gambaran evaluasi pelaksanaan program makanan …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1384/1/abd wahab...
TRANSCRIPT
GAMBARAN EVALUASI
PELAKSANAAN PROGRAM MAKANAN TAMBAHAN BISKUIT
ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAWOTOBI
KABUPATEN KONAWE TAHUN 2018
TUGAS AKHIR
OLEH :
ABD RAJAB WAHAB
NIM : P00331018098
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
PROGRAM D-III GIZI
2019
ABSTRAK
Abd Rajab Wahab (P00331018098) ‘ Gambaran Evaluasi Pelaksanaan Program
Makanan Tambahan Biskuit Di Wilayah Kerja Puskesmas Wawotobi Kabupaten
Konawe Tahun 2019 “dibawah bimbingan Petrus dan Sukina Balaka
(viii+51+11 Tabel+ 4 gambar+6 Lampiran)
Latar Belakang: Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun
1997, menyebabkan makin meningkatnya jumlah keluarga miskin yang diikuti pula
dengan peningkatan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk. Tujuan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2005-2009 bidang kesehatan
yang antara lain memberikan prioritas kepada perbaikan kesehatan, gizi bayi dan
anak, sebagai tindak lanjut dari RPJMN, pemerintah telah menyusun rencana strategi
untuk menurunkan prevalensi gizi kurang dari 27,3 % tahun 2003 menjadi 5 % pada
tahun 2009, Salah satu upaya penanggulangan masalah gizi tersebut pemerintah
melaksanakan Program Makanan Tambahan Biskuit yang sudah dilaksanakan sejak
tahun 2002.
Tujuan Penelitian: Untuk mengevaluasi proses pelaksanaan program Makanan
Tambahan Biskuit diwilayah kerja Puskesmas Wawotobi Kabupaten Konawe
Provinsi Sulawesi Tenggara .
Jenis Penelitian: Merupakan penelitian deskriftik yaitu memberikan gambaran
tentang proses pelaksanaan program Makanan Tambahan Biskuit di Kecamatan
Wawotobi Kabupaten Konawe. Lokasi penelitian di Puskesmas Wawotobi . Subyek
penelitian ini adalah petugas pengelolah program Makanan Tambahan pusksmas ,
anak 6-24 bulan. Alat yang digunakan berupa pedoman penilaian pelaksanaan
program pemberian Makanan Tambahan di Kabupaten Konawe. Data di analisis
secara deskriftif, untuk mengetahui perbedaan berat badan sebelum dan sesudah
diberikan paket Makanan Tambahan.
Hasil : Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai keberhasilan infut (nilai11)
termasuk dalam kategori baik, keberhasilan proses program termasuk kategori
sedang (nilai 8), sedangkan pada output program masih didapatkan ketidak tepatan
sasaran berdasarkan kriteria umur sebanyak (0,8%), kriteria kemiskinan 3 (17,64%) .
Setelah mendapatkan paket Makanan Tambahan Biskuit sebanyak 94,11% sasaran
mengalami kenaikan berat badan dan 05,88% tidak mengalami perubahan berat
badan (tetap).
Kesimpulan : Program paket Makanan Tambahan Biskuit dapat meningkatkan berat
badan bayi dan dapat mempertahankan status gizi bayi.
(Daftar bacaan :…..(1979-2008)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-
Nya .sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas akhir Penelitian ini dengan judul
“ Gambaran Evaluasi Pelaksanaan Program Makanan Tambahan Biskuit Anak
Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Wawotobi Kabupaten Konawe Tahun 2018. “
Proses penyusunan Tugas Akhir penelitian ini telah melewati perjalanan
panjang dalam penyusunannya yang tentunya tidak lepas dari bantuan moril dan
material pihak lain. Karena itu sudah sepatutnya penulis dengan segala kerendahan
dan keikhlasan hati menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ibu Askrening,SKM.M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari.
2. Ibu Sri Yunanci.V.G, SST,MPH selaku Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Kendari
3. Ibu Euis Nurlaela,S.Gz,M.Kes selaku Ketua Prodi DIII Jurusan Gizi.
4. Bapak Petrus SKM,M.Kes Selaku Pembimbing I dan Ibu Sukina
Balaka,S.Si,M.Si selaku Pembimbing II yang penuh keikhlasan memberikan
motivasi dan bimbingan dalam proses penyusunan Tugas Akhir penelitian ini.
5. Seluruh dosen pengajar dan staf Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Kendari.
6. Rekan-reakan mahasiswa Jurusan gizi khususnya rekan mahasiswa program RPL
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Kendari yang tidak bisa disebutkan satu
persatu.
7. Secara khusus kepada istri yang tercinta Suryawati, dan anak-anakku
tersayang (Muh.Adneil Rajab dan Arsyalda Fadlilah Rajab) serta ibunda
yang terhormat Siti Hawa yang telah banyak membantu dalam menyusun
Tugas Akhir ini serta memberikan dorongan moral, material, dan spiritual
sehingga penulis dapat mengikuti pendidikan.
Akhirnya penulis menyadari dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh
dari kesempurnaan. Maka dari itu saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk
kesempurnaan ini sangat penulis harapkan. Atas saran dan kritik penulis ucapkan
banyak terima kasih.
Kendari, Agustus 2019
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………………
ABSTRAK…………………………………………………………………………...
KATA PENGANTAR………………………………………………………………..
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..
DAFTAR TABEL……………………………………………………………………
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………..
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………..1
B. Perumusan Masalah…………………………………………………………..4
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………………..4
D. Manfaat Penelitian……………………………………………………………5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Makanan Pendamping ASI (MT.Biskuit)…………………………………….6
1. Pengertian Makanan Pendamping ASI……………………………….6
2. Jenis dan Macam MP-ASI…………………………………………...7
3. Syarat Makanan Pendamping ASI……………………………………8
4. Manfaat Makanan Pendamping ASI (MT Biskuit)…………………..9
B. Program Pemberian Makanan Tambahan Biskuit…………………………..10
1. Pengertian…………………………………………………………...10
2. Sasaran dan Tujuan Pemberian Makanan Tambahan Biskuit………10
3. Pelaksanaan Program Makanan Tambahan Biskuit………………...11
a. Komponen Masukan (Input) Program Makanan Tambahan
Biskuit……………………………………………………………….11
b. Komponen Proses Program Makanan Tambahan Biskuit………..15
c. Komponen Luaran output Program Makanan Tambahan Biskuit 19
C. Evaluasi Program Makanan Tambahan Biskuit ……………………………..20
D. Komponen Evaluasi …………………………………………………………22
E. Kerangka Konsep…………………………………………………………….24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian……………………………………………………………...25
B. Lokasi dan Waktu Penelitian………………………………………………..25
C. Subyek Penelitian…………………………………………………………...25
D. Variabel Penelitian………………………………………………………….26
E. Definisi Operasional………………………………………………………...26
F. Cara Pengumpulan Data…………………………………………………….28
G. Pengolahan dan Analisa Data……………………………………………….29
H. Jalannya Penelitian………………………………………………………….32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian……………………………………………………………...33
1.Gambaran Umum Lokasi Penelitian………………………………………33
2. Karateristik Responden…………………………………………………...33
3. Penilaian Input……………………………………………………………37
4. Penilaian Proses…………………………………………………………..39
5. Penilaian Output……………………………………………………….…41
B. Pembahasan……………………………………………………………….…45
1. Input………………………………………………………………………45
2. Proses……………………………………………………………………..46
3. Output…………………………………………………………………….48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan………………………………………………………………….50
B. Saran ………………………………………………………………………..50
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………51
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Indikator Input……………………………………………………………29
Tabel 2 Indikator Proses…………………………………………………………..30
Tabel 3 Indikator Output………………………………………………………….31
Tabel 4 Karateristik Kader Puskesmas Wawotobi………………………………..35
Tabel 5 Karateristik Sasaran Yang Mendapat Makanan Tambahan Biskuit……..36
Tabel 6 Karateristik Ibu Sasaran Yang Mendapat Makanan Tambagan Biskuit …37
Tabel 7 Tingkat Penilaian Keberhasilan Input Program…………………………..37
Tabel 8 Tingkat Penilaian Keberhasilan Proses Program…………………………41
Tabel 9 Distribusi ketepatan sasaran pada program makanan tambahan biskuit…42
Tabel 10 Distribusi ketepatan jumlah pada program Makanan Tambahan ……….44
Tabel 11 Perubahan Status Gizi sebelum dan sesudah program pemberian
Makanan tambahan biskuit………………………………………………45
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
1.
2.
3..
4
Mekanisme Distribusi Makanan Tambahan Biskuit………….
Kerangka Konsep Penelitian………………………………..
Makanan Tambahan Biskuit…………………………………..
Perubahan Berat Badan Anak di Puskesmas Wawotobi……...
18
24
39
DAFTAR LAMPIRAN
1. KUESIONER PETUGAS GIZI PUSKESMAS
2. KUESIONER KADER
3. KUESIONER IBU SASARAN
4. MASTER TABEL
5. SURAT KETERNGAN IZIN PENELITIAN
6. SURAT KETERANGAN TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia mengalami krisis ekonomi sejak tahun 1977 sampai saat ini
belum dapat ditanggulangi dengan baik . Krisis ekonomi menyebabkan semakin
banyak jumlah keluarga miskin dan menurunnya daya beli masyarakat terhadap
pangan. Keadaan ini menyebabkan terjadinya gizi kurang bahkan gizi buruk
terutama pada masyarakat yang tergolong rawan terhadap masalah gizi yaitu ibu
hamil , bayi, anak balita, dan ibu menyusui. (Departemen Kesehatan {Depkes} RI ,
2005a). Pada umumnya kurang gizi menimpa masyarakat atau keluarga yang
berpenghasilan rendah baik di desa maupun di kota, hal ini merupakan satu diantara
penyebab gizi buruk (Soekirman, 1999).
Keadaan gizi yang baik merupakan prasyarat terciptanya sumber daya
manusia masa depan yang berkualitas. Anak yang menderita masalah gizi pada usia
dini akan mengalami gangguan tumbuh kembang dan meningkatkan resiko kesakitan
serta kematian. Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan
yang pesat, sehingga sering diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode
kritis. Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini, bayi dan anak
memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang yang optimal.
Sebaliknya apabila bayi dan anak tidak memperoleh asupan gizi sesuai kebutuhan,
maka periode emas akan berubah menjadi periode kritis yang akan menggangu
tumbuh kembang bayi dan anak ,baik pada saat ini maupun masa selanjutnya.
Sesuai dengan tujuan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2005-2009 bidang kesehatan yang antara lain memberikan prioritas kepada
perbaikan kesehatan, gizi bayi dan anak, maka sebagai tindak lanjut dari RPJMN,
pemerintah telah menyusun rencana strategi untuk menurunkan prevalensi gizi
kurang dari 27,3 % tahun 2003 menjadi 20 % pada tahun 2009 dan masalah gizi
buruk dari 8,0 % tahun 2003 menjadi 5 % pada tahun 2009 (Depkes. RI,2005b).
Strategi untuk memenuhi target diatas, sejumlah kegiatan dilakukan
diantaranya mewujudkan keluarga sadar gizi melalui promosi gizi, advokasi dan
sosialisasi tentang makanan sehat dan bergizi seimbang , dan pola bersih dan sehat.
Strategi lainnya adalah menanggulangi secara langsung masalah gizi yang terjadi
pada kelompok rawan melalui pemberian intervensi gizi (suplementasi), seperti
kapsul vitamin A, MP-ASI dan makanan tambahan. (Depkes. RI, 2005b).
Implemantasi strategi dalam RPJMN 2005-2009 bidang kesehatan telah
terlihat pada keluarga miskin. Dalam rangka menanggulangi dampak krisis ekonomi
yang sampai saat ini masih dirasakan sebagian masyarakat Indonesia terutama
keluarga miskin (gakin), berbagai langkah dan upaya terus menerus dilakukan oleh
pemerintah. Salah satu upaya yang dilakukan adalah pemberian Makanan Tambahan
secara gratis kepada bayi dan anak usia 6-59 bulan (MT-Biskuit) atau Blended food
yang telah difortifikasi (Depkes) RI. 2003). Program ini dimulai sejak tahun 2003,
dan tahun 2007 masih tetap diberikan berupa Bubuk Instan dan Biskuit (Menkes
RI,2018).
Pada tahun 2006 jenis MP-ASI yang diberikan yaitu MP-ASI lokal. Dalam
program pemberian MP-ASI lokal, ada beberapa hambatan yang ditemui yaitu salah
satunya mekanisme yang sangat rumit. Sehingga tahun 2007 . program MP-ASI
lokal diganti lagi dengan program MP-ASI pabrikan yaitu MP-ASI yang berupa
Bubuk Instan yang berupa bubur untuk bayi 6-11 bulan dengan rasa beras merah
,kacang hijau dan pisang dan MP-ASI biskuit untuk anak 12-24 bulan dan pada
tahun 2018 MP-ASI diganti lagi menjadi Makanan Tambahan Biskuit (MT-Biskuit)
Salah satu hal yang mempengaruhi masalah gizi ditingkat keluarga dan
masyarakat adalah ketidakmampuan keluarga dalam menyiapkan pangan bagi
anggota keluarganya baik jumlah maupun jenis sesuai kebutuhan gizi. Upaya yang
dilakukan Pemerintah untuk menanggulangi permasalahan tersebut adalah pemberian
makanan tambahan berupa Makanan Tambahan Biskuit (MT-Biskuit) pada anak
usia 6-59 bulan dari keluarga miskin.
Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2018
mendsitribusikan Makanan Tambahan Biskuit (MT-Biskuit) ke Kabupaten Konawe
sebanyak 5.084 kg dalam bentuk biskuit. Dari 5.084 Kg, sebanyak 124 Kg
dialokasikan ke Puskesmas Wawotobi.
Upaya yang dilakukan pemerintah tersebut tentunya menggunakan
anggaran yang cukup besar untuk menanggulangi masalah gizi ditingkat keluarga
dan masyarakat sehingga pemberian MT-Biskuit kepada sasaran hendaknya
berlangsung efektif dan efesien untuk itu perlu adanya evaluasi terhadap proses
pelaksanaan sehingga tujuan program ini dapat dicapai.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini “
Bagaimana proses pelaksanaan program MT Biskuit pada bayi dan anak usia 6-59
bulan dari keluarga miskin di Wilayah kerja Puskesmas Wawotobi, Kabupaten
Konawe Propinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018 “
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengevaluasi proses pelaksanaan Makanan Tambahan Biskuit di
wilayah kerja Puskesmas Wawotobi Kabupaten Konawe Propinsi Sulawesi
Tenggara.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui (input) tenaga yang yang berkualitas,kuantitas serta dana dan
sarana,bahan metode dalam pelaksanaan program makanan Tambahan
Biskuit di wilayah kerja Puskesmas Wawotobi Kabupaten Konawe
b. Mengetahui (proses) perencanaan, pelaksanaan serta pemantauan dan
evaluasi, pelaksanaan program pemberian paket Makanan Tambahan
Biskuit di wilayah kerja Puskesmas Wawotobi Kabupaten Konawe.
c. Mengetahui (output) ketepatan sasaran,kenaikan berat badandan perubahan
status gizi pelaksanaan program pemberian paket Makanan Tambahan-
Biskuit.di wilayah kerja Puskesmas Wawotobi Kabupaten Konawe.
D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang akan dilakukan , maka diharapkan hasilnya dapat
memberikan manfaat, yaitu :
1. Pengelola program
Dapat dijadikan bahan untuk memperbaiki pelaksanaan program pada
periode selanjutnya
2. Pengambil keputusan/kebijakan
Dapat dijadikan acuan dalam mempertimbangkan apakah program dapat
dilanjutkan atau tidak,diperluas,dimodifikasi atau dihentikan.
3. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan yang
berkaitan dengan pelaksanaan program pemberian Makanan Tambahan
Biskuit (MT-Biskuit) serta dapat memberikan masukan/pertimbangan bagi
peneliti selanjutnya dalam mengevaluasi program Makanan Tambahan
Biskuit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Makanan Pendamping ASI (MT Biskuit )
1. Pengertian
Makanan Tambahan Biskuit (MT-Bikuit) adalah makanan atau
minuman yang mengandung zat gizi yang diberikan pada anak usia 6 hingga
59 bulan sebagai makanan pelengkap ASI. Pemberian Makanan Tambahan
Biskuit dibutuhkan karena semakin bertambah umur kebutuhan anak akan zat
gizi semakin meningkat untuk proses tumbuh kembang. Sedangkan ASI yang
dihasilkan sudah tidak dapat mencukupi kebutuhan gizi dengan
bertambahnya usia (Depkes RI, 2000).
Makanan Tambahan Biskuit merupakan makanan yang secara angsur
diberikan pada bayi dalam bentuk padat atau setengah padat, untuk
memenuhi kecukupan gizi bayi pada saat produksi air susu ibu mulai
menurun, sebelum anak tersebut disapih dan sebelum diberikan makanan
anak. (Arisman, 2004).
Menurut Samsudin (1995) mendefinisikan Makanan Tambaha Biskuit
sebagai makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Makanan
Tambahan Biskuit ini diberikan dalam periode yaitu dari usia 6-59 bulan.
Makanan ini diberikan secara bertahap dan menempati proporsi terbesar pada
diet bayi, dapat memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap
asuhan zat gizi yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) dan UNICEF
merekomendasikan bersama Makanan Tambahan Biskuit (MT-Biskuit) yang
cukup sampai 2 tahun atau lebih. Di Indonesia rekomendasi ini dipertegas
dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.450/Menkes/SK/IV/2004 tentang pemberian Air Susu Ibu (ASI) seccara
eksklusif pada bayi di Indonesia. Dalam keputusan tersebut ditetapkan bahwa
untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal, ASI
perlu diberikan secara eksklusif sampai umur 6 (enam) bulan dan dilanjutkan
bersama Makanan Tambahan Biskuit (MT-Biskuit) yang cukup sampai anak
berumur 6-59 bulan..
2. Jenis dan Macam MT-Biskuit
Menurut Prawirohartono (1997), beberapa jenis Makanan Tambahan-
yang diberikan setelah bayi berumur 6 bulan adalah : a). Buah terutama buah-
buahan yang mengandung cukup kalori terutama pisang. b). Makanan
Tambahan tradisional dapat berupa bubur susu buatan sendiri dimana tepung
beras sebagai sumber kalori. Samsudin (1995) menambahkan berdasarkan
bentuk dan jenis Makanan Tambahan tradisional dapat dikelompokan
menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu buah-buahan, makanan lumat, dan makanan
lembek. c). Makanan Tambahan kalengan atau makanan bayi yang telah
dikemas dengan baik, hasil olahan pabrik (industri).
Menurut Kresnawan (2003), jenis Makanan Tambahan Biskuit yang
dapat diberikan kepada bayi atau anak adalah Makanan Tambahan Biskuit
siap santap seperti biskut, buah-buahan, Makanan Tambahan Biskuit siap
masak. Makanan Tambahan Biskuit siap saji atau instant, suplementasi gizi,
dan Makanan Tambahan rumah tangga atau lokal yaitu dibuat menggunakan
bahan pangan setempat secara tradisional di rumah tangga. Hasil penelitian
Multicenter Stdy of complementary Foods, Unicef (1999) menemukan bahwa
kualitas Makanan Tambahan yang dibuat di rumah tangga dengan
menggunakan bahan pangan lokal kurang memenuhi kecukupan gizi bayi
atau anak terutama zat gizi mikro Zn, Fe, dan vitamin A.
3 Syarat Makanan Tambahan Biskuit
Menurut FAO/WHO (1982), Karmini dan Rossi (2002), Makanan
Tambahan Biskuit mempunyai persyaratan baku yaitu :
a. Mempunyai komposisi sesuai kebuthan baik zat gizi makro (energi,
protein, dan lemak) maupun zat gizi mikro (vitamin dan mineral).
b. Mempunyai kepadatan zat gizi yang lebih tinggi yaitu volume kecil
tetapi jumlah zat gizi optimal.
c. Mutu biologis atau ketersediaan zat gizi tinggi yaitu mudah dicerna dan
diabsorbsi.
d. Mutu organoleptik baik sesuai perkembangan sensorik anak.
e. Aman atau higienis dan mudah disiapkan.
Dalam hal keamanan pangan, Makanan Tambahan Biskuit harus
memenuhi persyaratan cemaran mikroorganisme yaitu angka Lempeng
Total tidak lebih dari 1,0x10 koloni per gram, Coliform tidak lebih dari
20 per gram, Escherichia Coli negative per gram, Salmonella negative
dalam 25 gram contoh dan Staphylococcus Aureus negative per gram.
Cemaran logamnya : timbale tidak boleh lebih dari 1,14 ppm, tembaga
tidak lebih dari 5,0 ppm dan arsen tidak lebih dari 0,38 ppm.
Makanan Tambahan Biskuit.harus memenuhi persyaratan cemaran
organisme yaitu angka Lempeng Total tidak lebih dari 1,0x10 koloni per
gram, Coliform kurang dari 3 per gram, Salmonella negative dalam 25 gram
contoh dan Staphylococcus Aureus tidak lebih dari 1,0x 10 koloni per gram.
Cemaran logamnya : timball tidak lebih dari 0,3 ppm, timah tidak lebih 5,0
ppm dan arsen tidak lebih dari 0,1 ppm.
4. Manfaat Makanan Tambahan Biskuit
Menurut WHO (1998), pemberian makanan kepada bayi khususnya
setelah umur 6 bulan sampai 2 tahun tahun . produksi ASI makin menurun
sehingga Makanan Tambahan Biskuit sangat diperlukan untuk menjaga
pertumbuhan anak sekaligus memperkenalkan bayi dengan makanan
keluarga. Winarno (1990), menambahkan bahwa pemberian Makanan
Tambahan Biskuit yang cukup, baik kualitas dan kuantitas merupakan dasar
dari pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak selanjutnya.
Disamping memenuhi kebutuhan bayi terhadap zat-zat gizi ,
pemberian Makanan Tambahan Biskuit juga merupakan pula suatu proses
pendidikan. Bayi diajar mengunyah dan menelan makanan padat, dan
membiasakannya dengan selera-selera baru, sehingga dapat mempengaruhi
perkembangan kebiasaan makan pada masa-masa berikutnya. Jika pemberian
Makanan Tambahan Biskuit tidak diberikan pada saat kepandaian
mengunyah sedang muncul, maka mengajarkan kepandaian ini dimasa
berikutnya akan lebih sulit (Suharjo, 2007).
B. Program Pemberian Makanan Tambahan Biskuit
1. Pengertian
Makanan Tambahan Biskuit (MT-Biskuit) merupakan salah satu
program pemerintah khususnya dalam menanggulangi masalah Kurang
Energi Protein yang sampai saat ini prevalensinya masih relatif tinggi.
Makanan Tambahan Biskuit merupakan makanan bergizi yang diberikan
disamping air susu ibu (ASI) kepada bayi umur 6-59 bulan dalam bentuk
Makanan Tambahan Biskuit yang dapat dikomsumsi dengan cara
menambahkan air matang atau kepada anak usia 6-59 bulan dalam bentuk
Makanan Tambahan Biskuit.
2. Sasaran dan Tujuan Pemberian MT-Biskuit
Sasaran Pemberian MT-Biskuit adalah usia 6-59 bulan dengan
prioritas pada balita kurus dikeluarga miskin di seluruh Indonesia. Penentuan
keluarga miskin dilakukan oleh tim desa/kelurahan yang terdiri dari kepala
desa, TP-PKK desa, Bidan Di Desa/BDD (apabila ada) dan kader posyandu
sesuai kriteria keluarga miskin yang ada.
Tujuan pemberian Makanan Tambahan Biskuit adalah untuk
menanggulangi dan mencegah terjadinya gizi buruk dan gizi kurang sekaligus
mempertahankan status gizi baik pada bayi dan anak 6-59 bulan.
3. Pelaksanaan Program MT-Biskuit
Program Makanan Tambahan Biskuit yang dilaksanakan di seluruh
Indonesia Tahun 2018 mengacu pada Pedoman Pelaksanaan Pendistribusian dan
Pengelolaan Makanan Tambahan Biskuit (MT-Biskuit) serta Surat Edaran Dirjen
Kesehatan Masyarakat No.HK.02.02./V/407/2017 tentang Pemberian
Suplementasi Gizi PMT Ibu Hamil,PMT Anak Balita dan PMT Anak Sekolah.
Penatalaksanaan program Pemberian Makanan Tambahan Biskuit
terdiri dari 3 (tiga) komponen yaitu : masukan (input), proses,luaran(out put)
a. Komponen Masukan (input) Program Pemberian MT-Biskuit
1. Tenaga
Tenaga pengelola program pemberian MT-Biskuit.terdapat disetiap
tingkat administrasi yaitu tingkat pusat,propinsi, kabupaten/kota,
kecamatan/puskesmas,desa/kelurahan. Semua tenaga memiliki tugas dan fungsi
masing-masing sesuai tingkat administrasi.
Pada Tingkat Propinsi pengelolaan MT-Biskuit dilakukan oleh
Dinas Kesehatan Propinsi yang berkoordinasi dengan Lintas Sektor Propinsi.
Kepala Dinas Kesehatan Propinsi sebagai penanggungjawab dan Pembina, dan
dalam operasional dibantu oleh pengelola program gizi propinsi dan bekerja
sama dengan Petugas Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
Propinsi,Pemerintah Daerah Propinsi dan PKK, serta LSM lain yang potensial.
Penanggungjawab dan Tenaga pada tingkat Kota/Kabupaten,
Kecamatan dan Puskesmas juga memiliki tugas dan tanggungjawab hampir sama
secara berjenjang. Untuk Tingkat Desa/Kelurahan yang langsung melakukan
pemberian Makanan Tambahan Biskuit kepada sasaran.
Tenaga pelaksanan pemberian Makanan Tambahan Biskuit terdiri
dari Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) tingkat
Desa/Kelurahan, Bidan di Desa dan kader Posyandu.
2) Biaya/Dana.
Dalam pelaksanaan kegiatan program pemberian Makanan
Tambahan Biskuit memerlukan biaya operasional guna menunjang kegiatan
yang dilakukan. Besar biaya tersebut disetiap tingkat administrasi sangat
tergantung dari jumlah sasaran yang menerima program pemberian Makanan
Tambahan Biskuit. Biaya umunya diperlukan untuk pengadaan bahan bahan
dan sarana program,sosialisasi,penyimpanan, pendistribusian, pemantauan
dan evaluasi. Pengadaan Makanan Tambahan Biskuit dilaksanakan di tingkat
pusat (Depkes, 2018). Sosialisasi di tingkat propinsi dengan nara sumber dari
pusat,selanjutnya masing-masing kabupaten/kota akan melaksanakan
kegiatan sosialisasi Makanan Tambahan Biskuit sampai tingkat desa. (Dinkes
Prop. Sultra.2018).
Dana pendukung pelaksanaan program Makanan Tambahan
Biskuit di tingkat kabupaten/kota sampai ke desa/kelurahan tidak tersedia
oleh propinsi berupa paket untuk membiayai sewa gudang/penyimpanan,
pendistribusian Makanan Tambahan Biskuit sampai ke sasaran, dan biaya
pemantauan dan evaluasi.
3) Sarana
Untuk melaksanakan program pemberian Makanan Tambahan
biskuit sarana yang sediakan berupa buku petunjuk atau pedoman
pengelolaan disetiap tingkat pengelola program, formulir pemantauan dan
evaluasi kegiatan diantaranya :
a) Formulir A : Perencanaan Sasaran dan Kebutuhan Makanan
Tambahan Biskuit
b) Formulir B : Realisasi Penerimaan Makanan Tambahan Biskuit
c) Formulir Pemantauan Penyimpanan Makanan Tambahan Biskuit di
Gudang Kabupaten/Kota.
d) Formulir Pemantauan Penyimpanan Makanan Tambahan Biskuit
Kabupaten/Kota ke Puskesmas.
e) Formulir Penyimpanan Makanan Tambahan Biskuit di Tempat
Penyimpanan Puskesmas.
f) Formulir Pemantauan Distribusi Makanan Tambahan dari Puskesmas
ke Bidan di Desa (BDD) dan/atau petugas yang Ditunjuk.
g) Formulir Pemantauan Penyimpanan Makanan Tambahan Biskuit di
Bidan Desa (BDD) dan/atau Petugas yang Ditunjuk
h) Formulir Pemantauan Disribusi Makanan Tambahan Biskuit dari
Bidan di Desa (BDD) dan/atau Petugas yang Ditunjuk dan Kader ke
Sasaran.
i) Form rekapan hasil kegiatan secara keseluruhan dari tingkat
Desa/Kelurahan.
j) Formulir C : Realisasi Kegiatan dan Keuangan.
4) Bahan
Makanan Tambahan yang dimaksud dalam program ini adalah
Makanan Tambahan buatan pabrik dengan sebutan Makanan Tambahan
Biskuit dikemas dengan tiap kemasan berat 40 gram. Makanan Tambahan
disediakan dalam krekers/biscuit.
5) Metode
Setiap sasaran yang berumur 6-59 bulan akan mendapatkan
Makanan Tambahan Biskuit sebanyak 80 gram diberikan 8 keping per
hari, sedangkan sasaran yang berumur 12-59 bulan diberikan 120 gram
12 keping perhari selama 30 hari. Makanan Tambahan Biskuit dikemas
dengan berat bersih 40 gram. Jika dalam pelaksanaan dilapangan
diperoleh jumlah sasaran lebih banyak dari ketersediaan Makanan
Tambahan Biskuit, sebaiknya diseleksi berdasarkan status gizi.
Pendistribusian Makanan Tambahan Biskuit kepada sasaran dilakukan
oleh petugas kelurahan (tanaga pendamping/petugas yang ditunjuk ) atau
kader di posyandu.
Pemberian Makanan Tambahan Biskuit tidak bisa terlepas dari
perilaku ibu di dalam memberi ASI. Ada perbedaan yang signifikan pada
ibu yang memberi ASI secara ekslusif dengan ibu yang tidak memberi
ASI ekslusif terhadap perilaku ibu dalam memberikan Makanan
Tambahan Biskuit . pengaruh positif yang signifikan juga ditemukan
dalam pengetahuan dan kepercayaan ibu pada kelompok yang diberikan
penyuluhan. Kepercayaan ibu dalam memberikan ASI maupun Makanan
Tambahan Biskuit muncul karena terbukti memberi keuntungan dalam
kesehatan dan penghematan biaya. Hasil penelitian Dewey et al. (1999),
menyebutkan bahwa pemberian Makanan Tambahan Biskuit harus
diberikan sesuai dengan umur kemampuan bayi/anak dalam
mengkonsumsi makanan dengan tujuan dapat tumbuh dan berkembang
sesuai umur dan berat badannya.
b. Komponen Proses Program Pemberian Makanan Tambahan Biskuit
Koordinasi pada tingkat propinsi yang dilakukan dalam program
pemberian Makanan Tambahan Biskuit ini adalah melibatkan lintas
program dan lintas sektoral. Unsur lainnya yang tercakup dalam proses
telah dibuat petunjuk tehnis untuk masing-masing tingkat administrasi
yang harus dilaksanakan. Adapun kegiatan proses program pemberian
Makanan Tambahan Biskuit pada tingkat kabupaten/kota yaitu :
1) Perencanaan
Perencanaan program pemberian Makanan Tambahan
Biskuit dimulai dari menentukan jumlah sasaran dan alokasi anggaran
untuk kegiatan program, diteruskan dengan sosialisasi program, dan
mengkoordinasikan dari tingkat pusat sampai Desa/Kelurahan dan
Posyandu. Karmini dan Rossi (2002) menyebutkan bahwa setiap
perencanaan hendaknya melakukan analisis terlebih dahulu guna
mempermudah cara untuk mengetahui adanya penyimpangan dalam
proses kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan pada masyarakat.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan program pemberian Makanan Tambahan Biskuit
dimulai dari sosialisasi bagi setiap puskesmas dari tingkat pusat sampai
Desa/Kelurahan dan Posyandu agar dapat menjalankan tugas sesuai
dengan pedoman atau petunjuk tehnis.
Propinsi akan mengirim Makanan Tambahan Biskuit sesuai
dengan jadwal pendistribusian langsung ke gudang yang telah disiapkan
oleh masing-masing Puskesmas pengangkutan Makanan Tambahan
Biskuit tidak boleh dicampur dengan barang-barang non pangan agar
terhindar dari pencemaran dan kerusakan.
Gudang penyimpanan Makanan Tambahan Biskuit harus
selalu diperhatikan kondisinya meliputi : kebersihan, ventilasi,
kelembaban, atap tidak bocor, kapasitas penyimpanan, cara penyimpanan,
tumpukan kardus, palet, penyimpanan terpisah dari bahan berbahaya, dan
bahan yang rusak disimpan terpisah. Pengelolaan Makanan Tambaan
Biskuit di gudang penyimpanan melakukan pencatatan dan pelaporan
(Depkes, 2005)
Dari gudang propinsi Makanan Tambahan Biskuit dikirim ke
puskesmas sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya puskesmas akan
mengirim Makanan Tambahan Biskuit ke Bidan di Desa (BDD) dan /atau
petugas kelurahan sesuai dengan kebutuhan yang diajukan oleh petugas
kelurahan. Petugas kelurahan atau kader akan membagikan Makanan
Tambahan Biskuit langsung ke sassaran.
Proses pelaksanaan Makanan Tambahan Biskuit , sasaran
langsung datang ke posyandu untuk mendapatkan Makanan Tambahan
Biskuit . untuk lebih jelasnya mekanisme distribusi Makanan Tambahan
Biskuit dapat dilihat pada gambar 1.
Keterangan :
: Distribusi
: Koordinasi
.3) Pemantauan
Pemantauan atau supervisi mempunyai tujuan untuk
memotivasi petugas dan mengendalikan suatu kegiatan agar sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Kegiatan pemantauan dilakukan
untuk mengetahui penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan,
memberikan bimbingan tehnis untuk meluruskan jika terjadi
Penyedia MT
Dinkes/Gudang
Kabupaten/Kota
Pusat
Dit. Gizi Masyarakat Depkes
S A S A R A N
Puskesmas
penyimpangan dan selalu memberikan umpan balik kepada petugas
pelaksana.
Pemantauan merupakan komponen yang sangat penting untuk
mengetahui apakah kegiatan pemberian Makanan Tambahan Biskuit
dapat berjalan sesuai dengan perencanaan. Kegiatan pemantauan
dilaksanakan di Posyandu, kelompok dan rumah masing-masing sasaran.
Ada beberapa unsur yang dipantau dalam kegiatan ini yaitu perencanaan,
pelaksanaan, penilaian. Pemantauan kegiatan pelaksanaan pada tingkat
Desa/Kelurahan dilaksanakan setiap hari oleh tenaga pendamping dengan
menggunakan format pelaporan harian.
Pemantauan dalam program pemberian Makanan Tambahan
Biskuit mencakup penggunaan dana, pengorganisasian, mutu gizi
Makanan Tambahan Biskuit , kelengkapan pedoman pemberian Makanan
Tambahan Biskuit , pelatihan/sosialisasi , penggunaan bahan makanan
setempat ,pengelolaan Makanan Tambahan Biskuit , peran aktif ibu
dalam kegiatan di Posyandu, kelompok dan rumah, sanitasi makanan,
penyuluhan dan demosntrasi, ketepatan sasaran, perencanaan sasaran,
penimbangan berat badan bayi atau anak usia 6-59 bulan setiap bulan dan
pencatatan dan pelaporan.
c) Komponen Luaran (output) Program Pemberian Makanan Tambahan Biskuit
Luaran (output) adalah hasil kerja organisasi. Dalam program
pemberian Makanan Tambahan Biskuit aspek luaran (output) adalah paket
pemberian Makanan Tambahan dibagikan tepat sasaran, yaitu usia 6-59 bulan
dari keluarga miskin mendapat Makanan Tambahan Biskuit 40 gram perhari
selama 30 hari. Ketepatan sasaran dan jumlah yang diberikan akan
berpengaruh terhadap cakupan program, kenaikan berat badan sasaran.
C .Evaluasi Program Makanan Tambahan Biskuit
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun 1999
mendefinisikan evaluasi sebagai yang sistimatis untuk belajar dari
pengalaman dan menggunakan pelajaran-pelajaran yang diperoleh untuk
memperbaiki dan atau meneruskan kegiatan-kegiatan yang sedang dilakukan
serta untuk memantapkan perencanaan yang lebih baik dengan menyeleksi
secara cermat alternatif-alternatif tindakan yang diambil.
Definisi lainnya dari The American Publik Assocition
menyebutkan bahwa evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan nilai
atau jumlah keberhasilan dari pelaksanaan program dalam mencapai tujuan
yang ditetapkan, dan Rienke mendefinisikan evaluasi sebagai pengukuran
terhadap akibat yang ditimbulkan dari dilaksanakannya suatu program dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Azwar, 1996).
Dari definisi tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
mengevaluasi adalah suatu proses penilaian yang dilakukan setiap unsur yang
terdapat pada komponen masukan, pelaksanaan, keluaran dan dampak dari
setiap program yang dilaksanakan dengan menggunakan pengukuran tertentu
untuk mampu menjawab tujuan yang telah ditetapkan guna membuat
keputusan dalam memilih beberapa pilihan.
Untuk memperoleh hasil secara keseluruhan dengan baik terhadap
suatu program, evaluasi hendaknya dilakukan dengan tahapan yang sesuai
dengan tujuan evaluasi itu sendiri yang terdiri dari (Azwar, 1996) :
a. Evaluasi yang dilakukan pada tahap awal, evaluasi ini dilakukan dengan
tujuan untuk meyakinkan bahwa rencana yang disusun benar-benar sesuai
dengan masalah yang ada dan mampu untuk diselesaikan.
b. Evaluasi tahap pelaksanaan, ini dilakukan untuk mengukur apakah
program yang dilaksanakan sesuai atau tidak. Evaluasi seperti ini meliputi
kegiatan pemantauan dan penilaian berkala.
c. Evaluasi pada tahap akhir, kegiatan ini dilakukan untuk menilai keluaran
serta mengukur dampak dari suatu program.
Untuk memperoleh informasi yang diinginkan dalam evaluasi ,
ada beberapa metode yang dapat dilakukan pada waktu mengidentifikasikan
jenis kedalaman dan luasnya masalah yaitu :
a. Key person interview testimony yaitu data diperoleh darai wawancara
dengan pemuka masyarakat.
b. Community expert testimony data diperoleh dari masukan para ahli
kemasyarakatan.
c. Focus group discussion yaitu data diperoleh melalui diskusi mendalam
dengan kelompok tertentu (terfokus) sesuai dengan tujuan penelitian.
d. Ethnographie study yaitu data diperoleh melalui wawancara dengan
informan untuk mengetahui dan memahami keterlibatan dalam masalah
yang sedang diteliti.
e. Need assessment yaitu data diperoleh melalui penilaian/kajian yang
sistimatis, luas dan mendalam terhadap suatu permasalahan.
f. Qualitatif need assessment yaitu data diperoleh melalui wawancara
terhadap beberapa orang dalam diskusi berfokus.
g. Studies of agency records yaitu data diperoleh dari organisasi
kemasyarakatan.
h. Survey dari sensus yaitu data diperoleh pada kelompok atau seluruh
populasi.
D.Komponen Evaluasi
Menurut Notoatmodjo (2003), evaluasi suatu program kesehatan
masyarakat dilakukan terhadap tiga hal, yakni evaluasi terhadap proses
pelaksanaan program, evaluasi terhadap hasil program dan evaluasi terhadap
dampak program.
3. Evaluasi proses ditujukan terhadap pelaksanaan program, yang menyangkut
penggunaan sumber daya, seperti tenaga, dan dan fasilitas yang lain.
4. Evaluasi hasil program ditujukan untuk menilai sejauh mana program
tersebut berhasil, yakni sejauh mana tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
tercapai.
Sehubungan dengan keberhasilan suatu program, ada 3 komponen
dalam evaluasi :
1. Efikasi : keadaan keberhasilan yang dipengaruhi oleh keadaan lingkungan
yang ideal, dipengaruhi oleh sumber daya manusia baik jumlah maupun
kualitasnya, sumber daya keuangan, sumber daya fisik yaitu fasilitas
peralatan dan struktur organisasi.
2. Efektifitas : komponen efektifitas menyangkut serangkaian kegiatan yang
dilakukan di lapangan yaitu efikasi, kepatuhan/keterampilan/keahlian petugas
kesehatan, kepatuhan sasaran, dan ketepatan sasaran. Sedangkan efektifitas
menurut WHO (1990) adalah suatu ungkapan tentang efek yang dikehendaki
dari suatu program atau kegiatan penunjang dalam mengurangi masalah
kesehatan atau memperbaiki keadaan kesehatan yang tidak memuaskan,
dengan demikian efektifitas mengukur tingkat pencapaian tujuan dan sasaran
program yang telah ditentukan sebelumnya.
3. Efisiensi : komponen efisiensi lebih kearah infut dengan sumber daya sarana
dana yang serendah-rendahnya dapat mencapai hasil yang setinggi-tingginya
. sedangkan efisiensi menurut WHO (1990) adalah suatu ungkapan mengenai
hubungan antara hasil-hasil yang diperoleh dari program atau kegiatan di
bidang kesehatan dengan upaya yang telah dilakukan dalam bentuk sumber
daya manusia, keuangan serta sumber lainnya, proses-proses dan teknologi
kesehatan dan waktu
E,Kerangka Konsep
Evaluasi penting dilakukan untuk menilai apa yang telah dicapai dan
bagaimana hal tersebut dicapai. Evaluasi dilakukan untuk melihat secara kritis pada
kegiatan atau program, membuat apa yang baik dan apa yang buruk dan bagaimana
kegiatan itu dapat diperbaiki ( Notoatmodjo, 2003), adapun Kerangka konsep dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Program Makanan Tambahan Biskuit
INPUT
PROSES
OUTPUT
Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian
Tenaga :
-Kuantitas
-Kualitas
Dana :
-Pelatihan
-Pengelolaan
-Pendistribusian
Sarana :
-Formulir pelaporan
-Buku Juknis
Bahan :
-Makanan Tambahan
Biskuit
Metode :
-Cara Pemberian
Makanan Tambahan
Biskuit
1. Perencanaan
– Target sasaran
- Pelatihan
petugas
- Kebutuhan MT
- Jadwal
2. Pelaksanaan
- Penyimpanan
bahan
- Pendistribusian
- Pencatatan &
pelaporan
3. Pemantauan dan
Evaluasi
- Pembinaan
EVALUASI
-Ketepatan sasaran
-Kenaikan
BB
-Perubahan
status gizi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian deskriptik yaitu
memberikan gambaran tentang proses pelaksanaan pemberian Makanan
Tambahan Biskuit anak balita di wilayah kerja Puskesmas Wawotobi Kabupaten
Konawe.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Wawotobi
Kabupaten Konawe Propinsi Sulawesi Tenggara. Pada bulan Juli 2019.
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah ,petugas pengelola/pelaksana program
pemberian Makanan Tambahan Biskuit anak balita di puskesmas (tenaga gizi
puskesmas),yang terdiri dari 4 orang, kader yang membantu dalam
pendistribusian paket Makanan Tambahan Biskuit anak balita di
kelurahan/posyandu pada sebanyak 5 orang, ibu balita sasaran yang mendapat
paket Makanan Tambahan Biskuit. Sebanyak 17 orang dengan menggunakan
kuisioner.
Puskesmas yang digunakan sebagai unit analisis yaitu puskesmas yang
mewakili seluruh puskesmas yang ada di Kabupaten Konawe adalah puskesmas
kota, yaitu Puskesmas Wawotobi.
D. Variabel Penelitian
Sesuai dengan kerangka konsep, variable dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel infut, yang meliputi : aspek tenaga, dana, sarana,bahan dan metode
pemberian Makanan Tambahan Biskuit anak balita
2. Variabel proses terdiri dari perencanaan ,pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi.
3. Variabel output, terdiri dari ketepatan sasaran, kenaikan berat badan anak
balita , dan perubahan status gizi.
E. Definisi Operasional
1. Variabel input
a. Petugas adalah orang yang bertanggungjawab dan mengkoordinir
program pemberian Makanan Tambahan Biskuit pada keluarga miskin
(gakin) sasaran program di tingkat puskesmas. Disini ada 2 kriteria :
1). Petugas yang telah dilatih yaitu petugas yang telah mendapat pelatihan
tentang program pemberian Makanan Tambahan Biskuit baik dari tingkat
puskesmas maupun tingkat kabupaten.
2). Petugas yang belum dapat pelatihan.
b Dana adalah biaya yang disediakan dan dipergunakan untuk kelangsungan
petugas dalam memberikan paket Makanan Tambahan Biskuit.
c. Sarana adalah perlengkapan yang diperlukan untuk pelaksanaan program
pemberian Makanan Tambahan Biskuit yang terdiri dari :
1). Formulir laporan adalah kertas yang sudah deprogram dipergunakan
untuk mencatat hasil cakupan pemberian Makanan Tambahan Biskuit di
Kabupaten Konawe.
2). Buku petunjuk tehnis adalah petunjuk yang memuat pelaksanaan tehnis
pengelolaan program Makanan Tambahan Biskuit yang dibuat oleh
Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan
Jakarta.
d. Bahan paket Makanan Tambahan Biskuit adalah makanan yang diberikan
kepada bayi umur 6-11 bulan sapai anak umur 12-59 bulan.
e. Metode adalah cara pemberian paket Makanan Tambahan Biskuit dari
Propinsi ke Puskesmas..
2. Variabel proses
a. Perencanaan adalah pekerjaan yang menyangkup penyusunan konsep
serta kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang meliputi
rencana kebutuhan Makanan Tambahan Biskuit bagi sasaran dan jadwal
pendistribusian.
b. Pelaksanaan adalah suatu upaya petugas untuk melaksanakan kegiatan
pemberian Makanan Tambahan Biskuit kepada anak umur 6-11 bulan
dan anak umur 12-59 bulan yang meliputi pelaksanan, jalur,distribusi,
dimana tempat pemberian dan bagaimana cara pemberian kepada
sasaran.
c. Pemantauan dan evaluasi adalah suatu upaya pembinaan dalam
memberikan petunjuk dan saran, setelah menemukan alasan dan
keluhan pelaksana dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi yang
dilakukan oleh petugas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Variabel output
a. Ketepatan sasaran adalah bayi umur 6-11 bulan dan anak umur 12-59
bulan dari keluarga miskin yang memperoleh Makanan Tambahan
Biskuit .Kriteria miskin menggunakan criteria Depkes (2006) yaitu
keluarga yang memiliki identitas miskin baik berupa Kartu Miskin atau
Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM).
b. Perubahan berat badan adalah selisih antara berat badan sebelum
diberikan paket Makanan Tambahan Biskuit dan sesudah pemberian
Makanan Tambahan Biskuit
c. Perubahan status gizi adalah perbedaan status gizi bayi sebelum
mendapatkan Makanan Tambahan Biskuit dan sesudah mendapatkan
Makanan Tambahan Biskuit.
F. Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan beberapa cara : yaitu
:
1. Data sekunder meliputi buku-buku catatan mengenai sasaran, jumlah paket
yang diterima, buku distribusi paket Makanan Tambahan Biskuit yang ada di
Puskesmas.
G. Pengolahan dan Analisa Data
Data yang diperoleh semuanya dikumpul dan dilakukan pengolahan data
dengan menggunakan komputer selanjutnya disajikan dalam bentuk table
distribusi frekwensi kemudian dianalisa menggunakan narasi.
Indikator program yang digunakan meliputi indikator
input,indikator proses dan indikator output.
Tabel 1. Indikator Input
No. Aspek yang
Dinilai
Rank Kriteria Nilai
1. Tenaga 1-2 Ada tenaga telah dilatih,memahami tujuan
program
Ada tenaga belum dilatih, atau tidak
memahami tujuan program.
2
1
2. Kecukupan
formulir
pencatatan dan
pelaporan
1-3 Formulir cukup sesuai dengan kebutuhan
yang diperlukan
Formulir kelebihan dari kebutuhan yang
diperlukan
Formulir kekurangan dari kebutuhan yang
diperlukan
3
2
1
3. Buku pedoman
dan petunjuk
pelaksanaan
1-3 Pengelola program Kabupaten dan
puskesmas punya 3 (tiga) buku pegangan
program yaitu buku pedoman,buku
3
serta juknis petunjuk pelaksanaan serta petunjuk tehnis
Pengelola program Kabupaten dan
Puskesmas punya 2 (dua) buku pegangan
program
Pengelola program Kabupaten dan
Puskesmas punya 1 (satu) buku pegangan
program
2
1
4. Ketersediaan
Makanan
Tambahan
Biskuit
1-3 Ketersediaan Makanan Tambahan Biskuit
100% sasaran
Ketesediaan Makanan Tambahan Biskuit
kelebihan atau kekurangan sejumlah
kurang 50 % dari sasaran
Ketersediaan Makanan Tambahan Biskuit
kelebihan atau kekurangan lebih dari 50
% dari sasaran.
3
2
1
Kategori keberhasilan input dikatakan :
Baik : bila nilai 9-11
Sedang : bila nilai 6-8
Kurang : bilai nilai kurang dari nilai 6
(sumber : Adiyasa,2008)
Table 2. Indikator Proses
No. Aspek yang
Dinilai
Rank Kriteria Nilai
1. Penyusuna
alokasi dana
jumlah sasaran
dan jadwal
pendistribusian
1-3 Disusun oleh Tim Makanan Tambahan
Biskuit
Ditentukan oleh kepala instansi atas
usulan petugas gizi
Disusun oleh kepala instansi atau disusun
oleh petugas gizi
3
2
1
2
Penyimpanan
bahan
Makanan
Tambahan
Biskuit
1-3
Tempat terpisah (sesuai juknis)
Tempat tidak terpisah namun cukup
higienes
Tempat tidak terpisah dan tidak higienes
3
2
1
3..
Pendistribusian
Makanan
Tambahan
Biskuit
1-3
Sesuai 3 kriteria (jadwal,jumlah,jenis
Makanan Tanbahan Biskuit
Hanya 2 kriteria
Hanya 1 atau tidak memenuhi criteria
3
2
1
4. Pembinanan
dan
Pemantauan
1-3 Pembinaan dilakukan sesuai jadwal
Pembiaan dilakukan bila ada
keluhan/permasalahan
Tidak pernah dilakukan pembinaan
3
2
1
Kategori keberhasilan proses dikatakan :
Baik : Bila nilai 9-12
Sedang : Bila nilai 7-8
Kurang : Bila nilai kurang dari 7
(sumber : Adiyasa,2008)
Indikatotr output
1. Ketepatan sasaran dimana yang dimaksud sasaran disini adalah
Ketepatan umur
- Tepat bila Makanan Tambahan Biskuit diberikan kepada bayi umur 6-
11 bulan dan berumur 12-59 bulan.
- Tidak tepat bila Makanan Tambahan Biskuit diberikan kepada bayi
umur kurang 6 bulan atau lebih dari 59 bulan
Ketepatan Keluarga Miskin
- Tepat bila keluarga sasaran memiliki identitas miskin baik berupa
Kartu Miskin atau Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM).
- Tidak tepat bila keluarga sasaran tidak memiliki identitas miskin baik
berupa Kartu Miskin atau Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM).
2. Sebanyak 94,11 % sasaran penerima Makanan Tambahan Biskuit naik berat
badannya, yaitu selisih berat badan sasaran sebelum pemberian dan sesudah
pemberian paket Makanan Tambahan Biskuit.
3. Status gizi bayi dan anak dapat dipertahankan atau naik.
H. Jalannya Penelitian
Proses penelitian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Tahap persiapan :
Dilakukan kegiatan permohonan izin, mencari lokasi penelitian.
2. Tahap pelaksanaan
Langkah selanjutnya adalah tahap pelaksanaan yang terdiri dari
pengambilan data sekunder sasaran bayi umur 6-11 bulan dan anak umur
12-59 bulan sebanyak 17 sampel. Pengambilan data dilaksanakan oleh
peneliti dibantu oleh Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) , kepada tenaga ini
diberikan informasi tentang maksud dan tujuan dari penelitian.
3. Tahap Akhir.
Pada tahap ini dilakukan kegiatan berupa tabulasi data, kemudian
dilakukan editing dan selanjutnya dilakukan analisis data.
BAB.IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Wawotobi terletak ditengah-tengah kota Kabupaten
Konawe dengan batas-batas wilayah: Sebelah Utara berbatasan dengan
Kecamatan Meluhu sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan
wonggeduku Barat sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Konawe
dan sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Anggaberi luas wilayah
kerja Puskesmas Wawotobi ± 6.768 Km2 dengan pembagian wilayah 1
Kecamatan dan 7 desa dan 12 Kelurahan. jumlah penduduk pada tahun
2018 sebesar 22.969 jiwa dengan kepala keluarga (KK) 3.945 dan jumlah
KK miskin sebesar 562
Puskesmas Wawotobi terletak di Wilayah Kecamatan Wawotobi
Kabupaten Konawe Propinsi Sulawesi Tenggara yang mempunyai sarana
pendukung yang terdiri Poskesdes 1 buah, pos bindu PTM 3 buah,
posyandu balita 19 buah,posyandu lansia 3 buah,
2. Karateristik Responden
a. Petugas Gizi
Petugas yang mengelola pelaksanaan Program paket Makanan
Tambahan Biskuit pada penelitian ini adalah petugas Gizi Puskesmas
Wawotobi dan kader kesehatan, yang berjumlah sebanayk 9 orang yang
tediri dari 4 orang petugas gizi puskesmas dan 5 orang kader, adapun
karateristik responden petugas gizi pengelola Makanan Tambahan Biskuit
seperti pada tabel 3
Pada tabel 4 terlihat sebagian besar kader berpendidikan SLTA
yaitu 5 orang (100 %) dan berpendidikan SLTA kader secara keseluruhan
belum pernah mengikuti sosialisasi Makanan Tambahan Biskuit.
Table 3
Karateristik Pelaksana Gizi Puskesmas Wawotobi
No. Karateristik responden Jumlah
presentase
1. Usia Tenaga
a) ≤ 35 Tahun
b) ≥35 Tahun
2
2
50
50
Jumlah 4 100
2. Jenis Kelamin
a) Laki-laki
b) Perempuan
0
4
0
100
Jumlah 4 100
3. Pendidikan
a) D1 Gizi
b) D3 Gizi
c) Sarjanan Kesehatan
0
3
1
0
75
25
Jumlah 4 100
4. Mengikuti sosialisasi Makanan Tambahan
Biskuit
a) Pernah
b) Tidak
1
0
100
0
Jumlah 1 100
Tabel 4
Karateristik Kader Puskesmas Wawotobi
No. Karateristik responden Jumlah Prosentase
1. Jenis Kelamin
a) Laki-Laki
b) Perempuan
0
5
0
100
Jumlah 5 100
2. Pendidikan
a) SLTP
b) SLTA
c) Perguruan Tinggi
0
5
0
0
100
0
Jumlah 5 100
3. Mengikuti Sosialisasi MP-ASI
a) Pernah
b) Tidak
0
0
0
0
Jumlah 0 0
b. Sasaran Yang Mendapat Paket Makanan Tambahan Biskuit
Pada penelitian ini Jumlah bayi dan anak usia 24-59 bulan yang
mendapat paket Makanan Tambahan sebanyak 17 sasaran dengan karateristik
seperti pada table 5. pada tabel tersebut terlihat jumlah anak balita perempuan
lebih sedikit dari anak laki-laki. Sasaran yang mendapat Makanan Tambahan
Biskuit terbanyak pada umur 24-59 bulan berjumlah 17 (100 %) orang.
Sebagian besar status gizi anak balita sebelum mendapat Makanan Tambahan
Biskuit berstatus gizi kurang 17 (100 %)
Table 5
Karateristik Sasaran Yang Mendapat Paket Makanan Tambahan
Biskuit Di Puskesmas Wawotobi
No. Kriteria Jumlah Prosentase
1. Jenis Kelamin
a) Laki-laki
b) Perempuan
11
6
64,70
35,29
Jumlah 17. 100
2. Umur (bulan)
a) ≤ 6 Bulan
b) 6-11 Bulan
c) 12-24 Bulan
d) ≥ 24 Bulan
0
0
1
16
0
0
05,88
94,11
Jumlah 17 100
3. Status Gizi Awal
a) Baik
b) Kurang
c) Buruk
0
17
0
0
100
0
Jumlah 17 100
4. Status Keluarga
a) Gakin
b) Tidak Gakin
17
0
100
0
Jumlah 17 100
c.Karateristik Ibu Sasaran Yang mendapatkan paket Makanan Tambahan Biskuit
Pada table 4 terlihat bahwa tingkat pendidikan ibu sasaran di Puskesmas
Wawotobi penerima Makanan Tambahan Biskuit yang masih rendah atau
berpendidikan dasar berjumlah 3(17,64%) orang. Terdapat 14 (82,35%)ibu
sasaran yang tidak bekerja dan ada 1 (5,88%) ibu sasaran yang bekerja
sebagai pembantu rumah tangga dan 1 (5,88%) ibu sasaran yang bekerja
sebagai pedagang.
Table 6
Karateristik Ibu Sasaran Yang Mendapat Paket Makanan Tambahan Biskuit
Di Puskesmas Wawotobi
No Kriteria Jumlah prosentase
1. Pendidikan
c) Tidak tamat SD
d) Tamat SD
e) Tidak tamat SLTP
f) Tamat SLTP
g) Tamat SLTA
0
3
6
6
2
0
17,64
35,29
35,29
11,76
Jumlah 17 100
2. Pekerjaan Ibu
a) Tidak bekerja
b) Pembantu rumah tangga
c) Pedagang
d) Lainnya
14
1
1
1
82,35
5,88
5,88
5,88
Jumlah 17 100
2. Penilaian Input
a. Petugas
Petugas (Tabel 3) adalah orang yang bertanggung jawab dan
mengkoordinir program pemberian paket Makanan Tambahan Biskuit kepada
bayi dan anak gakin sasaran program di wilayah Puskesmas. Petugas gizi di
Puskesmas Wawotobitelah mendapat pelatihan tentang Makanan Tambahan
Biskuit . petugas gizi mendapat pelatihan tentang Makanan Tambahan
Biskuit di Tngkat Kabupaten .
b. Dana
Dalam pelaksanaan program intervensi, seperti program pemberian
Makanan Tambahan Biskuit diperlukan pendanaan yang cukup untuk
memperoleh cakupan yang sesuai. Berdasarkan informasi dan studi
dokumentasi, dana untuk pelaksanaan program Makanan Tambahan Biskuit
di Kabupaten Konawe diperoleh dari DIPA Satker (Satuan Kerja) Dinas
Kesehatan Propinsi Sulawesi Tenggara, Tahun anggaran 2018
Biaya pelaksanaan program Makanan Tambahan Biskuit di
Puskesmas Wawotobi yang terdiri dari dana distribusi dari puskesmas ke
sasaran tidak tersedia
Pendistribusian Makanan Tambahan Biskuit di distribusikan ke
masing-masing puskesmas langsung dari pusat.dengan jumlah Makanan
Tambahan Biskuit sebanyak 174 kg.
c. Sarana
Sarana dalam pelaksanaan pemberian paket Makanan Tambahan
Biskuit berupa buku pedoman Makanan Tambahan Biskuit , buku petunjuk
tehnis pemberian Makanan Tambahan Biskuit , serta formulir pencatatan dan
pelaporan. Kedua buku tersebut dan formulir pencatatan hanya diberikan
kepada petugas gizi di tingkat Kabupaten dan Puskesmas.
d. Bahan
Makanan Tambahan Biskuit diproduksi secara nasional dan Makanan
Tambahan Biskuit . berat bersih untuk Makanan Tambahan Biskuit adalah
40 gr per
e. Metode
Setiap sasaran yang berumur 6-59 bulan mendapat Makanan
Tambahan Biskuit sebanyak 4 bungkus/bulan ( 40 gr/hari) diberikan selama 1
bulan dikemas dalam 1 plastik untuk dikomsumsi selama 1 minggu.
f. Tingkat keberhasilan input program pada penelitian ini seperti pada tabel 7
Tabel 7
Tingkat Penilaian Keberhasilan Input Program
No Komponen Standard Rank Nilai
1.
2.
3.
4.
Tenaga
Kecukupan formulir
Pencatatan dan pelaporan
Buku pedoman dan
petunjuk pelaksanaan
ketersediaan Makanan
Tambahan Biskuit
Ketersediaan Makanan
Tambahan Biskuit
Seua tenaga terlatih
Formulir Cukup Sesuai
dengan kebutuhan
Ada 1 buku pegangan
program
Ketersediaan Makanan
Tambahan Biskuit 100
% sasaran
1-2
1-3
1-3
1-3
2
3
3
3
11
Pada tabel 6 didapatkan nilai keberhasilan input program pada
wilayah penelitian di Puskesmas Wawotobi nil;ai 11 termasuk dalam kategori
baik.
4. Penilaian Proses
Penilaian proses meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan serta
evaluasi :
- a.Perencanaan
Dalam perencanaan target sasaran adalah 6-56 bulan yang mendapat program
paket Makanan Tambahan Biskuit tidak berdasarkan data dari kelurahan maupun
data kecamatan namun berdasarkan estimasi yang dibuat oleh pengelola program
ditingkat kabupaten berdasarkan jumlah sasaran program Makanan Tambahan
Biskuit. pelatihan program gizi Puskesmas direncanakan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten.
Pelaksanaan pelatihan petugas gizi Puskesmas dilakukan sekali
dalam setahun dan dilaksanakan di tingkat Kabupaten, sedangkan
pelatihan kader yang membantu pelaksanaan program Makanan
Tambahan Biskuit dilaksanakan di Puskesmas yang berupa sosialisasi.
Jadwal pendistribusian Makanan Tambahan Biskuit tidak
terjadwal khusus tanggal pendistribusiannya ke puskesmas. Dalam
pendistribusian ini peran Dinas Kesehatan Kabupaten kurang mengingat
pendistribusian Makanan Tambahan Biskuit di Kabupaten Konawe langsung
ke Puskesmas dilakukan oleh petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe .
Paket Makanan Tambahan Biskuit sebelum didistribusikan ke sasaran
disimpan di Puskesmas dan ditempatkan pada ruangan di bagian Gizi.
Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan program Makanan Tambahan Biskuit
dilakukan setiap bulan.
c.Pemantauan dan Evaluasi
Pembinaan dan evaluasi dilakukan oleh koordinator gizi
Puskesmas setiap bulan pada saat pertemuan rutin kader di Puskesmas.
Pembinaan dari kabupaten ke Puskesmas hanya dilakukan bilamana ada
keluhan/permasalahan. Dari hasil penilaian keberhasilan proses program
termasuk dalam kategori sedang, secara rinci seperti pada tabel 8
Tabel 8
Tingkat Penilaian Keberhasilan Proses Program
No Komponen Standard Rank Nilai
1.
2.
3.
4.
Penyusunan alokasi jumlah
sasaran dan jadwal
pendistribusian
Penyimpanan bahan Makanan
Tambahan Biskuit
Pendistribusian Makanan
Tambahan Biskuit
Pembinaan dan Pemantauan
Disususn oleh tim
Makanan Tambahan
Biskuit
Tempat terpisah (sesuai
juknis)
Sesuai 3 kriteria
(jadwal,jumlah dan jenis
Makanan Tambahan
Biskuit
Pembinaan dilakukan
sesuai jadwal
1-3
1-3
1-3
1-3
1
3
2
2
8
5. Penilaian output
Penilaian output meliputi ketepatan sasaran, perubahan berat badan
dan perubahan status gizi anak.
a.Ketepatan sasaran
Pada penelitian ini ketepatan sasaran berdasarkan pada umur bayi
dan anak, Kriteria kemiskinan dan jumlah paket yang diterima. Ketepatan
sasaran berdasarkan umur bayi dan anak. Pada Tabel 5 terlihat kelompok
umur sasaran yang mendapat paket Makanan Tambahan Biskuit terbanyak
pada umur 24-56 bulan 17( 100 %), Berdasarkann data tersebut terlihat
masih ada ketidak tepatan sasaran dalam memberikan paket Makanan
Tambahan Biskuit yaitu sebanyak Ketepatan sasaran berdasarkan kriteria
keluarga miskin, menurut Depkes (2006) yaitu keluarga yang memiliki
identitas miskin baik berupa Kartu Miskin atau Surat Keterangan Tidak
Mampu (SKTM), pada Tabel 5 terdapat 17 (100 %) anak yang tepat sasaran
Tabel 9
Distribusi Ketepatan Sasaran pada Program
PemberianMakanan Tambahan Biskuit di Puskesmas Wawotobi
Tahun 2018
No Ketepatan Sasaran Jumlah Prosentase
1.
2.
Tepat sasaran (tepat umur dan punya
identitas KK miskin)
Tidak tepat sasaran (tidak tepat umur
dan tidak punya identitas KK miskin)
17
0
100
0
17 100
Berdasarkan tabel 9 diatas dapat diketahui bahwa ketepatan
pemberian Makanan Tambahan Biskuit kepada sasaran di Puskesmas
Wawotobi sebanyak 17 .(100%) orang,.
b. Ketepatan Jumlah
Jumlah Makanan Tambahan Biskuit yang diterima sasaran selama 1
bulan pada program Makanan Tambahan Biskuit di puskesmas Wawotobi
sudah sesuai dengan pedoman yaitu 4 sachet
Tabel 10
Distribusi ketepatan jumlah pada Program Pemberian Makanan Tambahan
Biskuit di Puskesmas Wawotobi
Tahun 2018
No. Tepat Jumlah Jumlah Prosentase
1.
2
Ketepatan Jumlah Makanan Tambahan
Biskuit
Tepat
Tidak Tepat
17
0
100
0
Jumlah 17 100
Berdasarkan tabel 10 diatas dapat diketahui bahwa ketepatan jumlah
pemberian Makanan Tambahan Biskuit 17 (100)%
c. Perubahan Berat Badan
Setelah 1 bulan pemberian Makanan Tambahan Biskuit, kemudian
dibandingkan berat badan awal dengan berat badan akhir maka dapat
diketahui apakah berat badan sasaran meningkat, tetap, atau turun.
d. Perubahan Status Gizi
Perubahan status gizi anak setelah mendapatkan Makanan
Tambahan Biskuit di Puskesmas Wawotobi dapat dilihat pada Tabel 10
dibawah ini :
Tabel 11
Distribusi Perubahan Status Gizi Sebelum dan Sesudah Program Pemberian
Makanan Tambahan Biskuit di Puskesmas Wawotobi
Tahun 2018
No Status Gizi Jumlah Prosentase
1. Status Gizi Awal
a) Baik
b) Kurang
c) Buruk
0
17
0
0
100
0
Jumlah 17 100
2. Status Gizi Akhir
a) Baik
b) Kurang
c) Buruk
0
17
0
0
100
0
Jumlah 17 100
Berdasarkan Tabel 11, setelah program pemberian Makanan
Tambahan Biskuit dapat diketahui bahwa sudah tidak ada anak yang
berstatus gizi kurang di wilayah Puskesmas Wawotobi, dari 17 anak yang
berstatus gizi kurang menurun menjadi gizi normal 17 (100 %) setelah
program pemberian Makanan Tambahan Biskuit.
B. PEMBAHASAN
1. Input
Petugas yang mengelola pelaksanaan program Makanan Tambahan
Biskuit di Puskesmas telah mendapatkan pelatihan tentang Makanan
Tambahan Biskuit. Sebanyak 4 (100%) , kader telah mendapat sosialisasi
tetapi belum mendapat pelatihan tentang Makanan Tambahan Biskuit
dengan metode pembinaan tingkat kelurahan , kecamatan dan puskesmas.
Hal ini disebabkan oleh karena keterbatasan dana dan pelaksanaan
pelatihan dilaksanakan berjenjang.
Dana pendistribusian Makanan Tambahan Biskuit didiatribusikan
ke masing-masing puskesmas sesuai dengan unit cost dikalikan dengan
jumlah sasaran. Sedangkan jumlah dana untuk distribusi Makanan
Tambahan Biskuit dari Puskesmas Wawotobi kesasaran sebesar
Buku-buku petunjuk tehnis, petunjuk pelaksanaan Makanan
Tambahan Biskuit, Pedoman Program Makanan Tambahan Biskuit
maupun formulir pencatatan pelaporan sudah dipersiapkan dari Pusat
melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe buku-buku-buku dan
formulir tersebut hanya sampai di tingkat Puskesmas sedangkan kader
tidak mempunyai buku maupun formulir tersebut hanya mendapatkan
leaflet. Sebaiknya kader perlu juga mendapatkan buku-buku tersebut agar
dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan kader tentang program
Maknan Tambahan Biskuit. Nilai keberhasilan input program pada
wilayah puskesmas Wawotobi sama dengan 11 Termasuk dalam kategori
baik.
2. Proses
Perencanaan jumlah sasaran dan kebutuhan paket Makanan
Tambahan Biskuit berdasarkan estimasi, seharusnya jumlah sasaran
berdasarkan data sebenarnya atau usulan kader melalui Puskesmas. Pada
penelitian ini masih ada sasaran yang tidak sesuai target sasaran (bayi
umur kurang 6 bulan dan anak lebih dari 24 bulan) mendapat paket
Makanan Tambahan Biskuit.
Pendistribusian paket Makanan Tambahan Biskuit sampai pada
bayi penerima Makanan Tambahan Biskuit, dilaksanakan oleh kader yang
berperan aktif dengan sistim jemput bola. Hal ini menunjukan kepedulian
kader dalam permasalahan kesehatan masyarakat sangat baik. Kerjasama
antara petugas puseksmas dan kader tidak lepas dari peran Puskesmas
sebagai institusi terkecil dalam pelayanan kesehatan dalam membina dan
memantau masyarakat terutama akan perbaikan gizi pada bayi umur 6-11
bulan dan anak 12-59 bulan.
Penyimpanan Paket Makanan Tambahan Biskuit di Puskesmas
Wawotobi ditempatkan diruang tersendiri di bagian Gizi. Ruang
penyimpanan paket Makanan Tambahan Biskuit ini sudah sesuai dengan
syarat yang ada pada buku pedoman yaitu ruang penyimpanan Makanan
Tambahan Biskuit harus terpisah dan hygienis. Pembinaan dan evaluasi
kepada kader setiap bulan secara rutin dilakukan oleh koordinator gizi
Puskesmas, namun pembinaan dari kabupaten ke Puskesmas hanya
dilakukan bila ada permasalahan. Pembinaan dan evaluasi sebaiknya
dilakukan secara rutin dan berkesinambungan. Menurut Petersen (1998)
peran pembinaan dan pemantauan lebih baik dilakukan secara rutin dan
berkesinambungan yang saling membutuhkan antara institusi kesehatan
dan masyarakat. Kesepakatan akan adanya dialog yang
berkesinambungan serta bentuk-bentuk interaksi komunikasi yang lain
tidak hanya akan meningkatkan kepemilikan program tetapi juga akan
menambah motivasi masyarakat untuk memahami program tersebut.
Dengan demikian akan mengurangi permasalahan yang berkaitan
langsung dengan pengertian dan tujuan program.
3. Output
Pada penelitian ini didapatkan ketepatan sasaran dalam pemberian
paket Makanan Tambahan Biskuit (berdasarkan kriteria umur) sebanyak
24-59 (100%), hal ini menandakan bahwa belum semua kader telah
memahami tentang kriteria ketepatan usia pemberian Makanan Tambahan
Biskuit . sedangkan berdasarkan status keluarga miskin dan tidak miskin
dengan memakai kriteria kemiskinan menurut Depkes (2006) terdapat
ketidaktepatan sasaran sebanyak 2 (11,76%) dan yang tepat sasaran
sebanyak 15 (88,23%) . ketepatan sasaran berdasarkan jumlah paket
Pemberian Makanan Tambahan Biskuit telah mencapai 100%.
Berdasarkan penelitian perubahan berat badan anak Balita
terdapat 17 (100%) anak yang mengalami kenaikan berat badan dan tidak
ada yang mengalami penurunan berat badan. Kenaikan berat badan
(100%) dari sasaran menunjukan keberhasilan program Makanan
Tambahan Biskuit di wilayah Puskesmas Wawotobi. Mengingat tingkat
keberhasilan Makanan Tambahan Biskuit sesuai dengan buku pedoman.
Hasil penelitian ini senada dengan hasil penelitian Kartika dkk (2003)
yang menunjukan bahwa pemberian Makanan Tambahan Biskuit dapat
meningkatkan berat badan. Kenaikan berat badan anak balita diikuti
dengan perubahan status gizi sebelum program pemberian Makanan
Tambahan Biskuit dimana terdapat 17 (100%) anak yang berstatus gizi
kurang dan setelah pemberian Makanan Tambahan Biskuit sudah tidak
terdapat lagi anak yang menderita gizi kurang menjadi gizi normal
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa program pemberian paket
Makanan Tambahan Biskuit dapat meningkatkan berat badan anak balita
dan mempertahankan gizi anak dan balita
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Tingkat keberhasilan Input program pelaksanaan Makanan Tambahan Biskuit
anak balita di Puskesmas Wawotobi termasuk dalam kategori baik.
2. Pada proses pelaksanaan program Makanan Tambahan Biskuit di Puskesmas
Wawotobi , tingkat keberhasilannya termasuk dalam kategori sedang, dimana
pada perencanaan target sasaran hanya berdasarkan estimasi oleh pihak
kabupaten dan bukan berdasarkan data dari kelurahan maupun data
kecamatan.
3. Pada output program Makanan Tambahan Biskuit di Puskesmas Wawotobi
tingkat keberhasilannya termasuk dalam kategori sedang dimanan didapatkan
ketidaktepatan sasaran pemberian berdasarkan kriteria umur dan
ketidaktepatan berdasarkan kriteria status keluarga miskin sebanyak 3
(17,64%). Sebanyak 14(82.35%) sasaran Makanan Tambahan Biskuit ,
mengalami kenaikan berat badan setelah pemberian Makanan Tambahan
Biskuit.
B. SARAN
1. Tenaga di tingkat posyandu perlu sering diberikan sosialisasi atau pelatihan
khususprogram Makanan Tambahan Biskuit terutama bagi kader yang
memberikan Makanan Tambahan Biskuit tidak tepat sasaran, bila
memungkinkan dilakukan pada saat minilokakarya puskesmas atau dalam
pengevaluasian hasil penimbangan bulanan.
2. Perlu diadakan sosialisasi tentang Makanan Tambahan Biskuit kepada ibu
bayi dan balita
3. Dalam meningkatkan ketepatan sasaran, petugas gizi puskesmas dan
pengelola gizi di tingkat kabupaten perlu meningkatkan pemantauan ke
petugas distribusi Makanan Tambahan Biskuit (kader posyandu) dan sasaran,
jika alasan tidak ada dana maka pemantauan bisa dipadukan dengan kegiatan
lain misalnya pembinaan posyandu atau mengupayakan peningkatan
kerjasama lintas sektor terutama dengan Tim Penggerak PKK dan Badan
Pemberdayaan Masyarakat (BPM)yang sama-sam mempunyai program
Pembinaan Posyandu
DAFTAR PUSTAKA
Adiyaksa, IN. 2008. Evaluasi Program Pemberian MP-ASI Bubuk Instan dan Biskuit
di Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Lombok Timur dan Bengkulu
Utara. Tesis Program Pasca Sarjana . UGM Yogyakarta.
Arisman, MB. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Aswar, A. 1996. Pengantar Administari Kesehatan. Bina Rupa Aksara, Jakarta.
Balitbangkes. Laporan Riskesdas 2013. Jakarta ; 2013
Anwar F, Riyadi H Satus Gizi dan Status Kesehatan suku baduy, Jurnal Gizi dan
Pangan 2009;4(2):72-82
Balitbangkes. Laporan Riskesdas 2013. Jakarta ; 2013
Depkes RI. Petunjuk Tehnis Tatalaksana Anak Gizi Buruk II. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. 2011.
Kementerian Kesehatan RI, Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta : Kementerian
Kesehatan RI : 2016
Puskesmas Darul Imarah, Hasil Survei Pemantauan Status Gizi Balita. Aceh Besar,
2016
Noer ER, Rustanti N, Leiyla E. Karateistik makanan pendamping ASI Balita yang
disubstitusi dengan tepung ikan lele dan labu kuning. JURNAL GIZI
INDONESIA. 2014
Nahak MD., Sulistyowati Y. Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
Terhadap Perubahan Berat Badan Anak Gizi Buruk., Usia 6-60 Bulan Di
Therapeutic Feeding Center (TFC), Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten
Belu, Nusa Tenggara Timur. Medika Respati.2013
Puskesmas Darul Imarah, Hasil Survei Pemantauan Status Gizi Balita. Aceh Besar,
2016
Prabasini H. Ishartani D, Muhammad DRA. Kajian sifat kimia dan fisik tepung labu
kuning (cucurbita mosehata) dengan perlakuan blanching dan perendaman
dalam natrium metabisulfit . Jurnal Teknosains Pangan : 2013
Retnowati DH , Syamsianah A, Handarsari E, Pengaruh pemberian makanan
tambahan Pemulihan terhadap perubahan berat badan balita bawah garis
merah kecacingan di Wilayah Puskesmas Klambu Kabupaten Grobongan.
Jurnal Gizi 2015
Rikantasari S. Perilaku Pemberian Maknnan Terhadap Batita di Pemukiman Yanah
Kalikedinding, Kecamatan Kenjeran, Surabaya. 2012
Suharjo. 2007. Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak, Cetakan ke-10, Penerbit
Kanisus, Yogyakarta
LAMPIRAN 1
Nama Pewawancara :
Tanggal Wawancara : / /2019
Nama Puskesmas : Wawotobi
Nama Kecamatan : Wawotobi
e. KARATERISTIN RESPONDEN :
1. Nomor responden :
2. Nama responden :
3. Umur : Tahun
4. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan
5. Pendidikan
1. Diploma III Gizi
2. Diploma III Bidan
3. Diploma III Keperawan
4. SPAG
5. Lain-lain (sebutkan)………………………..
6. Apakah Saudara pernah mengikuiti pelatihan yang berhubungan dengan program
MT-Biskuit ? :
PEDOMAN WAWANCARA
EVALUASI PROGRAM MAKANAN TAMBAHAN
BISKUIT DI PUSKESMAS WAWOTOBI KABUPATEN
KONAWE TAHUN 2019
Kuesioner Petugas Gizi Puskesmas
1. Ya 2. Tidak
Bila Ya, sudah berapa kali ?
II. MASUKAN
7. Apakah pada kegiatan MT-Biskuit ini di Puskesmas Saudara sudah menerima
dana distribusi ke sasaran ?
1. Ya 2. Tidak
8. Bila Ya, siapa saja yang memperolehnya ?
1. Petugas gizi,kader, pendamping diposyandu
2. Sesuai kebijaksanaan puskesmas
3. Tergantung pimpinan
4. Lain-lain sebutkan……………………
9. Untuk pelaksanaan penyuluhan,demosntrasi pembuatan MT-Biskuit apakah
Puskesmas Saudara menyediakan sarana dan prasarana (alat masak,poster dan
media penyuluhan) dimasing-masing posyandu ?
1. Ya 2. Tidak
10. Apakah pada sata kegiatan MT-Biskuit berlangusng puskesmas Saudara sudah
memperoleh formulir laporan program dari Dinas Kesehatan Kabupaten ?
1. Ya 2. Tidak
11. Jika Ya, apakah jumlah yang tersedia sudah mencukupi ?
1. Ya 2. Tidak
12. Bila tidak mencukupi, apa yang Saudara lakukan
1. Memperbanyak sendiri
2. Pergunakan apa adanya (sesuai dengan yang diberikan)
3. Mencatat dengan menggunakan buku Bantu
4. Lain-lain, sebutkan……………
PETUNJUK TEHNIS
13. Pada kegiatan program pemberian MT-Biskuit, apakah Saudara menerima
petunjuk Tehnis (JUKNIS) untuk Puskesmas ?
1. Ya 2. Tidak
14. Bila tidak, alasannya……….
1. Jumlah yang tersedia di Dinas terbatas
2. Tidak ada biaya penggandaan
Tidak tahu kalau ada juknis
d) Lain-lain, sebutkan………..
15.Apakah Saudara menerima buku pedoman MT-Biskuit untuk Puskesmas ?
1. Ya 2. Tidak
16. Bila tidak, apa yang Saudara lakukan ?
1. Meminta kepada Dinas Kesehatan Kabupaten
2. 2. Menggandakan dengan biaya sendiri
3. 3. Cukup dengan hasil pelatihan /keterangan yang diberikan dari Dinas
Kesehatan Kabupaten
4. Lain-lain, sebutkan…………..
MT- BISKUIT
17.Apakah program pemberian MT-Biskuit pada Puskesmas Saudara tersedia
Dana/biaya ?
1. Ya 2. Tidak
18. Jika Ya, biaya/dana dari mana ?
1. Proyek puskesmas
2. Proyek Perbaikan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten
3. Lain-lain, sebutkan……
19. Apakah dana tersedia sesuai dengan jumlah sasaran yang ada ?
1. Ya 2. Tidak
20. Jika tidak, bagaimana mengatasinya ?
1. Meminta pada Pemerintah kabupaten
2. Swadaya dari masyarakat
3. Berusaha membagi rata dengan dana yang tersedia
III. PROSES
21. Siapa yang merencanakan kebutuhan MT-Biskuit di Puskesmas Saudara ?
1. Petugas Gizi Puskesmas
2. Pimpinan Puskesmas
3. Secara Tim
4. Lain-lain, sebutkan………..
22. Bagaimana cara merencanakan kebutuhan dari MT-Biskuit tersebut ?
1. Berdasarkan jumlah gakin yang memiliki bayi/anak usia 6-59 bulan
2. Menggunakan angka prediksi
3. Menggunakan jumlah % gakin yang memiliki bayi atau anak usia 6-59 bulan
4. Lainnya sebutkan
23. Kapan perencanaan kebutuhan MT-Biskuit dibuat ?
1. Setelah memperoleh penjelasan dari Dinas Kesehatan Kabupaten
2. Awal tahun anggaran 2018
3. Akhir tahun anggaran 2018
4. Awal tahun anggaran 2019
24. Di Puskesmas Saudara, siapa yang memberikan pelatihan tentang MT-Biskuit di
Posyandu ?
1. Tenaga ditentukan oleh pimpinan puskesmas
2. Petugas Gizi Puskesmas
3. Petugas yang terlatih untuk program pemberian MT-Biskuit
4. Lain-lain, sebutkan…………..
25. Apakah Saudara mengetahui cara/tehnik pemberian MT-Biskuit ?
1. Ya 2. Tidak
26. Jika Ya, bagaimana caranya ?
1. Diberikan diposyandu setiap bulan sekali
2. Dikelompok 3 kali dalam sebulan
3. Dimasing-masing rumah sasaran
4. Lainnya, sebutkan…………..
27. Apakah dalam pelaksanaan pembuatan MT-Biskuit di posyandu, Puskesmas
Saudara mengikuiti pedoman MT-Biskuit yang telah ada ?
1. Ya 2. Tidak
28 Jika tidak, alasannya ?
1. Tidak sesuai dengan masyarakat
2. Banyak memerlukan waktu
3. Lainnya, sebutkan……………..
29. Bagaimana memperoleh laporan MT-Biskuit ?
1. Menunggu dari kelurahan
2. Mengambil laporan setiap bulan di masing-masing posyandu
3. Mengambil dari seksi lain yang memilii program di Posyandu
4. Lain, sebutkan……………….
30. Apakah puskesmas membuat laporan program pemberian MT-Biskuit ?
1. Ya 2. Tidak
31. Apakah laporan dikirim ke Dinas Kesehatan Kabupaten ?
1. Ya 2. Tidak
32. Jika tidak, alasanya
1. Karena tidak ada biaya pembuatan laporan
2. Kegiatan tidak di Puskesmas melainkan di Posyandu
3. Tidak di minta dari Dinas Kesehatan Kabupaten
4. Lainnya, sebutkan……………….
33. Siapa yang bertanggung jawab membuat laporan ?
1. Petugas gizi Puskesmas
2. Petugas KIA Puskesmas
3. Petugas yang telah ditentukan oleh Pimpinan
4. Lainnya, sebutkan…………………….
34. Apakah Saudara memperoleh formulir laporan dari petugas/kader atau
pendamping di Posyandu ?
1. Ya 2. Tidak
35. Jika tidak, bagaimana tindakan Saudara ?
1. Meminta kepada setiap posyandu mengirimkan
2. Membiarkan sampai ada permintaan dari Dinas Kesehatan Kabupaten
3. Lainnya, sebutkan…………………….
36. Apakah Puskesmas Saudara mendapat binaan/pemantauan /monitoring dari
Dinas Kesehatan Kabupaten,Propinsi selama kegiatan berlangsung ?
1. Ya 2. Tidak
37. Bagaimana cara Puskesmas dalam memantau program MT-Biskuit ?
1. Melalui laporan dari kader setiap bulan
2. Melalui hasil supervise setiap bulan
3. Melalui catatan setiap hari dari kader /petugas pendamping
4. Lainnya, sebutkan……………………….
38. Apakah Puskesmas Saudara melakukan pembinaan di Posyandu ?
1. Ya …..kali/bln 2. Tidak
39. Jika tidak, alasanya ?
1. Tidak ada biaya untuk pembinaan
2. Kader dan petugas pendamping sudah dilatih, jadi sudah tahu
3. Lainnya, sebutkan……………………..
Kelurahan :Wawotobi
Kecamatan : Wawotobi
Nama Responden :
Jabatan Responden :
Pendidikan Resp :
MASUKAN
1. Sejak kapan MT-Biskuit diberikan di wilayah Saudara ?
1. Tahun 2017
2. Tahun 2018
3. Tahun 2019
4. Lainnya, sebutkan………………….
2. Apakah Saudara tahu tujuan MT-Biskuit ini diberikan ?
1. Ya 2. Tidak
3. Siapa sasaran yang harus mendapatkan MT-Biskuit ?
1. Bayi dan anak usia 6-59 bulan darikeluarga miskin
2. Semua keluarga miskin
3. Semua anak yang gizi kurang
4. Lainnya, sebutkan………………
4. Apakah Saudara memperoleh dana program MT-Biskuit ini ?
1. Ya 2. Tidak
5. Apakah saudara ikut sosialisasi tentang Makanan Tambahan Biskuit ?
1. Ya 2. Tidak
6. Jika ya, apakah Saudara menjelaskan manfaat dari Makanan Tambahan Biskuit ?
1. Ya 2. Tidak
PEDOMAN WAWANCARA
EVALUASI PROGRAM MAKANAN TAMBAHAN
BISKUIT DI PUSKESMAS WAWOTOBI KABUPATEN
KONAWE TAHUN 2019
LAMPIRAN 2
Kuesioner Petugas Pendamping/Kader
7. Apakah Saudara melakukan pembinaan / pemantauan program Makanan
Tambahan Biskuit
1. Ya 2. Tidak
8. Hal apa yang saja yang Saudara pantau dalam kegiatan tersebut ?
1. Pembuatan dan distribusinya kesasaran
2. Tenaga yang ikut dalam MT-Biskuit
3. Lainnya sebutkan…………………..
9. Bagaimana penilaian Saudara terhadap Program MT-Biskuit ini ?
1. Baik , bermanfaat
2. Kurang baik, tidak tepat sasaran
3. Mubazir, banyak anak yang tidak suka
4. Tidak Tahu, program dikasi yang terima saja
5. Lainnya sebutkan…………..
KELUARAN
1. Apakah semua bayi/anak usia 6 – 59 bulan dari KK miskin memperoleh MT-
Biskuit ?
1. Ya 2. Tidak
2. Jika ya…….Apakah sasaran memperoleh MT-Biskuit selama 90 hari ?
1. Ya 2. Tidak
3. Apakah MT-Biskuit ini juga diberikan juga pada bayi umur 6-24 bulan dari
keluarga miskin ?
1. Ya 2. Tidak
4. Apakah MT-Biskuit yang saudara terima sudah sesuai/cukup. ?
1. Ya, sesuai dengan jumlah sasaran
2. Kurang dibandingkan dengan jumlah yang ada
3. Melebihi jumlah yang ada
5. Dimanakah Saudara mencatat semua kegiatan program MT-Biskuit ?
1. Formulir yang telah disediakan
2. Dalam buku catatan sendiri
3. Lainnya, sebutkan……………………
PROSES
1. Siapakah yang menentukan jumlah sasaran dalam program MT-Biskuit ?
1. Petugas puskesmas
2. Petugas kelurahan
3. Kader gizi/petugas pendamping
4. Lainnya, sebutkan……………
2. Berapa lama MT-Biskuit diberikan di wilayah saudara ?
1. Satu bulan
2. Dua bulan
3. Selama 90 hari
4. Lainnya, sebutkan………………..
3. Bagaimana cara memberikan MT-Biskuit tersebut ?
1. Langsung diberikan pada sasaran
2. Diberikan sesuai jadwal posyandu
3. Diberikan berkelompok
PUSKESMAS : Wawotobi
KECAMATAN : Wawotobi
Nomor Responden :
Nama Responden :
Nama Anak :
Umur Anak : BULAN
KARATERISTIK RESPONDEN
1. Umur ibu : …………….Tahun
2. Pendidikan ibu :
1. Tidak tamat SD
2. Tamat SD
3. Tidak tamat SLTP
4. Tamat SLTP
5. Lainnya, sebutkan……….
3. Pendidikan ayah
1. Tidak tamat SD
2. Tamat SD
3. Tidak tamat SLTP
4. Tamat SLTP
5. Lainnya, sebutkan……….
4. Pekerjaan ibu
PEDOMAN WAWANCARA
EVALUASI PROGRAM MAKANAN TAMBAHAN
BISKUIT DI PUSKESMAS WAWOTOBI KABUPATEN
KONAWE TAHUN 2019
LAMPIRAN 3
KUESIONER IBU SASARAN
1. Tidak bekerja
2. Pembantu rumah tangga
3. Pedagang
4. Lainnya, sebutkan
5. Pekerjaan ayah
1. Pengangguran
2. Buruh
3. Pedagang
4. Petani
5. Lain-lain, sebutkan
6. Dimana ibu mendengar ?
1. di Posyandu
2. di Puskesmas
3. di TV
4. Lain-lain, sebutkan……………….
7. Apakah anak ibu mendapat MT-Biskuit beberapa bulan terakhir ini ?
1. Ya 2. Tidak
8. Bila ya, sejak kapan ibu menerimanya ?...............................
9. Darimana ibu memperolehnya ?
1. Bidan
2. Petuagas kelurahan
3. Kader posyandu
4. Lain-lain, sebutkan………………
10. Berapa banyak ibu terima MT-Biskuit tersebut ?
……………..bungkus.
11. Dimana ibu memperoleh MT-Biskuit ?
1. di rumah
2. di puskesmas
3. di posyandu
4. Lain-lain, sebutkan
12. Tahukah ibu cara pemberian MT-Biskuit kepada anak ?
1. Ya 2. Tidak
13. Bagaimana ibu memperoleh MT-Biskuit
1. Gratis 2. Bayar
14. Tahukah ibu tujuan dari pemberian MT-Biskuit bagi anak ibu ?
1. Ya 2. Tidak
15. Apakah Saudara pernah mengikuti sosialisasi program MT-Biskuit pabrikan ?
1. Ya 2. Tidak
16. Apakah Saudara tahu apa tujuan program Pemberian MT-Biskuit pabrikan ?
1. Ya 2. Tidak
Hasil Rekapan Laporan Perkembangan Balita Yang Mendapat MP-ASI Biskuit
Umur 6-59 Bulan di Puskesmas Wawotobi Tahun 2018
No Nama Anak
JK Umur
(Bulan)
BB/U
Akhir
Panjang
Badan
(cm)
BB/TB
Awal
Status
Gizi
BB/TB
Akhir
Status
Gizi
1.
2. 3.
4.
5.
6. 7.
8.
9.
10 11.
12.
13.
14. 15.
16.
17
N
A A
A
M
M A
S
M
A U
M
N
U A
A
S
P
L P
L
L
L L
L
L
P P
L
L
P L
L
P
25
29 24
27
25
29 30
32
31
31 36
33
42
43 29
33
26
9,2
10,4 9,2
9,6
9,9
9,7 10,6
11,3
11,1
10,6 11,5
11,2
12,1
12,3 11,5
11,2
9,4
67,0
76,0 69,5
98,5
96,0
103,5 99,5
102,0
104,5
97,0 99,0
103,5
113,5
97,5 96,5
101,5
67,5
6,3
8,3 6,8
12,7
12,1
13,8 12,9
13,5
14,1
12,0 12,4
13,8
16,5
12,1 12,0
13,1
6,4
Kurus
Kurus Kurus
Kurus
Kurus
Kurus Kurus
Kurus
Kurus
Kurus Kurus
Kurus
Kurus
Kurus Kurus
Kurus
Kurus
6,4
8,5 6,9
12,9
12,2
14 13,0
13,6
14,2
12,2 12,6
14
16,7
12,3 12,2
13,4
6,6
Normal
Normal Normal
Normal
Normal
Normal Normal
Normal
Normal
Normal Normal
Normal
Normal
Normal Normal
Normal
normal
Sumber : Lap.F/III/Gizi Pusk.Tahun 2018
MASTER TABEL KUESIONER PETUGAS GIZI PUSKESMAS
Karateristik Responden
Masukan
Nama Umur J.Kel. Pendidikan Apakah
pernah
Mengikuti
Pel
Prog.MP-
ASI
Apakah kegt
MP-ASI sdr
Sdh
menerima
Dana
distribusi
Ke ssrn
Ut. Pelak
Pylhn,apa
Sdr
Menydikn
Sarana msg
posy
Apakah kegt
MP-ASI sdh
Memproleh
form
Lap prog dr
Dinkes
Kab.
Jika
Ya,apak
a
Jml yg
tersedia
sdh
ckup
Bila tidak
Ckp,apa yg
Sdr lkukan
Ast.
Rs
El
En
36
56
34
28
P
P
P
P
S1
DIII Gizi
DIII Gizi
DIII Gizi
Ya, 3 kali
Ya,4 kali
Ya, 2 kali
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak t
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Perbanyak sendiri
Perbanyak sendiri
Perbanyak sendiri
Perbanyak sendiri
MASTER TABEL KUESIONER PETUGAS GIZI PUSKESMAS
Petunjuk Tehnis
MP-ASI
Pada kegt.prog MP-
ASI,apakah sdr menerima Juknis untk Pusk
Apakah sdr menerima buku
Pedoman MP-ASI ut Petugas Pusk
Apakah prog.MP-
ASI pada Pusk sdr tersedia
dana/biaya
Jika Ya,biaya/dana dari
Mana
Apakah dana
tersedia sesuai Jml.ssrn yg ada
Jika
tidak,bagaimana Mengatasinya
Ya Ya Ya Proyek Perbaikan Gizi
Dikes Prov.Sultra
tidak Mebagi rata sesuai
Dana yang tersedia
MASTER TABEL KUESIONER PETUGAS GIZI PUSKESMAS
Proses
Siapa
Yg Mentkn
Kebut
MP-
ASI Sipusk
sdr
Bgmn cr
Merencn Kan kebut
MP-ASI
tersebut
Kapan
Perencanaan kebt MP-
ASI dibuat
Dipusk
sdr.siapa Yg
Membrikan
Pelthn ttg
MP-ASIdi Posyandu
Apakah
Sdr Mength
Cara/tehnis
Pembtn
MP-ASI biskuit
Jika
Ya.bgm caranya
Apakah
Dlm pelk Pembauatn
MP-ASI
di
posy.pusk sdr
mengikuti
pedoman
MP-ASI biskuit
Yg ada
Bgm
Memperole H lap kegt
MP-ASI
biskuit
Apakah
Pusk Membuat
Lap prog
Pemberian
MP-ASI biskuit
Apakah
Lap Dkrm
Ke
Dinkes
Kab
Siapa
Yang Bertanggu
Ng jawab
Membuat
laporan
Apakah
Sdr Memperoleh
Form
Lap. Dari
Petuas/kader Pendamping
di posy
Apakah
Pusk Sdr mendpt binaan/
pemtauan/
Monitoring dr
Dinkes Kab.Prov
.slma
Keg.berlangsung
Bgm
Cara Pusk
Dlm
Mem
an Tau
Prog
MP-
ASI
Biskuit
Apakah
Pusk sdr
Lakukn
Pembi
Naan
TPG Berdasarkan
jml
Gakin yg
memiliki bayi/anak
usia
6-59 bln
Setelah
memperoleh
penjelasan
Dari Dinkse Kabupaten
TPG Ya Masing-
masing
Rmh
sasaran
Ya Mengambil
lap setiap
bulan
dimasing-masing
posyansu
Ya Ya Petugas
gizi
puskesmas
Ya Ya Melalui
lap dr
kader
Setiap bulan
Ya1
Kali/bln
MASTER TABEL KUESIONER KADER
M a s u k a n
Res Sejak kapan MP-
ASI diberikan
Diwilayah
Saudara
Apakah
Saudara tahu
Tujuan
Pemberian MP-ASI
biskuit
Siapa sasaran yang
Mendapat MP-ASI
Biskuit
Apa MP-ASI biskuit
Yg diterima
Sesuai/cukup
Dimana mencatat
Semua prog MP-ASI
biskuit
1 Tahun 2018 Ya Anak 6-59 bln KK
Miskin
Tidak sesuai dgn jml ssr formulir
2 Tahun 2018 Ya Anak 6-59 bln KK
Miskin
Tidak sesuai dgn jml ssr formulir
3 Tahun 2018 Ya Anak 6-59 bln KK
Miskin
Tidak sesuai dgn jml ssr formulir
4 Tahun 2018 Ya Anak 6-59 bln KK
Miskin
Tidak sesuai dgn jml ssr formulir
5 Tahun 2018 Ya Anak 6-59 bln KK
Miskin
Tidak sesuai dgn jml ssr formulir
MASTER TABEL KUESIONER KADER
P r o s e s
Keluaran
R
e
s
Siapa yag
Menetukan
Jml sasaran
Prog MP-ASI
Biskuit
Bagaimana cara
Memberikan
MP-
ASI biskuit
tersebut
Apakah
Saudara
Ikut
Sosialisasi
MP-ASI
Biskuit
Jika
Ya,apa sdr
Menjelas
Kan manfaat
MP-ASI
biskuit
Apakah saudara
Melakukan
Pembinaan/meman
Tau prog MP-
ASI biskuit
Hal-hal apa saja yg
dipantau
dalam kegiatan
MP-ASI biskuit
Bagaimana
penilaian
terhadap MP-
ASI
biskuit
Apakah
semua
Anak usia 6-
59 bln
Dari KK
Miskin
Memper
Oleh
MP-ASI
biskuit
Jika
Ya,apakah
Sasaan
Memperoleh
MP-ASI
biskuit
90 hari
Apakah
MP-ASI
biskuit
Diberikan
Juga pada
Anak umur
6-59 bln
Yg bukan
Dari kel.
Miskin
1 Petugas gizi Langsung ke ssrn Ya Ya Ya Distribusi kesasaran Baik,bermanfaat Ya Tidak Tidak
2 Petugas gizi Langsung ke ssrn Ya Ya Ya Distribusi kesasaran Baik,bermanfaat Ya Tidak Tidak
3 Petugas gizi Langsung ke ssrn Ya Ya Ya Distribusi kesasaran Baik,bermanfaat Ya Tidak Tidak
4 Petugas gizi Langsung ke ssrn Ya Ya Ya Distribusi kesasaran Baik,bermanfaat Ya Tidak Tidak
5 Petugas gizi Langsung ke ssrn Ya Ya Ya Distribusi kesasaran Baik,bermanfaat Ya Tidak Tidak
MASTER TABEL KUESIONER IBU SASARAN
R
e
s
Um
ur
ibu
Pendidikan Ibu Pendidkan Ayah Pekerjaan
Ibu
Pekerjaan
Ayah
Mendengar
Tentang
MP-ASI
biskuit
Apakah
Men
dapat
MP-
ASI
biskuit
Bebe
rapa
Bulan
terakhir
Kapan
Menrima
MP-ASI
biskuit
Dari mana
Memper
Oleh MP-
ASI biskuit
Jml
MP-
ASI
bis
kuit
dite
rima
Tempat
Memper
Oleh
MP-
ASI
biskuit
Tahuk
ah ibu
Cara
mem
beri
MP-
ASI
Bis
kuit
Bgm
Ibu
mem
Per
Oleh
MP-
ASI
Bis
kuit
Tahu
Kah
Ibu
tu
Juan
Pem
Beri
An
MP-
ASI
Bis
kuit
Apakh
Ibu
Pernh
Meng
Iku
Ti
Sosi
Alisasi
MP-
AS_
Bis
kuit
Apa
Kah
sdr
Tahu
Tujuan
Prog
Pemb
MP-
ASI
Bis
kuit
1 29 Tdk Tamat SLTP Tamat SLTP Tdk Bekerja Dagang diposyandu Ya 03/09/2018 Kader Posy 30 Dirumah Ya Gratis Ya Ya Ya
2 32 Tamat SD Tamat SLTP Tdk Bekerja Tani diposyandu Ya 03/09/2018 Kader Posy 30 Dirumah Ya Gratis Ya Ya Ya
3 27 Tamat SMA Tamat SLTP Tdk Bekerja Tani diposyandu Ya 03/09/2018 Kader Posy 30 Dirumah Ya Gratis Ya Ya Ya
4 30 Tdk Tamat SLTP Tamat SMA Tdk Bekerja Dagang diposyandu Ya 03/09/2018 Kader Posy 30 Dirumah Ya Gratis Ya Tidak Ya
5 27 Tdk Tamat SLTP Tamat SLTP Tdk Bekerja Tani diposyandu Ya 03/09/2018 Kader Posy 30 Dirumah Ya Gratis Ya Tidak Ya
6 31 Tamat SD Tdk Taamat SLTP Tdk Bekerja Tani diposyandu Ya 07/09/2018 Kader Posy 30 Dirumah Ya Gratis Ya Ya Ya
7 32 Tamat SMA Tamat SLTP Tdk Bekerja Tani diposyandu Ya 07/09/2018 Kader Posy 30 Dirumah Ya Gratis Ya Ya Ya
8 34 Tamat SLTP Tamat SLTP Pedagang Pedagang diposyandu Ya 07/09/2018 Kader Posy 30 Dirumah Ya Gratis Ya Ya Ya
9 28 Tamat SD Tdk Tamat SLTP Tdk Kerja Tani diposyandu Ya 07/09/2018 Kader Posy 30 Dirumah Ya Gratis Ya Ya Ya
10 29 Tdk Tamat SLTP Tamat SLTP Lainnya Dagang diposyandu Ya 07/09/2018 Kader Posy 30 Dirumah Ya Gratis Ya Ya Ya
11 38 Tdk Tamat SLTP Tamat SLTP Pembantu RT Tani diposyandu Ya 11/09/2018 Kader Posy 30 Dirumah Ya Gratis Ya Ya Ya
12 31 Tamat SLTP Tdk Tamat SLTP Tdk Bekerja Dagang diposyandu Ya 11/09/2018 Kader Posy 30 Dirumah Ya Gratis Ya Ya Ya
13 35 Tamat SLTP Tamat SLTP Tdk Bekerja Dagang diposyandu Ya 11/09/2018 Kader Posy 30 Dirumah Ya Gratis Ya Tidak Ya
14 27 Tamat SLTP Tdk Tamat SLTP Tdk Bekerja Tani diposyandu Ya 11/09/2018 Kader Posy 30 Dirumah Ya Gratis Ya Tidak Ya
15 26 Tdk Tamat SLTP Tamat SLTP Tdk Bekerja Dagang diposyandu Ya 11/09/2018 Kader Posy 30 Dirumah Ya Gratis Ya Ya Ya
16 29 Tamat SLTP Tamat SLTP Tdk Bekerja Dagang diposyandu Ya 13/09/2018 Kader Posy 30 Dirumah Ya Gratis Ya Tidak Ya
17 26 Tamat SLTP Tdk Tamat SLTP Tdk Bekerja Dagang diposyandu Ya 13/09/2018 Kader Posy 30 Dirumah Ya Gratis Ya Tidak Ya