gambaran umum kondisi daerah lombok barat

46
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 5 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH A. KONDISI FISIK 1. Geografi a. Letak Wilayah Secara geografis wilayah Kabupaten Lombok Barat terletak antara 115 0 ,46’ sampai dengan 116 0 .28’ Bujur Timur, dan 8 0 .12 sampai dengan 8 0 .55 Lintang Selatan dengan batas-batas wilayah : ● Sebelah Utara : Kabupaten Lombok Utara ● Sebelah Selatan : Samudera Indonesia, ● Sebelah Barat : Selat Lombok dan Kota Mataram, Sebelah Timur : Kabupaten Lombok Tengah Ibu Kota Kabupaten Lombok Barat terletak di Gerung sekaligus sebagai pusat Pemerintahan, mempunyai luas wilayah + 2.215,11 Km 2 yang terdiri dari daratan seluas + 862,62 Km 2 dan lautan seluas 1.352,49 Km 2 . b. Luas Wilayah Secara administrasi Kabupaten Lombok Barat terbagi dalam 10 Kecamatan, 88 Desa dan 657 Dusun dimana Kecamatan Sekotong memiliki luas wilayah terbesar dengan luas wilayah + 330,45 Km 2 dan terkecil Kecamatan Kuripan dengan luas wilayah + 21,56 Km 2 , seperti terlihat pada tabel 2.1 berikut di bawah ini. Tabel 2.1 Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Lombok Barat Desa Dusun (1) (2) (3) (4) (5) 1 Batulayar 6 52 34,11 2 Gunungsari 12 89 89,74 3 Lingsar 10 71 96,58 4 Narmada 16 112 107,62 5 Labuapi 10 55 28,33 6 Kediri 8 69 21,64 7 Kuripan 4 36 21,56 8 Gerung 11 72 62,30 9 Lembar 5 45 70,29 10 Sekotong 6 56 330,45 88 657 862,62 Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat tahun 2008 Lombok Barat Luas (km 2 ) Banyaknya Kecamatan No

Upload: zack-armstrong

Post on 09-Nov-2015

155 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

Mencakup kondisi fisik, Ekonomi dan sumber daya manusia wilayah Lombok Barat NTB

TRANSCRIPT

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014

    5

    BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    A. KONDISI FISIK

    1. Geografi a. Letak Wilayah

    Secara geografis wilayah Kabupaten Lombok Barat terletak antara 1150,46 sampai dengan 1160.28 Bujur Timur, dan 80.12 sampai dengan 80.55 Lintang Selatan dengan batas-batas wilayah : Sebelah Utara : Kabupaten Lombok Utara Sebelah Selatan : Samudera Indonesia, Sebelah Barat : Selat Lombok dan Kota Mataram, Sebelah Timur : Kabupaten Lombok Tengah Ibu Kota Kabupaten Lombok Barat terletak di Gerung sekaligus sebagai pusat Pemerintahan, mempunyai luas wilayah + 2.215,11 Km2 yang terdiri dari daratan seluas + 862,62 Km2 dan lautan seluas 1.352,49 Km2.

    b. Luas Wilayah

    Secara administrasi Kabupaten Lombok Barat terbagi dalam 10 Kecamatan, 88 Desa dan 657 Dusun dimana Kecamatan Sekotong memiliki luas wilayah terbesar dengan luas wilayah + 330,45 Km2 dan terkecil Kecamatan Kuripan dengan luas wilayah + 21,56 Km2, seperti terlihat pada tabel 2.1 berikut di bawah ini.

    Tabel 2.1Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Lombok Barat

    Desa Dusun(1) (2) (3) (4) (5)1 Batulayar 6 52 34,112 Gunungsari 12 89 89,743 Lingsar 10 71 96,584 Narmada 16 112 107,625 Labuapi 10 55 28,336 Kediri 8 69 21,647 Kuripan 4 36 21,568 Gerung 11 72 62,309 Lembar 5 45 70,2910 Sekotong 6 56 330,45

    88 657 862,62Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat tahun 2008

    Lombok Barat

    Luas (km2)Banyaknya

    KecamatanNo

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014

    6

    c. Topografi, Geohidrologi, Klimatologi dan Tata Guna Tanah 1). Ketinggian / Kemiringan Tanah

    Wilayah Kabupaten Lombok Barat sebagian besar berada pada ketinggian di bawah 500 meter di atas pemukaan laut, yaitu sebesar 74,33 %, sedangkan yang ketinggian melebihi 1.000 meter sebesar 7,91 % dari luas wilayah Kabupaten Lombok Barat. Data ketinggian wilayah Kabupaten Lombok Barat dapat dilihat pada tabel berikut di bawah.

    Tabel 2.2Ketinggian Wilayah Kabupaten Lombok Barat

    No Ketinggian Luas Wilayah (ha) Persentase (%)(1) (2) (3) (4)1 0 - 100 m dpl 55.163,00 32,992 100 - 500 m dpl 69.297,00 41,443 500 - 1.000 m dpl 29.531,00 17,664 > 1.000 dpl 13.224,00 7,91

    167.215,00 100,00Sumber data : BPN Lombok Barat tahun 2008

    Total :

    Kemiringan tanah merupakan suatu faktor yang sangat perlu dipertimbangkan didalam segala kegiatan pembangunan, terutama pembangunan yang bersifat fisik. Hal ini mengingat lereng atau kemiringan tanah sangat berpengaruh terhadap erosi permukaan tanah. Semakin panjang dan semakin besar kemiringan tanah, akan semakin cepat aliran permukaan dan semakin besar daya angkut dari aliran tersebut. Tingkat kemiringan lahan di Kabupaten Lombok Barat sangat bervariasi dan diklasifikasikan dalam 4 (empat) kemiringan. Tingkat kemiringan yang paling luas 0 - 5 % mencapai sekitar 30.660 ha atau 35,54 % dari luas wilayah Kabupaten Lombok Barat, kemiringan 2 15 % seluas 15.759 Ha atau 18,27 % dari luas wilayah Kabupaten Lombok Barat, kemiringan lahan 40 % ke atas seluas 13.693 Ha atau 15,87 % dari luas wilayah Kabupaten Lombok Barat.

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014

    7

    Tabel 2.3Tingkat Kemiringan Tanah di Wilayah Kabupaten Lombok Barat

    0 -2 % 2 - 15 % 15 - 40 % > 40 %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1 Gunungsari 2.946 985 1.075 3.968 8.9742 Batulayar 1.968 891 552 0 3.4113 Narmada 2.827 2.562 2.898 2.475 10.7624 Lingsar 3.835 2.838 2.985 0 9.6585 Kediri 1.565 134 158 307 2.1646 Kuripan - 986 899 271 2.1567 Labuapi 1.858 975 - - 2.8338 Gerung 4.120 1.072 722 316 6.2309 Lembar 2.595 2.149 2.285 - 7.02910 Sekotong 8.946 3.167 14.576 6.356 33.045

    30.660 15.759 26.150 13.693 86.26235,54 18,27 30,31 15,87 100,00

    Sumber data : BPN Kabupaten Lombok Barat tahun 2008

    Jumlah (ha)

    JumlahPersentase (%)

    KecamatanNoLuas Peringkat Kemiringan (ha)

    Apabila dilihat penyebaran dari masing masing kelas kemiringan tanah dalam tiap Kecamatan, maka Kecamatan Labuapi dan Kediri termasuk kategori sangat datar, sedangkan Kecamatan Kuripan dan Kecamatan Gerung sebagian besar termasuk datar walaupun sebagian kecil ada yang bergelombang sampai terjal. Untuk wilayah utara dan selatan sebagian besar wilayahnya bergelombang sampai terjal, oleh karena itu bentuk kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan di kecamatan wilayah utara maupun wilayah selatan harus selalu berorientasi menghindari timbulnya kerusakan tanah.

    2). Geohidrologi Wilayah Kabupaten Lombok Barat dilalui oleh banyak aliran sungai dan anak sungai, namun tidak semua sungai berair sepanjang tahun. Mata air yang ada di wilayah Kabupaten Lombok Barat terdapat sekitar 146 sumber mata air yang airnya mengalir ke sungai sungai Meninting, Dodokan, Jangkuk, Babak dan Sekotong. Potensi air baku di Kabupaten Lombok Barat untuk pengembangan Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) selama sepuluh tahun ke depan pada umumnya tersedia. Air permukaan yang dapat dimanfaatkan adalah : Sungai Meninting, Jangkok dan Babak. Yang memerlukan upaya khusus untuk air baku serta air minumnya adalah Gerung, Kediri, Narmada dan Lembar serta 2 (dua) Ibu Kota Kecamatan (IKK) dan 22 Desa.

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014

    8

    3). Klimatologi Kondisi iklim di sebagian besar Kabupaten Lombok Barat termasuk wilayah yang beriklim tropis, dengan dua musim, yaitu musim kemarau yang berlangsung antara bulan Juni hingga Agustus dan musim hujan antara bulan September hingga Mei dengan temperatur / suhu udara pada tahun 2008 rata -rata berkisar antara 22,22C sampai 30,46C dan suhu maksimum terjadi pada bulan Oktober dengan suhu 32,10C serta suhu minimum 20,70C terjadi pada bulan Juni. Kelembaban udara berkisar antara 81,58%, kelembaban udara maksimum terjadi pada bulan Maret dan Nopember sebesar 86,00% sedangkan kelembaban minimum terjadi pada bulan September dan Agustus sebesar 77,00%.

    Lamanya penyinaran matahari yang terjadi selama tahun 2008 rata-rata 68,67%, lamanya penyinaran matahari maksimum terjadi pada bulan Juli sebesar 86,00% dan lamanya penyinaran matahari minimum terjadi pada bulan Pebruari, Nopember dan Desember sebesar 49,00%. Kecepatan angin rata-rata yang terjadi selama tahun 2008 sebesar 207/8 knot, kecepatan maksimun terjadi pada bulan Pebruari yaitu 270/10 knot, sedangkan kecepatan minimum terjadi pada bulan Mei sebesar 135/8 knot. Tekanan udara yang ditandai dengan dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Tekanan udara berkisar antara 1.001,60 mbs 1.006,60 mbs. Sedangkan keadaan curah hujan pada tahun 2008 sebesar 144,29 mm dengan curah hujan terendah bulan Juli sebesar 0,00 mm dan curah hujan tertinggi pada bulan Nopember sebesar 448,90 mm.

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014

    9

    Tabel 2.4Keadaan Iklim di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008

    Rata2 Min Max

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

    1 Januari 26,90 23,30 30,50 83,00 1.006,60 270/7 159,30 63,00

    2 Pebruari 26,60 23,30 29,90 85,00 1.005,00 270/10 229,90 49,00

    3 Maret 26,50 22,30 30,70 86,00 1.006,20 270/6 207,10 59,00

    4 April 27,00 22,50 31,50 81,00 1.006,50 270/7 205,30 81,00

    5 Mei 26,05 22,00 30,10 78,00 1.005,80 135/8 111,40 82,00

    6 Juni 25,10 20,70 29,50 82,00 1.006,40 140/8 43,80 80,00

    7 Juli 24,05 19,40 28,70 80,00 1.005,80 135/9 0,00 86,00

    8 Agustus 25,50 21,10 29,90 78,00 1.004,60 180/9 3,60 63,00

    9 September 26,20 21,70 30,70 77,00 1.005,60 180/10 40,90 84,00

    10 Oktober 27,55 23,00 32,10 80,00 1.003,60 180/8 147,40 79,00

    11 Nopember 27,35 23,40 31,30 86,00 1.001,60 180/7 448,80 49,00

    12 Desember 27,25 23,90 30,60 83,00 1.002,40 270/7 134,00 49,00

    26,34 22,22 30,46 81,58 1.005,01 207/8 144,29 68,67

    Sumber data : Stasiun Klimatologi Kediri tahun 2008Rata-rata

    Penyinaran Matahari (%)

    BulanNoTemperatur C Kelembaban

    Udara Nisbi (%)

    Tekanan Udara (mb)

    Kecepatan angin rata-rata

    (knot)

    Curah Hujan (mm)

    4). Tata Guna Tanah

    Hampir setengah wilayah Kabupaten Lombok Barat merupakan tanah pertanian yang subur dengan didukung irigasi teknis di bagian tengah dan sebagian wilayah selatan yang proporsi penggunaan lahan pada tahun 2008 meliputi sawah 16.849 Ha, tegalan 22.908 Ha, pekarangan 5.670 Ha dan lain lain 40.835 Ha.

    Tabel 2.5Tata Guna Tanah di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2004 - 2008

    2004 2005 2006 2007 2008(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1 Sawah 15.248 16.998 16.975 16.849 16.8492 Tegalan 25.253 23.324 23.323 22.908 22.9083 Pekarangan 4.192 4.204 4.219 4.879 5.6704 Lain-Lain *) 41.569 41.736 41.745 41.626 40.835

    86.262 86.262 86.262 86.262 86.262Sumber data : Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Barat tahun 2008

    Jumlah :

    Jenis TanahNoLuas (Ha)

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 10

    Perkembangan pola penggunaan tanah di Kabupaten Lombok Barat selama 4 (empat) tahun terakhir menunjukkan luas jenis tanah sawah naik rata rata pertahun sebesar 2,83%, luas tegalan turun 3,17%, luas pekarangan naik 3,10%, dan luas tanah untuk penggunaan lain lain naik dari tahun 2004 2007 sebesar 0,66%, dan turun sebesar 1,02% pada tahun 2008.

    d. Sumberdaya Alam Potensi sumberdaya alam di Kabupaten Lombok Barat meliputi sumberdaya alam non hayati yaitu : air, lahan, udara dan bahan galian, sedangkan sumberdaya alam hayati yaitu hutan, flora dan fauna. Sumberdaya air di Kabupaten Lombok Barat terdiri dari air tanah (akifer) termasuk mata air dan air permukaan. Berdasarkan atas besaran curah hujan per tahun, hujan lebih dan evapotranspirasi tahunan yang akan berpengaruh terhadap air meteorologis sesuai dengan gradasi sebaran curah hujan, maka makin ke selatan wilayah Kabupaten Lombok Barat makin sedikit ketersediaan air meteorologisnya. Berdasarkan data yang tersedia jumlah mata air di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2008 berjumlah 146 buah yang tersebar di Kecamatan Batulayar (7 buah), Kecamatan Gunungsari (23 buah), Lingsar (35 buah), Narmada (81 buah). Dari 146 buah mata air tersebut, sebanyak 138 mata air mempunyai debit sebesar 1-50 lt/det, sebanyak 5 mata air mempunyai debit sebesar 51 -100 lt/det dan debit diatas 100 lt/det sebanyak 3 mata air. Dari sejumlah 146 buah yang sudah dimanfaatkan sebanyak 30 mata air oleh PDAM maupun Desa. Dengan memperhatikan kondisi terjadinya penebangan hutan secara liar dan adanya konversi lahan dari lahan kebun, hutan, pertanian ke lahan pemukiman maka jumlah mata air cenderung akan berkurang jika tidak dilakukan perlindungan sumber mata air. Sebaran jaringan irigasi di Kabupaten Lombok Barat dapat dilihat berdasarkan pada pengamat pengairan dan daerah irigasi. Secara kelompok, pengamat pengairan/daerah irigasi dibagi menjadi tiga wilayah besar, yakni Gunungsari, Narmada, dan Kediri. Kondisi dan sebaran jaringan irigasi ini dapat dilihat pada table 2.6.

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 11

    PRODUKSI

    Baik Rusak Tersier Sekunder Bagi Box Lain (Ton/Ha/Panen)1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

    I. Gunungsari1 Sandik 417 417 336 37 63 - 3.790 27 - 4 62 Medas 103 103 768 25 75 - 4.783 35 - 7 53 Ireng Daye 288 288 272 60 40 3.910 364 19 19 9 64 Gegutu 209 209 163 70 30 8.221 3.211 19 9 7 5,55 Penimbung 485 485 465 73 27 8.737 7.901 95 28 8 56 Menjeli 203 203 107 75 25 2.808 3.268 27 6 7 5,57 Repok Pancor 306 306 285 60 40 11.190 4.788 21 11 8 68 Keluncing 548 548 513 75 25 - 6.302 22 - 2 59 Bengkel 83 83 93 80 20 - 515 5 - 4 5,5

    10 Juwet 476 476 476 70 30 4.740 3.656 20 9 3 53.118,0 3.118,0 3.478,0 625,0 375,0 39.606,0 38.578,0 290,0 82,0 59,0 54,5

    II. Narmada1 Dsn. Tereng 250 239 220 78 22 460 2.640 6 29 5 62 Mencongah 301 301 249 80 20 3.306 3.296 34 14 3 63 Nyur Baya 555 555 449 85 15 13.507 8.875 81 19 8 64 Montang 670 690 178 40 60 - 1.100 5 - 2 3,55 Keru 870 870 863 55 45 12.083 10.643 28 46 11 5,56 Sesaot 1.670 1.678 1.253 60 40 6.280 20.272 72 37 8 5

    4.316 4.333 3.212 398 202 35.636 46.826 226 145 37 32

    III. Kediri1 Gebong 2.161 2.161 1.872 50 50 25.000 27.857 155 20 98 4,52 Pengga Kanan 2.314 2.314 2.921 45 55 62.000 59.252 350 80 43 Pengga Kiri 1.275 1.275 446 70 30 14.800 815 42 39 25 54 Datar 834 834 560 60 40 32.596 3.462 39 22 15 565 Batu Riti 619 619 191 65 35 - 7.100 19 16 46 Pes. Kuripan 86 86 84 58 42 15.000 6.972 34 35 1 4,57 Buntopeng 254 225 108 40 60 500 8.514 27 3 3

    7.543 7.514 6.182 388 312 149.896 113.972 666 116 238 81

    Total I + II + III 14.977,0 14.965,0 12.872,0 1.411,0 889,0 225.138,0 199.376,0 1.182,0 343,0 334,0 167,5

    Sumber : Dinas PU Pertamben Bid. Pengairan tahun 2008

    Tabel 2.6.Kondisi dan Sebaran Jaringan Irigasi

    di Kabupaten Lombok Barat tahun 2008

    No. Pengamat/ Daerah Irigasi

    Luas Baku (HA)

    Luas Daerah Irigasi (HA)

    Luas Daerah Tanam (HA)

    KONDISI (%) SALURAN (M) BANGUNAN (unit)

    Jumlah

    Jumlah

    Jumlah

    Sumber Daya Alam yang potensi untuk dikembangkan adalah Sumber Daya Hutan. Untuk potensi sumberdaya kehutanan terdapat beberapa klasifikasi hutan. Kawasan lindung adalah kawasan yang fungsi utamanya adalah melindungi kelestarian fungsi sumberdaya alam /buatan serta nilai budaya dan sejarah bangsa, seperti kawasan hutan lindung dan kawasan konservasi sehingga kawasan tersebut harus dilindungi dari kegiatan produksi dan kegiatan manusia lainnya yang dapat mengurangi / merusak fungsi lindung.

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 12

    1). Sumberdaya Hutan Pada tahun 2008, hutan di Kabupaten Lombok Barat tercatat seluas 37.384,20 Ha berdasarkan tata guna hutan di Kabupaten Lombok Barat dapat digolongkan menjadi : hutan lindung 19.105,50 Ha (51,11 %), hutan produksi biasa 1.781 Ha (4,76 %), hutan produksi terbatas 10.229 ( 27,36 %), hutan wisata alam 3.113,70 (8.33 %) dan Tahura 3.155 Ha (8,44 %). Dari seluruh luas kawasan hutan tersebut telah terjadi kerusakan sebagai akibat kebakaran hutan, perambahan hutan dan ladang berpindah. Kondisi ini kemudian menyebabkan lahan kritis semakin bertambah. Data dari Dinas Kehutanan Kabupaten Lombok Barat menunjukan bahwa luas lahan kritis di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 tercatat 32.624,18 ha yang terdapat di dalam kawasan hutan 16.363,60 Ha dan di luar kawasan hutan 16.260,58 Ha. Kondisi hutan di wilayah Kabupaten Lombok Barat diklasifikasikan sebagai berikut : 1.1 Hutan Negara seluas 37.384,20 Ha dengan pembagian fungsi : hutan

    lindung 19.105,50 Ha (51,11%), hutan produksi biasa 1.781 Ha (4,76%), hutan produksi terbatas 10,229 ( 27,36%), hutan wisata alam 3.113,70 (8.33 %) dan Tahura 3.155 Ha (8,44 %).

    1.2 Hutan Rakyat seluas 700 Ha, yang berada di Kab. Lombok Barat dengan perincian sebaran berada di Kecamatan Gerung 300 Ha, Kecamatan Sekotong 300 Ha, Kecamatan Gunung Sari 50 Ha, Kecamatan Narmada 50 Ha.

    1.3 Hutan kota seluas 8 Ha berada di Kecamatan Gerung.

    2). Sumberdaya Kelautan Kabupaten Lombok Barat memiliki sumberdaya kelautan seluas 864 km2. Sumberdaya kelautan yang ada terdiri atas hutan mangrove 420 km2, terumbu karang 444 km2, sumberdaya ikan dengan produksi 33.264,5 ton pada tahun 2008 yang terdiri atas perikanan tangkap 14.270 ton dan perikanan budidaya 18.994,5 ton. Kondisi sumberdaya kelautan ini pada saat ini sudah banyak yang mengalami kerusakan. Kerusakan pada terumbu karang saat ini telah mencapai lebih dari 80% yang tersebar terutama di perairan Kecamatan Sekotong yang disebabkan oleh perubahan iklim dan kerusakan ekosistim lainnya yang secara langsung dapat mempengaruhi eksistensi ekosistem terumbu karang. Kerusakan

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 13

    sumberdaya kelautan ini telah berdampak pula pada menurunnya kualitas lingkungan sumberdaya kelautan yang dikhawatirkan akan mengganggu produktifitas sumberdaya yang ada.

    3) Sumberdaya Energi dan Mineral 3.1 Pemanfaatan Energi Alternatif dan Ketersediaan Bahan Bakar

    Seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat atas ketenagalistrikan, maka pembangkit listrik alternatif telah dikembangkan di Kabupaten Lombok Barat sampai dengan tahun 2008 antara lain: a) Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebanyak 1207 Unit yang

    tersebar di 4 Kecamatan yaitu Kecamatan Sekotong Tengah, Kuripan, Gunungsari dan Lingsar.

    b) Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) sebanyak 4 Unit terletak di Desa Sedau Kecamatan Narmada, dengan kapasitas terpasang 89 KWH yang melayani 591 KK.

    c) Pembangkit Listrik Tenaga Aki (PLT-AKI) terpasang sebanyak 78 Unit yang tersebar di Desa Kedaro dan Desa Pelangan.

    Sedangkan untuk memenuhi pasokan energi bahan bakar di Kabupaten Lombok Barat telah terbangun 9 unit Station Pengisian Bahan Bakar Untuk Umum (SPBU) yang tersebar di 5 Kecamatan yaitu Kecamatan Lembar, Narmada, Kediri, Gunungsari, Sekotong Tengah dengan Kapasitas Tangki Timbun untuk Premium 335 kilo liter dan Solar 285 kilo liter.

    3.2 Sumberdaya Mineral

    Potensi sumberdaya mineral yang ada di Kabupaten Lombok Barat sebagian besar terdapat di wilayah selatan, sebagian lagi terdapat di desa Sedau Kecamatan Narmada. Sumberdaya mineral tersebut terdapat di :

    a) Labuanpoh, desa Sekotong Tengah Kecamatan Sekotong. Batu Andesit di wilayah ini mempunyai mutu yang cukup baik untuk bahan bangunan dan agregat beton. Bagian yang lapuk dapat digunakan sebagai tanah urug. Sifat fisiknya keras, kompak dan berlebar 10-25 cm, dengan jumlah cadangan 179.557 ton dan luas areal tambang seluas 1.668 Ha.

    b) Batukapong, desa Ketapang, Sekotong Tengah Kecamatan Sekotong. Batu Andesit di wilayah ini dapat digunakan sebagai bahan agregat

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 14

    beton dan bahan alas jalan. Dengan jumlah cadangan sebanyak 434.323 m, dengan luas wilayah tambang mencapai 2.313 Ha.

    c) Gunung Ketapang, dusun Brambang, Kecamatan Sekotong. Kualitas batu Andesit di wilayah ini sangat baik untuk bahan bangunan konstruksi berat dengan jumlah cadangan 3.000.000 m.

    d) Bahan galian Batu Apung dengan jumlah cadangan terbesar terdapat di desa Sedau Kecamatan Narmada, jumlah cadangan mencapai 2.437.300 m3. Sangat potensial digunakan sebagai komoditas ekspor karena ukurannya yang mencapai 3-5 cm.

    e) Bahan galian Pasir Besi terdapat di wilayah Pantai Tawun, desa Sekotong Barat Kecamatan Sekotong. Dengan jumlah cadangan sebesar 7 ton.

    f) Lokasi bahan galian Emas, Perak dan Tembaga terdapat di Bukit Mecanggah, Desa Sekotong Barat dan Desa Pelangan Kecamatan Sekotong. Di Bukit Mecanggah kandungan emas sebesar 0,9611 gr/ton. Sedangkan di desa Pelangan dan sekitarnya, merupakan emas epithermal tipe sulfidasi yang mengandung mineralisasi tinggi pada urat kuarsa dan breksi hydrothermal yang terdapat di tiga daerah yaitu: Simba (vein) dengan kadar emas rata-rata 2,69 gr/ton dengan cadangan 0,291543 ton Au, Tanjung (vein) dan Kayu Putih (vein) dengan kadar emas rata-rata 2,69 gr/ton dengan cadangan 1.394.919 ton Au.

    4). Lingkungan Hidup

    1.1. Pencemaran Air Kondisi sungai di Kabupaten Lombok Barat pada saat ini telah mengalami penurunan kualitas akibat pencemaran. Terjadinya pencemaran ini akibat perilaku hidup masyarakat kita yang menganggap sungai sebagai tempat pembuangan limbah dan sampah. Data yang ada menunjukan bahwa sungai Jangkuk terindikasi pencemaran bakteri E-coli.

    1.2. Sampah dan Limbah B3 Timbunan sampah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan aktivitas kehidupan yang dilaksanakan. Pada tahun 2004 jumlah timbunan sampah yang ada diperkirakan mencapai 7.937,02 m3 kemudian meningkat menjadi

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 15

    30.661,00 m3 pada tahun 2008 atau meningkat menjadi 286,30% per tahun. Sementara itu kemampuan pemerintah Kabupaten Lombok Barat untuk mengelola sampah baru mencapai rata rata 7.492,8 m3 per hari atau 27.348,80 m3 per tahun. Dengan demikian pada tahun 2008 saja tersisa timbunan sampah yang tidak terkelola dengan baik sebesar 3.312,20 m3. Kondisi ini terlihat dari makin meningkatnya timbunan sampah yang mencemari sungai dan lingkungan lainnya. Hal ini akan berdampak terhadap meningkatnya pencemaran pada lingkungan pesisir dan laut yang menjadi muara dari semua sungai sungai di Kabupaten Lombok Barat.

    2. Karakteristik Wilayah a. Berdasarkan karakteristik sumberdaya yang ada, wilayah Kabupaten Lombok

    Barat terbagi menjadi 2 (dua) kawasan, yaitu :

    1) Wilayah bagian tengah, merupakan wilayah dataran yang potensial untuk pertanian basah, palawija, hortikultura dan perikanan air tawar yang membentang dari Kecamatan Gunungsari, Lingsar, Narmada, Labuapi, Kediri dan Kuripan.

    2) Wilayah bagian selatan, merupakan wilayah pegunungan dan perbukitan yang kondisinya kering, yang potensial untuk pengembangan hutan lindung, pengembangan pertanian lahan kering disamping itu juga mempunyai potensi pariwisata, perikanan laut dan pertambangan meliputi wilayah Gerung, Lembar dan Sekotong.

    b. Berdasarkan jalur lintas antar daerah, Kabupaten Lombok Barat dilewati jalur jalan Negara yang merupakan jalur ekonomi yang menghubungkan antar kota di wilayah Nusa Tenggara Barat, Provinsi Bali maupun Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jalur ini melewati Kecamatan Lembar, Kecamatan Gerung, Kecamatan Labuapi dan Kecamatan Narmada sehingga kecamatan kecamatan tersebut menjadi wilayah yang cepat berkembang, yaitu dari pertanian menjadi perdagangan dan jasa.

    c. Berdasarkan pusat pusat pertumbuhan wilayahnya sebagai hasil kegiatan masyarakat dan mobilitas manusia dan barang, maka fungsi kota di Kabupaten Lombok Barat dapat dikategorikan sebagai berikut : 1) Wilayah Aglomerasi, yaitu perkembangan kota dalam kawasan tertentu akibat

    pengaruh keberadaan atau letaknya terhadap kota lain yang lebih dahulu

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 16

    berkembang. Kota kota tersebut di wilayah Kabupaten Lombok Barat yaitu Kecamatan Gunungsari, Labuapi, Batulayar dan Narmada.

    2) Wilayah sub Urban, yaitu wilayah perbatasan desa dan kota, meliputi kota kota Kecamatan Labuapi, Kuripan dan Kediri. Diharapkan beberapa tahun ke depan kota kota tersebut akan menjadi pusat pertumbuhan baru di wilayah Kabupaten Lombok Barat.

    3) Wilayah fungsi khusus / wilayah penyangga, yaitu merupakan wilayah yang difungsikan sebagai kawasan lindung dan catchment area. Kawasan kawasan tersebut sebagian besar terletak di wilayah Kecamatan Sekotong, Lembar, Narmada, Gunungsari, Lingsar dan Batulayar.

    B. PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

    Pada prinsipnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator untuk mengukur tingkat keberhasilan komulatif pembangunan suatu daerah yang terfokus pada pembangunan manusia. Indikator ini ditetapkan oleh UNDP dengan maksud bahwa setiap usaha pembangunan selalu menempatkan manusia sebagai tujuan akhir pembangunan bukan hanya sebagai alat bagi pembangunan. Berdasarkan pada prinsip ini, maka pembangunan di Kabupaten Lombok Barat secara konsisten memberikan perhatian kepada peningkatan IPM yang secara simultan diwujudkan dalam kebijakan pembangunan daerah. Dalam konstelasi regional provinsi, IPM Kabupaten Lombok Barat masih berada pada posisi yang tidak menggembirakan, yakni berada pada urutan ke-8 di antara sembilan kabupaten/kota se-Provinsi NTB. Hal ini merupakan tantangan yang cukup berarti bagi kebijakan pembangunan selanjutnya.Oleh karena itu fokus dan konsistensi kegiatan-kegiatan pembangunan hendaknya diarahkan untuk meningkatkan IPM secara berkelanjutan.

    Tabel 2.7.

    IPM Menurut Kabupaten/Kota dan Peringkat IPM Provinsi NTB Tahun 2004-2007

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 17

    IPM (0-100) PERINGKAT IPM (NASIONAL) PERINGKAT IPM

    (PROVINSI) KABUPATEN/KOTA

    2004 2005 2006 2007 2004 2005 2006 2007 2004 2007

    Lombok Barat 57,0 57,8 58,7 59,3 431 432 445 444 8 8

    Lombok Tengah 56,9 57,9 58,5 59,0 432 431 446 446 9 9

    Lombok Timur 58,7 59,6 60,3 61,1 428 429 441 439 7 7

    Sumbawa 63,2 64,0 64,8 64,9 391 389 408 416 4 4

    Dompu 62,3 63,3 63,9 64,0 400 398 418 424 5 5

    Bima 60,2 61,7 63,1 63,8 419 413 424 427 6 6

    Sumbawa Barat 61,9 63,4 65,0 65,5 403 397 404 407 3 3

    Mataram 68,8 69,4 69,8 70,7 188 192 209 196 1 1

    Kota Bima 63,5 64,2 65,9 67,1 383 385 379 365 2 2

    PROVINSI NTB 61,4 62,4 63,3 63,9 33 32 32 32 Sumber: BPS Provinsi NTB tahun 2008

    Perkembangan nilai IPM Kabupaten Lombok Barat secara agregatif pada setiap komponen menunjukkan kecendrungan kenaikan yang cukup berarti dari tahun ke tahun. Tiga komponen dijadikan pengukuran pembangungan manusia yakni Pendidikan, Kesehatan, dan Ekonomi, secara detail dijabarkan dalam empat indikator teknis yaitu Usia Harapan Hidup (UHH), Angka Melek Huruf (AMH) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS), serta Kemampuan Daya Beli (Purchasing Power Parity). Pada prinsipnya usia hidup secara rata-rata sangat ditentukan oleh tingkat kelangsungan hidup penduduk sejak umur muda , yaitu sejak umur bayi dan di bawah usia lima tahun (balita). Adalah penting untuk melihat dan mengkaji perkembangan dari tingkat kelangsungan hidup tersebut. Sejauh ini ada tiga macam sumber data yang dapat digunakan untuk memperoleh data tersebut yaitu SP ( Sensus Penduduk), Supas ( Survei Penduduk Antar Sensus ) dan Susenas. Keberhasilan pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup penduduk mengalami peningkatan. Hal ini tercermin dari Usia Harapan Hidup penduduk Kabupaten Lombok Barat yang setiap tahun mengalami kenaikan. Grafik 2.1 menunjukkan perkembangan harapan hidup di Kabupaten Lombok Barat dari tahun 2004 2007. Pada tahun 2004 usia harapan hidup hanya mencapai 58,1 tahun, kemudian mengalami kenaikan berarti menjadi 59,4 tahun pada tahun 2007. Apabila

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 18

    memperhatikan grafik 2.1. terlihat bahwa usia harapan hidup Kabupaten Lombok Barat masih lebih rendah dibandingkan rata-rata usia harapan hidup di NTB.

    Grafik 2.1

    Perbandingan Perkembangan Usia Harapan Hidup (UHH) Antara Kabupaten Lombok Barat dan Provinsi NTB Tahun 2004-2007 (dalam Tahun)

    Sumber: BPS Kabupaten Lombok Barat tahun 2008

    Pada periode pembangunan selanjutnya diharapkan fokus program pembangunan di bidang kesehatan hendaknya harus lebih terarah guna mendapatkan hasil yang lebih optimal dan berkelanjutan. Selanjutnya pada komponen pendidikan diukur oleh dua indikator, yaitu Angka Melek Huruf (AMH) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS). Dua indikator ini dipandang sebagai pengukur tingkat pengetahuan masyarakat. Sedangkan tingkat pengetahuan dan ketrampilan secara umum yang dimiliki oleh penduduk secara agregat dapat digambarkan melalui rata-rata lama sekolah. Dengan demikian, dua indikator tersebut dapat menggambarkan tentang kualitas penduduk secara umum.

    Grafik 2.2 Perbandingan Perkembangan Angka Melek Huruf (AMH) Antara

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 19

    Kabupaten Lombok Barat dan Provinsi NTB Tahun 2004-2007 (dalam persen)

    Sumber: BPS Kabupaten Lombok Barat tahun 2008.

    Pada tahun 2004 penduduk berumur 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis (melek huruf) di Kabupaten Lombok Barat hanya sebesar 73.1 persen. Kondisi ini bergerak secara gradual dan perlahan, sehingga pada tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar 0,7 persen, yaitu menjadi 73,8 persen. Bila dibandingkan dengan kondisi NTB, AMH di Kabupaten Lombok Barat cukup rendah dengan perbedaan menyolok sebesar 9,2 persen pada tahun 2007. Oleh karena itu kebijakan-kebijakan terobosan di bidang keaksaraan hendaknya menjadi terus ditingkatkan pada periode selanjutnya.

    Kemudian, dilihat dari rata-rata lama sekolah penduduk berumur 15 tahun keatas di Kabupaten Lombok Barat menunjukkan kualitas sumber manusia masih cukup rendah. Pada tahun 2004, rata-rata lama sekolah hanya mencapai kelas 5 sekolah dasar, kemudian berlanjut rata-rata lama sekolah relatif tetap. Rata-rata lama sekolah penduduk mengalami kenaikan yang berarti terjadi pada tahun 2007, yaitu menjadi 5,7 tahun atau kelas 6 sekolah dasar.

    Grafik 2.3 Perbandingan Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Antara

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 20

    Kabupaten Lombok Barat dan Provinsi NTB Tahun 2004-2007 (dalam rasio)

    Sumber: BPS Kabupaten Lombok Barat tahun 2008.

    Dalam bidang ekonomi, paritas daya beli masyarakat Kabupaten Lombok Barat terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2004, paritas daya beli masyarakat Kabupaten Lombok Barat masih sekitar Rp. 600.700,- per kapita selama setahun dan mengalami kenaikan yang cukup berarti sampai pada tahun 2007 menjadi sebesar Rp.614.000,- per kapita selama setahun. Melambatnya kenaikan ini akibat kenaikan bahan bakar minyak pada tahun 2005 yang berdampak pada kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok tanpa diimbangi peningkatan pendapatan masyarakat. Selain melambatnya perkembangan paritas daya beli masyarakat, nilai paritas daya beli masyarakat Lombok Barat selalu di bawah rata-rata nilai paritas daya beli masyarakat NTB.

    Grafik 2.4

    Perbandingan Perkembangan Kemampuan Daya Beli Masyarakat (Purchasing Power Parity) Antara Kabupaten Lombok Barat dan Provinsi NTB Tahun 2004-2007

    Sumber: BPS Kabupaten Lombok Barat tahun 2008

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 21

    Perkembangan IPM Komposit selanjutnya memperlihatkan kecenderungan peningkatan yang konsisten secara komulatif. Pada table 2.12 terlihat bahwa dalam kurun waktu tahun 2004-2007 indeks uisa harapan hidup setiap tahun terus mengalami kenaikan. Ini menunjukkan adanya kinerja pembangunan manusia di sektor kesehatan. Pada tahun 2007, indeks kesehatan (usia harapan hidup) Kabupaten Lombok Barat telah mencapai sebesar 57,6. Tetapi indeks yang dicapai masih jauh dari target indeks ideal, yaitu 100, masih mengejar sekitar 42,4 poin. Untuk mengejar poin tersebut masih memerlukan waktu yang cukup panjang. Untuk indeks pendidikan Kabupaten Lombok Barat juga masih jauh dari indeks pendidikan ideal. Indeks pendidikan Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2007 telah mencapai sebesar 61,8. Ini berarti masih sekitar 38,2 point menuju indeks pendidikan yang ideal. Guna menuju indeks pendidikan yang ideal sangat diperlukan langkah-langkah yang tepat. Diperlukan strategi khusus untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anak-anak sampai jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Indeks ekonomi juga masih jauh menuju ideal, yaitu pada tahun 2007 indeks ekonomi Kabupaten Lombok Barat baru mencapai sebesar 58,6. Untuk menuju indeks ekonomi yang ideal masih memerlukan 41,4 poin. Dengan rentang poin tersebut sekiranya masih memerlukan program-program pembangunan yang lebih fokus.

    Tabel 2.8

    Indeks Masing-masing Komponen IPM Kabupaten Lombok Barat Tahun 2004-2008

    KOMPONEN IPM 2004 2005 2006 2007 2008*

    1. 2. 3. 4. 5. 6.

    Angka Harapan Hidup 55,2 55,7 56,8 57,6 57,91

    Pendidikan 60,3 60,9 61,8 61,8 64,01

    Paritas Daya Beli 55,5 56,8 57,5 58,6 58,6

    Nilai IPM 57,0 57,8 58,7 59,3 60,17 Sumber: BPS Kabupaten Lombok Barat tahun 2008 Keterangan: *) Angka Proyeksi (Kab. Lombok Barat gabung KLU)

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 22

    C. KONDISI EKONOMI

    1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) selama 5 (lima) tahun terakhir mengalami kenaikan rata rata per tahun 14,37% yaitu dari Rp. 2,479 triliun pada tahun 2004 menjadi Rp. 3,737 triliun pada tahun 2007. Sedangkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) mengalami kenaikan rata rata per tahun 4,93% yaitu dari Rp. 1,808 pada tahun 2004 menjadi Rp. 2,088 pada tahun 2007.

    Tabel 2.9

    Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Lombok Barat Tahun 2004 - 2008

    2004 2005 2006 2007 2008*

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

    1 ADHB 2.478.858,30 2.887.603,85 3.281.106,82 3.736.648,57 4.155.911,99

    2 ADHK 1.807.792,25 1.881.424,65 1.986.071,73 2.088.157,60 2.181.612,72

    Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat tahun 2008

    * Data Proyeksi (Kab. Lobar gabung KLU)

    PDRBNoTahun (Rp. juta)

    2. Struktur Perekonomian Daerah

    Sektor lapangan usaha yang memberikan kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lombok Barat selama 4 (empat) tahun terakhir didominasi kelompok sektor tersier yakni: perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi; keuangan, Persewaan dan jasa perusahaan dan jasa-jasa disusul sektor primer yakni: pertanian, pertambangan dan penggalian selanjutnya sektor sekunder yakni: industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih serta bangunan. Kontribusi kelompok sektor primer selama 4 (empat) tahun terakhir mengalami penurunan rata rata 1,59% per tahun yaitu dari 36,90% pada tahun 2004 menjadi 34,57% pada tahun 2007. Penurunan kontribusi yang dialami adalah sektor pertanian yaitu dari 33,65% pada tahun 2004 menjadi 31,08% pada tahun 2007 (rata rata turun 1,91% per tahun). Sedangkan sektor pertambangan dan penggalian mengalami kenaikan dari 3,25% pada tahun 2004 menjadi 3,49% pada tahun 2007 (rata rata naik 1,85% per tahun). Kontribusi kelompok sektor sekunder selama 4 (empat) tahun terakhir mengalami kenaikan rata rata 1,43% per tahun yaitu dari 14,99% pada tahun 2004 menjadi 15,85% pada tahun 2007. Perubahan terbesar terjadi pada sektor listrik, gas dan air

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 23

    bersih mengalami kenaikan yaitu dari 0,41% pada tahun 2004 menjadi 0,45% pada tahun 2007 (rata rata naik 2,44% per tahun), disusul sektor bangunan dari 10,58% pada tahun 2004 menjadi 11,24% pada tahun 2007 (rata rata naik 1,56% per tahun) selanjutnya sektor industri pengolahan dari 4,00% pada tahun 2004 menjadi 4,16% pada tahun 2007 (rata rata naik 1,00% per tahun).

    Sedangkan kontribusi kelompok sektor tersier selama 4 (empat) tahun terakhir mengalami kenaikan rata rata 0,76% per tahun yaitu dari 48,11% pada tahun 2004 menjadi 49,58% pada tahun 2007. Kontribusi terbesar terjadi pada perdagangan, hotel dan restoran dari 21,29 % pada tahun 2004 menjadi 22,45 % pada tahun 2007 (rata rata naik 0,29 % per tahun), disusul pengangkutan dan komunikasi dari 9,16 % pada tahun 2004 menjadi 9,78 % pada tahun 2007 (rata rata naik 0,15 % per tahun) selanjutnya sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dari 4,56 % pada tahun 2004 menjadi 4,77 % pada tahun 2007 (rata rata naik 0,05 % pertahun).

    Tabel 2.10.Struktur Perekonomian Kabupaten Lombok Barat Tahun 2004 - 2008

    2004 2005 2006 2007 2008*(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1 Primer 36,90 35,80 34,91 34,57 36,66

    Pertanian 33,65 32,44 31,46 31,08 33,41 Pertambangan & Penggalian 3,25 3,36 3,45 3,49 3,25

    2 Sekunder 14,99 15,42 15,65 15,85 14,20 Industri Pengolahan 4,00 4,09 4,15 4,16 3,03 Listrik, Gas & Air bersih 0,41 0,42 0,44 0,45 0,61 Bangunan 10,58 10,91 11,06 11,24 10,56

    3 Tersier 48,11 48,78 49,44 49,58 49,14 Perdag, Hotel & Restoran 21,29 21,69 22,21 22,45 20,59 Pengangkutan & Komunikasi 9,16 9,42 9,75 9,78 11,03 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

    4,56 4,61 4,66 4,77 4,41

    Jasa - Jasa 13,10 13,06 12,82 12,58 13,11100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

    Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat tahun 2008* Data Proyeksi (Kab. Lobar gabung KLU)

    SektorNoKontribusi Terhadap PDRB (%)

    Jumlah

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 24

    3. PDRB Per Kapita PDRB per kapita merupakan gambaran dari rata rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk selama 1 tahun dan biasanya digunakan sebagai alat untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk. Data ini diperoleh dengan cara membagi nilai PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun pada tahun yang sama. Untuk mengetahui adanya pertumbuhan tingkat kesejahteraan masyarakat, dihitung dengan menggunakan PDRB per kapita Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) karena pertumbuhan PDRB dapat terjadi tanpa memberi dampak positip pada tingkat kesejahteraan masyarakat, sebagai akibat pertumbuhan penduduk atau tingkat inflasi yang tinggi. PDRB per kapita Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) selama 4 (empat) tahun terakhir meningkat 37,18 % atau rata rata per tahun 9,30 % yaitu dari Rp. 3.421.517 pada tahun 2004 menjadi Rp 4.693.651 pada tahun 2007. PDRB per kapita Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) meningkat 5,12 % atau rata rata pertahun 1,28 % yaitu dari Rp. 2.495.258 pada tahun 2004 menjadi Rp. 2.622.961 pada tahun 2007.

    Tabel 2.11PDRB Per Kapita Kabupaten Lombok Barat Tahun 2004 - 2008

    2004 2005 2006 2007 2008*(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1 ADHB 3.421.517 3.885.184 4.190.735 4.693.651 5.117.6962 ADHK 2.495.258 2.530.552 2.536.675 2.622.961 2.665.529

    Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat tahun 2008* Data Proyeksi BPS (Kab. Lobar gabung KLU)

    PDRBNoTahun

    4. Pertumbuhan Ekonomi

    Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lombok Barat selama 5 (lima) tahun terakhir mengalami pasang surut searah dengan perkembangan perekonomian nasional dan global. Selain itu juga, adanya kontraksi beberapa sektor perekonomian menyebabkan terjadinya fluktuasi perkembangan perekonomian.

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 25

    Tabel 2.12Pertumbuhan Ekonomi ( ADHK 2000) Menurut Lapangan Usaha

    2004 2005 2006 2007 2008*(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1 Pertanian 3,56 4,33 2,37 3,87 4,062 Pertambangan 5,23 7,69 8,27 6,41 6,433 Industri 6,79 6,45 7,21 5,39 4,664 Listrik, Gas, Air 7,57 6,88 9,29 7,64 6,455 Konstruksi 7,04 7,29 7,03 6,86 6,956 Perdagangan 7,97 6,04 8,07 6,28 4,847 Angkutan 5,15 6,98 9,29 5,43 4,438 Keuangan 10,53 5,30 6,71 7,59 6,619 Jasa 4,26 3,71 3,67 3,18 3,45

    5,58 4,07 5,56 5,14 3,97Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat tahun 2008* Data Proyeksi BPS (Kab. Lobar gabung KLU)

    PDRB

    Di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2004 - 2008

    Sektor Lapangan UsahaNoPertumbuhan (%)

    Pada tabel di atas diketahui bahwa sektor lapangan usaha yang menjadi penyumbang terbesar bagi perekonomian Kabupaten Lombok Barat selama tahun 2004 2008 adalah sektor listrik, gas dan air. Untuk Sektor Pertanian sebagai sektor pokok didaerah agraris memiliki pertumbuhan kurang dari sektor-sektor lainnya. Sektor Pertanian pada Tahun 2006 terjadi Penurunan yang sangat drastis dari 4,33%, pada tahun 2005 menjadi 2,37% pada Tahun 2006 hal ini disebabkan karena adanya terjadi bencana atau banjir pada Bulan Pebruari 2006 sehingga banyak tanaman padi yang rusak. Disamping itu juga penurunan ini disebabkan adanya perkembangan pembangunan yakni pada sektor bangunan/konstruksi sehingga mengurangi jumlah lahan pertanian . Perkembangan Kontribusi Sektor Pertanian terhadap PDRB Kabupaten Lombok Barat memberikan kontribusi yang kurang besar dimana pada tahun 2001 sebesar 35,81% mengalami penurunan sebesar 35,69% pada tahun 2002. Penurunan terus sampai tahun 2006 sebesar 33,36% kemudian meningkat kembali pada tahun 2007 sebesar 33,99%.

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 26

    Grafik 2.5. Perkembangan Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB Kabupaten Lombok Barat

    35,84 35,69

    34,26 34,04 33,8733,36

    33,99

    2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

    Series1

    Sumber : BPS Kabupaten Lombok Barat tahun 2008

    5. Inflasi

    Penghitungan angka inflasi di Nusa Tenggara Barat adalah Kota Mataram mewakili Pulau Lombok di Kota Bima mewakili Pulau Sumbawa. Adapun angka inflasi untuk Kabupaten Lombok Barat mengacu kepada angka inflasi Kota Mataram karena Kabupaten Lombok Barat dekat dengan Kota Mataram. Tingkat inflasi di Kabupaten Lombok Barat selama periode tahun 2004 2008 mengalami kenaikan, yaitu dari 6,61% pada tahun 2004 menjadi 13,01% pada tahun 2008. Tingkat inflasi rata rata periodesasi 2004 2008 mencapai 24,21%. Inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2004 adalah pada kelompok pengeluaran untuk bahan makanan sebesar 10,68% dan pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 8,60%, sedangkan yang terendah adalah kelompok pengeluaran untuk makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 3,23% dan sandang sebesar 3,39%. Pada tahun 2005 inflasi tertinggi pada kelompok pengeluaran untuk perumahan sebesar 18,51% dan bahan makanan sebesar 14,45%, sedangkan yang terendah adalah kelompok pengeluaran untuk sandang sebesar 6,57% dan pengeluaran kesehatan sebesar 7,56%. Pada tahun 2006 inflasi tertinggi pada kelompok pengeluaran untuk transportasi dan komunikasi serta kesehatan sebesar 10,43% dan bahan makanan sebesar 5,80%, sedangkan yang terendah adalah kelompok pengeluaran untuk perumahan sebasar 1,08% dan pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 2,24%. Sedangkan pada tahun 2007 inflasi tertinggi pada kelompok pengeluaran untuk bahan makanan sebesar 15,64% dan perumahan sebesar 9,50%, sedangkan yang terendah adalah kelompok pengeluaran untuk transportasi dan komunikasi sebesar 0,66% dan kesehatan sebesar 3,37% dan untuk tahun 2008 inflasi tertinggi pada

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 27

    kelompok pengeluaran untuk bahan makanan sebesar 18,88 % dan perumahan sebesar 16,03 %, sedangkan yang terendah adalah kelompok pengeluaran untuk sandang sebesar 5,28 % dan pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 6,90 %. Inflasi sangat dipengaruhi oleh situasi ekonomi baik skala global nasional maupun regional sehingga inflasi tidak dapat dikendalikan secara langsung. Pengendalian inflasi dapat dikendalikan secara tidak langsung dengan melakukan kebijakan fiskal maupun moneter yang merupakan bagian dari kebijakan ekonomi makro. Selain itu dapat juga dilakukan dengan mekanisme regulasi pada sektor sektor yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi. Proteksi dapat turut mengendalikan inflasi karena dapat menyeimbangkan kenaikan atau penurunan harga barang dan jasa akibat ketidakseimbangan permintaan dan penawaran kelompok pengeluaran pada masyarakat.

    Tabel 2.13Inflasi Kabupaten Lombok Barat Menurut Kelompok Pengeluaran

    Tahun 2004 - 2008

    2004 2005 2006 2007 2008*(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1 Bahan makanan 10,68 14,45 5,80 15,64 18,882 Makanan jadi, minuman,

    rokokdan tembakau3,23 8,44 5,52 7,63 11,97

    3 Perumahan 6,27 18,51 1,08 9,50 16,034 Sandang 3,39 6,57 5,02 4,22 5,285 Kesehatan 3,52 7,64 10,43 3,37 7,906 Pendidikan, rekreasi dan olah

    raga8,60 10,21 2,24 5,09 6,90

    7 Transportasi dan komunikasi 5,12 50,49 10,43 -0,66 7,316,61 17,72 4,17 8,76 13,01

    Sumber data : BPS Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2008* Data Proyeksi BPS (Kab. Lobar gabung KLU)

    Kelompok PengeluaranNoTingkat Inflasi (%)

    Umum :

    6. Keuangan Daerah

    Sumber sumber pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Pendapatan lain lain yang sah. Selama periodesasi tahun 2004-2008 pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Kabupaten Lombok Barat masih tergantung aliran dana dari pusat berupa dana perimbangan (berasal dari DAU, DAK, Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak, Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi), dengan proporsi rata rata mencapai 85% dari APBD. Dalam rentang waktu 20042008. Sedangkan untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) hanya mampu memberikan kontribusi dalam pembiayaan rata rata sebesar 7% per tahun selama periodesasi 20042008. Sementara itu, sumber pendapatan daerah berupa sisa lebih

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 28

    anggaran yang lalu dan lain lain pendapatan yang sah, masing masing memberikan kontribusi rata rata sebesar 4,5% dan 3,5% dari APBD.

    Tabel 2.14Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Lombok Barat

    Dalam Membiayai Kegiatan Pembangunan Tahun Anggaran 2004 - 2008

    No Jenis T.ARealisasi (Rp juta)

    Naik / Turun (%)

    APBD (Rp juta)

    Kemam puan (%)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1 Pendapatan Daerah 2004 301.068,53 303.007,35 99,36

    2005 325.733,46 8,19 325.732,46 100,002006 477.659,42 46,64 477.659,42 100,002007 559.498,68 17,13 554.404,04 100,922008 655.999,77 17,25 655.999,77 100,00

    2 Pendapatan Asli Daerah 2004 23.048,68 9,32 26.777,42 86,082005 26.103,92 13,26 26.103,92 100,002006 31.734,47 21,57 31.734,47 100,002007 36.728,45 15,74 37.990,67 96,682008 39.890,21 8,61 40.022,60 99,67

    3 Dana Perimbangan 2004 265.024,47 258.995,61 102,332005 287.433,54 8,46 287.433,54 100,002006 445.024,95 54,83 445.024,95 100,002007 511.106,50 14,85 505.133,07 101,182008 569.826,20 11,49 569.826,20 100,00

    4 Lain-Lain Pendapatan Yang Sah 2004 5.097,19 -11,97 15.295,50 33,322005 12.195,00 139,25 12.195,00 100,002006 900,00 -92,62 900,00 100,002007 11.663,73 1.195,97 7.028,78 165,942008 46.150,97 295,68 46.150,97 100,00

    5 Sisa Lebih Anggaran Yang Lalu 2004 10.473,37 8.012,93 130,712005 8.064,73 -23,00 8.064,73 100,002006 26.814,54 232,49 26.814,54 100,002007 36.685,49 36,81 36.685,49 100,002008 25.800,00 -29,67 22.702,00 113,65

    Sumber data : Dinas PPKAD Kabupaten Lombok Barat tahun 2008

    * Data Kab. Lobar gabung KLU

    7. Investasi

    Perkembangan penamanan modal di Kabupaten Lombok Barat sampai dengan tahun 2008 meliputi investasi PMA sebanyak 6 unit usaha dengan nilai investasi sebesar US$ 2.175.000 dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 68 orang. Sedangkan untuk investasi PMDN sejauh ini belum memberikan kontribusi yang optimal terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Perkembangan Investasi di Kabupaten Lombok Barat berfluktuasi dari tahun ke tahun seperti terlihat dalam Grafik 2.6.

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 29

    0 10000 20000 30000 40000

    2004

    2005

    2006

    2007

    2008

    Grafik 2.6. Perkembangan Nilai Investasi Tahun 2004-2008

    PMA ($ ribu) PMDN (juta)

    Jika dilihat dari nilai investasi tersebut peluang untuk investasi di kabupaten Lombok Barat masih berpeluang besar untuk ditingkatkan berdasarakan potensi sumber daya yang ada terutama di sektor pariwisata, pertambangan, energi dan pertanian.

    8. Infrastruktur Ekonomi Daerah Infrastruktur (sarana dan prasarana) merupakan pemicu pembangunan suatu wilayah serta sebagai roda penggerak pertumbuhan ekonomi dan pendorong peningkatan kesejahteraan rakyat. Kegiatan sektor transportasi merupakan tulang punggung pola distribusi baik barang maupun penumpang. Infrastruktur lainnya seperti kelistrikan, pos dan telekomunikasi dan lembaga keuangan serta koperasi merupakan salah satu aspek terpenting untuk meningkatkan sektor produksi. Ketersediaan sarana perumahan dan permukiman, antara lain air minum dan sanitasi secara luas dan merata serta pengelolaan sumberdaya air yang berkelanjutan menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat. a. Infrastruktur Perhubungan

    1). Infrastruktur Darat Sarana transportasi berupa jalan dan jembatan di Kabupaten Lombok Barat selama 5 (lima) tahun terakhir ini telah mengalami penurunan akibat adanya pemekaran wilayah (terbentuknya KLU). Pada tahun 2004 panjang jalan yang ada 654,55 Km, terdiri dari 404,17 Km jalan aspal, 63,27 Km jalan batu dan 187,11 Km jalan tanah. Sedangkan jalan Desa/Non Status yang terinventarisir di Kabupaten Lombok Barat sepanjang 250,73 Km. Kemudian pada tahun 2008

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 30

    akibat terbentuknya KLU panjang jalan tersebut menjadi 371,48 km, meliputi 327,93 Km jalan aspal, 31,02 Km jalan kerikil, 3,70 Km jalan Batu dan 8,83 Km tanah. Jalan Kabupaten sepanjang 446,48 Km, ditinjau dari kondisi jalan yang ada, kondisi jalan Baik 156,60 Km (35,07 %), Kondisi Sedang 68,98 Km (15,45%), Kondisi Rusak 96.78 Km (21,68%) dan Kondisi Rusak Berat 124,12 Km (27,80%). Dari Kondisi yang termasuk kategori jalan mantap 225,58 Km Tidak Mantap 96,78 Km, sedangkan Kategori Kritis 124,12 Km, dari data tersebut jalan yang perlu mendapat penanganan serius pada tahun berikutnya adalah jalan yang rusak dan yang rusak berat sepanjang 220,90 km dari seluruh jalan yang ada di Kabupaten Lombok Barat. Sedangkan jalan Desa/Non Status sepanjang 250,73 Km yang termasuk kondisi baik terdiri dari 34.72 Km jalan batu dan 57,03 Km jalan tanah.

    Sedangkan untuk jembatan yang ada di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2004 sebanyak 271 buah, terdiri dari jembatan kayu 172,75 m, jembatan beton 1.271,10 m atau sebanyak 271 buah dan jembatan rangka baja sebanyak 4 buah sepanjang 145 m komposit 5,5 m dan pelengkung 143,85 m. Pada tahun 2008 setelah terbentunya KLU banyaknya jembatan yang ada menjadi 263 buah, terdiri dari jembatan kayu 172,75 m, jembatan beton 1.271,05 m atau sebanyak 215 buah dan jembatan rangka baja 145 m komposit sebanyak 1 buah sepanjang 5,5 m dan pelengkung sebanyak 29 buah sepanjang 143,85 m. Dilihat dari kondisinya bahwa jembatan yang ada pada tahun 2008, jembatan dalam kondisi baik 248 buah atau 94,30% dan kondisi rusak ringan 15 buah atau 5,70%.

    Demikian juga dengan sarana transportasi darat juga mengalami. Pada tahun 2004 kendaraan bermotor yang ada tercatat 42.948 buah kemudian meningkat menjadi 86.897 buah pada tahun 2008 atau mengalami peningkatan rata rata 20,47% pertahun.

    2). Infrastruktur Laut Kabupaten Lombok Barat memiliki pelabuhan yang sangat vital karena pelabuhan tersebut pelabuhan yang menghubungkan Pulau Bali dengan Pulau Lombok. Pelabuhan tersebut berada di Kecamatan Lembar yang mampu memberikan kontribusi bagi perekonomian masyarakat disekitarnya.

    Setiap harinya terdapat 19 kali pelayaran penyeberangan dengan kapal ferry dari pelabuhan Lembar menuju Padang Bai - Bali dan sebaliknya, dilakukan

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 31

    setiap 1 jam 5 menit sekali selama 24 jam dengan lama penyeberangan rata-rata 4 jam 20 menit. Sedangkan untuk kapal penumpang yang menyinggahi pelabuhan Lembar yaitu : KM Awu dengan rute Kupang dan sebaliknya; KM Tilong Kabila dengan rute Bitung dan sebaliknya.

    Pelabuhan Lembar juga disinggahi oleh kapal barang yang setiap harinya terdapat kegiatan bongkar muat. Bongkar barang di pelabuhan Lembar pada tahun 2008 sebanyak 633.684 ton dan muat barang sebanyak 620 unit.

    Selain pelabuhan Lembar pelabuhan yang ada di Kabupaten Lombok Barat adalah pelabuhan lokal antara lain : Pelabuhan Senggigi, Bangko bangko dan Teluk Sepi, sedang dirintis juga Pelabuhan Wisata di Tawun Sekotong.

    3). Infrastruktur Udara Kabupaten Lombok Barat tidak memiliki pelabuhan udara, akan tetapi letaknya yang cukup dekat dengan pelabuhan udara Selaparang di wilayah Mataram, secara strategis sangat menguntungkan bagi Kabupaten Lombok Barat. Setiap harinya melayani penerbangan dengan pesawat jenis Boeing maupun Foker dengan rute penerbangan Mataram - Jakarta, Mataram Surabaya - Jakarta, Mataram - Denpasar dan Mataram Sumbawa - Bima.

    b. Sarana Jaringan Listrik Kebutuhan listrik masyarakat Kabupaten Lombok Barat dipasok oleh PT. PLN (Persero) dengan daya terpasang sebesar 184.494.451 VA dan Kwh terjual sebanyak 375.617.865 Kwh untuk melayani 209.161 pelanggan.

    c. Pos dan Telekomunikasi Sarana pelayanan pos dan telekomunikasi terdiri dari Kantor Pos dan Giro sebanyak 8 buah, jaringan telepon sebanyak 1.871 SST, yang dilayani oleh kantor pelayanan komunikasi (STO) Senggigi dan STO Gerung. Sedangkan jumlah tower / menara seluler untuk tahun 2008 sebanyak 150 unit tower / menara seluler.

    d. Sarana Perdagangan Sarana perdagangan yang ada pada tahun 2008 di Kabupaten Lombok Barat berupa pasar sebanyak 24 buah dengan rincian luas Los Pasar 11.092 m2 dan luas Pelataran 5.752 m2 ditempati oleh 2.836 pedagang. Pendapatan Daerah dari hasil Sewa Pasar baik Los dan Pelataran sebesar Rp. 45.287.577 per bulan ditotal selama 1 (satu) tahun sebesar Rp. 90.575.150. Untuk hasil Cukai Pasar/Retribusi Rp. 2.155.900. per bulan total 1 (satu) tahunnya sebesar Rp. 25.870.800.-

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 32

    e. Koperasi Banyaknya koperasi yang ada pada tahun 2008 sebanyak 347 unit tersebar diseluruh Kabupaten Lombok Barat dengan serapan Tenaga Kerja 2.549 orang, keanggotaan koperasi berjumlah 59.214 orang dengan nilai simpanan sebesar Rp. 65.455.196.000.- dengan besaran modal sendiri sebesar Rp. 27.957.539.000.- dan modal luar sebesar Rp. 39.396.512.- Keanggotaan koperasi terdiri dari petani /masyarakat desa, pegawai negeri, karyawan perusahaan, TNI/POLRI, purnawirawan TNI/POLRI dan lain lain.

    f. Lembaga Keuangan Lembaga keuangan mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan perekonomian daerah tantangan untuk meningkatkan peranan sistem keuangan dalam hal ini lembaga perbankan dan lembaga keuangan lainnya juga semakin besar. Lembaga perbankan yang ada di Kabupaten Lombok Barat antara lain 7 buah perbankan milik pemerintah, 5 buah perbankan milik Pemda (BPR) dan perbankan swasta sebanyak 9 buah.

    g. Sarana Pendukung Pariwisata Sektor pariwisata sampai dengan saat ini masih merupakan primadona dan penyumbang PAD yang cukup besar bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat. Posisi Kabupaten Lombok Barat yang bersebelahan dengan pulau Bali sangat menguntungkan, karena Bali selama ini dianggap sebagai surga wisata bagi tamu asing maupun tamu lokal, sehingga memberikan imbas yang baik bagi kepariwisataan Kabupaten Lombok Barat.

    Obyek wisata di Kabupaten Lombok Barat terdiri dari obyek wisata alam, obyek wisata sejarah / budaya dan obyek wisata tirta yang mampu menarik kunjungan wisatawan mancanegara maupun nusantara. Sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan pariwisata di Kabupaten Lombok Barat, sudah cukup mendukung walaupun belum selengkap seperti yang ada di Bali. Kondisi lingkungan yang aman, tertib, sejuk, indah, bersih dan masyarakat yang ramah menjadi faktor utama yang perlu diwujudkan agar wisatawan bisa berkunjung lebih banyak lagi.

    Untuk menunjang kegiatan pariwisata tersebut, di wilayah Kabupaten Lombok Barat terdapat 74 buah penginapan meliputi : 22 buah hotel berbintang, 40 hotel melati dan 12 buah pondok wisata.

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 33

    h. Sarana Jaringan Air Bersih Pemenuhan kebutuhan air minum penduduk di Kabupaten Lombok Barat dengan jasa pelayanan air minum dari 7 buah kantor cabang PDAM yaitu di Senggigi, Gunungsari, Narmada, Kediri, Gerung, Lembar dan Perampuan dengan cakupan untuk 10 kecamatan. Pada tahun 2008 sambungan rumah yang sudah terjangkau PDAM sebanyak 19.464 buah dengan jumlah air bersih yang disalurkan sebanyak 5.919.945 m3 senilai Rp. 8.100.796.400,-.

    D. KONDISI SOSIAL BUDAYA 1. Kependudukan

    Jumlah penduduk Kabupaten Lombok Barat selama kurun 5 (lima) tahun terakhir telah mengalami peningkatan dimana pada tahun 2004 tercatat 724.491 jiwa yang terdiri dari laki laki 340.843 jiwa (47.05%) dan perempuan 383.648 jiwa (52,95%) dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 816.523 jiwa yang terdiri dari 396.001 jiwa (48, 50%) laki laki dan 420.522 jiwa (51,50%) perempuan. Dengan demikian selama periode 2004 2008 penduduk di Kabupaten Lombok Barat telah mengalami peningkatan dengan laju pertumbuhan penduduk rata rata sebesar 2,56 % per tahun, seperti terlihat pada tabel berikut di bawah.

    Tabel 2.15Banyaknya Penduduk Kabupaten Lombok Barat Menurut Jenis Kelamin*

    Jiwa % Jiwa %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)1 2004**) 340.843 47,05 383.648 52,95 724.491 2,142 2005 358.666 47,05 403.710 52,95 762.376 2,753 2006 379.716 48,50 403.228 51,50 782.944 2,744 2007 386.100 48,50 410.007 51,50 796.107 2,595 2008***) 396.001 48,50 420.522 51,50 816.523 2,58

    Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat tahun 2008*) Data Kab. Lombok Barat Gabung KLU**) Angka Susenas ***) Angka Proyeksi

    Laju Pertumbuhan

    (%)TahunNo Jumlah

    PerempuanLaki - Laki

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 34

    Tabel 2.16Perkembangan Penduduk Kabupaten Lombok Barat Tahun 2004 - 2008*

    Lahir Datang Pindah Mati

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)1 2004**) 695.101 12.812 6.866 4.844 4.868 724.491 29.3902 2005 724.491 16.787 8.986 6.549 5.563 762.376 37.8853 2006 762.376 12.605 5.847 1004 1.111 782.943 20.5674 2007 782.824 9.151 2.263 886 983 796.107 13.2835 2008***) 796.107 22.968 5.104 2.512 5.144 816.523 20.416

    Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat tahun 2008

    *) Data Kab. Lombok Barat Gabung KLU

    **) Angka Susenas ***) Angka Proyeksi

    NoPer

    tambahan

    Penduduk Akhir Tahun

    TahunPenduduk

    Awal Tahun

    Mutasi

    Perkembangan penduduk miskin Kabupaten Lombok Barat dari tahun 2003 2007 tergambar pada pada grafik 2.7 di bawah ini. Angka kemiskinan pada tahun 2003 berjumlah 32,75% bergerak menurun menjadi 30,23% pada tahun 2007. Rata-rata penurunan angka kemiskinan dari tahun 2003-2007 sebesar 0,63% per tahunnya.

    Grafik 2.7. Presentase Perkembangan Angka Kemiskinan

    Kabupaten Lombok Barat Tahun 2003-2007

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 35

    2. Kesehatan a. Derajat Kesehatan

    Tingkat derajat kesehatan di Kabupaten Lombok Barat dapat dilihat dari beberapa indikator, antara lain : angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup, angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup, rata rata usia harapan hidup penduduk dan status gizi masyarakat. Perkembangan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Lombok Barat dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 mengalami penurunan. Usia harapan hidup meningkat dari 58,1 tahun pada tahun 2004 menjadi 59,41 tahun pada tahun 2007 atau rata rata kenaikan sebesar 0,35% per tahun. Hal ini menunjukkan kualitas kesehatan masyarakat secara umum telah meningkat, namun penduduk yang bertempat tinggal pada daerah terpencil perlu mendapat perhatian lebih besar mengingat daerah ini memiliki rasio sarana prasarana kesehatan terhadap penduduk masih kecil. Angka kematian bayi (AKB) menurun dari 19 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2006 menjadi 16,29 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2008. Angka kematian ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup menurun dari 287 pada tahun 2004 menjadi 137,85 pada tahun 2008. Bayi dengan berat badan lahir rendah meningkat dari 597 orang pada tahun 2004 menjadi 761 orang pada tahun 2008 atau meningkat rata - rata 5,49 % per tahun. Sedangkan balita status gizi buruk meningkat rata rata per tahun sebesar 1,36%, dengan rincian status gizi balita lebih menurun dari 2,40% pada tahun 2004 menjadi 1,19% pada tahun 2007 atau menurun rata rata 12,60% per tahun, status gizi balita baik menurun dari 77,91 % pada tahun 2004 menjadi 70,52% pada tahun 2007 atau menurun rata rata 2,37 %, status gizi balita kurang naik dari 16,85% pada tahun 2004 menjadi 24,43% pada tahun 2007 atau naik rata rata 11,25% per tahun dan status gizi balita buruk naik dari 2,83% pada tahun 2004 menjadi 3,87% pada tahun 2007 atau naik rata rata 9,19% per tahun.

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 36

    Tabel 2.17Derajat Kesehatan Penduduk Kabupaten Lombok Barat*

    No Uraian Satuan 2004 2005 2006 2007 2008(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)1 Usia Harapan Hidup

    (UHH)thn 58,10 58,40 59,10 59,4 59,8

    2 Angka Kematian Bayi (AKB)

    per 1000 KH

    - - 19,0 15,31 16,29

    3 Jumlah Kematian Ibu kasus 33 22 22 20 22per 100.000

    KH 287 194 191 116,88 137,85

    4 Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

    org 597 586 634 687 761

    5 Status Gizi Balita : Gizi lebih % 2,40 2,88 1,37 1,19 1,42 Gizi baik % 77,91 70,35 69,81 70,52 73,08 Gizi kurang % 16,85 21,28 25,15 24,43 22,39 Gizi buruk % 2,83 5,49 3,67 3,87 3,11

    Sumber data : Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat tahun 2008* Data Proyeksi (Kab. Lombok Barat gabung KLU)- Data tidak tersedia

    b. Tenaga Kesehatan

    Tenaga kesehatan di Kabupaten Lombok Barat terdiri dari dokter, perawat, apoteker, baik yang ada di Dinas Kesehatan, RSUD maupun di Puskesmas pada tahun 2008 mencapai 740 orang, seperti terlihat pada tabel berikut dibawah ini.

    Tabel 2.18Banyaknya Tenaga Kesehatan di Kabupaten Lombok Barat*

    2004 2005 2006 2007 2008(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1 Dinas Kesehatan 68 82 73 80 612 Puskesmas 481 600 612 637 6203 RSUD 46 68 99 58 59

    595 750 784 775 740Sumber data : Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat tahun 2008* Data Kab. Lombok Barat gabung KLU

    TahunNo Tempat Tugas

    Jumlah :

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 37

    c. Kualifikasi Tenaga Kesehatan Guna meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat, sangat diperlukan peningkatan banyaknya tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi tinggi dibidangnya masing masing. Pada tahun 2008 banyaknya tenaga kesehatan yang memiliki kualifikasi S1, S2 dan spesialis mengalami peningkatan yaitu dari 82 orang pada tahun 2004 menjadi 96 orang pada tahun 2008.

    Tabel 2.19Banyaknya Tenaga Kesehatan di Kabupaten Lombok Barat

    2004 2005 2006 2007 2008(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1 Dokter Specialis 2 2 3 3 52 Dokter Umum 35 49 40 22 333 Dokter Gigi 12 21 17 21 184 Apoteker 6 6 5 3 35 Magister Kesehatan (S2) - - - 2 26 Sarjana Kesehatan

    Masyarakat27 30 27 34 35

    82 108 92 85 96Sumber data : Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat tahun 2008* Data Kab. Lombok Barat Gabung KLU

    Jumlah :

    Berdasarkan Kualifikasi*Tahun

    No Kualifikasi

    d. Sarana dan Prasarana Kesehatan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat telah berupaya semaksimal mungkin untuk menyediakan sarana kesehatan secara merata, penyediaan sarana kesehatan meliputi rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling, posyandu, polindes dan pelayanan kesehatan swasta. Banyaknya sarana dan prasarana kesehatan ini mengalami penurunan karena sarana kesehatan seperti puskesmas keliling, balai pengobatan dan toko obat mengalami kerusakan dan tidak dapat beroperasi. Banyaknya sarana dan prasarana kesehatan di Kabupaten Lombok Barat dapat dilihat pada tabel 2.20.

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 38

    Tabel 2.20Jumlah Sarana dan Prasarana Kesehatan di Kabupaten Lombok Barat*

    No Uraian Satuan 2004 2005 2006 2007 2008

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)1 RSU Pemerintah buah 1 1 1 1 12 RSU Swasta buah - - - - -3 RS Khusus buah - - - - -4 RS Kebidanan buah - - - - -5 RS Jiwa buah - - - - -6 Puskesmas (termasuk

    Rawat Inap)buah 19 19 19 19 20

    7 Puskesmas Rawat Inap buah 5 5 5 5 68 Puskesmas Pembantu buah 75 75 76 77 789 Puskesmas Keliling buah 19 20 26 21 19

    10 Balai Pengobatan buah - - 9 10 611 Apotek buah 5 7 9 8 1312 Toko Obat buah 10 7 7 5 813 Dokter Praktek Swasta orang - - - 25 2514 Dokter Gigi Praktek Swasta orang - - - - -15 Bidan Praktek Swasta orang - - - - -16 Laboratorium Klinik buah - - 3 3 617 Posyandu buah 822 854 854 956 95618 Polindes Binaan buah 87 86 83 76 92

    Sumber data : Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat tahun 2008.* Data Kab. Lombok Barat gabung KLU

    3. Kesejahteraan Sosial

    Berdasarkan pentahapan keluarga sejahtera, penduduk di Kabupaten Lombok Barat tahun 2008 dapat diklasifikasikan menjadi keluarga pra sejahtera 84.748 KK, keluarga sejahtera I 101.673 KK, keluarga sejahtera II 25.195 KK, Keluarga sejahtera III 11.362 KK dan keluarga sejahtera III plus 928 KK dari sebanyak 223.906 Kepala Keluarga. Jumlah pasangan usia subur sebanyak 161.365 jiwa dan peserta KB aktif sebanyak 109.066 jiwa Banyaknya Panti Asuhan dan Asuhan Keluarga Swasta di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2008 sebanyak 90 buah, terdiri dari 36 buah panti asuhan dan 54 buah Asuhan Keluarga Swasta. Potensi sumberdaya sosial yang ada meliputi 322 orang Pekerja Sosial Masyarakat dan organisasi sosial sebanyak 123 unit. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kabupaten Lombok Barat tahun 2008 secara terinci adalah sebagai berikut : anak terlantar 79.809 anak, anak nakal 1.472 anak, anak jalanan (anjal) 1.297 anak, anak cacat 389 anak, wanita rawan

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 39

    sosial ekonomi 23.510 orang, lanjut usia terlantar 23.910 orang, penyandang cacat 5.161 orang, penyandang cacat eks kronis 1.334 orang, tuna susila 8 orang, eks narapidana 585 orang, korban penyalahgunaan napza 58 orang, keluarga fakir miskin 79.014 KK, keluarga berumah tidak layak huni 51.873 orang, keluarga bermasalah sosial psikologis 131 orang, keluarga bertempat tinggal didaerah rawan bencana 4.094 orang, korban bencana alam dan musibah lainnya 685 orang, korban bencana sosial 71 orang, korban tindak kekerasan 942 orang, anak balita terlantar 22.639 orang dan pekerja migran terlantar 1.184 orang.

    4. Pendidikan Pada tahun 2007 hasil yang telah dicapai dibidang pendidikan adalah angka partisipasi kasar untuk SD mencapai 109,83%, SLTP 101,70% dan SMU/SMK 58,74%. Angka Partisipasi Murni untuk SD mencapai 98,11%, SLTP 96,58% dan SMU/SMK 58,02 %.

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 40

    Tabel 2.21Angka - Angka Rasio, Partisipasi, Putus Sekolah dan PLS di Kabupaten Lombok Barat*

    2004 2005 2006 2007 2008*(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1 Rasio Murid : Guru (Negeri dan Swasta)

    SD 22 18 18 27 34 SMP 10 10 10 18 25 SMA / SMK 9 9 9 12 14

    2 Rasio Murid : Sekolah (Negeri dan Swasta)

    SD 188 188 190 213 227 SMP 224 234 242 508 796 SMA / SMK 223 211 227 382 527

    3 Angka Partisipasi Kasar (%) SD 105,31 105,14 108,71 109,83 112,26 SMP 79,51 84,62 96,7 101,7 111,59 SMA / SMK 44,43 48,61 54,93 58,74 64,6

    4 Angka Partisipasi Murni (%) SD/MI 92,39 95,04 96,82 98,11 99,68 SMP/MTs 64,93 76,52 93,77 96,58 98,91 SMA / SMK 36,29 45,54 53,99 58,02 65,57

    5 Angka Putus Sekolah (%) SD 0,73 0,49 0,42 0,35 0,12 SMP 1,72 1,4 0,82 0,23 0,1 SMA / SMK 3,05 3,05 3,05 3,05 0,03

    6 Pendidikan Luar Sekolah (%)

    PBAF 12,35 11,86 10,33 10,11 9,35 Kejar Paket A Setara SD 92,27 94,86 96,72 98,11 99,78 Kejar Paket B Setara SMP 63.83 76,53 90,64 96,58 99,65 Kejar Paket C Setara SMU 36,33 45,78 53,49 58,02 65,36

    Sumber data : Dinas Dikpora Kabupaten Lombok Barat tahun 2008*) Data Lombok Barat Gabung KLUPBAF : Penuntasan Buta Aksara Melalui Keaksaraan Fungsional

    TahunNo Uraian

    Dari tabel 2.21 terlihat bahwa rasio murid/guru (negeri dan swasta) dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 mengalami peningkatan. Semakin tinggi rasio murid/guru berarti bahwa satu orang tenaga pengajar harus melayani banyak murid. Banyaknya murid yang diajarkan akan mengurangi daya tangkap murid pada pelajaran yang diberikan atau mengurangi efektifitas pengajaran. Dengan kata lain, ketersediaan tenaga guru belum sesuai dengan yang diharapkan begitu juga sebaliknya.

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 41

    Untuk rasio murid/sekolah (negeri dan swasta) yang terbanyak mengalami peningkatan pada tingkat SMP dari 224 tahun 2004 menjadi 508 pada tahun 2007. Hal ini disebabkan karena kurangnya jumlah sekolah di Kabupaten Lombok Barat dan pembangunan unit sekolah baru untuk SMP serta pengembangan SD/SMP satu atap meningkat, sehingga rasio murid/sekolah SMP meningkat. Ini berarti bahwa tingkat kepadatan sekolah makin tinggi.

    Tabel 2.22Banyaknya Tenaga Pendidik, Sekolah, Kelas dan Siswa di Kabupaten Lombok Barat*

    2004 2005 2006 2007 2008(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1 Tenaga Pendidik

    TK 297 293 294 407 436 SD 3.545 4.395 4.756 5.221 5.988 SMP 1.241 1.359 1.458 1.659 2.244 SMA / SMK 912 1.026 1.186 1.386 1.569

    2 Banyaknya Sekolah TK 88 93 108 73 72 SD 447 450 450 551 451 SMP 47 49 59 59 60 SMA / SMK 32 33 39 46 46

    3 Banyaknya Kelas TK 176 186 218 224 250 SD 2.682 2.700 3.227 3.263 SMP 450 466 611 714 725 SMA / SMK 215 240 273 289 296

    4 Banyaknya Siswa Sekolah TK 3.733 3.948 4.128 4.101 4.181 SD 93.675 94.252 95.490 96.207 97.200 SMP 20.965 22.936 23.912 22.162 21.822 SMA / SMK 1.733 12.111 22.919 14.961 19.039

    Sumber data : Dinas Dikpora Kabupaten Lombok Barat tahun 2008*) Data Lombok Barat Gabung KLU

    TahunNo Uraian

    Data yang berkaitan dengan perkembangan hasil belajar adalah sangat penting sekali terlebih jika dikaitkan dengan proses kegiatan belajar mengajar dan daya serap dan penguasaan siswa terhadap materi materi yang diujikan. Untuk melihat perkembangan hasil belajar dari jenjang SD, SMP, SMU dan SMK dari Tahun 2004 - 2008 berikut ini disajikan data lulusan dan data angka rata rata NEM siswa di Kabupaten Lombok Barat.

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 42

    Tabel 2.23Data Perkembangan Hasil Belajar Pendidikan di Kabupaten Lombok Barat*

    2004 2005 2006 2007 2008(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1 Angka Lulusan (%)

    SD / MI 96,58 97,34 92,77 95,15 94,14 SMP / MTs 86,74 89,9 80,08 71,84 64,22 SMA / SMK / MA 90,41 90,48 80,32 66,94 57,61

    2 Angka NEM Rata - Rata SD / MI 5,85 6,62 6,88 7,04 7,26 SMP / MTs 5,81 5,54 6,34 5,74 5,88 SMA / SMK / MA 5,69 5,54 6,68 6,37 6,88

    Sumber data : Dinas Dikpora Kabupaten Lombok Barat tahun 2008*) Data Lombok Barat Gabung KLU

    Tahun KegiatanNo Jenis

    Dari tabel 2.23. dapat diketahui bahwa selama periode 2004 2007 terjadi kecenderungan sedikit penurunan pada angka lulusan mapun angka NEM rata rata, kecuali untuk angka NEM rata rata siswa SD naik rata rata per tahun 5,09% dan siswa SMA naik rata rata 2,99%. Penurunan angka kelulusan pada tahun 2007 dan 2008 dibandingkan tahun 2006 baik SMP dan SMA disebabkan karena dinaikkannya standar nilai kelulusan dan jumlah mata pelajaran pada Ujian Nasional (UN) mulai tahun 2007.

    5. Ketenagakerjaan

    a. Penduduk Usia Kerja Penduduk usia kerja umur 15 tahun ke atas selama 5 (lima) tahun meningkat rata rata 3,94% per tahun, yaitu dari 467.543 orang menjadi 559.746 orang.

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 43

    Tabel 2.24

    Penduduk Usia Kerja di Kabupaten Lombok Barat*

    Bekerja Pengangguran

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    1 2004 ** 269.398 26.370 171.775 467.543

    2 2005 ** 321.741 35.966 152.362 510.069

    3 2006 ** 325.974 41.937 171.771 539.682

    4 2007 *** 371.099 23.987 166.116 561.202

    5 2008 *** 352.580 26.445 180.721 559.746

    Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat tahun 2008Keterangan :

    * Data Lombok Barat Gabung KLU** Data tahun 2004 - 2006 Susenas

    *** Data tahun 2007 - 2008 Sakernas

    Penduduk Usia Kerja / Tenaga Kerja (Orang)

    TahunNoBukan Angkatan Kerja (Orang)

    Angkatan Kerja (Orang)

    b. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) selama 5 (lima) tahun mengalami perubahan yang bervariasi, tahun 2004 sebesar 63,26% naik menjadi 70,40% tahun 2007 turun kembali ditahun 2008 sebesar 67,71% dengan rata rata TPAK per tahun sebesar 67,93% yang berarti bahwa dari 100 orang usia kerja, yang termasuk angkatan kerja kurang lebih 68 orang. Penurunan TPAK berarti ada pergeseran dari penduduk usia kerja yang termasuk angkatan kerja menjadi penduduk usia kerja yang bukan angkatan kerja sebagai akibat dari semakin banyaknya penduduk bersekolah, dan atau mengurus rumah tangga, atau aktifitas lain yang tidak termasuk kategori bekerja.

    Tabel 2.25Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kabupaten Lombok Barat*

    (1) (2) (3) (4) (5)1 2004 ** 467.543 295.768 63,262 2005 ** 510.069 357.707 70,133 2006 ** 539.682 367.911 68,174 2007 *** 561.202 395.086 70,405 2008 *** 559.746 379.025 67,71

    Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat tahun 2008Keterangan :

    * Data Lombok Barat Gabung KLU** Data tahun 2004 - 2006 Susenas

    *** Data Tahun 2007 - 2008 Sakernas

    NoTPAK (%)

    Penduduk Usia Kerja / Tenaga Kerja (Orang)

    Angkatan Kerja (Orang)

    Tahun

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 44

    c. Angka Beban Tanggungan Pada tahun 2008, banyaknya penduduk berusia produktif (15-64 tahun) mencapai 530.558 jiwa, sedangkan banyaknya penduduk berusia belum produktif (0-14 tahun) dan tidak produktif (65 tahun ke atas) mencapai 285. 965 jiwa. Dengan demikian, angka beban tanggungan (burden of defendency ratio) penduduk Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2008 mencapai 53,90. Hal ini menandakan bahwa tiap 100 orang Kabupaten Lombok Barat yang berusia produktif harus menanggung kurang lebih 54 orang usia belum dan tidak produktif. Jika dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2004, terlihat adanya kecenderungan penurunan angka beban tanggungan si Kabupaten Lombok Barat selama periode tahun 2004 2008 dengan penurunan rata rata 2,97 % per tahun.

    Tabel 2.26

    Angka Beban Tanggungan Penduduk Kabupaten Lombok Barat*

    0 - 14 Tahun 15 - 64 Tahun > 65 Tahun

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    1 2004 256.947 443.656 23.893 63,30

    2 2005 263.883 455.078 24.522 63,37

    3 2006 243.317 508.738 30.888 53,90

    4 2007 247.403 517.295 31.408 53,90

    5 2008 253.751 530.558 32.214 53,90Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat tahun 2008

    *) Data Lombok Barat Gabung KLU

    NoPenduduk Kelompok Umur Angka Beban

    TanggunganTahun

    d. Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama

    Banyaknya penduduk Kabupaten Lombok Barat yang bekerja diberbagai sektor pada tahun 2008 sebanyak 352.580 orang. Empat sektor lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor pertanian (38,26%), perdagangan (22,80%), jasa jasa (15,91%) dan industri (7,97%). Sedangkan sektor yang sedikit menyerap tenaga kerja adalah sektor listrik, gas dan air (0,29%), lainnya (0,89 %) keuangan (0,90 %) dan sector pertambangan dan penggalian (1,76%). Selama tahun 2004 2008 keempat sektor ini cenderung tidak menunjukan perubahan kemampuan dalam menyerap tenaga kerja.

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 45

    Tabel 2.27Proporsi Penduduk Yang Bekerja Per Lapangan Usaha Di Kabupaten Lombok Barat*

    2004 2005 2006 2007 2008(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1 Pertanian 40,14 36,18 38,88 39,70 38,262 Pertambangan dan Penggalian 3,58 3,20 3,67 3,98 1,763 Industri 11,84 14,33 15,23 10,61 7,974 Listrik, Gas dan Air 0,17 0,11 0,48 0,08 0,295 Bangunan 7,76 7,99 7,76 6,07 6,296 Perdagangan 22,97 18,02 14,93 19,25 22,807 Angkutan dan Komunikasi 5,18 6,92 7,20 5,44 4,938 Keuangan 0,55 0,67 0,48 0,47 0,909 Jasa - Jasa 7,81 12,13 6,80 12,92 15,9110 Lainnya 0,00 0,45 4,57 1,48 0,89

    100,00 100,00 100,00 100,00 100,00Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat tahun 2008* Data Kab. Lombok Barat gabung KLU.

    Proporsi (%) Pada TahunSektorNo

    Jumlah

    Pada tabel 2.27. tampak bahwa sektor jasa mendominasi pertumbuhan

    penyerapan tenaga kerja dibandingkan sektor-sektor lainnya. Hal ini disebabkan pertumbuhan sektor tersier termasuk jasa sangat pesat dibandingkan sektor primer dan sekunder, sehingga penyerapan tenaga kerja pada sektor tersebut semakin besar.

    6. Pariwisata dan Budaya Posisi Kabupaten Lombok Barat yang bersebelahan dengan pulau Bali sangat menguntungkan, karena Bali selama ini dianggap sebagai surga wisata bagi tamu asing maupun tamu lokal, sehingga memberikan imbas yang baik bagi Kabupaten Lombok Barat. Pariwisata sampai dengan saat ini masih merupakan primadona dan penyumbang PAD yang cukup besar bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat. Pada tahun 2008 jumlah penerimaan PAD dari sektor Pariwisata sebesar Rp 18.189.250.000 atau 47,87% dari total PAD Kabupaten Lombok Barat sebesar Rp. 38.000.000.000.

    Obyek wisata di Kabupaten Lombok Barat terdiri dari obyek wisata alam, obyek wisata sejarah / budaya dan obyek wisata tirta yang mampu menarik kunjungan wisatawan mancanegara maupun nusantara. Untuk menunjang kegiatan pariwisata tersebut, di wilayah Kabupaten Lombok Barat s/d tahun 2008 terdapat 217 buah penginapan meliputi : 25 buah hotel berbintang, 105 hotel melati dan 87 buah

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 46

    pondok wisata. Namun seiiring dengan terbentuknya Kabupaten Lombok Utara maka jumlah objek pariwisata maupun sarana penunjang kegiatan pariwisata pun menjadi berkurang. Jumlah sarana penunjang kegiatan pariwisata setelah berpisahnya 5 (lima) Kecamatan yang ada di Kabupaten Lombok Barat menjadi 74 buah penginapan yang meliputi : 22 buah hotel berbintang, 40 hotel melati dan 12 buah pondok wisata.

    Budaya yang ada di Kabupaten Lombok barat tidak kalah menariknya dibanding dengan obyek wisata alam pantai atau pegunungan yang ada. Selain peninggalan sejarah sosok budaya daerah Kabupaten Lombok Barat sebagian besar tercermin pada berbagai ekspresi kesenian terutama seni tari. Jenis kesenian yang menarik wisatawan diantaranya : Rudat Mandalika, Nunas Hujan, Cepung, Presean, Gandrung dan lainnya.

    7. Kehidupan Beragama Komposisi penduduk menurut agama pada tahun 2008 : agama Islam 700.933 jiwa, Katolik 205 jiwa, Kristen 353 jiwa, Hindu 57.577 jiwa dan budha 9.518 jiwa. Keadaan kehidupan beragama baik Islam, Kristen, Hindu dan Budha di Kabupaten Lombok Barat cukup menggembirakan hal ini dibuktikan dengan adanya toleransi / kerukunan kehidupan intern umat dan antar umat beragama dalam kondisi baik dan terkendali, walupun dalam beberapa hal masih ada konflik SARA yang membutuhkan penanganan secara intensif. Untuk mendukung aktivitas keagamaan tersebut terdapat sarana ibadah berupa masjid 929 buah, mushalla 1.248 buah, gereja tidak ada, pura 204 buah dan vihara 34 buah.

    8. Gangguan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) Gambaran tentang situasi gangguan kamtibmas dalam tahun 2008, antara lain dapat dilihat dari crime total (Total Kejahatan) dan crime clearance (Penyelesaian Kasus Kejahatan) yang masuk laporan (L) sebanyak 697 kasus dan diselesaikan (S) 394 kasus, peristiwa gangguan kamtibmas serta bentuk bentuk yang menjadi pengamatan khusus yang terjadi di wilayah Kabupaten Lombok Barat. Berdasarkan data dari Polres Kabupaten Lombok Barat dibagi menjadi 4 (empat kelompok), yaitu kejahatan kontijensi (kejahatan ganguan keamanan dan pengrusakan) sebanyak 4 kasus dilaporkan (L) terselesaikan (S) 2 kasus; kejahatan konvensional (Kejahatan pencurian dan kriminalitas) sebanyak 660 kasus dilaporkan (L) dan 362 kasus terselesaikan (S), kejahatan terhadap kekayaan Negara sebanyak 16 kasus

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 47

    dilaporkan (L) dan 17 kasus terselesaikan (S), kejahatan trans nasional sebanyak 17 kasus dilaporkan (L) dan 13 Kasus terselesaikan (S).

    Tabel 2.28Crime Total dan Crime Clearance Tahun 2008 di Kabupaten Lombok Barat*

    L S(1) (2) (3) (4)1 Kejahatan Kontijensi 4 22 Kejahatan Konvensional 660 3623 Kejahatan Terhadap Kekayaan Negara 16 174 Kejahatan Trans Nasional 17 13

    Jumlah Crime Total : 697 394

    Sumber data Polres Kabupaten Lombok Barat tahun 2008Keterangan :

    L : Laporan MasukS : Laporan yang diselesaikan* Data Kab. Lombok Barat gabung KLU

    Tahun 2008Jenis KejahatanNo

    Kondisi gangguan kamtibmas berdasarkan data dari Bakesbangpolinmas dari tahun 2005 dilihat dari kondisi yang ada telah terjadi kesalahpahaman masyarakat dan pengrusakan atas sarana dan fasilitas aparat dan gangguan kamtibmas sebanyak 2 (dua) kasus. Pada tahun 2006 juga meningkat dua kali lipat gangguan kamtibmas yang disebabkan oleh perkelahian antar warga kampung dan pengerusakan hak milik negara, begitu juga ditahun 2007 terjadi 4 (empat) kasus gangguan kamtibmas yang disebabkan oleh SARA dan perkelahian antar warga. Pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 3 (tiga) kasus gangguan kamtibmas yang disebabkan kurangnya pemahaman masyarakat terhadap aturan, penyerangan sarana dan fasilitas negara dan kerusuhan SARA.

    Grafik 2.8. Jumlah Gangguan Kamtibmas di Kabupaten Lombok Barat

    Tahun 2005 - 2008

    Sumber : Bakesbangpolinmas Kab. Lobar tahun 2008

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 48

    E. POLITIK, HUKUM DAN PEMERINTAHAN

    1. Politik Kesadaran masyarakat dalam berpolitik telah diwujudkan dalam kegiatan pemilihan umum tahun 2004 yang diikuti oleh 24 partai peserta pemilu, dengan jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih sebanyak 411.611 orang atau 88,60 % dari 464.543 pemilih. Namun demikian untuk pemilu tahun 2009 jumlah pemilih yang terdaftar di Kabupaten Lombok Barat akan mengalami penurunan seiring dengan terbentuknya Kabupaten Lombok Utara. Hasil perolehan suara dalam pemilu tahun 2004 adalah sebagai berikut : Golkar 70.848 suara, PDIP 25.059, PPP 38.338 suara, PKS 34.638 suara, PBB 34.872 suara, PBR 15.189 suara, dan Demokrat 21.066 suara.

    Tabel 2.29

    Partisipasi Masyarakat Dalam Pemilu Legislatif Tahun 2004

    Di Kabupaten Lombok Barat

    No Uraian Jumlah

    (1) (2) (3)

    1 Pemilih 464.543

    2 Surat suara yang sah 361.660

    3 Surat suara yang tidak sah 49.951

    4 Pemilih yang menggunakan hak 411.611

    5 Pemilih yang tidak menggunakan hak 52.932

    6 Tingkat partisipasi 88.60 %

    Sumber data : KPUD Kabupaten Lombok Barat gabung KLU tahun 2008

    Hasil Pemilu tahun 2004 tersebut telah dapat mendudukan wakil wakil rakyat di DPRD dengan rincian sebagai berikut : Golkar 9 orang, PDIP 4 orang, PPP 6 orang, PKS, PBB, PBR, Demokrat masing-masing 4 orang.

    2. Hukum. Pembangunan hukum yang telah dilakukan dan hasil yang telah dicapai dibidang hukum secara umum masih dirasakan bahwa penegakan supremasi hukum berdasarkan nilai nilai kebenaran dan keadilan serta menjunjung tinggi hak hak asasi manusia belum sepenuhnya terwujud. Hal ini disebabkan partisipasi dan kesadaran masyarakat dalam pembangunan hukum belum optimal.

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 49

    Selama tahun 2008 penegakkan hukum yang dilaksanakan dengan menyelesaikan kasus bantuan hukum di Pengadilan Tata Usaha Negara sebanyak 2 kasus (1 selesai, 1 kasasi) dan Pengadilan Negeri 4 kasus (2 selesai, 2 kasasi). Penyusunan produk hukum daerah meliputi 13 Perda, 43 Peraturan Bupati, 1.393 SK Bupati dan 4 Instruksi Bupati. Permasyarakatan produk hukum yang telah dilakukan antara lain melalui penyuluhan / sosialisasi hukum sebanyak 1.562 kali.

    3. Pemerintahan

    a. Kelembagaan Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah telah mengubah paradigma pemerintah dari sistim sentralistik menjadi desentralistik. Perubahan tersebut memberi kewenangan dan kesempatan yang lebih luas dan bertanggungjawab kepada Pemerintah Daerah untuk mengelola sumberdaya yang dimilikinya. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 juga memberi penegasan antara fungsi Pemerintah Daerah yang merupakan lembaga eksekutif dan DPRD yang merupakan lembaga legislative daerah. Kejelasan lembaga yang dimaksud sangat bermanfaat bagi proses demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

    Berdasarkan Perda Kabupaten Lombok Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Perangkat Daerah yang merupakan implementasi daripada PP 41, maka Struktur Organisasi di Kabupaten Lombok Barat terdiri dari : 2 Sekretariat yakni Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD, 13 Dinas, 7 Badan, 1 Inspektorat, 5 Kantor, 1 RSUD, 10 Kecamatan dan 88 Desa. Setiap terjadi perubahan, termasuk perubahan sistim politik organisasi tersebut harus siap menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi, seperti halnya dengan adanya pemekaran Kabupaten (terbentuknya KLU), maka jumlah Kecamatan di Kabupaten Lombok Barat menjadi 10 Kecamatan dan 88 Desa dan 657 Dusun.

    b. Aparatur

    Didalam sebuah organisasi pemerintah sebaik apapun yang dibentuk tanpa didukung oleh SDM yang berkualitas, organisasi tersebut tidak akan berfungsi dengan baik. Oleh karena itu penempatan personil baik yang akan menduduki eselon maupun yang tidak, didasarkan atas kualitas dan kompetensi dibidang tugasnya.

  • RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 50

    Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Lombok Barat per Desember 2008 sebanyak 7.699 orang, terdiri dari golongan I sebanyak 243 orang atau 3,16 %, golongan II sebanyak 2.101 orang atau 27,29%, golongan III sebanyak 3.351 orang atau 43,53% dan golongan IV sebanyak 2004 orang atau 26,03%.

    Tabel 2.30Banyaknya PNS Menurut Golongan

    Di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008*

    No Golongan Jumlah %

    (1) (2) (3) (4)1 Golongan I 243 3,162 Golongan II 2.101 27,293 Golongan III 3.351 43,534 Golongan IV 2.004 26,03

    7.699 100,00Sumber data : BKD Kabupaten Lombok Barat tahun 2008* Data Kab. Lobar gabung KLU

    Jumlah :

    Kondisi pelayanan aparatur dan kelembagaan pemerintah di Kabupaten Lombok Barat masih belum optimal. Hal ini dilihat dari tingkat produktivitas aparatur yang masih rendah dan belum adanya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), sehingga perlu peningkatan kualitas dan profesionalitas aparatur dan kelembagaan.