gastritis

30
GASTRITIS KELOMPOK IV 1.ATHINA AMANDA 2.DEA RANISTA 3.DONNY HARTAWINATA 4.JANIATI 5.YAMIN

Upload: donny-hartawinata

Post on 14-Jun-2015

2.596 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

GASTRITISKELOMPOK IV

1. ATHINA AMANDA

2. DEA RANISTA

3. DONNY HARTAWINATA

4. JANIATI

5. YAMIN

PENGERTIAN

Gastritis adalah proses inflamsi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung. Secara histopastologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltarsi sel-sel radang pada daerah tersebut.

• Gastritis merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai di klinik / ruangan penyakit dalam pada umumnya. Kejadian penyakit gastritis meningkat sejak 5 – 6 tahun ini dan menyerang laki-laki lebih banyak dari pada wanita. Laki-laki lebih banyak mengalami gastritis karena kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan merokok

Diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :

• Gastritis akut• merupakan iritasi mukosa lambung diakibatkan

karena diet yang tidak teratur. Dimana individu makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan makanan yang terlalu berbumbu atau mengandung mikroorganisme penyebab. sering ditemukan biasanya jinak dan dapat sembuh dengan sendirinya, merupakan respon mukosa lambung terhadap berbagai iritasi lokal.

• Gastritis Kronik

• Merupakan iritasi lambung yang dapat disebakan oleh ulcus benigna atau maligna dari lambung. Gastritis kronik dapat dikalsifikasikan sebagai tipe A (Gastritis Autoimun) (Brunner and Suddarth, 2002 : 1062)

ETIOLOGI

1. Gastritis Super Fisial Akut

• Enkokrin bakteri dari stopylococus E.Colly atau salmanela (masuk setelah makanan terkontaminasi)

• Obat-obat NSAID (Indometosin, libiprofen, haproksen) sulfanamida, steroid dan digitalis.

• Makanan yang berbumbu seperti lada, cuka, mustard

• Kafein, alkohol, asipirin• Makanan yang masuk dalam lambung

meningkat dan mengiritasi mukosa lambung

• Refluks empedu atau terapi radiasi• Keracunan zat korosit yang asam atau

bassa

• Gastritis Atropi Kronik

• Bakteri helicobacter pylori

• Ulcus beningna atau maligna dari lambung

• Faktor predisposisi (Kafein, alkohol,aspirin)

PATOFISIOLOGI

Gastritis Akut• Bakteri endotoksin / H. Pylori• Obat NSAID, alkohol, kafein, aspirin.• Membran mukosa lambung di iritasi bakteri

endoktosin, oabt NSAID, alkoloh , kafein, aspirin menjadi edema dan mukosanya memerah dan hiperemik (kongesti dengan jaringan, cairan dan darah) dan akan mengalmai erosi superfiiaol.

• Bagian ini menskresi sejumlah getah lambung yang mengandung sangat sedikit asam tetapi banyak muncul, sehingga terajdi sekresi superfisial dan dapat menimbulkan haemoragi yang dimanifestasikan hematemesi.

Gastritis Kronik

• Helicobacter Pylori

• Faktor predisposisi

• Atrofi progresif epitel kelenjar

• Kehilangan sel pariental dan chief cell

• Penurunan produksi asam klorida, pepsin dan faktor intrinsik menurun menyebabkan dinding lambung menjadi tipis Mukosa mulut mempunyai permukaan yang rata sehingga terjadi Gastritis atropi kronik.

Gastritis Kronik

• Adanya perasaan penuh

• Anoreksia

• Nyeri hulu hati setelah makan

• Kembung

• Rasa asam dimulut

• Mual dan muntah.

Gastritis Akuat• Adanya keluhan abdomen tidak jelas,

seperti anoreksia dan mual • Sakit kepala• Mengalami ketidaknyamanan, malaise• Nyeri epigastrium• Muntah dan cegukan• Pendarahan• Hematemesis• Beberapa pasien asimtomatik

TANDA DAN GEJALA

PENATALAKSANAAN• Gastriris Akut• Menghindari makanan dan minuman yang

meningkatkan sekresi asam lambung • Pemakaian penghambat HO2 (seperti ranitidin

untuk mengurangi sekresi asam, sukrafat atau antacid dapat mempercepat penyembuhan)

• Obat-obat anti muntah dapat membantu menghilangkan mual dan muntah.

• Jika terjadi muntah perlu keseimbangan cairan dan elektrolit dengan memberikan infus vena

• Lavase jika terjadi korosif yang luas atau berat

Gastritis Kronik• Memodifikasi diet pasien, meningkatkan

istirahat, mengurangi stres dan memulai farmako terapi.

• Helicobacter pylori diatas dengan antibiotik (seperti tetraciklin atau amoksilin) dengan garam bismut (peta bismut)

• Menghindari alkohol dan obat-obatan yang mengiritasi mukosa lambung

• Vh B 12 dan terapi yang sesuai lainnya diberikan pada anemia pernisiosa

PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Diagnosa ditentukan dengan endoskopi

• Pemeriksaan sinar x G.I atas

• Pemeriksaan Histologis

• Tes serologis dan tes pernafasan untuk mendeteksi H. pylori untuk mendapatkan antibody terahadap antigen H. pylori

• Gastroskopi• Hb, Ht• Serum gastrin menurun atau normal• Endoskopi• Biopsi mukosa• Analisis cairan lam bung• Biopsi lambung• Serum vitamin B12

Asuhan Keperawatan

PengkajianBiodata : nama, umur, jenis kelamin, agama, ras,

suku bangsa, dan lain-lain1. Riwayat kesehatan / data subyektif• Keluhan pada sistem pencernaan • Anoreksia• Nausea• Vomitus• Hematemesis ( frekuensi, durasi, lokasi )2. Kebiasaan makan / pola makan3. Riwayat penggunana obat4. Tingkat stress yang meningkat

• Gaya hidup : perokok, alkohol, kafein

• Psikososial : Kaji kecemasan, pola tidur dan istirahat

• Keluhan ketidak nyamanan pada epigastrik / adbominal, tenderness

• Pemeriksaan fisik

• Keterbatasan aktivitas

• Perubahan TTV

• Tanda-tanda distensi : merintih kesakitan keletihan

• Pemeriksaan abdomen : • Tenderness, diare, epigastrik• Bising usus meningkat• Distensi • Status nutrisi : • Berat badan • Warna kulit• Turgor kulit• Anemia

Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung.

2.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhungan dengan menurunnya nafsu makan, nausea, muntah, nyeri.

3. Kurangnya volume cairan b.d menurunnya intake cairan, muntah, perdarahan

4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri, nausea, kecemasan

5. Kurangnya pengetahuan tentang faktor penyebab dan terapi diet

1 Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung.

• Tujuan : Setelah diakukan tindakan keperawatan nyeri berkurang.

• Kriteria Hasil :

- Klien akan menunjukkan perasaan nyaman

- Nyeri berkurang / hilang

Intervensi :1. Catat keluhan nyeri, termasuk lokasi, lamanya

intensitas nyeri (skala 0 – 10) 2. Kaji ulang faktor yang meningkatkan atau

menurunkan nyeri.3. Identifikasi dan batasi makanan yang

menimbulkan ketidaknyamanan.4. Bantu latihan ROM pasif dn aktif.5. Berikan perawatan oral dan tindakan

kenyamanan misalnya pijatan punggung, perubahan posisi.

• Kolaborasi :6. Berikan obat sesuai indikasi - Analgesik misal morfin sulfat.

2 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhungan dengan menurunnya nafsu makan, nausea, muntah, nyeri.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan nutrisi terpenuhi secara adekuat.

• Kriteria Hasil : 1. Klien akan menunjukkan intake makan

melalui keseimbangan diet2. Menunjukkan prilaku mempertahankan

pola nutrisi yang adekuat

Intervensi :1. Buat jadwal masukan tiap jam, anjurkan

mengukur cairan dan minum sedikit demi sedikit atau makan dengan perlahan.

2. Timbang berat badan setiap hari3. Berikan makanan sedikit tapi sering sesuai

indikasi untuk klien4. Berikan diet dan makanan ringan dengan

tambahan makanan yang disukai bila ada kolaborasi.

5. Gunakan susu biasa dari pada usus krim, bila susu dimungkinkan.

6. Berikan obat sesuai indikasi : siprofeptadin (periactin)

• 3. Kekurangan Volume Cairan1. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan

keperawatan kebutuhan cairan dan elektrolit akan terpenuhi..

Kriteria Hasil :1. TTV dalam batas normal (TD : 120/80 mmHg,

N : 80 - 100x/mnt, S : 36 -370C, RR : 16-20x/mnt.

2. Membran mukosa lembab, turgor kulit elastis.3. Pengisian kapiler cepat <>

Intervensi :1. Catat karakteristik muntah2. Observasi tanda-tanda vital, bandingkan

dengan hasil normal pasien sebelumnya.3. Catat respon fisiologis individual pasien

terhadap perdarahan misal perubahan mental, kelemahan, gelisah, ansietas, pucat, berkeringat.

4. Catat tanda perdarahan baru setelah berhentinya perdarahan awal.

5. Berikan cairan / darah sesuai indikasi

4. Kurang pengetahuan Tujuan : Setelah dilakukan pendidikan kesehatan

klien akan memahami tentang penatalaksanaan diet dan faktor penyebab.

Kriteria Hasil :- Menyatakan pemahaman proses penyakit dan

pengobatan.- Mengidentifikasi hubungan tanda dan gejala

dengan proses penyakit dan menghubungkan gejala dengan faktor penyebab

Intervensi :1. Tentukan persepsi pasien tentang proses

penyakit.2. Diskusikan program pengobatan, jadwal dan

kemungkinan efek samping obat-obatan antasida dan antibiotik.

3. Anjurkan melakukan aktifitas biasa secara bertahap sesuai toleransi dan sediakan waktu istriahat adekuat.

4. Anjurkan makan makanan sedikit tapi seirng sesuai indikasi pasien.

5. Berikan informasi tertulis untuk pasien / orang terdekat (keluarga)

EVALUASI

1. Nyeri berkurang, meningkatkan rasa nyaman.

2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi, berat badan idel

3. Klien dan keluarga mampu menjelaskan terapi diet dan penatalaksanaannya

4. Dapat mengidentifiaksi dan mencegah stimulasi

SELESAI