gambaran epidemiologi kasus campak pada kejadian …
TRANSCRIPT
1
Universitas Indonesia
UNIVERSITAS INDONESIA
GAMBARAN EPIDEMIOLOGI KASUS CAMPAK PADA
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) CAMPAK DI KABUPATEN
SERANG TAHUN 2010-2012
Name : Hanifah Rizky Purwandini Sugiarto
Major : Public Health Science (Epidemiology Department)
Title : Description Epidemiology of Measles Cases in The Measles
Outbreak at Serang District in 2010-2012
ABSTRACT
Measles is still a health issue that needs to be addressed, because the high
and cases of measles occurred in almost all areas. Serang measles cases can lead
to measles outbreaks. The purpose of this study was to determine an overview of
epidemiology cases of measles in an outbreak of measles in Serang in 2010-2012.
This study used a case series study design. The results obtained with measles in
2010 as many as 137 people, as many as 93 people in 2011 and 2012 as many as 5
people, the highest measles patients aged 0-4 years with most of the state are not
immunized. Patients are dominated by the female gender. Attack the highest rate
among women, age of 0-4 years and status is not immunized. Case Fatality Rate
2.58% occurred in 2010. Measles cases occurred in areas with high population
density, in 2010 in District Cikeusal, in 2011 in the District Kibin and 2012 in the
District of Baros. Based on these data, it is expected to increase Serang measles
immunization coverage primarily targeted age group <5 years as well as providing
education to the public about the importance of immunization against measles.
Keywords :
Measles, Outbreaks, Case Series, District Serang
Gambaran epidemiologi..., Hanifah Rizky Purwandini Sugiarto, FKM UI, 2013
2
Universitas Indonesia
ABSTRAK
Campak sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang perlu
ditangani, karena kasus campak masih tinggi dan hampir terjadi di semua daerah.
Kasus campak di Kabupaten Serang dapat menimbulkan terjadinya KLB campak.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran epidemiologi kasus campak
pada KLB campak di Kabupaten Serang tahun 2010-2012. Penelitian ini
menggunakan desain studi seri kasus. Hasil penelitian didapatkan penderita
campak tahun 2010 sebanyak 137 orang, tahun 2011 sebanyak 93 orang dan 2012
sebanyak 5 orang, umur penderita campak tertinggi 0-4 tahun dengan kebanyakan
status tidak diimunisasi. Penderita didominasi oleh jenis kelamin perempuan.
Attack Rate tertinggi pada perempuan, umur 0-4 tahun dan status tidak
diimunisasi. Case Fatality Rate 2.58% terjadi tahun 2010. Kasus campak terjadi
pada daerah dengan kepadatan penduduk tinggi, tahun 2010 di Kecamatan
Cikeusal, tahun 2011 di Kecamatan Kibin dan tahun 2012 di Kecamatan Baros.
Berdasarkan data tersebut, diharapkan Kabupaten Serang dapat meningkatkan
cakupan imunisasi campak terutama sasaran kelompok umur <5 tahun serta
pemberian penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya imunisasi campak.
Kata kunci :
Campak, Kejadian Luar Biasa, Seri Kasus, Kabupaten Serang
Gambaran epidemiologi..., Hanifah Rizky Purwandini Sugiarto, FKM UI, 2013
3
Universitas Indonesia
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Campak (Measles) sampai
saat ini masih merupakan masalah
kesehatan yang masih perlu
ditangani, karena kasus campak
masih tinggi dan hampir terjadi di
semua daerah (Weraman, 2010).
Campak adalah salah satu penyakit
infeksi yang disebabkan oleh virus
campak dan sebagian besar
menyerang anak-anak usia dibawah
15 tahun. Statistik menunjukkan
bahwa lebih dari 70% kematian
anak-anak usia dibawah 5 tahun
salah satunya disebabkan oleh
campak (Profil Kesehatan Indonesia,
2010).
Masalah kesehatan yang
masih menjadi prioritas di Indonesia
adalah penyakit menular, salah satu
penyakit menular ada yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I)
yaitu campak (Riskesdas RI, 2010).
Campak adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh virus campak
dengan gejala prodormal seperti
demam, batuk, coryza/pilek dan
konjungtivitas, kemudian diikuti
dengan munculnya ruam
makulopapuler yang menyeluruh
diseluruh tubuh (Setiawan, 2008).
Penularan dapat terjadi melalui udara
yang telah terkontaminasi oleh secret
orang yang telah terinfeksi. Campak
lebih banyak menyebabkan
keparahan pada anak-anak di bawah
lima tahun (balita). Hal ini
disebabkan karena sistem imun
belum matang pada usia muda.
(Profil Kesehatan Indonesia, 2010).
Berdasarkan data statistik
WHO (2010) menyebutkan bahwa
1% kematian pada anak usia dibawah
lima tahun disebabkan oleh campak.
Virus campak menyebar melalui
udara dengan penyebran droplet,
kontak langsung, melalui sekret
hidung atau tenggorokan dari orang-
orang yang terinfeksi dikarenakan
ada orang yang tidak vaksinasi
campak. Infeksi virus campak
terdapat di sebagian besar
masyarakat metropolitan dengan
keadaan endemis dan mencapai
proporsi untuk terjadi KLB setiap 2-
3 tahun. Di Amerika Serikat
kematian karena campak sebesar 2-3
per 1000 kasus, campak lebih berat
diderita oleh anak-anak usia dini dan
yang kekurangan gizi kemudian pada
kelompok masyarakat dan daerah
yang lebih kecil, KLB cenderung
terjadi lebih luas dan lebih berat
(Chin, 2009).
Pencegahan penyakit campak
merupakan faktor penting dalam
mengurangi angka kematian balita.
Di seluruh negara ASEAN dan
SEARO, imunisasi campak diberikan
pada bayi umur 9-11 bulan dan
merupakan imunisasi terakhir yang
diberikan kepada bayi diantara
imunisasi wajib lainnya. Indonesia
mampu mencapai target yang
ditetapkan oleh WHO pada tahun
2010 cakupan imunisasi campak
sebesar 93.61% (Depkes, 2010). Di
Indonesia capaian rata-rata
desa/kelurahan UCI tahun 2010
sebesar 75,31%. Provinsi dengan
capaian desa/kelurahan UCI tertinggi
tahun 2010 adalai D.I Yogyakarta
(100%) dan terendah Papua Barat
(40,05%), seorang anak idealnya
mendapatkan seluruh imunisasi dasar
sesuai umurnya, sehingga kekebalan
tubuh terhadap penyakit-penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi
dapat optimal, kenyataannya
sebagian anak tidak mendapatkan
imunisasi dasar lengkap. Target UCI
tahun 2010 menurut Renstra
Kementrian Kesehatan 2010-2014
Gambaran epidemiologi..., Hanifah Rizky Purwandini Sugiarto, FKM UI, 2013
4
Universitas Indonesia
adalah 80% (Profil Kesehatan,
2010).
Setiap tahun diperkirakan
terdapat 30 juta kasus campak di
dunia dengan 777.000 kasus
kematian dan 202.000 kasus
diantaranya berasal dari area Asia
Tenggara (Depkes, 2006). Indonesia
termasuk negara berkembang yang
insiden kasus campaknya cukup
tinggi pada tahun 2010 terdapat
16.529 kasus campak dan dilaporkan
Incidence Rate campak sebesar 0,73
per 10.000 penduduk, sedangkan
CFR pada KLB campak pada tahun
2010 adalah 0,233%, dimana kasus
campak dengan Incidence Rate
tertinggi terdapat di Provinsi
Kepulauan Riau sebesar 3.51 per
10.000 penduduk dan terendah di
Provinsi Maluku dengan Incidence
Rate sebesar 0 per 10.000 penduduk
dengan jumlah kasus pada KLB
campak pada tahun 2010 sebanyak
2570 kasus (Profil Kesehatan
Indonesia, 2010).
Berdasarkan data Dinas
Kesehatan Provinsi Banten (2010)
dilaporkan incidence rate campak
sebesar 2,21 per 10.000 penduduk.
Jumlah kasus yang terjadi pada KLB
campak sebanyak 1759 kasus dengan
jumlah kasus meninggal sebanyak 6
kasus (Profil Kesehatan Indonesia,
2010). Menurut laporan Dinas
Kesehatan Kabupaten Serang
pencapaian UCI sudah diatas target
nasional (80%), tetapi keberhasilan
UCI campak di tingkat Kabupaten
tersebut belum diikuti oleh
meratanya cakupan imunisasi
campak ditingkat kecamatan maupun
desa. Kasus campak masih terjadi
sepanjang tahun di Kabupaten
Serang dimana pada tahun 2010,
2011 dan 2012 masih terdapatnya
kasus campak yang dapat
menimbulkan terjadinya KLB
campak (Profil Dinkes Kabupaten
Serang, 2010).
Dari data Kabupaten Serang
diketahui kasus campak
menimbulkan KLB campak dimana
terjadi disepanjang tahun dan
terdapatnya kematian akibat kasus
campak pada tahun 2010 sebanyak 2
orang. Berdasarkan hal tersebut,
maka peneliti tertarik untuk
mengetahui gambaran kasus campak
pada KLB campak yang tercatat di
Kabupaten Serang tahun 2010-2012.
1.2 Rumusan Masalah
Diantara penyakit pada balita
yang dapat dicegah dengan
imunisasi, campak adalah penyebab
utama kematian pada balita. Oleh
karena itu pencegahan kasus campak
merupakan faktor penting dalam
mengurangi angka kematian balita
dengan mempertahankan cakupan
campak sebesar 90%. Cakupan
imunisasi di Kabupaten Serang
sebesar 95% pada tahun 2012 ini
telah mencapai target cakupan
imunisasi rutin di tingkat kabupaten
yaitu > 80 %, namun walaupun telah
mencapai target UCI cakupan
imunisasinya belum merata, hal ini
terlihat dari ditemukannya beberapa
desa / kelurahan yang belum
mencapai target UCI dan masih
terjadinya kasus campak sepanjang
tahun di Kabupaten Serang dimana
campak merupakan penyakit yang
sangat potensial menimbulkan
kejadian luar biasa (KLB).
Berdasarkan hal tersebut diatas maka
peneliti tertarik untuk mengetahui
gambaran kasus campak pada KLB
campak dilihat dari variabel orang
(umur, jenis kelamin, dan status
imunisasi), variabel tempat (desa dan
kecamatan) dan waktu (bulan dan
tahun) di Kabupaten Serang tahun
2010-2012.
Gambaran epidemiologi..., Hanifah Rizky Purwandini Sugiarto, FKM UI, 2013
5
Universitas Indonesia
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran
kasus campak pada KLB campak
berdasarkan orang, tempat, dan
waktu di Kabupaten Serang dari
tahun 2010 – 2012.
1.4.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari
penelitian, adalah :
1. Mengetahui distribusi kasus
campak berdasarkan tahun KLB
campak
2 Mengetahui distribusi penderita
campak berdasarkan kategori
umur
3 Mengetahui distribusi penderita
campak berdasarkan jenis
kelamin
4 Mengetahui distribusi penderita
campak berdasarkan status
imunisasi
5 Mengetahui distribusi Attack
Rate kasus campak berdasarkan
kategori umur
6 Mengetahui distribusi Attack
Rate kasus campak berdasarkan
jenis kelamin
7 Mengetahui distribusi Attack
Rate kasus campak berdasarkan
status imunisasi
8 Mengetahui distribusi CFR kasus
campak berdasarkan kategori
umur
9 Mengetahui distribusi kasus
campak berdasarkan tempat KLB
campak
10 Mengetahui distribusi kasus
campak berdasarkan bulan
kejadian luar biasa campak
2. METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Desain Penelitian
Desain penelitian menggunakan
metode deskriptif dengan desain studi
seri kasus. Penggunaan desain studi
ini dimaksudkan untuk memperoleh
gambaran epidemiologi kasus campak
pada KLB campak di Kabupaten
Serang Tahun 2010-2012.
2.2 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di
wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten
Serang menggunakan data sekunder
berupa laporan C-1 kasus campak dari
unit Surveilens. Waktu Penelitian
dilakukan pada bulan Oktober -
Desember 2012.
2.3 Populasi dan Sampel
2.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini
adalah semua penderita campak yang
berumur 0 – 14 tahun di Kabupaten
Serang pada tahun 2010 – 2012.
Kelompok umur ini dipilih karena
merupakan golongan umur yang
rentan terhadap penyakit campak.
2.3.2 Sampel
Total sampling dimana semua
penderita campak usia 0-14 tahun
yang tercatat pada laporan C-1 kasus
campak di Kabupaten Serang pada
tahun 2010 – 2012.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Gambaran
UmumKabupatenSerang
Kabupaten Serang terletak
diujung barat bagian utara pulau
Jawa dan merupakan pintu gerbang
utama yang menghubungkan Pulau
Sumatera dengan Pulau Jawa,
berjarak ±70 km dari Ibukota
Jakarta. Secara Geografis wilayah
Kabupaten Serang terletak pada
koordinat 50o50’ sampai dengan
60o21’ Lintang Selatan dan 105
o0’
sampai dengan 106o22’ Bujur Timur.
Gambaran epidemiologi..., Hanifah Rizky Purwandini Sugiarto, FKM UI, 2013
6
Universitas Indonesia
Jarak terpanjang menurut dari Barat
ke Timur adalah sekitar 90 km,
sedangkan kedudukan secara
administratif berbatasan dengan
sebelah Utara dibatasi dengan Laut
Jawa, Timur dibatasi Kabupaten
Tangerang, Barat dibatasi oleh Kota
Cilegon dan Selat Sunda, Selatan
dibatasi oleh Kabupaten Lebak dan
Pandeglang.
Kabupaten Serang memiliki
wilayah dengan luas 1.467,35 Km²
dan sumber daya alam yang banyak
namun masih terbatas dalam
pemanfaatannya. Suhu udara di
Kabupaten Serang berkisar 23,1-31,3
oC, sedangkan tingkat kelembaban
rata-rata sekitar 78% dan rata-rata
penyinaran matahari mencapai
69,2%. Iklim di wilayah Kabupaten
Serang termasuk tropis. Jumlah
penduduk Kabupaten Serang adalah
1.423.696 jiwa, kompisisi penduduk
berdasarkan jenis kelamin adalah
laki-laki 724.332 jiwa dan
perempuan yang sebesar 699.382
jiwa. Wilayah administratif
Kabupaten Serang terdiri atas 28
Kecamatan, 30 Puskesmas dan
keseluruhan terbagi menjadi 314
desa.
3.2 Jumlah Kasus Campak
Gambar 1. Distribusi Kasus
Campak Berdasarkan Tahun KLB
Campak
Berdasarkan hasil penelitian
jumlah kasus campak tahun 2010
yaitu 137 kasus campak, tahun 2011
yaitu 93 kasus campak dan tahun
2012 yaitu 5 kasus campak. Dalam 3
tahun ini kasus campak mengalami
penurunan dikarenakan program
Kejadian Luar Biasa (KLB) lebih
baik yaitu program pengawasaan
rantai dingin dimana adanya
pengawasan untuk vaksin campak
harus terjaga suhunya dari awal
produksi sampai kepemakaian, hal
ini dimonitoring dan diawasi ketat
sampai dengan kelapangan kemudian
dilakukannya pencatatan vaksinasi di
lapangan dan dilaporankan ke
Dinkes Kabupaten Serang .
Program kebijakan dari
Dinkes Kabupaten Serang
diharuskan penempatan satu Desa
satu Bidan yang dimaksud adalah di
setiap desa harus terdapat bidan
minimal satu agar masyarakat dapat
dengan cepat ditangani oleh petugas
kesehatan dan masyarakat tidak perlu
jauh berobat ke tempat pelayanan
kesehatan. Kampanye campak
(penyuntikan missal) dilakukan pada
tahun 2010 sasarannya umur 6-59
bulan dimana pelaksanaannya
dilakukan pada bulan November,
Desember, Januari dan Februari.
3.3 Umur
Gambar 2. Distribusi Penderita
Campak Berdasarkan Kategori
Umur
2010 2011 2012
Jumlah Kasus 137 93 5
0
50
100
150
Ju
mla
h K
asu
sC
am
pa
k
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
0-4 tahun 77 56 5
5-9 tahun 46 30 0
10-14 tahun 14 7 0
0102030405060708090
jum
lah
kas
us
Gambaran epidemiologi..., Hanifah Rizky Purwandini Sugiarto, FKM UI, 2013
7
Universitas Indonesia
Penelitian ini dilakukan pada
subyek dengan kriteria kelompok
umur 0-14 tahun. Distribusi atau
penyebaran umur penderita campak di
Kabupaten Serang pada tahun 2010
dari 137 responden yang menderita
penyakit campak tertinggi pada umur
0-4 tahun sebanyak 77 orang (56.2%),
tahun 2011 dari 93 kasus campak
tertinggi pada umur 0-4 tahun
sebanyak 56 orang (60.21%), dan
tahun 2012 tertinggi pada umur 0-4
tahun sebanyak 5 orang (100%).
Berdasarkan analisa yang telah
dilakukan peneliti dapat diketahui
bahwa dalam 3 tahun umur yang
paling banyak penderita kasus
campak pada KLB campak yaitu
umur 0-4 tahun.
Hal ini disebabkan oleh
efektivitas vaksin yang hanya 85%
dan akan memberikan peluang sekitar
15% anak yang divaksinasi untuk
terkena campak serta adanya
kemungkinan pemberian imunisasi
campak pada bayi sebelum umur 9
bulan akan menyebabkan imunisasi
yang diberikan dapat dinetralisir oleh
antibodi campak yang masih terdapat
dalam tubuh bayi sehingga imunisasi
yang diberikan tidak dapat
memberikan perlindungan (Depkes,
2008).
Hasil ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan Regina
(2008) bahwa campak lebih banyak
menyebabkan keparahan pada anak-
anak dibawah lima tahun (balita) dan
penelitian Nurani (2012) kasus
campak di Kota Cirebon tinggi dan
kebanyakan pada kelompok umur di
bawah 5 tahun setiap tahunnya. Hal
ini menggambarkan bahwa pada
kelompok umur di bawah 5 tahun
kebanyakan belum pernah terserang
penyakit campak sebelumnya
sehingga belum ada antibodi yang
terbentuk dan kelompok umur
tersebut belum terimunisasi. Infeksi
lebih sering terjadi dan lebih berat
pada anak usia balita, hal ini
disebabkan karena system imun
belum matang pada usia muda
(Suwoyo, 2010).
3.4 Jenis Kelamin
Gambar 3.Distribusi Penderita
Campak Berdasarkan Jenis
Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian
penderita campak pada KLB campak
di Kabupaten Serang menurut
karakteristik jenis kelamin, penderita
perempuan merupakan paling banyak
terkena campak disepanjang tahun,
yaitu pada tahun 2010 sebesar
52.6%, tahun 2011 sebesar 49.5%
dan 60% pada tahun 2012. Hal ini
tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sitanggang (2010)
dimana proporsi kasus campak yang
berjenis kelamin lebih banyak pada
laki-laki 29 orang (58%) dari pada
yang berjenis kelamin perempuan 23
orang (44,2%) dimana dimungkinkan
karena titer antibody wanita secara
garis besar lebih tinggi daripada laki-
laki, sehingga laki-laki besar
peluangnya untuk terkena campak,
tetapi secara keseluruhan tidak ada
perbedaan insiden dan tingkat
kefatalan penyakit campak pada
wanita atupun laki-laki.
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Laki-laki 47.4 50.5 40
Perempuan 52.6 49.5 60
010203040506070
Pre
sen
tase
%
Gambaran epidemiologi..., Hanifah Rizky Purwandini Sugiarto, FKM UI, 2013
8
Universitas Indonesia
Responden merupakan
penderita campak yang tercatat di
laporan C-1 kasus campak lebih
dominan terjadi pada perempuan
yaitu 121 orang kemungkinan dapat
disebabkan karena penderita dari
tahun 2010-2012 lebih banyak
perempuan yang terkena sakit
campak.
3.5 Status Imunisasi
Gambar 4.Distribusi Penderita
Campak Berdasarkan Status
Imunisasi
Berdasarkan hasil penelitian
penderita campak pada KLB campak
di Kabupaten Serang berdasarkan
status imunisasi diketahui mayoritas
proporsi penderita dengan status
tidak diimunisasi pada tahun 2010
sebsar 74.5%, tahun 2011 sebesar
90.3% dan tahun 2012 sebesar 100%.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Nurani (2012) proporsi
kasus campak dengan satus tidak
imunisasi lebih banyak daripada
yang diimunisasi dan sesuai dengan
teori yang menyebutkan bahwa
status imunisasi campak berpengaruh
terhadap perlindungan tubuh dari
serangan penyakit campak. Selain
itu, mungkin pendidikan diduga
berhubungan dengan presentase anak
yang mendapatkan imunisasi dasar
termasuk juga campak. Semakin
tinggi tingkat pendidikan kepala
keluarga dan ibu maka semakin
tinggi pula cakupan imunisasi (Profil
Kesehatan, 2010). Hal ini
membuktikan anak yang diimunisasi
akan mempunyai kekebalan dalam
tubuhnya terhadap penyakit campak.
Dengan imunisasi tersebut maka
akan terbentuk zat antibody dalam
tubuh sehingga anak akan terlindung
dari penyakit campak. Perlunya
memberitahu informasi kepada
masyarakat yang belum mengerti
pentingnya imunisasi campak untuk
anak-anak mereka.
3.6 Distribusi Attack Rate
Kasus Campak Berdasarkan
Kategori Umur
Gambar 5.Distribusi Attack Rate
Kasus Campak Berdasarkan
Kategori Umur
Berdasarkan hasil penelitian
penderita campak pada KLB campak
di Kabupaten Serang tahun 2010-
2012 Attack Rate tertinggi pada
umur 0-4 tahun. Tahun 2010 Attack
Rate yaitu 6.18 per sepuluh ribu
penduduk (6 dari 10.000 pertahun
mengalami KLB campak) , tahun
2011 Attack Rate yaitu 4.10 per
sepuluh ribu penduduk (4 dari
10.000 pertahun mengalami KLB
campak), tahun 2012 Attack Rate
tertinggi yaitu 0.36 per sepuluh ribu
2010 2011 2012
Ya 25.5 9.7 0
Tidak 74.5 90.3 100
0
20
40
60
80
100
120
Per
sen
tase
%
Tahun
2010
Tahun
2011
Tahun
2012
0-4 tahun 6.18 4.1 0.36
5-9 tahun 3.2 2.01 0
10-14 tahun
0.81 0.43 0
01234567A
ttac
k R
ate
pe
r 1
0.0
00
p
en
du
du
k
Gambaran epidemiologi..., Hanifah Rizky Purwandini Sugiarto, FKM UI, 2013
9
Universitas Indonesia
penduduk (0,36 dari 10.000 pertahun
mengalami KLB campak)
Hasil penelitian berupa
distribusi Attack Rate KLB campak
berdasarkan umur di Kabupaten
Serang ini dapat dikatakan sesuai
dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan Supriati (2000) di
Kabupaten Bogor diketahui Attack
Rate tertinggi pada umur 1-4 tahun
menggambarkan bahwa pada umur
tersebut diatas belum pernah
mendapatkan imunisasi campak pada
usia 9-11 bulan sehingga terjadi
akumulasi anak yang rentan terhadap
campak selama beberapa tahun
hingga ada virus campak masuk ke
daerah tersebut dan terjadilah kasus
campak.
3.7 Distribusi Attack Rate Kasus
Campak Berdasarkan Jenis
Kelamin
Tabel 5.1
Distribusi Attack Rate Kasus
Campak Pada KLB Campak
Berdasarkan Jenis Kelamin N
o
Tah
un
Populasi
At Risk
Jumla
h
Pende
rita
Attack
Rate
L P L P L P
1 201
0
223
027
218
101
6
5
7
2
2.
91
3.
30
2 201
1
230
573
216
309
4
7
4
6
2.
04
2.
13
3 201
2
234
009
219
522
2 3 0.
08
0.
14
Jumlah 687
609
653
932
1
1
4
1
2
1
1.
66
1.
85
Berdasarkan hasil
penelitian penderita campak pada
KLB campak di Kabupaten Serang
dapat diketahui bahwa selama tahun
2010 – 2012 Attack Rate tertinggi
pada jenis kelamin perempuan.
Tahun 2010 Attack Rate 3.30
persepuluh ribu penduduk, tahun
2011 Attck Rate 2.13 persepuluh
ribu penduduk, tahun 2012 Attack
Rate 0.14 per sepuluh ribu penduduk.
Diketahui penderita KLB campak
berdasarkan jenis kelamin laki-laki
sebanyak 114 orang (48.51%)
dengan Attack Rate 1.66 per sepuluh
ribu penduduk dan perempuan
sebanyak 121 orang (51.49%)
dengan Attack Rate 1.85
persepuluhribu penduduk.
Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh
Supriati (2000) terhadap KLB
campak di Kabupaten Bogor dimana
tidak ada perbedaan bermakna antara
penderita laki-laki dan perempuan.
Hal ini dimungkinkan karena titer
antibody wanita secara garis besar
lebih tinggi daripada laki-laki,
sehingga laki-laki besar peluangnya
untuk terkena campak, tetapi secara
keseluruhan tidak ada perbedaan
insiden dan tingkat kefatalan
penyakit campak pada wanita atupun
laki-laki (Muchalastriningsih, 2005).
Hal ini disebabkan karena
jumlah penderita campak pada KLB
campak di Kabupaten Serang tahun
2010-2012 lebih banyak penderita
perempuan dibandingkan dengan
laki-laki. Selain itu, menurut laporan
RISKESDAS tahun 2010,
melaporkan bahwa prevalensi
kejadian campak relatif sama pada
laki-laki maupun perempuan.
3.8 Distribusi Attack Rate Kaus
Campak Berdasarkan Status
Imunisasi
Tabel 5.2
Distribusi Attack Rate Kasus
Campak Pada KLB Campak
Berdasarkan Status Imunisasi
No Ta
hu
Pop
ulas
Status
Imunis
Attack
rate
Gambaran epidemiologi..., Hanifah Rizky Purwandini Sugiarto, FKM UI, 2013
10
Universitas Indonesia
n i At
Risk
asi
Y
a
Ti
da
k
Y
a
Ti
da
k
1 20
10
137 3
5
10
2
2
5.
5
74.
4
2 20
11
93 9 84 9.
7
90.
3
3 20
12
5 0 5 0 10
0
Ju
mla
h
235 4
4
19
1
3
5.
2
26
4.7
Berdasarkan hasil
penelitian Attack Rate kasus campak
berdasarkan imunisasi terlihat
penderita campak dengan Attack
Rate tidak diimunisasi paling tinggi
dalam tiga tahun sebesar 264.7%
dimana tahun 2010 sebanyak 74.4%,
tahun 2011 sebanyak 90.3% dan
tahun 2012 sebanyak 100%. Dilihat
dari hasil efikasi vaksi campak hanya
meliputi 86.7% sebagian besar pada
umur 0-4 tahun, sedangkan sisanya
masuk dalam kelompok rentan
campak.dimana kelompok rentan
campak ini terus terakumulasi setiap
tahun dan dapat memicu KLB
sehingga kemungkinan dibutuhkan
dosis kedua campak.
Dosis kedua vaksin campak
dapat meningkatkan tingkat
kekebalan sampai 99%. Untuk
mengurangi jumlah kegagalan
pemberian vaksin, di Amerika
Serikat dosis awal diberikan pada
umur 12-15 bulan atau sesegera
mungkin setelah usia itu. Dosis
kedua diberikan pada saat masuk
sekolah (umur 4-6 tahun) namun
dapat juga dosis kedua ini diberikan
sedini mungkin, 4 minggu setelah
dosis pertama dalam situasi dimana
risiko untuk terpajan campak sangat
tinggi. Kedua dosis diberikan sebagai
vaksin kombinasi MMR (Measles,
mumps dan rubella) (Chin, 2009).
3.8 Distribusi CFR Kasus Campak
Berdasarkan Kategori Umur
Tabel 5.9
Distribusi CFR Kasus Campak
Berdasarkan Kategori Umur
Berdasarkan hasil penelitian
penderita campak pada KLB campak
di Kabupaten Serang tahun 2010-
2012 terlihat CFR hanya terjadi pada
tahun 2010 sebanyak 2 kasus
meninggal yaitu pada golongan umur
0-4 tahun sebesar 2.58%. Hal ini
disebabkan karena daya tahan tubuh
usia kurang dari 5 tahun lebih rendah
dibandingkan pada golongan usia 5-9
tahun dan 10-14 tahun. CFR
merupakan tolak ukur untuk
mengetahui tingkat keganasan
penyakit dan efektifitas upaya
penanggulangannya. Diketahui
bahwa kematian akibat penyakit
campak bukan disebabkan langsung
oleh penyakit campak itu sendiri
tetapi oleh karena komplikasinya.
Penyakit campak meyebabkan
penurunan daya tahan tubuh
sehingga memudahkan terjadinya
komplikasi pada penderita tersebut
(Depkes, 2008).
Distribusi penderita campak
pada KLB Campak di Desa Cilayang
Kecamatan Cikeusal dan Desa
Nanggung Kecamatan Kopo
Kabupaten Serang, didapat
keterangan bahwa orang yang
meninggal berada pada golongan
umur 0-4 tahun dengan komplikasi
yang menyertai adalah
Gambaran epidemiologi..., Hanifah Rizky Purwandini Sugiarto, FKM UI, 2013
11
Universitas Indonesia
bronchopneumonia dan dilihat dari
status imunisasinya. Sehingga
dengan adanya faktor tersebut
memperngaruhi kondisi fisik
penderita campak yang pada
akhirnya menyebabkan kematian.
Hal ini dapat disebabkan karena
penderita memiliki komplikasi dapat
dikatakan sesuai dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh
Supriati (2000) didapatkan CFR
tertinggi pada golongan umur 1-4
tahun sebesar 8.26% dengan
komplikasi adalah diare.
3.9 Distribusi Penderita Campak
Berdasarkan Tempat
Peta 1. Kasus campak tahun 2010
Berdasarkan peta kasus
campak diatas dapat diketahui bahwa
penderita campak tahun 2010
terdapat di 8 Kecamatan dimana
paling tinggi terdapat di Kecamatan
Cikeusal sebanyak 40 kasus campak,
kemudian diikuti Kecamatan Jawilan
sebanyak 21 kasus campak,
Kecamatan Baros sebanyak 19 kasus
campak, Kecamatan Tunjungteja
sebanyak 17 kasus, Kecamatan Kopo
sebanyak 15 kasus campak,
Kecamatan Pematang sebanyak 12
kasus campak, Kecamatan
Pamarayan 7 kasus campak dan
terendah di Kecamatan Mancak
terdapat 6 kasus campak.
Tabel 5.4
Distribusi Kasus Campak Pada
KLB Campak Berdasarkan
Desa
No Desa Kasus campak
1 Bj. Menteng 9
2 Malanggah 8
3 Nanggung 15
4 Panyirapan masjid 19
5 Binong 7
6 Pasirwaru 6
7 Sukarame 10
8 Panyabrangan 6
9 Cilayang 13
10 Gandayasa 11
11 Sukajadi 12
12 Pasirbuyut 21
Berdasarkan tabel 5.9
diketahui bahwa distribusi kasus
campak pada KLB campak
berdasarkan Desa di Kabupaten
Serang tahun 2010 terdapat 12 Desa
yaitu desa Bj Menteng, Malanggah,
Nanggung, Panyirapan Masjid,
Binong, Pasirwaru, Sukarame,
Panyabrangan, Cilayang, Gandayasa,
Sukajadi, dan Pasirbuyut.
Peta 2. Kasus campak tahun 2011
Berdasarkan peta kasus
campak diatas dapat diketahui bahwa
penderita campak tahun 2011
terdapat di 7 Kecamatan dimana
paling tinggi terdapat di Kecamatan
Kibin sebanyak 22 kasus campak,
kemudian diikuti Kecamatan
Gambaran epidemiologi..., Hanifah Rizky Purwandini Sugiarto, FKM UI, 2013
12
Universitas Indonesia
Pontang sebanyak 19 kasus campak,
Kecamatan Jawilan sebanyak 12
kasus campak, Kecamatan
Bojonegara sebanyak 10 kasus,
Kecamatan Tanara sebanyak 9 kasus
campak, Kecamatan Cikeusal
sebanyak 6 kasus campak dan
terendah di Kecamatan Pamarayan
terdapat 5 kasus campak.
Tabel 5.5
Distribusi Kasus Campak Pada
KLB Campak Berdasarkan
Desa
N
o
Desa Kasus
Campa
k
Cakupan
Imunisas
i
1 Sukasari 10 138%
2 Kp Baru 5 100%
3 Cimaung 6 71.3%
4 Kareo 12 93%
5 Sukamaj
u
10 105%
6 Ciagel 12 112%
7 Wanayas
a
19 71.9%
8 Cerukcuk 9 40.2%
9 Karang
Kepuh
10 100%
Berdasarkan tabel 5.5
diketahui bahwa distribusi kasus
campak pada KLB campak
berdasarkan Desa di Kabupaten
Serang tahun 2011 terdapat 9 Desa
yaitu desa Sukasari, Kp Baru,
Cimaung, Kareo, Sukamaju, Ciagel,
Wanayasa, Cerukcuk, dan Karang
Kepuh.
Peta 3. Kasus campak tahun 2012
Berdasarkan peta kasus
campak diatas dapat diketahui bahwa
penderita campak tahun 2012
terdapat di 1 Kecamatan dimana
hanya terdapat di Kecamatan Baros
sebanyak 5 kasus campak.
N
o
Desa Kasus
Campa
k
Cakupan
Imunisas
i
1 Sukainda
h
5 42%
Berdasarkan tabel 5.9
diketahui bahwa distribusi kasus
campak pada KLB campak
berdasarkan Desa di Kabupaten
Serang tahun 2012 terdapat 1 Desa
yaitu desa Sukaindah.
Berdasarkan hasil penelitian
di Kabupaten Serang tahun 2010
kasus campak tertinggi di kecamatan
Cikeusal dengan jumlah kasus
sebanyak 40 kasus campak. Dari
hasil wawancara dimana didaerah
Cikeusal stigma masyarakat terhadap
imunisasi menjadi hal yang tidak
perlu atau orang tua akan menolak
anaknya diimunisasi karena khawatir
pemberian imunisasi akan
menimbulkan efek samping. Hal ini
sesuai dengan teori Lawrence Green
bahwa perilaku dipengaruhi oleh
Gambaran epidemiologi..., Hanifah Rizky Purwandini Sugiarto, FKM UI, 2013
13
Universitas Indonesia
pengetahuan seseorang
(Notoatmodjo, 2007 dan
pengetahuan ibu tentang campak
mempengaruhi perilaku Imunisasi
campak. Diperkirakan kecamatan
Cikeusal tinggi kasus campaknya
karena kepadatan penduduk yang
tinggi yaitu 31.076 penduduk (Badan
Pusat Statistik Serang, 2010) dari
pada kecamatan lain yang terkena
kasus campak.
Berdasarkan tabel 5.10 hasil
penelitian dimana desa yang terkena
kasus campak tertinggi di desa
Panyirapan Masjid Kecamatan Baros
yang diketahui dalam laporan C-1 di
kecamatan tersebut terjadi 2 kali
KLB Campak dalam tahun 2010. Hal
ini dimungkinkan karena dibeberapa
desa yang terdapat kasus campak,
dimana cakupan imunisasi rutin
campak yang belum mencapai target
UCI pada salah satu kelurahannya,
tingginya kasus campak di Desa
tersebut pada tahun 2010
diperkirakan karena kepadatan
penduduk yang tinggi.
Diketahui bahwa penularan
penyakit campak (transmisi virus
campak) lebih mudah terjadi pada
perumahan rakyat yang padat, daerah
yang kumuh dan miskin, serta daerah
yang populasinya padat
(Susilaningsih, 2008). Menurut teori
kepadatan penduduk merupakan
persemaian subur bagi virus,
sekaligus sarana eksperimen
rekayasa genetika secara ilmiah.
Pemukiman yang padat dapat
mempermudah penularan penyakit
yang menular melalui udara,
terutama penyakit campak yang
proses penularannya terjadi saat
percikan ludah atau cairan yang
keluar ketika penderita bersin (Dewi,
2008).
Tahun 2011 kasus campak
tinggi di kecamatan Kibin dengan
jumlah kasus sebanyak 22 kasus
campak karena disana masih banyak
anak-anak yang tidak diimunasi
dilihat dari laporan C-1, sama halnya
dengan kecamatan Cikeusal bahwa
masyarakat menolak anaknya
diimunisasi karena khawatir
pemberian imunisasi akan
menimbulkan efek samping. Tahun
2012 hanya terdapat kasus campak di
kecamatan Baros yaitu 5 kasus,
mengalami penurunan jumlah kasus
campak dan hanya 1 kecamatan yang
dinyatakan KLB campak hal ini
dipengaruhi program KLB sudah
lebih baik dengan pencapaian
cakupan imunisasi di kecamatan
Baros yaitu 91.6%.
Berdasarkan hasil penelitian
tahun 2011 desa yang terkena kasus
campak tertinggi di desa Wanayasa
Kecamatan Pontang sebanyak 19
kasus campak terjadi didaerah
tersebut dan tahun 2012 di Desa
Sukaindah Kecamatan Baros
sebanyak 5 kasus campak. Hal ini
diketahui bahwa cakupan imunisasi
di Desa Wanayasa yaitu 71.9% dan
Desa Sukaindah yaitu 42% masih
belum mencapai target UCI. UCI
merupakan keadaan tercapainya
cakupan imunisasi dasar lengkap ≥
80% sebelum anak usia satu
tahun.Pencapaian imunisasi ini akan
memberikan dampak jika cakupan ≥
80% dan merata di seluruh
kelurahan. Cakupan imunisasi yang
rendah salah satunya disebabkan
oleh rendahnya tingkat pendidikan
para orang tua yang berpengaruh
terhadap perilaku mereka, termasuk
perilaku mengimunisasi anak.
Menurut Depkes (2008)
dimana terdapatnya daerah risiko
tinggi campak yaitu daerah yang
berpotensi terjadinya KLB campak
Gambaran epidemiologi..., Hanifah Rizky Purwandini Sugiarto, FKM UI, 2013
14
Universitas Indonesia
dimana daerah dengan cakupan
imunisasi rendah (<80%)
dikarenakan lokasi yang padat dan
kumuh antara lain pengungsian,
daerah rawan gizi, daerah sulit
dijangkau atau jauh dari pelayanan
kesehatan, daerah diman buaya
masyarakatnya tidak menerima
imunisasi.
3.10 Distribusi Penderita
Campak Berdasarkan Bulan
Gambar 6.Distribusi Penderita
Campak Berdasarkan Bulan
Tahun 2010 Berdasarkan grafik 5.2
distribusi penderita KLB campak
berdasarkan bulan kejadian KLB di
Kabupaten Serang tahun 2010 pada
bulan januari terjadi 9 kasus, kembali
terjadi peningkatan sebanyak 34
kasus pada bulan Mei, turun pada
bulan Juni sebanyak 13 kasus,
peningkatan kembali pada bulan Juli
sebanyak 30 kasus, terjadi penurunan
pada bulan Agustus 21 kasus dan
peningkatan kembali akhir tahun
2010 yaitu bulan Desember sebanyak
30 kasus.
Gambar 7.Distribusi Penderita
Campak Berdasarkan Bulan
Tahun 2011 Distribusi penderita campak
berdasarkan bulan kejadian KLB di
Kabupaten Serang tahun 2011 terjadi
peningkatan kasus campak di bulan
Januari sebanyaj 41 kasus kemudian
turun di bulan februari terdapat 19
kasus, terjadi kembali di bulan April
sebanyak 12 kasus dan tidak ada
kasus sampai bulan Agustus, kembali
meningat pada bulan September
sebanyak 21 kasus.
Gambar 8.Distribusi Penderita
Campak Berdasarkan Bulan
Tahun 2012
Distribusi penderita campak
berdasarkan bulan kejadian KLB di
Kabupaten Serang tahun 2012 hanya
terjadi kasus campak di bulan Mei
sebanyak 5 kasus.
Pada penelitian ini terdapat
fenomena yang cukup menarik yaitu
kasus campak pada KLB campak
dari tahun 2010-2012 kasus campak
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
JulAgus
Sept
Okt
Nov
Des
Tahun 2010
9 0 0 0 3 1 3 2 0 0 0 3
010203040
Jum
lah
Kas
us
C
amp
ak
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
Septemb…
Oktober
November
Desember
Tahun 2011 4 1 0 1 0 0 0 0 2 0 0 0
01020304050
Jum
lah
Kas
us
Cam
pak
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
Septemb…
Oktober
November
Desember
Tahun 2012
0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0
0123456
Jum
lah
Kas
us
Cam
pak
Gambaran epidemiologi..., Hanifah Rizky Purwandini Sugiarto, FKM UI, 2013
15
Universitas Indonesia
sering tinggi pada bulan Desember -
April. Faktor yang menyebabkan
tingginya kasus campak pada bulan
tersebut misalnya karena pada bulan
tersebut musim hujan dimana udara
menjadi lebih lembab dari pada
musim kemarau. Kelembaban yang
tinggi dapat mempengaruhi
penurunan daya tahan tubuh
seseorang dan meningkatkan
kerentanan tubuh terhadap penyakit
terutama penyakit infeksi.
Kelembaban di Kabupaten Serang
rata-rata sekitar 78% (Profil
Kesehatan Kabupaten Serang, 2010)
dan menurut Nurani (2012)
kemungkinan menyebabkan
transmisi penyebaran virus campak
lebih tinggi. Prevalensi transmisi
penyebaran virus campak lebih
tinggi pada tempat dengan
kelembaban tinggi.
Campak merupakan penyakit
yang mempunyai periodisitas
tahunan (cyclic) dimana campak
bersifat endemis/berjangkit
sepanjang tahun, bisa muncul kapan
saja sepanjang tahun dan tidak
mengenal musim. Menurut penelitian
Indriyanti (2001) di Provinsi Jawa
Barat mengungkapkan bahwa
Indonesia tidak memiliki pola
tertentu (siklik musim). Seperti
dikemukakan oleh Morley dalam
teorinya juga tidak ada siklik
musiman terhadap prevalensi
campak, walaupun makin dekat suatu
negara dengan garis khatulistiwa
maka bentuk siklik musimannya
akan semakin tidak tampak. Siklik
musiman dari insidens penyakit
campak kemungkinan berhubungan
dengan temperatur udara, di daerah
endemik seperti di Indonesia terjadi
pada awal musim hujan dan musim
kemarau.
Campak endemis di
masyarakat metropolitan dan
mencapai proporsi untuk terjadi KLB
setiap 2-3 tahun. Pada kelompok
masyarakat dan daerah yang lebih
kecil, KLB cenderung terjadi lebih
luas dan lebih berat. Dengan interval
antar KLB (honeymoon periode)
yang lebih panjang seperti yang
terjadi di daerah Kutub Utara dan di
beberapa pulau tertentu, KLB
campak sering menyerang sebagian
penduduk dengan angka kematian
yang tinggi. Dengan program
imunisasi yang efektif untuk bayi
dan anak, kasus-kasus campak di
Amerika Serikat, Kanada dan negara
negara lainnya (seperti Finlandia,
Republik Czech) turun sebesar 99%
dan pada umumnya campak hanya
menyerang anak-anak yang tidak
diimunisasi atau anak-anak yang
lebih besar, remaja atau dewasa
muda yang hanya menerima vaksin
satu dosis. Di Amerika Serikat pada
tahun 1989-1991, KLB yang
berkepanjangan timbul pada populasi
anak sekolah diantara 2-5% dari
mereka yang gagal membentuk
antibodi, tidak terjadi serokonversi
setelah mendapat vaksinasi 1 dosis.
Di daerah iklim sedang campak
timbul terutama pada akhir musim
dingin dan pada awal musim semi.
Di daerah tropis campak timbul
biasanya pada musim panas (Chin,
2009).
4 KESIMPULAN DAN SARAN
4.8 Kesimpulan
Berdasarkan tujuan khusus
yang ingin dicapai dalam penelitian
ini maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Kasus campak berdasarkan tahun
KLB di Kabupaten Serang pada
tahun 2010 memiliki jumlah kasus
sebesar 137 kasus campak, 93
Gambaran epidemiologi..., Hanifah Rizky Purwandini Sugiarto, FKM UI, 2013
16
Universitas Indonesia
kasus campak pada tahun 2011
dan 5 kasus campak tahun 2012.
2. Berdasarkan kategori umur
penderita campak tahun 2010,
2011, dan 2012 kelompok umur
(0 – 4 tahun)
3. Berdasarkan jenis kelamin
penderita campak mayoritas
berjenis kelamin perempuan
4. Penderita campak dengan status
tidak diimunisasi mendominasi
dalam tiga tahun
5. Attack Rate kasus campak
tertinggi pada umur 0-4 tahun dan
pada jenis kelamin perempuan.
6. CFR kasus campak hanya pada
tahun 2010 golongan umur 0-4thn
sebesar 2.58%
7. Berdasarkan tempat kasus campak
tertinggi pada tahun 2010 di Kec.
Cikeusal, tahun 2011 di Kec.
Kibin dan tahun 2012 di Kec.
Baros
8. Berdasarkan bulan kasus campak
pada KLB Campak tahun 2010-
2012 sering tinggi dan terjadi
pada bulan Desember-April
4.9 Saran
Berdasarkan kesimpulan
yang telah dijabarkan, maka penulis
memberikan saran-saran sebagai
berikut :
1. Dengan melihat gambaran
penderita campak pada KLB
campak dimana frekuensi
kelompok umur 0-4 tahun cukup
tinggi maka diharapkan
Kabupaten Serang meningkatkan
cakupan imunisasi campak pada
sasaran kelompok umur dibawah
lima tahun.
2. Pemberian penyuluhan kepada
masyarakat tentang pentingnya
imunisasi campak, agar
masyarakat paham akan manfaat
dari imunisasi dan memberikan
jaminan layanan kesehatan jika
ada efek samping dari imunisasi
tersebut.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut secara mendalam tentang
variabel-variabel lain yang
kemungkinan berkaitan dengan
gambaran kasus campak pada
KLB campak di Kabupten
Serang dan untuk mengetahui
hubungan faktor-faktor risiko
yang mempengaruhi kasus
campak pada KLb campak.
DAFTAR PUSTAKA
1. Badan Pusat Statistik Serang,
2010. Serang
2. Chin, James. (2009). Manual
PemberantasanPenyakit enular,
Edisi Ketujuh Belas (I Nyoman
Kandun, Penerjemah). Jakarta:
Infomedika.
3. CDC. (2009). Measles . USA:
Centres for Disease Control and
Prevention, Measles.
http://www.cdc.gov/hepatitis/stat
istics/surveillanceguidelines.htm.
Diakses tanggal 28 Oktober
2012.
4. Depkes RI. (2008). Petunjuk
Teknis Surveilans Campak,
Subdit Surveilans Epidemiologi,
Direktorat Surveilans
Epidemiologi Imunisasi &
Kesehatan Matra, Direktorat
Jenderal Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan.
5. Indriyant, Mei (2001). Gambaran
Epidemiologi Campak Di
Provinsi Jawa Barat 1996-
1999.FKM-UI.2001
6. Kemenkes RI. Profil Kesehatan
Indonesia 2010. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2010
Gambaran epidemiologi..., Hanifah Rizky Purwandini Sugiarto, FKM UI, 2013
17
Universitas Indonesia
7. Noor, Nur Nasry. (2006).
Pengantar Epidemiologi penyakit
Menular. Jakarta: Rineka Cipta.
8. Notoatmodjo, Soekidjo. (2007).
Promosi Kesehatan dan Ilmu
Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
9. Nurani, Sari Dian dkk. (2012).
Gambaran Epidemiologi Kasus
Campak Di Kota Cirebon Tahun
2004-2011 (Studi Kasus Data
Surveilans Epidemiologi Campak
Di Dinas Kesehatan Kota
Cirebon). UNDIP : Jurnal
Kesehatan Masyarakat.
http://ejournals1.undip.ac.id/inde
x.php/jkm. Diakses tanggal 30
September 2012
10. Profil Kesehatan Kabupaten
Serang. (2010). Serang: Dinkes
Kabupaten Serang
11. Profil Kesehatan Provinsi
Banten. (2010). Banten : Dinas
Kesehatan Provinsi Banten
12. Regina. (2008). Korelasi
Cakupan Imunisasi Kampanye
Campak Dengan Insiden
Penyakit Campak di Indonesia
tahun 2004 - 2008. Jakarta:
FKM-UI
13. Setiawan, I Made. (2008).
Penyakit Campak. Jakarta : PT
Sagung Seto
14. Sitanggang, Rosyam Azmal.
(2010). Gambaran Epidemiologi
Kejadian Campak Di Puskesmas
Ciputat. Jakarta FKIK UIN.
Diakses pada tanggal 30 Oktober
2012.http://perpus.fkik.uinjkt.ac.i
d/file_digital/ROYSAM%20AS.
15. Suwoyo, dkk. (2010). Resiko
Terjadinya Gejala Klinis
Campak Pada Anak Usia 1-14
Tahun Dengan Status Gizi
Kurang Dan Sering Terjadi
Infeksi Di Kota Kediri. Jurnal
Penelitian Kesehatan Suara
Forikes. 2010; 1 (2); hal 88 – 95.
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/ju
rnal/12108895.pdf. diakses pada
tanggal 5 November 2012.
16. Susilaningsih, Tutik Inayah.
(2008). Gambaran Epidemiologi
Kasus Campak dan Indikator
Kinerja Surveilans Campak Rutin
di Indonesia Tahun 2005-2008
(Studi Kasus data sub-Direktorat
Surveilans Epidemiologi
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia). Semarang: FKM-
UNDIP.http://eprints.undip.ac.id/
37836/1/3679.pdf. diakses pada
tanggal 1 November 2012
17. Supriati, Arihni. (2000). Kajian
Gambaran Epidemiologi KLB
Campak Di Kabupaten Bogor
Tahun 1991-1999. Skripsi FKM-
UI.
18. Weraman, Pius. (2010). Dasar
SurveilansKesehatanMasyarakat.
Jakarta: Gramata publishing.
Gambaran epidemiologi..., Hanifah Rizky Purwandini Sugiarto, FKM UI, 2013