gangguan bunyi jantung blok cardiologi

29
Gangguan Bunyi Jantung Dr. Bambang Poernomo, SpPD

Upload: abamvc-muhammad-akbar

Post on 04-Oct-2015

43 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Gangguan Bunyi Jantung Blok Cardiologi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

TRANSCRIPT

  • Gangguan Bunyi JantungDr. Bambang Poernomo, SpPD

  • Bunyi jantung utama : Bunyi jantung I, bunyi jantung II, bunyi jantung III, bunyi jantung IVBunyi jantung tambahan : ejection click, opening snap dll

    Bunyi Jantung

  • Untuk mendengar bunyi jantung diperhatikan : lokalisasi dan asal bunyi jantung menentukan bunyi jantung I dan II intensitas bunyi dan kualitasnya ada tidaknya bunyi jantung III dan bunyi jantung IV irama dan frekuensi bunyi jantung bunyi jantung lain yang menyertai bunyi jantung.

    Bunyi Jantung

  • Bunyi jantung I : ditimbulkan oleh penutupan katup-katup mitral dan trikuspidal. Bunyi ini adalah tanda mulainya fase sistole ventrikel. Bunyi jantung I di dengar bertepatan dengan terabanya pulsasi nadi pada arteri carotis.

    Bunyi Jantung I

  • Bunyi jantung II, ditimbulkan oleh penutupan katup-katup aorta dan pulmonal dan tanda dimulainya fase diastole ventrikel.Pada keadaan fisiologis, pada inspirasi, kembalinya darah ke dalam ventrikel kanan menjadi lebih lama. keadaan ini disebut physiological splitting (bunnyi terbelah yang terjadi secara fisiologis). Pada ekspirasi, masa ejeksi ventrikel kanan sama dengan masa ejeksi ventrikel kiri sehingga P2 terdengar bertepatan dengan A2.

    Bunyi Jantung II

  • Bunyi jantung I pada umumnya lebih keras dari bunyi jantung II di daerah apeks jantung, sedangkan di bagian basal bunyi jantung II lebih besar daripada bunyi jantung I. Bunyi Jantung I sering terdengar dengan lub, dan bunyi jantung II sering terdengar dengan dub

  • Bunyi jantung III terdengar karena pengisian ventrikel yang cepat (rapid filling phase). Vibrasi yang ditimbulkan adalah akibat percepatan aliran yang mendadak pada pengisian ventrikel karena relaksasi aktif ventrikel kiri dan kanan dan segera disusul oleh perlambatan aliran pengisian.Sering ditemukan pada pasien gagal jantung, dapat normal sampai usia 20 tahun.

    Bunyi Jantung III

  • Bunyi jantung IV : dapat terdengar terdengar bila kontraksi atrium terjadi dengan kekuatan yang lebih besar, misalnya pada keadaan tekanan akhir diastol dan ventrikel yang meninggi sehingga memerlukan dorongan pengisian yang lebih keras dengan bantuan kontraksi atrium yang lebih kuat.Ditemukannya BJ III dan IV secara bersamaan disebut dengan summation gallop

    Bunyi Jantung IV

  • M 1 : adalah merupakan bunyi jantung akibat penutuplangsung. M 2 : adalah penutupan katup aorta dan pulmonal yang dirambatkanP 1 : adalah bunyi M 1 yang dirambatkan P 2 : adalah bunyi jantung akibat penutupan katup pulmonal secara langsung.A 1 : adalah penutupan mitral yang dirambatkan A 2 : adalah penutupan katub aorta secara langsung

    Komponen Bunyi Jantung

  • Bunyi Jantung

  • aliran darah bertambah cepat penyempitan di daerah katup atau pembuluh darah getaran dalam aliran darah oleh pembuluh yang tidak rata aliran darah dari ruangan yang sempit ke ruangan yang besar aliran darah dari ruangan yang besar ke ruangan yang sempit.

    Bising Jantung, penyebab

  • Lokasi, punctum maximumPenjalaranDerajatJenis (sistol atau diastole)Pengaruh respirasiBising Jantung, penilaian

  • Tiap-tiap bising mempunyai lokasi dimana bising itu terdengar paling keras . Maka dapat diduga asal bising itu : Punctum maximum di apeks cordis, berasal dari katup mitral Punctum maximum di sela iga 2 kiri, berasal dari katup pulmonal Punctum maximum di sela iga 2 kanan, berasal dari katup aorta Punctum maximum pada batas sternum kiri, berasal dari ASD atau VSD.

    1. Lokasi

  • Bising jantung masih terdengar di daerah yang berdekatan dengan lokasi dimana bising itu terdengar maksimal, ke suatu arah tertentu, misalnya : Bising dari stenosis aorta menjalar ke daerah carotis Bising insufiensi aorta menjalar ke daerah batas sternum kiri. Bising dari insufisiensi mitral menjalar ke aksilia, punggung dan keseluruh precordium. Bising dari stenosis mitral tidak menjalar atau hanya terbatas kesekitarnya.

    2. Penjalaran

  • Derajat I : Intensitas terendah, sering tidak terdengar oleh pemeriksa yang belum berpengalamanDerajat II : Intensitas rendah, biasanya dapat didengar oleh pemeriksa yang belum berpengalaman.Derajat III : Intensitas sedang tanpa thrillDerajat IV : Intensitas sedang dengan thrillDerajat V : Bising terkuat yang dapat didengar bila stetoskop diletakkan di dada. Berkaitan dengan thrillDerajat VI : Intensitas terkuat: dapat didengar sewaktu stetoskop diangkat dari dada. Berkaitan dengan thrill.

    3. Derajat Bising

  • Kecepatan aliran darah melalui tempat terbentuknya bising itu.Banyaknya aliran darah melalui tempat timbulnya bising itu.Keadaan kerusakan-kerusakan yang terdapat pada daun-daun katup atau beratnya penyempitan.Kepekatan darah.Daya kontraksi miokardiumKerasnya bising, tergantung pada :

  • Jenis bising tergantung pada fase bising timbul:Bising Sistol, terdengar dalam fase sistole (antara bunyi jantung 1 dan bunyi jantung 2)Bising Diastole, terdengar dalam fase diastole (antara bunyi jantung 2 dan bunyi jantung 1)

    4. Jenis Bising

  • Bising sistole tipe ejection, timbul akibat aliran darah yang dipompakan melalui bagian yang menyempit dan mengisi sebagian fase sistole. Didapatkan pada stenosis aorta, punctum maximum di daerah aorta. Bising sistole tipe pansistole (holosistolik), timbul sebagai akibat aliran balik yang melalui bagian jantung yang masih terbuka dan mengisi seluruh fase systole. Misalnya pada insufisiensi mitral.

    Dikenal 4 jenis bising sistol :

  • Bising sistolik dini (early systolic)Bising mulai terdengar bersamaan dengan bunyi jantung I dekresendo, dan berhenti sebelum bunyi jantung II; bising ini terdapat pada defek septum ventrikel kecil, biasanya jenis muskular.Bising sitolik akhir (end Systolic)Bising mulai setelah pertengahan fase sistolik, kresendo, dan berhenti bersama dengan bunyi jantung II; terdapat pada insufisiensi mitral kecil dan prolaps katup mitral.

  • Dikenal jenis-jenis bising diastol antara lain : Mid-diastole, terdengar pada pertengahan fase diastole misal pada stenosis mitral. Early diastole, terdengar segera setelah bunyi jantung ke II. misal pada insufisiensi aorta. Pre-sistole, yang terdengar pada akhir fase diastole, tepat sebelum bunyi jantung 1, misalnya pada stenosis mitral. Bising sistole dan diastole, terdengar secara kontinyu baik waktu sistole maupun diastole. Misal pada PDA

  • Bising fisiologis (fungsional), perlu dibedakan dengan bising patologis.

    Beberapa sifat bising fungsional : Jenis bising selalu sistole Intensitas bising lemah, derajat I-II dan pendek, Pada umumnya terdengar paling keras pada daerah pulmonal, terutama pada psisi telungkup dan ekspirasi penuh. Dipengaruhi oleh perubahan posisi.

    Bising Fisiologis

  • Demam Anemia Kehamilan Kecemasan HipertiroidBeri-beri Atherosclerosis

    Bising fungsional dijumpai pada beberapa keadaan :