gejala papula eritematous skuamosa pada anak

22
Kelainan Kulit Papula Eritematous Skuamosa pada Anak 1. Pendahuluan Kulit merupakan suatu lapisan terluar yang menutupi organ-organ dalam tubuh maupun luar. Ketika suatu organisme parasit misalnya menginfeksi tubuh maka tidak memungkinkan kulit akan terkena dampaknya, baik dampak primer maupun dampak sekunder. Untuk yang dampak  primer, kulit merupakan tempat yang memang akan diinfeksi oleh organisme parasit, sedangkan dampak yang sekunder, kulit akan terkena dampaknya mungkin oleh karena mikroorganisme yang menginfeksi organ sistemik. Pada penyakit kulit banyak faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya suatu bentuk infeksi atau kelainan kulit. Bentuk infeksi atau kelainan kulit itu sendiri dibagi menjadi effloresensi primer dan sekunder. Dimana effloresensi primer merupakan kelainan kulit yang pertama yaitu, makula, papul, plak, urtika, nodus, nodulus, vesikel, bula,  pustul, dan kista. Effloresensi sekunder yaitu skuama, krusta, erosi, ulkus, dan sikatriks. Effloresensi primer sangat penting untuk mendiagnosis penyakit kulit yang sedang diderita. Pada saat seorang pasien datang dengan suatu keluhan misalnya keluhan pada kulit ada  baiknya pada anamnesis ditanyakan riwayat penyakit, penggunaan obat-obatan untuk penyakit yang di deritanya maupun untuk penyakit lain, penyakit yang diderita oleh anggota keluarga lain,  penyakit-penyakit lain yang diderita sekarang maupun pada masa lampau dan k ebiasaan tertentu. Anamnesis tidak perlu lebih terperinci akan tetapi dapat dilakukan lebih terarah kepada diagnosis  banding setelah dan sewaktu infeksi. Anamnesis yang terarah juga biasanya dilakukan  bersamaan dengan inspeksi. Pada inspeksi yang perlu diperhatikan ialah lokalisasi, warna,  bentuk, u kuran, pen yebaran, batas, dan effloresensi. Bila terdapat kemerahan p ada kulit ada tiga kemungkinan, eritema, purpuran, dan trlangiektaksis. Setelah diinspeksi dapat dilakukan palpasi untuk menemukan adanya dolor, kalor, fungsio laesa, rubor dan tumor, ada tidaknya perbesaran kelenjar regional maupun kelenjar generalisata. 2. Pembahasan

Upload: meilyana9988

Post on 14-Oct-2015

86 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

again

TRANSCRIPT

  • 5/24/2018 Gejala Papula Eritematous Skuamosa Pada Anak

    1/22

    Kelainan Kulit Papula Eritematous Skuamosa pada Anak

    1. PendahuluanKulit merupakan suatu lapisan terluar yang menutupi organ-organ dalam tubuh maupun luar.

    Ketika suatu organisme parasit misalnya menginfeksi tubuh maka tidak memungkinkan kulit

    akan terkena dampaknya, baik dampak primer maupun dampak sekunder. Untuk yang dampak

    primer, kulit merupakan tempat yang memang akan diinfeksi oleh organisme parasit, sedangkan

    dampak yang sekunder, kulit akan terkena dampaknya mungkin oleh karena mikroorganisme

    yang menginfeksi organ sistemik. Pada penyakit kulit banyak faktor-faktor yang mempengaruhi

    timbulnya suatu bentuk infeksi atau kelainan kulit. Bentuk infeksi atau kelainan kulit itu sendiridibagi menjadi effloresensi primer dan sekunder. Dimana effloresensi primer merupakan

    kelainan kulit yang pertama yaitu, makula, papul, plak, urtika, nodus, nodulus, vesikel, bula,

    pustul, dan kista. Effloresensi sekunder yaitu skuama, krusta, erosi, ulkus, dan sikatriks.

    Effloresensi primer sangat penting untuk mendiagnosis penyakit kulit yang sedang diderita.

    Pada saat seorang pasien datang dengan suatu keluhan misalnya keluhan pada kulit ada

    baiknya pada anamnesis ditanyakan riwayat penyakit, penggunaan obat-obatan untuk penyakit

    yang di deritanya maupun untuk penyakit lain, penyakit yang diderita oleh anggota keluarga lain,penyakit-penyakit lain yang diderita sekarang maupun pada masa lampau dan kebiasaan tertentu.

    Anamnesis tidak perlu lebih terperinci akan tetapi dapat dilakukan lebih terarah kepada diagnosis

    banding setelah dan sewaktu infeksi. Anamnesis yang terarah juga biasanya dilakukan

    bersamaan dengan inspeksi. Pada inspeksi yang perlu diperhatikan ialah lokalisasi, warna,

    bentuk, ukuran, penyebaran, batas, dan effloresensi. Bila terdapat kemerahan pada kulit ada tiga

    kemungkinan, eritema, purpuran, dan trlangiektaksis. Setelah diinspeksi dapat dilakukan palpasi

    untuk menemukan adanya dolor, kalor, fungsio laesa, rubor dan tumor, ada tidaknya perbesaran

    kelenjar regional maupun kelenjar generalisata.

    2. Pembahasan

  • 5/24/2018 Gejala Papula Eritematous Skuamosa Pada Anak

    2/22

    Skenario kasus: seorang anak laki-laki usia 10 tahun dibawa ibunya datang kepoliklinik

    dengan beruntus (papul) bersisik kemerahan yang terasa gatal pada badan serta kedua tungkai

    atas dan bawah sejak 2 minggu yang lalu. Kulit terlihat sangat kering.

    Diketehui pada anamnesis bahwa anak laki-laki tersebut mengeluh beruntus (papul) yang

    bersisik kemerahan, hal ini telah di derita semenjak 2 minggu yang lalu. Pada lesi-lesi tersebut

    terasa gatal dan permukaan kulit kering. Berdasarkan skenario kasus kita mendapat diagnosis

    banding beberapa penyakit dermatitis atopik, dermatitis kontak iritan, prurigo, dan skabies.

    2.1DermatitisDermatitis merupakan peradangan kulit sebagai respon terhadap pengaryh faktor eksogen

    dan endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa effloresensi polimorfik )eritema, edema,

    papul, vesikel, skuama likenifikasi) dan keluhan gatal. Tanda polimorfik tidak selalu timbul

    bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa (oligomorfik). Dermatitis cenderung residif dan

    kronis. Nama lain dari dermatitis ialah ekzem. Penyebab dari dermatitis yang eksogen ialah

    bahan kimia, mikroorganisme, dan dapat pula endogen misalnya dermatitis atopik. Umumnya

    penderita dermatitis datang dengan keluhan gatal. Kelainan kulit bergantung pada stadium

    penyakit, memiliki batas sirkumskrip, dapat pula difus, penyebarannya lokal maupun

    generalisata. Pada stadium akut kelainan kulit dapat berupa eritema, edema, vesikel atau bula,

    erosi dan eksudasi, sehingga tampak basah. Pada stadium subakut, eritema dan edema berkurang,

    eksudat mengering menjadi krusta. Sedang pada stadium kronis lesi tampak kering, skuama,

    hiperpingmentasi, papul, dan likenifikasimungkin juga terdapat ekskoriasi karena garukan.

    Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja suatu dermatitis memberikan gambaran awal

    kronis. Demikian pula jenis efloresensi tidak selalu harus polomorfik, mungkin hanya

    oligomorfik.1

    2.1.1 Dermatitis Atopika. Anamnesis

    Saat pasien datang dengan keluhan keadaan kulit yang gatal, serta benjolan kecil kurang

    dari 0.5 cm berwarna kemerahan, dan kulit juga terlihat bersisik serta pasien tersebut juga

    mengeluh kulitnya sangat kering pada badan dan juga kedua ekstremitas baik atas maupun

    bawah sejak 2 minggu yang lalu. Di ketahui pasien memiliki riwayat asma bronkial, dan

  • 5/24/2018 Gejala Papula Eritematous Skuamosa Pada Anak

    3/22

    alergi pada makanan laut serta sempat juga terinfeksi panu (Pitiriasis versikolor) tetapi sudah

    menghilang 1 bulan yang lalu. pasien sudah meminum obat warung anti alergi tapi tidak

    kunjung sembuh. Pasien mengaku bahwa kakaknya pernah mengalami penyakit yang sama

    sewaktu bayi namun telah sembuh.2

    Pada anamnesis riwayat penyakit sekarang didapatkan juga stadium penyakit tersebut

    apakah termasuk stadium aku, subakut, atau kronis. Tapi tidak semua lesi pada stadium-

    stadium tersebut muncul berurutan, bisa saja lesi kronis yang lebih dulu tampak, tempat

    predileksi utama pada badan, ekstremitas atas maupun bawah. Pada riwayat penyakit dahulu

    adanya alergi terhadap suatu faktor eksogen maupun endogen, alergi tersebut sering

    rekurens, dapat sembuh sendiri, atau semakin berat bertambahnya umur, biasanya penderita

    dermatitis atopi mudah terinfeksi penyakit lain seperti jamur dan bakteri, adanya riwayat

    penyakit lain seperti asma bronkial dan hay fever,. Riwayat penyakit keluarga juga

    didapatkan bahwa orang tuan atau keluarga terdekat yang masih memiliki hubungan darah

    juga pernah mengalami hal serupa, alergi atau memiliki hipersensitivitas terhadap faktor

    eksogen maupun faktor endogen.2

    b. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjangPada pemeriksaan fisik di dapatkan papul yang padat, eritema, dan skuama, serrta kulit

    yang sangat kering. Predileksi di lipat siku, lipat lutut, pergelangan tangan bagian fleksor,

    leher, dan jarang pada wajah. Karena penderita sering menggaruk kadang bisa didapat erosi,

    likenifikasi, dan ada skuama. Akibat dari garukan kulitnya mmenebal dan perubahan kulit

    lain yang menyebabkan gatal. Ada 2 macam kriteria untuk menentukan diagnosis DA yaitu

    kriteria mayor: pruritus, dermatitis di muka atau ekstensor pada bayi dan anak, dermatitis di

    fleksura pada dewasa, dermatitis kronis atau residif, riwayat atopi penderita atau keluarga.

    Kriteria minor: Xerosis, infeksi kulit, dermatitis nonspesifik pada tangan dan kaki, iktiosos/

    hiperliniar palmaris/keratosis pilaris, pitiriasis alba, dermatitis di papila mamae, whitedermographism dan delayed blanch response, keilitis, lipatan infraorbital Dennie-morgan,

    konjungtivitis berulang, keratokonus, katarak subskapsular anterior, orbita menjadi gelap,

    muka pucat atau eritem, gatal bila berkeringat, intolerans terhadap wol atau pelarut lemak,

    aksentuasi perifolikular, hipersensitif terhadap makanan, perjalanan penyakit dipengaruhi

    oleh faktor lingkungan dan atau emosi, tes kulit alergi tipe dadakan positif, kadar IgE di

  • 5/24/2018 Gejala Papula Eritematous Skuamosa Pada Anak

    4/22

    dalam serum meningkat, awitan pada usia dini. Pada pemeriksaan penunjang di dapatkan

    eosinofil meningkat.2

    c. PembahasanDermatitis atopik (DA) adalah penyakit kulit reaksi inflamasi yang didasari oleh faktor

    herediter dan faktor lingkungan, bersifat kronik residif dengan gejala eritema, papula,

    vesikel, kusta, skuama dan pruritus yang hebat. Bila residif biasanya disertai infeksi, atau

    alergi, faktor psikologik, atau akibat bahan kimia atau iritan. Dermatitis atopik atau eksema

    adalah peradangan kronik kulit yang kering dan gatal yang umumnya dimulai pada awal

    masa kanak-kanak. Eksema dapat menyebabkan gatal yang tidak tertahankan, peradangan,

    dan gangguan tidur. Penyakit ini dialami sekitar 10-20% anak. Umumnya episode pertama

    terjadi sebelum usia 12 bulan dan episode-episode selanjutnya akan hilang timbul hingga

    anak melewati masa tertentu. Sebagian besar anak akan sembuh dari eksema sebelum usia 5

    tahun. Sebagian kecil anak akan terus mengalami eksema hingga dewasa.3

    Penyakit ini dinamakan dermatitis atopik oleh karena kebanyakan penderitanya

    memberikan reaksi kulit yang didasari oleh IgE dan mempunyai kecenderungan untuk

    menderita asma, rinitis atau keduanya di kemudian hari yang dikenal sebagai allergic march.

    Walaupun demikian, istilah dermatitis atopik tidak selalu memberikan arti bahwa penyakit

    ini didasari oleh interaksi antigen dengan antibodi. Nama lain untuk dermatitis atopik adalah

    eksema atopik, eksema dermatitis, prurigo Besnier, dan neurodermatitis. Diperkirakan angka

    kejadian di masyarakat adalah sekitar 1-3% dan pada anak < 5 tahun sebesar 3,1% dan

    prevalensi DA pada anak meningkat 5-10% pada 20-30 tahun terakhir. Sangat mungkin

    peningkatan prevalensi ini berasal dari faktor lingkungan, seperti bahan kimia industri,

    makanan olahan, atau benda asing lainnya. Ada dugaan bahwa peningkatan ini juga

    disebabkan perbaikan prosedur diagnosis dan pengumpulan data.3

    Sampai saat ini etiologi maupun mekanisme yang pasti DA belum semuanya diketahui,

    demikian pula pruritus pada DA. Tanpa pruritus diagnosis DA tidak dapat ditegakkan. Rasa

    gatal dan rasa nyeri sama-sama memiliki reseptor di taut dermoepidermal, yang disalurkan

    lewat saraf C tidak bermielin ke saraf spinal sensorik yang selanjutnya diteruskan ke talamus

    kontralateral dan korteks untuk diartikan. Rangsangan yang ringan, superfisial dengan

  • 5/24/2018 Gejala Papula Eritematous Skuamosa Pada Anak

    5/22

    intensitas rendah menyebabkan rasa gatal, sedangkan yang dalam dan berintensitas tinggi

    menyebabkan rasa nyeri. Sebagian patogenesis DA dapat dijelaskan secara imunologik dan

    nonimunologik. Multifaktor DA mempunyai penyebab multi faktorial antara lain faktor

    genetik, emosi, trauma, keringat, imunologik. Respon Imun Sistemik Terdapat IFN-g yang

    menurun. Interleukin spesifik alergen yang diproduksi sel T pada darah perifer (interleukin

    IL-4, IL-5 dan IL-13) meningkat. Juga terjadi Eosinophilia dan peningkatan IgE.

    Imunopatologi Kulit Pada DA, sel T yang infiltrasi ke kulit adalah CD45RO+. Sel T ini

    menggunakan CLA maupun reseptor lainnya untuk mengenali dan menyeberangi endotelium

    pembuluh darah. Di pembuluh darah perifer pasien DA, sel T subset CD4+ maupun subset

    CD8+ dari sel T dengan petanda CLA+CD45RO+ dalam status teraktivasi (CD25+,

    CD40L+, HLADR+). Sel yang teraktivasi ini mengekspresikan Fas dan Fas ligand yang

    menjadi penyebab apoptosis. Sel-sel itu sendiri tidak menunjukkan apoptosis karena mereka

    diproteksi oleh sitokin dan protein extracellular matrix(ECM). Sel-sel T tersebut mensekresi

    IFN g yang melakukanupregulation Faspada keratinocytes dan menjadikannya peka

    terhadap proses apoptosis di kulit. Apoptosis keratinocyte diinduksi olehFas ligandyang

    diekspresi di permukaan sel-sel T atau yang berada di microenvironment. Respon imun

    kulit Sel-sel T baik subset CD4+ maupun subset CD8+ yang diisolasi dari kulit (CLA+

    CD45RO+ T cells) maupun dari darah perifer, terbukti mensekresi sejumlah besar IL-5 dan

    IL-13, sehingga dengan kondisi ini lifespan dari eosinofil memanjang dan terjadi induksipada produksi IgE. Lesi akut didominasi oleh ekspresi IL-4 dan IL-13, sedangkan lesi kronik

    didominasi oleh ekspresi IL-5, GM-CSF, IL-12, dan IFN-g serta infiltrasi makrofag dan

    eosinofil. Genetik Pengaruh gen maternal sangat kuat. Ada peran kromosom 5q31-33,

    kromosom 3q21, serta kromosom 1q21 and 17q25. Juga melibatkan gen yang independen

    dari mekanisme alergi. Ada peningkatan prevalensi HLA-A3 dan HLA-A9. Pada umumnya

    berjalan bersama penyakit atopi lainnya, seperti asma dan rhinitis. Resiko seorang kembar

    monosigotik yang saudara kembarnya menderita DA adalah 86%.1-3

    Sekitar 70% anak dengan DA mempunyai riwayat atopi dalam keluarganya seperti asma

    bronkial, rinitis alergi, atau dermatitis atopik. Sebagian besar anak dengan DA (sekitar 80%),

    terdapat peningkatan kadar IgE total dan eosinofil di dalam darah. Anak dengan DA terutama

    yang moderat dan berat akan berlanjut dengan asma dan/atau rinitis alergika di kemudian

    hari (allergic march), dan semuanya ini memberikan dugaan bahwa dasar DA adalah suatu

  • 5/24/2018 Gejala Papula Eritematous Skuamosa Pada Anak

    6/22

    penyakit atopi. Ekspresi sitokin, keseimbangan sitokin yang berasal dari Th1 dan Th2 sangat

    berperan pada reaksi inflamasi penderita Dermatitis Atopik (DA). Pada lesi yang akut

    ditandai dengan kadar Il-4, Il-5, dan Il-13 yang tinggi sedangkan pada DA yang kronis

    disertai kadar Il-4 dan Il-13 yang lebih rendah, tetapi kadar Il-5, GM-CSF (granulocyte-

    macrophage colony-stimulating factor), Il-12 dan INFg lebih tinggi dibandingkan pada DA

    akut. Anak dengan bawaan atopi lebih mudah bereaksi terhadap antigen lingkungan

    (makanan dan inhalan), dan menimbulkan sensitisasi terhadap reaksi hipersentivitas tipe I.

    Imunitas seluler dan respons terhadap reaksi hipersensitivitas tipe lambat akan menurun

    pada 80% penderita dengan DA, akibat menurunnya jumlah limfosit T sitolitik (CD8+),

    sehingga rasio limfosit T sitolitik (CD 8+) terhadap limfosit T helper (CD4+) menurun

    dengan akibat kepekaan terhadap infeksi virus, bakteri, dan jamur meningkat. Di antara

    mediator yang dilepaskan oleh sel mast, yang berperan pada pruritus adalah vasoaktif amin,

    seperti histamin, kinin, bradikinin, leukotrien, prostaglandin dan sebagainya, sehingga dapat

    dipahami bahwa dalam penatalaksanaan DA, walaupun antihistamin sering digunakan,

    namun hasilnya tidak terlalu menggembirakan dan sampai saat ini masih banyak silang

    pendapat para ahli mengenai manfaat antihistamin pada DA. Trauma mekanik (garukan)

    akan melepaskan TNF-a dan sitokinpro inflammatory lainnya di epidermis, yang selanjutnya

    akan meningkatkan kronisitas DA dan bertambah beratnya eksema.Antigen Presenting Cells,

    kulit penderita DA mengandung sel Langerhans (LC) yang mempunyai afinitas tinggi untukmengikat antigen asing (Ag) dan IgE lewat reseptor FceRI pada permukaannya, dan beperan

    untuk mempresentasikan alergen ke limfosit Th2, mengaktifkan sel memoriTh2 di kulit dan

    yang juga berperan mengaktifkan Th0 menjadi Th2 di dalam sirkulasi.1-3

    Faktor non imunologis yang menyebabkan rasa gatal pada DA antara lain adanya faktor

    genetik, yaitu kulit DA yang kering (xerosis). Kekeringan kulit diperberat oleh udara yang

    lembab dan panas, banyak berkeringat, dan bahan detergen yang berasal dari sabun. Kulit

    yang kering akan menyebabkan nilai ambang rasa gatal menurun, sehingga denganrangsangan yang ringan seperti iritasi wol, rangsangan mekanik, dan termal akan

    mengakibatkan rasa gatal.

    Faktor-faktor pencetus DA ialah Makanan, berdasarkan hasilDouble Blind Placebo

    Controlled Food Challenge(DBPCFC), hampir 40% bayi dan anak dengan DA sedang dan

  • 5/24/2018 Gejala Papula Eritematous Skuamosa Pada Anak

    7/22

    berat mempunyai riwayat alergi terhadap makanan. Bayi dan anak dengan alergi makanan

    umumnya disertai uji kulit (skin prick test) dan kadar IgE spesifik positif terhadap pelbagai

    macam makanan. Walaupun demikian uji kulit positif terhadap suatu makanan tertentu, tidak

    berarti bahwa penderita tersebut alergi terhadap makanan tersebut, oleh karena itu masih

    diperlukan suatu uji eliminasi dan provokasi terhadap makanan tersebut untuk menentukan

    kepastiannya. Alergen hirup sebagai penyebab DA dapat lewat kontak, yang dapat

    dibuktikan dengan uji tempel, positif pada 30-50% penderita DA, atau lewat inhalasi. Reaksi

    positif dapat terlihat pada alergi tungau debu rumah (TDR), dimana pada pemeriksaan in

    vitro (RAST), 95% penderita DA mengandung IgE spesifik positif terhadap TDR

    dibandingkan hanya 42% pada penderita asma di Amerika Serikat. Perlu juga diperhatikan

    bahwa DA juga bisa diakibatkan oleh alergen hirup lainnya seperti bulu binatang rumah

    tangga, jamur atau ragweed di negara-negara dengan 4 musim. Infeksi kulit, penderita

    dengan DA mempunyai tendensi untuk disertai infeksi kulit oleh kuman

    umumnya Staphylococcus aureus, virus dan jamur. Stafilokokus dapat ditemukan pada 90%

    lesi penderita DA dan jumlah koloni bisa mencapai 107

    koloni/cm2pada bagian lesi tersebut.

    Akibat infeksi kuman Stafilokokus akan dilepaskan sejumlah toksin yang bekerja sebagai

    superantigen,mengaktifkan makrofag dan limfosit T, yang selanjutnya melepaskan histamin.

    Oleh karena itu penderita DA dan disertai infeksi harus diberikan kombinasi antibiotika

    terhadap kuman stafilokokus dan steroid topikal.

    1-3

    Umumnya gejala DA timbul sebelum bayi berumur 6 bulan, dan jarang terjadi di bawah

    usia 8 minggu. Dermatitis atopik dapat menyembuh dengan bertambahnya usia, tetapi dapat

    pula menetap bahkan meluas dan memberat sampai usia dewasa. Terdapat kesan bahwa

    makin lama dan makin berat dermatitis yang diderita semasa bayi makin besar kemungkinan

    dermatitis tersebut menetap sampai dewasa, sehingga perjalanan penyakit dermatitis atopik

    sukar diramalkan. Terdapat tiga bentuk klinis dermatitis atopik, yaitu bentuk infantil, bentuk

    anak, dan bentuk dewasa. DA pada infantil (usia 2 bulan-2 tahun),secara klinis berbentuk

    dermatitis akut eksudatif dengan predileksi daerah muka terutama pipi dan daerah ekstensor

    ekstremitas. Bentuk ini berlangsung sampai usia 2 tahun. Predileksi pada muka lebih sering

    pada bayi yang masih muda, sedangkan kelainan pada ekstensor timbul pada bayi sel sudah

    merangkak. Lesi yang paling menonjol pada tipe ini adalah vesikel dan papula, serta garukan

    yang menyebabkan krusta dan terkadang infeksi sekunder. Gatal merupakan gejala yang

  • 5/24/2018 Gejala Papula Eritematous Skuamosa Pada Anak

    8/22

    mencolok sel bayi gelisah dan rewel dengan tidur yang terganggu. Pada sebagian penderita

    dapat disertai infeksi bakteri maupun jamur. DA pada anak (2-10 tahun) ,seringkali bentuk

    anak merupakan lanjutan dari bentuk infantil, walaupun diantaranya terdapat suatu periode

    remisi. Gejala klinis ditandai oleh kulit kering (xerosis) yang lebih bersifat kronik dengan

    predileksi daerah fleksura antekubiti, poplitea, tangan, kaki dan periorbita. DA pada remaja

    dan dewasa terjadi pada usia sekitar 20 tahun. Umumnya berlokasi di daerah lipatan, muka,

    leher, badan bagian atas dan ekstremitas. Lesi berbentuk dermatitis kronik dengan gejala

    utama likenifikasi dan skuamasi.1

    Terdapat beberapa gambaran klinis dan stigmata yang terjadi pada DA, yaitu: White

    dermatographism yaitu goresan pada kulit penderita DA akan menyebabkan kemerahan

    dalam waktu 10-15 detik diikuti dengan vasokonstriksi yang menyebabkan garis berwarna

    putih dalam waktu 10-15 menit berikutnya.Reaksi vaskular paradoksal merupakan adaptasi

    terhadap perubahan suhu pada penderita DA. Apabila ekstremitas penderita DA mendapat

    pajanan hawa dingin, akan terjadi percepatan pendinginan dan perlambatan pemanasan

    dibandingkan dengan orang normal. Lipatan telapak tangan , terdapat pertambahan

    mencolok lipatan pada telapak tangan meskipun hal tersebut bukan merupakan tanda khas

    untuk DA. Garis Morgan atau Dennie , terdapat lipatan ekstra di kulit bawah mata. Sindrom

    buffed-nail , kuku terlihat mengkilat karena selalu menggaruk akibat rasa sangal gatal.

    Allergic shiner , sering dijumpai pada penderita penyakit alergi karena gosokan dan garukan

    berulang jaringan di bawah mata dengan akibat perangsangan melanosit dan peningkatan

    timbunan melanin. Hiperpigmentasi, terdapat daerah hiperpigmentasi akibat garukan terus

    menerus. Kulit kering, kulit penderita DA umumnya kering, bersisik, pecah-pecah, dan

    berpapul folikular hiperkeratotik yang disebut keratosis pilaris. Jumlah kelenjar sebasea

    berkurang sehingga terjadi pengurangan pembentukan sebum, sel pengeluaran air dan

    xerosis, terutama pada musim panas. Delayed blanch , penyuntikan asetilkolin pada kulit

    normal menghasilkan keluarnya keringat dan eritema. Pada penderita atopi akan terjadieritema ringan dengan delayed blanch, hal ini disebabkan oleh vasokonstriksi atau

    peningkatan permeabilitas kapiler.Keringat berlebihan,penderita DA cenderung berkeringat

    banyak sehingga pruritus bertambah. Gatal dan garukan berlebihan, penyuntikan bahan

    pemacu rasa gatal (tripsin) pada orang normal menimbulkan gatal selama 5-10 menit,

    sedangkan pada penderita DA gatal dapat bertahan selama 45 menit. Hanifin dan Lobitz

  • 5/24/2018 Gejala Papula Eritematous Skuamosa Pada Anak

    9/22

    (1977) menyusun petunjuk yang sekarang diterima sebagai dasar untuk menegakkan

    diagnosis DA Mereka mengajukan berbagai macam kriteria yang dibagi dalam kriteria mayor

    dan kriteria minor. Kriteria minimal untuk menegakkan diagnosa DA meliputi pruritus dan

    kecenderungan dermatitis untuk menjadi kronik atau kronik residif dengan gambaran

    morfologi dan distribusi yang khas. Dermatitis atopik dikenal sebagai gatal yang

    menimbulkan kelainan kulit, bukan kelainan kulit yang menimbulkan gatal. Tetapi belum ada

    kesepakatan pendapat mengenai hal ini, karena pada pengamatan, lesi di muka dan punggung

    bukan diakibatkan oleh garukan, selain itu dermatitis juga terjadi pada bayi yang belum

    mempunyai mekanisme gatal-garuk.1

    Pada pemeriksaan penunjang di dapatkan, Imunoglobulin IgG, IgM, IgA dan IgD

    biasanya normal atau sedikit meningkat pada penderita DA. Tujuh persen penderita DA

    mempunyai kadar IgA serum yang rendah, dan defisiensi IgA transien banyak dilaporkan

    pada usia 3-6 bulan. Kadar IgE meningkat pada 80-90% penderita DA dan lebih tinggi lagi

    bila sel asma dan rinitis alergika. Tinggi rendahnya kadar IgE ini erat hubungannya dengan

    berat ringannya penyakit, dan tinggi rendahnya kadar IgE tidak mengalami fluktuasi baik

    pada saat eksaserbasi, remisi, atau yang sedang mendapat pengobatan prednison atau

    azatioprin. Kadar IgE ini akan menjadi normal 6-12 bulan setelah terjadi remisi.

    Limfosit ,jumlah limfosit absolut penderita alergi dalam batas normal, baik pada asma, rinitis

    alergilk, maupun pada DA Walaupun demikian pada beberapa penderita DA berat. dapat

    disertai menurunnya jumlah sel T dan meningkatnya sel B. Eosinofil , kadar eosinofil pada

    penderita DA sering meningkat. Peningkatan ini seiring dengan meningkatnya IgE, tetapi

    tidak seiring dengan beratnya penyakit.Leukosit polimorfonuklear (PMN), dari hasil uji nitro

    blue tetrazolium (NBT) ternyata jumlah PMN biasanya dalam batas normal. Komplemen,

    pada penderita DA kadar komplemen biasanya normal atau sedikit meningkat. Bakteriologi ,

    kulit penderita DA aktif biasanya mengandung bakteri patogen, seperti Staphylococcus

    aureus. walaupun tanpa gejala klinis infeksi. Uji kulit dan provokasi , diagnosis DAditegakkan hanya berdasarkan gejala klinis. Untuk mencari penyebab timbulnya DA harus

    disertai anamnesis yang teliti dan bila perlu dengan uji kulit serta uji eliminasi dan provokasi.

    Korelasi uji kulit hanya baik hasilnya bila penyebabnya alergen hirup. Untuk makanan

    dianjurkan dengan uji eliminasi dan provokasi. Reaksi pustula terhadap 5% nikel sulfat yang

    diberikan dengan uji tempel dianggap karakteristik untuk DA oleh beberapa pengamat.

  • 5/24/2018 Gejala Papula Eritematous Skuamosa Pada Anak

    10/22

    Patogenesis reaksi pustula nikel fosfat ini belum diketahui walaupun data menunjukkan

    reaksi iritan primer.1

    Diagnosis banding dermatitis atopik ialah dermatitis Kontak Alergi, dermatitis

    Numularis, skabies. Komplikasi pada anak penderita DA, 75% akan disertai penyakit alergi

    lain di kemudian hari. Penderita DA mempunyai kecenderungan untuk mudah mendapat

    infeksi virus maupun bakteri (impetigo, folikulitis, abses, vaksinia.Molluscum

    contagiosumdan herpes). Infeksi virus umumnya disebabkan olehHerpes simplexatau

    vaksinia dan disebut eksema herpetikum atau eksema vaksinatum. Eksema vaksinatum ini

    sudah jarang dijumpai, biasanya terjadi pada pemberian vaksin varisela, baik pada keluarga

    maupun penderita. lnfeksi Herpes simplex terjadi akibat tertular oleh salah seorang anggota

    keluarga. Terjadi vesikel pada daerah dermatitis, mudah pecah dan membentuk krusta,

    kemudian terjadi penyebaran ke daerah kulit normal. Penderita DA, mempunyai

    kecenderungan meningkatnya jumlah koloni Staphylococcus aureus. Untuk terapinya dapat

    di gunakan kortikosteroid topikal, hidrasi kulit, imunomodulator topikal,antihistamin,

    kortikosteroid, antiinfeksi, interferon, dan siklosporin.1-3

    (gambar 1)

    Gambar 1: Dermatitis atopik

    Sumber:www.google.com

    2.1.2 Dermatitis kontak iritana. Anamnesis

    http://www.google.com/http://www.google.com/http://www.google.com/http://www.google.com/
  • 5/24/2018 Gejala Papula Eritematous Skuamosa Pada Anak

    11/22

    Pada anamnesis penderita kontak iritan akan datang dengan keluhan gatal yang sangat

    pada predileksi tertentu. Pasien juga mengeluh kulitnya kering pada temapt predileksi

    tersebut, adanya warna kemerahan namun jarang papul, pasien juga dapat datang dengan

    keluhan rasa terbakar pada tempat yang terkenan iritan. Pada identitas pasien juga penting

    ditanyakan pekerjaan, karena dermatitis kontak iritan berhubungan dengan gesekan yang

    terus menerus atau kontak yang terus-menerus. Contohnya jika pasien bekerja sebagai

    pembantu rumah tangga, predileksinya pada telapak tangan atau telapak kaki tempat yang

    terkenan kontak fisik secara terus-menerus. Perempuan lebih rentan daripada laki-laki. Pada

    anak-anak dan usia lanjut juga mudah teriritasi karena ketebalan kulit yang berbeda dengan

    orang dewasa produktif. Ada baiknya juga ditanyakan seringnya memakai suatu benda yang

    dapat memungkinkan terjadinya iritas dan iritasi mereda setelah tidak terpapar lagi dengan

    bahan iritan pada riwayat penyakit sekarang, juga sejak kapan iritasinya timbul (iritasi dapat

    timbul mingguan, bulanan, hingga tahunan), . Biasanya pada riwayat penyakit dahulu, pasien

    juga mengeluhkan hal yang sama yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Tidak ada atau

    jarang riwayat penyakit keluarga yang sama yang di derita pasien karena tergantung dari

    bahan iritan yang mengiritasi pasien tersebut.4

    b. pemeriksaan fisik dan penunjang

    Pada pemeriksaan fisik di dapatkan tempat yang terpapar iritan, misalnya pada pembanturumah tangga, biasanya bahan iritan berupa detergent. Pada DKI akut, kulit terasa perih, rasa

    terbakar, panas, adanya eritema dan edema, bula, mungkin ada nekrosis, pinggir kelainan

    kulit berbatas tegas dan pada umumnya asimetris. DKI akut lambat gambaran klinis sama

    tetapi muncul 8-24 jam atau lebih setelah kontak, penderisa baru merasa perih pada esok hari

    dan sore harinya sudah menjadi vesikel bahkan nekrosis. DKI kumulatif/DKI kronis berupa

    kulit kering, eritema, skuama, hiperkeratosis, likenifikasi, difus. Jika kontak terus-menerus

    kulit dapat retak (fisura). Terasa gatal umum terjadi, adakalanya skuama tanpa eritema

    sehingga sering diabaikan. Sering berhubungan dengan pekerjaan yang melakukan kontak

    secara terus-menerus. Jarang digukan pemeriksaan penunjang, hasil diagnosis dinyatakan

    dengan anamnesis yamg cermat dan pemeriksaan fisik. Tetapi untuk DKI kronis kadang

    digunakan uji tempel untuk mengetahui bahan iritannya.4

    c. Pembahasan

  • 5/24/2018 Gejala Papula Eritematous Skuamosa Pada Anak

    12/22

    Dermatitis kontak iritan adalah efek sitotosik lokal langsung dari bahan iritan pada sel-sel

    epidermis, dengan respon peradangan pada dermis. Daerah yang paling sering terkena adalah

    tangan dan pada individu atopi menderita lebih berat. Secara definisi bahan iritan kulit adalah

    bahan yang menyebabkan kerusakan secara langsung pada kulit tanpa diketahui oleh

    sensitisasi. Mekanisme dari dermatis kontak iritan hanya sedikit diketahui, tapi sudah jelas

    terjadi kerusakan pada membran lipid keratisonit. Dermatitis kontak iritan merupakan reaksi

    peradangan setempat yang non-imunologik pada kulit sesudah mendapat paparan iritan baik

    satu kali maupun berulang. Paparan sekali (tidak disengaja atau kecelakaan) biasanya dari

    iritan asam, basa dan sebagainya. Sedangkan paparan berulang yang merusak kulit secara

    kumulatif misalnya iritan yang lebih kecil dosisnya. Penyebab timbulnya dermatitis kontak

    iritan cukup rumit dan biasanya melibatkan gabungan berbagai iritan. Iritan adalah substansi

    yang akan menginduksi dermatitis pada setiap orang jika terpapar pada kulit dalam

    konsentrasi, waktu dan frekuensi yang cukup. Iritasi pada kulit merupakan sebab terbanyak

    dari dermatitis kontak. Beberapa contoh iritan akibat kerja yang lazim dijumpai adalah

    sebagai berikut : sabun, detergen, dan pembersih lainnya dan bahan-bahan industri, seperti

    petroleum, klorinat hidrokarbon, etil, eter, dan lain-lain.4

    Faktor predisposisinya mencakup keadaan panas dan dingin yang ekstrim, kontak yang

    frekuen dengan sabun serta air, dan penyakit kulit yang sudah ada sebelumnya. Penggunaan

    berulang dari sabun basa kuat dan produk industri dapat merusak struktur lunak pada sel.

    Asam dapat larut pada air dan menyebabkan dehidrasi pada kulit. Ketika kulit telah

    mengalami gangguan, pajanan dari bahan iritan lemah pun dapat menyebabkan inflamasi

    pada kulit. Besar intensitas dari inflamasi bergantung pada konsentrasi dari iritan dan

    lamanya terpajan dari bahan iritan tersebut. Iritan yang lembut dapat menyebabkan kulit

    kering, fissura, dan eritema. A mild eczematous reaction dapat timbul pada eksposure yang

    berkelanjutan. Pajanan yang berkelanjutan pada daerah seperti tangan, area diaper, atau pada

    sekeliling kulit yang terkadang menyebabkan eczematous inflamatour. Zat kimia kuat dapatmenyebabkan reaksi yang berat. Masing-masing individu memiliki predisposisi yang berbeda

    terhadap berbagai iritan, tetapi jumlah yang rendah dari iritan menurunkan dan secara

    bertahap mencegah kecenderungan untuk menginduksi dermatitis. Fungsi pertahanan dari

    kulit akan rusak baik dengan peningkatan hidrasi dari stratum korneum (oklusi, suhu dan

    kelembaban tinggi, bilasan air yang sering dan lama) dan penurunan hidrasi (suhu dan

  • 5/24/2018 Gejala Papula Eritematous Skuamosa Pada Anak

    13/22

    kelembaban rendah). Tidak semua pekerja di area yang sama akan terkena. Siapa yang

    terkena tergantung pada predisposisi individu (riwayat atopi misalnya), personal higiene dan

    luas dari paparan. Iritan biasanya mengenai tangan atau lengan.1,4

    Pada dermatitis kontak iritan kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan

    oleh bahan iritan melalui kerja kimiawi maupun fisik. Bahan iritan merusak lapisan tanduk,

    dalam beberapa menit atau beberapa jam bahan-bahan iritan tersebut akan berdifusi melalui

    membran untuk merusak lisosom, mitokondria dan komponen-komponen inti sel. Dengan

    rusaknya membran lipid keratinosit maka fosfolipase akan diaktifkan dan membebaskan

    asam arakidonik akan membebaskan prostaglandin dan leukotrin yang akan menyebabkan

    dilatasi pembuluh darah dan transudasi dari faktor sirkulasi dari komplemen dan sistem

    kinin. Juga akan menarik neutrofil dan limfosit serta mengaktifkan sel mast yang akan

    membebaskan histamin, prostaglandin dan leukotrin. PAF akan mengaktivasi platelets yang

    akan menyebabkan perubahan vaskuler. Diacil gliserida akan merangsang ekspresi gen dan

    sintesis protein. Pada dermatitis kontak iritan terjadi kerusakan keratinosit dan keluarnya

    mediator- mediator. Sehingga perbedaan mekanismenya dengan dermatis kontak alergik

    sangat tipis yaitu dermatitis. Kontak iritan tidak melalui fase sensitisasi. Ada dua jenis bahan

    iritan yaitu : iritan kuat dan iritan lemah. Iritan kuat akan menimbulkan kelainan kulit pada

    pajanan pertama pada hampir semua orang, sedang iritan lemah hanya pada mereka yang

    paling rawan atau mengalami kontak berulang-ulang. Faktor kontribusi, misalnya

    kelembaban udara, tekanan, gesekan dan oklusi, mempunyai andil pada terjadinya kerusakan

    tersebut.1,4

    Dua jenis bahan iritan, maka dermatitis kontak iritan juga ada dua macam yaitu dermatitis

    kontak iritan akut dan dermatitis kontak iritan kronis. Dermatititis kontak iritan akut.

    Penyebabnya iritan kuat, biasanya karena kecelakaan. Kulit terasa pedih atau panas, eritema,

    vesikel, atau bula. Luas kelainan umumnya sebatas daerah yang terkena, berbatas tegas.

    Pada umumnya kelainan kulit muncul segera, tetapi ada segera, tetapi ada sejumlah bahan

    kimia yang menimbulkan reaksi akut lambat misalnya podofilin, antralin, asam

    fluorohidrogenat, sehingga dermatitis kontak iritan akut lambat. Kelainan kulit baru terlihat

    setelah 12-24 jam atau lebih. Contohnya ialah dermatitis yang disebabkan oleh bulu serangga

    yang terbang pada malam hari (dermatitis venenata); penderita baru merasa pedih setelah

  • 5/24/2018 Gejala Papula Eritematous Skuamosa Pada Anak

    14/22

    esok harinya, pada awalnya terlihat eritema dan sorenya sudah menjadi vesikel atau bahkan

    nekrosis.1,4

    Dermatitis kontak iritan kronis atau dermatitis iritan kumulatif, disebabkan oleh kontak

    dengan iritan lembah yang berulang-ulang (oleh faktor fisik, misalnya gesekan, trauma

    mikro, kelembaban rendah, panas atau dingin; juga bahan contohnya detergen, sabun,

    pelarut, tanah, bahkan juga air). Dermatitis kontak iritan kronis mungkin terjadi oleh karena

    kerjasama berbagai faktor. Bisa jadi suatu bahan secara sendiri tidak cukup kuat

    menyebabkan dermatitis iritan, tetapi bila bergabung dengan faktor lain baru mampu.

    Kelainan baru nyata setelah berhari-hari, berminggu atau bulan, bahkan bisa bertahun-tahun

    kemudian. Sehingga waktu dan rentetan kontak merupakan faktor paling penting. Dermatitis

    iritan kumulatif ini merupakan dermatitis kontak iritan yang paling sering ditemukan. Gejala

    klasik berupa kulit kering, eritema, skuama, lambat laun kulit tebal (hiperkeratosis) dan

    likenifikasi, batas kelainan tidak tegas. Bila kontak terus berlangsung akhirnya kulit dapat

    retak seperti luka iris (fisur), misalnya pada kulit tumit tukang cuci yang mengalami kontak

    terus menerus dengan deterjen. Ada kalanya kelainan hanya berupa kulit kering atau skuama

    tanpa eritema, sehingga diabaikan oleh penderita. Setelah kelainan dirasakan mengganggu,

    baru mendapat perhatian. Banyak pekerjaan yang beresiko tinggi yang memungkinkan

    terjadinya dermatitis kontak iritan kumulatif, misalnya : mencuci, memasak, membersihkan

    lantai, kerja bangunan, kerja di bengkel dan berkebun.1,4

    Pengkajian pasien gangguan alergik umumnya mencakup pemeriksaan darah, sediaan

    apus sekresi tubuh test kkulit dan RASt (Radioallergosorbent test) hasil pemeriksaan darah

    akan memberikan data-data yang suportif untuk pelbagai kemungkinan diagnostik, kendati

    demikian tes darah hasil laboratorium bukan Kriteria utama dalam pemeriksaan gangguan

    alergik. Pemeriksaan awal dapat mencakup pemeriksaan ini : Hitung darah lengkap dan

    hitung jenis eosinofil dalam keadaan normal merupakan 1% sampai 4% dari jumlah total sel

    darah putih. Tingkat antara 5% sampai 15% adalah nonspesifik tetapi benar-benar

    menunjukkan reaksi alergik. Eosinofilia sedang 15%hingga 40% leukosit dalam darah

    sebagai eosinofel ditemukan pada pasien gangguan alerik disamping pasien gangguan

    malignitas, immunodefisiensi, infeksi parasit, penyakit jantung congenital, dan pada pasien

    yang mengalamidialisis peritoneal. Kadar total serum Ig E, kadar total serum IgE, yang

  • 5/24/2018 Gejala Papula Eritematous Skuamosa Pada Anak

    15/22

    tinggi mendukung diagnosis penyakit atopik ; kendati demikian, kadar IGE yang normal

    tidak menyingkirkan kemungkinan diagnosisi gangguan alergik. Kadar IgE tidak sesensitif

    pemeriksaan PRIST (paper radio immunosorbent test) dan ELISA (Enzyme-linked

    immunosrbent assay). Tes kulit. Tes kulit mencakup penyuntikan intra dermal atau aplikasi

    superficial yang dilakukan secara bersamaan waktunya pada tempat-tempat terpisah dengan

    menggunakan beberapa jenis larutan. Larutan ini masing-masing mengandung antigen yang

    mewakili suatu jenis alergen, termasuk tepung sari. Tes provokasi, tes provokasi meliputi

    pemberian allergen secara langsung pada mukosa respiratorius dengan mengamati respon

    target tersebut. Tipe pengujian ini sangat membantu dalam mengena allergen yang bermakna

    secara klinis pada pasien-pasien dengan hasil positif, kekurangan yang utama pada tipe

    pengujian ini adalah keterbatasan satu antigen persesi dan risike timbulnya gejala yang berat,

    khususnya bronkhospasme pada pasien asma. Tes radioallergosorbent, merupakan test

    pemeriksaan kadar IgE. Spesifik allergen. Sample serum pasien dikenakan dalam jumlah

    kompleks allergen yang dicurigai. Jika terdapat antibody, kompleks ini akan berikatan

    dengan allergen yang berlabel-radio aktif.4(Gambar 2)

    Gambar 2: Dermatitis kontak iritan

    Sumber: www.google.com

    2.2Skabiesa. Anamnesis

  • 5/24/2018 Gejala Papula Eritematous Skuamosa Pada Anak

    16/22

    Pasien datang dengan keluhan gatal pada lesi yang berbentuk papul padat, dan kemerahan

    serta terdapat pada pergelangan tangan bagian volar, sela-sela jari, dan bagian bokong sejak 2

    minggu yang lalu. Pasien mengaku pada malam hari terasa semakin gatal, untuk

    menghilangkan rasa gatal pasien sempat meminum obat warung. Pasien memiliki hygiens

    yang kurang baik karena pasien selama ini tinggal bersama keluarganya di tempat tinggal

    atau lingkungan yang padat. Pasien juga mengatakan, ia sekamar dengan adiknya dan sering

    sekali meminjam pakaian adiknya tersebut. Adiknya pun pernah mengalami penyakit yang

    sama seperti pasien namun sudah sembuh beberapa hari yang lalu. Pada riwayat penyakit

    dahulu, pasien tidak memiliki riwayat alergi, atau penyakit sistemik lainnya.5

    b. Pemeriksaan fisik dan penunjangPada pemeriksaan fisik inspeksi terdapat lesi berbentuk papulo vesikulae yang polimorf

    pada tempat predileksi dan gambaran yang khas pada skabies yaitu kunikulus. Kunikulus

    pada tempat predileksi berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok,

    rata-rata panjangnya 1cm, pada ujung terowongan itulah terdapat lesi papul atau vesikel.

    Diagnosa skabies dilakukan dengan membuat kerokan kulit pada daerah yang berwarna

    kemerahan dan terasa gatal. Kerokan yang dilakukan sebaiknya dilakukan agak dalam hingga

    kulit mengeluarkan darah karena sarcoptes betina bermukim agak dalam di kulit dengan

    membuat terowongan. Untuk melarutkan kerak digunakan larutan KOH 10 persenselanjutnya hasil kerokan tersebut diamati dengan mikroskop dengan perbesaran 10-40 kali.

    Cara lain adalah dengan meneteskan minyak immersi pada lesi, dan epidermis diatasnya

    dikerok secara perlahan-lahan.5

    C. Pembahasan

    Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi

    terhadap Sarcoptes scabeidan produknya. Sarcoptes scabiei termasukfilum

    Arthopoda , kelas Arachnida, ordo Ackarina, superfamili Sarcoptes. Pada manusia

    disebut Sarcoptes scabiei var. hominis. Secara morfologik merupakan tungau kecil,

    berbentuk oval, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini transient,

    berwarna putih, kotor, dan tidak bermata. Ukurannya yang betina berkisar antara 330 450

    mikron x 250 350 mikron, sedangkan yang jantan lebih kecil, yakni 200 240 mikron x

  • 5/24/2018 Gejala Papula Eritematous Skuamosa Pada Anak

    17/22

    150200 mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki di depan sebagai

    alat alat untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut,

    sedangkan pada yang jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan keempat

    berakhir dengan alat perekat.5

    Siklus hidup tungau ini sebagai berikut, setelah kopulasi (perkawinan) yang terjadi di atas

    kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup dalam terowongan yang

    digali oleh yang betina. Tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan dalam

    stratum korneum, dengan kecepatan 2 -3 milimeter sehari dan sambil meletakkan telurnya 2

    atau 4 butir sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50 . Bentuk betina yang telah dibuahi ini

    dapat hidup sebulan lamanya. Telurnya akan menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan

    menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan,

    tetapi dapat juga keluar. Setelah 2 -3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2

    bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur

    sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8 12 hari. Telur menetas menjadi larva

    dalam waktu 3 4 hari, kemudian larva meninggalkan terowongan dan masuk ke dalam

    folikel rambut. Selanjutnya larva berubah menjadi nimfa yang akan menjadi parasit dewasa.

    Tungau betina akan mati setelah meninggalkan telur, sedangkan tungau jantan mati setelah

    kopulasi. Sarcoptes scabieibetina dapat hidup diluar pada suhu kamar selama lebih kurang 7

    14 hari. Yang diserang adalah bagian kulit yang tipis dan lembab, contohnya lipatan kulit

    pada orang dewasa. Pada bayi, karena seluruh kulitnya masih tipis, maka seluruh badan dapat

    terserang.5

    Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies, tetapi juga oleh

    penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau bergandengan sehingga terjadi

    kontak kulit yang kuat, menyebabkan kulit timbul pada pergelangan tangan. Gatal yang

    terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekret dan ekskret tungau yang memerlukan

    waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis

    dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika dan lain-lain. Dengan garukan dapat timbul

    erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder. Kelainan kulit dan gatal yang terjadi dapat

    lebih luas dari lokasi tungau.5

  • 5/24/2018 Gejala Papula Eritematous Skuamosa Pada Anak

    18/22

    Gejala klinis berupa Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan

    karena aktivitas tungau ini (bertelur) lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.

    Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam sebuah keluarga biasanya

    seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah perkampungan yang

    padat penduduknya, serta kehidupan di pondok pesantren, sebagian besar tetangga yang

    berdekatan akan diserang oleh tungau tersebut. Dikenal keadaan hiposensitisasi, yang seluruh

    anggota keluarganya terkena, tetapi tidak memberikan gejala. Penderita ini bersifat sebagai

    pembawa (carrier). Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang

    bewarna putih keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang satu cm,

    pada ujung terowongan itu ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam

    kulitnya menjadi polimorf (pustul, ekskoriasi, dan lain-lain). Tempat predileksinya biasanya

    merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis, yaitu sela-sela jari tangan,

    pergelangan tangan, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, aerola mame (wanita),

    umbilicus, bokong, genetalia eksterna (pria), dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat

    menyerang telapak tangan dan telapak kaki. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling

    diagnostik dapat ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini. Gejala yang

    ditunjukkan adalah warna merah, iritasi dan rasa gatal pada kulit yang umumnya muncul

    disela-sela jari, siku, selangkangan dan lipatan paha, dan muncul gelembung berair pada

    kulit. Kelainan kulit menyerupai dermatitis, dengan disertai papula, vesikula, urtika, dan lain-lain. Garukan tangan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. Di daerah

    tropis, hampir setiap kasus scabies terinfeksi sekunder olehstreptococcus

    aureus ataustaphylococcus pyogenes.4,5

    Diagnosis ditegakkan atas dasar :adanya terowongan yang sedikit meninggi, berbentuk

    garis lurus atau kelok-kelok, panjangnya beberapa millimeter sampai 1 cm, dan pada

    ujungnya tampak vesikula, papula, atau pustula. Tempat predileksi yang khas adalah sela jari,

    pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, aerola mame(wanita), umbilicus, bokong, genetalia eksterna (pria). Pada orang dewasa jarang terdapat di

    muka dan kepala, kecuali pada penderita imunosupresif, sedangkan pada bayi, lesi dapat

    terjadi diseluruh permukaan kulit. Penyembuhan cepat setelah pemberian obat antiskabies

    topikal yang efektif. Adanya gatal hebat pada malam hari. Bila lebih dari satu anggota

  • 5/24/2018 Gejala Papula Eritematous Skuamosa Pada Anak

    19/22

    keluarga menderita gatal, harus dicurigai adanya scabies. Gatal pada malam hari disebabkan

    oleh temperatur tubuh menjadi lebih tinggi sehingga aktivitas kutu meningkat.4,5

    (gambar 3)

    Gambar 3: Scabies

    Sumber: www.google.com

    2.3Prurigoa. Anamnesis

    Pasien biasanya anak-anak 3 tahun (perempuan lebih rentan) datang dengan keluhan gatal

    dengan teraba benjolan padat kecil-kecil, dan tidak berwarna di ekstremitas bagian ekstensor

    dan meluas ke bokong dan perut, wajah juga terkena. Terdapat bekas garukan sehingga kulit

    terlihat erosi. Anak tersebut memiliki kakak (5 tahun, perempuan )yang juga memiliki

    keluhan yang sama. Pasien tinggal di wilayah pinggiran yang padat, kumuh dan dekat dengan

    tempat pembuangan sampah.1

    b. Pemeriksaan fisik dan penunjangPada pemeriksaan fisik ditemukan adanya tanda khas papul-papul miliar tidak berwarna,

    berbentuk kubah, lebih mudah diraba daripada di lihat. Ada erosi pada bekas garukan. Kulit

    yang sakit tampak gelap kecoklatan dan berlikenifikasi. Lesi tersebut terdapat pada

    ekstremitas ekstensor yang meluas hingga bokong.1

  • 5/24/2018 Gejala Papula Eritematous Skuamosa Pada Anak

    20/22

    c. PembahasanPrurigo Hebra adalah penyakit kulit kronik dimulai sejak bayi atau anak.Kelainan kulit

    terdiri atas papul-papul miliar berbentuk kubah yang sangat gatal dan lebih mudah diraba

    daripada dilihat.Tempat terutama di daereah ekstremitas bagian ekstensor. Sering terdapat

    pada keadaan sosio-ekonomi dan higiene yang rendah.Umumnya terdapat pada

    anak.Penderita wanita lebih banyak daripada laki-laki. Penyebabnya yang pasti belum

    diketahui.Umumnya ada saudara yang juga menderita penyakit ini, karena itu ada yang

    menganggap penyakit ini herediter. Sebagian ahli berpendapat bahwa kulit penderita peka

    terhadap gigitan serangga,misalnya nyamuk.Mungkin antigen atau toksin yang ada dalam

    ludah serangga menyebabkan alergi.Disamping itu juga terdapat beberapa faktor yang

    berperan,antara lain : suhu, investasi parasit (misalnya Ascaris dan Oxyuris). Juga infeksifokal misalnya tonsil atau saluran cerna, endokrin, alergi makanan. Pendapat lain

    mengatakan penyakit ini didasari faktor atopi. Sering dimulai pada anak berusia diatas 1

    tahun.Kelainan yang khas adalah adanya papul-papul miliar tidak berwarna, berbentuk

    kubah, lebih mudah diraba daripada dilihat. Garukan menimbulkan erosi, ekskoriasi, krusta,

    hiperpigmentasi dan likenifikasi. Jika telah kronik,tampak kulit yang sakit lebih gelap

    kecoklatan dan berlikenifikasi. tempat predileksi di ekstremitas bagian ekstensor dan

    simetris, dapat meluas ke bokong dan perut, muka dapat pula terkena. Biasanya bagian distal

    lengan dan tungkai lebih parah daripada bagian proksimal. Tungkai lebih parah daripada

    lengan. KGB regional biasanya membesar, tidak nyeri, tidak bersupurasi,pada perabaan

    teraba lebih lunak. Pembesaran tersebut disebut bubo prurigo. Bila penyakitnya ringan

    disebut prurigo mitis,hanya terbatas di ekstremitas bagian ekstensor dan sembuh sebelum

    akilbalik. Jika penyakit lebih berat disebut prurigo feroks (agria),lokasi lesi lebih luas dan

    berlanjut hingga dewasa.1,4

    Gambaran histopatologi tidak khas, sering ditemukan akantosis, hiperkeratosis, edemapada epidermis bagian bawah, dan dermis bagian atas. Pada papul yang masih baru terdapat

    pelebaran pembuluh darah, infiltrasi ringan sel radang sekitar papul dan dermis

    bagian atas.Bila telah kronik, infiltrat kronis ditemukan di sekitar pembuluh darah serta

    deposit pigmen di bagian basal. Sebagai diagnosis banding adalah skabies. Pada skabies,

    gatal terutama pada malam hari orang-orang yang berdekatan juga terkena.Kelainan kulit

  • 5/24/2018 Gejala Papula Eritematous Skuamosa Pada Anak

    21/22

    berupa banyak vesikel dan papul pada lipatan-lipatan kulit. Dengan menghindari hal-hal yang

    berkaitan dengan prurigo,yaitu menghindari gigitan nyamuk atau serangga, mencari dan

    mengobati infeksi fokal, memperbaiki higiene perseorangan maupun lingkungan.Pengobatan

    berupa simtomatik yaitu mengurangi gatal dengan pemberian sedativa. Contoh pengobatan

    topikal ialah dengan sulfur 5-10% dapat diberi dalam bentuk bedak kocok

    atau salap.Untukmengurangi gatal dapat diberikan mentol 0,25-1% atau kamper 2-3%. Bila

    terdapat infeksi sekunder diberikan antibiotik topikal.Kadang dapat diberi steroid topikal bila

    kelainan tidak begitu luas.1,4

    (gambar 4).

    Gambar 4: Prurigo hebra

    Sumber: www.google.com

    3. KesimpulanJadi seorang anak dengan usia 10 tahun datang dengan keluhan gatal pada kulit, papul

    berwarna kemerahan dan kuli bersisik (skuama) serta terlihat kulitnya sangat kering, kita bisa

    memberikan diagnosis banding berupa dermatitis (dermatitis kontak iritan dan dermatitis

    atopik), scabies, dan prurigo. Kita dapat menentukan work diagnosisnya dengan pemeriksaan

    penunjang.

    Daftar pustaka

    1. Editor: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi 5. Jakarta:Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007.h.34-42, 122-5, 129-53, 272-5.

    2. Davey P. At a glance medicine. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2006.h.400-1.

  • 5/24/2018 Gejala Papula Eritematous Skuamosa Pada Anak

    22/22

    3. Gendo U. Integrasi kedokteran barat dan kedokteran tradisional cina. Jakarta: PenerbitKanisius; 2006.h.319-29.

    4. Brown RG, Burns T. Lecture notes dermatology. Edisi 8. Jakarta: Penerbit Erlangga;2005.h.10-9, 66-77.

    5. Editor: Natadisastra D, Agoes R. Parasitologi kedokteran: ditinjau dari organ tubuh yangdiserang. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.h.274-300.