gastroenteritis pada anak

33
TINJAUAN PUSTAKA GASTROENTERITIS PADA ANAK I. Pendahuluan Diare adalah penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak di negara berkembang. Sekitar 80 % kematian yang berhubungan diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Penyebab utama diare adalah dehidrasi sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinjanya. Penyebab kematian lain yang penting adalah disentri, kekurangan gizi dan infeksi yang serius seperti pneumonia. Menurut laporan departement kesehatan di indonesia setiap anak mengalami diare 1,6 -2 kali setahun. Dari hasil study morbiditas oleh departenet kesehatan di 8 propinsi pada tahun 1989, 1990, dan 1995 berturut-turut morbiditas diare menunjukan 78,5 %, 103 %, 100%. Diare adalah penyebab penting kekurangan gizi . ini di sebabkan karena adanya anoreksi pada diare sehingga ia makan lebih sedikit dari pada biasabya dan kemampuan menyerap sari-sari makanan juga berkurang. Padahal 1

Upload: arga-aditya

Post on 07-Aug-2015

407 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Tinjauan pustaka GE pada anak

TRANSCRIPT

Page 1: Gastroenteritis Pada Anak

TINJAUAN PUSTAKA

GASTROENTERITIS PADA ANAK

I. Pendahuluan

Diare adalah penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak di negara

berkembang. Sekitar 80 % kematian yang berhubungan diare terjadi pada 2 tahun

pertama kehidupan. Penyebab utama diare adalah dehidrasi sebagai akibat

kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinjanya. Penyebab kematian lain yang

penting adalah disentri, kekurangan gizi dan infeksi yang serius seperti

pneumonia. Menurut laporan departement kesehatan di indonesia setiap anak

mengalami diare 1,6 -2 kali setahun. Dari hasil study morbiditas oleh departenet

kesehatan di 8 propinsi pada tahun 1989, 1990, dan 1995 berturut-turut morbiditas

diare menunjukan 78,5 %, 103 %, 100%.

Diare adalah penyebab penting kekurangan gizi . ini di sebabkan karena

adanya anoreksi pada diare sehingga ia makan lebih sedikit dari pada biasabya

dan kemampuan menyerap sari-sari makanan juga berkurang. Padahal kebutuhan

sari makanan meningkat akibat adri adanya infeksi. Setiap episode diare akan

menyebabkan kekurangan gizi sehingga jika episode ini berkepanjangan,

dampaknya terhadap pertumbuhan akan meningkat. Penyakit diare juga

berdampak pada status ekonomi negara berkembang. Di beberapa negara, lebih

dari sepertiga tempat tidur anak di rumah sakit di huni oleh anak penderita diare.

Penderita ini sering di obati dengan cairan intravenayang mahal dan obat-obatan

yang tidak efective.

1

Page 2: Gastroenteritis Pada Anak

Untungnya pada saat ini sudah tersedia cara pengobatan yang mudah dan

efective yang dapat menurunkan secara bermakna jumlah kematian diare pada

sebagian besar kasus, sehingga penderita tidak perlu di rawat di rumah sakit dan

serta mencegah efek buruk dari diare pada status gizi anak. Upaya pencegahan

diare juga dapar di turunkan sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan

beratnya episode diare. Di Indonesia sejak upaya pembentukan KPD ( kegiatan

pendidikan diare) antara lain dengan pojok URO (Usaha Rehidrasi Oral ). Di

rumah sakit pendidikan, yang dilanjutkan dengan kegiatan PMPD (Pendididkan

Medik Pemberantasan Diare) , jumlah kasus diare yang di rawat di bangsal anak

semakin berkurang secara nyata. 4

II. Definisi

Menurut WHO (1998) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih

dari tiga kali sehari

Diare didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang BAB-nya

(buang air besar) ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja

melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya,

lazinnya 3 kali atau lebih dalam satu hari (DINKES, 2006).

Diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan

konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya;

dan berlangsung dalam waktu kurang dari 2 minggu

Jenis - jenis diare secara klinik di bedakan tiga (3) yang masig-masing

mencerminkan pathogenesis yang berbeda dan memerlukan pendekatan yang

berlainan dalam pengobatannya.

2

Page 3: Gastroenteritis Pada Anak

Diare cair akut adalah diare yang terjadi secara akut dan berlangsung

kurang dari 7 hari dengan pengeluaran tinja yang lunak atau cair yang sering

tanpa darah. Mungkin disertai muntah atau panas. Diare cair akut dapat

menyebabkan dehidrasi dan bila masukan makanan berkurang, juga

mengakibatkan kurang gizi. Kematian terjadi karena diare. Peyebab diare cair

akut di Negara berkembang adalah : Eschericia coli enterotoxogenik, Shigella,

Campylobacter Jejuni, dan Crystoporidium . di beberapa tempat Vibrio cholera,

Salmonella, dan E.coli enteropatogenik. Diare melanjut adalah diare yang yang

berlangsung antara 7 sampai 14 hari.

Diare Persisten adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Episode

ini dapat di mulai sebagai diare cair atau disentri. penyebab diare pada diare

persisiten E.coli, Shigella, dan Criptosporidium.

Diare kronik adalah diare yang diare yang berlangsung lebih dari 14 hari

dan bukan disebabkan oleh non bakterial seperti penyakit sensitive terhadap

glutein dan gangguan metabolism yang menurun. 1,2

Disentri adalah diare yang disertai darah pada tinja. Akibat terpenting

disentri adalah anoreksi , penurunan berat badan dengan cepat , dan kerusakan

mukosa usus karena bakteri invasi. Penyebab utama disentri adalah Shigella, dan

Campilobacter jejuni. Yang jarang adalah E.coli enteroinvasiv atau Salmonella.

Entamoeba Histolytica dapat menyebabkan disentri yang serius pada orang

dewasa muda tapi jarang pada anak-anak.

3

Page 4: Gastroenteritis Pada Anak

III. Epidemiologi

Pada tahun 1995, diare akut karena infeksi sebagai penyebab kematian pada

lebih dari 3 juta penduduk dunia. Kematian karena diare akut dinegara

berkembang terjadi terutama pada anak-anak berusia kurang dari 5 tahun

Hasil survei pada 2006 menunjukkan bahwa kejadian diare di Indonesia

adalah 423 dari tiap 1.000 orang, dan terjadi 1-2 kali per tahun pada anak-anak

berusia di bawah 5 tahun. Pada 2001, angka kematian rata-rata yang diakibatkan

diare adalah 23 di tiap 100.000 orang penduduk, sedangkan angka yang lebih

tinggi terjadi pada kelompok anak berusia di bawah 5 tahun, yaitu 75 per 100.000

orang. Sementara kematian anak berusia di bawah tiga tahun akibat diare adalah

19 persen, dengan kata lain sekitar 100.000 anak meninggal dunia tiap tahunnya

akibat diare.4

1. Penyebaran Kuman yang menyebabkan diare

Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal oral antara

lain melalui makanan/minuna yang tercemar tinja dan atau kontak langsung

dengan tinja penderita. Beberapa perilaku dapat menyebabkan penyebaran

kuman enterik dan meningkatkan risiko terjadinya diare perilaku tersebut

antara lain :

a) Tidak memberikan ASI ( Air Susi Ibu ) secara penuh 4-6 bulan pada

pertama kehidupan pada bayi yang tidak diberi ASI risiko untuk

menderita diare lebih besar dari pada bayi yang diberi AsI penuh dan

kemungkinan menderita dehidrasi berat juga lebih besar.

4

Page 5: Gastroenteritis Pada Anak

b) Menggunakan botol susu , penggunakan botol ini memudahkan

pencernakan oleh Kuman , karena botol susah dibersihkan

c) Menyimpan makanan masak pada suhu kamar. Bila makanan disimpan

beberapa jam pada suhu kamar makanan akan tercemar dan kuman akan

berkembang biak,

d) Menggunakan air minum yang tercemar . Air mungkin sudah tercemar

dari sumbernya atau pada saat disimpan di rumah, Perncemaran dirumah

dapat terjadi kalau tempat penyimpanan tidak tertutup atau apabila

tangan tercemar menyentuh air pada saat mengambil air dari tempat

penyimpanan.

e) Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah membuang

tinja anak atau sebelum makan dan menyuapi anak,

f) Tidak membuang tinja ( termasuk tinja bayi ) dengan benar Sering

beranggapan bahwa tinja bayi tidaklah berbahaya padahal sesungguhnya

mengandung virus atau bakteri dalam jumlah besar sementara itu tinja

binatang dapat menyebabkan infeksi pada manusia.

2. Faktor penjamu yang meningkatkan kerentanan terhadap diare

Beberapa faktor pada penjamu dapat meningkatkan insiden beberapa

penyakit dan lamanya diare. Faktor-faktor tersebut adalah :

a) Tidak memberikan ASI sampai 2 Tahun. ASI mengandung antibodi

yang dapat melindungi kita terhadap berbagai kuman penyebab diare

seperti : Shigella dan v cholerae

5

Page 6: Gastroenteritis Pada Anak

b) Kurang gizi beratnya Penyakit , lama dan risiko kematian karena diare

meningkat pada anak-anak yang menderita gangguan gizi terutama

pada penderita gizi buruk.

c) Campak, diare dan disentri sering terjadi dan berakibat berat pada anak-

anak yang sedang menderita campak dalam waktu 4 minggu terakhir

hal ini sebagai akibat dari penurunan kekebalan tubuh penderita.

d) Imunodefesiensi /Imunosupresi. Keadaan ini mungkin hanya

berlangsung sementara, misalnya sesudah infeksi virus ( seperti campak

) natau mungkin yang berlangsung lama seperti pada penderita AIDS

( Automune Deficiensy Syndrome ) pada anak imunosupresi berat,

diare dapat terjadi karena kuman yang tidak parogen dan mungkin juga

berlangsung lama.

3. Faktor lingkungan dan perilaku :

Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan

dua faktor yang dominan, yaitu sarana air bersih dan pembuangan tinja kedua

factor ini akan berinteraksi bersamadengan perilaku manusia Apabila faktor

lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare serta berakumulasi dengan

perilaku manusia yang tidak sehat pula. Yaitu melalui makanan dan minuman,

maka dapat menimbulkan kejadian penyakit diare. 2

6

Page 7: Gastroenteritis Pada Anak

IV. Etiologi

Faktor infeksi

a. Infeksi enteral (infeksi saluran pencernaan

makanan yang merupakan penyebab utama diare)

i. Infeksi bakteri : vibrio, E. coli,

salmonela, shigella, campylobacter, yersinia, aeromonas, dan

sebagainya

ii. Infeksi virus : enterovirus, adenovirus,

rotavirus, astrovirus, daii lain-lain

iii. Infeksi parasite : cacing (ascaris),

protozoa (entamoeba histolytica, giardia lamblia, tricomonas

hominis dan jamur (candida albicans)

b. Infeksi parenteral (infeksi diluar alat pencernaan) seperti: OMA (Otitis

Media Akut), tonsilitis, tonsilofaringitis, brankopneumoma, ensefalitis,

dan sebagainya (sering terjadi pada bayi dan umur dibawah 2 tahun)

Faktor Malabsorpsi

Malabsorbsi karbohidrat

Disakarida ; intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa

Monosakarida: intoleransi glukosa, fruktosadan galaktosa

Molabsorbsi lemak

Molabsorbsi protein

Faktor makanan

Makanan beracun

alergi terhadap makanan

7

Page 8: Gastroenteritis Pada Anak

Lain-lain

Imunodefisiensi

Gangguan psikologis (cemas dan takut)

Faktor-faktor langsung:

o KEP (Kurang Energi Protein)

o Kesehatan pribadi dan lingkungan

o Sosioekonomi 2,5

V. Patofisiologi

Diare adalah kehilangan banyak cairan elektrolit melalui tinja. Bayi kecil

mengeluarkan tinja kira-kira 5g /kgbb/hari. Jumlah ini meningkat 200 gr /kgbb/

hari pada orang dewasa. Penyerapan air terbanyak terjadi di usus, kolon

memekatkan isi usus pada keadaan pada keadaan osmotik tinggi.kelainan yang

menggangu usus cenderung menyebabkan diare yang lebih banyak. Sedangkan

kelainan yang terjadi di kolon cenderung menyebabkan diare yang lebih sedikit.

Disentri dengan volume sedikit dan sering , tenesmus, rasa ingin buang air besar,

dan tinja betrdarah adalah gejala utama kolitis.

Dasar semua diare adalah gangguan transportasi larutan usus, perpindahan

air melalui membran usus berlangsung secara pasif dan ini di tentukan oleh aliran

larutan secara aktif maupun pasif terutama natrium dan klorida dan glukosa.

Patomekanisme diare kebanyakan dapat di jelaskan dari kelainan sekretorik,

osmotik, motilitas, kombinasi dari hal tersebut. Ada 3 prinsip mekanisme

terjadinya diare cair sekretorik dan osmotik. Infeksi usus dapat menyebabkan

diare dengan 3 mekanisme tersebut. Diare sekretori lebih sering terjadi dan

keduanya dapat terjadi pada satu pasien .

8

Page 9: Gastroenteritis Pada Anak

Gangguan sekretorik disebabkan oleh sekresi air dan elektrolit kedalam

usus halus. Hal ini terjadi bila absorbsi natrium oleh villi gagal sedangkan sekresi

klorida oleh sel epitel berlangsung terus atau meningkat. Hasil akhirnya adalah

sekresi cairan yang mengakibatkan kehilangan cairan dan elektrolit dari tubuh

sebagai tinja cair. Hali ini menyebabkan terjadinya dehidrasi. Pada infeksi

perubahan ini terjadi karena adanya rangsangan pada mukosa usus oleh toxin

bakteri seperti toxin Eschericia coli dan Vibrio colera atau rotavirus

Gangguan osmotik , mukosa usus halus adalah epitel berpori, yang dapat

dilewati air dan elektrolit dengan cepat untuk mempertahankan tekanan osmotik

antara isi usus dengan cairan ekstrasellular. Dalam keadaaan ini diare dapat terjadi

apabila suatu bahan yang secara osmotik aktif dan tidak dapat diserap. Jika bahan

semacam itu berupa larutan isotonik, air, dan bahan yang larut didalamnya akan

lewat tanpa diabsorsi sehingga terjadilah diare .

Gangguan motilitas usus, hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya

kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare- Sebaliknya bila

peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya

dapat timbul diare pula.1,2

Sebagai akibat diare akan terjadi:

1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan

gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik, hipokalemia)

2. Gangguan gizi bisa mengakibatkan penurunan berat badan dalam waktu yang

singkat oleh karena makanan sering dihentikan oleh orangtua karena

takut diare/muntah bertambah hebat. Walaupun susu diteruskan sering

diencerkan dalam waktu yang lama. Makanan yang diberikan sering tidak

dapat dicerna dan diabsorpsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik

9

Page 10: Gastroenteritis Pada Anak

3. Gangguan sirkulasi darah akibat diare dengan/tanpa muntah-muntah dapat

terjadi syok hipovolemik. Hal ini menyebabkan perfusi jaringan berkurang

dan dapat menyebabkan hipoksi.2

VI. Manifestasi Klinis

Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh naik, nafsu makan

berkurang kemudian timbul diare. Tinja mungkin disertai lendir dan darah. Warna

tinja makin lama berubah kehijauan karena bercampur dengan, Daerah anus dan

sekitarnya timbul luka lecet karena sering deflkasi dan tinja yang asam akibat

laktosa yang tidak diabsorbsi usus selama diare. Gejala muntah dapat timbul

sebelum atau selama diare dan dapat disebabkan karena lambung turut meradang

atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila kehilangan

cairan terus berlangsung tanpa pergantian yang memadai gejala dehidrasi mulai

tampak yaitu : BB turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun cekung

(bayi), selaput lender bibir dan mulut, serta kulit kering. Bila berdasarkan terus

berlanjut, akan terjadi renjatan hypovolemik dengan gejala takikardi, denyut

jantung menjadi cepat, nadi lemah dan tidak teraba, tekanan daran turun, pasien

tampak lemah dan kesadaran menurun, karena kurang cairan, deuresis berkurang

(oliguria-anuria). Bila terjadi asidosis metabolik pasien akan tampak pucat, nafas

cepat dan dalam (pernafasan kusmaul) 2,4

10

Page 11: Gastroenteritis Pada Anak

VII. Derajat Dehidrasi

Derajat dehidrasi dapat dibagi berdasarkan :

Kehilangan BB

1. Dehidrasi ringan ; menurun BB 0 - 5%

2. Dehidrasi sedang : menurun BB 5 - 10%

3. Dehidrasi berat : menurun BB > 10%

PENILAIAN A B C

Lihat

11

Page 12: Gastroenteritis Pada Anak

Keadaan Umum Baik, sadar *Gelisah, rewel *Lesu,lunglai, tidak sadar

Mata Normal Cekung Sangat cekung Air Mata Ada Tidak ada Tidak ada Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering Rasa Haus Minum Biasa, Tidak

haus*Haus ingin minum banyak

*Malas minum atau tidak bias minum

Periksa Turgor Kulit Kembali cepat *Kembali lambat *Kembali sangat lambat

Derajat Dehidrasi TANPA DEHIDRASI DEHIDRASI RINGAN SEDANGBila ada 1 tanda* + 1 atau lebih tanda lain

DEHIDRASI BERATBila ada 1 tanda* + 1 atau lebih tanda lain

Terapi Rencana Terapi A Rencana terapi B Rencana C

VIII. Pemeriksaan Penunjang

Feses makroskopik (warna, konsistensi, darah(-/+), lendir (-/+) )

Mikrokopik (leukosit, kista, telur cacing, )

Darah (darah rutin, GDS, elektrolit.) 5

IX. Diagnosis banding

Diare Akut

Diare Persisten

Diare Kronik

Disentri

X. Kriteria Diagnosis

Anamnesis

Buang air besar lebih cair/ encer dari biasanya, frekuensi > 3 x / hari

Dapat disertai darah (disentri)

Dapat terjadi muntah , nyeri perut atau panas

Pemeriksaan fisik

12

Page 13: Gastroenteritis Pada Anak

Tanda dan gejala tanpa dehidrasi atau,

Tanda dan gejala dehidrasi ringan sedang atau,

Tanda dan gejala dehidrasi berat dengan atau tanpa syok

Dapat disertai atau tidak tanda dan gejala gangguan keseimbangan

elektrolit dan atau gangguan keseimbangan asam basa.

Laboratorium

Feses : dapat disertai darah atau lender

PH asam diare osmotic

Leukosit > 5 / LPB - disentri

ELISA (bila memungkinkan untuk etiologi virus)

Darah : Dapat terjadi gangguan elektrolit dan gangguan asam basa. 5

XI. Komplikasi

1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat)

2. Renjatan hipovolemik

3. Hipokalemia/ dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, takikardia

4. Hipoglikemi

5. Kejang, yang biasanya disebabkan oleh hipogloikemik, hiponatremi,

hipernatremia.

6. Malnutrisi energi protein (muntah dan mual bila lama/ kronik) 2

XII. Tatalaksana

a. Mencegah terjadinya dehidrasi

Mencegah terjadinya dehidasi dapat dilakukan mulai dari rumah

dengan memberikan minum lebih banyak dengan cairan rumah tangga yang

13

Page 14: Gastroenteritis Pada Anak

dianjurkan seperti air tajin , kuah sayur, air sup. Bila tidak mungkin

memberikan cairan rumah tangga yang dianjukan , berikan air matang.

Macam Cairan yang dapat digunakan akan tergantung pada :

Kebiasaan setempat dalam mengobati diare

Tersedianya cairan sari makanan yang cocok

Jangkauan pelayanan Kesehatan

Tersedianya oralit

b. Mengobati dehidrasi

Bila terjadi dehidrasi (terutama pada anak), penderita harus segera

dibawa ke petugas atau sarana kesehatan untuk mendapatkan pengobatan

yang cepat dan tepat, yaitu dengan oralit. Bila terjadi dehidrasi berat,

penderita harus segera diberikan cairan intravena dengan ringer laktat

sebelum dilanjutkan terapi oral

c. Memberi makanan

Berikan makanan selama diare untuk memberikan gizi pada

penderita terutama pada anak tetap kuat dan tumbuh serta mencegah

berkurangnya berat badan. Berikan cairan termasuk oralit dan makanan

sesuai yang dianjurkan. Anak yang masih mimun ASI harus lebih sering

diberi ASI. Anak yang minum susu formula diberikan lebih sering dari

biasanya. Anak Usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah mendapat

makanan padat harus diberikan makanan yang mudah dicerna sedikit

sedikit tetapi sering Setelah diare berhenti pemberian makanan ekstra

diteruskan selama 2 minggu untuk membantu pemulihan berat badan anak.

14

Page 15: Gastroenteritis Pada Anak

d. Mengobati masalah lain

Apabila diketemukan penderita diare disertai dengan penyakit lain,

maka diberikan pengobatan sesuai indikasi, dengan tetap mengutamakan

rehidrasi. Tidak ada Obat yang aman dan efektif untuk menghentikan

diare.2

Tentukan Derajat Dehidrasi

RENCANA TERAPI A

UNTUK MENGOBATI DIARE DIRUMAH

PENDERITA DIARE TANPA DEHIDRASI

1. Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya untuk

mencegah dehidrasi

Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan, seperti larutan

oralit,makanan yang cair (seperti sup, air tajin ) dan kalau tidak ada air

matang. Gunakan larutan oralit untuk anak seperti dijelaskan dalam kotak

dibawah (catatan jika anak berusia kurang dari 6 bulan dan belum makan

makanan padat lebih baik diberi oralit dan air matang dari pada makanan

yang cair ). Berikan larutan ini sebanyak anak mau, berikan jumlah larutan

oralit seperti dibawah. Teruskan pemberian larutan ini hingga diare

berhenti 5

2. Beri anak makan untuk mencegah kurang gizi

15

GUNAKAN CARA INI UNTUK MENGAJARI IBU : Teruskan mengobati anak diare dirumah Berikan terapi awal bila terkena diare lagi

Page 16: Gastroenteritis Pada Anak

Teruskan ASI, Bila anak tidak mendapat ASI berikan susu yang

biasa diberikan, untuk anak kurang dari 6 bulan dan belum mendapat

makanan padat , dapat diberikan susu,

Bila anak 6 bulan atau lebih atau telah mendapat makanan padat:

o Berikan bubur bila mungkin dicampur dengan kacanf-kacangan,

sayur, daging atau ikan , tambahkan 1 atau 2 sendok teh minyak

sayur tiap porsi

o Berikan sari buah segar atau pisang halus untuk menanbahkan

kalium

o Berikan makanan yang segar masak dan haluskan atau tumbuk

makanan dengan baik

o Bujuk anak untuk makan , berikan makanan sedikitnya 6 kali

sehari

o Berikan makanan yang sama setelah diare berhenti, dan

diberikan porsi makanan tambahan setiap hari selama 2 minggu

3. Bawa anak kepada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam

3 hari atau menderita sebagai berikut :

Buang Air besar cair lebih sering

Muntah berulang-ulang

Rasa haus yang nyata

Makan atau Minum sedikit

Demam

Tinja berdarah 5

16

Page 17: Gastroenteritis Pada Anak

Usia Jumlah Oralit yang diberikan

tiap BAB (ml)

Jumlah Oralit yang di sediakan

di rumah ((ml/hari)

<1 50 – 100 400 (2 bungkus)

1 – 4 100-200 600-800 (3-4 bungkus)

> 5 200-300 800- 1.000 (4-5 bungkus)

Dewasa 300-400 1.200- 2600

Tunjukan kepada ibu cara mencampur oralit

Berikan sesendok the tiap 1-2 menit untuk usia < 2 tahun

Berikanlah beberapa gelas untuk anak yang lebih tua

Bila anak muntah tunggulah 20 menit. Kemudian berikan caiaran lain

untuk mendapatkankan tambahan oralit.

Komposisi Formula WHO (200 ml)

Na Klorida (garam ) : 0,7 g

Glukosa : 4 g

Atau

Sukrosa (gula biasa) : 8 g

Trisodium sitrat dihidrat :0,5 g

K Klorida : 0,3 g

17

Page 18: Gastroenteritis Pada Anak

RENCANA TERAPI B

UNTUK TERAPI DEHIDRASI RINGAN/SEDANG

Setelah 3-4 jam nilai kembali anak menggunakan bagan penilaian kemudian

pilih rencana terapi a , b atau c untuk melanjutkan terapi

Bila tidak ada dehidrasi , ganti ke rencana terapi A, Bila dehidras telah hilang

anak biasanya kemudian mengantuk dan tidur

Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan/ sedang ulang Rencana terap B ,

tetapi tawarkan makanan susu dan sari buah seperti rencana terapi A

Bila tanda menunjukkan dehidrasi berat ganti dengan rencana terapi C

Bila ibu harus pulang sebelum selesai rencana terapi B

Tunjukkan jumlah orait yang harus dihabiskan dalam terapi 3 jam di rumah

Berikan oralit untuk rehidrasi selama 2 hari lagi seperti dijelaskan dalam

rencana terapi A

Tunjukkan cara melarutkan oralit

Jelaskan 3 cara dalam rencana terapi A untuk mengobati anak dirumah

Memberikan oralit atau cairanlain hingga diare berhenti

Memberi makan anak sebagaimana biasanya

Membawa anak ke petugas kesehatan. 5

18

JUMLAH ORALIT YANG DIBERIKAN DALAM 3 JAM PERTAMA

ORALIT yang diberikan dihitung dengan mengalikan berat badan penderita ( kg ) dengan 75 ml

Bila berat badan anak tidak diketahui dan atau untuk memudahkan di lapangan

berikan oralit sesuai tabel dibawah ini

Umur Umur < 1 Tahun 1 – 4 Tahun > 5 Tahun Dewasa

Jumlah oralit 300 ml 600 ml 1200 ml 2400 ml

Bila anak menginginkan lebih banyak oralit berikanlah

Bujuk ibu untuk meneruskan ASI

Untuk bayi dibawah 6 bulan yang tidak mendapat ASI berikan juga 100 200 ml air masak

selama masa ini

Page 19: Gastroenteritis Pada Anak

RENCANA TERAPI C

UNTUK DEHIDRASI BERAT

XIII. Tatalaksana Nutrisi Pada Diare

Perlu bimbingan ibu-ibu untuk tentang cara pemberian cara pemberian

makanan yang aik pada anak, mengajari pentingnya meneruskan pemberian

makanan penuh selama diare dan membantu usaha mereka untuk mengikuti

anjuran ini. Empat kunci utama tatalaksana gizi diare yang benar:

Menilai status gizi

Memberi makanan yang tepat pada saat episode diare

Memberi makanan yang tepat pada waktu penyembuhan dengan tindak

lanjutnya.

Komunikasi yang efektif tentang anjuran diet kepada ibu.

Pemberian ASI selama diare tidak boleh di kurangi atau di hentikan tetapi

diperbolehkan sesering atau selama anak menginginkannya. ASI harus di

19

Mulai diberikan cairan IV bila penderita bisa minum segera berikan oralit.

Sewaktu cairan IV di mulai beri 100 ml/kgBB

Umur Pemberian 30 ml/kgBB (jam )

Pemberian 70 ml / kgBB

(jam)

< 1 tahun 1 jam 5 jam

1 tahun ½ jam 2 ½ jam

Di ulangi bila denyut nadi masih lemah atau tidak teraba

Nilai lagi penderita 1-2 jam bila nadi belum teraba percepat tetesan intravena

Berikan oralit 5ml/kgBB. Kemudian nilai kembali. Dan pilih rencana terapi yang

sesuai.

Page 20: Gastroenteritis Pada Anak

berikan untuk menambah larutan oralit. Susu sapi atau formula yang biasa di

terima bila timbul dehidrasi maka pemberian susu harus di hentikan selama

rehidrasi untuk 4-6 jam dan kemudian dilanjutkan lagi. Makanan lunak bila

anak berumur 4 bulan atau lebih sudah bisa menerima makanan lunak,

makanan ini harus di teruskan. Bayi umur 6 bulan atau lebih harus mulai di

berikan makanan lunak bila belum pernah di beri. Bila timbul dehidrasi

makanan ini harus di hentikan 4 – 6 jam untuk rehidrasi untuk kemudian di

lanjutkan lagi. Paling tidak separuh makanan diet harus berasal dari makanan

porsi kecil tetapi sering (6 kali atau lebih) dan mereka harus di bujuk untuk

makan.

Banyak literatur yang menyebutkan bahwa probiotik memberikan

kebaikan dalam penanganan diare akut pada bayi. Probiotik dengan pemberian

dua kali sehari selama 5 hari dipercaya terbukti memberikan kebaikan dalam

mengurangi frekuensi, serta durasi penyakit diare. Probiotik dipercaya dapat

mengurangi lama waktu kesakitan, dengan meningkatkan respon imun,

memperbaiki mukosa usus, sebagai substansi penting dalam antimikroba dan

menyeimbangan jumlah mikroba diusus. Angka penguranga dari frekuensi

defekasi secara drastis dalam <3 hari terdapat pada kelompok yang

memeperoleh probiotik dengan kelompok kontrol. Konsistensi faeces yang

lebih padat dan durasi yang lebih pendek pada kelompok probiotik. Rata-rata

lama durasi diare juga mengalami hasil yang signifikan pada kelompok

probiotik.5,8

XIV. Pencegahan

20

Page 21: Gastroenteritis Pada Anak

Air minum yang bersih dari sumber air yang terjaga kebersihannya dan

dimasak. Pengelolaan makanan yang dimasak dengan baik, untuk menghindari

kontaminasi. Cuci tangan dengan sabun setelah buang air besar, sebelum makan dan

sebelum menyiapkan makanan. Buang cepat tinja dengan cara memasukannya

kedalam jamban atau menguburkan. Berikan hanya ASI selama 4-6 bulan pertama,

teruskan pemberian ASI paling sedikit 1 tahun pertama. Berikan makanan sapihan

yang bersih dan bergizi mulai usia 4-6 bulan. Anak usia > 9 bulan yang tidak

menderita campak untuk imunisasi campak. 4

DAFTAR PUSTAKA

21

Page 22: Gastroenteritis Pada Anak

1 Behrman, Kliagman: Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Vol2 Jakarta 2000

2 Budiarso, Aswita.dkk. Pendidikan Medik Pembatasan Diare Buku Ajar Diare

Pegangan Mahasiswa . Jakarta: Departement Kesehatan R.I PPM & PLP.

1999

3 Data Direktorat Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan. Selasa, 25

Maret 2008. www.kompas.com

4 Depatemen Kesehatan. Diare Pada Anak . Kamis, 31 desember. 2006.

www.depkes.go.id

5 Ganna, Herry. Melinda, Heda. Ilmu Kesehatan Anak Pedoman Diagnosis dan

Terapi. Edisi 3. Bandung : 2005

6 Gsianturi. Probiotik dan Prebiotik untuk Kesehatan. Senin , 28 Januari, 2002.

www.gizinet.com

7 Rampengan TH, Laurentz IR.. Penyakit infeksi tropik pada anak. Jakarta :

Penerbit Buku Kedokteran EGC 1993

8 Putra, Sanjaya. Suraatmaja, Sudaryat. Dkk. Effect of probiotics supplementation

on acute diarrhea in infants: a randomized double blind clinical trial.

Paediatrica Indonesiana, Vol. 47, No. 4, July 2007

22