, kerapu

c. ikan bawal, mujair, cakalang, kerapu

d.ikan nila, ikan bawal, ikan kerapu

9. Kegiatan pertanian yang dilakukan di tempat-tempat yang tidak memiliki banyak

persediaan air, dilakukan dengan cara berpindah-pindah tempat disebut.....

a. Berladang

b. Huma

c. Tadah hujan

d. lebak

10.Industri berdasarkan tingkat produksinya dibedakan menjadi .....

a. industri agraris dan non agraris

b. industri primer, sekunder, tersier

c. industri kecil, sedang dan besar

d. industri ringan dan berat

5. Kunci jawaban

Latihan

1. Peta berdasarkan skalanya dapat digolongkan menjadi :

a) Peta kadaster/teknik adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 100 sampai 1

: 5.000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan peta tanah atau peta dalam

sertifikat tanah.

b) Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000.

Peta skala besar digunakan untuk menggambarkan wilayah yang relatif sempit,

misalnya peta kelurahan, peta kecamatan.

c) Peta skala sedang adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 250.000 sampai 1:

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

373

Page 485: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

500.000. Peta skala sedang digunakan untuk menggambarkan daerah yang agak

luas, misalnya peta propinsi Jawa Tengah, peta propinsi Jawa Barat.

d) Peta skala kecil adalah peta yang mempunyai skala 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000

atau lebih. Peta skala kecil digunakan untuk menggambarkan daerah yang relatif

luas, misalnya peta negara, benua bahkan dunia.

2. Mental map merupakan kemampuan seseorang untuk menggambarkan dan

menjelaskan suatu wilayah. Setiap orang memiliki gambaran yang beragam terhadap

suatu wilayah yeng pernah di jumpai, semakin lengkap seseorang menjelaskannya

maka semakin baiklah mental map terhadap wilayah tersebut.

3. Berdasarkan pada lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan menjadi:

a). Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri yang

didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.

b). Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu

industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama

daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.

c). Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu industri

yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri semen di

Palimanan Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang

(dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri BBM di Balongan

Indramayu (dekat dengan kilang minyak).

d). Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat

tersedianya bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan industri

tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan

industri gula berdekatan lahan tebu.

e). Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry), yaitu

industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat

didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat

luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya: industri elektronik, industri

otomotif, dan industri transportasi.

4. Aglomerasi industri yaitu pemusatan industri di suatu kawasan tertentu dengan

tujuan agar pengelolaannya dapat optimal. Aglomerasi merupakan pengelompokkan

beberapa industri dalam suatu daerah atau wilayah sehingga membentuk daerah

khusus industri.. Gejala Aglomerasi Industri disebabkan oleh:

a. Persaingan industri yang semakin hebat dan semakin banyak

b. Pelaksanaan segala bentuk efisien dalam penyelenggaraan industri

c. Peningkatan produktivitas hasil industri dan mutu produksi

d. Pemberian kemudahan bagi kegiatan industri

374

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 486: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

e. Kemudahankcontrol dalam hubungan tenaga kerja

5. Ekstensifikasi pertanian merupakan upaya untuk meningkatkan produksi pertanian

dengan menambah areal pertanian. Intensifikasi pertanian merupakan upaya untuk

melipatgandakan produksi pertanian dengan menggunakan lahan yang sudah

ada tanpa menambah areal. Intensifikasi pertanian biasanya dilakukan dengan

menerapkan panca usaha tani, di antaranya adalah:

a. Pengolahan tanah pertanian dengan baik.

b. Pemilihan bibit unggul,

c. Pengairan yang teratur

d. Pemupukan

e. Pemberantasan hama.

Evaluasi

1. D

2. B

3. D

4. B

5. D

6. C

7. B

8. A

9. A

10. B

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

375

Page 487: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

J. Pemanfaatan Citra Penginderaan Jauh dan SIG

1. Tujuan Pembelajaran

a. Standard Kompetensi

Guru memahami pemanfaatan citra penginderan jauh dan sistem informasi geografi

b. Kompetensi Dasar

Guru mampu menjelaskan pemanfaatan citra penginderaan jauh

Guru mampu menjelaskan pemanfaatan Sistem Informasi Geografi (SIG)

c. Indikator

Memahami arti penginderaan jauh dan SIG

Menjelaskan Sistem penginderaah Jauh

Dapat mengoperasikan SIG

Penerapan Penginderaan Jauh dan SIG

2. Uraian Materi :

a. Pemanfaatan Citra Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi

Arti Penginderaan Jauh dan SIG

1) Arti Penginderaan Jauh

Penginderaan jauh memiliki istilah yang berbeda sesuai dengan bahasa di masing-

masing negara. Penginderaan jauh disebut remote sensing (inggris), Perancis

(teledetection), fernerkundung (Jerman), perciption remota (Spanyol). Pengertian

penginderaan jauhpun dari berbagai sumber sangat beragam.Beberapa pengertian

jauh diantaranya seperti dibawah ini. Penginderaan jauh merupakan upaya untuk memperoleh, menemutunjukkan

(mengidentifikasi) dan menganalisis objek dengan sensor pada posisi pengamatan

daerah kajian (Avery, 1985). Sabins (1996) dalam Kerle, et al. (2004) menjelaskan bahwa penginderaan jauh

adalah ilmu untuk memperoleh, mengolah dan menginterpretasi citra yang telah

direkam yang berasal dari interaksi antara gelombang elektromagnetik dengan

sutau objek. Penginderaan jauh merupakan teknik yang dikembangkan untuk memperoleh

dan menganalisis informasi tentang bumi. Informasi itu berbentuk radiasi

elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari permukaan bumi

(Lindgren, 1985).

Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu

obyek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat

tanpa adanya kontak langsung dengan obyek, daerah, atau fenomena yang dikaji

376

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 488: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

(Sutanto, 1990).

Penginderaan jauh adalah ilmu, teknologi dan seni dalam memperoleh informasi

mengenai objek atau fenomena di (dekat) permukaan bumi tanpa kontak langsung

dengan objek atau fenomena yang dikaji, melainkan melalui media perekam

objek atau fenomena yang memanfaatkan energi yang berasal dari gelombang

elektromagnetik dan mewujudkan hasil perekaman tersebut dalam bentuk citra.

Pengertian ‗tanpa kontak langsung‘ di sini dapat diartikan secara sempit dan luas.

Secara sempit berarti bahwa memang tidak ada kontak antara objek dengan analis,

misalnya ketika data citra satelit diproses dan ditransformasi menjadi peta distribusi

temperatur permukaan pada saat perekaman. Secara luas berarti bahwa kontak

dimungkinkan dalam bentuk aktivitas ‗ground truth‘, yaitu pengumpulan sampel

lapangan untuk dijadikan dasar pemodelan melalui interpolasi dan ekstrapolasi pada

wilayah yang jauh lebih luas dan pada kerincian yang lebih tinggi. Penginderaan jauh di dalam lingkup luas berarti setiap metodologi yang digunakan

untuk mempelajari karakteristik obyek dari jauh. Contoh sederhana, penglihatan,

penciuman, dan pendengaran manusia. Interpretasi fotografik dipandang sebagai

bentuk penginderaan jauh karena interpretasi tersebut digunakan untuk identifikasi

obyek dan menilai arti pentingnya tanpa bersentuhan secara fisik dengan obyek

tersebut (Sutanto, 1983).

a) Arti Sistem Informasi Geografi

Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah suatu sistem yang memiliki fungsi

pengumpulan, pengaturan, pengelolaan, penyimpanan sampai penyajian

segala jenis data (informasi) yang berkaitan dengan geografi. Sitem informasi

ada beberapa macam yaitu sebagi sistem informasi ilmu dan teknologi, sistem

informasi manajemen dan sistem sumber daya lingkungan.

Menurut Linden (1987), SIG adalah sistem untuk pengelolaan, penyimpanan,

pemrosesan (manipulasi), analisis dan penayangan data secara spasial terkait

dengan muka bumi. Berry (1988) mengemukakan bahwa SIG adalah sistem

informasi, referensi internal serta otomatisasi data keruangan.

2) Sistem Penginderaah Jauh

Secara umum proses dan elemen yang terkait di dalam sistem penginderaan jauh

dengan energi elektromagnetik untuk sumberdaya alam meliputi pengumpulan data

dan analisis data. Data rujukan tentang sumberdaya yang dipelajari (seperti peta

tanah, data statistik tanaman, atau data uji medan) digunakan untuk membantu

analisis data. Hasil interpretasi disajikan dalam bentuk peta, tabel, atau laporan.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

377

Page 489: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

Analisa data penginderaan jauh memerlukan data rujukan seperti peta tematik,

data statistik dan data lapangan. Hasil nalisa yang diperoleh berupa informasi

mengenai bentang lahan, jenis penutup lahan, kondisi lokasi dan kondisi

sumberdaya lokasi. Informasi tersebut bagi para pengguna dapat dimanfaatkan

untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan dalam mengembangkan

daerah tersebut. Keseluruhan proses pmulai dari pengambilan data, analisis data

hingga penggunaan data tersebut disebut Sistem Penginderaan Jauh (Purwadhi,

2001) Untuk dapat memahami prinsip penginderaan jauh harus mengetahui sistem

penginderaan jauh yang terdiri dari dua yaitu pertama pengumpulan data terdiri :

sumber energi, perjalanan sinar melalui atmosfer, interaksi energi dengan obyek,

sensor, hasil/data (citra atau non-citra). Kedua analisis data: pengujian data dengan

alat interpretasi dan alat pengamatan untuk citra, komputer untuk data numerik

Gambar 55. Skema Umum Penginderaan Jauh

a) Sumber energi

Matahari sebagai sumber dari segala sumber energi. Matahari dengan

temperaturnya yang tinggi merupakan sumber utama energi elektromagnetik,

baik dalam bentuk cahaya maupun dalam betuk lainnya. Dalam Hukum Stefan

Boltsman, semua benda diatas temperatur nol derajad absolut melepaskan

energi elektromagnit yang ditimbulkan oleh gerakan-gerakan dari atom dan

378

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 490: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

melekulnya. Energi yang dilepaskan ini semakin besar apabila temperaturnya

makin tinggi.

Di dalam penginderaan jauh terdapat sistem aktif dan sistem pasif. Sistem aktif

sumber tenaganya berupa ‘buatan‘, misalnya radar. Penginderaan jauh sistem

pasif sumber tenaganya ‘alami‘, yaitu dari matahari. Spektrum elektromagnetik bisa dibedakan dengan tiga ukuran yakni panjang

gelombang (λ) dengan satuan mikron (µ) 1µ= 10ῖ³ mm , frekuensi gelombang

(f) dengan satauan Hertz (Hz) 1 Hz = 1 siklus/ detik, dan kecepatan gelombang. Spektrum elektromagnetik dibagi atas berbagai bagain spektrum dan tiap

bagian spektrum dibagi atas saluran (band) sebagai berikut (Sutanto: 1979: 6)

0,003 Å – 0,3 Å = sinar gamma

0,3 Å – 30 Å = sinar x

30 Å – 0,4 µ = sinar ultra violet

Bagian spektrum tampak mata

0,4 µ - 0,5 µ = biru

0,5 µ - 0,6 µ = hijau

0,6 µ - 0,7 µ = merah

Bagian spektrum infra merah

0,7 µ - 1,5 µ = inframerah dekat

1,5 µ - 15 µ = inframerah sedang/termal

15 µ - 100 µ = inframerah jauh/termal

100 µ - 1000 µ = inframerah sangat jauh

Bagian spektrum microwave

0,1 cm – 30 cm = radar

30 cm – 3 cm = UHF (Ultra High frequency)

30 m – 300 cm = radio

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

379

Page 491: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

Gambar 56.

Gambar Gelombang elektromagnetik

Gambar 57.

Spektrum elektromagnetik

380

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 492: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

b) Atmosfer sebagai medium

Atmosfer bumi menyerap, memantulkan, menghamburkan dan melewatkan

radiasi elektromagnetik. Banyak bagian spektrum yang tidak dapat digunakan

untuk penginderaan jauh. Bagian dari spektrum yang sampai kepermukaan

bumi disebut Jendela Atmosfer (atmospheric window). Spektrum yang sampai

kepermukaan bumi dan digunakan untuk penginderaan jauh seperti: bagian

spektrum tampak mata, spektrum inframerah dekat dan ultraviolet, bagian

spektrum inframerah sedang, dan bagian spektrum microwave (1.000 mikron

atau lebih). Pada jendela atmosfer ini masih terjadi gangguan atmosfer yakni terutama

hamburan (scattering) pada bagian spektrum tampak mata dan penyerapan

pada bagian spektrum inframerah. Gangguan atmosfer ini dapat mengurangi

radiasi energi yang dapat mencapai sensor.

Gambar 58. Susunan atmosfer permukaan bumi

c) Obyek atau target

Tiap obyek atau target dimuka bumi memantulkan spektrum elektromagnetik

yang diterima atau akan memancarkan spektrum elektromagnetik dari dalam

obyek yang berbeda. Radiasi dari tiap obyek diterima atau direkam oleh sensor

dan sesudah diproses akan terbentuk citra. Karena tiap obyek memiliki karakter

tersendiri. Obyek-obyek dapat dikenal pada citra lewat karakteristik spektrum

tersebut. Disamping itu juga obyek dapat dikenal melalui bentuk, ukuran,

asosiasi antar obyek. Pada permukaan yang rata, hampir semua energi dipantulkan dari permukaan

pada suatu arah, sedangkan pada permukaan kasar, energi dipantulkan hampir

merata ke semua arah. Pada umumnya permukaan bumi berkisar diantara ke

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

381

Page 493: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

dua ekstrim tersebut, tergantung pada kekasaran permukaan. Contoh yang

lebih spesifik adalah pemantulan radiasi energi matahari dari daun dan air. Sifat

klorofil adalah menyerap sebagian besar radiasi dengan panjang gelombang

merah dan biru dan memantulkan panjang gelombang hijau dan inframerah

dekat. Sedangkan air menyerap radiasi dengan panjang gelombang nampak

tinggi dan inframerah dekat lebih banyak daripada radiasi nampak dengan

panjang gelombang pendek (biru).

Pengetahuan mengenai perbedaan spectral dari berbagai bentuk di permukaan

bumi memungkinkan kita untuk menginterpretasi citra.

d) Radiasi yang dipantulkan/dipancarkan

Apabila sinar mengenai obyek dipermukaan bumi, maka banyaknya sinar

yang diterima sama dengan banyaknya sinar yang diserap dan dipantulkan.

Penginderaan jauh menggunakan sinar yang dipantulkan obyek. Jumlah

energi yang dipantulkan berbanding lurus terhadap pangkat empat dari pada

temperaturnya. Karena tiap obyek mempunyai temperatur yang berbeda,

jumlah energi yang dipancarkan dan direkam oleh alat pengindera akan berbeda

pula. Perbedan inilah yang merupakan kunci pengenalan bagi tiap obyek

penginderaan jauh.

3) Wahana

Kendaraan yang membawa alat pemantau dinamakan wahana. Berdasarkan

ketinggian peredaran wahana, tempat pemantauan atau pemotretan dari angkasa

ini dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu:

· Pesawat terbang rendah sampai medium (low to medium altitude aircraft),

dengan ketinggian antara 1000 meter sampai 9000 meter dari permukaan

bumi. Citra yang dihasilkan adalah citra foto (foto udara).

· Pesawat terbang tinggi (high altitude aircraft) dengan ketinggian sekitar

18.000 meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan ialah foto udara dan

multispectral scanner data.

· Satelit, dengan ketinggian antara 400 km sampai 900 km dari permukaan

bumi.

Citra yang dihasilkan adalah citra satelit.

382

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 494: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

Gambar 59. Wahana dengan berbagai ketinggian

4) Alat pengindera (sensor)

Menurut Buttler et al (1988) sensor adalah alat yang dapat mendeteksi emisi

atau pantulan radiasi elektromagnetik dan megubah kedalaman nilai fisika yang

dapat disimpan dan diproses. Sedangkan menurut Suano (1990), menyatakan

bahwa dalam mendeteksi obyek di muka bumi, sensor memunyai kepekaan diri

terhadapbagian elektromagnetik. Penginderaan jauh sangat tergantung dari energi gelombang elektromagnetik.

Gelombang elektromagnetik dapat berasal dari banyak hal, akan tetapi gelombang

elektromagnetik yang terpenting pada penginderaan jauh adalah sinar matahari.

Banyak sensor menggunakan energi pantulan sinar matahari sebagai sumber

gelombang elektromagnetik, akan tetapi ada beberapa sensor penginderaan jauh

yang menggunakan energi yang dipancarkan oleh bumi dan yang dipancarkan oleh

sensor itu sendiri. Sensor yang memanfaatkan energi dari pantulan cahaya matahari

atau energi bumi dinamakan sensor pasif, sedangkan yang memanfaatkan energi

dari sensor itu sendiri dinamakan sensor aktif .

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

383

Page 495: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

Gambar 60. Ukuran energi yang dipantulkan dan dipancarkan oleh sensor

penginderaan jauh (Karle, el al., 2004)

Sensor menerima dan merekam radiasi spektrum elektromagnetik yang datang

dari obyek. Alat pengindera atau sensor pada dasarnya dapat dibedakan atas dua

bagian, yakni kamera atau sensor fotografi dan sensor non-fotografi. Kamera

bekerja pada spektrum tampak mata, sedangkan sensor non-fotografi dapat

beroperasi pada bagain spektrum yang jauh lebih luas, yakni dari sinar X hingga

panjang gelombang radio. Kamera menghasilkan citra foto, sedang sensor non-

fotografi menghasilkan citra non-foto. Interprestasi citra merupakan proses untuk memperoleh informasi dengan citra

sebagai sumber atau sebagai perantaranya. Interprestasi citra merupakan perbuatan

mengamati citra dengan maksud untuk identifikasi obyek dan menilai pentingnya

obyek tersebut (Estes, J.H & Simonet dalam Sutanto, 1979: 1). Interpretasi citra merupakan kegiatan mengkaji foto udara dan atau citra dengan

maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut.

Interprestasi citra berbeda dari pengamatan biasa karena lingkup pengamatannya

lebih luas dan juga karena hubungan temporalnya. Ketelitian hasil interprestasi

citra sangat tergantung atas latihan, penguasaan ilmu dibidang tertentu dan

keadaan bentang yang diamati. Pada dasaranya kedudukan interprestasi citra

terhadap fotogrametri dapat disamakan dengan kedudukan statistik dalam

matematika. Fotogramteri bersifat lebih eksak karena ilmu ini mempergunakan

citra terhadap untuk memperoleh ukuran-ukuran seperti jarak, tinggi, lereng, luas,

volume dan sebaginya. Interprestasi citra lebih bersifat statistik karena dalam

mengenali obyek lewat citra masih terdapat beberapa kemungkinan seperti tidak

tahu dengan ragu-ragu, tahu dengan pasati dan sebagainya (Sutanto, 1979: 3)

384

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 496: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

Interpretasi citra penginderaan jauh dapat dilakukan dengan dua cara yaitu

interpretasi secara manual dan interpretasi secara digital (Purwadhi, 2001).

Interpretasi secara manual adalah interpretasi data penginderaan jauh yang

mendasarkan pada pengenalan ciri/karakteristik objek secara keruangan..

Interpretasi secara digital adalah evaluasi kuantitatif tentang informasi spektral

yang disajikan pada citra. Dasar interpretasi citra digital berupa klasifikasi citra

pixel berdasarkan nilai spektralnya dan dapat dilakukan dengan cara statistik.

Dalam pengklasifikasian citra secara digital, mempunyai tujuan khusus untuk

mengkategorikan secara otomatis setiap pixel yang mempunyai informasi spektral

yang sama dengan mengikutkan pengenalan pola spektral, pengenalan pola

spasial dan pengenalan pola temporal yang akhirnya membentuk kelas atau tema

keruangan (spasial) tertentu. Pendekatan pada intrepretasi citra dapat dilakukan dengan dua cara yaitu manual

dan komputer. Dalam intrepretasi manual Menurut Vink dalam Sutanto, secara

umum dilaksanakan lewat tahap-tahapan sebagai berikut :

a) Deteksi

Juru tafsir citra mengukur obyek pada citra dengan skala dan alat-alat ukur

lainnya. Pengukuran ini dapat berupa penaksiran secara visual tentang ukuran

relatif serta bentuk Secara selektif menemukan obyek atau elemen pada foto .

deteksi berhubungan dengan :

· jenis foto

· jenis disiplin

· jenis skala dan kwalitas dari pada foto udara

Pekerjaan ini sering digabungkan dengan pengenalan (recognition),

dimana obyek tidak sekedar dilihat, melainkan sekaligus diusahakan untuk

mengenalinya.

b) Pengenalan dan Identifikasi

Pengenalan dan identifikasi secara bersama sering disebut pembacan foto

(photo reading). Identifikasi foto lebih dekat ke mengeja foto, yakni klasifikasi

daripada obyek yang langsung nampak berdasarkan pengetahuan lokal atau

pengetahuan tertentu. Identifikasi merupakan pengejaan ciri-ciri obyek yang

dikaji. Tiap obyek mempunyai ciri-ciri atau karakteristik tersendiri dimana

karakteristik ini dapat dilacak pada citra. Berdasarkan pengenalan atas

karakteristik inilah pengenalan obyek pada citra dilakukan; dan ini pulalah yang

menjadi dasar dari interprestasi citra

c) Analisa

Istilah analisa sering digunakan untuk arti yang berbeda-beda oleh juru tafsir

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

385

Page 497: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

foto udara. Kadang-kadang dipakai untuk seluruh proses interprestasi foto

udara. Analisa berarti proses untuk delineasi kelompok-kelompok obyek yang

mempunyai kekhususan tersendiri. Identitas tiap obyek ditentukan kemudian

didalam klasifikasi.

d) Deduksi

Deduksi merupakan proses yang mendasrkan atas bukti-bukti yang mengarah

kesatu titik. Bukti-bukti yang mengarah kestu titik diperoleh dari obyek yang

nampak langsung pada foto udara. Untuk obyek yang luas dan nampak langsung

pada foto, deduksi ini dapat membuat hipotesa kerja maupun konklusi atas

dasar kesamaan dan perbedaan.

e) Klasifikasi

Klasifikasi citra menurut Lillesand dan Kiefer (1990), dibagi ke dalam dua

klasifikasi yaitu klasifikasi terbimbing (supervised classification) dan klasifikasi

tidak terbimbing (unsupervised classification). Proses pengklasifikasian

klasifikasi terbimbing dilakukan dengan prosedur pengenalan pola spektral

dengan memilih kelompok atau kelas-kelas informasi yang diinginkan dan

selanjutnya memilih contoh-contoh kelas (training area) yang mewakili setiap

kelompok, kemudian dilakukan perhitungan statistik terhadap contoh-contoh

kelas yang digunakan sebagai dasar klasifikasi. Pada klasifikasi tidak terbimbing, pengklasifikasian dimulai dengan

pemeriksaan seluruh pixel dan membagi kedalam kelas-kelas berdasarkan pada

pengelompokkan nilai-nilai citra seperti apa adanya. Hasil dari pengklasifikasian

ini disebut kelas-kelas spektral. Kelas-kelas spektral tersebut kemudian

dibandingkan dengan kelas-kelas data referensi untuk menentukan identitas

dan nilai informasi kelas spektral tersebut.Klasifikasi meliputi diskripsi daripada

kenamapakan yang dibatasi (dealinasi) oleh analisa, susunannya kedalam

sistem untuk pengkajian medan (kalau pengkajian medan telah dilakukan

terlebih dahulu, susunannya untuk publikasi akhir), dan kodifikasi untuk

menyatakan sistem tersebut. Dalam banyak hal klasifikasi merupakan tahap

akhir interprestasi foto udara, karena pada tahap inilah kesimpulan-kesimpulan

dan hipotesa-hipotesa dapat ditarik. Penentuan identitas kenampakan dalam

tiap deliniasi dilakukan dalam tahap klasifikasi ini. Pemecahan masalah dimulai dari pengenalan obyek sampai pada analisa hasil

interprestasi. Dalam mengambil obyek juru tafsir sering mengalami kesulitan

untuk mengenali obyek yang sifatnya kompleks. Juru tafsir harus memiliki

pengetahuan tentang interpretasi citra untuk memecahkan masalah ini harus

memiliki pengetahuan yang relevan serta penalaran (reasoning) dengan

386

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 498: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

deduksi maupun induksi. Untuk mengenali obyek pada foto udara, diperlukan

unsur-unsur interpretasi citra.

f) Idealisasi

Idealisasi merupakan pekerjaan kartografi, yakni penyajian hasil interprestasi

kedalam bentuk peta-peta. Langkah-langkah dalam produksi foto beserta

interprestasinya disajikan ke dalam bentuk peta-peta. Pendekatan manual dalam interpretasi citra kurang baik dalam hal

ketidakmampuannnya untuk menangani dengan cepat jumlah data citra yang

besar. Kelemahan ini jelas terlihat, khususnya bila menganalisis citra penyiam

multispektral atau foto multisaluran. Rujukan silang nilai rona daerah demi daerah dnb kenampakan demi

kenampakan sangat sulit untuk menanganinya secara manual. Instrumen

analog sepertipengamat aditif atau metode penajaman citra speerti perincian

rona (density slicing) dapat membantu memudahkan interpretasi ada tingkat

tertentu, namun kecepatan masih belum cepat untuk memngimbangi tingkat

masukan data penginderaan jauh setiap harinya dari wahana ruang angkasa

luar. Komputer elektronik merupakan satu satunya pemecahan masalah itu

Karena interpretasi citra ada dasarnya merupakan proses klasifikasi, maka

identifikasi dan pengenalan daat dilakukan secara matematik, apabila tersedia

data citra dalam bentuk digital Pendekatan denganbantuan komputer meliuti sejumlah langkah pertama data

citra analog harus dikonversikan dulu kedalam bentuk digital. Hal ini dikerjakan

dengan cara penyiaman TV untuk digitasi atau mikrodensitometer. Untuk data

citra yang dikirim dari satelit yang dulu, tingkat sinyal pantulan atau emisi energi

telah diterima dalam bentuk digital. Langkah kedua adalah pemrosesan data,

yang merupakan sekelompok prosedur untuk merapikan data masukan mentah,

seperti koreksi geometrik dan distrosi radiometrik Kemudian dilanjutkan

dengan penyadapan kenampakan. Tipe-tipe kenampakan atau pengukuran

yang penting untuk klasifikasi data citra, diseleksi pada tingkat ini Kenampakan

yang mungkin digunakan ialah kenampakan spasial, spektral dan temporal. Hasil pendekatan dengan komputer dapat berupa keluaran seperti peta-peta

printer garis atau tayangan pada tabung sinar katoda. Informasi numerik atas

daerah yang kelas-kelasnya terpetakan atau frekuensi peristiwa setiap kelas

dan data statistik lain yang bermanfaat dapat ditayangkan dikomputer, apabila

diperlukan.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

387

Page 499: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

Ada enam unsur interprestasi yang biasa digunakan yakni : rona dan warna,

bentuk, ukuran, bayangan, tekstur, pola, site, asosiasi, dan resolusi (Sutanto,

1979 : 20).

(1) Rona dan warna

Rona menunjukan adanya tingkat keabuan yang teramati pada foto udara

hitam putih dan dapat diwujudkan dengan nilai densitas secara logaritmik

antara hitam dan putih, dengan berpedoman pada skala keabuan (Sutanto,

1996). Rona ialah kecerahan relatif obyek pada foto (Lillisand/Kiefer, 1990). Rona

adalah gelap terangnya citra berdasarkan atas proporsi radiasi atau emisi

elektromagnetik yang datang dari obyek dan ditangkap oleh sensor. Tiap

obyek dimuka bumi mempunyai karakteristik tersendiri dalam memantulkan

sinar yang mengenainya yang disebut karakteristik spektral. Rona cerah

ialah daerah dengan toografi tinggi dan kering, sedangkan rona gela

mengisyaratkan daerah dengan topografi rendah dan basah. Rona dan warna merupakan unsur pengenal utama atau primer terhadap

suatu obyek pada citra penginderaan jauh. Fungsi utama adalah untuk

identifikasi batas obyek pada citra. Penafsiran citra secara visual menuntut

tingkatan rona bagian tepi yang jelas, hal ini dapat dibantu dengan teknik

penajaman citra(enhacement). Permukaan obyek yang basah akan

cenderung menyerap cahaya elektromagnetik sehingga akan nampak lebih

hitam disbanding obyek yang relative lebih kering. Pada citra foto rona ditentukan oleh jumlah sinar yang dipantulkan oleh

obyek. Pada citra inframerah termal, rona bergantung pada jumlah energi

yang dipancarkan oleh obyek. Pada citra radar, rona bergantung pada

energi yang dipantulkan kembali ke sensor oleh obyek dimuka bumi.Rona

bergantung antara lain pada :

· Obyek

- Permukaan kasar cenderung menimbulkan rona gelap

- Warna gelap cenderung menimbulkan rona gelap

- Tanah basah/lembab cenderung menimbulkan rona gelap

· Bahan yang digunakan

Tiap jenis film mempunyai kepekaan yang tidak sama terhadap spektrum

eletromagnetik. Silver halide (AgCl, AgBr, AgFl) yang biasa digunakan

sebagai emulsi film hanya peka terhadapn spektrum ultraviolet dan biru,

sehingga negatifnya hanya merekam obyek yang memantulkan sinar

388

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 500: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

dengan panjang gelombang yang relatif pendek. Akibatnya banyak obyek

yang dapat dapat terlihat di medan tetapi pada citra foto nampak dengan

rona yang lemah sekali.

Kombinasi film dan filter yang berbeda juga menyebabkan perbedaan

rona pada citra. Nilai pantulan sinar tidak sama bagi tiap obyek. Hal inilah

yang menyebabkan obyek dapat dikenal melalui perbedaan ronanya.

· Pengaruh lingkungan alamiah

Jumlah sinar yang diterima tergantung pada hambatan cuaca dan sudut

datang sinar yang mengenai obyek. Hamburan Raleigh terjadi pada

ketinggian 10 km dan Hamburan Mie hingga ketinggian 5 km. Hamburan

ini bersifat mengurangi kontras dan ketajaman citra. Sudut datang sinar yang mengenai obyek mempengaruhi jumlah

sinar yang dipantulkan sensor. Sudut datang ini bergantung atas jam

pemotretan, letak tempat berdasarkan garis lintangnya dan musim pada

saat dilakukan pemotretan Warna merupakan ujud yang yang tampak mata dengan menggunakan

spectrum sempit, lebih sempit dari spectrum elektromagnetik

tampak ( Sutanto, 1986). Contoh obyek yang menyerap sinar biru dan

memantulkan sinar hijau dan merah maka obyek tersebut akan tampak

kuning. Dibandingkan dengan rona , perbedaaan warna lebih mudah

dikenali oleh penafsir dalam mengenali obyek secara visual. Hal inilah

yang dijadikan dasar untuk menciptakan citra multispektral. Warna pada citra foto dapat dibedakan atas dua jenis, yakni :

- Warna asli (true colour), yakni warna yang terdapat pada citra foto

pankromatik berwarna

- Warna semu (false colour), yakni warna yang terdapat pada citra

foto inframerah berwarna. Disebut warna semu karena warna yang

tergambar pada citra berlainan dengan warna obyeknya di medan.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

389

Page 501: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

Gambar 61. Citra true color dari landsat 7

Warna semu lebih menguntungkan dalam beberapa hal yakni : kontras

atau beda antara obyek yang satu dengan yang lain sering lebih kontras,

daya tembus terhadap kabut lebih besar dari pada daya tembus pada

warna asli sehingga ketajaman citra fotonya lebih besar.

Gambar 62. Citra false color

390

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 502: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

(2) Ukuran

Ukuran merupakan bagian informasi konstektual selain bentuk dan letak.

Ukuran merupakan atribut obyek yang berupa jarak ,luas ,tinggi, lereng dan

volume (sutanto, 1986). Ukuran merupakan cerminan penyajian penyajian

luas daerah yang ditempati oleh kelompok individu. Ukuran memiliki dua aspek dan biasanya memerlukan sebuah stereoskop

untuk pengamatan tiga demensional. Ukuran sangat bermanfaat di dalam

pengenalan obyek, seperti luas daerah, besar obyek ukuran meliputi dimensi

panjang, luas, tinggi, kemiringan, dan volume dari suatu subyek. Ukuran rumah

merupakan kunci pengenalan penting, yang dapat dibedakan ukurannya

dengan sekolah, kantor, industri dan lain-lain. (Sutanto, 1996).

(3) Bentuk

Bentuk dan ukuran merupakan asosiasi sangat erat. Bentuk menunjukkan

konfigurasi umum suatu obyek sebagaimana terekam pada citra

penginderaan jauh . Bentuk mempunyai dua makna yakni :

· Bentuk luar / umum

· Bentuk rinci atau susunan bentuk yang lebih rinci dan spesifik. Bentuk dan ukuran sering berasosiasi, terutama pada foto udara skala besar.

Bentuk menunjuk pada konfigurasi umum suatu obyek sebagaimana terekam

pada citra penginderaan jauh. Contohnya bentuk lembah sering memberikan

petunjuk penting terhadap proses pelapukan dan usia lembah tersebut, dan

dapat merupakan indikasi terhadap jenis batuan penyusunnya (Sutanto, 1996). Bentuk merupakan konfigurasi umum dari pada suatu obyek. Bentuk

merupakan kunci pengenalan yang penting kerana banyak obyek yang

bentuknya spesifik sehingga pengenalannya pada citra dapat dilakukan

berdasarkan bentuknya. Pada dasarnya bentuk budaya lebih teratur dari pada

bentukan alamiah. Contohnya saluran irigasi lebih teratur dibanding dengan

sungai.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

391

Page 503: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

Gambar 63.

Bentuk bentang budaya jalan dengan air mancur di jalan Thamrin Jakarta

(4) Tekstur

Tekstur merupakan frekuensi perubahan rona dalam citra ( Kiefer, 1979).

Tekstur adalah frekuensi perubahan rona di dalam citra foto. Tekstur dihasilkan

oleh kelompok unit kenampakan yang kecil, tekstur sering dinyatakan

kasar,halus, ataupun belang-belang (Sutanto, 1986). Tekstur dihasilkan oleh sekelompok unit kenampakan yang terlalu kecil untuk

dapat diamati secara jelas satu persatu. Tekstur merupakan hasil dari rona,

ukuran, bentuk, pola, bayangan, dan kualitas pantulan obyek. Tekstur bervariasi

menurut skala citra foto (Sutanto, 1996). Contoh hutan primer bertekstur

kasar, hutan tanaman bertekstur sedang, tanaman padi bertekstur halus. Tekstur merupakan frekuensi perubahan rona didalam citra. Tekstur dibedakan

atas :

· kasar atau halus

· seragam atau tidak seragam

· glunulair atau lineair

Contoh pada foto skala besar : pasir bertekstur halus dan seragam, tanah

hutan bertekstur kasar, tanah rumput bertekstur seragam dan mottled (tidak

seragam).

392

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 504: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

Gambar 64.

Testur pegunungan merapi

(5) Bayangan

Bayangan kadang-kadang membantu di dalam identifikasi jenis obyek,

terutama obyek berupa tegakan, seperti pohon, menara, tiang, dan

sebagainya. Bayangan dapat juga sebagai penghambat di dalam pengenalan

obyek, terutama obyek kecil yang tertutup oleh bayangan obyek yang lebih

besar (Sutanto, 1996). Bayangan mencerminkan kondisi dimana ada obyek yang menghalangi sinar

matahari yang seharusnya mengenai obyek tertentu pada foto. Misalnya

menara tinggi, cerobong asap. Bayangan penting untuk menentukan beda

tinggi secara relatif, karena perbedaan panjang bayangan kurang lebih

mencerminkan beda tinggi daripada obyeknya. Bayangan sangat membantu untuk penelitian geologi/geomorfologi,

panjangnya bayangan bahkan dapat membantu memperjelas bentuk-

bentuk bentang di muka bumi. Sebaliknya bayangan dapat menutupi obyek

sehingga menyulitkan pengenalan pada citra. Oleh karena itu sering dilakukan

pemotretan sekitar dua jam sebelum tengah hari.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

393

Page 505: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

Gambar 65.

Gambar Tugu Monas dengan bayangan ada disebelah kiri

(6) Pola

Pola merupakan sebuah karakteristik makro yang digunakan untuk

mendeskripsi tata ruang pada citra, termasuk di dalamnya kenampakan-

kenampakan alami. Pola sering dapat diasosiasikan dengan geologi, topografi,

tanah, iklim, dan komunitas tanaman. Pemahanan terhadap pola sangat

membantu di dalam evaluasi kualitas lahan dan di dalam menilai kualitas situs

hutan. Terutama di dalam mempelajari penggunaan lahan, pola sangat pen-

ting untuk membedakan antara pola alami dan kenampakan-kenampakan

hasil budidaya manusia (Sutanto, 1996). Pola adalah susunan keruangan (spatial arrangement) dari suatu obyek.

Pola atau pengulangan dari pada bentuk umum atau hubungan tertentu

merupakan karakteristik bagi banyak obyek bentukan manusia dan beberapa

obyek alamiah. Contoh : pola aliran sungai dendritik menunjukan homogenitas

batuan, pola aliran trelis menunjukan daerah lipatan.

(7) Situs

Situs memiliki dua buah arti yang berbeda. Pertama, kata situs banyak

digunakan di dalam kajian foto udara untuk menjelaskan tentang posisi muka

bumi dari citra yang diamati dalam kaitannya dengan kenampakan-kenam-

pakan di sekitarnya. Arti yang lebih penting, ialah berkonotasi terhadap

gabungan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan

pohon. Lereng, topografi, geologi, tanah, dan karakteristik alami dari vegetasi,

394

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 506: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

semuanya merupakan faktor yang penting di dalam mengkaji situs hutan pada

citra. Tiga hal pertama dapat digolongkan sebagai karakteristik makro, dan

dua terakhir ditambah dengan kelembaban tanah dan ukuran pohon dapat

dikatakan sebagai karakteristik mikro (Sutanto, 1996). Situs merupakan konotasi suatu obyek terhadap faktor-faktor lingkungan

yang mempengaruhi pertumbuhan atau keberadaan suatu obyek. Situs

bukan ciri suatu obyek secara langsung, tetapi kaitannya dengan faktor

lingkungan. Contoh hutan mangrove selalu bersitus pada pantai tropik,

ataupun muara sungai yang berhubungan langsung dengan laut (estuaria).

(8) Asosiasi

Asosiasi adalah istilah lain yang memiliki dua arti. Dalam lingkup ekologi,

asosiasi menunjuk pada suatu komunitas tanaman yang memiliki komposisi

floristik tertentu, memiliki sifat fisiognomi seragam dan tumbuh pada kondisi

habitat yang sama. Selain itu, istilah asosiasi digunakan bila beberapa obyek

berdekatan secara erat, dimana masing-masing membantu keberadaan

yang lain Beberapa obyek sering dapat dikenal lewat hubungnya dengan

atau adanya obyek lain. Misalnya : gedung sekolah yang berasosiasi dengan

lapangan olahraga, tempat parkir (Sutanto, 1996). Asosiasi menunjukkan komposisi sifat fisiognomi seragam dan tumbuh pada

kondisi habita yang sama. Asosiasi juga berarti kedekatan erat suatu obyek

dengan obyek lainnya. Contoh permukiman kita identik dengan adanya

jaringan tarnsportasi jalan yang lebih kompleks dibanding permukiman

pedesaan.

Gambar 66.

Gambar Stasiun berasosiasi dengan rel kereta api dan gerbong

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

395

Page 507: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

(9) Resolusi

Resolusi dapat digunakan sebagi ukuran yang terpercaya bagi kualitas foto.

Makin tinggi resolusinya, makin baik kualitas foto, karena foto tersebut

dapat menggambarkan obyek yang lebih kecil yang masih dapat dikenal atau

dibedakan terhadap obyek lainnya

Resolusi berbanding terbalik terhadap :

· butir-butir film

· jumlah gerakan relatif obyek terhadap film pada saat pemotretan

· jumlah ganguan cuaca (kabut) antara obyek dengan lensa. Pada pelaksanaannya, untuk mengenali obyek tidak mesti semua unsur

diperlukan. Ada obyek yang hanya dengan beberapa unsur sudah dapat

dikenali, tetapi ada juga obyek yang meskipun semua unsur sudah diterapkan

tetapi belum dapat dikenali. Pengenalan obyek sangat dipengaruhi dengan

pengenalan daerah (lapangan) oleh pengamat. Pengamat yang samasekali

belum pernah mengenali daerah yang akan diinterpretasi, akan mengalami

kesulitan dibandingkan dengan pengamat yang sudah mengenali daerah

tersebut. Proses interpretasi foto udara sering diermudah dengan menggunakan

kunci interpretasi. Kunci interpretasi mempermudah enafsir dalam

menyajikan informasi yang disajikan. Kunci interpretsi menyajikan petunjuk

tentang engena;an kenamakan atau kondisi pada obyek. Ada dua jenis

umum kunci intepretasi yaitu kunci selektif dan kunci eliminasi Kunci

selektif berisi sejumlah besar contoh foto denga keterangannya penafsir

memilih sebuah kenampakan kunci yang mirip dengan kenamakan atau

kondisi obyek pada foto udara yang dikaji. Kunci eliminasi disusun agar

interpretasi berlanjut langkah demi langkah dari yang umum ke yang khusus

dan kemudian menyisihkan semua kenampakan atau kondisi kecuali yang

terinterpretasikan. (Lillisand, 1990).

2) Pengoperasian SIG

Dalam perencanaan wilayah dan berbagai penelitian geografis telah banyak

dipergunakan Sistem Informasi Geografi. Data-data geografis terdiri dari data

lingkungan fisik dan data lingkungan sosial. Data-data lingkungan fisik antara

lain data geologi, topografi, hidrologi, iklim, sumberdaya alam dan sebagainya.

Sedangkan data lingkungan sosial antara lain berupa data kependudukan, data

permukiman, persebaran penganut agama, tempat pariwisata, persebaran mall,

suku bangsa, jaring transportasi, daerah epidemi penyakit dan sebagainya

396

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 508: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

Tahapan dalam pengelolaan data SIG terdiri dari sistem yang terdiri dari beberapa

bagian yaitu : masukan, penyimpanan, pengolahan dan pengkajian, dan penyajian.

a) Masukan (data input)

Subsistem ini berfungsi mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan

atribut dari berbagai sumber, melakukan konversi atau transformasi formal

data-data asli kedalam format-format yang digunakan dalam SIG.

b) Penyimpanan (data manajemen)

Berfungsi untuk mengorganisasikan data kedalam basis data yang dinamakan

bank data. Dengan bank data, data yang diperlukan mudah dipanggil, diedit

maupun diperbaharui.

c) Pengolahan dan pengkajian (manipulasi dan analisis)

Berfungsi untuk pengolahan data dan membuat mlodel data untuk

menghasilkan informasi yang diperlukan atau yang diinginkan.

d) Penyajian (output)

Berfungsi untuk menampilkan data dan hasil pengolahan serta hasil analisis

yang telah dilakukan. Keluaran informasi ini dapat berupa peta, tabel maupun

grafik.

Hasil atau keluaran atau penyajian dari komputer lalu diinterpretasikan untuk

mengambil suatu keputusan atau kesimpulan guna dimanfaatkan dalam

berbagai keperluan.

Sistem Informasi Geografi mempunyai empat komponen yaitu perangkat lunak

(software), perangkat keras (hardware), sumberdaya manusia (brain ware) dan

data input.

a) Perangkat lunak (software)

Perangkat lunak adalah program komputer yang dipergunakan untuk

mengoperasikan SIG. Perangkat lunak berfungsi untuk mengoperasikan SIG.

Pertangkat lunak berfungsi untuk input data, mengecek data, menyimpan data,

memproses dan memanipulasi data serta mengeluarkan dan mempresentasikan

data. Program perangkat lunak antara lain ERDAS, ILWIS, SPANS, Mapinfo,

Arcinfo, Arc View dan lain-lainnya. Program ini pada dasarnya sama dengan

paket software Microsoft Word, Exel dan sebagainya, hanya saja fungsi dan

kemampuannya yang berbeda.

b) Perangkat keras (hardware)

Perangkat keras adalah unit komputer yang seperti biasa dipakai umum, terdiri

dari komponen antara lain:

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

397

Page 509: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

CPU : Central Processing Unit, adalah pusat prosesing data digital.

Gambar 67. CPU

VDU : Visual Display Unit, sering disebut monitor, yaitu layer tampilan

data yang diproses dalam computer.

Gambar 68. VDU/ Monitor

Printer : Alat untuk mencetak data maupun peta hasil proses pada CPU.

Gambar 69. Printer

Plotter : Alat pencetak peta, cara kerjanya seperti printer hanya di

peruntukkan bagi pencetakan peta atau gambar ukuran besar.

398

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 510: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

Gambar 70. Plotter

Digitizer : Alat yang digunakan untuk digitasi, yaitu mengubah data-data teristris

menjadi data digital.

Gambar 71. Digitizer

c) Sumber daya manusia (brain ware)

Unsur sumber daya manusia (SDM) merupakan factor terpenting dalam SIG

sebab semua sistem dijalankan oleh manusia dan diinterpretasi oleh manusia

juga. SIG harus dikerjakan oleh orang yang memiliki keahlian sesuai dengan

tingkatannya. Tingkatan tersebut mulai dari perancang (designer), ;pengolah

data, pemelihara dan pengguna data. Pada umumnya tingkatan yang dipakai

adalah:

(1) Manager yaitu bertanggung jawab terhadap SIG secara keseluruhan.

(2) Staf professional tehnik yaitu ahli yang menangani analisis dan sebagai

programmer.

(3) Pengguna akhir yaitu orang yang memanfaatkan hasil dari proses SIG.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

399

Page 511: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

d) Data input.

Data yang dipergunakan dalam SIG dapat berupa data peta, data lapangan,

dan citra. Pemasukan data dapat dilakukan dengan menggunakan scanner,

digitizer, dan CD room. Banyakna data yang dapat dimasukkan terkait dengan

kemampuan program dan perangkat lunaknya.

3) Tahapan kerja SIG

SIG dapat menyajikan data pada layer monitor computer dalam bentuk data

digital. Tahapan kerja SIG meliputi tahap masukan data (in put), proses dan hasil

(out put) .

a) Masukan (input)

Tahapan SIG memerlukan data (in put) yang dimasukkan dalam kom;puter

untuk diproses. Dalam masukan ini perlu diperhatikan sumber data dan proses

memasukan data.

(1) Sumber Data

Sumber data yang diproses dalam SIG terdiri dari data peta, data teristris

(data lapangan), dan data citra (penginderaan jauh).

Data Peta: yaitu data yang telah terekam dalam bentuk peta kertas atau

film. Untuk keperluan SIG melalui komputerisasi data dalam peta diubah

(dikonversi) kedalam bentuk digital.

Data Teristris (data lapangan): yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil

pengukuran di lapangan. Contohnya: Jumlah curah hujan, pH tanah dan

persebaran penduduk. Data teristris dapat disajikan dalam bentuk peta,

tabel, grafik atau hasil perhitungan tertentu.

Data Citra (penginderaan jauh): yaitu berbentuk citra, baik citra foto

ataupun citra non foto. Apabila sumber data berupa foto udara maka

harus diolah terlebih dahulu dengan cara interpretasi, kemudian dapat

ditampilkan dalam bentuk peta. Akan tetapi apabila citra satelit sudah

dalam bentuk data digital maka dapat langsung dipergunakan setelah

melalui koreksi seperlunya.

(2) Proses Pemasukan Data

Bentuk data secara umum dapat dibagi menjadi data keruangan (spasial)

dan data atribut.

DataSpasial:yaitudatayangmenunjukkanruang,lokasi,atautempat-tempat

di permukaan bumi. Data ini merupakan data grafis yang mengidentifikasi

kenampakan lokasi geografi berupa titik, garis dan polygon. Data spasial

diperoleh dari peta dalam bentuk peta digital (numerik). Peta digital

400

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 512: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

inilah yang diproses dan dibaca dalam computer. Alat untuk mengubah

data digital disebut dititizer sedang pengerjaannya disebut digitasi. Selain

proses digitasi, untuk merubah data spasial ke dalam SIG digunakan juga

system scaning, yang dilakukan dengan alat detector elektronik.

Data spasial mempunyai bentuk titik, garis dan polygon (area), berikut ini

contohnya:

Obyek yang nyata

menara jalan area/luasan

· ῖ ῖ

Model terestris titik garis area

+3

Model digitasi kode titik kode garis poligon

Gambar 72. Contoh visualisasi simbol terestris dan digital.

Data keruangan dapat disajikan dalam bentuk model raster dan model

vektor.

Model data raster, yaitu data yang dibentuk oleh kumpulan sel atau

pixel (picture element). Pixel adalah bagian terkecil yang masih dapat

digambarkan dalam suatu citra. Pada model raster ini semua obyek disajikan

dalam bentuk sel-sel yang disebut pixel tadi. Setiap sel mempunyai kordinat

dan informasi tertentu. Data raster yang memiliki bentuk pixel contohnya

adalah foto udara, citra satelit, dan peta klasifikasi lahan.

Model data vektor, yaitu model data yang dapat digunakan untuk

menggambarkan informasi geografis secara tepat. Model ini menampilkan,

menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

401

Page 513: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

titik, garis atau poligon serta atributnya. Bentuk dasar model data vektor

ditampilkan dalam sistem kordinat meliputi dua sumbu dengan notasi x

dan y.

Dalam data spasial vektor ini, garis-garis atau kurva merupakan sekumpulan

titik- titik berurutan yang dihubungkan satu sama lain. Titik-titik akan diikat

oleh satu kordinat (x, y) garis diikat oleh dua atau lebih sistem kordinat.

Untuk poligon atau bidang diikat oleh beberapa kordinat.Contoh data

vektor yang berupa garis atau poligon adalah peta topografi, batas

lahan, peta kapling tanah, peta jalan, peta jaringan listrik dan peta lokasi

perumahan

Gambar 73. Model data Raster dan data Vektor

Data Atribut: yaitu data yang terdapat pada ruang atau tempat. Atribut

memberikan keterangan informasi tertentu misalnya sawah, ladang, kota,

kolam.dsb. Kadang dalam atribut terdapat informasi tambahan seperti

di kota terdapat gedung-gedung, menara dsb. Data atribut dapat dilihat

informasinya sebagai data kualitas atau data kuantitas. Misalnya kelas

jalan untuk kualitas dan jumlah ruas jalan untuk kuantitas. Data kualitatif

merupakan hasil pengamatan yang dinyatakan dalam suatu deskripsi dari

hasil survey atau penelitian langsung. Data kualitatif berguna untuk informasi

tentang jenis atau rupa. Data kuantitatif dinyatakan dalam bentuk angka

atau bilangan. Data ini berguna untuk informasi tentang perbedaan nilai atau

obyek.

402

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 514: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

b) Proses

Dalam SIG proses data meliputi memanggil, memanipulasi, dan menganalisis

data yang tersimpan dalam komputer.Memanggil data adalah menampilkan

atau mengambil data yang telah tersimpan dalam komputer. Manipulasi

data adalah merupakan kegiatan membuat data dasar, melengkapi data,

menyempurnakan data, membuat tabel, menyempurnakan tabel, editing,

menyusun indeks dan sebagainya. Manipulasi data dapat dipergunakan

untuk keperluan klasifikasi ulang, memperoleh ukuran atau parameter,

konversi struktur data dan analisis. Contoh dalam perencanaan tata guna

lahan menggunakan kriteria kemiringan lereng 0 % - 14 % untuk permukiman

penduduk, 15 % - 29 % untuk daerah perkebunan dan pertanian, 30 % - 44 % untuk

hutan produksi, dan lebih dari 45 % untuk hutan lindung dan taman nasional.

Ada bermacam-macam analisis data, di antaranya :

(1) Analisis garis dan bidang, dapat digunakan dalam menentukan wilayah

dalam radius tertentu. Contoh; daerah potensial banjir, potensial longsor

dsb.

(2) Analisis penjumlahan aritmatika, menghasilkan penjumlahan dan dapat

menangani peta dengan klasifikasi atau kriteria tertentu.

(3) Analisis lebar, mengasilkan daerah tepian sungai dengan lebar tertentu.

c). Keluaran (output)

Data yang telah dianalisis dalam SIG dapat memberikan informasi kepada

pengguna. Tahap keluaran data merupakan tahapan pelaporan atau penyajian

hasil analisis. Penyajian dapat dalam bentuk tampilan pada layar monitor atau

dicetak dengan printer atau menggunakan plotter. Semua data dan informasi

hasil overlay diupayakan agar dapat menampilkan informasi yang menarik,

misalnya pewarnaan, layout, tehnik penyajian dan lain-lain. Data keluaran ini

dapat berupa peta, tabel, grafik ataupun berbagai tampilan hasil perhitungan.

Berdasarkan kepada keluaran atau output ini maka lalu dilakukan interpretasi

dan penentuan kebijakan. SIG dengan komputer pada dasarnya hanya

membantu pengolahan berbagai data untuk memperoleh suatu kesimpulan

tertentu. Kejelian, kecermatan dan keahlian orang yang menginterpretasi data

keluaran sangat penting. Suatu keluaran yang akurat dapat menjadi masukan

yang keliru apabila orang menafsirkan dan membuat kesimpulan yang salah.

Demikian sebaliknya data yang salah akan dapat menghasilkan kesimpulan yang

salah juga walaupun yang menginterpretasi orangnya cermat, teliti dan ahli.

Jadi sebagai suatu sistem semua harus sinkron dan menjadi satu kesatuan yang

utuh dan semua komponen berfungsi sesuai proporsinya.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

403

Page 515: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

4) Penerapan Penginderaan Jauh dan SIG

Ada dua manfaat utama citra penginderaan jauh didalam penelitian geografi, yaitu

sebagai : (1) sumber data, dan (2) alat analisa data (Lo,1979) Citra merupakan alat

yang efisien didalam inventarisasi dan pemetaan sumber daya dan lingkungan,

suatu bidang yang merupakan lapangan pekerjaan utama bagi geografiwan

(Jensen dan Dahhlberg,1986) Inventarisasi sumberdaya ialah identifikasi

sumberdaya disuatu daerah geografik tertentu serta penentuan kuantitas dan

kualitas masing-masing sumberdaya tersebut (Conant et al, 1983) Pekerjaan ini

dapat pula diartikan sebagai pencacahan sumberdaya suatu daerah tertentu

secara rinci dan teliti yang hasilnya disajikan dalam bentuk peta dan pemerian

seperlunya. Istilah efisiensi sering diukur dengan jumlah masukan tertentu untuk

mencapaikeluaran terbesar atau masukan terkecil bagi keluaran tertentu.

Masukan dapat berupa dana, tenaga, dan biaya yang kesemuannya dapat

diterjemahkan kebiaya. Efisiensi penggunaan citra didalam inventtarisasi sumber

daya dan lingkungan terletak pada pengurangan biaya dalam arti dana, tenaga,

maupun waktu pelaksanaan yang sangat berarti Sebagai contoh untuk Amerika

Serikat maka biaya pemetaan secara umum dengan menggunakan foto udara

hanya sebesar 3% hingga 10% biaya pemetaan dengan cara teristrial. Tentang

biaya pemetaan banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang

besar pengaruhnya ialah luas lahan daerah yang dipetakan. Untuk pemetaan

hutan di Amerika Serikat dengan skala 1: 20.000 misalnya, biaya pemetaan

persatuan luas bagi daerah seluas 25 km² : 100 km² : 5000 km² berbanding sebagai

100:37:10. Disamping luas daerah, skala peta besar pula pengaruhnya terhadap

biaya pemetaan. Biaya untuk pemetaan tinjau skala 1:25.000 biaya pemetaan

planimetrik hanya 10 % hingga 15 % biaya topografik (Haggett, 1972) Biaya ini lebih

dipermurah lagi bila untuk pemetaannya digunakan citra SPOT maka biayanya

menjadi sebesar 65% biaya pemetaan menngunakan foto udara (Pannetier, 1987). Citra meyajikan gambaran permukaan bumi secara relatif lengkap Semua benda

yang tidak terlalu kecil ukurannya dan terlindungi oleh obyek lain, tergambar pada

citra. Gambaran yang lengkap ini mirip wujud dan letak sebenarnya di permukaan

bumi sehingga citra merupakan alat yang baik sekali bagi analisa geografi, baik

yang berupa analisa spasial komplek regional. Karena citra dapat dibuat secara

cepat pada kondisi cuaca yang memungkinkan, citra yang dibuat pada saat yang

berbeda merupakan alat yang baik sekali bagi analisa temporal. Meskipun citra menyajikan gambaran yang relatif lengkap, teknik penginderaan

404

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 516: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

jauh tidak dimaksudkan untuk mencetak geografiwan yang bertengger dibelakang

meja, melainkan untuk membuat pekerjaan geografiwan lebih efisien. Arti lengkap

tersebut ialah karena citra menyajikan berbagai data tentang lahan, bentuklahan,

penggunaan lahan, hidrologi, vegetasi, tanah, penduduk, transportasi, dsb. Tidak

seperti peta yang hanya menyajikan data tertentu yang lebih terbatas istilah

lengkap bukan berarti semua data yang kita perlukan dapat diperoleh dari citra.

Karena citra menyajikan berbagai gambaran yang ujud dan letaknya mirip

ujud dan letak sebenarnya dipermukaan bumi, citra merupakan alat yang baik

didalam penentuan daerah contoh (sampel) didalam penelitian geografi. Dari

keanekaragaman atau keseragaman ujudnya, peneliti dapat menentukan apakah

ia akan mengambil daerah contoh secara bertingkat (stratified), dapat ditentukan

secara jelas pada citra masing-masing stratumnya sehingga memudahkan

penentuan besarnya daerah contoh seandainya akan diambil secara proposional. Melalui analisis unsur interpretasi foto udara (topografi, pola aliran dan tekstur

aliran, erosi, vegetasi, dan pengunaan lahan), penafsir dapat mengenali kondisi

lahan yang berbeda-beda dan dapat menentukan batas antaranya. Pada mulanya

penafsir foto udara perlu mempertimbangkan dengan seksama unsur-unsur

tersebut di atas satu-persatu dan dalam kombinasi untuk maksud memperkirakan

kondisi lahan. Sesudah memperoleh beberapa pengalaman, unsur tersebut sering

terpakai bersama-sama secara tak sengaja pada saat penafsir mengembangkan

untuk mengenali pola foto udara tertentu yang terulang. Pada daerah yang rumit,

penafsir harus secara seksama memperhatikan karakteristik topografi, pola aliran

dan tekstur, erosi, vegetasi, dan penggunaan lahan yang terdapat pada foto udara

(Sutanto, 1990). Sistem Informasi Geografi menyimpan data seperti apadanya sesuai dengan

keadaan yang sebenarnya. Data keruangan yang dimiliki SIG disimpan dalam

bentuk digital. Data dalam bentuk digital dapat memakan tempat penyimpanan

karena banyak data yang harus disimpan. Kemajuan teknologi komputer dapat

menyimpan data digital dengan kemampuan yang sangat besar. Komputer

dapat memanipulasi data untuk berbagai kepentingan, tanpa merubah data

aslinya. Beberapa peta dapat di overlaykan untuk berbagai kepentingan. Dengan

kemampuan memanipulsi data, analisa data, model suatu peta yang dapat

menginventaris sumber daya alam dan dapat dilakukan untuk perencanaan

pemabngunan. SIG mempunyai kemampuan dalam berbagai bidang.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

405

Page 517: Geografi (lengkap)

Geografi SMA GLOSSARIUM

Spektrum = Tingkat kecerahan warna pada citra

Objek = sasaran dalam penginderaan jauh

Wahana = Alat untuk membawa sensor

Sensor = Alat perekam dalam foto udara

Interpretasi Citra =kegiatan untuk menentukan bentuk dan sifat obyek yang tampak pada citra

Deduksi = Merupakan kegiatan pemrosesan citra berdasarkan obyek yang terdapat pada citra ke arah yang lebih

khusus

Idealisasi =penyajian hasil interpretasi citra ke dalam bentuk peta yang siap pakai

Citra Satelit = Citra yang berasal dari hasil pemotretan dari wahana satelit

Rona =Tingkat kecerahan suatu objek

Asosiasi = keterkaitan antara obyek satu dengan obyek lain

Situs = letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya

Resolusi =tingkat ketajaman suatu objek gambar

Input Data = proses masukan data spasial dan data non-spasial

Output Data = menayangkan informasi geografi sebagai hasil analisis data dalam proses SIG

Software = Perangkat lunak dalam komputer

Hardware = Perangkat keras dalam komputer

Plotter =Alat untuk mencetak peta dalam ukuran besar

Digitizer = Alat untuk merubah data spasial menjadi data raster

Brainware = Pelaksana dalam SIG

Data Vektor = Data yang berbentuk titik, garis dan polygon.

Data Raster = Data yang berbentuk pixel

Data Atribut = Data pelabelan

C. Latihan

1. Sistem penginderaan jauh terdiri dari dua komponen ? jelaskan

2. Spektrum elektromagnetik dibagi atas berbagai bagian spektrum dan tiap bagian

Page 518: Geografi (lengkap)

spektrum dibagi atas saluran (band), jelaskan ?

3. Berdasarkan ketinggian peredaran wahana, pemotretan dari angkasa dapat

diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, jelaskan ?

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan data spatial dan data atribut ?

5. Berdasarkan prinsipnya, SIG terdiri dari tiga sistem. Jelaskan

D. Evaluasi

1. Penginderaan jauh yang menggunakan tenaga matahari sebagai tenaganya disebut .....

a. Sistem pasif

b. Sistem terpadu

c. Sitem aktif

d. Sistem reaktif

2. Hasil atau citra penginderaan jauh yang memiliki cir yang bekaitan dengan waktu

disebut .....

a. Ciri spasial

b. Ciri temporal

c. Ciri digital

d. Ciri fotografik

3. Berdasarkan spektrum elektromagnetiknya , citra hasil foto udara dapat dikelompokan

menjadi .....

a. Ultraviolet, pankromatik, inframerah, ortokromatik

b. Ortho photograph, oblique photogrpah

c. True colour , false colour

d. Inframerah,ortho photograph, ortokromatik

406

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 519: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

4. Data spatial menunjukkan ruang, lokasi, atau tempat-tempat di permukaan bumi. Data

ini bukan merupakan data spatial yang mengidentifikasi kenampakan lokasi geografi......

a. Polygon

b. Pixel

c. Titik

d. Garis

5. Dari pernyataan dibawah ini, manakah yang tidak termasuk manfaat penginderaan

jauh, dibidang oceangrafi adalah...

a. Pengamatan sifat fisik air laut

b. Pengamatan iklim suatu daerah dengan mengamati tingkat kondensasi

c. Pengamatan pasang surut dan gelombang laut

d. Mencari lokasi suhu permukaan

6. Dari pernyataan dibawah ini yang merupakan tahapan kerja sistem informasi geografi

adalah...

a. Data input, manajemen , data atribut dan data temporal

b. Data input, manajemen , manipulasi dan analisi data dan data out put

c. Data input, manajemen , data atribut dan data spesial

d. Data input, data spesial dan data temporal

7. Manakah contoh manfaat SIG dalam perencanaan pola pembangunan

a. Untuk mengetahui persebaran kawasan lahan

b. Pemekaran kota Surabaya

c. Mengetahui potensi dan persebaran penduduk

d. Untuk pendapatan dan pengembangan jaringan transpotasi

e. Mudah dalam mengolah

8. Brain ware dalam komponen SIG yaitu ..................

a. Perangkat keras

b. Perangkat lunak

c. Data geografi

d. Operator

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

407

Page 520: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

9. Salah satu komponen SIG berupa perangkat keras (hardware). Bagian-bagian dari

perangkat keras itu di antaranya adalah.....

a. data masukan, data keluaran, dan perubahan data

b. unit komputer, CD room drive, dan printer

c. digitizer, manajemen basis data, dan disket

d. plotter, keping CD, dan operator

10. Keunggulan dari sistem informasi berbasis komputer dibandingkan dengan sistem

informasi konvensional adalah.....

a. tidak membutuhkan pemikiran rumit

b. lebih banyak membutuhkan waktu

c. tidak mengutamakan kecepatan dan akses

d. lebih efisien dalam menangani masalah data yang kompleks

E. Kunci jawaban

Latihan 1. Sistem penginderaan jauh yang terdiri dari dua yaitu pertama pengumpulan data terdiri

: sumber energi, perjalanan sinar melalui atmosfer, interaksi energi dengan obyek,

sensor, hasil/data (citra atau non-citra). Kedua analisis data: pengujian data dengan alat

interpretasi dan alat pengamatan untuk citra, komputer untuk data numerik

2. Spektrum elektromagnetik dibagi atas berbagai bagain spektrum dan tiap bagian

spektrum dibagi atas saluran (band) sebagai berikut sinar gamma, sinar x, sinar ultra

violet

Bagian spektrum tampak mata : biru, hijau, merah

Bagian spektrum infra merah: inframerah dekat, Inframerah sedang/termal,

inframerah jauh/termal, inframerah sangat jauh

Bagian spektrum microwave: radar, UHF (Ultra High frequency), radio

3. Dibedakan tiga :

a. Pesawat terbang rendah sampai medium (low to medium altitude aircraft), dengan

ketinggian antara 1000 meter sampai 9000 meter dari permukaan bumi. Citra yang

dihasilkan adalah citra foto (foto udara).

b. Pesawat terbang tinggi (high altitude aircraft) dengan ketinggian sekitar

18.000 meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan ialah foto udara dan

multispectral scanner data.

c. Satelit, dengan ketinggian antara 400 km sampai 900 km dari permukaan bumi.

Citra yang dihasilkan adalah citra satelit.

408

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 521: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

4. Data spasial yaitu data yang menunjukkan ruang, lokasi, atau tempat-tempat di

permukaan bumi. Data ini merupakan data grafis yang mengidentifikasi kenampakan

lokasi geografi berupa titik, garis dan polygon. Data spasial diperoleh dari peta dalam

bentuk peta digital (numerik). Data keruangan dapat disajikan dalam bentuk model

raster dan model vektor.

Data Atribut yaitu data yang terdapat pada ruang atau tempat. Atribut memberikan

keterangan informasi tertentu misalnya sawah, ladang, kota, kolam.dsb. Kadang dalam

atribut terdapat informasi tambahan seperti di kota terdapat gedung-gedung, menara

dsb.

5. a) masukan (in put)

Tahapan SIG memerlukan data (in put) yang dimasukkan dalam komputer untuk

diproses. Dalam masukan ini perlu diperhatikan sumber data dan proses memasukan

data.

b) Proses

Dalam SIG proses data meliputi memanggil, memanipulasi, dan menganalisis data

yang tersimpan dalam komputer.

c) Keluaran (out put)

Data yang telah dianalisis dalam SIG dapat memberikan informasi kepada pengguna.

Tahap keluaran data merupakan tahapan pelaporan atau penyajian hasil analisis.

Penyajian dapat dalam bentuk tampilan pada layar monitor atau dicetak dengan

printer atau menggunakan plotter.

Evaluasi

1. A

2. B

3. A

4. B

5. B

6. B

7. B

8. D

9. B

10 D

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

409

Page 522: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

K. Pola Persebaran Spasial Desa dan Kota

1. Tujuan Pembelajaran :

a. Standar Kompetensi : Guru memahami pola persebaran spasial desa dan kota

b. Kompetensi Dasar

Setelah mempelajari modul ini, guru mampu :

Menjelaskan hakekat desa dan kota

Menjelaskan potensi desa

Mengidentifikasi struktur spasial desa dan kota

Mengidentifikasi interaksi spasial desa dan kota

c. Indikator :

Hakekat desa dan kota

Potensi Desa

Struktur spasial desa dan kota

Pola perkotaan

Interaksi spasial antara desa dengan kota

2. Uraian Materi

a. Pola Persebaran Spasial Desa Dan Kota

Baca wacana di bawah ini. ” ........... Hamparan kebun wortel, buncis, bawang daun,

sledri dan berbagai jenis sayuran pegunungan lainnya terlihat berderet-deret mengikuti

kontur lahan di lereng sebelah timur Gunung Gede-Pangrango. Kebun tersebut milik

petani Desa Cibeureum, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur-Jawa Barat. Setiap

sore sayuran tersebut dikumpulkan pada pedagang pengepul, oleh pengepul, sayuran

tersebut dibersihkan, disortir berdasarkan ukuran dan kualitasnya, setelah ditimbang,

sayuran tersebut dimasukan ke dalam karung, dan siap dibawa ke pasar di Kota

Cianjur, Bogor, Bandung, dan Jakarta.”. H. Mamad, salah seorang pedagang pengepul

yang sudah puluhan tahun berdagang sayur-sayuran, ketika pulang dari kota kembali

ke desanya dengan membawa berbagai barang kebutuhan sehari-hari penduduk desa

Cibeureum. Sementara Mang Darman salah seorang pedagang ternak, setiap dua hari

sekali membeli kambing, ayam, kelinci dari penduduk sekitar Cibeureum untuk dijual

ke kota.Setiap pulang dari kota Mang Darman selalu membawa pesanan berbagai

barang dari tetangganya. Salah satu kendala di Desa Cibeureum adalah jalan yang

menghubungkan desa dengan jalan raya menuju kota Kabupaten yang sudah lama

dalam kondisi rusak berat, sehingga kendaraanyang masuk ke desa hanya kendaraan

jenis pich-up/bak terbuka dan motor. Kondisi ini berdampak kepada tingkat pendidikan

penduduk Cibeureum yang rata-rata hanya tamat Sekolah Dasar, alasan mereka, untuk

bisa masuk ke SMP harus keluar desa dan harus mengeluarkan ongkos yang cukup besar,

410

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 523: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

sehingga sebagian besar penduduk tidak mampu menyekolahkan anak-anaknya....”

sumber:……….

Bagaimana pendapat Ibu/Bapak mengenai bacaan di atas?. Model interaksi apa yang

terjadi antara desa penghasil sayuran tersebut dengan kota disekitarnya? Bagaimana

peran jalan sebagai penunjang kelancaran transportasi dalam interaksi desa dengan

kota?. Apakah transportasi mempengaruhi pendidikan penduduk pedesaan? Pertanyaan tersebut akan membawa kita memudahkan untuk mengkaji interaksi

antara kawasan pedesaan dengan perkotaan beserta pengaruh dari interaksi

tersebut.

1) Hakekat Desa dan Kota

Undang-undang terbaru tentang pemerintahan daerah yaitu UU no. 32/2004 yang

menggantikan Undang-undang sebelumnya yaitu UU no 22/1999 mengamanatkan

bahwa desa adalah sistem pemerintahan terkecil yang diberikan kewenangan

mengatur urusan pemerintahan sendiri. Kedua undang-undang tersebut memiliki

semangat tentang ―otonomi daerah dan desa‖ sebagai salah satu konsep sistem

tata-pengaturan pemerintahan Indonesia. Secara implisit dan eksplisit kedua UU

tersebut memiliki ciri untuk :

· Menegakkan kesetaraan, kesejajaran, etika-egalitarianisme

· Pemerintahan desentralisasi

· Menghargai prakarsa dan hak politik masyarakat lokal

· Memperjuangkan kemandirian dan kedaulatan sistem sosial-ekonomi lokal Dari perspektif ilmu sosial, pengertian desa memiliki multi-makna dan ditafsirkan

berbeda-beda tergantung kepada kepentingan dan logika penggunaannya.

Misalnya, dari geografi-kultural, desa diartikan sebagai ruang yang terbentuk dari

kesatuan lokalitas-spasial, dimana didalamnya terdapat sebuah kehidupan sosial,

sebagai akibat adanya interaksi antara unsur fisik dengan unsurr sosial. Unsur fisik

seperti letak, curah hujan, jenis tanah, ketersediaan air ikut menentukan karakteristik

sekaligus kemajuan suatu desa. Sedangkan unsur sosial yang dimaksud adalah

manusia yang menjadi penduduk desa dengan segala potensi dan kemampuannya

seperti pendidikan, keterampilan, jumlah penduduk.

Sebagai bagian dari pemerintahan yang berada di bawah kecamatan, desa memiliki

ciri-ciri:

a) Memiliki wilayah tertentu

b) Mempunyai pemerintahan sendiri, dengan kepala desa sebagai pemimpin yang

dipilih langsung oleh warga desa

c) Mempunyai sistem masyarakat sendiri

PL

Page 524: Geografi (lengkap)

PG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

411

Page 525: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

d) Mempunyai adat istiadat dan budaya sendiri Perbedaan antara desa dengan kelurahan terletak pada otonominya untuk

mengurus rumah tangganya sendiri. Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai

perangkat daerah kabupaten dan / atau daerah kota di bawah kecamatan.

2) Potensi Desa

Setiap desa memiliki potensi yang berbeda-beda berupa sumber daya alam (SDA)

dan sumberdaya manusia (SDM) yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

a) Potensi sumberdaya alam desa bisa berupa :

(1) Lokasi. Lokasi desa yang strategis, mudah dijangkau dari pusat-pusat

pembangunan jelas sangat menguntungkan terhadap kemajuan desa

tersebut. Berdasarkan lokasinya, besa dibedakan menjadi empat kategori,

yaitu :

· Desa kategori I, adalah desa yang lokasinya dekat ibu kota propinsi

atau kota. Desa kategori I biasanya sudah memiliki berbagai fasilitas

perkotaan seperti pasar, bank, pendidikan yang lengkap, terdapat

kawasan industri.

· Desa kategori II, merupakan desa yang lokasinya berada di sekitar ibu

kota kabupaten. Biasanya sudah memiliki terminal antarkota, industri

ringan, pasar, bank, pendidikan sampai tingkat menengah.

· Desa kateori III, merupakan desa yang lokasinya berada di sekitar kota

kecamatan atau kota-kota kecil. Mempunyai terminal subregional,

pendidikan menengah pertama, pasar lokal, ada bank pembantu/

capang pembantu.

· Desa kategori IV adalah desa yang lokasinya terpencil, kurang memiliki

hubungan yang lancar dengan pusat fasilitas pembangunan, beberapa

desa bahkan belum bisa dijangkau dengan kendaraan roda empat

maupun roda dua.

(2) Luas desa. Wilayah desa berbeda-beda, ada desa yang sangat luas, luas,

sempit. Desa-desa di Pulau Jawa umumnya sempit, sedangkan di luar Jawa

memiliki wilayah yang luas. Luas desa berpengaruh terhadap penggunaan

lahan seperti lahan untuk pemukiman, lahan pertanian.

(3) Kesuburan tanah. Kesuburan tanah yang dimiliki suatu desa akan

mempengaruhi terhadap kemajuan dan kesejahteraan warga desa. Desa

yang terletak di lereng Gunung Tangkuban Parahu yang merupakan tanah

vulkanis yang subur akan berbeda dengan desa yang terletak di pelosok

412

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 526: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

Kemadang Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki

batuan karst.

(4) Iklim. Iklim yang meliputi curah hujan, kelembaban, temperatur, penyinaran

matahari akan mempengaruhi kehidupan pendiuduk pedesaan. Saudar

bisa mengambil ilustrasi yang kontras antara desa di Nusa Tenggara Timur

dengan desa yang terletak di sekitar Danau Maninjau Sumatera Barat.

(5) Bentang alam. Relief suatu desa ikut mempengaruhi maju tidaknya suatu

desa. Ada desa yang terletak di pantai, dataran rendah, perbukitan, lembah

pegunungan dan pegunungan. Bentang alam jelas akan mempengaruhi

mata pencaharian, perilaku dan budaya warga suatu desa. Saudara

bisa membandingkan bagaimana budaya masyarakat desa nelayan di

Muara Eretan Subang Utara dengan budaya masyarakat Suku Tengger di

Pegunungan Bromo pada waktu upacara adat akhir tahun atau setelah

panen. Beberapa perbedaan kondisi fisik tersebut oleh tokoh Geografi

Manusia yaitu Paul Vidal de Blacke disebut sebagai “Genre de View”

yang berpendapat bahwa kebudayaan, kemajuan suatu masyarakat ikut

dipengaruhi oleh unsur fisik wilayah dan jenis mata pencaharian yang

dikembangkan masyarakat tersebut.

3) Potensi Sumber Daya Manusia Desa

Meskipun wilayah desa memiliki potensi alam yang cukup melimpah, tetapi kalau

tidak didukung oleh manusia yang cukup jumlahnya dan memiliki keterampilan

yang baik, maka desa tersebut akan sulit berkembang. Dengan demikian potensi

sumberdaya manusia desa yaitu penduduk yang mendiami desa tersebut

memegang peranan penting dalam kemajuan desa. Penduduk desa bisa dilihat dari aspek jumlahnya, tingkat pendidikannya,

kesehatan, adat-istiadat, budayanya. Selain penduduk desa, yang tidak kalah

penting adalah aparat pemerintahan desa yang merupakan elite desa dan

bertugas menjalankan roda pemerintahan desa. Sebagai aparat yang melayani

warga desa sekaligus menjadi kepanjangan tangan pemerintah pusat, aparat desa

harus memiliki pendidikan yang memadai dan keterampilan dalam menjalankan

fungsi administrasi pemerintahan, penggerak ekonomi, sosial budaya masyarakat

desa setempat. Ironisnya, masih banyak desa yang memiliki aparat yang belum

baik sehingga di beberapa wilayah, kehidupan desa masih statis dan belum maju. Beberapa kendala dalam pembangunan desa antara lain berasal dari kondisi

internal desa seperti rendahnya kualitas penduduk, rendahnya kualitas aparat

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

413

Page 527: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

desa, letak dan lokasi desa yang terisolir.

4) Struktur Spasial Desa dan Kota

Pola keruangan suatu desa tergantung kepada letaknya. Dengan demikian, pola

keruangan desa di dataran rendah dan daerah pantai akan memiliki kecenderunagn

yang sama dalam hal bentuk desa, pola pemukiman, pusat-pusat pelayanan.

Desa-desa seperti ini umumnya memiliki pola pemukiman yang linier memanjang

sepanjang garis jalan, mengikuti pola garis pantai. Sedangkan desa yang terdapat

di daerah pegunungan dan dataran tinggi cenderung memiliki pola keruangan

yang tidak teratur, pemukiman penduduk cenderung bergerombol. Sistem transportasi di desa-desa dataran rendah dan pantai lebih lancar

karena mudah dan memerlukan biaya yang lebih murah, kebalikannya di desa

pegunungan, biaya transportasi akan lebih mahal karena beberapa tempat masih

sukar dijangkau.

Berdasarkan unsur sosial budayanya, ciri-ciri masyarakat desa antara lain:

a) Masih memperlihatkan budaya kelompok yang guyub (gemmeinschaft)

b) Masyarakatnya masih relatif homogen dalam hal mata pencaharian, adat

istiadat, agama

c) Hubungan antara sesama warga masih terjalin erat

d) Kontrol sosial relatif ketat yang ditentukan oleh nilai, moral, hukum adat

e) Dinamika sosial berjalan relatif rendah.

5) Klasifikasi Desa

Klasifikasi suatu desa yang dibuat pemerintah Orde Baru antara lain didasarkan

kepada kemajuan, letak desa. Adapun pengelompokkannya adalah sebagai

berikut:

a) Desa tradisional atau pra desa. Yaitu desa-desa yang berada pada masyarakat

desa yang masih sederhana, ‖terasing‖. Cirinya; ketergantungan terhadap alam

masih sangat tinggi, masyarakat desa jarang berkomunikasi dengan warga luar,

memiliki sistem sosial yang sederhana dengan pembagian kerja yang didasarkan

kepada jenis kelamin.

b) Desa swadaya. Yaitu tipe desa yang belum maju, penduduk masih sedikit,

tingkat pendidikan masih rendah, ketergantungan terhadap alam masih tinggi,

lokasi relatif terpencil.

c) Desa swakarya. Bisa dikatakan sebagai desa transisi dari desa desa tradisional

kepada desa yang maju. Ciri-cirinya; masyarakat mengalami transisi dalam

414

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 528: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

berbagai aspek, pengaruh dari luar sudah masuk, mata pencaharian penduduk

mulai heterogen, pemerintahan desa mulai berkembang baik

d) Desa Swasembada. Adalah desa yang sudah maju dengan ciri-ciri; terletak

disekitar kota (kec, kabupaten,kota propinsi), mata pencaharian tidak lagi

kepada sektor pertanian, tingkat pendidikan penduduk sudah baik, transportasi

sangat lancar sehingga memudahkan interaksi dengan kota, kesehatan warga

desa sudah baik.

Berdasarkan aktifitas mata pencahariannya, desa dapat dikelompokkan menjadi;

(1) desa agraris; (2) desa industri; (3) desa nelayan. Sedangkan pola persebaran

permukiman desa dipengaruhi oleh keadaan tanah, tata air, topografi dan

ketersediaan sumberdaya alam desa tersebut. Terdapat tiga pola persebaran desa

yaitu; (1) pola terpusat; (2) pola tersebar; (3) pola memanjang.

6) Struktur Spasial Ruang Kota

Kota seringkali diartikan sebagai lawan dari desa, hal ini ada benarnya karena

kehidupan di perkotaan hampir bertolak belakang dengan suasana di pedesaan.

Kota dalam batasan Geografi diartikan sebagai suatu tempat dengan sistem

jaringan kehidupan manusia dengan kepadatan yang tinggi, struktur sosial

ekonomi yang heterogen, dan memiliki corak kehidupan yang mengutamakan

kepada materi atau kebendaaan. Kota juga merupakan hasil interaksi dari unsur-

unsur alami dengan unsur insani dan teknologi.

Beberapa istilah yang terkait dengan perkotan, yaitu :

a) Urban, adalah suatu kawasan yang memiliki suasana kehidupan dan penghidupan

yang modern

b) City, adalah pusat dari suatu kota. Biasanya ditandai dengan adanya kantor-

kantor pemerintahan, alun-alun, pusat perdagangan

c) Suburban, yaitu kawasan yang lokasinya dekat dengan pusat kota. Biasanya

merupakan permukiman para pekerja yang bekerja di kota, dan mereka bekerja

dengan cara nglaju (commuter)

d) Suburban fringe yaitu suatu wilayah yang merupakan peralihan atau transisi

antara daerah perkotaan dengan daerah perdesaan.

e) Urban fringe, yaitu suatu wilayah perkotaan yang paling luar atau wilayah kota

yang terletak di perbatasan

f) Rural-urban fringe, yaitu suatu wilayah yang terletak antara kota dan desa yang

ditandai dengan adanya pola penggunaan campuran antara sektor pertanian

dengan non-pertanian

g) Rural adalah wilayah perdesaan yang berbeda sama sekali dengan kota,

misalnya dalam hal mata pencahariannya yang dominan pertanian.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

415

Page 529: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

7) Pola Perkotaan

Setiap kota memiliki kekhasan tersendiri yang bersifat unik dan berbeda dengan

kota lainnya. Perbedaan ini karena setiap kota memiliki letak, morfologi, sejarah

yang berbeda-beda. Pola kota dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:

a) Pola konsentris. Kota ini awalnya berkembang dari suatu titik pusat kota, secara

perlahan kota berkembang ke arah luar dan kota semakin membesar. Pusat kota

seolah-olah dikelilingi oleh zona-zona yang berbentuk lingkaran yang berlapis

lapis. Pusat kota seringkali menjadi daerah pusat kegiatan perdagangan (CBD =

central bussiness district).

b) Pola sektoral adalah pola kota yang memiliki sektor-sektor yang menjadi bagian

dari suatu kota dapat berkembang sendiri-sendiri tanpa banyak mendapat

pengaruh dari pusat kota. Kota dapat tumbuh secara horisontal yaitu tumbuh

kearah luar kota. Sebagai akibat semakin berkurangnya lahan kosong di

perkotaan kota juga tumbuh secara vertikal berupa dibangunnya gedung-

gedung tinggi sebagai pusat perkantoran, perdagangan, dan apartemen. Di

beberapa titik kota tumbuh juga permukiman padat dan kumuh (slums area)

yang dihuni penduduk miskin perkotaan.

c) Pola pusat kegiatan ganda adalah kota yang memiliki bagian-bagian kota yang

mempunyai latar belakang lingkungan yang berlainan, baik lingkungan alami

mapun lingkungan sosial ekonominya. Kota semacam ini biasanya terdapat di

tepi sungai besar atau teluk dan menunjukkan perluasan kota ke arah darat.

Aktifitas penduduk suatu kota akan mempengaruhi pola keruangan, dengan

demikian berbagai fasilitas yang diperlukan warga kota harus tersedia di setiap

kota. Fasiltas tersebut berupa; permukiman penduduk untuk semua kalangan,

gedung perkantoran, fasilitas pendidikan dari berbagai tingkatan‘ pasar,

pertokoan, perbankan, fasilitas kesehatan, pusat pelayanan dan jasa, tempat

rekreasi, sarna transportasi, pengaturan sampah, pelayanan air bersih dan

drainase perkotaan.

8) Sejarah Pertumbuhan Kota

Awalnya sebuah kota berasal dari permukiman kecil berupa desa dengan aktifitas

ekonomi penduduk yang terbatas. Secara historis, beberapa kota di Indonesia

tumbuh menjadi besar berawal dari kota kecil yang berasal dari :

a) Kota yang berasal dari perkebunan. Beberapa kota di Jawa berasal dari

perkebunan tebu yang dikembangkan oleh kolonial Belanda. Kota-kota ini

umumnya tertata dengan baik. Sedangkan kota-kota di Sumatera berasal dari

perkebunan karet yang dirancang hanya untuk beberapa ratus kepala keluarga.

416

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 530: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

Karena pertumbuhan penduduk dan aktifitas perdagangan, kota-kota yang

berasal dari perkebunan menjadi kota besar, dan tumbuh liar sehingga tidak

sebaik kota lama.

b) Kota yang berasal dari adminsitrasi pemerintahan. Sama halnya dengan kota

perkebunan, kota-kota ini secara sengaja dirancang oleh kolonial Belanda

untuk menjadi pusat administrasi pemerintahan. Ciri yang paling khas, kota ini

memiliki alun-alun sebagai pusat kota yang dikelilingi oleh kantor pemerintahan

(gubernuran, kabupaten), rumah sakit, mesjid agung, kejaksaan, pengadilan,

rumah sakit tang sengaja dibangun di dalam satu komplek.

c) Kota yang berasal dari pelabuhan. Beberapa kota besar di Indonesia seperti

Jakarta, Surabaya, medan, Palembang, Makassar merupakan kota yang terletak

di Muara Sungai dan pelabuhan yang sejak jaman kolonial Belanda sudah

menjadi urat nadi pelayaran antar negara sekaligus menjadi pusat perdagangan

dan penyebaran berbagai budaya, bahasa dan agama dari berbagai belahan

dunia. Kota-kota yang terletak di pelabuhan dan muara sungai umumnya lebih

cepat berkembang jika dibandingkan dengan kota di pegunungan.

d) Kota yang berasal dari pertambangan. Beberapa kota yang terletak dengan

daerah pertambangan seperti tambang minya, batu baru, intan, emas. Beberapa

kota tambang yang sudah habis cadangan barang tambangnya akan banyak

ditinggalkan penduduk kota sehingga cenderung menjadi kota mati.

Suatu kota akan terus mengalami perubahan baik secara fisik kota maupun

lingkungannya. Faktor penyebabnya karena pertambahan penduduk kota,

baik karena pertambahan alami akibat kelahiran dan kematian, maupun karena

pertambahan penduduk yang masuk atau urbanisasi ke perkotaan.

Berdasarkan jumlah penduduknya, kota bisa dibedakan menjadi :

(1) kota kecil, adalah kota yang berpenduduk antara 20.000-100.000 jiwa,

(2) kota besar, adalah kota yang berpenduduk antara 100.000-1 juta jiwa,

(3) kota metropolitan, adalah kota yang memiliki pendudul lebih dari 1 juta jiwa.

9) Interaksi Spasial Antara Wilayah Desa dengan Kota

Interaksi dapat dikatakan sebagai hubungan yang saling mempengaruhi antara

suatu wilayah dengan wilayah lain, atau antara satu individu dengan individu lain,

individu dengan kelompok atau kelomok dengan kelompok. Interaksi desa dengan

kota berarti hubungan antara suatu desa dengan kota yang berada di sekitarnya. Interaksi antara desa dengan kota terjadi akibat adanya perbedaan sumberdaya

dan perbedaan kebutuhan. Penduduk desa menghasilkan barang kebutuhan

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

417

Page 531: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

pokok sehari-hari dan memerlukan barang-barang yang tidak dihasilkan di desa.

Berbagai barang tersebut dijual ke kota, dan dari kota penduduk desa membeli

berbagai barang untuk kebutuhan warga desa. Interaksi juga bisa terjadi antara desa dengan desa. Misalnya desa penghasil ikan

di daerah pantai akan berinteraksi dengan desa penghasil beras dan penghasil

sayuran di daerah pegunungan Para ahli Geografi mengadopsi teori gravitasi dari Isaac Newton (1642-1727) untuk

mengukur jumlah penduduk pada suatu wilayah termasuk perkotaan. Dengan

rumus sebagai berikut :

Interaksi = PW1. Pw2

(JW1. 2)²

PW1 = jumlah penduduk wilayah pertama

PW2 = jumlah penduduk wilayah kedua

PW1.2 = jarak antara kedua wilayah tersebut Contoh, data antar kota dan jumlah penduduk sebagai berikut :

Jarak AB = 80 km

Jarak AC = 60 km

Jarak AD = 70 km

Sedangkan penduduk A = 600 orang

Penduduk B = 100 orang

Penduduk C = 200 orang, dan

Penduduk D = 700 orang

Dengan menggunakan rumus interaksi di atas, maka akan diperoleh nilai interaksi

wilayah sebagai berikut :

A – B = (600 x 100)

-------------- = 9.37

(80)²

A - C = (600 x 200)

-------------- = 33.3

(60) ²

418

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 532: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

A - D = (600 x 700)

---------------- = 85.57

(70) ²

Dengan demikian bahwa perbandingan besarnya interaksi kota-kota AB, AC, dan

AD = 9.37, 33.3, 85.57. Kesimpulannya, lalu lintas kendaraan, terutama kendaraan

umum dan lalu lintas orang atau barang di antara ketiga kota tersebut kurang lebih

sebanding dengan nilai-nilai tersebut.

GLOSSARIUM

Desa =wilayah yang ditempati sejumlah penduduk dan merupakan organisasi pemerintahan terendah

Kota = kawasan pemukiman yang secara fisik ditunjukkan oleh kumpulan rumah yang mendominasi tata

ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung kehidupan warganya secara mandiri

Desentralisasi =penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengurusi

urusan rumah tangganya sendiri

Otonomi =kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri

Linier =Berbentuk garis lurus/memanjang

Gameinschaft = pola masyarakat yang ditandai dengan hubungan anggota-anggotanya bersifat pribadi, sehingga

menimbulkan ikatan yang sangat mendalam dan batiniah

Slum Area =Kawasan kumuh

Pola Konsentris =Pola memusat

3. Latihan :

Jawab semua pertanyaan di bawah ini dengan tepat!

1. Desa merupakan bentang budaya sebagai hasil interaksi antara manusia dengan

lingkungan alamnya.Jelaskan faktor-faktor apa yang menyebabkan kemajuan

masyarakat desa!

2. Bagaiamana proses terjadinya interaksi spasial antara desa dengan kota? Berikan

contohnya

3. Jelaskan ciri-ciri desa yang sudah maju dan diklasifikasikan ke dalam desa swasembada!

4. Kota-kota besar yang terletak di muara sungai besar atau pelabuhan umumya

berkembang pesat jika dibandingkan dengan kota yang terletak di pedalaman.

Mengapa demikian?

Page 533: Geografi (lengkap)

5. Jelaskan apa yang dimaksud pola konsentris suatu kota!

4. Evaluasi : Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dengan cara memilih jawaban

a, b, c, atau d

1. Desa yang memiliki pola permukiman mengikuti daerah aliran sungai termasuk ke

dalam desa dengan pola ....

a. Random

a. Konsentris

b. Linier

c. Sektoral

d. Komunal

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

419

Page 534: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

2. Kebijaksanaan pembangunan desa disusun berdasarkan pokok-pokok kebijaksanaan

seperti berikut, kecuali ....

a. Pemanfaatan sumber daya manusia dan potensi alam yang ada

b. Pemenuhan kebutuhan masyarakat yang esensial

c. Peningkatan prakarsa dan swadaya gotong royong masyarakat

d. Pengembangan tata desa yang modern dan mewah

3. Pembangunan desa dilaksanakan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut, kecuali ....

a. Harus dilakukan secara menyeluruh dan terpadu

b. Harus bersifat dinamis dan berkelanjutan

c. Harus memperhatikan aspek lingkungan hidup

d. Harus menyertakan unsur modal asing

4. Daerah-daerah pedesaan yang letaknya jauh dari kota dapat juga terpengaruh

melalui faktor utama, yaitu ....

a. Jalan sebagai penghubung

b. Kota dengan pengaruh desa

c. Kegiatan perekonomian

d. Daerah pinggiran kota

5. Di bawah ini merupakan ciri-ciri dari kawasan pedesaan, kecuali ....

a. Mempunyai kekayaan sendiri

b. Memiliki pemerintahan sendiri

c. Memiliki wilayah sendiri

d. Memiliki hukum sendiri

6. Desa yang berada di kawasan strategis, dekat pusat pertumbuhan, akan memiliki

perkembangan yang pesat jika dibandingkan dengan desa yang terisolir. Hal ini

menunjukkan bahwa perkembangan desa dipengaruhi oleh faktor ....

a. Lokasi

b. Morfologi

c. Geologi

d. Luas

420

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 535: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

7. Kawasan kota yang secara intensif digunakan untuk berbagai fungsi urban seperti

perbelanjaan, perkantoran, permukiman, hotel, pendidikan, dan lain-lain disebut ....

a. hinterland

b. metropolis

c. megapolis

d. kumenopolis

e. super blok

8. Permasalahan utama perkotaan adalah permukiman, terutama dalam hal ....

a. Banyaknya anak usia kerja

b. Banyaknya jumlah penduduk

c. Kesulitan mendapat lahan

d. Besarnya arus urbanisasi

9. Kota-kota besar di Indonesia umumnya terletak di muara sungai atau pelabuhan.

Kondisi ini karena terkait dengan pertumbuhan kota, khususnya aspek ....

a. Geografis yang mendukung pertumbuhan kota

b. Historis yang mendukung pertumbuhan kota

c. Pertahanan yang mendorong perkembangan kota

d. Politis yang mendorong perkembangan kota

10. Dibawah ini merupakan dampak positif dari interaksi kota-desa, kecuali ....

a. Dapat mengurangi laju urbanisasi

b. Mengolah sumber daya alam yang tersedia

c. Memperlancar hubungan antar daerah

d. Menciptakan lapangan kerja di pedesaan

Kunci Jawaban :

Essay

1. Kemajuan suatu desa dipengaruhi oleh unsur fisik seperti letak, luas, kesuburan tanah,

ketersediaan air, dan faktor non-fisik yaitu penduduk desa dengan tingkat pendidikan,

keterampilan, semangat untuk maju.

2. Interaksi spasial antara desa dengan kota terjadi karena perbedaan sumberdaya dan

kepentingan. Desa merupakan penghasil bahan pangan yang dibutuhkan warga kota,

sedangkan kota menghasilkan berbagai barang yang tidak dihasilkan warga desa.

3. Ciri-ciri desa yang sudah maju atau swasembada adalah; mata pencaharian tidak

hanya bertumpu kepada sektor pertanian, tingkat pendidikan penduduk sudah baik,

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

421

Page 536: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

transportasi sangat lancar sehingga memudahkan interaksi dengan kota, kesehatan

warga desa sudah baik.

4. Karena kota di muara sungai dan pelabuhan memiliki letak yang sangat strategis dan

memiliki akses yang tinggi, pusat perdagangan dan jalur pelayaran internasional

5. Pola konsentris adalah pola suatu kota yang berkembang ke arah luar kota, pusat kota

seolah-olah dikelilingi zona-zona yang berbentuk lingkaran.

Pilihan ganda :

1) C

2) D

3) D

4) A

5) D

6) A

7) B

8) C

9) B

10) D

422

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 537: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

L. Konsep Wilayah dan Perencanaan Pembangunan

1. Tujuan Pembelajaran

a. Standard Kompetensi

Guru mampu menganalisis wilayah dan perwilayahan

b. Kompetensi Dasar

Guru mampu menganalisis kaitan antara konsep wilayah dan pewilayahan dengan

perencanaan pembangunan

c. Indikator

Wilayah formal dan fungsional

Perwilayahan berdasarkan wilayah formal dan fungsional

Perwialayahan berdasarkan fenomena geografis

Identifikasi pusat-pusat pertumbuhan

2. Uraian Materi

a. Wilayah formal dan fungsional

Dalam Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, wilayah

adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsurr yang terkait

kepadanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif

dan atau aspek fungsional Menurut Rustiadi, et al. (2006) wilayah dapat didefinisikan

sebagai unit geografis dengan batas-batas spesifik tertentu dimana komponen-

komponen wilayah tersebut satu sama lain saling berinteraksi secara fungsional.

Sehingga batasan wilayah tidaklah selalu bersifat fisik dan pasti tetapi seringkali

bersifat dinamis. Komponen-komponen wilayah mencakup komponen biofisik alam,

sumberdaya buatan (infrastruktur), manusia serta bentukbentuk kelembagaan.

Dengan demikian istilah wilayah menekankan interaksi antar manusia dengan

sumberdaya-sumberdaya lainnya yang ada di dalam suatu batasan unit geografis

tertentu. Konsep wilayah yang paling klasik (Hagget, Cliff dan Frey,1977 dalam Rustiadi

et al., 2006) mengenai tipologi wilayah, mengklasifikasikan konsep wilayah ke dalam

tiga kategori, yaitu: (1) wilayah homogen (uniform/homogenous region); (2) wilayah

nodal (nodal region); dan (3) wilayah perencanaan (planning region atau programming

region).

Sejalan dengan klasifikasi tersebut, (Glason, 1974 dalam Tarigan, 2005) berdasarkan

fase kemajuan perekonomian mengklasifikasikan region/wilayah menjadi

1) Fase pertama yaitu wilayah formal yang berkenaan dengan keseragaman/

homogenitas. Wilayah formal adalah suatu wilayah geografik yang seragam

menurut kriteria tertentu, seperti keadaan fisik geografi, ekonomi, sosial dan

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

423

Page 538: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

politik.

2) Fase kedua yaitu wilayah fungsional yang berkenaan dengan koherensi dan

interdependensi fungsional, saling hubungan antar bagian-bagian dalam wilayah

tersebut. Kadang juga disebut wilayah nodal atau polarized region dan terdiri dari

satuan-satuan yang heterogen, seperti desa-kota yang secara fungsional saling

berkaitan.

3) Fase ketiga yaitu wilayah perencanaan yang memperlihatkan koherensi atau

kesatuan keputusan-keputusan ekonomi. Oleh karena itu, yang dimaksud

dengan pewilayahan (penyusunan wilayah) adalah pendelineasian unit

geografisberdasarkan kedekatan, kemiripan, atau intensitas hubungan fungsional

(tolong menolong, bantu membantu, lindung melindungi) antara bagian yang satu

denganbagian yang lainnya. Wilayah Pengembangan adalah pewilayahan untuk

tujuan pengembangan/ pembangunan/development.

b. Perwilayahan berdasarkan wilayah formal dan fungsional

Istilah wilayah dalam Geografi sering pula disebut region, yaitu suatu bagian dari ruang

permukaan Bumi yang memiliki karakteristik atau cirri khas yang dapat dibedakan

dengan kondisi ruang di sekitarnya. Wilayah tersebut memiliki keterkaitan secara

internal dalam unsur-unsur tertentu yang tidak dimiliki oleh wilayah lainnya. Wittlesey mengemukakan unit-unit sebuah region dapat dibentuk oleh hal-hal berikut

ini:

1) Ketampakan iklim saja, tanah saja sehingga menunjukkan areal saja.

2) Multiple feature region adalah region yang menunjukkan ketampakan majemuk,

seperi gabungan antara jenis tanah dengan tumbuhan, tumbuhan dengan budaya

bercocok tanam.

3) Region total atau compage terdiri atas banyak unsur atau gabungan antara unsur

fisik dan manusianya, seperti provinsi, negara, atau kawasan tertentu.

Bintarto mengemukakan bahwa region dapat dilihat dari hal-hal berikut ini.

1) Keseragaman atau kesamaan, dalam kriteria tertentu disebut region uniform.

Wilayah dalam banyak hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling

berhubungan dengan garis melingkar disebut nodal region.

2) Generic region adalah klasifikasi wilayah yang terutama menekankan pada jenisnya

saja sedangkan fungsi dari region itu sendiri diabaikan. Specific region adalah

klasifikasi wilayah berdasarkan kekhususannya merupakan daerah tunggal yang

mempunyai ciri-ciri geografi khusus.

3) Wilayah yang dalam klasifikasinya menggunakan metode statistic deskriptif.

Wilayah sebagai suatu ruang di permukaan bumi secara umum meliputi bidang atau

424

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 539: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

luasan secara tiga dimensi yang mencakup panjang, lebar, dan tinggi sampai batas

atmosfer tertentu. Contoh dari ruang di permukaan bumi antara lain ruang terbuka

hijau di Kota Jakarta yang mencakup bagian dari Kota Jakarta yang diperuntukkan

secara multifungsi, antara lain sebagai daerah resapan air, penghijauan, prasarana

olahraga dan rekreasi, serta estetika kota. Contoh lainnya dari konsep ruang

secara lebih spesifik adalah ruang kelas sebagai suatu bidang yang memiliki luasan

tertentu dalam pengertian memiliki panjang, lebar, dan tinggi yang berfungsi

sebagai prasarana Proses Belajar Mengajar (PBM).

Karakteristik yang khas dari suatu wilayah atau region dapat ditinjau dari aspek fisik

atau alami dan sosial budaya. Oleh karena itu, wilayah merupakan suatu kompleksitas

tertentu sebagai hasil dari interaksi dan interrelasi berbagai macam unsur yang

terdapat di dalamnya. Contoh dari wilayah ditinjau dari aspek fisik, antara lain wilayah

pesisir, wilayah hutan hujan tropis, wilayah gurun, dan wilayah pegunungan. Adapun

wilayah ditinjau dari aspek sosial budaya meliputi wilayah Amerika Latin (Latin

American Region), wilayah Amerika Anglo (Anglo American Region), wilayah perkotaan,

dan wilayah perdesaan. Pengertian wilayah dapatlah dibedakan dengan daerah. Wilayah lebih cenderung

memiliki batas berdasarkan kriteria fisik atau sosial budaya tertentu, sedangkan daerah

cenderung memiliki batas berdasarkan kewenangan administratif pemerintahan,

seperti pembagian daerah waktu di Indonesia, propinsi, kabupaten, kota, kecamatan,

dan desa atau kelurahan. Bagian dari wilayah secara horizontal adalah landscape, yaitu

bentangan permukaan bumi (hanya memiliki dimensi panjang dan lebar) yang dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

1) Bentangan Alam (Natural Landscape) adalah bentangan permukaan Bumi yang

didominasi oleh unsur-unsur yang bersifat alami, seperti lereng gunung, lautan,

gurun pasir, dan lembah.

2) Bentangan Budaya (Cultural Landscape or Man Made Landscape) adalah bentangan

permukaan Bumi yang didominasi oleh unsur unsur yang bersifat sosial budaya,

seperti pusat perdagangan dan permukiman penduduk.

c. Identifikasi Pusat-Pusat Pertumbuhan

Pusat pertumbuhan secara definitif diartikan sebagai suatu lokasi wilayah yang

pertumbuhannya sangat pesat dalam berbagai bidang sehingga dapat mempengaruhi

wilayah-wilayah lain sekitarnya. Luas wilayah yang dipengaruhi oleh pusat

pertumbuhan beragam, asa yang berskala lokal, nasional, dan regional.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

425

Page 540: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

Faktor suatu tempat menjadi pusat pertumbuhan :

1) Kondisi fisik

2) Kekayaan sumber daya alam

3) Sarana dan prasarana transportasi

4) Adanya industri

5) Kondisi sosial ekonomi

6) Pertimbangan ekonomi.

Teori mengenai pusat-pusat pertumbuhan

1) Teori Tempat Sentral (Central Place Theory)

Pertama kali dikemukakan oleh Walter Chrisstaller tahun 1933. Teori ini mengatakan

bahwa suatu lokasi pusat aktivitas yang melayani berbagai kebutuhan penduduk

harus terletak pada suatu tempat yang sentral, yaitu suatu tempat atau kawasan

yang memungkinkan partisipasi manusia jumlahnya maksimum. Teori ini dapat diterapkan dengan syarat :

· Relief muka bumi seragam, terutama dengan dalam hubungan trasnportasi

· Kehidupan atau tingkat ekonomi penduduknya juga relatif homogen.

· Lokasi tersebut mempunyai kesempatan transpor dan komunikasi yang merata.

Dari model ini, ada 3 penerapan teori tempat central :

· Administrasi maksimum apabila seluruh daerah pinggir terlayani daerah pusat

· Transportasi maksimum apabila setengah daerah pinggir terlayani oleh pusat

· Pasar maksimum apabila sepertiga daerah pinggir terlayani oleh pusat

Christaller pertama kali mempublikasikan studinya yang berkaitan dengan masalah

tentang bagaimana menentukan jumlah, ukuran dan pola penyebaran kota-kota.

Asumsi-asumsi yang dikemukakan antara lain :

Jumlah penduduk yang ada membutuhkan barang dan jasa. Prinsip yang

dikemukakan oleh Christaller adalah

Range : Adalah jarak jangkauan antara penduduk dan tempat suatu aktivitas pasar

yang menjual kebutuhan komoditi atau barang. Misalnya seseorang

membeli baju di lokasi pasar tertentu, range adalah jarak antara tempat

tinggal orang tersebut dengan pasar lokasi tempat dia membeli baju.

Apabila jarak ke pasar lebih jauh dari kemampuan jangkauan penduduk

yang bersangkutan, maka penduduk cenderung akan mencari barang

dan jasa ke pasar lain yang lebih dekat.

Threshold : Adalah jumlah minimum penduduk atau konsumen yang dibutuhkan

untuk menunjang kesinambungan pemasokan barang atau jasa

426

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 541: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

yang bersangkutan, yang diperlukan dalam penyebaran penduduk

atau konsumen dalam ruang (spatial population distribution). Dari

komponen range dan threshold maka lahir prinsip optimalisasi pasar

(market optimizing principle). Prinsip ini antara lain menyebutkan

bahwa dengan memenuhi asumsi di atas, dalam suatu wilayah akan

terbentuk wilayah tempat pusat (central place). Pusat tersebut

menyajikan kebutuhan barang dan jasa bagi penduduk sekitarnya.

Apabila sebuah pusat dalam range dan threshold yang membentuk

lingkaran, bertemu dengan pusat yang lain yang juga memiliki range

dan threshold tertentu, maka akan terjadi daerah yang bertampalan.

Penduduk yang bertempat tinggal di daerah yang bertampalan akan

memiliki kesempatan yang relatif sama untuk pergi kedua pusat

pasar itu.

Keterbatasan system tempat pusat dari Christaller ini meliputi beberapa kendala,

antara lain : Jumlah penduduk, Pola aksesibilitas, Distribusi.

2) Teori kutub pertumbuhan

Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Lerroux pada tahun 1955. Pembangunan

dimanapun adanya bukanlah merupakan suatu proses secara serentak tetapi

muncul ditempat ditempat tertentu dengan kecepatan dan intensitas berbeda-

beda. Tempat/kawasan yang menjadi pusat pembangunan disebut pusat/kutub

pertumbuhan. Dari pusat pertumbuhan pembangunan menyebar ketempat

sekitarnya.

Pengaruh pusat pertumbuhan

a) Pemusatan dan persebaran sumber daya yang berfungsi :

· pengelolaan sumber daya alam

· penampungan sumber daya manusia

b) Perkembangan sumber daya manusia dari daerah sekitarnya

· pendapatan masyarakat meningkat

· terciptanya lapangan kerja baru

· tumbuhnya pusat pertumbuhan-pertumbuhan perdagangan

· munculnya lembaga-lembaga perbankan

· berkembangnya badan-badan usaha

c) Perubahan sosial budaya

· makin terbukanya wawasan masyarakat

· adanya perubahan sistem mata pencaharian

· adanya asimilasi budaya masyarakat

· perubahan cara berfikir masyarakat.

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

427

Page 542: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

d. Konsep Core-Periphery (Pusat Pinggiran)

Prebish (1949) melihat ada ketidak seimbangan antara Core (C)-Periphery (P),

akibatnya ada interaksi yang merugikan bagi P, sehingga P menjadi kurang maju.

Beberapa pandangan teoritis :

1) Menurut Myrdal ―Core Regions‖ sebagai magnet yang dapat memperkuat

pertumbuhan ekonomi secara otomatis. Misalnya arus tenaga kerja, tenaga

terampil, modal mengalir dari P ke C. Di suatu tempat dibanguan industri maka

terjadi konsentrasi penduduk disekitarnya. Penduduk memerlukan pelayanan

sosial-ekonomi, hal ini akan menarik investor, modal mengalir ke tempat tersebut.

Mungkin juga akan menarik industri lainya (menyediakan bahan baku atau

mengolah hasil industri yang pertama tadi). Makin lama pertumbuhan dilokasi

tersebut makin pesat, terjadilah polarization of Growth.. Polarization of Growth

akan menghambat pertumbuhan wilayah lain, menghambat pertumbuhan

modal wilayah lain, menghambat pertumbuhan tenaga terampil diwilayah lain.

Wilayah lain terkena ―backwash effects‖ makin lama akan makin mundur dan

disebut wilayah ―pheryphery‖. Apabila ―spread effects‖ dari C-P lebih besar,

maka “ backwash afeects‖ dapat diatasi. Selama masih ada mekanisme pasar,

pertumbuhan P sulit diharapkan. Untuk itu diperlukan campur tangan pemerintah

(pengendalian migrasi/urbanisasi, pencegahan larinya modal, pembangunan

perdesaan). Apabila pemerintah tidak turut campur tangan, ―back wash affects‖

akan selalu lebih besar dari ada‖ spread efeects‖.

Menurut Hirschman investasi yang sangat banyak di Core region mempercepat

pertumbuhan di C dan Polarisasi pembangunan digantikan oleh ―trickling down

effects‖ pembangunan Harischman lebih optimis, karena perbedaan keruangan

pembangunan merupakan hal yang sementara dan intervensi pemerintah akan

menghilangkan ketimpangan.

2) Teori Pembangunan Regional

Friedmann membuat tipologi wilayah atas dasar konsep C-P dan membedakan

wilayah atas :

a) Core Region, sebagai pusat kegiatan

b) Wilayah transisi yang berkembang wilayah dekat ―core dan sesuai untuk

pengembangan sumberdaya, misalnya daerah antara Jakarta-Bandung

c) Wilayah yang berdekatan dengan sumberdaya, wilayah pinggiran/permukiman

baru, misalnya lokasi transmigrasi

d) Wilayah transisi yang mundur-wilayah yang mengalami ―backwash effects‖

Menurut Friedmann, urbanisasi merupakan proses integritas keruangan yang

mengakibatkan perbedaan keruangan akan semakin berkurang.

428

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 543: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

3) Teori Marxist

Menurut Karl Marx konsep C-P merupakan eksploitasi C atas P, dimana P sangat

menggantungkan diri pada C.

e. Konsep Growth Pole (Growth Centre)

Peroux (1950) memformulasikan konsep ―Growth Pole‖ (Kutub Pertumbuhan).

Sebagai kutub, akan memancarkan kekuatan sentrifugal dan menarik kekuatan

sentripetal. Industri manufaktur baja, menimbulkan kekuatan sentripetal, menarik

kegiatan yang langsung berhubungan dengan pembuatan baja (penyediaan bahan

mentah dan penyediaan pasar). Kekuatan sentrifugal, kegiatan baru yang tidak

berkaitan langsung dengan industri baja seperti transportasi karyawan, tampat

makan, tempat tinggal. Boudevile memformulasikan konsep “Growth Center‖ (pusat pertumbuhan).Pusat

pertumbuhan menjadi konsep keruangan secara konkrit (kota atau wilayah perkotaan

yang memiliki suatu industri yang punya pengaruh besar terhadap kegiatan lainnya

(penguasaan pasar, penguasaan teknologi).Tempat/wilayah yang ada industri

baja yang berkaitan dengan industri lainnya, penambangan bijih besi, pelayanan

transportasi bahan mentah/baku dan hasil industri. Kaitan antara 2 industri dibedakan atas :

1) Backward linkages - kegiatan yang berkaitan dengan input (tanur pembakaran,

penambangan, transportasi bahan mentah/baku)

2) Forward linkages - kegiatan yang berkaitan dengan penyediaan pasar/proses lebih

lanjut (pembuatan lembaran baja, pipa besi)

3) Lateral linkages - kegiatan yang berkaitan dengan fasiliatas social (penerangan

listrik, saluran pembuangan)

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

429

Page 544: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

3. Latihan

1. Bedakan pembagian region menurut bintarto dan wittseley ?

2. Bedakan wilayah dengan daerah ? berikan contohnya

3. Mengapa teori tempat central dari cristaler sukar diterapkan ?

4. Mengapa daerah periphery mengalami kemunduran, jelaskan ?

5. Mengapa suatu wilayah dijadikan sebagai pusat pertumbuhan ?

4. Evaluasi

1. Berdasarkan kondisi fisik suatu daerah, maka kondisi topografis daerah yang lebih

maju dibanding daerah lainnya ....

a. Dataran tinggi

b. Dataran rendah

c. Plato

d. Daerah perbukitan

2. Berikut ini bukan merupakan faktor yang mempengaruhi suatu wilayah menjadi

pusat pertumbuhan ......

a. Faktor alam

b. Faktor sosial

c. Faktor kebudayaan

d. Faktor industri

3. Penggolongan wilayah yang didasarkan pada kenampakan tunggal seperti iklim,

vegetasi disebut .....

a. Cultural region

b. Formal region

c. Natural region

d. Feature region

4. Menurut Wittlesey mengemukakan unit-unit sebuah region seperti propinsi, negara

termasuk .....

a. Multiple feature region

b. Region total

c. Spesifik region

d. Generic region

430

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 545: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

5. Fungsi pusat pertumbuhan secara umum adalah......

a. Melihat lokasi industri yang ramah

b. Memudahkan koordinasi dan meratakan pembangunan

c. Mengetahui kelemahan dan potensi daerah

d. Memantau distribusi barang.

6. Terjadinya wilayah pheriphery disebabkan......

a. Spread effect lebih besar dari backwash effect

b. Sperad effect lebih kecil dari backwash effect

c. Remitan lebih besar ke periphery

d. Core menarik periphery

7. Terjadinya wilayah pelayanan maksimal untuk daerah adminstrasi apabila, dipenuhi

syarat berikut ini .....

a. semua daerah pinggiran terlayani oleh pusat

b. sepertiga daerah pinggiran terlayani oleh pusat

c. setengah daerah pinggiran terlayani oleh pusat

d. dua pertiga daerah pinggiran terlayani oleh pusat

8. Pertumbuhan wilayah didasarkan kekuatan sentrifugal dan menarik kekuatan

sentripetal. Teori ini di kemukakan oleh………

a. W. Cristaler

b. Myrdal

c. Beroux

d. Boudevile

9. Wilayah yang berkenaan dengan keseragaman/homogenitas atau suatu wilayah

geografik yang seragam menurut kriteria tertentu disebut ......

a. Wilayah formal

b. Wilayah fungsional

c. Generic region

d. Polarized region

10. Ekploitasi daerah periperi terhadap core dikemukakan oleh ......

a. W. Cristaler

b. Marxist

c. Beroux

d. Boudevile

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

431

Page 546: Geografi (lengkap)

Geografi SMA GLOSSARIUM

Region =Wilayah yang memiliki karakteristik tertentu

Wilayah Formal = suatu wilayah geografik yang seragam menurut kriteria tertentu

Wilayah Fungsional = wilayah pen ting yang sangat erat kaitannya dengan objek kejadian di permukaan bumi

Homogenitas = Keseragaman

Bentangan Alam = bentangan permukaan bumi yangdidominasi oleh unsur-unsur yang bersifat alami

Bentangan Budaya = bentangan permukaan bumi yang didominasi oleh unsur yang bersifat sosial budaya

Relief = Tinggi rendahnya permukaan bumi

Range = adalah jarak jangkauan antara penduduk dan tempat suatu aktifitas pasar yang menjual kebutuhan

komoditi atau barang.

Thereshold = adalah jumlah minimum penduduk atau konsumen yang dibutuhkan untuk menunjang

kesinambungan pemasokan barang atau jasa yang bersangkutan

Central Place =Tempat Sentral

Aksesibilitas =Keterjangkauan dilihat dari tinjauan kemudahan mencapai suatu wilayah

Growth Center = Pusat Pertumbuhan

5. Latihan

1. Menurut wittlesey

a. Ketampakan iklim saja, tanah saja sehingga menunjukkan areal saja.

b. Multiple feature region adalah region yang menunjukkan ketampakan majemuk, seperi

gabungan antara jenis tanah dengan tumbuhan, tumbuhan dengan budaya bercocok

tanam.

c. Region total atau compage terdiri atas banyak unsur atau gabungan antara unsur fisik

dan manusianya, seperti provinsi, negara, atau kawasan tertentu.

2. Menurut Bintarto

a. Keseragaman atau kesamaan, dalam kriteria tertentu disebut region uniform. Wilayah

dalam banyak hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling berhubungan

dengan garis melingkar disebut nodal region.

b. Generic region adalah klasifikasi wilayah yang terutama menekankan pada jenisnya

saja sedangkan fungsi dari region itu sendiri diabaikan. Specific region adalah klasifikasi

wilayah berdasarkan kekhususannya merupakan daerah tunggal yang mempunyai

ciri-ciri geografi

Page 547: Geografi (lengkap)

3. Pengertian wilayah dapatlah dibedakan dengan daerah. Wilayah lebih cenderung

memiliki batas berdasarkan kriteria fisik atau sosial budaya tertentu, sedangkan daerah

cenderung memiliki batas berdasarkan kewenangan administratif pemerintahan,

seperti pembagian daerah waktu di Indonesia, propinsi, kabupaten, kota, kecamatan,

dan desa atau kelurahan.

4. Teori ini dapat diterapkan dengan syarat :

a. Relief muka bumi seragam, terutama dengan dalam hubungan trasnportasi

b. Kehidupan atau tingkat ekonomi penduduknya juga relatif homogen.

c. Lokasi tersebut mempunyai kesempatan transpor dan komunikasi yang merata

5. Tertariknya modal, tanaga produktif, barang mentah kedaerah core menyebakan

periphery mengalami kemunduran

6. Faktor suatu tempat menjadi pusat pertumbuhan :

a. Kondisi fisik

b. Kekayaan sumber daya alam

c. Sarana dan prasarana transportasi

d. Adanya industri

e. Kondisi sosial ekonomi

f. Pertimbangan ekonomi.

432

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 548: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

6. Evaluasi

1. C

2. C

3. D

4. B

5. B

6. B

7. A

8. A

9. B

10. B

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

433

Page 549: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

Daftar Pustaka

Agus Suryantoro, 1990, Penyimpangan Pemanfaatan Ruang TerhadapRencana Induk Kota Kawasan

Kraton-Malioboro Dengan Interpretasi Foto Udara, Tesis S-2, PPS-UGM, Yogyakarta.

Ahmad yani, Mamat Ruhimat, 2008, Geografi untuk kelas XI, Garsindo, Jakarta

Andrew Webster. Introduction to Sociology of Development.

Ankie, MM, Hoogevelt. Alternative Development Strategies.

Bambang Prijambodo, Pokok-Pokok Rencana Pembanguan Jangka Panjang Menengah Tahun

2004-2009 Disampaikan pada kunjungan Kuliah lapangan mahasiswa Jurusan Geografi

27, April 2006

Bintarto,R dan Surastopo, 1998, Metode Analisa Geografi, LP3S , Jakarta

Daldjoeni, N, 1982, Pengantar Geografi, Alumni, Bandung

Dean K.Forbes. Geografi Keterbelakangan. Jakarta: LP3ES. 1984

Dulbahri, 1985. Interpretasi Citra Untuk survey Vegetasi. Puspics – Bakorsurtanal – UGM,

Yogyakarta.

Erwin Hardika Putra, Shut, 2005, Pemandaatan Teknologi Citra Satelit dan GIS (Geograhic

Informatiom System) untuk Monotoring GNRHL

Irawan. Drs. MBA, Suparmoko M, Dr, M.A., 1992, Ekonomi Pembangunan, BPFE, Yogyakarta

Dickenson J.P, dkk. Geografi Negara Berkembang. Methuen : London and New York. 1983

Jensen, J.R. 2000. Remote Sensing of The Environment an Earth Resource Perspective. Prentice

Hall. New Jersey

Lillesand and Kiefer, 1993. Remote Sensing And Image Interpretation, Jhon Villey and Sons,

New York.

-----------------------, 1994. Remote Sensing and Image Interpretation. John Wiley and Son. New York

Lo, C.P, 1986. Penginderan Jauh Terapan, UI- Press, Jakarta.

Michael Chisolm. Studies in Human Geography. London. 1984

Nursid Sumaatmadja, 1989, Lingkungan Hidup, Alumni, Bandung

-------------------------1981, Studi Geografi, Alumni, Bandung

Peter Haget. Geography: A Modern Synthesis. Second Edition. Harper International Edition.

Harper & Row, Publisher. New York, Evaston. 1983

Prikandito, Aryono, 1980, Kartografi, PPT UGM, Yogyakarta

Purwadhi, F.S.H. Interpretasi Citra Digital. Grasindo. Jakarta

Resosudarmo Sujiran, 1958, iImu Bumi Alam, Masa Baru, Bandung

-------------------------, 1990, Pengantar Ekologi, Remaja Rosadakarya,Bandung

Sandy, I Made, 1987, Iklim Regional Indonesia, Yakarta, Jurusan Geografi FMIPA Soni Darmawan, Ishak H. Ismullah, Ketut Wikantika, Firman Hadi, Teknologi Satelit Inderaja Untuk Pertanian, Pusat Penginderaan Jauh – ITB

434

PLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta

Page 550: Geografi (lengkap)

Geografi SMA

Sumitro Djoyohadikusumo, 1994, Perkembangan Pemikiran Ekonomi Dasar Teori Ekonomi

Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan, LP3ES, Jakarta

Suryana, Dr.M.Si, 2000, Ekonomi Pembangunan Problematika dan Pendekatan, Penerbit

Salemba empat,

Sutanto, 1986. Penginderaan Jauh Jilid I, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Sutanto, 1986. Penginderaan Jauh Jilid II, Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Suwarsono, Alvin Y.So, 2000, Perubahan Sosial dan Pembangunan, LP3ES, Jakarta,

Tim penyusun, 2000, Ilmu pengetahuab Populer, Widyakarya, Jakarta

Wardiyatmoko, 2002, Geografi SMA Kelas IX, Penerbit Erlangga, Jakarta

-----------------, 2002, Geografi SMA Kelas X, Penerbit Erlangga, Jakarta

-----------------, 2002, Geografi SMA Kelas XI, Penerbit Erlangga, Jakarta

Bintarto, 1977, Penginderaan Jauh Untuk Studi Kota, Diktat Kuliah Puspics, FGE-UGM, Yogyakarta.

Lillesand dan Kiefer, 2004, Remote Sensing and Image Interpretation, Jhon Wiley & Sons, Inc., USA.

Soenardi Prawirohatmodjo, 1993, Fotografi Udara dan PenafsiranCitra untuk Pengelolaan

Sumberdaya, Gadjah Mada Press, Yogyakarta.

http://www.calforests.org/glossary.html)

http://www. fwie.fw.vt.edu/tws-gis/glossary.htm

http://www:horeau.dnr.state.mn.us/mis/gis/tools/arcview/Training/WebHelp/Glossary/

Glossary3.htm)

http://www.waterquality.de/hydrobio.hw/RTERMS.HTM)

http://www amsglossary.allenpress.com/glossary/browse)

http:// www.nsc.org/ehc/glossar2.htm)

http://www.agriculture.purdue.edu/ssmc/Frames/newglossery.htm)

http:// www.epa.gov/heatisland/resources/glossary.html)

http://www biology.usgs.gov/s+t/SNT/noframe/zy198.htm)

http://www snowcover.gsfc.nasa.gov/glossary.html)

http://www wikipedia.org/wiki/Remote_sensing)

Page 551: Geografi (lengkap)

ASSESMENT

Page 552: Geografi (lengkap)

A. Assesment Pembelajaran 1 1. Kompetensi Guru

Evaluasi : 1. Jelaskan pengertian guru ? 2. Jelaskan pengertian pendidik ? 3. Deskripsikan profil pendidik guru yang ideal menurut anda. 4. Jelaskan makna tanggungjawab 5. Jelaskan hubungan tanggungjawab, kesadaran, pengabdian dan

pengorbanan 6. Jelaskanlah kewajiban yang harus dilaksanakan guru professional 7. Jelaskanlah empat kompetensi guru professional dan berikan contoh-

contoh pelaksanaan dalam pembelajaran 8. Bagaimana jika salah satu kompetensi tidak dikuasai guru dan apa

dampaknya pada pembelajaran 9. Deskripsikan citra diri positif 10. Jelaskan manfaat citra diri positif 11. Jelaskan langkah-langkah pengembangan citra diri positif 12. Jelaskan pengertian etika ? 13. Jelaskan perbedaan antara etika ,moral, dan akhlak ? 14. Untuk apa guru memahami etika ? 15. Jelaskan makna komitmen 16. Jelaskan mengapa komitmen terhadap tugas penting bagi guru 17. Jelaskan makna empati 18. Jelaskan mengapa guru perlu memiki rasa empati yang tinggi

terhadap siswanya 19. Jelaskan dampak empati guru terhadap siswanya dalam pembelajara?

B. Assesment Pembelajaran 2

1. Teori dan Desain Pengembangan Pembelajaran Tes Formatif 1: 1. Teori ilmiah yang melandasi desain silabus dan RPP yang berkaitan

dengan proses belajar. a. Teori analisis peserta didik

b. Teori pembelajaran

c. Teori belajar

d.Teori komunikasi

2. Jenjang terakhir tujuan pembelajaran dan ranah yang telah direvisi.

Page 553: Geografi (lengkap)

a. menilai

b. mencipta

c. mensintesis

d. menganalisis

3. Komponen pertama Pengembangan Silabus dan RPP

a. Tujuan

b. Materi

c. Strategi

d.Evaluasi

4. Perumusan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator harus menggunakan kata kerja yang bersifat operasional, kecuali:

a. Membaca

b. Menyanyi

c. Menguasai

d.Menjawab

5. Langkah-langkah pembelajaran dikembangkan berdasarkan:

a. Strategi pembelajaran

b. Pendekatan pembelajaran

c. Metode pembelajaran

d.Teknik pembelajaran

6. Manakah yang tergolong materi fakta ?

a. Peristiwa gempa bumi

b. Hukum Archimedes

c. Prosedur menabung

d.Ciri-ciri makhluk hidup

Page 554: Geografi (lengkap)

7. Pengembangan Silabus dan penyusunan RPP merupakan dokumen pengembangan KTSP sesuai PerMenDikNas.

a. Nomor 14 Tahun 2007

b. Nomor 41 Tahun 2005

c. Nomor 14 Tahun 2005

d. Nomor 41 Tahun 2007

8. Perumusan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dapat memiliki keterkaitan dan kesesuaian bila dikembangkan melalui:

a. Identifikasi kebutuhan

b. Analisis pembelajaran

c. Analisis kurikulum

d. Identifikasi masalah pembelajaran

9. Kegiatan inti pembelajaran yang dikembangkan dalam RPP kecuali:

a. Eksplorasi

b. Elaborasi

c. Konfirmasi

d. Refleksi

10. Komponen silabus dan RPP yang bukan komponen pengembangan:

a. Identitas mata pelajaran

b. Indikator

c. Sumber referensi

d.Alokasi waktu

Tes Formatif 2 1. Fungsi bahan ajar modul/LKS

a. untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa

Page 555: Geografi (lengkap)

b. untuk meningkatkan hasil belajar siswa

c. untuk mengisi waktu luang siswa

d. untuk menambah waktu belajar siswa

2. Manakah bahan ajar yang lengkap dan dapat digunakan secara mandiri oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran ?

a. Buku

b. Video

c. Modul

d. Surat kabar

3. Komponen latihan pada modul diletakkan setelah komponen:

a. tes formatif

b. rangkuman

c. uraian materi

d. kunci jawaban

4. Bagian penting dalam LKS yang membedakan antara LKS satu dan lainnya adalah:

a. bagian inti

b. bagian penutup

c. bagian awal

d. bagian akhir

5. Fungsi rangkuman materi pada bagian pendahuluan LKS

a. memperbanyak halaman LKS

b. merupakan alat motivasi belajar

c. mengulangi isi buku pelajaran

d. mengaitkan materi yang telah dipelajari dengan kegiatan belajar siswa

Page 556: Geografi (lengkap)

6. Prinsip mengembangkan isi modul/LKS kecuali:

a. bahasa

b. ilustrasi

c. keakuratan ilmu pengetahuan

d. fisik modul/LKS

7. Syarat-syarat penulisan LKS , kecuali:

a. sesuai dengan silabus dan RPP

b. tersedia tipe tugas atau latihan

c. mudah dipahami siswa

d. alur penyajian tidak sistematis

8. Variasi kegiatan belajar yang merupakan ciri isi LKS kecuali:

a. meringkas buku

b. menjawab soal-soal

c. melakukan percobaan

d. memasangkan gambar dengan kata

9. Penulisan modul/LKS diawali dengan tahap:

a. perancangan

b. pengembangan

c. produksi

d. evaluasi

10. Tahap yang memerlukan tenaga khusus dalam masalah pencetakan:

a. perancangan

b. pengembangan

c. produksi

d. evaluasi

Page 557: Geografi (lengkap)

Tes Formatif 3

Page 558: Geografi (lengkap)

1. Media pembelajaran dalam sistem komunikasi merupakan komponen: a. Sumber

b. Pesan

c. Saluran

d. Penerima

2. Kriteria utama dalam memilih media: a. Kemampuan media

b. Tujuan pembelajaran

c. Jumlah siswa

d. Kemudahan penggunaan

3 Media yang merupakan objek pengganti, kecuali: a. Mock up

b. Simulator

c. Model

d. Realia

4. Media yang dapat dengan mudah membangkitkan efek emosi: a. Audio

b. Film

c. Video

d. Radio

5. Kriteria pertama pemilihan media yang berbasis teknologi komputer a. Akses

b. Biaya

c. Kemudahan penggunaan

Page 559: Geografi (lengkap)

d. Kecepatan

6. Komponen media yang dibuat sendiri oleh guru, kecuali: a. Tujuan

b. Materi

c. Strategi

d. Evaluasi

7. Prosedur memanfaatkan media kecuali: a. Pengumpulan bahan

b. Persiapan

c. Pelaksanaan

d. Tindak lanjut

8. Scrabble, puzzle tergolong media pembelajaran: a. Penyaji

b. Objek

c. Permainan

d. Interaktif

9. Jika tujuan pembelajaran adalah siswa mampu mendeskripsikan komponen mesin kendaraan, dengan situasi laboratorium otomotif maka media yang dipilih: a. Realia

b. Model

c. Foto

d. Gambar

Page 560: Geografi (lengkap)

10. Manfaat media pembelajaran kecuali: a. Meningkatkan perhatian siswa

b. Memberikan kesamaan persepsi materi pembelajaran

c. Memberikan hiburan kepada siswa

d. Memberikan rangsangan pada indera siswa.

Tes Formatif 4 1. Tes objektif seperti pilihan ganda dikategorikan metode penilaian:

Page 561: Geografi (lengkap)

a. kognitif

b. afektif

c. psikomotorik

d. tertulis

2. Langkah pertama merencanakan penilaian hasil belajar

a. mengidentifikasi hasil belajar

b. menentukan tujuan penilaian

c. membuat kisi-kisi

d. menuliskan draft butir instrumen

3. Sarana untuk mendeskripsikan proporsi soal

a. kisi-kisi

b. cetak baru

c. blue print

d. kalibrasi

4. Perangkat penilaian yang diberikan kepada siswa pada saat pelaksanaan tes tertulis, kecuali:

a. lembar soal

b. lembar jawaban

c. lembar soal dan lembar jawaban

d. kisi-kisi instrumen penilaian

5. Teknik penilaian hasil belajar untuk mengukur penguasaan kompetensi siswa secara alamiah, kecuali:

a. skala penilaian diri sendiri

b. lembar observasi

c. skala sikap

d. daftar pertanyaan

Page 562: Geografi (lengkap)

6. Bentuk kinerja siswa yang dapat dinilai, kecuali:

a. portofolio

b. hasil karya

c. proyek

d. kognisi

7. Aspek penilaian siswa yang berhubungan dengan kinerja praktek di laboratorium dengan kinerja praktek:

a. persiapan alat dan bahan

b. pelaksanaan praktek

c. penulisan laporan praktek

d. memelihara kebersihan ruang laboratorium

8. Bukan deskripsi lembar soal tes uraian yang akan dikerjakan siswa:

a. berisi petunjuk pengerjaan soal

b. berisi pertanyaan terbuka

c. berisi kolom untuk menjawab soal

d. berisi alokasi waktu pengerjaan soal

9. Penulisan butir instrumen pada tahap keempat setelah kegiatan:

a. menguji coba butir instrumen

b. membuat kisi-kisi

c. mengidentifikasi tujuan pembelajaran

d. merumuskan tujuan penilaian

10. Kriteria penilaian hasil belajar A, B, C, D atau E diperoleh dari standar skor berbentuk:

a. interval skor

b. angka

c. skala ordinal

Page 563: Geografi (lengkap)

d. skala nominal

C. Assesment Pembelajaran 3 1. Penelitian Tindakan Kelas

Page 564: Geografi (lengkap)

Evaluasi A:

1. Apa arti guru reflektif? 2. Apa hubungan antara PTK dengan guru profesional? 3. Mengapa hasil PTK tidak dapat digeneralisasi? 4. Mengapa pendekatan statistik jarang digunakan dalam PTK? 5. Apa hal penting yang Anda lakukan ketika sedang berusaha

melakukan perbaikan pembelajaran? 6. Apa tujuan dokter mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya

tentang keluhan Anda sebagai pasien? Apa padanannya dengan peneliti PTK?

7. Kalau dokter menggunakan berbagai alat ukur dalam mengungkapkan keluhan pasien, alat ukur apa saja yang Anda gunakan dalam mendeskripsikan masalah pembelajaran?

8. Kalu dokter "melakukan diagnosis" dan "memberikan resep", apa yang dilakukan oleh peneliti PTK?

9. Apa hal penting yang dilakukan oleh guru peneliti PTK tetapi tidak dilakukan oleh guru biasa?

10. Apa perbedaan antara "masalah" dengan "akar-masalah"? 11. Apa kira-kira akar-masalah kemacetan lalu lintas di DKI Jakarta yang

tidak kunjung dapat dipecahkan? 12. Apa yang akan terjadi dengan "tindakan" yang tidak didasarkan pada

"akar masalah"? Apa analoginya dengan pekerjaan dokter? 13. Berikan contoh akar-masalah yang berada di luar kendali guru, dan

karenanya tidak dapat dipecahkan melalui PTK. 14. Apa tujuan pertanyaan "Upaya apa yang telah dilakukan?" dalam

menemukan akar-masalah? 15. Apakah pengalaman-sukses seorang guru dalam pembelajaran dapat

dituliskan sebagai laporan PTK?

Evaluasi B:

1. Apa analogi siklus PTK dengan proses pengobatan dokter? 2. Mengapa peneliti PTK perlu menjelaskan tentang setting penelitian? 3. Apa isi Perencanaan dalam Siklus I, II, dan selanjutnya? Apa

analoginya dengan pengobatan dokter? 4. Apa hubungan antara perencanaan dengan RPP? 5. Apa isi Pelaksanaan? Apa analoginya dengan pengobatan dokter?

Page 565: Geografi (lengkap)

6. Apa Isi Pengamatan? Apa analoginay dengan pengobatan dokter? 7. Apa isi refleksi? Apa analoginya dengan pengobatan dokter? 8. Apa syarat sebuah siklus baru? 9. Apa yang sebaiknya diukur menggunakan berbagai instrumen? 10. Mengapa instrumen harus berdasarkan kisi-kisi? 11. Apa kelemahan pengukuran terhadap variabel perlakuan? 12. Apa yang dimaksud dengan triangulasi? 13. Apa yang dimaksud dengan kolaborasi?

Kunci Jawaban

A. Assesment 1

Page 566: Geografi (lengkap)

B. Assesment 2 Evaluasi Formatif 1 1. c

2. b

3. a

4. c

5. a

6. a

7. d

8. a

9. d

10. a

Evaluasi Formatif 2

1. b

2. c

3. c

4. a

5. d

6. d

7. d

8. a

9. a

10. c

Evaluasi Formatif 3

1. c

2. b

3. c

Page 567: Geografi (lengkap)

4. d

5. b

6. a

7. c

8. d

9. a

10. c

Evaluasi Formatif 4

1. a

2. b

3. a

4. c

5. d

6. d

7. d

8. c

9. b

10. a

C. Assesmet 3

PTK Evaluasi A:

1. Guru yang selalu berusaha menemukan kelemahan dalam pembelajaran yang telah dilakukan, dan berusaha untuk memperbaiki.

2. Guru profesional senantiasa melakukan PTK, walaupun tidak secara formal.

3. Karena PTK bersifat kontekstual; hal yang ditemukan do satu kelas belum tentu berlaku di tempat lain.

4. Peneliti tidak akan punya waktu untuk melakukan karena PTK dilakukan sambil mengajar.

Page 568: Geografi (lengkap)

5. Mengidentifikasi kesulitan atau hambatan yang dihadapi, kemudian mencari alternatif metode.

6. UUntuk "mendiagnosis penyakit" secara tepat. Padanannya dengan peneliti PTK adalah "mendeskripsikan masalah secara rinci".

7. Tes hasil belajar, lembar observasi, dan kuesioner 8. ―Menemukan akar-masalah" dan "menyusun hipotesis-tindakan" 9. Mendeskripsikan masalah secara rinci, menemukan akar masalah secara

seksama, memilih akar masalah yang akan diperbaiki, dan berkolaborasi dalam menemukan akar masalah maupun merencanakan tindakan untuk memecahkannya.

10. Masalah mempunyai beberapa kemungkinan penyebab; akar-masalah adalah salah satu penyebabnya.

11. Jumlah kendaraan bermotor terlalu banyak, tidak sebanding dengan luas jalan yang tersedia

12. Hasilnya akan mengecewakan. Resep yang tidak berdasarkan diagnosis yang cermat.

13. Input siswa, sistem UN, dan gaji guru; ketiga-tiganya tidak dapat dipecahkan melalui PTK.

14. Untuk melokalisir akar-masalah; dalam kasus di atas jelas bahwa penyebabnya bukan pada metode pembelajaran yang monoton atau media yang konvensional, karena guru sudah cukup profesional. Jadi akar-masalah berada di luar itu.

15. Sebaiknya jangan; pengalaman mengajar biasanya kurang sistematis, terutama dalam menerapkan siklus-siklusnya. Pengalaman sukses berarti masalah sudah berhasil dipecahkan, tidak perlu dilakukan PTK lagi. Guru yang sukses memperbaiki pembelajaran biasanya banyak menemukan masalah-masalah baru, sesuai dengan prinsip "pemecahan masalah akan menimbulkan masalah baru yang lebih banyak". Harusnya ia dengan mudah menemukan masalah baru untuk melakukan PTK, bukan terpaku pada satu masalah lama.

PTK Evaluasi B :

1. Siklus PTK dapat dianalogikan dengan resep dokter; satu resep adalah satu siklus penelitian. Jika penyakit belum sembuh akan diberikan resep berikutnya, sampai pasien sembuh.

2. Agar pembaca yang ingin menduplikasi hasil penelitian merasa yakin bahwa kondisi kelasmya sama (atau tidak sama) dengan kondisi kelas penelitian. Jika sama ia akan melanjutkan duplikasi; jika tidak mungkin ia akan membatalkan.

Page 569: Geografi (lengkap)

3. Perencanaan dalam Siklus I tidak lain adalah hipotesis tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. Perencanaan dalam siklus II dibuat berdasarkan refleksi pada akhir siklus I; perencanaan dalam siklus III dibuat berdasarkan refleksi pada akhir siklus II; dst. Analoginya dengan pengobatan, Perencanaan adalah resep dokter.

4. Perencanaan PTK harus tercermin dalam RPP; tindakan yang diberikan hendaknya dicetak bold agar jelas posisinya dalam pembelajaran.

5. Pelaksanaan berisi uraian tentang penerapan tindakan, sebagai variabel bebas. Analoginya dengan pengobatan, Pelaksanaan mendeskripsikan tentang kelancaran atau hambatan proses meminum obat.

6. Pengamatan berisi data tentang hasil peningkatan variabel yang ingin ditingkatkan, sebagai variabel terikat, baik data kuantitatif berupa angka-angka maupun kualitatif berupa kata-kata. Analoginya dengan pengobatan, Pengamatan mendeskripsikan tentang peningkatan kesehatan pasien.

7. Refleksi berisi analisis terhadap data Pengamatan, tentang keberhasilan dan kegagalan tindakan. Terutama kegagalan, dianalisis penyebabnya untuk diperbaiki pada siklus berikutnya. Analoginya dengan pengobatan dokter, Refleksi adalah analisis dokter ketika pasien datang lagi kepadanya.

8. Tindakan dalam siklus baru harus berbeda secara signifikan dari siklus sebelumnya.

9. Variabel yang ingin ditingkatlkan, atau variabel terikat. 10. Agar valid, yaitu mengukur yang seharusnya diukur. 11. Disamping akan melelahkan peneliti, instrumen untuk variabel perlakuan

biasanya tidak dibuat berdasarkan kisi-kisi. 12. Pengukuran variabel tertentu menggunakan berbagai jenis instrumen atau

berbagai responden. Biasanya yang diukur adalah variabel yang ingin ditingkatkan, atau variabel terikat.

13. Kolaborasi adalah kerjasama antara peneliti PTK dengan teman sejawat atau treman yang lebih senior dalam melakukan penelitian.

Daftar Pustaka

Page 570: Geografi (lengkap)

AECT (1986). Definisi Teknologi Pendidikan (Terjemahan Yusufhadi Miarso). Jakarta: Rajawali Pers.

Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. (2001). Es. Taxonomy for Learning, teaching assessing: A revision of bloom’s taxonomy of education objectives. New York: Longman.

Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. (2001). Es. Taxonomy for Learning, teaching assessing: A revision of bloom’s taxonomy of education objectives. New York: Longman.

Anhari, Endang Saifudin. 1992. Ilmu, Filsafat dan Agama. Surabaya: Bina Ilmu

Arif S. Sadiman, dkk (1986), Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatanya. Jakarta: Rajawali.

Ashari, Hasyim. 2007. Siapa Bilang jadi Guru Hidupnya Susah. Yoyakarta: Pinus

Baba,T. and Kojima, M. (2003). Lesson Study, In Japan International Cooperation Agency (Ed.) Japanese Eductional Experiences. Tokyo: Japan International Cooperation Agency.

Bates, A.W. (1995). Technnology, Open Learning anda Distance Education. London: Routledge.

Benny A. Pribadi. (2009). Modul Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.

Benny A. Pribadi. (2009). Modul Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.

Boeree, C.George. 2004. Personality Theories: Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikologi Dunia. Terjemahan. Jogyakarta: Prismasophia

Bullard, R. et.al. (1994). The Occasional Trainer’s Handbook. New Jersey: Educational Technology Publications.

Bullard, R. et.al. (1994). The Occasional Trainer’s Handbook. New Jersey: Educational Technology Publications.

Cecep Kustandi (2010). Menggunakan Media Pembelajaran di dalam Pelatihan. (Makalah ToT)

Coghlan, D and Brannick, T. (2005). Doing Action Research in Your Own Organization. London: SAGE Publications

Dasuki, H.A. Hafizh. (pemred).1994. Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van Houve

Page 571: Geografi (lengkap)

Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen

Diaz, Carlos. Pelletier, Carol Marra. Provendo, Carol. 2006. Touch the Future Teach. Boston: Pearson

Dick, W., Carey, L & Carey, J.O. (2005). The Systematic Design of instruction. New York: Pearson Allyn and Bacon.

Dick, W., Carey, L & Carey, J.O. (2005). The Systematic Design of instruction. New York: Pearson Allyn and Bacon.

DPR RI. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

Ekojatmiko & Winarno. (2003). Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Depdiknas.

Ekojatmiko & Winarno. (2003). Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Depdiknas.

Era Sentanu.QUANTUM IKHLAS (Teknologi Aktivasi Kekuatan Hati) “The power of positive feeling “

Fernandez, C., and Yoshida, M. (2004). Lesson Study: A Japanese Approach to Improving Mathematics Teaching and Learning. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publishers.

Fullan, Michael. 2007. The New Meaning of Educational Change. New York: Teacher College Press

Goleman, Daniel.2000. Kecerdasan Emotional. Terjemahan T. Hermaya. Jakarta: Gramedia

Goleman, Daniel.2000. Kecerdasan Emotional. Terjemahan T. Hermaya. Jakarta: Gramedia

Hermawan. 1983.Etika Keguruan : Suatu Pendekatan terhadap Profesi dan Kode Etik Guru Indonesia. Jakarta: Margi Rahayu

Indonesia (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional.

Indonesia (2005). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

Isyoni dan Suarman, 2003. Falsafah dan Sistem Pendidikan. Pekanbaru: Unri Press

Page 572: Geografi (lengkap)

Khalifah, Mahmud, Usamah Khutub, 2009. Menjadi Guru yang Dirindu: Bagaimana Menjadi Guru Yang Memikat dan Profesional. Terjemahan Muhadi Kadi. Surakarta :Ziyad Visi Media

Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

Koshy, K. (2005). Action Research for Improving Practice. London: Paul Chapman Publishing

Lewis, C., Perry, R., and Hurd, J. (2004). A Deeper Look at Lesson Study. Educational Leadership.

Made Putrawan, 2000. Bahan Ajar Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Negeri Jakarta.

Masnur Muslich (2008). KTSP: Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

Masnur Muslich (2008). KTSP: Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

Mathematics and Science Teacher Education Project. Improving School. 9 (1): 47-59.

McCarty, Andrew. 2006. How to Positive Thingking (Mengembangkan Kepribadian dengan Berpikir Positif) Terjemahan oleh R. Hikmah. Jakarta : Prestasi Pustakaraya

McNiff, J and Whitehead, J. (2002). Action Research: Principles ang Practice. London: Routledge Falmer

Miarso, Yusufhadi. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Miarso, Yusufhadi. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Momon Sulaeman. Bahan Seminar Mata Kuliah Seminar Teknologi Pendidikan (tidak diterbitkan).

Momon Sulaeman. Bahan Seminar Mata Kuliah Seminar Teknologi Pendidikan (tidak diterbitkan).

Muhibbin Syah. 2003. Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosda

Page 573: Geografi (lengkap)

Mulyana, E. 2010. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Rosda

Mulyasa,E.2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosda

Nonaka (2005). Knowledge Creation. Makalah Presentasi pada Seminar Nasional yang diselenggarakan Universitas Indonesia.

Peraturan Pemerintah RI No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Peraturan Pemerintah tengtang Standar Pendidikan Nasional

Perceival, F. & Ellington, H. (1998). Teknologi Pendidikan (terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Perceival, F. & Ellington, H. (1998). Teknologi Pendidikan (terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Porter, B.D. & Hernachi, M. (1999). Quantum Learning (terjemahan). Bandung: Kaifa.

Porter, B.D. & Hernachi, M. (1999). Quantum Learning (terjemahan). Bandung: Kaifa.

Prawiradilaga, D.S. (2007). Prinsip Dasar Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Prawiradilaga, D.S. (2007). Prinsip Dasar Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Pugach, Marleen C. 2008.Because Teaching Matters. Wilwaukee: Unversity of Wiconsin John Wiley & Son, Inc

Pugach, Marleen C. 2008.Because Teaching Matters. Wilwaukee: Unversity of Wiconsin John Wiley & Son, Inc

Reigeluth, C.M. (1983). Instructional Design: Theories and Models. New Jersey: Lawrence Erlbauno Associaties Publ.

Reigeluth, C.M. (1983). Instructional Design: Theories and Models. New Jersey: Lawrence Erlbauno Associaties Publ.

Republik Indonesia. (2006). Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005: Standar Pendidikan Nasional. Jakarta: ASA Mandiri.

Page 574: Geografi (lengkap)

Republik Indonesia. (2006). Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005: Standar Pendidikan Nasional. Jakarta: ASA Mandiri.

Republik Indonesia. (2007). Permendiknas Nomor 41 tahun 2007: Standar Proses Satuan Pendidikan, Jakarta: Depdiknas, 2007.

Republik Indonesia. (2007). Permendiknas Nomor 41 tahun 2007: Standar Proses Satuan Pendidikan, Jakarta: Depdiknas, 2007.

Sagor, R. (200). Action Research. Virginia: Asscociation for Supervision ang Curriculum Development

Saito, E., Harun, I., Kuboki, I. and Tachibana, H. (2006). Indonesian Lesson Study in Practice: Case Study of Indonesian Mathematics and Science

Saito, E., Sumar, H., Harun, I., Ibrohim, Kuboki, I., and Tachibana, H. (2006). Development of School-Based In-Service Training Under an Indonesian

Seels, B. Barbara dan Rickey, Rita C. (2002). Teknologi Pembelajaran (Terjemahan Dewi S. Prawiradilaga, dkk). Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Seels, B.B & Richey, R>C. (1994). Instructional Technology: The definition and domain of the field. Washington DC: AECT.

Seels, B.B & Richey, R>C. (1994). Instructional Technology: The definition and domain of the field. Washington DC: AECT.

Shadily, Hassan (pemred). 1980. Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: Ichtiar Baru Van Houve

Siregar, E. (2007). Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: FIP UNJ (tidak diterbitkan).

Siregar, E. (2007). Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: FIP UNJ (tidak diterbitkan).

Stevenson., H.W., and Stigler, J.W. (1999). The Learning Gap. New York: Touchstone.

Stigler, J.W., and Hiebert, J. (1999). The Teaching Gap: Best Ideas from the World’s Teachers for Improving Education in the Classroom. New York: The Free Press.

Stringer, ET. (2007). Action Research. Third Edition. London: Sage Publication Inc.

Suharsimi Arikunto, suharjono dan Supardi, 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bina Aksara, Jakarta.

Page 575: Geografi (lengkap)

Suharsimi, A. (1999). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Suharsimi, A. (1999). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukadi. 2006. Guru Powerful Guru Masa Depan. Bandung : Kolbu

Sukadi. 2009. Guru Powerful Guru masa depan. Bandung: Kolbu

Suparman. A. (1997). Desain Instruksional. Jakarta: PAU-PPAI.

Suparman. A. (1997). Desain Instruksional. Jakarta: PAU-PPAI.

Suprayekti. (2002). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: FIP UNJ (tidak diterbitkan).

Suprayekti. (2002). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: FIP UNJ (tidak diterbitkan).

Suprayekti. (2007). Strategi Pembelajaran. Jakarta: FIP UNJ (tidak diterbitkan).

Suprayekti. (2007). Strategi Pembelajaran. Jakarta: FIP UNJ (tidak diterbitkan).

Surajiyo. 2007. filsafat ilmu: Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara

Suseno. Franz Magnis. 1997. Etika Dasar: Masalah Pokok Filsafat Moral. Jakarta: Kanisius

Teacher Education Project. Journal of In-service Education. 32 (2): 171-184.

Tim Akhlaq. 2003. Etika Islam. Terjemahan Ilyas Abu Haidar. Jakarta: Al-Huda

Tim Akhlaq. 2003. Etika Islam. Terjemahan Ilyas Abu Haidar. Jakarta: Al-Huda

Tim Akhlaq. 2003. Etika Islam. Terjemahan Ilyas Abu Haidar. Jakarta: Al-Huda

Tim Pengembangan dan kualitas pembelajaran, 2008. Materi Workshop Pengembangan dan Peningkatan Kualitas Pembelajaran di LPTK (PPKP). Direktorat Ketenagaan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan.

Tim TOT Block Grant, 2007. Modul Penelitian Tindakan Kelas. Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Direktorat Profesi Pendidik. Jakarta

Ubaedi, UN. 2009. Quantum Sabar. Jakarta: Kinza Books

Undang-Undang Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

Page 576: Geografi (lengkap)

Wahyono, Teguh. 2006. Etika Komputer dan Tanggung Jawab Profesional di Bidang Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi Offset

Widagdho, Djoko.2001. Ilmu Budaya dasar.Jakarta: Bumi Aksara

Ya`qub, Hamzah. 2001.Etos Kerja Islam. Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya

Yulaewati, E. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofi Teori dan Aplikasi. Bandung: Pakar Raya

Yulaewati, E. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofi Teori dan Aplikasi. Bandung: Pakar Raya.

Yusufhadi Miarso (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.

Zuber-Skerritt, O (Ed.). (1996). New Directions in Action Research. London: Falmer Press

Zuchdi, Darmiyati. 2008. Humanisasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Zuchdi, Darmiyati. 2008. Humanisasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

LAMPIRAN-LAMPIRAN