ft.unri.ac.id · 2021. 1. 2. · ii perubahan lingkungan yang terjadi secara cepat dan...
TRANSCRIPT
DRAFT
SEKRETARIAT DAERAH
KABUPATEN INDRAGIRI HULU
PENYUSUNAN
EVALUASI SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA, DAN
TUGAS POKOK DAN FUNGSI PERANGKAT DAERAH
PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU
PT. TRI PERFECT UTAMA
PEKANBARU
TAHUN 2013 KATA PENGANTAR
ii
Perubahan lingkungan yang terjadi secara cepat dan berkelanjutan menuntut
dilakukannya perubahan dan reformasi birokrasi, serta memunculkan paradigma
baru dalam tatakelola kepemerintahan, termasuk kepemerintahan daerah menuju
kepemerintahan yang baik (good governance). Salah satu upaya dalam melakukan
reformasi birokrasi adalah melakukan evaluasi untuk merestrukturisasi dan
merasionalisasi organisasi perangkat daerah agar selalu relevan dengan perubahan
yang terjadi di daerah serta memiliki struktur dan anatomi yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Organisasi perangkat daerah hendaknya bersifat
ramping namun dapat menampung seluruh urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan pemerintah daerah, serta memiliki kompetensi yang mendorong untuk
terciptanya organisasi berkinerja tinggi.
Evaluasi organisasi perangakt daerah Kabupaten Indragiri Hulu dimaksudkan untuk
mendapatkan bentuk alternatif struktur organisasi perangkat daerah yang memiliki
karakteristik efisien, efektif, profesional, dan pleksibel sehingga memiliki
kemampuan dan kapasitas operasional yang cepat dan akurat dalam membuat
kebijakan dan mengambil keputusan, serta responsif dalam pelaksanaan tugas.
Berdasarkan hasil evaluasi maka disusunlah organisasi perangkat daerah yang
memiliki sifat dinamis agar mudah beradaptasi dengan perubahan lingkungan
internal dan eksternal. Disamping itu, organisasi perangkat daerah yang diusulkan
harus pula memiliki kompetensi agar mampu mengakomodasi kepentingan,
kebutuhan dan potensi daerah, serta dapat mewujudkan visi dan misi pembangunan
daerah Kabupaten Indragiri Hulu.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ...................................................................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................................................................ ii
BAB I Pendahuluan .......................................................................................... 1
1. Latar Belakang ................................................................................ 1
2. Maksud, Tujuan, dan Sasaran.......................................................... 3
3. Metode Evaluasi .............................................................................. 4
iii
BAB II Pendekatan Teoretis dan Empiris .......................................................... 14
1. Organisasi Perangkat Daerah........................................................... 16
2. Pendekatan Normatif .......... ........................................................... 22
A. Landasan Yuridis ..................................................................... 22
B. Landasan Sosiologis ................................................................ 27
C. Landasan Filosofis ................................................................... 30
3. Besaran Organisasi Maksimum .............. ....................................... 32
4. Pembagian Urusan Pemerintahan ................................................... 37
5. Perumpunan Urusan Pemerintahan ................................................ 39
6. Susunan Organisasi, Kedudukan, Tugas, dan Fungsi ................... 42
7. Tata Kerja ....................................................................................... 49
8. Ketentuan Lain-lain ......................................................................... 50
BAB III Kondisi Existing Daerah ....................................................................... 52
1. Gambaran Umum Daerah ................................................................ 52
2. Orientasi Pembangunan Daerah ..................................................... 55
3. Kondisi Variabel Besaran Organisasi ............................................. 59
A. Perkembangan Jumlah Penduduk ............................................ 59
B. Perkembangan Wilayah ........................................................... 66
C. Perkembangan Jumlah APBD ................................................. 67
4. Kondisi Existing Kelembagaan ....................................................... 69
A. Susunan Organisasi Sekretariat Daerah ................................... 71
B. Susunan Organisasi DPRD ...................................................... 73
C. Susunan Organisasi Dinas Daerah ........................................... 73
D. Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah .......................... 85
E. Susunan Organisasi Kecamatan ............................................... 91
F. Susunan Organisasi Kelurahan ................................................ 92
BAB IV Analisa Organisasi Perangkat Daerah ................................................... 93
1. Standarisasi Kelembagaan .............................................................. 93
iv
2. Analisa Organisasi Existing ............................................................ 96
3. Rencana Besaran Organisasi............................................................ 102
4. Analisa Potensi Daerah ................................................................... 104 a.
Pertumbuhan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ....... 106 b.
Perkembangan Demografi ....................................................... 110
c. Pertumbuhan Bidang Ekonomi................................................ 111
d. Pertumbuhan Bidang Pendidikan ............................................ 115 5.
Analisa Kebutuhan Daerah ............................................................. 118
A. Disain Organisasi Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah .......................................... 120
B. Disain Organisasi Dinas Daerah ............................................. 121
C. Disain Organisasi Lembaga Teknis Daerah ............................ 140
D. Disain Organisasi Kecamatan .................................................. 153
E. Disain Organisasi Desa/Kelurahan .......................................... 154
BAB V Penutup .................................................................................................. 155
Daftar Pustaka ........................................................................................................ 159
Lampiran 1.............................................................................................................. 160
Lampiran 2 ............................................................................................................. 161
Lampiran 3 ............................................................................................................. 162
Lampiran 4 ............................................................................................................. 172
Lampiran 5 ............................................................................................................. 182
Lampiran 6 ............................................................................................................. 183
Lampiran 7 ............................................................................................................. 184
1
BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Kabupaten Indragiri Hulu adalah salah satu kabupaten di Provinsi Riau dengan
luas wilayah 8.198,26 Km2 (819.826 Ha). Memiliki potensi alam dan sumber
daya alam yang sangat prospektus di bidang agribisnis, di bidang
pertambangan, dan di bidang parawisata. Semua potensi dan kekayaan alam
ini, diyakini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indragiri Hulu bila
dieksploitasi dan dimanfaatkan secara terencana, berkelanjutan, dan
bertanggungjawab melalui program-program pemerintah sebagaimana
semangat yang dituangkan dalam Visi Pembangunan Daerah Kabupaten
Indragiri Hulu, yaitu: “Indragiri Hulu Sejahtera Tahun 2015”
Dalam Visi dan Misi Kabupaten Indragiri Hulu terdapat keinginan yang sangat
kuat untuk menjadikan masyarakat Kabupaten Indragiri Hulu (sebagai bahagian
dari masyarakat NKRI) untuk ber-evolusi menjadi masyarakat dunia berbasis
teknologi (technology base community), sebagaimana dituangkan dalam
afirmasi: terciptanya jaringan telekomunikasi, informasi secara merata ke
seluruh pelosok kabupaten, dan terwujudnya peningkatan pengetahuan
masyarakat melalui informasi cepat dan akurat. Misi ini merepleksikan
keinginan dan kesiapan pemerintah dan masyarakat Kabupaten Indragiri Hulu
dalam memasuki era globalisasi dan menjadi bahagian dari komunitas global
dunia yang menjunjung tinggi nilai-nilai kehidupan global, seperti: hak azasi
manusia (human right), demokratisasi (democratization), penegakan hukum
(law enforcement), dan penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good
governance).
Salah satu dampak dari globalisasi adalah terjadinya perkembangan dan
perubahan secara dinamis dan berkelanjutan (sustainability) terhadap
lingkungan strategis global. Sejarah mencatat bahwa dampak dari perubahan
tersebut telah berpengaruh langsung terhadap tatanan kehidupan manusia di
berbagai aspek, seperti aspek ekonomi, hukum, politik, sosial, budaya dan tata
pemerintahan. Dalam rangka meningkatkan kinerja (performance)
2
penyelenggaraan pemerintah, serta untuk beradaptasi dengan tuntutan
perubahan lingkungan, baik lingkungan internal maupun eksternal pemerintah,
maka Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu perlu untuk merestrukturisasi dan
merasionalisasi Susunan Organisasi Perangkat Daerah serta penyelarasan
Tugas Pokok dan Fungsi agar proses penyelenggaraan kepemerintahan dapat
terselenggara secara lebih efektif, efisien, dan profesional sesuai dengan potensi
dan kebutuhan daerah, serta selaras dengan peraturan perundangundangan.
Restrukturisasi dan rasionalisasi organisasi pemerintah adalah konsekuensi
logis dari dinamika sistem kepemerintahan yang desentralistik, yang memberi
ruang dan kewenangan normatif bagi daerah untuk menata dan menentukan
besaran beban tugas di daerah. Besaran beban tugas memerlukan penyesuaian
terutama akibat terjadinya perubahan pada perspektif demografi (berkaitan
dengan pertumbuhan jumlah penduduk), perkembangan dan pemekaran
wilayah, dan besaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Struktur
organisasi pemerintah harus bersifat dinamis dan rasional dengan rentang
kendali (span of control) yang memungkinkan penyelenggaraan, pengelolaan,
pengendalian, dan pertanggungjawaban pemerintah berjalan dengan baik.
Sehingga proses pembangunan daerah, sejak dari perencanaan, pelaksanaan,
hingga proses monitoring dan evaluasi dapat terwujud melalui mekanisme yang
benar dan memberi dampak (imfact) yang baik dan manfaat (benefit) besar bagi
masyarakat. Disamping itu, sistem yang dibangun harus mampu mendorong
partisipasi semua komponen masyarakat, sehingga pelaksanaan pembangunan
pada akhirnya tidak lagi menjadi beban pemerintah semata, tetapi juga harus
menjadi tanggung jawab dan kebutuhan masyarakat.
Sebagai bentuk tanggungjawab (responsibility) dalam mengemban amanah
otonomi daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan, peningkatan peranserta,
prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat, serta peningkatan kesejahteraan
rakyat, sebagaimana diuraikan di atas, maka dirasa perlu untuk mengevaluasi
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu.
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu
disusun berdasarkan peraturan perundang-undangan, dengan
3
mempertimbangkan aspek sosiologis, aspek yuridis, dan aspek filosofis, serta
dengan memperhatikan potensi daerah, peluang, tantangan dan hambatan, serta
keterbatasan alami yang ada. Evaluasi ini diharapkan dapat membentuk suatu
Susunan Organisasi Perangkat Daerah yang berorientasi kepada pencapaian
Visi dan Misi pembangunan Kabupaten Indragiri Hulu.
2. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
Evaluasi Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kabupaten Indragiri
Hulu dimaksudkan untuk memperoleh informasi faktual yang akan dijadikan
sebagai dasar kebijakan dalam merestrukturisasi dan merasionalisasi Susunan
Organisasi dan Tata Kerja pemerintah berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah. Tujuan
Evaluasi Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kabupaten Indragiri
Hulu adalah:
a. Mengevaluasi Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah
Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu,
b. Menyusun Susunan Organisasi dan Tata Kerja (alternatif) yang memiliki
struktur dan anatomi sesuai dengan peraturan perundang-undangan, serta
memiliki kompetensi dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan
lingkungan strategis dan perkembangan teknologi.
c. Menyusun Tugas Pokok dan Fungsi Perangkat Daerah yang memiliki
cluster kewenangan yang tegas antar organisasi, untuk menghindari
terjadinya disharmoni dan tumpang tindih kewenangan yang dapat
menimbulkan in-efisiensi dan in-efektifitas dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan.
Sasaran yang ingin dicapai dalam evaluasi Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu antara lain adalah:
a. Teridentifikasinya secara ilmiah faktor-faktor disorientasi Susunan
Organisasi dan Tata Kerja (existing) dalam penyelenggaraan pemerintah
Kabupaten Indragiri Hulu;
b. Terwujudnya Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kabupaten
Indragiri Hulu yang memiliki kapasitas dan kemampuan untuk menjawab
4
tantangan perubahan internal dan eksternal dan beradaptasi dengan
kemajuan teknologi;
c. Terwujudnya penyelenggaraan pembangunan Kabupaten Indragiri Hulu
berlandaskan kepada Visi dan Misi Kabupaten Indragiri Hulu dengan
memanfaatkan sebesar-besarnya potensi daerah secara bertanggungjawab,
berkeadilan dan berkelanjutan;
d. Terselenggaranya pemerintahan secara baik (good governance),
profesional, efektif dan efisien.
3. METODE EVALUASI
Evaluasi Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kabupaten Indragiri
Hulu menggunakan prinsip-prinsip pendekatan tailor made dengan disain yang
lebih spesifik sesuai dengan karakteristik dan potensi daerah serta ketersediaan
sumber daya. Metode pendekatan tailor made diawali dengan melakukan kajian
terhadap kondisi existing untuk selanjutnya dilakukan hipotesis guna
mengetahui tingkat kesesuaian (kompatibilitas) kondisi existing dengan
perkembangan lingkungan strategis dan kesesuaian dengan peraturan
perundang-undangan yang ada.
Evaluasi Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kabupaten Indragiri
Hulu bersumber dari kajian yang bersifat ilmiah sehingga memiliki ciri-ciri : 1)
Rasional, yaitu menggunakan cara-cara logik (masuk akal) dan memenuhi
kaidah nalar manusia, 2) Empiris, yaitu menggunakan cara-cara yang teramati
dan dapat dilakukan oleh semua orang secara berulang, dan 3) Sistematis, yaitu
menggunakan langkah-langkah kajian yang runtut dan logis. Hasil evaluasi
akan memberikan beberapa gambaran tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu dari perspektif yuridis, sosiologis,
dan filosofis. Untuk memperoleh data-data dalam kajian ini, dilakukan
penelitian yang bersifat deskriptif. Pemilihan jenis penelitian ini karena sifatnya
berorientasi kepada data-data tertentu yang bersifat khusus (tidak berlaku
generalistik). Penelitian deskriptif mengutamakan teknik menggambarkan atau
mendeskripsikan obyek yang diteliti melalui data-data yang diperoleh melalui
observasi, wawancara, kuisioner, dan telaah dokumentasi, sehingga lebih sesuai
5
untuk keperluan dalam merancang kebijakan yang berkaitan dengan
penyusunan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah di Kabupaten
Indragiri Hulu.
Untuk mengevaluasi Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kabupaten
Indragiri Hulu maka dilakukan kajian dengan metodologi sebagai berikut :
a. Studi Literatur
Penelitian ini diawali dengan melakukan kajian terhadap sejumlah literatur
yang dapat mendukung hipotesis dan analisis, mencakup (1) kajian regulasi
dan peraturan perundang-undangan nasional dan daerah, (2) Kajian sistem
kepemerintahan pusat dan daerah, 3) kajian demografi, topografi,
klimatologi, geologi, dan statigrafi sosial, (4) kajian rencana tata ruang
wilayah Provinsi Riau dan Kabupaten Indragiri Hulu, (5) kajian potensi
sumber daya Kabupaten Indragiri Hulu. Sumber kajian adalah referensi
berupa buku-buku teks, peraturan perundang-undangan dan regulasi terkait,
dokumen pemerintah, jurnal ilmiah yang dipublikasi secara nasional dan
internasional, hasil riset yang dipublikasikan, dan juga informasi terkait
yang diakses melalui internet.
b. Lokasi Penelitian
Evaluasi Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kabupaten
Indragiri Hulu dilakukan di wilayah administrasi Kabupaten Indragiri Hulu,
mencakup instansi pemerintah, swasta, masyarakat, dan stakeholder
pemerintah. Kajian lebih khusus dilakukan di ibukota kabupaten untuk
mendapatkan informasi yang lebih detail tentang Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu.
c. Metode Pengumpulan Data
Data-data dalam kajian ini terdiri dari data primer dan data sekunder yang
diperoleh dari berbagai sumber data, baik data yang di ambil langsung
melalui observasi, maupun data dokumentasi instansional, data koleksi
6
perorangan, serta dokumen yang sudah menjadi domain publik. Sebahagian
dari data-data yang sudah menjadi domain publik diakses melalui website.
Data Primer diperoleh melalui survey primer yang menghasilkan data otentik
produk dari hasil : pengukuran, pengamatan, permintaan keterangan secara
lisan dan tertulis langsung dari objek penelitian di seluruh lokasi penelitian.
Teknik pengambilan data primer antara lain :
- Observasi, adalah teknik pengambilan data langsung melalui pengamatan
dan/atau pengukuran dengan atau tanpa alat, seperti ukuran luas, volume,
ketinggian, lebar, kedalaman, dimensi, kecepatan, warna, serta sifat fisik
dan mekanik lainnya yang ada pada kawasan objek penelitian. Sebahagian
dari data yang diperoleh melalui observasi akan di amati silang (cross
check) dengan data yang diperoleh dengan teknik pengambilan data yang
lain. Observasi juga dilakukan ke kabupaten/kota lain yang diperkirakan
memiliki kesamaan permasalahan kedaerahan dan kesamaan karakterisitik
dengan Kabupaten Indragiri Hulu,
- Wawancara, adalah teknik pengambilan data secara verbal, baik yang
bersifat monolog atau dialog dengan para nara sumber, baik yang bersifat
kesaksian (testimony), pengalaman (experience), keahlian dan kepakaran
(expertise). Khusus untuk data dari expert difokuskan kepada pejabat
pemerintah, pakar ilmu kepemerintahan, pelaku dan praktisi pembangunan,
serta pemangku kepentingan lain yang berkaitan dengan
tata kerja pemerintahan. Metode wawancara yang dipilih adalah wawancara
terstruktur yaitu dengan membuat dan mengajukan pertanyaan yang sudah
dipersiapkan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk mereduksi bias
informasi dan untuk efektifitas perolehan informasi, serta mempertajam
tingkat akurasi informasi.
- Kuisioner, adalah teknik pengumpulan data tertulis melalui lembar
kuisioner/angket yang disebar di seluruh lokasi objek penelitian. Tingkat
keakuratan data dan informasi semata-mata mengandalkan kejujuran
7
responden, sehingga data yang diperoleh akan bersifat subjektif. Untuk
mereduksi subjektifitas data, maka kuisioner di-design dalam bentuk
pertanyaan yang bersifat terbuka dan berjenjang tanpa penyertaan lampiran
bukti fisik responden dan bukti fisik dokumen objek data. Data yang
diharapkan dari teknik pengumpulan data ini adalah gambaran kondisi
sebenarnya yang sudah ada (existing) dan harapan dimasas yang akan
datang.
Data primer yang diharapkan mendukung kajian evaluasi Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu ini adalah seperti pada
tabel berikut :
Tabel 1.1 Data dan Sumber Data Primer
No. Teknik
Pengumpulan Data Sumber Data Data Masukan
1. Observasi Lokasi Objek Penelitian - Kondisi existing infrastruktur
jalan dan jembatan, - Kondisi existing infrastruktur
bangunan gedung pemerintah, - Kondisi existing pasar dan
fasilitas umum lainnya, - Kondisi existing bangunan
perumahan rakyat, - Aktifitas masyarakat di perkotaan
dan perdesaan, - Data lain yang dianggap perlu
2. Wawancara - Pejabat/Pegawai - Pemerintah
Sistem koordinasi inter dan antar
kelembagaan pemerintah, -
Kesesuaian antara latar belakang
pendidikan dan kompetensi
dengan jabatan, kedudukan, dan
8
-
-
-
Pejabat/Pegawai - Swasta, Pengusaha
-
-
-
-
Masyarakat dan Tokoh -
Masyarakat
tupoksi. Hambatan dalam menjalankan
tugas pemerintahan dan dalam
memberikan pelayanan, Rantai birokrasi dalam
pengurusan kegiatan usaha, Transfaransi dan keberpihakan pemerintah terhadap pengusaha
lokal, Kemudahan dalam mengakses
informasi dari pemerintah,
Hambatan dalam menjalankan
usaha, Tingkat pengawasan pemerintah
terhadap pembangunan
infrastruktur daerah, Tingkat kepuasan terhadap
pelayanan aparatur pemerintah,
- Kemudahan dalam mengakses
dan memperoleh pelayanan dasar
di daerah, - Tingkat kepuasan terhadap hasil/
produk pembangunan - Ketersediaan infrastruktur dasar
perdesaan, - Masalah keamanan dan
ketentraman dalam menjalankan
aktifitas. 3. Kuisioner - Masyarakat - Jenis, sistem dan model
pelayanan yang dibutuhkan, - Tingkat pelayanan yang
diharapkan, - Bentuk dan fungsi infrastruktur
yang dibutuhkan, - Tingkat keamanan terhadap diri,
keluarga dan harta benda, - Ketersediaan bahan pokok dan
stabilitas harga.
Data Sekunder, diperoleh secara tidak langsung pada objek kajian. Data
sekunder merupakan data yang telah terkoleksi dan terdokumentasi (cetak
dan/atau digital) pada instansi tertentu yang bukan merupakan rahasia negara,
baik yang sudah dipublikasikan atau belum dipublikasikan. Data sekunder dapat
berupa file dokumen, image, audio, dan video. Teknik pengambilan data
sekunder antara lain adalah :
9
1. Survey Instansional, adalah pengumpulan data pada instansi pemerintah
seperti; Sekretariat Daerah Kabupaten Indragiri Hulu, Sekretariat DPRD
Kabupaten Indragiri Hulu, Inspektorat, BAPPEDA, Dinas Daerah,
Lembaga Teknis Daerah, Kantor Kecamatan, dan Kantor Kepala Desa.
Disamping itu, data-data sekunder juga diperoleh dari Badan Pusat statistik
Provinsi Riau dan pelaku pembangunan lainnya.
2. Survey Literasi, yaitu teknik pengumpulan data yang bersumber dari
leteratur dan referensi terkait, misalnya data yang berkaitan dengan sumber
daya aparatur, potensi sumber daya alam, serta peluang kerja sama dalam
negeri dan luar negeri.
Data sekunder yang diharapkan mendukung evaluasi Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu ini adalah seperti pada tabel
berikut :
Tabel 1.2 Data dan Sumber Data Sekunder
No. Teknik
Pengumpulan Data Sumber Data Data Masukan
1. Survey Literasi Buku dan Dokumen - Referensi
UU-RI No. 6 Tahun 1965 Tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Inderagiri Hilir Dengan Mengubah UU No. 12
Tahun 1956, Tentang
Pembentukan Daerah Otonom
Kabupaten Dalam Lingkungan
Propinsi Sumatera Tengah;
- UU No 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
- UU No. 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintah Daerah; - PP No. 58 Tahun 2005 Tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah; - PP No. 65 Tahun 2005 Tentang
Pedoman Penyusunan Dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
- PP No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi, dan
10
Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota;
- PP No. 41 Tahun 2007 Tentang
Organisasi Perangkat Daerah; - PP No. 96 Tahun 2012 Tentang
Pelaksanaan Undang-undang
Nomor 25 Tahun 2009 Tentang
Pelayanan Publik.
- Perda Kab. Inhu. No. 18 Tahun 2008 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kab. Inhu;
- Perda Kab. Inhu No. 10 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Perda Kab. Inhu No. 18 Tahun 2008 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kab. Inhu;
- Perbup Kab. Inhu No. 12 Tahun 2008 Tentang Tupoksi dan
Uraian Tugas Sekretariat Daerah Kab. Inhu. dan Sekretariat DPRD Kab. Inhu
- Perbup Kab. Inhu. No. 13 Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Dinas Daerah Kab. Inhu;
- Perbup Kab. Inhu No. 14 Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok,
Fungsi dan Uraian Tugas
Lembaga Teknis Daerah Kab. Inhu;
- Perbup Kab. Inhu No. 15 Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Kecamatan dan Kelurahan Lingkup Kab. Inhu;
- Perbup Kab. Inhu No. 3 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Perbup Kab. Inhu No. 12 Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Sekretariat Daerah Kab. Inhu dan Sekretariat DPRD Kab. Inhu;
- Perbup Kab. Inhu No. 7 Tahun
2011 Tentang Perubah-an Atas
Peraturan Bupati Kab. Inhu No. 13 Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Dinas Daerah Kab. Inhu;
11
- Perbup Kab. Inhu No. 8 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Perbup Kab. Inhu No. 14 Tahun 2008 Tentang Tupoksi dan
Uraian Tugas Lembaga Teknis
Daerah Kab. Inhu. - Dokumen lain yang terkait
2. Survey Instansional - Sekretariat Daerah, - Sekretariat DPRD, Inspektorat, Bappeda, -
Dinas Daerah, Lemba- - ga Teknis Daerah, -
Kantor Kecamatan, - Kantor Desa, dan institusi
lain yang - terkait
di Kabupaten -
RTRW Provinsi Riau dan Kabupaten Indragiri Hulu, Riau Dalam Angka APBD Kab. Inhu 2008 – 2013 PAD Kab. Inhu 2008 – 2013 Pendapatan Total Kab. Inhu Tahun 2008 – 2013 PDRB Tahun 2008 – 2013 Alokasi Belanja Tahun 2008 –
Indragiri Hulu. 2013
- Badan Pusat Statistik - Jumlah
dan nama Kecamatan dan (BPS). Desa Tahun 2013
- Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Tahun 2008 - Tupoksi Tahun 2008 - Jumlah dan Komposisi Pegawai
Tahun 2008 – 2013 - Jumlah Jabatan Struktural Tahun
2008 - Jumlah Jabatan Fungsional
Tahun 2008 - Jumlah Sekolah (SD, MI, SMP,
SMA/SMK, MAN, PT) - Jumlah Puskesmas dan Rumah
Sakit (nama lokasi) - Data jumlah penduduk tahun
2008 – 2013 - Angka kemiskinan 2008 – 2013 - Data Pendidikan berdasarkan
jenjang pendidikan - Data Perusahaan (BUMD dan
Swasta) - Luas areal pertanian, perkebunan,
hutan - Jumlah dan jenis peternakan dan
perikanan - Jumlah Deposit bahan galian dan
tambang (nama lokasi) - Kawasan Wisata (nama lokasi) - Data Panjang Jalan (Nasional,
Provinsi, Kabupaten, Perdesaan) - Data Gedung Pemerintah dan
Rumah Ibadah, - Data Proyeksi pembangunan
infrastruktur (RPJM) - RDTRK Kecamatan
12
- Peta Administratif Kecamatan
dan Desa
d. Populasi dan Teknik Sampling
Menurut Sugiyono (1997), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas; obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan. Selanjutnya Sugiono mengatakan bahwa, populasi bukan
hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain. Populasi bukan hanya
sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi
seluruh karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh obyek atau subyek itu.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan populasi dalam kajian ini adalah
seluruh orang dan/atau bangunan dan/atau objek lainnya yang terdapat di
lingkungan lokasi penelitian.
Jika populasi di suatu lokasi penelitian memiliki jumlah dan karakteristik
yang besar, maka secara teoretis diizinkan untuk mengambil sebagian dari
jumlah dan karakteristik dari populasi yang ada sebagai sampel. Teknik
pengambilan sampel (teknik sampling) dalam kajian ini menggunakan
teknik probability sampling, yaitu pengambilan sampel dengan
memberikan kesempatan yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih
menjadi sampel. Sesuai dengan karakteristik wilayah objek penelitian,
maka teknik sampling yang lebih khusus akan digunakan adalah
Disproporsionate Stratified Random Sampling, terutama untuk objek yang
memiliki populasi tidak proporsional terhadap populasi sejenis.
Penentuan jumlah sampel menggunakan tabel Krejcie dan nomogram
Harry King. Tingkat kesalahan dari perhitungan menggunakan tabel
Krejcie adalah 5% sehingga tingkat kepercayaan terhadap populasi adalah
95%. Sedangkan nomogram Harry King dalam perhitungannya membuat
variasi tingkat kesalahan antara 5% s/d 15%.
13
e. Disain Penelitian
Penelitian ini didisain untuk mengetahui secara ilmiah tentang aspek
yuridis, aspek sosiologis, dan aspek pilosofis dalam mengevaluasi dan
menyusun Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kabupaten
Indragiri Hulu. Kajian ini menggunakan pendekatan ilmu hukum, ilmu
sosiologi, ilmu ekonomi, ilmu kepemerintahan, ilmu perilaku organisasi,
ilmu lingkungan, ilmu statistik, dan bidang ilmu terkait lainnya. Disain
penelitian dirancang agar dapat menjelaskan secara formal bagaimana
urutan dan tata cara kajian ini dilakukan. Urutan kegitan penelitian disajikan
dalam bentuk bagan alir (flow chart) seperti pada gambar di bawah ini.
14
15
BAB II PENDEKATAN TEORETIS DAN EMPIRIS
Menurut Ryaas Rasyid (1988), desentralisasi dapat juga dipahami sebagai
penyerahan wewenang politik dan perundang-undangan untuk perencanaan,
pengambilan keputusan dan manajemen pemerintahan dari pemerintah (pusat)
kepada unit-unit sub nasional (daerah/wilayah) administrasi negara atau kepada
kelompok-kelompok fungsional atau organisasi non pemerintahan/swasta.
Pemahaman ini secara normatif memberi peluang kepada daerah-daerah untuk
mengembangkan inovasi dan kreatifitas serta membuat kebijakan untuk
menyelesaikan setiap permasalahan yang telah, sedang, dan akan terjadi dalam
penyelenggaraan pemerintah di daerah. Asas desentralisasi memiliki landasan
konstitusional sebagaimana diamanahkan pada Pasal 18 ayat (5) dalam
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan:
Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan
pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah
Pusat. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Otonomi daerah menggunakan prinsip diberikannya kewenangan kepada daerah
untuk mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan di luar yang menjadi
urusan Pemerintah. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 tahun
2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan
Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota menjabarkan lebih
lanjut tentang pemberian kewenangan dimaksud. Dengan demikian, daerah
memiliki kewenangan untuk membuat kebijakan dalam hal mengoptimalkan
pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat yang
bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat. Salah satu instrumen yang sangat
berpengaruh dalam pencapaian tujuan tersebut adalah dengan membentuk
organisasi penyelenggara pemerintahan daerah berupa organisasi perangkat daerah
dan kesiapan aparatur pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah.
16
Berkaitan dengan kesiapan aparatur pemerintah daerah dalam penyelenggaraan
otonomi daerah, Yudoyono (2003) menjelaskan bahwa kesiapan aparatur
pemerintah daerah dapat diamati dari dua sisi, yaitu kesiapan konsep dan kesiapan
menjabarkan konsep ke dalam rincian langkah-langkah kebijakan praktika
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Kesiapan konsep akan tampak dari rumusan
hasil diskusi yang dilakukan secara intensif untuk mengakomodasi pemikiran-
pemikiran cemerlang dalam rangka memperoleh konsep final pengelolaan daerah
berdimensi jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek. Dari situ akan
terbaca jelas mengenai rumusan visi, misi, dan strategi pemerintah daerah dalam
melaksanakan otonomi daerah. Sedangkan kesiapan menjabarkan konsep ke dalam
rincian langkah-langkah kebijakan tampak dari tersedianya program operasional,
tahapan-tahapan pencapaiannya, rancangan berbagai peraturan daerah (Perda),
rencana pengembangan, serta langkah-langkah nyata yang telah ditempuh selama
masa persiapan. Semua itu merupakan potret dari kemampuan aparatur pemerintah
daerah dalam menghadapi pelaksanaan otonomi daerah.
Menurut SANKRI (2003), Pemerintah Daerah merupakan penyelenggara
pemerintah daerah otonom yang terdiri dari Pemerintah Daerah dan DPRD. Prinsip
penyelenggaraan pemerintahan daerah secara keseluruhan adalah berpedoman
kepada hal-hal sebagai berikut :
a. Digunakannya asas-asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan
tugas pembantuan;
b. Penyelenggaraan asas desentralisasi secara utuh dan bulat yang
dilaksanakan di daerah kabupaten dan daerah kota;
c. Asas tugas pembantuan dapat dilaksanakan di daerah provinsi, daerah
kabupaten, daerah kota, dan desa.
Selanjutnya dalam SANKRI (2003) dinyatakan bahwa asas-asas yang digunakan
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yaitu desentralisasi, dekonsentrasi,
dan tugas pembantuan mengandung makna sebagai berikut :
a. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah
kepada daerah otonom dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
17
b. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah kepada
gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau perangkat pusat di daerah;
c. Tugas Pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan
desa dan dari daerah ke desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang
disertai pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia
dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggung
jawabkannya kepada yang menugaskan.
1. ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
Peraturan perundang-undangan telah menetapkan dan mengatur penyelenggaraan
desentralisasi dalam bentuk pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah,
pemerintahan daerah provinsi, dan pemerintahan daerah kabupaten/kota.
Pemerintah (Pemerintah Pusat) adalah Presiden Republik Indonesia yang
memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Sedangkan pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan
prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah tersebut, pemerintahan daerah menjalankan
otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Penyelenggaraan desentralisasi pada praktiknya akan melahirkan benturan
kepentingan (conflict of interest) terutama akibat konkurensi dalam berbagai bidang
dan perspektif. Dalam rangka menghindari adanya tumpang tindih urusan dan
benturan kepentingan maka setiap bidang urusan pemerintahan yang bersifat
konkuren telah diupayakan adanya pembagian urusan yang menjadi kewenangan
pemerintah, pemerintahan daerah provinsi, dan pemerintahan daerah kabupaten/
kota. Urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintah
adalah urusan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan, keamanan, moneter
dan fiskal nasional, yustisi, dan agama. Urusan pemerintahan yang dapat dikelola
18
secara bersama antar tingkatan dan susunan pemerintahan atau konkuren adalah
urusan-urusan pemerintahan selain urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi
urusan Pemerintah. Urusan pemerintahan adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang
menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan dan/atau susunan pemerintahan untuk
mengatur dan mengurus fungsi-fungsi tersebut yang menjadi kewenangannya
dalam rangka melindungi, melayani, memberdayakan, dan menyejahterakan
masyarakat.
Akibat adanya pembagian urusan yang diproyeksikan dalam fungsi-fungsi tersebut
maka diperlukan satuan atau unit-unit penyelenggaraan pemerintahan baik di
tingkat pusat maupun daerah, yang akan menjadi pengelola dan pengurus setiap
urusan pemerintahan. Unit-unit tersebut akan dibentuk dalam suatu cluster sesuai
dengan bidang dan fungsi tertentu yang terhimpun dalam suatu wadah organisasi
formal pemerintah yang disebut organisasi perangkat daerah. Rincian sasunan,
kedudukan, tugas pokok, fungsi dan tata kerja perangkat daerah ditetapkan dengan
peraturan perundang-undangan. Perangkat daerah kabupaten/ kota adalah unsur
pembantu kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri
dari sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah,
kecamatan, dan kelurahan atau desa. Perangkat Daerah disusun dalam suatu
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah berdasarkan undang-undang.
Pada prinsipnya organisasi perangkat daerah dibentuk atas dasar pertimbangan
sebagai berikut (SANKRI, 2003) :
a. Kewenangan pemerintahan yang dimiliki oleh daerah;
b. Karakteristik, potensi, dan kebutuhan daerah;
c. Kemampuan keuangan daerah;
d. Ketersediaan sumber daya aparatur;
e. Pengembangan pola kerja sama antar daerah dan/atau pihak ketiga.
Selain dasar pertimbangan di atas, beberapa hal yang dapat dijadikan acuan dalam
pengorganisasian perangkat daerah adalah :
a. Pengorganisasian perangkat daerah mengacu kepada prinsip-prinsip
pengorganisasian pemerintahan;
19
b. Jenis-jenis pelayanan masyarakat yang dibutuhkan;
c. Kecenderungan pengembangan potensi daerah ke depan;
d. Struktur organisasi dalam hal kompleksitas vertikal dan horizontal harus
mempertimbangkan proses pengambilan keputusan dalam rangka pelayanan
kepada masyarakat
e. Pengorganisasian perangkat daerah mempertimbangkan pencapaian visi dan
misi daerah;
f. Peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, kepala daerah dibantu oleh
perangkat daerah yang terdiri dari unsur staf, unsur pengawasan, unsur
perencanaan, unsur pendukung tugas, dan unsur pelaksana urusan daerah. Unsur
staf adalah unsur yang akan membantu kepala daerah dalam penyusunan kebijakan
dan koordinasi. Mengingat ruang lingkup tugasnya yang berkaitan erat dengan
masalah penyusunan kebijakan dan pengkordinasian dinas daerah dan lembaga
teknis daerah, maka unsur staf disusun dan ditempatkan dalam wadah sekretariat
daerah yang dipimpin oleh seorang sekretaris daerah yang bertanggung jawab
kepada bupati/walikota. Sedangkan untuk tugas-tugas pelayanan kepada DPRD,
terutama untuk menyelenggarakan administrasi kesekretariatan dan keuangan, serta
mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, maka dibentuk sekretariat dalam
wadah sekretariat DPRD yang dipin oleh seorang sekretaris DPRD. Sekretaris
DPRD berada di bawah pimpinan DPRD dan oleh karenanya secara teknis
operasional organisasi bertanggunbgjawab kepada pimpinan DPRD.
Namun karena sekretariat DPRD adalah merupakan cluster dari organisasi
perangkat daerah, maka secara administratif bertanggung jawab kepada
bupati/walikota melalui sekretaris daerah.
Pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah dilakukan oleh unsur
pengawas yang diwadahi dalam bentuk inspektorat dan dipimpin oleh seorang
inspektur yang bertanggung jawab langsung kepada bupati/walikota. Selain
melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah,
inspektorat melakukan tugas pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa, dan
pelaksanaan urusan pemerintahan desa. Perencanaan penyelenggaraan
20
pemerintahan daerah dilakukan oleh unsur perencana yang diwadahi dalam bentuk
badan yang dinamakan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Badan ini
bertugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
perencanaan pembangunan daerah. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
dipimpin oleh seorang kepala badan yang bertanggung jawab kepada
bupati/walikota melalui Sekretaris Daerah.
Untuk mendukung tugas-tugas kepala daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan daerah yang bersifat spesifik dilakukan oleh unsur pendukung tugas
kepala daerah yang diwadahi dalam lembaga teknis daerah berupa badan, kantor,
dan rumah sakit daerah. Lembaga teknis daerah berbentuk badan dipimpin oleh
seorang kepala badan, lembaga teknis daerah berbentuk kantor dipimpin oleh
seorang kepala kantor, dan rumah sakit daerah dipimpin oleh seorang direktur.
Kepala kantor, kepala badan, dan direktur bertanggung jawab kepada bupati/
walikota melalui sekretarIs daerah. Lembaga teknis daerah berbentuk badan dapat
membentuk unit pelaksana teknis tertentu untuk melaksanakan kegiatan teknis
operasional yang memiliki wilayah kerja pada satu atau beberapa kecamatan.
Rumah sakit daerah dapat berbentuk rumah sakit umum daerah dan rumah sakit
khusus daerah. Rumah sakit umum daerah terdiri dari rumah sakit umum daerah
kelas A, B, C, dan D, sedangkan rumah sakit khusus daerah terdiri dari rumah sakit
khusus daerah kelas A dan B.
Tugas-tugas pelaksanaan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi
dan tugas pembantuan dilaksanakan oleh unsur pelaksana urusan daerah yang
diwadahi dalam dinas daerah. Dinas daerah adalah unsur pelaksana otonomi daerah
yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang bertanggung jawab kepada
bupati/walikota melalui sekretaris daerah. Pada dinas daerah dapat dibentuk unit
pelaksana teknis dinas untuk melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional
dan/atau kegiatan teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja satu atau
beberapa kecamatan. Sebagian kewenangan bupati/walikota dilimpahkan kepada
camat yang memiliki wilayah kerja di kecamatan. Camat mempunyai tugas
melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh bupati/walikota
untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, dan oleh karenanya
21
bertanggung jawab kepada bupati/walikota melalui sekretaris daerah. Di dalam
wilayah kecamatan terdapat wilayah kerja lurah yang dipimpin oleh seorang lurah
dan wilayah kerja desa yang dipimpin oleh seorang kepala desa. Lurah dan kepala
desa bertanggung jawab kepada bupati/walikota melalui camat.
Adapun pengertian pertanggungjawaban pimpinan perangkat daerah sebagaimana
diuraikan di atas, seperti pertanggungjawaban sekretaris DPRD, kepala badan,
kepala kantor, direktur rumah sakit daerah, dan kepala dinas, melalui sekretaris
daerah adalah pertanggungjawaban yang bersifat administratif.
Pertanggungjawaban administratif yang dimaksud adalah meliputi penyusunan
kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan tugas sekretariat DPRD, lembaga teknis daerah, dan dinas daerah.
Dengan demikian baik sekretaris DPRD, kepala badan, kepala kantor, direktur
rumah sakit daerah, dan kepala dinas, bukanlah merupakan bawahan langsung dari
sekretaris daerah. Akan tetapi mengingat tugas dan kewajiban pengkoordinasian
dinas daerah dan lembaga teknis daerah yang diemban oleh seorang sekretaris
daerah maka pertanggungjawaban yang bersifat administratif dari masing-masing
pimpinan pada dinas daerah dan lembaga teknis daerah secara langsung akan
dilakukan melalui sekretaris daerah.
Selain dari organisasi perangkat daerah sebagaimana dijelaskan di atas, peraturan
perundang-undangan mengatur pula mengenai pembentukan lembaga lain dalam
rangka melaksanakan kebijakan pemerintah, sebagai bagian dari perangkat daerah,
seperti sekretariat badan narkoba kabupaten dan kota, sekretariat komisi penyiaran,
serta lembaga lain untuk mewadahi penanganan tugas-tugas pemerintahan umum
yang harus dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Namun untuk pengendaliannya,
pembentukannya harus dengan persetujuan pemerintah atas usul kepala daerah.
Pembinaan dan pengendalian organisasi dimaksudkan dalam rangka penerapan
koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi antar daerah dan antar sektor,
sehingga masing-masing pemerintah daerah taat asas dan taat norma dalam
penataan kelembagaan perangkat daerah.
22
Diantara hal yang bersifat substantif yang diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah adalah perubahan
nomenklatur Bagian Tata Usaha pada Dinas dan Badan menjadi Sekretariat. Tujuan
esensialnya adalah untuk lebih memfungsikan kesekretariatan sebagai unsur staf
dalam rangka koordinasi penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-tugas
bidang secara terpadu dan tugas pelayanan administratif. Disamping itu, bidang
pengawasan, sebagai salah satu fungsi dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah, dalam rangka akuntabilitas dan objektifitas hasil pemeriksaan, maka
nomenklaturnya menjadi Inspektorat Provinsi, Inspektorat Kabupaten/Kota dan
dipimpin oleh Inspektur, yang dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab
langsung kepada kepala daerah.
Substansi lain yang diatur adalah eselonisasi, dimana eselon kepala bidang pada
dinas dan badan perangkat daerah kabupaten/kota diturunkan yang semula eselon
IIIa menjadi eselon IIIb. Penurunan eselon ini dimaksudkan dalam rangka
penerapan pola pembinaan karir, efisiensi, dan penerapan koordinasi sesuai
peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian. Sungguhpun demikian,
bagi pejabat yang sudah atau sebelumnya memangku jabatan eselon IIIa, sebelum
Peraturan Pemerintah ini ditetapkan kepada yang bersangkutan tetap diberikan hak-
hak kepegawaian dan hak administrasi lainnya dalam jabatan struktural eselon IIIa,
walaupun organisasinya menjadi eselon IIIb, dan jabatan eselon IIIb tersebut efektif
diberlakukan bagi pejabat yang baru dipromosikan memangku jabatan berdasarkan
Peraturan Pemerintah ini. Beberapa perangkat daerah yaitu yang menangani fungsi
pengawasan, kepegawaian, rumah sakit, dan keuangan, mengingat tugas dan
fungsinya merupakan amanat peraturan perundangundangan, maka perangkat
daerah tersebut tidak mengurangi jumlah perangkat daerah yang ditetapkan dalam
Peraturan Pemerintah ini, dan pedoman teknis mengenai organisasi dan tata kerja
diatur tersendiri.
Dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan pembinaan dan pengendalian
organisasi perangkat daerah, pemerintah melakukan fasilitasi melalui asistensi,
pemberian arahan, pedoman, bimbingan, supervisi, pelatihan, serta kerja sama,
sehingga sinkronisasi dan simplifikasi dapat tercapai secara optimal dalam
23
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Disamping itu, pengawasan lebih
ditekankan pada pengawasan represif untuk lebih memberikan kebebasan kepada
daerah dalam mengambil keputusan serta memberikan peran kepada DPRD dalam
mewujudkan fungsi legislasinya sebagai badan pengawas terhadap pelaksanaan
pemerintahan daerah. Dalam implementasi penataan kelembagaan perangkat
daerah selalu diterapkan prinsip-prinsip organisasi, antara lain visi dan misi yang
jelas, terukur, dan terarah – pengorganisasian kelembagaan fungsi staf, fungsi lini,
dan fungsi pendukung secara tegas – efisiensi dan efektifitas – rentang kendali
(span of control) yang rasional, serta tata kerja yang jelas.
2. PENDEKATAN NORMATIF
A. Landasan Yuridis
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam
Pembukaan (Preambule) mengamanahkan bahwa Pemerintah Negara Indonesia
bertujuan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Amanah tersebut
menyiratkan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah berkewajiban untuk
melaksanakan dan menyelenggarakan pemerintahan dalam rangka menuju
masyarakat yang sejahtera. Disamping itu, pemerintah juga berkewajiban untuk
mencerdaskan kehidupan masyarakat melalui program-program kerja
pemerintah dan pemerintah daerah.
Mengingat adanya dinamika dalam kehidupan masyarakat serta untuk
keperluan beradaptasi dengan perubahan lingkungan internal dan eksternal
pemerintah, maka pemerintah perlu untuk melakukan antisipasi dengan
melakukan restrukturisasi dan rasionalisasi terhadap Susunan Organisasi dan
Tata Kerja agar dapat mengakomodir seluruh kebutuhan, kepentingan, dan
potensi daerah. Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu
organisasi adalah adanya urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan, namun tidak berarti
bahwa setiap penanganan urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam
organisasi tersendiri. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat
24
wajib, diselenggarakan oleh seluruh provinsi, kabupaten, dan kota, sedangkan
penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat pilihan hanya dapat
diselenggarakan oleh daerah yang memiliki potensi unggulan dan kekhasan
daerah, yang dapat dikembangkan dalam rangka pengembangan otonomi
daerah. Hal ini dimaksudkan untuk efisiensi dan memunculkan sektor unggulan
masing-masing daerah sebagai upaya optimalisasi pemanfaatan sumber daya
daerah dalam rangka mempercepat proses peningkatan kesejahteraan rakyat.
Pengaturan Organisasi Perangkat Daerah pada prinsipnya dimaksudkan untuk
memberikan arah dan pedoman yang jelas kepada daerah dalam menata
organisasi yang efisien, efektif, dan rasional sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan daerah masing-masing serta adanya koordinasi, integrasi,
sinkronisasi dan simplifikasi serta komunikasi kelembagaan antara pusat dan
daerah. Berdasarkan peraturan perundang-undangan, pemerintah dapat
membatalkan peraturan daerah tentang perangkat daerah yang bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan dengan konsekuensi pembatalan hakhak
keuangan dan kepegawaian serta tindakan administratif lainnya. Susunan
-
25
organisasi dan Tata Kerja disusun dengan mengacu dan berlandaskan kepada
peraturan perundang-undangan. Landasan yuridis yang berkaitan dengan
evaluasi terhadap substansi dan materi dalam Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Pemerintah Indragiri Hulu adalah :
a. Undang-Undang:
- Undang–Undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan
Daerah Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi
Sumatera Tengah;
- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1965 Tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II Inderagiri Hilir Dengan Mengubah
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956, Tentang Pembentukan Daerah
Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Sumatera Tengah;
- Undang-Undang no 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
- Undang-Undang no 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
- Undang-Undang No 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah;
- Undang-Undang No 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah;
- Undang-undang Nomor 24 tahun 2007 Tentang Penanggulangan
Bencana;
- Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Badan Nasional
Penanggulangan Bencana.
b. Peraturan Pemerintah:
- Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
- Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman
Penyusunan Dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
-
26
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
- Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi
Perangkat Daerah;
- Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.
c. Peraturan Menteri;
- Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 Tentang
Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;
- Peraturan Menteri Dalam Negeri No 59 Tahun 2007 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 Tahun 2006
Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
- Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 Tentang
Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi dan
Kabupaten/Kota;
- Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Penanggulangan Bencana Daerah;
- Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2011 Tentang
Standar Operasional Prosedur di Lingkungan Pemerintah Provinsi dan
Kabupaten/Kota;
- Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 55 Tahun
2011 Tentang Pedoman Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan di
Daerah Otonom Baru;
- Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 37 Tahun
2012 Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013;
- Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 69 Tahun
-
27
2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 62 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Pemerintahan Dalam Negeri Di Kabupaten/Kota;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 70 Tahun
2012 Tentang Kebijakan Pengawasan di Lingkungan Kementerian
Dalam Negeri dan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2013;
- Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2013 Tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014.
d. Peraturan Daerah
- Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Nomor 18 Tahun 2008
Tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Indragiri
Hulu;
- Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Nomor Nomor 10 Tahun
2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri
Hulu Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Organisasi Perangkat Daerah
Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu.
e. Peraturan Bupati
- Peraturan Bupati Kabupaten Indragiri Hulu Nomor 12 Tahun 2008
Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Sekretariat Daerah
Kabupaten Indragiri Hulu dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten Indragiri Hulu;
- Peraturan Bupati Kabupaten Indragiri Hulu Nomor 13 Tahun 2008
Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Dinas Daerah
Kabupaten Indragiri Hulu;
- Peraturan Bupati Kabupaten Indragiri Hulu Nomor 14 Tahun 2008
Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Lembaga Teknis
-
28
Daerah Kabupaten Indragiri Hulu;
- Peraturan Bupati Kabupaten Indragiri Hulu Nomor 15 Tahun 2008
Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Kecamatan dan
Kelurahan Lingkup Kabupaten Indragiri Hulu;
Peraturan Bupati Kabupaten Indragiri Hulu Nomor 3 Tahun 2011
Tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Kabupaten Indragiri Hulu
Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian
29
Tugas Sekretariat Daerah Kabupaten Indragiri Hulu dan Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Indragiri Hulu;
- Peraturan Bupati Kabupaten Indragiri Hulu Nomor 7 Tahun 2011
Tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Kabupaten Indragiri Hulu
Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian
Tugas Dinas Daerah Kabupaten Indragiri Hulu;
- Peraturan Bupati Kabupaten Indragiri Hulu Nomor 8 Tahun 2011
Tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Kabupaten Indragiri Hulu
Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas
Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Indragiri Hulu.
B. Landasan Sosiologis
Evaluasi Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kabupaten Indragiri
Hulu pada dasarnya adalah upaya Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu dalam
mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan oleh organisasi perangkat daerah
existing dalam menyelenggarakan seluruh urusan pemerintahan di Kabupaten
Indragiri Hulu. Hasil evaluasi akan dijadikan dasar kebijakan dalam
merestrukturisasi (penataan kembali) dan merasionalisasi susunan organisasi
perangkat daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan, sehingga
penyelenggaraan pemerintahan dapat berjalan secara efektif, efisien, dan
rasional sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daerah Kabupaten Indragiri
Hulu, serta untuk membangun sistem koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan
simplifikasi serta komunikasi kelembagaan antara pusat dan daerah. Organisasi
perangkat daerah yang dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan
akan dapat berfungsi dengan baik manakala dalam pembentukannya
dilandaskan kepada pertimbangan sosiologis yaitu pertimbangan yang berkaitan
dengan kebutuhan internal dan eksternal organisasi yaitu kebutuhan
masyarakat, aparatur pemerintah, dan pemerintahan itu sendiri.
Pertimbangan sosiologis adalah pertimbangan yang didasarkan kepada latar
belakang lingkungan dan tata sosial kemasyarakatan, serta faktor-faktor yang
dianut di tengah masyarakat. Adapun pertimbangan sosiologis dalam
30
merestrukturisasi dan merasionalisasi Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu adalah:
a. Secara geografis Kabupaten Indragiri Hulu memiliki kawasan seluas kurang
lebih 8.198,26 Km2 (819.826 Ha) terdiri dari 14 (empat belas) wilayah
administratif kecamatan yang terbagi kedalam 197 (seratus sembilan puluh
tujuh) wilayah administratif kelurahan dan desa. Jarak antar pusat wilayah
administrasi kecamatan ke pusat wilayah administrasi kabupaten (ibukota
kabupaten) berkisar antara 0 – 96 Km. Wilayah administratif yang relatif
sangat luas dan dengan jarak relatif jauh ini memerlukan organisasi
pemerintahan dengan rentang kendali (span of control) yang kompatibel
(mampu menggerakkan secara serasi dan seimbang) sehingga dapat
terakomodir dalam perencanaan pembangunan jangka panjang, menengah,
dan program jangka pendek daerah. Untuk tujuan tersebut diperlukan
organisasi perangkat daerah yang dapat menjamin pencapaian program
jangka panjang, jangka menengah, dan program jangka pendek daerah.
b. Secara topografis Kabupetan Indragiri Hulu berada pada bahagian hilir dari
aliran Sungai Indragiri sehingga pada umumnya wilayah Kabupaten
Indragiri Hulu merupakan wilayah dataran rendah dengan ketinggian
berkisar antara 5 meter sampai dengan 400 meter di atas permukaan laut
(water sea level). Bagian selatan dan barat pada umumnya merupakan
kawasan perbukitan rendah, sedangkan bagian utara dan timur merupakan
dataran rendah. Bagian dataran rendah yang paling luas berada pada
ketinggian 25 meter sampai dengan 100 meter di atas permukaan laut.
Sebahagian besar dari dataran rendah ini memiliki lapisan permukaan tanah
gambut (peat swamp).
Sungai Indragiri memiliki panjang lebih kurang 550 Km mengalir melewati
beberapa kabupaten lain dimana hulunya berada di Danau Singkarak
Sumatera Barat, sementara hilirnya berada di wilayah Kabupaten Indragiri
Hulu. Sungai Indragiri merupakan potensi alam yang memiliki fungsi yang
31
sangat strategis bagi Kabupaten Indragiri Hulu. Disamping memiliki
potensi, kondisi topografi sebagai mana diuraikan di atas mengakibatkan
sebagian besar wilayah Kabupaten Indragiri Hulu berpotensi mengalami
bencana banjir. Bencana banjir berpotensi pula mendatangkan bencana bagi
penduduk yang bermukim dan beraktifitas di sepanjang daerah aliran
Sungai Indragiri. Potensi banjir tersebut merupakan akumulasi dari banjir
kiriman dari daerah yang terletak lebih ke hulu. Peran strategis dan potensi
bencana Sungai Indragiri memerlukan penanganan dan merupakan
bahagian dari urusan pemerintahan daerah Kabupaten Indragiri Hulu yang
perlu dikelola secara terorganisir dalam organisasi perangkat daerah.
c. Secara demografis Kabupaten Indragiri Hulu memiliki jumlah penduduk
420.221 jiwa (data 2012) dengan tingkat laju pertumbuhan rata-rata 5,13%
per tahun (rata-rata 2008-2012). Pertumbuhan penduduk memberi dampak
logis terhadap meningkatnya jumlah angka kelahiran, angka kepadatan
penduduk, angka anak usia sekolah, angka angkatan kerja, tingkat
pengangguran, angka kemiskinan, dan masalah lain yang berkaitan dengan
kependudukan. Masalah kependudukan memerlukan penanganan yang
komprehensif untuk mengendalikan berbagai dampak buruk dari
pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali, baik dari segi kuantitas
maupun kualitas. Program kependudukan meliputi pengendalian kelahiran,
menurunkan tingkat kematian ibu dan anak, perpanjangan usia dan harapan
hidup, penyebaran penduduk yang seimbang, serta progran peningkatan dan
pengembangan kualitas penduduk agar memiliki keunggulan bersaing
(competitive advantage) sebagai modal dasar dalam percepatan
pembangunan.
d. Kondisi sosial masyarakat yang secara terus-menerus berevolusi menuju
masyarakat dengan tatanan sosial yang lebih maju akan menggeser
paradigma lama menuju paradigma baru. Dalam paradigma baru,
masyarakat membutuhkan infrastruktur dasar yang memadai, masyarakat
mulai membutuhkan akses ke berbagai pusat-pusat informasi, masyarakat
32
membutuhkan solusi atas berbagai persoalan secara cepat dan tepat,
masyarakat membutuhkan tingkat pelayanan prima, yaitu pelayanan yang
sama atau bahkan di atas standar yang diberlakukan. Persoalan-persoalan
yang berkaitan dengan keamanan, keselamatan, kenyamanan, kebersihan
dan kesehatan lingkungan, serta upaya-upaya menjaga kualitas lingkungan
hidup sesungguhnya adalah menjadi tanggung jawab pemerintah daerah
bersama-sama dengan masyarakat, sehingga diperlukan sinergitas antara
masyarakat dan pemerintah dalam mengelola sumber daya yang ada.
Masyarakat berhak untuk hidup dalam lingkungan yang layak agar
mendapat kesejahteraan hidup lahir dan batin. Pemerintah adalah abdi
masyarakat yang berkewajiban untuk memberikan pelayanan yang baik
kepada masyarakat. Di satu sisi, masyarakat adalah customer (pelanggan)
bagi pemerintah.
Salah satu prinsip yang harus dianut dalam hubungan pemerintah dan
masyarakat adalah kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Masyarakat
yang merasa puas dengan layanan pemerintah akan sangat mudah untuk
diajak dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada. Sebaliknya,
masyarakat yang tidak puas dengan pelayanan pemerintah maka cenderung
menunjukkan sikap pembangkangan kepada setiap kebijakan pemerintah.
Oleh karena itu, agar penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Indragiri
Hulu dapat berjalan dengan baik, efektif, rasional, dan akuntabel maka perlu
dilakukan restrukturisasi dan rasionalisasi berdasarkan perkembangan
daerah, kebutuhan daerah dengan mengacu kepada peraturan perundang-
undangan.
C. Landasan Filosofis
Landasan filosofis adalah landasan yang didasarkan kepada pandangan tentang
kebenaran, rasa keadilan, keyakinan, dan hukum. Selain dipengaruhi oleh
bentuk negara dan sistem pemerintahan, tatanan organisasi pemerintahan
dipengaruhi pula oleh tata nilai yang dianut berupa pandangan falsafah, citacita
dan tujuan bernegara, serta perkembangan lingkungan strategis yang dihadapi
baik dalam tatanan daerah, nasional, maupun internasional. Adanya perbedaan
33
dalam perkembangan lingkungan strategis yang dihadapi dan adanya perbedaan
tata nilai dan sistem pemerintahan yang dianut menyebabkan timbulnya
perbedaan dalam design organisasi dalam rangka mendukung efektifitas dan
efisiensi pencapaian tujuan pemerintahan.
Dalam SANKRI (2003) dinyatakan bahwa dalam Pembukaan UUD 1945
terkandung nilai-nilai peradaban dan kemanusiaan yang sangat luhur dan
mendasar, hakiki dan universal, yang menghikmati, melandasi, memberi acuan,
dan menggariskan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Semua itu
merupakan dimensi-dimensi nilai Sistem Administrasi Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Diantara dimensi-dimensi nilai Sistem Administrasi
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merupakan nilai dan prinsip
kepemerintahan yang baik (good governance) diantaranya adalah; demokrasi,
kepastian hukum, transparansi, profesionalitas, desentralisasi, daya saing, dan
akuntabel. Lebih dari itu dalam Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik
Indonesia terkandung dimensi spiritual, yang menegaskan bahwa pelaksanaan
berbagai dimensi kultural dan institusional didasari serta dihikmati keimanan
dan ketaqwaan, yang juga mempunyai makna tunduk pada adanya tuntutan
pertanggungjawaban, bukan saja kepada publik (public accountability) tetapi
juga kepada Tuhan Yang Maha Esa (spiritual accountability).
Untuk penataan kelembagaan pemerintah daerah perlu adanya Pedoman
Pengorganisasian Perangkat Daerah, baik besaran maupun nomenklaturnya
sesuai dengan kebutuhan pemerintah daerah dalam rangka memudahkan
pembinaan dan pengawasan karena dampak personel dan pembiayaan yang
ditimbulkan oleh kelembagaan tersebut. Pedoman dimaksud di sini bukan
berarti membuat keseragaman atau uniformitas, akan tetapi suatu aturan/
tatanan membuat rambu-rambu bagi daerah dalam menyusun perangkat
daerahnya. Hal ini perlu dilakukan agar organisasi perangkat daerah yang
dibentuk benar-benar efektif dalam merencanakan dan melaksanakan program
pembangunan dan keseluruhan aktivitas kehidupan bermasyarakat.
34
Dalam bahagian keempat dari etika penyelenggara negara (SANKRI, 2003)
disebutkan bahwa untuk terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang
bersih diperlukan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pemerintahan. Masyarakat memiliki hak dan tanggung jawab dalam
mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih. Peran serta
masyarakat dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih tidak boleh diartikan
sebagai penghalang bagi aparatur pemerintah dalam menjalankan tugasnya.
Akan tetapi, keterlibatan masyarakat hendaklah didukung dengan pemberian
dan perlindungan hak-hak sebagai berikut : hak untuk mencari, memperoleh,
dan memberikan informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, hak untuk
memperoleh pelayanan yang sama dan adil, hak menyampaikan saran dan
pendapat secara bertanggung jawab terhadap kebijakan penyelenggaraan
pemerintahan, dan hak untuk memperoleh perlindungan hukum. Inilah yang
menjadi landasan filosofis dalam penataan organisasi perangkat daerah.
3. BESARAN ORGANISASI MAKSIMUM
Beradaptasi dengan perubahan lingkungan, baik lingkungan eksternal maupun
internal, baik dalam skala makro maupun mikro, adalah salah satu tindakan yang
harus diambil untuk mempertahankan eksistensi sebuah organisasi, termasuk
organisasi pemerintah ketika berada dalam suatu lingkungan yang bergerak sangat
dinamis secara kontiniu dan berkelanjutan. Pergeseran nilai dalam tatanan
kehidupan adalah salah satu pemicu terjadinya perubahan lingkungan stratgis
sehingga terjadi peningkatan standar sosial, ekonomi dan kultural masyarakat
secara terus menerus. Hal ini perlu diantisipasi oleh birokrat dengan melakukan
reformasi birokrasi sehingga perubahan dan pergeseran standar dalam seluruh
tatanan kehidupan dapat diimbangi dengan peningkatan kualitas dan kuantitas
kinerja penyelenggara pemerintah. Peningkatan kualitas dan kuantitas kinerja
penyelenggaraan pemerintahan dapat dilakukan melalui penataan kelembagaan
perangkat daerah.
Reformasi birokrasi baik pada pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
merupakan kebutuhan dalam upaya mewujudkan pemerintahan yang baik (good
35
governance). Reformasi birokrasi pada tataran pemerintah daerah antara lain
bidang organisasi perangkat daerah yang diarahkan untuk terciptanya organisasi
yang efisien, efektif, rasional dan proporsional sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan daerah serta adanya koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplikasi
serta komunikasi kelembagaan antara pusat dan daerah. Dasar utama penyusunan
perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, yang terdiri atas urusan wajib dan
urusan pilihan. Namun tidak berarti bahwa setiap penanganan urusan pemerintahan
harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Dalam penataan kelembagaan
perangkat daerah harus menerapkan prinsip-prinsip organisasi, antara lain visi dan
misi yang jelas, pelembagaan fungsi staf, fungsi lini, dan fungsi pendukung secara
tegas, efisien dan efektif, rentang kendali (span of control) yang idela, serta
tatakerja yang jelas.
Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib, diselenggarakan oleh
seluruh provinsi, kabupaten, dan kota, sedangkan penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang bersifat pilihan hanya dapat diselenggarakan oleh daerah yang
memiliki potensi unggulan dan kekhasan daerah, yang dapat dikembangkan dalam
rangka pengembangan otonomi daerah. Hal ini dimaksudkan untuk efisiensi dan
memunculkan sektor unggulan masing-asing daerah sebagai upaya optimasi
pemanfaatan sumber daya daerah dalam rangka mempercepat proses peningkatan
kesejahteraan rakyat. Untuk memberikan arahan, pedoman, dan panduan kepada
daerah dalam merestrukturisasi dan merasionalisasi organisasi perangkat daerah
maka diterbitkan Peraturan Pemerintah (PP) yang pada prinsipnya memberikan
arah dan pedoman yang jelas kepada daerah dalam menata organisasi yang efisien,
efektif, dan rasional sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daerah masing-
masing serta adanya koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi serta
komunikasi kelembagaan antara pusat dan daerah.
Ada beberapa faktor yang harus dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan
besaran organisasi perangkat daerah. Faktor pertibangan tersebut antara lain adalah
faktor keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas
36
yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi
geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan
urusan yang akan ditangani, sarana dan prasarana penunjang tugas. Berdasarkan
kepada faktor-faktor tersebut, setiap daerah akan menentukan sendiri besaran dan
struktur organisasinya. Oleh karena itu kebutuhan akan organisasi perangkat daerah
bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007, tentang
Organisasi Perangkat Daerah telah ditetapkan kriteria untuk menentukan besaran
dan struktur organisasi perangkat daerah maksimum pada masing-masing
pemerintah daerah dengan variabel jumlah penduduk, luas wilayah, dan jumlah
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Ketiga variabel tersebut dibagi
ke dalam beberapa interval kelas yang memiliki nilai tertentu sebagaimana
ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah tersebut. Berdasarkan kepada tiga variabel
tersebut, kemudian ditetapkan pembobotan masing-masing variabel, yaitu :
Tabel 2.1 Variabel Besaran Organisasi Perangkat Daerah
No. Variabel Satuan Bobot (%)
1. Jumlah Penduduk Jiwa 40
2. Luas Wilayah Km2 35
3. Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Rupiah 25
Jumlah 100
Sumber : Diolah dari PP. Nomor 41/2007
Berdasarkan tabel di atas, dapat ditetapkan kriteria untuk menentukan jumlah
besaran organisasi perangkat daerah masing-masing pemerintah daerah dengan
variabel jumlah penduduk, luas wilayah dan jumlah APBD, yang kemudian
ditetapkan pembobotan masing-masing variabel yaitu 40% (empat puluh persen)
untuk variabel jumlah penduduk, 35% (tiga puluh lima persen) untuk variabel luas
wilayah, dan 25% (dua puluh lima persen) untuk variabel jumlah APBD, serta
menetapkan variabel tersebut dalam beberapa kelas interval. Nilai variabel pada
masing-masing interval kelas digunakan untuk menentukan jumlah keseluruhan
37
nilai yang akan menentukan besaran Organisasi Perangkat Daerah. Nilai untuk
masing-masing kelas interval variabel ditetapkan seperti pada tabel berikut:
Tabel 2.2 Nilai Kelas Interval Variabel
No. Variabel Kelas Interval Nilai Keterangan
1. Jumlah Penduduk ” 50.000 8 Untuk Kabupaten
(jiwa)
250.001 – 500.000
500.001 – 750.000
16
24
di Pulau Jawa dan
Madura
750.001 – 1.000.000 32
> 1.000.000 40
2. Jumlah Penduduk ” 8 Untuk Kabupaten
(jiwa)
150.001 – 300.000 300.001 – 450.000
16 24
di luar Pulau Jawa
dan Madura
450.001 – 600.000 32
> 600.000 40
3. Luas Wilayah ” 7 Untuk Kabupaten
(Km2)
501 – 1.000 1.001 – 1.500
14 21
di Pulau Jawa dan
Madura
1.501 – 2.000 28
> 2.000 35
4. Luas Wilayah ” 7 Untuk Kabupaten
(Km2)
1.001 – 2.000 2.001
– 3.000 14 21
di luar Pulau Jawa
dan Madura
3.001 – 4.000 28
> 4.000 35
5. Jumlah APBD (Rp) ” 200.000.000.000,00 5 Untuk Kabupaten 200.000.000.001,00 –
400.000.000.000,00 10 di Pulau Jawa dan
Madura 400.000.000.001,00 –
600.000.000.000,00 15
600.000.000.001,00 – 800.000.000.000,00 20
> 800.000.000.000,00 25
6. Jumlah APBD (Rp) ” 200.000.000.000,00 5 Untuk Kabupaten 200.000.000.001,00 –
400.000.000.000,00 10 di luar Pulau Jawa
dan Madura 400.000.000.001,00 –
600.000.000.000,00 15
600.000.000.001,00 –
38
800.000.000.000,00 20
> 800.000.000.000,00 25
Sumber : Diolah dari PP. Nomor 41/2007
Berdasarkan kepada nilai pada Tabel 2.2 di atas, maka ditetapkan besaran
maksimum Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten/Kota sebagai berikut:
Tabel 2.3 Besaran Maksimum Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten/Kota
Perangkat Daerah
No. Nilai
Nama Jumlah Organisasi
1. < 40 Asisten pada Sekretariat Daerah 3
Sekretariat DPRD -
Dinas Daerah 12
Lembaga Teknis Daerah 8
Kecamatan -
Kelurahan/Desa -
2. 40 - 70 Asisten pada Sekretariat Daerah 3
Sekretariat DPRD -
Dinas Daerah 15
Lembaga Teknis Daerah 10
Kecamatan -
Kelurahan/Desa -
3. > 70 Asisten pada Sekretariat Daerah 4
Sekretariat DPRD -
Dinas Daerah 18
Lembaga Teknis Daerah 12
Kecamatan -
Kelurahan/Desa -
Sumber : Diolah dari PP. Nomor 41/2007
Apabila dipandang perlu untuk melakukan perubahan besaran organisasi perangkat
daerah yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun
2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka perubahan tersebut dapat
dilakukan setelah organisasi perangkat daerah tersebut telah ditetapkan dan
dilaksanakan sekurang-kurangnya selama 1 (satu) tahun. Perubahan jumlah
besaran organisasi perangkat daerah dapat dilakukan sesuai dengan tingkat
perubahan data variabel jumlah penduduk, luas wilayah dan jumlah Anggaran
39
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Perubahan besaran organisasi perangkat
daerah meliputi perubahan jumlah unit kerja dan susunan organisasi perangkat
daerah.
Prosedur perubahan besaran organisasi perangkat daerah disampaikan oleh
Gubernur kepada Menteri Dalam Negeri baik perangkat daerah provinsi maupun
perangkat daerah kabupaten/kota dilengkapi dengan kajian akademis (naskah
akademis) dan didukung dengan data-data personil, keuangan, sarana dan
prasarana, dan data terkait lainnya untuk bahan kajian lebih lanjut. Menteri Dalam
Negeri akan melakukan pengkajian atas usul tersebut, dan Menteri dapat
melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah yang bersangkutan dan instansi
terkait, untuk ditetapkan persetujuan. Persetujuan atas perubahan organisasi
perangkat daerah selanjutnya akan ditetapkan dengan peraturan daerah (PERDA)
yang harus disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri dalam rangka pembinaan
dan pengawasan selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari kerja setelah ditetapkan.
4. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN
Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota dinyatakan bahwa urusan pemerintahan
adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang menjadi hak dan kewajiban setiap
tingkatan dan/atau susunan pemerintahan untuk mengatur dan mengurus
fungsifungsi tersebut yang menjadi kewenangannya dalam rangka melindungi,
melayani, memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat. Urusan
pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi
kewenangan Pemerintah dan urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar
tingkatan dan/atau susunan pemerintahan.
Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah meliputi:
a. politik luar negeri;
b. pertahanan;
40
c. keamanan;
d. yustisi;
e. moneter dan fiskal nasional;
f. agama.
Sedangkan urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatan dan/atau
susunan pemerintahan adalah semua urusan pemerintahan di luar dari 6 (enam)
jenis urusan sebagaimana dijelaskan di atas. Pemerintahan daerah provinsi dan
pemerintahan daerah kabupaten/kota mengatur dan mengurus urusan pemerintahan
berdasarkan kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi dengan
memperhatikan keserasian hubungan antar tingkatan dan/atau susunan
pemerintahan. Urusan pemerintahan tersebut terdiri atas urusan wajib dan urusan
pilihan.
Urusan wajib adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh
pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan
dengan pelayanan dasar. Sedangkan urusan pilihan adalah urusan pemerintahan
yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang
bersangkutan.
Tabel 2.4 Urusan Pemerintahan
Urusan Pemerintah Daerah Urusan
Pemerintah
Urusan Wajib Urusan Pilihan
41
1. pendidikan; 2. kesehatan; 3. pekerjaan umum; 4. perumahan; 5. penataan ruang; 6. perencanaan
embangunan; 7. perhubungan; 8. lingkungan hidup; 9. pertanahan; 10. kependudukan dan
catatan sipil; 11. pemberdayaan
perempuan dan
perlindungan anak; 12. keluarga berencana dan
keluarga sejahtera; 13. sosial;
14. ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;
15. koperasi dan usaha kecil
dan menengah; 16. penanaman modal; 17. kebudayaan dan
1. pendidikan; 1. 2. kesehatan; 2. 3. lingkungan hidup;
3. 4. pekerjaan umum;
4. 5. penataan ruang; 6. perencanaan 5. pembangunan; 6. 7. perumahan; 7. 8. kepemudaan dan 8.
olahraga; 9. penanaman modal; 10. koperasi dan usaha kecil dan
menengah; 11. kependudukan dan
catatan sipil; 12. ketenagakerjaan; 13. ketahanan pangan; 14. pemberdayaan perempuan
dan perlindungan anak; 15. keluarga berencana dan
keluarga sejahtera; 16. perhubungan; 17. komunikasi dan
kelautan dan perikanan;
pertanian; kehutanan; energi dan sumber daya mineral; pariwisata; industri; perdagangan;
dan ketransmigrasian.
pariwisata; 18. kepemudaan dan olah raga; 19. kesatuan bangsa dan politik dalam negeri; 20. otonomi daerah, pemerintahan umum,
administrasi keuangan daerah, perangkat
daerah, kepegawaian, dan persandian; 21. pemberdayaan masyarakat dan desa; 22. statistik; 23. kearsipan; 24. perpustakaan; 25. komunikasi dan informatika; 26. pertanian dan ketahanan pangan; 27. kehutanan; 28. energi dan sumber daya mineral; 29. kelautan dan perikanan; 30. perdagangan; dan 31. perindustrian. informatika; 18. pertanahan; 19. kesatu
an
bangs
a dan
politik
dalam
neg
eri; 20. oto
no
mi
dae
rah
,
pe
me
rint
aha
n
um
um
,
ad
mi
nist
rasi
keu
ang
an
42
daerah
,
peran
gkat
daerah
,
kepeg
awaia
n, dan
persan
dian; 21. pembe
rdayaa
n
ma
sya
rak
at
dan
des
a;
22.
sos
ial; 23. kebudayaan; 24. statistik; 25. kearsipan; dan 26. perpustakaan.
5. PERUMPUNAN URUSAN PEMERINTAHAN
Penyelenggaraan pemerintah daerah menyangkut seluruh urusan pemerintahan
yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah, kepala daerah dibantu oleh perangkat daerah yang terdiri dari unsur staf
yang membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi, diwadahi dalam sekretariat,
unsur pengawas yang diwadahi dalam bentuk inspektorat, unsur perencana yang
diwadahi dalam bentuk badan, unsur pendukung tugas kepala daerah dalam
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik, diwadahi
dalam lembaga teknis daerah, serta unsur pelaksana urusan daerah yang diwadahi
dalam dinas daerah.
Mengingat ruang lingkup penyelenggaraan urusan daerah yang begitu banyak dan
meliputi berbagai bidang dan aspek yang perlu ditangani maka untuk tujuan
efisiensi dan efektifitas, serta untuk reorientasi pelaksanaan tugas agar menjadi
lebih terfokus, maka dilakukan rasionalisasi dan penyederhanaan lingkup tugas dan
fungsi. Urusan pemerintahan dikelompokkan ke dalam urusan wajib dan urusan
pilihan yang dapat digabung dalam satu perangkat daerah. Pada prinsipnya, masing-
masing urusan tidak mutlak harus berada dalam satu lembaga sendiri. Begitu pula
sebaliknya, setiap urusan dapat pula dikembangkan melalui pembentukan lebih dari
satu lembaga perangkat daerah. Namun pembentukan lembaga perangkat daerah
tetap mengacu kepada prinsip-prinsip organisasi, kebutuhan, dan kemampuan
setiap daerah.
43
Perumpunan bidang pemerintahan pada prinsipnya adalah penggabungan beberapa
urusan pemerintahan yang ditangani atau diwadahi pada satu lembaga dengan
pertimbangan efisiensi dan efektivitas serta adanya kesamaan dalam penanganan
atau pelaksanaan. Namun perumpunan bidang pemerintahan yang diwadahi dalam
bentuk dinas tidak dapat menjadi lembaga teknis dan begitu pula sebaliknya,
lembaga teknis daerah tidak dapat menjadi dinas daerah. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah ditetapkan
perumpunan urusan pemerintahan sebagai berikut:
a. Perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas terdiri dari:
- bidang pendidikan, pemuda dan olahraga;
- bidang kesehatan;
- bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi;
- bidang perhubungan, komunikasi dan informatika;
- bidang kependudukan dan catatan sipil;
- bidang kebudayaan dan pariwisata;
- bidang pekerjaan umum yang meliputi bina marga, pengairan, cipta karya
dan tata ruang;
- bidang perekonomian yang meliputi koperasi dan usaha mikro, kecil dan
menengah, industri dan perdagangan;
- bidang pelayanan pertanahan;
- bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan, perikanan
darat, kelautan dan perikanan, perkebunan dan kehutanan;
- bidang pertambangan dan energi; dan
- bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset.
b. Perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk badan, kantor, inspektorat,
dan rumah sakit, terdiri dari:
- bidang perencanaan pembangunan dan statistik;
- bidang penelitian dan pengembangan;
- bidang kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat;
44
- bidang lingkungan hidup;
- bidang ketahanan pangan;
- bidang penanaman modal;
- bidang perpustakaan, arsip, dan dokumentasi;
- bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa;
- bidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana;
- bidang kepegawaian, pendidikan dan pelatihan;
- bidang pengawasan; dan
- bidang pelayanan kesehatan.
Dalam hal beberapa urusan yang ditangani oleh satu perangkat daerah, maka
penggabungannya sesuai dengan perumpunan urusan pemerintahan yang
dikelompokkan dalam bentuk dinas dan lembaga teknis daerah. Perangkat daerah
yang dibentuk untuk melaksanakan urusan pilihan, berdasarkan pertimbangan
adanya urusan yang secara nyata sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi
unggulan daerah. Pengembangan dari perumpunan urusan pemerintahan dapat
dilakukan dengan pertimbangan prinsip-prinsip organisasi, kebutuhan,
ketersediaan potensi dan kemampuan daerah masing-masing. Khusus bidang
pendapatan, pengelolaan dan Asset dapat dikembangkan sesuai prinsip-prinsip
organisasi (fungsi lini dan fungsi staf) yaitu fungsi pendapatan menjadi dinas
pendapatan dan fungsi pengelola keuangan dan Asset menjadi Bagian Keuangan
dan Bagian Perlengkapan. Pelaksanaan tugas dan fungsi staf, pelayanan
administratif serta urusan pemerintahan umum lainnya yang tidak termasuk dalam
tugas dan fungsi dinas maupun lembaga teknis daerah dilaksanakan oleh sekreta
riat daerah.
6. SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Peraturan perundang-undangan pada hakikatnya tidak menentukan secara absolut
tentang jumlah dan jenis perangkat daerah pada masing-masing daerah. Akan
tetapi, daerah dapat menentukannya berdasarkan kepada potensi dan karakteristik
daerah masing-masing, dengan mempertimbangkan lingkungan strategis, dan
dengan memperhatikan urusan wajib dan urusan pilihan. Jenis dan nomenklatur
serta jumlah perangkat daerah dapat disesuaikan dengan karakteristik, kebutuhan,
45
kemampuan, potensi daerah dan beban kerja perangkat daerah. Dalam rangka
standarisasi organisasi perangkat daerah maka sebagai acuan dalam menentukan
jumlah dan jenis perangkat daerah (minimal) pada masing-masing daerah untuk
melaksanakan urusan wajib dan pilihan pada masing-masing daerah
sekurangkurangnya terdiri dari :
A. Sekretariat Daerah, terdiri atas :
i. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, membawahkan dan
mengkoordinasikan :
1. Bagian Administrasi Pemerintahan Umum, dengan ruang lingkup
meliputi bidang :
- Pengawasan,
- Tugas pembantuan,
- Ketentraman dan ketertiban,
- Perlindungan masyarakat,
- Penanggulangan bencana,
- Kependudukan,
- Agraria,
- Kerjasama;
2. Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat, dengan ruang lingkup
meliputi bidang :
- Pendidikan,
- Kesehatan,
- Sosial,
- Tenaga kerja dan transmigrasi,
- Pemberdayaan perempuan,
- Keluarga berencana, - Agama.
3. Bagian Administrasi Kemasyarakatan, dengan ruang lingkup meliputi
bidang :
- Kesatuan bangsa dan politik,
- Pemuda dan olah raga,
- Pemberdayaan masyarakat
46
(2) Asisten Perekonomian dan Pembangunan, membawahkan dan
mengkoordinasikan :
a) Bagian Administrasi Pembangunan, dengan ruang lingkup meliputi
bidang :
- Perencanaan pembangunan,
- Penelitian dan pengembangan,
- Statistik,
- Perhubungan,
- Pekerjaan umum,
- Budaya,
- Pariwisata
b) Bagian Administrasi Sumber Daya Alam, dengan ruang lingkup
meliputi bidang :
- Pertanian,
- Peternakan,
- Perkebunan,
- Kehutanan,
- Pertambangan dan energi,
- Lingkungan hidup,
- Kelautan dan perikanan.
c) Bagian Administrasi Perekonomian, dengan ruang lingkup meliputi
bidang :
- Koperasi dan UKM,
- Penanaman modal,
- Perindustrian dan perdagangan, - Badan usaha daerah.
(3) Asisten Administrasi Umum, dengan ruang lingkup bidang :
- Hukum dan perundang-undangan,
- Organisasi dan tatalaksana,
- Sumber daya manusia aparatur,
- Keuangan,
- Pendapatan,
- Perlengkapan dan asset,
47
- Kearsipan,
- Perpustakaan,
- Urusan umum.
B. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
C. Dinas Daerah yang harus dibentuk sekurang-kurangnya terdiri atas:
1. Dinas Pendidikan;
2. Dinas Kesehatan;
3. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja;
4. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil;
5. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;
6. Dinas Pekerjaan Umum (Bina Marga, Pengairan, Cipta Karya dan Tata
Ruang);
7. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;
8. Dinas Pemuda, Olahraga dan Kebudayaan;
9. Dinas pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset;
10. Dinas lainnya sesuai dengan karakteristik dan potensi daerah masing-
masing.
D. Badan, Inspektorat, dan Lembaga Teknis Daerah (Badan, Kantor dan Rumah
Sakit Daerah), yang harus dibentuk sekurang-kurangnya, terdiri atas :
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal;
2. Badan/Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat;
3. Badan/Kantor Lingkungan Hidup;
4. Badan/Kantor Ketahanan Pangan;
5. Badan/Kantor Penelitian Pengembangan dan Statistik;
6. Badan/Kantor Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi;
7. Badan/Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa;
8. Badan/Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana;
9. Badan Kepegawaian;
10. Inspektorat; dan
11. Rumah Sakit Daerah.
12. Lembaga teknis daerah lainnya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
daerah masing-masing.
48
E. Kecamatan
F. Kelurahan/Desa
G. Staf Ahli
Struktur organisasi perangkat daerah sebagai mana diuraikan di atas dapat
digambarkan dalam diagram struktur dasar sebagai berikut :
Gambar 2 Struktur Dasar Organisasi Perangkat Daerah
Sumber : Diolah dari PP 41/2007
Apabila dalam kondisi dimana dikehendaki untuk menambah jumlah asisten pada
sekretariat daerah menjadi 4 (empat) asisten, maka pengembangan asisten,
bagianbagian dan ruang lingkup bidang, termasuk nomenklaturnya dapat
disesuaikan dengan jenis dan beban kerja yang ada. Nomenklatur dan
pengembangan dinas serta lembaga teknis daerah (LTD) dapat dilakukan dengan
penyesuaian dengan kebutuhan daerah masing-masing.
Berdasarkan peraturan perundang-undangan, dalam menjalankan tugasnya kepala
daerah provinsi dan kabupaten/kota dapat dibantu oleh staf ahli dari pegawai negeri
sipil yang bertugas memberikan telaahan terhadap masalah pemerintahan daerah.
BUPATI WAKIL BUPATI
KECA MATAN
KELURAHAN DESA
DAERAH DINAS BADAN
KANTOR RSUD
LEMBAGA LAINNYA
STAF AHLI ( 5 )
SEKRETARIAT DAERAH
ASIS TEN ( 1 ) ASIS TEN ( 2 )
ASIS TEN ( 3 ) ASIS TEN (?)
BAPPEDA KTORAT IS NPE
DPRD
TARIAT S EKRE DP RD
49
Jumlah dan nomenklatur jabatan staf ahli dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan masing-masing daerah, dimana jumlah paling banyak adalah 5 (lima)
staf ahli yang menjalankan tugas sesuai dengan bidangnya. Staf ahli gubernur
merupakan jabatan struktural eselon IIa dan staf ahli bupati/walikota merupakan
jabatan struktural eselon IIb. Staf ahli gubernur diangkat dan diberhentikan oleh
gubernur, dan staf ahli bupati/walikota diangkat dan diberhentikan oleh
bupati/walikota. Staf ahli melaksanakan tugas-tugas di luar tugas-tugas dan fungsi
perangkat daerah. Hubungan kerja antara staf ahli dengan satuan kerja perangkat
daerah adalah hubungan konsultatif dan koordinatif dimana dalam menjalankan
tugas-tugas tersebut staf ahli secara administratif dikoordinasikan oleh sekretariat
daerah.
Nomenklatur jabatan staf ahli dan bidang tugasnya terdiri dari :
a. Staf Ahli bidang Hukum dan Politik mempunyai tugas memberikan telaahan
mengenai hukum dan politik.
b. Staf Ahli bidang Pemerintahan mempunyai tugas memberikan telaahan
mengenai pemerintahan.
c. Staf Ahli bidang Pembangunan mempunyai tugas memberikan telaahan
mengenai pembangunan.
d. Staf Ahli bidang Kemasyarakatan dan Sumberdaya Manusia mempunyai
tugas memberikan telaahan mengenai kemasyarakatan dan sumberdaya
manusia.
e. Staf Ahli bidang Ekonomi dan Keuangan mempunyai tugas memberikan
telaahan mengenai ekonomi dan keuangan.
Tugas dan fungsi masing-masing perangkat daerah ditetapkan sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah dengan ruang lingkup dan kewenangan berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota, serta potensi dan karakteristik daerah masing-masing.
50
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 Tentang
Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah, pada prinsipnya tugas dan
fungsi masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) secara lebih teknis
adalah sebagai berikut :
a. Sekretariat Daerah sebagai unsur staf pada hakekatnya menyelenggarakan
fungsi koordinasi perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan tugas dinas
daerah dan lembaga teknis daerah mulai dari proses perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, pelaporan serta pelayanan
admistratif. Selain itu sekretariat daerah juga dapat melaksanakan fungsi
hukum dan perundang-undangan, organisasi dan tatalaksana, hubungan
masyarakat, protokol, serta fungsi pemerintahan umum lainnya yang tidak
tercakup dalam tugas dinas dan lembaga teknis, misalnya penanganan
urusan kerjasama, perbatasan dan lain-lain.
b. Sekretariat DPRD sebagai unsur pelayanan pada hakekatnya memberikan
pelayanan administratif kepada dewan yang meliputi kesekretariatan,
pengelolaan keuangan, fasilitasi penyelenggaraan rapat-rapat dan
mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan sesuai kemampuan
keuangan daerah masing-masing.
c. Inspektorat sebagai unsur pengawas penyelenggaraan pemerintahan, baik di
provinsi maupun di kabupaten dan kota. Dalam rangka akuntabilitas dan
objektifitas hasil pengawasan, maka Inspektur dalam pelaksanaan tugasnya
bertanggung jawab langsung kepada Gubernur, sedangkan kepada
Sekretaris Daerah merupakan pertanggung jawaban administratif dalam hal
keuangan dan kepegawaian.
d. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), sebagai unsur
perencana penyelenggaraan pemerintahan melaksanakan tugas perumusan
kebijakan perencanaan daerah, koordinasi penyusunan rencana yang
memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan
pembangunan masing -masing satuan kerja perangkat daerah.
e. Dinas Daerah, sebagai unsur pelaksana otonomi daerah pada hakekatnya
menyelenggarakan urusan otonomi daerah baik yang bersifat wajib maupun
51
pilihan, sesuai dengan pembagian urusan yang ditetapkan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007.
f. Lembaga Teknis Daerah, sebagai unsur pendukung yang sifatnya lebih
teknis. Lembaga teknis daerah dapat berbentuk badan, kantor dan rumah
sakit, penentuan badan atau kantor sesuai dengan analisis beban kerja.
Pada masing-masing perangkat daerah dapat ditetapkan Jabatan Fungsional
berdasarkan keahlian dan spesialisasi yang dibutuhkan oleh masing-masing daerah.
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional dan dipimpin
oleh seorang tenaga fungsional senior yang mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas pemerintah daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Jumlah
tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja dimana
jenjang jabatan diatur dengan peraturan perundanguandangan.
Untuk perangkat daerah yang melaksanakan perizinan dan merupakan kegiatan
yang bersifat lintas sektoral maka dapat dibentuk unit pelayanan terpadu. Unit
pelayanan terpadu merupakan gabungan dari unsur-unsur sektor terkait yang
dibentuk untuk meningkatkan dan memadukan urusan perizinan yang dibutuhkan
oleh masyarakat. Unit pelayanan terpadu didukung oleh sekretariat sebagai bagian
dari perangkat daerah. Pedoman organisasi dan tata kerja unit pelayanan terpadu
tersebut, yang mengatur tugas, fungsi, susunan organisasi dan eselon lebih lanjut
ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri dengan pertimbangan Menteri yang
membidangi Pendayagunaan Aparatur Negara.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 Tentang
Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah, untuk perangkat daerah
yang menangani fungsi pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah
ditambahkan fungsi, yaitu:
a. penyusunan kebijakan pelaksanaan pemungutan Bea Perolehan Hak Atas
Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan PBB perkotaan/pedesaan;
b. pendataan, penilaian dan penetapan PBB perkotaan/pedesaan;
52
c. pengolahan data dan informasi Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB) dan PBB perkotaan/pedesaan;
d. pelayanan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan
PBB perkotaan/pedesaan;
e. penagihan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan
PBB perkotaan/pedesaan;
f. pengawasan dan penyelesaian sengketa pemungutan Bea Perolehan Hak
Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan PBB perkotaan/pedesaan;
g. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi.
7. TATA KERJA
Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit organisasi dan kelompok tenaga
fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik
dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan
pemerintah daerah serta dengan instansi lain di luar pemerintah daerah sesuai
dengan tugas masing-masing. Penjabaran tatakerja masing-masing unit kerja
perangkat daerah ditetapkan dalam peraturan daerah tentang perangkat daerah,
sesuai dengan bentuk dan cakupan ruang lingkup kerja masing-masing perangkat
daerah. Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya
masingmasing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah
yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Disampng itu,
setiap pimpinan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan
bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi
pelaksanaan tugas bawahannya.
Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan
bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyiapkan laporan berkala
tepat pada waktunya. Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi
dari bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan
laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahan. Dalam
penyampaikan laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan wajib
disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai
53
hubungan kerja. Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan satuan organisasi
dibawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan masing-
masing, wajib mengadakan rapat berkala.
8. KETENTUAN LAIN-LAIN
a. Menteri Dalam Negeri melakukan fasilitasi, pemantauan dan evaluasi
penataan kelembagaan perangkat daerah melalui pemberian pedoman dan
petunjuk teknis, supervisi, asistensi dan kerjasama.
b. Penataan organisasi Inspektorat Provinsi, Kabupaten dan Kota, khususnya
mengenai penetapan jabatan fungsional auditor dan pejabat pengawas
pemerintah, apabila belum ditetapkan sesuai ketentuan
perundangundangan, maka untuk sementara dapat dibentuk jabatan eselon
IV/a paling banyak 3 Seksi pada masing-masing Inspektur Pembantu.
c. Satuan kerja perangkat daerah yang dapat dipolakan berlaku secara
nasional, yaitu Badan Kepegawaian Daerah, Inspektorat, Dinas Pendapatan
dan Pengelolaan Keuangan ditetapkan pedoman teknis organisasi dan
tatakerja dengan peraturan Menteri.
d. Pelaksanaan tugas bidang pelayanan pertanahan tidak perlu membentuk
Dinas Pertanahan, tugas dan fungsinya diselenggarakan oleh masingmasing
SKPD sesuai kewenangannya.
e. Pembentukan UPT pada Dinas dan Badan dilakukan secara selektif dengan
kriteria sifat tugasnya teknis operasional.
f. Pengaturan mengenai organisasi lembaga lain seperti lembaga penyuluhan,
penanggulangan bencana, unit pelayanan perijinan terpadu, sekretariat
Komisi Penyiaran Indonesia Daerah, Badan Narkotika dan lain-lain akan
diatur tersendiri, dan merupakan perangkat daerah di luar jumlah yang
ditetapkan dalam kriteria.
g. Kelembagaan Satuan Polisi Pamong Praja ditata sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 tentang Satuan Polisi Pamong Praja.
h. Dalam rangka efisiensi, jabatan kepala Tata Usaha pada Sekolah Menengah
Kejuruan, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Sekolah Menengah Umum
54
dan kepala Puskesmas tidak harus dijabat oleh pejabat struktural dan tugas
fungsinya dapat dilaksanakan oleh tenaga fungsional.
55
BAB III KONDISI EXISTING DAERAH
1. GAMBARAN UMUM DAERAH
Kabupaten Indragiri Hulu terbentuk melalui periodisasi sejarah yang cukup
panjang, bermula dari bentuk Kewedanaan Indragiri Hulu yang lahir bersamaan
dengan terbentuknya Provinsi Riau melalui Undang-undang Nomor 61 Tahun
1958. Pemekaran wilayah Indragiri terjadi melaui Undang-undang Nomor 6
Tahun 1965, dimana Kabupaten Indragiri dimekarkan menjadi Kabupaten
Indragiri Hilir dan Kabupaten Indragiri Hulu dengan ibukota Rengat. Pada Tahun
1999 terjadi lagi pemekaran wilayah, dimana Kabupaten Indragiri Hulu dimekarkan
menjadi Kabupaten Kuantan Singingi dan Kabupaten Indragiri Hulu. Pada tahun
2004 Kabupaten Indragiri Hulu mengalami pemekaran wilayah kecamatan menjadi
14 (empat belas) kecamatan.
Wilayah Kabupaten Indragiri Hulu terletak di bagian selatan Provinsi Riau yang
secara geografis terletak pada koordinat 00° 1500ފ މ Lintang Utara – 01° 0500ފ މ
Lintang Selatan, dan 101° 1000ފ މ 48 ° 102 ފ - 00 މ Bujur Timur. Luas wilayah
Kabupaten Indragiri Hulu lebih kurang 8.198,26 Km2 (819.826 Ha) dengan
batasbatas wilayah sebagai berikut :
- Sebelah Utara dengan Kabupaten Pelalawan
- Sebelah Selatan dengan Kabupaten Bungo Tebo (Propinsi Jambi)
- Sebelah Barat dengan Kabupaten Kuantan Singingi
- Sebelah Timur dengan Kabupaten Indragiri Hilir
Pusat pemerintahan Kabupaten Indragiri Hulu berada di ibukota kabupaten, yaitu
kota Rengat. Ibukota kecamatan dengan jarak terjauh dari ibukota kabupaten adalah
ibukota Kecamatan Batang Peranap, Selunak, dengan jarak 96 km. Sedangkan jarak
terdekat dengan ibukota kabupaten adalah ibukota Kecamatan Rengat Barat,
Pematang Reba, yaitu 15 km.
56
Gambar 3.1 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Indragiri Hulu
Secara topografis wilayah Kabupetan Indragiri Hulu berada dekat dengan Pantai
Timur Pulau Sumatera dan berada pada bahagian hilir dari aliran Sungai Indragiri
sehingga pada umumnya wilayah Kabupaten Indragiri Hulu merupakan wilayah
dataran rendah dengan ketinggian berkisar antara 5 meter sampai dengan 400 meter
di atas permukaan laut (water sea level). Bagian selatan dan barat pada umumnya
merupakan kawasan perbukitan rendah, sedangkan bagian utara dan timur
merupakan dataran rendah. Bagian dataran rendah yang paling luas berada pada
ketinggian 25 meter sampai dengan 100 meter di atas permukaan laut. Sebahagian
besar dari dataran rendah ini memiliki lapisan permukaan tanah gambut (peat
swamp).
Struktur topografi wilayah sangat berpengaruh terhadap kondisi suhu dan tingkat
kelembaban udara yang terjadi. Suhu dan kelembaban udara antara lain ditentukan
57
oleh tinggi rendahnya suatu tempat terhadap permukaan laut dan jaraknya dari
pantai. Curah hujan disuatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim,
keadaan topografi dan perputaran/pertemuan arus udara, oleh karena itu jumlah
curah hujan beragam menurut bulan dan stasiun pengamat. Berdasarkan data dari
Badan Meteorologi Japura diperoleh data klimatologi tahunan 2011 sebagai
berikut:
Tabel 3.1 Data Klimatologi Tahunan
Tahun
Unsur Data Tahun 2011 Satuan
2010 2011
Temperatur Udara - Maximum - Minimum - Mean
°C
33,4 21,9 26,8
32,8 22,8
26,8
Kelembapan Udara - Maximum % 98 96
- Minimum 51 59
- Mean Curah Hujan mm/hari
Arah dan Kecepatan Angin - Maximum - Minimum - Mean
Knots
5,5 5 6
7 5
5,5
Penguapan - Maximum - Minimum - Mean
mm
4,1 2,7 3,5
3,7 2,4 3,1
Cuaca Ekstrim Thunder strome Kabut Kabut asap
kali
97 132 38
95 125 15
Sumber : Indragiri Hulu Dalam Angka 2011,2012
Sungai Indragiri memiliki panjang lebih kurang 550 Km mengalir melewati
beberapa kabupaten lain, dimana hulunya berada di Danau Singkarak Sumatera
Barat, sementara hilirnya berada di wilayah Kabupaten Indragiri Hulu. Sungai
Indragiri merupakan potensi alam yang memiliki fungsi yang sangat strategis bagi
Kabupaten Indragiri Hulu. Disamping memiliki potensi, kondisi topografi sebagai
83 84 2771,3/180 2335,3/199
58
mana diuraikan di atas mengakibatkan sebagian besar wilayah Kabupaten Indragiri
Hulu berpotensi mengalami bencana banjir. Bencana banjir berpotensi pula
mendatangkan bencana bagi penduduk yang bermukim dan beraktifitas di
sepanjang daerah aliran Sungai Indragiri. Potensi banjir tersebut merupakan
akumulasi dari banjir kiriman dari daerah yang terletak lebih ke hulu. Peran
strategis serta adanya potensi bencana Sungai Indragiri memerlukan penanganan
dan merupakan bahagian dari urusan pemerintahan daerah Kabupaten Indragiri
Hulu yang perlu dikelola secara profesional melalui organisasi perangkat daerah.
2. ORIENTASI PEMBANGUNAN DAERAH
Orientasi pembangunan daerah Kabupaten Indragiri Hulu didasarkan kepada visi
dan misi Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu, yaitu:
Visi : “Indragiri Hulu Sejahtera Tahun 2015”
Misi :
1. Mewujudkan Daya Saing Daerah
Maksudnya adalah memperkuat perekonomian daerah yang berbasis pada
potensi dan keunggulan daerah, meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan
kekayaan sumberdaya alam secara efisien dan efektif dengan tetap memegang
prinsip-prinsip berkelanjutan (sustainable), meningkatkan kualitas sumber daya
manusia yang mampu menguasai IPTEK dengan memiliki nilai-nilai moral
religius dan kultural, pembangunan infrastruktur yang maju dan mampu diakses
secara merata;
2. Mewujudkan Suasana kehidupan Masyarakat dan Menyelenggarakan
Pemerintahan Yang Demokratis
Maksudnya adalah menjadikan suasana kemasyarakatan dan penyelenggaraan
pemerintahan yang dinamis sesuai dengan nilai-nilai luhur yang terkandung
dalam Pancasila dan konstitusi negara dalam koridor NKRI. Semakin
mantapnya kelembagaan politik, masyarakat dan kebudayaan, semakin
dinamisnya komunikasi dan interaksi antara masyarakat dan pemerintah dalam
memperjuangkan dan mewujudkan kepentingan publik yang lebih luas serta
semakin berkembang, mantap dan mapannya suasana kehidupan yang
59
menjunjung hukum dan perwujudan penegakan hukum yang adil, konsisten
serta tidak diskriminatif.
3. Mewujudkan Pemerataan Pembangunan dan Hasil-hasilnya
Maksudnya adalah agar seluruh wilayah Kabupaten Indragiri Hulu dan seluruh
kelompok masyarakat dapat berkembang, maju dan sejahtera secara bersama-
sama tanpa ada tertinggal ataupun ditinggalkan, keberpihakan pembangunan
kepada kelompok rentan menjadi prioritas, berkembangnya aksesabilitas yang
dapat menjangkau seluruh wilayah, hilangnya diskriminasi termasuk gender.
4. Mewujdkan Suasana Aman, Damai dan Harmonis yang Bermoral, Beretika,
dan Berbudaya
Maksudnya adalah dengan menciptakan keadaan kondusif pada aspek ekonomi,
sosial budaya, dan politik. Sebagai daerah yang pada awalnya memiliki tingkat
heterogenitas namun telah melebur dalam suatu nilai kultur yang dijunjung
secara bersama yakni melayu, maka harmonisasi dalam kehidupan masyarakat
yang telah terwujud harus dapat dipertahankan dan dikembangkan agar mampu
menjadi filter yang handal untuk menangkal masuknya nilai-nilai asing yang
tidak sesuai dengan nilai-nilai yang ada dan mengakomodir nilai-nilai yang
mampu membawa perubahan masyarakat pada kondisi yang lebih baik dan
lebih sejahtera.
5. Mewujudkan Daerah yang Memiliki Peran Pada Tingkat Regional
Adalah merupakan upaya untuk menjadikan Kabupaten Indragiri Hulu sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari sistem kenegaraan dan sistem sosial ekonomi
dan kebudayaan minimal pada tataran regional sehingga perlu semakin
dimantapkan identitas dan integrasi yang dapat menjadikan kebanggaan
tersendiri sebagai masyarakat Indragiri Hulu, mendorong meningkatkan dan
mengembangkan kerjasama yang saling menguntungkan di berbagai aspek
dengan berbagai pihak di dalam maupun di luar daerah pada skala regional.
Kesejahteraan masyarakat sangat erat kaitannya dengan kondisi perekonomian
daerah. Setiap sektor ekonomi diharapkan memberikan kontribusi yang tinggi
dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Indragiri Hulu. Setiap
tingkat pertumbuhan ekonomi akan memberikan dampak yang cukup luas bagi
60
No. Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012
1. 5.236,03 6.182,87 7.182,44 8.958,32
611,72 715,40 839,67 985,89 1 . 170,52 12.135,37 14.859,14 17.576,98 22.174,31
No. Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012
1. 1.618,99 1.675,29 1.738,45 1.818,33
masyarakat. Oleh sebab itu harus ada upaya-upaya kreatif dan berkelanjutan untuk
menggerakkan setiap sektor sehingga memberikan kontribusi nyata terhadap
peningkatan ekonomi secara keseluruhan. Disamping itu, penyiapan infrastruktur
daerah dan menciptakan iklim ekonomi (economic atmosphere) yang selalu
kondusif sehingga semua sektor, terutama sektor unggulan yang selama ini belum
mampu menjadi laverage akan berkontribusi lebih tinggi.
Salah satu alat yang dijadikan sebagai instrumen untuk mengukur kontribusi sektor-
sektor ekonomi terhadap perekonomian adalah Pendapatan Domestik Regional
Bruto (PDRB). PDRB dinyatakan dalam dua kategori, yaitu atas dasar harga
konstan tahun 2000 dan atas dasar harga berlaku. Berikut ini ditampilkan PDRB
Kabupaten Indragiri Hulu periode 2008-2012.
Tabel 3.2 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Rp. Juta)
pertanian 10.217,37 2. pertambangan dan galian 1225,12 1512,21 1.852,71 2.679,95 3.190,09 3. industri pengolahan 3100,1 3.879,52 4.649,11 5.734,61 6.648,58 4. listrik, gas dan air bersih 27,49 34,46 44,45 54,12 61,45 5. bangunan 654,53 978,25 1.175,08 1.427,24 1.670,41 6. perdagangan, hotel, restoran 892,42 1.090,01 1.290,66 1.676,90 2.074,31 7. pengangkutan dan komunikasi 278,88 339,46 394,16 470,00 554,67 8. keuangan, persewaan 109,08 126,96 148,70 187,28 227,12 9. jasa-jasa
PDRB dengan migas 25.814,52 PDRB tanpa migas 11.575,10 14.285,44 17.084,20 21.446,74 24.923,68
Sumber : BPS Riau
Tabel 3.3 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Rp. Juta)
pertanian 1.908,75 2. pertambangan dan galian 255,57 281,87 248,49 277,24 298,73 3. industri
pengolahan 820,37 906,71 996,59 1.091,14 1.192,70 4. listrik, gas dan air bersih 8,12 8,50 9,20 9,92 10,69 5. bangunan 190,21 205,70 224,51 243,10 261,85 6. perdagangan, hotel, restoran 323,55 359,15 398,15 440,39 484,15 7.
pengangkutan dan komunikasi 151,31 167,21 181,71 199,56 218,52 8. keuangan,
persewaan 49,54 54,56 60,29 66,27 71,96
61
305,16 333,69 362,54 388,10 3.722,82 3.992,68 4.219,93 4.534,05
9. jasa-jasa 420,37 PDRB dengan migas 4.867,72
PDRB tanpa migas 3.519,85 3.765,97
4.029,90 4.320,33 4.636,74
Sumber : BPS Riau
Gambar 3.2 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 (persen)
Sumber : BPS Riau
Gambar 3.3 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Sumber
: BPS Riau
62
PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit
produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun.
Unit- unit produksi tersebut dalam penyajiannya dikelompokkan menjadi 9
sektor atau la pangan usaha, yaitu: 1) Pertanian, Perternakan, Perkebunan, Ke-
hutanan dan Perikanan, 2) Pertambangan dan Penggalian, 3) Industri
Pengolahan, 4) Listrik, Gas, dan Air, 5)Bangunan/Konstruksi, 6)Perdagangan,
Hotel, dan Restoran, 7) Angkutan dan Komunikasi, 8)Keuangan, Sewa
Bangunan, dan JasaPerusahaan, dan 9)Jasa-jasa.
PDRB, sebagaimana telah dijelaskan di atas, secara periodik dapat disajikan
dalam dua model, yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan
pada suatu tahun dasar tertentu. Kedua model penyajian tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
- Pada penyajian atas dasar harga berlaku, semua agregat pendapatan
dinilai atas dasar harga yang berlaku pada masing-masing tahun
pengamatan, baik pada saat menilai produksi dan biaya antara maupun
komponen nilai tambah.
- Pada penyajian atas dasar harga konstan suatu tahun dasar (tahun 2000),
nilai tambah dinilai atas dasar harga yang terjadi pada tahun dasar 2000.
Karena menggunakan harga tetap, perkembangan agregat dari tahun ke
tahun semata-mata disebabkan oleh perkembangan riil dari kuantum
produksi dengan mengabaikan harga.
3. KONDISI VARIABEL BESARAN ORGANISASI
1. Perkembangan Jumlah Penduduk
Sama seperti daerah lain, Kabupaten Indragiri Hulu mengalami pertumbuhan
jumlah penduduk sebagaimana diperlihatkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.4 Data Penduduk Kabupaten Indragiri Hulu
Jumlah Penduduk Tahun (jiwa)
Jenis Data 2008 2009 2010 2011 2012
170.032 180.482 187.304 194.212 217.797
63
2013
Laki-laki NA Perempuan 166.684 173.115 176.138 182.366 201.424 NA Jumlah 336.716 353.597 363.442 376.578 420.221 NA Pertumbuhan (jiwa) 8.713 16.881 9.845 13.136 43.643 Pertumbuhan (%) 2,66 5,01 2,78 3,61 11,59 Pertumbuhan rata-rata (%) 5,13
Sumber : Diolah dari beberapa sumber
Gambar 3.4 Diagram Pertumbuhan Penduduk Indragiri Hulu
Tingkat pertumbuhan penduduk di Kabupaten Indragiri Hulu menunjukkan
kecenderungan (trend) positif namun tidak konstan. Berdasarkan data
kependudukan tahun 2008-2012 menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan
penduduk tertinggi pada tahun 2012 yaitu sebesar 11,59% dan tingkat
pertumbuhan terendah pada tahun 2008 yaitu sebesar 2,66%, sedangkan tingkat
pertumbuhan rata-rata adalah sebesar 5,13%. Tingkat pertumbuhan rata-rata
penduduk di Kabupaten Indragiri Hulu cukup tinggi bila dibandingkan dengan
tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata Provinsi Riau berdasarkan hasil sensus
tahun 2000 dan tahun 2010 yaitu sebesar 1,17%, sedangkan tingkat
pertumbuhan nasional berdasarkan sensus penduduk tahun 2000 dan tahun
2010 adalah 1,52%.
0
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
350.000
400.000
450.000
2008 2009 2010 2011 2012
Laki-laki Perempuan Jumlah Penduduk
64
Berdasarkan tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata dapat diproyeksikan
bahwa jumlah penduduk di Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2013 adalah
sebanyak 441.778 jiwa. Masalah kependudukan di Kabupaten Indragiri Hulu
sama halnya seperti daerah lain di Indonesia. Untuk menciptakan manusia yang
berkualitas tentu saja harus melalui program-program kependudukan yang
terencana dan terukur. Program kependudukan antara lain meliputi
pengendalian kelahiran, menurunkan tingkat kematian ibu dan bayi,
perpanjangan usia dan harapan hidup, penyebaran penduduk yang seimbang
serta pengembangan potensi penduduk sebagai modal pembangunan yang harus
ditingkatkan.
Tabel 3.5 Jumlah Sekolah di Kabupaten Indragiri Hulu
No. Kecamatan
Jumlah Sekolah Tahun
TK SD SLTP SMU SMK
1.
Peranap
2. Batang Peranap 3 5 10 10 3 3 -
- 1 1
3. Seberida 14 14 21 22 4 4 2 2
1 1
4. Batang Gansal 6 11 6 15 3 3 - -
1 1
5. Batang Cenaku 13 16 13 25 6 6 1 1 - - 6. Kelayang 9 11 21 21 5 5 2 2 1 1
7. Rakit Kulim 10 11 23 24 3 3 1 1 - - 8. Pasir Penyu 8 9 19 21 6 6 2 2 3 3
9. Lirik 6 7 14 15 3 3 2 2
2 2
10. Sungai Lala 5 7 13 12 4 4 1 1 - - 11. Lubuk Batu Jaya 9 12 11 11 2 2 - - 1 1
12. Rengat Barat 10 13 32 30 5 5 2 2
1 1
13. Rengat 12 14 31 32 6 6 4 4 1 1 14. Kuala Cenaku 2 3 13 4 4 - - 1 1
Sumber : Indragiri Hulu Dalam Angka (2011,2012)
Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa di beberapa kecamatan belum
memiliki sekolah menengah umum (SMA) dan kejuruan (SMK). Jumlah SMU
2010 2011 2010 2011 2010 2011 2010 2011 2010 2011 7 7 24 26 5 5 2 2 1 1
11 Jumlah 114 140 249 277 59 59 19 19 14 14
65
dan SMK pada hampir seluruh kecamatan masih relatif sangat kecil. Padahal
sekolah menengah umum adalah merupakan pintu gerbang untuk masuk ke
perguruan tinggi, tempat menciptakan sumber daya manusia handal yang
dipersiapkan untuk menjadi agen pembangunan (agent of development) di
daerah. Begitu pula halnya dengan sekolah menengah kejuruan, adalah
pendidikan jalur vokasi yang memberikan kemampuan dan keterampilan (skill)
tertentu yang dapat meningkatkan daya saing (competitiveness) sumber daya
manusia untuk masuk ke dunia kerja, terutama dunia kerja di sektor formal.
Gambar 3.5 Pertumbuhan Jumlah Sekolah Tahun 2010-2011
Jumlah pelajar pada tahun 2010 dan 2011 di Kabupaten Indragiri Hulu tercatat
seperti yang ditampilkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.6 Jumlah Pelajar di Kabupaten Indragiri Hulu
No. Kecamatan
Jumlah Pelajar Tahun
TK SD SLTP SMU SMK
1. Peranap 341 4.776 1.315 168
2. Batang Peranap 106 1.392 309 - 184 3. Seberida 786 6.927 1.170 652 422 4. Batang Gansal 319 5.079 1.177 - - 5. Batang Cenaku 545 3.200 1.341 305 - 6. Kelayang 266 3.299 1.246 598 212 7. Rakit Kulim 217 2.238 536 - - 8. Pasir Penyu 447 4.657 2.225 817 1.621
114
249
59
19 14
140
277
59
19 14
0
50
100
150
200
250
300
TK SD SMP SMU SMK
2010 2011
66
2010 2010 2010
2010 2010
Sumber : Indragiri Hulu Dalam Angka (2011, 2012)
Pada tabel di bawah ini ditampilkan kondisi beberapa indikator pendidikan
untuk tahun 2010 dan 2011 di Kabupaten Indragiri Hulu.
Tabel 3.7 Kondisi Pendidikan di Kabupaten Indragiri Hulu
Data Tahun 2010
No. Jumlah Unsur Pendidikan TK SD SLTP SMU SMK
1. Sekolah (unit) 114 249 59 19 14
2. Pelajar (orang) 4.646 51.118 14.616 5.960 4.567
3. Guru (orang) 630 3.629 999 464 368
4. Masuk di Kelas 1 (orang) N/A 5.896 5.515 2.050 1.872
5. Lulus (orang) N/A 6.456 5.194 1.875 1.109
6. Putus Sekolah (orang) N/A 160 123 74 145
Sumber : Indragiri Hulu Dalam Angka, 2011 Tabel
3.8 Kondisi Pendidikan di Kabupat
en Indrag iri Hulu
No. Jumlah Unsur Pendidikan Data Tahun 2011
9. Lirik 345 318 988 417 870
10. Sungai Lala 178 2.043 902 381 -
11. Lubuk Batu Jaya 528 2.524 779 - -
12. Rengat Barat 521 5.851 1.593 532 365
13. Rengat 505 5.847 2.032 2.088 944
14. Kuala Cenaku 61 1.835 605 - 231
Jumlah 5.165 52.851 16.218 6.556 5.022
2011 2011 2011 766
2011 2011
67
TK SD SLTP SMU SMK
1. Sekolah (unit) 140 277 59 19 14
2. Pelajar (orang) 5.165 52.851 16.218 6.556 5.022
3. Guru (orang) 657 2.224 999 464 368
4. Masuk di Kelas 1 (orang) N/A 10.705 6.134 2.510 1.971
5. Lulus (orang) N/A 6.804 5.194 1.875 1.109
6. Putus Sekolah (orang) N/A 162 138 79 145
Sumber : Indragiri Hulu Dalam Angka, 2012
Jumlah angkatan kerja secara nasional menunjukkan trend positif. Hal ini
berkaitan dengan tingkat pertumbuhan penduduk, jumlah usia produktif,
lulusan sekolah dan perguruan tinggi, jumlah pencari kerja, dan faktor lainnya.
Jumlah pencari kerja menurut tingkat pendidikan dan kelompok umur, di
Kabupaten Indragiri Hulu seperti ditampilkan pada tabel berikuit :
Tabel 3.9 Pencari Kerja Terdaftar Menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah
2010 2011 2010 2011 2010 2011
Sekolah Dasar (SD) -
Tidak Tamat SD - - - - - - - Tamat SD 2 22 - 1 2 23
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama - SMP 9 46 - - 9 46 - MTS - 8 - - - 8
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SMA 44 480 15 128 59 608
Perguruan Tinggi (PT)
- Diploma (D1, D2, D3) 12 22 105 171 125 198 - S1 - 61 - 31 - 92
331
970
Sumber : Indragiri Hulu Dalam Angka, (2011, 2012)
Tabel 3.10 Pencari Kerja Terdaftar Menurut Tingkat Pendidikan dan
Kelompok Umur Tahun 2010-2011
Jumlah 67 639 120 187
68
Sekolah Dasar (SD) - Tidak Tamat SD - Tamat SD
- 2
- - - -
18
-
- -
- - - 2
18
- SLTP
- SMP - MTS
9 -
- - -
-
31 3
-
-
- 9 -
-
31 3
SLTA - SMA
59
- -
302
-
- 59
302
Perguruan Tinggi (PT) - Diploma (D1,
D2, D3) - S1
49
- 63 - -
-
127
5 -
5
- 117 - -
-
127
Sumber : Indragiri Hulu Dalam Angka (2011, 2012)
Dari data pada Tabel 3.9 dan Tabel 3.10 di atas menunjukkan bahwa jumlah
pencari kerja tahun 2011 didominasi oleh laki-laki dengan tingkat pendidikan
terbanyak adalah SLTA yaitu 608 orang atau setara dengan 62,68%.
Jumlah perusahaan dari berbagai sektor yang beroperasi di Kabupaten Indragiri
Hulu serta lapangan usaha yang diciptakannya menunjukkan perkembangan
yang kurang baik jika dilihat dari tenaga kerja yang diserap. Lapangan usaha
terbesar masih didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. Hal
ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.11 Lapangan Usaha
1. Pertanian, Kehutanan, Perikanan 35 26 10.916 14.308 2. Pertambangan dan
Penggalian 25 5 1.628 974
3. Industri Pengolahan 41 15 3.396 1.854
4. Listrik, Gas 2 13 94 566
5. Bangunan 2 - 65 - 6. Perdagangan, Rumah Makan, dan
Hotel 60 137 610 1.984
Jumlah -
119 63 48
530 187
Tingkat Pendidikan
Kelompok Umur (tahun)
18 – 19 20 – 29 • Jumlah 2010 2011 2010 2011 2010 2011 2010 2011
No. Sektor Perusahaan
( buah ) Tenaga Kerja
orang ) ( 2010 2011 2010 2011
69
572 -
Jumlah 237 18.609 21.202
7. Angkutan, Pergudangan, dan 9 10 870 703
Komunikasi 8. Keuangan, Asuransi, Komunikasi
dan Perusahaan Jasa 24 31 458 849 9. Jasa Kesejahteraan Sosial 23 -
221
Sumber : Indragiri Hulu Dalam Angka (2011, 2012)
Berikut ini adalah data pemutusan hubungan kerja yang terjadi sepanjang
periode 2008-2011 yang diperoleh dari Indragiri Hulu dalam angka tahun 2011
dan tahun 2012.
Tabel 3.12 Pemutusan Hubungan Kerja
Sumber : Indragiri Hulu Dalam Angka (2011, 2012)
2. Perkembangan Wilayah
Berdasarkan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1965, Kabupaten Indragiri
dimekarkan menjadi Kabupaten Indragiri Hilir dengan ibukota Tembilahan, dan
Kabupaten Indragiri Hulu dengan ibukota Rengat. Kabupaten Indragiri Hulu
meliputi 9 (sembilan) wilayah kecamatan terdiri dari 172 desa/ kelurahan. Pada
tahun 1999 Kabupaten Indragiri Hulu dimekarkan lagi menjadi Kabupaten
Kuantan Singingi dan Kabupaten Indragiri Hulu. Pada tahun 2004 Kabupaten
1. Pertanian, Kehutanan, Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian 5 5 4 3
3. Industri Pengolahan - 3 3 2
4. Listrik, Gas - - - -
5. Bangunan - - - -
6. Perdagangan, Rumah Makan, Hotel - - - - 7. Angkutan, Pergudangan, dan
Komunikasi - 2 3 2 8. Keuangan, Asuransi, Komunikasi dan
Perusahaan Jasa - - - -
9. Jasa Kesejahteraan Sosial - - - -
Jumlah 13 30 371 22
No. Sektor Tahun
2008 2009 2010 2011
8 20 361 15
70
Indragiri Hulu mengalami pemekaran wilayah kecamatan menjadi 14 (empat
belas) kecamatan. Luas wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hulu lebih
kurang 8.198,26 Km2 (819.826 Ha) terdiri dari 14 kecamatan dan 194
kelurahan dan desa.
Tabel 3.13 Jumlah Kecamatan dan Desa/Kelurahan
No. Kecamatan Ibukota Jarak ke Ibukota
Kabupaten (Km) Jumlah Desa/
Kelurahan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Peranap
Batang Peranap Seberida Batang Gansal Batang Cenaku Kelayang Rakit Kulim Pasir Penyu Lirik Sungai Lala Lubuk Batu Jaya Rengat Barat Rengat Kuala Cenaku
Peranap Selunak Pangkalan Kasai Seberida Aur Cina Simpan Kelayang Petonggan Air Molek Lirik Kelawat Lubuk Batu Tinggal Pematang Reba Rengat Kuala Cenaku
92 96 35 50 40 45 57 45 40 36 50 15 0 20
12 10 11 10 20 17 19 13 17 12 9 18 16 10
Jumlah 194
Sumber : BPS Indragiri Hulu (diolah)
Gambar 3.6 Diagram Jarak Ibukota Kecamatan ke Ibukota
Kabupaten
0 20 40 60 80 100 120
Peranap Selunak
Pangkalan Kasai Seberida Aur Cina
Simpan Kelayang Petonggan Air Molek
Lirik Kelawat
Lubuk Batu Tinggal Pematang Reba
Rengat Kuala Cenaku
71
( ) Rp (88.585.831.696)
Tabel 3.14 Luas Wilayah Administratif
Luas Wilayah
No. Nama
Kecamatan Jumlah Desa/
Kelurahan
Administrasi Terbangun
(Ha) (%)
Terhadap
Total (Ha)
(%) Terhadap
Total 1. Peranap 12 61.977,24 7,79 61.977,24 7,79 2. Batang Peranap 10 74.668,03 9,39 74.668,03 9,39 3. Seberida 11 50.009,90 6,29 50.009,90 6,29 4. Batang Cenaku 20 85.515,84 10,75 85.515,84 10,75 5. Batang Gansal 10 142.587,57 17,92 142.587,57 17,92 6. Kelayang 17 34.421,74 4,33 34.421,74 4,33 7. Rakit Kulim 19 59.400,80 7,47 59.400,80 7,47 8. Pasir Penyu 13 11.470,51 1,44 11.470,51 1,44 9. Lirik 17 31.816,66 4,00 31.816,66 4,00 10. Sungai Lala 12 16.797,40 2,11 16.797,40 2,11 11. Lubuk Batu Jaya 9 17.131,21 2,15 17.131,21 2,15 12. Rengat Barat 18 77.939,49 9,80 77.939,49 9,80 13. Rengat 16 69.671,51 8,76 69.671,51 8,76 14. Kuala Cenaku 10 62.070,49 7,80 62.070,49 7,80
Jumlah 194 795.478,39 100,00 795.478,39 100,00
Sumber : Revisi RTRW Kabupaten Indragiri Hulu
3. Perkembangan Jumlah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD)
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Indragiri Hulu
menunjukkan perkembangan yang kurang berimbang antara pendapatan
dengan belanja daerah. Berikut ini adalah Tabel struktur perkembangan
APBD Kabupaten Indragir Hulu dan trend perkembangan pendapatan
daerah dan perkembangan belanja daerah periode 2008-2013.
Tabel 3.15 Struktur APBD 2008-2013
Pendapatan Daerah Belanja Daerah Surplus/ Defisit Pembiayaan Sisa Lebih Tahun
(Rp) (Rp) (Rp) Daerah (Rp) 2008 732.565.189.244 819.652.362.150 (87.087.172.906) (1.498.658.790) 2009 860.524.475.641 1.099.289.774.346 (238.765.298.705) 239.985.298.705 1.220.000.000 2010 723.429.101.733 657.485.117.075 65.943.984.658 (65.943.984.658) 0 2011 831.889.470.795 847.649.270.736 (15.759.799.941) 15.759.799.941 0 2012 955.414.631.555 1.071.184.684.000 (115.770.052.445) 135.518.785.427
19.748.732.982 2013 1.115.521.857.769 1.487.521.000.000 (371.999.142.231) 371.999.142.231 0
72
285.838.972.335,23 533.813.389.814,77
Sumber: Diolah dari Perda
Tabel 3.16 Struktur APBD (P) 2008-2013
Tahun Pendapatan
Daerah (Rp) Belanja Daerah
(Rp) Surplus/ Defisit
(Rp) Pembiayaan
Daerah (Rp) Sisa Lebih
(Rp) 2008 810.188.394.729 936.437.030.757 (126.248.636.028) 126.248.636.028 - 2009 860.524.475.641 1.099.289.774.346 (238.765.298.705) 239.985.298.705 1.220.000.000 2010 789.372.274.544 723.428.289.885 65.943.984.658 65.943.984.658) - 2011 966.395.545.558 996.119.955.794 (29.724.410.236) 29.724.410.236 - 2012 2013
1.294.514.877.723
1.860.623.222.943
(566.108.345.220)
566.108.345.220
-
Sumber: Diolah dari Perda
Tabel 3.17 Pertumbuhan APBD 2008-2013
Tahun Pendapatan Daerah Pertumb (Rp) uhan (%)
Belanja Daerah
(Rp) Pertumb
uhan (%) Pembiayaan
Daerah (Rp) 2008 732.565.189.244 819.652.362.150 (1.498.658.790)
2009 860.524.475.641 17,47 1.099.289.774.346 34,12 239.985.298.705 2010 723.429.101.733 -15,93 657.485.117.075 -40,19 (65.943.984.658) 2011 831.889.470.795 14,99 847.649.270.736 28,92 15.759.799.941 2012 955.414.631.555 14,85 1.071.184.684.000 26,37 135.518.785.427 2013 1.115.521.857.769 16,76 1.487.521.000.000 38,87 371.999.142.231
Sumber: Diolah dari Perda
Tabel 3.18 Perkembangan Pendapatan Daerah
Dana Lain-lain
Pertum- Tahun PAD (Rp) Perimbangan Pendapatan Jumlah (Rp)
buhan (%)
2008 16.098.116.492
732.565.189.244 2009 25.995.385.905 811.779.340.296 22.749.749.440 860.524.475.641 17,47 2010 19.816.920.572 644.785.125.830 58.827.055.331 723.429.101.733 -15,93 2011 23.923.907.573 722.656.742.622 85.308.820.600 831.889.470.795 14,99 2012 27.282.709.707 862.495.625.338 65.636.296.480 955.414.631.555 14,85 2013
38.325.188.982 971.341.474.265 105.855.194.522 1.115.521.857.769 16,76
Sumber: Diolah dari Perda
Tabel 3.19 Perkembangan Belanja Daerah
Belanja Tidak Belanja langsung Pertum- Tahun Jumlah (Rp) Langsung (Rp) (Rp) buhan (%)
2008 819.652.362.150,00 2009 438.406.957.109,23 660.882.817.236,77
1.099.289.774.346,00 34,12
( ) Rp ( ) Rp 689.577.214.677 26.889.858.075
73
2010 436.520.921.222,34 220.964.195.852,73
657.485.117.075,07 -40,19 2011 469.255.217.038,62 378.394.053.697,00
847.649.270.735,62 28,92 2012 489.950.983.809,00 581.233.700.191,00
1.071.184.684.000,00 26,37 2013 575.000.620.366,59 912.520.379.633,41
1.487.521.000.000,00 38,87
Sumber: Diolah dari Perda
4. KONDISI EXISTING KELEMBAGAAN
Struktur organisasi perangkat daerah Kabupaten Indragiri Hulu ditetapkan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yaitu melalui Peraturan Daerah (Perda)
dan Peraturan Bupati. Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati dimaksud adalah :
a. Peraturan Bupati Indragiri Hulu Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Tugas
Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Sekretariat Daerah Kabupaten Indragiri
Hulu dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
Indragiri Hulu
b. Peraturan Bupati Indragiri Hulu Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Tugas
Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Dinas Daerah Kabupaten Indragiri Hulu
c. Peraturan Bupati Indragiri Hulu Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Tugas
Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Lembaga Teknis Daerah Kabupaten
Indragiri Hulu
d. Peraturan Bupati Indragiri Hulu Nomor 15 Tahun 2008 Tentang Tugas
Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Kecamatan dan Kelurahan Lingkup
Kabupaten Indragiri Hulu
e. Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Nomor 18 Tahun 2008 Tentang
Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Indragiri
Hulu
f. Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Nomor 3 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Nomor 18
Tahun 2008 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten
Indragiri Hulu
74
g. Peraturan Bupati Indragiri Hulu Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Bupati Indragiri Hulu Nomor 13 Tahun 2008 Tentang
Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Dinas Daerah Kabupaten Indragiri
Hulu
h. Peraturan Bupati Indragiri Hulu Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Bupati Indragiri Hulu Nomor 14 Tahun 2008 Tentang
Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Lembaga Teknis Daerah Kabupaten
Indragiri Hulu
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Nomor 18 Tahun 2008
Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Indragiri Hulu, dan Peraturan
Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Nomor 18 Tahun 2008 Tentang
Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Indragiri Hulu, telah ditetapkan susunan
Organisasi Perangkat Daerah Pemerintahan Kabupaten Indragiri Hulu adalah
sebagai berikut :
a. Sekretariat Daerah;
b. Sekretariat DPRD;
c. Dinas Daerah, terdiri dari:
1. Dinas Pendidikan;
2. Dinas Kesehatan;
3. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
4. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika; 5. Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
6. Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya, dan Pariwisata;
7. Dinas Pekerjaan Umum;
8. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pengelolaan Pasar
9. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;
10. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura;
11. Dinas Peternakan dan Perikanan;
12. Dinas Kehutanan;
75
13. Dinas Perkebunan;
14. Dinas Pertambangan dan Energi;
15. Dinas Pendapatan Daerah
d. Lembaga Teknis Daerah, terdiri dari:
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penelitian Pengembangan;
2. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Penanggulangan Bencana Daerah;
3. Badan Lingkungan Hidup;
4. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan dan
Ketahanan Pangan;
5. Badan Penanaman Modal Daerah dan Pelayanan Perizinan Terpadu;
6. Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah;
7. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa;
8. Inspektorat Kabupaten;
9. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi;
10. Kantor Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan;
11. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja, Perlindungan Masyarakat dan
Pemadam Kebakaran;
12. Rumah Sakit Umum Daerah Indrasari Rengat.
e. Kecamatan;
f. Kelurahan.
A. Susunan Organisasi Sekretariat Daerah, terdiri dari:
a. Sekretaris Daerah
b. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, membawahi dan
mengkoordinasikan:
1. Bagian Administrasi Pemerintahan Umum, membawahi:
a) Sub Bagian Perangkat Daerah dan Otonomi Daerah;
b) Sub Bagian Pertanahan dan Kependudukan;
c) Sub Bagian Pengawasan dan Ketertiban.
2. Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat, membawahi;
a) Sub Bagian Agama, Kesbangpol, KB dan Pemberdayaan
Perempuan;
76
b) Sub Bagian Sosial, Tenaga Kerja dan Pemberdayaan Masyarakat;
c) Sub bagian Pendidikan, Kesehatan, Pemuda dan Olahraga.
3. Bagian Hukum, Organisasi dan Tatalaksana, membawahi:
a) Sub Bagian Bantuan Hukum dan HAM;
b) Sub Bagian Peraturan Perundang-undangan dan Dokumentasi
Hukum;
c) Sub Bagian Organisasi dan Tatalaksana.
c. Asisten Perekonomian dan Pembangunan, dan mengkoordinasikan:
1. Bagian Administrasi Perekonomian, membawahi:
a) Sub Bagian Sarana dan Prasarana Perekonomian;
b) Sub Bagian Produksi Daerah;
c) Sub Bagian Pengembangan Ekonomi Daerah. 2. Bagian
Administrasi Pembangunan, membawahi:
a) Sub Bagian Administrasi Pembangunan;
b) Sub Bagian Pengendalian;
c) Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan.
d. Asisten Administrasi Umum, membawahi dan mengkoordinasikan:
1. Bagian Keuangan, membawahi:
a) Sub Bagian Anggaran;
b) Sub Bagian Perbendaharaan;
c) Sub Bagian Pembukuan.
2. Bagian Umum, membawahi:
a) Sub Bagian Umum;
b) Sub Bagian Sandi dan Telekomunikasi;
c) Sub Bagian Rumah Tangga.
3. Bagian Humas, membawahi:
a) Sub Bagian Protokol;
b) Sub Bagian Pemberitaan;
c) Sub Bagian Dokumentasi.
4. Bagian Pengelolaan Aset, membawahi:
a) Sub Bagian Analisa Kebutuhan;
b) Sub Bagian Pengadaan;
77
c) Sub Bagian Distribusi dan Pengelolaan.
B. Susunan Organisasi Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,
terdiri dari:
a. Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
b. Bagian Umum, terdiri dari:
1. Sub Bagian Tata Usaha;
2. Sub Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga;
3. Sub Bagian Keprotokolan dan Hubungan Masyarakat.
c. Bagian Risalah dan Persidangan, terdiri dari:
1. Sub Bagian Risalah;
2. Sub Bagian Persidangan;
3. Sub Bagian Komisi dan Panitia Khusus
d. Bagian Keuangan, terdiri dari:
1. Sub Bagian Anggaran;
2. Sub Bagian Pembukuan;
3. Sub Bagian Perbendaharaan.
C. Susunan Organisasi Dinas Daerah, terdiri dari :
a. DINAS PENDIDIKAN
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat, terdiri dari :
a) Sub Bagian Program
b) Sub Bagian Umum;
c) Sub Bagian Keuangan.
3. Bidang Pendidikan Dasar dan Pra Sekolah terdiri dari :
a) Seksi Teknis Pendidikan Prasekolah;
b) Seksi Teknis Pendidikan Dasar;
c) Seksi Kurikulum.
4. Bidang Pendidikan Menengah, terdiri dari :
a) Seksi Teknis SLTP/MTs;
b) Seksi Teknis SMA/MK/MA;
c) Seksi Teknis Kurikulum.
78
5. Bidang Sarana dan Prasarana Pendidikan, terdiri dari :
a) Seksi Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan;
b) Seksi Pengawasan dan Pemeliharaan;
c) Seksi Inventarisasi dan Penghapusan.
6. Bidang Pendidikan Luar Sekolah, terdiri dari :
a) Seksi Pendidikan Kesetaraan, PAUD dan Keaksaraan
Fungsional;
b) Seksi Kurikulum;
c) Seksi Penyelenggaraan Kursus-kursus dan Kelembagaan. 7)
Kelompok Jabatan Fungsional; 8) Unit Pelaksana Teknis.
b. DINAS KESEHATAN
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat, terdiri dari :
a) Sub Bagian Program
b) Sub Bagian Umum;
c) Sub Bagian Keuangan.
3. Bidang Sumber Daya Kesehatan, membawahi :
a) Seksi Pendataan dan Informasi;
b) Seksi Evaluasi dan Pelaporan;
c) Seksi Sumber Daya Kesehatan dan Akreditasi.
4. Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahi :
d) Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar;
e) Seksi Bina Sarana Kesehatan Swasta;
f) Seksi Farmamin dan Alat Kesehatan.
5. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehetan Lingkungan,
membawahi :
a) Seksi Pengendalian Penyakit;
b) Seksi Penyehatan Lingkungan;
c) Seksi Surveilans dan Kesehatan Matra.
6. Bidang Promosi Kesehatan dan Kesehatan Keluarga, membawahi :
a) Seksi Promosi Kesehatan;
79
b) Seksi Kesehatan Keluarga;
c) Seksi Gizi dan Peran Serta Masyarakat. 7) Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Dinas; 8) Kelompok Jabatan Fungsional.
c. DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA, DAN TRANSMIGRASI
1) Kepala Dinas;
2) Sekretariat, terdiri dari :
a) Sub Bagian Program;
b) Sub Bagian Umum;
c) Sub Bagian Keuangan.
3) Bidang Bantuan dan Pemberdayaan Sosial, terdiri dari :
a) Seksi Bantuan dan Penanggulangan Bencana dan Korban
Kekerasan;
b) Seksi Pemberdayaan Potensi, Organisasi, dan Jaminan
Sosial;
c) Seksi Pemberdayaan Fakir Miskin dan Komunitas Adat
Terpencil.
4) Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, terdiri dari :
a) Seksi Pelayanan Anak, Usia Lanjut, dan Orang Terlantar;
b) Seksi Pelayanan dan Rehabilitasi Penyandang Cacat dan
Tuna
Wisma;
c) Seksi Pembinaan Kepahlawanan dan Penyuluhan Sosial.
5) Bidang Ketenagakerjaan, terdiri dari :
a) Seksi Latihan, Produktivitas dan Penempatan Tenaga Kerja;
b) Seksi Hubungan Industrial, dan Kesejahteraan Pekerja;
c) Seksi Pengawasan Norma Kerja, dan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
6) Bidang Ketransmigrasian, terdiri dari :
a) Seksi Jaminan Hidup dan Sarana Produksi;
b) Seksi Pemukiman dan Pelayanan Sosial;
c) Seksi Kelembagaan dan Penyiapan Lahan. 7) Kelompok
Jabatan Fungsional; 8) Unit Pelaksana Teknis (UPT).
80
d. DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI, DAN INFORMATIKA
1) Kepala Dinas;
2) Sekretariat, terdiri dari :
a) Sub Bagian Program;
b) Sub Bagian Umum;
c) Sub Bagian Keuangan.
3) Bidang Perhubungan Darat, terdiri dari :
a) Seksi Angkutan Orang dan Barang;
b) Seksi Manajemen Rekayasa Lalulintas;
c) Seksi Ketertiban dan Pengawasan Lalulintas.
4) Bidang Perhubungan Laut, Sungai, dan Udara, terdiri dari :
a) Seksi Perhubungan Laut, Sungai dan Pedalaman;
b) Seksi Perhubungan Udara;
c) Seksi Pengawasan dan Pengamanan Pelabuhan.
5) Bidang Informatika, terdiri dari :
a) Seksi Informasi Masyarakat;
b) Seksi Publikasi;
c) Seksi Media Elektronik dan Pengembangan Informasi.
6) Bidang Komunikasi, terdiri dari :
a) Seksi Sarana dan Prasarana;
b) Seksi Pos dan Telekomunikasi;
c) Seksi Perawatan dan Pengendalian.
7) Kelompok Jabatan Fungsional;
8) Unit Pelaksana Teknis (UPT)
e. DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
1) Kepala Dinas;
2) Sekretariat, terdiri dari :
a) Sub Bagian Program;
b) Sub Bagian Umum;
c) Sub Bagian Keuangan.
3) Bidang Pengawasan dan Pengendalian, terdiri dari :
81
a) Seksi Pengawasan;
b) Seksi Pengendalian;
c) Seksi Pelaporan.
4) Bidang Kependudukan, terdiri dari :
a) Seksi Identitas Kependudukan;
b) Seksi Mutasi Penduduk;
c) Seksi Perkembangan dan Persebaran Penduduk.
5) Bidang Pencatatan Sipil, terdiri dari :
a) Seksi Akte Kelahiran dan Kematian;
b) Seksi Pernikahan dan Perceraian;
c) Seksi Perubahan Nama dan Pengesahan Adopsi.
6) Bidang Data Penduduk, terdiri dari :
a) Seksi Pengolahan data Sensus;
b) Seksi Informasi Penduduk. 7) Kelompok Jabatan
Fungsional; 8) Unit Pelaksana Teknis (UPT).
f. DINAS PEMUDA, OLAHRAGA, BUDAYA, DAN PARIWISATA
1) Kepala Dinas;
2) Sekretariat, terdiri dari :
a) Sub Bagian Program;
b) Sub Bagian Umum;
c) Sub Bagian Keuangan.
3) Bidang Kepemudaan, terdiri dari :
a) Seksi Pengembangan Program Kepemudaan;
b) Seksi Produktivitas Kepemudaan;
c) Seksi Lembaga kepemudaan.
4) Bidang Keolahragaan dan Sarana, terdiri dari :
a) Seksi Kesegaran Jasmani dan Rekreais;
b) Seksi Olahraga dan Prestasi;
c) Seksi Sarana dan Prasarana.
5) Bidang Budaya dan Pariwisata, terdiri dari :
a) Seksi Budaya dan Seni;
82
b) Seksi Sejarah, Purbakala dan Museum;
c) Seksi Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata;
d) Seksi Pemasaran dan Promosi.
6) Bidang Sejarah dan Purbakala, terdiri dari :
7) Bidang Pengembangan Produk Wisata, terdiri dari :
8) Bidang Pemasaran, terdiri dari :
9) Kelompok Jabatan Fungsional 10) Unit Pelaksana Teknis (UPT).
g. DINAS PEKERJAAN UMUM
1) Kepala Dinas;
2) Sekretariat, terdiri dari :
a) Sub Bagian Program;
b) Sub Bagian Umum;
c) Sub Bagian Keuangan.
3) Bidang Tata Ruang dan Bina Teknik
a) Seksi Penataan Ruang;
b) Seksi Penertiban dan Perizinan;
c) Seksi Evaluasi, Pelaporan, dan Jasa Konstruksi.
4) Bidang Sumber Daya Air, terdiri dari :
a) Seksi Sungai dan Danau;
b) Seksi Irigasi dan Rawa;
c) Seksi Operasi dan Pemeliharaan.
5) Bidang Bina Marga, terdiri dari :
a) Seksi Jalan;
b) Seksi Jembatan;
c) Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.
6) Bidang Cipta Karya, terdiri dari :
a) Seksi Bangunan;
b) Seksi Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan;
c) Seksi Perumahan dan Permukiman.
7) Kelompok Jabatan Fungsional; 8) Unit Pelaksana Teknis (UPT).
83
h. DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, DAN PENGELOLAAN
PASAR
1) Kepala Dinas;
2) Sekretariat, terdiri dari :
a) Sub Bagian Program;
b) Sub Bagian Umum;
c) Sub Bagian Keuangan.
3) Bidang Perindustrian, terdiri dari :
a) Seksi Industi Kerajinan;
b) Seksi Industri Logam dan Mesin;
c) Seksi Aneka Industri dan Elektronika.
4) Bidang Perdagangan dan Bina Produksi, terdiri dari :
a) Seksi Bina Usaha, Sarana Perdagangan dan Pengembangan
Ekspor;
b) Seksi Perizinan dan Pendaftaran Perusahaan;
c) Seksi Penyaluran Produksi dan Promosi.
5) Bidang Pengawasan dan Pengendalian, terdiri dari :
a) Seksi Pengawasan Pengendalian Sistem Perdagangan;
b) Seksi Pengawasan Pengendalian Arus Barang dan Jasa;
c) Seksi Inventarisasi dan Penerapan Standarisasi.
6) Bidang Pengelolaan Pasar, terdiri dari :
a) Seksi Sarana dan Prasarana Pasar;
b) Seksi Pengaturan dan Ketertiban Pasar;
c) Seksi Pendapatan. 7) Kelompok Jabatan Fungsional; 8) Unit
Pelaksana Teknis (UPT).
i. DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH
1) Kepala Dinas;
2) Sekretariat, terdiri dari :
a) Sub Bagian Program;
b) Sub bagian Umum;
c) Sub Bagian Keuangan.
84
3) Bidang Koperasi, terdiri dari :
a) Seksi Aneka Usaha Koperasi;
b) Seksi Kelembagaan;
c) Seksi Perizinan.
4) Bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, terdiri dari :
a) Seksi Usaha Pertanian;
b) Seksi Usaha Non Pertanian;
c) Seksi Perdagangan dan Aneka Usaha.
5) Bidang Permodalan dan Simpan Pinjam, terdiri dari :
a) Seksi Permodalan;
b) Seksi Simpan Pinjam;
c) Seksi Kesejahteraan Anggota.
6) Bidang Pembinaan dan Pengembangan Usaha, terdiri dari :
a) Seksi Pengendalian dan Pengawasan;
b) Seksi Penyuluhan;
c) Seksi Tenaga dan Sarana. 7) Kelompok Jabatan Fungsional;
8) Unit Pelaksana Teknis (UPT).
j. DINAS PERTANIAN, TANAMAN PANGAN, DAN HORTIKULTURA
1) Kepala Dinas;
2) Sekretariat, terdiri dari :
a) Sub Bagian Program;
b) Sub Bagian Umum;
c) Sub Bagian Keuangan.
3) Bidang Produksi, terdiri dari :
a) Seksi Pengembangan Padi dan Palawija;
b) Seksi Pengembangan Hortikultura;
c) Seksi Perlindungan Tanaman.
4) Bidang Sarana dan Prasarana, terdiri dari :
a) Seksi Irigasi dan Rehabilitasi Lahan;
b) Seksi Alat dan Mesin Pertanian;
c) Seksi Pembibitan dan Pembenihan.
85
5) Bidang Usaha Tani dan Agribisnis, terdiri dari :
a) Seksi Pemasaran dan Promosi;
b) Seksi Pasca Panen dan Pengelolaan Hasil;
c) Seksi Perizinan dan Permodalan.
6) Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, terdiri dari :
a) Seksi Pengembangan dan Penerapan Teknologi;
b) Seksi Kelembagaan;
c) Seksi Keterampilan Petani dan Petugas. 7) Kelompok
Jabatan Fungsional; 8) Unit Pelaksana Teknis (UPT).
k. DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
1) Kepala dinas;
2) Sekretariat, terdiri dari :
a) Sub Bagian Program;
b) Sub Bagian Umum;
c) Sub Bagian keuangan.
3) Bidang Peternakan, terdiri dari :
a) Seksi Produksi;
b) Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat
Vertiner;
c) Seksi Penyebaran dan Pengembangan Peternakan.
4) Bidang Perikanan, terdiri dari :
a) Seksi Produksi;
b) Seksi Sumberdaya Perikanan dan Pelestarian Perairan
Umum;
c) Seksi Pembenihan.
5) Bidang Pemasaran dan Promosi, terdiri dari :
a) Seksi Pemasaran dan Informasi Pasar;
b) Seksi Kemitraan, Perizinan, dan Permodalam;
c) Seksi Pengolahan Hasil Panen dan Pasca Panen.
6) Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, terdiri dari :
a) Seksi Kelembagaan;
b) Seksi Keterampilan;
86
c) Seksi Pengembangan dan Penerapan Teknologi. 7)
Kelompok Jabatan Fungsional; 8) Unit Pelaksana Teknis (UPT).
l. DINAS KEHUTANAN
1) Kepala Dinas;
2) Sekretariat, terdiri dari :
a) Sub Bagian Program;
b) Sub Bagian Umum;
c) Sub Bagian Keuangan.
3) Bidang Pengembangan Hutan, terdiri dari :
a) Seksi Pembenihan Tanaman Hutan;
b) Seksi Penghijauan Hutan Kemasyarakatan dan Hutan
Rakyat;
c) Seksi Rahabilitasi dan Pengembangan Hutan. 4) Bidang
Pengusahaan Hutan, terdiri dari :
a) Seksi Pengolahan dan Peredaran Hasil Hutan;
b) Seksi Iuran Hasil Hutan;
c) Seksi Bina Usaha Kehutanan.
5) Bidang Perlindungan, terdiri dari :
a) Seksi Tenaga dan Sarana Pengamanan Hutan;
b) Seksi Penanggulangan Bencana dan Konflik Sosial;
c) Seksi Pengamanan dan Pengawasan OPT, Pupuk, Alsin, dan
Pestisida.
6) Bidang Pengawasan dan Pengendalian, terdiri dari :
a) Seksi Pengawasan Eksploitasi Hutan;
b) Seksi Pengendalian;
c) Seksi Evaluasi dan Pelaporan.
7) Kelompok Jabatan Fungsional;
8) Unit Pelaksana Teknis (UPT)
m. DINAS PERKEBUNAN
1) Kepala Dinas;
2) Sekretariat, terdiri dari :
87
a) Sub Bagian Program;
b) Sub Bagian Umum;
c) Sub Bagian Keuangan.
3) Bidang Produksi, terdiri dari :
a) Seksi Penyiapan Lahan;
b) Seksi Sarana Produksi;
c) Seksi Tanaman Tahunan/Semusim.
4) Bidang Pengembangan Sumber Daya, terdiri dari :
a) Seksi Pengembangan dan Penerapan Teknologi;
b) Seksi Kelembagaan;
c) Seksi Keterampilan Petani dan Petugas.
5) Bidang Pengolahan dan Pemasaran, terdiri dari :
a) Seksi Pelayanan Usaha dan Pemasaran;
b) Seksi Pengolahan dan Pembinaan Mutu;
c) Seksi Kemitraan dan Permodalan.
6) Bidang Perlindungan, terdiri dari :
a) Seksi Alsin dan Sarana Perlindungan;
b) Seksi Pengawasan dan Pengendalian;
c) Seksi Peremajaan dan Rehabilitasi Tanaman.
7) Kelompok Jabatan Fungsional;
8) Unit Pelaksana Teknis (UPT)
n. DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI
1) Kepala Dinas;
2) Sekretariat, terdiri dari :
a) Sub Bagian program;
b) Sub Bagian Umum;
c) Sub Bagian Keuangan.
3) Bidang Pertambangan Umum, terdiri dari :
a) Seksi Pengusahaan dan Pengembangan Pertambangan
Umum;
b) Seksi Geologi Mineral dan Air Bawah Tanah/Permukaan;
88
c) Seksi Konservasi dan Pengembangan Masyarakat.
4) Bidang Keenergian dan Ketenagalistrikan, terdiri dari :
a) Seksi Pengusahaan Pengembangan Minyak dan Gas;
b) Seksi Pengusahaan Pengembangan Ketenagalistrikan;
c) Seksi Pengusahaan Pengembangan Enegi Baru dan
Terbarukan.
5) Bidang Pembinaan, Pengawasan, dan Pengendalian, terdiri dari :
a) Seksi Pengawasan dan Pengendalian Pertambangan Umum;
b) Seksi Pengawasan dan Pengendalian Ketenagalistrikan. 6)
Kelompok Jabatan Fungsional; 7) Unit Pelaksana Teknis (UPT).
o. DINAS PENDAPATAN DAERAH
1) Kepala Dinas;
2) Sekretariat, terdiri dari :
a) Sub Bagian program;
b) Sub Bagian Umum;
c) Sub Bagian Keuangan.
3) Bidang Penagihan, terdiri dari :
a) Seksi Penagihan;
b) Seksi Pendataan;
c) Seksi Pengelolaan Pendapatan Lain-lain
4) Bidang Bagi Hasil dan Dana Perimbangan, terdiri dari :
a) Seksi Bagi Hasil Pajak;
b) Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak;
c) Seksi Bagi Hasil Lain-lain.
5) Bidang PBB dan BPHTB, terdiri dari :
a) Seksi Pendataan/Penilaian, Penetapan dan Pengelolaan Data;
b) Seksi Penerimaan;
c) Seksi Penagihan, Keberatan, dan Banding.
6) Bidang Pendaftaran Perhitungan, dan Penetapan, terdiri dari :
a) Seksi Pendaftaran;
b) Seksi Perhitungan;
89
c) Seksi Penetapan. 7) Kelompok Jabatan Fungsional; 8) Unit
Pelaksana Teknis (UPT).
D. Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah, terdiri dari :
1. Badan Daerah, terdiri dari :
a. BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN
PENELITIAN PENGEMBANGAN
1) Kepala Badan;
2) Sekretariat, terdiri dari :
a) Sub Bagian Program;
b) Sub Bagian Umum;
c) Sub Bagian Keuangan.
3) Bidang Fisik dan Prasarana, terdiri dari :
a) Sub Bidang Sumber Daya Alam dan Sumber Daya
Lingkungan;
b) Sub Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.
4) Bidang Sosial Budaya, terdiri dari :
a) Sub Bidang Kesejahteraan Rakyat;
b) Sub Bidang Pemerintahan dan Kemasyarakatan.
5) Bidang Ekonomi, terdiri dari :
a) Sub Bidang Pertanian;
b) Sub Bidang Perekonomian dan Bina Usaha.
6) Bidang Penelitian dan Pengembangan, terdiri dari :
a) Sub Bidang Pemerintahan dan Sumber Daya Manusia;
b) Sub Bidang Ekonomi dan Pembangunan.
7) Kelompok Jabatan Fungsional;
8) Unit Pelaksana Teknis.
b. BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN
PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
1) Kepala Badan;
2) Sekretariat, terdiri dari :
90
a) Sub Bagian Program;
b) Sub Bagian Umum;
c) Sub Bagian Keuangan.
3) Bidang Kesatuan Bangsa, terdiri dari :
a) Sub Bidang Wawasan Kebangsaan dan Ideologi;
b) Sub Bidang Hubungan Antar Lembaga.
4) Bidang Demokratisasi dan Penanganan Masalah Aktual, terdiri dari:
a) Sub Bidang Pembinaan Politik dan Demokratisasi;
b) Sub Bidang Sosial Budaya dan Kemasyarakatan.
5) Bidang Pengawasan dan Pengendalian, terdiri dari :
a) Sub Bidang Pengawasan;
b) Sub Bidang Pengendalian.
6) Bidang Penanggulangan Bencana Daerah, terdiri dari :
a) Sub Bidang Pemantauan dan Investigasi;
b) Sub Bidang Penaggulangan Bencana Daerah. 7) Kelompok
Jabatan Fungsional; 8) Unit Pelaksana Teknis.
c. BADAN LINGKUNGAN HIDUP
1) Kepala Badan;
2) Sekretariat, terdiri dari :
a) Sub Bagian Program;
b) Sub Bagian Umum;
c) Sub Bagian Keuangan.
3) Bidang Analisa Pencegahan Dampak Lingkungan, terdiri dari :
a)
b)
91
Sub Bidang Teknis AMDAL;
Sub Bidang Pengembangan Kelembagaan dan Kapasitas.
4) Bidang Pengawasan dan Pengendalian, terdiri dari :
a) Sub Bidang Perizinan dan Hukum;
b) Sub Bidang Pengawasan dan Pengendalian.
5) Bidang Pemantauan dan Pemulihan, terdiri dari :
a) Sub Bidang pemantauan;
b) Sub Bidang Pemulihan Kualitas Lingkungan.
6) Bidang Bina Lingkungan dan Penyuluhan, terdiri dari :
a) Sub Bidang Bina Lingkungan;
b) Sub Bidang Penyuluhan. 7) Kelompok Kabatan
Fungsional; 8) Unit Pelaksana Teknis.
d. BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN,
PERIKANAN, KEHUTANAN, DAN KETAHANAN PANGAN
1) Kepala Badan;
2) Sekretariat, terdiri dari :
a) Sub Bagian Program;
b) Sub Bagian Umum;
c) Sub Bagian Keuangan.
3) Bidang Kelembagaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia,
terdiri dari :
a) Sub Bidang Kelembagaan dan Mitra Usaha;
b) Sub Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia.
4) Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan, terdiri dari :
a) Sub Bidang Pengembangan Metodologi Penyuluhan;
b) Sub Bidang Pengembangan Informasi Teknologi
Penyuluhan.
a)
b)
92
5) Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan, terdiri dari :
a) Sub Bidang Distribusi dan Harga Pangan;
b) Sub Bidang Ketersediaan dan Cadangan Pangan.
6) Bidang Konsumsi dan Kewaspadaan Pangan, terdiri dari :
Sub Bidang Konsumsi Pengan;
Sub Bidang Kewaspadaan Pangan dan
Gizi. 7) Kelompok Jabatan Fungsional; 8) Unit
Pelaksana Teknis.
e. BADAN PENANAMAN MODAL DAERAH, DAN PELAYANAN
PERIZINAN TERPADU
1) Kepala Badan;
2) Sekretariat, terdiri dari :
a) Sub Bagian Program;
b) Sub Bagian Umum;
c) Sub Bagian Keuangan.
3) Bidang Promosi, terdiri dari :
a) Sub Bidang Penelitian dan Pengkajian;
b) Sub Bidang Hubungan Kerja dan Promosi.
4) Bidang Investasi, terdiri dari :
a) Sub Bidang Penelitian dan Pengkajian;
b) Sub Bidang Hubungan Kerja dan Promosi.
5) Bidang Pelayanan Perizinan, terdiri dari :
a) Bidang Perizinan I
b) Bidang Perizinan II
6) Bidang Pelayanan Non Perizinan;
7) Kelompok Jabatan Fungsional; 8) Unit Pelaksana Teknis.
a)
b)
93
f. BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH
1) Kepala Badan;
2) Sekretariat, terdiri dari :
a) Sub Bagian Progran;
b) Sub Bagian Umum;
c) Sub Abgian Keuangan.
3) Bidang Perencanaan dan Pengembangan Pegawai, terdiri dari :
Sub Bidang Perencanaan Pegawai; Sub
Bidang Pengenbangan Pegawai.
4) Bidang Mutasi, terdiri dari :
a) Sub Bidang Mutasi Jabatan dan Kepangkatan;
b) Sub Bidang Pemberhentian dan Pensiun.
5) Bidang Pembinaan PNS, terdiri dari :
a) Sub Bidang Disiplin PNS
b) Sub Bidang Kesejahteraan PNS
6) Bidang Pendidikan dan Latihan PNS, terdiri dari :
a) Sub Bidang Pendidikan dan Latihan Struktural;
b) Sub Bidang Pendidikan dan Latihan Teknis/Fungsional.
7) Kelompok Jabatan Fungsional; 8) Unit Pelayanan Terpadu.
g. BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAH
DESA
1) Kepala Badan;
2) Sekretariat, terdiri dari :
a) Sub Bagian Program;
b) Sub Bagian Umum;
c) Sub Bagian Keuangan.
3) Bidang Pemerintahan Desa dan Kelurahan, terdiri dari :
a)
b)
94
a) Sub Bidang Bina Pemerintah Desa dan Kelurahan;
b) Sub Bidang Kelembagaan Desa dan Kelurahan.
4) Bidang Pemberdayaan Masyarakat, terdiri dari :
a) Sub Bidang Partisipasi Masyarakat;
b) Sub Bidang Pengembangan Tradisi dan Budaya
Masyarakat Desa
5) Bidang Teknologi Tepat Gunan, terdiri dari :
a) Sub Bidang Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna;
b) Sub Bidang Pengembangan Teknologi Tepat Guna.
6) Bidang Pemberdayaan Ekonomi Desa, terdiri dari :
Sub Bidang Usaha Ekonomi Desa;
Sub Bidang Pengembangan Ekonomi
Desa. 7) Kelompok Jabatan Fungsional; 8) Unit
Pelayanan Terpadu.
2. Inspektorat Kabupaten
a. Inspektur;
b. Sekretariat, terdiri dari :
1) Sub Bagian Program;
2) Sub Bagian Umum;
3) Sub Bagian Keuangan.
c. Inspektur Pembantu Wilayah I, II, III, IV, masing-masing terdiri dari :
1) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan;
2) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan;
3) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan.
d. Kelompok Jabatan Fungsional.
3. Kantor, terdiri dari :
a)
b)
95
a. KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP, DAN DOKUMENTASI
1) Kepala Kantor;
2) Sub Bagian Tata Usaha;
3) Seksi Perpustakaan;
4) Seksi Kearsipan;
5) Seksi Dokumentasi;
6) Kelompok Jabatan Fungsional.
b. KANTOR KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN
1) Kepala Kantor;
2) Sub Bagian Tata Usaha;
3) Seksi Keluarga Berencana;
4) Seksi Pemberdayaan Perempuan;
96
5) Seksi Penyuluhan;
6) Kelompok Jabatan Fungsional.
c. KANTOR SATUAN POLISI PAMONG PRAJA, PERLINDUNGAN
MASYARAKAT DAN PEMADAM KEBAKARAN
1) Kepala Kantor;
2) Sub Bagian Tata Usaha;
3) Seksi Pengamanan dan Pengawalan;
4) Seksi Pengembangan Kapasitas dan Kesamaptaan;
5) Seksi Operasional dan Penertiban;
6) Seksi Perlindungan Masyarakat;
7) Seksi Pemadam Kebakaran;
8) Kelompok Jabatan Fungsional.
d. RUMAH SAKIT DAERAH INDRASARI RENGAT
1) Direktur;
2) Sub Bagian Tata Usaha;
3) Seksi Pelayanan;
4) Seksi Keperawatan;
5) Seksi Rekam Medis;
6) Kelompok Jabatan Fungsional.
E. Kecamatan, terdiri dari : 1) Camat;
2) Sekretariat, terdiri dari :
a) Sub Bagian Program;
b) Sub Bagian Umum;
c) Sub Bagian Keuangan.
3) Seksi Pemerintahan;
4) Seksi Ketenteraman dan Ketertiban;
5) Seksi Pembangunan Masyarakat Desa dan Kelurahan;
6) Seksi Kesejahteraan Sosial;
7) Seksi Pelayanan Umum.
97
F. Kelurahan, terdiri dari :
1) Lurah;
2) Sekretaris Lurah
3) Seksi Pemerintahan;
4) Seksi Ketenteraman dan Ketertiban;
5) Seksi Pembangunan Masyarakat Desa dan Kelurahan; 6) Seksi
Pelayanan Umum.
98
BAB IV
ANALISA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
1. STANDARISASI KELEMBAGAAN
Organisasi Perangkat Daerah disusun berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang menjadi acuan bagi seluruh daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota dalam
mengidentifikasi dan mendisain kebutuhan organisasi perangkat daerah untuk
menyelenggarakan urusan pemerintahan di daerah, baik urusan yang bersifat wajib
maupun urusan yang bersifat pilihan. Sebagaimana telah dijelaskan pada Bab II
Bahagian 3 tentang Besaran Organisasi Maksimum, ada 3 (tiga) variabel yang
dijadikan dasar dalam penentuan kebutuhan organisasi perangkat daerah, yaitu :
Tabel 4.1 Variabel Besaran Organisasi Perangkat Daerah
No. Variabel Satuan Bobot
Maksimum (%)
1. Jumlah Penduduk Jiwa 40
2. Luas Wilayah KM2 35
3. Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Rupiah 25
Jumlah 100
Nilai variabel pada masing-masing interval kelas digunakan untuk menentukan
jumlah keseluruhan nilai yang akan menentukan besaran Organisasi Perangkat
Daerah. Nilai masing-masing kelas interval variabel untuk kabupaten di luar Pulau
Jawa dan Madura ditetapkan sebagai berikut:
Tabel 4.2 Nilai Kelas Interval Variabel
No. Variabel Kelas Interval Nilai Variabel
Kabupaten Indragiri Hulu
Nilai
1. Jumlah Penduduk ” - 8
(jiwa) 150.001 – 300.000 - 16
300.001 – 450.000 363.442 24
450.001 – 600.000 - 32
> 600.000 - 40
2. Luas Wilayah ” - 7
(Km2) 1.001 – 2.000 - 14
99
2.001 – 3.000 - 21
3.001 – 4.000 - 28
> 4.000 8.198,26
3. Jumlah APBD ” -
(Rp) 200.000.000.001,00 – 400.000.000.000,00 - 10
400.000.000.001,00 – 600.000.000.000,00 - 15
600.000.000.001,00 – 800.000.000.000,00 723.429.101.733 20
> 800.000.000.000,00 - 25
Tabel 4.3 Bobot Variabel Organisasi Pe rangkat Daerah
No. Variabel Satuan Nilai Variabel Bobot
(%)
1. Jumlah Penduduk jiwa 363.442 24 2. Luas Wilayah Km2 8.198,26 35
3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Rp 723.429.101.733 20
Jumlah 79
Keterangan :
Nilai variabel jumlah penduduk, luas wilayah, dan APBD adalah data tahun 2010, sesuai
dengan tahun diterbitkannya Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Nomor
3 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri
Hulu Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah
Kabupaten Indragiri Hulu.
Gambar 4.5 Bobot Variabel Besaran Perangkat Daerah (Existing)
40
35
25
100
24
35
20
79
0 20 40 60 80 100 120
Jumlah Penduduk
Luas Wilayah
APBD
Jumlah
bobot perolehan bobot maximum
100
Besaran maksimum Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten/Kota ditentukan
berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh berupa akumulasi dari bobot
masingmasing variabel besaran organisasi sesuai dengan kondisi real dari setiap
daerah. Penentuan besaran organisasi ditetapkan dengan kriteria dan interval nilai
sebagai berikut :
Tabel 4.4 Besaran Maksimum Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten/Kota
Perangkat Daerah
No. Nilai
Nama Jumlah Organisasi
1. < 40 Asisten pada Sekretariat Daerah 3
Sekretariat DPRD -
Dinas Daerah 12
Lembaga Teknis Daerah 8
Kecamatan -
Kelurahan/Desa -
2. 40 - 70 Asisten pada Sekretariat Daerah 3
Sekretariat DPRD -
Dinas Daerah 15
Lembaga Teknis Daerah 10
Kecamatan -
Kelurahan/Desa -
3. > 70 Asisten pada Sekretariat Daerah 4
Sekretariat DPRD -
Dinas Daerah 18
Lembaga Teknis Daerah 12
Kecamatan -
Kelurahan/Desa -
Berdasarkan hasil perhitungan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun
2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah, sebagaimana perhitungan pada Tabel
4.3 di atas, diperoleh bobot kumulatif sebesar 79 (tujuh puluh sembilan). Nilai
perolehan ini lebih besar dari 70 (79 > 70). Dengan demikian berdasarkan kriteria
pada Tabel 4.4 besaran maksimum Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten
Indragiri Hulu adalah :
Tabel 4.5 Besaran Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Indragiri Hulu
101
Perangkat Daerah
Nilai Nama
Jumlah Organisasi
Maksimum
79 > 70 Asisten pada Sekretariat Daerah 4 Sekretariat DPRD -
Dinas Daerah 18 Lembaga Teknis Daerah 12 Kecamatan - Kelurahan/Desa -
2. ANALISA ORGANISASI EXISTING
A. Kesesuaian Dengan Peraturan Perundang-undangan
Peraturan perundang-undangan yang dijadikan dasar dalam meengevaluasi
organisasi perangkat daerah Kabupaten Indragiri Hulu adalah Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 Tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat
Daerah, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007
Tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah.
a. Kesesuian Besaran Organisasi
Berdasarkan hasil perhitungan dengan merujuk kepada Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang
Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 57 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi
Perangkat Daerah diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.6 Perbandingan Besaran Organisasi
PP No. Permendagri Perangkat Daerah Kondisi Kesimpulan 41/2007 No. 57/2007
Existing
Jumlah Menurut :
102
(maksimum) (minimum)
Sekretariat Daerah
- Asisten
3
4 3
memenuhi Sekretariat DPRD - - - - Dinas Daerah Lembaga Teknis
15 18 10 memenuhi
Daerah 12 12 12 memenuhi Kecamatan - - - - Kelurahan/Desa - - - -
Berdasarkan data komparasi antara besaran organisasi perangkat daerah
yang ada (existing) dengan besaran organisasi maksimum menurut
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 dan
besaran organisasi minimum menurut Peraturan Menetri Dalam Negeri
Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2007 sebagaimana ditunjukkan pada
Tabel 4.6 di atas diperoleh hasil evaluasi bahwa besaran organisasi
perangkat daerah (existing) di Kabupaten Indragiri Hulu memenuhi
ketentaun kedua peraturan perundang-undangan tersebut.
b. Kesesuaian Menurut Urusan Wajib dan Pilihan
Berdasarkan Pasal 4 (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38
Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
sebagaimana dijelaskan pada Pasal 6 (2) dan diurai lebih rinci pada Pasal 7 (1
dan 2), telah ditetapkan urusan wajib pemerintahan yang wajib diselenggarakan
oleh pemerintah daerah kabupaten/kota. Selanjutnya diuraikan pada Pasl 7 (3
dan 4) tentang urusan pilihan. Kesesuaian antara urusan pemerintahan yang
bersifat wajib dan bersifat pilihan pada organisasi perangkat daerah di
Kabupaten Indragiri Hulu dengan ketentuan perundangundangan tersebut
disajikan pada tabel berikut :
Tabel 4.7 Tingkat Kesesuaian Urusan Pemerintahan
Urusan Pemerintahan Daerah
Menurut PP Nomor : Keterangan
103
Kondisi Existing
38/2007
Urusan Wajib Dinas Daerah 1. pendidikan; a. dinas pendidikan; (1) 2. kesehatan; b. dinas kesehatan; (2) 3. lingkungan hidup; c. dinas sosial, tenaga kerja dan 4. pekerjaan umum; transmigrasi; (12) (22) (P) 5. penataan ruang; d. dinas perhubungan, komunikasi 6. perencanaan dan informatika; (16) (17) pembangunan; e. dinas kependudukan
dan 7. perumahan; pencatatan sipil; (11) 8. kepemudaan dan f. dinas pemuda, olahraga, budaya,
olahraga; dan pariwisata; (8) (23) (P)
104
Keterangan :
(angka) : urusan wajib
(P) : urusan pilihan
(D) : potensi dan kebutuhan daerah
Berdasarkan data pada Tabel 4.7 di atas memberikan informasi tentang
kesesuaian antara organisasi perangkat daerah yang ada (existing) dengan
kewajiban pemerintah daerah Kabupaten Indragiri Hulu untuk
menyelenggarakan urusan pemerintahan baik urusan wajib maupun urusan
pilihan. Hanya ada satu urusan pilihan yang diwadahi dalam satu dinas daerah
9. penanaman modal; g. dinas pekerjaan umum; 10. koperasi dan usaha h. dinas perindustrian, perdagangan kecil
dan menengah; dan pengelolaan pasar 11. kependudukan dan i. dinas koperasi, usaha mikro, catatan sipil;
kecil dan menengah; 12. ketenagakerjaan; j. dinas pertanian tanaman pangan 13. ketahanan pangan; dan hortikultura; 14. pemberdayaan k. dinas peternakan dan perikanan; perempuan
dan l. dinas kehutanan; perlindungan anak; m. dinas
perkebunan; 15. keluarga berencana n. dinas pertambangan dan energi; dan
keluarga sejahtera; o. dinas pendapatan daerah 16. perhubungan; 17. komunikasi dan Lembaga Teknis Daerah
(4) (5)
(P) (P) (D)
(10)
(P) (D) (D) (P)
(P) (D)
(D) (P) (D)
(6) (D)
(19) (D) (3)
(D) (13)
(9) (D)
(20) (D)
(21)
(25) (26) (D)
(14) (15)
(D)
(D)
informatika; a. 18. pertanahan; 19. kesatuan bangsa dan politik
dalam negeri; b. 20. otonomi daerah,
pemerintahan umum,
administrasi keuangan c.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penelitian Pengembangan; Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Penanggulangan Bencana Daerah; Badan Lingkungan Hidup; Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan dan Ketahanan Pangan; Badan Penanaman Modal Daerah dan Pelayanan Perizinan Terpadu; Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah; Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerentahan Desa; Inspektorat Kabupaten; Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentas; Kantor Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan; Kantor Satuan Polisi Pamong
Praja, Perlindungan Masyarakat
dan Pemadam Kebakaran;
Rumah Sakit Umum Daerah
Indrasari Rengat.
daerah, perangkat daerah, kepegawaian,
dan persandian; 21. pemberdayaan
masyarakat dan desa; 22. sosial; 23. kebudayaan; 24. statistik; 25. kearsipan; dan 26. perpustakaan.
Urusan Pilihan - kelautan dan perikanan; - pertanian; - kehutanan; - energi dan sumber daya
mineral; - pariwisata; - industri; - perdagangan; - ketransmigrasian.
d.
e.
f.
g.
h. i.
j.
k.
l.
105
yaitu urusan kehutanan yang diwadahi melalui Dinas Kehutanan. Sementara
urusan pilihan lain diakomodir melalui penggabungan dengan urusan wajib
yang relevan dan memiliki rumpun bidang yang sama, dan diwadahi dalam
dinas daerah dan lembaga teknis daerah. Struktur dan komposisi urusan wajib,
urusan pilihan dan adanya potensi/kebutuhan daerah pada organisasi perangkat
daerah Kabupaten Indragiri Hulu memiliki 8 (delapan) pola pembentukan
wadah, sebagai berikut :
- urusan wajib berdiri sendiri, dinyatakan dengan : (angka)
- urusan pilihan berdiri sendiri, dinyatakan dengan : huruf (P)
- potensi dan kebutuhan daerah berdiri sendiri, dinyatakan dengan : huruf
(D)
- urusan wajib dengan urusan wajib, dinyatakan dengan : (angka) dan
(angka)
- urusan wajib dengan urusan pilihan, dinyatakan dengan : (angka) dan
huruf (P)
- urusan wajib dengan potensi/kebutuhan daerah, dinyatakan dengan :
(angka) dan huruf (D)
- urusan pilihan dengan potensi/kebutuhan daerah, dinyatakan dengan :
huruf (P) dan huruf (D)
- urusan wajib dengan urusan pilihan dan potensi/kebutuhan daerah,
dinyatakan dengan : (angka), huruf (P) dan huruf (D)
Secara keseluruhan, organisasi perangkat daerah Kabupaten Indragiri Hulu
telah mengakomodir urusan pemerintahan, baik yang bersifat wajib dan pilihan,
serta mengakomodir potensi dan kebutuhan daerah yang diwadahi dalam dinas
daerah dan lembaga teknis daerah sesuai dengan pareturan perundang-
undangan.
c. Kesesuaian Struktur Perumpunan
Perumpunan adalah penanganan urusan pemerintah baik urusan wajib maupun
pilihan yang dapat digabung dalam satu perangkat daerah berbentuk dinas atau
lembaga teknis. Urusan pemerintahan pada prinsipnya tidak mutlak harus
106
dibentuk dalam satu lembaga tersendiri, tetapi dapat dikembangkan atau
dibentuk lebih dari satu lembaga perangkat daerah sesuai dengan prinsipprinsip
organisasi, kebutuhan dan kemampuan suatu daerah. Dalam hal beberapa
urusan yang ditangani oleh satu perangkat daerah, maka penggabungannya
sesuai dengan perumpunan urusan pemerintahan yang dikelompokkan dalam
bentuk dinas daerah dan lembaga teknis daerah.
Tabel 4.8 Matrik Perumpunan Urusan Pemerintahan
Dinas Daerah 1. bidang pendidikan, pemuda a. dinas pendidikan; (1) dan olahraga;
b. dinas kesehatan; (2) 2. bidang kesehatan; c. dinas sosial, tenaga kerja 3. bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi; (3) dan transmigrasi; d. dinas
perhubungan, 4. bidang perhubungan, komunikasi dan komunikasi dan
informatika; (4) informatika; e. dinas kependudukan dan
5. bidang kependudukan dan pencatatan sipil; (5) catatan sipil;
f. dinas pemuda, olahraga, 6. bidang kebudayaan dan budaya, dan pariwisata; (1) (6) pariwisata; g. dinas
pekerjaan umum; (7) 7. bidang pekerjaan umum h. dinas perindustrian, yang meliputi bina marga,
perdagangan dan pengairan, cipta karya dan pengelolaan pasar (8) tata ruang;
i. dinas koperasi, usaha 8. bidang perekonomian yang mikro, kecil dan meliputi koperasi dan
usaha menengah; (8) mikro, kecil dan menengah, j. dinas pertanian, tanaman industri dan
perdagangan; pangan, dan hortikultura; (10) 9. bidang pelayanan k. dinas peternakan dan
pertanahan; perikanan; (10) 10. bidang pertanian yang l. dinas kehutanan; (10) meliputi tanaman pangan, m.
dinas perkebunan; (10) peternakan, perikanan n. dinas pertambangan dan darat, kelautan dan energi; (11) perikanan, perkebunan dan o. dinas
pendapatan daerah (12) kehutanan; 11. bidang pertambangan dan energi;
12. bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset.
Lembaga Teknis Daerah
1. bidang perencanaan a. Badan Perencanaan pembangunan dan statistik;
Pembangunan Daerah dan
Per umpun an Organisasi Existing
Keterangan
107
2. bidang penelitian dan Penelitian Pengembangan; (1) (2) pengembangan; b.
Badan Kesatuan Bangsa, 3. bidang kesatuan bangsa, Politik dan Penanggulang- politik dan perlindungan
an Bencana Daerah; (3) masyarakat; c. Badan Lingkungan Hidup; (4) 4. bidang
lingkungan hidup; d. Badan Pelaksana 5. bidang ketahanan pangan; Penyuluhan Pertanian, 6. bidang penanaman modal; Perikanan, Kehutanan dan 7. bidang perpustakaan, arsip, Ketahanan Pangan; (5) dan dokumentasi;
e. Badan Penanaman Modal 8. bidang pemberdayaan Daerah dan Pelayanan masyarakat dan
Perizinan Terpadu; (6) (D) pemerintahan desa; f. Badan
Kepegawaian dan 9. bidang pemberdayaan Diklat Daerah; (10) perempuan dan keluarga
g. Badan Pemberdayaan berencana; Masyarakat dan
10. bidang kepegawaian, Pemerentahan Desa; (8)
pendidikan dan pelatihan; h. Inspektorat Kabupaten; (11) 11. bidang
pengawasan; dan i. Kantor Perpustakaan, Arsip 12. bidang pelayanan dan Dokumentasi; (7) kesehatan. j. Kantor Keluarga
Berencana dan Pemberdayaan Perempuan; (9)
k. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja,
Perlindungan Masyarakat dan Pemadam
Kebakaran; (3) (D) l. Rumah Sakit Umum
Daerah Indrasari Rengat. (12)
Berdasarkan data matrik perumpunan dan perangkat daerah yang ditampilkan pada
Tabel 4.8 di atas dapat disimpulkan :
- Bidang pemuda dan olahraga merupakan bagian dari rumpun bidang
pendidikan, pemuda dan olahraga. Bidang ini kemudian digabung dengan
bidang dari rumpun yang berbeda, yaitu bidang kebudayaan dan pariwisata.
Penggabungan dua bidang yang berasal dari rumpun yang berbeda pada
dasarnya dapat menimbulkan in-efisiensi dan in-efektifitas dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan, terutama dalam hal koordinasi
vertikal dan horizontal, serta penyiapan sumber daya;
- Bidang pelayanan pertanahan sebagai urusan yang bersifat wajib tidak
diwadahi dalam satu dinas daerah atau tidak memiliki nomenklatur dalam
organisasi perangkat daerah yang ada (existing);
108
- Bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan, perikanan
darat, kelautan dan perikanan, perkebunan dan kehutanan berasal dari
rumpun yang sama. Bidang ini terdiri urusan pilihan (peternakan, perikanan
darat, kelautan dan perikanan, dan kehutanan) dan urusan bukan urusan
wajib atau pilihan (perkebunan). Bidang yang berasal dari satu rumpun ini
diwadahi oleh 4 (empat) dinas daerah.
3. RENCANA BESARAN ORGANISASI
Rencana besaran organisasi perangkat daerah disesuaikan dengan perubahan dan
perkembangan yang terjadi di Kabupaten Indragiri Hulu selama kurun waktu 2008-
2013. Berdasarkan perkembangan variabel besaran organisasi perangkat daerah
yang terdiri dari jumlah penduduk, luas wilayah, dan Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah (APBD) selama kurun waktu 2008-2013 diperoleh besaran organisasi
perangkat daerah Kabupaten Indragiri Hulu sebagai berikut :
Tabel 4.9 Nilai Kelas Interval Variabel
No. Variabel Kelas Interval Nilai Variabel
Kabupaten Indragiri Hulu
Nilai
1. Jumlah Penduduk ” - 8 (jiwa) 150.001 – 300.000 - 16
300.001 – 450.000 - 24
450.001 – 600.000 441.778 32
> 600.000 - 40
2. Luas Wilayah ” - 7
(Km2) 1.001 – 2.000 - 14
2.001 – 3.000 - 21
3.001 – 4.000 - 28
> 4.000 8.198,26
3. Jumlah APBD ” -
(Rp) 200.000.000.001,00 – 400.000.000.000,00 - 10
400.000.000.001,00 – 600.000.000.000,00 - 15
600.000.000.001,00 – 800.000.000.000,00 - 20
> 800.000.000.000,00 1.115.521.857.769 25
109
Berdasarkan nilai masing-masing variabel pada tabel di atas diperoleh nilai
kumulatif bobot variabel besaran organisasi perangkat daerah sebagai berikut :
Tabel 4.10 Bobot Variabel Organisasi Perangkat Daerah
No. Variabel Satuan Nilai Variabel Bobot
(%)
1. Jumlah Penduduk jiwa 441.778 32
2. Luas Wilayah Km2 8.198,26 35
3. Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Rp 1.115.521.857.769 25
Jumlah 92
Keterangan :
- nilai variabel jumlah penduduk adalah jumlah penduduk tahun 2013 yang
diproyeksikan berdasarkan pertumbuhan penduduk rata-rata tahun 2008-2012
yaitu sebesar 5,13% - nilai variabel APBD adalah nilai APBD tahun 2013
Gambar 4.6 Bobot Variabel Besaran Perangkat Daerah (Rencana)
Berdasarkan hasil perhitungan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun
2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah, sebagaimana perhitungan pada Tabel
4.10 di atas, diperoleh bobot kumulatif sebesar 92 (sembilan puluh dua). Nilai
perolehan ini lebih besar dari 70 (92 > 70). Dengan demikian, berdasarkan kriteria
pada Tabel 4.4 dapat ditetapkan besaran maksimum Organisasi Perangkat Daerah
Kabupaten Indragiri Hulu, sebagai berikut :
40
35
25
100
3 2
35
25
9 2
0 20 40 60 80 100 120
Jumlah Penduduk
Luas Wilayah
APBD
Jumlah
bobot perolehan bobot maximum
110
Tabel 4.11 Rencana Besaran Organisasi Perangkat Daerah
Perangkat Daerah
Nilai Nama
Jumlah Organisasi
Maksimum
92 > 70 Asisten pada Sekretariat Daerah 4 Sekretariat DPRD -
Dinas Daerah 18
Lembaga Teknis Daerah 12
Kecamatan -
Kelurahan/Desa -
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.9 dan Tabel 4.10 diperoleh besaran
organisasi perangkat daerah seperti yang ditampilkan pada Tabel 4.11. Dengan
demikian, rencana struktur organisasi perangkat daerah di Kabupaten Indragiri
Hulu terdiri dari :
- Asisten pada Sekretariat Daerah sebanyak-banyaknya 4 asisten;
- Jumlah dinas daerah sebanyak-banyaknya 18 dinas;
- Jumlah lembaga teknis daerah sebanyak-banyaknya 12 lembaga teknsi
(badan, kantor, rumah sakit daerah).
4. ANALISA POTENSI DAERAH
Salah satu faktor yang menentukan dalam mendisain organisasi perangkat daerah
adalah adanya kebutuhan dan potensi daerah, baik potensi sumber daya alam
maupun potensi sumber daya manusia yang perlu dieksploitasi secara profesional
dan berkelanjutan untuk mencapai visi dan misi pembangunan daerah. Disamping
adanya potensi yang bersifat menguntungkan, ada pula potensi yang bersifat
memberi dampak buruk yang perlu penanganan secara terkoordinasi melalui
organisasi perangkat daerah. Semua potensi daerah baik potensi berupa kekuatan,
kelemahan, peluang, dan hambatan adalah isu strategis yang harus dikelola dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah pada
hakikatnya berkaitan dengan pelayanan dasar di daerah. Disamping itu, daerah
diberi pula kewenangan untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan berupa
111
urusan pilihan, yang berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sesui dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah. Beberapa faktor
kebutuhan dan potensi yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun struktur dan
anatomi organisasi perangkat daerah adalah :
- Populasi dan laju pertumbuhan penduduk yang akan membutuhkan
pelayanan;
- Kebutuhan dasar masyarakat yang penyediaannya menjadi tanggung jawab
dan kewajiban pemerintah daerah;
- Potensi sumber daya alam yang pengelolaannya menjadi kewenangan
daerah, serta rencana pengelolaannnya;
- Potensi sumber daya manusia, baik sumber daya manusia aparatur
pemerintah maupun masyarakat, serta rencana pengembangannya;
- Luas wilayah administratif dan pola pembangunannya;
- Objek kewenangan, kompleksitas, serta beban kerja;
- Potensi pengaruh perkembangan IPTEK terhadap kultur, pergeseran
nilainilai, dan peningkatan strata sosial masyarakat;
- Potensi konflik internal dan eksternal, serta konflik horizontal dan vertikal;
- Potensi bencana alam dan pengaruh iklim, termasuk pengaruh pemanasan
global, yang berdampak langsung terhadap produktifitas masyarakat, serta
terhadap kerusakan lingkungan hidup;
- Potensi peran serta masyarakat secara individu dan potensi peran pihak
swasta secara kelembagaan dalam menunjang program pemerintah.
Berdasarkan kebutuhan dan potensi daerah sebagaimana diuraikan di atas, maka
beberapa kondisi existing daerah yang dijadikan pertimbangan dalam analisa
organisasi perangkat daerah di Kabupaten Indragiri Hulu diantaranya adalah
sebagai berikut :
112
( ) Rp (88.585.831.696)
a. Pertumbuhan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Berikut ini adalah struktur perkembangan APBD Kabupaten Indragir Hulu
dan trend perkembangan pendapatan daerah dan perkembangan belanja
daerah periode 2008-2013.
Tabel 4.12 Struktur APBD 2008-2013
Pendapatan Belanja Daerah Surplus/ Defisit Pembiayaan Sisa Lebih Tahun
Daerah (Rp) (Rp) (Rp) Daerah (Rp) 2008 732.565.189.244 819.652.362.150 (87.087.172.906) (1.498.658.790) 2009 860.524.475.641 1.099.289.774.346 (238.765.298.705) 239.985.298.705
1.220.000.000 2010 723.429.101.733 657.485.117.075 65.943.984.658 (65.943.984.658) 0 2011 831.889.470.795 847.649.270.736 (15.759.799.941) 15.759.799.941 0 2012 955.414.631.555 1.071.184.684.000 (115.770.052.445) 135.518.785.427 19.748.732.982 2013 1.115.521.857.769 1.487.521.000.000 (371.999.142.231) 371.999.142.231 0
Tabel 4.13 Struktur APBD (P) 2008-2013
Tahun Pendapatan
Daerah (Rp) Belanja Daerah Surplus/ Defisit
(Rp) Pembiayaan
Daerah (Rp) Sisa Lebih
(Rp) 2008 810.188.394.729
936.437.030.757 126.248.636.028 0
2009 860.524.475.641 1.099.289.774.346 (238.765.298.705) 239.985.298.705 1.220.000.000 2010 789.372.274.544 723.428.289.885 65.943.984.658 65.943.984.658) 0 2011 966.395.545.558 996.119.955.794 (29.724.410.236) 29.724.410.236 0 2012 2013
1.294.514.877.723
1.860.623.222.943 (566.108.345.220)
566.108.345.220
0
Data pada Tabel 4.14 memperlihatkan perkembangan APBD Kabupaten
Indragiri Hulu periode 2008-2013. Pertumbuhan APBD mengalami trend
positif dan negatif. Pada tahun 2010 mengalami penurunan yang cukup
tinggi yaitu sebesar 15,93%, meskipun pada tahun 2011 dan 2012
mengalami kenaikan, namun kenaikan pada tahun 2012 menurun
dibandingkan tahun 2011. Sementara untuk tahun 2013 terjadi kenaikan
yang cukup signifikan sebesar 16,76%.
Tabel 4.14 Pertumbuhan APBD 2008-2013
Tahun Pendapatan
Daerah (Rp)
Pertum buhan
(%)
Belanja Daerah
(Rp)
Pertum buhan
(%)
Pembiayaan
Daerah (Rp)
2008 732.565.189.244 819.652.362.150 (1.498.658.790)
2009 860.524.475.641 17,47 1.099.289.774.346 34,12 239.985.298.705
113
2010 723.429.101.733 -15,93 657.485.117.075 -40,19 (65.943.984.658)
2011 831.889.470.795 14,99 847.649.270.736 28,92 15.759.799.941
2012 955.414.631.555 14,85 1.071.184.684.000 26,37 135.518.785.427
2013 1.115.521.857.769 16,76 1.487.521.000.000 38,87 371.999.142.231
Berdasarkan data pada Tabel 4.12 menunjukkan terjadinya defisit anggaran
secara fluktuatif selama periode 2008-2013, kecuali pada tahun 2010.
Defisit anggaran cukup signifikan terjadi pada tahun 2009 dan 2013.
Gambar 4.7 Diagram Pertumbuhan APBD
Dari sisi pendapatan periode 2008-2013 terjadi peningkatan kecuali
pendapatan daerah tahun 2010 yang mengalami penurunan yang cukup
signifikan. Meskipun terlihat mengalami kenaikan, namun tingkat
pertumbuhan mengalami penurunan. Gambar 4.8 memperlihatkan tingkat
pertumbuhan pendapatan daerah dan proporsi antara pendapatan asli daerah
(PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan selama kurun waktu
2008-2013.
-
200.000.000.000
400.000.000.000
600.000.000.000
800.000.000.000
1.000.000.000.000
1.200.000.000.000
1.400.000.000.000
1.600.000.000.000
2008 2009 2010 2011 2012 2013
pendapatan daerah
belanja daerah
114
Gambar 4.8 Diagram Perkembangan Pendapatan Daerah
Tabel 4.15 Perkembangan Pendapatan Daerah
Dana Lain-lain
Pertum- Tahun PAD (Rp) Perimbangan Pendapatan Jumlah (Rp)
buhan (%)
2008
16.098.116.492 732.565.189.244 - 2009 25.995.385.905 811.779.340.296 22.749.749.440 860.524.475.641 17,47 2010 19.816.920.572 644.785.125.830 58.827.055.331 723.429.101.733 -15,93 2011 23.923.907.573 722.656.742.622 85.308.820.600 831.889.470.795 14,99 2012 27.282.709.707 862.495.625.338 65.636.296.480 955.414.631.555 14,85 2013
38.325.188.982 971.341.474.265 105.855.194.522 1.115.521.857.769 16,76
Berikut ini ditampilkan diagram perkembangan komponen pendapatan
daerah (PAD, Dana Perimbangan, Lain-lain Pendapatan) periode tahun
2008-2013 seperti pada gambar berikut :
0
200.000.000.000
400.000.000.000
600.000.000.000
800.000.000.000
1.000.000.000.000
1.200.000.000.000
2008 2009 2010 2011 2012 2013
PAD Dana Perimbangan Lain-lain Pendapatan Jumlah
( ) Rp ( ) Rp 689.577.214.677 26.889.858.075
115
Gambar 4.9 Diagram Pertumbuhan PAD
Gambar 4.10 Diagram Pertumbuhan Dana Perimbangan
Gambar 4.11 Diagram Pertumbuhan Lain-lain Pendapatan
Dari sisi belanja daerah terjadi trend yang fluktuatif dari tahun 2008-2013
baik belanja tidak langsung maupun belanja langsung. Secara keseluruhan,
struktur APBD Kabupaten Indragiri Hulu periode 2008-2013
memperlihatkan defisit, kecuali tahun 2010.
Tabel 4.16 Perkembangan Belanja Daerah
0
200.000.000.000
400.000.000.000
600.000.000.000
800.000.000.000
1.000.000.000.000
1.200.000.000.000
2008 2009 2010 2011 2012 2013
0
200.000.000.000
400.000.000.000
600.000.000.000
800.000.000.000
1.000.000.000.000
1.200.000.000.000
2008 2009 2010 2011 2012 2013
0
20.000.000.000
40.000.000.000
60.000.000.000
80.000.000.000
100.000.000.000
120.000.000.000
2008 2009 2010 2011 2012 2013
116
Tahun Belanja Tidak
Langsung (Rp) Belanja langsung
Jumlah (Rp) Pertumbuhan
(%) 2008 285.838.972.335,23 819.652.362.150,00 - 2009 438.406.957.109,23 660.882.817.236,77 1.099.289.774.346,00 34,12 2010 436.520.921.222,34 220.964.195.852,73 657.485.117.075,07 -40,19 2011 469.255.217.038,62 378.394.053.697,00 847.649.270.735,62 28,92 2012 489.950.983.809,00 581.233.700.191,00 1.071.184.684.000,00 26,37 2013 575.000.620.366,59 912.520.379.633,41 1.487.521.000.000,00 38,87
Gambar 4.11 Perkembangan Belanja Daerah
Pertumbuhan APBD yang merefleksikan aspek kemampuan keuangan daerah
harus menjadi pertimbangan dalam mendisain struktur organisasi perangkat
daerah. Struktur kelembagaan harus bersifat efisien namun cukup efektif agar
tidak memberatkan keuangan daerah. Semakin besar struktur organisasi
perangkat daerah maka semakin besar pula biaya untuk menggerakkan
organisasi tersebut. Apalagi jika struktur organisasi perangkat daerah yang
relatif besar akan berpotensi menimbulkan tumpang tindih kewenangan antar
satuan kerja perangkat daerah.
b. Perkembangan Demografi
Pertumbuhan jumlah penduduk di Kabupaten Indragiri Hulu berada di atas
tingkat pertumbuhan rata-rata nasional. Tingkat pertumbuhan terbesar terjadi
pada tahun 2012 yakni sebesar 11,59%. Hal ini menyebabkan terjadinya angka
pertumbuhan rata-rata yang cukup tinggi selama kurun waktu 2008-2013 yaitu
sebesar 5,13%. Pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi selain disebabkan
, 00 0
200.000.000.000,00 400.000.000.000,00 600.000.000.000,00 800.000.000.000,00
1.000.000.000.000,00 1.200.000.000.000,00 1.400.000.000.000,00 1.600.000.000.000,00
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung Jumlah
117
oleh angka kelahiran yang cukup tinggi juga akibat adanya migrasi yang tidak
terkendali. Pertumbuhan penduduk yang tinggi tanpa disertai pemerataan
penyebaran penduduk akan menimbulkan stagnasi dalam mencapai visi dan
misi pembangunan daerah. Hal ini memerlukan perangkat daerah yang khusus
menangani pengelolaan urusan pemerintahan yang berkaitan dengan
kependudukan.
Tabel 4.17 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Indragiri Hulu
2013
Laki-laki NA
Perempuan 166.684 173.115 176.138 182.366 201.424 NA Jumlah 336.716
353.597 363.442 376.578 420.221 NA
Pertumbuhan (jiwa) 8.713 16.881 9.845 13.136 43.643 Pertumbuhan (%) 2,66 5,01 2,78 3,61 11,59 Pertumbuhan rata-rata (%) : 5,13
Gambar 4.12 Jumlah Penduduk Kabupaten Indragiri Hulu
c. Pertumbuhan Bidang Ekonomi
Setiap sektor ekonomi diharapkan memberikan kontribusi yang tinggi dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Indragiri Hulu. Setiap
tingkat pertumbuhan ekonomi akan memberikan dampak yang cukup luas bagi
masyarakat. Oleh sebab itu harus ada upaya-upaya kreatif dan berkelanjutan
0
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
2008 2009 2010 2011 2012
Laki-laki Perempuan Jumlah Penduduk
Jenis Data Jumlah Penduduk Tahun (jiwa)
2008 2009 2010 2011 2012 170.032 180.482 187.304 194.212 217.797
118
611,72 715,40 839,67 985,89 1 . 170,52 12.135,37 14.859,14 17.576,98 22.174,31
untuk menggerakkan setiap sektor sehingga memberikan kontribusi nyata
terhadap peningkatan ekonomi secara keseluruhan. Pemerintah daerah harus
memangkas rantai birokrasi dan menghapus regulasi yang mempersulit para
investor dalam berinvestasi di Kabupaten Indragiri Hulu. Disamping itu,
penyiapan infrastruktur daerah dan menciptakan iklim ekonomi (economic
atmosphere) yang selalu kondusif sehingga semua sektor, terutama sektor
unggulan yang selama ini belum mampu menjadi laverage akan berkontribusi
lebih tinggi.
Salah satu alat yang dijadikan sebagai instrumen untuk mengukur kontribusi
sektor-sektor ekonomi terhadap perekonomian daerah adalah Pendapatan
Domestik Regional Bruto (PDRB). Penyajian angka PDRB dibedakan menjadi
dua bentuk, yaitu PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga
konstan. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah dari
barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga yang berlaku pada
tahun berjalan, sedangkan PDRB atas harga konstan menunjukkan nilai tambah
barang dan dihitung dengan memakai satu tahun tertentu sebagai tahun dasar
(base year) yakni tahun 2000. Berikut ini ditampilkan PDRB Kabupaten
Indragiri Hulu periode 2008-2012.
Tabel 4.18 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
1.
pertanian 10.217,37 2. pertambangan dan galian 1225,12 1512,21 1.852,71 2.679,95 3.190,09 3. industri pengolahan 3100,1 3.879,52 4.649,11 5.734,61 6.648,58 4. listrik, gas dan air
bersih 27,49 34,46 44,45 54,12 61,45 5. bangunan 654,53 978,25 1.175,08 1.427,24
1.670,41 6. perdagangan, hotel, restoran 892,42 1.090,01 1.290,66 1.676,90 2.074,31 7.
pengangkutan dan komunikasi 278,88 339,46 394,16 470,00 554,67 8. keuangan,
persewaan 109,08 126,96 148,70 187,28 227,12 9. jasa-jasa PDRB dengan migas 25.814,52 PDRB tanpa migas 11.575,10 14.285,44 17.084,20 21.446,74 24.923,68
No. Lapangan Usaha PDRB Atas Dasar Harga Berlaku ( Rp. Juta )
2008 2009 2010 2011 2012 5.236,03 6.182,87 7.182,44 8.958,32
119
Tabel 4.19 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (%) No.
Lapangan Usaha
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Rp. Juta)
1.
pertanian 1.908,75 2. pertambangan dan galian 255,57 281,87 248,49 277,24 298,73 3. industri
pengolahan 820,37 906,71 996,59 1.091,14 1.192,70 4. listrik, gas dan air bersih 8,12
8,50 9,20 9,92 10,69 5. bangunan 190,21 205,70 224,51 243,10 261,85 6. perdagangan, hotel, restoran 323,55 359,15 398,15 440,39 484,15 7. pengangkutan dan komunikasi 151,31 167,21 181,71 199,56 218,52
2008 2009 2010 2011 2012
1. pertanian 43,15 41,61 40,86 40,40 39,58
2. pertambangan dan galian 10,10 10,18 10,54 12,09 12,36
3. industri pengolahan 25,55 26,11 26,45 25,86 25,76
4. listrik, gas dan air bersih 0,23 0,23 0,25 0,24 0,24
5. bangunan 5,39 6,58 6,69 6,44 6,47
6. perdagangan, hotel, restoran 7,35 7,34 7,34 7,56 8,04
7. pengangkutan dan komunikasi 2,30 2,28 2,24 2,12 2,15
8. keuangan, persewaan 0,90 0,85 0,85 0,84 0,88
9. jasa-jasa 5,04 4,81 4,78 4,45 4,53
PDRB dengan migas 100 100 100 100 100
Tabel 4.20 PDRB Atas Das ar Harga Konstan 2000
No. Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012
1.618,99 1.675,29 1.738,45 1.818,33
120
305,16 333,69 362,54 388,10
8. keuangan, persewaan 49,54 54,56 60,29 66,27 71,96 9. jasa-jasa 420,37
PDRB dengan migas 3.722,82 3.992,68 4.219,93 4.534,05 4.867,72 PDRB tanpa
migas 3.519,85 3.765,97 4.029,90 4.320,33 4.636,74
Tabel 4.21 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 (%)
No. Lapangan Usaha
2008 2009 2010 2011 2012
1. pertanian 43,49 41,96 41,20 40,10 39,21
2. pertambangan dan galian 6,86 7,06 5,89 6,11 6,14
3. industri pengolahan 22,04 22,71 23,62 24,07 24,50
4. listrik, gas dan air bersih 0,22 0,21 0,22 0,22 0,22
5. bangunan 5,11 5,15 5,32 5,36 5,38
6. perdagangan, hotel, restoran 8,69 9,00 9,43 9,71 9,95
7. pengangkutan dan komunikasi 4,06 4,19 4,31 4,40 4,49
8. keuangan, persewaan 1,33 1,37 1,43 1,46 1,48
9. jasa-jasa 8,20 8,36 8,59 8,56 8,64
PDRB dengan migas 100 100 100 100 100
121
Gambar 4.13 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000
Lapangan usaha yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagaimana
terlihat pada trend PDRB 2008-2012 adalah sektor industri pengolahan yang
cenderung naik secara signifikan. Begitu pula halnya dengan sektor
perdagangan, hotel, dan restauran, sektor pengangkutan dan komunikasi, dan
sektor jasa. Sektor lain yang menunjukkan trend positif, meskipun bergerak
perlahan seperti sektor bangunan, keuangan dan perbankan, masih memerlukan
upaya kreatif dan inovatif agar memberi kontribusi yang lebih besar. Beberapa
sektor seperti pertambangan dan galian serta sektor listrik, gas dan air bersih
masih sangat stagnan. Hal ini perlu mendapat perhatian dan penanganan yang
lebih baik.
Berdasarkan data PDRB di atas, sektor pertanian, perternakan, perkebunan,
kehutanan dan perikanan memberikan kontribusi terbesar sepanjang periode
2008-2012. Meskipun ada pergeseran nilai, dimana kontribusi sektor tersebut
menurun secara perlahan dari tahun ke tahun berikutnya, namun peran sektor
lain masih sangat kecil. Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian daerah
Kabupaten Indragiri Hulu masih sangat tergantung dan mengandalkan sumber
daya alam. Pertumbuhan ekonomi yang masih mengandalkan pada eksploitasi
122
sumber daya alam akan menyebabkan laju penurunan (degradasi) kualitas
lingkungan semakin cepat. Degradasi lingkungan memberi dampak nyata
manakala terjadi kondisi iklim yang ekstrim, misalnya terjadi banjir pada
Sungai Indragiri.
Eksploitasi sumber daya alam secara tidak terkendali biasanya berkaitan dengan
kegiatan penyediaan lahan untuk permukiman, pertanian, perkebunan, dan
kegiatan usaha lain yang memerlukan lahan dalam jumlah yang sangat luas.
Oleh sebab itu, pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu memerlukan perangkat
daerah baik yang diwadahi melalui dinas daerah maupun lembaga teknis daerah,
yang memiliki kemampuan dan kapasitas untuk mengelola sumber daya alam
secara terkendali, bertanggung jawab, dan berkelanjutan. Perangkat daerah
tersebut akan mewadahi bidang-bidang : a) pertanian yang meliputi tanaman
pangan, peternakan, perikanan darat, kelautan dan perikanan, perkebunan dan
kehutanan, b) bidang pelayanan pertanahan, c) bidang lingkungan hidup, d)
bidang ketahanan pangan, dan bidang lain yang terkait dengan eksploitasi
sumber daya alam untuk tujuan ekonomi.
Bidang lingkungan hidup masih menjadi isu sentral baik di tingkat nasional,
regional, dan internasional. Negara-negara maju menjadikan isu lingkungan
hidup dalam berbagai forum kerja sama baik yang bersifat bilateral maupun
multi lateral. Bahkan isu lingkungan hidup selalu dikaitkan dengan persyaratan
perdagangan dan pemberian bantuan luar negeri. Oleh sebab itu, pemerintah
daerah Kabupaten Indragiri Hulu harus memberikan perhatian yang lebih serius
terhadap upaya-upaya pelestarian dan peningkatan kualitas lingkungan hidup
sekarang dan di masa yang akan datang.
Pengembangan sektor ekonomi memerlukan infrastruktur yang dibutuhkan
dalam hal produksi, distribusi, dan pemasaran. Pusat-pusat produksi masyarakat
memerlukan infrastruktur, baik infrastruktur dasar pedesaan maupun
infrastruktur dalam skala produksi massal yang lebih besar. Penyediaan
infrastruktur jalan dan jembatan, perumahan, perkantoran, sekolah, rumah sakit
dan pusat kesehatan masyarakat, pengairan dan saluran irigasi, drainase
123
perkotaan, normalisasi sungai, air bersih, sanitasi, sumber energi listrik, dan
fasilitas sosial dan fasilitas umum lain-lainnya. Mengingat penyediaan dan
pengelolaan infrastruktur adalah bidang yang sangat penting, maka pemerintah
Kabupaten Indragiri Hulu memerlukan perangkat daerah yang memiliki
kemampuan dan kapasitas dalam penyediaan dan pengelolaan infrastruktur
daerah.
Urusan pemerintahan yang berkaitan dengan infrastruktur dapat diwadahi
dalam dinas daerah dan lembaga teknis daerah. Melihat perkembangan APBD
terutama pada pos belanja langsung barang dan jasa maka leading sector
infrastruktur daerah harus mendapat perhatian khusus. Dinas daerah yang
selama ini menjadi leading sector harus diberikan perkuatan kewenangan dan
mempersempit span of control agar setiap unit dalam satuan perangkat daerah
lebih fokus dan profesional di bidang masing-masing, dengan pencapaian
kinerja secara efektif dan efisien. Bidang-bidang infrastruktur, seperti jalan dan
jembatan, pengairan, bangunan dan perumahan, permukiman, lingkungan dan
penataan ruang memiliki cluster kewenangan yang lebih tegas dan jelas dengan
mengedepankan relevansi dalam sistem koordinasi vertikal dan horizontal.
Efektifitas, efisiensi, dan relevansi dalam sistem koordinasi akan dicapai secara
optimal jika pembagian cluster kewenangan didasarkan kepada relevansi
bidang-bidang tugas. Bidang-bidang jalan, jembatan, dan pengairan dapat
dijadikan satu satuan cluster kewenangan dan digabung dalam satu dinas
daerah. Sedangkan bidang-bidang bangunan, perumahan, permukiman,
lingkungan, dan penataan ruang dapat pula dijadikan satu satuan cluster
kewenangan dan digabung dalam satu dinas daerah.
d. Pertumbuhan Bidang Pendidikan
Bidang pendidikan memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan
pengembangan sektor lain di daerah. Kontribusi sektor pertanian yang sangat
tinggi dalam PDRB mencerminkan bahwa sebahagian besar aktifitas angkatan
kerja di Kabupaten Indragiri Hulu ada di bidang pertanian yang pada dasarnya
tidak memerlukan skill dan expert melalui pendidikan tertentu. Hal ini sekaligus
124
menjadi refleksi atas masih rendahnya tingkat rata-rata pendidikan masyarakat
yang pada gilirannya bekerja dengan mengeksploitasi sumber daya alam.
Upaya-upaya peningkatan strata latar belakang pendidikan masyarakat harus
disertai dengan perbaikan faktor-faktor pendidikan seperti peningkatan
kuantitas dan kualitas infrastruktur sekolah, tenaga kependidikan, kurikulum,
sistem penerimaan siswa, sistem evaluasi, dan rasionalisasi antara tingkatan
pendidikan, terutama pendidikan vokasi yang menjadi ujung tombak dalam
penyediaan tenaga yang memiliki keterampilan (skill) tertentu.
Gambar 4.14 Pertumbuhan Sekolah Periode 2010-2011
Gambar 4.15 Perkembangan Jumlah Pelajar Periode 2010-2011
TK SD SMP SMU SMK 2010 114 249 59 19 14 2011 140 277 59 19 14
0
50 100
150
200
250
300
TK SD SMP SMU SMK
2010 4.646 51.118 14.616 5.960 4.567
2011 5.165 52.851 16.218 6.556 5.022
-
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
125
Gambar 4.16 Perkembangan Jumlah Guru Periode 2010-2011
Gambar 4.17 Angka Putus Sekolah Periode 2010-2011
Faktor-faktor pendidikan sebagaimana ditunjukkan pada diagram di atas
memperlihatkan bahwa sangat diperlukan upaya-upaya yang lebih serius untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas faktor-faktor pendidikan baik pendidikan
umum, pendidikan vokasi, dan pendidikan informal. Penambahan jumlah
sekolah vokasi akan dapat menggeser penyerapan lapangan usaha dari sektor
pertanian ke sektor lain yang lebih memerlukan tenaga kerja yang memiliki
keahlian dan keterampilan. Dengan demikian, Kabupaten Indragiri Hulu
memerlukan perangkat daerah yang memiliki kemampuan dan kapasitas dalam
meningkatkan kualitas dan kuantitas faktor-faktor pendidikan.
Termasuk usaha untuk mereduksi jumlah pelajar putus sekolah.
TK SD SMP SMU SMK
2010 630 3.629 999 464 368
2011 657 2.224 999 464 368
- 500
1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000
SD SMP SMU SMK
2010 160 123 74 145
2011 162 138 79 145
0 20 40 60 80
100 120 140 160 180
126
5. ANALISA KEBUTUHAN DAERAH
Kebutuhan daerah Kabupaten Indragiri Hulu secara normatif direfleksikan dalam
bentuk cita-cita yang diafirmasikan dalam bentuk visi dan misi pembangunan
Kabupaten Indragiri Hulu yaitu, Visi : Indragiri Hulu Sejahtera Tahun 2015 Misi
:
a. Mewujudkan daya saing daerah
b. Mewujudkan suasana kehidupan masyarakat dan menyelenggarakan
pemerintahan yang demokratis
c. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya
d. Mewujdkan suasana aman, damai dan harmonis yang bermoral, beretika,
dan berbudaya
e. Mewujudkan daerah yang memiliki peran pada tingkat regional
Dalam rangka mewujudkan cita-cita sebagaimana diafirmasikan dalam visi dan
misi, serta mempertimbangkan hasil-hasil analisa faktor pendapatan dan belanja
daerah, faktor-faktor demografi, ekonomi, dan pendidikan, serta
mempertimbangkan kebutuhan dan potensi daerah sebagaimana telah diuraikan di
atas maka diperlukan organisasi perangkat daerah di Kabupaten Indragiri Hulu
dengan kriteria :
a. Memenuhi ketentuan perundang-undangan;
b. Mengakomodir kebutuhan dan potensi daerah;
c. Berorientasi kepada episentrum cita-cita pembangunan daerah;
d. Efisien dan efektif, profesional dan mampu beradaptasi dengan perubahan
lingkungan internal dan eksternal.
Berdasarkan kepada hasil analisa pada Tabel 4.11 dan kriteria sebagaimana
diuraikan di atas, maka jumlah besaran susunan organisasi perangkat daerah
Kabupaten Indragiri Hulu direncanakan sebagai berikut :
Tabel 4.22 Jumlah Besaran Organisasi Hasil Analisa
Organisasi Perangkat Daerah
Nama Jumlah Organisasi
Maksimum
127
Asisten pada Sekretariat Daerah 4 Sekretariat DPRD kondisional Dinas Daerah 18
Lembaga Teknis Daerah 12 Kecamatan kondisional
Kelurahan/Desa kondisional
Tabel 4.23 Susunan dan Perumpunan Organisasi Perangkat
Daerah
Sekretariat Perumpunan
Dinas Daerah Lembaga Teknis Daerah
1. Sekretariat Daerah, maksimal terdiri dari 4
asisten 2. Sekretariat DPRD
1. bidang pendidikan, pemuda dan olahraga;
2. bidang kesehatan; 3. bidang sosial, tenaga
kerja dan transmigrasi; 4. bidang perhubungan,
komunikasi dan
informatika; 5. bidang kependudukan
dan catatan sipil; 6. bidang kebudayaan dan
pariwisata; 7. bidang pekerjaan umum
yang meliputi bina marga, pengairan, cipta karya dan tata ruang;
8. bidang perekonomian
yang meliputi koperasi
dan usaha mikro, kecil
dan menengah, industri
dan perdagangan;
1. bidang perencanaan pembangunan dan statistik;
2. bidang penelitian dan
pengembangan; 3. bidang kesatuan bangsa,
politik dan perlindungan
masyarakat; 4. bidang lingkungan hidup; 5. bidang ketahanan
pangan; 6. bidang penanaman
modal; 7. bidang perpustakaan,
arsip, dan dokumentasi; 8. bidang pemberdayaan
masyarakat dan pemerintahan desa;
9. bidang pemberdayaan
perempuan dan keluarga
9. bidang pelayanan
pertanahan; 10. bidang pertanian yang
meliputi tanaman pangan, peternakan, perikanan darat, kelautan dan perikanan, perkebunan dan
kehutanan; 11. bidang pertambangan dan
energi; 12. bidang pendapatan,
pengelolaan keuangan
dan aset.
berencana; 10. bidang kepegawaian,
pendidikan dan pelatihan; 11. bidang pengawasan; dan 12. bidang pelayanan
kesehatan.
1. Kecamatan 2. Kelurahan/Desa
128
Bila jumlah organisasi sebagaimana ditampilkan pada Tabel 4.22 di atas dikaitkan
dengan standar susunan oraganisasi perangkat daerah dan perumpunan urusan
pemerintahan seperti pada Tabel 4.23, serta batas minimum jumlah organisasi
perangkat daerah yang harus dibentuk, maka disain perangkat daerah Kabupaten
Indragiri Hulu direncanakan sebagai berikut:
A. DISAIN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT
DPRD
Tabel 4.24 Rencana Disain Organisasi Sekretariat Daerah
Nomenklatur
Sekretariat Daerah Asisten Bagian
- Sekretaris
Daerah - Asisten - Kepala Bagian - Kepala Sub
Bagian
1. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan
Rakyat;
2. Asisten Perekonomian
dan Pembangunan;
3. Asisten Administrasi
Umum.
a. b. c.
d.
a.
b.
a. b.
Bagian Tata Pemerintahan Bagian Pertanahan Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat Bagian Hukum, Organisasi dan Tatalaksana
Bagian Administrasi Perekonomian Bagian Administrasi Pembangunan
Bagian Keuangan Bagian Umum
c. Bagian Humas
d. Bagian Pengelolaan Aset
Tabel 4.25 Rencana Disain Organisasi Sekretariat DPRD
Nomenklatur
Sekretariat DPRD Bagian Sub Bagian
129
- Sekretaris
DPRD - Kepala Bagian - Kepala Sub
Bagian
1. Bagian Umum
2. Bagian Risalah dan Persidangan
3. Bagian Keuangan,
terdiri dari:
a. b.
c.
a. b. c.
a. b.
Sub Bagian Tata Usaha; Sub Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga; Sub Bagian Keprotokolan dan
Hubungan Masyaraka
Sub Bagian Risalah; Sub Bagian Persidangan; Sub Bagian Komisi dan Panitia Khusus
Sub Bagian Anggaran; Sub Bagian Pembukuan;
c. Sub Bagian Perbendaharaan
B. DISAIN ORGANISASI DINAS DAERAH
1. Bidang Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga
Nomenklatur
Dinas Pendidikan Sekretariat/Bidang Tingkat Kebutuhan/Urgensi
- Kepala Dinas - Sekretaris Dinas - Kepala Bidang - Kepala Sub
Bagian - Kepala Sub
Bidang - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Pendidikan
Dasar dan Pra Sekolah
3. Bidang Pendidikan Menengah
4. Bidang Sarana dan
Prasarana Pendidikan 5. Bidang Pendidikan
Luar Sekolah 6. Kelompok Jabatan
Fungsional 7. Unit Pelaksana
Teknis.
- Bidang pendidikan adalah
urusan pemerintahan yang bersifat wajib. Mengingat faktor-
faktor pendidikan memerlukan penanganan dengan beban kerja
yang besar maka perlu ditangani oleh dinas daerah yang memiliki
tingkat efisiensi yang tinggi dan mampu menggerakkan seluruh
sumber daya dan potensi yang
ada. - Pendidikan merupakan sarana
utama untuk mewujudkan visi dan misi daerah
- Dalam rangka efisiensi,
sebaiknya bidang pemuda dan
olahraga yang berasal dari
rumpun yang sama dengan
bidang pendidikan digabungkan,
sehingga nomenklatur menjadi
Dinas Pendidikan, Pemuda dan
130
Olahraga. Karena hal-hal yang
berkenaan dengan kegiatan
kepemudaan sangat erat
kaitannya dan relevan dengan
kegiatan pendidikan dan
keolahragaan
- Semua jenjang dan jenis pendidikan dasar dan menengah yang ada di Kabupaten Indragiri Hulu harus berada di bawah
Dinas Pendidikan
- Model organisasinya yang
sesuai adalah model lini and
staff, mengingat model ini
memberi peluang lebih besar
kepada organisasi untuk
melaksanakan tugas-tugas
pokok dan fungsi secara
pleksibel, terkoordinasi,
terkendali, dan akuntabel.
2. Bidang Kesehatan
Nomenklatur
Dinas Kesehatan Sekretariat/Bidang Tingkat Kebutuhan/Urgensi
- Kepala Dinas - Sekretaris Dinas - Kepala Bidang - Kepala Sub
Bagian - Kepala Sub
Bidang - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Sumber Daya
Kesehatan 3. Bidang Pelayanan
Kesehatan 4. Bidang Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
5. Bidang Promosi Kesehatan dan Kesehatan Keluarga
6. Kelompok Jabatan
Fungsional 7. Unit Pelaksana
Teknis.
- Bidang kesehatan adalah urusan pemerintahan yang bersifat
wajib. Mengingat masalah kesehatan masih menjadi
masalah mendasar di seluruh Indonesia maka memerlukan
penanganan dengan beban kerja yang besar, dan perlu ditangani
oleh dinas daerah yang memiliki tingkat efisiensi yang tinggi dan
mampu menggerakkan seluruh sumber daya dan potensi yang
ada. - Kesehatan merupakan sarana
utama untuk mewujudkan visi
dan misi daerah. - Kesehatan berkaitan dengan,
kultur, latar belakang sosial dan
pendidikan masyarakat yang
perlu dibenahi, termasuk
penyediaan sanitasi yang
memadai.
131
- Harus dilakukan reorientasi dan
revitalisasi puskesmas untuk
merubah paradigma dan stigma
yang berkembang di
masyarakat, menyediakan
infrastruktur penunjang agar
mudah diakses, dan menjadikan
puskesma benarbenar sebagai
ujung tombak pemeliharaan
kesehatan masyarakat dengan
pelayanan berkualitas prima.
- Dalam rangka efisiensi, harus
diperhatikan agar tidak ada
tumpang tindih penanganan
urusan dengan bidang pekerjaan
umum dan bidang lingkungan
hidup, terutama yang berkaitan
dengan penyehatan lingkungan,
- Model organisasinya yang
sesuai adalah model lini and
staf, mengingat model ini
memberi peluang lebih besar
kepada organisasi untuk
melaksanakan tugas-tugas
pokok dan fungsi secara
pleksibel, terkoordinasi,
terkendali, dan akuntabel.
3. Bidang Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi
Nomenklatur
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Sekretariat/Bidang Tingkat Kebutuhan/Urgensi
132
- Kepala Dinas - Sekretaris Dinas - Kepala Bidang - Kepala Sub
Bagian - Kepala Sub
Bidang - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Bantuan dan
Pemberdayaan Sosial 3. Bidang Pelayanan dan
Rehabilitasi Sosial 4. Bidang Ketenagakerjaan 5. Bidang
Ketransmigrasian 6. Kelompok Jabatan
Fungsional; 7. Unit Pelaksana Teknis.
- Bidang Sosial, Tenaga Kerja
dan Transmigrasi adalah
urusan pemerintahan yang
bersifat wajib, yang
memiliki jangkauan urusan
yang sangat luas sehingga
memiliki beban kerja yang
besar. Oleh sebab itu perlu
ditangani oleh dinas daerah
yang memiliki tingkat
efisiensi yang tinggi dan
mampu menggerakkan
seluruh sumber daya dan
potensi yang ada.
- Masalah sosial,
ketenagakerjaan dan
transmigrasi memiliki
dampak langsung terhadap
pencapaian visi dan misi
daerah.
- Masalah sosial sangat erat
kaitannya dengan latar
belakang pendidikan
masyarakat, latar belakang
sosial, dan etos kerja. - Masalah sosial berkaitan
langsung dengan populasi
penduduk, indeks
pembangunan manusia,
topografi, kondisi iklim dan
intensitas bencana alam.
- Ketenagakerjaan berkaitan
dengan penyediaan lapangan
usaha dan daya saing
masyarakat (competitive
advanted) sehingga memiliki
keterkaitan pula dengan
pendidikan skill dan expert.
- Model organisasinya yang
sesuai adalah model lini and
staf, mengingat model ini
memberi peluang lebih besar
kepada organisasi untuk
melaksanakan tugastugas
pokok dan fungsi secara
pleksibel, terkoordinasi,
terkendali, dan akuntabel.
133
4. Bidang Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Nomenklatur
Dinas Perhubungan,
Komunikasi, dan
Informatika Sekretariat/Bidang Tingkat Kebutuhan/Urgensi
- Kepala Dinas - Sekretaris Dinas - Kepala Bidang - Kepala Sub
Bagian - Kepala Sub
Bidang - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Perhubungan
Darat dan Udara 3. Bidang Perhubungan
Laut dan Angkutan Sungai
4. Bidang Sistim Informasi dan Komunikasi
5. Bidang Teknologi
- Bidang Perhubungan,
Komunikasi, dan Informatka
adalah urusan pemerintahan
yang bersifat wajib, yang
memiliki jangkauan urusan
yang sangat luas sehingga
memiliki beban kerja yang
besar. Oleh sebab itu perlu
ditangani oleh dinas daerah
Informasi dan Komunikasi
6. Kelompok jabatan Fungsional;
7. Unit Pelaksana Teknis.
yang memiliki tingkat efisiensi yang tinggi dan
mampu menggerakkan
seluruh sumber daya dan
potensi yang ada.
- Masalah perhubungan adalah
masalah yang berkaitan
dengan transportasi dan
logistik, pemindahan barang
dan orang, distribusi dan
angkutan, sehingga memiliki
dampak langsung terhadap
kegiatan perekonomian yang
mempengaruhi pencapaian
visi dan misi daerah.
- Masalah informasi dan
komunikasi memerlukan dua
komponen yaitu terkait
sistem dan teknologi,
sehingga memerlukan
penanganan yang terpisah.
Sistem informasi dan
komunikasi berkaitan dengan
perencanaan penggunaan
sistem dalam segala aspek
kepemerintahan, sedangkan
masalah teknologi informasi
dan komunikasi berkaitan
dengan pengembangan dan
aplikasi sistem di Kabupaten
Indragiri Hulu.
134
- Model organisasinya yang
sesuai adalah model lini and
staf, mengingat model ini
memberi peluang lebih besar
kepada organisasi untuk
melaksanakan tugas-tugas
pokok dan fungsi secara
pleksibel, terkoordi-nasi,
terkendali dan akuntabel
5. Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil
Nomenklatur
Dinas
Kependudukan dan
Catatan Sipil
Sekretariat/Bidang Tingkat Kebutuhan/Urgensi
- Kepala Dinas 1. Sekretariat - Bidang Kependudukan dan
- - -
-
-
Sekretaris Dinas Kepala Bidang Kepala Sub Bagian Kepala Sub Bidang Kepala UPT
2. Bidang Pengawasan dan
Pengendalian 3. Bidang Kependudukan 4. Bidang Pencatatan Sipil 5. Bidang Data Penduduk 6. Kelompok Jabatan
Fungsional 7. Unit Pelaksana Teknis.
Catatan Sipil adalah urusan pemerintahan yang bersifat wajib, yang memiliki jangkauan urusan yang cukup luas sehingga
memiliki beban kerja yang relatif besar. Oleh sebab itu perlu ditangani oleh dinas daerah yang memiliki tingkat efisiensi yang baik
dan mampu menggerakkan
seluruh sumber daya dan
potensi yang ada.
- Masalah kependudukan
memerlukan pengendalian
karena sangat berhubungan
dengan kondisi sosial
masyarakat. Berkaitan
dengan masalah populasi
penduduk, pendidikan,
lapangan pekerjaan,
pengangguran, kemiskinan,
dan masalah sosial lainnya,
sehingga memiliki dampak
langsung terhadap kegiatan
perekonomian yang
mempengaruhi pencapaian
visi dan misi daerah.
135
- Masalah kependudukan dan pencatatan sipil memerlukan
koordinasi lintas sektor
karena berkaitan dengan
akurasi data kependudukan
- Model organisasinya yang
sesuai adalah model lini and
staf, mengingat model ini
memberi peluang lebih
besar kepada organisasi
untuk melaksanakan
tugastugas pokok dan
fungsi secara pleksibel,
terkoordinasi, terkendali
dan akuntabel
6. Bidang Pekerjaan Umum, meliputi Bina Marga, Pengairan, Cipta Karya, dan
Tata Ruang.
Nomenklatur
Dinas Bina Marga
dan Sumber Daya
Air Sekretariat/Bidang Tingkat Kebutuhan/Urgensi
136
- Kepala Dinas - Sekretaris Dinas - Kepala Bidang - Kepala Sub
Bagian - Kepala Sub
Bidang - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Bina Marga 3. Bidang Peralatan,
Perbekalan, dan Pengujian
4. Bidang Sumber Daya Air dan Jasa Konstruksi
5. Kelompok Jabatan
Fungsional 6. Unit Pelaksana Teknis.
- Bidang Pekerjaan Umum
(bina marga dan sumber daya air) adalah urusan
pemerintahan yang bersifat wajib. Memiliki jangkauan
urusan yang sangat luas
sehingga memiliki beban kerja yang besar. Oleh
sebab itu perlu ditangani oleh dinas daerah yang
memiliki tingkat efisiensi yang tinggi dan mampu
menggerakkan seluruh sumber daya dan potensi
yang ada. - Bidang Pekerjaan Umum
(bina marga dan sumber daya air) mencakup
perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian,
infrastruktur daerah, baik
infrastruktur pedesaan, kabupaten, dan infrastruktur
nasional yang ada di daerah. - Masalah infrastruktur dasar
memerlukan peningkatan
kuantitas dan kualitas terutama di pedesaan yang
memiliki unit-unit produksi berbagai komoditas yang
menjadi ujung tombak
perekonomian daerah, sehingga memiliki dampak
langsung terhadap kegiatan perekonomian yang
mempengaruhi pencapaian
visi dan misi daerah. - Pembinaan sektor jasa
konstruksi dan
penyelenggaraan pengadaan barang dan jasa pemerintah
memerlukan transparansi
dan pengendalian yang baik. - Model organisasinya yang
sesuai adalah model lini and
staf, mengingat model
137
ini memberi peluang lebih besar
kepada organisasi untuk
melaksanakan tugastugas pokok
dan fungsi secara pleksibel,
terkoordinasi, terkendali dan
akuntabel
Nomenklatur
Dinas Cipta Karya
dan Tata Ruang Sekretariat/Bidang Tingkat Kebutuhan/Urgensi
138
- Kepala Dinas - Sekretaris Dinas - Kepala Bidang - Kepala Sub
Bagian - Kepala Sub
Bidang - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Tata Bangunan
dan Perumahan 3. Bidang Permukiman dan
Lingkungan 4. Bidang Tata Ruang dan
Jasa Konstruksi 5. Kelompok Jabatan
Fungsional 6. Unit Pelaksana Teknis.
- Bidang Pekerjaan Umum (cipta karya dan tata ruang) adalah urusan pemerintahan yang bersifat wajib, yang memiliki jangkauan urusan yang sangat luas sehingga memiliki beban kerja yang besar. Oleh sebab itu perlu ditangani oleh dinas daerah yang memiliki tingkat efisiensi yang tinggi dan mampu menggerakkan
seluruh sumber daya dan
potensi yang ada. - Masalah cipta karya dan tata
ruang mencakup
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, infrastruktur
daerah, baik infrastruktur pedesaan, kabupaten, dan
infrastruktur nasional yang
ada di daerah. - Penataan ruang dan
perizinan pemanfaatan
ruang, serta zonasi kawasan
memerlukan koordinasi antar sektor
- Pembinaan sektor jasa konstruksi dan
penyelenggaraan pengadaan barang dan jasa pemerintah
memerlukan transparansi
dan pengendalian yang baik. - Model organisasinya yang
sesuai adalah model lini and
staf, mengingat model ini
memberi peluang lebih
besar kepada organisasi
untuk melaksanakan tugastugas
pokok dan fungsi secara
pleksibel, terkoordinasi,
terkendali dan akuntabel
7. Bidang Perekonomian, meliputi Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah, Industri dan Perdagangan
Nomenklatur
139
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Sekretariat/Bidang Tingkat Kebutuhan/Urgensi
- Kepala Dinas - Sekretaris Dinas - Kepala Bidang - Kepala Sub
Bidang - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Koperasi 3. Bidang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah 4. Bidang Permodalan dan
Simpan Pinjam 5. Bidang Pembinaan dan
Pengembangan Usaha 6. Kelompok Jabatan
Fungsional 7. Unit Pelaksana Teknis.
- Bidang Koperasi dan Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah adalah urusan pemerintahan
yang bersifat wajib, yang memiliki jangkauan urusan
yang luas sehingga memiliki beban kerja yang relatif
besar. Oleh sebab itu perlu
ditangani oleh suatu dinas daerah yang memiliki tingkat efisiensi yang tinggi
dan mampu menggerakkan seluruh sumber daya dan
potensi yang ada. - Bila ditinjau dari potensi
daerah yang didominasi oleh
kegiatan pertanian, kehutanan, perkebunan dan
usaha skala rakyat, maka peran perangkat daerah yang
mengelola Koperasi dan UKM dalam memberikan
akses kepada masyarakat untuk bisa mengakses
lembaga permodalam, pembinaan teknis,
pembinaan manajemen, dan pemasaran akan sangat
penting. - Masalah perkoperasian dan
usaha mikro, kecil dan
menengah menjadi sarana
pengembangan unit-unit
produksi berbagai
komoditas yang menjadi
ujung tombak perekonomian
daerah, sehingga memiliki
dampak langsung terhadap
kegiatan perekonomian yang
mempengaruhi pencapaian
visi dan misi daerah.
140
- Perkoperasian dan usaha
mikro, kecil dan menengah
selain berasal dari rumpun
urusan yang sama juga
memiliki relevansi yang kuat
dengan sektor perindustrian
dan perdagangan, sehingga
untuk efisiensi
penyelenggaraan urusan
pemerintahan dapat
digabungkan.
- Alternatif lain adalah
penggabungan urusan
perkoperasian dan usaha
mikro, kecil dan menengah
dengan pengelolaan pasar
karena juga memiliki
relevansi yang kuat,
sehingga organisasi menjadi
lebih efisiensi.
- Model organisasinya yang
sesuai adalah model lini and
staf, mengingat model ini
memberi peluang lebih besar
kepada organisasi untuk
melaksanakan tugastugas
pokok dan fungsi secara
pleksibel, terkoordinasi,
terkendali dan akuntabel
Nomenklatur
Dinas Perindustrian, Perdagangan
Sekretariat/Bidang Tingkat Kebutuhan/Urgensi
- Kepala Dinas - Sekretaris Dinas - Kepala Bidang - Kepala Sub
Bidang - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Perindustrian 3. Bidang Perdagangan dan
Bina Produksi 4. Bidang Pengawasan dan
Pengendalian
- Bidang perindustrian dan
perdagangan adalah
bahagian dari rumpun
bidang perekonomian yang
merupakan urusan
pemerintahan bersifat
141
5. Bidang Pengelolaan
Pasar 6. Kelompok Jabatan
Fungsional 7. Unit Pelaksana Teknis.
pilihan, dan memiliki
jangkauan urusan yang
relatif luas sehingga
memiliki beban kerja yang
relatif besar. Pengelolaan
pasar dapat digabung
dengan industri dan
perdagangan karena
memiliki relevansi yang
kuta, namun pengelolaan
pasar sebaiknya tidak
dinyatakan dalam
nomenklatur. - Mengingat jangkauan
urusan yang cukup luas
serta beban kerja yang relatif besar, maka urusan perindustrian, perdagangan dan pengelolaan pasar perlu ditangani oleh suatu dinas
daerah yang memiliki tingkat efisiensi yang tinggi
dan mampu menggerakkan
seluruh sumber daya dan
potensi yang ada.
- Industri pengolahan (tanpa
minyak dan gas) termasuk
lapangan usaha yang
memberikan konstribusi
yang cukup signifikan
terhadap perkembangan
ekonomi di Kabupaten
Indragiri Hulu, dan
memperlihatkan trend
positif dengan peningkatan
yang tajam selama lima
tahun terakhir.
142
- Bila ditinjau dari potensi
daerah yang ada, maka
harus ada upaya inovatif
dan kreatif untuk
mendorong agar sektor
industri dan perdagangan
dapat secara perlahan
menggeser dominasi sektor
pertanian dalam mendukung
perekonomian daerah agar
dapat mengurangi
eksploitasi sumber daya
alam secara berlebihan.
- Model organisasinya yang
sesuai adalah model lini and staf,
mengingat model ini memberi
peluang lebih besar kepada
organisasi untuk melaksanakan
tugastugas pokok dan fungsi
secara pleksibel, terkoordinasi,
terkendali dan akuntabel
8. Bidang Kebudayaan dan Pariwisata
Nomenklatur
Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata
Sekretariat/Bidang Tingkat Kebutuhan/Urgensi
143
- Kepala Dinas - Sekretaris Dinas - Kepala Bidang - Kepala Sub
Bidang - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Kepemudaan 3. Bidang Keolahragaan 4. Bidang Kebudayaan 5. Bidang Sejarah dan
Kepurbakalaan 6. Bidang Pariwisata 7. Kelompok Jabatan
Fungsional 8. Unit Pelaksana Teknis.
- Bidang Kebudayaan adalah urusan pemerintahan bersifat
wajib, sedangkan bidang pariwisata bersifat pilihan.
Alternatifnya adalah kedua bidang tersebut digabungkan
dengan bidang pemuda dan olah raga yang merupakan
urusan wajib. Kebudayaan, kepemudaan, olahraga dan
pariwisata memiliki relevansi sangat tinggi sehingga memungkinkan
untuk dikelola secara bersama untuk tujuan efisiensi dan efektifitas organisasi. Jangkauan urusannya relatif luas sehingga memiliki beban kerja yang relatif besar. Oleh sebab itu perlu ditangani oleh dinas daerah yang
memiliki tingkat efisiensi yang tinggi dan mampu menggerakkan seluruh sumber daya dan
potensi yang ada. - Bila ditinjau dari potensi
yang ada, bidang pariwisata
dapat dikembangkan secara
profesional dengan
menganut prinsip
manajemen dan bisnis
modern, terutama yang
berkaitan dengan promosi
dan pemasaran, sehingga
dapat menjadi salah satu
sumber pendapatan daerah
yang potensial, dan
membuka lapangan usaha
dan lapangan pekerjaan.
144
- Model organisasinya yang
sesuai adalah model lini and
staf, mengingat model ini
memberi peluang lebih
besar kepada organisasi
untuk melaksanakan
tugastugas pokok dan fungsi
secara pleksibel,
terkoordinasi, terkendali dan
akuntabel
9. Bidang Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset.
Nomenklatur
Dinas Pendapatan
Daerah Sekretariat/Bidang Tingkat Kebutuhan/Urgensi
- Kepala Dinas - Sekretaris Dinas - Kepala Bidang - Kepala Sub
Bidang - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Penagihan 3. Bidang Bagi Hasil dan
Dana Perimbangan 4. Bidang PBB dan
BPHTB 5. Bidang Pendaftaran
Perhitungan, dan Penetapan
6. Kelompok Jabatan
Fungsional 7. Unit Pelaksana Teknis.
- Bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset adalah urusan pemerintahan bersifat wajib dengan jangkauan urusan relatif luas sehingga memiliki beban kerja yang relatif besar. Oleh sebab itu perlu ditangani oleh dinas
daerah yang memiliki tingkat efisiensi yang tinggi dan mampu menggerakkan seluruh sumber daya dan
potensi yang ada. - Bila memperhatikan
komposisi APBD lima tahun
terakhir, maka masalah
pendapatan memerlukan
penekanan yang lebih besar
pada upaya merasionalkan
antara pendapatan daerah,
belanja daerah, dan
pembiayaan daerah. Potensi
145
pendapatan seperti PAD, dana perimbangan, dan lainlain pendapatan harus lebih ditingkatkan, dan menekan
belanja daerah - Harus dilakukan optimasi
dalam hal pendapatan asli
daerah dan lain-lain pendapatan untuk mendukung kemampuan keuangan daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan, baik urusan yang berkaitan dengan pembangunan fisik maupun pembangunan sumber daya
manusia. - Masalah pendapatan daerah
sangat erat kaitannya dengan
keberhasilan pencapaian visi dan misi pembangunan
daerah. - Model organisasinya yang
sesuai adalah model lini and
staf, mengingat model ini
memberi peluang lebih besar
kepada organisasi untuk
melaksanakan tugas-tugas
pokok dan fungsi secara
pleksibel, terkoordinasi,
terkendali dan akuntabel
10. Bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan, perikanan darat,
kelautan dan perikanan, perkebunan dan kehutanan.
Nomenklatur
Dinas Pertanian,
Tanaman Pangan,
dan Holtikultura Sekretariat/Bidang Tingkat Kebutuhan/Urgensi
146
- Kepala Dinas - Sekretaris Dinas - Kepala Bidang - Kepala Sub
Bidang - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Produksi 3. Bidang Sarana dan
Prasarana 4. Bidang Usaha Tani dan
Agribisnis 5. Bidang Pengembangan
Sumber Daya Manusia 6. Kelompok Jabatan
Fungsional
- Bidang pertanian adalah urusan pemerintahan bersifat pilihan dengan jangkauan urusan relatif luas sehingga memiliki beban kerja yang relatif besar. Oleh sebab itu perlu ditangani oleh dinas
daerah yang memiliki tingkat efisiensi yang tinggi
dan mampu menggerakkan
7. Unit Pelaksana Teknis. seluruh sumber daya dan
potensi yang ada. - Bila memperhatikan data
PDRB lima tahun terakhir, maka bidang pertanian memberikan konstribusi yang sangat tinggi terhadap perekonomian di Kabupaten Indragiri Hulu. Oleh sebab itu diperkirakan beberapa tahun ke depan, bidang pertanian akan tetap lebih dominan dalam menciptakan lapngan usaha bagi masyarakat, sehingga perlu
ada upaya dalam melakukan perubahan dan orientasi bidang pertanian menuju pertanian berorientasi swasembada. Bidang pertanian adalah salah satu
bidang yang memiliki andil sangat besar dalam mewujudkan visi dan misi
daerah - Modernisasi teknis dan
manajemen bidang pertanian perlu dilakukan dengan tetap mempertimbangkan penyerapan tenaga kerja yang
lebih banyak - Model organisasinya yang
sesuai adalah model lini and
staf, mengingat model ini
memberi peluang lebih besar
kepada organisasi untuk
melaksanakan tugas-tugas
pokok dan fungsi secara
pleksibel, terkoordinasi,
terkendali dan akuntabel
147
Nomenklatur
Dinas Peternakan
dan Perikanan Sekretariat/Bidang Tingkat Kebutuhan/Urgensi
- Kepala Dinas - Sekretaris Dinas - Kepala Bidang - Kepala Sub
Bidang - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Peternakan 3. Bidang Perikanan 4. Bidang Pemasaran dan
Promosi 5. Bidang Pengembangan
- Bidang peternakan dan
perikanan adalah urusan
pemerintahan bersifat pilihan
dengan jangkauan urusan
relatif luas sehingga
memiliki beban kerja yang
148
Sumber Daya Manusia 6. Kelompok Jabatan
Fungsional 7. Unit Pelaksana Teknis.
relatif besar. Oleh sebab itu perlu ditangani oleh dinas daerah yang memiliki tingkat efisiensi yang tinggi dan mampu menggerakkan seluruh sumber daya dan
potensi yang ada. - Bidang peternakan dan
perikanan seharusnya dapat berkontribusi lebih besar
karena kondisi topografi Kabupaten Indragiri Hulu relatif baik untuk mengembangkan bidang peternakan dan perikanan.
- Berdasarkan data PDRB, sektor peternakan dan perikanan memberikan kontribusi pada lapangan usaha pertanian yang kurang memadai dan masih terlalu kecil, meskipun ada trend
positif dari tahun ke tahun. - Bila dieksploitasi secara
lebih profesional maka sektor peternakan dan perikanan akan dapat berkontribusi
lebih besar dalam menunjang perekonomian, menciptakan lapangan usaha dan lapangan kerja, dan sekaligus mempercepata mewujudkan pencapaian visi dan misi
daerah. - Modernisasi teknis dan
manajemen bidang pertanian perlu dilakukan dengan tetap
mempertimbangkan penyerapan tenaga kerja yang
lebih banyak - Model organisasinya yang
sesuai adalah model lini and
staf, mengingat model ini
memberi peluang lebih besar
kepada organisasi untuk
melaksanakan tugas-tugas
pokok dan fungsi secara
pleksibel, terkoordinasi,
terkendali dan akuntabel
149
Nomenklatur
Dinas Kehutanan Sekretariat/Bidang Tingkat Kebutuhan/Urgensi
150
- Kepala Dinas - Sekretaris Dinas - Kepala Bidang - Kepala Sub
Bidang - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Pengembangan
Hutan 3. Bidang Pengusahaan
Hutan 4. Bidang Perlindungan 5. Bidang Pengawasan dan
Pengendalian 6. Kelompok Jabatan
Fungsional 7. Unit Pelaksana Teknis.
- Bidang kehutanan adalah urusan pemerintahan bersifat pilihan dengan jangkauan urusan relatif luas sehingga memiliki beban kerja yang relatif besar. Oleh sebab itu perlu ditangani oleh dinas daerah yang memiliki tingkat
efisiensi yang tinggi dan mampu menggerakkan seluruh sumber daya dan
potensi yang ada. - Bidang kehutanan adalah
bidang yang secara nyata memberi kontribusi cukup tinggi bagi perekonomian daerah, dan memiliki trend positif selama lima tahun
terakhir. Akan tetapi, bidang kehutanan harus diberi perhatian khusus agar eksploitasi sumber daya alam (hutan) tidak menyebabkan degradasi lingkungan, karena biaya pemulihan lingkungan yang tergradasi akan lebih besar dari manfaat (benefit) yang diperoleh dari pengolahan
hutan. - Harus ada upaya nyata untuk
melakukan recovery terhadap kawasan hutan yang berkurang akibat bencana atau telah berubah fungsi akibat eksploitasi, serta melakukan pengendalian administratif
dan teknis secara lebih ketat. - Berdasarkan data 2012
menunjukkan bahwa sektor
kehutanan memberikan
kontribusi pada lapangan
usaha dan lapangan
pekerjaan yang cukup tinggi
di Kabupaten Indragiri Hulu
sehingga dapat dijadikan
laverage pertumbuhan
ekonomi untuk pencapaian
visi dan misi daerah.
151
- Model organisasinya yang
sesuai adalah model lini and
staf, mengingat model ini
memberi peluang lebih besar
kepada organisasi untuk
melaksanakan tugas-tugas
pokok dan fungsi secara
pleksibel, terkoordinasi,
terkendali dan akuntabel
Nomenklatur
Dinas Perkebunan Sekretariat/Bidang Tingkat Kebutuhan/Urgensi
152
- Kepala Dinas - Sekretaris Dinas - Kepala Bidang - Kepala Sub
Bidang - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Produksi 3. Bidang Pengembangan
Sumber Daya 4. Bidang Pengolahan dan
Pemasaran 5. Bidang Perlindungan 6. Kelompok Jabatan
Fungsional 7. Unit Pelaksana Teknis.
- Bidang perkebunan adalah urusan pemerintahan bersifat pilihan dengan jangkauan urusan relatif luas sehingga memiliki beban kerja yang relatif besar. Oleh sebab itu perlu ditangani oleh dinas daerah yang memiliki tingkat
efisiensi yang tinggi dan mampu menggerakkan seluruh sumber daya dan
potensi yang ada. - Sama seperti sektor
kehutanan, perkebunan adalah bidang yang secara nyata memberi kontribusi cukup tinggi bagi perekonomian daerah, dan
memiliki trend positif selama lima tahun terakhir. Usaha pengembangan perkebunan berpotensi menimbulkan degradasi lingkungan hidup sehingga diperlukan upaya manajemen lingkungan khusus perkebunan agar diperoleh keseimbangan antara manfaat yang
diperoleh dengan degradasi
yang ditimbulkannya. - Berdasarkan data 2012
menunjukkan bahwa sektor
perkebunan memberikan
kontribusi pada lapangan
usaha dan lapangan
pekerjaan yang cukup tinggi
di Kabupaten Indragiri Hulu
sehingga dapat dijadikan laverage pertumbuhan ekonomi untuk pencapaian
visi dan misi daerah. - Model organisasinya yang
sesuai adalah model lini and
staf, mengingat model ini
memberi peluang lebih besar
kepada organisasi untuk
melaksanakan tugas-tugas
pokok dan fungsi secara
pleksibel, terkoordinasi,
terkendali dan akuntabel.
153
11. Bidang Pertambangan dan Energi
Nomenklatur
Dinas
Pertambangan dan
Energi Sekretariat/Bidang Tingkat Kebutuhan/Urgensi
- Kepala Dinas - Sekretaris Dinas - Kepala Bidang - Kepala Sub
Bidang - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Pertambangan
Umum 3. Bidang Keenergian dan
Ketenagalistrikan 4. Bidang Pembinaan,
Pengawasan, dan Pengendalian
5. Kelompok Jabatan
Fungsional 6. Unit Pelaksana Teknis.
- Bidang Pertambangan dan Energi adalah urusan pemerintahan bersifat pilihan dengan jangkauan urusan relatif luas sehingga memiliki beban kerja yang relatif besar. Oleh sebab itu perlu ditangani oleh dinas daerah
yang memiliki tingkat efisiensi yang tinggi
dan mampu menggerakkan seluruh sumber daya dan
potensi yang ada. - Sektor pertambangan dan
energi adalah bidang yang cukup potensial namun belum memberikan kontribusi yang cukup
signifikan terhadap perekonomian daerah Kabupaten Indragiri Hulu. Hal dapat dilihat dari data PDRB dan data publikasi lainnya. Padahal, selain minyak dan gas, masih ada
bahan mineral dan galian lainnya yang menjadi
unggulan daerah. - Perlu upaya-upaya untuk
mengeksplorasi dan
mengeksploitasi bahan
154
tambang dan galian secara terencana dan bertanggung jawab agar sektor pertambangan dan energi dapat berkontribusi lebih besar lagi terhadap perkembangan perekonomian dan menjadi salah satu bidang
yang mempercepat pencapaian visi dan misi
daerah. - Model organisasinya yang
sesuai adalah model lini and
staf, mengingat model ini
memberi peluang lebih besar
kepada organisasi untuk
melaksanakan tugas-tugas
pokok dan fungsi secara
pleksibel, terkoordinasi,
terkendali dan akuntabel
C. DISAIN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH
1. Inspektorat Kabupaten
Nomenklatur
Inspektorat
Kabupaten Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
- Inspektur - Sekretaris - Inspektur
Pembantu - Kelompok
Jabatan Fungsional
1. Sekretariat a. Sub Bagian
Perencanaan b. Sub Bagian
Evaluasi dan Pelaporan
c. Sub Bagian Administrasi dan Umum
2. Inspektur Pembantu
Wilayah I 3. Inspektur Pembantu
Wilayah II 4. Inspektur Pembantu
Wilayah III 5. Inspektur Pembantu
Wilayah IV 6. Kelompok Jabatan
Fungsional.
Tugas Pokok Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan
di daerah kabupaten, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan desa
Fungsi - Perencanaan program
pengawasan - Perumusan kebijakan dan
fasilitasi pengawasan - Pemeriksaan, pengusutan,
pengujian, dan penilaian tugas
pengawasan. - Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
tugas dan fungsinya.
155
2. Bidang Perencanaan Pembangunan dan Statistik
Nomenklatur
Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
- Kepala Badan - Sekretaris - Kepala Bidang - Kepala Sub
Bidang - Kelompok
Jabatan Fungsional
- Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Ekonomi 3. Bidang Sosial Budaya 4. Bidang Fisik dan
Prasarana 5. Bidang Penelitian
Pengembangan dan Data 6. Kelompok Jabatan
Fungsional.
Tugas Pokok Melaksanakan kewenangan otonomi daerah dalam rangka tugas desentralisasi dan pembantuan di bidang perencanaan pembangunan daerah, penelitian dan pengembangan.
Fungsi - Perumusan kebijakan teknis
perencanaan pembangunan, penelitian dan pengembangan.
- Pengoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan, penelitian dan
pengembangan - Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah, penelitian dan pengembangan.
- Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
tugas dan fungsinya.
Alternatif Struktur Organisasi Bidang Perencanaan Pembangunan
Bidang perencanaan pembangunan daerah adalah salah satu bidang dengan ruang
lingkup tugas pokok dan fungsi sangat luas, melakukan koordinasi dengan seluruh
Satuan Kerja Perangkat Daerah sehingga memiliki beban kerja yang sangat tinggi.
Oleh sebab itu, disamping harus mempersempit rentang kendali (span of control)
melalui penambahan sub-bidang baru, disarankan pula agar bidang penelitian dan
pengembangan diwadahi di bawah satu lembaga teknis daerah secara tersendiri.
Hal ini dilakukan mengingat secara empirik penelitian dan pengembangan memiliki
peran yang begitu besar dalam memajukan organisasi, baik organisasi pemerintah
maupun swasta.
156
Dalam konteks pemberian dukungan terhadap penyelenggaraan urusan
pemerintahan, seperti pengkajian potensi dan hambatan dalam pencapaian visi dan
misi pembangunan daerah, maka produk-produk penelitian dan pengembangan
terutama yang bersifat teknologi tepat guna (appropriate technology) sangat
diperlukan. Bidang penelitian dan pengembangan dapat membantu pemerintah
daerah dalam membuat road map potensi sumber daya manusia daerah, potensi
ekonomi daerah, potensi bencara daerah, serta produk-produk penelitian lain di
segala bidang yang berpotensi mendapatkan hak paten. Jika menilik kepada
perusahaan-perusahaan berskala nasional dan internasional, kemajuan dan
keberhasilan organisasi (perusahaan) dalam mempertahankan eksistensi dan
menciptakan keunggulan bersaing (competitive advantage) sangat tergantung
kepada produk-produk penelitian yang dilakukan secara profesional dan
berkelanjutan serta didukung oleh pendanaan yang sangat besar.
Diharapkan di masa yang akan datang, pemerintah daerah lebih memberikan
kepercayaan dan dukungan kepada kelompok peneliti di daerah, baik dukungan
kelembagaan, kewenangan, sarana dan prasaran penelitian (laboratorium, teknisi,
dan laboran), serta dukungan pembiayaan, dalam rangka mendukung pencapaian
visi dan misi pembangunan daerah secara terukur. Jika alternatif pemisahan antara
bidang perencanaan pembangunan dengan penelitian dan pengembangan ini dipilih,
maka rencana disain organisasi masing-masing bidang adalah :
Bidang Perencanaan Pembangunan dan Statistik
Nomenklatur
Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
- Kepala Badan - Sekretaris - Kepala Bidang - Kepala Sub
Bagian - Kepala Sub
Bidang - Kelompok
Jabatan
1. Sekretariat 2. Bidang Ekonomi 3. Bidang Sosial Budaya 4. Bidang Fisik dan
Prasarana 5. Bidang Pangkalan Data
Daerah 6. Kelompok Jabatan
Fungsional.
Tugas Pokok Melaksanakan kewenangan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan dan pangkalan data daerah.
Fungsi
157
Fungsional - Perumusan kebijakan teknis
perencanaan pembangunan
dan pangkalan data, - Pengoordinasian penyusunan
perencanaan pembangunan
dan pangkalan data, - Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang perencanaan pembangunan dan pengelolaan pangkalan data
daerah. - Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
tugas dan fungsinya.
3. Bidang Penelitian dan Pengembangan
Nomenklatur
Badan Penelitian dan
Pengembangan Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
- Kepala Badan - Sekretaris - Kepala Bidang - Kepala Sub Bidang - Kelompok Jabatan
Fungsional - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Penelitian. 3. Bidang
Pengembangan. 4. Bidang Penerapan dan
Paten Produk
Penelitian. 5. Kelompok Jabatan
Fungsional 6. Unit Pelaksana Teknis.
Tugas Pokok Melaksanakan kewenangan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
penelitian dan pengembangan.
Fungsi - Perumusan kebijakan
teknis di bidang penelitian dan pengembangan.
- Pemberian dukungan atas penyelenggaraan
pemerintahan daerah di bidang penelitian dan
pengembangan. - Pembinaan dan
pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan
pengembangan. - Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
tugas dan fungsinya.
158
4. Bidang Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat
Nomenklatur
Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat
Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
- - - -
-
-
Kepala Badan
Sekretaris Kepala Bidang Kepala Sub
Bidang Kelompok Jabatan Fungsional Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Ideologi dan
Wawasan Kebangsaan 3. Bidang Politik Dalam
Negeri 4. Bidang Kewaspadaan
Daerah 5. Bidang Ketahanan
Ekonomi, Budaya, Agama, dan Perlindungan Masyarakat
6. Kelompok Jabatan
Fungsional 7. Unit Pelaksana Teknis.
Tugas Pokok Melaksanakan kewenangan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kesatuan bangsa, politik, dan
perlindungan masyarakat
Fungsi - Perumusan kebijakan teknis
di bidang hubungan antar lembaga, integrasi bangsa dan permasalahan strategis daerah, dan perlindungan
masyarakat. - Pemberian dukungan atas
penyelenggaraan pemerintahan daerah di
bidang hubungan antar lembaga, integrasi bangsa dan permasalahan strategis daerah, dan perlindungan
masyarakat. - Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang hubungan antar lembaga, integrasi bangsa dan permasalahan strategis daerah, dan
perlindungan masyarakat. - Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
tugas dan fungsinya.
5. Bidang Lingkungan Hidup
Nomenklatur
Badan Lingkungan
Hidup Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
159
- Kepala Badan - Sekretaris - Kepala Bidang - Kepala Sub
Bidang - Kelompok
Jabatan Fungsional
- Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Analisa
Pencegahan Dampak Lingkungan
3. Bidang Pengawasan dan
Pengendalian 4. Bidang Pemantauan dan
Pemulihan 5. Bidang Bina
Lingkungan dan Penyuluhan
6. Kelompok Jabatan
Fungsional
Tugas Pokok Melaksanakan kewenangan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
lingkungan hidup
Fungsi - Perumusan kebijakan teknis
di bidang lingkungan hidup. - Pemberian dukungan atas
penyelenggaraan
pemerintahan daerah di
bidang lingkungan hidup.
7. Unit Pelaksana Teknis
Pengujian.
- Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang lingkungan
hidup. - Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
tugas dan fungsinya.
6. Bidang Ketahanan Pangan
Nomenklatur
Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan, dan Ketahanan Pangan
Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
160
- Kepala Badan - Sekretaris - Kepala Bidang - Kepala Sub Bidang - Kelompok Jabatan
Fungsional - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Kelembagaan
dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia 3. Bidang
Penyelenggaraan Penyuluhan
4. Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan
5. Kelompok Jabatan Fungsional
6. Unit Pelaksana Teknis.
Tugas Pokok Melaksanakan kewenangan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan, dan
ketahanan pangan.
Fungsi - Perumusan kebijakan teknis
di bidang penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan, dan ketahanan
pangan. - Pemberian dukungan atas
penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan, dan
ketahanan pangan. - Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan, dan ketahanan
pangan. - Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
tugas dan fungsinya.
7. Bidang Penanaman Modal
Nomenklatur
Badan Penanaman Modal Daerah dan Pelayanan Perizinan Terpadu
Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
161
- Kepala Badan - Sekretaris - Kepala Bidang - Kepala Sub Bidang - Kelompok Jabatan
Fungsional - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Perizinan 3. Bidang Pengaduan dan
Penyluhan 4. Bidang Investasi 5. Bidang Promosi dan
Kerjasama 6. Kelompok Jabatan
Fungsional 7. Unit Pelaksana Teknis.
Tugas Pokok Melaksanakan kewenangan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang penanaman modal daerah dan
pelayanan perizinan terpadu.
Fungsi - Perumusan kebijakan teknis
di bidang penanaman modal
daerah dan pelayanan
perizinan terpadu. - Pemberian dukungan atas
penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang penanaman modal daerah dan pelayanan
perizinan terpadu. - Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang penanaman modal daerah dan pelayanan
perizinan terpadu. - Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
tugas dan fungsinya.
8. Bidang Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
Nomenklatur
Badan Kepegawaian
dan Diklat Daerah Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
- Kepala Badan - Sekretaris - Kepala Bidang - Kepala Sub Bidang - Kelompok Jabatan
Fungsional - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Perencanaan
dan Pengembangan Pegawai.
3. Bidang Mutasi. 4. Bidang Pembinaan
Pegawai Negeri Sipil. 5. Bidang Pendidikan
dan Latihan Pegawai
Negeri Sipil. 6. Kelompok Jabatan
Fungsional
Tugas Pokok Melaksanakan kewenangan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kepegawaian dan diklat daerah.
Fungsi - Perumusan kebijakan teknis
di bidang kepegawaian dan
diklat daerah. - Pemberian dukungan atas
penyelenggaraan
162
7. Unit Pelaksana Teknis. pemerintahan daerah di
bidang kepegawaian dan
diklat daerah. - Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang kepegawaian
dan diklat daerah. - Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
tugas dan fungsinya.
9. Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
Nomenklatur
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
- Kepala Badan - Sekretaris - Kepala Bidang - Kepala Sub Bidang - Kelompok Jabatan
Fungsional - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Pemerintahan
Desa dan Kelurahan. 3. Bidang Pemberdayaan
Masyarakat. 4. Bidang Teknologi
Tepat Guna. 5. Bidang Pemberdayaan
Ekonomi Desa. 6. Kelompok Jabatan
Fungsional 7. Unit Pelaksana Teknis.
Tugas Pokok Melaksanakan kewenangan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pemberdayaan masyarakat dan
pemerintahan desa.
Fungsi - Perumusan kebijakan teknis
di bidang pemberdayaan masyarakat dan
pemerintahan desa. - Pemberian dukungan atas
penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang pemberdayaan masyarakat dan
pemerintahan desa. - Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang
pemberdayaan masyarakat
dan pemerintahan desa. - Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
tugas dan fungsinya.
10. Bidang Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi
Nomenklatur
163
Kantor Perpustakaan, Arsip,
Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
dan Dokumentasi
- Kepala Kantor - Kepala Sub Bagian - Kepala Seksi
1. Sub Bagian Tata Usaha
2. Seksi Perpustakaan 3. Seksi Kearsipan
4. Seksi Dokumentasi 5. Kelompok Jabatan
Fungsional
Tugas Pokok Melaksanakan kewenangan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perpustakaan, arsip, dan
dokumentasi.
Fungsi - Perumusan kebijakan
teknis di bidang perpustakaan, arsip, dan
dokumentasi. - Pelayanan penunjang
penyelenggaraan
pemerintahan di bidang
perpustakaan, arsip, dan
dokumentasi. - Pembinaan dan
pelaksanaan tugas di bidang perpustakaan, arsip, dan
dokumentasi. - Pengelolaan dan
pelestarian arsip dan dokumentasi versi cetak, versi digital, audio dan
video. - Penatausahaan dan
pengelolaan perpustakaan konvensional dan e-library
- Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
tugas dan fungsinya.
11. Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
Nomenklatur
Kantor Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
164
- Kepala Kantor - Kepala Sub
Bagian - Kepala Seksi
1. Sub Bagian Tata Usaha 2. Seksi Keluarga
Berencana 3. Seksi Pemberdayaan
Perempuan 4. Seksi Penyuluhan 5. Kelompok Jabatan
Fungsional
Tugas Pokok Melaksanakan kewenangan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
keluarga berencana dan pemberdayaan perempuan
Fungsi - Perumusan kebijakan
teknis di bidang keluarga
berencana dan
pemberdayaan perempuan.
- Pemberian dukungan atas
penyelenggaraan
pemerintahan di bidang
keluarga berencana dan
pemberdayaan perempuan. - Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang keluarga
berencana dan
pemberdayaan perempuan.
- Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati
sesuai tugas dan fungsinya.
12. Bidang Pelayanan Kesehatan
Nomenklatur
Rumah Sakit Umum Indrasari Rengat
Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
165
- Direktur - Kepala Sub Bagian - Kepala Seksi
1. Sub Bagian Tata Usaha 2. Seksi Pelayanan 3. Seksi Keperawatan 4. Seksi Rekam Medis 5. Kelompok Jabatan
Fungsional
Tugas Pokok Melaksanakan kewenangan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pelayanan kesehatan masyarakat
Fungsi - Perumusan kebijakan teknis
di bidang pelayanan
kesehatan masyarakat - Pemberian dukungan atas
penyelenggaraan
pemerintahan di bidang
pelayanan kesehatan
masyarakat. - Pembinaan dan
pelaksanaan tugas di bidang pelayanan
kesehatan masyarakat. - Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
tugas dan fungsinya.
13. Bidang Penegakan Peraturan Daerah, Ketertiban Umum dan Ketenteraman
Masyarakat.
Kondisi ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat yang kondusif adalah
syarat utama bagi terciptanya penyelenggaraan pemerintahan yang efisien dan
efektif, terutama dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang berkaitan
dengan kebijakan publik. Kebijakan publik yang dituangkan dalam bentuk
peraturan daerah (Perda) dan peraturan kepala daerah (Perkada) adalah produk
hukum daerah yang bersifat pengaturan. Produk-produk hukum daerah pada
hakikatnya bertujuan untuk yang memberikan perlindungan, pengayoman, rasa
keadilan, kesamaan kedudukan dalam hukum, ketertiban dan kepastian hukum,
keseimbangan, keserasian dan keselarasan. Peraturan Daerah dan Perturan Kepala
Daerah adalah alat bagi pemerintahan daerah untuk menjalankan programprogram
pemerintah guna mencapai visi dan misi pembangunan daerah, sehingga perlu
ditegakkan dan diamankan. Namun, penerapan peraturan daerah sering
menimbulkan reaksi dan memunculkan perlawanan di tengah kehidupan
masyarakat yang sangat dinamis.
166
Dalam rangka menciptakan kapastian dan penegakan hukum dalam kondisi daerah
yang tertib, tenteram, dan teratur maka kepala daerah perlu dibantu oleh perangkat
daerah, agar penyelenggaraan roda pemerintahan dapat berjalan dengan lancar dan
masyarakat dapat melakukan kegiatan dengan aman. Untuk mengoptimalkan
kinerja perangkat daerah yang akan membantu kepala daerah dalam bidang
penegakan peraturan daerah, ketertiban umum, dan ketenteraman masyarakat maka
dirasa perlu untuk menyusun struktur organisasi perangkat daerah dalam bentuk
organisasi dan memiliki tigas pokok dan fungsi yang dapat mendukung
terwujudnya kondisi daerah Kabupaten Indragiri Hulu yang tenteram, tertib, dan
teratur.
Berdasarkan hasil perhitungan besaran organisasi perangkat daerah pada Tabel
4.10, dan merujuk kepada Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 (nilai
variabel besaran organisasi 92 > 60), serta merujuk kepada Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2011 maka rencana disain organisasi bidang
penegakan peraturan daerah, ketertiban umum, dan ketenteraman masyarakat
adalah sebagai berikut :
Nomenklatur
Satuan Polisi Pamong
Praja Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
167
- Kepala Satuan - Sekretaris - Kepala Bidang - Kepala Sub Bagian - Kepala Sub Bidang - Kepala Seksi - Kelompok Jabatan
Fungsional - Kepala UP Satpol
PP Kecamatan
1. Sekretariat 2. Bidang Penegakan
Perundang-Undangan Daerah
3. Bidang Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat
4. Bidang Sumberdaya
Aparatur 5. Bidang Perlindungan
Masyarakat 6. Kelompok Jabatan
Fungsional 7. Unit Pelaksana Satpol
PP Kecamatan
Tugas Pokok Melaksanakan kewenangan di
bidang penegakan peraturan daerah, ketertiban umum, dan
ketenteraman masyarakat serta perlindungan masyarakat
Fungsi - Penyusunan program dan
pelaksanaan penegakan
Perda dan Perkada, penyelenggaraan
ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat
serta perlindungan masyarakat,
- Pelaksanaan kebijakan
penegakan Perda dan Perkada, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat, serta perlindungan
masyarakat di daerah. - Pelaksanaan koordinasi
penegakan Perda dan Perkada, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat, serta perlindungan masyarakat dengan Polri,
Penyidik Pegawai Negeri Sipil daerah dan/atau
aparatur lainnya. - Pelaksanaan tugas lain
yang diberikan oleh Bupati
sesuai tugas dan
fungsinya.
14. Bidang Penaggulangan Bencana
Sebahagian besar wilayah NKRI adalah wilayah rawan bencana dengan
karakteristik bencana yang berbeda. Untuk mengatasi berbagai bencana yang terjadi
di tanah air, pemerintah telah menetapkan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan penanggulangan bencana, yaitu :
- Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
Penanggulangan Bencana;
168
- Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 Tentang
Badan Nasional Penanggulangan Bencana;
- Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 Tentang
Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah.
Sebagaimana telah dijelaskan pada bahagian-bahagian terdahulu, Kabupaten
Indragiri Hulu berada pada wilayah geografis dan kondisi topografis yang memiliki
karakteristik rawan terhadap bencana alam. Oleh sebab itu, berdasarkan kepada
peraturan perundang-undangan yang ada, serta dengan mempertimbangkan kondisi
geologis dan topografis, maka urusan penanggulangan bencana alam di Kabupaten
Indragiri Hulu sebagai bahagian dari urusan pemerintahan diusulkan untuk
diwadahi dalam satu lembaga teknis daerah. Disamping itu, mengingat masalah
bencana kebakaran adalah bahagian dari bencana, maka diusulkan agar pemadam
kebakaran diwadahi dalam salah satu sub bidang pada bidang yang relevan pada
Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Disain organisasi bidang penanggulangan
bencana daerah Kabupaten Indragiri Hulu sebagai berikut :
Bidang Penanggulangan Bencana
Nomenklatur
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
- Kepala Badan - Sekretaris - Kepala Bidang - Kepala Sub Bidang - Kelompok Jabatan
Fungsional - Kepala Satgas.
1. Sekretariat 2. Bidang Prabencana. 3. Bidang Kedaruratan. 4. Bidang Rehabilitasi
dan Rekonstruksi. 5. Kelompok Jabatan
Fungsional 6. Satuan Tugas.
Tugas Pokok Melaksanakan kewenangan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang penanggulangan bencana daerah.
Fungsi - Perumusan kebijakan teknis di
bidang penanggulangan
bencana daerah.
169
- Pemberian dukungan atas
penyelenggaraan pemerintahan daerah di
bidang penanggulangan
bencana daerah. - Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang
penanggulangan bencana
daerah. - Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
tugas dan fungsinya.
D. DISAIN ORGANISASI KECAMATAN
Nomenklatur
Kecamatan Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
170
- Camat - Sekretaris
Kecamatan - Kepala Seksi.
1. Sekretariat 2. Seksi Pemerintahan. 3. Seksi Ketenteraman
dan Ketertiban. 4. Seksi Pembangunan
Masyarakat Desa dan
Kelurahan. 5. Seksi Kesejahteraan
Sosial. 6. Seksi Pelayanan
Umum.
Tugas Pokok : Melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebahagian urusan otonomi daerah, dan menyelenggarakan tugas umum
pemerintahan.
Tugas Umumi : - Mengoordinasikan kegiatan
pemberdayaan masyarakat. - Mengoordinasikan upaya
penyelenggaraan
ketenteraman dan
ketertiban umum. - Mengoordinasikan
penerapan dan penegakan peraturan
perundangundangan. - Mengoordinasikan
pemeliharaan prasarana dan
fasilitas pelayanan umum. - Mengoordinasikan
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat
kecamatan. - Membina penyelenggaraan
pemerintahan desa dan/atau kelurahan.
- Melaksanakan pelayanan
masyarakat yang menjadi
ruang lingkup tugas dan/
atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan
desa dan/atau kelurahan. - Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
tugas dan fungsinya.
E. DISAIN ORGANISASI KELURAHAN/DESA
Nomenklatur
Kelurahan/Desa Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
171
- Lurah/Kepala Desa - Sekretaris
Lurah/Desa - Kepala Seksi.
1. Sekretariat 2. Seksi Pemerintahan. 3. Seksi Ketenteraman
dan Ketertiban. 4. Seksi Pembangunan
Masyarakat Desa dan
Kelurahan. 5. Seksi Kesejahteraan
Sosial. 6. Seksi Pelayanan
Umum.
Tugas Pokok : Melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebahagian urusan otonomi daerah, dan menyelenggarakan tugas umum pemerintahan.
Tugas Umumi : - Mengoordinasikan kegiatan
pemberdayaan masyarakat. - Mengoordinasikan upaya
penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban
umum. - Mengoordinasikan
penerapan dan penegakan peraturan
perundangundangan. - Mengoordinasikan
pemeliharaan prasarana dan
fasilitas pelayanan umum. - Mengoordinasikan
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat
desa/kelurahan. - Melaksanakan pelayanan
masyarakat di tingkat
desa/kelurahan. - Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
tugas dan fungsinya.
BAB V
PENUTUP
Perangkat daerah kabupaten/kota adalah unsur pembantu kepala daerah dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari sekretariat daerah,
sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah, kecamatan, dan
kelurahan/desa. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap susunan organisasi perangkat
daerah Kabupaten Indragiri Hulu dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
- Besaran organisasi perangkat daerah kabupaten Indragiri Hulu (existing) yang
terdiri dari : Sekretariat Daerah dengan 3 Asisten, Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), 15 (lima belas) Dinas Daerah, 12 (dua
172
belas) Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan/Desa telah
memenuhi ketentuan perundang-undangan;
- Urusan pemerintahan yang bersifat wajib dan pilihan telah diwadahi dalam
Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah sesuai dengan perumpunan yang
diatur dalam peraturan perundang-undangan;
- Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan variabel jumlah penduduk
tahun 2013 (diproyeksikan berdasarkan tingkat pertumbuhan rata-rata
penduduk tahun 2008-2012 yaitu sebesar 5,13%), variabel luas wilayah, dan
variabel APBD tahun 2013, maka diperoleh besaran organisasi maksimum yang
terdiri dari : Sekretariat Daerah terdiri dari 4 Asisten, Sekretariat DPRD, 18
(delapan belas) Dinas Daerah, 12 (dua belas) Lembaga Teknis Daerah,
Kecamatan, dan Kelurahan/Desa.
- Mengamati trend pertumbuhan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang
cenderung mengalami defisit, serta mencermati perkembangan dan
pertumbuhan sektor ekonomi melalui data PDRB dan data dari sumber lain yang
telah menjadi domain publik, maka sebaiknya organisasi perangkat daerah
Kabupaten Indragiri Hulu didisain lebih ramping namun dapat menampung
seluruh urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah.
- Struktur organisasi perangkat daerah harus memiliki karakteristik efisien,
efektif, profesional, pleksibel, dan berkinerja tinggi sehingga memiliki
kemampuan dan kapasitas operasional yang cepat dan akurat dalam membuat
kebijakan dan dalam pemengambilan keputusan. Memiliki sifat dinamis agar
mudah beradaptasi dengan perubahan lingkungan internal dan eksternal,
memiliki kompetensi agar mampu mengakomodasi kepentingan, kebutuhan,
dan potensi daerah, serta dapat menjadi prasaran untuk mewujudkan visi dan
misi pembangunan daerah Kabupaten Indragiri Hulu
- Mengingat dewasa ini masalah pertanahan menjadi permasalahan yang
berpotensi menimbulkan berbagai konflik di daerah, terutama berkaitan dengan
penyelenggaraan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan
umum, dan diperkirakan bahwa permasalahan dimaksud akan lebih serius
dimasa-masa mendatang, maka perlu adanya penyempitan rentang kendali
(span of control) dan penguatan kewenangan di bidang pertanahan di Sekretariat
173
Daerah, sehingga Sub Bagian Pertanahan dan Kependudukan yang berada di
bawah Bagian Administrasi Pemerintahan Umum dirubah menjadi Bagian
Pertanahan. Dengan demikian, Bagian Administrasi Pemerintahan
Umum menjadi dua bagian yaitu; Bagian Tata Pemerintahan, dan Bagian
Pertanahan.
- Melihat perkembangan APBD terutama pada pos belanja langsung barang dan
jasa maka dinas daerah yang selama ini menjadi leading sector bidang
infrastruktur harus diberikan perkuatan kewenangan dan cluster kewenangan
yang lebih tegas, serta mempersempit rentang kendali (span of control) agar
setiap unit dalam satuan perangkat daerah dapat melaksanakan tugas secara
efisien, efektif dan profesional di bidang masing-masing. Efektifitas, efisiensi,
dan relevansi dalam sistem koordinasi akan dicapai secara optimal jika
pembagian cluster kewenangan didasarkan kepada relevansi bidang tugas.
Bidang jalan, jembatan, dan pengairan dapat dijadikan satu satuan cluster
kewenangan dan digabung dalam satu dinas daerah yaitu Dinas Bina Marga dan
Sumber Daya Air. Sedangkan bidang bangunan, perumahan, permukiman,
lingkungan, dan penataan ruang dapat pula dijadikan satu satuan cluster
kewenangan dan digabung dalam satu dinas daerah yaitu Dinas Cipta Karya dan
Tata Ruang.
- Bidang perencanaan pembangunan daerah adalah salah satu bidang dengan
ruang lingkup tugas pokok dan fungsi sangat luas, melakukan koordinasi
dengan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah sehingga memiliki beban kerja
yang sangat tinggi. Oleh sebab itu, harus dilakukan upaya-upaya untuk
mempersempit rentang kendali (span of control) melalui pengembangan dan
penambahan sub-bidang baru pada masing-masing bidang yang ada, sehingga
beban kerja dapat terdistribusi dengan proporsional. Disamping itu, disarankan
pula agar bidang penelitian dan pengembangan diwadahi di bawah satu lembaga
teknis daerah secara tersendiri, yairu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.
- Bidang penelitian dan pengembangan dapat membantu pemerintah daerah
dalam membuat road map potensi sumber daya manusia, potensi ekonomi
daerah, potensi bencara daerah, serta produk-produk penelitian lain di segala
bidang yang berpotensi mendapatkan hak paten. Produk-produk penelitian dan
174
pengembangan terutama yang bersifat teknologi tepat guna (appropriate
technology) akan memiliki peran yang sangat penting dan diperlukan dalam
konteks pemberian dukungan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan,
seperti pengkajian potensi dan hambatan dalam pencapaian visi dan misi
pembangunan daerah. Unit-unit penelitian dan pengembangan yang ada di
satuan kerja yang lain dihilangkan. Diharapkan di masa yang akan datang,
pemerintah daerah lebih memberikan kepercayaan dan dukungan kepada
kelompok peneliti di daerah, baik dukungan kelembagaan, kewenangan, sarana
dan prasaran penelitian, serta dukungan pembiayaan, dalam rangka mendukung
pencapaian visi dan misi pembangunan daerah secara terukur.
- Kabupaten Indragiri Hulu berada pada wilayah geografis dan kondisi topografis
yang memiliki karakteristik rawan terhadap bencana alam. Oleh sebab itu,
sebagaimana diatur dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2007 Tentang Penanggulangan Bencana, Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Badan Nasional
Penanggulangan Bencana, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46
Tahun 2008 Tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah, maka urusan penanggulangan bencana alam
di Kabupaten Indragiri Hulu sebagai bahagian dari urusan pemerintahan
diusulkan untuk diwadahi dalam satu lembaga teknis daerah, yaitu Badan
Penanggulangan Bencana Daerah. Disamping itu, mengingat masalah bencana
kebakaran adalah bahagian dari bencana, maka diusulkan agar urusan
pemerintahan di bidang pemadam kebakaran diwadahi dalam salah satu sub
bidang pada bidang yang relevan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
- Dalam rangka menciptakan kapastian dan penegakan hukum khususnya
penegakan Perda dan Perkada dalam kondisi daerah yang tertib, tenteram, dan
teratur maka kepala daerah perlu dibantu oleh perangkat daerah yang memiliki
kewenangan di bidang penegakan hukum, penyelenggaraan ketertiban umum,
dan ketenteraman masyarakat. Agar penyelenggaraan roda pemerintahan dapat
berjalan dengan lancar dan masyarakat dapat melakukan kegiatan dengan aman.
Untuk mengoptimalkan kinerja perangkat daerah yang akan membantu kepala
daerah dalam bidang penegakan peraturan daerah, ketertiban umum, dan
175
ketenteraman masyarakat maka dirasa perlu untuk menyusun struktur organisasi
perangkat daerah di bidang penegakan peraturan daerah, ketertiban umum, dan
ketenteraman masyarakat malalui Satuan Polisi Pamong Praja sebagai mana
diatur dalam PP Nomor 6 Tahun 2010 dan Permendagri Nomor 40 Tahun 2011.
- Perlu dibentuk sekretariat badan narkoba, sekretariat komisi penyiaran, urusan
pemerintahan di bidang pengadaan barang/jasa pemerintah baik yang bersifat
elektronik maupun konvensional. Pembentukan lembaga-lembaga tersebut telah
diatur dalam peraturan perundang-undangan, yaitu untuk mewadahi
penanganan tugas-tugas pemerintahan umum dalam rangka melaksanakan
kebijakan pemerintah sebagai bagian dari perangkat daerah.
- Rencana besaran organisasi perangkat daerah Kabupaten Indragiri Hulu terdiri
dari : (a) Sekretariat Daerah, (b) Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,
(c) 16 Dinas Daerah, (d) 14 Lembaga Teknis Daerah, (e) Kecamatan, dan (f)
Kelurahan/Desa. Susunan organisasi perangkat daerah, tugas pokok, dan fungsi
perangkat daerah sebagaimana pada Lampiran 1 sampai dengan Lampiran 5.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus, Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (SANKRI),
Buku I, Prinsip-prinsip Penyelenggaraan Negara, Lembaga Administrasi
Negara RI, Jakarta, 2003.
Mustopadidjaja, AR., Manajemen Proses Kebijakan Publik, Formulasi,
Implementasi dan Evaluasi Kinerja, Lembaga Administrasi Negara RI,
Jakarta, 2005
Riyadi dan Deddy S.B., Perencanaan Pembangunan Daerah, Strategi Menggali
Potensi Dalam Mewujudkan Otonomi Daerah, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2005
Taryono, Prospek Perekonomian Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2011, Jurnal
Sosial Ekonomi Pembangunan, Tahun 1, Nomor 1, 2010
Yudoyono, B., Otonomi Daerah, Desentralisasi dan Pengembangan SDM Aparatur
Pemda dan Anggota DPRD, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 2003
http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/id/ekonomipdrb.php?ia=1402&is=
43
176
http://www.riau.go.id/index.php?/detail/67
LAMPIRAN 1 DISAIN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH
Nomenklatur
Sekretariat Daerah Asisten Bagian
- Sekretaris
Daerah - Asisten - Kepala Bagian - Kepala Sub
Bagian
1. Asisten Pemerintahan
dan Kesejahteraan
Rakyat;
2. Asisten Perekonomian dan Pembangunan;
3. Asisten Administrasi
Umum.
a. b. c.
d.
a.
b.
a. b.
Bagian Tata Pemerintahan Bagian Pertanahan Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat Bagian Hukum, Organisasi
dan Tatalaksana
Bagian Administrasi Perekonomian Bagian Administrasi Pembangunan
Bagian Keuangan Bagian Umum
c. Bagian Humas
d. Bagian Pengelolaan Aset
Tugas Pokok : Membantu Bupati dalam melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan masyarakat, pembinaan administrasi, organisasi dan tatalaksana serta menyusun kebijakan dan mengoordinasikan dinas daerah dan
lembaga teknis daerah.
Fungsi : - Penyusunan kebijakan pemerintah daerah; - Pengoordinasian pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis daerah; - Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah; - Pembinaan administrasi dan aparatur pemerintah daerah; - Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya
LAMPIRAN 2 DISAIN ORGANISASI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
DAERAH (DPRD)
Nomenklatur
Sekretariat DPRD Bagian Sub Bagian
177
- Sekretaris
DPRD - Kepala Bagian - Kepala Sub
Bagian
1. Bagian Umum
2. Bagian Risalah dan
Persidangan
3. Bagian Keuangan,
terdiri dari:
a. b.
c.
a. b. c.
a. b.
Sub Bagian Tata Usaha; Sub Bagian Perlengkapan
dan Rumah Tangga; Sub Bagian Keprotokolan dan
Hubungan Masyaraka
Sub Bagian Risalah; Sub Bagian Persidangan; Sub Bagian Komisi dan
Panitia Khusus
Sub Bagian Anggaran; Sub Bagian Pembukuan;
c. Sub Bagian Perbendaharaan
Tugas Pokok : Menyelenggarakan administrasi kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan menyediakan serta mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah sesuai dengan kemampuan keuangan daerah, berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Fungsi : - Penyelenggaraan administrasi kesekretariaran Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah; - Penyelenggaraan administrasi keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; - Penyelenggaraan rapat-rapat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah - Penyediaan dan pengoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah
LAMPIRAN 3 DISAIN ORGANISASI DINAS DAERAH
1. Dinas Pendidikan
Nomenklatur
Dinas Pendidikan Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
178
- Kepala Dinas - Sekretaris Dinas - Kepala Bidang - Kepala Sub
Bagian - Kepala Sub
Bidang - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Pendidikan
Dasar dan Pra Sekolah
3. Bidang Pendidikan Menengah
4. Bidang Sarana dan
Prasarana Pendidikan 5. Bidang Pendidikan
Luar Sekolah 6. Kelompok Jabatan
Fungsional 7. Unit Pelaksana
Teknis.
Tugas Pokok : Melaksanakan
urusan pemerintahan daerah di bidang pendidikan berdasarkan
azas otonomi dan tugas pembantuan.
Fungsi : - Perumusan kebijakan teknis di
bidang pendidikan; - Penyelenggaraan urusan
pendidikan serta pelayanan
umum di bidang pendidikan; - Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang pendidikan; - Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
2. Dinas Kesehatan
Nomenklatur
Dinas Kesehatan Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
- Kepala Dinas - Sekretaris Dinas - Kepala Bidang - Kepala Sub
Bagian - Kepala Sub
Bidang - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Sumber Daya
Kesehatan 3. Bidang Pelayanan
Kesehatan 4. Bidang Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
5. Bidang Promosi Kesehatan dan Kesehatan Keluarga
6. Kelompok Jabatan
Fungsional 7. Unit Pelaksana
Teknis.
Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan
azas otonomi dan tugas pembantuan.
Fungsi : - Perumusan kebijakan teknis di
bidang kesehatan; - Penyelenggaraan urusan
kesehatan serta pelayanan
umum di bidang kesehatan; - Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang kesehatan; - Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
3. Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi
Nomenklatur
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
179
- Kepala Dinas - Sekretaris Dinas - Kepala Bidang - Kepala Sub
Bagian - Kepala Sub
Bidang - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Bantuan dan
Pemberdayaan Sosial 3. Bidang Pelayanan dan
Rehabilitasi Sosial 4. Bidang Ketenagakerjaan 5. Bidang
Ketransmigrasian 6. Kelompok Jabatan
Fungsional; 7. Unit Pelaksana Teknis.
Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan.
Fungsi : - Perumusan kebijakan teknis
di bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi;
- Penyelenggaraan urusan sosial, tenaga kerja dan transmigrasi serta pelayanan umum di bidang sosial, tenaga kerja dan
transmigrasi; - Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang sosial, tenaga kerja dan
transmigrasi; - Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
4. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Nomenklatur
Dinas Perhubungan,
Komunikasi, dan
Informatika Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan fungsi
- Kepala Dinas - Sekretaris Dinas - Kepala Bidang - Kepala Sub
bagian - Kepala Sub
Bidang - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Perhubungan
Darat dan Udara 3. Bidang Perhubungan
Laut dan Angkutan Sungai
4. Bidang Sistim Informasi dan Komunikasi
5. Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi
Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang perhubungan, komunikasi, dan informatika berdasarkan azas otonomi dan
tugas pembantuan.
Fungsi : - Perumusan kebijakan teknis
di bidang perhubungan,
komunikasi, dan
6. Kelompok jabatan
Fungsional; 7. Unit Pelaksana Teknis.
- informatika; Penyelenggaraan urusan
perhubungan, komunikasi,
dan informatika serta
pelayanan umum di bidang
180
perhubungan, komunikasi
dan informatika;
- Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang
perhubungan, komunikasi,
dan informatika;
- Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
5. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Nomenklatur
Dinas
Kependudukan dan
Catatan Sipil
Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
- Kepala Dinas - Sekretaris Dinas - Kepala Bidang - Kepala Sub
bagian - Kepala Sub
Bidang - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Pengawasan dan
Pengendalian 3. Bidang Kependudukan 4. Bidang Pencatatan Sipil 5. Bidang Data Penduduk 6. Kelompok Jabatan
Fungsional 7. Unit Pelaksana Teknis.
Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di
bidang kependudukan dan catatan sipil berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan.
Fungsi : - Perumusan kebijakan teknis
di bidang kependudukan
dan catatan sipil; - Penyelenggaraan urusan
kependudukan dan catatan sipil serta pelayanan umum di bidang kependudukan
dan catatan sipil; - Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang
kependudukan dan catatan
sipil; - Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
181
6. Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air
Nomenklatur
Dinas Bina Marga
dan Sumber Daya
Air Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
- Kepala Dinas - Sekretaris Dinas - Kepala Bidang - Kepala Sub
Bagian - Kepala Sub
Bidang - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Bina Marga 3. Bidang Peralatan,
Perbekalan, dan Pengujian
4. Bidang Sumber Daya
Air dan Jasa Konstruksi 5. Kelompok Jabatan
Fungsional 6. Unit Pelaksana Teknis.
Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang bina marga dan sumber daya air berdasarkan azas
otonomi dan tugas pembantuan.
Fungsi : - Perumusan kebijakan teknis
di bidang bina marga dan
sumber daya air; - Penyelenggaraan urusan
pekerjaan umum serta pelayanan umum di bidang
bina marga dan sumber daya air;
- Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang bina marga
dan sumber daya air; - Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
7. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
Nomenklatur
Dinas Cipta Karya
dan Tata Ruang Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
182
- Kepala Dinas - Sekretaris Dinas - Kepala Bidang - Kepala Sub
Bagian - Kepala Sub
Bidang - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Tata Bangunan
dan Perumahan 3. Bidang Permukiman dan
Lingkungan 4. Bidang Tata Ruang dan
Jasa Konstruksi 5. Kelompok Jabatan
Fungsional 6. Unit Pelaksana Teknis.
Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang cipta karya dan tata ruang berdasarkan azas
otonomi dan tugas pembantuan.
Fungsi : - Perumusan kebijakan teknis
di bidang cipta karya dan
tata ruang; - Penyelenggaraan urusan
pekerjaan umum serta
pelayanan umum di bidang
cipta karya dan tata ruang;
- Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang cipta karya
dan tata ruang;
- Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
8. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Nomenklatur
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
183
- Kepala Dinas - Sekretaris Dinas - Kepala Bidang - Kepala Sub
Bagian - Kepala Sub
Bidang - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Koperasi 3. Bidang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah 4. Bidang Permodalan dan
Simpan Pinjam 5. Bidang Pembinaan dan
Pengembangan Usaha 6. Kelompok Jabatan
Fungsional 7. Unit Pelaksana Teknis.
Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah berdasarkan azas otonomi dan
tugas pembantuan.
Fungsi : - Perumusan kebijakan teknis
di bidang koperasi dan
usaha mikro, kecil dan menengah;
- Penyelenggaraan urusan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah serta
pelayanan umum di bidang koperasi dan usaha mikro,
kecil dan menengah; - Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang koperasi
dan usaha mikro, kecil dan
menengah; - Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
9. Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Nomenklatur
Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
184
- Kepala Dinas - Sekretaris Dinas - Kepala Bidang - Kepala Sub
Bagian - Kepala Sub
Bidang - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Perindustrian 3. Bidang Perdagangan dan
Bina Produksi 4. Bidang Pengawasan dan
Pengendalian 5. Bidang Pengelolaan
Pasar 6. Kelompok Jabatan
Fungsional 7. Unit Pelaksana Teknis.
Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang perindustrian dan perdagangan berdasarkan azas otonomi dan tugas
pembantuan.
Fungsi : - Perumusan kebijakan teknis
di bidang perindustrian dan perdagangan;
- Penyelenggaraan urusan
perindustrian dan
perdagangan serta pelayanan umum di bidang perindustrian dan perdagangan;
- Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang
perindustrian dan
perdagangan; - Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
10. Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata
Nomenklatur
Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata
Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
- Kepala Dinas - Sekretaris Dinas - Kepala Bidang - Kepala Sub
Bagian - Kepala Sub
Bidang - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Kepemudaan 3. Bidang Keolahragaan 4. Bidang Kebudayaan 5. Bidang Sejarah dan
Kepurbakalaan 6. Bidang Pariwisata 7. Kelompok Jabatan
Fungsional 8. Unit Pelaksana Teknis.
Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kepemudaan, olahraga, kebudayaan dan pariwisata berdasarkan azas otonomi dan
tugas pembantuan.
Fungsi : - Perumusan kebijakan teknis
di bidang kepemudaan,
olahraga, kebudayaan dan
pariwisata;
185
- Penyelenggaraan urusan
kepemudaan, olahraga,
kebudayaan dan pariwisata
serta pelayanan umum di
bidang kepemudaan,
olahraga, kebudayaan, dan
pariwisata;
- Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang
kepemudaan, olahraga,
kebudayaan dan pariwisata;
- Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan
fungsinya.
11. Dinas Pendapatan Daerah
Nomenklatur
Dinas Pendapatan
Daerah Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
- Kepala Dinas - Sekretaris Dinas - Kepala Bidang - Kepala Sub
Bidang - Kepala Sub
Bidang - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Penagihan 3. Bidang Bagi Hasil dan
Dana Perimbangan 4. Bidang PBB dan
BPHTB 5. Bidang Pendaftaran
Perhitungan, dan Penetapan
6. Kelompok Jabatan Fungsional
7. Unit Pelaksana Teknis.
Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pendapatan daerah berdasarkan azas otonomi dan
tugas pembantuan.
Fungsi : - Perumusan kebijakan teknis
di bidang pendapatan
daerah; - Penyelenggaraan urusan
pendapatan daerah serta pelayanan umum di bidang
pendapatan daerah; - Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang pendapatan
daerah; - Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
186
12. Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Holtikultura
Nomenklatur
Dinas Pertanian,
Tanaman Pangan,
dan Holtikultura Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
- Kepala Dinas - Sekretaris Dinas - Kepala Bidang - Kepala Sub
Bagian - Kepala Sub
Bidang - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Produksi 3. Bidang Sarana dan
Prasarana 4. Bidang Usaha Tani dan
Agribisnis 5. Bidang Pengembangan
Sumber Daya Manusia 6. Kelompok Jabatan
Fungsional 7. Unit Pelaksana Teknis.
Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pertanian, tanaman pangan, dan holtikultura berdasarkan azas otonomi dan
tugas pembantuan.
Fungsi : - Perumusan kebijakan teknis
di bidang pertanian,
tanaman pangan, dan holtikultura;
- Penyelenggaraan urusan pertanian, tanaman pangan,
dan holtikultura serta pelayanan umum di bidang pertanian, tanaman pangan,
dan holtikultura; - Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang pertanian,
tanaman pangan, dan holtikultura;
- Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
13. Dinas Peternakan dan Perikanan
Nomenklatur
Dinas Peternakan
dan Perikanan Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
187
- Kepala Dinas - Sekretaris Dinas - Kepala Bidang - Kepala Sub
Bagian - Kepala Sub
Bidang - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Peternakan 3. Bidang Perikanan 4. Bidang Pemasaran dan
Promosi 5. Bidang Pengembangan
Sumber Daya Manusia 6. Kelompok Jabatan
Fungsional 7. Unit Pelaksana Teknis.
Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang peternakan dan perikanan berdasarkan azas otonomi dan tugas
pembantuan.
Fungsi : - Perumusan kebijakan teknis
di bidang peternakan dan
perikanan;
- Penyelenggaraan urusan
peternakan dan perikanan
serta pelayanan umum di
bidang peternakan dan
perikanan;
- Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang peternakan
dan perikanan;
- Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan
fungsinya.
14. Dinas Kehutanan
Nomenklatur
Dinas Kehutanan Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
- Kepala Dinas - Sekretaris Dinas - Kepala Bidang - Kepala Sub
Bagian - Kepala Sub
Bidang - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Pengembangan
Hutan 3. Bidang Pengusahaan
Hutan 4. Bidang Perlindungan 5. Bidang Pengawasan dan
Pengendalian 6. Kelompok Jabatan
Fungsional 7. Unit Pelaksana Teknis.
Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kehutanan berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan.
Fungsi : - Perumusan kebijakan teknis
di bidang kehutanan; - Penyelenggaraan urusan
kehutanan serta pelayanan
umum di bidang kehutanan; - Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang kehutanan; - Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
188
15. Dinas Perkebunan
Nomenklatur
Dinas Perkebunan Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
- Kepala Dinas - Sekretaris Dinas - Kepala Bidang - Kepala Sub
Bagian - Kepala Sub
1. Sekretariat 2. Bidang Produksi 3. Bidang Pengembangan
Sumber Daya 4. Bidang Pengolahan dan
Pemasaran
Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang perkebunan berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan.
- Bidang Kepala UPT
5. Bidang Perlindungan 6. Kelompok Jabatan
Fungsional 7. Unit Pelaksana Teknis.
Fungsi : - Perumusan kebijakan teknis
di bidang perkebunan; - Penyelenggaraan urusan
perkebunan serta pelayanan umum di bidang
perkebunan; - Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang perkebunan; - Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
16. Dinas Pertambangan dan Energi
Nomenklatur
Dinas
Pertambangan dan
Energi Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
189
- Kepala Dinas - Sekretaris Dinas - Kepala Bidang - Kepala Sub
Bagian - Kepala Sub
Bidang - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Pertambangan
Umum 3. Bidang Keenergian dan
Ketenagalistrikan 4. Bidang Pembinaan,
Pengawasan, dan Pengendalian
5. Kelompok Jabatan
Fungsional 6. Unit Pelaksana Teknis.
Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pertambangan dan energi berdasarkan azas otonomi dan tugas
pembantuan.
Fungsi : - Perumusan kebijakan teknis
di bidang pertambangan dan
energi; - Penyelenggaraan urusan
pertambangan dan energi serta pelayanan umum di bidang pertambangan dan
energi; - Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang
pertambangan dan energi; - Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan
fungsinya.
LAMPIRAN 4 DISAIN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH
1. Inspektorat Kabupaten
Nomenklatur
Inspektorat
Kabupaten Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
190
- Inspektur - Sekretaris - Inspektur
Pembantu - Kelompok
Jabatan Fungsional
1. Sekretariat a. Sub Bagian
Perencanaan b. Sub Bagian
Evaluasi dan Pelaporan
c. Sub Bagian Administrasi dan Umum
2. Inspektur Pembantu
Wilayah I 3. Inspektur Pembantu
Wilayah II 4. Inspektur Pembantu
Wilayah III 5. Inspektur Pembantu
Wilayah IV 6. Kelompok Jabatan
Fungsional.
Tugas Pokok : Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah kabupaten, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelaksanaan
urusan pemerintahan desa
Fungsi : - Perencanaan program
pengawasan - Perumusan kebijakan dan
fasilitasi pengawasan - Pemeriksaan, pengusutan,
pengujian, dan penilaian tugas pengawasan.
2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Nomenklatur
Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
- Kepala Badan - Sekretaris - Kepala Bidang - Kepala Sub
Bagian - Kepala Sub
Bidang - Kelompok
Jabatan Fungsional
1. Sekretariat 2. Bidang Ekonomi 3. Bidang Sosial Budaya 4. Bidang Fisik dan
Prasarana 5. Bidang Penelitian
Pengembangan dan Data 6. Kelompok Jabatan
Fungsional
Tugas Pokok : Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan
pembangunan daerah
Fungsi : - Perumusan kebijakan teknis
perencanaan pembangunan - Pengoordinasian penyusunan
perencanaan pembangunan - Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang perencanaan
pembangunan daerah. - Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
tugas dan fungsinya.
Alternatif (pemisahan dengan Bidang Penelitian dan Pengembangan)
191
Nomenklatur
Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
- Kepala Badan - Sekretaris - Kepala Bidang - Kepala Sub
Bagian - Kepala Sub
Bidang - Kelompok
Jabatan Fungsional
- Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Ekonomi 3. Bidang Sosial Budaya 4. Bidang Fisik dan
Prasarana 5. Bidang Pangkalan Data
Daerah 6. Kelompok Jabatan
Fungsional.
Tugas Pokok : Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan
pembangunan daerah
Fungsi : - Perumusan kebijakan teknis
perencanaan pembangunan - Pengoordinasian penyusunan
perencanaan pembangunan - Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah.
- Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
tugas dan fungsinya.
3. Badan Penelitian dan Pengembangan
Nomenklatur
Badan Penelitian dan
Pengembangan Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
- Kepala Badan - Sekretaris - Kepala Bidang - Kepala Sub Bagian - Kepala Sub Bidang - Kelompok Jabatan
Fungsional - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Penelitian. 3. Bidang
Pengembangan. 4. Bidang Penerapan
Produk Penelitian. 5. Kelompok Jabatan
Fungsional 6. Unit Pelaksana
Tugas Pokok : Melaksanakan kewenangan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
penelitian dan pengembangan.
Fungsi : - Perumusan kebijakan teknis di
bidang penelitian dan
192
Teknis. pengembangan. - Pemberian dukungan atas
penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang penelitian dan
pengembangan. - Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang penelitian dan
pengembangan. - Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
tugas dan fungsinya.
4. Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat
Nomenklatur
Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat
Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
- Kepala Badan - Sekretaris - Kepala Bidang - Kepala Sub
Bagian - Kepala Sub
Bidang - Kelompok
Jabatan Fungsional
- Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Ideologi dan
Wawasan Kebangsaan 3. Bidang Politik Dalam
Negeri 4. Bidang Kewaspadaan
Daerah 5. Bidang Ketahanan
Ekonomi, Budaya, Agama, dan Perlindungan Masyarakat
6. Kelompok Jabatan Fungsional
7. Unit Pelaksana Teknis.
Tugas Pokok : Melaksanakan kewenangan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
kesatuan bangsa, politik, dan perlindungan masyarakat
Fungsi : - Perumusan kebijakan teknis
di bidang hubungan antar lembaga, integrasi bangsa dan permasalahan strategis daerah, dan perlindungan
masyarakat. - Pemberian dukungan atas
penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang hubungan antar lembaga, integrasi bangsa dan permasalahan strategis daerah, dan perlindungan
masyarakat. - Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang hubungan
antar lembaga, integrasi bangsa dan permasalahan strategis daerah, dan
perlindungan masyarakat. - Pelaksanaan tugas lain yang
193
diberikan oleh Bupati sesuai
tugas dan fungsinya.
5. Badan Lingkungan Hidup
Nomenklatur
Badan Lingkungan
Hidup Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
- Kepala Badan - Sekretaris - Kepala Bidang - Kepala Sub
Bagian - Kepala Sub
Bidang - Kelompok
Jabatan Fungsional
- Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Analisa
Pencegahan Dampak Lingkungan
3. Bidang Pengawasan dan Pengendalian
4. Bidang Pemantauan dan Pemulihan
5. Bidang Bina Lingkungan dan Penyuluhan
6. Kelompok Jabatan Fungsional
7. Unit Pelaksana Teknis
Pengujian.
Tugas Pokok : Melaksanakan kewenangan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang lingkungan hidup
Fungsi : - Perumusan kebijakan teknis
di bidang lingkungan hidup. - Pemberian dukungan atas
penyelenggaraan pemerintahan daerah di
bidang lingkungan hidup. - Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang lingkungan
hidup. - Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
tugas dan fungsinya.
6. Badan Ketahanan Pangan
Nomenklatur
Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan, dan Ketahanan Pangan
Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
194
- Kepala Badan - Sekretaris - Kepala Bidang - Kepala Sub Bagian - Kepala Sub Bidang - Kelompok Jabatan
Fungsional - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Kelembagaan
dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
3. Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan
4. Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan
5. Kelompok Jabatan
Fungsional
Tugas Pokok : Melaksanakan kewenangan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan, dan ketahanan pangan.
Fungsi : - Perumusan kebijakan teknis di
bidang penyuluhan
6. Unit Pelaksana Teknis. pertanian, perikanan,
kehutanan, dan ketahanan
pangan. - Pemberian dukungan atas
penyelenggaraan pemerintahan daerah di
bidang penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan, dan
ketahanan pangan. - Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan, dan ketahanan
pangan. - Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
tugas dan fungsinya.
7. Badan Penanaman Modal
Nomenklatur
Badan Penanaman Modal Daerah dan Pelayanan Perizinan Terpadu
Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
195
- Kepala Badan - Sekretaris - Kepala Bidang - Kepala Sub Bagian - Kepala Sub Bidang - Kelompok Jabatan
Fungsional - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Perizinan 3. Bidang Pengaduan dan
Penyuluhan 4. Bidang Investasi 5. Bidang Promosi dan
Kerjasama 6. Kelompok Jabatan
Fungsional 7. Unit Pelaksana Teknis.
Tugas Pokok : Melaksanakan kewenangan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang penanaman modal daerah dan pelayanan perizinan terpadu.
Fungsi : - Perumusan kebijakan teknis
di bidang penanaman modal daerah dan pelayanan
perizinan terpadu. - Pemberian dukungan atas
penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang penanaman modal daerah dan pelayanan
perizinan terpadu. - Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang penanaman
modal daerah dan pelayanan
perizinan terpadu. - Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
tugas dan fungsinya.
8. Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah
Nomenklatur
Badan Kepegawaian
dan Diklat Daerah Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
196
- Kepala Badan - Sekretaris - Kepala Bidang - Kepala Sub Bagian - Kepala Sub Bidang - Kelompok Jabatan
Fungsional - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Perencanaan
dan Pengembangan Pegawai.
3. Bidang Mutasi. 4. Bidang Pembinaan
Pegawai Negeri Sipil. 5. Bidang Pendidikan
dan Latihan Pegawai
Negeri Sipil. 6. Kelompok Jabatan
Fungsional 7. Unit Pelaksana Teknis.
Tugas Pokok : Melaksanakan kewenangan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kepegawaian dan diklat daerah.
Fungsi - Perumusan kebijakan teknis
di bidang kepegawaian dan
diklat daerah. - Pemberian dukungan atas
penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang kepegawaian dan
diklat daerah. - Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang kepegawaian
dan diklat daerah. - Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
tugas dan fungsinya.
9. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
Nomenklatur
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
- Kepala Badan - Sekretaris - Kepala Bidang - Kepala Sub Bagian - Kepala Sub Bidang - Kelompok Jabatan
Fungsional - Kepala UPT
1. Sekretariat 2. Bidang Pemerintahan
Desa dan Kelurahan. 3. Bidang Pemberdayaan
Masyarakat. 4. Bidang Teknologi
Tepat Guna. 5. Bidang Pemberdayaan
Ekonomi Desa. 6. Kelompok Jabatan
Tugas Pokok : Melaksanakan kewenangan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa.
Fungsi : - Perumusan kebijakan teknis di
bidang pemberdayaan
197
Fungsional 7. Unit Pelaksana Teknis.
masyarakat dan
pemerintahan desa. - Pemberian dukungan atas
penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang pemberdayaan
masyarakat dan
pemerintahan desa. - Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang pemberdayaan masyarakat
dan pemerintahan desa. - Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
tugas dan fungsinya.
10. Badan Penaggulangan Bencana Daerah
Nomenklatur
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
- Kepala Badan - Sekretaris - Kepala Bidang - Kepala Sub Bagian - Kepala Sub Bidang - Kelompok Jabatan
Fungsional - Kepala UPT
1. Sekretariat 1. Bidang Prabencana. 2. Bidang Kedaruratan. 3. Bidang Rehabilitasi
dan Rekonstruksi. 4. Kelompok Jabatan
Fungsional 5. Satuan Tugas.
Tugas Pokok : Melaksanakan kewenangan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang penanggulangan bencana daerah.
Fungsi : - Perumusan kebijakan teknis
di bidang penanggulangan
bencana daerah. - Pemberian dukungan atas
penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang penanggulangan
bencana daerah. - Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang
penanggulangan bencana
daerah. - Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
tugas dan fungsinya.
Keterangan : Urusan pemerintahan di bidang pemadam kebakaran diwadahi dalam salah satu Sub
Bidang pada Bidang yang relevan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
198
11. Kantor Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi
Nomenklatur
Kantor Perpustakaan, Arsip,
dan Dokumentasi Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
- Kepala Kantor - Kepala Sub
Bagian - Kepala Seksi
1. Sub Bagian Tata
Usaha 2. Seksi Perpustakaan 3.
Seksi Kearsipan 4. Seksi Dokumentasi 5. Kelompok Jabatan
Fungsional
Tugas Pokok : Melaksanakan kewenangan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perpustakaan, arsip, dan
dokumentasi.
Fungsi : - Perumusan kebijakan
teknis di bidang perpustakaan, arsip, dan
dokumentasi. - Pelayanan penunjang
penyelenggaraan
pemerintahan di bidang
perpustakaan, arsip, dan
dokumentasi. - Pengelolaan, pembinaan,
dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang perpustakaan, arsip, dan
dokumentasi. - Pengelolaan dan
pelestarian arsip dan dokumentasi versi cetak, versi digital, audio dan
video. - Penatausahaan dan
pengelolaan perpustakaan
konvensional dan e-library - Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
tugas dan fungsinya.
12. Kantor Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
Nomenklatur
199
Kantor Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
- Kepala Kantor - Kepala Sub Bagian
1. Sub Bagian Tata Usaha Tugas Pokok : Melaksanakan kewenangan
- Kepala Seksi
2. Seksi Keluarga
Berencana 3. Seksi Pemberdayaan
Perempuan 4. Seksi Penyuluhan 5. Kelompok Jabatan
Fungsional
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang keluarga berencana dan
pemberdayaan perempuan
Fungsi : - Perumusan kebijakan teknis
di bidang keluarga berencana dan pemberdayaan
perempuan. - Pemberian dukungan atas
penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang keluarga berencana
dan pemberdayaan
perempuan. - Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang keluarga berencana dan pemberdayaan
perempuan. - Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
tugas dan fungsinya.
13. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
Nomenklatur
Satuan Polisi Pamong
Praja Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
200
- Kepala Satuan - Sekretaris - Kepala Bidang - Kepala Sub Bagian - Kepala Sub Bidang - Kepala Seksi - Kelompok Jabatan
Fungsional - Kepala UP Satpol
PP Kecamatan
1. Sekretariat 2. Bidang Penegakan
Perundang-Undangan Daerah
3. Bidang Ketertiban
Umum dan Ketenteraman Masyarakat
4. Bidang Sumberdaya Aparatur
5. Bidang Perlindungan Masyarakat
6. Kelompok Jabatan Fungsional
7. Unit Pelaksana Satpol PP Kecamatan
Tugas Pokok : Melaksanakan kewenangan di bidang penegakan peraturan daerah, ketertiban umum, dan
ketenteraman masyarakat serta perlindungan masyarakat
Fungsi : - Penyusunan program dan
pelaksanaan penegakan
Perda dan Perkada, penyelenggaraan ketertiban
umum dan ketenteraman masyarakat serta perlindungan masyarakat,
- Pelaksanaan kebijakan
penegakan Perda dan
Perkada, penyelenggaraan
ketertiban umum dan
ketenteraman masyarakat,
serta perlindungan
masyarakat di daerah.
- Pelaksanaan koordinasi
penegakan Perda dan
Perkada, penyelenggaraan
ketertiban umum dan
ketenteraman masyarakat,
serta perlindungan
masyarakat dengan Polri,
Penyidik Pegawai Negeri
Sipil daerah dan/atau
aparatur lainnya. - Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati
sesuai tugas dan fungsinya.
14. Rumah Sakit Umum Daerah
Nomenklatur
Rumah Sakit Umum Indrasari Rengat
Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
201
- Direktur - Kepala Sub
Bagian - Kepala
Seksi
1. Sub Bagian Tata Usaha 2. Seksi Pelayanan 3. Seksi Keperawatan 4. Seksi Rekam Medis 5. Kelompok Jabatan
Fungsional
Tugas Pokok : Melaksanakan kewenangan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pelayanan kesehatan masyarakat
Fungsi : - Perumusan kebijakan teknis
di bidang pelayanan
kesehatan masyarakat - Pemberian dukungan atas
penyelenggaraan
pemerintahan di bidang
pelayanan kesehatan
masyarakat. - Pembinaan dan
pelaksanaan tugas di
bidang pelayanan
kesehatan masyarakat. - Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
tugas dan fungsinya.
LAMPIRAN 5 DISAIN ORGANISASI KECAMATAN
Nomenklatur
Kecamatan Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
202
- Camat - Sekretaris
Kecamatan - Kepala Seksi.
1. Sekretariat 2. Seksi Pemerintahan. 3. Seksi Ketenteraman
dan Ketertiban. 4. Seksi Pembangunan
Masyarakat Desa dan Kelurahan.
5. Seksi Kesejahteraan Sosial.
6. Seksi Pelayanan
Umum.
Tugas Pokok : Melaksanakan kewenangan
pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebahagian urusan otonomi daerah, dan menyelenggarakan tugas umum pemerintahan.
Tugas Umumi : - Mengoordinasikan kegiatan
pemberdayaan masyarakat. - Mengoordinasikan upaya
penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban
umum. - Mengoordinasikan
penerapan dan penegakan peraturan
perundangundangan. - Mengoordinasikan
pemeliharaan prasarana dan
fasilitas pelayanan umum. - Mengoordinasikan
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat
kecamatan. - Membina penyelenggaraan
pemerintahan desa dan/atau
kelurahan. - Melaksanakan pelayanan
masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugas dan/ atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan
desa dan/atau kelurahan. - Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
tugas dan fungsinya.
LAMPIRAN 6 DISAIN ORGANISASI DESA/KELURAHAN
Nomenklatur
Kelurahan/Desa Sekretariat/Bidang Tugas Pokok dan Fungsi
203
- Lurah/Kepala Desa - Sekretaris
Lurah/Desa - Kepala Seksi.
1. Sekretariat 2. Seksi Pemerintahan. 3. Seksi Ketenteraman
dan Ketertiban. 4. Seksi Pembangunan
Masyarakat Desa dan
Kelurahan. 5. Seksi Kesejahteraan
Sosial. 6. Seksi Pelayanan
Umum.
Tugas Pokok : Melaksanakan kewenangan
pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebahagian urusan otonomi daerah, dan menyelenggarakan tugas umum
pemerintahan.
Tugas Umumi : - Mengoordinasikan kegiatan
pemberdayaan masyarakat. - Mengoordinasikan upaya
penyelenggaraan
ketenteraman dan ketertiban umum.
- Mengoordinasikan
penerapan dan penegakan peraturan
perundangundangan. - Mengoordinasikan
pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum.
- Mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat
desa/kelurahan. - Melaksanakan pelayanan
masyarakat di tingkat desa/kelurahan.
- Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai
tugas dan fungsinya.