gelora 16, januari 2011
DESCRIPTION
ÂTRANSCRIPT
DAR
I R
ED
AKS
ID
ARI
RE
DAK
SI
DAR
I R
ED
AKS
ID
ARI
RE
DAK
SI
DAR
I R
ED
AKS
I Salam Demokrasi!
Pembaca yang progresif, selamat berjumpa lagi dengan Gelora
(Edisi 16, Januari 2011). Dalam semangat awal tahun ini, Tim
Redaksi mengisi rubrik Fokus dengan analisa terhadap kondisi
dan perkembangan dunia pendidikan tanah air, yang
dihantarkan lewat judul “Komersialisasi Pendidikan Ciptakan
Kemerosotan Kualitas Manusia Indonesia”. Dalam rubrik
Gejolak Massa, edisi kali ini menghimpun laporan singkat
mengenai sejumlah aksi massa yang berlangsung Desember
2010 hingga Januari 2011, yakni aksi “satu tahun
pemerintahan SBY-Boediono”, aksi Hari HAM Internasional,
aksi Sumpah Pemuda, Hari Mahasiswa Internasional, serta aksi
Hari Migran Internasional.
Dalam rubrik Warta Internasional, kami suguhkan berita hebat
mengenai aksi protes yang dilakukan mahasiswa di Inggris
menentang kenaikan biaya kuliah yang mencapai 300 persen.
Tidak kalah serunya, rubrik Pendapat Mereka mengajak Anda
menjumpai Rocky Gerung dan berbincang-bincang bersama
dia mengenai persoalan pendidikan Indonesia.
Pada rubrik Bersama Mereka, salah seorang relawan
Humanitarian Center Indonesia Bangkit akan berbagi
pengalamannya membantu para korban letusan Merapi.
Dalam rubrik Opini, Serba-serbi, dan Seni-Budaya, Redaksi
menerima kiriman karya dari teman-teman berbagai daerah
di Indonesia, yakni Medan, Palu, Purwokerto, Bandung, dan
Mataram.
Pembaca yang progresif, dalam rubrik Lembar Khusus,
Sekretaris Jendral FMN, secara khusus akan menyapa Anda,
dengan membawa tema refleksi pergantian tahun. Terakhir,
selamat membaca. Selamat berjuang.***
1
Buletin Gelora diterbitkan oleh Pimpinan Pusat Front Mahasiswa Nasional (FMN).Penanggungjawab: Hasan Harry Sandy, Pimpinan Redaksi: Harry Kusuma, Dewan Redaksi: Hasan Harry Sandy, Harry Kusuma,Fredi Praseyo Wibowo, Yogo Daniyanto, Samsul Arifin, Andreas Ricardo, Jhony Suryadi, Design dan Layout: Andi Nurroni,
Koresponden: Rahmat Panjaitan (Medan), Kholisa Bara (Jambi), Ade (Padang), Andi Rizaldi (Palembang), M. Zainul (BangkaBelitung), Fredi Soni (Bandar Lampung), Nuri Diraf (Jakarta), Mardiansyah (Bandung), Mugiyanto (Purwakerto), Ahmad Vicy(Tegal), Azim (Wonosobo), Rendi Perdana (Jogjakarta), Puw Agustin (Jombang), Lukito (Malang), Yuki Laode (Surabaya),
Dodi (Lamongan), Dedi S (Bojonegoro), Azka (Cirebon), I I Wayan Karnawan (Denpasar), Ilham (Mataram), Junaidi (LombokTimur), Broin Tolok (Kupang), M. Al Amin (Makasar), Bonar Adrian B (Palu), Surya Suparman (Bulu Kumba), Frani M (Manado),Deny Nurdwiansyah (Pontianak).
Alamat Redaksi: Kp Jawa Rawasari Gg. J RT 011 RW 08 No 24 B Kecamatan Cempaka Putih-Jakarta Pusat Telpon:085782277546 Email: [email protected] Rekening: No. 0178567578 (BNI Cabang Mataram a.n Muh. Hasan HarrySandi AME L).
Redaksi menerima saran, kritik dan sumbangan tulisan berupa naskah, artikel, berita serta foto jurnalistik yang tidakbertentangan dengan Konstitusi FMN. Tulisan bisa dikirim melalui e-mail atau pos, ditujukan pada alamat e-mail ataukantor redaksi yang tertera di atas.
1
Dari Redaksi , 1
Fokus, 2. Komersialisasi Pendidikan Ciptakan
Kemersotan Kualitas Manusia Indonesia
Gejolak Massa, 6. Setahun Rezim SBY-Boediono,
Penindasan Semakin Masif, Gejolak Massa Terus
Meningkat
Warta Internasional, 10. Biaya Kuliah Naik 300
Persen, Mahasiswa Inggris Gelar Protes
Pendapat Mereka, 12. Pendidikan Indonesia, di
Bawah Bayang-Bayang Kehancuran
Bersama Mereka, 14. Di Antara Pengungsi Merapi
Opini, 15. Refleksi Gerakan Mahasiswa di Indonesia
Serba-Serbi, 19. Budayakan Pengobatan Tradisional
Seni-Budaya, 25. Dua Tahun Lalu itu Tanah (Ibu)
Kami-Tentang Anak Malam-Rahasia yang Tak
Dirahasiakan
Agenda, 24. Perhebat
Propaganda Massa,
Bangun Kesadaran
Maju Antiimperialis
Lembar Khsus, 26.
Refleksi Pergantian
Tahun
“Negara harus bebaskan biaya pendidikan- Iwan Fals(Negara)”
Indonesia sebagai salah satu negara yang memilikikekayaan alam dan jumlah penduduk yang besar,sesungguhnya mempunyai syarat-syarat untuk
menciptakan rakyat Indonesia yang sejahtera, adil,makmur dan berkualitas. Guna menciptakan tatananmasyarakat yang demikian, salah satu jalan yang dapatditempuh adalah dengan dengan menyelenggarakanpendidikan yang berkualitas dan dapat diakses olehsetiap lapisan rakyat Indonesia.
Hal ini dikarenakan pendidikan secara essensialmerupakan salah satu instrumen untuk menciptakantenaga kerja yang berkualitas. Tenaga kerja yangberkualitas ini harapannya dapat mengolah segalasumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia untukkepentingan rakyat. Selain itu, mereka akan membanturakyat dalam memecahkan persoalan-persoalankongkret yang dihadapi oleh rakyat. Namun, harapanini ibarat mimpi di sian hari. Mengapa demikian?
Kebijakan Rezim SBY-Boediono Dalam DuniaPendidikan Indonesia
bayangkan, pasar lelang merupakan tempat di manapara konsumen membeli aneka barang dagangandengan harga sesuai kemapuan. Pendidikan hari iniditempatkan seperti barang dagangan yangdiperjualbelikan dengan harga tertentu. Hal initerungkap dari data yang menyebutkan bahwa selamakurun waktu satu dekade (2000 hingga tahun 2010)pendidikan di Indonesia secara umum mengalamipeningkatan sebesar 227 persen, alias lebih besardaripada harga pangan yang sebesar 112 persen.Peningkatan biaya pendidikan dilatarbelakangi olehlepasnya tanggung jawab pemerintah dalampembiayaan penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.
Tentu kita masih ingat dengan kebijakan yangdikeluarkan oleh rezim SBY Boediono yang bernamaBOS (Bantuan Operasional Sekolah). BOS yang katanyaKedua, masih maraknya korupsi di dunia pendidikanyang menyebabkan banyak penggelapan dana BOSyang tidak mampu terdeteksi oleh pengawas atau punpihak yang berwenang. Ketiga, BOS hanya menutupibiaya SPP saja. Padahal, berbicara biaya pendidikan,sudah semestinya kita akan membicarakan sarana danprasarana yang mendukung penyelenggaraanpendidikan, serta Aspek lainnya yang menjadi syaratkelancaran proses belajar-mengajar.
KOMERSIALISASIPENDIDIKANCIPTAKAN KEMOROSOTANKUALITAS MANUSIA INDONESIA
Kita harus mengakui bahwa hal ini dikarenakanpendidikan di negeri ini ibarat pasar lelang. Bisa kita
2
Ilustrasi: Istimewa
FO
KF
OK
FO
KF
OK
FO
KU
SU
SU
SU
SU
S
Hal ini sangat tampak dari kondisi di mana orang tuapeserta didik juga harus ikut membayar uangsumbangan untuk menambah fasilitas sekolah (DiluarSPP), serta merogoh kocek untuk membeli buku danlembar kerja siswa dengan harga yang tidak murah.Tentu, jika melihat kondisi penduduk Indonesia yangmayoritas adalah bruh tani, dengan penghasilan Rp37.897 per hari (standar pemerintah 2010) dan buruhindustri yang memiliki pendapatan sebesar Rp1.118.000 per bulan (standar pemerintah 2010),adalah hampir mustahil bagi mereka untuk membiayadua hal pokok penunjang aktivitas anak-anaknya disekolah. Hal ini dikarenakan pendapatan tersebuthanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makansehari-hari.
Selain itu, kebijakan rezim SBY-Boediono yang semakinmematangkan praktik komersialisasi pendidikan dasardan menengah adalah adanya penerapan sekolahberstandar internasional. Penerapan kebijakan ini tentumemberikan suasana diskriminatif terhadap pesertadidik yang memiliki kemampuan keuangan di bawahrata-rata. Hal ini dikarenakan bagi calon peserta didikyang ingin masuk sekolah berstandar internasionalataupun nasional harus mengeluarkan biaya yang tidakkecil, yakni antara Rp 1.000.000 hingga Rp 15.000.000.
penyelenggaraan pendidikan yang mengutamakanakses, kualitas, dan non-diskriminasi secara sosialekonomi, maka penerapan sekolah berstandarinternasional dan nasional bukan jawaban untukmemperbaiki sistem pendidikan dan penyelenggaraanpendidikan di Indonesia. Hal lain yang layak untukdibicarakan adalah bahwa penerapan sekolahberstandar internasional dan nasional mengurangikemungkinan jumlah subsidi dalam anggaranpendidikan karena golongan sekolah ini menerimadana lebih besar daripada sekolah-sekolah umumnya.
Selain itu, juga terdapat ketimpangan sarana danprasarana antar sekolah. Hal ini dikarenakan sekolah-sekolah tidak memiliki biaya yang cukup untukmenyediakan sarana dan prasarana yang memadai.Dengan begitu, hal ini menjadi legitimasi bagi tiap-tiapsekolah untuk meminta dan memungut dana lebih dariorang tua peserta didik dengan alasan sebagaisumbangan penyediaan fasilitas. Kekurang-kuranganbiaya operasional tersebut kembali dilimpahkankepada orang tua peserta didik.
Tentunya jika berlandaskan pada prinsip
Praktik komersialisasi pendidikan tidak hanya terjadidi pendidikan dasar dan menengah saja, melainkanjuga di pendidikan tinggi, baik swasta maupun negeri.Penerapan komersialisasi pendidikan di sini dapat kitalihat dari meningkatanya biaya pendidikan tiap tahun
3
Ilustrasi: Istimewa
dan tingginya sumbangan masuk Perguruan Tinggi.Dengan adanya penerapan komersialisasi pendidikantinggi di Indonesia adalah hal wajar jika negeri ini tidakdapat menciptakan manusia Indonesia yang berkualitasdan memiliki keahlian.
Hal ini dikarenakan sebelum peserta didik masukperguruan tinggi negeri, baik melalui jalur SNMPTNmaupun jalur mandiri, harus merogoh kocek yangjumlahnya Rp 2,5 hingga Rp 300 juta. Jumlah uangtersebut sudah pasti sangat besar bagi masyarakatIndonesia yang pendapatannya antara RP 300 ribuhingga Rp 1,2 juta perbulan. Tentu, dengan melihatkondisi rakyat Indonesia seperti itu sangat kecilkemungkinan anak-anak mereka dapat melanjutkanpendidikan hingga perguruan tinggi. Belum lagi,dengan biaya SPP yang harus dibayarkan tiap semesteryang jumlahnya kurang lebih antara Rp 900 ribu hinggaRp 9 juta. Di lain sisi, merekapun harus memenuhi biayahidup seperti makan-minum, kos dan lain-lain, yangakhirnya mempengaruhi pertimbangan mereka untukmelanjutkan atau tidak ke jenjang perguruan tinggi.
Maraknya komersialisasi pendidikan yang terjadi diperguruan tinggi merupakan salah satu bentuklepasnya tanggung jawab pemerintah dalam duniapendidikan. Hal ini merupakan salah satu akibat daripemotongan subsidi pendidikan yang tidak lainmerupakan set-up dari Imperialisme yang dimpimpinoleh Amerika (Serikat) melalui Washington Consenssusyang salah satunya terjabar dalam letter of intent (LoI)antara pemerintah boneka Indonesia dengan IMF untukmengurangi subsidi sosial dalam APBN agar terjadinyaefesiensi dan meminimalisasi pembiayaan.
Dalam Konsesus Washington dan LoI tersebut,Indonesia sejak pertengahan tahun 1990-an mulaimengurangi subsidi pendidikan sebagai konsekuensiatas terjadinya krisis keuangan saat itu. Pengurangansubsidi pendidikan tersebut berlangsung hinggasekarang, Walaupun pada tahun 2002 Indonesia dalamUUD ’45 pasal 31 ayat 4 junto UU no 20 tahun 2003tentang Sisdiknas pasal 49 ayat 1 telahmengamanatkan bahwa setiap tahunnya APBN-Dsebesar 20% harus dialokasikan untuk anggaranpendidikan diluar gaji guru, dosen dan karyawan,namun pada praktiknya alokasi anggaran danapendidikan hingga kini masih dicampur oleh gaji guru,dosen dan karywanan.
atas desakan rakyat, terutama kalangan Pemuda danMahasiswa yang terus mengkampanyekan penolakanhingga pencabutan UU tersebut juga tidak mengubahnasib pendidikan Indonesia. Hal ini dikarenakanpemerintah di bawah rezim SBY-Boediono kembalimengeluarkan PP No 17 tahun 2009 tentangPengelolaan dan Penyelenggaran Pendidikan dan PP no66 tahun 2010 tentang Perubahan atas PP no 17tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikansebagai pengganti UU BHP yang sudah dicabut.Kebijakan tersebutlah yang hingga kini pendanaanpenyelenggaraan pendidikan yang seharusnyamerupakan tanggung jawab pemerintah, dilimpahkankepada rakyat Indonesia yang notabene dalammencukupi kebutuhan sehari-hari saja sudahmengalami kesulitan.
membiayai operasional pendidikan. Hal ini dapat kitalihat dari banyak sumber-sumber pemasukan dari limaPTN tersebut dengan membuka usaha-usaha mandiriyang menghasilkan laba yang tidak kecil jumlahnya,namun pada kenyataannya dengan lengkapnya fasilitasyang ada di lima PTN tersebut tidak membuat biayapendidikan menjadi murah atau dapat diakses olehrakyat lapisan. Kalau kita melihat secara objektif, di limaPTN tersebut sangat jarang sekali kita temukan anak-anak buruh, tani miskin, atau buruh tani yang kuliah.
Sekali lagi, dibatalkannya UU BHP tidak mempengaruhikondisi pendidikan Indonesia. Hal ini dikarenakan titikfundamental penyelenggaraan pendidikan tidakterlaksana dengan baik. Fenomena ini dapat kita lihatdari hanya terdapat 82 PTN dan 2458 PTS yang ada diIndonesia. Dari sekian PTN maupun PTS yang ada,sarana dan prasarananya pun mengalami perbedaanyang cukup timpang. Selain itu, staf pengajar yangmemiliki kompetensi untuk melaksanakan suatuprogram studi pun tidak tersedia pada tingkat yangminimal sekalipun.
Dicabutnya UU BHP oleh Mahkamah Konstitusi (MK)
Hal ini dapat kita lihat dari pemandangan banyaknyadosen terbang atau dosen bayaran, yang menandakanbahwa banyak PTS yang tidak mampumenyelenggarakan pendidikan tinggi. Di samping itu,kurikulum yang ada di PTN maupun PTS hanya menjadipesanan dari pasar semata. Tentunya hal iniberpengaruh pada keberlangsung suatu program studidalam menyelenggarakan pendidikan. Untuk itu, bukanhal yang aneh lagi bahwa banyak program studi barulahir namun akhirnya tutup ataupun digabung dengan
4
program studi lainnya.
Dengan tidak adanya dan tidak dipersiapkan secarasistematis dan komprehensif untuk melaksanakanpenyelenggaraan pendidikan di Indonesia, bukanrahasia lagi jika luaran (output) pendidikan di Indonesiabelum mampu membawa hal yang cukup positif bagirakyat Indonesia. Hal ini tergambar dari minimnyatenaga ahli yang tercipta di Indonesia untukmembangun negeri ini bebas dari jurang penghisapan,dan ketidakadilan. Selain itu, pendidikan di Indonesiajuga tidak dijadikan sebagai sarana ilmiah bagimahasiswa untuk membawa persoalan rakyat kedalamkampus. Hal ini dikarenakan dalam kurikulumpendidikan tinggi di Indonesia lebih mengajarkan hal-hal yang sifatnya teoritis semata, tanpa melihat kondisiobjektif yang ada di masyarakat.
Hal ini dapat kita lihat dari kondisi bahwa hingga kini,KUHP dan KUHPer kita masih warisan kolonialismeBelanda. Padahal Indonesia yang katanya sudahmerdeka dan banyak lulusan sarjana hukum, namuntidak ada KUHP dan KUHPer yang disesuaikan dengankondisi rakyat saat ini. Hingga kini, Indonesia yang kayaakan sumber daya alamnya, namun 31,7 juta rakyatmasih terbelenggu kemiskinan. Padahal kita memilikiribuan bahkan puluhan ribu ekonom.
Saat ini, sering kali kita mengalami konflik horisontal,padahal kita memiliki antropolog dan sosiolog yanghandal. Belum lagi Indonesia saat ini sering dilandabencana alam, padahal kita memiliki ribuan fisikawan,ahli geologi-vulkanologi-klimatologi yang handal.Kemudian, banyak politikus yang menjadi kapitalisbirokrat yang terjebak kasus korupsi, padahal kitamemiliki ribuan sarjana politik-pemerintahan.
Dalam aspek pertanian, kelautan dan hutan belummampu menjadi tiang penyangga kehidupan rakyatIndonesia, padahal kita memiliki puluhan ribu sarjanaatau ahli pertanian, kelautan dan kehutanan. Hal inidikarenakan rezim SBY-Boediono masih tidak mampudan tidak mau menyediakan lapangan pekerjaan yanglayak sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan paratenaga ahli untuk berpartisipasi dalam membangunnegeri ini untuk lebih baik.
pendidikan dapat kita lihat dengan tingginya angkabuta huruf di Indonesia (13 juta jiwa), tingginya angkaputus sekolah (15 juta jiwa), serta rendahnya aksespendidikan tinggi yang dapat dinikmati oleh rakyatIndonesia(7,9 juta pemuda), dan hanya ada 13,7 jutasarjana yang berhasil diciptakan oleh pendidikan diIndonesia.
Realitas tersebut sudah cukup menjadi gambaran bagikita untuk mengetahui bagaimana implikasikomersialisasi pendidikan terhadap kualitas pendidikandi Indonesia. Implikasi itu dapat kita lihat dan rasakandi sekitar kita. Namun, penting untuk dijadikan sebagaidasar pijakan, bahwa kita jangan menganggap orangyang putus sekolah, orang yang tidak lanjut kuliah,orang yang harus membayar uang sumbangan masukdengan jutaan bahkan ratusan juta, terus naiknya biayaSPP, minimnya saran prasarana, banyaknya tenagakerja terdidik-terlatih yang bekerja dibawah standarhidup layak, serta kurikulum yang tidak mengindahkanrealitas sosial, sebgai kewajaran yang harus kita terima.Jika kita menganggap semua hal tersebut adalahkewajaran, berarti, selain kita terdominasi olehkomersialisasi, kita juga dihegemoni olehkomersialiasasi pendidikan itu sendiri.***
5
Ilustrasi: Istimewaperguruan tinggi, tingginya angka putus sekolah danangka buta aksara, serta semakin maraknya praktikkomersialisasi pendidikan yang tentunya merugikanrakyat Indonesia yang didominasi oleh petani danburuh. Efek domino dari praktik komersialisasi
Setahun lebih rezim SBY-Boediono merampas danmenghisap tanah, upah dan lapangan pekerjaanrakyat Indonesia. Dan berbagai cara untuk
memenuhi kepentingan tuannya “Imperialisme” yangsedang dilanda krisis. Imperialisme dengan berbagaipaket kerjasamanya yang ditawarkan kepada negeri-negeri yang di anggap penting untuk dihisap, Salahsatunya Indonesia melalui forum bilateral maupunmultilateral. Terbukti dengan datangnya BarrackHusein Obama pimpinan Imperialisme Amerika serikat(AS), SBY-Boediono dengan setia melayani danmemenuhi apa yang menjadi keinginan tuannya.
Salah satunya melalui kerjasama di bidang pendidikanyang secara nyata kerjasama yang pernah dilakukanoleh rezim boneka dalam negeri dengan tuannyaimperialisme tidak pernah membuat pendidikan diIndonesia menjadi lebih baik dan dapat di rasakan olehseluruh rakyat. Justru, pendidikan dijadikan barangdagangan sehingga mengakibatkan komersialisasi.Sementara itu, SBY-Boediono mengesampingkankenyataan pahit tersebut yang hingga saat ini masihdirasakan oleh bangsa dan rakyat Indonesia. Hal initerbukti dengan adanya kesepakatan kerjasama antararezim SBY-Budiono dengan tuannya imperialisme yaituObama dibidang pendidikan, yang kembali di lakukanpada awal November 2010. Ini membuktikan bahwaSBY-Budiono adalah rezim berwatakanti terhadap rakyat.
Di tengah krisis umum imperialismeAS yang semakin akut, penghisapanterhadap negara-negara jajahan dansetengah jajahan seperti Indonesia,semakin hari kian brutal. Karena padadasarnya negara jajahan dansetengah jajahan merupakan surgabagi imperialisme untuk menghisapasumber daya alam dan sumber dayamanusianya. Rakyat dihisaptenaganya dan dipaksa untukbertahan hidup dengan upah yangrendah, sementara petani dipaksauntuk menyerahkan tanahnya. Selain
itu, pemuda dipaksa menjadi pengangguran karenatidak tersedianya lapangan pekerjaan, sehingga banyakyang bekerja di luar negeri sebagai Tenaga KerjaIndonesia (TKI) tanpa jaminan keselamatan dan upahyang layak. Semakin Intensif dan Meluasnya Eksploitasisumber daya alam di Indonesia juga berdampak padabencana alam yang banyak terjadi di berbagai daerahseperti banjir, tanah longsor, kekeringan dan yanglainnya yang tak pernah surut.
Situasi ini tidak lain akibat sistem setengah jajahan dansetengah feodal yang di pelihara oleh rezim bonekadalam negeri (SBY-Boediono) untuk melanggengkanpenindasan dan penghisapannya. Atas situasi tersebutrakyat tidak tinggal diam dengan terus melakukanperjuangan menuntut hak-hak demokratisnya sepertihentikan perampasan upah yang diterima buruh,hentikan perampasan tanah yang dialami oleh petanidan hentikan perampasan kerja yang dirasakan olehpemuda yang tidak mampu mendapatkan lapanganpekerjaan yang layak. Perjuangan ini tentunyadiarahkan kepada rezim anti rakyat SBY-Budiono danimperialisme AS untuk bertanggung jawab ataspenindasan yang dirasakan oleh rakyat.
SETAHUN REZIM SBY-BOEDIONO,SETAHUN REZIM SBY-BOEDIONO,SETAHUN REZIM SBY-BOEDIONO,SETAHUN REZIM SBY-BOEDIONO,SETAHUN REZIM SBY-BOEDIONO,PENINDASAN SEMAKIN MASIF,PENINDASAN SEMAKIN MASIF,PENINDASAN SEMAKIN MASIF,PENINDASAN SEMAKIN MASIF,PENINDASAN SEMAKIN MASIF,GEJOLAK MASSA TERUS MENINGKATGEJOLAK MASSA TERUS MENINGKATGEJOLAK MASSA TERUS MENINGKATGEJOLAK MASSA TERUS MENINGKATGEJOLAK MASSA TERUS MENINGKAT
G
EJ
OL
AK M
AS
GE
JO
LAK
MAS
G
EJ
OL
AK M
AS
GE
JO
LAK
MAS
G
EJ
OL
AK M
ASS
AS
AS
AS
AS
A
6
Sehingga dalam setahun ini sudah banyak aksi-aksimassa yang dilakukan oleh rakyat untuk menuntut
Aksi FPR dalam Momentum Setahun SBY-Boediono. Foto: FMN
haknya atas Upah, Tanah dan Kerja. Berikut beberapaaksi massa yang terjadi dalam kurun tiga bulan menujuakhir tahun 2010.
Satu Tahun Kinerja SBY-BoedionoPeringatan setahun kinerja SBY-Boediono disambutmeriah oleh rakyat dengan aktivitas aksi massa. Aksimassa ini dilakukan sebagai bentuk perlawanan ataspenindasan yang dirasakan dan dihadapi oleh rakyatyang tidak hanya dalam kurun waktu satu tahun 2010saja, akan tetapi sudah berpuluh-puluh tahun lamanyarakyat dihisap dan dirampas hak-hak demokratisnya.
Di Medan, massa melakukan Pergelaran Seni dan aksimassa di pusat pemerintahan. Di Jakarta massa yangtergabung dalam aliansi Front Perjuangan Rakyat (FPR)melakukan aksi massa long march dari Bundaran HotelIndonesia (HI) ke Istana Negara. Begitupun di Mataramjuga melakukan aksi massa dengan aliansi FPR.Sedangkan di Purwokerto dan Denpasar turut ambilbagian dengan melakukan aksi massa di pusat kota.Beberapa aksi massa tersebut hanya sebagian yang diketahui oleh kita. Namun masih banyak aksi massa yanglainnya yang dilakukan oleh rakyat dalam momentsatuTahun SBY-Budiono.
Hari Sumpah PemudaMomentum Hari Sumpah Pemuda diperingati denganberbagai kegiatan yang sangat meriah yangdilaksanakan di kampus-kampus dan pusatpemerintahan seperti yang di lakukan di daerahPurwokerto. FMN Purwokerto melakukan refleksisumpah pemuda di depan patung Jenderal Soedirmandan di depan rektorat kampus UNSOED. Di Wonosobo,FMN mengadakan parade dan pameran seni rupabertempat di kampus UNSIQ, begitupun di Jombang,FMN mengadakan parade musik progresif di lapanganparkir kampus UNDAR. Sedangkan di Pontianak, FMNmengadakan bedah film di UNTAN dan di STKIP. Sertaada pula yang melakukan aksi massa di kantor DPRD,hal yang sama juga di lakukan oleh FMN Singkawang,FMN Mataram dan FMN LOTIM dengan aliansi FPR.Terakhir, FMN Denpasar melakukan Diskusi terbuka dikampus UNMAS dan di Kupang FMN mengadakan Aksidonor darah dan bersih pasar diakhiri dengan orasiilmiah.
bagi pemuda mahasiswa diseluruh Indonesia harusmenyatu dengan perjuangan rakyat yaitu, klas buruhdan kaum tani. Serta mengembalikan peran pemuda-mahasiswa sebagai golongan rakyat yang memilikiperanan sebagai corong terhadap persoalan rakyatIndonesia dengan membedah persoalan rakyat secarailmiah di kampus dan menjadi corong terhadappermasalahan-permasalahan yang dihadapi olehrakyat sehingga kampus menjadi benteng pertahananrakyat.
Kunjungan Obama Ke IndonesiaObama datang ke Indonesia pada tanggal 9-10November 2010, dengan agenda pertama, membahaskerjasama antar ke dua negara Republik Indonesia (RI)dengan AS dan yang ke dua adalah memberikan kuliahumum di Universitas Indonesia (UI). Dengan datangnyaObama ke Indonesia membuat rakyat merasa geramatas perilaku rezim SBY-Boediono. Hal ini dikarenakanSBY-Boediono melakukan kerjasama yang tidak samasekali bermanfaat bagi rakyat Indonesia. Akan tetapisebaliknya, dan yang lebih menjengkelkan lagi SBY-Boediono memberikan pelayanan super ekstra spesialkepada Obama selama berada di Indonesia. Padahaljika dibandingkan dengan pelayanan untuk rakyatsangat jauh sekali kualitasnya. Hal ini dapat kita lihatdengan masih banyak rakyat Indonesia yang hidup dibawah garis kemiskinan.
Selain itu, terlihat selama dua hari kunjungan obamake Indonesia, Ibu Kota Jakarta menjadi macet dimana-mana, sekolah dan pegawai negeri di liburkan, semuaini dilakukan oleh SBY-Boediono tidak lain karena lebihmementingkan tuannya Obama dibandingkanmengedepankan kepentingan rakyatnya, belum lagi isidari kerjasma antara SBY dengan Obama sangimperialis yang akan semakin membuat rakyat beradadalam jurang yang gelap dan sengsara. Sehingga atashal tersebut, rakyat melakukan aksi –aksi protes dandiskusi-diskusi i lmiah yang mengupas tentangkerjasama yang di tawarkan oleh Imperialisme ASkepada Indonesia melalui rezim bonekanya SBY-Boediono.
Tujuan diperingatinya sumpah pemuda agar pemudamahasiswa dapat turut serta perjuangan untukmenuntut hak-hak demokratisnya. Selain itu,peringatan hari sumpah pemuda juga menjadi landasan
Aktifitas tersebut dilakukan di beberapa tempat diIndonesia. Diantaranya FMN Medan mengkampanye dikampus untuk menolak kedatangan Obama danmelakukan aksi massa di depan komisariat Jendral(Konjen) AS di Medan. FMN Lampung menyebarkanselebaran tentang kedatangan dan analisis kerjasamaImperialisme AS yang tidak dapat mensejahterkan
7
rakyat. Di Bandung FMN melakukan Aksi massa didepan Gedung Sate dan di Purwokerto, FMN melakukandiskusi ilmiah. Sedangkan di Jakarta sebagai tempatkunjungan Obama, berbagai elemen massa rakyatmelakukan aksi masa salah satunya aksi massadibundaran Hotel Indonesia (9/11), yang dilakukan olehFPR dan ketika Obama memberikan kuliah umum dikampus UI, FMN bersama dengan FAM UI melakukanAksi massa di depan kampus (10/11), tepatnya di depanstasiun UI Depok.
Meski aksi protes dan penolakan dilakukan oleh rakyatdibeberapa daerah, namun mereka tetap melanjutkanagenda besarnya untuk tetap melancarkan penindasandan perampasan melalui kerjasama bilateralnya antararezim anti rakyat SBY-Boediono dan tuanya Obama sangImperialisme.
Hari Mahasiswa Se-dunia (International Students Day)Hari mahasiswa se-Dunia (International Students Day),meski momentum tersebut masih jarang di peringatioleh gerakan massa di Indonesia, akan tetapi beberapadaerah yang mengetahui dan memanfaatkanmomentum tersebut telah memperingatinya dengansemangat dan analisis yang komprehensif atasserentetan persoalan pendidikan di Indonesia yangtidak terlepas dari persoalan umum rakyat Indonesiayaitu, persoalan perampasan upah, tanah dan kerjayang semakin marak dan dalam skala yang luas diIndonesia. Hal ini dikarenakan mahasiswa jugamendapatkan penghisapan dan perampasan atassituasi saat ini. Diantaranya aktifitas yang dilakukan diMedan yang mengadakan diskusi luas, Jambimembagikan selebaran di pusat keramaian kota. Dibandung mengadakan nonton bareng di kampusUniversitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan diWonosobo mengadakan diskusi luas dengan anggotadan massa di luar FMN.
Hari HAM Se-dunia(International Human’s Rights Day)
terpenuhi dengan semakin maraknya perampsan upah,tanah dan kerja dan karena perampasan tersebut salahsatunya menyebabkan terbunuhnya petani di Jambi.Sehingga, SBY-Boediono harus bertanggung jawab ataspelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia.
82
Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional adalahmomentum yang banyak di peringati oleh seluruhrakyat diberbagai belahan dunia, begitu juga diIndonesia. Hal ini dikarenakan Imperialisme melaluirezim Bonekanya SBY-Boediono sudah melakukanpelanggaran HAM berat di negeri ini. Terbukti bahwahak dasar rakyat untuk mendapatkan upah yang layaksesuai KHL, hak untuk mendapatkan lapanganpekerjaan dan hak atas tanah sampai saat ini belum
Beberapa daerah di Indonesia melakukan aktifitasmulai dari diskusi di kampus-kampus sampai aksi protesdi kota. FMN yang tergabung dalam Aliansi PatriotikDemokratik “Front Perjuangan Rakyat (FPR)” telahmenyelenggarakan berbagai rangkaian kegiatansebagai upaya untuk memperingati momentumtersebut untuk mengkampanyekan berbagai problemPelanggaran HAM dan problem-problem rakyatlainnya. FMN Bersama FPR dalam momentum tersebutjuga telah mengkonsolidasikan seluruh basis danJaringannya yang tersebar diberbagai daerah untukmemperingati momentum tersebut denganmenyelenggarakan berbagai kegiatan yang sesuaidengan keadaan dimasing-masing daerah. Dan denganmenggunakan nama aliansi FPR, berbagai aksi massadigelar dibeberapa wilayah, tepatnya di dua puluhempat Kota didalam negeri dan tiga Kota di luar negeri(Hongkong, Taiwan dan Makau) yang memperingati
Aksi FPR dalam Momentum Hari HAMInternasional 2010. Foto: FMN
momentum hari HAM. Adapun beberapa kegiatan yangdilakukakn FPR dalam memperingati momentumtersebut baik di nasional maupun diberbagai daerahyaitu, Kuliah Umum, Festival Pendidikan, diskusiterbuka, seminar, panggung budaya yang menampilkanmusik, teater, pemutaran film serta berbagai kegiatanbudaya lainnya yang dipuncaki dengan Karnaval HAMataupun bentuk demonstrasi lainnya.
Tidak ketinggalan pula FMN Bandung yang melakukanaksi massa di Istana Negara bersama FPR Nasional.FMN Purwokerto melakukan aksi massa dan seminarpendidikan di kampus UNSOED dan FMN Wonosobomengadakan seminar HAM di UNSIQ. Sedangkan, FMNSurabaya, Bulu Kumba, Palu, Jogjakarta, Malang,Jombang, Mataram dan Kupang melakukan hal yangsama menggelar aksi Massa dan di Pontianak selainmelakukan aksi massa juga mengadakan seminar HAMdi kampus.
Hari Buruh Migran Se-dunia(International Migrants Day)Hari buruh migran sedunia diperingati oleh seluruhrakyat dunia yang merupakan salah bentuk dukungandan solidaritas perjuangan rakyat tertindas di duniaakibat penindasan yang dilakukan Imperialismepimpinan Amerika Serikat. Penindasan danpenghisapan yang dilakukan oleh Imperialisme tidakhanya berupa perampokan sumber daya alam negeri-negeri jajahan ataupun setengah jajahan di seluruhdunia. Namun, penindasan dan penghisapan jugaditujukan pada seluruh rakyat dunia dalam bentukmemeras keringat dan darah kelas pekerja.
Besarnya jumlah buruh migran di seluruh duniamerupakan konsekuensi dari monopoli alat produksiyang dilakukan oleh Imperialisme dan tuan-tuan tanahyang melahirkan pengangguran dan rezim boneka yangtidak mampu menyediakan lapangan pekerjaan yanglayak di dalam negeri. Rakyat Indonesia yang terpaksamenjadi buruh migran akibat dari monopoli tanah,minimnya lapangan pekerjaan yang layak, danrendahnya akses pendidikan rakyat Indonesia, sehinggarakyat terpaksa memilih jalur sebagai buruh migranuntuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Rezim SBY-Boediono yang saat ini berkuasa danmemimpin negeri ini tidak mampu menyediakan syarat-syarat untuk kesejahteraan bagi Indonesia. Padahalnegeri ini memiliki syarat untuk terciptanya negeri yangkaya dan rakyat untuk sejahtera. Sehingga, dalammoment ini FMN bersama aliansi FPR tak henti hentinyamelakukan Aksi protes terhadap pemerintah, salahsatunya dengan Aksi karnaval menuju Istana. Berangkatdari bundaran HI menuju ke Istana negara untukmenutut perlindungan yang jelas bagi buruh migrant,serta menuntut penghentian perampasan hak atasupah, tanah dan kerja. Di Jambi dan kota-kota lainnya,FMN membagikan selebaran di pusat keramaian kotauntuk mempropagandakan situasi obyekif BuruhMigrant di luar negeri dan pentingnnya memperingatiHari Buruh Migran se-dunia.
Demikian rangkaian momentum aksi massa di akhirtahun 2010 untuk menuntut hak atas UPAH, TANAHdan KERJA. Tentu saja berbagai aksi protes danperlawanan rakyat yang nmenunjukkan semakin
meningkatnya gejolak massa diIndonesia tidak hanya dilakukanoleh FMN atau FPR saja, namunmasih banyak lagi lembaga,organisasi ataupun komunitasyang terus melakukan Aksi protesdiberbagai daerah baik yangbersifat spontanitas ataupun yangdalam bentuk yang lebihterorganisir, terpimpin dan soliduntuk menuntut pemenuhan atashaknya dan membelejeti rezimyang terus menunjukkan watakaslinya yaitu anti terhadaprakyat.***
Aksi FPR dalam Momentum Hari Migran Internasional 2010. Foto: FMN
Dampak krisis keuangan global yang terjadi diEropa akhirnya menerpa Inggris. Inggrisselama masa krisis dari tahun 2008 hingga
2010 mengalami defisit anggaran, bahkan sempatmengalami kekosongan KAS negara akibat krisis yangtak kunjung pulih dan terus merambat hingga daratanEropa tersebut. Defisit anggaran ini disebabkanpemerintah Inggris harus banyak menutup hutangnegara dan hutang swasta dengan memberikan danasuntikan atau dana talangan. Pemberian dana talanganini ditujukan bagi perusahaan-perusahaan besar, danuntuk menyelamatkan sektor perbankkan yangterancam kebangkrutan akibat krisis keuangan global.
Pemerintahan baru dibawah Perdana Menteri (PM)David Cameron mencanangkan pemotongan subsididan tunjangan sosial, termasuk rencana kenaikan biayapendidikan tinggi. Langkah ini diambil oleh PM DavidCameron untuk menangani krisis keuangan dan defisitanggaran negara hingga diatas 5%. Pemerintahan yangdikuasai oleh Partai Konservatif berencana menaikkanpajak hingga 20% awal tahun depan (www.tribun-timur.com). Rencana ini merupakan konsekuensi logisdari ambruknya sistem kapital monopoli yangdilaksanakan oleh Inggris.
BIAYA KULIAH NAIKBIAYA KULIAH NAIKBIAYA KULIAH NAIKBIAYA KULIAH NAIKBIAYA KULIAH NAIK300 PERSEN,300 PERSEN,300 PERSEN,300 PERSEN,300 PERSEN,
PULUHAN RIBUPULUHAN RIBUPULUHAN RIBUPULUHAN RIBUPULUHAN RIBUMAHASISWA INGGRISMAHASISWA INGGRISMAHASISWA INGGRISMAHASISWA INGGRISMAHASISWA INGGRIS
GELAR PROTESGELAR PROTESGELAR PROTESGELAR PROTESGELAR PROTES
10
Aksi Mahasiswa di Inggris. Foto: Istimewa
WWWW WARARAR
AR ARTTTT T
A IN
TE
RN
ASIO
NAL
A IN
TE
RN
ASIO
NAL
A IN
TE
RN
ASIO
NAL
A IN
TE
RN
ASIO
NAL
A IN
TE
RN
ASIO
NAL
Implikasi dari kebijakan pemotongan subsidi rakyatkhususnya dalam bidang pendidikan. Biaya pendidikan
11
perguruan tinggi di Inggris secara kalkulasi akanmeningkat hingga 300% atau 3000 poundsterlingUnited Kingdom (UK) menjadi 9000 poundsterling UK.Rencana kenaikkan biaya kuliah ini menegaskankembali bahwa pendidikan hanya akan dinikmati olehsegelintir orang-orang kaya atau mampu saja. Padahaljika kita menilik substansi dan tujuan pendidikan,sejatinya pendidikan merupakan sarana untukmembangun peradaban dan kebudayaan manusia danjuga merupakan salah satu hak asasi manusia yangharus dilindungi oleh negara. Namun rencanakenaikkan biaya kuliah ini tentu menghambat rakyatInggris yang tergolong tidak mampu dalam hal finansialuntuk mengakses pendidikan tinggi. Dilain sisi, rakyatInggris pun belum sepenuhnya pulih dari krisiskeuangan global yang melanda Eropa.
Bentuk penolakan rencana kenaikkan biaya kuliahsebesar 300% menuai protes yang dilakukan olehmahasiswa di Inggris. Aksi protes dan penolakanrencana kenaikan biaya kuliah di Inggris diikuti olehpuluhan ribu dari mahasiswa. Aksi ini pun diadakanbeberapa kali di beberapa tempat di Inggris. Nada
protes dan penolakan rencana kenaikkan biaya kuliahyang dikeluarkan oleh pemerintahan PM DavidCameron juga dilakukan oleh serikat-serikat buruhyang ada di Inggris.
Serikat buruh yang ikut serta aksi penolakkankenaikkan biaya pendidikan memiliki berpandanganbahwa dengan adanya rencana kenaikkan biaya kuliahsebesar 300%. Hal ini dapat mencipatkan kesenjangansosial yang amat tinggi dalam hal akses pendidikantinggi di Perguruan Tinggi. Ini akan terlihat dengansemakin banyaknya anak-anak orang kaya yang hanyabisa mengakses pendidikan tinggi, sedangkan paraanak buruh rendahan tidak dapat mengaksespendidikan tinggi. Dengan menjadikan pendidikan diInggris spesial bagi rakyat Inggris yang mampu dan kayasaja, para serikat buruh pemerintahan David Camerontelah melakukan diskriminasi secara struktural.Padahal seperti yang kita ketahui para buruh-buruh diEropa, khususnya Inggris masih terancam PHK karenakeuangan global yang masih melanda negara-negaraEropa.
Pendidikan adalah hal yang terpenting dalammemajukan tingkat kebudayaan suatu bangsa,baik secara politik maupun sosial-ekonomi.
Inilah kemudian yang mendasari kesadaran bahwapendidikan merupakan salah satu prioritas utamauntuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yangberkualitas.
kualitas pendidikan.
Dalam rubrik Bersama Mereka untuk edisi kali ini,wartawan kami berkesempatan untuk berbicang-bincang dengan salah seorang pemerhati pendidikandi tanah air, yakni Rocky Gerung. Berikut petikanwawancara kami.
Bagaimana Anda memandang persoalan pendidikantanah air dalam kaitannya dengan peran pemerintan?
Ketika berbicara tentang pendidikan, niscaya kita akanmenyinggung hubungan antara hak dasar rakyat dantanggung jawab negara. Artinya, negarabertanggungjawab sepenuhnya terhadappenyelenggaraan pendidikan untuk seluruh rakyatnya.Hal ini telah diatur dengan jelas dalam pembukaanUndang-Undang Dasar (UUD) 1945, bahwa negarabertanggung jawab untuk mencerdaskan kehidupanbangsa, serta ditegaskan kembali dalam pasal 31 UUD1945 (Amandemen IV), yang mengharuskanpemerintah untuk mengalokasikan anggaran sekurang-kurangnya 20 persen dari APBN dan APBD, di luar gajipendidik dan pendidikan kedinasan.
Dalam menyikapi kondisi pendidikan saat ini,pemerintah serta kalangan politisi sangat jarangmenyinggung persoalan-persoalan pokok yang menjadikendala dalam upaya memajukan kualitas pendidikan.Pemerintah lebih cenderung sibuk membuat program-program yang tidak solutif dan kurang signifikanmanfaatnya terhadap kepentingan dan kesejahteraanrakyat.
PENDIDIKAN INDONESIAPENDIDIKAN INDONESIAPENDIDIKAN INDONESIAPENDIDIKAN INDONESIAPENDIDIKAN INDONESIA
PENDAPAT
MEREKA
Rocky Gerung. Foto: FMN
12
Tak terkecuali di Indonesia, pendidikan adalah salahsatu kebutuhan yang mendasar bagi rakyat. Dalammenyikapi kebutuhan soal pendidikan, makapemerintah atau negara harus memberikan jaminansepenuhnya terhadap rakyat, karena lewatperkembangan ilmu pengetahuan atau pendidikan, kitadapat menilai sejauh mana perkembangan kebudayaanmasyarakat itu sendiri, apakah kualitas dan mutupendidikan dipandang mengalami kemajuan atausebaliknya. Maka, penting kemudian kita menganalisissejauh mana pemerintah berperan dalam menunjang
DI BADI BADI BADI BADI BAWWWWWAH BAAH BAAH BAAH BAAH BAYYYYYANGANGANGANGANG-----BABABABABAYYYYYANG KEHANCURANG KEHANCURANG KEHANCURANG KEHANCURANG KEHANCURANANANANAN
Melihat kondisi pendidikan saat ini, pemerintah tidakpernah belajar tentang sejarah, terutama kegagalan-kegagalan yang dihadapi negara dalam mengelolasektor pendidikan. Seharusnya, dari sanalah tolok ukurdan dasar pijakan untuk memperbaiki kekurangan yangdi hadapi. Namun menanggapi soal-soal seperti itupemerintah seolah membiarkan permasalahan terjadidan sangat lemah dalam membenahi struktur
PE
ND
APP
EN
DAP
PE
ND
APP
EN
DAP
PE
ND
APAAAA A T
ME
RE
KA
T M
ER
EK
AT
ME
RE
KA
T M
ER
EK
AT
ME
RE
KA
pemerintahan yang melindungi hak dan kewajibansetiap warga negara, terutama dalam aspekpendidikan.
Apa yang Anda harapkan dari kinerja pemerintah disektor pendidikan?
Seharusnya pemerintah menjadi promotor untukmenggerakkan rakyat guna membenahi kekurangan-kekurangan tersebut. Pemerintah selaku klas yangberkuasa lebih mementingkan kepentingan pribadi dangolongannyanya tinimbang kepentingan rakyat. Kitabisa cek dari beberapa program dari pemerintah saatini, khususnya kebijakan pemerintah dalam ranahpendidikan. Contohnya adalah persoalan kurikulumyang cendrung mempersulit peserta didik danmempromosikan pendidikan yang bersifat moralisketimbang mutu pendidikan itu sendiri.
Perguruan tinggi masih sangat kental dengan budayafeodal. Demokrasi di dalam kampus masih cacat. Halini dapat kita lihat dari minimnya kebebasanmahasiswa dalam mengakses ide, teori dan melakukanpenelitian ilmiah. Bentuk-bentuk intimidasi, bahkanancaman DO kerap dilakukan pihak birokrasi kampuskepada mahasiswa. Inilah yang menyebabkanmahasiswa saat ini cendrung tidak berkembang karenamemang dalam kampus sudah dicekoki denganbudaya-budaya feodal yang tidak semestinya. Kualitaspendidikan saat ini mencerminkan watak dasarpemerintah yang tidak mengiginkan kemajuan kualitaspendidikan (tenaga produktif). Dengan demikian sistemyang ada saat ini harus di perbaiki demi kemajuankualitas kebudayaan kita ke depannya.
Bagaimana menurut Anda, persoalan pendidikandalam kaitannya dengan persoalan agraria?
Perkembangan ilmu pengetahuan Indonesia tidakmampu menjawab persoalan rakyat. Hal ini mampukita buktikan dari kedudukan pendidikan saat ini.Pendidikan telah hadir menjadi raksasa yang sangatmenakutkan bagi masyarakat Indonesia. Rakyat sudahtidak mampu lagi mengenyam pendidikan. Hal ini, salahsatunya disebabkan oleh ketimpangan penguasaan atasalat produksi, termasuk tanah yang tidakterdistribusikan secara adil. Padahal, Indonesiamemiliki Undang-Undang Pokok Agraria yang bagus(UUPA no 5 Tahun 60), yang mengatur tentangkepemilikan atas tanah.
Inti poin regulasi tersebut adalah rakyat tidakdiperbolehkan untuk menguasai tanah secaraberlebihan. Jika UUPA itu direalisasikan dalam bentukperspektif yang tetap, maka tidak ada rakyat yangterkena busung lapar, pengangguran, kesejahtraanyang merata bagi seluruh rakyat. Kita ambil salah satucontoh, misanya di Bogor, Aburizal Bakrie menguasaitanah seluas 35 ribu Hektar. Jika bandingkan denganluas kota jakarta yang besarnya sekitar 75 ribu hektar,maka bisa kita katakan bahwa Aburuzal Bakriemenguasai tanah di bogor hampir separuh dari kotaJakarta.
Ketimpangan kepemilikan atas tanah inilah yangmenjadi salah satu faktor utama pendidikan tidakmampu di akses secara luas oleh masyarakat. Angkakemiskinan akan terus bertambah seiring denganmasifnya perampasan lahan petani yang semakinmarak terjadi di beberapa daerah. Rakyat sudah tidakberdaulat lagi atas hak dasarnya sebagai salah satuunsur terpenting dalam mengembangkan kemajuannegara, padahal indonesia memiliki jumlah pendudukhampir 238 juta jiwa. Ironisnya, sekitar 15,04 jutapenyandang buta aksara tinggal di pedesaan yang rata-rata penduduknya hidup dari tani. Selain itu, butaaksara juga didominasi oleh perempuan sebanyak 64%dari total angka buta aksara, artinya jika kita lihatperbandingan jumlah penduduk dengan sarana yangada saat ini belum bisa kita katagorikan memadai,bahkan dalam perjalanannya dipenghujung tahun 2010saat ini pendidikan seolah merupakn barang yangsangat mahal harganya dan tidak sedikit kampus ataulembaga pendidikan yang menyajikan menu yang tidakmampu dijangkau oleh rakyat.
Pendidikan telah kehilangan fungsi utamanya dalammemajukan taraf berpikir rakyat, dan hal ini akansangat berpengaruh terhadap kemajuan bangsa.Negara akan kehilangan ruhnya jika pendidikan tidakmenjadi prioritas utama dalam menjawab persoalan-persoalan rakyat. Padahal, maju dan tidaknya negarabias diukur lewat kualitas pendidikan itu sendiri.Suramnya kualitas pendidikan nasional kita, telahmembuat pemuda semakin terperosok kedalam jurangyang sangat dalam. Jutaan pemuda kehilanganlapangan pekerjaan akibat kebijakan pemerintah yangtidak peduli terhadap rakyat.***
13
Tanggal 5 November 2010, aku dan teman-
temanku, yakni Mugi, Cipto, dan Romy
berangkat menuju Klaten untuk membantu para
pengungsi gunung Merapi yang meletus pada tanggal
26 Oktober 2010. Dalam perjalanan menuju lokasi kami
dihadang oleh debu vulkanik dan hujan deras hingga
kita sempat tersesat. Walaupun demikian, pasca
delapan jam perjalanan yang sulit, kami akhirnya tiba
di lokasi posko Patlipur TNI Klaten..
Sesampainya di Posko pengungisan, aku dengan kawan-
kawan bertemu dengan koordinator Indonesia Bangkit,
yakni Geger atau yang akrab disapa Mas Oki. Kami pun
diminta untuk istirahat oleh Mas Geger agar besok
paginya kita dapat memulai aktivitas di pengungsian.
Aku dan Mugi pun langsung berangkat tidur setelah
mandi dan makan malam. Namun, Cipto dan Romy
masih terjaga dengan menikmati kopi dan rokok sebagi
teman mereka untuk melewati malam.
Pagi hari tanggal 6 Januari 2010, saya dan kawan-
kawan saya memulai pekerjaan dengan mendirikan
posko, melakukan penyisiran dan pendataan terhadap
warga sekitar posko. Detik demi detik, jam demi jam
silih berganti menemani kami melaksanakan tugas
menjadi relawan. Banyak sekali warga yang menjadi
korban dari letusan gunung berapi. Aku yang kebetulan
diberi tanggung jawab untuk mengkoordinasikan
warga yang belum kami data dan kami ungsikan
menjadi pengalaman yang sangat berarti bagiku.
Aku berkeliling dari desa ke desa lainnya untuk
memberikan sosialisasi dan pengarahan kepada warga
yang belum mengetahui bahaya Merapi yang berakhir.
Tentu, hal tersebut menjadi pekerjaan yang cukup
melelahkan bagiku yang di kampus hanya kuliah tidak
pernah melakukan hal ini sebelumnya. Namun, aku
menyadari bahwa aku kesini untuk menolong saudara-
saudaraku yang mejadi korban letusan gunung berapi.
kita tidak bias menyalahkan gunung merapi. Namun,
ada hal kecil yang bias saya lakukan untuk mereka yakni
segera membawa mereka ke pengungsian. Hal ini
dikarenakan sepanjang aku melakukan penyisiran dari
rumah ke rumah, dari desa ke desa. Rumah warga yang
menjadi tempat tinggal mereka, sawah dan hewan
ternak yang menjadi sumber penghidupan para warga
sudah ditutupi oleh abu vulkanik yang cukup tebal.
Sehingga rumah mereka sudah tidak layak untuk
ditinggali sebagai tempat berlindung. Sedangkan,
sawah dan hewan ternak tak dapat menghasilkan yang
dapat memberikan mereka kesempatan untuk
mendapatkan sesuap nasi.
Selain melakukan penyisiran dan pendataan
pengungsian korban Gunung Merapi. Aku juga
melakukan trauma healing kepada anak-anak kecil.
Biasanya aku dan teman-teman relawan lainnya
melakukan trauma healing dengan melakukan banyak
permainan yang sering kali membuat aku, teman-
teman relawan dan bahkan anak-anak terbahak-bahak
karena permainan yang cukup lucu. Aku sangat senang
melihat itu semua, dibalik kesusahan dan cobaan yang
sedang mereka alami. Kita masih bisa berbagi
keceriaan dengan mengorbankan sedikit waktu, tenaga
dan pikiran untuk menjadi relawan Indonesia Bangkit
yang diperuntukkan kepada korban meletusnya gunung
Merapi.
Tak terasa, hampir sepuluh hari saya berada di posko
pengungsian, Klaten. Banyak aktivitas yang lakukan,
banyak momen yang saya lalui, banyk kisah yang saya
dapatkan, dan banyak pengalaman yang bias saya petik
ketika menjadi relawan Indonesia Bangkit untuk korban
bencana Gunung Merapi. Semoga tuhan yang maha esa
memberikan saudara-saudaraku kekuataan untuk
menjalani hidup setelah Gunung Merapi dapat
dipastikan “tenang kembali”.
DI ANTDI ANTDI ANTDI ANTDI ANTARAARAARAARAARA
PENGNGUNGSI MERAPIPENGNGUNGSI MERAPIPENGNGUNGSI MERAPIPENGNGUNGSI MERAPIPENGNGUNGSI MERAPIOleh : Hirmaski*
Banyak anak-anak kecil dan orang lanjut usia yang
harus ikut menjadi korban merapi. Tentu, dalam hal ini
*Koordinator Departemen Pelayanan Rakyat Ranting
Unsoed. Mahasiswa Fisip-Sosioogi ’08 Unsoed.
14
BE
RS
AMA
ME
RE
KA
BE
RS
AMA
ME
RE
KA
BE
RS
AMA
ME
RE
KA
BE
RS
AMA
ME
RE
KA
BE
RS
AMA
ME
RE
KA
“Pemuda-mahasiswa adalah golongan yang
patriotik dan demokratik yang berjuang untuk hak-
hak dasarnya atas pendidikan dan pekerjaan. Namun
perjuangan pemuda-mahasiswa harus mampu
mempelopori perjuangan rakyat Indonesia “
Gerakan mahasiswa sering menjadi cikal bakal
lahirnya perjuangan nasional. Hal ini
disebabkan bahwa pemuda mahasiswa adalah
golongan yang ada ditengah masyarakat dengan ciri-
ciri khususnya yakni memiliki mobilitas tinggi, aktif dan
dinamis. Mahasiswa mempunyai keuntungan
dibanding sektor-sektor rakyat lainnya, seperti petani,
buruh, kaum miskin kota dan sektor tertindas lainnya
di Indonesia. Keuntungan yang dimaksud yakni,
mahasiswa secara umum memiliki kelebihan dan skill
tersendiri karena Mahasiswa sebgai salah satu Unsur
Intelektuil yang belajar di Perguruan Tinggi Negeri
(PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) untuk menjadi
tenaga kerja (tenaga produktif) yang profesional.
Dengan Ilmu pengetahuan, Skill dan keterampilanya
yang lain, mahasiswa diharapkan mampu mengabdikan
ilmu pengetahuannya kepada rakyat, namun pada
kenyataannya, Saat ini mahasiswa berada dalam
kondisi yang sama dengan rakyat disektor lainya, hal
ini disebabkan oleh sistem pendidikan di Indonesia
yang tidak Ilmiah, tidak demokratis dan tidak mengabdi
pada rakyat sebagai manifestasi dari sistem busuk yang
tetap dipertahankan oleh pemerintah yaitu, Sistem
Setengah Jajahan dan Setengah Feodal (SJSF). Salah
satu faktor utama adalah mahalnya biaya Pendidikan
di Indonesia dan tidak meratanya sarana-prasarana
sehingga semakin sulitnya akses pendidikan untuk
rakyat Indonesia. Ditambah lagi dengan berbagai
kebijakan yang sama sekali tidak memihak kepada
mahasiswa serta maraknya diskriminasi dan tindak
kekerasan terhadap mahasiswa. Hal demikian adalah
kenyatan bahwa pemuda mahasiswa semakin
diasingkan dari kenyataan-kenyataan dalam kehidupan
sosialnya yaitu kenyataan objektif rakyat Indonesia.
Dengan Kenyataan demikian, maka tidak heran jika
mahasiswa berada dalam dua potensi yang sama
berpengaruhnya untuk perkembangan atau
keterbelakangan budaya masyarakat yaitu: Pertama
mahasiswa berpotensi untuk menjadi musuh baru bagi
rakyat (Kapitalisme Birokrat ataupun Borjuis Besar
Komprador), jika Dia tidak mampu memahami secara
objektif dan komprehensif keadaan umum masyarakat,
sehingga Ia salah langkah dalam menentukan pilihan
atas jalan hidupnya untuk menyelesaikan persoalan
yang dihadapinya, Kedua mahasiswa berpotensi untuk
menjadi salah satu unsur atau golongan progresif yang
dapat mendorong perubahan yang lebih maju atas
keadaan hidupnya dan keadaan umum rakyat
Indonesia. Hal tersebut dapat dilakukan oleh
mahasiswa ketika dia mampu menganalisa dan
memahami keadaan umum masyarakat Indonesia
secara objektif dan komprehensif. Dengan kesadaran
tersebut dia dapat mengambil pilihan yang tepat
dengan mengorganisasikan diri dan bergabung dalam
barisan rakyat kemudian berjuang bersama, atau
minimal dia dapat mengabdikan ilmu pengetahuan dan
kelebihannya kepada rakyat untuk kepentingan
merubah keadaan yang tengah menyelimuti kehidupan
rakyat secara umum saat ini. Hal demikian tersebut
adalah salah satu bentuk dukungan dari mahasiswa
atas perjuangan rakyat melepaskan diri dari
ketertindasannya.
REFLEKSIREFLEKSIREFLEKSIREFLEKSIREFLEKSI
GERAKANGERAKANGERAKANGERAKANGERAKAN
MAHASISWAMAHASISWAMAHASISWAMAHASISWAMAHASISWA
DI INDONESIADI INDONESIADI INDONESIADI INDONESIADI INDONESIA
OP
INI
OP
INI
OP
INI
OP
INI
OP
INI
Oleh: Rachmad Panjaitan*
15
Sejarah gerakan mahasiswa di Indonesia tidak jauh
berbeda dengan sejarah gerakan mahasiswa di belahan
bumi manapun. Gerakan mahasiswa didominasi oleh
pemuda yang cenderung menunjukkan karakternya
yang aktif dan progresIF sebagai bukti atas dirinya yang
selalu mempunyai keinginan untuk suatu perubahan.
Gerakan mahasiswa kerap melahirkan suatu gebrakan
terhadap perubahan suatu bangsa. Malahan sejarah
telah membuktikan bahwa gerakan mahasiswa mampu
menjadi pelopor perjuangan kebangsaan dan nasional.
Oleh karena itu, perlu dikaji ulang sejarah gerakan
mahasiswa Indonesia, apakah telah mencapai tingkat
kesadaran untuk menyandarkan terhadap problem-
problem Pemuda-Mahasiswa dan Persoalan Rakyat?
atau apakah gerakan mahasiswa Indonesia hanya
sebatas oportunisme atau heroisme borjuasi kecil
semata?
Sejarah Gerakan Mahasiswa di Indonesia
Perkembangan gerakan mahasiswa Indonesia tidak
pernah terlepas dari perlawanan rakyat terhadap
Pemerintahan kolonial Belanda serta fasis Jepang serta
tuan feodal yang ada didalam negeri, yang telah sejak
lama menghisap sumber-sumber kekayaan alam dan
menindas rakyat Indonesia. Terbukti dengan lahirnya
organisasi Boedi Oetomo sebagai organisasi pemuda
yang pertama kali dengan struktur modern. Boedi
Oetomo merupakan organisasi yang lahir sebagai
wadah perjuangan mahasiswa yang berasal dari
kalangan priyai yang mempunyai sikap kritis dan
memiliki keresahan intelektual terhadap dominasi
penjajah. Namun, organisasi Boedi Oetomo yang
bersifat lokalistik atau kedaerahan tidak mampu
menggalang rakyat Indonesia secara luas karena tidak
adanya azas persatuan nasional yang kuat, terbukti
dengan keanggotaan dari organisasi tersebut hanya
diisi oleh kalangan intelektuil yang berasal dari
kalangan priyai dan bangsawan saja.
Disamping itu, mahasiswa Indonesia yang belajar di
Belanda, mendirikan Indische Vereeninging yang
kemudian berubah nama menjadi Indonesische
Vereeninging tahun 1922. Pada akhirnya organisasi ini
mempunyai pandangan nasionalisme untuk
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Terakhir
pada tahun 1925, organisasi ini berubah nama menjadi
Perhimpunan Indonesia.
Lahirnya Boedi Oetomo, Perhimpunan Indonesia dan
organisasi lainnya, merupakan babak baru lahirnya
organisasi mahasiswa di Indonesia. Seiring dengan
perkembangan organisasi mahasiswa di Indonesia.
Juga melahirkan semangat pada mahasiswa untuk
mendirikan kelompok-kelompok diskusi seperti
kelompok studi umum, kelompok studi Indonesia yang
ikut serta dalam menuangkan ide-ide dalam
perjuangan rakyat Indonesia. Namun kelompok studi
ini masih saja didominasi oleh mahasiswa-mahasiswa
dari kalangan priyayi yang tentu saja ide-idenya sangat
kental mencirikan watak borjuisnya, Sehingga jelas
sejak masa kolonial Belanda, diskriminasi pendidikan
itu telah ada, tetapi dari kebangkitan gerakan
mahasiswa di Indonesia saat pra-kemerdekaan telah
melahirkan generasi baru pemuda Indonesia yang
melahirkan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober
1928 yang menunjukkan semangat patriotic pemuda
yang anti penjajahan.
Gerakan mahasiswa di Indonesia pasca kemerdekaan
1945 merupakan momentum yang penting dalam
gerakan pemuda-mahasiswa. Perjuangannya bersama
rakyat, selain berhasil melucuti senjata Jepang, juga
mampu melahirkan organisasi-organisasi
baru seperti Angkatan Pemuda Indonesia (API),
Pemuda Republik Indonesia (PRI), Gerakan Pemuda
Republik Indonesia (GERPRI), Ikatan Pelajar Indonesia
(IPI), Pemuda Putri Indoensia (PPI) dan banyak lagi
organisasi lainnya. Karena pada saat itu belum ada
organisasi pemuda-mahasiswa yang berdiri
independen dan demokratis dalam memeperjuangkan
hak-hak dasar rakyat Indonesia, sehingga perjuangan
organisasi pemuda-mahasiswa saat itu lebih pada
menyokong golongan atau partai di Indonesia untuk
mempertahankan dan melanggengkan kekuasaan.
16
Pada tahun 1966, gerakan pemuda-mahasiswa juga
berhasil membentuk Kesatuan Aksi Mahasiswa
Nasional ( KAMI ) yang merupakan kesepakatan
gerakan pemuda-mahasiswa baik yang berhaluan
agama, nasionalis dengan menteri Pendidikan dan
Perguruan tinggi. Setelah orde lama berakhir, aktivis
Angkatan 66 pun mendapatkan hadiah yaitu dengan
banyaknya kalangan muda yang duduk di kursi empuk
legislatif serta diangkat dalam kabinet pemerintahan
orde baru. Sementara jika pada tahun 1966 gerakan
mahasiswa banyak bekerjasama dengan birokrat, maka
pada tahun 1974 gerakan mahasiswa lebih terang-
terangan memblejeti kekuasaan orde baru.
Dalam kekuasaan orde baru, gerakan pemuda-
mahasiswa menilai bahwa banyak kebijakan-kebijakan
rezim yang tidak berpihak pada kepentingan Rakyat
bahkan justru merugikan bagi rakyat. Seperti korupsi
yang merajalela, perampasan tanah rakyat (Ex:
pembangunan TMII). Gerakan golput, BBM dan sampai
pada peristiwa Malari. Semenjak peristiwa Malari dan
peristiwa lainnya, gerakan pemuda-mahasiswa “Ibarat
surut ditelan ombak”, nyaris gerakan mahasiswa pada
saat itu tidak terdengar suara lantangnya. Hal ini
disebabkan karena Pemerintahan Orde baru
mengeluarkan kebijakan NKK/BKK kampus yang
merupakan kebijakan pelarangan bagi mahasiswa
untuk melakukan protes ataupun berekspresi serta
mengeluarkan pendapatnya secara terbuka dimuka
umum. Kebijakan ini memaksa mahasiswa untuk lebih
aktif dalam kegiatan-kegiatan yang tidak jauh dari
rutinitas kampus seperti penyambutan mahasiswa
baru, dies natalis dan penyederhanaan lembaga Intra
kampus (PEMA, HMD, UKM). Sehingga pemuda-
mahasiswa semakin kehilangan arah untuk bisa
berjuang bersama rakyat. Adapun pembentukan
lembaga internal kampus sampai ke tingkatan jurusan,
merupakan taktik rezim untuk memecahkan kosentrasi
dan konsolidasi mahasiswa untuk lebih berpikir
individualis, pasif dan konsumtif.
Tentu saja ketidakberpihakan rezim tersebut terhadap
rakyat bahkan dari segala kebijakannya yang justru
menghantarkan rakyat dalam kehidupan yang terus
merosot dan semakin menderita, serta segala upaya
pemberangusan gerakan rakyat yang dilakuakan oleh
rezim orde baru yang secara terang telah menunjukkan
watak fasisnya telah memicu kejenuhan, kebencian dan
kemarahan rakyat sehingga perlawanan rakyatpun tak
terhindarkan. Dan puncaknya, gerakan pemuda-
mahasiswa yang bergabung dengan gerakan rakyat
lainnya, pada tahun 1998 mampu menggulingkan rezim
fasis orde baru “Soeharto”. Hal tersebut merupakan
puncak kemarahan rakyat yang sudah sejak lama ter-
akumulasi dari sekian kemarahan atas berbagai
persoalan yang disebabkan oleh rezim fasis Soeharto.
gerakan mahasiswa tersebut salah satunya dipicu krisis
finansial (krisis moneter) di Asia pada tahun 1997.
Gerakan reformis mahasiswa ini juga dilatarbelakangi
gejolak pemuda-mahasiswa terhadap kediktatoran
rezim yang membrendel dan menghancurkan nilai-nilai
demokrasi di Indonesia. Alhasil pemerintahan diktator
Soeharto harus melepaskan jabatannya pada tanggal
21 Mei 1998. Namun jika berdasarkan situasi objektif
rakyat Indonesia pada masa sekarang, apakah
reformasi sebagai hasil gerakan mahasiswa 98
mempunyai Implikasi yang berarti untuk kesejahteraan
rakyat? mari kita jabarkan bersama-sama.
Hari Depan Gerakan Pemuda-Mahasiswa
Kita sudah membahas sejarah singkat gerakan pemuda-
mahasiswa di Indonesia. Kini kita akan menilai sejauh
mana keberhasilan gerakan mahasiswa sebagai sektor
pemuda intelektual yang ikut serta memperjuangkan
hak-hak dasarnya dan terlibat dalam perjuangan
massa.
Sejarah gerakan pemuda-mahasiswa sudah mengalami
perkembangan dialektikanya di negeri ini, namun jika
kita lihat kondisi Indonesia saat ini, kehidupan rakyat
masih saja berada dalam keterbelakangan yang kelam
baik dalam aspek politik, ekonomi maupun budaya.
Hinga saat ini, rakyat masih hidup dalam kemiskinan
dan kemelaratan akibat Sistem busuk nan lapuk yang
terus dipertahankan dan dikembangkan oleh rezim anti
rakyat hari ini yaitu, Sistem Setengah jajahan dan
Setengah Feodal (SJSF) yang sangat kental dengan
17
penghisapannya atas segala sumber kehidupan rakyat
hingga tenaga rakyat itu sendiri seperti maraknya
perampasan Upah terhadap buruh dan sektor pekerja
lainnya, perampasan Tanah terhadap petani, dan tidak
adanya jaminan lapangan Kerja bagi pemuda di
Indonesia.
Padahal kita ketahui bahwa petani adalah komposisi
paling besar penduduk Indonesia. Sementara di sektor
pekerja, buruh masih mendapatkan upah murah dari
hasil produksinya. Sehingga buruh semakin diasingkan
dalam kehidupan bermasyarakat untuk memenuhi
kebutuhan sehari-harinya. Bagaimana dengan pemuda-
mahasiswa? pemuda-mahasiswa juga tidak terlepas
dari penghisapan di negeri ini. Mahalnya biaya
pendidikan dan rendahnya lapangan pekerjaan yang
tersedia merupakan persoalan umum pemuda-
mahasiswa Indonesia.
Ditengah-tengah persoalan rakyat Indonesia dibawah
cengkraman Imperialis AS dan feodalisme serta
didukung oleh kapitalis birokrat, gerakan pemuda-
mahasiswa harus membesar dan memperluas
jangkuannya untuk membangkitkan kesadaraan massa
mahasiswa maupun massa rakyat disektor lainnya atas
berbagai problem pokok rakyat saat ini yang
merupakan manifestasi dari Sistem Setengah Jajahan-
Setengah Feodal yang eksis di negeri ini. Lalu langkah
berikutnya adalah mendorong mereka untuk bergerak
bersama rakyat menuntut terpenuhinya hak-hak
demokratis maupun hak sosial ekonominya didalam
kampus, kemudian mengajak bersama-sama untuk
mengorganisasikan diri dalam organisasi massa
mahasiswa dengan garis perjuangan yang tepat sesuai
kondisi objetif masyarakat saat ini yaitu garis
perjuangan demokratis nasional yang berwatak
patriotik, demokratik dan militan untuk terus belajar
dan berjuang bersama dalam memperjuangkan hak-
hak demokratisnya. Namun jika dilihat kondisi gerakan
mahasiswa sat ini, gerakan mahasiswa masih
dipandang sebagai gerakan moral dan solidaritas
semata. Apalagi kosentrasi gerakan mahasiswa
berangsur-angsur mulai “Kabur” akibat kuatnya
dominasi dari budaya borjuis yang dilahirkan oleh
imperialisme (Seperti budaya pragmatis, indivualis,
pasif dan konsumtif).
Gerakan pemuda-mahasiswa sekarang seharusnya
mampu belajar dari sejarah yang telah membuktikan
bahwa gerakan pemuda-mahasiswa yang berorientasi
pada lingkaran kekuasaan kapitalis birokrat (Elit-elit
politik) dan primordialisme, tidak akan pernah mampu
mencapai suatu hasil untuk mensejahterakan rakyat
Indonesia sejatinya. Jika kita nilai secara jujur, maka
gerakan pemuda-mahasiswa masih jauh dari yang
diharapkan rakyat Indonesia. Padahal rakyat Indonesia
menaruh harapan besar terhadap gerakan mahasiswa
sebagai gerakan yang membentengi kepetingan rakyat.
Oleh karena itu kampus seharusnya dapat dijadikan
sebagai “benteng pertahanan” rakyat dan corong
propoganda untuk menyebarluaskan kepentingan
pemuda-mahasiswa atas pendidikan dan pekerjaan
yang tidak terlepas dari problem pokok rakyat lainnya.
Gerakan pemuda-mahasiswa harus mampu diabdikan
sepenuhnya untuk mendukung perjuangan rakyat
dalam mewujudkan kehidupan rakyat yang sejahtera
secara ekonomi, Adil secara hukum dan partisipatif
secara budaya sebagai cerminan terwujudnya
kedaulatan rakyat dengan tatanan asuarakat yang adil,
sejahtera dan mandiri.
Dengan ciri-ciri khususnya yang dinamis, aktif, dan
memiliki mobilitas yang tinggi, mengharuskan
mahasiswa untuk terlibat penuh dan berperan sebagai
pendukung dan tulang punggung perjuangan rakyat
dalam upaya membangkitkan, menggerakan dan
mengorganisasikan massa rakyat dan mendukung
persatuan kelas buruh dan kaum tani yang merupakan
pemimpin dan kekuatan pokok perjuangan rakyat,
sehingga dengan keteguhan pikiran yang dipimpin
politik Demokrasi Nasional akan melahirkan
masyarakat yang adil, makmur dan mandiri.***
*Mahasiswa USU FISIP 2006. Pimpinan FMN Cabang
Medan
18
Obat sangat dibutuhkan untuk pelayanankesehatan, terutama obat esensial.Ketersediaan obat esensial secara nasional
harus dijamin oleh pemerintah. Demikian pulapemerataannya di seluruh wilayah Indonesia.
Obat esensial adalah obat terpilih yang dibutuhkanuntuk pelayanan kesehatan, mencakup upayadiagnosis, profilaksis, terapi dan rehabilitasi yangdiupayakan tersedia pada unit pelayanan kesehatansesuai dengan fungsi dan tingkatnya. Agar sistempelayanan kesehatan berfungsi dengan baik, obatesensial harus selalu tersedia dalam jumlah dan jenisyang memadai, bentuk ketersediaan yang tepat, mututerjamin, informasi yang memadai, dan dengan hargayang terjangkau, akan tetapi pada kenyataannya untukmendapatkan obat yang esensial sangatlah tidakmudah. Hal ini sangat dirasakan terutama padamasyarakat yang tidak mampu.
BUDAYAKANBUDAYAKANBUDAYAKANBUDAYAKANBUDAYAKANPENGOBATANPENGOBATANPENGOBATANPENGOBATANPENGOBATAN
TRADISIONALTRADISIONALTRADISIONALTRADISIONALTRADISIONAL
19
bagi masyarakat adalah terjaminnya ketersediaanpembiayaan yang memadai secara berkelanjutan.Penyediaan biaya yang memadai dari pemerintahsangat menentukan ketersediaan dan keterjangkauanobat esensial oleh masyarakat. Pelayanan kesehatantermasuk obat semakin tidak terjangkau bila saranapelayanan kesehatan sektor publik dijadikan sumberpendapatan.
Namun persoalannya, ketentuan perjanjian WTOmenutup kemungkinan pemberian subsidi pemerintahuntuk menunjang produksi dalam negeri. Kemandiriantidak mungkin dicapai dalam pasar yang mengglobalkarena pemerintah tidak pernah memberi kemudahanpada produksi lokal yang layak teknis dan yang dapatmenunjang perekomian bagi masyarakat.
Ilustrasi: Istimewa
Hal utama yang menjamin tersedianya obat esensial
Dengan biaya kesehatan yang sangat mahal olehnyapada masyarakat harus membiasakan diri padapengobatan tradisional, pengertian obat tradisional
Oleh : Linda*
SE
RB
A-S
ER
BI
berdasarkan Peraturan Menteri kesehatan Nomor 246/Menkes/Per/V/1990 Pasal 1 menyebutkan bahwa: Obattradisional adalah bahan atau ramuan bahan yangberupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahanmineral, sediaan galenik atau campuran dan bahan-bahan tersebut, yang secara traditional telahdigunakan untuk pengobatan berdasarkanpengalaman.
Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisionalyang pengolahannya masih sederhana (tradisional) dandigunakan secara turun-temurun berdasarkan resepnenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, ataukebiasaan setempat, memang bermanfaat bagikesehatan dan kini digencarkan penggunaannya karenalebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupunketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyakdigunakan karena menurut beberapa penelitian tidakterlalu banyak menyebabkan efek samping, karenamasih bisa dicerna oleh tubuh. Bagian dari Obattradisional yang bisa dimanfaatkan adalah akar,rimpang, batang, buah, daun dan bunga. Bentuk obattradisional yang banyak dijual dipasar dalam bentukkapsul, serbuk, cair, simplisia dan tablet.
Banyak penyakit kronik yang bisa di cegah bahkandisembuhkan dengan menggunakan pengobatantradisional, salah satu contoh adalah penyakit kanker.Kita ketahui bersama kanker adalah suatu penyakityang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringantubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akanberkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan akanterus membelah diri, selanjutnya menyusup ke jaringansekitarnya (invasive) dan terus menyebar melaluijaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organpenting serta syaraf tulang belakang.
TANTANTANTANTANIONALIONALIONALIONALIONAL
Dalam keadaan normal, sel hanya akan membelah dirijika ada penggantian sel-sel yang telah mati dan rusak.Sebaliknya sel kanker akan membelah terus meskipuntubuh tidak memerlukannya, sehingga akan terjadipenumpukan sel baru yang disebut tumor ganas.Penumpukan sel tersebut mendesak dan merusakjaringan normal, sehingga mengganggu organ yangditempatinya. Kanker dapat terjadi diberbagai jaringandalam berbagai organ di setiap tubuh, mulai dari kakisampai kepala. Bila kanker terjadi di bagian permukaantubuh, akan mudah diketahui dan diobati, namun bilaterjadi didalam tubuh, kanker itu akan sulit diketahuidan kadang-kadang tidak memiliki gejala. Kalaupun
timbul gejala, biasanya sudah stadium lanjut sehinggasulit diobati.
Kanker bukanlah penyakit yang ringan, di Indonesiajumlah penderita kanker meningkat dari tahun ketahun, peranan herbal atau obat tradisional utukmeningkatkan daya tahan tubuh pasien dan melokalisirsel-sel kanker, sehingga sel-sel kanker tidak mudahmenyebar dan, lebih mudah diangkat, juga tidakbersifat toksik sehingga lebih aman untuk tubuh pasien.Contohnya dengan mengunakan daun dan buah sirsak.
DaunKandungan: Senyawa aktif untuk pemompaan P-glycoprotein untuk menghasilkan senyawa anti kankeralias kemoterapi.
Khasiat : Mengenyahkan berbagai jenis sel kanker,antara lain kanker prostat, pankreas, paru-paru;kandungan daun sirsak memiliki senyawa aktifpembunuh sel kanker tanpa merusak sel tubuh.
Cara Pengolahan: rebus 10 buah daun sirsak yangsudah tua (warna hijau tua) ke dalam 3 gelas air dandirebus terus hingga menguap dan air tinggal 1 gelassaja. Air yang tinggal 1 gelas diminumkan ke penderitasetiap 2 kali sehari. Setelah minum, efeknya badanterasa panas, mirip dengan efek kemoterapi. Dalamwaktu 2 minggu, hasilnya bisa dicek ke dokter. Daunsirsak ini sifatnya seperti kemoterapi, bahkan lebihhebat lagi karena daun sirsak hanya membunuh sel-sel yang tumbuh abnormal dan membiarkan sel-selyang tumbuh normal.
BuahKandungan : Daging buah sirsak berwarna putih danmemiliki biji berwarna hitam. Buah ini sering digunakanuntuk bahan baku jus minuman serta es krim. Buahsirsak mengandung banyak karbohidrat, terutamafruktosa. Kandungan gizi lainnya adalah vitamin C,vitamin B1 dan vitamin B2 yang cukup banyak padasirsak, ini bisa untuk mencegah tumbuhnya sel-selkanker.***
*Mahasiswa S2 Farmasi. Aanggota FMN Cabang Palu
20
Hari ini, Hari Ibu... Seharusnya saat ini kami ada
di sana. Di rumah yang hangat. Duduk di depan
meja makan kayu, menikmati makan malam
bersama Ibu dan Ayah. Tentunya dengan penghangat
ruangan, karena malam ini dingin sekali. Kami akan
mengucapkan kata-kata manis sembari memuji
lezatnya ayam bakar buatan Ibu. Lantas kami pun
memberikan kado yang kami buat sendiri. Sebuah
bingkai foto dari kertas koran yang merupakan buah
karya di sekolah. Ayah akan tersenyum dan mengusap
rambut kami.
Sayangnya, itu tidak terjadi pada kami, anak-anak
malang yang tercerabut dari keluarga. Dari hangatnya
belaian Ibu. Saat anak-anak Sekolah Dasar dengan
gempita menyanyikan tembang Kasih Ibu di sekolah,
kami menyanyikan lagu apapun yang kami bisa di
pinggir jalan, perempatan ataupun lampu merah demi
mendapatkan receh-receh untuk menyambung hidup.
mungkin lebih tepatnya. Bukan untuk merayakan Hari
Ibu, bukan untuk mengikuti Festival Menyanyi antar SD,
tapi untuk membeli nasi.
Di luar, hinaan dan cacian yang kami rasakan. Di luarm
catutan para preman atas nama uang keamanan tidak
bisa kami hindari. Di luar, kami berebut lapak untuk
tidur. Di luar, kami menghadapi ancaman pengusiran
para pemilik toko di pagi hari. Kami masih tetap
bersama. Dan itu semua membuat kami rindu pada Ibu.
Dua tahun lalu,
Hidup kami memang tidak bisa dikatakan sempurna,
tapi setidaknya masih lebih baik dari sekarang. Kami
menempati rumah warisan buyut kami. Memang bukan
lingkungan yang elit untuk ditinggali, tapi di situlah
kami lahir. Di situlah kami besar. Di situlah kami belajar.
Dan di situ pulalah kami kehilangan semuanya.
Kami ingat, hari itu Hari Ibu. Hari itu kami beramai-
ramai menyanyikan lagu Kasih Ibu di sepanjang jalan
pulang sekolah. Kami beriringan sambil membawa
bunga mawar liar yang kami petik di sekolah untuk
diberikan kepada Ibu.
DUA TAHUN LALU,DUA TAHUN LALU,DUA TAHUN LALU,DUA TAHUN LALU,DUA TAHUN LALU,ITU TANAHITU TANAHITU TANAHITU TANAHITU TANAH(IBU) KAMI(IBU) KAMI(IBU) KAMI(IBU) KAMI(IBU) KAMI
Ilustrasi: Istimewa
21
Saat anak-anak Sekolah Dasar bertepuk tangan,
bermain pianika dan seruling untuk mengiringi lagu
tersebut, kami saling memukulkan dua buah botol air
mineral. Lalu kami bernyanyi—berteriak-teriak
Oleh: Rokhimah. R. Sofyan*
SE
NI-
Bu
DA
SE
NI-
Bu
DA
SE
NI-
Bu
DA
SE
NI-
Bu
DA
SE
NI-
Bu
DA YYYY Y
AAAA A
Tak di sangka, saat itu, truk-truk besar—yang
belakangan kami ketahui fungsinya sebagai alat untuk
meruntuhkan bangunan secara paksa—merobohkan
rumah-rumah kami, masjid kami, dan pos ronda yang
kami gunakan untuk bermain. Kami yang saat itu masih
kelas satu SD dan belum mengerti apapun hanya
menangis dan memanggil satu nama...
“Ibu... Ibu... Ibu dimana?”, teriak kami di antara histeria
dan tangisan orang yang lebih besar. Di antara
kepanikan, pertengkaran dan keributan.
Hal yang kami ingat saat itu adalah, orang-orang di
lingkungan kami mencoba mempertahankan rumah-
rumah kami. Mereka berseteru dengan orang-orang
dewasa lain yang berseragam dan membawa tongkat.
Orang-orang berseragam itu menyerang dan
membakari rumah kami. Kami yang sudah mulai bisa
mengeja huruf, bisa membaca papan yang sengaja
ditancapkan di depan pagar lingkungan kami. Papan itu
bertuliskan “Tanah Ini Milik PT.Cinta Bangsa”.
Akhirnya kami tahu, ibu kami meninggal di antara
kekacauan itu. Dia yang berusaha mempertahankan
tanah dan rumahnya dipukuli oleh petugas yang
bernama satpol PP karena dianggap tidak patuh pada
hukum. Dia terinjak-injak dan meninggal tepat pada
Hari Ibu. Ayah yang sudah lebih dulu pergi, pasti sedang
menangis di surga. Dan kami, anak kembar yang
dipaksa untuk menambah deretan panjang anak
gelandangan di Indonesia, hanya bisa pasrah.
Ibu dimakamkan keesokan harinya oleh para tetangga.
Hal yang diberitakan di televisi adalah “Petugas
Menertibkan Kawasan Liar, Seorang Wanita Meninggal
terinjak-injak dalam Kerusuhan”. Bunga mawar liar
yang sudah layu, kami taruh di atas gundukan makam
ibu. Dan kami menyanyikan lagu Kasih Ibu, di dalam
hati kami.
22
Sekarang, kami baru tahu bahwa tanah (Ibu) kami telah
berubah menjadi kompleks perumahan yang lengkap
dengan swalayan dan rumah sakit. Kompleks yang
memiliki nama kebarat-baratan itu berpagar tinggi dan
ada duri di atasnya. Tidak hanya itu, di sana juga ada
penjaga berseragam yang tersenyum ramah kepada
orang yang masuk lalu-lalang dengan mobil ke
kompleks itu. Kami pernah mencoba masuk untuk
sekedar menjejakkan kaki di tanah kelahiran kami dan
wajah penjaga yang ramah itu langsung berubah
garang. Kami takut sekali. Kami ingin bertemu ibu. Kami
juga tidak tahu di mana tetangga-tetangga kami yang
dulu. Masih hidupkah? Jadi gelandangankah? Jati kami
mulai dikuasai kebencian.
Ibu memang mengajarkan kami untuk tidak
mendendam. Tapi kami tidak bisa. Ibu memang yang
mengajarkan kami untuk berbuat baik, tapi kami tidak
bisa. Kami dendam pada perusahaan yang mengambil
tanah Ibu. Kami dendam pada pemerintah yang
membunuh Ibu. Kami dendam kepada mereka semua
yang membuat kami seperti ini.
Mungkin suatu saat, kami bisa bertemu dengan
tetangga-tetanggga kami, dengan teman-teman kami,
dengan orang-orang yang senasib dengan kami, dan
dengan orang-orang yang peduli dengan kami. Dan saat
itu, mungkin mereka yang bertanggung jawab atas
nasib kami, tidak akan bisa bertahan dari dendam kami.
Dan kami semua melakukan itu, demi Ibu kami. Kami
tidak ingin Ibu menangis lagi.
(Mungkin bukan hanya ibu kami yang menangis dan
mati, tapi juga ibu kalian semua. Juga Ibu Pertiwi kita)
(Untuk para ibu dan anak-anaknya, 2010)
*Mahasiswa Sastra Inggris Unsoed 2010, BPR
Ranting Unsoed
TENTANG ANAK MALAMTENTANG ANAK MALAMTENTANG ANAK MALAMTENTANG ANAK MALAMTENTANG ANAK MALAM
Kau tahu apa nak
perkara subuh dan gigil tubuh ibumu
tentang lagu dendang anak-anak sungai berlalu dari
induknya
sementara gerimis masih jadi cemas ayah angkatmu
pati mana yang kan kau mamah di pagi buta nanti
peluh pada lengkung dada ayah adalah wewangi
pagu di hidungmu
sedang tawamu penawar nyeri di ladang harinya
meski cuaca sadarkan betapa terhimpit hidup kita
pada sebongkah tanah merah di kepal tangan kirimu
kemudian jadi pertaruhan hidup mati di musim
kemarau
dunia kan meretas sadar
wajah mungil nan ayu simpan kekuatan
memancar semangat baru tuk hidup di waktu yang
makin kabur
memamah gigil jadi sunggingan senyum dari bibir
mentari
basah, mengantar embun untuk kau teguk segarnya
satu dua atau tiga masa
meladanglah pada hari yang makin mengecam
hidup kita
kini juga nanti
*Anggota FMN UPI Bandung*
Aku menatap penuh kekosongan....
Pagi tengah buta....
Angin berhembus....
Lalu ku menghela nafas….
Detak kaki terdengar....
Ia datang dalam tanda tanya...
Seakan bulu-buluku menari....
Langkah itu semakin terdengar....
Di pagi buta....
Ia mengais rezeki....
Menyisir jalan yang bekelok....
Ya...ia adalah penyapu jalan....
Adakah aku tersentak....
Mendengar tanah menangis untuknya....
Tarnyata sosok yang kian memperhatikannya...
Tak kunjung diperhatikan.....
Adakah aku kagum.....
Menatap gedung para wakil itu seakan menggarap
langit...
Dalam Kemewahan itu tersimpan rahasia....
Rahasia Yang tak dirahasiakan....
Aku melihat Ia datang....
Duduk....
Dengar....
Lalu mendengkur.....
Tangisan rakyat menjadi bahan candaan.....
Bahkan tak sedikit yang menari dalam mata uang
yang membusuk....
Aku malu.....
ternyata wakil kami......hahahaha....
*Anggota Pilar Seni Mataram
RAHASIA YANG TAKRAHASIA YANG TAKRAHASIA YANG TAKRAHASIA YANG TAKRAHASIA YANG TAKDIRAHASIAKANDIRAHASIAKANDIRAHASIAKANDIRAHASIAKANDIRAHASIAKAN:Zivo-Tunas Rakyat Bandung:Zivo-Tunas Rakyat Bandung:Zivo-Tunas Rakyat Bandung:Zivo-Tunas Rakyat Bandung:Zivo-Tunas Rakyat Bandung
SelatanSelatanSelatanSelatanSelatan
Oleh: Dini Yulia*
23
Oleh:Teti Fajryatin*
“Perkuat dan perhebat kerja massa untukmenyongsong perubahan sejati! Perkokoh persatuanKlas Buruh dan Kaum Tani sebagai kunci utamauntuk keluar dari keterpurukan”
Tahun 2010 telah berlalu, menyisakan bernacampersoalan yang tak pernah terselesaikan. Diantara tumpang-tindi persoalan bangsa, terekam
dalam ingatan kita tentang karut-marut catatanpendidikan Indonesia. Tahun 2010, pendidikan masihmerupakan produk yang mahal bagi mayoritas rakyat,mulai dari kalangan buruh, petani, nelayan, dan lingkarsosial lainnya yang pendapatan ekonomi serbakekurangan.
Biar dikata berkehidupan sulit, pada kenyataannyamereka menunjukan antusiasme yang luar biasaterhadap pendidikan. Nampaknya ini karena anggapanbahwa pendidikan adalah jembatan untuk menggapainasib yang lebih mujur. Mereka terus berusaha,berharap suatu saat anak-anak mereka besertaketurunannya bisa membantu memperbaiki berbagaimasalah yang dihadapi oleh keluarga, syukur-syukurbisa memberikan sumbangsih bagi upaya membangunnegeri.
Namun sayang, jejak perjalanan pendidikan selamatahun 2010 telah mengajarkan kita bahwa kepentinganbisnis demi keuntungan segelintir orang telahmengalahkan kepentingan umum. Kebijakanpendidikan yang tertuang dalam DUHAM, UUD 1945,maupun aturan pendidikan lainnya, tidak mampumenjadi pertimbangan pemerintah untuk memperbaikiaturan main pendidikan Indonesia.
negara yang harus diberikan secara cuma-cuma untukmembangun sumber daya manusia yang berkualitas.Situasi ini jugalah yang memupus mimpi rakyat jelatauntuk mendapatkan pendidikan.
Banyak di antara kita menyadari bahwa kondisipendidikan yang timpang adalah sekelumit darikompleksitas persoalan yang dihadapi oleh rakyat.Sedikit banyak kita juga paham bahwa berbagaipersoalan ini seharusnya kita ulas dan perdebatkandalam ruang-ruang pendiskusian.
Namun pada kenyataannya, ruang-ruang akademisyang konon ilmiah itu sangat minim mengulas beragampermasalahan rakyat, tak terkecuali soal pendidikan.Wal hasil, keterpurukan penghidupan rakyat menjadipemandangan yang seolah lumrah dalam keseharianaktivitas kita. Gerundelan atau keluhan tentangberagam persoalan ini sering sangat sering kita dengarkala berbincang dengan saudara, kawan, serta orang-orang lainnya di sekitar kita. Situasi ini sangat nyata.Dapat dilihat, didengar, serta dialami secara langsung.
Pada akhirnya, tak jarang kita kita berpikir, bagaimananasib rakyat dikemudian hari jika ketimpangan sosialterus terjadi dan semakin parah. Apalagi denganminimnya usaha perbaikan secara serius yangdilakukan pemerintah, bisa dipastikan penghidupanrakyat akan semakin terpuruk. Tidak hanya akanmenjadi ancaman bagi kita, tapi juga ancaman bagisaudara, anak dan para cucu kita kelak. Semakin kitamenyadari hal ini, maka seharusnya semakin giat jugakita menempa langkah-langkah perjuangan yang sudahdimulai. Inilah dasar bagi kita untuk terus bekerjamembangun kekuatan internal organisasi melaluipengembangan dan perluasan jangkauan massa yangterdidik secara politik dan besar kuantitasnya.
PERHEBATPROPAGANDAMASSA,BANGUN KESADARANMAJU ANTIIMPERIALISME!
AGE
ND
AAG
EN
DA
AGE
ND
AAG
EN
DA
AGE
ND
A
24
Kepentingan pemodal telah masuk seiring denganusaha pemerintah untuk membuat kebijakan yang saratprivatisasi dan komersialisasi. Arus otonomisasi,penanaman modal, dan praktik kapitalistik lainnyasemakin deras. Tentu saja situasi ini bertentangandengan semangat bahwa pendidikan adalah hak warga
Dengan terus berada di garis perjuangan, keprihatinankita niscaya akan semakin terpupuk seiring bebanderita rakyat yang tak berkesudahan. Keprihatinan
sosial ini adalah salah satu semangat yang akanmendorong rasa empati dan usaha nyata untukmengulurkan tangan dalam membantu meringankanbeban rakyat. Awal tahun ini adalah momentum tepatuntuk menggelorakan aktivitas sosial kemasyarakatanyang bervisi membangun wacana keprihatinan sosialterhadap kalangan tertindas, baik buruh, kaum tani,massa mahasiswa, serta masyarakat luas.
Wacana keprihatinan semakin luntur seiring denganbudaya individualisme yang terus menerusdipropagandakan oleh Imperialisme melalui berbagaibentuk media yang dikuasainya. Berbagai informasimengenai busana, hiburan, perawatan tubuh, hinggatren “pendidikan luar negeri” berkembang denganpesat membawa masyarakat urban kita menuju gayahidup ala negeri imperialis. Walhasil, tak jarang paraorang tua menguluhkan lunturnya semangat adiluhungpraktek gotong royong yang sekian lama menjadiidentitas masyarakat kita. Padahal, sebagaimana kitaamati, kecenderungan masyarakat di negeri yangdidominasi oleh akses informasi tanpa batas alaImperialis, masyarakatnya memiliki karakter konsumtif,passif secara politis dan pramatis dalam berpikir.
Dengan memperhebat kerja massa, harapannya di awaltahun ini kita bisa memulai membangun kembaliaktivitas kebersamaan bersama rakyat. Mari kita ajakseluruh anggota untuk memahami betul kedudukantahun baru sebagai momen untuk memperdalamkecintaan kita terhadap rakyat, dan betul-betul belajarsoal penderitaan rakyat. Mari kita perbanyak aktivitaspropaganda massa diberbagai tempat, serta dalamberbagai bentuk.
Menyelenggarakan Kegiatan Bersama Anak Buruhdan Kaum TaniSejalan dengan kalender akademik yang kita miliki,mari kita menyisihkan sebagian dari waktu liburanakhir semester yang biasanya digunakan untukbertemu dengan sanak keluarga untuk melayani rakyatluas.
kita bersama anak buruh dan kaum tani.
Anak-anak buruh yang berada di rumah-rumah bedengdengan keseharian hidup yang serba kekurangan akanlebih berbahagia dengan sumbangsih keceriaan darikita. Anak-anak tani yang berada di pelosok desadengan keseharian yang serba terbatas, dan terkadanghanya mengimpikan pesta kembang api dan meniupterompet di kota-kota, pasti akan lebih terhibur lewatkeceriaan yang kita bagi. Di pusat-pusat kesedihanrakyat itu kita tidak hanya berkunjung dan mengajakmereka untuk bersenang-senang saja, melainkanmelakukan aktivitas investigasi dan propaganda lewatberbagai pendekatan seni.
Menyelenggarakan kegiatan bersama keluarga buruhdan tani akan lebih bermakna bagi kita. Kebersamaandengan mereka akan mengajarkan kita bagaimanasebenarnya pendritaan rakyat. Sebuah situasi yangbertolak belakang dengan keberhasilan ekonomi yangsering digembar-gemborkan pemerintah dalam setiappidatonya.
Di tengah massa rakyat, kita akan mengetahui langsungkesulitan yang mereka hadapi dalam memenuhikebutuhan sehari-hari, bahkan denganmelipatgandakan tenaga hanya untuk mencari sesuapnasi. Di tengah massa rakyat, kita juga akanmenyaksikan skema pemiskinan melalui kebijakandiskriminatif pemerintah yang mereka terima.
Jika di tengah klas buruh kita menyaksikan tingkatbeban mental yang begitu berat akibat beban kerjayang tinggi dengan upah yang alakadarnya, di sekitarkaum tani kita akan melihat poses eksploitasi sumber-sumber agraria yang menyiksa mereka. Di tengahketerpurukan yang terjadi terhadap buruh dan tani,usaha keras untuk pantang menyerah terhadapkeadaan akan menjadi salah satu pelajaran bermaknayang tak akan terlupakan.***
25
Memang, tidak ada yang salah dengan aktivitasberlibur, karena pada dasarnya adalah hal manusiawibagi kita untuk istirahat sejenak dari kepenatan yangdialami sehari-hari. Namun terkadang, kegiatan yangkita selenggarakan selama musim liburan itu usaiseiring brakhirnya kemeriahan acara, hanyamenyisakan kenangan suka cita bersama kawan-kawankita saja. Namun lain cerita jika kita melengkapi liburan
Salam sejahtera untuk kita semua…
Salut dan penghormatan setinggi-tingginya sayacurahkan kepada kawan-kawan atas semangat,kerja keras dan konsistensi kawan-kawan dalam
menjalankan seluruh pekerjaan organisasi, dalamupaya membangun, memperbesar, memperkuat danmemperluas organisasi sebagai alat perjuangan untukterus melawan dan menghancurkan dominasiimperialisme, memusnahkan keangkuhan feodalisme,serta meluluhlantahkan kuasa kapitalisme birokrat.
Kawan sekalian yang patriotik, demokratik danmilitan…Refleksi pergantian tahun ini, tentu saja tidak hanyamomentum yang kita selenggarakan sebagai perayaanatau seremonial semata, melainkan sebagai pengingatbagi kita bahwa perjalanan waktu tidak akan pernahmampu dihentikan oleh siapapun. Artinya bahwapergantian tahun ini menunjukkan bertambahnya masaketerpurukan kehidupan rakyat yang diselimutikemiskinan dan penderitaan akibat penindasanImperialisme yang berkolaborasi semakin kuat denganborjuasi komprador, serta dengan dukungan penuhrezim boneka dalam negeri melalui kekuasaan yangdimilikinya. Refleksi pergantian tahun kali ini harusmampu kita jadikan pijakan untuk melakukanassasement dan summing up atas segala peristiwa
yang pernah terjadi sepanjang tahun 2010 danmemberikan penilaian atas segala upaya (pekerjaan)kita untuk menyikapi setiap peristiwa tersebut.
Kawan sekalian…Dunia saat ini berada dalam fase kapitalisme yang kinitelah berada pada puncak tertingginya yaknikapitalisme monopoli (monopoly capitalism) atau yanglebih kita kenal dengan Imperialisme. Perkembangandunia yang selalu tak berimbang (uneven development)tentu akan melahirkan adanya suatu negara yangberdominan baik secara ekonomi, politik dan budaya,serta militer atas negara yang lain. Namun, tak akandapat terhindarkan bahwa keadaan tersebut justruakan menghantarkan imperialisme tersebut dalamsituasi yang tidak biasa (krisis) dan terus merosothingga titik kehancurannya.
Saat ini, imperialisme makin menunjukkankekalutannya dalam menyelesaikan krisis yang tengahdihadapinya dengan melakukan pelimpahan krisisterhadap negara-negara yang berada di bawahdominasinya. Krisis tersebut kini telah merambatkedaratan Eropa yang terlihat dari angka inflasi yangtinggi hingga mengakibatkan terjadinya defisitanggaran di negera-negara Eropa. Imperialisme yangmuncul, selain dalam bentuk negara, juga dalam bentuklembaga-lembaga donor, seperti IMF dan World Bank,juga tidak mampu menghindari kenyataan tersebut(mengalami defisit anggaran). Kenyataan tersebutkemudian memaksa negara-negara yang bekerjasamadengan lembaga-lembaga tersebut untuk melakukanpemotongan, bahkan penghapusan subsidi publik,terutama di sektor pendidikan dan kesehatan. Haldemikian tersebut adalah wujud kongkrit akibat darikrisis global yang makin merosot, akut dan terusmemburuk saat ini.
Kawan sekalian…Indonesia sebagai salah satu negara yang menjadiprioritas bagi Amerika, selain China dan India, sudahpasti mengalami dampak yang besar atas krisis yangdialami oleh imperialisme. Pemerintah Indonesia, dibawah kekuasaan SBY-Boediono, telah menunjukkan
(REFLEKSI PERGANTIAN T(REFLEKSI PERGANTIAN T(REFLEKSI PERGANTIAN T(REFLEKSI PERGANTIAN T(REFLEKSI PERGANTIAN TAHUN)AHUN)AHUN)AHUN)AHUN)LLLLLAKUKAN PENILAKUKAN PENILAKUKAN PENILAKUKAN PENILAKUKAN PENILAIAN AAIAN AAIAN AAIAN AAIAN ATTTTTAS SETIAP PEKERJAS SETIAP PEKERJAS SETIAP PEKERJAS SETIAP PEKERJAS SETIAP PEKERJAAN DAAN DAAN DAAN DAAN DAN PERISTIWAN PERISTIWAN PERISTIWAN PERISTIWAN PERISTIWA YA YA YA YA YANG DILANG DILANG DILANG DILANG DILALUI,ALUI,ALUI,ALUI,ALUI,
PERKUPERKUPERKUPERKUPERKUAAAAAT KT KT KT KT KOLEKOLEKOLEKOLEKOLEKTIVITTIVITTIVITTIVITTIVITAS UNTUK TERUS MEMBANGUN,AS UNTUK TERUS MEMBANGUN,AS UNTUK TERUS MEMBANGUN,AS UNTUK TERUS MEMBANGUN,AS UNTUK TERUS MEMBANGUN,MEMPERBESAR DMEMPERBESAR DMEMPERBESAR DMEMPERBESAR DMEMPERBESAR DAN MEMPERKUAN MEMPERKUAN MEMPERKUAN MEMPERKUAN MEMPERKUAAAAAT ORGANISASIT ORGANISASIT ORGANISASIT ORGANISASIT ORGANISASI
Oleh: L. Muh. Hasan Harry Sandy. AME*
L. Muh. Hasan Harry Sandy. AME. Foto: FMN
26
LE
MB
AR K
HU
SU
SL
EM
BAR
KH
US
US
LE
MB
AR K
HU
SU
SL
EM
BAR
KH
US
US
LE
MB
AR K
HU
SU
S
kesetiaannya terhadap sang Tuan (imperialisme)dengan terus menjadikan seluruh sumber dayaIndonesia, baik sumber daya alam maupun manusia,yang tersedia di seluruh nusantara sebagai primadonauntuk menarik investasi sebesar-besarnya, sertakerjasama seluas-luasnya, baik bilateral maupunmultilateral. Bahkan dalam praktiknya, untukmemuluskan setiap kehendaknya, SBY-Boediono taksegan menjadikan rakyatnya sebagai tumbal kekerasandalam praktik eksploitasinya.
Dampak lain dari hal tersebut yang paling menonjol dansudah menjadi problem pokok rakyat Indonesia saatini adalah semakin maraknya perampasan upah, tanahdan kerja, serta berbagai bentuk tindak kekerasan.
Perampasan upah, tanah dan kerja, serta berbagaibentuk tindak kekerasan telah menjadi ancaman danmimpi buruk bagi rakyat Indonesia. Buruh dan rakyatpekerja lainnya terus dihadapkan dengan persoalanPHK yang setiap saat bisa datang tiba-tiba,pemotongan upah, bahkan berbagai bentuk kekerasanuntuk memberangus gerakan buruh yang terusmelakukan perjuangan menuntut hak-hakdemokratisnya. Hal serupa juga terjadi bagi BuruhMigran Indonesia (BMI) yang terus diekspor ke luarnegeri tanpa perlindungan yang jelas. Kasus kekerasanyang dialami Sumiati dan Kikim Komalasari beberapawaktu lalu adalah contoh kecil dari sekian banyak kasuskekerasan yang dialami BMI di luar negeri.
Tanah bagi kaum tani adalah jantung hidupnya. Namun,hidup di bawah kekuasaan rezim boneka dengan watakyang antirakyat, seperti SBY-Boediono, kaum tani diIndonesia juga tidak mampu menghindari perampasantanah yang dilakukan oleh pemerintah maupun pihakswasta. Di lain sisi, ketika kaum tani berusahamempertahankan haknya atas tanah, mereka terusdihadapkan dengan berbagai tindak kekerasan yangdilakukan oleh pemerintah melalui alat kuasanyaseperti, aparat Polri ataupun TNI. Akibat dari tindakanrepresif tersebut, banyak korban jiwa dan kerugianmateriil serta non-materiil dari pihak petani, baikberupa ancaman, intimidasi, penangkapan, pemukulanbahkan penembakan yang tidak sedikit menyebabkantewasnya kaum tani. Kasus penembakan terhadap tujuhorang dan ditangkapnya 6 orang petani di Sorolangun,Jambi oleh aparat Brimob dalam sebuah konflik agrariadi kawasan perkebunan milik grup Sinarmas (15Januari, 2011), adalah salah satu bukti yang nyata dari
ketidak berpihakan pemerintah terhadap kaum tani.
Kawan sekalian…
Pendidikan yang sesungguhnya adalah salah satu ruangilmiah untuk memajukan taraf berpikir rakyat, sebagaiupaya untuk mendorong perkembangan budayabangsa, sehingga rakyat dapat melakukan banyakperubahan atas kondisinya secara pribadi ataupunperubahan yang dalam skala besar baik dalam aspekekonomi, budaya maupun politik. Kenyataan yangditunjukkan saat ini, justru ruang ilmiah tersebut jugatidak luput dari praktik ketidakadilan akibat kerakusanpemerintah dalam pengbdiannya terhadapImperialisme.
Melalui berbagai kebijakan yang dikeluarkannya,pemerintah telah mengebiri pendidikan dengansedemikian rupa. Kebijakan pemotongan, bahkanpenghapusan subsidi publik, terutama disektorpendidikan, pastinya telah menyebabkan naiknya biayapendidikan yang harus ditanggung oleh rakyat. Dalamupaya pelepasan tanggung jawabnya atas pendidikan,pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakanuntuk mendorong perguruan tinggi di Indonesiamenjalankan sistem otonomi dalamoperasionalisasinya. Kebijakan-kebijakan tersebutdapat dilihat dari kebijakan seperti PP 60 dan 61tentang BHMN, UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 pasal43, telah diperkuat juga dengan UU BHP No.9 tahun2008 yang kemudian di cabut oleh MahkamahKonstitusi dan digantikan dengan PP No.17 Tahun 2010tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
Kebijakan-kebijakan dan peraturan yang telahdikeluarkan oleh pemerintah selama ini, sesunguhnyatelah menegasikan amanat UUD 1945. UU tersebutsecara tegas telah mengamanatkan kepada negarauntuk menyelenggarakan pendidikan seluas-luasnyabagi rakyat dan menyediakan minimal 20 persenanggaran dari APBN dan APBD untuk pembiayaanoperasionalnya. Kebijakan tersebut sesungguhnyamenunjukkan bahwa pemerintah secara terang-terangan telah melepaskan tangungjawabnya ataspendidikan. Hal tersebut dapat dilihat darikecenderungan biaya pendidikan yang terus meningkattiap tahun. Kebijakan otonomi tersebut telahmendorong perguruan tinggi yang ada di Indonesiauntuk terus bersaing menggalang kerjasama baikdalam negeri ataupun luar negeri. Selain itu, perguruantinggi yang ada juga tidak sedikit membangun usaha-
27
usaha mandiri yang dalam praktik operasionalnya tidakjarang melibatkan mahasiswa dengan dalih praktikum.
Jika dengan kerjasama-kerjasama dan usaha mandiriyang telah dibangun bertujuan untuk menopang biayaoperasional pendidikan, tentu akan dapat meringankanbeban peserta didik dalam pembiayaannya sertadengan berbagai kerjasama dan usaha mandiri tersebutjika tidak mampu menggratiskan biaya pendidikantersebut, minimalnya tidak menaikkan biayapendidikan. Faktanya, sampai hari ini biaya pendidikanterus meningkat. Di perguruan tinggi sendiri biayapendidikanya berkisar mulai dari Rp 600 ribu hinggaRp 40 juta, bahkan di beberapa perguruan tinggidengan jurusan tertentu, biaya pendidikannyamencapai ratusan juta rupiah. Tentu saja denganberbagai kebijakan yang menghantarkan pendidikanlayaknya barang dagangan dengan harga yang mahaltersebut, menyebabkan hilangnya kesempatan bagianak bangsa untuk mengembangkan kebudayaan danperadaban bangsa karena kehilangan ruang untukdapat mengembangkan diri dalam pengetahuan dankreativitasnya.
Selain persoalan pembiayaan yang tinggi, pendidikandi Indonesia juga masih diwarnai dengan berbagaibentuk diskriminasi dan represivitas. Di perguruantinggi, mahasiswa tidak diberikan ruang yang bebasuntuk mengeluarkan pendapatnya, berorganisasiataupun berekspresi di dalam kampus. Hal tersebutdapat dilihat dari beberapa kebijakan pelaranganorganisasi massa beraktivitas di kampus, d iantaranyasulitnya perijinan dalam menyelenggarakan kegiatandi kampus, pengurangan subsidi pembiayaan aktivitasmahasiswa, penerapan jam malam, pelipatgandaanbeban tugas kuliah yang harus dijalankan,memperpendek masa kuliah dari tujuh menjadi limatahun, serta tindakan skorsing dan DO (drop out) jikamahasiswa melakukan tindakan yang tidak tertibmelunasi pembayaran dan melakukan aktivitas di luarketentuan kampus.
Kawan-kawanku yang patriotik…
Dalam upaya membebaskan diri dari kebijakan danperaturan-peraturan yang telah merenggut hak-hakdemokratis mahasiswa tersebut, kita sudah sangatsering bahkan selalu dihadapkan dengan berbagaitindak represif, mulai dari intimidasi, ancaman skorsinghingga DO, penangkapan, pemukulan, bahkanpembunuhan (mis. pembunuhan M. Ridwan,
mahasiswa IKIP Mataram oleh preman kampus atasSK dari Rektor).
Dalam aspek kurikulum pun mahasiswa lebih dijejalidengan kurikulum yang menekankan aspek moralitasemata. Tidak ada kurikulum yang diselengarakansesuai dengan kondisi objektif masyarakat saat ini. Halini ditujukan agar mahasiswa atau peserta didiktersebut dapat mengiplimentasikan keahlian dan ilmupengetahuannya secara lansung dengan keadaanobjektif yang dihadapinya, serta dapat merubahkeadaan yang ada di sekitarnya.
Selain kurikulum yang di adopsi dari luar, pemerintahjuga lebih menekankan kurikulum terkait soalkewirausahaan agar peserta didik dapat membangunusaha mandiri sendiri tanpa harus sibuk mencaripekerjaan, sementara tidak pernah diterangkan bahwawalaupun kemudian mampu membangun usahamandiri tesebut, mereka harus bertarung kuat denganpara pemodal atau Imperialis yang sudah terangmenguasai seluruh aspek penentunya mulai darimodal, alat produksi hingga sasaran distribusinya(pasar). Tentu dengan kenyataan tersebut rakyat tidakakan pernah mampu bersaing dalam mengembangkanusahanya.
Kesimpulannya kemudian adalah bahwa karenamahalnya biaya pendidikan, akses rakyat semakinsempit atas pendidikan. Saat ini partisipasi sekolahmaupun kuliah menunjukkan angka yang masih sangatrendah. Di lain sisi, pemerintah tidak mampumenyediakan lapangan kerja yang luas dan dapatmenyerap tenaga kerja yang besar, kenyataan tersebutpastinya telah menyebabkan semakin meningkatnyaangka pengangguran. Data Sakernas periode Februari2009 menunjukkan angka pengangguran menurutpendidikan sebesar 9.258.964 jiwa, yaitu darimasyarakat yang tidak sekolah atau belum tamatSekolah Dasar sebesar 2.620.49, tamatan SD 2.054.682,SLTP 2.133.627, SMTA 1.337.586, Diploma I/II/III/Akademi 486.399 dan dari Perguruan Tinggi 626.621.Artinya, kenyataan dari dunia pendidikan di Indonesiasaat ini telah meninggalkan persoalan bagi pemuda,dan mahasiswa khususnya, yaitu mahalnya biayapendidikan, tidak adanya jaminan lapangan pekerjaan,serta maraknya tindak kekerasan.
kawan-kawanku yang demokratik…
Keadaan objektif masyarakat Indonesia dan kenyataandi dunia pendidikan saat ini tidak memiliki perspektif
28
untuk memajukan taraf berpikir rakyat sehinggamampu melakukan perubahan atas keadaan dan situasiyang ada di sekitarnya. Dengan Kenyataan yangdemikian, tiada lain yang harus dilakukan oleh kitasemua adalah terus menggencarkan perjuanganmenuntut pemenuhan hak-hak demokratis di dalamkampus, hingga persoalan sosial ekonomi sekalipun,serta terlibat aktif dalam mendukung perjuanganrakyat dengan memperkuat persatuan buruh dan kaumtani.
Saat ini, kebutuhan kita yang paling mendesak adalahmenghimpun diri dalam organisasi yang memilikipandangan dan garis perjuangan yang tepat sertaberhari depan. Selanjutnya, kita harus mampumembangun, memperbesar, memperkuat danmemperluas organisasi untuk terus memperbanyaktenaga sebagai perangkat utama dalam menjalankanseluruh program organisasi. Hal ini ditujukan untukterwujudnya organisasi yang besar, kuat danberpengaruh di tengah-tengah massa, sehingga dapatbergerak bersama dalam barisan yang kuat, solid danterpimpin. Upaya tersebut tentunya hanya akan dapatterwujud bila kita terus konsisten menjalankanpekerjaan “membangkitkan, menggerakkan dan,mengorganisasikan massa” melalui aktivitas-aktivitasluas yang disandarkan pada kenyataan atas masalahdan kepentingan massa.
Dalam menjawab segala problem yang tengahberkembang saat ini, baik kenyataan situasiInternasional maupun kenyataan di dalam negeri,tentunya kita harus mempertinggi aktivitas kerjamassa, dan terus memperhebat praktik serta terusbelajar teori sebagai panduan dalam menjalankanseluruh pekerjkaan (praktik kerja massa). Penderitaanrakyat yang terus menajam saat ini akan terus melecutkesadaran rakyat untuk berjuang. Kenyataan tersebutsesungguhnya adalah situasi yang baik bagi kita karenaakan mempermudah pekerjaan kita untuk terusmembangkitkan, menggerakkan danmengorganisasikan massa. Hal yang harus disadari dantetap dipegang oleh kita semua adalah dalam situasiyang kalut, imperialisme telah menggunakan segalacara untuk melepaskan diri dari situasi yang tengahdihadapinya. Melalui berbagai media yang tentu lebihbanyak dikuasainya, Imperialisme juga semakin gencarmelakukan propaganda untuk terus menancapkandominasinya semakin dalam ditengah massa rakyatyang diselimuti keterbelakangan.
Dengan kenyataan demikian, agar rakyat tidak terlenaataupun putus asa atas kondisinya atau rakyat tidaktersesat memilih jalan dan menentukan sikapnya untukmelepaskan diri dari situasi tersebut, maka kita punharus mampu melakukan propaganda dan seluruhtahapan kerja massa beribu-ribu kali lipat lebih gencardan dengan intensitas yang tinggi untuk dapatmengarahkan massa rakyat kedalam barisanperjuangan dengan garis politik dan bentuk yang tepat.
Kawan-kawanku yang militan…
Demikian pidato singkat yang bisa saya sampaikandihadapan kawan-kawan dalam momentum refleksipergantian tahun kali ini. Tetaplah semangat kawan-kawanku. Terus dekatkan diri dengan massa luassehingga kita tetap teguh dan objektif dalammenentukan sikap dan tindakan kita, sesuai dengankecenderungan dan kehendak massa yang terjajah olehhegemoni imperialisme dan feodalisme yang terusmemperkuat dominasinya.
Jaga hati dan pikiran. Fokuslah dalam pekerjaan.Amanat dan kepercayaan yang terpikul penuh dipundak kita harus tetap dijaga dandipertanggungjawabkan sehingga kita tidak tertinggaldan terkucilkan oleh massa.
Atas perhatian kawan-kawan, saya sampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya…
Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia! JayalahPerjuangan Massa! Jayalah Solidaritas PerjuanganInternasional! Selamat Menjalankan Kerja Massa…
*Sekretaris Jendral FMN.
29
Untuk mendapatkan dan berlangganan buletin GELORA, Anda dapat menghubungi alamat redaksi, dengan memesan
via e-mail atau datang lansung ke alamat redaksi. Buletin GELORA juga bisa didapatkan di Cabang atau Ranting
FMN terdekat. Untuk Berlangganan, Silakan isi Formulir Berikut:
Kepada
Redaksi Bulletin GELORA
Kp. Jawa, Rawasari, Gg. J RT 11/RW 09 No. 34 B Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Telp : 0856-919-203-68
(Harry Kusuma), e-mail : [email protected]
Nama : ____________________________________________________________
Alamat : ____________________________________________________________
Kode Pos : ____________________________________________________________
Telp/Fax : ____________________________________________________________
E-mail : ____________________________________________________________
Saya tertarik untuk berlangganan Buletin GELORA, Mohon untuk dikirimkan ke Alamat diatas mulai bulan
depan. Pembayaran Melalui : A. Tunai B. Transfer via Bank
Biaya Rp 5.000 (mahasiswa) dan 10.000 (umum) / Eksemplar (Untuk luar Jakarta ditambah Ongkos kirim)
30