fotosintesis dani

42
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN Acara I Kurva Pertumbuhan Sigmoid Oleh: Nama : Dani Nugraha Nim : A1I006037 Kelompok : DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI HORTIKULTURA PURWOKERTO

Upload: fitranto-ramadhan

Post on 21-Jan-2016

88 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fotosintesis Dani

LAPORAN PRAKTIKUMFISIOLOGI TUMBUHAN

Acara IKurva Pertumbuhan Sigmoid

Oleh:

Nama : Dani NugrahaNim : A1I006037Kelompok :

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIANPROGRAM STUDI HORTIKULTURA

PURWOKERTO

2008

Page 2: Fotosintesis Dani

I. PENDAHULUAN

A. Teori Dasar

Selama terdapat siklus hidup, tumbuhan akan mengalami pertumbuhan

dan perkembangan. Pertumbuhan merupakan penambahan bobot dan volume

atau ukuran tumbuhan karena adanya penambahan unsur – unsur struktural

yang baru. Pertumbuhan suatu organ atau tumbuhan secara keseluruhan

dimulai dari perkecambahan biji dan dilanjutkan dengan memasuki fase

pertumbuhan juvenile yang berakhir pada fase maturasi, selanjutnya diikuti

dengan senesensi.

Pola pertumbuhan suatu organ atau tumbuhan secara keseluruhan berupa

pertumbuhan sigmoid, yaitu terjadinya pertumbuhan yang lambat pada fase

inisiasi yang kemudian pada fase berikutnya pertumbuhan akan semakin cepat

secara eksponensial.Selanjutnya pertumbuhan akan diperlambat dan akhirnya

akan mendekati konstan, sehingga akan membumbentuk kurva pertumbuhan

yang menyerupai huruf “ S “.

B. Tujuan

Untuk mempelajari kurva pertumbuhan sigmoid organ daun tanaman

hortikultura.

Page 3: Fotosintesis Dani

II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Bahan dan Alat

1. Bahan :

Tanaman hortikultura yang sedang aktif

tumbuh ( tanaman mawar ).

2. Alat :

Penggaris

Alat tulis

Label

B. Prosedur Kerja

1. Mencari tanaman hortikultura yang sedang aktif tumbuh.

2. Memilih tiga daun yang masih muda dan sedang aktif tumbuh.

3. Mengukur panjang masing – masing daun mulai dari pangkal sampai ke

ujung helai daun dengan menggunakan penggaris setiap dua hari sekali

sampai lima belas kali.

4. Mencatat hasil pengukuran dan memasukan data pengamatan pada tabel

spengamatan.

Page 4: Fotosintesis Dani

III. HASIL PENGAMATAN

Tabel hasil pengamatan

Waktu pengamatan

Panjang daun ( cm)

Hari ke -  Daun

ke 1Daun ke 2

Daun ke 3

Rata - Rata

1 1 1.5 2 1.52 1.2 1.7 2.2 1.73 1.4 2.3 2.5 2.074 1.5 2.8 2.7 2.335 2 3 3 2.676 2.1 3.4 4 3.177 2.4 3.9 4.6 3.638 2.8 4.5 5.2 4.179 3.2 5.1 5.8 4.710 3.6 5.8 6.4 5.2711 4.2 6.5 7.1 5.9312 5.4 7.2 7.7 6.7713 5.8 7.8 8.4 7.3314 5.8 7.8 8.4 7.3315 5.8 7.8 8.4 7.33

Grafik hubungan antara panjang daun dengan waktu pengamatan (umur) daun.

00,5

11,5

22,5

33,5

4

1 3 5 7 9 11 13 15

Waktu pengamatan (hari ke-)

Pan

jan

g d

aun

(cm

)

Series1

Page 5: Fotosintesis Dani

IV. PEMBAHASAN

Pertumbuhan pada tumbuhan berlangsung terbatas pada beberapa bagian

tertentu yang terdiri darai sejumlah sel yang baru saja melalui proses pembelahan

sel di meristem. Pertumbuhan (menurut batas diatas , yaitu pertambahan ukuran)

yang dirancukan dengan pembelahan sel dimeristem. Pembelahan sel itu sendiri

tidak menyebabkan pertambahan ukutan, namun produk pembelahan sel itulah

yang tumbuh dan menyebabkan pertumbuhan. Ujung akar dan ujung tajuk (apeks)

mempunyai meristem.

Tumbuhan akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan selama

masih dalam fase hidup. Perkembangan tumbuhan sangat beragam, seperti halnya

perkembangan pada daun yang memiliki ragam bentuk. Pengembangan kearah

luar terus terjadi melalui pembelahan, baik periklinal maupun antiklinal, pada

ujung primordial (aspek / ujung distal). Lalu ketika daun kira – kira berukuran

1mm, aktifitas meristematik mulai terjadi diseluruh bagian memanjangnya. Pada

daun tumbuhan dikotil, sebagianbesar pembelahan sel sudah lama

berhentisebelum daun berkembang penuh, sering kali ketika daun mencapai

kurang dari separuh ukuran akhirnya.

Pola pertumbuhan suatu organ atau tumbuhan secara keseluruhan berupa

pertumbuhan sigmoid, yaitu terjadinya pertumbuhan yang lambat pada fase

inisiasi yang kemudian pada fase berikutnya pertumbuhan akan semakin cepat

secara eksponensial.Selanjutnya pertumbuhan akan diperlambat dan akhirnya

akan mendekati konstan, sehingga akan membumbentuk kurva pertumbuhan yang

menyerupai huruf “ S “. Kurva pertumbuhan berbentuk ” S “(Sigmoid) yang

dihasilkan oleh banyak tumbuhan dan beberapa bagian tertentu dari tumbuhan,.

kurva yang menunjukan ukuran kumulatif sebagai fungsi dari waktu akan

membentuk tiga fase utama, yaitu fase logaritmik, fase linear, dan fase penuaan.

Pada fase logaritmik, ukuran (V) bertambah secara eksponensial sesuai

dengan waktu (t). Yang berarti laju pertumbuhan awalnya berjalan

Page 6: Fotosintesis Dani

lambat, tapi kemudian terus meningkat, pada fase linier, pertambahan ukuran

berlangsung secara konstan, biasanya pada laju maksimum selama beberapa

waktu. Laju pertumbuhan yang konstan ditunjukan oleh kemiringan yang konstan

pada bagian atas tinggi kurva tanaman dan oleh bagian mendatar kurva laju

tumbuh di bagian bawah, dan pada fase penuaan dicirikan oleh laju pertumbuhan

yang tetap atau bahkan menurun saat pertumbuhan sudah mencapai kematangan

konstan.

Pada praktikum kali ini, yaitu kurva pertumbuhan sigmoid yang dilakukan

pengukuran pada daun yang sedang berpucuk terhadap waktu yang akan

menghasilkan kurva pertumbuhan. Waktu pengamatan dilakukan selama 15 hari

atau sampai pertumbuhan daun berhenti (konstan), pengamatan dilakukan pada

pucuk daun mawar, pucuk daun mawar yang diamati sebanyak 3 helai.

Pada pucuk daun pertama

Awal dimulai pengamatan pada kondisi panjang pucuk atau daun sebesar 1

cm pertumbuhannya berakhir pada keadaan lebar daun 5,8 cm (kondisi

pertumbuhan konstan). Pada pucuk daun pertama fase logaritmik terlihat pada

hari ke 1 sampai hari ke 4, Fase linier terlihat pada hari ke 5 sampai hari ke 12,

dan fase penuaan (konstan) yaitu pada hari ke-13 sampai hari ke-15, panjang daun

mengalami laju pertumbuhan yang tetap yaitu 5,8 cm.

Pada pucuk daun kedua

Awal dimulai pengamatan pada kondisi panjang pucuk atau daun sebesar

1,5 cm pertumbuhannya berakhir pada keadaan lebar daun 7,8 cm (kondisi

pertumbuhan konstan). Pada pucuk daun pertama fase logaritmik terlihat pada

hari ke 1 sampai hari ke 2 fase yang terlihat sangat pendek karena keadaan pucuk

daun sudah akan memasuki fase linier, Fase linier terlihat pada hari ke 3 sampai

hari ke 12, dan fase penuaan (konstan) yaitu pada hari ke-13 sampai hari ke-15,

panjang daun mengalami laju pertumbuhan yang tetap yaitu 7,8 cm.

Pada pucuk daun ketiga

Awal dimulai pengamatan pada kondisi panjang pucuk atau daun sebesar 2

cm pertumbuhannya berakhir pada keadaan lebar daun 8,4 cm (kondisi

pertumbuhan konstan). Pada pucuk daun pertama fase logaritmik terlihat pada

Page 7: Fotosintesis Dani

hari ke 1 sampai hari ke 4 fase yang terlihat sangat pendek karena keadaan pucuk

daun sudah akan memasuki fase linier, Fase linier terlihat pada hari ke 5 sampai

hari ke 12, dan fase penuaan (konstan) yaitu pada hari ke-13 sampai hari ke-15,

panjang daun mengalami laju pertumbuhan yang tetap yaitu 8,4 cm.

Page 8: Fotosintesis Dani

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Tumbuhan akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan selama

masih dalam fase hidup.

2. Pola pertumbuhan suatu organ atau tumbuhan secara keseluruhan berupa

pertumbuhan sigmoid, yaitu terjadinya pertumbuhan yang lambat pada

fase inisiasi yang kemudian pada fase berikutnya pertumbuhan akan

semakin cepat secara eksponensial.

B. Saran

1. Sebelum melakukan percobaan sebaiknya dilakukan penjelasan, sehingga

praktikan dapat memahami tujuan percobaan.

2. Kegiatan pemahaman pertumbuhan sigmoid dilakukan dengan teratur agar

lebih mudah dipahami.

3. Asistennya kalau bisa di tambah lagi personilnya.

Page 9: Fotosintesis Dani

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro. 1986. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Frank B Salisbury dan Cleon W Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan, jilid 3. ITB, Bandung.

Lakitan, Benyamin. 1995. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Page 10: Fotosintesis Dani

LAPORAN PRAKTIKUMFISIOLOGI TUMBUHAN

Acara IIDominansi Pertumbuhan Pucuk

Oleh:

Nama : Dani NugrahaNim : A1I006037Kelompok :

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIANPROGRAM STUDI HORTIKULTURA

PURWOKERTO

2008

Page 11: Fotosintesis Dani

I. PENDAHULUAN

A. Teori Dasar

Terdapat dua fase dalam pertumbuhan tumbuhan secara umum, yaitu fase

pertumbuhan vegetatif dan fase pertumbuhan generatif. Pada fase pertumbuhan

vegetatif terjadi pertumbuhan pada proses pembentukan organ yang baru seperti

daun, cabang, dan akar. Sedangkan pada fase pertumbuhan generatif terbentuk

organ alat perkembang biakan seperti bunga, buah, dan biji.

Pada tumbuhan dikotil, pertumbuhan secara, fase pertumbuhan vegetatif di

tandai dengan adanya dominasi pucuk yang akan menghambat pertumbuhan

lateral. Dominasi pertumbuhan pucuk dapat dikurangi dengan memotong bagian

pucuk tumbuhan yang akan mendorongpertumbuhan tunas lateral. Pertumbuhan

tunas lateral akan terhambat bila bagian pucuk yang di potong diberi auksin. Hal

tersebut menunjukan adanya pengaturan mekanisme pengaturan pertumbuhan

kearah lateral oleh auksin. Auksin diproduksi secara endogen pada bagian pucuk

tumbuhan, yang akan didistribusikan secara polar yang mampu menghambat

pertumbuhan tunas lateral.

B. Tujuan

1. Untuk mempelajari gejala – gejala dominasi pucuk pada

tumbuhan.

2. Untuk mempelajari peran auksin dalam mengendalikan dominasi pucuk.

Page 12: Fotosintesis Dani

II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Bahan dan Alat

1. Bahan :

Bibit tanaman bayam

Growton

2. Alat :

Gunting pangkas

Wadah / mangkuk kecil

Kertas label

B. Prosedur Kerja

1. Menyiapkan 3 polibag yang diberi medium tanah.

2. Menanam dua benih papaya pada masing – masing

medium tanam dalam polibag.

3. Memberi label tanggal tanam, dan nama mahasiswa.

4. Menempatkan tanaman pafa tempat terbuka dengan rapi.

5. Menyiram dengan air satu kali sehari.

6. Membiarkan benih tumbuh.

7. Setelah dua minggu atau tanaman sudah tumbuh menjadi

tanaman muda, satu bibit biarkan utuh, satu bibit dipotong saja bagian

pucuknya, dan satu bibit dopotong pucuknya kemudian pada lukanya

diberi growtone atau rotoone F.

8. Berikutnya melakukan pengamatan sampai umur satu

bulan setelah tanam.

Page 13: Fotosintesis Dani

9. Membandingkan pertumbuhan tunas lateral pada tanaman

dengan tiga perlakuan dan mencatat hasil yang di dapat pada tabel

pengamatan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel hasil pengamatan

Perlakuan Saat muncul tunas lateral

(hari)

Jumlah tunas

lateral

Pucuk batang tidak di potong - -

Pucuk batang di potong 25 Juni 2007 2

Pucuk batang di potong dan

luka diolesi Growtoon 25 Juni 2007 2

Page 14: Fotosintesis Dani

IV. PEMBAHASAN

Pengamatan praktikum kali ini yaitu mengamati pertumbuhan pucuk pada

bibit bayam. Pengamatan dilakukan pada 3 polibag, yang tiap polibagnya diberi

perlakuan yang berbeda. Polibag pertama yaitu sebagai control, polibag kedua

pucuk daun di pangkas kemudian deberi auksin, dan polibag ketiga pucuk daun

dipangkas tanpa diberi auksin. Perlakuan tersebut diberikan apabila tinggi bibit

telah mencapai tinggi sekitar 5 cm, yang diamati. Setelah 2 minggu tepatnya

tanggal 27 juni 2008 di dapat hasil sebagai berikut:

Perlakuan Saat muncul tunas lateral

(hari)

Jumlah tunas

lateral

Pucuk batang tidak di potong - -

Pucuk batang di potong 27 Juni 2007 2

Pucuk batang di potong dan luka

diolesi Growtoon 27 Juni 2007 2

Pada pengamatan yang telah dilakukan didapat hasil yang berbeda dengan

apa yang diharapkan pada polibag ketiga atau pucuk yang dipotong dan diberi

auksin tunas latelal tetap tumbuh dan tidak terlihat adanya penghambatan

pertumbuhan yang disebabkan oleh pemberian auksin (growtone). Padahal

seharusnya apabila pucuk daunnya di potong dan diberi auksin maka pertumbuhan

tunas latelalnya secara tidak langsung akan terhambat.

Faktor-faktor yang menyebabkan gagalnya praktikum kali ini yaitu:

Tidak sterilnya pada saat melakukan pemutongan pucuk yang

dapat menyebabkan kalus terinfeksi bakteri.

Tidak sterilnya pada saat pemberian graowtone pada pucuk, yang

menyebabkan auksin yang diberikan tidak bekerja dengan semestinya

Keadaan tempat yang tidak ternaungi.

Page 15: Fotosintesis Dani

Auksin merupakan salah satu hormon tumbuh bagi tanaman yang

mempunyai peran terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman, hormon ini

berpengaruh tehadap : Pengembangan sel,Phototropisme, Geotropisme, Apical

dominance, Perpanjangan akar (root initation), Pertumbuhan batang,

Parthenocarpy, Pertumbuhan buah, Abscission, senescence

Growtone sama dengan kuncup daun pada suatu tanaman karena keduanya

sama-sama mengandung senyawa auksin, yang berbeda hanya pada proses

menghasilkannya. Tumbuhan dapat menghasilkan auksin secara endogen pada

bagian pucuknya. Hilangnya tunas ujung tidak dapat menghambat menghambat

pertumbuhan apikal kecuali dengan bantuan auksin yaitu dengan memberikan

growtone pada bagian kuncup yang di potong.

Hal ini terbukti dengan memotong bagian pemanjangan pada koleptil atau

batang dikotil, kemudian menumbuhkannya dengan menambahkan auksin, yaitu

berupa groowton. Jika groowton ditambahkan pada sisa batang yang terpotong,

maka perkembangan kuncup samping dan arah pertumbuhan yang tegak akan

terhambat, karena pada tumbuhan yang dipetik ujung atasnya (yang memiliki

kuncup tumbuh) terjadi penambahan konsentrasi IAA yang lebih tinggi dari

kuncup yang sedang tumbuh (tumbuhan pada ujung atas tetap tumbuh) sehingga

kuncup samping terpacu perrtumbuhannya diikuti peningkatan jumlah dan

konsentrasi IAA dikuncup tersebut. Beberapa jam setelah pemangkasan ujung,

konsentrasi IAA di kuncup tersebut hamper 10 kali lebih banyak disbanding pada

kuncup yang lebih lambat pada tumbuhan pembanding (Hillman, dkk, 1997).

Pada potongan batang, yang memanjang akibat pemberian auksin adalah sel

epidermis dan untuk lapisan sub epidermis (hypodermis, korteks, dan empulur)

mengandung sel yang ada di bawah tekanan, sehingga mudah memanjang.

Pemanjangannya terbatas karena sel tersebut terikat melalui polisakarida dinding

sel yang bersambungan pada sel epidermis yang tidak dapat merenggang dengan

cepat.

Page 16: Fotosintesis Dani

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Fase dominansi, yaitu zat – zat penghambat yang terdapat

pada daun muda.

2. Jumlah auksin yang berupa IAA pada kuncup samping

akan meningkat setelah ujung di pangkas.

3. Yang pertama kali memberi respons terhaap auksin yaitu

epidermis.

4. Auksin dapat mengubah beberapa produksi gen (protein)

secepat memacu perpanjangan.

5. Auksin (berupa IAA) bukan penghambat yang

menghalangi kuncup samping.

B. Saran

1. Dalam praktikum dominasi pertumbuhan pucuk bahan

yang digunakan harus bagus dan sama.

2. Perlakuan yang benar pada pertumbuhan pucuk bayam

diberitahukan terlebih dahulu.

3. Setelah perlakuan diberitahu factor yang dapat

mempengaruhi dominasi pertumbuhan pucuk tersebut.

Page 17: Fotosintesis Dani

DAFTAR PUSTAKA

Benyamin Lakitan. 1995. Dasar – Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Salibury F.B & Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan, Jilid 3. diterjemahkan oleh Dyah R. Lukman & Sumaryono. ITB, Bandung

http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/judul%202(3).pdf. Diakses tanggal 1 juli

2008

Page 18: Fotosintesis Dani

LAPORAN PRAKTIKUMFISIOLOGI TUMBUHAN

Acara IIIDosis Unsur Hara

Oleh:

Nama : Dani NugrahaNim : A1I006037Kelompok : 2

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIANPROGRAM STUDI HORTIKULTURA

PURWOKERTO

2008

Page 19: Fotosintesis Dani

I. PENDAHULUAN

A. Teori Dasar

Unsur hara dibutuhkan tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang. Unsur

hara dapat diberikan pada tumbuhan secara langsung maupun tidak langsung.

Pemberian secara langsung dilakukan demgan penyemprotan larutan pupuk ke

organ tumbuhan yang terletak di atas medium. Sedangkan cara tidak langsung

dilakukan dengan membenamkan pupuk ke dalam medium.

Banyaknya unsur hara yang di berikan baik secara langsung maupun tidak

langsung akan mempengaruhi cepat lambatnya tumbuhan tumbuh dan

berkembang.

Tumbuhan dapat berada dalam kondisi kekurangan, kecukupan, dan

kelebihan unsur hara. Pada kondisi kekurangan unsure hara tumbuhan akan

memperlihatkan gejala, seperti pertumbuhan yang lambat, produksi yang rendah,

dan daun yang berwarna hijau pucat. Pada kondisi kecukupan unsur hara,

tumbuhan akan cepat tumbuh dan berkembang dengan baik, dan memberikan

produksi atau hasil panen yang tinggi. Pada kondisi kelebihan unsure hara akibat

pemupukan dengan kondisi yang tinggi, tumbuhan akan memperlihatkan gejala

keracunan seperti menurunnya laju pertumbuhan dan hasil.

B. Tujuan

Untuk menunjukan kenampakan tumbuhan dalam kondisi kekurangan,

kecukupan, dan kelebihan unsure nitrogen.

Page 20: Fotosintesis Dani

II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Bahan dan Alat

1. Bahan :

Biji kangkung darat

Pupuk urea

Pasir

2. Alat :

Polibag

Cangkul

Label

Ember dan gayung

Penggaris

Timbangan

B. Prosedur Kerja

1. Mempersiapkan semua bahan dan alat.

2. Memasukkan medium pasir ke dalam polibag

berlubang kira – kira hamper penuh.

3. Membenamkan pupuk urea (sesuai dosis yang

dianjurkan) pada pinggiran medium.

4. memberi polibag label yang berisi : hari dan tanggal

penanaman, dosis urea yang digunakan, nama mahasiswa, dan nama

kelompok.

5. Menyiram medium pasir dengan air sampai merata.

6. Menanam tiga biji kangkung darat ke medium pasir

kedalam medium pasir sedalam kurang lebih 1 cm.

7. Menempatkan polibag di tempat terbuka secara rapi.

8. Melakukan penyiraman air setiap 3 hari sekali

selama seminggu.

Page 21: Fotosintesis Dani

9. Melakukan pangamatan terhadap tinggi, jumlah

daun, berat segar bagian tanaman di atas leher akar (batang dan daun), dan

warna daun paling tua setiap tanaman pada umur 3 minggu.

10. Mencatat dan memasukan data paengamatsan

kedalam tabel pengamatan.

Page 22: Fotosintesis Dani

III. HASIL PENGAMATAN

Tabel hasil pengamatan

Dosis pupuk

(grm/polibag)

Tinggi

tanaman

(cm)

Jumlah daun

tiap tanaman

Berat segar

tanaman

tanpa akar

(gram)

Warna

daun

paling tua

0 16,17 7 1,01 Hijau

kekuninga

n

2,5 15,32 4 2,61

Hijau

muda dan

berbintik

putih

5 13,04 7 1,31 Hijau tua

7,5 16,90 6 3,18 Hijau tua

10 11,56 6 0,96 Hijau

12,5 7,75 2 4,14 Hijau tua

Page 23: Fotosintesis Dani

IV. PEMBAHASAN

Praktikum kali ini adalah dosis unsur hara, yaitu memberi pupuk secara

tidak langsung dengan cara membenamkan pupuk tersebut kedalam mediumnya,

setelah proses pemberian pupuk selesai kemudian dilanjutkan dengan penanaman

bibit bayam. Pengamatan pada praktikum kali ini dilaksanakan dengan

menggunakan metode percobaan pada polibag, yang terdiri dari 12 polibag. Dari

12 polibag tersebut kemudian dibagi 2 kelompok 6 polibag untuk bayam yang

diberi pupuk urea dan 6 polibag untuk bayam yang diberi pupuk SP36.

Variabel yang diamati antara lain: tinggi tanaman, jumlah daun, dan bobot

tanaman. Setelah 3 minggu tanaman diamati didapat hasil sebagai berikut:

Perlakuan dengan menggunakan urea dan SP-36

Unsure yang mudah ditranslokasikan, gejala kekurangan pertama akan

terlihat pada daun tua dan untuk yang sulit di translokasikan gejala kekurangan

tampak pada daun muda. Hasil pengamatan menunjukan bahwa terjadi

kekurangan unsure Nitrogen (N) pada tanaman yang tanpa diberi pupuk urea dan

sp36 karena daun pada tanaman bayam berwarna hijau kekuningan, dan

kekurangan unsure kalium (K) pada tanaman yang diberi pupuk urea dengan dosis

2 gram karena pada daun tanaman bayam terdapat bercak putih.

Hasil pertumbuhan yang baik di tunjukan oleh pertmbuhan bayam yang

diberi perlakuan pupuk SP-36 pada polibag 2 yang menunjukan nilai bobot

tanaman yang sesuai dengan dosis pupuk yang di berikan ini berarti tanaman

dapat menyerap unsur hara dengan baik. Sedangkan untuk polibag 1 keadaan

tanaman tidak menunjukan hasil yang baik hal ini terjadi karena kurangnya

penyiraman sehingga pupuk yang diberikan tidak larut yang menyebabkan akar

tanamn tidak dapat menyerap unsur hara dengan baik.

Untuk pertumbuhan bayam yang di berikan pupuk urea baik polibag 1

dan polibag 2 semuanya tumbuh dengan baik, terkecuali polibag 1 dan 2 yang

tidak di beri pupuk urea. Namun pada polibag 2 tanaman tidak menunjukan bobot

Page 24: Fotosintesis Dani

yang baik, hal ini terjadi karena tanamn kekurangan unsur hara, penyiraman, dan

penyinaran yang baik.

Pemupukan bertujuan untuk memenuhi jumlah kebutuhan hara yang

kurang sesuai di dalam tanah, sehingga produksi meningkat. Hal ini berarti

penggunaan pupuk dan input lainnya diusahakan agar mempunyai efisiensi tinggi.

Efisiensi pemupukan haruslah dilakukan, karena kelebihan atau ketidaktepatan

pemberian pupuk merupakanpemborosan yang berarti mempertinggi input.

Keefisienan pupuk diartikan sebagai jumlah kenaikan hasil yang dapat dipanen

atau parameter pertumbuhan lainnya yangdiukur sebagai akibat pemberian satu

satuan pupuk/hara.

Kastono (1999) mengemukakan bahwa pemupukan mempunyai dua

tujuan utama, yaitu: (1) mengisi perbekalan zat makanan tanaman yang cukup,

dan (2) memperbaiki atau memelihara keutuhan kondisi tanah, dalam hal struktur,

kondisi pH, potensi pengikat terhadap zat makanan tanaman dan sebagainya.

Guna mencapai tujuan di atas pemupukan harus mengikuti prinsip enam tepat,

yaitu: tepat jumlah, jenis, cara, tempat, waktu, dan disesuaikan dengan sifat/jenis

tanah.

Jiksa konsentrasi unsure hara kurang dari jumlah yang dibutuhkan

tanaman, maka tanaman akan terganggu metabolismenya yang secara visual dapat

terlihat dari penyimpangan pertumbuhannya. Gejala kekurangan unsure hara ini

dapat berupa pertumbuhan batang, akar, dan daun yang terhambat dan

klorosis/nekrosis pada bagian organ tanaman. Pada dasarnya gejala kekurangan

unsure hara tergantung pada dua halutama yaitu fungsi dari unsure hara tersebut,

dan kemudahan bagi unsure hara tersebut untuk ditranslokasikan dari daun mtua

ke daun muda. Kemudian suatu unsure hara untuk ditranslokasikan tergantung

pada solubilitas (kelarutan) dari bentuk kimia unsure tersebut di dalam jaringan

tanaman dan kemudahannya untuk masuk kedalam pembuluh floem.

Untuk mengetahui jenis pupuk yang tepat pada suatu komoditi perlu

juga diketahui produk atau hasil panen yang akan diperoleh darinya. Tujuan

penanaman benih bayam adalah untuk mendapatkan hasil pertumbuhan berupa

daun yang kemudian akan diamati pertumbuhannya apakah tanaman tersebut

Page 25: Fotosintesis Dani

kekurangan unsur hara atau kelebihan unsur hara. Untuk itu, selama pertumbuhan

genetatif pemeliharaan perlu dilakukan dengan intensif, dan untuk memperoleh

pertumbuhan genetatif yang optimal perlu dilakukan pemupukan yang dapat

mencukupi kebutuhan hara. Efisiensi penggunaan pupuk menyatakan tingginya

peningkatan produksi untuk setiap satuan pupuk yang ditambahkan. Makin tinggi

nitrogen yang diberikan, makinrendah efisiensi pemanfaatan pupuk oleh tanaman

ditentukan oleh gabungan antara tanggapan tanah atas pemberian pupuk dan

tanggapan tanaman atas serapan hara pupuk(Budi, 1996).

Menurut Lindawati et al. (2000), pupuk nitrogen merupakan pupuk yang

sangat penting bagi semua tanaman, karena nitrogen merupakan penyusun dari

semua senyawa protein, kekurangan nitrogen pada tanaman akan mempengaruhi

pembentukkan cadangan makanan untuk pertumbuhan tanaman.

Pupuk SP-36 merupakan pupuk P dalambentuk super pospat yang

mengandung 36% P2O5 yang di dalam tanah tidak segera tersedia dan se-bagian

terfiksasi (Jutono, 1987). Unsur hara P berfungsi dalam proses per-tumbuhan awal

dan pertumbuhan akhir. Sifat ka-rakteristik dari pupuk SP-36 sulit larut atau lama

larut, sehingga pada pertumbuhan awal SP-36 be-lum dapat digunakan secara

maksimal oleh tanam-an, maka parameter pertumbuhan awal dan per-tumbuhan

menengah kurang terpengaruh pupukSP-36, sedangkan pada pertumbuhan akhir

secara nyata sangat terpengaruhi oleh pemberian SP-36 yang tercermin pada berat

polong kering

Page 26: Fotosintesis Dani

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1) Unsur hara P berfungsi dalam proses per-tumbuhan awal dan pertumbuhan

akhir

2) Pemupukan bertujuan untuk memenuhi jumlah kebutuhan hara yang

kurang sesuai di dalam tanah, sehingga produksi meningkat.

3) Pupuk SP-36 merupakan pupuk P dalambentuk super pospat yang

mengandung 36% P2O5 yang di dalam tanah tidak segera tersedia dan se-

bagian terfiksasi.

B. Saran

1) Praktikum cukup baik dan berjalan dengan suasana

kondusif.

Page 27: Fotosintesis Dani

DAFTAR PUSTAKA

Benyamin, Lakitan. 1995. Dasar – Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo

Dwidjoseputro. 1986. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Persada, Jakarta.

Salibury, F.B & Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan, Jilid 3. Diterjemahkan oleh Dyah, R. Lukman & Sumaryono. ITB, Bandung

http://pertanian.uns.ac.id/~agronomi/agrosains/cara_dos_sp36_sumaryo.pdf. diakses pada tanggal 1juli 2008.

Page 28: Fotosintesis Dani
Page 29: Fotosintesis Dani
Page 30: Fotosintesis Dani