funny couple.pdf

411
1 BAB 1 Gadis itu menatap bukunya yang tergeletak dengan manis di hadapannya tanpa semangat. Matanya sayu dan sesekali mulutnya menguap. Dia sama sekali tidak terpengaruh dengan orang yang lalu lalang di sekitarnya. Seolah teringat sesuatu, dia mengambil tasnya dan merogoh kantungnya yang paling luar. Dia sesekali memainkan bibir mungilnya, mengerutkan keningnya dan memiringkan kepalanya saat tangannya sibuk mengaduk – aduk isi tasnya. Dia tersenyum lebar pada saat menemukan benda yang dicarinya. Dia menarik sebuah cermin kecil yang berwarna ungu. Dia menggenggam cermin itu dan mulai menatap wajahnya yang terpantul. Seorang gadis yang berusia 24 tahun akhir terpantul di cermin. Miana Hendrawan bukan gadis yang cantik luar biasa namun dia memiliki daya tarik yang sangat besar. Dia memiliki wajah yang klasik dan terkesan misterius. Matanya berwarna hitam kelam, hidungnya bangis dan bibir mungilnya yang dihiasi lipstick berwarna merah muda semakin mempertegas daya tarik yang dimilikinya. Orang yang pernah bertemu dengannya memiliki kesepakatan tidak tertulis, daya tarik Mia yang paling besar terletak pada matanya. Mia memiliki mata yang indah dan tajam. Bagi Mia sendiri, mata adalah jendela hatinya. Dengan melihat matanya saja, orang bisa mengetahui perasaan Mia. Untuk ukuran gadis yang tinggal di Medan, Mia termasuk jangkung. Tingginya mencapai seratus tujuhpuluh sentimeter. Karena itu Mia tampak semakin menjulang dengan memakai sepatu bertumit. Rambutnya yang hanya sebahu disanggul dan dihiasi dengan rangkaian bunga melati. Kebaya putih dari bahan brokat dan sarung tenun songket merah yang dikenakannya membuatnya terlihat anggun. Anting – anting, kalung dan gelang yang terbuat dari mutiara semakin mempercantik Mia. Orang – orang yang melihatnya berdecak kagum ketika melihat kecantikan Mia. Tetapi Mia sendiri tidak sependapat dengan mereka. Dia justru merasa risih dengan penampilannya saat ini. Tidak heran, karena sehari – harinya, Mia lebih senang

Upload: scdebora

Post on 07-Aug-2018

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 1/410

1

BAB 1

Gadis itu menatap bukunya yang tergeletak denganmanis di hadapannya tanpa semangat. Matanya sayu dan

sesekali mulutnya menguap. Dia sama sekali tidak terpengaruhdengan orang yang lalu lalang di sekitarnya. Seolah teringatsesuatu, dia mengambil tasnya dan merogoh kantungnya yangpaling luar. Dia sesekali memainkan bibir mungilnya,mengerutkan keningnya dan memiringkan kepalanya saattangannya sibuk mengaduk – aduk isi tasnya. Dia tersenyumlebar pada saat menemukan benda yang dicarinya. Diamenarik sebuah cermin kecil yang berwarna ungu. Diamenggenggam cermin itu dan mulai menatap wajahnya yangterpantul.

Seorang gadis yang berusia 24 tahun akhir terpantul dicermin. Miana Hendrawan bukan gadis yang cantik luar biasanamun dia memiliki daya tarik yang sangat besar. Dia memilikiwajah yang klasik dan terkesan misterius. Matanya berwarnahitam kelam, hidungnya bangis dan bibir mungilnya yangdihiasi lipstick berwarna merah muda semakin mempertegasdaya tarik yang dimilikinya. Orang yang pernah bertemudengannya memiliki kesepakatan tidak tertulis, daya tarik Miayang paling besar terletak pada matanya. Mia memiliki matayang indah dan tajam. Bagi Mia sendiri, mata adalah jendelahatinya. Dengan melihat matanya saja, orang bisa mengetahui

perasaan Mia.Untuk ukuran gadis yang tinggal di Medan, Mia

termasuk jangkung. Tingginya mencapai seratus tujuhpuluhsentimeter. Karena itu Mia tampak semakin menjulang denganmemakai sepatu bertumit. Rambutnya yang hanya sebahudisanggul dan dihiasi dengan rangkaian bunga melati. Kebayaputih dari bahan brokat dan sarung tenun songket merah yangdikenakannya membuatnya terlihat anggun. Anting – anting,kalung dan gelang yang terbuat dari mutiara semakinmempercantik Mia.

Orang – orang yang melihatnya berdecak kagum ketika

melihat kecantikan Mia. Tetapi Mia sendiri tidak sependapatdengan mereka. Dia justru merasa risih dengan penampilannyasaat ini. Tidak heran, karena sehari – harinya, Mia lebih senang

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 2/410

2

memakai kemeja atau kaus. Mia tidak peduli dengan trenmode. Baginya berpakaian rapi dan serasi sudah lebih daricukup. Karena itu Mia merasa aneh tubuhnya dibalut dengankebaya. Dia merasa tidak nyaman menggunakan busananasional Indonesia itu. Tetapi apa boleh buat, suka atau tidak

suka, nyaman atau tidak nyaman, dia harus tetapmenggunakan busana itu untuk menyambut hari palingpenting dalam hidupnya. Beberapa saat lagi dia akanmengakhiri masa lajangnya dengan seorang pria pilihanorangtuanya. Walau wajahnya terlihat tenang, namun

 jantungnya berdetak kencang. Dalam kediamannya, Miamenyimpan kekhawatiran, bahwa segala sesuatunya tidakberjalan dengan lancar. Titik – titik keringat muncul dikeningnya yang putih mulus. Dia menggerakkan tangannya kearah buku di hadapannya. Dia menggunakan buku itu sebagaikipas.

Siang itu cuaca di kota Medan memang luar biasapanas. Matahari memancarkan sinarnya tanpa ampun. Namun,udara yang panas itu tidak mengurangi antusiasme tamu –tamu keluarga Hendrawan dan Rayadi untuk datang ke gerejatempat berlangsungnya upacara pernikahan. Halaman gerejayang luas dipenuhi mobil para tamu dan karangan bungaucapan selamat untuk kedua mempelai.

Gereja itu tidak terlalu besar. Dinding di bagian luarnyadicat putih. Gereja itu memiliki tiga pintu. Satu terletak dibagian depan dan juga merupakan pintu masuk utama. Dua

lagi terletak di kanan dan kiri gereja. Semua pintunya terbuatdari kayu jati, yang apabila ditutup akan membentuk tandasalib. Di sebelah kiri dan kanan pintu terdapat tangga menujulantai dua. Langit – langit gereja dihiasi dengan enam lampukristal berukuran besar. Bagian dalam gereja juga dicat putih.Tepat di atas altar tergantung salib yang berukuran sangatbesar. Orangtua pasangan yang akan menikah sepakat untukmemilih gereja itu untuk melangsungkan upacara pernikahankarena tempatnya yang luas dan bisa menampung banyakorang.

Untuk acara resepsinya sendiri, orangtua kedua

mempelai memilih untuk menggelarnya di gedung serba gunamilik gereja. Pertimbangan mereka, selain efisien dalam halbiaya dan waktu, gedung itu juga sanggup menampung lebih

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 3/410

3

dari seribu orang. Gedung itu berjarak enam meter dari gereja.Letaknya persis di sebelah kanan gereja. Karena itu, tamu –tamu yang datang, cukup berjalan kaki s aja untuk bisa sampaike gedung serba guna. Gedung itu dilengkapi pendingin,supaya setiap orang yang mengikuti acara yang diadakan di

situ tidak kegerahan. Rencananya, resepsi akan dimulai begituupacara pemberkatan pernikahan selesai.

Sementara itu, jarum panjang dan pendek pada jamdinding yang tergantung di atas pintu masuk gerejamenunjukkan angka sepuluh lewat tigapuluh menit. Acaraakan dimulai jam sebelas tetapi para tamu yang hadir hampirmemenuhi kursi – kursi yang tersedia. Setiap kursi dihiasibunga mawar putih yang diikat dengan pita yang terbuat darikertas berwarna sama. Altar yang berada di dalam gereja jugadihiasi dengan karangan bunga mawar putih yang merupakanbunga kesukaan pengantin perempuan.

Seiring berjalannya waktu, tamu yang datang semakinbanyak. Udara panas mulai menyeruak ke dalam gerejamengalahkan angin yang keluar dari dalam AC yang terletak didinding dan langit – langit gereja. Sebagian besar dari tamuyang datang mulai menggunakan kipas atau kertas acarapernikahan untuk mengusir hawa panas.

Di bagian belakang gereja, terdapat ruangan yangmasih menyatu dengan bangunan gereja. Di ruanganberukuran enam kali enam meter itulah, biasanya para pelayanTuhan mempersiapkan diri sebelum memulai kebaktian.

Ruangan itu biasanya disebut konsistori. “Kebaya ini membuatku sulit bergerak. Sesak sekali

rasanya” keluh Mia di depan Eva sahabat baiknya.Eva sudah menjadi sahabatnya sejak mereka duduk di

sekolah dasar. Saking akrabnya, mereka sampai kuliah ditempat yang sama, yakni Universitas Sumatra Utara. Mereka

 juga memilih jurusan yang sama, manajemen. Berbedadengan Mia yang cenderung tomboy, Eva justru sangatfeminim. Dia juga memiliki wajah yang sangat cantik. Matabulat dan hidungnya mancung. Wajahnya selalu ramah padasetiap orang yang ditemui. Rambutnya yang panjang selalu

dibiarkan tergerai. Mia pernah menyarankan agar Evamemotong rambutnya karena dia merasa gerah melihatnya.Tetapi yang bersangkutan menolaknya dengan alasan dia

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 4/410

4

sangat menyayangi rambut panjangnya itu. Eva tersenyumtipis melihat tindak tanduk sahabatnya itu. “Ini kan peristiwasekali dalam seumur hidupmu, jadi apa salahnya sih kaumenahannya. Cuma sehari saja kok,” nasihatnya.

Mia menarik napas dalam – dalam kemudian

mengeluarkannya pelan – pelan. Dia mematut diri di depancermin. “Sepertinya aku terlihat aneh dengan kebaya ini,” diaberputar – putar di depan Eva.

Eva tersenyum geli dan menjawab, “Tidak sayang, kau justru kelihatan sangat cantik. Arman pasti terpesonamelihatmu.”

Mia tertegun mendengar Eva mengucapkan nama Arman. Arman Rayadi adalah nama pria yang akanmenikahinya. Pernikahan Mia dengan Arman adalah hasilperjodohan yang diatur orangtua mereka. Perjodohan inisebenarnya berlawanan dengan kata hati Mia tetapi dia tidakkuasa menentang keinginan orangtuanya. Dari dulu Mia sudahterbiasa menuruti perintah orangtuanya.

Karena itu Mia setuju saja dijodohkan dengan Armankendati tidak mencintainya. Mia pikir, rasa cinta itu akantumbuh seiring bertambahnya usia pernikahan. Lagipulasetelah berkenalan, Mia dan Arman ternyata memilikipersamaan dalam hobby. Mereka berdua sama – sama gilabaca.

Tadinya orangtua masing – masing menyuruh keduanyaagar segera melangsungkan pernikahan. Tetapi Mia dan Arman

serempak menolak dengan alasan ingin menyelesaikan kuliah.Jadilah, keduanya bertunangan lebih dahulu.

 Arman dan Mia kuliah di tempat yang sama, UniversitasSumatra Utara. Tetapi keduanya jarang bertemu. Mia kuliah difakultas ekonomi sementara Arman di teknik. Walaupundemikian keduanya selalu menyempatkan diri untuk bertemusekedar untuk mendekatkan diri.

 Arman di mata Mia adalah pria yang sangat menawan.Tubuhnya tinggi tegap. Setiap melihat wajah Arman, Miaselalu teringat sosok Clark Kent, alter egonya si manusia baja,Superman. Itu dikarenakan mereka memiliki garis wajah yang

sama. Apalagi Arman juga memakai kacamata.Namun, yang paling Mia sukai dari Arman adalah

tawanya. Setiap tertawa, Arman tidak pernah berusaha

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 5/410

5

menahannya. Arman selalu tertawa lepas seolah – olah tidakada beban hidup. Satu hal lagi yang Mia sukai dari Armanadalah kebaikan hatinya. Itu membuat Mia mulai menyukainyadan mulai merasakan sesuatu setiap berdekatan dengan

 Arman. Namun, Mia tidak berani memastikan apakah yang

dirasakannya itu cinta atau tidak.Setelah keduanya menyelesaikan kuliah dan meraih

gelar sarjana, para orangtua menetapkan tanggal pernikahan.Mia yang sudah menyukai Arman sama sekali tidak keberatan.

 Arman sendiri tidak mengatakan apa – apa. Dia menyerahkansegala sesuatunya kepada orangtuanya. Sekarang, hari ini jamsebelas siang dia akan menikah dengan Arman dan mungkinakan menghabiskan sisa hidupnya bersama dengan pria itu.Hatinya diliputi perasaan tegang luar biasa setiap mengingathal itu. Mia dihantui pikiran tentang pernikahan yang akandijalaninya.  Apakah aku bisa mencintainya? Apakah aku  akan  bahagia bersamanya?   Apakah Arman juga bisa mencintaiku?  Hati Mia bagaikan dilanda badai yang sangat besar.Perasaannya jadi tidak karu – karuan.

Mia tersadar dari lamunannya saat mendengar bunyireadminder ponselnya. Mia memang sengaja memasangnyauntuk menyambut hari istimewanya. Dia menyetelnya sepuluhmenit sebelum acara dimulai. Mia mulai bersiap – siap karenaia harus berjalan memasuki gereja. Jantungnya berdebar kerasmenunggu aba – aba dari abangnya, Hendra.

Mulanya dia menunggu dengan sabar. Tetapi, setelah

sepuluh menit tidak kunjung melihat tanda dari Hendra, Miamulai gelisah. Setetes keringat turun membasahi pipinya.Dengan sigap Mia melapnya dengan tissu. Dia melakukannyasupaya riasannya tidak rusak. Merasa tidak tahan hanya diamdan menunggu, Mia memutuskan mencari tahu.

 “Eva, kenapa acaranya belum dimulai juga?” Miabertanya pada sahabat baiknya itu yang baru saja memasukiruang serbaguna. Tadi dia pergi ke dalam gereja untukmenanyakan apakah acaranya sudah bisa dimulai. .

 “Itu karena Arman belum datang,” jawab Eva gugup.Mia tertegun. Dia melihat jam yang tergantung di

dinding. Sudah jam setengah duabelas. Mia mulai keringatdingin. Keringat sebesar butir jagung membasahi wajahnya.Dengan saputangan yang digenggamnya sejak tadi, dia melap

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 6/410

6

wajahnya. Jantungnya semakin berdebar kencang. Perasaantegang, gelisah dan panik bercampur aduk. Kenapa Arman  belum datang juga , Mia bertanya – tanya dalam hati. Diaberjalan mondar – mandir di ruangan itu.

 “Apa ada yang tahu kenapa Arman belum datang juga,”

Mia bertanya pada orang – orang yang berada di ruangan itu.Hampir semua orang yang ada di ruangan menggeleng.

Tubuh Mia mendadak lemas. “Mungkin dia terjebak macet,” Eva berusaha

menenangkannya. “Aku ingin duduk,” suara Mia tak lebih dari sebuah

bisikan. Dia berjalan ke sudut ruangan dan duduk di kursi yangada di situ. Jantung Mia berdetak dengan sangat kuat. Diasampai merasa jantungnya bisa melompat keluar karenasaking cepatnya. Tangannya juga terasa dingin karenaperasaan tegang yang meliputi diri Mia. Karena itu, Miamemilih untuk menenangkan diri. Dia mencoba menghiburdirinya sendiri.  Aku tidak boleh panik. Aku harus tenang.Mungkin Arman terjebak macet. Dia pasti datang. Aku yakinitu.

Tidak jauh dari tempat duduk Mia, Eva berdiri bersandardi tembok sambil memandang sahabatnya itu dengan penuhkesedihan. Hatinya pedih sekali melihat apa yang sedangdialami sahabatnya itu. Maafkan aku Mia, bisiknya dalam hati.

Mia kembali hanyut dalam lamunannya, sampai iadikejutkan dering ponselnya yang nyaring. Mia terlonjak dari

kursi karena kaget. Mia melihat nama yang tertulis di layarponsel. Dia terheran – heran saat melihat nama Arman yangtertera. Tanpa pikir panjang lagi, cepat – cepat diamenjawabnya.

 “Astaga Arman dimana kau? Mengapa kau belumdatang? Apa terjadi sesuatu? Tamu – tamu sudah mulaigelisah,” Mia memberondong Arman dengan pertanyaan demipertanyaan.

Eva dan orang – orang yang ada di ruangan itumengarahkan pandangan ingin tahu ke Mia.

 “Tidak terjadi apa – apa Mia. Aku baik – baik saja,”

suara Arman terdengar gugup.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 7/410

7

 “Syukurlah. Tetapi…kenapa kau belum datang juga? Apa kau tahu sekarang jam berapa?” Mia bertanya dengan hati – hati.

Hening sesaat. “Aku tidak akan datang, Mia,” gumam Arman pelan namun cukup untuk membuat jantung Mia nyaris

copot mendengarnya.Wajah Mia menegang. Tangannya mencengkeram kuat

ponselnya. “Arman, apa maksudmu? Kenapa kau bilang kautidak akan datang?” Mia mulai dihampiri perasaan takut.

Mia tidak menyadari suaranya cukup keras, sehinggaorang – orang yang ada di ruangan itu terkejut. Pandanganingin tahu yang diarahkan padanya dengan cepat berubahmenjadi tatapan penuh keprihatinan.

 “Aku tidak bisa menikah denganmu, Mia,” suara Armanterdengar sangat berat.

Mia berdiri mematung. Wajahnya pucat pasi. Ucapan Arman bagaikan petir yang menyambarnya. Dia mulai dilandarasa panik luar biasa tetapi dia berusaha mengendalikan diri.

Mia menarik napas dalam – dalam. “Kenapa kau tidakbisa menikah denganku?” tanyanya dengan suara yang dibuatsetenang mungkin.

 “Karena aku tidak mencintaimu,” kata Arman terusterang.

Hati Mia perih sekali saat mendengar kejujuran Arman.Untuk sesaat dia tidak tahu berbuat apa. Perasaannya kalutsekali. Matanya mulai basah, namun, Mia berusaha mati –

matian agar tangisnya tidak pecah di tempat itu. “Masalah iturupanya,” Mia mendengus dingin. “Aku juga tidakmencintaimu,” kata Mia dengan nada datar.

 “Karena itu, aku tidak ingin kita melakukan kesalahanterbesar dalam hidup kita. Menikah tanpa cinta adalah suatukebodohan.”

 “Jangan menceramahiku, Arman!” bentak Mia.Wajahnya merah padam karena saking marahnya. Beranisekali dia menasihatiku . “Memangnya kau saja yang tahutentang masalah itu? Aku juga! Asal kau tahu saja yah, akubersedia dijodohkan denganmu karena aku berpikir cinta bisa

tumbuh seiring bertambahnya usia pernikahan!” seru Miakesal. Kalau saat ini dia berada di hadapanku, mungkin diasudah kuhajar habis – habisan dengan jurus karate yang

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 8/410

8

sudah kupelajari selama ini. Hanya itu satu – satunya carauntuk membantuku mengatasi rasa amarah ini.

 “Pendapat itu mungkin ada benarnya tapi saat ini hal itutidak mungkin terjadi padaku karena aku mencintai oranglain,” suara Arman tidak lebih dari sebuah bisikan tetapi cukup

untuk membuat dunia Mia runtuh seketika.Mia sempat terpaku sesaat sambil menggenggam

ponselnya. Begitu kesadarannya kembali dia langsungbertanya dengan membabi buta, “Apa?” Kau bilang kaumencintai orang lain? Sejak kapan?”

 “Sejak aku kenal denganmu,” kata Arman lirih.Kalau saja Mia tidak menggenggam ponselnya dengan

erat, mungkin benda mungil warna perak berbentuk segiempat itu sudah jatuh dari tangannya karena begitumendengar ucapan Arman barusan, tubuhnya lemas seketika.Dia seperti kehilangan tenaga untuk sesaat. Namun, tidakberapa lama, amarahnya kembali mencuat. “Jadi selama inikau menduakan aku! Brengsek kau Arman! Seharusnya kaubilang padaku. Dengan begitu aku tidak perlu berada dalamsituasi memalukan ini!” sembur Mia penuh emosi.

 “Aku tahu. Maafkan aku Mia,” kata Arman dengan nadamemelas.

Mia meremas ponselnya karena gemas dan marah.Ingin rasanya dia melempar ponselnya itu namun dia berhasilmenahan diri mengingat dia tidak sendirian di ruangan itu. Diatahu betul kalau sekarang dia sedang menjadi pusat perhatian

orang – orang yang ada di sekelilingnya. Karena itu dia tidakmau terlihat lemah. Dia juga tidak mau orang – orang itumelihat dia memohon pada Arman agar mau menikahdengannya. Maaf saja yah, aku tidak mau kehilangan hargadiriku gara – gara pria brengsek itu, tekadnya. Kalau dia tidakmau menikah ya sudah. Duniaku tidak akan kiamat gara – garabatal menikah dengannya. Memangnya pria di dunia ini diasaja.

Dia mendengus dingin. “Hah! Enak saja! Memangnyadengan kata maaf saja, kau pikir semua masalah yang kaubuat bisa selesai? Aku ingin kau datang ke sini sekarang juga!

 Aku tidak mau menanggung masalah ini sendirian! Kita harusmenyelesaikannya bersama – sama,” tegas Mia.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 9/410

9

Jawaban Arman di luar dugaan Mia. “Aku tidak bisaMia. Aku tidak berani,” ujarnya terus terang.

Mia terpana mendengar penolakan Arman. Sakingkagetnya, mulut Mia sampai terbuka lebar. Orang – orangmenatapnya dengan rasa ingin tahu yang sangat besar. Ya

Tuhan, ternyata aku dijodohkan dengan seorang pengecut, batinnya dan parahnya lagi, aku mulai suka padanya . Mia mati

 – matian mengendalikan emosinya. Dia berusaha menahan diridan mencoba untuk bersikap tenang.

Dengan dingin Mia berkata, “Kalau kau tidak maudatang, baiklah. Itu terserah padamu. Aku tidak akanmemohon,” suara Mia bergetar karena menahan amarah.

Di ujung sana, Arman terkesiap. Tadinya dia mengiraMia akan memakinya habis – habisan. Ternyata reaksi Miabenar – benar di luar perkiraannya. Sebelum Mia berubahsikap, cepat – cepat dia bicara, “Mia, aku benar – benar mintamaaf.” Suara Arman terdengar penuh penyesalan.

 “Berhentilah mengucapkan kata maaf! Aku tidak maumendengar penyesalan darimu. Kata penyesalan dan maafsaja tidak cukup buatku! Kau tahu, Man, aku benar – benarbersyukur tidak jadi menikah denganmu setelah mengetahuibetapa pengecut dan brengseknya dirimu. Kau benar! Akuhampir saja melakukan kebodohan terbesar dalam hidupkudengan menikahimu. Aku tidak bisa membayangkan akanseperti apa kehidupanku bila jadi menikah denganmu. Bisa –bisa, aku menghabiskan sisa hidupku hanya untuk

melindungimu. Benar – benar sial sekali perempuan yangberhubungan denganmu itu,” kata Mia dengan nada mengejek.

Setelah mengatakan apa yang ada di kepalanya, Miamematikan ponselnya dan menarik napas dalam – dalam. Diasempat tertegun dan memandangi ponselnya. Suara Eva yanglembut saat memanggil namanya, menyadarkannya. Diamendongak dan tersenyum datar.

 “Arman baru saja menelepon. Dia tidak bisa datang.Jadi pernikahan kami batal,” kata Mia dengan santai seolah –olah tidak terjadi apa – apa.

Orang – orang di sekitarnya melongo. Eva mendekat

dan memegang tangannya Mia. “Mia kau ini kenapa? Apa yangkau bilang barusan itu, sungguh – sungguh?” tanyanya hati –hati.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 10/410

10

Mia menatap Eva dengan pandangan getir. Saat itu jugasadarlah Eva apa yang dikatakan sahabatnya adalahsungguhan. Eva terpaku. Pikirannya berkecamuk.  Arman tidakmain – main. Dia benar – benar melakukannya . Evamelayangkan pandangan pada Mia yang sedang berdiri

termangu.Tiba – tiba Mia menoleh padanya dan tersenyum tipis.

Wajahnya sama sekali tidak kelihatan terpukul. Eva jugamerasa keheranan karena tidak melihat sisa – sisa kemarahandi wajah Mia. “Aku akan memberitahu tamu – tamu yang lain,”cetus Mia dengan suara setegar mungkin.

Mata Eva melotot saking terkejutnya. “Jangan lakukanitu Mia. Biar orangtuamu saja yang mengatasinya,” cegah Eva.

 “Tidak bisa, Va. Aku harus melakukan sendiri. Aku tidakmau menyusahkan orang lain,” Mia bersikeras.

 “Tetapi, mereka bisa mentertawakanmu,” kata Evacemas.

 “Biarkan saja. Aku tidak peduli bagaimana reaksimereka. Lebih baik mereka mentertawakan daripadamengasihani aku.” Mia menatap tajam sahabatnya itu. “Akupaling benci dikasihani,” katanya dingin.

 “Mia, kumohon. Jangan keras kepala begitu dong,” ucapEva dengan nada memelas. Dia menahan Mia denganmemegang tangan kanan sahabatnya itu.

 “Lalu kau ingin aku melakukan apa, Eva? Apa kau inginaku menjadi seorang pengecut seperti Arman?”

 “Tidak, Mi. Bukan begitu maksudku. Aku hanya ingin….”Ucapan Eva terhenti karena Mia mengangkat tangannya yangsebelah lagi untuk menyetopnya.

 “Jangan buang – buang waktumu mencegahku Eva. Akutidak selemah yang kau kira. Percayalah, aku bisamengatasinya kok,” Mia melemparkan senyum manisnya.

Perlahan pegangan Eva mulai mengendur. Diamemandang Mia dengan tatapan sendu. “Baiklah. Lakukan apayang ingin kau lakukan. Aku tidak akan mencegahmu lagi.”

 “Terima kasih, teman,” kata Mia tulus.Mia berjalan dengan tegak menuju pintu keluar diiringi

tatapan keprihatinan orang – orang yang berada di ruanganitu. Sementara, Eva masih berdiri termangu sambilberpegangan pada kursi yang tadi diduduki Mia. Seolah –

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 11/410

11

olah ada yang menyadarkannya, cepat – cepat ia menoleh kearah Mia.

 “Mia!” teriaknya.Mia menoleh dengan raut wajah keheranan, “Ya?”Eva bingung mau berkata apa. Dia menatap temannya

itu dengan mata berkaca – kaca dan mulut terkunci rapat. Kata – kata yang tadinya ingin diucapkannya tidak bisa keluar.

Mia hanya tersenyum tipis melihat tingkah sahabatnyaitu. Tanpa mengatakan apa – apa, dia meninggalkan ruanganitu.

Setelah Mia pergi, Eva terduduk lemas. Tangan Evayang tadinya terkepal tiba – tiba terkulai lemah. Wajahnyamemucat dan bahasa tubuhnya menunjukkan kalau ia merasagelisah. Hatinya gundah gulana. Diam – diam, dirinya dihantuiperasaan bersalah. Dia memandangi sosok Mia yang sedangberjalan menuju gereja. Maafkan aku teman. Maafkan aku.Kau adalah salah satu orang yang paling tidak ingin kusakiti.Tetapi, apa yang menimpamu  benar – benar  di luar kendaliku .Eva bangkit berdiri dan berjalan dengan gontai meninggalkangereja. Dia tidak menghiraukan suara – suara yang memanggilnamanya.

Sementara itu, Mia, dalam setiap langkahnya menujugereja, ia tidak henti – hentinya berdoa dalam hati memohonagar Tuhan memberi kekuatan padanya. Beberapa orang yangmasih berada di luar gereja memandanginya sambil berbisik –bisik. Mulanya suara mereka pelan. Namun, lama kelamaan

suara mereka semakin keras seperti ribuan lebah yang sedangmengerubungi madu. Mia sadar sepenuhnya kalau orang –orang itu sedang membicarakannya. Ternyata kabar cepatsekali menyebar, pikir Mia. Tetapi Mia tidak peduli. Dia terussaja berjalan menuju gereja dengan kepala tegak.

 Akhirnya dia sampai di pintu masuk utama gereja. Diamemandangi pintu itu dengan perasaan berkecamuk. Kalauaku jadi menikah, aku akan berjalan melalui pintu ini. Tidakkusangka, aku akan melewati pintu ini justru untukmengumumkan pembatalan pernikahanku.

Mia menarik napas dalam – dalam. Dia mengumpulkan

seluruh keberaniannya. Setelah merasa siap dia mulai berjalanmemasuki gereja melewati pintu itu. Seluruh orang yangberada di dalamnya terdiam melihat Mia. Suasana gereja yang

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 12/410

12

tadinya ramai seperti pasar mendadak hening bagaikankuburan. Wajah Mia sangat tenang saat memasuki gereja.Tidak terlihat sedikit pun amarah, kekecewaan ataupun dukakarena perbuatan Arman. Dia berjalan dengan penuh percayadiri.

Dari kejauhan, Mia melihat orangtuanya dan Armanberdiri di dekat altar. Wajah mereka terlihat sangat bingung.Sedangkan abangnya, Hendra dan Robert tidak terlihat. Daribisik – bisik para tamu, Mia bisa mendengar keherananmereka.

 “Pengantin prianya kan belum kelihatan kok yangwanita sudah masuk ke dalam,” bisik salah seorang tamu padatemannya satu bangku.

 “Mungkin dia sudah datang tetapi kita tidak melihatnya. Aku yakin dia pasti sudah ada di depan bersama keluarganya,” jawab temannya dengan penuh percaya diri.

Nyali Mia sempat ciut mendengar bisik – bisik dari tamu – tamu yang hadir. Sempat terbersit dalam benaknya untukkabur tetapi dia mengusir niat itu jauh – jauh. Dia terus sajaberjalan tanpa keraguan.

 Akhirnya ia sampai di altar. Begitu tiba di sana, diadisambut tatapan penuh tanda tanya dari kedua orangtuanyadan calon mertuanya.

***Dua orang pria muda berjas, baru masuk dari pintu

sebelah kanan gereja. Mereka memiliki mata dan garis wajah

yang mirip dengan Mia. Tidak heran, karena mereka adalah Abang Mia. Keduanya mengenakan kacamata dan memilikipostur tubuh yang sama. Yang mengenakan kacamata denganbingkai perak dan rambut disisir ke belakang adalah Hendra.Dia adalah anak tertua dalam keluarga Hendrawan. Sementarayang menggunakan bingkai berwarna hitam dan rambutnyaberpotongan seperti tokoh kartun Tintin adalah Robert. Keduapria gagah dan tampan itu terheran - heran melihat adegan didepan mereka. Mereka saling berpandangan lalu kembalimenatap ke depan.

Robert melirik Hendra yang masih terbengong –

bengong. “Batang hidung Arman belum kelihatan kenapa Miasudah kau suruh masuk?”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 13/410

13

 “Aku tidak menyuruhnya masuk,” sahut Hendra tanpamenoleh. Dia sama herannya dengan Robert.

 “Terus, siapa dong yang menyuruhnya masuk? Itukanseharusnya menjadi tugasmu.”

 “Mana aku tahu,” sahut Hendra dengan raut wajah

kebingungan. Dia mengangkat bahunya. “Mungkin Armansudah datang, makanya Mia masuk,” terka Hendra.

 “Seharusnya kita tahu kalau dia sudah datang. Kita inikan keluarga mempelai perempuan,” kata Robert masihdengan nada tidak mengerti.

 “Entahlah. Aku pun sama tidak mengertinyadenganmu,” Hendra mengangkat bahu. “Tadi sih, kataorangtuanya, Arman datang belakangan. Aku tanya apaalasannya, mereka bilang tidak tahu.”

 “Aneh sekali,” gumam Robert. Matanya sibuk mencari –cari sosok Arman di antara orang – orang yang ada di gerejaitu.  Apa benar dia sudah datang? Tetapi kenapa aku belummelihatnya. Di mana sebenarnya dia? Mia tidak mungkinmasuk sebelum menerima tanda dari Hendra,  pikir Robert.Robert terus mengedarkan pandangannya ke setiap sudutgereja sampai matanya terasa lelah. Namun sia – sia saja,karena dia tidak menemukan Arman.

Berbeda dengan saudaranya yang mencari – cari sosok Arman, Hendra justru bertanya – tanya dalam hati. BukankahMia seharusnya menunggu tanda dariku? Kenapa dia sudahmasuk?

 “Sebenarnya Arman itu sudah datang atau belum sih?”tanya Hendra.

Robert mengangkat bahu. “Aku rasa dia belum datang.Kalau dia sudah datang seharusnya dia berdiri di depan.Bagaimana kalau kita ke altar dan mencari tahu?” tanyaRobert.

 “Aku rasa itu bukan usul yang bagus. Kalau kita maju kesana, suasana akan tambah ramai. Apa kau tidak bisa lihatkalau di sana sudah ada Mama, Papa dan calon mertua adikperempuan kita?”

 “Yeah, kau benar. Kita duduk saja dan menunggu.”

Sepasang saudara itu duduk di kursi terdepan. Kursi itukhusus disediakan untuk keluarga mempelai laki – laki danperempuan. Pandangan keduanya terarah ke altar. Mereka

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 14/410

14

tidak menghiraukan pertanyaan – pertanyaan dari orang –orang yang duduk di belakang mereka. Setiap ada yangbertanya, mereka selalu menjawab tidak tahu.

Sementara itu, di depan altar, di hadapan ratusanpasang mata, Mia berdebat kecil dengan orangtua dan calon

mertuanya. Mereka tidak peduli dengan keadaan sekitarmereka.

 “Mia, Arman belum datang kenapa kau sudah masuk?”tanya Nyonya Hendrawan, wanita yang masih terlihat segardan cantik di usianya yang sudah mencapai lima puluh limatahun.

 “Kalian semua duduklah di kursi. Aku inginmemberitahukan sesuatu pada para tamu.”

 “Kau mau bilang apa?” kali ini calon mertuanya, NyonyaRayadi yang angkat suara. Wanita paruh baya itu terlihatdipenuhi rasa was – was.

Mia tersenyum tipis, “Bukan hal yang penting. Kalian jangan khawatir, semuanya akan baik – baik saja. Kumohonduduklah,” pinta Mia dengan suara lembut.

Tuan Hendrawan berusaha tenang walaupun hatinyadiliputi rasa was – was. Dia mengamati wajah putri satu –satunya untuk mencari tahu kalau – kalau putrinya itumenyembunyikan sesuatu. Setelah tidak menemukankejanggalan pada wajah putrinya itu dia menarik napas dalam

 – dalam. Dia memegang tangan kanan istrinya. “Ayo, kitaduduk, Ma,” Tuan Hendrawan menarik tangan istrinya. Tanpa

banyak bicara, Nyonya Hendrawan menurut pada ucapansuaminya. Tuan Hendrawan menoleh ke calon besannya yangmasih terlihat ragu – ragu. “Kalian juga, duduklah.”

Pasangan Rayadi menurut. Mereka duduk di sebelahcalon besannya. Walaupun wajah mereka terlihat tanpa emosi,namun hati mereka berdebar – debar menanti apa yang akandikatakan oleh Mia.

Begitu orangtuanya duduk di kursi, Hendra dan Robertlangsung mengajukan berbagai pertanyaan. “Apa yang terjadi,Ma? Apa Arman sudah datang? Kalau memang belum, kenapaMia sudah masuk? Apa yang mau dikatakan Mia?”

Pasangan Hendrawan menggeleng. “Kami tidak tahu.Lebih baik kita dengarkan saja. Semoga saja apa yangkukhawatirkan tidak terjadi,” harap Tuan Hendrawan.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 15/410

15

 “Memangnya apa yang Papa khawatirkan?” tanyaHendra penasaran.

Hendra tidak mendapatkan jawaban. Papanya menolakuntuk memberitahu. “Kita dengarkan saja.”

Sekarang seluruh perhatian orang – orang yang ada di

dalam gereja terpusat pada sosok gadis dengan kebaya putihyang berdiri di depan.

Dengan suara yang lantang, Mia berkata, “Pertama –tama saya ingin meminta maaf karena telah membuat kalianmenunggu lama. Saya berdiri di sini untuk mencegah kalianterus menunggu tanpa adanya kepastian kapan upacaranyaakan dimulai.”

Para tamu mulai ribut. Pasangan Hendrawan dan Rayadimendadak tegang. Nyonya Hendrawan menggenggam erattangan suaminya. Wajahnya terlihat sangat cemas. Sementarasuaminya berusaha untuk tenang. Hendra dan Robert juga ikut

 – ikutan tegang. “Apa maksud dari ucapannya itu?” bisik Robert.Hendra tidak menjawab. Dia sibuk menduga – duga apa

yang ada di benak adik perempuannya itu. Apa yang akan kaulakukan Mia , tanya Hendra dalam hati. Dia mengamati wajahadiknya dengan seksama dari kejauhan. Otak Hendra dipenuhiberagam dugaan hingga sampailah dia pada satu kesimpulan.

 “Rasanya sekarang aku bisa menebak apa yang akandikatakan oleh Mia,” cetus Hendra.

Robert menoleh. “Apa?”

 “Kita lihat saja.”Mia menarik napas panjang dan menghembuskannya

kuat – kuat. Sederet kata meluncur dari mulutnya. “Saya tidakakan panjang lebar. Saya langsung saja ke pokokpermasalahannya. Saya dan Arman sepakat untukmembatalkan pernikahan. Alasannya sederhana saja, kamitidak ingin menikah tanpa cinta. Harap anda semua maklum,”kata Mia dengan suara tegas. Setelah itu dia langsung cepat –cepat turun dari podium. Dia berjalan dengan cepat dan keluardari dalam gereja melalui pintu sebelah kanan. Tidak adaseorang pun yang berhasil mencegahnya.

Sontak suasana gereja menjadi ramai. Tamu – tamuyang hadir saling berebutan memberikan reaksi dan komentar.

 Ada yang mengatakan penyesalan, keprihatinan dan

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 16/410

16

kekecewaan. Bahkan ada juga yang mengatakan kekagumanatas keberanian Mia untuk mengatakan sendiri mengenaipembatalan pernikahannya.

Keluarga Mia sendiri masih terlihat syok. PasanganHendrawan dan Rayadi sangat terkejut sampai – sampai

mereka tidak bergerak dari kursinya. Hendra dan Robertmencoba mendekati Mia tetapi terhalang para tamu yangberdiri di sekitar mereka.

Mia tidak ambil pusing dengan reaksi para tamu.Setelah menyampaikan apa yang ingin dikatakannya, Miabergegas meninggalkan gereja. Dia tidak peduli dengan suara

 – suara yang memanggil namanya. Dia terus saja berjalantergesa - gesa melintasi halaman gereja menuju pintugerbang. Baju yang ia kenakan membuat Mia kesulitanberjalan dengan cepat. Terpaksa dia mengangkat songketnyasampai selutut, supaya dia lebih leluasa dalam bergerak.

Sambil berjalan, Mia masih bisa mendengar suara –suara yang meneriakkan namanya. Di antara keributan itu, Miamasih bisa mendengar suara Hendra yang memanggilnyatetapi dia pura – pura tidak mendengar. Entah apa yang ada dipikirannya waktu itu, Mia memutar kepalanya dan menolleh kebelakang. Di pintu keluar Mia melihat Mama dan papanya,kedua abangnya Hendra dan Robert serta mantan calonmertuanya berjalan tergopoh – gopoh menuju ke arahnya. Ah,rupanya mereka ingin penjelasan.  Karena takut tersusul, Miamempercepat langkah kakinya. Dia berjalan menuju ke jalan

raya. Karena saking tergesa – gesanya, hampir saja diaterjatuh karena kakinya tanpa sengaja menginjak kainsongketnya. Tubuh Mia sempat limbung, tetapi dia berhasilmempertahankan keseimbangannya.

Pada saat itulah terdengar suara papanya memanggilnama panjangnya, Miana. Langkahnya terhenti. Mia berdirimematung tepat di tengah – tengah halaman gereja. Akhirnyadia memutuskan berhenti dan memberikan penjelasan kepadakeluarga dan mantan calon mertuanya.

Napas pasangan Hendrawan dan Rayadi tersengal –sengal ketika mereka akhirnya bisa menyusul Mia.

 “Mia sayang, ada apa? Kenapa kau membatalkanpernikahan tanpa berkonsultasi dengan kami? Di mana

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 17/410

17

 Arman?” mamanya mengajukan pertanyaan dengan membabibuta.

Mia sebenarnya enggan memberikan penjelasan.Terlebih lagi semua tamu mulai mendekatinya denganpandangan ingin tahu. Situasi itu membuat Mia merasa gerah

dan ingin cepat – cepat berlalu dari tempat itu.Papanya menggenggam tangannya yang dingin dan

berkata dengan lembut, “Mia sayang, kau belum menjawabpertanyaan Mamamu.”

Mia mengalihkan pandangannya ke arah lain karena diatidak sanggup menatap mata orangtuanya. Tetapi sejauh matamemandang, hanya tamu – tamu yang sibuk berbisik – bisikyang dilihatnya. Menyaksikan itu semua, ingin rasanya Miamenjerit sekencang – kencangnya. Tetapi tidak ada teriakanyang keluar karena mulutnya terkunci. Matanya memerahkarena menahan tangis.

 “Miana, kami ingin mendengar apa yang terjadisebenarnya,” akhirnya orangtua Arman angkat suara. Rupanyamereka sangat penasaran dengan apa yang terjadi. Merekaingin tahu apa andil putra mereka dalam kejadian ini.

Mia mengumpulkan seluruh keberaniannya dan menolehke arah mereka. Dengan suara tenang dia berkata, “Aku kansudah bilang kalau pernikahannya batal.”

Walaupun sudah mengetahuinya, tetap saja pasanganHendrawan dan orangtuanya Arman sangat terkejut. TubuhNyonya Hendrawan mendadak limbung. Dia berpegangan pada

tubuh suaminya. Kelihatan sekali dia tidak siap menerimakejutan demi kejutan yang dibuat putri satu – satunya itu.Sementara Tuan Hendrawan dan orangtua Arman terdiam.

Kedua abang Mia, Hendra dan Robert yang sudahberdiri di samping Mia dari tadi, juga tidak berkomentar apa –apa. Tetapi raut wajah mereka menunjukkan keprihatinan atasapa yang menimpa adik perempuan kesayangan mereka.

 “Kenapa pernikahannya bisa batal? Kalau kalianmemang tidak ingin menikah seharusnya kalian bilang dariawal. Jadi hal seperti ini tidak perlu terjadi. Apa kalian pernahmemikirkan pandangan orang lain terhadap keluarga kita?”

sesal Tuan Rayadi. “Om, aku tidak pernah berniat sedikitpun untuk

membatalkan pernikahan. Arman yang berinisiatif

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 18/410

18

membatalkannya duluan,” kata Mia dengan nada getir. “Diamembatalkannya lewat ponsel. Alasannya karena dia tidakmencintaiku dan sudah memiliki kekasih.”

Pasangan Rayadi terperangah. Mulut mereka terngangakarena saking terkejutnya. “Tidak mungkin,” ucap keduanya

berbarengan. “Dasar pria brengsek,” cetus Hendra dan Robert

serempak. Serta merta ucapan mereka itu mengusik perasaanorangtuanya Arman. Mereka menatap Hendra dan Robertdengan raut wajah tidak senang. Tetapi kedua pria rupawanitu tidak peduli. Mereka malah membalas dengan menataptajam pasangan itu.

 “Yang terparah dari ini semua adalah aku memenuhikeinginannya untuk membatalkan pernikahan sementara diatidak mengabulkan permintaanku,” Mia menambahkan.

Pasangan Hendrawan dan Rayadi terhenyak mendengarucapan Mia. Tidak terkecuali Hendra dan Robert.

 “Apa yang kau minta dari pria brengsek itu, Mi?” tanyaHendra dengan hati – hati.

 “Aku memintanya datang ke sini untuk membantukumenjelaskan kepada para tamu, kerabat dan orangtua kenapaupacara pernikahan dibatalkan. Ternyata dia menolak. Diabilang tidak punya keberanian,” kata Mia dengan suara lirih.

 “Tidak! Itu tidak mungkin. Putraku tidak mungkinbertindak seperti itu!” bantah Tuan Rayadi.

 “Itulah kenyataan yang sebenarnya. Kalau Om tidak

percaya, tanyakan pada putra Om sendiri. Kalau dia tidak maumengakuinya maka bagiku putra Om itu adalah pria palingpengecut sedunia,” tegas Mia. Kali ini dia benar – benar tidakbisa lagi menahan kekesalannya.

 “Putraku itu seorang pemberani. Aku yakin kau hanyamelebih – lebihkannya karena sebenarnya kau yang bersalah!”tuduh Nyonya Rayadi. “Sekarang aku tahu kenapa dia bisamenyukai orang lain. Melihat sikapmu yang seperti ini, sukamenuduh orang sembarangan, pria lain pun tak akan tahan,”ujar Nyonya Rayadi dengan nada sinis.

Mata Mia terbelalak mendengarnya. Demikian pula

pasangan Hendrawan serta Hendra dan Robert. Mereka tidakmenyangka mamanya Arman berkata seperti itu. Biasanya iaselalu bersikap lemah lembut. Tidak pernah sekalipun dia

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 19/410

19

bersikap kasar terhadap orang lain. Tetapi, rupanya rasasayangnya terhadap Arman mengalahkan sifatnya selama ini.

 “Jangan berkata seperti itu pada putriku,” bentak TuanHendrawan dengan emosi yang meluap - luap. “Setidaknyaputriku berani menghadapi para tamu dan mengatakan yang

sebenarnya. Sementara putra kalian menampakkan batanghidungnya saja dia tidak berani.”

 “Sudahlah, Pa. Aku bisa membela diri,” tegas Mia. “Terserah Tante mau bilang apa karena aku mengatakan yangsebenarnya. Yang terpenting adalah aku terhindar darikesalahan terbesar dalam hidupku. Sekarang aku mau pulang.

 Aku tidak tahan lagi berada di sini.” “Pulanglah, Nak. Beristirahatlah. Tentang masalah ini

kau jangan khawatir. Kami akan menyelesaikan ini semua,”kata papanya.

Mia tersenyum. “Terima kasih, Pa.” “Aku akan mengantarmu,” Hendra menawarkan.Mia menolak dengan halus, “Tidak perlu, Bang. Saat ini

aku ingin sendiri.” “Tunggu!” panggil Tuan Rayadi.Langkah Mia terhenti. Dia menoleh.

 “Apa maksud dari ucapanmu barusan? Tadi kau bilangterhindar dari kesalahan terbesar dalam hidupmu. Apaartinya?”

Mia tersenyum dingin, “Om ingin tahu apa maksudnya.Baiklah, akan kuberitahu.” Mia mendekati pasangan Rayadi.

Dia memandangi mereka berdua dengan tatapan sedingin es. “Aku hampir saja melakukan kesalahan terbesar dalamhidupku dengan menikahi putra Om.”

Pasangan Rayadi menatap Mia dengan raut wajah tidakpercaya.

 “Kuakui dulu sempat menyukainya. Bahkan, aku mulai jatuh cinta padanya. Namun, perasaanku itu layu sebelumberkembang. Tidak ada yang tersisa. Putra kesayangan Omsendiri yang telah menghapusnya,” Mia menambahkan dengansuara datar.

Kali ini pasangan Rayadi tidak membantah. Mereka

hanya diam membisu.Mia menoleh ke arah keluarganya, “Papa, sebelum aku

pulang, apakah Papa bisa menolongku?”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 20/410

20

 “Katakan saja sayang,” sahut Tuan Hendrawan. “Tolong beritahukan pada tamu – tamu cerita yang

sebenarnya. Katakan pada mereka kalau Arman yangmembatalkan pernikahan ini. Sampaikan juga permintaanmaafku.”

Semua orang yang berada disekitar Mia terpanamendengar ucapan Mia. Namun, Hendra yang pertamabereaksi.

 “Apa?” seru Hendra tak percaya. “Tidak bisa! Bisa – bisapria tidak bernyali itu besar kepala. Selain itu, kau bisaditertawakan. Mia, kita katakan saja kalau kau yangmeninggalkannya karena dia tidak lebih dari seorang priapengecut.”

 “Enak saja!” ujar Nyonya Rayadi dengan nada sengit. “Kalian tidak boleh memanipulasi kejadian yang sebenarnya. Apa kalian ingin mencoreng nama baik putraku?”

 “Nama baik putramu memang sudah tercoreng karenamasalah ini,” cetus Robert dengan nada kesal.

Pasangan Rayadi siap – siap membantah ketika Miamengangkat kedua tangannya di depan muka mereka.

 “Hentikan,” Mia melerai cekcok yang terjadi antarakedua keluarga. “Terserah kalian mau bilang dan melakukanapa. Aku tidak mau tahu. Yang kuinginkan saat ini adalahpulang. Apa kalian ingin mendengar penjelasan lagi?”

Semua yang ada di situ terdiam. Mereka menggeleng. “Kalau tidak ada lagi, aku mau pergi.” Tanpa berkata

apa – apa, Mia berjalan dengan gontai. Kali ini tidak ada lagiyang mencegahnya. Semua orang hanya bisa memandanginyatanpa bicara satu patah kata pun.

Begitu sampai di jalan raya, Mia langsung menghentikantaksi pertama yang melintas di depannya. Dia langsung masukdan taksi itupun menghilang di tengah ramainya lalu lintas.

Keluarga Mia dan Arman hanya bisa memandangikepergiannya.

***Setelah Mia berlalu dari pandangan mereka, keluarga

Hendrawan dan Rayadi, bahu membahu menyelesaikan

masalah yang menyangkut pembatalan pernikahan putra putrimereka. Walaupun tadi sempat terjadi kekisruhan karenakedua keluarga sama – sama membela anaknya masing –

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 21/410

21

masing, mereka sepakat untuk bekerja sama menyelesaikansemua kekacauan yang terjadi. Saat ini, kedua keluarga itududuk melepas lelah di ruang serbaguna.

Mereka memandangi petugas – petugas kateringmembereskan meja – meja yang dipenuhi makanan. Karena

pernikahannya batal, otomatis pesanan katering jugadibatalkan.

 “Sekarang kalian baru tahu dampak dari perbuatankalian,” celutuk Hendra santai.

 “Apa maksudmu, Nak?” tanya Mamanya bingung. “Masa kalian tidak tahu maksud Hendra?” Robert ikut

menanggapi.Kedua pasangan orangtua itu semakin tidak mengerti.

 “Tidak usah basa basi. Langsung saja katakan apa yangada di pikiran kalian,” kata Tuan Hendrawan.

 “Kalianlah yang paling bersalah atas apa yang terjadihari ini,” kata Hendra terus terang.

 “Perjodohan yang kalian atur benar – benar konyol,”tuding Robert.

 “Kenapa kalian bicara seperti itu? Kami ini orangtuakalian. Tunjukkan rasa hormat kalian,” tegur Tuan Hendrawan.

 “Huh, sekarang aku tahu kenapa Arman membatalkanpernikahan. Yang aku lihat sekarang adalah anak – anak kalianmemiliki sifat yang sama yaitu tidak mempunyai rasa hormatpada orangtuanya,” sindir Nyonya Rayadi.

 “Setidaknya kami bukan pengecut,” ledek Robert.

Pasangan Rayadi seketika berang mendengar ucapanRobert. Untungnya Tuan Hendrawan bereaksi cepat untukmeredakan emosi yang mulai meninggi.

 “Sudahlah. Untuk apa lagi kita bertengkar? Apa yangkita alami hari ini sudah cukup berat. Terlepas dari apa yangterjadi, kita telah menerima pelajaran berharga,” kata TuanHendrawan. “Hendra, Robert, Papa mengerti maksud kalian,”ujarnya pelan.

 “Syukurlah kalau Papa mengerti. Rob,” Hendra meliriksaudaranya. “Aku mau cari udara segar. Masalah ini membuatkepalaku pusing dan mau pecah. Apa kau mau ikut?” tanya

Hendra.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 22/410

22

Robert mengangguk tanpa suara. Dia menyusul Hendrayang berjalan duluan. Sekarang yang tinggal hanya pasanganHendrawan dan Rayadi.

 “Apa kalian mengerti maksud dari Hendra dan Robert?”Tuan Hendrawan menoleh pada istrinya dan pasangan Rayadi.

Mereka bertiga serempak mengangguk lalu tertunduk. “Kita telah melakukan kesalahan dengan memaksa anak

kita terikat dalam perjodohan padahal mereka tidak salingmencintai. Kita meyakinkan mereka bahwa cinta bisa tumbuhdi kemudian hari. Sekarang lihat apa yang terjadi. Anak – anakkita menjadi korban ego kita, orangtuanya,” sesal TuanHendrawan.

 “Jangan menyalahkan dirimu, Pa. Papa dengarkan tadi,kalau Mia bilang dia sempat memiliki perasaan suka pada

 Arman. Tetapi perasaan itu hilang karena Arman membatalkanpernikahan secara sepihak dan tidak berani mengatakannyasecara langsung di depan tamu,” sindir istrinya.

Pasangan Rayadi merasa tersinggung dengan ucapanmantan calon besannya itu.

 “Apa kau sedang menyindir kami?” tanya NyonyaRayadi.

 “Oh, rupanya kalian cepat tanggap juga yah,” NyonyaHendrawan tertawa sinis. “Aku akan mengatakan di depankalian saat ini juga. Aku sangat bersyukur putriku tidak jadimenikah dengan putra kalian yang pengecut itu. Aku tidak bisamembayangkan putriku akan menghabiskan seluruh sisa

hidupnya dengan Arman. Hidupnya pasti tidak akanbahagia,”lanjut Nyonya Hendrawan.

 “Apa sudah puas bicaranya? Dari tadi putraku terusyang kalian salahkan,” Tuan Rayadi membela diri.

 “Putraku bukan pengecut! Kami mengenalnya denganbaik. Pasti ada alasan mengapa dia bertindak seperti itu.Mungkin saja masalahnya tidak terletak pada putra kamimelainkan pada Mia!” tegas Nyonya Rayadi. Dia paling tidaksuka ada yang menjelek – jelekkan dan menghina putrakebanggaannya itu.

Walhasil terjadi perdebatan antara dua pasang orangtua

di ruangan itu. Kedua pasangan yang tadinya akur danbersahabat sampai – sampai menjodohkan anak merekabertengkar sengit bagaikan anjing dan kucing. Masing –

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 23/410

23

masing tiidak mau mengalah dan sibuk membela anaknyamasing – masing. Orang – orang yang masih ada di gerejatertarik melihat pertengkaran itu.

 “Jangan sembarangan menuduh putriku!” NyonyaHendrawan setengah berteriak. “Mia, anak yang baik. Dari

kecil dia tidak pernah mengecewakan kami. Dia selalumenuruti kami. Walaupun dia tidak mencintai anak kalian,tetapi dia tetap mau menikah dengannya demimembahagiakan kami, orangtuanya,” Nyonya Hendrawanmulai terisak.

 “Sudahlah. Jangan menangis Ma,” hibur suaminya.Tuan Hendrawan menoleh ke arah mantan calon

besannya yang diam membisu. “ Sebaiknya kita berhenti saling menyalahkan. Kita

kembali saja ke rumah kita masing – masing. Peristiwa hari inimemberikan pelajaran berharga buat kita untuk tidak lagimemaksakan kehendak pada anak – anak kita,” kata TuanHendrawan.

 “Kau benar,” sahut Tuan Rayadi. “Hari ini kita benar –benar telah menerima pelajaran berharga. Dari lubuk hatikuyang paling dalam, aku ingin menyatakan penyesalanku.Percayalah, aku tidak pernah menginginkan ini terjadi. Akubenar – benar tidak tahu kalau Arman sudah memiliki kekasih.Tentang hal ini akan kutanyakan langsung padanya dankuyakinkan pada kalian kalau aku akan memberinyapelajaran,” tegas Tuan Rayadi.

 “Papa!” kata istrinya. Tuan Rayadi melirik tajam.Istrinya pun tertunduk. Dia tahu makna dari lirikan suaminya.Itu artinya suaminya tidak mau dibantah.

 “Mewakili Arman, aku ingin meminta maaf pada kalian. Aku mendoakan agar Mia memperoleh kebahagiaan,” ucapTuan Rayadi tulus.

 “Terima kasih,” kata Tuan Hendrawan.Setelah saling pamitan kedua pasangan suami istri itu

pun masuk ke dalam mobil yang membawa merekameninggalkan gereja dan kembali ke rumahnya masing –masing.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 24/410

24

***Hendra dan Robert sedang duduk berdua di restoran

Sunda yang terletak di lantai paling atas Medan Mall. Merekasedang menikmati es campur. Keduanya duduk salingberhadapan dengan raut wajah yang berbeda. Wajah Robert

terlihat masih tegang dan penuh emosi. Sebaliknya, Hendraduduk dengan wajah tanpa ekspresi.

 “Menyebalkan,” celutuk Robert. “Bisa – bisanya kitabersantai di sini setelah kejadian hari ini.”

Hendra tidak menyahut. Mulutnya terkunci rapat. “Dasar Arman brengsek. Berani sekali dia

memperlakukan adik kita seperti itu. Lihat saja kalau akuketemu dengannya. Akan kuhajar dia,” tekad Robert.

Lagi – lagi Hendra bersikap diam. Dia tidak menjawab.Dia asyik mengaduk – ngaduk mangkuk yang berisi es campur.Robert sampai gemas melihatnya. Dia dengar nggak sih apa  yang baru kubilang?   Dia menepuk dahi Hendra. “Kau dengartidak sih apa yang kubilang barusan?”

Hendra mengangkat wajahnya. Tangan kanannyamengusap – ngusap dahinya yang habis ditepuk Robert. “Iya,aku dengar. Lalu kau mau aku bilang apa? Arman pengecut,brengsek, bajingan sampai seratus kali?” akhirnya ia bukasuara.

Robert cemberut. “Kau ini! Bisa – bisanya bercandasetelah apa yang terjadi. Apa kau sudah lupa kalau wanitayang ditinggalkan Arman adalah adik kita?”

 “Aku tidak lupa. Hanya saja aku malas menanggapinyasaat ini.”

 “Apa yang akan kau lakukan kalau bertemudengannya?”

 “Mungkin sama sepertimu. Memberinya pelajaran agarlain kali dia tidak bersikap pengecut. Yah, mungkinmemukulnya atau memberinya tamparan yang sangat keras diwajahnya. Saking kerasnya, sampai membekas dan baru hilangbeberapa hari kemudian.”

Robert memandang saudaranya itu dengan tidakberkedip. “Itu saja?” tanyanya dengan nada datar. “Kau hanya

menamparnya?”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 25/410

25

 “Memangnya apa lagi? Aku kan tidak mungkinmembunuhnya. Aku tidak mau masuk penjara,” gumamHendra.

Suasana berubah menjadi hening. Keduanya mengaduk – ngaduk isi mangkuk mereka. Sesekali mereka menarik napas

pelan. “Ah, kasihan sekali Mia. Masih muda tetapi sudah

mengalami hal seperti ini. Apa menurutmu dia bisamenghadapi masalah ini?” Robert melirik Hendra yang sedangasyik dengan es campurnya.

 “Tentu saja. Mia itu gadis yang kuat. Kau lihat sendirikan apa yang dilakukannya tadi?”

Robert manggut – manggut. “Yah, kau benar. Adik kitaitu sangat tegar. Kalau aku yang berada di posisinya, mungkinaku akan langsung pergi dari kota ini dan tidak pernahkembali.”

 “Huh,” Hendra mendengus dingin. “Kalau aku berada diposisi Mia, saat itu juga aku mencari Arman sampai ketemudan menghajarnya habis – habisan terus menyeret dia kehadapan tamu – tamu yang datang.”

Mendadak Hendra seperti teringat sesuatu. “Hei, tadiMia bilang Arman punya kekasih. Apa kau tahu siapa dia?”

Robert mengangkat bahu. “Mana aku tahu.”Hendra menyandarkan punggungnya pada kursi sambil

memandangi orang yang lalu lalang. Dia melipat tangannya. “Aku tidak peduli dengan siapa dia berhubungan. Sekarang

yang sedang kupikirkan, bagaimana kira – kira perasaan Mamadan Papa. Pernahkah Mama dan Papa membayangkan bebanyang dipikul Mia seumur hidupnya? Sudah dijodohkan,ditinggalkan pula. Menurutmu apa mereka merasa bersalahatas apa yang menimpa Mia?”

 “Kurasa begitu,” sahut Robert. “Berdoa sajalah, supayakita bisa melalui ini semua,” lanjutnya lagi.

 “Ngomong – ngomong, sepertinya aku tidak melihat Evasaat Mia membatalkan pernikahan,” celutuk Hendra.

 “Masa sih? Setahuku dia datang. Terakhir kali, akumelihatnya di ruang serbaguna bersama dengan Mia. Setelah

itu, aku sama sekali tidak tahu dia pergi ke mana.” “Kenapa dia tidak mendampingi Mia pada saat kejadian

tadi? Dia itu kan sahabat Mia?” Hendra terheran – heran.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 26/410

26

 “Kalau aku tahu, pasti kubilang. Masalahnya, aku samasekali tidak tahu apa – apa. Mungkin saja, dia ada urusan yangsangat penting. Atau….Robert terdiam sejenak, entahlah. Kautanyakan sajalah pada Mia,”serunya.

Hendra termangu. Dia menopang kepalanya dengan

kedua tangannya. Kepalanya dipenuhi pertanyaan yang sama.Kenapa adikku harus mengalami  semua ini? Dia melirik Robertyang duduk terpekur. Dia memandang ke langit – langitrestoran itu. Semoga saja ada hikmah yang didapatkan Miadari peristiwa tadi. Aku juga berharap, suatu saat nanti diaakan menemukan kebahagiaan yang bisa membuatnyamelupakan kejadian hari ini Mia, adikku sayang, semoga sajaapa yang kau alami hari ini, hanyalah suatu proses untukmendapatkan kebahagiaan sejati.

***Taksi berwarna putih yang ditumpangi Mia berhenti

persis di depan rumahnya. Setelah membayar, dia langsungberlari masuk ke dalam rumahnya. Pembantunya yangterbengong – bengong melihat kedatangannya. “Non,bukankah Anda seharusnya menikah?”

 “Pernikahannya batal. Kalau ada yang mencariku, bilangsaja sudah pergi,” jawab Mia sekenanya.

 “Pergi ke mana, Non?” “Bilang saja aku ke Hongkong, Afrika atau ke ujung

dunia. Terserah kau saja. Pokoknya aku tidak mau diganggu!”Mia masuk ke kamar. Dia mengunci pintu. Dia bersandar pada

pintu kamarnya. Di dalam kamarnya, Mia tidak kuasa menahantangis. Airmata yang ditahannya dari tadi akhirnya tumpahbagaikan air terjun Niagara. Wajahnya jadi coreng morengkarena airmatanya merusak riasannya. Namun, Mia tidak ambilpusing dengan wajahnya sekarang. Tubuhnya merosot sampaidia terduduk di lantai. Dia menangis sambil memeluk keduakakinya. Mia meratapi nasibnya. Dia terus menangis sampaiakhirnya ketiduran di lantai yang dingin karena kelelahan.

***Mia terbangun tiba – tiba. Kebayanya basah kuyup

karena keringat. Napasnya tersengal – sengal. Dia menyeka

wajahnya dengan tangan kanannya. Dia baru saja mengalamimimpi buruk. Di dalam mimpinya, seluruh tamu yang diundangmentertawakan dia karena gagal menikah. Mia tertegun

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 27/410

27

sejenak. Setelah itu dengan susah payah dia bangkit berdiridari atas lantai. Dia berjalan sempoyongan menuju mejariasnya. Mia duduk di depan meja riasnya. Di cermin, diamelihat jelas matanya merah dan bengkak. Wajahnya yangberantakan karena riasan yang luntur. Mia bangkit dari kursi

dan melangkah terhuyung – huyung menuju kamar mandi. Diamemutar keran dan mulai membasuh wajahnya dengan sabun.Dia melepas segala hiasan yang ada di rambutnya. Dia jugamengganti bajunya dengan kaos berwarna biru polos dancelana pendek hitam yang panjangnya sampai lutut.

Setelah merapikan rambutnya dan melap wajahnyadengan handuk, Mia duduk di atas tempat tidurnya yangempuk sambil melipat kaki. Air matanya kembali menetes saatmengingat kejadian yang menimpanya.  Aku tidak tahubagaimana pandangan orang terhadapku sekarang. Mereka

 pasti mentertawakanku. Malang sekali nasibku. Sudahdijodohkan ditinggalkan pula oleh calon suami. Dosa apa yangtelah kuperbuat sampai – sampai aku harus mengalami ini , Miabertanya pada dirinya sendiri.

Dia melirik tasnya yang terletak di lantai. Dengan gayamalas – malasan, dia meraih tas itu. Mia membuka danmengambil ponselnya dari dalam tas yang dibawanya kegereja. Ponselnya itu dalam keadaan tidak aktif. Dia langsungmematikan ponselnya begitu selesai berbicara dengan Arman,sewaktu di gereja tadi. Dia memandangi ponsel Samsungnyayang berwarna perak itu. Mia mengaktifkan ponselnya. Tidak

berapa lama terdengar suara yang menandakan pesanditerima. Di layar ponselnya, tertera nama Helen. Denganwajah enggan, Mia membaca pesan dari Helen. Tidak berapalama, dia menghela napas. Di dalam pesannya, Helenmenanyakan upacara pernikahan Mia. Dia juga mengucapkanselamat atas pernikahannya. Mia sama sekali tidak punyaminat untuk membalas pesan Helen. Dia menaruh ponselnya diatas meja belajarnya dan kembali duduk terpekur di atastempat tidurnya.

Helen adalah teman yang dikenal Mia melalui internetpersisnya lewat situs Friendster. Dia lebih tua sepuluh tahun

dari Mia. Pertama – tama mereka berkomunikasi via email danchatting. Itu berlangsung hampir dua tahun. Kemudian merekasaling tukar nomor telepon dan ponsel. Bisa empat kali dalam

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 28/410

28

seminggu, Helen menghubunginya lewat telepon. Demikian juga Mia. Kalau saling berkirim sms, mereka berduamelakukannya hampir setiap saat.

Tanpa terasa sudah lima tahun lebih merekabersahabat. Selama itu, sudah empat kali Helen mengunjungi

Mia di Medan. Ketika bertemu untuk pertama kalinya, Mia bisamelihat dengan jelas kalau wajah asli Helen lebih cantikdaripada fotonya. Helen adalah wanita yang sangat cantik dandewasa. Rambutnya hitam panjang dan wajahnya oval. Diamengenakan kacamata berbingkai emas. Wajahnyamenyiratkan kelembutan dan kebijaksanaan. Sempat terbersitkeinginan dalam diri Mia untuk menjodohkan Helen dengansalah satu abangnya, namun usahanya gagal karena Helen dankedua abangnya memilih untuk bersahabat. Buat Mia, Helenseperti kakak perempuan yang tidak pernah ia miliki.

Mia mengundang Helen untuk datang ke pernikahannyadan Helen menyanggupi. Namun, beberapa hari menjelanghari H, Helen membatalkan kedatangannya karena dia memilikiurusan yang tidak bisa ditunda. Mia sempat kesal, tetapi, padasaat ini dia mensyukuri ketidakhadiran Helen karena dengandemikian dia tidak melihat bagaimana hari di mana Miaseharusnya bahagia berubah menjadi saat – saat palingmemalukan dalam hidupnya

Dia mulai berbaring dan melamun. Dering ponselmengagetkan Mia dari lamunannya. Mia sama sekali tidakmemiliki keinginan untuk mengangkat ponselnya. Dia tetap

berbaring di atas tempat tidur sampai ponselnya berhentiberbunyi. Namun, tidak berapa lama, ponselnya kembaliberdering. Wajah Mia terlihat gusar. Dia menutup telinganyadengan bantal, tetapi ponsel itu tetap berdering.

Mia bangkit dari ranjang dan mengambil ponselnya.Ketika melihat layar, nama Helen tertera. Mia tidakmengangkatnya. Dia membiarkan ponsel itu terus berbunyisampai berhenti. Tetapi si penelepon rupanya tidak kenalmenyerah. Ponsel Mia kembali berdering. Mia punmemutuskan untuk menerimanya.

 “Halo?”

 “Aduh, yang pengantin baru. Asyik sekali, sampai –sampai tidak mau menerima telepon,” terdengar suaramenggoda.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 29/410

29

Mia tersenyum kecut. Dia tidak bisa marah pada Helenatas sikapnya itu. “Maaf. Aku baru dari kamar mandi,” Miaberbohong.

 “Oh. Aku hanya ingin tahu bagaimana acarapernikahanmu? Semuanya berjalan dengan lancar kan?”

Mia menarik napas. “Tidak ada pernikahan, Helen. Arman tidak datang,” Mia berusaha mati – matian menahantangis.

Di ujung sana, Helen terdiam. Dia benar – benarterkejut. “Kau sedang tidak bercanda kan, Mi?” dia bertanyadengan agak takut – takut.

Mia tertawa getir. “Mana mungkin aku bercanda denganmasalah seserius ini.“

Helen terdiam. Mia mulai membayangkan bagaimanareaksi Helen. Apakah reaksinya sama dengan orang – orang digereja?

 “Aku turut prihatin Mia. Bagaimana keadaanmu?” “Buruk sekali,” Mia mulai terisak. “Aku malu sekali, Len.”Helen benar – benar prihatin mendengar kejadian yang

menimpa sahabatnya itu. Pasti perasaannya saat ini sangatterluka. Benar – benar keterlaluan pria yang bernama Armanitu. Dengan nada meyakinkan, Helen berkata, “Janganmenangis Mia. Arman tidak pantas mendapatkan air matamu.”Mia tidak menjawab. Dia masih saja sesenggukan.

 “Sudah jangan bersedih lagi. Dengarkan aku baik – baikMia. Aku bukan orang yang pintar dalam menghibur orang,

tetapi aku bisa mengerti apa yang kau rasakan. Aku tidak maukau tenggelam kesedihan. Itu hanya akan semakinmenyiksamu.”

 “Aku tahu.” “Apa kau mau aku datang ke Medan?” tanya Helen. “Tidak. Terima kasih. Aku masih bisa mengatasi

masalah ini,” tolak Mia halus.Di ujung sana, Helen tertegun. Walau Mia bersuara

setegar mungkin, Helen bisa merasakan betapa hancurnya hatisahabatnya itu. Helen memutar otaknya untuk membantusahabatnya itu melupakan peristiwa menyakitkan yang baru di

alaminya.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 30/410

30

 “Rasanya, yang paling kuinginkan saat ini, pergimeninggalkan Medan. Aku mau memulai hidup baru danmelupakan peristiwa tadi,” cetus Mia lirih.

Secercah ide muncul di kepala Helen saat mendengarkeinginan Mia. “Hmm, kenapa kau tidak datang saja ke

Jakarta? Kita bisa tinggal bersama. Rumah yang kutempati initerlalu besar untukku. Kau bisa bekerja di sini. Siapa tahu, kau

 juga bisa menemukan jodohmu yang sesungguhnya diJakarta.”

Semangat Mia yang tadinya lenyap, mencuat kepermukaan. “Benarkah?” tanyanya tidak percaya.

 “Tentu saja,” tegas Helen. “Terima kasih atas tawarannya, Len. Akan

kupertimbangkan. Sekali lagi terima kasih atas dukunganmu.Kau memang teman yang baik,” kata Mia tulus.

 “Hei, itulah gunanya teman. Aku tunggu keputusanmuyah. Jangan bersedih lagi. Aku ingin sekali ngobrol lebihbanyak denganmu tetapi kelihatannya kau masih sedih sekali.Lagipula aku masih banyak pekerjaan. Aku akanmenghubungimu lagi secepatnya.”

 “Iya. Sampai nanti. Bye.”Klik. Hubungan terputus. Mia kembali merebahkan

tubuhnya di atas ranjangnya dan kembali hanyut dalamlamunan. Matanya menatap langit – langit kamarnya yangdicat biru muda dan dinding kamarnya yang dihiasi posterDonald Bebek berukuran besar. Donald adalah tokoh kartun

kesayangannya. Hatinya agak terhibur setiap melihat tampanglucu Donald.

Lamunannya terhenti ketika pintu kamarnya diketukpelan. Terdengar suara orangtuanya memanggil namanya.Namun, Mia tidak menggubris panggilan itu. Dia menutuptelinga dengan kedua tangannya sampai suara ketukan ituterhenti.

Mia berbaring di atas tempat tidurnya dengan posisitelungkup. Tangannya memain – mainkan renda sarungbantalnya. Helen benar. Aku tidak boleh hanyut dalamkesedihan ini. Aku harus bangkit dan menata hidupku. Jalan

hidupku masih panjang. Masih banyak yang ingin kuraih. Masahanya gara – gara Arman, roda hidupku harus berhenti. Lihatsaja nanti, akan kutunjukkan padanya, kalau aku bisa

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 31/410

31

melupakan semua peristiwa buruk yang kualami barusan. Akankutunjukkan pada semua orang, kalau Miana Hendrawanadalah gadis yang kuat.

Mia meraih remote radio tapenya yang terletak di mejakecil yang berada di sisi kanan tempat tidurnya. Dia memasang

radio. Tangannya sibuk memencet tombol untuk mencaristasiun radio yang memutar lagu yang disukainya. Tangannyabaru berhenti memencet, saat terdengar lagu Let Me Love Youyang dinyanyikan Mario di radio Kiss FM Medan.

Setelah itu, Mia kembali terhanyut dalam lamunannya. Airmatanya kembali menetes. Ini terakhir kalinya akumengeluarkan airmata karena ulah si pengecut itu. Aku tidakakan pernah membiarkannya membuatku menangis lagi. Diamemejamkan matanya. Remote yang digenggamnya terlepas.Sebelum lagu yang diputar di radio selesai, Mia sudah tertidurdengan pulasnya.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 32/410

32

BAB 2

Dua bulan berlalu sejak peristiwa yang meninggalkanluka di hati Mia. Perlahan – lahan dia mulai bisamenyembuhkan rasa lukanya dan bersikap lebih tegar. Mia

seperti terlahir kembali. Dia mulai berani menentukankeputusan sendiri tanpa campur tangan kedua orangtuanya.Dia memutuskan untuk melanjutkan hidup dengan mulaimencari pekerjaan yang sesuai dengan cita – citanya yaknimenjadi seorang guru. Sebenarnya mamanya tidak setuju.Tetapi belajar dari peristiwa yang telah terjadi, keduaorangtuanya memberi kebebasan kepada Mia untuk melakukanapapun yang dia inginkan.

Siang itu udara sangat panas. Karena belum mendapatpekerjaan, Mia lebih senang berada di rumah. Pepatah yangmengatakan, rumahku adalah istanaku benar – benar diaterapkan. Mia sedang malas – malasan di atas tempat tidurnyaketika ponselnya berdering. Dia tersentak kaget saat melihatnama Arman tertera di layar ponselnya. Perasaan Mia, heranbercampur kesal. Kepalanya dipenuhi berbagai pertanyaan.Mau apa lagi dia? Apa belum cukup  sudah meninggalkanku digereja sendirian?   Mia membiarkan ponselnya terus berbunyi.Ketika deringnya berhenti, cepat – cepat Mia mematikanponselnya.

Ketika Mia menyalakan ponselnya, sederetan pesan dari Arman muncul. Mia terheran – heran melihatnya. Dia benar –

benar tidak menyerah.  Apa sih   maunya manusia tanpa perasaan itu?   Mia langsung menghapus pesan dari Armantanpa membacanya. Namun, ketika hanya ada satu pesanyang tersisa, rasa penasarannya memuncak.

Tidak ada salahnya kubaca. Mungkin isinya permintaanmaaf, pikir Mia  menghibur diri. Namun betapa terkejutnya Miasaat membaca pesan dari Arman. Si pengecut itu inginbertemu denganku, teriak Mia dalam hati.  Mia hampir sajaterjatuh dari atas tempat tidurnya ketika tiba – tiba teleponnyaberbunyi. Sialan, bikin kaget saja, pikirnya.

Mia tertegun saat melihat nama Arman tertera di layar

ponsel. Mia enggan menjawab tetapi rasa penasaran kembalimenggempurnya.  Apa maunya si Arman ini? Jangan – jangandia mau kembali lagi padaku, Mia mulai berpikir  yang tidak –

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 33/410

33

tidak . Mia ragu – ragu antara menjawab telepon dari Armanatau tidak. Setelah mempertimbangkan masak – masakakhirnya dia menjawabnya.

 “Halo?” “Mia, kaukah itu? Ini aku Arman.”

 “Mau apa kau?” tanya Mia dengan galak. “Aku ingin bertemu denganmu. Aku mohon, Mia.”Mia melotot sampai bola matanya seolah – olah mau

meloncat keluar. “Apa? Kau mau bertemu denganku? Huh,berani sekali kau mengajakku bertemu setelah apa yang kaulakukan padaku. Apa kau sudah lupa kejadian yangmenimpaku? ”

 “Aku ingat Mia dan aku benar – benar minta maaf.Karena itu aku ingin bertemu denganmu secara langsung.Kumohon Mia,” suara Arman terdengar memelas.

Mia sempat berpikir lama sebelum akhirnyamemutuskan untuk memenuhi ajakan Arman. Tidak adasalahnya kalau aku menemuinya. Daripada   aku   dihantui rasa

 penasaran .  Aku tidak mau dia berpikir aku takut bertemudengannya. Ini kesempatanku untuk menunjukkan kepadanyakalau aku bisa bangkit dari keterpurukan karena ulahnya. 

 “Baiklah. Aku bersedia menemui.” Mia merasa heran padadirinya sendiri. Cepat sekali aku memutuskan untuk menerima  tawarannya. Makanya dia cepat – cepat menambahkan dengansuara tegas, “Tetapi itu hanya supaya kau berhentimenggangguku. Mengerti?”

 “Iya, aku mengerti,” sahut Arman. Suaranya tetapterdengar sabar menghadapi gaya bicara Mia yang seenaknya.

 “Di mana kita ketemu?” “Di Medan Mall saja. Persisnya di Dunkin Donuts jam 2

siang. Apa kau bisa?” “Aku tidak tahu. Tunggu saja sampai aku datang,” Mia

memutuskan pembicaraan. Berani sekali dia mengajakkubertemu. Sudah begitu ngajak ketemunya di Dunkin Donutslagi. Masa aku dikasih donat? Mana sebanding donat dengansakit hatiku karenanya. Benar – benar  keterlaluan. Lihat saja  nanti, akan kubiarkan dia menunggu sampai bosan . Mia

tertawa kecil mengingat rencananya untuk mengerjai Arman.Si pengecut itu akan merasakan betapa tidak enaknyamenunggu.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 34/410

34

***Mia sampai di Medan Mall jam 5 sore. Suasana mall sore

hari itu sangat ramai. Maklum hari Sabtu, waktu bagi sepasangkekasih untuk menikmati hidup. Sesampainya di lobby dia

melongok ke dalam Dunkin Donuts. Matanya sibuk mencari –cari sosok Arman. Jangan – jangan dia sudah pulang lagikarena tidak tahan menunggu. Dasar tidak bisa dipercaya,gerutu Mia dalam hati.  Gerutuan Mia terhenti setelah diamenemukan sosok Arman. Dia melihat Arman sedang duduksendirian sambil membaca. Sulit kupercaya! Ternyata diamasih   menungguku.  Mia menggigit bibirnya.  Apa yang

 pertama kali kulakukan kalau bertemu dengannya? Menampar,meninju, memaki, mencubit atau menyiramnya? Aku benar –benar bingung. Lebih baik, supaya aku puas, aku lakukan sajasemuanya. Tetapi, bagaimana tanggapan orang yangmelihatnya? Nanti mereka bilang aku ini cewek barbar lagi?

 Ah, sudahlah. Aku tidak peduli apa kata orang. Arman sedang mengaduk – aduk kopinya ketika Mia

berdiri di hadapannya. Arman mengangkat wajahnya dantersenyum senang, “Mia, kau sudah datang rupanya.”

Mia memandang Arman dengan tatapan setajam pisau.Tanpa banyak bicara, dia langsung menampar pipi Armandengan sangat keras. Saking kerasnya, orang – orang disekitar mereka menoleh keheranan dan penuh rasa ingin tahu.Namun, Mia tidak mau ambil pusing dengan perhatian orang

yang sedang tertuju ke arah dia dan Arman. Dengan gayayang tenang, seolah tidak terjadi apa – apa, Mia duduk dikursi.

Sementara itu, Arman masih berdiri sambil mengeluspipinya yang memerah karena tamparan Mia. Rasanya perihdan panas.  Aku memang pantas   menerimanya setelah apayang kuperbuat padanya . Dia melirik Mia yang hanya dudukdiam sambil melipat tangan dan terus menatap tajam dirinya.

 Arman sampai jengah dibuatnya. “Berhentilah memandangku seperti itu Mia. Kau

membuatku takut. Aku sampai mengira kau akan menelanku

bulat – bulat,” cetus Arman terus terang. “Aku memang ingin memakanmu,” kata Mia ketus.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 35/410

35

 Arman menggaruk – garuk kepalanya. Rupanya diamasih marah padaku makanya sikapnya kasar begini. Tetapi,aku pantas menerimanya. Perbuatanku padanya, dua bulanyang lalu benar – benar keterlaluan.  “Aku tidak inginbertengkar denganmu. Kau mau makan apa Mia?”

Mia menatapnya dengan pandangan menyipit. “Kautidak bertanya kenapa aku datangnya terlambat?”

 “Aku tidak ingin mengetahui kenapa kau datangterlambat,” kata Arman kalem.

Mia mencondongkan badannya. “Tetapi aku ingin sekalimemberitahumu.” Dia kembali bersandar. “Aku datangterlambat karena sengaja,” kata Mia santai.

 Arman tidak terkejut. “Aku tahu. Karena itu aku tidakbertanya.”

Mia mengibaskan tangannya sambil berkata, “Ahsudahlah. Aku sudah di sini. Katakan apa yang ingin kaukatakan. Ngomong – ngomong aku minum jus jeruk saja. Akusedang tidak nafsu makan saat ini apalagi setelah melihatwajahmu. Bisa – bisa aku muntah.”

 Arman tidak marah mendengar ucapan Mia. “Akankupesankan.”

Tidak berapa lama Arman datang. Dia meletakkan jus jeruk ukuran besar di depan Mia.

 “Aku berubah pikiran. Sekarang aku ingin makan donatrasa mocca dan yang ada coklat di dalamnya. Aku tidak tahunamanya tetapi aku yakin kau tahu yang mana donatnya,”

kata Mia enteng.Lagi – lagi Arman hanya tersenyum dan tidak

membantah perintah Mia. Tidak berapa lama dia datangmembawa pesanan Mia. Betapa terkejutnya Mia melihat apayang dibawa Arman. Ternyata Arman memesan donat dariberbagai rasa. Mia sampai malu dibuatnya. Dia tidak henti –hentinya memaki dalam hati. Bagaimana tidak kesal, sekarangmata orang – orang yang ada di situ tertuju padanya. Maknapandangan mereka semuanya sama, Mia dianggap rakus.

Mia berlagak tenang dan mulai menggigit donatnya. “Aku tidak punya banyak waktu. Langsung saja katakan apa

maumu.” “Aku ingin meminta maaf atas semua kejadian yang

menimpamu.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 36/410

36

Mia terbelalak. “Kau memintaku datang hanya untukmengatakan itu! Kau membuang – buang waktuku saja.Bukannya kau sudah berkali – kali mengatakannya? Aku sajasampai bosan kau buat. Kalau cuma ini yang ingin kau bilang,lebih baik aku pulang saja,” Mia bangkit dari kursinya.

Dengan gerakan gesit, Arman menyambar tangan Miadan memegangnya dengan erat. “Tapi itu belum cukup. Akuingin memberitahumu alasan sebenarnya kenapa aku tidakbisa menikah denganmu. Jadi, kau jangan pergi dulu.”

Refleks Mia menepis tangan Arman. “Lepaskantanganmu! Jangan pernah menyentuhku lagi!” tegas Mia. Diamenatap Arman dengan penuh kebencian. Sedikit pun Miatidak memiliki keinginan untuk menyembunyikan perasaanbencinya terhadap Arman.

 Arman pun tahu diri melihat reaksi Mia. “Maaf,” katanyasingkat.

Mia menarik napas, “Kau sudah mengatakan alasanmupadaku, di hari di mana kita seharusnya menikah. Waktu itu,kau bilang kau sudah punya kekasih. Jadi, itu sudah cukupbuatku.”

 “Aku ingin memberitahumu siapa kekasihku,” sahut Arman mengejutkan.

Mia nyaris tersedak mendengarnya. Dia menatap Armantanpa berkedip. Dia mengamati Arman dari atas sampaibawah. Dia ini, polos atau bego?Atau kedua – duanya? Apa sihmaunya? Apa belum puas dia meninggalkanku di gereja?

Sekarang dia mau memberitahuku siapa kekasihnya. Kenapatidak sekalian saja dia mengambil pistol danmenembakku?Demgan begitu aku tidak merasakan sakit hatilagi. Mia berusaha mengendalikan perasaannya yangbergejolak. Mia mendelik sebal. “Kau sudah gila yah? Untukapa aku tahu siapa kekasihmu?” tanyanya dengan gaya acuhtak acuh. “Kau pacaran dengan artis Hollywood sekalipun, akutidak peduli, karena kita sudah tidak ada hubungan. Aku tidakmau tahu siapa kekasihmu!” tegas Mia.

 Arman menggaruk – garuk kepalanya. Dia benar –benar bingung bagaimana menjelaskan rahasia yang sudah

disimpannya selama ini kepada mantan calon istrinya itu. “Dengar yah, pertama – tama, aku ini masih waras. Alasanku,memberitahukan nama kekasihku, karena aku tidak ingin kau

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 37/410

37

mendengarnya dari mulut orang lain. Aku ingin kaumendengarnya dari mulutku sendiri. Selain itu, aku sudahbersikap pengecut di hari di mana seharusnya kita menikah.

 Aku juga sudah membohongimu. Karena itu, untukmenebusnya, aku ingin bersikap jujur padamu. Aku tahu ini

mungkin menyakitkan, tetapi aku melakukannya supayasemuanya jelas dan tidak ada lagi rahasia.”

Mia tercenung. Sekarang laki – laki brengsek ini malahmembuatku penasaran. Aku jadi ingin tahu siapa gadis yangmembuat Arman   meninggalkanku demi   dirinya.  Mia sempatberpikir sejenak.  Apa untungnya kalau aku tahu siapakekasihnya. Memangnya itu bisa mengobati luka yang sudahdibuatnya? Mia melirik Arman dan kata – kata itu punmeluncur tanpa berhasil ditahannya. “Siapa namanya?” tanyaMia pendek. Dalam hati dia merasa malu melihat tingkahnya.Untuk mengalihkan perhatian, dia menyeruput jus jeruknya.

 “Eva.”Mia nyaris tersedak jus jeruk mendengar ucapan Arman.

Raut wajahnya seketika menegang. Matanya melotot. “Apa kaubilang?” tanya Mia setengah berbisik.

 “Eva adalah kekasihku,” kata Arman lirih.Mulut Mia terbuka lebar karena saking kagetnya. Dia

seperti kehilangan kesadaran untuk sesaat. “Tidak! Itu tidakmungkin,” dia menggeleng - gelengkan kepalanya kuat – kuat.Tangannya mencengkram kuat pinggiran meja. “Kau sengajabilang begitu karena ingin menyakitiku kan? Kau ingin merusak

persahabatan kami?” tanya Mia. Nada bicaranya mulai ngawur.Sudah kuduga reaksinya akan begini . Arman jadi

merasa tidak enak atas apa yang baru saja dilakukannya.  Aku pernah berjanji pada diriku sendiri, tidak akan menyakiti Mialagi. Sekarang, hanya dalam waktu dua bulan, aku sudahmelanggarnya. Tetapi, aku tidak punya pilihan. Aku harusmengatakannya. “  Aku tidak bohong Mi. Aku berani bersumpahkalau apa yang kubilang barusan itu, seratus persen benar,”

 Arman berusaha meyakinkannya. “Lihat mataku baik – baik. Apa aku seperti orang yang sedang berbohong?”

Mia menatap mata Arman tanpa berkedip. Dia sama

sekali tidak melihat ada kebohongan di sana. Tubuh Miamendadak lemas. “Kalau memang benar, Eva adalah

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 38/410

38

kekasihmu, kenapa dia datang di hari di mana seharusnya kitamenikah?”

 “Aku tidak tahu,” Arman menggeleng. “Kau tidak tahu, katamu?” sembur Mia penuh emosi. “Sumpah Mia, aku benar – benar tidak tahu,” Arman

membela diri.Mia mengepalkan tangannya, lalu menggebrak meja.

Bunyinya sangat keras. Akibatnya, mereka berdua, sekarangmenjadi pusat perhatian orang – orang yang ada di DunkinDonuts itu. “Sulit kupercaya!” Mia menggeleng – gelengkankepalanya, lalu dia menatap Arman. “Jadi kau pacaran dengansahabatku selama ini tanpa memberitahuku! Kalianmenyembunyikan rahasia ini dariku!” teriaknya histeris. Miasudah mulai kehilangan kendali atas emosinya.

 Arman terperangah dengan reaksi Mia. Selamaberhubungan dengannya, tidak pernah sekalipun Armanmelihat Mia kehilangan kendali. “Tenang dong, Mi. Kita sudah

 jadi pusat perhatian orang. Nanti mereka kira, akumenyakitimu lagi. Duduklah. Kita bicarakan dengan tenang.”

 “Kau memang sudah menyakitiku,” desis Mia sambilmenepuk dadanya sendiri. Walaupun begitu, dia menurutiperkataan Arman untuk tenang.

 “Aku ingin memberitahumu Mia tapi Eva melarangku.Dia bilang tidak ingin persahabatannya denganmu rusak.”

Mia membasahi tenggorokannya yang kering dengan air jeruk yang dingin. Setelah minum, dia merasa lebih tenang.

 “Apa Eva tahu kalau kau akan meninggalkanku?” tanya Miadengan nada tajam.

 “Dia tidak tahu tetapi aku rasa dia sudahmemperkirakannya. Karena jujur saja, aku sangat tergila – gilapadanya dan sanggup melakukan apa saja untuknya.”

Mia mendengus dingin mendengar pengakuan Arman.Pantas saja dia  meninggalkanku. Ternyata dia sudah dibutakancinta. “Apa dia pernah mencegahmu meninggalkanku?”

 Arman menggeleng pelan. “Tetapi dia tidak henti –hentinya menekanku agar tidak memberitahukan hubungankami padamu,” Arman berusaha meyakinkan.

 “Apa dia tahu kalau kau menemuiku untuk memberitahutentang ini?” tanya Mia dengan nada datar.

 “Tidak,” jawab Arman singkat.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 39/410

39

Kepala Mia mendadak pusing tujuh keliling. Sulitbaginya untuk menerima hal ini. Lengkap sudah

 penderitaanku, batin Mia . Luka hatinya yang mulai sembuhkembali menganga. Mia tidak habis pikir, mengapa Eva,sahabat baiknya selama bertahun – tahun, tega menyimpan

rahasia sepenting ini darinya. Dia bisa menebak kalau Armanakan meninggalkanku demi dirinya tetapi dia tidak mengatakanapa – apa. Dia sengaja atau memang tidak memilikikeberanian untuk mengatakan yang sebenarnya. Aku harusmeminta penjelasan   dari Eva secepatnya.  Mia menghabiskanair jeruknya dengan sekali tegukan. Lalu, dia menatap Armandengan pandangan menusuk.

 “Kalian benar – benar tahu cara membuat orang lainmenderita! Kenapa kalian tidak bunuh aku sekalian supaya akutidak merasakan sakitnya dikhianati?” kata Mia dengan suarasedingin es.

 “Tidak Mia. Itu tidak benar. Sedikitpun kami tidakberniat membuatmu menderita.”

 “Oh ya? Apapun yang mau kaukatakan sekarang, akutidak mau dengar, karena bagiku, semua ucapanmu, terdengarseperti omong kosong. Bodoh sekali aku bisa – bisanya sempatmenyukaimu. Tapi bagaimanapun juga semua sudah terjadidan aku yang jadi korban. Kalian telah menenggelamkanku kedasar laut yang paling dalam. Kuucapkan selamat padamu

 Arman. Pada Eva juga.” Dia mengambil piring berisi donat danmelemparkannya ke wajah Arman. Spontan Arman bangkit

dari kursinya karena terkejut. “Kuharap kalian puas! Akupergi!” tanpa berkata – kata lagi Mia berlalu dari hadapan

 Arman.Dia menyetop taksi dan menyebutkan jalan Halat

sebagai tempat yang dituju. Selama dalam perjalanan Miatidak henti – hentinya menggerutu dalam hati. Sekarang diatidak hanya kesal pada Arman tetapi juga pada sahabatnyaEva. Masih segar dalam ingatannya, Eva memberi semangatsaat Mia baru saja menerima telepon dari Arman perihalpembatalan pernikahannya. Bisa – bisanya dia berbuat begitu,

 padahal dia sudah tahu sebelumnya. Hari ini juga, aku harus

mendapatkan penjelasan dari mulut Eva.***

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 40/410

40

Mia sekarang berada di depan pagar rumah Eva. Diamemandangi rumah tingkat dua berwarna putih itu. Diamemencet bel dengan ragu – ragu. Sesosok gadis cantikdengan rambut dikuncir kuda keluar dari dalam rumah.Sejenak dia terpana saat melihat tamunya. “Mia? Ini benar –

benar kejutan,” Eva berseru dengan nada suara seriangmungkin. Dia membuka pintu gerbangnya dan menyambutkedatangan sahabatnya itu.

 “Apa kau sudah baikan?” tanya Eva dengan hati – hati.Mia menjawab dengan lugas, “Aku tidak sakit.”

 “Maksudku bukan itu. Apa kau sudah tidak sedih lagi?” “Eva, sekian tahun kita bersahabat, ternyata kau belum

mengenal aku dengan baik. Kalau yang kau maksud rencanapernikahanku yang gagal, tenang saja. Aku sudahmelupakannya. Aku tidak mencintai Arman. Jadi untuk apa akumenangisinya? Buang – buang waktu saja. Aku ini bukanwanita lemah. Kau tahu itu kan? Karena itu aku akan terusmenjalani dan menikmati hidup ini.” Suara Mia terdengarmantap.

Eva tercengang mendengar penjelasan panjang Mia.Eva jadi salah tingkah melihat tindak –tanduk Mia.

 “Kau tidak mengajakku masuk, Eva?” “Ah! Eh! Maaf. Hampir saja lupa, ayo masuk,” dia

membuka pintu gerbangnya lebar – lebar. “Seperti biasa, kitalangsung ke kamarku saja. ” Eva berjalan di depan Mia denganperasaan tidak karu – karuan. Dia mempersilakan Mia duduk.

 “Kau mau minum apa, Mia?”Mia tersenyum tipis. “Seperti biasa. Masa kau sudah

lupa?” “Tidak,” Eva buru – buru menjawab. “Aku tidak lupa.

Kau paling suka minuman rasa jeruk. Tunggu yah, aku akanmembuatnya.”

Mia duduk santai sambil menyilangkan kakinya di kamarEva. Dia mengedarkan pandangan ke sekeliling kamar Eva.Kamar itu dicat dengan warna kuning. Pernak pernik HelloKitty bertebaran di mana – mana. Mata Mia tertumbuk padasosok boneka Hello Kitty berukuran kecil yang sedang

memakai jas hujan. Boneka itu adalah hadiah ulang tahun Miauntuk Eva. Terlihat dengan jelas kalau boneka itu dirawatdengan baik oleh pemiliknya.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 41/410

41

Tidak berapa lama, Eva muncul sambil membawanampan berisikan minuman kesukaan Mia dan makanan kecil.

 “Jujur saja Mia, kedatanganmu ini mengejutkan aku.” “Kenapa kau berkata seperti itu Eva? Bukankah aku

sudah sering datang ke sini.”

 “Iya, aku tahu. Hanya saja…biasanya kau selalumemberitahukan kedatanganmu.”

 “Oh itu. Aku lupa,” ujar Mia pendek. “Apa…kau ingin mengatakan sesuatu?” tanya Eva hati –

hati.Mia termangu ragu. Tetapi, sejak dalam perjalanan

menuju kemari, dia sudah bertekad untuk meminta penjelasandari Eva.  Aku sudah sampai di sini. Aku tidak boleh mundur. 

 “Hampir saja lupa. Aku ke sini karena ada yang inginkutanyakan. Ke mana saja kau Eva di saat akumembutuhkanmu? Kita terakhir kali bertemu di haripernikahanku. Sejak itu kau hilang bagaikan ditelan bumi. Duabulan lamanya kita tidak bertemu.”

 “Mia, maafkan aku. Waktu itu aku sedang sibuk –sibuknya menyelesaikan skripsiku. Kau tahukan kalau dosenpembimbingku terus – terusan menekanku agar segeramenyelesaikan skripsiku. Sebenarnya aku ingin menemuimu.Tetapi kupikir kau pasti sedih sekali dan sedang ingin sendiri.Jadi aku memutuskan menunggu sampai kau merasa tenang.”

Mia menatap tajam Eva. Sementara wajah Evamenunduk dan meremas – remas tangannya.

 “Pembohong!” desis Mia.Eva mengangkat wajahnya dan berbalik menatap Mia

dengan wajah pucat. “Kau bicara apa Mia?” tanya Eva dengannada cemas.

Mia berdiri menghadap Eva dan menunjuknya, “Janganberpura – pura Eva. Kau tahu persis apa yang kumaksud.”

 “Jangan melihatku dengan pandangan seperti itu, Mia.”Wajah Eva terlihat memelas.

Sebenarnya Mia tidak tega. Bagaimanapun juga Evaadalah teman baiknya. Tetapi dia menyesalkan ketidakjujuranEva. Mia berdiri dan berjalan menuju jendela.

 “Kenapa kau tidak bilang padaku kalau kau adalahpacarnya Arman?”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 42/410

42

Eva hampir saja loncat dari atas tempat tidur karenasaking kagetnya. “Mia, kau sedang bercanda yah?” Evatertawa kecil.

Mia heran melihat reaksi Eva yang berlagak tidak tahu. “Kau tahu betul kalau aku sedang tidak bercanda. Kau juga

seharusnya tahu kalau aku tidak mungkin bercanda mengenaihal sepenting ini.”

Reaksi Eva tidak berubah. Dia tetap saja tertawa – tawakecil.

Mia tambah heran melihatnya. “Arman sudah mengatakan tentang hubungan kalian

padaku,” ujar Mia pendek.Tawa di wajah Eva langsung lenyap. Mukanya memucat

seketika.Mia tidak peduli dengan reaksi Eva. Dia terus saja

nyerocos mengeluarkan semua unek – unek yang sudahditahannya dari tadi. “Kau adalah sahabat baikku, Va. Kitasudah bersahabat selama bertahun – tahun. Kita selalubersama pada saat suka dan duka. Kita selalu bersikap jujursatu sama lain. Tetapi…kenapa sekarang kau menodaipersahabatan kita? Kenapa kau tidak memberitahuku, kalaukau ini pacarnya Arman? Kalau saja kau jujur dari awal, akuakan menolak dijodohkan dengan Arman. Tetapi kenyataannyakau terus merahasiakan hubunganmu dengan Arman. Kaubahkan datang di hari pernikahanku. Kau melihat apa yang akualami tetapi kau diam saja. Sebenarnya kau anggap apa aku

ini?” sembur Mia.Eva bungkam.

 “Aku menunggu jawaban darimu,” cetus Mia datar. “Mia, aku benar – benar tidak tahu kalau Arman akan

membatalkan pernikahannya denganmu. Kalau aku tahu diaberniat melakukan itu aku pasti berusaha mencegahnya. Akutidak bohong, Mia.”

 “Aku tahu itu,” Mia manggut – manggut. “Arman bilang dia tidak pernah memberitahumu tentang

rencananya karena dia khawatir dengan reaksimu. Tapi diapunya perkiraan kau bisa menebak rencananya karena kau

tahu betul Arman sangat tergila – gila padamu dan sanggupmelakukan apa saja demi mempertahankanmu.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 43/410

43

 Air mata Eva mulai meleleh. Mau tidak mau Mia merasakasihan juga. Tetapi Mia tidak melakukan apa – apa untukmembuat perasaan temannya itu lebih baik karena dalamperjalanan menuju rumah Eva, Mia sudah membulatkan tekaduntuk menyelesaikan masalah yang terjadi di antara mereka.

Mia menarik napas supaya dia merasa lebih rileks karena diamulai merasa lelah dengan pembicaraan yang panjang.

 “Yang membuatku tidak habis pikir adalah sikapdiammu Eva. Kau memberikanku semangat ketika akumengetahui Arman membatalkan pernikahan. Kau tahu kalaupenyebabnya adalah hubunganmu dengan Arman tetapi kaudiam seribu bahasa. Kenapa Eva?” bisik Mia lirih.

Eva tidak tahan juga melihat kegundahan hati Mia.Selain itu perasaan bersalah yang sudah menggunung terasamembuat dadanya sesak. Dia duduk di tepi tempat tidur sambilmenatap lantai. Perlahan – lahan sederet kalimat pengakuanmeluncur dari mulutnya.

 “Aku merahasiakan semua ini darimu karena aku tidakmempunyai keberanian. Aku sama pengecutnya dengan

 Arman. Aku ingin memberitahumu tetapi aku takut padareaksimu. Aku takut kau akan memutuskan persahabatan diantara kita, apalagi aku bisa merasakan kalau kau mulaimenyukai Arman.”

 “Selain itu aku juga takut kehilangan Arman karena akusangat mencintainya. Aku akui aku sangat egois karena tidakmemberitahumu yang sebenarnya. Itu karena aku tidak mau

kehilangan kalian berdua,” lanjutnya lagi. “Itulah letak kesalahanmu. Seharusnya kau bilang

padaku. Kita pasti bisa menemukan solusinya.” “Kalau aku mengatakan yang sebenarnya tentang

hubunganku dengan Arman, apa yang akan kau lakukan Mia? Apa kau akan melepaskannya demi aku?” tantang Eva.

Mia tidak tahu harus menjawab apa. Dia tidak siapdiserang dengan pertanyaan seperti ini. Dia berpikir kerasuntuk menemukan jawaban yang tepat.

 “Mungkin aku akan melepaskannya,” cetus Mia.Reaksi Eva datar saja. Dia melipat kedua tangannya

sambil menggeleng – gelengkan kepala. “Menurutku kau tidakakan melepaskannya. Kau menyukainya.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 44/410

44

 “Aku tidak akan meralat ucapanmu. Karena memangbenar aku suka pada si pengecut itu tetapi kau lupa pada satuhal. Cinta tidak bisa dipaksakan. Aku memang mencintainya,tetapi, kalau dia tidak mencintaiku, aku bisa apa? Untuk apaaku mempertahankan pria yang tidak mencintaiku?”

 “Taruhlah kau bersedia melepaskannya tetapibagaimana dengan orangtua kalian berdua. Apa mereka akanmembiarkan kalian berpisah?”

Mia mengerutkan keningnya. Pertanyaan yang rumit, pikirnya. “Jujur saja, aku tidak bisa menjawab pertanyaan itu.Tetapi kita kan belum pernah mencobanya. Bagaimanapun

 juga mereka tidak bisa memaksa kami untuk menikah kan?”Mia bertanya balik.

Eva tertawa sinis. “Menurutmu begitu yah?”Mia sedikit terkejut melihat reaksi Eva yang sinis.

Namun, dia menyadari kalau reaksi Eva ada benarnya juga.Jika mereka mengatakan yang sebenarnya, apa orangtuanyaakan diam saja?

 “Kau lupa satu hal,” cetus Mia. “Apa itu?”Jawaban Mia sangat singkat. “Pengorbanan.”

 “Kau ingin aku berkorban untukmu?” “Tentu saja tidak. Yang saling mencintai di sini kan kau

dengan Arman. Sedangkan aku? Aku adalah pihak yangbertepuk sebelah tangan. Jadi, sudah sepantasnya, aku yangberkorban.”

 “Kau akan berkorban untukku?” tanya Eva tidakpercaya.

 “Bukankah itu gunanya teman?” “Aku tidak tahu harus bilang apa,” sergah Eva. “Kau tidak perlu mengatakan apa – apa karena

semuanya sudah terlambat.” “Apa maksudmu? Aku tidak mengerti.” “Eva, kau telah membohongiku. Kau mengenal aku

dengan baik. Sekali dibohongi orang terdekatku maka akutidak akan pernah mempercayai orang itu untuk seterusnya.Orang yang tidak kupercaya tidak pantas mendapat

pengorbananku,” tegas Mia. “Wow, tunggu dulu. Menurutmu aku tidak pantas

mendapat pengorbanan karena kebohongan yang kulakukan.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 45/410

45

Mia, aku melakukan itu untuk kebaikan. Coba kau berada diposisiku. Apa yang kau lakukan?”

 “Aku tidak akan menjawabnya karena aku tidak ada diposisimu. Sudahlah, aku tidak mau memperpanjang masalahini lagi. Aku sudah lelah. Terlalu banyak yang kuketahui hari ini

dan itu membuatku pusing. Aku mau pulang,” Mia beranjakdari tempat duduknya.

Mia berjalan menuju pintu rumah sedangkan Evamengekor di belakangnya. Sebelum tangannya menyentuhhandel pintu, dia menoleh ke Eva. Mia sadar sepenuhnya apayang hendak dikatakannya akan sangat menyakitkan tetapi diasudah memutuskan.

 “Sahabat itu harus saling jujur, Eva. Kalau salahseorang tidak jujur pada yang lain dan mengkhianatinya, tidakada gunanya lagi mempertahankan persahabatan.”

Eva melongo. “Mia! Apa kau marah padaku? Apa kauingin mengakhiri persahabatan kita? Kalau kau mau aku akanmemutuskan hubungan dengan Arman. Kita mulai dari awallagi. Tetapi kumohon Mia, jangan bersikap seperti ini padaku.Kita sudah lama berteman.” Eva terisak – isak di bahu Mia.

Mia hanya berdiri kaku bagaikan patung. “Aku tidakmarah padamu, Eva. Justru sebaliknya aku sudahmemaafkanmu. Hanya saja aku paling tidak bisa menerimaketidakjujuran. Itu sudah jadi prinsip hidupku. Aku pernahberjanji pada diriku, kalau aku tidak akan memaafkan orangyang tidak jujur kepadaku. Tetapi untukmu pengecualian. Kau

adalah teman baikku. Aku ingin melihatmu bahagia denganpria yang kau sukai. ”

Mia memutar handel pintu. Aku pulang dulu,” bisiknyalirih. “Jaga dirimu baik – baik, Eva.

 “Mia apa mungkin kita bisa berteman lagi?” rengek Eva.Mia terdiam. “Aku tidak tahu Eva. Aku benar – benar

tidak tahu. Tetapi kita lihat saja nanti.”Dengan gontai Mia berjalan meninggalkan rumah Eva.

Sementara itu Eva hanya bisa memandangi punggungtemannya menjauh dengan air mata berlinang – linang. DuniaEva serasa runtuh. Dia telah kehilangan sahabat terbaiknya

karena ketidakjujuran yang dilakukannya.Eva menutup pintu dengan pelan. Dia memandang ke

sekeliling ruang tamu. Ingin rasanya dia menghancurkan

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 46/410

46

seluruh pajangan yang ada di situ tetapi dia tidak mempunyaikekuatan. Tubuhnya terasa lemah sekali. Dia berjalan masukke kamar lalu meringkuk di atas tempat tidur sambil memelukboneka pemberian Mia. Air matanya menetes derasmembasahi bantalnya. Maafkan aku Mia. Maafkan aku,

bisiknya pelan. ***

Mia kembali berada di dalam taksi untuk yangkesekiankalinya dalam hari itu. Sejenak Mia bisa melupakanmasalah yang menghimpitnya saat melihat suasana jalan rayakota Medan. Jalan raya di Medan setiap Sabtu malam selalupadat karena banyak penduduk Medan yang keluar rumahsekedar untuk mencari hiburan.

Taksi yang ditumpangi Mia sempat melintas daerahKesawan Square, salah satu tempat makan yang paling banyakdikunjungi di Medan. Pada siang hari Kesawan Square tidaklebih dari kawasan perkantoran biasa. Namun, pada malamhari, jalan itu telah disulap menjadi tempat makan yang ramai.Jalanan dipenuhi deretan kedai yang menawarkan berbagaimenu masakan. Untuk bisa makan di situ, pengunjung harusmembeli kupon terlebih dahulu. Kupon itu seperti voucher.Pengunjung membayar makanan yang dipesan, denganvoucher itu.

Mia sering ke sini bersama dengan teman – temannyatidak terkecuali Arman dan Eva. Sempat terbersit di benaknyauntuk mampir. Tetapi mengingat apa yang baru menimpanya

hari itu, dia membatalkannya. Dia sudah tidak sabar untuksampai di rumah.

Sesampainya di rumah, Mia melihat mamanya sudahmenunggu di teras. Mamanya kelihatan lega melihatkedatangan Mia. “Mia dari mana saja kau Nak? Kau membuatMama cemas.”

 “Aku baru bertemu dengan Arman,” jawab Mia pendek.Nyonya Hendrawan terpana. Dia mengerutkan

keningnya. Matanya menyipit. “Apa? Mau apa dia?” tanyanyadengan nada curiga.

 “Rahasia. Sudah yah, aku mau mandi terus tidur.

Malam, Mama kusayang.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 47/410

47

Nyonya Hendrawan terheran – heran melihat tingkahMia. Dia memutar badannya dan berjalan tergesa – gesa kebagian samping rumah.

 “Papa,” Nyonya Hendrawan masuk ke ruang kerjasuaminya tanpa mengetuk.

Tuan Hendrawan menjawab tanpa mengangkatwajahnya dari koran “Ada apa, Ma?”

 “Mia bersikap aneh.” “Terus kenapa? Bukannya dia memang selalu bersikap

aneh?” “Papa! Jangan bercanda! Kelihatannya dia baru

mengalami kejadian yang tidak mengenakkan. Apa tahu kalaudia baru menemui Arman?”

Tuan Hendrawan menurunkan korannya danmemandang istrinya. “Kau bilang dia bertemu dengan Arman?”

 “Iya, Pa. Mia sendiri yang bilang.” “Untuk apa mereka bertemu?” “Mana Mama tahu,” Nyonya Hendrawan mengangkat

bahunya. “Kita harus mencari tahu, Pa,” usul istrinya.Tuan Hendrawan kembali mengangkat korannya. “Tidak

usah, Ma. Biarkan saja dia mengatasi sendiri masalahnya.Lagipula, Papa yakin, dia tidak mau kita mencampurikehidupannya lagi. Mia sudah besar, Ma. Papa khawatir kalaukita mencampuri kehidupannya lagi, dia justru semakin kacau.”

Nyonya Hendrawan terdiam. Dia merenungkan setiapucapan yang keluar dari mulut suaminya. Benar juga. Kalau

kami terus mencampuri hidup Mia, bisa – bisa dia semakinmenjauh dari kami.

Sementara itu, Mia di dalam kamarnya tidak melakukanapa – apa. Dia berbaring di atas tempat tidurnya dalam posisitelentang. Tidak ada air mata. Wajahnya terlihat tenang.Kejadian yang baru dialaminya memang sangat menyakitkantetapi dia tidak mau menangis gara – gara itu. Untukmelupakannya, Mia memasang walkman dan mendengarkanlagu favoritnya. Tangannya memegang komik Donald Bebek.Hanya itu yang bisa menghiburnya saat ini. Dia sering dibilangkekanak – kanakkan karena hobbynya itu tetapi dia tidak

peduli. Tingkah polah Donald yang selalu sial dan gampangmarah bisa membuatnya lupa akan masalahnya walau ituhanya untuk sesaat.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 48/410

48

BAB 3

Mia sedang menonton telenovela Rubi ketika mamanyadatang menghampiri. Mia sebenarnya tidak terlalu menyukaitelenovela karena inti ceritanya selalu sama. Tentang

percintaan gadis miskin dengan pria kaya. Namun, Rubi adalahpengecualian. Ceritanya lain daripada yang lain. Mia tertarikpada tokoh utamanya yang selalu dipenuhi ambisi, Rubi.Mungkin ada pelajaran yang bisa kudapat dari sini. Bukan sifatmaterialistisnya tetapi kecerdasannya dan ketegarannya.

 “Kau sedang nonton apa, Mia?” Nyonya Hendrawanduduk di sebelahnya.

 “Memangnya Mama tidak bisa lihat? Tidak perlu basa –basi deh. Katakan saja apa mau Mama.”

Mamanya cemberut. “Mia, jangan bersikap ketus begitudong pada Mama.”

Mia menghela napas dan memandang mamanya. “Maaf,Ma. Sekarang Mama mau bicara apa?”

 “Begini, apa kau ingat dengan keluarga Santoso. Temanpapamu di Jakarta?”

Dia menggelengkan kepalanya. “Tidak. Aku tidakingat.”

 “Masa kau tidak ingat? Kau kan sering bermain dengananaknya, Doni?”

Di dalam kepala Mia seolah – olah terdengar suaraalarm saat mendengar ucapan mamanya barusan. Dia

menatap mamanya dengan curiga. “Mama, aku benar – benartidak ingat.”

 “Mia, dia pernah datang ke sini. Orangnya tampan,putih, hidungnya mancung dan dia memakai kacamata. Kalautidak salah dia datang, pada saat ulangtahun Robert,”mamanya terus berusaha untuk mengingatkan Mia.

 “Ooooh,” mulut Mia membentuk huruf O. “TernyataDoni yang itu. Aku ingat sekarang. Ada apa dengannya? Apadia masuk dalam infotainment, acara kesukaan Mama?” Miabicara asal – asalan.

 “Mama baru tahu kalau dia masih single.”

Mia keheranan.  Apa hubungannya denganku kalau diamasih single? Aku tidak peduli, sekalipun dia pria single palingtampan di Indonesia. Aku saja  sudah lupa   padanya. Mia melirik

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 49/410

49

mamanya dengan pandangan penuh selidik. Sementara yangdipandangi berlagak menikmati Rubi. Namun, Mia tidak tertipukarena dia tahu betul acara kesukaan mamanya. NyonyaHendrawan adalah penikmat infotainment sejati. Jam enampagi sudah menyalakan televisi untuk menikmati acara yang

sudah seperti ritual baginya. Kadangkala Mia sampai kesalmelihatnya dan sering mengajukan protes. Tetapi mamanyaselalu bisa membela diri. Alasannya beragam. Mulai dari tidakada acara yang enak, aktor kesukaan sampai dengan topikdalam arisan. Alasan terakhir membuat Mia tidak habis pikir.

 Arisan macam apa yang membicarakan gosip artis?Mia manggut – manggut. Dia sudah kehilangan

konsentrasi menonton. Apa yang dikhawatirkannya dari tadiakhirnya terjadi juga. “Mama mau menjodohkan aku lagi,yah?” terka Mia.

 “Kau sudah bisa menebak maksud Mama rupanya,”Nyonya Hendrawan terkekeh.

Mia melotot. Bibirnya maju. Keningnya berkerut dantangannya dikepal. “Mama ini apa – apaan sih? Apa Mamasudah lupa peristiwa yang menimpaku karena perjodohan yangMama dan Papa atur?”

 “Tentu saja tidak. Karena itu Mama ingin kaumelupakannya dengan memulai hubungan yang baru lagi.Bagaimana? Kau mau kan?”

 “Tidak!” sembur Mia. Mia berkacak pinggang danmenatap tajam mamanya. “Mama ini tidak mengerti

perasaanku yah? Apa peristiwa yang kualami belum cukupmenyadarkan Mama?”

 “Mama bukannya tidak mengerti mengenai peristiwayang pernah kau alami. Tetapi tidak ada salahnya kanmencoba lagi? Kali ini Mama yakin kalau anak teman papamuitu tidak akan meninggalkanmu. Karena yang Mama tahu diamenyukaimu sejak kau masih kecil.”

 “Yang benar saja! Waktu itu kan aku masih sangat kecil.Bagaimana mungkin dia sudah jatuh cinta pada balita, Ma?Walaupun sejak kecil kek, remaja kek. Pokoknya aku tidak maudijodohkan dengannya.”

 “Ayolah Mia. Sekali ini saja. Kau temui dulu dia, barumemutuskan.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 50/410

50

Mia mendengus. Dengan ketus ia menjawab, “Aku tidakmau dijodohkan lagi. Kalau mau, Mama saja yang menikahdengannya!”

 “Miana Hendrawan! Berani sekali kau berkata seperti itupada mamamu. Maksud Mama kan baik. Mama tidak ingin kau

 jadi perawan tua. Perjodohan itu tidak jelek. Mama tidak akansembarangan mencarikan jodoh untuk putri kesayanganMama.”

 “Mama, ini bukan jaman Siti Nurbaya lagi. Perjodohanitu sudah kuno. Dulu aku memang mau dijodohkan, tetapisekarang tidak. Aku tidak mau mengulangi kesalahan yangsama lagi. Cukup sekali saja aku mengalami peristiwamemalukan itu! ”

Mamanya menghela napas panjang. “Mama ingin kaumempertimbangkannya lagi. Calon pilihan Mama ini dokterlulusan Universitas Indonesia loh. Dia memiliki kepribadianyang baik. Bisa saja dia bekerja di Jakarta tetapi dia memilihbekerja di Medan. Mama kira salah satu alasannya adalahsupaya dia bisa dekat denganmu.”

Mia menatap Mamanya dengan sorot mata tegas. “Akutidak peduli dia lulusan mana. Mau lulusan Harvard sekalipun,pokoknya aku menolak dijodohkan! Mama tidak bisamemaksaku!”

 “Kita lihat saja nanti,” kata mamanya. “Pertimbangkandulu. Mama yakin Doni bisa menjadi suami yang baikuntukmu.”

 “Aku heran. Dari dulu selalu aku yang dipaksa menikahduluan. Bagaimana dengan Bang Hendra dan Robert? Akutidak pernah melihat Mama sibuk mencarikan calon istri buatmereka,” protes Mia.

 “Untuk apa Mama mencarikan buat mereka? Merekakan laki – laki. Jadi mereka bisa mencari sendiri gadis yangtepat untuk dijadikan istri.”

 “Oh begitu toh. Aku dicarikan jodoh karena aku seorangperempuan. Itu adalah pendapat paling aneh yang pernahkudengar. Dari mana Mama mendapatkan pandangan sepertiitu? Memangnya hanya pria saja yang bisa cari calon istri. Aku

dan banyak perempuan di luar sana juga bisa, Mama!” tegasMia.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 51/410

51

Mamanya tidak menanggapi protes Mia. Dia asyikmembolak – balik majalah.

Mia sewot ucapannya dianggap angin lalu. “Aku mau kekamar!” katanya tiba – tiba.

Sebelum masuk ke kamarnya, Mia menoleh, “Ngomong

 – ngomong Mama, bukan hanya aku yang bisa jadi perawantua. Anak laki – laki Mama juga bisa jadi perjaka tua.”

Mamanya tercengang mendengar ucapan Mia. Dia maumenegur putrinya itu, tetapi Mia sudah menghilang di balikpintu kamarnya. Nyonya Hendrawan hanya bisa geleng –geleng kepala melihat tingkah putri semata wayangnya itu. Miamemiliki kebiasaan langsung masuk kamar jika sedang kesal.Pembicaraan dengan mamanya mengenai Doni rupanyamembuat Mia sangat kesal. Makanya dia main masuk saja kekamarnya dan meninggalkan mamanya sendirian di ruangmenonton.

***Malam harinya, Mia mondar – mandir di dalam

kamarnya.  Aku harus melakukan sesuatu, pikirnya. Aku tidakmau dijodohkan lagi. Apa jaminannya kalau aku tidak akanditinggalkan lagi? Mia berpikir keras untuk menemukan solusi.

 Aha, aku tahu. Satu – satunya cara untuk menghindar adalah pergi dari rumah ini. Aku harus   pindah.  Tetapi ke mana?  Pikiran Mia mumet. Tiba – tiba dia teringat pada ucapan Helen.Temannya itu pernah mengajukan tawaran untuk datang keJakarta. Mia, kau  benar – benar beruntung . Mia tersenyum –

senyum sendiri di depan kaca.Saat semua anggota keluarganya tengah dibuai mimpi,

Mia mengendap – endap menuju ruang kerja papanya. Diasempat melihat ke jam berbentuk rumah yang tergantung didinding. Sudah jam sebelas malam. Mia agak ngeri setiapmelihat angka sebelas. Itu adalah angka di mana diaseharusnya melangsungkan pernikahan.

Dia menyalakan komputer lalu memasang kabeltelepon di belakang cpu - nya. Dia memasang sambunganinternet. Dia masuk ke situs yahoo dan mulai mengetik alamatemailnya beserta kata kuncinya. Mudah – mudahan tidak ada

telepon yang masuk, harap Mia.  Biasanya kalau ada teleponyang masuk, sambungan internet otomatis terputus.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 52/410

52

Jam sebelas begini yang sering menelepon adalahteman – teman abangnya. Mia sudah hapal betul kebiasaanteman – teman Hendra dan Robert yang gemar meneleponlarut malam. Mia sempat bertanya - tanya, apa pekerjaanteman – teman abangnya itu penjaga malam atau bukan.

Sampai – sampai Mia menjuluki mereka manusia kalong. Diamulai mengetik pesan yang akan dikirim ke Helen. Jari – jariMia bergerak lincah di atas keyboard  komputer.

Helen aku baru saja mengalami peristiwa berat. HariSabtu kemarin Arman mengajakku bertemu. Dia inginmemberitahukan alasan selengkapnya kenapa dia tidak bisamenikahiku. Tadinya aku tidak mau menemui dia, tetapirupanya si brengsek itu tidak menyerah. Dia terus mengirimiku

 pesan ingin bertemu. Akhirnya aku putuskan untuk menemui dia. Dia

memberitahuku semua alasannya kenapa dia tidak bisamenikahiku. Dia juga memberitahuku siapa kekasihnya. Kautidak bisa membayangkan perasaanku ketika diamemberitahuku siapa kekasihnya. Ternyata pacar Arman ituadalah teman baikku, Eva! Aku benar – benar kecewa. Karenaitu aku memutuskan persahabatanku dengannya.

Tetapi itu belum semuanya. Mamaku inginmenjodohkanku lagi. Kali ini dengan seorang pria yang sudahmengenalku sejak umur tiga tahun. Aku benar – benar kesalsekarang. Aku sudah menolak tetapi mamaku terus memaksa.

 Aku ingin tahu apa tawaranmu masih berlaku. Balasnya yang

cepat yah.Mia mengetik alamat email Helen dan langsung

mengklik tanda send . Dia tersenyum puas saat tanda pesannyasudah sampai, terpampang di layar komputer.

***Sepanjang pagi Mia tidak bisa tenang. Hatinya berdebar

 – debar menunggu jawaban dari Helen. Ingin rasanya dialangsung memasang internet tetapi itu tidak mungkin karenamasih pagi. Bisa – bisa papa dan mamanya bernyanyi tentangbetapa mahalnya biaya telepon saat ini.

Mia hanya duduk sendirian di teras sambil memandangi

kendaraan yang lalu lalang di depan rumahnya. Pagi iturumahnya sudah terlihat sepi. Papa dan kedua abangnya,

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 53/410

53

sudah berangkat kerja dari tadi. Yang ada di rumah tinggalMia, mamanya dan para pembantu.

Mia merasa bosan. Sebenarnya banyak bekas temankuliahnya yang mengajak jalan – jalan tetapi dia menolakdengan alasan tidak punya uang. Namanya juga

pengangguran, selalu begitu dalih Mia. Padahal yang membuatMia malas adalah udara yang sangat panas. Saat ini Medanmemang sedang dilanda musim kemarau.

Namun pagi itu udara lumayan sejuk. Mia sampaiterkantuk – kantuk dibuatnya. Coba kalau musim kemarau,udara di Medan sejuk begini, kan asyik, pikir Mia. Kepalanyatertunduk dan matanya terpejam. Dia mulai tertidur dan tidakmendengar suara klakson.

 “Mia,” tegur mamanya mengejutkan.Mia tersentak dari tidur ayamnya. Dia menoleh. Tampak

di hadapan Mia, mamanya sudah tampil rapi. NyonyaHendrawan memang sangat aktif dalam kegiatan yangdiadakan gereja, lingkungan tempat mereka tinggal ataupunyayasan di mana dia menjadi anggota. Hampir setiap hariMamanya keluar. Mia sering meledek mamanya lebih sibuk dariistri presiden.

 “Mama mau pergi. Ada acara bakti sosial. Kau sehariandi rumah kan?”

Mia mengangguk. “Mama pergi dulu.”Dari teras rumah Mia mengawasi mamanya masuk ke

dalam mobil yang dikemudikan temannya. Setelah mobilToyota Avanza menghilang dari pandangannya, Mia langsungberlari ke dalam rumah. Dia memasuki ruang kerja papanya.

Cepat – cepat dia menyalakan komputer dan memasangkabel telepon. Dia langsung memasang internet dan masuk kesitus yahoo . Mia mengetik alamat emailnya. Betapa senangnyadia melihat sudah ada jawaban dari Helen. Mia tersenyumcerah saat mulai membaca pesan dari Helen.

Mia, aku turut prihatin atas masalah yang menimpamu.Tetapi aku percaya kau pasti bisa mengatasinya. Aku tahukalau kau adalah gadis yang kuat. Lupakan masalah Arman

dan Eva. Masih banyak pria yang bisa kau jadikan pasanganhidup. Suatu saat kau akan bertemu dengan pria yang

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 54/410

54

mencintaimu apa adanya. Oh ya, masih banyak juga lohwanita yang bisa kau jadikan sahabat.

Tentang tawaranku, tentu saja masih berlaku. Kau bisadatang kapan saja. Yang perlu kau lakukan hanyameneleponku saja, maka aku akan datang menjemputmu.

Tentang tempat tinggal kau tidak perlu khawatir. Kau bisatinggal bersama denganku. Kabari aku terus yah. Bye…bye…

Mia memekik kegirangan. Terima kasih Tuhan. Jakartatunggu aku, teriak Mia. Mia menari – nari mengelilingi meja.

Mendadak senyum Mia hilang. Dia berhenti. Dia teringatpada keluarganya. Sekarang dia kebingungan sendiribagaimana cara menyampaikan kepada keluarganya. Papa danabangnya mungkin tidak ada masalah tetapi mamanya. Miayakin mamanya tidak akan mengijinkan.

Seharian Mia berpikir bagaimana cara terbaik untukmeminta persetujuan keluarganya. Dia gelisah memikirkanreaksi keluarganya. Mia tidak tidur siang. Dia sibuk mereka –reka rencananya di atas tempat tidur. Dia terus begitu sampaimatahari pulang ke peraduannya di ufuk barat. Tekadnyasudah bulat. Bagaimana pun juga ia harus berangkat keJakarta.

***Malam pun tiba. Satu per satu anggota keluarga

Hendrawan mulai menampakkan diri. Yang pertama kalimenginjakkan kaki di rumah adalah kedua orangtuanya.Ternyata mamanya menyusul papanya ke kantor. Setelah itu

datang Hendra. Dia bekerja sebagai senior accountant di salahsatu cabang perusahaan terkemuka di negeri ini.

 “Hai,” sapa Mia. Bagaimana harimu?”Hendra menoleh. “Oh hai, kau rupanya,” Hendra

tersenyum. “Tidak baik karena hari ini aku tidak bertemudengan gadis cantik.”

Mia mendelik ke arah Hendra. Dia paling tidak senangmelihat sifat abangnya yang satu ini. Hendra paling gampangtergoda wanita cantik. Kalau ada gadis berparas lumayan lewatdi depannya maka mata Hendra tidak berhentimempelototinya. Karena kebiasaan buruknya inilah, Hendra

mendapat julukan mata keranjang dari adiknya.Tetapi, Mia tidak pernah bisa marah setiap kebiasaan

buruk Hendra kambuh, karena abangnya itu sangat

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 55/410

55

menyayangi dan melindungi dia. Paling yang bisa dia lakukanuntuk membela kaumnya adalah dengan tidak henti – hentinyamenasihati abangnya itu untuk menghormati wanita. Mia jugasering mengkampanyekan emansipasi wanita di depanabangnya itu.

Sementara sifat Robert berbanding terbalik denganHendra. Bisa dibilang Robert agak dingin pada perempuan. Diasering terlihat kaku apabila berada di dekat perempuan. Miasering menebak – nebak kelakuan abangnya itu disebabkanpekerjaannya yang kelewat serius. Robert sendiri bekerjasebagai Manajer Keuangan di perusahaan yang sama denganHendra.

Tidak heran, sementara Hendra sudah gonta ganti pacarberapa kali sementara Robert masih saja sendirian.

 Anehnya, walaupun memiliki sifat yang berbeda, Hendradan Robert sangat kompak dalam segala hal terutama yangmenyangkut adik perempuan mereka satu – satunya. Merekabertekad untuk selalu melindungi Mia.

Mereka bertiga sering menghabiskan waktu bersama.Mulai dari jalan ke mall, nonton ke bioskop dan berliburbersama.

Mia baru sadar dia tidak melihat sosok Robert. Karenabekerja di tempat yang sama, biasanya kedua abangnya ituselalu pulang bersama.

 “Aku tidak melihat Bang Robert. Kalian tidak pulangbersama?”

 “Tidak,” sahut Hendra pendek. “Ke mana dia?”Hendra menggeleng, “Tidak tahu.” Hendra duduk

dengan santai di sofa di depan televisi. Dia asyik membacakoran Kompas.

Kalau sudah begitu, Mia malas menanyakan lebih lanjutkarena abangnya itu pasti menjawab dengan asal – asalan.

Hati Mia sempat tergelitik untuk meminta pendapatabangnya tentang rencana kepergiannya ke Jakarta tetapisuara nyaring dari teras membuat Mia mengurungkan niatnya.

 “Halo semuanya, aku pulang,” Robert tersenyum cerah.

 “Kenapa kau pulang belakangan?” Mia menginterogasiabangnya itu.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 56/410

56

Karena aku tadi beli ini dulu,” Robert mengangkattangan kanannya yang memegang kotak bertuliskan Pizza Hut.

Hendra dan Mia melongo. Kalau cuma satu kotak yangditenteng Robert mungkin reaksi mereka tidak akan seperti itu.Masalahnya Robert menenteng tiga kotak pizza berukuran

supreme. “Banyak sekali,” celutuk Mia. “Ini memang kusengaja. Dari minggu kemarin rasanya

aku ingin makan pizza tetapi tidak punya waktu luang untukmembelinya,” Robert berkilah.

Hendra dan Mia tertawa geli. “Kau lagi ngidam yah?Seperti wanita hamil saja,” gumam Mia.

Robert cemberut. “Ah, kalian sedang berkumpul rupanya,” orangtua

mereka memasuki ruang nonton.Nyonya Hendrawan melirik ke jam dinding. “Sudah

waktunya makan malam. Ayo, kita ke ruang makan,” ajaknya.Dia tidak menyuruh Hendra dan Robert mandi terlebih dahulusebelum makan. Dia pernah mencobanya, namun keduaanaknya itu tidak pernah menurutinya. Pernah sekali waktumereka menuruti, namun, begitu selesai mandi, merekalangsung tertidur pulas. Belajar dari situ, Nyonya Hendrawantidak pernah lagi menyuruh mereka mandi dulu baru makanmalam.

 “Aku tidak makan Ma,”celutuk Robert. “Aku makan pizzasaja.”

Nyonya Hendrawan menatap anaknya dengan rautwajah tidak senang. “Tidak boleh,” tegasnya.

 “Memangnya kenapa?” “Masa kau makan pizza saja, bukannya nasi. Itu tidak

baik untuk kesehatan. Setidaknya isi dulu perutmu dengan nasibaru makan pizza.”

 “Kalau caranya begitu, mana sanggup aku Ma. Bisa –bisa perutku meledak karena kekenyangan,” protes Robert.

Percuma saja Robert mengajukan keberatan karenamamanya sama sekali tidak menggubris ucapannya. “Robertkau sudah dewasa. Masa masalah ini saja, Mama harus

memaksamu. Lagipula ngapain kau beli pizza sebanyak itu?Buang – buang uang saja.”

 “Aku sudah lama ingin makan pizza, Ma.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 57/410

57

Suasana di meja makan mulai ribut. Robert sibukmembujuk mamanya agar diijinkan makan pizza, Hendra danTuan Hendrawan sibuk melerai mereka sementara Mia hanyabisa memandangi mereka. Dia ragu – ragu untuk bicara.Namun, tekadnya sudah bulat. Dia harus meminta persetujuan

keluarganya. “Mama, Papa, ada yang ingin kusampaikan,” kata Mia

hati - hati. Namun, suaranya terlalu pelan untuk bisa menarikperhatian.

 “Aku mau ke Jakarta,” Mia mengeraskan suaranya.Suasana di meja makan mendadak sunyi. Tidak

terdengar lagi suara berdebat. Semua mata terarah pada Mia.Seluruh anggota keluarganya terperangah mendengarucapannya.

 “Apa kau bilang barusan?” tanya Hendra. “Aku bilang, aku mau ke Jakarta,” Mia mengulang

perkataannya.Papanya terdiam sedangkan mamanya terlihat sangat

syok.Tuan Hendrawan mengamati wajah putri satu – satunya

itu. Dia bisa melihat wajah Mia terlihat sangat serius saatmengungkapkan keinginannya untuk pergi ke Jakarta. Tidakterlihat sedikitpun keraguan di wajah Mia. Tuan Hendrawaningin menanyakan sesuatu pada putrinya tetapi entah kenapadia merasa hal itu percuma saja karena dia sudah mengetahui

 jawabannya.

Tuan Hendrawan menatap putrinya dengan penuhperasaan sayang. “Jadi, kau mau ke Jakarta?”

 “Iya, Papa.”Istrinya terperangah. “Tidak! Tidak boleh,” seru Nyonya

Hendrawan. “Kau tidak boleh pergi ke Jakarta. Pokoknya kautidak boleh ke mana – mana!” tegasnya.

Di luar dugaan, Tuan Hendrawan tidak memperdulikanprotes istrinya. “Kalau kau ke Jakarta, kau mau tinggal dengansiapa?”

Mendadak Nyonya Hendrawan bangkit dari kursinyasetelah mendengar pertanyaan suaminya. Dia menatap

suaminya dengan penuh kemarahan. Sementara itu, Hendradan Robert hanya duduk manis sambil memperhatikan adegandi depan mereka.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 58/410

58

Mia menoleh ke arah mamanya yang kelihatan gusarsekali, kemudian menjawab dengan suara pelan, “Di rumahHelen.”

Tuan Hendrawan mengerutkan keningnya. “Helen yangpernah datang dan menginap di sini?”

Mia mengangguk “Tidak bisa,” seru Nyonya Hendrawan. “Pa, Mia tidak

boleh ke Jakarta apapun alasannya. Mama tidak bisamembayangkan kau pergi ke kota sebesar Jakarta sendirian.Biarpun kau tinggal di rumah Helen. Bagaimana kalau terjadisesuatu. Misalnya, ternyata Helen terlibat masalah denganhukum.”

Mia mendelik sebal. “Mama ini paranoid sekali! Mamasudah empat kali bertemu dengannya. Mama pernah bilangpadaku kalau dia gadis yang baik. Sekarang Mama bilang diaterlibat masalah dengan hukum. Jangan bicara sembarangandong Ma,” sahut Mia.

 “Mama tahu. Tetapi selama ini yang datang kan dia.Sementara kau tidak pernah ke rumahnya. Siapa yang tahubagaimana kehidupan dia yang sebenarnya di Jakarta sana,”kata Nyonya Hendrawan ngotot. “Papa, lakukan sesuatu dong.Kita tidak boleh membiarkan putri kita satu – satunya pergi.”

Tuan Hendrawan manggut – manggut mendengarocehan istrinya. “Kita kan sudah bertemu dengannya beberapakali dan dari yang Papa lihat, sepertinya dia gadis yang baik.Kalau begitu, Papa tidak bisa melarangmu. Kau boleh pergi,

Nak.” “Papa!” Mamanya menjerit. Lengkingannya sangat keras

dan tidak enak didengar di telinga. Dia kesal sekali melihatbetapa cepat suaminya membuat keputusan. “Bagaimanakalau sesampainya di sana dia melakukan sesuatu yang burukpada putri kita? Misalnya menjual Mia?” nyonya Hendrawansempat mengernyitkan keningnya saat mendengarkanucapannya sendiri tetapi apa boleh buat, itu yang pertama kaliterlintas dalam pikirannya.

Mia mendelik. “Jangan bicara sembarangan tentangHelen dong, Ma. Dia itu gadis baik – baik. Bagaimana mungkin

dia melakukan hal yang jahat pada temannya sendiri?” “Yah, mana tahu saja. Selama ini dia terus yang

mengunjungimu sedangkan kau tidak pernah datang ke

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 59/410

59

Jakarta. Siapa yang tahu bagaimana kehidupan Helen yangsebenarnya,” Nyonya Hendrawan bersikeras denganpendapatnya.

Tuan Hendrawan menarik napas. Dia menggeleng –gelengkan kepalanya melihat istrinya bersikap keras kepala.

 “Jangan berpikir yang tidak – tidak, Ma. Miana pasti bisa jagadiri. Dia itu kan bisa karate dan taek wondo. Dia pasti bisamelawan orang yang ingin berbuat macam – macam padanya,”Tuan Hendrawan berusaha menenangkan istrinya.

 “Aku tidak percaya ini,” desis Robert yang dari tadidiam. “Pa, aku biasanya tidak setuju dengan aturan yangditerapkan Mama kepada Mia tetapi untuk masalah yang satuini, Mama ada benarnya juga.”

 “Kau lihat kan? Putramu saja bisa menyadari. Kenapakau yang jadi papanya malah jadi ngaco seperti ini?”

 “Papa bukannya ngaco. Papa pikir Mia mungkin bisamemulai hidupnya yang baru di Jakarta. Dia juga bisa mencarikerja di sana.”

 “Apa Papa tidak tahu kalau lulusan daerah sangat sulitcari kerja di Jakarta?”

 “Itu tergantung pada Mia, apakah dia bisa menunjukkankemampuannya atau tidak. Tetapi Papa yakin, pasti Mia bisamengatasinya,” pria tua itu tersenyum bijaksana.

Sementara anggota keluarganya yang lain sedangberdebat, Hendra malah asyik menyantap makanan yang adadi meja. Dia sama sekali tidak peduli dengan apa yang terjadi

disekitarnya. Hendra memang tipe orang yang paling malasberdebat. Dia juga paling enggan ikut campur dalam masalahapapun.

 “Bagaimana pendapatmu, Dra?” Robert menepuk bahusaudara laki – lakinya itu.

Sendok yang dipegang Hendra hampir saja terjatuh daritangannya, karena kaget. “Apa? Eh..oh…” Hendra salahtingkah. “Kau tanya apa?”

Robert geleng – geleng kepala melihat tingkahsaudaranya itu. “Aku tanya bagaimana pendapatmu tentangkeinginan Mia pergi ke Jakarta?”

Hendra tersenyum malu. “Apapun yang ingin dialakukan, aku tidak akan mencegahnya. Aku akan mendukungkeputusannya,” sahut Hendra santai.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 60/410

60

Mia tersenyum lega mendengar ucapan Hendra. Diamelemparkan senyuman terima kasih.

 “Oh,” Nyonya Hendrawan menepuk kepalanya. “Akutidak bisa menerima ini,” keluhnya.

Tuan Hendrawan menggenggam tangannya. “Mama,

sudahlah. Sekali ini saja, kita biarkan Mia melakukan apapunyang dia inginkan. Kita tidak perlu lagi campur tangan ataskeputusannya. Lagipula siapa tahu setelah ke Jakarta dia akanmenemukan jodohnya. Bukankah itu yang selalu kauinginkan?”

Nyonya Hendrawan tidak menyahut. Dia sadarsepenuhnya tidak akan menang melawan suami dan anak –anaknya. Terlebih lagi, Hendra yang mendukung keinginanMia. Kalau sudah begitu, Robert pasti mengikutinya. Denganlemah dia mulai menyendok nasi ke piring – piring kosongyang terletak di meja makan. “Kita makan saja,” cetusnya lirih.Dia melirik Hendra yang sudah makan duluan. Putra sulungnyaitu hanya tersenyum simpul dengan mulut yang masih penuhdengan makanan. “Habis dari tadi kalian bicara terus sih,padahal aku lapar banget. Jadi aku makan duluan deh,”cetusnya membela diri.

Robert yang tadinya ngotot ingin makan pizza pun jadiikut makan malam. Namun, terlihat jelas kalau wajahnya tidakrela meninggalkan pizza yang dibelinya. Tenang saja, aku pastiakan memakan kalian. Jadi tunggu yah, dia melirik kotak pizzayang terletak di kursi.

Mia merasa tidak enak telah menimbulkan pertengkarandi antara Mama dan Papanya. Dia merasa menyesal tetapi diatidak bisa berbuat apa – apa. Tanpa bicara sepatah katapundia duduk di kursi dan mulai menyuapi mulutnya dengan nasi.Itu adalah makan malam yang paling tidak menyenangkanbuat Mia.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 61/410

61

BAB 4

Walaupun belum memastikan kapan berangkat keJakarta, Mia mulai memasukkan sebagian baju – bajunya kedalam koper sambil bersenandung ceria. Tekadnya sudah bulat

untuk meninggalkan Medan menuju Jakarta. Tidak ada yangbisa menghalanginya.

Sepanjang Sabtu, Mia menghabiskan waktu mencatatbarang apa saja yang akan dibawanya ke Jakarta.

Mia memandangi koleksi bacaannya yang tersusun rapidi rak. Bagaimana ini? Aku tidak bisa meninggalkan bukuku disini. Nanti aku baca apa? Tetapi aku juga tidak mungkinmembawa semuanya karena berat barang bawaan di pesawatdibatasi. Kalau lebih aku jadi dikenai biaya tambahan, pikirMia. Ah, sudahlah. Aku bisa meminta Bang Hendra untukmengirimkannya sedikit demi sedikit.

Mia mengalihkan perhatian pada baju yang tersusunrapi di dalam lemarinya. Dia mulai mengeluarkan satu persatudan memasukkannya ke dalam koper. Saat sedang asyikmenyusun baju, terdengar suara mamanya yang memanggilnamanya. Mia menghentikan kegiatannya dan berjalan keluarkamar.

 “Mama memanggilku?” “Iya. Waktunya makan malam.”Mia menuruti mamanya tanpa banyak bicara.Makan malam hari Sabtu itu terasa membosankan buat

Mia karena Hendra dan Robert sedang tidak ada di rumah.Mereka berdua lebih memilih menghabiskan malam Minggubersama dengan teman – teman mereka.

Mia jadi merasa tidak nyaman, makan malam bertigasaja bersama dengan orangtuanya. Papanya sih bukanmasalah tetapi mamanya. Sesekali Mia mencuri pandang kemamanya. Dia bisa melihat dengan jelas ekspresi mamanyasangat sedih.

Selesai makan malam mereka berada di ruang keluargadan menonton televisi. “Mia sayang. Apa kau tidak bisamerubah keputusanmu?” mamanya bertanya dengan hati –

hati. “Mama berjanji tidak akan memaksamu untukberhubungan dengan pria yang tidak kau inginkan asal kau

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 62/410

62

membatalkan kepergianmu. Mama mohon Mia, turuti perintahMama. Sekali ini saja.”

Untuk sesaat Mia sempat bimbang mendengarpermintaan mamanya. Namun, tekadnya untuk berangkat keJakarta sudah bulat. “Mama, bertahun – tahun aku selalu

menuruti perintahmu. Terakhir kali aku memenuhi permintaanMama, aku ditinggalkan di gereja sendirian tepat diharipernikahanku. Jadi cukup sudah! Mama, untuk sekali saja,biarkan aku melakukan apapun yang kuinginkan,” tegas Mia.

 “Aku akan tetap pergi ke Jakarta apapun yang terjadi. Akuakan memulai hidup baru.”

 “Mia, mengapa kau lakukan ini pada kami, Nak? Kamisangat menyesal atas apa yang terjadi. Tetapi kita kan bisamemulai dari awal. Kami tidak akan memaksamu melakukanapa yang tidak kau inginkan lagi. Kami akan membiarkanmumelakukan apa pun yang kau inginkan, asal kau janganmeninggalkan kami.”

Tuan Hendrawan menatap istrinya lalu menarik napas. “Tidak usah melarangnya, Ma. Kita biarkan saja Mia melakukanapa yang dia inginkan. Papa yakin dia pasti bisa mengatasisemua masalahnya. Putri kita selalu mengatakan kalau diabukan wanita lemah. Dan dia sudah membuktikannya. Jadi kitatidak usah mencampuri keputusannya lagi.”

Tuan Hendrawan berhenti sejenak kemudian diamenambahkan, “Selama ini dia selalu menuruti kemauan kita.Kita telah membayar mahal karena terus – terusan

memaksanya menuruti kemauan kita. Dia ditinggalkan di haripernikahannya karena menuruti kemauan kita. Kita biarkansaja dia pergi. Siapa tahu dia bisa memulai hidup yang baru.”

Bagaimana ini? Di keluarga ini hanya aku yangmenentang keputusan Mia. Apa aku menyerah saja danmembiarkannya pergi?   Nyonya Hendrawan menatap wajahputrinya. Peristiwa yang menimpa Mia muncul lagi dalamingatannya.  Apakah dia belum bisa melupakan peristiwa itu?Itukah sebabnya dia ingin pergi ke Jakarta? NyonyaHendrawan menarik napas dalam – dalam, lalu berkata, “Kalaumemang begitu jadinya, aku tidak akan mencegahnya. Mia,

Mama mengijinkanmu pergi,” kata mamanya dengan suarapelan.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 63/410

63

Mia tersenyum cerah. Dia benar – benar merasa senangsekarang. Demikian pula Tuan Hendrawan. Dia lega akhirnyaistrinya merestui kepergian putri mereka ke Jakarta.

Tuan Hendrawan menoleh kepada putrinya, “Apa yangakan kau lakukan begitu sampai di Jakarta, Nak?”

 “Aku akan mencari pekerjaan.” “Pekerjaan seperti apa yang kau inginkan? Kalau kau

mau, Papa akan menelepon teman – teman Papa di sana, danmeminta mereka supaya memberikanmu pekerjaan.”

Mia tersenyum, “Tidak perlu, Pa. Aku akan cari sendiri. Aku sudah memutuskan, akan jadi guru bahasa Inggris.”

 “Apa?” mamanya terkejut. “Kau ini kan lulusan fakultasekonomi kenapa jadi guru?”

 “Aku masuk fakultas ekonomi karena keinginan Papadan Mama. Aku sudah jadi sarjana ekonomi seperti yang kalianinginkan. Sekarang biarkan aku mewujudkan cita – citakusejak kecil, menjadi seorang guru.”

 “Tetapi Nak, gaji guru kan kecil?” protes Mamanya. “Mama, aku tidak pernah melihat segala sesuatu dari

 jumlah tetapi dari kepuasan batin yang kudapatkan.”Papanya tersenyum lembut. “Papa mendukungmu, Nak.

Papa membebaskanmu melakukan apapun yang kau inginkan,selama itu tidak bersifat negatif.”

 “Terima kasih atas pengertian Papa.” Mia melirikMamanya yang kelihatan gusar. “Bagaimana, Ma? Apa mamasetuju aku jadi guru?”

Mamanya memandang suami dan putrinya dengan rautwajah sebal. “Terserah kau saja. Mulai sekarang kau bebasmelakukan apa saja yang kau inginkan. Resikonya tanggungsendiri,” sahut mamanya ketus.

Mia dan Papanya hanya tertawa geli melihat reaksiNyonya Hendrawan.

 “Oh ya, kapan kau berangkat? Papa akan memesankantiket untukmu.”

 “Bagaimana kalau hari Sabtu depan?”Nyonya bagaikan tersengat lebah mendengar ucapan

Mia. “Apa? Sabtu depan? Apa itu tidak terlalu cepat?”

 “Tidak, Ma. Lebih cepat lebih baik.”Papanya manggut – manggut. “Baiklah. Papa akan

memesankan tiket untukmu. Kau mau naik pesawat apa?”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 64/410

64

 “Mandala saja.” “Kenapa Mandala?” tanya papanya heran. “Nggak kenapa – kenapa. Yang penting bisa sampai di

Jakarta dengan selamat.”Nyonya Hendrawan tidak tertarik lagi terlibat

percakapan dengan suami dan putrinya itu. Dia engganberdebat karena tahu tidak akan ada gunanya. Sejakditinggalkan Arman di gereja, Mia berubah total. Tidak adayang bisa merubah pendiriannya. Mia yang sekarang adalahMia yang sangat keras kepala. Diam – diam, dia pergi daritempat itu dan meninggalkan suaminya berdua saja denganputrinya.

***Senin pagi, setelah suami dan putranya berangkat ke

kantor masing – masing, Nyonya Hendrawan menyendiri didalam kamarnya. Dia sedang duduk di atas tempat tidur danmenangis ketika Mia memasuki kamarnya.

Mia keheranan melihatnya dan memutuskan untukmencari tahu penyebabnya. “Mama, kenapa kau menangis?”tanyanya penuh selidik.

Nyonya Hendrawan menyeka airmatanya dengansaputangan yang dipegangnya dari tadi. “Mia, apa kaubersikeras pergi ke Jakarta karena membenci Mama? Karenaitu kau menghindari Mama?”

Mia terdiam. Dia duduk di samping mamanya. “Janganbicara begitu dong, Ma. Sudah, jangan menangis lagi,” kata

Mia dengan lembut. Dia mengusap pipi mamanya denganpenuh kasih sayang. Lalu Mia berlutut dan menggenggamtangan mamanya.

 “Mama, aku tidak pernah membencimu atas apa yangmenimpaku. Aku sangat menyayangimu. Aku selalumenganggap apa yang kau lakukan adalah demi kebaikanku.

 Aku sangat berterima kasih untuk itu. Tetapi Mama tidak bisaterus – terusan mengatur kehidupanku. Aku sudah dewasa,Ma. Sudah waktunya aku menentukan sendiri langkah yangakan kuambil dalam kehidupan ini.”

Mamanya menatap Mia dengan mata berkaca – kaca.

Dia mengusap kepala Mia dengan sikap keibuan. “Mama jugasangat menyayangimu, Nak. Mama hanya tidak bisa

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 65/410

65

membayangkan kalau kau berada sendirian di Jakarta tanpakami di sisimu. Mama takut sesuatu yang buruk menimpamu.”

 “Aku tahu itu, Ma. Mama, tenang saja. Tidak akanterjadi apa – apa. Aku bisa menjaga diri.” Mia menghelanapas. “Begini saja, kalau terjadi sesuatu, aku akan kembali ke

sini.” “Benarkah itu?” “Iya, Ma. Tetapi Mama jangan mendoakan aku

mengalami sesuatu yah hanya supaya aku pulang ke Medan.”Mamanya melotot. “Jangan bicara sembarangan, Mia.

Mama mungkin ingin kau pulang secepatnya tetapi tidakmungkin Mama melakukan tindakan semacam itu!”

 “Maaf, Ma. Aku hanya bercanda,” Mia tertawa geli.Mia menatap mamanya dan tersenyum. “Aku sayang

padamu, Ma,” Mia memeluk mamanya. “Aku juga sayang padamu, Nak.” Mamanya membalas

dengan memeluk erat putri satu – satunya itu.Segala beban yang menghimpit hati ibu dan anak itu

selama beberapa hari, hilang disapu oleh pelukan penuh kasih.***

Malam harinya saat makan malam, untuk pertamakalinya Mia bisa menyantap makanannya dengan nikmat.Selama ini dia selalu dibebani masalah mulai dari persiapanpernikahannya yang ternyata batal, masalah Arman dan Eva,keinginan mamanya untuk menjodohkannya lagi dan rencanakepergiannya ke Jakarta.

Sekarang dia benar – benar lega. Tidak ada lagi yangbisa menghalangi kepergiannya ke Jakarta. Jantung Mia selaluberdebar – debar setiap memikirkan apa yang akan dia hadapidi Jakarta nanti. Benaknya dipenuhi berbagai pertanyaan,apakah dia bisa mendapatkan pekerjaan? Apakah dia bisahidup mandiri tanpa orangtua dan saudaranya di sisinya?Kadang Mia merasa takut tetapi adakalanya juga dia sangatbersemangat.

 “Papa sudah mendapatkan tiket untukmu,” cetuspapanya mengejutkan. “Kau akan berangkat hari Sabtu depan,

 jam setengah satu siang.”

Hendra dan Robert berhenti menyuap makanan. Merekamelongo. Namun Hendra yang pertama kali bersuara, “Papabilang barusan, Mia akan berangkat Sabtu depan?”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 66/410

66

 “Iya. Dia sendiri yang meminta dibelikan tiket untukSabtu.”

Hendra dan Robert berbarengan menoleh ke arah Mia. “Kenapa Mia?” tanya Robert.

 “Bukankah lebih cepat lebih baik?” sahut Mia santai. Dia

sama sekali tidak menyembunyikan perasaan senangnyakarena papanya sudah mendapatkan tiket.

Hendra dan Robert gusar mendengarkan jawaban dariMia yang terkesan enteng. “Apa kau sudah tidak tahan lagiberada di antara keluargamu, Mia?” tanya Hendra dengannada tajam.

Mia terperangah. Dia bisa menangkap nada tidak sukadalam suara abangnya. “Tidak. Bukan begitu maksudku. Akuhanya sudah merencanakan ini dari jauh – jauh hari,” bantahMia. “Aku tidak mengerti darimana kau mendapat pikiranseperti itu.”

 “Kau kan sudah tidak kuliah lagi. Kau tinggal cari kerjasaja, jadi tidak ada yang kau kejar. Untuk apa cepat – cepatpergi?” ujar Robert kalem.

Mia ingin membantah tetapi mulutnya terasa terkunci.Dia ingin berangkat cepat – cepat bukan karena tidak tahanlagi berada di antara keluarganya. Hanya saja dia tidak tahubagaimana mengutarakan alasannya. Dia diam saja.

Di luar dugaan Mia, mamanya membelanya. “Sudahlah.Kalau memang Mia ingin berangkat cepat, kan tidak apa – apa.Lebih cepat lebih baik karena mencari pekerjaan di Jakarta

tidak mudah. Kalian ini bagaimana sih katanya sebagai Abangakan mendukung apapun keputusan Mia, tetapi nyatanya?Kalian malah memprotes keputusan Mia untuk berangkatcepat,” tuntut Nyonya Hendrawan.

Robert menunduk sementara Hendra membuang mukake arah lain. Dia tidak mau memandang wajah orangtua danadik perempuannya.

 “Karena kalian diam, Papa anggap itu sebagaipersetujuan.”

Hendra dan Robert menanggapi ucapan Papa merekadengan wajah tanpa ekspresi. Mia jadi merasa tidak enak

melihatnya. Bagaimanapun dia sangat menyayangi keduaabangnya itu. Karena itu dia selalu berusaha menghindaripertengkaran dengan mereka atau menyakiti hati mereka.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 67/410

67

Selesai makan malam dia pergi ke halaman belakangrumah mereka di mana Hendra dan Robert sering dudukberdua sambil merokok. Larangan merokok di rumah yangditerapkan mamanya membuat tidak ada pilihan lain bagimereka selain melakukannya di halaman belakang.

 “Apa aku boleh bergabung?” tanya Mia hati – hati.Kedua abangnya yang sedang duduk di kursi plastik

berbarengan menoleh.Hendra menunjukkan kursi kosong di sampingnya

dengan kepalanya. Tanpa banyak bicara, Mia duduk di sana. “Ada apa?” suara Robert terdengar berat tanda dia

masih kesal dengan kejadian di ruang makan tadi. “Bukannya kalian sudah tahu?” Mia malah balik

bertanya.Hendra tersenyum kecut mendengar ucapan adiknya

itu. Dia membuang rokoknya ke tanah dan menginjak dengankakinya. Kemudian, matanya asyik memandangi deretan bungasuplir milik mamanya yang berderet rapi.

 “Lalu apa yang kau harapkan dari kami? Kau ingin kamimerestui kepergianmu?” cetus Hendra dengan gaya malas -malasan.

 “Iya,” angguk Mia. “Wow, terus terang sekali,” ujar Robert santai.Hendra hanya mendengus dingin mendengar ucapan

Mia yang jujur. Dia memasang wajah acuh tak acuh.Habis sudah kesabaran melihat tingkah kedua

abangnya itu. Keterlaluan sekali mereka ini. Giliran baik, baikbanget. Giliran jahat, menyebalkan banget, pikir Mia sengit.

Mia bangkit berdiri dan mempelototi kedua abangnya.Tetapi gelapnya malam membuat abangnya tidak bisa melihatekspresi marah Mia.

 “Kalian benar – benar keterlaluan. Mama saja yangtadinya tidak mengijinkan malah mendukungku tetapi kalian?Dulu mendukungku tetapi sekarang malah memproteskeberangkatanku!” suara Mia bergetar karena menahan tangis.

Gantian jadi Hendra dan Robert yang merasa tidakenak. “Mia, bukan itu maksud kami,” kata Robert sambil garuk

 – garuk kepala.Hendra berusaha bersikap tidak peduli namun hatinya

gelisah bukan main melihat wajah Mia yang seperti orang mau

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 68/410

68

menangis. Dia paling takut kalau Mia menangis. Kalauorangtuanya sampai tahu, bisa – bisa mereka disemprot habis

 – habisan. Lagipula, hati Hendra cepat sekali luluh kalaumelihat adiknya menangis. Demikian pula Robert.

Tetapi terlambat sudah. Airmata Mia mulai menetes di

pipinya. “Aku akan tetap berangkat apapun anggapan kalian,”tegasnya dingin. Dia masuk ke dalam rumah meninggalkanHendra dan Robert yang duduk termangu dalam kegelapanmalam.

Robert melirik Hendra. “Bagaimana ini? Kita sudahmembuatnya marah dan menangis.”

Hendra mengangkat bahu. “Biarkan saja.” “Membiarkannya? Dra, kau tahu kan apa akibatnya buat

kita kalau Papa dan Mama tahu? Satu minggu saja tidak cukupbuat mereka untuk memarahi kita!”

 “Lalu kau mau apa? Aku juga sama bingungnyadenganmu. Kau tenang saja. Mia bukan tipe anak pengadu.”

 “Dra, kita minta maaf saja yuk?” ajak Robert. “Apa?” Hendra terbelalak. “Minta maaf katamu? Enak

saja. Dia saja tidak minta maaf karena berangkat ke Jakartasecepat ini?”

Robert mendengus. “Aku tahu itu. Tetapi alangkahbaiknya kalau kita tidak bertengkar seperti ini. Aku tidak suka,Dra.”

 “Kalau kau mau, kau saja yang minta maaf,” kataHendra kalem.

Tangan Robert bergerak ingin menjitak kepala Hendratetapi terlambat karena si pemilik sudah keburu menghindar.

 “Kau ini! Dra, dia itu adik kita. Apa pantas,kita sebagai abangmembuat adik menangis?”

Hendra tidak menjawab. Tangannya sibuk mencabutirumput.

 “Jangan kau rusaki rumput itu,” tegur Robert.Hendra menatapnya dengan sebal tanpa mengatakan

apa – apa. Dia melemparkan rumput yang dicabutnya ke atastanah. Dalam kegelapan, dia tersenyum masam.

Hari – hari berikutnya dilalui Mia tanpa bertegur sapa

dengan kedua abangnya. Walaupun demikian baik Mia ataupunHendra dan Robert berusaha agar orangtua mereka tidakmengetahui perang dingin yang terjadi.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 69/410

69

*** Akhirnya tibalah hari keberangkatan Mia. Seluruh

barang – barang yang hendak dibawanya sudah siap semua.

Taksi yang akan membawanya ke bandara sudah menanti didepan teras rumah. Dari jauh – jauh hari Mia memang sudahmeminta untuk tidak diantar. Untungnya kali ini orangtuanyatidak memprotes keinginannya.

Sekarang tiba saatnya buat Mia untuk mengucapkansalam perpisahan dengan keluarganya. Mia memeluk papanyadengan erat.

 “Apa kau yakin, kami tidak perlu mengantarmu kebandara?”

 “Tidak perlu, Pa. Aku bisa sendiri kok,” jawab Miadengan suara mantap.

Sementara itu mamanya mulai terisak. “Ja..ga…diri…mu… baik – baik, Nak,” kata mamanya terbata – bata.

 “Pasti, Ma,” kata Mia dengan lembut. Dia memelukmamanya lebih erat. “Doakan aku ya, Ma, agar segalasesuatunya berjalan lancar,” pinta Mia.

 “Tentu saja, Nak. Kami akan selalu mendoakanmu.”Sekarang Mia menoleh ke arah Hendra dan Robert yang

berdiri di samping papanya. “Aku pergi dulu,” Mia mengulurkan tangannya kepada

Hendra. Di luar dugaan Mia, Hendra memeluknya dengan erat

sampai – sampai ia sulit bernapas. “Jaga dirimu baik – baik, Mia. Maafkan kami karena

telah bersikap jahat padamu. Jujur saja, kami bersikap begitukarena tidak bisa membayangkan kau akan pergi secepat itudari sisi kami.”

Setelah Hendra giliran Robert yang memeluknya. “Adikku sayang,adikku manis,” bisiknya lembut. Mia sampaimau menangis mendengarnya tetapi dia menahan mati –matian agar airmatanya tidak menetes.

 “Aku akan merindukanmu. Kau harus bahagia di sana,”kata Robert. Dia melepaskan pelukannya.

 “Biarkan aku memandangimu sampai puas karena kitaakan berpisah untuk waktu yang lama.”

Mia tersenyum kecil. “Kalian kan bisa mengunjungiku.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 70/410

70

 “Oh, itu pasti,” angguk Hendra serius. “Aku akan menunggu kalian.”Suara klakson taksi mengejutkan mereka.

 “Sebaiknya aku berangkat,” Mia mengingatkan.Seluruh anggota keluarga Hendrawan terlihat merasa

berat melepas kepergian Mia. Sebelum masuk ke dalam taksi,Mia melemparkan senyum kepada keluarganya. Dari dalamtaksi dia melambaikan tangan. Demikian pula orangtuanyabeserta Hendra dan Robert. Airmata Mia baru tumpah saat diadalam perjalanan menuju bandara. Dia sadar akan sangatmerindukan keluarganya.

Sebelum sampai di bandara, Mia memandangi jalan – jalan yang dilintasinya.  Aku lahir dan besar di kota ini. Akutidak hanya merindukan keluargaku tetapi juga kota ini. Akucinta kota Medan, bisiknya.

***Sesampainya di terminal keberangkatan bandara

Polonia, Mia langsung check in. Setelah itu ia membayarairport tax. Dia baru mau berjalan menuju ruang tunggu ketikaterdengar suara memanggilnya. Dia menoleh dan melihat Evaberlari – lari kecil ke arahnya.

 “Eva, kenapa kau datang kemari? Siapa yangmemberitahumu?”

 “Mamamu. Aku menelepon ke rumahmu untukmenanyakan keadaanmu. Aku benar – benar khawatir padamusetelah pembicaraan kita yang terakhir. Mamamu bilang hari

ini kau berangkat ke Jakarta. Mia, katakan padaku yangsejujurnya. Apa kau pergi karena aku dan Arman?”

 “Tidak. Aku pergi karena aku ingin mencari suasanabaru,” jawab Mia.

Dia meremas tangan Mia dan mulai sesenggukan. Awalnya suara tangis Eva pelan namun lama – kelamaantangisannya bertambah keras dan menarik perhatian orangyang lalu – lalang.

Mia merasa tidak enak karena orang mulaimemandanginya dengan tatapan aneh. Dia melihat sekitarnyadengan perasaan cemas. “Jangan menangis Eva. Orang lain

akan berpikir aku menyakitimu.” “Kau memang menyakitiku,” teriak Eva tiba – tiba.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 71/410

71

Mia melongo. Tidak salah nih? Bukannya dia yangmenyakitiku dengan rahasianya?  Mia melihat ke sekelilingnya.Orang – orang memandangnya dengan curiga. “Eva,tenanglah,” Mia menepuk – nepuk pelan pundak temannya itu.

 Akhirnya Eva bisa mengendalikan dirinya. Dengan masih

sesenggukan dia berkata, “Kepergianmu sangat menyakitiku,Mia. Kau pergi tanpa pamitan padaku. Kau memang sudahmemutuskan pertemanan kita tetapi bukan berarti kau pergiseenaknya saja tanpa mengatakan apa – apa padaku. Kautega sekali Mia.”

Mia tidak mengatakan apa – apa. Dia memikirkan apayang akan ia katakan ke Eva. Sebenarnya dia sudahmelupakan pembicaraannya yang terakhir dengan Eva dan

 Arman. Dia memutuskan memaafkan perbuatan kedua orangyang pernah dekat dengannya. Tidak ada gunanya akumenyimpan kebencian terhadap mereka. Itu hanya menyiksadiriku sendiri dan membuatku tidak bahagia. Sudah waktunyaaku berdamai dengan masa lalu.  Begitu yang ada di pikiranMia saat itu.

 “Jangan pergi, Mia. Aku sudah memutuskanhubunganku dengan Arman. Persahabatan kita lebih penting,”Eva memelas.

 “Kau tidak perlu melakukan itu, Eva. Arman pasti sangatmencintaimu sampai – sampai dia meninggalkanku. Dia sudahberkorban demikian pula aku. Jangan buat pengorbanan kamisia – sia, Eva.”

 “Apa gunanya Arman di sampingku kalau akukehilangan sahabat yang sangat kusayangi.” Eva menunduk.

 “Kau tidak kehilangan aku sepenuhnya, Eva.”Eva mengangkat wajahnya dan tersenyum cerah. “Apa

benar yang kau katakan itu, Mia?”Mia mengangguk. “Untuk saat ini aku tidak bisa

bersahabat denganmu. Mungkin setelah aku bisa memaafkandan menenangkan diriku serta menata kehidupanku , aku akanbersahabat lagi denganmu.”

 “Benarkah?” mata Eva berbinar.Mia mengangguk.

 “Terima kasih, Mia,” ucap Eva tulus.Mia melirik jam tangannya. “Aku harus masuk ke ruang

tunggu.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 72/410

72

 “Memangnya pesawatmu berangkat jam berapa?”Sebelum Mia menjawab, terdengar pengumuman

supaya semua penumpang pesawat Mandala tujuan Jakartaagar bersiap – siap di ruang tunggu.

 “Kau dengar sendiri barusan. Aku benar – benar harus

masuk ke ruang tunggu.” “Baiklah. Jaga dirimu baik – baik di sana. Aku sering

dengar tingkat kejahatan sangat tinggi di sana,” Evamengingatkan.

 “Jangan khawatir, Va. Apa kau sudah lupa kalau akubisa beladiri?”

 “Aku tahu itu. Tetapi tidak ada salahnya kanmengingatkanmu untuk lebih berhati – hati.”

Mia mengangguk sambil tersenyum. “Semoga kau dan Arman bahagia,” kata Mia tulus.

Eva mengangguk dan tersenyum tulus. Mereka punberjabat tangan. Dengan gontai Mia mulai berjalan sedangkanEva menatap punggungnya.

 “Mia!” Eva berteriak.Mia menoleh heran.

 “Aku tunggu kabar baik darimu,” seru Eva sambilmengedipkan mata.

Mia hanya tersenyum geli mendengar teriakan Eva. Diatahu benar apa maksud dari ucapan temannya itu. Miamelambaikan tangannya ke Eva sebelum benar - benar masukke ruang tunggu. Sore itu, ruang tunggu dipenuhi penumpang

yang menanti untuk diberangkatkan. Mia duduk di deretankursi yang paling depan. Dia memandang dinding kaca yangmemisahkan ruang tunggu itu dengan landasan. Sementaraitu, bus – bus bandara bolak – balik mengantarkan penumpangdari ruang tunggu ke pesawat yang ada di tengah landasan.

Tidak berapa lama setelah Mia duduk di kursi, parapetugas dari maskapai penerbangan Mandala Airlines mulaibersiap – siap di pintu kaca yang bertuliskan nomor dua.

Kemudian terdengar suara pengumuman yang memintaagar penumpang Mandala tujuan Jakarta bersiap – siap untukmemasuki pesawat. Mia pun ikut mengantri. Setelah

menunjukkan tiketnya kepada petugas dia masuk ke dalambus bandara yang akan membawanya ke pesawat yang beradalumayan jauh dari ruang tunggu.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 73/410

73

Sebelum menaiki tangga pesawat, Mia sempatmelemparkan pandangan ke belakang. Selamat tinggal Medan,kota yang kucintai. Aku pasti akan kembali lagi, bisiknya pelan.

Mia mendapat tempat duduk dekat jendela. Sebelumduduk, dia menaruh ranselnya ke tempat penyimpanan tas

yang terletak di atas kursi. Setelah itu dia duduk danmemasang sabuk keselamatan. Di sampingnya duduksepasang suami istri.

Mia asyik memperhatikan penumpang yang mulaimemenuhi pesawat. Ini kesekian kalinya Mia naik pesawat. Diadan keluarganya memang selalu bepergian dengan pesawatsetiap berlibur keluar kota Medan. Mia melirik ke jam FossilBluenya. Hm, untung pesawat ini berangkat tepat waktu. Akutidak bisa membayangkan kalau jam keberangkatannyameleset. Pasti Helen bisa kelamaan menunggu,, batinnya. 

Setelah memastikan semua penumpang yang terdaftarberada dalam pesawat, dua orang pramugari menutup pintupesawat. Kemudian mereka memberikan intruksipenyelamatan diri apabila pesawat mengalami pendaratandarurat. Mia memperhatikan gerakan – gerakan yangdiperagakan pramugari dengan seksama.

Tanpa terasa, Mia terhanyut dalam lamunan. Dulu Miasempat memiliki keinginan menjadi seorang pramugari.Namun, keinginan itu terbentur pada rasa percaya dirinya yangrendah. Mia merasa dirinya memiliki wajah yang kurangmenarik. Padahal seluruh anggota keluarga dan teman –

temannya tidak henti – hentinya meyakinkan kalau diamemiliki wajah yang cantik. Tetapi sia – sia saja. Mia sudahtidak berhasrat lagi menjadi pramugari.

Dia mempunyai cita – cita lain yakni menjadi seorangguru. Dia sengaja merahasiakan dari orangtuanya karena Miatahu benar kalau mereka akan tidak akan menyetujuinya. Miamenjalani kuliah di jurusan ekonomi sesuai dengan keinginanorangtuanya. Selain itu dia juga mendalami kemampuannyaberbahasa Inggris dengan mengikuti berbagai les danpelatihan. Mia tersadar dari lamunannya saat melihatpramugari mondar – mandir membagikan makanan.

Dalam pesawat, Mia mengeluarkan novel yang barudibelinya, Sekuntum Nozomi karangan Marga T. Tapi dia tidakbisa konsentrasi membaca. Pikirannya melayang pada

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 74/410

74

peristiwa demi peristiwa yang menimpanya. Oh Tuhan, kenapaaku harus mengalami itu semua? Dan kenapa aku tidakkunjung bisa  melupakannya?  Pelupuk mata Mia mulai basah.

 “Nona, Anda mau minum apa?” terdengar suara lembutdi sampingnya.

Mia terkejut. Cepat – cepat ia menyeka airmatanya. Iamenoleh. Ternyata salah seorang pramugari yang sedangtersenyum ramah. “Jus jeruk saja,” ucapnya pelan.

 “Anda baik – baik saja? Kelihatannya Anda kurangsehat,” kata pramugari itu dengan ramah.

 “Saya hanya merasa lelah. Tetapi saya baik – baik saja.Terima kasih atas perhatian Anda.”

 “Baiklah kalau begitu. Ini minuman Anda.” “Terima kasih.” Mia menerima gelas kecil berisikan

orange juice  sambil tersenyum kepada pramugari.Mia melihat makanan yang ada di depannya. Dia

membuka kotak makanan yang ditutupi kertas aluminium.Kotak itu berisi nasi, sayur dan udang goreng tepung.Lumayan, buat mengganjal perut,  pikirnya. Dia melihatmakanan lain yang disediakan. Ada buah pepaya dan melon.Untuk penutupnya, ada puding coklat.

Mia pun mulai menyantap hidangan yang tersedia dihadapannya. Dia makan dengan lahapnya. Selesai makan, diamerapikan semuanya. Dia tidak tertarik menyentuh pepayadan melon ataupun puding coklat karena merasa perutnyasudah sangat kenyang.

Mia mengambil novel Sekuntum Nozominya dan mulaimembaca. Sesekali Mia memandang keluar melalui jendelapesawat. Tetapi hanya awan yang terlihat. Pemandangan yangsama terus – terusan membuat Mia diserang kantuk yang amatsangat. Merasa tidak kuat lagi, dia pun tertidur denganlelapnya.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 75/410

75

BAB 5

Mia terbangun pada saat mendengar suara pilot yangmemberitahu kalau pesawat akan segera mendarat. Diamenoleh ke kanan. Para pramugari sibuk memberitahu para

penumpang agar mengenakan sabuk pengaman. Mia punsegera memeriksa sabuk pengamannya.

Roda pesawat Mandala yang membawa Mia, menyentuhlandasan jam setengah tiga kurang sepuluh menit. Miamengucap syukur karena ia sampai di Jakarta dalam keadaanselamat. Dia menyandarkan kepalanya ke kursi danmemandangi langit yang agak mendung melalui jendela.

Mia baru berdiri setelah pesawat benar – benarberhenti. Tetapi dia tidak langsung keluar. Dia memilihmenunggu dan membiarkan penumpang lain berebutan keluardari pesawat.

Melihat jumlah penumpang yang berebutan keluar mulaiberkurang, Mia mengambil ranselnya dan berjalan menujupintu keluar pesawat. Mia memanggul ransel Exportnya danmenenteng kardus kecil berisikan kue khas Medan, bika

 Ambon.Saat menginjakkan kakinya di tangga pesawat, Mia

berkata dalam hati, akhirnya aku sampai di Jakarta . Ini adalahpertama kalinya Mia mengunjungi Jakarta. Mama dan Papanyabeserta Hendra dan Robert sudah berkali – kali ke sini. Tetapidia belum pernah sekalipun. Karena setiap kali dia mau ikut

selalu saja ada halangan mulai dari sakit, sekolah ataupunujian akhir.

Mia berjalan bersama penumpang lainnya menujutempat pengambilan bagasi yang letaknya lumayan jauh.Sambil berjalan, Mia mengaktifkan ponselnya. Setelah berjalanbeberapa lama, akhirnya Mia sampai di tempat yang dituju.Mia memandang ke sekelilingnya. Kepalanya bergerak ke kiridan kanan seolah – olah sedang mencari sesuatu. Astaga tidakada troli. Untung saja aku tidak banyak membawa barang. Miamenarik kopernya dan mulai berjalan menuju pintu keluar.

Dia berjalan di antara kerumunan orang yang berdesak

 – desakkan. Ramai sekali, pikirnya . Sambil menarik kopernya,Mia membaca sms yang masuk ke ponselnya. Banyak sekalipesan dari orangtuanya, Hendra dan Robert yang masuk.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 76/410

76

Pertanyaan mereka semuanya sama. Apakah dia sudah sampaiatau belum. Apakah dia sudah dijemput atau belum. Miamemutuskan untuk menelepon mereka. Selesai menelepon,bunyi yang menandakan ada pesan yang baru masuk kembaliterdengar. Hah, ada pesan dari Helen, pekik Mia dalam   hati. 

Pesan Helen berbunyi penyesalannya kalau dia akan datangterlambat dan meminta agar Mia menunggunya sampaidatang. Mia sama sekali tidak merasa marah setelah membacapesan dari Helen. Dia menarik kopernya dan mencari kursi.Tanpa memperhatikan keadaan sekitarnya, Mia duduk di salahsatu kursi panjang menghadap ke jalan. Dia sama sekali tidakmemperhatikan keadaan di sekitarnya. Dia bahkan tidakmenyadari ada pria tampan yang tidak berhentimemperhatikan segala tindak tanduknya.

Makhluk tampan yang duduk persis di sebelah kananMia bernama Alan. Perhatian Alan tadinya tertuju pada gadisyang lalu lalang di depannya sampai Mia melintas dan duduk disampingnya. Wajah Mia yang dingin dan misterius menarikperhatiannya. Memang dia tidak secantik gadis – gadis yangdikenal Alan tetapi dia mempunyai daya tarik yang luar biasa.

 Alan jadi tergelitik untuk menggoda perempuan menarik yangduduk di sampingnya.

 “Hai cantik! Boleh kenalan tidak? Namaku Alan,”katanya dengan penuh percaya diri. Alan langsungmengeluarkan senjata andalannya. Senyum yang menawanmengembang di wajahnya. Dia yakin wanita itu akan langsung

luluh melihat senyumnya. Soalnya, belajar dari pengalaman,setiap wanita yang melihat senyumannya pasti salah tingkahdan tersipu malu.

Mia menoleh ke kanan kiri untuk melihat apa ada orangdi sampingnya. Setelah memastikan hanya dia satu – satunyaperempuan yang duduk di situ, Mia memandang Alan dengankeheranan. “Kau bicara denganku?” Mia menunjuk dirinyasendiri.

 Alan tertawa geli melihat tingkah makhluk menarik didepannya. “Tentu saja. Memangnya kau tidak bisa lihat kalaudi kursi ini hanya kau satu – satunya perempuan?” kata Alan

masih sambil tersenyum.  Ayo dong balas senyumanku. Aku pegal nih pasang wajah seperti ini. Tetapi reaksi Mia benar –benar di luar dugaan Alan.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 77/410

77

Mia mendengus dingin. Dengan ketus ia menjawab, “Aku tidak peduli siapa namamu dan aku sama sekali tidaktertarik untuk mengetahuinya. Lagipula aku tidak tertarikbicara dengan orang asing!”

Nyali Alan sempat ciut melihat reaksi gadis di

sampingnya itu. Tetapi, bukan Alan namanya kalau takut. “Wah, boleh juga gayamu. Tetapi orang asing, katamu? Akukan sudah memperkenalkan diri. Aku sudah memberitahukannamaku. Atau apa perlu aku juga memberitahu umur,pekerjaan, tempat tinggal dan nomor teleponku?” tanyanyadengan wajah yang dihiasi senyum nakal.

Mia tercengang. Ini pertama kalinya dia bertemudengan seorang pria dengan rasa percaya diri sebesar itu.Tebal sekali mukanya. Sudah dibilang tidak  masih saja ngotot .

 Atau, jangan – jangan, otaknya memang dangkal?   “Kau tidakmendengar ucapanku dengan jelas, yah?” tanya Mia denganraut wajah sebal yang justru membuatnya kelihatan lebihmenarik.

 Alan menggeleng dengan wajah polos.Mia dongkol sekali melihatnya. “Baiklah kukatakan sekali

lagi! Aku… tidak… tertarik… untuk… berkenalan… denganmu! Apa kau sudah mengerti sekarang?” Mia melotot sambilberkacak pinggang.

 Alan tercengang – cengang. Belum pernah ada seoranggadis memperlakukannya sekasar ini. Biasanya, setiap gadisyang ia temui selalu bersikap manis terhadapnya. Tetapi

anehnya, harga dirinya sama sekali tidak terluka mendapatperlakuan seperti itu. Dia mengamati gadis menarik yangberdiri di hadapannya dengan gaya menantang. Tadinya iaingin ngotot, tetapi setelah melihat sorot mata yang sedingines, ia mengurungkan niatnya. Rupanya dia tipe gadis yanggampang naik darah.  “Oke. Baiklah kalau begitu,” kata Alanmenyerah. Dia menggaruk – garuk kepalanya. “Asal kau tahusaja banyak sekali gadis – gadis yang tertarik untuk berkenalandenganku.”

Mia tidak menjawab. Dia hanya mendengus dingin. Alan tersenyum tipis melihat tingkah polah gadis manis

di depannya. Baru kali ini ada perempuan yang bersikap galakterhadapnya. Dengan tubuh tegap, kekar dan tinggi seratusdelapan puluh lima senti, Alain Harsono digilai banyak

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 78/410

78

perempuan. Belum lagi wajahnya yang macho dan tampan.Dagunya dihiasi bekas – bekas jambang. Sadar akanketampanannya, Alan memanfaatkannya untuk merayu gadis –gadis. Dia bergonta - ganti pasangan sesering dia bergantipakaian. Kalau sudah bosan, dia akan mulai mencari

perempuan lain yang bisa dijadikan kekasih.Namun, dibalik sifat playboynya, Alan memiliki

kepribadian yang sedikit unik. Kendati dibesarkan dalamkeluarga berada, Alan sama sekali tidak pernah menggunakankekayaannya untuk menarik perhatian gadis – gadis. Selain itu,walaupun sering bergonta – ganti pasangan, Alan tidak pernahmelakukan hubungan yang melebihi batas kewajaran. Seksbebas tidak ada dalam kamusnya. Perhatiannya pada gadisyang dipacari hanya sebatas ucapan dan perbuatan yangromantis. Tidak pernah lebih dari itu. Tetapi, justru itu yangmembuatnya semakin digilai kaum hawa.

 Alan juga memiliki otak yang cerdas. Dia kuliah diUniversitas Indonesia, jurusan arsitektur dan lulus dengan nilaiyang memuaskan. Setelah lulus, Alan langsung bekerja diperusahaan milik keluarganya dan menempati salah satu posisiyang penting. Alan menyadari, saat ini, sangat sulit untukmendapatkan pekerjaan. Terlebih lagi, kenaikan BBM membuatbanyak perusahaan melakukan PHK besar – besaran. Alanberpikir, dengan bekerja di perusahaan keluarganya, dia tidakakan terkena PHK. Atas pertimbangan itulah, Alan bersediabekerja di perusahaan milik papanya.

Tetapi, ada sifat Alan yang kurang disukai keluargabesarnya. Dia suka bersikap seenaknya, masa bodoh danceroboh. Dia selalu datang dan pergi seenaknya. Entah itu dirumah atau di kantor. Tidak heran, ia sering bertengkardengan papanya. Kalau sudah begitu, ia sering meninggalkanrumah selama berhari – hari. Dia baru pulang, kalau amarahpapanya sudah reda.

Kedua orang berbeda jenis kelamin itu duduk dalamdiam. Walaupun mata Alan dan Mia terarah ke depan tetapipikiran mereka melayang entah ke mana. Keduanya hanyutdalam lamunan masing – masing.

Mia meluruskan kakinya. Masih terbayang dalamkepalanya, ucapan Alan barusan. Berani sekali dia bilang,banyak gadis yang tertarik padanya. Aku yakin mereka pasti

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 79/410

79

gadis – gadis bodoh karena tidak bisa membedakan mana  lelaki yang baik   mana yang bajingan . Tanpa disengaja, Miamelirik ke samping. Dia terkejut saat melihat Alan masih dudukdi sampingnya dengan mata jelalatan. Bola matanya tidakberhenti bergerak mengikuti gerak orang – orang yang lalu

lalang di depannya. Kadang – kadang, wajahnya dihiasisenyum apabila ada gadis cantik melintas di depannya.

 “Kenapa kau masih berada di sini?” tanya Mia denganwajah keheranan.

 Alan menoleh. Sejenak, wajahnya terlihat keheranantetapi tidak berapa lama ia tertawa kecil. “Nona, memangnyahanya kau yang menunggu seseorang? Aku juga!”

 “Yang benar saja! Dari tadi kau hanya melihat gadis –gadis yang lewat saja.”

 “Iya dong. Aku paling tidak suka menyia – nyiakanpemandangan gratis seperti ini,“ lagi – lagi Alan melemparkansenyum nakalnya. Dia mendekatkan wajahnya ke Mia. Seringainakal terlihat di wajahnya. “Aku kira kau tidak pedulidenganku. Ternyata dari tadi kau memperhatikanku, yah? Akuisaja. Sebenarnya kau tertarik padaku kan?” godanya.

Dalam sekejap, emosi Mia langsung meninggimendengar godaan Alan. “Aku tidak tertarik padamu!” bentakMia. “Lagipula aku punya pengalaman buruk dengan pria,”gumamnya tanpa sadar.

 Alan menunjukkan ketertarikan. “Oh ya? Pengalamanburuk apa?” tanya Alan penasaran.

Mia menyesal keceplosan bicara. “Kau tidak perlu tahukarena itu bukan urusanmu! Lagipula apa kau pikir aku maumembagi pengalaman hidupku dengan orang asing?” semburMia.

Wah, benar – benar deh cewek yang satu ini. Galakbanget, pikir Alan. Kalau dibandingkan dengan herder galakansiapa yah?   Tetapi   semakin dia marah kok malah semakinmenarik yah?  “Terserah kau saja,” Alan mengangkat bahu.

 “Alan!” terdengar suara perempuan. Alan dan Mia serempak menoleh ke arah sumber suara.

Wajah Alan dihiasi senyum cerah saat melihat wajah

perempuan yang memanggilnya. “Oh, Rina sayang,” cetusnya dengan suara genit.

 “Kenapa lama sekali?”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 80/410

80

 “Aku lama di tempat pengambilan bagasi,” sahut cewekyang bernama Rina dengan tidak kalah genitnya. Merekasaling mencium pipi dan kemudian berpelukan.

Mia sampai merasa muak melihat adegan di depannya.Dia membuang muka ke arah lain. Dasar orang – orang tidak

tahu malu. Apa mereka tidak bisa membedakan mana tempatumum dan mana yang bukan?

 “Apa kau sudah membawa barang – barangmu?”periksa Alan.

Gadis itu mengangguk. “Bagaimana dengan oleh – oleh? Kau tidak lupa kan?”

tanya Alan. “Aku tidak mungkin lupa oleh – oleh untuk yayangku,”

sahut Rina genit.Mia hampir terbahak melihat tingkah Alan dan Rina.

Seperti anak kecil saja, pikirnya geli. “Ayo kita pulang,” Alan menggandeng tangan Rina.

Mereka berjalan sambil bergandengan mesra.Mia mengamati pasangan itu dengan menggeleng –

gelengkan kepala. Betapa terkejutnya Mia ketika melihat Alansempat menoleh kepadanya. Alan mengedipkan mata danmelemparkan senyum manis. Raut wajah Mia berubah masam.Sialan, sudah punya gandengan sempat – sempatnya diamenggodaku. Dia mencibir.

 “Mia? Kaukah itu,” terdengar suara lembut dibelakangnya.

Mia menoleh terkejut. “Helen!!!” Mia menjeritkegirangan.

Mereka saling berpelukan kemudian berpandangan laluberpelukan lagi.

 “Akhirnya kita bertemu lagi!” pekik Helen kesenangan. “Iya. Aku senang sekali,” kata Mia dengan raut wajah

ceria. “Maaf ya, aku terlambat,” sesal Helen. “Nggak papa. Yang penting kita bertemu.”Helen mengamati Mia dari atas sampai ke bawah. “Kau

semakin cantik saja,” puji Helen.

Mia tersenyum malu. Pipinya memerah karena pujianHelen. “Ah, kau ini. Bisa saja,” kata Mia malu – malu.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 81/410

81

 “Aku nggak bohong Mia. Aku yakin adik laki – lakiku punakan terpesona jika bertemu denganmu,” celoteh Helen tanpamenyembunyikan kekagumannya pada Mia.

 “Kau juga lebih cantik,” balas Mia. “Oh itu sudah pasti,” Helen tergelak. “Sebaiknya kita

berhenti memuji. Kalau tidak, bisa sampai pagi kita di sini. Ohya, apa ini barang – barangmu?”

Mia mengangguk. “Aku juga membawa bika Ambonuntukmu dan keluargamu.”

Helen menjerit kesenangan. Mia sampai kagetdibuatnya. “Aku memang sedang ingin makan Bika Ambon,”serunya.

 “Karena itu aku membawa tiga kotak.” “Banyak sekali,” cetus Helen. “Sepertinya malam ini aku

bakalan pesta Bika Ambon nih,” Helen tergelak.Mia hanya tersenyum tipis.

 “Astaga, mau berapa lama lagi kita di sini. Helen sepertidisadarkan sesuatu. Ayo kita pulang,” ajak Helen. Diamengambil kotak bika Ambon dari tangan Mia. “Soalnya sudahsore nih.”

Mereka berjalan menuju tempat parkir sambilmengobrol. Helen membantu Mia dengan menarik kopernyayang berukuran besar.

Mereka sampai di depan mobil Daihatsu Taruna. Setelahmemasukkan semua barang bawaan Mia, Helen menyalakanmesin mobil. Perlahan – lahan mobil itu mulai bergerak

meninggalkan tempat parkir.***

Mobil itu berhenti tepat di depan rumah mungil bercatputih. Rumah itu tidak memiliki pagar dan letaknya pun agaktinggi dari permukaan tanah. Tepat di sebelah kanan rumahterdapat garasi.

 “Kita sudah sampai,” ucap Helen. Mereka punmengambil barang – barang yang ada di mobil dan berjalanmenuju rumah. Mereka melewati jalan menuju ke garasi.Kemudian menaiki empat anak tangga yang terbuat dari batuuntuk sampai ke teras rumah. Tangga itu terletak di sisi kanan

teras rumah. “Kau tinggal di sini sendirian?” tanya Mia.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 82/410

82

Helen mengangguk. “Silakan masuk,” Helenmempersilakan Mia.

Mia pun masuk dan memandang ke sekeliling rumahHelen. Rumah itu memang mungil tetapi terasa nyaman.Kamarnya hanya ada dua tetapi letaknya saling berhadapan. Di

antara kedua kamar itu terdapat kamar mandi.Sementara itu dapur dan ruang makan digabung

menjadi satu. Letaknya persis di bagian belakang. Antararuang makan dan ruang tamu dipisahkan oleh rak buku yangsangat besar. Tingginya mencapai langit – langit rumah. Ditengah – tengah rak buku itu terdapat celah sebesar pinturumah.

 “Rumah ini tadinya milik pamanku. Dia pindah tugas keluar negeri. Daripada dibiarkan kosong, aku diminta tinggal disini. Lagipula aku ingin mandiri,” Helen nyengir.

 “Dia memberikan rumahnya gratis untukmu?” Miabertanya dengan raut wajah takjub.

 “Memangnya kenapa? Dia kan pamanku. Lagipularumah ini tidak terlalu besar. Cuma ada dua kamar. Yangterpenting ada kamar mandi, ruang tamu, dapur dan garasi.”

 “Baik sekali pamanmu itu. Dia sudah menikah?” “Sudah, tetapi bercerai. Istrinya menganggap dia terlalu

mementingkan pekerjaan. Dia kesepian dan mencaripelampiasan kepada laki – laki lain.”

 “Istri pamanmu berselingkuh?” “Ya, pamanku sangat sedih. Hatinya sangat terluka

karena perbuatan istrinya itu. Yang kutahu sekarang dia tidakberminat untuk menikah lagi.”

Mia manggut – manggut. Walaupun dia tidak pernahbertemu dengan paman Helen, di dalam hatinya dia turutmerasa prihatin atas apa yang dialami oleh paman sahabatnyaitu.

 “Kau lihat – lihat saja sampai puas rumah ini,” kataHelen.

Mia tidak menjawab. Dia asyik melihat perabotan yangada di rumah itu.

 “Ini semua barang – barangmu?” tanya Mia.

 “Sebenarnya sih hanya sebagian. Kebanyakan milikpamanku. Tetapi dia sudah menyerahkan semuanya. Jadi bisadibilang ini semua adalah milikku. ”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 83/410

83

Mata Mia terbentur pada lemari kaca yang terletak dikiri kanan televisi. Rak itu dipenuhi VCD. Dia mendekati lemariitu. Mia melihat – lihat koleksi VCD Helen yang tersusun rapi dilemari. “Kau suka film perang yah? Aku lihat koleksi VCD-mukebanyakan film perang. Ada Saving Private Ryan, Black Hawk

Down, The Longest Day, Schindler List dan Platoon.” “Ini bukan punyaku tetapi adikku. Dia sering datang dan

menginap ke sini.”Mia menatap Helen heran. “Adikmu sering ke sini?”Helen mengangguk.

 “Laki – laki atau perempuan?” “Tentu saja laki – laki. Kan jarang ada perempuan yang

suka dengan film perang.” “Aku suka film perang,” cetus Mia. “Oh ya?” tanya Helen tidak percaya. “Kau sendiri bagaimana?” Mia malah balik bertanya.

 “Kau suka film seperti apa?” “Aku suka film komedi romantis,” sahut Helen. “Kau suka film jenis itu?” “Habis ceritanya ringan dan menghibur sih. Tidak perlu

sampai mengkerutkan kening untuk menontonnya. Aku palingsuka kalau yang main cowoknya ganteng,” Helen mengikik.

 “Apa kau selalu menilai film dari siapa yang main?” “Tentu saja. Aku tidak akan menonton film aktor yang

tidak kusuka walaupun orang – orang bilang ceritanya bagus.”terang Helen santai.

 “Kau tidak bisa begitu. Bagaimana kalau akting dan jalan ceritanya bagus? Apa kau tidak mau nonton juga?”

 “Tidak,” jawab Helen kalem. “Bagaimana mungkin akubisa tahan menontonnya kalau yang main aktor yang tidakkusukai?”

 “Kau ini,” Mia tertawa geli. “Cukup sudah diskusi kita tentang film. Ayo kutunjukkan

kamarmu,” Helen menarik tangan Mia.Helen membuka pintu kamar lalu masuk bersama Mia.

Kamar itu berukuran sedang. Di dalamnya terdapat meja rias,ranjang berukuran sedang, lemari dan meja belajar.

 “Kamar ini biasanya ditempati adikku kalau diamenginap di sini.”

 “Lalu kalau dia datang, bagaimana dong?”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 84/410

84

 “Kau tidak perlu khawatir. Dia bisa tidur di kamarku.Lagipula dia jarang datang ke sini.”

Wajah Mia dipenuhi rasa penasaran. “Kenapa bisabegitu?” tanya Mia ingin tahu.

Helen tersenyum. “Bagaimana mengatakannya yah?

 Adikku itu baru menginap di sini kalau dia sedang bermasalahdengan orangtuaku.”

 “Wah! Adikmu sering bertengkar dengan orangtuamu?”Helen mengiyakan. “Tetapi kau jangan salah sangka

dengan adikku. Sebenarnya dia itu anak yang baik hanya sajatidak suka dikekang.”

 “Dari tadi kita membicarakan adikmu tetapi kau belummemberitahuku siapa namanya. Waktu kau datang ke Medan

 juga, kau hanya sekali menyebutkan namanya. Jadi aku lupadeh.”

 “Oh ya, hampir lupa. Namanya…” Tiba – tiba ponselHelen berdering. “Tunggu sebentar Mia, aku jawab ini dulu,”Helen meminta persetujuan Mia.

 “Silakan saja.”Sementara Helen menjawab telepon, Mia melihat mulai

menyusun barang – barang yang dibawanya.Kegiatan Mia terhenti saat ketika pintu kamarnya

diketuk. Mia menoleh dan melihat Helen sudah berdiri di sana. “Mia, aku minta maaf. Itu tadi telepon dari kantor. Ada

urusan yang tidak bisa ditunda. Jadi aku harus pergi,” kataHelen dengan wajah penuh penyesalan.

 “Astaga Helen. Kau tidak perlu begitu. Kalau mau pergiya pergi saja. Jangan menganggapku sebagai penghalang.”

 “Aku benar – benar menyesal. Seharusnya akumenemanimu.”

Mia tersenyum. “Helen, aku benar – benar tidakkeberatan kalau kau mau pergi. Apalagi itu menyangkuturusan kantor. Kau tenang saja. Aku akan baik – baik sajakok,” Mia menenangkan Helen.

 “Baiklah kalau begitu. Aku pergi dulu. Kalau adasesuatu, kau telepon aku yah.”

 “Iya. Cepat pergi nanti kau terlambat.”

 “Oh ya, hampir lupa,” Helen menepuk keningnya. “Kalaukau lapar di kulkas ada makanan yang siap dipanaskan. Ataukalau mau di dalam lemari ada mie instan. Pokoknya kalau kau

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 85/410

85

butuh makanan tinggal cari saja di dapur. Semuanya tersedia.Kau bisa menggunakan kompor gas kan?”

Mia tertawa geli melihat tingkah Helen. “Ya bisa dong.Sudahlah kau tidak perlu khawatir. Aku bisa mengurus diri kok.Sudah pergi sana,” Mia mendorong Helen. Sebelum pergi,

Helen menyempatkan diri menyambar kotak berisi bika Ambon.Dia mengatakan pada Mia, sepulang dari kantor, dia akanmampir ke rumah orangtuanya dan memberikan kue itu padamereka.

Mia mengantar kepergian Helen sampai teras rumah.Helen melambaikan tangan dari dalam mobil. Mia menunggusampai mobil itu berlalu dari pandangannya.

Kemudian dia masuk ke dalam rumah dan melanjutkanmenyusun barang – barangnya. Selesai menyusun barang danmerapikan kamar, Mia duduk di sofa yang terdapat di ruangtamu dan melepas lelah. Tubuhnya penuh dengan keringat.

Rasanya aku jorok sekali. Mandi ah. Mia mengambilhanduk dan melenggang masuk kamar mandi.

Mia memutar shower dan mulai membersihkantubuhnya. Saat sedang keramas, Mia seperti mendengar suaraketukan. Dia berhenti mengucek rambutnya untuk memastikanpendengarannya tidak salah. Sepertinya tadi aku  dengar suaraketukan . Mia memasang telinganya baik – baik, namun ia tidakmendengar suara apapun. Mungkin itu cuma perasaanku saja.

Ketika Mia mulai menyabuni tubuhnya, suara ketukankembali terdengar. Kali ini suaranya lebih keras. Ternyata

benar – benar ada yang datang. Mia cepat – cepatmembersihkan sabun diseluruh tubuhnya.

Suara ketukan bertambah keras. Mia pun kelabakanmendengarnya. Cepat – cepat dia mengeringkan tubuhnya.

Dia membuka pintu kamar mandi dan berteriak, “Tunggu sebentar!”

Namun, yang terjadi justru ketukan itu bertambahkeras. Bahkan berubah menjadi sebuah gedoran. Mia sampaikesal mendengarnya. Nggak sabaran   banget sih jadi orang ,Mia bersungut – sungut. Cepat – cepat dia mengenakanpakaian dan berlari menuju pintu. Rambutnya pun masih

basah dan kusut. Tetapi Mia tidak ambil pusing dengankeadaannya itu. Perhatiannya sekarang terpusat pada orangyang menggedor pintu rumah.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 86/410

86

Betapa terkejutnya Mia saat membuka pintu danmelihat siapa yang berdiri di hadapannya. Dia berdirimematung di depan pintu. Demikian pula Alan Harsono. Diatidak kalah terkejutnya melihat sosok Mia. Kedua orang itusaling berhadap – hadapan.

 Alan yang pertama bereaksi. Pertama dia keheranantetapi tidak berapa lama senyum nakal muncul di wajahnya.

 “Sulit kupercaya kita bisa bertemu di sini. Ternyata kita benar – benar jodoh ya,” cetusnya spontan.

Mia tidak menanggapi ucapan Alan. Dia masih terlihatsangat syok, sampai – sampai dia tidak bisa membukamulutnya.

 Alan tersenyum geli. “Kau seperti melihat hantu saja,”cetusnya. Dia menjentikkan jari di depan wajah Mia. “Hei, kaubaik – baik saja kan?”

Mata Mia mengerjap. Dia sempat merasa kesadarannyahilang untuk sesaat ketika melihat Alan. “Iya, aku baik – baiksaja,” kata Mia pelan.

Namun, tidak berapa lama, Mia menatap Alan denganmata tidak berkedip. Alan sampai berjengit dibuatnya.

 “Selama ini, kau belum pernah melihat pria tampan yah? Itumakanya kau menatapku terus – terusan. Tapi nggak papa.Kau bisa mempelototiku sampai puas. Aku nggak keberatankok, karena aku suka sekali menyenangkan wanita. Apalagipengagumku,” celoteh Alan dengan cueknya.

Wajah Mia merah padam. Dia mendelik sebal. “Mau apa

kau ke sini? Kau mengikutiku yah?” tanya Mia galak. “Hei, Non. Jangan sembarangan menuduh yah. Aku

tidak mengikutimu. Geeran sekali jadi orang. Mana aku tahukau tinggal di sini,” Alan membela diri.

Mia memandang Alan dengan tatapan dingin. “Itukankatamu. Siapa yang tahu kau mengikuti kami dari tadi,” kataMia dengan nada sewot.

 Alan terbahak mendengarnya. “Oh ya? Hei, Nona!Memangnya kau pikir siapa kau, makanya aku mengikutimu?

 Artis bukan. Model juga bukan. Rugi benar aku mengikutimu.Buang – buang bensin saja. Apa kau tahu bensin itu mahal

sekali?”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 87/410

87

 “Jangan banyak alasan! Ini tidak ada hubungannyadengan bensin. Sekarang aku minta kau pergi dari sini,” Miamendorong Alan.

 Alan terbengong – bengong. Dia tidak bergerak dariposisinya. Gantian dia mempelototi Mia. “Kau mengusirku?” dia

berkacak pinggang.Mia mengangguk mantap.

 “Enak saja. Memangnya ini rumahmu?” “Bukan. Ini bukan rumahku tetapi temanku, Helen. Dia

sedang tidak berada di rumah jadi aku bertanggungjawab ataskeamanan rumah. Termasuk melarang laki – laki hidungbelang sepertimu mengganggu kami,” tegas Mia sambilmenunjuk Alan.

Pahamlah Alan sekarang, siapa gadis yang berdiri dihadapannya ini. Jadi kau temannya Kak Helen, kata Alandalam hati . Kenapa tidak bilang dari tadi?   Alan memandanggadis yang sedang menatap galak dirinya dari atas sampaibawah. Terbersit dalam pikiran Alan untuk menggoda gadispemberang di depannya ini.

 “Minggir!” Alan mendorong Mia. Alan membuka pintudan masuk ke dalam rumah.

Mata Mia terbelalak melihat tingkah Alan yangseenaknya. “Hei! Berani sekali kau! Cepat keluar! Kalau tidakaku akan berteriak!”

 “Teriak saja, yang kencang yah,” sahut Alan cuek.Dengan santainya dia membuka pintu kamar Mia dan

melempar ransel yang dari tadi dipanggulnya ke atas tempattidur. Mendadak Alan terdiam. Matanya jelalatan melihatkeseluruh isi kamar.

 “Apa – apaan ini?” Alan terkejut melihat kamar yangbiasa ditempatinya kalau menginap dihiasi barang – barangperempuan.

 Alan memandang Mia, “Kau tidur di kamar ini yah?” “Iya benar. Tetapi tunggu dulu. Apa maumu? Berani

sekali kau menerobos masuk ke dalam rumah yang bukanmilikmu!”

Niat Alan untuk menggoda Mia hilang sudah. Dia berdiri

dan menunjuk Mia dengan jarinya. “Hei Non, apa salahnyakalau aku menerobos masuk ke rumah kakakku sendiri?”tantang Alan.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 88/410

88

 “Tunggu dulu!” Mia mengangkat kedua tangannyamenyetop Alan. “Kau bilang Kakak?”

 “Betul!” kata Alan kalem. “Helen itu kakakku.” “Kau bohong,” kata Mia sambil tertawa. “Itu tidak

mungkin. Sifat kalian saja berbeda bagaikan bumi dan langit.”

 “Tentu saja, dia kan perempuan sedangkan aku laki –laki,” sahut Alan asal – asalan.

Tawa Mia langsung lenyap. Wajahnya berubah serius. “Kau bohong kan?”

 “Aku tidak bohong,” kata Alan sambil tersenyum nakal.Senyum kemenangan menghiasi wajahnya. “Bagaimana kalaukita taruhan? Kalau ternyata dia bukan kakakku, aku akanmelakukan apa pun yang kau minta. Demikian juga sebaliknya,kalau dia kakakku, kau akan memenuhi permintaanku.Bagaimana? Kau mau atau tidak?” tantang Alan.

Mia tidak tahu harus berkata apa. Dia kebingungansendiri. Bagaimana ini? Apa benar sigenit ini adik Helen? Koksifatnya berbeda sekali? Apa aku  menelepon Helen saja untukmemastikan?  Mia tidak henti – hentinya bertanya dalam hati.

 “Hei, Nona. Aku sedang bicara padamu. Kau mautaruhan denganku atau tidak? Atau…jangan – jangan kautakut yah?” Alan mencibir.

 “Siapa yang takut padamu? Aku tidak mau taruhan!”tolak Mia kasar.

 Alan tersenyum geli melihat tindak – tanduk Mia. Dasar.Bilang saja kalau  kau takut . “Hei Nona! Kau kan sudah ada di

sini. Memangnya kau tidak melihat foto – foto yang dimilikikakakku?”

 “Aku belum melihatnya. Aku kan baru datang hari ini.Lagipula aku dari tadi sibuk menyusun barang – barangku.”

 Alan manggut – manggut. “Sekarang kau sedang tidaksibuk kan? Apa lagi yang kau tunggu? Silakan kau lihat foto –foto yang ada di rumah ini sampai puas.”

Mia mencibir Alan. Dia benar – benar kesal dibuat Alan.Dia menyeret kakinya ke meja kecil yang terbuat dari kayu jatiyang menjadi tempat foto – foto keluarga Helen. Mia melihatfoto – foto yang berjejer rapi dengan enggan. Jantungnya

hampir copot saat melihat ada beberapa foto Alan sedangberpose akrab dengan Helen. Ternyata si genit ini tidakbohong. Dia benar – benar adiknya. Tetapi, bisa saja kan dia

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 89/410

89

teman Helen yang mengaku sebagai adiknya untuk mengerjaiaku.

 “Bagaimana? Sekarang kau percaya kan kalau aku ituadik Helen?” tanya Alan santai sambil melipat tangannya.

 “Tetap saja aku tidak percaya,” jawab Mia keras kepala.

 Alan menarik napas lalu menggaruk – garuk kepalanyayang tidak gatal. Dia ini benaran tidak percaya atau pura –

 pura. Kalau memang dia benar – benar tidak percaya, bodohsekali dia. Jangan – jangan, kalau ada orang yang datang danbilang gempa, mungkin dia akan bereaksi sama. Dasar cewekbebal. “Kau sudah lihat fotoku dengan Helen, masa kau masihnggak percaya juga?” tanya Alan ngotot.

 “Itu tidak berarti apa – apa buatku. Bisa saja kautemannya atau kekasihnya.”

 Alan tersenyum masam. Keras kepala sekali perempuanyang satu ini. Percuma saja aku meyakinkannya. Sampaimulutku berbusa menjelaskan, aku   rasa dia tetap   tidak

 percaya . “Di mana kau kenal Kak Helen?” “Kenapa tanya – tanya?” “Aku bertanya supaya masalah kita bisa selesai.” “Aku kenal dia lewat internet. Situs friendster. Kau tahu

kan situs itu?” tanya Mia hati – hati. “Kalau bicara jangan sembarangan yah. Memangnya

wajahku ini terlihat seperti orang yang tidak tahu apa – apa?Tentu saja aku tahu situs friendster,” kata Alan sewot. Dia

memang senewen kalau ada orang yang menganggap remehdirinya hanya karena wajahnya yang tampan.

 “Apa dia tidak pernah cerita tentang keluarganya?” “Dia cerita. Dia bilang punya abang namanya Ari, Andi

dan adik yang bernama Hana. Dia juga punya adik laki – lakitapi aku lupa namanya. Yang pasti bukan Alan,” cetus Mia.

Ternyata dia lebih bodoh dari yang aku duga, pikir Alan.Dia ingat nama saudara – saudaraku. Hanya namaku sayayang dia tidak ingat. Bisa – bisanya Kakak bersahabat dengancewek seperti ini. Sudah bodoh, gampang naik darah pula.

Mia menatap Alan dengan mata menyipit. Dia mencoba

menerka apa yang ada di kepala Alan. Apa yang sibodoh inipikirkan. Huh, jangan – jangan dia sedang mencari cara untukmeyakinkanku. Lihat saja, kalau dia pikir aku bisa ditipu, maka

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 90/410

90

dia salah besar. Akan kubuat dia menyesal telahmenggangguku.

 “Apa dia pernah menunjukkan foto keluarga?” suara Alan memecah keheningan.

 “Pernah, tapi aku sudah lupa wajah – wajah

keluarganya.” Kok pembicaraan kami ini seperti interogasi saja, pikir Mia bingung.

 “Masa iya sih kau lupa?” tanya Alan keheranan.Lagi – lagi Mia menggelengkan kepalanya. “Untuk apa?

 Yang berhubungan kan kami bukan keluarga. Jadi kamitukaran foto sendiri,” cetus Mia polos.

Pantas saja kau tidak tahu kalau aku adiknya Helen. “Apa kau ingat dengan pertemuan kita di bandara tadi?”

 “Ingat. Memangnya kenapa?” “Apa kau juga ingat kalau tadi aku menyebutkan

namaku?” “Tentu saja aku ingat.” “Nah, sekarang coba kau ingat – ingat lagi nama adik

laki – laki yang pernah disebutkan Helen.” “Untuk apa aku melakukan itu?” Mia keheranan. “Tidak bisakah kau melakukan sesuatu tanpa harus

bertanya?” suara Alan mulai tidak sabar.Mia mendengus sebal. Dengan raut wajah cemberut,

Mia memutar kembali ingatannya. Dia mencoba mengingat –ingat nama saudara Helen. Mendadak dia terhenyak. Perlahan

 – lahan dia menoleh ke Alan.  Aku ingat sekarang. Helen

 pernah bilang kalau dia punya adik laki – laki bernama Alan.Bagaimana ini?

 Alan menghela napas. “Sekarang kau percaya kan?”Di luar dugaan Alan Mia menjawab, “Aku baru percaya

kalau Helen sendiri yang mengatakannya,” tegas Mia. Alan terbengong – bengong. Ya Tuhan, ternyata dia

lebih bodoh dan keras kepala dari dugaanku. Apapun yang akubilang pasti tidak ada gunanya. Lebih baik aku diam saja danmenunggu Kakak datang. Biar dia saja yang menjelaskan. Alanmelirik Mia. Lihat saja nanti kalau Kak Helen datang. Kita lihatsiapa yang tertawa paling akhir.

 “Ya sudahlah! Terserah kau saja. Mau percaya kek. Maunggak kek. Bodo amat. Tetapi yang pasti aku nggak mau pergidari rumah ini,” kata Alan jengkel. Dia benar – benar dongkol

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 91/410

91

melihat sifat Mia yang keras kepala. Hebat sekali kalau adaorang yang bisa tahan dengan sifatnya itu.

 Alan menghempaskan pantatnya di sofa dari bahan kulitberwarna coklat. Dia mengambil majalah Cinemags yangterletak di bawah meja. Dia membolak – balik majalah itu

dengan kasar. Kelihatan betul dia sangat kesal. Mia memilihduduk di kursi kecil yang terletak di samping sofa danmenyalakan televisi.

Dari balik majalahnya, Alan mengamati Mia denganseksama. Ini keduakalinya aku bertemu dengan sipemberangberwajah menarik ini di hari yang sama dan sampai sekarangaku belum tahu siapa namanya. Bisa – bisanya Kakakberteman dengan cewek galak seperti ini. Tetapi….sepertinyaKakak pernah cerita kalau dia punya teman yang dikenalmelalui internet. Kalau tidak salah, Kakak juga pernah bilangnamanya.  Alan mengerutkan keningnya. Bibirnya mengkerut.Wajahnya memang seperti itu kalau sedang mencobamengingat sesuatu. Siapa yah namanya? Mira, Mimi, Maria,Maya atau… Alan mencuri pandang ke arah Mia …mimpi buruk?  

 Alan terkikik geli. Habis dengan sikap seperti itu, siapa punyang pernah bertemu dengannya bisa mengalami mimpiburuk . Ah, udah ah. Aku nggak ingat. Lebih baik tunggu Kakaksaja, biar semuanya jelas. Biar tahu rasa kau. Oh indahnya.

 Aku tidak sabar menunggu dia meminta maaf padaku.Mia merasa ada yang memandanginya. Dia melirik

makhluk tampan yang memegang majalah. Sadar dirinya

ketahuan sedang mengamat – amati, Alan berlagak sibukmembaca.

Mata Mia tertuju pada layar televisi tetapi pikirannyatidak. Dia merasa tidak nyaman dengan keberadaan Alan dirumah itu. Selain itu dia merasa tidak enak karena telahbersikap kasar padanya. Walaupun dia menegaskan tidakpercaya kalau Alan itu adik Helen, sebenarnya hati kecil Miaberkata lain. Suara hatinya membenarkan kalau Alan itu adikHelen.

Mia melirik Alan yang masih asyik membaca. Diamengumpulkan seluruh keberaniannya dan bertanya pada

 Alan, “Apa kau mau minum sesuatu?” Alan mengangkat wajahnya dan melemparkan

senyumnya yang menawan pada Mia. “Tidak, terima kasih.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 92/410

92

Kalau aku mau, aku bisa mengambilnya sendiri,” tolak Alanhalus.

Mia mengangkat bahu. “Terserah.” “Hmm, jadi Kak Helen menyuruhmu tidur di situ,” Alan

menunjuk kamar yang ditempati Mia dengan kepalanya.

Mia mengangguk. “Helen bilang adiknya sering tidur disitu kalau sedang bertengkar dengan orangtuanya.”

 “Apa kau tahu itu artinya apa?”Mia menggeleng tidak mengerti.

 “Itu artinya kau akan tidur di atas kasur yang biasa akutiduri,” bisik Alan. Matanya bersinar jenaka.

Namun, Mia tidak memperhatikan mata Alan. Dia terlalupanik karena membayangkan tidur di ranjang yang samadengan pria yang kerap menggodanya itu. Bagaimana kalausigenit ini memang adik Helen? Bagaimana kalau ternyataseprainya belum diganti? Pikiran Mia benar – benar kalut. 

Tiba – tiba saja Alan sudah berdiri di samping Mia. Diamenepuk pelan kepala Mia. “Aku tahu apa yang kau pikirkan.Kakakku tidak mungkin menerima tamu kalau dia belummembersihkan semuanya. Apalagi dia itu orangnya superbersih. Dia pasti sudah mengganti sepreinya.”

Mia menoleh. “Darimana kau tahu?” “Ya, wajar dong kalau aku tahu. Dia kan kakakku. Jadi

aku mengenal kebiasaannya dengan baik.”Keduanya kembali diam membisu. Alan sudah kembali

ke sofanya dan asyik berkutat dengan majalahnya sedangkan

Mia memusatkan perhatian pada layar televisi. Tanpa merekasadari, keduanya sering saling mencuri pandang.

 Alan pelan – pelan menggeser majalahnya dan melirikke Mia. Ternyata pada saat yang bersamaan, Mia juga sedangmenatap ke arahnya. Merasa tertangkap basah keduanyamembuang muka.

Benar – benar deh cewek yang satu ini. Dari tadi akutidak bosan memandangi wajahnya. Aku penasaran sekali ingintahu namanya. Apa namanya sama menariknya denganwajahnya yah, Alan bertanya – tanya dalam  hati.  “Hei Non,”panggil Alan.

Mia yang mulai asyik menonton televisi menoleh. “Apa?” “Duduk sini,” Alan menepuk – nepuk sofa. “Ada yang

mau kutanyakan.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 93/410

93

Mia memandang ngeri. “Aku duduk di sini saja. Tanyasaja dari situ.”

 “Kau ini. Kalau duduknya berdekatan kan lebih akrab.Kau takut aku menyentuhmu yah?” goda Alan.

 “Siapa yang takut? Aku hanya lebih nyaman duduk di

sini.”Baru kali ini aku bertemu dengan perempuan yang

susah diajak bicara. Biasanya perempuan yang baru kutemuiselalu dengan senang hati   memperkenalkan diri   mereka

 padaku. “Siapa namamu?” “Ngapain nanya – nanya?” Alan berusaha menahan diri melihat tingkah Mia.

 “Karena ini kedua kalinya kita bertemu dan sampai sekarangaku belum tahu namamu.”

 “Apalah artinya sebuah nama?” Alan tersenyum kecut mendengar jawaban Mia. “Kau

tidak mau memberitahuku yah siapa namamu?” “Aku tidak bisa memberitahumu karena aku belum yakin

sepenuhnya mengenai identitasmu. Lagipula, kalau kaumemang benar adik Helen, seharusnya kau tahu namaku,”senyum kemenangan menghiasi wajah Mia.

Oops. Mampus aku. “Ya, sudah kalau nggak mau bilang. Aku nggak bakalan maksa. Dasar cewek keras kepala. Akumau pergi. Aku titip tas,” Alan bangkit dari sofa dan bergegaspergi.

 “Hei, mana boleh kau seenaknya titip tas di rumah

orang.” “Peraturan dari mana itu? Sudah berapa kali kubilang?

Ini kan rumah kakakku. Jangankan menitip tas, menginap disini pun aku bisa,” kata Alan cuek.

Mia mau membantah ucapan Alan tetapi diamengurungkan niatnya setelah Alan menunjukkan raut wajahserius.

Sebelum memegang handel pintu Alan menoleh ke Miayang masih berdiri mematung. “Kau pernah pacaran, Nona?”

 “Ngapain nanya – nanya begituan?” “Karena setahuku cewek yang nggak pernah pacaran

biasanya selalu bersikap galak pada pria asing.” “Pendapat bego dari mana tuh?” tanya Mia ketus.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 94/410

94

 Alan tersenyum, “Sudah kuduga kau tidak akanmempercayainya. Dengar baik – baik Nona. Aku ini sudahbanyak makan asam garam dalam berhubungan denganperempuan. Jadi bisa dibilang aku cukup mengenal kaum hawadengan baik,” celoteh Alan panjang lebar. Dia berbicara seolah

 – olah yang ada di hadapannya anak kecil.Mia melemparkan pandangan mencemooh. Dia berjalan

mengekor Alan menuju pintu rumah. “Oh ya?” Alan berhenti mendadak di depan pintu

rumah sehingga Mia tidak sengaja menabrak punggungnya. “Apa lagi sih?” bentak Mia. “Mau pergi saja susah

betul.” “Kau tidak ingin tahu aku mau pergi ke mana?” “Untuk apa? Kau ini pacar juga bukan. Teman juga

bukan. Jadi aku tidak peduli kau mau pergi ke mana,” gerutuMia.

Walaupun Mia sudah menunjukkan ketidaktertarikannyake mana Alan hendak pergi, lelaki itu tidak peduli. Dengantenang ia memberitahu ke mana ia akan pergi.

 “Aku mau bertemu dengan Kak Helen,” ujarnya. “Karena kau tidak mau memberitahuku siapa namamu, makaaku langsung menanyakannya pada Helen. Aku yakin dia pastidengan senang hati akan memberitahuku siapa gadispemberang dengan logat lucu yang saat ini tinggal dirumahnya.”

Mata Mia terbelalak. “Kau pasti bercanda.”

 Alan tersenyum senang melihat reaksi Mia. Diamengambil ponsel dari sakunya lalu menekan sejumlah nomor.

 “Kak Helen? Ini aku Alan. Kau sedang di kantor yah? Apaurusanmu sudah selesai? Apa kita bisa bertemu? Kita ketemudi Mal Kelapa Gading saja. Di food court jam tujuh malam.”

Mia melongo. Dia tidak tahu harus bicara apa. “Jangan pasang tampang bloon begitu ah. Kau jadi gak

cantik lagi,” Di luar dugaan Mia, Alan dengan cueknya hendakmengelus pipinya yang mulus. Refleks Mia langsungmenghindar. Dia langsung pasang kuda – kuda.

 “Jangan kurang ajar yah. Ngapain pegang – pegang?”

semburnya. Alan hanya tertawa geli. Dia sama sekali tidak takut

dengan amarah Mia. Dia hanya melipat tangannya dan

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 95/410

95

mengamati Mia dari atas sampai bawah. “Aha, jadi kau bisayah?” cetus Alan kagum.

 “Iya, dan aku sama sekali tidak akan ragumenggunakannya terhadap laki – laki kurang ajar.”

 Alan bertepuk tangan. “Kau ini benar – benar

mengagumkan. Sudah cantik, galak bisa beladiri juga. Kapan –kapan, kalau aku ada waktu, kita bisa bertanding,” kata Alan.

Mia terbengong – bengong. “Ngomong – ngomong, apa kau sudah bekerja? Kalau

belum, kusarankan untuk melamar jadi satpam atau polisi. Kaubenar – benar berbakat untuk pekerjaan seperti itu,” tegas

 Alan sungguh – sungguh.Mia terpana.  Apa – apaan sigenit ini? Masa dia

menyuruhku jadi satpam   atau polisi . “Hei daripadamenghinaku terus lebih baik kau pergi. Kalau memang benarkau akan bertemu dengan Helen, jangan biarkan diamenunggu.”

 “Baik Bu!” Alan bersikap memberi hormat seolah – olahdi hadapannya ada polisi. Mia sampai cemberut dibuatnya.

 Alan tertawa ngakak dan masuk ke dalam mobil. Diamenyalakan mesin mobil dan menurunkan kacanya. “Kau tahu,Nona?”

 “Apa lagi? Kenapa belum pergi – pergi juga sih?” “Belum pernah aku sesenang ini berbicara dengan

seorang wanita.” “Apa kau sedang merayuku?”

 Alan tidak menjawab. Dia hanya melemparkansenyumnya yang paling menawan dan langsung melesat bakmeteor dengan Mitsubishi Estradanya meninggalkan Mia yangberdiri di depan rumah. Dasar genit, Mia mencibir. 

*** Alan menyetir seperti pembalap profesional. Sebentar –

sebentar dia melihat jam casio G – shocknya. Sudah jamsetengah tujuh dan aku masih di jalan tol. Kalau sampai Kakaksampai duluan bisa diceramahi aku, pikir Alan.

Begitu keluar tol, Alan mengarahkan mobilnya ke MalKelapa Gading. Mal di Jakarta bagian utara itu biasanya selalu

dipenuhi pengunjung pada hari Sabtu. Alan merasa khawatirdia bakalan susah mendapatkan tempat parkir. Setelah

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 96/410

96

mobilnya diperiksa petugas keamanan, dia langsung menujutempat parkir.

 Alan merasa gusar karena setiap lantai parkir penuh dantidak ada tempat sama sekali. Dia melirik jam tangannya.Sudah jam tujuh lewat lima menit. Astaga, aku terlambat.

Mudah – mudahan saja, Kakak belum datang.  Akhirnya Alanmenemukan tempat parkir di lantai tiga. Setelah memarkirmobilnya dia langsung bergegas masuk ke dalam mal danmenuju food court . Matanya mencari – cari sosok Helen.Namun, dia tidak kunjung menemukannya. Alan pun memilihduduk di depan stan Bakmi Naga. Sebelumnya, diamenyempatkan diri memesan minuman dan membayarnya.

Setelah duduk, Alan mengambil ponselnya danmemencet nomor Helen. “Halo Kak. Di mana kau? Kenapabelum sampai?”

 “Aku di belakangmu,” terdengar suara perempuan. Alanmenoleh. Dia tersenyum cerah melihat kedatangan Kakakperempuan yang sangat disayanginya. “Halo Kak,” sapanya.

 “Halo adikku sayang,” balas Helen. Dia duduk tepat dihadapan Alan. “Ada apa kau menyuruhku ke sini? Kenapatidak datang ke rumah saja?”

 “Tadi aku ke rumahmu.” “Oh ya? Jadi kau sudah bertemu…” “Ya, aku sudah bertemu dengannya,” Alan meminum

 jus jeruknya.Dia memandangi wajah Helen yang sangat dikaguminya

itu. “Siapa dia Kak? Soalnya aku tanya siapa namanya, diatidak mau menyebutkan. Aku sudah bilang kalau aku adalahadikmu, tetapi dia tidak percaya. Bahkan, aku sudahmemperlihatkan foto kita berdua dan memberitahu namakutetapi tetap saja dia bersikap keras kepala.”

Helen tersenyum. “Rasanya aku bisa menduga apa yangterjadi. Kalian pasti bertengkar.”

 Alan tertawa getir. “Dia gadis yang menarik. Tetapi…” Alan menggantung ucapannya. “Dia galak sekali sepertiserigala. Aku akan memberi hormat jika ada pria yang tahandengan perilakunya itu.”

Helen tertawa geli mendengar keluh kesah adiknya. “Kau pasti kaget sekali melihat ada perempuan yang bersikapgalak padamu.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 97/410

97

 Alan mengangkat tangannya. Dia menghela napas. “Akukaget juga sih. Soalnya selama ini, tidak ada perempuan yangbersikap kasar padaku. Tapi, oh Tuhan! Kak, dia sangatmenarik sekali. Dia nggak cantik tetapi wajahnya itu loh.Menarik sekali. Bagaimana mengatakannya yah? Wajahnya

bisa dibilang misterius. Hanya saja tertutupi dengan sifatgalaknya itu. Siapa sih namanya?”

 “Bukannya aku pernah memberitahumu?” Alan cengengesan. “Lupa.”Helen terdiam. Jari – jari tangan kanannya mengetuk –

ngetuk meja. “Namanya Mia,” ujarnya pendek. “Namalengkapnya sih Miana Hendrawan. Aku mengenalnya melaluiinternet. Kami sering chatting dan kirim – kiriman email. Itusudah berlangsung selama bertahun - tahun. Aku juga sudahtiga kali mengunjunginya di Medan.”

 Alan manggut – manggut. Ia ingat sekarang. Ya, Kakak pernah menyebutkan nama itu. Jadi nama sipemberang ituMiana Hendrawan dan biasa dipanggil Mia. Ternyata namanyasama menariknya dengan siempunya. “Apa yang dia lakukan diJakarta?”

 “Aku yang mengajaknya. Dia baru saja mengalamiperistiwa yang tidak mengenakkan.”

 Alan jadi semakin tertarik dengan kehidupan Mia. “Apaitu?” tanya Alan ingin tahu.

 “Itu rahasia adikku sayang,” kata Helen.Namun, Alan tidak menyerah mendengar penolakan

Helen. “Ayolah, Kak. Kasih tahu. Peristiwa tidak mengenakkanapa yang baru dialami Mia?” Alan mengeluarkan rayuanmautnya.

Sia – sia saja Alan membujuk Helen. Kakaknya itubersikukuh tidak mau memberitahu rahasia Mia. “Maafkan aku,Lan. Aku sudah berjanji pada Mia untuk merahasiakannya.Kalau kau mau tahu, tanya saja langsung pada orangnya.Siapa tahu dia dengan senang hati akan memberitahumu,”goda Helen.

 Alan cemberut. “Bagaimana mau tanya tentangrahasianya? Namanya saja… sampai setengah mati aku ingin

tahu, tetap saja dia tidak memberitahu,” gerutu Alan.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 98/410

98

 “Kan tidak ada salahnya mencoba. Siapa tahu untukmenghargai usahamu, dia akan memakimu misalnya,” celotehHelen.

Muka Alan berubah masam. “Ah, sudahlah,” diamengibaskan tangannya. “Peduli amat dia punya rahasia apa.

 Aku bisa hidup kok tanpa tahu rahasianya. Lagipula nggak adauntungnya buatku,” gerutu Alan. “Oh ya, Kak. Malam ini akunginap di rumahmu yah?”

Helen terkejut mendengar permintaan adiknya itu. “Adaapa lagi, Lan? Apa kau bertengkar lagi dengan Papa?”

 Alan tidak menjawab. Dia meminum lagi jus jeruknya. “Aku lapar. Aku mau pesan makanan dulu. Apa kau mau?”

 “Samakan saja dengan pesananmu.” “Yakin nih? Soalnya aku mau pesan semur jengkol,”

canda Alan.Helen mendelik. Alan hanya tertawa jahil lalu berjalan

menuju stan Bakmi Naga yang berada tidak jauh dari mejanya.Dia memesan dua porsi mie ayam pangsit goreng. Setelahmembayar di kasir, Alan kembali ke mejanya.

 “Kau belum menjawab pertanyaanku, Lan,” tuntutHelen.

 “Yeah, kau benar. Aku bertengkar dengan Papa. Diamemarahiku habis – habisan karena kemarin aku tidak datangke kantor.”

 “Memangnya ke mana kau?” “Aku kesiangan. Aku bangun jam duabelas siang.

Karena kurasa nanggung jadi aku nggak ke kantor. Habiskemarinnya temanku ada yang ulang tahun dan kami pestasemalam suntuk. Aku pulang jam lima pagi,” jelas Alanpanjang lebar.

Helen geleng – geleng kepala mendengar penjelasanadiknya itu. “Duh, Lan. Terang saja papa marah. Kau ini benar

 – benar keterlaluan. Temanmu itu juga. Masa bikin pesta dihari orang biasa kerja.”

 “Karena dia berulang tahun tepat di hari itu,” bela Alan. “Kenapa dia tidak mengadakan hari Sabtu?” “Dia ingin merayakan berdua saja dengan kekasihnya.”

 “Ada yang tidak kumengerti di sini. Kau pesta Kamismalam sampai Jumat dini hari. Terus kau tidur di mana.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 99/410

99

 “Ya, itu dia. Aku tidur di rumahnya. Aku baru pulangSabtu pagi tadi,” Alan cengengesan.

 “Alan, Alan. Kapan kau berubah?” Helen menunjukkankeprihatinannya.

 “Kak, kemarin itu aku benar – benar kebablasan.

Mereka itu teman lamaku dan kami sudah lama sekali tidakberjumpa. Jadi pesta itu bisa dibilang semacam reuni juga,”

 Alan berkilah. “Tapi semalam suntuk, Lan? Apa kau tidak ingat kalau

keesokan harinya kau kerja?” Alan tidak menjawab. “Katakan padaku, Lan. Apa kau tidak merasa lelah

menjalani kehidupan seperti ini?” “Percayalah Kak. Aku juga ingin berubah tetapi sulit

sekali.”Helen menghela napas. “Aku tidak berhak

menghakimimu. Kau sudah dewasa dan bebas melakukanapapun yang kau mau.” Helen menopang dagunya. “Anehsekali, tadi, waktu aku ke rumah, Mama dan Papa tidak bilangkalau kalian bertengkar.”

 “Apa yang kau lakukan di rumah?” “Aku mengantarkan oleh – oleh Mia pada Mama dan

Papa.” Alan mendengus. “Aku tidak tahu kenapa mereka

bersikap begitu. Ngomong – ngomong, apa aku dibolehkanmenginap di rumahmu, Kak?” tanya Alan hati – hati.

 “Habis, mau bagaimana lagi? Aku tidak mungkinmembiarkanmu tinggal di rumah temanmu dan membuatkesalahan yang sama. Lagipula bukannya kau selalu menginapdi rumahku setiap bertengkar dengan Papa?”

Helen melirik adiknya yang memasang wajah bersalah. “Tetapi ingat. Kau tidur di sofa. Kamarmu sudah ada yangmenempati dan aku tidak mau kau tidur di kamarku. Ituhukuman untukmu,” tegas Helen.

 “Terima kasih Kak.” “Ngomong – ngomong setelah bertengkar dengan Papa

kau ke mana? Kau bertengkarnya pagi kan? Siangnya kau ke

mana?” “Aku menjemput teman di bandara.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 100/410

100

 “Yang benar? Jadi tadi siang kau ke bandara. Tapi kokkita nggak ketemu yah?”

 “Kakak datangnya jam berapa?” “Aku datang jam tiga lewat limabelas menit. Kau datang

 jam berapa?”

 “Terang saja kita nggak ketemu. Aku jam tiga sudahmeninggalkan bandara”

 “Iya, ya,” Helen manggut – manggut. “Apa kau tahu Kak? Di bandaralah aku pertama kali

bertemu dengan Mia.” “Oh ya? Ini benar – benar suatu kebetulan yang

mengagumkan. Tetapi tunggu dulu, jangan diteruskan.Rasanya aku bisa menebak. Kau menggodanya yah?”

 “Aku tidak menggodanya, aku hanya ingin berkenalandengannya saja. Aku melihat dia duduk sendirian, ya sudahaku ajak dia berkenalan. Tetapi siapa sangka, dia galak sekali.”

Helen terbahak. “Sekarang aku mengerti kenapa diatidak percaya kau adikku.”

 Alan tidak menanggapi. Dia hanya tersenyum kecut.Helen memegang tangan Alan yang terletak di atas

meja. “Alan, karena kau akan menginap di rumahku, aku mintaagar kau tidak mengganggunya. Dia itu cewek yang baik. Diasangat berbeda dengan teman – teman wanitamu.”

 Alan terlihat gusar. “Darimana kau tahu kalau dia anakyang baik? Anak yang baik setahuku tidak galak kepada orangyang mengajak berkenalan.”

 “Kalau yang mengajak berkenalan pria sepertimu, wajarkalau para wanita baik – baik merasa khawatir.”

 “Kakak ini,” Alan mulai sewot. “Memangnya aku terlihatseperti lelaki hidung belang?”

 “Aku tidak bilang begitu…” ucapan Helen terputuskarena pesanan mereka baru saja diantar.

Helen melanjutkan, “Aku tidak bilang kau lelaki hidungbelang. Tetapi reputasimu sebagai penakluk wanita benar –benar tergambar jelas dalam setiap tingkah lakumu, Lan. Jadiwajar saja, Mia bersikap seperti itu. Kau mengerti maksudkukan?”

 “Ya, ya, aku mengerti. Sekarang apa aku bolehmemakan mie ayam ini?”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 101/410

101

 “Tidak ada yang melarangmu,” sahut Helen. “Aku jugamau makan.”

Sepasang kakak adik itu menyantap mie ayam tanpabicara sepatah katapun. Sejak kecil Helen dan Alan memangdiajarkan orangtuanya agar tidak makan sambil bicara karena

tidak sopan. Mereka asyik memakan mie ayam itu sampaihabis tak bersisa.

 “Ah, kenyang sekali rasanya.” “Lan, sebaiknya kita pulang. Soalnya Mia sendirian.” “Tunggu. Aku menghabiskan minumanku dulu.”Setelah menghabiskan makanan dan minuman masing –

masing, sepasang bersaudara itu bergegas pergi dari foodcourt.

 “Kau parkir di mana?” “Aku parkir di lantai tiga,” jawab Alan tanpa menoleh.

Dia asyik cuci mata dengan cewek – cewek yang berseliwerandi mal itu.

 “Kebetulan sekali. Aku juga parkir di sana.” Helenmenoleh. Betapa kagetnya dia saat tidak menemukan Alan disampingnya. Lebih kaget lagi dia, ketika melihat Alan sedangberbincang dengan serombongan gadis yang berdandanmodis.

 Anak ini. Sempat – sempatnya.  “Alan!” seru Helensehingga menarik perhatian orang – orang yang lalu lalang.

 Alan menoleh lalu segera mohon diri dari hadapan gadis – gadis itu. Dia berjalan tergopoh – gopoh. Dia cengegesan.

 “Maaf Kak,” cetusnya santai.Helen tidak tahu harus bicara apa. Soalnya dia sudah

hapal betul dengan kebiasaan Alan yang satu ini. “Alan, kalaukau masih mau berada di mal ini, silakan saja. Aku tidak akanmelarangmu.”

 “Nggak Kak. Aku ikut pulang denganmu.” “Kalau begitu berhentilah bersikap layaknya seorang

playboy. Setidaknya untuk saat ini! Aku punya seorang temandari luar kota yang sedang sendirian di rumah dan dia mungkinsedang menungguku!” sembur Helen galak.

 “Iya, aku mengerti. Jangan marah gitu dong,” Alan

menenangkan kakaknya.Mereka pun melanjutkan perjalanannya menuju tempat

parkir.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 102/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 103/410

103

novel saja . Mia masuk ke kamarnya. Ketika hendak mengambilnovel, mata Mia tertumbuk pada tumpukan ransel milik Alandi sudut kamarnya.

 Ah, aku lupa tas sigenit itu masih di sini . Mia duduk ditepi tempat tidurnya sambil memandangi tumpukan tas itu.

 Apa benar sigenit itu bertemu dengan  Helen, yah?  Benak Miadipenuhi berbagai pertanyaan seputar Alan.  Apa yang haruskulakukan dengan tasnya seandainya dia tidak kembali? Akuharus bilang apa   pada  Helen?   Saking asyiknya melamun, Miatidak mendengar suara mobil yang berhenti di depan rumah.

 Ah, lebih baik tas ini kukeluarkan saja . Mia mengambilransel itu dan membawanya keluar dari kamar.

 “Mau kau bawa ke mana tasku?” Jantung Mia hampirsaja copot mendengar suara itu. Dia menoleh untuk mencarisumber suara. Betapa terkejutnya dia melihat Alan dan Helenberdiri berdua.

 “Helen, kau sudah pulang…bersama dengannya” cetusMia salah tingkah.

 “Halo Mia,” Alan tersenyum nakal dan melambaikantangannya.

Helen jadi merasa tidak enak melihat sikap Mia jadiserba salah. “Mia, Alan sudah menjelaskan semuanya padaku.”

 “Jadi, benar dia adikmu?” suara Mia bergetar karenagugup.

Helen mengiyakan. “Sekarang aku menunggu permintaan maaf,” tuntut

 Alan terus terang.Helen mendelik ke arah Alan. Matanya seolah – olah

memperingatkan Alan untuk tidak berbuat macam – macam. “Kau tidak perlu minta maaf, Mia. Aku mengerti kok

kalau kau salah paham dengan pria seperti Alan,” Helenmenenangkan.

 “Kakak ini bagaimana sih? Aku sudah dikasari, kakakmalah bilang supaya dia tidak perlu minta maaf. Ini tidak adil,”protes Alan.

 “Aku minta maaf,” cetus Mia mengagetkan duabersaudara itu.

 “Aku tidak dengar. Bisa kau ulangi lagi,” pinta Alancuek. Dia pura – pura tidak melihat lirikan tajam dari Helen.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 104/410

104

 “Aku minta maaf karena tidak mempercayaimu,” kataMia dengan suara lebih keras dan jelas.

 “Sebenarnya aku masih sulit menerima kenyataandikasari olehmu. Tetapi demi menghormati kakakku, maafmuditerima.”

Mia menarik napas lega. “Terima kasih,” ucapnya tulus.Helen bertepuk tangan. “Sekarang masalahnya sudah

beres. Bagaimana kalau kalian berjabat tangan? Sebagai tandakalau kalian sudah berdamai dan perkenalan secara resmi?”Helen memandang dua makhluk menawan di depannya itu.

 Alan yang duluan mengulurkan tangan. Sementara Miaterlihat ragu – ragu.

 “Namaku Alain Harsono. Kau bisa memanggilku Alan.” Akhirnya Mia membalas uluran tangan Alan. “Miana

Hendrawan. Panggil saja Mia.”Helen merasa lega melihat Alan dan Mia saling berjabat

tangan. “Karena kalian sudah berdamai, kuharap kalian bisaberteman dengan baik.”

 “Entahlah Kak. Aku tidak yakin bisa berteman denganMia apalagi melihat sifatnya,” celutuk Alan terus terang. Miasampai malu mendengarnya.

 “Aku juga tidak berharap berteman dengan pria genitsepertimu,” balas Mia.

Helen tiba – tiba merasa pusing. Kedua orang ini samasaja. Baru berdamai sudah saling mengejek. Mudah –mudahan aku bisa sabar menghadapi mereka berdua.

 “Hentikan!” Helen melerai mereka. “Tidak bisakah kalianbersikap layaknya orang dewasa?”

 Alan dan Mia tidak menjawab. Mereka salingmelemparkan pandangan permusuhan.

 “Selama kalian berada di rumahku, aku tidak maumendengar ada pertengkaran. Kalian mengerti?” tuntut Helen.

 Alan dan Mia mengangguk ogah – ogahan. Sebenarnyadalam hati mereka tidak janji bersikap seperti itu tetapi demimenghormati Helen terpaksa mereka pura – pura berdamai.

 “Sekarang lebih baik kita semua beristirahat.” “Apa? Ini kan baru jam sepuluh malam,” protes Alan.

Helen menatap tajam Alan. “Kau mau menurutiku atautidak, itu terserah padamu tetapi aku sudah terlalu lelah untukberdebat denganmu, Lan.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 105/410

105

 Alan terpaksa menyetujui kakaknya. Kalau diamenentangnya bisa – bisa dia ditendang keluar dari rumah.

Mia sebenarnya sama seperti Alan. Dia paling lambattidur jam duabelas malam. Tetapi dia tidak berani membantahHelen. Dia ingat statusnya di rumah itu adalah sebagai tamu.

Helen menepuk keningnya. “Hampir saja lupa. Kausudah makan, Mia?”

Mia mengangguk. “Tadi aku memanaskan makananyang ada di kulkas. Kuharap kau tidak marah,” Mia tersipumalu.

 “Oh tidak. Kenapa harus marah. Aku justru senang kaumenganggap rumahku ini seperti rumahmu sendiri,” kataHelen sungguh – sungguh.

Mia tersenyum simpul. “Sebaiknya aku tidur. Selamatmalam semuanya.”

 “Selamat malam Mia. Mimpi yang indah,” balas Helen. “Alan, kau tidak membalas ucapan Mia?”

 “Selamat malam, Mia,” sahut Alan dengan malas –malasan.

Mia hanya tersenyum tipis melihat tingkah Alan. Diamenghilang di balik pintu kamarnya.

Sementara itu Helen sibuk mengambil perlengkapantidur untuk Alan.

 “Ini bantal dan selimut. Buat dirimu merasa nyaman.” “Makasih Kak.” “Aku tidur dulu. Selamat malam, Lan.”

 “Kak,” panggil Alan.Helen menoleh.

 “Aku harap Kakak tidak bilang pada Mama dan Papa dimana aku tidur.”

 “Kenapa?” tanya Helen tidak mengerti. “Aku malas menghadapi mereka. Saat ini hubunganku

dengan Mama dan Papa benar – benar buruk. Aku sudah tidaktahan lagi tinggal di rumah. Mereka selalu menyuruhkumelakukan apa yang tidak aku sukai. Aku kan bukan anak kecillagi. Coba bayangkan, aku pernah dibiarkan terkunci di luarhanya karena terlambat pulang. Aku tahu kalau aku ini anak

laki - laki yang paling kecil , tetapi bukan berarti mereka bisamenekanku begitu saja.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 106/410

106

 “Tetapi pada kenyataannya kelakuanmu itu seperti anakkecil. Kau selalu bergonta – ganti pacar. Pada saat kaumenghadapi masalah dengan keluarga pacarmu, selalu kamiyang menyelesaikan agar tidak terjadi skandal. Kau harusmerubah sifat playboymu itu.”

 “Kak, aku bukan seorang playboy. Mereka hanya teman,Kak.”

 “Teman dengan keuntungan, maksudmu?” “Terserah Kakak mau bilang apa. Tapi sekarang, aku

mulai berpikir untuk punya rumah sendiri.” “Apa?” Helen terkejut. “Kalau aku sudah terkurung di luar, aku sering bingung

mau menginap di mana. Andi dan Ari tidak mau menerimaku.Mereka bilang, aku bisa memberikan contoh yang burukkepada anak – anaknya. Padahal aku kan tidak punya sifatburuk. Aku ini anak yang baik. Tidak kecanduan narkobaataupun alkohol. Aku juga tidak pernah berfoya – foya.Memang aku sering pulang malam. Tetapi itu kan tidak bisadijadikan alasan. Itu makanya aku selalu ke rumahmu, kalauaku tidak punya tempat menginap.”

Helen menghela napas sambil memandang adiknyayang tampan itu. “Apa kau pernah mengutarakan keinginanmuitu?”

 Alan mengangguk. “Tapi setiap aku mengatakan tinggalsendirian, mereka tidak mengijinkan. Mereka bilang,membiarkanku tinggal sendirian bagaikan menanam investasi

yang sia – sia. Coba kau bayangkan, Papa menyamakankudengan kegiatan bisnisnya! Mereka baru mengijinkanku tinggalterpisah kalau sudah menikah. Menikah! Yang benar saja.Tidak terbersit sedikitpun dalam pikiranku.”

 “Kalau begitu adanya, kau tidak akan pernah bisatinggal sendiri, Lan!” tegas Helen. “Selamat malam, Lan,”Helen meninggalkan Alan yang termangu di atas sofa.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 107/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 108/410

108

bicara blak – blakan. Biasanya Alan selalu bisa mengontrol diri. “Bagaimana kalau kita jalan – jalan?” usul Helen tiba – tiba.Dia memutar wajahnya ke kiri dan kanan untuk melihat reaksikedua orang yang sedang bersitegang itu.

Mia tidak menanggapi usulan Helen. Emosinya sudah

tidak tertahankan lagi. Sebenarnya Mia bukan orang yangemosian. Hanya saja sejak kejadian yang menimpanya,emosinya jadi labil. Namun, selagi bisa dia pasti berusahauntuk menahannya mati – matian.

Dia menghajar Alan dengan tatapan sedingin es. “Jadimenurutmu, aku ini tidak pantas menjadi seorang guru,” Miaberkata dengan suara datar.

 Alan mengangguk tanpa keraguan. Helen sampai gemasmelihatnya. “Menjadi guru itu tidak gampang. Dibutuhkankesabaran dan kepintaran. Dan sejauh ini, aku tidak melihat itupadamu,” kata Alan sungguh – sungguh.

Gigi Mia gemerutuk karena menahan amarah. Beranisekali dia menilaiku sedemikian jelek. “Kau baru dua harimengenalku, jadi tahu apa kau tentang diriku?” cetusnyadingin.

 “Jangan menilai orang sembarangan gitu dong, Lan.Kau kan belum lama mengenal Mia,” timpal Helen.

 Alan menyadari kedua perempuan cantik yang ada didepannya itu mulai kesal. “Hei, aku hanya mencoba bersikap

 jujur,” Alan berusaha membela diri.Jujur kepalamu, gerutu Helen dalam hati.  Dia melirik

Mia yang masih terdiam. Helen khawatir, temannya itu jadinaik darah gara – gara ulah adiknya. Untuk urusan merusaksuasana hati orang, Alan memang jagonya.

Mia mendehem pelan. Dia melipat tangannya. Diamenoleh ke Alan. “Terima kasih atas kejujuranmu. Aku sangatmenghargainya. Kuanggap itu sebagai kritik yangmembangun.”

Helen dan Alan sama herannya. Rupanya merekaberdua mengira Mia akan mengamuk.

 “Kau tidak marah?” Alan bertanya dengan hati – hati. “Tadinya aku memang marah. Tetapi sekarang tidak,”

tandas Mia. “Lagipula kau hanya bersikap jujur dalammengutarakan pendapat. Walau menyakitkan buatku tetapi

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 109/410

109

tidak apa – apa. Toh aku tidak bisa melarang semua orangmengkritikku bukan?”

 “Wow,” Helen takjub dengan kesabaran Mia. “Kau hebatsekali Mia. Kalau aku mendengar ada yang ngomong sepertiitu tentangku pasti kuberi pelajaran. Apalagi kalau dia adikku,”

Helen melirik Alan yang salah tingkah. “Ah, sudahlah,” Alan mengibaskan tangannya. “Kita

sudahi saja perbincangan ini,” cetus Alan lugas. Kalauditeruskan bisa – bisa terjadi baku hantam, Alan menggerutu.

 “Alan benar. Kita sudahi saja obrolan ini. Daripada kitaribut mendingan kita jalan – jalan. Apa rencanamu hari ini,Mia? Apa kau berencana untuk pergi ke suatu tempat?”

 “Tidak. Hari ini aku tidak ke mana – mana. Lagipula akukan belum tahu banyak tentang Jakarta.”

 “Oh iya, ya. Maaf, aku lupa. Ikutlah denganku. Kita jalan – jalan sekalian makan di luar. Kau ikut, Lan?”

Mia sempat menunjukkan raut wajah tidak senang saatHelen mengajak Alan. Tapi dia tidak melakukan apa – apauntuk mencegahnya. Dia hanya diam membisu.

 “Menarik juga. Oke, aku ikut dengan kalian.” “Kita mau ke mana?” tanya Mia. “Ke Mal Taman Anggrek saja yah?” Alan meminta

persetujuan kakaknya.Helen mengangguk.Mendengar Alan yang menjawab, Mia malas bertanya

lebih lanjut.

***Mia asyik melihat deretan gedung – gedung bertingkat

yang terletak di sisi kiri dan kanan jalan tol dalam kota yangmereka lalui.

 “Hal yang paling kubenci dari mal pada hari Mingguadalah tempat parkir,” Alan bersungut – sungut. “Susah sekalimendapat parkir yang kosong. Pantasan saja semakin banyakmal yang dibangun. Lha wong kegemaran orang Jakarta palingutama, pergi ke mal,” gumamnya lagi.

 Akhirnya mereka sampai di Mal Taman Anggrek yangterletak di Grogol, Jakarta Barat. Ternyata benar dugaan Alan,

tempat parkir penuh dengan mobil pengunjung. Setelahberputar – putar sekian lama akhirnya mereka menemukantempat parkir dekat pintu masuk.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 110/410

110

Saat memasuki bagian dalam Mal Taman Anggrek, Miatidak bisa menyembunyikan kekagumannya. Berbeda sekalidengan Medan Mal. Ini jauh lebih luas dan megah.

 Alan tidak bisa menahan tawanya saat melihat wajahMia yang tercengang. Dasar orang udik.  Seperti orang baru

keluar dari hutan saja, gumamnya . Tentu saja dia tidak beranibilang terus terang pada Mia. Bisa – bisa aku babak belurdibuatnya. 

 “Ayo, kita cuci mata,” Helen menggandeng tangan Mia.Mereka mengelilingi setiap jengkal dari Mal Taman Anggrek.Sementara Alan mengekor di belakang mereka sambil sesekalimenggoda gadis – gadis yang lewat.

 “Kakiku pegal sekali,” keluh Mia. “Bagaimana kalau kita makan?” Helen mengajukan usul. “Mau makan di mana?” tanya Alan. “Kita ke Hartz Chicken Buffet saja yah? Sudah lama

sekali aku tidak makan di sana. Kangen juga makansepuasnya,”celoteh Helen.

 “Tempat apa itu?” “Kau tidak pernah mendengar nama Hartz Chicken

Buffet?” Alan malah balik bertanya.Mia menggeleng dengan wajah polos. Alan hampir

tergelak melihatnya. “Wow, kemana saja kau selama ini? Itunama restoran, Non.”

Mia tersipu malu. Alan sampai gemas melihatnya. Dia jadi ingin mencubit pipi Mia tapi tentu saja dia mati – matian

menahannya. Bisa dihajar aku, pikirnya. “Di sana kau bisa makan sepuasnya. Bagaimana? Kau

senang tidak mendengarnya?” “Kenapa aku harus senang?” Mia kelihatan bingung. “Karena dari wajahmu, aku bisa menebak kau itu suka

makan. Apa aku salah?” terka Alan.Seketika wajah Mia yang putih berubah menjadi merah

padam. “Aku tidak suka makan,” tandasnya.Mata Alan bersinar jenaka. Dia tersenyum nakal.

 “Nggak papa kok. Memang jarang ada cewek yang mengakusuka makan,” sahutnya enteng tanpa memperdulikan wajah

Mia yang semakin merah. “Alan!” Helen berteriak galak. “Berhentilah

menggodanya!”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 111/410

111

 Alan pura – pura takut dengan omelan Helen padahaldia ingin tertawa.

Mia menatap punggung Alan yang berada di depannyadengan wajah sewot. Dia mengepalkan tangannya danmengacungkannya ke arah Alan. Dengan wajah yang masih

kesal dia berjalan menunduk mengikuti pasangan kakakberadik itu.

 “Semoga saja kita dapat tempat duduk,” Helen berharap – harap cemas. Dia tersenyum lega saat diberitahu ada mejakosong. “Ayo,” setelah membayar dia menarik tangan Mia.Sementara Alan mengekor di belakang mereka.

 “Kalau jam makan siang, susah sekali dapat tempatduduk,” Helen memberitahu Mia.

 “Ayo, apa lagi yang kau tunggu? Ambil saja makananyang ada sepuasnya,” kata Alan.

 “Semuanya?” Mia menatap tidak percaya.Helen dan Alan mengangguk berbarengan. Alan

mengambil makanan sebanyak – banyaknya. Mia sampaimelongo dibuatnya. Tadi dia menuduhku suka makan,sementara dia? Seperti orang yang tidak pernah dikasih makansaja.  Mia hanya mengambil makan dan minum secukupnya.Lalu dia kembali ke meja di mana Helen dan Alan sedang asyikmenikmati makanan yang mereka ambil.

Helen memperhatikan adik dan temannya yang sedangasyik menyantap makanannya. Kurasa ini waktu yang tepatuntuk memberitahu mereka. Kuharap   mereka tidak tersedak

karena terkejut . Helen menggeser minuman Mia dan Alan lebihdekat dengan posisi mereka. Setelah mengumpulkankeberaniannya, Helen mengingat – ingat apa yang hendakdikatakannya.

 “Dua minggu lagi, aku akan ke Jepang,” kata Helenmengejutkan Alan dan Mia. Dugaan Helen benar. Merekahampir tersedak. Untungnya Alan dan Mia langsungmenjangkau gelas berisi minuman yang ada di dekat mereka.

Sudah kuduga, Helen tersenyum . “Apa – apaan ini, Kak? Kalau bercanda jangan pas

makan dong. Hampir saja aku tersedak,” Alan menggerutu

karena saking kesalnya. Hampir saja tulang ayam tersangkut dilehernya.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 112/410

112

 “Iya, Len. Bercandanya nanti saja,” Mia mengelus –ngelus lehernya. “Kalau kami tersedak tadi, bagaimana? Kankau sendiri juga yang repot.”

 “Maaf deh,” kata Helen. “Tapi aku tidak bercanda,”katanya sungguh – sungguh.”

 “Apa?” seru Alan dan Mia berbarengan. Mereka sudahtidak tertarik lagi menyantap makanannya. Ucapan Helenbarusan, telah membuat nafsu makan mereka terbang entahke mana. Mia dan Alan melongo.

 “Aku tahu ini kedengarannya mendadak. Tetapisebenarnya bosku sudah lama merencanakan ini. Aku kirabatal tetapi akhirnya jadi juga.”

 “Ngapain di Jepang?” Alan bertanya ketus. Dia masihkesal dengan ulah kakaknya yang merusak selera makannya.

 “Mereka menugaskanku di sana.” “Kenapa harus Kakak? Memangnya tidak ada orang lain

lagi?” tanya Alan sewot.Helen menggeleng pelan.

 “Berapa lama?” tanya Mia. “Belum tahu. Ada kemungkinan untuk waktu yang lama.

Mungkin setahun, dua tahun atau mungkin lebih.” “Apa tidak bisa lebih lama lagi?” cetus Alan sebal. “Aku baru dua hari di sini, Len. Kalau kau pergi, aku

tinggal dengan siapa dong?” protes Mia. “Kau tetap tinggal di rumahku tetapi sendirian. Aku

akan melapor ke Pak RT kalau kau temanku dan tinggal di

rumahku. Kau tenang saja, aku sudah mempersiapkan segalasesuatunya supaya kau merasa nyaman tinggal di rumahku.”

 “Tidak, Len. Aku nggak bisa. Itukan rumahmu.Bagaimana mungkin aku bisa tinggal di rumah orang sendiriansementara pemiliknya berada di luar negeri?”

 “Mia,” Helen menggenggam tangan sahabatnya. “Itumemang rumahku dan aku sama sekali tidak keberatan kautinggal di sana.”

 “Tetap saja aku tidak merasa nyaman. Begini saja, akutetap tinggal di sana tetapi aku membayar setiap bulan,” usulMia.

Helen menggelengkan kepala. “Tidak! Aku nggak maumenerima uang darimu,” tegasnya.

 “Tetapi aku memaksa,” Mia bersikeras.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 113/410

113

Helen menarik napas. Bagaimana caranya supaya Miamelunak yah?   Helen berpikir.  Aha. Sekarang, aku tahubagaimana caranya supaya Mia mau tinggal di   rumahku. 

 “Begini saja, biar gampang. Kau tidak perlu membayar denganuang. Kau cukup merawat rumahku. Bagaimana?”

 “Setuju,” Mia mengangguk mantap. “Tapi…bagaimanadengan biaya telepon, listrik dan PAM?”

 “Aku yang membayarnya,” jawab Helen. “Oke, tapi kau menanggungnya selama aku belum

bekerja saja. Begitu aku mendapatkan pekerjaan, aku yangmenanggung semuanya,” usul Mia.

 “Apa kau yakin?” “Seratus persen yakin,” tandas Mia. Alan tidak tertarik sama sekali untuk melibatkan diri

dalam perbincangan Helen dan Mia. Helen memberitahunyaakan ke Jepang sudah lebih dari cukup. Dia tidak berminatuntuk mengetahui nasib Mia setelah kepergian Helen. Saat inidia memilih untuk memusatkan perhatian pada makanannya.Namun, kakaknya itu diam – diam memperhatikan tingkahnya.

 “Kau tidak perlu takut jika berada sendirian di rumah,Mia,” kata Helen tetapi matanya melirik Alan. “Aku akanmeminta Alan untuk sering – sering melihatmu ataumenemanimu. Kalau kau bersama Alan, aku akan tenang. Biarpunya watak jelek begini, dia bisa diandalkan.”

Perhatian mereka terpecah karena Alan terbatuk –batuk. Kali ini dia benar – benar tersedak. Matanya sampai

melotot. “A…ir,” bisiknya dengan suara tercekat. Dengansigap Mia mengambil gelas berisi fanta menyodorkannya ke

 Alan. Lalu ia menepuk – nepuk punggung pria itu. “Bagaimana? Kau sudah merasa lebih baik,” Helen

bertanya dengan nada khawatir. “Aku sudah baikan,” sahut Alan dengan suara berbisik.Setelah memastikan keadaan Alan sudah membaik,

mereka kembali ke kursi masing – masing.Melihat reaksi Alan, Mia tahu kalau pria itu sangat tidak

setuju. “Aku rasa, kau tidak perlu menyuruh Alan untukmenemaniku. Aku bisa jaga diri kok.”

 Alan hanya terdiam. Rahangnya mengeras. Mata danhidungnya masih merah, akibat tersedak. Dia menatap tajamkakaknya yang duduk di sebelah Mia.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 114/410

114

Helen sama sekali tidak takut dipandangi seperti itu. “Jangan memandangku seperti itu, Lan. Bisa – bisa matamumeloncat keluar,” kata Helen dengan memasang wajah tanpadosa.

 “Kau sudah melihatnya dengan jelas, Len. Sepertinya

 Alan tidak menyukai idemu itu. Demikian pula aku.”Helen tidak menggubris ucapan Mia. “Keputusanku

sudah bulat. Suka atau tidak Alan akan menjengukmusesekali,” tegasnya.

 “Kakak, aku ingin berbicara berdua saja denganmu.Tapi nanti di rumah!” Alan melemparkan pandanganmengancam.

 “Bicara saja di sini,” sahut Helen dengan enteng. Alan menoleh ke Mia. “Mia, apa aku bisa minta tolong?” “Apa?” “Tolong ambilkan aku es krim dan kue – kue kecil. Kau

tahu letaknya kan?” “Iya. Tentu saja.” “Terima kasih. Oh ya, ambilnya yang banyak yah.

Soalnya sekarang tenggorokanku agak kering.”Mia bangkit dari kursinya dan berjalan menuju tempat

es krim. Bilang saja kalau pembicaraannya tidak mau didengar.Pakai acara minta tolong diambilkan es krim segala lagi, gerutuMia.

 Alan mencondongkan wajahnya. “Aku tidak maumenjaganya! Aku tidak tahan berada di dekatnya. Kakak, lihat

sendiri kan kalau kami tidak akur!” Alan mengutarakankeberatannya.

 “Kenapa kau tidak tahan berada di dekatnya? Apakarena dia galak dan kasar atau karena dia tidak secantik gadis

 – gadis yang kau kenal?” selidik Helen. “Itu benar! Aku tidak tahan karena dia kasar. Tentang

wajahnya, bagiku itu bukan masalah. Kuakui dia gadis yangsangat menarik. Yang tidak kusuka adalah sifatnya,” ujar Alan.

Helen tersenyum simpul. “Mia, itu gadis yang baik, Lan.Juga manis. Walaupun kami jarang bertemu, tetapi aku bisamengetahui dengan jelas kalau dia itu bukan gadis kasar yang

seperti kau bayangkan. Mungkin ada yang membuatnyabertingkah seperti itu. Kalau pun sikapnya begitu terhadapmu,aku bisa mengerti. Pertama kali bertemu, kau sudah

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 115/410

115

menggodanya. Dia tidak suka digoda, Lan. Apalagi olehseorang pria tidak dikenal. ”

 “Apa itu karena kejadian tidak mengenakkan yangmenimpanya?”

Helen tidak menggeleng ataupun mengangguk.

 “Mungkin saja. Tetapi, aku tidak berani memastikan. Namun,siapapun wanita yang mengalami peristiwa yang menimpa Miamungkin akan sikapnya akan berubah.”

 Alan tidak menanggapi penjelasan Helen. Pikirannyamelayang pada perjumpaan pertamanya dengan Mia. Waktuitu Mia bersikap galak tetapi sorot matanya menampakkankesedihan. Apa sebenarnya yang terjadi padamu, Mia?  “Kakaktidak akan memberitahuku apa yang terjadi pada Mia?”

 “Tidak!” tegas Helen. “Sudah kuduga,” Alan manggut – manggut. “Bagaimana, Lan? Apa kau bisa memenuhi

permintaanku?” Helen meminta persetujuan Alan. Yang ditanyai hanya diam membisu. “Kalau

menjenguknya saja aku tidak keberatan,” cetusnya. “Tetapikalau sampai menginap rasanya tidak mungkin.”

 “Kenapa?” “Apa kata tetangga nanti? Mereka bisa mengira kami

kumpul kebo!” Alan mengungkapkan kecemasannya. “Rupanya kau masih bermoral juga yah?” Helen

terkekeh. Alan cemberut. “Begini – begini, aku masih memegang

teguh budaya timur.”Helen tersenyum tipis. “Tenang saja Alan. Masalah itu

kau tidak perlu khawatir. Aku akan memberitahukan kepadaKetua RT, Mia itu temanku dan kalau kau menginap di rumah,itu karena aku yang memintanya. Aku juga bilang kalau kaudatang ke sana untuk menjaga Mia.”

 “Jadi Kakak sudah mempersiapkan segala sesuatunya.Tapi Kak, kalau Kakak berencana ke Jepang, kenapa Kakakmengundang Mia ke Jakarta?”

 “Ada alasan yang tidak bisa kuungkapkan padamu,”kata Helen berahasia.

 “Rahasia lagi,” Alan mengeluh. “Mia itu cocok sekalimendapat julukan mysterious girl ,” cetus Alan kesal. “Jadiberapa lama si mysterious girl  ini akan tinggal di rumahmu?”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 116/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 117/410

117

kita melapor ke Pak RT, tidak akan ada masalah. Tetapi, kalaukau merasa khawatir tinggal berdua saja dengan Alan di sini,dia tidak usah menginap. Sebenarnya sih kau tidak perlumencemaskan kelakuan Alan. Dia anak yang baik. Dia memangagak genit tetapi dia tidak pernah berbuat melebihi batas. Aku

berani menjamin Lagipula, kau kan bisa ilmu bela diri. Kalaudia berulah, hajar saja. Aku tidak keberatan.”

 “Kakak ini bagaimana sih? Bisa – bisanya memberi ijinpada si galak ini untuk menghajarku. Aku kan adikmu.Seharusnya kau membelaku. Dia menoleh ke Mia. Apa sih yangkau takutkan kalau aku menginap? Kau takut dengananggapan tetangga? Helen kan sudah bilang, kalau dia akanmelapor ke Pak RT. Kalau yang jadi masalah, aku, kau tidakperlu cemas. Aku sama sekali tidak tertarik padamu. Kaubukan tipeku. Aku tahu bagaimana cara menghormati wanita.

 Apalagi kalau dia teman kakakku,” jelas Alan panjang lebar. “Bilang iya saja, kok susah betul,” gerutunya.

Wajah Mia menjadi seperti orang linglung. Dia benar –benar kebingungan sekarang. Tidak ada sepatah katapun yangkeluar dari mulutnya.

 Alan menggeleng – gelengkan kepalanya karenakeheranan.  Aku sudah bicara sepanjang itu, dia masih tidakmau mengerti juga. Atau…jangan – jangan  dia memang tidakmengerti karena jangkauan otaknya pendek . Alan tertawadalam hati. Bisa jadi . “Kakak lihat kan. Dia tidak maukutemani.”

 “Mia, kumohon biarkan Alan menjagamu,” Helensetengah memohon.

Mia menggelengkan kepalanya kuat – kuat. “Aku bisa jaga diri kok, Len,” Mia bersikeras.

 “Mia, ini demi kebaikanmu. Biarkan Alan menjagamu,”bujuk Helen.

Mia tidak menyahuti Helen. Dia berpikir keras tentangkeputusan yang akan diambilnya. Bagaimana kalau Mama danPapa, tahu kalau aku pernah tinggal berdua saja dengan priayang bukan suamiku. Mereka bisa terkena serangan jantung.Tetapi, dia kan adik Helen. Jadi tidak ada yang perlu

dicemaskan. Kalau dia bersikap kurang ajar, aku tinggalmenghajarnya saja. Lalu, aku menyeretnya keluar dari rumahini dan menyuruhnya pergi dan jangan pernah menampakkan

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 118/410

118

wajah di hadapanku. Oh, pasti seru sekali dan  menyenangkan. Tanpa sadar, Mia tersenyum – senyum sendiri saatmembayangkan dia sedang menghajar Alan.

 Alan mengamati tingkah Mia. “Kau sudah gila yah?”suaranya mengejutkan Mia. “Dari tadi senyum – senyum

sendiri.”Mia tersipu malu. “Maaf.”

 “Jadi, apa kau bersedia menerima usulku, Mi?” tanyaHelen.

 “Baiklah,” Mia mengangguk. Setelahmempertimbangkan masak – masak, akhirnya dia memutuskanuntuk menyetujui tawaran Helen.

Helen menarik napas lega. “Dasar. Merepotkan saja. Sudah sebesar ini apa masih

perlu dijaga?” gumamnya dengan suara pelan. Maksud hatisupaya tidak ada mendengar ternyata ucapan Alan itukedengaran ke telinga Helen.

 “Tahu tidak Alan? Aku justru berpikir Mia yang akanmenjagamu. Dia itu jago karate dan taekwondo loh.”

 “Memangnya kenapa kalau bisa beladiri? Aku juga bisakok.”

 “Lan, kau hanya bisa berkelahi tidak jelas. Sudahlah, jangan membantah lagi. Kalian harus saling menjaga selamakepergianku,” Helen mengingatkan. Jauh di lubuk hatinya,Helen menyimpan kekhawatiran luar biasa meninggalkan Miadengan Alan. Kadang – kadang, adikku ini sering bertindak

gegabah. Aku takut dia tidak bisa mengontrol perasaannya.Sekarang dia bilang sama sekali tidak tertarik dengan Mia.Tetapi, semuanya bisa berubah. Siapa yang tahu, sewaktu akudi Jepang, salah satu dari mereka, entah itu Mia atau Alan,

 jatuh cinta. Atau bisa jadi, keduanya saling jatuh cinta. Kalausampai itu terjadi, semoga Tuhan menolong mereka dan aku.

***Waktu berjalan dengan cepat. Tidak terasa dua minggu

sudah berlalu. Tibalah hari keberangkatan Helen. Helenmenuju bandara dengan hanya ditemani Mia, Alan danorangtuanya. Sebelum check in , Helen menyempatkan diri

untuk mengobrol dengan mereka. “Kak, carikan aku cewek Harajuku yang cantik dan seksi

yah,” Alan mengerling genit.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 119/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 120/410

120

sampai pesawatku berangkat. Langsung saja pulang,” kataHelen.

Ia melambai untuk terakhir kalinya sebelum memasukiruang check in . Orangtuanya, Alan dan Mia berdiriberdampingan dan membalas lambaiannya.

 Alan, orangtuanya dan Mia berjalan beriringan menujulapangan parkir. Alan memutar badannya dan menghadaporangtuanya. “Mama dan Papa, pulang duluan saja. Akumengantar Mia dulu,” ucapnya.

 “Baiklah. Hati – hati kalau menyetir,” kata TuanHarsono. Dia menoleh ke Mia yang sedang berdiri menunduk.

 “Mia,” panggilnya.Mia mengangkat wajahnya dan menatap Tuan Harsono.

 “Kalau kau membutuhkan sesuatu, jangan ragu untukmenghubungi kami. Dan, yang paling utama, kalau anak inimembuatmu kesal, bilang saja,” tambahnya lagi.

Mia tersenyum manis sekali. Ia mengangguk pelan.Mobil yang ditumpangi pasangan suami istri itu perlahan

meninggalkan tempat itu dengan diiringi pandangan Mia dan Alan.

 Alan melirik Mia yang masih berdiri termangu. Diamengeluarkan kunci mobil dari dalam saku celana jeansnya.Lalu, ia membuka mobil.

 “Aku duduk di belakang saja,” celutuk Mia. “Kenapa kau tidak duduk di depan saja? Kalau kau

duduk di belakang, aku akan kelihatan seperti supir dan kau

seperti majikan,” protes Alan. “Aku lebih suka duduk di belakang,” sahut Mia datar.

Dari nada suaranya dia sama sekali tidak peduli dengankeberatan Alan.

 “Ya sudah. Terserah kau mau duduk di mana. Mau didepan, belakang atau di atas mobil sekalian. Aku tidak maubertengkar denganmu hanya gara – gara tempat duduk,” kata

 Alan sewot.Mobil Mitsubishi Estrada itu bergerak perlahan menuju

loket parkir sebelum akhirnya melesat di antara kendaraanyang lalu lalang.

Dari kursi belakang, Mia memperhatikan Alan yang asyikmenyetir. Huh, siapa yang mau duduk di samping pria genitsepertinya. Mia mencibir. Tepat saat itu, Alan melihatnya

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 121/410

121

melalui kaca spion. Dia mendengus sebal. “Aku tahu apa yangada di pikiranmu. Kau pikir kalau kau duduk di depan, akuakan melakukan perbuatan yang tidak senonoh padamu?”

Mia tidak menjawab. Dia malah membuang muka danmemandangi rawa – rawa yang terletak di pinggir jalan tol itu.

 “Asal kau tahu saja yah, aku ini bukan pria seperti itu.Kau boleh bilang aku pria genit, playboy atau apalah. Terserahkau. Tetapi satu hal aku ingin kau camkan dalam kepalamu itu,aku bukan tipe pria yang suka menyentuh wanita tanpa ijin.”

Mia masih tidak bereaksi. Alan menarik napas dalam – dalam. Dia selalu begitu

kalau sedang gusar. “Mia, selama Helen berada di Jepang kitaakan sering bertemu. Jadi, alangkah baiknya kalau kita mulaisaling memahami. Berhentilah mencurigaiku, karena aku tidakseburuk yang kau kira,” pinta Alan.

 “Baiklah,” cetus Mia pelan. “Aku minta maaf karenatelah mencurigaimu. Apa kau sudah puas?”

 Alan tersenyum. Walaupun nada bicara Mia terdengartidak ramah tetapi Alan tahu betul kalau permintaan maaf itubenar – benar tulus. Bukan awal yang jelek, pikirnya.

 “Kata Kak Helen ini pertama kalinya kau ke Jakarta.” “Iya.” “Berarti kau tidak tahu apa – apa tentang jalanan di

Jakarta dong?”Mia menggeleng. “Yang kutahu, jalanan di Jakarta itu

selalu macet.”

 “Semua orang juga tahu kalau jalanan di Jakarta ituselalu macet. Makanya aku tua di jalan,” gerutu Alan. Diamemang selalu gampang kesal jika mengingat kemacetan diJakarta yang semakin hari bertambah parah. “Oh ya, kalaumisalnya, kau dapat panggilan dari tempat kau melamarpekerjaan, beritahu aku. Aku akan mengantarmu,” katanyatiba – tiba.

Mia terpana. Dia mencondongkan badannya ke depansehingga lebih dekat dengan Alan. Dia menyentuh kening Alan.Spontan Alan yang sedang menyetir terkaget – kaget. “Hei,apa – apaan ini? Kenapa kau tiba – tiba menyentuhku? Apa

kau tidak melihat aku sedang menyetir? Berbahaya tahu!” “Aku hanya ingin tahu keningmu panas atau tidak,”

cetus Mia enteng. “Kenapa kau mendadak begitu baik

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 122/410

122

padaku?” tanya Mia curiga. “Apa kau sedang merencanakansesuatu?”

 Alan dongkol sekali niat baiknya dicurigai. “Kau inimasih muda kok sudah pikun? Apa kau sudah lupakesepakatan yang baru kita buat? Supaya hubungan kita

membaik, kita harus berhenti saling mencurigai,” kata Alansewot.

Mia menyandarkan punggungnya ke kursi. “Maaf deh,”cetusnya singkat. “Kalau kau mengantarku, apa itu tidakmengganggu pekerjaanmu?”

 “Nggak,” sahut Alan pendek. “Kalau aku berhalangan,aku bisa menyuruh supir keluargaku mengantarmu. Yangpenting kau jangan sampai tersesat di Jakarta.”

 “Terima kasih,” ucap Mia tulus. Dia memberikansenyumnya yang paling manis. Alan terpana melihat senyumanMia. Cantik sekali, gumamnya dalam hati.

Sebelum sampai di rumah, Alan membawa Miaberkeliling – keliling komplek perumahan itu. Dia menunjukkanletak kantor pos dan supermarket terdekat tanpa diminta Mia.Dia juga menunjukkan tempat yang biasa digunakan parapenghuni komplek itu untuk naik bus.

 Akhirnya mereka sampai di rumah. Mia sempatmenawarkan Alan untuk mampir tetapi yang bersangkutanmenolak dengan alasan ada urusan yang tidak bisa ditunda.Sebelum pergi, Alan meninggalkan kartu nama yang memuatnomor telepon rumah dan kantor serta ponsel. Mia menunggui

sampai mobil Alan menghilang dari pandangannya.Sebenarnya dia lumayan baik dan bertanggungjawab, tetapimendengar sepak terjangnya selama ini, aku sedikit takutkalau berada di dekatnya. Yah, mudah – mudahan saja diatidak sejelek yang aku kira.

***Setelah kepergian Helen ke Jepang, Mia mengisi

waktunya dengan giat mencari lowongan pekerjaan sebagaiguru. Dia mencarinya melalui internet, majalah dan tabloidyang khusus memuat lowongan pekerjaan dan surat kabar.

 Alan tidak setiap hari mampir. Dia datang tiga hari

sekali. Kalau dia tidak datang, biasanya dia menelepon untukmemastikan Mia dalam keadaan baik – baik saja. Demikianpula Mama dan papanya. Mereka sering datang dan

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 123/410

123

mengantar makanan. Mia jadi tidak enak karena menerimamakanan gratis. Dia mengungkapkan perasaaannya danditanggapi mereka dengan senyum. Mereka selalu menjawab,melakukan itu dengan senang hati. Lagipula mereka sudahmenganggapku seperti anak sendiri. Ajaib bukan? Padahal aku

 jarang bertemu dengan mereka. Tetapi mereka pernah bilang,kalau Helen sering bercerita tentangku. Helen bilang aku inigadis yang baik dan pintar. Kalau Helen yang bicara, makamereka percaya.

Tentang Alan, aku tidak pernah menyangka dia akansangat perhatian padaku. Setiap datang, Alan selalu membawamakanan dan info tentang lowongan pekerjaan. Aku sangatberterimakasih atas perhatiannya yang sangat besar itu.Walaupun demikian, Dia masih saja suka membuatku kesaldengan tingkahnya yang sering menggodaku.

***Pagi itu, ponsel Mia berdering. Itu adalah panggilannya

yang pertama. Dia diminta datang untuk interview keesokanharinya di bilangan Pulo Mas. Seharian Mia berpikir bagaimanacara untuk meminta bantuan Alan. Mia hampir putus asa,sebelum akhirnya dia memberanikan diri menekan nomor Alan.

 “Halo,” terdengar suara Alan yang ringan. “Alan, ini aku, Mia,” katanya hati – hati. “Ada apa, Mi?” “Aku dapat panggilan interview di Pulo Mas. Kalau kau

tidak keberatan…”

 “Jam berapa?” Alan memotong ucapan Mia. “Jam delapan pagi.” “Besok pagi kau tunggu saja sampai aku datang. Aku

datang sebelum jam tujuh. Aku mau begitu sampai kau sudahrapi, jadi kita tinggal berangkat saja. Sudah ya,” Alan menutupteleponnya.

Sementara Mia, masih berdiri termangu sambilmemegangi ponselnya. Wajahnya diliputi rasa tidak percaya.Baik sekali, dia.

Keesokan pagi, sekitar jam enam tiga puluh, Mia sudahberdiri di depan rumah. Ternyata Alan menepati janjinya. Dia

datang sebelum jam tujuh. Yang mengagetkan Mia, Alan tidaksendirian. Dia datang bersama seorang pria yang berumursekitar empat puluhan dan mengenakan baju safari.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 124/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 125/410

125

waktu saja. Cepat atau lambat, kau akan mendapatkanpekerjaan,” tambahnya lagi.

Mendengar ucapan Alan, itu semangat Mia kembalimuncul. Gairahnya untuk mendapatkan pekerjaan semakinmenggelora seiring dukungan yang datang dari keluarganya

yang berada di Medan, Alan dan Helen. Mia berjanji padadirinya sendiri untuk tidak mudah menyerah.

Sejak menghiburnya, hubungan Mia dengan Alansemakin membaik walaupun masih diselingi pertengkaran kecilkarena Alan sering menggodanya. Namun, sampai sekarang

 Alan belum pernah sekalipun menginap di rumah Helen.Tapi Mia tidak ambil pusing karena dia justru senang

 Alan tidak pernah menginap. Soalnya dia ketar ketir jugasetiap membayangkan kalau Alan bakalan menginap di rumahtempat ia sekarang tinggal.

Selain itu, perhatian Mia lebih terpusat pada bagaimanamendapat pekerjaan. Semakin sering dia ditolak, semakinbertambah besar semangatnya untuk melamar. Kadang iasampai tertidur di sofa tanpa mandi dan ganti baju karenasaking lelahnya. Seperti yang terjadi saat ini. Mia tidur pulasdalam keadaan terlentang di sofa. Dia tidak menyalakan lampusehingga rumah itu berada dalam keadaan gelap gulita.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 126/410

126

BAB 7

 Alan memandang gedung – gedung bertingkat dari jendela kantornya. Dia menaruh kedua tangannya ke dalam

saku celananya. Sesekali dia menghela napas panjang. Diamenggigit bibirnya. Wajahnya terlihat muram dan tidakbersemangat. Keningnya berkerut – kerut. Tatapannya kosong.

 Alan membuka kacamatanya dan menggosok – gosokmatanya. Dia mengangkat wajahnya dan kembali menatap kedepan. Pikirannya benar – benar kalut saat ini. Dia tidak bisaberpikir dengan jernih setiap mengingat kejadian yangdialaminya.

Dia baru saja selesai rapat dengan seluruh manajerdari setiap bagian di kantornya. Suasana hatinya benar –benar buruk saat ini. Alan merasa kesal. Bagaimana tidak,papanya menyalahkan dia habis – habisan atas kesalahanlaporan penjualan produk yang baru diedarkan. Tuan Harsonomemarahinya di depan orang banyak yang ada di ruang rapatitu. Alan gondok sekali diperlakukan seperti itu. Dia malusekali. Saking kesalnya dia langsung ngeloyor pergi dari ruangrapat. Papanya berteriak – teriak kesetanan memanggilnyatetapi dia tidak peduli.

 “Kau taruh di mana otakmu? Laporan ini benar – benarkacau balau,” sembur papanya.

Emosi Alan jadi naik setiap mengingat ucapan papanya

itu. Dia malu sekali dimaki di depan pegawai yang lain. Sudahtahu keahlianku bukan di bagian laporan penjualan malahditempatkan di sini. Salahnya sendiri kalau   laporan jadi  kacaubalau begitu. Ah…bekerja di sini hanya akan membuatku tuasebelum waktunya.  Alan melihat jam tangannya lalumengambil tas kantor dan laptopnya.

Pas dia buka pintu, sekretarisnya yang genit, Sarah,sudah berdiri di depannya. “Pak, anda diminta datang keruangan papa anda.”

 “Bilang saja kalau aku mau pulang.” “Tapi Pak…”

 Alan hanya melambaikan tangan kanannya danlangsung pergi. Dia mengambil mobil dari tempat parkir danlangsung melesat ke jalan raya. Kalau sudah begini aku tidak

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 127/410

127

bisa tidur di rumah. Alan mengecek apakah kunci rumah Helenada di tasnya. Sepertinya hari ini aku tidur di rumah Helen.Masalahnya apa si galak itu mau menerimaku atau tidak yah.

Pulang dari kantor, Alan menyempatkan diri belanja disupermarket langganannya. Dia membeli daging rendang, mie

instan, sayur – sayuran, buah – buahan, biskuit, lima kotak eskrim dan masih banyak lagi.

Sesampainya di rumah Helen, Alan langsung mengambilkunci dan membuka pintu. Dia memanggil Mia, namun tidakterdengar jawaban. Dia tidak menemukan Mia disetiap sudutrumah. Ke mana dia?   Alan menaruh tasnya di kamar Helen.Kamar itu masih dalam keadaan rapi dan bersih. Kelihatansekali Mia selalu membersihkan kamar itu. Setelah ganti baju,dia mulai menyusun belanjaannya ke kulkas dan lemari dapur.

***Mia bernyanyi – nyanyi kecil dalam perjalanan menuju

tempat tinggalnya sekarang. Perasaannya Mia saat ini sedangbagus. Dia serasa terbang melayang sampai langit ketujuh.Setelah beberapa bulan, usaha Mia dalam mencari pekerjaanakhirnya membuahkan hasil. Dia diterima bekerja sebagai gurudi sekolah swasta. Sepanjang perjalanan menuju rumah, wajahMia selalu ceria. Tidak jarang, ia tersenyum – senyum sendirisetiap mengingat keberhasilannya. Bagaimana tidak? Ia sudahmenjalani lima kali tes untuk mendapatkan pekerjaan itu. Mulaidari psikotest, diskusi panel sampai praktek mengajar. Miamenjerit kecil.  Akhirnya aku mendapatkan pekerjaan. Aduh

senangnya .Sampai di depan rumah Helen, Mia terpaku. Senyum di

wajahnya lenyap seketika. Dia heran melihat rumahnya dalamkeadaan terang benderang.  Ada orang di rumah . Mia mulaiberpikir yang tidak – tidak. Aku  harus waspada . Mia berjingkat

 – jingkat menuju teras rumah. Dia melepas sepatu tumittingginya dan berjalan tanpa suara. Dia memutar handelpintu. Wajahnya memucat saat pintu itu terbuka. Tidakdikunci . Mia menarik napas dan mempersiapkan diri untukkemungkinan yang terburuk. Dia mendorong pintu itu pelan –pelan. Ketika pintu itu terbuka lebar, Mia berdiri terbengong –

bengong. Dia sangat terkejut melihat Alan dengan santainyasedang menonton televisi. Kakinya diangkat ke atas meja. Iamemakai celana pendek berwarna hitam dan kaus oblong.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 128/410

128

Dia tersenyum lebar melihat kedatangan Mia. “Selamatdatang,” katanya santai.

 “Kau!” Mia menunjuk Alan dengan jarinya. “Bagaimanakau bisa masuk?”

 “Aku punya kuncinya,” sahut Alan cuek.

Untuk sesaat Mia sempat kehilangan kata – kata.Wajahnya menegang. Rasa kesalnya memuncak, melihattingkah Alan yang merasa tidak bersalah karena masuk kerumah yang ditempati Mia tanpa ijin. Sabar, Mi. Dia sudahbersikap baik padamu selama ini. Lagipula ini kan rumahkakaknya .

 “Ini pertama dan terakhir kalinya, aku melihatmu masukseenaknya. Ini memang rumah kakakmu tetapi bukan berartikau bisa main masuk saja seenak perutmu,” tegas Mia.

 “Tadi, sebelum aku masuk, aku memencet bel sampai jariku sakit dan berteriak memanggilmu sampai suaraku serak,tetapi tetap saja tidak ada jawaban. Berhubung, aku punyakunci, jadi aku masuk saja,” jelas Alan membela diri.

 “Lagipula, aku khawatir, jangan – jangan ada yangmenyanderamu di dalam rumah, makanya kau tidak bisamenjawab,” tandasnya. Alan sempat mengerutkan keningmendengar ucapannya sendiri. Jawaban yang aneh, pikirnya.Kok kata – kata itu yang keluar dari mulutku yah? Yah, maugimana lagi? Itu yang pertama muncul di kepalaku.

Mia merengut sebal. “Kau ini suka sekali mendramatisirsuasana. Kalau aku tidak menyahut, itu berarti aku tidak di

rumah,” tukasnya. “Ini,” tiba – tiba Alan berdiri dan menyodorkan

kuncinya.Mia menoleh dengan enggan. “Untuk apa itu?”

 “Kau kan tidak mau aku masuk seenaknya, jadi akumengembalikan kunci ini.”

 “Tidak usah. Kau simpan saja. Siapa tahu kaumemerlukannya kalau ada keadaan darurat. Aku hanya ingin,lain kali kalau mau datang bilang dulu,” tegasnya. “Tadi akukira ada maling,” cetus Mia kesal.

 Alan hanya terkekeh.

 “Apa yang kau lakukan di sini?” “Aku mau menginap di sini,” sahut Alan enteng.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 129/410

129

 “Apa?” Mia melotot. Dia menggelengkan kepalanyakuat – kuat. “Tidak bisa. Apa kata tetangga nantinya?”

 “Tenang saja. Apa kau lupa kalau Helen sudah melaporke ketua RT? Tadi aku juga melapor lagi. Mereka tahu kalauaku ini adiknya Helen dan kau itu temannya. Jangan khawatir,

aku tidak akan lama. Mungkin tiga atau dua hari. Sampaimasalahku selesai.”

 “Tapi, aku gak mau kau nginap di sini. Gak sudi!” kataMia blak – blakan.

 “Dasar bawel! Ini rumah kakakku. Aku bebas datangdan pergi sesuka hatiku” bentak Alan galak.

Nyali Mia menjadi ciut. Mia mengerti sekarang. Helenpernah bilang, Alan sering menginap di rumahnya kalausedang terlibat masalah. “Kau buat onar di mana? Kantor ataurumah?”

 “Itu bukan urusanmu,” kata Alan masih dengan nadatinggi.

Mia cemberut. “Kau sendiri dari mana? Jam segini baru datang.

Mentang – mentang sudah tahu jalan, kau sudah keluyuran.Hati – hati. Ini Jakarta bukan Medan. Bagaimana kalau terjadisesuatu? Bisa – bisa Helen mencekikku nanti.”

 “Kau ini jangan sembarangan bicara. Aku adawawancara kerja.”

 “Wawancara apa yang sampai malam begini?” “Apa aku harus menjelaskan semuanya padamu? Tapi

akan kuberitahu supaya kau diam. Pertama, merekamemintaku datang jam tiga sore. Kedua seperti yang kaubilang, ini Jakarta. Di mana – mana yang ada cuma kemacetanmakanya aku pulang jam segini. Apa kau puas sekarang?”

Ternyata Alan tidak memperhatikan. Matanya malahasyik mempelototi layar televisi. Mia mengangkat keduatangannya. Sia – sia saja aku bicara banyak  dengannya . Miamengempaskan tubuhnya di sofa.

 Alan bicara tanpa menoleh,” Lain kali kalau adapanggilan untuk tes, kau harus memberitahuku. Jadisetidaknya aku tahu kau ada di mana.”

 “Bukannya selama ini aku selalu memberitahumu?Kebetulan saja hari ini aku lupa,” Mia membela diri.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 130/410

130

 Alan tidak mengacuhkan pembelaan Mia. Dia malahbertanya hal yang lain. “Ngomong – ngomong bagaimanahasil interviewnya?”

Mia tersenyum cerah, “Coba kau tebak. Aku diterima!”Mia berteriak kegirangan. Aku akan mulai bekerja bulan

September nanti.” “Untuk posisi apa?” “Guru bahasa Inggris.” “Lumayan,” Alan mengangguk – angguk. “Selamat ya.”

 “Terima kasih. Aku benar – benar senang. Rasanya jantungku mau meledak karena saking gembiranya.”

 “Berlebihan sekali reaksimu ini,” Alan keheranan. “Aku bukannya berlebihan, Lan. Kau tahu kan kalau ini

mimpi yang jadi kenyataan?” “Iya, iya, aku tahu. Apa orangtuamu sudah

kauberitahu?” “Tentu saja. Mereka yang pertama kali tahu. Sesudah

itu Helen. Dan yang terakhir…” Mia menunjuk Alan dengan jarinya.

 Alan tersenyum geli melihat tingkah Mia yang sepertianak kecil mendapat hadiah permen. Bisa juga sigalak inigembira. Aku kira dia bisanya  marah  – marah saja . “Kita harusmerayakannya. Aku baru belanja tadi. Kau bisa masak atautidak?”

 “Nggak bisa,” sahut Mia dengan polosnya. Alan melotot. “Kau ini bagaimana? Kau kan perempuan,

kenapa tidak bisa memasak? Memangnya mamamu tidakpernah mengajarkanmu memasak?”

 “Aku tidak bakat memasak. Aku bisanya masak mieinstan, buat nasi goreng, masak nasi, merebus air danmemanaskan makanan.”

 “Huh, kalau cuma itu, orang paling bego juga bisa.” “Kau saja yang masak. Kau bisa masak kan?” “Hei, jangan meremehkan aku yah. Genit – genit begini,

aku bisa masak.” “Jadi kau mengakui kalau kau itu genit?” tembak Mia. Alan cemberut. “Sudah jangan membahas itu. Lebih

baik kita masak saja.” “Kau mau masak apa?”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 131/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 132/410

132

 “Astaga, telurnya sudah gosong. Bagaimana ini? Inisudah tidak layak untuk dimakan. Kau sih pakai acara ngambilhanduk segala,” Alan menyalahkan Mia. “Itu saja sudahmemakan waktu banyak. Makanya telurnya gosong.”

Mia mengibaskan tangannya. “Mau bagaimana lagi?

Salahmu sendiri tidak mengecilkan apinya. Kita masak yanglain saja. Kau mau masak apa?”

 “Sekarang kita akan menggoreng otak – otak.” “Apa kau pernah masak otak – otak sebelumnya, Alan?” “Tidak, tetapi aku sering makan.” “Yang aku tanya, apa kau tahu bagaimana cara

memasaknya?” “Tentu saja. Cara masaknya mudah kok. Tinggal

digoreng atau dibakar. Kau perhatikan saja bagaimana akumelakukannya,” kata Alan dengan gaya yang terkesan soktahu.

 Awalnya semua berjalan lancar sampai otak – otak ituterbelah dua dan minyaknya muncrat ke mana – mana.

 “Auw!” kali ini giliran Mia yang menjerit kesakitan. “Bagaimana ini? Minyaknya terus meletup – letup.”

Lantai dapur yang tadinya putih jadi licin dan kotorkarena warna kuning bekas tumpahan minyak goreng.

 “Kita harus mematikan kompornya,” seru Mia. “Tetapi bagaimana caranya? Kalau kita mendekat, kita

bisa terkena minyak.” “Aku tahu,” kata Mia. Kita gunakan handuk saja.”

Mia menutup kepalanya dengan handuk dan berjalanpelan – pelan ke kompor dan dengan refleks yang cepat, diamemutar tombolnya.

Kompornya sudah mati. Keduanya bernapas lega.Sepasang muda mudi itu berdiri sembari menatap dapur yangberantakan. Alan menggaruk kepalanya karena merasa suntukdengan suasana semrawut di sekitarnya. Gagal sudah rencanamakan malam kami, pikirnya.

 “Sekarang kita mau makan apa? Telurnya gosong, otak – otaknya kebanyakan minyak dan cap caynya belumdimasak,” celutuk Mia.

 Alan mengambil kain lap dan mulai membersihkankompor kotor karena minyak. “Kita beli makanan dari luar

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 133/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 134/410

134

 Alan menunggui Mia di dapur sampai dia selesaimemasak. Tidak berapa lama, mie instan buatan Mia sudah

 jadi. Mereka berdua untuk pertama kalinya makan bersama.Selama ini mereka selalu makan bareng Helen.

Namun, makan malam itu tidak berlangsung tenang.

 Alan terus mengoceh tentang masakan Mia. Tidak ada yangluput dari komentar Alan. Mulai jatah mie yang diterimanya,rasanya dan cara Mia memasak.

 “Kau ini dari tadi bicara terus. Kau tidak mau makan?” “Kenapa Mia? Kau masih lapar yah? Apa jatahmu masih

kurang? Aku tidak keberatan kalau kau mengambil jatahku. Ambil saja,” Alan menyodorkan piringnya.

 “Aku tidak serakus itu.” “Jangan malu – malu gitu ah.” “Sudah diam!” sembur Mia. “Bisa keselek aku kalau

makan sambil ngomong.” “Kau benar – benar gadis yang lucu Mia.”Mia menaruh sendoknya dan melotot. “Aku gadis yang

lucu katamu? Memangnya wajahku ini terlihat seperti tokohkartun?” bentaknya galak. “Memangnya wajahku ini sepertianak anjing”?

Senyum Alan langsung lenyap. Dia langsung tahu kalauMia marah. Dia berhenti menggoda Mia dan memilihmenghabiskan makanannya.

Selesai makan keduanya bekerja sama. Mia mencucipiring sementara Alan membersihkan meja makan.

Kemudian mereka berdua duduk di depan televisi. Alanyang memegang kendali remote dengan seenaknya mengganti

 – ganti saluran. Mia sampai sewot melihatnya. “Sebenarnya kau mau nonton apa?” tanya Mia senewen. Alan mengangkat bahu. “Nggak tahu nih. Sepertinya

acaranya gak ada yang enak.” “Berikan remotenya padaku. Bisa – bisa rusak kalau kau

yang pegang.” Alan memberikan benda berbentuk persegi dan

berwarna hitam itu kepada Mia. “Dasar! Stasiun teve jaman sekarang. Makin lama makin

gak jelas acaranya. Masa dari pagi sampai malam isinyasinetron sama infotainment melulu,” Alan menggerutu.

 “Untung acara tengah malam, bukan sinetron. Kalau sampai

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 135/410

135

 jam segitu, masih disuguhi sinetron, lebih baik aku buangtelevisinya!”

 “Memangnya kau suka menonton semalaman yah?” “Sebenarnya sih tidak. Hanya saja, kalau susah tidur

atau terbangun tiba – tiba, aku sering menonton televisi.”

 “Nonton VCD atau DVD saja.” “Koleksi kak Helen aku sudah nonton semuanya.

Sedangkan koleksiku yang terbaru, ketinggalan di rumah.” “Apa kau mau baca buku? Aku punya buku – buku

bagus,” kata Mia menawarkan. “Tidak. Terima kasih. Aku tidak suka buku. Aku lebih

suka majalah. Aku sudah membawa beberapa. Tunggusebentar, aku ambil dulu.”

Mia menunggu dengan wajah antusias. Lumayanlah,daripada tidak ada bacaan.

Tidak berapa lama, Alan kembali dengan setumpukmajalah. Betapa kagetnya Mia saat melihat nama – namamajalah itu. Ada Matra, Popular, Male Emporium, FHM danmasih banyak lagi. Mia hanya bisa terbengong - bengong saat

 Alan menyodorkan majalah yang dibawanya. Semangatmembacanya langsung lenyap ditelan bumi. Yang benar saja?

 Aku kan perempuan. Masa aku disuruh baca majalah khususlaki – laki.

 “Kau saja yang baca. Lebih baik aku tidur saja. Selamatmalam,” Mia bangkit dari sofa dan menepuk pundak Alan.

 “Kenapa? Kau tidak suka majalah ini? Kalau kau mau

aku masih punya yang lain.”Mia menggeleng – gelengkan kepalanya. “Aku tidak

tertarik. Lebih baik aku tidur.” Alan mengangkat bahunya. “Terserah kau saja. Selamat

tidur. Mimpi yang buruk yah.”Mia mendelik sebal.Tetapi Alan tidak peduli. Alih – alih membaca majalah

yang dibawanya, dia malah sibuk memencet tombol remote. “Payah, tidak ada acara yang enak,” gerutunya.

Mau tidak mau Mia tersenyum geli melihat kelakuan Alan. Mia pun masuk ke dalam kamar dan langsung berbaring

di atas tempat tidur. Dia mencoba memejamkan mata tetapitidak bisa.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 136/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 137/410

137

merayakan keberhasilanmu menjadi guru. Bagaimana, kaumau tidak?”

 “Kita lihat saja nanti,” sahut Mia. “Baiklah kalau begitu. Aku pergi dulu yah. Anggap saja

rumah sendiri.”

Mia mencibir mendengar ucapan Alan. Mia melihat mejamakan yang masih dalam keadaan bersih. “Alan!”

 “Ya, ada apa?” “Kau sudah sarapan belum?” “Belum. Jangan khawatir, aku biasanya sarapan di

kantor. Dia menatap Mia dengan senyum menggoda. Kenapa?Kau khawatir yah kalau aku tidak sarapan, aku bisa pingsan dikantor?”

Mia mencibir. “Siapa yang mengkhawatirkanmu. Akuhanya bertanya.”

 “Oh ya, kalau kau ingin sarapan, di lemari di atas kulkasada indomie. Kau masak sendiri saja. Kemarin aku barubelanja. Kau tidak perlu khawatir kekurangan makanan.”

 “Iya, iya. Aku tahu,” Mia mendengus sebal.Tiba – tiba Alan membalikkan badan dan menatapnya

dengan sorot mata nakal. “Kenapa kau memandangku seperti itu?” tanya Mia

heran. “Begini, kau kan tinggal di rumah Kak Helen. Daripada

melakukan sesuatu yang tidak berguna lebih baik kaumembereskan rumah ini. Aku biasanya kalau menginap di sini

selalu membersihkannya. Lagipula kau pernah bilang tidakmau tinggal gratis. Jadi kau harus menepati ucapanmu.Mumpung kau ada di sini. Sampai nanti,” Alan melambaikantangan. Dia langsung pergi meninggalkan Mia yangterbengong – bengong.

Sialan. Tanpa dia bilang aku juga tahu . Mia menghelanapas. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celanatrainingnya. Mia melihat ke sekeliling ruangan. Majalahberserakan di atas meja. Handuk tergantung di kursi bajukotor Alan tergeletak di lantai. Baru menginap sehari sajasudah berantakan begini. Dasar laki – laki.

Mia membuka kulkas. Dia memeriksa barang – barangyang dibeli Alan. Wah, ternyata dia belanja besar rupanya . Didalam kulkas terdapat lima botol sirup Tropicana Slim rasa

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 138/410

138

anggur, susu kaleng rasa coklat, buah – buahan, minumanringan, yakult dan sayur – sayuran. Lumayan, pikir Mia .Kemudian dia membuka freezernya. Ada es batu, makananbeku, daging dan lima kotak es krim Walls Selection rasacoklat dan strawberry. Wow, stok eskrimnya banyak sekali .

Mia melihat ke lemari yang berada tepat di atas kulkas. Astaga, orang ini   pasti penggemar berat indomie. Mia geleng –geleng kepala melihat isi dari lemari gantung itu. Di dalamnyaterdapat indomie berbagai rasa. Ada kari ayam, ayam bawang,kaldu ayam spesial, soto mie, baso dan indomie goreng. Miamengambil satu bungkus indomie rasa kari ayam. Kemudiandia memotong – motong sayur dan menaruhnya di dalampanci yang berisi air mendidih.

Dia mengambil koran Kompas yang terletak di atasmeja. Dia membaca koran sambil menyantap sarapannya. Diamembayangkan sambil tersenyum geli. Mama dan Papa pastimarah kalau mereka melihatku makan sambil membaca.

Setelah menghabiskan indomienya, Mia mulaimembereskan rumah. Dia melihat ke arah kamar Helen yangditempati Alan.

Dia membuka pintunya dan mulai membersihkan. Diatertegun melihat ransel dan travel bag milik Alan yangteronggok dengan manisnya di atas tempat tidur. Tangan Miasempat gatal ingin membuka tas – tas itu tapi diamengurungkan niatnya. Dia merasa lancang kalau sampaimembuka tas milik Alan.

Selesai beres – beres, Mia duduk di teras sambilmengipas - ngipas. Dia merasa lelah sekaligus kegerahan.

Tiba – tiba telepon berdering. Mia berlari ke dalamrumah dan mengangkatnya.

 “Halo Mia, ini aku Alan. Bagaimana, kau sudahsarapan?”

 “Sudah.” “Baguslah kalau begitu,” kata Alan. “Oh ya, Mia es krim

yang di kulkas jangan dimakan. Itu aku beli bukan untukmu.Itu stok buatku kalau – kalau aku datang ke situ.”

 “Siapa yang tertarik dengan es krimmu? Kalau aku mau,

aku bisa beli sendiri.” Dasar pelit kata, Mia dalam hati .

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 139/410

139

 “Kau ini tidak bisa diajak bercanda. Cepat sekalimarahnya seperti bensin disulut api saja. Kalau kau mau ambilsaja.”

 “Kau di mana? Apa sudah sampai di kantor?” “Belum aku masih di jalan, biasa terjebak macet. Sudah

ya, sampai ketemu lagi nanti malam.” “Selamat bekerja.” Mia menaruh gagang telepon

dengan wajah terheran - heran. Sebenarnya maksud diamenelepon ke sini apa sih?

***Sesampainya di kantor, Alan langsung disambut

sekretarisnya yang genit, Sarah. “Ada apa?” “Papa dan Mama anda sekarang sedang menunggu di

kantor. Mereka pesan agar anda begitu datang langsungmenemui mereka.”

 “Ada apa lagi ini?” gumam Alan. “Mungkin karena kemarin anda langsung pulang dan

tidak menemui Papa anda.” “Jangan sok tahu kau,” Alan menjawil pipi Sarah yang

menjerit kesenangan.Setelah menaruh tas kantornya, Alan langsung keluar

ruangan. Dia bergegas masuk lift dan menekan angkalimabelas. Itu adalah lantai di mana ruangan papanya berada.Begitu sampai, dia dipersilakan sekretaris papanya untuksegera masuk.

 Alan sempat mengintip dari balik pintu. Dia melihat

Mama dan papanya sedang asyik mengobrol. Alan mendehemsehingga menarik perhatian orangtuanya. Mereka menolehberbarengan. Tanpa disuruh, Alan langsung masuk ke dalamruangan itu.

 “Dari mana saja kau? Kemarin disuruh datang ke kantorkau malah main pergi begitu saja. Tidak pulang ke rumah lagi.Tinggal di mana kau?” Tuan Harsono memberondong putratermudanya itu dengan sejumlah pertanyaan.

 Alan menghempaskan pantatnya di atas kursi tamuberwarna merah marun yang empuk. “Di rumah teman,” Alanberbohong. Tangannya mengusap – usap kursi yang

didudukinya. “Siapa namanya?” “Arya,” jawab Alan sekenanya.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 140/410

140

 “Kau bohong!” “Kalau sudah tahu kenapa masih tanya – tanya,” cetus

 Alan.Mata papanya melotot. Nyonya Harsono sendiri memilih

diam. Dia enggan mencampuri perdebatan suami dan putranya

itu. “Apa kau sudah memperbaiki laporan penjualan?” Alan menaruh map yang berisi laporan penjualan di atas

meja. “Sebaiknya laporan yang kau buat ini benar. Masa

laporan mudah saja tidak bisa kau buat. Anak SMU saja bisabuat laporan seperti ini. Coba kau ambil jurusan manajemenbukannya arsitektur. Jadi kau bisa buat laporan penjualantanpa kesalahan. Dengan demikian bawahanmu tidak merasadipermalukan olehmu.”

 Alan benar – benar tersinggung mendengar ucapanpapanya. “Jangan menyalahkanku, Pa. Papa tahu kan kalau inibukan keahlianku. Lagipula aku kan baru kali ini melakukankesalahan!” Alan berteriak sampai urat di lehernya menonjol.

 Alan meninggalkan kantor papanya dalam keadaanmarah besar. Dia berjalan tergesa – gesa menuju kantornya dilantai sepuluh. Dia membanting pintu dan menghempaskantubuhnya ke atas kursi.

Brengsek, teriaknya . Dia membuang semua kertas yangada di meja. Dia memukul meja dengan kedua tangannya.

 Anak buahnya yang berada di luar terkejut mendengar suara

gaduh dari dalam ruangan bos mereka. Tetapi Alan tidakpeduli. Dia mulai berpikir tentang hubungannya denganpapanya. Sejak dia memilih jurusan arsitektur, hubungannyadengan papanya mulai sering tegang.

Sifat Alan yang pemberontak dan seenaknya,berbenturan dengan sifat papanya yang cenderungkonservatif. Yang membuat Alan kesal, papanya berhasilmenekan sehingga dia terpaksa tinggal di rumah dan menurutisemua keinginan papanya. Lagipula, Alan punya alasan lainmenerima tawaran bekerja di perusahaan papanya. Yangmenjadi pertimbangannya, dengan bekerja di perusahaan

keluarga, kemungkinan dia dipecat akan sangat kecil. Lagipuladia tidak perlu bersusah payah mencari pekerjaan. Selain itudia juga bisa menjadi atasan tanpa membutuhkan waktu yang

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 141/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 142/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 143/410

143

 Alan tidak menjawab. Dia langsung saja nyelonongmasuk rumah seperti kebiasaannya selama ini. Dia menyeteltelevisi dan langsung duduk santai di sofa.

Mia sebal sekali melihatnya. “Alan, kau jangan datangdan pulang seenaknya saja dong. Coba kau pikir bagaimana

tanggapan tetangga melihatnya. Mereka akan berpikir yangtidak – tidak.”

 “Biarkan saja. Toh kenyataannya kita tidak melakukanapa – apa.”

 “Tapi mereka kan tidak tahu itu. Mereka hanya melihatdari luar. Apalagi kau punya kunci rumah ini. Bagaimana kalaumereka menyatroni kita seperti di koran – koran. Mereka bisamenyeret kita keluar dan mengarak kita di jalanan,” kata Mia.Dia bergidik ngeri jika membayangkan hal itu.

 “Biarkan saja. Kalau mereka datang, kita bilang sajayang sebenarnya pada mereka kalau di antara kita tidak adahubungan apa – apa,” sahut Alan cuek.

Mia mau mencubit tangan Alan tetapi yangbersangkutan sudah menghindar duluan. “Kau ini. Aku bicaraserius kau malah menanggapinya seperti itu! Mana maumereka percaya.”

 “Memangnya mereka tidak bisa narik kesimpulan apa?Mana mungkin aku mau sama cewek macho sepertimu. Bisa –bisa sebelum menghajarku mereka bisa tertawa ngakak.Mereka pasti bilang: apa nggak salah nih? Masa iya, priasetampan kau bisa menyukai wanita yang punya tampang

sangar kayak begini!”Mia menendang lutut Alan sampai pria itu terjatuh.

Wajahnya merah padam karena kesal. “Sudah diam! Janganmenghinaku lagi. Kalau tidak aku akan pindah dari rumah ini

 jadi aku tidak perlu melihat mukamu yang jelek itu,”semburnya.

 Alan mengelus – elus lututnya yang baru ditendang Mia.Sialan,  tendangannya kuat sekali.  Alan sama sekali tidakmembalas tendangan Mia, karena pantang baginya menyentuhwanita dengan kasar. Tetapi, Alan bisa memahami kenapa Miamenendangnya. Rupanya ucapan dia barusan sangat

menyinggung perasaan Mia. Dia memasang tampangmenyesal. “Iya, maaf. Aku kan sudah berkali – kali bilangpadamu, kalau aku dan Kak Helen sudah melapor ke pak RT.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 144/410

144

Jadi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.“ Selesai bicara, Alankembali menonton seolah – olah tidak terjadi apa. Mia sampaimengelus dada melihatnya.

 “Berikan kunci Helen padaku,” Mia mengulurkantangannya.

 Alan mendongak heran. “Bukannya kau menyuruhkumenyimpannya?”

 “Aku berubah pikiran.” “Aku tidak mau,” tolak Alan. “Helen memberikan kunci

ini padaku pasti karena ada maksudnya.” “Berikan padaku!” kata Mia setengah memaksa. “Nggak mau!” Alan bersikeras. Memangnya buat apamu

kunci ini? Kau kan sudah punya.” “Aku khawatir kau akan menyalahgunakan kunci ini.

Tidak menggunakan kunci pun kau sudah masuk seenaknyasaja. Apalagi kalau memakai kunci.”

 “Aku bukan orang seperti itu. Sudahlah. Jadi orangparanoid banget. Aku nggak bakalan macam – macam deh.Tadi bisa saja, aku menggunakan kunci ini tetapi nyatanyatidak kan? Mia, percayalah. Aku tidak akan menyalahgunakankunci ini,” tegas Alan sungguh – sungguh.

Mia mengamati wajah Alan untuk melihat apakah siganteng itu bisa dipercaya atau tidak. Tetapi dia tidak melihatada keganjilan. Dia menarik napas. “Awas kalau kau sampaiberani menyalahgunakannya. Aku akan menghajarmu,” ancamMia.

 Alan mengangkat sebelah tangannya seperti orang yangsedang bersumpah. Tetapi dalam hati, Alan bersungut –sungut. Dia kembali memusatkan perhatiannya pada layartelevisi.

 “Hei, ini memang rumah kakakmu tetapi bukan berartikau bisa seenaknya saja di sini. Daripada malas – malasanbegitu ayo bantu aku membersihkan kamar mandi,” Miamenarik tangan Alan.

 “Malam – malam begini?” Alan menatap tidak percaya. “Yang benar saja. Aku nggak mau. Masak eksekutif mudasepertiku disuruh membersihkan kamar mandi?”

Mia tidak mau mendengar penolakan Alan. Dia terussaja menarik tangan Alan. Alan tidak bisa menarik tangannya

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 145/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 146/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 147/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 148/410

148

 “Ngapain?” sahut Mia ketus. Dia masih kesal pada Alan. “Kan waktu itu pernah kubilang. Kita harus merayakan

keberhasilanmu diterima bekerja. Bagaimana? Kau mau kan?Mau ya? Ya? Ya? Ya?” rayu Alan.

Mia terdiam. Dia menimbang – nimbang tawaran Alan.

Sejak berada di   sini,  aku memang belum pernah ke Dufan .Tapi aku dengar harga tiket dan makanan di   sana sangatmahal . “Aku mau asal kau yang bayar. Mulai dari tiket sampaidengan makanan.”

 “Siapa yang diterima kerja, siapa yang bayar?” Alanmenggerutu.

 “Kan kau yang ngajak,” sahut Mia kalem. “Kalau nggakmau, ya sudah.”

 “Iya! Aku yang bayar semuanya,” bentak Alan kesal. “Jadi cewek pelit banget sih.”

 “Aku bukannya pelit. Kalau aku yang ngajak, aku nggakkeberatan bayar tiket dan makanan. Masalahnya kau yangmengajakku. Jadi bisa dibilang semua urusan finansial, kauyang nanggung,” kilah Mia. “Lagipula gajimu lebih besar dariaku. Jadi sudah sepatutnya kau yang menanggung semuanya.”

 Alan cemberut. “Iya, aku tahu!” semburnya. Dia benar –benar bukan tipe cewek idaman. Sama sekali tidak adakelebihannya. Sudah keras kepala, gampang naik darah, agakbodoh, pelit pula . Alan menggeleng – gelengkan kepalanya.

 Apa cewek seperti ini bisa menikah? Apa mungkin ada priayang tahan dengan sifatnya itu ?

Mia tersenyum. “Ya sudah. Sabtu ini, kita ke Dufan,”cetusnya.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 149/410

149

BAB 8

 Alan dan Mia berangkat dari rumah jam setengahsepuluh pagi. Keduanya kompakan mengenakan celanapendek dan kemeja lengan pendek berwarna biru. Untuk alas

kaki mereka mengenakan sepatu sandal. Keduanyamengenakan topi kupluk berwarna abu – abu. Mia dan Alansama – sama membawa tas ransel untuk menaruh barang –barang mereka. Mereka membawa makanan kecil, minumandan baju ganti sebagai persediaan kalau – kalau baju merekabasah.

Sesampainya di Dunia Fantasi, Mia dan Alan terkejutmelihat banyaknya pengunjung. Cuaca panas rupanya tidakmenghalangi orang untuk mendatangi Dufan, salah satu dayatarik kota Jakarta. Kebanyakan yang datang adalah keluarga,pasangan kekasih, teman – teman.

 “Ramai sekali,” kata Mia. “Wajar saja, inikan hari Sabtu. Hari yang cocok untuk

bersenang – senang.” “Wah, ini pertama kalinya aku menginjakkan kaki di

sini.” “Tunggu di sini, aku beli tiket dulu,” kata Alan.Begitu mendapatkan tiket, Alan dan Mia mengantri di

pintu masuk. Begitu pintu dibuka, para pengunjungmenunjukkan tiket supaya diijinkan masuk. Tangan merekadicap.

Mia melihat cap di tangannya. Seperti sapi saja, pakaicap segala, pikirnya.

 “Ayo, Mia kufoto kau! Biar keluargamu tahu, kalau kausudah mengunjungi Dufan” seru Alan. Mia pun bergaya bakfoto model sedangkan Alan beraksi bak fotografer profesional.

 “Kau ingin naik apa, Mia?” “Entahlah aku bingung, bagaimana menurutmu? Kau

pasti sudah sering datang ke sini.” Alan menarik napas sambil melemparkan pandangannya

ke sekeliling mereka. “Kita naik itu saja,” Alan menunjuk wahana Niagara –

gara.Mia terbengong – bengong. “Tapi kita bisa basah nanti.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 150/410

150

 “Makanya aku menyuruhmu membawa baju ganti dan jaket hujan yang anti basah.”

Sebelum naik wahana itu, Mia dan Alan sempatberdebat siapa yang duduk di depan. Masalahnya yang tersisahanya bangku nomor satu dan dua dari depan. Mia ngotot mau

duduk di tempat nomor dua, demikian juga Alan. Akhirnyamereka memutuskan untuk suit. Orang – orang di sekitarsampai tertawa geli melihat tingkah mereka. Ternyata Alanyang menang suit. Mia mengambil jaket anti basahnya danmemakainya sambil menggerutu.

Saat wahana itu mulai turun, Mia menunduk sampai kebawah agar tidak terkena air. Dia menutup kepalanya.Walhasil, Alan dan pengunjung yang duduk di belakang yangterkena air. Sedangkan Mia, hanya kakinya saja yang basah.Mia tertawa geli melihat penampilan Alan.

 “Menyenangkan sekali yah. Nanti kita coba lagi yuk?”Mia menggoda Alan yang basah kuyup.

 “Kau saja yang coba,” Alan meninggalkan Mia menujutoilet untuk mengganti bajunya. Tidak berapa lama dia kembalidengan mengenakan T – shirt dan celana pendek. Miatertegun melihatnya. Keren juga si genit ini, pikirnya.

 “Ayo, kita coba wahana yang lain,” Alan menarik tanganMia. Mereka berdua menaiki wahana yang ada satu per satu.Kalau ada wahana yang penuh dengan antrian, Alan dan Miamemilih untuk tidak mencobanya. Mereka memilih wahanayang sepi antrian.

 “Bagaimana kalau kita naik itu?” tangan Mia menunjukke arah halilintar.

 “Mia, apa kau yakin mau naik itu?” “Iya, karena kelihatannya sangat menyenangkan. Ayo

kita ke sana,” Mia menarik tangan Alan. Alan mengibas – ngibaskan tangannya. “Kau saja Mia.

 Aku tidak bisa. Aku terlalu tua untuk menaikinya.” “Alan, kau baru dua puluh enam tahun,” ujar Mia

keheranan. “Mia, aku tidak mau berdebat. Aku sudah lama tidak

naik halilintar. Terakhir kali menaikinya, aku pusing dan

muntah.” “Kau payah,” kata Mia.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 151/410

151

 “Kau sendiri bagaimana? Apa kau tahan berada disana?” tantang Alan.

 “Alan, aku ini gadis yang tangguh. Kau lihat saja nanti,”Mia berlari meninggalkan Alan menuju tempat mengantri.

 “Aku akan menunggumu di sini,” teriak Alan.

Selama menunggu Mia, Alan menghabiskan waktunyadengan menikmati keripik kentang sembari melihat gadis –gadis yang berseliweran di depannya. Setengah jam kemudian,Mia datang. Gadis itu kembali dengan wajah seputih kapas.

 “Bagaimana rasanya Mia? Apa yang kaurasakan, karenayang kulihat wajahmu sangat pucat,” Alan memandang Miadengan raut wajah geli. “Jangan katakan kalau aku tidakmemperingatkanmu. Dasar keras kepala. Katanya tangguh,tetapi ternyata kau mengalami persis seperti yang aku alamipada saat menaikinya.”

 “Setidaknya aku mencobanya walaupun aku menyadariefek yang kurasakan nantinya. Sekarang siapa yang lebihtangguh, kau atau aku?” sahut Mia tidak mau kalah.

 “Sekarang kita ke mana? “ Alan melihat – lihat wahanayang terlihat sepi.

 “Alan,” Mia memegang tangannya. “Aku ingin ke toilet. Aku mau buang air kecil.”

 “Ya, sudah pergi sana.” Alan menunggu di depan toilet wanita. Dia mondar –

mandir dengan wajah tidak sabar.Mia keluar dari toilet dengan wajah lega.

 “Bagaimana, sudah lega? “Yup. Aku sudah siap untuk bersenang – senang lagi,”

kata Mia mantap. Alan tidak bisa menyembunyikan kekagumannya pada

daya tahan tubuh Mia. Ini pertama kalinya aku melihat gadissepertimu, Mia. Kau benar – benar tangguh seperti yang kaubilang.

Mia menoleh. “Mau sampai kapan kau berada di sana? Ayo!”

 Alan tersenyum kemudian menyusul Mia. Merekaberdua berlari - lari sambil tertawa riang seperti anak kecil.

Bianglala adalah wahana yang paling akhir merekanaiki. Mereka ingin menikmatinya tanpa berdesak – desakkan.Mereka duduk berdua sambil seluruh areal Dunia Fantasi yang

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 152/410

152

dipenuhi nyala lampu yang berkelap kelip. Dari kejauhanterlihat laut yang dihiasi gelapnya malam.

 “Aku punya ide, bagaimana kalau kita meludah darisini?” usul Alan.

 “Kau ini jahat sekali. Bagaimana kalau ada yang kena?”

Mia menatap Alan dengan pandangan jijik.” “Salah sendiri kenapa mereka berada di bawah.”Mia mendengus. Tetapi dia tertawa melihat keisengan

 Alan. “Mia, ada yang ingin kubicarakan.” “Bicara saja,” kata Mia tanpa memalingkan wajah. “Aku tahu kita sering bertengkar. Tapi…apa kita bisa…”

Kenapa bicaraku jadi setengah – setengah begini, kata Alandalam hati.  Dia melirik Mia yang sekarang memandangnyadengan tatapan curiga.

 “Bisa apa?” jantung Mia berdetak kencang. “Maksudku…apa kita bisa berteman?” tanya Alan. Diam

 – diam dia menarik napas lega karena berhasil menyatakanmaksudnya.

 “Aaaah,” Mia mendesah. “Ya, ampun. Kukira kau maubilang apa. Ternyata itu toh maksudmu. Tentu saja.Tapi…memangnya selama ini kau menganggapku apa?”

 “Temannya Helen,” sahut Alan kalem. “Tadinyatujuanku ke rumah hanya untuk menengokmu sebagaimanayang diperintahkan Helen. Tetapi siapa sangka aku justrumerasa senang bersama denganmu walaupun kita lebih sering

bertengkar.” Alan menoleh ke Mia yang sedang memandanginya.

 “Apa kau tahu Mia. Kau adalah wanita pertama yang inginkujadikan teman?”

Mia menatap tidak mengerti. “Selama ini aku hanya menjadikan wanita sebagai

kekasih. Itu terus terjadi sampai aku bertemu denganmu.Bersamamu aku tidak perlu pura – pura menjadi orang lain.

 Aku bisa menjadi diriku yang sesungguhnya. Ketika bertengkardenganmu, aku tidak pernah merasa marah. Memang wajahkucemberut, tetapi dalam hati aku merasa senang. Kau enak

diajak bertengkar.” “Apa?” cetus Mia tersinggung. “Apa wajahku terlihat

seperti orang yang suka ngajak ribut?” tanyanya sebal.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 153/410

153

 “Bukan begitu maksudku,” buru – buru Alan meralat. “Kau gadis yang menyenangkan Mia. Ketika melihatmu marah,aku merasa terhibur. Kau tidak pernah berpura – pura didepanku. Kau bersikap apa adanya dan tidak pernah berusahamenarik perhatianku. Berbeda sekali dengan gadis – gadis

yang pernah kutemui.”Sialan. Dia bilang kalau aku marah, dia merasa terhibur.

Jadi itu alasannya selalu membuatku marah. Memangnya kalauaku terkena penyakit   darah tinggi, dia mau   bertanggung

 jawab . Ingin rasanya Mia memprotes ucapan Alan tetapi diamengurungkan niatnya. “Ucapanmu itu seperti dalam filmsaja,” celutuknya. “Sudah ah, jangan bicara lagi. Bisa – bisakepalaku meledak mendengarnya. Kalau kau mau berteman yasudah kita berteman. Tapi jangan pernah menuntut lebih ya,”tegas Mia.

 “Apa maksudmu jangan menuntut lebih?” “Jangan berlagak tidak mengerti deh. Kau tahu persis

apa maksudku,” tegas Mia. “Benaran, aku nggak ngerti,” kata Alan sungguh –

sungguh.Mia menghela napas. Bianglala itu berhenti. Orang –

orang mulai turun. “Jangan pernah jatuh cinta padaku, Lan!”kata Mia pelan. Kemudian dia turun dari bianglala dan berjalandengan cepat.

Suara pengunjung di sekitar mereka membuat Alantidak bisa mendengar ucapan Mia. Dia memandang Mia yang

berjalan di depannya. Dia menarik napas pelan dan kemudianberlari menyusul Mia.

 “Kau bilang apa tadi?” “Aku tidak mau mengulangnya,” sahut Mia. Alan memonyongkan mulutnya. “Ya sudah, kalau tidak

mau bilang. Aku anggap kau tidak mengatakan apa – apa,”tukasnya.

Mia tidak mengacuhkan ucapan Alan. Dia berjalan cepatsehingga Alan lumayan jauh tertinggal di belakangnya.

*** “Bagaimana Mia? Apa kau senang?” tanya Alan saat

mereka berada di mobil. “Aku senang sekali. Sudah lama aku tidak bersenang –

senang seperti ini. Terima kasih kau sudah mengajakku.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 154/410

154

 “Bagaimana kalau kita mampir ke tempat lain?” “Tidak ah. Aku capek sekali.” “Hei, ini kan hari terakhirmu yang kosong sebelum kau

mulai bekerja Senin nanti. Kau harus memanfaatkannya baik –baik.”

Mia mulai mempertimbangkan usul Alan. “Memangnyakau mau mengajakku ke mana?”

 “Bagaimana kalau ke diskotik. Kau pernah ke diskotik?Kita berdisko ria di sana. Aku ingin melihatmu bergoyang”

Mia keheranan melihat tenaga Alan yang tidak adahabisnya. “Aku tidak mau. Kakiku sudah tidak kuat jalanapalagi berdisko. Lagipula aku tidak suka diskotik.”

 “Apa kau memandang negatif diskotik?” “Aku tidak memandang negatif. Hanya saja aku tidak

betah berada di tempat hingar bingar seperti itu. Aku sukaketenangan. Kalau kau ingin berdisko, lakukan saja di rumah.”

 “Mana asyik disko di rumah.” “Apa kau tidak lelah?” “Tidak,” sahut Alan kalem. “Aku sudah terbiasa dengan

cara hidup seperti ini. Dulu sebelum bertemu dengan kau,pulang dari kantor aku sering pergi ke diskotik dan tempatkaraoke. Sekedar mengusir rasa penat karena bekerja. Ayodong Mia. Setidaknya temani aku,” bujuk Alan.

Mia menyetop Alan dengan tangannya. “Aku kan sudahbilang tidak mau. Tetapi kau masih nyerocos aja. Aku lelahsekali, Lan. Kakiku sudah tidak kuat lagi jalan,” nada suara Mia

sangat memelas. “Ya sudah kalau tidak mau. Aku akan mengantarmu

pulang.” Alan mengantarkan Mia sampai di depan rumahnya. “Selamat malam Alan. Terima kasih banyak yah, kau

sudah mengajakku bersenang – senang. Ternyata di balik sifatgenitmu itu ternyata kau ini teman yang baik.”

 Alan cemberut. “Kau ini tidak pernah memuji tanpamenyebutkan kejelekanku yah.”

 “Aku bukannya bermaksud begitu..” “Ah sudahlah, lebih baik kau masuk saja ke dalam. Aku

mau pulang.” Alan langsung ngebut meninggalkan Mia yangmencibirnya.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 155/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 156/410

156

kulkas empat pintu, dan meja yang berukuran panjang. Miabisa menebak kalau meja itu digunakan untuk rapat.

Meja – meja yang ada di ruangan itu tertata denganrapi dan dilengkapi dengan komputer. Di bagian kiri kananpintu masuk terdapat lemari yang berukuran besar. Tingginya

sampai mencapai langit – langit. Sementara panjangnyasampai mentok ke tembok. Lemari itu semacam loker untukpara guru. Di setiap loker terdapat nama – namapenggunanya.

Ibu Farida seperti mengetahui apa yang ada di benakMia. “Anda juga mendapatkan loker, Ibu Hendrawan,” katanyasambil menyodorkan kunci.

Mia menerima kunci itu dengan senyum cerah. “Terimakasih, Bu.”

 “Bapak dan ibu guru, saya mohon perhatiannya,” IbuFarida mengetuk – ngetuk meja dengan tangannya.

Seluruh guru yang ada di ruangan menoleh. Perhatianmereka sekarang terpusat pada kepala sekolah dan seoranggadis menawan yang berdiri di sampingnya. Mia merasa

 jengah dipandangi seperti itu. “Hari ini kita kedatangan guru baru. Ayo, perkenalkan

dirimu,” Ibu Farida mempersilakan Mia.Mia mengangguk dan mengucapkan terima kasih.

 “Nama saya Miana Hendrawan. Saya lulusan UniversitasSumatra Utara fakultas ekonomi. Tapi di sekolah ini, saya akanmengajar pelajaran bahasa Inggris. Karena saya orang baru,

maka dari itu saya mohon bantuan dan petunjuknya.” “Kenapa kau memilih bekerja sebagai guru?” celutuk

pak Riyanto, guru bahasa Indonesia. “Karena menjadi guru, adalah keinginan saya sejak

lama,” jawab Mia tegas. “ “Bagaimana dengan kemampuanmu dalam berbahasa

Inggris?” kali ini pak Anton, guru sejarah yang bertanya. “Saya sudah belajar bahasa Inggris sejak kecil,” kata

Mia tanpa bermaksud menyombongkan diri. “Saya juga sempatmengajar kursus bahasa Inggris.”

Seluruh guru yang ada di ruangan itu manggut –

manggut. Satu per satu dari mereka mulai menyalami Mia danmengucapkan selamat datang. Hampir semuanya menyambut

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 157/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 158/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 159/410

159

Mia tidak menyadari kalau sebetulnya Alan menderitakarena jarang bertemu dengannya. Diam – diam Alanmenyimpan rasa rindu terhadap Mia. Tapi dia tidak pernahmenunjukkan perasaannya itu secara gamblang. Setiap kaliada kesempatan bertemu dengan Mia, dia tidak pernah menyia

 – nyiakannya. Pada saat bertemu, dia selalu berusahamenahan perasaan senangnya.

 Alan mengira perasaan rindunya pada Mia, tidak lebihdari perasaan kangen biasa terhadap seorang sahabat. Diatidak menyadari, perasaan lain telah tumbuh di sudut hatinya.

 Alan memegang ponselnya. Dia menimbang – nimbangapakah akan menelepon Mia atau tidak. Setelah lama berpikir,akhirnya dia memutuskan untuk menghubungi temannya itu.

Ketika mendengar suara Mia, tubuh Alan mendadakterasa hangat. Kenapa yah, setiap kali mendengar suaranyaaku merasa senang, tanyanya dalam hati.

 “Ada apa, Lan?” suara Mia menyadarkan Alan darilamunannya.

 “Hari ini kau mengajar sampai jam sebelas kan?Bagaimana kalau kita makan siang bersama?” Alan pasrah sajamenunggu jawaban dari Mia. Selama ini, Mia selalu menolakajakan makan siang bersama dengan dalih pekerjaan. Namun,kali ini jawaban Mia benar – benar di luar dugaan Alan.

 “Oke. Kita makan siang bersama. Aku akan kekantormu. Tunggu aku sampai datang yah.”

 Alan hampir menjerit kesenangan.  Akhirnya kami bisa

makan siang bersama, serunya dalam hati.Dia mengangkat gagang telepon. “Sarah, nanti jam dua

belas siang, aku ada janji makan siang dengan seorang teman.Tolong diingatkan yah.”

Di luar ruangan, Sarah, sekretaris Alan mengiyakanpermintaan bosnya dengan raut wajah sebal. Pasti denganseorang wanita. Aku yakin, dia wanita yang membuat Pak Alantidak tertarik lagi padaku. Lihat saja nanti, akan kubuatrunyam hubungan kalian, tekad Sarah.

Setelah membereskan mejanya, Mia bergegas pergimenuju kantor Alan. Dia pergi dengan menggunakan taksi.

Karena jalanan tidak macet, Mia sampai di kantor Alan dalamwaktu tiga puluh menit.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 160/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 161/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 162/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 163/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 164/410

164

Mia duduk di tepi ranjangnya. Air matanya mulaimenetes ketika ingatannya melayang kembali pada haripernikahannya.

Sementara itu, Alan masih duduk membisu di ruangtamu. Sesekali dia menghela napas. Dia melirik pintu kamar

Mia, yang tertutup. Dia berdiri dan berjalan menuju kamar Mia.Dia menempelkan telinganya di pintu. Walaupun pelan,

dia bisa mendengar suara tangisan. Tangan Alan bergerak,hendak mengetuk pintu, tetapi diurungkan niatnya itu.

Dia mengambil tasnya, dan berjalan keluar. Sebelumkeluar, dia sempat memandang ke kamar Mia.  Apa yang kausembunyikan, Mia? Kenapa kau tidak mau memberitahuku?

 Apakah kejadian itu sangat menyakitkanmu sampai –   sampaikau  datang ke Jakarta untuk melupakannya?   Alan melangkahdengan gontai. Dia menutup pintu dan menguncinya dari luar.Dia memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumahtemannya. Dalam sekejap Alan memutuskan tidak mauterbebani dengan masalah Mia. Dia sendiri yang tidak maumemberitahuku. Jadi kenapa aku harus pusing? Lebih baik akubersenang – senang.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 165/410

165

BAB 9

 Alan memandang fotonya bersama Mia waktuberkunjung ke Dufan yang dia simpan di dompetnya. Merekaberdua sedang berada di depan istana boneka dan bergaya

gila – gilaan. Alan tersenyum setiap mengingat kelakuannyadengan Mia. Untuk pertama kalinya Alan merasa nyamanberada bersama wanita yang bukan kekasihnya.

Buat Alan, sifat Mia yang pemarah justru membuatgadis itu terlihat sangat menarik. Dia merasa senang jikabertengkar dengan Mia. Gaya bicaranya yang ceplas ceplosselalu membuat Alan tertawa.

Perasaan apa yang ada pada diriku ini? Setiap bertemudengan Mia, aku selalu merasa senang. Aku bisa bicaradengan bebas tanpa takut menyinggungnya. Hatiku juga selaluberdebar – debar bila berada di dekatnya.

 “Kau ini kenapa, Lan. Dari tadi melamun terus. Nantikesambet loh,” Erik, salah seorang temannya menggodanya.

 Alan tidak menanggapi ucapan temannya itu. Dia terussaja terhanyut dalam ingatannya saat bersama dengan Mia.

 “Siapa cewek yang kejatuhan cintamu, Lan?” celutukToni, temannya satu kuliah, yang pernah terpilih sebagai finaliscover boy.

Wajah Alan memerah. “Jangan sembarangan bicara.Darimana kau tahu aku sedang jatuh cinta?”

Toni tertawa geli. “Orang paling bego juga tahu, kalau

kau sedang jatuh cinta. Lha wong dari tadi, kau senyum –senyum sendiri.”

 Alan mendengus dingin. Padahal dalam hati, dia merasamalu karena tertangkap basah sedang melamun. “Akubukannya sedang jatuh cinta. Aku hanya sedang teringat padateman baikku. Dia itu seorang wanita,” kilahnya.

Teman – temannya bersuit – suit. Merekamengungkapkan keraguan kalau Alan bisa berteman denganseorang wanita.

 “Jadi kalian tidak percaya, kalau aku punya teman baikseorang wanita?”

 “Kami bukannya tidak percaya. Yang kami tahu selamaini, kau tidak pernah menjadikan seorang wanita sebagaiteman. Kau menjadikan mereka sebagai pacar,” celutuk Erik.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 166/410

166

 “Ya sudah kalau tidak percaya,” kata Alan sewot. Diagondok sekali, teman – temannya tidak mau mempercayaiucapannya.

 “Iya, kami percaya. Sudah jangan marah gitu dong,”Toni berusaha menenangkan Alan. “Ngomong – ngomong,

siapa dia? Apa kami kenal dengannya?” “Namanya Mia. Dia temannya Helen. Dia seorang guru,”

 Alan mengusap – usap kepalanya. “Guru? Nggak salah nih? Apa seleramu sudah berubah

sekarang?” celutuk Erik heran. “Memangnya kenapa kalau aku suka sama guru?

Bukankah itu profesi yang mulia?” tanya Alan tersinggung. “Alan, tenanglah. Yang kami maksud bukan itu. Tetapi

ini pertama kalinya, kau menyukai gadis di luar kriteria yangbiasa kau tetapkan.”

 “Aku tahu itu,” sahut Alan lemah. “Kalian tidak tahubagaimana perasaanku. Pertama kali bertemu, sikapnyapadaku sangat ketus. Demikian pula pertemuan berikutnya.Kami selalu saja bertengkar. Sampai akhirnya, Helenmemintaku untuk menjaganya selama kepergiannya keJepang. Sejak itu, kami sepakat untuk berteman walaupunkami masih sering bertengkar,” urai Alan panjang lebar.

Teman – temannya memperhatikan dengan seksamaungkapan perasaan Alan.

 “Aku tidak tahu persisnya bagaimana perasaankupadanya. Yang aku tahu hanya setiap bertemu dengannya, aku

selalu merasa senang. Aku selalu diliputi perasaan rindu jikatidak bertemu dengannya. Ketika dia marah, hatiku rasanyasakit sekali.”

Toni tersenyum tipis. “Itu namanya jatuh cinta, teman,”cetusnya.

 “Darimana kau tahu?” “Aku juga pernah mengalami seperti yang kau bilang

barusan. Pada awalnya aku juga tidak tahu kalau itu cinta.Habis, tidak ada yang memberitahukanku sih,” Toni terkekeh.

 “Jadi, darimana kau tahu kalau itu cinta?”Toni tersenyum. Pandangannya menerawang. “Saat itu,

yang ada di kepalaku hanya bagaimana caranya supaya gadisyang membuat perasaanku tidak karu – karuan, tetap di sisiku.

 Aku belum sadar juga kalau aku sedang jatuh cinta sampai

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 167/410

167

akhirnya gadis yang kusuka mengatakannya sendiri padaku.Dia mendatangiku dan menanyakan terus terang, apakah aku

 jatuh cinta padanya.” “Yang benar?” Alan menatap tidak percaya.Toni mengangguk. “Aku tidak menjawab

pertanyaannya. Aku malah balik bertanya, darimana diamengambil kesimpulan seperti itu. Pertama – tama, diamemintaku untuk mengatakan secara jujur perasaanku saatsedang bersamanya. Terus, aku bilang saja semuanya. Dan diapun mengatakan, kalau apa yang kurasakan itu adalah cinta.Dia juga bilang, tanpa perlu memberitahuku pun, dia sudahtahu kalau aku jatuh cinta padanya. Katanya, tergambar jelasdi wajahku dan tingkah lakuku,” ungkap Toni. “Tetapi, sekedarinformasi, dia tidak bisa menerima cintaku. Dia sudah adayang punya,” kata Toni terus terang. “Kalian tidak perlubersimpati padaku. Aku saja sudah lupa padanya. Tetapi,kuakui, dia itu cinta pertamaku.”

Teman – teman Toni, termasuk Alan hanya tertawakecil mendengar penuturannya.

 “Tidak disangka yah, ternyata mengenali perasaan cintalebih sulit daripada mengucapkan kata cinta itu sendiri,”celutuk Erik.

 Alan mendesah pelan di tengah – tengah suara tawateman – temannya. “Jadi, apa yang kurasakan ini cinta,” bisik

 Alan lirih. “Kalian pasti ingin mentertawakan aku kan?”Namun, teman – teman Alan sama sekali tidak

mentertawakannya. Mereka bisa memahami perasaan Alan.Sekian lama bergonta ganti pasangan, akhirnya playboy kelaskakap itu jatuh cinta juga.

 “Apa dia sudah tahu perasaanmu?” tanya Andri, yangmemiliki wajah oriental, pelan.

 Alan menggeleng lemah. “Kau harus mengatakannya, Lan. Sebelum ada yang

merebutnya darimu,” saran Erik. “Siapa yang mau dengan gadis galak seperti Mia? Aku

rasa nggak bakalan ada pria yang tahan dengannya. Akusendiri heran kok bisa jatuh cinta padanya,” gumam Alan

tanpa sadar.Teman – teman Alan keheranan. “Kau bilang dia galak?”

tanya Andri.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 168/410

168

 “Iya. Dia galak sekali dan sangat pemarah. Bukan hanyaitu, dia juga bisa ilmu bela diri. Hebat kan? Dan parahnya lagiaku pernah berkata pada diriku sendiri, akan memberi hormatkepada pria yang tahan berada di dekatnya. Ternyata pria ituadalah aku. Aku juga pernah bilang apa mungkin ada pria yang

 jatuh cinta padanya. Ah, aku benar – benar termakanomonganku sendiri,” desahnya.

Temannya hanya geleng – geleng kepala. “Seleramu benar – benar telah berubah,” gumam Erik. “Dengarkan saranku ini, Lan,” ucap Toni. “Kau harus

mengatakan yang sejujurnya tentang perasaanmu padanya.Sebelum ada yang mengambilnya darimu. Tetapi, kalau kauditolak, jangan terlalu kecewa. Siapa tahu memang dia tidakditakdirkan jadi pasanganmu. Yang terpenting, kau sudahmerasakan bagaimana jatuh cinta. Hitung – hitung, buatbelajar. Supaya lain kali kau bisa mengenali perasaan itu.”

 Alan hanya tertawa kecil. “Aku akan mengungkapkanperasaanku padanya. Bagaimana menurut kalian?” Alanmeminta pendapat teman – temannya.

 “Lakukan saja, Lan. Kami mendukungmu,” ujar Toni. “Kalau begitu, aku akan melakukannya sekarang. Aku

akan ke rumahnya,” tekad Alan. Dia mohon diri dan bergegasmeninggalkan rumah temannya itu.

Sepanjang perjalanan ke rumah Mia, Alan tidak henti –hentinya berpikir, kata – kata apa yang diucapkannya kepadaMia.

Begini toh rasanya jatuh cinta. Dunia terasa indahsekali, gumamnya .

***Mereka berdua duduk di sofa sambil menonton film

Band of Brothers. Kali ini mereka menonton episode pada saatKapten Winters dan anak buahnya sedang berada di hutanBastogne.

Untuk mengungkapkan perasaannya, malam itu Alanterpaksa menginap di rumah Mia. Supaya Mia maumenerimanya tanpa banyak bicara, dia berdalih denganmengatakan sedang bertengkar dengan orangtuanya. Mia

berusaha untuk menasehatinya, tetapi Alan tidakmenggubrisnya. Dia malah mengajak Mia, menonton filmperang, Band of Brothers.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 169/410

169

Saat sedang menonton, Alan mulai menimbang –nimbang untuk mengungkapkan isi hatinya pada Mia. Benar –benar situasi yang tidak sesuai untuk mengungkapkan cinta,kata Alan dalam hati. Masa aku menyatakan cinta saat nontonfilm perang bukannya film romantis, gerutunya.

Dia melirik Mia yang duduk di sampingnya. Wajahnyaterlihat sangat serius, bahkan bisa dibilang tegang karena filmyang ditonton. Alan jadi merasa ragu – ragu untukmenyampaikan perasaannya.

Namun, tekad Alan sudah bulat. Dia harus memberitahuMia tentang perasaannya. Ketika hendak membuka mulut, Alanmendadak teringat dengan peringatan Mia, agar dia tidak jatuhcinta padanya. Alan jadi kehilangan semangat. Dia melipattangannya dan kembali memusatkan perhatian pada Band ofBrothers.

Tetapi, entah apa yang di benak Alan saat itu. “Mia, akusuka padamu,” tiba – tiba saja, kalimat itu meluncur tanpa bisaditahannya.

 “Aku juga suka padamu, Lan,” balas Mia sekenanyatanpa memalingkan wajah dari televisi. Dia mengira Alansedang bercanda.

 Alan keheranan melihat reaksi Mia. “Aku serius Mia. Aku jatuh cinta padamu,” kali ini suara Alan terdengar tegas.

Raut wajah Mia berubah menjadi tegang. Dia menolehke Alan. “Kau jatuh cinta padaku?”

 Alan mengangguk mantap. Mia mengamati wajah Alan,

untuk melihat apakah temannya itu sedang bercanda atautidak. Namun, dia tidak menemukan sesuatu yang ganjil.

 “Aku kan sudah bilang, jangan jatuh cinta padaku,”cetusnya dingin.

 Alan terbengong – bengong. “Kapan kau bilang? Kokaku tidak pernah mendengar,” kata Alan keheranan.

 “Aku mengatakannya setelah kita turun dari bianglala.” Alan manggut – manggut. Jadi itu toh yang dia bilang.

 “Maaf, aku tidak mematuhinya. Aku tidak bisa mengendalikanperasaanku,” sesal Alan.

Mia bungkam mendengar penyesalan Alan. Dia tidak

tahu harus berbuat apa, menerima atau menolaknya.Masalahnya dia tidak memiliki perasaan apa – apa terhadap

 Alan. Mia hanya menganggapnya sebagai teman.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 170/410

170

 “Kenapa kau jatuh cinta padaku? Setahuku, aku inibukan tipemu. Kau sendiri pernah bilang, sama sekali tidaktertarik denganku.”

 “Karena kau sangat berbeda dengan gadis – gadis yangpernah kukenal. Aku tahu jawaban ini terkesan standar tapi

itulah kenyataannya. Sifatmu yang membuatku jatuh cinta.Lagipula, kau kan tahu tidak ada yang bisa menentukan kapan,di mana dan dengan siapa kita jatuh cinta,” ujarnya panjanglebar.

Mia termangu untuk sesaat. Dia merenungkan setiapucapan yang keluar dari mulut Alan. Dia mengangkatkepalanya dan menatap Alan. Kedua orang itu sekarang berdiriberhadap – hadapan. “Aku tidak bisa menerima cintamu,”cetus Mia mengejutkan. “Saat ini, aku sama sekali tidak punyawaktu untuk berpikir tentang cinta.”

 “Tunggu, mungkin bukan hanya saat ini saja,” Miameralat ucapannya. “Bisa jadi untuk seterusnya karena akusama sekali tidak tertarik dengan apa yang namanya cinta,”tegasnya. “Itu sebabnya, aku memintamu agar tidak jatuhcinta padaku karena aku tidak akan bisa membalasnya,”lanjutnya lagi. “Lagipula, aku hanya menganggapmu sebagaiteman. Apa kau sadar, Lan kalau tindakanmu ini bisa merusakpersahabatan kita?” Mia bangkit dari kursinya. Seperti yangsudah – sudah, Mia masuk ke kamar tidurnya meninggalkan

 Alan sendirian di ruang tamu. Selalu saja begitu, setiappembicaraan mereka berakhir dengan tidak mengenakkan.

 Alan duduk membisu. Dia tidak menyangka, temannyaitu menolak cintanya. Terlebih lagi, saat Mia mengatakan kalaudia tidak tertarik sama sekali dengan cinta dan hanyamenganggapnya sebagai teman. Tragis sekali nasibku,keluhnya. Pertama kali jatuh cinta langsung ditolak mentah –mentah. Kenapa dia langsung menolakku tanpa berpikir

 panjang? Apa ini ada hubungannya dengan apa yang terjadi padanya di Medan ya? Alan bertanya – tanya.

 Alan menatap kamar Mia yang tertutup dengan rautwajah putus asa. Dasar bodoh kau Alan. Seharusnya aku tidakbertindak gegabah. Bagaimana ini? Aku telah merusak

hubungan pertemanan yang sudah kujalin dengan susah payah.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 171/410

171

 Alan terus menatap ke televisi tetapi dia tidak bisakonsentrasi. Masih terngiang – ngiang dalam benaknya,ungkapan perasaannya terhadap Mia. Sialan, dia mengepalkantangannya.

Sementara itu di kamarnya, Mia tidak bisa tidur karena

dia memikirkan ucapan Alan. Mia berbaring di atas tempattidur sambil melamun. Dasar Alan bodoh, makinya.

Dia bilang hanya ingin berteman sekarang malah bilang jatuh cinta. Apa sih maunya? Kenapa dia gampang sekali jatuhcinta? Kalau sudah begini,  bagaimana kami   bisa menjalani

 persahabatan kami?   Semakin dipikirkan, kepala Mia justrusemakin pusing. Dia terhanyut dalam lamunannya.

***Keesokan pagi saat Mia sedang bersiap – siap mau

pergi mengajar, Alan keluar dari kamarnya. “Mia, aku ingin bicara tentang kejadian semalam.” “Tidak ada yang perlu dibicarakan. Kau pernah bilang

padaku, kalau aku wanita pertama yang bisa kau jadikansebagai sahabat. Ujung – ujungnya kau ingin menjadikankusebagai kekasihmu. Kau tidak bisa dipercaya.”

Dia menoleh ke Alan. Tangannya bertumpu pada mejamakan. “Akui saja, Lan. Kau berteman denganku karena inginmendekatiku kan? Kau sadar tidak bisa menaklukkanku dengancara biasa. Jadi kau mencoba cara lain yakni dengan mencobaberteman denganku,” tuduhnya.

Tiba – tiba Alan tertawa terbahak - bahak. Mia jadi

kebingungan dibuatnya. “Aku tidak bersungguh – sungguh dengan ucapanku

kemarin malam, Mia,” cetusnya masih sambil tertawa.Mia tambah keheranan. Wajahnya terlihat penasaran.

 “Maksudmu apa?” “Itu hanya lelucon. Aku ingin melihat reaksimu. Kau

tahu kan, banyak wanita yang mengagumiku dan ingin jadikekasihku. Saat kita memutuskan untuk bersahabat, akukhawatir kau akan seperti teman wanitaku yang lain. Jadikuputuskan untuk mengujimu. Ternyata reaksimu seperti yangkuharapkan. Itu berarti kau benar – benar menganggapku

sebagai teman,” ujarnya panjang lebar. “Sekarang aku benar – benar lega,” lanjutnya lagi dengan nada riang.

 “Jadi itu hanya semacam tes?” tanya Mia heran.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 172/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 173/410

173

 “Bos…,” Sarah mulai merengek. Tapi rengekannyaberhenti ketika dia melihat mata Alan yang melotot.

 “Bersikaplah layaknya sekretaris yang profesional kalaukau masih ingin kerja di sini,” Alan menegurnya.

Sarah mendadak bungkam. Dengan lesu, dia

mengiyakan. Kemudian, dia membuka agendanya. Dia mulaimenyebutkan jadwal Alan satu per satu untuk hari itu. Alanmendengarkannya dengan seksama.

Sebelum meninggalkan ruangan, Sarah mendadakteringat sesuatu. Hampir saja lupa, gumamnya. “Bos!”panggilnya.

 Alan mendongak. “Ada apa?” “Papa anda meminta anda untuk pulang ke rumah

malam ini.” “Tumben dia menyuruhku pulang,” Alan keheranan.

 “Apa dia bilang ada urusan apa?”Sarah menggeleng. “Saya rasa itu saja, Bos.” Sarah

meninggalkan ruangannya. Alan manggut – manggut. Kenapa dia menyuruhku

pulang, padahal belum empat hari sejak kejadian itu. Alanteringat dengan pertengkaran hebatnya dengan sang Papa.Mereka bertengkar karena papanya ingin dia mulai seriusuntuk memikirkan masa depannya. Apa lagi kalau bukanmenikah.

Papanya beralasan, dia sudah merasa lelah melihat Alanyang selalu gonta – ganti pasangan. Dia ingin Alan serius

dengan satu wanita saja. Kontan Alan menolak usulanpapanya. Dia bilang, dia belum mempunyai rencana untukmenikah. Dia masih ingin menikmati hidup sebagai bujangantulen.

Terang saja ucapannya itu memancing amarahpapanya. Dia disemprot habis – habisan. Namun, bukan Alannamanya kalau dia menerima omelan papanya begitu saja. Diamenanggapi dingin semua ucapan papanya. Walhasil, malamitu dia mengungsi ke rumah Helen yang kini ditempati Mia.

Temannya itu hanya bisa geleng – geleng kepalamelihat Alan. Sia – sia saja dia menasehati Alan agar tidak

bertengkar dengan papanya. Menasehati Alan, ibarat bicaradengan patung. Semua omongannya mentah begitu saja.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 174/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 175/410

175

atau siapa yang membersihkan meja makan. Bahkan, tidak jarang mereka saling mencela pada saat makan bersama.

 Akhirnya makan malam yang menjemukan itu selesai juga. Seluruh keluarga Harsono minus Helen, berkumpul diruang keluarga.

 “Ada yang ingin, Papa tanyakan dari dulu. Di manasebenarnya kau menginap kalau habis bertengkar denganPapa?”

 “Aku menginap di rumah Helen,” sahut Alan jujur.Keluarga Alan menunjukkan ekspresi terkejut.

 “Tapi, Lan… Mia kan tinggal di sana sendirian,” katamamanya.

 “Memangnya kenapa kalau Mia tinggal di sana? Mamadan Papa kan sudah tahu tentang masalah itu dan kalian samasekali tidak keberatan. Kalian justru sering mengunjungi danmemberinya makanan.”

Orangtuanya saling berpandangan cemas. “Berarti, kalau kau menginap di situ, hanya kalian

berdua saja yang berada di rumah itu?” Andi menunjukkanrasa ingin tahunya. Wajahnya yang biasanya terlihat ramahdan menyenangkan berubah serius. Dan itu membuatnyaterlihat lucu.

 “Dan itu sudah berlangsung lebih dari satu kali?” Ari ikut – ikutan bertanya. Abang Alan yang satu ini sering dipanggil sigembul, karena tubuhnya yang besar dan gemuk. Wajahnyalucu dan menggemaskan. Karena wajahnya itu pula, Kristin

yang sekarang jadi istrinya, jatuh cinta padanya.Lagi – lagi Alan mengiyakan.Seluruh anggota keluarganya menarik napas. Hana

melemparkan senyum sinis. Andi dan Ari diam membisu. “Bagaimana ini Pa?” keluh Nyonya Harsono pada

suaminya. “Alan, kami tahu kau sudah dewasa. Tapi tetap saja kau

tidak bisa bersikap seperti ini. Apa kata orang, kalau merekamelihatmu tinggal berdua saja dengan seorang perempuan?”tegur Andi.

 Alan sebetulnya bingung dengan maksud keluarganya,

tetapi untungnya, dia cepat sadar. Sekarang dia mengerti. “Kalian sedang membicarakan aku dengan Mia?”

cetusnya lugas. “Ini tidak seperti yang kalian kira. Aku

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 176/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 177/410

177

Sekarang, Hana punya kesempatan untuk menjatuhkan Alan. Berdasarkan informasi dari Sarah, dia memulaipenyelidikannya. Dia mencari tahu tentang hubungan Alan danMia. Setelah mendapat informasi yang cukup, dia memberitahuorangtuanya.

Reaksi mereka seperti yang diharapkannya. Diatersenyum puas melihat nasib Alan di ujung tanduk. Padahal,aku belum mengeluarkan kartu as, katanya dalam hati.

 “Aku akan menjelaskan pada kalian detailnya. Begini,sebelum Helen pergi ke Jepang, dia sudah memperkenalkankami berdua. Aku yakin, dia sudah cerita pada kalian. Iyakan?”

Seluruh anggota keluarga Harsono mengangguk kecualiHana. Namun, Alan tidak peduli dengan reaksi Hana. Toh diatahu betul, apapun yang akan dikatakannya, Hana tidak akanpernah mempercayainya.

Kemudian Alan melanjutkan. “Helen memintaku untukmenjaganya. Dia juga memintaku agar sering – seringmenengoknya dan kalau perlu menginap di rumahnya. Hanyasekedar menemaninya saja. Aku bersumpah, tidak terjadi apa

 – apa. Lagipula, sebelum pergi, Helen sudah mengatakan padaKetua RT tentang Mia dan kemungkinan aku akan menginap disana.”

 “Jadi benar tidak terjadi apa – apa?” papanya menatap Alan tajam.

 “Aku berani bersumpah,” tegas Alan. “Ada yang perlu

kalian ketahui,” katanya lagi.Spontan keluarga Alan yang tadinya bernapas lega

setelah mendengar penjelasannya kembali diliputi perasaanwas – was.

 “Mia, gadis yang sangat baik, dewasa, mandiri dan bisamenjaga diri. Dia tidak pernah bersikap seperti gadis – gadisyang kukenal. Kami berdua hanya teman.”

 “Tapi, aku dengar, kau sudah menyatakan cinta padaMia?” celutuk Hana dengan wajah polos yang menyebalkan.

Perut Alan serasa ditinju. Wajahnya merah padam. Darimana nenek sihir   ini tahu? Alan bertanya – tanya dalam hati. 

Dia berusaha menenangkan debar jantungnya. “Apa itu benar, Lan?” tanya Ari penasaran. “Itu benar,” sahutnya pendek.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 178/410

178

Seluruh keluarga Harsono yang berada di ruangan itu,untuk kesekian kalinya terperangah.

 “Tapi…itu juga tidak sepenuhnya benar,” cetusnya. Ari, Andi, kedua orangtuanya menatap tidak mengerti.

Tak terkecuali istri abang – abangnya yang cantik dan anggun.

Sementara Hana bersikap acuh tak acuh. “Apa maksud dari ucapanmu?” Ari menuntut penjelasan. “Selama ini, setiap wanita yang dekat denganku selalu

kujadikan kekasih. Aku tidak ingin itu terjadi pada Mia. Kami inibelum terlalu lama menjalin persahabatan. Karena itukuputuskan untuk mengetesnya. Ternyata hasilnya berjalanlancar. Dia hanya menganggapku sebagai teman. Tidak lebih.”

 “Kok, tidak seperti yang aku dengar. Kata temanmu,kau benar – benar jatuh cinta,” celutuk Hana tanpa sadar.

Papanya menarik napas dan dengan tenang berkata, “Jadi, Mia hanya menganggapmu sebagai teman?”

 Alan mengangguk.Tuan Harsono mengamati wajah putranya yang sering

bertengkar dengannya. Walaupun lebih sering bertengkar, diamengenal dengan baik sifat putranya itu. Dari apa yang dialihat, dia bisa mengetahui dengan jelas bagaimana perasaan

 Alan yang sesungguhnya terhadap Mia. “Papa percayapadamu. Lagipula, setelah Papa bertemu beberapa kali denganMia, Papa bisa melihat kalau dia benar – benar gadis yangbaik.”

Hana dongkol sekali melihat reaksi papanya yang

dengan mudah mempercayai Alan. Kali ini kau menang, Lan.Tapi kau tidak akan lolos dari yang satu ini.

 “Sekarang kita lanjutkan kepembicaraan berikutnya,”cetus papanya.

 Alan menatap papanya heran. “Pembicaraan apa lagi?Bukannya kita sudah selesai?”

 Ari, Andi pura – pura tidak tahu. Mereka tidak beranimemandang Alan yang diliputi kebingungan. Sementara Hana

 justru menikmati kebingungan Alan. “Beberapa hari yang lalu, perbincangan kita berakhir

dengan tidak menyenangkan. Papa harap itu tidak terjadi lagi.”

Kepala Alan mendadak pusing karena dia benar – benartidak mengerti apa yang sedang terjadi. “Katakan sajalangsung, apa maksud Papa sebenarnya?”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 179/410

179

 “Papa kan sudah pernah bilang, kalau Papa sudah lelahmelihatmu yang selalu bergonta ganti pasangan. Karena ituPapa memutuskan untuk menjodohkanmu dengan Dewi, putridari keluarga Kurniawan. Papa yakin kau sudah mengenalnyadengan baik,” tegas Tuan Harsono tanpa bertele – tele.

 Alan terperanjat, “Apa?”Hana tersenyum melihat reaksi Alan. Sudah kuduga

reaksinya akan seperti itu. Rasain kau Alan, gumamnya.Sementara Andi dan Ari kelihatannya tidak tertarik

berkomentar. Mereka sebenarnya tahu cepat atau lambat halini akan terjadi mengingat kelakuan Alan yang selalumembangkang. Alan memang orang yang paling sulit diaturdalam keluarganya. Karena itu Andi dan Ari tidak pernah mauikut campur dalam setiap masalah Alan. Mereka berpikir akanlebih nyaman jika begitu.

 “Aku tidak mau dijodohkan!” tegas Alan. “Sebelum menikah, kalian akan melangsungkan

pertunangan lebih dahulu,” sahut papanya tidak peduli. Diatidak menggubris keberatan Alan. “Papa sudah membuatkesepakatan dengan keluarganya,” lanjutnya lagi.

 “Sudah kubilang aku tidak mau dijodohkan,” Alanbersikeras. “Aku akan menikah kapan pun aku mau. Akusendiri yang akan memilih calon istriku. Bukan Papa!”

 “Kau tidak punya pilihan. Suka atau tidak kau akanmenuruti perintahku. Kecuali kau mau tidak dianggap sebagaianak. Mengerti kau?”

 Alan memukul meja dengan tangannya. Semua orangyang ada di ruangan terkejut. “Papa tidak bisa memaksakumenikah!” tegasnya.

 “Mama! Alan menggenggam tangan mamanya. Mamatidak akan membiarkan itu terjadi padaku kan?”

 “Maafkan Mama, Alan. Sebenarnya kau bisa mencegahperjodohan ini dengan mencoba untuk serius menjalanikehidupan ini. Mama sering berharap kau akan berubah.Tetapi harapan tinggal harapan. Kau tidak pernah berubah.”

Lidah Alan terasa kelu mendengar ucapan wanita yangmembesarkannya itu. Apa aku telah membuat Mama kecewa,

pikirnya. Alan berdiri dan menatap kedua orang tuanya. “Pokoknya aku tidak mau menikah!” Alan bergegas

pergi meninggalkan rumah.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 180/410

180

 “Alan! Kemari kau!” teriak papanya. Tetapi Alan terussaja berjalan tanpa menoleh.

 “Papa, biarkan dia pergi. Mungkin dia butuh waktuuntuk menerima keputusan Papa,” Andi angkat suara.

***

Mia membuka pintu rumahnya. Dia melihat Alan sedangduduk di kursi teras rumahnya sambil mengisap rokok.Wajahnya benar – benar kusut. Dari penampilannya Mia bisamenebak, kalau Alan habis bertengkar dengan orangtuanya.

 “Sudah berapa lama kau duduk di sini? Kenapa nggakngetuk pintu?” tanya Mia.

 Alan tidak menyahut. Dia hanya diam membisu.Mia duduk di kursi yang terletak disebelah Alan. Dia

melirik Alan yang mengisap rokoknya dalam – dalam. Inipertama kalinya, Mia melihat Alan merokok. Pasti

 pertengkarannya hebat sekali.  “Merokok itu tidak bagus untuk kesehatan. Resikonya

bisa terkena kanker paru – paru, mandul dan jantung,” celutukMia.

 Alan tidak memberikan respons. Dia hanya mematikanrokok lalu membuangnya ke halaman.

 “Kau ingin membicarakannya denganku?” tanya Mia hati – hati.

 Alan tidak menjawab. Dia hanya tertawa kecut.Mukanya masam sekali.

Mia memandangi wajah Alan yang kelihatan gusar.  Ah

dia benar – benar punya masalah rupanya, batin Mia. Tetapiaku tidak bisa berbuat apa – apa. Dia    juga tidak maumemberitahuku . Mereka berdua duduk dalam keheningan.

”Sebenarnya kita ini hidup di jaman apa sih? Katanyasudah memasuki era globalisasi. Tapi kok masih saja adaperjodohan?” celutuk Alan sebal.

Mia menatap Alan heran. Sekarang dia mengerti kenapawajah temannya itu kusut seperti baju yang belum disetrika.

 “Kau dijodohkan ya?” tanya Mia pelan. Alan mengangguk lesu. Wajahnya kelihatan semakin

kusut saja.

 “Kenapa bisa begitu?” “Kau tanya saja pada papaku,” sahut Alan ketus. “Aku turut prihatin,” kata Mia tulus.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 181/410

181

 “Simpan saja rasa prihatinmu itu. Aku tidakmembutuhkannya!”

 “Hei, aku tahu kau kesal. Tapi jangan lampiaskan keaku dong. Aku kan nggak salah apa – apa,” protes Mia.

 “Maaf. Aku tidak bermaksud begitu. Aku benar – benar

kesal.” “Aku bisa mengerti kok,” Mia menghibur Alan. “Kau nggak mungkin mengerti. Kau kan nggak pernah

dijodohkan.”Mia mendadak bungkam. Dia membuang muka. Alan

keheranan melihat sikap Mia. “Kenapa kau jadi diam begitu?” “Nggak kenapa – kenapa,” sahut Mia cepat. “Apa kau

mau dengar saranku?” “Apa itu?” “Berbaik – baiklah dengan papamu. Jangan bertengkar

lagi dengannya. Kau juga harus merubah sifatmu. Siapa tahudia akan berubah pikiran.”

 “Apa itu bisa berhasil?”Mia mengangkat bahunya. “Aku tidak tahu tapi semoga

saja. Kita tidak tahu kalau belum mencobanya kan?” “Yeah, kau benar. Aku akan mencobanya!” tekad Alan.Mia menggenggam tangan Alan. “Aku tidak tahu harus

berbuat apa untuk meringankan bebanmu, Lan. Tapi kalau kaumembutuhkan pertolonganku, aku dengan senang hati akanmemberikannya. Pokoknya kau bisa mengandalkanku.”

 “Yang benar nih?”Mia mengangguk mantap.

 “Jadi, kalau sewaktu – waktu aku butuh, kau akanmembantuku?”

Lagi – lagi Mia mengiyakan. “Aku janji!” Miamengangkat tangan kanannya.

 “Kalau begitu, Miana Hendrawan, suatu hari kau harusmenepati janjimu itu! Suatu saat nanti aku akan menuntut

 janjimu itu,” kata Alan dengan suara dan sorot mata yangtegas.

Mia sampai bergidik melihatnya. Tiba – tiba sebuah

firasat muncul di kepalanya. Dia menatap Alan. Sepertinya janjiku padanya akan membawa kami berdua pada masalah

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 182/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 183/410

183

BAB 10

 Alan berjalan dengan lesu. Dia sebenarnya malas masukkantor tapi apa daya, dia tidak punya pilihan. Dia sudahmemutuskan untuk mencoba saran Mia untuk merubahsikapnya. Siapa tahu dia bisa merubah keputusan papanya.Karena saking asyiknya melamun, Alan tidak mendengarucapan selamat pagi dari bawahannya. Ketika dia tersadar, diamembalas dengan gaya yang kikuk.

 “Selamat pagi, Bos. Anda kedatangan tamu,” Sarahsekretarisnya menyambut dia dengan senyum genit sepertibiasa.

 “Siapa?” “Sebaiknya anda lihat saja sendiri.”

Ketika Alan membuka pintu, dia melihat Hana sudahada di ruangannya dan duduk di kursi tamu. Alan terbelalak.Dia menggosok – gosok matanya. Mimpi apa aku semalam,

 pagi – pagi sudah bertemu dengan nenek sihir ini. . “Halo! Selamat pagi,” Hana menyapanya dengan

senyum menyebalkan seperti biasa. Alan tidak membalas sapaan Hana. “Apa kau tidak punya kegiatan lain, Hana?” Alan

menaruh tasnya di meja. “Daripada mengganggu orang yangmau bekerja, lebih baik kau melakukan sesuatu yangberguna.”

 “Justru saat ini, aku sedang melakukan hal yang sangatberguna untukku,” ujarnya. Dia berjalan mendekati Alan.

 “Katakan padaku, abangku sayang, bagaimana rasanyadijodohkan?” Hana tersenyum licik.

 “Menyenangkan. Sangat menyenangkan. Belum pernahaku sesenang ini,” kata Alan dengan tenang. “Puas?”

 “Nggak!” sahutnya santai. Hana mencondongkanwajahnya. “Aku tidak percaya. Kasihan sekali kau Alan. Adabanyak sekali wanita yang menyukaimu tetapi tidak adasatupun yang bisa kau jadikan istri. Bahkan harus papa yang

mencarikan satu untukmu.” “Tutup mulutmu Hana! Apa kau tidak bisa

membiarkanku tenang barang sedikitpun? Daripada

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 184/410

184

menggangguku lebih baik kau pikirkan cara untukmempertahankan suamimu. Karena kalau melihat sifatmu ini,aku ragu pernikahan kalian akan bertahan lama.”

Hana marah mendengar ucapan Alan. Sebelummeninggalkan ruangan, dia berbalik dan berkata, “Setidaknya

aku menikah dengan pria yang kucintai bukan dijodohkan.” Alan membanting kertas – kertas yang digenggamnya

ke atas meja. Brengsek. Aku benar – benar terjepit sekarang.Nenek sihir itu benar. Begitu banyak wanita yang menyukaiku,tetapi tidak ada satupun yang bisa kujadikan istri. Bahkan akuharus dijodohkan. Apa kata mereka kalau mendengar ini?

***Begitu jam kantor selesai, Alan langsung menuju tempat

parkir. Di sana ia bertemu dengan papanya. Ini untuk pertamakalinya dia bertemu sejak pertengkaran hebat mereka. Alantidak menegur papanya. Dia langsung menuju mobilnya yangdiparkir paling pinggir. Tuan Harsono menghela napas melihattingkah anaknya itu. Dia menghampiri Alan. “Mau sampaikapan kau akan menghindari Papa?”

 “Sampai Papa menarik ucapan Papa tentang perjodohankonyol itu,” cetus Alan terus terang.

Tuan Harsono menatap putranya yang seringmembuatnya pusing. “Papa minta maaf jika perjodohan inimembuatmu kesal. Tetapi, kau yang membuat ini semuaterjadi. Papa benar – benar lelah melihat sepak terjangmuselama ini. Papa selalu menunggu kau akan berubah, namun

itu tidak kunjung terjadi. Kau tetap saja asyik denganduniamu.”

 Alan berdiri termangu. “Hari Sabtu ini ajaklah Mia ke rumah. Sudah lama Papa

dan Mama tidak bertemu dengannya. Kau juga. Pulanglah kerumah,” kata Tuan Harsono sebelum pergi.

 Alan memandangi mobil papanya yang bergerakperlahan meninggalkan tempat parkir. Dia bersandar padamobilnya dan memasukkan kedua tangannya ke dalam sakucelananya. Papa benar. Aku memang selalu menyusahkanmereka dengan perilakuku selama ini. Jadi, wajar saja mereka

menjodohkanku. Mereka melakukannya dengan maksud baik,agar hidupku teratur. Apa aku terima saja perjodohan ini?Mungkin sebaiknya begitu, daripada hubunganku dengan papa

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 185/410

185

dan mama menjadi lebih runyam. Ah, Alan mendesah. Tidakbisa begitu. Aku tidak mungkin menghabiskan sisa hidupkudengan wanita yang tidak kucintai. Mungkin satu – satunyacara adalah dengan memperbaiki hubunganku dengan Papadan Mama. Aku harus bisa mengambil hati mereka dengan

merubah semua sifat burukku dengan demikian, mereka akanmembatalkan perjodohan ini. Yah, hanya itu cara terbaik.

*** “Kau tegang sekali,” cetus Alan. “Tingkahmu seperti

orang yang mau ketemu mertua saja,” ledeknya. “Apa? Ah nggak. Itu cuma perasaanmu saja. Aku nggak

tegang kok,” bantah Mia. “Nanti, pada saat berada di rumah orangtuaku, aku

ingin kau menjaga sikapmu. Jangan tunjukkan sifat ceplasceplosmu. “

Mia menolak dengan tegas, “Aku nggak mau! Di manapun aku berada, aku akan bersikap apa adanya.”

 “Ya sudah kalau tidak mau. Jangan salahkan aku, kalaukeluargaku ketakutan melihatmu.”

 “Kenapa mereka harus takut? Tampangku tidakmenyeramkan kok,” kata Mia polos.

 “Dengan sifatmu itu, siapa sih yang gak ketakutan.Sudah tidak cantik pemarah pula. Sama galaknya dengandoberman.”

Mia menatap Alan dengan raut wajah cemberut. Diamenarik telinga Alan sekuat tenaga.

 “Adauuw! Kau ini! Sakit tahu! Aku kan sedangmenyetir. Kalau terjadi kecelakaan bagaimana?”

Mia tidak menyahut. Dia hanya meleletkan lidahnya. “Nah, lihat. Kita sudah sampai. Cepat kan?”Mia melihat rumah megah bercat serba putih. Rumah

itu memiliki pekarangan yang sangat luas. Pagarnya terbukaotomatis. Alan mengemudikan mobilnya dengan pelan danmemarkirnya tepat di depan garasi. Di pekarangan itu sudahberjejer mobil dari berbagai merek.

 “Banyak sekali mobilnya,” gumamnya kagum. Alan seperti mengetahui apa yang ada di pikiran Mia.

 “Mobil itu bukan punya papaku. Mereka punya abang danadikku. Supaya kau tahu mobil kami cuma tiga. Papa, Mamadan aku punya mobil sendiri – sendiri.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 186/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 187/410

187

Sebelum pulang, Mia dibekali dengan berbagai masakanbuatan mamanya Alan.

 “Ini untuk persediaan makananmu di rumah. Kau kantinggal sendiri. Memang tidak banyak tapi kurasa cukup untukbeberapa hari.”

 “Anda tidak perlu repot – repot. Saya jadi merasa tidakenak,” kata Mia malu – malu.

 “Kau pantas menerimanya karena kau teman Helen.Kami memang belum mengenalmu tapi kami bisa melihat kalaukau gadis yang baik. Kami juga senang kau bisa bertemandengan Alan,” kata Andi.

 “Jangan memuji dia terus,” celutuk Alan. “Bisa – bisakepalanya meledak.”

 “Jangan bicara seperti itu tentang Mia. Dia kantemanmu,” tegur Andi. “Mia, kalau Alan bersikap kurang ajar,

 jangan ragu – ragu untuk memberinya pelajaran. Kau bisa ilmubeladiri kan?”

 “Aku hanya tahu sedikit saja.” “Tidak perlu merendah begitu,” cetus Nyonya Harsono. “Mia, kau pulangnya besok saja,” celutuk Alan.Kontan semuanya keheranan. “Kenapa besok?” tanya

Mia. “Dari tadi kalian ngobrol terus. Apa kalian nggak tahu

sekarang jam berapa? Sudah jam sebelas malam. Kau sendiritadi bilang, besok harus mengajar.”

 “Astaga Mia. Kami tidak tahu. Sebaiknya kau pulang,”

kata Tuan Harsono. “Pak Harun,” Alan memanggil supir keluarga mereka.

 “Tolong kau antarkan Mia sampai ke rumahnya. Kau tungguidia sampai benar – benar masuk rumah.”

 “Baik, Tuan.”Semua orang yang ada di dekat Alan terbengong –

bengong. “Kenapa bukan kau yang mengantarnya pulang?” tanya

 Ari. “Aku ngantuk berat nih, Bang. Tadi dari kantor

menjemput sicerewet ini dulu. Jadi sekarang aku ingin istirahat

dulu. Selamat malam semuanya. Sampai ketemu besok, Mi,”kata Alan lugas.

Mia hanya bisa terpana.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 188/410

188

 “Mia,” Nyonya Harsono memanggilnya lembut. “Kaumau pulang atau menginap saja di sini?”

 “Tidak, terima kasih. Sebaiknya saya pulang. Terimakasih untuk semuanya. Saya mohon diri,” kata Mia dengansopan.

Pasangan Harsono, Andi dan Ari beserta istri merekamelepas kepergian Mia.

*** “Kelihatannya papamu sangat menyayangi Helen,” kata

Mia saat ia sedang berjalan – jalan dengan Alan. “Tentu saja. Siapapun akan menyayangi Helen karena

kebaikan hatinya. Berbeda sekali dengan adik perempuankuyang lain, Hana.”

 “Kau tidak pernah bercerita tentang Hana.” “Aku malas membicarakannya. Mendengar namanya

disebut saja sudah membuatku kesal.”Mia melihat perubahan di wajah Alan. “Ya sudah, kalau

tidak mau. Tetapi bagaimanapun kelakuan Hana, dia tetapadikmu Alan. Kau harus ingat itu.”

 Alan tidak menanggapi. Wajahnya seperti orang yangsedang memikirkan sesuatu. Sebenarnya yang ada dibenaknya saat itu adalah cara untuk membuat agar papanyamau merubah keputusannya agar membatalkanperjodohannya dengan Dewi.

Mia bisa menebak apa yang sedang ada di kepala Alan. “Bagaimana usaha mengambil hati papamu?”

 “Masih jalan di tempat. Papa sepertinya tahu siasatku.Jadi keputusannya menjodohkanku belum berubah.”

 “Terus gimana dong?” Alan mengangkat bahu. “Mana kutahu. Kalau ada cara

lain sudah kucoba dari dulu.”Entah apa yang ada di pikiran Alan saat itu. Dia seperti

mendapat ide cemerlang. “Aku punya ide!”Mia bertepuk tangan. “Hore! Akhirnya Alan punya ide.

Ternyata otakmu bisa jalan juga.” “Jangan meremehkanku. Begini – begini, aku ini

orangnya pintar dan banyak akal loh.”

 “Langsung saja ke pokok permasalahan. Apa idemu?” “Kau pernah bilang akan membantuku jika diperlukan.

Sekarang aku meminta kau menepati janjimu.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 189/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 190/410

190

sungguh. Mia tahu benar kalau Alan sangat menyayanginotebooknya itu. “Oke. Aku percaya padamu. Tapi, awas kalaukau tidak menepati janji. Tidak ada ampun bagimu!” ancamMia.

 Alan tersenyum simpul.

 “Tapi, aku masih bingung. Bagaimana cara meyakinkanpapamu?”

 “Ah, dasar payah. “Begini saja. Kau bilang ke papaku,sejak dijodohkan, aku jadi seperti bukan diriku. Aku jadikehilangan semangat. Atau kau juga bisa bilang, kau itupernah merasakan betapa tidak enaknya perjodohan itu. Bereskan?”

Mia terhenyak. Mukanya memucat. Omongan Alanbarusan sangat mengganggu pikirannya.  Apa dia tahu kalauaku pernah dijodohkan. Tidak. Itu tidak mungkin. Yang tahurahasia itu hanya Helen dan dia sudah berjanji untuk tidakmengatakan pada siapapun.

 “Kenapa diam? Hei, mukamu pucat sekali?” cetus Alanheran. “Kalau kau tidak mau ya sudah. Aku tidak akanmemaksamu,” kata Alan. Dia jadi merasa tidak enak.

 “Tidak apa – apa. Aku akan melakukannya. Aku akanmembujuk papamu.”

 “Kau yakin? Aku nggak memaksa loh.” “Aku akan mencobanya. Tapi aku nggak janji, usahaku

ini akan berhasil atau tidak.” “Yang pentingkan kita sudah mencoba,” Alan tersenyum

lebar.***

Mia memasuki ruangan itu dengan wajah takut – takut.Sebenarnya dia merasa ragu untuk bicara dengan TuanHarsono tetapi apa daya…Alan meminta bantuannya denganwajah memelas. Kalau sudah begitu dia tidak tegamenolaknya. Pertemuan Mia dengan Tuan Harsono juga atasprakarsa Alan.

 “Silakan duduk,” kata Tuan Harsono ramah.Mia mengangguk sopan. Dia duduk di kursi tamu yang

terletak di tengah – tengah ruangan. Ini pertama kalinya Mia

masuk ke ruangan Tuan Harsono. Dia takjub melihat betapaluas dan lengkapnya ruangan itu. Di dalamnya terdapat satuset kursi untuk tamu, kulkas, perangkat audio visual dan

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 191/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 192/410

192

dia akan berontak. Kalau sudah begitu, sia – sia saja, apayang Om lakukan.”

Tuan Harsono manggut – manggut. “Jadi menurutmubagaimana? Apa cara yang paling baik untuk menghentikankebiasaannya itu?”

 “Jujur saja, saya tidak tahu. Tetapi, kalau boleh, sayaingin memberi saran.”

 “Apa itu?” “Kenapa Om tidak mencoba memberikan kesempatan

buat Alan untuk mencari sendiri calon istrinya?” “Om sih mau saja. Tapi…melihat kelakuan Alan saat ini,

Om pesimis dia bisa menikahi salah satu gadis yangdisukainya. Alan itu tidak pernah tahan terhadap satu wanitasaja. Paling lama bertahan juga hanya sebulan atau dua bulan.Setelah itu, dia mulai mencari lagi.”

 “Jadi…menurut Om…” “Satu – satunya cara terbaik adalah dengan

menjodohkannya. Dengan demikian, dia bisa berhentibertualang.”

Sorot mata Mia meredup saat mendengar perkataanTuan Harsono. Dia menghela napas dalam – dalam. Untuksesaat, dia sempat merasa ragu dengan apa yang akandikatakannya. Tetapi dia tidak punya pilihan lain. Hanya inisatu – satunya cara untuk menyadarkannya bahwa dijodohkanitu sangat tidak enak. Mia membulatkan tekad untukmengatakan apa yang ada di dalam pikirannya. “Saya pernah

merasakan tidak enaknya dijodohkan,” kata Mia dengan suaralirih.

Tuan Harsono termangu keheranan. Matanya tidakberkedip saat memandangi Mia.

 Ada senyum getir di wajah Mia. “Walaupun tidak sesuaidengan kata hati, saya tidak punya pilihan. Saya menurutikeinginan orang tua saya karena tidak mau disebut anak yangtidak berbakti. Saya pikir cinta bisa tumbuh seiring denganwaktu. Siapa sangka saya tidak jadi menikah.”

 “Kenapa? Apa yang terjadi?” tanya Tuan Harsonopenasaran.

 “Calon pengantin pria tidak datang. Dia meninggalkansaya di gereja.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 193/410

193

Tuan Harsono terkejut. “Keterlaluan sekali! Apa diabilang alasannya?”

 “Dia hanya mengatakan kalau dia jatuh cinta padaorang lain. Dan gadis yang kejatuhan cintanya itu adalahsahabat saya sendiri.”

Tuan Harsono menatap Mia dengan pandangan penuhkeprihatinan. “Kau pasti sedih sekali.”

 “Awalnya saya memang sedih karena saya mulaimenyukainya. Tapi kemudian saya mulai sadar, lelaki sepertidia tidak pantas mendapatkan air mata saya. Jadi sayaputuskan untuk melupakan kejadian itu dan memulai hidupyang baru.”

Pertama kali bertemu dengan Mia, Tuan Harsono sudahmengaguminya. Dia sangat tertarik dengan wajah, sifat dankepribadian Mia. Hari ini kekagumannya semakin bertambahsetelah melihat ketegaran yang ditunjukkan Mia.

 “Tindakanmu itu benar. Lelaki pengecut itu sama sekalitidak layak ditangisi.”

Mia hanya tersenyum tipis. “Saya tidak maumencampuri masalah Om dengan Alan. Saya melihat diasangat terbebani dengan rencana pernikahannya. SebaiknyaOm memikirkan baik – baik sebelum menyuruh Alanmelangsungkan pernikahan. Om harus memikirkankebahagiaannya. Bagaimanapun juga yang akan menjalanipernikahan itu adalah Alan. Dia yang akan merasakan sukadan dukanya, bukan kita. Kalau dia tidak bahagia, apa yang

akan Om lakukan?”Tuan Harsono tidak menjawab. Dia hanya terdiam.

Dalam hati dia mengakui kebenaran ucapan Mia. Kalau sampai Alan tidak bahagia dengan pernikahannya, aku akan didera perasaan bersalah seumur hidupku. Sebagai orangtuaseharusnya aku mengutamakan kebahagiaan anakku.

 “Mama saya tadinya ingin menjodohkan saya lagi tetapiakhirnya dia menyadari kalau saya memiliki hak sepenuhnyaatas jalan hidup saya,” cetus Mia.

Tuan Harsono manggut – manggut mendengarpenjelasan Mia.

Mia melanjutkan, “Butuh waktu lama untuk mengobatiluka di hati saya. Sampai akhirnya saya sadar, kalau Armantetap menikahi saya maka kehidupan saya akan berantakan.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 194/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 195/410

195

sebaliknya maka saya akan malu sendiri. Apa pun bisa terjadiantara saya dengan Alan.”

Tuan Harsono manggut – manggut. Begitu yah. Apapunbisa terjadi di antara kalian berdua.

 “Baiklah Mia. Aku akan mempertimbangkan

keputusanku.” “Terima kasih banyak, Om. Sekali lagi saya minta maaf

atas sikap lancang saya ini.” “Kau tidak perlu minta maaf. Aku senang bisa bicara

banyak denganmu. Hari ini, aku mendapat pelajaran berhargadarimu. Sudah selayaknya Helen dan Alan bersyukur karenamemiliki teman sepertimu.”

*** Alan mondar – mandir di kamarnya. Papa bilang ingin

bertemu denganku. Ada masalah apa yah? Mia bilang sudahbicara dengan Papa tapi hasil pembicaraan mereka cumamembuahkan pertimbangan saja. 

Jangan – jangan dia mau mempercepat pertunangankudengan Dewi. Menyeramkan sekali . Usaha Mia sia – sia dong .Otak Alan jadi dipenuhi pikiran yang aneh – aneh. Dasarbodoh, kalau begini terus, kau nggak bakalan tahu. Alan  memaki dirinya sendiri . Dia membuka pintu kamarnya lalumenuruni tangga. Dia berjalan menuju ruang kerja papanyayang terletak di depan ruang tamu.

Dia mengetuk pintu yang terbuat dari kayu jati itupelan. Dari dalam terdengar suara papanya yang menyuruh ia

masuk. Alan mengintip dari balik pintu ruang kerja papanya. “Papa ingin bertemu denganku?”

 “Iya duduklah, ada yang ingin Papa katakan.” Alan menuruti keinginan papanya tanpa banyak bicara.

Dia duduk di kursi yang berada di depan meja kerja papanya. “Ini tentang perjodohanmu dengan Dewi.”

 “Oh itu.” Alan menggaruk – garuk kepalanya. Masalahitu lagi. “Ada apa dengan perjodohan kami?”

 “Tidak akan ada perjodohan.”Mulut Alan terbuka karena kaget. Perlahan – lahan

senyum mengembang di wajahnya. “Apa? Papa serius?” mata

 Alan berbinar. “Iya. Tetapi apa yang Papa lakukan tidak gratis. Ada

syaratnya.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 196/410

196

Tanpa berpikir panjang Alan mengiyakan. Sebelum Papaberubah pikiran, pikirnya.  “Apapun syaratnya akan kupenuhi,tapi jangan yang aneh – aneh yah,” Alan terlihat sangatantusias.

 “Kau harus bisa menemukan wanita baik – baik yang

bisa dijadikan istri. Dan yang terutama, seluruh keluarga kitabisa menerimanya.”

 “Apa Papa bersungguh – sungguh?”Tuan Harsono mengangguk.

 Alan tersenyum lebar. Rasa lega menyelimuti dadanyayang selama ini terasa sesak karena masalah perjodohan.

 “Terima kasih, Pa. Aku akan membawa wanita paling baikuntuk dijadikan istri,” Alan sangat bersemangat.

 “Selain itu, kau juga harus mengubah kebiasaanburukmu. Papa tidak perlu menyebutkan satu per satu. Paparasa kau lebih mengetahuinya. Pokoknya ubah semuanyatanpa terkecuali.”

 Alan mengangkat tangan kanannya. “Aku berjanji, Pa. Akan mengubah semua kebiasaan burukku.

 “Ada lagi. Apa kau menyukai Mia?”Senyum yang menghiasi wajah Alan, lenyap seketika.

 Yang ada hanya raut wajah heran. “Kenapa Papa bertanyaseperti itu?”

 “Hanya sekedar ingin tahu saja. Dia gadis yang baik dansopan. Apalagi terhadap orang tua.”

 “Tentu saja aku menyukainya, Pa. Memang sih, dia itu

cerewet, kolot dan pemarah tapi secara keseluruhan, dia gadisyang menyenangkan. Berada bersamanya selalu membuatkunyaman. Dia itu teman yang sangat baik,” Alan menatappapanya dengan pandangan curiga. “Sebenarnya apa maksudPapa menanyakan itu?”

 “Tidak ada apa – apa. Papa kan sudah bilang hanyaingin tahu saja.”

 Alan terlihat tidak puas dengan jawaban papanya itu.Hatinya masih diliputi dengan rasa penasaran. Pasti adamaksud Papa, makanya menanyakan itu.  Alan menatappapanya dengan penuh rasa curiga.

Tuan Harsono mendelik ke arah putranya. “Ngapain lagikau duduk di situ? Sebaiknya kau memulai usahamu untukmencari wanita yang bisa dijadikan istri.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 197/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 198/410

198

BAB 11

Tidak terasa, dua tahun sudah Alan berusaha mencaripendamping hidupnya. Namun, sia – sia saja usahanya.Untungnya, orangtuanya sudah tidak lagi mendesak.

Perubahan sifat Alan, menjadi penyebabnya. Dia sudah tidakpernah lagi bertengkar dengan orangtuanya. Dia juga selalupergi dan pulang tepat waktu. Dia tidak pernah lagi keluyurandan pulang pagi. Bahkan, dia pergi ke rumah Mia kalau adayang penting.

Perubahan sifatnya itu disambut baik orang – orangterdekatnya.

 Alan berbaring di atas tempat tidurnya dengan mataterbuka. Semua sudah kulakukan tetapi tidak ada hasil. Apayang harus kulakukan? Apa aku terima saja dijodohkan denganDewi. Setelah kupikir – pikir dia lumayan juga. Tapi sayang,sifatnya buruk sekali. Kerjanya hanya belanja saja danbergosip.. Kalau menikahinya bisa – bisa uangku habis untukmembiayai kebiasaan buruknya itu.

 Alan bangun dan duduk bersila. Dia menopang dagunyadengan tangan kanannya. Apa aku tanya Mia saja?  Alan melirik

 jam. Sudah jam setengah dua belas. Ini sudah kelewat malam.Kalau aku datang, bukannya disuruh masuk, bisa – bisa diamenyiramku dengan air. Tapi, aku benar – benarmembutuhkan   sarannya sekarang.  Apa kutelepon saja?   Alanmenimbang – nimbang.

 Alan termangu di atas tempat tidurnya. Entah apa yangmenggerakkannya. Dia mengambil album foto yang tersusunrapi bersama dengan buku – bukunya. Dia membuka halamandemi halaman.

 Album itu berisikan fotonya bersama dengan Mia. Alanmengelus foto Mia yang sedang bergaya di depan istanaboneka di Dufan. Kau cantik sekali, Mia bisiknya lirih. Akubenar – benar membutuhkan saranmu saat ini. Seandainyasaja kau ada di sampingku.

Wajah Alan yang tadinya lesu berubah cerah. Diamenjentikkan jarinya. Alan sekarang tahu apa yang harus

dilakukan untuk membawanya keluar dari situasinya saat ini.***

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 199/410

199

Sekolah Mia sedang libur. Karena itu Alan mengambilcuti selama satu hari untuk menemani Mia ke puncak. Di sana,

 Alan berniat untuk mengatakan sesuatu yang sudah adadipikirannya selama dua minggu ini.

 “Kita mau ke mana?” Mia melirik Alan yang sedang

menyetir. “Kita ke Cibodas. Selama di Jakarta, kau belum pernah

ke sana kan?”Mia menggeleng.

 “Nah, kita sudah sampai. Tapi untuk sampai ke dalam,kita harus jalan sedikit.”

Mereka menyusuri jalan menanjak dengan penuhsemangat. Sesekali Mia berhenti untuk menghirup udaradalam – dalam. Dia sangat menikmat suara – suara yangterdengar dari balik pepohonan yang berada di kiri kananCibodas.

 Alan dan Mia duduk di atas rerumputan sambilmenikmati makanan dan minuman ringan yang mereka bawadari Jakarta.

 Alan melirik Mia yang sedang mengunyah coklatCadburynya.  Aku rasa ini saat yang tepat untukmengatakannya . Alan menarik napas.

 “Mi, tujuanku ke sini, selain mengajakmu jalan – jalan, juga karena ingin membicarakan sesuatu.”

Mia terlalu menikmati suasana di sekitarnya sehinggadia tidak terlalu serius menanggapi ucapan Alan. “Memangnya

kau mau bicara apa,” cetusnya santai. “Mia, aku tahu kau sudah menolongku dengan

membujuk Papa agar mempertimbangkan keputusannya untukmenjodohkanku dengan Dewi dan aku sangat berterima kasihuntuk itu. Yang ingin kutanyakan sekarang, apa kau bisamenolongku sekali lagi?”

Mulut Mia mendadak berhenti mengunyah. Dia menataptajam temannya itu. Aku paling ngeri kalau dia meminta tolong

 padaku. Bukannya aku tidak mau menolongnya, tetapi permintaannya itu loh. Pasti selalu yang susah – susah.  “Alan,aku sudah sangat bersyukur, keluargamu tidak membenciku

karena berani ikut campur mengenai masalahmu. Jadi, akutidak mau mengambil resiko lagi. Maaf, kali ini aku tidak bisamenolongmu,” tolak Mia halus.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 200/410

200

 Alan tidak menghiraukan penolakan Mia. “Mi, kauadalah satu – satunya wanita yang bisa kujadikan sahabat.Sebagai sahabat sudah sepatutnya kita tolong menolong.Kumohon Mia. Aku berjanji, ini yang terakhir. Selanjutnya akutidak akan menyusahkanmu lagi,” kata Alan bersungguh –

sungguh. Supaya lebih meyakinkan, Alan memasang tampangmemelas.

Mia jadi tidak tega melihatnya. Walaupun hatinya terasaberat, Mia merasa harus membantu temannya itu. Diamenggigit bibirnya sebelum berkata, “Baiklah, aku akanmenolongmu semampuku. Katakan saja, apa yang haruskulakukan.”

 “Apa kau mau menyelamatkanku dari perjodohan ini,Mia?”

Mia tertegun mendengar permintaan Alan. Matanyamengisyaratkan kebingungan. “Menyelamatkanmu dariperjodohan?” cetusnya heran. “Aku tidak mengerti,” katanyaterus terang.

 “Maksudku, hanya kau yang bisa membantuku lepasdari perjodohan ini,” tegas Alan.

 “Aku?” Mia menunjuk dirinya dengan tangannya. “Dengan cara apa?” tanyanya heran.

 Alan termangu ragu – ragu. “Dengan menikahiku.”Mendadak Mia tertawa geli. “Alan, bercandanya jangan

kelewatan ah,” cetusnya sambil terkikik. Dia mengibas –ngibaskan tangannya.

 “Aku tidak bercanda, Miana,” cetusnya kalem.Mia terhenyak. Dia paling ngeri kalau Alan

memanggilnya Miana. Itu berarti dia serius. “Apa kau sudahgila?” semburnya dengan suara ekstra keras. “Tidak! Aku tidakmau!” tolaknya mentah – mentah.

 Alan mengusap keringat di keningnya dengansaputangan. Untung aku membawanya ke sini. Jadi dia bisaberteriak sepuasnya.

 “Ayolah Mi. Hanya kau yang paling cocok untukkujadikan istri. Keluargaku kecuali Hana menyukaimu. Kitaberteman akrab. Jadi apa lagi yang ditunggu?”

 “Tapi kita tidak saling mencintai, Lan. Kita ini temanbukan sepasang kekasih. Apa kau mau menghabiskan sisahidupmu dengan wanita yang tidak kau cintai?”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 201/410

201

 “Aku tidak keberatan,” sahutnya santai. Alanmenampakkan wajah tenang padahal hatinya bergejolak.  Akutidak keberatan Mia karena aku sangat mencintaimu, kata Alandalam hati. Seandainya saja, kau menerima cintaku waktu itu,maka aku akan menjadi pria paling bahagia di dunia ini. Aku

 juga tidak akan disusahkan masalah perjodohan konyol ini.Mia terlihat uring – uringan. Dia benar – benar

meradang mendengar permintaan Alan. “Kita menikah untuk sementara waktu saja. Setelah itu

kita bisa berpisah dengan alasan tidak ada kecocokan lagi.Beres kan.”

Mia melotot. “Kau bicara seolah – olah pernikahan ituseperti permainan. Pernikahan adalah suatu yang sakral, Lan.Setiap orang di dunia menginginkan pernikahan yang dibangunatas dasar cinta dan kita tidak memiliki itu, Lan.”

 “Memangnya aku dan Dewi saling mencintai?Kuberitahu ya, Dewi sama sekali tidak mencintaiku. Dia itusama sepertiku. Selalu bergonta ganti pasangan. Hanya didepan orangtua saja dia bersikap manis. Tapi di belakang? Dialiar seperti banteng. Dia menganggapku tidak lebih dari sebuahpiala yang harus dimenangkan. Dia akan berusahamendapatkanku dengan cara apapun termasuk menikahiku!”

Sekarang aku tanya padamu, apa aku harusmenghabiskan sisa hidupku dengan wanita seperti itu?” tanya

 Alan emosi. Wajahnya merah padam. Urat di lehernyamenonjol.

Mia bungkam. Dia tidak berani menjawab. Ini pertamakalinya dia melihat Alan mengamuk. Dia menundukkanwajahnya.

 “Aku tahu kalau aku ini bukan pria yang baik. Seorangplayboy, sering bertengkar dengan orangtua dan sukamembuat onar. Tapi aku tidak bodoh, Mi. Aku tahu wanitaseperti apa yang cocok menjadi pasangan hidupku. Bagaimanaaku bisa merubah kebiasaan burukku kalau aku menikahdengan wanita seperti Dewi?”

Mia tidak menjawab. Mulutnya terkunci rapat. Diameremas – remas tangannya. Dia selalu begitu kalau sedang

memikirkan sesuatu. “Kau tenang saja, Mi. Kalau kita menikah nanti, kita

tidak tidur dalam satu kamar. Kau dan aku akan punya kamar

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 202/410

202

sendiri – sendiri. Dengan begitu, kita bisa menjaga privasimasing – masing walaupun tinggal dalam satu atap.”

Mia mendelik. “Apa katamu? Kalau kita jadi menikah,kita akan tidur terpisah?”

 “Kau mau tidur denganku? Nggak papa sih. Aku nggak

keberatan,” goda Alan.Mia menggeleng kuat – kuat. “Aku nggak mau tidur

denganmu!” katanya dengan nada sewot. “Kalau begitu, kenapa protes kita tidur terpisah?” tanya

 Alan sebal. “Alan, apa kau sadar, rencanamu ini sama saja dengan

membohongi orangtuamu?” Alan membuang muka. “Hanya itu satu – satunya cara.”Mia tidak tahu harus berkata apa. Dia seperti

mengalami dilema. Disatu sisi, dia ingin menolong Alan. Tetapidisisi lain jika dia memenuhi permintaan Alan untuk menikahmaka dia akan merasa sangat berdosa. Itu sama sajamembohongi orangtua kami masing – masing.

Dari bahasa tubuh Mia, Alan bisa menangkapkegelisahan hatinya. Dia menghela napas. Matanyamenerawang. Kalau sudah begini, aku jadi merasa tidak enak.

 Aku sudah banyak menyusahkan dia. Kalau aku memaksanyauntuk menikah denganku, aku akan menyusahkannya seumurhidupnya. Kalau itu   terjadi, sahabat  macam apa aku ini ? Alanmelirik Mia yang masih diam membisu. Kegundahan terpancar

 jelas di wajah Mia. Melihat rupa temannya, Alan jadi merasa

tidak enak. Teman macam apa aku? Bisa – bisanya akumembawa temanku sendiri jatuh bersamaku ke dalam lubang

 penuh masalah. “Lupakan saja kata – kataku barusan. Anggap aku tidak

pernah mengatakannya.” “Aku akan mempertimbangkannya,” kata Mia

mengejutkan Alan. “Kau tidak perlu melakukannya. Aku tidak mau kau

merasa terpaksa. Aku akan mencoba cara lain.” “Aku bilang, aku akan mempertimbangkannya!” kata

Mia ngotot.

 “Kenapa kau berubah pikiran? Apa kau merasa punyakewajiban untuk menolongku? Kalau begitu adanya, maaf saja,aku tidak bisa menerimanya.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 203/410

203

 “Jangan jual - jual mahal, Lan. Akui saja kalau kausenang mendengarnya.”

 “Bagaimana aku bisa senang kalau kau tidak tulus?Ekspresimu itu mengisyaratkan kau seperti dipaksa. Dan akupaling tidak suka orang yang melakukan segala sesuatu

dengan terpaksa.” “Aku hanya bilang akan mempertimbangkan bukannya

mengiyakan. Jadi jangan berteriak padaku!” balas Mia tak maukalah.

Mia dan Alan bagaikan menjalani perang urat syarat.Keduanya tidak ada yang mau mengalah. Masing – masingberusaha mempertahankan pendirian.

Mereka juga melemparkan tatapan tajam satu samalain. Bahkan, tidak jarang terdengar suara teriakan yangmengundang perhatian orang yang berada disekitar mereka.

Situasi itu baru berakhir setelah mereka sama – samakelelahan. Keduanya terlentang di atas rumput.

 “Ini pertama kalinya kita bertengkar hebat,” kata Alan. “Ya, kau benar.” “Tidak kusangka, bertengkar denganmu itu akan sangat

melelahkan.” “Memangnya kau saja yang lelah? Aku juga capek,

tahu.” “Apa yang akan kita lakukan untuk mengatasi ini, Mi?”

tanya Alan lirih. “Berikan aku waktu. Aku akan mempertimbangkan

permintaanmu itu. Dan ingat, aku melakukannya bukan karenaterpaksa.”

 “Terserah kau saja.”***

Mia tidak bisa konsentrasi mengajar. Tawaran Alan agarmau menikah dengannya sangat mengganggu pikirannya. Diaterhanyut dalam lamunannya. Dia sibuk menimbang –nimbang tawaran Alan. Dia tidak menyadari suasana kelasyang diajarnya mulai ramai seperti pasar.

Mia baru tersadar dari lamunannya saat gumpalankertas mendarat dengan manis di keningnya. Seluruh penghuni

kelas itu mendadak diam. Wajah mereka diliputi kecemasan,kalau – kalau Mia bakal mengamuk. Namun, reaksi Mia justrudi luar dugaan.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 204/410

204

 “Oh, kalian sudah selesai mengerjakan soal yang Ibuberikan rupanya. Zita!” Mia memanggil muridnya yang dudukdi deret paling kanan. “Kau yang pertama. Maju dan tulis dipapan tulis. Setelah itu, kau Roy,” kata Mia menyebut namamuridnya yang duduk di sebelah Zita.

Tanpa banyak bicara, Zita menuruti perintah gurunyaitu. Alih – alih memperhatikan pekerjaan muridnya, dia malahkembali tenggelam dalam lamunan.

Tingkah Mia itu tidak luput dari perhatian murid –muridnya. Mereka mulai berbisik – bisik.

Di sekolah tempatnya mengajar, Mia merupakan salahsatu guru yang diidolakan. Wajahnya yang menarik ditambahsifatnya yang baik hati dan ramah membuat dia sangatdisukai murid – murid dari berbagai kelas. Memang, adabeberapa murid yang sering menggodanya, tapi Mia selaluberhasil mengatasinya.

 “Ibu sedang jatuh cinta yah?” celutuk salah satumuridnya iseng.

Mia tersadar dari lamunannya. “Apa? Tidak, Ibu tidaksedang jatuh cinta,” bantahnya. “Jangan sok tahu kalian.”

Murid – muridnya tergelak. “Habis dari tadi Ibumelamun terus.”

Mia tersipu malu karena tertangkap basah oleh murid –muridnya. “Ibu sedang punya masalah. Makanya Ibumelamun.”

 “Apa ada hubungannya dengan pria yang sering

mengantar Ibu?” goda Andrew, salah satu muridnya yangpaling kritis. “Dia pacar Ibu yah?”

Wajah Mia memerah. Dengan tegas ia membantah. “Diabukan pacar Ibu. Dia hanya teman.”

 “Teman tapi mesra,” sahut murid – muridnyaberbarengan. Suasana kelas menjadi riuh. Zita dan Roy yangsudah menunaikan tugas mereka ikut tergelak senang karenamereka berhasil menggoda Mia.

Mia berusaha menenangkan kelas. “Sudah hentikan.Jangan goda Ibu lagi. Kalau kalian tidak menghentikannya, Ibuakan memberikan tugas yang banyak sampai – sampai kalian

membutuhkan waktu lebih dari satu bulan untukmenyelesaikannya,” ancam Mia.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 205/410

205

Suasana kelas yang tadinya seperti taman burung diTaman Mini Indonesia Indah mendadak sepi seperti kuburan.Mia tersenyum puas, taktiknya berhasil. “Sekarang kitalanjutkan pelajaran.”

***

 Alan memarkir mobilnya tepat di depan pintu gerbangsekolah tempat Mia mengajar. Sepi sekali. Kenapa Mia memilihbicara di tempat seperti ini ? Alan berjalan masuk ke dalamsekolah. Dia sempat bertanya kepada petugas kebersihan, dimana Mia berada.

Ternyata Mia masih berada di ruangan guru. Dia sedangmengoreksi pekerjaan rumah murid – muridnya. Diamendongak, ketika Alan memanggilnya.

 “Ini sudah jam enam. Kau tidak takut berada di sinisendirian?”

 “Apa yang ditakutkan?” sahut Mia enteng. Alan mendelik sebal. “Cepetan. Aku sudah lapar nih.

Kalau mau bicara, kita cari tempat lain saja. Jangan di sini.” “Kenapa? Takut yah?” “Aku bukannya takut tapi pas masuk ke sini, aku

melihat masih ada murid – murid di lapangan. Bagaimanakalau mereka mendengarkan pembicaraan kita?”

 “Biarkan saja,” sahut Mia cuek. “Selama kita tidakberbuat jahat, kau tidak perlu mencemaskan apapun.”

 Alan menyerah. Dia terlalu lelah untuk berdebat denganMia.

 “Aku sudah memikirkan matang – matangpermintaanmu itu,” cetus Mia. Namun, matanya tidak lepasdari pekerjaannya.

 “Apa keputusanmu?” Alan bertanya dengan hatiberdebar – debar.

 “Aku bersedia menikah denganmu.” Alan hampir meloncat kegirangan. “Tetapi ada

syaratnya,” kata Mia, membuat binar di mata Alan meredup. “Selama masih dalam batas kewajaran, aku akan

memenuhinya.” “Pertama, kau dan aku tidur di kamar yang terpisah.

Kedua, tidak boleh ada kontak fisik. Kau mengerti kanmaksudnya?” tanya Mia.

 Alan mengangguk.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 206/410

206

 “Ketiga, kita saling berganti – gantian melakukanpekerjaan rumah mulai dari memasak, membersihkan rumah,belanja, menyetrika dan mencuci pakaian. Khusus untukpakaian dalam, kita mencucinya sendiri – sendiri,” tutur Mia.

 “Keempat!” lanjutnya lagi. “Walaupun kita menikah

karena kesepakatan, kita tetap harus saling menghormatiperasaan. Kau atau aku bisa berdekatan dengan teman lawan

 jenis, tetapi tidak boleh dibawa ke rumah. Kelima, kalau salahsatu di antara kita terlibat masalah, maka kita harus salingmenolong. Keenam, kita harus tetap saling memperhatikankarena bagaimanapun juga kita adalah sahabat. Tetapi kitatetap saling menghormati privasi masing – masing. Terakhir ,tetapi ini yang terpenting loh, kita tidak boleh saling jatuh cintasatu sama lain. Kalau salah satu melanggarnya, maka diaharus keluar dari rumah ini dan tidak ada jalan lain kecualibercerai.”

 Alan manggut – manggut mendengar syarat nomor satusampai dengan enam. Tapi tidak nomor tujuh. Dia terhenyakketika mendengar persyaratan yang paling akhir.  Aku tidakbisa menerimanya. Kalau sampai dia tahu, aku sudahmencintainya sejak lama, bisa – bisa pernikahan kami hanyaseumur jagung. Aku harus mencari akal.

Mia menoleh ke Alan yang sedang berpikir keras. “Bagaimana? Kau setuju atau tidak?”

 “Aku bisa menerima syarat nomor satu sampai enamtetapi tidak nomor tujuh.”

 “Kenapa?” “Karena persyaratan itu terlalu mengada – ada. Kita

berdua tidak mungkin saling jatuh cinta. Kau bukan tipeku danaku juga bukan tipemu. Jadi kupikir persyaratan itu tidakterlalu penting.”

 “Jadi…” “Kau harus mencoret syarat nomor tujuh.” “Aku akan mencoretnya tetapi persyaratan itu tetap

berlaku namun secara lisan.” “Setuju.”Mereka menandatangani kertas yang berisi berbagai

persyaratan. “Ini punyamu,” Mia menyodorkan selembar kertasberisi persyaratan yang sudah mereka tandatangani.”

 “Kau saja yang menyimpannya.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 207/410

207

 “Apa kau yakin.” “Iya,” sahut Alan sekenanya. Sebenarnya dia tidak

peduli, mau diapakan Mia kertas itu. Dia justru senang kalaukertas itu tidak ada. “Sekarang, kita akan memberitahuorangtua kita masing – masing.”

 “Tunggu sebentar,” kata Mia. “Apa lagi?” Alan keheranan. “Sepertinya aku lupa menaruh syarat lain di surat

perjanjian ini?” kata Mia sambil berusaha mengingat – ingatapa yang tertinggal.

 “Syarat apa?” “Itu dia aku tidak tahu. Aku benar – benar lupa. Apa

yah?” “Ah, sudah lupakanlah. Seingatku persyaratannya sudah

lengkap kok,” kata Alan sekenanya.Mia melihat surat perjanjian yang sudah

ditandatanganinya bersama dengan Alan. Tetapi, tetap saja diatidak bisa mengingat apa yang tertinggal.  Ah,  peduli amat.Mungkin ini hanya perasaanku saja kalau ada yang kelupaan .Mia tersenyum tipis. “Kau benar. Persyaratannya sudahlengkap. Ayo, kita temui orangtuamu,” ajak Mia.

 “Mia…” “Ada apa lagi?” “Selain untuk menolongku, apakah kau punya alasan

lain bersedia menikah denganku?” “Kau tanya kenapa? Huh…bukannya kau sendiri yang

memintaku untuk menolongmu? Aku bersedia melakukannya,kau malah bertanya kenapa.”

Mia sempat terdiam sejenak. “Jujur saja, akumelakukannya bukan hanya untukmu, tetapi juga untukku.Kenapa bisa begitu? Aku belum bisa menjawabnya. Untuk saatini, aku tidak punya jawaban yang tepat. Mungkin suatu harinanti, aku baru bisa menjawabnya. Apa kau puas sekarang?”

 Alan manggut – manggut pertanda mengerti. “Baiklah. Aku tidak akan bertanya lagi. Ayo, kita pergi.”

Kedua orang itu berjalan beriringan melintasi lorongsekolah menuju tempat parkir. Keduanya diam membisu.

Namun, hati mereka bergemuruh mengingat peristiwa yangsedang menunggu mereka.

BAB 11

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 208/410

208

Mia dan Alan diliputi perasaan cemas yang amat sangat.Bagaimana tidak? Mereka sudah memberitahukan rencanapernikahan mereka pada orangtua Alan dan reaksi merekasangat mengkhawatirkan. Mereka menatap Alan dan Mia

dengan tidak berkedip sedikit pun. Alan sampai berpikir untukmemanggil dokter. Jangan – jangan mereka terkena strokebisiknya ke Mia dan untuk celutukannya itu dia mendapatcubitan di pinggang dari calon istrinya.

Tuan Harsono seperti bisa membaca apa yang adadalam pikiran Mia dan Alan. “Kami baik – baik saja,” cetusnya.

 “Hanya saja, kabar yang kalian bawa ini kelewat mendadakdan cepat. Rasanya masih segar dalam ingatanku, beberapabulan yang lalu, kalian mengaku tidak memiliki perasaanapapun terhadap satu sama lain.”

 “Kalian tidak sedang berencana menipu kami kan?”tanya Nyonya Harsono dengan nada curiga. “Karena yangMama tahu, kalian ini sahabat. Jangan – jangan, waktu kaumenginap di rumahnya kalian berbuat sesuatu dan kaumenikahinya karena tanggung jawab.”

 “Ya ampun, Ma. Darimana Mama mendapat pikiranseperti itu? Aku menikah dengan Mia karena dari sekianbanyak wanita yang kukenal, dialah yang terbaik. Aku merasanyaman berada di dekatnya. Dia sangat mengerti diriku, Ma.Kalau ada gadis yang ingin kuajak untuk menghabiskan sisahidupku bersama – sama, maka gadis itu adalah Mia,” tegas

 Alan sungguh – sungguh.Mia melirik Alan heran. Kenapa dia mendadak jadi pintar

bicara?  Sementara itu, pasangan suami istri Harsono tertegunmendengar ucapan Alan barusan. Hati mereka tersentuh akankeseriusan Alan.

 “Mungkin Mama dan Papa berpikir ini terlalu cepat. Tapicinta bisa datang kapan saja, di mana saja dan dengan siapasaja. Dan itu sudah terjadi pada kami. Jadi kumohon agarkalian mau merestui kami,” lanjut Alan lagi. Wajahnya terlihatsangat serius dan penuh kesungguhan. Mau tidak mau, keduaorangtuanya menjadi terpengaruh.

Tuan Harsono menatap Mia yang duduk di samping Alan. “Mia, kami ingin bicara dengan putra kami.Kau boleh

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 209/410

209

pulang sekarang. Om janji akan memberitahukan hasil daripembicaraan ini secepatnya. ”

Walaupun bingung, Mia menuruti permintaan TuanHarsono. Dia mengangguk – angguk. “Baik, Om,” dia beranjakdari kursinya dan meninggalkan Alan bersama dengan

orangtuanya.Tuan Harsono memandang anak laki – lakinya yang

paling muda itu. Dalam hati dia mengakui, Alan sebenarnyaanak yang baik dan pintar. Tetapi kepintarannya itu tertutupioleh sifat playboynya dan tingkahnya yang kerap membuatonar.

Namun, sejak kehadiran Mia, walaupun tidak drastis,sifat Alan mulai berubah. Dia lebih banyak menghabiskanwaktu bersama dengan Mia.

 “Mia itu gadis yang baik,” cetus Tuan Harsono pelan. “Saat mengetahui kau bersahabat dengannya, terus terangsaja, Papa sangat terkejut. Papa tidak pernah melihat kauberteman dengan seorang wanita. Semua wanita yang Papalihat bersama denganmu adalah kekasihmu.”

 Alan hanya bisa terdiam mendengar penjelasanPapanya. Dalam hati dia merasa sangat malu setiap mengingatkebiasaan buruknya itu.

Papanya melanjutkan, “Dari yang Papa lihat, kelihatansekali dia sangat memahami perilakumu yang aneh itu.Sebenarnya kau tidak pantas untuknya mengingat dia terlalubaik. Tapi mungkin saja dengan menikahinya, sifatmu bisa

berubah.” “Papa ini sebenarnya mau menasehatiku atau

mengejekku? Dari tadi terus – terusan mengatakan hal jelektentangku saja,” protes Alan.

 “Kau ini! Selalu saja memotong pembicaraan orangtua!” sembur Tuan Harsono.

Nyali Alan jadi ciut. Sabar, Lan. Selangkah lagi, kau bisamendapatkan wanita yang kau cintai. Jadi jangan membuatnyamarah. Bisa – bisa  kau  batal menikah . “Kenapa sih Mama danPapa menyukai Mia?”

 “Karena dia tahu bagaimana bersikap baik di depan

orangtua, sementara kau tidak! Dari dulu tahunya membuatorangtua kesal. Kami jadi cepat tua begini gara – gara ulahmuyang selalu membangkang!” mamanya ikut angkat suara.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 210/410

210

 “Pembicaraan kita sampai di sini,” Tuan Harsono bangkitdari kursinya.

 Alan menatap orangtuanya tidak mengerti. “Tapi,Pa…Kalian belum bicara dengan Mia.”

 “Kami akan bicara dengannya, tapi tidak di sini. Kami

tidak mau kau mendengarkannya.” “Kenapa nggak sekarang saja? Mumpung dia ada di

sini.” “Kalau Papa bilang besok, ya besok!” Alan tersenyum kecut. Dengan hati gondok setengah

mati, dia menuruti keinginan papanya. Apa boleh buat, untuksaat ini aku tidak bisa berbuat apa – apa. Sebaiknya

 pengorbananku ini ada hasilnya, gumam Alan dalam hati.***

 Alan menunggu Mia di depan gerbang sekolah. Diamenunggu di dalam mobil sambil mendengarkan ipod.Matanya lirik sana sini mencari sosok Mia di antara orang –orang yang keluar dari sekolah. Begitu jam kantor usai, Alanlangsung memacu mobilnya ke sekolah Mia.

Dia menyalakan mesin mobil setelah melihat sosok Mia. “Sudah lama nunggu yah?” “Kau tidak lihat aku mulai brewokan?” sahut Alan

seenaknya.Mia hanya mencibir. Dia masuk ke dalam mobil.

 “Tumben menjemputku. Ada apa?” “Papaku ingin bertemu denganmu.”

 “Kau datang ke sini hanya untuk memberitahu itu.Kenapa nggak lewat sms aja sih?”

 “Apa aku tidak boleh menemui calon istriku.” “Jangan panggil aku seperti itu ah. Kita kan belum

mendapat restu. Lagipula aku risih mendengarnya.” Alan tersenyum geli melihat Mia yang mendadak salah

tingkah. “Kapan papamu ingin bertemu denganku?” Mia bicara

tanpa menoleh. Dia sibuk memasang sabuk pengaman. “Besok di kantornya jam tiga sore. Apa kau bisa?” “Kurasa aku bisa. Sebelum jam tiga, aku sudah selesai

mengajar.”***

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 211/410

211

Keesokan harinya, sepulang dari sekolah, Mia mampirke kantor papanya Alan. Sepanjang perjalanan, Mia tidak henti

 – hentinya menebak apa kira – kira yang akan dikatakan TuanHarsono.

 “Selamat sore, Om,” Mia menyapa papanya Alan

dengan ramah.Tuan Harsono tersenyum cerah. Dia menghampiri calon

menantunya itu. Dia menggenggam tangan Mia. “Ah, rupanyakau sudah datang. Bagaimana kabarmu?”

 “Sangat baik,” Mia tersenyum. “Duduklah. Kau mau minum sesuatu? Bagaimana

dengan air jeruk? Alan bilang kau suka sekali dengan minumanitu,” Tuan Harsono duduk di depannya.

 “Terima kasih. Alan bilang Om ingin bertemu dengansaya?” kata – kata itu meluncur deras dari mulut Mia tanpabisa ditahan.

 “Aku ingin membicarakan rencana pernikahan kalian.”Jantung Mia berdetak dengan keras. Dia mulai dihantui

pikiran yang tidak – tidak. Jangan - jangan, dia sudah tahukesepakatan yang kami buat.

”Sudah berapa lama kau mengenal putraku?” “Satu tahun lebih. Kenapa Om menanyakan itu?“ Mia

malah balik bertanya. “Apa menurutmu satu tahun sudah cukup untuk

mengenalnya?”Mia mengangguk. “Mungkin Om berpikir itu belum

terlalu lama. Tapi percayalah Om. Kami sudah salingmemahami satu sama lain,” tegas Mia. Dia berusahamenunjukkan kalau dia sudah siap untuk menikah dengan

 Alan.Tuan Harsono manggut – manggut pertanda mengerti.

 “Om paham itu,” katanya. “Tetapi sebelum Om memberikan jawaban, Om ingin bercerita sedikit tentang Alan. TuanHarsono diam sejenak. Dia menatap langit – langit kantornya.

 Anak itu dari dulu selalu mengejutkan. Kami sebagai orangtuamengharapkan agar anak – anak kami bekerja di perusahaanyang sudah dibangun keluargaku sejak dulu. Karena itu aku

meminta anak – anakku untuk mengambil jurusan yangsesuai. Semua menuruti keinginan kami kecuali Alan. Dianekad mengambil jurusan arsitektur. Kami sangat marah

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 212/410

212

dibuatnya. Kami meminta dia membatalkan niatnya, tetapi diamenolak.”

Mia mendengarkan ucapan demi ucapan yang keluardari mulut Tuan Harsono dengan penuh perhatian.

 “Kami lalu mengancam tidak akan membiayai kuliahnya.

Tetapi Alan tetap bersikeras. Terpaksa kami menyetoptunjangan finansial untuknya. Tapi rupanya, Alan tidakmenyerah begitu saja. Alih – alih memohon agar kami kembalimembiayai hidupnya, dia malah mencari pekerjaan agar diabisa kuliah. Putri kami, Helen diam – diam ikut membantukuliahnya.”

 “Tapi yang saya lihat, sekarang dia tinggal bersama Omdan Tante. Dia juga bekerja di kantor ini. Bagaimanasejarahnya?”

 “Itu karena mamanya. Karena terlalu mengkhawatirkankeadaan Alan, istriku sakit jantung. Walaupun Alan sukamembangkang, rasa sayangnya terhadap mamanya ternyata

 jauh lebih besar. Dia menuruti permintaan mamanya tinggal dirumah dan bekerja di sini. Pertimbangan lainnya, mungkin diatidak mau bersusah payah mencari pekerjaan. Terlebih lagi disaat – saat sulit seperti ini.”

 “Apa yang terjadi setelah dia kembali ke rumah?” “Kami jadi sering bertengkar. Kalau sudah begitu, dia

sering meninggalkan rumah. Tapi paling lama, hanya sampaiempat hari. Yang menjadi pertimbangan dia pulang ke rumahadalah mamanya. Dia khawatir penyakit mamanya kambuh

karena ulahnya.”Mia manggut – manggut mendengar penjelasan

panjang lebar dari Tuan Harsono. Selama ini, Alan tidakpernah menceritakan pengalaman hidupnya yang satu ini. Mia

 juga tidak pernah menanyakannya. “Ada kebiasaan Alan yang membuat kami khawatir.

Kegemarannya pada kehidupan malam sangat mencemaskankami.”

 “Kehidupan malam?” “Apa Alan tidak pernah cerita sebelumnya?” “Tidak.”

 “Alan itu gemar sekali ke diskotik. Rata – rata temanwanitanya dia kenal di tempat itu.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 213/410

213

 “Saya ingat sekarang. Dia pernah mengajak saya kediskotik tapi saya menolaknya. Saya tidak suka tempat sepertiitu. Saya bukannya anti, hanya saja saya tidak tahan dengansuasana hingar bingar. Tapi saya benar – benar tidak tahukalau dia sering menghabiskan waktu di diskotik. Saya tidak

tahu apa ini akan membuat hati Om lebih baik, tetapi setiappulang kantor, Alan selalu menyempatkan diri mengunjungisaya.”

 “Benarkah?” “Iya. Biasanya kami ngobrol atau pergi jalan – jalan.” “Wah, tidak kusangka. Dia benar – benar berubah sejak

bertemu denganmu. Itu suatu kemajuan,” Tuan Harsonomenarik napas lega. “Kalau sudah begitu, tidak ada alasanbagiku untuk tidak menghalangi pernikahan kalian. Kau adalahcalon yang terbaik untuk menjadi istri Alan.”

Mia tersipu malu. “Ah, Om bisa saja.” “Om rasa, Alan sudah menemukan wanita yang tepat

untuk dijadikan pendamping hidupnya.” Tuan Harsonotersenyum arif. “Kalian mendapatkan restu kami.”

Mia tersenyum cerah. “Benarkah?” tanyanya denganraut wajah tidak percaya.

Tuan Harsono mengangguk tanpa ada keraguan. “Tapisebelumnya, aku ingin bertanya. Apa Alan sudah tahuperistiwa yang menimpamu setahun silam?”

Mia terhenyak. Jantungnya berdetak dengan sangatcepat.  Astaga, tidak kusangka dia akan menanyakan ini. Aku

benar – benar lupa kalau dia tahu masa laluku. Ya Tuhan, jawaban apa yang harus kuberikan kepadanya? Kebohonganatau kejujuran.

 “Aku menunggu jawabanmu Mia,” cetus Tuan Harsono. “Saya belum memberitahukannya,” jawab Mia jujur.

 “Dan saya juga tidak berencana untuk memberitahunya,” tegasMia.

Tuan Harsono keheranan. “Peristiwa itu sudah saya kubur dalam – dalam. Saya

tidak mau mengingatnya lagi. Kalau saya melakukan itu, samasaja saya membuka luka lama,” kata Mia lirih.

Tuan Harsono jadi salah tingkah. Dia merasa tidak enakkarena telah membangkitkan kenangan Mia yang menyakitkan.

 “Maaf, Om tidak bermaksud…”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 214/410

214

 “Tidak apa – apa kok Om,” potong Mia. “Baiklah. Terserah padamu, apakah akan mengatakan

kepada Alan atau tidak. Tetapi, saran Om, kau dan Alan harus jujur satu sama lain. Kau mengerti kan?”

Mia mengangguk. “Baik Om.”

 “Om harap kalian berdua bahagia sampai selamanya.” “Terima kasih, Om,” ucap Mia tulus.

***Setelah pamitan dengan calon mertuanya, Mia langsung

bergegas keluar dari ruangan itu. Dia berjalan tergesa – gesake arah lift. Wajahnya terlihat tegang. Ketika Mia keluar darilift, ternyata Alan sudah menunggu di lobby dengan raut wajahcemas.

 “Bagaimana? Papaku bilang apa?” dia memberondongMia dengan berbagai pertanyaan.

 “Dia merestui kita,” kata Mia singkat. “Cihui,” Alan menjerit kesenangan. Tapi tidak demikian

Mia. Ekspresinya justru datar saja. Jauh di dalam lubukhatinya ada rasa penyesalan.

 “Bisa – bisanya kau senang setelah apa yang kitalakukan terhadap orangtuamu. Aku jadi merasa tidak enak.Papamu percaya kalau kita saling mencintai.”

 “Kita memang saling mencintai tetapi sebagai sahabat,”cetus Alan santai.

 “Dasar manusia tidak berperasaan! Bisa – bisanya kaubersikap santai. Apa kau sudah lupa kalau kita belum

memberitahu orangtuaku?” kata Mia ketus. Dia benar – benarsebal sekali melihat tingkah Alan. Sampai – sampai dia inginsekali menjewer telinganya.

 “Lan,” Mia memegang tangan pria itu. “Kalauorangtuaku tidak merestui maka tidak akan ada pernikahan.Kau harus tahu itu.”

 “Tenang saja. Kalau mereka tidak merestui, aku akanmeminta bantuan Mama dan Papa untuk meyakinkanorangtuamu.”

 “Lan, ini tidak hanya menyangkut orangtuaku tetapi juga abang – abangku!”

 “Terus, memangnya kenapa? Sudahlah, Mia. Kau tidakperlu khawatir. Aku pasti bisa meyakinkan mereka.”

 “Kau?” Mia terperangah.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 215/410

215

 “Ya! Kita akan menemui mereka bersama – sama. Akuakan memesan tiket dan kita akan berangkat secepatnya.”

***Begitu Alan mendapatkan tiket ke Medan, Mia segera

meminta cuti dari sekolahnya selama seminggu. Dia dan Alan

akan meminta doa restu dari orangtuanya. Sebelum berangkat,Mia menelepon orangtuanya dan memberitahukan mengenairencana dan maksud kedatangan mereka.

Seperti yang Mia duga, kedua orangtuanya terkejutmendengar rencananya untuk menikah. Mereka menanyakanmacam – macam. Mulai dari siapa pria yang akan menikahdengannya, pekerjaan, usia, paras dan masih banyak lagi. Miasampai kelelahan karena menjelaskan sedetail mungkintentang kehidupan dan kepribadian Alan.

Untuk menenangkan orangtuanya, Mia memberitahukanperihal kedatangannya dengan Alan. Dan orangtuanyalangsung menyatakan persetujuan. Rupanya penjelasan Miasaja tidak cukup. Mereka ingin bertemu Alan secara langsung.

Selama dalam penerbangannya, Mia mengira – ngirabagaimana reaksi orangtua dan abang – abangnya setelahbertemu dengan Alan.  Apa mereka akan menyukainya atau

 justru sebaliknya? Semoga saja si genit ini tidak bertingkahsebagaimana biasanya. Karena yang kuingat dia kadang tidaktahu bagaimana harus bersikap di hadapan orangtua.

Begitu menginjakkan kaki di bandara Polonia, Miatersenyum bahagia.  Akhirnya aku kembali juga ke tanah

kelahiranku. Aku sangat mencintai kota ini. “Kau sudah memberitahu orangtuamu kalau kita mau

datang?” celutuk Alan. “Ini kesekian kalinya kau bertanya tentang itu. Aku

sudah memberitahukan mereka, kalau kita akan datang.Tetapi, aku tidak memberitahu tanggal keberangkatan kitakarena aku ingin memberi kejutan.”

Mia memanggil taksi dan menawarnya. Di Medan, taksitidak menggunakan argo sebagaimana di Jakarta, calonpenumpang harus menawar terlebih dahulu. Taksi yang Miadan Alan tumpangi berhenti tepat di depan rumah. Mia

membuka pintu gerbang dengan pelan. Mia memasukihalaman rumahnya dengan jantung berdebar – debar. Dia

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 216/410

216

tersenyum cerah saat melihat Papa dan mamanya yangsedang duduk di teras.

 “Papa! Mama!” Mia berteriak sekencang – kencangnya. Alan yang berjalan di sampingnya sampai mendelik kaget.

Orangtuanya menoleh kaget. Namun, tidak berapa

lama wajah mereka dihiasi senyum kebahagiaan melihatkedatangan putri mereka. Setahun sudah mereka tidakbertemu.

 “Miana, kau sudah pulang, Nak?” Tuan Hendrawanbergantian dengan istrinya merangkul putrinya itu.

 “Mama, Papa aku sangat rindu pada kalian,” Mia terisak. “Kami juga Nak.”Dari dalam rumah, Hendra dan Robert tergopoh –

gopoh menyambut adik yang sangat mereka sayangi itu.Mereka bertiga sama – sama menjerit kegirangan. Merekamelepas kangen tidak hanya dengan memeluk Mia, tapi jugamencubit pipinya sampai merah.

 “Kami tidak hanya rindu padamu, tetapi juga samapipimu,” ujar Hendra dengan cueknya.

Mia merajuk manja. Sementara itu, Alan merasatersisihkan oleh keluarga yang saling melepas rindu itu.

 “Selamat sore, saya Alan, calon suami Mia,” Alanberinisiatif memperkenalkan dirinya sendiri.

 “Astaga. Aku lupa kalau aku datang bersamanya. Maaf,Lan.”

 “Jadi ini calon suamimu,” cetus pasangan Hendrawan

berbarengan. Mereka mengamati Alan dari atas sampai kebawah.

Sikap Hendra dan Robert lain lagi. Mereka mengamatiwajah Alan dengan pandangan sedingin es.

 Alan jadi merasa risih. Dia seolah – olah sedangditelanjangi. Tapi dia berusaha bersikap tenang seperti tidakterjadi apa – apa.

 “Berapa lama pun kalian mengamati Alan, wajahnyatidak akan berubah. Jadi berhentilah memandanginya,” pintaMia serius.

Tuan Hendrawan tersenyum ramah. “Maaf kami

memandangimu seperti itu. Kami hanya ingin melihat dengan jelas wajah pria yang ingin menikahi putri kami.”

 “Tidak apa – apa kok, Om,” sahut Alan sopan.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 217/410

217

 “Kau jangan salah sangka. Kami bukannya tidakmenyukaimu. Hanya saja, kami ingin melihat sejelas – jelasnyapria yang sudah menaklukkan hati adik kami ini,” tukasHendra.

 “Itu benar. Kami terkejut dengan rencana kalian ini.

Kami tidak menyangka, setelah setahun lebih berada diJakarta, adik kami pulang dengan membawa calon suami.Padahal masih belum terlalu lama sejak kejadian…”

 “Bang!” teriakan Mia menghentikan celotehan Robert.Robert seperti tersadar. Dia sempat menoleh heran ke

arah Mia. Yang dilihat hanya menggeleng – gelengkan kepala.Robert bisa menangkap dengan jelas kalau itu adalah isyaratsupaya dia tidak mengatakan apa pun.

 Alan termangu heran melihat adegan di depannya.Kenapa mereka jadi kaku begini? Apakah ada yang merekarahasiakan? Apakah rahasia itu menyangkut masa lalu Mia?

 “Sebaiknya kita masuk saja. Rasanya janggal kalaumengobrol di luar,” Tuan Hendrawan mencoba mencairkansuasana.

 “Eh…iya. Kita masuk saja,” Mia salah tingkah. “Ayo masuk,” Nyonya Hendrawan menarik tangan Alan

ke dalam rumah.Mia menghampiri kedua abangnya. “Kenapa sih kalian

memandanginya seperti itu? Apa kalian tahu, kalau tingkahkalian itu bisa membuatnya takut?”

 “Kami tidak bermaksud menakutinya. Kami hanya ingin

menguji mentalnya,” kata Robert. “Terus, apa yang kalian dapatkan dari mengamatinya?” “Sepertinya dia tipe pria yang tidak bisa digertak,” cetus

Hendra. “Mia, apa kau belum memberitahu dia tentang kejadian

satu setengah tahun yang lalu?” tanya Hendra. “Belum. Lagipula aku tidak berniat memberitahunya.” “Ini sekedar saran saja. Kami rasa kau harus

memberitahunya,” celutuk Robert.Mia menatap tajam kedua abangnya. “Aku bilang, aku

tidak berniat memberitahunya. Itu bukan masalah penting. Itu

bagian dari masa lalu dan aku paling tidak suka membukalembaran masa lalu,” tegasnya.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 218/410

218

 “Terserah kau saja,” tukas Hendra. “Maksud kamimemberi saran seperti itu, supaya peristiwa itu tidak menjadimomok buat kalian berdua.”

Mia tersenyum tipis. “Abang tidak perlu khawatir. Apayang kalian takutkan tidak akan pernah terjadi. Alan itu sangat

pengertian. Dia tidak akan peduli dengan masa laluku karenadia menerimaku apa adanya.”

 “Dari bicaramu, sepertinya dia pria yang lumayan,”tukas Robert dengan disertai anggukan Hendra.

 “Itu belum seberapa. Abang akan mengetahui lebihbanyak tentang dia selama dia menginap di sini.”

*** Acara makan malam berlangsung menyenangkan. Di

luar dugaan Mia, Alan bisa mengambil hati keluarganyadengan sikapnya. Mia sampai terheran – heran melihatnya.

Seusai makan malam, Mia memutuskan untuk langsungtidur. Dia merasa kelelahan. Alan sempat mengajaknyangobrol, tapi Mia sama sekali tidak tertarik. Dia ngeloyormasuk ke kamarnya.

Di kamar yang lain, pasangan suami istri Hendrawansedang mengobrol. Nyonya Hendrawan mengungkapkan isihatinya tentang rencana pernikahan Mia dengan Alan.

 “Bagaimana ini, Pa? Apa kita harus merestuinya? Kitabaru bertemu dengan pria itu hari ini. Kita belum mengenal diadengan baik. Lagipula Mia tidak pernah bercerita kalau iasudah mempunyai kekasih. Nggak ada angin nggak ada hujan,

tiba – tiba saja menelepon memberitahukan kalau ia inginmenikah. Ini benar – benar sulit dipercaya,” NyonyaHendrawan mengutarakan kekhawatirannya.

 “Sepertinya dia anak yang baik.” “Ya, Mama tahu itu. Tapi, aku merasa ada yang aneh.

Dari pengamatanku, kelakuan mereka tidak mencerminkansepasang kekasih. Sikap mereka seperti pria dan wanita yangsedang bersahabat.”

 “Jadi kau lebih suka melihat mereka mesra – mesraan?” “Bukan begitu, Pa. Masalahnya….bagaimana cara

mengatakannya yah….,” Nyonya Hendrawan kebingungan.

 “Sudahlah, Ma. Biarkan saja begitu. Apa yang terlihatdari luar itu tidak penting. Yang terutama adalah perasaan.Kalau mereka saling mencintai itu sudah cukup. Mia sudah

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 219/410

219

memilih Alan sebagai pendampingnya, dan kita sebagaiorangtua harus mendukung keputusannya selama itumembuatnya bahagia,” ujar Tuan Hendrawan panjang lebar.

 “Tapi Pa…” “Ma, bukannya ini yang kau inginkan? Melihat Mia

menikah?” “Iya sih. Jadi, bagaimana? Apa Papa merestuinya?”Tuan Hendrawan mengangguk.Nyonya Hendrawan menggaruk – garuk pipinya. Hatinya

diliputi keraguan. Dia menatap suaminya yang bersikap tenangmenanggapi rencana pernikahan anaknya. Yah, apa bolehbuat. Kelihatannya Papa sama sekali tidak keberatan denganrencana Mia. “Baiklah. Kalau Papa setuju, Mama juga setuju,”kata istrinya dengan suara mantap.

 “Tidak bisa begitu dong, Ma. Mama harus memutuskansendiri. Jangan terpengaruh Papa. Begini saja, Alan dan Miamasih akan tinggal beberapa hari, kau cobalah untukmendekatkan diri dengan Alan. Mungkin dari situ, kau bisamenilainya keseluruhan.”

 “Benar juga yah,” istrinya manggut – manggut. NyonyaHendrawan mendengarkan nasihat dari suaminya dengansungguh – sungguh. Aku akan mencoba mengenal Alan lebihdekat, tekadnya.

Sementara itu, Alan mondar – mandir di dalam kamartamu yang ditempatinya. Dia tidak bisa tidur. Dia sudahmencoba berbagai cara mulai dari menghitung domba,

melamun, dan membaca, tapi tetap saja matanya tidak mauterpejam.

 Alan menghempaskan tubuhnya ke atas pembaringan.Dia memejamkan matanya dan berusaha sekuat tenaga untuktidur. Namun, usahanya itu tidak kunjung membawa hasil.Dalam satu menit, sudah enam kali Alan merubah posisitidurnya. Walhasil, sampai jam satu lewat dia tidak kunjungtidur.

 Alan membuka pintu kamarnya. Dia tidak bisa melihatkarena rumah itu dalam keadaan gelap. Semua lampu yangada di dalam rumah dipadamkan.

 Alan melihat setiap pintu kamar. Ketika dia menemukanpintu bertuliskan nama Mia’s Room, dia mengetuknya. Diamemanggil Mia dengan suara berbisik.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 220/410

220

Senyenyak apapun Mia tidur, kalau ada orang yangmemanggil namanya, maka dia akan langsung bangun.Sepertinya ada yang memanggilku . Mia mencoba menajamkanpendengarannya. Dia mendengar suara ketukan halus.

Dengan enggan dia bangkit dari tempat tidur. Dia

menyeret kakinya dan membuka pintu. “Kau rupanya. Adaapa? Apa kau tidak tahu jam berapa sekarang? Menggangguorang saja,” Mia menggosok – gosok matanya dan sesekalimenguap lebar – lebar.

 “Aku tidak bisa tidur,” Alan membela diri. “Kenapa? Setahuku kau itu gampang sekali tidur. Kalau

ada lomba siapa paling cepat tidur, aku yakin kau akan jadipemenang pertama. Atau… jangan – jangan…kau takut yah?”

 “Jangan sembarangan bicara. Aku ini punya kebiasaansulit tidur saat baru pertama kali tidur di rumah orang.”

Mia mencibir. “Pembohong,” umpatnya. Alan mendorong Mia. “Minggir. Aku mau lihat

kamarmu.” “Jangan, Lan. Kalau keluargaku tahu, bagaimana. Nanti

mereka mengira kita berbuat yang aneh – aneh,” kata Miadengan nada khawatir.

 “Kita tidak akan ketahuan kalau kau berhenti mengoceh.Lagipula, memangnya keluargamu tidak bisa lihat kalau kitaberpakaian lengkap?”

Mia pasang tampang cemberut. Dasar keras kepala.Kalau sampai kita batal menikah gara – gara ulahmu, aku tidak

mau tahu. Dengan gaya yang terkesan malas – malasan, Miamembuka pintu kamarnya.

 “Jadi ini kamar Mia yang terkenal itu?” Alan memandangkesekeliling ruangan yang berukuran tiga kali empat meter itu.

 Alan melihat – lihat isi kamar Mia. Kamar Mia cukupbesar tapi penuh sesak dengan berbagai furnitur mulai darilemari pakaian, lemari buku, meja rias, meja belajar danranjang berukuran kecil. Cukup untuk ditempati satu orangsaja.

 Alan mendekati rak buku Mia yang berukuran besar.Tingginya sampai mencapai langit – langit kamar. Rak itu

dipenuhi berbagai macam buku bacaan. Ada novel – novelkarangan Sidney Sheldon, Danielle Steel, Mary Higgins Clark

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 221/410

221

dan juga novel kontroversial Da Vinci Code karangan DanBrown bahkan komik – komik dari negeri Sakura.

 “Wow,” seru Alan takjub. “Kau suka sekali membacarupanya.”

 “Membaca itu bukan sekedar hobby buatku tetapi suatu

keharusan,” sahut Mia bangga. “Apa kau akan membawa buku – bukumu ini ke

Jakarta?” “Tentu saja tidak. Aku hanya membawa beberapa saja.

Paling cuma karya favoritku saja. Aku akan membiarkan buku – buku ini. Toh aku sudah meminta mama untuk menjaganya.”

Pandangan Alan terhenti pada boneka Donald bebekyang berderet rapi di atas lemari. “Kau suka Donald bebek?”tanya Alan heran.

Mia mengangguk. “Apa kau tidak malu, diusia segini masih suka boneka?

 Apalagi aku lihat di rak bukumu juga ada komik. Itu kanbacaan untuk anak kecil.”

 “Kenapa harus malu? Tidak melanggar hukum kan? Akumenyukai Donald karena dia sangat lucu. Dan aku suka komikkarena sangat menghiburku. Komik bisa membantukumenghilangkan stres. Lagipula tidak ada larangan tertulis yangmenyatakan orang dewasa tidak boleh baca komik.”

Mia melirik Alan yang manggut – manggut. “Aku barutahu kalau komik bisa membantu menghilangkan stres,”cetusnya. “Selama ini aku menghilangkan stres dengan pergi

ke diskotik kalau nggak menghadiri pesta yang diadakanteman semalam suntuk,” lanjutnya lagi.

Mia tidak menanggapi. Dia melirik jam berbentukDonald yang tergantung di dinding kamarnya. Sudah jamsetengah dua pagi.

 “Lan, sebaiknya kau kembali ke kamarmu. Aku mautidur nih.”

 “Mi, nggak usah tidur deh. Kita ngobrol aja,” bujuk Alan. “Masalahnya aku ngantuk berat. Lagipula aku tidak mau

orangtuaku melihat kau ada di sini. Jadi, aku minta kaukembali ke kamarmu,” tegas Mia dengan wajah serius.

 Alan menuruti perintah Mia sambil menggerutu. Diakembali ke kamarnya dengan tampang sebal. Sebelum kekamarnya, dia pergi ke dapur untuk mengambil minuman.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 222/410

222

Hampir saja dia menjerit ketika Robert tiba – tiba sudah berdiridi depannya. Robert menatapnya dengan pandangan tajam.

 “Kenapa belum tidur?” tanya Robert curiga. “Aku sudah tidur dari tadi. Aku ke dapur karena haus,”

dusta Alan.

Robert manggut – manggut. “Oh, ya sudah. Aku jugahaus.”

 “Kalau begitu, aku kembali ke kamarku dulu,” cetus Alan. Begitu sampai di kamarnya, dia menarik napas lega.Hampir saja ketahuan.

*** Alan benar – benar menikmati kunjungannya di Medan.

Dia mengunjungi Istana Maimun, Kesawan Square dan tempat – tempat wisata lainnya yang ada di kota Medan. Mia dengansenang hati menjadi pemandu Alan selama berada di Medan.

 Alan juga sempat mencicipi kue yang menjadi ciri khaskota Medan, bika Ambon. Dia mengajukan pertanyaan samayang sudah dilontarkan ribuan kali oleh orang yang pernahmencicipi kue itu.

 “Kenapa dinamakan bika Ambon?” tanya Alan. “Mana aku tahu,” sahut Mia mengangkat bahu. “Kau kan orang Medan, masa tidak tahu?” Alan

bersikeras. “Aku memang tidak tahu. Nggak pernah keluar di

ujian,” kata Mia sekenanya. Alan menggigit kue itu. “Benar – benar enak dan

empuk,” dia mengacungkan ibu jarinya.Mia tersenyum geli. “Jangan makan banyak – banyak.

Lihat badanmu, baru beberapa hari di sini sudah sepertikarung beras,” ejek Mia.

 Alan mendelik sebal tapi dia tidak membantah.Beberapa hari ini Alan memang banyak makan. Terlebih lagipada saat mengunjungi Kesawan Square. Dia memesanbanyak makanan dan menghabiskannya. Mia sampai geleng –geleng kepala melihatnya. Walhasil, sesampainya di rumah,

 Alan mengeluh karena sakit perut. “Aku memang tambah gemuk tetapi aku tetap tampan

kan?” “Tampan kepalamu. Gemuk atau kurus tetap sama saja.

Kau tidak ada menarik – menariknya sama sekali. Aku heran

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 223/410

223

bisa – bisanya banyak wanita kepincut denganmu. Apa merekatidak bisa….aduh!” Mia meringis kesakitan. Alan baru sajamenjitak kepalanya. Mia hendak membalasnya tapi Alankeburu lari. Mau tidak mau Mia terpaksa mengejarnya.

Dari dalam rumah, Nyonya Hendrawan mengamati Mia

dan Alan yang sedang kejar - kejaran. Dia tersenyum melihattingkah sepasang anak muda itu.

 “Pa,” Nyonya Hendrawan memasuki ruang kerjasuaminya.

Tuan Hendrawan mendongak. “Ada apa?” “Aku sudah memutuskan. Aku merestui Mia dan Alan.

 Aku tidak perlu mendekati dia untuk mengenalnya. Melihatputriku senang saat bersama dengannya, sudah cukupbuatku,” tegas Nyonya Hendrawan sungguh – sungguh.

Malam harinya, seusai makan malam, seluruh anggotakeluarga Hendrawan dan Alan berkumpul di ruang keluarga.

 “Kalian boleh lega sekarang,” ujar Tuan Hendrawan.Mia dan Alan menatap tidak mengerti. “Apa maksud

Papa?” tanya Mia tidak mengerti. “Kami merestui kalian berdua,” sahut papanya lagi. “Apa?” seru Hendra dan Robert berbarengan.

 “Perasaan, kami belum bilang persetujuan deh,” bisik Hendraketelinga papanya.

Tuan Hendrawan menunjukkan tatapan tajam. Hendradan Robert bisa menangkap maksud dari pandangan papanya.Itu tandanya beliau enggan ucapannya dibantah.

 “Terserah kalian sajalah,” cetus Hendra dan Robert. Alan tersenyum lebar dan tidak henti – hentinya

mengucapkan terima kasih. Sebaliknya dengan Mia. Diamemang tersenyum, tetapi hati kecilnya seperti berteriakmenuduhnya penipu. Jauh di dalam hatinya, Mia merasabersalah karena telah berdusta terhadap orangtuanya. Kini,keluarganya dan Alan, percaya kalau mereka berdua salingmencintai.

Maafkan aku Mama, Papa, Bang Robert dan BangHendra. Maafkan aku Om Harsono, Tante, Helen, Andi, Ari dan

 juga Hana. Walaupun sikapnya terhadapku sama sekali tidak

ada ramah – ramahnya. Semoga Tuhan mengampuniku.***

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 224/410

224

Keesokan harinya, Mia dan Alan terbang kembali keJakarta. Selama dalam penerbangan, Alan terus tersenyumpuas. Mia sampai sebal melihatnya.

 “Apa kau tidak merasa bersalah sedikit pun atas apayang kita lakukan terhadap keluarga kita masing – masing?”

 “Kenapa harus merasa bersalah?” Alan bertanya balikdengan cueknya.

Mia dongkol sekali melihatnya. Ingin rasanya diamenarik telinga Alan dan menyeretnya sepanjang lorongpesawat. “Kau benar – benar tidak punya hati nurani,” kataMia ketus.

 Alan tidak menyahut. Dia tenggelam dalam pikirannyasendiri. Tetapi dia sempat mendengar ucapan yang keluar darimulut Mia. Terserah kau mau bilang apa Mia, aku tidak akanambil pusing. Seandainya saja kau tahu kalau   aku benar –  benar serius menikahimu karena aku mencintaimu. Alan melirikMia yang mulai terlelap. Sebentar lagi kau akan menjadimilikku. Cepat atau lambat, aku akan membuatmu jatuh cinta

 padaku.***

Mia sedang menyiapkan bahan – bahan untuk mengajarketika pintu rumahnya diketuk. Mia membuka dan dia merasasurprise melihat orang yang mengetuk pintunya. TernyataHelen!

 “Helen, kau sudah pulang!” Mia menjerit kesenangan.Helen main lempar saja tas yang dibawanya. Dia dan

Mia meloncat – loncat kegirangan seperti anak kecil. Lalu,mereka pun melepas rindu dengan cara berpelukan erat.

 “Tugasku sudah selesai di Tokyo. Kebetulan sekali masatugasku selesai di saat aku mendengar kabar kalau kau dan

 Alan akan menikah,” kata Helen. Ia menghempaskanpantatnya di atas sofa kesayangannya itu. “Ah, aku rindusekali dengan sofaku ini,” celutuknya.

 “Rupanya kabar cepat sekali menyebar,” gumam Miamanggut – manggut. “Siapa yang memberitahumu?”

 “Calon mempelai pria sendiri.” “Dasar si mulut ember,” kata Mia sewot. “Jangan –

 jangan, dia sudah berkoar ke mana – mana!”Helen hanya tersenyum tipis melihat kekesalan yang

tampak di wajah Mia.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 225/410

225

 “Aku sudah menduga hal ini akan terjadi cepat ataulambat,” ujarnya.

 “Apa?” “Aku sudah menduga kalau kalian bakalan saling jatuh

cinta,” cetusnya santai.

Mia terperangah. Wajahnya mendadak muram. MaafHelen, kali ini kau salah tentang perasaanku, kata Mia dalamhati.

 “Ketika aku melihat kalian bertengkar, aku berpikir pastikalian akan saling jatuh cinta. Karena antara benci dan cintaitu, jaraknya tipis sekali,” tandasnya penuh keyakinan.

Dia menggenggam kedua tangan calon adik iparnya itu. “Terlepas dari itu semua, sejujurnya aku sangat senang kalianmenikah. Adikku akan menikah dengan sahabat baikku.Bukankah itu sangat menyenangkan?” cetusnya bangga.

 “He….eh,” sahut Mia salah tingkah. Dia benar – benartidak tahu harus berkata apa. Helen sempat heran melihatreaksi sahabatnya itu. Mia yang cepat tanggap atas keherananHelen, dengan tenang merubah alur pembicaraan.

 “Ah, sudahlah. Lupakan sejenak tentang aku dan Alan.Bagaimana kabarmu?” wajah Mia yang tadinya gugup dengancepat berubah menjadi ceria.

 “Aku baik – baik saja. Jepang sangat menakjubkan.Negara yang hebat dalam ilmu pengetahuan dan teknologitetapi hal yang paling mengesankan adalah rakyatnya tidakmelupakan kebudayaan dan tradisi. Aku benar – benar salut

pada mereka,” tutur Helen. Wajahnya dipenuhi rasakekaguman saat menceritakan pengalamannya selama beradadi negeri Sakura itu.

 “Aku sebenarnya tinggal di Tokyo. Tetapi, aku sering juga ke kota – kota lain, seperti Sapporo, Osaka, Kobe dan Yokohama. Biasalah, tugas kantor. Pokoknya aku sangatmenikmati, saat tinggal di Jepang,” tandas Helen.

 “Apa kau bawa oleh – oleh untukku?” tanya Mia.Maksud Mia sebenar nya hanya bercanda, namun ternyataHelen benar – benar membawakan ia buah tangan dariJepang.

Helen memberikannya kotak kecil yang sangat indah.Mia sampai terkagum – kagum melihatnya.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 226/410

226

 “Kau tidak perlu heran melihatnya. Orang Jepangmemang senang melihat keindahan. Sampai – sampai kotakuntuk membungkus oleh – oleh pun dibuat sangat bagus. Kitayang membelinya jadi tidak tega membuangnya.

 “Apa isinya?”

 “Kau buka saja dulu,” cetus Helen berahasia. “Wah,” cetus Mia penuh kekaguman. Dia mengambil

benda yang berada di dalam kotak itu dan menimangnya. “Inibagus sekali.” Kotak kecil itu berisi patung wanita Jepangmemakai kimono putih dengan corak warna warni, yangterbuat dari kayu.”

 “Terima kasih banyak, Helen,” kata Mia tulus. “Eh, tunggu dulu. Masih ada lagi.” Helen menyodorkan

sepasang sumpit berwarna biru tua dan kotak bertutupkanplastik yang berisi bingkai foto. Dia juga memberi Mia, tigabuah kaus putih bergambar bunga sakura.

 “Ini terlalu banyak, Len,” cetus Mia tidak enak. “Kau pantas menerimanya, karena kau telah menjaga

rumah ini dengan baik,” sahut Helen sambil mengedipkanmata.

Mia tidak henti – hentinya mengucapkan terima kasihsampai – sampai Helen harus menyetopnya.

 “Ahhh,” Helen meregangkan tangan dan kakinya. “Akulelah sekali. Badanku rasanya lengket. Aku mau mandi dulu.Tadi sebelum ke sini, aku ke rumah orangtuaku dulu untukmenyapa mereka dan mengantarkan oleh – oleh. Kau tidak

marah kan, aku ke sana dulu?” “Kenapa aku harus marah? Mereka kan orangtuamu,

wajar dong kalau kau ketemu dengan mereka dulu. Aku justruakan sangat marah kalau kau langsung kemari,” tegas Mia.

 “Ngomong – ngomong, hampir saja lupa. Apa kau sudah tahukalau Alan sedang ke Surabaya?”

 “Aku tahu. Mama yang memberitahuku.” “Dia bilang, akan pulang dalam dua hari ini.”Helen hanya manggut – manggut. Tapi dalam hati, dia

tidak sabar untuk bertemu dengan adik laki – lakinya itu. Alanberutang banyak penjelasan padaku. Dia harus

memberitahuku bagaimana perihal terjadinya pernikahan diadengan Mia. Aku tidak mungkin bertanya pada Mia karena akumungkin tidak akan mendapatkan jawaban yang kuinginkan.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 227/410

227

*** Alan sedang mengutak – atik laptopnya ketika pintu

kantornya terbuka lebar. Dia hendak mengamuk karenapintunya dibuka tanpa diketuk lebih dahulu. Tapi diamengurungkan niatnya ketika melihat Helen berdiri di sana.

 “Kakak!” serunya. Dia menghambur ke pelukan Kakakyang disayanginya itu.

 “Kau benar – benar jahat, Lan. Begitu pulang dariSurabaya, bukannya menemuiku!” protes Helen sambil pura –pura memasang tampang sebal.

 “Maafkan aku, Kak. Aku tidak bisa langsungmenemuimu karena ada banyak sekali pekerjaan yang haruskuselesaikan. Aku juga belum menemui Mia. Oh ya, aku jugatidak sempat membeli oleh - oleh. Aku sama sekali tidakpunya waktu.”

 “Kau kan bisa suruh orang untuk membelinya.” “Waktu itu, aku sama sekali tidak kepikiran. Ngomong –

ngomong tentang oleh – oleh, bukannya kau yang seharusnyamembawakan untukku? Mana oleh – oleh untukku?” tuntut

 Alan. “Ini,” Helen menyodorkan kotak coklat persegi panjang. “Apa ini?” “Itu makanan asli dari Jepang,” tukas Helen pendek. “Makanan apa?” Alan menggoyang – goyang kotak itu. “Dodol rumput laut.” “Makanan apaan tuh?” tanya Alan heran.

 “Kau cicipi saja dulu.”Tanpa banyak tanya lagi, Alan membuka kotak itu. Di

dalam kotak itu terdapat enam dodol yang dibungkus rapidengan kotak berukuran seperti kartu domino. “Kotaknyabagus,” celutuknya.

Kemudian, dia menggigit dodol yang berwarna hijau itusedikit demi sedikit. “Makanan apa ini? Rasanya aneh,”gumamnya.

 “Enak begitu kok malah dibilang aneh?” kata Helen. “Kau bilang begitu karena kau lumayan lama di Jepang

tetapi aku? Ini pertama kalinya aku makan dodol yang terbuat

dari rumput laut,” cetus Alan. “Ini,” dia menyodorkan makananitu ke Helen. “Kau berikan saja pada orang lain.”

 “Kau tidak mau lagi?”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 228/410

228

 Alan menggeleng. “Tapi, terima kasih atas oleh –olehnya. Kuhargai niat baikmu.”

Helen mencibir. “Ini,” dia melemparkan kotak kecil lain. Alan membukanya. Di dalam kotak itu terdapat satu

lusin saputangan bergambar bunga sakura dalam berbagai

warna. “Terima kasih banyak,” kata Alan pendek. “Sama – sama. Tapi Lan, kau tahu kan kalau

kedatanganku ke sini bukan hanya untuk mengantarkan oleh –oleh?” tanya Helen sembari mencondongkan badannya kedekat Alan.

 “Kakak ingin tahu awal mula aku berencana menikahiMia?”

 “Tepat sekali!” “Kenapa tidak menanyakannya pada Mia?” “Karena aku hanya ingin mendengarnya dari mulutmu,”

tegas Helen. “Karena aku bisa merasakan ada yang kalianberdua sembunyikan.”

 Alan sama sekali tidak bereaksi mendengar ucapankakaknya barusan. Sikapnya tetap tenang. Dia melirik jamtangannya. Sudah jam dua belas siang.”

 “Kita bicarakan sambil makan siang.”***

 Alan dan Helen sedang menikmati makan siang dikantin yang ada di gedung itu. Mereka memilih meja yangterletak di pojok kantin itu. Mereka hanya memesan dua porsi

nasi goreng seafood dan dua gelas air jeruk. “Langsung saja ke pokok permasalahan. Sampai

sekarang aku tidak bisa lepas dari rasa terkejutku mendengarkau akan menikah dengan Mia. Aku bahkan tidak menyangka,kau akan memilih dia sebagai istrimu mengingat dia samasekali bukan tipikal cewek idamanmu. Bahkan dia sangatberbeda dengan gadis – gadis yang kau kencani,” Helenmemaparkan dengan jelas, sampai Alan tidak beranimemotongnya.

 “Aku menunggu penjelasanmu, Lan” tuntut Helen. “Mia dan aku sepakat menikah untuk membantuku

lepas dari perjodohan dengan Dewi,” tandas Alan tanpa basabasi.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 229/410

229

Helen nyaris tersedak nasi goreng. Matanya melotot. “Apa katamu barusan? Apa kau sedang bercanda?” tanyaHelen dengan mata menyipit.

 “Tidak, Kak.”Helen terlonjak dari kursinya. “Apa kalian sudah gila?”

 “Psssst. Pelankan suara Kakak. Nanti ada yangmendengar,” tegur Alan.

Helen duduk dengan tenang. Dia menarik napas pelan -pelan. “Kenapa kalian bisa senekat itu?” tanyanya dengansuara datar.

 “Ceritanya panjang,” cetus Alan menerawang. Alan mulai bercerita apa sebenarnya yang terjadi dan

Helen mendengarkan dengan seksama. “Semua berawal ketika Papa menjodohkanku dengan

Dewi. Aku menolak mentah – mentah tapi Papa tidak peduli.Mia mengutarakan keinginannya untuk selalu membantuku.Dia juga yang menyarankan agar aku berbaik – baik denganPapa dengan harapan dia akan merubah keputusannya. Tetapicara itu tidak berhasil,” keluh Alan.

 “Lalu? Apa yang terjadi?” “Suatu hari, aku diminta Papa untuk mengajak Mia ke

rumah. Ternyata semua anggota keluarga kita sangatmenyukainya, kecuali Hana.”

 “Ah, dia memang tidak menyukai siapapun,” celutukHelen.

 Alan hanya tersenyum tipis mendengar celutukan Helen.

 “Karena kulihat Papa dan Mama sangat menyukainya, akumenuntut Mia untuk menepati janjinya menolongku. Akumenyuruhnya bicara dengan Papa agar merubahkeputusannya.”

Mata Helen mulai melotot. Perlahan – lahan dia mulaibisa menebak apa selanjutnya yang terjadi. Namun, tidaksepatah katapun yang keluar dari mulutnya. Alan tidakmemperhatikan reaksi kakaknya itu.

 “Ternyata usaha Mia bicara dengan Papa, berhasil. Papamempertimbangkan rencananya menjodohkanku dengan Dewi.Dia bilang akan merubah keputusannya, kalau aku bisa

membawa calon istri yang disukai seluruh anggota keluarga kerumah.”

 “Dan kau membawa Mia?” tanya Helen tajam.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 230/410

230

 “Tentu saja tidak. Terlebih dahulu, aku mencobamencari – cari wanita yang kira - kira cocok untuk kujadikanistri. Mia bahkan membantuku. Tetapi usaha kami tidakberhasil,” keluh Alan.

 “Dan akhirnya kau mengarahkan perhatian kepada Mia,”

kata Helen. Alan mengangguk. “Ya, Kakak benar. Aku mengarahkan

perhatian ke Mia. Akhirnya aku sadar, sia – sia saja akumencari kesana kemari padahal di dekatku ada seorang wanitayang sangat disukai keluargaku. Seorang wanita yangmengenalku dengan baik. Tetapi masalahnya dia adalahtemanku dan aku tidak tahu bagaimana mengutarakankeinginanku padanya.”

 “Lalu, apa yang kaulakukan?” “Aku kembali menuntut janjinya untuk selalu

membantuku. Aku meminta dia membantuku lepas dariperjodohan ini dengan cara menikahiku.”

Helen terbelalak. Dia geleng – geleng kepala. “Kaumemintanya mengorbankan statusnya demi kebebasan dirimu,Lan. Kau benar – benar tega.”

 “Tetapi aku tidak memaksanya. Dia sendiri yangmengiyakan,” Alan berusaha membela diri.

Helen tidak menanggapi pembelaan Alan. “Ada banyakwanita, Lan. Kenapa harus Mia?”

 “Karena hanya dia satu – satunya wanita yang bisamemahamiku.”

 “Apa kalian sadar resiko yang akan kalian tanggungdikemudian hari? Aku benar – benar tidak habis pikir.Bagaimana kalau keluarga kita dan keluarga Mia tahu? Apa kaupernah memikirkannya?” tanya Helen.

 Alan tidak menjawab. Dia malah asyik memperhatikanbawahan – bawahannya yang juga sedang makan siang. Diamelirik Helen. “Terus, apa yang akan kaulakukan, Kak? Apakau akan mencegah pernikahan kami?”

 “Tentu saja. Apa kau pikir aku akan membiarkan kalianmenipu seluruh anggota keluarga?” sahut Helen dengan wajahgusar. Dia meraih gelas berisi jus jeruk dan meneguknya

sampai habis kemudian menaruhnya di atas meja dengankasar.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 231/410

231

 “Kalau aku bilang, aku jatuh cinta pada Mia, apa kauakan mengurungkan niatmu mencegah pernikahan kami?”

Tenggorokan Helen yang baru disiram air jerukmendadak terasa kering. Matanya tidak berkedip. Buru – burudia melambaikan tangan pada pelayan yang lewat dan segera

meminta agar dibawakan dua gelas air jeruk lagi. Tenangkandirimu, Len. Pasti ini salah satu taktik Alan agar aku tidakmencegah    pernikahannya . Helen menarik napas dalam –dalam agar dirinya lebih tenang dalam menghadapi sikap Alan.Dia lama menatap Alan. Yang ditatap jadi merasa risih.

 “Kau belum menjawab pertanyaanku, Kak?” suara Alanmemecahkan kebisuan yang sempat tercipta di antara mereka.

 “Kau jatuh cinta padanya?” “Iya. Dan aku sama sekali tidak bohong.”Jantung Helen hampir copot mendengarnya. Setahun

lebih aku tidak bertemu dengannya, dia sudah sanggupmembuatku hampir pingsan karena kejutan yang dia berikan.Benar – benar deh.  “Sejak kapan kau jatuh cinta padanya?”tanya Helen dengan suara setenang mungkin.

 Alan mengangkat bahunya. “Aku tidak tahu kapanpersisnya jatuh cinta terhadap Mia. Yang kutahu adalah akuselalu merindukannya. Aku selalu ingin bertemu dengannya.Ketika dia senang, aku turut senang. Ketika dia sedih, hatikuterasa sakit sekali. Aku juga selalu terbayang – bayang akanwajahnya. Selain itu, aku selalu merasa nyaman dan bahagiabila berada di dekatnya.”

 Alan menatap Helen dengan pandangan sendu. “Katakan padaku, Kak. Bukankah ini yang dinamakan jatuhcinta?”

Helen tidak tahu harus menjawab apa. Dia menatapmata Alan untuk melihat apakah dia sedang berbohong atautidak. Orang bilang mata adalah jendela hati. Karena itu matatidak akan berdusta. Helen mendesah pelan. Dia tidak perlumembutuhkan waktu lama untuk mengamati mata Alan. Sudah

 jelas terlihat kalau itu adalah mata orang yang sedang jatuhcinta.

 “Lalu Mia sendiri bagaimana, apa dia juga

mencintaimu?” “Aku tidak tahu pasti tentang perasaannya padaku.

Tetapi aku pernah mengungkapkan perasaanku.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 232/410

232

 “Oh ya? Seperti apa reaksinya?” tanya Helen penasaran. “Reaksinya sangat mengerikan.” “Kau bilang reaksinya mengerikan. Memangnya apa

yang dia lakukan? Apa dia berteriak histeris?” “Pertama dia mengira aku bercanda. Ketika dia tahu aku

serius, dia menolak cintaku dan meninggalkanku sendirian,”kata Alan dengan raut wajah penuh kekecewaan.

 “Kau ini. Itu saja kok dibilang mengerikan.” “Buatku itu menakutkan, Kak. Lebih baik aku melihatnya

histeris dan daripada melihat sikap dinginnya itu. Karena akutidak mau kehilangan dia, keesokan harinya aku meralatucapanku. Aku bilang, aku hanya mengujinya apakah dia benar

 – benar serius berteman denganku atau tidak. Mulanya diaragu tetapi akhirnya dia percaya saja dengan ucapanku,” tutur

 Alan.Malang sekali nasibku. Pertama kali jatuh cinta langsung

ditolak mentah – mentah,” keluhnya lagi.Helen menunjukkan keprihatinannya dengan menepuk –

nepuk pundak Alan. “Karena itu Kak, aku menikahinya tidak hanya untuk

membantuku lepas dari perjodohan dengan Dewi. Asal Kakaktahu, aku tidak akan membiarkan pernikahan ini berakhirdengan perceraian. Aku akan mempertahankannya dengansemampuku,” tekad Alan.

 “Bagaimana caranya?” tanya Helen dengan gayaterkesan tidak peduli. Dia bersikap begitu karena sudah tidak

tahu lagi harus bagaimana menghadapi tindak – tanduk adiklelakinya itu.

 “Dengan cara membuat dia jatuh cinta padaku,” tegas Alan berapi – api. “Kak,” dia menggenggam tangan Helendengan tatapan memelas. “Kau akan membantuku kan?”

Helen menarik napas dan tidak mengatakan apa – apa.Tetapi dalam hatinya terjadi badai. Dia mengalami dilema. Diasenang Alan akhirnya berniat serius pada satu wanita. Apalagiwanita itu adalah Mia, sahabat baiknya. Tetapi dilain pihakkebohongan yang dilakukan Alan dan Mia pada keluargakeduanya sangat menyiksa hatinya. Apa yang terjadi kalau ini

sampai terungkap? Bagaimana reaksi mama, papa, Andi, Ari,keluarga Mia dan Hana? Kalau Hana sih, aku yakin, dia akanbersukacita di atas penderitaan Alan. Mereka memang tidak

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 233/410

233

 pernah akur. Apa yang harus aku lakukan? Apa aku harusmendukung   mereka? Atau…?   Helen menatap Alan denganpandangan cemas. Kalau aku menyetujui rencana Alan, akutidak hanya membohongi seluruh anggota keluargaku tetapi

 juga Mia. Aku akan merasa sangat berdosa karena

merahasiakan rencana Alan darinya. Kalau sampai dia   tahu,  persahabatan kami akan putus . Hati Helen dicekam rasa takutketika membayangkan persahabatannya dengan Mia putuskarena kebohongan yang membelit mereka.

 “Kak, kau akan menolongku kan untuk mendapatkanMia?” ucapan Alan menyadarkan Helen dari lamunannya.

Helen menarik napas dalam – dalam. Dia menatap Alandengan lembut. Apapun yang dilakukan Alan selama ini, tetapsaja rasa sayang Helen padanya tidak pernah berkurang sedikitpun. “Apa kau yakin bisa membuatnya jatuh cinta padamu,Lan?”

 “Aku tidak tahu. Tetapi satu hal yang kupastikanpadamu, aku akan berusaha membuatnya jatuh cinta padaku!Dan aku tidak akan pernah menyerah!” tegas Alan denganpenuh percaya diri.

Helen tersenyum lalu menggenggam erat tanganadiknya yang tampan itu. “Sebenarnya aku tidak suka dengantindakan kalian ini tetapi sebagai Kakak yang baik aku akanmendukung niatmu. Aku akan membantumu. Aku ingin padasaat orang lain tahu yang sebenarnya saat itu kalian benar –benar sedang jatuh cinta.”

 “Terima kasih, Kak. Kau benar – benar Kakak yangterbaik,” puji Alan tulus.

 “Ngomong – ngomong, Lan…bagaimana jika Miamengetahui perasaanmu padanya di saat kalian masihmenjalani bahtera rumah tangga.”

 “Terus terang saja, aku tidak tahu karena itu aku tidakbisa menjawab pertanyaan Kakak barusan. Kalau bisa sih, Mia

 jangan sampai tahu. Kalau itu sampai terjadi, bisa berabe. Diaitu kalau marah sangat mengerikan. Jadi, selama aku mampu,aku akan menyimpan rahasia itu serapat mungkin. Aku barumembukanya kalau dia sudah jatuh cinta padaku.”

 “Apa kau bisa?” “Tentu saja. Kakak jangan meragukan aku sedikit pun.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 234/410

234

 “Misalnya…kalau rahasiamu terbongkar. Apa kau siapdengan risiko yang kau terima?”

 Alan sempat tertegun. “Kalau itu terjadi, aku akanmengerahkan segenap kekuatanku untuk tidakmembiarkannya pergi. Memang sih, kedengarannya klise,

tetapi untuk saat ini, yang kutahu, hanya itu cara yangterbaik,” tandas Alan.

Helen tersenyum tipis. “Semoga saja kau bisamelakukannya.”

BAB 12

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 235/410

235

Segala persiapan untuk menyambut pernikahan Mia dan Alan mulai dipersiapkan. Berdasarkan pertemuan antar keduakeluarga, diputuskan resepsi pernikahan diadakan di Jakarta.Sebenarnya calon mertua dan orangtuanya menawarkan pada

Mia agar diadakan resepsi di Medan. Namun, dengan halus Miamenolaknya dengan alasan tidak praktis dan terlalu boros.

Tentu saja dia tidak menyatakan alasan yangsebenarnya. Peristiwa yang menimpanya setahun yang lalu,menjadi pertimbangan Mia menolak tawaran mengadakanresepsi di Medan. Seluruh temannya mengetahui apa yangterjadi padanya. Dia tidak mau menikahi sambil mendengarkanucapan: akhirnya dia menikah juga, padahal dulu dia sempattidak jadi menikah karena pengantin prianya tidak datang. Miatidak mau orang memandanginya dengan perasaan iba.Namun, di atas semua itu, Mia tidak mau Alan mengetahuikejadian yang pernah menimpanya. Mia memutuskan untukmerahasiakan kejadian itu semampunya. Dia juga memintaorangtua, abang dan seluruh kerabatnya untuk merahasiakankejadian itu.

Mertua dan orangtuanya saling membagi tugas untukmenyiapkan segala sesuatu yang menyangkut upacara danresepsi pernikahan.

Mia sendiri tidak kebagian pekerjaan berat. Dia hanyadiminta untuk memilih baju pengantinnya. Berhubung Miamenyukai hal – hal yang sederhana, maka untuk urusan baju

pengantin pun dia memilih yang simpel. Atas persetujuan Alan, dia memilih baju pengantin berwarna putih denganmodel yang konservatif dan serba tertutup.

 Alan sempat protes. Dia sempat menanyakan kenapaMia tidak memilih gaun yang terbuka di bagian bahu. Namun,Mia memberikan alasan yang tidak bisa dibantah Alan. Diamengatakan kepada Alan, kalau dia tidak menyukai gaun yangserba terbuka.

Setelah gaun pengantinnya selesai, walhasil Mia tidakmemiliki kegiatan yang menyita waktu. Supaya tidak bosan,dia mengisi waktu luangnya dengan menambah

pengetahuannya dengan memasak. Alan sering dijadikankelinci percobaan untuk mencicipi masakan yang dibuatnya.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 236/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 237/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 238/410

238

Mia mendengus. “Ya sudah. Terserah kau saja.Pokoknya sepulang dari bulan madu, aku tidak mau kau buatkelimpungan karena kita belum mempunyai tempat tinggal.”

 “Dasar cewek matre,” gumam Alan pelan. “Apa kau bilang?” bentak Mia.

 Alan memasang tampang polos. “Aku tidak bilang apa –apa.”

***Keluarga Harsono sedang menikmati makan malam.

Seluruh anggota keluarga di situ. Demikian juga Hana dansuaminya. Sebenarnya dia kecewa berat karena Alan bisa lolosdari rencana perjodohan yang diatur orangtuanya. Namun, diatidak bisa berbuat apa – apa karena tidak ada satupun yangbisa menentang keputusan orangtuanya.

Mia tidak ikut makan malam bersama keluarga Harsono.Dia memilih untuk menghabiskan waktu bersama dengankeluarganya yang baru datang dari Medan.

 “Apa kalian sudah menentukan tempat untuk bulanmadu?” tanya tuan Harsono.

 “Sudah. Kami putuskan untuk berbulan madu dipuncak,” jawab Alan dengan suara mantap.

 “Ke puncak?” Andi dan Ari bertanya serempak. “Bulan madu apa yang ke puncak?” tanya nyonya

Harsono heran. “Kami senang dengan udaranya yang dingin. Kalian

tahu kan dampak udara dingin bagi orang yang sedang

dimabuk cinta,” canda Alan. “Lagipula biayanya murahmeriah.”

Seluruh keluarganya terbengong – bengong. “Kau dancalon istrimu sama payahnya. Bulan madu ke puncak? Yangbenar saja,” Hana mendengus dingin.

 Alan tidak menggubris cibiran Hana. “Dari puncak, kamiakan berangkat ke Yogyakarta,” Alan menambahkan.

 “Untuk apa kalian pergi ke sana?” tanya tuan Harsonoingin tahu.

 “Tentu saja untuk melanjutkan bulan madu kami,” Alantersenyum lebar.

Pasangan Harsono hanya manggut – manggut. “Baguslah kalau begitu,” cetus keduanya nyaris serempak.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 239/410

239

 “Papa tetap akan membiayai bulan madu kami kan?” Alan mengingatkan papanya akan janjinya.

 “Tentu saja. Kau jangan khawatir,” angguk tuanHarsono.

Helen tidak berkomentar apa – apa mengenai rencana

bulan madu Alan dan Mia. Tetapi dari apa yang tersirat diwajah Alan, Helen bisa menebak kalau Alan merencanakansesuatu untuk mengerjai Mia.

Ketika hanya mereka berdua di ruang makan, Helenmendekati Alan untuk meminta penjelasan.

 “Aku penasaran dengan rencana kepergianmu dan Miake Yogyakarta. Aku curiga kau merencanakan sesuatu,” tebakHelen.

 “Aku memang merencanakan sesuatu. Tetapipercayalah, Kak. Aku tidak akan melakukan sesuatu yangburuk pada Mia.”

Helen menatap Alan dengan mata menyipit. “Apa akubisa mempercayaimu?”

 “Aku mencintainya, Kak. Dan aku tidak akan pernahmenyakiti wanita yang kucintai. Apa itu sudah cukup jelas?”

Helen tersenyum tipis. Dia menepuk pundak Alandengan lembut. “Aku percaya padamu.”

*** Akhirnya tiba hari yang sangat dinantikan Mia dan Alan.

Keduanya melangsungkan upacara pernikahan disalah satugereja di Jakarta. Setelah itu bersama dengan tamu yang lain,

mereka menuju ke hotel berbintang lima, tempatdilangsungkannya resepsi pernikahan.

Resepsi pernikahan Mia dan Alan berlangsung meriah.Tamu – tamu yang datang sangat banyak. Rekan – rekanseprofesi Mia dan murid - muridnya turut menghadiri acara itu.

Teman – teman Alan juga banyak yang berdatangan.Demikian pula sanak saudara, kerabat dan rekan bisniskeluarga Harsono. Namun, tidak ada seorangpun teman Miayang datang dari Medan. Mia tidak mau ambil pusing denganhal itu. Dia memilih untuk memusatkan perhatian untukmelayani tamu – tamu yang datang.

Nyonya Harsono sudah memperkirakan kalau tamu yangdatang akan sangat banyak. Karena itu menyiapkan makanandalam jumlah yang sangat banyak. Nyonya Harsono meminta

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 240/410

240

katering untuk menyiapkan menu makanan barat dan timurmengingat selera tamu yang beragam.

 “Banyak sekali yang datang. Tangan dan kakiku sudahpegal banget nih,” keluh Mia. Keringatnya bercucuran karenaudara yang panas dan gaun yang dipakainya. Namun, karena

penata rias selalu siap sedia, Mia tidak perlu khawatirkeringatnya itu akan merusak riasannya. Penata rias itu setiapsaat selalu memperbaikinya.

 “Sabar. Sebentar lagi juga selesai,” kata Alanmenenangkan.

Resepsi itu selesai jam delapan malam. Setelah pamitpada orang – orang yang masih ada di ruangan itu, Mia dan

 Alan langsung naik ke kamar yang sudah dipesan untukmereka. Mia dan Alan melalui malam pertama mereka denganmengobrol di teras kamarnya sambil menikmati sampanyeyang disiapkan khusus untuk mereka berdua.

 “Aku lelah sekali,” keluh Alan. “Memangnya kau saja. Aku juga sama lelahnya,” kata

Mia dengan wajah terkantuk – kantuk.Tiba – tiba Alan tertawa kecil.Mia menoleh heran. “Kenapa kau tertawa?”

 “Pasti keluarga kita mengira kita sedang melalui malampertama.”

 “Iya..ya,” kata Mia sambil manggut – manggut.Keduanya saling berpandangan. Tiba – tiba tawa

mereka berdua meledak. Malam itu mereka lewati dengan

bercanda sampai kelelahan. Alan tertidur di sofa, sementaraMia di atas tempat tidur. Keduanya terlelap dengan masihmengenakan pakaian lengkap.

*** Alan dan Mia duduk di teras villa, sembari minum

minuman kesukaan masing - masing. Alan minum green sandssementara Mia tetap setia dengan jus jeruknya. Keduanyamembungkus tubuh mereka dengan jaket tebal.

 “Udaranya dingin sekali,” cetus Mia. Dia menggosok –gosok tangannya supaya tetap hangat.

 “Sini kupeluk,” kata Alan, membuat mata Mia melotot.

 “Pelukan itu manjur untuk menghalau rasa dingin,” kilahnyasantai.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 241/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 242/410

242

Mia memandanginya keheranan. “Ngapain berdiri disini? Seperti orang kurang kerjaan saja. Lebih baik kita lihatatraksi monyet saja.”

 “Aku nggak mau. Kita mencoba rumah hantu ini saja,yuk.”

Mia terdiam. Wajahnya diliputi keraguan. “Kenapa? Takut yah?” goda Alan.Digoda seperti itu, emosi Mia terpancing. “Ayo! Siapa

takut?” katanya.Saat memasuki rumah hantu itu, jantung Mia berdebar

 – debar. Suasana di dalam rumah hantu itu sangat gelap. Miatidak bisa melihat apa – apa. Mia dan Alan duduk di kursi yangdigerakkan secara otomatis. Kursi itu bergerak mengelilingirumah hantu itu.

Selama berada di kursi itu, Mia benar – benar tidak bisamelihat apa – apa. Dia hanya mendengar berbagai suara yangmenyeramkan. Dia juga bisa merasakan ada benda yangtergantung di atasnya dan menyentuh wajahnya. Karenasaking kagetnya, Mia menjerit sekencang – kencangnya. Padasaat menjerit dia bisa merasakan, tangan Alan menyentuhwajahnya. Refleks dia mencubit Alan dengan sekuat tenaga.

 “Jangan coba – coba cari kesempatan!” bentaknya. “Sialan! Aku kirain dia gak tahu,” gerutu Alan.Sepulang dari taman Safari, mereka mampir di restoran

Rindu Alam. Mereka memesan berbagai makanan, mulai darisate ayam, soto, ikan goreng dan masih banyak lagi. Mereka

makan sepuasnya sampai perut mereka seperti mau meledak.Dari Rindu Alam, mereka langsung pulang ke rumah.

Malam itu mereka lalu dengan cara yang sama denganmalam – malam sebelumnya, yakni duduk di taman villa sambilmengobrol dan menikmati minuman favorit mereka.

 “Kapan kita ke Yogyakarta?” Mia melirik suaminya. “Dua hari lagi.” “Memangnya kau sudah memesan tiket.” “Aku sudah memesannya.” “Kalau kita terlambat, bagaimana dong?” “Makanya kita berangkat dari puncak pass pagi – pagi

buta. Jadi kita bisa sampai di bandara tepat waktu.” “Aduh, capek sekali,” keluh Mia.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 243/410

243

 “Yang nyetir kan aku. Sedangkan kau hanya tinggaltaruh pantat saja. Seharusnya yang capek itu aku, bukan kau,”cetus Alan sebal.

Mia mencibir. “Baru digituin sudah marah. Dasarpayah.”

 “Daripada ngomong gak karuan begini, mendingan kausiapin barang – barang yang mau dibawa ke Yogya.”

 “Ah, nanti juga bisa. Ngapain buru – buru?” sahut Miasantai.

 “Bawanya jangan banyak – banyak.Kau bawa satu tassaja.”

 “Satu tas? Kenapa begitu?” “Supaya lebih praktis. Aku juga cuma bawa satu ransel

saja.” “Tapi…” Mia terlihat ragu – ragu. “Nggak ada tapi – tapian. Untuk sekali ini saja, Mia. Kau

bisa tidak mendengarkan permintaanku.” “Iya, aku dengar. Aku akan membawa satu tas saja,”

Mia mengiyakan dengan tampang cemberut. Alan tersenyum lebar. “Jangan pasang muka cemberut

gitu dong. Bisa – bisa mukamu yang sudah tua ini semakinbertambah tua,” Alan menowel pipi Mia yang disambut denganteriakan.

 “Jangan sentuh pipiku!” Alan hanya berlari sambil tergelak.

***

 Alan dan Mia berangkat dari villanya menuju bandarapada saat matahari belum menampakkan wajahnya di arahtimur. Alan mengemudikan mobilnya dengan kecepatansedang karena jalanan masih sangat sepi. Sementara itu, Miatertidur di sampingnya. Karena bangun pagi – pagi sekali, Mia

 jadi mengantuk. Alan melirik istrinya yang tertidur pulas. Enak betul jadi

 penumpang. Kalau ngantuk, tinggal tidur. Tapi supir? Kalaungantuk, bukannya istirahat, malah harus  menahannya mati –matian . Alan tidak henti – hentinya menggerutu.

 Akhirnya mereka sampai di bandara. Setelah

memarkirkan mobil di tempat penitipan yang disediakanpengelola bandara, mereka berdua langsung check in di konter

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 244/410

244

penerbangan Garuda Indonesia. Selama dalam perjalananmenuju Yogya, pasangan suami istri itu terlelap.

Mereka bangun pada saat roda – roda pesawat berdecitmencium landasan pacu. Keduanya menggosok – gosok mataberbarengan.

Mia menguap lebar. “Akhirnya kita sampai juga di Yogya,” celutuknya penuh kelegaan.

 Alan tidak bersuara. Dia terlihat masih sangatmengantuk. Dia mengambil ransel, lalu memanggulnya. Miamengekor di belakangnya.

Barang bawaan mereka hanya dua ransel itu saja.Karena itu, begitu turun dari pesawat, mereka langsung keluardari bandara. Alan memandang jalan di depannya sambilberkacak pinggang.

Mia celingak celinguk di balik punggung Alan. Diamenepuk pundak suaminya itu. “Kita menginap di hotelmana?”

 “Tidak tahu,” kata Alan dengan memasang tampangpolos.

Mata Mia terbelalak. “Apa katamu barusan?” “Aku belum memesan hotel,” jawab Alan dengan gaya

cuek.Sebuah cubitan mendarat di lengan Alan. Dia meringis

kesakitan sambil mengelus – elus lengannya itu. “Sakit tahu,”bentaknya galak pada Mia.

Namun istrinya itu menjawab dengan tidak kalah

galaknya. “Biarin! Salah sendiri nggak mesan hotel.” “Aku belum memesan hotel karena aku lupa,” Alan

membela diri. “Jangan – jangan, besok kau lupa di mana menaruh

kepalamu,” ledek Mia. Alan mau marah tetapi dia berusaha mengendalikan

diri. Bagaimanapun juga, semua ini adalah bagian darirencananya. Dia sengaja tidak memesan hotel karena inginmemberi pelajaran pada Mia karena telah mengajaknyaberbulan madu di puncak.

Keduanya duduk di kursi yang ada di dekat mereka

tanpa bicara sepatah katapun. Mia melirik suaminya yangmenggaruk – garuk kepala. Dia jadi merasa bersalah karena

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 245/410

245

telah bersikap kasar. Tapi dia terlalu gengsi untuk memintamaaf.

 “Sekarang kita mau ke mana?” tanyanya pelan. “Bagaimana kalau kita berjalan – jalan keliling kota

 Yogya. Nanti kalau ketemu hotel yang bagus, kita menginap di

sana. Bagaimana? Mau tidak?” “Terserah kau saja. Aku sih tinggal ikut. Soalnya ini baru

pertama kali aku menginjakkan kaki di Yogya.” “Ayo!” Alan menarik tangan Mia. “Kita naik apa?” “Jalan kaki,” sahut Alan santai.Mata Mia melotot. Sebelum mengeluarkan protes, Alan

sudah melesat di depannya. Mau tidak mau, Mia mengikutinyasambil tidak henti – hentinya mengomeli Alan.

Mia baru berhenti mengomel setelah Alan mengajaknyanaik becak mengelilingi jalan Malioboro. Mereka menginap dihotel yang dilihat pada saat naik becak. Alan memesan kamardengan dua tempat tidur. Begitu sampai di kamar, keduanyalangsung terlelap tanpa mandi dan ganti baju.

Selama seminggu berada di Yogyakarta, Alan mengajakMia mengunjungi Candi Prambanan, Sendang Sono, air terjunTawang Mangu, Parang Tritis dan Candi Borobudur.

 “Bagaimana perasaanmu? Senang tidak?” tanya Alanpada Mia pada saat mereka sedang duduk di tepi kolamrenang.

 “Lumayanlah. Setidaknya lebih baik daripada di puncak.

Kecuali bagian kau kelupaan memesan hotel. Itu bagian yangpaling tidak mengenakkan.”

 Alan memutuskan ini saatnya untuk mengakuiperbuatannya. “Aku memang sengaja tidak memesan hotel.Habis gara – gara kau lebih memilih puncak jadi tempat bulanmadu, aku jadi kehilangan kesempatan pergi berlibur ke luarnegeri gratis.”

Wajah Mia merah padam seperti kepiting rebus. Dia bisamerasakan darahnya bagaikan naik sampai ke ubun - ubun.Matanya melotot. “Alan Harsono!” teriaknya kuat – kuatsehingga mengagetkan orang – orang yang berada disekitar

mereka.Dia hanya menggaruk – garuk kepala saat Mia berdiri

sambil berkacak pinggang dan terus menyerocos. Sesekali Alan

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 246/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 247/410

247

BAB 13

 Alan menghentikan mobil tepat di depan sebuah rumahyang kecil mungil. Bentuk rumah itu memanjang dan hanyaterdiri dari satu lantai.

 Alan menoleh ke arah Mia. “Bagaimana menurutmu?Kau suka tempat tinggal kita yang baru?”

Mia memperhatikan bangunan mungil di depannya. “Aku tidak bisa menilainya kalau hanya melihat dari luar. Akuharus melihat bagian dalamnya.”

 Alan tersenyum simpul. Dia mematikan mesin mobil dansegera membuka pintu. Demikian juga perempuan yang barudinikahinya itu.

 Alan lalu menggandeng tangan Mia memasuki rumahyang dicat dengan warna putih itu.

 “Bagaimana? Kau suka tidak?”Mia manggut – manggut. “Lumayan. Aku suka

desainnya,” kata Mia jujur. Alan tersenyum puas. Dia mendekati telinga Mia. “Aku

yang merancangnya,” bisik Alan di telinga Mia.Mata Mia terbelalak. “Aku tidak percaya!”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 248/410

248

 “Aku tidak bohong, Mia sayang. Aku yangmerancangnya. Aku ini kan lulusan arsitektur. Memang kecilsih, tetapi kita kan tidak membutuhkan rumah yang besar.”

 Alan mengeluarkan kunci dari dalam kantong bajunya.Ia membuka pintu dan masuk ke dalam rumah bersama –

sama dengan istrinya. Mia memandang ke sekeliling ruangan.Rumah itu sudah diisi dengan berbagai perabot mulai daritelevisi, kulkas, mesin cuci, alat – alat rumah tangga danfurnitur. Sepertinya Alan sudah mempersiapkan ini dari jauh –

 jauh hari, pikir Mia. Alan mengetahui apa yang ada di dalam pikiran Mia

dengan hanya melihat ekspresi wajahnya saja. “Akumengisinya dengan cara mencicil. Sekarang kau tahu kan kalauaku tidak seburuk yang kau kira. Begini – begini, aku masihbisa mempersiapkan segala sesuatu untuk masa depan.”

 “Oh,” Mia manggut – manggut mendengar ucapan Alan. “Iya, iya, aku percaya,” Mia mencibir.

 “Di mana kamarmu?” “Yang di dekat ruang tamu dan pintu masuk itu adalah

kamarku,” Alan memberitahu Mia. “Terus kamarku di mana?” “Kamarmu letaknya di seberang kamarku. Dekat ruang

menonton dan dapur.Mia memperhatikan ruangan – ruangan yang ada di

rumah itu dengan seksama. Ternyata benar kata Alan. Kamarmereka saling berseberangan dan dipisahkan oleh ruangan –

ruangan yang ada di rumah itu.Ruang menonton terletak persis di depan kamar Mia.

Sementara, dapur berada di sebelah kanan kamarnya. Dapur,kamar mandi dan ruang tamu saling berhadapan dengangudang kecil dan ruang kerja.

 “Lumayan,” jawab Mia dengan suara pelan. “Dari nada suaramu, kedengarannya kau kurang suka?” “Aku suka kok,” sahut Mia cepat – cepat. Dia tidak mau

 Alan mengetahui perasaan tidak nyaman yang menyergapnyakarena ia akan tinggal berdua saja dengannya di rumah ituuntuk waktu yang lama.

Mia menghela napas. Di rumah ini kami hanyadipisahkan dapur, kamar mandi, ruang kerja, ruang tamu .

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 249/410

249

 “Aku merasa tidak nyaman, karena kita hanya akantinggal berdua saja di sini,” akhirnya ia berkata jujur.

 Alan tertawa geli. “Kau takut aku berbuat macam –macam kan?” Alan menggodanya.

 “Coba saja kalau berani,” tantang Mia.

 “Ck..ck…ck…Alan menggelengkan kepalanya keheranan.Baru dibegitukan saja, sudah marah. Kau harus bisamengendalikan emosimu itu,” Alan menasihati Mia.

Namun, istrinya itu tidak menggubris petuahnya. “Kapan kita akan memindahkan barang – barangku ke dalamrumah ini?”

 “Sebelum kita pergi berbulan madu, aku sudah menitippesan pada Helen agar memindahkan barang – barangmu kesini. Semuanya ditaruh di kamar yang akan kau tempati itu.”

Mia membuka pintu kamarnya. Ternyata benar kata Alan, seluruh barang – barangnya sudah ada di situ.

 “Kalau begitu aku mau langsung membereskan barang – barangku,” celutuk Mia.

 “Silakan nona. Lebih cepat, lebih baik. Supaya rumah ini jadi lebih cepat rapi.

Mia memonyongkan bibirnya. Tanpa banyak bicara diamulai menyusun barang – barangnya satu per satu. Setelah itudia menyiapkan makan malam.

Itu adalah pertama kalinya dia makan malam bersamadengan Alan setelah menjadi suami istri. Suasananya jaditerasa agak kaku karena mereka tidak mengucapkan sepatah

kata pun. “Mia,” Alan buka suara. “Hmm. Ada apa?” “Karena kita sudah menikah, aku ingin kau

menggunakan nama Harsono di belakang namamu,” kata Alantanpa basa basi.

Mia sangat terkejut sampai – sampai dia hampirtersedak sayur cap cay buatannya sendiri. Setelahmenghabiskan segelas air, dia cepat – cepat menjawab,

 “Kenapa aku harus menggunakan nama belakangmu?” tanyaMia heran.

 “Karena kau adalah istriku. Setiap wanita yang sudahmenikah harus mengikuti nama belakang suaminya.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 250/410

250

 “Itu tidak termasuk dalam kesepakatan yang kita buat,”ujar Mia.

 “Aku tahu. Tetapi tidak ada salahnya kan? Ayolah Mia.Buat suamimu ini bangga,” bujuk Alan.

 “Aku bisa membuatmu bangga tanpa harus

menyandang nama belakangmu.” “Ya ampun, Mi. Tinggal pakai nama itu saja di belakang

namamu kok susah betul sih?” kata Alan gemas. Perlahan –lahan kesabarannya mulai habis melihat sikap keras kepalaistrinya.

 “Baik, baik!” teriak Mia sewot. “Aku menyerah,” Miamengangkat kedua tangannya. “Kau harus bersyukur karenahari ini aku lagi tidak ingin berdebat ataupun bertengkar. Akuakan menggunakan nama Harsono. Kau bisa lega sekarang.Puas?”

 “Bukannya dari tadi bilang setuju. Orang sudah keburukesal duluan deh,” gumam Alan sebal.

Mia tidak menjawab. Dia hanya merengutkan bibirnya.***

Mia dan Alan kembali menjalani rutinitasnya sehari –hari. Hari pertama Mia mengajar setelah menikah, diamendapat ucapan selamat dari rekan – rekan seprofesi danmurid – muridnya. Demikian pula Alan.

Walaupun Mia dan Alan bekerja di tempat yangterpisah, keduanya menunjukkan reaksi yang sama. Merekatersipu – sipu malu di hadapan orang – orang yang

memberikan ucapan selamat. “Bu Mia, bagaimana malam pertamanya. Asyik tidak?”

celutuk salah satu muridnya ketika Mia sedang mengajar.Semburat merah tampak di pipi Mia. Sebelum sempat

menjawab, pertanyaan lain sudah meluncur dari muridnyayang lain. “Ceritain dong Bu, gimana malam pertamanya,”celutuk muridnya yang lain.

 Alih – alih mengajar, Mia malah mendapat serbuanberupa tuntutan untuk menceritakan pengalamannya sebagaipengantin baru.

 “Diam,” Mia berteriak. “Kalian ini! Pertanyaannya selalu

saja tidak jauh – jauh dari malam pertama,” tegurnya.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 251/410

251

Seluruh anak – anak yang berpakaian putih abu – abuitu hanya menunjukkan senyum nakal. Mia sampai gemasmelihatnya.

 Alan juga mengalami hal yang sama dengan Mia dikantornya. Bahkan, para pegawainya mengadakan syukuran

kecil – kecilan untuk merayakan pernikahannya. “Sayang sekali istri bos tidak di sini,” celutuk Sarah,

sekretarisnya yang genit. “Kalian harus memakluminya. Dia itu kan juga punya

pekerjaan. Nanti, aku sampaikan salam dari kalian,” kata Alan. “Jadi bapak membiarkan istri bapak bekerja?” tanya

Ridwan salah satu pegawainya yang paling kritis. “Memangnya kenapa kalau aku membiarkan istriku

bekerja? Daripada dia di rumah terus dan menjadi bosan, kanlebih baik dia memiliki kesibukan. Lagipula profesi yangdijalaninya tidak terlalu menyita banyak waktu. Pas aku pulangkerja, dia sudah ada di rumah,” Alan membela istrinya.

 “Wah, bapak benar – benar suami yang baik. Membelaistri sampai sebegitunya,” kata Fari, pegawainya yang memilikibadan tambun.

Seluruh orang yang ada di ruangan itu, tidak terkecuali Alan tertawa lebar mendengar celutukan Fari.

***Mia sedang mengoreksi pekerjaan rumah murid –

muridnya di ruang kerja. Alan keluar dari kamarnya danmelihat kesibukan istrinya itu.

 “Perlu bantuan?” “Tidak. Terima kasih. Sebentar lagi juga sudah selesai,”

tolak Mia halus. Alan duduk di depan Mia. Dia menopang dagu dengan

tangan kanannya. “Tadi aku bertemu dengan Pak RT,” cetus Alan pelan.Mia mendongak. “Apa yang kalian bicarakan?”

 “Biasalah. Kami membicarakan peraturan – peraturanyang diterapkan di lingkungan ini.”

 “Oh,” Mia mengangguk tanpa menoleh. Wajahnya tetapterpaku di depan pekerjaan rumah murid – muridnya.

 “Dia juga mengajak kita ikut arisan RT,” sambung Alanlagi.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 252/410

252

Mia mengangkat wajahnya. “Kau bilang saja kita tidakbisa,” kata Mia sekenanya.

 “Tapi aku sudah menyetujuinya.” “Kalau begitu, kau saja yang pergi. Kan kau yang

ditanya, bukan aku. Kalau aku yang ditanya, aku akan

menolaknya.” “Mia, jangan begitu dong. Kau harus datang. Arisan itu

kan salah satu alat buat kita untuk lebih mengakrabkan diridengan tetangga. Dengan arisan, kita bisa memperluas lingkuppergaulan kita,” kata Alan berpromosi.

 “Paling itu cuma diisi dengan gosip – gosip saja.” “Kata siapa arisan itu diisi dengan gosip? Ayo dong, Mi.

Ikut ya,” rayu Alan. “Tidak mau!” Mia bersikeras. “Aku paling tidak suka

dengan arisan. Bukannya tidak mau bergaul tetapi karenatidak ada untungnya. Tiap bulan aku harus menyetor uang,tetapi aku mendapatkannya hanya sekali. Kan rugi itunamanya.”

 “Sekali ini saja kok, Mi. Setelah itu kau mau ikut atautidak, itu terserah denganmu.”

Untuk kesekian kalinya Mia terpaksa menuruti keinginan Alan. Dia memang paling tidak suka mendengar orangmenghabiskan waktu untuk membujuknya. “Baiklah, aku akanikut. Memangnya arisannya diadakan di rumah siapa?”

 “Di rumah kita,” sahut Alan kalem.Mia terlonjak dari kursinya. “Kau bilang di rumah kita.

Siapa yang mengusulkannya? Kau atau Pak RT?” “Dia yang mengusulkan dan aku mengiyakan.” “Kau menyetujui usulnya tanpa bertanya padaku

terlebih dahulu?” sembur Mia. Ia membanting pulpennya. Iabenar – benar tidak tahu harus berkata apa. Mia bertingkahseperti orang linglung. Dia menatap suaminya tajam.

 “Dengarkan aku baik – baik. Kita ini suami istri. Sebelummemutuskan sesuatu, entah apapun itu, kau harusmenanyakannya terlebih dahulu padaku. Apa kau mengerti?”

 Alan hanya tersenyum tipis. Dia sudah terbiasamendengar teriakan penuh amarah dari Mia. “Aku mengerti

dengan sangat jelas,” ucapnya. “Kembali ke pembicaraan kita sebelumnya, acara

syukuran memasuki rumah baru aku gabungkan dengan

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 253/410

253

arisan. Dengan begitu, kita tidak perlu kerja dua kali. Bereskan?” dia melirik istrinya yang masih melotot. Alan bersikapseolah – olah tidak terjadi apa – apa.

Mia jadi merasa lelah sendiri. Percuma saja aku marah –marah nggak karuan. Si genit ini rupanya sudah kebal dengan

teriakanku. “Kapan acaranya?” tanyanya dengan ketus. “Hari Sabtu depan. jam setengah tujuh malam.” “Kita menggunakan jasa katering saja. Lebih mudah dan

cepat.” “Oke!” Alan mengacungkan ibu jarinya. Mia hanya

tersenyum kecut melihatnya.***

 Acara yang digelar Mia dan Alan di rumah merekaberlangsung lancar. Hampir seluruh tetangganya berdatangan.Pada kesempatan yang sama, Mia dan Alan mengutarakankeinginan mereka untuk tidak mengikuti arisan.

Sia – sia saja, Pak RT membujuk mereka membatalkanniatnya. Keduanya bersikeras mengatakan tidak bisa.Keduanya sama – sama mengutarakan ketidaksukaan terhadapacara seperti arisan.

 “Tapi dengan arisan, kalian bisa lebih akrab dengantetangga,” kata Pak RT. Dia berusaha keras untuk merubahpendirian pasangan itu.

 “Kami akan mengakrabkan diri dengan tetangga yanglain, Pak. Tetapi dengan cara kami sendiri,” kata Alan.

Pak RT menarik napas panjang. Dia menyerah. “Kalau

kalian bersikeras, aku tidak bisa memaksa. Itu adalahkeputusan kalian dan aku menghargainya,” cetusnya.

 “Terima kasih atas pengertian Bapak,” kata Alan danMia berbarengan.

Seusai acara, para tamu yang hadir mulai berpulangan.Mia dan Alan bahu membahu membereskan rumah merekayang berantakan.

 “Aku tidak suka dengan pasangan Suryadi,” kata Miasambil mencuci piring.

 “Kenapa? Memangnya apa yang telah mereka perbuatmakanya kau tidak suka?”

 “Yang istri senang sekali bergosip sedangkan suaminyagenit sekali. Setiap berbicara dia selalu mencari kesempatanuntuk memegang tanganku.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 254/410

254

 “Mungkin dia tidak sengaja. Kan ada orang yangseperti itu tetapi maksudnya supaya kelihatan lebih akrab.”

 “Tetapi aku tidak suka tanganku dipegang – pegang.” “Kalau bagian lain gimana? Apa kau suka?”Mia melempar Alan dengan kain lap yang tergeletak di

atas meja. Suaminya itu spontan menghindar dan hanyatersenyum nakal.

Keduanya baru selesai beres – beres jam sepuluhmalam. “Aku mau ke kamar. Aku mau istirahat. Aku benar –benar capek,” gumam Mia.

 “Kau tidak mau menonton teve bersamaku?” “Nggak!” Mia langsung ngeloyor ke kamarnya. Alan memandangi punggung istrinya sampai

menghilang di balik pintu kamar.  Aku sudah tinggalbersamanya lebih dari dua minggu. Tapi hubungan  kami tidakubahnya seperti sebelum menikah . Alan menarik napas pelan.

Sikapnya pun terhadapku tidak berubah. Tetap galakdan seenaknya. Aku juga jadi ikut terbawa. Aku bahkan lupa,kalau aku memiliki misi dalam pernikahan ini, yaknimembuatnya jatuh cinta padaku.

Ingin rasanya Alan berteriak, tetapi mulutnya bagaikanterkunci rapat. Kalau sudah begini, apa yang harus akulakukan untuk membuatnya jatuh cinta padaku?

*** “Aku sudah siap. Ayo kita pergi,” kata Mia. Alan memandang Mia dari atas ke bawah.

 “Setiap hari kuperhatikan pakaianmu selalu tertutup.Kalau bukan kemeja dengan celana, pasti kemeja dengan rok.

 Atau blazer. Apa kau sadar penampilanmu itu tidak modis?” “Alan, aku mau mengajar bukannya mau ikut peragaan

busana. Lagipula apa kata murid – muridku kalau akuberdandan bak seorang model? Bisa – bisa mereka pikir akubukan guru bahasa Inggris tapi guru sekolah keperibadian.”

 “Apa salahnya kalau guru tampil modis? Siapa tahu adamajalah atau stasiun teve yang tertarik untuk membuat artikeltentang guru – guru modis? Mungkin saja kau bisa masuk didalamnya.”

 “Kau ini mengada – ada saja. Modis atau tidak aku tidakpeduli. Yang penting aku tampil rapi.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 255/410

255

 Alan tersenyum simpul. “Aku memang suka dirimu yangseperti itu Mia. Aku tidak peduli kau modis. Kerapianmu dalamberbusana adalah salah satu daya pikatmu.”

 “Apa maksudmu bicara seperti itu? Tadi kaumengkritikku kok sekarang malah memuji?” Mia menatap Alan

dengan pandangan curiga. “Pandangan orang kan bisa berubah dalam hitungan

menit,” sahut Alan cuek. Dia membuka pintu mobil danmenstarter mesin. “Ayo, masuk. Nanti kau terlambat,” ajak

 Alan.Mia menuruti ajakan Alan sambil menggerutu.

 “Ah, lihat wajahmu di cermin. Gara – gara marahmelulu, wajahmu jadi kelihatan lebih tua,” kata Alan serius.

Mia tahu Alan sedang menggodanya. Dia inginmeluapkan amarahnya, tetapi sejurus kemudian diamembatalkannya. Mungkin Alan benar. Aku kelewat pemarah.

 Aku harus lebih pandai mengendalikan diri.Mia tersenyum manis. “Ayo berangkat,” katanya lembut.

 Alan sampai termangu heran melihat perubahan drastis padaMia. Tanpa banyak bicara dan dengan ekspresi heran, ia mulaimenjalankan mobil.

***Helen sedang mengaduk – ngaduk es krimnya saat Alan

membuka mulut. “Aku sudah menyiapkan rencana untukmembuat Mia jatuh cinta padaku,” kata Alan dengan percayadiri.

Ia mengangkat wajahnya. “Apa itu?” tanya Helenpenasaran.

 “Pertama – tama aku akan mulai dari hobbynya. Akuakan mengikuti semua hobbynya.”

 “Itu rencana yang bagus. Apa kau sudah tahu apa sajahobbynya?”

 “Mia sangat suka baca novel, komik Jepang dan WaltDisney, dan mengkoleksi boneka donald bebek. Dia sukamendengarkan musik apa saja entah rock, pop atau R & B.

 Apalagi kalau musik itu dari tahun delapan puluhan.” “Wow, setelah kudengar, aku baru sadar ternyata

hobby kalian sangat berbeda. Aku tidak bisa bayangkan kauakan baca novel, Lan. Setahuku kegemaranmu sejak masihremaja adalah membaca majalah untuk orang dewasa.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 256/410

256

 Alan nyengir, “Ah, Kakak jangan sembarangan bicara. Aku kan tidak pernah baca majalah seperti itu waktu remaja.”Sambil tersenyum, Alan melepas kacamatanya danmenaruhnya di atas meja. Helen tertegun saat melihat wajahadiknya itu. Dengan atau tanpa kacamata, adikku ini memang

terlihat tampan. Helen tersenyum tipis. “Aku ingat betul kau bacanya sembunyi – sembunyi.” Alan tersenyum malu sambil menggaruk – garuk

kepalanya yang tidak gatal. “Apa lagi rencanamu yang lain untuk menaklukkannya?” “Aku belum memikirkannya. Aku berkonsentrasi pada

rencana yang pertama ini dulu.” “Kalau begitu, kudoakan semoga kau berhasil,” kata

Helen sungguh – sungguh.***

 Alan memasuki kamar Mia yang kosong karena ditinggalpenghuninya yang sedang menghadiri suatu acara. Alanterkagum – kagum melihat kamar Mia yang tertata rapi. Diaberjalan mendekati rak buku milik istrinya. Rak itu penuhdengan berbagai jenis buku mulai dari novel, komik, biografidan buku – buku panduan mengajar.

Wah, banyak sekali koleksinya, gumamnya . Alanmengambil salah satu koleksi novel Mia. Alan mencomot novelkarangan Sidney Sheldon berjudul Master of The Game. Tebalsekali, pikirnya. Bisa setahun aku selesai bacanya.  Alanmembawa buku itu keluar dari kamar.

Dia membaca sambil tiduran di sofa depan televisi.Halaman pertama, Alan masih tahan. Halaman kedua,dia mulaimerasa bosan. Pada halaman ketiga matanya mulaiberkunang – kunang. Lembar berikutnya dia sudah tidaksanggup meneruskan. Alan berhenti membaca danmelemparkan novel itu ke atas meja.

Bisa – bisanya Mia tahan membaca buku setebal kamusbahasa Inggris. Alan mengacak – acak rambutnya sendiri. Diabangun dari sofa dan berjalan menuju kamarnya.

Dia mengambil majalah Popular edisi terbaru yangterletak di atas meja belajarnya. Alan menghempaskan

tubuhnya ke atas ranjang dan mulai asyik membaca. Sakingasyiknya, dia tidak mendengar kedatangan Mia.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 257/410

257

Mia hendak membuka pintu kamarnya ketika matanyatertumbuk pada salah satu novelnya terletak di atas meja. Diameraihnya. Kenapa bisa ada di   sini?   Setahuku, aku selalumenyimpannya di rak . Mia melihat kamar Alan. Pintunyaterbuka sedikit dan nyala lampu terlihat dari dalam.  Apa

mungkin Alan yang mengambilnya? Tapi…anak itu kan tidaksuka membaca novel. Lebih baik aku tanya langsung saja

 padanya. “Hei, kau yang mengambil novelku dan meletakkannya

di atas meja yah?” tanya Mia sambil berkacak pinggang. Alan terkejut. Tangannya langsung menutupi majalah

yang sedang dibacanya dengan bantal. Untungnya Mia tidakmelihat gerakannya itu. “Kau sudah pulang rupanya. Iya, tadiaku membacanya.”

 “Sejak kapan kau suka baca novel? Setahuku bacaanfavoritmu itukan majalah dewasa?”

 “Rupanya kau belum mengenalku dengan seutuhnya. Aku ini juga sangat suka baca novel,” kilah Alan santai.

 “Novel apa?” “Apa saja. Misalnya novel Robert Luudlum,” kata Alan.

Sebenarnya ia asal comot saja. Kebetulan, kemarin malam diabaru saja membaca majalah film yang membahas tentangTrilogi The Bourne. Kau tahu kan karangannya. The BourneIdentity, Bourne Supremacy dan Bourne Ultimatum.”

 “Iya, aku tahu. Tapi kenapa aku tidak pernah melihatkau membaca novel.”

 “Apa aku harus membaca di depanmu?”Mia mencibir. “Lain kali kalau sudah selesai dibaca,

langsung dikembalikan ke tempat semula dong.” “Aku belum selesai membacanya. Aku pinjam dulu ya.” “Nih,” Mia menyodorkan novel yang ada di tangannya.

 “Jaga baik – baik. Jangan sampai rusak.” “Iya Bu,” kata Alan sambil nyengir. Setelah Mia

menutup pintu kamarnya, Alan menarik napas lega. Untung diatidak melihat majalah yang kubaca tadi. Kalau sampai diamemergokiku, bisa – bisa telingaku tuli karena mendengaromelannya.

 Alan melirik novel Sidney Sheldon yang diambilnya darikamar Mia. Setelah menimbang – nimbang, akhirnya Alanmembulatkan tekad untuk membaca novel itu dengan sungguh

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 258/410

258

 – sungguh. Tetapi tekadnya itu tidak berlangsung lama. Barubeberapa halaman, dia sudah jatuh tertidur.

***Mia sedang membaca novel yang baru dibelinya ketika

dia mendengar suara aneh. Dia berjalan pelan menyusuri

lorong. Ternyata suara itu datang dari kamar Alan. Mia melihatpintu kamar Alan dalam keadaan terbuka. Dia mengintip daribalik pintu. Mia melihat Alan sedang olah raga push up.

 “Alan, kau sedang ngapain?” Alan menoleh lalu berhenti dan melap keringatnya.

Kemudian dia melanjutkan olahraganya dengan mengangkatbarbel kecil yang beratnya masing – masing dua kilogram.

 “Memangnya kau tidak bisa lihat yah?” “Ya, ya aku tahu kau sedang olahraga. Tetapi kenapa

malam – malam begini….” Mendadak Mia terdiam danmenutup mulut dengan kedua tangannya.

Tidak mungkin! Masak sih?  Mia mulai berpikiran tidak –tidak. Dia memandang Alan dengan curiga. Matanya menyipit.

Dengan hati – hati ia bertanya, “Alan apa kau sedang…”Mia tidak melanjutkan karena dia melihat Alan tidak peduli danterus saja berolahraga.

 “Kau ini kenapa sih? Bertanya kok setengah –setengah?” Alan termangu heran.

Mia tidak bereaksi. “Sebaiknya aku ke kamar.” Mialangsung berjalan tergesa – gesa menuju kamarnya.

 Alan benar – benar kebingungan melihat sikap Mia. Dia

menyusul istrinya. “Mia tunggu! Kau ini kenapa? Apa kauterganggu kalau aku berolahraga malam - malam?”

Reaksi Mia sangat mengejutkan. Dia berhenti danmempelototi Alan. “Alan Harsono! Kau menjijikkan!”

Sekarang Alan mengerti maksud Mia. Dia tertawaterbahak – bahak. Wajah Mia merah padam melihat reaksi

 Alan. Suaminya itu berusaha mengendalikan tawanya. Diamenarik napas dalam – dalam. “Astaga Mia! Kau berpikir akusedang bergairah yah?” tanya Alan terus terang. Napasnyamasih tersengal – sengal.

 “Alan!” Mia merasa jengah dengan pertanyaan Alan.

 “Aku tidak mau membahasnya. Aku mengantuk.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 259/410

259

 “Mia, katakan saja apa yang ada di kepalamu saat ini.Walaupun kita menikah bukan karena cinta, kan tidak adasalahnya bersikap jujur satu sama lain?”

 “Baiklah kalau kau ingin tahu. Alan, kegiatanmu malamini sangat menggangguku. Kau tahu kan apa yang kumaksud?

Karena setahuku pria menggunakan olah raga untuk menekankeinginan biologisnya. Kau mengerti sekarang?” tanya Miatakut – takut.

Tawa Alan kembali meledak. Alan tertawa keras. Iamemukul – mukul tembok. “Aku tahu itu Mia. Tetapi tidaksemua pria berolah raga untuk menekan.., apa yang kaubilang barusan? Aku berolah raga karena aku sedang ingin.

 Asal kau tahu saja. Ini adalah salah satu kebiasaan lamaku,”kata Alan sambil tergelak.

 Alan tersenyum geli melihat raut wajah Mia yang tersipumalu. “Kau tenang saja. Tidak akan terjadi apa – apa. Aku kansudah pernah bilang. Aku memang playboy dan genit. Tetapiaku tahu bagaimana cara mengendalikan diri.”

Mia tersenyum malu. “Maaf. Aku tidak tahu.” “Tidak apa – apa. Kau sendiri kenapa belum tidur?” “Aku tidak bisa tidur.” “Perlu kutemani?” goda Alan.Seketika Mia merasa pipinya panas. “Nggak perlu,”

tolaknya. Dia bergegas masuk ke dalam kamarnya. Alan hanyatersenyum melihat tingkah istrinya. Sepertinya dia mulaimenyukaiku. Tidak biasanya dia salah tingkah di depanku.

Rupanya usahaku mulai membawa hasil. Aku harus lebih giatlagi berusaha untuk meluluhkan hatinya.

***Mia dan Alan sedang duduk di teras sambil mengobrol.

Hanya itu kegiatan yang bisa mereka lakukan kalau sedangberdua di rumah. Alan melirik Mia yang asyik memandangibintang – bintang yang berkelap kelip di langit.

 “Mi,” Alan memanggil istrinya. “Hmm. Apa?” “Pria idamanmu itu seperti apa?”Mia menoleh heran. “Kenapa kau tiba – tiba

menanyakan itu?” “Memangnya tidak boleh? Aku hanya ingin tahu saja.

Sejak kita berkenalan, kau sama sekali tidak pernah bercerita

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 260/410

260

tentang teman priamu apalagi kisah cintamu. Padahal sebagaisahabat, alangkah baiknya kalau kita saling membagi rahasia.Kau tidak harus memberitahukan semuanya, cukup sebagiansaja,” kata Alan hati – hati. Dia tidak mau menyinggungperasaan istrinya. Atas pertimbangan itupula, Alan tidak

pernah bertanya pada Mia.Mia termangu. Selama ini dia memang tidak pernah

sedikitpun menceritakan pengalaman cintanya pada Alan.Lagipula suaminya itu tidak pernah bertanya. Wajah Miadiliputi keraguan dan Alan bisa menangkap itu. Tapi dia tidakberkomentar apa – apa. Dengan sabar, dia menunggu jawabankeluar dari Mia.

 “Aku tidak punya tipe pria idaman,” jawab Miasekenanya.

 “Masa sih? Kalau begitu, kau paling suka dengan priaseperti apa?”

Mia mengernyitkan keningnya. “Pertanyaanmu samasaja dengan yang tadi,” cetusnya.

 “Kayaknya beda deh. Tadi kan aku nanya tipe priaidamanmu. Sekarang aku ingin tahu, kau paling suka priaseperti apa?” kilah Alan.

Mia manggut – manggut. “Aku paling suka dengan priayang dewasa dan penyabar.”

 “Hanya itu saja? Bagaimana dengan wajah, posturtubuh, pekerjaan atau usia?”

 “Bagiku itu tidak terlalu penting. Percuma saja kan dia

memiliki wajah dan tubuh seperti model tetapi kelakuannyasangat buruk. Contohnya kau. Setelah dilihat – lihat, wajahmumemang tampan, pekerjaanmu bagus, usiamu juga terbilangdewasa dan postur tubuhmu tinggi tegap. Tetapi dilihat darisifat, kau sama sekali tidak menarik,” kata Mia terus terang.

 Alan memasang tampang cemberut. Pertama diamengira Mia bercanda, namun setelah mengamati wajahnya,tahulah dia kalau istrinya itu serius. “Kau ini. Kenapa harus akuyang dijadikan contoh? Aku tidak seburuk yang kau kira,”protes Alan.

Mia tersenyum tipis. “Iya, aku minta maaf. Tetapi kan

kenyataannya memang begitu. Pertama kali, kita bertemu, kausudah tebar pesona. Kau merayuku di tempat umum.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 261/410

261

 “Aku tidak merayumu. Aku hanya mengajakmuberkenalan,” Alan berusaha membela diri.

 “Sama saja. Setelah itu, pertemuan demi pertemuanyang kita lalui selalu dihiasi pertengkaran. Dan rata – ratapemicunya adalah sifatmu yang seenaknya. Kau selalu saja

mengkritik apapun yang aku lakukan.” “Aku hanya mencoba bersikap jujur,” Alan bersikeras.Mia mendengus sebal. “Sudah tahu salah, masih saja

berkelit. Lan, kapan terakhir kalinya kau introspeksi diri?” “Tidak ingat tuh,” jawab Alan sekenanya. “Aku sarankan agar kau melakukannya. Dengan begitu

kau bisa merubah sifat burukmu.” Alan hanya terkekeh. “Memangnya apa saja sifatku

yang buruk? Karena yang kutahu, kelebihanku adalah tidakpunya kekurangan dan kekuranganku adalah aku terlalumemiliki banyak kelebihan,” kata Alan penuh percaya diri.

Mia mendongak heran. Dia menatap Alan tidak percaya.Dasar pria tidak tahu diri. Tebal muka, gerutunya dalam hati.

 “Dengar yah, kau ini seorang playboy, suka bertengkardengan orangtua, datang dan pergi ke kantor denganseenaknya, suka keluyuran tidak jelas dan paling ahli membuatorang kesal!” urai Mia panjang lebar.

Tawa di wajah Alan langsung lenyap. Wajahnyamendadak berubah menjadi serius. “Seburuk itukah sifatku?”

Mia mengangguk. “Menyakitkan bukan mendengarnya?Kalau aku ingin punya pacar dan kau adalah pria terakhir di

bumi ini, aku tidak akan memilihmu,” kata Mia terus terang. Alan nyaris terlonjak dari kursinya. Dia tidak menyangka

akan mendengar ucapan seperti itu dari perempuan yangsangat dicintainya. Tubuhnya mendadak lemas.

Mia melirik Alan yang diam membisu. Wajahnyatertunduk menatap ke lantai. Mia bisa menangkap kegundahanhati Alan karena kata – katanya barusan. Dirangkulnya pundak

 Alan. “Maaf deh, kalau perkataanku itu terdengarmenyakitkan.”

Jantung Alan serasa berpindah tempat ketika Miamerangkulnya. Ini pertama kalinya Mia bersikap seperti itu.

Karena saking kagetnya, Alan tidak mendengar pernyataanmaaf dari Mia.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 262/410

262

Mia tidak memperhatikan ekspresi Alan karenarangkulannya itu. Dia malah terus mengoceh. “Sebenarnya kaupunya sifat yang baik kok. Kau patuh pada kakakmu dansayang sama mamamu. Kau juga orang yang perhatianterutama pada teman,” celutuknya.

 “Kau bicara seperti itu untuk menghiburku kan?” “Enggak. Lan, setiap orang punya kelebihan dan

kekurangan masing – masing. Kau punya kekurangan tetapikau juga memiliki kelebihan yang tidak bisa dipandang enteng.Ketika Helen memintamu untuk menjagaku, kaumelakukannya dengan baik. Dari situ kan ketahuan kalau kauitu orang yang bertanggung jawab. Walaupun cuma sedikit.”

 Alan membuang muka. Dia tidak mengacuhkansedikitpun ucapan Mia. Biasanya dia tidak pernah terpengaruhapabila ada orang yang mengkritiknya. Dia menganggapkritikan itu seperti angin lalu saja.

Tetapi kali ini, perasaannya benar – benar terlukakarena yang mengkritiknya adalah wanita yang sangat iacintai. Alan bangkit dari kursinya dan berdiri menghadap ke

 jalan. Dia bersandar pada pilar yang ada di terasnya sambilmelipat tangan.

Gerak gerik Alan itu tidak luput dari perhatian Mia. Diamenghela napas. Sepertinya ucapanku kelewatan. Aku telahmenyinggung perasaannya . Mia berjalan mendekati suaminya.Dia memeluk Alan dari belakang. Dia menaruh kepalanya dipunggung Alan yang tegap.

 Alan merasa surprais mendapat pelukan dari Mia.Tubuhnya dialiri perasaan hangat. “Maaf,” bisik Mia. “Aku tidakbermaksud menyinggung perasaanmu.”

 Alan terlalu kaget untuk bicara. Jantungnya berdetaktidak karuan. Biasanya dia tidak pernah bersikap seperti ini didepan wanita – wanita yang pernah dipacarinya. Alanberusaha mati – matian untuk menenangkan perasaannya.

Walaupun terlihat ragu – ragu, digenggamnya jugatangan Mia. Dia baru bisa bicara setelah perasaannya lebihtenang. “Aku tidak tersinggung, Mi. Aku hanya kaget karena inipertama kalinya teman baikku bicara blak – blakan tentang

sifatku. Aku tidak semudah itu tersinggung. Begini – begini,aku termasuk orang yang penyabar loh dan juga dewasa,”katanya serius.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 263/410

263

Mia mendengus. “Maling mana ada yang mau ngaku,”gumamnya tanpa sadar dia masih berada dalam posisimemeluk Alan.

Mendengar ucapan Mia barusan, muncul ide di kepala Alan untuk menggodanya. “Kita jadi terlihat seperti sepasang

suami istri sungguhan yah,” celutuk Alan nakal.Mendadak terdengar jeritan Alan memecah keheningan

malam. Mia mencubitnya tepat di bagian pinggang dengansangat kuat.

 “Rasakan! Makanya kalau bicara jangan sembarangan,”ujarnya. Dia masuk ke dalam rumah meninggalkan Alan yangmasih meringis kesakitan.

***Mia merasa ada yang berubah dari sikap Alan sejak

pembicaraan mereka malam itu. Awalnya Mia tidak ambilpusing, namun lama kelamaan dia merasa risih juga. Miamenerka – nerka apa yang terjadi dengan suaminya itu.

Dia mondar mandir di kamarnya sambil mengingatperubahan apa saja yang terjadi dengan suaminya itu.Sebenarnya apa yang terjadi dengan si genit itu? Pertama, tiba– tiba saja dia suka membaca novel. Padahal, setahuku hasratmembacanya baru timbul kalau melihat majalah untuk pria.Dia juga tiba – tiba suka mendengar lagu dari tahun delapan

 puluhan. Padahal dia pernah bilang kalau lagu itu hanya untukorang yang ketinggalan jaman. Dia pernah mengejekku karenasuka membaca komik dan menonton film kartun. Dia bilang

aku seperti anak kecil saja. Sekarang, dia malah keranjinganfilm kartun dan komik. Ah, kepalaku jadi pusing. 

Mia menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang.Matanya memandangi langit – langit kamarnya yang dicatberwarna biru muda. Mia tersentak. Dia seperti teringatsesuatu.  Aku baru sadar kalau Alan mengikuti hobbyku. Apamaksudnya bersikap seperti itu? Kenapa dia tertarik untukmengikuti hobbyku?  Mia bertanya – tanya dalam hati tetapi diatidak kunjung mendapatkan jawaban. Dia tidak menyadarikalau itu adalah bagian dari usaha Alan untuk mendapatkancintanya. Rasa penasarannya semakin memuncak, sehingga

dia memutuskan untuk mencari tahu dari mulut suaminya.Mia berjalan menuju kamar Alan. Dia melihat kalau

pintunya dalam keadaan terbuka. Dia mengintip dari balik

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 264/410

264

pintu. Dia termangu saat melihat Alan sedang berada di depanlaptopnya sambil mendengarkan ipod. Mia mengetuk pintunyakeras – keras. Alan menoleh.

”Kau ini kenapa, Lan? Aku lihat akhir – akhir ini sifatmuagak berubah. Kau sakit yah?” Mia duduk di atas tempat tidur

 Alan. Alan melepas headphonenya. “Tidak ada apa – apa.

Sejauh ini aku baik – baik saja,” sahut Alan heran.Mia merasa tidak puas dengan jawaban Alan. “Kenapa

kau mengikuti hobbyku, Lan?” tanyanya terus terang. Alan mendongak heran. “Apa maksudmu?” “Aku lihat kau suka mendengar musik delapan puluhan,

membaca novel, komik dan menonton film kartun. Padahalsebelumnya kau tidak pernah begitu,” Mia menuntutpenjelasan

Tawa Alan meledak. “Memangnya kenapa kalau akubegitu? Tidak boleh yah?”

 “Bukannya tidak boleh. Hanya saja…itukan hobbyku.” Alan tersenyum tipis. “Terus kenapa? Setelah kupikir –

pikir ternyata membaca novel, komik dan menonton filmkartun sangat menyenangkan. Seperti yang kau bilang dulu.Bisa membantuku lepas dari stres karena pekerjaan,” kata Alansambil melirik Mia. “Musik delapan puluhan setelah didengarternyata asyik juga. Tidak kalah dengan musik yang sekarang.

 Apa kau sudah puas mendengar penjelasanku?”Mia termangu ragu – ragu. Di dalam hatinya masih

terbersit rasa tidak percaya dengan penjelasan Alan. Tetapi diamemutuskan untuk tidak memperpanjang urusan. Bukannyabagus kalau hobby kami sama?

 “Ya, aku puas dengan penjelasanmu,” kata Mia. “Makanya jangan suka meledek hobby orang. Sekarang kaukualat,” ledek Mia.

 Alan ingin membalas tetapi dia teringat dengan ucapanMia, kalau dia menyukai pria yang penyabar dan dewasa.Kalau aku membalas ucapannya,  maka sikapku akan terlihattidak dewasa . “Sesukamu sajalah.” Alan kembali memasangheadphonenya dan kembali berkutat di depan ng diliputi rasa

heran.Tumben, dia tidak membalas, cetusnya heran. Aku rasa

dia benar – benar sakit. Atau…jangan – jangan kepalanya

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 265/410

265

terbentur dan dia kehilangan sebagian ingatannya. Tetapi,memang kenapa kalau dia mengikuti hobbyku? Itu kan  bukan

 perbuatan dosa.  Ah,  Mia mengacak – acak rambutnya. Masabodoh. Mau sama kek, mau beda kek, aku nggak mau tahu.Itu hak Alan kalau mau berganti hobby.

Mia berjalan pelan – pelan dengan diiringi pandanganmata Alan. Setelah istrinya keluar dari kamar, Alan baru bisabernapas lega. Perasaan tegang yang menghimpitnya saat Miamenanyainya perlahan – lahan mulai menghilang. Hampir sajaketahuan. Aku harus lebih berhati – hati supaya tidakketahuan. Kalau sampai terjadi bisa gagal semua rencanaku. 

 Alan mendesah. Kecemasan tergambar jelas di wajahnya. Diamelipat kedua tangannya dan bersandar pada kursi. Haaah ,lagi – lagi Alan mendesah. Dia menatap ke arah kamar istrinya.Semoga saja semuanya bisa berjalan lancar , harapnya.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 266/410

266

BAB 14

 Alan sedang makan siang saat ponselnya menjerit – jerit minta diangkat. Dengan gerakan setengah enggan, diamengangkat ponselnya. Dia sempat melihat layar ponselnya.Keningnya berkerut. Ini kan nomor sekolah Mia. “Halo?”

 “Tuan Harsono, saya ibu Farida, kepala sekolah tempatMia mengajar. Saya ingin memberitahukan kalau istri andamasuk rumah sakit.”

 “Apa?” Alan nyaris tersedak. Jantungnya berdegupkeras. Dia terserang panik. “Rumah sakit mana?” tanyanya

kalap. “Rumah sakit Cempaka.” “Kenapa? Dia sakit apa?” Alan bertanya dengan

membabi buta. “Kami tidak yakin. Dia tadi pingsan. Sepertinya perutnya

sakit. Karena yang kami lihat dia terus memegangi perutnya.” “Dia dirawat di mana?” Alan bertanya dengan suara

yang dibuat setenang mungkin. “Kamar 2E.” “Aku segera ke sana.” Alan langsung lupa dengan rasa laparnya. Dia

meninggalkan kantin seperti orang gila karena sakingkhawatirnya memikirkan Mia. Setelah menitip pesan padaSarah, dia langsung memacu mobilnya seperti orangkesetanan.

Begitu sampai di rumah sakit, dia langsung menujuruang gawat darurat. Setelah mencari informasi ke sanakemari, akhirnya dia menemukan Mia yang sedang terbaringlemah. Istrinya itu sedang didampingi seorang dokter dan IbuFarida. Dia mengangguk dan memberi salam kepada bosistrinya itu.

 “Dokter, istri saya sakit apa?” tanya Alan cemas.Mia menoleh saat mendengar suara Alan. Dia tidak

menyadari hatinya diliputi perasaan senang saat melihat

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 267/410

267

kedatangan Alan. Tetapi dia terlalu lemah untuk bicara. Diahanya melemparkan senyum yang terlihat letih.

 “Perutnya terkena radang. Dia harus menginap dirumah sakit untuk beberapa hari,” kata dokter yangmendampingi Mia.

 “Penyakitnya tidak serius kan, Dok?” tanya Alan cemas. “Tidak ada yang serius. Untung dia segera dibawa ke

sini. Dia akan baik – baik saja. Dia hanya perlu beristirahat.” “Istrimu akan baik – baik saja,” Ibu Farida menepuk –

nepuk bahu Alan. Alan tersenyum tipis dan mengangguk. “Terima kasih

banyak, Bu.” “Sama – sama. Itu sudah kewajiban saya sebagai

atasannya.Setelah mengantar Ibu Farida sampai ke tempat parkir,

 Alan menemani Mia di kamar seharian. Dia sudah memberitahukeluarganya dan Mia. Perlu waktu yang cukup lama untukmeyakinkan keluarga Mia kalau dia dalam keadaan baik – baiksaja jadi mereka tidak perlu sampai datang ke Jakarta. Alanmenjanjikan begitu Mia bangun, dia akan menyuruhnyamenelepon ke Medan.

 Alan mondar – mandir di dalam kamar. Ia berhenti danmemandangi Mia yang tergolek lemah tidak berdaya.Walaupun pucat Mia masih tetap terlihat menawan. Alan inginmengelus pipi Mia yang halus tetapi dia mengurungkan niatnyakarena istrinya itu sudah keburu membuka matanya.

Mia melirik Alan. “Kau masih di sini? Kenapa tidakpulang?”

 “Kalau aku pulang, siapa yang menjagamu?” “Kan ada suster.” “Tapi aku kan suamimu. Jadi sudah sepantasnya aku

berada di sini menjagamu. Apa kata mereka nanti kalau akutidak di sini? Bisa – bisa aku dianggap suami yang tidakbertanggungjawab.”

Suasana berubah menjadi hening. Baik Mia atau Alankehabisan bahan pembicaraan. Alan menggaruk – garukkepalanya. Dia paling tidak suka situasi seperti ini.

 Alan membolak balik majalah yang baru dibelinya.Sesekali dia melirik Mia yang sedang melamun. “Dasar payah.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 268/410

268

Baru terkena radang perut saja sudah begini. Membuat orangkhawatir saja,” gumamnya pelan.

Ternyata ucapan Alan kedengaran di telinga Mia. Diamendelik sebal ke Alan. “Apa kau bilang barusan? Kau maumembuat sakitku bertambah parah yah? Bisa – bisanya kau

bicara seperti itu di depan orang sakit. Daripada memancingemosiku lebih baik kau pulang saja. Sakitku bisa bertambahparah kalau kau di sini,” kata Mia ketus.

 Alan jadi merasa tidak enak. “Maaf deh,” kata Alandengan nada menyesal. “Aku memang selalu begitu kalaumengkhawatirkan sesuatu.”

Mia melengos. “Aku maafkan. Sebenarnya aku baik –baik saja. Teman – temanku saja yang bereaksi berlebihan,pakai acara bawa ke rumah sakit segala. Sebenarnya ke doktersaja sudah cukup.”

 Alan baru mau membuka mulut ketika pintu kamarterbuka lebar. Papa dan mamanya beserta Helen berhamburanmasuk ke dalam kamar dengan ekspresi cemas.

 “Ah, menantuku. Apa kau baik – baik saja?” tanyanyonya Harsono cemas.

 “Mama. Jangan berlebihan begitu. Dia itu cuma terkenaradang perut dan tidak serius,” kata Alan menenangkan.

 “Kalau sudah dirawat inap itu berarti cukup serius. Kauini,” tegur Tuan Harsono.

 “Dokternya sendiri kok yang bilang,” Alan membela diri. “Bagaimana keadaanmu, Mi?” Helen bertanya dengan

lembut. Dia menggenggam tangan sahabatnya itu. “Agak sakit di bagian perut, tetapi aku baik – baik saja.” “Syukurlah kalau begitu,” ujar Helen sambil melirik Alan.Mia bangkit dari tempat tidurnya dan bersiap – siap

untuk berdiri. Kontan, semua orang yang ada disekitarnyamemandangnya heran.

 “Kau mau ke mana, Nak?” tanya mertuanya. “Ke kamar mandi. Aku mau buang air kecil,” kata Mia

polos.Pasangan Harsono dan Helen menatap Alan yang

sedang duduk di kursi. Dia terlihat asyik dengan bacaannya.

Dia sama sekali tidak menyadari kalau semua mata terarahpadanya.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 269/410

269

 “Alan, istrimu mau ke kamar mandi,” kata Helenmemberitahu. Dia gemas melihat sikap Alan yang acuh tidakacuh.

 “Hmm. Ya sudah. Biarkan saja,” sahut Alan cuek.Pasangan Harsono dan Helen saling berpandangan.

Sementara Mia tidak ambil pusing dengan keadaan sekitarnya.Ketika dia mulai berdiri, tangan Nyonya Harsono menahannya.Mia mengangkat wajahnya. Dia menatap mertuanya heran.

 “Alan, istrimu mau ke kamar mandi,” kata TuanHarsono.

 Alan mendongak. “Terus kenapa? Biarkan saja dia kekamar mandi.”

 “Kau tidak menemaninya?”Wajah Mia berubah tegang. “Tidak perlu,” kata Mia

cepat. “Aku bisa melakukannya sendiri.” “Tidak sayang. Sebagai suami, Alan harus

membantumu. Bagaimana caramu memegang infus itu?Biarkan Alan membantumu,” kata Nyonya Harsono.

Mia mau membantah tetapi dia tidak berani. Bisa – bisamertuanya dan Helen curiga kenapa dia ngotot tidak mauditemani Alan ke kamar mandi.

 “Tidak apa – apa Mia, aku senang kok membantumu,”cetus Alan. Seringai nakal terlihat di wajahnya.

Sementara itu, Helen hanya bisa menahan tawa melihatadegan di depannya. Alan sudah memberitahunya tentangrahasia pernikahan dia dan Mia, jadi Helen sama sekali tidak

merasa aneh dengan tindak tanduk pasangan suami istri yangsama – sama nyentrik itu.

Mia merengut sebal. Tetapi dia melakukannya sembunyi – sembunyi. Dia tidak mau mertuanya melihat ekspresiwajahnya. Dia berjalan menuju ke kamar mandi denganditemani Alan.

Di dalam kamar mandi, Mia melempar Alan denganhanduk. “Bisa – bisanya kau mengambil kesempatan dalamkesempitan. Seharusnya kau menolak,” cetusnya dongkol.

 “Pssst. Pelankan suaramu. Nanti mereka semua dengar.Begini saja, aku akan balik badan pada saat kau buang air

kecil. Bagaimana?”Mia menatap Alan dengan wajah sebal. “Aku tidak mau

tahu! Pokoknya aku mau sendiri.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 270/410

270

 “Alan, kalian sedang ngapain? Kenapa berisik sekali?”nyonya Harsono mengetuk pintu kamar mandi.

 “Tidak apa – apa Ma,” sahut Alan. “Kau lihat kan?Mereka mendengar suara kita. Mereka bisa tahu tentanghubungan kita. Jadi pelankan suaramu.”

Mia kesal setengah mati tetapi dia tidak bisa apa – apa. Alan benar, mereka bisa ketahuan. “Ya sudah. Kau menghadapke sana. Jangan coba – coba mengintip. Lihat saja kalausampai berani,” kata Mia dengan nada mengancam.

 Alan menghadap ke tembok sambil menggerutu.Tangan kanannya memegang kantong infus Mia. Tiba – tibaponselnya yang terletak di saku celananya sebelah kananberbunyi.

 Alan mengalami kesulitan mengambilnya dengan tangankiri. Ketika dia berhasil meraihnya, ponsel itu tiba – tibaterjatuh persis di bawah kakinya. Spontan Alanmembungkukkan badan untuk mengambil ponselnya. Padasaat membungkuk itulah, dia bisa melihat Mia yang sedangbuang air kecil.

Mia menjerit. Tangannya meraih gayung danmelemparkannya ke Alan. Gayung itu tepat mengenai wajah

 Alan. Gantian Alan yang menjerit karena kesakitan.Di luar kamar mandi, pasangan Harsono saling

berpandangan. Sementara itu, Helen berlagak tidakmendengar apa – apa.

 Akhirnya Alan dan Mia keluar dari kamar mandi.

Pasangan Harsono menatap mereka berdua dari atas sampaike bawah.

 Alan mengangkat kedua tangannya. “Jangan tanya apa – apa,” katanya pelan.

Mia berjalan menuju tempat tidurnya dengan diiringipandangan heran mertuanya dan Helen. Sementara itu, Alanduduk di kursi dan pura – pura membaca.

 “Baiklah. Karena kalian yang meminta, kami tidak akanbertanya apa – apa. Lan, besok kau tidak perlu masuk kantor,”kata papanya.

 “Kenapa?” tanya Alan heran.

 “Lebih baik kau menjaga Mia. Kau kan suaminya.” “Tidak perlu, Pa,” tolak Mia cepat. “Aku bisa sendiri kok.

Lagipula kan ada perawat yang menemaniku.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 271/410

271

 “Tidak bisa begitu, Mi. Kalau yang menemani keluargasendiri, lebih leluasa,” mertuanya yang perempuan ikut angkatsuara.

Helen tersenyum simpul melihat bagaimana repotnyaMia meyakinkan mertuanya kalau dia lebih baik sendirian.

 “Malam ini kau menginap saja di rumah sakit.Pakaianmu, biar mamamu yang mengantarkannya.”

 “Tidak perlu, Pa. Biar Kakak saja yang mengambil danmembawanya ke sini. Kakak bisa kan?” Alan memberi isyaratpada Helen dengan mengedipkan mata.

Helen mengerti maksud Alan. Kalau mamanya yangmengambil, bisa ketahuan rahasia mereka. “Aku yang akanmengambil baju Alan, Ma.”

 “Tetapi…kau bukannya kerja?” “Hari ini aku ijin. Nanti sepulang dari rumah sakit aku

akan ke rumah Alan mengambil bajunya, terus kembali lagi kesini.”

Orangtuanya manggut – manggut. “Ya sudah, kalaumaunya Alan begitu,” kata papanya.

***Ini hari pertama Mia mengajar setelah keluar dari

rumah sakit. Namun, tidak seperti biasa, kali ini Mia bangunkesiangan. Matanya melotot saat melihat jam. Mia kelabakan.Cepat – cepat dia bangkit dari tempat tidurnya.

Mia tidak menyadari kalau dia dan Alan berjalan menujutempat yang sama yakni kamar mandi. Ketika dia tersadar

sudah terlambat. Alan sudah masuk ke dalam kamar mandi.Mia bisa mendengar suara siulannya.

Mia dicekam rasa panik karena Alan sudah berada didalam kamar mandi. Membiarkan Alan mandi duluan ibaratmemasak rendang. Sangat lama.

 “Alan,” Mia mengetuk pintu. “Aku mandi duluan dong,”rayunya.

 “Enggak mau,” sahut Alan dari dalam kamar mandi.Mia merengut sebal. “Lan, kalau aku tidak mandi

sekarang, aku bisa terlambat. Kau kan tahu sekolahku masuk jam tujuh,” kata Mia setengah merajuk.

 “Terus kenapa? Salah sendiri kau bangun kesiangan.” “Karena itu aku harus buru – buru. Ayo dong, Lan. Aku

mandi duluan,” Mia mulai merengek.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 272/410

272

 “Enak saja. Aku yang pertama kali masuk, jadi aku yangmandi duluan. Memangnya kau saja yang bisa terlambat? Aku

 juga. Apa kata bawahanku kalau aku datang terlambat? Akubisa dianggap memberikan contoh yang buruk. Kalau sudahbegitu bagaimana bawahanku bisa menghormatiku? Sudah,

kau tunggu saja sampai aku selesai mandi. Kau tidak akanterlambat. Sekolahmu dari rumah kita kan enggak jauh – jauhamat.“

 “Memang tidak jauh. Tapi aku tidak bisa membiarkanmumandi duluan. Karena kalau kau sudah mandi, lamanya mintaampun. Hanya Tuhan yang tahu apa yang kau lakukan dikamar mandi.”

Tiba – tiba pintu kamar mandi terbuka. Sakingterkejutnya, Mia sampai mundur beberapa langkah kebelakang. Alan menepuk kening istrinya. “Jangan ngomongsembarangan yah. Aku mandinya lama karena aku ini orangyang bersih. Kau sendiri bagaimana? Berbeda sekali denganperempuan lainnya. Masa mandi cuma sepuluh menit,” Alanmencibir.

 “Itu karena aku tidak suka lama – lama berada di kamarmandi. Biar mandi cuma sebentar tetapi aku lebih bersihdarimu. Ayolah Alan, aku mandi duluan yah. Kau baik deh,”rayu Mia sambil mengedipkan matanya.

 “Memang, tetapi tetap saja aku tidak mau!” Alanmembanting pintu kamar mandi tepat di depan hidung Mia.

Mia melotot. Dia berkacak pinggang dan

menghentakkan kakinya. Dia memang begitu kalau sedangkesal. Cepat – cepat digedornya pintu kamar mandi. “Alankumohon sekali ini saja. Kau kan bos. Kalau terlambat sedikitkan tidak apa – apa. Tapi kalau aku? Bisa malu aku di depanmurid – muridku. Lagipula setahuku dulu kau sering datangterlambat.”

Namun, sia – sia saja usaha Mia karena tidak ada jawaban dari dalam kamar mandi.

 “Alaaaan,” rengek Mia sambil mengetuk – ngetuk pintukamar mandi.

Pintu kamar mandi terbuka lagi. Alan menatap Mia

sebal.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 273/410

273

Mia hanya tersipu dipelototin suaminya. Dia bergayaseperti anak kecil yang sedang merajuk. Kalau sudah begitu,mau tidak mau Alan mengalah.

 “Sudah diam! Bagaimana kalau didengar orang kalaukita bertengkar memperebutkan kamar mandi? Malu tahu!

Sudah mandi sana.” “Cihui. Terima kasih suamiku sayang.” Tanpa pikir

panjang, Mia langsung menghambur ke dalam kamar mandi.Sementara Alan menggerutu dalam hati. Dulu aku

sering terlambat ke kantor dan dia yang menasehatiku untukmerubah kebiasaanku. Sekarang malah   dia menyuruhkukembali kekebiasaan lama. Dasar!   Alan menatap pintu kamarmandi. “Mandinya yang cepat!” teriak Alan. Namun, yangterdengar dari kamar mandi hanya suara nyanyian Mia.

 Alan duduk di ruang makan. Dia menunggu Mia selesaimandi sambil sarapan. Lumayan, buat efisiensi waktu, pikirnya. 

Sambil mengunyah makanan, Alan hanyut dalamlamunannya sendiri. Sejak menikah dengan Mia, banyak hal –hal baru yang diketahui Alan tentang istrinya itu.

Misalnya yang terjadi kemarin. Alan sedang menikmatitidur siangnya ketika mendengar suara jeritan Mia.

 Alan tersentak dari ranjangnya. Sepertinya akumendengar suara jeritan dari kamar mandi. Alan langsungberlari ke sumber suara. Ternyata Mia yang menjerit. “Adaapa? Kenapa kau menjerit seperti monyet dicekik begitu?”

Mia cemberut sambil mengarahkan jari telunjuknya ke

kamar mandi. “Ada kecoa di kamar mandi.” “Apa? Kecoa katamu!” Alan terbahak. “Kukira ada

maling, rampok atau apa, tidak tahunya cuma kecoa.” “Aku takut sekali sama kecoa,” kata Mia malu – malu. “Kalau ada orang yang takut kelabang, kalajengking

atau hewan – hewan melata lainnya, aku rasa wajar. Tetapikalau ada yang takut kecoa sungguh mengherankan. Karenayang kutahu, kecoa sama sekali tidak berbisa dan menggigitdan ya ampun, dia bahkan hanya sebesar jempol kita,”cetusnya heran.

Mia tersipu malu. Wajahnya memerah.

 “Kenapa kau takut sama kecoa?”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 274/410

274

 “Karena bentuk tubuhnya sangat menjijikkan. Udah gitubau lagi. Bukan hanya itu, aku geli kalau melihat kumisnya,”kata Mia jujur.

 Alan melongo. “Kau bilang geli melihat kumisnya?” “Iya. Mana ada binatang yang cuma memiliki kumis dua

helai begitu.” Alan menggeleng – gelengkan kepalanya.

 “Ck…ck…ck…kau ini kekanak – kanakkan sekali. Bukansalahnya kalau dia diciptakan dengan kumis dua helai.”

 “Iya, iya aku tahu. Daripada menceramahiku tentangkecoa sepertinya lebih baik kau usir kecoanya yah?”

 “Untuk apa diusir? Nanti datang lagi. Lebih baikdimatikan saja.”

 “Ya, terserah kau saja deh, mau diapakan. Yangpenting, aku tidak melihat kecoa itu lagi.”

 “Saat mematikan kecoa yang sangat ditakuti Mia, Alantersenyum – senyum sendiri. Dasar aneh, sama kecoa sajatakut.

*** Alan mempunyai kebiasaan yang sudah dijalaninya

sejak kecil. Setiap bangun tidur, Alan selalu bercermin. Pagiitu, dia kembali menjalani ritualnya. Betapa terkejutnya diasaat melihat cermin. Matanya yang sebelah kanan bengkakdan ada benjolan kecil berwarna merah di kelopak matanya.

 Alan ternganga. Dia menyentuh matanya yang bengkak itu.Kenapa mataku bisa bintitan begini?   Apa kata orang kalau

melihatnya. Bisa – bisa pamorku turun. Apalagi kalau Mia yangmelihat. Hm,  Alan melihat ke sekeliling kamarnya.Pandangannya terhenti pada kacamata hitam yang terletak diatas meja. Aku pakai ini saja deh . Alan bercermin. Senyumnyaterkembang saat melihat penampilannya itu. Seperti biasa. Akumemang selalu terlihat keren , cetusnya penuh percaya diri.

 Alan keluar dari kamarnya sambil mengenakankacamata hitam. Mia yang sedang menyiapkan sarapan dibuatterheran – heran. Dia menatap Alan tanpa berkedip.

Mau tidak mau, dia tersenyum geli melihat tingkah Alan. “Ternyata kau. Aku kira tadi ada tukang obat nyasar,”

ledeknya. “Kenapa kau memakai kacamata hitam di dalamrumah?”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 275/410

275

 “Haaaaah,” Alan mendesah. Lebih baik aku pasrah saja.  Alan membuka kacamatanya dan berdiri menghadap Mia. “Kaubisa lihat kan kenapa aku memakai kacamata?”

Mia mengamati wajah Alan. “Cuma bintitan biasa,”katanya cuek. “Bukan masalah yang besar. Jadi kau lepas saja

kacamatamu itu sebelum menarik perhatian orang banyak.Nanti mereka kira ada penjahat nyasar lagi.”

 “Tidak bisakah untuk sehari saja kau tidak meledekku?”kata Alan sebal. Dia memonyongkan bibirnya karena kesal.

 “Jangan sembarangan bicara yah. Kapan akumengejekmu? Setahuku, yang paling sering melontarkanejekan itu kau,” Mia menunjuk Alan.

Dituding seperti itu, Alan tidak berkutik. Diacengengesan. “Maaf deh.”

 “Simpan saja maafmu itu. Lebih baik kau mengantarkuke sekolah.”

 “Tapi aku tidak bisa pergi mengantarmu seperti ini. Bisa – bisa aku ditertawakan teman – temanmu.”

Mia menatap Alan dengan mata menyipit. “Jangan lihat aku seperti itu. Kau membuatku takut.” “Orang bilang, mata bintitan karena mengintip. Kau

mengintip siapa, Lan? Jangan – jangan kau sering mengintipaku yah?” tuduh Mia.

 “Siapa mengintipmu?” bantah Alan. “Rugi sekali akumengintipmu. Itu kan cuma kata orang. Tidak mungkin gara –gara ngintip mataku bisa begini. Apalagi mengintipmu. Ada –

ada saja.” “Jadi kau tidak bisa mengantarku?” Alan mengiyakan. “Kan enggak mungkin aku beredar

dengan mata seperti ini. Bisa – bisa, reputasi yang sudahkubangun selama ini runtuh hanya gara – gara ini,” diamenunjuk matanya.

 “Ya sudah, kalau kau tidak bisa mengantarku. Aku pergidulu.”

 Alan mengekor di belakang Mia. “Oh ya,” Mia memutar badannya menghadap Alan yang

berdiri di belakangnya.

 “Ada apa?” “Jangan lupa memasak dan membersihkan rumah!”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 276/410

276

 Alan merengut sebal. “Tanpa kau bilang, aku sudahtahu. Sudah pergi sana,” Alan mendorong Mia keluar darirumah.

 “Aku pergi dulu,” kata Mia sambil melambaikan tangan. Alan menunggu sampai Mia benar – benar menghilang

dari pandangannya baru dia masuk ke dalam rumah. Untungini hari Sabtu, jadi aku   tidak perlu bolos kerja segala . Alanmemandangi cermin lagi. Benar – benar menyebalkan. Kalausudah begini, aku terpaksa tinggal di rumah seharian.

*** Alan baru saja selesai membersihkan rumah, ketika

pintunya diketuk. “Siapa?” “Ini aku, Helen.” Alan berjalan tergopoh – gopoh menuju pintu. Dia

membukanya dengan wajah tersenyum lebar. Alan menyambutkedatangan kakaknya itu dengan sukacita.

 “Mana Mia?” “Mengajar,” sahut Alan pendek. “Kau tidak mengantarnya?” “Enggak. Aku lagi sakit mata.”Helen mendekatkan wajahnya dan mengamati mata

 Alan.Dia mengibaskan tangannya, “Ah cuma bintitan biasa

saja. Kau kan bisa menggunakan kacamata hitam.” Alan tidak menyahut. Dia duduk di sofa dan menyalakan

televisi. Helen duduk di sampingnya.

 “Bagaimana dengan pernikahanmu?” “Baik – baik saja,” jawab Alan singkat. “Ceritakan padaku, apa saja yang terjadi setelah kalian

menikah. Apa ada yang istimewa?” tanya Helen penasaran. Alan menggeleng. “Tidak ada kejadian yang istimewa.”Helen menatap tidak percaya. “Masa sih tidak ada?

Padahal kan kalian sudah menikah selama enam bulan.” Alan mendengus pelan. Dia tidak peduli dengan

keheranan Helen. “Berarti usahamu kurang berhasil dong?” tanya Helen

lagi.

 “Mungkin iya, mungkin juga tidak,” sahut Alansekenanya.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 277/410

277

Helen terpana melihat sikap Alan yang masa bodoh.Bagaimana sih anak ini. Dulu dia bilang akan berusaha untukmendapatkan cinta Mia. Sekarang dia malah bersikap seolahtidak terjadi apa – apa.

 “Dari nada bicaramu, kau seperti tidak tertarik lagi

pada Mia,” tebak Helen. “Aku tidak bilang kalau aku tidak tertarik lagi dengan

Mia. Bahkan semakin hari aku semakin mencintainya.” “Lalu kenapa kau bersikap seperti ini? Kau seperti tidak

melakukan usaha apapun untuk mendapatkannya.” “Entahlah. Aku tidak tahu.” Alan terlihat seperti orang

linglung. “Sebenarnya bagaimana perasaanmu setelah menikah

dengan Mia?” “Sangat bahagia,” kata Alan sungguh – sungguh.

 “Rasanya seperti mimpi menikah dengannya dan aku tidakingin terbangun,” mata Alan berbinar – binar saatmembicarakan pernikahannya itu.

Helen termangu. Dia bisa melihat kebahagiaan yangterpancar dengan jelas di wajah Alan. “Kebahagiaanmu akansemakin lengkap kalau kau memenangkan cintanya, Lan. Apakau mau hidup dengan cara seperti ini sampai tua?”

Binar di mata Alan sedikit meredup. Alan tidakmenjawab. Itu adalah pertanyaan yang paling ditakutinya.Kakak benar, katanya dalam hati. Mau sampai kapan aku danMia hidup seperti ini?

Helen sebenarnya tidak ingin menekan Alan tetapi diatidak punya pilihan. Dia harus meyakinkan Alan agarmeneruskan usahanya untuk mendapatkan cinta Mia.

 “Aku tidak mau menakut – nakutimu tetapi cepat ataulambat rahasia pernikahan kalian bisa terungkap. Ketika saatitu tiba, tidak ada yang bisa menyelamatkan kalian.”

 Alan tidak tertarik untuk menanggapi ucapan Helen.Kepalanya serasa ditimpa berton – ton masalah yang tidak bisadipecahkan. Akibatnya, malam itu dia tidak bisa tidur. UcapanHelen terus terngiang – ngiang di kepalanya.

Dia membuka pintu kamarnya dan berjalan menuju

dapur. Dia mengambil satu kaleng minuman ringan dari dalamkulkas dan menghabiskannya dalam satu kali tegukan.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 278/410

278

Dia melirik pintu kamar Mia yang tertutup rapat. Alanmendesah. Lalu dia duduk di meja makan tanpa ditemanicahaya lampu. Dia merenungi ucapan Helen tadi siang.

 Alan menaruh kepalanya di atas meja sambil memain -mainkan vas bunga yang ada di situ. Dulu aku dijuluki

 penakluk wanita. Sekarang aku seperti macan ompong saja.Menaklukkan wanita yang dicintai saja tidak bisa.Menyebalkan, gumam Alan.

 Alan bangkit dari kursinya. Hampir saja dia terjatuhkarena saking kagetnya melihat Mia berdiri memandanginyadalam kegelapan. Dia mundur beberapa langkah. Wajahnyamerah padam.

 “Ngapain sih berdiri di situ? Bikin kaget saja! Kalau akupingsan karena terkena serangan jantung, bagaimana? Kankau sendiri yang repot!” bentaknya. Wajah Alan terlihat masihsyok.

 “Aku haus,” jawab Mia cuek. Dia tidak peduli denganmata Alan yang melotot. “Kau sendiri ngapain duduk di sini?Pakai acara gelap – gelapan segala lagi. Ngelamun jorok yah?”

 “Itu bukan urusanmu,” sergah Alan. Dia kembali kekamarnya sambil menggerutu.

 “Baru begitu saja sudah kaget. Dasar payah,” ejek Mia. Alan tidak menghiraukan ejekan Mia. Dia membanting

pintu kamarnya. Dia membenamkan wajahnya di atas bantal.Merasa sulit bernapas, dia merubah posisinya. Sekarang diatidur terlentang di atas tempat tidur. Posisinya sama persis

dengan Vitruvian Man – nya Leonardo da Vinci.Kejadian yang baru saja dialaminya masih membekas di

ingatannya. Alan berkata pada dirinya sendiri. Peristiwa yangsama sekali tidak patut dikenang. Biasanya dalam film, kalauada pria dan wanita yang bertemu dalam situasi seperti itu,

 pasti ada hal romantis yang terjadi. Tetapi apa yang barukualami sama sekali tidak romantis. Aku malah hampir pingsankarena kaget. Benar – benar menyebalkan.

 Alan bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan menujumeja belajarnya. Dia membuka – buka buku agendanya.Pandangannya terhenti saat melihat kalender. Ada tanggal

yang dilingkari dengan tinta berwarna merah.  Astaga, hampirsaja aku lupa . Lusa, Mia berulangtahun. Untung, aku ingatsekarang. Kalau aku sampai lupa, gak tahu deh gimana

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 279/410

279

nasibku nanti.  Enaknya, dia dikasih apaan.  Alan memutarotaknya. Oh iya, dia kan suka banget membaca. Jadi, kukasihbuku saja. Pasti dia senang.

Keesokan harinya, sepulang dari kantor, Alan tidaklangsung pulang. Dia menyempatkan diri, mampir ke toko

buku. Alan menghabiskan waktu hampir dua jam untukmencari buku yang akan dihadiahkan ke istrinya. Ia mencobamengingat – ingat, buku apa yang belum dikoleksi Mia.

 Akhirnya dia menentukan pilihannya. Dia memutuskan untukmembeli buku seri Harlequin untuk istrinya. Pasti dia suka.Biasanya kan wanita suka cerita romantis . Alan tersenyum –senyum sendiri. Dia membeli 15 novel Harlequin dan langsungmembungkusnya.

***Malam itu, Alan tidak henti – hentinya memandangi jam

di dinding. Dia tidak sabar menunggu jam 12 malam. Alaningin menjadi orang yang paling pertama mengucapkanselamat ulang tahun kepada Mia.

Ketika jam 12 tiba, tanpa berpikir panjang, dia langsungbangkit dari ranjangnya dan keluar dari kamar. Diamenyiapkan kado dan mengeluarkan kue tart kecil yang sudahdisembunyikannya dari tadi malam. Dia memasang lilinberbentuk angka 2 dan 5 yang melambangkan usia Mia.

Dia mengetuk – ngetuk pintu kamar Mia. Ketukanpertama tidak mendapat jawaban. Ketukan kedua, suara yangterdengar tidak lebih seperti sapi yang melenguh.

 Alan menarik napas kesal. Ya ampun, sudah hampirlima menit aku mengetuk pintunya, tapi dia tidak kunjungbangun. Apa perlu aku pakai pengeras suara supaya diabangun?   Alan menggeleng – gelengkan kepalanya karenakeheranan.

 Alan memantapkan hatinya. Dia mengepalkantangannya dan mulai menggedor pintu kamar Mia dengansuara yang sangat keras. Kontan saja, Mia terbangun daritidurnya dan langsung. Dia melihat ke kanan dan kiri sepertiorang yang ketakutan.

 “Mia!” suara Alan mengejutkannya.

 “Haaaah”, Mia mengacak – acak rambutnya sendiri.Ternyata dia yang mengganggu tidurku . “Ada apa?” Miaberteriak.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 280/410

280

 “Buka pintunya dong,” sahut Alan. “Mau ngapain?” Mia bertanya dengan curiga.Sementara itu di balik pintu, Alan dongkol luar biasa.

Dia bisa menerka kalau saat ini Mia sedang mencurigainya. “Jangan khawatir. Aku tidak punya maksud buruk. Buka

saja pintunya. Sebentar saja.”Mia mendelik sebal. Dengan enggan, ia bangkit dari

tempat tidur dan menyeret kakinya ke arah pintu. Lihat sajakalau dia macam – macam. Ngak bakalan ada ampun.

Mia membuka pintunya. Dia hanya membuka sedikitdan mengintip dari balik pintu. Dia terheran – heran saatmelihat sosok Alan. Didorong oleh rasa penasaran yang kuat,dia membuka pintunya lebar – lebar.

Tiba – tiba, Alan melompat tepat di hadapannya. “Kejutan!” teriaknya. Dia membawa kue tart kecil ditangannyadan mulai menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Miamenahan tawa melihat mimik wajah Alan saat bernyanyi.

Setelah selesai, Alan menyodorkan tart mungil itu kehadapan Mia. “Ayo tiup lilinnya dan jangan lupa menyebutkanpermohonanmu.”

Mia berpikir sejenak. “Enaknya minta apa yah?”gumamnya tanpa sadar.

 “Minta supaya kita diberikan anak,” sahut Alan cuek.Mia mendengus sebal.

 “Tanpa pikir panjang, Mia langsung meniup lilin. “Kau minta apa?”

 “Aku minta supaya kau tidak bawel dan pingin tahurahasia orang lagi,” kata Mia asal – asalan.

 Alan langsung menjitak kepala istrinya. “Biar bawelbegini, aku ini tetap suamimu tahu.”

Mia hanya mencibir. “Kalau aku bilang apapermohonanku sama juga bohong dong. Bagaimana maudikabulkan?”

 “Sudah ah, apapun permohonanmu, selama itu tidakmembuatku menderita, itu tidak akan jadi masalah. Sekarang,lebih baik kau pilih, mau motong kuenya atau buka kadodariku?”

Mia tersenyum cerah. Rasa kantuk yang dari tadimenyergapnya, hilang sudah. “Kau ngasih apa?” mata Miaberbinar – binar.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 281/410

281

 Alan mengernyitkan keningnya. Dia senang sekalimendapat hadiah dariku. Jangan – jangan dia kira aku kasih

 perhiasan lagi. Tidak kusangka, ternyata dia materialistis juga . “Aku ngak ngasih perhiasan loh,” Alan mewanti – wanti.

 “Siapa bilang aku suka perhiasan? Aku bukan cewe

matre tahu,” cetus Mia. Dia merobek kertas yang membungkuskado yang diberikan Alan kepadanya.

Reaksi Mia benar – benar di luar dugaan Alan. Tadinyadia mengira Mia akan menjerit kesenangan karena menerimakado. Tidak disangka, Mia hanya terdiam dan menatapkadonya dengan wajah tanpa ekspresi.

 “Kenapa? Kau diam karena saking senangnya ataukarena tidak menyukai kadoku?” tanya Alan dengan hati – hati.

Mia tidak tahu harus menjawab apa. Dia hanya terdiam.Sebenarnya dia sangat menyukai kado yang diberikan Alan.Hanya saja dia tidak suka cerita – cerita romantis. Dia lebihcondong pada buku yang bertema thriller dan petualangan.Dia tertegun.

 “Aha, kau tidak suka cerita – cerita romantis yah?” “Kata siapa aku tidak suka. Aku justru paling suka cerita

romantis,” Mia sengaja berbohong. Dia tidak maumenyinggung perasaan Alan.

 “Gak usah pakai acara berbohong segala. Aku bukanorang bodoh. Dengar baik – baik yah. Aku sudah bersusahpayah memberikanmu kado. Tolong hargai sedikit. Kau harusmenyimpan pemberianku itu. Aku tidak akan merubahnya.

Kalau jadi orang tuh, harus bisa menghargai pemberian oranglain,” celoteh Alan cuek.

Mia terbengong – bengong. Tadinya Mia mengira Alanakan meminta maaf dan bilang akan mengganti hadiahnya,tetapi reaksinya justru berlawanan.

 “Jangan sembarangan bicara yah. Aku tidak seburuk itu. Aku selalu menyimpan pemberian orang lain,” tegas Mia.

 “Aku tidak bilang kau tidak pernah menyimpanpemberian orang lain,” kata Alan cuek.

 “Huh. Aku tidak percaya. Hari di mana seharusnya akubahagia, suamiku sendiri malah membuatku kesal,” keluh Mia.

 Alan tersentak. Sejurus kemudian, ia merasa menyesal. “Maaf deh. Aku tidak bermaksud membuatmu kesal. Maafyah,” Alan memasang tampang memelas.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 282/410

282

 “Lupakan saja. Aku juga tidak serius,” Mia tersenyum.Daripada bicara gak karuan, lebih baik kita potong kue ini dannonton. Besok kan hari libur. Bagaimana, mau tidak?”

 Alan mengangguk. Walhasil, sepasang suami istri itumenghabiskan malam dengan menonton dvd sambil mengemil.

Keduanya sama – sama tertidur di depan televisi.Keesokan paginya, Alan yang terbangun duluan. Dia

menggosok – gosok matanya sembari melihat jam. Diamenguap kemudian melirik ke sosok yang masih tidur pulas.

 Alan tersenyum simpul melihat gaya Mia saat tidur.Mulutnya terbuka lebar dan kakinya membentuk

segitiga. Sempat terbersit dalam pikiran Alan untuk menaruhsesuatu dalam mulut istrinya. Dia mengambil sebatang coklatdari kulkas. Dia berjalan berjingkat – jingkat mendekati Mia.Dia merobek bungkus coklat dan mematahkannya. Kemudian,tangannya bergerak menuju mulut Mia untuk menaruh coklatitu ke dalam mulutnya.

Tepat saat tangan Alan berada di atas mulut Mia,telepon meraung – raung. Kontan, Mia terbangun daritidurnya. Mulut Mia yang tadinya terbuka lebar mendadakmengatup. Walhasil jari Alan yang menggenggam coklat ikutmasuk ke dalam mulut Mia. Alan dan Mia menjeritberbarengan. Yang satu karena kesakitan, sementara yanglain karena kaget.

Mia langsung membuka mulutnya dan mempelototi Alan. “Tadi mau apa kau?” bentaknya dengan wajah galak.

 “Aku tadi mau membangunkanmu?” “Kenapa tanganmu ada di mulutku? Kau mau

mengerjaiku yah?” Mia bertanya masih dengan wajah galak. “Idih. Geeran banget sih jadi orang. Daripada

menuduhku yang bukan – bukan, lebih baik kau angkattelepon itu. Aku yakin itu dari keluargamu yang inginmengucapkan selamat ulang tahun,” kilah Alan.

Mia menyipitkan matanya. “Aku tidak percaya,”desisnya.

 “Terserah,” Alan mengangkat bahunya.Sambil menggerutu, Mia beranjak dari kursi dan

mengangkat telepon. Ternyata dugaan Alan benar. Itu adalahkeluarganya. Tidak berapa lama, Mia tenggelam dalampembicaraan dengan orangtuanya.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 283/410

283

 Alan hanya mengelus dada dan pelan – pelan berjalanmeninggalkan Mia. Sebaiknya aku menyelamatkan diri sebelumdia memanggilku. Baru beberapa langkah, terdengar teriakandari belakang.

 “Kau tidak boleh ke mana – mana sebelum urusan kita

yang tadi selesai,” teriak Mia. Sementara itu, tangan kanannyamenutup gagang telepon.

 Alan menundukkan kepalanya. “Iya aku tahu,” sahutnyapelan. Dengan setengah hati dia memutar tubuhnya dankembali ke tempat semula. Dia duduk di kursi dengan wajahpasrah seperti orang yang sedang menunggu hukuman.Sepertinya, aku akan menghabiskan pagi ini mendengarkanceramahnya.  Alan melirik Mia yang berbincang denganpapanya. Nasib – nasib , gumamnya dalam hati.

BAB 15

Sabtu sore Mia sedang berjalan – jalan di Mal Kelapa

Gading. Alan tidak bersamanya karena dia ada pekerjaanmendadak. Tetapi Alan berjanji akan menyusulnya.

Mia berjalan santai sembari melihat etalase – etalasetoko tetapi tidak ada satupun yang menarik perhatiannya.Karena itu, dia memilih masuk ke toko buku. Kalau ditanyabenda apa yang paling disukainya, baju atau buku, maka Mia

memilih buku. Mia sudah suka membaca sejak umur tujuhtahun. Membaca lebih dari sekedar hobby buatnya. Itu sudahseperti keharusan buat Mia. Karena kegemarannya membaca

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 284/410

284

pula, Mia tumbuh menjadi gadis yang memiliki wawasan yangluas.

Mia mengamati koleksi buku – buku terbaru yang ada ditoko itu. Dia menyukai berbagai jenis buku. Terlebih lagi novel.Dia sangat tergila – gila pada buku berjenis fiksi itu. Dia

mengambil dan membaca buku yang menarik perhatiannya.Kalau tidak tertarik, dia menaruhnya ke tempat semula. Sakingasyiknya, dia sampai bertubrukan dengan seorang pemuda.

 “Maafkan…” Mia tidak bisa melanjutkan kata – katanya.Ternyata sosok yang bertubrukan dengannya adalah Arman.Mia terperangah. Saking kagetnya, Mia hanya berdiri diambagaikan patung. Untuk sejenak, Mia seperti kehilangan

 jiwanya. Namun, dengan cepat, kesadarannya pulih kembali.Ini pasti hari sial buatku. Di dunia seluas ini, bagaimanamungkin aku bertemu dengan orang yang pernah sangatkubenci.

Reaksi berlawanan justru ditunjukkan Arman. Senyumgembira mengembang di wajahnya yang semakin tampan itu.

 “Mia!” seru Arman gembira. “Ini kebetulan sekali. Apakabarmu?” tanya Arman. Perasaan bersalah yang pernah Mialihat di wajahnya sama sekali tidak tampak.

Mia seperti kehilangan suara. Mulutnya terkunci rapat.Dia tidak pernah menyangka akan bertemu lagi dengan bekastunangannya itu. Mereka bertemu terakhir kali di Medan Mal.

 “Baik – baik saja,” kata Mia dengan suara tercekat. Miamencari kata – kata yang tepat untuk menyapa Arman. Aku

tidak boleh bersikap kaku. Peristiwa itu sudah lama sekali.Rasanya, tidak pantas kalau aku masih membencinya. Miamengangkat wajahnya dan mengarahkan pandangannyalangsung ke mata Alan. “Apa yang kau lakukan di Jakarta?”tanya Mia basa basi. Dia berusaha bersikap setenang mungkinmenghadapi mantan tunangannya itu. .

 “Aku bekerja di kota ini.” Arman mengamati Mia denganseksama. “Aku benar – benar pangling melihatmu. Kausemakin cantik saja,” katanya terus terang.

 “Terima kasih atas pujiannya,” balas Mia pendek.Sebenarnya dia ingin segera pergi dari tempat itu. Dia merasa

tidak nyaman bertemu dengan Arman. Tetapi dia tidak bisapergi karena dia sudah berjanji akan menonton bareng Alan.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 285/410

285

 “Sebaiknya aku pergi. Aku ada janji,” kata Mia pelan.Dia baru mau berjalan ketika Arman memegang tangannya.Spontan Mia menepisnya dan menunjukkan ekspresi tidaksuka.

 “Maaf,” Arman mengangkat kedua tangannya.

Wajahnya terlihat sangat menyesal. “Aku tidak bermaksudmenyentuhmu.”

Untuk sesaat Mia merasa bersalah. “Tidak apa – apa. Aku benar – benar harus pergi,” katanya setengah berbisik.

 “Apa janjimu itu sangat mendesak?”Mia tidak menjawab.  Alan belum meneleponku. Itu

berarti dia belum sampai. Kalau sudah begini, aku tidak bisamenghindar dari Arman.

 “Bagaimana kalau kita makan bersama? Aku yangtraktir.”

Mia bungkam. Berani sekali dia mengajakku makanbersama. Apa dia sudah lupa dengan perbuatannya padaku?

 Apa tidak ada yang memberitahunya kalau aku sudahmenikah? Mia merutuk sebal. Tetapi, tunggu dulu. Bukankahtadi aku sudah memutuskan untuk mencoba menghilangkanrasa benci padanya.

 Arman bisa menangkap kesan tidak suka di wajah Mia. “Tidak apa – apa kalau kau tidak mau. Mungkin kau masihmarah dan membenciku.”

Mia memutar otaknya. Dia tidak mau terlihat sepertitakut berada di dekat Arman. Bisa – bisa dia berpikir aku masih

menyimpan perasaan  terhadapnya. Jangan sampai dia berpikiraku masih membencinya. Mia mengangkat wajahnya dantersenyum tipis. “Tidak. Aku sudah tidak marah lagi. Peristiwaitu sudah lama aku lupakan. Kita mau makan di mana?”Sementara itu, jauh di lubuk hatinya, Mia berharap dia tidakmelakukan kesalahan.

 Arman tersenyum cerah mendengar jawaban Mia. “Kauyang tentukan kita makan di mana.”

Mia teringat janjinya dengan Alan. Mereka sepakatbertemu di food court. “Kita makan di food court saja yah.”

 “Ayo.”

Mia memilih meja yang letaknya mudah dilihat dari jalanmasuk ke food court itu.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 286/410

286

 “Kau mau pesan apa? Aku ambilkan,” kata Armanmenawarkan.

 “Jus jeruk saja. Aku masih kenyang.”Tanpa banyak komentar, Arman pergi memesan

minuman dan langsung membayarnya. Tidak berapa lama, dia

sudah duduk di depan Mia.Keduanya menikmati minuman tanpa bicara sepatah

katapun. Sesekali Arman mencuri pandang pada Mia yangsedang asyik mengaduk – aduk isi gelasnya. Apakah dia masihmarah padaku?   Arman ragu – ragu untuk buka suara tetapiakhirnya dia memberanikan diri.  Aku harus memperbaikihubunganku dengannya.

 “Mia, aku tahu kalau aku telah berbuat salah padamu. Aku telah melukai hatimu sedemikian dalamnya. Aku ingin kautahu, kalau selama ini aku tidak pernah lepas dari perasaanbersalah. Aku benar – benar menyesali perbuatanku. Karenaitu, untuk kesekian kalinya, aku ingin meminta maaf padamu,”

 Arman menatap Mia dengan pandangan memelas.Mia tersenyum tipis. “Kau tahu Man, aku sempat sangat

membencimu. Aku sampai memiliki niat buruk terhadapmu.Tetapi, akhirnya aku menyadari, kalau aku tidak bisa bersikapseperti itu seumur hidupku. Aku hanya akan menjerumuskandiriku sendiri dalam rasa benci yang tiada ujungnya. Karena itukuputuskan untuk berdamai dengan perasaanku. Dan,hasilnya, aku bisa bangkit dari keterpurukan. Aku bisa menatahidupku yang tadinya berantakan gara – gara ulahmu,” ujar

Mia panjang lebar.Mia melirik Arman yang duduk tepat di depannya. “Man,

aku sudah memaafkanmu dari dulu. Aku sudah tidak benci lagipadamu,” ucapnya tulus.

 Arman tersenyum cerah. “Benarkah?”Mia mengangguk. “Aku mengambil hikmah dari

kegagalan pernikahanku denganmu. Mungkin kita berdua tidakditakdirkan untuk menjadi pasangan atau bisa jadi kalauseandainya kita menikah, mungkin aku tidak akan bisa hidupseperti ini. Jadi, aku rasa, aku perlu berterima kasih padamu.Berkat ulahmu, aku tumbuh menjadi orang yang lebih

dewasa.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 287/410

287

 “Mia, aku senang mendengarnya,” ucap Arman tulus. “Aku ingin menanyakan sesuatu, tetapi ini terserah padamu,apakah kau mau atau tidak. Apakah kita bisa berteman?”

Untuk sesaat Mia terlihat ragu. Namun, cepat – cepatditepisnya perasaan itu. Aku harus melupakan masa lalu. Kalau

diingat – ingat, hanya akan menimbulkan sakit hati saja. Tidakada salahnya kami berteman. Mungkin dari awal, memanghubungan pertemananlah yang pantas buat kami, bukan  

 pernikahan.  Setelah berpikir lama akhirnya Mia mengiyakan. “Tentu saja. Teman?” Mia mengulurkan tangannya dan Armanmenyambutnya dengan tersenyum senang. Kemudian, merekatertawa lebar.

 “Oh ya, bagaimana hubunganmu dengan Eva? Apaberjalan lancar?” pertanyaan itu meluncur begitu saja tanpabisa dicegah Mia. Dia jadi merasa malu sendiri.

 Arman menarik napas. “Setelah kau pergi, hubungankami mulai berjalan tidak mulus. Sama halnya denganku, Evadidera perasaan bersalah yang amat sangat. Demikian pulaaku. Karena itu kami sepakat putus. Kabar terakhir yangkudengar, dia sudah punya kekasih lagi.”

 “Aku turut prihatin mendengarnya,” kata Mia sungguh –sungguh.

 “Terima kasih. Tetapi saat ini, aku tidak mau lagimengingat apa saja yang menyangkut hubungankudengannya. Hubungan kami benar – benar berakhir denganburuk. Saking buruknya, kami tidak pernah berkomunikasi

lagi,” ujar Arman panjang lebar.Dia melirik Mia yang duduk di depannya. Dalam hati,

 Arman mengagumi daya tarik yang terpancar dengan jelas diwajah Mia. Sudah lama sekali aku tidak bertemu dengannyadan dia semakin menawan saja . “Lupakan tentang aku. Kausendiri bagaimana? Ceritakan tentang kehidupanmu”

 “Aku baik – baik saja. Aku bekerja sebagai guru bahasaInggris di sebuah SMU.”

 “Bagus sekali itu,” Alan manggut – manggut. Diamemperbaiki posisi duduknya. Di dalam kepala Arman,berkecamuk berbagai pertanyaan. Tanya atau tidak yah?

Tanya saja deh. Masa iya langsung mencak – mencak kalauaku menanyakan itu. Tidak apa – apa. Supaya aku bisa legakalau dia sudah bahagia.  “Oh iya, aku tidak bermaksud

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 288/410

288

lancang. Apa kau sudah punya kekasih?” tanya Arman hati –hati. Oh Tuhan, semoga dia tidak menghajarku untuk

 pertanyaan bodoh itu. Mia terpana. Namun, dengan cepat dia menguasai diri.

 “Aku sudah menikah,” sahut Mia singkat.

 Arman terkejut. “Aku tidak tahu. Tidak ada yangmemberitahuku. Kuucapkan selamat Mia,” kata Arman dengantulus. “Kau patut bahagia.”

 “Terima kasih.” “Apa kau tahu? Beberapa bulan setelah pertemuan kita

yang terakhir, aku pindah ke Surabaya. Aku di Jakarta barudua bulan.”

Mia manggut – manggut. Tiba – tiba ponsel Miaberdering nyaring. Ternyata dari Alan.

 “Halo?” “Mia, aku sudah di Mal Kelapa Gading. Kau ada di

mana?” “Di food court.” “Aku segera ke sana.”Mia menaruh kembali ponselnya ke dalam tas.

 “Dari suamimu yah?” tanya Arman. “Iya. Kami sepakat untuk bertemu di sini.” “Siapa nama suamimu?” “Alan Harsono.” “Wah, tidak disangka inisialku sama dengan suamimu.

Kebetulan sekali,” kata Arman terkekeh.

Sementara itu, dari kejauhan Alan melihat Mia sedangngobrol dengan seorang pria. Mia ngobrol dengan siapa? Akutidak pernah melihat pria itu sebelumnya. Oh tidak,  jangan –

 jangan itu lelaki hidung belang, terka Alan. Tapi rasanya tidakmungkin. Mia itu kan galak sekali. Apalagi sama orang yangtidak dikenalnya. Lebih baik aku ke sana. Kalau berdiri saja disini, aku tidak akan mendapatkan apa – apa.. Alan mengambillangkah seribu dan bergegas menghampiri istrinya.

 Arman mendongak kaget melihat ada pria bertubuhtegap berdiri di hadapannya. Siapa pria ini? Kenapa dia berdiridi sini?

Mia mengangkat wajahnya dan tersenyum lebar. “Alan!”Mia berseru. “Kau sudah datang.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 289/410

289

Tahulah Arman sekarang, siapa pria yang ada didepannya. Dia berdiri dan mengulurkan tangannya. Alanmenyambut uluran tangan itu dengan ragu – ragu. Dia melirikMia dengan tatapan yang menuntut penjelasan.

 “Dia Arman. Dia ini temanku waktu di Medan.”

 Arman heran mendengar kebohongan Mia. Tetapi diatidak berani mengatakan yang sejujurnya. Kalau diaberbohong pasti ada alasannya.

 “Hai, namaku Alan. Mia pasti sudah memberitahumutentang hubungan kami kan?”

 Arman mengangguk. “Ya dia sudah memberitahuku.Namaku Arman Rayadi.”

 “Wah, ini pertama kalinya aku bertemu dengan temanistriku di Jakarta. Maaf jika aku tidak terlalu mengenalmu,habis istriku ini jarang sekali bercerita tentang teman –temannya apalagi yang pria,” kata Alan sembari melirikistrinya.

 “Aku ke toilet dulu,” celutuk Mia salah tingkah. Diamemundurkan kursinya, berdiri dan langsung berjalan gontaimenuju toilet.

Kedua pria yang berwajah rupawan itu mengamati Miadari belakang.

 “Jadi, apa yang dilakukan pasangan Harsono, Sabtusore ini di Mal Kelapa Gading?” tanya Arman dengan nadabercanda.

 Alan menoleh. “Apa lagi kalau bukan menikmati

kebersamaan sebagai suami istri,” jawab Alan tertawa renyah. “Kalau begitu aku akan meninggalkan kalian berdua.

 Aku tidak mau mengganggu kebersamaan kalian.” “Tidak. Justru sebaliknya. Aku senang bertemu

denganmu. Waktu kami menikah, Mia tidak mengundangsatupun temannya dari Medan. Aku tidak tahu kenapa. Karenaitu aku senang bertemu dengan temannya. Aku ingin sekalimengetahui banyak hal tentang masa gadis Mia.”

 Arman tertegun mendengar ucapan Alan barusan.Pantas saja aku tidak tahu. Ternyata Mia tidak mengundangsatupun temannya ke acara pernikahannya.

 “Apa aku boleh tahu nomor teleponmu? Sesekali kitabisa ketemuan dan ngobrol.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 290/410

290

 “Tentu saja. Dengan senang hati,” Arman mengambilkartu namanya dari dompet dan memberikannya kepada Alan.

Sekembalinya dari toilet Mia melihat Arman dan Alanmengobrol dengan serunya.

 “Asyik sekali,” celutuknya ringan.

 “Ah kau sudah datang. Temanmu ini sangatmenyenangkan diajak bicara.”

 “Oh ya?” Mia melirik tajam. Yang dilirik jadi salahtingkah.

 “Baiklah. Aku pulang dulu. Aku tidak mau menggangguacara kalian,’ Arman mohon diri.

 “Oke deh,” kata Alan. “Selamat jalan. Kalau sempat,hubungi aku. Kita jalan bersama,” ajak Alan.

 Arman tersenyum. “Aku benar – benar senang sekalibertemu dengan kalian. Sampai ketemu lagi,” dia melambaikantangan sebelum benar – benar menghilang di antara orang –orang yang lalu lalang.

Mia menghempaskan pantatnya ke kursi. “Apa sajayang kalian bicarakan selama aku di toilet?” tanya Miapenasaran.

 Alan mengangkat bahu. Dia meraih gelas Mia danmenghabiskan isinya dengan sekali tegukan. “Tidak ada. Kamihanya mengobrol biasa saja,” jawab Alan santai.

Sebenarnya Mia merasa tidak puas dengan jawaban Alan. Tetapi dia tidak berani bertanya karena dia khawatir itu justru mengundang kecurigaan Alan. Semoga saja Arman tidak

mengatakan yang sebenarnya pada Alan. Semoga saja, harapMia.

***Nyonya Harsono melamun sambil memandang bunga –

bunga anggreknya yang tertata rapi. Sesekali dia menghelanapas pelan.

Hana yang sedang duduk di kursi taman memperhatikangerak – gerik mamanya. Dia menangkap kalau ada yangsedang dipikirkan mamanya. “Ada apa, Ma?” tanya Hana.

 “Kelihatannya mama memikirkan sesuatu.” “Tidak ada apa – apa, Nak. Mama baik – baik saja.”

 “Jangan bohong, Ma. Aku tahu benar kalau Mamasedang memikirkan sesuatu. Katakan padaku, Ma. Mungkinbisa aku bantu.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 291/410

291

Nyonya Harsono sebenarnya merasa ragu untukmenceritakan apa yang sedang dipikirkannya mengingathubungan antara Hana dan Alan yang tidak akur. Tetapi, saatini dia sangat membutuhkan seseorang untuk mendengarkanisi hatinya. Nyonya Harsono menatap wajah Hana yang

dipenuhi rasa ingin tahu. Dalam hitungan detik, diamemutuskan untuk mengeluarkan unek – uneknya kepadaanak bungsunya itu.

 “Ini tentang abangmu, Alan. Mereka sudah menikahlebih dari enam bulan tetapi Mama belum melihat adanyatanda – tanda kehamilan pada kakak iparmu. Lagipula Mamaheran melihat hubungan mereka. Seperti bukan suami istrisaja,” ujar Nyonya Harsono.

Nyonya Harsono memperbaiki posisi duduknya supayalebih dekat dengan Hana. “Mereka bersikap seperti sepasangsahabat. Mama bisa melihat dari tindak tanduk mereka. SetiapMama bertemu dengan mereka, Mama sama sekali tidakpernah melihat mereka berdua bersikap mesra satu sama lain.Hal – hal kecil seperti ciuman di kening atau di pipi maupunpegangan tangan tidak pernah mereka lakukan.”

Hana mengernyitkan kening mendengar ungkapankeheranan mamanya. Sebenarnya dia tidak peduli denganpernikahan Alan sampai dia mendengar keluh kesah mamanya.Dia mendadak tertarik untuk mengetahui lebih jauh.

Berbagai spekulasi berputar – putar di kepala Hana. Akutidak tahu apa   yang terjadi sebenarnya dengan pernikahan

 Alan . Dia mencoba menghubungkan kejadian demi kejadiansebelum Alan menikah.

Hana tersenyum dingin. Sepertinya aku bisa menebakapa yang terjadi dengan pernikahan Alan. Tetapi, aku harusmenyelidikinya untuk membuktikan apakah kecurigaanku inibenar atau tidak. Mudah – mudahan saja, dugaanku ini benaradanya. Karena, jika memang begitu, maka Alan akan jatuhdan aku akan sangat menikmati kejatuhannya itu. Tetapi akutidak bisa melakukannya sendiri.  Aku butuh bantuan.  Hanamelirik mamanya yang masih terlihat kebingungan.  Aku tahusiapa yang akan membantuku.

 “Kenapa Mama tidak mencoba menyelidikinya?”Nyonya Harsono terbelalak. Tidak perlu waktu lama

buat Hana menunggu jawaban mamanya. Nyonya Harsono

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 292/410

292

menolak mentah – mentah usulnya. “Hana! Mama tidakmungkin menyelidiki abangmu sendiri!”

Hana terlihat santai menerima penolakan mamanya.Tangannya sibuk memain – mainkan rambutnya. “Kalau tidakbegitu, Mama tidak akan pernah mengetahui apa yang terjadi

dalam pernikahan Mia dan Alan.” “Mama tidak pernah bilang kalau Mama ingin

mengetahui masalah rumah tangga Alan karena itu bukanurusan kita. Mama hanya mengungkapkan keheranan atassikap mereka. Itu saja.”

Hana menatap tajam mamanya. “Ma, denganmenyelidiki Alan, kita bisa membuktikan apakah keherananMama itu berdasar atau tidak.”

Sekarang Nyonya Harsono termangu ragu. Dia meremas – remas tangannya.

Hana tahu dia mulai berhasil meyakinkan mamanyauntuk menyelidiki Alan. “Selain itu, dengan menyelidiki Alan,kita juga bisa membuktikan apakah dugaanku ini benar atautidak?”

Nyonya Harsono menatap Hana dengan pandangantidak mengerti. “Dugaan apa?”

 “Mama, apa yang kukatakan ini mungkin akan sangatmengejutkan. Tetapi, sebelumnya aku ingin bilang, ini barudugaanku saja. Nanti, Mama sendiri yang akan memutuskan,apakah ingin membuktikan kebenarannya atau tidak?”

 “Tidak usah bertele – tele begitu. Katakan saja apa

yang ingin kau katakan.” “Mama harus melupakan keinginan untuk mendapatkan

cucu dari mereka karena menurutku Mia dan Alan tidak akanpernah punya anak.”

Nyonya Harsono melotot. “Hana Harsono! Apamaksudmu bicara seperti itu? Apa kau mau menyumpahiabangmu sendiri?” bentaknya.

 “Jangan salah sangka, Ma. Maksudku bukan begitu. Akutidak menyumpahi mereka,” Hana buru – buru menenangkanmamanya. “Maksudku, bagaimana mereka mau punya anak,kalau mereka tidak pernah berhubungan layaknya pasangan

suami istri. Pernikahan mereka itu hanya sandiwara Ma,” Hanaberusaha meyakinkan mamanya.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 293/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 294/410

294

 Alan melihat Mia sedang mengoreksi kertas ulanganmurid – muridnya di ruang kerja. Bagaimana ini? Bagaimanacara mengatakannya kepada Mia, yah?  Alan mondar mandir dikamarnya.  Aku harus berani. Masa untuk mengatakan hal  seperti ini saja takut . Alan memasuki ruang kerja tanpa suara.

 “Mia,” panggilnya.Mia mendongak. “Kau memanggilku?”Dasar bodoh, memangnya di sini ada orang selain aku,

gumam Alan  dalam hati . “Iya, ada yang ingin kukatakan,” Alanmenggaruk – garuk kepalanya.

 “Apa lagi yang kau tunggu? Katakan saja,” Miamerapikan kertas – kertas yang bertebaran di atas meja.

 “Sabtu ini Mama akan datang,” suara Alan terdengarhati – hati.

Mia menoleh heran. “Kukira kau mau bilang apa.Ternyata hanya soal itu. Ya sudah, kalau mamamu maudatang biarkan saja. Sudah sepatutnya kan seorang mertuamengunjungi rumah menantunya.”

 “Masalahnya dia akan datang dengan Hana dan merekaakan menginap.”

Senyum di wajah Mia lenyap seketika. Dia menatap Alandengan tajam sehingga suaminya itu jadi salah tingkah.

 “Menginap, katamu?” “Iya, benar.” “Kenapa kau tidak menolaknya?” semburnya. “Aku sudah menolak tetapi ketika mereka menanyakan

alasannya, aku tidak bisa menjawab. Aku kan tidak mungkinbilang kalau kita tidak punya kamar karena mereka tahu kalaukamar di rumah kita ada dua.”

 “Memangnya kau tidak bisa cari alasan lain. Bilang kekkalau kita sedang kedatangan tamu. Atau kamar tamu sedangdiperbaiki,” gerutu Mia sambil mondar mandir.

 “Mi, aku sudah mencegah mereka untuk datang ke sini.Tetapi mereka tidak mau tahu. Mereka bilang tidak maumendengar penolakan. Mereka juga bersedia kok tidur di manasaja.”

Mia mendelik sebal ke Alan. “Lan, kalau mereka

menginap di sini, itu berarti mamamu dan Hana akan tidur dikamarmu dan aku akan tidur bersamamu!”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 295/410

295

 Alan bungkam.  Aku sudah menduga reaksinya akanbegini, batin Alan. Mama juga sih, ngapain sih pakai acaranginap segala. Sama – sama tinggal di Jakarta kok. Setiap hariketemu juga bisa. Pakai acara bawa Hana segala lagi, Alantidak henti - hentinya menggerutu dalam hati.

 “Lan, kau dengar atau tidak?” “Apa,” tanya Alan bingung.Mia tambah senewen melihat tingkah Alan. “Aku tidak

mau sekamar denganmu,” teriaknya sewot.Melihat Mia yang uring – uringan, Alan jadi ikutan

senewen. “Memangnya kau saja? Aku juga tidak mau sekamardenganmu!” bentaknya kesal.

Mia terpana melihat Alan mengamuk. Dia memandang Alan dengan tatapan sengit. “Ya udah! Jangan marah – marahgitu dong!” sergahnya.

 Alan menghembuskan napas. Dia memegang kepalanyadengan kedua tangannya. “Kita harus mencari cara agarMama tidak menginap di sini.”

Mia berpikir keras sampai keningnya berkerut – kerut.Mendadak, matanya bersinar cerah. Dia menjentikkan jarinya.

 “Aku tahu solusinya,” suara Mia penuh semangat. “Kau tinggaldi hotel saja. Lalu, aku bilang ke Mama kalau kau sedangtugas di luar kota. Dengan begitu, Mama bisa menginap dirumah dan kita juga tidak perlu tidur sekamar. Bagaimana?”nada suara Mia terdengar antusias.

 Alan tidak bersemangat menanggapi usul istrinya. “Mia,

kau lupa yah aku kerja di mana? Aku bekerja di perusahaanmilik keluarga. Kalau aku ke luar kota, keluargaku pasti tahu.”

 “Kita bisa bilang kalau kau menghadiri pesta ulangtahun temanmu di luar kota. Beres kan?”

Ini tidak akan berhasil, gumam Alan. Dia menatap tajamistrinya. “Cukup Mia! Aku tidak mau membohongi mamaku!”tegas Alan.

Mia gusar sekali mendengar jawaban Alan. Dia menatap Alan dengan mata berapi – api. “Kita memang sudahmembohonginya dengan pernikahan ini, Alan!” kata Miadengan tidak kalah tegasnya.

 Alan terdiam. Dalam hati, dia membenarkan ucapanMia. Pikirannya benar – benar mumet sekarang. Dia berkatadengan pelan, “Aku tidak keberatan Mama menginap di sini.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 296/410

296

 Yang tidak kumengerti adalah kenapa Hana ikut bersamanya.Dia kan sudah menikah dan punya rumah sendiri. Tetapi,kenapa dia mau ikut Mama, menginap di rumah kita? Itu kananeh.”

 “Aku sama sekali tidak melihat ada yang aneh,” kata

Mia sambil mengangkat bahu. Alan bungkam. Dia sibuk memutar otaknya untuk

menebak maksud kedatangan Hana ke rumahnya. “Aku benar – benar cemas dengan menginapnya Hana di rumah kita.”

 “Memangnya kenapa?” Mia keheranan. “Anak itu selalu ingin tahu urusan orang. Aku curiga,

dia memiliki maksud tertentu. Aku juga yakin pasti dia yangmempengaruhi Mama agar menginap di rumah kita.”

 “Darimana kau punya pikiran seperti itu?” “Aku tidak bisa menjelaskan padamu karena ini baru

hanya dugaan saja. Tetapi yang pasti, aku mengenal Hanadengan sangat baik. Mungkin ini sulit dipercaya, tetapi akubisa menebak jalan pikirannya.”

Mia tertawa geli. “Dari nada suaramu, kau terdengaryakin sekali.”

 Alan mendengus dingin. “Terserah kau mau bilang apa.Kalau kau tidak percaya, kau bisa membuktikannya denganmemperhatikan tindak tanduknya selama menginap di sini.”

Mia terdiam. “Lalu, apa yang kita lakukan?” Alan menarik napas panjang. Dia duduk di atas sofa dan

meremas – remas bantal kursi. “Tidak ada yang bisa kita

lakukan. Dia menatap Mia. Sebaiknya kita bersiap – siapmenghadapinya. Akhir pekan ini akan menjadi saat yangsangat melelahkan buat kita,” kata Alan dengan suara berbisikdan hanya ditanggapi dengan wajah Mia yang tanpa ekspresi.

***Nyonya Harsono dan Hana datang sekitar jam lima sore.

Sebelumnya, Mia dan Alan sudah sepakat untuk senantiasabersikap tenang di depan mamanya dan Hana. Karena itu,nyonya Harsono dan Hana terpana ketika pasangan suami istriitu menyambut kedatangan mereka dengan semangat empatlima.

Sebelum mamanya dan Hana datang, Alan sudahmemindahkan barang – barang pentingnya ke kamar Mia.Mereka membuat jejak seolah – olah selama ini mereka tidur

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 297/410

297

bersama. Karena itu, begitu memasuki kamar yang disiapkan,nyonya Harsono dan Hana sama sekali tidak menemukan yangmencurigakan.

Ketika sedang berdua saja dengan mamanya di kamar,Hana kembali menguraikan rencananya untuk menyelidiki Alan

dan Mia. Nyonya Harsono terlihat agak ragu menjalankanrencana Hana.

 “Han, bagaimana kalau kita mencari tahu waktumengobrol dengan mereka? Kita bisa mengajukan pertanyaan

 – pertanyaan yang sifatnya menginterogasi,” usul nyonyaHarsono.

Hana mengernyitkan kening. Dia cepat – cepatmenggelengkan kepala tanda tidak setuju. “Tidak bisa begituMa. Kalau kita melakukannya, mereka akan curiga. Kalausudah curiga, maka mereka akan memberikan jawaban yangpenuh dengan kebohongan,” sahut Hana.

 “Jadi kita tetap dengan rencana semula? Mengintipmereka?”

Hana mengangguk tegas. ‘Hanya itu satu – satunyacara yang paling bagus. Kalau kita bertanya, mereka pastiakan berbohong. Tetapi kalau kita melihat, maka mereka tidakbisa menghindar lagi. Bagaimana, Ma? Analisaku bagus kan?”

 “Ya, sudah. Terserah kau saja mau bagaimana. Selamaitu tidak kelewatan,” mamanya buru – buru mengiyakan.

Mereka melalui sore itu dengan mengobrol sambilmeminum teh manis. Setelah itu dilanjutkan dengan acara

makan malam. Mia menyajikan hidangan sayur cap cay, ayamgulai, perkedel, udang goreng tepung dan bakwan udang.Untuk penutupnya, dia menyajikan puding coklat.

Usai makan malam, mereka ngobrol lagi. Mia dan Alansangat menikmati perbincangan dengan Nyonya Harsono.

Hanya Hana yang terlihat bosan. Dia menunjukkanketidaktertarikkannya dengan terang – terangan. Diamemasang tampang jenuh dan sesekali menguap lebar. Alaningin menegurnya tetapi dia mengurungkan niatnya karena diasedang tidak ingin berdebat dengan Hana. Tidak ada gunanya,

 pikir Alan. Seperti bicara dengan keledai.

Hana tidak tertarik dengan obrolan mamanya denganabangnya karena dia tidak sabar menunggu waktu tidur. Diaingin mengetahui bagaimana sikap Alan dan Mia selama

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 298/410

298

berada dalam satu kamar. Dia ingin membuktikan apakahkecurigaannya benar atau tidak. Namun, itu tidak berlangsunglama sampai mamanya melontarkan pertanyaan yangmengagetkan Mia dan Alan.

 “Bagaimana kehidupan pernikahan kalian. Apa

semuanya berjalan dengan baik?” “Apa, Ma. Ah, eh…..oh….baik – baik saja. Semuanya

lancar,” jawab Alan terbata – bata. “Iya kan, Mi?” Alan melirikistrinya.

 “Iya, Ma. Semuanya berjalan dengan lancar,” Miacengengesan.

 “Termasuk kehidupan seksual?”Mia dan Alan terbengong – bengong. Pertanyaan itu

benar – benar di luar dugaan mereka. Karena itu mereka tidaksiap.

Bagaimana ini? Aku tidak tahu cara menjawabnya.Bagaimana tidak bisa, kami saja tidak pernah melakukannya .Pikiran Mia kalut.

 “Ah Mama ini bagaimana sih. Masa menanyakan halyang sangat pribadi,” Alan mengibaskan tangannya denganwajah memerah.

 “Iya nih, Ma. Kami jadi malu.”Sementara itu Hana hanya tersenyum dingin.“Kenapa

kalian jadi tegang begitu?” desis Hana tajam. “Kami tidak tegang. Hanya saja pertanyaan yang Mama

ajukan itu kelewat pribadi,” cetus Alan dingin.

 “Maaf, Nak. Mama tidak bermaksud mengusikkehidupan pribadi kalian,” Nyonya Harsono mengungkapkanpenyesalannya. Dia merasa tidak enak.

 “Tidak apa – apa kok Ma. Sekedar informasi, aku danMia sangat bahagia dengan pernikahan kami. Tidak ada yangperlu Mama khawatirkan.”

 “Syukurlah.” “Sekarang, kita membicarakan hal lain saja.”Semangat Hana untuk mengetahui rahasia Alan yang

tadinya berkobar – kobar sekarang meredup. Dia kehilanganminat dengan pembicaraan Alan, Mia dan Nyonya Harsono

yang membahas tentang hal lain. Akhirnya saat – saat yang ditunggu Hana datang juga.

Setelah lama didera rasa bosan, semangatnya bangkit kembali.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 299/410

299

Ketika jam sudah menunjukkan angka sepuluh, Mia dan Alanpamit untuk tidur. Setelah memastikan Alan dan Mia masuk kekamar, Hana melirik mamanya untuk meminta persetujuanapakah mereka akan mengintip atau tidak. Mamanya terlihatragu untuk memberikan persetujuan. Hana gemas sekali

melihat sikap mamanya yang plin plan. “Ma, kita sudah di sini! Di rumah Alan! Masa kita

mundur?” bisiknya. “Mama merasa berdosa kalau sampai memata – matai

abangmu. Apa tidak ada cara lain untuk membuktikankecurigaanmu?”

 “Ma, kalau ada cara lain, percayalah, kita tidak mungkinmelakukan ini!” Hana berusaha meyakinkan mamanya.

 “Bagaimana kalau kita menanyakannya langsung pada Alan? Mungkin dia mau berkata jujur pada kita,” usul nyonyaHarsono.

 “Memangnya semudah itu? Ma, maling mana ada yangmau ngaku. Mana mungkin Alan akan berkata jujur. Dia pastimembantahnya,” ujar Hana kesal. “Kalau Mama tidak maumelakukannya, aku yang akan bertindak sendiri,” tegas Hana.Dia meninggalkan mamanya di kamar.

Tiba – tiba, mamanya memanggilnya. “Mama ikut.Tetapi ingat, kalau dugaan kita salah, kita tidak akan pernahmelakukan hal seperti ini lagi.”

 “Aku janji Ma,” kata Hana singkat.Mereka berjalan tanpa suara melintasi lorong rumah itu

menuju kamar Mia. Mereka berjingkat – jingkat di depan pintukamar. Hana membungkuk dan mengintip melalui lobangkunci.

Dari lubang itu, Hana hanya bisa melihat Mia yangsedang duduk di atas tempat tidur.  Aku tidak melihat Alan.Padahal tadi mereka masuk bersama. Ke mana dia?

 “Apa yang kau lihat?” tanya mamanya dengan nadatidak sabar.

 “Aku tidak melihat Alan,” cetus Hana.Hana tidak melihat Alan karena dia sedang duduk di

kursi belajar Mia. Dia sedang melihat internet dengan

menggunakan komputer istrinya. Mia sendiri sedang sibukdengan kertas – kertas ulangan murid – muridnya. Mereka

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 300/410

300

tidak menyadari ada sepasang mata yang sedang mengintaidari lubang kunci.

Selama lima menit, Hana mengintip namun tidak adahal yang mencurigakan. Hana sedang mengintip di lobangkunci ketika pintu kamar dibuka oleh Alan. Hana mundur ke

belakang karena saking kagetnya. Begitu juga NyonyaHarsono. Mulutnya sampai ternganga.

 Alan juga tidak kalah terkejutnya. Cepat – cepat diakeluar dan langsung menutup pintu. Dia tidak mau kalau Miasampai mengetahui ulah Hana. Bukannya takut Mia marah.Hanya saja, Alan merasa malu kalau Mia mengetahui kalauadik dan mamanya sedang mengintip mereka.

 “Ke kamar! Sekarang!” desisnya tajam sambil berkacakpinggang. Tanpa banyak bicara mamanya dan Hana menurutiperintah Alan.

 Alan menatap mamanya dan Hana tajam secarabergantian. Nyonya Harsono tidak berani mengangkat wajah.Dia merasa sangat malu dengan ulahnya barusan. Namun,tidak demikian Hana. Dia menantang Alan dengan tatapannyayang dingin.

 “Apa kalian sedang memata – matai aku dan Mia?”suara Alan sedingin es.

Nyonya Harsono memberikan isyarat pada Hana untukdiam. Dia memutuskan untuk menyelesaikan masalah inisendirian dan Hana tidak perlu ikut campur. Nyonya Harsonomenatap putranya yang tampan itu dengan sorot penuh

penyesalan. “Kenapa kau mempunyai pikiran seperti itu, Nak?” “Jangan menanyakan kenapa aku mempunyai pikiran

seperti itu. Apa bukti yang baru kulihat belum cukup?” cetus Alan. “Ma, aku memergoki Hana sedang mengintip dari lubangkunci pintu kamarku. Mama ada di sana dan melihatnya.Tetapi Mama tidak melakukan apapun untuk mencegah Hana.Itu berarti Mama terlibat,” papar Alan.

 Alan menarik napas dalam – dalam. Dia duduk di tepiranjang. “Kalian sudah cukup mengagetkanku dan Mia dengandatang dan menginap di sini. Aku juga baru menyadari, selamakita berbicara tadi, Mama seperti menginterogasi kami. Dan

puncaknya, kalian mengintip kamar kami.” Alan melirikmamanya dengan sorot mata kecewa. “Apalagi namanya itukalau bukan memata – matai?”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 301/410

301

 “Lan, kami tahu kau marah. Tetapi jangan bicara sepertiitu pada Mama. Kasihan Mama,” lontar Hana marah.

 “Maafkan aku Ma, jika omonganku menyakiti hatiMama. Aku kelewat emosi,” sesal Alan.

 “Tidak Nak. Kau tidak perlu meminta maaf. Mama yang

salah. Mama tidak tahu kenapa Mama melakukan perbuatanitu. Seharusnya Mama yang meminta maaf karena telahbersikap tidak sopan di rumahmu.”

Hana mendelik sebal. Sudah kuduga akan seperti ini.Mama kelewat lembek. Baru begitu saja sudah merasabersalah. Aku harus bertindak. 

 “Kami memang memata – mataimu,” celutuk Hanadingin.

Spontan Alan dan mamanya menoleh heran. “Aku yang mengusulkan pada mama agar memata –

mataimu,” lanjut Hana lagi tanpa mempedulikan reaksi Alandan mamanya.

 “Hana!” bentak mamanya marah.Hana tidak menggubris teriakan mamanya. Dengan

nada dingin, dia melanjutkan, “Kami memata – mataimukarena banyak yang ingin kami ketahui tentang pernikahankalian. Kami ingin tahu apakah kalian benar – benar salingmencintai? Kenapa sikap kalian seperti bukan pasangan suamiistri? Dan kenapa kalian belum memiliki anak?”

Wajah Alan memerah. Napasnya tersengal – sengalkarena menahan emosi. Belum pernah ia merasa semarah ini.

 Aku tidak boleh terpancing. Aku harus bersikap tenang . “Lan…,” seru mamanya cemas.Mati – matian Alan meredam emosinya. “Mama tidak

perlu khawatir. Aku bisa mengatasi ini,” sahut Alan tenang.Dia berjalan mendekati Hana sampai jarak mereka

hanya sekitar sepuluh senti. “Aku tahu hubungan kita tidakakur. Aku juga tahu kalau kau membenciku. Tetapi itu bukansemacam pembenaran kau berhak bersikap seperti ini padakudan Mia. Apapun dugaanmu tentang pernikahanku dan Mia,aku tidak peduli. Tetapi satu hal yang kupinta darimu, selamakau berada di rumahku, aku ingin kau menghormati privasiku

dan Mia. Bersikaplah sebagai tamu yang baik,” ujar Alan tajam.Hana ingin membantah, tetapi dia mengurungkan

niatnya setelah melihat isyarat dari mamanya. Mamanya

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 302/410

302

menggelengkan kepala tanda meminta Hana untuk tidakmemperpanjang masalah lagi.

 “Oh iya, aku akan memberitahukan sesuatu padamu.Kuakui, aku dan Mia memang jarang bersikap mesra layaknyapasangan suami istri di depan orang lain. Kami bukan tipe

pasangan yang senang mengumbar kemesraan di depanumum. Kami menyimpannya untuk kami sendiri. Karena ituaku ingin kau camkan ini baik – baik di kepalamu. Aku sangatbahagia dengan pernikahanku,” tegas Alan. “Mengenaimasalah anak. Ada orang yang sudah menikah sepuluh tahuntetapi belum memiliki anak. Apalagi kami yang baru menikahenam bulan. Apa kau mengerti maksudku?”

Mendengar ucapan Alan barusan, Hana tidak sanggupberkata – kata lagi. Mulutnya bungkam. Belum pernah iamelihat Alan semarah ini. Diam – diam, dia merasa takut jugamelihat sikap Alan.

 “Ada apa ini?” tiba – tiba saja Mia sudah berada dipintu kamar. “Apa kalian sedang membicarakan sesuatu danaku tidak boleh mengetahuinya?”

 “Tidak sayang,” Alan tersenyum. “Aku hanya inginmemastikan kalau Mama dan Hana merasa betah,” ujar Alan.

 “Bagaimana Ma? Apa Mama betah?”Mertua Mia tersenyum lembut dan mengangguk. “Tidak

ada satupun hal yang membuat kami merasa tidak betah dirumahmu, Nak. Mama dan Hana merasa sangat nyamanberada di rumah kalian,” kata mertuanya sungguh – sungguh.

Mia menoleh ke Hana untuk meminta pendapatnya.Dengan gaya yang salah tingkah Hana mengangguk. “Iya Mi.Rumahmu ini sangat nyaman.”

Mia tersenyum lega. “Syukurlah kalau begitu. Tetapikalau kalian membutuhkan sesuatu, jangan sungkan. Bilangsaja. Dengan senang hati aku akan membantu sebisaku.”

Hana tersenyum, “Terima kasih kakak ipar.” “Ayo kita tidur Mia,” Alan menarik tangan istrinya.Mia tersenyum malu. “Kami tidur dulu. Selamat malam.”

 “Selamat malam,” balas Hana dan mamanyaberbarengan.

Nyonya Harsono melirik Hana yang duduk termangu.Dia menghela napas. “Mama tidak akan menyelidiki Alan lagi.Mama merasa malu setiap mengingat kejadian tadi. Bukan

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 303/410

303

hanya itu, Mama juga merasa malu karena telah mencurigaianak Mama sendiri. Apa yang kita lihat sudah lebih dari cukup.Mereka pasangan yang bahagia. Kalau mereka belum punyaanak, mungkin belum saatnya.”

Hana tidak menanggapi perkataan mamanya. Dia sibuk

sendiri dengan piikirannya. Untuk saat ini aku tidak bisaberbuat apa – apa. Kali ini pasangan suami istri konyol itu bisaberkelit. Tetapi lihat saja nanti. Aku pasti bisa mengungkaprahasia pernikahan mereka.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 304/410

304

BAB 16

Hari Sabtu itu cuaca sangat panas. Mia paling bencicuaca seperti ini. Emosinya biasanya mudah sekali terpancingkarena cuaca panas. Karena itu Mia malas keluar dan memilihmenghabiskan waktu seharian dengan berada di rumah.

Dia mengisi waktu dengan duduk menonton dvd serialkorea.

 “Mi, kita main golf yuk,” ajak Alan.Mia melotot. “Panas – panas begini, mau main golf?”

 “Memangnya kenapa?” “Apa kau tidak tahu kalau kelamaan berada di bawah

cuaca panas, kita bisa sakit.” “Kita kan bisa pakai topi atau payung,” sahut Alan

santai. “Nggak mau ah. Kau saja yang pergi.” ‘Aku enggak mau pergi sendiri. Ayo dong, Mi. Temani

aku. Nanti aku traktir deh,” rayu Alan.Mia bersikukuh menolak ajakan Alan. Tetapi suaminya

itu tidak mudah putus asa. Dia terus merayu Mia, sampaiistrinya itu bosan mendengar ocehannya.

 “Ya sudah, aku temani,” bentak Mia kesal.Karena pergi dengan terpaksa walhasil sepanjang

perjalanan Mia memasang muka cemberut. Alan hanya tersenyum geli melihat tingkah istrinya itu.

 “Jangan cemberut gitu dong Mia, mukamu bisa cepat tua,”goda Alan.

 “Apa pedulimu kalau mukaku tua?” “Ya, terang aja aku peduli. Kau kan istriku, ” goda Alan. “Itukan katamu,” balas Mia sambil meleletkan lidahnya.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 305/410

305

Sepanjang perjalanan sepasang suami istri itu salingmengejek. Tanpa terasa, akhirnya mereka sampai di padanggolf Rawamangun. Alan langsung mengeluarkan peralatangolfnya dan menuju ke lapangan. Mia hanya mengekor dibelakangnya.

Mia tidak pernah bermain golf. Tetapi dia sama sekalitidak tertarik ketika Alan menawarkan untuk mencobanya.

 “Olahraga macam apa itu? Memukul sekali, jalanratusan meter. Begitu saja terus sampai bolanya masuk.Membosankan dan buang – buang waktu saja,” katanya ketus.

 Alan hanya tertawa geli mendengar ucapan bernada sewotyang dilontarkan istrinya itu.

 “Jangan berkata seperti itu tentang golf. Ini olahragaelite loh.”

 “Mau elite kek, mau enggak kek. Aku tidak peduli. Akutidak melihat ada manfaat dari bermain golf. Mendingan jugamain catur. Otak kita jadi terasah,” gumamnya cuek.

 Alan mendelik sebal mendengar salah satu olahragafavoritnya dibilang tidak bermanfaat. “Kata siapa golf tidakbermanfaat? Saat kita bermain golf, kita bisa menghilangkanstres. Kita juga sehat karena banyak berjalan. Daripada catur.Olahraga apa yang cuma duduk doang,” kata Alan setengahmengejek.

Mia melotot. “Jangan menghina catur yah!” tegas Mia. “Kuberitahu kau, catur itu adalah permainan untuk orang yangcerdas. Dengan bermain catur kita bisa mengasah otak kita,”

Mia membela olahraga kesayangannya itu. Sejak kecil, diamemang suka sekali bermain catur.

 “Kalau pingin sehat, kau bisa lari keliling komplek rumahkita. Lebih murah. Daripada datang jauh – jauh ke sini. Buang

 – buang uang dan bensin saja,” tambahnya lagi. “Ah sudahlah. Aku malas berdebat denganmu. Tidak

ada habisnya. Lebih baik kau berdiri dengan manis dan lihatbagaimana aku bermain.”

Mia menuruti ucapan Alan sambil menggerutu. Diamengamati Alan yang sedang bermain golf sambil mengipas –ngipas. Karena matahari bersinar dengan teriknya, sebentar –

sebentar Mia melap keningnya dengan saputangan. Dia jugabisa merasakan kalau bajunya mulai basah. Seperti yangterjadi selama ini, emosi Mia mulai meninggi karena suhu

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 306/410

306

panas. Dia mulai menghentak – hentakkan kakinya di atastanah. Itu pertanda kalau dia sudah mulai kesal.

Namun, Mia tidak mau menuruti emosinya. Diaberusaha mengendalikan diri sebisa mungkin. Dia memilihduduk di atas rumput sambil memperhatikan Alan bermain

golf.Dari kejauhan, Alan melihat tindak tanduk istrinya. Dia

tersenyum tipis melihat Mia yang duduk santai di atas rumput.Semakin tinggi matahari, udara semakin panas.

Demikian pula emosi Mia. Ibarat pengukur suhu ruangan,sudah melewati batas normal. Sebenarnya Alan mau mainsampai jam berapa sih? Apa dia tidak tahu kalau kulitku mulai  gosong gara – gara menunggu dia . Mia mengamati Alan dari

 jarak jauh. Habis sudah kesabarannya setelah tidak melihattanda – tanda Alan akan berhenti main golf. Dia bangkit berdiridan berjalan seperti prajurit yang hendak maju ke medanperang.

 Alan baru mau mengayunkankan stik golfnya ketika diamendengar suara teriakan. Dia menoleh. Betapa kagetnya diaketika melihat Mia sedang berjalan ke arahnya dengan wajahmerah padam.

 “Ada apa, Mi?” tanya Alan heran. “Apa ada yangmengganggumu?” tanyanya cemas.

 “Sebenarnya kau main sampai jam berapa sih? Akusudah kepanasan banget nih,” protes Mia.

 “Sabar ya, Mi. Sebentar lagi juga selesai kok. Tinggal

sembilan lubang lagi yang harus kuselesaikan,” sahut Alan.Mia melotot. “Apa? Sembilan lubang katamu? Lebih baik

kau main golf saja sendiri! Aku mau pulang!” Mia memutarbadannya dan berjalan seperti orang kesetanan. Alanmengejar dan memanggil namanya. Tetapi, Mia tidakmenghiraukannya. Dia terus saja berjalan melintasi padanggolf itu.

Mia baru berhenti, setelah Alan berhasil menyusulnya. Alan berdiri di depannya sambil ngos – ngosan.

 “Cepat sekali jalanmu,” kata Alan sambil terengah –engah.

 “Apa maumu?” “Jangan pulang dulu, Mi. Setidaknya tunggu aku sampai

selesai,” Alan memohon.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 307/410

307

 “Lan, apa kau tidak bisa melihat cuaca saat ini? Akusudah tidak kuat lagi. Panas sekali, Lan.”

 “Aku tahu. Bagaimana kalau kau tunggu di cafetariasaja sementara aku bermain? Dengan begitu, kau tidakkepanasan saat menungguku,” usul Alan.

Mia baru mau membuka mulut saat dia mendengarsuara yang tidak asing lagi.

 “Apa kalian tidak menyadari kalau sedang jadi pusatperhatian?”

 Alan dan Mia berbarengan menoleh ke arah sumbersuara. Ternyata itu Helen. Dia berdiri sambil tersenyum geli.

 “Helen! Apa yang kau lakukan di sini?” cetus Mia dan Alan berbarengan. Mereka sangat terkejut melihat kehadiranHelen.

 “Tadinya aku ke sini mau bermain golf bersama denganteman – temnanku. Apa daya, mereka jadi lebih tertarikmendengar pertengkaran pasangan suami istri daripadabermain golf,” celoteh Helen.

 Alan dan Mia melihat kesekelilingnya. Mereka barumengetahui kalau orang banyak sedang melihat ke arahmereka. Pasangan suami istri itu jadi salah tingkah. Merekamelemparkan senyum kecil tanda permintaan maaf.

 “Perasaan kami tidak melakukan sesuatu yang menarikperhatian,” celutuk Mia heran.

 “Itukan katamu, Mi. Yang pasti suara kalian saatbertengkar kedengaran sampai ke mana – mana. Sejak

kedatangan ke tempat ini, kalian adalah pasangan yang palingmenarik perhatian,” ujar Helen.

Wajah Mia dan Alan merah padam karena sakingmalunya. Helen bisa melihat itu. Tetapi dia tidak mau berhentibicara. Dia ingin memberi pelajaran pada pasangan muda itu,supaya lain kali hal memalukan seperti ini tidak terulang lagi.

 “Aku tahu apa saja yang kalian perdebatkan dari tadi.Kalian berdebat tentang golf, catur dan cuaca panas. Kaliansudah menikah, tetapi tingkah kalian seperti anak kecil,”kecam Helen.

Mia dan Alan tidak berani menatap Helen. Kepala

mereka menunduk seperti orang yang sedang duduk dipengadilan sebagai tertuduh. Helen jadi tidak tega melihatnya.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 308/410

308

 “Aku minta maaf jika ucapanku barusan menyinggungperasaan kalian,” kata Helen.

Mia mendongak. “Tidak perlu minta maaf. Aku tahumaksudmu baik. Aku juga sadar kalau tingkah kami inikelewatan. Tidak seharusnya kami bersikap seperti itu di

tempat umum,” Mia mengakui kesalahannya. “Mia benar,” Alan ikut angkat bicara. “Kami berdua

bersikap keterlaluan. Ini tidak akan terulang lagi,” janjinya.Helen tersenyum. “Aku lega mendengarnya.”

 “Kalau begitu, kami pulang dulu,” cetus Alan. “Kenapa?” tanya Helen heran. “Iya. Kenapa? Bukankah kau masih ingin bermain?” Mia

ikut – ikutan bertanya. “Kalau kau mau main, ya main saja. Aku akan menunggumu sampai selesai,” tambahnya lagi.

 “Kalau keadaannya sudah begini, aku sudah tidak betahlagi bermain,” aku Alan.

 “Ngapain mesti malu? Cuek aja lagi. Anggap saja tidakada siapapun di sini,” kata Helen.

 “Aku tidak bisa bersikap seperti itu, Kak. Lagipula Miasudah sangat kepanasan. Kakak tidak bisa melihat wajahnyasampai merah – merah begitu. Tubuhnya juga banjir keringat,”

 Alan menganggukkan kepalanya ke arah Mia.Helen menoleh ke Mia. Dia baru sadar apa yang

dikatakan Alan. Mia berdiri di sampingnya dengan wajahmerah – merah dan kening berkeringaht. Bajunya juga basah.

 “Kalian tidak usah menghiraukan aku. Aku bisa tahan

kok. Aku akan menunggumu di cafetaria,” kata Mia sungguh –sungguh.

 “Apa kau yakin?” Alan keheranan.Mia mengangguk kuat – kuat.

 “Ayo, aku antar kau ke cafetaria,” Alan menarik tanganistrinya.

Dari belakang, Helen mengamati pasangan suami istriitu dengan tersenyum geli. Sungguh aneh. Mereka adalahsepasang sahabat yang menikah karena rasa solidaritas. Tetapikadang – kadang sikap mereka satu sama lain jauh lebih tulusdaripada pasangan yang menikah karena cinta. Dan mereka

melakukannya tanpa sadar. Benar – benar pasangan yangnyentrik.

***

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 309/410

309

Keesokan harinya Alan merasa ada yang aneh dengantubuhnya. Badannya pegal, tenggorokannya sakit dankepalanya pusing. Dia memutuskan untuk berobat denganditemani Mia. Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan kalau diaterserang gejala flu. Dia diminta untuk beristirahat barang

sehari atau dua hari.Sesampainya di rumah, Alan mendadak kedinginan. Mia

membantu Alan berbaring di ranjangnya. “Seharusnya kaudengar apa kataku, Sabtu kemarin.”

 “Memangnya kau bilang apa?” “Kalau cuaca panas, sebaiknya jangan bermain golf. Kita

bisa sakit.” “Mi, yang namanya penyakit, kapan saja bisa datang.” “Tapi…kita kan bisa mencegahnya,” sahut Mia saat

menutupi Alan dengan selimut. “Kau berbaring saja dulu,sementara aku menyiapkan makan siangmu supaya kau bisaminum obat.”

 “Terima kasih,” kata Alan singkat.Keesokan pagi, sebelum pergi, Mia menyiapkan segala

sesuatu yang diperlukan Alan. Dia ingin memastikan suaminyaitu tidak kekurangan apa – apa selama kepergiannya. TadinyaMia ingin ijin dari tempat kerjanya karena dia khawatirmeninggalkan Alan sendirian. Pikirannya berubah setelah Alanmenggodanya.

 “Aku tidak tahu kalau kau sangat peduli padaku.” “Memangnya siapa yang peduli padamu?” tanya Mia

dengan nada sewot. “Kalau aku mau, aku bisameninggalkanmu sendirian tanpa menyiapkan makanan danobatmu. Tetapi kalau keluargamu tahu aku bersikap sepertiitu, aku bisa – bisa diceramahi. Aku tidak mau itu terjadi,”tegas Mia. “Lagipula, aku tidak mau menjadi satu – satunyaorang yang mencari nafkah di rumah ini,” cetusnya galak.

 Alan hanya tersenyum geli mendengar ucapan Mia. “Iya, aku tahu. Lebih baik kau pergi. Aku tidak mau kauterlambat gara – gara aku.”

 “Aku pergi dulu. Jaga dirimu baik –baik. Ingat, kalauterjadi sesuatu, kau langsung telepon aku,” pesan Mia sebelum

meninggalkan rumah.Setelah Mia pergi bekerja, Alan memutuskan untuk

berbaring di atas tempat tidur karena sakit kepalanya semakin

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 310/410

310

menjadi – jadi. Dia juga merasakan tubuhnya menggigil. Diamenutupi tubuhnya dengan selimut tebal.

 Alan tidak tahu tertidur berapa lama. Dia melirik jamyang terletak di samping tempat tidurnya. Baru jam sepuluhpagi. Alan tidak bangkit dari tempat tidur walaupun kepalanya

tidak sesakit tadi. Dia memilih untuk tidur – tiduran saja di atasranjang. Namun, lama kelamaan Alan merasa bosan juga.

Dia bangkit dari tempat tidurnya dan mencoba untukmenonton televisi. Dia langsung mematikan benda itu, begitumelihat tidak ada acara yang menarik. Dia menggerutu sendirikarena merasa bosan.

Dia membongkar koleksi majalahnya. Semua sudahkubaca. Alan melihat pintu kamar Mia yang tertutup. Akumembaca novel Mia saja. Mungkin ada yang menarik. Alanmembuka pintu kamar itu. Rapi seperti biasa, gumamnya. Diamelihat buku – buku yang berjejer rapi di rak. Alan melihatnyasatu persatu. Pilihan Alan jatuh pada novel Sidney Sheldonyang berjudul Sands of Time.

Dia menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang Mia. Alan meringis kesakitan karena merasa tubuhnya menimpabenda keras yang terletak di bawah selimut Mia. Dia membukaselimut itu untuk melihat benda apa yang telah menyakitinya.Ternyata itu buku harian Mia. Alan tertegun.

 Alan mengambil buku itu. Dia menimang – nimang bukuitu. Tebal sekali, gumam Alan saat memegang   buku   itu.  Diasedang berpikir apa yang akan dilakukan terhadap buku itu.

Menyimpannya atau membacanya.  Aku tidak bolehmembacanya. Ini adalah milik pribadi Mia dan aku harusmenghormatinya.

Namun, rasa penasaran dalam diri Alan terlalu kuat. Alan tidak sanggup melawannya. Sedikit saja, tidak adasalahnya. Toh, Mia tidak tahu kalau aku membacanya.Lagipula salahnya sendiri kalau aku sampai membaca bukuhariannya. Lha wong, dia tidak pernah terbuka padaku tentangmasa lalunya.

 Alan membuka lembar demi lembar buku harian yangberisi catatan perjalanan hidup istrinya dengan hati berdebar –

debar. Berbagai ekspresi tergambar jelas di wajah Alan saatmembaca buku harian itu. Kadang dia tersenyum, tertawa,

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 311/410

311

cemberut dan terkejut. Tanpa sadar dia terhanyut dibuatbacaan yang terlarang itu.

Semua tulisan yang ada di buku harian itu selalu diberitanggal dan hari. Namun, ada lembar tertentu yang sangatmenarik perhatian Alan. Lembar itu tidak dibubuhi hari, tanggal

dan tahun sebagaimana lembar yang lain. Alan membacanya dengan rasa ingin tahu yang

memuncak. Mendadak wajahnya berubah menjadi pucat dantegang saat membaca kalimat demi kalimat yang terdapat dilembar itu. Rahangnya mengeras. Mulutnya terkatup rapat. Diamembuka lembar berikutnya dengan tangan yang gemetaran.

Ternyata lembar yang tidak diberi hari, tanggal dantahun itu adalah bagian paling akhir dari buku harian itu.Tadinya Alan mengira dia bisa mengetahui ungkapan isi hatiMia tentang pernikahannya di buku harian itu tetapi dia tidakmendapatkannya. Alan tidak tahu kalau Mia mempunyai duabuku harian. Istrinya itu menyimpan buku hariannya di tempatyang sangat tersembunyi.

 Alan menutup buku harian itu dengan perasaan kalut.Dia duduk dengan pandangan menerawang di atas tempattidur Mia. Dia jadi tidak ingat dengan sakit yang dideritanya.

Dia menaruh buku itu sama dengan letaknya semula,yakni di bawah tempat tidur. Pelan – pelan, Alan merapikantempat tidur itu seperti tidak pernah ditiduri. Dia juga menaruhnovel yang diambilnya dari rak buku ke posisinya semula.Setelah memastikan semua isi kamar itu sama persis waktu

ditinggalkan Mia, Alan keluar dari kamar itu. Dia berjalan kekamarnya sendiri dengan lesu.

 Alan duduk di kursi kerjanya. Dia menyandarkankepalanya dan sesekali menghela napas panjang. Masih segardalam ingatannya setiap tulisan yang ada di buku harian Mia.Dia melihat ke arah laci mejanya. Dengan setengah enggan diamenarik laci itu. Di dalamnya tersusun rapi kartu nama. Alansempat tertegun. Dengan sigap diraihnya tumpukan kartunama itu dan mulai melihatnya satu per satu. Dia baruberhenti pada kartu nama yang kesepuluh.

Dia melihat nama dan alamat yang tertera di kartu itu.

Selesai membaca, Alan memutar – mutar kartu itu dengan jarinya. Entah apa yang ada di pikirannya saat itu, dialangsung bangkit dari kursi. Dia menarik handuknya dari

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 312/410

312

hapstok dan pergi ke kamar mandi. Selesai membersihkan diri,dia berpakaian dengan rapi. Dia juga mengenakan jaket yangagak tebal. Setelah mematut diri di kaca, Alan mengambilkunci mobil dan bergegas pergi. Dia memacu mobilnya dalamkecepatan seratus kilometer per jam.

Sementara itu, di sekolah, Mia menutup ponselnyadengan kecewa. Dia bertanya – tanya kenapa Alan tidakkunjung mengangkat telepon. Ponselnya juga tidak aktif.Mungkin dia sedang tidur . Mia menghibur dirinya sendiri. Tapi,setahuku, senyenyak – nyenyaknya Alan tidur, dia selalu bisabangun dengan cepat kalau mendengar suara. Terlebih lagisuara telepon. Jangan – jangan terjadi   sesuatu,  Mia mulaiberpikir yang tidak – tidak. Mia dikejutkan dengan suara belyang berdering nyaring. Itu tandanya waktu istirahat sudahselesai. Mia harus mengajar. Sebelum dia pergi mengajar, Miamenyempatkan diri mengirimkan pesan singkat ke Alan yangisinya menanyakan keadaan Alan.

*** Alan akhirnya sampai di tempat yang ditujunya. Setelah

memarkirkan mobil, dia berjalan menuju lobby. Alan celingak –celinguk sebentar sebelum akhirnya menuju meja resepsionis.

 “Selamat siang. Ada yang bisa saya bantu?” tanyaresepsionis yang bertugas dengan ramah.

 “Siang. Saya ingin bertemu dengan Arman Rayadi.” “Apa sudah ada janji?” “Belum.”

 “Kalau begitu, maaf Pak. Anda tidak bisa bertemudengannya. Anda harus membuat janji terlebih dahulu.”

 “Tidak bisakah kamu meneleponnya. Katakan sajasuami temannya sewaktu di Medan ingin bertemu. Namanya

 Alan Harsono. Tolonglah, soalnya ada urusan yang sangatpenting yang ingin saya bicarakan dengan Arman,” bujuk Alan.Ia tidak lupa memberikan senyumnya yang paling menawan.Senyum itu sudah terbukti ampuh meluluhkan hati banyakwanita kecuali istrinya sendiri.

Resepsionis itu luluh setelah melihat senyuman Alan.Mana tega aku menolak permintaan dari pria setampan ini .

 “Tunggu sebentar. Akan saya tanya sekretarisnya terlebihdahulu. Alan mengucapkan terima kasih. Dalam hati diaberdoa agar Arman mau menemuinya.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 313/410

313

 “Anda boleh naik, Pak. Langsung saja naik ke lantaitiga. Sekretarisnya menunggu anda di sana.”

 “Terima kasih banyak. Anda baik sekali,” puji Alan.Sebelum dia berlalu, dia memberikan hadiah senyuman untukresepsionis itu.

Resepsionis itu benar. Begitu sampai di lantai tiga, Alanlangsung disambut sekretarisnya Arman. Alan sampai terheran

 – heran sendiri. “Darimana anda tahu kalau saya Alan?” “Sebelumnya resepsionis itu sudah memberitahu ciri –

ciri anda,” kata sekretaris Arman yang bernama Rani denganramah.

 Alan manggut – manggut mendengarnya. Ranimempersilakan Alan menunggu di ruangan Arman. Alan dudukdi kursi di depan meja kerja Arman. Dia melipat tangannyasambil melihat seisi ruangan itu.

Tidak berapa lama, Arman memasuki ruangan. “Alan,senang bertemu denganmu. Ini benar – benar kejutan. Akukira kau sudah lupa padaku karena kau sama sekali tidakpernah menghubungiku,” celoteh Arman. Dia bersalamandengan Alan. Arman duduk di kursi kerjanya.

 “Aku tidak menghubungimu karena aku sibuk sekali.Pekerjaanku banyak,” kilah Alan.

 “Sekarang kau berada di kantorku. Apa kau sedangcuti?”

 “Aku terkena flu. Kau bisa lihat sendiri. Wajahku agak

kuyu dan suaraku agak mindeng. Jadi hari ini aku ijin daritempat kerjaku.”

 “Kau sedang sakit. Bukannya beristirahat tetapi malahdatang ke sini. Pasti kau ingin membicarakan sesuatu yangpenting. Apa dugaanku benar?”

 Alan mengangguk. “Kau benar. Aku datang ke sinikarena ada yang ingin kutanyakan padamu.”

 “Kau kan bisa menanyakan lewat telepon atausetidaknya kau cukup memintaku datang ke rumahmu. Kita

 juga bisa bertemu setelah kau sembuh dari sakitmu. Dari yangkulihat, sepertinya kau butuh istirahat.”

 “Aku tahu itu. Tetapi ini tidak bisa ditunda. Kalaudibiarkan, aku akan tersiksa dengan rasa penasaran selamaberhari – hari.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 314/410

314

 Arman keheranan. “Baiklah. Apa sebenarnya yang inginkau tanyakan?”

 “Apa sebenarnya hubunganmu dengan Mia?”Jantung Arman nyaris copot mendengar pertanyaan

dari Alan. Dia sempat tertegun mendengar pertanyaan Alan.

Dia ragu – ragu untuk menjawab. “Kau kan sudah dengarsendiri waktu itu dari mulut Mia dan aku kalau kami iniberteman,” jawab Arman sekenanya.

 Alan menatap dingin. “Kau tidak mengatakan yangsebenarnya karena dilarang Mia kan?”

 “Mengatakan apa?” “Tidak perlu berpura – pura begitu, Man. Katakan saja

yang sebenarnya.” “Lan, aku benar – benar tidak mengerti apa

maksudmu.” Alan jadi kesal melihat tingkah Arman. Sebenarnya dia

ini benar – benar  tidak tahu atau berpura – pura sih, pikir Alan . “Kau dan Mia bukanlah teman seperti yang kalian katakanwaktu itu. Kalian berdua pernah bertunangan dan hampirmenikah. Kalian tidak jadi menikah karena kau meninggalkanMia demi perempuan lain. Apa ucapanku ini benar?” tanya Alandengan nada tajam.

 Arman pucat. Wajahnya berubah menjadi seputihkapas. Jantungnya berdetak dengan sangat kuat sampai –sampai Arman mengira jantungnya akan meloncat keluar. Diaberusaha menenangkan dirinya. “Jadi, Mia sudah mengatakan

yang sebenarnya padamu?” tanya Arman dengan suara yangdibuat setenang mungkin.

 “Mia tidak mengatakan apa – apa,” sahut Alan ketus. “Siapa yang memberitahumu? Jangan katakan kalau

kau menebaknya karena aku tidak akan percaya.” “Itu tidak penting. Katakan saja padaku, kenapa kau

merahasiakan ini dariku? Apa Mia yang melarangmu?” Arman menghela napas. Dia tahu kalau dia tidak bisa

menghindar. “Sebenarnya aku ingin memberitahumu dipertemuan pertama kita. Tetapi Mia memberi isyarat agar akutidak mengatakan apa – apa. Jujur saja, aku tidak tahu kenapa

dia merahasiakan ini darimu.” Alan tidak bersuara. Dia sibuk menata pikirannya yang

kalut.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 315/410

315

 “Aku benar – benar heran. Bagaimana mungkin kaumenikah dengan Mia tanpa mengetahui hal ini? Bukankah diantara pasangan yang menikah tidak ada rahasia?” cetus

 Arman. Alan memandang Arman dengan tatapan dingin. “Apa

kau sedang mengejekku?” “Aku sama sekali tidak bermaksud mengejekmu. Aku

hanya mengungkapkan keherananku,” sahut Arman cepat. Alan dongkol setengah mati mendengar ucapan Arman.

Namun, jauh di lubuk hatinya, dia membenarkan ucapanmantan tunangan istrinya itu. Alan bangkit dari kursi danmencondongkan tubuhnya hingga berdekatan dengan Armanyang duduk di depannya. “Aku sudah mengetahui semua yangkau lakukan pada Mia di masa lalu. Kalau aku jadi kau, akutidak akan berani menampakkan diri di hadapannya. Bisa –bisanya kau berbincang akrab setelah apa yang kau lakukanpadanya. Apa kau tidak punya rasa malu sedikitpun? Mungkindia sudah memaafkanmu, tetapi kau tidak bisa menghapusperistiwa itu dari ingatannya. Luka yang kau buat akanmembekas selamanya. Tidak akan pernah hilang.”

 “Apa kau cemburu padaku, Lan? Karena ucapanmubarusan lebih cocok dibilang ungkapan kecemburuan.”

 “Aku tidak cemburu padamu. Pria sepertimu tidakpantas kucemburui.” Alan bangkit dari kursinya. “Sebaiknyaaku pergi dari sini. Berada di ruangan ini bersama denganmuhanya akan membuat sakitku tambah parah.”

Sebelum meraih handel pintu, Alan berkata, “Kau tahusesuatu, Arman? Mia itu wanita yang sangat menakjubkan. Diabenar – benar tipe istri yang ideal. Aku seharusnya berterimakasih padamu karena telah meninggalkannya di gereja. Berkatulahmu itu, aku jadi bertemu dan menikah dengan Mia.” Alantersenyum lebar dan meninggalkan Arman yang termangu diruangannya.

 Alan tidak langsung pulang ke rumah. Dia memilih pergike pantai Ancol untuk menenangkan diri. Dia tidakmenghiraukan suhu tubuhnya yang mulai meninggi. Kepalanya

 juga mulai terasa berat. Tapi dia tidak peduli. Dia malah duduk

di bebatuan yang ada di pinggir pantai. Matanya menerawang jauh. Dia memandangi kapal – kapal yang berada di kejauhan.Ingin rasanya Alan berteriak sekuat tenaga, namun mulutnya

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 316/410

316

serasa terkunci rapat. Alan duduk diam membisu di tempat itusampai sore dengan ditemani angin dan deburan ombak.

***Mia mondar – mandir di ruang tamu. Sebentar –

sebentar dia sudah melirik jam tangannya. Dia kelimpungan

sekali ketika pulang dari sekolah tidak menemukan Alan dirumah. Dia sudah menghubungi teman – teman Alan, namuntidak ada seorang pun yang tahu keberadaannya. Tadinya iaingin menanyakan mertuanya apakah Alan berada di sana atautidak, tetapi dia memutuskan untuk menunggu beberapa saatlagi.

Mia terhenyak ketika mendengar suara mobil yangsudah dikenalnya memasuki halaman. Dia bergegas membukapintu rumah. Mia merasa lega melihat Alan keluar dari dalammobil.

 “Lan, darimana saja kau? Sudah tahu sakit bukannyaberistirahat di rumah. Malah pergi entah ke mana. Membuatorang cemas saja,” celoteh Mia.

Mia melongo saat Alan berlalu di hadapannya tanpamenoleh sedikitpun. “Lan, kau dengar tidak ucapankubarusan?”

 Alan tidak menjawab. Dia terus saja berjalan menujukamarnya. Dia melemparkan kunci mobil dengan seenaknya.Mia terheran – heran melihat tingkah suaminya.

 “Lan, kau ini kenapa sih? Pergi tanpa memberitahu,pulang – pulang, muka ditekuk seperti itu. Apa kau punya

masalah? Kalau iya, katakan padaku, mungkin aku bisamembantumu.”

 “Kau ingin membantuku?” tanya Alan dingin.Walaupun heran dengan nada suara Alan, Mia

mengangguk. “Baiklah. Aku akan memberitahumu. Masalahku adalah

kau,” Alan menunjuk Mia.Mia menatap tidak mengerti. “Aku?”

 “Ya. Kau! Sekarang katakan padaku, bagaimana caramumembantuku?”

Habis sudah kesabaran Mia melihat tingkah suaminya

yang tidak seperti biasanya. “Sebelum aku membantumu, kauharus membantuku terlebih dahulu. Kenapa kau bilang akuadalah masalahmu?” tuntut Mia.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 317/410

317

 “Karena kau membohongiku!” bentak Alan. Mia sampaiterperangah melihatnya.

 “Kapan aku membohongimu, Lan?” tanyanya hati – hati. “Kenapa kau tidak bilang padaku, kalau Arman itu

adalah mantan tunanganmu dan kau pernah hampir menikah

dengannya?”Mia terhenyak. “Kau tahu darimana?”

 “Aku baca dari buku harianmu,” desis Alan.Mia melotot. “Apa? Berani sekali kau membaca buku

harian orang! Apa kau tidak pernah diajari untuk tidakmenyentuh barang pribadi orang lain?” sembur Mia kesal.

 “Apa kau tidak pernah diajari untuk tidak berbohongpada orang lain? Terlebih lagi suamimu sendiri?” Alan malahbalik bertanya.

Wajah Mia merah padam. “Kau tega sekali Mia, menyembunyikan hal sepenting ini

dariku. Kau membuatku terlihat seperti orang bodoh dihadapan mantan tunanganmu. Sejak kita bersahabat, akutidak pernah menyembunyikan rahasia apapun darimu, tetapikau justru sebaliknya. Aku bisa menerima waktu kau menolakuntuk memberitahukan rahasiamu padaku. Yang tidak bisakuterima adalah kebohonganmu. Pantas saja, kau tidakmengundang satupun temanmu dari Medan. Kau takut merekamemberitahukan apa yang terjadi padamu sewaktu di Medan,”tuding Alan.

Mia tidak bereaksi. Dia berdiri diam seperti patung.

 “Sekarang aku mengerti kenapa kau membohongiku. Itukarena kau masih mencintai mantan tunanganmu yangpengecut itu.”

 “Aku tidak pernah mencintainya!” tegas Mia. “Bohong!” bentak Alan. “Aku sama sepertimu Mia. Tidak

bisa menerima kebohongan.” “Ya sudah kalau tidak percaya. Sudahlah, Lan. Jangan

bersikap kekanak – kanakkan seperti ini.” “Keluar kau dari kamarku!” “Alan…” “Aku bilang keluar!” bentak Alan.

Mia terperangah. Cepat – cepat dia keluar dari kamaritu sambil membanting pintu. Alan berbaring. Diam – diam diamenyesali sikapnya terhadap Mia tetapi dia terlalu gengsi

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 318/410

318

untuk mengakuinya. Lelah dengan masalah yang dihadapinyaseharian, ditambah dengan sakit yang dideritanya, Alantertidur pulas. Saat Alan sedang dibuai mimpi, tiba – tiba pintukamarnya terbuka. Mia masuk tanpa suara. Dia menyelimuti

 Alan. Setelah itu dia keluar dengan cara yang sama dia masuk.

*** Alan meneguk isi gelasnya sampai habis tidak bersisa.

Dia menaruh gelasnya dengan kasar. Helen menarik napaspelan melihat sikap adiknya itu.

 “Sampai kapan kalian akan bersikap seperti ini?” Alan mengangkat bahunya. “Tidak tahu. Mungkin bisa

selamanya.”Helen tersenyum kecut. “Kalian berdua, sama saja.

Sama keras kepalanya. Kau ingin Mia minta maaf karena diayang bersalah karena telah membohongimu. Mia jugaberpikiran kau yang seharusnya minta maaf karena telahberani membaca buku hariannya. Kalau begini caranya, sampaikapanpun masalah di antara kalian tidak akan selesai.”

 “Kakak juga bersalah,” celutuk Alan. “Jangan menyalahkanku, Lan. Mana aku tahu kalau kau

ketemu dengan Arman. Kalau aku tahu, aku pasti menegurMia.”

 Alan mendengus dingin. “Lalu bagaimana denganrahasia Mia? Seharusnya Kakak memberitahukannya padaku.”

 “Aku tidak bisa, Lan. Mia memintaku untuk tidakmengatakan pada siapapun.”

 “Mia lagi, Mia lagi. Kakak selalu mendahulukannya. ApaKakak sudah lupa, kalau aku ini adikmu? Seharusnya aku yangKakak prioritaskan!” tukas Alan kesal.

Helen terdiam seperti itu. Dia bisa memahami kenapa Alan semarah itu. “Aku minta maaf, Lan. Tapi percayalah, kauakan selalu menjadi prioritasku. Kalau Mia tidak inginmemberitahumu, pasti dia punya alasan.”

 “Apa alasannya?” “Maafkan aku, Lan. Aku tidak bisa. Aku sudah berjanji

padanya.” Alan tertawa dingin. “Jangan pernah mengatakan kalau

Kakak lebih mengutamakan aku daripada dia karena aku samasekali tidak percaya,” cetus Alan.

 “Lan...,” kata Helen setengah memohon.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 319/410

319

 “Aku mau kembali ke kantor. Pekerjaanku sangatbanyak. Sampai ketemu lagi, Kak,” ujar Alan.

Helen hanya bisa memandangi kepergian Alan denganlinangan airmata. Tidak sepatah kata pun yang keluar darimulutnya.

BAB 17

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 320/410

320

Sejak pertengkarannya dengan Mia, sikap Alan jadiberubah. Dia jadi lebih sering menghabiskan waktu di kantordaripada di rumah. Pulangnya pun jadi tidak menentu. Miaberusaha bersabar dengan kelakuan suaminya. Dia selalumenunggu Alan pulang dari kantor. Namun, reaksi Alan tidak

seperti yang diharapkan. Sikapnya sedingin es. Dia sama sekalitidak peduli dengan keberadaan Mia di rumah itu. Mia kesalsekali melihatnya tetapi dia tidak bisa berbuat apa – apa.Walaupun begitu, dia tetap setia menunggu kepulangan Alan.Hanya saja, begitu mendengar suara mobil, dia langsungmasuk ke kamarnya. Mia tidak mau terlihat terus – terusanmenunggunya. Biasanya sebelum masuk kamar, Mia sudahmenyiapkan makan malam untuk Alan di atas meja. Sejakbertengkar hebat, mereka berdua memang tidak pernah lagimakan bersama.

Lama kelamaan, Alan tahu kalau Mia selalumenunggunya. Tetapi dia tidak mengatakan apa – apa. Sampaisekarang, Alan masih sakit hati dengan kebohongan Mia. Alansedang bersiap – siap pulang ketika ponselnya berdering.Ternyata itu dari temannya yang mengundangnya ke pestaulang tahun yang diadakan di diskotik. Sudah lama sekali Alantidak menginjakkan kaki di diskotik. Kebiasaannya berhentisejak bertemu dengan Mia.

Sekarang, dia mendapat undangan untuk datang kesana. Ada keraguan dalam diri Alan, apakah akan datang atautidak. Sudah lama aku tidak ke sama. Tidak ada salahnya

 pergi. Sebentar saja. Lagipula, akhir – akhir pikiranku   suntuksekali.  Aku butuh hiburan . Tanpa berpikir lebih panjang, Alanmemutuskan untuk memenuhi undangan temannya.

*** Alan memasuki diskotik itu dengan perasaan ragu –

ragu. Matanya mencari – cari sosok teman – temannya.Senyum di wajahnya mengembang saat menemukan orang –orang yang ia kenal. Dia bergegas menghampiri mereka.

Teman – teman Alan terkejut melihat kehadirannya. “Alan! Ini benar – benar kejutan. Aku kira kau tidak akandatang,” Toni menyambutnya dengan gembira.

 “Sudah lama sekali kau tidak menginjakkan kaki ditempat ini. Kau seperti lenyap ditelan bumi saja. Ke mana sajakau selama ini?” tanya Erik.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 321/410

321

 “Tidak ke mana – mana. Aku tidak sempat punya waktubertemu dengan kalian karena pekerjaanku banyak sekali,”kilah Alan.

 “Pekerjaan apa nih? Pekerjaan kantor atau pekerjaanrumah tangga?” goda Erik.

 Alan tersenyum simpul. “Dua – duanya.” “Ceritakan pada kami, bagaimana kehidupanmu selama

ini, terlebih lagi setelah menikah,” kata Toni. “Kehidupanku berjalan sebagaimana mestinya. Lancar –

lancar saja. Demikian pula pernikahanku. Aku sangatmenikmatinya. Pokoknya aku bahagia dengan apa yangkujalani saat ini,” tutur Alan. Tidak terbersit sedikit pun dalampikirannya untuk memberitahu teman – temannya, masalahrumah tangganya.

 “Kami senang mendengarnya. Tetapi, bagaimanakeadaan istrimu? Kenapa kau tidak mengajaknya ke sini?”

 “Istriku baik – baik saja. Aku tidak mengajaknya karenadia sedang banyak pekerjaan. Lagipula aku langsung darikantor. Tetapi aku sudah memberitahunya kalau aku di sini,”dusta Alan.

 “Sayang sekali, padahal aku ingin mengenal istrimulebih dekat. Soalnya, aku hanya sekali bertemu denganistrimu. Itupun pada saat pernikahan saja. Aku lebih seringmendengar kau bercerita tentang dia. Cobalah sekali – sekaliajak istrimu ke sini atau setidaknya ke tempat – tempat kitabiasa ngumpul.”

 “Kalau dia punya waktu akan kuajak dia ke sini. Kalianberdoa saja semoga dia setuju karena yang kutahu dia tidakterlalu suka dengan tempat seperti ini. Istriku itu tipeperempuan yang suka dengan ketenangan.”

 “Wah, beda sekali dong denganmu,” celutuk Indra,teman Alan yang berbadan super kurus. Orang sering mengiradia itu pecandu narkoba padahal tidak.

 “Iya, kami memang berbeda. Sangat berbeda,” gumam Alan menerawang.

 “Alan,” seorang wanita menjerit histeris. Spontan Alandan teman – temannya menoleh ke belakang. Ternyata yang

memanggilnya adalah Sonia, salah satu mantan kekasihnyayang memiliki wajah dan postur tubuh bak model. Soniamenghampiri Alan bersama dengan teman – temannya.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 322/410

322

 “ Hai Sonia,” sapa Alan. “Hai juga, Alan,” balas Sonia dengan genit. Dia

mencondongkan tubuhnya dan hendak mencium pipi Alan.Namun, dengan gerakan yang halus. Alan menolak.

Sonia tersenyum tipis. “Hanya ciuman di pipi saja kok

Lan,” sungutnya dengan gaya manja. Alan mengacungkan jari manisnya yang dihiasi cincin

yang terbuat dari emas putih. “Aku ini pria yang sudahmenikah. Jadi, entah itu di pipi, bibir atau bagian tubuhku yanglain, aku tidak bisa menerimanya. Tubuhku ini hanya milikistriku seorang.”

 “Sejak kapan kau menjadi pria yang setia. Seingatkukau tidak pernah tahan dengan satu wanita saja.”

 “Aku begini sejak bertemu dengan istriku. Jadi, tolongkau hormati prinsipku yang sekarang.”

Sonia tersenyum genit. “Kau benar – benar sudahberubah sekarang. Aku jadi semakin menyukaimu. Lan, kalaumisalnya pernikahanmu bermasalah, aku tidak keberatanmenemanimu,” cetus Sonia terus terang.

 “Terima kasih atas tawaranmu. Tetapi, pernikahankusaat ini baik – baik saja. Tetapi…kalaupun pernikahankusedang bermasalah, aku tidak akan pernah memilih perceraiansebagai solusi,” tegas Alan.

Semua teman Alan yang ada di situ terperangah. “Istrimu pasti wanita yang hebat sekali. Dia bisa

merubahmu menjadi seperti ini,” cetus Erik kagum.

Sonia blingsatan mendengar ucapan Alan. Tidak adamanusia yang sempurna di dunia ini. Aku yakin istrinya pastimempunyai kekurangan. “Lalu apa yang kau lakukan di tempatini? Aku juga tidak melihat istrimu.”

 “Aku ke sini karena aku sedang ingin. Apa kaukeberatan?”

Walaupun cuma berpacaran sebentar, Sonia tahu benarciri – ciri sikap Alan kalau sedang marah. Saat ini, karenapertanyaan demi pertanyaan yang dilontarkannya, dia bisamelihat dengan jelas, kalau emosi Alan mulai tinggi. “Aku tidakkeberatan kau ke sini. Hanya saja, aku benar – benar tidak

menyangka akan bertemu denganmu di tempat seperti ini. Akukira kau tidak akan pernah menginjakkan kaki lagi di sini.

 Apalagi, setelah mendengar kau sudah menikah. Kau tega

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 323/410

323

sekali tidak mengundangku,” Sonia mengoceh dengansuaranya yang serak – serak basah.

 Alan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Maafkanaku. Tetapi sebenarnya, aku memang tidak mengundangmantan – mantan kekasihku ke pesta pernikahanku. Aku

khawatir mereka akan membuat onar,” kata Alan.Sonia mencibir. Dia merapatkan kursinya sampai dekat

sekali dengan Alan. “Siapa nama istrimu? Apa pekerjaannya? Apa aku mengenalnya?” tanya Sonia bernada selidik.

 “Yang pasti kau tidak mengenalnya. Istriku itu namanyaMiana dan dia seorang guru.”

 “Istrimu seorang guru?” Alan mengangguk.Sonia menatap Alan dengan raut wajah tidak percaya.

Tiba – tiba tawa Sonia meledak. Alan terheran – heran melihatnya. “Kenapa kau

tertawa?” tanya Alan. Dia tersinggung melihat reaksi Sonia. “Apa seleramu terhadap wanita sudah mengalami

penurunan, sampai – sampai kau melabuhkan hatimu padaseorang guru?”

 “Memangnya kenapa kalau aku menikah denganseorang guru? Itu adalah profesi yang mulia,” sahut Alandatar.

 “Masalahnya, Lan, apa kau sudah lupa denganpekerjaan wanita – wanita yang pernah kau kencani. Adamodel, humas, desainer dan editor mode. Pokoknya semua

wanita yang kau kencani adalah potret wanita masa kini.Kenapa sekarang seleramu jadi berubah begitu?”

 “Karena aku mencintainya,” tegas Alan sehingga tawageli yang menghias wajah Sonia dan teman – temannya lenyapseketika. “Aku sangat mencintai istriku. Melebihi apapun yangada di dunia ini. Dia membuatku menemukan kebahagiaanyang sesungguhnya. Dia membuatku sadar akan arti hidup.

 Apa ucapanku barusan sudah cukup untuk menjelaskankenapa seleraku berubah?” tanya Alan dengan nada tajam.

Orang – orang yang disekelilingnya terdiam. “Maafkanaku, Lan. Aku tidak bermaksud membuatmu marah,” kata

Sonia hati – hati.Erik dan yang lainnya merasa tidak nyaman dengan

situasi saat itu. Perasaan senang karena kehadiran Sonia dan

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 324/410

324

teman – temannya yang cantik menjadi berkurang. Suasanayang tadinya menyenangkan berubah menjadi tegang. Dan itudisebabkan ulah Sonia yang menyinggung profesi Mia.

 Alan menarik napas dalam – dalam. Sebenarnya diakesal sekali mendengar Sonia melecehkan istrinya. Walaupun

dia masih marah pada Mia, tetapi Alan merasa memilikikewajiban untuk membela kehormatan istrinya. Namun, Alanmemutuskan untuk tidak memperpanjang masalah.  Akudatang ke sini untuk menghilangkan beban yangmenghimpitku akhir – akhir ini. Tidak  akan kubiarkan masalahini merusaknya . “Maafmu diterima. Tetapi jangan pernah kauulangi lagi,” tegas Alan.

Sonia tersenyum lalu mengangguk. Erik merangkulmereka berdua. “Lupakan apa yang baru terjadi. Malam ini kitabersenang – senang,” pekiknya. Semua orang yang adadisekitarnya ikut berteriak kesenangan. Dengan cepat, Alanterhanyut dengan suasana. Dia sama sekali tidak ingat denganistrinya yang berada di rumah.

***Mia duduk termenung di kamarnya. Pikirannya dipenuhi

berbagai pertanyaan kenapa suaminya belum pulang jugapadahal jam sudah menunjukkan angka satu. Mia inginmenghubungi ponsel Alan, tetapi ia merasa gengsi. Miamencoba mengisi waktu dengan membaca novel yang barudibelinya, namun dia tidak bisa konsentrasi. Pikirannya selalutertuju ke Alan.

Mia jadi kesal sendiri. Dia membanting novel yangsedang dibacanya ke lantai.  Aku tidak bisa membiarkanhubungan kami seperti ini. Salah seorang harus mengalah danorang itu adalah aku. Apa boleh buat? Daripada selamanyabegini terus. Siapa yang tahan?

Dari dalam kamarnya, Mia bisa mendengar suara mobildi halaman rumah. Suka atau tidak, malam ini, aku dan Alanharus menjernihkan semua    permasalahan kami . Miamemutuskan untuk menunggu sejenak di kamarnya.

Ketika Alan membuka pintu, dia bisa melihat rumahdalam keadaan gelap karena semua lampu telah dipadamkan.

 Alan berjalan menuju dapur. Dia mengambil botol berisi airdingin. Alan meneguknya sampai habis. Dia tidak menyadariMia sudah berdiri di belakangnya.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 325/410

325

 Alan memutar badannya. Hampir saja gelas yang adaditangannya terjatuh karena saking terkejutnya melihat Miaberdiri di hadapannya. Ini kesekian kalinya, Mia mengagetkan

 Alan di dapur. “Apa kau tahu kalau jantungku tadi hampir copot

karena kaget?” bentak Alan.Mia tidak menggubris reaksi suaminya. Dia malah balik

bertanya. “Dari mana saja kau? Apa kau tahu ini jam berapa?” Alan mendengus dingin. “Memangnya apa pedulimu?

 Aku dari mana dan pulang jam berapa, itu bukan urusanmu.” “Tentu saja ini urusanku! Kau membuatku terlihat

seperti orang tolol karena setiap malam selalu menunggumu. Apa kau tidak pernah memikirkan bagaimana cemasnya akukarena kau tidak pernah memberitahuku pergi ke mana? Apakau tidak tahu bagaimana takutnya aku kalau kau pulangterlambat? Apa kau tidak tahu, kalau aku tidak bisa tidurnyenyak setiap malam, gara – gara memikirkanmu yang tidakkunjung pulang juga,” sembur Mia.

 “Aku tidak pernah memintamu untuk menungguku,”sahut Alan cuek.

Mia geram sekali, Alan sama sekali tidak menghargainiat baiknya. Kepalanya serasa mau meledak karena sakingmarahnya. Dia mengepalkan tangannya. Jadi dia mau cari ributdenganku. Baik. Kau akan mendapatkannya. Mia mendekat ke

 Alan. “Mendengar ucapanmu barusan, ingin rasanya akumenamparmu,” maki Mia.

 “Ya sudah, tampar saja. Nih,” Alan menyodorkan pipikanannya

 Apa yang dialami Alan berikutnya benar – benar di luardugaan. Mia bukannya menampar tetapi meninjunya hingga

 jatuh. Saking syoknya, Alan sampai tidak bisa berbicara. Diamelotot ke Mia dengan mulut terbuka lebar. Pipinya memerahakibat bekas pukulan kuat yang diberikan Mia kepadanya.

 “Bagaimana? Enak tidak? Makanya janganmenantangku! Aku tidak pernah main – main denganucapanku!”

 Alan menelan ludahnya sendiri. Dia bangkit berdiri.

 “Berani sekali kau meninjuku! Ini namanya kekerasan dalamrumah tangga!” bentak Alan.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 326/410

326

 “Makanya jangan membuatku marah! Apa tidak adayang pernah bilang padamu, kalau wanita yang sedang marahbisa melakukan apa saja?”

 Alan tidak menjawab. Dia mendengus dingin.Sementara itu, Mia mengambil kantung plastik kecil dan

mengisinya dengan es batu. Lalu, dia menyodorkannya ke Alan. “Taruh di pipimu. Mungkin rasa sakitnya bisa hilang.”

 Alan menerimanya tanpa banyak bicara. Tetapiwajahnya masih cemberut.

 “Aku mau tidur. Bicara denganmu benar – benarmembuatku lelah. Rasanya umurku bertambah sepuluh tahunhanya dalam semalam gara – gara tingkahmu ini. Selamatmalam,” Mia meninggalkan Alan sendirian di dapur.

 Alan tidak membalas ucapan selamat malam dariistrinya. Dia duduk di meja makan sambil menaruh kantungberisi es batu di pipinya. Sialan, pipiku sakit sekali. Untukukuran perempuan, pukulannya benar – benar kuat. Wajarsaja, dia kan karateka. Aku benar – benar tidak percaya diaberani meninjuku. Jangan – jangan dia selalu begitu kalaukelewat marah. Mengerikan. Bisa – bisanya aku jatuh cintadengan perempuan yang gampang naik darah sepertinya.

Tetapi…kalau sedang tidak marah, dia kelihatan manissekali. Cuma…kalau sedang emosi, dia seperti banteng yangmengamuk saja. Hmm, Alan memegang dagunya sambilberpikir. Aku juga sih yang salah, makanya dia naik darahdan meninjuku. Sikapku padanya benar – benar keterlaluan.

Tetapi dia juga salah. Kalau dari awal dia berkata jujur,hubungan kami tidak akan seperti ini.

 Alan berjalan ke kamarnya dengan tubuh lunglai. Baik Alan maupun Mia, malam itu tidur dengan pulas. Mereka sama – sama lelah karena tenaga mereka terkuras karenapertengkaran barusan.

***Mereka berdua makan tanpa suara karena keduanya

terlalu gengsi untuk memulai percakapan satu sama lain.Sesekali, mereka saling curi – curi pandang satu sama lain.

 Alan merasa tidak nyaman dengan situasi ini. Akhirnya

setelah membulatkan tekad dan mengumpulkan keberanian, Alan memutuskan untuk bicara duluan. Namun, sebelum diabuka mulut, Mia sudah bicara duluan.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 327/410

327

 “Bagaimana pipimu? Apa masih sakit?” “Masih,” jawab Alan singkat. . “Tentang kejadian semalam….” Mia menggantung

ucapannya. “Lupakan saja. Aku tidak ingin membahasnya.”

 “Aku hanya ingin minta maaf karena telah meninjumu. Aku kelewat emosi.”

 “Ya, aku bisa mengerti kenapa kau melakukannya.Sikapku padamu keterlaluan. Tetapi seperti yang kubilangbarusan. Lupakan saja. Anggap tidak pernah terjadi.”

 “Terima kasih”, kata Mia pelan. “Oh ya, hampir saja aku lupa. Papa meminta kita

datang ke rumahnya malam ini.” “Memangnya kenapa dia menyuruh kita datang ke

sana?” tanya Mia heran. Alan mengangkat bahunya. “Mana aku tahu. Sepertinya

sih ada rapat keluarga. Nanti, begitu selesai mengajar, kaudatang saja ke sini. Kita berangkat bersama.”

 “Aku bisa, dari sekolah langsung ke sana. Jadi, kitabertemu di sana saja. Bagaimana?” usul Mia.

 Alan mendelik. “Aku sih mau saja. Tetapi, bagaimanareaksi orangtuaku kalau melihat kita datang terpisah? Bisa –bisa mereka berpikir yang tidak – tidak,” omel Alan.

 “Ya sudah, kita lakukan seperti yang kau mau. Janganmarah – marah seperti itu. Telingaku sakit mendengarsuaramu yang cempreng.”

Sejak merasa dibohongi Mia, emosi Alan jadi gampangterpancing. Dia melotot kesal. “Kau ini! Kalau sedang tidakmarah, pasti berbohong atau mengejek. Apa kau tidak punyasifat yang lebih baik lagi.”

Mia mendengus. “Aku punya banyak sifat yang baik.Hanya saja kau tidak pernah menyadarinya. Yang selalu kaulihat selalu saja kejelekanku.”

 “Itu tidak benar,” Alan membantahnya. “Sudah kuduga, kau akan membantahnya. Tetapi, aku

tidak mau bertengkar denganmu pagi – pagi begini. Nanti akutidak konsentrasi mengajar. Sekarang, lebih baik aku pergi

kerja saja. Kita bertemu nanti sore di kantormu. Aku pergidulu.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 328/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 329/410

329

 “Silakan saja.”Sarah menuju mejanya sambil menggerutu.  Apa sih

yang dilihat bos dari wanita seperti itu? Sudah penampilannyayang kolot ditambah wajahnya yang biasa – biasa saja. Akusaja jauh lebih cantik dari dirinya. Kenapa bukan aku yang

dijadikan istri?Mia masuk ke ruangan Alan dan duduk di sofa yang

khusus disediakan untuk tamu. Dia melirik jam tangannya.Baru jam empat sore. Alan baru keluar jam lima. Akukecepatan satu jam. Apa yang harus kulakukan untuk mengisiwaktu? Mia celingak – celinguk. Tidak ada barang yang bisadibaca . Mia menarik napas pelan. Dia mulai terkantuk –kantuk. Mia pun duduk bersandar sambil memejamkan matadan melipat tangannya. Tidak berapa lama dia tertidur.

Pintu terbuka dan Alan memasuki ruangan. Dia terkejutmelihat Mia yang sedang duduk di sofa. “Ah, kau sudah datangrupanya,” kata Alan sambil menaruh map yang dibawanya diatas meja.

Sepi. Tidak ada jawaban. Alan menoreh heran untukmelihat kenapa Mia tidak menjawab pertanyaannya. Diamendekati istrinya yang sedang duduk. Dia tersenyum geli.Terang saja dia tidak menjawab. Ternyata dia tidur.

 Alan berjingkat – jingkat mendekati istrinya. Diamembungkuk dan mendekatkan bibirnya ke telinga Mia. Tiba –tiba Alan menjerit, “Mia!!! Bangun!!!”

Mia tersentak dari tidurnya. Matanya mengerjap –

ngerjap. Masih dengan mata yang merah, dia melihat kirikanan mencari siapa yang baru membangunkannya. Matanyaterhenti pada sosok Alan yang sedang tertawa terbahak –bahak. Tahulah dia, kalau suaminya baru saja berbuat iseng.Dia memasang muka cemberut.

 “Aku kan sudah bilang berapa kali. Jangan pasang mukacemberut seperti itu. Selain wajahmu bisa cepat tua, kau jugakelihatan jelek,” kata Alan terus terang.

Mia mendengus sebal. Selalu saja, kalimat itu yangkeluar dari mulutnya kalau aku sedang marah. Apa dia tidak

 punya kalimat yang lain, Mia menggerutu dalam hati.

 “Sudah jam lima lewat. Sebaiknya kita berangkatsekarang.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 330/410

330

Mia melirik jam tangannya. Jadi aku tertidur selamasatu jam. Tetapi tunggu dulu. Dia menatap Alan denganpandangan curiga.

 “Kenapa kau memandangku seperti itu?” “Sudah berapa lama kau melihatku tidur?”

 “Aku mengerti sekarang. Jangan khawatir, Mi. Aku tidakmenyentuhmu. Begitu aku masuk ruangan ini dan melihatmutidur, aku langsung membangunkanmu. Jadi aku sama sekalitidak punya waktu untuk menyentuhmu.”

Mia hanya mencibir. Alan membuka pintunya. “Sekarang, apa kita sudah bisa

pergi?”Tanpa banyak bicara, Mia berjalan keluar dengan

diiringi Alan. Mereka sempat saling pamitan dengan bawahan Alan yang masih ada di situ. Kemudian mereka berjalanberiringan hingga masuk ke dalam lift.

 “Apa kau tahu kenapa Papa mengadakan rapatkeluarga?”

 “Mungkin dia sudah tahu rahasia kita,” jawab Alansekenanya.

Mendadak Mia dipenuhi rasa cemas. “Apa kau serius?” Alan hanya terkekeh. “Tentu saja tidak. Jujur saja, Mia.

 Aku tidak tahu kenapa Papa mengadakan rapat keluarga.” “Bagaimana kalau ternyata rahasia kita terbongkar,

Lan? Karena kita tidak kunjung punya anak, Papa curiga danmencari tahu.”

 Alan jadi teringat peristiwa mamanya dan Hana yangmencurigainya. Dia tidak pernah mau memberitahukan hal itupada Mia. Dia melakukannya karena dia tidak mau istrinya itucemas.

Mendadak Alan seperti mengingat sesuatu.  Aku barusadar, kalau apa yang kulakukan ini sama dengan apa yangdilakukan Mia. Aku merahasiakan kecurigaan Mama padanya.Dia merahasiakan hubungannya dengan Arman dimasa laludariku. Aku melakukannya dengan maksud baik. MungkinkahMia juga begitu. Kalau benar begitu, tidak sepantasnya akumarah padanya.  Berbohong untuk kebaikan tidak ada  

salahnya. Alan diliputi perasaan menyesal. “Lan, kau dengar atau tidak ucapanku barusan?” tanya

Mia gemas.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 331/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 332/410

332

memiliki wajah yang ramah. Sorot matanya teduh danhidungnya mancung. Karena wajahnya itu pulalah, Hanasampai tergila – gila padanya dan mengejarnya.

Hana sangat terkejut mendengar ucapan suaminya. Diaterheran – heran karena sejak berangkat dari rumah, Perry

tidak mengatakan apa – apa. “Kenapa kau tidakmemberitahukanku kalau kau yang meminta diadakan rapatkeluarga?” Hana menuntut penjelasan.

 “Apa kau sedang menghadapi masalah, Perry?” tanyaHelen.

 “Aku ingin bercerai dari Hana,” ujar Perry singkat.Suasana makan malam yang tadinya ramai dengan

suara garpu dan sendok yang beradu dengan piring, menjadihening. Wajah Hana merah padam karena malu. Dia tidakmenyangka Perry akan mempermalukannya di depankeluarganya dengan cara seperti ini. Kenapa dia melakukanini? Setahuku   pernikahanku tidak ada masalah.  Hana inginberteriak meminta penjelasan dari Perry tetapi mulutnyaseperti terkunci. Dia diam seperti patung. Dia menelan ludahberkali – kali.

 “Kenapa kau ingin bercerai dariku?” tanya Hana dengansuara tercekat.

 “Kami ingin mendengar penjelasan darimu sekarang juga, Perry,” kata Tuan Harsono. Sebenarnya dia merasa syokmendengar keinginan Perry, tetapi dia tidak mau bertindakgegabah. Dia berusaha tenang menghadapi masalah ini.

 “Aku ingin bercerai karena aku sudah tidak tahan lagidengan perilakunya. Sikapnya yang sombong, angkuh, terlalumementingkan diri sendiri dan ingin tahu urusan orang tidakbisa kutolerir lagi. Terlebih lagi, sikapnya yang tidak pernahmenganggapku sebagai suaminya.”

Pasangan Harsono terperangah. Wajah mereka diliputirasa tidak percaya. Seburuk itukah sifat putriku, Tuan Harsonobertanya – tanya dalam hati.

Hana sendiri terlihat sangat syok mendengar suaminyamembeberkan keburukannya di depan keluarganya. Mukanyayang tadi merah padam kini berubah menjadi seputih kapas.

Hana tahu betul apa yang dikatakan suaminya adalah benar.Selama ini,dia memang menjalani pernikahannya dengan sifatseperti itu. Dalam diri Hana ada keyakinan, Perry terlalu

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 333/410

333

mencintainya jadi dia tidak akan menceraikan Hana karenasifatnya itu. Namun, sekarang kenyataan berkata lain. Perrymengumumkan keinginannya untuk bercerai di depan keluargaHana.

 “Kau jangan terlalu emosi, Perry. Kalau memang benar

sifat putriku seperti itu, kau kan bisa memintanya untukmerubahnya. Dengan demikian, pernikahan kalian bisadiselamatkan,” Tuan Harsono memberi nasihat.

 “Kalau aku bisa menasihatinya dan merubah prilakunya,pasti akan kulakukan, Pa. Masalahnya, sifat Hana terlalu keras.Dia tidak pernah mendengar ucapanku sedikitpun. Yang diamau, hanya perkataannya saja yang didengarkan. Papa,pernikahan tidak bisa dijalani kalau hanya satu orang sajayang berhak mengeluarkan pendapat,” ujar Perry panjanglebar.

 “Aku tahu ini cepat atau lambat akan terjadi,” celutuk Alan.

Semua yang ada di situ serempak menoleh ke arahnya. “Kenapa kau bicara seperti itu, Lan?” tanya Ari denganpenasaran.

 “Aku mendukung penuh niatmu untuk bercerai dariHana, Perry. Aku juga akan bertindak sama kalau berada diposisimu. Aku bisa mengerti dengan apa yang kau alamiselama menikah dengannya. Aku sangat menyesal orangsebaik kau mendapatkan istri seperti Hana,” kata Alan sungguh

 – sungguh.

 “Alan!” Hana berteriak dengan penuh kemarahan. “Tegasekali kau bicara seperti itu tentang adikmu sendiri.Seharusnya kau mendukungku! Membelaku!”

Mia terbengong – bengong melihat tingkah Alan. Diamemandang suaminya dengan tatapan meminta penjelasan.Ya ampun, dia pasti kesambet makanya bicara tanpa berpikirdulu.

 “Jangan berteriak padaku! Aku hanya mencoba bersikap jujur. Kalau aku jadi kau, aku akan mengakui segalakeburukanku dan berusaha untuk merubahnya. Tetapi dariyang aku lihat kau sama sekali tidak memiliki keinginan untuk

melakukannya.” “Kau bicara seolah – olah kau ini orang suci,” desis

Hana tajam. Dia memandang Alan dengan penuh kebencian.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 334/410

334

 “Aku akui aku bukan orang yang baik. Dulu aku seorangplayboy, suka bertengkar dengan orangtua dan bersikap tidakdewasa. Tetapi itu dulu,” Alan menekan suaranya. “Sekarang,aku sudah berubah dan itu sebagian berkat istriku. Kau lihatsendiri kan, pasangan hidup juga bisa berperan membuat kita

menjadi orang yang lebih baik. Tetapi, sepertinya kau tidaktahu hal itu karena kau terlalu sibuk dengan dirimu sendiri.Kau….” mendadak ucapan Alan terhenti. Ternyata Mia sedangmeremas tangannya. Dia menggelengkan kepalanya sebagaiisyarat agar Alan berhenti bicara. Alan terpaksa menurutikeinginan Mia. Terlebih lagi setelah dia menyadari seluruhkeluarganya sedang menatapnya tanpa berkedip. Tetapi ituhanya untuk sesaat. Tidak berapa lama, Alan melanjutkanperkataannya. “Kalau aku jadi dia, mungkin aku juga akanmelakukan hal yang sama. Kau tahu Hana? Sifatmu itu buruksekali. Aku memang playboy dan kekanak – kanakkan, tetapisetidaknya aku bukan orang menyebalkan sepertimu.”

 “Alan, sudah hentikan,” Mia memegang tangan Alan. “Mia, kau diam saja. Mama dan Papa ingin mendengar

pendapatku dan aku sudah menyampaikannya. Mereka harustahu, bukan aku saja yang tidak bisa bersikap dewasa dikeluarga ini, tetapi juga anak perempuan kesayangan merekaini! Aku sudah selesai,” Alan melap mulutnya danmelemparkan serbet.

 “Maafkan dia. Mungkin dia sedang ada masalahmakanya kelewat emosi. Aku akan bicara dengannya,” kata

Mia dengan suara pelan.Mia menarik napas pelan. Dia menyesali suasana makan

malam yang tadinya berlangsung lancar berubah menjadiajang pertengkaran. Parahnya lagi, suaminya ikut ambil bagianmembuat makan malam ini menjadi berantakan. “Atas nama

 Alan, aku minta maaf. Aku tidak tahu mengapa dia bersikapseperti itu. Aku akan bicara dengannya,” kata Mia lagi – lagidengan suara pelan.

 “Kau tidak perlu membujuknya Mia,” Adi anak tertuaangkat suara. “Apa yang dikatakan Alan, ada benarnya juga.Karena kelewat dimanjakan, Hana tumbuh menjadi gadis yang

egois. Sebenarnya kami sudah lama mengetahui ini, hanyasaja kami memilih menutup mata dan telinga. Hanya Alan yangtidak bersikap demikian. Jadi kami bisa memaklumi sikapnya

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 335/410

335

ini. Sekarang pulanglah, dia sudah menunggumu. Biar kamimengatasi masalah ini.”

 “Baiklah. Aku pulang dulu,” Mia pamit pada seluruhanggota keluarga termasuk Hana. “Selamat malam.”

 “Hati – hati di jalan, Nak,” kata Tuan Harsono. Mia

mengangguk lalu berjalan tergopoh – gopoh menyusul Alan.***

Mia melihat Alan sudah duduk di dalam mobil denganmata menerawang. Dia membuka pintu dan masuk ke dalammobil. Setelah Mia masuk, Alan langsung memacu mobilnyadengan kecepatan sedang. Alan menyetir mobilnya denganperasaan campur aduk. Jauh di lubuk hatinya, dia menyesaliperkataannya tadi. Namun, dia masih menolak untukmengakuinya. Hana pantas mendapatkannya. Sudahselayaknya dia diberi pelajaran atas sifatnya yang buruk itu. 

 “Apa amarahmu sudah reda?” tanya Mia hati – hati. “Aku tidak marah,” bantah Alan. “Lalu, ucapanmu sewaktu di rumah tadi…” Mia

keheranan. “Oh itu. Tadi itu aku tidak marah. Aku hanya ingin

mengungkapkan pendapatku. Itu saja,” sahut Alan santai. “Bisa – bisanya kau bilang itu pendapatmu saja!” Mia

berteriak tepat di telinga Alan. “Apa kau tahu kalau ucapanmuitu sangat menyakitkan siapapun yang mendengarnya?”

 “Jangan berteriak di telingaku!” bentak Alan.Mia mendengus sebal dan membuang mukanya. Dia

benar – benar jengkel melihat sikap Alan. “Kau pasti berpikir aku ini orang yang tega. Iya kan?”

 Alan melirik Mia. Yang dilirik tidak menjawab. “Terserah kau mau bilang apa. Itu hakmu. Kau

bersikap seperti itu karena kau tidak mengenal Hana denganbaik, Mi. Aku bukan tipe orang yang suka menuduh tanpabukti, Mi. Aku ini abangnya, Mi. Aku tinggal bersamanyaselama bertahun – tahun. Karena itu aku mengenalkepribadiannya dengan baik. Perkataanku tadi mungkinketerlaluan tetapi percayalah maksudku baik. Aku ingin dia

merubah sikapnya,” kata Alan sungguh – sungguh.Mia merenungkan penjelasan dari Alan. Benar juga

ucapannya. Aku belum mengenal Hana dengan baik. Walaupun

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 336/410

336

begitu adanya, semoga saja dia bisa menyelamatkan pernikahannya.

BAB 18

 “Sabtu ini, aku ingin kau ikut denganku,” cetus Alansaat makan malam bersama Mia.

 “Ke mana?” “Ke pesta ulangtahun temanku.” “Siapa namanya? Apa aku mengenalnya?” “Aku bilang juga kau enggak bakalan kenal. Namanya

 Albert. Dia temanku sewaktu kuliah. Itu bukan sekedar pestaulang tahun saja tetapi semacam ajang reuni. Rencananyateman – temanku akan hadir semua. Berhubung waktu dipesta pernikahan, mereka tidak mempunyai kesempatanmengenalmu lebih dekat, maka aku mengajakmu. Aku inginkau lebih mengakrabkan diri dengan teman – temanku danpasangannya.”

 “Di mana pestanya diadakan?” “Jangan khawatir, Mia. Pestanya tidak diadakan di

diskotik tetapi di rumah.” “Kenapa aku harus khawatir kalau pestanya diadakan di

diskotik?” “Bukannya kau tidak suka diskotik?” “Kalau datang sekali dua kali aku kira tidak ada

masalah.” “Jadi, kalau aku mengajakmu ke sana suatu waktu, kau

tidak akan menolaknya kan?” tantang Alan. “Ayo, siapa takut?”

 Alan tertawa geli melihat gaya Mia. Aku ingin melihatwajahnya saat memasuki diskotik. Aku juga penasaran ingin

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 337/410

337

melihatnya disko, mungkin ibarat melihat robot menari kali, Alan tersenyum – senyum sendiri.

Jitakan Mia di kepalanya, menyadarkan Alan. “Kau pikir, aku tidak tahu apa yang ada di kepalamu?”

desisnya.

 Alan cengengesan. “Maaf deh. Terus, kamu atau tidak?” “Iya. Aku mau,” sahut Mia singkat. “Oh ya, Lan,

bagaimana masalah Hana dengan Perry?” “Hmm, Mama dan Papa memutuskan tidak ikut campur.

Mereka meminta Hana dan Perry untuk menyelesaikanmasalahnya sendiri.”

Mia manggut – manggut mendengar cerita Alan. Begitulebih baik. Masalah dalam rumah tangga memang sebaiknyadiselesaikan tanpa campur tangan pihak ketiga.

***Mia merasa bingung harus memakai baju apa ke pesta

ulang tahun temannya Alan. Setelah lama berpikir, akhirnyadia memutuskan untuk memakai kemeja dengan rok berbentukhuruf A. Dia menjepit kemejanya dan menguncir rambutnya.Untuk wajahnya, Mia memakai riasan yang tidak terlalu tebal.Dia memakai lipstik yang berwarna sama dengan bibirnya. Miaberputar di depan kaca. Setelah yakin dengan penampilannya,dia mengambil tas tangannya dan keluar dari kamar.

Sebelum berangkat, Alan sempat tertegun melihatpenampilan istrinya. Walaupun bajunya tidak terlalu modis,harus Alan akui Mia justru terlihat manis dengan kemeja dan

rok. Dia sangat anggun dan feminim. Aku sampai lupa kalaudia pernah meninjuku. Waktu dia melakukan itu, aku sempatberpikir kalau dia pria yang operasi kelamin menjadi wanita.Habis, tenaganya itu loh. Besar sekali. Aku rasa dengan tenagasebesar itu, dia bisa mengalahkan lebih dari dua pria.

 “Mau sampai kapan kau berdiri di situ?” cetus Mia. Alan mendongak. “Apa? Ah…iya. Hampir saja aku lupa.

 Ayo, kita berangkat sekarang,” ajaknya.***

Baru saja menginjakkan kaki di rumah itu, Mia langsungmenutup hidungnya karena bau asap rokok dan alkohol

tercium di mana – mana. Selain itu, udara terasa sangat panaskarena saking banyaknya orang di rumah itu. Namun, Mia

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 338/410

338

berusaha untuk menjaga sikap demi menghormati Alan dantuan rumah.

Dia mengikuti ke mana Alan pergi. Dia selalumemperkenalkan Mia sebagai istrinya kepada setiap orangyang dia temui. Mia sampai merasa lelah karena sebentar –

sebentar harus tersenyum dan berjabat tangan. “Ayo,” Alan menarik tangan Mia. “Aku ingin

mengenalkan kau dengan teman – temanku yang di sana,” Alan menunjuk tempat di mana sejumlah orang sedang asyikmengobrol.

Mia mengikuti Alan dengan enggan. “Hai semuanya,” sapa Alan.Semua yang ada di situ membalas sapaan Alan.

 “Aku ingin memperkenalkan kalian pada istriku.Namanya Miana Hendrawan Harsono. Dia ini seorang gurubahasa Inggris. Bagaimana istriku? Cantik kan?”

Semua teman Alan berebutan menyalami istrinya. Miasampai kewalahan menghadapinya.

 “Jadi ini gadis yang membuat Alan bertekuk lutut?”gumam Erik. “Kalau guru bahasa Inggris seperti ini, aku jugamau diajar,” guraunya.

Mia tersipu malu. Pipinya merona merah. “Aduh, manis sekali,” kata Albert, siempunya rumah

yang berwajah macho. Dagunya yang dihias brewokmenambah kesan jantan pada dirinya. “Aku juga mau punyaistri seperti ini.”

 “Jangan ada yang berani mendekati istriku! Awas kalauada yang berani melakukannya,” ancam Alan.

Sontak, orang disekeliling Mia dan Alan terbahak –bahak mendengarnya.

Seorang perempuan dengan penampilan yang dan genitdatang menghampiri Mia.

 “Jadi ini, Nyonya Harsono yang terkenal itu,” cetusnya.Mia termangu heran. Dalam hati, dia bertanya – tanya

siapa perempuan yang berdiri di hadapannya itu. “Hai, namaku Sonia,” dia mengulurkan tangannya. Mia

menyambutnya dengan ragu – ragu.

 “Hai juga. Aku Miana,” balasnya.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 339/410

339

 “Aku sudah mendengar banyak cerita tentangmu.Ternyata Alan benar. Kau memang cantik. Tetapi sayang…”Sonia tidak meneruskan ucapannya.

 “Hei Sonia, apa maksudmu sebenarnya?” tegur Albert. “Alan, bisa – bisanya kau jatuh cinta dengan wanita

yang selera busananya seperti ini,” kata Sonia sambilmengamati Mia dari atas sampai ke bawah. “Berbeda sekalidengan wanita yang pernah kau kencani selama ini,” katanyalagi terus terang.

Mia menarik napas pelan. Apa yang ditakutkannya sejakmeninggalkan rumah, akhirnya terjadi juga.

 Alan melirik Mia untuk melihat reaksinya. Ternyata Miatetap bisa bersikap tenang. Tidak terlihat kepanikan ataukemarahan pada wajahnya.

 “Terima kasih atas sikapmu yang terus terang. Akuberpakaian seperti ini karena aku menyukainya. Aku lebihnyaman dengan penampilan seperti ini. Lagipula Alan samasekali tidak keberatan,” Mia melirik suaminya yang berdiri disampingnya.

Sonia tidak mau kalah begitu saja. “Aku dengar kautidak suka ke diskotik?”

 “Aku bukannya tidak suka, hanya saja aku tipe orangyang tidak terlalu suka dengan keramaian. Membuatku tidaknyaman.”

 “Dari penjelasanmu, kau seperti orang yang antisosialisasi?” kata Sonia setengah menuduh.

 “Sebenarnya, apa maumu Sonia? Dari tadi menghujaniMia dengan pertanyaan – pertanyaan yang tidak adagunanya,” kecam Toni.

 “Aku tidak bermaksud apa – apa. Aku hanya inginmengenal istri Alan lebih dekat. Alan dan Mia saja tidak adamasalah, kenapa jadi kalian yang sewot? Bagaimana Mia? Kaubelum menjawab pertanyaanku,” tuntut Sonia.

 “Tidak suka dengan keramaian bukan berarti orangyang anti sosialisasi. Kalau aku seperti itu, aku tidak akandatang ke sini. Aku tidak akan mengajar dan tidak pergi kemana – mana. Aku akan mengurung diri di rumah,” kata Mia

kalem.Sonia tersenyum. “Sekarang, aku mengerti kenapa Alan

memilihmu sebagai istri. Ternyata kau gadis yang lumayan

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 340/410

340

cerdas. Kuharap kau tidak tersinggung dengan kata – katakubarusan.”

 “Sama sekali tidak,” sahut Mia. “Hei, aku punya usul,” cetus Albert. “Alan, karena ini

hari ulangtahunku, aku mau meminta kado yang istimewa dari

kau dan istrimu.” “Kado apa?” tanya Alan terheran – heran. “Aku ingin kau mencium istrimu sekarang juga,” kata

 Albert serius. “Apa?” mata Mia terbelalak. “Maaf, tetapi kami tidak

bisa melakukannya. Itu adalah hal yang sangat pribadi. Kamitidak biasa melakukannya di depan umum,” Mia menolakdengan halus. Sementara itu, Alan belum menunjukkanreaksinya. Dia hanya melipat tangannya dan memasang wajahtanpa ekspresi.

 “Ayolah, Lan. Kami ingin sekali melihatmu menciumwanita yang kau jadikan sebagai pasangan hidupmu. Sekalisaja, Lan,” Albert membujuknya.

 “Cium, cium, cium,” kata teman – temannya. Alan melirik Mia yang terlihat kebingungan. Entah apa

yang ada di pikiran Alan saat itu. Tanpa pikir panjang, diamenarik Mia ke dalam pelukannya lalu mencium bibirnyadengan mesra dan lama sekali. Mia syok berat. Walaupunbegitu, dia tidak kuasa menolak ciuman Alan. Dia takut teman

 – teman Alan akan curiga kalau ia menolak ciumannya.Mia menerima ciuman itu dengan megap – megap.

Matanya merem melek. Setelah Alan berhenti, napasnyatersengal – sengal karena saking marahnya. Emosinya sudahmelewati batas normal. Matanya berkilat – kilat penuhkemarahan. Namun, dia mati – matian agar tidakmenumpahkan amarahnya di situ. Dia berusaha bersikapseolah tidak terjadi apa – apa.

 “Wah, mesra sekali pasangan yang satu ini,” celutuk Albert.

 “Iya,” kali ini Toni yang berkomentar. “Kalian benar –benar pasangan yang hebat. Kalian tahu benar bagaimanacara menunjukkan gairah yang kalian rasakan satu sama lain.”

 “Aku mau ke kamar mandi,” Mia langsung meninggalkanruangan itu tanpa menunggu persetujuan dari suaminya. Dikamar mandi, dia mencuci mukanya. Dia berdiri dan menatap

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 341/410

341

cermin yang tergantung di dekat pintu kamar mandi. Ituadalah ciumannya yang pertama dalam hidupnya. Adasemacam perasaan hangat mengalir dalam tubuhnya.Brengsek kau Alan, Mia memaki suaminya dalam hati. Kaumengambil kesempatan dalam kesempitan.

Keluar dari kamar mandi, Mia mendekati Alan danberbisik di telinganya. “Aku mau pulang. Sekarang juga!”

Tanpa pikir panjang, Alan menuruti keinginan istrinya.Melihat wajah Mia yang menahan amarah, dia merasa tidakbijaksana kalau menolaknya. Bisa – bisa dia meninjuku didepan orang banyak. “Teman – teman,” panggil Alan. ”Kamipulang dulu.”

 “Kenapa cepat sekali? Kan baru jam sepuluh,” protes Albert.

 “Aku dan Mia sudah lelah dan mengantuk,” Alanberbohong.

 “Oh,” teman – temannya mengangguk sepertikelompok paduan suara.

 Albert mengantar mereka sampai ke halamanrumahnya.

 “Terima kasih atas pestanya. Sekali lagi kuucapkanselamat ulang tahun,” kata Mia.

 “Seharusnya aku yang berterima kasih. Berkatkehadiran kalian, pestaku berlangsung meriah,” sahut Albertsambil terkekeh.

 “Kami pulang dulu yah. Sampai ketemu lagi,” Alan dan

Mia melambaikan tangan dari dalam mobil.Sepanjang perjalanan pulang, Mia tidak mengucapkan

sepatah katapun. Matanya memandang keluar jendela mobil.Dia asyik melihat mobil yang lalu lalang. Sesekali, Alan mencuri

 – curi pandang ke arah Mia untuk melihat seperti apaekspresinya. Alan mendesah kecewa karena ekspresi Mia datarseperti tembok. Perasaan menyesal karena ulahnya di pestatadi, pelan – pelan menelusup ke dalam hatinya.

Begitu sampai di rumah, Mia melemparkan tasnya kekursi di ruang menonton. Lalu dia berdiri sambil melipattangannya. Ketika dilihatnya Alan hendak masuk kamar, cepat

 – cepat ia berteriak memanggil suaminya itu. “Alan!”Suaminya menoleh. “Ada apa?”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 342/410

342

 “Aku ingin bicara denganmu!” “Tentang apa?” “Tidak usah berpura – pura. Aku yakin, kau tahu persis

apa yang ingin kubicarakan,” suara Mia sedingin es. Alan duduk di kursi dengan gaya malas – malasan. Dia

bersandar dan melipat tangannya. Sudah kuduga dia akanbegini.

 “Kenapa kau menciumku?” “Kau dengar sendiri kan, kalau Albert yang meminta

sebagai kado ulang tahunnya,” kilah Alan. “Kau kan bisa menolaknya,” kata Mia ketus. “Kalau aku menolaknya, mereka akan curiga, Mi.” Alan

menarik napas dalam. Dia menggosok – gosok pipinya. “Lagipula, apa salahnya kalau suami mencium istrinya?”gumamnya sambil mengangkat bahu.

 “Tentu saja salah karena kita sudah sepakat tidak akanada kontak fisik selama kita menikah!” kata Mia jengkel.

 “Oh, jadi kau bicara tentang kontak fisik. Kalau tidaksalah, sewaktu kita membuat kesepakatan, kau tidakmenjelaskan kontak fisik seperti apa yang dilarang. Itu berarti,kalau kau bisa protes karena aku menciummu, maka aku jugaberhak mengajukan keberatan karena kau meninjuku.Bagaimana?” tuntut Alan.

Mia memasang muka cemberut. “Kuperingatkan kau,Lan. Ini pertama dan terakhir kalinya kau menciumku,” tegasMia.

 “Hei! Aku tidak pernah mengambil kesempatan dalamkesempitan. Aku bukan tipe pria seperti itu. Mia, seharusnyakau bisa memperhitungkan, kalau kejadian seperti ini, cepatatau lambat akan terjadi juga. Kita tidak bisa menghindarselamanya.”

 “Kau bicara seperti itu karena kau seorang pria. Huh,”dengusnya. “Pria di mana – mana, sama saja. Selalu sajamereka yang diuntungkan dan pihak perempuan yangmenjadi korban,” gumamnya kesal.

 “Jadi, menurutmu, aku ini tipe pria yang suka mencarikeuntungan dari para gadis? Begitu kan maksudmu?”

Mia tidak menjawab. “Bisa – bisanya kau berpikiran seperti itu!” bentak Alan

mengagetkan. “Kuberitahu kau, Miana. Jangan pernah kau

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 343/410

343

samakan aku dengan pria lain yang suka mencari keuntungan!Kalau kau melakukannya, itu sama saja kau memancingamarahku.”

 “Jangan berteriak padaku! Seharusnya aku yang marah,bukan kau! Yang menjadi korban di sini adalah aku, bukan

kau!” tudingnya. Jari telunjuknya mengarah ke wajah Alan. “Memangnya apa yang kulakukan makanya kau merasa

seperti korban?’ tanya Alan heran. “Aku masih tidak bisa menerima kau menciumku di

depan teman – temanmu!” tegasnya. “Astaga. Masalah itu lagi. Mia, aku hanya menciummu

bukannya…kau pasti tahu maksudku.” “Pokoknya aku tidak bisa menerimanya,” Mia bersikeras. Alan geleng – geleng kepala. Dasar keras kepala. Apa

yang harus kulakukan untuk melunakkan kepalamu itu. “Mi, ituhanya ciuman biasa saja. Tidak berarti apa – apa. Anggapsaja seperti ciuman yang pernah kau alami selama ini denganmantan – mantan pacarmu.”

Suasana mendadak hening. Alan terheran – heran tidakmendengar sahutan dari Mia. Dia menatap istrinya yang duduktertunduk di sampingnya. Kepala Alan dipenuhi berbagaipertanyaan. “Kau pernah ciuman kan, Mi?”

Mia tidak menjawab. Kepalanya semakin tertunduk.Namun, Alan bisa melihat dengan jelas rona merah di pipinya.

 Alan tercengang. Mulutnya ternganga. Masa sih diatidak pernah ciuman. Ini tidak mungkin. Masa gadis seperti dia

belum pernah mengalaminya. Tidak.  Aku tidak   percaya.  “Mi,kau belum menjawab pertanyaanku,” desak Alan.

 “Pertanyaan seperti itu tidak perlu dijawab. Tidak adauntungnya. Aku mau tidur. Tentang kejadian hari ini, akuakan melupakannya dan menganggap itu tidak pernah terjadi,”Mia berjalan menuju kamarnya.

 “Tapi Mi…” Sia – sia saja Alan menuntut penjelasan dariMia karena istrinya itu sama sekali tidak menunjukkan niatuntuk memberitahu.

Di kamarnya, Mia duduk termenung di meja riasnya. Aku tidak bisa memberitahu Alan yang sebenarnya. Kalau dia

sampai tahu, ada kemungkinan dia merasa besar kepalakarena dia pria pertama yang menciumku. Dia juga bisamentertawakanku. Kalau itu sampai terjadi, aku bisa muntah

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 344/410

344

karena kesal. Aku paling tidak tahan kalau melihat diamentertawakanku.

***Keesokan paginya Alan bangun dengan mata merah.

Dia tidak tidur semalaman karena penasaran. Ini tidak bisa

dibiarkan.  Aku harus mencari tahu apakah dia pernah ciumanatau tidak. Tetapi rasanya konyol sekali kalau aku sampaibegitu. Seperti tidak ada hal lebih penting yang bisadikerjakan.

 Alan berjalan menuju pintu kamarnya. Ketika diamembuka pintu kamarnya, hampir saja dia menjerit karenaMia sudah berdiri di depannya dalam keadaan rapi. Alih – alihmarah karena kaget, Alan malah menunjukkan keheranannyamelihat penampilan Mia.

 “Karena mulai hari ini ada ujian kenaikan kelas, jadi akuberangkat duluan. Sarapanmu sudah kusiapkan di atas meja.

 Aku pergi dulu,” Mia berjalan menjauh meninggalkan Alanyang masih terbengong – bengong.

Selama seminggu Mia benar – benar sibuk. Setiap haridia mengoreksi lembar jawaban mata pelajaran bahasa Inggrismurid kelas satu dan dua. Dia harus menyelesaikannya cepat –cepat karena nilainya dibutuhkan untuk mengisi rapor. Alaningin membantunya tetapi Mia selalu menolak dengan alasantakut terjadi kesalahan mengingat sifat Alan yang kadang –kadang ceroboh.

Mia baru bisa bernapas lega setelah menerima rapor.

Karena sekolah libur, dia jadi punya banyak waktu luang. Alaniri sekali melihat Mia bisa bersenang – senang, sementara diasendiri tidak. Alan sempat mengusulkan agar mereka berliburbersama. Tetapi Mia menolaknya dengan alasan tidak maumengganggu pekerjaan Alan. Walhasil, mereka baru bisa pergi

 jalan bersama pada hari Sabtu dan Minggu saja.Siang itu, Mia sedang berjalan – jalan sendiri di Mal

Kelapa Gading. Sebenarnya dia merasa bosan harus berlibur diJakarta. Tadinya dia ingin ke Medan, tetapi Alan tidakmengijinkan kalau dia pergi sendirian. Kalau kau pergi ke sana,aku harus ikut. Begitu kata Alan.

Biasanya Mia selalu jalan bersama dengan rekankerjanya yang masih lajang. Tetapi kali ini, satupun tidak ada

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 345/410

345

yang bisa menemani dia karena berbagai alasan. Jadi, terpaksaMia pergi sendirian.

Dia sedang menikmati makan siangnya di food courtketika seorang pria berdiri di depan mejanya. Dia mendongakuntuk melihat siapa pria itu. Ternyata Arman.

Sejenak Mia bingung harus berkata apa. Dia tidakmenyangka akan bertemu Arman untuk kedua kalinya di malini.

 “Aku tidak tahu kalau kehadiranku begitumengejutkanmu sampai – sampai kau tidak bisa bicara,”

 Arman memulai pembicaraan. “Apa? Ah… eh…aku tidak kaget,” Mia terlihat salah

tingkah. “Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Mia dengansuara yang dibuat setenang mungkin.

 Arman hanya tersenyum. “Apa aku tidak disuruh dudukdulu?”

Mia menepuk keningnya. “Maaf. Aku benar – benartidak ingat. Silakan duduk. Apa kau mau sesuatu?”

 “Tidak, terima kasih. Aku baru saja selesai makan. Akuharap aku tidak mengganggumu. Aku tadi duduk di sana.Sebenarnya sejak kau masuk, aku sudah melihatmu. Tetapibaru sekarang, aku menyapamu karena tadi aku makan dulu.”

Mia manggut – manggut. “Kau tidak menggangguku.Kalau kau makan siang di sini, berarti kantormu disekitar siniyah?”

 “Apa aku belum memberitahumu kalau aku bekerja di

Kawasan Industri Pulo Gadung?” “Sepertinya belum,” Mia menggelengkan kepalanya. “Waktu kita bertemu, aku kan sudah memberikan kartu

namaku untukmu dan suamimu.” “Oh iya, aku lupa. Aku sama sekali tidak membacanya,”

Mia tersenyum malu. “Bagaimana kabar suamimu? Terakhir kali aku bertemu

dengannya kelihatannya dia sangat marah padaku.”Mia berhenti menyendok gado – gadonya. Dia

memandang Arman dengan tatapan heran. “Kau bertemudengan Alan?”

 Arman mengiyakan. “Di mana?”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 346/410

346

 “Dia datang ke kantorku. Waktu itu, dia datang dalamkeadaan sakit flu.”

 “Aneh. Kenapa dia tidak memberitahuku?” gumam Mia. Arman tertegun mendengar ketidaktahuan Mia perihal

kedatangan Alan ke kantornya. Ini pertama kalinya aku

bertemu dengan pasangan seperti mereka. Mia menyimpanrahasia dari Alan, demikian pula sebaliknya. Benar – benarmengherankan.

 “Apa yang Alan lakukan di kantormu?” “Dari yang aku lihat waktu itu, dia sepertinya baru saja

mengetahui tentang hubungan kita dan dia datang menemuikuuntuk memastikannya. Aku terpaksa membenarkanpertanyaannya dan dia sangat marah. Tetapi aku bisamemahaminya. Dia marah karena cemburu. Dia kira, kitamasih saling menyukai. Ada – ada saja,” Arman terkekeh.

Mia terperangah. “Kau bilang, Alan marah karenacemburu?”

 “Mia, orang paling bodoh juga bisa melihat dengan jelaskalau suamimu itu cemburu berat,” beritahu Arman.

Kenapa Alan cemburu? Kami memang menikah, tetapitidak ada perasaan cinta di antara kami. Aku menikahdengannya karena ingin membantunya lepas dari perjodohan.Lagipula, kami sudah sepakat akan menjalani pernikahan inisebagai sahabat bukan suami istri. Aku harus mencari tahu.

 “Mia, apa kau baik – baik saja? Sepertinya ucapankubarusan sangat mengganggu pikiranmu,” tebak Arman.

Lamunan Mia terputus. Dia menoleh sambil tersenyum. “Aku baik – baik saja, Man.”

 “Aku ingin bicara denganmu lebih lama lagi, tetapi akuharus kembali ke kantor. Kalau tidak, bisa – bisa telingaku inisakit gara – gara mendengar omelan bos,” kata Alan.

 “Silakan saja. Aku tidak ingin menahanmu.” “Baiklah, aku pergi dulu.”Begitu Arman meninggalkannya sendirian, Mia kembali

terhanyut dalam lamunannya. Dia bertopang dagu. Kepalanyadipenuhi pertanyaan mengapa Alan cemburu padanya. Miakembali memutar ingatannya ke masa lalu, di mana Alan

pernah mengungkapkan perasaan sukanya pada Mia. Tetapi,besoknya dia langsung meralat kok. Katanya dia cumamengujiku. Mungkin Arman salah lihat. Tetapi bagaimana

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 347/410

347

kalau benar Alan cemburu? Lebih baik aku mencari tahulangsung dari orangnya.

***Mia duduk sambil menatap kaca yang tergantung di

meja riasnya. Kemarin malam dia sudah bertekad bulat untuk

meminta penjelasan langsung dari mulut Alan mengenaikecemburuannya terhadap Arman.

 Aku tidak hanya akan bicara tentang itu. Kami sudahterlalu sering menyimpan rahasia satu sama lain. Sudahsaatnya kami saling bersikap jujur. Mia menarik napas dalam –dalam.  Apapun hasil pembicaraan kami malam ini, semogasaja   hubungan   kami tidak mengalami perubahan . Mia berdiridari kursinya dan melangkah dengan penuh percaya dirimenuju pintu kamarnya. Begitu keluar dia bisa melihat Alansedang asyik menonton dvd Saving Private Ryan, yangmerupakan film favoritnya. Suaminya itu memang sangattergila – gila dengan film bertemakan perang. Koleksi filmnyasangat lengkap mulai dari perang dunia satu dan dua, Korea,sipil Amerika, Mia tidak ingat lagi karena saking banyaknya.Mia sampai berpikir Alan juga mempunyai film tentang perangmulut mengingat kebiasaan suaminya itu yang suka cekcok.

Mia kembali diterpa keraguan antara meneruskanniatnya atau tidak. Tetapi Mia sudah membulatkan tekad. Akuharus berani . Mia menutup pintu kamarnya tanpa suara.

Dia mendehem tetapi suaminya itu tidak menunjukkanrespons. Matanya masih terpaku pada layar televisi sementara

tangannya mengambil keripik kentang Springles.Tanpa berpikir panjang, Mia duduk di samping

suaminya. Matanya sempat menatap ngeri melihat adegan difilm itu. Dia melirik suaminya yang masih asyik mengunyahkeripik kentang. Bisa – bisanya dia makan sambil melihatadegan penuh darah begitu. Kalau aku mungkin sudah mual.

 Ah, apa sih yang kulakukan. Aku di sini karena ada yang maukubicarakan dengannya.

 “Lan, aku ingin bicara denganmu.” “Hmm,” sahut Alan tanpa memalingkan wajah dari dvd

yang sedang ditontonnya. “Bicara saja.”

 “Akhir – akhir ini hubungan kita sering dilanda masalah.Setelah kupikirkan, aku rasa penyebabnya adalah karena kitatidak bersikap jujur satu sama lain.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 348/410

348

 “Kau baru menyadarinya yah? Kalau aku sih sudah lamatahu,” cetus Alan dengan wajah yang masih mengarah ketelevisi.

 “Karena itu, sudah saatnya kita mengungkapkan rahasiayang kita punya,” kata Mia hati – hati.

 “Sekarang?”Mia mengangguk.

 “Nggak bisa lain waktu? Aku lagi nonton nih.” “Lan, masalah ini nggak bisa menunggu. Kita harus

menuntaskannya,” seru Mia gemas. “Menonton kan bisa kapansaja.”

 Alan manggut – manggut. “Baiklah. Apa yang ingin kauketahui dariku.”

 “Sebenarnya, bagaimana perasaanmu terhadapku?” Alan berhenti mengunyah. Pelan – pelan dia menoleh ke

Mia. “Kenapa kau tiba – tiba menanyakan hal itu?” Alan mati –matian menekan suaranya agar dia tidak terdengar gugup. Diatidak menyangka Mia akan bertanya tentang perasaannya.

 “Karena Arman bilang kau cemburu padanya.” Alan mendengus sebal. “Dan kau percaya padanya?”Mia mengangguk.

 “Dengarkan kata – kataku ini, Mia. Mantan tunanganmuitu mengada – ada. Aku tidak punya alasan untuk cemburupadanya. Aku yakin, dia berkata begitu karena memilikimaksud tersembunyi.”

 “Maksud apa?”

 “Mungkin saja dia mau kau kembali padanya,” kata Alandengan raut wajah serius.

 “Apa? Yang benar saja. Walaupun dia pria terakhir dibumi ini, aku tidak mau kembali padanya. Sekarang, hubungankami hanya sebatas teman,” tegas Mia.

 Alan terpana. Jadi, selama ini aku sudah salah duga. Aku kira Mia masih   menyukai Arman, ternyata tidak . “Bukannya kau masih menyukainya? Karena dari yang akulihat, saat kau bertemu dengannya, kau bersikap biasa saja,seolah – olah tidak pernah terjadi apa – apa di antara kalian.”

Mia tersenyum tipis. “Aku tidak akan pernah melupakan

apa yang dilakukannya padaku. Tetapi, aku tidak mau hidupdalam rasa benci, karena itu aku memutuskan untuk

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 349/410

349

memaafkannya dan memulai awal yang baru dengannya, yaknisebagai teman.”

 “Apa kau bisa berteman dengan orang yang telahmenyakitimu?”

 “Kita tidak akan tahu kalau belum mencobanya kan?”

 “Bagaimana kalau tidak berhasil?” “Aku belum berpikir sampai ke situ. Yang penting

dijalani saja dulu. Iya kan?” Alan mengelus pipinya. Benar juga ucapan si bawel ini.  “Lan, kalau seandainya aku mengatakan padamu, kalau

 Arman adalah mantan tunanganku dan dia meninggalkankutepat dihari pernikahanku demi wanita lain, pada saat kalianbertemu untuk pertama kalinya, apa yang akan kau lakukan?”

 “Aku akan meninju wajahnya setelah itu mengucapkanterima kasih,” tukasnya.

Mia mengerutkan keningnya. “Jawabanmu itu anehsekali. Untuk apa kau berterima kasih padanya?“

 “Kalau dia tidak meninggalkanmu, aku tidak akanpernah bertemu dan menikah denganmu.”

Mata Mia tidak berkedip mendengar jawaban Alan. “Apakah aku ini sangat berarti bagimu, Lan?”

 “Dasar gadis bodoh. Tentu saja kau sangat berartibagiku. Kau adalah teman terbaik yang pernah kupunya dankau sudah membuktikannya.”

 “Memangnya apa yang telah kulakukan?” “Kau ini polos atau bego beneran sih?” Alan gemas

sekali melihat sikap Mia. “Kau berani mengambil resiko menikah denganku untuk

membantuku lepas dari perjodohan. Sesuatu yang mungkinsulit dilakukan wanita lain. Aku tidak akan pernah melupakanpengorbananmu ini, Mi. Aku akan selalu berterima kasihpadamu sampai kapan pun,” ujar Alan tulus. Namun, jauh didalam lubuk hatinya, Alan tidak henti – hentinya memakidirinya sendiri karena tidak berani mengungkapkan perasaancintanya pada Mia. Ya, Tuhan, sampai kapan aku akanbegini?Sampai kapan aku akan menyimpan rahasia hatiku ini.Rasanya aku sudah tidak kuat lagi. Tersiksa sekali.

Mia hanya manggut – manggut. “Kau tahu tidak Lan,mendengar Arman mengatakan kau cemburu padanya, sempatmembuatku takut. Aku kira kau mulai menyukaiku. Ternyata

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 350/410

350

dugaanku salah.” Mia diam sejenak. “Sekarang aku tahubagaimana perasaanmu yang sebenarnya padaku. Kau hanyamenganggap aku sebagai sahabat. Aku benar – benar legamendengarnya.”

 Alan ternganga. Jadi dia sempat mengira aku

menyukainya. Dan dia lega mendengar kalau aku cumamenganggapnya sebagai sahabat. Astaga! Untung aku tidakmengakuinya. Kalau iya, aku tidak akan tahu apa yang akanterjadi. Mungkin dia meninjuku seperti dulu atau langsungmeninggalkanku. Alan menyeka keringat di keningnya dengantangan kanannya.

Mia tiba – tiba tersenyum cerah. Dia menjentikkan jarinya. “Kita sudah bersikap jujur satu sama lain, jadi kuharaptidak ada lagi rahasia di antara kita,” ujarnya.

 Alan bergidik mendengarnya. Kalau saja dia tahu, akumasih menyimpan rahasia yang sangat besar darinya, akutidak tahu apa yang akan dilakukannya padaku.

 “Oh ya, Lan, kenapa kau tidak pernah memberitahukukalau kau datang ke kantor Arman?”

 “Oh itu. Waktu itu karena saking marahnya padamu,aku sampai lupa memberitahumu,” gumam Alan. Kali inimatanya kembali mengarah pada layar televisi walaupunpikirannya tidak. Dia masih memikirkan percakapannyabarusan dengan Mia.

 “Jadi, waktu aku pulang dan tidak menemukanmu dirumah, kau sedang pergi ke kantor Arman yah?”

 Alan mengangguk. Mia memutuskan untuk tidakberbicara lagi.

Pasangan itu kembali tenggelam dalam tontonanmereka, yaitu film perang Saving Private Ryan. Namun, didalam hati Alan dan Mia, juga terjadi perang. Mia dan Alanberperang melawan suara hati mereka sendiri.

 Alan diserbu suara hatinya sendiri. Dia ditekan untukmengatakan perasaan cintanya pada Mia. Tetapi, dia berusahamati – matian menolaknya. Aku tidak mungkin melakukannya.Dia akan meninggalkanku.

Sama halnya seperti Alan, Mia juga berperang melawan

suara hatinya sendiri. Dia menolak mengakui hati kecilnyayang mengatakan kalau dia diam – diam kecewa denganperkataan Alan yang menganggapnya sebagai sahabat.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 351/410

351

Pasangan itu duduk dalam keheningan. Film yangmereka tonton sudah selesai, namun perang di dalam hatimereka belum.

BAB 19

Hana termenung di ruangannya yang terletak di lantai

sembilan. Berkas – berkas yang seharusnya dia periksa,tersusun rapi di atas meja tanpa ada tanda – tanda disentuh.Saat berkas itu diantarkan, dia hanya menatapnya tanpa ada

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 352/410

352

semangat. Berbeda sekali dengan gayanya selama ini.Pekerjaan sebanyak apapun akan dikerjakannya dengansenang hati. Namun, mengingat masalah yang sedangdihadapinya, dia seperti kehilangan gairah. Dia jadi tidak bisakonsentrasi dalam bekerja. Pikirannya lebih terfokus pada

masalah pernikahannya. Rumah tangga yang dibinanya selamatiga tahun dengan Perry, kini berada di ambang perceraian.

Walaupun tidak pernah menunjukkannya secaralangsung, hati Hana sangat terguncang mendengar keinginanPerry untuk menceraikannya. Bagaimanapun juga, dia sangatmencintai suaminya itu. Dia ingin sekali Perry tetapbersamanya. Namun, dia terlalu gengsi untuk mengakuikesalahannya dan meminta maaf. Jadi, tidak ada jalan lainbuatnya kecuali memenuhi keinginan Perry.

 Ada yang mengganggu pikiran Hana selain masalahpernikahannya. Perkataan yang dikeluarkan mulut Alan saatPerry melontarkan keinginannya untuk bercerai, membuatnyanaik darah. Emosinya menggelegar bagaikan gunung berapiyang baru meletus. Belum pernah dia sebenci ini padaabangnya itu.

Peristiwa itu meninggalkan luka yang sangat dalam dihati Hana. Dia memang geram sekali mendengar Alanmendukung keinginan Perry untuk menceraikannya, bukannyamembelanya. Yang membuat Hana tambah kesal, seluruhanggota keluarganya sependapat dengan Alan, kalau dialahyang bersalah. Bahkan, Helen yang dihormatinya pun memiliki

pendapat yang sama. Karena itu keluarganya memilih untuktidak ikut campur.

Hana jadi merasa sendirian dalam menghadapimasalahnya dan tidak ada satu orang pun yang bisa dimintaitolong. Setiap dia meminta saran dari keluarganya, jawabanyang keluar dari mulut mereka selalu sama. Dia harusmerubah perilakunya apabila ingin menyelamatkanpernikahannya. Tentu saja Hana menolak mentah – mentah.Dia tidak merasa ada yang salah dengan sifatnya. Karenaitulah, Hana jadi didera rasa frustasi. Dia seolah – olah jatuhke dalam jurang tanpa dasar.

Hana menuding Alan sebagai biang kerokpermasalahannya. Hatinya dipenuhi rencana untuk membalasdendam. Hana memutar otaknya untuk mencari cara terbaik

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 353/410

353

untuk menjatuhkan citra abangnya itu di depan seluruhanggota keluarga Harsono.

Ingatannya melayang saat dia mencoba menyelidikipernikahan Alan dan Mia. Sebelum mengetahui lebih banyak,dia sudah keburu ketahuan Alan. Atas desakan ibunya dan

ancaman Alan, dia terpaksa mengubur dalam – dalamkeinginannya untuk mencari tahu bagaimana sebenarnyakehidupan pernikahan abangnya itu. Namun, sampai sekarangHana masih curiga kalau Alan dan Mia menyembunyikanrahasia besar dalam pernikahan mereka.

Hana juga teringat akan kecemasan Alan dan Mia saatmengetahui akan diadakannya rapat keluarga. Sejakmenginjakkan kaki di rumah orangtuanya, wajah merekaterlihat sangat gugup. Dugaanku pasti tidak salah. Aku yakin,

 pasti ada yang mereka sembunyikan.Hana duduk di kursi kerjanya. Dia melipat tangan dan

memejamkan matanya. Dia berpikir keras sekali sampaikeningnya berkerut – kerut. Tidak berapa lama senyumandingin Hana terpantul dengan jelas di kaca jendelaruangannya. Dia sekarang sudah menemukan cara untukmembalas dendam pada Alan.  Aku akan membongkar rahasiakalian berdua.  Saat itu tiba, bahkan Tuhan pun tidak bisamenolong kalian, cetusnya dingin.

Hana memutar kursinya hingga menghadap mejakerjanya. Dia meraih gagang teleponnya dan memencetsejumlah nomor. Di ujung telepon terdengar suara mamanya.

 “Halo.” “Mama, ini aku Hana. Aku ingin mengadakan rapat

keluarga hari ini jam tujuh malam. Apa bisa?”Di seberang sana, Nyonya Harsono sempat terdiam.

 “Mendadak sekali. Memangnya apa yang terjadi, sampai kaumenginginkan diadakannya rapat keluarga?”

 “Aku tidak bisa memberitahu Mama sekarang. Tapi,percayalah, ini menyangkut sesuatu yang sangat penting.”

 “Baiklah. Mama akan mengabari papamu, abang dankakakmu.”

 “Ma, untuk Alan dan Mia, biar aku saja yang

memberitahu mereka.” “Apa kau yakin?”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 354/410

354

Hana menelan ludah. Dengan suara setenang mungkindia menjawab, “Iya, Ma. Akhir – akhir ini hubungan kamisangat buruk. Aku jadi merasa tidak enak. Karena itu,kuputuskan untuk memperbaiki sedikit demi sedikit.”

 “Mama senang sekali mendengarnya. Baiklah kalau

memang itu maumu.” “Sampai ketemu nanti, Ma,” kata Hana menutup

pembicaraan. Dia menaruh telepon dengan wajah tanpaekspresi.  Apa yang akan kulakukan benar – benar beresiko.Kalau dugaanku salah dan rencanaku gagal, aku tidak akanmendapatkan apa – apa. Mereka akan mengucilkanku.Sebaliknya, kalau aku benar, aku akan sangat menikmatikejadian demi kejadian yang terjadi di hadapanku.  Hanamenarik napas, lalu menghembuskannya. Aku harus beranimengambil resiko. Apapun yang terjadi, aku harus siapmenerima konsekuensinya. Ah, semoga saja dugaanku benar,kalau Mia dan Alan telah membohongi kami sekeluarga.

*** “Kau menyuruhku bolos mengajar untuk datang ke

tempat seperti ini?” tanya Mia sambil mengedarkan pandanganke seluruh ruangan kantor itu.

 Alan menarik Mia sampai ke depan pintu yang tertutup. “Lihat ini,” cetusnya.

Mia menatap pintu itu. Dia termangu saat melihat papannama dari besi bertuliskan Perry Gunawan ditempel di pintuitu. Dia melirik Alan. “Apa yang kita lakukan di sini?” tanya Mia

heran. “Kita akan meminta Perry agar mengurungkan niatnya

menceraikan Hana.”Mia tertegun. “Kenapa kau tiba – tiba ingin berbuat ini.

 Aku kira kau setuju dengan niat Perry.” “Entahlah. Rencana ini mendadak muncul di kepalaku.

Bagaimana? Kau mau membantuku tidak?”Mia tersenyum lebar. “Tentu saja,” katanya ceria.

***Perry menatap tajam pasangan suami istri muda di

depannya itu. Perry menggosok – gosok keningnya. Kemudian

dia menyandarkan punggungnya pada kursi kerjanya. Jarinyamengetuk – ngetuk meja. “Aku benar – benar tidak habis pikir,Lan. Dulu kau bilang, kau mendukung niatku untuk

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 355/410

355

menceraikan Hana, kenapa sekarang kau jadi berubahpikiran?”

 Alan mengangkat bahu. “Situasi jalan raya saja bisaberubah dalam hitungan menit apalagi pikiran orang.Hitungannya bukan menit lagi, tetapi bisa detik. Waktu itu aku

kelewat emosi, jadi aku tidak tahu apa yang kubicarakan,” jawab Alan sekenanya.

Mia dan Perry mendelik heran ke Alan. “Memangnyaapa yang telah membuatmu emosi?“ tanya Mia dengan nadaselidik.

 Alan menggaruk – garuk kepala. Dia mencari – cari jawaban yang tepat untuk pertanyaan Mia. Kalau tidak, Miadan Perry akan mengetahui alasan sebenarnya kenapa diameminta Perry mengurungkan niatnya untuk bercerai.

 “Lan,” Mia menyentuh lengannya. “Kau belummenjawab pertanyaanku.”

 Apa boleh buat. Aku harus mengatakan yang sejujurnya pada mereka.  “Perry, aku telah melakukan kesalahan. Kautahu kan bagaimana hubunganku dengan Hana? Bisa dibilanghubungan kami tidak terlalu baik. Kami selalu saling menyakiti,entah itu dengan tindakan atau ucapan. Jadi, perkataankuwaktu itu…, Alan berhenti sejenak, aku berkata seperti itubertujuan untuk menyakiti hatinya.”

Mia dan Perry melotot. “Lan, bisa – bisanya kau berbuatsetega itu pada adikmu sendiri,” desis Mia tajam.

 “Aku tahu. Aku minta maaf. Waktu itu aku

melakukannya tanpa pikir panjang. Kalian tahu kan kalau akuini orang yang suka ceplas ceplos.”

 “Justru itu! Gara – gara sifat ceplas ceplosmu itu,adikmu jadi menderita!” tuding Mia.

 “Hei, aku tidak melihat kalau dia menderita. Lagipula,dari yang aku lihat selama ini, sepertinya dia baik – baik saja,”

 Alan membela diri. “Tapi…” Alan menggantung ucapannya. “Apa lagi?” bentak Mia. “Apa kau mau berkelit lagi?” “Siapa yang mau berkelit?” bibir Alan manyun. “Aku

cuma mau bilang, kalau perkataanku tentang sifat Hana itu,benar adanya. Itu saja. Tetapi, Perry…, nada suara Alan

berubah serius, setiap orang patut mendapatkan kesempatankedua. Kau menceraikan Hana tanpa memberikannyakesempatan itu. Kau juga bersalah di sini, karena tidak berani

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 356/410

356

bersikap tegas. Kalau aku jadi kau, aku akan menunjukkankedudukanku sebagai suami dan kepala rumah tangga,” tegas

 Alan. “Masalahnya kau bukan aku,” lanjutnya lagi.Perry duduk terpekur. Dia merenungi setiap ucapan

 Alan.

Mia menggenggam tangan Perry. “Kami tidak inginmemaksamu. Keputusan sepenuhnya ada di tanganmu. Yangkami inginkan, kau mempertimbangkan baik – baik sebelummengambil keputusan. Jangan sampai kau menyesali langkahyang sudah kau ambil. Lakukan demi apa yang sudah kau

 jalani bersama dengan Hana.”Perry menatap kakak iparnya itu dengan mata sendu.

 “Aku tidak bisa memenuhi permintaan kalian,” katanya dengansuara yang tidak lebih dari bisikan.

 “Kenapa nggak?” tanya Mia dan Alan serempak dengannada keheranan.

 “Lan, kau tahu kan bagaimana sifat Hana?” Alan mengangguk. “Dia tidak akan berubah, Lan.” “Kau kan belum mencobanya Perry,” Mia ikut angkat

suara. “Siapa tahu demi cintanya padamu, Hana mau merubahsifatnya. Mungkin tidak drastis, tetapi kalau dia mau berubahsedikit demi sedikit, aku rasa itu sudah sangat baik.”

Perry terdiam. Tangannya memutar – mutar pulpennya.Ucapan Mia ada  benarnya juga, pikir Perry . “Aku ingin berpirdulu,” Perry memutar kursinya membelakangi Mia dan Alan.

 Alan dan Mia menunggu dengan raut wajah tegang.Ternyata, Perry berpikir lama sekali. Suasana yang hening,udara yang dingin, kursi yang empuk membuat waktu terasaberjalan lambat. Alan dan Mia jadi terkantuk - kantuk.

Ketika Perry memutar kembali kursinya menghadapabang dan kakak iparnya. Senyum geli mengembang diwajahnya saat melihat Mia dan Alan tertidur dengan kepalamenunduk ke bawah.

Dia mendehem sangat keras, sampai Alan dan Miamengangkat kepalanya. Mereka tersipu malu dan salahtingkah.

 “Maaf membuat kalian menunggu lama.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 357/410

357

 “Ah tidak apa – apa,” sahut Mia cepat. “Kami yangseharusnya minta maaf karena ketiduran. Entah kenapa kami

 jadi sangat mengantuk.” “Lupakan saja,” Perry mengibaskan tangannya. “Aku

hanya mau bilang kalau aku sudah mengambil keputusan. Aku

akan memberikan Hana kesempatan kedua.”Mia dan Alan tersenyum lega. “Terima kasih, Perry. Kau

benar – benar pria yang baik. Aku harap kau bisamenyelamatkan pernikahanmu, dengan demikian kau bisahidup bahagia,” ujar Alan tulus.

 “Aku melakukannya bukan saja karena ucapan kalian. Aku baru menyadari kalau aku masih mencintai Hana.”

 “Aku senang mendengarnya. Aku doakan, semuanyaberjalan lancar dan pernikahanmu bisa diselamatkan,” harapMia.

 “Terima kasih banyak. Kalian benar – benar abang dankakak ipar yang sangat baik,” puji Perry tulus.

 “Baru tahu yah kalau kami ini baik?” cetus Alan.Perry tertawa mendengarnya.

 “Kami pulang dulu, Perry,” kata Mia.Perry mengangguk. Dia mengantarkan Mia dan Alan

sampai ke lobby.Saat sedang menyetir, ponsel Alan berdering. Dia

memperlambat laju mobil, lalu melihat nama yang tertera diponselnya. Sejenak dia merasa heran saat melihat nama Hana.

 Ada angin apa, sampai dia meneleponku?  “Ada apa Hana?”

 “Aku ingin memberitahumu, besok malam ada rapatkeluarga,” kata Hana di ujung telepon.

 “Jam berapa?” “Jam delapan malam.” “Siapa yang mengusulkan?” “Aku. Sampai ketemu besok, Lan.” Alan menutup ponselnya dengan raut wajah heran.

 “Ada apa, Lan?” tanya Mia. “Besok ada rapat keluarga di rumah orangtuaku jam

delapan malam.” “Terus, kenapa raut wajahmu begitu?”

 “Hana yang mengusulkannya.”Mia tersenyum cerah. “Mungkin, begitu kita pulang,

Perry langsung menghubungi dia.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 358/410

358

 “Bisa jadi,” gumam Alan. Namun, jauh di lubuk hatinya,perasaan Alan mendadak tidak enak. Sepertinya sesuatu akanterjadi. Ah, mungkin ini hanya   perasaanku saja . Alan memacumobilnya lebih cepat lagi.

BAB 20

Hana tiba di rumah orangtuanya jam tujuh kurangsepuluh menit. Seperti yang ia duga kedua orangtuanya,abangnya Adi dan Ari beserta istri mereka sudah berada disana. Demikian juga Helen.

 “Kita belum bisa memulai rapat ini. Mia dan Alan belumdatang,” kata Helen. Dia datang dari arah dapur sambilmembawa nampan yang dipenuhi cangkir berisi teh manis.

Hana langsung memutar otak untuk mencari jawabanyang bisa memuaskan Helen. “Barusan aku menghubungi Alan.

Dia bilang akan datang terlambat. Sepertinya jalanan agakmacet,” sahutnya. “Bagaimana kalau kita menunggu mereka diruang keluarga?” usul Hana.

 “Aku rasa itu saran yang baik. Lagipula ada yang inginkubicarakan dengan papa. Ini masalah pekerjaan,” cetus Adi.

Seluruh anggota keluarga berjalan menuju ruangkeluarga. Tidak berapa lama, mereka terhanyut dalam obrolan.Helen asyik bicara dengan mama dan kakak iparnya. Mau tidakmau, Hana ikut bergabung dengan mereka.

Helen menegakkan kepalanya dan memasangtelinganya baik – baik. Dia mendengar suara mobil memasuki

pekarangan. “Sepertinya mereka sudah datang,” ucapan Helen

membuat suasana yang tadinya ramai berubah menjadi sepi.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 359/410

359

Dia baru saja mau bangkit dari kursi ketika Hanamencegahnya. Hana menyentuh lengannya.

 “Aku saja yang menyambut mereka,” cetus Hana. Diabangkit dari kursinya dan berjalan menuju pintu masuk.

 “Aneh. Sejak kapan Hana bersikap seperti itu pada Alan

dan Mia? Jangankan menyambut, bertatap muka denganmereka saja dia enggan. Setahuku dia tidak pernah pedulidengan kedatangan mereka disetiap rapat keluarga,” gumamHelen.

 “Orang kan bisa berubah, Len,” cetus Ari.Sementara itu, Hana menunggu Alan dan Mia di pintu

masuk. Dia tersenyum dingin pada saat melihat pasangansuami istri itu berjalan tergopoh – gopoh ke arahnya.

 “Apa yang lain sudah datang?” tanya Alan. “Belum. Hanya Papa dan Mama yang ada di sini. Mereka

sedang menunggu di halaman belakang,” dusta Hana. Diasengaja berbohong, supaya rencananya untuk membongkarrahasia Alan berjalan dengan lancar. Dia memutar badannyadan berjalan menuju ruang keluarga yang berada tepat didepan ruang kerja papanya. Mia dan Alan mengekor dibelakangnya.

 “Sebenarnya untuk apa rapat keluarga ini diadakan?”celutuk Mia sembari merapikan rambut dan bajunya.

Ini saatnya aku beraksi, kata Hana dalam hati. “Apatidak ada seorangpun yang memberitahu kalian?” tanya Hana.Dia memasang tampang pura – pura keheranan.

 “Memberitahu apa?” tanya Alan curiga.Hana memalingkan wajahnya hingga berhadapan

dengan Alan. “Aku yang mengusulkan rapat ini diadakan. Akuakan memberitahukan seluruh anggota keluarga kita tentangrahasia pernikahan kalian.” Hana sengaja membesarkanvolume suaranya agar anggota keluarganya yang berada diruang kerja mendengar.

 Alan dan Mia melongo. “Apa katamu?” Alan bertanyadengan suara tercekat.

 “Huh, rupanya kau tidak mendengar, padahal aku sudahbicara dengan jelas. Dengar baik – baik yah karena aku tidak

mau mengulangi lagi perkataanku. Aku akan memberitahukansemua rahasia yang kalian simpan selama ini,” tegas Hana.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 360/410

360

Mendadak, wajah Mia dan Alan menjadi pucat pasi.Tangan Mia yang tadinya hangat berubah menjadi dingin.Jantungnya berdetak keras. Dia melirik Alan. Saat itu jugasuaminya memberi isyarat supaya tenang.

 “Aku tidak tahu apa maksudmu. Kami tidak memiliki

rahasia apapun dalam pernikahan kami. Bicaramu hanyasekedar omong kosong saja,” kata Alan dengan suara yangdibuat setenang mungkin.

Hana bisa menangkap kecemasan di wajah Alan danMia. Rupanya tebakanku benar. Aku harus bisa memancingdia. Hana mengingat – ingat skenario yang sudah disusunnyaselama berhari – hari. “Ayolah Alan. Jangan menyangkal.Memangnya kaupikir aku tidak tahu kalau selama ini kau danMia tidur di kamar terpisah?” kata Hana, lagi – lagi dengansuara keras.

 “Huh,” dengus Alan dingin. “Bicaramu ngelantur. Kaukebanyakan nonton opera sabun.”

 “Aku tidak ngelantur, Lan. Hana tersenyum sinis. Kaubisa menghilangkan kecurigaan Mama tetapi tidak denganku.

 Aku tidak bodoh, Alan.” “Waktu kau dan Mama menginap, kalian kan bisa lihat

sendiri kalau aku dan Mia tidur sekamar!” tegas Alan dengansuara keras.

 “Alan, pelankan suaramu. Bagaimana kalau Papa danMama mendengar?” tegur Mia cemas.

 “Tenang saja, Mia. Mama dan Papa sedang di halaman

belakang. Mereka tidak mungkin mendengar,” Alanmenenangkan Mia yang mulai diterpa rasa panik.

Hana tersenyum puas. Alan, Alan, seperti biasanya, kausangat ceroboh.  ”Kalian memang tidur sekamar, tetapi tidaktidur seranjang!”

 Alan dan Mia terhenyak karena kaget. Mereka diamseribu bahasa. Pikiran Alan kalut sekali. Sia – sia saja diamencoba berpikir jernih. Dia tidak bisa menemukan jawabanyang tepat untuk membantah perkataan Hana. Kami sudahtidak bisa berkelit lagi.  Alan melihat ke bawah. Rupanya Miameremas tangannya dengan sangat kuat. Dia menoleh ke

wajah istrinya itu. Hatinya terluka saat melihat ketakutan yangterpancar di wajah Mia. Alan menepuk – nepuk tangan Miauntuk menenangkannya.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 361/410

361

Sementara itu Hana terus melancarkan serangannya. “Huh, sudah kuduga, sia – sia saja, Mama dan Papamenantikan cucu dari kalian,” desis Hana tajam. “Bagaimanamau punya anak, kalau kalian saja tidak pernah berhubunganlayaknya suami istri,” lanjutnya lagi dengan nada mengejek.

Wajah Alan merah padam diejek seperti itu. Diamenatap adiknya dengan penuh kemarahan.

 “Terus, apa yang akan kau lakukan?” tanya Mia dengansuara tercekat.

 “Aku akan memberitahu Papa dan Mama.” “Kau tidak bisa melakukan itu!” seru Alan. “Kalau kau

masih sayang dengan Papa dan Mama, jangan lakukan itu,”pintanya.

 Aha, jadi secara tidak langsung mereka sudahmengakuinya. Tetapi ini tidak cukup. Aku harus mengorekrahasia mereka lebih dalam lagi . “Kenapa?” tanya Hanadengan pongah.

 “Papa dan Mama bisa terkena serangan jantung,” kata Alan.

 “Seharusnya kau memikirkan itu sebelum melakukanpernikahan tipuan ini,” kata Hana. “Alan, kalaupun kau bisamencegahku mengatakan yang sebenarnya, cepat ataulambat, mereka akan mengetahui yang sebenarnya. Kalautidak dari aku, mungkin dari Helen atau dari orang lain,”katanya santai.

 “Helen?” Mia keheranan. “Helen tidak tahu apa – apa

tentang hal ini. Jadi jangan bawa – bawa namanya!” tegasMia.

 “Astaga,” Hana berlagak kaget. “Kakak iparku sayang,kau polos sekali. Ternyata kau belum mengenal suamimu itudengan baik. Sejak kecil, dia tidak pernah menyembunyikanrahasia apapun dari kakak perempuanku itu,” kata Hana pura

 – pura prihatin.Mia menoleh ke Alan. “Apa itu benar?”

 Alan tidak mengangguk ataupun menggeleng. Diahanya menatap Mia dengan wajah tanpa ekspresi dan mulutterkunci rapat.

Itu saja sudah cukup memberi jawaban buat Mia. Sudah jelas Alan telah memberi tahu Helen tentang rahasia mereka.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 362/410

362

Mia tidak tahu harus berbuat apa. Dia terombang – ambing diantara perasaan marah dan bingung.

Braak…tiba – tiba, pintu ruang kerja terbuka lebar. Daridalam keluar orangtua Alan, Adi dan Ari beserta istri merekadan Helen. Seketika, Mia dan Alan dicekam rasa ketakutan.

Mereka menoleh ke Hana yang tersenyum puas. Saat itu juga,sadarlah Alan dan Mia kalau mereka sudah dijebak. Helenhanya bisa menatap dua orang yang dikasihinya itu denganmata penuh kesedihan.

Tuan Harsono berjalan menuju mereka. Matanyaberkilat – kilat. Bibirnya gemetar. Urat – urat di lehernyamenonjol dan ia mengepalkan tangannya.

 “Jadi, selama ini kalian sudah membohongi kami?”tanya Tuan Harsono dengan suara menggelegar.

 Alan dan Mia hanya tertunduk. Mereka tidak beranimenatap orangtua itu.

 “Jawab aku!” serunya. Alan mengangkat wajahnya. “Itu benar,” katanya

dengan tenang.Semua yang ada di ruangan itu terhenyak kaget.

Walaupun sudah menduga hal ini, tetap saja Hana terkejut.Dia tidak menyangka Alan akan langsung mengakuirahasianya.

Plak, suara tamparan yang sangat keras menggemakeseluruh ruangan. Tuan Harsono menampar Alan sedemikiankeras sampai membekas di wajahnya. Mia menutup mulut

karena saking kagetnya. “Dasar anak durhaka! Tega – teganya kau membohongi

kami selama ini!” semburnya. “Maafkan kami, Pa,” kata Mia pelan. “Kami tidak

bermaksud…” “Tutup mulutmu! Kau dan dia sama saja!” tuding Tuan

Harsono. “Aku begitu mempercayaimu, tetapi sekarang, lihatapa yang kau lakukan padaku. Kau membohongi kami semua.

 Aku kira kau anak yang baik. Ternyata anggapanku salah,”lanjutnya lagi.

 “Papa, kalau mau marah, lampiaskan saja padaku.

 Akulah yang bersalah di sini. Mia adalah korban dariperbuatanku.”

 “Apa maksudmu, Lan?” tanya Adi ingin tahu.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 363/410

363

 Alan memutuskan untuk membuka semuanya. ReputasiMia dipertaruhkan di sini. “Aku memintanya untukmenyelamatkanku dari perjodohan dengan cara menikahiku.Semula dia tidak mau, tetapi aku memaksanya atas namapersahabatan. Karena itu dia bersedia menikahiku tetapi

dengan sejumlah kesepakatan. Salah satunya adalah kamitidur dengan kamar terpisah,” urai Alan panjang lebar.

 “Jadi, selama ini kalian telah membohongi kami semua?Kalian benar – benar keterlaluan. Bisa – bisanya kalianmelakukan perbuatan seperti itu pada kami!” Nyonya Harsonoterisak.

 “Maafkan aku, Ma,” kata Alan dengan suara datar. “Kau pikir dengan kata maaf saja, bisa menyelesaikan

semua kekacauan yang kalian buat?” tanya Ari kesal. “Kalian pasti merasa senang karena membuat kami

terlihat seperti orang bodoh,” kata Tuan Harsono. “Tidak, Pa. Itu tidak benar,” bantah Alan.Sia – sia saja Alan membantah karena papanya sama

sekali tidak menggubris ucapannya. Tuan Harsono berusahamengendalikan emosinya. Dia mengatur napasnya yangsempat tersengal – sengal. Setelah tenang, dia duduk di sofayang ada di ruang tamu. Dengan nada datar dia berkata,

 “Kalian berdua sudah mengecewakan kami semua.” “Kami benar – benar menyesal, Pa. Maafkan kami, Pa,”

kata Alan dengan suara pelan.Tuan Harsono menghela napas. “Kalau kalian ingin

dimaafkan, kalian berdua harus bercerai,” tegasnya. Alan dan Mia tersentak kaget. “Pa, jangan berlebihan begitu dong,” akhirnya Helen

buka suara. “Kau jangan ikut campur!” bentak Tuan Harsono.

 “Selama ini kau mengetahui rahasia mereka, tetapi kaumemilih tutup mulut. Kau sama saja dengan mereka.”

Helen baru mau membuka mulut untuk membantahucapan papanya. Namun, dia mengurungkan niatnya setelahmelihat isyarat dari Alan.

 “Aku tidak akan menceraikan Mia, Papa!” tegas Alan

mengejutkan.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 364/410

364

 “Aku tidak mau mendengar penolakan! Suka atau tidak,kalian akan bercerai! Kalau perlu, aku yang akan mengurussurat – suratnya,” kata Tuan Harsono bersikeras.

 “Pokoknya aku tidak mau!” Alan bersikukuh.Semua yang ada di ruangan terheran – heran melihat

keteguhan Alan untuk tidak menceraikan Mia. Demikian pulaMia sendiri.

 “Untuk apa kau mempertahankan pernikahan yangdibangun tanpa cinta?” tanya Tuan Harsono heran.

 “Siapa bilang pernikahan kami tidak dibangun tanpacinta?” Alan balik bertanya.

Mia yang dari tadi terdiam, menatap penuhkebingungan. Hana memandang Alan dengan rasa ingin tahuyang sangat besar. Sementara itu, Helen memilih untuk diam.Dia menyadari Alan akan segera membongkar rahasiaterbesarnya.

 Alan menarik napas dalam – dalam. Tidak ada jalan lain. Aku harus mengakuinya di depan Mia. Hanya ini satu –satunya cara untuk menghentikan   Papa memaksaku untukbercerai dari Mia . “Aku sangat mencintainya. Aku tidak bisahidup tanpanya.”

Semua orang yang ada disekitar Alan terperangah, tidakterkecuali Mia. Dia syok berat.

 “Apa kau bilang?” Tuan Harsono bertanya lagi untukmemastikan kalau dia tidak salah dengar.

 Alan mengulangi lagi kata – katanya. “Aku mencintai

Mia,” katanya dengan penuh percaya diri. “Jadi, Papa janganmemaksaku untuk menceraikannya!”

 “Tapi…,” Tuan Harsono kebingungan. “Bagaimana bisa?Bukankah tadi kau bilang, kalian menikah karena kesepakatan?Kenapa sekarang kau bilang kau mencintainya? Papa benar –benar tidak mengerti.”

 Alan melirik Mia. Dia bisa melihat ekspresi di wajahistrinya itu. Kaget, bingung dan marah bercampur jadi satu.Matanya seolah – olah meminta penjelasan.

 “Sulit kupercaya. Kebohongan apa lagi ini, abangkusayang?” tanya Hana dengan nada sinis.

 “Hana, kau bisa diam atau tidak?” tegur Helen dingin.Hana menuruti perintah Helen sambil merengut sebal.

 “Apa Mia mencintaimu?” kali ini Adi yang buka suara.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 365/410

365

 “Itu tidak penting. Selama dia berada di sisiku, itusudah cukup,” tandas Alan.

 “Egois sekali,” gumam Ari.Mia memilih bungkam walaupun hatinya terasa sesak

mendengar setiap kata yang keluar dari mulut Alan. Dia

merasa dibohongi habis – habisan selama ini. “Aku tidak perlu menjelaskan apa – apa lagi pada

kalian. Sekali lagi kutegaskan, Papa tidak berhak menyuruhkubercerai! Hanya Mia yang berhak,” tegasnya.

 “Kalau begitu, kenapa tidak kita tanyakan padanyasekarang? Mia apa kau bersedia menceraikan Alan?” NyonyaHarsono buka suara.

Deg, jantung Alan serasa mau copot. Inilah yang palingia takutkan. Keputusan yang diambil Mia akan merubahsemuanya dan pada akhirnya sia – sia saja usaha yang dialakukan untuk mempertahankan pernikahan ini.

Mia terdiam. Dia bingung menentukan sikap.  Aku tidakboleh gegabah. Masalah ini, hanya aku dan Alan yang bisamenyelesaikannya. Tidak boleh ada   orang   lain yang ikutcampur . Sementara itu, Alan hanya bisa pasrah menunggu

 jawaban Mia. Kalau itu yang diinginkannya, tidak ada jalan lainkecuali mengabulkannya.

 “Maafkan aku, Ma. Saat ini, aku belum bisa menjawabpertanyaan itu. Mengenai masalah ini, biar aku dan Alan sajayang menyelesaikannya. Kami yang memulai, maka kami jugayang harus menyelesaikannya,” ujarnya dengan suara mantap.

 Alan terbengong – bengong mendengar jawaban Miayang benar – benar di luar dugaannya.

 “Jangan – jangan, kau juga jatuh cinta pada Alan,”sindir Hana.

Mia tidak menyahut. Dia hanya tersenyum tipis. “Apa kau serius dengan ucapanmu itu?” tanya Helen.Lagi – lagi Mia tidak menjawab dia hanya tersenyum

datar. “Kalian benar – benar pasangan yang sulit dimengerti,”

cetus Tuan Harsono. Dia menggeleng – gelengkan kepalanya. “Terserah kalian mau melakukan apa. Aku tidak mau tahu lagi

dengan tindak tanduk kalian.” Tuan Harsono meninggalkanruang tamu dan langsung menaiki tangga menuju lantai dua.Semua yang ada di ruangan itu hanya berdiri dalam

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 366/410

366

keheningan. Semuanya kehabisan kata – kata. Tidak adaseorang pun yang bisa memberikan jalan keluar.

 “Ayo, kita pulang,” Alan menarik tangan Mia. “Tidak adalagi yang perlu kita bicarakan di sini,” cetusnya.

Mia menuruti Alan tanpa banyak bicara. Mereka berdua

keluar dari rumah itu dan tidak ada seorang pun yangmencegah mereka.

***Sepanjang perjalanan pulang ke rumah, Mia tidak bicara

sepatah kata pun. Alan tidak berani mengusiknya. Namun,tidak ayal lagi, kepalanya pusing tujuh keliling setelah apayang dialami di rumah orangtuanya. Ini kesekian kalinya akuberada dalam situasi seperti ini dan biasanya kami selalu bisamenyelesaikan permasalahan. Tetapi, aku tidak tahu denganmasalah yang satu ini.

Begitu mobil memasuki halaman rumah, tanpa pikirpanjang, Mia langsung membuka pintu dan langsung keluardari dalam mobil. Alan sampai melongo ulah Mia itu.

 “Apa kau tidak bisa menunggu sampai mobilnya benar –benar berhenti?” tegur Alan.

Mia tidak menghiraukan teguran Alan. Dia langsungmasuk ke dalam rumah. Ketika Alan menyusulnya, dia melihatMia sedang berdiri di depan jendela sambil melipat tangan.Matanya menerawang keluar. Tanpa banyak bicara Alan dudukdi kursi rotan yang ada di ruang tamunya.

 “Sejak kapan?” Mia bertanya dengan lirih.

 “Ketika aku mengatakan perasaan suka padamu, saatitu aku bersungguh – sungguh. Aku benar – benarmenyukaimu,” ungkap Alan.

Mia memejamkan matanya. Air mata menetes dipipinya.

 “Kenapa kau meralatnya?” “Karena aku merasa khawatir setelah melihat reaksimu.

 Aku takut sekali kau akan memutuskan persahabatan kita. Jadikuputuskan untuk menarik kembali ucapanku danmembuatnya seolah – olah sebagai lelucon.”

 “Katakan padaku yang sejujurnya, Lan. Apakah kau

mempunyai tujuan lain saat menikah denganku?”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 367/410

367

 Alan terdiam. Dengan berat hati, dia mengangguk. “Akuingin membuatmu jatuh cinta padaku. Dengan demikian,pernikahan kita bisa berlangsung selamanya.”

 “Apa Helen tahu tentang ini?”Lagi – lagi Alan mengiyakan.

Mia merasa dunianya runtuh seketika. Hancur sudahhatinya mendengar pengakuan Alan. Ini kesekian kalinya diadibohongi orang yang sangat dipercayainya. Kalau sudahbegitu, siapa lagi yang bisa kupercaya dalam hidup ini selainkeluargaku?

 “Maafkan aku, Mia,” sesal Alan. Aku….” “Maaf katamu,” desis Mia tajam. “Aku sudah bosan

mendengar kata itu. Berapa kali orang meminta maaf padakudan aku memaafkan mereka, tetapi tetap saja aku selaludisakiti.” Dia mendekati suaminya itu dan mulai memukul dada

 Alan dengan kedua tangannya sambil berteriak histeris, “Kitasudah sepakat tidak akan ada rahasia dalam pernikahan kita.

 Aku sudah pernah menanyakan ini padamu, tetapi kau tidakmau mengakuinya. Apa kau tidak tahu betapa sakitnya hatikusaat ini karena orang yang sangat kupercaya telahmembohongiku selama ini?” Mia menepuk – nepuk dadanyasendiri.

 Alan tidak berani buka suara. Dia benar – benar tidakberkutik dalam menghadapi situasi ini. Tiba – tiba, tubuh Miamerosot di lantai. Alan bergegas membantunya berdiri, namunMia menepis tangannya. “Kau sama saja dengan Arman,”

tudingnya. “Jangan samakan aku dengan Arman. Aku tidak akan

pernah meninggalkan seorang wanita di gereja,” tegasnyamembela diri.

 “Jangan berkilah Lan!” kata Mia dengan suara sedingines. “Kau dan Arman telah melukai hatiku. Hanya caranya yangberbeda. Aku benci kalian berdua. Aku benci padamu, AlanHarsono. Aku benci,” bisiknya lirih.

 Alan hanya berdiri diam seperti patung. Tubuh Miaterkulai lemas bagaikan tidak mempunyai tulang untukmenopangnya. Dia mengumpulkan segenap tenaga untuk

bangkit berdiri. Dengan langkah terseok – seok dia berjalanmenuju kamarnya. Alan menatapnya dengan pandangan tidakberdaya. Dia tersentak kaget ketika mendengar suara pintu

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 368/410

368

dibanting. Dalam keheningan, Alan duduk terpekur di ruangtamu itu sendirian. Sementara itu, Mia duduk sambil memeluklutut dengan kedua tangannya. Dalam kegelapan, diamenangis sesenggukan.

***

Di tempat lain, jauh dari rumah Alan, Hana dudukdengan memasang wajah tidak berdosa di hadapan Helen dansuaminya, Perry. Dia sama sekali tidak ambil pusing dengantindakannya yang membuat runyam hubungan Alan denganorangtuanya. Dia melipat tangan dan menggoyang –goyangkan kakinya.

 “Aku tidak menyangka kau tega berbuat seperti ini padaabangmu sendiri!” kata Perry sambil geleng – geleng kepala.Dia tidak habis pikir melihat ulah istrinya itu.

 “Siapa yang memberitahumu tentang rahasia mereka?” “Tidak ada,” sahut Hana santai. “Apa maksudmu tidak ada?” Helen kebingungan. “Selama ini aku menduga kalau ada yang

disembunyikan Alan dan Mia. Aku bisa melihat dari tingkahlaku mereka. Aku mencoba mencari tahu tetapi tidak adahasil.”

 “Tetapi tadi...kau sepertinya tahu banyak rahasiamereka. Kau juga tahu kalau mereka tidur terpisah,” cetusHelen keheranan.

Hana tersenyum penuh kemenangan. “Kuberitahu kausatu hal, kakakku sayang. Sebenarnya aku tidak tahu, kalau

mereka tidur terpisah. Tadi aku hanya menebak saja,” jawabHana sekenanya. “Aku juga terkejut kalau ternyata tebakankuitu benar,” lanjutnya lagi sambil mengangkat bahu.

 “Perkataanku tadi adalah kesimpulanku setelah mengamatiperilaku Alan dan Mia. Tetapi, bukan aku yang membocorkanrahasia Alan dan Mia. Mereka sendiri yang mengakuinya. Akuhanya memancing dan ternyata mereka memakan umpan yangkuberikan,” ujarnya.

 “Kau sudah mempersiapkannya dari jauh – jauh haribukan?” tanya Perry. “Kau sengaja membuat yang lain datanglebih cepat agar kau bisa membongkar rahasia Alan di depan

mereka kan?”Hana mengangguk tanpa ada rasa bersalah sama sekali.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 369/410

369

Mau tidak mau Perry dan Helen kagum akan kepintarandan keberanian Hana dalam mengambil resiko.

 “Aku akui kau gadis yang cerdas Hana,” puji Perry. “Tetapi sayang kau memanfaatkan kecerdasanmu untukmenyakiti saudaramu sendiri. Kenapa kau berbuat itu Hana?

 Apa yang kau inginkan?” “Saudara katamu? Seorang saudara tidak akan pernah

mempermalukan saudaranya sendiri. Alan menyakitiku denganucapannya di depan keluargaku sendiri. Jadi akumembalasnya,” sahut Hana tanpa emosi.

Perry hanya bisa mengelus dada melihat tingkah istrinyayang memasang tampang tidak bersalah. “Kau benar – benarperempuan egois.”

 “Aku sudah terbiasa mendengar sebutan itu. Jadi,berapa kalipun kau ucapkan, aku tidak peduli,” kata Hanacuek.

Perry mendekati Hana. Dia menatap Hana lekat – lekat. “Kau tahu Hana, kenapa aku datang ke sini? Helenmemberitahuku kalau ada rapat keluarga. Jadi aku datangkarena kupikir ini kesempatan yang bagus untuk mengatakanpada seluruh keluargamu kalau aku ingin mengurungkanniatku menceraikanmu.”

Hana mendongak. Matanya berbinar – binar. “Benarkah?” tanyanya antusias.

 “Tadinya memang begitu, sampai aku mendengarkeributan yang kau timbulkan. Jadi, aku merubah

keputusanku. Aku tetap menceraikanmu.” “Apa?” Hana terkaget – kaget. “Secepat itu kau berubah

pikiran?” “Memangnya kenapa? Kau sendiri yang membuatku

begitu. Asal kau tahu saja, kalau tadi aku berniatmengurungkan niatku bercerai darimu, itu karena Alan dan Miayang memintaku,” ujar Perry.

 “Apa maksudmu?” suara Hana terdengar tegang. “Mereka mendatangiku di kantor. Mereka membujukku

untuk tidak menuntut cerai darimu. Mereka memintaku untukmemberi kesempatan agar kau berubah.”

 “Itu tidak mungkin,” Hana menggelengkan kepalanyakuat – kuat. “Kau bohong!” tudingnya.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 370/410

370

 “Aku tidak bohong Hana. Mereka benar – benar datangke sini. Alan mengakui kekhilafannya waktu itu. Dia benar –benar menyesal. Jadi, dia ingin memperbaikinya.”

 “Dan kau memenuhi keinginan mereka?” “Tentu saja. Siapapun yang mendengar perkataan

mereka, pasti akan luluh hatinya,” tegas Perry.Helen yang dari tadi diam akhirnya buka suara.

 “Tidakkah kau mengerti Hana? Alan berbuat seperti itu karenadia menyayangimu,” tandasnya. “Apa sebenarnya yang dialakukan sampai kau membencinya? Karena dari yang aku lihat,kau hidup tanpa kekurangan apa pun. Kau memiliki harta dankeluarga. Apa yang kau cari dari memusuhi Alan, Hana?”

Hana terdiam. Lidahnya terasa kelu. Tenggorokannyatercekat. Dia tidak mampu menjawab pertanyaan Perry.

Perry menatap istrinya dengan penuh keprihatinan. “Sebaiknya aku pulang. Tidak ada lagi yang bisa kulakukan disini dan aku tidak akan melakukan apapun untuk membuatmulebih baik Hana. Kau yang menabur, kau juga yang menuai.Jadi aku ucapkan selamat menikmati hasil panenmu itu,sindirnya. Kau tunggu saja kabar dariku mengenai perceraiankita. Aku pulang dulu, Kak Helen,” Perry mohon diri.

Helen mengangguk. “Hati – hati di jalan,” ujarnya.Helen melirik Hana yang masih duduk termenung.

 “Aku tahu tujuanmu yang lain.” “Apa maksud Kakak?” “Kau ingin mendongkel Alan dari jabatannya yang

sekarang kan?” “Kalau iya kenapa?”Helen mendengus dingin. “Kau tidak mengenal Papa

dengan baik rupanya. Kau pikir, dia akan memecat Alan hanyagara – gara masalah ini dan menyerahkan jabatan Alankepadamu? Jangan mimpi Hana! Semarah – marahnya Papa,dia akan tetap bersikap profesional. Jadi, intinya, kau tidakmendapatkan apa – apa!” tegas Helen. Dia meninggalkanHana dengan pandangan dingin.

Hana terpekur. Kalau memang benar apa yangdikatakan kakak, maka sia – sia saja aku berbuat seperti itu.

 Aku kehilangan Perry. Aku tidak berhasil mendapatkan jabatan Alan. Itu berarti aku tidak mendapatkan apa – apa . Hanatercenung sendirian sambil meratapi nasibnya.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 371/410

371

BAB 21

Keesokan pagi, Alan tidak menemukan sosok Mia diruang makan seperti biasa. Dia mencari ke kamar, tetapi Miatidak ada di situ. Alan pergi ke ruang kerja untuk melihatapakah tas yang biasa dibawa Mia mengajar masih ada di situatau tidak. Ternyata sudah tidak ada. Jadi dia sudah pergi.

 Alan menyeret kakinya kembali ke dapur. Dia tertegun saatmelihat meja makan. Di atasnya tersedia nasi goreng. Alantersenyum kecut. Jadi, semarah – marahnya   dia , ternyatamasih sempat membuat sarapan untukku . Alanmenghempaskan pantatnya di kursi makan. Dia menatap piringberisi nasi goreng itu dengan wajah tanpa ekspresi. Bagaimanamau makan kalau suasana hatiku buruk begini?   Dia meliriknasi goreng yang dihias timun dan telur mata sapi. Jangan –

 jangan sudah ditaruh   racun lagi.  Biasanya Alan paling sukadengan nasi goreng buatan Mia karena rasanya yang enak.

Tetapi pagi itu, dia benar –benar tidak nafsu makan.  Ahsudahlah. Nafsu gak nafsu, ditaruh racun atau enggak,mendingan kumakan saja.

Mia sampai di sekolahnya dengan mata bengkak. Deviterheran – heran melihat keadaannya.

 “Kau kenapa, Mia? Kau habis menangis semalamanyah?” tanya Devi penasaran.

Mia menggeleng sambil tersenyum tipis. “Kemarinmataku terkena pasir, makanya jadi begini,” kilahnya.

Hari itu Mia mengajar dengan perasaan tidak nyaman.Bagaimana tidak? Semua orang melemparkan tatapan aneh

setiap melihat wajahnya. Mia sampai kesal dibuatnya. Namun,dia sama sekali tidak ada keinginan untuk menjelaskan apayang terjadi pada matanya pada setiap orang yang ditemuinya.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 372/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 373/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 374/410

374

 “Selamat sore,” cetus Alan singkat.Pasangan suami istri itu serempak menoleh ke arahnya.

 “Mau apa kau ke sini?” tanya papanya ketus. “Aku datang untuk menemui orangtuaku,” sahut Alan. “Jadi kau masih menganggap kami sebagai orangtuamu

setelah apa yang kau lakukan pada kami?” tanya mamanya. “Tentu saja. Sampai kapanpun, kalian adalah

orangtuaku,” jawab Alan dengan nada serius. “Ayolah, akutahu aku bersalah karena telah membohongi kalian selama ini.Tetapi, aku kan sudah minta maaf. Jadi, kita lupakan saja apayang terjadi,” bujuk Alan.

Ternyata bujukan Alan tidak mempan terhadaporangtuanya. Papanya menghujami Alan dengan tatapan yangdingin. “Memangnya kau pikir mudah melupakan apa yang kaulakukan pada kami? Kau sudah menyakiti hati kami terlaludalam. Kau sudah merusak kepercayaan kami padamu,” ujarpapanya dengan suara sedingin es. Alan sampai menggigilmendengarnya.

 Alan mengusap kepalanya. Dia memasukkan keduatangannya ke dalam saku celananya. Dia berdiri persis dihadapan orangtuanya. “Aku sadar sepenuhnya, kalau akusudah melakukan kesalahan yang sangat besar pada keluargaini. Aku benar – benar menyesal. Tetapi, aku sudah menerimaganjarannya. Mama dan Papa marah padaku. Bang Ari dan Adi

 juga. Dan yang paling parah, aku terancam kehilangan wanitayang sangat kucintai,” papar Alan.

Kedua orangtuanya terhenyak kaget. Mereka salingberpandangan. Hati mereka yang semula sekeras batu,mendadak luluh setelah melihat ekspresi Alan. Mereka bisamelihat dengan jelas, betapa terpukulnya wajah Alan saatmengatakan dia terancam kehilangan wanita yang sangatdicintainya. Hati mereka menjadi terenyuh.

 “Apa yang terjadi?” tanya papanya. “Dia benar – benar marah padaku, karena

merahasiakan perasaan cintaku padanya selama ini. Diamenghindariku dan tidak mau bicara denganku. Sepertinyatinggal tunggu waktu saja, dia mengajukan tuntutan cerai,”

beber Alan datar. “Tetapi, mau bagaimana lagi? Ini sudahmenjadi kesepakatan kami. Kalau ada salah satu di antarakami jatuh cinta, maka kami harus bercerai,” lanjutnya lagi.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 375/410

375

 “Kau benar – benar mencintainya yah?” kali inimamanya yang bertanya.

 Alan tersenyum kecut dan menganggukkan kepalanya. “Kau pantas mendapatkannya!” ujar papanya sungguh –

sungguh. “Kau sudah membohonginya dari awal dan kau juga

melanggar kesepakatan. Jadi wajar saja dia akan menuntutcerai darimu,” tambahnya lagi.

Wajah Alan berubah menjadi masam. Tega banget sih.Bukannya memberikan dukungan, malah mengamini . Namun,di dalam hati dia membenarkan ucapan papanya itu.

 “Sebenarnya apa isi kesepakatanmu dengan Mia?” tanyaMamanya penasaran.

Ingatan Alan kembali pada saat ia dan Mia membuatkesepakatan bersama sebelum menikah. “Seingatku,kesepakatan tertulis berbunyi, kami tidur terpisah, bahumembahu mengerjakan pekerjaan rumah tangga, tidak adakontak fisik, saling menghormati perasaan masing – masing,saling menolong jika salah satu terlibat masalah dan salingmemperhatikan,” papar Alan. “Sedangkan untuk lisan, kamitidak boleh saling jatuh cinta satu sama lain. Kalau itu sampaiterjadi, maka kami harus bercerai,” lanjutnya lagi.

Nyonya Harsono manggut – manggut mendengarnya. “Tunggu dulu,” ceplos papanya.

 “Ada apa?” “Sepertinya ada yang kurang. Apa ada syarat yang

ketinggalan?”

 “Ah, enggak. Syaratnya cuma itu,” jawab Alan. “Apa kalian tidak menentukan, batas waktu pernikahan

kalian?” “Apa maksud Papa? Aku tidak mengerti?” tanya Alan

dengan raut wajah linglung. “Kau ini. Itu saja tidak mengerti. Maksud Papa, sampai

kapan kalian menikah? Setahun, dua tahun atau lebih?” Alan terhenyak.  Aku baru sadar kalau kami tidak

menetapkan itu sebagai kesepakatan. Jangan – jangan iniyang coba diingat – ingat Mia waktu itu. Alan menataporangtuanya dengan wajah tegang.  “Kami tidak menetapkan

batas waktu pernikahan kami. Kami benar – benar tidak ingathal itu,” ungkapnya sambil tersipu malu.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 376/410

376

 “Aku tidak menyangka kalian bisa melupakan hal itu. Apa kalian sadar, dengan tidak adanya batas waktu, kalian bisamengakhiri pernikahan kapan saja kalian mau?”

 “Kami tidak pernah berpikir sampai sejauh itu,” aku Alanterus terang. “Walaupun pernikahan kami tidak didasari cinta,

kami sangat bahagia. Bahkan bisa dibilang hubungan kamisangat indah. Kami menjalankan semua kesepakatan yangkami buat.”

 “Tetap saja, kalian tidak bisa seperti itu selamanya. Apasaja bisa terjadi. Bagaimana kalau salah satu di antara kalianingin menyalurkan kebutuhan biologis?”

 Alan mendelik. “Idih Papa. Sudah tua masihmembicarakan masalah itu,” cetus Alan jengah.

 “Maksud Papa, bagaimana kalau itu sampai terjadi? Apayang akan kalian lakukan?”

 “Papa tidak perlu khawatir. Sampai sekarang hal itutidak pernah terjadi. Kalaupun sampai ada di antara kami yangmengalaminya, kami bisa mengatasinya dengan cara kamimasing – masing. Kami berdua adalah sepasang orang dewasayang bisa mengendalikan diri dari hal semacam itu!” tegasnya.

 “Syukurlah kalau begitu,” cetus mamanya lega.Tuan Harsono memandangi Alan dengan pandangan

kebapakan.  Aku tidak menyangka kalau dulu dia seringmembuatku susah dengan tingkah lakunya itu. Merekamemang membuatku marah, tetapi harus aku akui, Alanbanyak sekali berubah. Mia telah merubahnya menjadi pria

yang sangat baik. “Apa kau benar – benar mencintai Mia?” tanya papanya Alan mengangguk mantap. “Dengan sepenuh hatiku!”

tegasnya. “Kalau begitu, pertahankan dia. Menangkan cintanya.

Papa dan Mama akan mendukungmu,” ucap Tuan Harsonodengan penuh ketulusan.

 “Apa papa serius? Bukannya Papa waktu itu marahsekali?” tanya Alan dengan raut wajah tidak percaya.

 “Papa memang sangat marah. Sampai sekarang punPapa masih marah. Tetapi berhubung kau mencintainya dan

ingin menghabiskan hidup bersama dengannya, maka Papamemaafkanmu. Mia itu gadis yang baik dan Papa rasa dialah

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 377/410

377

yang cocok jadi pendampingmu. Tuan Harsono menoleh keistrinya. Bagaimana Ma? Kau maukan mendukung anakmu?”

Istrinya tersenyum lembut. Dia mengangguk. “Selamadia bahagia, aku akan selalu mendukung apapun yang dialakukan.”

 “Tapi…seandainya aku tidak berhasil, bagaimana?”tanya Alan cemas.

 “Mungkin sudah takdir, kalau kalian tidak bisa menjadipasangan. Kau harus bisa menerima itu dengan lapang dada.Tetapi kau harus mencamkan ini baik – baik, Lan. Kaumemang gagal mempertahankan pernikahanmu, tetapi kaubisa mempertahankan persahabatanmu. Bukankah itu samaberharganya?”

Wajah Alan mendadak dihiasi senyum cerah. “Terimakasih atas nasihatnya Papa. Aku berjanji, apapun yang terjadiantara aku dan Mia, aku tidak akan berubah menjadi Alan yangdulu. Malah sebaliknya, aku akan merubah diriku menjadi lebihbaik lagi,” tegasnya.

 “Janji dibuat untuk ditepati bukan diingkari. Jadi, akutunggu realisasi ucapanmu itu,” tukas Tuan Harsono.

 Alan mengangguk mantap.BAB 22

 Alan keluar dari kamarnya masih dengan mengenakancelana pendek berwarna hitam dan kaus oblong. Rambutnyamasih berantakan dan mukanya masih kusut. Dia berjalan

terhuyung – huyung menuju dapur. Sebelum memasuki dapur,langkah Alan terhenti. Dia dikejutkan dengan sosok Mia yangsedang duduk santai di dapur sedang membaca koran denganmasih mengenakan piyama. Alan bingung harus bersikap apa.Dia ragu – ragu apakah menegur Mia atau tidak. Karena dariyang dia lihat, Mia seperti tidak merasakan kehadirannya.

 “Selamat pagi,” tegur Alan dengan suara tercekat. “Pagi,” sahut Mia singkat. Alan membuka kulkas dan mengambil sebotol air. Ia lalu

menuangkan ke dalam gelas dan langsung meneguknyasampai habis. Dia menaruh gelasnya lagi lalu mengisinya

sampai penuh sembari melirik Mia yang masih asyik denganbacaannya.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 378/410

378

 “Ini benar – benar suatu kejutan. Setelah sekian lama,akhirnya kita bisa bertemu di rumah ini,” suara Alan memecahkeheningan.

Tidak ada jawaban. “Apa ada berita yang seru?” tanya Alan.

Mia menoleh dan mempelototi Alan. “Kau bisa diamtidak sih? Apa kau tidak bisa melihat kalau aku sedangmembaca? Mengganggu saja,” desisnya tajam.

 Alan terhenyak kaget mendengar ucapan Mia. Kasarsekali. Aku kan hanya mencoba berbasa basi . Alan menarikkursi dan duduk di depan Mia. “Aku ingin bicara,” cetusnya.

Mia tidak menanggapi. Dia malah meminum kopinyadengan gaya cuek. Hati Alan jadi panas melihatnya. “Aku inginbicara sekarang juga!” teriak Alan.

Mia memalingkan wajahnya dari koran. Dia menatap Alan dengan sorot mata dingin. “Aku tidak mau!” sahutnyaketus.

 Alan terbelalak. Habis sudah kesabarannya melihattindak tanduk Mia. “Baiklah. Terserah kau mau dengar atautidak. Aku tahu kalau aku bersalah padamu karena tidakbersikap jujur. Seharusnya, aku tidak meralat ungkapanperasaanku waktu itu. Untuk itu, aku benar – benar mintamaaf,” sesal Alan.

 Alih – alih memberi tanggapan, Mia malah bangkit darikursinya dan berjalan meninggalkan dapur.

 “Walaupun aku mencintaimu, aku tidak bisa

diperlakukan seperti ini, Mi. Aku juga punya perasaan danharga diri. Karena itu, aku bersedia bercerai denganmu, jika itumembuatmu lebih baik,” kata Alan sungguh – sungguh.

Langkah Mia terhenti. Wajahnya terhenyak. Namun, diatidak berani menoleh. Dia membuka pintu kamarnya danlangsung masuk. Dia bersandar pada pintu kamarnya. Ada apadenganku? Kenapa hatiku terasa sakit saat mendengar Alanmengatakan akan menceraikanku?  

***Keesokan harinya, sepulang dari sekolah, Mia

menemukan secarik kertas dengan tulisan tangan Alan di atas

meja kerja yang biasa mereka gunakan secara bergantian. Miameraih kertas itu dan membacanya. Selesai membaca, Miamenaruh kertas itu di atas meja. Kemudian dia duduk

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 379/410

379

tercenung di atas kursi. Masih membekas dalam ingatannya, isisurat yang ditinggalkan Alan. Dalam surat itu, Alanmengatakan, dia pindah ke rumah Helen karena lelahmenghadapi sikap Mia yang tidak mengacuhkannya. Dia jugamemberitahu, akan memberi kabar mengenai rencana

perceraian mereka. Mia menghela napas. Beginikah akhir darihubungan kami?   Mia menyandarkan kepalanya ke kursi danmemejamkan mata. Dia mulai mengingat – ingatkebersamaannya dengan Alan selama ini.

***Helen melirik wajah tampan namun tidak bergairah

yang duduk di depannya. “Aku akan bercerai dengan Mia,” ucapnya lesu. “Apa?” Helen terperanjat. “Pernikahan kami sudah tidak bisa diselamatkan lagi.”

 Alan menatap tajam kakaknya itu. “Terus terang saja Kak, akulelah berada dalam situasi seperti ini,” ungkapnya.

 “Apa maksudmu?” tanya Helen tidak mengerti. “Sejak mengetahui perasaanku yang sebenarnya, Mia

benar – benar berubah. Dia bahkan seperti tidak peduli apakahaku masih hidup atau tidak,” tukas Alan sambil mengusap –usap kepalanya.

Helen menggenggam tangannya. “Jangan berlebihanbegitu ah. Mana mungkin Mia bersikap seperti itu. Dia kansangat menyayangimu walaupun hanya sebagai teman,”hiburnya.

 Alan hanya mendengus dingin. Saat ini dia benci sekalidengan kata teman. Bukan itu yang kuinginkan. Aku mau Miamenjadi istriku yang seutuhnya. Tetapi rasa – rasanya itu tidakmungkin. Masalah kami seperti benang kusut. Sampaikapanpun akan sangat sulit terurai dan kembali seperti semula.

 “Ngomong – ngomong, apa kau sudah mencobameyakinkannya tentang perasaanmu? Atau betapa inginnyakau menghabiskan sisa hidupmu bersama dengannya?”

 Alan merengut sebal. “Kakak ini bagaimana sih? Kakakbelum mendengar dengan jelas perkataanku barusan yah?Saat ini Mia tidak peduli dengan keberadaanku. Dia selalu

menghindariku!” Alan bangkit dari kursinya dan berjalanmondar – mandir di depan Helen. “Dia menganggapku seolah

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 380/410

380

 – olah aku ini adalah penyebab alergi atau kuman penyakityang sangat mematikan!” ucapnya dengan nada ketus.

 “Jadi kau belum bicara apa – apa?” tanya Helen hati –hati.

 Alan menggeleng lemah. “Bagaimana mau bicara, kalau

orang yang dicari tidak pernah kelihatan,” gumamnya pelan.Helen seperti disengat listrik mendengar jawaban Alan.

 “Jadi kau akan bercerai tanpa melakukan usaha apapun untukmempertahankannya?”

 Alan mengangguk.Helen terlihat sangat gusar. “Ini namanya kalah

sebelum berperang,” katanya sambil mengguncang – guncangbahu Alan.

 “Jangan histeris begitu dong Kak,” tegur Alan keras. “Kau tidak tahu betapa peliknya masalah yang kuhadapi. Kaubicara seperti itu karena bukan kau yang menghadapinya.Kalau kau berada di posisiku, apa yang bisa kau lakukan? AsalKakak tahu, Mia bahkan tidak mau menatap wajahku!”

Helen terdiam. Dia menatap wajah Alan yang merahpadam karena menahan amarah. Ya, Tuhan. Apa yang telahaku lakukan? Kenapa aku jadi histeris begini?   Helen melirik

 Alan yang raut wajahnya tidak semerah tadi. Namun,rahangnya masih mengeras. “Maafkan aku. Aku terlaluemosional,” ucapnya pelan.

 Alan menarik napas dalam – dalam untuk meredakanamarahnya. “Lupakan saja,” desisnya.

Mereka berdua duduk membisu di sofa. “Aku hanyaingin tahu. Siapa yang pertama kali melontarkan ide bercerai?”tanya Helen.

 “Aku,” sahut Alan pendek.Helen melotot. “Kau?”

 “Aku juga yang berinisiatif meninggalkan rumah,”tukasnya tidak peduli. Alan menatap tajam Helen yang masihduduk termangu. “Aku sudah memutuskan Kak. Jadi akumohon dukungan kalian semua.”

Helen memandangi wajah adik laki – lakinya yangsangat disayanginya itu. “Apa kau sudah yakin? Apa kau tidak

ingin mencobanya terlebih dahulu?” Alan menyandarkan kepalanya di bahu Helen. Sejak

kecil hanya Helen yang menjadi tempat untuk mencurahkan

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 381/410

381

semua isi hatinya. “Sejak peristiwa itu, kehidupanku denganMia sudah tidak sama lagi. Kami seperti orang asing yangtinggal untuk pertama kalinya. Kak, ketika aku tahu diamenghindariku, aku mencoba berpikir positif, kalau dia sedangbutuh ruang untuk berpikir. Namun, saat dia bersikap dingin

padaku, saat itu juga aku menyadari kalau hubungan kamisudah di ambang kehancuran. Sulit untuk diperbaiki. Kalaupunbisa, apakah kehidupan kami akan sama seperti dulu? Karenaitu kuputuskan untuk berpisah dengannya. Memangmenyakitkan, tetapi mungkin ini yang terbaik buat kamiberdua. Aku tidak mau memaksanya untuk hidup bersamadenganku. Aku tidak mau dia tinggal bersama dengankukarena terpaksa. Dia bisa tersiksa. Dan aku tidak maumenyiksa wanita yang sangat kucintai,” jelas Alan panjanglebar. Alan menatap kakaknya dengan pandangan memelas.

 “Apakah Kakak sudah mengerti kenapa aku mengambilkeputusan bercerai?”

Helen tidak bisa menjawab. Dia hanya bisa menatapadiknya itu dengan mulut terkunci rapat.

***Mia duduk terpekur di atas tempat tidur sambil melipat

kedua kakinya. Di depannya berserakan foto – fotonya dengan Alan saat mengunjungi Dufan. Dia bisa melihat dengan jelasbetapa cerianya mereka berdua di foto itu. Sekarang keceriaanitu tinggal kenangan. Hubungan mereka sudah hancur sejakterungkapnya perasaan Alan yang sebenarnya. Sulit bagi Mia

untuk memaafkan ketidakjujuran Alan. Selain itu Mia jugamerasa tidak bisa membalas cinta Alan, karena diamenganggap Alan hanya sebatas sahabat. Perlahan – lahan,airmata yang sudah ditahan Mia dari tadi mulai jatuhmembasahi foto – foto itu. Mia menyeka airmatanya dengantangannya. Aku tidak boleh menangis, tekadnya .

Dia keluar dari kamar dan mencoba untuk menonton.Tetapi dia tidak bisa berkonsentrasi. Pikirannya malahmelayang saat dia menonton berdua dengan Alan. Miamematikan televisi dan melemparkan remotenya begitu saja.Dalam sekejap, ruangan yang tadinya diisi suara dari televisi

berubah menjadi hening. Mia mengedarkan pandangan kesekeliling ruangan. Sejak kepergian Alan, rumah itu sepertikuburan. Tidak ada suara musik, cd, vcd dan dvd yang

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 382/410

382

dipasang dengan suara ekstra keras. Tidak terdengar lagisuara Alan yang kerap menggodanya. Jauh di lubuk hatinyayang paling dalam, Mia merasa kehilangan Alan. Miatersenyum kecut. Sulit kupercaya. Mia menggelengkankepalanya kuat – kuat. Kemudian dia menatap foto Alan yang

tergantung di dinding. Aku benar – benar rindu padanya.***

Sejak pindah ke rumah Helen, kehidupan Alan jadi tidakteratur. Dia pergi pagi – pagi sekali dan pulang larut malam.Helen juga sama sekali tidak pernah melihat Alan sarapan danmakan malam. Biasanya Alan merokok kalau sedang adamasalah, tetapi sekarang, hampir setiap saat dia melakukankebiasaan itu. Helen jadi cemas melihatnya. Dia mencobauntuk menasihati adiknya itu, tetapi Alan sama sekali tidakpeduli. Dia selalu berdalih ingin menghilangkan stres yangdideritanya akibat masalah pernikahannya. Tingkah Alan itumembuat Helen kelimpungan. Dia tidak mau Alan kembaliseperti dulu, akrab dengan kehidupan malam. Helen memintabantuan orangtuanya. Helen pikir Alan mau mendengarkanmereka. Namun, sama halnya dengan Helen, usahaorangtuanya juga sia – sia saja. Nasihat Mama dan papanyatidak mempan terhadap Alan. Merasa putus asa, akhirnyaHelen memutuskan untuk meminta bantuan pada Mia. Diatidak peduli, apakah Mia masih marah atau tidak. Suka atautidak, dia harus mendengarkanku. Hidup suami sekaligussahabatnya dipertaruhkan di sini.

Dia berdiri di depan sekolah sambil memandangi setiapwajah yang keluar. Helen tidak henti – hentinya berdoa dalamhati, agar Mia mau berbicara dengannya. Sudah pakai acarabolos kerja segala. Sebaiknya usahaku ini berhasil. PandanganHelen terbentur pada sosok wanita cantik yang berjalan gontaisambil memegang map. “Mia!” panggilnya dengan sekerasmungkin.

Mia menoleh. Dia tertegun melihat Helen yang sedangberlari kecil ke arahnya. Dia baru mau meneruskan langkahnyaketika Helen kembali berteriak. “Jangan coba – coba pergisebelum kita berbicara!” teriaknya. Dengan terpaksa Mia

berhenti. Dia tidak mau mereka berdua menjadi pusatperhatian orang. Dia berdiri dengan wajah dingin.

 “Ada apa?” tanyanya pendek.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 383/410

383

 “Aku ingin bicara denganmu. Kumohon, sekali ini saja.Demi persahabatan yang sudah kita jalin selama ini,” kataHelen dengan nada memelas.

Mia menghela napas. Sebenarnya dia masih menyimpanperasaan kesal terhadap Helen, namun dia tidak bisa marah

pada Helen. Karena bagaimanapun juga Helenlah yangmenghiburnya pada saat dia gagal menikah. “Baiklah. Akubersedia bicara denganmu. Kita bicara di rumahku saja,” ucapMia.

 “Terima kasih,” kata Helen.***

Mia menghabiskan seluruh isi gelasnya dengan sekalitegukan. Helen sampai terpana melihatnya.

Setelah minum, Mia menyandarkan punggungnya padakursi dan melipat tangan. Dia menatap tajam Helen yangduduk persis di depannya. “Apa yang ingin kau bicarakan?Kuharap itu penting, karena untuk saat ini, demi memenuhikeinginanmu, aku sedang mati – matian menahan perasaankesalku padamu,” kata Mia datar.

 “Baiklah. Aku akan langsung bicara. Pertama – tama,aku ingin minta maaf atas apa yang telah terjadi di antara kita.

 Aku ingin kau tahu, kalau aku sama sekali tidak pernah berniatmembohongimu. Walaupun kita lebih sering berkomunikasimelalui internet, aku mengenalmu dengan sangat baik. Akutahu kalau kau gadis yang istimewa. Ketika Alan mengutarakanrencananya, aku mengalami dilema. Di satu sisi kau adalah

sahabatku dan aku tidak suka menyimpan rahasia darimu.Namun, di sisi lain, Alan adalah adikku. Keinginanku untukmelihat kalian berdua bersanding mengalahkan segalanya.Karena itu kuputuskan untuk membantu Alan,” urai Helen. Diamelirik Mia yang menunduk.

 “Apa ada yang lain?” tanya Mia masih dengan nadadatar.

Helen merasa tubuhnya menabrak tembok yangsekokoh dan setebal tembok yang mengelilingi Troy setelahmelihat Mia yang tidak memberikan reaksi apa – apa. “Masihbanyak yang ingin kukatakan,” kata Helen pelan.

Mia mengangkat wajahnya. “Kalau begitu katakandengan singkat. Tidak usah berbelit – belit,” ucapnya masihdengan nada datar.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 384/410

384

Habis sudah kesabaran Helen melihat sikap Mia yangdingin dan kaku.  Aku rasa tidak ada gunanya aku bicara

 panjang lebar. Sepertinya dia tidak peduli. Helen bangkit darikursi dan meraih tasnya. “Lebih baik aku pulang. Tidak adagunanya kita bicara! Aku seperti bicara dengan patung,”

tegasnya. Helen berjalan menuju pintu.Mia terperangah. Dengan cepat dia merubah sikapnya.

 “Tunggu. Aku minta maaf jika sikapku menyinggungmu.Kembalilah. Kita bicara lagi,” kata Mia.

Helen berhenti. Kemudian dia menoleh. Diamengurungkan niatnya untuk pergi. “Baiklah,” cetusnya. Diakembali ke tempat duduknya semula.

 “Sekali lagi aku minta maaf. Jujur saja, aku begitukarena masih kesal padamu,” aku Mia terus terang.

 “Sudah kuduga,” kata Helen tersenyum. “Sebaiknya kita lupakan saja apa yang terjadi. Kita

mulai dari awal lagi dan kuharap kita tidak saling menyimpanrahasia,” kata Mia.

 “Apa itu artinya kau sudah memaafkanku?” tanya Helenhati – hati.

Mia mengangguk. Dia mengulurkan tangan kanannya.Helen menyambutnya tanpa ragu. Mereka salingberpandangan. Tidak berapa lama keduanya tersenyum lebar.

 “Karena masalah kita sudah selesai, aku akanmengatakan maksud kedatanganku yang lain,” kata Helenserius.

 “Apa itu?” “Aku ingin kau menasihati Alan,” kata Helen hati – hati.Mia terpana. “Aku?” katanya sambil menunjuk dirinya

sendiri. “Iya, kau.” “Memangnya apa yang terjadi pada Alan? Dan kenapa

aku harus menasihatinya?” tanya Mia terheran – heran. “Mia, sejak perpisahan kalian, Alan kembali pada

kebiasaannya yang lama sebelum bertemu denganmu. Akudan keluargaku merasa khawatir melihatnya. Kami sudahmencoba menasihatinya, tapi tidak ada hasil. Karena itu aku

meminta bantuanmu. Bagaimanapun juga kau adalah wanitayang dicintainya. Dia pasti mendengarkanmu. Lagipula kau kanmasih istrinya yang sah,” Helen mengingatkan.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 385/410

385

 “Aku tidak bisa,” tolak Mia. “Maafkan aku, tetapi akubenar – benar tidak bisa. Hubungan kami bisa dibilang sangatburuk. Jadi, aku tidak bisa berbuat apa – apa.”

Helen manggut – manggut. “Aku tidak akanmemaksamu. Tetapi, jika kau berubah pikiran, dia sekarang

tinggal di rumahku,” beritahu Helen.Mia tidak menyahut. Mulutnya bungkam. Dalam hati,

sebenarnya dia sangat miris mendengar apa yang terjadi pada Alan. Tetapi dia sudah memutuskan untuk tidak mencampurikehidupan suaminya itu lagi. Biarkan saja dia melakukan apayang dia mau.

***Mia baru saja selesai mandi, ketika bel rumahnya

berbunyi nyaring. Setelah menjemur handuknya, dia berjalanuntuk membuka pintu. Dia mengintip melalui jendela untukmelihat siapa yang datang, namun dia tidak melihat siapapun.

 Aneh. Kenapa tidak ada orang ? Mia meraih handel pintu danmemutarnya. Betapa terkejutnya Mia, saat melihat Hendra danRobert berdiri di depannya sambil menyeringai.

 Alih – alih memeluk mereka, Mia hanya berdiri diamseperti patung. Mulutnya terkunci rapat. Hendra dan Robert

 jadi kebingungan melihatnya. “Kenapa reaksinya begini? Akukira dia akan menjerit kesenangan melihat kita, tapi kenapareaksinya seperti melihat hantu saja?” Robert mengungkapkankeheranannya.

Hendra mengibas – ngibaskan tangannya di depan Mia,

namun tidak ada reaksi. Dia pun menepuk jidat Mia dengansangat keras sampai adiknya itu menjerit kesakitan. Diamengusap – usap keningnya yang memerah bekas tepukanHendra. “Kenapa Abang memukul keningku? Sakit tahu!” ringisMia.

 “Tolong diralat. Aku bukannya memukul tetapimenepuk,” sahut Hendra kalem. “Lagipula aku terpaksa begitu.Kami datang jauh – jauh dari Medan, sambutan yang kamiterima hanya begini saja. Masih mending dilempari telur dehdari pada didiamkan. Setidaknya mereka tahu kalau kami ada,”sindir Hendra.

Mia tersipu malu. “Maaf deh,” kata Mia sambilmerangkul kedua abangnya itu. Aku benar – benar terkejut

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 386/410

386

karena kalian tiba – tiba saja menampakkan wajah di depankutanpa ada pemberitahuan.”

 “Kami sengaja begitu karena ingin memberi kejutan,”Hendra mengedipkan mata.

Mia memeluk mereka dengan erat. Dia baru menyadari

betapa kangennya dia terhadap abang – abangnya itu. “Akurindu sekali pada kalian berdua.”

 “Kami juga sayang. Makanya kami datang kemari,”Robert mengelus kepala adiknya itu dengan penuh rasasayang.

Mia melepaskan rangkulannya dan memandangi Hendradan Robert. “Tetapi, kenapa Mama dan Papa tidak ikut?”

 “Mereka akan datang tetapi setelah kami pulang darisini,” sahut Robert.

 “Oh begitu. Jadi kalian datangnya bergantian,” Miamanggut – manggut. Sebenarnya dalam hati dia merasa legaorangtuanya tidak ikut. Kalau mereka sampai datang, aku tidaktahu apa yang akan terjadi padaku dan Alan.

 “Mia, mau sampai kapan kami dibiarkan di luar?” tanyaHendra.

Mia menepuk keningnya. Oalah, aku lupa menyuruhmereka masuk . Mia membuka pintu rumahnya lebar – lebar.

 “Ayo masuk,” ajaknya.Hendra dan Robert masuk ke dalam rumah. Mereka

memperhatikan dengan seksama keadaan rumah itu.Lumayan, pikir Hendra . “Di mana Alan?” tanya Robert.

Mia nyaris tersedak mendengar pertanyaan Robert.Tangannya mendadak dingin. Wajahnya berubah tegang.

 Astaga. Aku lupa kalau Alan tidak di sini lagi .  Aduh bagaimanaini.  Aku belum siap memberitahukan mereka tentang apa yangterjadi . Mia meremas – remas tangannya. Butir – butir keringatsebesar jagung mengalir deras.

 “Mia, di mana Alan?” Hendra mengulang pertanyaanRobert. Mereka berdua menatap Mia dan menunggu jawabandari adik mereka itu.

Mia mencari – cari jawaban yang tepat supaya keduaabangnya itu tidak bertanya macam – macam. “Dia sedang

bekerja. Sebentar lagi juga pulang,” jawab Mia sekenanya.Kedua abangnya manggut – manggut pertanda

mengerti.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 387/410

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 388/410

388

mandir. Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Merekabisa curiga kalau sampai tidak melihat Alan. Aku memang akanmemberitahukan mereka mengenai masalahku dengan Alan,tetapi saat ini aku  belum siap . Mia menggigit bibirnya. Apa akumenelepon Alan saja untuk meminta bantuannya? Tetapi apa

dia mau menolongku mengingat pertemuan kami yang terakhirdi mana aku memperlakukannya sangat buruk. Peduli amat,aku akan meneleponnya. Dia pasti mau menolongku . Mia mulaimemencet nomor Alan. Tetapi, beberapa saat kemudian, Miamembatalkannya. Di mana harga dirimu Mia? Bagaimana

 pandangannya nanti terhadap dirimu? Kau mencampakkannya,tetapi sekarang kau ingin dia  menolongmu. Mia ingin menjeritsekeras – kerasnya. Dia duduk di tepi ranjang sambilmemandangi ponselnya. Dia menghela napas. Aku tidak bisamelakukannya. Ya sudahlah, kalau memang harus terbongkarmasalahku dengan Alan, maka terjadilah. Aku lelah terusmenerus menyimpan rahasia ini. Alan saja sanggupmenghadapi keluarganya kenapa aku tidak. Mia bangkit berdiridengan penuh rasa percaya diri.  Aku pasti bisa mengatasi inisemua. Aku yakin itu.

***Mia sedang menikmati makan malam bersama Hendra

dan Robert ketika terdengar suara pintu dibuka. Ketiga abangadik itu saling berpandangan heran.

 “Siapa itu?” tanya Hendra. “Mana aku tahu,” Mia mengangkat bahu.

 “Mungkin itu Alan,” celutuk Robert. “Tidak mungkin,” sahut Mia cepat. Ya, tidak mungkin itu

 Alan. Kalaupun dia datang ke sini, pasti pada saat aku sedangtidak di rumah. 

Kedua abangnya serempak menoleh heran. “Kenapakau bilang tidak mungkin Alan yang datang?” tanya Hendradengan nada selidik. Mia baru menyadari kalau dia keceplosanbicara.

 “Karena dia tadi meneleponku bilang, kalau diapulangnya jam sebelas malam. Ada pekerjaan yang harusdiselesaikannya hari ini,” jawab Mia sekenanya.

Hendra manggut – manggut. “Kalau begitu siapa dongyang datang?”

 “Jangan – jangan itu maling,” celutuk Robert.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 389/410

389

Hendra melihat jam tangan Casionya. “Kalau bicara jangan sembarangan. Mana ada maling yang datang jamdelapan malam?” ucapnya.

Mereka bertiga duduk di ruang makan dalam keadaantegang. “Kita tidak bisa diam saja menunggu si penyusup ini

datang ke dapur. Aku akan melihatnya,” Mia bangkit darikursinya.

 “Jangan!” kedua abangnya serempak mencegah. “Bagaimana kalau ternyata itu memang maling?” tanyaHendra. “Biar kami saja yang melihatnya,” lanjutnya lagi.

Mia mengurungkan niatnya, sementara kedua abangnyaberjalan mengendap – endap menuju ruang tamu sambilmembawa sapu. Tiba – tiba Mia mendengar suara teriakan.Tanpa pikir panjang lagi, dia langsung berlari menuju ruangtamu. “Apa yang terjadi?” tanyanya dengan nada panik.

 “Ternyata ini penyusupnya,” Robert menarik Alan kedepan Mia.

Ekspresi Mia yang tadinya penuh ketakutan sekarangberubah menjadi terkejut. Terima kasih Tuhan, atas

 pertolongan – Mu , Mia mengucap syukur. “Alan!” serunya. “Jadi kau yang datang.”

 Alan mengangguk. “Aku kan masih memegang kuncirumah ini.”

 “Apa maksudmu bilang kalau kau masih memegangkunci rumah ini?” tanya Hendra heran.

Jantung Mia nyaris copot mendengar pertanyaan

abangnya itu. “Ah, Abang ini bagaimana sih. Sebenarnya Alanmau bilang dia memegang kunci rumah ini. Oh ya, Miamenoleh ke Alan, kenapa datangnya cepat sekali? Tadi kaumeneleponku bilang kau akan datang jam sebelas malam,”kata Mia cepat.

 Alan terbengong – bengong mendengar ucapan Mia. “Aku bilang begitu?” Alan menunjuk dirinya sendiri. Perasaan,aku tidak pernah bicara begitu.

Mia mengangguk kuat – kuat. “Bang Hendra dan Robertdatang dari Medan khusus untuk melihat keadaan kita. Jadi,mereka akan menginap di sini. Apa kau sudah memberi

ucapan selamat datang pada mereka?”Mengertilah Alan sekarang kalau ternyata Mia belum

memberitahu keluarganya mengenai masalah pernikahan

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 390/410

390

mereka. Alan tersenyum pada abang iparnya. Walaupun bisadikatakan sangat jarang, Alan sangat senang bertemu denganHendra dan Robert karena mereka berdua memiliki sifat yangsangat menyenangkan. Mereka saling berangkulan danberjabat tangan.

 “Kau semakin tampan saja. Tetapi, tetap saja tidak bisamelebihi aku,” gurau Hendra.

 Alan tertawa geli mendengarnya. “Hei, waktu kau datang, kami sedang makan malam.

Bagaimana, kalau sekarang kau bergabung dengan kami?”ajak Robert.

 “Oke,” sahut Alan singkat.Makan malam berlangsung dengan penuh keceriaan.

 Alan beserta Hendra dan Robert tidak henti – hentinyabercanda. Mia sendiri memilih diam. Dia menyadarisepenuhnya bagaimana hubungannya saat ini dengan Alan.Jadi dia memilih untuk menjaga jarak.

 “Ada apa denganmu, Mi?” tanya Robert. “Dari tadi kaudiam saja.”

 “Ah, apa? Tidak. Aku sedang mendengarkan candaankalian,” kata Mia salah tingkah. Mia semakin gugup saat Alanmelemparkan tatapan mautnya.

Tanpa bertanya – tanya lagi, Alan, Hendra dan Robertmenyantap makanan mereka yang masih tersisa.

*** “Jadi kau belum mengatakan apa yang terjadi di antara

kita pada keluargamu?” tanya Alan tanpa emosi saat merekaberdua berada di kamar. Dia duduk di tepi ranjang sambilmenatap tajam Mia yang berdiri tepat di depannya.

Mia menggeleng lemah. Alan mendengus dingin. “Ternyata kau tidak seberani

yang kukira,” ejeknya.Mia menatap tajam pria yang masih berstatus suaminya

itu. “Aku bukannya tidak berani, tetapi aku sedang mencarimomen yang tepat untuk mengatakannya,” bantahnya.

 “Sama saja,” cetus Alan cuek. “Ah, sudahlah,” Mia mengibaskan tangannya. “Percuma

saja berdebat denganmu. Tidak ada gunanya. Buang – buangtenaga saja. Sebenarnya, ada yang ingin kutanyakan dari tadi.Kenapa kau datang ke sini?”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 391/410

391

 “Aku datang mengambil barang – barangku yang masihada di sini,” sahut Alan. “Hei, aku rasa kau harus berterimakasih padaku. Tadi, bisa saja aku mengatakan semuanya padaabang – abangmu, tetapi aku tidak melakukannya.”

Mia mendengus sebal. “Terima kasih banyak,” katanya

ketus. “Sekarang minggir! Aku mau tidur!” “Enak saja. Dulu, aku bersedia tidur di lantai, tetapi

sekarang tidak. Aku sudah membantumu dan sekarang akumenuntut balasannya. Aku mau tidur di sini,” kata Alan sambilmenepuk – nepuk ranjang yang dia duduki. Kau bisa tidur disini bersamaku. Itupun kalau kau mau,” katanya santai.

 “Tidak, terima kasih,” kata Mia dingin. “Aku tidur dilantai saja,” tolaknya.

 Alan bangkit dari ranjang dan berjalan mendekatiistrinya itu. Mia sampai mundur beberapa langkah sampaiakhirnya tubuhnya tertahan pada dinding kamar. Diamembuang muka ke samping, karena tidak berani melihatwajah Alan yang sangat dekat dengannya. Bahkan, sakingdekatnya, hidung mereka berdua saling bersentuhan. “Kenapakau tidak mau tidur di ranjang? Apa kau takut aku akanmelakukan perbuatan yang tidak – tidak padamu?” tanya Alandengan raut wajah menggoda.

 “Jangan sembarangan menuduh yah! Aku tidak takuttidur denganmu,” bantahnya. “Kita kan sudah berpisah, jadiuntuk apa tidur bersama?”

 “Buatku, selama belum menandatangani surat cerai, kita

masih resmi berstatus suami istri,” tegas Alan. “Tapi kau sudah meninggalkan rumah ini,” kata Mia

tidak mau kalah. “Tapi aku kan sudah kembali lagi,” balas Alan.Mia ingin membuka mulut untuk membalas ucapan Alan

tetapi dia mengurungkan niatnya. Dia memilih mengunci rapatbibirnya. Namun, tenggorokan Mia tercekat melihat gerakan

 Alan yang ingin menciumnya. Mia ingin menghindar, tetapitubuhnya tidak bisa bergerak. Seolah – olah, ada tangan –tangan kokoh tidak terlihat yang memeganginya. “Mau apakau?” tanya Mia dengan suara yang tidak lebih dari sebuah

bisikan. “Aku mau menciummu,” kata Alan terus terang.

 “Kenapa? Kau tidak suka yah?”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 392/410

392

 “Iya!” kata Mia dingin. “Ah, peduli amat kau suka atau tidak. Kau kan masih

istriku, jadi aku bebas melakukan apa saja terhadapmu,” kata Alan santai. Dia semakin mendekatkan wajahnya. Mia memilihmemejamkan matanya. Lama menunggu, Mia tidak merasakan

apa – apa. Perlahan – lahan, dia membuka matanya. Betapaterkejutnya dia, melihat Alan sudah berbaring di atas tempattidur dengan posisi tubuh membelakanginya.  Apa sih maunyadia sebenarnya?  Mia geleng – geleng kepala karena tidak habispikir melihat tingkah Alan. Tadi dia bilang mau menciumku,sekarang dia malah tidur.

 “Kenapa tidak jadi menciumku?” “Jadi, kau sangat menginginkannya toh?”Mia mendengus sebal. “Enak saja. Tidak butuh. Aku

sudah pernah merasakannya. Tidak enak,” kata Mia santai. Alan tidak menyahut tetapi dia tersenyum geli mendengarucapan Mia. Sudah lama sekali aku tidak mendengarocehannya itu.

 “Bagaimana? Kau tidur di sini atau di lantai?” “Kan sudah kubilang, aku tidur di lantai!” “Pengecut,” ledek Alan membuat wajah Mia merah

padam. Hatinya panas dibilang pengecut. “Minggir,”bentaknya. Dia menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang.

 “Tidak jadi tidur di lantai?” goda Alan. “Kalau sampai, aku tahu tanganmu jalan – jalan, aku

akan mematahkannya tanpa ragu sedikitpun!” tegas Mia.

 “Kau mengancamku yah?” “Diam! Aku lelah sekali, jadi biarkan aku tidur dengan

tenang,” kata Mia. Dia tidak menjawab pertanyaan Alan. Tidakberapa lama, Mia tertidur dengan pulasnya tanpa mengetahuiada sepasang mata yang penuh rasa cinta sedangmemandanginya. Alan menatap wajah Mia yang tidur nyenyakseperti bayi dengan penuh kelembutan. Dia membelai setiapsenti wajah Mia dengan matanya. Tangannya bergerak hendakmengelus pipi Mia, tetapi dia menariknya kembali karena takutistrinya itu bangun. Dia hanya mendesah pelan. Tidurlah Miakusayang. Aku akan menjagamu.

Sementara itu, di luar, Hendra dan Robert menatappintu kamar Mia dengan wajah penasaran. “Sudah tidak

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 393/410

393

terdengar lagi. Sepertinya mereka sudah tidur,” gumamHendra.

Robert menggaruk – garuk kepalanya. “Aku benar –benar ingin tahu, mereka itu sebenarnya ngapain sih?Bertengkar atau sedang mengobrol?”

Hendra mengangkat bahu sebagai pertandaketidaktahuannya. “Kalau kau mau tahu, tanya saja langsungpada orangnya.”

Robert merengut sebal. “Menurutku ada tiga kemungkinan kenapa suara mereka

sampai terdengar keluar kamar. Pertama, mereka sedangmengobrol. Kedua, bertengkar. Ketiga, mungkin merekasedang gituan. Yah, kau tahulah maksudku,” kata Hendra.

Robert menatap Hendra jijik. “Kau ini, pikiranmu selalukotor seperti biasanya. Aku jadi ingin sekali mengecek isikepalamu itu. Apa yang terjadi di dalam sana bukan urusankita. Aku mau tidur.”

Hendra terkekeh geli. Dia menatap pintu kamar Miasebelum pergi tidur.

BAB 23

 Alan memandang wajahnya lekat – lekat yang terpantuldi meja rias Mia. Sialan, gara – gara tidak tidur semalaman,mataku jadi sayu begini. Dia menggosok – gosok matanya.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 394/410

394

Tetapi, tidak apa – apa. Kapan lagi, aku bisa memandangiwajah Mia pada saat tidur? Itu kan kesempatan yang langkasekali.

 “Pecah deh tuh kaca dipandangi terus,” celutuk Miamengejutkan Alan. “Mau sampai kapan kau terus di situ?

Untung ini hari Minggu. Kalau tidak, kau bisa terlambat datangke kantor gara – gara kelamaan menatap wajahmu yang pas –pasan itu di depan cermin.”

 Alan menoleh. “Jadi menurutmu wajahku ini pas –pasan? Kalau memang begitu adanya kenapa yah, banyaksekali gadis yang tertarik dengan wajah pas – pasanku ini?”

Mia melengos. Dia enggan menanggapi ucapan Alan. “Abangku menunggumu untuk sarapan.”

 Alan terkekeh geli. Dasar, masih tak mau juga mengakuikalau wajahku   ini tampan.  Tanpa banyak bicara Alanmengekor di belakang Mia menuju ruang makan.

 “Kau kenapa? Mukamu kusut sekali?” tanya Robertheran saat Alan duduk di depannya.

 “Tidak apa – apa. Sepertinya aku kurang tidur,” sahut Alan sekenanya.

Selesai sarapan mereka duduk di ruang menonton. “Aku tahu kenapa wajahmu kusut begitu,” celutuk

Hendra. “Kemarin malam kau lembur yah?” tanya Hendrasambil tersenyum nakal.

 Alan nyaris tersedak mendengar ocehan iparnya itu. Diaterbengong – bengong. Demikian pula Mia. Wajahnya merah

padam karena malu.Robert menatap Hendra. “Kau ini. Kalau bercanda lihat

 – lihat dulu dong situasinya,” desisnya. “Tidak apa – apa kok. Kau benar, Hendra. Semalam aku

memang lembur. Habis mau bagaimana, kalau istri sudahmeminta, tidak ada yang bisa dilakukan suami selainmenurutinya,” kata Alan sambil melirik Mia.

Tawa Hendra dan Robert pecah. “Sudah kuduga.Soalnya, kemarin malam, suara kalian sampai kedengarankeluar sih,” celoteh Robert. “Dra, sepertinya, tidak lama lagi,kita akan punya keponakan,” lanjutnya lagi.

Mia terpana saat mendengar ucapan Robert.  Aku tidakbisa menyimpan rahasia ini lagi. Aku tidak sanggup jika harusberbohong lagi. Aku harus mengatakan yang sebenarnya

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 395/410

395

kepada mereka. Tidak ada pilihan lain. Daripada merekaberharap terus. Mia menarik napas dalam – dalam. Dia merasainilah waktu yang tepat untuk mengatakan yang sebenarnyapada Hendra dan Robert. “Itu tidak akan terjadi,” gumamnyapelan tetapi cukup untuk membuat Hendra, Robert dan Alan

terdiam. “Apa maksudmu?” tanya Hendra heran. “Kalian tidak akan pernah memiliki keponakan karena

aku dan Alan tidak berhubungan layaknya suami istri.Pernikahan kami ini tidak sungguhan. Aku menikah dengan

 Alan karena ingin menolongnya lepas dari perjodohan.Sebelum melangsungkan pernikahan, kami sudah membuat

 jumlah kesepakatan. Tetapi ini bukan menikah kontrak, karenakami tidak pernah menargetkan sampai kapan kami menikah,”kata Mia terus terang.

Hendra dan Robert terpana kaget. “Apa kau sedangbercanda, Miana?” Hendra menatap tajam adiknya itu.

Mia menggeleng kuat – kuat. Hendra dan Robertserempak menoleh pada adik iparnya yang memasang wajahtanpa ekspresi. “Itu benar,” cetus Alan singkat.

Hendra mengetuk – ngetuk meja dengan jarinya. Diamenoleh ke arah pasangan suami istri itu. Tatapannya sedingines dan penuh amarah. “Jadi selama ini kalian membohongikami?” suara Hendra terdengar kaku.

Mia dan Alan diam membisu. “Apa kalian sudah gila?” semburnya sambil menggebrak

meja. “Kalian ini punya otak atau tidak sih? Apa kalian pernahmemikirkan bagaimana seandainya keluarga kitamengetahuinya? Kalian bisa membuat orangtua kita terkenaserangan jantung!”

 “Keluargaku sudah mengetahuinya,” gumam Alan. “Apa? Jadi yang belum mengetahuinya cuma kami, Papa

dan Mama?” Hendra menoleh ke Mia.Mia mengangguk lemah.

 “Kalian benar – benar keterlaluan. Memangnya kalianpikir kami ini siapa? Tega – teganya kalian membodohi kamiselama ini!” Hendra mengungkapkan kekesalannya.

 “Maafkan kami, Bang. Kami sama sekali…” “Jangan bilang kalian tidak bermaksud membohongi

kami,” Hendra memutus ucapan Mia. “Alasan itu klise!”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 396/410

396

Mia tertunduk lesu. Dia meremas – remas tangannyasebagaimana biasa jika dia kebingungan.

Robert yang dari tadi diam akhirnya angkat suara. “Apaboleh buat, ini sudah terjadi,” celutuknya dengan wajah tanpaekspresi. “Jangan beritahu Mama dan Papa.”

 “Kenapa?” tanya Mia polos. “Dasar bodoh! Itu sama saja kau membunuh mereka

tahu!” bentak Hendra. “Bohongan atau sungguhan, kalian harus

mempertahankan pernikahan ini,” tegas Robert. “Tidak bisa,” gumam Mia. “Kami akan bercerai.”Mata Hendra dan Robert terbelalak. “Apa?” seru

keduanya serempak.Mia dan Alan mengangguk.

 “Apa alasannya?” tanya Hendra dengan suara setenangmungkin.

 “Karena Alan jatuh cinta padaku,” tandas Mia terusterang.

Hendra dan Robert melongo. “Kalian akan berceraihanya karena salah satu di antara kalian jatuh cinta terhadappasangannya?” lontar Hendra.

Pasangan yang masih berstatus suami istri itumengangguk.

Hendra menggeleng – gelengkan kepalanya. “Itu adalahsalah satu alasan perceraian paling konyol yang pernahkudengar,” katanya. “Orang paling bodoh saja bisa

menemukan alasan yang tepat untuk bercerai. Sedangkankalian..., sulit kupercaya.”

 “Daripada bercerai, alasan itu bisa kalian gunakan untukmempertahankan pernikahan,” seru Robert.

 “Maaf, tetapi kami tidak bisa. Pernikahan kami iniadalah suatu kesalahan, karena itu harus diperbaiki,” ucap Mia.

 “Yang bersalah di sini bukan Mia, tetapi aku,” akhirnya Alan buka suara setelah dari tadi lebih banyak diam. “Aku yangmemaksanya untuk menikah denganku. Aku yangmerencanakan ini semua, jadi kalau kalian mau marahlampiaskan saja padaku.”

Hendra tertawa dingin. “Kalian ini benar – benarpasangan yang hebat dalam hal menyakiti orang. Terserahkalian mau melakukan apa, kami tidak mau tahu. Ayo Robert,

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 397/410

397

malam ini kita menginap saja di hotel. Aku tidak tahan beradadi sini. Hawa kebohongannya membuat aku sulit bernapas.”

 “Jangan begitu dong, Bang,” Mia memelas. “Jangan bicara lagi,” bentak Robert. Mia dan Alan

sampai terperangah dibuatnya. Bagaimana tidak, selama ini

Robert dikenal sebagai orang yang sangat tenang dalammenghadapi berbagai masalah dan sama sekali tidak pernahmarah. Namun, perbuatan Mia dan Alan rupanya kali ini benar

 – benar keterlaluan sehingga Robert tidak bisa mentolerir lagi. “Sebelum kalian memperbaiki kesalahan yang kalian buat, jangan coba – coba menemui kami!” tegasnya dengan wajahdingin.

Hendra dan Robert masuk ke kamar mereka dan mulaimembereskan barang – barang mereka. Mia tidak kuasamencegahnya. Dia dan Alan hanya berdiri diam sambilmemperhatikan gerak gerik Hendra dan Robert. Setelahselesai, mereka meninggalkan Mia dan Alan tanpa bicarasepatah katapun. Mia hanya bisa memandangi kepergianmereka dengan wajah bersimbah air mata.

***Sejak kepergian Hendra dan Robert, Mia terus menerus

mengurung diri di dalam kamar. Alan jadi cemas dibuatnya.Dia berdiri di depan kamar Mia.  Aku bisa mengerti kenapa diasampai begini. Reaksi keluarganya lebih parah dari keluargaku .

 Alan menggerakkan tangannya untuk mengetuk pintu. Namun,entah apa yang ada di pikirannya, dia mengurungkan niatnya.

Tangannya menggantung di udara. Dia memutar handel pintudan mendorongnya. Hatinya terenyuh saat melihat Mia dudukterpekur di atas ranjang sambil menekuk lututnya denganwajah penuh linangan air mata. Dia mengangkat wajahnya.

 “Kenapa kau masih di sini?” tanyanya pada Alan. “Dengan keadaanmu seperti ini, tidak mungkin aku

meninggalkan kau sendirian.” “Kau tidak perlu cemas. Aku akan baik – baik saja.” “Jangan bersikap sok tegar deh. Alan duduk di tepi

ranjang. Kau membutuhkan seorang teman, Mi. Apa pun yangterjadi di antara kita, aku tetap temanmu, karena kita sudah

memutuskan itu dari awal,” ucapnya lembut. Dia mengeluskepala Mia dengan penuh rasa sayang. “Aku yangmembawamu ke dalam jurang penuh masalah ini, karena itu

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 398/410

398

aku bertanggung jawab untuk menarikmu keluar. Aku akanmeyakinkan Hendra dan Robert untuk memaafkanmu.”

Mia tersenyum kecut. “Bagaimana cara kau meyakinkanmereka?”

 “Aku belum tahu. Mungkin dengan berlutut dan

memohon,” jawab Alan sekenanya. “Pokoknya aku akanmenyelesaikan masalah ini secepatnya,” cetus Alan penuhpercaya diri.

Mia menyeka air matanya. “Kau tidak usahmelakukannya. Kedua abangku itu orangnya sangat keras.Sampai saat ini, hanya aku yang bisa meluluhkan hati mereka.Jadi, kau tidak perlu melakukan usaha yang sia – sia. Lebihbaik, kita selesaikan saja permasalahan kita. Bagaimanadengan urusan perceraian?”

 Alan terkesiap. “Aku belum mengurusnya. Aku sibuksekali.”

Mia manggut – manggut. Diam – diam, perasaansenang menelusup dalam hatinya.  Aneh, kok aku senang diabelum mengurus surat perceraian kami.

 “Kalau kau mau, aku akan menyuruh orang untukmengurusnya.”

Mia tersenyum tipis. Dengan wajah sembab dan matayang bengkak, senyum Mia terlihat lucu. Alan terkekehmelihatnya. “Tidak usah buru –buru. Terserah kau saja, kapankau mau mengurusnya.”

 “Ya sudah kalau begitu.”

Mia melirik Alan. “Kenapa kau jatuh cinta padaku, Lan?”akhirnya Mia melontarkan pertanyaan yang sudah sekian lamaia simpan.

 “Kenapa kau tiba – tiba menanyakan itu?” “Karena aku ingin tahu.” Alan menghela napas. “Aku jatuh cinta padamu karena

kau sangat berbeda. Kau membuatku tertawa dengan gayabicaramu yang ceplas ceplos. Biasanya wanita yang bertemudenganku selalu berusaha mencari perhatianku, tetapi kautidak. Kau selalu bersikap apa adanya. Aku menyukai semuayang ada pada dirimu. Caramu berbicara, tersenyum, tertawa,

berpakaian. Pokoknya semuanya deh. Di atas semua itu,kaulah satu – satunya wanita yang bisa memahamiku. Mata

 Alan menerawang. Aku tidak tahu kapan persisnya jatuh cinta

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 399/410

399

padamu. Yang pasti, setiap melihatmu, jantungku selaluberdebar – debar. Yang ada di benakku hanya wajahmu.Setiap saat, aku selalu ingin bertemu denganmu. Melihatmutertawa dan tersenyum. Selain itu, aku ingin sekali menghajarsetiap pria yang berbicara denganmu. Alan menatap Mia

dengan lembut. Mulanya aku tidak menyadari kalau aku sudah jatuh cinta padamu sampai ada yang memberitahuku. Setelahlama berpikir, akhirnya kuputuskan untuk mengatakanperasaanku padamu. Tetapi reaksimu benar – benarmenakutkanku. Rasa takut kehilanganmu mengalahkanperasaan cintaku, jadi aku memutuskan untuk meralatnya,”urainya panjang lebar.

 “Jadi sebelum menikah denganku, kau sudah mulaimencintaiku?”

 Alan mengangguk pelan. “Aku kira dengan menikahimu,aku bisa membuatmu jatuh cinta padaku. Ternyata dugaankumeleset,” Alan tersenyum masam. “Tetapi tidak apa – apa,setidaknya aku bisa hidup bersama dengan wanita yangkucintai, walaupun kita tidur di kamar terpisah,” Alanmenghibur dirinya sendiri.

 “Kenapa kau menyembunyikan kenyataan itu dariku,Lan?”

 “Bukannya kau sudah mengetahuinya pada saat rahasiakita terbongkar. Aku melakukannya karena aku takutkehilanganmu. Berpisah denganmu, adalah salah satu hal yangpaling kutakuti dalam hidup ini. Tetapi, kau tidak perlu

khawatir. Aku sudah bisa mengatasinya kok. Akhirnya akusadar kalau cinta tidak bisa dipaksakan, jadi perasaan takut itusudah kubuang jauh – jauh,” kata Alan menenangkan.

Mia tertegun setelah mendengar penjelasan panjangyang keluar dari mulut Alan. Tanpa dia sadari, air matanya

 jatuh membasahi pipinya. Cepat – cepat dia membuang mukadan menyekanya supaya Alan tidak melihatnya.

 “Aku belum pernah mengatakannya secara langsung didepanmu. Karena itu aku akan mengatakannya untuk yangpertama dan terakhir kalinya,” cetus Alan. Dia memegangwajah Mia dengan kedua tangannya.

 “Aku mencintaimu Miana Hendrawan. Lebih dariapapun,” dia menarik wajah Mia dan mencium bibirnya dengan

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 400/410

400

sangat lembut. Mia memejamkan matanya dan menangis. Diasama sekali tidak menolak ciuman dari Alan.

Dari bibir Mia, Alan berpindah ke telinga Mia. “Aku akanmengurus surat perceraian kita secepatnya,” bisiknya lirih. Miaterpana. Hatinya seperti ditusuk pisau mendengar ucapan

 Alan. Sebenarnya apa yang terjadi padaku? Sebenarnyabagaimana perasaanku terhadap Alan selama ini? Apakah akumenyayanginya sebagai teman atau tidak?   Berbagaipertanyaan berputar – putar di benak Mia.

 “Beristirahatlah. Kalau kau membutuhkanku, aku ada dikamar,” Alan mengusap lembut kepala Mia.

Mia tertegun memandang punggung Alan yang bergerakmenjauh meninggalkannya. Dia menyentuh bibirnya yangdicium Alan. Masih hangat. Sebenarnya apa yang terjadi

 padaku? Kenapa aku tidak bisa merasakan sesuatu terhadap Alan? Padahal, aku senang sekali bersama dengannya. Aku juga rindu padanya jika kami lama tidak bertemu. Mia bertanya – tanya. Mia mencoba mengingat – ingat peristiwa demiperistiwa baik dan buruk yang pernah menimpanya.Bagaimana dia melalui itu semua. Dia menganalisa semuakejadian yang pernah dialaminya.

Entah peristiwa apa yang terlintas di pikiran Mia saatitu. Dia langsung melompat dari atas tempat tidurnya danbergegas mandi. Dia menyambar tasnya dan pergimeninggalkan rumah begitu saja tanpa bicara sepatah katapunpada Alan. Walhasil, suaminya itu terbengong – bengong saat

tidak menemukan Mia disetiap ruangan rumah mereka. Alanmenggaruk – garuk kepalanya. Kemana perginya Mia? Kok diamain pergi saja tanpa memberitahuku. Apa dia marah karenaaku menciumnya. Tetapi, tadi dia sama sekali tidak menolakciumanku. Alan mencoba menghubungi ponselnya namun yangterdengar justru mailbox. Alan menghempaskan pantatnya kekursi. Semoga saja, dia tidak melakukan tindakan bodoh.

*** Arman meneguk tehnya. “Aku terkejut sekali

mendengarmu ingin bertemu denganku. Di rumahku pula,”cetusnya sambil tersenyum. “Kalau sampai begini, pasti ada

masalah penting yang ingin kau bicarakan denganku,”terkanya.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 401/410

401

Mia tidak menjawab. Dia memandang Arman denganwajah tanpa ekspresi. “Aku ke sini untuk memutuskanhubungan pertemanan kita,” cetusnya dingin.

 Arman terbelalak. “Kenapa?” “Aku ingin menarik ucapanku pada saat kita bertemu.

 Aku ingin meralat ucapanku kalau aku sudah tidakmembencimu lagi. Ternyata, rasa benciku padamu jauh lebihbesar dari yang aku kira,” jawabnya datar.

 Arman menelan ludah. “Apa yang membuatmu berubahpikiran secepat itu? Apa Alan yang memintanya?”

 “Alan tidak pernah memintaku untuk menjauhimuwalaupun sebenarnya dia tidak menyukaimu setelahmengetahui apa yang kau lakukan padaku. Ini inisiatifkusendiri. Gara – gara kau, aku jadi begini,” tuding Mia.

 “Aku?” Arman menunjuk dirinya sendiri. “Sejak kau meninggalkanku di gereja, aku jadi tidak

mempercayai cinta. Aku jadi takut untuk mencintai! Aku takut jatuh cinta!” teriak Mia histeris.

 Arman terpana. “Mia. Aku tidak…” “Gara – gara kau, aku jadi tidak bisa membalas cinta

suamiku sendiri. Kau telah membuat hatiku membeku,” suarateriakan Mia bercampur dengan isak tangis.

 Arman bungkam. Dia benar – benar tidak tahu harusberkata apa. Dia memandang Mia yang sedang menangisdengan tatapan penuh kepedihan.  Aku tidak menyangkadampak perbuatanku akan sehebat ini.

 “Mia, maafkan aku,” cetusnya.Mia melap airmatanya dengan saputangan. “Maaf,

katamu? Kau pikir dengan kata maaf, kau bisa menghapuslembaran hitam dalam hidupku akibat perbuatanmu? Kalaucuma masalah maaf, aku sudah memaafkanmu sejak lama.

 Aku membencimu karena kau membuat perasaan cintakupadamu layu sebelum berkembang.”

 Arman menutup wajahnya dengan kedua tangannya. “Jika ada yang bisa kulakukan untuk memperbaiki kesalahanyang sudah kubuat, katakan saja,” katanya dengan suaramemelas.

 “Memangnya apa yang bisa kau lakukan?” tanya Miadingin.

 “Apa saja, selama itu bisa membantumu.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 402/410

402

Mia mendengus. “Tidak usah repot – repot. Aku tidakbutuh bantuanmu. Aku bisa mengatasinya sendiri. Aku datangke sini hanya untuk mengeluarkan unek – unekku danmembuatmu tidak lepas dari perasaan bersalah entah untukberapa lama,” Mia berdiri dan meraih tasnya. “Aku mau

pulang,” cetusnya singkat. “Berada di sini membuatku inginmarah.”

Mia berjalan menuju pintu dan meninggalkan Armanyang duduk termangu.

Di dalam taksi, sepanjang perjalanan menuju rumah,Mia terhanyut dalam lamunan. Sekarang aku tahu kenapa akutidak bisa membalas cinta Alan. Sejak gagalnya pernikahankudengan Arman, aku jadi takut jatuh cinta. Setiap bertemudengan pria yang menarik perhatianku, aku selalu berusahauntuk membuang jauh – jauh perasaan suka. Aku takutdikecewakan untuk kedua kalinya. Itu pula yang menjadialasanku menikah dengan Alan. Karena kami menikah tanpacinta, maka kecil kemungkinan kami saling menyakiti. Tidakkusangka, akhirnya akan begini. Mata Mia menerawang melaluikaca jendela mobil. Dia tersenyum kecut.  Aku benar – benarwanita yang sangat menyedihkan.

***Begitu menginjakkan kakinya di teras, Mia langsung

disambut Alan. “Dari mana saja kau? Kenapa pergi tidak bilang – bilang?” tanya Alan dengan nada cemas.

 “Aku pergi untuk bertemu dengan Arman,” kata Mia

terus terang. Dia memilih tidak masuk ke dalam rumah. Diaberjalan ke halaman dan duduk di atas rumput.

 Alan terdiam. Dia mengikuti Mia ke halaman. Dia hanyaberdiri sambil memandangi jalanan yang berada tepat didepan rumahnya.

Mia mendongak dan menatap Alan. “Kau tidak ingintahu kenapa aku mencarinya?”

 Alan menggeleng dan tersenyum tipis. “Aku rasa itubukan urusanku,” Alan menghempaskan pantatnya di atasrumput.

Mia tersenyum kecut. “Tentu saja itu urusanmu karena

kau masih suamiku.” “Baiklah. Kenapa kau menemuinya?”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 403/410

403

 “Ada yang ingin kukatakan padanya. Tetapi kau benar,aku tidak ingin membicarakannya lagi. Semua itu sudahberlalu,” gumam Mia.

 Alan tersenyum masam. “Kau ini bagaimana sih. Gilirangak ditanya, kau keheranan. Giliran ditanya, kau malah tidak

memberitahu,” protes Alan. “Maaf,” cetus Mia singkat. “Tidak apa – apa. Lupakan saja,” Alan menghempaskan

tubuhnya di atas kursi tepat di samping Mia. “Lan, aku sudah menemukan jalan keluar dari

permasalahan kita.” Alan terkesiap. Pelan – pelan, dia menoleh ke Mia. “Apa

 jalan keluarnya?” tanya Alan dengan suara yang dibuatsetenang mungkin.

 “Kita harus berpisah untuk sementara waktu.” “Kau ingin aku meninggalkan rumah ini?” “Bukan kau saja. Tetapi aku juga. Aku akan

meninggalkan rumah ini dan pindah ke kota lain. Aku perluwaktu untuk menenangkan diri dan memastikan bagaimanaperasaanku padamu. Begitu juga denganmu. Kau juga haruspergi ke tempat yang kau suka untuk melakukan hal yangsama denganku. Kita tidak perlu memberitahukan keberadaankita satu sama lain. Kalau kita bertemu lagi dan perasaan kitasudah yakin, aku tidak akan pernah meninggalkanmu lagi.Tetapi sebaliknya, jika kita bertemu dan tidak ada perasaanapa – apa, mungkin kita harus berpisah. Bagaimana? Apa kau

setuju?” “Jadi kita berpisah tanpa menandatangani surat

perceraian?”Mia mengangguk mantap.

 Alan manggut – manggut. “Sepertinya usulmu itusangat menarik. Jujur saja, aku paling tidak suka kalau harusberpisah denganmu. Rasanya berat sekali. Tetapi apa bolehbuat, alasan kita melakukannya kan untuk kebaikan kita juga.”

 Alan sempat terdiam. “Baiklah. Aku setuju. Tetapi apa perlukita memberitahu keluarga kita masing – masing?”

 “Tentu saja. Aku yakin mereka pasti akan mengerti

alasan kita melakukannya. Lagipula, aku tidak sanggupmenyimpan kebohongan ini dari orangtuaku. Jadi, aku sudahmemutuskan untuk memberitahu mereka.”

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 404/410

404

 “Apa kau yakin? Abangmu pernah bilang, kalau kaumemberitahu mereka, itu sama saja kau….kau tahu maksudkukan?”

Mia tersenyum tipis. “Kau tenang saja. Aku tidak akangegabah, melakukannya tanpa persiapan yang matang.

Lagipula, kedua abangku itu suka berlebihan. Kau tenangsaja.”

 Alan melipat tangannya dan mendesah pelan. “Akutidak tahu apa aku sanggup berpisah denganmu untuk waktuyang tidak bisa ditentukan?” cetusnya.

 “Aku juga berpikiran yang sama. Aku mungkin akankehilangan mulutmu yang bawel itu. Tetapi mau bagaimanalagi, hanya ini cara yang bisa kita tempuh. Kita tidak bisabersama kalau belum yakin dengan perasaan kita masing –masing.”

 “Apa kau meragukan perasaanku, Mi?”Mia tersenyum malu. “Aku belum percaya kalau kau itu

benar – benar mencintaiku mengingat sifatmu yang playboy.Bagaimana mungkin seorang playboy berubah secepat itu.”

 Alan tersenyum masam. “Aku paling benci kalau adayang meragukanku. Oh ya, kapan dan di mana kita bertemusetelah sekian lama berpisah?”

 “Untuk membuktikan kalau kita memang ditakdirkanhidup bersama, kita tidak perlu merencanakan untukmenentukan waktu dan tempat bertemu?”

 Alan terlihat bingung. “Apa kau tidak bisa bicara dengan

bahasa yang lebih sederhana lagi?” “Kita tidak usah menentukan tempat dan waktu untuk

bertemu.” “Jadi, bagaimana caranya kita bisa bertemu setelah

sekian lama berpisah?” “Kita serahkan saja semuanya pada Tuhan. Kalau

memang jodoh, kita pasti bertemu lagi.” “Apa kau sudah gila? Bagaimana kalau misalnya kita

tidak pernah bertemu lagi?” “Mungkin itu sudah sudah nasib kita berdua,” kata Mia

pasrah.

 “Mana boleh begitu,” protes Alan. “Aku tidak mauselamanya berpisah denganmu. Kalau memang kita tidak

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 405/410

405

ditakdirkan sebagai pasangan hidup, tetapi kita kan bisabersahabat.”

 “Dengan adanya perasaan cinta dalam dirimu, kau pikirmudah untuk bersahabat?”

 “Yah, kita kan bisa mencoba dengan sekuat tenaga.

Lagipula, ada yang membuatku khawatir. Kita berpisah tanpamenandatangani surat cerai. Bagaiamana kalau salah satu diantara kita ada yang ingin menikah? Kan bisa terhalang

 jadinya,” celotehnya. “Memangnya kau mau menikah lagi?” “Tentu saja tidak. Istriku yang sekarang saja belum

pernah kusentuh, masa aku sudah mencari yang lain,”gumamnya.

Mia cemberut. “Belum pernah disentuh katamu? Laluciuman itu apa?”

 Alan tertawa kecil. “Itu kan hanya ciuman. Tidak berartiapa – apa. Orang yang belum menikah sudah biasamelakukannya. Masalahnya, kita sudah menikah. Seharusnyakita bisa melakukan lebih dari ciuman,” cetusnya setengahmenggoda.

Mia menggeleng – gelengkan kepalanya. Ck…ck…ck…, jadi selama ini, hanya itu saja yang ada di kepalamu?”

 “Jangan salahkan aku dong. Aku kan hanya manusiabiasa yang kadang – kadang tidak bisa mengendalikanpikiranku,” Alan membela diri.

Mia tidak menjawab. Dia mengangkat kepalanya dan

menatap ke langit . Sepertinya cuaca mendung malam ini.Tidak ada satu pun bintang yang terlihat. Hanya ada awan. 

 Apakah ini akan menjadi pertanda buruk buat kami? Diamelirik suaminya yang asyik menatap ke depan.

Mia memegang erat tangan Alan. “Lan,” bisiknyalembut. “Apa kau pesimis kita tidak akan bertemu lagi?”

 Alan terdiam. “Aku ingin memberitahumu rahasiaku. Jauh di dalam

lubuk hatiku, aku percaya suatu saat kita akan bertemu.” “Apa yang membuatmu berpikiran seperti itu?” tanya

 Alan setengah ragu.

 “Cintamu padaku, perasaanku padamu dan campurtangan Tuhan,” jawab Mia sembari tersenyum manis.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 406/410

406

 Alan balas tersenyum.  Aku tahu kalau pilihanku tidaksalah. Petualangan cintaku selama ini berakhir pada gadis yangsangat spesial. Dia membuat hidupku indah dan berwarna. Diamemberiku kebahagiaan yang tidak pernah kudapatkan darigadis mana pun. Tetapi, apakah aku siap untuk melepasnya

kalau kami memang tidak berjodoh? Aku tidak bisamenjawabnya untuk saat ini. Biarlah waktu yangmenjawabnya. Mia saja percaya kalau suatu saat kami pastibertemu. Kenapa aku tidak memiliki kepercayaan yang sama.

 Alan meremas jemarinya. “Aku percaya suatu saat kitapasti bertemu lagi.”

Keduanya saling melempar senyum. Kemudian, merekaberbaring di atas rumput dan memandang ke atas. Awan yangtadinya menyelubungi langit sudah bergeser. Langit malamkembali cerah karena dihiasi bintang dan sinar bulan.

Mia tersenyum sendiri.  Aku tahu kau pasti mendukungkami, bisiknya . Dia mengedipkan matanya.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 407/410

407

BAB 24

Mia berdiri di tangga pesawat dan melihat kesekelilingnya. Empat tahun berlalu, akhirnya Mia kembali lagike Jakarta. Dia kembali di hari di mana ia dan Alan seharusnyamerayakan ulang tahun pernikahan. Dia berjalan denganpenuh percaya diri menuju tempat pengambilan bagasi.Sepanjang perjalanan dia terus menerus berpikir. Aku tidaktahu kenapa aku datang ke sini. Konyol sekali rasanya akumemutuskan untuk datang ke sini hanya karena suara hatikuyang menyuruh demikian. Mungkinkah aku akan bertemudengannya? Aku tidak pernah menyangka berpisah dengannyaakan membuat hidupku tersiksa. Aku benar – benar rindusekali padanya. Aku selalu teringat dengan senyum, tawa dan

suara Alan. Rupanya berpisah dengan Alan, telahmenyadarkanku betapa berartinya dia buatku. Aku tidak bisamenjalani hidup ini tanpanya. Sekarang yang ingin kulakukanadalah mengatakan padanya kalau aku mencintainya. Tetapi,aku tidak tahu di mana ia sekarang. Mungkinkah kami bisabertemu lagi?   Setelah mengambil tasnya, Mia menuju ketempat para penjemput. Begitu berada di luar, dia dudukdisalah satu kursi.

Tidak jauh dari tempat Mia duduk, Alan berdiri sambilmemanggul ranselnya. Dia baru saja pulang berlibur dari Bali.Sebelum ke Bali, dia berada di Berlin untuk mengambilprogram S – 2 dan S – 3. Begitu dia lulus dan diwisuda, dialangsung pulang ke Indonesia. Untuk menghilangkankepenatan, dia mengambil liburan ke Bali. Dia pergi ke pulauDewata itu sendirian

 Alan berdiri celingak celinguk. Masa dari sekian banyakorang yang mondar mandir tidak ada satupun yang kukenal,

 pikirnya . Alan menaruh tasnya di atas bangku panjang danduduk. Di sampingnya duduk seorang gadis yang mengenakancelana hitam dan kemeja putih. Dia melirik sekilas untukmelihat rupa gadis di sebelahnya. Jantungnya serasa mau

copot saat melihat wajah gadis itu. Berbagai perasaanberkecamuk di dalam dirinya. Dia tidak tahu apakah harustersenyum, tertawa atau menangis saat melihat Mia duduk di

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 408/410

408

sebelahnya. Ingin rasanya dia langsung memeluk danmenciumi Mia, namun dia berusaha menahan diri. Diamemutar otak untuk mencari kalimat yang cocok untukmenarik perhatian Mia yang sedang asyik membaca majalah.Dia menggeser pantatnya supaya lebih dekat dengan Mia.

 “Hai cantik, sendirian saja? Perlu ditemani tidak?”lontarnya.

Mia menegakkan kepalanya dan tertegun. Dia mengenaldengan baik suara itu. Perlahan – lahan dia menoleh kesampingnya.

Wajah Mia berubah judes. “Apa begini caramu menyapaistrimu setelah sekian lama tidak bertemu?” tanyanya dengannada galak.

 “Jadi, kau mau aku menciummu, memelukmu danmengucapkan kata – kata cinta?”

Mia memasang tampang cemberut.Mereka saling berpandangan. Tidak berapa lama

meledaklah tawa mereka berdua. “Sulit kupercaya kita akan bertemu lagi di sini. Sama

seperti pertemuan kita yang pertama,” celutuk Alan di sela –sela tawanya.

 “Iya,” kata Mia singkat. “Bagaimana kabarmu?” “Aku baik – baik saja.” “Ya, aku bisa melihat itu. Lama tidak bertemu, badanmu

semakin subur saja.”

 “Masa sih? Setahuku tidak ada bagian tubuhku yangberubah. Dari dulu berat badanku sama saja,” kata Mia panik.

 “Aku kan hanya bercanda. Tidak usah ditanggapi seriusgitu dong. Lagipula, memangnya kenapa kalau kau gemuk?Kau justru kelihatan lebih seksi kalau berat badanmubertambah.”

Mia bergidik. “Aku paling tidak suka dengan kata itu.” Alan terbahak. Dia benar – benar tidak berubah sama

sekali. Masih kolot seperti dulu. “Habis ini mau ke mana?Bagaimana kalau kita ke hotel dan bersenang – senanglayaknya pasangan suami istri yang sesungguhnya?” tanya

 Alan dengan raut wajah serius.Mia mendelik. “Jangan – jangan sejak tadi, yang ada di

pikiranmu hanya itu saja?” tebak Mia.

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 409/410

409

 Alan terkekeh geli. “Habis bagaimana dong? Soalnyaaku rindu sekali denganmu,” dia memeluk Mia erat – eratsampai – sampai yang bersangkutan susah bernapas. Diamenendang lutut Alan tetapi suaminya itu bukannya melepaspelukannya tetapi malah mempererat. Dia berbisik lembut di

telinga Mia, “Bukan dari tadi saja aku ingin memelukmu, tetapisejak aku jatuh cinta padamu.” Mia berhenti meronta. Pipinyabersemu merah.

 Alan tersenyum geli melihat tingkah Mia. Sekarang, diabergerak hendak mencium bibir Mia. Melihat gelagat Alan,terang saja Mia panik. Terlebih lagi, mereka sekarang jadipusat perhatian orang – orang yang lalu lalang karenaberpelukkan.

Mia memiringkan kepalanya. “Kau ini tidak bisamenahan diri yah? Apa kau tidak bisa melihat kalau sekarangorang – orang memperhatikan kita?” bentaknya.

 “Biar seluruh dunia melihat kita, aku tidak peduli,” bibir Alan semakin mendekat.

Mia melihat sekelilingnya. Sekarang mereka benar –benar menarik perhatian orang. Dia mencari akal untukmenghentikan Alan. “Lihat! Ada Mariana Renata!” diamenunjuk ke belakang Alan.

Spontan Alan menoleh ke belakang. “Mana?”Begitu Alan lengah, Mia langsung berjalan cepat

meninggalkannya. Aneh, tadi dia bilang ada Mariana Renata, tetapi aku

tidak melihatnya.  “Mi, kau yakin itu…, Alan kaget saat tidakmenemukan Mia di belakangnya. Matanya jelalatan mencarisosok istrinya. Dia melihat Mia sudah berada jauh di depannyasambil tertawa – tawa dan menjulurkan lidahnya. Sialan, sigalak itu mengerjaiku.

 Alan mengepalkan tangannya dan berjalan ke arah Mia.Melihat Alan mendekat, Mia berlari dan di luar dugaannya Alanmengejar. “Miana Harsono, awas kalau aku sampaimenangkapmu,” teriak Alan.

 “Coba saja kalau bisa,” Mia balas berteriak. Lagi – lagidia meleletkan lidahnya.

Pemandangan yang terjadi selanjutnya, Mia dan Alankejar – kejaran di sepanjang pelataran bandara. Alan berhentisebentar untuk mengambil napas. tepat di depan sekumpulan

8/20/2019 Funny Couple.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/funny-couplepdf 410/410

orang yang sedang duduk. Mereka semua memandang Alandengan tatapan keheranan.

 Alan berusaha santai. Dia berdiri berkacak pinggang danmulai menenangkan napasnya. “Beginilah rasanya kalaumenikah dengan seorang juara lomba lari. Mau dicium saja,

harus pakai acara kejar – kejaran segala,” katanya masihdengan napas yang tersengal – sengal. “Sekarang, sayapermisi dulu. Saya harus mengejar istri saya dulu sebelum diabenar – benar jauh meninggalkan saya.”

Sementara itu Mia juga berhenti untuk beristirahat. Diamenoleh ke belakang dan mencari – cari sosok suaminya. Kemana dia? Kok aku belum melihatnya. Masa dia tidak bisamengejarku.  Mia mulai didera perasaan khawatir karenasetelah menunggu beberapa lama, suaminya tidak kunjungmenunjukkan batang hidungnya. Tiba – tiba, wajah Mia yangtadinya cemas berubah senang saat melihat Alan berlari kearahnya sambil berteriak, “Miana Hendrawan, akumencintaimu. Aku tidak akan pernah melepaskanmu. Tidakakan pernah!” Mia melihat ke kiri kanan. Semua mata orang –orang yang ada di situ terarah padanya. Ketika melihat Alanmulai mendekat, Mia menggerakkan kakinya dan mulai berlarilagi.

 “Mia tunggu!” seru Alan. Dia yang tadinya mulaimemperlambat larinya mulai mempercepat. “Sialan, kenapa dialari lagi?” gerutu Alan. Baiklah kalau begitu. Kau yangmeminta.  Alan berlari sekencang – kencangnya bak atlet

profesional. Mia tidak menyadari kalau suaminya itu sudahberada di belakangnya. Dia baru tahu setelah tangannyadicengkeram dengan sangat kuat.

 “Ketangkap kau,” kata Alan sambil ngos – ngosan.Perutnya serasa mau meledak. Mukanya merah dan dipenuhikeringat. Demikian juga Mia. Mereka berdua berusahamenenangkan napas. Mereka duduk di kursi.

 “Sudah lama sekali aku tidak berlari sekencang ini.Sialan kau Mi Ngapain sih pakai acara lari segala ”